skripsi - nusa mandiri · pemilihan perumahan terbaik untuk karyawan divisi internal appraisal bank...
TRANSCRIPT
PEMILIHAN PERUMAHAN TERBAIK UNTUK KARYAWAN
DIVISI INTERNAL APPRAISAL BANK COMMON WEALTH
JAKARTA MENGGUNAKAN ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Strata Satu
NUR AZIZAH
11180412
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
STMIK NUSA MANDIRI
JAKARTA
2019
PERSEMBAHAN
Ketika aku tahu, aku semakin tahu kalau aku tidak tahu apa-apa
(Imam Safe’i)
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah S.W.T, skripsi ini
kupersembahkan untuk:
1. Kedua orang tua saya yang telah membesarkan saya dan selalu membimbing, mendukung, memotivasi, memberi apa yang terbaik bagi saya serta selalu mendoakan saya untuk meraih kesuksesan.
2. Kedua adik yang telah memberikan dukungan dan semangat. 3. Rekan kerja di Bank Common wealth yang telah banyak membantu dalam
penyususan skripsi ini
Tanpa mereka, aku dan karya ini tak akan pernah ada
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nur Azizah NIM : 11180412
Program Studi : Sistem Informasi Perguruan Tinggi : STMIK Nusa Mandiri
Dengan ini menyatakan bahwa skirpsi yang telah saya buat dengan judul: “Pemilihan Perumahan Terbaik Untuk Karyawan Divisi Internal Appraisal
Bank Common Wealth Jakarta Menggunakan Analytical Hierarchy
Process” adalah asli (orisinil) atau tidak plagiat (menjiplak) dan belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dimanapun dalam bentuk apapun.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari saya memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa skripsi yang saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, saya bersedia
diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan saya dari Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Nusa Mandiri
dicabut/dibatalkan.
Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 07 Agustus 2019 Yang menyatakan,
Nur Azizah
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nur Azizah
NIM : 11180412 Program Studi : Sistem Informasi
Perguruan Tinggi : STMIK Nusa Mandiri Dengan ini menyetujui untuk memberi ijin kepada pihak Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika & Komputer Nusa Mandiri , Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah kami yang
berjudul “Pemilihan Perumahan Terbaik Untuk Karyawan Divisi Internal
Appraisal Bank Common Wealth Jakarta Menggunakan Analytical
Hierarchy Process”, beserta perangkat yang diperlukan (apabila ada).
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika & Komputer Nusa Mandiri berhak menyimpan, mengalihkan-media atau format-kan, mengelolaannya dalam pangkalan data (database), media lain untuk kepentingan akademisi tanpa perlu meminta ijin dari
kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Nusa Mandiri, segala bentuk
tuntutan hokum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 7 Agustus 2019 Yang menyatakan,
Nur Azizah
PANDUAN PENGGUNAAN HAK CIPTA
Skripsi sarjana yang berjudul “Pemilihan Perumahan Terbaik Untuk
Karyawan Divisi Internal Appraisal Bank Common Wealth Jakarta
Menggunakan Analytical Hierarchy Process’’ adalah hasil karya tulis asli NUR
AZIZAH dan bukan hasil terbitan sehingga peredaran karya tulis hanya berlaku
dilingkungan akademik saja, serta memiliki hak cipta. Oleh karena itu, dilarang
keras untuk menggandakan baik sebagian maupun seluruhnya karya tulis ini,
tanpa seizin penulis.
Referensi kepustakaan diperkenankan untuk dicatat tetapi pengutipan atau
peringkasan isi tulisan hanya dapat dilakukan dengan seizin penulis dan disertai
ketentuan pengutipan secara ilmiah dengan menyebutkan sumbernya. Untuk
keperluan perizinan pada pemilik dapat menghubungi informasi yang tertera di
bawah ini :
Nama : Nur Azizah
Alamat : Jl. Ciledug Raya Petukangan Selatan Pesanggrahan
Jakarta Selatan
No tlp : 081288332858
E-mail : [email protected]
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini penulis
sajikan dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul skripsi yang penulis
ambil adalah “PEMILIHAN PERUMAHAN TERBAIK UNTUK
KARYAWAN DIVISI INTERNAL APPRAISAL BANK COMMON
WEALTH JAKARTA MENGGUNAKAN ANALITYCAL HIERARCHY
PROCESS”.
Tujuan penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan
program Strata Satu (S1) STMIK Nusa Mandiri. Sebagai bahan penulisan diambi
berdasarkan hasil penelitian (eksperimen), observasi dan beberapa sumber
literature yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa
bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan skripsi ini tidak aan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Ketua STMIK Nusa Mandiri.
2. Ketua Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri.
3. Ibu Normah, M.Kom selaku Dosen Pembimbing.
4. Bapak/ibu Dosen Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri yang telah
memberikan penulis dengan semua bahan yang diperlukan..
5. Orang tua tercinta yang telah memberi doa dan dukungan.
6. Rekan-rekan mahasiswa kelas 11.8B.02
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu sehingga
terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih
jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca yang berminat dapa umumnya.
Jakarta, 7 Agustus 2019
Penulis
Nur Azizah
ABSTRAKSI
Nur Azizah (11180412), Pemilihan Perumahan Terbaik Untuk Karyawan
Divisi Internal Appraisal Bank Common Wealth Menggunakan Analitycal
Hierarchy Process
Pemilihan perumahan terbaik untuk karyawan Bank Common Wealth bukanlah
suatu hal yang mudah, apalagi di daerah Jakarta mempunyai banyak komplek perumahan. Dalam pemilihan perumahan karyawan banyak yang mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan karena dibutuhkan beberapa kriteria yang
cocok dengan selera karyawan. Kriteria-kriteria tersebut kemudian dibandingkan dan dicari urutan prioritasnya. Dimana kriteria tersebut adalah lokasi, fasilitas,
harga, keamanan, design dan perizinan. Selain kriteria, dalam pemilihan perumahan juga dicari alternative perumahan mana saja yang cocok dengan kriteria yang diinginkan. Berikut alternatif yang ada adalah Perumahan Jakarta
Garden City, Perumahan Kota Wisata dan Perumahan Graha Raya Bintaro. Penelitian ini mengembangkan sistem pendukung keputusan dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Proces (AHP). Berdasarkan pengolahan analisis menggunakan software expert choice didapatkan hasil untuk pemilihan kriteria adalah fasilitas 0,252, keamanan 0,171, lokasi 0,161, perizinan
0,150 dan harga 0,132 . Sedangkan alternatif perumahan adalah Perumahan Jakarta Garden City 0,411, Perumahan Kota Wisata 0,390 dan Perumahan Graha Raya Bintaro 0,198.
Kata Kunci: Sistem Penunjang Keputusan, AHP, Pemilihan Perumahan
ABSTRACT
Nur Azizah (11180412), Selection of the Best Housing for Employees of the
Internal Appraisal Bank Common Wealth Division Using the Analitycal Hierarchy Process
The selection of the best housing for Common Wealth Bank employees is not easy,
especially in the Jakarta area which has many housing complexes. In the selection
of housing many employees have difficulty in making decisions because it takes
several criteria that match the tastes of employees. The criteria are then
compared and the order of priorities is sought. Where these criteria are location,
facilities, price, security, design and licensing. In addition to the criteria, housing
selection is also sought for alternative housing which matches the desired criteria.
The following alternatives are Jakarta Garden City Housing, Tourism City
Housing and Graha Raya Bintaro Housing. This study developed a decision
support system using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. Based on
processing analysis using expert choice software, the results for the selection of
criteria are facility 0,252, security 0,171, location 0,161, licensing 0,150 and
price 0,132. Whereas housing alternatives are Perumahan Jakarta Garden City
0,411, Perumahan Kota Wisata 0,390 dan Perumahan Graha Raya Bintaro 0,198.
Keywords: Decision Support System, AHP, Housing Selection
DAFTAR ISI
Halaman Lembar Judul Skripsi ........................................................................................... i
Lembar Persembahan ........................................................................................... ii Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi ................................................................... iii Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ..................................... iv
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Skripsi....................................................... v Lembar Panduan Penggunaan Hak Cipta ............................................................ vi
Kata Pengantar ..................................................................................................... vii Abstraksi .............................................................................................................. ix
Daftar isi............................................................................................................... xi Daftar Gambar ..................................................................................................... xiii
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiv Daftar Lampiran ................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah .................................................................. 3 1.3. Maksud dan Tujuan ................................................................... 3 1.4. Metode Penelitian ...................................................................... 4
A. Observasi............................................................................. 4 B. Wawancara.......................................................................... 4
C. Studi Pustaka ...................................................................... 5 1.5.Ruang Lingkup............................................................................ 5 1.6. Hipotesa .................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 7 2.2. Penelitian Terkait....................................................................... 22 2.3. Tinjauan Organisasi ................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tahapan Penelitian ..................................................................... 27 3.2. Instrumen Penelitian .................................................................. 29 3.3. Metode Pengumpulan Data, Populasi dan Sampel Penelitian ... 31
3.4. Metode Analisis Data ................................................................ 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Data .............................................................................. 38 4.2. Menentukan Prioritas Elemen .................................................... 39
4.3. Perhitungan Data Menggunakan Metode AHP......................... 45 4.4. Perhitungan Data Menggunakan Expert Choice....................... 61
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ................................................................................ 70 5.2. Saran.......................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 72 DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 73 LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN ....................................................... 74
SURAT KETERANGAN RISET ..................................................................... 75 LAMPIRAN ....................................................................................................... 76
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar II.1 Tahapan Pengambilan Keputusan ............................................... 10 2. Gambar II.2 Struktur Organisasi Bank Common Wealh.................................25
3. Gambar III.1 Tahapan Penelitian ..................................................................... 29 4. Gambar III.2 Decompotition ........................................................................... 34 5. Gambar IV.1 Hirarki Pemilihan Perumahan .................................................... 39
6. Gambar IV.2 Hasil Input Matriks Berdasarkan Kriteria .................................. 62 7. Gambar IV.3 Grafik Hasil Input Matriks Berdasarkan Kriteria ...................... 62
8. Gambar IV.4 Hasil Input Matriks Lokasi ........................................................ 63 9. Gambar IV.5 Grafik Hasil Input Matriks Lokasi............................................. 63 10. Gambar IV.6 Hasil Input Matriks Fasilitas ...................................................... 64
11. Gambar IV.7 Grafik Hasil Input Matriks Fasilitas ........................................... 64 12. Gambar IV.8 Hasil Input Matriks Harga ......................................................... 65
13. Gambar IV.9 Grafik Hasil Input Matriks Harga.............................................. 65 14. Gambar IV.10 Hasil Input Matriks Keamanan ................................................ 66 15. Gambar IV.12 Grafik Hasil Input Matriks Keamanan..................................... 66
16. Gambar IV.13 Hasil Input Matriks Design ...................................................... 67 17. Gambar IV.14 Grafik Hasil Input Matriks Design........................................... 67
18. Gambar IV.15 Hasil Input Matriks Perizinan................................................... 68 19. Gambar IV.16 Grafik Hasil Input Matriks Perizinan ....................................... 68 20. Gambar IV. 17 Grafik Synthesize With Respect To Goal................................69
DAFTAR TABEL Halaman
1. Tabel II.1 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan ...................................... 15
2. Tabel II.2 Contoh Matriks Berpasangan ....................................................... 16 3. Tabel II.3 Nilai Random Index ..................................................................... 17 4. Tabel III.1 Format Pengisian Kuesioner ....................................................... 32
5. Tabel III.2 Matriks Perbandingan Berpasangan ............................................ 35 6. Tabel III.3 Nilai Indeks Random Konsistens ................................................ 37
7. Tabel IV.1 Level 1 Perbandingan Kriteria .................................................... 40 8. Tabel IV.2 Level 2 Perbandingan Lokasi ..................................................... 41 9. Tabel IV.3 Level 3 Perbandingan Fasilitas ................................................... 41
10. Tabel IV.4 Level 4 Perbandingan Harga ...................................................... 42 11. Tabel IV.5 Level 5 Perbandingan Keamanan ............................................... 42
12. Tabel IV.6 Level 6 Perbandingan Design ..................................................... 43 13. Tabel IV.7 Level 7 Perbandingan Perizinan.................................................. 43 14. Tabel IV.8 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria .............................. 45
15. Tabel IV.9 Normalisasi Matriks Berdasarkan Kriteria ................................. 46 16. Tabel IV.10 Matriks Lokasi .......................................................................... 47
17. Tabel IV.11 Normalisasi Matriks Lokasi ..................................................... 48 18. Tabel IV.12 Matriks Fasilitas ........................................................................ 49 19. Tabel IV.13 Normalisasi Matriks Fasilitas.................................................... 50
20. Tabel IV.14 Matriks Harga ........................................................................... 51 21. Tabel IV.15 Normalisasi Matriks Harga ...................................................... 52
22. Tabel IV.16 Matriks Keamanan .................................................................... 53 23. Tabel IV.17 Normalisasi Matriks Keamanan ............................................... 54 24. Tabel IV.18 Matriks Design .......................................................................... 55
25. Tabel IV.19 Normalisasi Matriks Design ..................................................... 56 26. Tabel IV.22 Matriks Perizinan ...................................................................... 57
27. Tabel IV.23 Normalisasi Matriks Perizinan .................................................. 58
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
1. Lampiran Kuesioner ...................................................................................... 76
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PT. Bank Common Wealth merupakan anak perusahaan Common Wealth
Bank Of Australia (CBA) yang berbasis di Sydney yang merupakan institusi
keuangan public terbesar di Australia yang terdaftar pada Securities Exchange dan
Morgan Stanley Capital Global Index di Australia. Internal Appraisal merupakan
salah satu departemen yang terdapat di PT. Bank Common Wealth yang
mempunyai peranan yang sangat penting, karena Internal Appraisal merupakan
bagian yang memberikan penilaian terhadap kelayakan sebuah jaminan.
Memilih perumahan sesuai dengan kebutuhan bukanlah suatu hal yang
mudah, apalagi di daerah Jakarta mempunyai banyak komplek perumahan.
Rumah bukan hanya untuk tempat berteduh dari panas dan hujan tetapi rumah
juga merupakan kebutuhan primer untuk sebuah keluarga. Rumah juga sering
dijadikan objek investasi karena rumah memiliki nilai investasi yang bagus.
Terkadang dalam memilih suatu perumahan sering kali mencari sebuah
perumahan yang sesuai dengan kebutuhan nya baik dari fasilitas, lokasi, harga,
keamanan, design perumahan dan perizinan perumahan. Berbagai pertimbangan
memang sangat penting agar tidak menyesal dikemudian hari. Seiring berjalannya
waktu, pertumbuhan penduduk di Indonesia setiap tahun nya selalu bertambah
sehingga jumlah permintaan kebutuhan akan tempat tinggal semakin meningkat.
Menurut Kotler dalam (Suwandi, 2015) mengemukakan bahwa: Seseorang dalam melakukan pengambilan keputusan untuk membeli rumah
tidak langsung dapat dilakukan, namun harus melalui beberapa proses yang disebut buyer decision process, yaitu suatu proses yang harus dilakukan
oleh seseorang sebelum memutuskan untuk membeli rumah. Proses tersebut
dimulai dari kebutuhan mengenal produk yang dijual (evaluation of alternatives), keputusan membeli (purchase decision), dan perilaku setelah
proses pembelian (post purchase behavior). Lokasi merupakan salah satu unsur penting dalam bidang real estate yang dapat membuat sebuah property itu bernilai atau tidak terhadap konsumen.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut metode Analytical Hierachy Process
(AHP) banyak digunakan dalam kasus pembobotan kriteria dan penentuan
prioritas setiap kriteria. Alasan penggunaan AHP ini karena di dalam AHP
terdapat konsep eigenvector yaitu digunakan untuk proses perangkingan prioritas
setiap kriteria berdasarkan matrix perbandingan berpasangan.
Pada dasarrnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu
alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan masukan
utamanya adalah persepsi manusia. Keberadaan hirarki memungkinkan
dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu
menyusunnya menjadi sebuah bentuk hirarki.
Menurut Kusrini dalam (Rais, 2016) “Analytical Hierachy Process (AHP)
memliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan.
Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami
oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan”.
Sedangkan menurut Yuliani dalam (Amalia and Utami, 2018) mengemukakan bahwa: Metode AHP memiliki kelebihan dalam mengambil suatu keputusan dengan
cara membandingkan secara berpasangan setiap kriteria yang dimiliki oleh suatu permasalahan sehingga didapat suatu bobot nilai dari kepentingan tiap
kriteria-kriteria yang ada. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis memandang
penting mengangkat kasus diatas kedalam penelitian ini dengan mengambil judul :
“Pemilihan Perumahan Terbaik Untuk Karyawan Divisi Internal Appraisal
Bank Common Wealth Jakarta Menggunakan Analytical Hierarchy
Process”
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi dari masalah ini adalah :
a. Bagaimana menentukan pemilihan perumahan terbaik untuk karyawan pada
divisi Internal Appraisal Bank Common Wealth dengan menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
b. Seberapa akurat penerapan metode Analitical Hierarchy Process (AHP)
terhadap pemilihan perumahan terbaik untuk karyawan pada divisi Internal
Appraisal Bank Common Wealth.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari skripsi ini adalah :
a. Menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada pemilihan
perumahan terbaik untuk karyawan pada divisi Internal Appraisal Bank
Common Wealth.
b. Membuktikan keakuratan dari penerapan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) dalam pemilihan perumahan terbaik untuk karyawan pada
divisi Internal Appraisal Bank Common Wealth.
Sedangkan tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan pada program Strata Satu Jurusan Sistem Informasi pada
Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri Jakarta.
1.4 Metode Penelitian
Metode penelitian sangat mempengaruhi suatu penelitian karena
menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analis data dan
pengambilan hasil kesimpulan. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan
untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi yaitu :
1. Observasi
Suatu pengamatan yang secara langsung penulis lakukan pada sebagian
karyawan divisi Internal Appraisal untuk mendapatkan data-data dari sumber
yang diperlukan serta untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh
karyawan dalam menentukan perumahan terbaik pada Bank Common Wealth.
2. Wawancara
Memperoleh data dengan cara bertanya langsung dengan para pegawai
Internal Appraisal. Pada metode ini sebelumnya penulis menyusun
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada pegawai.
3. Studi Pustaka
Metode ini diperoleh dari beberapa buku dan artikel ilmiah untuk mendukung
data yang telah didapat dari nasabah yang mengacu pada bidang yang
berkaitan dengan judul skripsi ini guna mempermudah penulis dalam
penyusunan Skripsi ini.
1.5 Ruang Lingkup
Dalam penulisan skripsi ini, untuk menghindari terlalu luasnya penelitian
maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan yaitu dengan membahas
mengenai kriteria pemilihan perumahan terbaik untuk karyawan pada divisi
Internal Appraisal Bank Common Wealth dan penggunaan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) yaitu lokasi perumahan, fasilitas perumahan, harga
perumahan, keamanan lingkungan perumahan, design perumahan dan perizinan
perumahan untuk mendapatkan hasil yang berkualitas.
1.6 Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis untuk penulisan skripsi sebagai berikut
1. H0:
Metode Analytic Hierarchy proses (AHP) tidak dapat membantu memilih
perumahan terbaik untuk karyawan pada divisi Internal Appraisal Bank
Common Wealth.
2. H1:
Metode Analytic Hierarchy proses (AHP) dapat membantu dalam memilih
perumahan terbaik untuk karyawan pada divisi Internal Appraisal Bank
Common Wealth.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengertian Sistem
Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem
yaitu yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya. Berikut adalah
pendapat beberapa ahli yang mendefinisikan sistem berdasarkan pendekatan
elemennya. Terdapat banyak pengertian tentang sistem, tetapi dari asal kata
“sistem” maka dapat diperoleh sedikit gambaran tentang apa itu sistem. Kata
“sistem” berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti kesatuan, yakni
keseluruhan bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya.
Menurut Henry C. Lucas Jr dalam (Setiyaningsih, 2015: 5) “Sistem adalah
suatu komponen atau variabel yang terorganisasi, saling bergantung satu sama
lain dan terpadu”.
Sedangkan Menurut Gordon B. Davis dalam (Setiyaningsih, 2015: 5)
“Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi
bersama-sama untuk mencapai beberapa sasaran tujuan”.
Dari definisi di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sistem adalah
kumpulan semua unsur yang ada dalam suatu lingkup permasalahan yang saling
berintegrasi, sehingga setiap informasi yang ada akan dapat dimanfaatkan oleh
pihak – pihak yang ada dalam lingkup permasalahan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
2.1.2. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan sesuatu yang akan dihadapi
manusia, keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan tertentu atas logika
dan menghasilkan alternatif yang terbaik untuk dipilih sesuai dengan tujuan yang
dicapai.
Menurut (Pratiwi, 2016: 4) “Sistem pendukung keputusan (decision Support
System) adalah sistem berbasis komputer yang interatif dalam membantu
pengambilan keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah- masalah yang tak terstruktur”.
Sedangkan menurut Andayati dalam (Zulfi Azhar. Masitah Handayani, 2018) mengemukakan bahwa : Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi
berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Dapat juga diartikan sebagai sistem computer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
Adapun karakteristik dari sistem pendukung keputusan menurut (Nofriansyah,
2014: 1) yaitu :
1. Mendukung proses pengambilan keputusan suatu organisasi atau perusahaan.
2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang
control proses pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur serta mendukung beberapa keputusan yang saling berintegrasi.
4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan
kebutuhan.
5. Memiliki subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
sebagai kesatuan sistem.
6. Memiliki dua komponen utama yaitu data dan model.
2.1.3. Proses Pengambilan Keputusan
Menurut (Pratiwi, 2016: 10) proses pengambilan keputusan terdapat 4
tahapan yaitu :
1. Tahap Intelligence
Pencarian kondisi – kondisi yang dapat menghasilkan keputusan. Suatu tahap
proses seseorang dalam rangka pengambilan keputusan untuk permasalahan
yang dihadapi, terdiri dari aktifitas penelusuran, pendeteksian serta proses
pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diuji, dalam rangka
mengidenfikasi masalah.
2. Tahap Design
Menenukan, mengembangkan dan menganalisis materi-materi yang mungkin
untuk dikerjakan. Tahap proses pengambilan keputusan setelah tahap
intelligence meliputi proses untuk mengerti masalah, mengenai solusi dan
menguji kelayakan solusi. Aktifitas yang biasanya dilakukan seperti
menenukan, mengembangkan dan menganalisa alternatif tindakan yang dapat
dilakukan.
3. Tahap Choice
Pemilihan dari alternatif pilihan yang tersedia, mana yang akan dikerjakan. Pada
tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang
mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan
dalam proses pengambilan keputusan.
4. Tahap Implementation
solusi Yang diusulkan
dari Solusi
Solusi Model
Pemilihan Alternatif Terbaik
Tahapan Pemilihan
Tujuan Organisasi
Pengumpulan data
Idenf ikasi Masalah
Klasif ikasi Masalah
Pery ataan Masalah
Tahapan Inteligensi
Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil.
Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil
keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan.
Sumber : (Pratiwi, 2016: 10)
Gambar II. 1 Tahapan Pengambilan Keputusan
2.1.4. Pemodelan Sistem Pendukung Keputusan
Menurut MCLeoad dalam (Pratiwi, 2016: 13) “Model adalah
penyederhanaan (abstraction) dari sesuatu”. Sedangkan menurut Turban dalam
(Pratiwi, 2016: 13) “Merupakan representasi atau abstarksi realitas yang
disederhanakan”. Dalam representasi sistem atau masalah berdasarkan model
dilakukan dengan berbagai tingkat abstarksi, oleh karenanya model
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Model Iconic (skala)
Validasi Model
Tahapan Desain
Rumusan Model
Pengu m p ul a n Kreteri a
Mencari alternatif
Prediksi dan Pengukuran Hasil
Sebuah model iconic, model abstraksi terkecil adalah replika fisik sebuah
sistem, biasanya pada suatu skala yang berbeda dari aslinya. Model iconic dapat
muncul pada tiga dimensi (miniature maket), sebagaimana pesawat terbang,
mobil, jembatan, atau alur produksi.
2. Model Analog
Sebuah model yang tidak tampak mirip dengan model aslinya, tetapi bersifat
seperti sistem aslinya. Model analog lebih abstraksi dari model iconic dan
merupakan representasi simbolik dari realitas. Model ini biasanya berbentuk
bagan atau diagram dua dimensi, dapat berupa model fisik, tetapi bentuk model
berbeda dari bentuk sistem nyata.
3. Model Matematik (Kuantitatif)
Kompleksitas hubungan pada banyak sistem organisasi tidak dapat disajikan
secara model icon atau model analog, karena dapat menimbulkan kesulitan dan
menghabiskan banyak waktu. Sebagian besar analis sistem pendukung
keputusan dilakukan secara numeric dengan model matematis atau model
kuantitatif yang lain.
2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pendukung Keputusan
Menurut (Pratiwi, 2016: 9) kelebihan sitem pendukung keputusan yaitu:
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah yang kompleks.
2. Respon cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam kondisi yang
berubah–ubah
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi
berbeda secara cepat dan tepat
4. Pandangan dan pembelajaran baru
5. Memfasilitasi control manajemen dan kinerja
6. Meningkatkan control manajemen dan kinerja
7. Menghemat biaya
8. Keputusan lebh tepat
9. Meningkatkan efektifitas manajerial, menjadikan manager dapat bekerja
lebih singkat dan dengan sedikit usaha
10. Meningkatkan produktifitas analisis.
Menurut Turban dalam (Setiyaningsih, 2015: 12) SPK mempunyai
kekurangan atau kelemahan diantaranya yaitu :
1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat
dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya
mencerminkan persoalan sebenarnya.
2. SPK terbatas untuk memberikan alternatif dari pengetahuan yang diberikan
kepadanya (pengatahuan dasar serta model dasar) pada waktu perancangan
program tersebut.
3. Proses-proses yang dapat dilakukan oleh SPK biasanya tergantung juga
pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan.
4. Harus selalu diadakan perubahan secara kontinyu untuk menyesuaikan
dengan keadaan lingkungan yang terus berubah agar sistem tersebut up to
date.
5. Bagaimanapun juga harus diingat bahwa SPK dirancang untuk
membantu/mendukung pengambilan keputusan dengan mengolah informasi
dan data yang diperlukan, dan bukan untuk mengambil alih pengambilan
keputusan.
2.1.6. Analytical Hierarchy Process (AHP)
A. Pengertian Analyitical Hierarchy Proses (AHP)
Menurut (Pratiwi, 2016: 27) mengemukakan bahwa:
AHP merupakan teknik pengambilan keputusan atau optimasi multivariate yang digunakan dalam analisis kebijaksanaan. Pada hakekatnya AHP
merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Menurut (Latif, Jamil, & Abbas, 2018: 43) “Metode AHP merupakan
salah satu metode dalam sistem pendukung keputusan yang memiliki keunikan
dibandingkan yang lainnya. Hal ini dikarenakan dalam pembobotan kriteria,
bobot dari setiap kriteria ditentukan menggunakan rumus”.
Menurut Saaty dalam (Suwandi, 2015) “AHP adalah teknik pengambilan
keputusan (decision making) yang memasukkan kriteria ganda, baik yang bersifat
nyata, tidak nyata, kuantitatif maupun kualitatif dan juga memperhitungkan
adanya konflik maupun perbedaan”.
Menurut Suryadi dan Ramdhani dalam (Suwandi, 2015) “Pengertian
hirarki dalam kehidupan sehari-hari adalah tingkatan atau level”.
Sedangkan menurut Saaty dalam (Suwandi, 2015) mengemukakan bahwa:
Hirarki merupakan alat mendasar dari pikiran manusia. Mereka melibatkan pengidentifikasian elemen-elemen suatu persoalan, mengelompokkan elemen-elemen itu ke dalam beberapa kumpulan yang
homogeny dan menata kumpulan-kumpulan ini pada tingkat-tingkat yang berbeda.
B. Prinsip Dasar Analyitical Hierarchy Proses (AHP)
Menurut (Pratiwi, 2016: 28) “Prinsip kerja Analyitical Hierarchy Process
(AHP) adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur dan
dinamika menjadi bagian – bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki”.
Berikut langkah – langkah dasar dalam metode Analyitical Hierarchy Process
(AHP) :
1. Membuat Hierarki
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsur, yaitu kriteria
dan alternatif kemudian disusun menjadi hierarki.
2. Penilaian Kriteria dan Alternatif
Untuk berbagai persoalan yang ada, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik
dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari
skala perbandingan ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel II.1
Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas
kepentingan
Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang
lainnya.
5 Elemen yang satu lebih penting dari pada yang lainnya.
7 Elemen yang satu jelas lebih mutlak penting daripada elemen yang
lainnya.
Sumber : (Pratiwi, 2016: 29)
Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan
menilai tingkatt kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya. Proses
perbandingan berpasangan, dimulai dari level hierarki paling atas yang ditujukan
untuk memilih kriteria, misal A1, A2, dan A3. Maka susunan elemen – elemen
yang dibandingakan tersebut tampak seperti gambar dibawah ini :
Tabel II.2.
Contoh Matriks Berpasangan
Sumber : (Pratiwi, 2016: 30)
9 Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya.
2,4,6,8 Nilai – nilai antara dua nilai pertimbangan – pertimbangan yang
Berdekatan
Kebalikan Jika aktifitas (i) mendapapatkan satu angka dibandingkan dengan
aktifitas (j), maka (j) memiliki kebalikannya dibandingkan dengan
(i)
A1 A2 A3
A1 1
A2 1
A3 1
Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1.
Jika nilai (i) dibandingkan dengan nilai (j) mendapatkan nilai tertentu, maka nilai
(j) dibandingkan dengan nilai (i) merupakan kebalikannya.
3. Penentuan Prioritas ((Synthesis of priority)
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan
(Pairwise Comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah
untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif. Baik kualitatif
maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan penilaian yang
telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas
dihitung dengan manipulasi matrik atau melalui penyelesaian permasalahan
matematik.
4. Konsistensi Logis
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek – objek yang serupa bisa
dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevensi, Kedua, menyangkut
tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
Perhitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah
sebagai berikut:
a. Mengalikan matriks dengan prioritas bersesuaian
b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris
c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya
dijumlahkan
d. Hasil (c) dibagi jumlah elemen, akan didapatkan λmaks
e. Indeks Konsistensi (CI) = (λmaks-n)/(n-1)
f. Rasio Konsistensi = CI/RI, dimana RI adalah indeks random konsistensi.
Jika rasio konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan.
Berikut tabel Random Index yang didasarkan pada penelitian oleh Suryadi dan
Ramdhani dalam (Suwandi, 2015) sebagai berikut :
Tabel II.3.
Nilai Random Index
Ukuran matriks Nilai RI
1.2 0.00
3 0.58
4 0.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
Sumber : Suryadi dan Ramdhani dalam (Suwandi, 2015)
Beberapa kelebihan AHP yaitu :
1. Kesatuan (Unity) AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur
menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.
2. Kompleksitas (Complexity), AHP memecahkan permasalahan yang kompleks
melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.
3. Saling ketergntungan (Inter Dependence) AHP dapat digunakan pada elemen-
elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.
4. Struktur Hierarki (Hierarchy Structuring) AHP mewakili pemikiran alamiah
yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level- level yang berbeda
dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.
8 1.41
9 1.45
10 1.49
11 1.51
12 1.48
13 1.56
14 1.57
15 1.59
5. Pengukuran (Measurement) AHP menyediakan skala pengukuran dan metode
untuk mendapatkan prioritas.
6. Konsistensi (Consistency) AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam
penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.
7. Sintesis (Synthesis) AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai
seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.
8. Trade of AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor- faktor pada sistem
sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
9. Penilaian dan konsensus (Judgement and Consensus) AHP tidak
mengharuskan adanya suatu konsensus, tetapi menggabungkan hasil penilaian
yang berbeda.
10. Pengulangan proses (Process Repetition) AHP mampu membuat orang
menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian
serta pengertian mereka melalui proses pengulangan
Selain kelebihan AHP juga memiliki kekurangan, antara lain :
1. Metode AHP memiliki ketergantungan pada input utamanya. Input utama
yang dimaksud adalah berupa persepsi atau penafsiran seorang ahli sehingga
dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi
tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang salah
2. Metode AHP ini hanya metode matematis, tanpa ada pengujian secara
statistic berdasarkan data historis permasalahan yang telah terjadi sebelumnya
sehingga tidak ada batas keperacayaan dan informasi pendukung yang kuat
dari kebenaran model terbentuk.
C. Prosedur AHP
Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP
meliputi:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu
menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Menyusun hirarki adalah
kemampuan manusia untuk mempersepsikan benda dan gagasan,
mengidentifikasikannya dan mengkomunikasikan apa yang mereka amati.
2. Menentukan prioritas elemen, berikut langkah-langkahnya :
a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat
perbandigan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan
sesuai kriteria yang diberikan.
b. Yang kedua matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan
bilangan untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen
terhadap elemen yang lainnya.
3. Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis
untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah :
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan
untuk memperoleh normalisasi matriks
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah
elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
4. Mengukur Konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik
konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan
pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan
dalam langkah ini adalah :
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen
pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua
dan seterusnya.
b. Jumlahkan setiap baris
c. Hasil dari penjumlahan baris ditambah dengan elemen prioritas relatif
yang bersangkutan
d. Jumlahkan hasil tambah diatas dengan banyaknya elemen yang ada,
hasilnya disebut λ maks.
5. Hitung Consistency Indeks (CI) dengan rumus :
CI = ( λ maks-n )/n, dimana n = banyaknya elemen.
6. Hitung rasio konsistensi (CR) dengan rumus : CR=CI/IR, dimana CR=
Consistency Ratio, CI = Consistency Indeks dan IR = Indeks Random
Consistency.
7. Memeriksa konsistensi hirarki.
Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki.
Namun jika rasio konsistensi (CI/RI) kurang atau sama dengan 0,1, maka
hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
2.2. Penelitian Terkait
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sedikit banyak terinspirasi dan
merefrensi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar
belakang masalah pada skripsi ini. Adapun penelitian yang berkaitan dengan
skripsi ini antara lain yaitu :
Penilaian yang dilakukan oleh (Suwandi, 2015) “Pengambilan keputusan pemilihan perumahan menengah dan sederhana di Kabupaten Sumenep
dengan Analytical Hierarchy Process”. Permasalahan yang ada pada pemilihan perumahan ini adalah: konsumen banyak yang mengalami
kesulitan dikarenakan banyak kriteria yang mempengaruhi diantaranya kriteria harga, lokasi, fasilitas umum, bangunan, perijinan dan kredibilitas developer. Perumahan yang ditawarkan oleh berbagai developer adalah
rumah sederhana sehat (RSH), dimaksudkan untuk menarik minat konsumen dengan penghasilan menengah ke bawah. Hal<, inilah yang
menyebabkan konsumen harus pandai dalam memilih perumahan yang diinginkan. Untuk memecahkan permasalahan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Alternatif
perumahan yang dig unakan sebagai penelitian adalah perumahan bumi sumekar asri, satelit indah, bapertarum kolor, batuan kencana, perumnas pamolokan dan griya mapan. Analisis AHP dapat memberikan rekomendasi
kepada konsumen tentang lokasi perumahan yang diinginkan. Untuk penilaian uji konsistensi dengan nilai CR < 10 % rekomendasi pilihan
lokasi perumahan direkomendasikan dan sebaliknya. Hasil analisis yang mendapat kriteria tertinggi adalah lokasi dengan nilai bobot 25,9 % karena selain dapat memberikan rasa aman dan nyaman juga mempunyai nilai
investasi yang tinggi dalam jangka waktu yang lama. Dan perumahan yang direkomendasikan adalah perumahan Satelit Indah dengan nilai bobot 17,54
%.
Penelitian yang dilakukan oleh (Utomo & Mardiono, 2018) “Sistem
pendukung keputusan pemilihan rumah pada perumahan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process”. Permasalahan yang ada adalah:
Sistem pendukung keputusan dikembangkan untuk mengurangi factor ketidakpastian tersebut dengan mengolah sebuah informasi menjadi sebuah alternatif pemecahan suatu masalah. Metode yang dapat diterapkan dalam
sistem pendukung keputusan ini yaitu metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP sering digunakan dalam hal membantu pengambilan
keputusan, bila pengambilan keputusan itu dihadapkan pada adanya sejumlah kriteria dan sejumlah alternative. Dimana kriteria yang ada adalah keamanan, kenyamanan, kompabilitas, fleksibilitas, keterjangkauan jarak,
lingkungan berjati diri dan status kepemilikan. Alternatif perumahan yang digunakan sebagai penelitian adalah Villa Cilame Indah Tahap II No. Kav
A-1, Villa Cilame Indah Tahap No. Kav A-3 dan Firdaus Garden No. Kav.
A1). Hasil analisis yang mendapat kriteria tertinggi dengan nilai bobot
0,276 adalah Villa Cilame Indah Tahap II, Kav. A-3.
Penelitian yang dilakukan oleh (MARDIYATI, JULIANA, & DRIYANI, 2016)“Sistem penunjang keputusan pemilihan perumahan dengan menggunakan metode AHP”. Permasalahan yang ada adalah: Menganalisis
kriteria-kriteria apa saja yang diperlukan dalam pemilihan perumahan. Kriteria-kriteria tersebut kemudian dibandingkan dan dicari urutan
prioritasnya. Selain kriteria dalam pemilihan perumahan juga dicari alternatif perumahan mana saja yang cocok dengan kriteria yang diinginkan. Dengan menggunakan data dari para responden yaitu dari koperasi
karyawan dan dosen Universitas Indraprasta maka dilakukan analisis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process menggunakan software
expert choice. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada berdasarkan variable-variabel yang didapat dari literatur. Kriteria-kriteria tersebut yaitu harga,
lokasi, model & tipe dan akses & transportasi. Berikut alternatif- alternatif yang ada adalah perumahan De Marco, Cibinong Green View dan Ambar
Waringin Elok. Berdasarkan pegolahan analisis sensitivitas menggunakan software expert choice didapatkan hasil untuk pemilihan kriteria adalah harga sebesar 50.3%, lokasi sebesar 25.8%, model & tipe sebesar 11.3% dan
akses & transportasi sebesar 12.6%. Sedangkan alternatif perumahan adalah Cibinong View sebesar 31.2%, De Marco sebesar 52.8% dan Ambar
Waringin sebesar 15.9%.
2.3. Tinjauan Organisasi/ Objek Penelitian
2.3.1 Sejarah Perusahaan
PT. Bank Commonwealth merupakan anak perusahaan Commonwealth
Bank Of Australia (CBA) yang berbasis di Sydney yang merupakan institusi
keuangan public terbesar di Australia yang terdaftar pada Exchange dan Morgan
Stanley Capital Global di Australia. Kehadiran Commonwealt Bank merupakan
bagian dari strategi jangka panjang CBA untuk mengembangkan bisnisnya hingga
ke Asia Pasifik, khususnya di Indonesia dan Cina. Dimana di Indonesia sendiri,
ditandai dengan dibukanya kantor perwakilan CBA pada tahun 1992. Pada tahun
1997, CBA membentuk perusahaan joint venture untuk menyediakan layanan
perbankan korporat bagi entitas bisnis Indonesia dan perusahaan lainnya, dan
pada tahun 2000, perusahaan tersebut menjadi Commonwealt Bank, dengan CBA
sebagai pemegang saham utama. Pada tahun 2007, sebagai bagian dari rencana
pengembangan pasar Usaha Kecil Menengah (UKM), Commonwealt Bank
mengakusisi saha Bank Arta Kencana (ANK) yang berbasis di Surabaya dengan
penguasaan pasar yang dominan di wilayah Jawa Timur. Akusisi tersebut telah
membantu Commonwealt Bank memperkuat bisnis UKM serta membangun
jaringan yang lebih luas di Indonesia bagian timur.
2.3.2. Visi dan Misi
Visi dari PT. Bank Commonwealt yaitu “to excel at securing and
enhancing the financial wellbeing of people, businesses and communities”.
Sedangkan Misi nya adalah “to be the market leader in providing Digital
Financial Solutions for our retail and SME target customers.
2.3.3. Struktur Organisasi
Head Of Operations
Internal Appraisal
Jakarta
Internal Appraisal
Dept Head
Internal Appraisal
Surabaya
Admin
Appraisal
Slik Checking
Unit
Document
Controller
Sumber : PT. Bank Commonwealth
Gambar II. 2 Struktur Organisasi
A. Tugas dan Tanggung Jawab Internal Appraisal Jakarta dan Surabaya
Adapun tugas dan tanggung jawab dari Internal Appraisal adalah :
1. Melakukan pengecekan kebenaran data antara dokumen pengajuan kredit
dengan kebenaran di lapanagan.
2. Memperkirakan nilai ekonomis suatu asset atau property
3. Mengecek lingkungan sekitar dan letak tata kota
4. Mengecek harga pasaran rumah
5. Membuat laporan hasil penilaian.
B. Tugas dan Tanggung Jawab Document Controller
Adapun tugas dokumen kontrol adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengecekan kelengkapan dokumen termasuk penyimpanan dan
penginputan
2. Bertanggung jawab mengenai semua hal-hal dokumentasi jaminan
3. Mengecek data pengajuan nasabah baru dan input ke sistem
C. Tugas dan Tanggung Jawab Slik Checking Unit
Adapun tugas slik checking adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengecekan kelengkapan dokumen nasabah untuk dilakukan
BI Checking
2. Bertanggung jawab untuk melihat data calon nasabah apakah mempunyai
tunggakan di bank lain.
3. Mereview hasil BI Checking.
D. Tugas dan Tanggung Jawab Admin Appraisal
1. Membuat report total order appraisal
2. Membuat report productivity team internal appraisal
3. Request peralatan ATK
4. Mengurus reimbursement bensin, petty cash dan travel
5. Follow up email order appraisal
6. Mengurus pembayaran invoice KJPP
7. Order appraisal ke KJPP.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tahapan Penelitian
Dalam proses melakukan suatu penelitian, maka tahap-tahap penelitian tentu
tidak terlepas dari suatu penelitian itu sendiri. Ada 6 tahapan dalam pelaksanaan
penelitian terdiri dari:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis menentukan terlebih dahulu objek penelitian beserta
latar belakang suatu penelitian. Dalam tahap ini diadakan proses penilaian
lapangan dimana dalam proses ini dimulainya proses pengumpulan data dan
informasi tentang proses pemilihan perumahan terbaik untuk karyawan pada
divisi Internal Appraisal. Dalam proses ini ada sumber informan yang dapat
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Adapun
proses konfirmasi penelitian yaitu dengan melakukan penelusuran melalui
studi pustaka dan jurnal pendukung penelitian, dimana pada tahap ini
dilakukan penyusunan rancangan penelitian yaitu metode penelitian yang
akan dipakai dalam proses penelitian.
2. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini penulis telah memahami latar belakang penelitian terlebih
dahulu, adanya proses memasuki lapangan baik berupa lingkungan dan ikut
berperan serta dalam proses pengumpulan data.
3. Tahap Analisa Data
Pengolahan data atau analisis ini dilakukan setelah data terkumpul semua
yang kemudian dianalisis dan dihipotesis yang diajukan kebenarannya
melalui analisis tersebut.
4. Tahap Penerapan Metode
Pada tahap ini penulis menerapkan metode AHP pada data pemilihan
perumahan yang digunakan untuk menyeleksi perumahan terbaik yang
diminati karyawan Bank Common Wealth.
5. Tahap Analisa Hasil
Dalam penelitian ini hasil dapat diperoleh dari pengolahan data AHP untuk
menentukan perumahan terbaik yang diminati karyawan Bank Common
Wealth untuk selanjutnya dianalisa
6. Tahap Kesimpulan
Dalam tahap ini penulis menyimpulkan tentang hasil penelitian dari
pengolahan data AHP pada pemilihan perumahan terbaik.
Mulai
Pengumpulan Data
Gambar III.1
Tahapan Penelitian
3.2. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah atau mengumpulkan,
mengelola, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif
dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi,
semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen
penelitian.
Ada beberapa jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Instrumen Observasi
Analisa Data
Penerapan Metode
Analisa Hasil
Kesimpulan
End
Dalam instrumen observasi ini, instrumen dibuat dengan mencatat segala
informasi dari kejadian yang berkaitan dengan penelitian ini. Catatan tersebut
berupa daftar catatan observasi yang dilakukan peneliti dalam pengamatan
langsung sebagai sumber data penelitian. Metode ini diterapkan dengan
mendatangi langsung lokasi yaitu PT. Bank Common Wealth untuk
mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
2. Instrumen Wawancara
Pengumpulan data dengan metode wawancara adalah usaha yang dilakukan
peneliti untuk mendapatkan informasi dalam menemukan permasalahan yang
harus diteliti dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Bpk Ferry
Pantjoro Prihambodo selaku pimpinan dan 10 karyawan tetap divisi Internal
Appraisal di Bank Common Wealth.
3. Instrumen Penyebaran Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk di jawabnya. Peneliti disini menyebarkan kuesioner untuk diberikan
kepada 10 orang karyawan tetap pada divisi Internal Appraisal Bank
Common Wealth
3.3. Metode Pengumpulan Data, Populasi, Sampel Penelitian
3.3.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam
penelitian, sehingga memerlukan teknik pengumpulan data yang tepat agar
menghasilkan data yang sesuai. Tanpa memiliki kemampuan teknik pengumpulan
data, peneliti akan sulit mendapatkan data penelitian standar.
Menurut Juanda dalam (Firdaus & Zamzam, 2018: 103) teknik
pengumpulan data disebutkan sebagai berikut :
1. Observasi
Obesrvasi adalah salah satu instrumen pengumpulan data berupa
pengamatan atau catatan secara teliti dan sistematis mengenai gejala-gejala
(phenomena) yang sedang diteliti. Metode ini diterapkan dengan
mendatangi langsung lokasi yaitu PT. Bank Common Wealth untuk
mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
2. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan bertanya jawab langsung
antara peneliti kepada Bpk Ferry Pantjoro Prihambodo selaku pimpinan dan
10 karyawan Internal Appraisal di Bank Common Wealth.
3. Kuesioner
Kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang dibagikan kepada 10 orang
karyawan tetap divisi Internal Appraisal di Bank Common Wealth untuk
diisi dan kemudian dikembalikan kepada peneliti.
Tabel III. 1
Format Pengisian Kuesioner
No KRITERIA SKALA SKALA KRITERIA
1
2
Lokasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Fasilitas
2 Lokasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga
3 Lokasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keamanan
4 Lokasi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Design
5
Lokasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perizinan
6 Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga
7 Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keamanan
8 Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Design
9 Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perizinan
10 Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keamanan
11 Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Design
12 Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perizinan
13 Keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Design
14 Keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perizinan
15 Design 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perizinan
3.3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek
dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi bisa berupa
subyek maupun obyek penelitian. Populasi bisa berupa manusia, tumbuhan,
hewan, produk bahkan dokumen. Populasi pun bukan sekedar jumlah pada
subyek atau obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau
sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek. Adapun jumlah populasi
karyawan pada divisi Internal Appraisal sekitar 30 karyawan.
2. Sampel Penelitian
Pengambilan jumlah sampel diambil hanya karyawan tetap sebanyak 10
orang karena sesuai peraturan dari perusahaan hanya karyawan tetap yang
mendapatkan fasilitas rumah. Dengan menggunakan teknik yang benar,
sampel diharapkan dapat mewakili populasi, sehingga kesimpulan untuk
sampel dapat digeneralisasikan menjadi kesimpulan populasi. Pada
dasarnya,ada dua teknik penarikan sampel dari populasi, yaitu: (1)
Probability Sampling dan (2) Nonprobability Sampling.
Untuk menentukan sumber data penulis menggunakan Probability
Sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota)”. Dalam hal ini
teknik sampling yang digunakan adalah Simpel Random sampling, yaitu
merupakan cara pengambilan sampel pertama ditentukan secara acak
sedangkan sampel berikutnya diambil berdasarkan satu interval tertentu.
3.4. Metode Analisis Data
Untuk mencapai tujuan penelitian, analisis yang digunakan berupa analisis
data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif merupakan
suatu analisis data yang dipergunakan apabila data terkumpul tidak dapat
diangkat, dalam arti hanya berupa uraian kata menjadi suatu masalah. Sedangkan
analisis kuantitatif merupakan suatu analisa data yang dipergunakan apabila
kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dapat dibuktikan dengan angka-angka dan
juga dalam perhitungan dipergunakan rumus yang ada hubungannya dengan
analisa penulisan.
Analisa system yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisa perhitungan
dengan Expert Choice 2000 dan Microsoft Excel, merupakan perangkat lunak
yang dapat dipergunakan untuk perhitungan pemecahan persoalan dengan AHP
sebagai Expert Choice kemudian diolah untuk mencari satu jawaban berupa
matriks perbandingan dengan menggunakan perataan jawaban atau Geometric
Mean Theory.
Berikut analisis data nya:
1. Decompotition
Mendefinisikan persoalan dengan cara memecah persoalan yang utuh
menjadi unsur-unsur dan digambarkan dalam bentuk hirarki sebagai berikut.
Gambar III.2
Decompotition
2. Comparative Judgement
Selanjunya yaitu menentukan prioritas elemen dengan membuat
perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara
berpasangan sesuai kriteria yang telah ditentukan. Setiap elemen diisi
dengan nilai yang sudah ditentukan oleh koresponden dan telah
dikonversikan ke skala AHP.
Tujuan
Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4 Kriteria 5 Kriteria 6
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
Tabel III. 2
Matriks Perbandingan Berpasangan
Sumber: (Pratiwi, 2016: 30)
3. Syntesis of Priority
Menentukan prioritas dari elemen kriteria. Hal ini sering kali dipandang
sebagai bobot atau kontribusi terhadap tujuan pengambilan keputusan. Hal-
hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :
1. Menjumlahkan nilai dari setiap kolom pada matriks
2. Membagi setiap nilai dari kolom dengan totak kolom yang bersangkutan
untuk memperoleh normalisasi matriks.
3. Menjumlahkan nilai dari setiap baris dan membagi dengan jumlah
elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
4. Logical Consistency
Menentukan konsistensi terbaik dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Lakukan perkalian setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas
relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif
elemen kedua dan seterusnya.
2. Jumlahkan setiap bris yang ada.
A1 A2 A3
A1 1
A2 1
A3 1
Jumlah
3. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang
bersangkutan.
4. Jumlahkan hasil bagi dengan banyaknya elemen yang ada, kemudian
hasil disebut maks.
5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus
CI = ( maks – n) / (n-1)
n= banyaknya elemen
6. Hitung Consistensy Ratio (CR) dengan rumus
CR = CI / RI
CR = Consistency Ratio
CI = Consistensy Index
RI = Random Consistency Index
7. Memeriksa Consistensy Hierarki
Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgement harus
diperbaiki. Namun jika ratio konsistensi (CI / RI) kurang atau sama
dengan 0,1 maka hasil perhitungan dapat dinyatakan benar. Daftar Indeks
Random Konsistensi (IR) bisa dilihat dalam Tabel III.1
Tabel III. 3
Nilai Indeks Random Konsistensi
Ukuran Matriks Nilai IR
1,2 0,00
3 0,58
4 0,90
5 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1.41
9 1,45
10 1,49
11 1,51
12 1,48
13 1,56
14 1,57
15 1,59
Sumber : Suryadi dan Ramdhani dalam (Suwandi, 2015)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Data
Dalam penelitian ini terdapat beberapa kriteria dan alternatif yang dapat
dijadikan pilihan dalam pemilihan perumahan terbaik. Kriteria yang digunakan
adalah : (Lokasi, Fasilitas, Harga, Keamanan, Design dan Perizinan) Sedangkan
untuk alternatifnya adalah: (Perumahan A, Perumahan B dan Perumahan C)
Dari kriteria dan alternatif tersebut, maka dibuat kuesioner yang terdiri
dari 16 pertanyaan perbandingan berpasangan. Kemudian kuesioner tersebut
disebarkan kepada 10 responden yang terdiri karyawan tetap Internal Appraisal.
Data-data dari kuesioner yang telah disebar kepada responden tersebut
selanjutnya akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP).
4.2. Struktur Hirarki
Berdasarkan kriteria dan alternatif yang telah diambil, maka dapat dibuat
suatu hirarki dalam pemilihan perumahan terbaik. Dalam membuat hirarki diawali
dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran atau tujuan utama da lam
penelitian pada level pertama, kemudian menetapkan kriteria-kriteria pada level
kedua dan menetapkan alternatif-alternatif pada level terakhir.
Struktur hirarki dalam permilihan perumahan terbaik dengan
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), sebagai berikut:
Gambar IV.1
Hirarki Pemilihan Perumahan
4.3. Menentukan Prioritas Elemen
Pada tahapan menentukan prioritas elemen, langkah yang dilakukan pertama
adalah membuat matriks perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen
secara berpasangan sesuai kriteria yang telah diberikan. Matriks perbandingan
berpasangan diisi dengan menggunakan angka untuk menggambarkan tingkat
kepentingan dari suatu elemen terhadap elemen yang lain.
Pada penelitian ini penulis menggunakan responden yang dimana merupakan
Internal karyawan tetap yang berada di PT. Bank Commonwealth. Untuk bentuk
kuesioner yang dibagikan kepada partisipan yaitu sebagai berikut:
Tabel IV.1
Level 1 Perbandingan Kriteria
Dalam memilih perumahan , kriteria manakah yang lebih penting dibandingkan
dibandingkan dengan kriteria-kriteria berikut:
Kriteria A Skala Penilaian Kriteria B
Lokasi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Fasilitas
Lokasi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga
Lokasi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keamanan
Lokasi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Design
Lokasi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perizinan
Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga
Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keamanan
Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Design
Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perizinan
Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keamanan
Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Design
Harga 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perizinan
Keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Design
Keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perizinan
Design 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perizinan
Keterangan :
1 = Sama penting 9 = Mutlak lebih penting dibanding dengan
3 = Sedikit lebih penting 2, 4, 6, 8 = Nilai antara dua pertimbangan
5 = Lebih penting dibanding dengan
7 = Sangat lebih penting dibandi
Tabel IV.2 Level 2 Perbandingan Lokasi
Berdasarkan kriteria "Lokasi", alternatif manakah yang penting diantara alternatif-alternatif yang ada dalam pemilihan perumahan ::
Kriteria A Skala Penilaian Kriteria B
Perumahan Jakarta Garden City
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Kota Wisata
Perumahan Jakarta Garden City
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Graha Raya Bintaro
Perumahan Kota Wisata
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Graha Raya Bintaro
Tabel IV.3 Level 2 Perbandingan Fasilitas
Berdasarkan kriteria "Fasilitas", alternatif manakah yang penting diantara alternatif-alternatif yang ada dalam pemilihan perumahan ::
Kriteria A Skala Penilaian Kriteria B
Perumahan Jakarta Garden City
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Kota Wisata
Perumahan Jakarta Garden City
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Graha Raya Bintaro
Perumahan Kota Wisata
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Graha Raya Bintaro
Tabel IV.4 Level 2 Perbandingan Harga
Berdasarkan kriteria "Harga", alternatif manakah yang penting diantara alternatif-alternatif yang ada dalam pemilihan perumahan ::
Kriteria A Skala Penilaian Kriteria B
Perumahan Jakarta Garden City
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Kota Wisata
Perumahan Jakarta Garden City
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Graha Raya Bintaro
Perumahan Kota Wisata
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Graha Raya Bintaro
Tabel IV.5 Level 2 Perbandingan Keamanan
Berdasarkan kriteria "Keamanan", alternatif manakah yang penting diantara alternatif-alternatif yang ada dalam pemilihan perumahan ::
Kriteria A Skala Penilaian Kriteria B
Perumahan Jakarta Garden City
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Kota Wisata
Perumahan Jakarta Garden City
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Graha Raya Bintaro
Perumahan Kota Wisata
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Graha Raya Bintaro
Tabel IV.6 Level 2 Perbandingan Design
Berdasarkan kriteria "Design", alternatif manakah yang penting diantara alternatif-alternatif yang ada dalam pemilihan perumahan ::
Kriteria A Skala Penilaian Kriteria B
Perumahan Jakarta Garden City
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Kota Wisata
Perumahan Jakarta Garden City
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Graha Raya Bintaro
Perumahan Kota Wisata
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Graha Raya Bintaro
Tabel IV.7 Level 2 Perbandingan Perizinan
Berdasarkan kriteria "Perizinan", alternatif manakah yang penting diantara alternatif-alternatif yang ada dalam pemilihan perumahan ::
Kriteria A Skala Penilaian Kriteria B
Perumahan Jakarta Garden City
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Kota Wisata
Perumahan Jakarta Garden City
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Graha Raya Bintaro
Perumahan Kota Wisata
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perumahan Graha Raya Bintaro
Untuk cara pengisian kuesioner dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Menurut anda sebagai Karyawan dalam memilih perumahan, seberapa
pentingkah antara Lokasi dengan Fasilitas :
Kriteria A SKALA SKALA
Kriteria B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lokasi
√
Fasilitas
Jika anda memberi tanda (√) pada skala 7 dikolom A, maka artinya
kriteria A dalam contoh ini Lokasi sangat lebih penting dibanding dengan
kriteria B dalam contoh ini fasilitas. Akan tetapi jika anda merasa kriteria
B sangat lebih penting diband ingkan dengan kriteria A (Lokasi) maka
pengisian kolomnya adalah sebagai berikut :
Kriteria A
SKALA SKALA Kriteria B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lokasi √
Fasilitas
Setelah data dari kuesioner diisi oleh responden dan dikumpulkan, penulis
merangkum dalam bentuk 6 tabel matriks perbandingan berpasangan, yaitu:
1. Matriks perbandingan berpasangan level 1 berdasarkan kriteria
2. Matriks perbandingan berpasangan level 2 berdasarkan kriteria Lokasi
3. Matriks perbandingan berpasangan level 3 berdasarkan kriteria Fasilitas
4. Matriks perbandingan berpasangan level 4 berdasarkan kriteria Harga
5. Matriks perbandingan berpasangan level 5 berdasarkan kriteria Keamanan
6. Matriks perbandingan berpasangan level 6 berdasarkan kriteria Design
4.4. Perhitungan Data Menggunakan Metode AHP
Setelah mendapatkan data-data dari hasil kuesioner maka dilakukan
perhitungan data dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP).
4.4.1. Matriks Perbandingan Berpasangan Level 2 Berdasarkan Kriteria
Perhitungan dengan metode AHP dimulai dengan membuat matriks
perbandingan berpasangan kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap
kolom pada matriks perbandingan berpasangan. Matriks perbandingan
berpasangan berdasarkan kriteria dari hasil data kuesioner yang diolah
menghasilkan tabel sebagai beikut:
Tabel IV.8
Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria
Setelah mendapatkan total kolom, selanjutnya membuat normalisasi
matriks perbandingan berpasangan dengan membagi setiap nilai dari kolom
dengan total kolom. Kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris matriks
dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
Dibawah ini adalah hasil dari perhitungan normalisasi matriks perbandingan
berpasangan berdasarkan kriteria:
Tabel IV.9
Normalisasi Matriks Berdasarkan Kriteria
Kriteria Lokasi fasilitas Harga Keamanan Design Perizinan Total Baris Nilai Rata-
Rata
Lokasi 0,148 0,152 0,132 0,178 0,128 0,216 0,955 0,159
Fasilitas 0,258 0,239 0,315 0,235 0,316 0,231 1,595 0,266
Harga 0,156 0,106 0,140 0,090 0,088 0,108 0,687 0,115
Keamanan 0,154 0,194 0,232 0,149 0,184 0,117 1,030 0,172
Design 0,150 0,106 0,180 0,099 0,114 0,132 0,781 0,130
Kriteria Lokasi fasilitas Harga Keamanan Design Perizinan
Lokasi 1,000 0,638 0,948 1,196 1,128 1,099
fasilitas 1,750 1,000 2,255 1,578 2,773 1,178
Harga 1,055 0,443 1,000 0,602 0,776 0,549
Keamanan 1,041 0,812 1,661 1,000 1,614 0,597
Design 1,018 0,444 1,288 0,664 1,000 0,671
Perizinan 0,910 0,849 0,000 1,674 1,490 1,000
Total Kolom 6,775 4,186 7,152 6,715 8,781 5,094
Perizinan 0,134 0,203 0,000 0,249 0,170 0,196 0,952 0,159
Eigen
Vektor 1,000
Mengukur konsistensi dengan mengkalikan matriks perbandingan
berpasangan dengan nilai rata-rata dan jumlahkan setiap baris. Kemudian hasil
dari penjumlahan baris dibagi dengan nilai rata-rata. Selajutnya jumlahkan hasil
tersebut kemudian bagi dengan banyaknya elemen yang ada untuk mendapatkan
λ maks.
Perhitungan untuk mengukur konsistensi matriks perbandingan
berpasangan kriteria sebagai berikut:
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
[ ]
Karena matriks mempunyai 6 kriteria atau elemen, maka Consistency
Index (CI) yang diperoleh adalah:
Untuk n adalah 6, maka nilai RI adalah 1,24 dan Consistency Ratio (CR)
adalah:
Karena CR < 0,1 maka Consistency Ratio (CR) dari perhitungan tersebut
dapat diterima.
Dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa perbandingan kriteria dalam
pemilihan perumahan terbaik yang paling penting adalah fasilitas dengan nilai
0,266 kemudian keamanan dengan nilai 0,172, lokasi dengan nilai 0,159,
perizinan dengan nilai 0,159, design dengan nilai 0,130 dan harga dengan nilai
0,115.
4.4.2. Matriks Perbandingan Berpasangan Level 2 Berdasarkan Lokasi
Mariks perhitungan rata-rata untuk masing-masing elemen berdasarkan
kriteria Lokasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.10 Matriks Lokasi
Setelah mendapatkan total kolom, selanjutnya membuat normalisasi
matriks perbandingan berpasangan dengan membagi setiap nilai dari kolom
dengan total kolom. Kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris matriks
dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
Dibawah ini adalah hasil dari perhitungan normalisasi matriks perbandingan
berpasangan berdasarkan kriteria lokasi:
Tabel IV.11
Normalisasi Matriks Lokasi
Kriteria
Perumahan
Jakarta
Garden City
Perumahan
Kota Wisata
Perumahan
Graha Raya
Bintaro
Total
Baris
Nilai Rata-
Rata
Perumahan Jakarta
Garden City 0,369 0,356 0,398 1,122 0,374
Perumahan Kota
Wisata 0,448 0,432 0,404 1,284 0,428
Kriteria
Perumahan Jakarta
Garden City
Perumahan Kota
Wisata
Perumahan Graha
Raya Bintaro
Perumahan Jakarta
Garden City 1,000 0,823 2,010
Perumahan Kota
Wisata 1,215 1,000 2,042
Perumahan Graha
Raya Bintaro 0,498 0,490 1,000
Total Kolom 2,712 2,313 5,052
Perumahan Graha
Raya Bintaro 0,183 0,212 0,198 0,593 0,198
Eigen
Vektor 1,000
Mengukur konsistensi dengan mengkalikan matriks perbandingan
berpasangan dengan nilai rata-rata dan jumlahkan setiap baris. Kemudian hasil
dari penjumlahan baris dibagi dengan nilai rata-rata. Selajutnya jumlahkan hasil
tersebut kemudian bagi dengan banyaknya elemen yang ada untuk mendapatkan
λ maks.
Perhitungan untuk mengukur konsistensi matriks perbandingan
berpasangan kriteria Lokasi sebagai berikut:
[
] [
] [
] [
] [
]
Karena matriks mempunyai 3 kriteria atau elemen, maka Consistency
Index (CI) yang diperoleh adalah:
Untuk n adalah 3, maka nilai RI adalah 0,58 dan Consistency Ratio (CR)
adalah:
Karena CR < 0,1 maka Consistency Ratio (CR) dari perhitungan tersebut
dapat diterima.
Dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa perbandingan kriteria dalam
pemilihan perumahan terbaik dengan lokasi maka Perumahan Kota Wisata dengan
nilai 0,428 selanjutnya Perumahan Jakarta Garden City dengan nilai 0,374 dan
Perumahan Graha Raya Bintaro dengan nilai 0,198.
4.4.3. Matriks Perbandingan Berpasangan Level 3 Berdasarkan Fasilitas
Matriks perhitungan rata-rata untuk masing-masing elemen berdasarkan
kriteria Fasilitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.12 Matriks Fasilitas
Setelah mendapatkan total kolom, selanjutnya membuat normalisasi
matriks perbandingan berpasangan dengan membagi setiap nilai dari kolom
dengan total kolom. Kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris matriks
dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
Dibawah ini adalah hasil dari perhitungan normalisasi matriks perbandingan
berpasangan berdasarkan kriteria fasilitas:
Tabel IV.13
Normalisasi Matriks Fasilitas
Kriteria
Perumahan
Jakarta
Garden City
Perumahan
Kota Wisata
Perumahan
Graha Raya
Bintaro
Total Baris Nilai Rata-
Rata
Perumahan Jakarta
Garden City 0,429 0,382 0,520 1,330 0,443
Perumahan Kota
Wisata 0,409 0,364 0,282 1,055 0,352
Perumahan Graha 0,163 0,254 0,197 0,614 0,205
Kriteria
Perumahan Jakarta
Garden City
Perumahan Kota
Wisata
Perumahan Graha
Raya Bintaro
Perumahan Jakarta Garden City 1,000 1,048 2,636
Perumahan Kota
Wisata 0,954 1,000 1,431
Perumahan Graha Raya Bintaro 0,379 0,699 1,000
Total Kolom 2,333 2,747 5,067
Raya Bintaro
Eigen
Vektor 1,000
Mengukur konsistensi dengan mengkalikan matriks perbandingan
berpasangan dengan nilai rata-rata dan jumlahkan setiap baris. Kemudian hasil
dari penjumlahan baris dibagi dengan nilai rata-rata. Selajutnya jumlahkan hasil
tersebut kemudian bagi dengan banyaknya elemen yang ada untuk mendapatkan
λ maks.
Perhitungan untuk mengukur konsistensi matriks perbandingan
berpasangan kriteria fasilitas sebagai berikut:
[
] [
] [
] [
] [
]
Karena matriks mempunyai 3 kriteria atau elemen, maka Consistency
Index (CI) yang diperoleh adalah:
Untuk n adalah 3, maka nilai RI adalah 0,58 dan Consistency Ratio (CR)
adalah:
Karena CR < 0,1 maka Consistency Ratio (CR) dari perhitungan tersebut
dapat diterima.
Dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa perbandingan kriteria dalam
pemilihan perumahan terbaik dengan lokasi maka Perumahan Jakarta Garden City
dengan nilai 0,443 selanjutnya Perumahan Kota Wisata dengan nilai 0,352 dan
Perumahan Graha Raya Bintaro dengan nilai 0,205.
4.4.4. Matriks Perbandingan Berpasangan Level 4 Berdasarkan Harga
Matriks perhitungan rata-rata untuk masing-masing elemen berdasarkan
kriteria Harga dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.14
Matriks Harga
Kriteria
Perumahan Jakarta Garden
City
Perumahan
Kota Wisata
Perumahan Graha Raya
Bintaro
Perumahan Jakarta Garden City 1,000 0,874 2,255
Perumahan Kota
Wisata 1,144 1,000 2,259
Perumahan Graha Raya Bintaro 0,462 0,443 1,000
Total Kolom 2,606 2,317 5,514
Setelah mendapatkan total kolom, selanjutnya membuat normalisasi
matriks perbandingan berpasangan dengan membagi setiap nilai dari kolom
dengan total kolom. Kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris matriks
dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
Dibawah ini adalah hasil dari perhitungan normalisasi matriks perbandingan
berpasangan berdasarkan kriteria harga:
Tabel IV.15
Normalisasi Matriks Harga
Kriteria
Perumahan
Jakarta
Garden City
Perumahan
Kota Wisata
Perumahan
Graha Raya
Bintaro
Total
Baris
Nilai
Rata-
Rata
Perumahan Jakarta
Garden City 0,384 0,377 0,409 1,170 0,390
Perumahan Kota
Wisata 0,439 0,432 0,410 1,280 0,427
Perumahan Graha
Raya Bintaro 0,177 0,191 0,181 0,550 0,183
Eigen
Vektor 1,000
Mengukur konsistensi dengan mengkalikan matriks perbandingan
berpasangan dengan nilai rata-rata dan jumlahkan setiap baris. Kemudian hasil
dari penjumlahan baris dibagi dengan nilai rata-rata. Selajutnya jumlahkan hasil
tersebut kemudian bagi dengan banyaknya elemen yang ada untuk mendapatkan
λ maks.
Perhitungan untuk mengukur konsistensi matriks perbandingan
berpasangan kriteria harga sebagai berikut:
[
] [
] [
] [
] [
]
Karena matriks mempunyai 3 kriteria atau elemen, maka Consistency
Index (CI) yang diperoleh adalah:
Untuk n adalah 3, maka nilai RI adalah 0,58 dan Consistency Ratio (CR)
adalah:
Karena CR < 0,1 maka Consistency Ratio (CR) dari perhitungan tersebut
dapat diterima.
Dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa perbandingan kriteria dalam
pemilihan perumahan terbaik dengan lokasi maka Perumahan Kota Wisata dengan
nilai 0,427 selanjutnya Perumahan Jakarta Garden City dengan nilai 0,390 dan
Perumahan Graha Raya Bintaro dengan nilai 0,183.
4.4.5. Matriks Perbandingan Berpasangan Level 5 Berdasarkan Keamanan
Matriks perhitungan rata-rata untuk masing-masing elemen berdasarkan
kriteria Keamanan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.16 Matriks Keamanan
Kriteria
Perumahan Jakarta
Garden City
Perumahan Kota Wisata
Perumahan Graha Raya Bintaro
Perumahan Jakarta Garden City 1,000 1,297 2,999
Perumahan Kota Wisata 0,771 1,000 1,534
Perumahan Graha Raya Bintaro 0,333 0,652 1,000
Total Kolom 2,104 2,949 5,532
Setelah mendapatkan total kolom, selanjutnya membuat normalisasi
matriks perbandingan berpasangan dengan membagi setiap nilai dari kolom
dengan total kolom. Kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris matriks
dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
Dibawah ini adalah hasil dari perhitungan normalisasi matriks perbandingan
berpasangan berdasarkan kriteria keamanan:
Tabel IV.17 Normalisasi Matriks Keamanan
Kriteria
Perumahan
Jakarta
Garden City
Perumahan
Kota
Wisata
Perumahan
Graha Raya
Bintaro
Total
Baris
Nilai
Rata-Rata
Perumahan Jakarta
Garden City 0,475 0,440 0,542 1,457 0,486
Perumahan Kota
Wisata 0,366 0,339 0,277 0,983 0,328
Perumahan Graha
Raya Bintaro 0,158 0,221 0,181 0,560 0,187
Eigen
Vektor 1,000
Mengukur konsistensi dengan mengkalikan matriks perbandingan
berpasangan dengan nilai rata-rata dan jumlahkan setiap baris. Kemudian hasil
dari penjumlahan baris dibagi dengan nilai rata-rata. Selajutnya jumlahkan hasil
tersebut kemudian bagi dengan banyaknya elemen yang ada untuk mendapatkan
λ maks.
Perhitungan untuk mengukur konsistensi matriks perbandingan
berpasangan kriteria keamanan sebagai berikut:
[
] [
] [
] [
] [
]
Karena matriks mempunyai 3 kriteria atau elemen, maka Consistency
Index (CI) yang diperoleh adalah:
Untuk n adalah 3, maka nilai RI adalah 0,58 dan Consistency Ratio (CR)
adalah:
Karena CR < 0,1 maka Consistency Ratio (CR) dari perhitungan tersebut
dapat diterima.
Dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa perbandingan kriteria dalam
pemilihan perumahan terbaik dengan lokasi maka Perumahan Jakarta Garden City
dengan nilai 0,486 selanjutnya Perumahan Kota Wisata dengan nilai 0,328 dan
Perumahan Graha Raya Bintaro dengan nilai 0,187.
4.4.6. Matriks Perbandingan Berpasangan Level 6 Berdasarkan Design
Matriks perhitungan rata-rata untuk masing-masing elemen berdasarkan
kriteria Design dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.18 Matriks Design
Kriteria
Perumahan Jakarta
Garden City
Perumahan Kota Wisata
Perumahan Graha Raya Bintaro
Perumahan Jakarta Garden City 1,000 1,674 1,374
Perumahan Kota Wisata 0,597 1,000 1,614
Perumahan Graha Raya Bintaro 0,728 0,620 1,000
Total Kolom 2,325 3,294 3,988
Setelah mendapatkan total kolom, selanjutnya membuat normalisasi
matriks perbandingan berpasangan dengan membagi setiap nilai dari kolom
dengan total kolom. Kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris matriks
dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
Dibawah ini adalah hasil dari perhitungan normalisasi matriks perbandingan
berpasangan berdasarkan kriteria design:
Tabel IV.19 Normalisasi Matriks Design
Kriteria
Perumahan
Jakarta
Garden City
Perumahan
Kota Wisata
Perumahan Graha
Raya Bintaro
Total
Baris
Nilai
Rata-
Rata
Perumahan Jakarta
Garden City 0,430 0,508 0,345 1,283 0,428
Perumahan Kota
Wisata 0,257 0,304 0,405 0,965 0,322
Perumahan Graha 0,313 0,188 0,251 0,752 0,251
Raya Bintaro
Eigen
Vektor 1,000
Mengukur konsistensi dengan mengkalikan matriks perbandingan
berpasangan dengan nilai rata-rata dan jumlahkan setiap baris. Kemudian hasil
dari penjumlahan baris dibagi dengan nilai rata-rata. Selajutnya jumlahkan hasil
tersebut kemudian bagi dengan banyaknya elemen yang ada untuk mendapatkan
λ maks.
Perhitungan untuk mengukur konsistensi matriks perbandingan
berpasangan kriteria design sebagai berikut:
[
] [
] [
] [
] [
]
Karena matriks mempunyai 3 kriteria atau elemen, maka Consistency
Index (CI) yang diperoleh adalah:
Untuk n adalah 3, maka nilai RI adalah 0,58 dan Consistency Ratio (CR)
adalah:
Karena CR < 0,1 maka Consistency Ratio (CR) dari perhitungan tersebut
dapat diterima.
Dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa perbandingan kriteria dalam
pemilihan perumahan terbaik dengan lokasi maka Perumahan Jakarta Garden City
dengan nilai 0,426 selanjutnya Perumahan Kota Wisata dengan nilai 0,322 dan
Perumahan Graha Raya Bintaro dengan nilai 0,251.
4.4.7. Matriks Perbandingan Berpasangan Level 6 Berdasarkan Perizinan
Matriks perhitungan rata-rata untuk masing-masing elemen berdasarkan
kriteria Perizinan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.20
Matriks Perizinan
Kriteria
Perumahan
Jakarta Garden
City
Perumahan
Kota Wisata
Perumahan Graha
Raya Bintaro
Perumahan Jakarta Garden City 1,000 0,628 1,974
Perumahan Kota Wisata 2,005 1,000 2,709
Perumahan Graha Raya Bintaro 0,506 0,369 1,000
Total Kolom 3,512 1,997 5,683
Setelah mendapatkan total kolom, selanjutnya membuat normalisasi
matriks perbandingan berpasangan dengan membagi setiap nilai dari kolom
dengan total kolom. Kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris matriks
dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
Dibawah ini adalah hasil dari perhitungan normalisasi matriks perbandingan
berpasangan berdasarkan kriteria perizinan:
Tabel IV.21
Kriteria
Perumahan
Jakarta
Garden City
Perumahan
Kota Wisata
Perumahan
Graha Raya
Bintaro
Total
Baris
Nilai Rata-
Rata
Perumahan Jakarta
Garden City 0,285 0,314 0,347 0,947 0,316
Perumahan Kota
Wisata 0,571 0,501 0,477 1,548 0,516
Perumahan Graha
Raya Bintaro 0,144 0,185 0,176 0,505 0,168
Eigen 1,000
Normalisasi Matriks Perizinan
Mengukur konsistensi dengan mengkalikan matriks perbandingan
berpasangan dengan nilai rata-rata dan jumlahkan setiap baris. Kemudian hasil
dari penjumlahan baris dibagi dengan nilai rata-rata. Selajutnya jumlahkan hasil
tersebut kemudian bagi dengan banyaknya elemen yang ada untuk mendapatkan
λ maks.
Perhitungan untuk mengukur konsistensi matriks perbandingan
berpasangan kriteria perizinan sebagai berikut:
[
] [
] [
] [
] [
]
Karena matriks mempunyai 3 kriteria atau elemen, maka Consistency
Index (CI) yang diperoleh adalah:
Untuk n adalah 3, maka nilai RI adalah 0,58 dan Consistency Ratio (CR)
adalah:
Karena CR < 0,1 maka Consistency Ratio (CR) dari perhitungan tersebut
dapat diterima.
Dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa perbandingan kriteria dalam
pemilihan perumahan terbaik dengan lokasi maka Perumahan Kota Wisata dengan
Vektor
nilai 0,516 selanjutnya Perumahan Jakarta Garden City dengan nilai 0,316 dan
Perumahan Graha Raya Bintaro dengan nilai 0,168.
4.4.8. Perkalian Gabungan
Perkalian gabungan adalah perkalian antara nilai rata-rata dari kriteria
pemilihan perumahan terbaik dengan nilai rata-rata dari alternatif perumahan
terbaik.
Dari hasil perkalian gabungan diatas menunjukkan bahwa dalam
pemilihan perumahan terbaik adalah Perumahan Jakarta Garden City dengan nilai
0,411 kemudian Perumahan Kota Wisata dengan nilai 0,390 dan Perumahan
Graha Raya Bintaro dengan nilai 0,198
Mengukur konsistensi M dan Ḿ dengan :
M = CI level-2 + (vektor eigen level-2) (CI level-3) dan
Ḿ = RI level-2 + (vektor eigen level-2) (RI level-3).
Perhitungan untuk mengukur konsistensi matriks permilihan perumahan
terbaik adalah sebagai berikut:
Perumahan Jakarta Garden City 0,374 0,443 0,390 0,486 0,428 0,316 0,161
Perumahan Kota Wisata 0,428 0,352 0,427 0,328 0,322 0,516 x 0,252
Perumahan Graha Raya Bintaro 0,198 0,205 0,183 0,187 0,251 0,168 0,132
0,171
0,134
0,150
Perumahan Jakarta Garden City 0,060 0,112 0,051 0,083 0,057 0,047
Perumahan Kota Wisata 0,069 0,089 0,056 0,056 0,043 0,077
Perumahan Graha Raya Bintaro 0,032 0,052 0,024 0,032 0,034 0,025
Perumahan Jakarta Garden City 0,411
Perumahan Kota Wisata 0,390
Perumahan Graha Raya Bintaro 0,198
4.5. Perhitungan Data Menggunakan Expert Choice
Setelah melakukan perhitungan data menggunakan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) secara manual maka akan dilakukan perhitungan data
dengan menggunakan Software expert choice 2000 sebagai berikut:
1. Berdasarkan kriteria
Berikut adalah input nilai matriks perbandingan berpasangan berdasarkan
kriteria.
Perhitungan M dan Ḿ
M = CI level-2 + (vektor eigen level-2) (CI level-3)
M = 0,045 + 0,161 0,252 0,132 0,171 0,134 0,150 x 0,002
0,018
0,008
0,009
0,026
0,045
= 0,045 + 0,000 0,004 0,001 0,002 0,003 0,007
= 0,045 + 0,018
= 0,063
Ḿ = RI level-2 + (vektor eigen level-2) (RI level-3)
Ḿ = 1,240 + 0,161 0,252 0,132 0,171 0,134 0,150 x 1,240
1,240
1,240
1,240
1,240
1,240
= 1,240 + 0,199 0,312 0,163 0,212 0,167 0,186
= 1,240 + 1,240
= 2,480
Perhitungan CRH (Rasio Konsistensi Hirarki)
CRH = M/ Ḿ
CRH = = 0,0250,052 / 2,481
Gambar IV.2 Hasil Input Matriks Berdasarkan Kriteria
Di bawah ini adalah grafik eigen vektor berdasarkan kriteria.
Gambar IV.3
Grafik Hasil Input Matriks Berdasarkan Kriteria
2. Kriteria Lokasi
Berikut adalah input nilai matriks perbandingan berpasangan berdasarkan
kriteria lokasi
Gambar IV.4 Hasil Input Matriks Lokasi
Di bawah ini adalah grafik eigen vektor berdasarkan kriteria lokasi.
Gambar IV.5 Grafik Hasil Input Matriks Lokasi
3. Kriteria Fasilitas
Berikut adalah input nilai matriks perbandingan berpasangan berdasarkan
kriteria fasilitas.
Gambar IV.6 Hasil Input Matriks Fasilitas
Di bawah ini adalah grafik eigen vektor berdasarkan kriteria fasilitas
Gambar IV.7
Grafik Hasil Input Matriks Fasilitas
4. Kriteria Harga
Berikut adalah input nilai matriks perbandingan berpasangan berdasarkan
kriteria harga
Gambar IV.8 Hasil Input Matriks Harga
Di bawah ini adalah grafik eigen vektor berdasarkan kriteria harga
Gambar IV.9
Grafik Hasil Input Matriks Harga
5. Kriteria Keamanan
Berikut adalah input nilai matriks perbandingan berpasangan berdasarkan
kriteria keamanan.
Gambar IV.10 Hasil Input Matriks Keamanan
Di bawah ini adalah grafik eigen vektor berdasarkan kriteria keamanan
Gambar IV.11
Grafik Hasil Input Matriks Keamanan
6. Kriteria Design
Berikut adalah input nilai matriks perbandingan berpasangan berdasarkan
kriteria design
Gambar IV.12 Hasil Input Matriks Design
Di bawah ini adalah grafik eigen vektor berdasarkan kriteria design
Gambar IV.13
Grafik Hasil Input Matriks Design
7. Kriteria Perizinan
Berikut adalah input nilai matriks perbandingan berpasangan berdasarkan
kriteria perizinan
Gambar IV.14 Hasil Input Matriks Perizinan
Di bawah ini adalah grafik eigen vektor berdasarkan kriteria perizinan
Gambar IV.15
Grafik Hasil Input Matriks Perizinan
8. Hasil akhir perhitungan software expert choice 2000
Di bawah ini adalah hasil akhir dari perhitungan software expert choice 2000
untuk pemilihan perumahan terbaik.
Gambar IV.16 Grafik Synthesize With Respect To Goal
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari skripsi yang berjudul: “Pemilihan Perumahan Terbaik
Untuk Karyawan Divisi Internal Appraisal Bank Commonwealth Jakarta
Menggunakan Analytical Hierarchy Proses” adalah sebagai berikut :
1. Aplikasi sistem pendukung keputusan yang dibangun dengan menggunakan
metode AHP ini dapat memberikan kemudahan kepada karyawan dalam
menentukan pilihan perumahan dari nilai perbandingan masing-masing
perumahan yang dipilih oleh karyawan.
2. Di dalam skripsi ini terdapat 3 pilihan alternatif yaitu Perumahan Jakarta
Garden City, Perumahan Kota Wisata dan Perumahan Graha Raya Bintaro.
Tingkat keakuratan dalam menentukan perumahan terbaik dengan
menggunakan metode AHP ini dapat dinilai dari Consistency Ratio
Hierarchy / CRH < 10%, maka hasil perhitungan dapat dinyatakan benar,
dalam skripsi ini perhitungan Consistency Ratio Hierarchy / CRH adalah
0,025 tu artinya nilai dapat diterima dan hasil perhitungan dinyatakan benar.
3. Berdasarkan vector eigen keputusan, didapatkan hasil sebagai berikut
a. Perumahan Jakarta Garden City memiliki nilai yang tertinggi yaitu
0,411
b. Perumahan Kota Wisata memiliki nilai kedua tertinggi yaitu 0.390
c. Perumahan Graha Raya Bintaro memiliki nilai terendah yaitu 0,198
Sehingga bisa disimpulkan bahwa perumahan terbaik pada divisi Internal
Appraisal Bank Commonwealth adalah Perumahan Jakarta Garden City.
4. Perhitungan matriks perbandingan dalam penelitian ini kriteria yang paling
penting adalah fasilitas dengan nilai 0,266 kemudian keamanan dengan
nilai 0,172, lokasi dengan nilai 0,159, perizinan dengan nilai 0,159, design
dengan nilai 0,130 dan harga dengan nilai 0,115.
5.2 Saran
Mendasarkan berbagai kelebihan dan kekurangan yang disebutkan di atas,
maka penulis menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Perlu ditambahkan kriteria agar karyawan dapat membandingkan beberapa
rumah yang tersedia.
2. Perlu ditambahkan juga alternatif pemilihan perumahan nya agar
karyawan dapat memilih perumahan mana yang diminati.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, R. M., & Utami, Y. D. (2018). Pemberian Reward Berdasarkan Penilaian Kinerja Karyawan Dengan Metode Ahp Pada. 3(2), 181–188.
Firdaus, & Zamzam, F. (2018). Aplikasi Metodologi Penelitian (Pertama).
Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=MQZaDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=metodologi+penelitian&hl=ban&sa=X&ved=0ahUKEwjz8PSg-
pPjAhVZOisKHV_vAMEQ6AEIUTAJ#v=onepage&q=metodologi penelitian&f=false
Latif, L. A., Jamil, M., & Abbas, S. H. (2018). Sistem Pendukung Keputusan Teori dan Implementasi (Pertama). Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=TeBjDwAAQBAJ&pg=PA43&dq=Sistem+Pendukung+Keputusan+AHP&hl=ban&sa=X&ved=0ahUKEwjQlJ7QnonjAhUeknAKHX-kBNUQ6AEINTAD#v=onepage&q=Sistem Pendukung
Keputusan AHP&f=false
MARDIYATI, S., JULIANA, & DRIYANI, D. (2016). Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Program Studi. Faktor Exacta, 8(2), 63–71.
Nofriansyah, D. (2014). KONSEP DATA MINING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (U. F. Hastanto, ed.). Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=PoJyCAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=dicky+nofriansyah&hl=ban&sa=X&ved=0ahUKEwjNuIaz5IfjAhVDWX0KHfODBdEQ6AEIJTAA#v=onepage&q=dicky nofriansyah&f=false
Pratiwi, H. (2016). Buku Ajar Sistem Pendukung Keputusan (H. Rahmadhani, ed.). Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=8HB5DwAAQBAJ&dq=heny+pratiwi&hl=ban&sa=X&ved=0ahUKEwjEhKOgq4fjAhUR5o8KHfKkCtgQ6AEIJTA
A
Rais, M. S. (2016). Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan Lokasi
Perumahan Menggunakan Analytical Hierarchy Process ( AHP ). Riau Journal Of Computer Science, 2(2), 59–72.
Setiyaningsih, W. (2015). KONSEP SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (E. F. Rochman, ed.). Malang: Yayasan Edelweis.
Suwandi, A. (2015). Pengambilan Keputusan Pemilihan Perumahan Menengah Dan Sederhana Di Kabupaten Sumenep Dengan Analytical Hierarchy
Process. EXTRAPOLASI: Jurnal Teknik Sipil, 8(02), 169–176. Retrieved from http://jurnal.untag-
sby.ac.id/index.php/EXTRAPOLASI/article/view/986
Utomo, S., & Mardiono, T. (2018). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Rumah Pada Perumahan Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy
Process. IX(1).
Zulfi Azhar. Masitah Handayani. (2018). Analisis Faktor Prioritas Dalam
Pemilihan Perumahan KPR Menggunakan Metode AHP. Jurnal Manajemen Informatika & Sistem Informasi (MISI), 1(2), 19–22.