skripsi hubungan hygiene sanitasi pemerah susu sapi …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/resita...

114
i SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI COLIFORM DI DESA BEDRUG KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO Oleh : RESITA ROZA KUMALA NIM : 201403034 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

i

SKRIPSI

HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI

DENGAN KEBERADAAN BAKTERI COLIFORM DI DESA

BEDRUG KECAMATAN PULUNG KABUPATEN

PONOROGO

Oleh :

RESITA ROZA KUMALA

NIM : 201403034

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAHSUSU SAPI DENGAN

KEBERADAAN BAKTERI COLIFORM DI DESA BEDRUG

KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Oleh :

RESITA ROZA KUMALA

NIM : 201403034

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

iii

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

iv

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

v

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua saya tercinta Bapak Rakhmanto dan Ibu Srikustini

sebagai motivator terhebat, selalu mengajarkan kesabaran kepada saya.

dan sebagai orang tua yang tak pantang menyerah untuk memenuhi

kebutuhan anak- anaknya.

2. Kedua kakakku Arif Setyawan dan Irma Rahmawati terimakasih

dukungan, kasih sayang, dan semangatnya yang diberikan kepada saya.

3. Sahabat - sahabatku Ardhin, Zendy,Shely, Evi, Ringga, Gayuh, Andy,

Henry, Tya yang setia menemani dalam situasi apapun

4. Teman – temanku Gadis Idaman Ardhin, Fatika, Ulul, Riayana, Anisa,

Yayuk, Siti fauziah, Dania, Elfira, Inna, melly, Arif dan Tri yang

mendongkrak semangat demi terselesaikannya sekripsi ini.

5. Teman – Teman S1 Kesehatan Masyarakat angkatan 2014 yang

memberikan Bantuan.

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

vi

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Resita Roza Kumala

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Ponorogo, 13 Januari 1996

Agama : Islam

Alamat : RT.01/RW.01 Dkh. Krajan Ds. Bedrug Kec.

Pulung Kab. Ponorogo

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 1 Bedrug (2002 – 2008)

2. SMPN 1 Pulung (2008 – 2011)

3. SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo (2011 –

2014)

4. STIKES BHAKTI HUSADA MULIA

MADIUN (2014 – 2018)

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

viii

Program Studi Kesehata Masyarakat

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun Tahun 2018

ABSTRAK

HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI TERHADAP

KEBERADAAN BAKTERI COLIFORM DI DESA BEDRUG

KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO

Resita Roza Kumala

96 Halaman+ 16 Tabel +3 Gambar + 10 Lampiran

Susu merupakan bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan

manusia. Angka kebutuhan susu di Indonesia semakin tinggi seiring

bertambahnya tahun, tetapi peningkatan tersebut belum diimbangi dengan kualitas

dan kuantitas produksi susu yang setara dengan jumlah permintaan.Produksi susu

di Kabupaten Ponorogo sebanyak 1.885.728 dan di Kecamatan Pulung sebanyak

662.428 (Badan Pusat Statistik Ponorogo (statistics of Ponorogo Regency).

Metode penelitian ini adalah analitik Cross sectional. Populasi penelitian

ini adalah seluruh peternak susu sapidan hasil produksinya dengan jumlah total 24

peternak dan hasil produksinya. Teknik sampling yang dilakukan dengan total

sampling, yaitu 24. Teknik analisis data menggunakan uji statistik fisher exact

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara : hygiene pemerah (p=

0,003), sanitasi kandang (p=0,002), dan sanitasi peralatan (p=0,007)

Dibandingkan dengan variabel yang lainnya, hygiene pemerah merupakan

variabel yang paling berhubungan

Berdasarkan hasil penelitian disarankan Sebaiknya pemerah lebih

memperhatikan lagi untuk hygiene pemerahannya tidak menggunakan pelicin,

Sebaiknya peternak memperhatikan kondisi kandang dengan melakukan

pembersihan kandang dan pemberian desinfektan sebelum melakukan pemerahan,

peternak seharusnya merawat peralatan untuk memerah dengan baik

Kata kunci: Hygiene pemerah, Sanitasi kandang, Sanitasi peralatan

Kepustakaan : 2000 – 2018

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

ix

PUBLIC HEALTH PROGRAM

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

ABSTRACT

Resita Roza Kumala

RELATIONSHIP BETWEEN HYGIENE SANITATION OF THE COW’S

MILKING PLACE WITH THE EXISTENCES OF COLIFORM BACTERIA IN

BEDRUG VILAGE, PULUNG DISTRICT, PONOROGO REGENCY

96 Pages+ 16 Tables + 3 Image + 10 Attachments

Background : Milk were food ingredient that was very important for human

needed. In Indonesia the number of milk needed was getting higher increaed

years, but the increaseed did not been matched by quality and quantity of milk

production which is equivalent to the number of request. Milk production in

Ponorogo regency was 1,885,728 and in pulung district as much as 662,428(

ponorogo statistical center( statistics of Ponorogo Regency)

The methods of this research: This research method was crossectional analytics.

The population in this research were all the milk farmers and their products with

total 24 farmers and their products. The sampling technique was carried out by

total sampling, namely 24 farmers and their products.The data analysis technique

used fisher exact statistical test.

The result : The results showed that there was a relationship between: hygiene

breeder (p=0,003) Cage Sanitation (p=0,002) equipment saitation (p=0,007)

Analysis: compared to other variables, hygiene is the most related variable

Discus and conclusion: Based on the results of the study. recommended was the

rouder pay more attenction to the milked hygiene did not use lubricants. Farmers

should pay attention to the condition of the cage by cleaned the cage and gave

disinfectants before milked. Farmers should treat the equipment to milk properly

Keywords: hygiene cow’s milk treatment cage sanitation, equipment sanitastion

Bibliography: 2000 – 2018

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

x

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan

petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“Hubungan

Hygiene Sanitasi Pemerah Susu Sapi Dengan Keberadaan Bakteri Coliform di

Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Study

kesehatan Masyarakat di Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

untuk itu penulis menyampaikan rasa hormat dan trimakasih atas semua bantuan

dan dukungannya selama pelaksanaan dan penyusunan laporan skripsi ini kepada:

1. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun.

2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM.,M.Kesselaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun sekaligus

pembimbing I yang telah membina, menyediakan waktu, tenaga dan

pikiran untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi sehingga

dapat selesai tepat waktu.

3. Riska Ratnawati, S.KM., M.Kesselaku pembimbing II yang telah

membina, menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing

penulis dalam menyusun skripsi sehingga dapat selesai tepat waktu.

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

xi

4. H. Edy Bachrun, S.KM., M.Kes selaku penguji yang senantiasa

mendampingi dan membantu kelancaran sidang skripsi.

5. Kepada pihak Perangkat Desa Bedrug dan peternak sapi perah di Desa

Bedrug yang membantu dalam penelitian ini

6. Teman-teman dan semua pihak yang telah banyak membantu peneliti.

Skripsi ini telah penulis susun seoptimal mungkin, namun penulis

menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini. Demi perbaikan

skripsi ini, maka diharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak yang

bersifat membangun.

Akhir kata saya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang

telah berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir, semoga

Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Wasalamualaikum Wr. Wb

Madiun, 31 Agustus 2018

Penyusun

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

xii

DAFTAR ISI

Sampul Depan ............................................................................................................ i

Sampul Dalam ............................................................................................................ ii

Lembar Persetujuan .................................................................................................... iii

Lembar Pengesahan ................................................................................................... iv

Lembar Persembahan ................................................................................................. v

Lembar Pernyataan..................................................................................................... vi

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................................ vii

Abstrak ....................................................................................................................... viii

Kata Pengantar ........................................................................................................... x

Daftar Isi..................................................................................................................... xii

Daftar Tabel ............................................................................................................... xiv

Daftar Gambar ............................................................................................................ xv

Daftar Lampiran ......................................................................................................... xvi

Daftar Istilah dan Singkatan ....................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

1.5 Keaslian Penelitian....................................................................................... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sapi Perah .................................................................................................... 9

2.2 Susu Sapi Perah............................................................................................ 9

2.2.1 Kebersihan Susu ................................................................................. 10

2.2.2 Sifat- Sifat Susu ................................................................................. 11

2.2.3 Standart Susu ...................................................................................... 12

2.3 Mikrobiologi Susu ....................................................................................... 13

2.3.1 Sumber- Sumber Yang Mencemari Susu ............................................ 13

2.3.2 Bakteri Coliform ................................................................................. 14

2.3.3 APM (Angka Paling Memungkinkan) ................................................ 14

2.3.4 Pengukuran BAKTERI Coliform ....................................................... 16

2.4 Hygiene dan Sanitasi Pemerahan ................................................................ 20

2.4.1 Hygiene Pemerah ............................................................................... 20

2.4.2 Sanitasi Peralatan ............................................................................... 24

2.4.3 Sanitasi Kandang ............................................................................... 26

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Bakteri Coliform ....................... 26

2.6 Kerangka Teori ............................................................................................ 32

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

xiii

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................... 33

3.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 34

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN30

4.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 35

4.2 Populasi dan Sampel .................................................................................... 35

4.2.1 Populasi .............................................................................................. 35

4.2.2 Sampel ............................................................................................... 36

4.2.3 Teknik Sampling ............................................................................... 36

4.2.4 Cara Pengambilan Sampel ................................................................. 36

4.3 Kerangka Kerja Penelitian .......................................................................... 37

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............................... 39

4.4.1 Variabel Penelitian ............................................................................. 39

4.4.2 Definisi Operasional ........................................................................... 40

4.5 Instrumen Penelitian .................................................................................... 41

4.5.1 Observasi ............................................................................................ 42

4.5.2 Kuesioner ............................................................................................ 42

4.5.3 Pengukuran ......................................................................................... 42

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 43

4.7 Prosedur Pengumpulan Data ........................................................................ 43

4.7.1 Pengumpulan Data ............................................................................. 43

4.7.2 Pengolahan Data................................................................................. 44

4.8 Teknik Analisis Data.................................................................................... 45

4.8.1 Analisis Univariat .............................................................................. 45

4.8.2 Analisis Bivariat ................................................................................. 46

4.9 Etika Penelitian ............................................................................................ 47

4.9.1 Lembar Persetujuan (informed Consent) ........................................... 47

4.9.2 Tanpa Nama (Anonymity) .................................................................. 47

4.9.3 Kerahasiaan (confidentiality) ............................................................. 47

BAB 5 HASIL DAN PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 48

5.2 Pembahasan ..................................................................................................... 58

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 69

6.2 Saran ..................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ................................................................................ 8

Tabel 2.1Indeks APM dengan tingkat kepercayaan 95% untuk berbagai kombinasi

hasil positif dari 3 seri tabung pengenceran ......................................... 15

Tabel 4.1 Definisi Oprasional .............................................................................. 40

Tabel 4.2 Rencana Kegiatan ................................................................................. 43

Tabel 4.3 Coding Variabel Penelitian .................................................................. 45

Tabel 5.1 Tingkat Pendidikan Penduduk .............................................................. 48

Tabel 5.2 Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa bedrug kecamatan Pulung

Kabupaten Ponorogo ............................................................................ 49

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan UmurPenduduk Desa bedrug

kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo .............................................. 50

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan tingkat Pendidikan Penduduk

Desa bedrug kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo ......................... 51

Tabel 5.5 Gambaran Hygiene Pemerah Susu Sapi di Desa Bedrug Kecamatan

Pulung Kabupaten Ponorogo ................................................................ 52

Tabel 5.6 Gambaran Sanitasi Kandang Sapi di Desa Bedrug Kecamatan Pulung

Kabupaten Ponorogo ............................................................................ 53

Tabel 5.7 Gambaran Sanitasi Peralatan di Desa Bedrug Kecamatan Pulung

Kabupaten Ponorogo ............................................................................ 53

Tabel 5.8 Hasil Uji MPN Bakteri Coliform Susu Sapi Peternak Desa Bedrug

Kecamatan Pulung kabupaten Ponorogo .............................................. 54

Tabel 5.9 Hubungan Hygiene Pemerah dengan Keberadaan Bakteri Colifor ...... 55

Tabel 5.10 Hubungan Sanitasi Kandang dengan Keberadaan Bakteri Coliform .. 56

Taabel 5.12 Hubungan Sanitasi Peralatan dengan Keberadaan Bakteri Coliform57

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ....................................................................................... 32

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................... 33

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian .................................................................... 38

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ijin Praktikum Laboratorium ............................................................. 74

Lampiran 2 Balasan Kesbangpol Ponorogo ......................................................... 75

Lampiran 3 Surat balasan Laboratorium .............................................................. 76

Lampiran 4 Lembar Konsul .................................................................................. 78

Lampiran 5 Informed Consent .............................................................................. 79

Lampiran 6 Kuesioner ........................................................................................... 80

Lampiran 7 Observasi ........................................................................................... 81

Lampiran 8 Tabulas Data ...................................................................................... 82

Lampiran 9 Distribusi Frekuensi ........................................................................... 83

Lampiran 10 Analisis Bivariat .............................................................................. 85

Lampiran 11 Dokumentasi ................................................................................... 93

Lampiran 12 Lembar Revisi Skripsi ..................................................................... 97

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

xvii

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

TPC : Total plate count

CFU : Coloni Forming Unit

APM : Angka Paling Minimal

SNI : Standart Nasional Indonesia

Kefir : Minuman fermentasi

non fat dry cream : Krim kering tanpa lemak

dry batter milk : Susu batang kering

BJ : Berat Jenis

pH : Potensial Hidrogen

BKTL : Bahan Kering Tanpa Lemak

MPN : Most Probable Number

Hand Milking :Teknik pemerahan dengan tangan

Milkcan : Wadah susu

Strainer : Saringan

stainless sleel : Besi tahan karat

Independent :Bebas

Dependent :Terikat

Editing : Penyuntingan

Coding :Pengkodean

Scoring :Skoring

Proccesing :Memasukkan data

Cleaning :Pembersihan data

informed Consent : Lembar Persetujuan

Anonymity : Tanpa Nama

Confidentiality : Kerahasiaan

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Susu merupakan bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan

manusia, karena mengandung zat yang sangat diperlukan oleh tubuh seperti

protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Susu mudah sekali rusak

karena pengaruh lingkungan, terutama oleh pengaruh temperature ataupun

udara sekitarnya, sehingga diperlukan perhatian khusus untuk penanganan

pada waktu pemerahan ataupun sesudah pemerahan, agar diperoleh susu yang

berkualitas baik, memenuhi standar susu yang telah ditentukan, dan masih

layak untuk dikonsumsi (Suardana dan Swacita, 2009)

Pemerahan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan dipeternakan sapi

perah, dimana susu diperah dari ambing dan ditampung dalam ember

(Agribisnis, 2015). Proses pemerahan ada 3 tahap yaitu persiapan,

pelaksanaan, dan penyelesaian (Halim,2016). Susu yang banyak dikenal

dipasaran adalah susu sapi perah (Prasetya, 2012).

Penjaminan hygiene dan sanitasi adalah pengupayaann dan pengondisian

untuk mewujudkan lingkungan yang sehat bagi manusia, hewan, dan produk

hewan (Sumartini,Ni Nyoman, 2014). Yang dimaksud dengan hygiene adalah

segala usaha untuk melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat

kesehatan badan dan jiwa, baik untuk umum, maupun untuk perseorangan,

dengan tujuan memberi dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat serta

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

2

mempertinggi kesejahteraan dan dayaguna peri kehidupan manusia

(Undang- Undang RI, 1966).

Kurangnya hygiene sanitasi pemerahan dapat menyebabkan susu

terkontaminasi. Coliform merupakan salah satu bakteri yang bisa

mengkontaminasi susu. Coliform digunakan sebagai indikator adanya polusi

kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap produk- produk susu,

makanan susu, dan air. Adanya bakteri coliform di dalam makanan atau

minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat

enteropatogenik dan toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Irianto,

2013). Kontaminasi Coliform pada susu dan hasil olahan susu dapat

menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, demam, cholecystitis,

bakterimia, infeksi saluran kemih, dan infeksi klinis, seperti neonatal

meningitis dan radang paru paru (Madappa,2011)

Sapi merupakan hewan ternak yang menghasilkan daging, susu, tenaga

kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan

daging di Dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi perah

merupakan jenis sapi yang khusus dipelihara untuk diambil susunya (Prasetya,

2012). Angka kebutuhan susu di Indonesia semakin tinggi seiring

bertambahnya tahun, tetapi peningkatan tersebut belum diimbangi dengan

kualitas dan kuantitas produksi susu yang setara dengan jumlah permintaan.

Pasokan susu segar nasional hanya mencukupi kebutuhan sebanyak 30%

untuk seluruh Indonesia dan sisanya sebanyak 70% adalah impor (Purwono,

2013).

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

3

Data statistik peternakan dan kesehatan hewan 2017 menunjukkan bahwa

populasi sapi perah di Jawa Timur menempati urutan pertama dan mengalami

peningkatan dalam setiap tahunnya. Dari tahun 2015 sebanyak 255.947, tahun

2016 sebanyak 265.002 dan pada tahun 2017 sebanyak 274.277. Selain itu

produksi susu di Jawa Timur juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun

2015 sebanyak 472.213, tahun 2016 sebanyak492.461 dan pada Tahun

2017sebanyak501.325 (Direktorat Jendersal Peternakan dan kesehatan Hewan

Kementerian Pertanian,2017). Produksi susu di Kabupaten Ponorogo

sebanyak 1.885.728 dan di Kecamatan Pulung sebanyak 662.428 (Badan Pusat

Statistik Ponorogo (statistics of Ponorogo Regency), 2015). Pemilik ternak

sapi perah di Kecamatan Pulung Mayoritas berada di Desa Bedrug. Di Desa

Bedrug terdapat 24 pemilik ternak dan menghasilkan susu sebanyak sekitar

16.500 L/ bulan (Koprasi susu Bedrug sejahtera, 2018)

Hasil penelitian Cahyono dkk (2013) menyatakan bahwa kondisi

kebersihan kandang sapi sangat mempengaruhi kandungan cemaran mikroba

dalam susu sapi. Kualitas mikrobiologis susu segar di Kecamatan Krucil

Kabupaten Probolinggo mempunyai rata-rata TPC 7,4x105 cfu/ml, jumlah

cemaran Enterobacteriaceae 7,5 x 102 cfu/ml dan cemaran Staphylococcus

aureus 7,9 x 101 cfu/ml (Cahyono, 2013).

Dewik wijiastuti menyatakan bahwa Ada hubungan antara kesehatan dan

kebersihan sapi dengan Total plate count (jumlah mikroba) pada susu sapi di

peternakan sapi Desa Manggis Boyolali dengan nilai p = 0,015, Ada hubungan

antara hygiene pemerah dengan Total plate count (jumlah mikroba) pada susu

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

4

sapi di peternakan sapi Desa Manggis Boyolali dengan nilai p = 0,005. Hasil

penelitian ini menunjukkan kesehatan dan kebersihan sapi 52,9% kurang baik,

hygiene pemerah sebesar 52,9% kurang baik, (Wijiastuti, 2012).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pemerah susu di Desa

Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo masih adanya personal

hiygiene pemerah susu yang tidak menjaga kebersihan tangannya sebelum

memerah susu, kotoran sapi yang masih ada di sekitar sapi pada saat diperah

dan milkcan (wadah susu) terdapan endapan susu/ kerak. Berdasarkan studi

pendahuluan pada tanggal 9 Mei2018 disalah satu peternak sapi perah di Desa

Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogotelah ditemukan bakteri

coliform dengan jumlah 240 APM/ml. Dibangdingkan dengan batas minimal

APM (Angka paling memungkinkan) SNI 01-2332-2006 yaitu < 3,0APM/ml,

bakteri coliform pada susu sapi di Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten

Ponorogo melebihi batas syarat mutu susu segar yang telah ditetapkan.

Untuk mengurangi kontaminasi mikroba sebaiknya diperhatikan mengenai

hygiene pemerah dan sanitasi kandang yang sesuai dengan surat keputusan

Direktorat Jenderal Peternakan no 17 tahun 1983 tentang syarat- syarat tata

cara pengawasan dan pemeriksaan kualitas susu produksi dalam negri.

Hal inilah yang mendorong peneliti melakukan penelitian mengenai

hubungan antara hygiene sanitasi pemerah susu sapi dengan keberadaan

bakteri coliform di Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

didapat adalah:

“Apakah ada hubungan antara hygiene sanitasi pemerah susu dengan

keberadaan bakteri coliform di Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten

Ponorogo?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara hygiene sanitasi pemerah susu sapi dengan

keberadaan bakteri coliform di Desa Bedrug Kecamatan Pulung

Kabupaten Ponorogo

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi hygiene pemerah susu sapi di Desa Bedrug

Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

2. Mengidentifikasi sanitasi kandang sapi di Desa Bedrug Kecamatan

Pulung Kabupaten Ponorogo

3. Mengidentifikasi sanitasi peralatan pemerah susu sapi di Desa Bedrug

Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

4. Mengidentifikasi keberaadaan bakteri coliform pada susu sapi di Desa

Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

6

5. Menganalisis hubungan antara hygiene pemerah susu sapi dengan

keberadaan bakteri coliform di Desa Bedrug Kecamatan Pulung

Kabupaten Ponorogoss

6. Menganalisis hubungan antara sanitasi kandang sapi dengan

keberadaan bakteri coliform di Desa Bedrug Kecamatan Pulung

Kabupaten Ponorogo

7. Menganalisis hubungan antara sanitasi peralatan pemerah susu sapi

dengan keberadaan bakteri coliform di Desa Bedrug Kecamatan

Pulung Kabupaten Ponorogo

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat- manfaat

sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang

hubungan hygiene sanitasi pemerah susu sapi dengan keberadaan bakteri

koliform. Serta sebagai bahan kajian di bidang penelitian yang sejenisnya

dan sebagai pengembangan penelitian lanjutan.

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

7

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi bagi

peternak sapi perah tentang pentingnya hygiene sanitasi pemerah susu

sapi sebagai upaya pencegahan adanya bakteri koliform pada susu .

2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi bagi

dinas peternakan agar dapat dilakukannya upaya sosialisasi kepada para

peternak guna meningkatkan hygiene sanitasi pemerah dan mencegah

keberadaan bakteri koliform pada susu

3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi pihak-

pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

8

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:

1. Variabel terikatnya yaitu keberadaan bakteri Coliform

2. Penelitian ini dilakukan di Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten

Ponorogo pada Tahun 2018.

No Penelitian Judul Jenis

penelitian

Variabel Bebas

dan Terikat

Hasil

1. Dwi Cahyono

dkk (2013)

mikrobiologi

s (Total

Plate Count

(TPC),

Enterobacter

iaceae dan

Staphylococ

cus aureus)

susu sapi

segar di

Kecamatan

Krucil

Kabupaten

Probolinggo

Survei Total Plate

Count (TPC),

Enterobacteriac

eae dan

Staphylococcus

aureus

Kualitas mikrobiologis

susu segar di Kecamatan

Krucil Kabupaten

Probolinggo mempunyai

rata-rata TPC 7,4x105

cfu/ml, jumlah cemaran

Enterobacteriaceae 7,5 x

102 cfu/ml dan cemaran

Staphylococcus aureus 7,9

x 101 cfu/ml.

2. Dewik

Wijiastuti

(2012)

Hubungan

hygiene

sanitasipeme

rahan susu

sapi

dengantotal

plate count

pada susu

sapi di

peternakan

sapi perah

Desa

Manggis

Kabupaten

Boyolali

Survei Kesehatan dan

kebesihan sapi,

Higiene

pemerah,

Higiene

peralatan

pemerahan,

Sanitasi

kandang sapi

kesehatan dan kebersihan

sapi (p = 0,015), higiene

pemerah (p = 0,050),

sanitasi peralatan dengan

(p = 0,304), sanitasi

kandang (p = 0,593)

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

9

BAB 2

TUNJAUAN PUSTAKA

2.1 Sapi Perah

Sapi merupakan hewan ternak terpenting dan andalan sebagai sumber

daging, susu, kulit dan tenaga kerja. Sapi mampu menutupi kebutuhan 45-

55% daging 95% susu 85% kebutuhan kulit di Dunia (Syarif, 2012). Sapi

perah memiliki peranan penting dalam penyediaan gizi bagi masyarakat.

Produk yang dihasilkan dari ternak sapi perah adalah susu. Susu sapi

merupakan susu yang sebagian besar dikonsumsi oleh manusia, karena

memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh (Halim, 2016).

2.2 Susu Sapi Perah

Susu adalah suatu sekresi kelenjar susu dari sapi yang sedang laktasi, atau

ternak lain yang sedang laktasi, yang diperoleh dari pemerahan secara

sempurna (tidak termasuk kolostrum), dengan tanpa penambahan atau

pengurangan suatu komponen.

Susu merupakan bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan

manusia, karena mengandung zat yang sangat diperlukan oleh tubuh seperti

protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Di samping itu, susu juga

merupakan bahan pangan yang dapat diolah menjadi beberapa produk olahan

susu seperti: susu kental manis, susu bubuk, susu skim, mentega, es krim,

keju, yoghurt dan lain- lain. Susu mudah sekali rusak karena pengaruh

lingkunga, sehingga diperlukan perhatian khusus untuk penanganan pada

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

10

waktu pemerahan ataupun sesudah pemerahan, agar diperoleh susu yang

berkualitas baik, memenuhi standart susu yang telah ditentukan, dan masih

layak untuk dikonsumsi.

Perlu diketahui bahwa produk olahan susu ada beberapa macam

diantaranya: susu cair, seperti susu pasteurisasi, susu sterilisasi, susu

homogenasi, susu skim atau susu tanpa lemak, susu mentega, produk susu

fermentasi seperti: yoghurt, kefir, serta prouk susu terkonsentrasi seperti susu

kental manis. Selanjutnya produk lainnya berupa produk susu kering

melipulti susu bubuk, susu skim bubuk,non fat dry cream, dry batter milk,

dan lain- lain, serta produk lainnya seperti mentega, es krim, dan keju

(Suardana dan Swacita, 2009).

2.2.1 Kebersihan Susu

Kebersihan susu dapat diamati dengan mata, mikroskop, atau dengan

kaca pembesar. Pengamatan dengan mata untuk mengetahui adanya

kotoran atau benda asing terutama benda mengambang seperti insekta,

rumput, dan lain- lain. Kotoran yang sering terdapat pada susu berupa

kotoran kandang, bulu, pasir dan lain- lain. Susu yang baik harus tidak

mengandung benda- benda asing, baik yang mengambang, melayang

maupun, mengendap. Penentuan kebersihan atau derajat kebersihan dilihat

sebagai: bersih sekali, bersih, sedang, kotor, dan kotor sekali dan biasanya

ditentukan dengan angka. Angka kebersihan dibagi menjadi bersih dengan

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

11

nilai 8, kurang bersih dengan nilai 4, dan kotor dengan nilai 0. (Suardana

dan Swacita, 2009)

2.2.2 Sifat- sifat Susu

Susu merupakan salah satu media yang baik untuk pertumbuhan

bakteri baik pathogen maupun non pathogen, karena susu mengandung air,

lemak, protein, karbohidrat, enzim, dan vitamin sehingga kuman- kuman

cocok hidup didalamnya karena kebutuhan nutrisinya terpenuhi. Oleh

karena itu susu sapi yang baru diperoleh tidak tahan lama, cepat menjadi asa

dan akhirnya menjadi busuk. Sifat- sifat susu dapat dibedakan menjadi 2

yaitu:

a. Sifat fisik diantaranya warna, bau, rasa, berat jenis (BJ), kekentalan, titik

beku, dan titik didih, serta daya cerna susu.

b. Sifat kimia yaitu dilihat dari derajat keasaman (pH)dan bersifat amfotir

yang artinya dapat menjadi asam dan dapat menjadi basa. Hal ini dapat

disebabkan protein susu memiliki gugus amino (-NH3) yang bersifat basa

dan gugus karboksil (-COOH) yang bersifat asam

Susu harus memenuhi criteria ASUH ( Aman, Sehat, Utuh, dan

Halal). Secara lengkap definisinya sebagai berikut:

Aman: tidak mengandung bahaya fisik, biologi, maupun kimia yang dapat

mengganggu atau membahayakan kesehatan manusia

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

12

Sehat: layak dikonsumsi dan dapat diterima oleh masyarakat serta

mengandung zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral)

dalam jumlah yang cukup dan seimbang

Utuh: tidak dicampur atau dikurangi sesuatu zat apapun

Halal: tidak bertentangan dengan syariat agama islam yang berarti susu

tidak boleh mengandung atau tidak bersentuhan dengan barang atau zat

yang diharamkan (Nurhadi, 2012)

2.2.3 Standart Susu

Susu murni yang dapat beredar di pasaran harus memenuhi standar

kualitas yaitu:

a. warna, bau, rasa, dan kekentalan: tidak ada perubahan

b. berat jenis (pada susu 27,5˚C) sekurang- kurangnya 1,028

c. kadar lemak sekurang- kurangnya: 2,8%

d. kadar bahan kering tanpa lemak (BKTL) sekurang- kurangnya: 8,0%

e. derajat asam : 4,5 sampai 7˚ soxlet Henkle (SH)

f. uji alcohol 70%: negatf

g. uji didih: negatif

h. titik beku: -0,520 sampai -0,560˚C

i. kadar prtein sekurang- kurangnya : 2,7%

j. angka reduktasi: 2 sampai 5 jam

k. jumlah kuman yang dapat dibiakkan tiap ml setinggi- tingginya: 3 juta

(Suardana dan Swacita,2009)

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

13

2.3 Mikrobiologi Susu

Menurut Irianto (2013) Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai

komposisi yang baik sehingga mudah ditumbuhi oleh mikroorganisme. Susu

yang diperah dengan sanitasi yang tidak baik sering terkontaminasi oleh

bakteri coliform. Pengujian mikrobiologi terhadap susu perlu dilakukan untuk

mengetahui mutu susu sebelum diolah lebih lanjut.

Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengetahui mutu mikrobiologi

susu, yaitu:

a. Hitungan mikroskopik

b. Uji reduksi menggunakan biru metilen atau resazurin

c. Hitungan cawan

d. MPN (most Probable Number)

2.3.1 Sumber- sumber Bakteri yang Mencemari Susu

Susu segar dapat tercemar oleh berbagai macam bakteri yang berasal

dari berbagai hal baik dari tubuh sapi sendiri maupun dari lingkungan.

Adapun sumber kontaminasi bakteri pada susu antara lain berasal dari:

a. saluran ambing sapi: Lactobacillus Sp, Micrococcus Sp, Strepcoccus

Sp,;

b. pemerah Susu: Lactobacillus Sp, Clostritidium Sp, Coliform, dan

Salmonella Sp

c. tanah: bakteri berspora, kapang berspora;

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

14

d. peralatan untuk pemerahan: Alcoligenes Sp, Cromatobacter Sp,

Lactobacter Sp., Micrococcus, Pseudomonas Sp., Stepcoccus Lactis,

Khamir atau jamur (Nurhadi, 2012)

2.3.2 Bakteri Coliform

Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai

indicator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik

terhadap air, makanan, susu dan prduk- produk susu. Adanya bakteri

coliform didalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan

adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan toksigenik yang

berbahaya pada kesehatan

Untuk mengetahui jumlah bakteri coliform didalam contoh biasanya

digunakan metode MPN (Most Probable Number) dengan cara fermentasi

tabung ganda. Metode ini lebih baik bila dibandingkan dengan metode

hitung cawan karena lebih sensitive dan dapat mendeteksi bakteri coliform

dalam jumlah yang sangat rendah di dalam contoh. (Irianto, 2014)

2.3.3 APM (Angka Paling Memungkinkan)

Metode untuk menduga jumlah bakteri dalam suatu produk dapat

menggunakan metode hitungan mikroskopis, metode hitungan cawan dan

penentuan angka paling memungkinkan (APM). Organism yang mati

maupun hidup dapat dihitung dengan metode hitungan mikroskopis, akan

tetapi pada APM hanya organisme hidup yang dapat dihitung

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

15

Metode APM adalah metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan

menggunakan medium cair dalam tabung reaksi yang pada umumnya setiap

pengenceran menggunakan 3 atau 5 seri tabung dan perhitungan yang

dilakukan merupakan tahap pendekatan secara statistic. Tabung bositif

ditunjukkan oleh adanya pertumbuhan bakteri dan gas. (SNI uji

mikrobiologi 2006)

Tabel 2.1 Indeks APM dengan tingkat kepercayaan 95% untuk berbagai

kombinasi hasil positif dari 3 seri tabung pengenceran sebagai berikut:

Tab positif APM/

g

Tk kpercayaan Tab positif APM/

g

Tk kepercayaan

101 102 103 Bawah Atas 101 102 103 Bawah Atas

0 0 0 < 3,0 - 9,5 2 2 0 21 4,5 42

0 0 1 3,0 0,15 9,6 2 2 1 28 8,7 94

0 1 0 3,0 0,15 11 2 2 2 35 8,7 94

0 1 1 6,1 1,2 18 2 3 0 29 8,7 94

0 3 0 9,4 3,6 38 3 0 0 23 4,6 94

1 0 0 3,6 0,17 18 3 0 1 38 8,7 110

1 0 1 7,2 1,3 18 3 0 2 64 17 180

1 0 2 11 3,6 38 3 1 0 43 9 180

1 1 0 7,4 1,3 20 3 1 1 74 17 200

1 1 1 11 3,6 38 3 1 2 120 37 420

1 2 0 11 3,6 42 3 1 3 160 40 420

1 2 1 15 4,5 42 3 2 0 93 18 420

1 3 0 16 4,5 42 3 2 1 150 37 420

2 0 0 9,2 1,4 38 3 2 2 210 40 430

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

16

2 0 1 14 3,6 42 3 2 3 290 90 1000

2 0 2 20 4,5 42 3 3 0 240 42 1000

2 1 0 15 3,7 42 3 3 1 460 90 2000

2 1 1 20 4,5 42 3 3 2 1100 180 4100

2 1 2 27 8,7 94 3 3 3 >1100 420 -

Sumber: food and drug administration bacteriological analytical manual edisi

1998

2.3.4 Pengukuran Bakteri Coliform

a. Sasaran Mutu

Sebagai panduan dalam melakukan analisa bakteri coliform dengan

metode APM, agar dapat dipastikan analisa dilakukan dengan cara yang

benar dan hasil analisa dapat memberikan informasi jumlah bakteri

coliform yang sesuai dengan kondisi bahan yang sebenarnya

b. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Timbangan Analitik

b. Beaker glass 1000 ml

c. Gelas ukur 250 ml

d. Spatula

e. Autoclave

f. Tabung reaksi

g. Tabung durham

h. Pipet ukur 5 ml

i. Pipet ukur 10 ml

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

17

j. Bunsen

k. Bould pipet

l. Lampu pristus dan kaki tiga

m. Incubator suhu 35±1˚C

n. Botol sampel

2. Bahan

a. Sampel/ contoh uji

b. Alcohol 70%

c. KH2PO4 (pelarut)

d. Lauryl sulfate broth/ lauryl tryptose broth

e. Briliant green lactose bile broth 2% (BGLB)

f. Aquadest

c. Cara Kerja

1. Pastikan analis memakai peralatan kerja yang sesuai sebelum memulai

aktivitas.

2. Pembuatan larutan pengencer:

a. Siapkan pelarut KH2PO4tambahkan aquadest sebanyak 1000 ml

pekat untuk 10 ml dan masukkan kedalam beaker glass

Contoh: gunakan larutan pengencer sesuai dengan kebutuhan

masing- masing analisa

b. Aduk sampai larut menggunakan spatula

c. Masukkan larutan KH2PO4:

-225 ml : pengenceran sampel produk/ bahan baku (10-1)

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

18

-9 ml : pengenceran 10-1 , 10-2 , 10-3dst) kedalam tabung

reaksi dan atau botol kaca kemudian tutup

d. Masukkan ke dalam tabung reaksi dan atau botol kaca kedalam

kantong plastik

e. Masukkan tabung reaksi dan botol kaca ke dalam autoklaf

f. Sterilisasi pada suhu 121˚C

3. Catat pemakaian media pada form buku pemakaian bahan kimia

4. Pembuatan media lauryl sulfate broth/ lauryl tryptose broth

a. Timbang media lauryl sulfate broth/ lauryl tryptose broth sebanyak

35, 6 gram ke dalam beaker gpass untuk 1 l aquadest

NB: gunakan media sesuai dengan kebutuhan masing- masing

analisa

b. Tambahkan aquadest sebanyak 1 liter, kemudian aduk dengan

spatula hingga larut.

c. Pindahkan sebanyak 9 ml kedalam tabung reaksi (1: 9)

d. Masukkan tabung durham secara terbalik ke dalam tabung reaksi

dan tutup

e. Sterilisasi pada suhu 121˚C selama 15 menit

5. Pembuatan media brilliant green lactose bile broth 2% (BGLB)

a. Timbang media brilliant green lactose bile broth 2% (BGLB)

sebanyak 40 gram kedalam beaker glass untuk 1 liter aquadest.

NB: gunakan media sesuai dengan kebutuhan masing-

masing analisia

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

19

b. Tambahkan aquadest sebanyak 1 liter, kemudian aduk dengan

spatula hingga larut.

c. Pindahkan sebanyak 9 ml kedalam tabung reaksi dan tutup

d. Sterilkan pada suhu 121˚C selama 15 menit

6. Lakukan persiapan dan homogenisasi contoh

7. Siapkan larutan pengencer

8. Uji sanggkaan / uji pendugaan

a. Pipet 1 ml pengenceran 10-1 ke dalam 3 tabung reaksi yang berisi 9

ml lauryl sulfate broth/ lauryl tryptose broth yang didalamnya

terdapat tabung durham terbalik.

b. Kocok semua suspense sebanyak 25 kali atau kocok menggunakan

vortex selama 7 detik

c. Lakukan juga dengan cara yang sama terhadap pengenceran 10-2

(1: 100) pada tabung ketiga 9 tiap pengenceran menggunakan blue

tip yang baru dan steril

d. Simpan semua tabung dalam incubator pada suhu 35±1˚C selama

24± 2 jam

e. Keluarkan tabung, kemudian catat jumlah tabung yang membentuk

gas pada tabung burham. Jika ada tabung yang tidak terdapat gas

maka lanjutkan inkubasi pada suhu 35±1˚selama 24 jam ±2 jam

9. Uji Penegasan

a. Siapkan larutan pengencer yang berisi 9 ml brilliant green

lactosebile broth 2% (BGLB 2%)

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

20

b. Pindahkan sebanyak 1 loop/ mata ose dari tiap tabung yang

membentuk gas pada media lauryl sulfate broth/ lauryl tryptose

broth kedalam tabung yang berisi larutan brilliant green lactosebile

broth

c. Masukkan semua tabung kedalam incubator pada suhu 35˚C ±1˚C

selama 24 – 48 jam, adanya gas pada tabung BGLB memperkuat

adanya bakteri coliform dalam contoh. Jika negative lanjutkan

inkubasi pada 48±2 jam

d. Catat jumlah tabung yang terdapat gas pada tabung urham pada uji

penegasan

e. Cocokkan jumlah tabung yang terdapat gas dengan tabel1

10. Catat hasil analisa berdasarkan proporsi dalam 3 tabung pengencer

berturut- turut yang mengandung coliform pada buku laporan hasil

analisa

11. Lakukan pembersihan alat sesuai dengan prosedur pemusnahan

sisa anaisa limbah mikrobiologi

12. Bersihkan area sekitar dengan lap dan mematikan alat jika tidak

digunakan.

2.4 Hygiene dan Sanitasi Pemerahan

2.4.1 Hygiene Pemerah

Hygiene dalam pemerahan sangat berpengaruh pada produksi dan

kualitas susu yang dihasilkan sapi perah. Metode yang salah, hygiene

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

21

personal dari pemerah yang buruk dapat menjadi penyebab timbulnya

mastitis sehingga akan mempengaruhi produksi susu (Nurhadi 2012)

Manusia berada dalam proses pemerahan dan pengolahan susu dapat

menjadi timbulnya bakteri dalam susu. Tangan dan anggota tubuh lainnya

harus steril ketika memerah dan mengolah susu(Nurdin, 2016). Kondisi

kebersihan pemerah susu sangat mempengaruhi kandungan cemaran

mikroba dalam susu sapi. Rendahnya jumlah cemaran mikroba dalam susu

segar dapat disebabkan karena pemerah setiap melakukan pemerahan

sebelumnya sudah membersihkan diri dengan mencuci tangan,

menggunakan alat- alat untuk proses pemerahan yang sudah steril dengan

menggunakan alat- alat dan juga membersihkan puting susu sapi dengan air

hangat sebelum diperah. Sehingga susu yang dihasilkan lebih baik dan

berkualitas (Cahyono, 2013)

Hygiene pemerah merupakan faktor penting yang mempengaruhi

kualitas susu sapi agar kontaminasi bakteri yang berasal dari pekerja yang

sakit atau pekerja yang tidak bersih dapat dihindari dan dikurangi.

Kebersihan telapak tangan berpengaruh terhadap kesehatan dan kualitas

susu karena tangan yang kotor atau telapak tangan yang tidak dibersihkan

mengandung banyak kuman dan dapat mengkontaminasi susu yang sedang

diperah (Wijiastutik, 2012). Sapi perah dan peternak yang berada dalam

sebuah peternakan harus dalam kondisi sehat dan bersih agar tidak

mencemari susu. Oleh sebat itu pemerah adalah petugas yang penting bagi

peternak dalam menjalankan usaha peternakan ternak perah. Pemerahan

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

22

harus dijalankan denganbaik dan hygienis agar diperoleh hasil yang

maksimal (Nurdin, 2016)

Teknik pemerahan dengan tangan (hand milking)

1. Persiapan pemerahan

a. Sikap pemerahan; harus ditinggalkan masalah di luar tempat

pemerahan

b. Siapkan lingkungan pemerahan yang bebas dari kondisi yang dapat

menyebabkan sapi stress

c. Pemerahan harus dilakukan ditempat bersih, beratap, dan berlantai

semen.

d. Sapi dan lantai tempat pemerahan harus dicuci sebelum pemerahan.

e. Ambing dan tangan pemerah harus dicuci sebelum pemerahan

f. Sebelum memulai pemerahan, semua peralatan penampungan susu

seperti ember dan tempat susu lainnya harus benar- benar bersih dan

didesinfektan

g. Sapi yang pernah atau sedang menderita mastitis harus diperah paling

akhir, hal ini untuk menghindari penularan pada sapi yang sehat

h. Apabila sapinya nakal, kakinya diberi tali pengaman dan ekornya

diikat

i. Untuk merangsang turunnya susu, ambing dipalpasi dengan air hangat

j. Ambing dilap dengan handuk atau kain bersih.

2. Pelaksanaan pemerahan

a. Apabila putingnya silindris, pemerahan dilakukan dengan lima jari.

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

23

b. Selama diperah, sapi tidak perlu diberi pakan agar sapi tenang.

c. Ember yang digunakan untuk memerah adalah yag bersih.

d. Pemerah diusahakan sampai apuh.

e. Lama pemerahan diselesaikan dalam waktu 7 menit, karena pengaruh

sekresi oksitosin yang sangat singkat.apabila peternak menggunakan

teknik memerah yang benar dan terlatih, maka pemerahan dapat

berlangsung selama 3-5 menit.

3. Penyelesaian pemerahan

a. Setelah selesi pemerahan, ambing dan lantai dicuci air sampai bersih

b. Dilakukan pencelupan putting dengan menggunakan biosid (3,3

ml/liter air); sebaiknya dengan menyemprotkan semua sisi putting

dengan baiksusu ditakar dan dicatat

c. Alat penampung susu harus bibersihkan bengan baik dan dikeringkan

dengan meletakkan nya secara tertelungkup.

Pegawai atau pekerja yang menangani, memerah, minimal harus

memiliki syarat sebagai berikut:

a. Berbadan sehat

b. Diperiksa kesehatannya secara berkala (enam bulan/ setahun sekali

bagi pemerah atau yang menangani susu

c. Berpakaian bersih, kuku harus pendek (terutama bag pemerah)

d. Mencuci tangan sebelum memerah

e. Tangan dalam keadaan kering dan bersih

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

24

f. Pegawai yang menderita penyakit kulitatau luka tidak boleh memerah

(Nurhadi, 2012)

2.4.2 Sanitasi Peralatan

Untuk menjaga kelangsungan perusahaan, kualitas susu harus betul-

betul dijaga. Perusahaan yang memasarkan kualitas produk susu rendah

tidak dapat diharapkan untuk maju atau berhasil. Agar perusahaan dapat

menghasilkan susu yang berkualitas, perlu diperhatikan kebersihan peralatan

pemerahan.

Peralatan untuk penanganan susu harus memenuhi syarat- syarat

sebagai berikut:

a. mudah dibersihkan

b. peralatan untuk mewadahi, menampung dan mengangkutsusu harus

kedap air, terbuat dari bahan yang tidak berkarat (baja, stainlees steel,

aluminium), tidak mengelupas bagian- bagiannya, tidak bereaksi dengan

susu, tidak berubah warna, bau dan rasa susu.

c. Pencucian peralatan misalnya ember, milkcan, botol dan lain- lain

sebaiknya dengan menggunakan air panas dan larutan chloor. Hal ini

dapat melarutkan lemak susu yang menempel pada alat- alat tersebut.

d. Corong susu harus mempunyai gagang cukup panjang, sehingga susu

tidak kena tangan dan kontaminasi silang dapat dihindari (Nurhadi,

2012)

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

25

Air susu yang diperah dari sapi yang sehat dan pemerahan dilaksanakan

dengan prosedur yang benar akan memenuhi kaidah halal, aman, utuh, dan

sehat. Tugas para peternak adalah menjaga agar selama proses pengumpulan

dan pengiriman susu segar, seminimal mungkin terjadi kontaminasi mikroba

dari luar kedalam susu yang akhirnya mengakibatkan turunnya kualitas

susu.

Penanganan susu harus dilaksanakan secara baik, dengan peralatan

yang tepat dan terjaga kebersihannya sehigga susu yang dihasilkan

kualitasnya bagus. Berikut adalah peralatan yang digunakan di tempat

peerahan (Achroni, 2013):

a. Ember susu sebagai wadah penampungan susu yang diperah secara

manual. SK Ditjen Peternakan No. 17/1983 tentang wadah susu

b. Saringan susu/ straineradalah alat yang berfungsi unuk menyaring

benda- benda yang terbawa pada saat pemerahan (rambut, kotran). (SK

Ditjen Peternakan No. 17/1983 tentang wadah susu

c. Milkcan adalah alat penampungan dan penyimpanan susu hasil

pemerahan untuk segera dikirim, baik ke koprasi maupun industry

pengolahan susu yang jarak tempuhnya tidak lebih dari 2 jam dari proses

pemerahan. Alat ini berbahan stainless sleel/ aluminium, berpenutup

rapat, dan umumnya berkapasitas 5, 10, 20, 30, 40, 50, liter. (SK Ditjen

Peternakan No. 17/1983 tentang wadah susu

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

26

2.4.3 Sanitasi Kandang

Kandang sapi perah merupakan suatu pabrik penghasil makanan/

minuman sehat bagi manusia. Kandang harus disapu dan dibersihkan

secara teratur, jangan dibiarkan kandang pemerahan berdebu dan kotor.

Siram lantai kandang secara teratur dan gunakan desinfektan untuk

membunuh kuman dan bakteri. Jangan hanya menyapun lantai waktu akan

memerah. Berikan makanan kering sebelum 1 (satu) jam sebelum

pemerahan atau tunggu setelah pemerahan selesai, untuk menghindari

banyaknya debu.

Kandang yang bersih menghindarkan susu dari pencemaran oleh

kotoran dan bau (sifat susu mudah menghisap bau dari sekitarnya).

Kandang yang bersih membuat sapi nyaman, dan peternak betah bekerja di

kandang. Sapulah lantai kandang dan kotoran dikumpulkan jauh dari

tempat pemerah. Gunakan sapu lidi/ sekop yang berbeda untuk makanan

dan kotoran.

Bersihkan bak air yang kotor merupakan sarang bibit penyakit. Sapi

tidak suka minum air yang kotor dan berbau. (Suardana dan Swacita,

2009)

2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Bakteri Coliform

Menurut Notoatmojo (2011) Suatu penyakit timbul akibat dari interaksi

berbagai faktor baik dari agent, induk semang atau lingkungan. Di dalam

usaha para ahli untuk mengumpulkan pengetahuan mengenai timbulnya

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

27

penyakit, mereka telah membuat model- model timbulnya penyakit dan atas

dasar model- model tersebut dilakukan eksperimen terkendali untuk menguji

sampai di mana kebenaran dari model- model tersebut. Teori ini menjelaskan

bahwa timbul tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh 3 faktor

utama yaitu host (induk semang), agent, dan environment (lingkungan).

Keterhubungan antara host, agent dan lingkungan ini merupakan suatu

kesatuan yang dinamis. Apabila terjadi ketidak seimbangan dari tiga faktor

tersebut dalam penelitian ini akan menimbulkan menurunnya kualitas susu

sapi perah akibat adanya agent bakteri coliform pada susu sapi perah tersebut.

Diantaranya faktor yang mempengaruhi keberadaan bakteri coliform pada

susu sapi perah yaitu:

1. Faktor host

Host/ pejamu merupakan Intrinsic factors yang mempengaruhi

individu untuk terpapar, atau berespon terhadap agent penyebab penyakit.

Pejamu adalah manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi tempat

terjadinya proses alamiah perkembangan penyakit (Timmreck, 2005)

1) Usia Peternak

Usia merupakan salah satu sifat karakteristik seseorang yang dalam

studi epidemiologi merupakan variabel yang cukup dipertimbangkan,

usia peternak dibedakan menjadi dua kategori, yaitu usia produktif (15-

65 tahun) dan usia non produktif (>65 tahun). Menurut Undang- undang

Tenaga kerja No 13 Tahun 2003, tenaga kerja adalah seluruh jumlah

penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja yang

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

28

dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara

15 tahun sampai dengan 46 tahun

Berdasarkan hasil penelitian permatasari, (2017) menunjukkan

bahwa dari hampir keseluruhan peternak sapi perah di Dusun Krajan,

Desa Gendro, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan masuk dalam

kategori usia 15- 65 tahun yaitu 92% atau 24 orang. Hal tersebut

menunjukkan usia peternak termasuk penduduk usia produktif dan

belum memasuki usia lansia, sehingga ddiharapkan apat melaksanakan

tugas pekerjaannya dengan optimal.

2) Hygiene pemerah

a. Cuci tangan menggunakan sabun sebelum memerah

Tukang perah harus selalu bersih tangannya selama

pemerahan dan memakai pakaian yang bersih. Sebelum peerahan

tangannya harus dicuci dengan sabun. (Keputusan Menteri

Pertanian, 2001)

Berdasarkan hasil penelitian Permatasari (2017) diketahui

responden berdasarkan kebiasaan cuci tagan di Desa Gendro,

Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan Tahun 2017 sebanyak

81% dari total responden masih tergolong buruk

b. Tidak menggunakan pelican

Menurut Keputusan Menteri Pertanian Npmor:

422/Kpts/OT/210/7/2001 menyatakan bahwa Jangan memakai

minyak sebagai pelican.

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

29

3) Kesehatan dan Kebersihan Sapi

a. Sapi yang akan diperah ambing harus bersih

Sapi yang akan diperah ambingnya harus bersih, bagian daerah

lipatan paha dan pahanya harus dicuci hingga bersih (Keputusan

Menteri Pertanian, 2001)

Berdasarkan hasil penelitian Permatasari (2017) diketahui

responden berdasarkan kebiasaan cuci tagan di Desa Gendro,

Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan Tahun 2017 kondisi

kesehatan dan kebersihan sapi dalam kategori tidak memenuhi

syarat, terutama dari kondisi sapi yang terdapat luk serta tidak dalam

keadaan bersih ketika diperah.

b. Pemberian obat cacing secara rutin.

Untk mencegah penyakit pada hewan ternak sapi, pemberian

obat cacing dilakukan secara rutin 3 (tiga) kali dalam setahun

(Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2014)

2. Faktor Agent

Agent atau faktor penyebab adalah suatu unsure, organism hidup atau

kuman infeksi yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau masalah

kesehatan lainnya (Muliana dkk., 2010)

Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai

indicator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik

terhadap air, makanan, susu dan prduk- produk susu. Adanya bakteri

coliform didalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

30

adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan toksigenik yang

berbahaya pada kesehatan

3. Faktor Environment

Lingkungan adalah semua faktor diluar individu yang berupa

lingkungan fisik, biologi, social dan ekonomi (Muliana, dkk., 2010).

Berikut aalah faktor Environmen:

1) Sanitasi kandang

a. Pembersihan kandang

Lantai kandang sebaikknya dibuat miring kearah pembuangan

limbah, kuat tidak licin dan mudah dibersihkan (Keputusan

Menteri Pertanian, 2001). Lantai dengan kemiringan 2-5 derajat,

tidak licin, tidak kasar, mudah kering dan tahan injak serta

menggunakan alas (karpet/ matras. (Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia, 2014)

Kandang harus disapu dan dibersihkan secara teratur, jangan

dibiarkan kandang pemerahan berdebu dan kotor. Siram lantai

kandang secara teratur dan gunakan desinfektan untuk membunuh

kuman dan bakteri. Jangan hanya menyapun lantai waktu akan

memerah. Berikan makanan (Suardana dan Swacita, 2009)

Berdasarkan hasil penelitian permatasari, (2017) di Desa

Gendro, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan Tahun 2017

menunjukkan bahwa pembersihan hanya dilakukan menggunakan

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

31

air bersih saja tanpa menggunakan desinfektan yang dilakukan

sebelum pemerahan.

b. Jarak pembuangan limbah

Jarak antara bangunan kandang dengan bukan kandang

minimal 10 m dan jarak antara tempat penampungan limbah engan

kandang terakhir minimal 25 m (Keputusan Menteri Pertanian,

2001)

c. Pemberian desinfeksi

Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan, penyemprotan

insektisida terhadap serangga, lalat dan pembasmian terhadap

hama lainnya (Keputusan Menteri Pertanian, 2001)

2) Sanitasi Peralatan

a. pembersihan ember dan milkcan (wadah susu) dengan air sabun

yang hangat- hangat.

Alat- alat susu (ember, tempat menyimpan susu harus

bersih. Membersihkannya dengan air sabun yang hangat- hangat.

(Keputusan Menteri Pertanian, 2001)

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

32

2.6 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Teori Segitiga Epidemiologi (Notoatmojo, 2011)

Pembersihan Ember

Sanitasi Kandang

Sanitasi Peralatan

Manusia

Hewan

Usia

Hygiene Pemerah

Kesehatan &

Kebersihan Sapi

Agen

Environment

Pembersihan Kandang

Keberadaan

Bakteri Coliform

Pemberian Desinfeksi

Jarak Pembuangan

Limbah

Host

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

33

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi konsep-konsep serta

variabel-variabel yang akan diukur (diteliti) (Notoatmodjo, 2012). Kerangka

konsep dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Variabel Independen

Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Hygiene Pemerah

a) Cuci tangan sebelum memerah

b) Tidak menggunakan pelicin

Keberadaan Bakteri

Coliform Pada Susu Sapi

Perah

Sanitasi Kandang

a) Pembersihan kandang

b) Jarak pembuangan limbah

c) Pemberian desinfeksi

Sanitasi Peralatan

a) Pembersihan ember dan

milkcan (wadah susu)

dengan air sabun yang

hangat- hangat.

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

34

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian (Notoatmodjo,

2012). Berdasarkan kajian pustaka, dan kerangka konseptual, maka dalam

penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ha: Ada hubungan antara hygiene pemerah dengan keberadaan Bakteri

Coliform pada susu sapi di Desa Bedrug Kecamatan Pulung

Kabupaten Ponorogo

2. Ha: Ada hubungan antara sanitasi kandang dengan keberadaan Bakteri

Coliform pada susu sapi di Desa Bedrug Kecamatan Pulung

Kabupaten Ponorogo

3. Ha: Ada hubungan antara sanitasi peralatan dengan keberadaan Bakteri

Coliform pada susu sapi di Desa Bedrug Kecamatan Pulung

Kabupaten Ponorogo

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

35

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Analitik yaitu penelitian

tersebut bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel menurut Adite

(2017).Desain penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian

analitik Cross sectional. desain cross sectional ialah suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek,

dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat (point time approach) (Notoatmojo 2012). Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara higiene sanitasi pemerah susu sapi di

Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang cirri- cirinya

akan diduga. Populasi juga diartikan keseluruhan individu yang menjadi

acuan hasil- hasil peneliian akan berlaku (Yasril, 2009). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh peternak sapi perah yang tergolong pada

Koperasi Susu Bedrug Sejahtera di Desa Bedrug Kecamatan Pulung

Kabupaten Ponorogo yang berjumlah 24 peternak.

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

36

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mana cici- cicrinya

diselidiki atau diukur (Yasril, 2009). Yang menjadi sampel dalam penelitian

ini adalah seluruh peternak sapi perah, Koperasi Susu Bedrug Sejahtera di

Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo yang berjumlah 24

peternak.

4.2.3 Teknik Sampling Susu Sapi

Menurut Nursalam, (2008) Sampling adalah suatu cara yang ditempuh

dengan pengambilan sampel yang benar-benar sesaui dengan keseluruhan

obyek penelitian. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah non

probabiliy sampling dengan jenis total sampling yaitu seluruh populasi

diambil untuk dijadikan sebagai sampel (Nursalam, 2008).

Sugiyono, (2011) menjelaskan alasan mengambil total sampling adalah

karena jumlah populasi yang kurang dari 100, maka seluruh populasi

dijadikan sampel penelitian. Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 24

peternak maka seluruh populasi akan dijadikan sampel penelitian.

4.2.4 Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel untuk pemeriksaan kualitas susu secara

bakteriologis adalah sebagai berikut:

1. Alat dan Bahan

a. Botol

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

37

b. Termos es

c. Lampu Bunsen

d. Alkohol

e. Es batu

2. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Sterilkan tangan dengan alkohol

3. Ambil botol steril, lalu flambir mulut botol

4. Masukkan 10ml sampel susu kedalam botol

5. Flambir kembali mulut botol dan tutup kembali

6. Beri label atau tanda dengan keterangan tempat pengambilan sampel

7. Masukkan kedalam termos es

8. Kirim ke laboratorium

4.3 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja merupakan penahapan dalam suatu penelitian pada

kerangka kerja disajikan alur penelitian terutama variabel yang akan

digunakan dalam penelitian (Nursalam, 2011). Berikut akan disampaikan

kerangka kerja dari penelitian ini, mulai dari awal hingga penarikan

kesimpulan.

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

38

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peternak sapi perah,

Koperasi Susu Bedrug Sejahtera di Desa Bedrug Kecamatan Pulung

Kabupaten Ponorogo yang berjumlah 24 peternak.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner dan pengukuran.

Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peternak dan susu sapi yang telah diperah

oleh semua peternak koperasi komunitas susu Bedrug Sejahtera di Desa Bedrug

Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo yang berjumlah 24 peternak.

Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian analitik dengan desain cross sectional

Hasil dan Kesimpulan

Pengolahan Data

Editing, coding, entry, cleaning, tabulating, dan analisis data dengan

SPSS uji Fisher’s exact

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

39

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.4.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian mengandung pengertian ukuran atau ciri-ciri yang

dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang

dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2012). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel

terikat

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau dianggap

menentukan variabel terikat. Variabel ini dapat merupakan faktor

resiko, predictor, kausa/penyebab (Saryono, 2011). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah Hygiene pemerah meliputi Cuci tangan

menggunakan sabun sebelum memerah dan tidak menggunakan pelicin,

Sanitasi Kandang meliputi, pembersihan kandang, jarak pembuangan

limbah, pemberian disinfektan, dan sanitasi peralatan meliputi

pembersihan ember dan milkcan dengan air sabun yang hangat- hangat.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat

disebut juga kejadian, luaran, manfaat, efek atau dampak. Variabel

terikat juga disebut penyakit/ (Saryono, 2011). Dalam penelitian ini,

variabel terikat adalah keberadaan bakteri Coliform dalam susu sapi

perah di Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

40

4.4.2 Definisi Operasional

Menurut Notoatmojo, (2012) definisi operasional adalah uraian

tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh

variabel yang bersangkutan

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Parameter Alat Ukur Skala Data Skor

Keberadaan

Bakteri

Colifrm

Pengukuran

keberadaan

bakteri

coliform pada

susu sapi perah

Batas

minimum uji

mikrobiologi

susu ≤ 3,0

APM/ml

(SNI 01-2332-

2006)

Hasil uji

laboratoriu

m

Nominal 0= Tidak Memenuhi

syarat , jika syarat

mikrobiologi > 3,0

APM/ml

1= Memenuhi

Syarat, jika syarat

mikrobiologi ≤ 3,0

APM/ml

Hygiene

Pemerah

Tindakan

pemerah

membersihkan

diri sebelum

pemerahan

Cuci tangan

sebelum

memerah dan

Tidak

menggunakan

pelicin

(Kepmentan,

nomor422/Kpt

s/O.210/7/

2001)

kuesioner Nominal 0= hygiene buruk,

jika skor yang

diperoleh dari

jawaban responden ≤

50%

1= hygiene pemerah

baik, jika skor yang

diperoleh dari

jawaban responden

> 50%

Sanitasi

kandang

Kegiatan

pembersihan

kandang dan

keadaan

kandang yang

Kebersihan

kandang, Jarak

pembuangan

limbah> 25 m

dari kandang,

Lembar

Observasi

Nominal 0= buruk, jika

kandang tidak

dibersihkan & jarak

pembuangan limbah

< 25 m dari kandang

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

41

terhindar dari

kotoran

terutama

kotoran sapi

pada saat

pemerahan

berlangsung.

Pemberian

desinfeksi

(Kepmentan,

nomor 422/

Kpts/O.210/7/

2001,

Suardana dan

Swacita,

2009).

1= baik, jika

kandang dibersihkan

& jarak pembuangan

limbah ≥ 20 m dari

kandang

Sanitasi

Peralatan

Tindakan

pembersihan

milkcan

sebelum

digunakan

pembersihan

ember dan

milkcan

(wadah susu)

(Kepmentan,

nomor 422/

Kpts/O.210/7/,

2001)

kuesioner Nominal 0= sanitasi peralatan

buruk, jika skor yang

diperoleh dari

jawaban responden

≤ 50%

1= sanitasi peralatan

baik, jika skor yang

diperoleh dari

jawaban responden

> 50%

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah

diolah (Saryono, 2011). Instrumen dalam penelitian ini adalah observasi,

kuesioner dan pengukuran.

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

42

4.5.1 Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

gejala yang tampak pada objek penelitian ( Sujarweni, 2014). Alat yang

digunakan dalam melakukan observasi :

1. Check list : daftar pengecek, berisi subjek dan identitas dari sasaran

pengamatan

2. Alat-alat mekanik (electronics) : kamera

4.5.2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada para responden untuk dijawab ( Sujarweni, 2014) dalam penelitian

ini kuesioner menanyakan tentang tindakan responden dalam hygiene

pemerahan dan kebersihan peralatan untuk memerah susu.

4.5.3 Pengukuran

Pengukuran Jarak Kandang dengan Pembuangan Limbah

Jarak antara bangunan kandang dengan bukan kandang minimal

10m dan jarak antara tempat penampungan limbah engan kandang terakhir

minimal 25 m (Keputusan Menteri Pertanian, 2001) penelitian ini

dilakukan pengukuran jarak kandang sapi perah dengan pembuangan

limbah menggunakan alat ukur rol meter.

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

43

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kalangan peternak sapi perah Koperasi Susu

Bedrug Sejahtera Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

Tabel 4.2 Realisasi Kegiatan

No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1 Pengajuan judul 26, Februari 2018

2 Penyusunan dan konsultasi

proposal skripsi

27 Februari – 25 Mei 2018

3 Seminar proposal skripsi 30, Mei 2018

4 Revisi ujian seminar proposal

skripsi

7, Juni 2018

5 Pengambilan dan Pengolahan data 20, Juli 2018

6 Penyusunan dan konsultasi skripsi 6, Agustus 2018

7 Sidang skripsi 31, Agustus 2018

8 Revisi skripsi 5, September 2018

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

4.7.1 Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil observasi pada beberapa

kandang mengenai hygiene pemerah, sanitasi kandang, dan

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

44

sanitasi peralatan serta dilakukan pengukuran jarak pembuangan

limbah dengan kandang.

b. Data Sekunder

Data sekunder berupa data peternak sapi perah, jumlah susu

yang dihasilkan per bulan diperoleh dari Koperasi Susu Bedrug

Sejahtera dan hasil uji laboratorium bakteri Coliform dari

Laboratorium Kesehatan Daerah Ponorogo.

2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan

observasi dan kuesioner oleh peneliti secara langsung kepada peternak

mengenai faktor hygiene pemerah, sanitasi kandang, sanitasi

peralatan: Cuci tangan sebelum memerah, tidak menggunakan pelican,

pembersihan kandang, , pemberian desinfeksi, Pembersihan ember

dan milkcan (wadah susu) dengan air sabun yang hangat- hangat.

Serta pengukuran jarak pembuangan limbah dengan kandang.

4.7.2 Pengolahan Data

Kegiatan dalam proses pengolahan data meliputi editing, coding,

entry, cleaning, dan tabulating (Notoadmodjo, 2012).

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban,

konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner

2. Coding, yaitu memberikan kode-kode untuk memudahkan proses

pengolahan data

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

45

Tabel 4.3 Coding Variabel Penelitian

No Variabel Kategori Kode

1

Keberadaan Bakteri

Coliform

Tidak Memenuhi syarat 0

Memenuhi Syarat

1

2 Hygiene Pemerah Hygiene Pemerah Buruk 0

Hygiene Pemerah Baik

1

3 Sanitasi Kandang Sanitasi Kandang Buruk 0

Sanitasi Kandang Baik

1

4 Sanitasi Peralataan Sanitasi Peralatan Buruk 0

Sanitasi Peralatan Baik

1

3. Entry, memasukkan data untuk diolah menggunakan computer

4. Cleaning, mengecek kembali data yang sudah dimasukkan untuk

melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,

kelengkapan, dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau

koreksi.

5. Tabulating, yang mengelompokkan data sesuai variable yang akan

diteliti gna memudahkan analisis data.

4.8 Teknik Analisis Data

4.8.1 Analisis Univariat

Penelitian analisis univariat adalah analisis yang dilakukan

menganalisis tiap variabel yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari

hasil penelitian Notoadmodjo (2005). Analisis univariat berfungsi untuk

meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga

kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna, dan

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

46

pengolahan datanya hanya satu variabel saja, sehingga dinamakan univariat

(Sujarweni, 2014). Analisis yang dilakukan penelitian ini adalah

menggambarkan variabel masing- masing, baik variabel bebas berupa

higiene pemerah, sanitasi kandang, sanitasi peralatan dan variabel terikat

berupa keberadaan bakteri Coliform pada susu sapi

4.8.2 Analisis Bivariat

Penelitian analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan lebih dari dua

variabel (Notoadmodjo, 2005). Analisis bivariat berfungsi untuk mengetahui

hubungan antar variabel. Dua variabel tersebut diadu misalnya dengan

mencari hubungan antara variabel x1 dengan x2, (Sujarweni, 2014).

Analisis bivariat dalam mengetahui atau mengidentifikasi hubungan

hygiene sanitasi pemerah susu terhadap bakteri coliform dianalisa

menggunakan analisis chi-square atau alternatifnya fisher exact.Yang

memilikidan besarnya risiko menggunakan ratio prevalens (RP).

Peneliti menggunkn alternative fisher exact karena ada 2 cells yang

mempunyai frekuensi harapan kurang dari 5.Untuk uji chi-squareatau fisher

exactdigunakan derajat kepercayaan (Confident Interval 95%), dan batas

kemaknaan alfa 5% (0,05), bila diperoleh p < 0,05, artinya secara statistik ada

perbedaan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan

bila p > 0,05 artinya secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sedangkan untuk RP, jika nilai

RP> 1, artinya dugaan adanya faktor resiko terhadap efek memang benar, dan

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

47

nilai RP< 1, artinya bahwa faktor yang diteliti tersebut justru menurunkan

terjadinya efek.

4.9 Etika Penelitian

4.9.1 Lembar Persetujuan (informed Consent)

Responden bersedia diteliti, setelah diberikan lembar permintaan

menjadi responden harus mencantumkan tandatangan. Responden menolak

untuk diteliti maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormati

hak- hak responden.

4.9.2 Tanpa Nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

nama responden. Peneliti hanya mencantumkan nama inisial responden.

Subyek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan, sehingga tidak perlu mencantumkan nama identitas subyek (

Nuralam, 2011)

4.9.3 Kerahasiaan (confidentiality)

Subye mempunyai hak untu meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan. Sehingga perlu adanya confidentiality(Nursalam, 20011).

Kerahasiaan responden dan informasi yang telah dikumpulkan dijamin oleh

peneliti. Data tersebut hanya disajikan dan dilaporkan kepada beberapa

kelompok yang berhubungan dengan peneliti.

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

48

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada peternak sapi perah yang berada di Desa

Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Dengan total luas wilayah

357,97 Ha. Batas wilayah Desa Bedrug sebelah Utara yaitu Desa Tegalrejo,

Singgahan, Wagir Kidul Kecamatan Pulung, sebelah Selatan yaitu Desa

Jurug Sooko, Suru Kecamatan Sooko, Sebelah Timur yaitu Desa Wagir

Kidul Kecamatan Pulung dan Desa Bareng Kecamatan Pudak, Sebelah

Barat yaitu Desa Tegalrejo Kecamatan Pulung. Penduduk Desa Bedrug

jumlah total 2688 orang, laki- laki 1300 orang dan perempuan 1388 orang.

Dan data mengenai tingkat pendidikan disajikan pada table 5.1. Data Mata

Pencaharian Pokok disajikan pada table 5.2. Jumlah populasi ternak sapi

yang dimiliki penduduk Desa Bedrug sebanyak 319 ekor dan hasil produsi

peternakan sapi perah dengan susu sejumlah 16.500 L/ Bulan.

Tabel 5.1 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Bedrug

Pendidikan Laki- laki Perempuan

Tamat SMP/ Sederajat 299 Orang 297 Orang

Tamat SMA/ Sederajat 141 Orang 170 Orang

Tamat D-3/ Sederajat 2 Orang 20 Orang

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

49

Tamat S-1/ Sederajat 9 Orang 8 Orang

Tamat S-2/ Sederajat 2 Orang 1 Orang

Total 2.652 Orang

Sumber : Profil Desa dan Kelurahan Tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

tingkat pendidikan penduduk Desa Berug Yaitu Tamat SMP/ Sederajat

dengan jumlah laki- laki 299 orang dan perempuan 297 orang.

Tabel 5.2 Mata Pecaharian Pokok Penduduk Desa Bedrug

Jenis Pekerjaan Laki- Laki Perempuan

Petani 650 Orang 700

Buruh Tani 206 Orang 304

Buruh Migran 9 Orang 34

Pegawai Negeri Sipil 10 Orang 6

Peternak 52 Orang 0

Dokter Swasta 0 Orang 0

Bidan Swasta 0 Orang 3

TNI 7 Orang 0

Pedagang Keliling 4 Orang 5

Tukang Kayu 35 Orang 0

Pelajar 192 Orang 214

Purnawirawan/Pensiunan 2 Orang 0

Pengrajin Industri Rumah Tangga Lainnya 0 Orang 0

Tukang Kue 0 Orang 4

Total 2.437 Orang

Sumber : Profil Desa dan Kelurahan Tahun 2017

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

50

Berdasarkan tabel 5.2 mata pencaharian pokok penduduk Desa

Bedrug Yang paling banyak yaitu Petani yang berjumlah 650 laki- laki an

700 perempuan yang kedua buruh tani sebanyak 206 laki- laki dan 304

perempuan sedangkan yang ketiga yaitu peternak 52 orang selain pelajar

yg berjumlah 192 orang laki- laki dan 214 perempuan.

5.1.2 Penyajian Karakteristik Responden

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hygiene

sanitasi pemerah susu sapi dengan keberadaan bakteri coliform. Jumlah

responden penelitian ini adalah 24 peternak dan hasil produksinya.

Pembahasan mengenai karakteristik responden digunakan untuk mengetahui

gambaran umum responden yang berdasarkan atas umur dan tingkat

pendidikan

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Desa Bedrug

Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

Umur (Tahun) Frekuensi (N) Persen (%)

30-40 15 62,5

50-60 9 37,5

Total 24 100,0

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui peternak sapi perah di

Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo ini paling banyak

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

51

berumur antara 30- 40 tahun yaitu 15 orang (62,5%), dan paling sedikit

berumur 50-60 tahun yaitu sebanyak 9 orang (37,5%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

Tingkat Pendidikan Frekuensi (N) Persen (%)

SD 4 16,7

SMP 13 54,2

SMA 7 29,2

Total 24 100,0

Sumber: Data primer 2018

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui peternak sapi perah di

Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo ini pendidikan

terahir paling banyak yaitu SMP sebanyak 13 orang (54,2%), dan paling

sedikit pendidikan terahir yaitu SD sebanyak 4 orang (16,7%).

5.1.3 Penyajian Hasil yang Diukur

Analisis dilakukan dua tahap yaitu analisis univariat untuk

mengetahui distribusi frekuensi masing- masing variabel, baik variabel

dependen maupun variabel independen. Kemudian dilanjutkan dengan

analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel dependen yaitu

keberadaan bakteri coliform dengan variabel independen berupa hygiene

pemerah, sanitasi kandang, dan sanitasi peralatan.

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

52

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi dari variabel

atau besarnya proporsi masing- masing variabel yang diteliti

a. Hygiene Pemerah

Hasil penelitian mengenai hygiene pemerah peternak sapi perah

di Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo yang

diperoleh dari hasil kuesioner terhadap peternak. Adapun hasil yang

diperoleh mengenai hygiene pemerah dapat dilihat pada tabel 5.5

berikut ini:

Tabel 5.5 Gambaran Hygiene Pemerah Susu Sapi di Desa Bedrug

Kecamatan pulung Kabupaten Ponorogo.

Hygiene Pemerah Frekuensi (N) Persen (%)

Hygiene Buruk 18 75,0

Hygiene Baik 6 25,0

Total 24 100,0

Sumber: Data primer dan Hasil Penelitian Bulan Juli

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui hygiene pemerah buruk dengan

presentasi yang cukup tinggi yaitu 75,0% dibandingkan dengan

hygien pemerah yang baik hanya 6 orang atau 25% saja.

b. Sanitasi Kandang

Gambaran sanitasi kandang diperoleh dari hasil observasi dan

pengukuran jarak. Adapun hasil yang diperoleh mengenai sanitasi

kandang dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut:

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

53

Tabel 5.6 Gambaran Sanitasi Kandang Sapi Perah Di desa Bedrug

Kecamatan Pulung

Sanitasi Kandang Frekuensi (N) Persen (%)

Sanitasi Buruk 14 58,3

Sanitasi Baik 10 41,7

Total 24 100,0

Sumber: Data primer dan Hasil Penelitian Bulan Juli

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sanitasi kandang

buruk sebanyak 14kandang peternak (58,3%) sedangkan sanitasi

kandang yang baik sebanyak 41,7%

c. Sanitasi Peralatan

Hasil penelitian mengenai sanitasi peralatan dari jawaban

peternak yang diberikan kuesioner. Adapun hasil yang diperoleh

mengenai sanitasi peralatan dapat dilihat pada tabel 5.7 sebagai

berikut:

Sanitasi Peralatan Frekuensi (N) Persen (%)

Sanitasi Buruk 16 66,7

Sanitasi Baik 8 33,3

Total 24 100,0

Sumber: Data primer dan Hasil Penelitian Bulan Juli

Berdasarkan tabel 5.7 diatas dapat diketahui bahwa sanitasi

peralatan yaitu yang buruk sebanyak 66,7% dan sanitasi peralatan

yang baik sebanyak 8 atau 41,7%.

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

54

d. keberadaan bakteri coliform

dari hasil yang diperoleh dari uji MPN coliform susu sapi

menunjukkan bahwa jumlah bakteri yang terdapat pada susu sapi

milik peternak Desa Bedrug Kecamaan Pulung Kabupaten Ponorogo.

Adapun hasil yang diperoleh mengenai keberadaan bakteri coliform

dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini:

Tabel 5.8 hasil Uji MPN Coliform Susu Sapi peternak Desa bedrug

Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

Keberadaan bakteri

coliform

Frekuensi (N) Persen (%)

Tidak memenuhi syarat 18 75,0

Memenuhi syarat 6 25,0

Total 24 100

Sumber: Data primer dan Hasil Penelitian Bulan Juli

Berdasarkan tabel 5.8 diatas menunjukkan sebanyak 75,0% dari

seluruh hasil produksi sapi perah / susu yang tidak memenuhi syarat dari

seluruh sampel susu dan yang memenuhi syarat yaitu sebanyak 6 sampel

(25,0%)

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis lanjutan dari analisis univariat

yang bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Uji yang digunakan untuk menganalisis

hubungan hygiene sanitasi pemerah susu sapi dengan keberadaan bakteri

coliform adalah menggunakan fisher’s exact yang hasilnya dijelaskan

sebagai berikut:

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

55

a. Hubungan Antara Hygiene Pemerah dengan Keberadaan Bakteri

Coliform

Hasil penelitian mengenai hubungan antara hygiene pemerah

dengan keberadaan bakteri coliform di Desa Bedrug Kecamatan

Pulung Kabupaten Ponorogo sebagai berikut:

Tabel 5.9 Hubungan Antara Hygiene Pemerah dengan Keberadaan

Bakteri Coliform

Hygiene

Pemerah

Keberadaan coliform Total P

Value

RP

( 95% CI) Tidak

Memenuhi

syarat

Memenuhi

Syarat

N %

N % N %

Hygiene Buruk 16 94,1 1 5,9 17 100,0 0,003 3,2

(1,015-10,692 ) Hygiene Baik 2 28,6 5 71,4 7 100,0

Total 18 75,0 6 25,0 24 100,0

Sumber: Data Primer dan Hasil Penelitian Bulan Juli

Dari tabel 5.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar hygyene

pemerah buruk yaitu sebesar 94,1%, sedangkan hygiene pemerah yang

baik sebesar dan keberadaan bakteri coliformnya tidak memenuhi

syarat sebesar 28,6%. Berdasarkan hasil uji fisher’s exact dengan

tingkat signifikan p value sebesar 0,003, karena p= 0,003< 0,05 maka

H0 ditolak. Sehingga bermakna bahwa ada hubungan antara hygiene

pemerah dengan keberadaan bakteri coliform di Desa Bedrug

Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo dengan RP 3,2

(95%CI:1,015-10,692). Karena RP= 3,2> 1 maka hygiene pemerah

merupakan faktor resiko keberadaan bakteri coliform. Dan peternak

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

56

dengan hygien pemerah buruk memiliki resiko 3,2 kali tercemar

bakteri coliform

b. Hubungan Antara Sanitasi Kandang dengan Keberadaan Bakteri

Coliform

Hasil penelitian mengenai hubungan antara sanitasi kandang

dengan keberadaan bakteri coliform di Desa Bedrug Kecamatan

Pulung Kabupaten Ponorogo sebagai berikut:

Tabel 5.10 Hubungan Antara Sanitasi Kandang dengan Keberadaan

Bakteri Coliform

Sanitasi

Kandang

Keberadaan coliform Total P

Value

RP

( 95% CI) Tidak

Memenuhi

syarat

Memenuh

i Syarat

N %

N % N %

Sanitasi Buruk 14 100,0 0 0 14 100,0 0,002 2,5

(1,170-5,341 ) Sanitasi Baik 4 40,0 6 60,0 10 100,0

Total 18 75,0 6 25,0 24 100,0

Sumber: Data primer dan Hasil Penelitian Bulan Juli

Dari tabel 5.10 dapat diketahui bahwa sanitasi kandang

100%burukdan keberadaan bakteri coliform tidak memenuhi syarat.

sedangkan sanitasi kandang yang baik sebesar 40,0% keberadaab

bakteri coliformnya tidak memenuhi syarat.. Berdasarkan hasil uji

fisher’s exact dengan tingkat signifikan p value sebesar 0,002, karena

p= 0,002< 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga bermakna bahwa ada

hubungan antara sanitasi kandang dengan keberadaan bakteri coliform

di Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo dengan RP

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

57

2,5 (95%CI:1,170-5,341 )Karena RP= 2,5> 1 maka sanitasi kandang

merupakan faktor resiko keberadaan bakteri coliform. Dan peternak

dengan sanitasi kandang yang buruk memiliki resiko 2,5 kali tercemar

bakteri coliform

c. Hubungan Antara Sanitasi Peralatan dengan Keberadaan Bakteri

Coliform

Hasil penelitian mengenai hubungan antara sanitasi peralatan

dengan keberadaan bakteri coliform di Desa Bedrug Kecamatan

Pulung Kabupaten Ponorogo sebagai berikut:

Tabel 5.11 Hubungan Antara Sanitasi peralatan dengan Keberadaan

Bakteri Coliform

Sanitasi

peralatan

Keberadaan coliform Total P Value RP

( 95% CI) Tidak

Memenuhi

syarat

Memenuhi

Syarat

N %

N % N %

Sanitasi Buruk 15 93,8 1 6,2 14 100,0 0,007 2,5

(1,013-6,171 ) Sanitasi Baik 3 37,5 5 62,5 10 100,0

Total 18 75,0 6 25,0 24 100,0

Sumber: Data primer dan Hasil Penelitian Bulan Juli

Dari tabel 5.10 dapat diketahui bahwa sebagian besar sanitasi

peralatan buruk yaitu 93,8%, sedangkan sanitasi peralatan yang baik

sebesar 37,5% keberadaan bakteri tidak memenuhi syarat.

Berdasarkan hasil uji fisher’s exact dengan tingkat signifikan p value

sebesar 0,007, karena p= 0,007< 0,05 maka H0 ditolak. Sehingga

bermakna bahwa ada hubungan antara sanitasi peralatan dengan

keberadaan bakteri coliform di Desa Bedrug Kecamatan Pulung

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

58

Kabupaten Ponorogo dengan RP 2,5 (95%CI:1,013-6,171). Karena

RP= 2,5> 1 maka sanitasi peralatan merupakan faktor resiko

keberadaan bakteri coliform. Dan peternak dengan sanitasi peralatan

yang buruk memiliki resiko 2,5 kali tercemar bakteri coliform.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Keberadaan Bakteri Coliform

Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai

indicator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik

terhadap air, makanan, susu dan prduk- produk susu. Adanya bakteri

coliform didalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan

adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan toksigenik yang

berbahaya pada kesehatan. Iriant (2011)

Penelitian ini dilakukan di Desa Bedrug Kecamatan Pulung

Kabupaten Ponorogo dengan responden seluruh peternak sapi perah dan

hasil produksinya sebanyak 24 peternak. Dimana 24 eternak tersebut

adalah anggota koperasi susu Bedrug sejahtera. Peternak Susu sapi 62,5%

berumur sekitar 30 – 40 tahun. Dan peternak berumur 50 60 tahun

sebanyak 37,5%. Pendidikan terahir para peternak susu sapi perah di Desa

Bedrug ini paling banyak yaitu SMP sebanyak 13 orang atau 54,2%.

Selain itu ada yang pendidikan terahirnya SD yaitu sebanyak 4 orang saja

atau 16,7% dan sisanya pendidikan terahirnya SMA.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa keberadaan

bakteri coliform pada susu sapi di Desa Bedrug Kecamatan Pulung

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

59

Kabupaten Ponorogo ini masih sangat tinggi. Dari 24 sampel susu sapi 16

sampel atau 75,0% tidak memenuhi syarat SNI uji mikrobiologi 2006. Dan

yang memenuhi syarat hanya sebanyak 6 sampel saja atau 25,0%. Hal ini

dikarenakan hygiene pemerah yang masih buruk yaitu sebesar

75,0%.sanitasi kandang buruk sebesar 58,3%, dan sanitasi peralatan buruk

sebesar 66,7% selain itu kebersihan sapi yang kurang dijaga akan

menyebabkan kualitas susu semakin buruk atau keberadaan bakteri

coliform semakin banyak.

5.2.2 Hygiene Pemerah Susu Sapi

Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui bahwa sebagian

besar 75,0% hygiene pemerah para peternak buruk, sedangkan hygien

pemerah baik sebesar 25,0% saja.

Hygiene pemerah merupakan faktor penting yang mempengaruhi

kualitas susu sapi agar kontaminasi bakteri yang berasal dari pekerja yang

tidak bersih dapat dihindari dan dikurangi. Manusia berada dalam proses

pemerahan dan pengolahan susu dapat menjadi timbulnya bakteri dalam

susu. Tangan dan anggota tubuh lainnya harus steril ketika memerah dan

mengolah susu(Nurdin, 2016).

Hal ini hygiene dalam pemerahan sangat berpengaruh pada

produksi dan kualitas susu yang dihasilkan sapi perah. Hygiene pemerah

yang buruk dikarenakan hampir seluruh pemerah menggunakan minyak

sebagai pelicin yaitu sebanyak 19 pemerah menggunakan

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

60

pelicindibandingkan yang tidak menggunakan minyak sebagai pelicin

sebanyak 5 pemerah saja.

5.2.3 Sanitasi Kandang Sapi

Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa sanitasi kandang

dikatakan kurang baik yaitu sebesar 58,3%sedangkan sanitasi kandang

yang baik yaitu sebesar 41,7%.

Kandang sapi perah merupakan suatu pabrik penghasil makanan/

minuman sehat bagi manusia. Kandang harus disapu dan dibersihkan

secara teratur, jangan dibiarkan kandang pemerahan berdebu dan kotor.

Siram lantai kandang secara teratur dan gunakan desinfektan untuk

membunuh kuman dan bakteri. Dan jarak pembuangan limbah dengan

kandang/ tempat proses memerah susu harus sesuai dengan Kepmentan,

nomor 422/ Kpts/O.210/7/2001 yaitu > dari 20 m.

Hasil penelitian ini diperoleh dari observasi terhadap keberadaan

lingkungan kandang. Kandang tidak dibersihkan dan diberikan

desinfektan. Dari 24 kandang sapi, sebanyak 14 kandang yang tidak

dibersihkan dan diberi desinfektan selain itu seluruh kandang jarak

pembuangan limbanya < 20m dari kandang. Hal ini dapat mengakibatkan

bakteri masih sangat banyak di sekitar proses pemerahan. Dengan

lingkungan yang kurang bersih akan menimbulkan bakteri coliform dalam

susu tersebut.

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

61

5.2.4 Sanitasi Peralatan Memerah Susu Sapi

Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa sanitasi peralatan

dikatakan kurang baik yaitu sebesar 66,7%. Sedangkan sanitasi peralatan

yang baik yaitu 33,3%.

Penanganan susu harus dilaksanakan secara baik, dengan peralatan

yang tepat dan terjaga kebersihannya sehigga susu yang dihasilkan

kualitasnya bagus. pembersihan ember dan milkcan (wadah susu)

(Kepmentan, nomor 422/ Kpts/O.210/7/, 2001). Saringan susu/ strainer

adalah alat yang berfungsi unuk menyaring benda- benda yang terbawa

pada saat pemerahan (rambut, kotran). (SK Ditjen Peternakan No. 17/1983

tentang wadah susu.

Hal ini sebagian besar para peternak tidak langsung membersihkan

peralatan untuk memerah susu dan ada yang tida menggunakan sabun

untuk mecuci milkcan sebanyak 21 peternak dibandingkan peternak yang

mencuci bersih milkcan dengan menggunakan sabun dan air hangat

setelah digunakan sebanyak 3 orang saja.

5.2.5 Hubungan Antara Hygiene Pemerah dengan Keberadaan Bakteri

Coliform

Dari hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji fisher’s exact.

Didapatkan bahwa hygiene pemerah memiliki hubungan dengan

keberadaan bakteri coliform (p= 0,003). Dimana sebagian besar hasil

penelitian hygiene pemerah buruk dan keberadaan bakteri tidak memenuhi

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

62

syarat sebesar 94,1%. Besarnya resiko keberadaan bakteri coliform dalam

susu dapat dilihat dari nilai RP= 3,2 artinya hygiene pemerah yang buruk

memiliki resiko keberadaan bakteri coliform dalam susu sebesar 3,2 kali

lebih besar dibandingkan dengan hygiene pemerah yang baik dengan

keberadaan bakteri coliform yang telah memenuhi syarat

Hygiene pemerah yang dimaksud adalah kebersihan tangan dan

penggunaan pelicin saat melakukan pemerahan. menurut PERMENKES

nomor 1096 tahun 2011 tentang hygiene sanitasi jasa boga menyatakan

bahwa perilaku selama bekerja seharusnya selalu mencuci tangan sebelum

bekerja dan selalu memakai pakaian kerja yang bersih. Selain itu menurut

Kepmentan nomor 422 tahun 2001 yaitu bahwa tukang perah harus selalu

membersihkan tangannya selama pemerahan dan memakai pakaian yang

bersih. Sebalum pemerahan tangannya harus dicuci dengan sabun. Jangan

menggunakan vaselin atau minyak sebagai pelicin.

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Syarif et al tahun

2011 yaitu pencemaran atau kontaminasi mikroorganisme pada air susu

dapat berasal dari susu sapi yang diperah, salah satunya dari tangan

pemerah yang kurang bersih saat pemerahan. Selain itu menurut Navyanti

dan Andriani pada tahun 2015 yang menyatakan bahwa hygiene dan

sanitasi susu termasuk dalam kategori tidak memenuhi syarat hal ini

dikarenakan pemerah tidak selalu mencuci tangan, pemerah hanya

mencuci tangan dengan air bersih tanpa menggunakan sabun atau

desinfektan.

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

63

Hal tersebut didukung ketika peneliti mengetahui jawaban kuesioner

dari responden bahwa hygiene pemerah sebagian besar buruk dan

keberadaan bakteri coliformnya tidak memenuhi syarat yaitu sebesar

94,1%. Hal ini diketahui bahwa kebanyakan peternak menggunakan

pelicin/ minyak untuk memerah susu sapi. Selain itu peternak membasahi

telapak tangan dengan susu sapi tersebut agar lebih licin dan mudah ketika

memerah.

Selain itu diketahui hasil penelitian bahwa hygiene pemerah yang

baik dan keberadaan bakteri coliformnya tidak memenuhi syarat sebesar

28,6% hal ini dapat disebabka oleh faktor lain seperti peternak tidak

mengikat ekor sapi, ekor sapi yang masih kotor atau tidak bersih dalam

pembersihannya ketika di gerak- gerakkan kotorannya akan mencemari

susu sapi tersebut. Sedangkan hygiene pemerah buruk dan keberadaan

bakteri coliform telah memenuhi syarat sebesar 5,9% hal ini dapat

dipengaruhi oleh faktor lain yang baik seperti sanitasi peralatan yang lebih

baik kandang selalu dibersihkan meskipun tangan pemerah tidak dicuci

menggunakan sabun.

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa hygiene pemerah masih

buruk, untuk itu sebaiknya pemerah lebih memperhatikan lagi untuk

hygiene pemerahannya. Jangan menggunakan pelicin untuk memerah susu

sapi.

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

64

5.2.6 Hubungan Sanitasi Kandang dengan Keberadaan Bakteri Coliform

Dari hasil penelitan Didapatkan bahwa sanitasi kandang memiliki

hubungan dengan keberadaan bakteri coliform (p= 0,003). dimana

sebagian besarhasil uji coliform 100% tidak memenuhi syarat.Besarnya

resiko keberadaan bakteri coliform dalam susu dapat dilihat dari nilai RP=

3,2 artinya sanitasi kandang yang buruk memiliki resiko keberadaan

bakteri coliform dalam susu sebesar 3,2 kali lebih besar dibandingkan

dengan sanitasi kandang yang baik dan keberadaan bakteri coliform yang

telah memenuhi syarat.

Jarak pembuangan limbah menurut Kepmentan, nomor 422/

Kpts/O.210/7/2001yaitu > 25 m dari kandang. Selain itu kandang yang

bersih membuat sapi nyaman, dan peternak betah bekerja di kandang.

Sapulah lantai kandang dan kotoran dikumpulkan jauh dari tempat

pemerah. Gunakan sapu lidi/ sekop yang berbeda untuk makanan dan

kotoran (Suardana dan Swacita, 2009).

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh Permatasari (2018), yang

mengatakan bahwa sebanyak 65% dari total responden status sanitasi

kandang masih tergolong kurang.

Adapun hasil observasi peneliti diketahui bahwa sebagian besar

sanitasi kandang buruk dan keberadaan bakteri coliform tidak memenuhi

syarat yaitu sebesar 100% hal ini dikarenakan peternak yang masih kurang

bisa mengatur waktunya/ tidak memprioritaskan pekerjaannya, misalnya

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

65

peternak merasa bahwa waktunya terlambat untuk memerah dan merasa

terburu – buru, dan peternak tidak membersihkan kandangnya terlebih

dahulu sebelum memerah

hal ini keberadaan bakteri coliform tidak hanya dipengaruhi oleh

faktor sanitasi kandang saja. Selain itu sanitasi kandang yang baik dan

keberadaan bakteri coliform yang tidak memenuhi syarat sebesar 40,0%

ini juga dapat disebabkan pembersihan badan sapi atau ambing sapi yang

kurang bersih. Adapun hasil penelitian dengan sanitasi kandang yang

buruk tetapi keberadaan bakteri coliform telah memenuhi sayat sebesar

0%.

dapat disimpulkan bahwa, masih banyak dijumpai peternak yang

sanitasi kandangnya buruk seperti halnya peternak tidak membersihkan

kandang sebelum melakukan pemerahan dan hanya memindah kotoran

sapi yang berada di bawah sapi saja, tidak menyapu bersih lantai kandang

ataupun memberikan desinfektan. Dan juga masih banyak ditemukan

kotoran sapi hanya ditimbun di sebelah kandang saja dan bahkan sangat

dekat dengan kandang tidak ada > dari 25 m dari kandang.

Oleh karena itu sebaiknya para peternak lebih memperhatikan

kebersihan kandangnya terutama kebersihan kandang pada saat melakukan

pemerahan dan membuat rumah kotoran sapi yang berjauhan dengan

kandang minimal 20 m dari kandang dan mengolahnya agar bisa

dimanfaatkan. Jika kandang yang bersih akan menghindarkan susu dari

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

66

kotoran. Menjaga sanitasi kandang termasuk salahsatu hal penting untuk

menjaga kualitas susu yang baik. Jika sanitasi kandang yang buruk akan

menimbulkan banyaknya bakteri.

5.2.7 Hubungan Sanitasi Peralatan Dengan Keberadaan Bakteri Coliform

Hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa sanitasi peralatan

memiliki hubungan dengan keberadaan bakteri coliform (p=0,007).

Dimana hasil uji coliform yaitu 93,8% tidak memenuhi syarat. Besarnya

resiko keberadaan bakteri coliform dalam susu dapat dilihat dari nilai

RP= 2,5 artinya sanitasi peralatan yang buruk memiliki resiko

keberadaan bakteri coliform dalam susu sebesar 2,5 kali lebih besar

dibandingkan dengan sanitasi peralatan yang baik dan keberadaan bakteri

coliform memenuhi syarat.

Menurut Kepmentan nomor 422 tahun 2001 pembersihan ember

dan milkcan (wadah susu) harus dicuci dengan menggunakan sabun dan

air hangat- hangat. Selain itu menurut prihutomo (2015) yaitu pada

kegiatan pemerahan contributor cemaran bakteri yang terbesar adalah

ember penampung susu. Tingginya total bakteri disebabkan karena

peternak tidak melakukan desinfeksi pada ember penampung susu dan

menggunakan ember berbahan plastik sehingga lebih sulit dibersihkan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui sanitasi peralatan yang

buruk dan keberadaan bateri coliformnya tidak memenuhi syarat sebesar

85,7% dari hasil peneitian tersebut dikarenakan pemerah sering

mengabaikan akan kebersihan milk can/ wadah susu. Wadah susu tidak

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

67

segera dicuci. Bahkan waktunya di gunakan lagi belum sempat di cuci

dan mencucinya mendadak waktu mau digunakan.

Sanitasi peralatan yang buru keberadaan bakteri coliformnya telah

memenuhi syarat yaitu sebesar 14,3% hal ini bisa karena penyimpanan

susu dalam wadah tersebut tidak teralu lama, jadi begitu pemerahan

selesai langsung d distribusikan ke koperasi dan koperasi tersebut sangat

dekat dengan kandang. Sedangkan sanitasi peralatan yang baik dan

keberadaan bakteri coliformnya tidak memenuhi syarat sebesar 40,0%

dapat dikarenakan adanya kotoran yang masuk kedalam wadah susu bisa

dari tubuh sapi yang jatuh ke wadah susu yang berisikan susu sapi yang

telah diperah tersebut.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa sanitasi peralatan yang buruk menyebabkan resiko keberadaan

bakteri coliform pada susu.masih banyak peternak yang melakukan

perawatan peralataan dengan cara yang kurang benar. Sebagian besar

peternak tidak segera mencuci milk can (wadah susu) serta ketika

mencuci hanya menggunakan air tidak menggunakan sabun dan tidak di

gosok, sehingga menyebabkan sisa susu mengendap. Jika hal tersebut

sering terjadi maka endapan susu semakin banyak dan susah dihilangkan

kemudian akhirnya menyebabkan keberadaan bakteri coliform yang

banyak pada susu. Untuk itu sebagai peternak seharusnya merawat

peralatan untuk memerah dengan baik setelah penggunaan peralatan

segera dicuci menggunakan sabun dan air hangat dan disimpan jauh dari

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

68

kotoran. Sebaiknya sebelum digunakan peralatan harus benar benar

bersih dan kering.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian untuk menggunakan kuesioner mengenai hygiene pemerah

dan sanitasi peralatan kemungkinan terjadi bias informasi karena jawaban

responden tidak jujur. Namun peneliti mengatasi bias informasi ini dengan

melakukan pengamatan secara langsung terhadap pemerah ketika melakukan

pemerahan hingga perawatan peralatan yang telah digunakan.

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

69

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 24 peternak sapi perah

dan hasil produksinyadi Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten

Ponorogo diketahui bahwa:

1. Hygiene pemerah di Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten

Ponorogo sebagian besar buruk.

2. Sanitasi kandang di Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

sebagian besarburuk.

3. Sanitasi peralatan di Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten

Ponorogosebagian besar buruk.

4. Keberadaan bakteri coliform pada susu di Desa Bedrug Kecamatan

Pulung Kabupaten Ponorogo sebagian besar tidak memenuhi syarat.

5. Ada hubungan antara hygiene pemerah dengan keberadaan bakteri

colifom di Desa bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

6. Ada hubungan antara sanitasi kandang dengan keberadaan bakteri

colifom di Desa bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

7. Ada hubungan antara sanitasi peralatan dengan keberadaan bakteri

colifom di Desa bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

70

6.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian dapat diberikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi koperasi penampungan susu sapi

a. Sebaiknya petugas koperasi rutin melakukan pengawasan kebersiha

peternakan.

b. Memberikan sosialisasi kepada peternak tentang pola hidup bersih dan

sehat kepada para peternak.

2. Bagi peternak sapi perah

Untuk mencegah terjadinya keberadaan bakteri coliform pada susu sapi

a. Sebaiknya pemerah mulai membiasakan jangan menggunakan minyak

sebagai pelican untuk memerah.

b. Sebaiknya peternak melakukan pembersihan kandang dan pemberian

desinfektan sebelum melakukan pemerahan

c. peternak seharusnya setelah penggunaan peralatan segera dicuci

menggunakan sabun dan air hangat kemudian disimpan jauh dari

kotoran, sebelum digunakan peralatan harus benar benar bersih dan

kering.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel lain,

misalnya kebersihan sapi, atau akibat dari lamanya penggunaan wadah

susu terhadap keberadaan bakteri coliform.

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

71

DAFTAR PUSTAKA

Achroni, Dawud. 2013. Kia Sukses Usaha Ternak Sapi Perah. Jogjakarta: Trans Idea

Publishing

Badan Pusat Statistik Ponorogo (statistics of Ponrogo Regency). 2015. Ponorogo

dalam Angka (Ponorogo In Figures)

Cahyono Dwi, dkk.2013.Kajian Kualitas Mikrobiologis (total plate count (TPC),

Enterobacteriaceae dan Staphylococcus aureus) Susu Sapi Segar di Kecamatan

Krucil Kabupaten Boyolali. Fakultas Peternakan, Universitas

Brawijaya.Malang

Departemen pertanian. 2000. Lembar informasi pertanian sanitasi kandang sapi

perah. Bptp Ungaran Jawa Tengah

Direktorat Jendersal Peternakan dan kesehatan Hewan Kementerian

Pertanian.2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan (livestock and

animal health statistics)

Halim, Sahda. 2016. Buku Pintar Beernak Sapi Perah. Depok: PT Palapa

Irianto, koes. 2013. Mikrobiologi Medis ( Medical Microbiology).Bandung:Alfabeta

Kemal. S. E dan Haryanto. B. 2011. Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi Perah..

Bogor : PT Agro Media Pustaka.

Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 422/Kpts/OT.210/7/2001 Tentang Pedoman

Budidaya Ternak Sapi Perah Yang Baik ( Good Farming Practice)

Navyanti, Feryalin dan Adriyani, Retno. 2015. Higiene Sanitasi , Kualitas Fisik dan

Bakteriologi Susu Sapi Segar Perusahaan Susu X I Surabaya. Universitas

Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat. Dikutip Dari

file:///C:/Users/ACER/Downloads/3098-8170-1-SM.pdf Pada Tanggal 14 Juli

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Notoadmojo, Prof. DR. Soekidjo. 2012. Metodolodi Penelitian Kesehatan. Jakarta.

Rineka Cipta

Nurhadi, M. 2012. Kesehatan Masyarakat Veteriner (higiene Bahan Pangan Asal

Hewan dan Zoonosis). GosyenPublishing.Yogyakarta

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

72

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Madappa T., Bronze M.S., Go C.H.U., Talavera F., Sanders C.V. 2011.

Escherichia Coli Infections. Diakses dari http://emedicine.medscape.

com/article/217485-overview#a0104, 27 Maret 2016, Hal. 2-3.

Muliana, dkk.2010. Segitiga Epidemiologi. http://id. Scribd.cpm/doc/136 (diakses

pada taggal 12 April 2018)

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1096/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

100/Permentan/OT.140/7/2014 Tentang Pedoman Pembibitan Sapi Perah

Yang Baik

Permatasari, Ririn Indah. 2018. Analisis Hubungan higiene, sanitasi dan kualitas

Bakteriologis Susu (Total Plate Count, E Coli) Dengan Kejadian Diare

Pada Peternak Sapi Perah di Desa Gendro Kecamatan Tutur Kabupaten

Pasuruan.Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat . Surabaya.

Dikutip dari http://repository.unair.ac.id/70217/ pada tanggal 14 Juli

Pramesti, Nina Emsi. 2017. Analisis Higiene Sanitasi Segar Terhadap

Peningkatan Jumlah Escherichia Coli pada Susu Segar Hassil Peternakan

Sapi X di Surabaya Timur. Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan

Masyarakat . Surabaya. Di kutip dari http://lib.unair.ac.id pada tanggal 20

April

Prihutomo.S., Bhakti E. S., Dian W.H, 2015. Screening Sumber Cemaran Bakteri

Pada Kegiatan Pemerahan Susu Di Peternakan Spi perah Rakyat

Kabupaten Semarang, Jurnal Ilmu Peternakan. Unifersitas Diponegoro. Di

Kutip Dari http://jiip.ub.ac.id/index.php/jiip/article/viewFile/202/278 pada

Tanggal 14 Juli

Profil Desa dan Kelurahan. 2017. Format Isian Data Potensi Desa Dan Kelurahan

Format Isian Data Tingkat Perkembangan Desa Dan Kelurahan.

Purwono. 2013. Pengendalian cemaran mikroba pada bahan pangan asal ternak

(daging dan susu) mulai dari peternakan sampai dihidangkan. Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat. Lembang.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia

Standar Nasional Indonesia. 2006. SNI 01-2332 Penentuan Coliform dan E. Coli

Pada Produk Susu.

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

73

Suardna, I.W dan Swacita, I.B.N. 2009. Higiene Makanan. Bali: Udayana

Unifersity Press

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Cv Alfabeta

Sujarweni, V.Wiratna. 2014. Metode Penelitian Keperawatan. Yogyakarta. Gava

Medika

Sumartini, Ni Nyoman.2014. Karya Tulis Ilmiah Hubungan Antara Tingkat

Pengetahuan Peternak Dengan Keadaan Sanitasi Kandang Ternak Ayam

Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Flu Burung. Universitas Udayana.

Bali.dikutip dari https://fapet.unud.ac.id pada tanggal20 April

Syarif, Erik K, Hariant, Bagus. 2011. Buku Pintar Beternak an Bisnis Sapi

Perah.Jakarta: PT Agro Media Pustaka.

Timmreck, Thomas 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2.Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Wijiastutik Dewik. 2012. Hubungan Higiene dan Sanitasi Pemerahan Susu Sapi

dengan Total plate count pada Susu Sapi di Peternakan Sapi Perah Desa

Manggis Kabupaten Boyolali. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 1, Nomor

2, Tahun 2012, Halaman 934-944. http://ejournals

1.undip.ac.id/index.php/jkm.

Yasril.2009. Teknik Sampling Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Yusuf, Akhmad yusuf.2011. Tingkat Kontaminasi Escherichia Coli pada Susu

Segar di Kawasan Gunung Perak Kabupaten Sinjai. Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin. Makassar.

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

74

LAMPIRAN 1 IJIN PRAKTIKUM LABORATORIUM

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

75

LAMPIRAN 2 BALASAN KESBANGPOL PONOROGO

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

76

LAMPIRAN 3 SURAT BALASAN LAB SMK 3 MADIUN

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

77

keterangan: 1. Sampel susu yang tidak memenuhi syarat (+) sebanyak 18 sampel

2.Sampel susu yang memenuhi syarat sebanyak (-) sebanyak 6 sampel

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

78

LAMPIRAN 4 LEMBAR KONSUL

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

79

LAMPIRAN 5 INFORMED CONSENT

(Informed Consent)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama :

No Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Telah mendapatkan keterangan secara terperinci dan jelas serta manfaat

penelitian dengan judul hubungan higiene sanitasi pemerah susu sapi dengan

keberadaan bakteri coliform di Desa Bedrug Kecamatan Pulung Kabupaten

Poorogo Tahun 2018. Saya bersedia secara sukarela untuk menjadi responden

pada penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar- benarnya tanpa

tekanan dari pihak manapun.

Ponorogo,19 Juni2018

Responden

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

80

LAMPIRAN 6 KUESIONER

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI

TERHADAP BAKTERI COLIFORM DI DESA BEDRUG KECAMATAN

PULUNG KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2018

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Petunjuk : Isilah pertanyaan dibawah ini dengan tanda silang (x) sesuai dengan

kondisi yang sebenarnya!

I. Higiene pemerah

1. Apakah anda sudah pernah menerima sosialisasi tentang pola hidup bersih dan

sehat selama bekerja sebagai peternak ?

a. Pernah b. Tidak pernah

2. Apakah anda mencuci tangan sebelum melakukan pemerahan?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah andamenggunakan pelicin untuk memerah susu agar pemerahan terasa

mudah?

a. Ya b. Tidak

II Sanitasi Peralatan

1. Apakah peralatan/ wadah susu/ milkcan yang digunakan langsung dibersihkan

setelah digunakan?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah anda membersihkan peralatan memerah dengan menggunakan air

hangat- hangat dan sabun?

a. Ya

b. Tidak

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

81

LAMPIRAN 7 LEMBAR OBSERVASI

LEMBAR OBSERVASI

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI

TERHADAP BAKTERI COLIFORM DI DESA BEDRUG KECAMATAN

PULUNG KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2018

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Sanitasi Kandang

No. Parameter Yang Diamati Ya Tidak

1. Kandang dibersihkan sebelum melakukan

pemerahan

2. Jarak pembuangan limbah ≥ 25 m dari kandang

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

82

LAMPIRAN 8 TABULASI DATA

NO RES

HYGIENE PEMERAH

TOTAL KATEGORI

SANITASI PERALATAN

TOTAT KATEGORI

SANITASI KANDANG

TOTAL KATEGORI 1 2 3 1 2 1 2

1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 0 1 1

2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1

7 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 0 1 1 2 1 0 0 0 0 1 0 1 1

10 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1

11 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1

14 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 0 1 1 2 1 0 0 0 0 1 0 1 1

16 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 0 1 1

17 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 0 1 1

18 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0

19 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0

20 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

21 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1

22 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1

23 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0

24 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0

JUMLAH TDK MEMENUHI SYARAT 21 24 19 - - 16 21 - - 14 24 - -

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

83

LAMPIRAN 9 DISTRIBUSI FREKUENSI

Frequency Table

keberadaan_bakteri_coliform

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak memenuhi syarat 18 75.0 75.0 75.0

memenuhi syarat 6 25.0 25.0 100.0

Total 24 100.0 100.0

hygiene_pemerah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid hygiene pemerah buruk 18 75.0 75.0 75.0

hygiene pemerah baik 6 25.0 25.0 100.0

Total 24 100.0 100.0

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

84

sanitasi_kandang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sanitasi kandang buruk 14 58.3 58.3 58.3

sanitasi kandang baik 10 41.7 41.7 100.0

Total 24 100.0 100.0

sanitasi_peralatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sanitasi peralatan buruk 16 66.7 66.7 66.7

sanitasi peralatan baik 8 33.3 33.3 100.0

Total 24 100.0 100.0

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

85

LAMPIRAN 10 ANALISIS BIVARIAT

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

hygiene_pemerah *

keberadaan_bakteri_coliform 24 100.0% 0 .0% 24 100.0%

hygiene_pemerah * keberadaan_bakteri_coliform Crosstabulation

keberadaan_bakteri_coliform

Total

tidak

memenuhi

syarat

memenuhi

syarat

hygiene_pemerah hygiene buruk Count 16 1 17

Expected Count 12.8 4.2 17.0

% within

hygiene_pemerah 94.1% 5.9% 100.0%

hygiene baik Count 2 5 7

Expected Count 5.2 1.8 7.0

% within

hygiene_pemerah 28.6% 71.4% 100.0%

Total Count 18 6 24

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

86

Expected Count 18.0 6.0 24.0

% within

hygiene_pemerah 75.0% 25.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 11.361a 1 .001

Continuity Correctionb 8.134 1 .004

Likelihood Ratio 11.010 1 .001

Fisher's Exact Test .003 .003

Linear-by-Linear

Association 10.888 1 .001

N of Valid Casesb 24

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.75.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .567 .001

N of Valid Cases 24

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

87

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

hygiene_pemerah (hygiene

buruk / hygiene baik)

40.000 2.965 539.645

For cohort

keberadaan_bakteri_coliform

= tidak memenuhi syarat

3.294 1.015 10.692

For cohort

keberadaan_bakteri_coliform

= memenuhi syarat

.082 .012 .584

N of Valid Cases 24

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

sanitasi_kandang *

keberadaan_bakteri_coliform 24 100.0% 0 .0% 24 100.0%

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

88

sanitasi_kandang * keberadaan_bakteri_coliform Crosstabulation

keberadaan_bakteri_coliform

Total

tidak

memenuhi

syarat

memenuhi

syarat

sanitasi_kandang sanitasi kandang buruk Count 14 0 14

Expected Count 10.5 3.5 14.0

% within

sanitasi_kandang 100.0% .0% 100.0%

sanitasi kandang baik Count 4 6 10

Expected Count 7.5 2.5 10.0

% within

sanitasi_kandang 40.0% 60.0% 100.0%

Total Count 18 6 24

Expected Count 18.0 6.0 24.0

% within

sanitasi_kandang 75.0% 25.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 11.200a 1 .001

Continuity Correctionb 8.229 1 .004

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

89

Likelihood Ratio 13.532 1 .000

Fisher's Exact Test .002 .002

Linear-by-Linear Association 10.733 1 .001

N of Valid Casesb 24

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .564 .001

N of Valid Cases 24

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort

keberadaan_bakteri_coliform

= tidak memenuhi syarat

2.500 1.170 5.341

N of Valid Cases 24

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

90

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

sanitasi_peralatan *

keberadaan_bakteri_coliform 24 100.0% 0 .0% 24 100.0%

sanitasi_peralatan * keberadaan_bakteri_coliform Crosstabulation

keberadaan_bakteri_coliform

Total

tidak

memenuhi

syarat

memenuhi

syarat

sanitasi_peralatan sanitasi peralatan buruk Count 15 1 16

Expected Count 12.0 4.0 16.0

% within

sanitasi_peralatan 93.8% 6.2% 100.0%

sanitasi peralatan baik Count 3 5 8

Expected Count 6.0 2.0 8.0

% within

sanitasi_peralatan 37.5% 62.5% 100.0%

Total Count 18 6 24

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

91

Expected Count 18.0 6.0 24.0

% within

sanitasi_peralatan 75.0% 25.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 9.000a 1 .003

Continuity Correctionb 6.250 1 .012

Likelihood Ratio 8.926 1 .003

Fisher's Exact Test .007 .007

Linear-by-Linear Association 8.625 1 .003

N of Valid Casesb 24

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .522 .003

N of Valid Cases 24

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

92

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

sanitasi_peralatan (sanitasi

peralatan buruk / sanitasi

peralatan baik)

25.000 2.095 298.287

For cohort

keberadaan_bakteri_coliform

= tidak memenuhi syarat

2.500 1.013 6.171

For cohort

keberadaan_bakteri_coliform

= memenuhi syarat

.100 .014 .719

N of Valid Cases 24

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

93

LAMPIRAN 11 DOKUMENTASI

Gambar 1: pemerah menggunakan gayumg untuk menampung susu

Gambar 2: jarak pembuangan limbah dekat dengan kandang

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

94

Gambar 3: memanaskan mulut botol menggunakan bunsen

Gambar 4: sterilisasi tangan sebelum pengambilan sampel

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

95

Gambar 5: proses pemerahan Gambar6:pengambilan sampel

Gambar 7: pengukuran jarak kandang dengan pembuangan limbah

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

96

Gambar 8 pembersihan kandang Gambar 9 pengisian kuesioner

Gambar 10 pengisian kuesioner

Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN HYGIENE SANITASI PEMERAH SUSU SAPI …repository.stikes-bhm.ac.id/325/1/RESITA ROZA... · v PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

97

LAMPIRAN 12 LEMBAR REVISI SKRIPSI