skripsi evaluasi tata kelola teknologi informasi...

203
SKRIPSI EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 (Studi Kasus : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”) Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Disusun Oleh: Yuliana Khairunnisa 1112093000148 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 26-Feb-2020

19 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5

(Studi Kasus : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

Yuliana Khairunnisa

1112093000148

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

i

HALAMAN JUDUL

EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5

(Studi Kasus : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

Yuliana Khairunnisa

1112093000148

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

ii

iii

iv

v

ABSTRAK

Yuliana Khairunnisa 1112093000148. Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi

Menggunakan Framework COBIT 5 (Studi Kasus: Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran”). Di bawah bimbingan Fitroh dan Suci Ratnawati.

UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi UPN "Veteran" Jakarta merupakan unit

pelaksana teknis di bidang pengembangan, pengelolaan sistem teknologi

informasi dan komunikasi yang mempunyai tugas melaksanakan pengembangan

sistem dan pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi serta pelayanan

teknologi informasi dan komunikasi. Dari hasil wawancara peneliti mengetahui

tidak adanya pencatatan kerusakan pada sistem yang rutin sehingga menghambat

proses pengambilan keputusan untuk memmperbaiki kualitas sistem informasi,

danbeberapa permasalahaan Universitas dengan kasus yang sudah terjadi ini

berkaitan dengan kualitas, memantau, evaluasi dan menilai kinerja dan penyesuaian

karena dapat mempengaruhi kualitas, dan fungsi yang sedang berjalan sehingga

menyebabkan menurunnya nilai universitas. Universitas perlu dilakukan evaluasi

tata kelola teknologi informasi menggunakan framework COBIT 5. Dalam

penelitian ini, COBIT 5 digunakan sebagai metode yang compatible untuk tujuan

penilaian kapabilitas proses serta sebagai pedoman untuk manajemen TI dan IT

Governance yang dapat membantu pengguna TI dan pengembangan tata kelola TI

yang sesuai dalam Universitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan capability

nilai proses APO11 (Manage Quality) adalah 2,69 dimana tingkat kapabilitasnya

yakni Level 3, dan nilai proses MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess Performance

and Conformance) adalah 2,24 dengan tingkat kapabilitas yakni Level 3. Maka

peneliti memberikan rekomendasi dari proses yang telah terpilih terkait dengan

memastikan tata kelola Universitas, memantau, menilai kinerja kesesuaiannya,

serta mengelola kualitas dengan pihak Universitas, sehingga dapat mencapai

tingkat kapabilitas kondisi Universitas yang diharapkan.

Kata kunci: Tata Kelola Teknologi Informasi, COBIT 5, Assessment Process

Activities, Capability level, Process Attribute.

V Bab + xix Halaman + 173 Halaman + 18 Gambar + 48 Tabel + Daftar Pustaka +

Lampiran

Pustaka Acuan (33, 2013 – 2018)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya,

terutama nikmat sehat sehingga peneliti selalu dalam keadaan sehat dalam

menyusun laporan penelitian ini. Shalawat teriring salam tentunya peneliti

junjungkan untuk baginda Nabi Muhammad SAW beserta para Sahabatnya yang

telah memperjuangkan Islam sebagai rahmatal lil‘aalamiin.

Skripsi ini berjudul “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi

Menggunakan Framework COBIT 5” (Studi Kasus : Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”) yang disusun untuk memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan program S1 pada program studi Sistem Informasi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan kali ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih

peneliti kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam

menyelesaikan laporan ini, rasa terima kasih sebesar-besarnya peneliti sampaikan

kepada:

1. Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M Env.Stud Selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. A'ang Subiyakto, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Sistem dan Ibu

Nida'ul Hasanati, S.T.,MMSI. selaku Sekretaris Program Studi Sistem

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Ibu Fitroh, M.Kom dan Ibu Suci Ratnawati, MTI selaku dosen pembimbing

vii

yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya kepada peneliti.

Berkat motivasi, diskusi, dan nasehat mereka peneliti semakin terdorong

untuk menyelesaikan masa pendidikan strata satu program studi sistem

informasi.

4. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu,

motivasi, dan nasehat selama peneliti duduk di bangku perkuliahan.

5. Bapak Ridwan Raafi'udin, M.Kom selaku CTO Chief Information Officer

sebagai penanggung jawab TI yang bersedia menjadi pembimbing lapangan

selama peneliti melaksanakan penelitian di Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran”. Saran, arahan, ilmu, dan waktu luang dari beliau sangat

membantu pengerjaan skripsi ini hingga selesai.

6. Bapak Arief Tri Hidayanto S.T dan Ibu Yustini Ningsih S.Sos selaku orang

tua yang telah mendidik, menyayangi, memberikan dukungan, semangat

dan doa yang tiada henti sehingga peneliti ingin selalu memberikan yang

terbaik untuk mereka.

7. Teman temen yaitu Bethari, Nuzul, Rizki Auliya, Fahmi, Risa, dan lainnya

yang telah membantu dalam berdiskusi untuk penyelesaian skripsi.

8. Syifa Ulhannah dan Ahmad Faisal yang sudah mau mengajari saya tentang

materi ini.

9. Teman-teman Program Studi Sistem Informasi UIN Jakarta 2014 terima

kasih untuk kebersamaan dan kerjasama selama ini yang telah membantu

dan selalu berjuang bersama.

viii

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, serta masih banyak kekurangan baik dalam penelitian materi maupun

dalam susunan bahasanya. Untuk itu kiranya, pembaca dapat memaklumi atas

kekurangan dalam skripsi ini.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juli 2019

Yuliana Khirunnisa

1112093000148

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN……. .................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iv

ABSTRAK ........................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

1.3. Batasan Masalah .................................................................................. 6

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

1.6. Metode Penelitian ................................................................................ 9

1.6.1. Metode Pengumpulan data ....................................................... 9

1.6.2. Metode Analisa data ................................................................ 10

1.7. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 13

1.8. Sistematika Penulisan .......................................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 15

2.1. Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi .......................................... 15

x

2.1.1 Evaluasi .................................................................................... 15

2.1.2 Pengertian Tata Kelola ............................................................. 15

2.1.3 Pengertian Tata Kelola Teknologi Informasi ........................... 16

2.1.4 Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi .............................. 17

2.2. Framework Tata Kelola Teknologi Informasi ..................................... 17

2.2.1 Information Technology Infrastructure Library (ITIL) ........... 17

2.2.2 Capability Maturity Model Integration (CMMI) ..................... 19

2.2.3 International Standart Organization (ISO) ............................... 21

2.2.4 The Open Grup Architecture Framework (TOGAF) ............... 22

2.2.5 Control Objectives for Information and Related Technology

(COBIT) ................................................................................... 23

2.2.5.1 Sejarah Cobit………………………………………….23

2.2.5.2 Pengertian Cobit………………………………………25

2.3. Framework COBIT 5 ........................................................................... 27

2.3.1 Prinsip COBIT ......................................................................... 31

2.3.2 Enabler ..................................................................................... 44

2.4. Perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1 ................................................... 45

2.5. Tahapan Siklus Hidup Implementasi COBIT ...................................... 46

2.6. Process Reference Model ..................................................................... 49

2.6.1 Evaluate, Direct and Monitor (EDM)...................................... 50

2.6.2 Align, Plan and Organise (APO) ............................................. 53

2.6.3 Build, Acquire and Implementation (BAI) ............................... 64

xi

2.6.4 Deliver, Service and Support (DSS) ........................................ 73

2.6.5 Monitor, Evaluate and Assess (MEA) ...................................... 78

2.7. Proses Assessment Model (PAM) ....................................................... 80

2.7.1 Assessment Process Activites…………………………………. 82

2.7.2 Indikator Kapabilitas Proses Dalam Cobit 5 …………………...84

2.7.3 Metodologi Penelitian …………………………………………. 93

2.7.4 Raci ........................................................................................... 94

2.8. Pemetaan Tujuan Terkait TI Terhadap Cobit…………………………99

2.9. Fokus Area Evaluasi Tata kelola TI ………………………………… 100

2.9.1 APO11 Manage Quality ………………………………………...100

2.9.2 MEA01 Monitor, Evaluate, Assess Performance……………….103

2.10. Metode Skala Pengukuran Capability Level………………………….104

2.11 Pengukuran Capability Level…………………………………………106

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 109

3.1. Desain Penelitian ................................................................................. 109

3.2. Pengumpulan Data (Initiation) ............................................................. 109

3.2.1 Observasi .................................................................................. 110

3.2.2 Wawancara ............................................................................... 110

3.2.3 Studi Pustaka ............................................................................ 110

3.2.4 Detailed Mapping IT-Enterprise Goals—IT-Related

Processes……………………………………………………...115

xii

3.3. Metode Analisis Data ........................................................................... 116

3.3.1 Initiation ................................................................................... 116

3.3.2 Planning the Assesment ........................................................... 116

3.4 Briefing………………………………………………………………. 117

3.5 Data Collection………………………………………………………. 117

3.6 Data Validation………………………………………………………. 117

3.7 Proses attribute level…………………………………………………. 117

3.8 Reporting the Result…………………………………………………. 118

3.9 Kerangka Berpikir Penelitian………………………………………… 119

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 120

4.1. Initiation ........................................................................................... 120

4.1.1 Sejarah Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” .......... 120

4.1.2 Logo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” .............. 122

4.1.3 Profile Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” ........... 122

4.1.4 Visi dan Misi Universitas Pembangunan Nasional .................. 123

4.1.5 Struktur Organisasi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” ................................................................................. 124

4.1.6 Tugas dan Fungsi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” ................................................................................. 124

4.1.7 Pembahasan Hasil Tahap Initiation ......................................... 125

xiii

4.2. Planning the Assessment ...................................................................... 125

4.2.1 Hasil Responden pada Proses APO11 (Manage Quality) ........ 126

4.2.2 Hasil Responden pada Proses MEA01(Monitor, Evaluate and

Assess Performance and Conformance) .................................. 127

4.3. Briefing ........................................................................................... 128

4.4. Data Collection .................................................................................... 129

4.4.1 Hasil Data Collection Proses APO11....................................... 130

4.4.2 Hasil Data Collection Proses MEA01 ...................................... 131

4.5. Data Validation .................................................................................... 131

4.5.1 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11 ....................... 132

4.5.2 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner MEA01 ...................... 138

4.6. Process Atribute Level ......................................................................... 142

4.6.1 Penentuan Nilai dan Tingkat Kapabilitas APO11.01 .............. 146

4.6.1.1 Tingkat Kapabilitas APO11 ………………………….146

4.6.1.2 Tingkat Kapabilitas MEA01………………………….150

4.7. Reporting and Result ............................................................................ 156

4.7.1 Gap dan Rekomendasi………………………………………. 157

4.7.1.1 Proses MEA01………………………………………. 157

4.7.1.2 Proses APO11………………………………………. 160

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 158

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………164

5.2 Saran…………………………………………………………………. 164

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 165

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………... 169

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Evolusi COBIT ................................................................................. 24

Gambar 2. 2 Cangkupan antara COBIT 5 dengan Framework lain (ISACA, 2012)

................................................................................................................................ 28

Gambar 2. 3 Lima Prinsip COBIT 5 ...................................................................... 32

Gambar 2. 4 Value Creation (ISACA, 2012) ......................................................... 32

Gambar 2. 5 Governance and Management Key Areas (ISACA, 2012) ............... 43

Gambar 2. 6 Tujuh Tahap Siklus Hidup Implementasi COBIT 5 ......................... 49

Gambar 2. 7 7 Process Reference Model (ISACA, 2012) ..................................... 49

Gambar 2. 8 Assessment Process Activities (ISACA, 2012) ................................ 81

Gambar 2. 9 COBIT 5 Process Capability Model (ISACA, 2012) ........................ 84

Gambar 2. 10 RACI chart APO11 (ISACA, 2012) ............................................... 95

Gambar 2. 11 RACI chart MEA01 (ISACA, 2012) ............................................... 95

Gambar 3. 1 Pemetaan Enterprise Goals to IT-Related Goals COBIT 5 (ISACA,

2012)……………………………………………………………………………115

Gambar 3. 2 Kerangka Berpikir Penelitian .......................................................... 118

Gambar 4. 1 Logo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” ..................... 121

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

.............................................................................................................................. 123

Gambar 4. 3 Diagram Representasi Tingkat Kapabilitas APO11 ........................ 146

Gambar 4. 4 Diagram Representasi Tingkat Kapabilitas MEA01 ....................... 150

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perbandingan Framework Tata Kelola TI............................................. 26

Tabel 2. 2 PA 1.1 Process Performance (ISACA, 2013:115) ................................ 85

Tabel 2. 3 PA 2.1 Performance Management (ISACA, 2013:116) ....................... 85

Tabel 2. 4 PA 2.2 Work Product Management (ISACA, 2013:117) ..................... 87

Tabel 2. 5 Process Definition ................................................................................. 88

Tabel 2. 6 Process Measurement ........................................................................... 90

Tabel 2. 7 Process Control ..................................................................................... 91

Tabel 2. 8 Skor Skala Likert (Sugiyono, 2015) ................................................... 104

Tabel 2. 9 Rating Levels (ISACA, 2013) ............................................................ 106

Tabel 3. 1 Daftar Penelitian Sejenis…………………………………………….111

Tabel 4 1 Pemetaan RACI chart Proses APO11 ke Struktur Organisasi ............ 125

Tabel 4 2 Pemetaan RACI chart Proses MEA01 ke Struktur Organisasi ........... 125

Tabel 4 3 Pemetaan RACI chart APO11 ............................................................ 126

Tabel 4 4 Pemetaan RACI chart MEA01............................................................ 127

Tabel 4 5 Penjadwalan Proses Penelitian ............................................................ 128

Tabel 4 6 Output Proses APO11 ......................................................................... 129

Tabel 4 7 Output Proses MEA01 ........................................................................ 130

Tabel 4 8 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11 .................................. 131

Tabel 4 9 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11.02 ............................. 132

Tabel 4 10 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11.03 ........................... 133

Tabel 4 11 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11.04 ........................... 134

Tabel 4 12 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11.05 ........................... 135

Tabel 4 13 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11.06 ........................... 136

Tabel 4 14 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner MEA01.01 .......................... 137

Tabel 4 15 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner MEA01.02 .......................... 138

Tabel 4 16 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner MEA01.03 .......................... 139

xvi

Tabel 4 17 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner MEA01.04 .......................... 140

Tabel 4 18 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner MEA01.05 .......................... 141

Tabel 4 19 Tingkat Kapabilitas APO11 .............................................................. 145

Tabel 4 20 Tingkat Kapabilitas MEA01 ............................................................. 148

Tabel 4 21 Process Atribut 2.1 Performance Management ................................ 151

Tabel 4 22 Process Atribut 2.2 Work product Management............................... 151

Tabel 4 23 Process Atribut 3.1 Process Definition ............................................. 152

Tabel 4 24 Process Atribut 3.2 Process Deployment .......................................... 152

Tabel 4 25 Process Atribut 2.1 Performance Management ................................ 153

Tabel 4 26 Process Atribut 2.2 Work product Management............................... 153

Tabel 4 27 Process Atribut 3.1 Process Definition ............................................. 154

Tabel 4 28 Process Atribut 3.2 Process Deployment .......................................... 154

Tabel 4 29 Hasil Pencapaian Level APO11 ........................................................ 155

Tabel 4 30 Hasil Pencapaian Level MEA01 ....................................................... 156

Tabel 4 31 Proses MEA 1 ................................................................................... 157

Tabel 4 32 Proses MEA 2 ................................................................................... 158

Tabel 4 33 Proses MEA 3 ................................................................................... 158

Tabel 4 34 Proses MEA 4 ................................................................................... 159

Tabel 4 35 Proses MEA 5 ................................................................................... 159

Tabel 4 36 hasil peneliti dari analisa gap dan rekomendasi ................................ 160

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1980 UPN "Veteran" Cabang Jakarta menambah Jurusan

Pendidikan Ahli Teknik (PAT) Informatika dan Komputer, dan tahun 1987

berdasarkan Surat Keputusan Menhankam, Akademi Akuntansi dan Akademi

Teknik Veteran yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Pembinaan Keluarga

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Cabang Jakarta diitegrasikan

kedalam Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Cabang Jakarta meliputi 6

(enam) Akademi, yaitu: a) Akademi Bank, b) Akademi Akuntasi "Veteran" c)

Akademi Tekstil, d) Akademi Maritim (Teknik Bangunan Kapal), e) Akademi

Teknik Veteran, f) PAT Informatika dan Komputer.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Ridwan Raafi'udin, M.Kom

selaku kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis) Teknologi Informasi dan Komunikasi,

dalam kondisi peralihan dari universitas swasta menjadi universitas negeri,

universitas vetaran dituntut untuk peka menangkap kebutuhan pada pengelolaan

akademik,

UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi UPN "Veteran" Jakarta

merupakan unit pelaksana teknis di bidang pengembangan dan pengelolaan

sistem dan teknologi informasi dan komunikasi yang mempunyai tugas

melaksanakan pengembangan sistem dan pengelolaan teknologi informasi dan

komunikasi serta pelayanan teknologi informasi dan komunikasi. Escanciano

2

(2001) berpendapat bahwa Total Quality Management (TQM/Manajemen Mutu)

merupakan sistem terstruktur dengan serangkaian alat, teknik, dan filosofi yang

didesain untuk menciptakan budaya perusahaan yang memiliki fokus terhadap

konsumen, melibatkan partisipasi aktif para pekerja, dan perbaikan kualitas yang

berkesinambungan yang menunjang tercapainya kepuasan konsumen secara total

dan terus-menerus.Sebuah produk dapat memiliki mutu atau kualitas apabila sesuai

dengan standarisasi yang telah ditentukan. Standarisasi mutu tersebut mencakup

bahan baku sebuah produk dan mutu setelah barang jadi. Briscoe et al., (2012)

Kualitas pelayanan jasa pada perguruan tinggi dengan memberikan penerapan

kualitas pelayanan berstandar akan memberikan dampak pada kepuasan mahasiswa

(Sidharta, 2014). Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta memiliki

visi yaitu Menuju Perguruan Tinggi Badan Hukum, Inovatif, dan Berdaya Saing

yang Beridentitas Bela Negara Tahun 2025. Namun untuk menerapkan visi tersebut

dibutuhkan memantau, mengevaluasi, menilai kinerja kesesuaian guna memproses

mengelola kualitas dengan inovasi yang bertujuan meningkatkan kualitas

dilingkungan UPN “Veteran” dengan penemuan- penemuan baru yang membantu

dalam proses pemenuhan kebutuhan, memungkinkan UPN “Veteran” untuk

meningkatkan kualitas performa sistem informasi sesuai dengan yang terdapat pada

misinya yaitu menyiapkan sarana & prasarana serta anggaran yang memadai,

mewujudkan budaya organisasi & budaya mutu dalam menerapkan sistem audit &

manajemen resiko yang kredibel. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan

Kepala UPT dengan adanya kebijakan dan sop yang terlampir di pihak UPT akan

melakukan memperbaharui sistem akademik menggunakan teknologi terbaru

3

dikarenakan pembuatan sistem tersebut pada tahun 2007 menggunakan teknologi

yang sudah tidak relavan untuk keadaan saat ini. Namun tidak adanya SOP yang

mengatur tentang memantau, mengevaluasi, menilai kinerja kesesuaian laporan

kerusakan yang terjadi pada sistem yang rutin dari tahun 2007- sampai saat ini yang

tidak terdokumentasikan sehingga menghambat proses pengambilan keputusan

untuk memperbaiki kualitas sistem informasi.

Tata Kelola teknologi informasi mempunyai banyak tools untuk melakukan

penilaian dan pengukuran indicator untuk membantu Universitas mengelola,

adapun beberapa tata kelola teknologi yang banyak digunakan oleh Universitas

yaitu Internasional Standards Organization digunakan untuk menetapkan standar

– standar industrial dan komersial dunia. Informasi Technology Infrastructure

Library digunakan untuk mengelola layanan TI, pengembangan dan operasi TI.

Project in Controlled Environments metode yang digunakan untuk pengelolaan

proyek IT secara efektif. Control Objectivies for Information and related

Technology (COBIT) 5 merupakan salah satu framework yang menyediakan model

proses pada umumnya ditemukan dalam aktivitas TI dalam lima domain proses

yang saling terkait, Evaluate, Direct and Monitor (EDM) yang terdiri dari lima (5)

prose TI, Align Plan and Organize (APO) yang terdiri dari tiga belas (13) proses

TI, Build, Acquire and implementation (BAI) yang terjadi dari (10) proses TI,

Deliver, Service and Support (DSS) yang terjadi dari enam (6) proses TI, Monitor,

Evaluate and Assess (MEA) yang terdiri dari tiga (3) proses TI. Masing – masing

proses TI dilengkapi dengan objektif kontrol.

4

Adapun penelitian di bidang audit system infomasi yang mendukung tata

kelola teknologi informasi seperti: Fitroh (2009) yang mana kegiatan penelitian

dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini dilakukan

untuk mengetahui tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi pada sistem

informasi akademik (SIM@K). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

framework COBIT 4.0 dengan memilih domain khusus pada domain PO dan AI.

Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan diantaranya yaitu analisis dan

interpelasi data berada pada level 2 (repeatable but intuitive) untuk domain PO.

Namun level 1 (Intial/ Ad-hoc) sesuai hasil penelitian dengan meningkatkan tingkat

kematangan pada level 3 (Define Process) berdasarkan visi., misi, tujuan, dana rah

pengembangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimana prosedur sudah standar an

terekomondasikan melalui pelatihan, tetapi pelaksanaanya diserahkan kepada tim

untuk mengikuti proses tersebut sehingga penyimpangan dapat diketahui,

prosedurnya disempurnakan untuk formalitas praktek yang ada.

Siti (2014) melakukan penelitian di PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

dengan menggunakan metode COBIT 5. Penelitian dilakukan untuk memberikan

usulan mekanisme tata kelola TI yang sesuai standar COBIT 5 yaitu memberikan

solusi dalam penerapan tata kelola TI pada domain monitor, evaluate, and assess

proses MEA01 (Monitor, Evaluate, and Assess Performance and Conformance).

Fransiskus (2013) Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi

Perguruan Tinggi Berdasarkan COBIT 5 pada Laboratorium Rekayasa Perangkat

Lunak Universitas Esa Unggul Penelitian ini merupakan pengembangan model tata

5

kelola TI dengan kerangka kerja COBIT 5 pada Lab RPL di UEU untuk kemudian

dinilai kondisi awal dan akhir sesudah implementasi.

Dilihat dari latar belakang di atas, ada dorongan untuk membuat penelitian

terkait dalam membantu Universitas dalam mengevaluasi dan menilai tingkat

kualitas Universitas yang bergerak dalam bidang pelayanan akademik. Untuk itu,

skripsi dengan judul “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan

Framework COBIT 5” (Studi Kasus: Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”) layak diangkat sebagai judul skripsi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka identifikasi

masalah yang terdapat pada Universitas Pembangunan Nasional yaitu:

1. Belum adanya standar operasional prosedur (SOP) dan kebijakan yang

dikhususkan untuk memonitoring, mengevaluasi, menilai kinerja

kesesuaian serta mengelola kualitas yang mengakibatkan proses

pengambilan keputusan untuk kualitas berjalan lambat dikarenakan tidak

adanya standar.

2. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” belum pernah melakukan

evaluasi tata kelola teknologi informasi dengan menggunakan framework

COBIT 5 khususnya pada APO11 (Manage Quality) dan MEA01 (Monitor,

Evaluate and Assess Performance and Conformance)

6

3. Saat ini belum terdapat monitoring, evaluasi, dan laporan mengenai,

kerusakan pada sistem. Sehingga menghambat proses pengambilan

keputusan untuk memperbaiki kualitas sistem informasi.

Berdasarkan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah masalah yaitu:

1. Bagaimana mengetahui Capability Level kondisi saat ini pada APO11

(Manage Quality) dan MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess Performance

and Conformance) COBIT 5 pada UPT TIK Universitas pembangunan

Nasional “Veteran”.

2. Bagaimana mengetahui gap pada APO11 (Manage Quality) dan MEA01

(Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance) Cobit 5

pada UPTI Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

3. Bagaimana memberikan rekomendasi untuk perbaikan yang tepat pada

APO11 (Manage Quality) dan MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess

Performance and Conformance) COBIT 5 pada UPT TIK Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah disusun agar pembahsan dalam penelitian ini tidak terlalu

luas, berdasarkan masalah diatas maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Evaluasi tata kelola teknologi informasi hanya dilakukan pada UPT TIK

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

7

2. Evaluasi tata kelola teknologi informasi menggunakan COBIT 5 hanya

fokus pada proses APO11 (Manage Quality) dan MEA01 (Monitor,

Evaluate and Assess Performance and Conformance).

3. Tahapan analisis pada penelitian ini adalah Initiation, Planning the

Assessment, Briefing, Data Collection, Data Validation, Process Attribute

Level, dan Reporting the Result seperti yang terdapat pada COBIT 5

Assessment Process Activities.

4. Penelitian ini menggunakan perhitungan dengan skala likert

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan dilakukannya penelitian ini mengetahui tingkat kapabilitas untuk

kondisi perusahaan saat ini dan kondisi yang diharapkan, mengetahui gap

atau kesenjangan dan memberikan rekomendasi yang mengacu pada

framework COBIT 5 sebagai usulan perbaikan tata kelola teknologi

informasi dengan domain proses APO11 (Manage Quality), dan MEA01

(Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance) untuk

mencapai IT Goals pada UPT TIK Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jakarta.

8

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui Capability Level untuk kondis saat ini (as is) dan kondisi

yang diinginkan (tobe) di UPT TIK Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” berdasarkan COBIT 5.

2. Mengetahui kondisi pengelolaan gap pada proses APO11 (Manage

Quality) dan MEA01(Monitor, Evaluate and Assess Performance and

Conformance). di UPT TIK Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” berdasarkan COBIT 5.

3. Menghasilkan rekomondasi APO11 (Manage Quality) dan MEA01

(Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance) pada

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” berdasarkan COBIT 5.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Memahami langkah-langkah dalam melakukan analisa tata kelola

teknologgi informasi dengan framework COBIT 5.

b. Memahami proses yang ada pada Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” sesuai dengan yang diteliti oleh peneliti

c. Menerapkan pelayanan TI dengan kualitas yang terus meningkat seiring

perkembangan teknologi dan bisnis.

9

d. Menjadi referensi acuan dalam melakukan perbaikan tata kelola teknologi

informasi pada APO11 (Manage Quality), dan MEA01(Monitor, Evaluate

and Assess Performance and Conformance) di Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” dengan framework COBIT 5.

e. Memberikan pemahaman dalam mengukur capability level (tingkat

kemampuan) dari tata kelola teknologi informasi pada APO11 (Manage

Quality) dan MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess Performance and

Conformance) di Universitas Pembangunan “Veteran”.

1.6 Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam melakukan penelitian ini ada 2 metode

yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis data. Metode tersebut ialah:

Metode Pengumpulan data

a. Metode Obeservasi

Obeservasi yang dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan melakukan

pengamatan secara langsung ke wilayah Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”.

b. Metode Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara langsung

dengan kepala UPT TIK Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mengetahui

secara umum tentang TI di Universitas Pembangunan Nasioanal “Veteran”.

c. Studi Literatur

10

Peneliti membaca dan mengumpulkan data-data yang dianggap perlu dalam

memenuhi kebutuhan audit terkait objek yang akan diaudit. Data-data yang

dikumpulkan terkait dengan objek yang akan diaudit seperti buku-buku, jurnal dan

penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, serta website referensi yang

dapat dijadikan sebagai rujukan bagi keseluruhan proses studi.

d. Kuesioner

Tahap ini peneliti melakaukan kuesioner pra penelitian kepada kepala UPT

untuk mendiskusikan dan memilih proses domain pada COBIT 5 berdasarkan

permasalahan yang ada di UPT TIK Universitas Pembangunan Nasioanl “Veteran”

dan kuesioner yang kedua menggunakan skala likert berdasarkan framework

COBIT 5 yang ditunjukan kepada pemangku kepentingan yang ada di Universitas

Pembangunan Nasinal berdasarkan diagram RACI yang ada di COBIT 5.

e. Studi pustaka

Studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan membaca buku-

buku yang dipelajari oleh peneliti yang berkaitan dengan tata kelola teknologi

informasi

Metode Analisa data

Menggunakan framework COBIT 5 sebagai acuan dalam identifikasi

capability level, menemukan gap dan menentukan rekomondasi dari proses APO11

(Manage Quality), MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess Performance and

Conformance) dengan langkah-langkah berikut:

11

1. COBIT 5 Assessment Process Activities

Assessment Process Activities adalah manajemen proyek dasar dari praktik

yang baik dan memberikan penilaian pada enam tahap untuk menjamin hasil

evaluasi sesuai pada tujuan bisnis. Berikut process capability dalam melakukan

evaluasi tujuh tahap yang berkelanjutan (ISACA, 2012):

1. Initiation

Pada tahap ini menjelaskan tentang penggerak pada organisasi.

Indentifikasi penggerak perubahan saat ini dan kebutuhan perubahan

pada tingkat manajemen eksekutif. Tujuannya adalah memperoleh

pemahaman tentang organisasi saat ini.

2. Planning the Assessment

Tahap kedua adalah dilakukan rencana penilaian yang bertujuan untuk

mendapatkan hasil evaluasi penilaian Capability Level.

3. Briefing

Tahap ketiga adalah melakukan pengarahan kepada tim penilai sehingga

memahami masukan, proses dan keluaran dalam unit organisasi yang

akan dinilai pada Univerrsitas Pembangunan Nasional “Veteran” dengan

cara menentukan jadwal, kendala yang dihadapi dalam melakukan

penilaian, peran dan tanggung jawab, kebutuhan sumber daya, dan lain-

lain.

4. Data Collection

Tahap keempat adalah dilakukan pengumpulan data dari hasil temuan

yang terdapat pada Univerrsitas Pembangunan Nasional “Veteran” yang

12

bertujuan untuk mendapatkan bukti-bukti penilaian evaluasi pada

aktifitas proses yang telah dilakukan.

5. Data Validation

Tahap kelima adalah dilakukan validasi data yang bertujuan untuk

mengetahui hasil perhitungan kuesioner agar mendapatkan evaluasi

penilaian Capability Level.

6. Process Attribute Level

Tahap keenam adalah dilakukan proses memberi level pada atribut yang

ada disetiap indikator, yang bertujuan untuk menunjukkan hasil

Capability Level dari hasil perhitungan kuesioner pada tahap-tahap

sebelumnya dan melakukan analisis gap pada tahapan berikutnya.

7. Reporting the Result

Tahap ketujuh adalah melaporkan hasil evaluasi yang bertujuan untuk

memberikan rekomendasi kepada Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” dengan COBIT 5. Dalam praktik tata kelola teknologi

informasi pada COBIT 5 memiliki beberapa ketentuan yang harus

dipenuhi

13

1.7 Waktu dan Tempat Penelitian

Pelakasanaan penelitian skripsi “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi

Menggunakan Framework COBIT 5”dilaksanakan pada waktu dan tempat

Nama Instansi : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Waktu : September - November 2018

Tempat : Jalan Rumah Sakit Fatmawati, Pd. Labu Cilandak, Kota Depok

Daerah Khusus Ibukota Jakarta

1.8 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan laporan ini, pembahasan terbagi dlaam lima

bab yang diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab I membahas latar belakang, rumusan masalah, Batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu dan

tempat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan dalam penelitian tata kelola teknologi informasi

menggunakan framework COBIT 5.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II menguraikan teori-teori dasar yang mendukung

terkait dengan Tata Kelola IT dengan menggunakan

kerangka kerja Control Objective Information Technology 5

(COBIT 5)

14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III membahas tentang metodologi yang digunakan

peneliti yang pengumpulan data dan metode penerapan tata

kelola kemudian dilakukan Analisa data dlaam penelitian

tata kelola teknologi informasi dengan framework COBIT 5.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV membahas secara singkat profil Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” serta tahap-tahap analisa

pelaksana tata kelola teknologi informasi. Pada bab ini juga

menjelaskan temuan, gap dan rekomondasi kepada

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

BAB V PENUTUP

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil

penelitian yang telah dilaksanakan beserta saran-saran untuk

pengembngan selanjutnya.

15

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi

2.1.1 Evaluasi

Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai

beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan

(Arikunto, 2010). Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan

untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan

dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan (Arifin, 2013).

Dari kedua penjelasan di atas, evaluasi dapat diartikan sebagai kegiatan

untuk menentukan sejauh mana pencapaian pada tujuan dari beberapa kegiatan

yang direncanakan dengan mengumpulkan informasi yang berkaitan. Selanjutnya

informasi tersebut digunakan untuk mendukung dalam pengambilan suatu

keputusan dalam mencapai tujuan.

2.1.2 Pengertian Tata Kelola

Menurut Indrajit, tata kelola adalah serangkain proses seperti pengendalian,

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian yang

dilakukan pada dimensi struktur pertanggung-jawaban dan pengambilan keputusan

terhadap kegiatan yang strategis dalam mengelola sejumlah sumber daya demi

tercapainya tujuan/obyektif tertentu (Indrajit, 2014). Menurut Yuliar, istilah tata

kelola (governance) berkaitan dengan pengaturan, pengarahan, atau pengendalian.

Penggunaan istilah tata kelola dalam situasi praktis sering disertai dengan asumsi-

16

asumsi berkenaan dengan bagaimana suatu tata kelola mungkin diwujudkan.

Artinya, penggunaan konsep tersebut dipengaruhi oleh konteksnya. Tata kelola

dipersepsikan sebagai penyelenggaraan kekuasaan atau kewenangan untuk

mengatur, mengarahkan, atau mengendalikan (Yuliar, 2009). Tata kelola

merupakan suatu proses yang dilakukan oleh suatu organisasi atau masyarakat

untuk mengatasi permasalahan yang terjadi (Jogiyanto & Abdillah, 2011).

2.1.3 Pengertian Tata Kelola Teknologi Informasi

Tata kelola TI sebagai suatu struktur dan proses pengambilan keputusan TI

di tingkat korporat untuk mengarahkan perilaku yang diinginkan dari insan TI dan

memastikan keberhasilan TI dalam rangka penciptaan nilai bagi para stakeholders

(Jogiyanto & Abdillah, 2011). Tata kelola TI adalah bagian terintegrasi dari

pengelolaan Universitas yang mencakup kepemimpinan, struktur data serta proses

organisasi. Hal ini untuk memastikan bahwa teknologi informasi Universitas dapat

dipergunakan untuk mempertahankan dan memperluas strategi dan tujuan

organisasi (Surendro, 2009). Tata kelola TI memiliki definisi inklusif yang

mencakup sistem informasi, teknologi dan komunikasi, bisnis dan hukum serta isu

lainnya yang melibatkan hampir seluruh pemangku kepentingan (stakeholders)

(Sarno, 2009)

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

tata kelola teknologi informasi adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh

tingkat korporat yaitu manajemen dilevel atas dan eksekutif pada sebuah organisasi

untuk mengelola teknologi informasi yang dimiliki agar dapat mendukung kinerja

17

organisasi dalam mencapai tujuan menyelaraskan dengan strategi-strategi bisnis

yang telah ada pada organisasi.

2.1.4 Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi

Merupakan suatu proses penilaian sistematis yang dilakukan untuk

menentukan kualitas dari sesuatu berdasarkan dasar-dasar tertentu dalam rangka

mengelola teknologi informasi yang baik dan selaras dengan tujuan Universitas.

Evaluasi ini menghasilkan ulasan yang juga berguna untuk membantu pengelola

atau pihak manajemen untuk mengambil keputusan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi tata

kelola teknologi informasi adalah suatu proses kegiatan mengukur pencapaian nilai

TI dalam sebuah organisasi yang dipertanggung jawaban pihak manajemen dilevel

atas dan eksekutif untuk mengelola teknologi informasi yang dimiliki agar dapat

selaras dengan strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.

2.2 Framework Tata Kelola Teknologi Informasi

2.2.1 Information Technology Infrastructure Library (ITIL)

Dalam bukunya Jogiyanto, dijelaskan mengenai konsep Information

Technology Infrastructure Library (ITIL) adalah seperangkat konsep dan praktik

untuk mengelola layanan TI, pengembangan dan operasi TI. ITIL memberi

deskripsi rinci sejumlah praktik penting TI dan menyediakan daftar komprehensif

tugas dan prosedur yang didalamnya setiap organisasi dapat menyesuaikan dengan

kebutuhannya sendiri. ITIL diterbitkan dalam suatu seri buku, masing-masing

mencakup topik manajemen TI. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library adalah

18

merek dagang terdaftar atas miliki United Kingdom’s Office of Government

Commerce (OGC) (Jogiyanto & Abdillah, 2011). Tujuan dari OGC adalah

menciptakan secara konsisten dan komprehensif kumpulan praktik-praktik terbaik

dari pengelolaan layanan teknologi informasi yang bermutu, serta mendorong

sektor swasta untuk mengembangkan pelatihan, konsultasi, dan kakas untuk

mendukung ITIL. ITIL terdiri dari serangkaian dokumen yang akan mengarahkan

organisasi untuk menyediakan layanan teknologi informasi yang baik, dan

menyediakan fasilitas yang diperlukan organisasi untuk mendukung teknologi

informasi. ITIL menggunakan pendekatan berorientasi proses dalam manajemen

layanan. ITIL memberikan panduan praktis yang dapat membantu organisasi dalam

menerapkan manajemen mutu dalam layanan dan infrastruktur teknologi informasi,

dimana ‘mutu’ didefinisikan sebagai ‘sesuai dengan kebutuhan bisnis dan

penggunanya’ (Surendro, 2009). Inti dari ITIL terdiri dari dua kelompok utama

proses yaitu:

1. Penyampaian Layanan (Service Delivery), terdiri dari manajemen tingkat

layanan, manajemen ketersediaan, manajemen keberlanjutan layanan

teknologi informasi, dan manajemen kapasitas.

2. Dukungan layanan (Service Support), meliputi manajemen masalah,

manajemen insiden, meja layanan, manajemen perubahan, manajemen

rilis, dan manajemen konfigurasi. ITIL merupakan pedoman praktik

pelengkap pada COBIT.

Sasaran kendali tingkat tinggi COBIT dapat terapkan melalui ITIL. Sehingga

dengan kata lain, sasaran kendali COBIT akan menyatakan apa yang harus

19

dilakukan dan ITIL menjelaskan tentang bagaimana cara melakukannya untuk

mencapai sasaran tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas bisa disimpulkan bahwa ITIL dapat menjadi

pedoman umum bagi organisasi dalam merancang dan menjalankan sistem

tatakelola TI. Tentunya ITIL memiliki seperangkat disiplin yang memiliki

keunggulan dan keterbatasan yang sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan

organisasi yang ingin mengadaptasinya.

Capability Maturity Model Integration (CMMI)

Penjelasan mengenai CMMI, Surendro memaparkan konsep ini adalah

sebuah model yang digunakan untuk menilai tingkat kematangan proses rekayasa

perangkat lunak sebuah organisasi dan menyediakan hal-hal praktis yang dapat

digunakan organisasi untuk meningkatkan kematangan proses tersebut. Model ini

dikembangkan lebih lanjut memiliki tujuan menangani integrasi pengembangan

prangkat lunak dengan aktivitas kerekayasaan lain termasuk rekayasa sistem,

pengembangan produk dan proses secara terintegrasi, dan sumber daya supplier.

Model CMMI banyak digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model

kematangan lain, termasuk dalam arsitektur enterprise (Surendro, 2009)

Model kematangan CMMI terdiri dari 5 (lima) tingkat kematangan yang

diberi nomor 1 sampai dengan 5 sebagai berikut:

1. Initial: Proses dilakukan secara seketika/ad hoc. Organisasi tidak

memiliki lingkungan pengembangan yang stabil. Keberhasilan organisasi

dalam melaksanakan kegiatan tergantung pada tingkat kompetensi dan

20

semangat personil dalam organisasi, bukan kepada proses-proses yang

terbukti baik.

2. Managed: Kegiatan pengembangan oleh organisasi telah dikelola dengan

baik dimana kebutuhan untuk pengembangan telah direncanakan,

dilaksanakan, diukur dan dikendalikan tetapi masih ada perbedaan dalam

masing-masing kegiatan yang dilakukan. Hal ini terjadi karena proses

pelaksanaan kegiatan belum distandarisasi dengan baik.

3. Defined: Karakteristik proses telah dipahami dengan baik dan dinyatakan

dalam bentuk standar, prosedur, kakas/tools, dan metode. Standar

digunakan untuk memberi jaminan konsistensi pelaksanaan proses

diseluruh organisasi. Kegiatan yang dilakukan organisasi dijalankan

berdasar standar proses yang telah ada.

4. Quantitatively Managed: Ukuran kuantitatif telah ditetapkan untuk

mengukur kualitas dan kinerja pelaksanaan proses dan untuk menilai

ketercapaian sebuah tujuan. Ukuran kuantitatif didasarkan atas kebutuhan

konsumen, pengguna akhir, organisasi, dan pihak yang

mengimplementasikan proses-proses.

5. Optimising: Kinerja proses diperbaiki secara terus menerus melalui

perbaikan teknologi secara inovatif dan bertahap. Tujuan perbaikan proses

secara kuantitatif telah ditetapkan, secara kontinu diperbaiki sesuai

dengan perubahan tujuan bisnis dan digunakan sebagai kriteria dalam

mengelola perbaikan proses.

21

Model CMMI memberikan berbagai macam panduan untuk menilai tingkat

kematangan suatu organisasi dan perbaikan yang diperlukan dalam berbagai proses

sehingga dapat meningkat ke arah yang lebih baik dari satu tingkat ke tingkat

berikutnya.

International Standart Organization (ISO)

ISO/IEC 27001 adalah standar keamanan informasi yang dipublikasikan

oleh International Organization for Standartization (ISO) dan the International

Electrotechnical Commission (IEC) sehingga disebut ISO/IEC. Mula-mula diberi

kode ISO/IEC 17799:2005, lalu disempurnakan menjadi ISO/IEC 27002:2005 dan

menjadi salah satu bagian dari ISO/IEC 27000 series. ISO/IEC 27002 menyediakan

praktik prima yang direkomendasikan dalam rangka manajemen keamanan

informasi (Jogiyanto & Abdillah, 2011). Isinya terdiri dari 12 seksi:

1. Kebijakan keamanan

2. Penilaian dan pengelolaan resiko

3. Organisasi dari keamanan informasi

4. Manajemen asset

5. Keamanan sumber daya manusia

6. Keamanan lingkungan dan fisik

7. Manajemen operasi dan komunikasi

8. Kontrol akses

9. Pemeliharaan, pengembangan dan akuisisi sistem informasi

10. Manajemen insiden keamanan sistem informasi

11. Manajemen keberlangsungan kerja

22

12. Kesesuaian antara aturan, standard an hukum di bidang TI

Menurut Jogiyanto, keunggulan penggunaan ISO bagi sistem tata kelola

keamanan informasi adalah ISO bersifat lebih rinci dibanding COBIT dan

menyediakan petunjuk “bagaimana” sesuatu dijalankan. ISO memberi petunjuk

struktur dan konten kebijakan keamanan informasi. Karena ISO bersifat lebih rinci,

bahkan dapat dikatakan bersifat teknis, ISO lebih cenderung menjadi pilihan bagi

manajer TI dan manajer keamanan informasi (Jogiyanto & Abdillah, 2011).

Kelemahan ISO adalah menjadi pedoman yang berdiri sendiri atau tidak

terintegrasi dengan kerangka sistem tata kelola TI yang lebih luas. Oleh karena itu

ISO lebih tepat digunakan untuk kepentingan teknis, tidak digunakan sebagai

pedoman umum dalam sistem tata kelola keamanan SI organisasi.Dalam praktiknya

kedua regulasi ini dapat dibutuhkan pada waktu yang berbeda atau bahkan dalam

waktu bersamaan. Jika organisasi hanya mengadopsi salah satu standar maka bisa

jadi organisasi akan mengalami kendala dalam menata kelola sistem keamanan TI.

Maka dari itu, keduapedoman tersebut dalam praktik idealnya digabungkan dengan

melihat masing-masing keunggulannya. Dimana COBIT digunakan untuk cakupan

yang lebih luas dalam tata kelola keamanan TI sedangkan ISO bertendensi pada

posisi tingkat operasional.

The Open Grup Architecture Framework (TOGAF)

The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan kerangka

kerja dan metode yang diterima secara luas dalam pengembangan arsitektur

Universitas. Berawal dari Technical Architecture for InformationManagement

(TAFIM) di Departemen Pertahanan Amerika Serikat, kerangka kerja itu diadopsi

23

oleh Open Group pada pertengahan 1990-an. Spesifikasi pertama TOGAF

diperkenalkan pada tahun 1995. TOGAF merupakan hasil pengembangan forum

Open Group yang merupakan forum kerja sama antar vendor dan penggunan

(Surendro, 2009).

TOGAF memberikan metode yang detail mengenai bagaimana membangun,

mengelola, dan mengimplementasikan arsitektur enterprise dansistem informasi

yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM), dimana ADM

merupakan hasil dari kerja sama praktisi arsitektur dalam Open Group Architecture

Forum. ADM merupakan metode generik yang berisikan sekumpulan aktifitas yang

mempresentasikan progresi dari setiap fase ADM dan model arsitektur yang

digunakan dan dibuat selama tahap pengembangan Arsitektur enterprise (Surendro,

2009).

Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT)

Sejarah COBIT

COBIT pertama kali dirilis pada tahun 1996. Misinya adalah “untuk

meneliti, mengembangkan, mempublikasikan dan mempromosikan

kewenangan, pembaruan dan seperangkat pedoman umum yang diterima secara

internasional untuk tujuan pengendalian teknologi informasi dalam penggunaan

sehari-hari oleh para manajer bisnis dan auditor.” Manfaat yang diperoleh

manajer, auditor dan pengguna dari pengembangan COBIT adalah membantu

mereka memahami sistem TI dan memutuskan tingkat keamanan dan kendali

yang diperlukan untuk melindungi asset Universitas mereka melalui

pengembangan model tata kelola TI (Jogiyanto & Abdillah, 2011).

24

Gambar 2. 1 Evolusi COBIT

Dimulai pada tahun 1996 COBIT versi 1 muncul dengan kerangka kerja

yang berkutat di wilayah Audit. Seiring perkembangannya COBIT versi 2 pun

terbit di tahun 1998 dengan Framework yang menekankan pada wilayah Control

(pengendalian).

Kemudian pada tahun 2000 COBIT berkembang lagi dengan versi 3 dengan

pedoman kerja yang mengarah pada area Management. Wilayah IT Governance

yang luas cakupannya dalam Universitas menjadi pembahasan penting bagi

perubahan Framework COBIT pada versi 4.0/4.1 yang dirilis pada tahun 2005/7.

Namun masuknya age information sampai hari ini evolusi COBIT menerbitkan

versi terakhirnya yaitu versi 5 pada tahun 2012 yang memiliki scope/cakupan

yang lebih luas dari versi sebelumnya dengan membahas Governance and

Enterprise IT yakni tata kelola teknologi informasi pada Universitas. Untuk

itulah penulis memilih COBIT 5 sebagai kerangka kerja penelitian teknologi

informasi dengan melihat perkembangan COBIT sampai hari ini.

25

Pengertian COBIT

Sasongko. (2009) menjelaskan COBIT adalah sekumpulan dokumentasi

best practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna

(user), dan manajemen untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan

kontrol dan masalah-masalah teknis TI. COBIT dikeluarkan ITGI yang dapat

diterima secara internasional sebagai praktek pengendalian atas informasi, TI

dan risiko terkait. COBIT digunakan untuk menjalankan penentuan atas TI dan

meningkatkan pengontrolan TI.

Surendro. (2009) menjelaskan tentang karakteristik utama dan prinsip

yang mendasari COBIT, yaitu karakteristik utamanya adalah fokus pada bisnis,

orientasi pada proses, berbasis Control dan dikendalikan oleh pengukuran,

sedangkan prinsip yang mendasarinya adalah untuk menyediakan informasi

yang diperlukkan organisasi dalam mewujudkan tujuannya, organisasi perlu

mengelola dan mengendalikan sumber daya teknologi informasi dengan

menggunakan sekumpulan proses-proses yang terstruktur untuk memberikan

layanan informasi yang diperlukan.

26

Berikut tabel perbandingan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing

framework:

Tabel 2. 1 Perbandingan Framework Tata Kelola TI

Kelebihan

ITIL ISO 27001 COBIT CMII TOGAF

ITIL fokus pada proses

desain dan

implementasi TI, serta

pelayanan pelanggan

(customer) yang

membantu

implementasi untuk

pengelolaan layanan

TI. ITIL lebih kepada

best practice tentang

cara pengelolaan IT

untuk mencapai objek

organisasi. ITIL

merupakan standar

yang paling mendetail

dan mendalam dalam

mendefinisikan proses-

proses TI yang bersifat

teknis dan operasional.

ISO bersifat lebih

rinci dibanding

COBIT dan

menyediakan

petunjuk bagaimana

sesuatu dijalankan.

ISO memberi

petunjuk struktur

dan konten

kebijakan keamanan

informasi. Karena

ISO bersifat lebih

rinci, bahkan dapat

dikatakan bersifat

teknis, ISO lebih

cenderung menjadi

pilihan bagi manajer

TI dan manajer

keamanan informasi.

COBIT memiliki

spektrum proses TI

yang lebih luas dan

mendetail. Membantu

manajemen dalam

mendefinisikan

rencana strategis TI,

mendefinisikan

informasi arsitektur,

pemantauan kinerja

sistem TI. Membantu

mengidentifikasi isu-

isu kendali TI dalam

infrastruktur TI

Universitas. Mengatur

masalah objektif yang

harus dicapai suatu

organisasi. COBIT

dapat digunakan

sebagai IT Governance

tools, dan juga

membantu Universitas

mengoptimalkan

investasi TI mereka.

CMII dapat menangani

integrasi

pengembangan

prangkat lunak dengan

aktivitas kerekayasaan

lain termasuk rekayasa

sistem, pengembangan

produk dan proses

secara terintegrasi, dan

sumber daya supplier.

Sebagai acuan dalam

pengembangan model

kematangan lain,

termasuk dalam

arsitektur enterprise

Kerangka kerja dan

metode yang diterima

secara luas dalam

pengembangan

arsitektur Universitas.

TOGAF memberikan

metode yang detail

mengenai bagaimana

membangun,

mengelola,

mengimplementasika

n arsitektur enterprise

dan sistem informasi.

Kekurangan

ITIL, bukan

merupakan standar

dalam audit TI. Lebih

untuk menciptakan

layanan teknologi

informasi yang

bermutu tinggi.

Standar ITIL berfokus

kepada

pelayanan customer,

dan sama sekali tidak

menyertakan proses

penyelarasan strategi

Universitas terhadap

strategi TI yang

dikembangkan. ITIL

tidak melakukan

Pedoman yang

berdiri sendiri atau

tidak terintegrasi

dengan kerangka

sistem tata kelola TI

yang lebih luas. Oleh

karena itu ISO lebih

tepat digunakan

untuk kepentingan

teknis, tidak

digunakan sebagai

pedoman umum

dalam sistem tata

kelola keamanan SI

organisasi.

COBIT kurang

memberikan informasi

yang lebih terperinci

bila dibandingkan

dengan ISO dalam tata

kelola keamanan

informasi, hanya

berfokus pada kendali

dan pengukuran.

Hanya memberikan

panduan kendali dan

tidak memberikan

panduan implementasi

operasional. Kurang

dalam memberikan

panduan keamanan

namun memberikan

Hanya menilai tingkat

kematangan suatu

organisasi dan

perbaikan yang

diperlukan dalam

berbagai proses.

CMMI menjelaskan

proses dan disiplin

yang terintegrasi tetapi

hanya berlaku untuk

rekayasa perangkat

lunak dan sistem.

Menyediakan metode

dan tool untuk

arsitektur Universitas

tidak dengan

cangkupan yang luas

seperti COBIT. Tidak

ada templates standart

untuk seluruh domain

(misalnya untuk membuat blok

diagram).

27

2 Maka penulis memilih COBIT sebagai framework yang akan digunakan dalam

penelitian evaluasi tata kelola pada Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”. Hal ini dikarenakan COBIT lebih unggul dibandingkan framework

lainnya. Selain itu COBIT memiliki pembahasan proses terkait TI yang lebih

luas dan mendetail, seperti proses TI terhadap kualitas TI, memantau TI ,

mengevaluasi TI, hingga menilai kinerja dan penyesuaian TI. COBIT dapat

membantu manajemen dalam mendefinisikan rencana kualitas TI,

mendefinisikan informasi evalusi kinerja sistem TI, mengidentifikasi isu-isu

kendali TI dalam infrastruktur TI Universitas, serta pemantauan kinerja sistem

TI. COBIT dapat mengatur masalah objektif yang harus dicapai suatu

organisasi dan juga membantu Universitas mengoptimalkan investasi TI.

COBIT memang mempunyai spektrum yang luas dalam hal pengelolaan TI

dan memiliki domain yang lebih luas dalam hal detail proses-proses yang

dilakukan pada domain.

2.3 Framework COBIT 5

Menurut ISACA dalam modul Framework, COBIT 5 merupakan generasi

terbaru dari panduan ISACA yang membahas mengenai tata kelola dan manajemen

TI. COBIT 5 dibuat berdasarkan pengalaman penggunaan COBIT selama lebih dari

pengawasan yang akan

memastikan

kesesuaian

pengelolaan TI dengan

keadaan Universitas

dimasa mendatang.

wawasan umum atas

proses TI pada

organisasi dari pada

ITIL misalnya.

28

15 tahun oleh banyak Universitas dan pengguna dari bidang bisnis, komunitas TI,

resiko, asuransi, dan keamanan (ISACA, 2012:15)

COBIT 5 mendefinisikan dan menjelaskan secara rinci sejumlah tata kelola dan

manajemen proses. COBIT 5 menyediakan referensi model proses yang mewakili

semua proses yang biasa ditemukan dalam suatu Universitas terkait dengan

kegiatan TI. Model proses yang diusulkan bahwa hanya sekedar model proses tetapi

suatu model yang bersifat komprehensif. Setiap Universitas harus mendefinisikan

bidang prosesnya sendiri, dengan mempertimbangkan situasi tertentu dalam

Universitas tersebut. COBIT 5 juga menyediakan kerangka kerja untuk mengukur

dan memantau kinerja TI, berkomunikasi dengan layanan dan mengintegrasikan

praktik pengelolaan terbaik (ISACA, 2012). Berikut ini merupakan cangkupan

antara COBIT 5 dan Framework lain:

Gambar 2. 2 Cangkupan antara COBIT 5 dengan Framework lain (ISACA, 2012)

29

Pengembangan COBIT 5 adalah untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan penting

seperti:

1. Membantu stakeholders dalam menentukan apa yang mereka harapkan dari

informasi dan teknologi terkait seperti keuntungan apa, pada tingkat risiko

berapa, dan pada biaya berapa dan bagaimana prioritas mereka dalam

menjamin bahwa nilai tambah yang diharapkan benar-benar tersampaikan.

Beberapa pihak lebih menyukai keuntungan dalam jangka pendek

sementara pihak lain lebih menyukai keuntungan jangka panjang. Beberapa

pihak siap untuk mengambil risiko tinggi sementara beberapa pihak tidak.

Perbedaan ini dan terkadang konflik mengenai harapan harus dihadapi

secara efektif. Stakeholders tidak hanya ingin terlibat lebih banyak tapi juga

menginginkan transparansi terkait bagaimana ini akan terjadi dan

bagaimana hasil yang akan diperoleh.

2. Membahas peningkatan ketergantungan kesuksesan organisasi pada

organisasi lain dan rekan TI, seperti outsource, pemasok, konsultan, klien,

cloud, dan penyedia layanan lain, serta pada beragam alat internal dan

mekanisme untuk memberikan nilai tambah yang diharapkan.

3. Mengatasi jumlah informasi yang meningkat secara signifikan. Bagaimana

perusahan memilih informasi yang relevan dan kredibel yang akan

mengarahkan organisasi kepada keputusan bisnis yang efektif dan efisien.

Informasi juga perlu untuk dikelola secara efektif dan model informasi yang

efektif dapat membantu untuk mencapainya.

30

4. Mengatasi TI yang semakin meresap kedalam organisasi. TI semakin

menjadi bagian penting dari bisnis. Seringkali TI yang terpisah tidak cukup

memuaskan walaupun sudah sejalan dengan bisnis. TI perlu menjadi bagian

penting dari proyek bisnis, struktur organisasi, managemen risiko,

kebijakan, kemampuan proses dan sebagainya. Tugas dari CIO dan fungsi

TI sedang berkembang sehingga semakin banyak orang dalam organisasi

yang memiliki kemampuan TI akan dilibatkan dalam keputusan dan operasi

TI. TI dan bisnis harus diintegrasikan dengan lebih baik.

5. Menyediakan panduan lebih jauh dalam area inovasi dan teknologi baru.

Hal ini berkaitan dengan kreativitas, penemuan, pengembangan produk

baru, membuat produk saat ini lebih menarik bagi pelanggan, dan meraih

tipe pelanggan baru. Inovasi juga menyiratkan perampingan pengembangan

produk, produksi dan proses supply chain agar dapat memberikan produk

ke pasar dengan tingkat efisiensi, kecepatan, dan kualitas yang lebih baik.

6. Mendukung perpaduan bisnis dan TI secara menyeluruh, dan mendukung

semua aspek yang mengarah pada tata kelola dan manajemen TI organisasi

yang efektif, seperti struktur organisasi, kebijakan, dan budaya.

7. Mendapatkan kontrol yang lebih baik berkaitan dengan solusi TI.

8. Memberikan manfaat bagi perusahan, antara lain:

a. Nilai tambah melalui penggunanaan TI yang efektif dan inovatif.

b. Kepuasan pengguna dengan keterlibatan dan layanan TI yang baik.

c. Kesesuaian dengan peraturan, regulasi, persetujugan, dan kebijakan

internal.

31

d. Peningkatan hubungan antara kebutuhan bisnis dengan tujuan TI.

9. Menghubungkan dan bila relevan, menyesuaikan dengan Framework dan

standar lain seperti ITIL, TOGAF, PMBOK, PRINCE2, COSO dan ISO.

Hal ini akan membantu stakeholders mengerti bagaimana kaitan berbagai

framework, berbagai standar antar satu sama lain, dan bagaimana mereka

bisa digunakan bersama-sama.

10. Mengintegrasikan semua framework dan panduan ISACA dengan fokus

pada COBIT, Val IT dan Risk IT, tetapi juga mempertimbangkan BMIS,

ITAF, dan TOGAF sehingga COBIT 5 mencakup seluruh organisasi dan

menyediakan dasar untuk integrasi dengan framework dan standar lain

menjadi satu kesatuan framework.

2.3.1 Prinsip COBIT

COBIT 5 memiliki Prinsip dan Enabler yang bersifat umum dan bermanfaat

untuk semua ukuran perusahaan, baik komersial maupun non-profit ataupun sektor

publik. ISACA & ITGI melalui Framework COBIT 5 memiliki 5 prinsip utama

yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan aspek governance dalam sebuah

perusahaan atau organisasi. Berikut kelima prinsip tersebut:

32

Gambar 2. 3 Lima Prinsip COBIT 5

1. Meeting Stakeholders Needs

Menurut ISACA Governance bicara tentang perundingan (negotiating)

dan memutuskan (deciding) antara kepentingan nilai dari pemangku

kepentingan yang berbeda. Sistem pemerintahan harus mempertimbangkan

semua stakeholders ketika membuat keputusan manfaat, sumber daya dan

penilaian risiko (ISACA, 2012)

Gambar 2. 4 Value Creation (ISACA, 2012)

Setiap pemangku kepentingan oganisasi memiliki kebutuhan akan

keberadaan sistem dan teknologi informasi dalam konteksnya yang

berbedabeda. Ada yang mengharapkan terjadinya efisiensi, bertambahnya

revenue, semakin transparansinya pengelolaan aset, memperbaiki

33

kendali/Control proses, meningkatkan utilisasi pegawai, memberdayakan

sumber daya manusia, dan lain sebagainya. Ini adalah prinsip utama dari

governance, dimana keberadaan sistem dan teknologi informasi tidak boleh

lepas dari konteks kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan tertinggi

dalam organisasi atau perusahaan yaitu pemilik dan pimpinannya (Indrajit,

2014).

Kebutuhan stakeholder selalu berubah untuk aksi strategi pada

perusahaan. COBIT 5 goals cascade adalah mekanisme untuk

menerjemahkan kebutuhan pokok para stakeholder mulai dari tindakan,

perubahan tujuan bisnis, keterkaitan tujuan TI sampai pada tujuan yang

ingin dicapai sebagai pendukung kebutuhan bisnis, solusi dan pelayanan

dari TI. Berikut penjelasannya:

a. COBIT 5 Goals Cascade

Kebutuhan stakeholder terus berubah menjadi strategi yang dapat

ditindaklanjuti suatu perusahaan. COBIT 5 gol cascade mengartikan

kebutuhan stakeholder yang lebih khusus, dapat ditindaklanjuti dan

disesuaikan dalam konteks perusahaan, tujuan yang berkaitan dengan IT

dan tujuan lainnya.

Langkah-langkah COBIT 5 Goals Cascade (ISACA, 2012):

1. Pengaruh Stakeholder Mengemudikan Kebutuhannya:

Kebutuhan stakeholder dipengaruhi oleh sejumlah orang yang

menjalankannya, misalnya, perubahan strategi, bisnis berubah dan

peraturan lingkungan, dan teknologi baru.

34

2. Perusahaan Perlu Cascade Untuk Tujuan Bisnis Yang Berkaitan

Dengan Tujuan Teknologi Informasi:

Stakeholder Butuh Cascade (aliran air terjun kecil) Untuk Tujuan Perusahaan:

Kebutuhan stakeholder dapat berhubungan dengan seperangkat tujuan

umum perusahaan. Tujuan-tujuan perusahaan telah dikembangkan dengan

menggunakan balanced scorecard (BSC) dimensi, yang mewakili daftar

tujuan umum untuk digunakan bahwa perusahaan dapat menentukan untuk

keberadaannya sendiri. Tujuan perusahaan tertentu dapat dipetakan dengan

mudah ke salah satu atau lebih dari tujuan umum perusahaan.

a. Bagian Keuangan

1. Nilai pemangku kepentingan dari investasi bisnis

Persentase investasi di mana nilai yang disampaikan memenuhi

harapan pemangku kepentingan, Persen produk dan layanan di mana

manfaat yang diharapkan direalisasikan, Persentase investasi di

mana manfaat yang diklaim dipenuhi atau dilampaui

2. Portofolio produk dan layanan kompetitif

Persentase produk dan layanan yang memenuhi atau melampaui

target dalam pendapatan dan / atau pangsa pasar, rasio produk dan

layanan per fase siklus hidup, persen dari produk dan layanan yang

memenuhi atau melampaui target kepuasan pelanggan, persen dari

produk dan layanan yang memberikan keunggulan kompetitif

35

3. risiko bisnis yang dikelola (pengamanan aset)

Persen tujuan bisnis kritis dan layanan yang tercakup oleh penilaian

risiko, rasio insiden signifikan yang tidak diidentifikasi dalam

penilaian risiko vs total insiden, frekuensi pembaruan profil risiko

4. Kepatuhan dengan hukum dan peraturan eksternal

Biaya ketidakpatuhan pada peraturan, termasuk penyelesaian dan

denda, jumlah masalah ketidakpatuhan peraturan yang

menyebabkan komentar publik atau publisitas negatif, sejumlah

masalah ketidakpatuhan peraturan yang berkaitan dengan perjanjian

kontrak dengan mitra bisnis

5. Transparansi Keuangan

Persentase kasus bisnis investasi dengan biaya dan manfaat yang

diharapkan dengan jelas dan disetujui, Persen produk dan layanan

dengan biaya operasional yang ditetapkan dan disetujui serta

manfaat yang diharapkan, survei kepuasan pemangku kepentingan

utama mengenai transparansi, pemahaman dan akurasi informasi

keuangan perusahaan persen dari biaya layanan yang dapat

dialokasikan untuk pengguna

b. Pelanggan

6. Budaya layanan berorientasi pelanggan

Jumlah gangguan layanan pelanggan karena insiden terkait layanan

(reliabilitas), persen dari pemangku kepentingan bisnis puas bahwa

36

pengiriman layanan pelanggan memenuhi tingkat yang disepakati,

jumlah keluhan pelanggan, tren hasil survei kepuasan pelanggan

7. Kelangsungan dan ketersediaan layanan bisnis

Jumlah gangguan layanan pelanggan yang menyebabkan insiden

signifikan, biaya bisnis insiden, jumlah jam pemrosesan bisnis yang

hilang karena gangguan layanan yang tidak direncanakan, persen dari

keluhan sebagai fungsi dari target ketersediaan layanan yang

berkomitmen

8. Respons tangkas terhadap lingkungan bisnis yang berubah

Tingkat kepuasan dewan dengan respons perusahaan terhadap

persyaratan baru, sejumlah produk dan layanan penting yang

didukung oleh proses bisnis terkini, waktu rata-rata untuk mengubah

tujuan harga strategis menjadi inisiatif yang disetujui dan disetujui

9. Pengambilan keputusan strategis berbasis informasi

Tingkat dewan dan kepuasan manajemen eksekutif dengan

pengambilan keputusan, jumlah insiden yang disebabkan oleh

keputusan bisnis yang salah berdasarkan informasi yang tidak akurat

waktu untuk memberikan informasi pendukung untuk

memungkinkan keputusan bisnis yang efektif

10. Optimalisasi biaya pengiriman layanan

37

Frekuensi penilaian optimisasi biaya pengiriman layanan, tren

penilaian biaya vs hasil tingkat layanan, tingkat kepuasan

manajemen dewan dan eksekutif dengan biaya pengiriman layanan

c. Internal

11. Optimalisasi fungsionalitas proses bisnis

Frekuensi penilaian kematangan kemampuan proses bisnis, tren

hasil penilaian, tingkat kepuasan dewan dan eksekutif dengan

kemampuan proses bisnis.

12. Optimalisasi biaya proses bisnis

Frekuensi penilaian optimisasi biaya proses bisnis, tren penilaian

biaya vs hasil tingkat layanan, tingkat kepuasan manajemen dewan

dan eksekutif dengan biaya proses bisnis.

13. Program perubahan bisnis yang dikelola

Jumlah program tepat waktu dan sesuai anggaran, persen pemangku

kepentingan opf puas dengan pengiriman program, tingkat awarena

perubahan bisnis yang disebabkan oleh inisiatif bisnis yang

mendukung TI.

14. Produktivitas operasional dan staf

Sejumlah program / proyek tepat waktu dan sesuai anggaran, tingkat

biaya dan staf dibandingkan dengan tolok ukur.

15. Kepatuhan dengan kebijakan internal

38

Jumlah insiden terkait dengan ketidakpatuhan terhadap kebijakan,

persen pemangku kepentingan yang memahami kebijakan, persen

dari kebijakan yang didukung oleh standar dan praktik kerja yang

efektif

d. Pembelajaran dan Pertumbuhan

16. Orang yang terampil dan termotivasi

Tingkat kepuasan pemangku kepentingan dengan keahlian dan

keterampilan staf, persen staf yang keterampilannya tidak memadai

untuk kompetensi yang dibutuhkan untuk peran mereka, persen dari

staf yang puas

17. Budaya inovasi produk dan bisnis

Tingkat kesadaran dan pemahaman tentang peluang inovasi bisnis,

kepuasan pemegang kepentingan dengan tingkat produk dan inovasi

xpertise dan gagasan, jumlah inisiatif produk dan layanan yang

disetujui yang dihasilkan dari ide-ide inovatif

3. Perusahaan Perlu Cascade Untuk Tujuan Bisnis Yang Berkaitan

39

Dengan Tujuan Teknologi Informasi:

Tabel 2.1 Mapping Enterprise Goals to IT Related Goals (ISACA, 2012)

Pencapaian tujuan perusahaan memerlukan sejumlah hasil yang

berkaitan dengan IT. Berkaitan dengan IT yang berdiri untuk memberikan

informasi dan teknologi terkait, dan tujuan yang berkaitan dengan IT yang

terstruktur sepanjang dimensi IT balanced scorecard (BSC IT). COBIT 5

mendefinisikan 17 gol yang berkaitan dengan IT.

4. Tujuan yang berkaitan dengan IT Cascade untuk Tujuan Enabler:

Mencapai tujuan yang terkait dengan IT membutuhkan keberhasilan

penerapan dan penggunaan sejumlah peluang, yakni:

- Prinsip, Kebijakan dan Kerangka - Informasi

40

- Proses - Pelayanan, Infrastruktur, dan

Aplikasi

- Struktur Organisasi - Budaya, Etika, dan Perilaku

- Manusia, Kemampuan, dan Kompetensi.

b. Manfaat Goals Cascade COBIT 5

Mengetahui definisi prioritas dari pelaksanaan, perbaikan dan jaminan

tata kelola TI perusahaan berdasarkan (strategis) tujuan dari perusahaan dan

risiko terkait. Dalam prakteknya, COBIT 5 Goals Cascade:

- Mendefinisikan faktor-faktor tujuan dan sasaran yang nyata

di berbagai tingkat tanggung jawab.

- Menyaring pengetahuan dasar pada COBIT 5, berdasarkan

pada tujuan perusahaan untuk mengekstrak panduan yang

relevan untuk dimasukkan dalam proyek implementasi,

perbaikan atau jaminan tertentu.

- Dengan jelas mengidentifikasi dan berkomunikasi

bagaimana (operasional) kemungkinan penting untuk

mencapai tujuan perusahaan.

2. Covering Enterprise End To End

Menurut ISACA, usulan yang ditawarkan oleh COBIT 5

mengintegrasikan tata kelola IT dengan tata kelola perusahaan. Mencakup

semua fungsi dan proses dalam perusahaan, COBIT 5 tidak hanya fokus

pada fungsi IT, tapi memperlakukan informasi dan teknologi yang terkait

sebagai aset yang harus ditangani sama seperti aset lainnya (ISACA, 2012)

41

Informasi sebagai aset penting organisasi dibutuhkan oleh seluruh unit

organisasi, dari yang berada dalam domain proses hulu (dekat dengan

pemasok bahan baku) hingga ke domain proses hilir (dekat dengan

pelanggan). Setiap proses didalam organisasi pasti membutuhkan informasi,

mengolahnya, dan kemudian menghasilkan informasi baru bagi kebutuhan

proses selanjutnya. Oleh karena itulah maka domain governance harus

memperhatikan kenyataan ini sehingga pendekatan yang dipergunakan

perlu utuh dan lengkap, di segala lini proses dan unit organisasi (Indrajit,

2014).

3. Applying a Single Integrated Framework

Saat ini, begitu banyak standar best practice di bidang manajemen dan

governance teknologi informasi yang dikenal di industri dan diadopsi

beraneka ragam organisasi maupun Universitas, seperti: ISO-38500,

TOGAF, ITIL, ISO-20000, ISO-27002, PMBOK, CMMI, dan lain

sebagainya. Dalam konteks ini, COBIT telah mempertimbangkan dan

mengadopsi berbagai kerangka dan konsep best practice tersebut ke dalam

prinsip, model, dan strukturnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa COBIT

secara lengkap dan terpadu mengintegrasikan keseluruhan kerangka best

practice tersebut (Indrajit, 2014).

4. Enabling a Holistic Approach

Isu governance tidak bisa dilihat sepotong-sepotong, dalam arti kata

hanya memandangnya dari satu sisi perspektif saja. Governance merupakan

suatu tatanan konsep yang berkaitan dengan sejumlah dimensi, seperti:

42

kebijakan, proses, sumber daya, fasilitas, teknologi, kultur, orang-orang,

kemampuan dan lain sebagainya. Masing-masing domain ini mampu

menjadi pemicu (Enabler) bagi terselenggarakannya praktek governance

yang efektif, tergantung dari situasi dan konteks organisasi (Indrajit, 2014).

5. Separating Governance From Management

Cukup banyak pihak-pihak yang mencampuradukkan kedua konsep yang

secara prinsip dan hakiki berbeda ini. di negara yang kebanyakan organisasi

atau Universitasnya menggunakan bentuk two-layer system (misalnya:

Komisaris dan Direksi), sangat penting untuk membedakan akan

memisahkan pengertian governance dengan manajemen, karena keduanya

memiliki tujuan, alasan, dan karakteristik yang berbeda secara signifikan.

Jika Management lebih menekankan pada rangkaian menjalankan aktivitas

untuk pencapaian visi, misi, dan obyektif organisasi yang telah

dicanangkan, governance lebih fokus pada cara-cara pencapaian visi, misi,

dan obyektif tersebut yang sejalan dengan prinsip-prinsip nilai (value) yang

dianut oleh pemilik Universitas (pemangku kepentingan tertinggi) seperti

transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan lain sebagainya (Indrajit,

2014).

Perbedaan mendasar tata kelola (Governance) dan manajemen yaitu:

Governance adalah tata kelola yang memastikan bahwa tujuan

Universitas dapat dicapai dengan melakukan evaluasi terhadap

kebutuhan, kondisi, dan pilihan stakeholders, menerapkan arah melalui

prioritas dan pengambilan keputusan terhadap arah dan tujuan yang

43

telah disepakati. Pada kebanyakan Universitas, tata kelola adalah

tanggung jawab dari dewan direksi di bawah kepemimpinan ketua

(ISACA, 2012).

Manajemen berfungsi sebagai perencana, membangun, menjalankan

dan memonitor aktifitas-aktifitas yang sejalan dengan arah yang

ditetapkan oleh badan tata kelola untuk mencapai tujuan Universitas.

Pada kebanyakan Universitas, manajemen menjadi tanggung jawab

eksekutif manajemen di bawah pimpinan CEO (ISACA, 2012).

Gambar 2. 5 Governance and Management Key Areas (ISACA, 2012)

Prinsip ini menjelaskan bahwa dalam kerangka kerja (framework)

COBIT 5 membuat perbedaan yang jelas diantara tata kelola (governance)

dan manajemen (management). Tata kelola (governance) melibatkan

pengambilan keputusan pada high level, tanggung jawab direksi di bawah

kepemimpinan ketua. Sedangkan, manajemen (management) adalah

44

tanggung jawab manajemen eksekutif di bawah kepemimpinan CEO

(Hidayat, 2016).

2.3.2 Enabler

Enablers adalah sekumpulan faktor yang mempengaruhi sesuatu yang akan

dikerjakan oleh organisasi (ISACA, 2012). Dalam hal ini terkait pengelolaan teknologi

informasi di organisasi.

Berikut tujuh kategori Enablers yang dijelaskan dalam framework COBIT 5, yaitu:

Prinsip, Kebijakan dan Kerangka Kerja (Principles, Polices and

Framework), merupakan alat atau pendorong untuk menerjamahkan

tingkah laku ke dalam panduan praktis untuk manajemen sehari-hari.

Proses (Processes), menjelaskan tentang sekumpulan kegiatan yang

terorganisir untuk mencapai tujuan tertentu dan menghasilkan

sekumpulan output dalam mendukung pencapaian tujuan IT.

Struktur Organisasi (Organizational Structures), merupakan entitas

dalam organisasi sebagai kunci dalam membuat keputusan.

Budaya, Etika dan Perilaku (Culture, Ethics and Behaviour),

merupakan faktor keberhasilan dalam kegiatan tata kelola dan

manajemen.

Informasi (Information), dalam organisasi terdiri dari informasi yang

dihasilkan dan digunakan hal tersebut dibutuhkan agar organisasi dapat

berjalan dengan baik.

Layanan, Infrastuktur dan Aplikasi (Service, Infrastructure and

Applications), Layanan, infrastruktur dan aplikasi melibatkan

45

infrastruktur teknologi dan aplikasi yang menyediakan proses dan layanan

teknologi informasi bagi organisasi/organisasi.

Orang, Kemampuan dan Kompetensi (People, skills and competencies)

Berhubungan dengan sesorang individu dan kebutuhan untuk memenuhi

semua aktifitas untuk mencapai kesuksesan dan membuat keputusan yang

tepat dengan langkah yang tepat.

2.4 Perbedaan COBIT 5 dan COBIT 4.1

Menurut, diantara COBIT 5 dengan COBIT 4.1 memiliki perbedaan yang

dideskripsikan sebagai berikut ISACA (ISACA, 2012):

1. Governance of Enterprise IT (GEIT) adalah prinsip baru dalam Tata kelola

TI pada organisasi dimana COBIT 5 lebih mengarah pada prinsip ketimbang

dengan proses.

2. COBIT 5 menekankan pada Enabler. Pada COBIT 4.1 tidak menyebutkan

sebagai Enabler sedangkan COBIT 5 menyebutkan secara spesifik bagian

enable.

3. COBIT 5 mendefinisikan model referensi proses yang baru dengan

tambahan domain governance dan beberapa proses yang baru dan

modifikasi dari proses pada versi sebelumnya. COBIT 5 mengintegrasikan

konten pada COBIT 4.1, Risk IT dan Val IT.

4. COBIT 5 menyelaraskan dengan best practices yang ada seperti ITIL v3

dan TOGAF.

5. COBIT 5 menyediakan diagram RACI yang menjelaskan peran dan

tanggung jawab dengan cara yang sama seperti COBIT 4.1, Risk IT dan Val

46

IT. Namun, COBIT 5 memberikan diagram yang lebih lengkap, detail dan

rentang yang lebih jelas dari setiap pihak baik TI maupun bisnis untuk setiap

praktik manajemen.

2.5 Tahapan Siklus Hidup Implementasi COBIT

Menurut ISACA, Siklus hidup implementasi menyediakan cara bagi suatu

Universitas untuk menggunakan COBIT dalam mengatasi kompleksitas dan tantangan.

Lazimnya kedua hal tersebut ditemui selama penerapan dilapangan (ISACA, 2012).

COBIT 5 memiliki tujuh tahapan yang terdapat dalam siklus hidup implementasi COBIT,

berikut penjelasan tahapan-tahapan tersebut:

1. Tahap 1 - Initiate Progamme

Tahap 1 mengidentifikasikan penggerak perubahan dan

menciptakan keinginan untuk berubah di level manajemen eksekutif, yang

kemudian diwujudkan berupa kasus bisnis. Penggerak perubahan dapat

berupa kejadian internal maupun eksternal, dan kondisi atau isu penting

yang memberikan dorongan untuk berubah. Kejadian, tren, masalah kinerja,

implementasi perangkat lunak, dan bahkan tujuan dari perusahan dapat

menjadi penggerak perubahan.

Resiko yang terkait dengan implementasi dari program ini sendiri

akan dideskripsikan di dalam kasus bisnis, dan dikelola sepanjang siklus

hidupnya. Menyiapkan, menjaga, dan mengawasi kasus bisnis sangatlah

mendasar dan penting untuk pembenaran, mendukung, dan kemudian

memastikan hasil akhir yang sukses dari segala inisiatif, termasuk

47

pengembangan GEIT. Mereka memastikan fokus yang berkelanjutan

terhadap keuntungan dari program dan perwujudannya.

2. Tahap 2– Define Problems and Opportunities

Tahap 2 membuat agar tujuan TI dengan strategi dan risiko

Universitas sejajar, dan memprioritaskan tujuan Universitas, tujuan TI, dan

proses TI yang paling penting. COBIT 5 menyediakan panduan pemetaan

tujuan Universitas terhadap tujuan TI terhadap proses TI untuk membantu

penyeleksian. Dengan mengetahui tujuan Universitas dan TI, proses penting

yang harus mencapai tingkat kapabilitas tertentu dapat diketahui.

Manajemen perlu tahu kapabilitas yang ada saat ini dan dimana kekurangan

terjadi. Hal ini dapat dicapai dengan cara melakukan penilaian kapabilitas

proses terhadap proses-proses yang terpilih.

3. Tahap 3 - Define Road Map

Tahap 3 menetapkan target untuk peningkatan, diikuti oleh analisis

selisih untuk mengidentifikasi solusi potensial. Beberapa solusi akan berupa

quick wins dan beberapa berupa tugas jangka panjang yang lebih sulit.

Prioritas harus diberikan kepada proyek yang lebih mudah untuk dicapai

dan lebih mungkin memberikan keuntungan yang paling besar. Tugas

jangka panjang perlu dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih mudah

untuk diselesaikan.

48

4. Tahap 4 - Plan Programme

Tahap 4 merencanakan solusi praktis yang layak dijalankan dengan

mendefinisikan proyek yang didukung dengan kasus bisnis yang dapat

dibenarkan dan mengembangkan rencana perubahan untuk implementasi.

Kasus bisnis yang dibuat dengan baik akan membantu memastikan bahwa

keuntungan proyek teridentifikasi, dan diawasi secara terus menerus.

5. Tahap 5 - Execute Plan

Tahap 5 mengubah solusi yang disarankan menjadi kegiatan hari per

hari dan menetapkan perhitungan dan sistem pemantauan untuk memastikan

kesesuaian dengan bisnis tercapai dan kinerja dapat diukur. Kesuksesan

membutuhkan pendekatan, kesadaran dan komunikasi, pengertian dan

komitmen dari manajemen tingkat tinggi dan kepemilikan dari pemilik

proses TI dan bisnis yang terpengaruh.

6. Tahap 6 - Realede Benefits

Tahap 6 berfokus dalam transisi berkelanjutan dari pengelolaan dan

praktik manajemen yang telah ditingkatkan ke operasi bisnis normal dan

pemantauan pencapaian dari peningkatan menggunakan metrik kinerja dan

keuntungan yang diharapkan.

7. Tahap 7 - Review Effectivenes

Tahap 7 mengevaluasi kesuksesan dari inisiatif secara umum,

mengidentifikasi kebutuhan tata kelola atau manajemen lebih jauh, dan

meningkatkan kebutuhan akan peningkatan secara terus-menerus. Tahap ini

juga memprioritaskan kesempatan lebih banyak untuk meningkatkan GEIT.

49

Gambar 2. 6 Tujuh Tahap Siklus Hidup Implementasi COBIT 5

2.6 Process Reference Model

Dalam COBIT 5 saat ini terbagi menjadi 5 Domain yang terdiri dari 37 proses,

berikut merupakan 37 model proses COBIT 5 (ISACA, 2012):

Gambar 2. 7 Process Reference Model (ISACA, 2012)

50

2.6.1 Evaluate, Direct and Monitor (EDM)

Proses tata kelola ini berurusan dengan tujuan tata pemangku

kepentingan dalam melakukan penilaian, optimasi risiko dan sumber daya,

mencakup praktek dan kegiatan yang bertujuan untuk mengevaluasi

pilihan strategis, memberikan arahan kepada TI dan pemantauan hasilnya.

Terdiri dari 5 sub domain dan key governance practice masing-masing,

yaitu:

a) EDM01-Ensure Governance Framework Setting and Maintenance

(Memastikan Pengaturan dan Pemeliharaan Kerangka Kerja Tata

Kelola).

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses EDM01 adalah

menganalisa keperluan untuk tata kelola IT Universitas, menempatkan dan

memelihara keefektifan struktur yang ada, prinsip, proses-proses dan

praktiknya. Dengan kejelasan dari tanggung jawab dan wewenang untuk

mencapai misi, sasaran dan tujuan Universitas.

Tujuan dari proses ini adalah menyediakan pendekatan yang

konsisten terintegrasi dan selaras dengan pendekatan tata kelola

Universitas. Untuk memastikan bahwa keputusan itu terkait dibuat sejalan

dengan strategi dan tujuan Universitas itu, memastikan bahwa proses itu

terkait diawasi efektif dan transparan, sesuai dengan persyaratan hukum

dan peraturan dikonfirmasi, dan persyaratan tata kelola untuk anggota

dewan terpenuhi.

1. EDM01.01 Evaluate the governance system

51

2. EDM01.02 Direct the governance system

3. EDM01.03 Monitor the governance system

b) EDM02-Ensure Benefits Delivery (Memastikan Keluaran yang

Bermanfaat)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses EDM02 adalah

mengoptimalkan nilai kontribusi bisnis dari bisnis proses, servis TI dan aset

TI hasil dari investasi yang dilakukan oleh TI sesuai dengan biaya dari

Universitas.

Tujuan dari proses ini adalah mengamankan nilai optimal dari

pengadaan TI, servis dan aset, efisiensi biaya dari solusi dan servis, dan

sebuah kehandalan juga penggambaran yang akurat tentang biaya dan

keuntungan. Jadi bisnis itu perlu dukungan dari keefektifan dan efisiensi.

1. EDM02.01 Evaluate value optimization

2. EDM02.02 Direct value optimization

3. EDM02.03 Monitor value optimization

c) EDM03-Ensure Risk Optimisation (Memastikan Pengoptimalan

Risiko)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses EDM03 adalah

memastikan besarnya resiko dan toleransi yang dapat diterima Universitas

dimengerti, diartikulasi serta dikomunikasikan, dan dilakukan kegiatan

pengidentifikasian dan pengelolaan resiko-resiko yang berhubungan

dengan nilai IT pada Universitas.

52

Tujuan dari proses tersebut adalah memastikan bahwa resiko IT

Universitas tidak melebihi kemampuan dan toleransi Universitas dalam

menerima resiko, serta mengidentifikasi dan mengelola dampak dari

resiko IT terhadap nilai-nilai pada Universitas, dan mengurangi terjadinya

kegagalan.

1. EDM03.01 Evaluate risk Management

2. EDM03.02 Direct risk Management

3. EDM03.03 Monitor risk Management

d) EDM04-Ensure Resource Optimisation (Memastikan

Pengoptimalan Sumber Daya)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses EDM04 adalah

memastikan kemampuan IT yang memadai (karyawan, proses, dan

teknologi) untuk mendukung tujuan Universitas secara efektif dengan

biaya yang optimal.

Tujuan dari proses tersebut adalah memastikan sumber daya yang

dibutuhkan Universitas terpenuhi secara optimal, biaya IT ditekan secara

optimal, dan juga memastikan kemungkinan bertambahnya keuntungan

dan kesediaan untuk perubahan di masa depan.

1. EDM04.01 Evaluate resource Management

2. EDM04.02 Direct resource Management

3. EDM04.03 Monitor resource Management

e) EDM05-Ensure Stakeholders Transparency (Memastikan

Transparansi Pemangku Kepentingan)

53

Menurut ISACA (2012) deskripsi dari proses ini adalah

memastikan performa dan kecocokan TI Universitas yang dilaporkan

secara transparan, dengan persetujuan dari pemangku kepentingan tentang

tujuan dan metriks serta perbaikan tindakan yang sesuai.

Tujuan dari proses ini adalah memastikan komunikasi ke

pemangku kepentingan secara efektif dan tepat waktu dengan berbasis

dari penyusunan untuk meningkatkan performa, identifikasi area untuk

perbaikan, dan konfirmasi tujuan dan strategi TI sejalan dengan strategi

Universitas.

1. EDM05.01 Evaluate stakeholders reporting requirements

2. EDM05.02 Direct stakeholders reporting requirements

3. EDM05.03 Monitor stakeholders reporting requirements

2.6.2 Align, Plan and Organise (APO)

Memberikan arah untuk pengiriman solusi (BAI) dan penyediaan

layanan dan dukungan (DSS). Domain ini mencakup strategi dan taktik, dan

mengidentifikasi kekhawatiran cara terbaik TI agar dapat berkontribusi

padapencapaian tujuan bisnis. Realisasi visi strategis perlu direncanakan,

dikomunikasikan dan dikelola untuk perspektif yang berbeda. Sebuah

organisasi yang tepat, serta infrastruktur teknologi, harus dimasukkan ke

dalam tempatnya. Berikut domain proses APO:

a) APO01-Manage the IT management Framework (Mengelola

Kerangka Manajemen TI)

54

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO01 adalah

mengklarifikasi dan menjaga pengelolaan atas misi dan visi departemen IT.

Mengimplementasi dan menjaga mekanisme dan otoritas untuk mengelola

informasi dan penggunaan IT dalam Universitas untuk mendukung tujuan

pengelolaan, sejalan dengan prinsip-prinsip dan kebijakan-kebijakan.

Tujuan dari proses tersebut adalah menyediakan pendekatan

pengelolaan yang konsisten untuk memungkinkan kebutuhan pengelolaan

Universitas terpenuhi, termasuk proses manajemen, struktur organisasi, peran

dan tanggung jawab, aktivitas yang dapat diandalkan dan dapat diulang, serta

kemampuan dan kompetensi.

1. APO01.01 Define the organization structure

2. APO01.02 Establish roles and responsibilities

3. APO01.03 Maintain the Enablers of the Management system

4. APO01.04 Communicate Management objectives and direction

5. APO01.05 Optimise the placement of the IT function

6. APO01.06 Define information (data) and system ownership

7. APO01.07 Manage continual improvement of Processes

8. APO01.08 Maintain compliance with policies and procedures

b) APO02-Manage Strategy (Mengelola Strategi)

Menurut ISACA (2012) deskripsi dari proses APO02 adalah

menyediakan gambaran bisnis dan lingkungan TI terkini, tujuan yang akan

datang, dan memulai berusaha untuk melihat lingkungan di masa yang akan

datang.

55

Tujuan dari proses ini adalah menyelaraskan rencana strategi TI

dengan tujuan bisnis. Dengan komunikasi tujuan tersebut dengan baik maka

akan dimengerti oleh semuanya, dengan pilihan strategi TI telah

diidentifikasi, terstruktur dan terintegrasi dengan rencana bisnis.

1. APO02.01 Understand enterprise direction

2. APO02.02 Assess the current environment, capabilities and

performance

3. APO02.03 Define the strategic plan and road map

4. APO02.04 Conduct a gap analysis

5. APO02.05 Define the strategic plan and road map

6. APO02.06 Communicate the IT strategy and direction

c) APO03-Manage Enterprise Architecture (Mengelola Arsitektur

Bisnis)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO03 adalah

membangun arsitektur pada umumnya yang terdiri dari proses bisnis,

informasi, data, aplikasi, serta layar arsitektur teknologi dengan tujuan

mewujudkan strategi Universitas dan strategi TI secara efektif dan efisien

dengan cara menciptakan model kunci dan praktek-praktek yang

mendeskripsikan arsitektur saat ini dan target arsitektur. Menetapkan

persyaratan dalam taksonomi, standar, pedoman, prosedur, template dan alat,

serta menghubungkan komponen-komponen. Meningkatkan keterpaduan,

ketangkasan, kualitas informasi, dan menghasilkan penghematan biaya

56

potensial melalui inisiatif seperti penggunaan kembali komponen-komponen

building block.

Tujuan dari proses tersebut adalah merepresentasikan building block

yang berbeda yang membentuk Universitas dan antar-hubungannya serta

prinsip-prinsip dalam memandu design dan evolusi mereka dari waktu ke

waktu, memungkinkan perwujudan tujuan operasional dan strategis yang

terstandarisasi, responsif, dan efisien.

1. APO03.01 Develop the enterprise architecture vision

2. APO03.02 Define reference architecture

3. APO03.03 Select opportunities and solution

4. APO03.04 Define architecture implementation

5. APO03.05 Provide enterprise architecture services

d. APO04-Manage Inovation (Mengelola Inovasi)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO04 adalah

menjaga kesadaran akan tren mengenai IT dan layanan sejenis,

mengidentifikasi kesempatan inovasi, dan merencanakan bagaimana caranya

untuk mendapatkan keuntungan dari inovasi dalam kaitannya dengan

kebutuhan bisnis. Analisa kesempatan apa yang ada untuk inovasi bisnis atau

perbaikan yang dapat dibuat dengan teknologi baru, layanan atau inovasi

dibidang IT bisnis, analisa pula teknologi yang sudah ada dan inovasi bisnis

dan proses IT yang mempengaruhi perencanaan strategis dan keputusan

arsitektural Universitas.

57

Tujuan dari proses tersebut adalah mencapai keunggulan kompetitif,

inovasi bisnis, dan peningkatan efektifitas dan efisiensi operasional dengan

mengeksploitasi perkembangan IT.

1. APO04.01 Create an environment conductive to innovation

2. APO04.02 Maintain and understanding of the enterprise

environment

3. APO04.03 Monitor and scan the technology environment

4. APO04.04 Assess the potential of emerging technologies and

innovation 1ideas

5. APO04.05 Recommend appropriate further innitiatives

6. APO04.06 Monitor the implementation and use of innovation

d) APO05-Manage Portofolio (Mengelola Dokumen)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO05 adalah

mengeksekusi arahan strategis untuk investasi sejalan dengan visi arsitektur

Universitas dan karakteristik yang diinginkan atas investasi tersebut dan

portofolio layanan terkait, dan mempertimbangkan kategori-kategori

investasi berbeda dan sumber daya dan tantangan-tantangan pendanaan,

berdasarkan kesesuainnya dengan tujuan strategis, dan risiko bagi Universitas.

Memindahkan program yang terpilih kedalam portofolio layanan aktif untuk

eksekusi. Mengawasi performa dari semua layanan dan program, mengajukan

penyesuaian apabila dibutuhkan sebagai respon dari performa layanan dan

program atau perubahan dalam prioritas Universitas.

58

Tujuan dari proses tersebut adalah mengoptimalkan performa dari

portofolio program-program dalam respon terhadap performa program dan

layanan, dan perubahan dalam proritas dan permintaan Universitas.

1. APO05.01 Establish the target investment mix

2. APO05.02 Determine the availability and sources of funds

3. APO05.03 Evaluate and select programmes to funds

4. APO05.04 Monitor, optimize, dan report on investment

portofolio performances

5. APO05.05 Maintain portofolios

6. APO05.06 Manage benefits achievement

e) APO06-Manage Budget and Costs (Mengelola Anggaran dan Biaya)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO06 adalah

mengelola kegiatan TI yang berhubungan dengan keuangan baik dalam fungsi

bisnis dan fungsi TI yang meliputi anggaran, manajemen biaya dan manfaat,

dan prioritas alam penggunaan praktek anggaran formal dan sistem

pengalokasikan biaya Universitas secara adil dan merata. Konsultasi dengan

stakeholders untuk mengidentifikasi dan mengontrol total biaya dan manfaat

dalam konteks rencana strategis dan taktis TI, dan memulai tindakan korektif

apabila diperlukan.

Tujuan dari proses tersebut adalah mengembangkan kemitraan antara

stakeholders Universitas dan stakeholders TI untuk memungkinkan

penggunaan sumber daya TI yang efektif dan efisien dan menyediakan

transparansi dan akuntabilitas nilai biaya dan nilai bisnis untuk solusi dan

59

layanan. Memungkinkan Universitas untuk membuat keputusan mengenai

solusi dan layanan penggunaan TI.

1. APO06.01 Manage finance and accounting

2. APO06.02 Prioritise resource allocation

3. APO06.03 Create and maintain budgets

4. APO06.04 Model and allocate costs

5. APO06.05 Manage Costs

f) APO07-Manage Human Resources (Mengelola Sumber Daya

Manusia)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO07 adalah

menyediakan pendekatan terstruktur untuk memastikan penataan,

penempatan, keputusan, dan keterampilan sumber daya manusia yang

optimal. Hal ini termasuk mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab,

rencana pembelajaran dan pengembangan, dan ekspektasi kinerja yang

didukung oleh staf-staf kompeten dan termotivasi.

Tujuan dari proses tersebut adalah mengoptimalkan kemampuan

sumber daya manusia untuk memenuhi tujuan Universitas.

1. APO07.01 Maintain adequate and appropriate staffing

(Mempertahankan staff yang kompeten dan sesuai)

2. APO07.02 Identify key IT personnel (Mengidentifikasi personil

kunci TI)

3. APO07.03 Maintain the skills and competencies of personnel

(Menjaga keterampilan dan kompetensi personil)

60

4. APO07.04 Valuate employee job performance (Evaluasi kinerja

karyawan)

5. APO07.05 Plan and track the usage of IT and business human

resources (Rencana dan melacak penggunaan TI dan

pengelolaan sumber daya manusia)

6. APO07.06 Manage contract staff (Mengelola kontrak staf)

g) APO08-Manage Relationships (Mengelola Relasi)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO08 adalah

mengelola hubungan antara bisnis dan TI dengan cara yang formal dan

transparan untuk memastikan fokus pada pencapaian tujuan bersama yaitu

tujuan kesuksesan Universitas yang mendukung tujuan strategis dan sesuai

dengan kendala anggaran dan toleransi risiko. Basis hubungan dasar yaitu

kepercayaan, menggunakan istilah terbuka dan mudah dimengerti, bahasa

umum, dan rasa kepemilikan dan akuntabilitas untuk keputusan penting.

Tujuan dari proses tersebut adalah membuat hasil yang lebih baik,

meningkatkan kepercayaan diri, kepercayaan akan TI, dan penggunaan

sumber daya secara efektif.

1. APO08.01 Understand business expectations

2. APO08.02 Identify opportunities, risk and constraints for IT to

enhance the business

3. APO08.03 Manage the business relationship

4. APO08.04 Co-ordinate and communicate

61

5. APO08.05 Provide input to the continual improvement of

services

h) APO09-Manage Service Agreements (Mengelola Perjanjian

Layanan)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO09 adalah

menyelaraskan layanan berbasis TI dan tingkat layanan dengan kebutuhan

dan harapan Universitas, termasuk identifikasi, spesifikasi, design,

publishing, persetujuan, dan pemantauan layanan TI, tingkat layanan, dan

indikator kinerja.

Tujuan dari proses tersebut adalah memastikan bahwa layanan TI dan

tingkat layanan memenuhi kebutuhan Universitas saat ini dan masa

mendatang.

1. APO09.01 Identify IT services

2. APO09.02 Catalogue IT-enabled services

3. APO09.03 Define and prepare service agreements

4. APO09.04 Monitor and report service levels

5. APO09.05 Review service agreements and contracts

i) APO10-Manage Suppliers (Mengelola Pemasok)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO10 adalah

mengelola layanan terkait TI yang diberikan oleh semua jenis supplier untuk

memenuhi kebutuhan Universitas, termasuk pemilihan supplier, pengelolaan

hubungan, manajemen kontrak, dan meninjau serta memantau kinerja supplier

untuk menilai efektivitas dan kesesuaian.

62

Tujuan dari proses tersebut adalah meminimalkan risiko yang terkait

dengan non-performing supplier dan memastikan harga yang kompetitif.

1. APO10.01 Identify and evaluate supplier relationships and

contracts

2. APO10.02 Select Suppliers

3. APO10.03 Manage suppliers relationship and contract

4. APO10.04 Manage supplier risk

5. APO10.05 Monitor supplier performance and compliance

j) APO11-Manage Quality (Mengelola Kualitas)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO11 adalah

mendefinisikan dan mengkomunikasikan persyaratan kualitas dalam seluruh

proses, prosedur, dan hasil termasuk kontrol, pemantauan, dan penggunaan

praktek dan standar yang terbukti untuk upaya perbaikan terus-menerus dan

efisiensi.

Tujuan dari proses tersebut adalah memastikan pencapaian solusi dan

layanan yang konsisten untuk memenuhi persyaratan kualitas Universitas dan

memenuhi kebutuhan stakeholders.

1. APO11.01 Establish a quality Management system (QMS)

2. APO11.02 Define and manage quality standards, pratices and

procedures

3. APO11.03 Focus quality Management on customer s

4. APO11.04 Perform quality monitoring, Control and reviews

63

5. APO11.05 Integrate quality Management into solutions for

development and service delivery

6. APO11.06 Maintain continuous improvement

k) APO12-Manage Risk (Mengelola Resiko)

Menurut ISACA (2012), deskprisi dari proses APO12 adalah secara

terus- menerus mengidentifikasi, menilai dan mengurangi resiko yang

berhubungan dengan IT didalam level toleransi yang ditentukan oleh

manajemen Universitas.

Tujuan dari proses tersebut mengintegrasikan Management dari

risiko IT Universitas dengan keseluruhan ERM (Enterprise Risk

Management), dan menyeimbangkan biaya dan keuntungan dari mengelola

resiko IT Universitas.

1. APO12.01 Collect Data

2. APO12.02 Analyse Risk

3. APO12.03 Maintain a risk profile

4. APO12.04 Articulate risk

5. APO12.05 Define a risk Management action portfolio

6. APO12.06 Respond to risk

l) APO 13 Manage Security (Mengelola Keamanan)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses APO13 adalah

mendefinisikan, mengoperasikan dan mengawasi sistem untuk manajemen

keamanan informasi.

64

Tujuan dari proses tersebut adalah menjaga agar dampak dan

kejadian dari insiden keamanan informasi masih berada pada level risiko yang

dapat diterima Universitas.

1. APO13.01 Establish and maintain an ISMS

2. APO13.02 Define and manage on information security risk

treatment plan

3. APO13.03 Monitor and review the ISMS

2.6.3 Build, Acquire and Implementation (BAI)

Memberikan solusi dan melewatinya sehingga akan berubah menjadi

layanan. Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi,

dikembangkan atau diperoleh, serta diimplementasikan dan terintegrasi ke

dalam proses bisnis. Perubahan dan pemeliharaan sistem yang ada juga

dicakup oleh domain ini, untuk memastikan bahwa solusi terus memenuhi

tujuan bisnis. Berikut domain proses BAI:

a) BAI01-Manage Programmes and Project (Mengelola Program dan

Proyek)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI01 adalah

mengelola semua program dan proyek dari portofolio investasi sejalan dengan

strategi Universitas dan dalam cara yang terkoordinasi. Inisiasi, rencanakan,

kontrol, dan jalankan program dan proyek, dan tutup dengan review setelah

implementasi.

Tujuan dari proses tersebut adalah menyadari keuntungan bisnis dan

mengurangi risiko penundaan yang tak diharapkan, biaya dan pengurangan

65

nilai dengan memperbaiki komunikasi dan pelibatan bisnis dan pengguna,

memastikan nilai dan kualitas hasil proyek dan memaksimalkan

kontribusinya terhadap investasi dan portofolio layanan.

1. BAI01.01 Maintain a standard approach for programme and

project Management (Mempertahankan pendekatan standar

untuk manajemen program dan proyek)

2. BAI01.02 Initiare a programme (Memulai program)

3. BAI01.03 Manage stakeholders engagement (Kelola

keterlibatan pemangku kepentingan)

4. BAI01.04 Develop and maintain the programme plan

(Mengembangkan dan memelihara rencana program)

5. BAI01.05 Launch and execute the programme (Luncurkan dan

jalankan program)

6. BAI01.06 Monitor, Control and report on the programme

outcomes (Pantau, kontrol, dan laporkan hasil program)

7. BAI01.07 Start up and initiate projects within a programme

(Mulai dan memulai proyek dalam suatu program)

8. BAI01.08 Plan Projects (Merencanakan proyek)

9. BAI01.09 Manage programmes and project quality (Kelola

program dan kualitas proyek)

10. BAI01.10 Manage programme and project risk (Kelola program

dan risiko proyek)

66

11. BAI01.11 Monitor and Control projects (Pantau dan kontrol

proyek)

12. BAI01.12 Manage project resources and work packages (Kelola

sumber daya proyek dan paket pekerjaan)

13. BAI01.13 Close a project or iteration (Tutup proyek atau iterasi)

14. BAI01.14 Close a programme (Tutup sebuah program)

b) BAI02-Manage Requirements Definition (Mengelola Definisi

Persyaratan)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI02 adalah

mengidentifikasi solusi dan menganalisis persyaratan sebelum akuisisi atau

pembuatan untuk memastikan bahwa semuanya sesuai dengan persyaratan

strategis Universitas yang meliputi proses bisnis, aplikasi, informasi/data,

infrastruktur, dan layanan. Berkoordinasi dengan stakeholders yang terkait

untuk meninjau pilihan- pilihan yang layak termasuk biaya dan manfaat,

analisis risiko, dan persetujuan persyaratan, dan solusi yang diusulkan.

Tujuan dari proses tersebut adalah menciptakan solusi optimal yang

memenuhi kebutuhan Universitas dan dapat meminimalkan risiko.

1. BAI02.01 Define and maintain business functional and

technical requirements

2. BAI02.02 Perform a feasibility study and formulate alternative

solutions

3. BAI02.03 Manage requirements risk

4. BAI02.04 Obtain approval of requirements and solutions

67

c) BAI03-Manage Solutions Identifications and Build (Mengelola

Identifikasi Solusi dan Pembangunan)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI03 adalah untuk

menetapkan dan memelihara identifikasi solusi selaras dengan keperluan

Universitas yang menangani desain, pengembangan, pengadaan dan bekerja

sama dengan pemasok. Mengatur konfigurasi, tes persiapan, uji coba,

keperluan manajemen dan pemeliharaan dari bisnis proses, aplikasi, data,

infrastuktur dan servis.

Tujuan dari proses ini adalah menetapkan waktu dan kemampuan

solusi efektifitas biaya untuk mendukung strategi Universitas dan tujuan

operasional.

1. BAI03.01 Design high-level solutions

2. BAI03.02 Design detailed solution components

3. BAI03.03 Develop solution components

4. BAI03.04 Procure solution components

5. BAI03.05 Build solutions

6. BAI03.06 Perform quality assurance

7. BAI03.07 Prepare for solution testing

8. BAI03.08 Execute solution testing

9. BAI03.09 Manage changes to requirements

10. BAI03.10 Maintain solutions

11. BAI03.11 Define IT services and maintain the service portfolio

68

d) BAI04-Manage Availabilty and Capacity (Mengelola Ketersediaan

dan Kapasitas)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI04 adalah

menyeimbangkan kebutuhan saat ini dan masa mendatang baik dalam segi

ketersediaan, kinerja, dan kapasitas dengan penyediaan layanan dengan biaya

efektif. Termasuk penilaian kemampuan saat ini, peramalan kebutuhan masa

mendatang berdasarkan kebutuhan bisnis, analisis dampak bisnis, dan

penilaian risiko untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan dalam

memenuhi persyaratan yang teridentifikasi.

Tujuan dari proses tersebut adalah menjaga ketersediaan layanan,

manajemen sumber daya yang efisien, dan mengoptimalkan kinerja sistem

melalui prediksi kinerja masa depan dan kebutuhan kapasitas.

1. BAI04.01 Assess current availability, performance and capacity

and create a baseline

2. BAI04.02 Assess business impact

3. BAI04.03 Plan for new or changed service requirements

4. BAI04.04 Monitor and review availability and capacity

5. BAI04.05 Investigate and address availability, performance and

capacity issues

e) BAI05-Manage Organisational Change Enablement (Mengelola

Pemberdayaan Perubahan Organisasi)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI05 adalah

memaksimalkan keberhasilan dalam mengimplementasikan perubahan

69

organisasi yang berkelanjutan dengan cepat dan dengan penurunan risiko,

meliputi perubahan siklus hidup secara lengkap dan semua stakeholders yang

terkait dalam bisnis dan TI.

Tujuan dari proses tersebut adalah menyiapkan dan melakukan

komitmen dengan stakeholders untuk perubahan bisnis dan mengurangi risiko

kegagalan.

1. BAI05.01 Establish the desire to change

2. BAI05.02 Form an effective implementation team

3. BAI05.03 Communicate desired vision

4. BAI05.04 Empower role players and identify short-term wins

5. BAI05.05 Enable operation and use

6. BAI05.06 Embed new approaches

7. BAI05.07 Sustain changes

f) BAI06-Manage Change (Mengelola Perubahan)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI06 adalah

mengelola semua perubahan dengan terkendali, termasuk perubahan standar

dan perawatan darurat yang berkaitan dengan proses bisnis, aplikasi dan

infrastruktur. Termasuk prosedur perubahan standar, penilaian dampak,

prioritasi dan otorisasi, perubahan darurat, pelacakan, pelaporan, penutupan

dan dokumentasi.

Tujuan dari proses tersebut adalah memungkinkan perubahan yang

cepat dan dapat diandalkan bagi bisnis dan mitigasi risiko yang berdampak

negatif bagi stabilitas lingkungan yang diubah.

70

1. BAI06.01 Evaluate, prioritise and authorize change request

2. BAI06.02 Manage emergency changes

3. BAI06.03 Track and report change status

4. BAI06.04 Close and document the change

g) BAI07-Manage Changes Acceptance and Transitioning (Mengelola

Penerimaan Perubahan dan Transisi)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI07 adalah

menerima secara formal dan mengoperasionalkan solusi baru, termasuk

implementasi dan perencanaan, konversi sistem dan data, UAT, komunikasi,

persiapan pelepasan, memasukkan proses bisnis baru atau proses bisnis yang

berubah dan layanan IT ke lingkungan produksi, dukungan masa-masa awal,

dan review setelah implementasi.

Tujuan dari proses tersebut adalah mengimplementasikan solusi

dengan aman dan sejalan dengan ekspektasi dan hasil yang sudah disetujui.

1. BAI07.01 Establish an implementation plan

2. BAI07.02 Plan business process, system and data conversion

3. BAI07.03 Plan acceptance tests

4. BAI07.04 Establish a test environment

5. BAI07.05 Perform acceptance tests

6. BAI07.06 Promote to production and manage releases

7. BAI07.07 Provide early production support

8. BAI07.08 Perform a post-implementation review

h) BAI08-Manage Knowledge (Mengelola Pengetahuan)

71

Menurut ISACA. (2012), deskripsi dari proses BAI08 adalah

mempertahankan ketersediaan dari pengetahuan relevan, saat ini, yang sudah

divalidasi dan dapat dipercaya untuk mendukung seluruh aktivitas proses dan

memfasilitasikan pembuatan keputusan. Merencanakan untuk

pengidentifikasian, pengumpulan, pengorganisasian, pemeliharaan,

penggunaan dan penghapusan dari pengetahuan.

Tujuan dari proses tersebut adalah menyediakan pengetahuan yang

dibutuhkan untuk mendukung seluruh staff dalam aktivitas pekerjaannya dan

untuk menginformasikan pembuatan keputusan dan meningkatkan

produktivitas.

1. BAI08.01 Nurture and facilitate a knowledge-sharing culture

2. BAI08.02 Identify and classify sources of information

3. BAI08.03 Organise and contextualize information into

knowledge

4. BAI08.04 Use and share knowledge

5. BAI08.05 Evaluate and retire information

i) BAI09-Manage Assets (Mengelola Kepemilikan)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI09 adalah

mengelola aset melalui siklus hidupnya untuk memastikan agar aset

memberikan nilai pada biaya yang optimal, tetap operasional, dicatat dan

secara fisik dilindungi, dan aset yang penting untuk mendukung kemampuan

servis tetap tersedia. Mengelola lisensi software untuk memastikan agar

nomor optimal didapatkan, dipertahankan dan dikerahkan dengan hubungan

72

dalam kebutuhan bisnis, dan software yang diinstal pada Universitas sesuai

dengan persetujuan lisensi.

Tujuan dari proses tersebut adalah pencatatan seluruh aset IT dan

pengoptimalisasian nilai yang diberikan oleh aset tersebut.

1. BAI09.01 Identify and record current assets

2. BAI09.02 Manage critical assets

3. BAI09.03 Manage the asset life cycle

4. BAI09.04 Optimise asset costs

5. BAI09.05 Manage Licenses

j) BAI10-Manage Configuration (Mengelola Susunan)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses BAI10 adalah

mendefinisikan dan mempertahankan deskripsi dan hubungan antara sumber

daya kunci dan kemampuan yang dibutuhkan untuk penyampaian layanan IT,

meliputi pengumpulan informasi mengenai konfigurasi, menetapkan

baseline, memverifikasi dan mengaudit informasi konfigurisasi, dan

memperbarui repositori konfigurisasi.

Tujuan dari proses tersebut adalah menyediakan informasi yang

cukup tentang aset layanan untuk memungkinkan layanan secara efektif

dikelola, menilai dampak perubahan dan berurusan dengan insiden layanan.

1. BAI10.01 Establish and maintain a configuration model

2. BAI10.02 Establish and maintain a configuration repository

and baseline

3. BAI10.03 Maintain and Control configuration items

73

4. BAI10.04 Produce status and configuration reports

5. BAI10.05 Verify and review integrity of the configuration

repository

2.6.4 Deliver, Service and Support (DSS)

Menerima solusi dan dapat digunakan bagi pengguna akhir. Domain

ini berkaitan dengan pengiriman aktual dan dukungan layanan yang

dibutuhkan, yang meliputi pelayanan, pengelolaan keamanan dan

kelangsungan, dukungan layanan bagi pengguna, dan manajemen data dan

fasilitas operasional. Berikut domain proses DSS:

a) DSS01-Manage Operations (Mengelola Operasi)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses DSS01 adalah

mengkoordinasikan dan mengeksekusi aktivitas dan prosedur operasional

yang dibutuhkan untuk menghasilkan layanan IT internal maupun outsourced,

termasuk eksekusi atas SOP dan aktivitas pemantauannya.

Tujuan dari proses tersebut adalah menghasilkan layanan operasional

IT seperti yang direncanakan.

1. DSS01.01 Perform operational procedures

2. DSS01.02 Manage outsourced IT service

3. DSS01.03 Monitor IT infrastructure

4. DSS01.04 Manage the environment

5. DSS01.05 Manage facilities

b) DSS02-Manage Service Requests and Incidents (Mengelola Layanan

Permohonan dan Kecelakaan)

74

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses DSS02 adalah

menyediakan waktu dan respon yang efektif untuk permintaan dan resolusi

pemakai dari semua tipe kejadian. Memperbaiki servis, dokumen, dan

memenuhi permintaan pemakai.

Tujuan dari proses ini adalah mencapai pertumbuhan produksi dan

meminimalkan gangguan melalui perbaikan cepat dari pertanyaan dan kejadian

dari pemakai.

1. DSS02.01 Define incident and service request classification

schemes

2. DSS02.02 Record, classify and prioritise request and incidents

3. DSS02.03 Verify approve and fulfill service request

4. DSS02.04 Investigate, diagnose and allocate incidents

5. DSS02.05 Resolve and recover from incidents

6. DSS02.06 Close service requests and incidents

7. DSS02.07 Track status and produce reports

c) DSS03-Manage Problems (Mengelola Masalah)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses DSS03 adalah

mengidentifikasi dan mengklasifikasi masalah dan penyebabnya dan

menyediakan resolusi dengan jangka waktu untuk mencegah terulangnya

insiden dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan.

Tujuan dari proses tersebut adalah meningkatkan ketersediaan,

memperbaiki level layanan, mengurangi biaya, dan meningkatkan

75

kenyamanan pelanggan, serta kepuasan dengan mengurangi jumlah problem

operasional.

1. DSS03.01 Identify and classify problems

2. DSS03.02 Investigate and diagnose problems

3. DSS03.03 Raise known errors

4. DSS03.04 Resolve and close problems

5. DSS03.05 Perform proactive problem Management

d) DSS04-Manage Contuinity (Mengelola Keberlangsungan)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses DSS04 adalah

menetapkan dan menjaga rencana untuk memungkinkan bisnis dan IT

merespon insiden dan gangguan dalam upaya melanjutkan operasi proses

bisnis yang penting dan layanan IT yang dibutuhkan dan menjaga ketersediaan

informasi di tingkat yang dapat diterima Universitas.

Tujuan dari proses tersebut adalah melanjutkan operasi proses bisnis

yang penting dan menjaga ketersediaan informasi di tingkat yang dapat

diterima Universitas ketika terjadi gangguan yang signifikan.

1. DSS04.01 Define the business continuity policy objectives and

scope

2. DSS04.02 Maintain a continuity strategy

3. DSS04.03 Develop and implement a business continuity

response

4. DSS04.04 Exercise, test and review the BCP

76

5. DSS04.05 Review, maintain and improve the continuity plan

6. DSS04.06 Conduct continuity plan training

7. DSS04.07 Manage backup arrangments

8. DSS04.08 Conduct post-resumption review

e) DSS05-Manage Security Services (Mengelola Jasa Keamanan)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses DSS05 adalah

melindungi informasi Universitas untuk mempertahankan tingkatan dari

keamanan informasi yang dapat diterima oleh Universitas sesuai dengan

kebijaksanaan keamanan. Menetapkan dan mempertahankan peran keamanan

informasi dan hak akses dan melakukan pengawasan keamanan.

Tujuan dari proses tersebut adalah meminimalisasikan dampak bisnis

dari kerentanan dan insiden dari keamanan informasi operasional.

1. DSS05.01 Protect against malware

2. DSS05.02 Manage network and connectivity security

3. DSS05.03 Manage endpoint security

4. DSS05.04 Manage user identify and logical access

5. DSS05.05 Manage physical accessto IT assets

6. DSS05.06 Manage sensitive documents and output devices

7. DSS05.07 Monitor the infrastructure for security-related events

f) DSS06-Manage Business Process Control (Mengelola Kontrol

Proses Bisnis)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses DSS06 adalah

mendefinisikan dan memelihara ketepatan kontrol bisnis proses untuk

77

memastikan informasi terkait dan proses dari internal atau dari luar dapat

memenuhi informasi yang relevan.

Tujuan proses ini adalah untuk memelihara integrasi informasi dan

keamanan dari aset informasi ditangani dengan proses-proses bisnis dalam

Universitas.

1. DSS06.01 Align Control activities embeddedin business

Processes with enterprise objectives

2. DSS06.02 Control the processing of information

3. DSS06.03 Manage roles, responsibilities, access privileges and

levels of authority

4. DSS06.04 Manage errors and exceptions

5. DSS06.05 Ensure traceablity of information events and

accountabilities

6. DSS06.06 Secure information assets

2.6.5 Monitor, Evaluate and Assess (MEA)

Menerima solusi dan dapat digunakan bagi pengguna akhir. Domain

iniberkaitan dengan pengiriman aktual dan dukungan layanan yang

dibutuhkan, yang meliputi pelayanan, pengelolaan keamanan dan

kelangsungan, dukungan layanan bagi pengguna, dan manajemen data dan

fasilitas operasional. Berikut domain proses MEA:

1) MEA01-Monitor, Evaluate and Assess Performance and

Conformance (Memantau, Evaluasi dan Menilai Kinerja dan

Penyesuaian)

78

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses MEA01 adalah

mengumpulkan, memvalidasi, dan mengevaluasi bisnis, IT dan tujuan proses

dan metrics. Mengawasi proses yang tidak sesuai dengan ketentuan dan tujuan

yang ditentukan dan menyediakan kegiatan pelaporan yang sistematik dan

tepat waktu.

Tujuan dari proses tersebut adalah menyediakan transparansi

performa dan kesesuaian dan mendorong pencapaian tujuan.

1. MEA01.01 Establish a monitoring approach

2. MEA01.02 Set performance and conformance targets

3. MEA01.03 Collect and process performance and conformance

data

4. MEA01.04 Analyse and report performance

5. MEA01.05 Ensure the implementation of corrective actions

2) MEA02-Monitor, Evaluate and Assess The System of Internal

(Memantau, Evaluasi dan Menilai Sistem Pengendalian Internal)

Menurut ISACA (2012), deskripsi dari proses MEA02 adalah secara

terus- menerus mengawasi dan mengevaluasi lingkungan kontrol, termasuk

penilaian diri sendiri, dan review dari assurance independen. Memungkinkan

Management untuk mengidenfitikasi kekurangan kontrol dan ketidakefektifan

dan menginisialisasi aksi perbaikan. Merancang, mengorganisasi, dan

mempertahankan standar untuk penilaian kontrol internal dan aktivitas

assurance.

79

Tujuan dari proses ini adalah mendapatkan transparansi bagi

stakeholders kunci untuk kecukupan pada kontrol sistem internal yang akan

membuat mereka percaya pada kegiatan operational Universitas, kepercayaan

pada pencapaian dari tujuan Universitas, dan pemahaman cukup terhadap

risiko yang tersisa.

1. MEA02.01 Monitor internal Controls

2. MEA02.02 Review business process Controls effectiveness

3. MEA02.03 Perform Control self-assessments

4. MEA02.04 Identify and report Control deficiencies

5. MEA02.05 Ensure that assurance provider are independent and

qualified

6. MEA02.06 Plan assurance initiatives

7. MEA02.07 Scope assurance initiatives

8. MEA02.08 Execute assurance initiatives

3) MEA03-Monitor, Evaluate and Assess Compliance With External

Requirenment (Memantau, Evaluasi dan Menilai Kepatuhan dengan

Persyaratan Eksternal)

Menurut ISACA (2012), deskripsi proses MEA03 adalah

mengevaluasi proses TI dan mendukung proses bisnis TI patuh pada hukum,

regulasi dan berdasarkan perjanjian. Menghasilkan kepastian bahwa

kebutuhan telah teridentifikasi dan mematuhinya, dan pemenuhan integrasi TI

dengan seluruh pemenuhan Universitas.

80

Tujuan dari proses ini adalah memastikan bahwa Universitas

kompatibel dengan semua persyaratan eksternal yang berlaku.

1. MEA03.01 Identify external compliance requirements

2. MEA03.02 Optimise response to external requirements

3. MEA03.03 Confirm external compliance

4. MEA03.04 Obtain assurance of external compliance

2.7 Proses Assessment Model (PAM)

Menurut ISACA, Process Assessment Model (PAM) merupakan sebuah

model yang compatible untuk tujuan penilaian kemampuan proses, berdasarkan

satu atau lebih dari model referensi (ISACA, 2013)

Model ini merupakan dasar untuk penilaian kemampuan proses TI suatu

Universitas pada COBIT 5 dan program pelatihan dan sertifikasi bagi para penilai.

Proses penilaian ini dibuktikan dengan mengaktifkan proses penilaian yang dapat

diandalkan, konsisten dan berulang di bidang tata kelola dan manajemen TI. Model

penilaian memungkinkan penilaian oleh Universitas untuk mendukung perbaikan

proses. Penilai dapat memisahkan bagian-bagian untuk memilih proses

yang akan dinilai. Pemetaan ini meliputi:

a) Menghubungkan tujuan Universitas dengan tujuan TI Universitas

b) Menghubungkan tujuan TI Universitas dengan tujuan proses TI

c) Sebuah Framework untuk memilih bidang area

COBIT 5 PAM yang mendukung kinerja penilaian dengan memberikan

indikator untuk bimbingan pada interpretasi dari tujuan proses Universitas. COBIT

5 PAM terdiri dari satu set indikator kinerja proses dan kemampuan proses.

81

Indikator-indikator yang digunakan sebagai dasar untuk mengumpulkan bukti

objektif yang memungkinkan penilai untuk menetapkan peringkat (ISACA, 2012).

Assessment Process Activities

Assessment Process Activities merupakan tahapan-tahapan aktifitas dalam

melakukan proses penilaian Capability Level untuk Universitas (ISACA, 2012):

Gambar 2. 8 Assessment Process Activities (ISACA, 2012)

Initiation

Initiation merupakan tahapan pertama dalam Assessment Process Activities

yang ada pada Process Assessment Model COBIT 5. Bertujuan untuk

menjelaskan hasil identifikasi dari beberapa informasi yang dapat

dikumpulkan.

Planning the Assessment

Tahap kedua adalah dilakukan rencana penilaian yang bertujuan untuk

mendapatkan hasil evaluasi penilaian Capability Level. Dengan memetakan

RACI chart yang ada di COBIT dengan beberapa staff di Universitas

82

Pembangunan Nasional agar selaras dengan kebutuhan aktifitas penelitian

yang akan dinilai.

Briefing

Tahap ketiga adalah melakukan pengarahan kepada tim penilai sehingga

memahai masukan, proses dan keluaran dalam unit organisasi yang akan

dinilai yaitu Universitas Pembangunan Nasional dengan cara menentukan

jadwal, kendala yang dihadapi dalam melakukan penilaian, peran dan

tanggung jawab, kebutuhan sumber daya, dan lain-lain.

Data Collection

Tahap keempat adalah dilakukan pengumpulan data dari hasil temuan yang

terdapat pada Universitas Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk

mendapatkan bukti-bukti penilaian evaluasi pada aktifitas proses yang telah

dilakukan.

Data Validation

Tahap kelima adalah dilakukan validasi data yang bertujuan untuk

mengetahui hasil perhitungan kuesioner agar mendapatkan evaluasi

penilaian Capability Level.

Process Attribute Level

Tahap keenam adalah dilakukan proses memberi level pada atribut yang ada

disetiap indikator, yang bertujuann untuk menunjukkan hasil capability

level dari hasil perhitungan kuesioner pada tahap-tahap sebelumnya dan

melakukan analisis gap pada tahapan berikutnya.

Reporting the Result

83

Tahap ketujuh adalah dilakukan melaporkan hasil evaluasi yang bertujuan

untuk memberikan rekomendasi untuk Universitas Pembangunan Nasional

dengan COBIT 5. Dalam praktik tata kelola teknologi informasi pada

COBIT 5 memiliki beberapa ketentuan yang harus dipenuhi.

Indikator Kapabilitas Proses dalam COBIT 5

Menurut ISACA (2012), indikator kapabilitas proses adalah kemampuan

proses dalam meraih tingkat kapabilitas yang ditentukan oleh atribut proses. Bukti

atas indikator kapabilitas proses akan mendukung penilaian atas pencapaian atribut

proses.

Dimensi kapabilitas dalam model penilaian proses mencakup enam tingkat

kapabilitas. Di dalam enam tingkat tersebut terdapat indikator atribut proses.

Tingkat 0 tidak memiliki indikator apapun, karena tingkat 0 menyatakan proses

yang belum diimplementasikan atau proses yang gagal, meskipun sebagian, untuk

mencapai hasil akhirnya.

Kegiatan penilaian membedakan antara penilaian untuk level 1 dengan level

yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan karena level 1 menentukan apakah suatu proses

mencapai tujuannya, dan oleh karena itu sangat penting untuk dicapai, dan juga

menjadi pondasi dalam meraih level yang lebih tinggi.

Lalu untuk penilaian Capability level (tingkat kemampuan) terbagi menjadi

beberapa tingkatan yaitu Level 0-Incomplete Process, Level 1 - Performed Process,

Level 2 - Managed Process, Level 3 - Established Process, Level 4 - Predictable

process, Level 5 - Optimising Process (ISACA, 2012).

84

Gambar 2. 9 COBIT 5 Process Capability Model (ISACA, 2012)

Menurut ISACA (2012), untuk penilaian Capability Level terbagi menjadi

level-level sebagai berikut:

0. Incomplete Process

Proses tidak diterapkan atau gagal untuk mencapai tujuan prosesnya. Pada

tingkat ini, ada bukti sedikit atau tidak ada dari setiap pencapaian

sistematis tujuan proses.

1. Performed Process

Proses dilaksanakan mencapai tujuan prosesnya.

a. Process Attribute 1.1 Performance Process

Pengukuran sejauh mana tujuan proses tercapai. Keberhasilan penuh atribut ini

mengakibatkan proses mencapai hasil yang ditentukan. Seperti pada tabel

berikut ini:

85

Tabel 2. 2 PA 1.1 Process Performance (ISACA, 2013:115)

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum(BPs) Hasil Kerja Umum(WPs)

Proses meraih tujuan

yang sudah ditentukan

BP 1.1.1 Meraih hasil

proses. Ada bukti bahwa

praktik-praktik dasar

dilakukan

Hasil kerja telah di dibuat

sehingga menyediakan bukti

atas hasil proses

2. Manage Process

Proses sebelumnya dijelaskan dilakukan sekarang diimplementasikan

dalam dikelola mode (direncanakan, dimonitor dan disesuaikan) dan

produk pekerjaannya secara tepat ditetapkan, dikendalikan dan

dipertahankan.

a. Process Activity 2.1 Performance Management

Mengukur sampai mana performa proses di kelola. Pada manajemen kinerja

memiliki indikator, yaitu:

1. Tujuan dari kinerja proses diidentifikasi.

2. Kinerja dari proses direncanakan dan dimonitor.

3. Kinerja dari proses disesuaikan pada perencanaan.

4. Tanggung jawab terhadap proses diidentifikasikan, ditugaskan dan

dikomunikasikan.

5. Sumber daya dan informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu

proses diidentifikasi, disediakan, dialokasikan dan digunakan dengan benar.

6. Hubungan antara pihak yang terlibat diatur untuk memastikan komunikasi

efektif dan tanggungjawab tugas yang jelas. Sebagai hasil pencapaian penuh

atribut ini, ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2. 3 PA 2.1 Performance Management (ISACA, 2013:116)

86

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum(BPs) Hasil Kerja Umum(WPs)

a. Objektif performa dari

proses teridentifikasi BP 2.1.1 Identifikasian

Objektif performa dari

proses. Objektif performa,

digabungka dengan asumsi

dan batasan, didefinisikan dan

dikomunikasikan

GWP 1.0 Dokumentasi

Proses harus enguraikan

lingkup proses.

GWP 2.0 Rencana Proses haru enggambarkan secara

detail-detail dari objektif

performa proses

b. Performa dari proses

direncanakan dan dimonitor GP 2.1.2 Merencanakan dan

memonitor performa dari

proses untuk memenuhi

objektif yang telah

ditentukan. Dasar mengukur

performa proses yang

berhubungan dengan objektif

bisnis ditetapkan dan

dimonitor. Termasuk didalam

dasar tersebut adalah key

milestones, aktivitas-aktivitas

yang diperlukan,estimasi dan

jadwal.

GWP 2.0 Rencana Proses

harus menggambarkan secara

detil objektif performa

proses.

GWP 9.0 Performa Proses catatannya harus

menggambarkan hasil yang

detil.

Catatan: Pada level ini,

setiap catatan performa

proses dapat berbentuk

report, daftar masalah, dan

catatan informal.

c. Performa dari proses

disesuaikan untuk memenuhi

perencanaan

GP 2.1.3 Menyesuaikan

performa dari proses.

Mengambil tindakan ketika

performa yang direncanakan

tidak tercapai. Tindakan

meliputi identifikasi dari

masalah performa dan

penyesuaian rencana dan

jadwal menjadi lebih sesuai

GWP 4.0 Catatan Kualitas harus menyediakan detil dari

tindakan yang dilakukan

ketika performa tidak

mencapai target.

d. Tanggung jawab dan

otoritas dari melakukan

proses didefinisikan,

ditugaskan, dan

dikomunikasikan

GP 2.1.4 Mendefinisikan

tanggung jawab dan

otoritas dalam melakukan

proses. Tanggung jawab kunci

dan

otoritas dalam menjalankan

aktivitas kunci dari proses

didefinisikan, ditugaskan dan

dikomunikasikan. Pengala

man yang dibutuhkan,

pengetahuan dan keahlian

ditetapkan.

GWP 1.0 Dokumentasi

Proses harus menyediakan

detil dari pemilik proses dan

siapa saja yang terlibat,

bertanggung jawab,

dikonsultasikan dan/atau

diinformasikan (RACI).

GWP 2.0 Rencana Proses

harus meliputi detil dari

process communication plan

demikian juga pengalaman

dan keahlian yang dibutuhkan

dari menjalankan proses

e. Sumber daya dan informasi

yang dibutuhkan untuk

menjalankan proses

GP 2.1.5 Identifikasi dan

sediakan sumber daya untuk

melakukan proses sesuai

dengan rencana. Sumber daya

GWP 2.0 Rencana Proses harus menyediakan detil dari

proses perencanaan pelatihan

87

diidentifikasi, disediakan,

dialokasikan dan digunakan

dan informasi yang

dibutuhkan untuk

menjalankan aktivitasa kunci

dari proses diidentifikasi,

disediakan, dialokasikan dan

digunakan

dan proses perencanaan

sumber daya

f. Antarmuka antara pihak

yang terlibat dikelola untuk

memastikan komunikasi

efektif dan tugas yang jelas

antar pihak yang terlibat.

GP 2.1.6 Mengelola

antarmuka antara pihak yang

terlibat. Individu dan grup

yang terlibat dengan proses

diidentifikasi, tanggung jawab

didefinisikan dan mekanisme

komunikasi yang efektif

diterapkan

GWP 1.0 Dokumentasi

Proses harus menyediakan

detil dari invidu dan grup

yang terlibat (supplier,

customer, dan RACI).

GWP 2.0 Rencana proses harus menyediakan detil dari

process communication plan.

3. Established Process

Proses sebelumnya dijelaskan dikelola sekarang diimplementasikan

menggunakan Proses didefinisikan yang mampu mencapai hasil prosesnya.

Tabel 2. 4 PA 2.2 Work Product Management (ISACA, 2013:117)

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum(BPs) Hasil Kerja Umum(WPs)

a. Kebutuhan akan hasil kerja

proses ditetapkan. GP 2.2.1 Menetapkan

kebutuhan untuk kerja,

meliputi struktur isi dan kriteria

kualitas.

GWP 3.0 Rencana kualitas

harus menyediakan detil dari

kriteria kualitas dan isi dari

hasil kerja

b. Kebutuhan untuk

dokumentasi dan kontrol dari

hasil kerja ditetapkan

GP 2.2.2 Menetapkan

kebutuhan dari dokumentasi

dan kontrol dari hasil kerja. Ini

harus meliputi identifikasi dari

ketergantungan,persetujuan

GWP 1.0 Dokumentasi

proses harus menyediakan

detil dari kontrol (matrix

kontrol)

GWP 3.0 Rencana kualitas

harus menyediakan detil dari

c. Hasil kerja diidentifikasi

dengan baik,

didokumentasikan dan

dikontrol

GP 2.2.3 Identifikasi,

dokumentasi, dan kontrol

hasil kerja. Hasil kerja adalah

subjek dari kontrol perubahan,

begitu juga dengan perubahan

versi dan managemen

konfigurasi

GP 2.2.3 Identifikasi,

dokumentasi, dan kontrol

hasil kerja. Hasil kerja

adalah subjek dari kontrol

perubahan, begitu

dokumentasi dan kontrol

perubahan

e. Hasil kerja di ulas kembali

sesuai dengan rencana

pengaturan dan disesuaikan

GP 2.2.4 Ulas kembali dan

menyesuaikan hasil kerja

untuk memenuhi kebutuhan

yang telah didefinisikan. Hasil

kerja adalah subjek terdapat

GWP 4.0 Catatan Kualitas

harus menyediakan jejak

audit dari pengulasan

88

sesuai kebutuhan untuk

mencapai kebutuhan.

pengulasan kembali terhadap

kebutuhan yang disesuaikan

dengan pengaturan yang

direncanakan dan isu-isu lain

yang muncul diselesaikan

kembali yang telah

dilakukan

4. Predictable process

Proses sebelumnya dijelaskan didirikan sekarang beroperasi dalam

didefinisikan batas untuk mencapai hasil prosesnya.

Tabel 2. 5 Process Definition

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum(BPs) Hasil Kerja Umum(WPs)

a. Proses standard, meliputi

panduan dasar yang layak,

dedifinisikan sehingga

mendeskripsikan elemen

fundamental yang harus ada

dalam proses yang didefinisi.

GP 3.1.1 Mendefinisikan

standard dari proses yang

mendukung pengerjaan dari

proses yang telah

didefinisikan. Sebuah proses

standard didefinisikan yang

mengidentifikasi elemen

proses fundamental dan

menyediakan panduan dan

prosedur untuk mendukung

implementasi dan panduan

tentang bagaimana standard

tersebut dapat diubah saat

dibutuhkan

GWP 5.0 Kebijakan dan

standard harus menyediakan

detil dari objektif organisasi

untuk proses, standard

minimum dari performa,

prosedur standard, dan

pelaporan dan kebutuhan

monitoring. Bukti yang

diperlukan pada level ini

bukan hanya pada adanya

kebijakan dan standard tapi

juga dengan diterapkannya

kebijakan dan standard

tersebut.

b. Urutan dan interaksi dari

proses standard dengan

proses lainnya ditetapkan

GP 3.1.2 Menetapkan

urutan dan interaksi antar

proses sehingga dapat bekerja

sebagai sistem yang

terintegrasi dalam proses.

Urutan standard proses dan

interaksi dengan proses lain

ditentukan dan dikelola ketika

sebuah proses

diimplementasikan pada

bagian lain dalam organisasi.

GWP 5.0 Kebijakan dan

standard harus menyediakan

proses pemetaaan dengan

detil dari proses standard

dengan urutan yang

diharapkan dan interaksinya.

Bukti yang diperlukan pada

level ini bukan hanya pada

adanya kebijakan dan

standard tapi juga dengan

diterapkannya kebijakan dan

standard tersebut.

c. Kompetensi yang

dibutuhkan dan peran untuk

melakukan proses

diidentifikasi sebagai bagian

dari proses standard

GP 3.1.3 Mengidentifikasi

peran dan kompetensi dari

menjalankan proses standard

GWP 5.0 Kebijakan dan

standard harus menyediakan

detil dan kompetensi dari

proses yang dilakukan. Bukti

yang diperlukan pada level

ini bukan hanya pada adanya

kebijakan dan standard tapi

juga dengan diterapkannya

89

kebijakan dan standard

tersebut

d. Infrastruktur yang

diperlukan dan lingkungan

kerja yang dibutuhkan untuk

melakukan proses

diidentifikasi sebagai bagian

dari proses standard

GP 3.1.4 Identifikasi

infrastruktur yang

dibutuhkan dan lingkungan

kerja untuk melakukan proses

standard.

Infrastruktur(fasilitas,

alat,metode,dll) dan

lingkungan kerja untuk

melakukan proses standard

diidentifikasi

GWP 5.0 Kebijakan dan

standard harus

mengidentifikasi kebutuhan

minimum dari infrastruktur

dan lingkungan kerja untuk

melakukan proses. Bukti

yang diperlukan pada level

ini bukan hanya pada adanya

kebijakan dan standard tapi

juga dengan diterapkannya

kebijakan dan standard

tersebut

e. Metode yang sesuai untuk

monitoring kefektifan dan

kesesuaian dari proses

ditetapkan

GP 3.1.5 Menetapkan

metode yang sesuai untuk

memonitor kefektifan dan

kesesuaian dengan proses

standard, meliputi pemastian

terhadap kriteria yang layak

dan data yang dibutuhkan

untuk memonitor kefektifan

dan kesesuaian dari proses

didefinisikan, dan menetapkan

kebutuhan untuk melakukan

audit internal dan ulas kembali

Management.

GP 3.1.5 Menetapkan

metode yang sesuai untuk

memonitor kefektifan dan

kesesuaian dengan proses

standard, meliputi pemastian

terhadap kriteria yang layak

dan data yang dibutuhkan

untuk memonitor kefektifan

dan kesesuaian dari proses

didefinisikan, dan

menetapkan kebutuhan untuk

melakukan audit internal dan

ulas kembali Management.

GWP 5.0 Kebijakan dan

standard harus menyediakan

detil dari objektif organisasi

terhadap proses, standard

minimum performa proses,

prosedur standard, dan

pelaporan serta kebutuhan

monitoring. Bukti yang

diperlukan pada level ini

bukan hanya pada adanya

kebijakan dan standard tapi

juga dengan diterapkannya

kebijakan dan standard

tersebut.

GWP 4.0 Catatan kualitas

dan GWP 9.0 Catatan

performa proses harus

menyediakan bukti dari ulas

kembali yang telah

dilakukan.

90

5. Optimising Process

Proses yang telah dijelaskan sebelumnya, proses diprediksi terus ditingkatkan

untuk memenuhi tujuan bisnis yang relevan saat ini dan proyeksi.

Tabel 2. 6 Process Measurement

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum(BPs) Hasil Kerja Umum(WPs)

a. Informasi yang dibutuhkan

proses untuk mendukung

tujuan bisnis telah ditetapkan.

GP 4.1.1 Identifikasikan

kebutuhan informasi, dalam

hubungannya dengan tujuan

bisnis. Tujuan bisnis dan

informasi yang dibutuhkan

pemegang kepentingan telah

ditetapkan sebagai dasar

untuk menentukan tujuan

pengukuran performa proses.

GWP 7.0 Rencana

pengukuran proses harus

menyediakan detil dari tujuan

pengukuran yang disarankan.

b. Tujuan pengukuran proses

didapatkan dari kebutuhan

informasi.

GP 4.1.2 Dapatkan tujuan

pengukuran proses dari

kebutuhan informasi.

GWP 7.0 Rencana

pengukuran proses harus

menyediakan detil dari tujuan

pengukuran yang disarankan.

c. Tujuan kuantitatif untuk

performa proses dalam

mendukung tujuan

Universitas yang telah

ditetapkan.

GP 4.1.3 Tetapkan tujuan

kuantitatif atas performa dari

proses, berdasarkan

kesesuaian proses dengan

tujuan Universitas. Tujuan

pengukuran kuantitatif telah

ditetapkan dan secara eksplisit

menggambarkan tujuan

Universitas dan telah

dipastikan realistis dan

berguna oleh manajemen dan

pelaku proses.

GWP 7.0 Rencana

pengukuran proses harus

menyediakan detil dari

ukuran dan indikator

pengukuran.

d. Pengukuran dan

frekuensinya telah

diidentifikasi dan ditetapkan

sejalan dengan tujuan

pengukuran proses dan tujuan

kuantitatif atas performa

prosesnya.

GP 4.1.4 Identifikasikan

pengukuran produk dan

proses yang mendukung

pencapaian tujuan kuantitatif

atas performa proses.

Pengukuran mendetil untuk

produk dan proses telah

diidentifikasi, sekaligus

dengan frekuensi

pengumpulan data dan

pengukuran, juga menanisme

verifikasi.

GWP 7.0 Rencana

pengukuran proses

menyediakan detil dari

ukuran dan indicator

pengukuran sekaligus

prosedur pengumpulan data

dan prosedur analisa.

91

e. Hasil pengukuran

dikumpulkan, dianalisa dan

dilaporkan untuk memantau

seberapa jauh tujuan

kuantitatif proses tercapai.

GP 4.1.5 Mengumpulkan

hasil pengukuran produk dan

proses dengan melakukan

proses yang telah ditentukan.

Hasil pengukuran

dikumpulkan, dianalisa dan

dilaporkan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan.

GWP 7.0 Rencana

pengukuran proses harus

menyediakan detil atas

prosedur analisa yang

disarankan.

GWP 9.0 Catatan performa

proses harus menyediakan

detil atas pengukuran yang

telah dikumpulkan dan

dianalisa.

f. Hasil pengukuran

digunakan untuk

menggambarkan performa

proses.

GP 4.1.6 Menggunakan

hasil pengukuran untuk

memantau dan memverifikasi

pencapaian atas tujuan

performa proses. Hasil

pengukuran dianalisa untuk

memastikan pencapaian

terhadap tujuan performa

proses. Teknik yang sesuai

digunakan untuk memahami

performa dan kapabilitas

proses dalam batasan yang

sudah ditentukan

GWP 9.0 Catatan performa

proses harus menyediakan

detil atas pengukuran yang

sudah dikumpulkan dan

dianalisa.

Tabel 2. 7 Process Control

Hasil atas pencapaian

penuh atribut

Praktik Umum(BPs) Hasil Kerja Umum(WPs)

a. Teknik analisa dan kontrol

telah ditentukan dan

diaplikasikan.

GP 4.2.1 Tentukan teknik

analisa dan kontrol yang

sesuai untuk mengontrol

performa proses. Metode

untuk mengukur efektivitas

kontrol telah didefinisikan

dan divalidasi.

GWP 1.0 Dokumentasi

proses harus menyediakan

detil pengontrolan (matriks

kontrol). GWP 8.0 Rencana

pengendalian proses harus

ada dan menjelaskan

pendekatan pengukuran

untuk setiap proses.

b. Pengontrolan batas variasi

telah ditetapkan untuk

performa proses normal.

GP 4.2.2 Tetapkan

parameter yang cocok untuk

mengontrol performa proses.

Definisi standar atas proses

dimodifikasi untuk

memasukkan metode

pengendalian proses dan

batasan pengontrolan telah

ditetapkan.

GWP 8.0 Rencana

pengontrolan proses harus

ada dan menjelaskan batasan

pengontrolan untuk performa

normal.

c. Data pengukuran dianalisa

untuk mengetahui penyebab

khusus atas suatu variasi.

GP 4.2.3 Analisa hasil

pengukuran proses dan

produk untuk

mengidentifikasikan variasi

dan performa proses. Hasi

GWP 9.0 Catatan

performa proses harus

92

pengukuran pengontrolan

proses dianalisa untuk

menentukan masalah yang

perlu diperhatikan dan

diteruskan untuk

penanggulangan.

menyediakan detil atas

pengukuran yang telah

dikumpulkan dan dianalisa.

d. Tindakan koreksi diambil

untuk memecahkan

penyebab khusus variasi.

GP 4.2.4 Identifikasi dan

implementasikan tindakan

koreksi untuk mengatasi

sumber masalah. Tindakan

koreksi diambil untuk

mengatasi masalah

pengontrolan proses dan

hasilnya dipantau dan

dievaluasi.

GWP 9.0 Catatan

performa proses harus

menyediakan detil atas

pengukuran yang telah

dikumpulkan dan dianalisa.

e. Batasan kontrol ditetapkan

kembali (apabila dibutuhkan)

sebagai respon terhadap

tindakan koreksi.

GP 4.2.5 Tetapkan kembali

batasan control setelah

tindakan tindakan koreksi.

Batasan control proses

dimodifikasi sesuai

kebutuhan setelah tindakan

koreksi dilakukan.

GWP 8.0 Rencana

pengendalian proses harus

ada dan menjelaskan batasan

kontrol untuk performa

normal.

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan,

pengumpulan data terhadap gejala/ peristiwa yang di selidiki pada penelitian.

2. Wawancara

Wawancara (interview), adalah pengumpulan data melalui tatap muka dan

tanya jawab langsung antara pewawancara (pengumpul data) dengan

responden (sumber data)

93

3. Studi Literatur

Proses kegiatan menelaah dan membaca bahan-bahan pustaka seperti buku-

buku atau dokumen-dokumen, mempelajari dan menilai prosedur dan hasil

penelitian sejenis yang pernah dilakukan orang lain, serta mempelajari

laporan- laporan hasil observasi dan hasil survei tentang masalah terkait

dengan topik yang akan diteliti (Sanjaya, 2013).

94

RACI

Menurut ITGI. (2007), dalam memahami aturan dan bertanggung jawab

untuk setiap proses adalah kunci dari efektifitas pengendalian. COBIT 5.0

menyediakan sebuah RACI chart yaitu sebuah matrik dari semua aktivitas atau

wewenang dalam mengambil keputusan yang dilakukan dalam sebuah organisasi

terhadap semua orang atau peran untuk setiap proses.

1. Responsible

Tanggung jawab (responsible) menjelaskan tentang siapa yang

mendapatkan tugas yang harus dilakukan. Hal ini merujuk pada peran utama

atau penanggung jawab pada kegiatan operasional, memenuhi kebutuhan

dan menciptakan hasil yang diinginkan dari organisasi.

2. Accountable

Akuntabel (accountable) menjelaskan tentang siapa yang bertanggung

jawab atas keberhasilan tugas. Hal ini merujuk pada pertanggung jawaban

secara keseluruhan atas tugas yang telah dilakukan.

3. Consulted

Konsultasi (consulted) menjelaskan tentang siapa yang memberikan

masukan. Hal ini merujuk pada peran yang bertanggung jawab untuk

memperoleh informasi dari unit lain atau mitra eksternal. Masukan harus

dipertimbangkan dan pengambilan tindakan yang tepat.

4. Informed

Informasi (informed) menjelaskan tentang siapa yang menerima informasi.

Hal ini merujuk pada peran yang bertanggung jawab untuk menerima

informasi yang tepat untuk mengawasi setiap tugas yang dilakukan.

95

Di bawah ini adalah gambar RACI chart APO11(Manage Quality):

Gambar 2. 10 RACI chart APO11 (ISACA, 2012)

Di bawah ini adalah gambar RACI chart MEA01 (Monitor, Evaluate and

Assess Performance and Conformance):

Gambar 2. 11 RACI chart MEA01 (ISACA, 2012)

Pada tabel RACI chart di atas menggambarkan aktivfitas atau proses

yang dilakukan tiap individu yang terlibat. Key Management Practice

96

(KMP) merupakan praktik manajemen yang berisi aktivitas-aktivitas pada

setiap domain pada COBIT 5. RACI chart di atas menggambarkan aktivitas

yang dilakukan serta individu yang terlibat. Berikut ini penjelasan mengenai

struktur organisasi berdasarkan RACI chart COBIT 5 (ISACA, 2012):

1. Board adalah kelompok eksekutif paling senior dan/atau direktur non-

eksekutif dari organisasi yang bertanggung jawab untuk tata kelola

organisasi dan memiliki kontrol keseluruhan sumber daya.

2. Chief Executives Officer (CEO) adalah orang yang memiliki kedudukan

tinggi yang bertanggung jawab atas seluruh manajemen organisasi.

3. Chief Financial Officer (CFO) adalah orang yang paling senior dari

Universitas yang bertanggung jawab terkait semua aspek manajemen

keuangan, termasuk resiko keuangan dan kontrol keuangan.

4. Chief Operating Officer (COO) adalah orang yang paling senior dari

Universitas yang bertanggung jawab atas operasi Universitas.

5. Chief Risk Officer (CRO) adalah orang paling senior dari Universitas

yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen resiko di seluruh

Universitas.

6. Chief Information Officer (CIO) adalah orang yang paling senior dari

Universitas yang bertanggung jawab untuk menyelaraskan strategi TI

dan bisnis serta bertanggung jawab untuk perencanaan, sumber daya,

mengelola pengiriman layanan serta solusi TI untuk mendukung tujuan

Universitas.

97

7. Chief Information Security Officer (CISO) adalah orang yang paling

senior dari Universitas yang bertanggung jawab untuk keamanan

informasi Universitas dalam segala bentuknya.

8. Business Executive adalah seorang manajemen individu senior yang

bertanggung jawab untuk operasi unit bisnis tertentu atau anak

Universitas.

9. Business Process Owner adalah seorang individu yang bertanggung

jawab atas kinerja sebuah proses dalam mewujudkan tujuan Universitas,

mengendalikan perbaikan proses dan menyetujui perubahan proses.

10. Strategy (IT Executive) Committee adalah komite yang bertanggung

jawab untuk mengelola portofolio investasi terkait TI, layanan TI dan

aset TI serta memastikan nilai disampaikan dan resiko dikelola.

11. (Project and Programme) Steering Committees adalah sekelompok

pemangku kepentingan dan ahli yang bertanggung jawab atas

pembinaan program dan proyek, termasuk pengelolaan dan pemantauan

rencana, alokasi sumber daya dan pengelolaan program serta resiko

proyek.

12. Architecture Board adalah sekelompok pemangku kepentingan dan ahli

yang bertanggung jawab terkait keputusan untuk menetapkan kebijakan

dan standar arsitektur.

13. Enterprise Risk Committee adalah kelompok eksekutif dari organisasi

yang bertanggung jawab untuk kolaborasi tingkat organisasi untuk

mendukung manajemen resiko organisasi.

98

14. Head of HR adalah orang paling senior dari Universitas yang

bertanggung jawab atas perencanaan dan kebijakan yang berkaitan

dengan semua sumber daya manusia pada Universitas.

15. Compliance adalah orang yang bertanggung jawab atas panduan

kepatuhan hukum, peraturan dan kontrak.

16. Audit adalah orang yang bertanggung jawab atas penyediaan audit

internal.

17. Head of Architecture adalah seorang individu senior yang bertanggung

jawab untuk proses arsitektur enterprise

18. Head of Development adalah seorang individu senior yang bertanggung

jawab terhadap TI terkait solusi proses pembangunan.

19. Head of IT Operations adalah senior individu yang bertanggung jawab

untuk lingkungan operasional dan infrastruktur TI.

20. Head of IT Administration adalah individu senior yang bertanggung

jawab terkait catatan TI dan bertanggung jawab untuk mendukung hal

administrasi TI.

21. Programme and Project Management Office (PMO) adalah fungsi yang

bertanggung jawab untuk mendukung program dan proyek manajer,

serta mengumpulkan, menilai dan melaporkan informasi tentang

pelaksanaan program dan proyek-proyek konstituen.

22. Value process Office (VMO) adalah orang yang bertindak sebagai

sekretariat untuk mengelola portfolio investasi dan layanan, termasuk

99

menilai dan memberi nasihat tentang peluang investasi, manajemen

Control dan menciptakan nilai dari investasi dan jasa.

23. Service Manager adalah seorang individu yang mengelola

pengembangan, implementasi, evaluasi dan manajemen yang sedang

berjalan.

24. Information Security Manager adalah seorang individu yang mengelola,

mengawasi dan menilai keamanan informasi suatu Universitas.

25. Business Continuity Manager adalah seorang individu yang mengelola,

mengawasi dan menilai kemampuan kelangsungan bisnis suatu

Universitas.

26. Privacy Officer adalah orang yang bertanggung jawab untuk memantau

resiko dan dampak bisnsi undang-undang privasi dan untuk

membimbing dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan dan

kegiatan yang akan memastikan arahan privasi terpenuhi, disebut juga

petugas proteksi data.

2.8 Pemetaan Tujuan Terkait TI Terhadap Proses COBIT 5

Dalam proses pemilihan domain diperlukan proses identifikasi masalah

sehingga penentuan domain lebih tepat sasaran (Fitroh, Siregar, & Rustamaji,

2017). Domain proses yang dipilih untuk dilakukan evaluasi berdasarkan

kebutuhan dan di dukung oleh kerangka kerja COBIT 5. Fakta yang ditemukan pada

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” yaitu:

1. Belum adanya standar operasional prosedur (SOP) dan kebijakan yang

dikhususkan untuk memonitoring, mengevaluasi, menilai kinerja kesesuaian

100

serta mengelola kualitas yang mengakibatkan proses pengambilan keputusan

untuk kualitas berjalan lambat dikarenakan tidak adanya standar.

2. Belum pernah diadakan tata kelola teknologi informasi pada UPN “Veteran”

khususnya pada APO11 (Manage Quality) dan MEA01 (Monitor, Evaluate

and Assess Performance and Conformance).

3. Belum adanya memantau, mengevaluasi, dan pelaporan tentang kerusakan

pada sistem.

2.9 Fokus Area Evaluasi Tata Kelola TI

Studi kasus dalam penelitian ini adalah Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”. Dalam proses penentuan domain perlu mengidentifikasi

permasalahan dan stakeholders needs untuk mengetahui domain apa yang

harus dievaluasi agar proses evaluasi akan efektif dan efisien serta tepat

sasaran (Fitroh et al, 2017). Berikut domain proses COBIT 5 yang akan

dievaluasi:

2.9.1 APO11 Manage Quality (Mengelola Kualitas)

Menurut ISACA. (2012), deskripsi dari proses MEA01 adalah

menentukan dan mengomunikasikan persyaratan kualitas dalam semua

proses, prosedur, dan hasil Universitas terkait, termasuk kontrol, pemantauan

berkelanjutan, dan penggunaan praktik dan standar yang telah terbukti dalam

upaya peningkatan dan efisiensi yang berkelanjutan.

101

Tujuan dari proses pastikan pengiriman solusi dan layanan yang konsisten

untuk memenuhi persyaratan kualitas Universitas dan memenuhi kebutuhan

pemangku kepentingan.

1. APO11.01 Establish a quality management system (Menetapkan sistem

manajemen mutu). Yaitu Menetapkan dan memelihara SMM yang

menyediakan standar, pendekatan formal dan berkelanjutan untuk

manajemen kualitas untuk informasi, teknologi dan bisnis yang

memungkinkan roses yang selaras dengan persyaratan bisnis

dan manajemen kualitas Universitas.

2. APO11.02 Define and manage quality standards, practices and procedures

(Menentukan dan mengelola standar kualitas, praktik dan prosedur). Yaitu

identifikasi dan pertahankan persyaratan, standar, prosedur dan praktik

untuk memandu proses utama Universitas dalam memenuhi maksud yang

disepakati SMM. Ini harus sejalan dengan kontrol TI persyaratan

kerangka kerja. Pertimbangkan sertifikasi untuk kunci proses, unit

organisasi, produk atau layanan.

3. APO11.03 Focus quality management on customers (Fokuskan

manajemen kualitas pada pelanggan). Yaitu Fokus manajemen mutu pada

pelanggan oleh menentukan persyaratan mereka dan memastikan

keselarasan dengan praktik manajemen mutu.

4. APO11.04 Perform quality monitoring, control and reviews (Lakukan

pemantauan, kontrol kualitas dan ulasan). Memantau kualitas proses dan

layanan pada dasar berkelanjutan seperti yang didefinisikan oleh SMM.

102

Tentukan, rencanakan dan mengimplementasikan pengukuran untuk

memantau pelanggan kepuasan dengan kualitas serta nilai QMS

menyediakan. Informasi yang dikumpulkan harus digunakan oleh pemilik

proses untuk meningkatkan kualitas.

5. APO11.05 Integrate quality management into solutions for development

and service delivery (Mengintegrasikan manajemen mutu ke dalam solusi

untuk pengembangan dan pemberian layanan). Yaitu Menggabungkan

praktik manajemen mutu yang relevan ke dalam definisi, pemantauan,

pelaporan, dan berkelanjutan manajemen pengembangan solusi dan

layanan persembahan.

6. APO11.06 Maintain continuous improvement (Pertahankan perbaikan

berkelanjutan). Yaitu ertahankan dan komunikasikan secara teratur

kualitas keseluruhan rencana yang mempromosikan peningkatan

berkelanjutan. Ini harus mencakup kebutuhan akan, dan manfaat,

berkelanjutan perbaikan. Kumpulkan dan analisis data tentang SMM, dan

meningkatkan efektivitasnya. Ketidaksesuaian yang benar untuk

mencegah terulangnya. Mempromosikan budaya kualitas dan perbaikan

terus menerus.

2.9.2 MEA01 Monitor, Evaluate, assess confromance and Conformance

(memantau, mengevaluasi, menilai Kinerja dan kesesuaian)

Menurut ISACA. (2012), deskripsi dari proses Mea01 adalah Kumpulkan,

validasikan, dan evaluasi bisnis, TI, serta proses sasaran dan metrik. Monitor

bahwa proses sedang berjalan terhadap kinerja yang disepakati dan tujuan

103

dan metrik kesesuaian dan menyediakan pelaporan yang sistematis dan tepat

waktu.

Tujuan dari proses memberikan transparansi kinerja dan kesesuaian dan

mendorong pencapaian tujuan.

1. MEA01.01 Establish a monitoring approach (Menetapkan pendekatan

pemantauan). Terlibat dengan para pemangku kepentingan untuk

membangun dan memelihara pendekatan pemantauan untuk menentukan

tujuan, ruang lingkup dan metode untuk mengukur solusi dan layanan

bisnis pengiriman dan kontribusi untuk tujuan Universitas padukan

pendekatan ini dengan kinerja Universitas sistem manajemen.

2. MEA01.02 Set performance and conformance targets (Mengatur kinerja

dan target kesesuaian). Yaitu bekerja dengan pemangku kepentingan

untuk mendefinisikan, meninjau secara berkala, memperbarui dan

menyetujui kinerja dan kesesuaian target dalam sistem pengukuran

kinerja.

3. MEA01.03 Collect and process performance and conformance data

(Kumpulkan dan proses kinerja dan data kesesuaian). Yaitu

mengumpulkan dan memproses data yang tepat waktu dan akurat selaras

dengan pendekatan Universitas.

4. MEA01.04 Analyse and report performance (Menganalisis dan

melaporkan kinerja). Yaitu tinjau dan laporkan kinerja secara berkala

target, menggunakan metode yang menyediakan ringkas pandangan

104

menyeluruh tentang kinerja TI dan kesesuaian dalam sistem pemantauan

Universitas.

5. MEA01.05 Ensure the implementation of corrective actions (Pastikan

implementasi tindakan korektif). Yaitu Membantu pemangku kepentingan

dalam mengidentifikasi, memulai dan melacak tindakan korektif untuk

mengatasi anomali.

2.10 Metode Skala Pengukuran Capability level

2.10.1 Skala Likert

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Skala Likert sebagai metode

perhitungan pada instrumen penelitian. Skala Likert merupakan skala yang dapat

dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang

suatu gejala atau fenomena tertentu (Budiman, 2014).

Menurut (Sugiyono, 2015), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial,

fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti dan selanjutnya

disebut sebagai variable penelitian. Data yang telah terkumpul melalui kuesioner,

kemudian diolah kedalam bentuk kuantitatif, yaitu dengan cara menetapkan skor

jawaban dari pertanyaan yang telah dijawab oleh responden, dimana pemberian

skor tersebut didasarkan pada ketentuan sebagai berikut:

Tabel 2. 8 Skor Skala Likert (Sugiyono, 2015)

Alternatif Skor

Positif Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

105

Ragu-Ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

2.10.2 Skala Rating Scale

Pada COBIT 5, penilai menggunakan skala ini untuk mengetahui tingkat

kemampuan yang dicapai. Atribut peringkat menggunakan skala peringkat standar

yang terdiri dari:

1. N (Not Achieved)

Kategori ini tidak ada atau hanya sedikit bukti atas pencapaian atribut proses

tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 0-15%.

2. P (Partially Achieved)

Kategori ini terdapat beberapa bukti mengenai pendekatan, dan beberapa

pencapaian atribut atas proses tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori

ini berkisar 15-50%.

3. L (Largely Achieved)

Kategori ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis, dan pencapaian

signifikan atas proses tersebut, meski mungkin masih ada kelemahan yang tidak

signifikan. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 50-85%.

4. F (Fully Achieved)

Kategori ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis dan lengkap, dan

pencapaian penuh atas atribut proses tersebut. Tidak ada kelemahan terkait

atribut proses tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 85-

100%.

106

Tabel 2. 9 Rating Levels (ISACA, 2013)

Menurut ISACA. (2012), suatu proses cukup meraih kategori Largely

Achieved (L) atau Fully Achieved (F) untuk dapat dinyatakan bahwa proses tersebut

telah meraih suatu tingkat kapabilitas tersebut, namun proses tersebut harus meraih

kategori Fully Achieved (F) untuk dapat melanjutkan penilaian ke tingkat

kapabilitas berikutnya, misalnya bagi suatu proses untuk meraih tingkat kapabilitas

3, maka tingkat 1 dan 2 proses tersebut harus mencapai kategori Fully achieved (F)

sementara tingkat kapabilitas 3 cukup mencapai kategori Lagerly Achieved (L) atau

Fully Achieved (F).

2.11 Pengukuran Capability level menggunakan Skala Likert

Pada bukunya Surendro. (2009) berjudul “Implementasi Tata Kelola TI”,

dijelaskan tentang hasil dari perhitungan kuesioner yang direkapitulasi untuk dapat

merepresentasikan persentase dan Capability level. Maka dapat dijelaskan dengan

rumus penilaian sebagai berikut:

107

1. Menghitung Rekapitulasi Jawaban Kuesioner

𝐶 =𝐻

𝐽𝑅× 100%

Keterangan :

C : Rekapitulasi jawaban kuesioner Capability level (dalam bentuk

persentase pada masing-masing pilihan jawaban a, b, c, d, e atau f di

masing-masing aktivitas).

H : Jumlah jawaban kuesioner Capability level pada masing-masing

pilihan jawaban level 0, 1, 2, 3, 4, atau 5 di setiap aktivitas.

JR : Jumlah Responden/Narasumber.

2. Menghitung Nilai dan Level Kapabilitas

𝑁𝐾 = (𝐿𝑃 × 𝑁𝑘)0 + (𝐿𝑃 × 𝑁𝑘)1 + (𝐿𝑃 × 𝑁𝑘)2 + (𝐿𝑃 × 𝑁𝑘)3 + (𝐿𝑃 × 𝑁𝑘)4 + (𝐿𝑃 × 𝑁𝑘)5

100

Keterangan :

NK : Nilai kematangan pada proses TI

LP : Level percentage ( tingkat persentase pada setiap distribusi jawaban

kuesioner Capability level)

Nk : Nilai kematangan yang tertera pada tabel pemetaan jawaban, nilai

dan tingkat kematangan.

Pada penelitian ini dilakukan pembedaan istilah antara nilai kapabilitas

dan tingkat kapabilitas. Nilai kapabilitas bisa bernilai tidak bulat (bilangan

desimal), yang merepresentasikan proses pencapaian menuju suatu

tingkat kapabilitas tertentu. Sedangkan tingkat kapabilitas lebih

menunjukkan tahapan atau kelas yang dicapai dalam proses kapabilitas,

yang dinyatakan dalam bilangan bulat (Surendro, 2009).

108

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif,

yaitu dengan menekankan pada aspek pemahaman terhadap suatu permasalahan

yang dalam hal ini menggunakan sebuah studi kasus, yaitu suatu cara informasi dan

melaporkan hasilnya dalam studi kasus ini, metode pengumpulan data dilakukan

dengan wawancara dipandu bersadarkan pertanyaan pertanyaan-pertanyaan

berdasarkan COBIT 5, selain itu juga dilakukan observasi untuk memperkuat hasil

penelitian

3.2 Pengumpulan Data (Initiation)

3.2.1 Observasi

Observasi dilakukan pada Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”yang bertempat di Jl. RS Fatmawati, Pd. Labu, Cilandak, Kota

Depok,. Observasi ini dilakukan 2 bulan kurang lebih pada setiap hari kerja,

yaitu mulai dari tanggal September 2018 sampai Oktober 2018. Observasi ini

dilakukan melalui pengamatan secara langsung mengenai kegiatan yang

berkaitan dengan tata kelola teknologi informasi yang ada pada Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”. Kegiatan ini dilakukan di bawah bimbingan

bapak Ridwan Raafi'udin, M.Kom selaku kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)

109

3.2.2 Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab langsung

dengan narasumber terkait penelitian pada Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”. Wawancara ini dilakukan bersama dengan kepala Unit Pelaksana

Teknis (UPT) bapak Ridwan Raafi'udin, M.Kom

Instrument dari wawancara adalah mencari data yang diperlukan dalam

penelitian seperti gambaran umum mengenai Universitas Pembangunan

Nasional visi dan misi, pengelolaan TI, struktur organisasi, program kerja,

peraturan/kebijakan, permasalahan yang sedang dihadapi, sistem informasi yang

berjalan serta kendala yang terjadi yang berkaitan dengan tata kelola teknologi

informasi. Proses wawancara juga dilakukan dalam pengumpulan data untuk

mengetahui capability level terhadap responden yang ditentukan berdasarkan

RACI chart, dimana pertanyaan wawancara yang digunakan peneliti mengacu

pada output COBIT 5.

3.2.3 Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data-data berupa deskripsi

atau penjelasan yang berhubungan dengan yang diteliti. Pengumpulan data

dilakukan dengan meninjau ulang beberapa jurnal-jurnal yang disebutkan pada

latar belakang. Terdiri dari beberapa jurnal yang terkait dan referensi buku yang

menjadi pedoman untuk melakukan penelitian terkait, serta dokumentasi-

dokumentasi pihak Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Jurnal-jurnal

yang berkaitan dengan audit TI, Cobit 5 dan metodologi-metodologi yang

digunakan, serta penelitian-penelitian yang mendukung skripsi ini.

Tabel 3.1 Daftar Penelitian Sejenis

110

No Nama Judul Kekurangan Kelebihan Perbandingan

1

Basie, V

(2005)

Information

Security

Governance:

COBIT or ISO

17799 or Both?

Penelitian ini hanya

menggunakan proses

DS05 dari 34 proses tidak

dilakukan pemetaan.

Dari 34 proses itu tidak

semuanya digunakan dan

tidak terdapat kecocokan

dari keseluruhan domain,

maka dari itu penelitian

ini disematkan dengan

ISO 17799.

Alur proses lebih

gampang untuk

dipahami sehingga

hasil sesuai dengan

standar kebutuhan

Universitas.

Berdasarkan tabel

pemetaan peneliti

menggunakan 3 proses

dari 37 proses, karena

terdapat kecocokan dari

domain tersebut,

sehingga peneliti dapat

mencapai kebutuhan

yang sesuai dengan

tujuan Universitas.

2 Bernroid

er, W. N.,

&

Ivanov,

M (2011)

IT Project

Management

Control and the

Control

Objectives for IT

and Related

Technology

COBIT

Framework.

Austria: Vienna

University of

Economics and

Business

Peneliti menggunakan

COBIT 4.1 dengan

kualitas proyek pada

tingkat proses dan

kegiatan tidak divalidasi,

sedangkan kesenjangan

dengan model penilaian

proyek lainnya

diidentifikasi.

Peneliti melakukan

survei menunjukkan

bahwa metrik yang

disarankan oleh

COBIT 4.1 dianggap

layak dan penting

oleh para profesional

manajemen proyek,

sehingga dapat

digunakan secara

teratur dalam

mengendalikan

praktik.

Peneliti menggunakan

COBIT 5 karena versi

tebaru tahun 2012

dengan cangkupan yang

lebih luas untuk

mengevaluasi dan

menilai, sehingga dapat

menghasilkan IT

Enterprise Goals to IT

related Goals pada suatu

organisasi.

3 David,

S., &

Uday, S

(2015)

The Importance of

the COBIT

Framework IT

Processes for

Effective Internal

Control Over

Financial

Reporting in

Organizations: An

International

Survey

Penelitian ini tidak

memiliki harapan dari 34

proses yang berdampak

pada laporan keuangan

Universitas, untuk

karakteristik ini pada

penilaian profesional TI

peneliti tidak

memberikan hipotesis

formal, hanya

mengajukan pertanyaan.

Peneliti menemukan

hasil dari survei para

profesional TI,

menyoroti relevansi

kerangka tata kelola

TI yang banyak

digunakan COBIT

4.1 dari perspektif

kontrol internal

organisasi.

Peneliti menggunakan 3

proses COBIT 5 dalam

mengelola tata kelola,

sumber daya mausia dan

relasi pada Universitas,

sehingga dapat

memgetahui kebutuhan

data dan mendapat hasil

dengan memastikan

penilaian yang akurat.

4 Debrecen

y, R., &

Gray, G.

L (2009)

IT Governance

and Process

Maturity: A Field

Study

Masih banyak yang harus

dilakukan dalam

pengelolaan program

investasi TI. Pada

penelitian ini tidak

diberikan rekomendasi,

sehingga tidak adanya

acuan bagi Universitas

untuk mengembangkan

tata kelola TI yang ada.

Tata kelola TI yang

dilakukan dapat

diperoleh dalam hasil

studi lapangan skala

besar dari

kematangan proses di

51 organisasi di

delapan negara maju

dan berkembang.

Peneliti memberikan

rekomendasi hasil proses

untuk pengelolaan

layanan investasi serta

memberikan pengaruh

dalam meningkatkan

kapabilitas yang

diharapkan oleh

Universitas.

5 Gantman

, S., &

Fedorowi

cz, J

(2016)

Communication

and Control in

Outsourced IS

Development

Projects: Mapping

to COBIT

Domains.

International

Journal of

Penelitian ini

memperoleh data

lapangan persepsi

melalui instrumen survei

online untuk analisis

sehingga dikumpulkan

dari manajer proyek.

Hasil analisis awal

kompleksitas proyek

dapat membantu

dalam pemilihana lat

komunikasi yang

memperkuat

dukungan proyek

terhadap tujuan

kontrol, sehingga

Peneliti menggunakan

sistem kontrol TI untuk

memperoleh data dengan

hasil observasi langsung

pada Universitas,

sehingga dapat

mencakup berbagai

tujuan kontrol dan tidak

fokus kontrol internalnya

111

Accounting

Information

System

meningkatkan

komunikasi antara

klien dan vendor.

saja, tetapi lebih

menghasilkan sesuai

dengan tujuan pada

Universitas.

6 Hardy, G

(2006)

Using IT

Governance and

COBIT to Deliver

Value With IT and

Respond to Legal,

Regulatory and

Compliance

Challenges

Penelitian ini melakukan

penyelarasan tata kelola

TI dan dokumen

pemetaan dengan konten

COBIT 4.0 pada tahun

2006, hanya memiliki 34

proses.

Peneliti

menggunakan

COBIT 4.1 dapat

membantu

mendefinisikan peran

dan tanggung jawab,

dan terus membantu

memandu pemodelan

proses internal

menggunakan alat

Unisys 3D Visible

Enterprise.

Peneliti untuk lebih

memperkuat hubungan

antara Universitas secara

keseluruhan tata kelola

dan TI, dengan COBIT 5

mencakup tindakan

pedoman yang

berorientasi dan umum

untuk memberikan

arahan bagi manajemen

dalam menyelaraskan

investasi TI.

7 Joshia,

A., &

Bollen, L

(2018)

Explaining IT

Governance

Disclosure

Through the

Constructs of IT

Governance

Maturity and IT

Strategic Role

Dari 34 proses untuk

menilai kematangan tata

kelola TI memilih 2

proses pada domain DS

dan PO. Dari data survei

dengan data laporan

Universitas untuk

penilaian tata kelola TI

tidak dilakukan RACI

chart.

Hasil peran kerangka

tata kelola TI dalam

akuntabilitas dan

transparansi melalui

peningkatan

pelaporan dengan

eksternal informasi

TI yang relevan

kepada pemangku

kepentingan

eksternal, khususnya

dalam pengaturan di

mana peran strategis

TI.

Peneliti melakukan

penilaian dari data survei

penyebaran kuesioner,

tidak dari laporan

Universitas, sehingga

data dan informasi

tersebut menghasilkan

kondisi Universitas saat

ini.

8 Maria, H.

A., &

Febby,

A. M

(2017)

Risks Assessment

of Information

Technology

Processes Based

on COBIT 5

Framework: A

Case Study of ITS

Service Desk

Peneliti menggunakan

COBIT 5 memilih proses

DSS02 dan APO12 untuk

mengelola insiden

layanan dan kelola risiko.

Penelitian

memperoleh, data

dan informasi dari

wawancara dan

observasi, kemudian

dipetakan sesuai

dengan kondisi ideal.

Peneliti melakukan

pemetaan, wawancara

serta rekomendasi pada

proses yang terpilih

untuk mencapai tingkat

kapabilitas yang

diharapkan Universitas

bisa tercapai.

9 Prasad,

A., &

Green, P

(2015)

Governing Cloud

Computing

Services:

Reconsideration

of IT Governance

Structures

Pada penelitian ini perlu

mempertimbangkan

kepentingan terkait TI

dari pemangku

kepentingan internal dan

eksternal.

COBIT berkaitan

dengan CCS yang

memiliki interaksi

yang signifikan

antara internal bisnis

dan eksternal

penyedia CCS dan

perantara pemangku

kepentingan.

Dengan gagasan prinsip-

prinsip COBIT 5 yang

konsisten sehingga dapat

mempertimbangkan

kepentingan terkait TI

dari pemangku

kepentingan internal dan

eksternal.

10 Tuttle,

B., &

Vanderv

elde, S

(2007)

An Empirical

Examination of

COBIT As An

Internal Control

Framework for

Information

Technology. USA:

Penelitian ini dalam

penilaian kualitas audit

pengendalian internal

masih tergantung pada

model konseptual dengan

melengkapi kerangka

kerja COSO untuk

menilai kontrol internal

Penerapan audit

internal yang

konsisten, antara

kontruksi COBIT 5

dengan konseptual,

sehingga dapat

menghasilkan

Peneliti melakukan

penilaian menggunakan

kerangka kerja COBIT 5

untuk pendalian internal

kontrol TI, sehingga

dapat menilai tata kelola,

kelola sumber daya

manusia serta kelola

112

University of

South Carolina

dan tata kelola

Universitas.

penilaian yang

relevan.

hubungan pengguna

dengan Universitas.

Berdasarkan perbandingan penelitian di atas peneliti dapat menyimpulkan

bahwa framework COBIT 5 memiliki 37 proses dengan TI yang lebih luas dan

mendetail. Dapat membantu manajemen dalam mendefinisikan rencana kualitas TI,

mendefinisikan informasi evaluasi, pemantauan kinerja sistem, dengan

permasalahan mengenai tentang sistem akademik yang sudah tidak relevan untuk

saat ini sehingga rutin terjadi kerusakan pada sistem yang tidak terdokumentasikan

pada tahun 2007- hingga saat ini dikarenakan belum terdapat monitoring, evaluasi,

dan laporan mengenai kerusakan pada sistem. Sehingga menghambat proses

pengambilan keputusan untuk memperbaiki kualitas sistem informasi. Terbukti

dapat digunakan untuk mengevaluasi dan menilai suatu Universitas serta dapat

mengetahui kebutuhan Universitas. Namun dari beberapa penelitian diatas terdapat

kekurangan yang umum, diantaranya: peneliti tersebut membuktikan bahwa

COBIT 5 dengan tahapan Assessment Process Activities mampu melakukan proses

penilaian Capability Level sehingga dapat mengetahui kondisi saat ini dan kondisi

yang diharapkan. Tetapi beberapa penelitian diatas hanya fokus pada proses domain

yang digunakan saja, sekalipun membahas proses tersebut tidak dilakukan

pemetaan, seharusnya disesuaikan permasalahan dengan dilakukan pemetaan,

sehingga menghasilkan suatu hal yang akan dibutuhkan oleh Universitas.

Kemudian beberapa peneliti diatas hanya melakukan evaluasi dengan memperoleh

hasil dari data proses yang telah terpilih saja, sekalipun membahas survei tidak

sesuai dengan RACI chart, seharusnya dilakukan tahapan validasi oleh para

113

responden yang sesuai dengan RACI chart, sehinga dapat memastikan hasil bahwa

dokumentasi yang disampaikan oleh responden merupakan data yang akurat dan

cukup meliputi lingkup penilaian. Sedangkan keunggulan dari penelitian, dalam

penelitian ini peneliti menggunakan 2 domain yang masih jarang digunakan, dapat

mendefinisikan dan mengkomunikasikan persyaratan kualitas dalam semua proses,

prosedur dan hasil, termasuk control, pemantauan dan bukti penggunaan praktik

dan upaya terus-menerus standarisasi perbaikan dan efisiensi, dan dapat juga

memonitor, evaluasi, dan dapat menilai hasil kinerja dari hasil proses standarisasi

perbaikan dan efisiensi.

Maka dari itu, agar mampu menjelaskan pencapaian tujuan Universitas

dengan pengunaan COBIT 5, peneliti melakukan pemetaan dari 37 proses yang

sesuai, membuatan kuesioner yang sesuai dengan RACI chart, dan memberikan

usulan rekomendasi, karena setelah terdapat kecocokan dari proses yang terpilih

serta mendapatkan hasil kuesioner dapat memberikan pengaruh yang didukung

dengan standar operasional prosedur untuk mengetaui nilai kapabilitas dan tingkat

kapabilitas kondisi Universitas saat ini dan kondisi Universitas yang diharapkan

serta dapat memberikan rekomendasi Universitas yang hendak diperbaiki untuk

mencapai tingkat kapabilitas yang diharapkan oleh Universitas, sehingga dari 37

proses yang dapat dikelola dengan benar dan informasi yang tepat, maka tata kelola

teknologi informasi yang akan dihasilkan dapat mencapai tujuan Universitas.

3.2.4 Detailed Mapping IT-Enterprise Goals—IT-related Processes

Berdasarkan framework COBIT 5 dalam modul Enabling Process pada tabel

mapping enterprise goals to IT related goals. Dimana permasalahan yang telah dipaparkan

sebelumnya bersama dengan tujuan UPN terangkum dalam IT- related goal yaitu

114

Optimisation of IT assets, resources and capabilities. Tujuan terkait teknologi informasi

tersebut merupakan turunan dari tujuan Universitas yakni Stakeholder value of

bussiness invesment.

Gambar 3.1 Pemetaan Enterprise Goals to IT-Related Goals COBIT 5 (ISACA, 2012)

Kemudian, dalam tabel IT related goal to process terdapat sejumlah proses primary

yang menjadi keutamaan untuk dilakukan evaluasi tata kelola TI. Proses- proses

itu, memiliki kesesuaian dengan permasalahan yang ada. Namun, bukan berarti

semua proses harus dipilih. Untuk mengetahuinya, peneliti perlu melakukan

pemetaan tujuan terkait TI kepada proses. Pemetaan tersebut fokus pada

Optimisation of IT assets, resources and capabilities. Dimana terdapat sejumlah proses

yang sangat memiliki kesesuaian dan keterkaitan dengan permasalahan dari

dimensi internal di dalam Pinmas saat ini, diantaranya adalah proses APO11

(Manage Quality) MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess Performance and

Conformance),

115

3.3 Metode Analisis Data

3.3.1 Initiation

Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data primer yang bertujuan

untuk menjelaskan hasil identifikasi dari informasi yang diperoleh langsung dari

Universitas Pembangunan Nasional seperti gambaran umum organisasi dan

sebagainya. Selain itu data yang dikumpulkan pada tahapan ini berupa data

pendukung mengenai kondisi yang membantu dalam proses penetapan proses

domain COBIT 5 untuk dilakukan evaluasi.

3.3.2 Planning the Assesment

Pada tahapan ini peneliti melakukan perencanaan dengan menentukan

responden yang akan terlibat dalam proses evaluasi. Teknik sampling yang

digunakan dalam penentuan responden ini menggunakan teknik purposive

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus atau

berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah dimana setiap Key Management Practice pada proses COBIT 5 yang terpilih

memiliki RACI chart yang bertanggung jawab terhadap aktivitas-aktivitas

didalamnya. Adapun secara lengkap kuesioner dapat dilakukan pada lampiran I, II,

III, dan IV.

3.4 Briefing

Pada tahapan ini peneliti memberikan penjelasan mengenai penelitian

evaluasi kepada responden pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

sehingga dapat memahami masukan, proses dan keluaran dalam unit organisasi dan

proses yang akan dinilai, dokumen-dokumen yang dibutuhkan, jadwal dan hasil

116

rekaptulasi wawancara yang telah dijawab oleh para responden sampai pada tahap

reporting atau pelaporan dari hasil evaluasi tata kelola teknologi informasi.

3.5 Data Collection

Pada tahapan ini peneliti melakukan identifikasi terhadap kebutuhan output

untuk setiap proses yang akan dilakukan pada Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” sesuai COBIT 5 untuk membuktikan terpenuhinya Capability level yang

telah dicapai pada proses domain yang telah ditentukan sehingga lingkup proses

yang dinilai berdasarkan bukti yang objektif.

3.6 Data Validation

Pada tahapan ini peneliti melakukan validasi terhadap hasil temuan

dokumen yang ditunjukkan oleh para responden sesuai dengan RACI chart proses

domain yang telah ditetapkan dengan memastikan bahwa dokumentasi yang

disampaikan oleh responden merupakan data yang akurat dan cukup meliputi

lingkup penilaian.

3.7 Proses attribute level

Pada tahap ini peneliti melakukan rekaptulasi terhadap seluruh proses yang

ada pada proses domain yang telah ditetapkan dan melakukan pengecekan Generic

Work Product (GWP) secara bertahap pada proses domain yang telah ditetapkan

apakah proses tersebut telah memenuhi persyaratan atas dokumentasi yang harus

dipenuhi pada masing-masing level, penilaian dilakukan berdasarkan data yang

telah divalidasi pada tahap sebelumnya.

117

3.8 Reporting the Result

Pada tahapan ini peneliti akan melaporkan hasil evaluasi tata kelola

teknologi informasi berupa hasil temuan, aktivitas tiap proses, dan Gaps yang

bertujuan untuk memberikan rekomendasi yang diusulkan oleh peneliti untuk

memperbaiki kekurangan yang ada berdasarkan hasil penelitian.

1. Penentuan Gaps

Penentuan Gaps dapat dilakukan setelah mengetahui kondisi saat ini (as is)

dan kondisi yang diharapkan (to be). Gaps diperoleh dari kekurangan pada

tiap aktivitas, output, input, dan data-data pada Generic Work Product yang

belum terpenuhi.

2. Rekomendasi

Rekomendasi diperoleh dari hasil analisis penilaian Capability level dan

analisis Gaps sebagai bentuk perancangan solusi untuk memberikan suatu

usulan perbaikan terhadap proses yang dinilai. Usulan perbaikan yang

disarankan mengarahkan Universitas Pembangunan Nasioanal sesuai

dengan level yang diharapkan.

118

3.9 Kerangka Berpikir Penelitian

Gambar 3. 2 Kerangka Berpikir Penelitian (ISACA, 2012)

119

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Initiation

Pada tahap ini, peneliti mendapatkan hasil wawancara berupa informasi

mengenai organisasi dan kondisi organisasi saat ini serta mengetahui apa yang

menjadi ekspetasi organisasi dimasa akan datang.

4.1.1 Sejarah Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Setelah Indonesia Merdeka para pejuang Kemerdekaan RI beralih peran dari

partisipasi dalam revolusi fisik ke pembangunan untuk mengisi kemerdekaan

yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada tanggal 15 Desember

1958, di Yogyakarta melalui pemufakatan beberapa pejuang kemerdekaan

mendirikan sebuah Akademi yang dinamakan Akademi Pembangunan Nasional

"Veteran" dengan membuka jurusan-jurusan : a) Tata Universitas; b) Pertanian;

c) Teknik Kimia; dan d) Geologi Pertambangan. Selanjutnya Akademi tersebut

dikembangkan menjadi Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional "Veteran"

dengan 6 (enam) Fakultas, yaitu : a) Fakultas Teknik Geologi; b) Fakultas

Perminyakan; c) Fakultas Tambang; d) Fakultas Teknik Kimia; e) Fakultas

Pertanian; dan f) Fakultas Ekonomi. Perkembangan Universitas Pembangunan

Nasional "Veteran" Jakarta dimulai dengan berdirinya 3 (tiga) Akademi yaitu

Akademi Bank, Akademi tekstil dan Akademik Tata Laksana Pelayaran Niaga

Yos Sudarso yang berada dibawah naungan Lembaga Pembinaan kader

Pembangunan (LPKP) yang disyahkan dengan Akte Notaris R. Kardiman Nomor:

14 tanggal 7 Januari 1963. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Veteran

120

dan Demobilisasi RI Nomor : 09/Kpts/Menved/1967, tanggal 21 Pebruari 1967,

ketiga Akademi tersebut diintegrasikan kedalam PTPN Veteran dengan PTPN

Veteran Cabang Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Menhankam/Pangab :

Nomor : Skep/1555/1977 tanggal 30 Nopember 1977 PTPN "Veteran" Jakarta

berubah nama menjadi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran"

Cabang Jakarta. Pada tahun 1980 UPN "Veteran" Cabang Jakarta menambah

Jurusan Pendidikan Ahli Teknik (PAT) Informatika dan Komputer, dan tahun

1987 berdasarkan Surat Keputusan Menhankam, Akademi Akuntansi dan

Akademi Teknik Veteran yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Pembinaan

Keluarga Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Cabang Jakarta

diitegrasikan kedalam Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Cabang

Jakarta meliputi 6 (enam) Akademi, yaitu : a) Akademi Bank, b) Akademi

Akuntasi "Veteran" c) Akademi Tekstil, d) Akademi Maritim (Teknik Bangunan

Kapal), e) Akademi Teknik Veteran, f) PAT Informatika dan Komputer.

Selanjutnya Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Cabang Jakarta

menjadi Universitas yang mandiri penuh terlepas dari induknya Universitas

Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, sesuai Keputusan Menhankam

Nomor: Kep/01/II/1993 tanggal 27 Pebruari 1993 terdiri dari 3 (tiga) Fakultas

yang menyelenggarakan Program Pendidikan S-1 dan D-III.

121

4.1.2 Logo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Berikut adalah logo Universitas pembangunan nasional “Veteran”:

Gambar 4. 1 Logo Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

4.1.3 Profile Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta yang selanjutnya

disebut UPN “Veteran” Jakarta merupakan perguruan tinggi negeri di

lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang

berkedudukan di Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta dan memiliki kampus di

Kota Depok serta Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Prinsip dasar UPN

"Veteran” Jakarta sendiri ialah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

dilandasi nilai universal dan objektif dalam mencapai kebenaran ilmiah;

penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi dilandasi keimanan, kebebasan, dan

tanggung jawab akademik serta Sesanti Widya Mwat Yasa; dan peningkatan

tata kelola UPN "Veteran” Jakarta yang baik dicirikan dengan melaksanakan

manajemen mandiri, modern, dan berkelanjutan. UPN “Veteran” Jakarta

merupakan perguruan tinggi yang memiliki ciri khas Bela Negara.

122

4.1.4 Visi dan Misi Universitas Pembangunan Nasional

Visi :

“Menuju Perguruan Tinggi Badan Hukum, Inovatif, dan Berdaya Saing

yang Beridentitas Bela Negara Tahun 2025”

Misi :

a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan membentuk pemimpin

visioner yang mampu menghasilkan lulusan yang berdaya saing

b. Menerapkan sistem manajemen yang transparan dan akuntabel dalam

merumuskan rencana strategik aksi (strategic action plan) jangka menengah

dan panjang

c. Menyiapkan sarana dan prasarana serta anggaran yang memadai

d. Mewujudkan budaya organisasi dan budaya mutu dengan menerapkan

sistem audit dan manajemen risiko yang kredibel; dan

e. Melaksanakan tridharma perguruan tinggi dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi.

123

4.1.5 Struktur Organisasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

4.1.6 Tugas dan Fungsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

1. Tugas

UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas

melaksanakan pengembangan sistem dan pengelolaan teknologi informasi

dan komunikasi serta pelayanan teknologi informasi dan komunikasi.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi

menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan rencana, program, dan anggaran

UPT; b. pengembangan sistem teknologi informasi dan komunikasi; c.

pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi; d. pemberian layanan di

bidang teknologi informasi dan komunikasi; e. pengembangan dan

pengelolaan jaringan; f. pemeliharaan dan perbaikan jaringan; dan g.

pelaksanaan urusan tata usaha UPT.

124

4.1.7 Pembahasan Hasil Tahap Initiation

Dari hasil pembahasan didapatkan kesimpulan bahwa Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” sebuah Universitas teknologi informasi yang

bergerak dalam bidang investasi dengan melayani investor sebagai pemberi dana

untuk melakukan pembangunan proyek/rumah kepada developer/kontraktor dan

menghasilkan keuntungan yang optimum untuk para stakeholders. Dengan visi

besar Universitas yaitu ingin menjadikan Universitas yang terkemuka di Indonesia

yang unggul dalam bidang investasi properti serta tumbuh dan dapat besar bersama

para stakeholderss. Dari pembahasan hasil di atas peneliti juga mendapatkan data

Universitas Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” berupa sejarah, logo,

profil, visi dan misi, struktur organisasi, serta tugas dan fungsi mengenai struktur

organisasi. Kemudian, peneliti memperoleh data terkait kondisi Universitas

berdasarkan identifikasi masalah, dari hasil wawancara bahwa stakeholderss needs

pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” berfokus pada mengelola

kualitas, memantau, mengevaluasi, menilai Kinerja dan kesesuaian. Sehingga,

dengan memperoleh data dan informasi tersebut dapat membantu peneliti sebagai

pendukung untuk mengenali objek penelitian pada Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” untuk melakukan evaluasi menggunakan Framework COBIT

5.

4.2 Planning the Assessment

Pada tahapan ini peneliti melakukan perencanaan dengan menentukan

responden yang akan terlibat dalam proses evaluasi. Teknik sampling yang

digunakan dalam penentuan responden ini menggunakan teknik purposive

125

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus atau

berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah dimana setiap Key Management Practice pada proses COBIT 5 yang terpilih

memiliki RACI chart yang bertanggung jawab terhadap aktivitas-aktivitas

didalamnya. Adapun secara lengkap kuesioner dapat dilakukan pada lampiran I, II,

III, dan IV.

Berdasarkan matrik RACI chart proses APO11 (Manage Quality), peneliti

mendapatkan 2 (dua) responden yang sesuai dengan definisi pada Roles and

Organisational Structures dalam COBIT 5. Keempat responden tersebut tercantum

dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4 1 Pemetaan RACI chart Proses APO11 ke Struktur Organisasi

RACI chart Struktur Organisasi

HD (Head development) Staf bidang informasi sistem development

HITP (Head IT operations) Staf IT support

Berdasarkan matrik RACI chart proses MEA01 (Monitor, Evaluate, assess

confromance and Conformance), peneliti mendapatkan 3 (tiga) responden yang

sesuai dengan definisi pada Roles and Organisational Structures dalam COBIT 5.

Keempat responden tersebut tercantum dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4 2 Pemetaan RACI chart Proses MEA01 ke Struktur Organisasi

RACI chart Struktur Organisasi

BE (Business executives) Staf bidang IT management

CIO (Chief Information officer) Kepala Unit UPT

Head IT operations CTO IT dan inovasi

4.2.1 Hasil Responden pada Proses APO11 (Manage Quality)

Hasil pemetaan dari RACI chart APO11 adalah Head development dan Head

IT operations karena stakeholders tersebut merupakan responden yang bertanggung

jawab (responsible) pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Sebelum

126

melakukan konversi fungsionalitas struktural tersebut, baiknya terlebih dahulu

memahami tugas/deskripsi dari masing-masing peran/jabatan dari RACI chart.

Adapun secara lengkap pemetaan dari RACI chart dapat dilakukan pada Gambar

2.10

Tabel 4 3 Pemetaan RACI chart APO11

NO RACI chart APO11 dalam

COBIT 5

Struktur Organisasi Universitas

Pembangunan Nasional

1 Head of Development adalah seorang

individu senior yang bertanggung jawab

terkait proses TI, proses pembangunan

solusi.

Staf bidang Informasi Sistem Development,

bertanggung jawab terhadap

pengembangan IT yang ada di Universitas

2 Head of IT Operations adalah seorang

individu senior yang bertanggung jawab

atas lingkungan dan infrastruktur

operasional TI.

Staf IT Support, yang bertanggung jawab

memperbaiki fasilitas ada di Universitas

tersebut.

4.2.2 Hasil Responden pada Proses MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess

Performance and Conformance)

Hasil pemetaan dari RACI chart MEA01 adalah Business Executives, Chief

Information Officerr, dan Head IT Operation, karena stakeholders tersebut

merupakan responden yang bertanggung jawab (responsible) pada Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”. Sebelum melakukan konversi fungsionalitas

struktural tersebut, baiknya terlebih dahulu memahami tugas / deskripsi dari

masing-masing peran / jabatan dari RACI chart.

127

Tabel 4 4 Pemetaan RACI chart MEA01

NO RACI chart MEA01 dalam

COBIT 5

Struktur Organisasi pada

Univeristas Pembagunan Nasional

1 Business Executive adalah seorang

manajemen individu senior yang

bertanggung jawab untuk operasi unit

bisnis tertentu atau anak perusahaan.

Staf bidang IT management seorang yang

bertanggung jawab mengelola sistem

informasi yang terdapat pada Universitas

2 Chief Information Officer (CIO) adalah

orang yang paling senior dari perusahaan

yang bertanggung jawab untuk

menyelaraskan strategi TI dan bisnis serta

bertanggung jawab untuk perencanaan,

sumber daya, mengelola pengiriman

layanan serta solusi TI untuk mendukung

tujuan perusahaan

Kepala Unit UPT seorang yang bertanggung

jawab menyelaraskan perencanaan sistem

informasi serta solusi pada Universitas

3 Head of IT Operations adalah senior

individu yang bertanggung jawab untuk

lingkungan operasional dan infrastruktur

TI.

Staf IT Support memperbaiki fasilitas ada di

Universitas tersebut.

4.3 Briefing

Pada tahap ini peneliti melakukan pengarahan kepada kepala bagian TI

mengenai proses APO11, dan MEA01. Setelah itu, peneliti memberikan informasi

untuk pelaksanaan pengisian kuesioner, kemudian peneliti menemui responden

yang telah ditetapkan pada tahap sebelumnya untuk menjelaskan cara mengisi

kuesioner tersebut. Setelah data kuesioner sudah dilakukan penilaian maka, peneliti

melakukan rekapitulasi pengumpulan data dan memperoleh hasil process atribut

level untuk dilakukan reporting the result. Berikut hasil penentuan jadwal

128

penelitian kepada pihak yang terlibat dalam proses penilaian untuk evaluasi tata

kelola teknologi informasi pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”:

Tabel 4 5 Penjadwalan Proses Penelitian

Agustus September Oktober November Desember

Initiation 3 September 2018 – 20

September 2018

Planning the

assessment

21 September

2018 – 28

September

Breafing 1 Oktober

2018 – 5

Oktober

2018

Data Colection 6 November

2018 – 23

November

2018

Data Validation

Process Atribut

Level

Reporting the

Result

26 November

2018 – 3

Desember

2018

4.4 Data Collection

Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi pengumpulan data terhadap

kebutuhan output pada proses APO11, dan MEA01 yang berkaitan dengan

mengelola kualitas, memantau, mengevaluasi, menilai Kinerja dan kesesuaian.

Sehingga, peneliti mendapatkan hasil temuan yang terdapat pada Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”, untuk mendapatkan bukti-bukti penilaian

129

evaluasi pada aktivitas proses yang telah dilakukan. Berikut merupakan identifikasi

kebutuhan output yang harus dipenuhi oleh Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”:

4.4.1 Hasil Data Collection Proses APO11

Berikut di bawah ini merupakan kebutuhan output untuk proses APO11

(Manage quality):

Tabel 4 6 Output Proses APO11

Key Management Practice Outputs

APO11.01 Menetapkan sistem manajemen

mutu

Peran SMM, tanggung jawab dan hak

keputusan

Rencana manajemen mutu Hasil QMS

Ulasan efektivitas

Manajemen mutu standar

APO11.02 Menentukan dan mengelola standar

kualitas, praktik dan prosedur

Persyaratan pelanggan untuk manajemen mutu

Kriteria penerimaan

Tinjau hasil kualitas layanan, termasuk timbal

balik pelanggan

APO11.03 Fokuskan manajemen kualitas pada

pelanggan

Persyaratan pelanggan untuk

manajemen mutu

Kriteria penerimaan

Tinjau hasil kualitas layanan, termasuk timbal

balik pelanggan

APO11.04 Lakukan pemantauan, kontrol

kualitas dan ulasan

Hasil ulasan berkualitas dan audit

Kualitas proses pelayanan tujuan dan metrik

APO11.05 Mengintegrasikan manajemen

mutu ke dalam solusi untuk pengembangan

dan pemberian layanan

Hasil solusi dan kualitas pengiriman layanan

Pemantauan

Akar penyebab kualitas kegagalan pengiriman

APO11.06 Pertahankan perbaikan

berkelanjutan

Komunikasi aktif perbaikan terus menerus

dan praktik terbaik

Contoh praktik yang baik untuk dibagikan

Ulasan kualitas hasil benchmark

Tujuan dari proses tersebut adalah memastikan pengaturan dan pemeliharaan

untuk tata kelola Universitas IT, menempatkan dan mempertahankan struktur yang

efektif.

130

4.4.2 Hasil Data Collection Proses MEA01

Berikut di bawah ini merupakan kebutuhan output untuk proses MEA01

(Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance)

Tabel 4 7 Output Proses MEA01

Key Management Practice Outputs

MEA01.01 Menetapkan pendekatan pemantauan Persyaratan pemantauan

Tujuan pemantauan yang disetujui dan

metrik

MEA01.02 Mengatur kinerja dan target

kesesuaian

Memantau target

MEA01.03 Kumpulkan dan proses kinerja dan

data kesesuaian

Data pemantauan yang diproses

MEA01.04 Menganalisis dan melaporkan

kinerja

Laporan kinerja

MEA01.05 Pastikan implementasi tindakan

korektif

Tindakan perbaikan dan tugas

Status dan hasil tindakan

Tujuan dari proses tersubut adalah menyediakan pendekatan terstruktur untuk

memastikan penataan, penempatan, keputusan dan keterampilan sumber daya

manusia yang optimal.

4.5 Data Validation

Pada tahap ini, peneliti memperoleh hasil perhitungan kuesioner dengan

menggunakan Skala Likert dan mendapatkan evaluasi penilaian Capability level,

peneliti melakukan validasi data dari kuesioner yang telah didistribusikan kepada

responden sesuai dengan tabel RACI. Kemudian peneliti mengetahui hasil dari

rincian jawaban kuesioner dalam tabel di bawah ini untuk menunjukkan tingkat

pencapaian yang tengah berjalan pada Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”, adalah sebagai berikut:

131

4.5.1 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11

a) APO11.01 Menetapkan sistem manajemen mutu

Tabel 4 8 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11

Berdasarkan tabel di atas maka hasil rekapitulasi jawaban kuesioner

APO11.01 dapat disimpulkan bahwa responden menilai kondisi saat ini (as is)

dalam hal evaluasi sistem tata kelola berada pada jawaban “b” dengan kata lain jika

jawaban tersebut dipetakan ke dalam Capability level maka berada di tingkat 4

dengan persentase 60%, sedangkan untuk kondisi yang akan datang (to be) jumlah

responden terbanyak berada pada jawaban “f” atau berada di tingkat 5 dengan

persentase distribusi jawaban 70.

132

b) APO11.02 Menentukan dan kelola kualitas standar, praktik dan

prosedur

Tabel 4 9 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11.02

Berdasarkan tabel di atas maka hasil rekapitulasi jawaban kuesioner

APO11.02 dapat disimpulkan bahwa responden menilai kondisi saat ini (as is)

dalam hal evaluasi sistem tata kelola berada pada jawaban “b” dengan kata lain jika

jawaban tersebut dipetakan ke dalam Capability level maka berada di tingkat 4

dengan persentase 75%, sedangkan untuk kondisi yang akan datang (to be) jumlah

responden terbanyak berada pada jawaban “f” atau berada di tingkat 5 dengan

persentase distribusi jawaban 75.

133

c) APO11.03 Fokus manajemen kualitas pada pelanggan

Tabel 4 10 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11.03

Berdasarkan tabel di atas maka hasil rekapitulasi jawaban kuesioner

APO11.03 dapat disimpulkan bahwa responden menilai kondisi saat ini (as is)

dalam hal evaluasi sistem tata kelola berada pada jawaban “d” dengan kata lain jika

jawaban tersebut dipetakan ke dalam Capability level maka berada di tingkat 4

dengan persentase 64.28%, sedangkan untuk kondisi yang akan datang (to be)

jumlah responden terbanyak berada pada jawaban “f” atau berada di tingkat 5

dengan persentase distribusi jawaban 71.42.

134

d) APO11.04 Melakukan pemetaan kulitas, kontrol dan ulasan

Tabel 4 11 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11.04

Berdasarkan tabel di atas maka hasil rekapitulasi jawaban kuesioner

APO11.04 dapat disimpulkan bahwa responden menilai kondisi saat ini (as is)

dalam hal evaluasi sistem tata kelola berada pada jawaban “d” dengan kata lain jika

jawaban tersebut dipetakan ke dalam Capability level maka berada di tingkat 4

dengan persentase 64.2%, sedangkan untuk kondisi yang akan datang (to be) jumlah

responden terbanyak berada pada jawaban “f” atau berada di tingkat 4 dengan

persentase distribusi jawaban 64.2.

135

e) APO11.05 Mengintegrasikan manajemen kualitas menjadi solusi

untuk pengembangan dan pengiriman layanan

Tabel 4 12 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11.05

Berdasarkan tabel di atas maka hasil rekapitulasi jawaban kuesioner

APO11.05 dapat disimpulkan bahwa responden menilai kondisi saat ini (as is)

dalam hal evaluasi sistem tata kelola berada pada jawaban “d” dengan kata lain jika

jawaban tersebut dipetakan ke dalam Capability level maka berada di tingkat 4

dengan persentase 50%, sedangkan untuk kondisi yang akan datang (to be) jumlah

responden terbanyak berada pada jawaban “f” atau berada di tingkat 5 dengan

persentase distribusi jawaban 83.33.

136

f) APO11.06 Pertahankan terus menerus perbaikan

Tabel 4 13 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO11.06

Berdasarkan tabel di atas maka hasil rekapitulasi jawaban kuesioner

APO11.06 dapat disimpulkan bahwa responden menilai kondisi saat ini (as is)

dalam hal evaluasi sistem tata kelola berada pada jawaban “d” dengan kata lain jika

jawaban tersebut dipetakan ke dalam Capability level maka berada di tingkat 4

dengan persentase 37.5%, sedangkan untuk kondisi yang akan datang (to be) jumlah

responden terbanyak berada pada jawaban “f” atau berada di tingkat 5 dengan

persentase distribusi jawaban 87.5.

137

4.5.2 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner MEA01

a) MEA01.01 Menetapkan pendekatan pemantauan

Tabel 4 14 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner MEA01.01

Berdasarkan tabel di atas maka hasil rekapitulasi jawaban kuesioner

MEA01.01 dapat disimpulkan bahwa responden menilai kondisi saat ini (as is)

dalam hal evaluasi sistem tata kelola berada pada jawaban “b” dengan kata lain jika

jawaban tersebut dipetakan ke dalam Capability level maka berada di tingkat 4

dengan persentase 38.09, sedangkan untuk kondisi yang akan datang (to be) jumlah

responden terbanyak berada pada jawaban “f” atau berada di tingkat 5 dengan

persentase distribusi jawaban 80.

138

b) MEA01.02 Mengatur kinerja dan target kesesuaian

Tabel 4 15 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner MEA01.02

Berdasarkan tabel di atas maka hasil rekapitulasi jawaban kuesioner

MEA01.02 dapat disimpulkan bahwa responden menilai kondisi saat ini (as is)

dalam hal evaluasi sistem tata kelola berada pada jawaban “c” dengan kata lain jika

jawaban tersebut dipetakan ke dalam Capability level maka berada di tingkat 4

dengan persentase 2.77%, sedangkan untuk kondisi yang akan datang (to be) jumlah

responden terbanyak berada pada jawaban “f” atau berada di tingkat 5 dengan

persentase distribusi jawaban 50.

139

c) MEA01.03 Kumpulkan dan proses kinerja dan data kesesuaian

Tabel 4 16 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner MEA01.03

Berdasarkan tabel di atas maka hasil rekapitulasi jawaban kuesioner

MEA01.03 dapat disimpulkan bahwa responden menilai kondisi saat ini (as is)

dalam hal evaluasi sistem tata kelola berada pada jawaban “d” dengan kata lain jika

jawaban tersebut dipetakan ke dalam Capability level maka berada di tingkat 4

dengan persentase 53.33%, sedangkan untuk kondisi yang akan datang (to be)

jumlah responden terbanyak berada pada jawaban “f” atau berada di tingkat 5

dengan persentase distribusi jawaban 60.

140

d) MEA01.04 Menganalisa dan melaporkan kinerja

Tabel 4 17 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner MEA01.04

Berdasarkan tabel di atas maka hasil rekapitulasi jawaban kuesioner

MEA01.04 dapat disimpulkan bahwa responden menilai kondisi saat ini (as is)

dalam hal evaluasi sistem tata kelola berada pada jawaban “d” dengan kata lain jika

jawaban tersebut dipetakan ke dalam Capability level maka berada di tingkat 4

dengan persentase 33.33%, sedangkan untuk kondisi yang akan datang (to be)

jumlah responden terbanyak berada pada jawaban “f” atau berada di tingkat 5

dengan persentase distribusi jawaban 49,99.

141

e) MEA01.05 Pastikan implementasi tindakan korektif

Tabel 4 18 Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner MEA01.05

Berdasarkan tabel di atas maka hasil rekapitulasi jawaban kuesioner

MEA01.05 dapat disimpulkan bahwa responden menilai kondisi saat ini (as is)

dalam hal evaluasi sistem tata kelola berada pada jawaban “d” dengan kata lain jika

jawaban tersebut dipetakan ke dalam Capability level maka berada di tingkat 4

dengan persentase 33.33%, sedangkan untuk kondisi yang akan datang (to be)

jumlah responden terbanyak berada pada jawaban “e” atau berada di tingkat 5

dengan persentase distribusi jawaban 49,99.

4.6 Process Atribute Level

Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan memberi level pada setiap sub

proses, dengan melakukan perhitungan nilai kapabilitas menggunakan rumus

penilaian yang dijelaskan sebelumnya di BAB II, sehingga peneliti memperoleh

hasil nilai dan Capability level dari hasil perhitungan kuesioner pada tahap-tahap

sebelumnya dan melakukan analisis gap pada tahap berikutnya.

142

4.6.1 Penentuan Nilai dan Tingkat Kapabilitas APO11.01

a) Nilai Kapabilitas APO11.01 Menetapkan sistem manajemen mutu

As is APO11.01

𝑁𝐾 =(0,00𝑥0) + (10𝑥1) + (60𝑥2) + (20𝑥3) + (10𝑥4) + (0.00𝑥5)

100

= 2.3

To be APO11.01

𝑁𝐾 =(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (0,00𝑥2) + (10𝑥3) + (20𝑥4) + (70𝑥5)

100= 4.6

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat

ini pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” untuk mengevaluasi sistem

tata kelola memiliki nilai kapabilitas 2.3 yaitu berada pada tingkat kapabilitas 4,

sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas 4,6 dengan kata lain

berada pada tingkat kapabilitas 5.

b) Nilai Kapabilitas APO11.02 Menentukan dan kelola kualitas

standar, praktik dan prosedur

AS IS APO11.02

𝑁𝐾 =(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (75𝑥2) + (25𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0.00𝑥5)

100= 2.25

To be APO11.02

𝑁𝐾 =(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (0,00𝑥2) + (0,00𝑥3) + (25𝑥4) + (75𝑥5)

100= 4,75

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat

ini pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” untuk mengarahkan sistem

tata kelola memiliki nilai kapabilitas 2,25 yaitu berada pada tingkat kapabilitas

143

2.25, sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas 4.75 dengan

kata lain berada pada tingkat kapabilitas 5.

c) Nilai Kapabilitas APO11.03 Fokus manajemen kualitas pada

pelanggan

As is APO11.03

To be APO11.03

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat

ini pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” untuk memantau sistem tata

kelola memiliki nilai kapabilitas 2,9 yaitu berada pada tingkat kapabilitas 3,

sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas 4,7 dengan kata lain

berada pada tingkat kapabilitas 5.

d) Nilai Kapabilitas APO11.04 Melakukan pemetaan kulitas, kontrol

dan ulasan

As is APO11.04

To be APO11.04

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat

ini pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” untuk memantau sistem tata

𝑁𝐾 =(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (21,42x2) + (64,28x3) + (14,28x4) + (0,00x5)

100= 2,9

𝑁𝐾 =(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (0,00x2) + (0,00x3) + (28,5x4) + (71,42x5)

100= 4,7

𝑁𝐾 =(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (28,57x2) + (64.28x3) + (7,14x4) + (0,00x5)

100= 2.4

𝑁𝐾 =(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (0,00x2) + (0,00x3) + (35,71x4) + (64,2x5)

100= 4,6

144

kelola memiliki nilai kapabilitas 2,4 yaitu berada pada tingkat kapabilitas 3,

sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas 4,6 dengan kata lain

berada pada tingkat kapabilitas 5.

e) Nilai Kapabilitas APO11.05 Mengintegrasikan manajemen kualitas

menjadi solusi untuk pengembangan dan pengiriman layanan

As is APO11.05

To be APO11.05

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat

ini pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” untuk memantau sistem tata

kelola memiliki nilai kapabilitas 3,1 yaitu berada pada tingkat kapabilitas 3,

sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas 4,8 dengan kata lain

berada pada tingkat kapabilitas 5.

f) Nilai Kapabilitas APO11.06 Pertahankan terus menerus perbaikan

As is APO11.06

To be APO11.06

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat

ini pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” untuk memantau sistem tata

kelola memiliki nilai kapabilitas 3,1 yaitu berada pada tingkat kapabilitas 3,

𝑁𝐾 =(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (16,66x2) + (50x3) + (33,33x4) + (0,00x5)

100= 3,1

𝑁𝐾 =(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (0,00x2) + (0,00x3) + (16,66x4) + (83,33x5)

100= 4,8

𝑁𝐾 =(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (25x2) + (31,25x3) + (0,00x4) + (6,25x5)

100= 3,1

𝑁𝐾 =(0,00𝑥0) + (5,55𝑥1) + (5,55x2) + (16,66x3) + (22,22x4) + (49,99x5)

100= 4,05

145

sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas 4,05 dengan kata lain

berada pada tingkat kapabilitas 5.

4.6.1.1 Tingkat Kapabilitas APO11 MANAGE QUALITY

Tabel 4 19 Tingkat Kapabilitas APO11

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa nilai untuk kondisi saat ini (as is) pada

APO11 adalah 2,68 atau capability level berada dilevel 3. Hal itu dapat dilihat pada

Universitas Pembangunan Nasional dengan penerapan tata kelola sebagai

rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi sangat memengaruhi

pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan universitas. Sehingga hubungan

antara para stakeholders yang terlibat belum terrealisasikan dengan tujuan

Universitas.

Sedangkan kondisi yang di harapkan (to be) berada pada tingkat 5 dengan

nilai kapabilitas 5 yang dimana pada tahap ini telah diterapkan optimising process,

dimana harus ada proses yang terprediksi secara terus-menerus ditingkatkan untuk

memenuhi tujuan bisnis saat ini dan tujuan proyek pada Universitas Pembangunan

Nasional

146

Gambar 4. 3 Diagram Representasi Tingkat Kapabilitas APO11

4.6.3 Penentuan Nilai dan Tingkat Capability level pada MEA01

a) Nilai Kapabilitas MEA01.01 Menetapkan pendekatan pemantauan

As is MEA01.01

To be MEA01.01

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat

ini pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” untuk memantau sistem tata

kelola memiliki nilai kapabilitas 2,24 yaitu berada pada tingkat kapabilitas 3,

sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas 4,39 dengan kata lain

berada pada tingkat kapabilitas 5.

b) Nilai Kapabilitas MEA01.02 Mengatur kinerja dan target kesesuaian

As is MEA01.02

012345

APO11.01

APO11.02

APO11.03

APO11.04

APO11.05

APO11.06

012345

APO11.01

APO11.02

APO11.03

APO11.04

APO11.05

APO11.06Max Level

As Is

To Be

NK =(0,00𝑥0) + (38,09𝑥1) + (14,28𝑥2) + (14,28𝑥3) + (28,56𝑥4) + (0,00𝑥5)

100= 2,24

NK =(0,00𝑥0) + (4,76𝑥1) + (4,76𝑥2) + (29𝑥3) + (9,52𝑥4) + (80𝑥5)

100= 4,39

147

To be MEA01.02

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat

ini pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” untuk memantau sistem tata

kelola memiliki nilai kapabilitas 1,64 yaitu berada pada tingkat kapabilitas 3,

sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas 4 dengan kata lain

berada pada tingkat kapabilitas 5.

c) Nilai Kapabilitas MEA01.03 Kumpulkan dan proses kinerja dan data

kesesuaian

As is MEA01.03

To be MEA01.02

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat

ini pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” untuk memantau sistem tata

kelola memiliki nilai kapabilitas 2,72 yaitu berada pada tingkat kapabilitas 3,

sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas 4,75 dengan kata lain

berada pada tingkat kapabilitas 5.

d) Nilai Kapabilitas MEA01.04 Menganalisa dan melaporkan kinerja

NK =(0,00𝑥0) + (25𝑥1) + (27,7𝑥2) + (16,66𝑥3) + (8,33𝑥4) + (0,00𝑥5)

100= 1,64

NK =(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (8,33𝑥2) + (25𝑥3) + (16,66𝑥4) + (50𝑥5)

100= 4

NK =(0,00𝑥0) + (33,33𝑥1) + (39,33𝑥2) + (53,33𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)

100= 2,72

NK =(0,00𝑥0) + (6,66𝑥1) + (13,33𝑥2) + (0,00𝑥3) + (60𝑥4) + (46,66𝑥5)

100= 4,75

148

As is MEA01.04

To be MEA01.04

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat

ini pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” untuk memantau sistem tata

kelola memiliki nilai kapabilitas 1,84 yaitu berada pada tingkat kapabilitas 3,

sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas 4,9 dengan kata lain

berada pada tingkat kapabilitas 5.

e) Nilai Kapabilitas MEA01.05 Pastikan implementasi tindakan korektif

As is MEA01.05

To be MEA01.05

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keadaan saat

ini pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” untuk memantau sistem tata

kelola memiliki nilai kapabilitas 2,24 yaitu berada pada tingkat kapabilitas 3,

sedangkan kondisi yang diharapkan memiliki nilai kapabilitas 4,0 dengan kata lain

berada pada tingkat kapabilitas 5.

4.6.1.2 Tingkat Kapabilitas MEA01

Tabel 4 20 Tingkat Kapabilitas MEA01

NK =(16,66𝑥0) + (27,77𝑥1) + (16,66𝑥2) + (33,33𝑥3) + (5,55𝑥4) + (0,00𝑥5)

100= 1,84

NK =(0,00𝑥0) + (5,55𝑥1) + (5,55𝑥2) + (16,66𝑥3) + (22,22𝑥4) + (49,99𝑥5)

100= 4,9

NK =(8,33𝑥0) + (25𝑥1) + (8,33𝑥2) + (50𝑥3) + (8,33𝑥4) + (0,00𝑥5)

100= 2,24

NK =(0,00𝑥0) + (8,33𝑥1) + (25𝑥2) + (0,00𝑥3) + (33,33𝑥4) + (41,66𝑥5)

100= 4,0

149

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa nilai untuk kondisi saat ini (as is) pada

MEA01 adalah 2,14 atau capability level berada dilevel 3. Hal itu dapat dilihat pada

Universitas Pembangunan Nasional dengan penerapan tata kelola sebagai

rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi sangat memengaruhi

pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan univeristas. Sehingga hubungan

antara para stakeholders yang terlibat belum terrealisasikan dengan tujuan

Universitas.

Sedangkan kondisi yang di harapkan (to be) berada pada tingkat 5 dengan

nilai kapabilitas 5 yang dimana pada tahap ini telah diterapkan optimising process,

dimana harus ada proses yang terprediksi secara terus-menerus ditingkatkan untuk

memenuhi tujuan bisnis saat ini dan tujuan proyek pada Universitas Pembangunan

Nasional

150

Gambar 4. 4 Diagram Representasi Tingkat Kapabilitas MEA01

4.6.4 Pencapaian Proses pada Universitas Pembangunan Nasional

Seperti diketahui bahwa pada subbab sebelumnya telah dilakukan penentuan

nilai dan tingkat kapabilitas masing-masing proses, yang menghasilkan proses

APO11 saat ini berada di Level 3, proses MEA01 berada di Level 3. Jadi, jika

tingkat kapabilitas proses APO11 berada pada Level 3 maka harus memenuhi

capaian yang ada di dalam process attribute dari Level 1 sampai 3. Dan begitu juga

pada proses MEA01 tingkat kapabilitasnya berada pada Level 3, maka harus

memenuhi capaian yang ada di dalam process attribute dari Level 1 sampai 3 juga.

Berikut tabel mengenai pencapaian proses APO11, dan MEA01 pada Universitas

Pembangunan Nasional terhadap process attribute dalam indikator kapabilitas proses.

1. Proses APO11

0

1

2

3

4

5MEA01.01

MEA01.02

MEA01.03MEA01.04

MEA01.05Max Level

As Is

To Be

151

Level 2 – Managed Process

Tabel 4 21 Process Atribut 2.1 Performance Management

No Work Product Exist Evidence

1 Ruang Lingkup Sistem Manajemen

SPMI Sistem

Penjaminan Mutu

Internal

spmi.upnvj.ac.id

2 Tujuan Sistem Manajemen Mutu

SPMI Sistem

Penjaminan Mutu

Internal

spmi.upnvj.ac.id

3 Tindakan cadangan pada sistem manajemen

mutu jika tidak mencapai target √ SPMI Sistem

Penjaminan Mutu

Internal

4 RACI Chart mengelola mutu

√ spmi.upnvj.ac.id

5 Persyaratan skill dan pengalaman kerja untuk

penempatan karyawan √ SPMI Sistem

Penjaminan Mutu

Internal

6 Pelatihan karyawan untuk mendukung dan

sasaran perusahaan √

spmi.upnvj.ac.id

Rata – rata 100%

Tabel 4 22 Process Atribut 2.2 Work product Management

No Work Product Exist Evidence

1 Kriteria kualitas dan hasil kerja karyawan

√ SKP pada simpeg

2 Menetapkan kebutuhan dari hasil kerja karyawan √ SKP pada simpeg

3 Dokumentasi hasil kerja karyawan √ SKP pada simpeg

4 Evaluasi hasil kerja Karyawan √ SKP pada simpeg

Rata – rata 100%

Level 3-Established Process

152

Tabel 4 23 Process Atribut 3.1 Process Definition

No Work Product Exist Evidence

1 Mendefinisikan standar dari proses √ SOP

2 Menetapkan urutan dari setiap interaksi proses

dalam mengelola kualitas √

SOP

3 Mengidentifikasi peran dan kompetensi -

4 Identifikasi infrastruktur yang dibutuhkan

lingkungan kerja -

5 Menetapkan metode yang sesuai bagi perusahaan √ SPMI

Rata – rata 60%

Tabel 4 24 Process Atribut 3.2 Process Deployment

No Work Product Exist Evidence

1 Menjelaskan proses yang telah didefinisikan √ SPMI

2 Menugaskan peran, tanggung jawab, dan otoritas √ SOTK

3 Memastikan kompetensi yang dibutuhkan -

4 Menyediakan sumber daya informasi untuk

mendukung performa -

5 Menyediakan proses infrastruktur yang layak √ SPMI

6 Mengumpulkan dan menganalisis data √ SPMI

Rata – rata 66,67%

153

2. Proses MEA01

Level 2 – Managed Process

Tabel 4 25 Process Atribut 2.1 Performance Management

No Work Product Exist Evidence

1 Identifikasi tujuan proses kinerja kelola

hubungan. √

SOP

2 Rencanakan dan monitor proses kinerja kelola

hubungan. √

RKAKL

3 Menyesuaikan kinerja dari proses disesuaikan

pada perencanaan kelola hubungan. √

SOP

4 Mengidentifikasikan tanggung jawab proses

kelola hubungan diidentifikasikan, ditugaskan

dan dikomunikasikan.

SOP

5 Kelola hubungan dan informasi yang dibutuhkan

untuk melaksanakan suatu proses sumber daya

diidentifikasi, disediakan, dialokasikan dan

digunakandengan benar.

RKAKL

6 Hubungan antara pihak yang terlibat diatur untuk

memastikan komunikasi efektif dan

tanggungjawab tugas yang jelas.

SPK

Rata – rata 100%

Tabel 4 26 Process Atribut 2.2 Work product Management

No Work Product Exist Evidence

1 Identifikasikan proses persyaratan kelola

hubungan untuk work product.

√ SOP

2 Definisikan persyaratan kelola hubungan untuk

dokumentasi dan kontrol dari work product.

√ Laporan

3 Identifikasi proses kelola hubungan Work

product secara tepat didokumentasikan dan

dikendalikan.

√ MONEV

4 Work product ditinjau sesuai dengan pengaturan

yang sudah terencana dan disesuaikan seperlunya

untuk memenuhi persyaratan kelola hubungan.

√ KAK (Kerangka Acuan

Kerja)

5 Ulas kembali dan menyesuaikan hasil kerja

untuk memenuhi kebutuhan yang telah

didefinisikan.

√ MONEV

Rata – rata 100%

154

Level 3-Established Process

Tabel 4 27 Process Atribut 3.1 Process Definition

No Work Product Exist Evidence

1 Standar proses kelola hubungan yang terdefinisi

dan dilengkapi dengan panduan untuk

modifikasi.

√ SOP

2 Telah menentukan urutan dan interaksi dengan

proses kelola hubungan.

√ KAK (Kerangka Acuan

Kerja)

3 Kebutuhan akan kopetensi dan aturan untuk

melaksanakan suatu proses telah diidentifikasi

kelola hubungan.

√ MONEV

4 Metode monitoring efektifitas telah

didefinisikan.

-

5 Identifikasi infrastruktur yang dibutuhkan dan

lingkungan kerja untuk melakukan proses

standard kelola hubungan.

-

Rata – rata 60%

Tabel 4 28 Process Atribut 3.2 Process Deployment

No Work Product Exist Evidence

1 Proses kelola hubungan dikembangkan

berdasarkan standar proses yang tepat.

√ Program

2 Aturan dan tanggung jawab kelola hubungan

untuk melaksanakan suatu proses telah

dikomunikasikan.

√ SOP

3 Kelola hubungan ya manusia yang telah

melaksanakan suatu proses memilki kompetensi

berdasarkan pendidikan, pengelaman dan

pelatihan.

- SK/ Sertifikasi

4 Memastikan kompetensi yang dibutuhkan untuk

menjalankan performa dari proses yang

didefinisikan.

√ SK/ Sertifikasi

5 Menyediakan proses infrastruktur yang layak

untuk mendukung performa dari proses yang

didefinisikan.

√ KAK (Kerangka Acuan

Kerja)

6 Mengumpulkan dan menganalisis data mengenai

performa dari proses untuk mendemonstrasikan

√ Laporan Satker

155

kecocokan dan kefektifan.

Rata – rata 83,3%

Berikut di bawah ini tabel penjelasan pencapaian proses APO11 pada tiap

level:

Tabel 4 29 Hasil Pencapaian Level APO11

Process

Name

Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

APO11 PA

1.1

PA

2.1

PA

2.2

PA

3.1

PA

3.2

PA

4.1

PA

4.2

PA

5.1

PA

5.2

Rating by

Criteria

F

100%

F

100%

F

100%

L

60%

L

66,67%

Capability

Level

Achieved

1 2 2 3 3

Legend:

N(Not Achieved, 0-15%) P(Partially Achieved,>15%-50%) L(Largely Achieved,>50%-85%)

F(Fully Achieved,>85%-100%)

Berdasarkan pencapaian yang dijelaskan pada keempat tabel di atas PA

2.1 Performance management dan PA 2.2 Work product management maka

didapatkan skor pencapaian adalah 100% yang masuk kedalam kategori fully

achieved/tercapai penuh, bahwa Universitas sudah memenuhi syarat-syarat

pencapaian Level 2 (managed process). PA 3.1 Process definition dan PA 3.2

Process Deployment maka didapatkan skor pencapaian adalah 73,3% yang masuk

kedalam kategori largely achieved/secara garis besar tercapai, namun tidak bisa

melanjutkan penilaian ke Level 4 atau selanjutnya karena syarat yang harus

dipenuhi adalah mencapai kategori largely achieved/secara garis besar tercapai

pada Level 3 (Established Process).

156

Di bawah ini tabel penjelasan pencapaian proses MEA01 pada tiap level:

Tabel 4 30 Hasil Pencapaian Level MEA01

Process

Name

Level 0 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

MEA01 PA

1.1

PA

2.1

PA

2.2

PA

3.1

PA

3.2

PA

4.1

PA

4.2

PA

5.1

PA

5.2

Rating by

Criteria

F

100%

F

100%

F

100%

L

60%

L

83,3%

Capability

Level

Achieved

1 2 2 3 3

Legend:

N(Not Achieved, 0-15%) P(Partially Achieved,>15%-50%) L(Largely Achieved,>50%-85%)

F(Fully Achieved,>85%-100%)

Berdasarkan pencapaian yang dijelaskan pada keempat tabel di atas PA 2.1

Performance management dan PA 2.2 Work product management maka didapatkan

skor pencapaian adalah 100% yang masuk ke dalam kategori fully achieved/tercapai

penuh, bahwa Universitas sudah memenuhi syarat-syarat pencapaian Level 2

(managed process). PA 3.1 Process definition dan PA 3.2 Process Deployment

maka didapatkan skor pencapaian adalah 71,65% yang masuk kedalam kategori

largely achieved/secara garis besar tercapai, namun tidak bisa melanjutkan

penilaian ke Level 4 atau selanjutnya karena syarat yang harus dipenuhi adalah

mencapai kategori largely achieved/secara garis besar tercapai pada Level 3

(Established Process).

4.7 Reporting and Result

Pada tahap ini, peneliti akan menjelaskan tabel temuan, gap dan

rekomendasi yang diperlukan untuk dapat memperbaiki gap yang ada dengan

157

memberikan rekomendasi. Diketahui bahwa nilai yang dimiliki proses

APO11(Manage Quality) untuk kondisi as is adalah 3,62 yakni berada pada Level

3, nilai proses MEA01 (Monitor, Evaluate, Assess Performance and conformance)

adalah 2,69 dimana tingkat kapabilitasnya yakni Level 3,

Berikut ini merupakan hasil penilaian Capability Level ecara keseluruhan

dari 3 proses yang dilakukan penilaian:

4.7.1 Gaps dan Rekomendasi

4.7.1.1 Proses MEA01

Dapat diketahui bahwa nilai yang dimiliki proses MEA01 (Monitor, Evaluate,

Assess Performance and conformance) untuk kondisi as is adalah 2,69 yakni

tingkat kapabilitasnya berada pada Level 3. Berikut gambar di bawah ini adalah

hasil peneliti dari analisa gap dan rekomendasi dalam perbaikan proses MEA01

evaluasi sistem tata kelola:

Tabel 4 31 Proses MEA01.01

Proses Temuan GAP Rekomondasi

MEA01.01

Menetapkan

pendekatan

monitoring

a. UPT TIK sudah

melakukan

perencanaan

monitoring dan

penyesuaian

stakeholders

b. UPT TIK belum

memiliki

implementasi

kesejajaran yang

terus merus dijaga

dengan monitoring

dan pendekatan

menggunakan

a.UPT TIK belum

melakukan dokumentasi

manajemen kualitas

proses perubahan kontrol

untuk pemantauan dan

pelapporan

b. UPT TIK belum

memiliki kebijakan dan

standar manajemen

kualitas

a. UPT TIK

membuat

dokumentasi

manajemen

kualitas dan

proses perubahan

kontorl untuk

pemanatauan dan

perunbahan

b. UPT TIK

membuat

kebijakan dan

standar

manajemen

kualitas

158

Tabel 4 32 Proses MEA01.02

Proses GAP Rekomondasi

MEA01.02 Mengatur Kinerja

dan Kesesuaian kerja

a. UPT TIK belum melakukan

catatan kualitas tentang definisi

peninjauan secara berkala

terhadap tujuan dan matrik

dengan para stakeholder.

b. UPT TIK belum melakukan

catatan performa proses

evaluasi antara tujuan

a. Membuat perencanaan

evaluasi antara tujuan

dan matrik yang

spesifikasi terukur dan

dapat dicapai secara

relevan .

b. Membuat catatan

performa proses

evaluais antara tujuan

dan matrik yang

spesifik terukur dan

dapat dicapai secara

relevan

Tabel 4 33 Proses MEA01.03

Proses GAP Rekomondasi

MEA01.03

Mengumpulkan kinerja

proses dan kesesuaian

data

a. UPT TIK belum

berencana melakukan

rencana kualitas

pengumpulan data

dari definisi proses.

b. UPT TIK belum

melakukan catatan

kualitas penilaian

efisiensi, kesesuaian

dan validasi integritas

dari data yang

dikumpulkan.

c. UPT TIK belum

melakukan kebijakan

dan standar

penggunaan sistem

yang cocok untuk

mengolah format data

dan analisa

a. Membuat cacatan kualitas penilaian

efisiensi, kesesuaian da validasi dan

integritas dari data yang dikumpulkan.

b. Membuat kebijakan dan standar

penggunaan sistem dan alat alat yang

cocok untuk mengolah format data

analisis.

c. Membuat rencana kualitas

pengumpulan data dari definisi

efisiensi.

159

Tabel 4 34 Proses MEA01.04

Proses GAP Rekomondasi

MEA01.04 Analisa

dan Kinerja Laporan

a. UPT TIK belum

melakukan dokumentasi

desain laporan kinerja

yang diringkas mudah

dipahami, dan

disesuaikan dengan

berbagai kebutuhan

manajemen

a. Membuat desain laporan kinerja yang

ringkas mudah dipahami dan

disesuaikan dengan berbagai kebutuhan

manajemen.

Tabel 4 35 Proses MEA 5

Proses GAP Rekomondasi

MEA01.05

Memastika

Pelaksanaan

Tindakan

Perbaikan

a. UPT TIK belum melakukan

dokumentasi proses terhadap

peninjauan respon manajemen,

pilihan dan rekomdasi terhadap

isu penyimpangan.

b. UPT TIK belum melakukan

catatan performa proses terhadap

penelusuran haisl tindakan

perbaikan

c. UPT TIK belum melakukan

catatan kualitas untuk laporan

hasil tindakan yang dilakukan

d. UPT TIK belum melakukan

proses terhadap pembagian

tanggung jawab untuk tindakan

perbaikan

a. Membuat dokumentasi proses

terhadap peninjauan respon

manajemen, pilihan dan

rekomendasi terhadap isu yang

menyimpang.

b. Membuat perencanaan terhadap

hasil tindakan perbaikan.

c. Membuat catatan performa proses

terhadap penelusuran hasil

tindakan perbaikan

d. Membuat dokumentasi proses

terhadap pembagian tanggung

jawab untuk indakan

160

4.7.1.2 Proses APO11

Dapat diketahui bahwa nilai yang dimiliki proses APO11(Manage Quality)

untuk kondisi as is adalah 2,69 yakni tingkat kapabilitasnya berada pada Level 3.

Berikut gambar di bawah ini adalah hasil peneliti dari analisa gap dan rekomendasi

dalam perbaikan proses APO11

Tabel 4 36 hasil peneliti dari analisa gap dan rekomendasi

Proses Gap Rekomondasi

APO11.01 Menetapkan

sistem manajemen mutu

UPT TIK Belum ada proses

pendefenisian standar

manajemen mutu, praktik dan

prosedur sesuai dengan

standar kontrol IT.

Mengidentifikasi dan

klasifikasi kebutuhan

infrastruktur dan peralatan

yang dibutuhkan untuk

mendukung proses kerja

dan mengidentifikasi

metode yang sesuai dengan

kebutuhan serta

mendukung dalam proses

pencapaian target yang

direncanakan sehingga

setiap program kerja tidak

hanya menjadi wacana saja

melainkan bener-bener

dilakukan.

APO11.02 Menentukan

dan kelola kualitas

standar, praktik dan

prosedur

UPT TIK Tidak ada proses

penyesuaian untuk praktik

Organisasi sesuai dengan

persyaratan kontrol IT.

mengidentifikasi metode

yang sesuai dengan

kebutuhan serta

mendukung dalam proses

pencapaian target yang

direncanakan sehingga

setiap program kerja tidak

hanya menjadi wacana

saja melainkan bener-

bener dilakukan.

APO11.03 Fokus

manajemen kualitas pada

pelanggan

Belum ada proses

pengelolaan akan kebutuhan

layanan operasional dan

solusi baru dalam

mempertahankan kualitas mutu

pelayanan.

Membuat standar

kompetensi untuk

penyesuaian perekurutan

tenaga atau sumber daya

manusia yang dibutuhkan

sesuai dengan kriteria

pekerjaan

161

APO11.04 Melakukan

pemetaan kualitas, kontrol

dan ulasan

Belum adanya proses

pendefenisian dan pengukuran

untuk mendorong peningkatan

kualitas mutu pelayanan yang

sejalan dangan tujuan dan

sasaran mutu yang ingin

dicapai.

disarankan membuat

Standar Operasional

Prosedur dalam

perekrutan tenaga kerja

APO11.05

Mengintegrasikan

manajemen kualitas

menjadi solusi

Belum adanya proses

mengintegrasikan praktik

manajemen dan

pengembangan solusi untuk

meningkatkan proses terkait

pelayanan

Merencanakan tindakan

yang perlu dilakukan untuk

peningkatan proses yang

telah dijalankan agar lebih

efektif dan efisien dan

Menetapkan tujuan yang

ingin dicapai dari

peningkatan performa

proses serta membuat

Standar Oprational

Prosedur (SOP) dalam

mengukur performa proses.

APO11.06

mempertahankan kondisi

lingkungan

a. Belum ada proses

identifikasi terkait proses

perbaikan secara terus

menurus.

b.Tidak ada proses

penerapan kualitas yang

baik dan membagikannya

pada yang lain untuk

mendorong peningkatan

pelayanan.

Menganalisa hasil

pengukuran yang bertujuan

untuk menentukan masalah

yang harus lebih

diperhatikan untuk

diperbaiki dan

Mengidentifikasi,

mengimplementasikan hasil

tindakan koreksi dalam

penanganan sumber

masalah kemudian

melakukan tindakan pada

sumber masalah.

162

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada pembahasan bab

sebelumnya terkait Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan

Framework COBIT 5 pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, dalam

hal ini maka peneliti dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada proses APO11(Manage Quality) saat ini tingkat kapabilitas berada dilevel

3 (Established Process) dengan nilai kapabilitas 2,69% (largely achieved).

Sementara, tingkat kapabilitas yang diharapkan berada di level 5 (Optimising

Process) memiliki nilai kapabilitas 4,79%. Diantara rentang nilai pada level 3

dengan level 5 terdapat nilai gap sebesar 2,10%. Dengan kata lain, untuk

mencapai level yang diharapkan tersebut, harus dapat memenuhi terlebih

dahulu indikator-indikator kapabilitas proses Work Products/Generic Work

Products (WPs/GWPs) pada level 3 yang masih belum terpenuhi.

Diantaranya seperti dengan penataan optimal, penempatan, hak keputusan dan

keterampilan terutama dari aspek kualitas sistem yang ada. Didukung dengan

standar operasional prosedur untuk mengkomunikasikan peran, tanggung jawab

dan ekspektasi kinerja terkait dengan orang yang kompeten dan termotivasi

untuk memenuhi tujuan Universitas. Setelah itu, harus melaksanakan hal yang

sama untuk dapat naik ke level 4 agar mencapai tingkat kapabilitas yang

diharapkan.

163

2. Pada proses MEA01 (Monitor, Evaluate, Assess Performance and

conformance) saat ini tingkat kapabilitas berada dilevel 3 (Established Process)

dengan nilai kapabilitas 2,24% (largely achieved). Sementara, tingkat

kapabilitas yang diharapkan berada di level 5 (Optimising Process) memiliki

nilai kapabilitas 4,78%. Diantara rentang nilai pada level 3 dengan level 5

terdapat nilai gap sebesar 1,54%. Dengan kata lain, untuk mencapai level yang

diharapkan tersebut, harus dapat memenuhi terlebih dahulu indikator-indikator

kapabilitas proses Work Products/Generic Work Products (WPs/GWPs) pada

level 3 yang masih belum terpenuhi. Untuk mecapai target capability level yang

diharapkan oleh universitas dapat menutup gap tersebut dengan membuat

guidelines berupa SOP dengan konten yang sesuai dengan panduan dari COBIT

5 untuk seluruh proses MEA01 yang belum memiliki SOP dan meningkatkan

proses yang ada saat ini berada di level 3.

3. Rekomodasi Untuk menutup gap yang ada di Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” UPT TIK tersebut bisa membuat SOP sesuai dengan

panduan dari COBIT 5 dan meningkatkan proses level dari level 3 ke level 4,

serta membuat laporan dokumentasi terhadap segala aktivitas sistem, sehingga

dapat mengetahui

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan analisa yang telah dibahas sebelumnya,

peneliti memberikan saran untuk peningkatan pengelolaan maupun bahan evaluasi

pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”:

164

1. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” disarankan untuk

memberikan perhatian secara khusus dalam hal pengelolaan tata kelola, agar

segala hal pengaturan dan pemeliharaan Universitas yang dapat memicu

untuk terjadinya masalah dapat dihindari dan diantisipasi sedini mungkin.

2. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” diharapkan dapat

melaksanakan semua domain rekomendasi Proses APO11 dan MEA01 dari

penelitian ini.

3. Penelitian selanjutnya, dapat menggunakan skala pengukuran kuesioner

yang berbeda, seperti skala Guttman maupun rating scale dengan

ditambahkan kombinasi framework. Sehingga, akan didapatkan pengolahan

data yang berbeda.

165

DAFTAR PUSTAKA

Arifin (2013) Penjelasan tentang evaluasi(Hal 15)

Arikunto (2010) Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil(Hal 15)

Bakry, S. J. (2014). Assessment of IT Governance In Organizations: A simple

Integrated Approach.

Basie, V. (2005). Information Security governance: COBIT or ISO 17799 or

Both?. South Africa: University of Johannesburg.

Bernroider, W. N., & Ivanov, M. (2011). IT Project Managemet Control and The

Control Objectives for IT and Related Technology (COBIT) Framework.

International Journal of Project Management.

Budiman (2014) “Kapita Selekta Kuesioner”. Salemba Medika: Jakarta,

Briescoe et al. (2012) Standarisasi Mutu(Hal 2)

David, S., & Uday, S. (2015). The Importance of The COBIT Framework IT

Processes For Effective Internal Control Over Financial Reporting In

Organizations: An international survey.

Debreceny, R., & Gray, G. L. (2009). IT Governance and Process Maturity: A

Field Study.

Djaali. (2008). Skala Likert. Jakarta: Pustaka Utama.

Farida, S. I. (2014). Jurnal : Usulan Model Tata Kelola Teknologi Informasi pada

Domain Monitor, Evaluate and Assess Dengan Metode Framework

COBIT 5 Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fitroh, Siregar, S., & Rustamaji, E. (2017). Determining Evaluated Domain

Process through Problem Identification using COBIT 5 Framework.

Gantman, S., & Fedorowicz, J. (2016). Communication and Control in

Outsourced IS Development Projects: Mapping to COBIT Domains.

International Journal of Accounting Information System.

Gravella, M., Preniki, N., & Kopacek, P. (2018). IT Infrastructure Library (ITIL)

Framework Approach To IT Governance.

Hardy, G. (2006). Using IT Governance and COBIT To Deliver Value With IT

and Respond To Legal, Regulatory and Compliance Challenges.

166

Joshia, A., & Bollen, L. (2018). Explaining IT Governance Disclosure Throught

the Constructs of IT Governance Maturity and IT Strategic Role.

Jogiyanto & Abdillah (2011) Sistem Tata Kelola Teknologi Informasi

Yogyakarta, Andi

Indrajit, Richardus Eko. “Manajemen Organisasi dan Tata Kelola Teknologi

Informasi”. Graha Ilmu: Yogyakarta, 2014.

Ida Farida, Siti. 2014. Usulan Model Tata Kelola Teknologi Informasi pada Domain

Monitor, Evaluate, and Assess dengan Metode Framework COBIT 5 di PT

Bank Muamalat Indonesia. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

ISACA. (2012). COBIT 5 A Business Framework For The Governance and

Management of Enterprise IT. USA: IT Governance Institute.

ISACA. (2012). COBIT 5 Enabling Processes. USA: IT Governance Institute.

ISACA. (2012). COBIT 5 Implementation. USA: IT Governance Institute.

ISACA. (2012). COBIT 5 Process Assessment Model (PAM): Using COBIT®5.

Judith, N., & Antonio, J. (2016). Literature Review Of The Situation Research

Faces In The Application of ITIL In Small and Medium Enterprises. Spain:

The University of Alcala.

KBBI. (2010). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka.

Maria, H. A., & Febby, A. M. (2017). Risks Assessment of Information

Technology Processes Based on COBIT 5 Framework: A Case Study of

ITS Service Desk

Mustakini, J. H. (2011). Metodologi Penelitian SIstem Informasi. Yogyakarta:

Andi.

Mustakini, J. H. (2011). Sistem Tata Kelola Teknologi Informasi. Yogyakarta:

Andi.

Prasad, A., & Green, P. (2015). Governing Cloud Computing Services:

Reconsideration of IT Governance Structures. Australia: Queensland

University of Technology.

167

Putri, F. N. E. (2014). Jurnal : Evaluasi Capability Level pada Dukungan Layanan

Manajemen Data dengan Framework COBIT 5 (Studi Kasus: DRC

Asuransi Jasindo)

Sarno, R. (2009). Audit Sistem & Teknologi Informasi. Surabaya: ITS Press.

Sasongko (2009) Pengertian Cobit (Hal 25)

Sidharta (2014) Kualitas Pelayanan(Hal 12)

Smith, D., & Hillegersberg, J. (2017). The Development of A Hard and Soft IT

Governance Assessment Instrument.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Surendro, K. (2009). Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi. Bandung:

Informatika.

Yuni Sugiarti, ST. (2011). Metode Penelitian Dibidang Komputer & Teknologi

Informasi.

168

LAMPIRAN 1 – Hasil Wawancara

169

170

LAMPIRAN

WAWANCARA

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Nama : Ridwan Rahyudin

Jabatan : CTO (Chief Information Officer)

Tanggal : Jakarta, 1 Oktober 2018

Keterangan :

P= Penanya

N= Narasumber

P : pak, sebelumnya saya berbicara dengan siapa ?

N : dengan ridwan rahyudin

P : bapak status disini sebagai ?

N : kalau disini itu dulu, sebutannya kan UPT (Unit Pelaksanaan Teknis), dulu

namanya PUSKOM (Pusat Komputer) tapi sekarang semenjak menjadi kampus

negeri berubah menjadi TIK ttp UPT. TIK itu Teknologi Informasi Komunikasi

P : disini ada system informasi apa aja ?

N : banyak juga ya sebenernya. Ada development IT tapi mungkin sekarang yang

saya hafal dulu saja ya. Sistem informasi yang paling utama adalah Sistem

informasi AKADEMIK yang mencakup kegiatan akademik, mulai dari penerimaan

sampai dengan sudah ada. Jadi system akademik ini ada subnya. Baik untuk

penerimaan mahasiswa baru, akademik untuk mahasiswa dan untuk N sampai

terakhir administrasi untuk pengelolahan wisuda. Itu yang pertama, dan untuk yang

kedua untuk bagian keuangan juga ada, memang itu sifatnya tidak publish ya karna

171

penggunaannya pun tidak banyak hanya orang2 tertentu yang berhubungan dengan

keuangan. Kemudian beberapa aplikasi yang kita gunakan itu banyak juga yang dari

pemerintah. Seperti untuk asset, BMN sebutannya. Untuk keuangan tadi, untuk

perencanaan keuangan kita menggunakan yang diberi oleh kemensek diksi. Kalau

yang siakad memang mengembangkan juga.

P : terus kalau kegunaan system infomasi tersebut. Kaya tadi kan kalau siakad untuk

penerimaan mahasiswa sampai wisuda kan ?

N : iya

P : hambatannya apa aja pak yang telah ditemui ?

N : sebetulnya untuk siakad ini kan sudah tua, dari tahun 2007. Memang

hambatannya itu teknologinya lama, jadi sulit untuk menyesuaikan dengan

teknologi yang terbaru. Jadi se update2nya pun kan teknologi lama gitu. Jadi

hambatannya di pengembangan, kita sulit berkembang untuk teknologi yang saat

ini tentunya.

P : seberapa seringnya system ini mengalami kegagalan ?

N : mungkin di 3 bulan terakhir sih lebih sedikit dibandingkan dengan 4 bulan

kebelakang. Karna kegagalannya sih biasanya overload, jadi ada moment kita dulu

itu pas pengisian KRS misalnya. Karna mahasiswa kita itu sekarang 10rb lebih

akhirnya kita tidak bisa mengisi KRS secara serentak. Jadi di handle dengan

penjadwalan, jadi perfakultas misal fakultas A hari ini tgl sekian. Dan ternyata

penjadwalan dan peningkatan kapasitas server pun bisa menangani hal tersebut.

P : cara mengelola system tersebut seperti bagaimana ?

N : kalau pengelolaan secara sehari2 misalnya administrasi, kan selama ini yang

melakukan pengerjaan itu kan dikjar (Pendidikan & Pengajaran). Kalau

pengelolaan untuk maintenance baik hardware/software ada di TIK. Kita sebagian

sudah menggunakan data centre dicikarang, jadi nanti kita semua akan pindah itu

untuk mengurangi maintenance listrik dan suhu harus dingin.

172

P : siapa saja yang terlibat dalam pengelolaan ?

N : yang terlibat hanya staf TIK saja.

P : iya, misalnya bapak sendiri sebagai apa ?

N : saya sendiri sebagai kepala, ada staf TIK di maintenance, untuk pengembangan

kita ada biro akademi. Namanya kalo disini itu AKPK (Akademik Kerjasama

Kemahasiswaan dan Perencanaan)

P : itu termasuk bagian dari PUSKOM ?

N : bukan, itu lebih tinggi. Jadi ada Biro Akademik yang mengatur kebijakan2

akademik.

P : ada beberapa orang yang terlibat pak ?

N : sebenernya sih sedikit banget. Jadi semenjak UPN berubah jadi PTN kita itu

PUSKOM berubah menjadi TIK itu menjadi ramping/sedikit. TIK itu total 5 orang,

untuk 5 orang itu 2 untuk teknis, 2 administratif. Kemudian untuk pihak AKPK

kurang lebih ada sekitar 3 orang. Jadi total dalam kesehariannya ada 6. Baik

maintenance dan administrasi.

P : Dampak dari kekurangan orang itu apa pak ?

N : dampaknya itu yang paling sering itu pas awal2 PTN itu 2014 kemudian itu 2

tahun masih menggunakan struktur yang lama kemudian di tahun 2016

menggunakan struktur yang baru. Itu yang sangat signifikan di tahun 2016 karna

orangnya kan menyebar kemana2. Ya jadi efeknya banyak pengembangan yang

terhambat dan maintenance yang terhambat. Kan yang di maintenance banyak.

Selain aplikasi juga ada infrastruktur. Jadinya banyak sekali request yang tertunda,

seperti permintaan email baru, pembuatan website baru. Jadi semuanya terlambat.

Tapi sekarang mencoba bagaimana sih dengan orang sedikit tetapi masih bisa

berjalan. Akhirnya kita menggunakan cara pihak ketiga seperti pemasangan wifi

akhirnya kita bekerja sama dengan orang listrik. Jadi yang masang wifi itu orang

listrik, tapi yang konfigurasi kita.

173

P : ada manual booknya ga untuk penggunaan IT tersebut ?

N : paling kita menggunakan SOP

P : ada ga sih pelatihan khusus disisi ITnya sendiri ?

N : kita minimal satu tahun sekali ada sih. Dan pelatihannya pun karna di TIKnya

di UPN ini belum ada programmer. Jadi tahun ini baru sekali untuk pelatihan

jaringan dan server. Rencananya 2x jadi diakhir tahun pun ada.

P : Bagaimana dengan tata kelola system informasinya ?

N : kita belum menerapkan, jadi baru distandarisasi dengan ISO saja. Itu ISO

administrasi 9001:2008. Dan ada rencana ke 207001. Kita belum ada tata kelola,

seperti framework2 tata kelola belum dipakai.

P : Sistemnya sendiri sudah pernah diaudit apa belum ?

N: belum pernah. Tapi sudah direncanakan sih taun depan kita akan mencoba meng-

audit system informasi. Mungkin dari pihak lain ya, ntah dari konsultan atau yang

lain. Sudah direncanakan.

P : apakah sumber daya infrastruktur sama kompetensi teknologinya sudah

memenuhi kebutuhan ga sampai kepencapaian strateginya ?

N : secara infrastruktur sudah mencukupi. Seperti bandwith,server dan jaringan itu

sudah cukup. Hanya saja yang saat ini kurang itu adalah justru pertama pengelolaan

TI tadi, sama pengembangan system informasinya.

P : jadi untuk sumberdaya infrastrukturnya sendiri sudah tidak masalah ?

N : sudah tidak masalah. Justru yang kekurangan tadi yang menjadi masalah.

P : seberapa besar yang dilakukan teknologi informasi untuk menyelesaikan

masalah2 dibanding melakakukan perbaikannya ?

N : jadi, ada beberapa system ini kan yang masih bekerja sama dengan vendor.

Contohnya itu pembayaran / Host To Host. Salah satunya adalah terjadinya delay

pembayaran. Dimanakan harusnya delay pembayaran itu 5 menit. Tapi ini ko

174

malah tidak terbayar2, jadi kita melakukan kerja sama dengan pihak ketiga.

Bagaimana supa masalah tersebut bisa langsung terselesaikan.

P : seberapa baik kah tujuan teknologi informasinya itu berjalan ?

N : kalau untuk kebutuhan kegiatan akademik sampai saat ini lancar saja. Dalam

artian semua kegiatan akademik dapat dilaksanakan.

P : berapa nilai yang diberikan system informasi terhadap keseluruhan system

informasi yang ada disini ?

N : nilainya cukup besar dan tingkat ketergantungannya terhadap system informasi

itu cukup tinggi.

N :yah, kita kan baru di ISO aja. ISO itu kan iso 9001 itu kan hanya tentang SOP

segala macam. Tetapi untuk framework di ITnya kita belum mengadopsi. Seperti

tadi audit SI dari luar/vendor kita belum juga. Seperti yang tadi kita di hack, kita

tau ga sih kalau kita di hack ? sebenernya sih kita bias saja tau kita di hack. Tapi

tidak secara terdokumentasi. Misalnya begini oh kita di hack, ada formnya gitu.

Form laporan kalau kita di hack. Kita tidak melakukan itu.

P : tapi kalo misalkan ada masalah keamanan itu yang tanggung jawab atau pihak

ini lapornya kemana gitu ?

N : nah, sampe saat ini cukup berhenti disini aja. Paling kalau kita laporan pun

tidak detail. Misalnya, akademik tidak bisa di akses. Nah alasan kenapanya pun,

kita sampekan kalau ada rapim(Rapat Pimpinan). Tapi kita tidak menjelaskan

secara detail, hanya misalkan seperti ini kepada pimpinan. Ko kita sudah 3 jam

masih offline, oh kita ada yang jail pak ada yang ganggu. Udah gitu saja. Tapi kalo

secara detail seperti serangan DDOS (Distribruted Denial Of Service) itu tidak

dilaporkan kesana.

P : oh tapi itu pernah ada gitu ?

N : sering. Apa lagi pas di momen2 peak. Seperti pengisian KRS dan penerimaan

siswa baru.

175

LAMPIRAN 2 – HASIL

KUESIONER

176

KUESIONER I

Analisa capability level pada proses APO11 (Manage Quality)

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"

Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tujuan dari dibuatnya kuesioner ini adalah untuk memperoleh data dari

para staff Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” sebagai pihak yang terkait khususnya bagian yang

termasuk pada RACI COBIT 5.0 dalam APO11(Manage Quality). Kuesioner Capability level ini

dikembangkan untuk mengetahui tingkat kematangan pada proses pengelolaan data baik untuk kondisi yang

saat ini (as is), maupun untuk kondisi yang diharapkan (to be), yang selanjutnya dapat dijadikan dasar yang

cukup untuk identifikasi prioritas peningkatan (improvement). Untuk mempermudah responden menjawab,

kuesioner ini didesain dalam format pilihan ganda, yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Pertanyaan-

pertanyaan dikelompokkan menurut atribut kematangan, dan pada setiap pertanyaan memiliki 2 (dua) jawaban

yang masing-masing mewakili kondisi terkini dan kondisi yang diharapkan. Masing-masing pertanyaan

mempunyai 6 (enam) pilihan jawaban yang menunjukan tingkat kematangan terhadap atribut tertentu pada

proses pengelolaan konfigurasi. Pilihan tersebut dari a sampai f secara berturut-turut merepresentasikan

tingkat kematangan yang semakin meningkat terhadap suatu, yaitu a=0, b=1, c=2, d=3, e=4 dan f=5. Pada

kolom “Jawaban”, responden dapat memilih salah satu jawaban yang dianggap bisa mewakili kondisi

kematangan baik yang saat ini maupun yang diharapkan, terkait dengan atribut kematangan tertentu dalam

proses pengelolaan data dengan memberikan tanda (√ ) pada tempat yang tersedia. Dengan mengetahui posisi

kematangan saat ini (as is) dan yang diharapkan (to be), selanjutnya akan dilakukan analisa yang diharapkan

dapat menjadi dasar dalam pendefinisian rancangan solusi untuk perbaikan dalam proses pengelolaan

konfigurasi. Untuk kebutuhan di atas diharapkan Bapak/Ibu sebagai responden dapat memberikan pilihan

sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner ini untuk kemudian dapat kami

olah dalam penelitian ini.

Nama Responden

Jabatan Responden

Bagian

APO11.01(Menetapkan manajemen kualitas sistem)

Aktivitas proses

Saat ini (As Is) Yang diharapkan (To Be)

a b c d e f A b c d e f

177

Sejauh mana kesadaran pihak manajemen terkait

dengan evaluasi untuk persyaratan kepegawaian secara

teratur untuk memastikan sumber daya TI mendukung

tujuan dan sasaran perusahaan?

Sejauh mana kesadaran pihak manajemen terkait

dengan kebijakan dan prosedur dalam perekrutan

karyawan?

Sejauh mana kesadaran pihak manajemen terkait

dengan pemeriksaan latar belakang dalam proses

perekrutan karyawan, kontraktor dan vendor?

Sejauh mana kesadaran pihak manajemen terkait

dengan penetapan dan pengaturan sumber daya yang

fleksibel untuk mendukung perubahan kebutuhan

bisnis?

Sejauh mana kesadaran pihak manajemen terkait

dengan pelatihan dan penyediaan staff cadangan untuk

mengurangi ketergantungan pada satu orang?

APO11.02 (Menentukan dan kelola kualitas standar, praktik dan Prosedur)

Aktivitas proses

Saat ini (As Is) Yang diharapkan (To Be)

a b c d e f a B c d e f

Sejauh mana menetapkan standar, praktik, dan prosedur

manajemen mutu sesuai dengan persyaratan kerangka

kerja kontrol TI. gunakan praktik terbaik industri untuk

referensi ketika meningkatkan dan menyesuaikan praktik

kualitas perusahaan

Sejauh Mana Pertimbangkan manfaat dan biaya

sertifikasi mutu.

APO11.03 (Fokus manajemen kualitas pada pelanggan)

Aktivitas proses

Saat ini (As Is) Yang diharapkan (To Be)

a B c d e f a B c d e f

Sejauh mana Fokus manajemen kualitas pada pelanggan

dengan menentukan persyaratan pelanggan internal dan

eksternal dan memastikan keselarasan standar dan

praktik TI. mendefinisikan dan mengomunikasikan peran

dan tanggung jawab terkait resolusi konflik antara

pengguna / pelanggan dan organisasi TI

Sejauh mana Kelola kebutuhan dan harapan bisnis untuk

setiap proses bisnis, layanan operasional TI, dan solusi

baru, dan pertahankan kualitasnya

kriteria penerimaan. Menangkap kriteria penerimaan

kualitas untuk dimasukkan dalam SLA.

178

Sejauh mana terkait Mengkomunikasikan persyaratan

dan harapan pelanggan di seluruh bisnis dan organisasi

TI.

Sejauh mana terkait Secara berkala memperoleh

pandangan pelanggan tentang proses bisnis dan

penyediaan layanan dan pengiriman solusi TI, untuk

menentukan dampak pada standar TI dan

praktik dan untuk memastikan bahwa harapan pelanggan

terpenuhi dan ditindaklanjuti.

Sejauh mana Secara teratur memonitor dan meninjau

QMS terhadap kriteria penerimaan yang disepakati.

Sertakan umpan balik dari pelanggan, pengguna, dan

manajemen. Menanggapi

perbedaan dalam hasil tinjauan untuk terus

meningkatkan QMS.

Sejauh mana terkait review rutin untuk menilai

perubahan keterampilan dan kompetensi sumber daya

internal dan eksternal untuk meninjau rencana tujuan?

Sejauh mana Menangkap kriteria penerimaan kualitas

untuk dimasukkan dalam SLA.

APO11.04 (Melakukan pemantauan kualitas, kontrol dan ulasan)

Aktivitas proses

Saat ini (As Is) Yang diharapkan (To Be)

a B c d e f a B c d e f

Sejauh mana tingkat terkait memantau kualitas dan

layanan secara berkelanjutan dan sistematis dengan

menggambarkan, mengukur, menganalisis,

meningkatkan / merekayasa dan mengendalikan proses

mengendalikan proses.

Sejauh mana terkait dengan Mempersiapkan dan

melakukan tinjauan kualitas

Sejauh mana terkait dengan Laporkan hasil ulasan dan

lakukan perbaikan jika perlu

Sejauh mana tingkat terkait Monitor kualitas proses,

serta kualitas nilai yang diberikan. Pastikan bahwa

pengukuran, pemantauan dan pencatatan informasi

digunakan oleh pemilik proses untuk mengambil

tindakan korektif dan preventif yang sesuai

Sejauh mana tingkat terkait memantau metrik kualitas

yang digerakkan oleh sasaran yang selaras dengan

sasaran mutu keseluruhan yang mengubah kualitas

setiap proyek dan layanan

179

Sejauh mana terkait dengan pastikan bahwa pemilik

manajemen dan proses secara teratur meninjau kinerja

manajemen mutu terhadap metrik kualitas yang

ditentukan.

Sejauh mana terkait dengan menganalisa keseluruhan

hasil kinerja manajemen mutu.

APO11.05 (Mengintegrasikan manajemen kualitas menjadi solusi untuk pengembangan dan

pengiriman layanan)

Aktivitas proses

Saat ini (As Is) Yang diharapkan (To Be)

a b C d e f a B c d e f

Sejauh mana mengintegrasikan praktik manajemen

mutu dalam proses dan praktik pengembangan solusi.

Sejauh mana terkait dengan secara terus-menerus

memantau tingkat layanan dan memasukkan praktik

manajemen mutu dalam proses dan praktik pemberian

layanan.

Sejauh mana terkait dengan mengidentifikasi dan

mendokumentasikan akar penyebab ketidaksesuaian,

dan mengomunikasikan temuan kepada manajemen TI

dan pemangku kepentingan lainnya secara tepat waktu

memungkinkan tindakan perbaikan untuk diambil. Jika

perlu, lakukan tinjauan tindak lanjut.

APO11.06 (Pertahankan terus menerus perbaikan.)

Aktivitas proses

Saat ini (As Is) Yang diharapkan (To Be)

a b C d e f a B c d e f

Sejauh mana terkait dengan menjaga dan secara teratur

mengomunikasikan kebutuhan akan, dan manfaat,

perbaikan berkelanjutan.

Sejauh mana terkait dengan membangun platform untuk

berbagi praktik terbaik dan untuk menangkap informasi

tentang cacat dan kesalahan untuk memungkinkan

pembelajaran dari mereka

Sejauh mana terkait dengan Identifikasi contoh berulang

dari cacat kualitas, tentukan akar penyebabnya, evaluasi

dampak dan hasilnya, dan sepakati tindakan

peningkatan dengan tim layanan dan pengiriman proyek

Sejauh mana terkait dengan mengidentifikasi contoh-

contoh proses pengiriman berkualitas tinggi yang dapat

menguntungkan layanan atau proyek lain dan

membagikannya dengan tim layanan dan pengiriman

proyek untuk mendorong peningkatan.

180

Sejauh mana terkait dengan Mempromosikan budaya

kualitas dan perbaikan berkelanjutan

Sejauh mana terkait dengan Tetapkan lingkaran umpan

balik antara manajemen mutu dan manajemen masalah

Sejauh mana terkait dengan Memberikan pelatihan

kepada karyawan tentang metode dan alat peningkatan

berkelanjutan.

Sejauh mana terkait dengan Benchmark hasil tinjauan

kualitas terhadap data historis internal, pedoman

industri, standar dan data dari jenis perusahaan yang

serupa

181

KUESIONER II

Analisa capability level pada proses MEA 01 (Monitor, Evaluate and Assess

Performance and Conformance) Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"

Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tujuan dari dibuatnya kuesioner ini adalah untuk memperoleh data dari

para staff Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” sebagai pihak yang terkait khususnya bagian yang

termasuk pada RACI COBIT 5.0 dalam MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess Performance and

Conformance). Kuesioner Capability level ini dikembangkan untuk mengetahui tingkat kematangan pada

proses pengelolaan data baik untuk kondisi yang saat ini (as is), maupun untuk kondisi yang diharapkan (to

be), yang selanjutnya dapat dijadikan dasar yang cukup untuk identifikasi prioritas peningkatan (improvement).

Untuk mempermudah responden menjawab, kuesioner ini didesain dalam format pilihan ganda, yang terdiri

dari beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan dikelompokkan menurut atribut kematangan, dan pada setiap

pertanyaan memiliki 2 (dua) jawaban yang masing-masing mewakili kondisi terkini dan kondisi yang

diharapkan. Masing-masing pertanyaan mempunyai 6 (enam) pilihan jawaban yang menunjukan tingkat

kematangan terhadap atribut tertentu pada proses pengelolaan konfigurasi. Pilihan tersebut dari a sampai f

secara berturut-turut merepresentasikan tingkat kematangan yang semakin meningkat terhadap suatu, yaitu

a=0, b=1, c=2, d=3, e=4 dan f=5. Pada kolom “Jawaban”, responden dapat memilih salah satu jawaban yang

dianggap bisa mewakili kondisi kematangan baik yang saat ini maupun yang diharapkan, terkait dengan atribut

kematangan tertentu dalam proses pengelolaan data dengan memberikan tanda (√ ) pada tempat yang tersedia.

Dengan mengetahui posisi kematangan saat ini (as is) dan yang diharapkan (to be), selanjutnya akan dilakukan

analisa yang diharapkan dapat menjadi dasar dalam pendefinisian rancangan solusi untuk perbaikan dalam

proses pengelolaan konfigurasi. Untuk kebutuhan di atas diharapkan Bapak/Ibu sebagai responden dapat

memberikan pilihan sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner ini untuk

kemudian dapat kami olah dalam penelitian ini.

Nama Responden

Jabatan Responden

Bagian

MEA01.01(Establish a monitoring approach)

Aktivitas proses

Saat ini (As Is) Yang diharapkan (To Be)

A b c d e f a B c d e f

Sejauh mana terkait identifikasi pemangku kepentingan

(mis, Manajemen, pemilik proses, dan pengguna).

182

Sejauh mana terlibat dengan pemangku kepentingan dan

definisi (mis, glosarium perusahaan, metadata, dan

taksonomi), baseline, dan tolok ukur.

Sejauh mana menyelaraskan dan terus mempertahankan

pendekatan pemantauan dan evaluasi dengan pendekatan

perusahaan dan alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data dan pelaporan perusahaan (mis.,

aplikasi intelijen bisnis).

Sejauh mana menyetujui tujuan dan metrik (mis.,

Kesesuaian, kinerja, nilai, risiko), taksonomi (klasifikasi

dan hubungan antara tujuan dan metrik) dan retensi data

(bukti).

Sejauh mana menyetujui manajemen siklus hidup dan

proses kontrol perubahan untuk pemantauan dan

pelaporan. Sertakan peluang peningkatan untuk

pelaporan, metrik, pendekatan, baselining dan

benchmarking.

Sejauh mana terkait dengan meminta, memprioritaskan

dan mengalokasikan sumber daya untuk pemantauan

(pertimbangkan kesesuaian, efisiensi, efektivitas dan

kerahasiaan).

Sejauh mana terkait memvalidasi pendekatan yang

digunakan dan mengidentifikasi pemangku kepentingan,

persyaratan, dan sumber daya yang baru atau diubah

secara berkala.

MEA01.02 (Set performance and conformance targets)

Aktivitas proses

Saat ini (As Is) Yang diharapkan (To Be)

A b c d e f a B c D e f

Sejauh mana tetapkan dan tinjau secara berkala dengan

pemangku kepentingan tujuan dan metrik untuk

mengidentifikasi item yang hilang yang signifikan dan

menentukan kewajaran target

dan toleransi.

Sejauh mana terkait mengkomunikasikan perubahan

yang diusulkan untuk kinerja dan target kesesuaian dan

toleransi (terkait dengan metrik) dengan pemangku

kepentingan uji tuntas yang utama (mis, hukum, audit,

SDM, etika, kepatuhan, keuangan).

Sejauh mana terkait publikasikan target yang berubah

dan toleransi untuk pengguna informasi ini.

Sejauh mana terkait mengevaluasi apakah sasaran dan

metrik memadai, yaitu, spesifik, terukur, dapat dicapai,

relevan, dan terikat waktu (SMART).

183

MEA01.03 (Collect and process performance and conformance data)

Aktivitas proses

Saat ini (As Is) Yang diharapkan (To Be)

a b c d e f a B c D e f

Sejauh mana terkait dengan kumpulkan data dari proses

yang ditentukan — otomatis, jika memungkinkan.

Sejauh mana menilai efisiensi (upaya dalam kaitannya

dengan wawasan yang diberikan) dan kesesuaian

(kegunaan dan makna) dan memvalidasi integritas

(akurasi dan

kelengkapan) dari data yang dikumpulkan.

Sejauh mana kumpulan data untuk mendukung

pengukuran metrik yang disepakati.

Sejauh mana menyelaraskan data agregat dengan

pendekatan dan tujuan pelaporan perusahaan.

Sejauh mana terkait menggunakan alat dan sistem yang

sesuai untuk pemrosesan dan format data untuk analisis.

MEA01.04 (Analyse and report performance)

Aktivitas proses

Saat ini (As Is) Yang diharapkan (To Be)

A b c d e f a B c D e f

Sejauh mana terkait dengan desain laporan kinerja

proses yang ringkas, mudah dimengerti, dan disesuaikan

dengan berbagai kebutuhan manajemen dan audiens.

Memudahkan pengambilan keputusan yang efektif dan

tepat waktu (mis., kartu skor, laporan lampu lalu lintas)

dan memastikan bahwa sebab dan akibat antara sasaran

dan metrik adalah

dikomunikasikan dengan cara yang dimengerti.

Sejauh mana bandingkan nilai kinerja dengan target

dan tolok ukur internal dan, jika memungkinkan,

dengan tolok ukur eksternal (industri dan pesaing

utama).

Sejauh mana rekomendasikan perubahan pada sasaran

dan metrik, jika sesuai.

Sejauh mana bagikan laporan kepada pemangku

kepentingan terkait

184

Sejauh mana terkait menganalisis penyebab

penyimpangan terhadap target, memulai tindakan

perbaikan, menetapkan tanggung jawab untuk

remediasi, dan menindaklanjutinya. Pada waktu yang

tepat, tinjau semua penyimpangan dan cari penyebab

utama, jika perlu. Dokumentasikan masalah ini untuk

panduan lebih lanjut jika masalah berulang.

Mendokumentasikan hasil.

Sejauh mana jika memungkinkan, hubungkan

pencapaian target kinerja dengan sistem kompensasi

imbalan organisasi.

MEA01.05 (Ensure the implementation of corrective actions)

Aktivitas proses

Saat ini (As Is) Yang diharapkan (To Be)

A b c d e f a B c D e f

Sejauh mana terkait meninjau respons manajemen, opsi,

dan rekomendasi untuk mengatasi masalah dan

penyimpangan besar

Sejauh mana pastikan bahwa penugasan tanggung jawab

untuk tindakan korektif dipertahankan.

Sejauh mana terkait dengan melacak hasil tindakan yang

dilakukan

Sejauh mana laporkan hasilnya kepada para pemangku

kepentingan.

185

LAMPIRAN 3 – DOKUMEN dan

SURAT-SURAT