skripsi - etheses.uinmataram.ac.idetheses.uinmataram.ac.id/933/1/reni kusniati152135254.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
DAMPAK PERTAMBANGAN EMAS TERHADAP
PENDAPATAN PENAMBANG DI DESA LEBANGKAR
KECAMATAN ROPANG KABUPATEN SUMBAWA
(PERSFEKTIF EKONOMI ISLAM)
OLEH:
RENI KUSNIATI
152.135.254
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2017
ii
DAMPAK PERTAMBANGAN EMAS TERHADAP PENDAPATAN PENAMBANG DI DESA LEBANGKAR KECAMATAN ROPANG
KABUPATEN SUMBAWA (Perspektif Ekonomi Islam)
SKRIPSI Diajukan kepadaUniversitas Islam Negeri Mataram
Untuk melengkapi persyaratan mencapaigelar Sarjana Strata Satu (S1) Ekonomi Syari’ah
OLEH: RENI KUSNIATI
152.135.254
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
م خلق أحسن ن ي منين ل ال ا ك
‘’Dan orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baikak
ahlaknya’’.
viii
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Ibunda (Sena) dan Ayahanda (Abas Dali) tercinta yang telah bersusah
payah dan tak henti-hentinya memanjatkan doa untuk kesuksesan dan
keberhasilanku. Kupersembahkan karya tulis ini sebagai kado terindah
dari Anandamu ini. Terimakasih yang tak terhinga Ananda ucapkan
untukmu Bunda dan Ayahandaku tercinta.
2. kakak-kakakku & Adik-adikku tersayang (,Irvan Majaris Jandesta,
Sabaria, Dedi Irawan) yang selalu menjadi semangatku untuk menjadi
contoh terbaik buat mereka.
3. Almamaterkutercinta UIN Mataram...
ix
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia dah hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan
pada waktunya, tidak lupa penulis sampaikan shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW, berkat rahmat dan taufiq-Nya, skripsi tentang“ Dampak
Pertambangan Emas Terhadap Pendapatan Penambang Di Desa Lebangkar
Kecamatan Ropang Kabupaten Sunbawa (PerspektifEkonomi Islam)” ini
dapat peneliti rampungkan penulisannya.
Selanjutnya peneliti ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dengan
hati yang penuh ketulusan kepada pihak-pihak yang terkait sebagai berikut:
1. BapakDr. H. Ahmad Amir Aziz M A.gselaku pembimbing I,Dr. H. M. Said
Ghazali, Lc. MA,selaku pembimbing II atas jasa budi baik beliau berdua
meluangkan waktunya untuk mengoreksi,mengarahkan maupun saran-saran
yang berharga kepada peneliti dalam rangka penulisan skripsi ini.
2. Rektor UIN Mataram.
3. Bapak Dr. H. Musawar M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari`ah dan
Ekonomi Islam IAIN Mataram.
4. Semua dosen serta seluruh civitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataramyang telah memberikan bimbingannya kepada peneliti selama
menimba ilmu di bangku kuliah. dan Guru-guru peneliti sejak duduk di
x
bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, sampai Sekolah
Menegah Atas maupun guru-guru non-formal peneliti, yang telah mengajar
dan mendidik peneliti dengan penuh ketekunan dan keihlasan, sehingga
peneliti bisa dituntun untuk memilah antara yang benar dan salah.
5. Kepala Kelurahan dan staf Kelurahan DesaLebangkar.
6. Kedua orang tua peneliti yang dengan ikhlas dan tekun memelihara dan
mendidik dari sejak usia timbangan sampai dewasa saat ini.
7. Semua keluarga peneliti tanpa terkecuali dari keluarga terdekat sampai
kepada keluarga terjauh beserta adik-adikku (teruskanlah pendidikanmu)
yang telah memberikan semangat dan motivasi materil, moril, dan spiritual
dalam menuntut ilmu terutama dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kawan-kawan seperjuangan yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
9. Pihak-pihak lain yang memang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu. atas
segala bantuan yang telah diberikan, semoga Allah SWT. memberikan
imbalan yang setimpal atas segala bantuan dan kebaikan mereka kepada
peneliti.
Terakhir, penelitiberharapsemogaskripsi yang sederhana ini
memberikan mamfaat bagi kita semua. Amin.
Mataram, 06 Desember2017
Peneliti.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HalamanSampul .................................................................................................. i
HalamanJudul ..................................................................................................... ii
HalamanPersetujuan .......................................................................................... iii
Nota Dinas ............................................................................................................ iv
PernyataanKeaslian ............................................................................................ v
HalamanPengesahan ........................................................................................... vi
Halaman Motto .................................................................................................. vii
HalamanPersembahan ........................................................................................ viii
Kata Pengantar ................................................................................................... ix
Daftar Isi ............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................. 6
D. Telaah Pustaka............................................................................... 7
E. Kerangka Teoritik ......................................................................... 11
F. Metode Penelitian .......................................................................... 25
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Profil DesaLebangkar ........................................................................... 34
B. Kondisi EkonomiDesaLebangkar ........................................................ 38
C. Objekpertambangan ............................................................................. 40
D. Proses PenambanganEmas di DesaLebangkar .................................. 42
E. DampakEkonomisPenambanganEmas di Desa
Lebangkar .............................................................................................. 45
xii
BAB III ANALISIS
A. Pandangan Ekonomi Islam Terhadap Praktik Pertambangan
Emas di Desa Lebangkar ...................................................................... 48
B. Dampak Pertambangan Emas Terhadap Pendapatan
Masyarakat Desa Lebangkar ............................................................... 55
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 60
B. Saran-saran ............................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
Oleh:
RENI KUSNIATI 152.135.254
DAMPAK PERTAMBANGAN EMAS TERHADAP PENDAPATAN PENAMBANG DI DESA LEBANGKAR
KECAMATAN ROPANG KABUPATEN SUMBAWA (PERSFEKTIF EKONOMI ISLAM)
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui dampak Pertambangan Emas dan Untuk mengetahui Perspektif Ekonomi Islam terhadap dampak Pertambangan Emas di Desa Lebangkar. Jenis penelitian ini adalah Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan survey. Sumber data yang diperoleh yaitu sumber data primer dan sekunder. Pengumpulan data melalui teknik observasi, interview, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya dengan cara mereduksi data, display data dan mengambil kesimpulan.
Permasalahan yang dibahas meliputi Bagaimana dampak Pertambangan Emas terhadap Pendapatan Penambang dan Bagaimana Perspektif Ekonomi Islam terhadap dampak Pertambangan Emas yang ada di Desa Lebangkar Kec. Ropang Kab.Sumbawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambangan Emas di Desa Lebangkar dapat menimbulkan dampak negatif juga dampak positif. Dampak negatif yang ditimbulkan terhadap perekonomian masyarakat yaitu berkurangnya tempat lahan untuk berkebun lahan yang sudah dijadikan lahan pertambangan mengalami penurunan tingkat kesuburan tanah sehingga pendapatan masyarakat berkurang dan mengakibatkan kerusakan hutan. Dampak positif yang paling menonjol dirasakan masyarakat setempat terutama dsetelah penambangan adalah pendapatan penambang yang semakin meningkat dibandingkan sebelum adanya penambangan serta berkurangnya pengangguran. Dalam perspektif ekonomi Islam, penambangan emas merupakan suatu hal yang bertentangan, jika proses pertambangan itu tidak dilakukan secara baik dan benar, karena bisa mengakibatkan kerusakan hutan dan pencemaran lingkungan serta merugikan masyarakat, dalam hal ini Islam melarang keras manusia merusak alam dengan memanfaat sumber daya alam namun tidak memperhatikan kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan. Oleh karena itu fardu‘ain bagi setiap umat muslim yang berusaha memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Dengan cacatan usaha yang dilakukan harus sesuai dengan ketentuan hukum, Baik itu hukum Negara maupun hukum islam.
Kata Kunci: Pertambangan Emas, Pendapatan Penambang, perspekEtif Ekonomi Islam
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka
panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami
dunia hanya dua abad belakangan ini, dan oleh Simon Kuznets, seorang ahli
ekonomi terkemuka di Amerika Serikat yang pernah memperoleh hadiah Nobel
dinyatakan bahwa, proses pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakannya
sebagai Modern Economic Growth. Dalam berbagai periode tersebut, dunia
telah mengalami perkembangan pembangunan yang sangat nyata apabila
dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Sampai abad ke-18,
sebagian besar masyarakat di dunia masih hidup pada tingkat subsistem, dan
mata pencaharian utamanya adalah dari melakukan kegiatan di sektor pertanian,
perikanan dan berburuh.1
Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses
pertumbuhan output perkapita dalam jangka panjang. Hal ini berarti, bahwa
dalam jangka panjang, kesejahteraan tercermin pada peningkatan output
perkapita yang sekaligus memberikan banyak alternatif dalam mengkonsumsi
barang dan jasa, serta diikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin
1 Sukirno, Sadono. Pengantar teori makroekonomi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998),hlm 413.
2
meningkat. Pertumbuhan Ekonomi juga bersangkutpaut dengan proses
peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat.2
Dapat dikatakan, bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang
berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan
pendapatan. Dalam hal ini berarti terdapatnya kenaikan dalam pendapatan
nasional yang ditunjukkan oleh besarnya nilai Produk Domestik Bruto (PDB).
Indonesia, sebagai suatu negara yang sedang berkembang, sejak tahun
1969 dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap,
tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan kestabilan. Pembangunan nasional
mengusahakan terciptanya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, yang pada
akhirnya memungkinkan terwujudnya peningkatan tarap hidup dan
kesejahteraan seluruh rakyat.
Telah kita ketahui bahwa tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk
meningkatkan tarap hidup penduduk atau masyarakat yang bersangkutan, yang
bisa diukur dengan kenaikan pendapatan rill per kapita. Pendapatan rill per
kapita adalah sama dengan pendapatan Nasional rill atau output secara
keseluruhan yang dihasilkan selama satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk
seluruhnya. Jadi standar hidup tidak akan dinaikkan kecuali jika output total
meningkat dengan lebih cepat dari pada pertumbuhan jumlah penduduk.3
Pentingnya usaha meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat desa
didasarkan atas kenyataan bahwa peluang kerja untuk mendapatkan pekerjaan
2 Boediono. Ekonomi Makro, (Yogyakarta: BPFE, 1993),hlm 1-2 3 Irwan, M. Suparmoko, Ekonomika Pembangunan Edisi VI, (Yogyakarta: BPFE, 1997), hlm. 83.
3
dipedesaan sangat kecil dan sektor industri (perkotaan) sulit diharapkan untuk
dapat menyerap tenaga kerja dari desa.
Seiring dengan perkembangan pembangunan ekonomi yang meniti
beratkan pada pertumbuhan sering bertentangan dengan prinsip pelestarian
alam, sehingga sering dikatakan bahwa antara pembangunan ekonomi dan
lingkungan terkesan kontradiktif.
Industri pertambangan di Indonesia mungkin merupakan salah satu
sektor usaha yang teramat sedikit dipahami, walaupun industri pertambangan
ini adalah yang paling banyak menjadi sorotan publik, bila diusahakan oleh
pihak asing. Usaha yang menggrogiti kekayaan alam kita, ia banyak sekali
disebut juga sebagai pemboyong keuntungan besar, Sektor ini dituduh pula
sebagai perusak lingkungan dengan berbagai dampak pisik, biologi, dan
sosialnya. Departemen pertambangan yang sebetulnya harus melindungi dan
membina sektor usaha ini dan menampilkan sebagai salah satu tonggak
pembangunan yang amat potensial dan kokoh, jarang sekali berani berdiri tegak
dihadapan umum untuk membela sektor yang amat vital ini.4
Kegiatan eksplorasi yang dilakukan pelaku usaha pertambangan banyak
dihentikan karena jumlah potensi sumber daya dan cadangan bahan galian yang
ditemukan tidak sesuai dengan yang diharapkan, karena memiliki sumber daya
yang relative sedikit. Hal tersebut dapat terjadi karena usaha pertambangan
selain tergantung kepada kuantitas dan kualitas sumber daya juga sangat
4 A. R. Soehoes, Bunga Rampai Pembangunan,(Jakarta:Puri Padjar dan Fakultas Teknik UI,2002), hlm. 49.
4
dipengaruhi oleh kondisi hukum, ekonomi, sosial budaya, dan perkembangan
teknologi.
Potensi sumber daya bahan galian yang bernilai ekonomis sangat
diminati oleh para pelaku usaha pertambangan berskala besar, sementara yang
bernilai marginal dapat diusahankan oleh pelaku usaha pertambangan skala
kecil. Jika hal tersebut dapat berjalan maka pemamfatan bahan galian berjalan
secara optimal sesuai azas konservasi.
Meskipun usaha pertambangan tersebut bersekala kecil, seluruh
kegiatan penambangannya seharusnya dilakukan secara baik dan benar,
sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan sosial
ekonomi daerah sekitarnya.
Kondisi perekonomian Desa Labangkar diperkirakan mengalami
peningkatan pendapatan, hal ini dari hampir 70% penduduk usia produktif
melakukan kegiatan pertambangan dan bukan hanya pendapatan penambang
bertambah juga tingkat kesejahteraan penambang Desa Lebangkar semakin
naik, hal ini bisa dilihat dari berkurangnya pengangguran di Desa tersebut, di
Desa Lebangkar Kecamatan Ropang Kabupaten Sumbawa terdapat tempat
pertambangan emas yang dilakukan oleh masyarakat desa setempat. Potensi
sumber daya alam yang dimiliki oleh Desa Lebangkar termasuk dalam potensi
sedang, hal ini bisa dilihat dari banyaknya daerah pertanian yang dimiliki,
kondisi hutan, tanah pertanian dan lain-lain.
Berdasarkan hasil observasi awal, salah seorang warga pelaku
pertambangan di Desa Lebangkar, mengakui mengalami peningkatan
5
pendapatan yang dulunya berpenghasilan tiap harinya 20 ribu sampai 50 ribu,
tetapi setelah adanya tambang penghasilannya bisa mencapai 1.000.000 sampai
2.000.000 per hari. Bahkan dalam satu kali pencairan dia bisa membangun dan
memperbaiki rumah, membuat warung, membeli kendaraan (motor atau mobil),
serta membantu sanak keluarganya secara financial. waktu pencairan satu kali
dalam sebulan dan kegiatan penambangan dilakukan secara berkelompok dalam
satu kelompok terdiri dari 5 sampai 20 Orang, dengan pemilik modal sebagai
ketua kelompok.5
Peranan pertambangan emas di Desa Lebangkar tidak dipandang
sebagai perkembangan dan pertumbuhan ekonomi daerah, hal ini dilihat dari
beberapa aspek antara lain, penambangan dilakukan oleh masyarakat Desa
setempat secara bebas dengan tidak memperhatikan dampak yang diakibatkan
oleh kegiatan penambangan tersebut.
Padahal dalam perspektif ekonomi Islam, praktek penambangan emas
yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lebangkar merupakan suatu hal yang
bertentangan, karena selain tidak memiliki izin dari pemerintah, proses
pertambangan juga tidak dilakukan secara baik dan benar.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti pertambangan emas
yang berada di Desa Labangkar. Untuk menyelesaikan masalah tersebut penulis
mengangkat judul “Dampak Pertambangan Emas terhadap Pendapatan
Penambang di Desa Lebangkar Kecamatan Ropang Kabupaten Sumbawa
(Perspektif Ekonomi Islam).”
5 Wawancara dengan warga pelaku pertambangan, (Akhyar Rosidi ), tanggal 28 April 2017.
6
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat menarik rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak Pertambangan Emas terhadap Pendapatan Penambang
di Desa Lebangkar Kec. Ropang Kab. Sumbawa?
2. Bagaimana Perspektif Ekonomi Islam terhadap dampak Pertambangan
Emas di Desa Lebangkar Kec. Ropang Kab.Sumbawa?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam menyususn
skripsi ini, antara lain:
a. Untuk mengetahui dampak Pertambangan Emas terhadap Pendapatan
Penambang di Desa Lebangkar
b.Untuk mengetahui Perspektif Ekonomi Islam terhadap dampak
Pertambangan Emas di Desa Lebangkar.
2. Manfaat
a. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu
masukan bagi:
1) Penambang Desa Labangkar pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya dalam melakukan praktik pertambangan.
2) Instansi pemerintah dan yang terkait agar lebih memperhatikan
kondisi lingkungan di areal pertambangan.
7
3) Juga dapat dijadikan sebagai acuan bagi mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam khususnya Program Studi Ekonomi
Syariah yang ingin mengembangkan penelitian ini.
b. Secara teoretis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan
menambah khazana ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi Islam
pada khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan industri
pertambangan dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
D. Telaah Pustaka
Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap studi-studi atau karya-
karya terdahulu yang berdekatan atau berkaitan topiknya dengan penelitian
yang sedang dilakukan guna untuk menghindari duplikasi, serta menjamin
keaslian dan keabsahan penelitian yang dilakukan.
Tinjauan pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran topik
yang akan diteliti dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya sehingga tidak ada pengulangan. Berdasarkan pengamatan dan
pengetahuan peneliti bahwa penelitian yang dianggap terkait dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Rosiana, Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Perubahan pola hidup
Masyarakat Setelah Adanya Tambang Emas di Sekotong Tengah
Kecamatan Sekotong Lombok Barat, (2015). Penelitian ini membahas
tentang perubahan pola hidup masyarakat setelah adanya tambang emas di
Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong Lombok Barat, dengan
8
menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan
bahwa dengan adanya pertambangan emas di Desa Sekotong Tengah
tersebut membuat pola hidup masyarakat berubah dari segi pendapatan,
ekonomi, kebutuhan agama, sosial dan pendidikan, sehingga aturan agama
tentang pola hiduppun tidak dijalankan mereka menghabiskan harta dalam
hal yang tidak bermanfaat, padahal itu tidak tercermin dalam pola hidup
Islam. Menggunakan teori pola hidup dalam Islam, prilaku hidup dalam
Islam, prinsip Islam tentang pola hidup.6
Kemudian persamaan dari hasil penelitian di atas dengan yang
dilakukan peneliti adalah sama-sama menganalisis dan memahami tinjauan
Islam baik itu hukum Islam atau ekonomi Islam tentang pertambangan
emas, pendapatan dan sebagainya.
Adapun yang membedakan hasil penelitian di atas dengan penelitian
yang penulis lakukan ini yaitu:
Tempat Penelitian: Desa Lebangkar Kecamatan Ropang Kabupaten
Sumbawa.
Tema : peneliti terdahulu fokus meneliti tentang perubahan pola hidup
masyarakat, sedangkan penelitian saat ini fokus meneliti tentang dampak
pertambangan emas terhadap pendapatan msyarakat di Desa Labangkar
Kecamatan Ropang kabupaten Sumbawa.
6Rosiana,” Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Perubahan pola hidup Masyarakat Setelah Adanya Tambang Emasdi Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong Lombok Barat, “(skripsi, IAIN Mataran, Mataram, 2015), hlm. 73-74.
9
2. Zulfaizin, Dampak Pertambangan Bahan Galian C terhadap Pembangunan
Perekonomian Masyarakat Desa Gerung Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat (Perspektif Ekonomi Islam) 2010. Dalam penelitian ini
peneliti menemukan adanya dampak yang diakibatkan oleh penambangan,
yaitu dampak negatif dan dampak positif dari penambangan tersebut.
Dampak negatif yang ditimbulkan terhadap perekonomian
masyarakat, yaitu berkurangnya tempat lahan untuk bertani, lahan yang
sudah dijadikan lahan pertambangan mengalami penurunan tingkat
kesuburan tanah sehingga pendapatan petani berkurang dan kerusakan jalan
raya yang mengakibatkan jalur transportasi sulit untuk dilalui.
Dampak positif yang paling menonjol dirasakan masyarakat
setempat terutama setelah pertambangan adalah pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi masyarakat yang semakin meningkat dibandingkan
sebelum adanya pertambangan.7
Menelaah dari skeripsi tersebut peneliti menemukan kesamaan dari
hasil penelitian diatas yaitu sama-sama menganalisis dan memahami
tinjauan Islam baik dari hukum Islam atau ekonomi Islam tentang
pertambangan yang dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan
pendapatan.
Adapun yang membedakan hasil penelitian di atas dengan penelitian
yang penulis lakukan ini yaitu:
7Zulfaizin, “Dampak Pertambangan Bahan Galian C terhadap Pembangunan Perekonomian Masyarakat Desa Gerung Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat,” (skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2010), hlm. 75.
10
Dalam skiripsi terdahulu yang menjadi fokus permasalahnnya
adalah Dampak pertambangan bahan galian C terhadap pembangunan
perekonomian masyarakat, sedangakan dalam penelitian yang sedang dikaji
fokus penelitiannya adalah pada masyarakat Lebangkar, pada pendapatan
masyarakat setelah adanya tambang emas.
3. Buku Irwan dan M. Suparmoko, dengan judul “Ekonomika Pembangunan”
yang membanhas tentang pengaruh output pada suatu saat tertentu
ditentukan oleh tersedianya atau pemanfaatan sumber daya alam maupun
sumber daya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka
kehidupan ekonomi (sistem perekonomian), dalam buku tersebut juga
membahas tentang teori pembangunan ekonomi baik dari aliran klasik,
aliran neo klasik, teori Karl Marx dan teori Schumpeter dan peran sumber
daya alam dalam pembangunan ekonomi suatu negara.8
Dari telaah pustaka yang saya dapatkan hanya skripsi dari Zulfaizin
dan Rosiana yang berkaitan dengan judul saya angakat sehingga judul yang
saya angkat ini adalah proposal asli karya saya sendiri.
E. Kerangka Teori
Untuk memperjelas permasalahan yang menjadi obyek kajian dalam
penelitian ini, terlebih dahulu perlu diberikan penjelasan tentang tinjauan
industri pertambangan dan pendapatan.
1. Industri Pertambangan
8 Irwan, M. Suparmoko, Ekonomika Pembangunan VI,( Yogyakarta: BPFE, 2002), hlm. 5-159.
11
a. Pengertian
Usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan
bahan galian yang meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi,
study kelayakan, konstruksi dan oprasi produksi.9 Usaha pertambangan
merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya
alam tambang (bahan galian) yang terdapat didalam bumi.
Bahan galian dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:10
1) Bahan galian strategis
Bahan galian strategis merupakan bahan galian untuk
kepentingan pertahanan serta perekonomian Negara. Bahan
galian setrategis disebut juga golongan bahan galian A. bahan
galian strategis dibagi menjadi enam golongan, yaitu:
a) Minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam.
b) Bitumen padat, aspal.
c) Antrasit, batu bara, batu bara muda.
d) Aranium, radium, thorium dan bahan-bahan radio aktif
lainnya.
e) Nikel, kobal dan
f) Timah.
2) Bahan galian vital
9 Salim HS, Hukum Pertambangan di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 54. 10Ibid., hlm. 44-45.
12
Bahan galian vital merupakan bahan galian yang dapat
menjamin hajat hidup orang. Bahan galian ini disebut juga
golongan bahan galian B. bahan galian vital digolongkan menjadi
8 golongan, yaitu:
a) Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium,
titanium.
b) Bauksit, tembaga, timbale, seng.
c) Emas, platina, perak, air raksa, intan.
d) Arsin, antimon, bismuth.
e) Yttrium, rtutenium, cerium dan logam-logam langka
lainnya.
f) Brillium, korundum, zircon, Kristal kwarsa.
g) Kriolit, fluorspar, barit.
h) Yodium, brom, klor, belerang.
3) Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis dan vital.
Bahan galian yang tidak termasuk golongan strategis dan
vital, yaitu bahan galian yang lasim disebut dengan galian C.
bahan galian ini dibagi menjadi sembilan golongan, yaitu:11
a) Nitrat-nitrat (garam dari asam sendawa, dipakai dalam
campuran pupuk, HNO3), pospat-pospat, garam batu
(halite).
11 Ibid., hlm 46.
13
b) Asbes, talk, mika, grapit magnesit.
c) Yarosit, leusit, tawas (alum), oker.
d) Batu permata, batu setengah permata.
e) Pasir kwarsa, kaolin, peldasfar, gips, betonit.
f) Batu apung, tras, absidian, perlit, tanah diatomi, tanah resap.
g) Marmer, batu tulis.
h) Batu kapur, dolomite, kalsit.
i) Granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, tanah pasir
sepanjang tidak mengandung unsur mineral golongan A dan
B.12
Pengolongan bahan galian ini didasarkan kepada:13
1) Nilai setrategis/ekonomis bahan galian terhadap negara
2) Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam
3) Penggunaan bahan galian bagi industri
4) Pengaruhnya terhadap kehiduapan rakyat banyak
5) Penyebaran pembangunan di daerah.
b. Peroses Penambangan
Usaha pertambangan bahan-bahan galian dibedakan menjadi
enam macam, yaitu:14
1) Penyelidikan umum
12 Sukandarrumidi, Bahan Galian Industri, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 251. 13Salim HS, Hukum Pertambangan, hlm. 44. 14Ibid.,hlm. 53-54.
14
Usaha pertambangan penyelidikan umum merupakan usaha
untuk menyelidiki secara geologi umum atau fisika, di daratan
perairan dan dari udara, segala sesuatu dengan maksud untuk
membuat peta geologi umum atau untuk menetapkan tanda-tanda
adanya bahan galian pada umumnya.
2) Eksprorasi
Usaha eksplorasi adalah segala penyelidikan geologi
pertambangan untuk menetapkan lebih teliti/saksama adanya dan
sifat letakan bahan galian.15
3) Eksploitasi
Eksploitasi adalah usaha pertambangan dengan maksud untuk
menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya.
4) Pengolahan dan Pemurnian
Pengolahan dan Pemurnian adalah pengerjaan untuk
mempertinggi mutu bahan galian serta untuk memanfaatkan dan
memperoleh unsur-unsur yang terdapat pada bahan galian itu.
5) Pengangkutan
Usaha pengangkutan adalah segala usaha pemindahan bahan
galian dan hasil pengolahan dan pemurnian bahan galian dari daerah
eksplorasi atau tempat pengolahan atau pemurnian.
6) Penjualan
15http://kumpulaninfotambang.blogspot.com/2011/12/tahapan-tahapan-kegiatan-usaha.html, Di
unduh 28 April 2017 pukul 20:23 WITA.
15
Usaha penjualan adalah segala usaha penjualan bahan galian dan
hasil pengolahan ataupun pemurnian bahan galian.16
Usaha pertambangan tidak hanya dilakkan oleh pemerintah
semata-mata tetapi dapat juga dilakukan oleh koperasi, badan atau
perseorangan. Hal ini telah diatur dalam pasal 5 UU No. 11 tahun
1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok pertambangan di tentukan
bahwa usaha pertamabangan dapat dilakukan oleh:17
a) Instansi pemerintah yang ditunjuk oleh menteri
b) Perusahaan Negara
c) Perusahaan Daerah
d) Peruahaan dengan modal bersama antar Neagara dan Daerah
e) Koperasi
f) Badan atau perseorangan swasta
g) Perusahaan dengan modal bersama antar negara dan atau daerah
dengan koperasi dan atau per orangan swasta.
c. Pertambangan rakyat
Di dalam Undang-ungang No. 11 tahun 1967 tentang ketentuan-
ketentuan pokok pertambangan, tidak di temukan secara eksplisit
tentang asal-asas hukum pertambangan. Namun, apabila dikaji secara
mendalam berbagai substansi pasal-pasal di dalamnya maupun yang
tercantum dalam penjelasannya, kita dapat mengidentifikasi asas-asas
16Sukandarrumidi, Bahan Galian Industri, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 252. 17 Salim HS, Hukum Pertambangan di Indonesia Cetakan Ke-VII, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 55.
16
hukum pertambangan yang terdapat dalam undang-undang No. 11 tahun
1967. Asas-asas itu meliputi asas manfaat, asas pengusahaan, asas
keselarasan, asas parsitifatif, asas musyawarah dan mufakat. Di dalam
undang-undang itu tidak ditemukan pengertian yang terkandung dalam
asas-asas hukum tersebut. Untuk itu, berikut ini diberikan penjelasan
tentang pengertian kelima asas hukum sebagai mana yang terkandung
dalam undang-undang No.11 tahun 1967.18
1) Asas manfaat
Asas manfaat merupakan asas, dimana di dalam pengusahaan
bahan galian dapat di manfaatkan/digunakan untuk sebesar besarnya
untuk kemakmuran rakyat.19
2) Asas pengusahaan
Asas pengusaan merupakan asas, dimana di dalam
penyelenggaraan usaha pertambangan atau bahan galian yang
terdapat di dalam hukum pertambangan Indonesia dapat diusahakan
secara optimal.
3) Asas keselarasan
Asas keselarasan merupakan asas, dimana ketentuan undang-
undang pokok pertambangan harus selaras atau sesuai dengan cita-
cita dasar Negara Republik Indonesia.
4) Asas partisipatif
18Ibid, hlm. 11-13. 19 Salim HS, Hukum Pertambangan Mineral dan Batubara, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012),
hlm. 22.
17
Asas partisipatif merupakan asas, dimana pihak swasta maupun
perorangan diberikan hak untuk mengusahakan bahan galian yang
terdapat dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia.
5) Asas musyawarah dan mufakat
Asas musyawarah dan mufakat merupakan asas, dimana
pemegang kuasa pertambangan yang menggunakan hak atas tanah
hak milik harus membayar ganti kerugian kepada pemilik hak atas
tanah yang besarnya ditentukan berdasarkan hasil musyawarah dan
disepakati oleh ke dua belah pihak.20
Pada prinsipnya, badan hukum atau prorangan yang ingin
memperoleh kuasa pertambangan, maka yang bersangkutan harus,
memenuhi syarat-syarat dan mengikuti prosedur yang diperoleh dalam
perundang-undangan yang berlaku. Syarat dan prosedur untuk memperoleh
kuasa pertambangan diatur dalam pasal 13 peraturan pemerintah nomor 75
tahun 2001 ditentukan permintaan kuasa pertambangan diajukan sesuai
bentuk yang diterapkan oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Wali Kota dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Unuk satu wilayah kuasa pertambangan harus diajuakan permintaan
tersendiri.
2. Lapangan yang terpisah tidak dapat diminta sebagai wilayah kuasa
pertambangan.
20http://everythingaboutvanrush88.blogspot.com/2015/03/asas-asas-hukum-pertambangan-di.html diunduh 28 april 2017 20:30 WITA
18
Dalam permintaan kuasa pertambangan penyelidikan umum,
eksplorasi atau eksploitasi harus dilampirkan peta wilayah kuasa
pertambangan yang diminta dengan:21
1. Penunjukan batas- batas yang jelas
2. Menyebutkan jenis bahan galian yang akan diusahakan
3. Melampirkan peta
Faktor-faktor yang menyebabkan pembatalan kuasa pertambangan
yaitu:22
1. Pemegang kuasa pertambangan tidak memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan; dan
2. Pemegang kuasa pertambangan ingkar dalam menjalankan pemerintah
dan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh pihak yang berwajib untuk
kepentingan negara.
2. Pendapatan
a. Pengertian pendapatan
Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam asset atau penurunan
dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama periode yang
dipilih oleh pernyataan pendapat yang berakibat dari investasi yang
halal, perdagangan memberikan jasa, atau aktivitas lain yang bertujuan
meraih keuntungan, seperti manajemen rekening investasi terbatas.23
21 Salim HS, Hukum Pertambangan di Indonesia,(Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2005) hlm. 70-71. 22Ibid., hlm. 94. 23Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (jakarta :Gema Insani Press 2001), hlm.204.
19
Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil
berupa uang atau hal materi lainya yang dicapai dari pengguna kekayaan
atau jasa manusia secara bebas.
Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa
uang kontan maupun\natural. Pendapatan atau juga disebut juga income
dari seseorang warga masyarakat adalah hasil penjualanya dari faktor-
faktor produksi yang dimilikinya, pada sektor produksi ini membeli
faktor-faktor produksi untuk digunakan sebagai input proses produksi
dengan harga yang berlaku dipasar produksi. Harga faktor produksi di
pasar faktor produksi (seperti halnya juga barang-barang dipasar
barang) ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran dan
permintaa.24
b. Pendapatan menurut ekonomi Islam
Ekonomi Islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi rabbani
karena syarat dengan arahan dan nilai-nilai illahiyah dan sifat dasar
insani karena untuk kemakmuran manusia. Selain itu, ekonomi Islam
merupakan ilmu Syara yang berhubungan dengan lingkungan dan
manusia dalam usaha untuk memenuhi kebuthan hidupnya, sehinnga
manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena manusia tidak bisa
hidup tanpa manusia lainya.
Definisi yang penulis kemukakan menekankan pada nilai-nilai
Islami dan bahwa ilmu ekonomi Islam membahas tentang manusia
24http://definisipengertian.com/pengertian-pengertian-2/
20
sebagai makhluk sosial. Pada definisi ini dengan jelas disebutkan bahwa
ekonomi Islam bersumber dari al-Qur’an dan Al- Hadis, baik secara
khusus maupun kaidah umum.25
Maka dari itu dapat dikaitkan dalam perspektif Islam bahwa
pendapatan adalah suatu hasil dari usaha untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga. Dimana pendapatan, konsumsi, simpanan, dan investasi
yang diilhami dengan norma dan ajaran Islam.26
Pendapatan dalam pandangan Islam tidak terlepas dari hukum
dan normal ajaran Islam. Hukum dalam Islam bertujuan melindungi
pihak yang lemah dari yang kuat. Hukum yang berhubungan dengan
ekonomi Islam seperti hukum bisnis dan hukum ekonomi. Hukum bisnis
lebih khusus dari hukum ekonomi karena ia lebih bertujuan pada usaha
sedangkan hukum ekonomi ialah hukum yang berkaitan dengan
berbagai aktifitas ekonomi.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa hukum
ekonomi Islam pada pendapatan adalah sekumpulan perintah atau
larangan norma dan aturan Islam dalam segala kegiatan ekonomi yang
terutama dalam melakukan usaha sesuai dengan tujuan dan prinsip
syari’ah. 27
25Suyanto dan Nurhayadi, ips ekonomi (jakarta:PT. Gelora Aksara Permata Erlangga,2001),
hlm. 62. 26Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, (yogyakarta:Geraha Ilmu 2004),hlm.21. 27Ridwan Mas’ud dan Muhamad , Zakat dan Kemisknan Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat, (Yogyakartta: UII Press 2005),hlm. 9.
21
Islam berorientasi pada tujuan prinsip-prinsip yang
mengarahkan peroganisasian kegiata-kegiatan ekonomi pada tingkat
ekonomi dan kolektif yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan
dalam sosial Islam.
Tujuan pendapatan dalam persfektif ekonomi Islam untuk
memberantas kemiskinan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
bagi semua individu masyarakat. 28
Islam menyadari bahwa pengakuan akan kepemilikan adalah hal
yang sangat penting. Setiap hasil usaha ekonomi seseorang muslim
dapat menjadi hak miliknya, karena hal inilah yang menjadi motivasi
dasar atas setiap aktivitas produksi dan pembangunan.
Landasanya, jika seseorang yang berusaha lebih keras dari pada
orang lain dan tidak diberikan apresiasi lebih, seperi dalam bentuk
pendapatan maka tentunya tidak ada orang yang mau berusaha dengan
keras.
Pendapatan itu sendiri tidak akan ada artinya kecuali dengan
mengakui adanaya hak milik.29
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pedapatan
1) Upah atau gaji
Pendapatan ini merupakan ganjaran dari pendapatan tenaga kerja
yang bekerja dalam perekonomian
28Ibid., hlm. 18-19 29Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: kencana,2007),
hlm.120-121.
22
2) Laba atau Keuntungan
Pendapatan yang berasal dari hasil sewa gedung atau bangunan.
3) Nilai tambah
Pertambahan nilai uang dari suatu barang yang diwujudkan oleh
setiap perusahaan dalam perekonomian.
4) Pendapatan usaha sendiri30
3. Ekonomi Islam
a. Pengertian ekonomi Islam
Ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh
nilai-nilai islam.31 Pendapat lain mengatakan bahwa ekonomi Islam
adalah suatu pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan
manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang
berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran islam, tanpa
mengekang kebebasan individu untuk menciptakan keseimbangan
makroekonomi yang berkesinambungan dan ekologi yang
berkesinambungan.32
b. Prinsip-prinsip ekonom Islam
Syarat suatu bangunan agar berdiri kokoh adalah tiang yang
kokoh. Jika bangunan yang kokoh tersebut adalah ekonomi syariah,
30Kurshid Ahmad, Studies In Islamics Economics, (Jeddah: king Abdul Aziz University,1976),
hlm. 17. 31 Muslihun Muslim, Fiqh Ekonomi (Mataram:LKIM IAIN Mataram, 2015), hlm. 45. 32Ika Yunia, Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2014),hlm 7.
23
maka tiang penguat dari kokohnya ekonomi syariah adalah sebagai
berikut:33
1) Siap menerima resiko
Prinsip ekonomi syariah yang dapat dijadikan pedoman oleh
setiap orang muslim adalah bekerja untuk menghidupi dirinya dan
keluarganya yaitu menerima resiko yang terkait dengan pekerjaanya
itu. Keuntungan dan manfaat yang diperoleh juga terkait dengan
jenis pekerjaanya.
2) Tidak melakukan penimbunan
Dalam sistim ekonomi syariah, tidak seorangpun diijinkan
untuk menimbun uang, tidak boleh menyimpan uang tanpa
dipergunakan.
3) Tidak memonopoli
Dalam sistem ekonomi syariah tidak diperbolehkan
seseorang, baik perorangan maupun lembaga bisnis dapat
melakukan monopoli harus ada kondisi persaingan bukan monopoli
atau oligopoli.
4) Pelarangan riba
33http://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-syariah/prinsip-ekonomi-syariah-dan-
penjelasannya diambil pada hari Rabu pukul 20: 21WITA.
24
Riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau
modal secara batil, Islam melarang pengambilan harta orang lain
yang tidak sesuai dengan hukum karena dapat merugikan orang lain.
5) Prinsip tauhid
Tauhid merupakan prinsip umum hukum islam yang
menyatakan bahwa semua manusia ada dibawah suatu ketetapan
yang sama, yaitu ketetapan tauhid yang dinyatakan dalam kalimat
La ilaha illAllah.
6) Prinsip Keadilan
Perintah berlaku adil dalam Islam ditunjukan kepada setiap
orang, tanpa pandang buluh. Keadilan dalam prinsip islam berarti
pula keseimbangan antara kewajiban yang harus dipenuhi oleh
manusia (mukallaf) dengan kemampuan manusia untuk menunaikan
kewajibanya.34
7) Prinsip Tolong Menolong (at-ta’awun)
Prinsip ta’awun berarti bantu membantu antara sesama
anggota masyakat. Bantu membantu ini diarahkan sesuai dengan
prinsip tauhid, terutama dalam upaya meningkatkan kebaikan dan
ketakwaan kepada Allah.
F. Metode Penelitian
34 Muhammad Syarif Chaundry, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2014),hlm 45.
25
Metodologi merupakan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu.35 Dalam
arti lain metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu yang
diinginkan.36
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan yang bersifat
kualitatif deskriptif. Deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah dengan
cara menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan
fakta-fakta sebagaimana adanya.37
1. Pendekatan Penelitian
Dalam proses mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti terjun
langsung kelapangan untuk mendapatkan serta menggali
informasi dari masyarakat Desa Lebangkar, dengan harapan agar data yang
didapatkan lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pembaca
maupun masyarakat secara umum. Penggalian informasi ini dilakukan guna
mendapatkan data, baik data primer maupun data sekunder yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
Creswell (1998) menyatakan penelitian kualitatif sebagai suatu
gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dan pandangan
responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami.38 Penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian
35Cholid Narbuko Dan Abu Achmad, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2015),hlm.1. 36Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), hlm. 12. 37Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Untuk Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Bumi
Aksara,2014) hlm. 16. 38Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana Perdana Media Grup 2011) hlm. 34.
26
yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang
terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada
masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung.
Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa
dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan
khusus terhadap peristiwa tersebut.39
2. Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan ciri penelitian kualitatif dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, maka kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Berkenaan
dengan hal tersebut, peneliti berusaha menciptakan hubungan yang akrab
dengan responden yang menjadi sumber data dalam penelitian.
Kehadiran peneliti di sini berperan untuk mengumpulkan data. Oleh
sebab itu, peneliti berusaha secara langsung untuk dapat melibatkan diri
dalam obyek peneliti. Dalam hal ini kehadiran peneliti di lapangan bukan
bertujuan untuk memberikan nilai, memberikan subyek peneliti atau
manipulasi data. Akan tetapi, cenderung untuk mendapatkan informasi
mengenai usaha atau obyek yang akan diteliti.
Dalam hal ini peneliti datang ke Desa Lebangkar dan langsung
mendatangi rumah Kepala Desa, selaku pimpinan desa, untuk meminta izin
melakukan penelitian yang terkait dengan pertambangan rakyat yang
dilakuakan oleh masyarakat desa Lebangkar, setelah mendapat izin peneliti
39Ibid,hlm. 35.
27
langsung mendatangi satu persatu rumah warga pelaku pertambangan untuk
diwawacara, disini peneliti membutuhkan waktu tiga minggu untuk
mendapatkan data.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di Desa Lebangkar Kec.Ropang Kab.
Sumbawa. Pengambilan Desa tersebut sebagai lokasi penelitian didasarkan
pada beberapa alasan:
a. Di Desa ini terdapat masalah dalam pertambangan emas yang layak
untuk diteliti yaitu dampak pertambangan emas terhadap pendapatan
masyarakat.
b. Di Desa ini belum pernah diteliti sama sekali mengenai masalah
pendapatan masyarakat dari pertambangan emas, oleh karena itu
penelitian ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan di Desa
Lebangkar mengenai Pertambangan emas dan dampaknya terhadap
pendapatan masyarakat.
4. Sumber dan Jenis Data
Data adalah segala informasi yang dijadikan dan diolah untuk suatu
kegiatan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Menurut Kuncoro, data adalah sekumpulan
informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Dengan
demikian, data penelitian haruslah data yang baik.
Adapun jenis data yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini
adalah:
28
a. Data primer
Yaitu data yang bersumber dari informan yang mengetahui
secara jelas dan rinci mengenai masalah yang sedang diteliti.40
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu berupa data yang di peroleh dari buku-buku
data lain-lain yang berkaitan dengan penelitian. 41
5. Tekhnik Pengumpul Data
Data adalah bahan mentah yang di kumpulkan peneliti dari lapangan
penelitian. Untuk memperoleh data yang valid aktual, sedangkan
pengumpulan data merupakan metode atau teknik yang sangat diperlukan
untuk memperoleh data yang diperlukan.42
Adapun jenis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini diantaranya:
a. Observasi
Observasi yaitu pengalaman dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti.43 Observasi juga dapat diartikan
sebagai pengamatan dengan menggunakan indra pengelihatan yang
berarti mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau suatu cara
mengumpulkan data yang dikumpulkan secara sengaja dengan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang
40Burhan Bugin, Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi (Surabaya : Airlangga, 2001),hlm. 128. 41Ibid, hlm. 128 42Moh. Nazir, Metode Penelitian,(Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, Cet. Ke-7,2011),hlm.174. 43 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001),
Hlm. 14.
29
diselidiki secara luas dan mendalam. Adapun yang diobservasi oleh
peneliti adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak penambang
emas yang berada di Desa Lebangkar yaitu proses pengolahan emas
mulai dari penggalian tanah, pengambilan batu, pengolahan batu,
sampai penjualan dan pemasaran.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
pewawancara atau peneliti untuk memperoleh informasi dari
informan.44Cara mengumpulkan data dengan wawancara langsung
terhadap informan yang telah ditentukan sebelumnya dan diharapkan
dapat memberikan keterangan atau penjelasan yang seperlunya
mengenai yang diteliti selain itu juga mengadakan wawancara dengan
informan baik itu penambang atau pemerintah desa setempat. Secara
langsung atau pernah terlibat dalam penambangan.
Dalam penelitian ini yang perlu diwawancarai oleh peneliti
yaitu pemilik pertambangan emas yang berada di Desa Lebangkar,
aparat desa, buruh batu, pekerja penambang, serta tokoh masyarakat
desa Lebangkar untuk kelengkapan data primer yang dibutuhkan dalam
menyusun skripsi ini. salah satu bentuk wawancara yang dilakukan
peneliti yaitu megajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
44 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2000). Hlm. 126.
30
responden/informa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut
maka akan dapat memberikan data yang diperlukan dalam penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang
menyelidiki bagan struktur organisasi, grafik, arsip-arsip, foto, dan
lain-lain. Dokumentasi di gunakan untuk memperoleh data tentang
jumlah tenaga pekerja, buruh batu ,alat-alat yang digunakan untuk
pertambangan, pendapatan perhari dan lain-lain.45
6. Analisis Data
Metode analisa data yang digunakan adalah menggunakan analisa
kualitatif deskriptif, yaitu dengan memaparkan informas-informasi faktual
yang diperoleh dilapangan yang banyak bersifat informasi dan keterangan-
keterangan, baik berupa kata-kata lisan maupun tulisan dan langkah-
langkah yang dapat diamati dan orang yang diteliti. Dengan demikian, data
yang terkumpul tersebut dibahasakan dan ditafsirkan sehingga diberikan
gambaran yang tepat mengenai hal-hal yang sebenarnya terjadi dengan
berbagai teori yang berkaitan dengan pokok masalah dalam penelitian ini.
7. Validitas Data
Dalam penelitian ini, untuk lebih validitasnya data atau informasi
yang diperoleh demi keabsahan hasil penelitian, maka penelitian ini
menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Memperpanjang Kehadiran Peneliti di Lapangan
45M. Amir, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta:Grafindo Persada, 1995),hlm.94.
31
Peneliti melakukan penelitian atau wawancara dengan
informan untuk mendapatkan data yang lebih detail dengan cara
melakukan kunjungan dan memperpanjang kehadiran peneliti di
lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti akan memanfaatkan
waktu kurang lebih satu bulan untuk menggali informasi serta data
yang diperlukan dalam peneltian.
b. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesutu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada tiga
aspek yang akan dilakukan peneliti untuk membandingkan kesahihan
data yaitu aspek-aspek metode, sumber dan teori. Triangulasi dengan
metode dilakukan untuk mengecek data yang diperoleh dari informan
dengan metode pengumpulan data yang berbeda. Triangulasi
dilakukan untuk mendapat kebenaran informasi dengan menanyakan
kembali kepada sumber penelitian.
c. Pembahasan dengan Rekan Sejawat
Teknik ini peneliti lakukan dengan cara memaparkan hasil
penelitian dengan cara diskusi dengan rekan sejawat, dosen
pembimbing, atau dengan orang yang ahli memiliki pengetahuan yang
sama dengan hal yang dikaji dalam penelitian ini.
32
Tujuannya menghindari penafsiran yang keluar dan fokus
penelitian dan merupakan tambahan wawasan bagi peneliti yang
membahas tentang masalah tersebut sesering mungkin.
8. Sistematika
Sebelum membahas permasalahan ini secara jauh, maka penulis
jelaskan sistematika penulisan skripsi ini terlebih dahulu yang tertuang
dalam empat bab, yang masing-masing meliputi:
BAB I Pendahuluan yaitu konteks penelitian, fokus penelitian,
tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah
pustaka, kerangka teori, metode penelitian, jadwal kegiatan penelitian dan,
sistematika.
BAB II yaitu paparan dan temuan meliputi gambaran umum lokasi
penelitian seperti letak geografis dan kondisi perekonomian Desa
Lebangkar, objek penambangan, proses penambangan dan dampak
ekonomis penambangan emas di Desa Lebangkar dalam persfektif
ekonomi Islam.
BAB III menguraikan tentang pembahasan yang terdiri dari
pandangan ekonomi Islam terhadap praktik pertambangan emas dan
dampaknya terhadap pendapatan masyarakat Desa Lebangkar.
BAB IV Meliputi kesimpulan dan saran serta hasil penelitian yang
telah peneliti lakukan di Desa Lebangkar Kec. Ropang Kab. Sumbawa
Bagian akhir berisi daftar pustaka, kartu konsultasi dan lampiran-
lampiran.
33
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Desa/Legenda Desa
Lebangkar, terdiri dari tiga Dusun yaitu Dusun Lebangkar A, Dusun
Lebangkar B dan Dusun Batu Sura Pada tahun 2006 Desa Lebangkar
dimekarkan lagi menjadi Desa Ranan Kecamatan Ropang Kabupaten
Sumbawa.
2. Kondisi Geografis
Keadaan geografis Desa Lebangkar Kecamatan Ropang yang menjadi
lokasi penelitian hampir sama dengan daerah-daerah lain yang berada di
kabupaten sumbawa. Desa Lebangkar merupakan salah satu desa yang berada
di Kecamatan Ropang Kabupaten Sumbawa yang memiliki luas wilayah
158,566 Ha dengan luas kemiringan lahan daratan 158,566 Ha dan ketinggian
di atas permukaan laut 30 m, yang terdiri dan tata guna yang dijadikan sumber
penghasilan masyarakat desa Lebangkar adalah sebagai berikut:
a. Tanah sawah irigasi
b. Tanah permukiman umum
c. Tanah fasilitas umum perkantoran pemerintah
d. Tanah fasilitas umum lainnya
Tata lahan yang dimiliki oleh Desa Lebangkar adalah tata lahan
pertanian sawah irigasi setengah tehnis seluas 56 Ha dan sawah tadah hujan
seluas 56 Ha yang merupakan tanah perorangan dan luas lahan permukiman
34
seluas 15 Ha. Suhu rata-rata di Desa Lebangkar Kecamatan Ropang adalah
27-30° Celcius dengan curah hujan 2000/3000 mm.
Secara geografis wilayah Desa Lebangkar Kecamatan Ropang
terletak di bagian utara Kecamatan Ropang dengan batas-batas
wilayah:
a. Utara : Desa Ropang
b. Selatan : Desa Samudra hindia
c. Barat : Desa Lawin
d. Timur : Desa Ranan
Kantor kepala berada di wilayah Desa Lebangkar yang
sekaligus menjadi pusat pemerintahan desa Lebangkar. Adapun jumlah dusun
yang berada di Desa Lebangkar Kecamatan Ropang terdiri dari 3 dusun
dengan rincian sebagai berikut:
a. Dusun Lebangkar A
b. Dusun Lebangkar B
c. Dusun Batu Surat
3. Demografi Desa Keadaan Jumlah Penduduk Desa Lebangkar
Dengan mempunyai 3 dusun, Desa Lebangkar termasuk desa yang
memiliki tingkat kepadatan penduduknya cukup rendah. Menurut data
terakhir yang diperoleh, jumlah penduduk (jiwa) Desa Lebangkar seluruhnya
adalah 1.485 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga (KK) 389 jiwa.
a. Jumlah laki-laki
1. Umur 0-l5 tahun 177 jiwa
35
2. Umur 16-55 tahun 426 jiwa
3. Umur di atas 55 tahun 124 jiwa
b. Jumlah perempuan
1. Umur 0- l5tahun 170 jiwa
2. Umur 16-55 tahun 449 jiwa
3. Umur di atas 55 tahun 139 jiwa
Jumlah usia produktif lebih banyak dibanding dengan usia anak-anak
dan lansia. Perbandingan usia anak-anak, produktif, dan 40 lansia adalah
sebagai berikut: 21% : 61% : 18%. Dari 1.485 jumlah penduduk yang berada
pada kategori usia produktif laki-laki dan perempuan jumlahnya hampir
sama/seimbang.
Dari jumlah penduduk tersebut dapat diklasifikasikan dalam
berbagai dimensi, antara lain:
1. Klasifikasi Penduduk Menurut Agama adalah seluruh warga masyarakat
Desa Lebangkar adalah Muslim (Islam).46
2. Keadaan Penduduk Menurut Dimensi Pendidikan
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan 9
tahun baru terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah lulusan SD dan
SLTP mendominasi peringkat Pertama.
No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk
1 Tidak Tamat SD 10
46 Buku Profil, Desa Lebangkar Kecamatan Ropang Kabupaten Sumbawa Tahun 2017.
36
2 SD 555
3 SLTP 361
4 SLTA 350
5 Sarjana/Diploma 61
3. Kadaan Penduduk Menurut Dimensi Mata Pencaharian Pokok
No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk
1 Buruh Tani 115
2 Petani 936
3 Pedagang 6
4 PNS 19
5 Pensiunan 2
6 Perangkat Desa 10
7 Lain-lain 75
Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani dan buruh tani.
hal ini disebabkan karena sudah turun temurun sejak dulu bahwa
masyarakat adalah petani dan juga minimnya tingkat pendidikan
menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain dan akhirnya tidak
punya pilihan lain selain menjadi buruh tani dan buruh Pabrik.47
4. Keadaan Penduduk Menurut Dimensi Kesejahteraan
47 Buku Profil, Desa Lebangkar Kecamatan Ropang Kabupaten Sumbawa Tahun 2017.
37
No Tingkat Kesejahteraan Jumlah Penduduk
1 KK prasejahtera 200
2 KK sejahtera 176
Jumlah KK Sedang mendominasi yaitu 29,2 % dari total KK, KK
pra sejahtera 24 %, KK sejahtera 17,9 % KK Kaya 16,3 %. dan KK Miskin
12,5 %. Dengan banyaknya KK prasejahtera inilah maka Desa Lebangkar
termasuk dalam desa tertinggal.48
B. Kondisi Ekonomi Desa Lebangkar
1. Sebelum pertambangan
Kondisi ekonomi Desa Lebangkar sebelum pertambangan Emas
dibuka bisa dilihat dari kondisi rumah dan jumlah pengangguran serta
jumlah pertumbuhan penduduk yang terdapat di Desa Lebangkar.
Kondisi bangunan atau rumah sebulum pertambangan dibuka
menggunakan kayu yang sudah lapuk dan hanya sedikit
bangunan/rumah permanen, sedangkan pengangguran sekitar 35% dari
jumlah penduduk. 49
Mata pencaharian masyarakat Desa Lebangkar sebagian besar
bertani dan buruh tani. Pendapatan masyarakat tidak tentu, hal ini
disebabkan karena hasil pertanian yang tidak setabil, belum lagi biaya
48 Buku Profil, Desa Lebangkar Kecamatan Ropang Kabupaten Sumbawa Tahun 2017. 49 Suhadi, Wawancara Lebangkarr 08 September 2017
38
pengolahannya yang mahal karena suda menggunakan alat-alat modern
yang masih relatif sebagai pembajak sawah seperti traktor.50
Pertumbuhan ekonomi di Desa Lebangkar sangat lambat, hal ini
disebabkan oleh Sumber Daya Manusia masyarakat Desa Lebangkar
sangat rendah. Keterbatasan Sumber Daya Manusia ini disebabkan oleh
pengetahuan masayarakat yang pendidikanya masi minim. Setelah
adanya program-program pendidikan dari pemerintah barulah
masyarakat Desa Lebangkar mengerti akan pentingnya pendidikan demi
kesejahteraan keluarga.
2. Sesudah penambangan
Penambangan emas di Desa Lebangkar di buka pada tahun 2013
kondisi ekonomi masyarakat Desa Lebangkar pada waktu itu sangat
rendah dan pengelolaan pertambangan masih belum dikelola secara
penuh, dalam arti pertambangan tersebut masih dikelola oleh 1 sampai
2 orang saja dan sedikit penduduk dari Desa Lebangkar yang ikut
memenglola pertambangan. Pada tahun 2015 masyarakat Desa
Lebangkar mencoba mengelola pertambangan secara penuh dengan cara
membuka pertambangan rakyat.51
Setelah adanya pengelolaan pekerja pertambangan emas tersebut
kondisi ekonomi Desa Lebangkar sedikit mengalami peningkatan, hal
ini bisa dilihat dari pendapatan kepala keluarga sebelum pengelolaan
50 Hermansyah, Wawancara Lebangkarr 08 September 2017 51 Akyar Rosidi, Wawancara Lebangkar 09 September 2017
39
pekerja pertambangan, pendapatan perkepala keluarga rata-rata
Rp20.000 sampai Rp50.000 perhari, dan setelah adanya pertambangan
pendapatan masing-masing kepala keluarga naik berkisar antara
Rp1.000.000 sampai Rp2.000.000 perhari.52
Selain bertambahnya pendapatan penambang, pertambangan emas
juga membantu menurunkan tingkat pengangguran di Desa Lebangkar.
Setelah adanya pertambangan, masyarakat Desa Lebangkar merasakan
adanya dampak terhadap peningkatan perekonomian. Selain itu,
masyarakat Desa Lebangkar juga tidak kesulitan untuk mencari
kebutuhan rumah tangga serta dana untuk membuat atau memperbaiki
rumah menjadi permanen.
Kondisi fisik bangunan (rumah) di Desa Lebangkar setelah adanya
pertambangan mengalami perubahan. Sebelum pertambangan rata-rata
bangunan rumah menggunakan kayu lapuk dan bambu sebagai bahan
bangunan, dan setelah adanya pertambangan rata-rata bangunan rumah
penambang di Desa Lebangkar dibuat dari bahan-bahan permanent.
C. Objek pertambangan
Usaha pertambangan emas yang di lakuakn oleh masyarakat di Desa
Lebangkar di lakukan secara berkelompok dan tidak memiliki izin dari
PEMDA atau instansi yang terkait dengan pemberian izin pertambangan.
Objek Pertambangan emas di Desa Lebangkar antara lain:
1. Batuan Calaverite
52 Mulyadi, wawancara Lebangkar 09 september 2017
40
Batu calaverite adalah jenis-jenis batu yang mengandung emas
yang mempunyai kandungan logam emas yang lebih tinggi serta hanya
sekitar 3% untuk kandungan perak, Batuan mineral ini sering memiliki
kilap logam, dan warna dari batuan dapat berkisar dari putih kristal
keperakan dan kadang sedikit ada warna abu-abu kekuningan. Batuan
jenis Calaverite paling sering ditemukan pada jalur urat emas (vena)
yang telah terbentuk membeku di kedalaman tanah serta jenis batuan
emas ini biasanya juga mudah rapuh. Batuan inilah yang dicari-cari para
pelaku pertambangan di Lebangkar karena kadar emasnya lebih tinggi
dibanding batu yang lain tapi hanya ada beberapa penambang saja yang
dapat menemukan batu ini.
2. Batuan Sylvanite
Jenis batuan emas Sylvanite biasanya memiliki kandungan emas
sekitar 24% dan 13% kandungan perak, serta sedikit logam pembawa
lainnya. Jenis batu ini cukup keras, Batuan emas ini mempunyai warna
yang berkisar dari abu-abu hampir keputihan. Jenis ini juga banyak
ditemukan dipertambangan di Desa Lebangkar.
3. Batuan Petzite
Batuan ini mengandung emas dan perak biasanya dengan
kandungan mineral logam emas pada batuan ini biasanya membentuk
seperti kristal isometrik dan memiliki kandungan perak yang lebih tinggi
dari emas. Jenis batuan emas Petzite terdapat pada jalur urat emas, serta
41
berada di kedalaman tanah pada jalur urat emas. Pelaku pertambangan
didesa Lebangkar biasa menyebutnya batu dengan kadar rendah.
D. Proses Penambangan Emas di Desa Lebangkar
Hasil penelitian kami menunjukan beberapa proses pertambangan,
adapun proses pertambangan emas antara lain:
1. Pencarian lokasi pertambangan
Pencarian lokasi pertambangan dilakukan dengan cara
menelusuri sungai dan mencari sempel dalam bentuk kepingan batu
emas yang jatuh dari bukit ke sungai dengan melihat kepingan itu maka
para penambang dapat memperkirakan adanya bahan galian B disekitar
itu dengan melihat juga permukaan tanah yang tidak jauh dari tempat
kepingan tersebut ditemukan, setelah itu pelaku pertambangan menggali
tanah yang akan dijadikan lokasi pertambangan hingga kedalaman 1-2
m, untuk mengetahui banyak atau sedikitnya emas.
a. Proses kepemilikan pertambangan
1) Pemilik tanah/pemodal
Pengelolaan pertambangan dilakukan oleh pemilik tanah
dengan membuka lahan pertambangan di tanah umum yang
sudah dijadikan milik pribadi yang kemudian akan dijadikan
lokasi penambangan.
b. Pengolahan pertambangan
1) Penggalian
42
Pertambangan Emas yang dilakukan oleh masyarakat Desa
Lebangkar masih dilakukan secara tradisional yaitu digali
menggunakan cangkul, linggis, skop, senter, bettel, palu, jack
hammer dan alat-alat yang dibutuhkan untuk pertambanga.53
Proses penggalian menggunakan alat-alat tradisional
memakan waktu yang cukup lama karena hanya mengandalkan
manusia dan alat tersebut mempunyai fungsi yang berbeda yaitu
cangkul berfungsi untuk membentuk persegi pada awal
penggalian tanah, linggis berfungsi untuk mengangkat batu-batu
besar yang terdapat di permukaan lubang setelah penggunaan
cangkul, skop berfungsi untuk menaikan dan memindakan
tanah/batu kedalam karung, senter berfungsi untuk menerangi
dalam lubangan agar batu yang hendak dipahat/diambil bisa
terlihat dengan jelas. bettel dan palu berfungsi untuk membelah
batu stelah didalam lubang, dan jack hammer berfungsi
membelah batu yang tidak bisa lagi dibelah menggunakan betel
dan palu.
Pada tahun 2013 salah seorang warga masyarakat desa
lebangkar sempat melakukan ujicoba pengambil batu emas
dengan menggunakan alat-alat tradisyonal seperti cangkul,
linggis, skop, senter, bettel, dan palu. Setelah itu ia membawa
pulang batu itu kerumah untuk kemudian dibawa ke kota untuk
53 Mayung, wawancara Lebangkar 10 september 2017
43
proses pengolahan dan pemurnian sampai pada ahirnya menjadi
emas yang siap untuk dipasarkan.54
2) Proses pengambilan batu
Proses pengambilan batu didalam lubang galian batu dibelah
menggunakan palu dan betel dan bisa juga menggunakan jack
hammer.
3) Pengangkutan
Pengangkutan batu setelah pembelahan, batu diangkut dari
dalam lubang ke permukaan menggunakan karung dan drum
yang kemudian diikat dengan tali dan dinaikan dengan putaran
atau biasa disebut golek, ke permukaan lubang.
4) Proses peleburan batu
Proses peleburan yaitu awalnya batu ditumbuk/dihaluskan
menggunakan palu dan lingkaran karet ban, baru kemudian
dimasukan kedalam mesin gelondong dicampur dengan air
Raksa.
5) Proses pemisahan
Proses pemisahan Setelah selesai diputar dengan
menggunakan mesin gelondong tutup dan besi digelondong
dibersikan dengan air agar sisa-sisa emas turun ke bawah, baru
setelah itu batu yang suda di gelondong disaring menggunakan
kain payung dan proses itu dinamakan proses pemijatan, setelah
54 Hermansyah, wawancara Lebangkar 10 september 2017
44
selesai dipijat emas akan bergumpal memisah dengan raksa dan
awalnya Emas berwarna putih tapi setelah melalui proses
pembakaran (cor) maka emas akan berubah warna menjadi
kuning.
6) Penjualan
Proses penjualan bahan galian dilakukan melalui prorangan,
pembeli biasanya datang lansung ke lokasi pertambangan atau
menghubungi lansung pemilik pertambangan. pada saat
pemasaran kadang-kadang kadar emas tidak sama atau dalam
istilah pertambangan di desa Lebangkar dimanakan pen, bisanya
pen emas yang dipasarkan di desa Lebangkar berkisar dari pen
10 sampai 17 dengan harga berkisar dari Rp70.000 sampai
Rp.495.000/gram.
E. Dampak Ekonomis Penambangan Emas di Desa Lebangkar
Pada dasarnya lingkungan hidup bila dipandang sebagai suatu
sistem dapat terdiri dari lingkungan alam (ekosistem), lingkungan hidup
sosial ekonomi (sosio ekonomi) dan lingkungan hidup binaan (tekno
sistem).
Ketika sistem tersebut harus dipandang secara menyeluruh karena
ketiga sistem tersebut saling bergantung satu dengan yang lainnya.
Demikian halnya perubahan fungsi lahan juga akan membawa dampak
terhadap lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi dan lingkungan
binaan. Dampak sosial ekonomi adalah konsekuensi dari kegiatan
45
perubahan yang direncanakan, baik perubahan biogenetik, sosial maupun
ekonomi.
Penguasaan terhadap pertambangan di Desa Lebangkar memiliki
peran yang setrategis dan konstribusi yang cukup berperan dalam
pembangunan ekonomi para penambang desa, karena dengan penguasaan
pertambangan oleh masyarakat desa setempat otomatis akan terbentuk suatu
komonitas baru dan pengembangan pertumbuhan ekonomi di Desa maupun
di tingkat kecamatan/kabupaten.
Selain bertani dan berkebun, untuk menambah penghasilan keluarga
masyarakat di Desa Lebangkar juga memanfaatkan lahan pertambangan
Emas sebagai pendapatan rill kepala keluarga. Kehadiran pertambangan
emas sangat membantu meningkatkan pendapatan penambang di Desa
Lebangkar yang penghasilannya masih rendah.
Pertambangan emas di Desa Lebangkar selain berdampak terhadap
pendapatan ekonomi juga berdampak terhadap lingkungan atau kondisi
alam di Desa Lebangkar. Pengaruh pertambangan terhadap perubahan
kondisi lingkungan atau alam merupakan hal yang tidak bisa dihindari
karena, pertambangan jenis ini merupakan pertambangan yang tidak bisa
diperbaharui.
Daftar pendapatan penambang dari tahun 2013 sampai 2017 adalah:
BAB III
PEMBAHASAN
46
Nama Penambang 2013 2014 2015 2016 2017
Ahyar Rosidi Rp70.000.000 Rp150.000.000 Rp900,000.000 Rp 97.000.000 Rp 50.000.000
Suhadi Rp50.000.000 Rp27.000.000 R 450.000.000 Rp 10.000.000 Rp273.000.000
Mulyadi Rp35.000.000 Rp65.000.000 Rp450,000.000 Rp 48.500.000 Rp 25.000.000
Mayung - - Rp60.0000.000 Rp225.000.000 Rp 25.000.000
Hermansyah - - Rp45,000.000 Rp253.000.000 Rp 25.000.000
Samsi - - - 21.900.000 27.000.000
Sopan sopian - - 15.000.000 21.900.000 29.000.000
M. Saleh - - - Rp20.000.000 Rp230.000.000
Yadi hendra - `- Rp35.000.000 Rp44.000.000 Rp65.000.000
Supian - - - Rp15.000.000 Rp30.000.000
Kurniawan - - - Rp20.000.000 Rp230.000.000
Dedi irawan - - - - Rp 20.900.000
Arasak Z - - Rp17.000.000 Rp25.000.000 Rp 69.000.000
Hendra saputra - - Rp26.000.000 Rp30.000.000 Rp 57.000.000
Panes - - Rp14.000.000 Rp57.000.000 Rp 29.000.000
Hamsanwadi - - Rp 9.000.000 Rp35.000.000 Rp 44.000.000
Syamsuddin - - Rp10.000.000 Rp75.000.000 Rp 50.000.000
Karimuddin - - Rp70.000.000 Rp85.000.000 Rp123.000.000
Surya hasan - - Rp11.000.000 Rp45.000.000 Rp 62.000.000
Hasan jambe - - Rp28.000.000 Rp55.000.000 Rp 49.000.000
Belo - - Rp30.000.000 Rp63.000.000 Rp 22.000.000
Kayo - - Rp40.000.000 Rp67.000.000 Rp 35.000.000
47
Amiruddin - - Rp70.000.000 Rp35.000.000 Rp45.000.000
Abdurahman - - Rp30.000.000 Rp50.000.000 Rp 72.000.000
M. Ridwan - - Rp22.000.000 Rp48.000.000 Rp 34.000.000
Agus salim - - Rp42.000.000 Rp90.000.000 Rp 25.000.000
Muslim - - Rp35.000.000 Rp49.000.000 Rp75.000.000
Erwin rohadi - - Rp25.000.000 Rp70.000.000 Rp90.000.000
Boby sanjaya - - Rp55.000.000 Rp84.000.000 Rp45.000.000
Awaluddin - - Rp60.000.000 Rp89.000.000 Rp30.000.000
Ona saputra - - Rp87.000.000 Rp44.000.000 Rp20.000.000
Diat - - Rp33.000.000 Rp60.000.000 Rp175.000.000
Hamsi - - - Rp27.000.000 Rp35.000.000
Alimuddin - - Rp27.000.000 Rp50.000.000 Rp75.000.000
Sainal abidin - - - - Rp165.000.000
Andi - - Rp85.000.000 Rp94.000.000 Rp123.000.000
Supratman Rp70.000.000 Rp150.000.000 Rp33,000.000 Rp 40.000.000 Rp 20.000.000
Hartomo Rp70.000.000 Rp100.000.000 Rp60,000.000 Rp 97.000.000 Rp 50.000.000
Sahiron - - - Rp 22.000.000 Rp223.000.000
Kayo - - Rp27.000.000 Rp80.000.000 Rp350.000.000
Daca - - Rp80.000.000 Rp250.000.000 Rp64.000.000
Haryadi - - Rp35.000.000 Rp50.000.000 Rp155.000.000
Samsul - - Rp20.000.000 Rp150.000.000 Rp75.000.000
Saguni - - - Rp 72.000.000 Rp393.000.000
48
Usaha pertambangan merupakan upaya mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya alam tambang (bahan galian) yang terdapat di perut bumi untuk
kepentingan umat manusia.
Eksploitasi yang dilakukan oleh manusia hendaknya mengikuti aturan-
aturan yang berlaku dan tidak merusak lingkungan atau ekosistem di sekitar
pertambangan, dan eksploitasi juga harus dilakukan dengan mengedepankan
kepentingan masyarakat banyak.
Desa Lebangkar terletak disebelah selatan kabupaten Sumbawa atau
disebelah selatan kota dapat ditempuh dengan berbagai sarana transportasi. Di
kawasan ini terdapat beberapa jenis pertambangan emas yang di antaranya
tambang milik perusahaan (PT) SJR.
Dengan adanya pertambangan di Desa Lebangkar tentunya akan
menambah penghasilan penambang desa setempat. Selain bertani dan berkebun
masyarakat Desa Lebangkar juga mencari penghasilan lewat pertambangan.
Mengingat akan pentingnya pendapatan untuk menopang perekonomian
keluarga, Membangun rumah atau membeli kendaraan dan yang lainnya, Desa
Lebangkar merupakan salah satu desa yang berhasil mengelolah pertambangan
tersebut untuk meningkatkan pendapatan.
pertambangan emas dikelola secara berkelompok dan tidak memiliki
izin pertambangan dari pemerintah/instansi yang terkait dengan pemberian izin
pertambanga, namun pertambangan yang dilakukan oleh masyarakat Desa
Lebangkar terus berlangsung sampai sekarang tanpa adanya izin pertambangan
dari pemerintah.
49
A. Pandangan Ekonomi Islam Terhadap Praktik Pertambangan Emas di
Desa Lebangkar
Pertambangan merupakan kegiatan eksploitasi yang dilakukan oleh
umat manusia dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan mensejahtrakan
perekonomian masyarakat.
Berdasarkan tuntutan syari’at, seorang muslim diminta bekerja dan
berusaha mencapai beberapa tujuan. Yang pertama adalah untuk memenuhi
kebutuhan pribadi dengan harta yang halal, mencegahnya dari kehinaan
meminta minta, dan menjaga tangan agar berada di atas. Oleh karena itu
fardu‘ain bagi setiap muslim berusaha memanfaatkan sumber-sumber alami
maupun sumber daya alam yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan hidupnya. Dengan cacatan usaha yang dilakukan harus sesuai
dengan ketentuan hukum. Baik hukum Negara maupun hukum islam.
Islam mewajibkan setiap umatnya bekerja untuk mencari rezki dan
penghasilan bagi hidupnya. Islam memberi berbagai kemudahan hidup dan
jalan mendapatkan rezki di bumi Allah yang penuh dengan segala
nikmatnya.55
Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
Artinya:
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu Maka berjalanlah di
segala pen jurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. dan Hanya
55 https://media.neliti.com/media/publications/62186-ID-konsep-pemikiran-ekonomi-islam-dalam-pen.pdf , jumat 15 desember 2017.
50
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. “(QS.Al-Mulk
(67):15)
Islam memerintahkan umatnya mencari rezki yang halal karena
pekerjaan itu adalah bagi memelihara marwah dan kehormatan manusia.
Firman Allah:
Artinya:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”(QS. Al-Baqarah (2):168
Seperti yang telah di kemukakan sebelumnya bahwa seluruh alam
semesta adalah manivestasi dari kehendak Allah yang tampak dalam
penciptaan langit dan bumi dan dalam berbagai aneka ragam flora dan
fauna. Dalam pencitaan alam semesta terdapat kebaikan, keindahan,
keharmonisan dan keteraturan hakiki. Segalanya yang di ciptakan allah di
dalam alam semesta, sumber daya alam diatas bumi untuk dimanfaatkan dan
dinikmati oleh manusia. Dalam penegelolaan sumber kekayaan dari alam
hendaklah memperhatikan etika dan batasan-batasan dalam mengelola
sumber alam dimuka bumi sehingga ekosistem dan lingkungan hidup tidak
rusak atau pengelolaan sumber daya alam. Pengelolaan sumber daya alam
terdapat dalam Qs. Al-baqarah (2):11
Artinya:
51
Dan bila dikatakan kepada mereka:”jaganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi” Mereka menjawab” sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. (Qs. Al-baqarah (2):11).
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa Allah SWT melarang
umat manusia merusak alam dimuka bumi dengan memanfaat sumber daya
alam namun tidak memperhatikan kerusakan kerusakan yang ditimbulkan.
Dan Allah SWT membenarkam pengelolaan atau pemanfaata sumber daya
alam dengan memperhatikan dan memperbaiki kembali akibat pemanfaatan
tersebut.
Dalam undang-undang no 11 tahun 1967 tentang ketentuan-
ketentuan pokok pertambangan, dimana dalam pengusahaan bahan galian
dapat dimanfaatkan/digunakan untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran
rakyat.56 pihak swasta maupun perorangan diberikan hak untuk mengusakan
bahan galian yang terdapat dalam wilayah hukum pertambangan
indonesia.57
Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahawa usaha
pertambangan boleh dilakukan oleh pihak swasta maupun perorangan untuk
kemakmuran dan mensejahtrakan rakyat. Di desa Lebangkar pertambangan
dilakukan secara berkelompok demi kemakmuran para penambang dan
memang berdampak positif khususnya bagi perekonomian para penambang.
Hal ini berkaitan dengan undang-undang nomor 11 tahun 1967 tentang
ketentuan-ketentuan pokok pertambangan.
56 Salim HS, Hukum Pertambangan, hlm. 47-48. 57 Ibid., hlm. 55-56.
52
Dalam pemberian kuasa pertambangan baik badan hukum atau
perorangan yang ingin memperoleh kuasa pertambangan diatur dalam pasal
13 peraturan pemerintah nomor 75 tahun 2001 ditentukan permintaan kuasa
pertambangan diajukan sesuai dengan bentuk yang di tetapkan menteri,
gubernur, bupati/walikota dengan ketentuan sebagai berikit:
a. Untuk satu wilayah kuasa pertambangan harus diajukan satu permintaan
tersendiri.
b. Lapangan-lapangan yang terpisah tidak dapat diminta sebagai wilayah
kuasa pertambangan.
Adapun hadist dari Ibnu al-Mutawakkil bin‘Abdul-Madân, dari
Abyadl bin Hammâl r.a, bahwasanya ia berkata:
توكل لح ق ابن ال ستقطعه ال سلم ف عليه صل سو ل فد ال أنه
ن قطعت جلس أتد م قطعت له جل من ال ل ق أ أ فقطعه له فل ب
نتزع منه ء العد ق ف له ال “Sesungguhnya dia (Abyadl bin Hammâl) mendatangi Rasulullah SAW, dan meminta beliau SAW agar memberikan tambang garam kepadanya. Ibnu al-Mutawakkil berkata,”Yakni tambang garam yang ada di daerah Ma’rib.” Nabi SAW pun memberikan tambang itu kepadanya. Ketika, Abyad bin Hamal ra telah pergi, ada seorang laki-laki yang ada di majelis itu berkata, “Tahukan Anda, apa yang telah Anda berikat kepadanya? Sesungguhnya, Anda telah memberikan kepadanya sesuatu yang seperti air mengalir”. Ibnu al-Mutawakkil berkata, “Lalu Rasulullah saw mencabut kembali pemberian tambang garam itu darinya (Abyadl bin Hammâl)”. (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibn Majah, Ibn Hibban).58
Pendapat yang dikemukakan oleh An-Nabhani berdasarkan pada
hadist riwayat Abu Dawud At-Tarmizi dari Abyath bin Hamal mengenai
58 https//mtaufiknt.wordpress.com/2012/04/13/khutbah—jumat-pandangan—islam-dalam-
pengelolaan-milik-umum/. diambil pada 05 november 2017 pukul 20:03 wita.
53
hutan dan barang tambang adalah milik umum dan dikelola oleh negara dan
hasilnya dikembalikan ke rakyat dalam bentuk barang bersubsidi.
Dalam hadist tersebut, Abyadh diceritakan telah meminta kepada
Rasul untuk dapat mengelola sebuah tambang garam. Rasul meluluskan
permintaan itu, tapi segera diingatkan oleh salah seorang sahabat.”wahai
Rasulullah, taukah engkau apa yang engkau berikan kepadanya?
Sesungguhnya engkau telah memeberikan sesuatu yang bagaikan air yang
mengalir (ma’u al-iddu)” Rasulullah kemudian bersabda:” tariklah tambang
tersebut darinya”. Bahwa semula Rasullah SAW memeberikan tambang
garam kepada abyadh, hal ini menunjukan adanya kebolehan memberikan
tambang garam atau tambang lainnya kepada seseorang. Tapi ketika rasul
mengetahui bahwa tambang tersebut merupakan tambang yang cukup besar.
Di gambarkan bagaikan air yang terus menggalir, maka Rasul mencabut
pemberian itu, karena dengan kandunggan yang sanngat besar itu tambang
tersebut di katagorikan milik umum dan semua milik umum tidak boleh di
kuasai oleh individu.
Syaikh Abdurrahman Al Maliki, dalam kitab beliau, As Siyâsah al
Iqtishôdiyyatu al Mutsla, hal. 65 menyatakan:
ية ال ل عد من الـ الـ و دليل عل أ دية ف ية ف و مل ي يجو أ مة، ع
Hadits tersebut (yakni riw. Dari Abyadl bin Hammâl) merupakan dalil bahwa sesungguhnya tambang (yang depositnya besar) merupakan bagian dari kepemilikan umum, dan tidak boleh dijadikan sebagai kepemilikan individu (swasta).59
59 Ibid.,diambil pada 05 november 2017 pukul 20:03 wita
54
Adapun hadist yang diriwayatkan oleh Abu Ubaid dalam kitab Al Amwal
dari Abi Ikrimah yang mengatakan ”Rasulullah SAW memberikan sebidang tanah
kepada Bilal dari tempat ini hingga sekian, berikut kandunggan buminya baik
berupa gunung atau tambang:
“Bahwa Rasulullah Saw., telah memberikan lembah secara keseluruhan, Dia berkata: Maka pada masa Umar, dia berkata kepada Bilal: “Bahwa Rasulullah Saw. tidak memberikan (lembah) itu kepadamu untuk kamu pagari agar orang-orang tidak dapat mengambilnya, akan tetapi beliau memberikan kepadanya agar kamu menggarapnya. Maka, ambillah dari tanah tersebut yang mampu kamu kelola, dan yang lain (yang tidak bisa kamu kelola), kamu harus mengembalikannya.60
Hadist di atas mengandung pengertian bahwa tambang yang diberikan oleh
Rasulullah kepada Bilal kandungannya terbatas, sehingga boleh diberikan.
Sebagaimana Rasulullah pertama kalinya memberikian tambang garam tersebut
kepada abyadh. Tapi kebolehan pemberian barang tambang ini tidak boleh
diberikan secara mutlak, sebab jika diberikan tentu bertentangan dengan
pencabutan Rasul mengenai barang tambang yang kandungannya besar bagaikan
air yang terus mengalir. Jadi jelaslah bahwa kandungan tambang yang diberikan
Rasulullah tersebut bersifat terbatas.
Berdasarkan pandangan salah seorang tokoh agama di desa Lebangkar,
dampak yang dapat dirasakan dari adanya pertambangan emas ini, sangat
membantu dalam hal perekonomian. Menurutnya, pertambangan boleh dilakukan
selama belum ada yang merusak lingkungan dan merugikan masyarakat, khususnya
masyarakat desa Lebangkar. Walaupun belum dapat didapstikan kedepanya
60 Abdurrahman al-Maliki, Op. Cit., hlm. 62-63.
55
dampak negatif yang akan ditimbulkan dari proses pertambangan ini tetapi untuk
saat ini dengan adanya pertambangan cukup membantu masyarakat.
Usaha pertambangan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Lebangkar
merupakan pertambangan yang bersifat tidak terbatas dan tidak dapat diperbaharui.
Pertambangan tersebut yaitu pertambangan emas. Sebagian pertambangan dikelola
digunung tepatnya didekat sungai atau milik umum. Yang seharusnya dikelola oleh
pemerintah.
B. Dampak Pertambangan Emas Terhadap Sumber Daya Alam Desa
Lebangkar
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting
untuk di telaah sebelum sebuah investasi atau usaha dijalankan. Sudah
barang tentu telaah yang dilakukan untuk mengetahui dampak yang
ditimbulkan jika suatu usaha jadi dilakukan, baik dampak positif maupun
dampak negatif. Oleh karena itu sebelum suatu usaha atau proyek
dijalankan, maka sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak
lingkungan yang bakal timbul, baik dampak sekarang maupun dimasa yang
akan datang. Studi itu disamping untuk mengetahui dampak yang bakal
timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut.
Studi inilah yang disebut dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.61
61 Kasmir, Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, Cet-1, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2003)
hlm. 303.
56
Dalam kegiatan pertambangan Eksploitasi yang dilakukan oleh manusia
merupakan pemanfaatan sumber daya alam dalam rangka meningkatkan
pendapatan dan mensejahterakan manusia. Eksploitasi hendaknya
dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan yang berlaku dan tidak merusak
lingkungan hidup atau ekosistem disekitar pertambangan.
Perubahan alam yang diakibatkan oleh pertambangan merupakan hal
yang tidak bisa dihindari dan berdampak bagi kesejahtraan manusia. Setiap
kegiatan pembangunan dibidang pertambangan pasti menimbulkan dampak
positif maupun dampak negatif.
1. Dampak negatif
a) Tingkat kesuburan tanah menurun
Hal ini terjadi karena pengendalian pertambangan dilakukan
dari permukaan atas tanah (tanah subur sampai beberapa meter ke
bawah sampai bahan galian habis di manfaatkan).
b) Kemungkinan terjadinya longsor
Kemungkinan ini terjadi akibat pertambangan dengan
kedalaman dapat mencapai +- 10 m yang mengakibatkan kerusakan
pada kondisi permukaan tanah yang dulunya adalah bukit menjadi
tebing yang tinggi.
c) Terjadi penebangan liar
Para pelaku pertambangan akan menebang pohon yang ada
disekitar pertambangan yang menurut meraka akan mengganggu
proses penambangan, dan setelah penambangan selesai tidak ada
57
reboisasi atau penanaman kembali, setelah emas habis dimanfaatkan
atau diambil maka bekas pertambangan akan tinggal dan dibiarka
begitu saja.
d) Sangat mungkin terjadi sengketa milik lahan tambang dengan
pemilik lahan yang berbatasan dengan tambang tersebut.
Sengketa ini bisa terjadi karena pemilik pertambangan
melanggar ketentuan-ketentuan batas pertambangan yang telah
disepakati baik oleh aparat maupun oleh pemilik lahan dan pemilik
pertambangan.
e) Kecendrungan terjadi kecurangan terutama menyangkut batas lahan
tambang yang ditetapkan oleh aparat bersangkutan.
Kecurangan ini bisa terjadi karena pemilik pertambangan
ingin memperluas lahan pertambangan dengan cara melanggar
aturan atau kesepakatan mengenai batas-batas pertambangan yaitu 1
m dari lahan milik orang yang tidak boleh digali. Akan tetapi
pemilik pertambangan sengaja menggali atau melanggar aturan
tersebut untuk memperluas lahan pertambangan.
f) Kadang terjadi kecurangan dalam pembagian hasil
Kecurangan ini bisa terjadi karena adanya peluang, kadang
emas yang sudah dihasilakan bersama disembunyikan oleh satu
orang kemudian dijual secara diam-diam tampa sepengetahuan
anggota kelompok yang lain.
g) Terjadi kecelakaan
58
Tidak menutup kemungkinan terjadi kecelakaan akibat
kesalahan teknik penambangan, shingga memicu longsor dan
menimpa para penambang.
2. Dampak positif
a) Memberikan nilai tambah secara nyata terhadap pendapatan
Dengan adanya pertambangan emas Di desa Lebangkar
tentunya akan memberikan nilai tambah bagi pendapatan ekonomi
dan mempercepat pertumbuhan perekonomian suatu daerah, hal ini
dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan materil daerah untuk
pembangunan perkotaan, pariwisata dan infrastruktur lainnya.
b) Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat
Dampak ekonomis yang ditimbulkan yaitu, terjadi
peningkatan kesejahtraan masyarakat yang signifikan. Ini dapat
dilihat dari kondisi rumah sebelum pertambangan dibuka dan
sesusadah dibukanya pertambangan Di desa Lebangkar.
c) Mengurangi tingkat pengangguran
Dengan adanya pertambangan emas Di desa Lebangkar
tentunya mengurangi tingkat pengguran, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pekerja pertambangan ataupun buruh batu yang diserap
oleh pertambangan tersebut.
d) Bertambahnya penghasilan penambang
Sebelum pertambangan dan pengelolaan buruh Di desa
Lebangkar rata-rata pendapatan masyarakat antara Rp. 20 sampai
59
Rp. 50 perhari setelah adanya pertambangan rata-rata pendapatan
penambang Di desa Lebangkar naik menjadi Rp. 1.000.000 sampai
Rp. 2.000.000.
e) Meningkatkan kualitas SDM masyarakat lingkar tambang
Dengan bertambahnya penghasilan masyarakat Desa
Lebangkar tingkat pendidikan tentunya akan semakin meningkat
yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan untuk biasaya kehidupan
sehari-hari dan biaya pendidikan bertambah.
f) Mengurangi angka kriminal
Dengan turunnya angka pengangguran di desa Lebangkar
tentunya akan mengurangi tingkat kriminal di Desa setempat,
mengingat penyebab berlangsungnya kriminal akibat banyaknya
pengangguran.
60
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil uraian dan paparan data di atas, maka dapat diambil sesuatu
kesimpulan;
1. Penambangan Emas di Desa Lebangkar dapat menimbulkan dampak
negatif juga dampak positif.
Dampak negatif yang ditimbulkan terhadap perekonomian
masyarakat yaitu berkurangnya tempat lahan untuk berkebun lahan yang
sudah dijadikan lahan pertambangan mengalami penurunan tingkat
kesuburan tanah sehingga pendapatan masyarakat berkurang dan
mengakibatkan kerusakan hutan.
Dampak positif yang paling menonjol dirasakan masyarakat
setempat terutama dsetelah penambangan adalah pendapatan
penambang yang semakin meningkat dibandingkan sebelum adanya
penambangan serta berkurangnya pengangguran.
2. Dalam perspektif ekonomi Islam, penambangan emas merupakan suatu
hal yang bertentangan, jika proses pertambangan itu tidak dilakukan
secara baik dan benar, karena bisa mengakibatkan kerusakan hutan dan
pencemaran lingkungan serta merugikan masyarakat, dalam hal ini
Islam melarang keras manusia merusak alam dengan memanfaat sumber
daya alam namun tidak memperhatikan kerusakan-kerusakan yang
ditimbulkan. Oleh karena itu fardu‘ain bagi setiap umat muslim yang
61
berusaha memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Dengan cacatan usaha yang
dilakukan harus sesuai dengan ketentuan hukum, Baik itu hukum
Negara maupun hukum islam..
B. Saran
1. Bagi masyarakat khususnya penambang
Diharapkan dari penelitian yang dilakukan, penambang dapat
mengetahui dan memehami bahwa usaha pertambangan emas di Desa
Lebangkar merupakan aktivitas ekonomi yang dilarang dan bertentangan
dengan prinsip di dalam ekonomi Islam. Sementara bekerja sebagai
buruh dipertambangan emas tersebut dibenarkan, karena termasuk salah
satu bentuk tolong-menolong yang dianjurkan agama Islam.
2. Tokoh masyarakat dan ulama
Hendaknya penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan, di mana
perlunya menjelaskan prinsip dasar yang dibenarkan dalam Islam,
sehingga masyarakat dalam melakukan aktivitas tertentu, di antaranya
bisnis sesuai dengan ketentuan yang disyari’atkan oleh Allah.
3. Bagi Pemerintah/Negara
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi informasi dan masukan
bagi pemerintah (Negara) hendaknya negara menetapkan politik
ekonomi Islam, sehingga dengan penerapan politik tesebut negara
dapat menjalankan perannya dalam menjamin terpenuhi kebutuhan
pokok masyarakat, baik kebutuhan berupa barang seperti sandang,
62
pangan dan papan. Maupun kebutuhan berupa jasa, memberikan
pelayanan berupa kesehatan, pendidikan dan keamanan. Dalam upaya
melaksanakan peran tersebut, Syara’ memberikan wewenang kepada
negara untuk mengelola kepemilikan umum yang ada, dan hasil dari
pengelolaan tersebut didistribusikan kepada masyarakat secara merata.
Untuk itu negara dapat menarik dan bisa menetapkan sanksi bagi
individu didalam masyarakat yang berupaya untuk menguasai harta
kepemilikan umum yang tidak dibenarkan untuk dimiliki secara
pribadi. Hal demikian merupakan salah satu bentuk dari penerapan
aturan Syara’ dibidang perekonomian.
4. Kepada para peneliti
Diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian ini karena masih
banyak sekali yang harus dipahami dan yang harus diluruskan
berkaitan dengan praktik pertambangan emas dilihat dari perspektif
ekonomi Islam. Walaupun dalam penelitian ini sudah megena sasaran
yang dituju, akan tetapi sedikit harapan yang dapat diambil dalam
penelitian ini, oleh karena itu, para peneliti lain dapat membantu
menganalisis dan meluruskan apa yang seharusnya dan tidak
seharusnya dilakukaan dalam peraktik pertambagan ditinjau dari
ekonomi Islam.
DAFTAR PUSTAKA
63
A.R Soehoes, Bunga Rampai Pembangunan,Jakarta:Puri Padjar dan Fakultas
Teknik UI,2002
Ahmad Kurshid, Studies In Islamics Economics, Jeddah: king Abdul Aziz
University,1976.
Amir M, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta:Grafindo Persada, 1995.
Antonio Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, jakarta :Gema Insani Press
2001.
Arikunto Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2000.
Boediono. Ekonomi Makro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.II,
Yogyakarta: BPFE, 1993.
Bugin Burhan, Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi, Surabaya : Airlangga, 2001.
http://definisipengertian.com/pengertian-pengertian-2/ di unduh 29 april 2017
pukul 19:20 WITA.
http://everythingaboutvanrush88.blogspot.com/2015/03/asas-asas-hukum-
pertambangan-di.html. di unduh 29 april 2017 pukul 19:00 WITA.
http://kumpulaninfotambang.blogspot.com/2011/12/tahapan-tahapan-kegiatan-
usaha.html,di unduh 28 April 2017 pukul 20:23 WITA.
https//mtaufiknt.wordpress.com/2012/04/13/khutbah—jumat-pandangan—islam-
dalam-pengelolaan-milik-umum/. diambil pada 05 november 2017 pukul 20:03 wita.
Irwan. M. Suparmoko. Ekonomika Pembangunan Edisi keenam.Yogyakarta:
BPFE, 2002.
Jakfar, kasmir, Studi Kelayakan Bisnis, cet-1. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2003.
64
Yunia Ika, Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam, Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2001.
Mas’ud Ridwan dan Muhamad , Zakat dan Kemisknan Instrumen Pemberdayaan
Ekonomi Umat, Yogyakartta: UII Press 2005.
Muslim Muslihun, Fiqh Ekonomi, Mataram:LKIM IAIN Mataram, 2015.
http://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-syariah/prinsip-ekonomi-
syariah-dan-penjelasannya diambil pada hari Rabu pukuk 20: 21WITA.
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta:
kencana,2007.
Chaundry Syarif Muhammad, Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Prenadamedia
Group, 2014.
Narbuko Cholid Dan Abu Achmad, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2015.
Nazir Moh., Metode Penelitian, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, Cet. Ke-tuju,
2011.
Noor Juliansyah, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, Karya Ilmiah,
Jakarta: Kencana Perdana Media Grup 2011.
Nurhayadi dan Suyanto, ips ekonomi, jakarta:PT. Gelora Aksara Permata
Erlangga,2001.
Rosiana. Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Perubahan pola hidup Masyarakat
Setelah Adanya Tambang Emasdi Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong
Lombok Barat. skripsi, IAIN Mataran, Mataram, 2015.
65
Rosidi Akhyar, Wawancara dengan warga pelaku pertambangan, tanggal 28 April
2017.
Sadono, Sukirno. Pengantar teori makroekonomi, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1998.
Salim HS, Hukum Pertambangan di Indonesia, Jakarta : RajaGrafindo Persada,
2005.
Salim HS, Hukum Pertambangan di Indonesia Cetakan Ke-tuju, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014.
Salim HS, Hukum Pertambangan Mineral dan Batubara, Jakarta: Sinar Grafika,
2012.
Silalahi Ulber, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT. Refika Aditama, 2009.
Siregar Syofian, Statistik Parametrik Untuk Untuk Penelitian Kuantitatif, Jakarta:
Bumi Aksara,2014.
Sukandarrumidi, Bahan Galian Industri.Yogyakarta: Gadjah mada university
press, 2009.
Suparmoko M. Ekonomika Pembangunan Edisi keenam.Yogyakarta: BPFE, 1997.
Suprayitno Eko, Ekonomi Islam, yogyakarta:Geraha Ilmu 2004.
Zulfaizin. Dampak Pertambangan Bahan Galian C terhadap Pembangunan
Perekonomian Masyarakat Desa Gerung Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat. skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2010.
66
67
68
69
70
71