skripsi fisika

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah seringkali kurang mendapatkan perhatian terutama oleh siswa, karena umumnya siswa hanya bergantung pada guru semata, fasilitas yang dimaksudkan dalam hal ini misalnya buku- buku pelajaran, laboratorium dan perpustakaan, selain fasilitas lain yang mungkin masih ada. Umumnya siswa hanya mengangap bahwa materi yang diajarkan oleh guru telah cukup untuk dipelajari, sehingga siswa kurang berhasil mencapai prestasi yang diharapkan, hal ini akan nampak apabila siswa telah duduk di kelas terakhir, mereka akan menghadapi banyak kendala terutama ketika akan menghadapi ujian akhir nasional. Prestasi yang penulis maksudkan dalam konteks ini adalah nilai dari pelajaran yang ditempuh. Khususnya dalam mata pelajaran fisika, sebagaimana yang kita ketahui bahwa selain materi yang berupa teori, maka mata pelajaran fisika juga mempunyai materi praktek (laboratorium), penulis menyadari bahwa tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang lengkap terutama untuk laboratorium, namun setidaknya perpustakaan dan tersedianya buku pelajaran fisika akan sangat menunjang keberhasilan siswa bila dimanfaatkan seoptimal mungkin. MAS Ibnu Sina adalah suatu sekolah yang mempunyai fasilitas yang boleh dikatakan memadai meskipun untuk laboratorium masih sangat minim, namun fasilitas lain seperti buku pelajaran fisika dan perpustakaan cukup lengkap tetapi masih belum dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para siswa, sehingga hal ini menurut penulis akan berdampak pada prestasi siswa. Fasilitas belajar adalah suatu kelengkapan belajar yang sangat dibutuhkan oleh siswa dalam belajar serta

Upload: armada12

Post on 24-Jun-2015

375 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Fisika

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahPemanfaatan fasilitas belajar di sekolah seringkali kurang

mendapatkan perhatian terutama oleh siswa, karena umumnya siswa hanya bergantung pada guru semata, fasilitas yang dimaksudkan dalam hal ini misalnya buku-buku pelajaran, laboratorium dan perpustakaan, selain fasilitas lain yang mungkin masih ada. Umumnya siswa hanya mengangap bahwa materi yang diajarkan oleh guru telah cukup untuk dipelajari, sehingga siswa kurang berhasil mencapai prestasi yang diharapkan, hal ini akan nampak apabila siswa telah duduk di kelas terakhir, mereka akan menghadapi banyak kendala terutama ketika akan menghadapi ujian akhir nasional. Prestasi yang penulis maksudkan dalam konteks ini adalah nilai dari pelajaran yang ditempuh. Khususnya dalam mata pelajaran fisika, sebagaimana yang kita ketahui bahwa selain materi yang berupa teori, maka mata pelajaran fisika juga mempunyai materi praktek (laboratorium), penulis menyadari bahwa tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang lengkap terutama untuk laboratorium, namun setidaknya perpustakaan dan tersedianya buku pelajaran fisika akan sangat menunjang keberhasilan siswa bila dimanfaatkan seoptimal mungkin.

MAS Ibnu Sina adalah suatu sekolah yang mempunyai fasilitas yang boleh dikatakan memadai meskipun untuk laboratorium masih sangat minim, namun fasilitas lain seperti buku pelajaran fisika dan perpustakaan cukup lengkap tetapi masih belum dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para siswa, sehingga hal ini menurut penulis akan berdampak pada prestasi siswa.

Fasilitas belajar adalah suatu kelengkapan belajar yang sangat dibutuhkan oleh siswa dalam belajar serta dapat mendorong, meningkatkan motivasi untuk terus tumbuh berkembang sesuai dengan tuntunan bakat, minat dan kemampuan. Anak didik yang mendapatkan fasilitas belajar yang cukup akan dapat meningkatkan prestasinya sehingga akan terdapat keseimbangan antara pertumbuhan fisik dengan kemampuan yang dikuasainya.

Terdapat pengaruh yang cukup kuat antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran, bila fasilitas belajar memadai maka mata pelajaran dirasakan menyenangkan,

Page 2: Skripsi Fisika

sehingga menimbulkan minat belajar siswa yang pada akhirnya akan melahirkan prestasi dalam mata pelajaran tersebut.

Fasilitas belajar tertentu yang kurang, sering menyebabkan mata pelajaran tertentu juga tidak disenangi. Tidak disenangi disebabkan tidak mempunyai sarana belajar atau sarana belajar tidak memadai. Fasilitas belajar sangat mempengaruhi proses belajar mengajar dimana akan muncul minat yang dipengaruhi oleh keadaan sarana belajar. Kalau seseorang tidak mempunyai fasilitas belajar yang cukup untuk mempelajari suatu objek tidak dapat diharapkan dia akan berhasil dengan baik dalam objek tersebut, sebaliknya kalau seseorang mempunyai fasilitas belajar yang lengkap, maka dalam mempelajari sesuatu akan penuh minat sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

Bertitik tolak dari pendapat di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih jauh mengenai pengaruh fasilitas belajar dalam menunjang prestasi belajar siswa dengan judul penelitian : Pengaruh Fasilitas Belajar di Sekolah dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Gerak Harmonik Sederhana Kelas XII MAS Ibnu Sina Semester II Tahun Pelajaran 2006/ 2007.

B. Ruang Lingkup MasalahAdapun ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah :1. Apakah ada pengaruh fasilitas belajar di sekolah dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan gerak harmonik sederhana Kelas XII MAS Ibnu Sina Semester II Tahun Pelajaran 2006/ 2007 ?.

2. Apakah siswa MAS Kelas XII telah memanfaatkan fasilitas belajar pada pokok bahasan gerak harmonik sederhana ?.

3. Apakah siswa MAS Kelas XII memiliki prestasi belajar yang baik pada pokok bahasan gerak harmonik sederhana ?.

C. Rumusan MasalahPada penelitian ini rumusan masalah yang penulis ajukan

adalah sebagai berikut :- Bagaimana prestasi belajar mata pelajaran fisika Kelas XII

MAS Ibnu Sina terutama untuk Pokok Bahasan Gerak Harmonik Sederhana Semester II Tahun Pelajaran 2006/ 2007 ?.

- Bagaimana pengaruh fasilitas belajar di sekolah terhadap prestasi belajar siswa terutama untuk Pokok Bahasan

Page 3: Skripsi Fisika

Gerak Harmonik Semester II Tahun Pelajaran 2006/ 2007 ?

D. Tujuan PenelitianTujuan penelitian yang penulis ajukan adalah sebagai

berikut :1. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh fasilitas belajar

di sekolah dalam peningkatan prestasi belajar siswa Kelas XII MAS Ibnu Sina terutama untuk Pokok Bahasan Gerak Harmonik Sederhana Semester II Tahun Pelajaran 2006/ 2007.

2. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian studi dan menempuh Ujian Sarjana Pendidikan Strata Satu (S-1) dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Simalungun Pematangsiantar Jurusan Fisika.

E. Manfaat PenelitianSebagai upaya yang bersifat ilmiah, penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :1. Sebagai bahan masukan bagi siswa, dan guru untuk

meningkatkan pelaksanaan proses belajar mengajar mata pelajaran Fisika.

2. Memberikan bahan bandingan bagi penelitian yang relevan di waktu yang akan datang.

3. Bagi penulis, bermanfaat untuk menambah pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang baik dalam penelitian.

F. Anggapan DasarSesuai uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa yang

menjadi anggapan dasar penelitian ini adalah : “Fasilitas belajar di sekolah berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.”

G. HipotesaPengertian hipotesa adalah rumusan jawaban sementara

yang harus diuji kebenarannya melalui data-data yang terkumpul dengan kegiatan penelitian.

Hal ini sesuai dengan pendapat Mohamad Ali (1987:190) yang menyatakan bahwa :

“Hipotesa dapat diartikan sebagai rumusan jawaban sementara yang harus diuji dengan data-data tertentu

Page 4: Skripsi Fisika

melalui kegiatan penelitian, hipotesa pada dasarnya merupakan dasar untuk membuat kesimpulan penelitian yang berbentuk dalil atau generalisasi, oleh sebab itu rumusannya berdasarkan serangkaian fakta yang ditentukan, bukan hanya berdasarkan ide semata-mata”.

Sejalan dengan pendapat di atas, maka hipotesa penulis dalam penelitian ini adalah :

- Hipotesa nol (ho) yaitu : “Tidak ada pengaruh fasilitas belajar di sekolah dalam peningkatan prestasi belajar siswa dalam Pokok Bahasan Gerak Harmonik Sederhana di Kelas XII MAS Ibnu Sina Pematangsiantar Semester II Tahun Pelajaran 2006/ 2007”.

- Hipotesa Kerja (hk) yaitu : “Ada pengaruh fasilitas belajar di sekolah dalam peningkatan prestasi belajar siswa dalam Pokok Bahasan Gerak Harmonik Sederhana di Kelas XII MAS Ibnu Sina Pematangsiantar Semester II Tahun Pelajaran 2006/ 2007.

Page 5: Skripsi Fisika

BAB IILANDASAN TEORITIS

Perumusan kerangka teoritis diambil dari buku-buku atau literatur yang berhubungan dengan pokok masalah yang diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Winarno Surachmad (1982:42) yang menyatakan :

“Perumusan kerangka teoritis erat kaitannya dengan membaca tulisan yang ada kaitannya dengan penelitian yang kita rencanakan. Jadi suatu kerangka teoritis tidak lain adalah suatu studi kepustakaan”.

Dalam landasan teoritis ini, penulis menguraikan tentang pengaruh fasilitas belajar di sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa terutama untuk Pokok Bahasan Gerak Harmonik Sederhana di Kelas XII Semester II.

A. Proses Belajar dan Pembelajaran“Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui

interaksi antara individu dan lingkungan” (Hamalik : 1991 : 34). Jadi belajar merupakan tuntunan individu untuk menuntut ilmu pengetahuan yang didapat di bangku sekolah maupun pada lingkungan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pengajaran adalah faktor diri siswa dan faktor luar yang pada umumnya mencakup metode pengajaran dan kurikulum serta sarana sekolah yang memadai. Metode adalah suatu cara yang diterapkan dalam mengajar, sedangkan mengajar merupakan penyampaian bahan pelajaran oleh orang lain kepada siswa dalam proses belajar. Proses belajar merupakan urutan kegiatan yang berlangsung secara berkesinambungan, bertahap, bergilir dan terpadu. Belajar aktif adalah suatu keadaan di mana siswa betul-betul berperan secara aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar diperlukan suatu metode pengajaran yang mengikut secara sertakan siswa secara aktif.

Secara umum, langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.

Page 6: Skripsi Fisika

2. Menganalisa lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi pengetahuan awal (entry behavious) siswa.

3. Menentukan materi pelajaran.4. Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil,

meliputi pokok bahasan, sub pokok bahasan, topik, dsb.5. Menyajikan materi pelajaran.6. Memberikan stimulus, dapat berupa pertanyaan baik

lisan, maupun tertulis, tes/ kuis, latihan atau tugas-tugas.7. Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan siswa.8. Memberikan penguatan/ reinforcement (penguatan

positif ataupun penguatan negatif), ataupun hukuman.9. Memberikan stimulus baru.10. Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan siswa.

B. Fasilitas BelajarFasilitas adalah kelengkapan yang dimiliki oleh seseorang

untuk melakukan aktivitas/ memberikan perhatian terhadap sesuatu objek.

Kartini Kartono (1980 : 124) : “Fasilitas merupakan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan yang terarah secara intensif pada suatu objek yang dianggap penting”.

Menurut H.C. Witherington, (1978 : 120), dikemukakan bahwa “Fasilitas belajar adalah kelengkapan yang hendaknya dimiliki oleh seseorang dalam belajar sehingga diharapkan dapat mencapau hasil yang maksimal di kemudian hari”.

W.J.S Poerwadarminta (1986 : 50) memberikan pendapat bahwa “Fasilitas belajar adalah kelengkapan belajar yang baik secara material maupun non material”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah suatu kelengkapan belajar yang sangat dibutuhkan oleh siswa dalam belajar serta dapat mendorong, meningkatkan motivasi untuk terus tumbuh berkembang sesuai dengan tuntutan bakat, minat dan kemampuan. Anak didik yang mendapatkan fasilitas belajar yang cukup akan dapat meningkatkan prestasinya sehingga akan terdapat keseimbangan antara pertumbuhan fisik dengan kemampuan yang dikuasainya.

Terdapat hubungan yang erat antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran, bila fasilitas belajar memadai maka mata pelajaran dirasakan menyenangkan, sehingga menimbulkan minat belajar siswa yang pada akhirnya akan melahirkan prestasi belajar dalam mata pelajaran tersebut.

Page 7: Skripsi Fisika

Agus Suryanto (1986 : 86) mengemukakan bahwa :

“Fasilita belajar tertentu yang kurang, sering menyebabkan mata pelajaran tertentu juga tidak disenangi. Tidak disenangi disebabkan tidak mempunyai sarana belajar atau sarana belajar tidak memadai”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar sangat mempengaruhi proses belajar mengajar di mana akan muncul minat yang dipengaruhi oleh keadaan sarana belajar. Kalau seseorang tidak mempunyai fasilitas belajar yang cukup untuk mempelajari sesuatu objek tidak dapat diharapkan dia akan berhasil dengan baik dalam objek tersebut, sebaliknya kalau seseorang mempunyai fasilitas belajar yang lengkap, maka dalam mempelajari sesuatu akan penuh minat sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa fasilitas belajar merupakan komponen penting yang harus ada dan dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau aktivitas. Dalam belajar fasilitas merupakan suatu faktor yang memungkinkan dapat menimbulkan kegairahan dalam mengikuti pelajaran. Kecenderungan siswa akan melakukan sikap atau tindakan terhadap proses belajar mengajar, di mana siswa kemungkinan mempunyai motif yang kuat untuk belajar.

Rohman Natawijaya (1979 : 94) mengemukakan bahwa : “Apabila seseorang memiliki fasilitas belajar yang lengkap maka hal ini akan menjadi pendorong yang kuat baginya untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu yang sedang dipelajarinya”.

Keaktifan seseorang dalam kegiatan belajar mengajar tidak selalu sama. Hal ini dapat dilihat dalam kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses belajar mengajar yang berlangsung. Sewaktu mendengarkan uraian guru misalnya ada siswa yang dengan penuh perhatian mengikuti, tetapi ada juga yang acuh.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi fasilitas belajarAdapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tersedianya

fasilitas belajar dapat disebutkan yaitu (W.S. Winkel, 1984 : 65) : “1. Faktor murid/ siswa

2. Faktor perhatian orang tua3. Faktor guru4. Faktor lingkungan5. faktor ekonomi”.

Ad. 1 Faktor murid/ siswa

Page 8: Skripsi Fisika

Kurangnya fasilitas yang berhubungan dengan pribadi murid dapat membuat siswa kurang bergairah dalam belajar. Dengan adanya fasliitasyang lengkap maka akan dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

W.S. Winkel (1984:60) menggolongkan komponen yang mempengaruhi siswa dalam belajar :1. Taraf intelegensia. Kemampuan belajar yang diartikan dengan

dua cara, yakni intelegensia dalam arti luas, merupakan kemampuan untuk mencapai prestasi yang di dalamnya berfikir main perasaan. Intelegensia dalam arti sempit merupakan kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah ataupun kemampuan akademik yang di dalamnya main dengan perasaan.

2. Motivasi belajar yakni keseluruhan daya penggerak di dalam dirinya siswa menimbulkan kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai.

3. Perasaan : sikap, perasaan, aktivitas, psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai-nilai suatu objek. Sikap kecenderungan dalam subjek menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek.

4. Keadaan fisik, menunjukkan pada tahap kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indra yang ada pada diri siswa.

5. Kemampuan sosial ekonomi, menunjukkan kepada kemampuan finansial siswa dan perlengkapan material yang dimiliki siswa.

Berdasarkan kutipan di atas, bahwa prestasi dalam belajar dapat dipengaruhi taraf intelegensia, motivasi belajar, perasaan, keadaan fisik siswa, sosial ekonomi siswa. Namun besar kecilnya prestasi dipengaruhi ke lima hal tersebut di atas dan tergantung kepada diri siswa dan jika salah satu di antara lima point yang mempengaruhi prestasi itu terganggu, tentu akan tetap mempengaruhi minat siswa dalam belajar.

Ad. 2 Faktor orang tuaLingkungan yang paling akrab dan dekat pada siswa adalah

keluarga. Sedangkan dalam lingkungan keluarga itu paling berperan adalah Bapak dan Ibu, bahkan orang tua sangat berperan dalam masalah pendidikan anak-anaknya. Jadi orangtua harus dapat menjadikan rumah tangga sebagai tempat pendidikan.

Sarlito Wirawan Sarwono (1976 : 34) menyatakan bahwa :“Karena manusia pertama-tama sekali tergantung kepada orang lain, maka penting sekali pernan orang tua tersebut (biasanya ibu) terhadap perkembangan anak. Anak yang

Page 9: Skripsi Fisika

kurang mendapat perhatian dari orang tua kebanyakan murung tidak bersemangat dan daya tangkapnya kurang baik. Karena itu perkembangan kecerdasan menjadi terganggu”.

Lebih lanjut Sarlito Wirawan Sarwono manyatakan :

“Anak dalam perkembangan kepribadian selalu membutuhkan seseorang tokoh identifikasi dorongan untuk menjadi sama dengan orang lain. Pada anak biasanya tokoh yang disampaikan (tokoh identifikasi) adalah ayah dan ibu”.

Dari kutipan di atas, tingkah laku maupun minat orang tua haruslah merupakan contoh yang bernilai edukatif karena sesuatu yang berlangsung dalam keluarga secara tidak disadari turut mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak.

Ad. 3 Faktor guruW.S. Winkel (1984 : 160) mengatakan bahwa :

“Pendidikan adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikanpertolongan anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohani agar mencapai kedewasaan, maupun berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai pribadi atau individu”.

Guru sebagai komunikator berarti guru haruslah sumber informasi bagi murid/ siswa dalam belajar. Guru sebagai motivator adalah guru di samping sumber informasi hendaknya mampu memberikan dorongan (motivasi), kepada siswa sehingga siswa mempunyai prestasi belajar yang membanggakan. Demikian juga guru sebagai fasilitator yang berarti guru juga mempunyai peranan untuk menyediakan sarana dan prasarana dalam belajar.

Ad. 4 Faktor lingkunganW.S. Winkel (1984 : 169) mengatakan bahwa :

“Lingkungan yang kita ketahui adalah lingkungan sekolah, rumah tangga dan lingkungan masyarakat. Semua lingkungan itu turut mempengaruhi prestasi belajar siswa, bahkan ada efek sampingdari pengaruh lingkungan. Hal ini

Page 10: Skripsi Fisika

dapat diatasi dengan mengadakan penyesuain diri terhadap lingkungan yang baik”.

Adakalanya lingkungan dapat mendukung prestasi siswa dalam belajar, begitu juga sebaliknya lingkungan dapat mengakibatkan kurangnya prestasi belajar. Umpamanya suasana lingkungan sekolah selalu ribut dan keramaian pusat pasar. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya prestasi anak dalam belajar.

Ad. 4 Faktor EkonomiFaktor ekonomi yang dimaksud di sini adalah bahwa siswa

membutuhkan sejimlah peralatan sekolah, misalnya alat-alat tulis, buku pelajaran dan perlengkapan lain yang mendukung atau ada kaitannya dalam belajar. Semua kebutuhan dalam belajar ini turut mempengaruhi prestasi siswa dalam belajar. Jika peralatan sekolah tidak lengkap dimiliki siswa besar kemungkinan prestasi siswa akan semakin berkurang.

C. Pengertian Prestasi BelajarMenurut W.J.S. Poerwadarminta (1986 : 768) prestasi

adalah: “Hasil yang dicapai”.Arijo (1984 : 22) berpendapat bahwa :

“Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai seseorang melalui perbuatan belajar yang memperoleh hasil dalam bentuk tingkah laku yang nyata dan baru”.

Sedangkan Zainal Arifin (1983 : 3) mengatakan bahwa :

“Prestasi tingkat penguasaan adalah sebagai bahan informasi-informasi dan inovasi dalam pendidikan untuk meningkatkan penguasaan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik dalam peningkatan mutu”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dapat dijadikan sebagai indikator interen dan eksteren dari lembaga pendidikan. Indikator interen adalah bahwa prestasi dapat dijadikan indikator tingkat kemampuan seseorang dalam belajar.

Page 11: Skripsi Fisika

Sedangkan indikator eksteren adalah bahwa tingkat rendahnya prestasi belajar siswa dapat dijadikan indikator tingkat kemampuan seseorang dalam belajar. Sedangkan indikator eksteren adalah bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat dijadikan indikator kesuksesan anak didik di sekolah maupun di masyarakat nantinya.

Prestasi belajar merupakan acuan seberapa jauh kecakapan anak didik dalam bidang studi tertentu. Di dalam proses belajar anak didik merupakan fokus utama, karena anak didiklah yang diharapkan dapat menguasai seluruh materi pelajatan yang telah digariskan dalam kurikulum. Untuk itu anak didik dapat meningkatkan perilakunya sehingga anak didik dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam suatu bidang studi tertentu, untuk itu dituntut semua siswa agar berprestasi.

Menurut H.C. Witherington (1978 : 29) bahwa prestasi belajar yang mengggambarkan tingkat penguasaan seseorang dapat berfungsi sebagai berikut :

“1. Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar.2. Untuk keperluan diagnotis.3. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.4. Untuk keperluan penempatan.5. Untuk menentukan isi bahan pelajaran.6. Untuk menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap

sesuatu”.

Dengan demikian prestasi belajar mata pelajaran fisika adalah menunjukkan kemampuan memahami pelajaran dan melaksanakan tugas yang berada pada lingkup pengetahuan fisika.

Menurut Hadari Nawawi (1981 : 97) :“Prestasi belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan tes”.

Lebih lanjut juga dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran tertentu, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Dari uraian di atas jelas bahwa prestasi belajar itu dapat ditentukan dengan skor sesuai dengan kemampuan individu.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Page 12: Skripsi Fisika

Menurut Abu Ahmad dan Widodo Supriono (1991:30–31) ada tiga faktor tergolong mempengaruhi prestasi belajar individu yaitu :

a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan. Pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri dari :1. Faktor intelektif yang meliputi :

- Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.- Faktor kecakapan nyata prestasi yang telah

dimiliki.2. Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian

tertentu seperti sikap, emosi, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi dan penyesuaian diri.

c. Faktor kemayangan fisik maupun psikis yang tergolong faktor eksternal ialah :1. Faktor sosial yang terdiri atas :

- Lingkungan keluarga- Lingkungan sekolah- Lingkungan masyarakat- Lingkungan kelompok

2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesehatan.

3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

4. Faktor lingkungan spritual atau keamanan.

Semua faktor-faktor di atas saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Adapun faktor jasmani seperti penglihatan, pendengaran serta struktur tubuh merupakan hal yang sangat penting sekali bagi setiap siswa. Hal ini yang sangat penting sekali bagi setiap siswa. Hal ini disebabkan melalui penglihatan, pendengaran serta struktur tubuh tersebut siswa mampu mencerna stimulus-stimulus yang diberikan guru dalam peristiwa belajar dan mampu pula memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan kepadanya. Hal mana harus kita akui bahwa walaupun penglihatan, pendengaran dan berstruktur tubuh siswa normal selalu saja dalam kenyataan prestasi yang dicapai siswa selalu berbeda-beda, hal ini tidak hanya didasari oleh penglihatan, pendengaran atau struktur

Page 13: Skripsi Fisika

tubuh saja melainkan masih banyak faktor lain yang seperti kematangan fisik dan psikis serta lain-lainnya.

Faktor psikologi yang bersifat potensial meliputi kecerdasan dan bakat, kecerdasan menunjukkan cara individu di dalam memecahkan suatu masalah yaitu cepat atau lambatnya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Kecerdasan berkenaan dengan fungsi mantal yang kompleks yang dimanifestasikan dalam tingkah laku sedangkan bakat merupakan suatu kecakapan khusus yang dimiliki dalam setiap individu. Bakat merupakan kemampuan individu yang dibawa sejak lahir. Oleh sebab itu setiap siswa lain bakatnya seperti bakat seni, ada yang bakat olahraga dan lain-lain. Faktor psikologis lainnya meliputi unsur-unsur kepribadian seperti kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi serta penyesuaian diri.

Kebiasaan merupakan sesuatu yang telah biasa dilakukan. Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar baik dan teratur biasanya akan membawa pengaruh terhadap prestasi belajarnya. Begitu juga dengan fasilitas belajar merupakan suatu kelengkapan fisik yang mengarahkan perhatian terhadap suatu objek yang banyak sangkut pautnya dengan minat dan bakat siswa. Kebutuhan akan fasilitas belajar biasanya tumbuh dari dalam diri siswa dan juga dari luar diri siswa terhadap prestasinya dan kebutuhan fasilitas belajar merupakan suatu kecenderungan yang relatif permanen di dalam diri siswa.

Motivasi adalah keadaan yang mendorong seseorang melakukan suatu kegiatan sehingga tercapai tujuan. Bagi siswa motivasi itu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi siswa. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang kuat maka akan membawa pengaruh terhadap prestasi belajarnya.

Faktor emosi juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Emosi adalaha suatu keadaan yang bergejolak dalam diri siswa. Emosi selalu berperan dalam menyesuaikan diri siswa dalam lingkungan belajar. Dengan emosi juga memperngaruhi prestasi belajar siswa.

Faktor penyesuaian diri juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penyesuaian diri merupakan unsur kepribadian. Siswa yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan belajar akan mudah menyerap mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan demikian penyesuaian diri itu penting bagi siswa demi sukses dalam belajar.

Selanjutnya faktor kematangan fisik maupun psikis juga andil dalam prestasi belajar siswa. Keadaan faktor di atas tergolong

Page 14: Skripsi Fisika

faktor eksternal meliputi faktor sosial, budaya serta faktor lingkungan fisik. Faktor sosial ini dibedakan pula menjadi faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat serta lingkungan kelompok.

Lingkungan keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, Adik dan Abang atau Kakak juga berpengaruh kepada siswa. Keluarga yang harmonis, berdisiplin, keuangan yang cukup serta perhatian orang tua yang cukup biasanya akan menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar siswa. Situasi keluarga yang demikian akan mewarnai diri siswa sehingga mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Telah lama disadari bahwa perkembangan anak banyak sekali ditentukan oleh keluarga, karena di keluargalah tempat bercengkerama yang lebih banyak bagi siswa daripada di sekolahnya. Dengan demikian pemanfaatan waktu untuk belajar di rumah sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, di samping perhatian orangtua dan anggota keluarga lainnya. Orang tua yang mau memperhatikan belajar anak-anaknya biasanya akan memberikan peluang-peluang untuk anaknya meraih prestasi di sekolah. Tindakan-tindakan orang tua dapat berupa nasihat-nasihat memberikan fasilitas belajar yang cukup dapat juga berupa pemberian hadiah bilamana ia meraih juara, hal tersebut dilakukan agar siswa lebih giat lagi.

Faktor lingkungan sekolah juga mempengaruhi diri siswa. Lingkungan sekolah juga merupakan tempat siswa di didik oleh guru-guru. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriono (1991 : 34) lingkungan sekolah dapat berupa :

*1. Letak sekolah2. Disiplin sekolah3. Keamanan sekolah4. Kegiatan-kegiatan sekolah5. Kebersihan dan keindahan sekolah6. Alat dan perlengkapan sekolaah”.

D. Pemanfaatan Fasilitas Belajar dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

Pengertian fasilitas dalam prestasi belajar menurut Kostoer Partowisastro (1982 : 32) adalah :

“Ada tidaknya fasilitas seseorang individu dalam melakukan aktivitas belajarnya, sangat menentukan motivasi yang dimiliki atau diberikan kepadanya atau kuat tidaknya minat seorang pelajar untuk meningkatkan prestasinya ditentukan

Page 15: Skripsi Fisika

oleh cukup tidaknya fasilitas belajar yang membatasi prestasi tersebut”.

Jadi fasilitas belajar merupakan faktor penting terutama untuk meningkatkan kemampuan belajar seorang anak didik (siswa). Jika fasilitas yang lengkap untuk mencapai sesuatu, maka hasil yang diperoleh tentu akan memuaskan. Anak mempunyai intelegensi yang tinggi dapat gagal dalam belajar bila tidak mempunyai fasilitas yang lengkap dalam belajar. Hasil yang baik akan tercapai apabila terdapat fasilitas yang lengkap dalam mempelajari suatu pelajaran.

Seorang siswa akan belajar efektif dalam upaya untuk mencapai tingkat kemampuan yang tinggi ternyata juga tidak terlepas dari peranan fasilitas belajar.

Menurut Koestoer Partowisastro (1982 ; 32) bahwa :“Fasilitas belajar yang kurang dapat mengakibatkan kurangnya intensitas kegiatannya, hal ini mengakibatkan hasil yang kurang mantap’.

Mengingat pentingnya peranan dan fungsi fasilitas belajar bagi setiap siswa dalam belajar, maka sangat diharapkan kepada orang tua dan pihak sekolah untuk dapat melengkapi fasilitas belajar siswa agar dapat membangun prestasi siswa. Dalam mengajar guru tetap berorientasi pada tujuan yang telah ditentukan guna terlenggeranya kegiatan belajar mengajar.

E. Rambu-rambu dalam Mata Pelajaran Sains1. Pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat

ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah. Ketrampilan proses sains yang dilatihkan, antara lain :- mengamati- menggolongkan atau mengkelaskan- mengukur- menggunakan akal- mengkomunikasikan hasil melalui berbagai cara seperti :

lisan, tertulis dan diagram.- Menafsirkan- Memprediksi- Menganalisis

Page 16: Skripsi Fisika

- Mensintesis- Melakukan percobaan.

Agar mampu “bekerja secara ilmiah” para siswa perlu mengembangkan sikap-sikap berikut :- rasa ingin tahu- jujur- mau bekerja serta bekerja sama, saling menerima dan

memberi- keterbukaan pikiran dan kritis- tekun dan tidak mudah menyerah

2. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran sains berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari menentukan “apa yang akan dipelajari” ke “bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa”. Pengalaman belajar diperoleh melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan dan nara sumber lain.Ada 6 pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran sains, yaitu :a. Empat pilar pendidikan (belajar untuk mengetahui,

belajar untuk berbuat, belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk menjadi dirinya sendiri).

b. Inkuiri sains.c. Konstruktivisme.d. Sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat

(salingtemas)e. Penyelesaian masalah.f. Pembelajaran sains yang bermuatan nilai.

3. Kegiatan pembelajaran sains dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pengamatan, penyelidikan/ penelitian, diskusi, penggalian informasi mandiri melalui tugas baca, wawancara nara sumber, simulasi/ bermain peran, nyanyian, demonstrasi/ peragaan model.

4. Kegiatan pembelajaran lebih diarahkan pada pengalaman belajar langsung daripada pengajaran (mengajar). Guru berperan sebagai fasilitator sehingga siswa lebih aktif berperan dalam proses belajar. Guru terbiasa memberikan peluang seluas-luasnya agar siswa dapat belajar lebih bermakna dengan memberi respon yang mengaktifkan semua siswa secara positip dan edukatif.

5. Aspek bekerja ilmiah diajarkan secara terintegrasi dengan materi sains.

Page 17: Skripsi Fisika

6. Guru sains dapat memberikan tugas proyek yang perlu dikerjakan serta ditinjau ulang untuk senantiasa menyempurnakan hasil. Tugas proyek ini diharapkan menyangkut sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (salingtemas) secara nyata dalam kompleks pengembangan teknologi sederhana, penelitian dan pengujian, pembuatan sari bacaan, pembuatan kliping, penulisan gagasan ilmiah atau sejenisnya. Setiap kompetensi yang berkaitan dengan mata pelajaran lain perlu dinilai dalam kegiatan belajar proyek tersebut.

7. Penilaian tentang kemajuan belajar siswa dilakukan selama proses pembelajaran. Penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran dalam arti kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya hasil (produk). Penilaian sains didasarkan pada penilaian otentik yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti : tes perbuatan, ter tertulis, pengamatan, kuesioner, skala sikap, portofolio, hasil proyek. Dengan demikian, lingkup penilaian sains dapat dilakukan baik pada hasil belajar (akhir kegiatan) maupun pada proses perolehan hasil belajar (selama kegiatan belajar). Hasil penilaian dapat diwujudkan dalam bentuk nilai dengan ukuran kuantitatif ataupun dalam bentuk komentar deskriptif kualitatif.

8. Pada kolom indikator diberikan tambahan tanda bintang (*) atau pagar (#). Tanda (*) adalah tanda indikator yang dilaksanakan sebagai materi pengayaan untuk siswa yang berkemampuan tinggi. Sedangkan tanda (#) adalah tanda untuk indikator yang memerlukan penekanan dalam pembelajaran.

F. Mata Pelajaran FisikaPendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehungga dapat membantu siswa untu memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pelajaran sains adalah memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk pengalaman langsung. Hal ini juga sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa SMA yang masih berada pada

Page 18: Skripsi Fisika

fase transisi dari konkrit ke formal akan sangat memudahkan siswa jika pembelajaran sains mengajak anak untuk belajar merumuskan konsep secara induktif berdasar fakta-fakta empiris di lapangan.

Fungsi mata pelajaran sains adalah :1. Menanamkan keyakinan yang kuat terhadap Tuhan Yang

Maha Esa.2. Mengembangkan ketrampilan, sikap dan nilai ilmiah.3. Mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang terbuka

hatinya terhadap sains dan teknologi.4. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat

dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Tujuan pembelajaran sains di MAS adalah sebagai berikut :1. Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang

Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip dan konsep serta keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat.

3. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan dan melakukan kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah.

4. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.

5. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Ruang lingkup bahan kajian sains untuk SMA terdiri dari :I. Bekerja Ilmiah

Agar siswa dapat berlatih menguasai proses sains, kerja ilmiah perlu dikenalkan pada siswa. Kerja ilmiah meliputi aspek :a. Perkembangan sains.b. Penyelidikan/ penelitian.c. Berkomunikasi ilmiah.d. Bersikap ilmiah.

II. Pemahaman Konsep dan PenerapannyaDalam upaya memudahkan siswa berlatih melakukan proses sains untuk dapat mengkonstruksi konsep sains, maka struktur keilmuan sains dibuat peta sebagai berikut :a. Makhluk Hidup dan Proses Kehidupannya.b. Materi dan Perubahannya.

Page 19: Skripsi Fisika

c. Energi dan Sifatnya.d. Bumi dan Alam Semeste.e. Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat.