skripsi diajukan kepada fakultas ilmu tarbiyah dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
DENGAN TEKNIK GALLERY WALK TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
FUJI LESTARI
NIM : 1111017000019
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
FUJI LESTARI (1111017000019). “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah dengan Teknik Gallery Walk terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2018.
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di Kota Bekasi tahun ajaran
2015/2016, bertujuan untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah dengan teknik gallery walk terhadap kemampuan berpikir kritis matematis
pada materi lingkaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi
eksperimen dengan desain penelitian randomized control group posttest only design.
Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling dengan
mengambil dua dari sembilan kelas, satu kelas sebanyak 42 siswa sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas lainnya sebanyak 42 siswa sebagai kelas kontrol.
Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh thitung sebesar 5,25 dan
ttabel dengan taraf signifikansi 5% sebesar 1,66. Maka thitung>ttabel. Hal ini menunjukan
bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diterapkan model
pembelajaran berbasis masalah dengan teknik gallery walk lebih tinggi dibandingkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diterapkan model pembelajaran
konvensional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
diterapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan teknik gallery walk untuk
seluruh indikator yang telah ditetapkan lebih tinggi daripada kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diterapkan model pembelajaran konvensional. Secara spesifik,
indikator dari kemampuan berpikir kritis matematis yang memberikan hasil paling
tinggi yaitu indikator mengidentifikasi relevansi dibandingkan dengan indikator yang
lainnya. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran berbasis
masalah dengan teknik gallery walk pada materi lingkaran berpengaruh secara
signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis matematis.
Kata kunci: Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Gallery Walk,
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
ii
ABSTRACT
FUJI LESTARI, (1111017000019), “The Effect of Problem Based Learning Model
with Gallery Walk Technique towards Students’ Mathematical Critical Thinking
Ability”, Paper of Mathematics Education Department, Faculty of Tarbiyah and
Teacher’s Training, Jakarta Syarif Hidayatullah State Islamic University, June 2018.
This research was conducted at one of junior high school in Bekasi city on academic
year of 2015/2016. The purpose is to analyze the effect of Problem Based Learning
Model with Gallery Walk Technique towards Mathematical Critical Thinking Ability
on Circle chapter. The research method is quasi experiment with randomize control
group post test only design. Samples are chosen by cluster random sampling technique
by taking two of nine classes, one class with 42 students as experimental class and one
other class with 42 students as a control class. Based on hypotesis test by using t-test
obtained the result tcount 5.25 and ttable 1.66 in standars significance 5%, so tcount > ttable.
It shows that students’ mathematical critical thinking ability which were taught by
problem based learning model with gallery walk technique is higher than students’
mathematical critical thinking ability of those which were taught by conventional
learning.
The result shows that students’ mathematical critical thinking ability which were
taught by problem based learning model with gallery walk technique for overall
indicators is higher than the other student which were taught by using conventional
learning. Specifically, the result shows that mathematical critical thinking ability with
problem based learning model with gallery walk technique give highest score on the
indicator of identify relevance compare with other indicators. The conclusion of this
research is mathematical critical thinking ability on the circle chapter using problem
based learning model with gallery walk technique having a significantly effect towards
mathematical critical thinking ability.
Keywords: Problem Based Learning with Gallery Walk Technique, Students’
Mathematical Critical Thinking Ability
iii
KATA PENGANTAR
بسماهللالرحمنالرحيم
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan
nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-
baiknya. Shalawat dan Salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari banyak
pihak. Tidak dapat dipungkiri beberapa kendala penulis hadapi dalam penyelesaian
skripsi ini, namun dengan kerja keras, doa, perjuangan, kesungguhan hati dan
motivasi dari berbagai pihak dalam penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi.
Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Lia Kurniawati, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
Otong Suhyanto, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi dan semangat yang tiada
henti dalam membimbing penulis selama ini. Semoga apa yang telah Ibu
dan Bapak berikan kepada penulis, menjadi jalan pintu ridhoNya.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Kadir, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd. Selaku Dosen Penasihat Akademik yang selalu
memberikan bimbingan, arahan, nasihat dan semangat serta memotivasi
anak-anaknya untuk segera menyelesaikan studi.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada
iv
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan
Ibu berikan menjadi amal jariyah yang tiada henti bagi Bapak dan Ibu.
7. Bapak Drs. Samsu selaku kepala SMP Negeri 24 Bekasi, yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri
24 Bekasi.
8. Ibu Asima Simanjuntak, S.Pd selaku Guru Bidang Studi Matematika SMP
Negeri 24 Bekasi yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran-
saran yang sangat bermanfaat.
9. Siswa dan siswi kelas VIII SMP Negeri 24 Bekasi tahun ajaran 2015/2016,
khususnya kelas VIII-G dan VIII-H yang bersikap kooperatif selama penulis
mengadakan penelitian.
10. Terselalu dalam doa, Alm. Ibu Ruminah binti H. Salim yang tak henti–
hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang, dan memberikan
dukungan moril-materil pada penulis semasa hidupnya hingga mampu
berada di sisi penulis sampai tahap penelitian. Penyelesaian skripsi ini
penulis dedikasikan untuk Almarhumah Ibunda tercinta.
11. Teristimewa untuk keluarga tercinta Ayahanda Sukardi, Teteh Sadiah Eka
Sakti dan Lilis Yuhaeni serta para keponakan dan kakak ipar yang selalu
mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat dalam meraih
cita-cita.
12. Sahabat shalihah seatap, Rika, Ana, Yara, Ghaida, dan Caca atas segala
bantuan, semangat, dan kebersamaan yang telah dilalui selama ini.
13. Sahabat-sahabatku “The Rumpies & Hangouters” Syafit, Mitha, Yusuf,
Irwan, Riris, Anyis, dan Osha yang selalu membantu menghilangkan
kepanikan dan kesulitan serta memberikan motivasi selama proses
penyusunan skripsi.
14. Sahabat organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika
periode 2012/2013 dan periode 2013/2014 khususnya Badan Pengurus
Harian (BPH) periode 2013/2014 Hafiz, Agung, Nisa, Ririn serta partner
periode 2012/2013 Ka Richy, Ka Nur, Ka Arif, Ka Dentika. Terimakasih
atas kerjasama dan pengalaman yang telah kita lakukan bersama.
v
15. Sahabat, adik maupun kakak seperjuangan satu jurusan sekaligus satu
organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Aziz, Faris, Andre, Fathul,
Iis, Fika, Lava, Ka Hendri, Ka Indra, Ka Ochit, dll. Terimakasih atas
pengalaman organisasi, ilmu, dan berbagai pertemuan kajian yang sangat
berharga bagi penulis selama masa-masa kuliah.
16. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan
2011 khususnya kelas A. Terimakasih atas kebersamaan dan bantuan
selama ini baik langsung maupun tidak langsung.
17. Adik tingkat tersayang dan terbaik angkatan 2012 sekaligus adik kelas
semasa SMA Robiah Adawiah atas segala kasih sayang, dukungan, dan
bantuan yang telah diberikan. Terimakasih untuk selalu berada di sisi
penulis. Semoga Allah SWT selalu menyayangi biah.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan
berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan
doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah
SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin.
Demikianlah, betapapun penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan yang ada untuk menyusun skripsi yang sebaik-baiknya, namun di atas
lembaran-lembaran kertas skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai
macam kekurangan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang membaca
skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka.
Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.
Jakarta, Juni 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 9
D. Perumusan Masalah......................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 10
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................. 12
A. Deskripsi Teoritis .......................................................................... 12
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ..................................... 12
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Teknik Gallery
Walk..............................................................................................18
a. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ................................. 18
b. Teknik Gallery Walk ............................................................. 22
c. Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan
Teknik Gallery Walk................................................................25
3. Model Pembelajaran Konvensional ............................................ 27
B. Hasil Penelitian Yang Relevan....................................................... 27
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 30
vii
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 35
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................................ 35
C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37
E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 37
F. Analisis Instrumen ......................................................................... 39
1. Uji Validitas ............................................................................. 39
2. Uji Reliabilitas........................................................................... 40
3. Uji Taraf Kesukaran Soal........................................................... 41
4. Daya Pembeda Tes .................................................................... 42
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 43
1. Uji Normalitas Data ................................................................... 44
2. Uji Homogenitas Varians ........................................................... 44
3. Uji Hipotesis.............................................................................. 45
H. Hipotesis Statistik ......................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 48
A. Deskripsi Data .............................................................................. 48
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Secara Keseluruhan ................ 48
2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator .............. 53
B. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 55
1. Uji Normalitas Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa ........................................................................................ 55
2. Uji Homogenitas Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa ........................................................................................ 56
viii
3. Hasil Pengujian Hipotesis .......................................................... 57
C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 58
1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ 58
2. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa......................................................................................... 66
a. Kemampuan Menggeneralisasi dan Mempertimbangkan Hasil
Generalisasi .......................................................................... 66
b. Kemampuan Mengidentifikasi Relevansi ............................... 72
c. Kemampuan Merumuskan Masalah ke dalam Model
Matematika ........................................................................... 75
d. Kemampuan Mendeduksi dengan Menggunakan Prinsip ....... 79
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 85
A. Kesimpulan ................................................................................... 85
B. Saran ............................................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 88
LAMPIRAN - LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis .................... ……………………15
Tabel 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah.. ……………………19
Tabel 3.1 Desain Penelitian ..................................................... ……………………34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ............ 35
Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas Soal ................................................ 38
Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran ................................................ 39
Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ................................................... 40
Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran ... 41
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Kelas Eksperimen ................................................................................. 47
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Kelas Kontrol ........................................................................................ 48
Tabel 4.3 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................... 50
Tabel 4.4 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator............................ 51
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data ................................................... 54
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data ............................................... 54
Tabel 4.7 Hasil Uji-t Sampel Homogen ................................................................. 55
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ..................................................32
Gambar 4.1 Grafik Histogram Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas
Eksperimen .......................................................................................48
Gambar 4.2 Grafik Histogram Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas
Kontrol..............................................................................................49
Gambar 4.3 Diagram Batang Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .....................52
Gambar 4.4 LKS Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen .......................................57
Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan Siswa pada Lembar Kerja.........................................58
Gambar 4.6 Hasil Pekerjaan Siswa pada Lembar Kerja.........................................59
Gambar 4.7 Contoh Beberapa Galeri Hasil Pekerjaan Siswa .................................60
Gambar 4.8 Hasil Analisis dan Evaluasi oleh Siswa ..............................................61
Gambar 4.9 Kegiatan Belajar Siswa Eksperimen ...................................................61
Gambar 4.10 Bahan Ajar Kelas Kontrol ..................................................................62
Gambar 4.11 Jawaban Siswa untuk Soal Indikator Menggeneralisasi dan
Mempertimbangkan Hasil Generalisasi .............................................66
Gambar 4.12 Jawaban Siswa untuk Soal Indikator Menggeneralisasi dan
Mempertimbangkan Hasil Generalisasi .............................................68
Gambar 4.13 Jawaban Siswa untuk Soal Indikator Mengidentifikasi Relevansi .......71
Gambar 4.14 Jawaban Siswa untuk Soal Indikator Mengidentifikasi Relevansi .......72
Gambar 4.15 Jawaban Siswa untuk Soal Indikator Merumuskan Masalah ke dalam
Model Matematika ............................................................................75
Gambar 4.16 Jawaban Siswa untuk Soal Indikator Merumuskan Masalah ke dalam
Model Matematika ............................................................................76
Gambar 4.17 Jawaban Siswa untuk Soal Indikator Mendeduksi dengan
Menggunakan Prinsip ........................................................................79
xi
Gambar 4.18 Jawaban Siswa untuk Soal Indikator Mendeduksi dengan
Menggunakan Prinsip ........................................................................80
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .....................89
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .......................... 125
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ................................ 158
Lampiran 4 Bahan Ajar Siswa Kelas Kelas Kontrol ........................................... 218
Lampiran 5 Kisi–kisi Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ....................................................................................... 243
Lampiran 6 Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ..... 245
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa ............................................................................. 249
Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa ............................................................................. 250
Lampiran 9 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Siswa ................................................................... 251
Lampiran 10 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Siswa ................................................................... 252
Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Daya Pembeda, dan Taraf
Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa .............................................................................................. 253
Lampiran 12 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa .......... 254
Lampiran 13 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa ............................................................................. 258
Lampiran 14 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ........... 264
Lampiran 15 Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas
Eksperimen ..................................................................................... 267
xiii
Lampiran 16 Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas
Kontrol............................................................................................ 269
Lampiran 17 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus,
Varians, dan Simpangan Baku Kelas Eksperimen ............................ 271
Lampiran 18 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus,
Varians, dan Simpangan Baku Kelas Kontrol .................................. 275
Lampiran 19 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................ 279
Lampiran 20 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ...................................... 281
Lampiran 21 Perhitungan Uji Homogenitas .......................................................... 283
Lampiran 22 Perhitungan Uji Hipotesis Statistik .................................................. 284
Lampiran 23 Kisi-kisi Instrumen Tes Pra Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ....................................................................................... 287
Lampiran 24 Tes Pra Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .............. 289
Lampiran 25 Kunci Jawaban Instrumen Tes Pra Penelitian Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis ............................................................................. 291
Lampiran 26 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis tahap Pra
Penelitian ........................................................................................ 293
Lampiran 27 Hasil Wawancara Pra Penelitian ...................................................... 295
Lampiran 28 Lembar Uji Referensi ...................................................................... 298
Lampiran 29 Surat Bimbingan Skripsi.................................................................. 302
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk dapat menjawab berbagai
permasalahan lokal dan perubahan global yang terjadi begitu pesat. Pesatnya
perkembangan teknologi informasi menjadikan derasnya arus informasi yang dapat
dengan mudah diakses oleh setiap orang. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
pemerintah tidak mudah untuk membatasi dan menyeleksi derasnya informasi,
sehingga banyak ditemui contoh buruk akibat dari ketidakmampuan dalam
menyaring informasi. Sesungguhnya, ketika seseorang mencari, memilih,
menerima, dan mengolah informasi, ia dituntut untuk berpikir kritis, sistematis,
logis, dan kreatif.1
Pendidikan bukan hanya menyiapkan masa depan, tetapi juga bagaimana
menciptakan masa depan. Keterampilan berpikir sangat penting dikembangkan,
karena akan mengarahkan pola bertindak setiap individu dalam masyarakat kelak.
Banyak pola ragam berpikir yang perlu dikembangkan oleh siswa, mulai dari
berpikir dasar hingga berpikir kompleks atau berpikir tingkat tinggi yang salahsatu
berpikir tingkat tinggi yaitu berpikir kritis.
Keterampilan berpikir kritis tidak datang dengan sendirinya, harus ada
upaya-upaya yang sistematis untuk mencapainya, misalnya melalui pembelajaran
di sekolah. Belakangan ini sejumlah ahli psikologi dan pendidikan menyarankan
bahwa proses pembelajaran di sekolah seharusnya lebih dari sekedar mengingat
atau menyerap secara pasif berbagai informasi baru, melainkan peserta didik perlu
berbuat lebih banyak dan belajar bagaimana berpikir secara kritis. Peserta didik
1 Dina Mayadiana Suwarma, Suatu Alternatif Pembelajaran untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009), h. 1.
2
didorong untuk memiliki kesadaran akan diri dan lingkungannya, yang pada
gilirannya terbentuk kesadaran berpikir secara kritis.2
Salah satu satu pelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir adalah mata pelajaran matematika. Banyak
penelitian mengungkapkan bahwa matematika berperan dalam mengembangkan
proses berpikir anak.3 Matematika adalah suatu bidang ilmu yang merupakan alat
pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang
unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan
individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar,
geometri, dan analisis.4
Sumarmo menyatakan matematika mempunyai visi pada dua arah
pengembangan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa
datang. Visi pertama mengarahkan pembelajaran matematika untuk pemahaman
konsep dan ide matematika yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Visi kedua dalam arti yang lebih luas
dan mengarah ke masa depan, matematika memberi peluang berkembangnya
kemampuan menalar yang logis, sistematik, kritis dan cermat, kreatif,
menumbuhkan rasa percaya diri, serta mengembangkan sikap obyektif dan terbuka
yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah.5
Sejalan dengan itu, Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 mengesahkan
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Matematika di SMP/MTs yang salah
satunya ialah siswa harus memiliki keterampilan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif serta kemampuan untuk bekerjasama.6 Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu tujuan dalam penyusunan
kurikulum.
2 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), h. 156. 3 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 137. 4 Ibid., h. 129-130. 5 Utari Sumarmo, Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
Dikembangkan pada Peserta Didik, Jurnal Matematika: FMIPA UPI, 2010, h. 3. 6 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 361.
3
Meskipun memiliki kemampuan berpikir kritis sangat penting, pada
kenyataannya kemampuan tersebut belum dikuasai dengan baik oleh siswa
Indonesia. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013), soal-soal yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa pada hasil TIMSS (Trends
in Internasional Mathematics and Science Study) 2011 dibagi menjadi
empat kategori, yaitu: (1) low mengukur kemampuan sampai level knowing;
(2) intermediate mengukur kemampuan sampai level applying; (3) high
mengukur kemampuan sampai level reasoning; dan (4) advance mengukur
kemampuan sampai level reasoning with incomplete information. Pada
hasil TIMSS pada tahun 2011 untuk bidang matematika menunjukkan
bahwa lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu mencapai level
intermediate yang mengukur kemampuan sampai applying. Untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis harus memenuhi sampai jenjang
analyzing, evaluate, dan create, sehingga berpikir kritis siswa Indonesia
masih rendah.7
Selain itu, evaluasi sistem pendidikan oleh Programme for International
Students Assesment (PISA) pada tahun 2015 menunjukkan bahwa Indonesia berada
pada urutan 63 dari 70 negara dengan nilai rerata kompetensi matematika sebesar
386 poin.8 Terdapat beberapa level atau tingkatan ranah berpikir yang diteskan,
yaitu dimulai dari level 1 sampai level 6. Pada level 5, siswa dapat mengembangkan
dan bekerja dengan model untuk situasi yang kompleks, mengidentifikasi kendala
dan menentukan asumsi. Siswa dapat memilih, membandingkan dan mengevaluasi
strategi pemecahan masalah yang tepat untuk menangani masalah kompleks yang
terkait dengan model tersebut. Siswa pada tingkat ini dapat bekerja secara strategis
menggunakan keterampilan berpikir dan penalaran yang luas, siswa juga mulai
merefleksikan pekerjaan mereka dan dapat merumuskan serta mengkomunikasikan
interpretasi dan penalaran mereka. Sementara itu, pada level 6 siswa dapat
menentukan konsep, menggeneralisasi dan memanfaatkan informasi berdasarkan
7 D. Rahmawati dan H. Sutarto, “Implementasi Group Investigation dengan Scientific
Approach Berbasis Portofolio Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas VII
SMP Negeri 3 Pati”, Unnes Journal of Mathematics Education, volume 3 nomor 3, ISSN 2252-
6927, 2014. 8 Programme for International Student Assesment (PISA) 2015 Results Vol.1: Excellence
and Equity in Education, OECD 2016, p. 177.
4
penyelidikan dan pemodelan situasi masalah yang kompleks. Siswa pada tingkat ini
mampu berpikir dan bernalar matematika tingkat lanjut. Siswa dapat menerapkan
wawasan dan pemahaman mereka untuk mengembangkan pendekatan dan strategi
baru dalam menghadapi situasi baru. Siswa pada tingkat ini dapat merefleksikan
tindakan mereka dan dapat merumuskan serta mengkomunikasikan secara tepat
tindakan dan refleksi mereka mengenai temuan, interpretasi, argumen, dan
kesesuaian mereka dengan situasi awal.9 Dapat disimpulkan bahwa soal-soal PISA
level 5 dan 6 berisi masalah yang menuntut penalaran, argumentasi, dan merancang
strategi untuk menyelesaikan masalah. Karakteristik soal tersebut membutuhkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, salah satunya berpikir kritis matematis.
Dalam hal ini, siswa Indonesia memperoleh skor pencapaian di bawah 10%
pada soal karakteristik tingkat tinggi. Siswa Indonesia memperoleh pencapaian skor
0,6% pada level 5 dan 0,1% pada level 6, skor pencapaian ini di bawah pencapaian
skor rata-rata PISA pada level 5 yaitu 8,4% dan level 6 yaitu 2,3%.10 Laporan hasil
studi PISA menunjukkan bahwa siswa Indonesia hanya dapat menafsirkan situasi
soal yang diberikan, kemudian menyelesaikannya secara prosedural menggunakan
rumus-rumus umum. Siswa Indonesia belum terbiasa mengerjakan soal-soal yang
memiliki karakteristik soal pada PISA, terutama soal pada level 5 dan 6. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa Indonesia masih
rendah.
Data tersebut juga didukung oleh hasil observasi yang peneliti lakukan di
SMP Negeri 24 Bekasi dengan 42 siswa kelas VIII. Hasil observasi memperlihatkan
bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa masih tergolong rendah. Nilai
rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis hanya 41,07. Lebih terinci
peneliti menjabarkan pengamatan terhadap hasil kerja siswa dalam menjawab soal
terkait kemampuan berpikir kritis matematis yang diberikan oleh peneliti dalam
pokok bahasan Relasi dan Fungsi. Butir soal nomor 1 ditujukan untuk mengukur
indikator memberikan alasan. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
masih belum bisa menganalisis permasalahan dengan tepat. Banyak sekali siswa
9 Ibid., p. 191. 10 Ibid., p. 386.
5
yang tidak menuliskan alasan dari jawaban yang mereka gunakan. Ada juga yang
menuliskan alasan namun kurang tepat. Butir soal nomor 2 ditujukan untuk
mengukur indikator menjelaskan hubungan antara fakta dalam masalah dengan
konsep. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sebenarnya sudah
mampu membuat diagram panah relasi dari permasalahan dengan tepat. Namun,
banyak siswa lupa akan konsep fungsi berkorespondensi satu-satu sehingga banyak
yang keliru dalam menjawab soal. Terakhir, butir soal nomor 3 ditujukan untuk
mengukur indikator menarik kesimpulan secara generalisasi. Hasilnya
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak bisa menyimpulkan dengan tepat
karena banyak siswa yang tidak mampu menentukan rumus fungsi pada pola ke-6.
Hanya ada 2 siswa yang bisa menemukan rumus fungsi tersebut. Satu siswa mampu
menemukan pola secara tepat sehingga dapat menentukan rumus fungsi pada pola
keenam dan menentukan nilai fungsinya. Sedangkan satu siswa lagi menentukan
rumus fungsi secara manual dengan menghitung pada setiap pola yang nyatanya
tidak efektif digunakan untuk pola yang banyak. Berdasarkan analisis jawaban atas
3 soal yang telah diberikan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis
matematis siswa di sekolah tersebut rendah.
Selain itu, hasil wawancara dengan guru matematika menunjukkan bahwa
proses pembelajaran matematika di sekolah tersebut guru masih menjadi pusat
pembelajaran dan jarang sekali guru memberikan kesempatan siswa untuk berperan
aktif dalam pembelajaran. Siswa juga jarang sekali diberikan soal yang
membutuhkan analisis sebelum menjawab. Model pembelajaran yang digunakan
guru juga masih kurang bervariasi. Biasanya guru menggunakan model
pembelajaran yang monoton seperti hanya menggunakan metode ceramah. Siswa
pun jarang sekali dituntut untuk mengetahui konsep matematika apa saja yang ia
gunakan dalam menyelesaikan soal karena guru jarang sekali meminta siswa untuk
mencantumkan keterangan penggunaan konsep matematika apa yang mereka
gunakan di setiap langkah-langkah penyelesaian. Masalah terakhir yaitu siswa
seringkali melupakan kesimpulan yang mereka dapat dari hasil perhitungan
mereka. Mereka hanya fokus pada proses perhitungan. Nampak bahwa upaya
sistematis untuk membangun keterampilan berpikir kritis belum dilakukan. Padahal
6
guru matematika tersebut mengatakan bahwa kemampuan berpikir kritis sangat
penting untuk dimiliki siswa.
Pembelajaran yang berpusat pada guru kurang memberikan kesempatan
bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui pemikirannya sendiri dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan matematika. Dalam proses
pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi. Oleh karena itu, guru harus
menggunakan proses pembelajaran yang akan menggerakkan siswa menuju
kemandirian, kehidupan yang lebih luas, dan belajar sepanjang hayat. Lingkungan
belajar yang dibangun guru harus mendorong cara berpikir reflektif, evaluasi kritis,
dan cara berpikir yang berdayaguna.11
Langkah awal untuk mewujudkan lingkungan berpikir kritis pada
pembelajaran matematika adalah membangun sikap positif, saling berdiskusi, sikap
tidak takut salah, rasa bebas untuk mengekspresikan ide-ide dan kemampuan
berkontribusi terhadap pembelajaran. Aktivitas-aktivitas ini diimplementasikan
karena melibatkan keahlian mendengarkan, dan ketertarikan terhadap pemikiran
orang lain.12
Berdasarkan uraian-uraian yang telah diungkapkan dapat diambil benang
merah bahwa sangat penting untuk dapat merancang dan melaksanakan suatu
pembelajaran yang dapat memfasilitasi kemampuan berpikir kritis matematis.
Salah satu alternatif model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa adalah model pembelajaran berbasis
masalah dengan teknik gallery walk. Model pembelajaran berbasis masalah dengan
teknik gallery walk merupakan salah satu model pembelajaran yang beriorientasi
pada peran aktif siswa untuk belajar dengan menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan serta menuntut aktivitas siswa untuk menampilkan dan
11 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi
Kedua, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 234. 12 Suwarma, op.cit., h. 50.
7
mengkomunikasikan pemecahan masalah yang ditemukan dalam bentuk galeri
guna menerima dan memberikan umpan balik.
Model pembelajaran berbasis masalah dengan teknik gallery walk terdiri
dari lima tahapan pembelajaran. Tahapan pertama yaitu orientasi siswa pada
masalah, pada tahapan ini pembelajaran diawali dengan pemberian masalah kepada
siswa. Siswa secara bertahap mendefiniskan masalah dengan bimbingan guru.
Tahapan kedua yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada tahapan ini guru
membimbing siswa untuk memahami masalah secara berkelompok dan diberi
kesempatan menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Tahapan ketiga yaitu
membimbing penyelidikan kelompok, pada tahapan ini siswa melalukan
eksperimen (jika ada) dan melaksanakan penyelidikan untuk memecahkan masalah
dan membuat kesimpulan. Tahapan selanjutnya yaitu mengembangkan dan
menyajikan hasil karya dalam bentuk galeri. Siswa menyusun laporan (hasil karya)
dan menyiapkan penyajian laporan pada dinding-dinding kelas atau di meja pada
lokasi yang berbeda-beda di sekitar kelas. Tahap terakhir adalah tahap menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Masing-masing kelompok secara
bergantian membaca dan menganalisa solusi dari kelompok lain dan menulis
komentar, pertanyaan, atau saran untuk perbaikan, dan ditulis langsung pada lembar
kerja. Melalui semua tahapan yang telah dijabarkan di atas, model pembelajaran
berbasis masalah dengan teknik gallery walk diduga dapat memberikan pengaruh
positif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul : “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan
Teknik Gallery Walk terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Guru tidak mengikutsertakan siswa dalam mengkonstruksi suatu
pengetahuan sehingga siswa cenderung pasif dan tidak dapat
8
mengembangkan kemampuan berpikirnya.
2. Rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
3. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar matematika
belum efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini perlu diadakan
pembatasan agar pengkajian masalah dalam penelitian ini terfokus dan terarah.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran berbasis masalah dengan teknik gallery walk, yang
meliputi: orientasikan siswa kepada masalah, mengorganisasikan siswa
untuk mencari solusi bersama kelompok, membimbing penyelidikan
kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya dalam bentuk
galeri, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Kemampuan berpikir kritis matematis yang di ukur adalah:
a) Kemampuan Menggeneralisasi dan Mempertimbangkan Hasil
Generalisasi.
b) Kemampuan Mengidentifikasi Relevansi.
c) Kemampuan Merumuskan Masalah ke dalam Model Matematika.
d) Kemampuan Mendeduksi dengan Menggunakan Prinsip.
3. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 24
Bekasi pada tahun ajaran 2015/2016.
4. Materi ajar pada penelitian ini adalah Lingkaran.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah yang akan diteliti dan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah
dengan teknik gallery walk?
9
2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
model pembelajaran konvensional?
3. Apakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
model pembelajaran berbasis Masalah dengan teknik gallery walk lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh model pembelajaran
konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengkaji kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan
teknik gallery walk.
2. Mengkaji kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah
memperoleh pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
konvensional.
3. Untuk membandingkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
dengan teknik gallery walk dengan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang penulis harapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat membantu dalam memahami pelajaran
matematika dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis..
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.
10
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah
dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran yang tepat demi terwujudnya
kualitas lembaga pendidikan yang lebih baik.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
penelitian lanjutan yang berkaitan dengan model pembelajaran berbasis
masalah dengan teknik gallery walk atau kemampuan berpikir kritis
matematis siswa.
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian mengenai pengaruh
model pembelajaran berbasis masalah dengan teknik gallery walk terhadap
kemampuan berpikir kritis matematis siswa diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1) Kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas eksperimen yang
diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan teknik
gallery walk memiliki rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis
matematis siswa sebesar 71,31. Pencapaian indikator paling tinggi adalah
indikator mengidentifikasi relevansi sebesar 78,87%, kemudian indikator
mendeduksi dengan menggunakan prinsip menempati urutan kedua
sebesar 72,62%, indikator menggeneralisasi dan mempertimbangkan hasil
generalisasi menempati urutan ketiga sebesar 71,13%, sedangkan indikator
terendahnya adalah merumuskan masalah ke dalam model matematika
sebesar 63,39%.
2) Kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas konvensional yang
diajarkan dengan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata
hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebesar 56,43.
Pencapaian indikator paling tinggi adalah indikator mengidentifikasi
relevansi sebesar 62,79%, kemudian indikator menggeneralisasi dan
mempertimbangkan hasil generalisasi menempati urutan kedua sebesar
57,44%, indikator mendeduksi dengan menggunakan prinsip menempati
urutan ketiga sebesar 54,17%, sedangkan indikator terendahnya adalah
merumuskan masalah ke dalam model matematika sebesar 54,17%.
3) Kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen yang
diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan teknik
gallery walk lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol yang diajarkan
dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini berdasarkan analisis
84
hasil posttest menggunakan uji-t menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
kritis matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis
masalah dengan teknik gallery walk lebih tinggi dari siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran konvensional.
B. SARAN
Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada beberapa
saran penulis terkait penelitian ini, diantaranya:
1) Berdasarkan hasil penelitian bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diterapkan model pembelajaran berbasis masalah
dengan teknik gallery walk lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir
kritis matematis siswa yang diterapkan model pembelajaran konvensional,
sehingga model pembelajaran berbasis masalah dengan teknik gallery walk
dapat menjadi salah satu pilihan yang disarankan dalam pembelajaran
matematika untuk dapat diterapkan kepada siswa dalam mengembangkan
kemampuan berpikir kritis matematis.
2) Peneliti lain yang hendak meneliti kemampuan berpikir kritis matematis,
disarankan dalam proses penyusunan bahan ajar berupa LKS
memperhatikan proporsi tujuan pembelajaran yang dibuat yaitu dengan
menyetarakan jumlah pertemuan dan tujuan pembelajaran pada masing-
masing indikator, agar hasil dari penelitian tercapai merata untuk semua
indikator.
3) Pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan teknik
gallery walk membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu,
sebaiknya penggunaan pembelajaran ini didesain dengan baik dengan
mempertimbangkan alokasi waktu yang diperlukan sehingga pembelajaran
dapat selesai tepat waktu.
4) Penelitian ini hanya melihat pengaruh penerapan pembelajaran dengan
model pembelajaran berbasis masalah dengan teknik gallery walk terhadap
kemampuan berpikir kritis matematis pada pokok bahasan lingkaran. Oleh
sebab itu sebaiknya penelitian juga dilakukan pada pokok bahasan materi
85
matematika yang lain dan juga mengukur kemampuan matematika yang
lain.
86
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru. Sofan Amri, dan Tatik Elisah. (2011). Strategi Pembelajaran
Sekolah Terpadu. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya
Alberta. (2009). Spanish Language Arts Guide to Implementation. Canada: Alberta Education
Arikunto, Suharsimi.(2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Emzir. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Fisher, Alec. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Terj. Dari Critical Thinking: An Introduction oleh Benyamin Hadinata. Jakarta: Erlangga
Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
Hamzah, Ali. (2014). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Harmer, Jeremy. (2007). Active Learning Methodologies. New York: Pearson
Hosseinali, Taiebeh. Teaching Strategies, Lincoln Land Community College
Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan
Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Penerjemah, Ibnu
Setiawan. California: Corwin Press, Inc, 2002, reprint, Bandung: Mizan Learning Center, 2009
Kadir. (2010). Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Rosemata
Sampurna
Keeley,Page. (2015). Science Formative Assessment: 50 More Strategies for Linking Assessment Instruction, and Learning. Amerika: Corwin
Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran kontekstual:Konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT Refika Aditama
Kuswana, Wowo Sunaryo. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
87
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
Lungan, Richard. (2006). Aplikasi Statistika & Hitung Peluang. Yogyakarta: Graha Ilmu
Maftukhin, Mochammad. Dwijayanto, dan Rahayu Budhiyanti Veronica.
“Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan CD
Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Sulang Tahun Ajaran 2012/2013”, Unnes Journal of Mathematics
Education, 3, 2014 ( diakses di
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/view/3433/3100 pada tanggal 16 Agustus 2015 pukul 19:12)
Offirston, Topic. (2014). Aktivitas Pembelajaran Matematika Melalui Inkuiri
Berbantuan Software Cinderella. Yogyakarta: Deepublish
Ontario Ministry of Education. (2010). Communication in the Mathematics Classroom, ISSN 1913-8482, 1997
Programme for International Student Assesment (PISA) 2015 Results Vol.1:
Excellence and Equity in Education, OECD 2016
Rahmawati, D dan H. Sutarto. Implementasi Group Investigation dengan
Scientific Approach Berbasis Portofolio Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Pati, Unnes Journal of
Mathematics Education. 3, 2014 (diakses di
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme/article/view/4488/4142 pada tanggal 16 Agustus 2015 pukul 19:10)
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru Edisi Kedua. Depok: PT. Raja Grafindo Persada
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sihotang, Kasdin, dkk. (2012). Critical Thinking Membangun Pemikiran Logis.
Jakarta: PT. Pustaka Sinar Harapan
Solso, Robert L. Otto H. Maclin, dan M. Kimberly Maclin. (2008). Psikologi Kognitif, Jakarta: Erlangga
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono.(2008). Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sumarmo, Utari. Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
Dikembangkan pada Peserta Didik, Jurnal Matematika: FMIPA UPI, 2010
88
Supriadie, Didi dan Deni Darmawan. (2012). Komunikasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana
Suwarma, Dina Mayadiana. (2009). Suatu Alternatif Pembelajaran untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jakarta: Cakrawala
Maha Karya
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat Satuan Pendididikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Umar, Husaini dan R. Purnomo Setiady Akbar. (2003). Pengantar Statistika.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Uno, Hamzah B. (2014). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Utami, W.N. St. B. Waluya, dan Mashuri. “Keefektifan Model Pembelajaran
Problem Solving Berbasis Gallery Walk Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa Kelas VII SMP Negeri 24 Semarang Tahun Ajaran
2012/2013”, Unnes Journal of Mathematics Education, 3 nomor 2, ISSN 2252-6927, 2014
Wardoyo, Sigit Mangun. (2013). Pembelajaran Berbasis Riset. Jakarta: Akamedia
Permata