skripsi khoirunnisak 11409047 - e-repository.perpus...
TRANSCRIPT
PENGARUH SIKAP KASIH SAYANG GURU TERHADAP
MINAT BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN AQIDAH
AKHLAK KELAS III DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF
CANDIRETNO SECANG MAGELANG
TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh :
KHOIRUN NISAK
NIM . 11409047
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA
2011
PENGARUH SIKAP KASIH SAYANG GURU TERHADAP
MINAT BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN AQIDAH
AKHLAK KELAS III DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF
CANDIRETNO SECANG MAGELANG
TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh :
KHOIRUN NISAK
NIM . 11409047
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
SALATIGA
2011
PENGESAHAN KELULUSAN
SKRIPSI
PENGARUH SIKAP KASIH SAYANG GURU TERHADAP MINAT
BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS III DI
MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF CANDIRETNO SECANG
MAGELANG TAHUN 2011
DISUSUN OLEH KHOIRUN NISAK
NIM : 11409047 Telah dipertahankan di depan Panitia dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 03 Nofember 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd ____________________ Sekretaris Penguji : Dra Siti Asdiqoh ____________________ Penguji I : Yedi Efriadi, M.Ag ____________________ Penguji II : Muna Erawati, S.Psi, M.Si ____________________ Penguji III : Siti Rukhayati, M.Ag ____________________
Salatiga,………………
Ketua STAIN Salatiga Dr. Imam Sutomo,
M.Ag NIP.19580827
198303 1 00
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Khoirun Nisak
NIM : 11409047
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain.
Pendapat atau temuan orang lain terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 17 September 2011
Yang menyatakan
KHOIRUN NISAK
MOTTO
Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling
berpesan untuk berkasih sayang.(QS.Al-Balad:17)
PERSEMBAHAN
Untuk orang tuaku,
para dosenku, saudara-saudaraku,
sahabat-sahabat seperjuanganku,
dan suamiku yang selalu “memotivasiku”
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis merasa yakin bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari
kata sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis. Untuk itu
penulis mngucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini baik berupa
nasehat, semangat, saran serta arahan dan lain sebagainya.
Selanjutnya tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada yang terhormat:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Salatiga.
2. Drs. Djoko Sutopo selaku ketua Program Ekstensi di Jurusan Tarbiyah
STAIN Salatiga
3. Dra Maryatin, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Segenap civitas akademik STAIN Salatiga
5. Suami, ibu, bapak, anakku, teman-temanku yang telah memberikan
support dan membesarkan hati penulis untuk menyelesaikan studi ini.
6. Muhlisun, S. Pd.I selaku kepala MI Ma’arif Candiretno Secang
Magelang yang memberikan izin dan pelayanan dengan baik selama
penelitian.
7. Teman-teman terdekat yang telah memberikan motivasi dan do’a
sehingga dapat terselesaikan skripsi.
Kepada beliau semua penulis tidak dapat memberikan balasan apa
– apa selain ucapan terima kasih dan iringan do’a semoga Allah SWT
membalas semua amal kebaikan beliau.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis memohon pertolongan,
semoga dengan skripsi ini dapat dicatat sebagai amal sholeh dan dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 17 September 2011
Peneliti
KHOIRUNNISAK NIM. 11409047
ABSTRAK
Khoirun Nisak. 11409047. Pengaruh Sikap Kasih Sayang Guru terhadap Minat Belajar Siswa pada Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas III di MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang Tahun 2011 “Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra Maryatin. Kata Kunci : Sikap Kasih Sayang Guru dan minat belajar siswa
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana sikap kasih sayang guru pada pelajaran Aqidah
Akhak. 2. Adakah pengaruh sikap kasih sayang guru terhadap minat belajar
siswa pada pelajaran Aqidah Akhlak kelas III di MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang Tahun 2011.
Tujuan penelitian yang hendak di peroleh adalah: 1. Untuk mengetahui sikap kasih sayang guru dalam pelajaran
Aqidah Akhlak di kelas III. 2. Untuk mengetahui pengaruh sikap kasih sayang guru terhadap
minat belajar pada pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas III pada di MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang Tahun 2011.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Subyek penelitian 30 responden, dengan menggunakan teknik penelitian populasi dan sampel, serta pengumpulan datanya menggunakan angket. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Pengujian hipotesisnya menggunakan kuantitatif korelasi dengan menggunakan rumus product moment dengan bantuan komputer program SPSS 15.0 for windows.Hasil analisis korelasi product moment diperoleh nilai r hitung (rx-y) sebesar 0.517 dengan probabilitas 0.002 kurang dari 0.05 (alpha 5%) sehingga Ho diolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang positif antara rasa kasih sayang guru terhadap minat belajar siswa pada pelajaran Aqidah Akhlak kelas III di MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang 2011 dapat di terima.
.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i
LEMBAR LOGO………………………………………………………………….ii
JUDUL……………………………………………………………………………iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………………..iv
PENGESAHAN KELULUSAN…………………………………………………..v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………………..vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………….vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..viii
ABSTRAK………………………………………………………………………...x
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………..4
C. Tujuan Penelitia….……………………………………………4
D. Hipotesis………………………………………………………5
E. Kegunaan Penelitian…………………………………………..5
F. Definisi Operasional…………………………………………..6
G. Metode Penelitian……………………………………………..8
H. Sistematika Penulisan………………………………………..14
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Sikap Kasih Sayang Guru…………………………………....17
B. Minat Belajar Siswa………………………………………….36
C. Pelajaran Aqidah Akhlak…………………………………….52
D. Pengaruh Sikap Kasih Sayang Guru terhadap Minat Belajar
Siswa Pada Pelajaran Aqidah Akhlak…………………………58
BAN III : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum Lokasi dan Subyek Penelitian………………62
B. Penyajian Data………………………………………………. 69
BAB IV : ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif…………………………………………...73
B. Pengujian Hipotesis………………………………………….81
C. Pembahasan………………………………………………….82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………..86
B. Saran………………………………………………………….87
C. Penutup……………………………………………………….88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Daftar Guru MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang
Tabel 3.2 : Jumlah Siswa MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang
Tabel 3.3 : Program Pengajaran MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang
Tabel 3.4 : Data Ruang lokasi MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang
Tabel 3.5 : Daftar Nama Responden
Tabel 3.6 : Hasil Angket Sikap Kasih Sayang Guru
Tabel 3.7 : Hasil Angket Minat Belajar Siswa
Tabel 4.1 : Hasil Angket Sikap Kasih Sayang Guru Aqidah Akhlak
Tabel 4.2 : Interval Sikap Kasih Sayang Guru
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Variabel X
Tabel 4.4 : Hasil Angket Minat Belajar Siswa terhadap Pelajaran Aqidah
Akhlak
Tabel 4.5 : Interval Minat Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Aqidah
Akhlak
Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Variabel Y
Tabel 4.7 : Hasil Analisis Korelasi Product Moment
Tabel 4.8 : Sumbangan Efektif Rasa Kasih Sayang Guru Terhadap Minat
Belajar Siswa
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Pustaka
Lampiran 2 : Kisi-kisi Angket Angket
Lampiran 3 : Angket
Lampiran 4 : Hasil Penelitian Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 5 : Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 6 : Jawaban Izin Penelitian
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi
Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses belajar mengajar merupakan suatu serangkaian proses
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Hubungan timbal balik antara guru dan siswa
itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti
yang lebih luas. Dalam hal ini bukan hanya menyampaikan pesan
berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada
diri siswa yang sedang belajar.
Perkembangan kepribadian anak dalam mengembangkan sifat-
sifat dan pembentukan konsep diri, guru secara langsung maupun
tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap kepribadian anak, hal
tersebut lebih penting dari pengetahuan atau kecakapan mengajarnya.
Guru yang baik adalah guru yang dalam mengajarnya penuh
kehangatan dan bersikap menerima terhadap siswa mereka. Guru tidak
saja memotivasi siswanya untuk melakukan tugas sekolah dengan baik
dan mematuhi peraturan sekolah tetapi juga membantu siswa untuk
mengembangkan konsep diri pada masa sekarang maupun pada masa
yang akan datang.
Guru berfungsi sebagai orang tua anak di sekolah, karena guru
merupakan sentral figur bagi siswa di sekolah. Sebagai orang yang
diteladani di sekolah, guru dituntut mempunyai syarat yang harus
dipenuhi paling tidak syarat minimal yaitu guru harus mempunyai
sikap kasih sayang, cinta kasih yang tulus. Jika guru sudah kehilangan
kasih sayang terhadap siswa maka saat
itulah pendidikan kehilangan jati dirinya (Supriadi, 1999:9). Sikap
kasih sayang ditekankan kepada anak didik adalah dengan dasar sikap
kasih sayang yang tinggi kepada siswa, maka guru tersebut akan
berusaha sekuat-kuatnya untuk meningkatkan keahliannya karena ia
ingin memberikan yang terbaik kepada siswa yang disayanginya itu
(Tafsir, 2010 :85)
Usia sekolah dasar yaitu usia 6 – 12 tahun sering disebut
sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada masa
ini anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan masa
sesudahnya. Sifat khas pada masa ini adanya minat terhadap kehidupan
praktis sehari-hari yang konkret, dan juga masih membutuhkan
bimbingan dan peran guru untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
Dengan kata lain usia 6 – 12 tahun masih sangat membutuhkan uluran
tangan dan perhatian, dari gurunya dalam membentuk karakter dan
minat belajarnya.
Dengan sikap kasih sayang yang diberikan guru kepada
siswanya akan membawa pengaruh pada motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar siswa akan timbul jika siswa memiliki minat yang
besar. Mengingat pentingnya minat dalam belajar, Mursell
memberikan suatu klasifikasi yang berguna bagi guru dalam
memberikan pelajaran kepada siswa. Ia mengemukakan 22 macam
minat anak di antaranya ialah bahwa anak memiliki minat terhadap
belajar. Dengan demikian, pada hakikatnya setiap anak berminat
terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan
minat anak dalam belajar (Usman, 2006 : 27 )
Selain minat dari siswa, guru juga harus memperhatikan peran
pentingnya dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar.
Guru memiliki gambaran yang jelas tentang kecenderungan belajar
yang lazim para siswanya. Yang dimaksud adalah kecenderungan
untuk belajar atau kehausan belajar. Kecenderungan ini merupakan
aktualitas minat subyek belajar yang beraneka ragam macamnya. Guru
yang bijaksana harus dapat mengarahkan atau menyalurkan dan
berusaha mengembangkan minat yang ada pada subyek didik agar
berpartisipasi penuh dalam kegiatan pembelajaran.
Kondisi sekarang ini, seseorang yang berstatus guru termasuk
guru agama tidak selamanya dapat menjaga wibawa dan citra sebagai
seorang guru di mata anak didik dan masyarakat. Ternyata masih ada
sebagian yang mencemarkan wibawa dan citra seorang guru
diantaranya : Sikap kurang ramah guru, Sikap cuek guru, ucapan serta
tindakan guru yang kadang-kadang tidak menyenangkan terhadap
anak didik, dan dalam menghadapi persoalan masih banyak yang tidak
mencerminkkan seorang guru. Hal itu akan menimbulkan persepsi
siswa yang negatif tentang guru sehingga dapat menurunkan minat
belajar siswa dan itu menjadi sumber kegagalan pembelajaran siswa.
Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Ma’arif Candiretno
Secang Magelang pada siswa kelas III suasananya selalu ramai dan
kurang konduksif karena guru mata pelajaran Aqidah Akhlak
mengajarnya selalu menggunakan metode konvesional yakni dengan
ceramah. Kemungkinan siswa bosan mengikuti pelajaran Aqidah
Akhlak
Berangkat dari masalah pembelajaran di MI Ma’arif
Candiretno Secang Magelang, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian berjudul “PENGARUH SIKAP KASIH
SAYANG GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA
PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS III DI MADRASAH
IBTIDAIYAH MA’ARIF CANDIRETNO SECANG MAGELANG
TAHUN 2011.”
B. RUMUSAN MASALAH
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana sikap kasih sayang guru terhadap siswa di MI Ma’arif
Candiretno Secang Magelang Tahun 2011.
2. Bagaimana minat belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak pada
siswa kelas III MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang Tahun
2011 .
3. Bagaimana pengaruh sikap kasih sayang guru terhadap minat
belajar siswa pada pelajaran Aqidah Akhlak kelas III di MI Ma’arif
Candiretno Secang Magelang Tahun 2011 .
C. TUJUAN PENELITIAN
Agar dapat memberikan gambaran konkret serta arah yang jelas
dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai
yaitu untuk :
1. Mengetahui sikap kasih sayang guru dalam pelajaran Aqidah
Akhlak di MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang Tahun 2011.
2. Mengetahui minat belajar siswa pada pelajaran Aqidah Akhlak
kelas III di MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang Tahun 2011.
3. Mengetahui bagaimana pengaruh kasih sayang guru terhadap
minat belajar pada pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas III pada di
MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang Tahun 2011.
D. HIPOTESA PENELITIAN
Istilah hipotesa sebenarnya adalah kata majemuk, terdiri dari
kata – kata hipo dan tesa. Hipo berasal dari kata Yunani Hupo, yang
berarti di bawah, kurang atau lemah. Tesa berasal dari kata Yunani
thesis, yang berarti teori atau proposisi yang disajikan sebagai bukti.
Dalam rangka pembicaraan kita sekarang ini hipo akan kita artikan
lemah, sedang tesa diartikan teori, proposisi atau pernyataan.
Hipotesa adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya
dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. Jika hipotesa telah
dibuktikan kebenarannya, namanya bukan lagi hipotesa, melainkan
suatu tesa (Hadi, 1977: 257). Maka hipotesa sementara penelitian ini
adalah : Ada pengaruh yang positif antara rasa kasih sayang guru
terhadap minat belajar siswa pada pelajaran Aqidah Akhlak kelas III di
MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang 2011
E. KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini semoga bermanfaat dan berguna baik secara
teoritis maupun praktis. Adapun manfaat tersebut adalah :
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan khasanah keilmuan khususnya pada jurusan Pendidikan
Agama Islam pada STAIN Salatiga.
2. Secara Praktis
a. Penelitian diharapkan menambah pengetahuan bagi guru dan
calon guru tentang pentingnya kasih sayang guru dalam proses
belajar mengajar.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan bahwa mengajar dengan kasih sayang dapat
meningkatkan minat belajar siswa.
c. Penelitian ini dapat berguna bagi guru Aqidah Akhlak agar
menerapkan keteladanan dengan baik sehingga mendorong
siswa untuk meningkatkan minat belajarnya.
F. DIFINISI OPERASIONAL
1. Sikap Kasih Sayang Guru
Sikap adalah bentuk tubuh, cara berdiri (tegak, teratur atau
dipersiapkan untuk bertindak), perbuatan dan sebagai yang
berdasarkan pada pendirian perilaku, gerak-gerik (Kamus Pusat
Bahasa, 2001:1063). Menurut Djaali (2011:114) sikap adalah
kecenderungan untuk bertindak berkenaan dengan obyek tertentu.
Kasih sayang adalah perasaan cinta atau suka tanpa syarat
(Kamus Pusat Bahasa, 2001:526). Menurut Suharsono
(2003:190)”Kasih sayang adalah karunia Alloh SWT kepada
manusia, kemampuan yang bersama dengan pengetahuan dan
kebenaran yang memungkinkan manusia hidup di dunia dengan
penuh semangat, enerjik, dan bergairah” .
Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar (Kamus
Pusat Bahasa, 2001: 37). Guru adalah sosok yang memiliki rasa
tanggung jawab sebagai seorang pendidik dalam menjalankan
tugas dan fungsinya sebagai seorang guru yang profesional yang
pantas menjadi figur atau teladan bagi peserta didiknya (Roqib,
Nurfuadi, 2009: 25 ). Menurut Zakiyah Daradjat (2009:39) “guru
adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagaian tanggung
jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua”.
Sikap kasih sayang guru adalah proses pembentukan watak
kepribadian dengan perasaan cinta dan kasih sayang terhadap siswa
yang dilakukan oleh seorang pendidik profesional penuh semangat
dan penuh tanggung jawab terhadap profesi dan pengabdian
kepada Allah SWT.
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu, gairah keinginan (Kamus Pusat Bahasa, 2001:744). Minat
merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang
(Usman, 2006:27). Menurut Slameto (2002:180) minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas.
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman (Kamus Pusat Bahasa, 2001:17).
Belajar adalah perubahan dalam perilaku yang merupakan refleksi
secara relatife (Hamalik, 2009:51). Menurut Fudyartanto (2002)
belajar adalah memperoleh pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai
pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan
(Baharuddin, 2008:13). Siswa adalah murid (Kamus Pusat Bahasa,
2001:1077).
Jadi minat belajar siswa adalah kecenderungan hati yang
menetap pada diri siswa yang merasa tertarik dan senang untuk
memperoleh kepandaian atau ilmu melalui proses perubahan
tingkah laku maupun
perbuatan yang terangkum dalam semua aktivitas siswa dirumah
dan disekolah.
2. Pelajaran Aqidah Akhlak
Pelajaran adalah yang dipelajari atau diajarkan (Kamus
Pusat Bahasa, 2001:1077). Aqidah secara bahasa (etimologi)
berasal dari Bahasa Arab yang jama’nya Aqaa’idu dari akar kata
Aqaada,Ya’qidu, yang artinya yang dipercayai hati. Secara istilah
(termologi) aqidah adalah iman atau kepercayaan (Yunus,
1972:275). Aqidah adalah perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati
dan pembenarannya kepada sesuatau (Azmi, 2006:37).
Akhlak berasal dari Bahasa Arab yang merupakan jamak
dari Khuluqun yaitu akhlaqun dari akar kata khalaqa, yahluqu,
khalqan yang memiliki arti Membuat, menjadikan, budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat(Yunus, 1972:120). Jadi Pelajaran
Aqidah Akhlak adalah mata pelajaran yang diajarkan pada
madrasah dengan tujuan untuk membentuk perilaku siswa menjadi
baik.
Jadi sikap kasih sayang guru terhadap minat belajar siswa
adalah kesiapan seorang guru profesional untuk mendidik para
siswa dengan penuh rasa kasih sayang dengan tujuan dapat
mengembangkan minat belajar sehingga prestasi belajar menjadi
lebih baik khususnya pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.
G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah
pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian dengan pendekatan
kuantitatif korelasi adalah untuk mengetahui tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,
tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada
(Arikunto, 2010:04). Adapun hubungan korelasi yang akan di teliti
adalah sikap kasih sayang guru terhadap minat belajar siswa.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,
2010:173). Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan
untuk diselidiki disebut populasi atau universum. Populasi dibatasi
sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit
mempunyai satu sifat yang sama (Hadi, 1977 : 220). Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini siswa MI Ma’arif
Candiretno Secang Magelang 2011.
Sampel adalah bagaian dari sebuah populasi (Surakhmad,
2004:121). Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas III MI Candiretno Secang Magelang
yang berjumlah 30 siswa. Siswa terdiri dari laki-laki 09 anak dan
siswa perempuan 21 anak.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara memperoleh
data(Arikunto, 2010:192). Cara menunjuknya pada sesuatu yang
abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata,
tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya. Sebagai
berikut :
a. Metode Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (
Arikunto, 2010:194 ) Angket digunakan sebagai metode
pokok untuk memperoleh data tentang pengaruh persepsi
sikap kasih sayang guru terhadap minat belajar siswa pada
pelajaran Aqidah Akhlak kelas III di MI Ma’arif Candiretno
Secang Magelang. Dalam membuat angket tentu tidak lepas
dari variabel dan indikator.
Indikator sikap kasih sayang guru sebagai berikut :
Aspek psikis dapat dilihat sebagai berikut :
1) Sabar
2) Ramah dan sopan
3) Lemah lembut
4) Bersuara bersih dan jelas
5) Adil
6) Memiliki kewibawaan
7) Pengetahuan yang luas
8) Menerima pendapat
9) Memberi motivasi
10) Bertanggung jawab
11) Memiliki jiwa kepemimpinan
12) Konsekuen
Aspek perilaku mengajar dapat dilihat dari indikator :
1) Dapat menggunakan humor secara proporsional
2) Melakukan gerakan dalam mengajar
3) Menjelaskan dengan jelas
4) Perilaku menyenangkan dan menarik perhatian siswa
5) Kreatif
6) Tingkah laku baik
7) Mempertimbangkan berbagai alternatif cara
mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa. misal :
bahan dan suara atau menguasai materi
8) Menguasai kelas (Sadirman, 2003:167)
Indikator minat belajar sebagai berikut :
a. Disiplin mengikuti pelajaran Akidah Akhlak
1) Selalu mengikuti pelajaran Akidak Akhlak
2) Selalu mengikuti les pelajaran Akidah Akhlak
b. Hasrat untuk belajar Akidah Akhlak
1) Menggunakan waktu yang kosong untuk belajar
Akidah Akhlak
2) Siswa selalu mengerjakan PR dengan sungguh-
sungguh
3) Ingin tau lebih banyak tentang pelajaran Akidah
Akhlak
c. Perasaan senang dengan pelajaran Akidah Akhlak
1) Senang terhadap pelajaran Akidah Akhlak
2) Senang membaca buku pelajaran Akidah Akhlak
3) Memiliki catatan lengkap pelajaran Akidah Akhlak
d. Dorongan untuk mendapatkan nilai baik
1) Apabila ada ulangan selalu mengerjakan dengan
sungguh-sungguh.
2) Berusaha lebih keras ketika mengalami kegagalan
dalam pelajaran Akidah Akhlak.
3) Mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.
4) Membuat ringkasan pelajaran Akidah Akhlak
(Iskandar, 2009 : 184)
b. Metode wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara (interviewer) (Arikunto, 2010:198 ). Metode ini
digunakan untuk memperoleh data atau informasi (keadaan,
gagasan/pendapat, sikap/tanggapan, keterangan) tentang sikap
kasih sayang guru terhadap minat belajar anak pada siswa kelas
III MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang. Adapun yang
akan diwawancarai adalah guru mata pelajaran Aqidah
Akhalak kelas III dan kepala MI Ma’arif Candiretno Secang
Magelang.
c. Metode Dokumentasi
Metode ini akan digunakan untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian. Suharsini Arikunto menyatakan
bahwa metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya
(1987,131). Metode dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai keadaan MI Ma’arif Candiretno
Secang Magelang dengan cara mengambil data dari dokumen
yang tersedia.
4. Instrumen Penelitian
Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi (Arikunto,
2010:159). Adapun Variabel dalam penelitian ini ada 2 macam
yaitu variabel independent dan dependent. Yang di maksud
variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau
penyebab atau bebas atau variabel X. Variabel dependent adalah
variabel akibat, tidak bebas, tergantung, terikat atau variabel
Y(Arikunto, 2010: 162).
a. Variabel X dalam penelitian ini adalah sikap kasih sayang guru
di MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang
b. Variabel Y dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa di
kelas III MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang.
5. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah data
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data statistik.
Adapun tahapan analisis serta rumusan yang digunakan sebagai
berikut :
a. Analisis Pendahuluan
Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing
variabel peneliti analisis menggunakan rumus prosentase.
Prosentase adalah merupakan cara untuk menyatakan fraksi
dari seratus, presen sering ditunjukkan dengan symbol %
(Ronald, Thomas, 1989:53). Adapun alasan menggunakan
prosentase adalah mengoptimalkan dan mengefektifkan dalam
perhitungan hasil analisis data. Untuk menganalisis data
tersebut maka menggunakan rumus analisis prosentase sebagai
berikut:
= ிே
100 %
Keterangan :
P : Proporsi individu dalam golongan
F : Frekuensi
N : Jumlah Subjek keseluruhan
Rumus tersebut diatas akan digunakan untuk menganalisis
hasil penelitian tentang sikap kasih sayang guru dan minat belajar
siswa.
b. Analisis Data
Kemudian untuk mengetahui ada tidaknya antara kedua
variabel tersebut, yakni pengaruh sikap kasih sayang guru
terhadap minat belajar siswa kelas III MI Ma’arif Candiretno
Secang Magelang, peneliti menggunakan analisis korelasi
product moment yang rumusnya sebagai berikut :
( )( )
[ ( ) ( )]].[
22
22 å ååå
å åå
--
-=
NY
YNX
X
NYX
XYrxy
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi product moment
XY = product dariX dan Y
X = variabel sikap kasih sayang guru
Y = minat belajar siswa
N = Jumlah responden
H. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
Penyusunan laporan penelitian pada skripsi ini, sistematikanya
sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
A. Menguraikan Latar Belakang
B. Rumusan Penelitian
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
F. Definisi Operasional
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
2. Populasi dan Sampel
3. Metode Pengumpulan
4. Instrument Penelitian
5. Teknik analisis
H. Sistematika Penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Sikap Kasih Sayang Guru
B. Minat Belajar Siswa
C. Pelajaran Aqidah Akhlak
D. Pengaruh Sikap Kasih Sayang Guru
Terhadap Minat Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Aqidah Akhalak Kelas III.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Candiretno
Secang
B. Penyajian Data
BAB IV : ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif
B. Pengujian Hipotesa
C. Pembahasan
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sikap Kasih Sayang Guru
1. Pengertian Sikap Kasih Sayang Guru
Thursthoen dalam Walgito (1990:108) menjelaskan bahwa,
sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui
gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau
suatu objek. Berkowitz, dalam Azwar Saifuddin (2000:5)
menerangkan sikap seseorang pada suatu objek adalah perasaan
atau emosi, dan faktor kedua adalah reaksi/respon atau
kecenderungan untuk bereaksi. Sebagai reaksi maka sikap selalu
berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak
senang (dislike), menurut dan melaksanakan atau
menjauhi/menghindari sesuatu
Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sikap adalah
kecenderungan, pandangan, pendapat atau pendirian seseorang
untuk menilai suatu objek atau persoalan dan bertindak sesuai
dengan penilaiannya dengan menyadari perasaan positif dan
negatif dalam menghadapi suatu objek.
Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling
menunjang yaitu :
1) Komponen kognitif ( cognitive )
Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai
oleh individu pemilik sikap atau berisi kepercayaan seseorang
mengenai apa yang berlaku atau apa yang bagi obyek sikap.
Sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi
dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat
diharapkan dari objek tertentu.
2) Komponen afektif ( affective )
Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional,
subyektif seseorang terhadap suatu objek sikap.
3) Komponen konatif / komponen perilaku ( Conative )
Sikap ini menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan
objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi
bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi
perilaku misalnya : kecenderungan memberi pertolongan,
menjauhkan diri dan sebagainya (Azwar, 2000:24 ).
2. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Kasih Sayang Guru
Dasar pendidikan adalah kasih sayang seseorang untuk
disayang dan menyayangi jika telah tersimpan kasih sayang dalam
hati seseorang, ia rela untuk mengorbankan apa yang diinginkan
untuk anak yang disayanginya, proses ini juga diperlukan dalam
belajar mengajar dimana guru harus mampu memberikan kasih
sayangnya kepada para siswanya, sebaliknya siswa juga harus
berusaha untuk hormat atau tawadhu’ dan menyayangi gurunya.
Karena dalam kasih sayang ini terdapat energy atau tenaga yang
cukup besar yang dapat melahirkan kepekaan, dan memori yang
akan menumbuhkan kreatifitas dan inspirasi “para pecinta pasti
berlari mencari apa yang dicintainya, berlarian di atas wajah dan
kepala mereka bagai aliran air yang deras menuju gelombangnya
(Suharsono, 2003:189).
Dengan kasih sayang kekuatan dapat dilipatgandakan,
ingatan menjadi tajam dan kecerdasan manusia bisa berkembang
dengan pesat. Semua jenis kasih sayang menggelorakan energi
besar dan meningkatkan kemampuan pemahaman karier, setiap
sentuhan kasih sayang akan memunculkan rasa tentram. Seorang
yang mendapat sentuhan kasih sayang dapat menghangatkan
jiwanya dan semakin besar kasih sayang yang didapat akan
semakin besar pula perkembangan jiwanya.
3. Sifat Kasih Sayang Guru Kepada Siswa
Guru seharusnya bisa digugu dan ditiru, oleh karena itu
guru harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Simpatik
Simpatik berasal dari bahasa inggris “sympathty”. Simpati
merupakan suatu kecenderungan untuk turut merasakan apa
yang sedang dirasakan orang lain, dalam masyarakat
berkembang pula arti dari simpati yaitu rasa senang atau
tertarik kepada seseorang. Seseorang menarik karena parasnya
pakaiannya atau penampilannya disebut simpati. Dengan
memiliki sifat simpati seorang guru akan selalu dikagumi baik
oleh sesama guru, atasan maupun siswanya. Seorang
hendaknya memiliki sifat simpatik agar siswa merasa tertarik,
baik penampilan fisiknya maupun dengan cara mengajarnya,
sehingga siswa merasa senang dalam kegiatan belajar
mengajarnya.
b. Terbuka
Seorang guru hendaknya memiliki sifat terbuka, baik kepada
teman sejawat atau sesama guru begitu pula dengan pimpinan
atau atasan termasuk juga kepada siswanya baik untuk
menerima kedatangan siswa, untuk ditanya oleh siswa, untuk
diminta bantuan juga untuk mengoreksi diri. Kelemahan atau
kesulitan yang dihadapi oleh para siswa adakalanya disebabkan
karena kelemahan atau kesalahan pada guru. Untuk
memperbaiki kelemahan siswa, terlebih dahulu harus diakui
oleh perbaikan pada diri guru. Upaya ini menuntut keterbukaan
pada pihak guru.
c. Humoris
Menjadi guru tidak selamanya harus bersikap terlalu menjaga
diri atau menjaga jarak dengan menutup diri baik dengan
sesama guru atau dengan siswanya sendiri. Seorang guru
hendahnya memiliki sifat suka tertawa dan suka memberi
kesempatan tertawa kepada siswa-siswanya. Sifat ini banyak
memiliki makna yang banyak faidahnya bagi seorang guru
antara lain ia akan tetap memikat perhatian siswa pada waktu
mengajar, siswa tidak lekas bosan atau merasa lelah dalam
proses pembelajaran.
Sifat humor yang pada tempatnya merupakan pertolongan
untuk memberi gambaran yang betul dari beberapa pekerjaan
atau beberapa mata pelajaran. Humor hendaknya jangan
digunakan untuk menguasai kelas sehingga dengan humor itu
guru menjadi bertele-tele, melantur, lupa akan apa yang
seharusnya diberikan dalam pelajaran itu. Yang penting ialah
humor dapat mendekatkan guru dengan siswanya, seolah-olah
tak ada perbedaan umur, merasa kesenangan dan pengalaman
bersama-sama.
d. Rendah hati
Sebagai panutan atau teladan bagi siswa maka seorang guru
harus memiliki sifat-sifat yang arif dan bijaksana salah satu
sifat itu adalah rendah hati. Dengan memiliki sifat rendah hati
maka seorang guru akan merasa lebih berwibawa dan dihormati
bahkan disegani keteladanannya oleh siswanya. Rendah hati
berarti tidak sombong dan tidak mengganggap dirinya sebagai
orang yang diatas dalam segala hal terhadap siswa. Sehingga
siswa tidak merasa takut untuk menyampaikan ide atau
pendapatnya dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Kreatif
Kreatif merupakan kemampuan seseorang untuk menemukan
dan menciptakan hal-hal yang baru. Sebagai seorang guru
hendaknya memiliki daya kreativitas yang tinggi. Misalnya
dalam bentuk penulisan buku-buku atau dalam menciptakan
media pembelajaran sederhana untuk membantu kelancaraan
proses belajar mengajar.
f. Ramah
Ramah merupakan sifat seseorang yang mau bergaul dengan
orang lain. Sifat dapat ditunjukkan dengan tersenyum, menyapa
dan memberi perhatian. Sebagai seorang guru, sifat ramah
sangat diperlukan agar siswa atau orang lain merasa nyaman
dalam bergaul. Seorang guru yang ramah terhadap siswa, maka
siswa akan merasa bahwa dirinya mendapat perhatian dari guru
tersebut. Sifat ramah dapat mempermudah interaksi, baik
dengan guru yang lain maupun siswa.
g. Kharismatik dan berwibawa
Guru harus memiliki sifat kharismatik hal ini penting karena
seorang guru merupakan panutan atau anutan bukan hanya oleh
siswa akan tetapi juga oleh masyarakat. Dengan kharismatik
yang tinggi maka akan mudah, ketika seorang guru
menyampaikan materi atau informasi baik kepada siswa sendiri
atau kepada masyarakat. Bahkan karena kharismanya begitu
tinggi dari seorang guru misalnya baru disebut namanya atau
mendengar suaranya saja orang lain yang mendengarnya
biasanya akan terdiam karena begitu wibawanya seorang guru.
Begitu pula seorang guru harus berwibawa. Wibawa harus
dimiliki oleh seorang guru. Hal tersebut berguna agar pendidik
mampu menumbuhkan kesadaran siswa untuk melaksanakan
tugas yang diberikan, bukan karena takut atau karena paksaan.
h. Pecinta ilmu dan teknologi
Seorang guru hendaknya mencintai ilmu, baik ilmu yang
berhubungan dengan bidang studi yang ditekuni maupun ilmu-
ilmu lain, seperti di era zaman teknologi sekarang ini, dimana
manusia harus memiliki wawasan pengetahuan yang luas,
apalagi sebagai guru yang memiliki wawasan tugas mengajar
serta mendidik yaitu dengan memiliki bekal atau kemampuan
misalnya mengakses informasi-informasi yang terbaru baik
melalui media masa, elektronik atau komunikasi digital
diharapkan guru mampu memiliki kompetensi professional
artinya bahwa seorang guru harus memiliki pengetahuan yang
luas, mendalam dari bidang studi yang diajarkannya, memiliki
dengan berbagai metode mengajar dalam proses kegiatan
belajar mengajar yang diselenggarakannya. Oleh karena itu
seorang guru idealnya mampu menguasai minimal
mengoperasikan alat media dengan baik sehingga dapat
mengajar dengan berbagai metode termasuk dengan teknologi.
Jangan sampai siswa kita bisa mengoperasikan teknologi,
semisal komputer ternyata gurunya tidak bisa atau gagap
teknologi (gaptek).
Menurut M. Ngalim Purwandarminto ( 2000 : 143 )
Dalam aspek psikis hendaknya guru harus bersifat dan bersikap
antara lain :
a. Adil
Didunia ini tidak seorangpun yang bersifat adil, kecuali Tuhan.
Tetapi yang dimaksud disini tentu saja adil yang dapat
dilakukan oleh manusia, bukan keadilan Tuhan yang Maha Esa.
Seorang guru harus adil, misalnya dalam memperlakukan anak
didiknya harus dengan cara yang sama, ia tidak membedakan
anak yang cantik, anak yang berpangkat, anak saudara sendiri,
atau anak yang menjadi kesayangannya. Perlakuan yang adil
seperti itu perlu bagi guru, misalnya dalam memberi nilai dan
memberi hukuman terhadap anak didik. Pada hakikatnya murid
mendambakan perlakuan, perhatian yang adil dari seorang guru.
Kemudian seorang guru jangan berlaku tidak adil terhadap
muridnya atas dasar benci pada murid yang melanggar aturan.
b. Percaya dan suka terhadap murid-muridnya
Seorang guru harus percaya kepada anak didiknya. Ini berarti
bawwa guru harus mengakui dan menginsyafi bahwa anak-anak
adalah makhluk yang mempunyai kemauan, mempunyai kata
hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatan yang buruk
dan menimbulkan kemauan untuk mencegah perbuatan yang
buruk itu.
Tentu saja kemauan dan kata hati anak masih lemah, masih
harus berkembang dan dikembangkan. Disinilah letak tugas
guru yang penting untuk membentuk kemauan dan kata-kata
hati anak ke arah yang baik. Syaratnya guru harus percaya
kepada anak didiknya.
Demikian pula guru harus mencintai murid-muridnya. Anak
adalah makhluk yang tidak mempunyai cacat-cacat, kecuali
cacat- cacat yang mereka harapkan dari kita untuk
menghilangkannya, yaitu kebodohan, kedangkalan dan kurang
pengalaman. Guru yang percaya dan mencintai anak didiknya
akan dapat mendidik anak-anak itu dengan hasil yang baik.
c. Sabar dan rela berkorban
Kesabaran merupakan syarat yang sangat diperlukan apalagi
pekerjaan guru sebagai pendidk terutama seorang guru. Ia harus
mempunyai pemikiran yang luas dan hati yang lapang, tidak
cepat marah dalam hal-hal sepele, meskipun menyakitkan hati.
Misalnya di Sekolah guru sering merasakan kekecewaan karena
murid-murid kurang mengerti apa yang diajarkannya. Murid-
murid yang tidak mengerti kadang-kadang menjadi pendiam
atau sebaliknya membuat keributan-keributan. Hal itu sangat
mengecewakan guru atau mungkin meyebabkannya putus asa.
Dalam kondisi seperti ini guru harus tetap tabah, sabar mungkin
juga kesalahan terletak pada dirinya yang kurang simpatik atau
cara mengajarnya yang kurang terampil atau bahan pelajaran
yang belum dikuasai olehnya.
Sifat sabar perlu dipunyai setiap guru baik dalam melakukan
tugasnya mendidik maupun menanti hasil belajar setiap harinya.
Pekerjaan mendidik tidak dapat disamakan dengan membuat mi
instan. Banyak jerih payah guru baru dapat dipetik buahnya
setelah anak menjadi orang dewasa setelah ia berdiri di dalam
masyarakat.
d. Memiliki kewibawaan ( gezag) terhadap anak-anak.
Gezag sangat penting bagi seorang pendidik, tanpa adanya
gezag pada pendidik, tidak mungkin pendidikan itu dapat
masuk ke dalam hati sanubari anak-anak. Tanpa kewibawaan
murid-murid akan menuruti kehendak dan perintah gurunya
karena takut atau karena paksaan, jadi bukan karena keinsyafan
atau kesadaran di dalam dirinya.
e. Ramah dan memiliki perasaan humor
Seseorang guru hendaklah memiliki sifat ramah, suka tersenyum
dan memberikan kesempatantertawa kepada murid-muridnya,
Sifat ini banyak berguna bagi guru, antara lain : Guru akan
selalu memikat perhatian anak didik pada waktu mengajar,
anak-anak tidak lekas bosan atau merasa lelah.
Sifat humor yang pada tempatnya merupakan pertolongan untuk
memberi gambaran yang betul dari beberapa pelajaran, karena
ada pula dari beberapa mata pelajaran terutama mata pelajaran
eksata yang agak sukar akan menyenangkan jika deberikan
dengan lelucon (Ngalim Purwodarminto, 1994:133 )
Dalam prespektif Islam guru hendaknya harus
mempunyai sifat-sifat guru sebagai berikut :
a. Kasih sayang kepada siswa
b. Senang memberi nasihat
c. Senang melarang siswa melakukan hal yang tidak baik
d. Bijak dalam memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan siswa
e. Hormat pada pelajaran lain yang bukan pengajarannya
f. Bijak dalam memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan taraf
kecerdasan siswa
g. Mementingkan berfikir dan ber’ijtihad Jujur dalam keilmuan
h. Adil (Tafsir, 2010:84)
Dalam memberikan kasih sayang kepada siswanya,
hendaknya guru memperlakukan mereka seperti anaknya sendiri.
Dengan demikian seorang guru seharusnya menjadi orang tuanya
di sekolah, salah satu caranya dengan mencintai anak didiknya
seperti memikirkan keadaan anaknya. Jadi hubungan psikologis
antara guru dan siswanya seperti hubungan naluriah antara kedua
orang tua dengan anaknya, sehingga hubungan timbal balik yang
harmonis tersebut akan berpengaruh positif ke dalam proses
pendidikan dan pembelajaran
Guru yang pintar dan menguasai pelajaran tetapi tidak
mengetahui ilmu pendidikan dan cara mengajar, tidak akan sukses
dalam jabatannya kecuali kalau ia menguasai siswa-siswa dengan
sepenuh hati, serta menolong dan membantu mereka sehingga
pembelajaran akan berhasil seperti yang diharapkan.
Ada yang menarik dalam teori yang telah dikemukakan di
atas, yaitu mereka menekankan pentingnya sifat kasih sayang
kepada anak didik. Ahmad Tafsir membagi kasih sayang menjadi
dua yaitu :
a. Kasih sayang dalam pergaulan berarti guru harus lembut dalam
pergaulan. Konsep ini mengajarkan agar tatkala menasehati
murid yang melakukan kesalahan hendaknya menegur dengan
cara memberikan penjelasan bukan celaan yang akan melukai
minatnya.
b. Kasih sayang yang diterapkan dalam mengajar, berarti guru
tidak boleh memaksa murid mempelajari sesuatu yang belum
dapat dijangkaunya. Pembelajaran harus dirasakan mudah oleh
anak didik. Dan kasih sayang yang kedua ini terkandung
pengertian bahwa guru harus mengetahui perkembangan
kemampuan muridnya (Tafsir, 2010:85)
Meskipun ayat ini diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW guna membina ummatnya, tapi pembinaan itu bersifat
universal. Ayat di atas juga berlaku bagi guru dalam mendidik
siswanya. Jika mereka ingin siswanya lebih mendekat, maka jalan
yang mesti ditempuhnya adalah mendidik dengan lemah lembut
dan dilandasi kasih sayang.
4. Peran Guru Dalam Pembelajaran
Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau
pembelajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan
guru dalam proses pembelajaran belum dapat digantikan oleh
mesin, radio, tape recorder, ataupun oleh komputer yang paling
modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi
seperti sikap, system nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-
lain yang merupakan hasil dari proses pembelajaran, tidak dapat
dicapai melalui alat-alat tersebut.
Adapun beberapa peran guru dalam pembelajaran antara
lain sebagai :
a. Inspirator
Sebagai inspirator guru harus dapat memberikan petunjuk yang
baik bagi kemajuan belajar siswa. Persoalan belajar adalah
masalah utama siswa. Guru harus dapat memberikan petunjuk
bagaimana belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti harus
bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari pengalaman pun
bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.
Yang penting bukan teorinya, tapi bagaimana melepaskan
masalah yang dihadapi oleh siswa.
b. Informator
sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain jumlah
pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang tgelah
diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baiak dan
efiktif diperlukan dari guru. Kesalaham informasi adalah racun
bagi siswa. Informatory yang baik adalah guru yang mengerti
kebutuhan siswa dan mengabdi untuk siswa.
c. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong siswa
agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan
motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang
melatarbelakangi siswa malas belajar dan
menurun prestasinya disekolah. Setiap saat guru harus
bertindak sebagai motivator, karena dalam interaksi edukatif
tidak mustahil ada diantara siswa yang malas belajar dan
sebagainya. Motivator dapat efektif bila dilakukan dengan
memperhatiakan kebutuhan siswa. Peranan sebagai motivator
sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut
esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran
sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan
sosialisasi diri.
d. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas
yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar siswa.
Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang
kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas
belajar yang kurang tersedia, menyebabkan siswa malas
belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana
menyediakan fasilitas, sehingga akan terciptakan lingkungan
belajar yang menyenangkan siswa.
e. Pembimbing
Peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran
yang telah disebutkan diatas, adalah sebagai pembimbing.
Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru
disekolah adalah untuk membimbing siswa menjadi manusia
dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan, siswa akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan
dirinya. Kekurangmampuan siswa menyebabkan lebih banyak
tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa,
ketergantungan siswa semakin berkurang. Jadi, bagaimanapun
juga bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat siswa
belum mampu berdiri sendiri (mandiri).
f. Inisiator
Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi
pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
pembelajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang
harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dibidang pendidikan. Kompetensi guru harus
diperbaiki, ketranpilan penggunaan media pendidikan dan
pembelajaran harus diperbaharui sesuai kemajuan media
komunikasi dan informasi abad ini. Guru harus menjadikan
dunia pendidikan, khususnya interaksi edukatif agar lebih baik
dari dulu. Bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide
inovasi bagi kemajuan pendidikan dan pembelajaran.
g. Organisator
Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang
diperlukan dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan
pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah,
menyusun kalender pendidikan, dan sebagainya. Semuanya
diorganisasikan, sehingga mencapai efiktifitas dan efisiensi
dalam belajar pada diri siswa.
h. Korektor
Sebagai korektor guru harus bisa membedakan mana nilai yang
baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini
harus betul-betul dipahami dalam kehidupan dimasyarakat.
Kedua nilai ini telah siswa miliki dan mungkin pula telah
mempengaruhinya sebelum siswa masuk sekolah. Latar
belakang siswa yang berbeda-beda sesuai dengan sosio-kultural
masyarakat di mana siswa tinggal akan mewarnai
kehidupannya. Semua nilai yang baik harus mempertahanan
dan semua nilai yang buruk harus disingkarkan dari jiwa dan
watak siswa. Biar guru membiarkannya, berarti guru telah
mengabaikan perananya sebagai seorang korektor, yang
menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku, dan
perbuatan siswa.
i. Demonstrator
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat
siswa pahami. Apalagi siswa yang mempunyai intelegensi yang
sedang. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami siswa,
guru harus berusaha membantunya, dengan cara
memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga
apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman siswa,
tidak terjadi kesalahan pengertian antara guru dan siswa.
Tujuan pengajaranpun dapat tercapai dengan efektif dan
efisien.
j. Pengelolaan Kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola
dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua
siswa dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari
guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang
jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya kelas yang tidak
dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pembelajaran.
k. Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam
berbagai bentuk dan jenisnya, baik media nonmaterial maupun
materiil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna
mengefektifkan proses interaktif edukatif. Ketrampilan
menggunakan semua media itu diharapkan dari guru yang
disesuaikan dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai
mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses
belajar siswa. Dalam diskusi guru dapat berperan sebagai
penengah, sebagai pengatur lalu lintas jalannya diskusi.
Kemacetan jalannya diskusi akibat siswa kurang mampu
mencari jalan keluar dari pemecahan masalahnya, dapat guru
tengahi, bagaimana menganalisis permasalahan agar dapat
diselesaikan. Guru sebagai mediator dapat juga diartikan
penyedia media.
l. Supervisi
Sebagai supervisi, guru hendaknya dapat membantu,
memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses
pembelajaran. Teknik-teknik supervisi harus guru kuasai
dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi
belajar mengajar lebih baik. Untuk itu kelebihan yang dimiliki
supervisor bukan karena pengalaman, pendidikannya,
kecakapannya, atau ketrampilan-ketrampilan yang dimilikinya,
atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol
daripada orang-orang yang di supervisinya. Dengan semua
yang dimiliki, ia dapat melihat, menilai atau mengadakan
pengawasan terhadap orang atau sesuatau yang disupervisi.
m. Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang
evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian
yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian
terhadap aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek
kepribadian siswa, yakni aspek nilai (values). Berdasarkan hal
ini, guru harus bisa memberikan penilaian dalam dimensi yang
luas. Penilaian dalam kepribadian siswa tentu lebih diutamakan
daripada penilaian terhadap jawaban siswa ketika diberikan tes.
Siswa yang berprestasi baik, belum tentu memiliki
kepribadaian yang baik. Jadi, penilaian itu pada hakikatnya
diarahkan pada perubahan kepribadian siswa agar menjadi
manusia susila yang cukup. Sebagai evaluator, guru tidak
hanya menilai produk (hasil pembelajaran), tetapi juga menilai
proses (jalannya pembelajaran). Dari kedua kegiatan ini akan
mendapatkan umpan balik (feedback) tentang pelaksanaan
interaksi edukatif yang telah dilakukan (Roqib, Nurfuadi,
2009:107-112).
Hubungan guru dan siswa tidak terbatas pada hubungan
memberi dan menerima. Namun keduanya terikat oleh suatu
perasaan yang mendalam. Tugas guru ialah membimbing dan
mendidik. Mendidik itu sebagian dilakukan dalam bentuk
mengajar, sebagai bentuk dalam memberikan dorongan,
memuji, menghukum, memberi contoh dan membiasakan untuk
memperoleh kemampuan melaksanakan tugas secara maksimal.
5. Syarat-syarat Guru
Untuk memenuhi hubungan guru dan siswa, maka Muh
roqib dan nurfuadi (2009:112-113) mengemukakan syarat-syarat
kepribadian seorang guru yaitu :
a. Takwa kepada Allah SWT
b. Berilmu
c. Sehat jasmani
d. Berkelakuan baik
Menurut Soejono (1982:63-65) menyatakan bahwa syarat
guru dalam Islam adalah sebagai berikut:
a. Dewasa.
Tugas mendidik adalah tugas yang amat penting karena
menyangkut perkembangan seseorang, jadi menyangkut nasib
seseorang, olek karena itu, tugas itu harus dilakukan secara
bertanggung jawab. Itu hanya dapat dilakukan oleh orang
dewasa, anak-anak tidak dapat dimintai pertanggungjawaban.
Di Negara kita, seseorang dianggap dewasa sejak ia berumur
18 tahun atau dia sudah kawin. Menurut ilmu pendidikan
adalah 21 tahun bagi laki-laki dan 18 tahun bagi perempuan.
Bagi pendidik asli yaitu orang tua anak, tidak dibatasi umur
minimal, bila mereka telah mempunyai anak, maka mereka
boleh mendidik anaknya. Dilihat dari segi ini, sebaiknya umur
kawin adalah 21 bagi laki-laki, dan minimal 18 tahun bagi
perempuan.
b. Sehat jasmani dan rohani
Jasmani yang tidak sehat akan menghambat pelaksanaan
pendidikan, bahkan dapat membahayakan siswa bila
mempunyai penyakit menular. Dari segi rohani, orang gila
berbahaya juga bila ia mendidik. Orang idiot tidak mungkin
mendidik karena ia tidak akan mampu bertanggungjawab.
c. Ahli
Penting sekali bagi pendidik, termasuk guru. Orang tua di
rumah sebenarnya perlu sekali mempelajari ilmu-ilmu
pendidikan. Dengan pengetahuannya itu diharapkan ia akan
lebih berkemampuan menyelenggarakan pendidikan bagi anak-
anaknya di rumah. Sering kali jadi kelainan pada siswa
disebabkan oleh kesalahan pendidikan di dalam rumah tangga.
d. Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi.
Syarat itu amat penting dimiliki untuk melaksanaakan tugas-
tugas mendidik selain mengajar. Bagaimana guru akan
memberikan contoh-contoh kebaikan bila ia sendiri tidak baik
perangainya, dedikasi tinggi tidak hanya diperlukan dalam
mendidik selain mengajar, dedikasi tinggi diperlukan juga
dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Syarat-syarat tersebut diatas adalah syarat-syarat guru
pada umumnya. Dan dapat diterima dalam ajaran Islam. Akan
tetapi, mengenai syarat pada nomor dua, dapat diterima guru
yang cacat jasmani, tetapi sehat. Khususnya untuk dosen di
perguruan tinggi, hal ini dapat diterima karena kecacatannya
tidak mengganggu tugas dalam mengajar.
Menurut Munir Mursi (1977:97) tatkala membicarakan
syarat guru kuttab (semacam sekolah dasar di Indonesia),
menyatakan syarat terpenting bagi guru dalam islam adalah
syarat keagamaan. Dengan demikian, syarat guru dalam Islam
ialah sebagi berikut:
a. Umur, harus sudah dewasa
b. Kesehatan,harus sehat jasmani dan rohani.
c. Keahlian,harus menguasai bidang yang diajarkan dan
menguasai ilmu mendidik (termasuk ilmu mengajar).
d. Harus berkepribadian Muslim. (Tafsir, 2010:80-81)
Menurut Sadirman ( 2003 :127 ) menjadi guru harus
memenuhi syarat fisik antara lain :
a. Berbadan sehat
b. Tidak memiliki cacat tubuh yang mengganggu pekerjaanya
c. Tidak mengidap atau memiliki gejala-gejala penyakit
menular, guru yang mengidap penyakit menular sangat
membahayakan kesehatan anak-anak. Disamping itu guru
yang berpenyakit tidak akan bergairah mengajar. Kita kenal
ucapan men sana incorporesano yang artinya dalam tubuh
yang sehat terkandung jiwa yang sehat. Walaupun pepatah
itu tidak secara keseluruhan, akan tetapi kesehatan badan
sangat mempengaruhi semangat kerja.
d. Bersih dan Rapi
Guru agama harus menjaga kebersihan dan kerapian karena
guru merupakan contoh dan panutan anak didiknya
kebersihan sebagian dari iman. Sebagaimana dijelaskan
dalam satu hadist :
انمي اال نظافة مالن Artinya : “ Kebersihan sebagian dari iman “
B. Minat Belajar Siswa 1. Pengertian
Minat adalah suatu perangkat mental terdiri dari kombinasi,
paduan, dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka , cemas
dan takut, dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa
mengarahkan individu kepada pilihan tertentu ( Dewa Ketut
Sukardi 1984:90 )
Abdul Rahman Shaleh (1989:90 ) menjelaskan bahwa minat adalah
suatu landasan yang paling mengalir demi keberhasilan proses
belajar.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu
kecenderungan atau hasrat dari dalam diri seseorang untuk
memenuhi kebutuhan dengan penuh perhatian.
Adapun yang dimaksud minat belajar adalah hasrat atau kekuatan
yang membuat seseorang tertarik kepada pelajaran. Jika seorang
murid memiliki minat untuk belajar, maka ia akan sungguh-
sungguh tanpa dipaksa orang lain, sehingga ia mengarahkan
pikiran, tenaga dan waktunya untuk belajar.
Minat memungkinkan seseorang dapat memusatkan pikiran
dan kemauannya yang kuat dan mantap dalam menempuh cita-cita
oleh karena itu minat sangat penting dan perlu dalam usaha belajar,
kegembiraan/ keriangan hati akan mendorong kamampuan belajar
seseorang dan juga membantunya untuk tidak mudah untuk
melupakan apa yang dipelajarinya (Dewa Ketut Sukardi, 1984:53 ).
Belajar adalah perubahan dalam perilaku yang merupakan
refleksi secara relative (Hamalik, 2009:51). Siswa adalah murid
(Kamus Pusat Bahasa, 2001:1077). Minat belajar siswa adalah
kecenderungan hati yang menetap pada diri siswa yang merasa
tertarik dan senang untuk memperoleh kepandaian atau ilmu
melalui proses perubahan tingkah laku maupun perbuatan yang
terangkum dalam semua aktivitas siswa dirumah dan disekolahan.
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat
dan perhatian dalam belajar. Minat merupakan sumber motivasi
yang mendorong anak untuk melakukan apa yang mereka inginkan
dan mereka bebas memilih. Minat adalah suatu yang menetap pada
diri seseorang. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1989 :114) tentang
pentingnya minat yaitu minat memainkan peran yang sangat
penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang
besar atas perilaku dan sikap. Minat menjadi motivasi yang kuat
untuk belajar. Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan baik
permainan atau pekerjaan akan berusaha keras untuk belajar
dibandingkan dengan anak yang kurang berminat atau merasa
bosan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
Dewa Ketut Sukardi (1984:53) menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi minat adalah :
a. Faktor lingkungan
Seorang anak yang dilahirkan di lingkungan masyarakat telah
maju berbeda dengan seorang anak yang dilahirkan dalam
masyarakat terbelakang, demikian pula apabila ada seorang
anak dilahirkan di daerah pegunungan akan berbeda pula
dengan anak yang dilahirkan di daerah perkotaan, baik
mengenai lingkungan pergaulan dengan teman-teman sebaya
maupun dengan orang-orang yang telah dewasa yang
mempengaruhi jiwanya.
b. Faktor Bawaan
Minat seseorang anak sedikit banyak dipengaruhi juga oleh
kehidupan orang tuanya. Seorang anak yang orang tuanya
pedagang, maka minat anaknya terpengaruhi tetapi tidak
mutlak, hanya ada kecenderungan berpengaruh terhadap minat
anak itu.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor
yang memengaruhi minat adalah :
a) Faktor keadaan pribadi anak, yaitu keadaan jasmani dan
rohani secara psikologi.
b) Faktor lingkungan yaitu lingkungan sosial, pergaulan, dan
masyarakat.
c) Faktor keturunan, yaitu keadaan kehidupan orang tua.
3. Ciri-ciri Minat Siswa
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan
mental
Minat di semua bidang bisa berubah selama terjadi perubahan
fisik dan mental
b. Minat bergantung pada kesiapan belajar
Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap
secara fisik dan mental.
c. Minat bergantung pada kesempatan belajar
Berangkat dari lingkungan yang kecil (tumbuh dari rumah) dan
dengan bertambah luasnya lingkungan, maka mereka tertarik
pada minat diluar lingkungan yang mereka kenal.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas
Ketidakmampuan fisik dan pengalaman sosial yang terbatas
membatasi minat anak.
e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya
Dengan kemajuan budaya suatu bangsa maka keinginan pada
sesuatu akan semakin kuat karena lingkungan budaya yang
mendukung
f. Minat berbobot emosional
Bobot emosional merupakan kekuatan dari minat. Bobot
emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat
sedangkan bobot emosional yang menyenangkan akan
memperkuat minat.
g. Minat itu egosentris
Adanya dorongan memilih setiap yang menyenangkan dirinya
sendiri karena pentingnya minat dalam kehidupan anak, minat
yang akan membantu penyesuaian periode dan sosial akan
perlu sekali ditentukan dan dipupuk (Hurlock, 1989:115)
Maka tugas seorang guru dituntut untuk dapat
menimbulkan minat belajar siswa melalui bidang studi yang
diajarkan, karena minat untuk belajar mempunyai kedudukan
penting untuk mencapai keberhasilan belajar. Kebiasan belajar
sangat dipengaruhi oleh kehendak untuk mempraktikkan
jadwal pelajaran yang ada. Kebiasaan belajar dapat dibangun
dengan sikap menghargai hal yang sedang dipelajari dan
menemukan kegembiaraan dalam menjalani aktivitas.
4. Langkah-langkah yang ditempuh guru untuk menimbulkan minat
belajar antara lain :
a. Guru harus bisa meyakinkan dirinya sendiri akan kemampuan
yang dimilikinya. Keyakinan guru akan potensi manusia atau
kemampuan untuk belajar dan berprestasi merupakan suatu hal
yang penting dan perlu diperhatikan. Aspek-aspek teladan
mental guru berdampak besar dalam iklim belajar dan
pemikiran siswa yang diciptakan. Guru harus memahami
perasaan dan sikap siswa karena akan berpengaruh kuat pada
proses pembelajarannya.
b. Jalinlah rasa simpati dan pengertian
Untuk menarik keterlibatan siswa, guru harus membangun
hubungan yang baik, yaitu dengan menjalin rasa simpati dan
saling pengertian. Hubungan yang baik dapat membangun
jembatan menuju kegairahan siswa. Membuka jalan memasuki
dunia baru mereka, mengetahui minat mereka, dan berbicara
dengan bahasa hati mereka.
c. Keriangan dan ketakjuban
Jika guru secara sadar menciptakan kesempatan untuk
membawa kegembiraan kedalam pekerjaannya. Maka kegiatan
belajar-mengajar akan lebih menyenangkan. Kegembiraan
membuat siswa siap belajar dengan lebih mudah.
d. Mengambil resiko
Belajar itu mengandung resiko. Setiap kali pembelajaran
dimulai, maka petualangan untuk belajar suatu yang baru
dimulai. Pengambilan resiko dapat terasa menggembirakan jika
guru menciptakan rasa aman, penuh dukungan dan dorongan
untuk melakukannya.
e. Rasa saling memiliki
Apabila guru membangun rasa memiliki maka, akan
menyingkirkan rasa ancaman bagi siswa dan mengizinkan otak
siswa untuk bersantai. Emosi mereka untuk terlibat dan proses
belajar memuncak. Rasa saling memiliki menciptakan rasa
kebersamaan dan kesatuan, kesepakatan dan dukungan dalam
belajar. Rasa ini juga mempercepat proses mengajar dan
meningkatkan proses belajar.
f. Keteladanan
Siswa sering mencari alasan untuk tidak tertarik dengan cerita-
cerita guru, karena sering kontradiksi atau ketidaksesuaian
antara kata-kata dan tindakan guru. Tetapi dengan keteladanan,
siswa akan tertarik dan mulai mencintainya. Memberi
keteladanan adalah salah satu cara ampuh untuk membangun
hubungan dan memahami anak lain. Keteladanan akan
menambah kekuatan kedalam sebuah pembelajaran (Deporter,
Mark, 2008:21-27)
5. Prinsip-prinsip belajar
Menurut Soekamto dan Winataputra (1997), guru dalam
melaksanakan pembelajaran perlu memperhatikan beberapa
prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :
a. Siswa seharusnya belajar dengan aktif karena dialah yang
belajar
b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkatan kemampuannya.
c. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan
langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses
belajar.
d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan
siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
e. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi
tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya
(Baharuddin, Esa, 2008:16)
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut :
a. Faktor-faktor intern
Faktor ini akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu :
1) Faktor jasmani
a) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan
adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar
seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu, selain itu juga ia akan lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya
lemah, kurang darah ataupun ada gangguan kelainan-
kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Agar
seseorang belajar dengan baik haruslah mengusahakan
kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu
mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja,
belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan
ibadah.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.siswa
yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini
terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat
menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya.
2) Faktor psikologis
a) Inteligensi
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang
mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih
berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi
yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai
tingkat inteligensi yang tinggi belum pasti berhasil
dalam belajarnya.
Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses
yang kompleks dengan banyak faktor yang
mempengaruhinya, sedangkan inteligensi adalah salah
satu faktor diantara faktor yang lain. Jika faktor yang
lain menghambat/berpengaruh negative terhadap
belajar, akhirnya siswa gagal dalam belajarnya. Siswa
yang mempunyai inteligensi yang normal dapat berhasil
dengan baik dalam belajarnya, jika ia belajar dengan
baik, artinya belajar dengan menerapkan metode belajar
yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
belajarnya (faktor jasmaniah, psikologi, keluarga,
sekolah, masyarakat) member pengaruh yang positif,
jika siswa memiliki inteligensi yang rendah, ia perlu
mendapat pendidikan di lembaga pendidikan khusus.
b) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang pertinggikan, jiwa
itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek
(benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk mnjamin
hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan
pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka
timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka
belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakan
bahan belajar pelajaran selalu menarik perhatian dengan
cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi
atau bakatnya.
c) Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan
pelajaran menarik siswa, lebih mudah dipelajari dan
disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
d) Bakat
Bakat mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang
dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil
belajarnya lebih baik karena senang belajar dan pastilah
selanjutnya lebih giat dalam belajarnya.
e) Motif
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang
dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik
atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan
memusatkan perhatian,merencanakan dan
melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang
belajar.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam
pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya
sudah siap untuk melaksanaakan kecakapan baru.
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response
atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri
seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan,
karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan sangat mempengaruhi belajar. Siswa dapat
belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai
terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu
diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
b. Faktor-faktor ekstern
1) Faktor keluarga
(a) Cara orang tua mendidik
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk
pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat
menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu
pendidikan bangsa, Negara dan dunia. Melihat
pernyataan ini dapatlah dipahami betapa pentingnya
peranan keluarga didalam pendidikan anaknya. Cara
orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh
terhadap belajarnya.
(b) Relasi antar anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga adalah relasi orang tua
dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan
saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun
turut mempengaruhi belajar.
(c) Suasana rumahan
Suasana rumah juga merupakan factor penting yang
tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah
yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi
ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut
dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu
banyak penghuninya.
(d) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan
belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya, missal makan, pakaian,
perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga
membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar,
meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku
dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi
jika keluarga mempunyai cukup uang.
Jika anak hidup dalam keluarga miskin, kebutuhan
pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak
terganggu, sehingga belajar anak juga terganggu.
Akibat yang lain anak selalu dirundung kesedihan
sehingga anak merasa minder dengan teman lain, hal ini
akan mengganggu belajar anak.
(e) Pengertian orang tua
Anak perlu dorongan dan pengertian orang tua, bila
anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-
tugas dirumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah
semangat, karena orang tua tidak kurang pengertian dan
kurang mendorong orang tua wajib memberi pengertian
dan mendorongannya, membantu sedapat mungkin
kesulitan yang dialami anak di sekolah.
(f) Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga
mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada
anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar
memdorong semangat anak untuk belajar.
2) Faktor sekolah
(a) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatau cara/jalan yang harus
dilalui di dalam memgajar. Mengajar itu sendiri
menurut Ign.S. Ulih Bukit Karo-karo adalah
menyiapkan bahan pelajaran oleh orang kepada orang
lain agar orang lain menerima, mengusai dan
mengembangkannya. Di dalam lembaga pendidikan,
orang lain yang disebut di atas sebagai siswa dan
mahasiswa, yang dalam proses belajar agar dapat
menerima, menguasaidan lebih-lebih mengembangkan
bahan pelajaran, maka cara-cara seefisien mungkin.
Guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja.
Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya
mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba
metode-metode yang baru, yang dapat membantu
meningkatan kegiatan belajar mengajar, dan
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa
dapat belajar dengan baik. Maka metode mengajar
harus diusahakan yang setepat,efisien dan efektif
mungkin.
(b) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang
diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar
adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai dan mengembangkan bahan
pelajaran.
(c) Relasi guru dan siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan
siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang
ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa
juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.
(d) Relasi siswa dengan siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang
bijaksana, tidak akan melihat bahwa didalam kelas ada
group yang salinag bersaing secara tidak sehat. Jiwa
kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing
siswa tidak tampak. Menciptakan relasi yang baik antar
siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh
yang positif terhadap belajar siswa.
(e) Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan
kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.
Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru
dalam mengajar dengan melaksanaakan tata tertib,
kedisiplinan paegawai/karyawan dalam pekerjaan
administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas. Gedung
sekolah, halaman dan lain-lain, kedisiplinan kepala
sekolah dalam mengelola seliruh staf beserta siswa-
siswanya, dan kedisilpinan tim BP dalam pelayanannya
kepada siswa.
(f) Alat pelajaran
Alat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena
alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu
mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima
bahan yang diajarkan. Alat yang lengkap dan tepat akan
memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang
diberikan kepada siswa.
(g) Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar
mengajar disekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang,
sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi
belajar siswa, jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah
di sore hari, sebenarnya kurang dapat
dipertanggungjawabkan.
(h) Standar pelajaran diatas ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya,
perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar.
Akibatnya siswa merasa kurang dan takut kepada guru.
Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam
mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu
merasa senang.
(i) Keadaan gedung
Dalam jumlah siswa yang banyak serta variasi
karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan
gedung harus memadahi di dalam setiap kelas.
Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak,
kalau kelas itu tidak memadai bagi setiap siswa.
(j) Metode belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah.
Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara
belajar yang tepat akan efiktif pula hasil belajar siswa,
juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-
kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus,
karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa
akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh
sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari,
dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara
belajar yang tepat dan cukup istirahat akan
meningkatkan hasil belajar.
(k) Tugas rumah
Waktu utama belajar adalah disekolah, disamping
belajar waktu dirumah biarlah digunakan untuk
kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan
terlalu banyak memberi tugas yang haurus dikerjakan
dirumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi
untuk kegiatan lain.
3) Faktor masyarakat
(a) Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.
Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan
masyarakat yang terlalu banyak, belajarnya akan
terganggu,lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam
mengatur waktunya.
(b) Mass media
Mass media yang baik memberi pengaruhnya yang baik
terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.
Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh
jelek terhadap siswa.
(c) Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari bergaul siswa lebih cepat
masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman
bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri
siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek
pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.
(d) Bentuk kehidupan masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang
terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi,
suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak
baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang
berada di situ
C. Pelajaran Aqidah Akhlak
Aqidah Akhlak di madrasah ibtidaiyah merupakan salah satu
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dikaitkan dengan
pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma’al-husna, serta
penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam
mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian
contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Secara substansial mata pelajaran aqidah akhlak memiliki
konstribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikkan al-akhlaqul karimah dan adab islami dalam
kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari keimannannya kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-Nya, hari
kiamat, serta Qadla dan Qadar. Al-akhlak al-karimah ini sangat
penting untuk dipraktihkan dan dibiasakan sejak dini oleh peserta
didik dalam kehidipupan sehari-hari, terutama dalam rangka
mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi yang melanda.
Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran
Aqidah Akhlak di madrasah ibtidaiyah ini dilakukan dengan cara
mempertimbangakan dan me-review Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar kompetensi Lulusan
(SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dan peraturan
menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar
Isi ( SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,terutama
pada mata pelajaran pendidikan Agama islam aspek keilmuan/aqidah
dan akhlak untuk SD/MI, serta memperhatikan Surat edaran Dirijen
pendidikan islam nomor : DJ.II.I/PP.00/ED/681/2006, tanggal 1
Agustus 2006, Tentang pelaksanaan isi, yang intinya bahwa
Madrasah dapat meningkatkan kompetensi luluisan dan
mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi.
1. Kurikulum Pelajaran Aqidah Akhlak
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor.2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Aqidah Akhlak Islam dan
Bahasa Arab di Madrasah, kompetensi / atau kemampuan yang
harus dikuasai siswa, dalam mata Pelajaran Aqidah Akhlak
khususnya siswa kelas III adalah sebagai berikut :
1. Semester I
1) Standar Kompetensi
a).Memahami Kalimat Thayyibah ( Subhaanallah,
Maasyaallah), Asma’ul Husna, ( al-Mushawwir, al-
Haliim, dan al-kariim).
b).Beriman kepada malaikat – malaikat Allah
Membiasakan Akhlak terpujiMenghindari Akhlak
tercela.
2) Kompetensi Dasar
a. Mengenal Allah melalui kalimah Thayyibah
(Subhaanallah, Maasyaallah)
b. Mengenal Allah melalui sifat – sifat Allah yang
terkandung dalam Asma’ul Husna.
c. Mengenal malaikat- malaikat Allah
d. Membiasakan sifat rendah hati, santun, ikhlas dan
dermawan dalam kehidupan sehari – hari.
e. Membiasakan berakhlak baik terhadap kedua anak
tua dalam kehidupan sehari – hari melalui kisah
Nabi Ismail.
f. Menghindari sikap bodoh, pemarah, kikir dan boros.
2. Semester II
1) Standar Kompetensi
a. Memahami Khalimah Thayyibah ( Ta’awudz),
Asma’ul Husna (Al- Baathin,Al- Walii, Al – Mujib
dan Al- Wahhab).
b. Beriman kepada mahkluk gaib selain malaikat.
c. Membiasakan Akhlak terpuji
d. Menghindari Akhlak tercela
2) Kompetensi Dasar
a. Mengenal Allah melalui Khalimah Thayyibah
(Ta’awudz)
b. Mengenal Allah melalui sifat- sifat Allah yang
terkandung dalam Asma’ul Husna ( Al- Baathin,Al-
Walii, Al – Mujib dan Al- Wahhab).
c. Mengenal mahkluk gaib selain malaikat ( jin dan
setan).
d. Membiasakan sikap rukun dan tolong menolong.
e. Membiasakan berakhlak baik terhadap saudara dalam
kehidupan sehari-hari.
f. Menghindari sifat khianat, iri dan dengki melalui
kisah kelicikan saudara – saudara Nabi Yusuf
A.S(Permenag, No 2 Tahun 2008 )
2. Prinsip-prinsip Pelajaran Aqidah Akhlak
Pendidikan Aqidah Akhlak diberikan berdasarkan
prinsip-prinsip yang disesuaikan dengan kondisi negara
kebutuhan masyarakat dan berbagai perkembangan serta
perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini. Prinsip-prinsip
Aqidah Akhlak menurut Nasir Ibnu Abdul Karim (1992 : 11-
14) adalah sebagai berikut :
a. Sumber Aqidah Akhlak adalah kitab Alloh (Al-Qur’an).
Sunah Rasululloh yang shahih dan ijma’ para shalaf yang
shaleh.
b. Prinsip dalam Asma’ dan sifat Allah adalah menetapkan
apa yang ditetapkan Allah untuk dirinya atau yang
diterapkan oleh Rasulullah tanpa tamsil (mempersamakan
atau menyerupakan Allah dengan makhluk dalam Asma
dan sifat-Nya)
c. Prinsip-prinsip utama dalam agama (ushuludin) semua telah
dijelaskan oleh Rosulullah. Siapapun tidak berhak
mengadakan sesuatu yang baru, yang tidak ada sebelumnya
apalagi sampai menyatakan hal tersebut bagaian dari
agama.
d. Berserah diri dan hanya kepada Allah dan Rosul-Nya lahir
dan batin.
e. Dalil aqli yang bemar akan sesuai dengan dalil nakli harus
didahulukan.
f. Kaum muslimah wajib senantiasa mengikuti manhaj
(metode) Al-Qur’an dan sunnah dalam menyampaikan
sanggahan dalam aqidah dan dalam menjelaskan suatu
masalah.
3. Metode Yang Di gunakan Dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak di MI,
metode pembelajaran merupakan komponen yang mempunyai
peranan denganguru sebagai subyeknya. Wujud nyata dari
proses pembelajaran terjadi karena metode pembelajaran yang
digunakan. Guru dalam mengajar tidak hanya menggunakan
satu metode saja dalam memjelaskan materi tertentu tetapi
menggunakan berbagai macam agar pembelajaran dapat
menarik minat dan membawa siswa untuk lebih mengerti dan
memahami materi yang disampaikan sebagai berikut :
a. Metode Ceramah
Ceramah adalah cara untuk menyampaikan materi Aqidah
Akhlak kepada siswa dengan jalan penuturan secara lisan.
b. Metode Tanya Jawab
Tanya jawab adalah metode pendidikan dan pembelajaran
dimana guru bertanya, sedang siswa menjawab tentang
materi Aqidah Akhlak yang diperoleh siswa.
c. Metode Resitasi
Resitasi adalah dimana diberikan tugas khusus diluar
pelajaran atau pemberian tugas di rumah
d. Metode Dukumen
Dokumentasi adalah suatu metode pembelajaran dimana
seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau
siswa sendiri memperlihatkan seluruh kilas tentang proses
melakukan
e. Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu metode penyampaian materi Aqidah
Akhlak dengan memdiskusikan yang sifatnya untuk
dipecahkan bersama.
f. Metode Drill (Latihan Ulang)
Driil atau Latihan Ulang adalah metode dalam pendidikan
dan pembelajaran dengan jalan melatih siswa mengingat
materi Aqidah Akhlak yang sudah diberikan, digunakan
untuk melatih siswa untuk berpikir cepat serta memperkuat
daya tangkap siswa terhadap materi Aqidah Akhlak.
g. Metode Karya Wisata
Karya Wisata adalah metode pembelajaran yang dilakukan
dengan mengajak para siswa keluar kelas untuk
mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada
kaitannya dengan pokok bahasan.
h. Metode Sosio Drama dan Bermain Peran
Sosio Drama dan Bermain Peran adalah Suatu drama tanpa
kisah naskah yang akan dimainkan oleh sekelompok orang
(M. Basyirudin U, 2002:33-35)
D. Pengaruh Sikap Kasih Sayang Guru terhadap Minat belajar
siswa
Sebuah komunitas belajar memiliki lebih dari sekedar lokasi
yang sama. Komunitas belajar juga memiliki tujuan yang sama, minat
yang sama antara guru dan siswa untuk memacu mereka berexpresi,
tujuan yang sama bagi seluruh siswanya untuk mengembangkan
kecakapan dalam semua mata pelajaran, menjadi pelajar yang lebih
baik dan berinteraksi serta mengembangkan keterampilan lain.
Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan dimana
siswa dapat melakukan ekplorasi, penemuan-penemuan baru yang
belum atau dimengerti siswa. Dalam tiap lingkungan selalu ada
bermacam-macam masalah. Hubungan-hubungan dan hambatan-
hambatan yang dihayati oleh siswa secara berbeda-beda pada usia
yang berbeda pula.
Lingkungan belajar-mengajar yang sehat merupakan perasaan
yang terdapat antara siswa dengan guru di dalam kelas. Perasaan-
perasaan yang mendasari transaksi belajar mengajar adalah sebagai
berikut :
1. Penerimaan (Acceptance)
Hal ini meliputi pengenalan dan pengakuan terhadap keterbatasan
mental, emosional, sosial dan fisik para siswanya penerimaan juga
berarti kesabaran guru dalam mengahadapi siswanya.
2. Rasa aman
Adanya rasa disenangi dan diterima oleh gurunya merupakan dasar
bagi adanya rasa aman para siswa.
3. Perbedaan antara siswa
Perbedaan antara satu siswa dengan siswa yang lama mendorong
guru dalam melayani dan memperlakukan siswa dengan bijaksana.
4. Cara-cara yang demokratis
Guru bertindak sebagai anggota ke kelas dan bersama murid
menentukan bagaimanakah sebaiknya proses belajar diatur.
5. Sikap bersahabat (Hamalik, 2009 : 105 )
Hubungan guru dengan siswa tidak akan terbina dengan baik
apabila guru tidak memiliki kasih sayang yang murni terhadap
siswanya.
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh guru adalah sikap
otoriter, karena mengira bahwa sikap otoriter akan membawa
disiplin pada anak. Kadang kesulitan terletak pada watak guru yang
kurang menarik, yang membawa rasa frustasi dan kehidupan
pribadinya yang tegang secara tidak sadar atau sikap kurang
simpati, terlalu angkuh, acuh tak acuh, seakan-akan merasa dirinya
paling pandai dan tidak pernah mengaku tentang kesalahannya,
misalnya sering membuat ulangan terlampau sukar, hanya ingin
merasakan kepada siswanya bahwa pelajarannyalah yang paling
penting dan paling sukar.
Ada yang suka sekali marah kepada murid, karena merasa
bahwa marah itu hal yang biasa dan tidak menyadari bahwa marah
secara berlebihan akan membawa dampak bagi kondisi siswa
sehingga akan memberikan suasana kelas yang tegang dan
membuat frustasi anak, putus asa dan kurang menggairahkan disaat
belajar. Kadang juga dapat ditemukan anak tidak masuk sekolah
pada hari tertentu karena siswa merasa bosan, takut bahkan benci
pada gurunya.
Untuk membimbing yang efektif supaya anak berkembang
dengan baik menjadi manusia dewasa, guru perlu mendalami
psikologi tentang anak, bukan hanya mempelajari tentang teori
kepribadian dan psikologi anak melainkan dapat berempati dengan
anak. Artinya guru tidak hanya bercerita dengan kata-kata tetapi
juga dengan segala perasaan dan pengahayatan jiwa. Menurut
Roqib, Nurfuadi, (2009 : 159). Guru harus mampu mendisiplikan
peserta didik dengan kasih sayang, terutama disiplin diri untuk
kepentingan tersebut, guru harus mampu melakukan hal-hal
seperti:
1) Membantu peserta didik mengembangkan pola prilaku untuk
dirinya.
2) Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya
3) Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai aturan sebagai alat
untuk menegakkan disiplin (Roqib, 2009:159)
Selain empati guru memerlukan suatu sikap yang sensitif
terhadap perasaan untuk dapat mendalami segala perasaan yang
halus dari dalam siswa. Disamping memerlukan intelegensi yang
tepat untuk memahami seluk beluk kesulitan anak yang tidak selalu
dapat dinyatakan oleh anak, karena anak memang tidak mampu
mengutarakan kesulitannya yang disebabkan oleh kecemasan dan
emosi yang labil. Dengan sifat sensitifitas empati dan intelegensi
yang tajam guru akan mampu mengarifi kehidupan anak dengan
tepat. Membuat anak lebih terbuka terhadap gurunya, sehingga
terjadi komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Dan tentunya
akan menambah minat belajar pada diri siswa dalam proses belajar
mengajar pada saat pembelajaran berlangsung.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Candiretno
1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Candiretno
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Candiretno adalah
lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Lembaga
Ma’arif Cabang Magelang. Madrasah Ibtidaiyah dalam proses
belajar mengajarnya lebih menonjolkan Pendidikan Agama
Islam dibandingkan dengan mata pelajaran umum seperti yang
diajarkan di Sekolah Dasar pada umumnya.
Hal yang mendorong berdirinya Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Candiretno adalah keinginan dari masyarakat
Candiretno dan sekitarnya akan adanya sekolah yang pada
waktu itu masih sangat jarang. Karena terdorong rasa tanggung
jawab yang besar atas kewajiban untuk serta bertaqwa kepada
tuhan Yang Maha Esa, maka atas prakarsa para tokoh agama
pada waktu itu didirikanlah pendidikan dasar yang
berlandaskan Islam.
Pertama pada tahun 1965 berdiri Madin Candiretno
kegiatan pembelajaran di sore hari, tempat masih menunpang
di rumah perorangan atau rumah kosong kepunyaan Bapak Haji
Abdul Halim yaitu 2 kelas, 1 kelas di rumah Bapah Haji Abdul
Aziz, jadi terdiri 3 kelas yaitu kelas 1, 2, 3, tenaga pendidiknya
yaitu Bapak Haji Abdul Aziz, Bapak Haji Abdul Mukti, Bapak
Haji Ahmad, Bapak Machfud, Bapak Zaenuri. Berjalan kurang
lebih satu tahun bisa membangun gedung semi permanen 3
kelas di atas wakaf dari Bapak Haji Abdul Halim. Paginya
untuk kegiatan pembelajaran Madrasah Wajib Belajar, dan
sorenya untuk kegiatan Madin. Berjalan sampai tahun 1971.
Adapun pimpinan Madin oleh Bapak K.H. Abdul Aziz,
pimpinan Madrasah Wajib Belajarnya adalah Bapak Zaenuri.
Adapun tenaga pendidiknya Bapak Zaenuri, Bapak Machfud,
Bapak Siswanto, Bapak Supomo zaeni, Bapak Rohmad, Bapak
Subardi, Ibu Sumidah. Pada tahun 1971 Madin berhenti, dan
Madrasah Wajib Belajar jadi Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Candiretno Secang Magelang sampai sekarang (Dokumen, 30
Juli 2011)
2. Visi dan Misi MI Candiretno Secang Magelang.
Visi menggambarkan kondisi yang akan diwujudkan
dan ingin dicapai suatu organisasi di masa depan ke arah mana
organisasi akan di bawa. Visi bersama ini akan memjadi
filosofi yang menjadi keyakinan utama, mejadi arah, perekat
dan motivator dalam pengembangkan organisasi. Maka visi MI
Ma’arif Candiretno adalah “Membentuk Manusia Muslim
Yang Berilmu Dan Berakhlak Mulia. Unggul Dalam Prestasi
Berdaya Guna Dan Berhasil Guna”.
Untuk mewujudkan dan mencapai visi tersebut
diperlukan misi yang merupakan cara atau jalan ditempuh
untuk mewujudkan dan mencapai visi. Misi sebagai dasar
dalam yang bertindak dan dijadikan inspirasi untuk selalu
berusaha melakukan yang terbaik kepentingan bersama.
Adapun misi MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang adalah
sebagai berikut :
a. Untuk menjadikan muslim yang bertaqwa kepada Allah
SWT.
b. Mengembangkan sumber daya muslim yang berkualitas di
bidang IPTEK.
c. Membentuk manusia yang bertanggung jawab dan hidup
mandiri(Dokumen, 30 Juli 2011)
3. Lokasi MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang.
MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang merupakan
pendidikan formal yang berada di Dusun Cetokan. MI Ma’arif
Candiretno Secang Magelang menghadap ke Selatan, bangunan
ada yang berlantai dua, berlantai satu dan dekat dengan Masjid
Cetokan Candiretno Secang Magelang.
MI Ma’arif Candiretno berdiri di atas tanah seluas 441
meter dan status tanah milik sendiri/wakaf dari Bapak Haji
Abdul Halim( Observasi MI Ma’arif Candiretno 30 Juli 2011)
Lantai bawah
4. Struktur Organisasi
Susunan pengurus organisasi MI Ma’arif Candiretno
Secang Magelang adalah sebagai berikut :
Kepala Madrasah : Muhlisun, S. Pd. I
Wakil Kepala Bidang Kurikulum : M. Khoirul Umam, S.Pd. I Wakil kepala Bidang Kesiswaan : Sri Haryati
Wakil Kepala Bidang Sarana
Dan Prasarana : Fauzan Rosyid.A.Ma
Sekretaris I : Siti Choirisiyah
Sekretaris II : Shinto Retno Sari
KELAS V
KELAS VI
R. KEPL/TAMU
R. GURU
RUMAH/KANTIN
KELAS I
LAB IPA
R .OLAH RAGA
KELAS II
GUDANG
KELAS III
KELAS IV
GUDANG
PERPUS
wc
wc
wc
wc
wc wc
Bendahara I : Atik Muslikhah.A.Ma
Bendahara II : Siti Maslakah
Seksi-seksi
UKS : Sri Haryati
Humas : M. Khoirul Umam. S.Pd.I
Perpustakaan : Siti Choirisiyah
(Hasil Wawancara, 30 Juli 2011)
5. Keadaan Guru dan Karyawan
Jumlah guru yang mendidik di MI Ma’arif Candiretno
Secang Magelang seluruhnya 11 guru. Selain bertugas secara
aktif dalam kegiatan belajar mengajar para guru juga
bertanggung jawab terhadap program ekstrakurikuler.
Untuk lebih jelasnya mengenai data guru dan
karyawan MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang dari
hasil wawancara dengan kepala MI Ma’arif Candiretno
Secang Magelang 30 juli 2011 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 3.1
Daftar Guru Mi Ma’arif Candiretno Secang Magelang
No Nama Kode Bidang Studi
1. Muhlisun, S.Pd.I A IPA
2. Sri Haryati B (Guru Kelas I)
3. M. Khoirul Umam,
S.Pd.I
C Fiqih, Qur’an Hadis,
Aqidah Akhlah (Guru
kelas VI)
4. Fauzan, A.Ma D Penjaskes, IPS, (Guru
kelas V)
5. Romadlon.BA E Bahasa jawa, Matematika
6. Atik Muslikah.A.Ma F SKI, (Guru kelas II)
7. Shinto Retno Sari G Bahasa Indonesia, PPKN,
(Guru kelas III)
8. Siti Choirisiyah H Bahasa Inggris (Guru
Kelas IV)
9. Siti Maslakah I SBK
10. Drs. Rofik Zaenudin J ASWAJA, BTA
11. Drs. Asrofi Aziz K BTA, Bahasa Arab
6. Keadaan Peserta Didik
Jumlah peserta didik MI Ma’arif Candiretno Secang
Magelang kelas I sampai kelas VI tahun pelajaran 2010/2011
seluruhnya 154 peserta didik yang terdiri dari siswa laki-laik
74, siswa perempuan 80. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Jumlah Siswa MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang
Kelas Jumlah siswa Jumlah
L P
I 11 14 25
II 15 7 22
III 9 21 30
IV 12 13 26
V 14 14 28
VI 13 11 24
Jumlah 74 80 154
(Sumber : Hasil Dokumen, 30 juli 2011)
7. Kurikulum MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang
Kurikulum atau mata pelajaran yang diajarkan di MI
Ma’arif Candiretno Secang Magelang adalah sebagai berikut
Tabel 3.3
Program Pengajaran MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang
No Mata Pelajaran Jumlah Jam /Kelas
I II III IV V VI
1. Al-Qur’an Hadits 2 2 2 2 2 2
2. Aqidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
3. Fiqih 2 2 2 2 2 2
4. Sejarah Kebudayaan Islam - - 2 2 2 2
5. Bahasa Indonesia 8 8 6 6 6 6
6. Bahasa Arab - - - 4 4 4
7. Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
8. Matematika 5 5 5 6 6 6
9. IPA 3 3 3 3 3 3
10. IPS 3 3 3 3 3 3
11. PPKN 2 2 2 2 2 2
12. SBK 4 4 4 4 4 4
13. Penjaskes 4 4 4 4 4 4
14. Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
15. Aswaja - - 1 1 1 1
16. BTQ 2 2 2 2 2 2
Jumlah 41 41 42 45 45 45
(Sumber : Hasil Dokumen, 30 juli 2011)
8. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasaran merupakan fasilitas pendidikan
yang sangat menunjang berlangsungnya proses belajar
mengajar. Adapun sarana dan prasarana MI Ma’arif Candiretno
Secang Magelang dapat dikatakan cukup lengkap, karena dari
hasil penelitian dapat diketahui hasilnya sebagai berikut :
Tabel 3.4
Data Ruang lokasi MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang
Tahun pelajaran 2011/2012
No Sarana Prasarana Jumlah
1. Ruang kelas I 1 ruang
2. Ruang kelas II 1 ruang
3. Ruang Kelas III 1 ruang
4. Ruang Kelas IV 1 ruang
5. Ruang kelas V 1 ruang
6. Ruang Kelas VI 1 ruang
7. Ruang Perpustakaan 1 ruang
8. Ruang Laboratorium IPA 1 ruang
9. Ruang Kepala Sekolah 1 ruang
10. Ruang Guru 1 ruang
11. Ruang UKS 1 ruang
12. Kamar Kecil/WC Guru 2 ruang
13. Kamar kecil/WC Siswa 4 ruang
14. Gudang 2 ruang
15. Tempat Berolah Raga 1 ruang
16. Lapangan 1 Lokasi
( Sumber : Wawancara 30 juli 2011)
B. Data Hasil Penelitian
Sebelum penulisan menyajikan data penelitian, terlebih
dahulu penulis sajikan data tentang daftar nama yang menjadi
responden dalam penelitian ini :
1. Daftar Nama Responden
Tabel 3.5
Daftar Nama Responden
No Nama Jenis Kelamin
Kelas
L P 1 Fahma Jami’atul Azizah P 3
2 Yanuar Maharani Dwi J P 3
3 Muhammad Dwi Fatkhu Rozi L 3
4 Muhammad Royan Fadli L 3
5 Syalsa Bila Alya Syifa P 3
6 Afif Romadhon L 3
7 Siti Fariqoh P 3
8 Umu Fatimatul Khasanah P 3
9 Reza Syarif L 3
10 Feri Setiawan L 3
11 Nur Vita Rahmawati P 3
12 Afifatul Ulya P 3
13 Chusna Wafiroh P 3
14 Salvinia Hana Zulfanida P 3
15 Ayu Ela Zubaida P 3
16 Rafli Choirul Anam L 3
17 Siti Wanda Maemunah P 3
18 Salma Khannah Qurrotul Uyun P 3
19 Abdul Ghofur L 3
20 Silfi Nafita Sari P 3
21 Kartiyah Apriliyah P 3
22 Pitaloka Irning Praja P 3
23 Ani Purwanti P 3
24 Irawati Romadhon P 3
25 Akbar Ajik Nogroho L 3
26 Ismi Khoirunnisa P 3
27 Nurul Aisah P 3
28 Zumrotul Munawaroh P 3
29 Siti Rahayu P 3
30 Muhammad Atikillah L 3
(Sumber : Dokumen, 30 juli 2011)
2. Hasil Angket
Dalam penelitian ini terdapat variabel yaitu pengaruh
persepsi sikap kasih sayang sebagai variabel X dan minat
belajar siswa sebagai variable Y. untuk memperoleh data
kedua variable tersebut maka perlu diberikan angket kepada
siswa kelas III sebagai responden sebanyak 30 eksemplar
dalam penelitian ini. Angket yang dimaksud berdasarkan
indikator masing-masing variabel yang telah ditetapkan pada
BAB I, sebagaimana tersebut dalam lampiran I. Adapun hasil
angket dari siswa yang menjadi responden adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.6
Hasil Angket Sikap Kasih Sayang Guru
No Nomor item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 c b a c c c b b a b a a a a a a a a a a 2 a a a a a a a a a b a a a a a a a a a a 3 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 4 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 5 a a a b b a a a a a a a a a a a a a a a 6 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 7 a a a b a b b a a a a a a a a a a a a a 8 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 9 c b c a c a a a c c c c b b b b b b b b 10 c a a a a a a a a a a a a b b b b b b b 11 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 12 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 13 a a a a a a b a b a a a a a a a a a a a 14 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 15 a a a a a a a a a a a b a a a a a a a a 16 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 17 a a a a a a b b a b a a a a a a a a a a 18 a b a a a a a a a a c a a a b b b a a a 19 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 20 a a a b b a b a a a b b a a a a a a a a 21 a a a b b b b a a a a a a a a a a a a a 22 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 23 b a a a a b b a a a a a a a a a a a a a 24 a b a b c a b b a a a a a a a a a a a a 25 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 26 c b c a b a c b a c a a a a a a a a a a
27 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 28 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 29 c b a a a b b a a a a b a b a b b a a a 30 a b a a a a a a a a a b a a a a a a a a
Tabel 3.7
Hasil Angket Minat Belajar Siswa
No Nomor item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 a b b a b b a b b a b b a b b a a b a a 2 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 3 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 4 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 5 a a b a a a c a a a a a a a a b b b b b 6 c a a a a a a a a a a a a b b b b b b b 7 a b b a b a a b a a b a a a a a a a a a 8 a a a a a a a a b a a a a a a a a a a a 9 a b b a b b b b a a b b b b a a b b a a 10 a a a a a b b a a a b a b b a a b b a a 11 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 12 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 13 a a a a a a b b b a a c a a a a a a a a 14 a b a a a a a a a c a b b c c a a a a a 15 a a a a a a a b a a a a a a a a a a a a 16 a a a b b a a a a b b b b b b b b a b b 17 a a a b a b b b b b b b b b b b b b b b 18 a b b a b b a b b a b b a b a a b b a b 19 b a a a a a b b b a a a b b a a a a a a 20 a a a a a a a a a a a a b a a a a a a a 21 a b b a b b a b b a a b b a b 3 a a a a 22 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 23 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 24 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 25 a b b a a b a a a a b b a b b a b b a a 26 3 a c a a a a a a c a b a c a a a a a a 27 a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a 28 a a a a a a a a a a a a a b a a a a a a 29 a b b a b b a b b a a a b a a a a a a a 30 a b b a b b a b b a b b a b a b a a b a
BAB IV
ANALISA DATA
A. Analisis Deskriptif
Setelah data terkumpul, maka langkah yang penulis tempuh
selanjutnya adalah menganalisis data. Hal ini dimaksudkan untuk
memperoleh jawaban dari permasalahan yang ditanyakan.
1. Data Tentang Sikap Kasih Sayang Guru
Data tentang sikap kasih sayang guru diperoleh dari
penyebaran soal yang terdiri dari 20 (dua puluh) pertanyaan,
masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga) kriteria jawaban
dengan kategori sebagai berikut:
a. Kriteria jawaban A memiliki nilai 3 (baik), yaitu jawaban
yang benar.
b. Kriteria jawaban B memiliki nilai 2 (sedang), yaitu jawaban
yang mendekati benar.
c. Kriteria jawaban C memiliki nilai 1 (kurang), yaitu jawaban
yang jauh dari benar atau jawaban yang salah.
Untuk hasil dari penyebaran angket tentang sikap kasih
sayang guru dapat di lihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil Angket Sikap Kasih Sayang Guru Aqidah Akhlaq
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JML 1 1 2 3 1 1 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 5 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 7 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 9 1 2 1 3 1 3 3 3 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 37 10 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 52 11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 13 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 59 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 17 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57 18 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 54 19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 20 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 55 21 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 23 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57 24 3 2 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54 25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 26 1 2 1 3 2 3 1 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 29 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 51 30 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 58
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut
untuk sikap kasih sayang guru dengan jumlah pertanyaan 20 item
diketahui nilai tertinggi 60 dan nilai terendah 37, maka berdasarkan
rumus interval sebagai berikut :
=
= (60 – 37) + 1 3
= 24 3
= 8
Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa guru
yang memiliki sikap kasih sayang baik, cukup, kurang.
Tabel 4.2 Interval Sikap Kasih Sayang Guru
Nilai Interval Jumlah siswa Nilai Nominasi Artinya
53 - 60 25 A Baik
45 - 52 4 B Cukup
37 - 44 1 C Kurang
Dengan demikian dapat diketahui :
a. Untuk sikap kasih sayang guru yang baik mendapat nilai 53 –
60 sebanyak 24 siswa.
b. Untuk sikap kasih sayang guru yang sedang mendapat nilai 45
– 52 sebanyak 5 siswa.
c. Untuk sikap kasih sayang guru yang kurang mendapat nilai 37
– 44 sebanyak 1 siswa.
Setelah diketahui berapa banyak guru yang punya sikap
kasih sayang baik, cukup atau kurang kemudian persentasekan
masing-masing dengan rumus sebagai berikut :
P =FN X 100 %
Keterangan :
P : Proporsi individu dalam golongan
F : Frekuensi
N: Jumlah Subyek keseluruhan
a. = ଶହଷ 100 %
= 83.3%
b. = ସଷ 100 %
= 13.4%
c. = ଵଷ 100 %
=3.3%
Keterangan :
a. Untuk sikap kasih sayang guru yang baik mendapat nilai
nominasi A sebanyak 83.3%.
b. Untuk sikap kasih sayang guru yang cukup mendapat nilai
nominasi B sebanyak 13.4%.
c. Untuk sikap kasih sayang guru yang kurang mendapat nilai
nominasi C sebanyak 3.3%.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel X
No Nilai Sikap Kasih
Sayang Guru Interval Frekuensi Prosentase
1 Baik 53 - 60 24 83.3
2 Cukup 45 - 52 5 13.4
3 Kurang 37 - 44 1 3.3
Jumlah 30 100%
2. Data Minat Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran
Aqidah Akhlaq
Data minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah
Akhlaq diperoleh dari penyebaran soal yang terdiri dari 20 (dua
puluh) pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3
(tiga) kriteria jawaban dengan kategori sebagai berikut:
a. Kriteria jawaban A memiliki nilai 3 (baik), yaitu jawaban
yang benar.
b. Kriteria jawaban B memiliki nilai 2 (sedang), yaitu jawaban
yang mendekati benar.
c. Kriteria jawaban C memiliki nilai 1 (kurang), yaitu jawaban
yang jauh dari benar atau jawaban yang salah.
Untuk hasil dari penyebaran angket tentang minat
belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlaq dapat di
lihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.4 Hasil Angket Minat Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran
Aqidah Akhlak
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JML
1 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 49
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
5 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 52 6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
7 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 55
8 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59
9 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 50 10 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 53
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
13 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 55
14 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 51
15 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
17 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 44
18 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 48
19 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 54 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 59
21 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 49 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 26 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 53
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 59
29 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 50
30 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 49
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut untuk
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlaq dengan
jumlah pertanyaan 20 item diketahui nilai tertinggi 60 dan nilai
terendah 44, maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut :
=
= (60 – 44) + 1 3
= 17 3
= 5.7 = 6
Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa
siswa yang memiliki minat belajar baik, cukup, kurang.
Tabel 4.5 Interval Minat Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Nilai Interval Jumlah siswa Nilai Nominasi Artinya
55 – 60 18 A Baik
49 – 54 10 B Cukup
44 – 48 2 C Kurang
Dengan demikian dapat diketahui :
a. Untuk minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah
Akhlaq yang baik mendapat nilai 55 – 60 sebanyak 18 siswa.
b. Untuk minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah
Akhlaq yang sedang mendapat nilai 49-54 sebanyak 10 siswa.
c. Untuk minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah
Akhlaq yang kurang mendapat nilai 44-48 sebanyak 2 siswa.
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang punya minat
belajar baik, cukup atau kurang kemudian diprosentasikan masing-
masing dengan rumus sebagai berikut :
P =FN X 100 %
Keterangan :
P : Proporsi individu dalam golongan
F : Frekuensi
N: Jumlah Subyek keseluruhan
a. = ଵଷ 100 %
= 60%
b. = ଵଷ 100 %
= 33.3%
c. = ଶଷ 100 %
=6.7%
Keterangan :
a. Untuk minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah
Akhlak yang baik mendapat nilai nominasi A sebanyak 60%.
b. Untuk minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah
Akhlak yang cukup mendapat nilai nominasi B sebanyak
33.3%.
c. Untuk minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah
Akhlak yang kurang mendapat nilai nominasi C sebanyak
6.7%.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Y
No Nilai Minat Belajar
Siswa Interval Frekuensi Prosentase
1 Baik 55 – 60 18 60
2 Cukup 49 – 54 10 33.7
3 Kurang 44 – 48 2 6.7
Jumlah 30 100%
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara sikap
kasih sayang guru terhadap minat belajar siswa pada pelajaran
Aqidah Akhlak di MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang, maka
data yang diperoleh akan dianalisis. Adapun dalam menganalisis
data tersebut penulis akan menggunakan teknik korelasi product
moment dengan angka kasar yang rumusnya sebagai berikut :
( )( )
[ ( ) ( )]].[
22
22 å ååå
å åå
--
-=
NY
YNX
X
NYX
XYrxy
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi product moment
XY = product dariX dan Y
X = variabel sikap kasih sayang guru
Y = minat belajar siswa
N = Jumlah responden
B. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan analisis
statistik korelasi product moment. Kriteria yang digunakan untuk
menolak dan menerima hipotesis yaitu menggunakan
alpha.Apabila nilai r hitung memiliki probabilitas kurang dari 0.05
(alpha 5%), maka hipotesis diterima. Sebaliknya, apabila nilai r
hitung memiliki probabilitas lebih dari 0.05 (alpha 5%), maka
hipotesis ditolak. Setelah dianalisis menggunakan bantuan
komputer program SPSS 15.0 for windows diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.7 Hasil Analisis Korelasi Product Moment
Variabel r hitung Probabilitas Keterangan
Sikap kasih sayang guru -
minat belajar siswa (rx-y) 0.517 0.002 Signifikan
Sumber : diolah, 2011
Hasil analisis korelasi product moment diperoleh nilai r
hitung (rx-y) sebesar 0.517 dengan probabilitas 0.002 kurang dari
0.05 (alpha 5%) sehingga Ho diolak dan Ha diterima. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang positif
antara rasa kasih sayang guru terhadap minat belajar siswa pada
pelajaran Aqidah Akhlak kelas III di MI Ma’arif Candiretno
Secang Magelang 2011 diterima dan terbukti kebenarannya. Jadi
semakin tinggi kasih sayang yang diberikan guru, maka minat
belajar siswa terhadap mata pelajaran yang diampu oleh guru
tersebut juga semakin tinggi.
Untuk mengatahui besarnya sumbangan efektif rasa kasih
sayang guru terhadap minat belajar siswa pada pelajaran Aqidah
Akhlak kelas III di MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang 2011
digunakan analisis determinasi. Hasil analisis determinasi
menggunakan analisis regresi linear sederhana dan diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Sumbangan Efektif Rasa Kasih Sayang Guru Terhadap Minat
Belajar Siswa
Variabel r hitung r square
Sikap kasih sayang guru dengan minat
belajar siswa 0.517 0.268
Sumber : data primer diolah, 2011
Hasil analisis regresi diperoleh nilai r hitung 0.517 dan nilai
r square sebesar 0.268. Angka tersebut dapat diartikan bahwa rasa
kasih sayang guru memiliki sumbangan efektif sebesar 0.268
terhadap minat belajar siswa pada pelajaran Aqidah Akhlakkelas
III di MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang 2011. Maka dapat
diketahui bahwa 26.8% minat belajar siswa pada pelajaran Aqidah
Akhlak kelas III di MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang 2011
dipengaruhi oleh rasa kasih sayang guru. Sisanya sebesar 73.2%
dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
C. Pembahasan
Analisis deskriptif menunjukkan bahwa kasih sayang guru
siswa kelas III MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang Tahun
2011dalam kategori baik, yang dibuktikan dengan jawaban
tertinggi siswa dengan nominasi A mencapai 83.3%. Siswa
berpendapat guru di sekolah memiliki penampilan yang rapi, sehat,
sabar, adil terhadap semua murid, memiliki humor, jelas dalam
menyampaikan pelajaran dan mampu menguasai kelas.
Analisis deskriptif diketahui bahwa Minat belajar pada
mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas III MI Ma’arif
Candiretno Secang Magelang Tahun 2011 dalam kategori baik,
yang dibuktikan dengan jawaban tertinggi siswa dengan nominasi
A mencapai 60%. Hal tersebut menunjukkan siswa selalu disiplin
mengikuti pelajaran akidah akhlak, memiliki hasrat yang tinggi
untuk belajar akidah akhlak, perasaan senang dengan pelajaran
akidah akhlak dan memiliki dorongan untuk mendapatkan nilai
baik.
Analisis korelasi product moment membuktikan bahwa ada
pengaruh sikap kasih sayang guru terhadap minat belajar siswa
pada pelajaran Aqidah Akhlak kelas III MI Ma’arif Candiretno
Secang Magelang Tahun 2011. Hal tersebut dilihat berdasarkan
nilai korelasi product moment 0.517 dengan probabilitas 0.002 <
0.05. Selain itu dibuktikan juga dengan analisis determinasi yang
diperoleh nilai r square 0.327 sehingga dapat dijelaskan bahwa
sumbangan efektif sikap kasih sayang guru terhadap minat belajar
Akidah Akhlak siswa Kelas III MI Ma’arif Candiretno Secang
Magelang Tahun 2011adalah sebesar 26.8%. Dengan demikian
semakin tinggi kasih sayang guru, maka semakin tinggi pula minat
belajar Akidah akhlak siswa Kelas IIIMI Ma’arif Candiretno
Secang Magelang Tahun 2011.
Penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan Usman (2006:
27) bahwa pada hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar,
dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan minat anak
dalam belajar dengan sikap penuh kasih sayang.Rasa kasih
sayang guru merupakan sikap kasih sayang guru baik dari aspek
fisik, aspek psikis maupun aspek perilaku dalam mengajar.
Sedangkan minat belajar adalah kecenderungan serta kesiapan
mengenal siswa terhadap obyek suatu masalah untuk memenuhi
kebutuhan belajar.Minat bukanlah merupakan sesuatu yang
dimiliki seseorang begitu saja, melainkan merupakan sesuatu yang
dikembangkan atau dapat dibangkitkan, sehingga perlu cara-cara
tertentu untuk membangkitkan minat peserta didik tersebut dan itu
merupakan tugas guru.
Dalam proses pembelajaran, faktor guru sangat penting
untuk menumbuhkan dan membangkitkan minat anak serta
perhatian peserta didik dalam mengukuti kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu dalam mengemban tugas profesional kependidikan
seorang guru mempunyai perasaan kasih sayang dan kepedulian
terhadap anak didiknya dengan penuh simpatik baik dari aspek
fisik, psikis dan perilaku guru dalam mengajar. Dengan kasih
sayang yang dimilikinya, seorang guru akan disenangi para siswa,
dan jika menyenangi gurunya, sudah tentu pelajarannya akan
disenangi pula.
Hubungan guru dengan siswa tidak akan terbina dengan
baik apabila guru tidak memiliki kasih sayang yang murni terhadap
siswanya.Untuk membimbing yang efektif supaya anak
berkembang dengan baik menjadi manusia dewasa, guru perlu
mendalami psikologi tentang anak, bukan hanya mempelajari
tentang teori kepribadian dan psikologi anak melainkan dapat
berempati dengan anak.Artinya guru tidak hanya bercerita dengan
kata-kata tetapi juga dengan segala perasaan dan pengahayatan
jiwa.Menurut Roqib, Nurfuadi, (2009:159), guru harus mampu
mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang.
Guru juga memerlukan suatu sikap yang sensitif terhadap
perasaan untuk dapat mendalami segala perasaan yang halus dari
dalam siswa. Disamping memerlukan intelegensi yang tepat untuk
memahami seluk beluk kesulitan anak yang tidak selalu dapat
dinyatakan oleh anak, karena anak memang tidak mampu
mengutarakan kesulitannya yang disebabkan oleh kecemasan dan
emosi yang labil. Dengan sifat sensitifitas empati dan intelegensi
yang tajam guru akan mampu mengarifi kehidupan anak dengan
tepat. Membuat anak lebih terbuka terhadap gurunya, sehingga
terjadi komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Dan tentunya
akan menambah minat belajar pada diri siswa dalam proses belajar
mengajar pada saat pembelajaran berlangsung.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dalam penyusunan
skripsi ini, baik dari penelitian lapangan maupun dari pembahasan
teori-teori dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengaruh siswa tentang kasih sayang guru di MI Ma’arif
Candiretno Secang Magelang Tahun 2011 dalam kategori
baik, yang dibuktikan dengan jawaban tertinggi 24 siswa
dengan nominasi A mencapai 83.3%.
2. Minat belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa
kelas III MI Ma’arif Candiretno Secang Magelang Tahun 2011
dalam kategori baik, yang dibuktikan dengan jawaban tertinggi
siswa dengan nominasi A mencapai 60%.
3. Analisis korelasi product moment membuktikan bahwa ada
pengaruh sikap kasih sayang guru terhadap minat belajar
siswa pada pelajaran Aqidah Akhlak kelas III di MI Ma’arif
Candiretno Secang Magelang Tahun 2011. Hal tersebut dilihat
berdasarkan nilai korelasi product moment 0.517 dengan
probabilitas 0.002 < 0.05 sehingga hipotesis yang diajukan
dinyatakan diterima dan terbukti kebenarannya.
B. Saran-saran
1. Untuk Sekolah
a. Guru sebaiknya selalu memberikan dorongan dan
semangat bagi anak-anaknya dalam meraih prestasi
yang lebih baik.
b. Guru sebaiknya sebisa mungkin untuk memberikan
kasih sayang kepada siswa seperti menyenangkan,
banyak semum, sabar, lembut, sopan, adil, berwibawa,
kreatif dan memberi teladan yang baik bagi siswa agar
siswa lebih tertarik dan menumbuhkan simpati pada
siswa.
c. Hendaknya para guru memiliki komitmen dalam
pendidikan Aqidah Akhlak bahwa pelajaran ini bukan
sekedar materi saja, namun lebih dari itu harus dapat
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan guru
adalah teladan bagi siswa-siswanya.
d. Dalam rangka pembinaan siswa perlu ditingkatkan
dengan melibatkan siswa dalam kegiatan keagamaan
yang dilaksanakan di Madrasah.
2. Untuk Keluarga (Orang Tua)
a. Orang tua hendaknya lebih memperhatikan anak-anaknya
mengenai sikap patuhnya dalam kehidupan sehari-hari
b. Hendaknya orang tua lebih meningkatkan dalam
memberikan bimbingan, motivasi kepada anak-anaknya
agar lebih giat dalam belajar serta mencukupi fasilitas
pendidikan yang dibutuhkan
3. Untuk Pemerintah
Agar setiap proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar dan berhadil dengan baik, maka hendaknya pemerintah
dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional dan
Departemen Agama lebih meningkatkan bantuannya, terutama
dalam pengadaan fasilitas pendidikan khususnya mengenai
buku-buku perpustakaan yang ada kaitannya dengan
pembelajaran di sekolah
4. Untuk Masyarakat
Karena pengaruh lingkungan masyarakat mempunyai
dampak positif dalam mewarnai suasana kehidupan siswa,
maka masyarakat hendaknya lebih meningkatkan dan perhatian
terhadap siswa agar dapat berperilaku patuh, hormat atau
akhlak yang baik, melalui bimbingan yang melibatkan siswa
untuk melaksanakan macam-macam kegiatan keagamaan.
C. Penutup
Dengan mengucap puji syukur Alhamdulilahi Robbil
‘Alamin kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq,
hidayah, inayah, serta ridho-Nya, sehingga penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan.Mengingat kamampuan penulis yang sangat
terbatas tentunya skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
sumbangsih kritik maupun saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi lebih baiknya penulisan skripsi ini. Akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin…
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek,
Edisi Revisi. Rieneke Cipta, Jakarta,2010
Azwar. Saifuddin ( 1995 ). Sikap Manusia teori dan Pengukurannya, yogyakarta : Pustaka Pelajar
B. Hurlock, Elizabeth, Alih Bahasa Mertasari Tjandrasa, Perkembangan Anak, Jilid II, Erlangga, 1989
Deporter, Bobbi, dkk, Alih Bahasa Ary Nilandri, Quantum Teaching,
Kaifa Bandung, 2008
Djaali, Psikologi Pendidikan,Cetakan Ke 5,Bumi Aksara,Jakarta,2011
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research 1, Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research 2, Yayasan Penerbit Fak. Psikologi
UGM, Yogyakarta, 1989
Hadi, Sutrisno, Statistik Jilid II, Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM,
Yogyakarta, 1977
Hamalik Oemar, Psikolgi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru Bandung,
2009
Ismail,Strategi Pembelajaran PAIKEM,RaSAIL,Semarang,2009
Nasution, S, Sosiologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2009
Rofik, Moh, dkk, Kepribadian Guru, Grafindo, Yogyakarta, 2009
Poerwadarminto, WJS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, Balai Pustaka, Jakarta, 2003
Slamento, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Edisi
Revisi Rieneke Cipta, Jakarta, 1991 Soenarjo ,Al-Quran dan Terjemahnya, PT Karya Toha Putra,1971
Suharsono, Membelajari Anak dengan Cinta, Inisiasi Press, 2003
Surahmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Edisi 7, Tarsito,
Bandung, 1985
Supriyadi, Dedi, Mengangkat Citra Martabat Guru, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta, 1999
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 1995
Uzer, Usman, Moh, Menjadi Guru Profesional, edisi 2, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 1992
Wahyuni, Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, AR-Ruzz Media, Jogjakarta, 2008
KISI-KISI ANGKET SIKAP KASIH SAYANG GURU AQIDAH AKHLAK
KELAS III MI MA’ARIF CANDIRETNO SECANG MAGELANG No Indikator Sub indicator Pertanyaan Jumlah
A. Aspek
Psikis
1) Sabar
2) Ramah dan sopan
3) Lemah lembut
4) Kata tidak kotor dan tidak kasar
5) Adil
6) Memiliki kewibawaan
7) Pengetahuan yang luas
8) Menerima pendapat
9) Memberi Motivasi
10) Bertanggung jawab
11) Memiliki jiwa kepemimpinan
12) Konsekuen / menepati janji
1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8,
9, 10, 11,
12
12
B. Aspek
Prilaku
1) Humor
2) Bergerak / tidak membosankan
3) Menjelaskan dengan jelas
4) Punya rasa kasih sayang
5) Kreatif
6) Tingkah laku baik
7) Menguasai materi
8) Menguasai kelas
13, 14, 15,
16, 17, 18,
19, 20
8
Jumlah 20
KISI-KISI ANGKET MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
KELAS III MI MA’ARIF CANDIRETNO SECANG MAGELANG No Indikator Sub Indikator Pertanyaan Jumlah
1.
Disiplin 1) Selalu mengikuti pelajaran
2) Megikuti kegiatan les
1, 2 2
2. Hasrat 1) Meluangkan waktu untuk
belajar .
2) Mengerjakan PR .
3) Mempunyai rasa ingin tahu.
4) Mengikuti pelajaran demi
kebutuhan
5) Ketika ada PR langsung
dikerjakan.
6) Selelu membuat ringkasan
pelajaran.
3, 4, 5, 6,
7, 8.
6
3. Perasaan
senang
dengan
pelajaran
1) Aktif mengikuti pelajaran
2) Materi terekam dengan baik
3) Senang membaca buku
pelajaran.
4) Mendapatkan nilai baik.
5) Merasa kecewa ketika guru
tidak mengajar
9, 10, 11,
12, 13.
5
4. Dorongan
untuk
mendapat
kan nilai
baik
1) Mengerjakan dengan sungguh-
sungguh saat ulangan
2) Belajar lebih keras apabila nilai
ulangan belum memuaskan.
3) Mengumpulkan tugas tepat
waktu.
4) Memperhatikan dengan
seksama ketika guru sedang
mengajar.
5) Berani bertanya jika belum jelas
6) Selalu aktif bertanya
7) Selalu Menjawab pertanyaan
14, 15, 16,
17, 18, 19,
20,
7
Jumlah 20
ANGKET PENELITIAN SIKAP KASIH SAYANG GURU AQIDAH AKHLAK
Identitas Nama :…………………………………………. Kelas :……………...………………………….. Petunjuk pengisian
a. Bacalah masing-masing pertanyan soal dibawah ini dengan seksama
b. Pilih salah satu alternatif jawaban yang paling benar
c. Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban anda pada lembar jawab
yang tersedia
DAFTAR PERTANYAAN
1. Bagaimana sikap gurumu ketika menjelaskan pelajaran?
a. Sabar
b. Terburu-buru
c. Marah
2. Ketika mengajar bagaimana sikap gurumu?
a. Ramah
b. Kadang- kadang ramah
c. Cemberut
3. Ketika ada anak yang menangis dikelas bagaimana sikap gurumu?
a. Lemah lembut
b. Menyuruh agar diam
c. Dibiarkan saja
4. Apakah saat menjelaskan gurumu pernah berkata kotor?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Selalu
5. Bagaimana gurumu dalam memberikan penilaian dalam ulangan ?
a. Adil
b. Sesukanya memberi nilai
c. Tidak adil
6. Menurut kamu bagaimana pirangai gurumu ?
a. Berwibawa
b. Menakutkan
c. Sombong
7. Ketika gurumu sedang menerangkan pelajaran bagaimana wawasan
gurumu?
a. Berpengetahuan yang luas
b. Sedang-sedang saja
c. Sekedarnya
8. Ketika gurumu sedang mengajar kemudian kamu bertanya bagaimana
sikap gurumu ?
a. Menerima
b. Diam saja
c. Marah
9. Apa yang diperbuat oleh gurumu ketika hasil belajarnya jelek ?
a. Memberi motivasi
b. Dinasehati untuk belajar
c. Dibiarkan saja
10. Ketika kamu belum tahu tentang pelajaran tertentu bagaimana sikapmu?
a. Memberikan les tambahan
b. Menjelaskan kembali
c. Tidak ada tanggapan
11. Menurut kamu bagaimana sikap kepemimpinan yang dimiliki gurumu ?
a. Baik
b. Sedang
c. Tidak baik
12. Apabila guru anda berjanji, apakah guru anda selalu menepati?
a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak menepati
13. Pernahkan gurumu ketika mengajar sambil bersandau gurau ?
a. Ya, selalu sehingga siswa senang
b. Ya, kadang tergantung materinya
c. Belum pernah mengajar dengan bersendau gurau
14. Bagaimana gurumu ketika mengajar di kelas ?
a. Merespon agar anak-anak tidak ramai di kelas
b. Terkadang duduk terkadang berdiri
c. Selalu, duduk manis
15. Ketika guru memjelaskan materi pelajaran apakah kamu paham?
a. Ya, faham
b. Kadang-kadang tidak faham
c. Tidak faham
16. Apakah ketika gurumu mengajar menampilkan sikap kasih sayang ?
a. Ya sikap kasih sayang terlihat jelas
b. Ya tetapi tidak diperlihatkan
c. Tidak pernah mengajar dengan sikap kasih sayang
17. Apakah metode yang digunakan gurumu dalam mengajar bervariasi?
a. Ya guruku kreatif sehingga metode mengajar berubah-ubah
b. Ya kadang ceramah terkadang cerita
c. Mengajarnya selalu dengan ceramah
18. Apakah gurumu pernah berbuat tidak baik di sekolahan?
a. Sepertinya tidak pernah
b. Terkadang ketika guruku sedang marah
c. Tidak tahu
19. Apakah setiap gurumu mengajar kamu paham tentang materi yang
diajarkan ?
a. Ya, karena guruku menguasai materi yang diajarkan
b. Ya tetapi terkadang ada materi yang tidak jelas
c. Tidak tahu
20. Bagaimana setiap pembelajaran berlangsung ?
a. Siswa tenang , karena guru dapat menguasai kelas
b. Kadang-kadang siswa ramai karena guru tidak pernah memperhatikan
siswa
c. Ramai sekali karena tidak faham
ANGKET PENELITIAN
MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
Identitas Nama :…………………………………………. Kelas :……………...………………………….. Petunjuk pengisian
a. Bacalah masing-masing pertanyan soal dibawah ini dengan seksama
b. Pilih salah satu alternatif jawaban yang paling benar
c. Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban anda pada lembar jawab
yang tersedia
DAFTAR PERTANYAAN
1. Apakah anda selalu mengikuti pelajaran ?
a. Ya selalu mengikuti
b. Ya tapi terkadang absen
c. Lebih banyak absennya
2. Apakah anda mengikuti kegiatan les di luar jam sekolah ?
a. Ya selalu ikuti
b. Ya tapi malas
c. Tidak pernah ikut
3. Apakah di rumah kamu selalu belajar ?
a. Ya rajin belajar setiap hari
b. Belajar ketika ada PR
c. Tidak belajar, karena tidak ada yang mengingkatkan
4. Kapan kamu biasa mengerjakan PR ?
a. Mengerjakan sesampai di rumah (malam harinya)
b. Mengerjakan ketika PR mau dikumpulkan
c. Tidak mengerjakan PR
5. Ketika tidak ada PR, apakah kamu selalu belajar ?
a. Ya karena saya ingin tahu pelajaran yang baru
b. Tidak perlu nanti diterangkan guru
c. Tidak pernah belajar
6. Apabila materi Aqidah Akhlak tidak diajarkan bagaimana menurut kamu?
a. Sayang bu, karena mata pelajaran ini dapat mendidik perilaku anak
b. Ya perlu tapi jika tidak ya tidak apa
c. Ya tidak apa-apa
7. Apakah setiap guru memberi PR kamu langsung mengerjakannya?
a. Ya selalu rajin mengerjakan
b. Ya dikerjakan ketika tidak lupa
c. Menunggu ketika mau berangkat sekolah
8. Apakah kamu membuat ringkasan pelajaran untuk memudahkan belajar ?
a. Ya selalu buat ringkasan
b. Kadang-kadang tidak meringkas
c. Tidak pernah membuat ringkasan
9. Pada saat gurumu menerangkan materi pelajaran baru bagaimana
sikapmu?
a. Mengikuti dengan baik dan aktif bertanya
b. Ya biasa-biasa saja
c. Ya ikut,karena jika tidak maka tidak lulus
10. Setiap guru menerangkan pelajaran apakah kamu faham?
a. Ya faham
b. Terkadang ada yang tidak faham
c. Tidak faham karena selalu bergurau
11. Ketika ada waktu luang apakah kamu senang membaca buku pelajaran
Aqidah Akhlak?
a. Ya rajin membaca buku
b. Ya, tetapi membaca buku sekilas
c. Malas membaca
12. Apakah anda selalu mendapatkan nilai baik?
a. Ya, nilainya selalu baik
b. Jika belajar nilai baik, jika tidak belajar nilai jelek
c. Tidak pernah baik, karena tidak pernah belajar
13. Apakah kamu merasa kecewa apabila guru kamu tidak mengajar?
a. Kecewa
b. Biasa saja
c. Senang
14. Apakah pada saat ada ulangan kamu mengerjakan dengan sungguh-
sungguh?
a. Ya, sungguh-sungguh
b. Sebisanya saja
c. Ya, bisa dikerjakan yang sulit di tinggal
15. Saat ulangan nilai kamu belum memuaskan, apakah kamu belajar lebih
keras lagi?
a. Ya belajar agar nilai menjadi baik
b. Belajar kalau sempat
c. Malas belajar
16. Apakah ketika ada tugas, kamu mengerjakan dan mengumpulkan tepat
waktu?
a. Ya mengumpulkan tepat waktu
b. Ya mengerjakan ketika sudah ditagih bu guru
c. Tidak mengumpulkan
17. Pada saat guru mengajar apakah kamu memperhatikan dengan seksama ?
a. Ya memperhatikan
b. Ya, memdengarkan tetapi sambil bermain
c. Tidak memperhatika
18. Ketika guru menjelaskan, sedang ada hal yang kurang jelas apakah kamu
berani bertanya?
a. Berani bertanya
b. Kadang bertanya kadang tidak
c. Tidak berani
19. Setiap materi pelajaran diajarkan apakah kamu selalu bertanya ?
a. Ya, selalu aktif bertanya b. Mendengarkan saja c. Tidak berani bertanya
20. Setiap gurumu memberikan pertanyaan, apakah kamu selalu
menjawabnya?
a. Ya, selalu memjawab dengan benar
b. Menjawab apabila bisa
c. Tidak menjawab karena tidak faham
KORELASI PRODUCT MOMENT
Descriptives
Frequencies
Correlations
1 ,517**,002
30 30,517** 1
,002
30 30
Pearson CorrelationSig. (1-tailed)NPearson CorrelationSig. (1-tailed)
N
SIKAP KASIH SAYANGGURU AQIDAH AKHLAK
MINAT BELAJAR SISWATERHADAP PELAJARANAQIDAH AKHLAK
SIKAP KASIHSAYANG
GURUAQIDAHAKHLAK
MINATBELAJAR
SISWATERHADAPPELAJARAN
AQIDAHAKHLAK
Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).**.
Descriptive Statistics
30 37,00 60,00 56,6000 5,10308
30 44,00 60,00 55,6000 4,96609
30
SIKAP KASIH SAYANGGURU AQIDAH AKHLAKMINAT BELAJAR SISWATERHADAP PELAJARANAQIDAH AKHLAKValid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistics
SIKAP KASIH SAYANG GURU AQIDAH AKHLAK30
0ValidMissing
N
Frequencies
SIKAP KASIH SAYANG GURU AQIDAH AKHLAK
25 83,3 83,3 83,34 13,3 13,3 96,71 3,3 3,3 100,0
30 100,0 100,0
BAIKCUKUPKURANGTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
SIKAP KASIH SAYANG GURU AQIDAH AKHLAKKURANGCUKUPBAIK
Freq
uenc
y
25
20
15
10
5
0
SIKAP KASIH SAYANG GURU AQIDAH AKHLAK
Statistics
MINAT BELAJAR SISWA TERHADAPPELAJARAN AQIDAH AKHLAK
300
ValidMissing
N
Regression
MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
18 60,0 60,0 60,010 33,3 33,3 93,3
2 6,7 6,7 100,030 100,0 100,0
BAIKCUKUPKURANGTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN AQIDAH AKHLAKKURANGCUKUPBAIK
Freq
uenc
y
20
15
10
5
0
MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
Variables Entered/Removedb
SIKAP KASIH SAYANGGURU AQIDAHAKHLAK
a . Enter
Model1
Variables EnteredVariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: MINAT BELAJAR SISWATERHADAP PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
b.
Model Summary
,517a ,268 ,241 4,32514Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), SIKAP KASIH SAYANG GURUAQIDAH AKHLAK
a.
ANOVAb
191,409 1 191,409 10,232 ,003a
523,791 28 18,707715,200 29
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), SIKAP KASIH SAYANG GURU AQIDAH AKHLAKa.
Dependent Variable: MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN AQIDAHAKHLAK
b.
Coefficientsa
27,105 8,943 3,031 ,005
,503 ,157 ,517 3,199 ,003
(Constant)SIKAP KASIH SAYANGGURU AQIDAH AKHLAK
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN AQIDAH AKHLAKa.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : KHOIRUN NISAK
2. NIM : 11409047
3. Tempat/tgl lahir : Magelang, 11 Maret 1980
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Warga Negara : Indonesia
7. Alamat rumah : Cetokan II Rt.19 Rw.09 Candiretno Secang
Magelang
Jenjang Pendidikan :
1. MI Ma’arif Candiretno : Lulus Tahun 1993
2. MTs Arrosyidin Pancuranmas Secang : Lulus Tahun 1996
3. MAN I Kota Magelang : Lulus Tahun 1999
4. DII PGTKI STAINU Temanggung : Lulus Tahun 2003
5. Masuk Program Ekstensi PAI STAIN Salatiga : Tahun 2009
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 17
September 2011
Penulis
KHOIRUN NISAK