skripsi - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1492/1/vitri...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR
MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU ALAT PERAGA
PADA SISWA KELAS 4 MI DARUL ULUM GATAK SUGIHAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
RIYANTO FITRI PURWOKO
NIM 115 11 045
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR
MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU ALAT PERAGA
PADA SISWA KELAS 4 MI DARUL ULUM GATAK SUGIHAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
RIYANTO FITRI PURWOKO
NIM 115 11 045
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Guru kui digugu lan ditiru maka jadilah guru yang bisa menjadi tauladan yang
baik bagi murid muridmu kelak.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ibuku (Sunarni) dan Bapakku (Subiyanto) sebagai wujud baktiku padanya,
yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya.
Adikku (isbani) yang selalu mendukung dan memberi semangat.
Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku.
Sahabat – sahabatku ipin , muryono, wahid,rika,indung,Abidu,wira dan
yang tidak bisa kusebutkan satu persatu.
Teman-teman PGMI B angkatan 2011
viii
KATA PENGANTAR
بسم ميحرلا نمحرلا هللا
Alhamdulillahirabbil’alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur
kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang
tiada henti. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui
Metode Number Head Together (NHT) Berbantu Alat Peraga Pada Siswa Kelas 4
MI Darul Ulum Gatak Sugihan Tahun Ajaran 2015/2016. Penulisan skripsi ini
tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah
berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah dan selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing,
memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam
penulisan skripsi ini.
4. Rasimin, S.PdI, M.Pd. sebagai pembimbing akademik dari semester awal
sampai sekarang.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
ix
6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta
memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.
7. Ibu Mardiyah, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI Darul Ulum beserta guru-
guru yang telah mengizinkan pada penulis untuk melakukan penelitian di
MI Darul Ulum Gatak.
8. Siswa-siswi kelas IV MI Darul Ulum Gatak yang telah mendukung dan
membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9. Teman–teman PGMI B 2011 dan teman teman kos yang selalu bersama
dalam suka dan duka.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang telah
diberikan mendapat balasan dan ridho dari Allah SWT serta tercatat dalam
bentuk amalan ibadah. Amin.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca bagi umumnya.
Salatiga, 03 Maret 2016
Penulis
Riyanto Fitri Purwoko
x
ABSTRAK
Riyanto Fitri Purwoko. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Bangun Datar Melalui Metode Number Head Together (NHT)
berbantu Alat Peraga Jajargenjang dan Segitiga Pada Siswa Kelas
IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan Tahun Ajaran 2015/2016.
Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Pembimbing Peni Susapti, M.Si.
Kata Kunci : Hasil Belajar Matematika, Bangun Datar, Metode Number Head
Together.
Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan
Tahun 2015/2016 pada mata pelajaran Matematika masih rendah rata-rata kelas
hanya mencapai 58,6. Hal ini karena dalam menyampaikan pelajaran matematika,
guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan
siswa secara aktif dalam kegiatan pelajaran. Pendidikan Metode Number Head
Together dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran dalam membelajarkan
Matematika. Metode ini mengarahkan pemahaman siswa pada pembelajaran aktif
(active learning) yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
agar siswa lebih mampu memahami materi, dan belajar Matematika menjadi lebih
menyenangkan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan langkah perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan dengan dua siklus. Subyek
penelitian ini siswa kelas IV MI Darul Ulum Tahun 2015 yang berjumlah 12
siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Obyek penelitian
ini adalah hasil belajar matematika pada materi bangun datar melalui metode
number head together yang berbantu alat peraga. Teknik pengumpulan data yang
digunakan berupa tes, dokumentasi dan observasi terhadap guru. Hasil tes
dianalisis dengan statistik deskriptif.
Penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak
Sugihan menunjukkan hasil bahwa penggunaan metode number head together
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi
bangun datar. Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa atau 67% dan
yang belum tuntas 4 siswa atau 37% dengan rata-rata kelas 65,4, siklus II yang
tuntas sebanyak 12 siswa atau 100% dan rata-rata kelasnya 79,13.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
LEMBAR BERLOGO..................................................................................
JUDUL.........................................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI......................................................
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................
ABSTRAK....................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
DAFTAR TABEL.........................................................................................
DAFTAR GAMBAR....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................
C. Tujuan Penelitian..................................................................
D. Hipotesis Tindakan...............................................................
E. Manfaat Penelitian................................................................
F. Definisi Operasional.............................................................
G. Metodologi Penelitian...........................................................
H. Indikator Keberhasilan.........................................................
H. Sistematika Penulisan.............................................................
I
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xi
xiv
xv
xvi
1
5
6
6
7
8
9
14
15
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar.........................................................................
1. Pengertian Hasil Belajar ...............................................
2. Klasifikasi Hasil Belajar................................................
3. Penilaian Hasil Belajar...................................................
a. Pengertian Penilaian...................................................
b. Fungsi dan Tujuan Penilaian.....................................
c. Jenis dan Sistem Penilaian........................................
B. Bangun Datar (Jajargenjang dan Segitiga)............................
1. Jajargenjang...................................................................
2. Keliling dan Luas Jajargenjang......................................
3. Segitiga..........................................................................
4. Keliling dan Luas Segitiga............................................
C. Number Head Together (NHT).............................................
1. Definisi Number Head Together (NHT)..........................
2. Langkah-langkah pembelajaran Number Head Together
(NHT)..............................................................................
3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Number Head
Together (NHT)...............................................................
D. Alat Peraga............................................................................
1. Pengertian Alat Peraga.....................................................
2. Fungsi Pokok dan Nilai Penggunaan Alat Peraga...........
E. Hasil Penelitian yang relevan .......................................................
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Darul Ulum Gatak.............................
1. Lokasi Penelitian............................................................
2. Visi dan Misi MI Darul Ulum Gatak.............................
3. Keadaan Guru dan siswa MI Darul Ulum Gatak ..........
4. Subyek Penelitian..........................................................
16
16
16
17
17
18
18
20
20
21
22
26
27
27
27
29
30
30
30
31
34
34
34
35
36
xiii
B. Deskripsi Pelaksanaan Per-siklus.........................................
1. Siklus I............................................................................
2. Siklus II...........................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.....................................................................
1. Kondisi Awal..................................................................
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I.......................................
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II......................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian................................................
BAB V PENUTUP...................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................
B. Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
37
37
42
47
47
50
59
67
71
71
72
73
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Nama Guru MI Darul Ulum Gatak Tahun 2015.
Tabel 3.1 Data Siswa MI Darul Ulum Gatak Tahun 2015.
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas 4 MI Darul Ulum Gatak.
Tabel 4.1 Data Nilai Sebelum Tindakan.
Tabel 4.2 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum Tinakan .
Tabel 4.3 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan.
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I.
Tabel 4.5 Daftar Nilai Siklus I.
Tabel 4.6 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus
I.
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus I.
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II.
Tabel 4.9 Data Nilai Siklus II.
Tabel 4.10 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II.
Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II.
Tabel 4.12 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siklus I.
Tabel 4.13 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siklus II.
Tabel 4.14 Rekapitulasi Nilai Rata-rat Kelas.
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian menurut Arikunto (2006:6).
Gambar 2.1 Jajar genjang ABCD.
Gambar 2.2 Jajar genjang ABCD.
Gambar 2.3 Jajargenjang.
Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi.
Gambar 2.5 Segitiga Sama Kaki.
Gambar 2.6 Segitiga Sembarang.
Gambar 2.7 Segitiga ABC.
Gambar 2.8 Pembentukan Segitiga .
Gambar 2.9 Segitiga ABC.
Gambar 4.1 Grafik Data Frekuensi Sebelum Tindakan.
Gambar 4.2 Grafik Data Frekuensi Siswa Siklus I.
Gambar 4.3 Grafik Data Frekuensi Siswa Siklus II.
Gambar 4.4 Grafik Data Frekuensi Rata-rata Nilai Kelas Hasil Belajar
Mata Pelajaran Matematika.
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I.
Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II.
Lampiran 3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I.
Lampiran 4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II.
Lampiran 5 Hasil Pengamatan Guru Siklus I.
Lampiran 6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II.
Lampiran 7 RPP Siklus I.
Lampiran 8 RPP Siklus II.
Lampiran 9 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran.
Lampiran 10 Surat Permohonan Ijin Penelitian.
Lampiran 11 Surat Keterangan Melakukan Penelitian.
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Pembimbing.
Lampiran 13 Daftar SKK.
Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi saat ini
sangat pesat, sehingga mendorong adanya persaingan yang sangat ketat di
berbagai bidang kehidupan. Bahkan menimbulkan berbagai masalah yang
menyebabkan kehidupan tidak menentu. Kondisi tersebut mendorong peneliti
untuk membekali siswa agar mampu menghadapi tantangan, persaingan
,ketidak pastian, dan permasalahan pelik dan rumit. Generasi muda sekarang
perlu memperoleh bekal pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan
ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan keamajuan.
Matematika adalah sebuah ilmu pasti yang memang selama ini menjadi
induk dari segala ilmu pengetahuan di dunia ini. Semua kemajuan zaman,
perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia tidak terlepas dari unsur
matematika. Tanpa ada matematika, tentu saja peradaban manusia tidak akan
pernah mencapai kemajuan seperti sekarang ini (Fathani,2009:5).
Ilmu matematika sebagai ilmu hitung pada dasarnya adalah ilmu yang
memiliki fungsi luas dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, baik orang bodoh
maupun pandai secara akademik, tanpa sadar selalu mengunakan ilmu
matematika dalam keehidupan seharai-hari, meski dalam konsep yang
sederhana (Jannah, 2011: 21).
Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang di ajarkan pada
tingkat sekolah dasar. Berkaitan dengan hal tersebut, Daryanto dan Rahardjo
2
(2012:240) menyatakan bahwa, “Mata pelajaran matematika perlu diberikan
kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka
dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta
kemampuan bekerja sama”. Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Karena dengan belajar
matematika, kita akan bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif (Susanto, 2013:
183).
Banyak orang yang menganggap matematika itu adalah pelajaran yang
sulit, menyeramkan, bahkan beberapa anak yang tidak suka sama sekali dengan
matematika. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pendekatan guru dalam
pengelolaan pembelajaran sehingga banyak yang berpendapat bahwa
matematika adalah suatu momok yang harus dihindari. Anak-anak harus
mempelajarinya karenamerupakan sarana untukmemecahkan masalah sehari-
hari, seperti membaca dan menulis. Kesulitan matematika harus diatasi sejak
dini, kalau tidak akan menghadapi banyak masalah di kemudian hari.
Memang harus diakui, selama ini tidak mudah mengajarkan matematika
kepada siswa. Realita di lapangan matematika menjadi momok yang
menakutkan bagi siswa. Ketika anak disuruh untuk menghitung, menghafal
rumus, dan mengerjakan soal matematika itu sangat tidak disukai anak-anak
dan banyak menguras pikiran siswa sehingga mereka merasa bosan utnuk
belajar. Membuat matematika kelihatan susah dan menjadi momok
menakutkan dikalangan siswa adalah adanya faktor lain dari matematika yaitu
3
penghafalan rumus dan banyak menghitung angka, seperti lingkungan, metode
pembelajaran, guru, dan lain sebagainya (Jannah,2011:25).
Selain itu metode yang digunakan oleh guru masih sangat sederhana
seperti menjelaskan pelajaran hanya dengan berceramah di depan kelas. Tentu
saja siswa akan cenderung bosan untuk mengikuti pembelajaran. Diskusi
kelompok yang dilakukanpun masih sederhana, siswa yang mau
mengungkapkan hasil kelompoknya hanyalah siswa yang pandai dan yang
lainnya hanya ikut-ikutan. Media yang digunakan oleh guru masih sangat
sederhana, hanya menggunakan gambar yang ada di dalam lembar kerja siswa
dan buku paket. Jadi siswa hanya fokus kedalam buku pelajaran.
Bangun datar merupakan pokok bahasan yang diajarkan pada siswa kelas
IV semester I. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wali kelas IV hasil
belajar siswa pada pokok bahasan tersebut kurang memuaskan. Siswa masih
banyak yang kesulitan menghafalkan rumus dan menganalisis soal tentang
bangun datar. Siswa yang aktif hanya siswa yang pandai saja. Selain itu nilai
siswa yang mencapai KKM dari 12 siswa hanya 2 orang yang memenuhinya.
KKM untuk mata pelajaran matematika di MI Darul Ulum adalah 65. Nilai
rata-rata dalam kelas tersebut adalah 50.
Guru masih menerapkan metode konveional ceramah, sehingga pada saat
proses pembelajaran berlangsung masih ditemukan ada siswa yang mengantuk
terutama siswa yang duduk dibarisan belakang, mengerjakan tugas lain,
bermain, mengobrol dengan temannya, dan berceloteh sendiri. Peneliti juga
4
menemukan bahwa siswa masih sangat pasif sekali dan merasa enggan bila
diminta oleh guru untuk maju kedepan mengerjakan tugas yang diberikan.
Berdasarkan masalah di atas guru selayaknya melakukan perubahan dalam
gaya mengajar siswa. Salah satunya melalui pembelajaran kooperatif type
Number Head Together. Melalui pembelajaran kooperatif akan membantu
mempermudah pemahaman. Menurut Roger dalam Huda (2013:29)
pembelajaran kooperatif merupakan aktifitas pembelajaran kelompok yang
diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada
perubahan informasi secara sosisal di antara kelompok-kelompok pembelajar
yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya
sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang
lain.
Menurut Suprijono (2013:58) pembelajaran kooperatif tidak sama dengan
sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran
kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan
asal-asalan. Unsur- unsur tersebut antara lain saling ketergantungan positif,
tanggung jawab individu, interaksi promotif, komunikasi antar anggota dan
pemprosesan kelompok.
Number Head Together (NHT) atau penomoran kepala merupakan varian
dari pembelajaran kooperatif. NHT dirancang untuk melibatkan lebih banyak
siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut
(Trianto,2009:82). Pembelajaaran menggunakan NHT ini sangatlah
5
bermaanfaat bagi guru maupun siswa, karena semua siswa akan selalu siap
dalam pembelajaran. Salah satu ciri dari metode ini adalah semua siswa diberi
nomor kemudian mereka di jadikan ke beberapa kelompok, mendiskusikan soal
yang diberikan kemudian guru memanggil nomor secara acak. Dengan begitu
semua siswa akan siap untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.
Melalui metode ini juga akan meningkatkan tanggung jawab dan kontribusi
dalam kelompok, karena semua siswa aktif dalam kelompok tersebut.
Ditambah dengan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran, siswa akan
lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran di kelas. Menurut Sudjono (2006:14)
alat peraga adalah alat yang berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan
suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Selain menggunakan
NHT, dengan adalanya bantuan alat peraga materi akan lebih jelas dan siswa
akan mudah untuk menangkap pelajaran. Dalam hal ini alat peraga yang di
gunakan adalah miniatur segitiga dan jajar genjang. Agar mempermudah siswa
untuk menyerap pembelajaran yang disampaikan oleh guru dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik mengangkat
judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar
Melalui Metode Number Head Together (NHT) Berbantu Alat Peraga Pada
Siswa Kelas 4 MI Darul Ulum Gatak Sugihan Tahun Ajaran 2015/2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah “apakah melalui penerapan metode
6
Number Head Together (NHT) berbantu alat peraga dapat meningkatkan hasil
belajar matematika pada siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah yang
sudah disebutkan di atas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak
Sugihan semester ganjil Tahun Ajaran 2014/2015 melalui penerapan metode
NHT (Numbered Head Together ) berbantu alat peraga jajar genjang dan
segitiga.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah sebagai salah satu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian melalui data yang terkumpul.
Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
(Arikunto, 1991: 62).
Jadi hipotesis tindakan adalah suatu jawaban sementara yang mungkin
benar atau salah yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam
penelitian berbentuk siklus kegiatan. Dalam penelitian tindakan kelas ini,
hipotesis tindakan yang diajukan adalah “Number Head Together berbantu alat
peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
materi bangun datar kelas IV MI DARUL ULUM Gatak, Sugihan, Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2015/201”.
7
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan atau referensi dalam penelitian yang terbaru, khususnya penerapan
metode NHT (Numbered Head Together ) berbantu media alat peraga.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Temuan-temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan oleh guru dalam merancang dan melaksanakan
progam pembelajaran dengan menggunakan alternatif model
pembelajaran
2) Memberikan pengalaman langsung kepada guru untuk
mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together dalam upaya meningkatkan hasil belajar
matematika siswa.
b. Bagi Siswa
1) Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Number Head Together dapat menumbuhkan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga menghilangkan rasa jenuh dan bosan yang
dialami siswa pada saat proses pembelajaran.
2) Membangun interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran di
kelas sehingga siswa turut serta dan aktif dalam proses
pembelajaran.
8
c. Bagi sekolah
Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran di sekolah serta menciptakan peserta didik yang
berkualitas.
d. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi
peneliti lain dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Number Head Together pada materi maupun mata pelajaran yang lain.
F. Definisi Operasional
Untuk menjelaskan judul penelitian ini, maka akan kami berikan
penjelasan beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini. Istilah- istilah yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Menurut Sudjana (1990:21), “Hasil Belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”.
2. Matematika
Matematika adalah ilmu hitung atau ilmu tentang perhitungan angka untuk
menghitung berbagai benda ataupun yang lainnya (Jannah,2011:17).
3. Bangun Datar
Bangun datar adalah bangun yang seluruh bagiannya terletak pada
bidang(permukaan) datar. Bangun datar disebut juga bangun dua dimensi
(Sunarjo,2007:100).
9
4. Metode Number Head Together
Number Head Together (NHT) yaitu belajar mengajar kepala bernomor.
Teknik yang dikembangkan oleh Russ Frank ini merupakan teknik yang
memberikan kesmpatan epada siswa untuk saling sharing ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Huda, 2013:138).
5. Alat Peraga (Jajargenjang dan Segitiga)
Alat peraga artinya alat bantu untuk menyampaikan pembelajaran atau
materi yang disampaikan supaya mudah dimengerti oleh siswa. Alat
peraga merupakan alat bantu atau sumber yang digunakan guru dalam
pembelajaran (Usman dan Asnawir,2002:13).
F. Metodologi penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam
situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang
dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para
peneliti, praktisi, dan orang awam (Burns, 1999 dalam bukunya Kunandar
2011:44).
PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan
melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan
pembelajaran (Arikunto 2008:105). Tujuan penelitian ini untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajarankatkan secara
berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional,
10
mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan
efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti
pada komunitas guru (Aqib, 2006:127)
PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam
siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat digambarkan
sebagai berikut (Arikunto 2008:74).
Gambar 1.1 Skema siklus Penelitian menurut Arikunto (2006: 16).
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kel.as IV MI
Darul Ulum Gatak Sugihan dengan jumlah keseluruhan 12 siswa yaitu 7
siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Peneliti menggunakan pola
kolaboratif yaitu peneliti sebagai pengamat dan guru yang
melaksanakannya. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester 1 tahun
ajaran 2014/2015.
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan
11
3. Langkah- langkah penelitian
Menurut Kurt Lewin dalam bukunya Zainal Aqib 2006: 21 dalam
pelaksanaan PTK mencakup empat langkah yaitu:
a. Perencanaan
1) Menyiapkan RPP Matematika dengan menerapkan metode number
head together pada mata pelajaran matematika.
2) Menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran.
3) Menyiapkan soal sebagai tes tertulis.
4) Mempersiapkan instrument penilaian.
b. Pelaksanaan tindakan
Tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan perencanaan
tindakan yang telah tertulis di RPP matematika. RPP tersebut terdiri dari
tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
c. Pengamatan
Bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan pengamatan
yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan
pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat
dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
d. Refleksi
Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan peneliti
bersama guru kelas melakukan analisis data mengenai proses, masalah,
dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi sesuai
12
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan melalui metode Number Head
Together (NHT).
4. Instrumen penilaian
a. Tes tertulis
Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode Number Head Together
dalam mata pelajaran matematika.
b. Lembar observasi
Alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman
observasi. Pedoman observasi ini berisikan catatan lapangan yang
mendiskripsikan proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa
setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan media audio
visual di samping itu juga observer mendokumentasikan dengan foto-
foto serta mencatat proses pembelajaran untuk mendapatkan data tentang
aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
5. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
dengan metode sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan
pencatatan secara sistematis. Metode ini digunakan untuk mengetahui
tingkat kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran berkaitan dengan
13
proses kegiatan belajar mengajar oleh guru dan siswa untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran matematika materi bangun datar.
c. Dokumentasi
Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh gambaran
mengenai kegiatan siswa kelas IV selama proses pembelajaran
matematika berlangsung. Dokumentasi berupa silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa, alat atau media
yang digunakan, nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, an
lain sebagainya yang danggap penting.
6. Analisis Data
Berdasarkan dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis
data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes
b. Menentukan kriteria nilai (60-100 tuntas dan 0-60 tidak tuntas)
c. Data keaktifan siswa diambil dari keaktifan siswa, ketika pembelajaran,
kemudian dianalisis dan dicari rata-rata menggunakan rumus.
d. Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus. Nilai per
tes untuk mengetahui seberapa efektif penggunaan metode number head
together dalam pembelajaran matematika.
14
Menurut Djamarah 2000 : 264 metode analisis dihitung menggunakan
statistik sederhana yaitu untuk mengetahui rata-rata dari hasil data observasi
maka dirumuskan: M =
Keterangan :
M = nilai rata-rata
∑× = jumlah semua nilai siswa
N = jumlah siswa (Djamarah, 2000: 264).
G. Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode Number Head Together (NHT) dikatakan berhasil
apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang
dirumuskan peneliti adalah:
a. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan ≥ 75%.
b. Ada perubahan prestasi belajar secara berkelanjutan (continue) dari
siklus I ke siklus II dan siklus III.
c. Siswa kelas IV memenuhi kriteria ketuntasan mimimal 65 dalam
pembelajaran Matematika.
H. Sistematika penulisan
Sitematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bagian awal berisi halaman sampul, lembar logo, halaman judul
skripsi, lembar persetujuan pembimbing, lembar persetujuan pengesahan,
lembar pernyataan keaslian penulisan, lembar moto penulis, lembar
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar bagan,
daftar diagram, daftar lampiran.
15
BAB I Berisi pendahuluan. menggambarkan secara global tentang bab-
bab berikutnya yang meliputi: latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, rumusan masalah, tujuaan
penelitian, hipotesis, kegunaan penelitaan, definisi operasional,
metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II Landasan Teori. Mencakup penjelasan metode number head
together (NHT), penjelasan pembelajaran matematika bangun
datar, dan penggunaan alat peraga.
BAB III Pelaksanaan penelitian. Meliputi subjek penitian yang berisi
tentang tempat dan waktu penelitian, deskripsi pra siklus,
siklus I, dan siklus II.
BAB IV Meliputi hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi per
siklus dan pembahasan.
BAB V Meliputi Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran.
Sedangkan pada bagian akhir pada skripsi ini terdiri dari daftar
pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latian atau pengalaman
yang diperoleh (Sam’s, 2010: 30). Hasil belajar dapat diperoleh sesudah
mengikuti proses belajar. Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan
oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya (Sudjana, 2013: 22).
Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa
seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang
diperolehnya melalui belajar. Hasil belajar merupakan perubahan yang
mengakibatkan orang berubah dalam perilau, sikap dan kemampuannya
(Sam’s, 2010: 34).
2. Klasifikasi Hasil Belajar
Klasifikasi hasil belajar meliputi tiga ranah yaitu kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotorik (Sam’s, 2010: 37). Sudjana (2013: 22)
Howard Kingley membagi tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan
dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Sistem
pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler
maupun tujuan instruksional, menggunakan hasil belajar dari Benyamin
17
Bloom yang secara gratis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
a. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektuan yang terdiri
dari enam aspek, yaknipengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintetis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif
tingkatrendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat
tinggi.
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaa, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
c. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomtorik, yakni
gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan
gerakan ekspresif dan interpretatif.
Dari uraian diatas yang menjadi indikator keberhasilan adalah ranah
kognitif dan afektif.
3. Penilaian Hasil Belajar
a. Pengertian Penilaian
Menurut Sudjana (2013: 3) penilaian adalah proses memberikan
atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria
tertentu, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian
18
nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria
tertentu.
b. Fungsi dan Tujuan Penilaian
1) Fungsi penilaian sebagai berikut :
a) Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional.
b) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar.
c) Dasar dalam menyusun laporan kemampuan belajar siswa kepada
orang tuannya.
2) Tujuan penilaian adalah sebagai berikut :
a) Mendiskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat
diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang
studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
b) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah
tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang
diharapkan.
c) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan
perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan
pengajaran serta strategi pelaksanaannya.
d) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak
sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
19
c. Jenis dan Sistem Penilaian
Menurut Djamarah (2006: 106) berdasarkan tujuan dan ruang
lingkupnya, penilaian prestasi belajar dapat digolongkan menjadi :
1) Penilaian Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa
pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes
ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan
tertentu dalam waktu tertentu.
2) Penilaian Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk
memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat
prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam
menentukan nilai rapot.
3) Penilaian Sumatif
Tes ini dijadikan untuk mengukur daya serap siwa terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester,
satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan
tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode
belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk
20
kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran
mutu sekolah.
B. Bangun Datar (Keliling dan Luas Segitiga, Jajargenjang)
Bangun datar adalah suatu bangun geometri yang berbentuk datar (rata)
yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai
tinggi dan tebal.
1. Jajargenjang
Jajargenjang merupakan bangun datar yang dibatasi oleh empat ruas
garis. Dua ruas garis yang berdekatan dan berpotongan di satu titik disebut
titik sudut. Daerah yang dibatasi oleh kedua ruas garis pada jajargenjang
dan membentuk sudut. Sudut-sudut yang dimiliki jajargenjang mempunyai
sifat yang tertentu serta menjadi salah satu ciri-ciri jajargenjang.
Perhatikan gambar berikut
Gambar 2.1 Jajargenjang ABCD
a. Sudut yang berhadapan besarnya sama.
<A = <B
<B = <D
b. Dua sudut yang berdekatan jumlahnya 180o.
A + B = 180o
B + C = 180o
21
C + D = 180o
D + A = 180o
c. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.
AB = CD dan AB // CD
AD = BC dan AD // BC
d. Diagonalnya saling berpotongan ditengah-tengah
AE = EC
BE = ED
2. Keliling dan luas jajargenjang
a. Keliling Jajargenjang
Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun datar.
Keliling jajargenjang sama dengan jumlah panjang ruas garis yang
membatasi jajargenjang tersebut.
Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD
Keliling jajargenjang ABCD adalah jumlah panjang sisi-sisinya,
yaitu dirumuskan sebagai berikut
K = AB + BC + CD + AD
Karena panjang AB = CD dan panjang AD = BC maka rumus
kelilingnya dapat ditulis : K = 2 x (AB + BC)
22
b. Luas Jajargenjang
Luas jajargenjang adalah daerah yang berada di dalam batas ruas-
ruas jajargenjang tersebut. Untuk menghitung luas daerah jajargenjang
diperlukan dua unsur dari jajargenjang yaitu alas dan tingginya. Yang
dimaksud tinggi pada jajargenjang adalah jarak terdekat dari salah satu
titik jajargenjang ke sisi depannya. Garis tinggi jajargenjang tegak
lurus terhadap alasnya.
Jika panjang alas jajargenjang ditulis “a”, tingginya ditulis “t” dan
luasanya ditulis “L” maka rumus luas jajargenjang dapat ditulis :
Luas jajargenjang = alas x tinggi atau L = a x t
Gambar 2.3 Jajargenjang
3. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah ruas garis.
Jenis-jenis segitiga ada dua yaitu :
a. Jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya.
Berdasarkan panjang sisinya, segitiga dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, dan segitiga
sembarang.
23
1) Segitiga Sama Sisi
Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama sisi jika panjang ketiga
sisinya sama, dan pada segitiga sama sisi berlaku sifat-sifat
sebagai berikut:
a) Ketiga sisinya sama panjang.
b) Mempunyai tiga sumbu simetri.
c) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan tiga cara.
d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya
dengan enam cara.
Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi
2) Segitiga Sama Kaki
Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama kaki jika panjang dua
sisinya sama. Pada segitiga sama kaki berlaku sifat-sifat sebagai
berikut:
a) Kedua sisinya sama panjang.
b) Mempunyai satu sumbu simetri.
c) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu cara.
24
d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya
dengan dua cara.
Gambar 2.5 Segitiga Sama Kaki
3) Segitiga Sembarang
Suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika ketiga
sisinya tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dapat juga
dikatakan, suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika
ketiga sisinya tidak ada yang sama panjang. Sifat-sifat yang
dimiliki segitiga sembarang sebagai berikut:
a) Tidak mempunyai sumbu simetri.
b) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu cara.
c) Dengan dibalik dan diputar dapat menempati bingkainya
dengan satu cara.
25
Gambar 2.6 Segitiga Sembarang
b. Jenis Segitiga Berdasarkan Besar Sudutnya
Berdasarkan besar sudutnya segitiga dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu segitiga siku-siku, segitiga lancip dan segitiga tumpul.
1) Segitiga Siku-siku
Suatu segitiga dinamakan segitiga siku-siku, jika salah satu
sudutnya adalah sudut siku-siku (90o). Pada segitiga siku-siku berlaku
sifat-sifat sebagai berikut:
a) Salah satu sudutnya 90o.
b) Dua sudut yang bukan siku-siku besarnya selalu sama.
c) Tidak mempunyai sumbu simetri.
d) Segitiga siku-siku ada dua macam yaitu segitiga siku-siku
sembarang dan segitiga siku-siku sama kaki.
2) Segitiga lancip
Suatu segitiga dinamakan segitiga lancip jika ketiga sudutnya
merupakan sudut lancip (< 90o). Pada setiap segitiga lancip berlaku
sifat-sifat berikut:
a) Semua besar sudutnya kurang dari 900.
26
b) Jika semua sudutnya sama besar, maka ,meruakan segitiga sama
sisi.
3) Segitiga Tumpul
Suatu segitiga dinamakan segitiga tumpul jika salah satu besar
sudutnya lebih besar dari 90o. Ada dua macam segitiga tumpul yaitu
segitiga tumpul sembarang dan segitiga tumpul sama kaki.
4. Keliling dan Luas Segitiga
a. Keliling Segitiga
Keliling segitiga dapat ditentukan dengan cara menghitung
masing-masing sisi segitiga kemudian menjumlahkannya.
Gambar 2.7 Segitiga ABC
Keliling segitiga ABC = AB + BC + CA
b. Luas Segitiga
Cara menentukan luas segitiga dapat menggunakan garis tinggi
segitiga atau dengan cara berikut ini:
Gambar 2.8 Pembentuk Segitiga
27
Berdasarkan gambar diatas dapat dikatakan bahwa segitiga ABC
terbentuk dari persegi panjang ABCD yang dibagi menjadi 2 bagian
yang sama. Jadi luas segitiga adalah setengah dari luas persegi
panjang maka diperoleh luas segitiga ABC.
Gambar 2.9 Segitiga ABC
Dalam segitiga tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi bawah disebut
alas(a) dan sisi tegak disebut tinggi(t). Sehingga luas
segitigadirumuskan :
C. Number Head Together (NHT)
1 Definisi Number Head Together (NHT)
NHT adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap
struktur kelas tradisional (Trianto, 2009 : 82-83). NHT pertama kali
dikembangkan oleh spenser kagen (1993) untuk melibatkan banyak siswa
28
dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
2 Langkah-langkah pembelajaran Number Head Together (NHT)
Menurut Trianto (2009:82) dalam mengajukan pertanyaan kepada
seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT :
a. Fase 1 : Penomoran.
Dalam fase ini, guru membagi siswa kedalam kelompok yg berisi 3-5
orang siswa dan kepada setiap anggota di beri nomor antara 1-5.
b. Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang materi yang
di ajarkan. Guru memberikan soal kepada setiap kelompok.
c. Fase 3 : Berpikir Bersama
Siswa bekerjasama untuk mengerjakan soal, kemudian menyatukan
pendapat terhadap jawaban pertanyaan tersebut dan memberi tahu
kepada setiap anggota agar semua anggota mengetahui jawabannya.
d. Fase 4 : Menjawab
Guru memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian nomor yang
disebutkan oleh guru mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan
untuk seluruh kelas.
Menurut Hamid (2011:29) langkah-langkah guru dalam pembelajaran
NHT adalah :
a. Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam kelompok tersebut
mendapat nomor kelompok.
29
b. Guru memberikan tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran yang
akan disampaikan dan masing-masing kelompok mengerjakannya
bersama kelompoknya.
c. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
setian anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui
jawaban yang mewakili dari kelompok tersebut.
d. Untuk membahas hasil dari setiap kelompok, guru memanggil nomor
kelompok tertentu untu membahas jawaban mereka, kemudian
memanggil nomor kelompok lain untuk memberi tanggapan atas
jawaban dari kelompok yang mempresentasikan jawabannya.
e. Terakhir guru memberikan kesimpulan terhadap jalannya pembahasan
dan pembelajaran tersebut.
3 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Number Head Together (NHT)
Menurut hamdani dalam Ratri (2013:12) model Number Head Together
(NHT) mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a. Kelebihan Number Head Together (NHT)
1) Setiap siswa menjadi siap semua.
2) Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
b. Kelemahan Number Head Together (NHT)
1) Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
2) Tidak semua anggota kelompok di panggil oleh guru.
30
D. Alat Peraga
1. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga merupakan alat untuk memperlihatkan pelajaran (Saliman
dan Sudarsono, 1994:178). Benda ini bisa digunakan untuk menjelaskan
suatu ide, prinsip atau hukum alam.
Alat peraga adalah alat-alat yang digunakan pendidik dalam
menyampaikan materi untuk membantu dan memperagakan sesuatu dalam
pembelajaran (http://sitesgoogles.com). Wujudnya dapat berupa benda yang
dapat menjelaskan suatu ide, prinsip, gejala. Alat peraga digunakan guru
untuk membantu memperjelas materi pembelajaran yang disampaikan
kepada siswa dan mencegah verbalisme dalam pembelajaran.
2. Fungsi Pokok dan Nilai Penggunaan Alat Peraga
Penggunaan alat peraga dapat memvisualkan sesuatu yang tidak dapat
dilihat atau sukar dilihat sehingga nampak lebih jelas. Menurut Sudjana
(2008:99-100) fungsi pokok alat peraga adalah sebagai berikut :
a. Sebagai alat bantu mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.
b. Membantu guru mengembangkan unsur dalam situasi pembelajaran
karena alat peraga merupakan bagian integral dalam pembelajaran.
c. Penggunaan alat peraga mendukung tujuan materi pelajaran.
d. Proses belajar menjadi lebih menarik perhatian siswa.
e. Mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam
menangkap suatu konsep.
f. Pembelajaran menjadi lebih lama diingat siswa.
31
Penggunaan alat peraga mempunyai nilai-nilai positif yang patut
dikembangkan. Nilai-nilai penggunaan alat peraga tersebut adalah
menghindari verbalisme, menarik minat dan perhatian siswa, memantapkan
hasil belajar. Memberi pengalaman konkret, menumbuhkan pemikiran yang
teratur dan berkesinambungan, membantu perkembangan pemikiran dan
kemampuan berbahasa dan membantu berkembangnnya efisiensi dan
pengalaman belajar (Sudjana,2008:100).
Penggunaan alat peraga secara optimal dan tepat sasaran akan
memunculkan pembelajaran yang mudah di pahami siswa. Pembelajaran
juga dapat menjadi bermakna sehingga menimbulkan minat untuk
mempelajarinya.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian ini
yaitu penelitian tentang salah satu materi pada mata pelajaran matematika yaitu
materi tentang keliling dan luas jajargenjang dan segitiga serta pengunaan
metode number head together yang akan dijadikan kajian pustaka dalam
penelitian (Dessi dan Kusumadani, 2014/2015).
Dessi (2014), menulis skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatan Hasil
Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematikia Pokok Bahasan Hubungan Antar
Satuan Kelas III di MI Nurul Huda Raji Demak Tahun Ajaran 2014/2015.
Hasil penelitian ini menujukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika,
hal itu dibuktikan dengan adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Siklus I,
32
nilai rata-rata tes hasil belajar siswa adalah 65,21% sedangkan pada siklus II
nilai rata-rata tes hasil belajarnya menjadi 66,7% dan pada siklus III nilai rata-
rata tes hasil belajarnya menjadi 91,76%. Berdasarkan dari ketiga siklus
tersebut terdapat peningkatan dengan selisih 2,49 dari siklus I ke siklus II dan
25,06 dari siklus II ke siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa metode
pembelajaran number head together efektif digunakan pada mata pelajaran
Matematika dalam materi yang lain yaitu materi hubungan antar satuan pada
kelas III.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Kusumadani (2015), yang
menjelaskan mengenai penggunaan metode project based learning untuk
meningkatkan hasil belajar Matematika materi keliling dan luas bangun datar
pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang kecamatan Simo tahun
2015/2016. Keberhasilan penelitian ini dapat ditunjukkan dari ketuntasan
belajar klasikal yang cukup signifikan antara siklus I (47%), siklus II (75%)
dan siklus III (88%). Peningkatan hasil belajar juga didukung dengan
peningkatan pengelolaan dan aktivitas belajar siswa. Pengelolaan pembelajaran
mengalami peningkatan skor rata-rata siklus I 70% (baik), pada siklus II 86,8%
(sangat baik) dan siklus III 88,89% (sangat baik) . Sedangkan aktivitas belajar
siswa juga mengalami peningkatan skor rata-rata siklus I 68,8% (baik) menjadi
76,3% (baik) pada siklus II dan menjadi 80,01% (sangat baik) pada siklus III.
Beberapa penelitian tindakan kelas dengan penggunaan metode number
head together dan menggunakan materi keliling dan luas bangun datar tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa matematika tidaklah sulit dan metode number
33
head together dapat diterapkan pada materi apapun. Karena dengan
penggunaan berbagai strategi, metode maupun media yang aktif dan kreatif
membuat siswa merasa senang dan lebih antusias, karena siswa dapat ikut serta
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Perbedaan antara penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang
dilakukan peneliti adalah terletak pada metode yang dijadikan penelitian dan
pemilihan materi. Pada penelitian terdahulu peneliti menggunakan number
head together dan hubungan antar satuan. Dan penenelitian yang selanjutnta
adalah penggunaan PBL dan bangun datar. Sedangkan pada penelitian ini
peneliti menggunakan metode number head together untuk materi bangun
datar. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan penerapan metode number
head together yang berbantu alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak dalam materi bangun datar.
34
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Darul Ulum Gatak
1. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian : MI Darul Ulum
Almat Lengkap : Gatak, Sugihan, Kec.Tengaran, Kab.Semarang
Mata Pelajaran : Matematika
Materi pokok : Keliling dan Luas Bangun Datar
Kelas : IV (empat)
2. Visi dan Misi MI Darul Ulum Gatak
a. Visi
1) Membangun prestasi sejak dini
2) Menuju generasi yang islami.
b. Misi
1) Membentuk generasi yang bertaqwa, mandiri, hormat dan santun.
2) Membentuk generasi yang cerdas, kreatif, mencintai Almamater dan
berjiwa pratriotisme.
3) Membentuk generasi yang berwawasan luas baik Nasional maupun
Internasional.
4) Membentuk generasi yang mencintai agama, alam dan budaya
indonesia sebagai jati diri bangsa.
3. Keadaan Guru dan Siswa MI Darul Ulum Gatak
35
a. Keadaan Guru MI Darul Ulum
Keadaan guru atau staf pengajar di MI Darul Ulum, Kecamatan
Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2015 berjumlah 7 orang. Nama-
nama pengajar atau guru secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Data Nama Guru MI Darul Ulum Gatak Tahun 2015
No. Nama
Jenjang
Pendidikan
Jabatan
1. Mardliyah, S.Pd.I S1 Kepala Sekolah
2. Muhamad Mutaqin,S.Pd.I S1 Guru Kelas
3. Arfiatul Muizzah,S.Pd.I S1 Guru Kelas
4. Nur Arifah,S.Pd.I S1 Guru Kelas
5. Siti Kusmiyati,S.Pd.I S1 Guru Kelas
6. M. Zainil Imtihan,S.Pd.I S1 Guru Kelas /
Penjaskes
7. Indra Winarningsih,S.Ag S1 Guru Kelas
b. Keadaan Siswa MI Darul Ulum Gatak
Jumlah siswa secara keseluruhan di MI Darul Ulum Gatak Tahun
2015 berjumlah 87 siswa. Di bawah ini adalah data siswa MI Darul Ulum
Gatak Tahun 2015.
Tabel 3.2 Data Siswa MI Darul Ulum Gatak Tahun 2015
36
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. I 18 5 23
2. II 10 4 14
3. III 8 6 14
4. IV 7 5 12
5. V 7 3 10
6. VI 8 6 14
Jumlah 58 29 87
4. Subyek Penelitian
Siswa kelas IV di MI Darul Ulum Gatak berjumlah 12 anak yang terdiri
dari 7 laki-laki dan 5 perempuan. Di bawah ini adalah data siswa kelas 4 MI
Darul Ulum Gatak :
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas 4 di MI Darul Ulum Gatak.
No. Nama
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1. Rochayati √
2. Muhammad Haikal Aziz
Nugraha
√
3. Aini Nur Faizah √
4. Ian Bayu Apriliant √
5. Nayla Anisa Fauzia √
6. Marcell Mayraldi √
37
7. Muhammad Khoirul Rizal √
8. Sisilia Putri Cahyaningrum √
9. Febri Ariya Anggita √
10. Aista Hafis Novianto √
11. Muhammad Farid Ilham √
12. Muhamad Fajar Nur Hasim √
B. Deskripsi Pelaksanaan Per-siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari :
1) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
2) Menyiapkan perangkat/media pembelajaran berupa gambar, lembar
tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada siklus I. Lembar observasi siswa untuk mengamati proses
pembelajaran dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk
mengetahui perkembangan guru dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 15 Oktober 2015
dengan materi tentang keliling dan luas segitiga dan jajargenjang. Pada
38
siklus ini peneliti menggunakan metode Number Head Together. Tahap-
tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan pendahuluan
Apersepsi :
a) Guru mengkondisikan siswa
b) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa
bersama-sama
c) Guru menanyakan kabar siswa dan mengabsen siswa
d) Guru bertanya kepada siswa benda-benda yang ada di rumah yang
merupakan bangun datar.
e) Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi :
a) Guru bertanya jawab dengan siswa apa itu bangun datar.
b) Guru menunjukkan model bangun datar jajargenjang dan segitiga.
c) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang jenis bangun
datar jajargenjang dan segitiga serta sifat-sifatnya untuk menggali
pengetahuan awal siswa.
d) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa untuk
bergabung dengan kelompoknya masing-masing
e) Setiap siswa di beri nomor.
Elaborasi :
39
a) Guru membagikan materi cara mencari keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga.
b) Guru memberikan soal tentang keliling dan luas jajar genjang.
c) Guru meminta siswa untuk berdiskusi bersama kelompoknya dan
menyatukan pendapat
d) Setiap kelompok harus memastikan setiap anggotanya mengetahui
jawabannya
e) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama
menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
f) Guru memantau setiap kelompok dan mempersilahkan siswa
untuk bertanya jika ada kesulitan.
Konfirmasi:
a) Guru mengecek pemahaman siswa dengan memanggil salah satu
nomor secara acak dari salah satu kelompok.
b) Siswa yang di tunjuk maju kedepan untuk menjawab pertanyaan,
jawaban dari siswa yang ditunjuk merupakan wakil dari jawaban
kelompok.
c) Kelompok lain menanggapi, terutama yang memiliki nomor yang
sama dengan siswa yang maju
d) Guru memberikan penghargaan berupa tanda bintang kepada
kelompok yang menjawab betul
3) Kegiatan Penutup
40
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
b) Guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai proses
pembelajaran.
c) Guru memberikan penguatan/ motivasi kepada siswa.
d) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
c. Observasi
Tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan adalah tahap observasi
atau pengamatan. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui Selama
pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi untuk
mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran menggunakan metode NHT
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
d. Refleksi
Hasil belajar pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat beberapa hal
yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran
Matematika dengan menggunakan metode Number Head Together.
Berikut penjelasannya :
1) Hal-hal yang mendukung kegiatan pembelajaran :
a) Guru cukup jelas dalam mengucapkan salam.
b) Guru cukup jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.
c) Alat peraga cukup menarik perhatian siswa.
d) Guru cukup baik dalam penguasaan materi.
e) Metode number head together dapat diterapkan dalam
pembelajaran.
41
f) Soal evaluasi baik individu maupun kelompok diberikan guru
jelas.
g) Siswa dapat mengerjakan soal secara tertib dan mengerjakan
tugas kelompok dengan baik.
2) Hal-hal yang menghambat kegiatan pembelajaran :
a) Guru belum mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
b) Guru kurang pandai untuk menarik perhatian siswa.
c) Materi yang dijelaskan oleh guru terlalu cepat.
d) Guru belum bisa memancing keingintahuan siswa.
e) Kondisi kelas kurang kondusif karena pengelolaan kelas yang
masih kurang.
f) Siswa kurang dalam merespon panggilan guru.
g) Siswa sering bergurau dan berbicara sendiri sehingga kurang
memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.
h) Siswa kurang memanfaatkan kesempatan untuk bertanya kepada
guru mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh
guru.
i) Siswa kurang dalam menyimpulkan materi yang telah diajarkan
oleh guru.
3) Ide perbaikan dalam kegiatan pembelajaran :
a) Guru harus mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
b) Melakukan presensi kehadiran dengan jelas.
c) Penguasaan materi dan penjelasan harus ditingkatkan.
42
d) Guru harus lebih jelas dalam memberikan instruksi.
e) Guru lebih meningkatkan dalam membimbing dan menarik
perhatian siswa.
f) Guru harus membut siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
g) Meningkatkan pengelolaan kelas dengan baik.
h) Guru harus lebih tegas kepada siswa yang berbicara atau bermain
sendiri.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan
melakukan tindakan dari ide-ide perbaikan pada siklus II untuk
memperbaiki hasil belajar pada siklus I.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II, peneliti memberi arahan pada siswa untuk
lebih aktif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung agar indikator
pembelajaran tercapai. Beberapa tahap yang dilakukan peneliti antara lain:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari :
1) Memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.
2) Menyiapkan lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar siswa pada siklus II.
43
3) Menyiapkan lembar observasi siswa untuk mengamati proses
kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa.
4) Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru dalam
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 21 Oktober 2015. Pada
siklus II ini peniliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
1) Pendahuluan
Apersepsi :
a) Guru mengkondisikan siswa agar tidak ramai dan memeriksa
kerapian siswa
b) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa
bersama-sama
c) Guru menanyakan kabar siswa dan mempresensi kehadiran siswa
d) Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang kemarin telah
dibahas.
e) Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran
44
2) Kegiatan Inti
Eksplorasi:
a) Guru menunjukkan model bangun datar segitiga dan jajargenjang.
b) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bangun datar
segitiga dan jajargenjang dan ciri-cirinya untuk menggali
pengetahuan awal siswa.
c) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa untuk
bergabung dengan kelompoknya masing-masing.
d) Guru memberikan nomor kepada setiap anak.
Elaborasi :
a) Guru membagikan materi tentang menghitung keliling dan luas
segitiga dan jajargenjang kepada setiap kelompok.
b) Guru memberika soal tentang menghitung keliling dan luas segitiga
dan jajar genjang.
c) Guru meminta setiap kelompok mengerjakan soal tersebut
d) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama
menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
e) Setiap anggota harus memastikan setiap anggotanya mengetahui
jawaban dari soal
f) Guru memantau masing-masing kelompok dan mempersilahkan
siswa untuk bertanya jika ada kesulitan.
45
Konfirmasi :
a) Guru mengecek pemahaman siswa dengan memanggil salah satu
nomor secara acak dari salah satu kelompok.
b) Siswa yang di tunjuk maju kedepan untuk menjawab pertanyaan,
jawaban dari siswa yang ditunjuk merupakan wakil dari jawaban
kelompok.
c) Kelompok lain menanggapi, terutama yang memiliki nomor yang
sama dengan siswa yang maju
d) Guru memberikan penghargaan berupa tanda bintang kepada
kelompok yang menjawab betul.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
b) Guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai proses
pembelajaran.
c) Guru memberikan penguatan/ motivasi agar siswa lebih giat belajar.
d) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai hasil
belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui metode
Number Head Together. Aspek pengamatan dalam penelitian siklus II ini
sama dengan siklus I yaitu mencakup aspek pengamatan pada guru dan
siswa.
46
d. Refleksi
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini
jumlah siswa yang memperhatikan semakin banyak dibanding siklus
sebelumnya, siswa dapat memperhatikan materi dan mengikuti
pembelajaran dengan kondusif. Pada siklus II ini peneliti telah berhasil
dalam meningkatkan hasil belajar matematika melalui metode Number
Head Together pada materi keliling dan luas segitiga dan jajargenjang.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, kondisi awal siswa
dalam kegiatan belajar Matematika masih menunjukkan rendahnya
kemampuan siswa dalam menerima pelajaran. Kondisi awal ini menjadi
acuan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV
Darul Ulum Gatak, Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten semarang.
Berdasarkan pengamatan terhadap siswa sebelum melakukan
penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan siswa masih rendah terhadap
mata pelajaran matematika (MAT). Hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika sebelum penelitian sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Nilai Sebelum Tindakan
NO
NAMA NILAI
1 Rochayati 45
2 Muhammad Haikal Aziz Nugraha
45
3 Aini Nur Faizah 61
4 Ian Bayu Apriliant 55
5 Nayla Anisa Fauzia 75
6 Marcell Mayraldi 65
7 Muhammad Khoirul Rizal 62
8 Sisilia Putri Cahyaningrum 64
9 Febri Ariya Anggita 75
10 Aista Hafis Novianto 64
11 Muhammad Farid Ilham 55
48
12 Muhamad Fajar Nur Hasim 35
Berdasarkan data nilai di atas dapat digambarkan dalam tabel
frekuensi berikut ini :
Tabel 4.2 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan
No Nilai Frekuensi Prosentase
1 91- 100 0 0%
2 81- 90 0 0%
3 71- 80 2 17%
4 61- 70 2 41%
5 51- 60 5 17%
6 41- 50 2 17%
7 31- 40 1 8%
8 21- 30 0 0%
9 11- 20 0 0%
Jumlah 12 100%
Rata- rata 58,5
Tabel diatas dapat digambarkan dalam bentuk grafik berikut :
49
Gambar 4.1 Grafik Data Frekuensi Sebelum Tindakan
Berdasarkan data hasil yang terlihat pada tabel 4.1 dapat diuraikan
melalui tabel keterangan berikut ini :
Tabel 4.3 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan
No Keterangan HasilAwal
1. Nilai Terendah 35
2. Nilai Tertinggi 75
3. Nilai Rata- Rata Kelas 58,66
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65
5. Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 2
6. Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai di Bawah KKM 10
7. Prosentasi Siswa yang Mencapai KKM 20%
0
1
2
3
4
5
6 Rentang Nilai Sebelum Tindakan
Rentang Nilai
50
Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang telah
tuntas sebanyak 2 siswa (20%), sedangkan siswa yang belum tuntas
sebanyak 10 siswa (80%). Hasil ini membuktikan masih rendahnya nilai
ketuntasan hasil belajar yang tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan
minimial (KKM) yang diharapkan. Data di atas menjadi dasar dalam
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Number Head
Together di MI Darul Ulum Gatak, Sugihan, Kecamatan Tengaran,
Kabupaten Semarang.
2. Deskripsi pelaksanaan siklus I
a. Kegiatan Perencanaan Siklus I
Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari : 1).
Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat sesluruh konsep kegiatan pembelajaran, 2). Menyiapkan
perangkat/media pembelajaran berupa gambar, lembar tes formatif
yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I.
Lembar observasi siswa untuk mengamati proses pembelajaran dan
kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahu
perkembangan guru dalam pembelajaran.
b. Proses Pembelajaran Siklus I
1) Pelaksanaan: Proses pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari
Kamis 15 Oktober 2015.
51
2) Bahan pembelajaran: materi keliling dan luas segitiga dan
jajargenjang.
3) Siswa yang hadir: 12 siswa (100%).
4) Alat dan sumber pembelajaran: Model bangun datar sederhana. Buku
Matematika halaman 82-90.
5) Kegiatan pokok pembelajaran :
a) Guru bertanya jawab dengan siswa apa itu bangun datar.
b) Guru menunjukkan model bangun datar jajargenjang dan segitiga.
c) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang jenis bangun
datar jajargenjang dan segitiga serta sifat-sifatnya untuk menggali
pengetahuan awal siswa.
d) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa
untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing.
e) Setiap siswa di beri nomor.
f) Guru membagikan materi cara mencari keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga.
g) Guru memberika soal tentang cara mencari keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga.
h) Guru meminta siswa untuk berdiskusi bersama kelompoknya dan
menyatukan pendapat.
i) Setiap kelompok harus memastikan setiap anggotanya
mengetahui jawabannya.
52
j) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama
menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
k) Guru memantau setiap kelompok dan mempersilahkan siswa
untuk bertanya jika ada kesulitan.
6) Metode yang diterapkan: Number Head Together.
7) Evaluasi: setiap kelompok maju kedepan membacakan hasil diskusi.
c. Pendukung pelaksanaan Siklus I
1) Guru cukup jelas dalam mengucapkan salam.
2) Guru cukup jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Media cukup menarik perhatian siswa.
4) Guru cukup baik dalam penguasaan materi.
5) Metode Number Head Together dapat diterapkan dalam
pembelajaran.
6) Soal yang evaluasi baik individu maupun kelompok diberikan guru
jelas.
7) Siswa dapat mengerjakan soal secara tertib dan mengerjakan tugas
kelompok dengan baik.
d. Penghambat Pelaksanaan Siklus I
1) Guru belum mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
2) Guru kurang pandai untuk menarik perhatian siswa.
3) Materi yang dijelaskan oleh guru terlalu cepat.
4) Guru belum bisa memancing keingintahuan siswa.
53
5) Kondisi kelas kurang kondusif karena pengelolaan kelas yang masih
kurang.
6) Siswa kurang dalam merespon panggilan guru.
7) Siswa sering bergurau dan berbicara sendiri sehingga kurang
memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.
8) Siswa kurang memanfaatkan kesempatan untuk bertanya kepada
guru mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh
guru.
9) Siswa kurang daam menyimpulkan materi yang telah diajarkan oleh
guru.
e. Hasil evaluasi siklus I
1) Hasil pengamatan terhadap siswa
Pada siklus I diperoleh dengan menggunakan lembar observasi
pada siswa dan tes formatif. Berikut adalah tabel hasil pengamatan
pada siswa.
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No Nama Siswa
Aspek yang di nilai
Jml
Keaktifan
siswa
Perhatian
siswa
Penguasaa
n materi
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Rochayati √ √ √ 6
2. M. Haikal Aziz √ √ √ 4
3. Aini Nur Faizah √ √ √ 9
54
4. Ian Bayu A √ √ √ 6
5. Nayla Anisa Fauziah √ √ √ 4
6. Marcell Mayraldi √ √ √ 5
7. M Khoirul Rizal √ √ √ 7
8. Sisilia Putri C √ √ √ 6
9. Febri Ariya A √ √ √ 7
10. Aista Hafis N √ √ √ 5
11. M Farid Ilham √ √ √ 6
12. M Fajar Nur Hasim √ √ √ 6
Keterangan :
Keaktifan
3 = aktif
2 = kurang aktif
1 = tidak aktif
Perhatian
3 = perhatian
2 = kurang perhatian
1 = tidak perhatian
55
Penguasaan Materi
3 = menguasai
2 = kurang menguasai
1 = tidak menguasai
Data di atas menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada siklus I ini
sudah cukup baik, namun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif.
Dalam bertanya siswa masih takut terhadap guru.Perhatian siswa dalam
pelajaran juga belum sepenuhnya tercurahkan pada pembelajaran. Masih
ada beberapa siswa yang belum dapat menguasai materi.
Berikut ini adalah data hasil belajar siswa pada siklus I :
NO NAMA NILAI
1 Rochayati 55
2 Muhammad Haikal Aziz Nugraha
55
3 Aini Nur Faizah 80
4 Ian Bayu Apriliant 55
5 Nayla Anisa Fauzia 80
6 Marcell Mayraldi 70
7 Muhammad Khoirul Rizal 65
8 Sisilia Putri Cahyaningrum 70
9 Febri Ariya Anggita 75
10 Aista Hafis Novianto 75
11 Muhammad Farid Ilham 65
12 Muhamad Fajar Nur Hasim 40
Tabel 4.5 Daftar Nilai Siklus I
Berdasarkan data nilai diatas dapat digambarkan dalam tabel frekuensi
sebagai berikut :
56
No Nilai Frekuensi Prosentase Kategori
1. 91- 100 0 0% Istimewa
2. 81- 90 2 17% Baik Sekali
3. 71- 80 4 33% Baik
4. 61- 70 2 17% Lebih dari Cukup
5. 51- 60 3 25% Cukup
6. 41- 50 1 8% Hampir Cukup
7. 31- 40 0 0% Kurang
8. 21- 30 0 0% Kurang sekali
9. 11- 20 0 0% Tidak baik
Jumlah 12 100%
Rata- rata 65,4
Tabel 4.6 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Hasil data yang diperoleh dari tabel 4. 4 diatas dapat dilihat bahwa
pada siklus 1, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori hampir
cukup sebanyak 1 anak (8%), kategori cukup sebanyak 3 anak (25%),
kategori lebih dari cukup sebanyak 2 anak (17%), kategori baik sebanyak
4 anak (33%), dan kategori baik sekali sebanyak sebanyak 2 anak (17%).
Jumlah keseluruhan siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 8 siswa
atau 67%. Dari tabel 4. 7 tersebut dapat digambarkan dalam bentuk
grafik sebagi berikut:
57
Gambar 4.2 Grafik Data Frekuensi Siswa Siklus I
2) Hasil Pengamatan Terhadap Guru
Hasil pengamatan terhadap guru pada kegiatan pembelajaran
siklus 1 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus I
No
Aspek yang dinilai
Skala Nilai
A B C D E
5 4 3 2 1
1. Membuat RPP √
2. Menyesuaikan bahan ajar √
3. Menyusun materi √
4. Memilih media yang tepat √
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
91- 100
81- 90 71- 80 61- 70 51- 60 41- 50 31- 40 21- 30 0 - 20
fre
kue
nsi
nilai
Data Frekuensi Nilai Siswa Siklus 1
rentang nilai
58
5. Memiih sumber belajar √
6. Memilih metode yang tepat √
7. Memotivasi siswa √
8. Menjelaskan materi √
9. Membantu siswa yang kesulitan √
10. Memfasilitasi siswa dalam belajar √
11. Guru dan murid membuat kesimpulan √
Catatan : Setiap jawaban diberi nilai (skor) dengan skala berikut :
A = 5 (sangat baik)
B = 4 (baik)
C = 3 (cukup)
D = 2 (sedang)
E = 1 (kurang)
Keterangan skala penilaian :
45-55 : guru yang sangat baik = A
34-44 : guru yang baik = B
23-33 : guru yang cukup baik = C
12-22 : guru yang sedang = D
1-11 : guru yang kurang baik = E
Dari lembar observasi guru di atas terdapat 11 aspek yang
dinilai, skor maksimal adalah sebanyak 55. Skor yang diperoleh guru
pada siklus I ini adalah 39 yaitu termasuk guru yang baik. Perincian
59
dari 11 aspek penilaian tersebut adalah 1 aspek memperoleh skor 5, 5
aspek memperoleh masing-masing dengan skor 4, 3 aspek
memperoleh masing-masing dengan skor 3, 2 aspek memperoleh
masing-masing dengan skor 2.
f. Refleksi Siklus I
Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus I, peneliti
menemukan adanya kekurangan, baik dari siswa maupun guru. Hal itu
dapat dilihat dari tabel hasil pengamatan terhadap siswa dan
pengamatan terhadap guru. Banyak siswa yang kurang aktif, perhatian
terhadap pembelajaran juga masih kurang dan penguasaan materi
yang masih rendah. Hal itu terlihat dari siswa yang nilainnya dibawah
KKM. Selain itu guru juga masih banyak kekurangan dalam beberapa
aspek, hal itu dapat dilihat pada tabel 4.7, ada beberapa aspek yang
belum memenuhi kriteria baik. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
perlu melakukan tindakan kembali pada siklus yang selanjutnya,
sehingga semua siswa dapat memenuhi indikator keberhasilan yang
telah ditentukan.
3. Deskripsi pelaksanaan Siklus II
a. Kegiatan Perencanaan Siklus II
Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari :
1). Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
memuat sesluruh konsep kegiatan pembelajaran, 2). Menyiapkan alat
60
peraga pembelajaran berupa bangun datar sederhana, lembar tes formatif
yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I.
Lembar observasi siswa untuk mengamati proses pembelajaran dan
kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahu
perkembangan guru dalam pembelajaran.
b. Proses Pembelajaran Siklus II
1) Pelaksanaan: Proses pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari
Sabtu tanggal 21 Oktober 2015.
2) Bahan pembelajaran: materi keliling dan luas jajar genjang dan
segitiga.
3) Siswa yang hadir: 12 siswa (100%).
4) Alat dan sumber pembelajaran: bangun datar sederhana segitiga dan
jajargenjang. Buku Matematika halaman 82 – 90.
5) Kegiatan pokok pembelajaran :
a) Guru menunjukkan model bangun datar segitiga dan jajargenjang.
b) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bangun datar
segitiga dan jajargenjang dan ciri-cirinya untuk menggali
pengetahuan awal siswa.
c) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa
untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing.
d) Guru memberikan nomor kepada setiap anak.
e) Guru membagikan materi tentang menghitung keliling dan luas
segitiga dan jajargenjang kepada setiap kelompok.
61
f) Guru memberikan soal tentang keliling dan luas jajargenjang dan
segitiga.
g) Guru meminta setiap kelompok mengerjakan soal tersebut.
h) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama
menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
i) Setiap anggota harus memastikan setiap anggotanya mengetahui
jawaban dari soal.
j) Guru memantau masing-masing kelompok dan mempersilahkan
siswa untuk bertanya jika ada kesulitan..
6) Metode yang diterapkan: number head together.
7) Evaluasi: setiap kelompok maju kedepan membacakan hasil diskusi.
c. Pendukung pelaksanaan Siklus II
1) Respon positif dari siswa pada saat guru menjelaskan materi.
2) Siswa mulai aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3) Adanya peningkatan nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Matematika.
d. Penghambat Pelaksanaan Siklus II
Penghambat dalam pelaksanaan siklus II ini adalah adanya
beberapa siswa yang perlu dibimbing dan dipantau secara khusus
(individual).
e. Hasil evaluasi siklus II
1) Hasil pengamatan terhadap siswa
62
Pada siklus II diperoleh dengan menggunakan lembar observasi
pada siswa dan tes formatif. Berikut adalah tabel hasil pengamatan
pada siswa.
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
No Nama Siswa
Aspek yang di nilai
Jml Keaktifan
siswa
Perhatian
siswa
Penguasaan
materi
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Rochayati √ √ √ 8
2. M. Haikal Aziz √ √ √ 7
3. Aini Nur Faizah √ √ √ 9
4. Ian Bayu A √ √ √ 8
5. Nayla Anisa Fauziah √ √ √ 4
6. Marcell Mayraldi √ √ √ 6
7. M Khoirul Rizal √ √ √ 7
8. Sisilia Putri C √ √ √ 7
9. Febri Ariya A √ √ √ 8
10. Aista Hafis N √ √ √ 6
11. M Farid Ilham √ √ √ 7
12. M Fajar Nur Hasim √ √ √ 6
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa keaktifan, perhatian dan
penguasaan siswa pada siklus II ini semakin meningkat. Hasil belajar siswa
dengan menggunakan tes formatif diperoleh data sebagai berikut :
NO NAMA
NILAI
1 Rochayati 70
63
2 Muhammad Haikal Aziz Nugraha 75
3 Aini Nur Faizah 100
4 Ian Bayu Apriliant 70
5 Nayla Anisa Fauzia 95
6 Marcell Mayraldi 75
7 Muhammad Khoirul Rizal 75
8 Sisilia Putri Cahyaningrum 85
9 Febri Ariya Anggita 75
10 Aista Hafis Novianto 85
11 Muhammad Farid Ilham 70
12 Muhamad Fajar Nur Hasim 75
Tabel 4.9 Data Nilai Siklus II
Berdasarkan data nilai diatas dapat digambarkan dalam tabel frekuensi
sebagai berikut :
No Nilai Frekuensi Prosentase Kategori
1 91- 100 2 17% Istimewa
2 81- 90 2 17% Baik Sekali
3 71- 80 5 41% Baik
4 61- 70 3 25% Lebih dari Cukup
5 51- 60 0 0% Cukup
6 41- 50 0 0% Hampir Cukup
7 31- 40 0 0% Kurang
64
8 21- 30 0 0% Kurang sekali
9 11- 20 0 0% Tidak baik
Jumlah 12 100%
Rata- rata 79,13
Tabel 4.10 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Hasil data yang diperoleh dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa
pada siklus II, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori lebih dari
cukup sebanyak 3 anak (25%), kategori baik sebanyak 5 anak (41%),
kategori baik sekali sebanyak 2 anak (17%), dan kategori istimewa
sebanyak 2 anak (17%). Jumlah keseluruhan siswa yang mencapai nilai
KKM sebanyak 12 siswa atau 100%. Dari tabel 4. 7 tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk grafik sebagi berikut:
65
Gambar 4.3 Grafik Data Frekuensi Siswa SiklusII
2) Hasil Pengamatan Terhadap Guru
Hasil pengamatan terhadap guru pada kegiatan pembelajaran
siklus 1 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Data Hasil Pengamatan Guru pada Siklus II
No
Aspek yang dinilai
Skala Nilai
A B C D E
5 4 3 2 1
1. Membuat RPP √
2. Menyesuaikan bahan ajar √
3. Menyusun materi √
0
1
2
3
4
5
6
91- 100
81- 90
71- 80
61- 70
51- 60
41- 50
31- 40
21- 30
0 - 20
fre
kue
nsi
Nilai
Tabel Frekuensi Nilai Siswa Siklus II
rentang nilai
66
4. Memilih media yang tepat √
5. Memilih sumber belajar √
6. Memilih metode yang tepat √
7. Memotivasi siswa √
8. Menjelaskan materi √
9. Membantu siswa yang kesulitan √
10. Memfasilitasi siswa dalam belajar √
11. Guru dan murid membuat kesimpulan √
Catatan : Setiap jawaban diberi nilai (skor) dengan skala berikut :
A = 5 (sangat baik)
B = 4 (baik)
C = 3 (cukup)
D = 2 (sedang)
E = 1 (kurang)
Keterangan skala penilaian :
45-55 : guru yang sangat baik = A
34-44 : guru yang baik = B
23-33 : guru yang cukup baik = C
12-22 : guru yang sedang = D
1-11 : guru yang kurang baik = E
Berdasarkan lembar observasi guru di atas terdapat 11 aspek
yang dinilai, skor maksimal adalah sebanyak 55. Skor yang diperoleh
guru pada siklus II ini adalah 49 yang termasuk kategori guru yang
67
sangat baik. Perincian dari 11 aspek penilaian tersebut adalah 5 aspek
memperoleh masing-masing skor 5, dan6 aspek memperoleh masing-
masing 4 skor.
f. Refleksi Siklus II
Berdasarkan perbaikan pada siklus II ini, keadaan kelas menjadi
lebih kondusif dikarenakan guru mampu mengkondisikan kelas
dengan baik sehingga siswa yang memperhatikan semakin banyak.
Kekurangan dari siklus II ini hanya terdapat satu siswa yang belum
dapat menyimpulkan materi yang telah diajarkan. Siklus II ini peneliti
telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar matematika melalui
metode Number Head Together pada materi keliling dan luas segitiga
dan jajargenjang.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah melakukan berbagai kegiatan pada siklus I dan II diperoleh
data nilai Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode number
head together. Berikut hasil penelitian siklus I dan siklus II:
1. Siklus I
Hasil pengamatan siklus I diperoleh data nilai hasil belajar yang
disusun dalam bentuk frekuensi. Kemudian disimpulkan dalam bentuk tabel
dibawah ini :
Tabel 4. 12 Rata- Rata Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Keterangan Nilai
1 Nilai Terendah 40
68
2 Nilai Tertinggi 80
3 Nilai Rata- Rata Kelas 65,4
4 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65
5 Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 8
6 Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai di Bawah
KKM
4
7 Prosentasi Siswa yang Mencapai KKM 66%
Berdasarkan tabel di atas siswa yang telah mencapai KKM adalah
sebanyak 8 siswa (66%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM
adalah 4 siswa (34%). Pada siklus I ini hasil belajar siswa mengalami
peningkatan dari kondisi awal sebelum penelitian.
2. Siklus II
Data hasil belajar siswa pada siklus II dapat disimpulkan dengan
tabel di bawah ini :
Tabel 4. 13 Rata- rata Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Keterangan Tes Awal
1 Nilai Terendah 70
2 Nilai Tertinggi 100
3 Nilai Rata- Rata Kelas 79,13
4 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65
5 Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 12
6 Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai di Bawah 0
69
KKM
7 Prosentasi Siswa yang Mencapai KKM 100%
Hasil penelitian dari siklus I dan siklus II dapat diperoleh data
nilai hasil belajar keseluruhan di bawah ini :
Tabel 4. 14 Rekapitulasi Nilai Rata- rata Kelas
No Keterangan Sebelum
Tindakan
Siklus I Siklus II
1 Nilai Terendah 35 40 70
2 Nilai Tertinggi 75 80 100
3 Rata- Rata Nilai 58, 5 65,4 79,13
4 Siswa yang Mencapai
KKM
5 8 12
5 Prosentase 43% 67% 100%
Berdasarkan tabel diatas peningkatan prosentase siswa yang mencapai
KKM mengalami peningkatan dari 43 % naik 34% menjadi 67% dari pra
siklus ke siklus I. Kemudian dari siklus I ke siklus II juga mengalami
peningkatan 33% menjadi 100%. Rekapitulasi dari tabel di atas dapat dibuat
grafik Nilai rata- rata siswa sebelum tindakan, siklus I dan siklus II.
70
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Rata-rata Nilai Kelas Hasil Belajar Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan data rekapitulasi di atas, menunjukkan adanya peningkatan
hasil belajar siswa dari sebelum dilakukan tindakan, bahwa siswa yang
mencapai ketuntasan hanya 34 % dari keseluruhan jumlah siswa. Pada siklus
I setelah menerapkan metode pembelajaran number head together ketuntasan
hasil belajar siswa meningkat menjadi 66% dan pada siklus II mencapai
100%.
sebelum tindakan siklus I Siklus II
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan berbagai pembahasan yang telah
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode number head together
berbantu alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi
bangun datar pada siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan Kabupaten
Semarang Tahun 2015. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut dapat
dibuktikan dari nilai hasil belajar siswa mulai dari sebelum tindakan
presentase siswa yang tuntas KKM adalah sebanyak 2 siswa atau 20%, dan
yang belum tuntas adalah 10 siswa atau 80%. Pada siklus II presentase siswa
yang mencapai nilai KKM adalah 6 siswa atau 50% dan yang belum tuntas
sebanyak 6 siswa atau 50%. Selanjutnya pada siklus II presentase siswa yang
telah mencapai nilai KKM adalah sebanyak 12 siswa atau 100%.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi guru
a. Pembelajaran dengan metode number head together diharapkan
menjadi salah satu alternatif metode dalam kegiatan belajar mengajar
pembelajaran Matematika. Siswa dapat lebih aktif belajar karena
situasi pembelajaran yang menyenangkan, bervariasi dan kreatif.
72
b. Guru sebaiknya menerapkan metode number head together pada
pelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar Matematika.
2. Bagi siswa
a. Hendaknya para siswa lebih menyadari untuk berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
b. Metode number head together dapat meningkatkan motivasi belajar
agar hasil belajar yang diperoleh semakin meningkat.
2. Bagi sekolah
Sekolah hendaknya selalu memberi dorongan kepada para guru
yang menggunakan metode pembelajaran yang bersifat kreatif dan
inovatif, dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dan mendukung.
4. Bagi Peneliti
Kepada peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian
dalam bidang yang sama, agar lebih kreatif dan inovatif lagi dalam
mengembangkan metode, strategi, dan pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran agar hasil belajar anak meningkat dan dapat meningkatkan
kualitas pendidikan di indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Daryanto, & Mudjo Raharjo. (2012). Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Gava Media.
Dessi, Langga Cintia. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Hubungan Antar Satuan Kelas
III Di MI Nurul Huda Raji Demak Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi tidak
diterbitkan. Salatiga Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fathani, Abdul Halim. (2009). Matematika Hakikat dan Logika. Yogjakarta: Ar-
Ruazz Media.
Huda, Miftahul. (2013). Cooperative Learning,Metode, Teknik, Struktur, dan
Model Penerapan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Jannah, Raodatul. (2011). Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya.
Yogjakarta: Diva Press.
Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kusumadani, Alfi Fajri. (2015). Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kelas IV Materi Keliling Dan Luas Bangun Datar Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Di MI
Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun Pelajaran
2015/2016. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga Jurusan Tarbiyah IAIN
Salatiga.
Sam’s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Sukses Offset.
Sudjana, Nana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Sudono, Anggani. (2006). Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: PT
Gramedia.
Suprijono, Agus. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progesif Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
1
Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
Hasil Belajar Siswa Siklus I
Nama Nilai
Rochayati 55
Muhammad Haikal Aziz
Nugraha 55
Aini Nur Faizah 80
Ian Bayu Apriliant 55
Nayla Anisa Fauzia 80
Marcell Mayraldi 70
Muhammad Khoirul Rizal 65
Sisilia Putri Cahyaningrum 70
Febri Ariya Anggita 75
Aista Hafis Novianto 75
Muhammad Farid Ilham 65
Muhamad Fajar Nur Hasim 40
2
Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siklus II
Hasil Belajar Siklus II
Nama Nilai
Rochayati 70
Muhammad Haikal Aziz
Nugraha 75
Aini Nur Faizah 95
Ian Bayu Apriliant 70
Nayla Anisa Fauzia 100
Marcell Mayraldi 75
Muhammad Khoirul Rizal 75
Sisilia Putri Cahyaningrum 85
Febri Ariya Anggita 75
Aista Hafis Novianto 85
Muhammad Farid Ilham 70
Muhamad Fajar Nur Hasim 75
3
Lampiran 3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
N
o
Nama Siswa
Aspek yang di nilai
Jml
Keaktifan
siswa
Perhatian
siswa
Penguasaan
materi
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Rochayati √ √ √ 6
2. M. Haikal Aziz √ √ √ 4
3. Aini Nur Faizah √ √ √ 9
4. Ian Bayu A √ √ √ 6
5. Nayla Anisa Fauziah √ √ √ 4
6. Marcell Mayraldi √ √ √ 5
7. M Khoirul Rizal √ √ √ 7
8. Sisilia Putri C √ √ √ 6
9. Febri Ariya A √ √ √ 7
10
.
Aista Hafis N
√ √ √ 5
11
.
M Farid Ilham
√ √ √ 6
12
.
M Fajar Nur Hasim
√ √ √ 6
4
Lampiran 4 Hasil Pengamatan Siklus II
Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
No Nama Siswa
Aspek yang di nilai
Jml Keaktifan
siswa
Perhatian
siswa
Penguasaan
materi
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Rochayati √ √ √ 8
2. M. Haikal Aziz √ √ √ 7
3. Aini Nur Faizah √ √ √ 9
4. Ian Bayu A √ √ √ 8
5. Nayla Anisa Fauziah √ √ √ 4
6. Marcell Mayraldi √ √ √ 6
7. M Khoirul Rizal √ √ √ 7
8. Sisilia Putri C √ √ √ 7
9. Febri Ariya A √ √ √ 8
10. Aista Hafis N √ √ √ 6
11. M Farid Ilham √ √ √ 7
12. M Fajar Nur Hasim √ √ √ 6
5
6
7
Lampiran 7 Rpp Siklus I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Siklus I
Melalui Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
Nama Madrasah : MI Darul Ulum
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IV / 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
4. Memahami dan menggunakan keliling dan luas jajargenjang dan
segitiga dalam pemcahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
4.1 Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga
C. Indikator
1. Memahami rumus keliling dan luas jajargenjang.
2. Memahami rumus keliling dan luas segitiga.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan NHT siswa
dapat memahami rumus keliling dan luas jajargenjang.
b. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan NHT siswa
dapat memahami rumus keliling dan luas segitiga.
E. Karakter yang diharapkan
1. Disiplin,
2. Rasa hormat dan perhatian,
3. Tekun
4. Tanggung jawab.
F. Materi Ajar
1. Jajargenjang
Jajargenjang merupakan bangun datar yang dibatasi oleh empat
ruas garis. Dua ruas garis yang berdekatan dan berpotongan di satu
8
titik disebut titik sudut. Daerah yang dibatasi oleh kedua ruas garis
pada jajargenjang dan membentuk sudut. Sudut-sudut yang dimiliki
jajargenjang mempunyai sifat yang tertentu serta menjadi salah satu
ciri-ciri jajargenjang.
Perhatikan gambar berikut
a. Keliling Jajargenjang
Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun datar.
Keliling jajargenjang sama dengan jumlah panjang ruas garis yang
membatasi jajargenjang tersebut.
Keliling jajargenjang ABCD adalah jumlah panjang sisi-sisinya,
yaitu dirumuskan sebagai berikut
K = AB + BC + CD + AD
Karena panjang AB = CD dan panjang AD = BC maka rumus
kelilingnya dapat ditulis : K = 2 x (AB + BC)
9
b. Luas Jajargenjang
Luas jajargenjang adalah daerah yang berada di dalam batas ruas-
ruas jajargenjang tersebut. Untuk menghitung luas daerah
jajargenjang diperlukan dua unsur dari jajargenjang yaitu alas dan
tingginya. Yang dimaksud tinggi pada jajargenjang adalah jarak
terdekat dari salah satu titik jajargenjang ke sisi depannya. Garis
tinggi jajargenjang tegak lurus terhadap alasnya.
Jika panjang alas jajargenjang ditulis “a”, tinggina ditulis “t” dan
luasanya ditulis “L” maka rumus luas jajargenjang dapat ditulis :
Luas jajargenjang = alas x tinggi atau L = a x t
2. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah
ruas garis. Jenis-jenis segitiga ada dua yaitu
a. Jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya.
Berdasarkan panjang sisinya, segitiga dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, dan segitiga
sembarang.
10
1) Segitiga Sama Sisi
Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama sisi jika panjang
ketiga sisinya sama. Dan pada segitiga sama sisi berlaku sifat-
sifat sebagai berikut.
a) Ketiga sisinya sama panjang.
b) Mempunyai tiga sumbu simetri.
c) Dengan diputar dapat menempati bungkainya dengan tiga
cara.
d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya
dengan enam cara
2) Segitiga Sama Kaki
Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama kaki jika panjang dua
sisinya sama. Pada segitiga sama kaki berlaku sifat-sifat
sebagai berikut.
a) Kedua sisinya sama panjang.
b) Mempunyai satu sumbu simetri.
c) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu
cara.
11
d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya
dengan dua cara.
3) Segitiga Sembarang
Suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika ketiga
sisinya tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dapat juga
dikatakan, suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika
ketiga sisinya tidak ada yang sama panjang. Sifat-sifat yang
dimiliki segitiga sembarang sebagai berikut.
a) Tidak mempunyai sumbu simetri.
b) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu
cara.
c) Dengan dibalik dan diputar dapat menempati bingkainya
dengan satu cara.
12
Keliling dan Luas Segitiga
1. Keliling Segitiga
Keliling segitiga dapat ditentukan dengan cara menghitung
masing-masing sisi segitiga kemudian menjumlahkannya.
Keliling segitiga ABC = AB + BC + CA
2. Luas Segitiga
Untuk menentukan luas segitiga dapat ditentukan dengan
menggunakan garis tinggi segitiga atau dengan
Dari gambar diatas dapat dikatakan bahwa segitiga ABC
terbentuk dari persegi panjang ABCD yang dibagi menjadi
2 bagian yang sama. Jadi luas segitiga adalah setengah dari
luas persegi panjang maka diperoleh luas segitiga ABC
13
Atau dapat ditulis
Dalam segitiga tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi
bawah disebut alas(a) dan sisi tegak disebut tinggi(t).
Sehingga luas segitiga dirumuskan
atau dapat ditulis
G. Metode Pembelajaran
Pembelajaran yang menggunakan NHT (Number Head Together)
H. Media dan Sumber Belajar
1. Alat Peraga : Model bangun datar sederhana
2. Sumber Belajar : Mustaqi. 2008. Ayo belajar matematika 4.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
14
I. Langkah-langkah Pembelajaran No Pembelajaran Tahapan
NHT
Kegiatan
Pembelajaran
Alokasi
Waktu
1 Pendahuluan
Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan
siswa
b. Guru mengucapkan
salam dan mengajak
siswa untuk berdoa
bersama-sama
c. Guru menanyakan kabar
siswa dan mengabsen
siswa
d. Apersepsi:
Guru bertanya kepada
siswa benda-benda yang
ada di rumah yang
merupakan bangun datar.
e. Guru menjelaskan
maksud dan tujuan
pembelajaran
5 menit
2 Kegiatan a. Eksplorasi
15
Inti
Penomoran
Mengajukan
Pertanyaan
- Guru bertanya jawab
dengan siswa apa itu
bangu datar.
- Guru menunjukkan
model bangun datar
jajargenjang dan segitiga.
- Guru melakukan tanya
jawab dengan siswa
tentang jenis bangun
datar jajargenjang dan
segitiga serta sifat-
sifatnya untuk menggali
pengetahuan awal siswa.
- Guru membagi siswa
dalam 4 kelompok dan
meminta siswa untuk
bergabung dengan
kelompoknya masing-
masing
- Setiap siswa di beri
nomor
60 menit
16
Berpikir
Bersama
Menjawab
Pertanyaan
b. Elaborasi
- Guru membagikan materi
cara mencari keliling dan
luas jajargenjang dan
segitiga.
- Guru memberikan soal
tentang keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga.
- Guru meminta siswa
untuk berdiskusi bersama
kelompoknya dan
menyatukan pendapat
- Setiap kelompok harus
memastikan setiap
anggotanya mengetahui
jawabannya
- Setiap anggota kelompok
diminta untuk
bekerjasama
menyelesaikan tugas dari
guru sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
- Guru memantau setiap
kelompok dan
mempersilahkan siswa
untuk bertanya jika ada
kesulitan.
17
c. Konfirmasi
- Guru mengecek
pemahaman siswa
dengan memanggil salah
satu nomor secara acak
dari salah satu kelompok.
- Siswa yang di tunjuk
maju kedepan untuk
menjawab pertanyaan,
jawaban dari siswa yang
ditunjuk merupakan
wakil dari jawaban
kelompok.
- Kelompok lain
menanggapi, terutama
yang memiliki nomor
yang sama dengan siswa
yang maju
- Guru memberikan
penghargaan berupa
tanda bintang kepada
kelompok yang
menjawab betul
3 Kegiatan
Penutup
- Guru bersama siswa
menyimpulkan materi
yang dipelajari.
- Guru memberikan umpan
balik atau komentar
mengenai proses
pembelajaran.
- Guru memberikan
5 menit
18
penguatan/ motivasi
kepada siswa.
- Guru menutup pelajaran
dengan doa dan salam.
J. Evaluasi
Soal Evaluasi Siklus I
1. Bentuk tes : tertulis
2. Bentuk soal : uraian
3. Instrumen soal :
Nama : ............................
Nomer : ............................
Kelompok : ...........................
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Tuliskan rumus keliling dan luas jajargenjang!
2. Tuliskan rumus keliling dan luas segitiga!
3. Tentukan keliling jajargenjang berikut ini
4. Tentukan luas jajargenjang berikut ini
Panjang AB=CD = 10cm dan tinggi 5 cm
19
5. Tentukan keliling segitiga berikut ini
6. Tentukan luas segitiga yang memiliki panjang alas 12 cm dan tinggi 8
cm!
Kunci jawaban
No. Kunci jawaban Skor
1 Keliling jajargenjang = jumlah semua sisinya
= 2 x (sisi panjang + sisi
pendek)
Luas jajargenjang = alas x tinggi
1
2 Keliling segitiga = jumlah semua sisinya
atau
1
3 Keliling jajargenjang = 2 x (9 + 6)
= 2 x 15
= 30 cm
2
4 Luas jajargenjang = alas x tinggi
= 10 x 5
= 50 cm2
2
5 Keliling segitiga = jumlah ketiga sisi
= 12 + 9 + 6
= 27 cm
2
6
= 48 cm
2
2
Jumlah 10
Daftar Nilai :
No. Nama
Nilai
1. Rochayati
2. Muhammad Haikal Aziz
20
Nugraha
3. Aini Nur Faizah
4. Ian Bayu Apriliant
5. Nayla Anisa Fauzia
6. Marcell Mayraldi
7. Muhammad Khoirul Rizal
8. Sisilia Putri Cahyaningrum
9. Febri Ariya Anggita
10. Aista Hafis Novianto
11. Muhammad Farid Ilham
12. Muhamad Fajar Nur Hasim
21
Lampiran 8 Rpp Siklus II
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Siklus II
Melalui Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
Nama Madrasah : MI Darul Ulum
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IV / 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
4. Memahami dan menggunakan keliling dan luas jajargenjang dan
segitiga dalam pemcahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas
jajargenjang dan segitiga.
C. Indikator
1. Menghitung keliling dan luas jajargenjang yang berkaitan
dengan soal cerita.
2. Menghitung luas dan keliling segitiga pada soal cerita.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui kegiatan pembelajaran Number Head Together siswa dapat
menghitung keliling dan luas jajargenjang pada soal cerita.
b. Melalui kegiatan pembelajaran Number Head Together siswa dapat
menghitung luas dan keliling segitiga pada soal cerita.
E. Karakter yang diharapkan
1. Disiplin,
2. Rasa hormat dan perhatian,
3. Tekun
4. Tanggung jawab.
F. Materi Ajar
a. Keliling dan luas jajargenjang
22
1) Keliling Jajargenjang
Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun
datar.
Keliling jajargenjang sama dengan jumlah panjang ruas garis
yang membatasi jajargenjang tersebut.
Keliling jajargenjang ABCD adalah jumlah panjang sisi-
sisinya, yaitu dirumuskan sebagai berikut
K = AB + BC + CD + AD
Karena panjang AB = CD dan panjang AD = BC maka rumus
kelilingnya dapat ditulis : K = 2 x (AB + BC)
2) Luas Jajargenjang
Luas jajargenjang adalah daerah yang berada di dalam batas
ruas-ruas jajargenjang tersebut. Untuk menghitung luas daerah
jajargenjang diperlukan dua unsur dari jajargenjang yaitu alas
dan tingginya. Yang dimaksud tinggi pada jajargenjang adalah
jarak terdekat dari salah satu titik jajargenjang ke sisi
depannya. Garis tinggi jajargenjang tegak lurus terhadap
alasnya.
23
Jika panjang alas jajargenjang ditulis “a”, tinggina ditulis
“t” dan luasanya ditulis “L” maka rumus luas jajargenjang
dapat ditulis :
Luas jajargenjang = alas x tinggi atau L = a x t
b. Keliling dan Luas Segitiga
1. Keliling Segitiga
Keliling segitiga dapat ditentukan dengan cara menghitung
masing-masing sisi segitiga kemudian menjumlahkannya.
Keliling segitiga ABC = AB + BC + CA
2. Luas Segitiga
Untuk menentukan luas segitiga dapat ditentukan dengan
menggunakan garis tinggi segitiga atau dengan
24
Dari gambar diatas dapat dikatakan bahwa segitiga ABC
terbentuk dari persegi panjang ABCD yang dibagi menjadi 2
bagian yang sama. Jadi luas segitiga adalah setengah dari luas
persegi panjang maka diperoleh luas segitiga ABC
Atau
Dalam segitiga tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi
bawah disebut alas(a) dan sisi tegak disebut tinggi(t). Sehingga
luas segitiga dirumuskan
25
atau
G.Metode Pembelajaran
Pembelajaran Number Head Together (NHT).
H. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Alat Peraga : Model bangun datar sederhana
2.Sumber Belajar : Mustaqi. 2008. Ayo belajar
matematika 4. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Pembelajaran Tahapan
NHT
Kegiatan Pembelajara Alokasi
Waktu
1 Kegiatan
Awal
Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan siswa
agar tidak ramai dan
memeriksa kerapian siswa
b. Guru mengucapkan salam
dan mengajak siswa untuk
berdoa bersama-sama
c. Guru menanyakan kabar
siswa dan mempresensi
kehadiran siswa
d. Apersepsi:
Guru bertanya kepada siswa
tentang materi yang kemarin
telah dibahas.
e. Guru menjelaskan maksud
dan tujuan pembelajaran
5 menit
2 Kegiatan Inti
a.Eksplorasi 60 menit
26
Penomoran
- Guru menunjukkan model
bangun datar segitiga dan
jajargenjang.
- Guru melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang bangun
datar segitiga dan
jajargenjang dan ciri-cirinya
untuk menggali pengetahuan
awal siswa.
- Guru membagi siswa dalam
4 kelompok dan meminta
siswa untuk bergabung
dengan kelompoknya
masing-masing.
- Guru memberikan nomor
kepada setiap anak
Mengajukan
Pertanyaan
b. Elaborasi
- Guru membagikan materi
tentang menghitung keliling
dan luas segitiga dan
jajargenjang kepada setiap
kelompok.
- Guru memberikan soal
tentang menghitung keliling
dan luas jajargenjang dan
segitiga.
- Guru meminta setiap
kelompok mengerjakan soal
tersebut
30 menit
27
Berdiskusi
Bersama
- Setiap anggota kelompok
diminta untuk bekerjasama
menyelesaikan tugas dari
guru sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
- Setiap anggota harus
memastikan setiap
anggotanya mengetahui
jawaban dari soal
- Guru memantau masing-
masing kelompok dan
mempersilahkan siswa untuk
bertanya jika ada kesulitan.
Menjawab
Pertanyaan
c.Konfirmasi
- Guru mengecek pemahaman
siswa dengan memanggil
salah satu nomor secara acak
dari salah satu kelompok.
- Siswa yang di tunjuk maju
kedepan untuk menjawab
pertanyaan, jawaban dari
siswa yang ditunjuk
merupakan wakil dari
jawaban kelompok.
- Kelompok lain menanggapi,
terutama yang memiliki
nomor yang sama dengan
siswa yang maju
- Guru memberikan
penghargaan berupa tanda
28
bintang kepada kelompok
yang menjawab betul
3 Kegiatan
Penutup
- Guru bersama siswa
menyimpulkan materi yang
dipelajari.
- Guru memberikan umpan
balik atau komentar
mengenai proses
pembelajaran.
- Guru memberikan
penguatan/ motivasi agar
siswa lebih giat belajar.
- Guru menutup pelajaran
dengan doa dan salam.
5 menit
J. Evaluasi
Soal evaluasi siklus II
1. Bentuk tes : tertulis
2. Bentuk soal : uraian
3. Instrumen soal :
Soal Evaluasi Siklus II
Nama : ............................
Nomer : ............................
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Keliling jajargenjang di bawah ini adalah…
29
2. Bu Lina mempunyai pekarangan rumah dengan bentuk jajargenjang
dengan ukuran 5 m x 3 m. Berapa luas pekarangan bu Lina?
3. Ayah Marbun mempunyai segitiga terbuat dari besi dengan panjang sisi
sama. Hitunglah panjang besi pembentuk segitiga tersebut.
4. Sebuah kapal mempunyai 2 buah layar seperti pada gambar berikut.
Hitunglah luas masing-masing layarnya!
Kunci jawaban dan Skor
No. Kunci Jawaban Skor
1. Keliling jajargenjang ABCD = AB + BC + CD + AD
= 9 + 6 + 9 + 6
= 30 m
5
2. luas jajargenjang = alas x tinggi
= 5 x 3
= 15 m2
5
30
3. Panjang sisi 40 cm
Panjang besi pembentuk segitiga = keliling segitiga
K = 40 + 40 + 40
= 120 cm.
5
4. a. Luas layar 1 dengan alas
3m dan tingii 4m
b. luas layar ke 2 dengan
alas 2 m dan tinggi 3 m
5
5
(10)
Jumlah skor 25
Daftar Nilai :
31
32
Lampiran 9 Dokumentasi Pelaksanaan pembelajaran
1.Pembelajaran Siklus I
Gambar 1 . Proses pembukaan awal pembelajaran
Gambar 2. Proses penyampaian materi bangun datar
33
Gambar 3. Pengunaan alat peraga dalam penyampaian materi
Gambar 4. Proses NHT (Penomoran)
34
Gambar 5. Proses NHT (pengajuan pertanyaan dan kerja kelompok)
Gambar 6. Proses evaluasi pembelajaran
35
2.Pembelajaran Sikulus II
Gambar 1. Pembukaan awal pembelajaran
Gambar 2. Penyampaian materi bangun data
36
Gambar 3. Pengunaan alat peraga dalam pembelajaran
Gambar 4. Poses NHT (penomoran)
37
Gambar 5. Proses NHT (pengajuan pertanyaan dan kerja kelompok)
Gambar 6. Proses evaluasi pembelajaran
38
Lampiran 10 Surat Permohonan Ijin Penelitian
39
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian
40
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Pembimbing
41
Lampiran 13 Daftar SKK
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Riyanto Fitri Purwoko
Fakultas / Jurusan : FTIK/PGMI
NIM : 115 11 045
Dosen Pembimbing : Peni Susapti, M.Si
NO NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN STATUS SKOR
1. Piagam Penghargaan OPAK
STAIN Salatiga 2011
20 – 22 Agustus
2011
PESERTA 3
2. Sertifikat AMT
“Membangun Mahasiswa
Cerdas Emosi, Spiritual, dan
Intelektual Melalui AMT”
23 Agustus 2011 PESERTA
2
3. Piagam Penghargaan ODK
“Orientasi Dasar
Keislaman” STAIN Salatiga
24 Agustus 2011 PESERTA
2
4. Sertifikat Seminar
Entrepreneurship dan
Koperasi KOPMA &
KASEI STAIN Salatiga
25 Agustus 2011 PESERTA
2
5. Sertifikat UPT Perpustakaan
STAIN Salatiga
20 September 2011 PESERTA 2
6. Piagam Penghargaan
Seminar HMI “Menuju
Pendidikan Indonesia Yang
Ideal”
28 Desember 2011 PESERTA
2
7. Sertifikat Praktikum
Pendidikan Kepramukaan
STAIN Salatiga
8 Februari 2012 PESERTA
2
8. Sertifikat LDK “Dari
Minder Jadi Super”
17 Mei 2012 PESERTA 2
9. Srtifikat Seminar Nasional 20 Mei 2012 PESETA 2
42
Kristologi & Tbligh Akbar
10. Piagam Penghargaan
Seminar Nasional Ekonomi
Syariah “Ekonomi Syariah :
Bukan Ekonomi Biasa”
2 Juni 2012 PESERTA
2
11. Sertifikat Pelatihan
Mengatasi Kecemasan
Tampil Di Depan Umum
9 juni 2012 PESERTA
2
12. Sertifikat Seminar Nasional
CEC STAIN Salatiga
1 Juni 2013 PESERTA 8
13. Surat Keputusan HMPS
PGMI STAINSalatiga
17 September 2013 PENGURUS 4
14. Sertifikat Public Hearing III
oleh SENAT Mahasiswa
STAIN Salatiga
20 Oktober 2013 PESERTA
2
15. Sertifikat Seminar Nasional
Perlindungan Hukum
Terhadap Usaha Mikro
Menghadapi Pasar Bebas
ASEAN
2014 PESERTA
8
16. Piagam Penghargaan
Sarasehan Akbar Bersama
Tokoh Nasional HMI
STAIN Salatiga
15 Maret 2014 PESERTA
2
17. Sertifikat Kementrian
Pemuda Dan Olahraga
Republik Indonesia
“Kerajina Eceng Gondok”
4 Mei 2014 PESERTA
2
18. Sertifikat “STAIN Menuju
IAIN Dari Mahasiswa Oleh
Mahasiswa Untuk
Mahasiswa” SEMA STAIN
Salatiga
10 Juni 2014 PESERTA
2
43
19. Sertifikat Harmoni Keluarga
PGMI yang Humanis dan
Berkarakter
27 Agustus 2014 PANITIA
3
20. Sertifikat “Training
Pembuatan Makalah” LDK
STAIN Salatiga
17 September 2104 PESERTA
2
21. Sertifikat Seminar Nasional
“Perbaikan Mutu
Pendidikan Melalui
Profesionalisme
Pendidikan” HMJ Tarbiyah
13 November 2014 PESERTA
8
22. Sertifikat Seminar Nasional
Entrepreneurship Racana
STAIN Salatiga
16 November 2014 PESERTA
8
23. Sertifikat Parade Tari Kreasi
Jawa Bagi Generasi Muda
di Wisma Perdamaian
Semarang
22 November 2014 PESERTA
2
24. Sertifikat Workshop Tari
Bagi Generasi Muda di
Wisma Perdamaian
Semarang
23 November 2014 PESERTA
2
25. Sertifikat “Fenomena Islam
Di Salatiga” LDK STAIN
Salatiga
28 November 2014 PESERTA
2
26. Sertifikat Seminar Regional
HMI Cabang Salatiga
22 April 2015 PESERTA 4
44
45
Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA LENGKAP : RIYANTO FITRI PURWOKO
ALAMAT :DUSUN DUKUHAN RT 13/03, DESA
SUGIHAN, KECAMATAN TENGARAN,
KABUPATEN SEMARANG
NO.HP : 0856-4127-2614
TEMPAT/TGL LAHIR : KAB.SEMARANG, 13 MARET 1994
AGAMA : ISLAM
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
GOL.DARAH : O
RIWAYAT PENDIDIKAN : SDN SUGIHAN 04 2005
: SMPN 3 TENGARAN 2008
: SMAN 1 TENGARAN 2011
: IAIN SALATIGA (PGMI) (PROSES)
PENGALAMAN BEKERJA : -
MOTTO HIDUP :”Jadilah dirimu sendiri, jangan pernah merubah
dirimu karena orang lain, be yourself”