skripsi hilmi.pdf

Upload: irmayulianty

Post on 01-Mar-2018

244 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    1/92

    INTERPRETASI DATA GEOLISTRIK IP (INDUCED

    POLARIZATION) UNTUK MENGIDENTIFIKASI MINERAL

    LOGAM DI DAERAH BOGOR, JAWA BARAT

    Skripsi

    Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Sains ( S.Si )

    Disusun Oleh :

    ZULHILMI WICAKSONO

    1111097000038

    PROGRAM STUDI FISIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2015/1436 H

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    2/92

    INTERPRETASI DATA GEOLISTRIK IP (INDUCED

    POLARIZATION) UNTUK MENGIDENTIFIKASI MINERALLOGAM DI DAERAH BOGOR, JAWA BARAT

    Oleh :

    ZULHILMI WICAKSONO

    NIM 1111097000038

    Skripsi

    Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Sains ( S.Si )

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    PROGRAM STUDI FISIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2015/1436 H

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    3/92

    INTERPRETASI

    DATA

    GEOLISTRIK

    IP

    INDaCED

    mIlRIZArrOrg

    T}NTUK

    MENGIDENTIFIKASI

    MII\TERAL

    LOGAM

    DI

    DAERAE

    BoG0R,JAWA

    BARAT

    Skripsi

    Diajukan

    kepada Fakultas

    Sains

    dan

    Teknologi

    Untuk

    Menrenuhi

    Persyaratan

    Merqperoleh

    Gelar

    Sarjana

    Sains

    S.Si)

    Oleh

    ZUUIILMI

    WICAKSONO

    I\IM: 1111097finm8

    Menyetujui

    DosmPernbimbing

    I

    DosenPembimbing

    II

    wtua

    h.

    AgusBudiono,

    MT

    NIP:

    19620220199003

    I 002

    Tati

    Zera- M.Si

    MP: 196906082m501

    2ffi2

    Mengeahui

    Ketua

    Program

    Studi Fisika

    ll*CIrrt

    Dr.

    Eng.

    Nur

    Aida

    M.Si

    MP: 10780616

    20O50I

    2 OO9

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    4/92

    PENGESAHAN

    UJIAN

    Skripsi

    berjudul

    *TNTERPRETAST

    DATA

    GEoLrsrRrK

    rp

    (INDUCED

    POLARIZATIOIV

    T]NTUK

    MENGIDBNTIFIKASI

    MINERAL

    LOGAM

    DI

    DAER{H

    BoGoR,

    JAWA

    BARAT'

    yang

    ditulis

    oleh Zulhilmi

    wicaksono

    dengan

    NIM

    1111097000038

    telah

    diuji

    dan dinyatakan

    lulus

    dalam

    sidang

    Munaqosyah

    Fakultas

    Sains

    dan

    Teknologi

    Universitas

    Islam

    Negeri

    Svarif

    Hidayatullah

    Jakarta

    pada

    tanggal

    6

    Juli

    2015.

    Skripsi ini

    telah

    diterima

    sebagai

    salah

    satu

    syarat

    untuk memperoleh gelar

    sarjana

    Strata Satu

    (Sl)

    Program

    Studi

    Fisika.

    Jakarta

    Menyetujui.

    Penguji

    II

    NIP:

    19510617

    198503

    1001

    ffi

    Dosen

    Pembimbing

    I

    Dosen

    Pembimbing

    II

    0w

    Dr.

    Agus

    Budiono,

    MT

    Tati

    Zera

    M.Si

    NIP: 19620220199OA31002

    NIp:

    19690608200501

    2002

    Mengetahui

    Dekan

    Fakultas

    Sains

    dan

    Teknologi

    Ketua

    program

    studi Fisika

    [,]- nnry

    Dr. Agus

    Salirq

    M.Si

    Dr.

    Eng.

    Nur

    Aida.

    M.Si

    Penguji

    I

    ^Uo

    srul

    Aziz.

    DEA

    NIP:

    19720816

    199903

    I 003

    NIp: 19780616

    200501

    2 009

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    5/92

    iii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat

    nikmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir dan

    menyusun laporan ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari Tugas Akhir ini

    yaitu: INTERPRETASI DATA GEOLISTRIK IP (INDUCED POLARIZATION)

    UNTUK MENGIDENTIFIKASI MINERAL LOGAM DI DAERAH BOGOR,

    JAWA BARAT. Laporan tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu

    persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu (S1) di Jurusan

    Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Selama melaksanakan tugas akhir ini penulis banyak menemukan hal baru

    dan berbagai kesulitan yang dapat dijadikan suatu pelajaran. Namun demikian

    penulis dapat menyelesaikannya sesuai waktu yang direncanakan berkat dari

    dorongan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin

    mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1.

    Kedua orang tua selaku motivator yang tak pernah berhenti dalam

    memberikan dukungan moril maupun materil serta doanya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

    2. Ibu Nur Aida, M.Si selaku ketua Program Studi Fisika UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3.

    Bapak Dr. Agus Budiono selaku pembimbing pertama yang memberikan

    kesempatan dan arahan kepada penulis.

    4. Ibu Tati Zera, M.Si selaku pembimbing kedua yang memberikan

    pengetahuannya dan memberikan arahan kepada penulis.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    6/92

    iv

    5. Ibu Nunung Isnaini S.Si selaku laboran PLT UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta yang banyak memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.

    6. Staff / karyawan di lingkungan PT. Antam Tbk, Bapak Agus Pajrin, Bapak

    Wahyu, Bapak Aditya, Bapak Ganjar, Bapak Akbar dan Ibu yang telah

    memberikan kesempatan bisa melaksanakan data/riset untuk penyusunan

    tugas akhir ini dan telah memberikan ilmu pengetahuannya.

    7. Staf / karyawan / dosen di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi, Pusat

    Laboratorium Terpadu program studi fisika.

    8.

    Seluruh teman-teman tercinta Fisika angkatan 2011 yang memberikan

    motivasi, dukungan, doa, semangat dan kenangan dari awal perkuliahan

    sampai penyelesaian tugas akhir ini. Terutama Ryan dan Nizar yang telah

    membantu dalam proses selama penulisan.

    9.

    Geofisika 2013 yang telah membantu dengan pengetahuannya selama

    penulisan serta dukungannya.

    Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih banyak

    kekurangan dalam materi maupun teknik penyajiannya, oleh karena itu penulis

    mengharapkan masukan berupa saran maupun kritik yang membangun dari

    berbagai pihak. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat di masa yang akan datang

    dan dapat dijadikan acuan untuk pengembangan selanjutnya.

    Jakarta, 6 Juni 2015

    Zulhilmi Wicaksono

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    7/92

    v

    ABSTRAK

    Telah dilakukan penelitian tentang Interpretasi data geolistrik IP (InducedPolarization) untuk mengidentifikasi mineral logam di daerah Bogor, Jawa Barat.

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan mineral logam melalui datayang di dapat dengan dua parameter dari hasil data pengukuran, yaitu resistivitas

    dan chargeabilitas yang kemudian diolah dengan menggunakan software

    Res2Dinv.Dari data IP ini akan diperoleh dua jenis penampang melintang 2D yaitu

    penampang Resistivitas dan Chargeabilitasuntuk setiap lintasan. Kemudian hasil

    pengolahan data tersebut akan diinterpretasikan untuk menentukan posisi dan

    keberadaan mineral logam. Konfigurasi pengukurannya menggunakan dipole-

    dipole dengan jarak spasi elektroda forouspot 100 meter dan panjang tiap lintasan

    sampai 1500 meter. Keberadaan mineral logam diidentifikasi dengan nilai

    resistivitas yang sangat rendah (

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    8/92

    vi

    ABSTRACT

    Has conducted research on "Interpretation of data geoelectric IP (InducedPolarization) to identify metallic minerals in Bogor, West Java". This study aims

    to determine the presence of metallic minerals through the data in the can with twoparameters from the measurement data, the resistivity and chargeabilitas were then

    processed using softwareRES2DINV. The IP data will be obtained two types of 2Dcross sections are cross-sectional resistivity and Chargeabilitas for each track.

    Then, the data processing will be interpreted to determine the position and the

    presence of metallic minerals. Configuration measurement using a dipole-dipole

    electrode spacing with forouspot 100 meters and the length of each track up to 1500

    meters. The existence of metallic minerals were identified with extremely low

    resistivity values (

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    9/92

    vii

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    2.

    Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

    cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

    atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

    menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 6 Juli 2015

    Zulhilmi Wicaksono

    1111097000040

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    10/92

    viii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i

    PENGESAHAN UJIAN .................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR .....................................................................................iii

    ABSTRAK ....................................................................................................... v

    ABSTRACT .................................................................................................... iv

    LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

    BAB I ................................................................................................................ 1

    PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

    1.1.

    Latar Belakang ..................................................................................... 1

    1.2.Rumusan Masalah ................................................................................ 3

    1.3.Batasan Masalah .................................................................................. 3

    1.4.Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

    1.5.Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

    1.6.Sistematika Penulisan ........................................................................... 4

    BAB II .............................................................................................................. 6

    LANDASAN TEORI ........................................................................................ 6

    2.1 Metode Resistivitas .............................................................................. 6

    2.2 MetodeInduced Polarization(IP) ........................................................9

    2.3

    Sumber-Sumber Penyebab Polarisasi .................................................. 11

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    11/92

    ix

    2.3.1 Polarisasi Membran ............................................................. 12

    2.3.2

    Polarisasi Elektroda ............................................................. 14

    2.4 Pengukuran Metode IP ...................................................................... 15

    2.4.1

    Kawasan Waktu (Time Domain IP) .................................... 15

    2.4.2 Kawasan Frekuensi (Frequency Domain IP) ...................... 18

    2.5 Hubungan IP Time Domain dan Frekuensi Domain ........................... 19

    2.6 Konfigurasi Elektroda ....................................................................... 20

    2.7 Sifat Kelistrikan Batuan .................................................................... 23

    BAB III ........................................................................................................... 26

    METODE PENELITIAN ................................................................................ 26

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 26

    3.2 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................. 27

    3.3

    Tahapan Penelitian ............................................................................ 28

    3.3.1

    Pemetaan Geologi ............................................................. 29

    3.3.2

    Pengukuran IP (Induced Polarization) ............................... 29

    3.3.3 Pengambilan Data ............................................................. 30

    3.4 Pengolahan Data ............................................................................... 31

    3.4.1

    Pengolahan Data TIP Pro ................................................... 31

    3.4.2 Pengolahan DataRes2Dinv ................................................ 37

    3.5

    Interpretasi Data ................................................................................ 42

    BAB IV .......................................................................................................... 43

    HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 43

    4.1 Geologi Daerah Penelitian ................................................................. 43

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    12/92

    x

    4.2 Pengukuran Resistivitas dan Chargeabilitas ......................................46

    4.3

    Interpretasi Lintasan LDH 1 .............................................................. 47

    4.4 Interpretasi Lintasan LDH 0 .............................................................. 48

    4.5

    Interpretasi Lintasan LDH -1 ............................................................. 50

    4.6 Interpretasi Lintasan LDH -2 ............................................................. 51

    4.7 Interpretasi Lintasan LDH -3 ............................................................. 52

    4.8 Interpretasi Lintasan LDH -4 ............................................................. 53

    BAB V ............................................................................................................ 55

    KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 55

    5.1

    Kesimpulan ....................................................................................... 55

    5.2 Saran ................................................................................................. 55

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56

    LAMPIRAN ................................................................................................... 58

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    13/92

    xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Ilustrasi Hukum OHM ................................................................... 7

    Gambar 2.2 Model Polarisasi Membran .......................................................... 13

    Gambar 2.3 Model Polarisasi Elektroda .......................................................... 14

    Gambar 2.4 Grafik Penurunan Potensial .......................................................... 16

    Gambar 2.5 Konfigurasi Dipole-dipole ........................................................... 20

    Gambar 2.6 Konfigurasi Wenner ..................................................................... 21

    Gambar 2.7 Konfigurasi Schlumberger ........................................................... 22

    Gambar 3.1 Peta Lokasi Data Penelitian .......................................................... 27

    Gambar 3.2 Diagram Alir Tahapan Penelitian ................................................. 28

    Gambar 3.3 Resistivitas-IP 2D Konfigurasi Dipole-dipole .............................. 30

    Gambar 3.4 Tampilan awal dan fungsi tombol perintah ................................... 32

    Gambar 3.5 Tampilan Add TDIP Data ............................................................ 33

    Gambar 3.6 Tampilan Folder TMR dan V8 ..................................................... 33

    Gambar 3.7 File V8 di Database ...................................................................... 34

    Gambar 3.8 Tampilan Chargeabilitas, stacked waveform, all channels ............ 35

    Gambar 3.9 Edit Setup Information ................................................................. 35

    Gambar 3.10 Tampilan Nilai Parameter .......................................................... 36

    Gambar 3.11 Data IP dalam Noteped .............................................................. 37

    Gambar 3.12 Input Data File ........................................................................... 38

    Gambar 3.13 Tampilan pesan Data yang terbaca ............................................. 39

    Gambar 3.14 Tampilan penampang Resistivitaspseudection ........................... 39

    Gambar 3.15 Tampilan Data IP ....................................................................... 40

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    14/92

    xii

    Gambar 3.16 Nilai Iterasi ................................................................................ 40

    Gambar 3.17 Tipe Interval Kontur IP .............................................................. 41

    Gambar 3.18 Tampilan Penampang IP ............................................................ 41

    Gambar 3.19 Tampilan Topografi ................................................................... 42

    Gambar 4.1 Peta Topografi dan Lintasan Pengukuran ..................................... 44

    Gambar 4.2 Penampang Resistivitas dan ChargeabilitasLDH 1 ..................... 48

    Gambar 4.3 Penampang Resistivitas dan ChargeabilitasLDH 0 ..................... 49

    Gambar 4.4 Penampang Resistivitas dan ChargeabilitasLDH -1 .................... 50

    Gambar 4.5 Penampang Resistivitas dan ChargeabilitasLDH -2 .................... 51

    Gambar 4.6 Penampang Resistivitas dan ChargeabilitasLDH -3 .................... 52

    Gambar 4.7 Penampang Resistivitas dan ChargeabilitasLDH -4 .................... 53

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    15/92

    xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Data Lintasan LDH 1 .................................................................. 58

    Lampiran 2. Data Lintasan LDH 0 .................................................................. 61

    Lampiran 3. Data Lintasan LDH -1 ................................................................. 65

    Lampiran 4. Data Lintasan LDH -2 ................................................................. 67

    Lampiran 5. Data Lintasan LDH -3 ................................................................. 71

    Lampiran 6. Data Lintasan LDH -4 ................................................................. 75

    Lampiran 7. Gambar jenis batuan .................................................................... 77

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    16/92

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Mineral dalam arti geologi adalah suatu zat atau benda persenyawaan kimia

    asli atau yang tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat kimia dan fisik

    tertentu, dan biasanya berbentuk padat. Yang di maksud persenyawaan kimia asli

    adalah mineral harus terbentuk secara alami oleh alam, karena banyak zat-zat yang

    sifatnya sama dengan mineral dapat di buat di laboratorium. Mineral tersusun atas

    atom-atom serata molekul-molekul dari unsur yang berbeda namun memiliki pola

    yang teratur. Karena keteraturan ini membuat mineral mempunyai sifat yang

    teratur.(Thompson G.R.R, 1996)

    Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di

    lembah lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang

    mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat

    perhiasan atau alatalat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu... (Q.S. Ar-

    Rad : 17)

    Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan

    Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan... (Q.S Al-Araf :10)

    Kegiatan eksplorasi di bidang pertambangan sangat dibantu dengan di

    aplikasinya berbagai macam metode geofisika yang berpengaruh terhadap

    pencarian dan penemuan suatu mineral. Selain itu juga metode geofisika berguna

    untuk mengetahui pelamparan dan penyebaran mineral, maupun asosiasi

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    17/92

    2

    mineralnya sehingga dapat menggambarkan keadaan jebakan mineral di daerah

    tersebut. Metode-metode yang diterapkan untuk eksplorasi suatu endapan mineral

    di suatu daerah juga haruslah diperhatikan keefektifannya. PT. Antam (aneka

    tambang) Tbk, adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang menggeluti dunia

    eksplorasi mineral logam.

    Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor merupakan tempat eksplorasi dan

    penambangan mineral logam PT. Antam unit pertambangan bisnis emas Pongkor.

    Perusahaan ini berdiri pada tahun 1974 sampai sekarang yang berproduksi dengan

    kapasitas 2,5 ton emas/tahun. Mineral logam yang terdapat di area Gunung Pongkor

    dan sekitarnya ini berasal dari batuan beku yaitu andesit. Mineral logam ini

    terbentuk akibat proses larutan hidrotermal yang menerobos ke dalam rekahan

    batuan beku yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi mineral

    dan menghasilkan mineral logam.

    Metode geolistrik lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya

    dangkal, karena jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000

    atau 1500 kaki. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi

    minyak tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang geologi teknik seperti

    penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air, juga digunakan dalam

    eksplorasi panas bumi (geothermal).

    Metode IP (Induced Polarization) merupakan salah satu metode geofisika

    yang mana merupakan cabang dari metode geolistrik. Metode ini merupakan

    pengembangan dari metode geolistrik resistivitas. Perbedaan metode geolistrik

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    18/92

    3

    resistivitas dan metode IP terletak pada perlakuan pengukurannya. Pada metode

    geolistrik resistivitas, potensial diukur ketika arus diinjeksikan, sedangkan pada

    metode IP potensial diukur ketika arus dimatikan (Wijatmoko dkk, 2011).

    1.2 Rumasan Masalah

    Untuk mendapatkan gambaran mengenai sebaran mineralisasi bawah

    permukaan suatu daerah secara fisis, maka dilakukan eksplorasi geofisika dengan

    menggunakan metode Induced Polarization (Polarisasi Terinduksi) dengan cara

    pengukuran kawasan waktu (time domain). Metode Polarisasi terinduksi dalam

    kawasan waktu dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan mineral emas

    berdasarkan nilai chargeabilitybatuan.

    1.3 Batasan Masalah

    Batasan dari penelitian tugas akhir ini adalah mencakup masalah proses

    pengolahan (processing),analisis dan interpretasi data Induced Polarization (IP)

    hasil akusisi lapangan di daerah Bogor, Jawa Barat untuk identifikasi mineral

    logam.

    1.4 Tujuan Penelitian

    1. Melakukan proses pengolahan data geolistrik induksi polarisasi mulai dari

    tahap inputdata hingga tahap interpretasi.

    2. Memperoleh hasil penampang 2D berdasarkan hasil pengolahan data

    resistivitasdan chargeabilitas.

    3. Memperoleh hasil identifikasi mineral logam berdasarkan hasil penampang

    2D yang telah di interpretasikan.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    19/92

    4

    1.5 Manfaat Penelitian

    Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan

    penampang resistivitas dan chargeabilitas 2D yang baik sehingga dapat

    diinterpretasikan dan juga mampu menjadi acuan dalam penelitian detail geologi

    dan geofisika untuk melakukan mapping terhadap daerah prospek mineral.

    1.6 Sistematika Penulisan

    Penulisan penelitian tugas akhir ini dibagi menjadi dua segmen dimana

    segmen pertama dimulai dengan abstrak, sedangkan pada segmen kedua terdiri dari

    kata pengantar, daftar isi, dan daftar gambar kemudian dilanjutkan dengan laporan

    penelitian tugas akhir. Laporan penelitian tugas akhir ini terdiri dari lima bab, yang

    sistematika dan tujuannya dapat diuraikan sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang mengapa dilakukannya

    penelitian tugas akhir ini, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

    manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan.

    BAB II TEORI DASAR

    Pada bab ini merupakan rangkuman teori-teori dan kata-kata yang

    dikumpulkan dari berbagai literatur yang berhubungan dengan tugas akhir ini.

    Sebagian dari teori dan data-data tersebut selanjutnya akan dijadikan rujukan dalam

    melakukan analisis dari pengolahan data.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    20/92

    5

    BAB III METODE PENELITIAN

    Pada bab ini menguraikan tentang waktu dan tempat penelitian, bahan dan

    peralatan penelitian, teknik pengolahan data serta tahapan-tahapan penelitian.

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini diuraikan tentang analisis data penelitian. Dari pengolahan data

    akan dijelaskan tentang fenomena-fenomena apa yang terjadi.

    BAB V PENUTUP

    Pada bab ini berisi poin-poin singkat yang mengulas kesimpulan dari

    penelitian dengan memaparkan kesimpulan dari penelitian yang kemudian diikuti

    dengan saran penulis untuk penelitian-penelitian berikutnya.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    21/92

    6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Metode Resistivitas (Tahanan Jenis)

    Metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika berdasarkan pada

    konsep kelistrikan di dalam bumi. Geolistrik pertama kali digunakan oleh Conrad

    Schlumberger pada tahun 1912. Metode resistivitas (tahanan jenis) adalah metode

    untuk menyelidiki struktur bawah permukaan berdasarkan perbedaan resistivitas

    batuan. Resistivitas batuan bervariasi menurut jenis batuan, porositas, dan

    kandungan fluida seperti minyak, gas dan air (Waluyo, 2001)

    Pada umumnya, metode geolistrik resistivitas hanya digunakan untuk

    eksplorasi dangkal sekitar 100 m (Telford, 1990). Metode geolistrik resistivitas ini

    jarang digunakan untuk eksplorasi dalam, dikarenakan informasi yang digunakan

    kurang akurat jika mencapai lapisan kedalaman > 100 m. Oleh sebab itu metode ini

    jarang digunakan untuk eksplorasi minyak, tetapi lebih banyak digunakan dalam

    bidangengineering geology seperti penentuan kedalaman basemant (batuan dasar),

    pencarian reservoir (tandon) air, dan eksplorasi geothermal (panas bumi)

    (Wuryanto, 2007).

    Pada metode resistivitas dapat ditentukan dengan menggunakan hukum

    Ohm. Menurut George Ohm pada tahun 1827 M menyatakan bahwa besarnya arus

    yang mengalir dalam suatu material sebanding dengan besarnya beda potensial,

    artinya semakin besar arus yang mengalir maka akan semakin besar pula beda

    potensial yang terukur dan sebagai konstanta pembandingnya adalah resistansi.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    22/92

    7

    Gambar 2.1 Ilustrasi Hukum OHM

    Jika pada sebuah kawat konduktor dengan panjang L, luas penampang A

    dan hambatan listrik R, maka dapat di rumuskan:

    R =

    ...........................................................................(2.1)

    Dimana :

    R = Hambatan ()

    = resistivitas (m)

    L = panjang kawat konduktor (m)

    A = luas penampang kawat konduktor (m2)

    Menurut hukum Ohm, besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah

    penghantar akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang

    diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R), yang

    dirumuskan dengan:

    R =

    ...............................................................................(2.2)

    Dimana:

    R = hambatan ()

    V = beda potensial (mV)

    I = besarnya arus yang diberikan (mA)

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    23/92

    8

    Resistivitas atau tahanan jenis merupakan parameter sifat fisis yang

    menunjukkan daya hambat suatu medium (batuan) dalam mengalirkan arus listrik.

    Setiap batuan penyusun bumi mempunyai nilai resistivitas yang berbeda-beda

    tergantung dari faktor yang mempengaruhinya. Secara umum variasi nilai

    resistivitas dapat dijadikan acuan untuk mencerminkan tingkat kekompakan batuan.

    Semakin tinggi nilai resistivitas suatu batuan maka diperkirakan semakin kompak

    pula batuannya. Metode resistivitas digunakan karena memiliki harga resistivitas

    yang rendah, bersifat konduktif terutama pada mineral logam.

    Resistivitas suatu bahan adalah besaran atau parameter yang menunjukkan

    tingkat hambatan terhadap arus listrik. Bahan yang mempunyai resistivitas makin

    besar berarti semakin sulit untuk dilalui oleh arus listrik. Resistivitas atau tahanan

    jenis diberi simbol . Tahanan jenis merupakan kebalikan dari konduktivitas yang

    diberi simbol . Sehingga, =

    dengan satuan adalah ohm-meter (m).

    Prinsip kerja geolistrik dengan mengukur resistivitas (tahanan jenis) dengan

    menginjeksikan arus listrik kedalam medium tanah melalui elektroda arus, lalu

    diterima oleh elektroda tersebut dan diukur dengan volt meter. Dari harga

    pengukuran tersebut dapat dihitung resistivitas semu batuan dengan menggunakan

    persamaan sebagai berikut:

    =

    ...............................................................(2.3)

    Dimana:

    = resistivitas (tahanan jenis) dalam ohm-meter

    k = faktor geometri konfigurasi elektroda

    V = beda potensial (mV)

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    24/92

    9

    I = besarnya arus yang diberikan (mA)

    Metode resistivitas biasa menggunakan arus DC (arus searah) diantara 2

    elektroda arus yang ditancapkan ditanah dan mengukur beda potensial pada

    elektroda yang tidak membawa arus. Elektroda potensial (P) berada segaris di

    antara elektroda arus (C), dari beda potensial yang terukur dapat dihitung nilai

    resistivitasnya.

    2.2 Metode I nduced Polarization(IP)

    Metoda Induced Polarization (IP) merupakan metoda geolistrik, yang

    dalam geofisika umumnya di bidang eksplorasi logam dasar (basemetal). Metoda

    ini banyak digunakan dalam eksplorasi logam dasar karena adanya fenomena

    polarisasi yang terjadi di dalam suatu mediun batuan. Fenomena polarisasi itu

    menandakan adanya kandungan logam di bawah permukaan yang tidak terdeteksi

    dengan baik jika hanya menggunakan metoda geolistrik resistivitas. Sehingga,

    dalam eksplorasi logam dasar umumnya dilakukan dengan menggabungkan dua

    metoda yaitu metoda IP dan resistivitas (Telford, 1990).

    Polarisasi adalah kemampuan batuan untuk menciptakan atau menyimpan

    sementara energi listrik, pada umumnya lewat proses elektrokimia. Induced

    Polarization adalah efek yang muncul saat batuan terinduksi oleh energi listrik yang

    ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui batuan, dan batuan itu menyimpan

    induksi untuk sememtara (Nurhakim, 2006). Jadi metode Induced Polarization

    adalah metode yang didasarkan atas fenomena polarisasi yang terjadi di dalam suatu

    medium batuan.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    25/92

    10

    Metode IP adalah salah satu metode geofisika dan sedang berkembang pesat

    terutama dalam bidang tehnik pertambangan yaitu eksplorasi mineral ekonomis dan

    geofisika lingkungan. Metode IP pada dasarnya merupakan pengembangan dari

    metode geolistrik tahanan jenis dan mampu memberikan informasi tambahan ketika

    tidak ditemukan kontras tahanan jenis yang memadai. Metode ini memiliki teknis

    pengukuran yang tidak jauh berbeda dengan pengukuran tahanan jenis.

    Metode IP merupakan metode yang dapat dimanfaatkan untuk

    menginvestigasi struktur permukaan bumi yang mengandung deposit mineral.

    Dengan prinsip mengalirkan arus listrik kedalam bumi kemudian mengamati beda

    potensial yang terjadi setelah arus listrik dihentikan. Ketika arus diputus, idealnya

    beda potensial tersebut langsung menjadi nol/hilang, tetapi pada medium-medium

    tertentu akan menyimpan energi listrik (sebagai kapasitor) dan akan dilepaskan

    kembali. Jadi, walaupun arus sudah diputus, tetapi beda tegangan masih akan

    meluruh terhadap waktu dan berangsur-angsur hilang/nol. Efek ini dinamakan efek

    Induced Polarization. Polarisasi dapat terjadi karena adanya medium yang

    mengandung mineral logam (Siti Rahmah, 2009).

    Metode IP mampu mengidentifikasi mineral yang disseminated (tersebar)

    namun sulit untuk mineral yang massive. Hal ini disebabkan mineral yang tersebar

    lebih mudah terpolarisasi akibat arus yang melewatinya. Metode induksi polarisasi

    ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan metode geolistrik yang lainnya,

    yaitu hasil pengukuran dengan menggunakan metode induksi polarisasi ini dapat

    merespon atau mengukur resistivitas dan percent frequency effect (PFE) secara

    vertikal dan horizontal.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    26/92

    11

    2.3 Sumber-Sumber Penyebab Polarisasi

    Sumber-sumber penyebab polarisasi terjadi karena adanya penyimpanan

    tenaga listrik. Bentuk penyimpanan yang mungkin adalah:

    Tersimpan langsung dalam bentuk tenaga listrik dalam medium dengan

    terbentuknya dwikutub-dwikutub listrik.

    Tersimpan dalam bentuk tenaga mekanis yang dalam elektrokimia disebut

    elektro-kinetik.

    Tersimpan dalam bentuk tenaga kimia. Ini terjadi jika arus listrik mengalir

    melalui mineral logam.

    Karena penyebaran mineral yang tidak merata, sehingga terjadi perbedaan

    konduktivitas. Arus listrik yang mengalir melalui daerah ini menimbulkan

    cellkonsentrasi.

    Ketika arus diinjeksikan ke bawah permukaan, arus listrik memberikan

    energi kepada material penyusun batuan yang kemudian disimpan dalam bentuk

    energi elektrokimia. Dimana energi ini merupakan hasil dari:

    Perbedaan kecepatan ion-ion yang bergerak di dalam fluida dari pori-pori

    batuan.

    Perbedaan nilai konduktivitas ion dan konduktivitas listrik batuan yang

    mengandung mineral logam.

    Perbedaan-perbedaan diatas yang menjadi penyebab terjadinya polarisasi membran

    dan polarisasi elektroda pada batuan.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    27/92

    12

    2.3.1 Polarisasi Membran

    Polarisasi membran dinamakan polarisasi elektrolitik atau polarisasi

    bukan logam. Polarisasi membran merupakan indikator konduksi elektrolit

    yang terbentuk akibat perbedaan kemampuan ion-ion dalam fluida pori untuk

    bermigrasi dalam batuan berpori (Lowrie, 2007) .Konduksi elektrolit terjadi

    apabila material tidak memiliki kandungan mineral logam. Konduksi jenis ini

    dapat berlangsung pada batuan yang memiliki porositas dan permeabilitas baik.

    Polarisasi membran dapat disebabkan oleh penyempitan di sisi ruang pori-pori

    dengan adanya keberadaan partikel lempung (clay) bersama butiran mineral.

    Polarisasi membran terjadi sebagai akibat adanya partikel lempung pada

    pori-pori batuan. Partikel lempung memiliki sifat bermuatan negatif yang

    sangat besar kemudian menyebabkan ion-ion positif pada fluida elektrolit akan

    tertarik ke arah partikel lempung yang bermuatan negatif. Hal ini menyebabkan

    ion positif akan terakumulasi pada sisi pori-pori batuan dan ion negatif yang

    berasal dari fluida elektrolit akan menjauh dari partikel lempung. Akumulasi

    ion positif ini tidak akan terlalu berpengaruh bila tidak diberikan beda potensial

    pada batuan tersebut. Namun jika diberikan beda potensial maka muatan

    elektron yang berasal dari arus listrik yang diinjeksikan ke dalam struktur

    batuan akan terhambat oleh akumulasi ion positif tersebut. Proses

    penghambatan inilah yang menjadi konsep dasar dari polarisasi membran

    dalam dalam pori-pori batuan (Gambar 2.2).

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    28/92

    13

    Gambar 2.2 Model polarisasi membran, (a) tanpa beda potensial, (b) ada beda

    potensial (Teleford, 1990)

    Pada gambar 2.2 merupakan model dalam skala mikroskopis. Terlihat

    adanya proses penghambatan mobilisasi ion-ion oleh polarisasi membran saat

    arus diinjeksikan. Penghambatan mobilisasi ion-ion ini akan sangat besar

    pengaruhnya bila perubahan medan listrik yang lambat dengan frekuensi yang

    lebih kecil dari 0.01 Hz dengan kata lain batuan memiliki impedansi yang lebih

    besar pada frekuensi rendah. Hal ini berlaku sebaliknya untuk frekuensi besar.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    29/92

    14

    2.3.2 Polarisasi Elektroda

    Polarisasi elektroda merupakan sumber polarisasi terbesar yang

    disebabkan adanya mineral logam dalam batuan. Batuan yang mengandung

    logam dipandang sebagai suatu elektrolit. Polarisasi elektroda pada prinsipnya

    sama seperti efek membran polarisasi, yang terjadi ketika mineral logam hadir

    dalam batuan berpori. Bila dalam pori-pori batuan terdapat mineral logam dan

    elektrolit, maka pada bidang batas antara mineral logam dan elektrolit terjadi

    susunan muatan yang berlawanan membentuk suatu susunan kapasitor yang

    disebut dengan lapisan kembar listrik (electrical double layer).

    Gambar 2.3 Model polarisasi elektroda, penampang melintang batuan dan

    gerakan ion-ion pada pori-pori batuan (Teleford, 1990)

    Pada saat batuan dialiri arus listrik ion-ion akan bergerak dan sebagian

    tertahan oleh adanya mineral logam. Sumbatan mineral logam menyebabkan

    polarisasi elektroda. Pada bidang batas antara mineral logam dan larutannya

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    30/92

    15

    akan terjadi reaksi-reaksi kimia yang menimbulkan potensial ekstra yang

    disebut dengan overvoltage. Besarnya overvoltagedipengaruhi oleh besarnya

    arus dan lama arus yang melewatinya, overvoltagedapat berharga positif atau

    negatif. Pada saat arus melewati butir-butir mineral logam, mineral akan

    terpolarisasi, (karena efek elektrokimia) satu sisi menjadi kutub positif sedang

    sisi lain menjadi kutub negatif.

    2.4 Pengukuran Metode IP

    Pengukuran metode IP dilakukan dalam dua cara yaitu Time Domain IPdan

    Frequency Domain IP. Time Domain IP yaitu pengukuran polarisasi dengan

    menghitung harga potencial decay nya, dan Frequency Domain IP yaitu

    pengukuran polarisasi dengan mengukur harga resistivitas sebagai fungsi frekuensi

    arus yang dimasukkan ke dalam medium.

    2.4.1 Kawasan Waktu (Time Domain IP)

    Arus listrik searah dimasukkan ke dalam medium melalui dua buah

    elektroda arus, kemudian diukur beda potensial pada dua elektroda

    potensialnya, selama arus masih mengalir dicatat beda potensial Vp. Arus

    listrik dialirkan selama beberapa detik untuk menimbulkan polarisasi dalam

    medium. Setelah arus dimatikan, pada elektroda potensial terukur adanya

    potential decay V(t). Arus listrik dialirkan pada arah yang berlawanan, setelah

    arus dimatikan akan terjadi juga potential decay V(t), jadi dalam pengukuran

    selalu dilakukan urutan pemberian arus listrik positif (+), mati (nol) dan negatif

    (-).

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    31/92

    16

    Gambar 2.4 Grafik Penurunan Potensial (Teleford, 1990)

    Parameter yang dihitung adalah:

    1. Chargeability

    Untuk menghitung nilai chargeability, dilakukan perbandingan nilai

    Vp dan nilai ratarata Vs yang diperoleh dengan mengintegralkan nilai

    Vs terhadap sampel waktu peluruhan yang dipergunakan.

    =

    2

    1

    )(

    t

    t

    dttV ...........milidetik.....................(2.4)

    Dimana:

    t1 dan t2 = batas-batas integrasi

    Vs (t) = tegangan sekunder

    Vp = tegangan primer

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    32/92

    17

    2.

    IP efek (%)

    Parameter yang diperoleh dalam pengukuran ini yaitu beda potensial

    primer (Vp), beda potensial skunder (Vs) dan waktu peluruhan. Beda

    potensial primer merupakan beda potensial saat arus belum dimatikan,

    sedangkan beda potensial sekunder merupakan beda potensial yang

    terukur selama waktu peluruhan nilai beda potensial hingga mencapai

    nilai nol. Untuk mengetahui seberapa besar nilai perbandingan efek

    polarisasi pada batuan, dibandingkan nilai Vp dan Vs untuk selang

    waktu t1 kemudian dikalikan 100%. (Teleford etc, 1990).

    IP (%) =Vp

    tV )( 1 x100% .......................................(2.5)

    Tabel 2.1 Chargeabilitybeberapa mineral (Teleford, 1990)

    Mineral Chargeability

    Pyrite 13.4

    Chalcopyrite 9.4

    Chalcocite 13.2Copper 12.3

    Galena 3.7

    Magnetite 2.2

    Malachite 0.2

    Hematite 0.0Graphite 11.2

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    33/92

    18

    Tabel 2.2 Chargeabilitymineral dan batuan (Teleford, 1990)

    Mineral dan Batuan Chargeability20% sulfides 2,000-3,000

    0-20% sulfides 1,000-2,0002-8% sulfides 500-1,000

    Volcanic tuffs 300-800

    Sandstone, siltstone 100-500

    Dense volcanic rocks 100-500

    Shale 50-100

    Granite 10-50

    Limestone,dolomite 10-20

    2.4.2 Kawasan Frekuensi (Frequency DomainIP)

    Sumber yang dipakai pada pengukuran Kawasan Frekuensi (Frequency

    Domain IP) adalah arus AC (arus bolak-balik) yang merupakan fungsi

    frekuensi, dan diukur potensialnya sebagai fungsi frekuensi yang dipakai. Pada

    pengukuran metode IP kawasan frekuensi adalah mengukur persen perbedaan

    antara impedansi pada waktu frekuensi tinggi dan frekuensi rendah. Jadi persen

    perbedaan akan bertambah besar untuk batuan yang mempunyai sifat polarisasi

    yang besar. Dalam kawasan ini sumber arus yang dipakai adalah arus AC (arus

    bolak-balik) dan diukur potensialnya sebagai fungsi dari frekuensi sumber arus

    yang digunakan. (Teleford, 1990).

    Parameter yang dihitung adalah:

    1.

    Percent Frequency Effect(PFE)

    PFE =h

    hl

    x 100% .....................................(2.6)

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    34/92

    19

    Dimana :

    l = resitivitas yang terukur dengan frekuensi rendah

    h = resistivitas yang terukur dengan frekuensi tinggi.

    2. Metal Factor

    MF =h

    PFE

    x 2x1000 ....................................(2.7)

    2.5 HubunganI P

    Time Domain dan Frekuensi DomainSecara teori, hasil pengukuran IP dalam kawasan waktu dan kawasan

    frekuensi menghasilkan hal yang sama. Secara praktis konversi dalam kawasan

    waktu ke kawasan frekuensi cukup sulit. Gelombang kotak yang digunakan dalam

    kawasan waktu mengandung semua frekuensi. Dalam Telford, 1976dirumuskan:

    M =FE/ (1+FE)................................................(2.8)

    DimanaFE

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    35/92

    20

    a) Konfigurasi Dipoledipole

    Konfigurasi ini memiliki keunggulan tidak membutuhkan kabel yang

    banyak dan waktu perubahan bentangan yang relatif lebih cepat dibanding

    dengan konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger. Akan tetapi

    konfigurasi dipole dipole ini kurang cocok digunakan untuk geoteknik

    secara umum tetapi lebih cocok untuk mempelajari geothermal di bawah

    permukaan bumi. Konfigurasi dipole-dipole telah banyak diterapkan dalam

    eksplorai mineral-mineral sulfida dan bahan tambang dengan kedalaman

    yang relatif dangkal. Dimana hasil akhir yang berupa profil secara vertical

    dan horizontal.

    Gambar 2.5 Konfigurasi Dipoledipole

    Dengan menjaga jarak antara elektroda (C2 C1), lalu menggerakan

    elektroda tegangan sebesar n.r dengan n = 1,2,3,....dst. metode dipole dipole

    dapat memetakan bawah permukaan secara dua dimensi, yaitu lateral dan

    sounding secara bersamaan. Dengan cara menggeser elektroda tegangan

    sejauh n.r, maka akan didapatkan data secara sounding. Sedangkan untuk

    mendapatkan data secara lateral dengan memindahkan elektroda arus searah

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    36/92

    21

    dengan pergerakan elektroda tegangan. Dengan faktor geometri K adalah

    2n3a. Keuntungan metode dipole dipole kabel pendek dapat digunakan

    untuk menjangkau penetrasi dalam, keterbatasannya pada medan listrik

    pada elektroda tegangan dapat menjadi lemah.

    b) Konfigurasi Wenner

    Gambar 2.6 Konfigurasi Wenner

    Konfigurasi Wenner pertama kali diperkenalkan oleh Wenner pada tahun

    1915, yang banyak berkembang di wilayah Amerika. Dalam konfigurasi ini

    jarak antara elektroda arus (C) dan elektroda potensial (P) adalah a yang

    besarnya 1/3 dari jarak dua elektroda luar (elektroda arus). Dalam

    pelaksanaan di lapangan seluruh elektroda berada dalam suatu garis lurus.

    Pengukuran dilakukan dengan memindah mindahkan keempat elektroda

    pada jarak a secara berurutan. Keempat elektroda dipasang segaris dengan

    interval yang sama (a) dan elektroda arus C1 dan C2 berada diluar elektroda

    potensial P1 dan P2, dengan faktor geometri K adalah 2a. Susunan ini

    digunakan sebagai pengukur profiling untuk mengetahui kontak batuan

    resistivitas secara vertikal.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    37/92

    22

    c) Konfigurasi Polepole

    Konfigurasi pole pole jarang digunakan dalam survei geolistrik untuk

    prosedur sounding. Pada konfigurasi pole pole, hanya digunakan satu

    elektroda untuk arus dan satu elektroda untuk potensial dalam susunannya

    empat elektroda terletak dalam suatu garis lurus. Sedangkan elektroda yang

    lain ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20

    kali spasi terpanjang C1 P1 terhadap lintasan pengukuran. Sedangkan

    untuk konfigurasi pole dipole digunakan satu elektroda arus dan dua

    elektroda potensial. Untuk elektroda arus C2 ditempatkan pada sekitar

    lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi terpanjang C1P1.

    d) Konfigurai Schlumberger

    Gambar 2.7 Konfigurasi Schlumberger

    Konfigurasi Schlumberger diperkenalkan pertama kali oleh Conrad

    Schlumberger dan banyak digunakan di Eropa. Pada konfigurasi

    Schlumberger ini MN digunakan sebagai elektroda potensial dan AB

    digunakan sebagai elektroda arus. Konfigurasi Schlumberger digunakan

    dalam pengukuran tahanan jenis dan pada penyelidikan dalam permukaan.

    Keunggulan metode ini adalah pelaksanaan survei di lapangan yang praktis,

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    38/92

    23

    kemungkinan adanya kesalahan bentangan lebih kecil. Konfigurasi

    Schlumberger hanya berlaku pada daerah yang relatif datar. Konfigurasi

    Schlumberger tidak sensitif terhadap ketidak-homogenan lokal pada lapisan

    dangkal serta tidak dapat mengidentifikasi keberadaan bijih besi

    dikarenakan metode ini hanya menentukan kedalaman yang berarah tidak

    menyebar.

    2.7 Sifat Kelistrikan Batuan

    Batuan adalah suatu jenis materi yang mempunyai sifat sifat kelistrikan.

    Sifat listrik batuan merupakan karakteristik batuan jika dialirkan arus listrik ke

    dalamnya baik itu dari alam maupun yang sengaja dimasukkan aruslistrik ke

    dalamnya,maka akan berakibat terjadinya ketidak seimbangan. Batuan yang sama

    belum tentu mempunyai tahanan jenis yang sama. Jenis material lapisan batuan

    bawah permukaan tanah dapat diketahui dari nilai tahanan jenisnya. Pada mineral

    logam, harga berkisar pada 10-8 m sampai 107m. Begitu juga pada batuan yang

    lainnya. Dengan komposisi yang bermacam macam akan menghasilkan harga

    resistivitas yang bervariasi.

    Aliran listrik dalam batuan dan mineral dapat digolongkan menjadi tiga

    macam (Teleford W dan Sherff, 1990) yaitu :

    1. Konduksi secara elektrolitik

    Konduksi elektrolitik terjadi pada batuan atau mineral bersifat porus dan

    poripori tersebut terisi oleh ion larutan elektrolitik. Pada kondisi ini arus

    listrik dibawa oleh ionion larutan elektrolit.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    39/92

    24

    2. Konduksi secara elektrolit

    Konduksi elektrolit bertipe normal terjadi pada batuan atau mineral

    mempunyai banyak elektron bebas, sehingga arus listrik yang mengalir

    dalam batuan atau mineral dialirkan oleh elektron bebas. Semakin besar

    nilai resistivitas suatu bahan maka semakin sulit bahan tersebut untuk

    menghantarkan listrik. Sebaliknya semakin kecil nilai resistivitasnya maka

    bahan tersebut akan mudah menghantarkan listrik.

    3. Konduksi secara dielektrik

    Konduksi dielektrik terjadi pada batuan atau mineral bersifat dielektrik

    artinya batuan atau mineral tersebut mempunyai elektron bebas sedikit

    bahkan tidak sama sekali. Tetapi karena adanya pengaruh medan listrik dari

    luar maka elektron yang berada di dalam atom batuan akan berpindah

    dengan intinya sehingga terjadi polarisasi. Peristiwa ini sangat bergantung

    pada konstanta dielektrik batuan yang bersangkutan.

    Konduktor biasanya didefinisikan sebagai bahan yang memiliki resistivitas

    kurang dari 10-8 m, sedangkan isolator memiliki resistivitas lebih dari 107

    m. Dan di antara keduanya adalah bahan semikonduktor. Di dalam konduktor

    berisi banyak elektron bebas dengan mobilitas yang sangat tinggi. Sedangkan

    pada semikonduktor, jumlah elektron bebasnya lebih sedikit. Isolator dicirikan

    oleh ikatan ionik sehingga elektron-elektron valensi tidak bebas bergerak.

    Secara umum, berdasarkan harga resistivitas listriknya, batuan dan mineral

    dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (Teleford W dan Sheriff, 1990):

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    40/92

    25

    konduktor baik : 10-8 < < 1 m

    konduktor sedang : 1 < < 107 m isolator : > 107 m

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    41/92

    26

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Bab ini membahas pelaksanaan penelitian mulai dari tahap awal pengolahan

    data hingga didapat data yang siap untuk dilakukan proses interpretasi dengan

    menggunakan metode Induksi Polarisasi (IP). Tahap awal pengolahan data dimulai

    dengan melakukan Input data dari data akusisi lapangan dengan alat phoenix V8

    kemudian menggunakan software TIP Pro untuk dapat melihat hasil parameter di

    lapangan. Tahapan selanjutnya adalah bagian penting pada pengolahan data yaitu

    proses interpretasi data metode Induksi Polarisasi dan resistivitas.

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    Pengolahan dan Interpretasi data IP menggunakan data sekunder yang

    dimiliki oleh PT. Antam, Tbk. Data sekunder tersebut diperoleh dari hasil penelitian

    di sekitar Bogor, Jawa Barat seperti terlihat pada gambar 3.1. Pengolahan dan

    Interpretasi data IP ini dilakukan di Gedung PT. Antam, Tbk unit geomin Lat. 10,

    di kawasan Jl. Letjen TB Simatupang No. 1 Lingkar Selatan-Tanjung Barat, Jakarta

    Selatan selama satu bulan sejak 9 Maret hingga 9 April 2015.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    42/92

    27

    Gambar 3.1 Peta lokasi data penelitian yang merupakan wilayah IUO PT.

    Antam UBPE Pongkor, terletak di sebelah barat Bogor, Jawa Barat

    3.2 Alat dan Bahan Penelitian

    Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

    1.

    Nilai Topografi merupakan data kondisi permukaan lapangan yang

    didapat saat akusisi data dilakukan.

    2. Resistivitas dan Chargeability merupakan data sekunder hasil rekaman

    yang didapat selama akusisi metode IP.

    Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :

    1. Seperangkat Notebook dengan spesifikasi: Intel Core i7 2,26 GHz, 1000

    GB Hardisk, dan 4 GB Memory.

    2. Perangkat lunak Res2Dinv versi 3.4 for windows 95/98/Me/2000/NT

    untuk menentukan model resistivitas dan chargeabilitas 2D bawah

    permukaan.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    43/92

    28

    3. Software TIP Pro for windows xp/windows 7 untuk dapat melihat hasil

    parameter di lapangan.

    3.3 Tahapan Penelitian

    Tahapan penelitian survey metode induced polarization(IP), yaitu :

    Gambar 3.2 Diagram Alir Tahapan Penelitian

    MULAI

    Data TopografiInformasi

    Geologi

    Studi Literatur

    Data Sekunder

    Pemetaan

    Topografi

    Pengolahan NilaiParameter TIP PRO

    Pemodelan 2D

    denganRes2Dinv

    Interpretasi

    Kesimpulan

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    44/92

    29

    Diagram alir diatas berlangsung mulai dari penentuan lintasan dan titik ukur pada

    saat di lapangan, di lanjutkan dengan pengambilan data dan informasi geologi di

    daerah tersebut. Kemudian pengolahan data di software TIP PRO dan juga

    pemodelan 2D dengan Res2dinv.Tahap ini diakhri dengan interpretasi data yang

    kemudian di analisis pada pembahasan yang akan dilanjutkan pada bab selanjutnya.

    3.3.1Pemetaan Geologi

    Pekerjaan pemetaan geologi ini ditekankan pada identifikasi jenis batuan

    dan sebarannya, termasuk didalamnya adalah zona mineralisasi, identifikasi

    mineral logam dan kedudukannya, pendataan struktur primer dan sekunder

    yang di temukan. Hasil dari pemetaan geologi ini digunakan sebagai dasar

    pertimbangan dalam penentuan arah lintasan pengukuran dan interpretasi hasil

    pengukuran geofisika.

    3.3.2

    Pengukuran IP (I nduced Polar ization)

    Pengukuran geofisika dengan metode IP (Induced Polarization) yang

    dilakukan di daerah penelitian adalah kombinasi dua jenis metodologi, yaitu

    resistivitas dan chargeabilitas. Lokasi pengukuran geofisika ini mengikuti

    lintasan-lintasan yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan, yaitu saling

    sejajar arahnya berdasarkan pertimbangan geologis, terutama orientasi

    mineralisasi logam. Jarak antar lintasan bervariasi antara 100 1500 m dan

    jarak antar titik ukur adalah 100 m. Teori dan rincian pelaksanaan eksplorasi

    geofisika ini adalah sebagai berikut.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    45/92

    30

    3.3.3Pengambilan Data

    Survey IP yang dilakukan dengan cara pengukuran 2D dengan

    konfigurasi dipole-dipole. Alat yang dibutuhkan untuk pengambilan data

    antara lain gps, transmitter, receiver, V8 boxphoenix geophysics, accu(aki),

    dan porouspot. Survey ini dilakukan dengan menggunakan elektroda porous-

    pot sekaligus. Pada gambar 3.3 menunjukkan susunan pengukuran dipole-

    dipole dengan sistem 7 elektroda porous-pot dan 2 transmitter dengan spasi

    100 m sebanyak 12 set-up (n = 1-12).

    Jarak antara pasangan elektroda arus adalah a yang besarnya sama

    dengan jarak pasangan elektroda potensial. Terdapat besaran lain dalam

    susunan pada gambar 3.3, yakni n. Ini adalah perbandingan antara jarak

    elektroda arus-potensial terdalam terhadap jarak antara kedua pasang elektroda

    arus atau potensial. Besarnya a dibuat tetap serta faktor n meningkat mulai

    dari 1 ke 2 ke 3 sampai sekitar 12 untuk meningkatkan depth of investigation.

    Gambar 3.3 Resistivitas-IP 2D (profiling) Konfigurasi Dipole-dipole

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    46/92

    31

    Sebuah titik data pada plot ini terdapat pada perpotongan garis yang

    ditarik, dari pusat dipole elektroda, 45 derajat terhadap horisontal (Bodmer dan

    Stanley, 1968). Pada saat membesarnya faktor n harga sensitivitas tinggi

    semakin terkonsentrasi di bawah pasangan elektroda arus dan potensial,

    sedangkan harga sensitivitas di bawah elektroda arus-potensial terdalam

    semakin mengecil.

    3.4 Pengolahan Data

    Didalam analisis data digunakan software untuk mempercepat dan

    mempermudah proses pengolahan data. Pada penelitian ini digunakan duasoftware,

    yaitu software TIP PRO versi 1.0 dan RES2Dinv versi 3.4 for Windows

    95/98/Me/2000/NT. Pengolahan data ditujukan untuk mendapatkan parameter

    resistivitas dan chargeabilitas dari data di lapangan, pengolahan data ini disebut

    proses inversi. Data dari hasil pengukuran lapangan awalnya berupa nilai TMR dan

    V8 yang didapat dari alat V8 box phoenix geophysics yang kemudian diolah dan

    digabungkan pada software TIP PROsehingga mendapatkan nilai parameter hasil

    pengukuran lapangan. Hasil dari parameter pengukuran lapangan tersebut lalu

    disimpan sehingga mendapatkan nilai resistivitas dan chargeabilitas yang

    kemudian diolah dengan menggunakan software RES2Dinv untuk memperoleh

    harga resistivitas dan chargeabilitasyang sebenarnya pada lintasan.

    3.4.1 Pengolahan Data TIP Pro

    TIP Proadalah sebuah program berbasis Windowsyang menampilkan

    dan memproses data TDIP yang menggunakan Sistem 2000.net instrumen.

    Dengan TIP Pro, kita dapat melihat dalam bentuk grafik waktu data seri,

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    47/92

    32

    bentuk gelombang ditumpuk, dan chargeability dihitung oleh program. Kita

    dapat menyimpan hasil pengukuran lapangan dengan format asli TIP Pro (.tip)

    serta ekspor dalam Universal Sounding Format (.usf). Kita juga dapat

    mengekspor pseudosection (dat) file yang berisi jelas resistivitas danNewmont

    chargeability perhitungan. TIP Pro juga mencakup fitur keperluan untuk

    memeriksa dan mengedit informasi pengaturan, dan untuk mengekspor

    berbagai file data dalam format teks saja.

    Cara kerja pengolahan data lapangan dengan menggunakan software TIP

    Pro sebagai berikut:

    1.

    Program TIP Pro yang sudah terinstal dibuka filenya.

    Gambar 3.4 Tampilan awal dan fungsi tombol perintah

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    48/92

    33

    2. Untuk menambahkan data klik file menu, lalu klik Add TDIP Data.

    Gambar 3.5 Tampilan Add TDIP Data

    3.

    Kemudian klik PadaAdd Tx File, pilih folder TMR lalu open semua file dan

    klikAdd V8 file, pilih folder V8 lalu open seluruh file , kedua file tersebut

    berformat .trs

    Gambar 3.6 Tampilan folder TMR dan V8

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    49/92

    34

    4. Setelah memasukkan kedua file tersebut klik ok padaAdd TDIP Data. Dan

    akan muncul database.

    Gambar 3.7 File V8 di database

    5. Setelah itu klik ok, lalu kita dapat melihat Nilai Chargeability, stacked

    waveform (tumpukan gelombang), all channels waveform (semua saluran

    gelombang) dalam bentuk grafik pada satu lintasan (site) dan tiap

    kedalaman. Untuk merubah lintasan dan kedalaman ubah pada lingkaran

    hijau, perhatikan gambar 3.8.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    50/92

    35

    Gambar 3.8 Tampilan Chargeability,stacked waveform,all channels waveform

    6. Untuk mengubah informasi klik edit setup information, kita bisa merubah

    informasi kondisi lapangan.

    Gambar 3.9 Edit Setup Information

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    51/92

    36

    7. Selanjutnya klik edit window settings,pada tampilan ini kita dapat melihat

    dan merubah parameter lintasan.

    Frequency (Period) : Tidak tersedia jika hanya satu frekuensi

    Number of windows : Minimal 5 dan Maksimal 21

    Start of windows : Waktu mulai pada data

    End of windows : Waktu terakhir pada data

    Setelah itu klik ok.

    Gambar 3.10 Tampilan Nilai Parameter

    8. Untuk menyimpan data, klik menu file, pilih output pseudosection file,

    kemudian beri nama file tersebut dan save. File yang tersimpan berformat

    (.dat) sehingga kita dapat melihat nilai chargeabilitas dan resistivitas.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    52/92

    37

    3.4.2 Pengolahan Data RES2Dinv

    RES2Dinv adalah sebuah program komputer yang akan menentukan

    model resistivitas dua dimensi bawah permukaan dengan menggunakan data

    yang didapat dari survey lapangan metode IP kemudian diolah disoftwareTIP

    Pro. Data hasil pengukuran di lapangan merupakan data resistivitas semu. Agar

    data dapat dieksekusi oleh RES2Dinv maka data yang berasal dari TIP Pro

    dengan format notepad (.dat) di pindahkan ke microsoft excel untuk di edit dan

    dirapihkan, lalu di save kembali ke notepad (.dat). Pengolahan data selanjutnya

    adalah memasukkan data ke softwareRES2Dinv untuk memperoleh nilai

    resistivitas dan chargeabilitas sehingga mendapatkan model dari data tersebut.

    Cara kerja pengolahan data IP resistivitas dan chargeabilitas dengan

    softwareRes2Dinvsebagai berikut:

    1.

    Program Res2Dinv yang sudah terinstal dibuka filenya.

    2.

    Data IP yang sudah kita dapat dari TIP Pro di rapihkan ke excel kemudian

    save di notped (.dat) dapat dilihat pada Gambar 3.11.

    Gambar 3.11 Data IP dalam Noteped

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    53/92

    38

    Data dalam notepad disusun berdasarkan berikut :

    LDH+1 : Nama dari garis survey

    100 : Spasi elektroda porouspot

    3 : Tipe Pengukuran (Wenner = 1, pole-pole = 2,dipole-

    dipole= 3, pole-dipole = 6, schlumberger = 7)

    74 : Jumlah total titik data

    1 : Tipe penentuan titik x (masukkan 0 bila elektroda porouspot

    pertama diketahui, masukkan 1 bila titik tengah diketahui)

    1 : 1 untuk data IP (0 untuk data resistivitas)

    3.

    Buka dan jalankan progran Res2Dinv, klik menu File, pilih read data file,

    pilih file notepad yang akan dibuka kemudian open (Gambar 3.12).

    Gambar 3.12 Input Data File

    Kemudian klik ok dan akan ada pesan dari data yang terbaca, klik ok.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    54/92

    39

    Gambar 3.13 Tampilan pesan data yang terbaca

    4. Selanjutnya klik Inversion, pilih least squares inversion lalu save data

    inversion di dalam folder yang sama dengan data noteped. Klik ok dan akan

    muncul tampilan gambar penampang resistivitas.

    Gambar 3.14 Tampilan penampang resistivitaspseudection

    5. Buat tipe data untuk menampilkan penampang chargeabilitas, klik menu

    display, lalu pilihshow inversion results seperti pada gambar 3.15.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    55/92

    40

    Gambar 3.15 Tampilan data IP

    6. Kemudian klik display, pilih menu Choose Resistivity or IP dispay, klik

    display IPlalu ok. Untuk menampilkan model penampang IP klik display

    lalu pilih display data and model section. Masukan nilai iterasi, lalu ok.

    Gambar 3.16 Nilai iterasi

    7. Pilih tipe interval kontur IP, akan muncul Select type of countur intervals,

    pilihLogarithmic contour intervalklik ok seperti pada gambar 3.17.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    56/92

    41

    Gambar 3.17 Tipe Interval Kontur IP

    8.

    Kemudian akan muncul tampilan gambar penampang IP pada gambar 3.18.

    Gambar 3.18 Tampilan Penampang IP

    9. Dengan Res2Dinv ini kita juga dapat menampilkan data topografi. Klik

    topography options, pilih display topography maka akan terlihat bentuk

    topografi nya (gambar 3.19).

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    57/92

    42

    Gambar 3.19 Tampilan Topografi

    3.5 Interpretasi Data

    Interpretasi data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sampai pada tahap

    tampilan hasil anomali chargeabilitasyang dilihat dari gambar penampang pada

    Res2Dinv. Kemudian dilakukan persamaan dengan tabel nilai mineral batuan untuk

    mengetahui konsistensi dari nilai chargeabilitas yang dianggap prospek. Tampilan

    gambar penampang dariRes2Dinv ini berdasarkan tinggi-rendahnya nilai anomaly

    chargeabilitas dan resistivitas, saat terdapat nilai chargeabilitas yang tinggi dan

    nilai resistivitas yang rendah pada titik ukur yang sama maka diidentifikasi terdapat

    adanya anomali chargeabilitassehingga tujuan dari penelitian ini bisa ditentukan

    berdasarkan skala warna tinggi nilai anomaly chargeabilitas pada saat nilai

    resistivitas yang rendah.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    58/92

    43

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang mempelajari sifat

    aliran listik dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya dipermukaan bumi. Metode

    ini memanfaatkan variasi resistivitas batuan bawah permukaan berdasarkan beda

    potensial yang terukur di permukaan akibat dari arus listrik yang diinjeksikan ke

    dalam bumi. Metode IP (Induced Polarization) merupakan salah satu metode

    geofisika yang merupakan cabang dari metode geolistrik. Metode ini merupakan

    pengembangan dari metode geolistrik resistivitas. Data yang terukur dari metode IP

    adalah nilai resistivitas dan chargeabilitas.

    4.1 Geologi Daerah Penelitian

    Secara umum wilayah eksploitasi PT. Antam unit geomin, Tbk berada pada

    ketinggian antara 400-1520 meter di atas permukaan laut. Daerah penelitian

    berada di daerah Bogor, Jawa Baratpada koordinat 637.110,S-637.393,S dan

    10634.233,E-10634.289,E dengan morfologi yang terdiri dari perbukitan vulkanik

    di bagian timur dan punggungan di bagian barat dengan kemiringan lereng

    5 150. Daerah penelitian ini dibagi menjadi empat satuan geomorfologi yaitu

    satuan perbukitan lipatan yang memiliki ciri-ciri kontur yang bergelombang dan

    interval kontur yang tidak seragam lalu satuan perbukitan homoklin yang memiliki

    ciri berupa kontur yang cukup rapat dan interval kontur yang seragam, satuan

    perbukitan intrusi yang memiliki ciri interval kontur yang rapat dan terisolir dan

    satuan dataran aluvial yang dicirikan dengan pola kontur renggang.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    59/92

    44

    Gambar 4.1 Peta Topographi dan Lintasan pengukuran geolistrik

    Pada gambar 4.1 peta topografi di atas kita dapat melihat struktur atau

    bentuk permukaan pada lokasi pengambilan data di lapangan. Pada lokasi penelitian

    bentuk struktur permukaan berbukit dan menanjak keatas sehingga agak

    mempersulit untuk pengambilan data. Pada peta topografi dapat di lihat jalur

    lintasan melintang dari arah timur ke arah barat, dengan panjang lintasan rata-rata

    1500 meter dengan ketinggian 540 meter dari bawah permukaan sampai 860 meter

    dari bawah permukaan.. Total dari keselurah lintasan pada daerah tersebut

    berjumlah 10, namun pihak PT. Antam memberikan 6 lintasan yang berupa data

    sekunder resistivitas dan chargeabilitas.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    60/92

    45

    Litologi di lokasi penelitian terdiri dari :

    1.

    Batuan pasir (Sandstone,siltstone)

    2. Batuan padat vulkanik (Dense volcanic rock)

    3.

    Batuan vulkanik tuff

    4. Batuan shale

    Batu pasir (sandstone) adalahbatuan endapan yang terutama terdiri dari

    mineral berukuranpasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir terbentuk

    olehkuarsa ataufeldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di

    kulit bumi.Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna,

    dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih.

    Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis

    tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah

    tertentu.

    Batuan padat vulkanik terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma

    membeku di permukaan Bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh

    batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung

    (pumice).

    Tuff (dari bahasa Italia tufo) adalah jenis batu yang terdiri dari konsolidasi

    abu vulkanik yang dikeluarkan dari lubang ventilasi selama letusan gunung

    berapi. Batu Tuff yang memiliki kenampakan warna yaitu putih terang, struktur

    batuannya berlapis, derajat kristalisasinya holohyalin dimana komposisi mineral

    penyusunnya mayoritas adalah glass, tekstur pada batuan tuff ialah fragmental.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_endapanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mineralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kuarsahttp://id.wikipedia.org/wiki/Feldsparhttp://id.wikipedia.org/wiki/Feldsparhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kulit_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kulit_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Feldsparhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kuarsahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mineralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_endapan
  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    61/92

    46

    Shale adalah batuan sedimen yang bertekstur klastik dimana teksturnya ini

    halus dengan warna batuan coklat kehitaman. Komposisi mineralnya umumnya

    tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih

    besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung

    atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran antara batu pasir dan batu

    serpih, sedangkan batu lempung memiliki ciri khas mudah membelah dan bila

    dipanasi menjadi plastis.

    4.2 Pengukuran Resistivitas dan Chargeabilitas

    Pengukuran geolistrik metode IP (Induced Polarization) yang dilakukan di

    daerah penelitian merupakan kombinasi dua jenis metodologi, yaitu resistivitas dan

    chargeabilitas. Data hasil pengukuran yang didapatkan ada dua parameter yaitu

    tahanan jenis (resistivitas) dan chargeabilitas yang kemudian diolah dengan

    menggunakan software Tip Pro dan Res2Dinv. Dari pengolahan data tersebut

    dituangkan kedalam peta pseudosection yang menampilkan pemodelan tubuh

    mineral logam 2 (dua) dimensi. Dari kedua parameter tersebut dapat dijadikan

    acuan standar untuk menginterpretasikan keberadaan sebaran mineral logam.

    Keberadaan mineral logam ditandai dengan nilai resistivitas yang sangat rendah

    (

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    62/92

    47

    diambil 6 lintasan yang diberikan PT. Antam untuk di interpretasikan. Berikut

    merupakan interpretasi masing-masing lintasan pengukuran, dari lintasan LDH 1

    hingga lintasan LDH -4.

    4.3 Interpretasi Lintasan LDH 1

    Peta pseudosection pada lintasan LDH 1 mempunyai elevasi 350-825 meter

    di atas permukaan laut dengan jumlah 15 titik. Pada lintasan ini titik ukur dimulai

    dari titik 0 meter sampai titik 1500meter dengan keadaan permukaan menurun, lalu

    sedikit menanjak. Nilai resistivitas pada lintasan LDH 1 yaitu 3.44 ohm-m

    mencapai range 30 ohm-m, sedangkan nilai chargeabilitas mencapai 93.6 mdt

    sampai dengan 256 mdt. Terdapat anomali chargeabilitas pada lintasan LDH 1

    pada titik ukur 500 meter dengan nilai chargeabilitas256 mdt - 300 mdt dan elevasi

    425 meter dari bawah permukaan pada gambar 4.2 (lingkaran garis hitam). Anomali

    chargeabilitas ini di perkuat dengan nilai resistivitas yang rendah yaitu berkisar

    3.44 ohm-m sampai 10 ohm-m sehingga teridentifikasi adanya keberadaan mineral

    logam (lihat tabel 2.2 chargeabilitas) di bawah permukaan.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    63/92

    48

    Gambar 4.2 Penampang Resistivitas dan Chargeabilitashasil pengukuran lintasan

    LDH 1

    Pada lintasan LDH 1 terdapat nilai chargeabilitasyang cukup tinggi (Gambar 4.2)

    dengan warna kontur merah keunguan pada elevasi 350 meter sampai dengan 425

    meter. Berdasarkan table 2.2 nilai chargeabilitaspada titik ukur 500 meter dengan

    elevasi 425 meter diidentifikasi terdapat mineral batuan sandstone, siltstone. Pada

    lintasan ini di dominasi oleh mineral batuan shale dengan nilai chargeabilitas 35

    mdt sampai dengan 90 mdt dengan warna kontur kuning kecokelatan.

    4.4 Interpretasi Lintasan LDH 0

    Pada lintasan LDH 0 jumlah titik ukurnya yaitu sebanyak 15 titik (dari arah

    barat ke arah bagian timur). Pada titik ukur ini di mulai dari titik 0 meter sampai

    dengan titik 1500 meter dengan keadaan permukaan sedikit menurun dari arah barat

    dengan elevasi 300 meter825 meter dari bawah permukaan. Lintasan LDH 0 ini

    mempunyai nilai resistivitas 1.5 ohm-m sampai dengan 76 ohm-m paling tinggi,

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    64/92

    49

    sedangkan nilai chargeabilitas dari 1.93 mdt sampai dengan 400 mdt. Terdapat

    anomali pada lintasan LDH 0 di titik 1000 meter 1100 meter dengan

    chargeabilitas 180 mdt 372 mdt dan pada elevasi 450 meter dari bawah

    permukaan. Anomali chargeabilitas ini dicurigai dengan adanya nilai resistivitas

    yang kecil yaitu pada 1.48 ohm-m sampai dengan 3 ohm-m sehingga diidentifikasi

    adanya mineral logam pada bawah permukaan tersebut.

    Gambar 4.3 Penampang Resistivitas dan Chargeabilitashasil pengukuran lintasan

    LDH 0

    Berdasarkan tabel chargeabilitas(tabel 2.2) diduga adanya mineral batuan

    dense volcanic rocks (batuan vulkanik padat) pada titik 1000 meter dengan elevasi

    450 meter (lingkaran hitam gambar 4.3). Pada lintasan ini di dominasi oleh mineral

    batuanshaledengan nilai chargeabilitas 82.8 mdt sampai dengan 100 mdt dengan

    warna kontur kuning kecokelatan.

    4.5 Interpretasi Lintasan LDH -1

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    65/92

    50

    Pada lintasan LDH -1 ini memiliki titik ukur sebanyak 16 titik, dengan

    keadaan lintasan yang sedikit menurun dari arah barat ke arah timur. Titik ukur ini

    di mulai dari 0 meter sampai dengan 1600 meter dengan elevasi 300 meter 825

    meter dari bawah permukaan. Lintasan LDH -1 ini memiliki nilai resistivitas 3.05

    ohm-m sampai dengan 77 ohm-m, sedangkan pada nilai chargeabilitas antara 0.094

    mdt sampai dengan 230 mdt. Pada lintasan LDH -1 terdapat anomali chargeabilitas

    pada titik 1300 meter dengan elevasi 425 meter dari bawah permukaan dan nilai

    chargeabilitasantara 225 mdt 230 mdt (lingkaran hitam gambar 4.4). Anomali

    chargeabilitasini diduga karena memiliki nilai resistivitas yang rendah yaitu pada

    3.05 ohm-m sampai dengan 7 ohm-m sehingga diidentifikasi adanya mineral logam

    (lihat tabel 2.2 chargeabilitas) pada titik tersebut. Berdasarkan tabel 2.2 anomali

    chargeabilitastersebut diidentifikasi termasuk mineral batuan dense volcanic rocks

    (batuan vulkanik padat) pada titik 1300 meter dengan elevasi 425 meter.

    Gambar 4.4 Penampang Resistivitas dan Chargeabilitas lintasan LDH -1

    4.6 Interpretasi Lintasan LDH -2

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    66/92

    51

    Lintasan LDH -2 ini memiliki titik ukur sebanyak 15 titik, dimulai dari titik

    0 meter sampai dengan 1500 meter dengan keadaan permukaan menurun dari arah

    barat ke arah timur dan memiliki elevasi 300 meter sampai dengan 850 meter dari

    bawah permukaan. Pada lintasan ini memiliki nilai resistivitas sampai dengan 85

    ohm-m, sedangkan pada nilai chargeabilitas 0.132 mdt sampai dengan 240 mdt.

    Lintasan LDH -2 ini ditemukan anomali chargeabilitasdi titik ukur 900 meter dan

    elevasi 350 meter dari bawah permukaan dengan nilai chargeabilitas 237 mdt240

    mdt. Anomali chargeabilitas ini diperkuat dengan adanya nilai resistivitas yang

    rendah yaitu 3.2 ohm-m pada titik ukur dan elevasi yang sama, sehingga

    diidentifikasi adanya mineral logam (lihat tabel 2.2 chargeabilitas) pada titik

    tersebut. Anomali chargeabilitaspada titik tersebut (lingkaran hitam gambar 4.5)

    diduga mineral batuan sandstone, siltstone. Pada lintasan ini di dominasi oleh

    mineral batuan shale dengan nilai 27.8 mdt - 81 mdt.

    Gambar 4.5 Penampang Resistivitas dan Chargeabilitas lintasan LDH -2

    4.7 Interpretasi Lintasan LDH -3

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    67/92

    52

    Lintasan LDH -3 ini memiliki keadaan permukaan menurun dari arah barat

    ke arah timur dengan 15 titik ukur yang dimulai dari titik 0 meter sampai dengan

    titik 1500 meter dan memiliki elevasi sekitar 300 850 meter dari bawah

    permukaan (Gambar 4.6). Nilai resistivitas pada lintasan ini dari 2.29 ohm-m

    sampai dengan 40.1 ohm-m dan memiliki nilai chargeabilitas sampai dengan 130

    mdt. Terdapat anomali chargeabilitaspada lintasan ini (lingkaran hitam gambar

    4.6) yaitu pada titik ukur 1200 meter dan 800 meter dari bawah permukaan dengan

    nilai chargeabilitas 126 mdt - 130 mdt. Anomali chargeabilitasini juga diperkuat

    dengan adanya nilai resistivitas yang cukup rendah yaitu 2.29 ohm-m pada titik

    ukur dan elevasi yang sama.

    Berdasarkan tabel 2.2 chargeabilitasanomali ini diduga merupakan jenis

    mineral batuan dense volcanic rocks (batuan vulkanik padat). Terdapat juga alterasi

    pada elevasi 400 meter dari bawah permukaan dan dititik ukur 600 meter.

    Gambar 4.6 Penampang Resistivitas dan Chargeabilitas lintasan LDH -3

    4.8 Interpretasi Lintasan LDH -4

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    68/92

    53

    Pada lintasan LDH -4 ini dimulai dari titik ukur 625 meter sampai dengan

    1925 meter dengan elevasi 275675 meter dari dari bawah permukaan dan keadaan

    permukaannya datar dengan sedikit menurun dari arah barat ke timur. Nilai

    resistivitas pada lintasan ini sebesar 5.52 - 90 ohm-m, sedangkan nilai

    chargeabilitas sampai dengan 110 mdt. Pada lintasan ini terdapat anomali

    chargeabilitassebesar 106 mdt titik ukur 925-1025 meter dan elevasi 600 meter

    dari bawah permukaan. Anomali chargeabilitasini dicurigai dengan adanya nilai

    resistivitas yang cukup rendah yaitu sebesar 5.52 ohm-m dan nilai chargeabilitas

    yang cukup tinggi (lingkaran hitam gambar 4.7).

    Berdasarkan tabel 2.2 anomali chargeabilitas ini diidentifikasi sebagai

    mineral batuan sandstone, siltstone. Lintasan ini didominasi oleh mineral batuan

    granite dengan warna kuning kecoklatan pada nilai chargeabilitas 8-27.7 mdt.

    Gambar 4.7 Penampang Resistivitas dan Chargeabilitas lintasan LDH -4

    Dari lintasan LDH 1, LDH 0, LDH -1, LDH -2, LDH -3, dan LDH -4

    diidentifikasi banyak terdapat mineral logam. Mineral batuan sandstone, siltstone

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    69/92

    54

    banyak terjadi pada lintasan LDH 1, LDH -2 dan LDH -4 yang didominasi oleh

    mineral batuan shale. Sedangkan pada lintasan LDH 0, LDH -1, dan LDH -3

    memiliki jenis mineral batuan dense volcanic rocks (batuan vulkanik padat). Secara

    keseluruhan pada daerah pengukuran ini termasuk zona mineralisasi sedang yaitu

    memiliki nilai chargeabilitasantara 100-300 mdt nilai.

    Tabel 4.1 Nilai Chargeabilitysetiap lintasan

    Lintasan Nilai Chargeabiltas Nilai Resistivitas Mineral Batuan

    LDH 1 256-300 mdt 3.44 m sandstone,

    siltstone

    LDH 0 180-372 mdt 1.48 m dense volcanic

    rocks

    LDH -1 225-230 mdt 3.05 m dense volcanic

    rocks

    LDH -2 237-240 mdt 3.28 m sandstone,

    siltstone

    LDH -3 130 mdt 3 m dense volcanicrocks

    LDH -4 106 mdt 5.52 m sandstone,siltstone

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    70/92

    55

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengolahan data metode IP dengan konfigurasi dipole-

    dipole dengan jarak spasi elektroda forouspout 100 meter yang diolah serta diproses

    dengan menggunakan softwareTIP PRO dan di interpretasikan dengan software

    Res2Dinv, maka di peroleh hasil sebagai berikut:

    1. Pada lintasan LDH 1, LDH -2 dan LDH -4 banyak terkandung mineral

    batuansandstone, siltstone dengan nilai chargeabilitasantara 100-300 mdt

    dan nilai resistivitas lebih dari 3.05 ohm-m. Pada lintasan ini didominasi

    oleh mineral batuan shale dengan nilai chargeabilitas 50-100 mdt dan

    resistivitas yang cukup rendah.

    2. Pada lintasan LDH 0, LDH -1, dan LDH -3 memiliki jenis mineral batuan

    dense volcanic rocks (batuan vulkanik padat) dengan nilai chargeabilitas

    antara 100-300 mdt dan nilai resistivitas kurang dari 3.05 ohm-m.

    5.2.Saran

    Untuk keperluan studi lebih lanjut dan maksimal dalam hasil penelitian, perlu

    diberikan saran-saran sebagai berikut :

    1. Diperlukannya tinjauan langsung ke daerah penelitian untuk mengetahui

    lebih detail struktur geologi lokasi dan mengikuti akusisi saat di lapangan

    serta mendapatkan data lintasan pada satu daerah secara lengkap.

    2. Diperlukan software yang mendukung dan lebih baik untuk interpretasi

    data.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    71/92

    56

    DAFTAR PUSTAKA

    Apriyani, Fitri. 2012. Interpretasi Data Induced Polarization untuk

    Mengidentifikasi Bijih Besi Di Daerah X Kalimantan Selatan. Fisika

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Dwiningsih, Nunung Isnaini. 2004. Modul Praktikum Geolistrik. Pusat

    Laboratorium Terpadu, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    Kurniawati, Rizki Dias. 2011. Pengenalan Software Res2Dinv. Artikel diakses pada

    6 Mei 2015http://pengenalan res2dinv laporan geofisika.com/html.

    Loke, M.H, 2004.RES2DINV ver. 3.54 for Windows 98/ME/2000/NT/XP. Geotomo

    Software, Malaysia.

    Lowrie, William. 2007. Fundamentals of Geophysics Second Edition. Cambridge

    University Press.

    Nurhakim, 2006. Teknik Eksplorasi (htkk-009). Banjarbaru. Unlam.

    Rahmah, Siti. 2009. Pencitraan Dua Dimensi Data Resistivity dan Induced

    Polarization untuk Mendelineasi Deposit Emas Sistem Epithermal di

    Daerah X. Geofisika Departemen Fisika Universitas Indonesia

    Depok.

    Telford, W.M., L.P. Geldart., R.E. Sheriff. 1990. Applied Geophysics. New York.

    Cambridge.

    Waluyo, 2001. Panduan Workhshop Eksplorasi Geofisika Teori dan Aplikasi

    Metode Resistivitas. Laboratorium Geofisika, Fakultas MIPA UGM.

    Yogyakarta.

    http://pengenalan/http://pengenalan/
  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    72/92

    57

    Wijatmoko, B., S. Supriyana., dan A. Harja. 2011. Aplikasi Metode TDIP (Time

    Domain Induced Polarization) Untuk Pendugaan Cebakan Mineral

    Logam Di Daerah Kampar Propinsi Riau. Seminar Nasional Sains Dan

    TeknologiIV. Bandung: FMIPA Universitas Padjadjaran.

    Wira P, Aditya. 2011.Metode Controlled Source Audio Frequency Magnetotelluric

    (CSAMT) untuk Eksplorasi Mineral Emas Daerah A dengan Data

    Pendukung Metode Magnetik dan Geolistrik. Geofisika Departemen

    Fisika Universitas Indonesia Depok.

    Wuryanto, 2007. Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis Untuk Menentukan

    Letak dan Kedalaman Aquifer Air Tanah (Studi Kasus di Desa Temprak

    Kec. Sarang Kab. Rembang Jawa Tengah). Skripsi Universitas Negeri

    Semarang.

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    73/92

    58

    LAMPIRAN DATA

    Lampiran 1. Data Lintasan LDH 1

    LDH+1

    100

    3

    49

    0

    1

    Chargeability

    m.sec

    0.3000 3.0000

    500 100 1 13.98 13.07

    700 100 1 16.21 16.02

    1000 100 1 14.31 15.96

    400 100 2 13.2 15.69

    600 100 2 19.22 16.45

    700 100 2 3.66 421.31

    900 100 2 10.58 9.03

    1000 100 2 9.04 10.57

    100 100 3 67.84 23.16

    300 100 3 15.72 25.32

    500 100 3 17.22 23.06

    700 100 3 3.79 901

    800 100 3 14.3 13.55

    900 100 3 8.11 21.32

    1000 100 3 6.42 56.89

    0 100 4 48.17 5.27

    200 100 4 18.95 36.3

    300 100 4 21.56 29.98

    700 100 4 10.34 74.31

    800 100 4 11.28 42.35

    900 100 4 7.59 41.57

    0 100 5 138.8 15.01

    100 100 5 12.5 29.48

    200 100 5 25.23 44.56

    300 100 5 18.48 33.54

    500 100 5 11.78 85.23

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    74/92

    59

    600 100 5 30.94 18.18

    700 100 5 7.91 92.77

    00 100 5 10.83 47.04

    0 100 6 11.71 103.85

    100 100 6 16.92 70.63

    200 100 6 21 36.58

    300 100 6 13.46 46.38

    600 100 6 26.36 72.02

    700 100 6 7.86 385.66

    0 100 7 14.09 81.86

    100 100 7 12.77 50.09

    200 100 7 14.9 189.72

    300 100 7 11.35 139.89

    600 100 7 26.42 333.28

    0 100 8 11.79 91.59

    200 100 8 12.98 216.06

    400 100 8 14.96 155.04

    0 100 9 6.5 524.43

    100 100 9 6.96 486.54

    400 100 9 18.5 289.7

    0 100 10 6.88 237.99

    100 100 10 9.59 445.26

    0 100 11 7.35 450.76

    1

    61

    0 820.7625

    25 822.7509

    50 821.9266

    75 818.9185

    100 814.3621

    125 809.4601

    150 802.9924

    175 803.9905

    200 801.2241

    225 795.9069

    250 786.886

    275 777.1774

    300 775.4397

    325 775.5675

    350 773.5394

    375 765.7688

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    75/92

    60

    400 753.392

    425 743.0084

    450 732.9269

    475 721.4799

    500 708.5706

    525 709.2869

    550 704.6912

    575 697.6788

    600 688

    625 682.7555

    650 673.136

    675 671.42

    700 675.767

    725 671.563

    750 666.837

    775 657.724

    800 642.595

    825 641.804

    850 644.981

    875 635.252

    900 627.169

    925 619.833

    950 609.098

    975 605.886

    1000 601.333

    1025 597.884

    1050 600.72

    1075 617.577

    1100 631.04

    1125 623.022

    1150 625.595

    1175 632.953

    1200 625.982

    1225 626.033

    1250 626.317

    1275 620.393

    1300 624.924

    1325 626.487

    1350 630.468

    1375 638.105

    1400 646.067

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    76/92

    61

    Lampiran 2. Data Lintasan LDH 0

    LDH 0

    100

    3

    57

    0

    1

    Chargeability

    m.sec

    0.3000 3.0000

    200 100 1 30.38 24.45

    500 100 1 5.01 22.38

    700 100 1 4.9 48.18

    1000 100 1 13.14 12.83

    100 100 2 27.02 21.57

    200 100 2 20.5 20.74

    400 100 2 4.81 72.03

    600 100 2 24.04 18.87

    700 100 2 4.38 208.77

    1000 100 2 4.77 62.71

    0 100 3 19.68 30.53

    100 100 3 20.24 18.68

    200 100 3 33.8 17.63

    400 100 3 22.66 19.47

    500 100 3 15.02 34.45

    600 100 3 19.99 87.53

    900 100 3 4.44 310.61

    0 100 4 14.42 109.97

    100 100 4 32.42 20.02

    1425 650.523

    1450 648.548

    1475 658.826

    1500 671.196

    1

    0

    0

    0

    0

    0

    0

  • 7/25/2019 SKRIPSI HILMI.pdf

    77/92

    62

    200 100 4 6.44 93.64

    300 100 4 18.5 41.82

    400 100 4 16.36 32.43

    500 100 4 13.5 104.74

    600 100 4 15.86 95.89

    0 100 5 22.31 86.86

    100 100 5 6.18 109.25

    200 100 5 27.13 22.5

    300 100 5 19.36 249.92

    400 100 5 13.59 41.45

    500 100 5 9.7 86.22

    600 100 5 25.41 192.43

    0 100 6 4.4 202.99

    100 100 6 25.81 26.76

    200 100 6 18.14 229.83

    300 100 6 16.3 218.07

    400 100 6 12.06 95.13

    500 100 6 15.23 421.67

    600 100 6 27.21 901

    0 100 7 17.37 65.03

    100 100 7 17.31 37.44

    200 100 7 13.34 564.04

    300 100 7 12.03 520.15

    400 100 7 17.03 216.49

    500 100 7 13.37 901

    0 100 8 10.78 116.27

    100 100 8 13.73 95.09

    200 100 8 10.81 88.43

    300 100 8 20