skripsi implementasi kebijakan corporation social

84
SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL RESPONSIBILITY PT VALE INDONESIA Tbk. DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA TOLE KECAMATAN TOWUTI KABUPATEN LUWU TIMUR FILDAYANI 10564 181149 16 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 22-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

RESPONSIBILITY PT VALE INDONESIA Tbk. DALAM

MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA TOLE

KECAMATAN TOWUTI KABUPATEN LUWU TIMUR

FILDAYANI

10564 181149 16

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

RESPONSIBILITY DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN

MASYARAKAT DESA TOLE KECAMATAN TOWUTI KABUPATEN

LUWU TIMUR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh

FILDAYANI

105641114916

Kepada:

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL
Page 4: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL
Page 5: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL
Page 6: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

ABSTRAK

Fildayani. 2020. Implementasi Kebijakan Corporation Social Responsibility

PT Vale Indonesia Tbk. Dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Desa

Tole Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur. (Dibimbing oleh Hafiz

Elfiansyah Parawu dan Hamrun).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Kebijakan

Corporation Social Responsibility PT. Vale Indonesia Tbk. Dalam Meningkatkan

Kesehatan Masyarakat Desa Tole Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data

yaitu data primer dan data sekunder dan jumlah informan yait sebanyak enam

orang. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara serta dokumentasi.

Analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Kebijakan CSR PT

Vale Dalam meningkatkan Kesehatan Masyarakat Kecamatan Towuti Kabupaten

Luwu Timur yang pertama dukungan organisasi PT Vale dalam pelaksanaan

program CSR demi mewujudkan kesehatan masyarakat yang lebih baik sangat

berperan penting dengan pemberian asupan dana dalam pelaksanaannya.

Pelaksana program CSR merupakan orang yang kompeten dan mampu bekerja di

lapangan. Program yang dilaksanakan membutuhkan konsistensi dalam

mewujudkan masyarakat yang sehat. Kedua Manfaat program kebijakan CSR

diperuntukkan kepada masyarakat menengah kebawah sebagai sasaran utama

program. Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya kebijakan CSR

ini yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan. Seperti

pembangunan posyandu, perbaikan pustu desa, pengadaan obat-obatan,

pengadaan instalasi air bersih dan lain-lain. Ketiga Partisipasi Masyarakat dalam

proses program CSR masyarakat turut serta berpartisipasi mulai dari tahap

perencanaan program hingga pada tahap pengawasan.

Kata Kunci : Implementasi, CSR, Kesehatan, Masyarakat.

Page 7: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tiada kata paling indah yang patut di ucapkan seorang hamba kepada Sang

Pencipta atas segala Cinta dan kasih-Nya yang tak terhingga serta nikmat-Nya

yang tak berujung sehingga kita mampu melewati hari-hari yang penuh makna

dan memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Implementasi Kebijakan Corporation Social Responsibility Dalam

Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Desa Tole Kecamatan Towuti Kabupaten

Luwu Timur”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan dari program studi Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makssar. Saya menyadari bahwa untuk

menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini tidaklah mudah, namun begitu

banyak pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Selanjutnya pada kesempatan ini, tak lupa penulis mengucapkan terima

kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya

terutama kepada:

Page 8: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL
Page 9: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii

HALAMAN PENERIMAAN...............................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN...............................................................................iv

ABSTRAK..............................................................................................................v

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

DAFTAR ISI.......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL..................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................6

C. Tujuan Penelitian.........................................................................................6

D. Manfaat Penelitian.......................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8

A. Penelitian Terdahulu....................................................................................8

B. Konsep Kebijakan......................................................................................12

C. Konsep CSR...............................................................................................16

D. Kesehatan Masyarakat...............................................................................24

E. Kerangka Pikir...........................................................................................25

F. Fokus Penelitian.........................................................................................28

G. Deskripsi Fokus Penelitian.........................................................................28

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................31

A. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................31

B. Jenis dan Tipe Penelitian............................................................................31

C. Sumber Data...............................................................................................32

D. Informan Penelitian....................................................................................32

E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................33

F. Teknik Analisis Data..................................................................................34

Page 10: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

G. Teknik Pengabsahan Data..........................................................................35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................37

A. Deskripsi Objek Penelitian.........................................................................37

B. Dukungan Organisasi Pelaksana................................................................43

C. Manfaat Kebijakan.....................................................................................52

D. Partisipasi Masyaraka................................................................................58

BAB V PENUTUP.................................................................................................62

A. Kesimpulan................................................................................................62

B. Saran...........................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................64

LAMPIRAN...........................................................................................................66

Page 11: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 INFORMAN PENELITIAN ……………………………………. 33

Page 12: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 BAGAN KERANGKA PIKIR ………………………………… 27

Page 13: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industrialisasi adalah upaya sadar dan terencana dalam rangka

mengelolah dan memanfaatkan sumber daya guna mencapai tujuan

pembangunan yakni meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan

bangsa. Industrialisasi juga merupakan suatu proses perubahan sosial

ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi

masyarakat indsutri.

Perkembangan industri memang membawa pengaruh positif bagi

kehidupan manusia, hakikat perkembangan industri akan selalu berarti bagi

perkembangan peradaban manusia, dan lebih konkrit lagi perkembangan

industri akan selalu berarti pula bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Disisi lain dari segi positif perkembangan itu, juga terdapat akibat-akibat

yang negatif berbagai dampak muncul sebagai akibat dari perkembangan itu

diantaranya dampak kehidupan sosial dan ekonomi seperti pola hubungan atau

sistem interaksi, gaya hidup, cara berfikir, lapangan kerja, dan pendapatan,

yang semuanya dapat berubah dalam masyarakat setempat.

Keberadaan perusahaan tambang di tengah-tengah masyarakat

merupakan wujud dan partisipasi dalam peningkatan dan pengembangan

pembangunan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di

sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Perusahaan

Page 14: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

memerlukan masyarakat sekitar dalam pengembangan perusahaan itu sendiri,

begitupun sebaliknya masyarakat memerlukan perusahaan tersebut dalam

peningkatan perekonomian masyarakat serta pengembangan daerah akibat

keberadaan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, aktivitas perusahaan tidak

dapat dipungkiri memiliki dampak perekonomian terhadap masyarakat

sekitarnya.

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 pasal 15 dan 34

disebutkan bahwa perusahaan yang tidak melaksanakan CSR akan dikenakan

sanksi administratif berupa peringatan tertulis, pembatalan kegiatan usaha,

pembekuan kegiatan usaha dan yang terakhir adalah pencabutan izin kegiatan.

(Soewarno, 2009). CSR adalah suatu bagian hubungan perniagaan yang

melibatkan perusahaan disatu pihak dan masyarakat sebagai lingkungan sosial

perusahaan dipihak yang lain. CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah

perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat domisili di

tahun 1970-an.

PT.Vale Indonesia Tbk. Yang dulunya adalah PT. Internasional

Nickel Indonesia Tbk. (PT. Inco Tbk.) merupakan salah satu prdusen nikel

utama dunia yang mengembangkan tanggung jawab sosial perusahaan melalui

program pemberdayaan masyarakat atau communtiy development. Konteks ini

menggambarkan bahwa PT.Vale Indonesia Tbk. Tidak semata-mata hanya

memikirkan kepentingan ekonomi dan pasar tetapi juga ikut serta

berkontribusi untuk membantu masyarakat sekitar dari berbagai aspek.

Implementasi kebijakan CSR pada PT. Vale terdapat indikator yang menjadi

Page 15: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

kebijakan dalam pelaksnaannya yaitu sektor: (1) Pendidikan upaya

meningkatkan mutu kualitas pelajar dengan menyalurakan fasilitas sarana dan

prasarana sekolah serta penyaluran dana beasiswa bagi pelajar yang berada

wiliayah Luwu Timur maupun diuar daerah. (2) kesehatan menyediakan balai

kesehatan yang ada wilayah di kabupaten Luwu Timur membantu masyarakat

untuk terbebas dari wabah penyakit serta penyediaan air bersih. (3) Sosial

budaya berkontribusi untuk membangun hubungan baik antara masyarakat

dengan perusahaan dengan rutin mengadakan bakti sosial dan penyuluhan

agara terwujud kesejahteraan masyarakat. PT Vale Indonesia Tbk. Juga

mengeluarkan kebijakan pembangunan infrasrtuktur pemukiman bagi

masyarakat sekitar. Diantaranya adalah proyek revitalisasi kawasan melalui

penataan pemukiman masyarakat tepian Danau Matano dan pemukiman

kembali masyarakat adat lokal. (Rasyid, 2019).

Kesadaran akan pentingnya pelaksanaan CSR bagi perusahaan, dapat

memberikan manfaat bukan hanya sasaran CSR tetapi pelaksanaan CSR

sendiri atau perusahaan. Jika dalam pelaksanaan CSR disesuaikan dengan

masalah-masalah ekonomi, sosial dan budaya dilingkungan sekitar

perusahaan, maka perusahaan akan memperoleh feedback dari kepercayaan

dan loayalitas yang diberikan masyarakat.

Program pemberdayaan masyarakat oleh PT Vale Indonesia Tbk.

fokus pada enam sektor yaitu: (1) Pendidikan, (2) Kesehatan, (3) UMKM

(Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), (4) Pertanian, (5) Prasarana, (6) Sosial

Budaya. Selain itu, sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, PT. Vale

Page 16: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

mengeluarkan kebijakan pembangunan infrastruktur pemukiman bagi

masyarakat sekitar. Di antaranya adalah proyek revitalisasi kawasan melalui

penataan pemukiman masyarakat tepian Danau Matano dan pemukiman

kembali masyarakata adat lokal.

PT Vale Indonesia Tbk. sebelum berganti nama dulunya perusahaan

ini bernama PT. Inco Tbk. (International Nickel Indonesia Tbk). PT. Inco

Tbk. bekerja sama pemerintah daerah untuk meningkatkan akses pelayanan

kesehatan berkualitas melalui RS. PT Inco Tbk, dan Puskesmas dan

penyediaan peralatan, bantuan obat-obatan, layanan kesehatan gratis dan

terjangkau bagi masyarakat. Di Kecamatan Towuti, PT. Inco memberikan

AS$8.600 untuk mendukung kampanye kesehatan di enam TK dan sepuluh

SD di Bantilang, Tokalimbo, Loeha, Timampu, Mahalona dan Pekaloa.

Program-program di atas ditujukan bagi penciptaan kesejahteraan masyarakat,

terutama yang tinggal di sekitar wilayah operasi perusahaan PT Vale

Indonesia Tbk. CSR (CSR) PT. Vale dalam bidang kesehatan diukur dengan

tiga indikator; (1) Bantuan fasilitas dan alat kesehatan, (2) Pemberdayaan

klinik kesehatan perusahaan, (3) Bantuan pembangunan dan rehabilitasi

puskesmas, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos

bersalin desa.

Lingkungan perusahaan masyarakat sekitar perusahaan merupakan

pihak yang terpenting untuk memperoleh apreasiasi. Apresiasi itu sendiri

dapat berbentuk peningkatan kesejahteraan hidup melalui pemberdayaan

masyarakat melalui CSR. Dalam penerapannya umumnya perusahaan akan

Page 17: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

melibatkan partisipasi masyarakat, baik sebagai objek maupun sebagai subjek

program CSR. Hal ini dikarekan masyarakat adalah salah satu pihak yang

berpengaruh dalam menjaga suatu eksistensi suatu perusahaan. Masyarakat

adalah pihak yang paling merasakan dampak dari kegiatan produksi suatu

perusahaan. Dampak ini terjadi dalam bidang sosial, ekonomi, politik maupun

lingkungan.

Dampak yang ditimbulkan PT Vale Indonesia Tbk. terhadap

masyarakat Desa Tole yang bermukim di tepian Danau Mahalona yang sejak

dulu menganggap Danau Mahalona sebagai sumber kehidupan yang penting

untuk dijaga kelestariannya. Saat ini, kondisi ekosistem Danau Mahalona terus

mengalami degradasi akibat adanya aktivitas penambangan yang dilakukan

oleh PT Vale Indonesia Tbk. Dari hasil investigasi WALHI (wahana

lingkungan hidup) Sulawesi Selatan, limbah buangan dari PT Vale Indonesia

Tbk. telah membuat laju sedimentasi semakin meningkat hingga membentuk

daratan baru yang penuh lumpur halus di pinggiran Danau Mahalona. Populasi

Ikan Butini yang merupakan ikan endemik Danau Mahalona juga mengalami

penurunan yang menjadi mata pencaharian sebagian dari masyarakat Desa

Tole. bukan hanya itu, lahan bercocok tanam masyarakat yang berada di

sekitar danau sering mengalami perusakan apalagi saat bendungan petea

dibuka sehingga banyak masyarakat yang meninggalkan sawahnya.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka peneliti berinisatif

melakukan sebuah penelitian dengan judul “ Implementasi Kebijakan CSR PT

Vale Indonesia Tbk. dalam Meningkatan Kesehatan Masyarakat Desa Tole

Page 18: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur”. Penelitian ini dimaksudkan

untuk menganilisis Implementasi Kebijakan CSRPT Vale Indonesia

Tbk.dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Desa Tole Kecamatan

Towuti, Kabupaten Luwu Timur”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan rumusan

masalah penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimanakah dukungan PT Vale Indonesia Tbk dalam implementasi

kebijakan CSR untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Desa Tole

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur?

2. Bagaimanakah manfaat dari implementasi kebijakan CSR PT Vale

Indonesia Tbk dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Desa Tole

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur?

3. Bagaimanakah peran masyarakat dalam pelaksanaan implementasi

kebijakan CSR PT Vale Indonesia Tbk?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan tujuanpenelitian

ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah dukungan PT Vale Indonesia Tbk dalam

implementasi kebijakan CSR untuk meningkatkan kesehatan masyarakat

Desa Tole Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

Page 19: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

2. Untuk mengetahui bagaimanakah manfaat dari implementasi kebijakan

CSR PT Vale Indonesia Tbk dalam meningkatkan kesehatan masyarakat

Desa Tole Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

3. Untuk mengetahui bagaimanakah partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan implementasi kebijakan CSR PT Vale Indonesia Tbk.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang di kemukakan, maka manfaat

penelitian ini terbagi atas 2 yaitu:

1. Manfaat teoritis

Memberikan edukasi kepada para pembaca khususnya peneliti, menjadi

bahan refensi serta sebagai acuan penelitian bagi peneliti yang ingin

melakukan pengembangan dan penelitian lanjutan.

2. Manfaat praktis

Berguna bagi instansi swasta terutama perusahaan yang bergerak disektor

pertambangan. Menjadi pedoman pengembangan sistem atas kelebihan

dari strategi yang diterapkan dan juga sebagai bahan evaluasi perbaikan

terhadap kelemahan dari strategi yang diterapkan dari hasil penelitian.

Page 20: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan

perbandingan dan acuan. Maka dalam kajian pustaka ini peneliti

mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai berikut:

No. Nama/Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Hafiz

Elfiansyah

Parawu/2018

Faktor-Faktor

Determinan

Implementasi

Kebijakan

Corporate Social

Responsibility

Dalam

Meningkatkan

Keberdayaan

Masyarakat Secara

Berkelanjutan

Dari hasil penelitian ini, faktor-

faktor determinan dalam

implementasi kebijakan CSR

PT. Semen Bosowa Maros

dalam meningkatkan

keberdayaan masyarakat Desa

Baruga, adalah faktor dukungan

penentu kebijakan, ketersediaan

sumber daya, dukungan

implementor kebijakan, dan

partisipasi masyarakat.

2. Yunita

Evarista

Implementasi

Program

Corporate Social

Responsibility

Dalam

Meningkatkan

Citra Pt. Khotai

Makmur Insan

Abadi Tenggarong

Seberang.

Dari hasil penelitian ini dapat

dikatakan bahwa PT. KMIA

telah menerapkan transparansi

dan akuntabilitas bagi pihak

internal perusahaan dan pihak

ESDM, sebagaimana sudah

menjadi kewajiban dari

perusahaan. Namun ditemukan

bahwa untuk pihak desa dan

masyarakat, perusahaan tidak

menerapkan transparansi

khususnya pada rincian

anggaran pada masing-masing

progam serta hanya dapat

Page 21: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

mengetahui total jumlah dari

keseluruhan rincian anggaran.

Masyarakat dan pihak desa

sendiri merasa perlu

mengetahui anggaran secara

rinci, agar tidak menimbulkan

kecurigaan-kecurigaan negatif

baik pada perusahaan maupun

pada pihak desa.

3. Iwan Henri

Kusnadi/2017

Implementasi

Kebijakan

CSRDalam

Kegiatan Perilaku

Hidup Bersih Dan

Sehat (Phbs) Di

Kecamatan

Cisalak Kabupaten

Subang

Hasil dari penelitian ini adalah

dalam implementasinya belum

berjalan dengan baik. Kegiatan

PHBS masih belum

memberikan perubahan yang

baik dikarenakan masih

kurangnya peran serta

masyarakat dalam

mensukseskan kebijakan

CSRmelalui kegiatan PHBS ini.

Adanya penempatan

penampungan air yang kurang

strategis karena dalam

penempatannya masih

melibatkan peran atau

kekuasaan dari aktor yang

terlibat untuk menentukan

lokasi penampungan air bersih

tersebut sehingga menempatkan

pembangunan tidak sesuai

dengan kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan hasil peneliti terdahulu, persamaan penelitian yang akan

penelii lakukan dengan ketiga penelitian terdahulu diatas yaitu sama-sama

meneliti CSR. Sedangkan perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan

dengan penelitian saudara Hafiz Elfiansyah yaitu meneliti mengenaifaktor

Page 22: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

determinan apa saja dalam CSR yang dapat meningkatkan keberdayaan

masyarakat, sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu

implementasi kebijakan CSR dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Kemudian perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan saudari

Yunita Evarista yaitu penelitian yang dilakukan saudari lakukan yaitu

mengenai citra suatu perusahaan yang menerapkan CSR, namun peneliti akan

meneliti bagaimana perusahaan PT Vale melaksanakan CSR. Persamaan lain

penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian yang telah saudara

Iswan Henri lakukan yaitu sama-sama meneliti CSR di bidang kesehatan.

B. Konsep Kebijakan

1. Teori Kebijakan

Istilah kebijakan (policy) seringkali penggunaannya

dipertukarkan dengan istilah-istilah lain, seperti tujuan (goals), program,

keputusan, undang-undang ketentuan-ketentuan, usulan-usulan, dan

rancangan besar. Para pembuat kebijakan (policy makers) berpendapat,

istilah-istilah tersebut tidaklah akan menimbulkan masalah apapun karena

mereka menggunakan referensi yang sama. Orang-orang yang berada di

luar struktur pengambilan kebijakan tentunya tidak demikian. Mereka

menganggap istilah-istilah tersebut mungkin akan membingungkan (Tahir,

2011: 38).

Syafie (2006: 104), mengemukakan bahwa kebijakan (policy)

hendaknya dibedakan dengan kebijaksanaan (wisdom), karena

kebijaksanaan merupakan pengejawantahan aturan yang sudah ditetapkan

Page 23: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

sesuai situasi dan kondisi setempat oleh individu pejabat yang berwenang.

Kebijakan publik adalah semacam jawaban terhadap suatu masalah, karena

akan merupakan upaya memecahkan, mengurangi, dan mencegah suatu

keburukan, serta sebaliknya menjadi penganjur, inovasi, dan pembuka

terjadinya kebaikan dengan cara terbaik dan tindakan terarah.

Nurcholis (2007:263), memberikan definisi tentang kebijakan

sebagai keputusan suatu organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai

tujuan tertentu, berisikan ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan

pedoman perilaku dalam hal:

a. Pengambilan keputusan lebih lanjut, yang harus dilakukan baik oleh

kelompok atau sasaran organisasi pelaksana kebijakan.

b. Penerapan atau pelaksanaan dari suatu kebijakan yang telah ditetapkan

baik dalam hubungan dengan organisasi pelaksana maupun kelompok

sasaran yang dimaksudkan.

Pengertian yang telah dikemukakan oleh para pakar, dapat penulis

rumuskan bahwa kebijakan publik identik dengan regulasi atau aturan atau

dapat diartikan sebagai suatu produk hukum yang dikeluarkan oleh

pemerintah yang harus dipahami secara utuh dan benar. Kebijakan publik

diawali dengan adanya isu yang menyangkut kepentingan bersama di

mana dipandang perlu untuk diatur melalui formulasi kebijakan dan

disepakati oleh legislatif dan eksekutif untuk ditetapkan menjadi suatu

kebijakan publik, apakah menjadi Undang-Undang, apakah menjadi

Peraturan Pemerintah, atau Peraturan Presiden termasuk Peraturan Daerah,

Page 24: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

maka kebijakan publik tersebut berubah menjadi hukum yang harus

ditaati.

2. Teori Implementasi Kebijakan

Dunn (2003: 56), memberikan argumennya tentang implementasi

kebijakan sebagai policy implemetation is essentially a practical activity,

as distinguish hed from policy formulation, which is essentilly

theoretical. Terkait dengan sifat praktis yang ada dalam proses

implementasi kebijakan, maka hal yang wajar bahwa implementasi ini

berkaitan dengan proses politik dan administrasi, karena terkait dengan

tujuan diadakannya kebijakan (policy goals). Dipandang dari konteks

implementasi kebijakan, maka hal ini akan berkaitan dengan kekuasaan

(power), kepentingan, dan strategi para pelaku kebijakan, di samping

karakteristik lembaga dan rezim serta izin pelaksanaan dan respon

terhadap kebijakan. Konteks implementasi kebijakan baru akan terlihat

pengaruhnya setelah kebijakan tersebut dilaksanakan. Proses implementasi

pelaksanaan kebijakan merupakan salah satu tahapan penting dan

momentum dalam proses perumusan kebijakan selanjutnya, sebab berhasil

tidaknya suatu kebijakan dalam mencapai tujuannya ditentukan dalam

pelaksanaannya. Rumusan kebijakan yang telah dibuat tidak akan

mempunyai arti apa-apa kalau tidak diimplementasikan. Tolak ukur

keberhasilan suatu kebijakan terletak pada proses implementasinya.

Meter dan Horn (1975), mengartikan implementasi sebagai

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh baik ndividu-individu atau pejabat-

Page 25: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan

pada pencapaian tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam kebijakan.

Nugroho (2003: 119), mengartikan implementasi sebagai upaya

melaksanakan keputusan kebijakan. Pendapat Nugroho sejalan dengan

pandangan Salusu (2003: 409), yang mengartikan implementasi sebagai

operasionalisasi dari berbagai aktivitas guna mencapai suatu sasaran

tertentu dan menyentuh seluruh jajaran manajemen mulai dari manajemen

puncak sampai pada karyawan terbawah.

Berkaitan dengan faktor sumber daya manusia yang memengaruhi

proses implementasi suatu kebijakan, Mazmanian dan Sabatier (1983)

membuat kategorisasi bahwa implementasi kebijakan dipahami melalui 3

(tiga) perspektif yang berbeda, yaitu: (1) Pembuat kebijakan: (2) Pejabat

pelaksana di lapangan, dan (3) Aktor individu selaku kelompok target.

Berdasarkan implementasi kebijakan terdapat 2 (dua) variabel besar

yang memengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan menurut Grindle

(1980), yaitu konten kebijakan (content of policy) dan konteks

implementasi (context of implementation). Variabel konten kebijakan,

meliputi: (1) Interest affected (kepentingan yang dipengaruhi); (2) Type of

benefits (jenis manfaat); (3) Extent of change envision (jangkauan

perubahan yang diinginkan); (4) Site of decision making (kedudukan

pengambil keputusan); (5) Program implementor (pelaksana program); dan

(6) Resources committed (ketersediaan sumber daya). Variabel konteks

implementasi, meliputi: (1) Power, interest and strategi of actor involed

Page 26: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

(kemampuan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat); (2) Intitution

and regime characteristic (karakteristik pemerintah dan lembaga); dan (3)

Compliance and responsiveness (kepatuhan dan daya tanggap).

Sedangkan menurut model implementasi kebijakan Meter dan Horn

(1975) terdapat 5 (lima) variabel yang memengaruhi implementasi

kebijakan menurut, yaitu: (1) Standar dan sasaran kebijakan; (2)

Sumberdaya; (3) Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas;

(4) Karakteristik agen pelaksana; dan (5) Kondisi sosial, ekonomi dan

politik.

Tujuan implementasi kebijakan secara sederhana adalah untuk

menetapkan arah agar tujuan kebijakan publik dapat direalisasikan

sebagai hasil dari kegiatan pemerintah. Keseluruhan proses penetapan

kebijakan baru bisa dimulai apabila tujuan dan sasaran yang semula

bersifat umum telah diperinci, program telah dirancang dan juga

sejumlah dana telah dialokasikan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran

tersebut (Wibawa, dkk., 1994).

Berdasarkan pandangan para pakar kebijakan, penulis berpendapat

bahwa implementasi kebijakan diartikan sebagai upaya melakukan,

mencapai, memenuhi, dan menghasilkan suatu produk kebijakan.

Terkadang dalam implementasi kebijakan tidak selalu dapat dilaksanakan

dengan tertib dan rapi, bahkan terkadang dalam implementasinya produk

kebijakan tersebut gagal atau tidak sesuai dengan harapan sehingga perlu

dilakukan kaji ulang (evaluasi kebijakan). Perumusan kebijakan yang

Page 27: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

terlalu umum, sarana tidak dapat diperoleh atau tidak dapat dipakai tepat

pada waktunya, atau karena faktor waktu yang dipilih terlalu optimistik

dan sebagainya, merupakan gambaran yang kurang tepat pada

implementasi kebijakan.

3. Konsep Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007:27) adalah

keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan

potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan

tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya

menagatasi masalah, dan keikutsertaan masyarakat dalam proses

mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Cohen dan Uphoff dalam Siti Irine Astuti (2009:39-40)

membedakan partisipasi menjadi empat jenis yaitu:

a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan, yaitu partisipasi

masyarakat dalam mengambil keputusan yang menyangkut

kepentingan bersama.

b. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan, yaitu peran serta

masyarakat dalam pelaksanaan untuk mencapai tujuan bersama

c. Partispasi masyarakat dalam evaluasi, yaitu peran masyarakat dalam

pelaksanaan suatu kegiatan secara menyeluruh yang bertujuan untuk

mengetahui bagaimana kegiatan itu berjalan.

d. Pengambilan manfaat, yaitu pelaksanaan suatu kegiatan yang bisa

masyarakat rasakan manfaatnya.

Page 28: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Berdasarkan pendapat pakar diatas maka dapat peneliti simpulkan

bahwa partisipasi masyarakat merupakan keikutsertaan masyarakat dalam

suatu kegiatan dimulai dari perencanaan hingga pada tahap evaluasi

sehingga manfaatnya juga dapat dirasakan oleh masyarakat.

C. Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)

1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) pertama kali muncul dalam

diskursus resmi akademik sejak Howard R. Bowen menerbitkan bukunya

yang berjudul “Social Responsibilitity of the Businessman” pada tahun

1953. Ide dasar CSR yang dikemukakan Bowen mengacu pada kewajiban

pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya sejalan dengan nilai-nilai dan

tujuan yang hendak dicapai masyarakat di tempat perusahaannya

beroperasi. Ia menggunakan istilah sejalan dalam konteks itu untuk

meyakinkan dunia usaha tentang perlunya mereka memiliki visi yang

melampaui kinerja finansial perusahaan. Ia mengemukakan prinsip-prinsip

tanggung jawab sosial perusahaan. Prinsip-prinsip yang dikemukakannya

mendapat pengakuan publik dan akademisi sehingga Howard R. Bowen

dinobatkan sebagai “Bapak CSR” (Susiloadi, 2008: 124).

Definisi tersebut sejalan dengan pendapat Pratiwi (2011: 119),

bahwa CSR merupakan komitmen perseroan untuk ikut berperan serta

dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas

kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,

komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

Page 29: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Lembaga lain yang memberikan rumusan CSR sejalan dengan

konsep sustainability development adalah The World Business Council for

Sustainability Development. CSR, menurut organisasi ini adalah komitmen

berkelanjutan dari para pelaku bisnis untuk berperilaku secara etis dan

memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi, sementara pada saat

yang sama meningkatkan kualitas hidup dari para pekerja dan keluarganya

demikian pula masyarakat lokal dan masyarakat secara luas (Rahmatullah,

2010: 4).

Beragam definisi yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab

perusahaan yang bukan hanya terhadap kelangsungan hidup perusahaan itu

sendiri, tetapi juga harus bertanggung jawab terhadap masyarakat dan

lingkungan sekitarnya dengan berperilaku etis dan bermoral sehingga

dapat menciptakan kualitas kehidupan yang lebih baik lagi.

2. Sejarah dan perkembangan CSR di Indonesia

Istilah CSR di Indonesia semakin populer digunakan sejak tahun

1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA

(Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”. Aksinya

secara faktual mendekati konsep CSR yang merepresentasikan bentuk

“peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan

lingkungan, walaupun tidak menamainya sebagai CSR. Melalui konsep

investasi sosial perusahaan “seat belt”, sejak tahun 2003, Departemen

Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam

Page 30: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai

perusahaan nasional (Suharto, 2010: 16).

Bentuk CSR yang paling umum di awal perkembangannya adalah

pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat

miskin di seputar perusahaan. Pendekatan CSR yang berdasarkan motivasi

karitatif dan kemanusiaan ini pada umumnya dilakukan secara ad-hoc,

partial, dan tidak melembaga. CSRpada tataran ini hanya sekadar do good

dan to look good, berbuat baik agar terlihat baik. Perusahaan yang

melakukannya termasuk dalam kategori “perusahaan impresif”, yang lebih

mementingkan ”tebar pesona” (promosi) ketimbang ”tebar karya”

(pemberdayaan). Perusahaan-perusahaan seperti PT Unilever, Freeport,

Rio Tinto, Inco, Riau Pulp, Kaltim Prima Coal, Pertamina serta

perusahaan BUMN lainnya telah cukup lama terlibat dalam menjalankan

CSR (Suharto, 2010: 16).

Semakin banyak perusahaan saat ini yang kurang menyukai

pendekatan karitatif semacam itu, karena tidak mampu meningkatkan

keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal. Pendekatan community

development kemudian semakin banyak diterapkan karena lebih mendekati

konsep empowerment dan sustainable development. Prinsip-prinsip good

corporate governance, seperti fairness, transparency, accaountability, dan

responsibility kemudian menjadi pijakan untuk mengukur keberhasilan

program CSR. Kegiatan CSR yang dilakukan saat ini juga sudah mulai

beragam, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat berdasarkan

Page 31: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

need assesment. Mulai dari pembangunan fasilitas pendidikan dan

kesehatan, pemberian pinjaman modal bagi UKM, social forestry,

penangkaran kupu-kupu, pemberian beasiswa, penyuluhan HIV/ AIDS,

penguatan kearifan lokal, pengembangan skema perlindungan sosial

berbasis masyarakat, dan seterusnya. CSRpada tataran ini tidak sekadar do

good dan to look good, melainkan pula to make good, menciptakan

kebaikan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Suharto, 2010: 16-

17). Kegiatan atau program CSR dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat agar membuat masyarakat semakin berdaya tentunya

merupakan tujuan kegiatan CSR yang utama.

3. Bentuk-bentuk program CSR

Muara dari CSR adalah kemampuan perusahaan untuk melakukan

program pengembangan masyarakat. Perusahaan yang tidak melakukan

hal ini, cepat atau lambat niscaya akan ditinggalkan oleh masyarakatnya

(Widiyanarti, 2005: 79). Pelaksanaan program CSR dalam hal ini tidak

dilakukan secara periodik, mengikuti tren, atau tanpa rencana. Program

CSR dapat mencegah krisis dalam perusahaan apabila dilakukan secara

sustainable dan menciptakan long-term relationship dengan komunitas

(Kusniadji, 2011: 55).

Model pelaksanaan CSR di Indonesia juga bemacam-macam.

Terdapat 4 (empat) model pelaksanaan CSR yang umum digunakan di

Indonesia (Suharto, 2010: 113-115). Keempat model tersebut, antara lain:

a. Terlibat langsung dalam melaksanakan program CSR

Page 32: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Model pelaksanaan CSRdi mana perusahaan melakukannya sendiri

tanpa melalui perantara atau pihak lain. Perusahaan memiliki satu

bagian tersediri atau bisa juga digabung dengan yang lain yang

bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan sosial perusahaan

termasuk CSR.

b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan

Model pelaksanaan CSRdi mana perusahaan mendirikan yayasan

sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Perusahaan biasanya sudah

menyediakan dana khusus untuk digunakan secara teratur dalam

kegiatan yayasan, contoh yayasan yang didirikan oleh perusahaan

sebagai perantara dalam melakukan CSR antara lain; Danamon peduli,

Sampoerna Foundation, kemudian PT. Astra International yang

mendirikan Politeknik Manufaktur Astra dan Unilever Peduli

Foundation (UPF).

c. Bermitra dengan pihak lain

Model pelaksanaan CSR di mana perusahaan menjalin kerjasama

dengan pihak lain seperti lembaga sosial non pemerintah, lembaga

pemerintah, media massa dan organisasi lainnya, seperti Bank Rakyat

Indonesia yang memiliki program CSR yang terintegrasi dengan

strategi perusahaan dan bekerjasama dengan pemerintah mengeluarkan

produk pemberian kredit untuk rakyat atau yang dikenal dengan

Kredit Usaha Rakyat (KUR), atau kerjasama perusahan dengan

Page 33: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

lembaga-lembaga sosial seperti Dompet Dhuafa, Palang Merah

Indonesia, dan lain sebagainya;

d. Mendukung atau bergabung dengan suatu konsorsium

Model pelaksanaan CSR di mana perusahaan turut mendirikan,

menjadi anggota, atau mendukung lembaga sosial yang didirikan untuk

tujuan sosial tertentu.

4. Manfaat CSR

Manfaat dari pelaksanaan kegiatan CSR yang dijalankan oleh

perusahaan bukan hanya dirasakan oleh stakeholders, justru sebenarnya

perusahaan adalah pihak yang paling diuntungkan dalam kegiatan CSR

tersebut. CSR, idealnya harus menjadi bagian yang terintegrasi dalam

kebijakan perusahaan yang merupakan investasi masa depan perusahaan,

bukan sekadar dianggap biaya sosial (Oktaviani, 2011: 144).

Manfaat CSR bagi perusahaan (Imran, 2008: 129), adalah: (1)

Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara total; (2) Melebarkan akses

sumber daya bagi operasional usaha; (3) Membuka peluang pasar yang

lebih luas; (4) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan; (5)

Memperbaiki hubungan dengan regulator; dan (6) Peluang mendapatkan

penghargaan

Praktik tanggung jawab sosial tidak saja berdampak positif bagi

perusahaan, tetapi juga terbukti memberi manfaat bagi masyarakat

(Triastity, 2010: 39-40), seperti meningkatnya fasilitas umum,

Page 34: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

berkembangnya usaha masyarakat, meningkatnya kualitas pendidikan

masyarakat, meningkatnya kelestarian lingkungan, terciptanya lapangan

kerja baru, serta meningkatnya mutu kesehatan masyarakat.

5. Penerapan CSR

Rahadhini (2010: 17), mengemukakan bahwa konsep dan praktik

CSR sebagai keharusan yang realistis diterapkan. Perusahaan perlu

mengambil keputusan yang tepat dalam rangka pelaksanaan program CSR.

Tahapan-tahapan yang harus dilakukan ketika perusahaan akan melakukan

program CSR (Rahmatullah, 2010: 7), yaitu:

a. Tahap perencanaan

Tahapan ini terdiri dari 3 (tiga) langkah utama, yaitu: Awareness

building, CSR Assessment, dan CSR manual building. Awareness

building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran

mengenai pentingnya CSR dan komitmen manajemen. Upaya ini dapat

dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya, diskusi kelompok,

dan lain-lain. CSR Assessment merupakan upaya untuk memetakan

kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu

mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk

membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR

secara efektif. Langkah selanjutnya adalah membuat CSR manual.

Hasil assessment merupakan dasar menyusun manual atau pedoman

implementasi CSR. Upaya yang mesti dilakukan antara lain melalui

benchmarking, menggali dari referensi atau menggunakan tenaga ahli.

Page 35: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Manual merupakan inti dari perencanaan, karena menjadi panduan

atau petunjuk pelaksanaan CSR bagi komponen perusahaan.

Penyusunan manual CSR dibuat sebagai acuan, panduan, dan pedoman

dalam pengelolaan kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan

oleh perusahaan.

b. Tahap implementasi

Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan

berdampak apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik, dan

akibatnya tujuan CSR secara keseluruhan tidak akan tercapai, dan

masyarakat tidak akan merasakan manfaat yang optimal. Anggaran

yang telah dikucurkan tidak bisa dibilang kecil, sehingga perlu disusun

strategi untuk menjalankan rencana yang telah dirancang.

c. Tahap evaluasi

Langkah yang ditempuh setelah program diimplementasikan adalah

evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan

secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauhmana

efektifitas penerapan CSR. Evaluasi dilakukan sebagai sarana untuk

pengambilan keputusan, misalnya keputusan untuk menghentikan,

melanjutkan, memperbaiki, atau mengembangkan aspek-aspek tertentu

dari program yang telah diimplementasikan.

d. Tahap pelaporan

Pelaporan dilakukan dalam rangka membangun sistem informasi baik

untuk keperluan proses pengembalian keputusan maupun keperluan

Page 36: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

Tahap pelaporan, berfungsi untuk keperluan shareholder dan juga

untuk stakeholder.

D. Kesehatan Masyarakat

Undang-undang 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa “ setiap orang

berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan”. Hak untuk hidup sehat ialah hak dasar yang harus dijamin sebab

kesehatan merupakan bagian bagian dari kebutuhan primer setiap orang.

Kesehatan juga bagian dari kebutuhan untuk menuju hidup sejahtera. Hal

semacam ini merupakan salah satu hak dasar dalam pelayanan kesehatan.

Setiap orang berhak atas kesehatan seperti bunyi pasal pasal 4

undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Penjelasan dalam

pasal ini disebutkan bahwa “hak atas kesehatan adalah hak untuk

memperoleh pelayanan kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan agar

dapat mewujudkan derajat kesehatan setinggi-tingginya. Adapun ketentuan

pada pasal 6 disebutkan bahwa “setiap orang berhak mendapatkan

lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan”. Dalam undang-

undang kesehatan selanjutnya diatur bahwa pemerintah bertanggung jawab

untuk memenuhi dan menjamin terwujudnya hak tersebut.

Program CSR (CSR) dalam bidang kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara memberikan bantuan,

penuyuluhan kesehatan, hingga pencegahan penyakit ditengah masyarakat.

Page 37: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Upaya tersebut dengan melibatkan mitra kerja dan instansi pemerintah.

Kesehatan masyarakat adalah kesatuan unit praktek kesehatan masyarakat

yang bertujuan untuk pengembangan dan peningkatan kemampuan hidup

sehat bagi pendidikan (invidu, keluarga, kelompok dan masyarakat)

menggunakan konsep dan keterampilan dan praktek kesehatan masyarakat

(Freeman) (Syafrudi, 2009).

E. Kerangka Pikir

Menurut Sugiyono (2011) mengemukakan bahwa kerangka pikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori dan hubungan

dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang

penting. Sehingga berdasarkan implemetasi kebijakan pada tinjauan

pustaka menurut pakar implementasi kebijakan, maka peneliti

merumuskann model implementasi kebijakan yang sesuai diterapkan

dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Dukungan Organisasi Pelaksana:

1. Ketersediaan anggaran

2. Ketersediaan implementor yang kompeten

3. Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang

4. Komitmen pimpinan perusahaan

b. Manfaat Kebijakan

1. Tepat sasaran kepada target

2. Besar kecilnya manfaat yang dihasilkan

3. Keberlangsungan manfaat (jangka panjang/pendek)

Page 38: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

c. Partisipasi Masyarakat:

1. Berpartisipasi dalam proses perencanaan

2. Berpartisipasi dalam proses pelaksanaan

3. Berpartisipasi dalam proses pengawasan

Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa indikator diatas

disesuaikan dengan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini

sehngga bagan kerangaka pikir penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 39: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

F.

Indikator Implementasi kebijakan CSR

Manfaat Kebijakan:

1. Tepat sasaran kepada

grup

2. Besar kecilnya

manfaat yang

dihasilkan

3. Keberlangsngan

manfaat (jangka

panjang/pendek)

1.

Partisipasi Masyarakat:

1. Berpartisipasi dalam

proses perencanaan

2. Berpartisipasi dalam

proses pelaksanaan

3. Berpartisipasi dalam

proses pengawasan

Dukungan Organisasi Pelaksana:

1. Ketersediaan anggaran

2. Ketersediaan

implementor yang

kompeten

3. Ketersediaan sarana

dan prasarana pennjang

4. Komitmen pimpinan

perusahaan

Implementasi kebijakan CSR PT

Vale dalam meningkatkan

kesehatan masyarakat Desa Tole

Meningkatkan

Kesehatan

Masyarakat

Gambar 2.1: Bagan Kerangka Pikir

Page 40: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

F. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pemusatan konsentrasi terhadap tujuan

penelitian yang sedang dilakukan. Fokus penelitian dalam penelitian ini

adalah Implementasi Kebijakan CSR PT Vale dalam meningkatkan

kesehatan masyarakat terkait dukungan organisasi pelaksana, manfaat

kebijakan dan partisipasi masyarakat Desa Tole.

G. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang telah diuraikan, penulis kemudian akan

mendeskripsikan fokus penelitian sebagai berikut:

1. Ketersediaan anggaran adalah dana yang di siapkan oleh PT Vale

Indonesia Tbk. dengan jumlah yang telah ditentukan yang akan di

alokasikan untuk program PTPM sebagai tanggung jawab sosial PT

Vale terhadap masyarakat Desa Tole terdampak akibat aktivitas

perusahaan.

2. Ketersediaan implementor yang kompeten adalah pelaksana program

CSR PT Vale yang diharapkan mampu menguasai dan mendampingi

bagaimana program CSR berjalan di Desa Tole.

3. Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang merupakan Kesiapan PT

Vale dalam menunjang atau menyediakan sarana dan prasarana untuk

dapat digunakan atau di operasikan selama masa implemetasi CSR

berjalan di Desa Tole.

Page 41: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

4. Komitmen pimpinan perusahaan adalah hal dasar yang harus dimiliki

PT Vale saat sedang menjalankan program CSR yang dilaksanakan di

Desa Tole.

5. Tepat sasaran kepada target adalah langkah yang diambil PT Vale

sehingga CSR yang di jalankan di Desa Tole dapat efektif dan efisien.

6. Besar kecilnya manfaat yang dihasilkan dari program CSR PT Vale

yang dilaksanakan di Desa Tole dapat dilihat melalui program yang

telah dijalankan dan telah dievaluasi dari hasil kinerja dan dirangkum

dalam bentuk persentase.

7. Keberlangsungan manfaat (jangka pendek atau panjang) merupakan

proses pelaksanaan CSR oleh PT Vale yang telah berlangsung dan telah

dirasakan manfaatnya oleh yang manfaatnya Desa Tole sebagai

penerima manfaat.

8. Berpartisipasi dalam proses perencanaan yaitu masyarakat Desa Tole

yang ikut terlibat dalam rancangan kegiatan CSR PT Vale yang telah

dibagi tugas dan memiliki standar operasional yang telah ditetapkan.

9. Berpartisipasi dalam proses pelaksanaan merupakan bentuk keikut

sertaan masyarakat Desa Tole dalam mendukung dan membantu

Program CSR PT Vale secara tenaga terhadap suatu kegiatan yang

telah dilaksanakan.

10. Berpartisipasi dalam proses pengawasan merupakan bentuk peninjauan

terhadap program CSR PT Vale yang telah berlangsung jika terjadi

pelanggaran atau masalah maka masyarakat Desa Tole yang bertindak

Page 42: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

sebagai pengawas dapat melakukan kritikan atau evaluasi terhadap

program tersebut.

Page 43: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Tole Kecamatan Towuti

Kabupaten Luwu Timur. Penulis memilih lokasi penelitian dengan

pertimbangan bahwa lokasi penelitian relevan dengan persoalan yang akan

diteliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama dua bulan setelah seminar

proposal dimulai pada tanggal 30 Juli sampai 30 September 2020 hingga

data yang di peroleh peneliti dapat sesuai dengan yang dibutuhkan.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif . Penelitian

deskriptif kualitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau

melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya Nawawi dan Martini (1996:73). Sedangkan menurut

Mukhtar (2013:28) penelitian deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan

seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala apa adanya pada

saat penelitian dilakukan.

Page 44: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.

Data ini tidak tersedia dalam bentuk file-file. Dta ini harus dicari

melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responde, yaitu orang

yang kita jadikan objek peenlitian atau orang yang kita jadikan sebagai

sarana mendapatkan informasi ataupun data.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Data sekunder ini adalah data yang sifatnya

mendukung keperluan data primer seperti buku-buku dan bacaan yang

berkaitan dengan pelaksanaan penelitian.

D. Informan Penelitian

Informan penelitian merupakan orang yang benar-benar mengetahui

permasalahan yang diteliti secara mendetail. Adapun teknik penentuan

informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu atau

dengan kata lain orang yang dapat memberikan informasi akurat tentang

implementasi kebijakan CSR PT Vale Indonesia Tbk di Desa Tole.

Page 45: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:

No Nama Jabatan Inisial

1 Aswaddin Penanggung Jawab CSR PTVI AS

2 Ramli Rauf Pengelola CSR Tingkat Desa RR

3 Nur Alim Ketua Komite NA

4. Riska Wati Masyarakat penerima manfaat RW

5. Fikri Masyarakat penerima manfaat FK

6. Elizabeth Bidan Desa EL

Tabel 3.1: Informan Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif yang

memungkinkan diperoleh data detail dengan waktu yang relative lama.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data.

Berikut ini teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini:

1. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan

pencatatan yang sistematis terhadap masalah-masalah yang terkait

dengan implementasi kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR)

PT Vale Indonesia Tbk dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di

Page 46: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Desa Tole. Pengamatan ini bertujuan untuk memperoleh keterangan

data yang akurat dan relevan antara jawaban responden dengan

kenyataan yang terjadi di lapangan mengenai penerapan Corporate

Social Responsibility (CSR) PT Vale di Desa Tole.

2. Wawancara

Teknik ini dilakukan melalui pertemuan langsung untuk bertukar

informasi ataupun ide melalui tanya jawab secara lisan dan mendalam

terhadap informan penelitian yang diambil sebagai sampel yang

dianggap dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bias berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang dan sebagai bentuk lampiran proses pengambilan data

maupun untuk menginput data.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data

kualitatif, dengan melakukan analisis data secara intensif terhadap data yang

diperoleh di lapangan berupa kata-kata. Adapun langkah-langkah yang

digunakan dalam menganalisis data sesuai dengan prosedur dengan tahap-

tahap sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan merupakan pemilihan data dan pemusatan

perhatian kepada data-data yang betul-betul dibutuhkan sebagai data

Page 47: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

utama dan juga data yang sifatnya hanya pelengkap saja. Data yang

diperoleh dari lokasi penelitian atau data lapangan dituangkan dalam

uraian atau laporan yang lengkap dan terperinci. Laporan lapangan

direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok , dan difokuskan

pada hal-hal yang penting.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang telah diperoleh dari lapangan terkait dengan

seluruh permasalahan penelitian dipilah antara mana yang dibutuhkan

dengan mana yang tidak, lalu dikelompokkan, kemudian diberikan

batasan masalah.

3. Penarikan Kesimpulan

Setelah melakukan penyajian data maka kesimpulan awal dapat

dilakukan. Penarikan kesimpulan ini juga dilakukan selama penelitian

berlangsung. Sejak awal kelapangan serta dalam proses pengumpulan

data peneliti berusaha melakukan analisis dan mencari makna dari yang

telah disimpulkan.

G. Teknik Pengabsahan Data

Pada tahap ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi, dimana triangulasi

dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Macam-macam

teknik triangulasi menurut Sugiyono (sinatriyo:2019):

1. Triangulasi Sumber

Page 48: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Triangulasi sumber adalah triangulasi yang digunakan untuk menguji

data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Dalam hal ini peneliti dapat membandingkan hasil pengamatan,

wawancara, dengan dokumen-dokumen yang ada, ataupun

membandingkan hasil wawancara dari informan (data primer) dengan

buku bacaan yang berkaitan dengan penelitian (data sekunder).

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik adalah triangulasi yang digunakan untuk menguji

data dengan cara mengecek data yang sama namun namun dengan

teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan teknik

wawancara lalu dilakukan pengecekan dengan teknik observasi ataupun

dokumen.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu adalah triangulasi yang sering mempengaruhi data.

Untuk mendapatkan data yang lebih valid, peneliti bisa melakukan

pengecekan atau pengamatan tidak hanya satu kali dan dengan berbagai

cara. Dalam hal ini peneliti bisa melakukan pengamatan pada saat di

pagi hari saat informan masih dalam keadaan segar dan melakukan

pengamatan kembali pada saat observasi untuk mendapatkan data yang

lebih valid dan memastikan data yang di peroleh tidak berbeda dari

waktu ke waktu.

Page 49: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Luwu Timur

Kabupaten Luwu Timur merupakan Kabupaten paling timur di

Provinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi

Tengah di sebelah Utara. Sedangkan di sebelah Selatan berbatasan

dengan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone. Sementara itu,

batas sebelah Barat merupakan Kabupaten Luwu Utara.Di Kabupaten

Luwu Timur terdapat 14 sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai

Kalaena dengan panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di Kecamatan

Mangkutana. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu

dengan panjang 15 km.

Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat lima

danau. Kelima danau tersebut antara lain danau Matano (dengan luas

245.70 km2), Danau Mahalona (25 km2), dan Danau Towuti (585

km2), Danau Tarapang Masapi (2.43 km2) dan Danau Lontoa (1.71

km2). Danau Matano terletak di Kecamatan Nuha sedangkan keempat

danau lainnya terletak di Kecamatan Towuti.Kabupaten Luwu Timur

merupakan wilayah yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi.

Selama tahun 2011, tercatat rata-rata curah hujan mencapai 258 mm,

dengan rata-rata jumlah hari hujan per bulan mencapai 17 hari. Curah

Page 50: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember, yakni 393 mm dengan

jumlah hari hujan sebanyak 23 hari. Secara geografis Kabupaten Luwu

Timur berbatasan dengan beberapa wilayah sebagai berikut:

a) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Sulawesi Tengah

b) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Sulawesi Tenggara

c) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Teluk Bone

d) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Luwu Utara

Kabupaten Luwu Timur yang beribu kota di Malili, secara

administrasi dibagi menjadi 11 kecamatan yaitu Kecamatan Burau,

Kecamatan Wotu, Kecamatan Tomoni, Kecamatan Tomoni Timur,

Kecamatan Angkona, Kecamatan Malili, Kecamatan Towuti,

Kecamatan Nuha, Kecamatan Wasuponda, Kecamatan Mangkutana dan

Kecamatan Kalaena. Desa Tole sendiri berada di Kecamatan Towuti.

Kecamatan Towuti merupakan salah satu kecamatan terluas di

Kabupaten Luwu Timur. Luas wilayahnya 1.820,48 km², terdiri dari

luas daratan 1.219.000 km2 dan luas danau sebesar 601,48 km2.

Kecamatan Towuti terletak di sebelah timur ibu kota Kabupaten Luwu

Timur.

Kecamatan Towuti di sebelah utara berbatasan dengan

Kecamatan Nuha dan Propinsi Sulawesi Tengah, sebelah timur dan

sebelah selatan berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Tenggara, dan di

sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Nuha dan

Wasuponda.Kecamatan Towuti terdiri dari 18 desa. Ada tiga desa yang

Page 51: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

baru mengalami perubahan dari status UPT menjadi desa yaitu

desa Libukan Mandiri berubah status dari UPT Mahalona SP 1, desa

Kalosi berubah status dari UPT Mahalona SP 2, dan desa Buangin

berubah status dari UPT Buangin. Namun dalam publikasi ini masih

disertakan daftar nama ketiga UPT yang ada karena pemerintahannya

masih ada. Terdapat juga 2 desa yang baru mengalami pemekaran yaitu

Desa Tole pemekaran dari desa Mahalona dan desa matompi

pemekaran dari desa Pekaloa. Wilayah Kecamatan Towuti adalah

daerah yang seluruh desanya merupakan wilayah bukan pantai dengan

topografi wilayah sebagian besar merupakan daerah datar. Terdapat 4

danau di Kecamatan Towuti, danau terluas adalah danau Towuti dengan

luas 585 km2.

Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Towuti sudah relatif lengkap.

Dari 18 desa yang ada terdapat 4 buah puskesmas yang terletak di Desa

Langkea Raya, Bantilang, Mahalona dan Pekaloa. Kecamatan Towuti

juga memiliki 30 unit posyandu, 5 unit Pustu, 12 unit Poskesdes, 4

tempat praktik dokter/bidan, dan 2 apotek. Tenaga medis yg tersedia

diantaranya 4 orang dokter umum, 4 orang dokter gigi, 28 bidan, 48

perawat, dan 8 orang tenaga farmasi. Jumlah pasangan usia subur yang

ada di kecamatan Towuti sebanyak 4.491. Berdasarkan data PLKB,

banyaknya wanita berumur 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang

menggunakan/memakai alat KB tahun 2012 sebanyak 3.474 orang.

Hasil pendataan Badan KB-KS kecamatan Towuti mencatat bahwa

Page 52: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

banyaknya keluarga pra-sejahtera yang ada sebanyak 884 keluarga,

sejahtera I 1.413 keluarga, sejahtera II 2.057 keluarga, Sejahtera III

1.583, dan sejahtera III+ sebanyak 400 keluarga.

2. Gambaran Khusus Lokasi Penelitian

a) Profil Desa Tole

Desa Tole terletak di Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur.

Secara geografis wilayah Desa Tole berbatasan dengan beberapa

wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Petea

2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jalan Tani Dusun

Ponsoa

3. Sebelah Selatan : berbatasan dengan sungai Lampesue

4. Sebelah Barat : Bebatasan dengan sungai Pontali

DesaTole yang memiliki luas 25.000.000 M2 terbagi atas

tiga dusun yaitu Dusun Tandumata, Dusun Tambuka, dan Dusun

Ponsoa yang masing-masing dusun memiliki 2 (dua)RT. Jarak dari

ibu kota kecamatan ± 25 km., dan ± 75 km dari ibu kota

Kabupaten, dengan ketinggian antara 0-30 m diatas permukaan

laut.

Jumlah penduduk menurut data yang tersedia di kantor

Desa Tole adalah sebanyak 936 jiwa, dimana 496 jiwa penduduk

berjenis kelamin laki-laki dan 440 jiwa adalah perempuan. Dari

Page 53: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

keseluruhan penduduk jumlah Kepala Keluarga yang tercatat

adalah 253 KK. Potensi sumber daya manusia Desa Tole.

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur sangat luar

biasa jika dibanding dengan beberapa desa yang ada di kecamatan

Towuti dan bahkan di seluruh kabupaten Luwu Timur, dengan

tingkat pendidikan berdasarkan hasil rekapan data penduduk

berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Tole Kecamatan Towuti

Yaitu : Total jumlah penduduk yang tersebar di 3 (tiga) Dusun

Desa Tole ini yakni yang tidak sekolah/ tidak tamat SD (TTSD)

sebesar 102 jiwa, yang belum sekolah (BS) berjumlah 102 jiwa

yang akan masuk taman kanak-kanak (TK), yang berpendidikan

Sekolah Dsar (SD) 174 jiwa, Sekolah lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP) 179 jiwa, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 105 jiwa,

Diploma Tiga (D3) berjumlah 4 jiwa dan Strata Satu (S1) sebanyak

3 orang.

Kondisi Desa Tole saat sekarang mempunyai tenaga

kesehatan 1 orang (bidang desa) dengan status Upah jasa. Tugas

sehari-harinya melayani kesehatan masyarakat. Melihat dari

jumlah penduduk yang berjumlah kurang lebih 936 jiwa sangat

tidak seimbang dari jumlah penduduk dan tenaga kesehatan yang

ada. Kegiatan imunisasi BCG, Campak dan Polio sudah mulai

berjalan di desa oleh tenaga medis dan Kader desa, namum belum

Page 54: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

berjalan optimum karena terbatasnya tenaga yang tersedia dan

terbatasnya fasilitas kesehatan yang tersedia.

b) Profil PT Vale Indonesia Tbk

PT Vale mempunyai sejarah sejak Indonesia belum merdeka. PT

Vale (yang saat itu bernama PT International Nickel Indonesia)

didirikan pada bulan Juli 1968. Kemudian di tahun tersebut PT

Vale dan Pemerintah Indonesia menandatangani Kontrak Karya

(KK) yang merupakan lisensi dari Pemerintah Indonesia untuk

melakukan eksplorasi, penambangan, dan pengolahan bijih nikel.

Sejak saat itu PT Vale Indonesia Tbk. memulai pembangunan

smelter di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Melalui Perjanjian Perubahan dan Perpanjangan yang

ditandatangani pada bulan Januari 1996, KK tersebut telah diubah

dan diperpanjang masa berlakunya hingga 28 Desember 2025.

Misi :

“Mengubah sumber daya alam menjadi kemakmuran dan

pembangunan yang berkelanjutan.”

Visi :

“Menjadi perusahaan sumber daya alam nomor satu di Indonesia

yang menggunakan standar global dalam menciptakan nilai jangka

panjang, melalui keunggulan kinerja dan kepedulian terhadap

manusia dan alam.”

Nilai-nilai:

Page 55: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

1. Kehidupan adalah yang terpenting

2. Menghargai karyawan

3. Menjaga kelestarian bumi

4. Melakukan hal yang benar

5. Bersama-sama menjadi lebih baik

6. Mewujudkan tujuan Untuk pengembangan dan kesejahteraan

masyarakat

B. Dukungan Organisasi Pelaksana

Dukungan organisai adalah tingkat kemampuan individu atau

kelompok meyakini organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli

dengan kesejahteraan mereka. Dukungan PT Vale Indonesia Tbk. sebagai

bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat sekitar yang

terdampak pada aktivitas perusahaan tambang dengan melaksanakan

program CSR dalam bentuk Program Terpadu Pengembangan Masyarakat

(PTPM) yang di luncurkan mulai pada tahun 2014. Pada dasarnya program

PTPM merupakan program tanggung jawab sosial yang diarahkan untuk

kesejahteraan masyarakat di wilayah terdampak perusahaan PT Vale

Indonesia Tbk khusunya di empat wilayah yaitu Kecematan Nuha, Towuti,

Wasuponda dan Malili Kabupaten Luwu Timur. PTPM di selaraskan

dengan rencana pembangunan daerah Luwu Timur. Pemerintah daerah,

perusahaan dan masyarakat penerima manfaat program akan bekerja sama

dan berjalan bersama agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan

program. Adapun dukungan organisasi pelaksanan merupakan susunan

Page 56: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

yang terdiri dari ketersediaan anggaran, ketersediaan implementor yang

kompeten, ketersediaan sarana dan prasarana penunjang, dan komitmen

pimpinan perusahaan.

a. Ketersediaan Anggaran

Ketersediaan anggaran adalah dana yang di siapkan dengan jumlah yang

telah ditentukan yang akan di alokasikan pada suatu program atau

kegiatan baik jangka pendek atau jangka panjang. Dalam pelaksanaan

CSR PTVI merupakan hal yang paling penting yaitu tersedianya dana

yang akan di alokasikan pada program CSR yang akan dilaksanakan.

Dalam hal ini PT Vale Indonesia Tbk. (PTVI) di perkirakan

mengeluarkan anggaran dana untuk CSR sekitar Rp. 17 Miliar per-tahun.

Ini terdiri dari Rp.350 juta per-desa dan Rp.400 juta perkecamatan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan penanggung jawab CSR

PTVI terkait ketersediaan anggaran sebagai berikut:

“kalo soal anggaran itu banyak sekali programnya dan masing-

masing program memiliki besaran anggaran yang berbeda, nanti

saya kirimkan anggaran-anggaran yang digunakan dalam program

CSR silahkan dicari di PTPM yang saaya kirimkan sebentar,

khusus untuk Desa Tole juga disitu terdapat anggarannya.”(Hasil

wawancara AS pada Agustus 2020)

Dari hasil wawancara tersebut penaggung jawab CSR PTVI mengatakan

bahwa terkait anggaran itu memiliki banyak program-program yang

memilki jumlah dana dengan nominal besarnya masing-masing. Hasil

sumber data penanggung jawab CSR PT Vale yang memberikan infomasi

data melalui PTPM tentang anggaran yang dikeluarkan tahun program

2014-2017 pada sektor kesehatan serapan dana implementasi mencapai

Page 57: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Rp.8.677.259.500,- meliputi 1.317 unit jamban dan rehabilitasi jamban

dengan penerima manfaat sejumlah 5.077 orang, 13 unit pembangunan

posyandu, 12 unit pengadaan motor sampah, 15 unit pembangunan bedah

rumah sehat, 856 meter sanitasi lingkungan saluran air, 66 unit fasilitas

air bersih, 5 unit pengadaan perahu/motor ambulance, 9.450 meter

pipanisasi saluran air bersih.

Hal serupa juga dikatakan oleh RR dengan wawancara sebagai berikut:

“anggaran CSR yang diterima Desa Tole itu tahun 2014-2015

Rp.300 juta, tahun 2015-2016 Rp. 350 jt, dan tahun 2016-2017

Rp.350 jt. Anggarannya sudah di alokasikan sebaigamana

mestinya, berdasarkan program yang telah disepakati bersama

masyarakat dalam musyawarah desa dan sudah di gunakan

secara maksimal.”

Dari hasil wawancara penulis dengan RR yang mengatakan anggaran

CSR yang diterima tiap desa itu besarannya sama. Alokasi anggaran dana

CSR juga telah di gunakan secara maksimal.

b. Ketersediaan implementor yang kompeten

Implementor adalah seorang pelaksana yang harus mampu menguasai

dan mendampingi bagaiman sistem yang dibuat atau telah dijalankan.

Dalam hal ini untuk menyediakan implementor yang kompeten dalam

pelasanaan CSR, maka PTVI berupaya membangun kemitraan

masyarakat, Pemerintah Luwu Timur, dan PTVI sesuai peraturan yang

berlaku. Karena itu, PTVI mendorong pembentukan forum Konsultasi

Kerjasama Kemitraan (K3) yang berperan memberikan arahan,

masukan, dan kerangka kebijakan operasional PTPM sebagai

Page 58: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

implementor dari program yang akan dijalankan. Berdasarkan hasil

wawancara penulis dengan Penanggung jawab CSR PTVI sebagai

berikut:

“kalo orang yang melaksanakan CSR itu desa yang bentuk ada

namanya komite desa. Komite desa kemudian berkoordinasi

dengan kecamatan dan Tim PPM kabupaten. PPM itu (program

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat).”(Hasil

wawancara Penanggung Jawab CSR PT Vale pada Agustus

2020)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan divisi kepala CSR

mengatakan bahwa implementor atau pelaksana yang disediakan itu di

bentuk oleh desa yang dinamakam komite desa. Komite desa ini yang

nantinya akan berkoordinasi dengan kecamatan dan tim PPM kabupaten,

tim PPM ini yang berkoordinasi dengan perusahaan.

Lebih lanjut RR menjelaskan berdasarkan wawancara sebagai berikut:

“Komite desa atau pelaksana tingkat desa di bentuk pada saat

musyawarah di desa. Orang-orang yang dipilih merupakan

masyarakat yang mampu atau bisa bekerja di lapangan, ada juga

orang-orang dari pemerintah desa seperti pak dusun atau pak RT

berdasarkan hasil musyawarah desa.”(Hasil wawancara dengan

RR November 2020)

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan RR yang mengatakan

bahwa komite desa merupakan orang-orang atau masyarakat yang dipilih

dilihat dari kriteria mampu bekerja di lapangan juga pemerintah desa

setempat seperti Kepala dusun atau kepala RT.

c. Ketersediaan sarana dan prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan kesiapan sesuatu (barang,

modal, tenaga, dan anggaran) untuk dapat digunakan atau di operasikan

Page 59: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

selama masa operasi yang telah ditentukan. Hal ini berdasarkan hasil

wawancara penulis dengan AS sebagai berikut:

“program tahunan itu kita laporkan terus dengan pemerintah

daerah kabupaten dan pemerintah daerah provinsi dan pusat

bahwa seluruh kegiatan yang akan kita lakukan satu tahun itu ada

didalam dokumen RKAB (rencana kerja anggaran belanja)

perusahaan, nanti dalam rencana kerja itu bisa dilihat ooya ini

yang kita bantu atau pengembagan kapasitaskah, sarana dan

prasaranakah. Intinya kalo sarana dan prasarana itu tergatung

dengan program karena ini program kesehatan makanya yang kita

salurkan alat kesehatan dan seterusnya”(Hasil wawancara AS

Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan divisi kepala CSR

yang menyatakan bahwa sarana dan prasarana itu tergantung dengan

kebijakan pemerintah dan hasil kegiatan dalam jangka satu tahun

memberikan laporan kepada pemerintah daerah, provinsi dan pusat.

prasarana yang disalurkan itu tergantung dengan kebutuhan wilayah

masing-masing, khususnya program kesehatan yang berdasarkan laporan

pertanggung jawaban komite desa yang dilakukan yaitu perbaikan pustu

Desa Tole, pembangunan posyandu, pembangunan instalasi air bersih,

perbaikan WC umum, dan pengadaan obat-obatan disamping itu divisi

kepala CSR menambahkan bahwa langkah ini sudah sesuai dengan arah

kebijakan pembangunan desa.

Hal ini juga di ungkapkan RR melalui wawancara sebagai berikut:

“....sarana dan prasarananya yaitu meja, kursi, alat pengukur suhu,

bantuan PMT untuk ibu hamil yang kekurangan gizi, alat

timbang, PMT untuk lansia, rehab posyandu, pembangunan

posyandu, termasuk pembagian jamban sehat.”(Hasil wawancara

RR November 2020).

Page 60: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan RR bahwa sarana dan

prasarana dalam bidang kesehatan yang ada di Desa Tole diantaranya

ialah meja dan kursi, alat pengukur suhu badan, alat timbang badan yang

disimpan di pustu desa dan posyandu, pembangunan posyandu Desa Tole

dan Rehabilitasi posyandu Desa Tole juga perbaikan pustu desa, bantuan

PMT (pemberian makanan tambahan) untuk ibu hamil yang menderita

KEK (kurang energi kronik), kemudian bantuan PMT untuk lansia, juga

pemberian jamban sehat untuk keluarga kurang mampu.

d. Komitmen perusahaan

Komitmen perusahaan adalah hal dasar yang harus dimiliki bagi sebuah

bagan organisasi dalam sebuah perusahaan pada saat sedang menjalin

hubungan atau kerjasama. PTVI sebagai perusahaan yang menjalankan

program CSR menjalin hubungan kerjasama dengan Pemerintah Daerah

Luwu Timur secara terus-menerus selama perusahaan tersebut

beroperasi. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan AS

Penanggung Jawab CSR PTVI sebagai berikut:

“oke dibidang kesehatan itu macam-macam programnya ada

peningkatan akses layanan dan kualitas pelayanan kesehatan, ada

peningkatan kapasistas tenaga kesehatan, ada pengembangan

sumber daya kesehatan masyarakat dengan memperkenalkan

dasar obat-obatan herbal selain itu kita juga melakukan

peningkatan status kesehatan dengan melakukan promosi dan

salah satunya upaya kami yaitu melakukan pencegahan dengan

penyakit-penyakit menular dikalangan masyarakat.”(Hasil

wawancara AS Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan divisi kepala CSR

mengatakan bahwa komitmen perusahaan mengupayakan peningkatan

Page 61: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

akses layanan dan kualitas pelayanan kesehatan, penigkatan kapasitas

tenaga kesehatan, pengembangan bersumber daya kesehatan masyarakat

dengan orientasi obata-obatan herbal serta peningkatan status kesehatan

dengan melakukan promosi dan salah satunya upaya pencegahan

penyakit-penyakit menular yang dapat terjadi dikalangan masyarakat.

“kalo ditanya megenai tentang target perusahaan itu kembali

kepada input dan output dari langkah yang akan dijalankan,

adapun beberapa program-program strategis yang dilakukan

perusahaan untuk tercapainya kemandirian dan kesejahteraan

masyarakat melalui layanan dasar pasca tambang yang

terjadi”(Hasil wawancara AS Agustus 2020)

Target dari perusahaan yang ingin dicapai dari program kesehatan CSR

menurut AS mengatakan setiap program yang dijalankan sudah

mengetahui gambaran input dan output terhadap program yang akan

dijalankan, adapun langkah-langkah strategis diupayakan untuk

tercapainya kemandirian dan kesehjahteraan masyarakat melalui layanan

dasar kesehatan pasca tambang yang terjadi.

Hal lainnya di ungkapkan RR melalui wawancara sebagai berikut:

“adapun peningkatan layanan kesehatan itu dengan di adakannya

pelatihan kader posyandu untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan kepada masyarakat. Kalau untuk pengembangan

sumber daya kesehatan masyarakat dengan pengenalan obat-obat

herbal itu masyarakat atau tiap rumah di suruh buat toga depan

rumahnya masing-masing. Sedangkan promosi kesehatan yaitu

dengan sosialisasi dalam bentuk papan dasawisma di tiap

rumah.”(Hasil wawancara RR November 2020)

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan RR yang mengatakan

bahwa peningkatan akses layanan kesehatan melalui pelatihan kader

posyandu demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk

Page 62: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

masyarakat. Sedangkan untuk pengembangan sumber daya kesehatan

masyarakat di Desa Tole yaitu dengan memperkenalkan masyarakat

obat-obatan herbal melalui pembuatan tanaman obat keluarga (toga) di

tiap rumah masing-masing masyarakat. Untuk promosi kesehatan

(promkes) dalam meningkatkan kesehatan masyarakat yaitu melalui

papan sosialisasi dasawisma, serta pembagian pamflet PHBS (perilaku

hidup bersih dan sehat) tiap rumah.

Model pelaksanaan CSR yang digunakan oleh PT Vale menurut

Suharto (2010) dalam melaksanakan kebijakan CSR yaitu bermitra dengan

pihak lain yaitu PT Vale menjalin kerjasama dengan pemerintah Kabupaten

Luwu Timur untuk mengimplementasikan kebijakan CSR. Kebijakan CSR

yang dilakukan oleh PT Vale dalam bentuk program terpadu pengembangan

masyarakat biasa disingkat PTPM yang salah satunya memfokuskan pada

bidang kesehatan dan ekonomi. Program CSR ini dilaksanakan dengan

berdasarkan pada prinsip-prinsip utama yaitu keberpihakan kepada

masyarakat miskin dan renta, keberpihakan pada perempuan, bertumpu pada

pembangunan sumberdaya manusia, partisipasi pemangku kepentingan,

akuntabilitas, transparansi, kemandirian, kemitraan, dan keberlanjutan.

Tahapan pelaksanaan program PTPM, pelaksanaan ini juga melalui

beberapa tahapan. Tahapan-tahapan itu adalah persiapan dan sosialisasi,

perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan audit

kegiatan, serta evaluasi kegiatan.

a. Persipan dan Sosialisasi

Page 63: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Persiapan dan sosialisasi Program Terpadu Pengembangan Masyarakat

dimulai dari pengenalan kondisi sosial mencakup perkembangan

kesehatan dan ekonomi masyarakat setempat, hingga musyawarah dusun

dan sosialisasi. Dalam analisis kondisi Desa Tole akan diketahui

gambaran keadaan masyarakat setempat, kemudian menemukan dan

mengenali permasalahan dan isu-isu strategis kesehatan desa yang akan

didorong kedepan melalui beberapa gagasan kegiatan dalam Program

Terpadu Pengembangan Masyarakat.

b. Perencanaan Kegiatan

Perencanaan kegiatan dalam merupakan tahapan selanjutnya dalam

mengidentifikasi permasalahan, merumuskan tujuan, strategi dan

prioritas kegiatan bidang kesehatan dan ekonomi yang akan didanai oleh

PTVI. Perencanaan kegiatan di desa, dimulai dengan tahap penggalian

informasi dasar, pemetaan sosial sampai merumuskan kegiatan kesehatan

dan ekonomi dalam musyawarah desa perencanaan atau dikenal dengan

istilah Menggagas Masa Depan Desa.

c. Pemantauan dan Audit Kegiatan

Pemantauan adalah kegiatan pengumpulan informasi dan mengamati

perkembangan pelaksanaan suatu kegiatan yang dilakukan secara

periodik untuk mengetahui sejauh mana kegiatan tersebut sudah

dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Proses pemantauan ini dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat,

pemerintah daerah, fasilitator, dan juga dilakukan oleh pihak lain.

Page 64: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

d. Evaluasi

Pengevaluasian ini bertujuan agar pelaksanan dan pengalokasian dana

dapat dipertanggungjawabkan oleh pelaksana desa serta untuk

menghindari penyelewengan dana. Selain itu pengevaluasian ini

dimaksudkan agar program berjalan dengan efektif dan setiap hambatan

yang diperoleh dapat menjadi bahan pembelajaran dan cerminan

pelaksana kedepannya.

C. Manfaat Kebijakan

Manfaat kebijakan adalah sebuah keputusan yang tetap yang ditandai

dengan kelakuan yang berkesinambungan dalam hal rutinitas tersebut

membawa dampak yang positif bagi suatu kelompok yang merasakan. Salah

satu manfaat kebijakan dari implementasi CSR PTVI di bidang kesehatan

yang di laksanakan Di Desa Tole yaitu dengan dibangunnya Posyandu, Pustu

dan pemberian obat-obatan serta bantuan alat kesehatan. Manfaat kebijakan

merupakan susunan yang terdiri dari tepat sasaran kepada target, besar

kecilnya manfaat yang dihasilkan, dan keberlangsungan manfaat (jangka

panjang atau jangka pendek).

a. Tepat sasaran kepada target

Tepat sasaran artinya suatu langkah yang diambil yang menuju kepada

suatu tujuan dengan efektif dan efisien. Sasaran target dari pelaksanaan

CSR PTVI adalah masyarakat yang terkena dampak langsung dari

aktivitas tambang perusahaan. Seperti kelompok masyarakat miskin serta

Page 65: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

kelompok lanjut usia rentan. Berdasarkan wawancara penulis dengan

Ketua KPMD RR sebagai berikut:

“penerima manfaat bantuan program CSR itu diutamakan ki bagi

kelompok masyarakat miskin, kelompok usia rentan, yang selama

ini sudah mendapatkan pelayanan kesehatan dan akses

ekonomi”(Hasil wawancara RR pada Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut Ketua KPMD RR yang menyatakan

penerima bantuan program CSR sudah tepat sasaran kepada target

program CSR itu sendiri. Dimana penerima manfaat bantuan program CSR

diutamakan bagi kelompok masyarakat miskin, kelompok usia rentan,

yang selama ini telah mendapatkan pelayanan kesehatan dan akses

ekonomi sesuai dengan aturan PTPM.

“kan yang di prioritaskan kemarin itu untuk CSR itumi salah

satunya lansia kemudian RTM. Yang jelas pada umumnya

program PTPM selalu mengacu pada aturan yang dibahasakan

PTO yang di dalamnya mengacu pada lansia, rumah tangga

miskin yang didahulukan terus. Setelah itu kalau ada lebihnya nah

itu baru kita melangkah ke parasejahtera yang layak juga

menerima bantuan”(Hasil wawancara dengan NA pada Agustus

2020)

Berdasarkan hasil wawancara dengan NA menyatakan bahwa sasaran

program CSR itu di prioritaskan bagi kelompok usia rentan seperti lansia

dan rumah tangga miskin (RTM). Karena program CSR yang telah

dilaksanakan itu selalu mengacu pada aturan PTO dimana didala PTO itu

sendiri mengatakan bahwa prioritas utama program CSR itu adalah rumah

tangga miskin dan kelompok usia rentan (lansia). Selanjutnya adapun

kelompok yang layak menerima bantuan setelahnya yaitu kelompok para

sejahtera yang juga layak menerima yang telah di sepakati besama.

b. Besar kecilnya manfaat yang dihasilkan

Page 66: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Besar kecil suatu manfaat dihasilkan melalui dari program yang telah

dijalankan dan telah dievaluasi dari hasil kinerja dan dirangkum.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan RR sebagai berikut:

“manfaat dari program CSR itu tercapainya kesejahteraan dan

kemandirian masyarakat miskin di wilayah terdampak operasi

perusahaan PT Vale. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan

dasar masyarakat khususnya di bidang kesehatan dan ekonomi.

Selanjutnya kemandirian berarti masyarakat mampu mengorganisir

diri dan mengelolah sumber daya yang tersedia secara

berkelanjutan serta mampu mengatasi masalah yang

dihadapi.”(Hasil wawancara RR Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan RR mengatakan

bahwa manfaat yang dirasakan dari pelaksanaan program kebijakan CSR

yaitu tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin di

wilayah terdampak operasi perusahaan PT Vale. Kesejahteraan berarti

terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat khususnya di bidang kesehatan

dan ekonomi. Selanjutnya kemandirian berarti masyarakat mampu

mengorganisir diri dan mengelola sumber daya yang tersedia secara

berkelanjutan serta mampu mengatasi masalah yang dihadapi.

Penerima manfaat RK juga mengatakan salah satu manfaat di bidang

kesehatan yang di rasakannya yaitu sebagai berikut:

“dengan adanya bantuan CSR ini masyarakat sudah banyak

merasakan manfaatnya. Salah satunya masyarakat dulu yang tidak

memiliki jamban dan sering buang air sembarang itu tidak

dilakukan lagi.”(Hasil wawancara dengan RW Agustus 2020)

Hal ini berdasarkan wawancara penulis dengan RW Sebagai salah satu

penerima bantuan jamban sehat keluarga berdasarkan hasil wawancara

bahwa dengan adanya kebijakan CSR yang diterapkan ini masyarakat

Page 67: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

telah merasakan manfaatnya. Salah satunya yaitu masyarakat yang dulu

tidak memiliki jamban dan buang air sembarangan saat ini tidak

dilakukan lagi karena adanya bantuan yang di berikan oleh perusahaan

sebagai salah satu bentuk tanggung jawab untuk masyarakat sekitar

tambang.

Manfaat lain di katakan oleh EL sebagaimana wawancara berikut:

“masyarakat yang merasakan manfaat itu dari berbagai kalangan

karena karena siapapun yang datang berobat ke pustu itu sudah

merasakan manfaatnya. Misalnya seperti pada pembagian PMT

untuk lansia dan pembagian PMT untuk ibu hamil KEK guna

untuk menjunjang kebutuhan gizi.

Hal ini berdasarkan wawancara penulis dengan EL yang menyatakan

bahwa semua masyarakat Desa Tole yang datang berobat di pustu

ataupun di posyandu telah merasakan manfaat dari kebijakan CSR ini.

c. Keberlangsungan manfaat ( jangka panjang dan jangka pendek)

Keberlangsungan manfaat merupakan proses pelaksanaan yang telah

berlangsung dan telah dirasakan manfaatnya oleh yang bersangkutan.

Berdasarkanm hasil wawancara dengan EL sebagai berikut:

“Manfaat jangka panjang yang sudah dicapai seperti peningkatan

derajat kesehatan dan kesejahtraan ekonomi masyarakat miskin

dan kelompok rentan di wilayah terdampak perusahaan. Juga

manfaat dalam bidang kesehatan yaitu turut serta membantu

masyarakat membangun generasi sehat dan kuat secara fisik

maupun nonfisik sedangkan manfaat jangka pendek dari program

CSR ini salah satunya yaitu meningkatkan kepedulian masyarakat

terhadap pentingnya menjaga kesehatan dan mendukung

pelayanan kesehatan gratis yang dicanangkan pemerintah

kabupaten maupun pemerintah pusat mendekatkan layanan

kesehatan pada masyarakat yang selama ini sulit di akses

masyarakat pedesaan. Membantu keluarga miskin konsisten

Page 68: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

menjaga keberlanjutan perawatan kesehatan.”(Hasil wawancara

dengan EL Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan EL Manfaat

jangka panjang yang telah tercapai seperti peningkatan derajat

kesehatan dan kesejahtraan ekonomi masyarakat miskin dan kelompok

rentan di wilayah terdampak perusahaan. Juga manfaat dalam bidang

kesehatan yaitu turut serta membantu masyarakat membangun generasi

sehat dan kuat secara fisik maupun nonfisik sedangkan manfaat jangka

pendek dari program CSR ini salah satunya yaitu meningkatkan

kepedulian masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan dan

mendukung pelayanan kesehatan gratis yang dicanangkan pemerintah

kabupaten maupun pemerintah pusat mendekatkan layanan kesehatan

pada masyarakat yang selama ini sulit di akses masyarakat pedesaan.

Membantu keluarga miskin konsisten menjaga keberlanjutan perawatan

kesehatan.

Hal lain juga RR ditambahkan berdasarkan hasil wawancara sebagai

berikut”

“bahwa akses untuk mendapatkan layanan kesehatan itu sudah

dekat, kemarin-kemarin sebelum mendapatkan bantuan susah

untuk mendapatkan pelayanan karena keterbatasan sarana

prasarana juga obat-obatan. Karena kemarin waktu belum ada

CSR sarana prasarananya juga obat-obatannya kurang. Jadi

masyarakat yang mau berobat harus pergi ke puskesmas

pembantu yang agak jauh dari desa.”(Hasil wawancara RR

November 2020)

Page 69: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan RR bahwa saat ini akses

kesehatan masyarakat untuk berobat sudah dekat sehingga masyarakat

tidak perlu lagi untuk pergi jauh untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Manfaat lainnya juga

Dari hasil wawancara berikut FK mengungkapkan bahwa:

“Bahwa dengan adanya bantuan jamban, perilaku dari

masyarakat ada yang berubah yang dulunya suka buang air

sembarangan sekarang tidak ada lagi.”(Hasil wawancara FK

Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan FK bahwa manfaat jangka

panjang dari adanya bantuan CSR di bidang kesehatan khususnya pada

bantuan jambat untuk masyarakat yaitu dengan terjadinya perubahan

perilaku masyarakat Desa Tole.

Praktik CSR menurut Triastity (2010) tidak saja hanya berdampak

positif bagi PT Vale, tetapi juga terbukti memberikan manfaat bagi

masyarakat Desa Tole seperti meningkatnya fasilitas umum khususnya di

bidang kesehatan seperti perbaikan pustu, perbaikan posyandu dan

pembangunan posyandu, pembuatan wc umum, juga meningkatkan kesadaran

masyarakat akan pentingnya kesehatan, adanya perubahan perilaku

masyarakat untuk hidup lebih sehat serta meningkatnya mutu kesehatan

masyarakat.

D. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan masyarakat secara

langsung dalam pelaksanaan program CSR mulai dari perencanaan hingga

Page 70: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

pengawasan. Dimana Masyarakat Desa Tole ikut terlibat dalam proses

perencanaan CSR PT Vale hingga pada tahap pengawasan. Partisipasi

masyarakat merupakan susunan yang terdiri dari berpartisipasi dalam proses

perencanaan, berpartisipasi dalam proses pelaksanaan, dan berpartisipasi

dalam proses pengawasan.

1. Berpartisipasi dalam perencanaan

Berpartisipasi dalam pelaksanaan yaitu seseorang yang ikut terlibat dalam

suatu rancangan kegiatan yang telah dibagi tugas dan memiliki standar

operasional yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil wawancara penulis

dengan FK sebagai berikut:

“pas pembentukan program masyarakat itu ikut serta dalam

musyawarah desa di mulai dari tingkat dusun dulu terus nanti

sampai ke desa jadi apa-apa saja yang nabutuhkan masyarakat itu

tersampaikan ke desa”(Hasil wawancara dengan FK Agustus 2020)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan bapak Fikri menyatakan

bahwa masyarakat turut berpartisipasi pada saat perencanaan program

CSR yang akan dilaksanakan. Masyarakat turut serta memberikan

pendapatnya berdasarkan kebutuhan sekitarnya. Sistematika ini di mulai

dari tingkat musyawah dusun hingga tingkat desa. Sehingga segala aspirasi

masyarakat dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.

Hal serupa juga dikatakan oleh EL berdasarkan wawancara sebagai

berikut:

“iya masyarakat ikut serta terlibat dalam perencanaan dan

mengusulkan apa saja yang dibutuhkan khususnya dalam bidang

kesehatan terus nanti di putuskan pas musyawarah desa. Saya juga

mengusulkan apa saja yang di butuhkan di pustu pada saat itu pas

Page 71: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

musyawarah karena kan saya yang paling tau apa saja kekurangan

di pustu” (hasil wawancara EL Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan EL yang mengatakan bahwa

Ia sebagai bidan desa beserta masyarakat ikut serta dalam perencanaan

program yang akan dilaksanakan nantinya pada musyawarah desa. Ia

sebagai bidan mengusulkan apa-apa saja yang dibutuhkan di pustu desa,

yang nantinya akan di pertimbangkan pada saat musyawarah berlangsung.

2. Berpartisipasi dalam pelaksanaan

Berpartisipasi dalam pelaksanaan merupakan bentuk keikut sertaan dalam

mendukung dan membantu secara tenaga terhadap suatu kegaiatan yang

telah dilaksanakan. berdasarkan hasil wawancara penulis dengan FK

sebagai berikut:

“Masyarakat turut serta menuangkan pikiran dalam sesi

musyawarah kemudian turut serta berswadaya untuk membantu

program ini berjalan lancar. Bentuk swadayanya bisa tenaga bisa

lahan dan lain sebagainya. Contohnya toh seperti kemarin pas

perbaikan pustu desa sama pembangunan posyandu desa.

Masyarakat sama-sama bergotong royong”(Hasil wawancara

dengan FK Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan FK Bahwa dalam

pelaksanaan program CSR masyarakat ikut serta dalam membantu

program ini berjalan serta menghibahkan tenaga ataupun lahannya untuk

membantu terlaksananya program CSR. Salah satunya seperti pada saat

perbaikan Pustu Desa Tole serta pembangunan posyandu, masyarakat

bersama-sama saling membantu dan bergotong royong.

Hal ini juga dikatakan RR ilihat dari wawancara sebagai berikut:

Page 72: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

“peran sertanya juga masyarakat dalam program ini yaitu ikut

berswadaya, swadayanya seperti tidak perlu mi lagi di gaji ketika

membantu melaksanakan program, seperti pada saat pembuatan

jamban ada yang sukarela membantu membuat jamban sehat

keluarga ada juga yang buat sendiri ji.”

Dari hasil wawancara penulis dengan RR yang menjelaskan bahwa perat

serta masyarakat dalam pelaksanaan CSR yaitu dengan turut serta

membantu melaksanakan program CSR yang berlangsung, seperti pada

saat pembuatan jamban sehat masyarakat secara sukarela membuat jamban

sehat.

3. Berpartisipasi dalam pengawasan

Berparitisipasi dalam pengawasan merupakan bentuk peninjauan terhadap

program yang telah berlangsung jika terjadi pelanggaran atau masalah

maka yang bertindak sebagai pengawas dapat melakukan kritikan atau

evaluasi terhadap program tersebut. Berdasarkan wawancara penulis

dengan RK sebagai berikut:

“seperti sebelumnya sudah saya bilang toh masyarakat itu ikut

berpartisipasi mulai dari perencanaan sampai pengawasan. Juga

ikut serta dalam pemeliharaan seperti kita jaga kebersihan sekitar

rumata’, sekitarnya posyandu juga yang sering na tempati ibu-ibu

posyandu tiap bulan, juga sekitar pustu. Terus tiap hari jum’at itu

selalu ki gotong royong sama-sama di sekitar lapangan karena

pustu dan posyandu berdekatan sama lapangan.”(Hasil wawancara

dengan RK Agustus 2020)

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan RW yang

mengatakan bahwa semua masyarakat beserta pelaksana kegiatan serta

pemerintah desa itu turut serta berpartisipasi dalam mengawasi segala

program CSR yang dijalankan dan ikut serta dalam pemeliharaan program

Page 73: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

seperti menjaga kebersihan sekitar, menjaga kebersihan sekitar posyandu

dan pustu dengan melakukan gotong royong tiap hari jum’at.

Hal ini juga di ungkapkan RR sebagaimana wawancara sebagai berikut:

“...pada pelestariannya masyarakat itu sendiri ikut serta menjaga

program ini tetap hidup dan tetap bermanfaat dan

berkesinambungan. Contoh misalnya ee menjaga posyandu dan

pustu tetap terpelihara.”(hasil wawancara RR Agustus 2020).

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan RR yang mengatakan bahwa

masyarakat turut serta dalam pemeliharaan sarana dan prasarana bantuan

CSR yang di berikan oleh PT Vale agar manfaatnya dapat dirasakan dalam

waktu yang lama seperti pemeliharaan pustu desa dan posyandu.

Partisipasi masyarakat Desa Tole dalam pelaksanaan CSR di bidang

kesehatan menurut Cohen dan Uphoff (2009) yaitu dengan ikut terlibat dalam

perencanaan program CSR dengan memberikan sumbangan berupa

pemikiran-pemikiran, ikut serta dalam pelaksanaan dengan menyumbangkan

tenaga ataupun lahan dalam pelaksanaan CSR di bidang kesehatan. Serta ikut

terlibat dalam pengawasan dalam kegiatan program dengan memelihara dan

menjaga kegiatan sarana prasarana yang diberikan.

Page 74: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Implementasi Kebijakan CSR PT Vale Indonesia

Tbk dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dapat dilihat melalui tiga

indikator implementasi kebijakan:

1. Dukungan organisasi pelaksana

Dukungan PT Vale dalam pelaksanaan program CSR demi mewujudkan

kesehatan masyarakat yang lebih baik sangat berperan penting dengan

pemberian asupan dana dalam pelaksanaannya. Pelaksana program CSR

merupakan orang yang kompeten dan mampu bekerja di lapangan.

Program yang dilaksanakan membutuhkan konsistensi dalam

mewujudkan masyarakat yang sehat.

2. Manfaat kebijakan

Program kebijakan CSR diperuntukkan kepada masyarakat menengah

kebawah sebagai sasaran utama program. Manfaat yang dirasakan oleh

masyarakat dengan adanya kebijakan CSR ini yaitu dengan terpenuhinya

kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan. Seperti pembangunan

posyandu, perbaikan pustu desa, pengadaan obat-obatan, pengadaan

instalasi air bersih dan lain-lain.

Page 75: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

3. Partisipasi Masyarakat

Dalam proses program CSR masyarakat turut serta berpartisipasi mulai

dari tahap perencanaan program hingga pada tahap pengawasan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dan hasil analisis pada bab-bab sebelumnya,

maka peneliti memberikan sebagai berikut:

1. Program kebijakan pengelolaan CSR agar lebih terfokus kepada

masyarakat pemerintah Kabupaten Luwu Timur agar membentuk struktur

organisasi sebagai pengontrol dan pengawas pelaksanaan program CSR

agar lebih terukur dan tepat sasaran.

2. Pemerintah Kabupaten Luwu Timur wajib melakukan pembaharuan data

terkait masalah kesehatan yang terjadi dalam suatu daerah agar program

CSR dapat dijalankan sesuai dengan kebutuhan program wilayah atau

daerah tersebut.

3. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat menemukan penemuan-penemuan

terbaru terkait kesehatan masyarakat dan peran program kebijakan CSR

dalam menanggulalangi permasalahan tersebut. Penelitian ini juga dapat

menjadi landasan teori ataupun sebagai bahan kajian pemerintah

setempat, peneliti, pihak kesehatan atau yang bersangkutan.

Page 76: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

DAFTAR PUSTAKA

__. 2009. Kesehatan masyarakat. (online) (repository.usu.ac.id, diakses pada

tanggal 21 januari 2020.)

Anatan. Lina. 2009. CSR: tinjauan teoritis dan praktik di Indonesia. (online).

1Jurnal manajemen marantha vol.8.2.

Annual Report PT Vale Indonesia

Aprilia, WR. 2014. Pengertian kualitas hidup. (online) (repository.uin-

suska.ac.id, di akses pada tanggal 1 maret 2020)

Jamaluddin, dkk. 2017. Pengaruh CSR PT Vale Indonesia Tbk. Terhadap

kesejahteraan masyarakat. Sekitar kecamatan Nuha. (online) (jurnal

ekonomi pembangunan vol. 3 no. 2).

Khusna, Ala. 2013. Perbaikan lingkungan. (online) (repository.ump.ac.id, di akses

pada tanggal 1 maret 2020)

Kurniawan, Ahmad dkk. 2015. Analisis Penerapan CSR Dalam Upaya

Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus Program Kemitraan Bank Jateng

Pada ST Bubakan. (online). (ejournal3.undip.ac.id, di akses pada tanggal 3

maret 2020)

Lenggono, P. 2017. BAB II Tahap pelaksanaan CSR. (online) (dspace.uii.ac.id, di

akses pada tanggal 4 maret 2020)

Mappisangka. Andi. 2009. Implementasi CSR terhadap kesejahteraan

masyarakat. (online). jurnal ekonomi studi pembangunan vol. 1.1.

Nugraha. Bagus. 2017. Tinjauan tentang kesejahteraan sosial. (online)

(repository.unpas.ac.id, diakses pada tanggal 20 januari 2020.)

Nurbaety, Annisa dkk. (2015). Analisis implementasi Corporation Social

Responsibilty (CSR) PT. Bio Farma di Desa Sukamulya Kabupaten

Sukabumi. Jurnal Sosioteknologi, 14(2).

Pratono, Hadi. 2018. Peran SKM dalam upaya perubahan perilaku sanitasi

hygiene. (online) (fkm.um.ac.id, di akses pada tanggal 15 februari 2020)

Rasyid R. 2019 Impelementasi CORPORATE SOCIAL RESPONSBILITY(CSR)

Terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar pada PT Vale Indonesia Tbk.

(Online) (garuda.ristekdikti.go.id, diakses pada tanggal 23 juni 2020).

Siregar. 2017. Implementasi CSR terhadap pemberdayaan masyarakat,

kesejahteraan masyarakat, dan citra perusahaan PT Vale Indonesia Tbk. di

Soroako, Kec. Nuha, Kab. Luwu Timur. (online) (digilib.unhas.ac.id, di

Page 77: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitaitif dan R&D.

Bandung:ALFABETA cv.

Sustainability Report PT Vale Indonesia Tbk 2017 h.71

Utama, A., dan Murthi, A. (2019). Analisis Hubungan Kemitraan Pemerintah

Daerah, Swasta dan Masyarakat dalam Pelaksanaan Corporation Social

Responsibilty (CSR) PT. Vale Indonesia Bidang Pendidikan Dan

Kesehatan Kabupaten Luwu Timur. GOVERNMENT:Jurnal Ilmu

Pemerintahan, 10(2): 115-127.

Yunika. A. 2014. Konsep kesejahteraan.(online) (repository.uin-suska.ac.id,

diakses pada tanggal 20 januari 2020).

Sumber Lain:

www.vale.com

lutimkab.go.id

Page 78: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 79: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Wawancara dengan masyarakat penerima

bantuan

Page 80: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

Wawancara dengan pengelola program CSR (Komite Desa)

Page 81: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL
Page 82: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL
Page 83: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL
Page 84: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN CORPORATION SOCIAL

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

FILDAYANI, di lahirkan di Kabupaten Luwu Timur

tepatnya di Desa Pekaloa Kecamatan Towuti pada

hari Rabu 03 Juni 1998. Anak pertama dari empat

bersaudara dari pasangan Talha Malaka dan Erni.T.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 267

Lampesue pada tahun 2010. Pada tahun itu juga

penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang

selanjutnya di SMP Negeri 3 Towuti tamat pada

tahun 2013, kemudian melanjutkan sekolah mengengah atas di SMA Negeri 1

Malili pada tahun 2016. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan ke jenjang

selanjutnya yaitu ke Perguruan Tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Pemerintahan. Pada

tahun 2020 ini akan mengantarkan penulis meraih gelar Strata Satu (S1) dalam

karya ilmiah dengan judul “Implementasi Corporation Social Responsibilty PT

Vale Indonesia Tbk dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Desa Tole

Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur”.