skripsi hubungan karakteristik ibu dan dukungan …

114
i SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAYA PANCUR BATU TAHUN 2018 FEBY IVANA RINTA MONALISA BATUBARA P07524414016 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Upload: others

Post on 22-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

i

SKRIPSI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA

IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAYA PANCUR BATU

TAHUN 2018

FEBY IVANA RINTA MONALISA BATUBARA

P07524414016

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

i

SKRIPSI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA

IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAYA PANCUR BATU

TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan

FEBY IVANA RINTA MONALISA BATUBARA

P07524414016

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

i

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

ii

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

iii

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN, PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, 16 JULI 2018

Feby Ivana Rinta Monalisa Batubara Hubungan Karakteristik Ibu Dan Dukungan Sosial Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018 xii + 71 Halaman + 14 tabel + 2 gambar + 14 lampiran

Abstrak

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental. Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2016 menunjukkan, pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Deli Serdang adalah dari 21.996 bayi hanya 10.355 orang (47,1%) yang menyatakan cakupan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Deli Serdang belum mencapai target Nasional yaitu 80%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu dan dukungan sosial dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu.

Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret sampai dengan Juni 2018 di Puskesmas Sukaraya Pancur Batu. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 79 orang. Teknik penelitian sampling dalam penelitian ini adalah non probability sampling

dengan sampel sebanyak 39 sampel. Data di kumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Data kemudian dianalisa menggunakan chi square dengan nilai

signifikan p < 0,05. Hasil penelitian tidak ada hubungan usia ibu dengan pemberian ASI

eksklusif dengan nilai (p) = 0,339, ada hubungan bermakna antara pengetahuan dan persepsi dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai (p) = 0,000, tidak

terdapat hubungan dari pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif, dan terdapat hubungan bermakna antara dukungan suami dan tenaga kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai (p) = 0,000.

Perilaku pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengetahuan, persepsi, dukungan suami dan dukungan tenaga kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya, diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk senantiasa memberikan informasi bagi masyarakat, khususnya ibu menyusui maupun ibu hamil mengenai pentingnya ASI eksklusif.

Kata Kunci : Ibu Menyusui, Dukungan Sosial, ASI Eksklusif.

Daftar Bacaan : 29 (2000-2017)

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

iv

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN MIDWIFERY DEPARTMENT, DIPLOMA IV MIDWIFERY PROGRAM

MEDAN

THESIS, 16 JULY 2018

Feby Ivana Rinta Monalisa Batubara

Relationship of Maternal Characteristics and Social Support to Exclusive Breastfeeding on Breastfeeding Mothers in Working Area on Puskesmas Sukaraya Pancur Batu 2018

xii + 71 pages + 14 tables + 2 pictures + 14 attachments

Abstract

Exclusive breastfeeding in infants age 0-6 months is very important for optimal growth both physically and mentally. According to The Health Profile of North Sumatera in 2016 showed exclusive breastfeeding in Deli Serdang District were, from 21,996 babies only 10,355 people (47.1%) who gave statement enough exclusive breastfeeding in Deli Serdang District. It not reached the national target of 80%. The purpose of this studying is to determine the relationship between maternal characteristics and social support with exclusive breastfeeding in breastfeeding mothers in the work area on Puskesmas Sukaraya Pancur Batu.

This research was carried out during March until June 2018 on Puskesmas Sukaraya Pancur Batu. The research designed using the cross sectional approach. The population in this research amounted to 79 people. The sampling technique used in this research is non probability sampling with a

sample of 39 samples. The datas collected by using questionnaire. The datas were then analyzed using chi square with significant value p <0,05.

The result of this research is there is not correlation between age variable with exclusive breastfeeding with value (p) = 0, 339, there is correlation between knowledge and perception variable with exclusive breastfeeding with value (p) = 0,000, there is no relation and statistical calculation of work variable because all respondents did not work, there is a relationship between the supporting husband and health workers to variable with exclusive breastfeeding with value (p) = 0,000.

Behavior of exclusive breastfeeding is influenced by several factors, such as knowledge, perception, husband support and support of health workers in the work area on Puskesmas Sukaraya, it is expected to health workers to always provide information for the community, especially breastfeeding mothers and pregnant women about the importance of exclusive breastfeeding.

Keywords: Breastfeeding Mothers, Social Support, Exclusive Breastfeeding.

Reading List: 29 (2000-2017)

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmatNya sehingga penyusunan Proposal ini telah terselesaikan tepat pada

waktunya. Skiripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

menempuh ujian akhir Program khusus D-IV 0 Tahun Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Medan Tahun 2018 dengan judul yaitu “Hubungan Karakteristik Ibu

dan Dukungan Sosial Terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di

Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tahun 2018”.

Dalam penyusunan skiripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada:

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Medan.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes RI Medan.

3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes selaku Kaprodi D-IV Kebidanan 0 Tahun

Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.

4. Eva Mahayani Nasution, SST, M.Kes selaku pembimbing utama yang

telah meluangkan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk

berkonsultasi dan bersedia memberikan masukan, kritik, dan saran dalam

menyelesaikan skiripsi ini.

5. Melva Simatupang, SST, M.Kes selaku pembimbing pendamping yang

telah memberikan kritikan serta saran dalam penulisan skiripsi ini.

6. Drs. Mukamto, MPH selaku ketua penguji yang telah memberikan kritikan

dan masukan dalam penulisan skiripsi ini.

7. Kepala Puskesmas Sukaraya Pancur Batu yang telah mengizinkan untuk

melakukan penelitian dan membimbing dalam pembuatan skiripsi ini.

8. Hormat dan sujud syukur ananda kepada kedua orang tua, papa tercinta

Drs. HM. Batubara dan mama tersayang Dra. S. br. Tambunan yang telah

membesarkan, membimbing dan mengasuh penulis dengan penuh cinta

dan kasih sayang yang selalu menjadi sumber inspirasi dan motivasi buat

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

vi

penulis dan juga telah memberikan dukungan moril dan material sehingga

Skiripsi ini dapat diselesaikan.

9. Terima kasih untuk adik-adik tercinta penulis Hizkia Batubara, Betzy

Batubara dan Hosea Batubara yang sudah memberikan dukungan doa

dan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

10. Terima kasih untuk sahabat-sahabat penulis Sri Melati Manullang STr.

Keb, dan Novita Yolanda Tambunan STr.Keb yang selalu memberikan

semangat serta dukungan doa dalam penyusunan skripsi.

11. Terima kasih kepada teman sekamar setia penulis Asnita Fera Sianturi

STr, Keb yang senantiasa membantu, memberikan semangat dan selalu

menguatkan penulis selama proses penyusunan skrispsi ini.

12. Rekan satu bimbingan penulis Beby, Prawita, dan Novbel yang selalu

membantu serta memberikan dukungan dan semangat kepada penulis

dalam pembuatan skripsi ini.

13. Terima kasih juga untuk sahabatku terkasih Posmaida Pasaribu, Debora

Sinabariba, dan Cintya Matondang yang telah memberikan semangat dan

penghiburan yang indah selama penyusunan skripsi ini.

14. Rekan-rekan Mahasiswa Program D-IV 0 Tahun Kebidanan Poltekkes

Medan yang telah memberikan dorongan moril terhadap penulis dalam

pembuatan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skiripsi ini masih jauh dari sempurna. Baik dari

teknis penulisan maupun bahasanya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi sempurnanya skiripsi

ini. Semoga dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembacanya.

Medan, 16 Juli 2018

Feby Ivana Rinta Monalisa Batubara

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................... ii ABSTRAK ...................................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................... vii DAFTAR TABEL............................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1 A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 7 C. Tujuan penelitian ...................................................................... 7

C.1 Tujuan Umum ................................................................... 7 C.2 Tujuan Khusus .................................................................. 7

D. Manfaat Penulisan ................................................................... 8 D.1 Manfaat Teoritis ................................................................. 8 D.2 Manfaat Praktis .................................................................. 8

E. Keaslian Penelitian ................................................................... 9

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ................................................ 14 A. Air Susu Ibu (ASI) .................................................................... 14

A.1 Pengertian Air Susu Ibu ...................................................... 14 A.2 ASI Menurut Stadium Laktasi.............................................. 14 A.3 Kandungan ASI .................................................................. 16 A.4 Manfaat ASI Eksklusif ........................................................ 18

A.5 Pemberian ASI Ditinjau dari Berbagai Aspek ................... 22 A.6 Manajemen Laktasi ........................................................... 23 A.7 Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif .............. 26

B. Kerangka Teori ........................................................................ 39 C. Kerangka Konsep ..................................................................... 41 D. Definisi Operasional ................................................................. 40 E. Hipotesis .................................................................................. 44

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 45 A. Jenis Metode ........................................................................... 45 B. Lokasi dan waktu ..................................................................... 45

B.1. Lokasi Penelitian ............................................................... 45 B.2. Waktu Penelitian ............................................................... 46

C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 46 C.1. Populasi ........................................................................... 46 C.2. Sampel ............................................................................. 46

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ........................................... 48 D.1 Data Primer ....................................................................... 48

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

viii

D.2 Data Sekunder ................................................................... 48 E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian ..................................... 48 F. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 49 F.1 Uji Validitas .............................................................................. 49

F.2 Uji Realibilitas........................................................................... 49 G. Prosedur Penelitian ......................................................................... 48 H. Pengolahan dan Analisa Data .................................................... 50

H.1 Pengolahan Data ............................................................... 50 H.2 Analisa Data ...................................................................... 51

I. Etika Penelitian........................................................................... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 53 A. Hasil Penelitian ........................................................................... 53

A.1 Analisa Karakteristik Responden ................................................ 53 A.2 Analisa Univariat ......................................................................... 53 A.3 Analisa Bivariat ........................................................................... 56

B. Pembahasan .............................................................................. 62

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 69 A. Simpulan .................................................................................... 69 B. Saran ......................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 71

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perbedaan Hasil Penelitian…………………………………... 11

Tabel 2.1 Defenisi Operasional………………………………………….. 40

Tabel 3.1 Jumlah Sample Di Setiap Desa……………………………… 46

Tabel 4.1 Karakterisrik Responden Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Tahun 2018…………………………………………

53

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Bayi Usia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tentang ASI Eksklusif Tahun 2018……………………..

54

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Persepsi Ibu Bayi Usia 0-12 Bulan Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tentang ASI Eksklusif Tahun 2018……………………………………..

54

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Ibu Bayi Usia 0-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tentang ASI Eksklusif Tahun 2018……………………..

55

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Ibu Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tentang ASI Eksklusif Tahun 2018……………………..

56

Tabel 4.6 Hubungan Antara Usia dan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018……………………………………………...………………

56

Tabel 4.7 Hubungan Antara Pengetahuan dan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018………………………………………...….....

57

Tabel 4.8 Hubungan Antara Persepsi dan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018…………………..……………………..…………..

58

Tabel 4.9 Hubungan Antara Pekerjaan dan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018………………………….………………………….

59

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

x

Tabel 4.10 Hubungan Antara Dukungan Suami dan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018…………………….…………………………

59

Tabel 4.11 Hubungan Antara Dukungan Tenaga Kesehatan dan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018….................................

60

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Teori ............................................................... 38 Gambar 2.2 Skema Kerangka Konsep............................................................ 39

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Survei Tempat Penelitian Skripsi Prodi D-IV Kebidanan Lampiran 2 Surat Balasan UPT Puskesmas Sukaraya Lampiran 3 Formulir Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 Kartu Bimbingan Skripsi Lampiran 5 Kuesioner Penelitian Lampiran 6 Deskripsi Karakteristik Responden Lampiran 7 Deskripsi Data Penelitian

Lampiran 8 Hasil Uji Chi Square hubungan antara Usia dengan Pemberian ASI Eksklusif

Lampiran 9 Hasil Uji Chi Square hubungan antara Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Lampiran 10 Hasil Uji Chi Square hubungan antara Persepsi dengan Pemberian ASI Eksklusif

Lampiran 11 Hasil Uji Chi Square hubungan antara Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Lampiran 12 Hasil Uji Chi Square hubungan antara Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif

Lampiran 13 Hasil Uji Chi Square hubungan antara Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian bayi dan anak mencerminkan tingkat pembangunan

kesehatan dari suatu negara serta kualitas hidup dari masyarakatnya. Angka ini

digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi program serta kebijakan

kependudukan dan kesehatan. Program kesehatan Indonesia telah difokuskan

untuk menurunkan tingkat kematian dan anak yang cukup tinggi. Angka

Kematian Bayi (Infant Mortality Rate–IMR) adalah jumlah kematian bayi usia

dibawah 1 tahun (0-11 bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu

(Kementerian Kesehatan RI, 2013). Berdasarkan hasil Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka Kematian Bayi (AKB) pada

tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2015,

berdasarkan Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan

AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI,

2017).

Dalam profil kesehatan Indonesia tahun 2016, salah satu indikator

kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan neonatal. Karena bayi hingga usia

kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan

kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga

tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan

dilakukan untuk mengendalikan risiko pada kelompok ini di antaranya dengan

mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di

fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai

standar pada kunjungan bayi baru lahir. Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama

atau KN1 merupakan indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang

dilakukan untuk mengurangi risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48

jam setelah lahir yang meliputi antara lain kunjungan menggunakan pendekatan.

Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) termasuk konseling perawatan bayi

baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi dan Hepatitis B0 injeksi

bila belum diberikan. Capaian KN1 Indonesia pada tahun 2016 sebesar 91,14%

lebih tinggi dari tahun 2015 yaitu sebesar 83,67%. Namun beberapa provinsi

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

2

mendapatkan cakupan lebih dari 100% dikarenakan data sasaran BPS

lebih rendah dibandingkan dengan data sasaran riil yang didapatkan. Sehingga

data yang diperoleh berbeda dengan angka kejadian KN1 di Indonesia. Dan

menyebabkan konseling mengenai ASI eksklusif pun tidak maksimal, sehingga

cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pun masih belum mencapai target.

Menurut WHO (2016), pemberian ASI eksklusif di dunia masih berkisar 39%. Dan

jika dibandingkan dengan target WHO yaitu sebesar 50%, angka tersebut masih

jauh dari target. Sementara capaian ASI eksklusif di Indonesia yang diharapkan

yaitu sebesar 80%. Dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2016,

persentase bayi 0-5 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif sebesar 54,0%,

sedangkan bayi yang telah mendapatkan ASI eksklusif sampai usia enam bulan

adalah sebesar 29,5% (Kementerian Kesehatan RI, 2017).

Menurut profil kesehatan Sumatera Utara tahun 2016, pemberian ASI

eksklusif di Kabupaten Deli Serdang adalah dari 21.996 bayi hanya 10.355 orang

(47,1%) yang diberikan ASI eksklusif. Sedangkan bayi yang tidak diberikan ASI

eksklusif sebanyak 11.641 orang (52,9%). Cakupan pemberian ASI eksklusif di

Kabupaten Deli Serdang tersebut masih belum mencapai target Nasional yaitu

80%. Hal ini menunjukkan pemberian ASI sebagai makanan pertama bayi masih

kurang. Padahal penurunan gizi anak hingga menyebabkan anak bergizi kurang

hingga buruk dan tumbuh pendek (stunting) dapat dicegah sedini mungkin

dengan pemberian ASI eksklusif.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012, Air Susu Ibu

yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang

diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa

menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. ASI

mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein

untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga

pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Kolostrum

berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga. Hari

keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein, dan

laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi

dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI juga

mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan menganggu

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

3

enzim di usus. Susu formula tidak mengandung enzim sehingga penyerapan

makanan tergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi (Kementerian

Kesehatan RI, 2017).

Dalam UU Nomor 36 tahun 2009 Pasal 128 ayat 1 dan 2, menyatakan

bahwa setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan

selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis. Selama pemberian air susu

ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus

mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas

khusus. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United

Nation Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO)

membuat rekomendasi pada ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan

kepada bayinya. Berdasarkan Riskesdas (2013), sesudah umur 6 bulan, bayi

baru dapat diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ibu tetap

memberikan ASI sampai anak berumur minimal 2 tahun. Pemerintah Indonesia

melalui Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan para ibu untuk

menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya (Badan Penelitian Dan

Pengembangan Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan pemberian ASI

eksklusif, demi mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik pada

tahun 2016-2017 adalah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang

dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan

kualitas hidup. Kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka GERMAS adalah

peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat,

penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan

pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan; dan

peningkatan edukasi hidup sehat. Beberapa bentuk program GERMAS adalah

keluarga mempunyai akses/menggunakan jamban dan sarana air bersih,

keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), anggota

keluarga tidak ada yang merokok, anggota keluarga rutin memeriksakan

kesehatannya, ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi

mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan ASI eksklusif, dan balita

mendapatkan pemantauan tumbuh kembang (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

4

ASI mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari bahaya penyakit

dan infeksi, seperti : diare, infeksi telinga, batuk pilek dan penyakit alergi.

Sehingga angka morbiditas dan mortalitas bayi yang diberi ASI Eksklusif lebih

kecil dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif (Walyani dan

Purwoastuti, 2015).

Perilaku pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh faktor internal dan

ekskternal. Menurut Notoatmodjo (2016), perilaku merupakan respon atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku juga dapat

diartikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan

dipelajari. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya prilaku dapat

dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor Intern

meliputi pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi motivasi dan sebagainya.

Sedangkan faktor ekstern seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan

dan sebagainya.

Faktor internal (karakteristik) ibu adalah segala sesuatu yang berasal dari

ibu, yang terdiri dari usia, persepsi, pengetahuan, dan perkerjaan ibu. Usia akan

mempengaruhi kemampuan dan kesiapan diri ibu dalam melewati masa

menyusui. Sehingga ibu dengan usia 18 tahun berbeda dalam melewati masa

menyusui dibandingkan dengan ibu yang berusia 40 tahun (Marlitalia, 2017).

Persepsi yang salah mengenai ASI eksklusif dapat mempengaruhi pemberian

ASI eksklusif. Misalnya adalah produksi ASI yang tidak mencukupi. Alasan ini

merupakan alasan utama para ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif. Dalam

hal ini ibu merasa bahwa ASI-nya kurang, dengan berbagai keluhan seperti

payudara mengecil, ASI menjadi lebih encer, bayi lebih sering menangis dan

lebih sering minta disusui (Walyani, 2015). Pengetahuan ibu yang kurang

mengetahui dan memahami tata laksana laktasi yang benar juga akan

mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada bayi. Misalnya, pentingnya

memberikan ASI, bagaimana ASI keluar, bagaimana posisi menyusui dan

perlekatan yang baik sehingga ASI dapat keluar dengan optimal (Astutik, 2016).

Faktor ekskternal ibu adalah segala sesuatu yang berasal di luar diri ibu,

seperti dukungan suami dan tenaga kesehatan. Faktor-faktor tersebut sangat

mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada bayi. Sehingga jika salah satu

faktor tersebut tidak teraplikasikan dengan baik dan benar pada ibu menyusui,

maka hal tersebut akan mempengaruhi rendahnya pemberian ASI eksklusif

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

5

pada bayi (Maritalia, 2017). Dukungan suami yang baik kepada ibu akan

membantu keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Dukungan suami akan

membuat ibu merasa tenang sehingga memperlancar produksi ASI. Ayah

membantu ibu agar bisa menyusui dengan nyaman sehingga ASI yang

dihasilkan maksimal (Khasanah, 2013). Dukungan tenaga kesehatan juga

berperan dalam menunjang pemberian ASI eksklusif. Bidan dapat membantu ibu

untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum

terjadi. Misalnya dengan tidak memberikan makanan atau minuman lain kepada

bayi baru lahir selain ASI, kecuali ada indikasi medis yang jelas. Sehingga jika

dukungan suami dan bidan tidak dilaksanakan dengan benar, hal tersebut dapat

menjadi penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif pada bayi (Heryani,

2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hakim (2013), pemberian ASI

ekslusif di pengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah usia dan

pengetahuan. Ibu yang berumur 30 tahun ke atas yang memberikan ASI

esksklusif sebesar 45,5%, sedangkan ibu yang berusia di bawah 30 tahun hanya

18,3% yang memberikan ASI eksklusif. Pemberian ASI dipengaruhi oleh tingkat

pengetahuan (p<0,05). Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, maka semakin

banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif. Ibu dengan pengetahuan baik yang

memberikan ASI eksklusif sebesar 50,0%, sedangkan ibu yang memiliki

pengetahuan kurang baik yang memberikan ASI eksklusif sebesar 47,8%.

Dalam penelitian Akhmadi (2016), terdapat hubungan antara persepsi

produksi ASI yang kurang pada ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Ini berarti

bahwa ibu yang memiliki persepsi produksi ASI yang kurang cenderung memiliki

cakupan ASI eksklusif yang lebih rendah. Sebaliknya, ibu yang tidak memiliki

persepsi produksi ASI yang kurang cenderung untuk memiliki cakupan ASI

eksklusif yang lebih tinggi. Dan berdasarkan penelitian Ardhita (2012), dari 64 ibu

didapati ibu yang bekerja dan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 37 ibu

(57,8%) dan ibu yang bekerja dan memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 27

ibu (42,2%).

Penelitian Usman, et al (2015) menyatakan adanya hubungan dukungan

suami, dukungan tenaga kesehatan dalam pemberian ASI Eksklusif. Diperoleh

data bahwa jumlah ibu yang menyatakan dukungan suami baik yaitu 69 ibu

(65.7%), yang memberikan ASI Eksklusif 63 ibu (60.0%) dan yang tidak

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

6

memberikan 6 ibu (5.7%), sedangkan jumlah ibu yang menyatakan dukungan

keluarga kurang baik sebanyak 36 ibu (34.3%), yang memberikan ASI Eksklusif

27 ibu (25.7%), yang tidak memberikan ASI Eksklusif 9 ibu (8.6%). Sedangkan

hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif yaitu

diperoleh data bahwa jumlah ibu yang menyatakan dukungan tenaga kesehatan

baik yaitu 18 ibu (17.1%), yang memberikan ASI Eksklusif 18 ibu (17.1%) dan

yang tidak memberikan 0 ibu (0%), sedangkan jumlah ibu yang menyatakan

dukungan tenaga kesehatan kurang baik sebanyak 87 ibu (82.9%), yang

memberikan ASI Eksklusif 72 ibu (68.6%), yang tidak memberikan ASI Eksklusif

15 ibu (14.3%).

Berdasarkan data Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tahun 2017, dari

116 orang ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan hanya 56,9% (66 orang) yang

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Sedangkan ibu yang tidak

memberikan ASI eksklusif pada bayi sebesar 43,1% (50 orang). Namun,

berdasarkan studi awal peneliti yang dilakukan di desa Sukaraya Kota Pancur

Batu tahun 2018, diperoleh data dari 10 orang ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan

hanya 20% yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Sedangkan ibu

yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sebesar 70%. Hal tersebut masih

sangat jauh dari target nasional pemberian ASI eksklusif di Indonesia yaitu 80%.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian

tentang “Hubungan Karakteristik Ibu dan Dukungan Sosial Terhadap Pemberian

ASI Ekslusif Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur

Batu Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan tersebut

penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada

hubungan antara karakteristik ibu dan dukungan sosial dengan pemberian ASI

eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur

Batu?”.

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

7

C. Tujuan Penelitian

C.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui “Hubungan Karakteristik Ibu dan Dukungan Sosial

Terhadap Pemberian ASI Ekslusif Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018”

C.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran usia ibu, pekerjaan ibu dan pemberian

ASI pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu tahun 2018.

b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu dalam pemberian ASI

eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu tahun 2018.

c. Untuk mengetahui gambaran persepsi ibu dalam pemberian ASI

eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu tahun 2018.

d. Untuk mengetahui gambaran dukungan sosial suami dalam

pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tahun 2018.

e. Untuk mengetahui gambaran dukungan sosial tenaga kesehatan

dalam pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tahun 2018.

f. Untuk mengetahui hubungan usia ibu terhadap pemberian ASI

eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu tahun 2018.

g. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu terhadap pemberian

ASI eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukaraya Pancur Batu tahun 2018.

h. Untuk mengetahui hubungan persepsi ibu terhadap pemberian ASI

eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu tahun 2018.

i. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI

eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu tahun 2018.

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

8

j. Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial suami terhadap

pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tahun 2018.

k. Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial tenaga kesehatan

terhadap pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tahun 2018.

D. Manfaat Penelitian

D.1 Manfaat Teoritis

Informasi hasil penelitian ini dapat digunakan menjadi tambahan

informasi dan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

penerapannya bagi masyarakat, khususnya ibu menyusui, dan tenaga kesehatan

dalam memahami hubungan karakteristik ibu dan dukungan sosial dengan

pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di Kota Pancur Batu.

D.2 Manfaat Praktik a. Bagi Puskesmas Sukaraya Pancur Batu

Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu dalam mengambil kebijakan lebih

lanjut dalam meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Data atau informasi hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan tenaga

kesehatan sebagai masukan untuk menyarankan atau memberikan

penyuluhan kepada masyarakat Pancur Batu Kab. Deli Serdang

mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif.

c. Bagi Masyarakat

Data atau informasi hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

masukan atau pengetahuan bagi masyarakat khususnya ibu menyusui

mengenai ASI, agar memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai

usia 6 bulan.

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

9

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman bagi penulis dalam melakukan penelitian dan penulisan

skripsi ini.

E. Keaslian Penelitian

1. Ramla Hakim (2012) “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi 6-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nabire

Kota Kabupaten Nabire” Papua”. Jenis penelitian ini survei dengan

pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik purposive sample. Analisa data dengan chi square. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menyusui di

wilayah kerja Puskesmas Nabire Kota memiliki tingkat pengetahuan

tentang pemberian ASI eksklusif pada ketegori cukup baik (44,2%).

Sebagian besar (70,2%) ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas

Nabire Kota tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Sehingga

ada hubungan bermakna antara pengetahuan tentang ASI eksklusif

dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Ada hubungan bermakna

antara umur, pekerjaan ibu, dan paritas dengan perilaku pemberian ASI

eksklusif. Penelitian ini menunjukkan tidak hubungan bermakna antara

pendidikan, serta dukungan petugas kesehatan dengan perilaku

pemberian ASI eksklusif.

2. Meiyana Dianning Rahmawati (2010) “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui Di Kelurahan Pedalangan

Kecamatan Banyumanik Kota Semarang”. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kuanitatif non experimental yaitu explanatory research dengan

pendekatan cross sectional dan metode survey analitik. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sample. Analisa

data dengan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak

35 ibu dari 52 ibu usia <20 - 30 tahun (67%) tidak memberikan ASI

eksklusif dan sebanyak 16 ibu dari 28 ibu usia lebih dari 30 tahun

(57,1%) memberikan ASI eksklusif. Nilai probabilitasnya adalah 5%

(0,05) dan berarti nilai p < 0,05, sehingga nilai tersebut menunjukkan ada

pengaruh yang signifikan antara usia dengan pemberian ASI eksklusif.

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

10

Sebanyak 41 ibu dari 69 ibu berpendidikan tinggi (59,4%) tidak

memberikan ASI eksklusif dan 5 ibu dari 11 ibu berpendidikan rendah

(45,5%) memberikan ASI eksklusif pada bayinya.. Nilai p dari uji Fisher

adalah 0,754. Nilai probabilitasnya adalah 5% (0,05) dan berarti nilai p >

0,05, sehingga nilai tersebut menunjukkan tidak ada pengaruh yang

signifikan antara tingkat pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif.

Sebanyak 31 ibu dari 42 ibu bekerja (73,8%) tidak memberikan ASI

eksklusif dari sebanyak 22 ibu dari 38 ibu tidak bekerja (57,9%)

memberikan ASI eksklusif. Nilai probabilitasnya adalah 5% (0,05) dan

berarti nilai p <0,05, sehingga nilai tersebut menunjukkan ada pengaruh

yang signifikan antara status pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif.

Uji regresi logistik menunjukkan bahwa faktor paling dominan yang

mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah status pekerjaan dengan

p=0,008 dan OR=4,137 yang menandakan bahwa ibu yang tidak bekerja

berpeluang memberikan ASI ekskusif pada bayinya 4 kali dibanding ibu

yang bekeija. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI

eksklusif pada ibu menyusui di kelurahan Pedalangan kecamatan

Banyumanik kota Semarang adalah usia ibu, status pekerjaan, urutan

kelahiran bayi, dukungan petugas kesehatan dan faktor yang paling

dominan adalah status pekerjaan.

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

11

Tabel 1.1 Perbedaan Hasil Penelitian

Pembeda Meiyana Dianning

Rahmawati Ramla Hakim

Feby Ivana Rinta

Monalisa

Batubara

Judul

Penelitian

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pem-

berian Asi Eksklusif

Pada Ibu Menyusui

Di Kelurahan

Pedalangan Kec.

Banyumanik Kota

Semarang

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi

Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi

6-12 Bulan Di

Wilayah Kerja

Puskesmas Nabire

Kota Kabupaten

Nabire

Hubungan

Karakteristik Ibu

dan Dukungan

Sosial Terhadap

Pemberian ASI

Eksklusif pada Ibu

Menyusui di

Wilayah Kerja

Puskesmas

Pancur Batu

Tahun 2018

Tahun,

Tempat

Penelitian

2010,

Semarang

2012,

Papua

2018,

Pancur Batu

Rancangan

Penelitian Cross Sectional Cross Sectional Cross Sectional

Variabel

Penelitian

Variabel Bebas :

1. Usia Ibu 2. Tingkat pendidikan 3. Status pekerjaan 4. Urutan kelahiran

bayi 5. Tingkat

pengetahuan tentang ASI

6. Dukungan Suami 7. Dukungan Tenaga

Kesehatan 8. Sosial Budaya

Variabel Terikat :

Pemberian ASI Eksklusif

Variabel Bebas :

1. Pengetahuan Ibu

2. Pekerjaan 3. Umur 4. Pendidikan 5. Dukungan

tenaga kesehatan

6. Paritas

Variabel Terikat :

Pemberian ASI Eksklusif

Variabel Bebas :

1. Usia Ibu 2. Persepsi Ibu 3. Tingkat

Pengetahuan Ibu

4. Pekerjaan Ibu 5. Dukungan

Suami 6. Dukungan

Tenaga Kesehatan

Variabel Terikat:

Pemberian ASI Eksklusif

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI (Air Susu Ibu)

A.1 Pengertian ASI

ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mammae

ibu, dan berguna sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). Menurut Who Health

Organization (WHO), ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan

cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, atau makanan tambahan lain

sebelum mencapai usia enam bulan (Astutik, 2016). ASI eksklusif atau lebih

tepat pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI

saja, sejak usia 30 menit post natal (setelah lahir) sampai usia 6 bulan, tanpa

tambahan cairan lain seperti: susu formula, sari buah, air putih, madu, air teh,

dan tanpa tambahan makanan padat seperti buah-buahan, biskuit, bubur susu,

bubur nasi dan nasi tim (Walyani, 2015).

A.2 ASI Menurut Stadium Laktasi

Dalam Astutik (2016), ASI menurut stadium laktasi dibagi menjadi 3

stadium, yaitu adalah sebagai berikut.

a. Kolostrum

Merupakan cairan piscous kental dengan warna kekuning-kuningan

dan lebih kuning dibandingkan susu yang matur. Kolostrum juga dikenal

dengan cairan emas yang encer berwarna kuning (dapat pula jernih) dan

lebih menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit.

Sedangkan menurut Pollard (2016), kolostrum merupakan suatu cairan

kental berwarna kuning/jingga yang sangat pekat, tetapi terdapat dalam

volume yang kecil pada hari-hari awal. Kolostrum diproduksi sejak kira-

kira minggu ke-16 kehamilan (laktogenesis I) dan siap untuk

menyongsong kelahiran. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan pada

bayi. Kolostrum dapat melapisi usus bayi dan melindunginya dari bakteri.

Kolostrum disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai

ketiga atau keempat. Pada awal menyusui, kolostrum yang keluar

mungkin hanya sesendok teh saja. Pada hari pertama pada kondisi

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

13

normal, produksi kolostrum sekitar 10-100 cc dan terus meningkat setiap

hari sampai sekitar 150-300 ml/24 jam.

Kolostrum mengandung zat antiinfeksi 10-17 kali lebih banyak

dibandingkan ASI matur. Komposisi dari kolostrum dari hari ke hari selalu

berubah-ubah. Rata-rata mengandung protein 8,5%, lemak 2,3%,

karbohidrat 3,5%, curpusculum colostrums, garam mineral (K, Na dan Cl)

0,4%, air 85,1%, leukosit sisa-sisa epitel mati dan vitamin yang larut

dalam lemak.

b. Air Susu Masa Transisi (Peralihan)

ASI peralihan adalah air susu yang keluar setelah kolostrum sampai

sebelum menjadi ASI yang matang/matur. Ciri dari air susu pada masa

peralihan adalah sebagai berikut.

1. Disekresi ASI dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi.

Teori lain mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada

minggu ke-3 sampai minggu ke-5.

2. Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan

lemak makin tinggi.

3. Volume ASI juga akan makin meningkat dari hari ke hari

sehingga pada waktu bayi berumur tiga bulan dapat diproduksi

kurang lebih 800 ml/hr.

c. Air Susu Matang (Matur)

Ciri dari air susu matur adalah sebagai berikut.

1. ASI yang disekresikan pada hari ke-10 dan seterusnya.

Komposisinya relatif konstan. Ada pula yang mengatakan bahwa

komposisi ASI relatif konstan baru dimulai pada minggu ke-3 sampai

minggu ke-5.

2. Pada ibu yang sehat, produksi ASI untuk bayi akan tercukupi. Hal ini

dikarenakan ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik

dan cukup untuk bayi sampai usia enam bulan.

3. Cairan berwarna putih kekuning-kuningan yang diakibatkan warna

dari garam Ca-caseinant, riboflavin dan karoten yang terdapat di

dalamnya (Astutik, 2016).

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

14

4. Tidak menggumpal jika dipanaskan.

5. Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama

disebut foremilk.

a) Foremilk lebih encer.

b) Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi

laktosa, gula, protein, mineral dan air.

6. Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk.

a) Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi.

b) Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang.

7. Dengan demikian, bayi akan membutuhkan keduanya, baik foremilk

maupun hindmilk.

8. Komposisi foremilk (ASI permulaan) berbeda dengan hindmilk (ASI

paling akhir).

9. Volume ASI matur 300-850 ml/24 jam.

10. Terdapat antimikrobakterial faktor, yaitu :

a) Antibodi terhadap bakteri dan virus.

b) Sel (fagosile, granulosil, makrofag, lomfosil tipe-T).

c) Enzim (lisozim, lactoperoxidese).

d) Protein (laktoferin, B12 Ginding Protein)

e) Faktor resisten terhadap terhadap Staphylococcus.

f) Complement (C3 dan C4).

A.3 Kandungan ASI

Menurut Pollard (2016), ASI berisi banyak unsur atau zat yang memenuhi

kebutuhan individu walaupun terjadi kemajuan teknologi, ASI tidak dapat

digantikan secara akurat oleh susu buatan; ASI sering kali disebut sebagai cairan

kehidupan (“living fluid”). ASI mengandung air, lemak, protein, karbohidrat

elektrolit mineral serta immunoglobulin.

a. Lemak

Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak, yaitu sekitar 50%

kalori ASI berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5-4,5%.

Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah dicerna oleh bayi

karena terdiri dari butiran-butiran trigliserid yang mudah dicerna dan

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

15

diserap bayi. Kandungan trigliserida dalam lemak ASI sebanyak 98% dari

seluruh lemak susu ibu.

Kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut lama menyusui.

Pada permulaan menyusu (lima menit pertama) disebut foremilk yang

kadar lemak ASI rendah (1-2 g/dl) dan lebih tinggi pada hindmilk, yaitu

ASI yang dihasilkan pada akhir menyusu (15-20 menit). Kadar lemak

hindmilk bisa mencapai tiga kali lipat dibandingkan dengan foremilk.

b. Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa yang kadarnya paling

tinggi dibandingkan susu mamalia lain (7%). Laktosa mudah diurai

menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim lactase yang

sudah ada dalam saluran pencernaan sejak lahir. Laktosa mempunyai

manfaat lain yaitu meningkatkan absorbsi kalsium dan merangsang

pertumbuhan Lactibasillus bifidus.

c. Protein

Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein sebesar

0,99% dan sebesar 60% di antaranya whey yang lebih mudah dicerna

dibandingkan kasein (protein utama susu sapi). Selain mudah dicerna,

dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam

susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan

somatik sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak.

d. Garam dan Mineral

ASI mengandung mineral lengkap. Kadarnya relatif rendah, tetapi

cukup untuk bayi sampai usia enam bulan. Total mineral selama laktasi

adalah konstan, tetapi beberapa mineral yang spesifik kadarnya

tergantung pada diet dan stadium laktasi. Besi dan kalsium paling stabil

karena tidak dipengaruhi oleh diet ibu.

Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah kalsium,

kalium, serta natrium dari asam klorida dan fosfat. Dan juga mengandung

bahan pembuat darah, yaitu tembaga, besi dan mangan. Kalsium dan

fosfor merupakan bahan pembentuk tulang yang kadarnya dalam ASI

cukup. Seng diperlukan untuk tumbuh kembang, sistem imunitas, dan

pencegahan penyakit tertentu seperti penyakit yang mengenai kulit serta

saluran pencernaan yang berakibat fatal (Akrodermatittis enteropatika).

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

16

Bayi yang mendapatkan ASI akan terhindar dari penyakit ini dikarenakan

ASI cukup mengandung seng.

Kadar garam dan mineral yang rendah dalam susu diperlukan oleh

bayi baru lahir karena ginjal belum dapat mengonsentrasikan air kemih

yang baik. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu formula yang tidak

dimodifikasi dapat menderita otot kejang (tetani) karena hipokalsemia. Hal

ini dikarenakan kadar kalsium dalam susu sapi lebih rendah dibandingkan

ASI, sedangkan kadar fosfor jauh lebih tinggi sehingga menganggu

penyerapan kalsium dan magnesium.

ASI dan susu sapi mengandung zat besi dalam kadar yang tidak

terlalu tinggi, tetapi zat besi dalam ASI lebih mudah diserap dan lebih

banyak (> 50%).

e. Vitamin

ASI cukup mengandung vitamin yang diperlukan bayi, di antaranya

vitamin D, E, dan K. Vitamin E terdapat pada kolostrum, vitamin K

diperlukan sebagai katalisator dalam proses pembekuan darah dan

terdapat dalam ASI dalam jumlah yang cukup, serta mudah diserap. ASI

juga mengandung vitamin D, tetapi bayi prematur atau bayi yang kurang

mendapat sinar matahari dianjurkan pemberian suplementasi vitamin D

(Astutik, 2016).

A.4 Manfaat ASI Eksklusif

Dalam Walyani dan Purwoastuti (2015), ASI ekskusif memiliki banyak

manfaat terutama bagi bayi dan ibu. Manfaat ASI eksklusif bagi bayi dan ibu

adalah sebagai berikut.

A.4.1 Manfaat Bagi Bayi

a. ASI sebagai nutrisi.

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi

yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.

ASI adalah makanan yang paling sempurna baik kualitas maupun

kuantitasnya. Melalui penatalaksanaan menyusui yang benar, ASI

sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi

normal sampai usia 6 bulan.

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

17

b. ASI sebagai kekebalan.

ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Bayi baru lahir secara

alamiah mendapatkan zat kekebalan dari ibunya melalui plasenta, tetapi

kadar zat kekebalan dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat

tersebut akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir, padahal

bayi sampai usia beberapa bulan tubuh belum dapat membentuk sendiri

zat kekebalan secara sempurna. Oleh karena itu, kadar zat kekebalan di

dalam tubuh bayi menjadi rendah. Hal ini akan tertutupi jika bayi

mengkonsumsi ASI. ASI mengandung zat kekebalan yang akan

melindungi bayi dari bahaya penyakit dan infeksi, seperti : diare, infeksi

telinga, batuk pilek dan penyakit alergi (Roesli, 2000; Depkes 2001).

Angka morbiditas dan mortalitas bayi yang diberi ASI Eksklusif lebih kecil

dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif.

c. ASI meningkatkan kecerdasan bayi.

Bulan-bulan pertama kehidupan bayi sampai dengan usia 2 tahun

adalah priode di mana terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat.

Periode ini tidak akan terulang lagi selama masa tumbuh kembang anak.

Pertumbuhan otak adalah faktor utama yang mempengaruhi

perkembangan kecerdasan. Sementara itu pertumbuhan otak sangat

dipengaruhi oleh nutrisi yang diberikan dari segi kualitas dan

kuantitasnya. Nutrisi utama untuk pertumbuhan otak antara lain : Taurin,

Lactosa, DHA, AA, Asam Omega-3, dan Omega-6. Semua nutrisi yang

dibutuhkan tersebut, bisa didapatkan dari ASI.

d. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang.

Pada waktu menyusu, bayi berada sangat dekat dalam dekapan

ibunya. Semakin sering bayi berada dalam dekapan ibunya, maka bayi

akan semakin merasakan kasih saying ibunya. Ia juga akan merasa

aman, tentram dan nyaman terutama karena masih dapat mendengar

detak jantung ibunya yang telah dikenalnya sejak dalam kandungan.

Perasaan yang terlindungi dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar

perkembangan emosi bayi dan membentuk ikatan yang erat antara ibu

dan bayi.

Selain 4 manfaat pokok di atas, ada beberapa manfaat lain pemberian

ASI bagi bayi yaitu ASI mudah dicerna karena mengandung enzim

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

18

pencernaan sehingga bayi tidak mengalami obstipasi (sembelit), dan ASI

tidak memberatkan fungsi ginjal yang belum sempurna. ASI juga

menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang mendapatkan ASI

eksklusif akan lebih cepat bisa berjalan, membantu pembentukan rahang,

meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara, mencegah

obesitas (kegemukan) pada bayi, dan mencegah anemia akibat

kekurangan zat besi. Selain itu ASI mengurangi risiko terkena penyakit

diabetes, kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan

menderita penyakit jantung.

A.4.2 Manfaat Bagi Ibu

a. Mengurangi perdarahan dan anemia setelah melahirkan serta

mempercepat pemulihan rahim ke bentuk semula.

Menyusui bayi segera setelah melahirkan akan meningkatkan kadar

oksitosin di dalam tubuh ibu. Oksitosin berguna untuk proses

konstriksi/penyempitan pembuluh darah di rahim sehingga perdarahan

akan lebih cepat berhenti pada ibu postpartum, sehingga kemungkinan

terjadinya perdarahan dapat berkurang. Hal ini juga dapat mengurangi

terjadinya anemia pada ibu. Selain itu kadar oksitosin yang meningkat

juga mempercepat rahim kembali mendekati ukuran seperti sebelum

hamil.

b. Menjarangkan kehamilan.

Menyusui/memberikan ASI pada bayi merupakan cara kontrasepsi

alamiah yang aman tanpa alat kontrasepsi apapun sampai ibu belum

mendapatkan menstruasi, murah dan cukup efektif, disebut juga dengan

Metode Amenorhoe Laktasi (MAL).

c. Lebih cepat kembali ke berat badan semula.

Menyusui memerlukan energi yang besar. Tubuh ibu akan mengambil

sumber energi dari lemak-lemak yang tertimbun selama hamil terutama di

bagian paha dan lengan atas, sehingga berat badan ibu menyusui akan

lebih cepat kembali ke berat badan semula.

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

19

d. Mengurangi kemungkinan menderita kanker.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi

kemungkinan terjadinya kanker payudara dan akan mengurangi resiko ibu

terkena penyakit kanker indung telur.

e. Lebih ekonomis dan murah.

ASI adalah jenis makanan yang bermutu tinggi yang murah dan

sederhana yang tidak memerlukan perlengkapan menyusui sehingga

dapat menghemat pengeluaran. Bayi yang diberi ASI eksklusif

mempunyai daya tahan tubuh yang kuat, sehingga bayi akan terhindar

dari berbagai penyakit dan infeksi. Hal tersebut akan menghemat

pengeluaran untuk biaya kesehatan ke dokter atau rumah sakit.

f. Menghemat waktu, portabel dan praktis.

ASI dapat diberikan kapan saja, di mana aja, dan tidak perlu takut

persediaan habis. ASI juga mudah di bawa kemana-mana. Pada saat

berpergian tidak perlu untuk membawa peralatan membuat susu dan alat

listrik untuk memasak atau menghangatkan susu serta tidak perlu takut

basi karena ASI di dalam payudara ibu tidak akan pernah basi.

g. Memberi kepuasaan kepada ibu.

Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif pada bayinya akan

merasa puas, bangga dan bahagia yang mendalam.

A.4.3 Manfaat Bagi Keluarga

Dalam Astutik (2016), menjelaskan bahwa ASI juga memiliki manfaat bagi

keluarga dan negara di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Mudah pemberiannya.

Pemberian ASI tidak merepotkan seperti susu formula yang harus

mencuci botol dan mensterilkan karena sudah steril.

b. Menghemat biaya.

Artinya ASI tidak perlu dibeli, karena bisa diproduksi oleh ibu sendiri

sehingga keuangan keluarga tidak banyak berkurang dengan adanya

bayi. Dan juga bayi dengan ASI akan menjadi lebih sehat dan jarang

sakit, sehingga menghemat pengeluaran keluarga dikarenakan tidak perlu

sering membawa ke sarana kesehatan.

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

20

A.4.4 Manfaat Bagi Negara

a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.

Seperti yang dijelaskan di atas, ASI mengandung za-zat kekebalan

yang bisa melindungi bayi dari penyakit sehingga resiko kematian dan

kesakitan akan menurun.

b. Mengurangi subsidi untuk ke rumah sakit.

Hal ini menyebabkan karena bayi jarang ke rumah sakit sehingga

menurunkan angka kunjungan ke rumah sakit yang tentunya memerlukan

biaya untuk perawatan.

A.5 Pemberian ASI Ditinjau dari Berbagai Aspek

Menurut Astutik (2016), pemberian ASI ditinjau dari empat aspek. Aspek

tersebut adalah sebagai berikut.

a. Aspek Biologis

Manusia termasuk jenis mamalia dan secara ilmiah seorang ibu yang

melahirkan akan mengahasilkan ASI. ASI dapat keluar sendiri atau

melalui isapan bayi, serta sangat bergantung pada keadaan emosi ibu.

Kolostrum merupakan salah satu kandungan ASI yang sangat penting

karena mengandung zat gizi yang dibutuhkan bayi.

b. Aspek Psikologis

Menyusui merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi yang saling

memengaruhi. Hubungan interaksi ini paling mudah tercipta selama 12

jam pertama dan mulai terjalin sejak beberapa menit setelah melahirkan.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan agar bayi disusui sedini mungkin,

misalnya 30 menit setelah melahirkan. Proses menyusui yang berjalan

dengan baik akan memberikan kepuasan dan rasa aman bayi bayi

melalui kehangatan tubuh dan denyut jantung ibu.

c. Aspek Sosio-budaya

Di pedesaan, biasa terlihat bayi disusui ibunya setiap hari. Bahkan,

gadis-gadis sebelum menikah dan melahirkan anak dapat mengamati

serta mempelajari cara-cara menyusui. Dukungan masyarakat di

sekitarnya sangat membantu menyukseskan pemberian ASI sesudah

bayi dilahirkan. Adanya urbanisasi kiranya perlu diantisipasi sehingga

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

21

kebiasaan menyusui bayi tidak ditinggalkan oleh ibu-ibu muda yang

berada di kota.

d. Aspek Ekonomi

Di negara berkembang, masalah sanitasi dan kebersihan belum

begitu baik. Misalnya, terjadi kematian bayi yang tinggi ada hubungannya

dengan penggunaan susu botol. Meninggalkan ASI dan beralih kepada

susu botol sangat merugikan dari segi ekonomi kerena susu botol juga

harus dibeli.

A.6 Manajemen Laktasi

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), manajemen laktasi terdiri dari

perawatan payudara, cara menyusui yang benar dan langkah-langkah menyusui

yang benar.

A.6.1 Perawatan Payudara

Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara

terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancar pemgeluaran

ASI. Perawatan payudara adalah perawatan payudara setelah ibu melahirkan

dan menyusui agar ASI keluar dengan lancar. Perawatan payudara sangat

penting dilakukan selama hamil dan menyusui. Hal ini dikarenakan payudara

merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi

baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin yaitu 1-2 hari setelah bayi

lahir. Perawatan payudara sebaiknya dilakukan dua kali sehari sebelum mandi.

Prinsip perawatan payudara adalah sebagai berikut.

1. Menjaga payudara agar tetap bersih dan kering terutama puting susu.

2. Menggunakan bra/BH yang menopang

3. Apabila terjadi puting susu yang lecet, oleskan kolostrum ASI yang

keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui.

Menyusui tetap dapat dilakukan dengan mendahulukan puting susu

yang tidak lecet. Namun jika puting susu termasuk kategori berat,

maka ASI dapat dikeluarkan atau diminumkan dengan sendok.

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

22

A.6.2. Cara Menyusui yang Benar

Teknik menyusui adalah salah satu cara pemberian ASI yang dilakukan

oleh seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi

tersebut. Posisi yang tepat bagi ibu untuk menyusui adalah duduk dengan posisi

yang enak atau santai, memakai kursi atau sandaran punggung dan lengan. Dan

menggunakan bantal untuk menjanggal bayi agar tidak terlalu jauh dari payudara

ibu. Beberapa faktor kunci dalam menyusui dengan benar di antaranya sebagai

berikut.

a. Waktu Menyusui

Waktu menyusui juga merupakan faktor kunci dalam menyusui yang

benar. Pada bayi baru lahir akan menyusu lebih sering, rata-rata 10-12

kali menyusu tiap 24 jam atau bahkan 18 kali. Menyusui on demand

adalah menyusui kapanpun bayi meminta atau dibutuhkan oleh bayi

(akan lebih banyak dari rata-rata menyusu). Menyusui on demand

merupakan cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi

tetap kenyang. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa

sebaiknya setiap kali menyusui dengan durasi yang cukup lama dan tidak

terlalu sebentar, sehingga bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk

secara seimbang.

Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab

lain (buang air, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau

ibu sudah merasa perlu menyusui. Bayi yang sehat dapat mengosongkan

satu payudara sekitar 5-7 menit., sedangkan ASI dalam lambung bayi

akan kosong dalam waktu dua jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki

pola yang teratur dalam menyusu dan akan mempunyai pola tertentu

setelah 1-2 minggu kemudian.

b. Perlekatan

Perlekatan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut cara bayi

menahan puting susu dalam mulutnya. Ada dua cara untuk apakah mulut

bayi melekat pada puting susu ibu dengan benar atau tidak yaitu sebagai

berikut.

1. Jika mulut bayi melekat dengan benar, bibir bawah akan terlipat

ke bawah dan dagu akan mendekat ke payudara. Lidah

seharusnya ada di bawah payudara, aerola dan puting menempel

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

23

pada langit mulut bayi. Posisi ini memungkinkan bayi menghisap

secara efisien.

2. Seluruh puting dan aerola berada dalam mulut bayi. Posisi ini

memungkinkan bayi menekan sinus-sinus di bawah aerola dan

mengeluarkan ASI dan puting. Jika hanya puting yang masuk ke

mulut bayi, maka jumlah ASI yang dikeluarkan akan lebih sedikit

dan bayi harus menghisap lebih keras dan lebih lama untuk

memuaskan rasa laparnya.

Perlakatan yang kurang baik disebabkan karena hal sebagai

berikut.

1. Menggendong bayi dalam posisi yang kurang benar.

2. Pemakaian baju ibu yang berlebihan.

3. Kemungkinan bayi tidak siap menyusu yang bisa

dikarenakan bayi bingung puting atau malas menyusu.

4. Adanya penyakit, baik pada ibu maupun bayi.

5. Tidak cukup privasi pada saat menyusui, misalnya di tempat

umum atau tempat kerja yang tidak disediakan pojok laktasi.

A.6.3 Langkah-langkah Menyusui yang Benar

Terdapat 9 langkah menyusui yang benar, diantaranya adalah sebagai

berikut.

1. Cuci tangan sebelum atau sesudah menyusui dengan sabun dan air

mengalir untuk membersihkan tangan dari kemungkinan adanya

kotoran, serta kuman yang dikhawatirkan bisa menempel pada

payudara atau bayi.

2. Masase payudara dimulai dari korpus menuju aerola sampai teraba

lemas/lunak.

3. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian oleskan pada

puting susu dan aerola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat

sebagai desinfeksi dan menjaga kelembapan puting susu.

4. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.

a. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk, lebih baik

menggunakan kursi yang rendah agar kaki tidak tergantung dan

punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Macam-macam

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

24

posisi menyusui yang mudah dilakukan ibu adalah posisi

setengah duduk, berbaring miring, berbaring telentang, duduk di

kursi, duduk di tempat tidur dan posisi berdiri.

b. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada

lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala

bayi tidak boleh menengadah dan bokong bayi ditahan dengan

telapak tangan ibu.

c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang

satunya lagi di depan badan ibu.

d. Perut bayi menempel di badan ibu dan kepala menghadap

payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).

e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

f. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

5. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang di

bawah. Jangan menekan puting susu atau aerolanya saja.

a. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex)

dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh

dengan sisi mulut bayi.

b. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi

didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta aerola

dimasukkan ke mulut bayi. Setelah bayi mulai menghisap,

payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.

6. Cara melepas isapan bayi yaitu dengan memasukkan jari kelingking

ibu ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke

bawah.

7. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan

pada puting susu dan aerola sekitarnya, biarkan kering dengan

sendirinya.

8. Menyendawakan bayi dengan tujuan mengeluarkan udara dari

lambung bayi supaya bati tidak muntah (gumoh) setelah menyusu,

dengan cara menggendong bayi tegak dengan bersandar pada bahu

ibu kemudian punggung bayi ditepuk perlahan-lahan. Hal ini dapat

dilakukan juga dengan ditidurkan tengkurap di pangkuan ibu

kemudian punggung bayi ditepuk perlahan-lahan.

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

25

9. Periksa keadaan payudara, adakah perlukaan atau bendungan.

A.7 Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

A.7.1 Perilaku Pemberian ASI Eksklusif

Perilaku pemberian ASI eksklusif adalah bayi termuda dalam keluarga

umur 0-6 bulan terakhir yang mendapatkan ASI saja dalam 24 jam terakhir

(Notoatmodjo, 2016). Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis

perilaku adalah konsep dari Lawrence Green sebagaimana dijelaskan oleh

Notoatmodjo (2016) bahwa perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu

predisposing, enabling dan reinforcing. Setiap faktor tersebut memiliki pengaruh

yang berbeda terhadap perilaku (Lestari, 2015).

a. Predisposing factors atau faktor predisposisi merupakan faktor yang

memberikan motivasi terhadap perilaku. Faktor predisposisi

diantaranya pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan dan nilai.

Umur, status ekonomi, jenis kelamin dan besarnya keluarga yang

merupakan variabel demografi juga merupakan faktor predisposisi,

namun variabel tersebut diluar pengaruh langsung terhadap program

pendidikan kesehatan.

b. Enabling factors atau faktor pendukung merupakan faktor yang

memungkinkan motivasi atau aspirasi untuk direalisasikan. Faktor ini

termasuk di dalamnya adalah skil personal dan sumber-sumber seperti

halnya dari komunitas. Beberapa sumber-sumber yang termasuk

dalam faktor pendukung ini adalah fasilitas pelayanan kesehatan,

sekolah, klinik dan lain-lain. Akses terhadap sumber tersebut juga

merupakan bagian dari faktor pendukung.

c. Reinforcing factors atau faktor pendorong merupakan faktor yang

memberikan dukungan untuk perilaku yang dilakukan. Dukungan yang

diberikan dapat berupa dukungan positif atau negatif tergantung pada

perilaku setiap orang, beberapa orang bisa lebih mempengaruhi yang

lainnya.

Berdasarkan modifikasi Green dalam WHO, faktor yang mempengaruhi

pilihan ibu dalam pemberian ASI eksklusif adalah pengetahuan ibu, kondisi

kesehatan Ibu dan bayi, dukungan selama kehamilan, persalinan dan setelah

bersalin, dukungan suami, keluarga, teman dan tenaga kesehatan. Sedangkan

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

26

faktor keluarga, sikap, persepsi, budaya, pekerjaan dan kebijakan internasional

dan nasional serta promosi susu formula menjadi determinan pokok pemberian

ASI eksklusif.

Pemberian ASI eksklusif sangat penting, karena berpengaruh terhadap

perkembangan bayi dan anak balita. Perilaku pemberian ASI eksklusif

dipengaruhi oleh faktor internal dan ekskternal. Perilaku merupakan respon atau

reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku juga dapat

diartikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan

dipelajari. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya prilaku dapat

dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor Intern

meliputi pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi motivasi dan sebagainya.

Sedangkan faktor ekstern seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan

dan sebagainya. Faktor internal yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif

adalah karakteristik ibu yang terdiri dari usia, persepsi, pengetahuan, dan

pekerjaan ibu. Sedangkan faktor ekskternal ibu adalah segala sesuatu yang

berasal di luar diri ibu, seperti dukungan suami dan tenaga kesehatan (Maritalia,

2017).

A.7.2 Karakteristik Ibu

Terdapat empat karakteristik ibu yang mempengaruhi pemberian ASI

eksklusif, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Usia

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, usia atau umur adalah lama

waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Semakin cukup

umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berpikir dan bekerja. Umur ibu sangat menentukan

kesehatan maternal dan berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan

dan nifas serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. Ibu berumur

kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum siap dalam hal

jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan serta dalam

membina bayi yang dilahirkan. Ibu yang berusia 18 tahun akan berbeda

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

27

dalam melewati masa kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui

dibandingkan dengan ibu yang sudah berusia 40 tahun (Maritalia, 2017).

2. Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkannya. Persepsi adalah memberikan makna kepada stimulus

(Notoatmodjo, 2016). Dalam Pollard (2016), menemukan bahwa salah

satu alasan ibu yang paling umum ditemukan untuk berhenti menyusui

adalah persepsi ibu bahwa ASI-nya tidak cukup untuk mengenyangkan

bayinya. Persepsi yang salah mengenai ASI eksklusif dapat

mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Akibat produksi ASI yang tidak

mencukupi, bayi mengalami ketidakpuasan setelah menyusui, bayi sering

menangis atau rewel, tinja bayi keras dan payudara tidak terasa

membesar. Alasan ini merupakan alasan utama para ibu untuk tidak

memberikan ASI eksklusif. Namun kenyataannya, ASI tidak akan kurang.

Sehingga timbul keinginan ibu untuk memberikan makanan tambahan

kepada bayinya yaitu susu formula.

Menurut Walyani (2015), ada berbagai keluhan yang dirasakan ibu di

antaranya seperti berikut.

a. Payudara tampak mengecil, lembek atau tidak penuh dan

merembes.

b. ASI tampak berubah kekentalannya, yaitu menjadi lebih encer.

c. Bayi lebih sering menangis dan lebih sering minta disusui,

terutama pada malam hari.

d. Bayi lebih cepat menyusu dibandingkan sebelumnya.

Hal-hal yang dapat menyebabkan masalah atau keluhan-keluhan

tersebut dalam Heryani (2012) antara lain, sebagai berikut.

a. Faktor teknik menyusui, seperti masalah frekuensi, perlekatan,

penggunaan dot/botol, dan tidak mengosongkan payudara.

b. Faktor psikologi, seperti ibu merasa kurang percaya diri atau ibu

sedang stress.

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

28

c. Faktor fisik, seperti penggunaan kontrasepsi, ibu sedang hamil,

merokok dan kurang gizi.

d. Faktor bayi, seperti bayi sedang sakit, abnormalitas atau kelainan

konginetal.

Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara ibu dan bayinya

sehingga produksi ASI dapat meningkat dan bayi dapat menghisap

dengan efektif. Tenaga kesehatan mempunyai peran untuk melakukan

evaluasi dan pendekatan psikologis kepada ibu.

3. Pengetahuan

Notoatmodjo (2016) mengatakan, pengetahuan adalah hasil

pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek tertentu

melalui indra yang dimilikinya. Pengindraan panca indera manusia yaitu

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, yaitu

proses melihat dan mendengar. Selain itu proses pengalaman dan proses

belajar dalam pendidikan formal maupun informal. Menurut Lestari

(2015), pengetahuan adalah suatu proses mengingat dan mengenal

kembali objek yang telah dipelajari melalui panca indera pada suatu

bidang tertentu secara baik.

Secara garis besar, pengetahuan dibagi dalam 6 tingkat di antaranya

sebagi berikut.

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,

tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui

tersebut.

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

29

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan sesorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubingan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu objek yang diketahui. Indikasi

bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat

analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan atau

memisahkan, mengelompokkan, dan membuat diagram (bagan)

terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan sesoranguntuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi dari formulasi-formulasi

yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suattu objek tertentu. Penilaian ini

dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Dalam Lestari (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

adalah sebagai berikut.

1. Tingkat pendidikan, yakni upaya untuk memberikan pengetahuan

sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

2. Informasi, seseorang yang akan mendapatkan informasi lebih

banyak akan menambah pengetahuan yang lebih luas.

3. Pengalaman, yakni sesuatu yang pernah dilakukan seseorang untuk

menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat normal.

4. Budaya, tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan yang

meliputi sikap dan kepercayaan.

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

30

5. Sosial ekonomi, yakni kemampuan seseorang dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Cara memperoleh pengetahuan dibagi menjadi dua cara, yaitu cara

kuno dan modren. Cara kuno untuk memperolah pengetahuan diantaranya

adalah sebagai berikut.

a. Cara coba salah (Trial and Error), cara ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba.

b. Cara kekuasaan atau otoritas, cara ini dapat bersumber dari

pemimpin pimpinan masyarakat baik formal dan informal, ahli

agama, lembaga pemerintahan dan berbagai prinsip atau orang

yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau

membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris

maupun penalaran sendiri.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi, cara ini dapat digunakan sebgai

upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi di masa lalu.

Sedangkan cara modern dalam memperoleh pengetahuan disebut juga

sebagai metode penelitian ilmiah atau sering disebut dengan metodologi

penelitian. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subyek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita

ketahui atau kita ukur. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dewasa ini

cenderung rendah. Ibu kurang mengetahui dan memahami tata laksana

laktasi yang benar. Misalnya, pentingnya memberikan ASI, bagaimana ASI

keluar, bagaimana posisi menyusui, dan perlekatan yang baik sehingga

bayi dapat menghisap secara efektif dan ASI dapat keluar secara optimal.

Termasuk cara memberikan ASI bila ibu harus terpisah dari bayinya

(Astutik, 2016).

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

31

4. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang

untuk ditekuni dan dilakukan sesuai dengan bidang kemampuannya

sebagai mata pencahariannya. Pekerjaan adalah aktivitas sehari-hari yang

dilakukan ibu di luar pekerjaan rutin rumah tangga yang tujuannya untuk

mencari nafkah dan membantu suami. Di sebagian negara berkembang,

rata-rata wanita bekerja 12-18 jam per hari sedangkan pria 10-12 jam.

Wanita masih perlu dibebani dengan berbagai peran dalam berbagai

keluarga. Yaitu sebagai pemelihara, pendidik, penyuluh kesehatan dan

pencari nafkah. Kaum ibu terpaksa harus bekerja untuk mencari nafkah

bagi keluarganya dan dituntut untuk mampu membagi waktu antara bekerja

dan waktu untuk keluarga. Ibu bekerja harus tetap memberikan ASI-nya.

Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI secara eksklusif karena

ASI dapat diperah dan tetap diberikan kepada bayi walaupun ibu tidak

mendampingi bayinya. Menyusui bisa dilakukan sebelum berangkat

bekerja. Jika ibu sudah berada di rumah, maka ibu wajib memberikan hak

anaknya untuk menyusui dengan air susunya sendiri.

Langkah-langkah bila ibu ingin kembali bekerja adalah sebagai berikut.

1. Siapkan pengasuh bayi (anggota keluarga, baby sitter, atau

pembantu) sebelum ibu mulai kembali bekerja.

2. Berlatih memerah ASI. ASI yang diperah dapat dibekukan untuk

persediaan/tambahan apabila ibu sedang bekerja.

3. Latihlah pengasuh bayi untuk terampil memberikan ASI perah

dengan cangkir dan sendok.

4. Hindari pemakaian dot/kempeng karena kemungkinan bayi akan

menjadi bingung puting.

5. Susuilah bayi sebelum ibu berangkat bekerja, sore hari segera

setelah ibu pulang, dan diteruskan pada malam hari.

6. Selama di kantor (di tempat kerja) perah ASI setiap 3-4 jam dan

disempan di lemari es, beri label tanggal dan jam ASI diperah. ASI

yang disimpan dalam pendingin dapat bertahan selama 48 jam.

ASI perah ini akan diberikan besok harinya selama ibu tidak di

rumah. ASI perah terdahulu diberikan lebih dahulu.

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

32

7. ASI yang disimpan di lemari es perlu dihangatkan sebelum

diberikan kepada bayi dengan merendamnya dalam air hangat. ASI

yang sudah dihangatkan tidak boleh dikembalikan lagi ke dalam

lemari es. Oleh karena itu, hangatkan ASI sejumlah yang habis

diminum bayi satu kali.

8. Tetap menjaga pola makan yang bergizi agar kualitas ASI tetap

terjaga dan setelah memerah ASI usahakan untuk makan untuk

memproduksi ASI selanjutnya.

9. Olah raga teratur agar tubuh tetap sehat karena ibu harus

membagi waktu untuk mengurus pekerjaan, serta saat di rumah

mengurus bayi dan keluarganya.

Teknik memerah ASI bagi ibu yang bekerja. Ada dua cara memerah

ASI yaitu sebagai berikut.

1. Manual menggunakan jari dan tangan.

Teknik memerah secara manual yang dapat diterapkan adalah

teknik marmet, yaitu cara memeras ASI secara manual dan

menggutamakan let down reflex (LDR). Tahapan untuk memerah ASI

dengan teknik marmet adalah sebagai berikut.

a. Mencuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan

handuk bersih.

b. Gunakan wadah steril yang bermulut lebar untuk

menampung ASI yang sudah dikeluarkan.

c. Duduk dengan nyaman, lingkungan yang hangat, damai

serta membuat rileks.

d. Posisi tubuh sedikit miring kea rah depan.

e. Sebelumnya rangsang let down reflex dengan cara

mengompres payudara dengan air hangat, menarik-narik

putting dengan perlahan atau masase payudara.

f. Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya (telunjuk dan jari

tengah) sekitar 1-1,5 cm dari aerola dan tempatkan ibu jari di

atas aerola pada posisi jam 12 dan jari lainnya di posisi jam

6 atau menyerupai huruf “C”. Cara ini dapat mengeluarkan

ASI dengan optimal.

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

33

g. Dorong ke arah dada. Kemudian gulung menggunakan ibu

jari dan jari lainnya secara bersamaan. Gerakkan ibu jari dan

jari lainnya hingga menekan gudang ASI (terminal milk)

hingga kosong. Jika dilakukan dengan tepat ibu tidak akan

kesakitan saat memerah ASI.

h. Ulangi secara teratur hingga gudang ASI benar-benar

kosong.

2. Menggunakan pompa payudara

Ada beberapa jenis pompa payudara, yaitu pompa manual,

pompa payudara dengan baterai dan pompa elektrik. Pompa

payudara yang paling efektif dan efesien adalah pompa payudara

dengan baterai. Karena pompa ini tidak terlalu melelahkan

dibandingkan dengan pompa tangan sehingga ibu menyusui akan

lebih nyaman menggunakannya.

ASI yang telah diperah dapat disimpan dalam beberapa saat.

Jika ASI disimpan pada udara terbuka, ASI dapat bertahan 6-8 jam.

Jika ASI disimpan dalam lemari es (40°C), maka ASI dapat

bertahan selama 24 jam. Sedangkan jika ASI disimpan di lemari

pendingin/beku dengan penyimpanan yang baik dan benar, ASI

dapat bertahan selama 6 bulan (Astutik, 2016).

A.7.3 Dukungan Sosial

Menurut Farida, et al., (2014), dukungan sosial adalah dukungan yang

diperoleh dari hubungan interpersonal yang mengacu pada kesenangan,

ketenangan, bantuan bermanfaat, yang berupa informasi verbal yang diterima

seseorang dari orang lain atau kelompok lain yang membawa efek perilaku bagi

penerimaannya. Dukungan sosial adalah kenyamanan secara fisik dan psikologis

yang diberikan oleh teman, orang di sekitar lingkungan atau anggota keluarga.

Dukungan sosial juga dapat dilihat dari banyaknya kontak sosial. Orang-orang

yang menerima dukungan sosial memiliki keyakinan bahwa mereka dicintai,

bernilai, dan merupakan bagian dari kelompok yang dapat menolong mereka

ketika membutuhkan bantuan. Dukungan sosial terdiri dari informasi atau

nasehat verbal maupun non verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

34

oleh keakraban sosial atau di dapat karena kehadiran mereka dan mempunyai

manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima.

Menurut Cohen & Syme (dalam Sari, 2011) mengklasifikasikan dukungan

sosial dalam 4 kategori yaitu, sebagai berikut.

1. Dukungan informasi, yaitu memberikan penjelasan tentang situasi

dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang sedang

dihadapi individu. Dukungan ini, meliputi memberikan nasehat,

petunjuk, masukan atau penjelasan bagaimana seseorang bersikap.

2. Dukungan emosional, yang meliputi ekspresi empati misalnya

mendengarkan, bersikap terbuka, menunjukkan sikap percaya

terhadap apa yang dikeluhkan, mau memahami, ekspresi kasih

sayang dan perhatian. Dukungan emosional akan membuat si

penerima merasa berharga, nyaman, aman, terjamin, dan disayangi.

3. Dukungan instrumental adalah bantuan yang diberikan secara

langsung, bersifat fasilitas atau materi misalnya menyediakan fasilitas

yang diperlukan, meminjamkan uang, memberikan makanan,

permainan atau bantuan yang lain.

4. Dukungan appraisal atau penilaian, dukungan ini bisa terbentuk

penilian yang positif, penguatan (pembenaran) untuk melakukan

sesuatu, umpan balik atau menunjukkan perbandingan sosial yang

membuka wawasan seseorang yang sedang dalam keadaan stres.

Dukungan sosial terpenting berasal dari keluarga, karena dukungan

sosial lebih sering didapat dari relasi yang terdekat yaitu keluarga atau sahabat.

Kekuatan dukungan sosial yang berasal dari relasi yang terdekat merupakan

salah satu proses psikologis yang dapat menjaga perilaku sehat dalam diri

seseorang. Dukungan sosial dari lingkungan sekitar ibu, mempunyai peran yang

besar terhadap keberhasilan menyusui. Dukungan sosial yang sangat

berpengaruh berasal dari orang terdekat ibu, orang terdekat tersebut adalah

suami. Dukungan dari tenaga kesehatan selama hamil, bersalin dan setelah

persalinan juga berpengaruh dalam pemberian ASI pada ibu menyusui (Sopiyani,

2014). Terdapat dua dukungan sosial yang mempengaruhi pemberian ASI

eksklusif, dintaranya adalah sebagai berikut.

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

35

1. Dukungan Suami

Dukungan suami merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya dengan baik. Dukungan suami

adalah peran ayah dalam membantu membantu ibu agar bisa menyusui

dengan nyaman sehingga ASI yang dihasilkan maksimal. Akan tetapi,

tidak semua suami akan mendukung pemberian ASI. Misalnya suami

merasa tidak nyaman apabila istrinya menyusui. Pandangan para suami

yang merasa tidak nyaman apabila istrinya menyusui merupakan alasan

utama para ibu memilih memberikan susu formula.

Pada dasarnya, dukungan emosional suami sangat berarti dalam

mengahadapi tekanan ibu dalam menjalani proses menyusui. Dukungan

suami dan keluarganya membuat ia merasa tenang sehingga

memperlancar produksi ASI. Salah satu cara yang dapat membantu suami

untuk mendukung istrinya dalam memberikan ASI adalah breastfeeding

father, yaitu ayah membantu ibu agar bisa menyusui dengan nyaman

sehingga ASI yang dihasilkan maksimal. Bukan ayah yang menyusui,

tetapi ayah yang sangat mendukung keberhasilan menyusui.

Sebenarnya proses menyusui bukan hanya antara ibu dan bayinya,

tetapi ayah juga memiliki peran yang sangat penting dan dituntut

keterlibatannya. Keberhasilan menyusui dan mengasuh anak merupakan

hasil kerja sama antara ibu, bayi dan ayah. Ada banyak hal praktis yang

dapat dilakukan seorang ayah dalam mengasuh bayinya sehari-hari. Di

antaranya adalah membantu ibu mengurus anak-anaknya (termasuk

kakak bayi atau anak-anak yang lain), menggendong bayi, membantu

memandikan bayi, mengganti popok, serta mengajaknya bermain.

Ayah juga diharapkan untuk selalu memberikan support kepada ibu,

membantu pekerjaan rumah tangga, dan menemani ibu bangun malam

untuk menyusui bayi. Dengan demikian, ibu bisa beristirahat yang cukup.

Dengan istirahat yang cukup ibu akan memiliki suasana hati yang senang

dan pikirannya pun akan terasa tenang, yang akhirnya berdampak pada

produksi ASI lebih banyak. Jika ibu merasa didukung, dicintai dan

diperhatikan, maka akan muncul emosi positif yang akan mengingkatkan

produksi hormon oksitosin, sehingga produksi ASI lancar. Produksi ASI

sekitar 80% ditentukan oleh keadaan emosi sang ibu (Khasanah, 2013).

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

36

2. Dukungan Tenaga Kesehatan

Salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai peran penting dalam

proses menyusui adalah bidan. Bidan mempunyai peranan yang sangat

istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu

ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah

umum yang terjadi selama proses menyusui.

Peranan awal bidan dalam pemberian ASI adalah meyakinkan ibu

bahwa bayi akan memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara

ibunya dan membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui

bayinya sendiri. Dan bentuk dukungan umum dan dukungan kepada ibu

yang dapat diberikan bidan dalam pemberian ASI. Dalam (Astutik, 2015)

menjelaskan bahwa beberapa dukungan umum bidan yang ditunjukkan

kepada masyarakat bahwa bidan mendukung pemberian ASI dengan cara

sebagai berikut.

a. Tidak memperbolehkan ada produk susu formula di klinik.

b. Tidak memperbolehkan ada produk susu formula di klinik.

c. Tidak menyediakan botol susu atau dot.

d. Tidak memasang poster dari susu formula I.

e. Tidak membubuhkan poster pada papan nama bidan.

f. Tidak menganjurkan kepada ibu nifas untuk menggunakan susu

formula.

g. Tidak bekerjasama dengan produsen susu formula dalam

kegiatan apapun.

Sedangkan bentuk dukungan bidan kepada ibu dalam pemberian ASI

adalah sebagai berikut.

1. Biarkan ibu bersama bayinya segera sesudah dilahirkan selama

beberapa jam pertama. Bayi mulai menyusui sendiri segera setelah

lahir disebut insiani menyusui dini (IMD). Hal ini merupakan peristiwa

penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan

ibunya, dengan tujuan dapat memberikan kehangatan dan dapat

membangkitkan hubungan/ikatan antara ibu dan bayi. Keberhasilan

pemberian ASI sedini mungkin, merupakan salah satu faktor awal

penentu ibu memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya.

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

37

2. Ajarkan cara merawat payudara yang baik dan benar pada ibu untuk

mencegah masalah umum yang terjadi selama proses menyusui.

3. Bantulah ibu pada awal pertama kali memberi ASI. Pemberian ASI

tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui. Posisi

menyusui dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya

adalah sebagai berikut.

a) Posisi berbaring miring, posisi ini baik dilakukan saat pertama

kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.

b) Posisi duduk, posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan

topangan atau sandaran pada punggu ibu dalam posisi tegak

lurus (90°) terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan

dengan bersila di atas tempat tidur atau lantau, ataupun duduk

di kursi.

c) Posisi tidur telentang, posisi ini biasanya dilakukan saat inisiasi

menyusui dini. Maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu

dalam menyusui bayi sehari-hari. Posisi bayi berada di atas

dada ibu di antara payudara ibu.

4. Bayi harus ditempatkan dekat ibunya, di kamar yang sama dengan

ibunya (rawat gabung/rooming in). Hal ini juga bermanfaat dalam

proses pemberian ASI, karena ibu bersama bayinya dalam ruangan

selama 24 jam penuh. Sehingga ibu dapat memberikan ASI

sesering mungkin, yang dapat merangsang pengeluaran ASI

dengan optimal (Heryani, 2012).

B. Kerangka Teori

Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep

dari Lawrence Green sebagaimana dijelaskan oleh Notoatmodjo (2016) bahwa

perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu predisposing, enabling dan

reinforcing. Setiap faktor tersebut memiliki pengaruh yang berbeda terhadap

perilaku Berdasarkan informasi dari teori di atas, peneliti menggambarkan

kerangka teori yang menunjukkan hubungan karakteristik ibu dan dukungan

sosial terhadap pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui adalah, seperti

berikut.

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

38

Gambar 2.1 Skema Kerangka Teori

Sumber : Green Lawrence dan Marshall W. Kreuter, 1980 dalam Zakiyah (2012)

Faktor Predisposisi

Pengetahuan

Persepsi

Usia

Pendidikan

Demografi

Kesehatan Ibu dan Anak

Pemberian ASI eksklusif

Faktor Pendukung

Ketersediaan Pelayanan

Kesehatan

Promosi Susu Formula

Keterampilan Kesehatan

(Manajemen Laktasi)

Faktor Penguat

Dukungan Suami

Dukungan Keluarga Ibu

Dukungan Mertua

Dukungan Tenaga Kesehatan

Kebijakan Nasional

Kebijakan Internasional

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

39

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep terdiri dari variabel terikat (dependen) dan variabel bebas

(independen). Variable bebas terdiri dari usia, persepsi, pengetahuan, pekerjaan,

dukungan suami dan dukungan tenaga kesehatan. Sedangkan perilaku

pemberian ASI eksklusif ditetapkan sebagai variabel terikat. Hubungan antara

beberapa variable tersebut digambarkan dalam bagan di bawah ini :

Variable Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Skema Kerangka Konsep

Karakteristik Ibu :

Usia

Pengetahuan

Persepsi

Pekerjaan

Dukungan Sosial :

Dukungan Suami

Dukungan Tenaga

Kesehatan

Pemberian ASI Eksklusif

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

40

D. Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat

Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur

1. Pemberian

ASI Eksklusif

Pemberian ASI

saja selama enam

bulan pertama

kehidupan tanpa

memberikan

tambahan

makanan lain

kepada bayi.

Kue-

sioner

1. Tidak, jika bayi

telah diberi

makanan

tambahan sebelum

usia 6 bulan.

2. Ya, jika bayi diberi

ASI saja tanpa

makanan

tambahan selama

6 bulan kecuali

obat dan vitamin.

Nominal

2. Usia Lama waktu

hidup ibu yang

dihitung dalam

tahun atau sejak

ibu dilahirkan

sampai saat

penelitian

berlangsung.

Kue-

sioner

1. < 20 dan > 35

tahun

2. 20 – 35 tahun

Nominal

3. Pengetahuan Hal-hal yang

diketahui atau

yang tidak

diketahui ibu

mengenai

pemberian ASI

dan ASI eksklusif.

Kue-

sioner

Pengetahun ibu

dikategorikan dalam

2 kategori, yaitu :

1. Tidak Baik, jika

skor atau nilai ≤

10.

2. Baik, jika skor

atau nilai > 10.

Nominal

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

41

No Variabel Definisi Alat

Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur

4. Persepsi Pengalaman ibu

tentang

pemberian ASI,

dengan

menyimpulkan

dan

menafsirkannya

sendiri

pengalaman atau

informasi

tersebut.

Kuesio

ner

Persepsi ibu

dikelompokkan

menjadi 2 kategori

yaitu persepsi tidak

baik dan baik.

1. Tidak Baik, jika

skor atau nilai ≤ 10.

2. Baik, jika skor

atau nilai > 10.

Nominal

5.

Pekerjaan

Kegiatan yang

dilakukan oleh

responden untuk

men-dapatkan

penghasilan

dalam memenuhi

kebutuhan hidup

keluarga yang

ditekuni

responden saat

penelitian

berlangsung.

Kue-

sioner

1 = Tidak bekerja

2 = Bekerja

Nominal

6. Dukungan

Suami

Peran ayah

dalam membantu

membantu ibu

agar bisa

menyusui dengan

nyaman sehingga

ASI yang

dihasilkan

maksimal.

Kue-

sioner

Dukungan suami

dikelompokkan

dalam 2 kategori

yaitu dukungan tidak

baik dan baik.

1. Tidak Baik, jika

skor atau nilai ≤ 8.

2. Baik, jika skor

atau nilai > 8.

Nominal

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

42

No Variabel Definisi Alat

Ukur Hasil Ukur

Skala Ukur

7. Dukungan

Tenaga

Kesehatan

Pemberian

bantuan informasi

mengenai

pemberian ASI

eksklusif kepada

ibu menyusui.

Kue-

sioner

Dukungan tenaga

kesehatan di-

kelompokkan dalam

2 kategori yaitu

dukungan tidak baik

dan baik.

1. Tidak Baik, jika

skor atau nilai ≤ 8.

2. Baik, jika skor

atau nilai > 8.

Nominal

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

43

E. Hipotesis

1. Adanya hubungan antara usia ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada

ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tahun

2018.

2. Adanya hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI

eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu tahun 2018.

3. Adanya hubungan antara persepsi ibu dengan pemberian ASI eksklusif

pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu

tahun 2018.

4. Adanya hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif

pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu

tahun 2018.

5. Adanya hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI

eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu tahun 2018.

6. Adanya hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan pemberian

ASI eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu tahun 2018.

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang jenis dan desain penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis dan cara pengumpulan data,

alat ukur/instrumen dan bahan penelitian, uji validitas dan reliabilitas, prosedur

penelitian, pengolahan dan analisis data, etika penelitian, dan kelemahan

penelitian.

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimen untuk

mengetahui hubungan karakteristik ibu dan dukungan sosial terhadap

pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas

Sukaraya Pancur Batu tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain

penelitian analitik dengan metode cross sectional. Cross sectional

merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor

resiko (independen) dengan faktor efek (dependen), dimana melakukan

observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang

sama. Dalam penelitian cross sectional setiap responden hanya

diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel responden dilakukan

pada saat pemeriksaan tersebut, kemudian peneliti tidak melakukan tindak

lanjut (Riyanto, 2017).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

B.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan

pertimbangan bahwa di Puskesmas Sukaraya merupakan salah satu

puskesmas yang memiliki populasi ibu menyusui yang tidak melakukan ASI

eksklusif, sehingga memungkinkan terpenuhinya jumlah minimal sampel

yang diinginkan sesuai kriteria inklusi. Selain itu, lokasi penelitian

terjangkau dan memudahkan akses peneliti dalam menyelesaikan

keperluan administrasi yang dibutuhkan selama proses penelitian.

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

45

B.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan Desember 2017 sampai dengan

bulan Juli 2018 terhadap ibu yang menyusui yang memiliki bayi usia 0-6

bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu. Studi

pendahuluan dilakukan pada bulan Desember 2017. Penyusunan bab I

sampai bab III dilakukan dari bulan Desember 2017 sampai Februari 2018.

Ujian proposal dilakukan pada bulan Februari, sedangkan perbaikan

proposal, pengumpulan data dan penelitian dilakukan dari mulai Februari

hingga bulan Mei. Pengolahan data dan hasil penelitian dilakukan pada

bulan Juni. Sidang hasil skripsi dilakukan pada bulan Juli. Perbaikan

penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai bulan Agustus 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

C.1 Populasi

Dalam Riyanto (2017), populasi merupakan seluruh objek atau subjek

seperti manusia, binatang percobaan, data laboratorium dan sebagainya

yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang ditentukan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh ibu yang menyusui yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu.

C.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan dapat

mewakili atau representatif populasi. Besar sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus pengukuran besar sampel menurut Slovin yaitu:

N

n = --------------

1 + N (e) 2

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Total Populasi

E = Batas Toleransi Error (0,5)

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

46

Cara Penyelesaian :

79 n = ------------------- 1 + 79 (0,5) 2

79 n = --------- 20,75

n = 3,807

n = 39 orang.

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Di Setiap Desa

No. Desa Ibu Menyusui

Yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan

Perhitungan Sampel

1 2 3

Sukaraya Sei Glugur

Gunung Tinggi

43 orang 30 orang 6 orang

(42:79) x 39 (30:79) x 39 (6:79) x 39

21 orang 15 orang 3 orang

TOTAL 79 orang 39 orang

Jadi, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 39 orang.

Pengambilan sampel menggunakan metode non probability sampling yaitu

purposive sampling dimana subjek dijadikan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Dimana subjek penelitiannya adalah ibu yang menyusui di wilayah

kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu yang memenuhi kriteria inklusi

sebagai berikut.

1. Ibu menyusui yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas

Sukaraya Pancur Batu.

2. Ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan.

3. Memahami bahasa Indonesia.

4. Sehat jasmani dan rohani.

5. Bersedia diwawancarai.

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

47

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

D.1 Data Primer

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

diambil langsung menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini data primer

adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada

ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Kuesioner digunakan untuk

mengetahui usia, persepsi, pengetahuan, pekerjaan, dukungan suami dan

dukungan tenaga kesehatan.

D.2 Data Sekunder

Dalam Sugiono (2017), data skunder merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data (peneliti). Data skunder

dalam penelitian ini diambil langsung dari Puskesmas Sukaraya Pancur Batu.

Meliputi data ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan juga dari

sumber lainnya seperti jurnal yang berkaitan dengan judul penelitian.

E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

disusun secara tertutup serta berisikan pertanyaan yang harus dijawab

responden. Kuesioner adalah salah satu instrumen dalam penelitian dimana

didalamnya berisi kumpulan pertanyaan (Riyanto, 2017). Kuesioner yang

dibagikan terdiri dari pemberian ASI eksklusif, usia, persepsi, pengetahuan,

perkerjaan, dukungan suami dan dukungan tenaga kesehatan ibu menyusui

yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Sukaraya Pancur Batu.

1. Kuesioner usia dan pekerjaan merupakan identitas ibu.

2. Kuesioner persepsi sebanyak 10 pertanyaan dengan pilihan

jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak sejutu.

3. Kuesioner pengetahuan sebanyak 10 pertanyaan dengan pilihan

jawaban benar dan salah.

4. Kuesioner dukungan suami sebanyak 8 pertanyaan dengan pilihan

jawaban ya dan tidak.

5. Kuesioner dukungan tenaga kesehatan sebanyak 8 pertanyaan

dengan pilihan jawaban ya dan tidak.

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

48

Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, peneliti menjelaskan

cara pengisian kuesioner terlebih dahulu, kemudian kuesioner dibagikan. Dan

setelah selesai, kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

F.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur benar-benar

mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2016). Penelitian ini menggunakan

instrumen penelitian berupa kuesioner (daftar pertanyaan) untuk

mengumpulkan data yang diperlukan. Sebelum mengumpulkan data, uji

validitas yang digunakan dalam kuesioner pengetahuan adalah pengujian

validitas konstruk mengenai aspek-aspek yang akan diukur dengan

berlandaskan teori pemberian ASI eksklusif. Untuk menguji kuesioner

persepsi, dukungan suami dan dukungan tenaga kesehatan digunakan

pengujian validitas ekskternal yaitu diuji dengan cara membandingkan (untuk

mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-

fakta empiris yang ada di lapangan. Kemudian uji validitas content (isi) yaitu

dilakukan dengan mengonsulkan kepada dosen ahli sehingga hasil dari

seluruh pertanyaan dinyatakan valid (Riyanto, 2017).

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau

nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur

dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total

variabel menggunakan rumus teknik Pearson Product Moment Correlation

Coeffcient (r) dengan ketentuan jika nilai rhitung > rtabel maka dinyatakan valid

atau sebaliknya.

F.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2016). Pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban responden

terhadap pertanyaan (kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu. Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

49

suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercayai

dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis

reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai r

(α) > r (tabel), maka dinyatakan reliabel (Riyanto, 2017).

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Meminta surat izin dari pengelola program studi D-IV Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Medan sebagai bukti izin melakukan penelitian.

2) Mengajukan surat permohonan untuk melakukan penelitian kepada

Kepala Puskesmas Sukaraya Pancur Batu sebagai tempat penelitian.

3) Memberikan penjelasan kepada Kepala Puskesmas mengenai

penelitian yang akan dilakukan di Puskesmas Sukaraya Pancur Batu.

4) Melakukan pengambilan data ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-

6 bulan kepada Bidan Desa di setiap desa wilayah kerja Puskesmas

Sukaraya Pancur Batu.

5) Menemui calon responden, memperkenalkan diri dan menanyakan

apakah calon responden untuk dijadikan objek penelitian.

6) Jika responden setuju, peneliti mulai menanyakan karakteristik

responden apakah sesuai dengan karakteristik inklusi.

7) Jika sesuai dengan karakteristik inklusi maka peneliti akan bertanya

kepada responden dengan pertanyaan yang ada dalam kuesioner.

8) Setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan dan

analisa data.

H. Pengolahan dan Analisis Data

H.1 Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul, data diolah dengan cara manual dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

a. Editing (Pengeditan), yaitu memeriksa kelengkapan data-data yang

telah terkumpul. Berdasarkan hasil pengecekan seluruh kuesioner

telah dijawab responden dengan lengkap sehingga tidak dilakukan

pengambilan data ulang.

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

50

b. Coding (Pengkodean), yaitu proses pemberian kode pada setiap

variabel yang telah dikumpulkan atau mengubah jawaban

responden dengan kode untuk memudahkan dalam pengelolaan

lebih lanjut.

1. Pemberian ASI Eksklusif

a) Tidak : Kode 1

b) Ya : Kode 2

2. Usia

a) < 20 dan > 35 tahun : Kode 1

b) 20 – 35 tahun : Kode 2

3. Pengetahuan

a) Salah : Kode 1

b) Benar : Kode 2

4. Persepsi

a) Sangat Tidak Setuju : Kode 1

b) Tidak Setuju : Kode 2

c) Setuju : Kode 3

d) Sangat Setuju : Kode 4

5. Pekerjaan

a) Tidak Bekerja : Kode 1

b) Bekerja : Kode 2

6. Dukungan Suami

a) Tidak : Kode 1

b) Ya : Kode 2

7. Dukungan Tenaga Kesehatan

a) Tidak : Kode 1

b) Ya : Kode 2

c. Entering (Pemasukan data), yaitu pemasukan data merupakan

proses memasukkan data kedalam program pengolahan data untuk

dilakukan analisis menggunakan program statistik dengan

komputer. Setelah dilakukan pengkodean, peneliti memasukkan

data untuk dilakukan proses pengolahan data.

d. Cleaning (Pembersihan), merupakan pembersihan seluruh data

supaya terhindar dari kesalahan sebelum dilakukan proses analisis

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

51

data. Peneliti memeriksa kembali seluruh proses mulai dari

pengkodean serta memastikan bahwa data yang diinput tidak

terdapat kesalahan sehingga analisis dapat dilakukan dengan

benar. Proses cleaning dapat dilakukan dengan bantuan program

analisis statistik – komputer.

H.2 Analisis Data

Setelah dilakukan pentabulasian maka dilakukan analisis data dengan

menggunakan program yang disesuaikan dengan langkah - langkah sebagai

berikut:

1. Analisis Data Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan distribusi dan

frekuensi atau besarnya proporsi dari variabel independen dan variabel

dependen sehingga dapat diketahui variabel dari masing-masing

variabel. Tabel distribusi frekuensi ini menggambarkan jumlah dan

presentasi dari variabel yang ada. Variabel yang disajikan meliputi usia,

persepsi, pengetahuan, pekerjaan ibu, dukungan suami dan dukungan

tenaga kesehatan mengenai pemberian ASI eksklusif pada ibu

menyusui.

2. Analisis Data Bivariat

Analisis bivariat adalah statistik yang dapat digunakan untuk

menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel. Analisis data

bivariat ini digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan

karakterisrik ibu dan dukungan sosial mengenai pemberian ASI eksklusif

pada ibu menyusui dengan menggunakan uji statistik Chi square

(α=0,05). Hasil statistik yang uji Chi square (α=0,05) di bandingkan nilai

р pada tingkat signifikan tertentu sesuai dengan derajat kebebasan yang

diperoleh. Apabila nilai р < dari α=0,05 maka ada hubungan atau

perbedaan antara dua variabel tersebut. Apabila nilai р > dari α=0,05

maka tidak ada hubungan atau perbedaan antara dua variabel tersebut.

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

52

I. Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak yang diteliti (subjek

penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian

tersebut. Etika dalam penelitian akan merujuk pada prinsip etis yang

diterapkan dalam kegiatan penelitian, dari proposal penelitian sampai dengan

publikasi hasil penelitian (Notoatmodjo, 2016). Penelitian ini adalah penelitian

yang akan menggunakan manusia sebagi responden yang akan diteliti serta

menimbulkan hubungan timbal balik yang lebih intensif antara peneliti dan

orang yang diteliti karena akan terlibat dalam waktu yang relatif lama.

Sebelum melakukan pengambilan data kepada responden maka peneliti

wajib memberikan informasi mengenai penelitian yang dilakukan dan

meminta persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini akan tercipta hak dan kewajiban

yang harus diakui dan dihargai oleh masing-masing pihak. Hak dan

kewajiban responden yaitu hak untuk dihargai privasinya, hak untuk

merahasiakan informasi yang diberikan, hak memperoleh jaminan keamanan

dan keselamatan serta berhak mendapatkan kompensasi yang diiringi

dengan kewajiban responden untuk memberikan informasi yang diperlukan

oleh peneliti selama responden telah mendapatkan lembar penjelasan

sebagai calon subjek penelitian dan menandatangani inform concent.

Sebaliknya peneliti memiliki hak memperoleh informasi yang diperlukan

sejujurnya dan selengkap-lengkapnya dari responden serta berkewajiban

menjaga privasi responden dan menjaga kerahasiaan yang telah

diberitahukan oleh responden.

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

A.1 Analisa Karakteristik Responden

A.1.1 Distribusi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini responden penelitian adalah ibu yang memiliki bayi

berusia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu dengan

karakteristik seperti disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakterisrik Responden Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Tahun 2018

Karakterisrik Kategori Jumlah (n) Persentase (%)

Usia 3. < 20 dan > 35 tahun

4. 20 – 35 tahun

6

33

15,4

84,6

Pekerjaan 3 Tidak bekerja

4 Bekerja

39

0

100

0

Pemberian ASI

Eksklusif

3. Ya

4. Tidak

7

32

17,9

82,1

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar ibu yang menjadi responden

penelitian ini berusia 20-35 tahun (84,6%). Seluruh responden tidak memiliki

pekerjaan di luar rumah (100%). Dan sebagian besar ibu tidak memberikan ASI

secara eksklusif kepada bayinya (82,1%).

A.2 Analisis Univariat

Hasil uji univariat untuk variabel independen akan terlihat distribusi

frekuensi dari masing-masing sub variabel yaitu meliputi pengetahuan, persepsi,

dukungan suami dan dukungan tenaga kesehatan. Untuk lebih jelas dapat dilihat

dari tabel masing-masing variabel.

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

54

A.2.1 Deskripsi Pengetahuan Ibu Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tentang ASI Eksklusif

Pengetahuan ibu pada penelitian ini dapat dideskripsikan dengan dua

kategori yaitu kategori baik dan kategori tidak baik. Lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tentang ASI Eksklusif Tahun 2018

Kategori Frekuensi Presentase (%)

Baik

Tidak Baik

11

28

28,2

71,8

Total 39 100

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diamati bahwa sebagian besar responden

pada penelitian ini mempunyai pengetahuan tentang ASI eksklusif dalam

kategori tidak baik sebesar (71,8%).

A.2.2 Deskripsi Persepsi Ibu Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tentang ASI Eksklusif

Deskripsi persepsi ibu pada penelitian ini dapat dilihat dari dua kategori

yaitu kategori baik dan kategori tidak baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

4.3.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Persepsi Ibu Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tentang ASI Eksklusif Tahun 2018

Kategori Frekuensi Presentase (%)

Baik

Tidak Baik

11

28

28,2

71,8

Total 39 100

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

55

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diamati bahwa sebagian besar reponden

pada penelitian ini mempunyai persepsi tentang ASI eksklusif dalam kategori

tidak baik sebesar (71,8%).

A.2.3 Deskripsi Dukungan Suami kepada Ibu Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah

Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tentang ASI Eksklusif

Variabel dukungan suami kepada ibu pada penelitian ini dapat dideskripsi

dengan dua kategori, yaitu kategori baik dan kategori tidak baik. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Dukungan Suami bagi Ibu Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tentang ASI Eksklusif

Tahun 2018

Kategori Frekuensi Presentase (%)

Baik

Tidak Baik

14

25

35,9

64,1

Total 39 100

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diamati bahwa sebagian besar reponden

pada penelitian ini memiliki dukungan suami tentang ASI eksklusif dalam kategori

tidak baik sebesar (64,1%).

A.2.4 Deskripsi Dukungan Tenaga Kesehatan kepada Ibu Bayi Usia 0-6

Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tentang

ASI Eksklusif

Deskripsi dukungan tenaga kesehatan kepada ibu pada penelitian ini

dapat dilihat dari dua kategori yaitu kategori baik dan kategori tidak baik. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

56

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Tenaga Kesehatan bagi Ibu Bayi Usia 0-6

Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tentang ASI Eksklusif Tahun 2018

Kategori Frekuensi Presentase (%)

Baik

Tidak Baik

8

31

20,5

79,5

Total 39 100

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diamati bahwa sebagian besar reponden

pada penelitian ini memiliki dukungan tenaga kesehatan mengenai ASI eksklusif

dalam kategori tidak baik sebesar (79,5%).

A.3 Analisis Bivariat

A.3.1 Hubungan Antara Usia dengan Pemberian ASI Eksklusif oleh Ibu Bayi

0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu

Hasil analisa mengenai hubungan antara usia dengan perilaku pemberian

ASI eksklusif oleh ibu bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hubungan Antara Usia dan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018

Usia

Pemberian ASI Eksklusif

p Ya Tidak Total

N % N % N %

< 20 dan > 35 tahun 20 – 35 tahun

6 7

100 21,2

0 26

0 78,8

6 33

100 100

0,568

7 17,9 32 82,1 39 100

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pemberian ASI eksklusif

tidak dipengaruhi oleh usia (p > 0,568). Melihat dari hasil penelitian baik usia

produktif maupun tidak produktif, tidak mempengaruhi dalam hal pemberian ASI

eksklusif. Hal ini disebabkan karena kurangnya penyuluhan atau pemberian

informasi oleh tenaga kesehatan setempat mengenai pemberian ASI eksklusif

kepada ibu usia reproduksi sehat.

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

57

A.3.2 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif oleh

Ibu Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur

Batu

Berdasarkan hasil analisa mengenai hubungan antara pengetahuan

dengan perilaku pemberian ASI eksklusif oleh ibu bayi 0-6 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hubungan Antara Pengetahuan dan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018

Pengetahuan

Pemberian ASI Eksklusif

p Ya Tidak Total

N % N % N %

Baik Tidak Baik

7 0

63,6 0

4 28

36,4 100

11 28

100 100

0,000

7 17.9 32 82,1 39 100

Pada Tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa pemberian ASI eksklusif

dipengaruhi oleh pengetahuan (p<0,05). Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu,

maka semakin banyak ibu yang memberikan ASI secara eksklusif. Tabel 4.7

menunjukkan hasil penelitian didapat seluruh responden yang memiliki

pengetahuan tidak baik tidak memberikan ASI secara eksklusif (100%). Hal ini

disebabkan rendahnya pengetahuan, dukungan tenaga kesehatan dan

banyaknya promosi susu formula dan makanan pendamping seperti bubur

kemasan yang sangat gencar dilakukan oleh produsen di masyarakat.

Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik, namun tidak

memberikan ASI eksklusif sebesar 36,4%. Walaupun ibu memiliki pengetahuan

yang baik mengenai ASI eksklusif, ibu tetap tidak memberikan ASI. Berdasarkan

hasil penelitian, hal ini dikarenakan rendahnya informasi dan dukungan tenaga

kesehatan setempat mengenai pemberian ASI eksklusif.

Hasil perhitungan di atas memperoleh nilai Exact Fisher test p adalah

0,000 dimana p < 0,05 dengan CI 95% artinya Ho ditolak. Maka hasil tersebut

menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan

pemberian ASI eksklusif.

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

58

A.3.3 Hubungan Antara Persepsi dengan Pemberian ASI Eksklusif oleh Ibu

Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu

Hubungan antara persepsi dengan perilaku pemberian ASI eksklusif oleh

ibu bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu memiliki

hasil analisa yang dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hubungan Antara Persepsi dan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018

Persepsi

Pemberian ASI Eksklusif

P Ya Tidak Total

N % N % N %

Baik 7 63,6 4 36,4 11 100 0,000 Tidak Baik 0 0 28 100 28 100

7 17.9 32 82,1 39 100

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pemberian ASI eksklusif

dipengaruhi oleh persepsi (p<0,05). Semakin baik persepsi ibu, maka semakin

banyak ibu yang memberikan ASI secara eksklusif. Tabel 4.8 menunjukkan hasil

penelitian didapat seluruh responden (100%) yang memiliki persepsi tidak baik

tidak memberikan ASI secara eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian, persepsi

berhubungan dengan pengetahuan ibu. Ibu yang berpengetahuan baik akan

memiliki persepsi yang baik pula mengenai ASI eksklusif. Sehingga hasil

penelitian persepsi sama dengan hasil penelitian pada pengetahuan ibu.

Hasil perhitungan di atas memperoleh nilai Exact Fisher test p adalah

0,000 dimana p < 0,05 dengan CI 95% artinya Ho ditolak. Maka hasil tersebut

menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara persepsi dengan

pemberian ASI eksklusif.

A.3.4 Hubungan Antara Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif oleh Ibu

Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu

Berdasarkan hasil analisa mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

perilaku pemberian ASI eksklusif oleh ibu bayi 0-6 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

59

Tabel 4.9 Hubungan Antara Pekerjaan dan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018

Pekerjaan

Pemberian ASI Eksklusif

Ya Tidak Total

N % N % N %

Tidak Bekerja 7 17,9 32 82,1 39 100

Berdasarkan hasil penelitian tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu

dengan pemberian ASI eksklusif. Seluruh responden tidak memiliki pekerjaan di

luar rumah, sehingga variabel Pekerjaan tidak ada penghitungan statistik karena

bersifat konstan. Meskipun ibu tidak bekerja tidak mempengaruhi dalam hal

pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan Tabel 4.9 ibu yang tidak bekerja dan tidak

memberikan ASI eksklusif yaitu sebesar 82,1%. Seharusnya ibu yang tidak

bekerja berpeluang dua kali lebih banyak dalam memberikan ASI eksklusif,

namun kenyataannya ibu yang tidak bekerja tidak memberikan ASI kepada

bayinya secara eksklusif, dikarenakan pengetahuan dan persepsi ibu yang tidak

baik mengenai ASI eksklusif.

A.3.5 Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif

oleh Ibu Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur

Batu

Hasil analisa mengenai hubungan antara dukungan suami dengan perilaku

pemberian ASI eksklusif oleh ibu bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Sukaraya Pancur Batu dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hubungan Antara Dukungan Suami dan Pemberian ASI Eksklusif Di

Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018

Dukungan Suami

Pemberian ASI Eksklusif

P Ya Tidak Total

N % N % N %

Baik Tidak Baik

7 0

50,0 0

7 25

50,0 100

14 25

100 100

0,000

7 17.9 32 82,1 39 100

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pemberian ASI eksklusif

dipengaruhi oleh dukungan suami (p<0,05). Semakin baik dukungan suami

kepada ibu, maka semakin banyak ibu yang memberikan ASI secara eksklusif.

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

60

Tabel 4.10 menunjukkan hasil penelitian didapat responden yang memiliki

dukungan suami tidak baik seluruhnya tidak memberikan ASI secara eksklusif

yaitu sebesar 100%. Berdasarkan hasil penelitian suami juga kurang mengetahui

pentingnya pemberian ASI eksklusif dikarenakan informasi yang sangat minim

didapatkan suami dari petugas kesehatan, sehingga dukungan yang diberikan

suami kepada ibu menyusui mayoritas tidak baik. Sedangkan responden yang

memiliki dukungan suami baik, namun tidak memberikan ASI eksklusif sebesar

50,0%. Walaupun suami mendukung dalam pemberian ASI eksklusif, namun ibu

tetap tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hal ini disebabkan oleh

pengetahuan dan dukungan tenaga kesehatan yang sangat rendah di wilayah

kerja Puskesmas Sukaraya.

Hasil perhitungan di atas memperoleh nilai Exact Fisher test p adalah

0,000 dimana p < 0,05 dengan CI 95% artinya Ho ditolak. Maka hasil tersebut

menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami

dengan pemberian ASI eksklusif.

A.3.6 Hubungan Antara Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Pemberian

ASI Eksklusif oleh Ibu Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukaraya Pancur Batu

Hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku pemberian

ASI eksklusif oleh ibu bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu memiliki hasil analisa yang dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hubungan Antara Dukungan Tenaga Kesehatan dan Pemberian ASI

Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018

Dukungan Tenaga

Kesehatan

Pemberian ASI Eksklusif

P Ya Tidak Total

N % N % N %

Baik Tidak Baik

7 0

87,5 0

1 31

12,5 100

8 31

100 100

0,000

7 17.9 32 82,1 39 100

Pada Tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa pemberian ASI eksklusif

dipengaruhi oleh dukungan tenaga kesehatan (p<0,05). Semakin baik dukungan

tenaga kesehatan kepada ibu, maka semakin banyak ibu yang memberikan ASI

secara eksklusif. Tabel 4.11 menunjukkan hasil penelitian didapat responden

yang memiliki dukungan tenaga kesehatan baik yang memberikan ASI secara

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

61

eksklusif yaitu sebesar 85,5%. Sedangkan responden yang memiliki dukungan

tenaga kesehatan tidak baik seluruhnya tidak memberikan ASI eksklusif sebesar

100%. Hal ini disebabkan karena kurangnya penyuluhan atau pemberian

informasi oleh tenaga kesehatan setempat mengenai pemberian ASI eksklusif

sehingga ibu memiliki pengetahuan dan persepsi yang rendah mengenai

pemberian ASI eksklusif yang berakibat rendahnya tingkat pemberian ASI di

wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu.

Hasil perhitungan di atas memperoleh nilai Exact Fisher test p adalah

0,000 dimana p < 0,05 dengan CI 95% artinya Ho ditolak. Maka hasil tersebut

menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan tenaga

kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif.

B. Pembahasan

Hasil Pengujian Hipotesis

1. Hubungan Antara Usia dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian pada tabel 4.6 menunjukkan tidak ada hubungan bermakna

secara statistik (p>0,05) antara usia dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.

Dengan demikian, hipotesis 1 dalam penelitian ini membuktikan tidak ada

hubungan antara usia dengan pemberian ASI eksklusif. Ibu yang berusia < 35

tahun berjumlah 4 orang dan seluruh ibu tidak memberikan ASI eksklusif (100%).

Penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Maritalia

(2017), yaitu semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Umur ibu sangat

menentukan kesehatan maternal dan berkaitan dengan kondisi kehamilan,

persalinan dan nifas serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. Ibu berumur

kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum siap dalam hal jasmani

dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan serta dalam membina bayi

yang dilahirkan. Ibu yang berusia 18 tahun akan berbeda dalam melewati masa

kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui dibandingkan dengan ibu yang sudah

berusia 40 tahun.

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

62

2. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Perilaku Pemberian ASI

Eksklusif

Hasil penelitian pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki pengetahuan mengenai ASI eksklusif dalam kategori tidak

baik (71,8%). Responden yang termasuk memiliki pengetahuan mengenai ASI

eksklusif pada kategori baik terdapat sekitar 28,2%. Kondisi ini menunjukkan

bahwa masih terdapat ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya yang

belum memiliki pengetahuan baik mengenai ASI eksklusif. Dan pada hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang memiliki bayi usia 0-6

bulan di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tidak memberikan ASI

secara eksklusif (82,1%), sedangkan 17,9% memberikan ASI secara eksklusif.

Hasil ini berbeda dengan data cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu 2017 yang menyatakan bahwa pemberian ASI secara eksklusif

sebesar 56,9% dan yang tidak memberikan ASI eksklusif sebesar 43,1%. Pada

Tabel 4.8 juga menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik

(p<0,05) antara pengetahuan dengan pemberian ASI ekslusif oleh ibu yang

memiliki bayi usia 0-6 bulan. Di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu.

Dengan demikian, Hipotesis 2 dalam penelitian ini terbukti bahwa terdapat

adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif

oleh ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

Hakim (2012), bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan ibu

tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian Zakiyah (2012) juga

menemukan bahwa pengetahuan ibu yang baik berkaitan dengan praktek

pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa proporsi

responden yang memiliki pengetahuan baik yang memberikan ASI eksklusif

sebesar 63,6%. Jumlah tersebut jelas lebih tinggi dibandingkan responden yang

memiliki pengetahuan tidak baik yang memberikan ASI eksklusif (0%). Kondisi

tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, maka

semakin banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif. Sebaliknya, rendahnya

pengetahuan ibu akan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Hal ini seperti

yang dijelaskan Astutik (2016), pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dewasa ini

cenderung rendah. Ibu kurang mengetahui dan memahami tata laksana laktasi

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

63

yang benar. Misalnya, pentingnya memberikan ASI, bagaimana ASI keluar,

bagaimana posisi menyusui, dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat

menghisap secara efektif dan ASI dapat keluar secara optimal. Termasuk cara

memberikan ASI bila ibu harus terpisah dari bayinya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Sukaraya Pancur Batu, pengetahuan yang kurang mengenai pemberian ASI

eksklusif dapat disebabkan oleh rendahnya dukungan tenaga kesehatan,

dukungan suami atau keluarga, serta banyaknya promosi susu formula dan

makanan pendamping seperti bubur kemasan yang sangat gencar dilakukan

oleh produsen di masyarakat setempat. Dan walaupun sebagian responden

memiliki pengetahuan baik, namun tetap tidak memberikan ASI eksklusif sebesar

36,4%. Hal ini dikarenakan rendahnya informasi, persepsi yang salah, serta

dukungan kepada ibu mengenai pemberian ASI eksklusif.

3. Hubungan Antara Persepsi dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki persepsi mengenai ASI eksklusif dalam kategori tidak baik

(71,8%). Responden yang termasuk memiliki persepsi mengenai ASI eksklusif

pada kategori baik terdapat sekitar 28,2%. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih

terdapat ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya yang belum

memiliki persepsi yang baik mengenai ASI eksklusif. Berdasarkan hasil

penelitian, persepsi berhubungan dengan pengetahuan ibu. Ibu yang

berpengetahuan baik akan memiliki persepsi yang baik pula mengenai ASI

eksklusif. Sehingga hasil penelitian persepsi sama dengan hasil penelitian pada

pengetahuan ibu. Pada Tabel 4.8 menunjukkan adanya hubungan yang

bermakna secara statistik (p<0,05) antara persepsi dengan pemberian ASI

ekslusif oleh ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Di wilayah kerja Puskesmas

Sukaraya Pancur Batu. Dengan demikian, Hipotesis 3 dalam penelitian ini

terbukti bahwa terdapat adanya hubungan antara persepsi dengan perilaku

pemberian ASI eksklusif oleh ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi responden yang memiliki

persepsi baik yang memberikan ASI eksklusif sebesar 63,6%. Jumlah tersebut

jelas lebih tinggi dibandingkan responden yang memiliki persepsi tidak baik yang

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

64

memberikan ASI eksklusif (0%). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa semakin

baik persepsi ibu mengenai ASI eksklusif, maka semakin banyak ibu yang

memberikan ASI eksklusif. Sebaliknya, banyaknya persepsi ibu yang salah

mengenai ASI eksklusif akan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.

Hal ini seperti yang dijelaskan Pollard (2016), bahwa salah satu alasan ibu

yang paling umum ditemukan untuk berhenti menyusui adalah persepsi ibu

bahwa ASI-nya tidak cukup untuk mengenyangkan bayinya. Persepsi yang salah

mengenai ASI eksklusif dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Akibat

produksi ASI yang tidak mencukupi, bayi mengalami ketidakpuasan setelah

menyusui, bayi sering menangis atau rewel, tinja bayi keras dan payudara tidak

terasa membesar. Pada hasil penelitian ini persepsi yang salah mengenai

pemberian ASI eksklusif, seperti bayi yang rewel karena ASI ibu kurang,

pemberian air putih untuk membersihkan mulut bayi setelah menyusu, serta

pemberian pisang dan bubur tim yang merupakan kebiasaan turun-temurun

keluarga yang menjadi faktor penyebab ibu tidak memberikan ASI secara

eksklusif kepada bayinya.

4. Hubungan Antara Pekerjaan dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.9 menunjukkan tidak ada

hubungan bermakna secara statistik antara pekerjaan dengan perilaku

pemberian ASI eksklusif, karena seluruh responden tidak memiliki pekerjaan di

luar rumah. Berdasarkan Tabel 4.9 ibu yang tidak bekerja dan tidak memberikan

ASI eksklusif yaitu sebesar 82,1%. Sedangkan ibu yang tidak bekerja dan

memberikan ASI eksklusif sebesar 17,9%. Dengan demikian, hipotesis 4 dalam

penelitian ini membuktikan tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan

pemberian ASI eksklusif. Meskipun ibu tidak bekerja tidak mempengaruhi dalam

hal pemberian ASI eksklusif. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Hakim

(2012) yang adanya hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

pemberian ASI eksklusif yang artinya ibu yang tidak bekerja berpeluang 2 kali

lebih banyak dalam memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang bekerja.

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

65

5. Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Perilaku Pemberian ASI

Eksklusif

Pada hasil penelitian di Tabel 4.10 menunjukkan bahwa seluruh responden

memiliki dukungan suami dalam kategori tidak baik tidak memberikan ASI

eksklusif (100%). Responden yang termasuk memiliki dukungan suami kepada

ibu mengenai ASI eksklusif pada kategori baik terdapat sekitar 35,9%. Kondisi ini

menunjukkan bahwa masih terdapat ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas

Sukaraya yang memiliki dukungan suami yang tidak baik mengenai ASI

eksklusif. Pada Tabel 4.10 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna

secara statistik (p<0,05) antara dukungan suami dengan pemberian ASI ekslusif

oleh ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu. Dengan demikian, Hipotesis 5 dalam penelitian ini terbukti bahwa

terdapat adanya hubungan antara dukungan suami dengan perilaku pemberian

ASI eksklusif oleh ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

Hakim (2012), bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara dukungan suami

yang baik kepada ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian Zakiyah (2012)

juga menemukan bahwa Ibu yang mendapat dukungan suami yang baik

berpeluang 12,98 kali lebih besar memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu

yang memiliki suami tidak baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa

proporsi responden yang memiliki pengetahuan baik yang memberikan ASI

eksklusif sebesar 50,0%. Jumlah tersebut jelas lebih tinggi dibandingkan

responden yang memiliki pengetahuan tidak baik yang memberikan ASI eksklusif

(0%). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa semakin baik dukungan suami

kepada ibu, maka semakin banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif.

Sebaliknya, rendahnya dukungan suami kepada ibu akan mempengaruhi

pemberian ASI eksklusif.

Hal ini seperti yang dijelaskan Khasanah (2013), suami diharapkan untuk

selalu memberikan support kepada ibu, membantu pekerjaan rumah tangga, dan

menemani ibu bangun malam untuk menyusui bayi. Dengan demikian, ibu bisa

beristirahat yang cukup. Dengan istirahat yang cukup ibu akan memiliki suasana

hati yang senang dan pikirannya pun akan terasa tenang, yang akhirnya

berdampak pada produksi ASI lebih banyak. Jika ibu merasa didukung, dicintai

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

66

dan diperhatikan, maka akan muncul emosi positif yang akan mengingkatkan

produksi hormon oksitosin, sehingga produksi ASI lancar. Produksi ASI sekitar

80% ditentukan oleh keadaan emosi sang ibu.

Dukungan suami yang kurang mengenai pemberian ASI eksklusif disebabkan

karena rendahnya pengetahuan suami mengenai ASI eksklusif. Hal ini

dikarenakan oleh informasi yang sangat minim yang didapatkan suami dari

petugas kesehatan mengenai ASI eksklsuif, sehingga dukungan yang diberikan

suami kepada ibu menyusui mayoritas tidak baik. Sedangkan responden yang

memiliki dukungan suami baik, namun tetap tidak memberikan ASI eksklusif

kepada bayinya sebesar 50%. Walaupun suami mendukung dalam pemberian

ASI eksklusif, namun ibu tetap tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

Hal ini disebabkan oleh pengetahuan yang rendah, persepsi yang salah, serta

dukungan tenaga kesehatan yang sangat rendah di wilayah kerja Puskesmas

Sukaraya.

6. Hubungan Antara Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Perilaku

Pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa seluruh responden

yang memiliki dukungan tenaga kesehatan dalam kategori tidak baik, tidak

memberikan ASI eksklusif (100%). Responden yang termasuk memiliki

dukungan tenaga kesehatan mengenai ASI eksklusif pada kategori baik terdapat

sekitar 20,5%. Umumnya mereka mendapatkan informasi dari bidan atau dokter

pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan. Kondisi ini menunjukkan bahwa

sebagian besar ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya tidak pernah

mendapatkan informasi dari petugas kesehatan mengenai ASI eksklusif. Dan

pada Tabel 4.11 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik

(p<0,05) antara dukungan tenaga kesehatan dengan pemberian ASI ekslusif oleh

ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu. Dengan demikian, Hipotesis 6 dalam penelitian ini terbukti bahwa

terdapat adanya hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku

pemberian ASI eksklusif oleh ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

Zakiyah (2012), bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan tenaga

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

67

kesehatan (pemberian informasi mengenai ASI eksklusif oleh tenaga kesehatan)

kepada ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Namun berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan Hakim (2012), bahwa tidak ada hubungan antara

dukungan tenaga kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini

juga menunjukkan bahwa proporsi responden yang mendapat dukungan yang

baik dari tenaga kesehatan yang memberikan ASI eksklusif sebesar 79,5%.

Jumlah tersebut jelas lebih tinggi dibandingkan responden yang tidak mendapat

dukungan dari tenaga kesehatan yang memberikan ASI eksklusif (0%). Kondisi

tersebut menunjukkan bahwa semakin baik dukungan yang diberikan tenaga

kesehatan kepada ibu, maka semakin banyak ibu yang memberikan ASI

eksklusif. Sebaliknya, rendahnya dukungan tenaga kesehatan kepada ibu akan

mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.

Hal ini seperti yang dijelaskan Astutik (2016), tenaga kesehatan (Bidan)

mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI.

Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan

mencegah masalah-masalah umum yang terjadi selama proses menyusui.

Peranan awal bidan dalam pemberian ASI adalah meyakinkan ibu bahwa bayi

akan memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya dan

membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.

Dan bentuk dukungan umum dan dukungan kepada ibu yang dapat diberikan

bidan dalam pemberian ASI.

Salah satu faktor penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif di wilayah

kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu adalah karena kurangnya dukungan

tenaga kesehatan. Petugas kesehatan setempat sangat jarang melakukan

penyuluhan atau pemberian informasi yang mendalam mengenai pemberian ASI

eksklusif sehingga ibu memiliki pengetahuan dan persepsi yang rendah, serta

dukungan suami yang tidak baik mengenai pemberian ASI eksklusif yang

mengakibatkan rendahnya tingkat pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas

Sukaraya Pancur Batu.

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

68

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

1. Sebagian besar ibu menyusui di wilayah Puskesmas Sukaraya Pancur

Batu berusia antara 20-35 tahun (78,8%). Seluruh ibu menyusui di

wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu tidak memiliki pekerjaan

di luar rumah. Sebagian besar ibu menyusui di wilayah Puskesmas

Sukaraya Pancur Batu tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada

bayinya (82,1%).

2. Sebagian besar ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu tingkat pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif pada

kategori tidak baik (71,8%).

3. Sebagian besar ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu tingkat persepsi tentang pemberian ASI eksklusif pada

kategori tidak baik (71,8%).

4. Sebagian besar ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu memiliki dukungan suami mengenai ASI eksklusif dalam

kategori tidak baik (64,1%).

5. Sebagian besar ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya

Pancur Batu memiliki dukungan tenaga kesehatan kepada ibu mengenai

ASI eksklusif dalam kategori tidak baik (79,5%).

6. Tidak ada hubungan bermakna antara usia dengan pemberian ASI

eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu.

7. Ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur

Batu.

8. Ada hubungan bermakna antara persepsi dengan pemberian ASI

eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu.

9. Tidak ada hubungan bermakna antara pekerjaan dengan pemberian ASI

eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu.

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

69

10. Ada hubungan bermakna antara dukungan suami dengan pemberian ASI

eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu.

11. Ada hubungan bermakna antara dukungan tenaga kesehatan dengan

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Sukaraya Pancur

Batu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka saran yang dapat

diajukan yaitu, sebagai berikut.

1. Bagi Puskesmas Sukaraya Pancur Batu, untuk memberikan masukan

untuk meningkatkan pelayanan tenaga kesehatan kepada masyarakat

khusunya dalam pemberian informasi mengenai ASI eksklusif.

2. Bagi Petugas Kesehatan, untuk senantiasa memberikan informasi bagi

masyarakat, khususnya ibu menyusui maupun ibu hamil dan keluarga

mengenai pentingnya ASI eksklusif. Pemberian informasi dapat diberikan

melalui penyuluhan kepada seluruh ibu hamil, nifas dan saat menyusui.

Selain itu penyuluhan dapat dilakukan pula melalui media, seperti berupa

leaflet, brosur, dan pemberian buku Kesehatan Ibu dan Anak pada setiap

ibu hamil.

3. Bagi masyarakat khususnya ibu menyusui, untuk berupaya lebih banyak

lagi menggali informasi mengenai ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif

memberikan banyak manfaat bagi bayi maupun ibu menyusui. Dan bagi

suami atau keluarga, untuk berupaya lebih banyak lagi dalam

memberikan dukungan informasi, dukungan emosional, dukungan

material maupun dukungan motivasi kepada ibu mengenai pemberian

ASI eksklusif.

4. Bagi peneliti selanjutnya, jika melakukan penelitian terhadap dukungan

sosial seperti dukungan suami dan tenaga kesehatan dalam pemberian

ASI eksklusif, agar berupaya melakukan penelitian secara langsung

kepada suami dan tenaga kesehatan.

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

70

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi, M. F. 2016. Hubungan Persepsi Produksi ASI Yang Kurang Pada Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Kota Malang Periode Agustus 2016. Thesis. Universitas Brawijaya. Malang.

Ardhita, A. M. 2012. Hubungan Persepsi dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada

Ibu Bekerja Di Kelurahan Wirogunan Kota Yogyakarta. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah. Yogyakarta.

Astutik, R. Y. 2016. Payudara Dan Laktasi. Salemba Medika. Jakarta. ________ . 2015. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui. TIM. Jakarta.

Depkes RI. 2001. Profil Kesehatan Indonesia 2001 Menuju Indonesia Sehat

2010. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Farida, et al. 2014. Dukungan Sosial Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di

Suku Osing (Husband‟s Social Support in Giving Exclusive Breastfeeding in Osing Tribe). e–Jurnal Pustaka Kesehatan, Vol. (1-7) November 2014.

Hakim, R. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi 6-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nabire Kota Tahun 2012. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.

Heryani, R. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui. TIM. Jakarta.

Khasanah, N. 2013. ASI atau Susu Formula Ya?. FlashBooks. Yogjakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta.

. 2016. Buku Panduan Germas. Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia. Jakarta.

. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Lestari, T. 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.

Nuha Medika. Yogjakarta. Maritalia, D. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Gosyen Publishing.

Yogyakarta. Maryunani, A. 2012. Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen

Laktasi dan Manajemen Laktasi. TIM. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2016. Ilmu Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

71

________ . 2016. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun. Tentang Pemberian

ASI Eksklusif. 1 Maret 2012. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5291. Jakarta.

Pollard, M. 2011. Evidence-Based Care Of Breastfeeding Mothers : A Resource

for Midwives and Allied Healthcare Professionals. Terjemahan Wiriawan, E.

E. 2016. ASI Asuhan Berbasis Bukti. Cetakan 1. ECG. Jakarta. Riyanto, A. 2017. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika.

Yogyakarta. Roesli, U. 2000. Mengenal ASI Eksklusif Seri 1. Trubus Agriwidya. Jakarta. Sari,K. 2011. Teori Dukungan Sosial. https://id.scribd.com/document/261727551/

Teori-Dukungan-Sosial. 16 Januari 2018 (06:03). Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Sopiyani, L. 2014. Hubungan antara Dukungan Sosial (Suami) dengan Motivasi

Memberikan ASI Eksklusif pada Ibu-Ibu Di Kabupaten Klaten. Skripsi.

Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009. Undang-Undang Tentang Kesehatan.

13 Oktober 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144. Jakarta.

Usman, et al. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI

Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi.

Manado. Walyani, E. S. 2015. Perawatan Kehamilan dan Menyusui Anak Pertama Agar

Bayi Lahir dan Tumbuh Sehat. Pustaka Baru Press. Yogjakarta. _________ , dan Purwoastuti, E. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. World Health Statistics. 2016. Monitoring Health For SDGs, Sustainable

Development Goals. World Health Organization. Swiss.

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

72

LAMPIRAN

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

73

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

74

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

70

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

71

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

“HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SUKARAYA PANCUR BATU TAHUN 2018.“

Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian, saya

bersedia menjadi responden tanpa ada unsur paksaan, sebagai bukti saya akan

menanda tangani surat persertujuan penelitian

Medan, April 2018

Hormat saya sebagai responden

(..................................................)

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

72

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

73

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

74

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

75

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

76

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

77

KUESIONER PENELITIAN

Judul : Hubungan Karakteristik Ibu dan Dukungan Sosial terhadap

Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Wilayah Kerja

Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018.

Peneliti : Feby Ivana Rinta Monalisa Batubara

Kode Responden :

Kuesioner diisi langsung oleh responden atau dibantu oleh peneliti sebagai

pedoman wawancara dalam mengumpulkan data.

Tuliskan secara singkat atau berikan tanda (√) pada kotak yang sesuai dengan

pilihan anda.

Karakteristik Responden

Isi sesuai keadaan saudari dengan cara mengisi langsung pada setiap jawaban.

1. Nama Ibu :

2. Umur Ibu :

3. Pekerjaan :

4. Alamat :

5. Jumlah Anak :

6. Umur Bayi :

7. Suku :

Pemberian ASI Eksklusif :

No. Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1.

Ibu hanya memberikan ASI saja mulai dari bayi lahir

sampai usia 6 bulan, tanpa tambahan makanan

apapun.

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

78

Pengetahuan

Beri tanda checklist () pada kolom jawaban yang dipilih. Jawablah pertanyaan

dengan sejujur-jujurnya.

No. Pertanyaan Jawaban

Salah Benar

1.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa

tambahan cairan lain atau makanan padat sampai

usia 6 bulan.

2.

Bayi harus segera diberikan ASI pertamanya

segera setelah bayi lahir atau maksimal 1 jam

setelah lahir

3.

Kolostrum adalah suatu cairan kental berwarna

kuning/jingga yang sangat pekat, dalam volume

yang kecil yang diproduksi pada hari pertama ASI

keluar.

4.

ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan dan

kekebalan tubuh anak dan dapat menurunkan

angka kematian dan kesakitan bayi.

5.

Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dapat

menunda kehamilan, mengurangi perdarahan dan

anemia setelah melahirkan, serta mempercepat

pemulihan rahim ke bentuk semula bagi ibu.

6.

Pada bayi usia 0 – 6 bulan, ASI tidak dapat diganti

dengan makanan lain pengganti ASI (PASI).

7.

Frekuensi yang tepat dalam menyusui adalah

sesering mungkin.

8.

ASI praktis dan tidak memerlukan biaya, serta

dapat mempererat tali kasih sayang antara ibu

dan anak.

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

79

No. Pertanyaan Jawaban

Salah Benar

9.

Kolostrum, antibodi, protein, air dan mineral,

karbohidrat, lemak merupakan kandungan yang

terdapat dalam ASI.

10. Pemberian ASI ekslusif diberikan dengan kedua

payudara secara bergantian.

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

80

Persepsi

Petunjuk pengisian:

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Beri tanda checklist () pada kolom jawaban yang dipilih. Jawablah pertanyaan dengan sejujur-jujurnya.

No. Pertanyaan Jawaban

SS S TS STS

1. Pada saat bayi usia 0 – 6 bulan, saya beri

ASI saja.

2.

Jika ASI saya tidak keluar, maka tidak

masalah jika saya memberikan susu

formula.

3. Saya meneteki tergantung kemauan bayi,

kurang lebih jarak 3 jam.

4.

Jika saya bisa memberikan ASI eksklusif

pada bayi saya, maka saya akan merasa

puas, bangga dan bahagia.

5. Setelah meneteki bayi selalu saya

sendawakan.

6. Memberikan ASI eksklusif menjarangkan

kehamilan.

7. Pada usia bayi 0 – 6 bulan, saya tidak boleh

memberikan air putih pada bayi saya.

8. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi

saya lebih cerdas.

9. Saya memberikan ASI eksklusif supaya bayi

saya jarang sakit.

10.

Pemberian ASI itu tidak merepotkan seperti

susu formula yang harus mencuci botol dan

mensterilkan karena sudah steril.

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

81

Dukungan Suami Beri tanda checklist () pada kolom jawaban yang dipilih. Jawablah pertanyaan dengan sejujur-jujurnya.

No. Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1.

Suami memberikan informasi tentang ASI dan

menyusui, misal : pentingnya ASI, cara menyimpan

ASI perah, dll.

2. Suami ikut merawat bayi, misal : membantu

mengganti popok.

3. Suami menyarankan ibu untuk tetap menyusui

secara eksklusif.

4. Suami memberikan kata-kata pujian kepada ibu

setiap kali selesai menyusui.

5. Suami mau membuatkan atau mengambilkan

makanan/minuman untuk ibu selagi ibu menyusui.

6. Suami mau membelikan makanan tambahan,

suplemen atau susu untuk ibu selama menyusui.

7.

Suami memfasilitasi suasana yang tenang dan

nyaman untuk ibu selama menyusui, misal : tidak

berisik atau tidak menggangu.

8. Suami mau mendampingi ibu saat menyusui

walaupun pada tengah malam.

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

82

Dukungan Tenaga Kesehatan Beri tanda checklist () pada kolom jawaban yang dipilih. Jawablah pertanyaan dengan sejujur-jujurnya.

No. Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1. Petugas kesehatan memberikan informasi

mengenai ASI eksklusif.

2. Petugas kesehatan menganjurkan ibu untuk

memberikan ASI pada 1 jam pertama postpartum.

3. Petugas kesehatan menjelaskan manfaat dari

pemberian ASI secara eksklusif.

4.

Petugas kesehatan memberikan penjelasan kepada

ibu untuk tidak memberikan makanan dan minuman

kepada bayi selain ASI.

5. Petugas kesehatan membantu ibu saat memberikan

ASI kepada bayinya.

6. Petugas kesehatan memberitahu ibu agar tidak

memberikan dot atau kempeng kepada bayi.

7. Petugas kesehatan tidak menganjurkan kepada ibu

untuk menggunakan susu formula.

8.

Petugas kesehatan menjelaskan bagaimana teknik

memerah ASI bagi ibu yang ingin menyimpan air

susunya.

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

83

Lampiran 6 Deskripsi Karakteristik Responden

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 20 dan > 35 tahun 6 15.4 15.4 15.4

20 – 35 tahun 33 84.6 84.6 100.0

Total 39 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Bekerja 39 100.0 100.0 100.0

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

84

Lampiran 7 Deskripsi Data Penelitian

Pemberian ASI Eksklusif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 32 82.1 82.1 82.1

Ya 7 17.9 17.9 100.0

Total 39 100.0 100.0

PENGETAHUAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Baik 28 71.8 71.8 71.8

Baik 11 28.2 28.2 100.0

Total 39 100.0 100.0

PERSEPSI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Baik 28 71.8 71.8 71.8

Baik 11 28.2 28.2 100.0

Total 39 100.0 100.0

DUKUNGAN SUAMI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Baik 25 64.1 64.1 64.1

Baik 14 35.9 35.9 100.0

Total 39 100.0 100.0

DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Baik 31 79.5 79.5 79.5

Baik 8 20.5 20.5 100.0

Total 39 100.0 100.0

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

85

Lampiran 8 Hasil Uji Chi Square hubungan antara Usia dengan Pemberian ASI Eksklusif

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia * Pemberian ASI

Eksklusif

39 100.0% 0 0.0% 39 100.0%

Usia * Pemberian ASI Eksklusif Crosstabulation

Pemberian ASI Eksklusif

Total Tidak Ya

Usia < 20 dan > 35 tahun Count 6 0 6

% within Usia 100.0% 0.0% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

18.8% 0.0% 15.4%

% of Total 15.4% 0.0% 15.4%

20 – 35 tahun Count 26 7 33

% within Usia 78.8% 21.2% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

81.3% 100.0% 84.6%

% of Total 66.7% 17.9% 84.6%

Total Count 32 7 39

% within Usia 82.1% 17.9% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 82.1% 17.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.551a 1 .213

Continuity Correctionb .445 1 .505

Likelihood Ratio 2.602 1 .107

Fisher's Exact Test .568 .278

Linear-by-Linear Association 1.511 1 .219

N of Valid Cases 39

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

86

Lampiran 9 Hasil Uji Chi Square hubungan antara Pengetahuan

dengan Pemberian ASI Eksklusif

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENGETAHUAN *

Pemberian ASI Eksklusif

39 100.0% 0 0.0% 39 100.0%

PENGETAHUAN * Pemberian ASI Eksklusif Crosstabulation

Pemberian ASI Eksklusif

Total Tidak Ya

PENGETAHUAN Tidak Baik Count 28 0 28

% within PENGETAHUAN 100.0% 0.0% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

87.5% 0.0% 71.8%

% of Total 71.8% 0.0% 71.8%

Baik Count 4 7 11

% within PENGETAHUAN 36.4% 63.6% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

12.5% 100.0% 28.2%

% of Total 10.3% 17.9% 28.2%

Total Count 32 7 39

% within PENGETAHUAN 82.1% 17.9% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 82.1% 17.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

87

Pearson Chi-Square 21.716a 1 .000

Continuity Correctionb 17.610 1 .000

Likelihood Ratio 22.287 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 21.159 1 .000

N of Valid Cases 39

Lampiran 10 Hasil Uji Chi Square hubungan antara Persepsi dengan

Pemberian ASI Eksklusif

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PERSEPSI * Pemberian ASI

Eksklusif

39 100.0% 0 0.0% 39 100.0%

PERSEPSI * Pemberian ASI Eksklusif Crosstabulation

Pemberian ASI Eksklusif

Total Tidak Ya

PERSEPSI Tidak Baik Count 28 0 28

% within PERSEPSI 100.0% 0.0% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

87.5% 0.0% 71.8%

% of Total 71.8% 0.0% 71.8%

Baik Count 4 7 11

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

88

% within PERSEPSI 36.4% 63.6% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

12.5% 100.0% 28.2%

% of Total 10.3% 17.9% 28.2%

Total Count 32 7 39

% within PERSEPSI 82.1% 17.9% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 82.1% 17.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 21.716a 1 .000

Continuity Correctionb 17.610 1 .000

Likelihood Ratio 22.287 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 21.159 1 .000

N of Valid Cases 39

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

89

Lampiran 11 Hasil Uji Chi Square hubungan antara Pekerjaan

dengan Pemberian ASI Eksklusif

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pekerjaan * Pemberian ASI

Eksklusif

39 100.0% 0 0.0% 39 100.0%

Pekerjaan * Pemberian ASI Eksklusif Crosstabulation

Pemberian ASI Eksklusif

Total Tidak Ya

Pekerjaan Tidak Bekerja Count 32 7 39

% within Pekerjaan 82.1% 17.9% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 82.1% 17.9% 100.0%

Total Count 32 7 39

% within Pekerjaan 82.1% 17.9% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 82.1% 17.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value

Pearson Chi-Square .a

N of Valid Cases 39

a. No statistics are computed

because Pekerjaan is a constant.

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

90

Lampiran 12 Hasil Uji Chi Square hubungan antara Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

DUKUNGANSUAMI *

Pemberian ASI Eksklusif

39 100.0% 0 0.0% 39 100.0%

DUKUNGANSUAMI * Pemberian ASI Eksklusif Crosstabulation

Pemberian ASI Eksklusif

Total Tidak Ya

DUKUNGANSUAMI Tidak Baik Count 25 0 25

% within DUKUNGANSUAMI 100.0% 0.0% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

78.1% 0.0% 64.1%

% of Total 64.1% 0.0% 64.1%

Baik Count 7 7 14

% within DUKUNGANSUAMI 50.0% 50.0% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

21.9% 100.0% 35.9%

% of Total 17.9% 17.9% 35.9%

Total Count 32 7 39

% within DUKUNGANSUAMI 82.1% 17.9% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 82.1% 17.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 15.234a 1 .000

Continuity Correctionb 12.028 1 .001

Likelihood Ratio 17.300 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 14.844 1 .000

N of Valid Cases 39

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

91

Lampiran 13 Hasil Uji Chi Square hubungan antara Dukungan

Tenaga Kesehatan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

DUKUNGANNAKES *

Pemberian ASI Eksklusif

39 100.0% 0 0.0% 39 100.0%

DUKUNGANNAKES * Pemberian ASI Eksklusif Crosstabulation

Pemberian ASI Eksklusif

Total Tidak Ya

DUKUNGANNAKES Tidak Baik Count 31 0 31

% within

DUKUNGANNAKES

100.0% 0.0% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

96.9% 0.0% 79.5%

% of Total 79.5% 0.0% 79.5%

Baik Count 1 7 8

% within

DUKUNGANNAKES

12.5% 87.5% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

3.1% 100.0% 20.5%

% of Total 2.6% 17.9% 20.5%

Total Count 32 7 39

% within

DUKUNGANNAKES

82.1% 17.9% 100.0%

% within Pemberian ASI

Eksklusif

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 82.1% 17.9% 100.0%

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

92

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 33.059a 1 .000

Continuity Correctionb 27.384 1 .000

Likelihood Ratio 30.680 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 32.211 1 .000

N of Valid Cases 39

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

93

PERNYATAAN

Hubungan Karakteristik Ibu dan Dukungan Sosial Terhadap

Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui di Wilayah

Kerja Puskesmas Sukaraya Pancur Batu Tahun 2018

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat yang karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar

pustaka.

Medan, Agustus 2018

Feby Ivana Rinta Monalisa Batubara

NIM : P07524414016

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

94

Dokumentasi Penelitian

Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN DUKUNGAN …

95