skripsi implementasi corporate social responsibility …

110
SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN APLIKASI KONSEP SYARIAH ENTERPRISE THEORY PADA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS PADA PT. BANK SULSELBAR SYARIAH CABANG MAKASSAR) SAMSIDAR 1057 303727 12 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2016

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

SKRIPSI

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DANAPLIKASI KONSEP SYARIAH ENTERPRISE THEORY

PADA PERBANKAN SYARIAH(STUDI KASUS PADA PT. BANK SULSELBAR SYARIAH

CABANG MAKASSAR)

SAMSIDAR1057 303727 12

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR

2016

Page 2: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

i

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DANAPLIKASI KONSEP SYARIAH ENTERPRISE THEORY

PADA PERBANKAN SYARIAH(STUDI KASUS PADA PT. BANK SULSELBAR SYARIAH

CABANG MAKASSAR)

SAMSIDAR1057 303727 12

Skripsi Sarjana Lengkap Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah

PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR

2016

Page 3: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …
Page 4: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …
Page 5: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

vii

ABSTRAK

Samsidar, 1057 3037 2712. Implementasi Corporate Social ResponsibilityDan Aplikasi Konsep Syariah Enterprise Theory Pada Perbankan Syariah (StudiKasus Pada PT. Bank Sulselbar Syariah cabang Makassar), dibimbing olehA Ifayani Haanurat (Pembimbing I) dan Andi Arman (Pembimbing II).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laporan tanggungjawab sosialperusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) pada perbankan syariah danaplikasi konsep syariah enterprise theory. Penelitian ini dilakukan denganmenganalisis bagaimana Bank Sulselbar Syariah melaporkan tanggung jawab sosialperusahaannya.

Metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode studikasus pada laporan tahunan Bank Sulselbar dan analisis didasarkan pada item-itempengungkapan tanggung jawab sosial berdasarkan syariah enterprise theory.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaporan tanggung jawab sosialBank Sulselbar masih sangat terbatas secara sukarela, serta masih belum sesuaidengan syariah enterprise theory karena masih mengedepankan profit dalam tujuanusahanya.

Kata kunci : Corporate Social Responsibility, bank syariah, Syariah Enterprise

Theory, Bank Sulselbar Syariah

Page 6: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Kiranya tiada sepatah kata pun yang pantas penulis ucapkan kecuali

memanjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Implementasi Corporate Social

Responsibility Dan Aplikasi Konsep Syariah Enterprise Theory Pada Perbankan

Syariah (Studi Kasus Pada Laporan Tahunan PT. Bank Sulselbar Syariah cabang

Makassar)”.

Shalawat dan taslim kepada Baginda Rasulullah saw, uswah umat manusia

dalam segala hal, shalawat dan taslim semoga juga senantiasa tercurah kepada

keluarga, sahabat dan seluruh umat manusia yang senantiasa istiqamah di jalan-

Nya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai hambatan dan

rintangan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka segala macam

hambatan dapat teratasi. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak dan mama tercinta, Herman Lili dan Syamsiah, atas segala

pengorbanan, kasih sayang, dukungan, serta doa tiada henti hingga

akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

v

2. Ibu Dr. Ir. A. Ifayani Hanurat, MM sebagai pembimbing I, sangatlah

istimewa bisa dibimbing oleh beliau. Terima kasih atas bimbingan baik

berupa dukungan moril yang diberikan kepada penulis sebagai anak didik.

3. Bapak Andi Arman, SE.,M.Si.Ak.Ca sebagai pembimbing II penulis, atas

kesediaan waktu mengarahkan dan berbagi pengetahuan dengan penulis.

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman

tentunya akan sangat bermanfaat untuk kedepannya.

5. Kakakku tersayang Syarifah, semoga kita menjadi anak-anak yang sukses

dan berhasil, soleha, rendah hati, dan selalu memanjatkan rasa syukur atas

apa yang kita peroleh hari ini.

6. Seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan dorongan, doa,

semangat, dan kekeluargaan yang begitu hangat.

7. Sahabatku “THESEVENT” yaitu Resky Amelia Sari, Musdalipah

Syamsuddin, Karmila.Z, Syarifha Yuni Nurfatiah Skg, Restu Suratmi,

Hardianti Hamzah yang telah menjadi keluarga kedua penulis, terima

kasih atas segala bantuan dan semangatnya

8. Teman-teman kelasku yang tergabung dalam “AK 5-12” khususnya

Asnidar Asmi, Rahmawati, Saleha Tahir. Terima kasih untuk

kebersamaan, bantuan, dan kekeluargaan selama ini.

9. Serta semua pihak yang telah membentu penulisan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih.

Page 8: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

vi

Penulis menyadari akan kekurang sempurnaan penulisan skripsi ini. Oleh

sebab itu segala kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan agar kelak dikemudiaan hari dapat menghasilkan kerja yang lebih baik.

Pada akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan

skripsi ini dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membacanya.

Makassar, Mei 2016

Penulis ,

Samsidar

Page 9: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

Halam Judul .......................................................................................................iHalam Persetujuan Pembimbing ....................................................................... iiAbstrak ..............................................................................................................iiiKata pengantar ..................................................................................................ivDaftar isi ........................................................................................................... viiDaftar Gambar ................................................................................................... xDaftar Tabel ......................................................................................................xiDaftar Lampiran ............................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN1.1.Latar Belakang Masalah............................................................................... 11.2.Rumusan Masalah ........................................................................................ 81.3.Tujuan Penelitian ......................................................................................... 81.4.Manfaat Penelitian ....................................................................................... 91.5.Sistematika Penulisan .................................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Kajian Teori .............................................................................................. 11

2.1.1.Konsep tentang Corporate Social Responsibilty (CSR) .................. 112.1.1.1.Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ............. 112.1.1.2. Prinsip Corporate social Responsibilty (CSR) ................... 132.1.1.3. Triple Boton lines ................................................................ 142.1.1.4. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) ) ............. 152.1.1.5. Pro Kontra Tanggung Jawab Perusahaan ............................ 16

2.1.2. Teori-Teori tentang Corporate Social Responsibility (CSR) ......... 182.1.2.1 Agency theory....................................................................... 182.1.2.2. Legitimacy Theory .............................................................. 202.1.2.3. Stakeholder Theory.............................................................. 21

2.1.3. Nilai-Nilai Syariah........................................................................... 222.1.3.1. Prinsip Berbagi dengan Adil................................................ 222.1.3.2. Prinsip Rahmatan Lil‘alamin (Rahmat bagi Seluruh Alam).242.1.3.3. Prinsip Maslahah (Kepentingan Masyarakat) ..................... 25

2.1.4.Syariah Enterprise Theory (SET) .................................................... 272.1.5.Konsep dan Karakteristik Syariah Enterprise Theory dalampengungkapan laporan tahunan .................................................................312.1.6. Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial ..................................33

2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 342.3. Kerangka Pemikiran................................................................................... 39

Page 10: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1 Jenis Penelitian............................................................................................ 433.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 433.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 443.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 443.5 Metode Analisis Data.................................................................................. 45

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN4.1. Sejarah Singkat PT. Bank Sulselbar Syariah ............................................. 494.2. Visi & Misi................................................................................................. 524.3. Struktur Organisasi .................................................................................... 534.4. Uraian Tugas .............................................................................................. 54

BAB V PEMBAHASAN5.1. Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Bank Sulselbar Syariah. 60

5.1.1. Dasar Pelaksanaan CSR Bank Sulselbar ......................................... 615.1.2. Manfaat Penerapan CSR menurut Bank Sulselbar .......................... 625.1.3. Dampak CSR pada Bank Sulselbar ................................................ 635.1.4. Strategi dan Kebijakan .................................................................... 645.1.5. Pengelolaan CSR Bank Sulselbar.................................................... 645.1.6. Kriteria Penyaluran CSR ................................................................ 655.1.7. Prinsip Pelaksanaan CSR................................................................ 655.1.8. Program CSR Bank Sulselbar.......................................................... 655.1.9. Penggunaan Dana CSR Bank Sulselbar Tahun 2015 ..................... 66

5.2. Tinjauan Aplikasi Konsep SET pada Laporan Tahunan Bank SulselbarSyariah .............................................................................................................. 67

5.2.1. Akuntabilitas Vertical : Allah SWT ................................................ 675.2.2. Akuntabilitas Horisontal : Direct stakeholder ................................. 68

5.2.2.1. Akuntabilitas Horisontal Terhadap Nasabah ..................... 685.2.2.2. Akuntabilitas Horisontal Terhadap Karyawan................... 73

5.2.2.2.1 Pengembangan Pegawai .................................... 755.2.2.2.2 Kebijakan Upah dan Remunerasi ...................... 785.2.2.2.3 Perlakuan Adil dan Kesejahteraan kerja............ 79

5.2.3. Akuntabilitas Horisontal : Indirect Stakeholders ........................... 835.2.4. Akuntabilitas Horisontal : Alam...................................................... 875.2.5. Keseimbangan.................................................................................. 89

BAB VI PENUTUP6.1. Kesimpulan ................................................................................................ 966.2. Saran........................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Piramida Maslahah...................................................................... 26

Gambar 2.2. Kerangka Pikir.............................................................................. 39

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang

Makassar ...................................................................................... 39

Page 12: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Agency Theory, Legitimacy Theory, Stakeholders Theory,

dengan Syariah Enterprise Theory (SET) ..............................................................31

Tabel 5.1. Susunan Dewan Pengawas Syariah PT. Bank Sulselbar

Periode 31 desember 2015 ...................................................................69

Tabel 5.2. Riwayat Dewan Pengawas Syariah PT. Bank Sulselbar.......................69

Tabel 5.3. Rangkap Jabatan sebagai DPS pada Lembaga Keuangan Syariah .... ..70

Tabel 5.4. Jenis Remunerasi Anggota DPS tahun 2015 PT. Bank Sulselbar...... ..70

Tabel 5.5. Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit bagi Unit Usaha Syariah .... ..71

Tabel 5.6. Dana Kegiatan CSR PT. Bank Sulselbar per 31 desember 2015....…..72

Tabel 5.7. Komposisi SDM Sulselbar Syariah Berdasarkan Tingkat Pendidikan.76

Tabel 5.8. Biaya pendidikan dan Tenaga kerja Bank Sulselbar tahun 2015.... ….78

Tabel 5.9. Program Pendidikan dan jumlah peserta Bank Sulselbar tahun 2015..78

Tabel 5.10. Kebijakan Gaji Komisaris Hingga Tenaga Outsourching.............. ....79

Tabel 5.11. Hasil Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) berdasarkan Syariah Enterprise Theory (SET) pada laporan

Tahunan PT. Bank Sulselbar Tahun 2015 (Akuntabilitas terhadap

Tuhan dan Direct Stakeholders)... ............................................……….92

Tabel 5.12. Hasil Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) berdasarkan Syariah Enterprise Theory (SET) pada laporan

Tahunan PT. Bank Sulselbar Tahun 2015 (Akuntabilitas terhadap

Indirect Stakeholders dan Alam). .............................................……….94

Page 13: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1Surat Keputusan Pengangakatn Dosen PembimbingSurat Balasan Izin Penelitian Bank Sulselbar Syariah Gbg.Mks

LAMPIRAN IIPedoman Wawancara

LAMPIRAN IIITabel Realisasi Dana CSR Bank SulselbarFoto-Foto Kegiatan CSRLaporan Keuangan

Page 14: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Fenomena munculnya tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lazim

disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu

perkembangan dari sistem ekonomi politik global. Tanggung jawab sosial

perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk nyata

kepedulian kalangan dunia usaha terhadap lingkungan sekitarnya. Saat ini, konsep

dan pelaksanaan CSR semakin berkembang di Indonesia. Hal ini tentu

menggembirakan dan telah menjadi fenomena global. Di Geneva, Swiss, pada 5

Juli 2007 telah dilangsungkan konferensi UN Global Compact, dihadiri lebih 600

eksekutif senior korporasi dunia. Tujuan konferensi adalah memperbaiki praktik

bisnis dengan memperhatikan lingkungan hidup dan aspek sosial di dalam dan di

luar perusahaan. Korporasi diminta memperlihatkan kepedulian dan

tanggungjawab kemasyarakatan lebih besar. Fenomena global ini juga melanda

Indonesia. Perkembangan pelaksanaan CSR di Indonesia ditandai, sudah banyak

perusahaan mengimplementasikan CSR (Muchtar Effendi Harahap: 2014).

Di Indonesia kewajiban perusahaan untuk melakukan CSR ini

diundangkan dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

mewajibkan perseroan yang bidang usahanya di bidang atau terkait dengan bidang

sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Hal ini menjadi pro dan konta apakah pelaporan CSR menjadi sebuah kewajiban

Page 15: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

2

perusahaan atau sekedar atas dasar sukarela semata. Pernyataan mengenai

mengapa CSR penting, tidak cukup dijawab dengan menyatakan bahwa CSR telah

diamanatkan Undang-undang. Jika CSR dianggap penting hanya karena Undang-

undan, perusahaan akan cenderung terpaksa dan setengah hati melaksanakan CSR

(Suharto, 2016).

Reaksi pro dan kontra tentang CSR terebut, dapat dipahami bahwa

pemahaman sebagian dunia usaha terhadap konsep CSR masih lemah, karena

CSR dianggap sebagai suatu kegiatan yang bersifat sukarela yang dilaksanakan

dalam bentuk kedermawanan, kemurahan hati, dan promosi perusahaan yang

dikemas dalam bentuk pemberian bantuan (Azheri, 2012:10). Kamandanu,

(2014:30) mengatakan CSR dilakukan untuk memulihkan atau paling tidak bisa

meminimalkan dampak yang ditimbulkan perusahaan terhadap kondisi

lingkungan, sosial maupun ekonomi masyarakat setempat. Seharusnya CSR

dilakukan atas dasar rasa tanggung jawab dari dalam perusahaan sendiri, bukan

karena diwajibkan secara khusus oleh peraturan. Kartini (2009:37) kemudian

mengatakan bahwa presepsi yang masih awam mengenai CSR itu sendiri bisa

diperbaiki dengan secara utuh memahami apa itu CSR. Secara umum apa saja

yang menjadi pendorong CSR tersebut.

Harus ada pemahaman filosofis dan komitmen etis tentang CSR.

Pentingnya CSR perlu dilandasi oleh kesadaran perusahaan terhadap fakta tentang

adanya jurang yang semakin menganga antara kemakmuran dan kemaralatan, baik

pada tataran global maupun nasional. Oleh karena itu, diwajibkan atau tidak CSR

harus merupakan komitmen dan kepedulian genui dari para pelaku bisnis untuk

Page 16: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

3

ambil bagian mengurangi nestapa kemanusiaan (Suharto, 2008:6). Defenisi formal

dari tanggung jawab sosial (social responsibility) adalah kewajiban manajemen

untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan yang berperan dalam

mewujudkan kesejahteraan dan masyarakat (Fahmi, 2013:81).

Praktik pengungkapan CSR telah banyak diterapkan oleh perusahaan

publik di Indonesia. Walaupun secara umum CSR telah banyak dilakukan oleh

perusahaan tambang maupun manufaktur, namun saat ini industri perbankan juga

telah menyebutkan aspek pertanggungjawaban sosial dalam laporan tahunannya

walaupun dalam bentuk yang relatif sederhana. Menurut mulyana (2009:7), alasan

perusahaan khususnya di bidang perbankan melakukan pelaporan sosial adalah

karena perubahan paradigma pertanggungjawaban, dari manajemen ke pemilik

saham menjadi manajemen kepada seluruh stakeholder wujud bukti kepedulian

para ahli akuntansi dapat dilihat melalui Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1 (revisi 2009) paragraf

sembilan secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab

akan masalah lingkungan dan sosial.

“Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporanmengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement),khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup memegang peranpenting dan bagi industri yang mengganggap karyawan sebagai kelompokpengguna laporan yang memegang peran penting. Laporan tambahan tersebutdi luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan.”

Selain itu, menurut Mulyanita (2009: 7), tantangan untuk menjaga citra

perusahaan di masyarakan menjadi alasan mengapa suatu bank di Indonesia

melakukan pelaporan sosial. Tidak hanya dilakukan oleh perbankan konvensional

Page 17: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

4

tetapi juga dilakukan oleh perbankan syariah. Perbankan syariah merupakan

sektor yang patut diperhitungkan. Menurut Meutia (2010: 3), bank syariah

seharusnya memiliki dimensi spiritual yang lebih banyak. Dimensi spriritual ini

tidak hanya menghendaki bisnis yang non riba, namun juga mampu memberikan

kesejahteraan bagi masyarakat luas, terutama bagi golongan masyarakat ekonomi

lemah. Menurut Yusuf (2010: 99) posisi bank syariah sebagai lembaga keuangan

yang sudah eksis di ringkat nasional maupun internasional harus menjadi lembaga

keuangan percontohan dalam menggerakkan program CSR. Pelaksanaan program

CSR bank syariah bukan hanya untuk memenuhi amanah undang-undang, akan

tetapi lebih jauh dari itu bahwa tanggung jawab sosial bank syariah dibangun atas

dasar falsafah dan tasawwur (gambaran) islam yang kuat untuk menjadi salah satu

lembaga keuangan yang dapat mensejahterakan masyarakat. Yusuf (2010: 100)

menambahkan, program CSR perbankan syariah harus benar-benar menyentuh

kebutuhan asasi masyarakat untuk menciptakan pemerataan kesejahteraan

ekonomi bagi masyarakat.

Bagi umat Islam kegiatan bisnis termasuk bisnis perbankan tidak akan

pernah terlepas dari ikatan etika syariah. Muhammad (2005: 11) menjelaskan

bahwa yang dimaksud dengan akuntansi syariah adalah “konsep dimana nilai-nilai

Al-Quran harus dijadikan prinsip dasar dalam aplikasiakuntansi”. Menurut Yusuf

(2010: 101-102), CSR dalam Islam bukanlah sesuatu yang baru, tanggung jawab

sosial sangat sering disebutkan dalam Al-Qur’an. Seperti firman Allah:

Page 18: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

5

وإذا تولى سعى في الأرض لیفسد فیھا ویھلك الحرث والنسل ◌ و لا یحب الفساد

“dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk melakukankerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan

Allah tidak menyukai kebinasaan” (QS. Al-Baqarah (2) : 205).Q.S. Al-A’raaf 56:

“dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)memperbaiki dan berdoalah kepada-Nya” (QS. Al-A’Raaf (7): 56.

Ayat di atas menggambarkan secara nyata bagaimana Islam sangat

memperhatikan kelestarian alam. Segala usaha, baik dalam bentuk bisnis maupun

non-bisnis harus menjamin kelestarian alam. Pada sisi kebajikan, islam sangat

menganjurkan kedermawanan sosial kepada orang-orang yang memerlukan

melalui pintu sedekah.

Ayat di atas menjelaskan tanggungjawab seorang muslim untuk menolong

sesama melaui sumbangan, segala bentuk kecongkakan dan kekikiran adalah

perbuatan yang sangat dibenci dalam Islam. Ayat ini pula menyatakan bahwa

setiap transaksi dalam Islam, baik tunai maupun kredit, harus dilakukan proses

pencatatan, atau dengan kata lain akuntansi. Hal ini dimaksudkan agar penjual

maupun pembeli lebih mudah dalam mempertanggungjawabkannya. Peranan

yang diharapkan dari Perbankan Syariah berdasarkan visi dan misi Perbankan

Syariah pada UU No. 10 Tahun 1998 adalah :

1. Memberdayakan ekonomi umat dengan melakukan operasi secara

transparansi

Page 19: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

6

2. Memberikan return yang lebih baik

3. Mendorong pemerataan pendapatan

4. Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan

5. Peningkatan efisiensi mobilisasi dana

6. Uswah hasanah implementasi moral dalam penyelenggara usaha bank

. Pelaksanaan CSR oleh perbankan syariah merupakan proses penting

dalam pengelolaan biaya dan keuntungan kegiatan bisnis baik secara

internal (pekerja, stakeholders dan penanam modal) maupun eksternal

(kelembagaan, anggota-anggota masyarakat dan perusahaan lain). Alasan

penting mengapa perbankan syariah harus melakukan CSR, yaitu untuk

mendapatkan keuntungan sosial, kesinambungan usaha, dan pengelolaan

sumber daya alam serta pemberdayaan masyarakat. Sebagaimana telah

tercantum dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah yang mengatur tentang pelaksanaan fungsi sosial Perbankan Syariah

yang dapat dilakukan melalui Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah (UUS)

sebagai unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang

berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan

kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah didalam negeri maupun yang

beroperasi diluar negeri.

Perkembangan bank syariah selama hampir 25 (dua pulih lima) tahun

kehadirannya di Indonesia menunjukkan kinerja yang semakin membaik, baik dari

sisi kelembagaan maupun kinerja keuangan termasuk peningkatan jumlah nasabah

bank syariah.

Page 20: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

7

Meutia (2010: 11) dalam mansyur (2012: 7) pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan (Corporate sosial responsibilty) merupakan suatu cara

bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan kepada para stakeholder bahwa

perusahaan memberi perhatian pada pengaruh sosial dan lingkungan yang

ditimbulkan perusahaan. Pengungkapan ini bertujuan untuk memperlihatkan

aktivitas yang dilakukan perusahaan dan pengaruhnya bagi masyarakat.

Disamping itu bila dilihat dari sistem laporan keuangan internasional

financial Reporting Standars (IFRS) yang dirumuskan oleh Internasional

Accounting Standards Board (IASB) merupakan standar akuntansi internasional

yang juga berlaku di Indonesia IFRS dikembangkan berdasarkan konsep Entity

Theory. Kam (1990) mengemukakan Entity Theory sebagai berikut :

“Perusahaan beroperasi untuk pemegang saham, yaitu orang-orang yangmenanamkan dananyadalam perusahaan. Sebuah entitas adalah bisnis untukdirinya sendiri yang berkepentingan terhadap kelangsungan hidup danperkembangannya” (dalam Triyuwono 2012).

Maka Entity Theory kurang sesuai dengan islam, yang lebih sesuai adalah

Enterprise Theory dimana perusahaan tidak hanya berfokus pada peningkatan

kesejahteraan pemilik perusahaan, tetapi juga mempunyai tanggung jawab

terhadap lingkungan dan masyarakat. Hal ini karena Enterprise Theory

mengandung bahwa eksistensi perusahaan tidak terlepas dari para partisipan

(karyawan, kreditor, pemerintah, dan masyarakat). (Triyuwono: 2012)

Triyuwono (2012) mengajukan konsep Syariah Enterprise Theory yang

dikembangkan berdasarkan metafora zakat yang pada dasarnya memiliki karakter

keseimbangan. Secara umum, nilai keseimbangan yang dimaksud adalah

Page 21: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

8

keseimbangan antara nilai-nilai maskulin dan nilai-nilai feminim. Syariah

Enterprise Theory menyeimbangkan nilai egoistik (maskulin) dengan nilai sosial

(feminim), nilai materi (maskulin) dan nilai spiritual (feminim).

Atas argumen di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan

analisis deskriptif kualitatif terhadap praktek pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan dan penerapan Stariah Enterprise Theory yaitu pada organisasi

perbankan syariah dalam hal ini pada laporan tahunan PT Bank Syariah Mandiri,

maka penelitian ini di beri judul “Implementasi Corporate Social

Responsibility Dan Aplikasi Konsep Syariah Enterprise Theory Pada

Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Laporan Tahunan PT. Bank

Sulselbar Syariah cabang Makassar)”

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi Corporate Social Responsibilty (CSR) pada PT.

Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

2. Bagaimana aplikasi konsep Syariah Enterprise Theory (SET) pada laporan

tahunan PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan memahami penerapan CSR yang dilakukan PT. Bank

Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

Page 22: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

9

2. Memahami dan menganalisis seberapa besar kesesuaian laporan tahunan

PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar dengan menggunakan

konsep Syariah Enterprise Theory (SET).

1.4.Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa atau pembaca, hasil penelitian ini dapat menambah

wawasan bagi pembaca tentang masalah yang diangkat dalam penelitian

ini.

2. Bagi kalangan akademisi atau peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan

tambahan referensi dan dasar untuk melakukan penelitian yang sejenis

pada masa yang akan datang.

3. Bagi kalangan praktisi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam

pengembangan praktik pengungkapan tanggung jawab sosial bagi bank

syariah.

4. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

tentang masalah yang diteliti.

1.5. Sistematika Penulisan

Proposal ini terdiri dari empat bab yang disusun secara deskriptif:

Bab I. Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, serta sistematika penulisan

Bab II. Tinjauan Pustaka

Page 23: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

10

Memuat kajian teori yang relevan dengan masalah yang diteliti,

penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran.

Bab III. Metoda Penelitian

Berisikan metoda penelitian yang digunakan dalam penulisan

penelitian ini, yang berisi lokasi dan waktu penelitian, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data, dan metoda analisis data.

Bab IV. Gambaran Umum Perusahaan

Berisi sejarah perusahaan PT. Bank sulselbar cabang syariah, Visi

dan misi perusahaan, struktur organisasi, serta uraian tugas

Bab V. Pembahasan

Menyajikan hasil analisis terhadap pengungkapan CSR yang

dilakukan Aank Sulselbar dalam laporan tahunannya

Bab VI. Penutup

Berisikan simpulan yang dapat diambil dan saran penulis

Page 24: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian teori

2.1.1. Konsep tentang Corporate Social Responsibilty (CSR)

2.1.1.1.Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Sebagai suatu konsep yang menjadi popular, Corporate Social

Responsibilty (CSR) belum memiliki batasan yang sepadan. Sampai saat ini belum

adanya kesatuan bahasa terhadap CSR, namun secara empiris CSR ini telah

diterapkan oleh berbagai bentuk kegiatan yang didasarkan atas kesukarelaan,

meskipun telah menjadi trend yang semakin ramai diperbincangkan. Banyak ahli,

praktisi dn peneliti belum memiliki kesamaan dalam memberikan definisi

meskipun dalam banyak hal memiliki kesamaan esensi, Hadi (2011: 46).

Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR)

didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan

komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian

sumber daya perusahaan.Menurut CSR Forum (Wibisono, 2007) Corporate Social

Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai bisnis yang dilakukan secara

transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan menjunjung

tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan.

Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibilty)

merupakan salah satu dari beberapa tnggung jawab perusahaan kepada pemangku

Page 25: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

12

kepentingan (stakeholder). Pemangku kepentingan dalam hal ini adalah orang

atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai

keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan atau pihak eksternal dan

internal, Solihin (2009: 2).

Dalam bukunya Cannibals ith forks: The Triple Bottom Line of 21Century Business (1997), John Eklington mengemukakan bahwa perusahaan yang

menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian pada

kemajuan masyarakat, khususnya komunitas sekitar (people), serta lingkungan

hidup/bumi (planet), dan peningkatan kualitas perusahaan (profit). (Mursita,

2011: 23).

Jamali dan Mirshak (2007) mengutip definisi CSR oleh The World

Business Councill for Sustainable Development (WBSCD) mendefinisikan CSR

sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi

berkelanjutan, bekerja sama dengan para pekerja, keluarga mereka dan komunitas

lokal, Mursitama (2011: 26). Sementara itu, menurut Suhandari M. Putri dalam

artikelnya Schema CSR dalam kompas, 4 Agustus 2007 yang dikutip oleh

Untung, dalam bukunya “Corporate Social Responsibilty” (2008: 1)

“Corporate Social Responcibilty adalah komitmen perusahaan atau duniabisnis untuk berkontribusi dalam perkembangan ekonomi yangberkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaanyang menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspekekonomis, sosial, dan lingkungan."

Dari beberapa pengertian CSR di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu bentuk tindakan atau

Page 26: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

13

kesadaran perusahaan/dunia bisnis yang diwujudkan dalam sebuah kepedulian

terhadap internal dan ekternal perushaan, dalam hal ini perusahan tidak hanya

berorientasi pada pencapaian keuntungan semata tetapi juga mampu

memerhatikan kesejahteraan bagi komunitas sekitarnya, yang meliputi karyawan,

masyarakat, dan alam sekitar perusahaan.

2.1.1.2. Prinsip Corporate social Responsibilty (CSR)

Menurut Alyson (dalam Aprilianitha, 2008) prinsip-prinsip CSR meliputi

beberapa hal,diantaranya: Prioritas Korporat yang Mengakui tanggung jawab

sosial sebagai prioritas tertinggi korporatdan penentu utama pembangunan

berkelanjutan. Sehingga korporat bisa membuatkebijakan,program dan prakterk

dalam menjalankan operasi bisnisnya dengan cara yang bertanggung jawab secara

social. Selanjutnya, Informasi Publik yang memberikan informasidan mendidik

pelanggan, distributor, dan publik tentang penggunaan yang aman,

transportasi,penyimpanan, dan pembuangan produk serta jasa. Siaga Menghadapi

Darurat yang menyusun dan merumuskan rencana menghadapi keadaan darurat,

dan bila terjadi keadaan berbahaya bekerja sama dengan layanan gawat darurat,

instansi berwenang dan komunitas local. Sekaligus potensi bahaya yang muncul.

Transfer Best Practice yang berkontribusi pada pengembangan dan transfer

praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan

sektor publik. Memberi Sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan

kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen

pemerintah sertalembaga pendidikan yang akan meningkatkan kesadaran tentang

Page 27: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

14

tanggung jawab sosial (CSR). Selain itu menumbuhkembangkan keterbukaan dan

dialog dengan pekerja danpublik mengantisipasi dan memberi respon terhadap

potential hazard, dan dampak operasi,produk, limbah dan jasa. Mengevaluasi

kinerja sosial, melaksanakan audit sosial secaraberkala dan menguji pencapaian

berdasarkan kriteria korporat dan peraturan perundang-undangan dan

menyampaikan informasi tersebut pada dewan direksi, pemegangsaham, pekerja

dan publik juga merupakan salah satu prinsip Corporate Social Responsibility.

2.1.1.3. Triple Boton lines

CSR merupakan suatu konsep terintegrasi yang menggabungkan aspek

bisnis dan sosial dengan selaras agar perusahaan dapat membantu tercapainya

kesejahteran stakeholders, serta dapat mencapai profit maksimum sehingga dapat

meningkatkan harga saham. CSR merupakan kepedulian perusahaan yang didasari

tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines, yaitu: Profit

(keuntungan), People (masyarakat) dan Planet (lingkungan) oleh Eklinton

(Amalia, 2007: 11):

1. Profit. Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari

setiap kegiatan usaha. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari

keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan

berkembang. Aktivitas yang dapat ditempuh untuk mendongkrak profit

antara lain dengan meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi

Page 28: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

15

biaya, sehingga perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat

memberikan nilai tambah semaksimal mungkin.

2. People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan

manusia. Menyadari bahwa masyarakat sekitar perusahaan merupakan

salah satu stakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan

masyarakat sekitar sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan

hidup, dan perkembangan perusahaan. Maka sebagai bagian yang tak

terpisahkan dengan masyarakat lingkungan, perusahaan perlu

berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya

kepada masyarakat. Misalnya, pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar

perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, serta penguatan

kapasitas ekonomi lokal.

3. Planet. Hubungan perusahaan dengan lingkungan adalah hubungan sebab

akibat, dimana jika perusahaan merawat lingkungan maka lingkungan

akan memberikan manfaat kepada perusahaan. Sudah kewajiban

perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan

keragaman hayati. Misalnya, penghijauan lingkungan hidup, perbaikan

pemukiman, serta pengembangan pariwisata (ekoturisme).

2.1.1.4. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

Pada dasarnya dengan menerapkan CSR ada banyak manfaat yang akan

diterima. Ini sebagaimana dikatakan oleh Suhandari Fahmi (2013: 83)

menyatakan bahwa manfaat CSR pagi perusahaan antara lain:

Page 29: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

16

1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra perusahaan

2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara social

3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan

4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha

5. Membuka peluang pasar yang lebih luas

6. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembangunan limbah

7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders

8. Memperbaiki hubungan dengan regulator

9. Meningkatkan semangat produktifitas karyawan

10. Peluang mendapatkan penghargaan

Manfaat lain yang akan dirasa oleh pihak perusahaan dengan menerapkan

CSR berdampak jangka panjang. Salah satunya jika ternyata perusahaan

menemukan potensi lain di daerah tersebut maka masyarakat dan pemerintah

disana akan dengan cepat mendukung keberadaan perusahaan tersebut.

2.1.1.5. Pro Kontra Tanggung Jawab Perusahaan

Persoalan apakah perusahaan perlu mempunyai tanggung jawab social

atau tidak, masih terus diperdebatkan. Masing-masing mengumumkan pendapat

dan dukungannya dan mengklaim bahwa ide masing-masing yang benar. Berikut

ini ada alas an para pendukung agar perusahaan memiliki etika dan tanggung

jawab sosial (Mulyana, 2009: 28):

Page 30: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

17

1. Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan harapan

peranan perusahaan. Dalam jangka panjang, hal ini sangat menguntungkan

perusahaan.

2. Keterlibatan sosial mungkin akan mempengaruhi perbaikan lingkungan,

masyarakat, yang mungkin akan menurunkan biaya produksi.

3. Meningkatkan nama baik perusahaan, akan menimbulkan simpati

pelanggan, simpati karyawan, investor dan lain-lain.

4. Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat.

Campur tangan pemerintah cenderung membatasi peran perusahaan.

Sehingga jika perusahaan memiliki tanggung jawab sosial mungkin dapat

menghindari pembatasan kegiatan perusahaan.

5. Dapat menunjukkan respon positif perusahaan terhadap norma dan nilai

yang berlaku didalam masyarakat. Sehingga mendapat simpati dari

masyarakat.

6. Sesuai dengan keinginan para pemegang saham, dalam hal ini public.

7. Mengurangi tensi kebencian masyarakat terhadap perusahaan yang

melakukan kegiatan yang ternyata dampak dapat menimbulkan kebencian

pada masyarakat terhadap perusahaan tersebut.

8. Membantu kepentingan nasional, seperti konservasi alam, pemeliharaan

barang seni budaya, peningkatan pendidikan rakyat, lapangan kerja dan

lain-lain.

Dipihak lain yang menyatakan ketidaksetujuan terhdap konsep tanggung

jawab sosial perusahaan. Alasannya antara lain (Mulyanita, 2009: 29):

Page 31: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

18

1. Mengalihkan perhatian perusahaan dan tujuan utamanya dalam

memaksimalkan laba. Ini akan menimbulkan pemborosan.

2. Memungkinkan keterlibatan perusahaan terhadap permainan kekuasaan

atau politik secara belebihan yang sebenarnya bukan lapangannya.

3. Dapat menimbulkan linkungan bisnis yang monotik bukan yang bersifat

pluralistic.

4. Keterlibatan sosial memerlukan dana dan tenaga uang cukup besar yang

tidak dapat dipenuhi oleh dana perusahaan yang terbatas, yang dapat

menimbulkan kebangkrutan, atau menurunkan tingkat pertumbuhan

perusahaan.

5. Keterlibatan pada kegiatan sosial yang demikian kompleks memerlukan

tenaga dan para ahli yang belum tentu dimiliki oleh perusahaan.

2.1.2. Teori-Teori tentang Corporate Social Responsibility (CSR)

Ada beberapa alasan perusahaan untuk melakukan atau tidak melakukan

pengungkapan CSR. Alasan-alasan tersebut dapat dijelaskan menggunakan

agency theory, legitimacy theory, dan stakeholders theory (Sembiring, 2003: 2).

2.1.2.1 Agency theory

Agency theory (teori keagenan) menjelaskan tentang hubungan antara dua

pihak dimana salah stu pihak menjadi agen dan pihak yang lain bertindak sebagai

principal (Sembiring, 2003: 2). Teori ini menyatakan bahwa hubungan keagenan

timbul ketika salah satu pihak (principal) menyewa pihak lain (agen) untuk

Page 32: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

19

melakukan beberapa jasa untuk kepentingannya yang melibatkan pendelegasian

beberapa otoritas pembuat keputusan kepada agen (Jansen dan Mecking, dalam

Saleh, 2008: 38). Yang dimaksud dengan principal adalah pemegang saham atau

investor, sedangkan yang dimaksud agen adalah manajemen yang mengelola

perusahaan.

Jansen dan Macking, dalam Saleh (2008: 38) menjelaskan adanya konflik

kepentingan dalam hubungan keagenan. Konflik kepentingan ini terjadi

dikarenakan perbedaan tujuan dari masing-masing pihak. Adanya perbedaan

tujuan antara principal dan agen serta adanya pemisahan antara kepemilikan dan

pengendalian perusahaan akan menyebabkan manajer bertindak tidak sesuai

dengan keinginan principal. Akibatnya, manajer akan mengambil tindakan yang

dapat memperbaiki kesejahteraannya sendiri tanpa memikirkan kepentingan

pemegang saham. Menurut Nugroho (2011: 40), kondisi ini terjadi karena asimetri

informasi ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek

perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan

stokeholder lainnya. Dikaitkan dengan peningkatan nilai perusahaan, ketika

terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi

perusahaan kepada investor guna memaksimalkan nilai saham perusahaan. Sinyal

yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) informasi

akuntansi.

Berdasarkan teori agensi, pemimpin perusahaan memiliki pandangan

bahwa mereka tidak memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat secara

luas. Tanggung jawab sosial perusahaan hanyalah menjelaskan bisnis sesuai

Page 33: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

20

dengan keinginan pemilik perusahaan, yakni memaksimalkan laba, Kartini (2009:

10). Pada ssat yang sama, agen juga harus menjaga hubungan baik dengan

pemasok dan pelanggan. Semua hubungan baik tersebut dikembangkan oleh agen

dalam rangka pengupayakan terciptanya maksimasi laba (Friedman dalam Kartini,

2009: 12). Dengan demikian perusahaan menggunakan retorika Corporate Social

Responsibility (CSR) sebagai salah satu strategi dalam memaksimalkan laba.

2.1.2.2. Legitimacy Theory

Legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi

pada keberpihakan terhadap masyarakat, pemerintah individu, dan kelompok

masyarakat, menurut Hadi (2011: 88). Menurut yang dijelaskan Meutia (2010:

78), legitimasi adalah menyamankan presepsi bahwa tindakan yang dilakukan

oleh suatu entitas merupakan tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai

dengan system norma, nilai kepercayaan, dan definisi yang dikembangkan secara

sosial. Untuk mencapai tujuan ini organisasi berusaha untuk mengembangkan

keselarasan antara nilai-nilai sosial yang dihubungkan dengan kegiatannya dan

norma-norma dari perilaku yang diterima dalam sistem sosial yang lebih besar

dimana organisasi itu berada serta bagiannya.

Ada beberapa upaya yang perlu dilakukan perusahaan dalam mengelola

legitimasi agar efektif (Dowling dan pfeffer, dalam Hadi. 2011: 91-92):

1. Melakukan identifikasi dan komunikasi serta dialog dengan publik.

Page 34: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

21

2. Melakukan komunikasi atau dialog tentang masalah nilai sosial

kemasyarakatan dan lingkungan, serta membangun persepsi tentang

perusahaan.

3. Melakukan strategi legitimasi dan pengungkapan terkait dengan CSR.

CSR dipandang sebagai suatu kebijakan yang disetujui antara perusahaan

dengan masyarakat dalam konteks tersebut. Masyarakat yang dimaksud di sini

adalah masyarakat yang telah memberikan izin kepada perusahaan untuk

menggunakan sumber daya alam dan manusianya serta izin untuk melakukan

fungsi produksinya. Jadi dalam pelaporan CSR perusahaan harus mengikuti

aturan-aturan yang berlaku di masyarakat. Karna itu, CSR merupakan suatu

kewajiban asasi perusahaan yang tidak berifat sukarela. Namun harus diingat

bahwa izin tersebut tidaklah tetap sehingga kelangsungan hidup dan pertumbuhan

dari perusahaan bergantung pada bagaimana perusahaan secara terus menerus

berevolusi dan beradaptasi terhadap perubahan keiginan dan tuntutan dari

masyarakat.

2.1.2.3. Stakeholder Theory

Stakeholders Theory (Teori Stakeholder), mengasumsikan bahwa

eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholders. Perusahaan berusaha

mencari pembenaran dari para stakeholders dalam menjalankan operasi

perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholders, semakin besar pula

kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan para

Page 35: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

22

stakeholdersnya (Sembiring, 2003:2). Menurut Thomas dan Andrew, dalam Nor

Hadi (2011: 94), Stakeholders Theory memiliki beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Perusahaan memiliki hubungan dengan banyak kelompok stakeholders

yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keputusan perusahaan.

2. Teori ini ditekankan pada sifat alami hubungan dalam proses dan keluaran

bagi perusahaan dan stakeholdersnya.

3. Kepentingan seluruh legitimasi stakeholders memiliki nilai secara hakiki,

dan tidak membentuk kepentingan yang didominasi satu sama lain.

4. Teori ini memfokuskan pada pengambilan keputusan manajerial.

Teori stakeholder menjelaskan pengungkapan CSR perusahaan sebagai

cara untuk berkomunikasi dengan stakeholders. Implikasinya adalah perusahaan

akan secara sukarela melaksanakan CSR, karena pelaksanaan CSR adalah

merupakan bagian dari peran perusahaan ke stakeholders. Teori ini jika diterapkan

akan mendorong perusahaan melaksanakan CSR. Dengan pelaksanaan CSR

diharapkan keinginan dari stakeholder dapat terakomodasi sehingga akan

menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan stakeholdernya.

Hubungan yang harmonis akan berakibat pada perusahaan dapat mencapai

keberlanjutan atau kelestarian perusahaannya (sustainability).

2.1.3. Nilai-Nilai Syariah

Menurut Meutia (2010: 187), terdapat beberapa prinsip yang sebetulnya

menggambarkan adanya hubungan antara manusia dan Penciptanya, yaitu Allah

SWT. Prinsip-prinsip ini adalah berbagi dengan adil, rahmatan lil alamin (rahmat

Page 36: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

23

bagi seluruh alam), Dan maslaha (kepentingan masyarakat). Menurut AlGhazali,

prinsip-prinsip ini sebetulnya punya keterkaitan yang kuat dengan tujuan ekonomi

syariah yang mengedepankan kepentingan masyarakat banyak (Chapra, 2007: 6).

2.1.3.1. Prinsip Berbagi dengan Adil

Menurut Meutia (2010: 189), kata berbagi dalam Islam dinyatakan dalam

banyak perintah Allah melalui zakat, infak, dan sedekah. Konsep ini, mengajarkan

bahwa dalam setiap harta ada bagian atau hak untuk makhluk Allah yang lain.

Selain itu, berbagi juga dimaknai sebagai berbagi hal yang non-materiil, seperti

berbagi kebaikan serta menjalankan amar ma’ruf nahi munkar (saling menasehati

atau mengajurkan berbuat kebaikan dan mencegah kejahatan). Dalam praktik

perbankan syariah, hal ini bias dimaknai sebagai aktivitas untuk ikut mendukung

program-program kebaikan bagi manusia dan lingkungan ataupun ikut serta

mencegah timbulnya kerusakan di muka bumi. Dalam ajaran Islam, banyak sekali

perintah yang mengingatkan manusia untuk berbagi kepada sesama, antara lain:

“Hai orang-orang beriman, infakkanlah sebagian rezeki yang telah Kamiberikan kepadamu sebelum dating hari ketika tidak ada lagi jual beli,tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat.” (QS. Al-Baqarah (2): 254)

“yaitu orang-orang yang melaksanakan zakat dan menginfakkan sebagianrezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Al-Anfal (8):3)

Page 37: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

24

“Orang-orang yang jika Kami berikan kedudukan di bumi, merekamelaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuatma’ruf (baik), dan mencegah dari yang munkar (jahat), dan kepada Allahlah kembali semua urusan.” (QS. Al Hajj(22):41)

Prinsip berbagi dalam hal ini terkait erat dengan konsep “keadilan” yang

dikatakan oleh Ahmad (2003) merupakan inti nilai dalam Islam. Keadilan

merupakan salah satu komponen penting yang membentuk cara pendang islam

mengenai masyarakat, karenanya suatu masyarakat ideal tidak mungkin tewujud

tanpa adanya keadilan (Chapra, 2007: 16). Konsep islam mengenai keadilan

menurut Kamali (2005) tidak sama dengan konsep formal mengenai keadilan,

keadilan dalam islam merupakan bagian dari iman, karakter, dan kepribadian

manusia. Keadilan merupakan karakteristik dari suatu system dan merupakan

bagian yang sangat diperlukan dalam suatu sistem hukum, sosial, dan ekonomi

(Ahmad, 2003). Menurut Sahidin (2012), keadilan dalam kegiatan ekonomi

ditetapkan dalam kaidah fiqih, bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan umat.

Prinsip keadilan Islam sangat kentara dalam praktik mudharabah (berbagi

keuntungan dan kerugian), di mana pemilik modal dan pengguna modal (pekerja)

ditempatkan pada posisi yang sejajar. Prinsip adil dalam Islam adalah tidak

menzalimi dan tidak dizalimi. Implikasinya dalam aktivitas ekonomi ialah bahwa

pelaku ekonomi tidak dibenarkan mengejar keuntungan pribadi, seandainya hal

tersebut merusak atau merugikan pihak lain.

Page 38: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

25

2.1.3.2. Prinsip Rahmatan Lil‘alamin (Rahmat bagi Seluruh Alam)

Prinsip rahmatan lil’alamin bermakna keberadaan manusia seharusnya

bisa menjadi manfaat bagi makhluk Allah lainnya. Dalam kerangka bank syariah,

maka manfaat keberadaan bank syariah seharusnya dapat dirasakan oleh semua

pihak baik yang terlibat maupun tidak terlibat langsung dalam aktivitas perbankan

syariah. Menurut Meutia (2010: 221), bentuk rahmat atau keberpihakan ini dapat

berupa pemberian zakat, infak, dan sedekah maupun pemberian pembiayaan

kepada para pengusaha kecil. Prinsip rahmatan lil’alamin ini sesuai dengan firman

Allah SWT dalam Al-Quran:

“Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk(menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil’alamin).” (QS. Al-Anbiya (21)’: 107)

Sebagai agama yang rahmatan lil’alamin, agama Islam penuh dengan

nilai-nilai persaudaraan, persatuan, cinta, dan kasih sayang sesama manusia.

Agama Islam sangat menganjurkan untuk saling menjaga dan memelihara sesama

manusia. Hal ini termasuk menjaga kelestarian lingkungan alam maupun menjaga

kehidupan sesama manusia. Meutia (2010: 194) menjelaskan bahwa

meningkatkan kesejahteraan stakeholders merupakan bagian dari upaya menjadi

rahmatan lil’alamin dan menjadi tujuan ekonomi syariah. Kesejahteraan yang

dimaksud adalah kesejahteraan material dan spiritual (nafs, faith, intellect,

posterity, dan wealth). Kesejahteraan dalam tujuan syariah, dinyatakan Al Ghazali

Page 39: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

26

(2012: 3), tidak diperuntukkan bagi pemilik modal saja, namun bagi kepentingan

semua stakeholders (maslahah).

2.1.3.3. Prinsip Maslahah (Kepentingan Masyarakat)

Al-Shatibi mengkategorikan maslahah dalam tiga kelompok yaitu:

essentials (daruriyyat), complementary (hajiyyat), dan embellishment

(tahsiniyyat). Secara sederhana digambarkan sebagi berikut (Dusuki, 2007: 32-33)

Level yang pertama yaitu daruriyyat didefinisikan oleh Al-Shatiby sebagai

pemenuhan kepentingan-kepentingan pokok dalam hidup yang berkaitan dengan

pencapaian tujuan syariah yaitu melindungi faith (iman), life (kehidupan), intellect

(akal), posterity (keturunan), dan wealth (harta). Komponen daruriyyat dalam

piramida maslahah berada pada lapisan pertama, hal ini menunjukkan bahwa

pemenuha kebutuhan atau melindungi kepentingan yang berkaitan dengan

daruriyat merupakan prioritas yang harus dilakukan. Implikasinya dalam tanggung

jawab soosial perusahaan adalah bank syariah harus mengutamakan kepentingan

yang berkaitanndengan daruriyyat merupakan prioritas yang harus dilakukan.

Adapun level kedua adalah hajiyyat dijelaskan oleh Al-Shatiby merujuk

pada kepentingan tambahan yang apabila diabaikan akan menimbulkan kesulitan

tapi tidak sampai merusak kehidupan normal. Dengan kata lain, kepentingan perlu

dipertimbangkan untuk mengurangi kesulitan atau mempermudah sehingga

kehidupan akan terhindar dari kesusahan.

Page 40: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

27

Level ketiga dari piramida maslahah adalah prinsip tahsiniyyat.

Kepentingan yang harus dipertimbangkan pada level ini adalah kepentingan yang

berfungsi menyempurnakan kepentingan pada level sebelumnya. Dalam level ini

bank syariah diharapkan menjalankan kewajiban tanggung jawabsosial dengan

melakukan hal-hal yang dapat membantu menyempurnakan kondisi kehidupan

stakeholdernya.

Menurut Meutia (2010: 196), mengutamakan kepentingan masyarakat

(umat) dalam bentuk menjaga keimanan, kehidupan, keturunan, intelektual, dan

kesejahteraan merupakan tujuan ekonomi syariah, yang seharusnya menjadi

prioritas dari bank syariah. Penggunaan prinsip maslahah sangat penting dalam

praktik pengungkapan tanggung jawab sosial perbankan syariah. Menurut Meutia

(2010: 229) dalam hal ini level maslahah yang diajukan Al-Shatibi dapat

memberikan panduan yang jelas mengenai kepentingan apa dan siapa yang harus

didahulukan supaya tidak timbul ketidakadilan. Dusuki (2007) menilai bahwa

klasifikasi maslahah berhubungan dan punya keterkaitan yang erat dengan tujuan

syariah yaitu memastikan bahwa kepentingan masyarakat dilindungi secara baik.

Tahsiniyyat(Embellishment)

Hajiyyat(Complementary)

Daruriyat(Essentials)

Gambar 2.1.Piramida Maslahah

Sumber: Duzuki (2007: 5)

Page 41: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

28

2.1.4.Syariah Enterprise Theory (SET)

Syariah Enterprise Theory merupakan enterprise theory yang telah

diinternalisasi dengan nilai-nilai Islam guna menghasilkan teori yang

transendental dan lebih humanis. Enterprise theory, seperti telah dibahas oleh

Triyuwono (2007: 4), merupakan teori yang mengakui adanya

pertanggungjawaban tidak hanya kepada pemilik perusahaan saja melainkan

kepada kelompok stakeholders yang lebih luas. Enterprise theory mampu

mewadahi kemajemukan masyarakat (stakeholders), hal yang tidak mampu

dilakukan oleh proprietary theory dan entity theory. Hal ini karena konsep

enterprise theory menunjukkan bahwa kekuasaan ekonomi tidak lagi berada di

satu tangan (shareholders), melainkan berada pada banyak tangan, yaitu

stakeholders. Konsep enterprise theory lebih menyerupai stakeholders theory,

karena kedua teori ini mengakui keberadaan stakeholder sebagai pemegang

kepentingan dan tanggung jawab perusahaan. Kedua konsep ini lebih sarat

dengan nilai-nilai kapitalisme. Selain itu, dalam teori tersebut mencakup nilai-

nilai syariah (keadilan, rahmatan lil alamin, dan maslahah), karena dalam konsep

enterprise theory dan stakeholders theory dijelaskan bahwa kesejahteraan tidak

hanya diperuntukkan bagi pemilik modal, melainkan bagi kepentingan semua

stakeholder (manusia). Menurut para ahli, enterprise theory ini lebih tepat untuk

suatu sistem ekonomi yang mendasarkan diri pada nilai-nilai syariah, karena

menekankan akuntabilitas yang lebih luas. Hal ini sebagaimana dinyatakan

Triyuwono (2007: 2) bahwa diversifikasi kekuasaan ekonomi ini dalam konsep

Page 42: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

29

syari’ah sangat direkomendasikan, mengingat syariah melarang beredarnya

kekayaan hanya di kalangan tertentu saja. Namun demikian, enterpise theory perlu

dikembangkan lagi agar memiliki bentuk yang lebih dekat lagi dengan syari’ah.

Pengembangan dilakukan sedemikian rupa, hingga akhirnya diperoleh bentuk

teori dikenal dengan istilah Syariah Enterprise Theory (SET) Triyuwono (2007:

3). Syariah Enterprise Theory (SET) tidak hanya peduli pada kepentingan

individu (dalam hal ini pemegang saham), tetapi juga pihak-pihak lainnya. Oleh

karena itu, SET memiliki kepedulian yang besar pada stakeholders yang luas.

Menurut SET, stakeholders meliputi Allah, manusia, dan alam. Triyuwono (2007:

4-5) Allah merupakan pihak paling tinggi dan menjadi satu-satunya tujuan hidup

manusia. Dengan menempatkan Allah sebagai stakeholder tertinggi, maka tali

penghubung agar akuntansi syari’ah tetap bertujuan pada “membangkitkan

kesadaran ketuhanan” para penggunanya tetap terjamin. Konsekuensi menetapkan

Allah sebagai stakeholder tertinggi adalah digunakannya sunnatullah sebagai

basis bagi konstruksi akuntansi syari’ah. Intinya adalah bahwa dengan

sunnatullah ini, akuntansi syari’ah hanya dibangun berdasarkan pada tata-aturan

atau hukum-hukum Allah. Stakeholder kedua dari SET adalah manusia. Di sini

dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu direct-stakeholders dan indirect–

stakeholders. Direct-stakeholders adalah pihak-pihak yang secara langsung

memberikan kontribusi pada perusahaan, baik dalam bentuk kontribusi keuangan

(financial contribution) maupun non-keuangan (non-financial contribution).

Karena mereka telah memberikan kontribusi kepada perusahaan, maka mereka

mempunyai hak untuk mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan. Sementara,

Page 43: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

30

yang dimaksud dengan indirect-stakeholders adalah pihak-pihak yang sama sekali

tidak memberikan kontribusi kepada perusahaan (baik secara keuangan maupun

non-keuangan), tetapi secara syari’ah mereka adalah pihak yang memiliki hak

untuk mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan. Golongan stakeholder terakhir

dari SET adalah alam. Alam adalah pihak yang memberikan kontribusi bagi mati-

hidupnya perusahaan sebagaimana pihak Allah dan manusia. Perusahaan eksis

secara fisik karena didirikan di atas bumi, menggunakan energi yang tersebar di

alam, memproduksi dengan menggunakan bahan baku dari alam, memberikan

jasa kepada pihak lain dengan menggunakan energy yang tersedia di alam, dan

lain-lainnya. Namun demikian, alam tidak menghendaki distribusi kesejahteraan

dari perusahaan dalam bentuk uang sebagaimana yang diinginkan manusia.

Wujud distribusi kesejahteraan berupa kepedulian perusahaan terhadap kelestarian

alam, pencegahan pencemaran, dan lain-lainnya. Meutia (2010: 49) menyatakan

bahwa teori yang paling tepat untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial

perusahaan, dalam hal ini bank syariah, adalah Syariah Enterprise Theory (SET).

Hal ini karena dalam syariah enterprise theory, Allah adalah sumber amanah

utama. Sedangkan sumber daya yang dimiliki oleh para stakeholders adalah

amanah dari Allah yang di dalamnya melekat sebuah tanggung jawab untuk

menggunakan dengan cara dan tujuan yang ditetapkan oleh Sang Maha Pemberi

Amanah. Syariah enterprise theory merupakan penyempurnaan dari tiga teori

motivasi CSR, yaitu agency theory, legitimacy theory, dan stakeholder theory.

Agency theory yang mana teori ini hanya mengedepankan kepentingan principal

(pemegang saham). Legitimacy theory merupakan teori yang berdasarkan nilai-

Page 44: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

31

nilai sosial atau peraturan yang berlaku di masyarakat. Sedangkan stakeholder

theory merupakan teori yang mengutamakan kepentingan stakeholders, akan

tetapi stakaholders yang dimaksud dalam teori tersebut adalah manusia. Berbeda

dengan stakeholders yang dimaksud dalam syariah enterprise theory yaitu Allah,

manusia, dan alam.

Secara implisit dapat kita pahami bahwa SET tidak mendudukkan manusia

sebagai pusat dari segala sesuatu sebagaimana dipahami oleh antroposentrisme.

Tapi sebaliknya, SET menempatkan Allah sebagai pusat dari segala sesuatu. Allah

menjadi pusat tempat kembalinya manusia dan alam semesta. Oleh karena itu,

manusia di sini hanya sebagai wakilNya (khalitullah fil ardh) yang memiliki

konsekuensi patuh terhadap semua hukum-hukum Allah. Kepatuhan manusia (dan

alam) semata-mata dalam rangka kembali kepada Allah dengan jiwa yang tenang.

Proses kembali ke Allah memerlukan proses penyatuan melekat di dalamnya.

(Triyuwono, 2007: 5). Berikut ini lebih jelas di gambarkan dalam table 2.1

perbedaan keempat teori-teori tersebut pada halaman berikutnya.

Page 45: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

32

Table 2.1.Perbedaan Agency Theory, Legitimacy Theory, Stakeholders Theory, dengan

Syariah Enterprise Theory (SET)

Agency Theory LegitimacyTheory

StakeholdersTheory

Syariah EnterpriseTheory (SET)

Manajerbertanggung jawabmenjalankanperusahaansesuaikeinginanprincipal(pemilikperusahaan)

Berorientasimemaksimalkan labaperusahaan.

PerusahaanmelaporkanCSR hanyauntukmenjagahubunganbaik denganstakeholders.

Perusahaanbertanggungjawabkepadamasyarakat.

Menjalankanperusahaansesuaidenganaturan-aturan yangberlakudalammasyarakat.

PengukuranCSR bersifatmandatory(wajib)denganmempertimbangkan hak-hak publicsecaraumum.

Perusahaanbertanggungjawab kepadaparastakeholders(manusia)

Berorientasipadakesejahteraanstakeholdersperusahaan.

Pengungkapan CSRsebagai alatuntukberkomunikasi denganstakeholders.

Allah sebagaipusatpertanggungjawaban.

Menjalankanperusahaansesuai dengancara & tujuansyariah

Kepedulianterhadapstakeholdersyang luas (AllahSWT, manusia& alam)

PengungkapanCSR sebagaiwujudpertanggungjawabanterhadapamanah dariAllah SWT.

Sumber Syuhada Mansyur (2012)

2.1.5. Konsep dan Karakteristik Syariah Enterprise Theory dalam

pengungkapan laporan Tahunannya.

Page 46: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

33

Menurut akuntansi syariah idealis, digunakannya syariah enterprise theory

sebagai konsep dasar teoritis berdampak pada kekhasan pencatatan transaksi dan

akuntabilitas laporan. Konsekuensi dari diterimanya syariah enterprise theory

sebagai dasar pengembangan teori syariah adalah pengakuan income dalam

bentuk nilai tambah (value-added), bukan income dalam pegertian laba (profit).

Syariah nterprise theory memiliki cakupan akuntabilitas yang lebih luas

dibandingkan dengan entity theory. Akuntabilitas yang dimaksud adalah

akuntabilitas kepada Tuhan, manusia, dan alam (Triyuwono: 2006a). Bentuk

akuntabilitas semacam ini berfungsi sebagai tali pengikat agar akuntansi syariah

selalu terhubung dengan nilai-nilai yang dapat “membangkitkan kesadaran

ketuhanan.” Konsep dari syariah enterprise theory yaitu tujuan laporan keuangan

syari’ah yang didefinisikan sebagai realisasi akuntabilitas dan penyampaian

informasi sesuai tujuan akuntansi syari’ah yang terekam dalam bentuk laporan

keuangan syariah dan memiliki prinsip-prinsip maupun karakter khas.

Karakter syariah enterprise theory dalam laporan keuangan memiliki sifat

material-spiritual, egoistis-altruistis, kuantitatif-kualitatif dan ketundukan-

kreativitas. Prinsip dan Karakter laporan keuangan inilah yang menjadi dasar

terbentuknya teknologi akuntansi syariah dan sekaligus terbentuk dari realitas

bisnis masyarakat Muslim. Teknologi tersebut dinamakan Trilogi Laporan

Keuangan Syariah. Menurut Aji Dedi Mulawarman (2006) Trilogi Laporan

Keuangan Syari’ah merupakan kesatuan alur ma’isyah (bekerja) untuk mencari

rezeki (rizq) penuh barokah sehingga berdampak pada maal (kekayaan). Kesatuan

alur memiliki tujuan laporan keuangan untuk merealisasikan akuntabilitas dan

Page 47: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

34

penyampaian informasi sesuai tujuan akuntansi syari’ah yang terekam dalam

bentuk laporan arus kas syari’ah berbasis ma’isyah, laporan nilai tambah syari’ah

berbasis rizq, dan neraca syariah berbasis maal.

2.1.6. Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Meutia (2010: 243) mengatakan terdapat beberapa dimensi yang

ditawarkan oleh syariah enterprise theory dalam pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan, terutama oleh perbankan syariah. Dimensi-dimensi tersebut,

adalah akuntabilitas vertikal dan akuntabilitas horizontal.

Akuntabilitas vertical ini, ditujukan hanya kepada Allah. Beberapa contoh

item yang bertujuan menunjukkan akuntabilitas vertical kepada Allah menurut

syariah enterprise theory adalah adanya opini Dewan Pengawas Syariah dan

adanya pengungkapan mengenai fatwa dan aspek operasional yang dipatuhi dan

tidak dipatuhi beserta alasannya. Sedangkan akuntabilitas horizontal,

ditujukankepada tiga pihak, yaitu direct stakeholders, indirect stakeholders, dan

alam. Pihak-pihak yang disebut direct stakeholders menurut syariah enterprise

theory adalah nasabah dan karyawan. Sedangkan pihak yang termasuk indirect

stakeholders menurut syariah enterprise theory adalah komunitas.

Beberapa item pengungkapan tanggung jawab sosial yang menunjukkan

akuntabilitas horizontal kepada nasabah menurut syariah enterprise theory adalah

adanya pengungkapan kualifikasi danpengalaman anggota Dewan Pengawas

Syariah (DPS), laporan tentang dana zakat dan qardhu lhasan serta audit yang

dilakukan terhadap laporan tersebut, informasi produk dan konsep syariah yang

Page 48: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

35

mendasarinya, penjelasan tentang pembiayaan dengan skema Profit and Loss

Sharing (PLS), dan penjelasan tentangkebijakan/usaha untuk mengurangi

transaksi non-syariah di masa mendatang. Sedangkan, beberapa item yang

mengungkapkan adanya akuntabilitas horizontal kepada karyawan menurut

syariah enterprise theory adalah adanya pengungkapan mengenai kebijakan

tentang upah dan renumerasi, kebijakan mengenai pelatihan yang meningkatkan

kualitas spiritual karyawan dan keluarganya, ketersediaan layanan kesehatan dan

konseling bagi karyawan, dan kebijakan non dikriminasi yang diterapkan pada

karyawan dalam hal upah, training, dan kesempatan meningkatkan karir.

Beberapa item yang menunjukkan akuntabilitas kepada indirect

stakeholders, dalam hal ini komunitas, berdasarkan syariah enterprise theory.

Item tersebut antara lain adanya pengungkapan tentang inisiatif untuk

meningkatkan akses masyarakat luas atas jasa keuangan bank Islam, kebijakan

pembiayaan yang mempertimbangkan isu-isu diskriminasi dan HAM, kebijakan

pembiayaan yang mempertimbangkan kepentingan masyarakat banyak, dan

kontribusi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat

dibidang agama, pendidikan, dan kesehatan. Sedangkan item pengungkapan yang

menunjukkan akuntabilitas horizontal kepada alam menurut syariah enterprise

theory adalah adanya pengungkapan tentang kebijakan pembiayaan yang

mempertimbangkan isu-isu lingkungan, menyebutkan jumlah pembiayaan yang

diberikan kepada usaha-usaha yang berpotensi merusak lingkungan dan alasan

memberikan pembiayaan tersebut, dan usaha-usaha untuk meningkatkan

kesadaran lingkungan pada pegawai.

Page 49: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

36

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai CSR telah banyak dilakukan baik di Indonesia

maupun di negara lainnya. Penelitian-penelitian tersebut meneliti tentang berbagai

aspek tentang CSR, mulai dari motivasi dan praktik tanggung jawab sosial, hingga

hal-hal yang mempengaruhi bentuk praktik dan pengungkapan CSR. Berikut ini

adalah beberapa contoh penelitian terdahulu tentang CSR:

Patten (1992) memfokuskan pada perubahan tingkat pengungkapan

lingkungan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan minyak Amerika Utara,

selain hanya Exxon Oil Company, baik sebelum dan sesudah kejadian Exxon

Valdez di Alaska pada tahun 1989. Dia berargumen bahwa jika tumpahan minyak

Alaska mengakibatkan ancaman bagi legitimasi industry perminyakan, dan tidak

hanya untuk Exxon, maka teori legitimasi akan menunjukkan bahwa perusahaan

yang beroperasi dalam industri tersebutakan merespon dengan meningkatkan

jumlah pengungkapan lingkungan dalam laporan tahunan mereka. Hasil Patten

menunjukkan bahwa ada peningkatan pengungkapan lingkungan oleh perusahaan-

perusahaan minyak untuk periode pasca-1989, konsisten dengan perspektif

legitimasi.

Gray et al. (1995) melakukan penelitian mengenai Corporate Social

Responsibility Disclosure dengan studi longitudinal pengungkapan sosial dan

lingkungan Inggeris 1979-1991 terkait tren untuk teori legitimasi, dengan

referensi khusus untuk strategi Lindblom. Hasil penelitian tersebut menyatakan

Page 50: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

37

bahwa teori legitimasi lebih tepat untuk menjelaskan alasan pengungkapan

tanggungjawab sosial perusahaan.

Deegan dan Gordon (1996) menggunakan teori legitimasi untuk

menjelaskan bagaimana pengungkapan sosial dalam laporan tahunan berubah

tren dari waktu ke waktu, serta pengungkapan lingkungan yang berkaitan

dengan masalah kelompok lingkungan. Mereka menemukan pengungkapan

meningkat dari waktu ke waktu terkait dengan keanggotaan kelompok lingkungan

yang meningkat. Pengungkapan kebanyakan ada hubungan positif antara

sensitivitas lingkungan industry dan pengungkapan.

Zappi (2007) melakukan penelitian tentang CSR, dari sudut pandang

Asosiasi Perbankan Italia (Associazione Bancaria Italiana – ABI) sebagai

manajemen strategic perusahaan, yang berorientasi multistakeholder dan berhati-

hati dalam menghasilkan nilai bagi pihak-pihak yang berhubungan dan

bertransaksi sehari-hari. Penelitian ini menghasilkan pendekatan modular bagi

CSR dan kebutuhan akan CSR terintegrasi bagi bank yang “ berorientasi strategik

fundamental”, untuk 39 mengarahkan CSR ke jantung teori dan praktek bisnis.

Penelitian ini juga memberikan kesimpulan bahwa teori stakeholders adalah

teori yang sangat cocok untuk mendorong praktik CSR yang dilakukan

perusahaan.

Achua (2008) berusaha untuk memaparkan teori tentang CSR dan

meninjaunya pada peraturan dan praktik yang berkaitan dengan sistem

perbankan di Nigeria. Penelitian ini menemukan bahwa sifat mementingkan diri

sendiri, lemahnya kebijakan yang dibuat, lingkungan makro ekonomi yang tidak

Page 51: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

38

menguntungkan, dan praktik korupsi pada system perekonomian menjadi

hambatan utama pelaksanaan CSR pada sistem perbankan Nigeria. Penelitian

ini menjelaskan bahwa stakeholders theory merupakan motivasi yang baik bagi

perusahaan untuk melaksanakan pelaporan CSR, jika dibandingkan dengan

agency theory dan legitimacy theory. Penelitian-penelitian di atas menjelaskan

tentang stakeholders theory dan legitimacy theory yang menjadi motivasi

perusahaan untuk melaporkan CSR. Selain penelitian CSR yang ditinjau dari teori

yang menjadi motivasinya, ada juga penelitian yang menjelaskan pelaporan CSR

yang berhubungan dengan nilai-nilai syariah. Penelitian tersebut meneliti tentang

pelaporan CSR pada lembaga keuangan islam, dan bentuk-bentuk pelaporan

CSR yang seharusnya dilakukan oleh lembaga keuangan islam. Berikut beberapa

contoh penelitian tentang CSR dalam perspektifislam:

Farook dan Lanis (2005) meneliti transparansi pengungkapan CSR pada

perbankan syariah. Tidak jauh berbeda dengan Farook dan Lanis (2005),

penelitian Maali dkk (2006) juga membahas tentang transparansi pengungkapan

CSR perbankan syariah di Iran. Hasil dari penelitian keduanya adalah bank

syariah yang disurvei mempunyai komitmen yang rendah dan terbatas terhadap

praktek CSR, terutama terhadap isu lingkungan.

Dusuki dan Dar (2005) meneliti tentang persepsi stakeholders terhadap

pelaksanaan CSR perbankan syariah Malaysia. Hasil dari penelitian ini adalah

stakeholders memiliki persepsi positif terhadap pengungkapan CSR perbankan

syariah, karena mereka beranggapan bahwa pengungkapan CSR merupakan salah

satu hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih jasa perbankan.

Page 52: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

39

Sairally (2005) meneliti pelaksanaan CSR 250 lembaga keuangan syariah

di dunia. Hasilnya adalah 87,5% lembaga keuangan mengalokasikan dana yang

sedikit untuk menjalankan CSR. Menurut Sairally alokasi dana yang minimum

ini menunjukkan bahwa semangat pelaksanaan CSR lembaga keuangan islam di

dunia sangat rendah.

Muhammad Yasir Yusuf (2010), melakukan penelitian tentang

bagaimana bentuk kebijakan yang seharusnya dilaksanakan oleh perbankan

syariah dalam menjadikan CSR bermanfaat untuk menciptakan pemerataan

kesejahteraan ekonomi masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah penggunanan

Maslahah dan Maqasid Syariah dalam penentuan 41 kebijakan pelaksanaan CSR

dapat membantu pengelolah bank syariah untuk menyelesaikan pilihan-pilihan

rumit, konflik kepentingan antara stakeholders dan benturan-benturan dalam

pelaksanaan program CSR.

Astarini (2014), meneliti tentang peran penyaluran dana CSR

terhadap kepercayaan nasabah bank Syariah Mandiri. Penelitian ini

menggunakan analisis kuantitatif dengan sampel 50 orang nasabah bank Syariah

Mandiri cabang Makassar. Hasilnya adalah CSR terbukti meningkatkan

kepercayaan nasabah bank syariah Mandiri. Dari penelitian-penelitian di atas

ditemukan bahwa, sebagian besar alasan perusahaan melaporkan CSR adalah

berdasarkan legitimacy theory dan stakeholder theory. Beberapa penelitian di atas

juga membahas bagaimana transparansi, dan bentuk kebijakan dalam pelaksanaan

CSR.

Page 53: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

40

Beberapa penelitian di atas, belum ada penelitian yang mengkaji tentang

kesesuaian pelaksanaan pelaporan CSR perbankan syariah dan nilai-nilai islam

dalam laporan keuangannya. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba melakukan

analisis deskriptif terhadap praktik pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan dan penerapan konsep Syariah Enterprise Theory pada laporan

tahunan PT Bank Sulselbar Syariah cabang Makassar.

2.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka merupakan suatu model dari hasil pengetahuan terhadap

fenomena bisnis yang dipadukan dengan teori yang dipergunakan, Purhantara

(2010: 35). Peneliti merumuskan pemikiran pada gambar berikut.

Catatan: Arah panah dan gambar tidak menunjukkan korelasi, tetapi menunjukkan

logika berfikir dalam memahami & menganalisis pengungkapan CSR

perbankan syariah.

CSR

kesimpulan

PT. Bank Sulselbar SyariahCbg Makassar

Pengungkapan CSR &Laporan Tahunan

Syariah EnterpriseTheory

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran

Rekomendasi

Page 54: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

41

Penerapan lebih detail mengenai bagan alur kerangka pemikiran pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. CSR, menurut para ahli Corporate Socia Responsibilty (CSR) adalah suatu

bentuk tindakan etis perusahaan/bisnis yang diarahkan untuk

meningkatkan ekonomi, yang dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup

bagi karyawan, masyarakat dan alam sekitar perusahaan.

2. PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar (Perbankan Syariah),

menurut undang-undang perbankan syariah No. 21 tahun 2008 tentang

perbankan syariah pasal 1 disebutkan bahwa perbankan syariah adalah

segala sesuatu yang menyangkut perbankan syariah dan unit usaha syariah,

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya.

3. Pemungkapan CSR , implementasi CSR membutuhkan pelaporan yang

berguna dalam menginformasikan serta mengkomunikasikan bentuk

pertanggungjawaban kepada stakeholder. Untuk itu pengungkapan CSR

begitu strategis menginisiasi opini stakeholder agar meningkatkan repotasi

dan kontribusi perusahaan secara nyata.

4. Set, Meutia (2010: 49) dalam Mansyur (2012: 42) menyatakan bahwa teori

yang paling tepat untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial

perusahaan, dalam hal ini bank syariah, adalah Syariah Enterprise Theory

(SET). Hal ini karena dalam syariah enterprise theory, Allah adalah

sumber amanah utama. Sedangkan sumber daya yang dimiliki oleh para

stakeholders adalah amanah dari Allah yang di dalamnya melekat sebuah

Page 55: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

42

tanggung jawab untuk menggunakan dengan cara dan tujuan yang

ditetapkan oleh Sang Maha Pemberi Amanah. SET mengakui bahwa

stakeholders meliputi Allah, manusia, dan alam.

5. Peneliti melakukan analisis deskriptif kualitatif terhadap pengungkapan

CSR dan aplikasi konsep syariah enterprise theory yang dilakukan oleh

perbankan syariah dalam laporan CSR dan laporan keuangan tahunannya

untuk menemukan kesesuaian dari tujuan yang ingin dicapai peneliti.

Analisis dilakukan secara bertahap sampai ke pengungkapan interpertasi

dan kesimpulan, selanjutnya peneliti merumuskan rekomendasi kepada

pihak perbankan syariah dalam hal ini Bank Sulselbar Syariah cabang

Makassar untuk mengembangkan praktik pngungkapan CSR dan laporan

keuangan secara syariah.

Page 56: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penilitian kualitatif, agar relevan dengan

tujuan dalam penelitian ini, maka desain penelitian menggunakan metode

kualitatif dengan pendekatan deskriptif sebagai metode analisis utama. Metode

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana

peneliti adalah elemen kunci. Metode kualitatif (Strauss dan Corbin, 2003),

digunakan untuk mengungkap dan meneliti sesuatu dibalik fenomena yang

sedikit pun belum diketahui. Dengan pendekatan kualitatif diharapkan mampu

menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan perilaku yang

dapat diamati dari suatu individu, kelompok sosial, dan komunitas tertentu.

Dalam penelitian ini tidak dirumuskan hipotesis terlebih dahulu karena

peneliti berusaha mengamati bagaimana penerapan CSR yang dilakukan oleh

Bank Syariah Mandiri Juga hubungan antara variabel tidak akan di uji

kebenarannya baik secara vertical maupun evaluatif karena metode analisis utama

yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar yang

berlokasi di Jalan Sam Ratulangi No. 7 Makassar, dengan menggunakan

Page 57: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

44

Corporate Social Responsibilty Report pada laporan tahun 2015. Adapun waktu

penilitian kurang lebih memerlukan waktu selama 1 bulan.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang

merupakan data yang disajikan dalam kata-kata yang mengandung makna.

Sedangkan sumber data penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data

primer, peneliti meneliti secara langsung pada objek penelitian dengan cara

mengadakan wawancara langsung pada bagian manajemen terkait laporan CSR.

Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Corporate Social

Responsibility milik PT. Bank Sulselbar Syariah yang diperoleh situs resmi PT.

Bank Sulselbar Syariah. Corporate Social Responsibilty Report PT. Bank

Sulselbar Syariah tahun 2015. Menurut Purhantara (2010: 79) data sekunder

merupakan data atau informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari objek

penelitian yang bersifat publik, yang terdiri atas struktur organisasi data kearsipan,

dokumen, laporan-laporan serta buku-buku dan lain sebagainya yang berkenaan

dengn penelitian

.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah:

1. Wawancara yaitu dengan melakukan komunikasi secara langsung pada

pihak terkait yang dalam hal ini yaitu Bank Sulselbar Syariah dengan

Page 58: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

45

cara memberikan sejumlah pertanyaan untuk mendapatkan data dan

informasi secara jelas dan lengkap.

2. Dokumenter, dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyalin,

melihat, serta mengevaluasi laporan serta dokumen-dokumen yang

terkait dengan objek penelitian.

3. Studi Pustaka, data dan informasi yang bersifat kualitatif diperoleh

dengan memperkaya bacaan yang berasal dari berbagai literatur.

Sebagian literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

buku-buku, jurnal penelitian, makalah penelitian, dan internet resesrch

3.5. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis tingkat kesesuaian Corporate Social Responsibilty

(CSR) dan aplikasi syaiah enterprise theory pada perbankan syariah, penulis

menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.

Menurut Widi (2010: 80), penelitian deskriptif adalah suatu metode

penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan subjek/objek penelitian

kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan kenyataan yang sedang

berlangsung pada saat ini selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan

masalahnya.

Purhantara (2010: 39) mengatakan analisis data kualitatif di dalam

penelitian bisnis sangat dipengaruhi oleh fungsi dan aktifitas bisnis.

Page 59: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

46

Meutia (2010: 243) dalam Mansyur (2012: 35) merumuskan daftar item

mengenai pengungkapan CSR pada perbankan syariah yang terbagi menjadi dua

dimensi, yaitu:

1. Akuntabilitas Vertikal (Tuhan)

2. Akuntabilitas Horisontal, terdiri dari Direct dan Indirect

Stakeholders serta alam.

Terdapat 47 item pengungkapan CSR secara keseluruhan dari dua dimensi

yang dirumuskan dalam perbankan syariah. Untuk menemukan kesesuaian

pengungkapan CSR dan aplikasi konsep SET oleh Bank Sulselbar Syariah, penulis

melakukan analisis terhadap laporan tahunan CSR pada Bank Sulselbar Syariah.

Analisis dilakukan dengan cara melakukan Cross Check terhadap item-item yang

diungkapkan dalam laporan tahunan CSR Bank Sulselbar Syariah sebagai berikut:

1. Akuntabilitas Vertikal (Tuhan): Terdiri dari 2 item dengan prioritas D

2. Akuntansi Horisontal

a. Direct Stakeholder (Nasabah): Terdiri dari 17 item dengan prioritas

D dan H

b. Direct Stakeholder (Karyawan): Terdiri dari 10 item dengan

prioritas D, H, dan T

c. Indirect Stakeholder (Masyarakat): Terdiri dari 9 item dengan

prioritas D, H, dan T

d. Akuntabilitas Horisontal (Alam): Terdiri dari 9 item dengan

prioritas D, H, dan T

Page 60: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

47

Keterangan :

D = Daruriyyat (Sangat Penting)

H = Hajiyyat (Pelengkap)

T = Tahsiniyyat (Hiasan)

Sedangkan untuk menganalisis aplikasi konsep SET pada laporan tahunan

Bank Syariah Mandiri penulis menggunakan metode analisis data kuantitatif yaitu

dengan menganalisis laporan nilai tambah Sulselbar Syariah.

1. Tahap Analisis Data

Lankah-langkah pokok yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Membaca dan menganalisis praktek laporan tanggung jawab sosial

perusahaan yang telah dilakukan Bank Sulselbar Syariah.

2. Membuat suatu uraian terperinci mengenai pelaporan tanggung jawab

sosial perusahaan (CSR) Bank Sulselbar Syariah.

3. Menurunkan konsep teoritis pengungkapan CSR berdasarkan konsep

Syariah sebagai pijakan dasar pelaporan CSR Bank Sulselbar Syariah.

4. Menganalisis kesesuaian pelaporan CSR dan laporan keuangan

perbankan syariah dengan teori yang diajukan. Analisis dilakukan

dengan menggunakan konsep-konsep dalam Syariah Enterprise

Theory (SET) yang telah dilakukan Bank Sulselbar Syariah.

5. Memberikan kesimpulan atas penerapan CSR dan pengungkapan

laporan keuangan perbankan syariah, apakah sudah sesuai atau tidak.

Pada tahap ini, penulis juga dapat memberikan saran bagaimana

Page 61: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

48

penerapan CSR dan pengungkapan laporan tahunan yang sesuai

dengan konsep Syariah Enterprise Theory (SET).

Page 62: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

49

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Sejarah Singkat PT. Bank Sulselbar Syariah

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di Makassar pada

tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi

Selatan Tenggara sesuai dengan Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95

tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman

No. 67 tanggal 13 Juli 1961 nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi

Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan

Tenggara.

Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No.

002 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah

Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I

Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000. Dengan

pemisahan antara Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Propinsi

Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.

Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan penetapan

modal dasar menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan

dengan sebutan Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD).

Page 63: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

50

Selanjutnya dalam rangka perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD)

menjadi Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 tahun

2003 tentang Perubahan Status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah

Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan Modal Dasar Rp. 650.000.000.000

yang akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541.HT.01.01 tanggal

29 Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat Bank Sulsel, dan telah

diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 13 tanggal 15 Februari

2005, Tambahan No. 1655/2005.

Pada tanggal 10 Februari 2011, telah dilakukan Rapat Umum Pemegang

Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang dilakukan secara circular resolution dan

Keputusan RUPS LB tersebut telah disetujui secara bulat oleh para pemegang

saham. Keputusan RUPS LB tersebut telah dibuatkan aktanya oleh Notaris

Rakhmawati Laica Marzuki, SH dengan Akta Pernyataan Tentang Keputusan Para

Pemegang Saham sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan

Terbatas PT. Bank Sulsel, Nomor 16 Tanggal 10 Februari 2011. Dimana dalam

Akta tersebut para pemegang saham memutuskan untuk merubah nama PT. Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT. Bank Sulsel menjadi PT.

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat PT.

Bank Sulselbar.

Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU-11765.AH.01.02. Tahun 2011 Tentang

Page 64: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

51

Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Disamping itu, perubahan

nama ini juga telah memperoleh Persetujuan Bank Indonesia berdasarkan kepada

Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor: 13/32/KEP. GBI/2011 Tentang

Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas nama PT. Bank Pembangunan Daerah

Sulawesi Selatan Disingkat PT. Bank Sulsel Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT.

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Disingkat PT.

Bank Sulselbar.

Pada tahun 2007, PT. Bank Sulselbar telah membentuk Unit Usaha

Syariah. Berkaitan dengan hal tersebut telah dibentuk Dewan Pengawas Syariah

sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sulsel No. SK/029/DIR tanggal

26 April 2007 tentang pengangkatan Dewan Pengawas Syariah PT. Bank Sulsel

dan SK Direksi No. SK/034/DIR tanggal 11 Mei 2007 tentang Personalia Dewan

Pengawas Syariah PT. Bank Sulsel, telah ditunjuk personalia sebagai berikut :

1. Prof. DR. H. Halide = Ketua

2. AG. H. Sanusi Baco, Lc = Anggota

3. DR. Mukhlis Sufri, SE, M.Si = Anggota

Bank Sulselbar Syariah merupakan Unit Usaha Syariah dari PT. Bank

Sulsel. Unit ini mulai beroperasi pada bulan April 2007 dengan modal awal

Rp.10.328.992.500, kini memiliki aset sebesar Rp.21.893.000.000, dengan dana

pihak ketiga yang berhasil dihimpun sejumlah Rp.7.678.000.000, dan penyaluran

pembiayaan sebesar Rp.9.261.000.000, laba yang dihasilkan berjumlah

Rp.3.886.007.500. Adapun strategi yang ditempuah guna pengembangan Unit

Usaha Syariah ini antara lain :

Page 65: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

52

1. Menyalurkan pembiayaan syariah secara intensif baik melalui pola

executing, channeling, maupun aliansi dengan perbankan syariah yang ada

kepada sektor konsumtif maupun produktif terutama dengan pola

mudharabah.

2. Mengintensifkan penghimpun dana masyarakat berjangka panjang secara

berimbang dengan penyaluran pembiayaan syariah yang diberikan.

3. Mengembangkan produk simpanan berjangka dengan pola Mudharabah

yang mendukung penyediaan dana berjangka panjang.

4. Membuka akses layanan masyarakat yang lebih luas dengan office

channeling, pembukaan kantor cabang syariah baru serta kerja sama ATM.

5. Melakukan sosialisasi dan promosi secara intensif kepada masyarakat baik

melalui kerjasama dengan para ulama maupun media promosi dan

sosialisasi lainnya.

6. Meningkatkan kepada sumber daya manusia dalam service excellent serta

pemahaman konsep dan produk perbankan syariah.

7. Menerapkan Good Corporate Governance untuk menjaga citra perusahaan

di masyarakat dan menciptakan perbankan yang sehat dan terpercaya.

8. Meningkatkan permodalan Unit Usaha Syariah melalui mekanisme

internal maupun tambahan alokasi modal.

4.2. Visi dan Misi

Visi Bank Sulselbar adalah menjadi bank yang terbaik di kawasan

Indonesia Timur dengan dukungan manajemen dan sumber daya manusia yang

Page 66: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

53

profesional serta memberikan nilai tambah kepada Pemda dan masyarakat. Misi

Bank Sulselbar adalah :

1. Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi daerah.

2. Pemegang kas daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah.

3. Salah satu sumber pendapatan asli daerah.

4.3. Strutur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka yang menunjukkan pekerjaan untuk

mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta wewenang dan tanggung jawab tiap-

tiap anggota organisasi pada setiap pekerjaan. Selain itu struktur organisasi juga

sering disebut bagan atau skema organisasi yang merupakan gambaran skematis

tentang hubungan pekerjaan antara orang-orang yang terdapat dalam suatu badan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pencapaian sasaran suatu bank dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya sangat tergantung pada struktur organisasi

yang harus dibuat secara sederhana, efektif dan efisien. Berdasarkan uraian di

atas, maka akan disajikan struktur organisasi pada Bank Sulselbar Syariah, yang

dapat dilihat pada gambar 4.1 dihalaman berikutnya:

Page 67: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

54

Gambar 4.1.Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar

4.4. Uraian Tugas

Adapun perincian tugas (fungsi) dari masing-masing bagian yang ada dalam

perusahaan dapat dijelaskan satu persatu berikut ini:

1. Pemimpin Cabang

a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian seluruh target cabang

yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

PIMPINAN CABANG

PIMPINAN SEKSIUMUM DAN

PERSONALIA

SERVICE ASSISTANCE

PIMPINAN SEKSIPEMASARAN &

TREASURY

DRIVER

PIMPINAN SEKSIAKUNTANSI DAN

PELAPORAN

HEAD TELLER

FUNDING TELLER

SECURITY

Sumber : PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar

Page 68: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

55

b. Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas operasional cabang.

c. Melakukan supervisi terhadap setiap unit/seksi di cabang

pelaksanaan pencapaian target pemasaran dan operasional sesuai

ketentuan yang telah ditetapkan.

d. Bertanggung jawab terhadap penyaluran pembiayaan yang

disalurkan melalui cabang dan melakukan monitoring dan

pengawasan agar tetap comply-with dengan ketentuan yang telah

ditetapkan.

e. Bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas SDM cabang.

f. Bertanggung jawab atas kondisi cabang agar tetap kondusif.

g. Bertanggung jawab atas monitoring dan pembinaan terhadap

nasabah pembiayaan.

h. Penanggung jawab User Pimpinan Cabang.

i. Bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan cabang.

j. Membangun dan meningkatkan relationship dengan semua share-

holder dan stake-holder di wilayah kerja cabang

2. Pemimpin Seksi Umum & Personalia

a. Memonitoring pegawai

b. Membuat daftar gaji

c. Membuat daftar uang makan

d. Membuat surat-surat keluar

e. Mengagenda surat masuk

f. Menjaga barang inventaris kantor

Page 69: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

56

g. Membuat daftar ATI dan penyusutannya

h. Melaksanakan taksasi jaminan

i. Memonitoring kebutuhan ATC/ATK/ATI

j. Penanggungjawab User Kasie Umum

3. Pemimpin Seksi Pemasaran & Treasurya.

a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pembiayaan dan

targettarget operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

b. Menerima berkas permohonan pembiayaan.

c. Melakukan sosialisasi terhadap permohonan yang masuk.

d. Membuat usulan pembiayaan yang dinilai layak untuk diberikan

fasilitas pembiayaan.

e. Membina dan mengawasi seluruh account pembiayaan yang telah

disalurkan.

f. Menyampaikan laporan bulanan cabang ke kantor pusat ataupun ke

Bank Indonesia.

g. Membantu kasir pemasaran dalam pencapaian target funding.

h. Bertanggungjawab dalam proses pemberian pembiayaan yang

sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan pedoman produk

pembiayaan Bank Sulselbar.

4. Pemimpin Seksi Akuntansi dan Pelaporan

a. Memonitoring mutasi pada neraca dan laba rugi

b. Melakukan review transaksi teller

Page 70: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

57

c. Berkoordinasi dengan Teller, SA dan penanggungjawab VBS

secara langsung.

d. Melakukan konsolidasi RAK ataupun giro antar Bank dengan

Divisi UUS.

e. Melakukan koordinasi dengan kasie umum – pemasaran perihal

putusan pembiayaan.

f. Menjaga stabilitas cabang

g. Menjaga keharmonisan kinerja secara internal dan secara eksternal.

h. Menyampaikan laporan bulanan Cabang ke kantor pusat ataupun

ke Bank Indonesia.

i. Anggota komite kantor cabang

j. Penanggung jawab User Kasie Akuntansi dan Pelaporan

k. Penanggung jawab Kunci Ruang Khasanah

l. Penanggung jawab Kunci Brangkas

5. Head Teller

a. Melakukan transaksi tunai dan non tunai

b. Membuat laporan kas

c. Memonitoring posisi saldo kas

d. Pemegang kunci brankas

e. Penanggung jawab Usel Teller

6. Teller

Memberikan pelayanan dalam menghitung, mengontrol dana yang masuk

dan keluar kas dan bertanggung jawab kepada Head Teller.

Page 71: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

58

7. Service Assistance

a. Bertanggungjawab atas pelayanan kepada seluruh nasabah secara

prima.

b. Menjelaskan berbagai produk simpanan/pembiayaan kepada

nasabah secara efisien dan efektif dan tetap menjaga kerahasiaan

bank.

c. Memonitoring pembukaan rek. Simpanan secara reguler.

d. Melakukan koordinasi dengan Kasie Keuangan dan Teller perihal

Aktivasi Rek. Simpanan.

e. Menjaga keharmonisan kerja dengan seluruh bagian.

f. Mengupdate pengetahuan mengenai produk perbankan syariah,

menguasai materi KYC (Know Your Customer) pada saat

melakukan aktivasi pembukaan rekening simpanan.

g. Bertanggungjawab terhadap pencapaian target pendanaan dan

targettarget operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

h. Penanggungjawab user SA.

i. Memonitoring penggunaan materai.

8. Fungsi dan Tugas Security

a. Menjaga keamanan kantor dan sekitarnya

b. Mengontrol pegawai dan absensinya

c. Mengontrol lalulintas tamu

d. Menjaga barang inventaris kantor

e. Menjaga barang/kendaraan pegawai

Page 72: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

59

f. Membersihkan kantor dan halaman kantor

g. Membantu pegawai

h. Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh atasan

langsung.

i. Pengamanan terhadap cover dana

9. Driver

a. Mengantar pimpinan cabang

b. Mengantar pegawai

c. Memelihara kendaraan dinas

d. Membersihkan Kantor dan Halaman Kantor.

Page 73: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

60

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Corporate Social Responcibility (CSR) menurut Bank Sulselbar

Syariah

Corporate Social Responsibility (CSR) merujuk pada semua hubungan

yang terjadi antara perusahaan dengan semua stakeholders, termasuk pelanggan,

pegawai, komunitas, pemilik, pemerintah, supplier bahkan competitor. CSR

merupakan konsep di mana Bank Sulselbar secara sukarela menyumbangkan

sesuatu ke arah masyarakat yang lebih baik dan lingkungan hidup yang lebih

besih. Bank Sulselbar dalam menjalankan aktivitas bisnisnya selain berorientasi

pada profit atau keuntungan untuk kelangsungan bisnis, juga tetap memperhatikan

pembangunan lingkungan sosial ekonomi sebagai bentuk kepedulian Bank

Sulselbar dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan di sekitar wilayah

operasionalnya. Upaya tersebut dilakukan Bank Sulselbar melalui pelaksanaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).

Bank Sulselbar berkomitmen untuk dapat berperan serta dalam pembangunan

sosial dan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan

lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan, komunitas setempat, maupun

masyarakat pada umumnya. Dengan mengembalikan sebagian keuntungan kepada

masyarakat melalui bantuan CSR, Bank Sulselbar meyakini bahwa masyarakat

akan senantiasa memberikan dukungan bagi kelangsungan atau keberlanjutan

(sustainability) perusahaanya dalam jangka panjang. Program CSR mulai

Page 74: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

61

dilaksanakan Bank Sulselbar sejak 10 Februari 2011, yaitu dalam Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB). Dimana dalam akta tersebut para

pemegan saham memutuskan untuk merubah nama PT. Bank Pembangunan

Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT. Bank Sulsel menjadi PT. Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat PT. Bank

Sulselbar. Dan mulailah kegiatan-kegiatan CSR dilakukan secara lebih terpadu,

sistematik dan terkoordinasi di bawah kendali Tim Pengelola CSR PT. Bank

Sulselbar.

5.1.1. Dasar pelaksanaan CSR Bank Sulselbar

Adapun yang menjadi dasar pelaksanaan CSR Bank Sulselbar adalah :

a. Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

b. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tentang

program Kementrian Badan Usaha Milik Negara dengan usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan

c. Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tentang Perubahan atas

Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good

Corporate Govermance bagi Bank Umum

d. Peraturan Pemerintah (PP) No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab

Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas

e. Akta Hasil Rapat Umum Pemegang Saham No. 60 tanggal 30

f. Akta Hasil Rapat Umum Pemegang Saham No. tanggal 02 Desember 2011

Page 75: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

62

g. Surat Dewan Komisaris Nomor SR/121/DKBPDSS/9/2010 Tanggal 22

September 2010

Program CSR Bank Sulselbar dalam rangka pemberdayaan masyarakat

pelaksanaannya berdasarkan Surat Keputusan Dewan Direksi No.

066/DIR/V/2012 tanggal 25 Mei 2012 tentang Pengelolaan Dana Corporate

Social Responsibility PT. Bank Sulselbar.

5.1.2. Manfaat penerapan CSR menurut Bank Sulselbar

Corporate Social Responsibility akan membawa konsekuensi logis bagi

keberadaan Perseroan di lingkuangan masyarakat yang akan mendorong Bank

Sulselbar menjadi lebih proaktif mengambil inisiatif dalam melaksanakan

kegiatan CSR. Hal ini akan berdampak pada reputasi dan pencitraan positif

terhadap perseroan dan terciptanya lingkungan yang harmonis antara perseroan

dengan masyarakat di sekitar wilayah operasional Bank Sulselbar.

a. Manfaat bagi Perseroan

Program CSR akan menciptakan citra positif dari masyarakat terhadap

keberadaan Bank Sulselbar. Aktivitas perseroan dalam jangka panjang senantiasa

akan dianggap sebagai konstribusi yang positif bagi masyarakat di sekitarnya

sekaligus membantu perekonomian masyarakat. Dengan demikian, Bank

Sulselbar akan memperoleh respon dan penerimaan yang sangat baik setiap kali

akan menawarkan sesuatu yang baru kepada masyarakat dan masyarakat pun akan

menganggap Bank Sulselbar membawa kemaslahatan bagi masyarakat dan

lingkungan sekitar.

Page 76: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

63

b. Manfaat bagi Masyarakat

Aktivitas CSR Bank Sulselbar akan membentuk hubungan kemitraan yang

sangat baik antara Perseroan dengan Bank Sulselbar, yang tidak hanya terbatas

pada bidang ekonomi, tetapi juga kehidupan sosial kemasyaratan, kesehatan,

kerohanian, pendidikan, pembangunan dan lain-lain.

c. Manfaat bagi Pemerintah

Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk mengubah

tatanan masyarakat kea rah yang lebih baik akan mendapatkan mitra dalam

mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapat

dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini oleh perseroan.

5.1.3. Dampak CSR pada bank Sulselbar

Bank Sulselbar dalam menjalankan aktivitas bisnisnya selain derorientasi

pada profit atau keuntungan untuk kelangsungan bisnis, juga tetap memperhatikan

pembangunan lingkungan sosial ekonomi sebagai bentuk kepedulian Bank

Sulselbar dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan disekitar wilayah

operasionalnya. Dengan mengembalikan sebagian keuntungan kepada masyarakat

melalui bantuan CSR, Bank sulselbar menyakini bahwa masyarakat akan

senantiasa memberikan dukungan bagi kelangsungan Bank Sulselbar. Dampak

yang ditimbulkan dari penerapan CSR yang dilakukan Bank Sulselbar yaitu,

naiknya branding dan nilai tawar bagi masyarakat sosial di sekitar bank,

menunjukkan existensi bank di lingkungan masyarakat, dan membantu

memelihara kelestarian serta kebersihan lingkungan hidup sesuai amanat stake

Page 77: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

64

holder bank. Dan juga dalam hal citra bank otomatis makin kinclong di

masyarakat karena setiap bidang bantuan dimasuki juga setiap kota dan kabupaten

tersentuh csr bank.

5.1.4. Strategi dan Kebijakan

Program CSR merupakan pendekatan yang mensinergikan CSR dengan

strategi perseroan secara keseluruhan. Atau dengan kata lain CSR adalah bagian

dari strategi perseroan guna mencapai tujuan untuk meningkatkan profit. Program

CSR akan memperkuat keberlanjutan perseroan dengan membangun partnership

antar stakeholder, yang difasilitasi perseroan dengan menyusun program-program

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sehingga meningkatkan

kemampuan perseroan untuk beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan

stakeholder, baik local maupun nasional. Karenanya pembangunan CSR Bank

Sulselbar ke depannya akan mengacu pada konsep pembangunan yang

berkelanjutan di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan.

5.1.5. Pengelolaan CSR Bank Sulselbar

Untuk mendukung pelaksanaan CSR sebagai program yang mendukung

kelangsungan dan keberlanjutan bisnis Bank Sulselbar, maka telah ditunjuk unit

kerja yang bertanggung jawab dalam pengelolaan kegiatan CSR Perseroan yaitu,

Tim Pengelola CSR PT. Bank Sulselbar di bawah garis koordinasi dan supervisi

dari Grup Corporate Secretary (Grup Corsec) di Kantor Pusat yang terdiri dari 3

orang presidium dan 6 orang anggota.

Page 78: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

65

5.1.6. Kriteria Penyaluran CSR

Penyaluran dana untuk kegiatan CSR dilakukan secara proporsional,

menyeimbangkan antara program yang direncanakan dengan permohonan

diterima, sesuai dengan kondisi masyarakat di sekitar lingkungan operasional

perusahaan.

5.1.7. Prinsip pelaksanaan CSR

1. Perusahaan harus mempunyai perencanaan tertulis yang jelas dan fokus dalam

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

2. Perusahaan melakukan berbagai aktivitas dalam community development dan

community services seperti bantuan untuk korban bencana alam, pengembangan

prasarana dan sarana umum,sarana ibadah, bakti sosial, dan lain-lain.

3. Perusahaan berpartisipasi aktif dalam pengembangan pendidikan dengan

memberikan/menyediakan bantuan bea siswa, balai latihan kerja dan lain-lain

5.1.8. Program CSR Bank Sulselbar

Pelaksanaan Program CSR Bank Sulselbar terbagi dalam 4 (empat)

program utama, sebagai berikut :

a. Tanggung Jawab Sosial terhadap Lingkungan Hidup Pengelolaan dan

pelestarian lingkungan hidup dilakukan sebagai upaya terpadu untuk

memanfaatkan sumber daya secara bijaksana untuk diolah secara optimal

untuk kesejahteraan rakyat.

Page 79: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

66

b. Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ketenagakerjaan,

kesehatan dan kesalamatan kerja dilakukan melalui kesetaraan dan

kesempatan kerja yang sama, pelatihan dan pengembangan pegawai.

c. Tanggung jawab terhadap pelanggan/konsumen dilakukan melalui

beberapa program yaitu edukasi perbankan dan pengaduan nasabah.

d. Pengembangan sosial kemasyarakatan dibagi menjadi 3 (tiga) aspek

utama, yaitu program pemberdayaan masyarakat, pelayanan masyarakat,

sosial kemasyarakatan atau pembinaan hubungan dengan masyarakat.

5.1.9. Penggunaan Dana CSR Bank Sulselbar Tahun 2015

Dan yang dialokasikan untuk penggunaan CSR merupakan dana yang di

ambil dari 2,5 % dri laba bersih PT. Bank Sulselbar yaitu, 2,5% dari

Rp.504.760.606.173 (lima ratus empat milyar tujuh ratus enam puluh juta enam

ratus enam ribu seratus tujuh puluh tiga rupiah) adalah Rp.12.619.015.154 (dua

belas milyar enam ratus sembilan belas juta lima belas ribu seratus lima puluh

empat rupiah). Namun penggunaan dana CSR selama tahun 2015 terealisasi

sebesar Rp.9.085.831.115,- (Sembilan milyar delapan puluh lima juta delapan

ratus tiga puluh satu ribu seratus lima belas rupiah). Sisanya dialokasikan untuk

pendanaan CSR tahun berikutnya. Adapun penggunaan dana tersebut digunakan

dalam bidang sarana publik, sosial, kesehatan, pendidikan, PKBL Mikro, dan

lingkungan hidup.

Pemberian dana untuk kegiatan sosial dilakukan dalam bentuk CSR

(Corporate Social Responsibility). Kegiatan CSR PT. Bank Sulselbar

Page 80: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

67

direncanakan setiap tahunnya dengan dana yang diperoleh dari 2.5% Laba PT.

Bank Sulselbar. Pelaksanaan CSR berpedoman kepada Sistem Operasional

Prosedur yang telah ditetapkan oleh Direksi melalui Surat Keputusannya dengan

terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris.

5.2 Tinjauan Aplikasi Konsep Syariah Enterprise Theory pada Laporan

Tahunan Bank Sulselbar Syariah

5.2.1. Akuntabilitas Vertical : Allah SWT

Akuntabilitas terhadap Tuhan yang dapat dianggap sebagai upaya bank

untuk memenuhi prinsip syariah antara lain dapat dilihat melalui keberadaan opini

Dewan Pengawasan Syariah (DPS). Meskipun sebenarnya opini ini lebih pada

menjelaskan kepatuhan bank terhadap fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN).

Triyuwono (2012:57) menjelaskan bahwa akuntabilitas terhadap Allah

dapat dilihat dari kepatuhan terhadap opini Dewan Pengawasan Syariah. Laporan

Dewan Pengawasan Syariah dalam hal ini memberikan jaminan bahwa

operasional dan produk bank syariah telah sesuai dengan fatwa Dewan Syariah

Nasional (DSN), Majelis Ulama Indonesia, dan opini DPS. Dilihat dari pengertian

di atas maka Bank Sulselbar Cabang Syariah dalam hal ini dapat dikatakan telah

memenuhi akuntabilitas terhadap Allah melalui keberadaan opini Dewan

Pengawasan Syariah (DPS) dalam laporan tahunannya.

Page 81: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

68

5.2.2. Akuntabilitas Horisontal : Direct Stakeholde

5.2.2.1. Akuntabilitas Horisontal Terhadap Nasabah

Berkaitan dengan akuntabilitas terhadap nasabah Bank Sulselbar

memberikan perhatian yang cukup besar, baik dalam Bank Umum konvensional

maupun Unit Usaha Syariahnya. Karena salah satu dari nilai-nilai dasar yang

diterapkan Bank Sulselbar berupa Prioritas Prima yang salah satunya adalah

“Layanan Prima” yang artinya Bank Sulselbar selalu berusaha memberikan

pelayanan dengan sepenuh hati, berperilaku 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan,

Santun), memberikan solusi dan layanan yang tepat, serta memahami kebutuhan

dan keinginan nasabah. Dalam hal peningkatan kepercayaan nasabah terhadap

kualifikasi anggota DPS, Bank Sulselbar Cabang Syariah mengungkapkan

mengenai latar belakang pendidikan, pengalaman, tugas, remunerasi dan rangkap

jabatan anggota DPS. Hal ini sesuai dengan tema Syariah Enterprise Theory

(SET) yang diajukan Meutia (2010) bahwa selain mengungkapkan opini DPS,

bank syariah harus mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan

pendidikan, pengalaman, tugas, remunerasi, dan rangkap jabatan anggota DPS

seperti yang terlihat pada lampiran tabel 5.1, tabel 5.2, tabel 5.3 dan tabel 5.4 di

halaman selanjutnya.

Page 82: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

69

Tabel 5.1Susunan Dewan Pengawas Syariah PT. Bank Sulselbar per 31 desember 2015

Nama JabatanProf. DR. H. Halide Ketua

DR. (Hc) K.H. Sanusi Baco, Lc AnggotaDR. Mukhlis Sufri, M.Si Anggota

Sumber data : Annual Report Bank Sulselbar 2015

Tabel 5.2Riwayat Dewan Pengawas Syariah PT. Bank Sulselbar

Prof. DR. H. Halide

Warga Negara Indonesia, 79 tahun, lahir diMakassar tanggal 29 September 1936, MenjadiKetua Dewan Pengawasan Bank Sulselbar sejaktahun 2007. Meraih gelar doktor bidang ekonomidari institut pertanian Bogor (IPB). Sebelummenjadi ketua dewan pengawas syariah di unitusaha syariah bank sulselbar pernah menjadipengajar pada Universitas Hasanuddin diMakassar menjadi sebagai pembantu rektor IIIUniversitas Hasanuddin, menjadi atase pendidikan& kebudayaan Kedubes RI Kerajaan Arab Saudi diRiyadh dan ketua dewan pendidikan Sulsel sampaidengan 31 Desember 2012. memiliki rangkapjabatan sebagai DPS PT. Amanah Finance dan DPSBPRS Niaga Madani

DR. (Hc) K.H. Sanusi Baco, Lc

Warga Negara Indonesia, 78 tahun, lahir di Marostanggal 3 April 1937, Menjadi Ketua DewanPengawasan Bank Sulselbar sejak tahun 2007.Meraih gelar S2 Lc dari Fakultas Syariah Al-AzharMesir. Sebelum menjadi anggota dewanpengawas syariah di unit usaha syariah banksulselbar adalah pengajar pada Institut AgamaIslam Negeri (IAIN) Alauddin di Makassar danmenjabat sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia(MUI) Sulsel. Sampai dengan 31 Desember 2012,memiliki lembaga keuangan syariah yakni pada PT.Amanah Finance dan merangkap jabatan sebagaiKetua MES Makassar, Dosen tetap UMI, Tim kerjaPemprov

Page 83: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

70

Tabel 5.3Rangkap Jabatan sebagai DPS pada Lembaga Keuangan Syariah

Tabel 5.4Jenis Remunerasi Anggota DPS tahun 2015 PT. Bank Sulselbar

Sedangkan dalam kelompok pembiayaan UUS Bank Sulselbar dapat

dilihat pada tabel 5.5 pada halaman berikutnya.

DR. Mukhlis Sufri, M.Si

Warga Negara Indonesia, 54 tahun, Lahir di Palopotahun 1962 menjadi Anggota Dewan PengawasBank Sulselbar sejak tahun 2007. Meraih gelardoktor bidang ekonomi dari Universitas AirlanggaSurabaya. Sebelum menjadi Anggota DewanPengawas Syariah di Unit Usaha Syariah BankSulselbar adalah pengajar pada UniversitasMuslim Indonesia di Makassar, Ketua jurusan IlmuEkonomi & Studi Pembangunan FE-UMI, KetuaKajian & Da'wah Pascasarjana, tenaga ahli DPRDProv. Sulsel. dan memiliki rangkap jabatan sebagaiKetua MUI Sulsel dan DPS PT. Amanah Finance

Nama Jabatan Instansi Periode

DPS PT. Amanah Finance 2010-sekarangDPS BPRS Niaga Madani 2007-sekarang

Ketua MES Makassar 2010-sekarangDosen tetap UMI 2013-sekarang

Tim kerja Pemprov 2009-sekarang

Ketua MUI Sulsel 2013-sekarangDPS PT. Amanah Finance 1996-sekarangAnggota Dewan Pengawas SyariahDR. Mukhlis Sufri, M.Si

Prof. DR. H. Halide Ketua Dewan Pengawas Syariah

DR. (Hc) K.H. Sanusi Baco, Lc Anggota Dewan Pengawas Syariah

Nama Jabatan GajiProf. DR. H. Halide Ketua 7.000.000

DR. (Hc) K.H. Sanusi Baco, Lc Anggota 5.000.000DR. Mukhlis Sufri, M.Si Anggota 5.000.000

Sumber data : Annual Report Bank Sulselbar 2015

Sumber data : Annual Report Bank Sulselbar 2015

Sumber data : Annual Report Bank Sulselbar 2015

Page 84: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

71

Tabel 5.5Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit bagi Unit Usaha Syariah

Sumber data : Annual Report Bank Sulselbar 2015 *) coret yang tidak perlu

Jenis pembiayaan UUS Bank Sulselbar meliputi piutang

murabahah,istishna, musyarakah, mudharabah, dan mudharabah muqayyadah

yang merupakan produk baru UUS Bank Sulselbar.

Kegiatan Sosial Bank Sulselbar dilaporkan pada bab 7 halaman 552

dengan judul Tanggung Sosial Perusahaan. Sumber dana CSR Bank Sulselbar

adalah sebesar 2,5 % (Dua Koma Lima Persen) dari keuntungan. Penetapan dana

CSR tersebut merupakan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Dana yang disisihkan untuk program CSR Bank Sulselbar adalah 2,5 % dari laba

No Faktor Peringkat(a)

Bobot(b)

Nilai(a) x (b)

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung JawabDirektur Utama Bank Sulselbar

1 20.00% 0.20

2. Pelaksanaan tugas dan Tanggung JawabDewan Pengawas Syariah

2 35.00% 0.70

3. Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatanpenghimpunan dana dan penyaluran dana

serta pelayanan jasa

2 10.00% 0.20

4. Penyaluran dana kepada nasabahpembiayaan inti dan penyimpanan dana oleh

Deposan inti

2 10.00% 0.20

5. Transparansi kondisi keuangan dan nonkeuangan, laporan pelaksanaan GCG dan

pelaporan internal.

2 25.00% 0.50

Nilai Komposit 100.00%

1.80

Predikat : Sangat baik/Baik /Cukup baik/Kurang baik/Tidak baik*)

Page 85: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

72

bersih tahun 2015, yakni Rp.9.085.831.115,- (Sembilan milyar delapan puluh lima

juta delapan ratus tiga puluh satu ribu seratus lima belas rupiah). Rincian

penggunaan dana CSR dapat di lihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6Dana Kegiatan CSR PT. Bank Sulselbar per 31 desember 2015

Bidang Realisasi %Sarana Publik Rp. 5.638.348.365,- 62,06%

sosial Rp. 723.000.000,- 7,96%Kesehatan Rp. 1.813.041.759,- 19,95%Pendidikan Rp. 305. 421.000,- 3,36%PKBL Mikro Rp. 550.820.000,- 6,06%

Lingkungan Hidup Rp. 55.200.000,- 0,61%Total Rp. 9.085.831.115 100%

Program CSR Bank Sulselbar tahun 2015 rangkaian kegiatannya sebagai

berikut :

1. Lingkungan Hidup

Kepedulian Bank Sulselbar terhadap lingkungan dapat dilihat dalam

pengungkapan laporan tahunannya. Untuk memelihara dan menjaga lingkungan

yang aman dan bersih, Bank Sulselbar melakukan pengawasan terhadap program-

program:

a. Kampanye ‘Bank Sulselbar Peduli Lingkungan’ Pada kegiatan “Bank

Sulselbar Peduli Lingkungan”, Bank telah melakukan berbagai kegiatan di

wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, seperti menjadi

prakarsa pelaksana kegiatan Gerakan Bank Menanam, Program

Penghijauan Taman Kota Makassar, Pemberian Mobil Pengangkut

Sampah Hidrolik, pemberian gerobak dan sepeda motor roda tiga untuk

Sumber data : Annual Report Bank Sulselbar 2015

Page 86: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

73

mengangkut sampah, serta bantuan pengadaan tempat sampah baik untuk

wilayah Sulawesi Selatan maupun di wilayah Sulawesi Barat.

b. Konsep ‘green office’ Pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup dari

sisi internal Bank Sulselbar dilakukan dengan menerapkan konsep green

office yang bertujuan agar gedung dan seluruh ruangan kantor, serta tamu

yang berkunjung senantiasa peduli akan kegiatan yang ramah lingkungan.

Green office berupaya menciptakan lingkungan kerja kantor yang

bersih,indah, nyaman dan sehat serta tidak mengganggu lingkungan

sekitarnya. Walaupun masih sederhana, green office Bank Sulselbar

diupayakan untuk dapat dilaksanakan dengan konsisten dan

berkesinambungan.

2. Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan yang terkait dengan

ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah tanggung jawab

terhadap internal perusahaan yang meliputi praktek terbaik atas karyawan,

jaminan kesehatan, keselamatan kerja yang berhubungan dengan persamaan hak,

kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat kecelakaan kerja,

pendidikan dan pelatihan.

5.2.2.2. Akuntabilitas Horisontal Terhadap Karyawan

Unit usaha Syariah Bank Sulselbar memandang bahwa Sumber Daya

Insani (SDI) yang berkualitas merupakan penopang bagi perkembangan bisnis

UUS Bank Sulselbar untuk melayani kebutuhan nasabah dan masyarakat akan

Page 87: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

74

perbankan berlandaskan prinsip syariah. Untuk itu, UUS Bank Sulselbar dikelola

oleh SDI yang memiliki profesionalisme dan memahami dengan baik operasional

perbankan syariah, terutama sebagai unit usaha syariah yang beroperasi atas dasar

prinsip syariah islam. Pengembangan SDI Unit Usaha Syariah Bank Sulselbar

melalui pendidikan dan pelatihan serta memberiksn kesempatan pengembangan

berkarir bagi seluruh karyawan. Untuk melahirkan SDI yang unggul, UUS Bank

Sulselbar menumbuhkembangkan budaya pembelajaran secara berkelanjutan

melalui pendidikan dan pelatihan di segala bidang, terutama di bidang analisa dan

proses pembiayaan, baik yang diselenggarakan secara internal maupun eksternal.

Pelaksanaan program pendidikan pelatihan bekerjasama antara lain dengan

Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), bussines consulting, dan

lain sebagainya.

Keberhasilan Bank Sulselbar dalm menjalankan kegiatan bisnisnya tidak

terlepas dari dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai untuk

mengelola berbagai fungsi organisasi dan menghadapi berbagai tantangan. Bank

Sulselbar secara konsisten dan berkesinambungan terus berupaya membentuk dan

mengembangkan potensi human capital yang dimiliki karena perusahaan

memandang bahwa SDM yang berkualitas merupakan asset penting bagi

kelangsungan dan keberhasilan Bank Sulselbar di masa mendatang. Oleh karena

itu, berbagai inisiatif telah dilakukan untuk menjaga kualitas SDM Bank Sulselbar

agar sesuai dengan kebutuhan bisnis dengan cara yang efektif.

Sumber Daya Manusia (SDM) Bank Sulselbar dikelola melaui melalui

Grup Sumber Daya Manusia yang fungsinya mengembangkan potensi dan

Page 88: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

75

kualitas SDM agar menjadi ahli dan unggul dibidangnya. Grup SDM senantiasa

berupaya menyediakan tenaga kerja sesuai kebutuhan, baik dalam jumlah maupun

kualitas SDM yang diharapkan dapat berperan dalam melaksanakan fungsi-fungsi

organisasi secara maksimal. Dan secara keseluruhan, grup SDM Bank Sulselbar

bertanggung jawab terhadap pengelolaan SDM secara komprehensif meliputi

rekrutmen, pengembangan kompetensi, manajemen karir, dan peningkatan

kesejahteraan.

5.2.2.2.1 Pengembangan pegawai

Perencanaan sumber daya manusia oleh Bank Sulselbar ditunjukkan untuk

memenuhi kebutuhan SDM dalam upaya mencapai tujuan strategi bank.

Ketersediaan SDM yang memiliki kompetensi, baik kualitatif maupun kuantitatif,

merupakan dasar yang kuat untuk menjaga keberlangsungan bisnis untuk terus

bertumbuh optimal. Oleh karena itu, pemenuhan ketersediaan SDM yang

kompeten prosesnya telah dilakukan sejak awal yaitu melalui program rekruitmen

yang terencana. Selain rekruitmen perencanaan SDM Bank Sulselbar juga

mencakup kompensasi, pendidikan dan pelatihan, struktur kerja dan promosi.

Jumlah total pegawai mengalami penurunan 9,97% pada tahun 2015 sebanyak

1.047 orang dibandingkan tahun 2014 sebanyak 1.163 pegawai. Sampai dengan

31 Desember 2015, jumlah pegawai tetap Bank Sulselbar mencapai 1.035 orang.

Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang berjumlah

1.069 orang. Penurunan tersebut diakibatkan karena terdapat pegawai yang

Page 89: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

76

diberhentikan dengan hormat yaitu memasuki masa pensiun, pengunduran diri dan

tutup usia serta pemberhentian dengan tidak hormat (PHK).

Pada tahun 2015, pegawai kontrak atau tidak tetap berjumlah 9 orang,

terjadi penurunan/peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu

sebanyak 94 orang. Hal ini diakibatkan tidak diperpanjangnya atau berakhirnya

masa kontrak pegawai tersebut dengan Bank, selain itu kontrak pegawai Kas

Daerah yang ditempatkan di Bank Sulselbar tidak termasuk lagi sebagai Kontrak

Bank.

Sementara pertumbuhan tenaga outsourcing, seperti satuan pengamanan,

sopir dan pesuruh pada tahun 2015 sebanyak 302 orang atau menurun dari tahun

2014 yang tercatat sebanyak 428 orang. Hal ini diakibatkan oleh adanya

penyesuaian/standarisasi jumlah tenaga alih daya (outsourching) oleh internal

bank. Komposisi Bank Sulselbar berdasarkan pendidikan, status kepegawaian,

jenis kelamin dan usia terlampir pada tabel 5.7 pada halaman berikutnya.

Tabel 5.7Komposisi SDM Sulselbar Syariah Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber Daya Manusia 2015 2014

Pasca Sarjan (S2) 29 32Sarjana Diploma (S1/D3) 711 764

SMA 289 347SD 18 20

Jumlah 1.047 1.163

Bank Sulselbar senantiasa meningkatkan kompetensi dan produktivitas

pegawai guna mendukung kelangsungan bisnis dan pencapaian target perusahaan

yang optimal. Selain itu, lingkungan kerja yang sehat juga memiliki peran penting

Sumber data : Annual Report Bank Sulselbar 2015

Page 90: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

77

guna memotivasi pegawai untuk terus memberikan sumbangsih yang terbaik bagi

perusahaan. Program-program terkait dengan pengelolaan dan pengembangan

sumber daya manusia yang telah dilaksanakan tahun 2015, antara lain :

a. Program pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia berdasarkan training need analysis dengan

memperhatikan kompetensi yang dibutuhkan, job description dan perkembangan

bisnis dan organisasi. Pendidikan dan pelatihan kepada pegawai dilakukan

secarainhousemaupun exhouse training.

b. Pendidikan karir yang dilaksanakan secara regular yang bertujuan untuk

mengantisipasi rencana pengembangan organisasi dan jaringan kantor cabang,

serta pengembangan karir. Bank Sulselbar telah melaksanakan program ini

dengan baik diantaranya adalah pelatihan manajer lini pertama, manajer madya,

sertifikasi pemimpin cabang konvensional dan syariah, pelatihan ALMA, sekolah

staf dan pimpinan bank (Sepibank), dll. Pegawai yang diikut sertakan dalam

pendidikan karir pada tahun 2015 sebanyak 632 orang.

c. Pendidikan dan pelatihan dibidang teknis perbankan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keahlian pegawai, antara lain Pendidikan Akuntansi Bank,

Analisis Kredit, Account Office, dll. Terdapat 1.047 pegawai yang diikut sertakan

dalam pendidikan dan pelatihan teknis perbankan pada tahun 2015.

d. Pelatihan maupun sosialisasi, seminar dan workshop terkait dengan

transpormasi organisasi dan pengembangan jaringan yang diikuti oleh 838 orang.

e. Pendidikan lainnya diikuti oleh 551 orang.

Page 91: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

78

Adapun anggaran dan program pendidikan serta pelatihan SDM

dilampirkan pada tabel 5.8 dan tabel 5.9 di bawah ini.

Tabel 5.8Biaya pendidikan dan Tenaga kerja Bank Sulselbar tahun 2015

Tabel 5.9Program Pendidikan dan jumlah peserta Bank Sulselbar tahun 2015

5.2.2.2.2 Kebijakan Upah dan Remunerasi

Program kesejahteraan bagi pegawai sangat penting dan bermanfaat untuk

memenuhi kebutuhan fisik dan mental pegawai serta keluarganya. Upaya yang

dilakukan dalam rangka mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan

mental pegawai untuk meningkatkan produktifitas, motivasi, semangat kerja, dan

Tahun Biaya Pendidikan Biaya Tenaga Kerja Proporsi (%)

2015 11.358 416.347 2,73%2014 11.017 337.008 3,27%2013 11.746 312.355 3,76%2012 7.192 275.279 2,61%2011 8.552 207.785 4,12%2010 7.1 224.39 3,16%2009 5.392 177.022 3,05%2008 5.746 170.933 3,36%2007 2.257 133.526 1,69%

Jenis Pendidikan Jumlah Peserta Tahun 2015 Jumlah Peserta Tahun 2014

Pendidikan Karir 632 39Pendidikan Teknis 1.047 1230

Seminar, sosialisasi & Workshop 838 479Pendidikan Lainnya 551 268

Total 2.799 2.016

Sumber data : Annual Report Bank Sulselbar 2015

Sumber data : Annual Report Bank Sulselbar 2015

Page 92: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

79

loyalitas pegawai, serta mempertahankan pegawai agar tidak pindak ke

perusahaan lain yakni melalui program kesejahteraan pegawai yang disusun

berdasarkan peraturan legal, berdasarkan keadilan dan kelayakan serta

berpedoman kepada kemampuan perusahaan. Adapun kisaran penghasilan

pegawai bank Sulselbar mulai dati Komisaris Utama sampai dengan tenaga

outsourcing (per 31 desember 2015) sebagai berikut:

Tabel 5.10Kebijakan Gaji Komisaris Hingga Tenaga Outsourching

no Jabatan PenghasilanTerendah Tertinggi

Pengurus dan Pegawai1 Dewan Komisaris 50.010.535 52.642.6682 Direksi 67.683.434 75.203.8173 Pimpinan Grup 17.766.062 27.839.3084 Piminan Cabang Utama/Khusus 23.376.989 28.023.0495 Pimpinan Cabang Kelas I 17.235.013 23.652.4936 Pimpinan Cabang Kelas II 15.860.254 22.025.7817 Pimpinan Cabang Syariah/Pembantu 14.411.250 17.860.0198 Manajer & Setara 11.414.476 21.905.8049 Analis & Setara 6.342.203 18.329.264

10 Staf & Setara 3.629.998 16.193.704Pegawai Kontrak dan Outsourching11 Kontrak Tenaga Ahli 7.000.000 10.000.00012 Kontrak Magang 1.908.000 2.112.00013 Tenaga Outsourching 1.873.000 2.077.813

5.2.2.2.3 Perlakuan Adil dan Kesejahteraan Kerja

5.2.2.2.3. Perlakuan Adil dan Kesejahteraan Kerja

Bank Sulselbar memberikan kesempatan yang sama dan setara kepada

seluruh pegawai dalam mengembangkan karir dan melaksanakan tugasnya secara

professional tanpa membedakan gender, golongan, suku, agama, ras, dan kondisi

Sumber data : Annual Report Bank Sulselbar 2015

Page 93: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

80

fisik. Setiap pegawai yang telah memenuhi persyaratan memiliki hak yang sama

untuk menduduki posisi atau jabatan yang lebih tinggi setelah melalui tahapan

seleksi yang keputusannya menjadi kewenangan manajemen.

Dalam hal kesejahteraan, sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang

nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/ Serikat Buruh (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3989), maka Bank Sulselbar memiliki Serikat Pekerja

yang telah terdaftar pada Kantor Departemen tenaga kerja Republik Indonesia

dengan Nomor Tanda Bukti Pencatatan dari Dinas Tenaga Kerja adalah

560.568/1162/T.Kerja Tanggal 22 September 2005. Serikat Pekerja dibentuk

dalam rangka menjamin dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis,

dinamis, berkeadilan dan kondusif antara Bank dan Pegawai sehingga dapat

mendorong peningkatan kinerja bank, kinerja pegawai dan kesejahteraan pegawai

yang selaras dengan pelaksanaan visi, misi dan nilai-nilai budaya bank serta dapat

menciptakan peningkatan produktifitas dan usaha yang berkesinambungan.

Selain pendaftaran serikat pekerja, Bank Sulselbar juga menggodok

kebijakan tentang dana pension pegawai. Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-

Undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran Nehara Republik

Indonesia Nomor 3477), Perseroan mendirikan Dana Pensiun Bank BPD

Sulawesi Selatan yang pendirinya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dengan

Surat Keputusan No. Kep-72/KM.6/2002 tentang pengesahaan atas peraturan dana

pension dari dana pensiun Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan

Page 94: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

81

sebagaimana diumumkan dalam Berita Negara No. 73 tanggal 10 September 2002

beserta tambahan Berita Negara No.34.

Bank Sulselbar memberikan penghargaan kepada pegawai atas dedikasi

dan pengabdian kepada bank dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya serta

sebagai motivasi agar terus meningkatkan kinerja dan pengabdian terbaik bagi

bank. Penghargaan yang diberikan kepada pegawai berdasarkan Peraturan

Direksi Bank Sulsel No. 002/PD-PT Bank Sulsel/ XI/2008 tanggal 24 November

2008 tentang Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Manusia pada PT Bank Sulsel,

sebagai berikut :

1. Penghargaan Karena Prestasi.

Penghargaan ini diberikan kepada pegawai yang telah menunjukkan

prestasi luar biasa dan atau berjasa bagi pengembangan bank sehingga dapat

dijadikan teladan bagi pegawai lainnya. Penghargaan yang diberikan berupa

kenaikan pangkat istimewa berdasarkan Paraturan Direksi yang berlaku dan

hadiah lainnya yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi.

2. Penghargaan Karena Masa Kerja

Manajemen memberikan penghargaan dan tanda jasa kepada :

Pegawai yang memiliki masa kerja 15 tahun dan hasil penilaian karya

selama 2 tahun terakhir menunjukkan minimal rata – rata baik , diberikan

penghargaan minimal 3 kali penghasilan kotor terakhir ditambah piagam

dengan tulisan warna hitam.

Pegawai yang memiliki masa kerja 25 tahun dan hasil penilain karya

selama 2 tahun terakhir menunjukkan minimal rata – rata baik , diberikan

Page 95: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

82

penghargaan minimal 5 kali penghasilan kotor terakhir ditambah piagam

dengan tulisan warna perak dan cinderamata berupa logo emas seberat 10

gram.

Pegawai yang memiliki masa kerja 30 tahun dan hasil penilaian karya

selama 2 tahun terakhir menunjukkan minimal rata – rata baik , diberikan

penghargaan minimal 6 kali penghasilan kotor terakhir ditambah piagam

dengan tulisan warna emas dan cinderamata berupa cincin emas seberat

10 gram.

3. Penghargaan Karena Masa Kerja Proporsional

Penghargaan ini diberikan kepada pegawai yang berhenti dengan hormat

dan berhak atas pensiun yang dipercepat serta hasil penilaian karya selama 2

tahun terakhir menunjukkan nilai rata-rata minimal baik, sedangkan masa

kerjanya diatas 15 tahun.

Pegawai yang memiliki masa kerja di atas 15 tahun namun kurang dari 20

tahun, diberikan penghargaan minimal 3 kali penghasilan.

Pegawai yang memiliki masa kerja di atas 25 tahun namun kurang dari 30

tahun, diberikan penghargaan minimal 5 kali penghasilan.

Pegawai yang memiliki masa kerja di atas 30 tahun, diberikan

penghargaan minimal 6 kali penghasilan

4. Penghargaan Karena Memasuki Masa Pensiun

Pegawai yang memasuki masa pensiun diberikan penghargaan minimal 5

kali penghasilan kotor terakhir sebagai imbalan jasa, yang dibayarkan pada saat

Page 96: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

83

yang bersangkutan memasuki pensiun dan cinderamata berupa cincin emas

seberat 10 gram.

Jasa produksi diberikan atas kinerja selama 1 (satu) tahun penuh

Pencapaian dan pelampauan target Rencana Bisnis akan diberikan bonus

kepada pegawai dan dibebankan setiap akhir semester.

5.2.3. Akuntabilitas Horisontal : Indirect Stakeholders

Perhatian Bank Sulselbar terhadap isu tanggung jawab sosial secara

khusus pada segmen komunitas dapat diamati melalui laporan tahunan dengan

adanya pengungkapan atas pemberdayaan usaha mikro dan kecil. Pengungkapan

atas jenis pembiayaan, skim pembiayaan, dan jumlah dana yang disalurkan serta

jumlah unit usaha yang menerima pembiayaan setidaknya menunjukkan bahwa

Bank Sulselbar mempunyai perhatian lebih atas usaha mikro dan kecil.

Bank Sulselbar senantiasa berupaya menjaga komitmen untuk mendukung

program pemerintah dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui penyaluran

kredit dan pembiayaan untuk sektor mikro, kecil dan menengah (UKM), sektor

UKM memiliki peranan penting dalam perekonomian secara komprehensif karena

dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi maupun dalam penyerapan tenaga

kerja. Bank Sulselbar mengkategorikan nasabah UKM dengan mengacu pada

Peraturan Bank Indonesia No. 14/22/PBI/2012 tentang pemberian kredit atau

pembiayaan oleh bank umum dan bantuan teknis dalam rangka pembangunan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Page 97: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

84

Nasabah usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha dan atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.

300.000.000.- (tiga ratus juta rupiah)

Nasabah usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik yang memiliki kekayaan bersih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan atau memiliki hasil

penjualan tahun lebih dari 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Nasabah usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian bank langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar

dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang memiliki

kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan atau memiliki hasil penjualan

tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta) sampai dengan

paling banyak Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah).

Page 98: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

85

Produk perbankan mikro Bank Sulselbar sumber pembiayaan selain

berasal dari internal Bank Sulselbar, ada juga yang sumber pembiayaannya

berasal dari subsidi atau bantuan dana dari pihak eksternal, terutama pemerintah.

Kredit UKM yang sumber dana pembiayaan berasal dari internal Bank

Sulselbar sebagai berikut :

a. Kredit Pundi Usaha Rakyat (PUR)

b. Linkage Program Pola Executing

Kredit UKM yang merupakan Kredit Program yang sumber

pembiayaannya berasal dari subsidi atau bantuan dana dari pihak eksternal,

terutama pemerintah, sebagai berikut :

a. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

b. Kredit Program PUNDI (pustaka mandiri)

c. Kredit program SUP 005

Kepedulian Bank Sulselbar terhadap peningkatan kualitas hidup dan

pengetahuan masyarakat juga terlihat dari beberapa proglam lain, seperti program

edukasi perbankan. Program edukasi perbankan yang diselenggarakan Bank

Sulselbar bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai

layanan produk dan jasa Bank Sulselbar. Selain itu, Sulselbar juga aktif

menyelenggarakan kegiatan pengembangan sosial kemasyarakatan dengan

memberikan bantuan, yaitu:

1) Bidang sosial, meliputi antara lain:

Bantuan korban kebakaran di Kec. Rappocini Makassar

Bantuan Korban bencana Angin Puting Beliung di Sidrap dan Bulukumba

Page 99: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

86

Bantuan Pembangunan Gedung Panti Asuhan Al-Ikhlas Makassar

2) Bidang kesehatan, meliputi antara lain:

Pemberian sarana kesehatan (alat medis, mobil ambulan)

Pengobatan umum

Bantuan Kegiatan Donor Darah

3) Bidang Pengembangan Prasarana dan Sarana umum, meliputi antara lain:

Perbaikan/pembangunan sarana ibadah, sarana kesehatan

Perbaikan/pembangunan sarana jalan dan jembatan

Program penghijauan, Pengelolaan air dan Penyehatan lingkungan

Bantuan penyaluran listrik kepada 100 rumah tangga di daerah terpencil

dan kegiatan ini akan terus dilanjutkan karena berdampak besar, yaitu

meningkatkan perekonomian dan pendidikan masyarakat. Penyaluran

listrik ini dilakukan di desa Bantaeng, Sulawesi Selatan bekerja sama

dengan Pemerintah Daerah setempat, Ibu-ibu PKK, Mitra Sulselbar, dan

Yayasan Pilar Kebangsaan di Bandung.

Bantuan Kegiatan Bedah Rumah di Kabupaten Polman

4) Bidang Pendidikan, meliputi antara lain:

Bantuan sarana pendidikan: perbaikan/pembangunan sekolah/pesantren

Bantuan perpustakaan sekolah

Bantuan pelatihan keterampilan

Page 100: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

87

5.2.4. Akuntabilitas Horisontal : Alam

Kepedulian Bank Sulselbar terhadap lingkungan dapat dilihat dalam

pengungkapan pada laporan tahunannya. Pengelolaan dan pelestarian lingkungan

hidup dilakukan sebagai upaya terpadu untuk memanfaatkan sumber daya secara

bijaksana untuk diolah secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat. Perhatian

yang ditunjukkan oleh Bank Sulselbar terhadap lingkungan antara lain ;

1. Kampanye ‘Bank Sulselbar Peduli Lingkungan’

Pada kegiatan “Bank Sulselbar Peduli Lingkungan”, Bank telah

melakukanberbagai kegiatan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi

Barat, seperti menjadi prakarsa pelaksana kegiatan Gerakan Bank Menanam,

Program Penghijauan Taman Kota Makassar, Pemberian Mobil Pengangkut

Sampah Hidrolik, pemberian gerobak dan sepeda motor roda tiga untuk

mengangkut sampah, serta bantuan pengadaan tempat sampah baik untuk wilayah

Sulawesi Selatan maupun di wilayah Sulawesi Barat.

2. Konsep ‘green office’

Pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup dari sisi internal Bank

Sulselbar dilakukan dengan menerapkan konsep green office yang bertujuan agar

gedung dan seluruh ruangan kantor, serta tamu yang berkunjung senantiasa peduli

akan kegiatan yang ramah lingkungan. Green office berupaya menciptakan

lingkungan kerja kantor yang bersih, indah, nyaman dan sehat serta tidak

mengganggu lingkungan sekitarnya. Walaupun masih sederhana, green office

Bank Sulselbar diupayakan untuk dapat dilaksanakan dengan konsisten dan

berkesinambungan.

Page 101: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

88

Green office Bank Sulselbar dilaksanakan dengan konsisten dan

berkesinambungan. Konsep green office merupakan salah satu langkah nyata

meningkatkan efesiensi untuk mengoptimalkan pencapaian profit. Dengan

implementasi green office, banyak hal yang dapat dikelola dengan efisien baik

dari aspek financial maupun dalam bentuk penghematan pemakaian sumber daya

alam dan pengurangan pencemaran alam. Aktivitas green office yang telah

dilasnakan Bank Sulselbar tahun 2015 dan berdampak secara langsung terhadap

efisiensi antara lain :

Membeli dan menggunakan alat tulis kantor yang ramah lingkungan.

Mengaktifkan setting energy saver atau hemat energi dalam penggunaan

komputer dan alat elektronik lainnya.

Menggunakan pendingin udara (AC) sesuai dengan kebutuhan.

Menggunakan air secara efisien.

Melakukan reduce, reuse, dan recycle barang-barang yang dipergunakan.

Mendukung Program Pemerintah dalam penghematan penggunaan listrik

dalam melaksanakan operasional perusahaan dalam mendukung program

pemerintah.

Pengolahan limbah sampah perusahaan.

Penghematan penggunaan listrik antara pukul 19.00-08.00.

Green office yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap efisiensi perseroan

antara lain :

Dengan menggunakan kertas, tinta dan toner yang ramah lingkungan akan

mengurangi limbah yang menumpuk jadi sampah

Page 102: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

89

Penggunaan kertas daur ulang dapat mengurangi jumlah pohon yang

ditebang sehingga dapat mengurangi pemanasan global

Green office akan mempengaruhi pegawai, baik langsung maupun tidak

langsung, untuk berperilaku ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-

hari.

Memberikan perhatian pada lingkungan bukan perioritas bagi bank

syariah, sekalipun mungkin pelaku bank syariah mengakui bahwa isu kerusakan

lingkungan adalah isu yang sangat penting. Begitu pula menurut Syariah

Enterprise Theory (SET), alam merupakan salah satu stakeholders yang harus

mendapat perhatian dan memiliki hak untuk mendapatkan kesejahteraan. Seperti

halnya perhatian yang diberikan oleh Bank Sulselbar terhadap alam cukup banyak

diungkapkan dalam laporan tahunannya. Upaya untuk melestarikan atau ikut serta

memperbaiki kondisi alam agar menjadi tempat yang lebih baik bagi keturunan

mendatang mendapat perhatian yang lebih seperti yang ditemukan dalam

pengungkapan yang dilakukan oleh Bank Sulselbar.

5.2.5. Keseimbangan

Laporan thunan Bank Sulselbar tahun 2015 terdiri dari 570 halaman.

Laporan ini masih didominasi oleh informasi-informasi keuangan. Informasi

keuangan berupa total asset, Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Laba yang diperoleh merupakan

informasi yang banyak diungkapkan oleh Bank Sulselbar dalam laporan

tahunannya.

Page 103: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

90

Berbagai informasi mengenai keberhasilan perusahaan mendapatkan

berbagai penghargaan disajikan sebagai gambaran keberhasilan perusahaan seperti

yang terlihat pada bagian lampiran. Namun dari semua penghargaan yang

diperoleh tersebut lebih berkaitan dengan keberhasilan fisik materialisme.

Penghargaan-penghargaaan ini secara tidak langsung menunjukkan apa yang

menjadi ukuran keberhasilan suatu bank yang berlabel syariah. Tidak heran jika

bank syariah lebih terpacu untuk mengejar penghargaan-penghargaan tersebut dan

sebagai akibatnya informasi keuangan menjadi penguasa dalam laporan tahunan.

Informasi yang berkaitan dengan tanggungjawab sosial dalam hal ini terkesan

hanya menjadi tameng sosial.

Selain itu, Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah yang menjadi objek

penelitian dari peneliti dalam hal ini laporan CSR ternyata dalam hal penyaluran,

jumlah pendanaan dan ketentuan lainnya disampaikan oleh Bank Sulselbar

Konvensional secara menyatu dalam laporan tahunannya, karena Bank Sulselbar

Cabang Syariah Makassar merupakan unit usaha syariah dari Bank Sulselbar

sehingga keakuratan dan fokus utama terhadap tanggungjawab sosial perusahaan

oleh bank syariah disatukan dan didominasi oleh bank konvensional. Dari

pengungkapan informasi mengenai perhatian bank melalui program-program

kegiatan CSR yang dilkukan Bank Sulselbar, dapat dikatakan bahwa Bank

Sulselbar telah berupaya memberikan perhatian terhadap seluruh stakeholder

terutama lingkungan beserta alas an penyalurannya, selain itu Bank Sulselbar

mengungkapkan jumlah rupiah yang diberikan atas penyaluran dana dari program

kegiatan tersebut. Paling tidak pengungkapan Bank Sulselbar terhadap laporan

Page 104: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

91

tanggungjawab sosialnya telah sesuai dengan yang diajukan Meutia; (2010-239)

dalam Mansyur; (2012:87) bahwa pengungkapan yang bersifat kualitatif,

melainkan juga yang bersifat kuantitatif. Yaitu bank dalam hal ini

mengungkapkan dasar pelaksannan tanggungjawab sosialnya serta jumlah

penyaluran dan program kegiatan di dlam laporan tahunannya.

Keseimbangan merupakan salah satu dari karakteristik SET yang

menghendaki adanya perhatian terhadap hal yang bersifat material dan spiritual

dalam hal ini pengungkapan yang dilakukan oleh Bank Sulselbar belum cukup

banyak diaplikasikan. Dalam laporan tahunannya Bank Sulselbar telah berusaha

menunjukkan kepedulian besar terhadap tanggungjawab sosialnya, meskipun

masih sedikit dari pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan menurut SET.

Dalam hal item-item yang diungkapkan pada akuntabilitas terhadap direct,

indirect stakeholder dan alam telah dipenuhi meskipun belum seluruhnya, tetapi

hal ini cukup sesuai dengan konsep dan karakteristik pengungkapan CSR

berdasarkan SET. Meskipun demikian data-data yang diungkapkan dalam laporan

tahunan ini masih perlu dilengkapi untuk menjadi suatu informasi

pertanggungjawaban sosial yang dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan

konsep Syariah Enterprise Theory (SET). Adapun rincian lebih lanjut tentang

hasil pengungkapan CSR yang diungkapkan Bank Sulselbar pada laporan

tahunannya berdasarkan syariah enterprise theory dapat di lihat pada lampiran

tabel 5.11 dan 5.12 di halaman berikutnya

Page 105: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

96

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap Laporan Tahunan

Bank Sulselbar dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan Bank

Sulselbar sudah cukup baik, tetapi masih sangat terbatas secara sukarela

karna mengedepankan profit dalam tujuan usahanya. Disamping itu

Pengungkapan CSR Bank Sulselbar Syariah dilaporkan dan dilakukan

menyatu secara keseluruhan dalam Laporan Tahunan Bank Sulselbar

Konvensional.

2. Aplikasi konsep Syariah Enterprise Theory (SET) pada laporan tahunan

Bank Sulselbar di lihat pada bagian CSR masih belum sesuai, terutama

pada bagian akuntabilitas horizontal terhadap nasabah sebagai direct

stakeholder dalam hal pelaporan pendapatan non halal dan

pendistribusiannya, serta laporan dana zakat dan qarhul hasan yang tidak

di tampilkan pada laporan tahunannya. Selain itu peningkatan kualitas

spriritual karyawan juga kurang mendapat perhatian lebih.

6.2. Saran

Setelah melakukan penelitian, pembahasan, dan merumuskan kesimpulan

dari hasil penelitian, maka penulis memberikan beberapa saran yang berkaitan

Page 106: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

97

dengan penelitian yang telah dilakukan untuk dijadikan masukan dan

pertimbangan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Bagi kalangan praktisi, penulis menyarankan agar Bank Sulselbar lebih

memperhatikan akuntabilitas terhadap nasabah sebagai pihak yang

memberikan konstribusi langsung terhadap kelangsungan hidup

perusahaan. Penulis juga menyarankan agar Bank Sulselbar dapat

menciptakan keseimbangan informasi guna meningkatkan kesejahteraan

seluruh stakeholders. Keseimbangan informasi tersebut dapat dilakukan

dengan mengaplikasikan konsep Syariah Enterprise Theory (SET) untuk

melakukan kegiatan CSR. Selain itu, penulis berharap Bank Sulselbar

Cabang Syariah untuk membuat dan melaporkan tanggungjawab sosial

dan informasi unit usaha syariah secara terpisah dalam laporan tahunannya

dengan Bank Sulselbar Konvensional, Meskipun merupakan unit usaha

syariah.

2. Bagi penulis selanjutnya, Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih

mempunyai keterbatasan. Jumlah bank yang diteliti hanya satu bank

syariah, itupun merupakan unit usaha syariah dari bank Konvensional

bukan bank umum syariah sehingga terbatas dalam generalisasi data hasil

penelitian. Penulis mengharapkan, untuk penelitian selanjutnya jumlah

objek penelitian diperbanyak sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian

lebih menggambarkan keadaan sebenarnya dan objek penelitian sebaiknya

bank umum syariah.

Page 107: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

98

98

DAFTAR PUSTAKA

Achua, Joseph K. (2008). Corporate social responsibility in Nigerin bankingsyestam. Society and Busnis Review, Vol. 3 Iss 1, pp.57 – 71

Achmad, Corporate Social Responsibilty tanggung jawab sosial atau strategiperusahaan – CSR (online), (http://www.academia.edu/1993517. Diakses16 Februari 2015.

Al Qur’an dan Terjemahannya. Departemen Agama Republik Indonesia.

Azheri, Busyra. 2012. Corporate Social Responsibility. Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada

Dowling, J dan Pfeffe, J. 1975. Organisasi Legitimacy: Social values andOrganizational Behaviour. Pacific Sociological Review. Vol. 18. Pp. 122-136

Dusuki, Ansyarif Wajidi and Dar, Humayon. 2005. Stakeholders’ Perceptions ofCorporate Social Responsibility of Islamic Banks: Evidence fromMalaysia Economic. The 6 Internasional Confrence on IslamicEconomic and Finance.

Dusuki, Asyraf Wajidi dan Abdullah, Nurdianawati Irwan. 227. Maqasid al-Shari’ah, Maslahah, and Corporate Social Responsibilty. The AmaricanJournal of Islamic Social Sciences 24:1

Effendi Harahap, Muchtar. Perkembangan Corporate Social Responsibiltyekonomi global– CSR (online), (http://www.academia.edu/1993517 Diakses

16 Februari 2015.

Eklington, J. 1997. Cannibals with Forks: The Triple Botton Line of 21 CenturyBusiness. Capstone: oxford.

Fahmi, 2013. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta, Bandung

Farook, Sayd and Lanis, Roman. 2005. Banking on Islam? Determinants ofCorporate Social Responsibility Disclosure. The 6th InternationalConfrence on Islamic Economic and Finance.

Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility (CSR). Yogyakarta: Graha Ilmu

Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK No. 01 (Revisi 2009). (online),(http://staff.blog.ui.ac.id., diakses pada 19 Februari 2016).

Page 108: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

99

Jamali, Dima dan Mirshak, Ramez. (2007). Corporate Social Responsibility(CSR): Theory and Practice in a Developping Country Context. Journal ofBusiness Ethics 72 (3):243 – 262.

Kamandanu, Bob. 2014. Dari krisis menuju pemenang. Majalah CSR Indonesiaedisi Januari 2014. Bogor: PT Caraka Swara Raharja.

Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social Responsibility: Transformasi KonsepSustainability Management dan Implementasi di Indonesia. Jakarta:Refika Aditama.

Kotler, P. and Nancy, L. 2005. Corporate Social Responsibility : Doing The MostGood For Your Company and Your Cause. Best Practices From HewlettPackard, Ben & Jerry’s, and Other Leading Companies. Jhon Wiley &Sons, Inc. United States of America.

Mansyur, Syuhada. 2012. Pelaporan Crporate Social Responsibility PerbankanSyariah dalam Prespektif Syariah Enterprise Theory: Studi Kasus padaLaporan Tahunan Bank Syariah Mandiri Cabang Makassar. Skripsi tidakditerbitkan. Makassar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.

Meutia, Intern. 2010. Menata Pengungkapan CSR di Bank Islam (SuatuPendekatan Kritis). Jakarta: Citra Pustaka Indonesia.

Muhammad. 2005. Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta: Salemba Empat

Mulyanita, Sugesty. 2009. Pengaruh Biaya Tangung Jawab SosialPerusahaanterhadap Kinerja Perusahaan Perbankan. Skripsi tidakditerbitkan. Lampung: Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

Mursitama, Tirta, dkk. 2011. Corporate Social Responsibility di Indonesia (Teoridan Implementasi). Institute for Development of Economic and Finance(INDEF)

Nugroho, Firmansyah FA. 2011. Analisis Hubungan antara PengungkapanCorporate Social Responsibility (CSR) dan Karakteristik Tata KelolaPerusahaan pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia. Skripsi tidakditerbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Purhantara, Wahyu.2010. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis. Yogyakarta:Graha Ilmu

Prayogo, Dody. 2011. Socially Responsible Corporation: Peta tanggung jawabsosial dan pembangunan komunitas pada industry tambang dan migas.Jakarta: UI Press. Hlm 65.

Page 109: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

100

Sahidin, Ahmad. Membaca Naskah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Online),(http://albanduni.wordpress.com, diakses 16 Februari 2016).

Sairally, Salma. 2005. Evaluating the ‘Social Responsibility’ of Islamic Finance:Learning From the Experiences of Socially Responsible Investment Funds.The 6th International Confrence on Islamic Economic and Finance.

Sembiring, Edi Rismanda. 2003. Faktor-faktor yang MempengaruhiPengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jumal TelaahAkuntansi, Volume: 01 Juni 2003, hal 01-21.

Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility (CSR). Jakarta: SalembaEmpat

Strauss, Anselm & Juliet Corbin, 2003.Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Suharto, Edi. Tanggung Jawab Social Perusahaan, (Online),(http://www.tekmira.esdm.go.id, diakses 22 Februari 2016).

Triyuwono, Iwan. 2012. Akuntansi Syariah: perspektif, Metodologi, dan Teori.Jakarta: Rajawali Pers.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahanatas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 1998.Jakarta: Departemen Hukum dan HAM

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang PerseroanTerbatas. 2005. Jakarta: Departemen Hukum dan HAM.

Yusuf, yasir. Aplikasi CSR pada bank syariah: suatu pendekatan maslahah danMaqasid syariah. EKSIBISI, Vol 4, Juni 2010. 98-115

Zappi, Gianna. (2007). Corporate responsibility in the Italian banking industry:creating value through listening to stakeholders. Corporate Governance,Vol. 7 Iss: 4, pp.471 –475

Page 110: SKRIPSI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …

RIWAYAT HIDUP

Samsidar panggilan Sidar lahir di Makassar pada tanggal 27

Maret 1994 dari pasangan suami istri Bapak Herman dan Ibu

Guni . Peneliti adalah anak kedua dari 2 bersaudara. Peneliti

sekarang bertempat tinggal di Jln. Dr. Wahidin Sudirohusodo

Lrg. 2 Kabupaten. Gowa, Sulawesi Selatan.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SD Imp. Gotong-Gotong II

Makassar lulus tahun 2006, SMP Negeri 2 Makassar lulus tahun 2009, SMA Negeri

16 Makassar lulus tahun 2012, dan mulai tahun 2012 mengikuti program S1

Akuntansi Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar sampai dengan sekarang.

Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai mahasiswi

Program S1 Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.