skripsi dwi septia nengsih

78
GAMBARAN PERILAKU IBU - IBU DALAM MEMBIASAKAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK-ANAK DI TK ISLAM BAKTI XX KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2015 Karya Tulis Ilmiah Diajukan ke Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kementerian Kesehatan Padang Oleh : Dwi Septia Nengsih NIM. 121110009 JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG TAHUN 2015

Upload: olahdata-spss

Post on 02-Feb-2016

58 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

SKRIPSI DSN

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Dwi Septia Nengsih

GAMBARAN PERILAKU IBU - IBU DALAM MEMBIASAKAN

CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK-ANAK DI

TK ISLAM BAKTI XX KECAMATAN LUBUK ALUNG

KABUPATEN PADANG PARIAMAN

TAHUN 2015

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan ke Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Politeknik Kementerian Kesehatan Padang

Oleh :

Dwi Septia Nengsih

NIM. 121110009

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

TAHUN 2015

Page 2: Skripsi Dwi Septia Nengsih

PADANG HEALTH POLYTECHNIC MINISTRY OF HEALTH

ENVIRONMENTAL HEALTH DEPARTMENT

Scientifie Paper, June 2015

Dwi Septia Nengsih

Description of the behavior of mothers in habituate handwashing to children

in Kindergarten Islam Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman

in 2015

vii + 34 pages + 6 tables + 7 attachments

ABSTRACT

Comunity Lead Total Sanitation (CLTS) set by ministry of health RI

number 852 in 2008 that support the effort of clean living and healthy, prevent the

spread of disease based environment, increas the ability of public then

government commited to increase drinking water access and basic sanitary that

continous with MDGs one of them is behavior in habituate handwashing, the

behavior belongs to knowledge, attitude and action. The purpose is to find out

representation the behavior of mothers in habituate handwashing to children ini

kindergarten Islam Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman at 2015.

Kind of research is description, that want to get the representation the

behavior of mothers in habituate handwashing to children in kindergarten Islam

Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman in 2015. The data obtained

through by directly interview to respondent.

From the results of research obtained that mothers of the students in

kindergarten Islam Bakti XX has a low knowledge as much as 18 people (56,2

%), bad attitude as much as 18 people (56,2 %) and bad action as much as 17

people (53,1 %).

I recommend that mothers more often looking for information about

handwashing and lecture to children then repeat continous until children habitual.

Expected it can increase the knowledge, attitude and action of mothers to

habituate children for handwashing well.

Reading list : 14 (2003-2015).

Keywords : Knowledge, Attitude, Action,CTPS program.

Page 3: Skripsi Dwi Septia Nengsih

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Dwi Septia Nengsih

Gambaran Perilaku Ibu-Ibu Dalam Membiasakan Cuci Tangan Pakai Sabun

Pada Anak-anak di TK Islam Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab. Padang

Pariaman Tahun 2015

vii + 34 halaman + 6 tabel + 7 lampiran

ABSTRAK

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang ditetapkan Kepmenkes

RI No. 852 tahun bahwa dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup

bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan,

meningkatkan kemampuan masyarakat maka pemerintah berkomitmen untuk

meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yang berkesinambungan dengan

MDGs salah satunya yaitu perilaku membiasakan cuci tangan pakai sabun

(CTPS), adapun perilakunya meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan. Tujuan

yaitu mengetahui gambaran perilaku ibu-ibu dalam membiasakan cuci tangan

pakai sabun pada anak-anak di TK Islam Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab.

Padang Pariaman tahun 2015.

Jenis Penelitian adalah deskriptif, yaitu ingin memperoleh gambaran

perilaku ibu-ibu dalam membiasakan cuci tangan pakai sabun pada anak-anak di

TK Islam Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman tahun 2015. Data

diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden.

Dari hasil penelitian didapatkan ibu-ibu dari murid TK ISLAM BAKTI

XX berpengetahuan rendah 18 orang (56,2%), sikap yang tidak baik 18 orang

(56,2%), dan tindakan tidak baik 17 orang (53,1%).

Sebaiknya ibu-ibu lebih sering menggali informasi mengenai CTPS dan

mengajarkan pada anak-anak serta mengulang terus menerus sampai anak

terbiasa. Diharapkan hal ini dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan

ibu-ibu terhadap membiasakan anak CTPS yang baik dan benar.

Daftar Bacaan : 14 (2003-2015).

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, CTPS.

Page 4: Skripsi Dwi Septia Nengsih
Page 5: Skripsi Dwi Septia Nengsih
Page 6: Skripsi Dwi Septia Nengsih

RIWAYAT HIDUP

Nama : DWI SEPTIA NENGSIH

Tempat / Tanggal Lahir : Lubuk Alung / 05 September 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Orang Tua

Ayah : INDRA SYAFRI

Ibu : HERLINA

Alamat : Perumahan Hj. Nurdin, Kp. Ladang,

Kec. Lubuk Alung, Kab. Padang

Pariaman

RIWAYAT PENDIDIKAN

No Pendidikan Tahun Lulus

1 TK Bhayangkari Pariaman 2000

2 SDN 17 Kp. Jawa II Pariaman tengah

2006

3 SMPN 01 Pariaman

2009

4 SMAN 01 Pariaman

2012

5 D-III Jurusan Kesehatan Lingkungan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

2015

Page 7: Skripsi Dwi Septia Nengsih

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan do’a dan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa, dimana dengan berkat serta Rahmat dan Karunia-Nya, penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh penulis walaupun menemui

kesulitan maupun rintangan.

Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu

rangkaian dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi D.III

Jurusan Kesehatan Lingkungan di Politeknik Kementerian Kesehatan Padang dan

juga persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan D.III Jurusan Kesehatan

Lingkungan pada masa akhir pendidikan.

Judul Karya Tulis Ilmiah ini “Gambaran Perilaku Ibu-Ibu Dalam

Membiasakan Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak-Anak Di TK Islam

Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman Tahun 2015”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari akan

keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih ada belum

sempurna baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu penulis selalu

terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya atas segala bimbingan, pengarahan dari Bapak Drs. Suhatris,

M.Si dan Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku pembimbing Teknis

Penulisan Karya Tulis Ilmiah serta berbagai pihak yang penulis terima, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 8: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :

1. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Padang.

2. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku Ketua jurusan

Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.

3. Bapak Evino Sugriarta SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi D.III

Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.

Tidak ketinggalan pula ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

kedua orang tua, abang dan adik-adik yang dengan rela dan ikhlas telah

memberikan semangat, do’a dan pengorbanan kepada penulis selama mengikuti

pendidikan di Program D.III Jurusan Kesehatan Lingkungan di Politeknik

Kementerian Kesehatan Padang hingga selesai.

Akhirnya penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan

dan pahala yang setimpal kepada beliau-beliau yang penulis sebutkan di atas,

semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat dan menunjang

perkembangan ilmu, kemajuan masyarakat dan kesejahteraan umat. Amin ya

robbalalamin.

Padang, Juni 2015

Penulis

DSN

Page 9: Skripsi Dwi Septia Nengsih

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... .............. viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 5

1. Tujuan Umum .................................................................................................. 5

2. Tujuan Khusus.................................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teorititis ................................................................................................... 7

1. Promosi Kesehatan ........................................................................................... 7

2. Pengetahuan dan sikap hidup bersih dan sehat (PHBS) ................................... 8

3. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) ..................................................................... 12

4. Perilaku............................................................................................................. 14

5. Perilaku kesehatan ............................................................................................ 15

6. Pengetahuan (Knowledge) ............................................................................... 16

7. Sikap ................................................................................................................. 17

8. Tindakan ........................................................................................................... 19

9. Perilaku anak yang didapatkan dari ibu ........................................................... 20

B. Alur Pikir ................................................................................................................. 22

C. Defenisi Operasional ............................................................................................... 22

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................................................ 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 23

C. Populasi Dan Sampel .............................................................................................. 23

1. Populasi penelitian ............................................................................................ 23

2. Sampel ............................................................................................................... 23

D. Cara Pengumpulan Data .......................................................................................... 23

1. Data Primer ..................................................................................................... 23

2. Data Sekunder ................................................................................................. 24

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 24

F. Pengolahan Data...................................................................................................... 24

Page 10: Skripsi Dwi Septia Nengsih

1. Editing .............................................................................................................. 24

2. Coding .............................................................................................................. 24

3. Entry ................................................................................................................. 24

4. Cleaning ........................................................................................................... 24

5. Processing......................................................................................................... 24

G. Analisis Data ........................................................................................................... 25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ....................................................................................................... 26

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................. 26

2. Analisis Univariat.............................................................................................. 26

a. Karakteristik Responden ............................................................................. 27

b. Pengetahuan Ibu Terhadap CTPS ................................................................ 28

c. Sikap Ibu terhadap Membiasakan Anak CTPS ........................................... 29

d. Tindakan Ibu terhadap Membiasakan Anak CTPS ..................................... 29

B. Pembahasan ............................................................................................................. 30

1. Pengetahuan Ibu terhadap Membiasakan CTPS pada Anak Usia Dini ............ 30

2. Sikap Ibu terhadap Membiasakan CTPS pada Anak Usia Dini ....................... 31

3. Tindakan Ibu terhadap Membiasakan CTPS pada Anak Usia Dini ................. 33

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 35

B. Saran ........................................................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: Skripsi Dwi Septia Nengsih
Page 12: Skripsi Dwi Septia Nengsih

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Langkah-Langkah Mencuci Tangan…………………………………14

Page 13: Skripsi Dwi Septia Nengsih

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Kuesioner Gambaran Perilaku Ibu-Ibu dalam Membiasakan Cuci

Tangan Pakai Sabun pada Anak Usia Dini di TK Islam Bakti XX

Kec. Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman

Lampiran B. Surat Izin Penelitian

Lampiran C. Surat Selesai Penelitian

Lampiran D. Dokumentasi Penelitian

Lampiran E. Master Tabel Hasil Penelitian

Lampiran F. Output Hasil Penelitian

Lampiran G. Kartu Kontak Pembimbing

Page 14: Skripsi Dwi Septia Nengsih

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang

kesehatan menyebutkan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan

dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan

ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.7

Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang

ditetapkan dengan Kepmenkes RI Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 bahwa dalam

rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah

penyebaran penyakit berbasih lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat

maka pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi

dasar yang berkesinambungan dalam pencapaian Millenium Development Goals

(MDGs) tahun 2015.1

Hendrik L. Blum menyatakan bahwa lingkungan mempunyai andil yang

cukup terhadap kesehatan, kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku,

pelayanan kesehatan dan keturunan yang mempunyai andil yang paling kecil

terhadap status kesehatan.2

Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu

kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat pada program

perilaku hidup bersih dan sehat adalah dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,

Page 15: Skripsi Dwi Septia Nengsih

sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social

support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian

masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam

tatanan masing-masing dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat

dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan.3

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perwujudan riil

paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang

berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi

kesehatannya. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan

yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat

menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan di masyarakat.4

Pengetahuan tentang kebersihan diri dan hidup sehat sangat dibutuhkan

oleh setiap individu dalam mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan

kesehatan dan akan menciptakan kesejahteraan serta kesehatan yang optimal. Dari

pengalaman terhadap praktek yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

dari praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sikap yang diharapkan dimiiki

anak bukan hanya tahu menyebutkan bagaimana harus bersikap tetapi tumbuhnya

sikap itu sendiri untuk berperilaku lebih baik.5

Salah satu indikator dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah Cuci

Tangan Pakai Sabun (CTPS). CTPS adalah cara yang mudah dilakukan untuk

mencegah berbagai penyakit khususnya yang berkaitan dengan saluran

pencernaan dan pernapasan. Karena dengan mencuci tangan dengan menggunakan

sabun dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit baik melalui oral

Page 16: Skripsi Dwi Septia Nengsih

maupun anal. Dengan dilakukannya cuci tangan dengan menggunakan sabun

maka sejumlah penyakit berbasis lingkungan dapat dicegah diantaranya diare,

scabies dan infeksi oleh kuman penyakit lainnya.6

Angka tingkat kematian yang dirilis UNICEF tahun 2012 menunjukkan

bahwa secara global sekitar 2.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap

hari akibat penyakit diare. Dari jumlah tersebut sebagian besar - atau sekitar 1.800

anak per hari - meninggal karena penyakit diare karena kurangnya air bersih,

sanitasi dan kebersihan dasar.

Hasil studi Environmental Health Risk Assessment di 55 kabupaten di 16

provinsi pada tahun 2013 di Indonesia, menunjukkan bahwa baru 18,5 persen

masyarakat yang telah punya kebiasaan cuci tangan pakai sabun. Angka ini

menurut Menteri Kesehatan masih sangat rendah dan perlu ditingkatkan melalui

promosi kesehatan yang melibatkan berbagai pihak.4

Keluarga merupakan tempat awal dalam meletakan dasar prilaku bagi

anak. Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak karena

pertama kalinya mereka mengenal dunia terlahir dalam lingkungan keluarga dan

dididik oleh orang tua. Sehingga pengalaman masa anak-anak merupakan faktor

yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya, termasuk prilaku kesehatan.8

Pendidikan awal di keluarga merupakan faktor yang sangat penting bagi

perkembangan selanjutnya. Selain pendidikan dalam keluarga, anak juga dapat

memperoleh pendidikan awal yang berasal dari luar keluarga yaitu dari

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman kanak-kanak (TK). PAUD

adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan

upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak untuk membantu pertumbuhan dan

Page 17: Skripsi Dwi Septia Nengsih

perkembangan agar memiliki kesiapan dalam memiliki pendidikan lebih lanjut

dan seluruh aktivitasnya dilakukan melalui pendekatan bermain.

Selain itu ada TK yang jenjang pendidikan formal pertama yang berfungsi

untuk meletakan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan yang

dibutuhkan anak-anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Salah

satunya yaitu TK Islam Bakti XX yang merupakan salah satu dari 12 TK di

Kecamatan Lubuk Alung tepatnya terletak di Jl. Gang Asoka no. 8 komplek

perumahan Hj.Nurdin yang memiliki ± 32 murid dengan tenaga pengajar

berjumlah 4 guru dimana guru-guru membiasakan murid-muridnya untuk mencuci

tangan pakai sabun sebelum makan.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan di TK Islam Bakti XX

Kecamatan Lubuk Alung bahwa sebanyak 5 murid tidak mencuci tangan sebelum

makan walaupun telah diarahkan gurunya untuk mencuci tangan sebelum makan.

Maka penulis ingin mengetahui bagaimana ibu dirumah membiasakan mencuci

tangan pada anak.

Dalam penelitian ini penulis lebih mengutamakan pada ibu-ibu yang

menjaga dan merawat anak-anak baik itu ibu kandung, ibu tiri maupun ibu yang

tinggal dengan anak tersebut. Karena pemberian pengetahuan kepada ibu

mengenai cuci tangan pakai sabun yang mempunyai anak dapat merubah perilaku

anak tersebut dalam cara dan pentingnya mencuci tangan pakai sabun.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis

tertarik melakukan penelitian tentang gambaran perilaku ibu-ibu dalam

membiasakan cuci tangan pakai sabun pada anak-anak di TK Islam Bakti XX

Kecamatan Lubuk Alung pada tahun 2015.

Page 18: Skripsi Dwi Septia Nengsih

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana gambaran perilaku ibu-ibu dalam membiasakan cuci

tangan pakai sabun pada anak-anak di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk

Alung tahun 2015?”.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran perilaku ibu-ibu dalam membiasakan

cuci tangan pakai sabun pada anak-anak di TK Islam Bakti XX Kecamatan

Lubuk Alung tahun 2015.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui pengetahuan ibu-ibu tentang membiasakan cuci tangan pakai

sabun pada anak-anak.

b. Diketahui sikap ibu-ibu terhadap membiasakan cuci tangan pakai sabun

pada anak-anak

c. Diketahui tindakan ibu-ibu dalam membiasakan cuci tangan pakai sabun

pada anak-anak

D. Manfaat

1. Sebagai bahan masukan bagi ibu-ibu agar lebih memperhatikan kebiasaan

anak terhadap cuci tangan pakai sabun.

2. Untuk peneliti sendiri bermanfaat dalam menambah wawasan berfikir

mengenai penerapan cuci tangan pakai sabun.

3. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain untuk penelitian lebih lanjut tentang

cuci tangan pakai sabun.

Page 19: Skripsi Dwi Septia Nengsih

E. Ruang Lingkup

Pada penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada

pengetahuan, sikap dan tindakan ibu-ibu dalam membiasakan cuci tangan pakai

sabun pada anak-anak di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk Alung tahun

2015.

Page 20: Skripsi Dwi Septia Nengsih

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan,

menyebarluaskan, mengenalkan atau menjual kesehatan. Dengan perkataan lain,

promosi kesehatan adalah memasarkan atau menjual atau memperkenalkan pesan-

pesan kesehatan atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima atau

membeli atau mengenal pesan-pesan kesehatan tersebut yang akhirnya masyarakat

mau berperilaku hidup sehat.9

Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan (tempat

pelaksanaan) mencakup beberapa bagian yaitu :10

b. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat. Untuk mencapai perilaku

sehat masyarakat, maka harus dimulai pada tatanan masing-masing kelurga.

Dalam pelaksanaan promosi kesehatan keluarga ini, sasaran utamanya adalah

orangtua, terutama ibu. Karena ibulah di dalam keluarga itu yang sangat

berperan dalam meletakan dasar perilaku sehat pada anak-anaknya sejak lahir.

c. Promosi kesehatan pada tatanan sekolah

Sekolah merupakan perpanjangan tangan keluarga, artinya, sekolah

merupakan tempat lanjutan untuk meletakan dasar perilaku bagi anak,

termasuk perilaku kesehatan.

Page 21: Skripsi Dwi Septia Nengsih

d. Promosi kesehatan pada tempat kerja

Tempat kerja adalah tempat di mana orang dewasa memperoleh nafkah

untuk kehidupan keluarganya. Selama lebih kurang 8 jam perhari para pekerja

ini menghabiskan waktunya untuk menjalankan aktivitasnya yang berisiko bagi

kesehatannya. Oleh sebab itu, promosi kesehatan di tempat kerja ini dapat

dilakukan oleh pimpinan perusahaan atau tempat kerja dengan mem fasilitasi

tempat kerja yang kondusif bagi prilaku sehat bagi karyawan atau pekerjanya.

e. Promosi kesehatan di tempat-tempat umum

Di tempat-tempat umum juga perlu dilaksanakan promosi kesehatan

dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung perilaku sehat

bagi pengunjungnya.

f. Promosi kesehatan di institusi pelayanan kesehatan

Tempat-tempat pelayanan kesehatan adalah tempat paling strategis

untuk promosi kesehatan. Sebab pada saat seseorang/keluarganya baru sakit,

maka mereka akan lebih peka terhadap informasi-informasi kesehatan terutama

yang berkaitan dengan masalah kesehatannya maupun masalah kesehatan

keluarganya.

2. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu

kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan

membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,

untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan

pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan

masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat

Page 22: Skripsi Dwi Septia Nengsih

mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing,

agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga,

memelihara dan meningkatkan kesehatan.3

Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat dikelompokkan

menjadi 5 bagian :11

a. PHBS di rumah tangga

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga merupakan upaya

untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu

mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam

gerakan kesehatan di masyarakat. Ada sepuluh (10) indikator PHBS di

tatanan rumah tangga, yaitu :

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

2) Memberi ASI eksklusif

3) Menimbang balita setiap bulan

4) Menggunakan air bersih

5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6) Menggunakan jamban sehat

7) Memberantas jentik dirumah sekali seminggu

8) Makan buah dan sayur setiap hari

9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Tidak merokok di dalam rumah

b. PHBS di lingkungan tempat kerja

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di lingkungan tempat kerja adalah

upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu

Page 23: Skripsi Dwi Septia Nengsih

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam

mewujudkan tempat kerja sehat.

Di tempat kerja, sasaran primer harus mempraktikan perilaku yang

dapat menciptakan tempat kerja ber-PHBS yang mencakup mencuci tangan

dengan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan

jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, dll.

Terdapat beberapa manfaat dengan pelaksanaan PHBS di lingkungan

tempat kerja, antara lain :

a. Meningkatkan kesehatan dan tidak mudah sakit

b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan/pegawai yang

berdampak positif terhadap pencapaian target dan tujuan.

c. Terwujudnya tempat dan lingkungan kerja yang bersih dan rapi

serta terhindar dari sumber penyakit

c. PHBS di tempat-tempat umum

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tempat-tempat umum adalah

upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-

tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikan PHBS dan

berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat.

Penerapan PHBS di tempat-tempat umum merupakan salah satu

upaya strategis terciptanya tempat-tempat umum sehat. Melalui upaya ini,

diharapkan masyarakat yang berada di tempat-tempat umum seperti

pengunjung, pedagang, pengelola, awak angkutan, jamaah akan terhindar dari

penyakit.

Page 24: Skripsi Dwi Septia Nengsih

PHBS di tempat-tempat umum dapat diwujudkan melalui

tersedianya sumber air bersih, jamban, tempat pembuangan sampah, adanya

larangan untuk tidak merokok, serta anjuran untuk menutup makanan dan

minuman yang terhidang.

d. PHBS di sekolah

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah sekumpulan

perilaku yang di praktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat

lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga

secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta

berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Beberapa indikator sebagai ukuran penilaian PHBS sekolah :

1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah karena lebih terjamin

kebersihannya.

3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat serta menjaga kebersihan

jamban

4) Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin

5) Membuang sampah pada tempatnya

e. PHBS pada institusi pelayanan kesehatan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk

memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau

dan mampu untuk mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

serta berperan aktif dalam mewujudkan institusi kesehatan sehat dan

mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan.

Page 25: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Dalam meningkatkan PHBS di institusi kesehatan, maka

diperlukan peran pemilik / pengelola fasilitas kesehatan, petugas kesehatan,

petugas promosi kesehatan agar ikut berperan serta dalam peningkatan serta

perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.

3. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Kebiasaan atau perilaku higienis dengan cuci tangan pakai sabun

(CTPS), dapat mencegah pola penyebaran penyakit menular di masyarakat,

seperti misal penyakit diare, typhus perut, kecacingan, dan sebagainya.

Perilaku cuci tangan terlebih cuci tangan pakai sabun masih merupakan

sasaran penting dalam promosi kesehatan, khusunya terkait perilaku hidup

bersih dan sehat. Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan

perilaku yang biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya.

Rendahnya perilaku cuci tangan pakai sabun dan tingginya tingkat

efektifitas perilaku cuci tangan pakai sabun dalam mencegah penularan

penyakit, maka sangat penting adanya upaya promosi kesehatan bermaterikan

peningkatan cuci tangan tersebut.

Beberapa alasan mengenai pentingnya cuci tangan pakai sabun (CTPS),

yakni sebagai berikut :

a. Mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit yang dapat

menyebabkan ratusan ribu anak meninggal setiap tahunnya.

b. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup.

c. CTPS adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang paling “cost-

effective” jika di banding dengan hasil yang diperolehnya.

Page 26: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Lima waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus

diperhatikan, yaitu saat-saat sebagai berikut :

a. Sebelum makan

b. Sebelum menyiapkan makanan

c. Setelah buang air besar

d. Setelah menceboki bayi / anak

e. Setelah memegang unggas / hewan

Ada beberapa manfaat yang diperoleh setelah seseorang melakukan

cuci tangan pakai sabun, yaitu antara lain :

a. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan

b. Mencegah penularan penyakit, seperti disentri, thypus, dan lain-lain

c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman

Langkah-langkah mencuci tangan menggunakan sabun secara baik dan

benar :

a. Basahi tangan dengan air bersih yang mengalir

b. Gunakan sabun secukupnya

c. Usap-usap kedua telapak tangan

d. Gosok semua sela-sela jari

e. Usap-usap kedua punggung tangan

f. Gosok jari dan kuku tangan kanan ke telapak tangan kiri, lakukan

sebaliknya.

g. Bersihkan ibu jari

h. Bersihkan pergelangan tangan

i. Bilas kedua tangan dengan air bersih

Page 27: Skripsi Dwi Septia Nengsih

j. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk atau lap tangan.

Jangan lupa untuk mematikan kran air setelah mencuci tangan.11

Gambar 1. Langkah-langkah mencuci tangan (Slideshare.net, 2015)

4. Perilaku

Skinner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus(rangsangan dari

luar). Robert kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau

perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dpaat dipelajari.12

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Page 28: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Adapun faktor-faktor yang memepengaruhi terbentuknya perilaku

dibedakan atas :9

1. Faktor internal mencakup perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi,

fantasi, sugesti, dan sebagainya.

2. Faktor eksternal adalah merupakan faktor lingkungan, baik lingkungan

fisik, dan nonfisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik dan

sebagainya.

5. Perilaku kesehatan

Perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus atau

objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman

dan pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan adalah

semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable)

maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini

mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan

lain, meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit dan atau

terkena masalah kesehatan.9

Oleh sebab itu, perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokan

menjadi dua, yakni :9

a. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat

Perilaku ini disebut perilaku sehat (healthy behaviour), yang

mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindar dari

penyakit dan penyebab penyakit/masalah, atau penyebab masalah

Page 29: Skripsi Dwi Septia Nengsih

kesehatan dan perilaku dalam mengupayakan dan meningkatnya

kesehatan. Contoh : makan dengan gizi seimbang, cuci tangan pakai sabun

sebelum makan, dan sebagainya.

b. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk

memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya

(health seeking behaviour).

Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang atau

anaknya bila sakit atau terkena masalah kesehatan untuk memeperoleh

kesembuhan.

6. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang

diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang

berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan,

yakni:9

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai memanggil memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (comprehension)

Page 30: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,

tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen

yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki.

f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau terhadap penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

7. Sikap (Attitude)

Sikap adalah penilaian bisa berupa pendapat seseorang terhadap

stimulus atau objek dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk

Page 31: Skripsi Dwi Septia Nengsih

penyakit. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan

pengetahuan kesehatan

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan.12

Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial meyatakan bahwa sikap

adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksaan motif tertentu.

Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok yaitu :

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek. Artinya

bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang

terhadap objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya

bagaimana penilaian (terkandung di dialamnya faktor emosi) orang

tersebut terhadap objek.

c. Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku

terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku

terbuka (tindakan).

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan,

pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat

berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut :12

Page 32: Skripsi Dwi Septia Nengsih

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus

yang diberikan (objek).

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memeberikan nilai yang

positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan

orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan

orang lain merespons.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan

keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila ada orang lain

yang mencemoohkan atau adanya risiko lain.

8. Tindakan

Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap

belum terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor

lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.

Tindakan dapat dibedakan menjasi 3 tingkatan menurut kualitasnya,

yakni :12

a. Praktik terpimpin (guided response)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih

tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.

Page 33: Skripsi Dwi Septia Nengsih

b. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikan

sesuatu hal secara otomatis.

c. Adopsi (adoption)

Suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang dimana apa yang

dilakukan tidak sekadar rutinitasatau mekanisme saja tetapi telah

dilakukan modifikasi atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.

9. Perilaku Anak Yang Didapatkan Dari Ibu

Masa balita adalah masa emas tumbuh-kembang anak. Peran ibu dan

ayah dalam membesarkan anak menjadi bagian penting terhadap pencapaian

tumbuh-kembang anak yang optimal (baik). Salah satunya dengan

mengembangkan perilaku sehat sejak dini pada anak sehingga terbentuklah

pola hidup sehat. Dikembangkan sejak dini karena membentuk pola hidup

sehat jauh lebih mudah daripada mengubah kebiasaan yang tidak sehat.

Perilaku sehat yang diajarkan sejak dini akan membentuk pola hidup

sehat di kemudian hari. Anak akan terbiasa dengan perilaku sehat yang tidak

mudah hilang pada tahapan perkembangan selanjutnya. Apabila anak telah

memiliki pola hidup sehat, maka mereka akan:

a. Terbebas dari serangan berbagai macam penyakit yang sering terjadi pada

anak, seperti diare, demam, batuk/pilek, campak. TBC, infeksi telinga, dan

penyakit kulit.

b. Terlindungi dari potensi kecelakaan yang selalu ada di lingkungan sekitar

mereka seperti terjatuh, tenggelam, keracunan, tertusuk benda tajam atau

duri.

Page 34: Skripsi Dwi Septia Nengsih

c. Berbagai kemampuan yang dimiliki anak akan tergali dan dapat

dikembangkan dengan baik, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang

optimal.

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam

tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orangtua

dapat menerima segala informasi dari luar terutama bagaimana cara menjaga

kesehatan anaknya.

Anak belajar dari bagaimana orang dewasa memperlakukan mereka.

Jika ibu-ayah membiasakan perilaku sehat sejak dini, maka anak pun akan

terbiasa dengan perilaku sehat tersebut. Misalnya, ibu-ayah membiasakan anak

untuk mencuci tangan sebelum makan, maka kebiasaan tersebut akan menetap

sampai tahap perkembangan selanjutnya.

Anak juga belajar dari apa yang mereka lihat, dengar, dan dari

pengalaman tentang suatu kejadian. Anak belajar melalui pengamatan mereka

terhadap suatu kegiatan yang dilakukan ibu-ayah atau gurunya. Anak belajar

dari apa yang mereka dengar dari orangtua dan orang-orang sekitar mereka

serta lingkungannya. Anak akan meniru kegiatan ibu-ayah sehingga mereka

memperoleh pengalaman tentang suatu kegiatan.

Melihat, mendengar, dan meniru suatu kegiatan yang terjadi berulang

kali akan membentuk pola tertentu pada anak sehingga mereka mahir

melakukan kegiatan tersebut. Ibu-ayah hendaknya dapat memberikan contoh-

contoh perilaku sehat pada anak sehingga mudah ditiru dan diikuti oleh anak.14

Page 35: Skripsi Dwi Septia Nengsih

B. Alur Pikir

Berdasarkan teori yang telah diuraikan, dapat dituliskan alur pikir dibawah

ini :

C. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional

Alat

Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

1 Pengetahuan

ibu-ibu

tentang Cuci

Tangan Pakai

Sabun

Sesuatu yang

diketahui ibu-

ibu tentang Cuci

Tangan Pakai

Sabun

Kuesioner Wawancara Tinggijika skor

> mean

Rendah jika skor

< mean

Ordinal

2 Sikap ibu-ibu

tentang Cuci

Tangan Pakai

Sabun

Tanggapan ibu-

ibu terhadap

membiasakan

anak Cuci

Tangan Pakai

Sabun

Kuesioner Wawancara Baik jika skor >

mean

Tidak baik <

mean

Ordinal

3 Tindakan

ibu-ibu

dalam

membiasakan

Cuci Tangan

Pakai Sabun

Segala tingkah

laku ibu-ibu

dalam

membiasakan

anak cuci tangan

pakai sabun

Kuesioner Wawancara Baik jika skor >

mean

Tidak baik jika

skor < mean

Ordinal

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Tindakan

Kebiasaan CTPS

(Cuci Tangan Pakai

Sabun)

pada anak

Page 36: Skripsi Dwi Septia Nengsih

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu ingin memperoleh gambaran

perilaku ibu-ibu dalam membiasakan cuci tangan pakai sabun pada anak- anak di

TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk Alung Tahun 2015.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk

Alung pada bulan November 2014 s/d Mei 2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu dari murid TK Islam Bakti

XX Kecamatan Lubuk Alung sebanyak 32 orang.

1. Sampel

Peneliti menjadikan semua populasi sekaligus sebagai sampel. Dalam

penelitian ini adalah ibu-ibu dari murid TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk

Alung sebanyak 32 orang.

D. Cara Pengumpulan data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari wawancara dengan ibu-ibu dari murid TK

Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk Alung dengan kuesioner untuk

mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan sikap menyangkut CTPS.

Page 37: Skripsi Dwi Septia Nengsih

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari dokumen tahunan di TK Islam Bakti XX

Kecamatan Lubuk Alung meliputi jumlah murid-murid dan jumlah kelas.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan ibu-ibu dari murid

TK di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk Alung menggunakan

kuesioner.

2. Setelah dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner lalu diolah

data dengan komputerisasi.

F. Pengolahan Data

Setelah pengumpulan data maka dilakukan pengolahan data dengan

komputerisasi. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain :

1. Editing, yaitu pada tahap ini diperiksa semua kuesioner untuk memastikan

data yang diambil lengkap, relevan dan dapat dibaca.

2. Coding, yaitu pemberian kode dalam bentuk angka terhadap jawaban

responden.

3. Entry, yaitu dengan memasukan data yang diolah kedalam komputer.

4. Cleaning, pada tahap ini dilakukan pembersihan data dari kesalahan dan

pengecekan kembali data yang telah di entry apakah ada yang salah atau

tidak.

5. Processing, yaitu proses mengolah data dengan menggunakan aplikasi

program SPSS.

Page 38: Skripsi Dwi Septia Nengsih

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara univariat dalam program SPSS dan

disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui

gambaran deskriptif dari data-data yang dikumpulkan.

Page 39: Skripsi Dwi Septia Nengsih

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

TK Islam Bakti XX adalah salah satu TK yang berada di wilayah

Kecamatan Lubuk Alung yang terletak di Jalan Mesjid Gang Asoka no. 8 di

komplek perumahan Hj. Nurdin. TK Islam Bakti XX yang dipimpin oleh Ibu

Zuleka, S.PdI.

TK Islam Bakti XX berdiri sejak tahun 1996 dibawah naungan yayasan

Yayasan Pendidikan Bakti Wanita Islam Sumatera Barat yang berdiri di atas

tanah seluas 204m2 dengan status tanah hak milik. Fasilitas di TK Islam Bakti

XX memiliki 2 ruangan kelas yang terdiri dari ruangan kelas B1 dan B2. Selain

itu TK ini juga difasilitasi dengan adanya 1 ruang kepala tk, 1 ruang guru, 1

ruang kelas, 1 ruang kesehatan uks, 1 ruang km/wc, alat permainan edukatif,

fasilitas permainan di dalam dan di luar ruangan.

2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi

pengetahuan, sikap serta tindakan ibu-ibu dari murid-murid TK Islam Bakti

XX dalam membiasakan cuci tangan pakai sabun pada anak-anak.

Page 40: Skripsi Dwi Septia Nengsih

a. Karakteristik responden

Tabel 1

Distribusi frekuensi responden menurut umur di TK Islam Bakti

XX tahun 2015

Umur Frekuensi Persentase (%)

28 – 37 21 65,625 %

38 – 47 9 28,125 %

48 – 57 2 6,25 %

Jumlah 32 100 %

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 32 responden, didapatkan 21

(65,625 %) responden memiliki rentang umur 28 – 37 tahun.

Tabel 2

Distribusi frekuensi responden menurut tingkat pendidikan di TK

Islam Bakti XX tahun 2015

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Tamat SMA/sederajat 25 78,125 %

Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 7 21,875 %

Jumlah 32 100 %

Dari tabel 2 diketahui bahwa dari 32 responden, didapatkan 25

(78,125 %) responden memiliki tingkat pendidikan tamat

SMA/sederajat).

Page 41: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Tabel 3

Distribusi frekuensi responden menurut pekerjaan di TK Islam

Bakti XX tahun 2015

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Ibu rumah tangga (IRT) 22 68,75 %

PNS 3 9,375 %

Wiraswasta 7 21,875 %

Total 32 100 %

Dari tabel 3 diketahui bahwa dari 32 responden, didapatkan 22

(68,75 %) responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga

(IRT).

b. Pengetahuan ibu terhadap CTPS

Dari hasil penelitian melakukan wawancara dengan ibu-ibu dari murid

TK Islam Bakti XX, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4

Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan terhadap CTPS

di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk Alung tahun 2015

No. Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Rendah 18 56,2 %

2. Tinggi 14 43,8 %

Total 32 100 %

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari 32 responden,

didapatkan 18 (56,2 %) memiliki pengetahuan yang rendah.

Page 42: Skripsi Dwi Septia Nengsih

c. Sikap ibu terhadap pembiasaan CTPS pada anak

Dari hasil penelitian melakukan wawancara dengan ibu-ibu dari murid

TK Islam Bakti XX, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 5

Distribusi frekuensi responden menurut sikap dalam pembiasaan

CTPS pada anak di TK Islam Bakti XX

Kecamatan Lubuk Alung tahun 2015

No. Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Tidak baik 18 56,2 %

2. Baik 14 43,8 %

Total 32 100 %

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dari 32 responden,

didapatkan 18 (56,2 %) memiliki sikap yang tidak baik.

d. Tindakan ibu terhadap pembiasaan CTPS pada anak

Dari hasil penelitian melakukan wawancara dengan ibu-ibu dari murid

TK Islam Bakti XX, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 6

Distribusi frekuensi responden menurut tindakan pembiasaan

CTPS pada anak di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk Alung

tahun 2015

No. Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)

1. Tidak baik 17 53,1 %

2. Baik 15 46,9 %

Total 32 100 %

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dari 32 responden,

didapatkan 17 (53,1 %) memiliki tindakan yang tidak baik.

Page 43: Skripsi Dwi Septia Nengsih

B. Pembahasan

Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan pada bulan April sampai

Mei tentang gambaran perilaku ibu-ibu dari murid dalam membiasakan cuci

tangan pakai sabun pada anak-anak di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk

Alung Kabupaten Padang Pariaman tahun 2015, dengan uraian sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu terhadap membiasakan CTPS pada anak usia dini

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat di tabel 4 didapatkan

bahwa pengetahuan ibu terhadap membiasakan anak cuci tangan pakai sabun

(CTPS) yang memiliki pengetahuan rendah yaitu terdapat 18 orang dengan

persentase 56,2 % dan yang memiliki pengetahuan tinggi terdapat 14 orang

dengan persentase 43,8 %. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS) mayoritas dengan

pengetahuan rendah yaitu sebanyak 18 responden (56,2%). Masih adanya

responden memiliki pengetahuan yang rendah tentang cuci tangan pakai sabun

(CTPS) berdasarkan data lapangan melalui kuesioner bahwa 81,2 % tidak tahu

alasan mencuci tangan harus dengan air mengalir dan 25% tidak tahu bahwa

mencuci tangan dengan air saja tidak cukup.

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Pengetahuan tersebut

sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek

dimana mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.9

Faktor yang mempengaruhi seseorang antara lain pendidikan dan

pekerjaan. Diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pengalaman belajar dalam

Page 44: Skripsi Dwi Septia Nengsih

bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan

profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan.13

Faktor yang mempengaruhi rendahnya pengetahuan ibu-ibu adalah pada

tingkat pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat pada data responden dimana

mayoritas pekerjaan ibu adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 22

orang. Ini karena sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengawasi anak

dirumah dan kurang mendapat informasi mengenai cuci tangan pakai sabun

(CTPS) yang baik dan benar sehingga banyak yang tidak tahu alasan mencuci

tangan harus dengan air mengalir dan informasi bahwa cuci tangan dengan air

saja tidak cukup serta tidak mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh

puskesmas juga menjadi beberapa faktor penyebab rendahnya pengetahuan ibu

tentang cuci tangan pakai sabun (CTPS).

2. Sikap ibu terhadap membiasakan CTPS pada anak usia dini

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 5 didapatkan

bahwa sikap ibu dalam membiasakan anak cuci tangan pakai sabun (CTPS)

yang memiliki sikap tidak baik terdapat 18 orang dengan persentase 56,2 %

dan yang memiliki sikap baik terdapat 14 orang dengan persentase 43,8 %.

Maka dapat disimpulkan bahwa sikap ibu dalam membiasakan anak cuci

tangan pakai sabun (CTPS) mayoritas dengan sikap tidak baik yaitu sebanyak

18 responden (56,2 %). Masih adanya responden memiliki sikap yang tidak

baik dalam membiasakan anak cuci tangan pakai sabun (CTPS) berdasarkan

data lapangan melalui kuesioner bahwa 31,2 % kurang setuju bahwa cuci

Page 45: Skripsi Dwi Septia Nengsih

tangan pakai air saja tidak cukup dan 31,2 % kurang setuju bahwa selain sabun

dibutuhkan air mengalir agar cuci tangan benar-benar bersih.

Hal ini sejalan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh ibu-ibu dari

murid TK Islam Bakti XX setelah dilakukan wawancara. Karena teori

perubahan perilaku dimulai dari tahapan pengetahuan yang nantinya akan

mempengaruhi sikap dan berlanjut pada tindakan sebagai bentuk aplikasi dari

pengetahuan yang dimiliki.

Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap

stimulasi atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk

penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulasi atau objek, proses

selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulasi atau objek kesehatan

tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan

pengalaman kesehatan seperti :9

a. Sikap terhadap sakit dan penyakit

Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap gejala

atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit dan

cara pencegahan penyakit.

b. Sikap terhadap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara

memelihara dan cara berperilaku hidup sehat. Dengan kata lain pendapat atau

penilaian terhadap makanan, minuman, olahraga, dan istirahat yang cukup.

Page 46: Skripsi Dwi Septia Nengsih

c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan

pengaruhnya terhadap kesehatan. Pendapat atau penilaian terhadap air bersih,

pembuangan limbah dan polusi.

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan

dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal

ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman

dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik

dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung.

Sebaiknya mencuci tangan harus menggunakan sabun dan air mengalir

dan dilakukan minimal 15-20 detik agar kuman-kuman di tangan berkurang

karena tangan memang merupakan media penularan berbagai penyakit yang

disebabkan kuman. Hanya melalui tangan yang kotor, kuman penyakit dapat

dengan mudah berpindah dari satu orang ke orang lain. Cuci tangan yang baik

dan benar dapat mengurangi angka kejadian penyakir diare, ISPA dan sakit

perut pada anak-anak.

3. Tindakan ibu terhadap membiasakan CTPS pada anak usia dini

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 6 didapatkan

bahwa tindakan ibu dalam membiasakan anak cuci tangan pakai sabun (CTPS)

yang memiliki memiliki tindakan yang tidak baik terdapat 17 orang dengan

persentase 53,1 % dan tindakan yang baik terdapat 15 orang dengan persentase

46,9 %. Maka dapat disimpulkan bahwa tindakan ibu-ibu dalam membiasakan

Page 47: Skripsi Dwi Septia Nengsih

anak cuci tangan pakai sabun (CTPS) mayoritas dengan tindakan tidak baik

yaitu sebanyak 17 responden dengan persentase 53,1 %. Masih adanya

responden yang memiliki tindakan yang tidak baik dalam membiasakan anak

cuci tangan pakai sabun (CTPS) berdasarkan data lapangan melalui kuesioner

bahwa 18,8 % tidak pernah mengajarkan pada anak untuk mencuci tangan

dengan air mengalir dan 21,9 % tidak pernah menyediakan air mengalir untuk

cuci tangan.

Tindakan merupakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang

diketahui, proses selanjutnya akan melaksanakan atau mempraktekan apa yang

diketahui atau disikapinya.5

Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu tidak pernah

mengajarkan anak untuk mencuci tangan dengan air mengalir karena memang

tidak disediakan air mengalir untuk melakukan kegiatan cuci tangan pakai

sabun (CTPS).

Sebaiknya ibu menyediakan fasilitas cuci tangan seperti air mengalir

dan lebih mengajarkan anak untuk mencuci tangan dengan air mengalir agar

kuman-kuman yang menempel di tangan berkurang sehingga tidak

menyebabkan berbagai penyakit akibat tidak mencuci tangan pakai sabun

dengan benar pada anak.

Page 48: Skripsi Dwi Septia Nengsih

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan pada bulan November sampai Mei

2015 terhadap ibu-ibu dari murid-murid TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk

Alung mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap CTPS. Maka

diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu-ibu dari murid-murid TK Islam Bakti XX terhadap cuci

tangan pakai sabun (CTPS) rendah dengan jumlah 18 orang dengan persentase

(56,2 %).

2. Sikap ibu-ibu dari murid-murid TK Islam Bakti XX dalam membiasakan cuci

tangan pakai sabun (CTPS) tidak baik dengan jumlah 18 orang dengan

persentase (56,2 %).

3. Tindakan ibu-ibu dari murid-murid TK Islam Bakti XX dalam membiasakan

cuci tangan pakai sabun (CTPS) tidak baik dengan jumlah 17 orang (53,1 %).

B. Saran

Kepada ibu-ibu dari murid-murid TK Islam Bakti XX

1. Pengetahuan ibu-ibu

Sebaiknya ibu lebih sering menggali informasi-informasi mengenai cuci

tangan pakai sabun (CTPS) yang baik dan benar, serta mengikuti penyuluhan

yang diadakan oleh puskesmas sehingga dapat memahami dan mengajarkannya

kepada anak-anak mereka di kehidupan sehari-hari. Dengan tahunya ibu-ibu

tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar maka anak-

Page 49: Skripsi Dwi Septia Nengsih

anak generasi penerus bisa terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan

jika tidak mencuci tangan dengan benar.

2. Sikap ibu-ibu

Sebaiknya ibu-ibu mengajarkan pada anak-anak mereka bahwa

mencuci tangan harus menggunakan sabun dan air mengalir yang dilakukan

minimal 15-20 detik agar kuman-kuman di tangan berkurang karena tangan

memang merupakan media penularan berbagai penyakit yang disebabkan

kuman. Dan mencuci tangan yang baik dan benar dapat mengurangi angka

kejadian penyakir diare, ISPA dan sakit perut pada anak-anak.

3. Tindakan ibu-ibu

Sebaiknya ibu-ibu lebih mengajarkan pada anak mengenai cuci tangan

pakai sabun (CTPS) yang baik dan benar serta mengulang terus menerus agar

anak terbiasa mencuci tangannya sendiri. Kemudian menyediakan fasilitas cuci

tangan seperti sabun dan air mengalir. Suatu tindakan dapat menciptakan suatu

perubahan yang diawali dengan adanya tahapan pengetahuan yang

mempengaruhi sikap seseorang dan nantinya akan diaplikasikan dalam suatu

tindakan.

Page 50: Skripsi Dwi Septia Nengsih

DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.

852/Menkes/SK/IX/2008. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat.

2. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta

: Rineka Cipta; 2005; h. 19.

3. Diakses pada tanggal 18 Februari 2015 www.depkes.go.id

4. Diakses pada tanggal 18 Februari 2015 stbm-indonesia.org

5. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta; 2003.

6. Ramdhani, Gilar. 2014. Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia.

[diakses 5 Desember 2014]. Tersedia dari :

http://news.liputan6.com/read/2119825/pentingnya-kampanye-cuci-

tangan-pakai-sabun-sedunia

7. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan

8. Haryanto, 2010. Keluarga Sebagai Wadah Pendidikan Pertama.

[diakses 9 Desember 2014]. Tersedia dari :

http://belajarpsikologi.com/keluarga-sebagai-wadah-pendidikan-pertama

9. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi Edisi

Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta; 2010; h. 24-362.

10. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan

Edisi Revisi 2012. Jakarta : Rineka Cipta; 2012. h. 4-60.

11. Maryunani, Anik. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta :

CV. Trans Info Media. 2013.

12. Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta

: Rineka Cipta; 2011.

13. Kristiyah, 2014. [diakses tanggal 20 Mei 2015]. Tersedia dari :

digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=832

14. Perilaku Sehat pada Anak Usia Dini, 2011.[diakses l5 Desember 2014]. Tersedia dari http://little1academy.com/File/N/Full/2238Perilaku%20Sehat%20Pada%2

0Anak%20Usia%202.pdf

Page 51: Skripsi Dwi Septia Nengsih

LAMPIRAN A

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TERHADAP CUCI TANGAN

PAKAI SABUN PADA IBU DARI ANAK-ANAK DI TK ISLAM BAKTI XX

KECAMATAN LUBUK ALUNG TAHUN 2015

A. Identitas Responden

Nama Ibu :

Umur Ibu :

Umur Anak :

Alamat :

Pekerjaan :

Pendidikan :

B. Pertanyaan

Beri tanda silang (x) pada pilihan yang dianggap benar pada pertanyaan pilihan

ganda dibawah ini

Pengetahuan

1. Menurut ibu, apa pentingnya cuci tangan pakai sabun (CTPS) ?

a. Membunuh kuman dan mencegah penularan penyakit (2)

b. Membersihkan tangan (1)

c. Supaya tangan tidak berminyak (0)

2. Menurut ibu, apa perlunya menggunakan sabun saat CTPS ?

a. Supaya tangan bersih dari kotoran (2)

b. Supaya kelihatan bersih (1)

c. Supaya tangan harum (0)

Page 52: Skripsi Dwi Septia Nengsih

LANJUTAN 1 LAMPIRAN A

3. Cuci tangan pakai air saja tidak cukup karena . . .

a. Kuman-kuman tetap ada di tangan (2)

b. Tangan kurang keset, masih berminyak (1)

c. Tangan tidak harum (0)

4. Selain sabun, apa yang dibutuhkan agar cuci tangan benar-benar bersih ?

a. Air mengalir/dituang (2)

b. Kain untuk mengeringkan (1)

c. Kobokan (0)

5. Tahukah ibu mengapa mencuci tangan dengan air mengalir ?

a. Agar kuman di tangan berkurang (2)

b. Agar kuman dan air sabun lepas dari tangan (1)

c. Karena air mengalir itu sejuk (0)

6. Kapan waktu yang tepat untuk mencuci tangan ?

a. Sebelum dan sesudah menjamah bahan makanan, memegang bayi,

setelah BAB, setelah memegang hewan (2)

b. Setiap selesai makan, sebelum tidur, dan bangun pagi (1)

c. Sewaktu ingat saja (0)

7. Pada usia berapa yang paling efektif untuk mulai mengajarkan anak cuci

tangan pakai sabun ?

a. 4-6 tahun (2)

b. 2-4 tahun (1)

c. 0-2 tahun (0)

Page 53: Skripsi Dwi Septia Nengsih

LANJUTAN 2 LAMPIRAN A

8. Menurut ibu apakah manfaat membiasakan anak mencuci tangan ?

a. Agar anak terbiasa sejak kecil menjaga kebersihan tangan (2)

b. Agar tangan anak menjadi bersih (1)

c. Untuk menjaga kondisi steril (0)

9. Tahukah ibu berapa lama waktu mencuci tangan yang baik ?

a. 15-20 detik (2)

b. 10 detik (1)

c. 5 detik (0)

10. Penyakit apakah yang dapat muncul jika tidak CTPS ?

a. Diare, ISPA dan sakit perut (2)

b. Flu dan batuk (1)

c. Mudah lelah (0)

Page 54: Skripsi Dwi Septia Nengsih

KUESIONER TENTANG SIKAP

Berikut adalah pertanyaan mengenai sikap anda terhadap pembiasaan cuci tangan

pakai sabun pada anak.

SS = Sangat Setuju ( 3 )

S = Setuju ( 2 )

KS = Kurang Setuju ( 1 )

TS = Tidak Setuju ( 0 )

No. Pertanyaan SS S KS TS

1. Apakah ibu setuju Cuci Tangan

Pakai Sabun (CTPS) itu penting ?

2. Apakah ibu setuju Cuci Tangan

Pakai Sabun (CTPS) harus

menggunakan sabun ?

3. Apakah ibu setuju cuci tangan pakai

air saja tidak cukup ?

4. Apakah ibu setuju bahwa selain

sabun dibutuhkan air mengalir agar

cuci tangan benar-benar bersih ?

5. Apakah ibu setuju bahwa sebaiknya

mencuci tangan dengan air mengalir

?

6. Apakah ibu setuju bahwa ada 5

waktu yang tepat untuk Cuci Tangan

Pakai Sabun (CTPS)?

Page 55: Skripsi Dwi Septia Nengsih

7. Apakah ibu setuju bahwa usia yang

paling efektif untuk mulai

mengajarkan anak cuci tangan pakai

sabun adalah 4-6 tahun?

8. Apakah ibu setuju manfaat

membiaskan anak mencuci tangan

dengan sabun agar anak terbiasa

menjaga kebersihan tangan sejak

kecil?

9. Apakah ibu setuju bahwa sebaiknya

mencuci tangan dengan sabun

dilakukan selama 15-20 detik?

10. Apakah ibu setuju bahwa penyakit

yang timbul apabila tidak mencuci

tangan adalah diare, ISPA dan sakit

perut ?

Page 56: Skripsi Dwi Septia Nengsih

KUESIONER TENTANG TINDAKAN

Berikut adalah pertanyaan mengenai tindakan anda tentang

pembiasaan cuci tangan pakai sabun pada anak.

Selalu ( 3 )

Sering ( 2 )

Kadang – Kadang ( 1 )

Tidak pernah ( 0 )

No. Variabel Selalu Sering Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

1. Ibu menjelaskan

pada anak bahwa

mencuci tangan

dengan

menggunakan sabun

itu penting demi

membunuh kuman

dan mencegah

penularan penyakit

2. Ibu mengajarkan

pada anak untuk

mencuci tangan

pakai sabun

Page 57: Skripsi Dwi Septia Nengsih

3. Ibu menjelaskan

pada anak bahwa

cuci tangan pakai air

saja tidak cukup

karna tidak

menghilangkan

kuman-kuman di

tangan

4. Ibu mengajarkan

pada anak untuk

mencuci tangan

dengan air mengalir

5. Ibu menyediakan air

mengalir untuk cuci

tangan

6. Ibu mengajarkan

pada anak 5 waktu

yang tepat untuk

Cuci Tangan Pakai

Sabun (CTPS)

7. Ibu membiasakan

anak cuci tangan

pakai sabun pada

usia 4-6 tahun

Page 58: Skripsi Dwi Septia Nengsih

8. Ibu membiasakan

anak mencuci

tangan dengan

sabun sejak kecil

9. Ibu membiasakan

anak mencuci

tangna selama 15-20

detik

10. Ibu menjelaskan

kepada anak bahwa

apabila tidak

mencuci tangan

dapat menyebabkan

penyakit diare, ispa

dan sakit perut.

Page 59: Skripsi Dwi Septia Nengsih
Page 60: Skripsi Dwi Septia Nengsih
Page 61: Skripsi Dwi Septia Nengsih

LAMPIRAN D

DOKUMENTASI

Page 62: Skripsi Dwi Septia Nengsih
Page 63: Skripsi Dwi Septia Nengsih
Page 64: Skripsi Dwi Septia Nengsih

LAMPIRAN F

Print Out Hasil Penelitian

Statistics

UMUR PEKERJAAN PENDIDIKAN HASPENG HASIK HATIN

N Valid 32 32 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0 0 0

HASIL PENGETAHUAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TINGGI 14 43.8 43.8 43.8

RENDAH 18 56.2 56.2 100.0

Total 32 100.0 100.0

HASIL SIKAP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BAIK 14 43.8 43.8 43.8

TIDAK BAIK 18 56.2 56.2 100.0

Total 32 100.0 100.0

HASIL TINDAKAN

Page 65: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BAIK 15 46.9 46.9 46.9

TIDAK BAIK 17 53.1 53.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

Pentingnya CTPS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid membersihkan tangan 2 6.2 6.2 6.2

membunuh kuman dan

mencegah penularan

penyakit

30 93.8 93.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Perlunya Pakai Sabun Saat CTPS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid supaya kelihatan bersih 1 3.1 3.1 3.1

supaya tangan bersih dari

kotoran 31 96.9 96.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 66: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Cuci Tangan Pakai Air Saja Tidak Cukup Karena

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tangan kurang keset msh

berminyak 8 25.0 25.0 25.0

kuman" ttp ada di tangan 24 75.0 75.0 100.0

Total 32 100.0 100.0

Yang Dibutuhkan Agar CTPS Bersih Selain Sabun

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kobokan 1 3.1 3.1 3.1

kain untuk mengeringkan 3 9.4 9.4 12.5

air mengalir/dituang 28 87.5 87.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

Mengapa Cuci Tangan dengan Air Mengalir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 67: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Valid agar kuman dan air sabun

lepas dari tangan 26 81.2 81.2 81.2

agar kuman di tangan

berkurang 6 18.8 18.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Waktu Tepat Utk Cuci Tangan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sblm sesudah menjamah

bhn mkanan, memegang

bayi, stlh bab, stlh mmgang

hewan

32 100.0 100.0 100.0

Usia Efektif Mengajarkan Anak CTPS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0-2 tahun 5 15.6 15.6 15.6

2-4 tahun 15 46.9 46.9 62.5

4-6 tahun 12 37.5 37.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

Manfaat Membiasakan Anak Cuci Tangan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid untuk menjaga kondisi steril 1 3.1 3.1 3.1

Page 68: Skripsi Dwi Septia Nengsih

agar anak terbiasa sejak

kecil menjaga kebersihan

tangan

31 96.9 96.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

Lama Waktu Cuci Tangan Yang Baik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 detik 18 56.2 56.2 56.2

15-20 detik 14 43.8 43.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Penyakit Yang Muncul Jika Tidak CTPS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid diare, ispa dan sakit perut 32 100.0 100.0 100.0

Setuju Tidaknya CPTS itu Penting

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 14 43.8 43.8 43.8

sangat setuju 18 56.2 56.2 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 69: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Setuju Tidaknya CTPS Harus Pakai Sabun

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 1 3.1 3.1 3.1

kurang setuju 2 6.2 6.2 9.4

Setuju 23 71.9 71.9 81.2

sangat setuju 6 18.8 18.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Setuju Tidaknya Cuci Tangan Pakai Air Saja Tidak Cukup

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 10 31.2 31.2 31.2

Setuju 18 56.2 56.2 87.5

sangat setuju 4 12.5 12.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

Setuju Tidaknya Selain Sabun Butuh Air Mengalir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 10 31.2 31.2 31.2

Setuju 15 46.9 46.9 78.1

sangat setuju 7 21.9 21.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 70: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Setuju Tidaknya Cuci Tangan Sebaiknya Dengan Air Mengalir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 9 28.1 28.1 28.1

Setuju 16 50.0 50.0 78.1

sangat setuju 7 21.9 21.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

Setuju Tidaknya Ada 5 Waktu Tepat CTPS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 3 9.4 9.4 9.4

Setuju 25 78.1 78.1 87.5

sangat setuju 4 12.5 12.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 71: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Setuju Tidaknya Usia Efektif Mengajarkan CTPS 4-6th

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 7 21.9 21.9 21.9

kurang setuju 12 37.5 37.5 59.4

Setuju 6 18.8 18.8 78.1

sangat setuju 7 21.9 21.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

Setuju Tidaknya Manfaat Membiasakan CTPS Agar Anak Terbiasa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 24 75.0 75.0 75.0

sangat setuju 8 25.0 25.0 100.0

Total 32 100.0 100.0

Setuju Tidaknya Sebaiknya Cuci Tangan Selama 15-20 dtk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang setuju 8 25.0 25.0 25.0

Setuju 19 59.4 59.4 84.4

sangat setuju 5 15.6 15.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 72: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Setuju Tidaknya Penyakit Akibat Tidak CTPS yaitu Diare, Ispa, Sakit Perut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 17 53.1 53.1 53.1

sangat setuju 15 46.9 46.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

Menjelaskan Pada Anak bahwa CTPS Itu Penting

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 6 18.8 18.8 18.8

Sering 22 68.8 68.8 87.5

Selalu 4 12.5 12.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

Mengajarkan Anak Ctps

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 3 9.4 9.4 9.4

Sering 22 68.8 68.8 78.1

Selalu 7 21.9 21.9 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 73: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Menjelaskan pada Anak Cuci Tangan Pakai Air Saja Tidak Cukup

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 4 12.5 12.5 12.5

kadang-kadang 20 62.5 62.5 75.0

Sering 7 21.9 21.9 96.9

Selalu 1 3.1 3.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

Mengajarkan Anak Cuci Tangan Dengan Air Mengalir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 6 18.8 18.8 18.8

kadang-kadang 13 40.6 40.6 59.4

Sering 8 25.0 25.0 84.4

Selalu 5 15.6 15.6 100.0

Total 32 100.0 100.0

Menyediakan Air Mengalir Untuk Cuci Tangan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 7 21.9 21.9 21.9

Page 74: Skripsi Dwi Septia Nengsih

kadang-kadang 12 37.5 37.5 59.4

Sering 10 31.2 31.2 90.6

Selalu 3 9.4 9.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

Mengajarkan pada Anak 5 Waktu Tepat Cuci Tangan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 20 62.5 62.5 62.5

Sering 10 31.2 31.2 93.8

Selalu 2 6.2 6.2 100.0

Total 32 100.0 100.0

Membiasakan Anak Cuci Tangan pada Usia 4-6th

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 5 15.6 15.6 15.6

kadang-kadang 11 34.4 34.4 50.0

Sering 10 31.2 31.2 81.2

Selalu 6 18.8 18.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 75: Skripsi Dwi Septia Nengsih

Membiasakan Anak CTPS Sejak Kecil

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 2 6.2 6.2 6.2

Sering 18 56.2 56.2 62.5

Selalu 12 37.5 37.5 100.0

Total 32 100.0 100.0

Membiasakan Anak Cuci Tangan Selama 15-20dtk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kadang-kadang 11 34.4 34.4 34.4

Sering 19 59.4 59.4 93.8

Selalu 2 6.2 6.2 100.0

Total 32 100.0 100.0

Menjelaskan Pada Anak Penyakit Jika Tidak CTPS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 4 12.5 12.5 12.5

kadang-kadang 9 28.1 28.1 40.6

Sering 13 40.6 40.6 81.2

Selalu 6 18.8 18.8 100.0

Total 32 100.0 100.0

Page 76: Skripsi Dwi Septia Nengsih
Page 77: Skripsi Dwi Septia Nengsih
Page 78: Skripsi Dwi Septia Nengsih