skripsi diajukan kepada fakultas ilmu tarbiyah dan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DENGAN DISIPLIN KERJA GURU
DI SMP DUA MEI CIPUTAT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Siti Amaliah106018200784
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010/1431 H
ii
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAHDENGAN DISIPLIN KERJA GURU
DI SMP DUA MEI CIPUTAT
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Siti Amaliah106018200784
Di bawah Bimbingan
Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd.NIP 1965 0717 199403 1 005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKANJURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA1432 H/2010
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan DisiplinKerja Guru di SMP Dua Mei Ciputat”. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dantelah dinyatakan lulus dalam ujian munaqosyah pada tanggal 25 Maret 2011dihadapan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar sarjana (S.Pd)pada jurusan Kependidikan Islam (KI) Program Studi Manajemen Pendidikan.
Jakarta, 25 Maret 2011
Panitia Ujian Munaqosyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda Tangan
Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil ............... ......................NIP: 19560530 198503 1 002
Ketua Program StudiDrs. H. Mu’arif SAM, M.Pd ............... ......................NIP: 19650717 199403 1 005
Penguji IDr. Nurlena Rifa’i, MA. Ph.D ............... ......................NIP: 19591020 1986O3 2 001
Penguji IIAkbar Zainudin, MM ................ ......................
Mengetahui,Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Prof. Dr. Dede Rosyada, MANIP: 19571005 198703 1 003
iv
ABSTRACK
Siti Amaliah (106018200784). Hubungan Kepemimpinan KepalaSekolah dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Dua Mei Ciputat. Skripsi dibawah bimbingan Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd. Jurusan KependidikanIslam. Program study Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan. Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubunganantara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru. Penelitiandilaksanakan pada bulan september-november di Smp Dua Mei Ciputat. Metodepenelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan korelasional.Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMP Dua Mei Ciputat. Sampel yangdiambil adalah keseluruhan dari populasi yaitu sebanyak 15 orang guru. Instrumenpenelitian yang digunakan adalah instrumen angket dengan menggunakan skalalikert untuk para guru dengan empat alternatif jawaban.
Hasil yang didapatkan dari penelitan ini yaitu terdapat hubungan yang kuatantara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru. Hal tersebutdiperoleh dari hasil perhitungan Koefisien Korelasi Product Moment antarakepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru sebesar 0, 723 hasil dariuji hipotesis. Maka diketahui perhitungan rhitung 0,723 lebih besar dari rtabel 0,514(0,723< 0,514) maka taraf signifikan 5% hipotesis nihil ditolak, sedangkanhipotesis alternatif diterima, berarti pada taraf signifikan 5% maupun 1% terdapatkorelasi positif signifikan antara variabel X (Kepemimpinan Kepala Sekolah) danvariabel Y (Disiplin Kerja Guru).
Dan dari hasil perhitungan Koefisien Determinan dapat diketahui bahwadisiplin kerja guru dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah sebesar 52%.Karena antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru memilikiketerkaitan atau hubungan yang kuat. Sedangkan sisanya 48% dipengaruhi olehfaktor-faktor lain.
v
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Bismillahirrohmaanirrohiim…Saya yang bertanda tangan dibawah ini:Nama : Siti AmaliahNIM : 106018200784Jurusan/Prodi : KI-Manajemen PendidikanFakultas : Ilmu Tarbiyah dan KeguruanJudul Skripsi : Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan
Disiplin Kerja Guru Di SMP Dua Mei Ciputat.Dosen Pembimbing : Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd.
Dengan ini saya menyatakan bahwa:1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 ( SI ) diUIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah sayacantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli ataumerupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerimasanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif HidayatullahJakarta.
Jakarta, Desember 2010
Siti AmaliahNIM: 106018200784
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam, berkat
rahmat, taufiq dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat-sahabatnya dan kepada seluruh umatnya di seluruh alam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga dan pikiran
telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang penulis
miliki, demi selesainya skripsi ini dan agar bermanfaat bagi penulis dan pembaca
sekalian.
Sebelumnya penulis mengucapkan syukron katsiran jazakumullah khairan
katsiran kepada orang tua tercinta dan terkasih, dengan curahan cinta dan kasih
sayangnya, kerja kerasnya serta doa yang selalu dipanjatkan telah mengantar
penulis menyelesaikan Pendidikan SI di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah selalu menjaga serta memberikan rahmat,
nikmat beserta karuniaNya kepada mereka.
Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya banyak kesulitan dan hambatan yang dihadapi, baik dari faktor dana,
mengumpulkan bahan-bahan skripsi, motivasi dan pelaksanaan serta hambatan
yang lainnya. Namun berkat pertolongan Allah SWT, kesungguhan serta bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis perlu
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
terutama kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M. Phil. Ketua Jurusan Kependidikan Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd. Ketua Program Study Manajemen Pendidikan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Abd. Rozak, M.Si. Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan saran
serta nasehat yang berharga.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
KI-Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis selama
menjalankan kuliah.
6. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd. Dosen pembimbing materi dan tekhnik penulisan
skripsi ini, yang telah meluangkan waktu, mencurahkan tenaga, perhatian,
pengertian dan kemudahan dalam memberikan bimbingan dan arahan yang
sangat berharga bagi penulis dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang tinggi
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Pimpinan dan staff administrasi Perpustakaan Utama, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
meminjamkan buku-buku yang penulis butuhkan sebagai sumber bacaan dan
referensi yang berhubungan dengan skripsi ini.
8. Kepala SMP Dua Mei Ciputat, Waka Kesiswaan, dan para dewan guru seta
staf TU yang telah berpartisipasi dalam memberikan informasi dan data-data
sehingga terselesaikan skripsi ini.
9. Ayahanda Wan Mohammad Yusuf A.R dan Ibunda Rahmah Khalisah
Fadillah tercinta yang tak henti-hentinya memberikan doa, limpahan kasih
sayang, cinta, motivasi dan saran baik secara moril maupun materil sehingga
penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Syukran katsiran
jazakumullah khairan katsiran atas perjuangannya selama ini, ananda tidak
mungkin bisa membalasnya, semoga Allah memberikan suatu balasan yang
setimpal atas semua yang telah bunda dan ayah berikan untuk ananda.
10. Abang dan adik-adiku tercinta Zulham Effendi Yusuf, SE., Shilma Yusuf,
Syarifah Aini Yusuf, Hayyatiy Yusuf, Wan Amaniati Sakinah Yusuf, Wan
Ahmad Faisal Yusuf yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang serta
telah menoreh warna kehidupan di hari-hari penulis, memberikan motivasi dan
viii
semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Syukran katsiran
jazakumullah khairan katsiir.
11. Teman-teman seperjuangan MP “A” khususnya Nia Fauziah, S.Pd., Alisah,
Asep Soejana El-Bantanie, Ibu Ririn dan teman-teman yang lainya yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebersamaannya serta
bantuannya selama ini. Moga masa kebersamaan kita selama ini menjadikan
ukhuwah. Tetap jaga ukhuah islamiyah kita. Semoga kita bisa bersua kembali.
12. Teman-teman asrama Pondokan Putri As-salam, Siti Ema Rahmah, S.Pdi.,
Ummun Zakiyah, Lisa Kusumawati, S.Pd,. Ria Kurniawati, S.Pd., Nurlia
Muslimah, S.Psi., Dewi Watikoh, S.Pd., Pian Hermawati, serta adik-adik ku
Rossa dan Febby. Terimakasih atas hari-hari yang begitu menyenangkan
penuh dengan keceriaan, terimakasih telah memberi dan mengajarkan arti
kebersamaan selama ini, terimakasih untuk motivasi dan dorongan kepada
penulis. Moga kita tetap menjaga tali ukhuwah kita dan moga Allah meridhai.
Kepada semuanya yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak
bisa disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya, semoga Allah SWT membalas kebaikan dan bantuan yang telah mereka
berikan selama penulisan. Apabila terdapat kekurangan dan kekhilafan dalam
penulisan skripsi ini mohon dibukakan pintu maaf. Semoga skripsi ini dapat
membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembaca serta menambah pengetahuan
dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Amiiiin
Jakarta, Desember 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSRACK ...................................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI.......................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .......................................................... 5
D. Perumusan Masalah ........................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN
HIPOTESIS
A. Disiplin Kerja Guru
1. Pengertian Disiplin Kerja Guru....................................... 7
2. Macam-macam Disiplin Kerja Guru............................... 9
B. Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah.................... 19
2. Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan .................. 22
3. Tipe-tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah ...................... 25
4. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah.................. 28
C. Kerangka Berfikir............................................................... 31
D. Pengajuan Hipotesis ........................................................... 32
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ............................................................... 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 32
C. Metodologi Penelitian ........................................................ 34
D. Populasi dan Sampel .......................................................... 34
E. Instrumen Penelitian........................................................... 36
F. Uji Instrumen ..................................................................... 39
G. Teknik Pengumpulan Data................................................. 40
H. Teknik Analisis Data.......................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................. 45
B. Deskripsi Data ................................................................... 51
C. Interpretasi Data ................................................................ 61
D. Pembahasan ....................................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 63
B. Saran................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala penilaian untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah
dan Disiplin Kerja Guru........................................................ 36
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala sekolah ......... 36
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Disiplin Kerja Guru ............................ 38
Tabel 3.4 Skor Angket untuk Jawaban Positif.................................... 41
Tabel 3.5 Skor Angket untuk Jawaban Negatif .................................. 41
Tabel 3.6 Interpretasi besarnya “r” product moment........................ 43
Tabel 4.1 Keadaan Guru Dua Mei ....................................................... 47
Tabel.4.2 Data Siswa SMP Dua Mei..................................................... 48
Tabel 4.3 Scale Statistics Kepemimpinan ............................................ 51
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah....... 52
Tabel 4.5 Kategorisasi Kepemimpinan Kepala Sekolah .................... 53
Tabel 4.6 Scale Statistics Disiplin Kerja Guru .................................... 54
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja Guru .......................... 55
Tabel 4.8 Kategorisasi Disiplin Kerja Guru ........................................ 56
Tabel 4.9 Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah ........................... 58
Tabel 4.10 Model Summary(b) Koefisien Determinasi ........................ 59
Tabel 4.11 Coefficients(a) Uji Parsial (Uji t) ......................................... 60
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Batang Frekuensi Data Siswa.............................. 49
Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMP Dua Mei Ciputat ...................... 50
Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Kepemimpinan Kepsek......... 52
Gambar 4.4 Diagram Batang Frekuensi Disiplin Kerja Guru .............. 55
Gambar 4.5 Uji Normalitas ....................................................................... 57
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Nilai Reliability Variabel X ................................................. 67
Lampiran 2 Item-Total Statistics Variabel X ......................................... 68
Lampiran 3 Nilai Reliability Variabel Y................................................. 69
Lampiran 4 Item-Total Statistics Variabel Y ......................................... 70
Lampiran 5 Uji Normalitas ...................................................................... 71
Lampiran 6 Tabel Nilai Uji Korelasi....................................................... 72
Lampiran 7 Nilai Uji Koefisien Determinasi .......................................... 73
Lampiran 8 Histogram ............................................................................. 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri sehingga memiliki kekuatan spiritual,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, peran
pendidikan sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk manusia terampil guna berpartisipasi dalam pembangunan. Begitu
juga yang tercantum dalam undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dalam Bab II pasal 3 dinyatatakan:
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuanmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yangdemokratis serta bertanggungjawab1.
1 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional(Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006) halaman. 8-9
2
Untuk mencapai tujuan itu diselenggarakan kegiatan pendidikan
terutama di lembaga pendidikan formal sebagai komponen strategis dalam
pemenuhan kebutuhan tersebut. Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan
adalah mengembangkan potensi manusia yang dimiliki siswa agar mampu
menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia baik secara individual
maupun sebagai anggota masyarakat
Salah satu faktor yang menjadi kunci keberhasilan suatu sekolah adalah
pemimpin sekolah (Kepala Sekolah). Di tangan pemimpin inilah sekolah
menjadi berhasil, unggul, bahkan hancur sekalipun. Oleh karena itu seorang
kepala sekolah harus menjalankan kepemimpinannya secara efektif agar bisa
mempengaruhi bawahannya. Suatu kepemimpinan dapat dikatakan efektif
apabila gaya yang diterapkan dalam kepemimpinannya tersebut tidak hanya
berorientasi pada tugas, tetapi juga cara yang digunakan dalam mempengaruhi
bawahan. Dalam mempengaruhi bawahan, pemimpin harus berupaya agar
dapat memberikan perasaan yang nyaman bagi para bawahan dalam
menjalankan tugasnya, sehingga para bawahan dapat menjalankan tugas yang
diberikan oleh kepala sekolah dengan senang hati tanpa ada rasa terpaksa.
Dengan demikian kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinanya
harus menghindarkan sifat memaksa dan bertindak keras sebab hal tersebut
akan mengakibatkan para bawahan tertekan dan tidak dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik. Sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
adalah mampu mengarahkan, membimbing, memotivasi sehingga dalam
menjalankan perintah dari pimpinan, para bawahan dapat melahirkan kemauan
untuk bekerja dengan semangat. Dalam mengambil keputusan hendaknya
kepala sekolah bermusyawarah dengan bawahan agar bawahan merasa
dilibatkan, diberi kebebasan mengeluarkan pendapatnya, sehingga dapat
terjalin kerjasama yang baik antara kepala sekolah dengan guru-guru.
Kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah juga mempengaruhi
aktifitas guru-guru di sekolah. Guru merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan pembelajaran, misalnya ketika siswa dapat
dikatakan bisa menyerap materi yang diberikan guru, tentunya hal ini sangat
3
tergantung bagaimana cara guru tersebut dalam menyampaikan materi dan
bagaimana seorang guru tersebut bisa disukai oleh muridnya sehingga murid
tersebut dapat memahami materi yang disampaikan.
Peran guru memang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
pendidikan untuk menghasilkan out put pendidikan yang berkualitas. Pada
masa sekarang ini, dengan pesatnya perkembangan ilmu dan tekhnologi
membuat anak didik menjadi kritis dalam berfikir, karena mereka memperoleh
bahan pelajaran tidak hanya dari guru, melainkan dari media cetak dan media
elektronik, khususnya internet. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pandai,
terampil dan mengetahui lebih dalam bahan-bahan yang dipelajarinya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Nasution, yang mengatakan bahwa mengajar bukanlah
suatu pekerjaan yang rutin, sesuatu yang mekanis. Guru bukanlah semacam
piringan hitam yang memperdengarkan lagu yang sama, dari tahun ke tahun,
mengajar adalah pekerjaan yang kreatif. Setiap situasi yang dihadapinya
berlainan.2
Oleh karena itu, guru dituntut untuk meningkatkan kinerjanya dalam
belajar salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja adalah faktor
pemberian penghargaan seperti pemberian gaji. Pada sekolah yang berkualitas
guru-guru bekerja dengan ulet dan tekun, berdisiplin, bersemangat dalam
menjalankan tugasnya sebagai guru karena mereka mendapatkan gaji yang
sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan.
Menanamkan sikap disiplin merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kinerja seorang guru. Disiplin dalam sikap seorang guru
penting sekali diterapkan karena disiplin merupakan kunci terwujudnya
tujuan, tanpa adanya disiplin maka sulit mewujudkan tujuan yang maksimal.
Melalui disiplin timbul pula keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan
organisasi dan norma sosial. Namun, tetap pengawasan terhadap pelaksanaan
disiplin tersebut perlu dilakukan, tentunya dalam hal ini merupakan tugas
kepala sekolah.
2 Prof. Dr. S. Nasution, M.A., Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,1995), Cet.1 Ed.2 halaman.14
4
Walaupun disadari bahwa kepemimpinan itu mempengaruhi disiplin
kerja guru namun masih banyak kepala sekolah yang belum dapat menerapkan
kepemimpinan secara efektif, sehingga disiplin kerja guru rendah. Fenomena
tersebut nampaknya terjadi di SMP Dua Mei Ciputat dengan terdapatnya guru
yang disiplin, namun adapula yang tidak disiplin. Adapun guru yang disiplin
dalam melaksanakan tugasnya dapat dilihat dengan datang dan pulangnya
guru SMP Dua Mei Ciputat tepat pada waktunya, keluar kelas sesuai dengan
waktu pergantian jam pelajaran, sopan dalam berbusana serta mematuhi tata
tertib guru. Adapun guru yang tidak disiplin yaitu sering terlambat, jarang
mengikuti upacara bendera pada hari senin walaupun ada jadwal mengajar,
meninggalkan sekolah pada jam pelajaran tanpa izin guru piket. Jika ada guru
yang terlambat, kepala sekolah menegur guru tetapi tidak memberikan sanksi
yang tegas bagi yang terlambat berulang-ulang. Adanya sikap tidak disiplin
bagi guru tentunya tidak baik jika didiamkan berlarut-larut, hal ini
membutuhkan ketegasan dari kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah.
Kepemimpinan yang efektif diterapkan oleh kepala sekolah tentunya akan
berpengaruh terhadap kedisiplinan guru.
Dari uraian di atas, penulis tertarik mengangkat skripsi yang berjudul
”Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru di
SMP Dua Mei Ciputat”.
B. Identifikasi Masalah
Banyak variabel yang diduga kuat berpengaruh atau memiliki hubungan
dengan disiplin kerja guru. Sehingga masalah yang terkait dengan disiplin
kerja tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya pemberian motivasi akan mempengaruhi disiplin kerja guru.
2. Pemberian kompensasi berpengaruh terhadap disiplin kerja guru namun
masih banyak sekolah yang belum memberi kompensasi secara memadai.
3. Ketatnya aturan berpengaruh terhadap disiplin kerja guru namun masih
banyak guru yang belum taat.
5
4. Kecintaan guru terhadap profesinya masih kurang sehingga mereka tidak
menjalankan tugas secara benar.
5. Kesadaran dan tanggung jawab terhadap profesi masih kurang akibatnya
disiplin kerja guru rendah.
6. Banyak sekolah yang belum menerapkan reward dan punishment sehingga
tidak ada perbedaan antara guru yang disiplin dan tidak disiplin.
7. Banyak orang yang memilih profesi guru tetapi tidak didasarkan pada
kecintaannya terhadap profesi melainkan karena tidak ada pekerjaan yang
lain.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah-masalah yang teridentifikasi dan supaya
pembahasan masalah dalam skripsi ini terfokus dan tersusun dengan baik,
serta sesuai dengan keterbatasan penulis dalam hal waktu, tenaga dan biaya,
maka perlu ada pembatasan masalah. Berdasarkan pertimbangan tersebut,
maka penelitian ini dibatasi pada “Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolahdengan Disiplin Kerja Guru di SMP Dua Mei Ciputat”.
D. Perumusan Masalah
Dari penjelasan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah di SMP Dua Mei Ciputat?
2. Bagaimana disiplin kerja guru di SMP Dua Mei Ciputat?
3. Bagaimana hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja
guru?
E. Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Penulis
a. Dapat menambah informasi dan wawasan tentang kepemimpinan
kepala sekolah disebuah institusi pendidikan.
6
b. Dapat menambah info dan wawasan akademik tentang penelitian
secara mandiri.
c. Dapat menambah wawasan, informasi dan pengetahuan tentang
penerapan disiplin kerja guru di sekolah.
2. Bagi sekolah SMP Dua Mei Ciputat, dapat menambah saran dan masukan
dari hasil penelitian ini sebagai evaluasi sekolah tentang pembahasan yang
akan diteliti.
3. Para pembaca penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang
objek yang diteliti dan masukan untuk penelitian berikutnya.
7
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR
DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Disiplin Kerja Guru
a. Pengertian Disiplin Kerja Guru
Disiplin merupakan cermin kepribadian seseorang. Kemampuan
atau kekuatan yang ada pada individu sangat diperlukan sebagai suatu
cara untuk mengetahui ciri utama disiplin.
Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman,
meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal
dari bahas latin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan
kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin
berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan.
Di dalam buku Wawasan Kerja Aparatur Negara disebutkan bahwa
yang dimaksud dengan disiplin adalah sikap mental yang tercermin
dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat
berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang
ditetapkan Pemerintah atau etika, norma serta kaidah yang berlaku dalam
masyarakat. Sedangkan menurut Sutopo Yuwono di dalam bukunya
8
yang berjudul Dasar-dasar Produksi dijelaskan bahwa disiplin adalah
sikap kejiwaan seseorang atau kelompok orang yang senantiasa
berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi keputusan yang telah
ditetapkan. Selanjutnya Alfred R. Lateiner dan I.S. Levine telah
memberikan definisi antara lain, disiplin merupakan suatu kekuatan yang
selalu berkembang di tubuh para pekerja yang membuat mereka dapat
mematuhi keputusan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Di
samping beberapa pengertian mengenai disiplin pegawai tersebut di atas,
A.S. Moenir mengemukakan bahwa disiplin adalah ketaatan yang
sikapnya impersonal, tidak memakai perasaan dan tidak memakai
perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi3.
Disiplin diartikan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dirasakan
menjadi tanggung jawab. Kita memerlukan perilaku disiplin dimana saja
seperti di rumah, sekolah, dan masyarakat4.
Menurut Alisuf Sabri, disiplin adalah adanya kesediaan untuk
mematuhi ketentuan peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini
bukanlah karena paksaan tetapi kepatuhan atas dasar kesadaran tentang
nilai dan pentingnya memenuhi peraturan-peraturan itu.5 Sedangkan Ali
Imran disiplin kerja guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang
dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah tanpa ada pelanggaran-
pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya, dan terhadap sekolah
secara keseluruhan.6
3 Admin..artikel terbaru.DisiplinKerja.http://www.ilmumanajemen.com/index.php?option=com_content&view=article&id=134:dk&catid=47:mnpemr&itemid=29
4 Steven Wittens and Stefan Nagtegaal.Blog pada WordPress.com.Peraturan Sekolah:Disiplin,Ketertiban, Pelanggaran, dan Hukuman.http://eldomenico.wordpress.com/2010/05/25/peraturan-sekolah-disiplin-ketertiban-pelanggaran-dan-hukuman/
5Drs. H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan (Jakarta: C.V Pedoman Ilmu Jaya, 1999)cetakan 1 halaman 40.
6Drs. Ali Imron, M.Pd., Pembinaan Guru Di Indonesia (Jakarta: P.T Dunia Pustaka Jaya,1995), cet 1 halaman 183.
9
Disiplin dalam kamus umum bahasa Indonesia disusun W.J.S
Poerwadarminta adalah
1) Latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya
selalu mengikuti tata tertib,
2) Ketaatan pada aturan dan tata tertib.7
Dari beberapa definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa disiplin
adalah kepatuhan, ketaatan, dan kesungguhan dalam melaksanakan
tugas. Dalam disiplin dituntut kesanggupan untuk menghayati aturan-
aturan, norma-norma hukum, dan tata tertib yang berlaku sehingga
secara sadar akan melaksanakan dan menaatinya. Memiliki kesadaran
terhadap disiplin berarti sudah tertanam unsur pengendalian diri dalam
diri seseorang sehingga menunjukkan adanya sikap mental dan moral
yang tinggi pada dirinya.
Disiplin kerja merupakan sikap penting yang harus ditanamkan
dalam diri setiap guru karena guru merupakan figur teladan yang setiap
perilakunya senantiasa dilihat oleh para murid. Contohnya, misalkan jika
ada guru yang tidak disiplin dalam hal waktu dengan datang terlambat ke
sekolah, maka secara tidak langsung guru itu memberikan contoh yang
kurang baik terhadap muridnya.
Betapa penting disiplin kerja guru, sehingga guru yang memiliki
disiplin kerja akan mampu meningkatkan produktifitas kerjanya.
b. Macam-macam Disiplin Kerja Guru
Aspek disiplin guru bermacam-macam, ada disiplin terhadap
tugas kedinasan, waktu, suasana kerja, sikap dan tingkah laku. Menurut
Ali Imron disiplin terklarifikasi menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Menurut
kacamata konsep ini, guru di sekolah dikatakan mempunyai disiplin
tinggi manakala patuh terhadap perintah dan anjuran dari kepala
7 Drs. Pandji Anoraga, Psiokoliogi Kerja (Jakarta: P.T Rineka Cipta, 1992), Cet.1halaman. 46
10
sekolah tanpa banyak menyumbangkan pikiran-pikirannya. Guru
dituntut untuk melaksanakan apa yang dikehendaki kepala sekolah
dan tidak boleh membantah. Dengan demikian kepala sekolah bebas
memberikan tekanan terhadap guru.
2) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive. Menurut
konsep ini guru haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya
didalam kelas dan sekolah. Aturan-aturan di sekolah dilonggarkan
dan tidak perlu mengikat kepada guru.
3) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang
terkendali atau yang bertanggung jawab. Disiplin demikian
memberikan kebebasan kepda guru tetapi konsekuensi dari perbuatan
itu haruslah ia tanggung sendiri.8
Pembagian disiplin kerja tersebut dilihat dari bagaimana cara
kepala sekolah dalam memberikan perintah-perintah kepada guru agar
guru dapat melaksanakan perintahnya tersebut, namun cara tersebut
berbeda-beda. Pada konsep otoritarian kepala sekolah menuntut ketaatan
yang penuh kepada guru-guru agar menjalankan perintahnya dengan
baik. Pada konsep permissive, kepala sekolah memberikan kebebasan
kepada guru untuk melakukan apa saja yang ingin dilakukan oleh guru di
kelas maupun di sekolah selama perbuatan tersebut dianggap dapat
meningkatkan kemajuan sekolah, tentunya dalam konsep ini akan
menyebabkan guru tidak disiplin karena bekerja sesuai dengan
kemauannya sendiri yang menyebabkan banyak tugas yang tidak
terselesaikan. Pada konsep kebebasan yang terkendali, guru diberi
kebebasan dalam menjalankan tugasnya tetapi ia harus bertanggung
jawab terhadap tugas yang telah dilakukannya tersebut.
Sebagai guru yang disiplin, guru harus mampu mengelola waktu
serta memanfaatkan waktu dengan baik. Segala pekerjaan di sekolah
harus dilaksanakan tepat waktu. Misalnya guru harus datang dan pulang
8 Drs. Ali Imron, M.Pd., Pembinaan Guru di Indonesia (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya,1995), cet-1 halaman. 183-184.
11
tepat waktu. Sehingga pembelajaran di sekolah dapat berjalan efektif.
Begitu pula dalam disiplin pekerjaan, seorang guru harus dapat
menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik. Misalnya guru harus
membuat laporan akhir semester sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, melakukan evaluasi pembelajaran serta mengadakan
program bimbingan. Menurut Moh. Uzer Usman disiplin terbagi
menjadi:
1) Disiplin terhadap tugas kedinasan
a) Mentaati peraturan kerja.
Peraturan kerja yang dimaksud disini adalah peraturan yang
dibuat oleh sekolah agar ditaati oleh semua guru yang ada.
b) Menyiapkan kelengkapan mengajar.
Dalam hal ini, sebelum mengajar guru harus mempersiapkan
kelengkapan mengajar atau apa saja yang diperlukan dalam
mengajar, seperti salah satu contohnya adalah dengan
menyiapkan alat peraga yang dipergunakan guru ketika mengajar
untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang
disampaikannya kepada siswa dan mencegah verbalisme pada
diri siswa. Selain alat peraga, masih banyak lagi kelengkapan
yang harus disiapkan guru sebelum mengajar, contohnya dalam
mengajar, agar tidak menimbulkan kejenuhan pada siswa, guru
menggunakan media seperti OHP, gambar-gambar yang
berkaitan dengan materi serta mencari artikel permasalahan yang
ada di media cetak dan elektronik seperti majalah, surat kabar
dan internet yang berkaitan degan materi agar siswa dapat
meneliti permasalahan yang ada sekarang yang berkaitan dengan
materi yang dipelajarinya. Tentunya hal ini akan menambah
wawasan siswa juga, agar mereka tidak hanya mendapat
pelajaran terbatas pada apa yang ada di buku yang mereka
jadikan referensi di sekolah saja.
12
Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu saja
akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih
menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena mereka
merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya.9
c) Melaksanakan tugas-tugas pokok.
Tugas-tugas pokok seorang guru, berdasarkan keputusan menteri
negeri pendayagunaan aparatur negara No. 84 tahun 1993 adalah:
1. Menyusun program pengajaran, menyajikan program-
program pengajaran, evaluasi belajar, analisis evaluasi
belajar, dan menyusun program perbaikan dan pengayaan
terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Menyusun program bimbingan, melaksanakan program
bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan dan analisis hasil
evaluasi pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam
program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi
tanggung jawabnya.10
Tugas dan kewajiban guru juga meliputi:
1. Membuat RPP sebelum mengajar.
2. Mencatat dan menandatangani buku agenda kelas setiap
selesai mengajar.
3. Mengganti guru sementara yang tidak hadir mengajar dalam
hal ini mengisi jam kosong.
4. Memeriksa absen murid, pekerjaan rumah, kertas ulangan
dan mengembalikan pada murid.
5. Bertanggung jawab atas pencapaian target kurikulum bidang
masing-masing.
9 Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: P.T Remaja RosdakaryaOffset, 2005), cet-17, halaman. 31
10 Sutomo, Penelitian Angka-angka Kredit Jabatan Guru: DEPAG R.I 2003, hal. 11
13
2) Disiplin terhadap waktu
a) Memanfaatkan waktu dengan baik
Menghasilkan sesuatu yang mungkin. Jika kita gunakan waktu
dengan efisien. Waktu yang lewat sudah hilang dan takkan
kembali lagi. Coba hitung berapa waktu yang terbuang sia-sia
tanpa dimanfaatkan untuk pekerjaan. Menggunakan waktu tidak
berarti bekerja lama sampai habis tenaga, melainkan bekerja
sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk
menyelesaikan suatu tugas tertentu. Bekerja sungguh-sungguh
bukan berarti diburu oleh waktu melainkan bekerja tenang, teliti
dengan penuh konsentrasi. Jangan lakukan lebih dari satu tugas
serempak, tetapi selesaikanlah tugas itu sekarang juga, dan
jangan ditunda sampai besok, tugas yang diundurkan sering tak
kunjung dikerjakan11. Seorang guru yang disiplin, harus
memanfaatkan waktu yang baik. Jangan bermalas-malasan dalam
mengerjakan suatu tugas yang harus dikerjakannya, sebab jika
ditunda dan bermalas-malasan akan menyebabkan tugas banyak
yang terbengkalai, menumpuk dan tidak dilaksanakan tepat pada
waktunya. Hal ini tentu tidak mencerminkan guru yang disiplin
dalam melaksanakan kerja.
b) Menyelesaikan tugas tepat waktu.
Dari tugas-tugas pokok guru yang dijabarkan di atas, maka
seorang guru yang disiplin ia harus menepati tugas sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Misalnya dalam membuat laporan
setiap akhir semester, harus diserahkan tepat pada akhir semester.
11 Nasution Didaktik Asas-asas Mengajar. (Yakarta: Bumi Aksara Press. Cetakan-1,halaman. 53-54.
14
3) Disiplin Terhadap suasana kerja yang meliputi:
a) Memanfaatkan lingkungan sekolah.
Memanfaatkan lingkungan sekolah seperti menggunakan dengan
baik dan benar sarana dan prasarana yang ada di sekolah dalam
proses pembelajaran. Misalnya, dalam contoh pembelajaran
biologi yang menggunakan tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar
sekolah yang dijadikan sebagai media pengajaran, tumbuhan
tersebut hendaknya digunakan sebagaimana fungsinya sebagai
media saja, jangan dirusak.
b) Menjalin hubungan baik
Guru menciptakan dan memelihara hubungan baik antara sesama
guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun secara
keseluruhan antara lain:
1. Guru senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling
menasehati, dan bantu membantu satu sama lainnya, baik
dalam hubungan kepentingan pribadi maupun dalam
menunaikan tugas profesinya.
2. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan
nama baik rekan-rekan seprofesinya dan menunjang martabat
guru baik secara keseluruhan maupun secara pribadi.12
Menjalin hubungan baik diantara guru memang sangat
penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah,
maupun di luar sekolah. Dengan terjadinya hubungan yang
harmonis antara sesama guru, maka terciptalah iklim organisasi
yang baik, dan tentu saja hal itu juga merupakan salah satu hal
yang dapat mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah.
12 Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PTRemaja Rosdakarya Offset, 2005), cet-15, halaman. 158
15
c) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Guru yang disiplin dalam melaksanakan tugasnya, harus bisa
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannya sebagai
guru. Dalam pasal 14 undang-undang guru dan dosen dijelaskan
mengenai hak-hak guru yang berbunyi13:
1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum
dan jaminan kesejahteraan sosial.
2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas
dan prestasi kerja.
3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan
hak atas kekayaan intelektual.
4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana
pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas
keprofesionalan.
6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut
menentukan kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada
peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik
guru dan peraturan perundang-undangan.
7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas.
8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi
profesi
9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan
kebijakan pendidikan.
10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi dan atau
11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam
bidangnya.
13 Himpunan peraturan perundang-undangan Tentang Guru dan Dosen. (Bandung :Fokusmedia, 2008), halaman. 8-9
16
Sementara untuk kewajiban seorang guru, terdapat dalam
pasal 20 yang berbunyi dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berkewajiban14:
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran
yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran.
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik
dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu, teknologi dan seni.
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi
fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan hukum,
dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika.
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebagai guru yang baik, setiap guru harus dapat
menyeimbangkan antara hak dan kewajibannya. Pada dasarnya,
seseorang jika ingin mendapatkan hak, terlebih dahulu harus
menjalankan kewajibannya. Begitu pula halnya dengan seorang
guru, jika guru tersebut dikatakan disiplin, maka ia juga harus
bisa menjalankan atau melakukan semua yang telah menjadi
kewajiban-kewajibannya di sekolah tanpa adanya pelanggaran
baru setelah itu baru ia berhak menuntut haknya.
4) Disiplin dalam melayani masyarakat
Menurut Zahara Idris disiplin dalam melayani masyarakat meliputi:
a) Melayani peserta didik.
Guru memang berkewajiban untuk melayani peserta didik.
Artinya melayani apa saja yang dibutuhkan oleh peserta didik.
14 Himpunan peraturan perundang-undangan Tentang Guru dan,…,halaman 12
17
Misalnya guru harus membantu siswa apabila dalam
pembelajaran siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajar,
memberi motivasi kepada siswa untuk belajar, membimbing anak
didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang
berpancasila, menyediakan fasilitas belajar sehingga akan
tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik,
menciptakan komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik,
dan lain-lain.
b) Melayani orang tua siswa.
Menurut hasil penelitian, pekerjaan guru (pendidik) di sekolah
akan lebih efektif apabila ia mengetahui latar belakang dan
pengalaman anak didik di rumahnya. Anak didik yang kurang
maju dalam pelajaran berkat kerjasama orang tua anak didik
dengan pendidik, banyak kekurangan anak didik yang dapat
diatasi. Lambat laun orang tua juga menyadari bahwa pendidikan
atau keadaan lingkungan rumah tangga dapat membantu atau
menghalangi kesukaran anak di sekolah.15
c) Melayani masyarakat sekitar.
Dalam hubungan antara guru dan masyarakat hendaknya guru:
1. Selalu berusaha berpartisipasi terhadap masyarakat, lembaga
serta oraganisasi-organisasi didalam masyarakat yang
berhubungan dengan usaha pendidikan.
2. Guru hendaknya melayani dan membantu memecahkan
masalah yang timbul dalam masyarakat sesuai dengan fungsi
dan kemampuannya.
3. Guru menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat
kebiasaan masyarakat dengan sikap membangun.
4. Guru menerima dan melaksanakan peraturan-peraturan
negara dengan sikap korektif dan membangun.
15 Prof. Zahara Idris, MA., Dasar-dasar Kependidikan. (Bandung : Angkasa , 1984),halaman. 120-121
18
Selain peran-peran guru terhadap masyarakat di atas, guru
juga harus melayani masyarakat dengan mengadakan penyuluhan
tentang hal praktis dalam berbagai bidang kehidupan serta ikut
dalam usaha pemberantasan buta huruf dalam masyarakat.
5) Disiplin terhadap sikap dan tingkah laku yang meliputi:
a) Memperhatikan sikap.
Setiap sikap atau perbuatan yang guru lakukan harus bernilai
pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar
menghargai norma hukum, norma susila, moral, sosial, dan
agama. Dalam bersikap, guru harus lebih arif, bijaksana dan
mempunyai wibawa. Guru yang hanya mengajar di kelas belum
dapat menjamin terbentuknya kepribadian anak didik yang
berakhlak mulia. Demikian juga halnya guru yang mengambil
jarak dengan anak didik, sikap guru yang tidak mau tau masalah
yang dirasakan anak didik akan menciptakan anak yang introvert
(tertutup). Kerawanan hubungan guru dengan anak didik
disebabkan komunikasi antara guru dengan anak didik berjalan
kurang harmonis. Oleh karena itu, guru harus bersikap terbuka
dalam menghadapi apa yang menjadi permasalahan anak didik.
b) Memperhatikan tingkah laku.
Berbicara mengenai tingkah laku seorang guru, tentunya kita
berfikir guru merupakan teladan bagi semua orang. Oleh karena
itu, guru harus berhati-hati dalam bertingkah laku. Kebaikan
seorang guru tercermin dari kepribadiannya dalam berbuat atau
bertingkah laku, tidak saja ketika di sekolah, tetapi juga di luar
sekolah. Guru memang harus menyadari bahwa dirinya adalah
figur yang diteladani oleh semua pihak, terutama oleh anak
didiknya di sekolah. Di sini tugas dan tanggung jawab guru
adalah meluruskan tingkah laku dan perbuatan anak didik yang
kurang baik, yang dibawanya dari lingkungan keluarga dan
19
masyarakat. Guru harus berperan sebagai penegak disiplin, guru
sebagai contoh dalam segala hal, tata tertib berjalan bila guru
dapat menjalani terlebih dahulu. Dengan melihat tingkah laku
seseorang, tentunya akan tercermin pula kepribadian dari orang
tersebut. Menurut Syaiful Bahri Djamarah setiap guru
mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang
mereka miliki, ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru
dengan guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu
masalah abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan,
ucapan dan cara berpakaian, serta dalam menghadapi persoalan.16
Dari berbagai uraian teori tentang disiplin maka yang dimaksud
dengan disiplin kerja guru adalah ketaatan, kepatuhan guru dalam
melaksanakan tugas-tugas profesinya yang meliputi disiplin terhadap
tugas kedinasan, waktu, suasana kerja, masyarakat kerja, dan disiplin
terhadap sikap dan tingkah laku.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
a. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan dua gabungan kata yang dijadikan satu
hingga mempunyai makna tersendiri. Kedua kata tersebut adalah
“kepala” dan “sekolah” kata “kepala” dapat diartikan “ketua” atau
“pemimpin” dalam suatu organisasi atau suatu lembaga. Adapun
“sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan
memberi pelajaran.17 Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang
mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan mutu
pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang
harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang
16 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2000), cet-1 halaman.39
17 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik danPermasalahannya, (Jakarta: P.T RajaGrafindo Persada, 2007), halaman.83
20
menyenangkan dan perkembangan mutu profesional diantara para guru
banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
Secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai
“seorang tenaga fungsional untuk memimpin suatu sekolah dimana
diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya
interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran”18. Feldmon (1983) mengemukakan bahwa kepemimpinan
adalah usaha sadar yang dilakukan pimpinan untuk mempengaruhi
anggotanya melaksanakan tugas sesuai dengan harapannya. Di sisi lain,
Newell (1978) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu
proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai pengembangan atau
tujuan organisasi. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Stogdil
yang mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktifitas kelompok untuk mencapai tujuan organisasi
(Wahyosumidjo, 1984).19
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli
kepemimpinan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa kepemimpinan pada
dasarnya adalah suatu proses menggerakkan, mempengaruhi dan
membimbing orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian kepemimpinan,
yaitu unsur orang yang menggerakkan yang dikenal dengan pemimpin,
unsur orang yang digerakkan yang disebut kelompok atau anggota, unsur
situasi dimana aktifitas penggerakan berlangsung yang dikenal dengan
organisasi, dan unsur sasaran kegiatan yang dilakukan.
Kepemimpinan dalam pengertian di atas mengandung makna yang
luas yaitu kemampuan untuk menggerakan sumber daya yang terdapat
pada lembaga pendidikan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
18 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan..... halaman.8319 Pendidikan dan Pelatihan, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral
Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional Tahun2007, halaman.10
21
Dari definisi tersebut, penulis dapat menarik suatu kesimpulan
bahwa kepala sekolah merupakan seorang yang ditunjuk sebagai
pemimpin pendidikan yang dalam tataran operasionalnya mempunyai
tugas dalam memimpin secara organisatoris yaitu membina,
membimbing, memberi bantuan dan dorongan kepada staf sekolah dalam
usaha perbaikan pengajaran yang dilakukan lembaga pendidikan untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebenarnya sangat berat.
Walaupun telah membagi-bagikan tugas dan tanggung jawab kepada
para staf dan bagian lain sebagai sejumlah komponen, kegiatan yang ada
di sekolah, ia akan menjadi orang pertama dalam memikul tanggung
jawab untuk menyelamatkan anak didiknya sampai pada tujuan.
Boardman, sebagaimana dikutip oleh soekarto indrafachrudimenyatakan bahwa tugas utama kepala sekolah dan guru adalahmenyukseskan pendidikan dan pengajaran. Akan tetapi, kepalasekolah sebagai pemimpin sekolah hendaknya memimpin guru,para pegawai, dan orang tua murid. Oleh karena itu, ia harusmemiliki kemampuan mengorganisasi dan membantu para gurudalam merumuskan program agar pengajaran di sekolahnyamaju. Disamping itu, ia harus menciptakan iklim salingmempercayai dalam kalangan guru dan perasaan aman dalammelakukan kerjasama untuk mengembangkan program superviseserta mendorong mereka berpartisipasi aktif dalam mencapaitujuan pendidikan di sekolah.20
Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah harus dapat
memimpin suatu sekolah secara efektif, artinya kepala sekolah tidak
hanya berorientasi pada petugas saja tanpa memperhatikan bawahan.
Sebab, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif adalah berorientasi
kepada keduanya, tentunya hal ini juga harus disesuaikan dengan kondisi
atau situasi yang ada di sekolah tersebut. Sehingga, kepala sekolah dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan para guru dapat menjalankan
20 Drs. H. R. Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif (Bogor:Ghalia Indonesia, 1993), halaman. 65
22
tugasnya di sekolah dengan senang hati karena iklim kerja yang
menyenangkan.
Agar tujuan pendidikan di suatu sekolah dapat cepat terwujud
dengan baik, hal ini membutuhkan figur seorang pemimpin pendidikan
yang memahami dengan baik apa fungsi kepemimpinan dalam suatu
sekolah, tugas, serta tanggungjawab dari seorang pemimpin pendidikan.
Menurut Sondang P. Siagian kepemimpinan dapat diartikan
sebagai kegiatan seni kemampuan mempengaruhi perilaku manusia dan
kemampuan mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar supaya
perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh pemimpin
organisasi.21
Dari sejumlah pernyataan mengenai pengertian kepemimpinan di
atas, dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan merupakan
seni atau usaha menggerakan orang atau sekelompok orang untuk dapat
bekerja sama dalam mencapai tujuan. Setiap orang atau sekelompok
orang ini diharapkan dapat secara sadar untuk mau bekerja sama dan
menuruti instruksi, serta melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan kepada sekolah. Dengan demikian, kepemimpinan kepala
sekolah adalah usaha kepala sekolah untuk mempengaruhi, membimbing
serta mengarahkan bawahannya agar tercapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
b. Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan (sekolah)
merupakan personal sekolah yang memiliki fungsi penentu dalam
pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Demikian
pentingnya kedudukan kepala sekolah sebagai pemimpin, maka mutlak
diperlukan bagi seorang pimpinan untuk memiliki suatu kualitas
21 Sondang P. Siagian, M.P.A., Ph. D. Peranan staf dalam Management. (Jakarta: P.TGunung Agung, 1983), cet ke-7 halaman. 97
23
personal yang dapat melaksanakan perannya guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang berhasil
dalam melaksanakan perannya sebagai pemimpin. Keberhasilan tersebut
secara umum dapat diukur dari berbagai segi, diantaranya peningkatan
produktivitas kerja pegawai, pelayanan, kepuasan kerja, dan hasil
produksi nya atau hasil kerja bagian yang dipimpinnya. Oleh karena itu,
penerapan kepemimpinan akan sangat menentukan terhadap peranan
pemimpin itu sendiri. Untuk dapat melaksanakan peranan kepemimpinan
yang efektif, tentunya kita perlu melihat faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Mirrian
terbagi atas dua faktor, yaitu22:
1) Faktor intern, antara lain bawahan yang dipimpin, jenis tugas yang
dilakukan dalam organisasi, sifat pimpinan dan gaya kepemimpinan.
2) Faktor ekstern, antara lain adalah faktor politik, sosial, ekonomi dan
budaya
Dalam menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin, kepala
sekolah sangat dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Seperti
telah dikemukakan di atas, faktor eksternal yang mempengaruhi
kepemimpinan kepala sekolah sangat ditentukan oleh faktor para guru
yang dipimpinnya. Ditambah pula bahwa tugas yang diemban dan sifat
kepemimpinan yang dipengaruhinya. Faktor penerapan pola
kepemimpinan kepala sekolah juga sangat berpengaruh dalam
melaksanakan tugas kepemimpinan di sekolah yang dipimpinnya.
Faktor-faktor eksternal merupakan faktor yang turut mempengaruhi
kepemimpinan kepala sekolah untuk mengikuti perkembangan yang
terjadi di masyarakat. Penerapan kepemimpinannya, sangat dipengaruhi
oleh kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah dapat terlihat
melalui kualitas pribadi dan pola kelakuannya. Oleh karena itu,
22 Mirrian Sofyan Arif, Organisasi dan Manajemen (Jakarta: Karunika, 1986), hal. 14
24
kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas sangat ditentukan oleh
faktor internal yaitu pengembangan diri pribadi pemimpin melalui
pemahaman dan penghayatan atas tugas dan tanggung jawabnya.
Berkenaan dengan hal tersebut, Bingham sebagaimana dikutip oleh
Pamuji menyatakan bahwa dibutuhkan seorang yang mempunyai
qualities dan traits tertentu, agar mampu melaksanakan
kepemimpinannya dengan baik, karena pada dasarnya seorang pemimpin
adalah seorang yang memiliki sejumlah perangai atau traits dan watak
atau karakter yang memadai dari suatu kepribadian23
Dengan demikian, kepala sekolah dalam menerapkan
kepemimpinanya perlu memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kepemimpinannya, mengetahui fungsi
kepemimpinannya, dan mengetahui syarat-syarat kepemimpinanya.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, penerapan kepemimpian
kepala sekolah akan dapat diterima oleh para guru dalam rangka bekerja
sama untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran sekolah
Kepala sekolah merupakan pemimpin tertinggi di sekolah. Pola
kepemimpinanya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan
terhadap kemajuan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara
atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong,
membimbing, mengarahkan dan menggerakan guru, staf, siswa, orang
tua siswa, dan pihak-pihak lain yang terkait untuk dapat bekerja atau
berperan guna mencapai tujuan sekolah yang telah ditentukan.
Dalam perannya sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah
harus dapat mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan,
dan meggerakan guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan pihak-pihak lain
yang terkait untuk dapat bekerja sama agar kegiatan pendidikan dan
pengajaran di sekolah dapat terlaksana dengan baik. Kepala sekolah
23 Prof. Drs. S. Pamudji, M.P.A., Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia (Jakarta:Bina Aksara, 1989), Cet.4 halaman. 10
25
dituntut untuk dapat mengelola jalinan kerjasama tersebut dengan sebaik
mungkin.
c. Tipe-tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam kegiatan menggerakkan, membimbing, mengarahkan dan
mempengaruhi bawahannya dalam mencapai tujuan organisasi banyak
cara yang dilakukan oleng seorang pemimpin. Cara seorang pemimpin
ini dapat dilihat pada bentuk atau tipe-tipe kepemimpinan yang
dijalankannya.
Secara umum Drs. Pandji Anoraga membagi menjadi tiga jenis tipe
kepemimmpinan, yaitu:
1. Kepemimpinan OtokratikYaitu kepemimpinan yang berdasarkan atas kekuasaan mutlaksegala keputusan berada di satu tangan. Gaya kepemimpinanini sering membuat pengikutnya tidak senang dan seringfrustasi.
2. Kepemimpinan DemokratikYaitu kepemimpinan yang berdasarkan atas kekuasaan, dalamarti bukan dipilihnya si pemimpin itu secara demokratik,melainkan cara yang dilaksanakan si pemimpin yangdemokratik. Si pemimpin melaksanakan kegiatan sedemikianrupa sehingga setiap keputusan merupakan hasil musyawarah.
3. Kepemimpinan BebasBahwa seorang pemimpinan sebagai penonton bersifat pasif24.
Namun, Drs. Pandji Anoraga, menjelaskan bahwa untuk memilih
gaya (tipe) Kepemimpinan yang akan digunakan perlu dipertimbangkan
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Ada empat faktor yang
mempengaruhinya:
1. Faktor dalam organisasi2. Faktor pimpinan manager3. Faktor bawahan4. Faktor situasi penugasan25
24 Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), cet. Ke-2.Hal. 3.
25 Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan,.... hal. 11.
26
Namun demikian, seorang pemimpin yang baik, adalah yang selalu
menjalankan kepemimpinannya dengan menghubungkan dirinya bersama
bawahannya dan sebaliknya bawahannya bersama pimpinannya. Dalam
hal ini seorang pemimpin harus bersifat demokratis.
Menurut Drs. Hendiyat Soetopo dan Drs. Wasty Soemanto,
mengungkapkan bahwa: ... untuk mencapai kepemimpinan yang
demokratis, aktifitas memimpin harus: a) Meningkatkan interaksi
kelompok dan perencanaan kooperatif. b) Menciptakan iklim yang sehat
untuk perkembangan individual dan memecahkan pemimpin-pemimpin
yang potensial.26
Kemudian dilihat dari sifatnya kepemimpinan dibagi lagi menjadi
beberapa bagian sebagaimana dikemukakan oleh Dr. Hadari Nawawi,
bahwa menurut sifatnya kepemimpinan dapat dibedakan pula antara lain:
1. Pemimpin KharismatisPemimpin diterima karena kepribadiannya yang berpengaruhdan dipercayai sehingga diikuti pendapat dan keputusannya.Misalnya: beberapa alim ulama, pemuka adat, guru, dan lain-lain.
2. Pemimpin SimbolPemimpin yang secara tradisional ini diakui sebagai simbolkebesaran kelompok atau organisasi, walaupun tidak berfungsidan kepemimpinannya diselenggarakan oleh orang lain yangmenjadi pembantunya. Misalnya: raja yang diangkat secaraturun temurun.
3. Pemimpin HeadmanshipPemimpin yang ditempatkan sebagai kehormatan karenapengalaman dan posisinya di dalam masyarakat. Misalnya:gubernur ditempatkan sebagai Ketua Komite OlahragaNasional Indonesia (KONI).
4. Pemimpin Ahli ExpertPemimpin yang ditunjuk karena memiliki keahlian di dalambidang tertentu yang menjadi beban tugas suatu organisasi,sehingga harus ditunjuk seorang profesional karena tugas-tugastidak mungkin dilaksanakan orang lain. Misalnya: seorangdokter diangkat menjadi kepala rumah sakit, atau seorang gurudiangkat menjadi kepala sekolah.
26 Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan,(Jakarta: Bina Aksara, 1998) cet. Ke-2. Hal. 11.
27
5. Pemimpin Otokratis dan AdministratorPemimpin yang karena kecakapannya dalam mengorganisasisejumlah orang untuk bekerjasama dalam menwujudkan tugas-tugas kelompoknya, baik dalam bentuk kegiatan manajemenadministratif, maupun dalam kegiatan menejemen operatif.Misalnya: pemimpin dalam organisasi profesi dan organisasifungsional, seperti PGRI, KNPI, Pramuka, dan lain-lain.
6. Pemimpin AgitatorPemimpin yang memiliki kemampuan melakukan tekanan-tekanan, mengadu domba, menimbulkan perpecahan danmempertajam perselisihan dengan menarik keuntungan untukdirinya atau kelompoknya. Pemimpin seperti itu kerap kalimampu memanfaatkan pertentangan yang ditimbulkannyauntuk memperoleh dukungan dari kedua belah pihak yangbertentangan, walaupun masing-masing memiliki alasan yangberbeda.27
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi mengungkapkan sifat-sifat yang
harus dimiliki seorang pemimpin diantaranya:
1. Memiliki kematangan spiritual, mental, sosial, dan fisik2. Menunjukkan pribadi teladan3. Memiliki kewibawaan dan keunggulan4. Memiliki keuletan dan kerajinan5. Memiliki kejujuran6. Memiliki motivasi yang kuat untuk memimpin7. Memiliki disiplin yang kuat8. Memiliki identitas dan integritas diri9. Memiliki rasa tanggung jawab penuh10. Berjiwa merakyat11. Memiliki kemampuan teknis memimpin antara lain
kemampuan dalam:a. Berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, baik individual
atau kelompok/organisasi/lembaga.b. Menyusun rencana kegiatanc. Melaksanakan, mengawasi dan meneliti kegiatan.d. Mendinamiskan sumber-sumber penunjange. Menguasai materif. Membuat keputusan secara tetapg. Mengatur pembagian kekuasaan dan wewenang.28
27 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1998), cet.Ke-6. Hal. 79.
28 Ahmad Rohani dan Abu ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan administrasi PendidikanDi sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991). Cet. Ke-1. Hal. 92-93.
28
d. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kemampuan kepala sekolah merupakan faktor penentu
pemberdayaan guru dan peningkatan mutu proses dan produk
pembelajaran. Kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggung
jawab supaya guru dan staf sekolah dapat bekerja secara optimal. Kultur
sekolah dan kultur pembelajaran juga dibangun oleh kepemimpinan
kepala sekolah dalam berinteraksi dengan komunitasnya.
Menurut Sudarman Danim tugas kepala sekolah bersifat ganda
yang satu sama lain memiliki kaitan erat, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Tugas-tugas tersebut adalah mengkoordinasi,
mengarahkan dan mendukung hal-hal yang berkaitan dengan tugas
pokoknya yang sangat kompleks, yaitu29:
1. Merumuskan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran sekolah.
2. Mengevaluasi kinerja guru.
3. Mengevaluasi kinerja staf sekolah.
4. Menata dan menyediakan sumber-sumber organisasi sekolah.
5. Membangun dan menciptakan iklim psikologi yang baik antara
komunitas sekolah.
6. Menjalin hubungan dan ketersentuhan kepedulian terhadap
masyarakat.
7. Membuat perencanaan bersama-sama staf dan komunitas sekolah.
8. Menyusun penjadwalan kerja.
9. Mengatur masalah-masalah pembukuan.
10. Melaksanakan negosiasi dengan pihak internal.
11. Melaksanakan hubungan kerja kontraktual.
12. Memotivasi guru dan karyawan untuk terampil optimal.
13. Memecahkan konflik antara sesama guru dan antara pihak pada
komunitas sekolah.
14. Melakukan supervise pembelajaran atau pembinaan profesional.
29 Prof. Dr. Sudarman Danim, Menjadi Komunitas Pembelajar: KepemimpinanTransformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003),cet. I, halaman. 197-198.
29
15. Melaksanakan kegiatan lain yang mendukung operasi sekolah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas dengan baik,
kepala sekolah dapat menempuh berbagai cara, seperti membina
tanggung jawab bersama dikalangan staf sekolah, mendelegasikan
penyelenggaraan dan pertanggung jawaban sebagaimana tugasnya
kepada wakil kepala sekolah, guru, staf tata usaha sekolah dan petugas
sekolah lainnya, dan sebagian lagi diselenggarakan dengan mengikut
sertakan wakil-wakil murid, wakil-wakil orang tua/masyarakat, dan
pejabat setempat, dimana kepala sekolah berperan sebagai koordinator
dan penanggung jawab umum, disamping itu bertindak sebagai
pelaksana aktif pada kegiatan-kegiatan yang tepat dan memungkinkan
baginya. Jadi partisipasi, dan kerja sama yang luas sangat diperlukan
bagi kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Sedangkan Wahjosumidjo mengemukakan delapan tugas kepala
sekolah sebagai seorang pemimpin di lembaga pendidikan formal
(sekolah), yaitu30:
1. Dalam kehidupan berorganisasi, khususnya lembaga pendidikan
(sekolah), ada banyak perbedaan kebutuhan dan kepentingan baik
guru, murid dan staf di sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus
bersikap arif, bijaksana, adil dan tidak memihak pada siapapun.
2. Dalam meningkatkan motivasi kerja, rela berkorban dan rasa
kebersamaan yang tinggi antar guru, murid dan staf, maka kepala
sekolah harus mampu memberikan sugesti dan saran yang tepat
sesuai dengan kebutuhan dalam keadaan dan situasi yang tepat pula.
3. Kepala sekolah mempunyai tugas untuk menyediakan dukungan,
dana, sarana dan sebagainya untuk optimalisasi sumber daya
manusia yang ada di lembaga pendidikan
30 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik danPermasalahannya, (Jakarta : P.T RajaGrafindo Persada, 2007), halaman.106-109
30
4. Kepala sekolah sebagai katalisator, ia mampu membangkitkan
semangat dan menggerakan siswa, guru, dan staf kearah pencapaian
tujuan lembaga pendidikan.
5. Kepala sekolah harus mampu memberikan rasa aman terhadap
murid, staf dan guru dalam melaksanakan setiap tugasnya.
6. Karena ia menjadi pusat perhatian, maka seorang kepala sekolah
harus selalu dijaga integritasnya, selalu terpercaya, dihormati baik
sikap, perilaku dan perbuatannya.
7. Kepala sekolah sebagai sumber semangat guru dan murid serta staf
dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Untuk itu kepala
sekolah harus dapat menjaga dan membangkitkan semangat para
guru, murid dan staf sehingga mereka bekerja penuh dengan
tanggung jawab.
8. Kepala sekolah harus dapat menghargai hasil yang dicapai oleh
bawahannya, penghargaan tersebut dapat berupa kenaikan gaji,
pangkat, atau diberikannya fasilitas lebih dan lain sebagainya.
Dengan kompleksitas tugas yang dimiliki oleh kepala sekolah
sebagai seorang pemimpin, maka kepala sekolah diharuskan mempunyai
kompetensi khusus sebagaimana disampaikan sebelumnya berupa
kompetensi profesional, kompetensi wawasan kependidikan dan
manajemen, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Jika kompetensi tersebut dimiliki oleh kepala sekolah, maka tugas
dan tanggung jawab yang diembankan kepada kepala sekolah sebagai
motivator, katalisator, pengarah, pembantu guru, staf, karyawan dan
petugas sekolah lainnya dapat dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan
pendidikan di sekolah akan dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala
sekolah yang efektif dan efektifitas kepemimpinan kepala sekolah juga
akan ditentukan dengan kompetensi yang dimiliki kepala sekolah.
Berdasarkan pembahasan berbagai teori tentang kepemimpinan
kepala sekolah dapat disintesiskan bahwa yang dimaksud dengan
kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini adalah kemampuan
31
kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan formal untuk
mengembangkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya guna
meningkatkan iklim kerja yang kondusif, meliputi kemampuan
membimbing, menggerakkan, mempengaruhi dan mengerahkan para
bawahannya untuk mencapai tujuan institusional pendidikan.
B. Kerangka Berfikir
Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah, mempunyai peranan yang
penting untuk menggerakkan, membimbing, melindungi, membina, memberi
teladan, dorongan, serta bantuan kepada guru, murid dan staf di sekolah, peran
dan fungsi yang terpenting lagi bagi kepala sekolah adalah menggerakkan
segala sumber yang ada pada suatu sekolah. Sehingga dapat didayagunakan
secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Guru sebagai subjek pendidikan di sekolah menjadi orang yang paling
berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak
didik di sekolah atau di luar sekolah, peranan yang dimiliki guru sangat
kompleks dan beragam, karenanya potensi guru harus dioptimalkan. Upaya
optimalisasi potensi guru salah satu nya dengan diterapkannya disiplin kerja
guru di sekolah.
Dalam menjalankan peran dan tugasnya dalam bentuk melaksanakan
disiplin kerja guru, guru dihadapkan pada beberapa persoalan yang
menyebabkan menurun atau naiknya tingkat kepatuhan terhadap disiplin kerja
guru. Beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut bisa terjadi karena
kepribadian guru, perilaku atasan (dalam hal ini kepala sekolah), sistem kerja
yang berlaku dan sebagainya.
Disiplin kerja guru di sebuah institusi pendidikan harus dilaksanakan
dan dikembangkan dengan sebaiknya agar tercapai tujuan organisasi (sekolah)
yaitu, mutu pendidikan yang berkualitas. Agar disiplin kerja dapat
dilaksanakan secara optimal, kepala sekolah harus menerapkan kepemimpinan
dengan penguasaan setiap kompetensi kepala sekolah yang telah ditetapkan,
yaitu kompetensi profesional, kompetensi wawasan kependidikan untuk
32
manajemen, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dengan
penguasaan semua kompetensi di atas, diharapkan kepemimpinan efektif akan
tercipta dan pendidikan berkualitas dengan guru yang disiplin terhadap kerja,
tugas dan tanggung jawabnya akan menjadi kenyataan.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan kepala
sekolah berpengaruh terhadap disiplin kerja guru, semakin baik kepemimpinan
kepala sekolah maka semakin baik disiplin kerja guru. Sebaliknya, semakin
buruk kepemimpinan kepala sekolah maka semakin rendah disiplin kerja guru.
C. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori yang diajukan dan kerangka berfikir yang
telah dikemukakan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesis nol (HO) adalah tidak adanya hubungan antara kepemimpinan
kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.
2. Hipotesis alternatif (Ha) adalah adanya hubungan antara kepemimpinan
kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.
Artinya, makin efektif kepemimpinan kepala sekolah maka akan semakin
tinggi disiplin kerja guru.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru SMP Dua Mei
Ciputat. Sedangkan, tujuan secara khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan kepala sekolah SMP Dua
Mei Ciputat.
2. Untuk mengetahui bagaimana disiplin kerja guru SMP Dua Mei Ciputat.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kepemimpinan kepala
sekolah dengan disiplin kerja guru SMP Dua Mei Ciputat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Dua Mei Ciputat Jln. H. Abdul
Gani No. 135 cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Telp/fax.
021-7490034-74707557., Adapun waktu pelaksanaan penelitian yaitu sejak
bulan September sampai November 2010 dengan judul sebagai berikut:
Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Disiplin Kerja Guru.
34
C. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei dengan menggunakan pendekatan korelasional. Penelitian survei
adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.
Pendekatan ini digunakan untuk menguji hubungan kepemimpinan kepala
sekolah dengan disiplin kerja guru.
D. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang
memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti.
Sedangkan sampel menurut Iqbal Hasan adalah bagian dari populasi yang
diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu,
jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi 31. Dalam penelitian
ini populasi penelitian adalah guru SMP Dua Mei Ciputat. Oleh karena
jumlah guru di SMP Dua Mei Ciputat hanya 15 orang, maka seluruh populasi
dijadikan sebagai sampel penelitian. Dengan demikian penelitian ini termasuk
kedalam penelitian sensus.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu
kepemimpinan kepala sekolah sebagai variabel bebas (variabel X) dan disiplin
kerja guru sebagai variabel terikat (variabel Y)
1. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X)
a. Definisi Konseptual
Secara konseptual, kepemimpinan kepala sekolah adalah sikap
dan perilaku kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan
formal kepada para pegawai sekolah dalam mencapai tujuan organisasi
31 M. Iqbal Hasan, “Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya”(Bogor: Ghalia Indonesia), hal. 58
35
yang meliputi membimbing, menggerakkan, mempengaruhi, dan
mengerahkan para bawahan kepada suatu tujuan tertentu.
b. Definisi Operasional
Kepemimpinan kepala sekolah adalah kepemimpinan yang
efektif dalam mewujudkan kedisiplinan tenaga kependidikan.
Pendekatan perilaku kepemimpinan banyak membahas keefektifan
kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin. dalam
penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan instrument berupa
angket tentang kemampuan untuk mengembangkan kelebihan-
kelebihan yang dimiliki kepala sekolah untuk meningkatkan iklim
kerja yang meliputi: 1) kemampuan membimbing, 2) menggerakkan,
3) mempengaruhi, dan 4) mengerahkan para guru dan karyawan
kepada suatu tujuan tertentu. Kepemimpinan kepala sekolah diperoleh
melalui angket dalam bentuk pertanyaan dengan option jawaban:
selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah.
c. Kisi-kisi Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
kuesioner yang dibuat dalam bentuk konstruksi tertutup, maksudnya
setiap kuesioner telah diberikan alternatif jawaban. Para responden
tidak diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban diluar pilihan.
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai
kedua variabel (Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja
Guru) adalah sama menggunakan instrumen kuesioner/angket yang
diukur dengan skala likert yang terdiri atas 4 alternatif jawaban yang
diberi skor 1-4 untuk pernyataan positif dan negatif.
36
Tabel 3.1
Skala Penilaian untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah
dan Disiplin Kerja Guru
Pilihan Jawaban Bobot Skor
Pernyataan Positif
Bobot Skor
Pernyataan Negatif
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
4
3
2
1
1
2
3
4
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala sekolah
Variabel Indikator Jumlah
Kepemimpinan
kepala sekolah
a. Kemampuan dalam memotivasi bawahan
b. Kemampuan memecahkan masalah
c. Kemampuan memberikan rasa aman dan
nyaman
d. Kemampuan memberikan teladan
e. Konsisten dalam tugas
f. Kemampuan memberikan bantuan kepada
guru
1, 2, 3, 4
5, 6
7, 8
9, 10
11, 12, 13
14, 15, 16, 17
Jumlah 17
2. Variabel Disiplin Kerja Guru ( Y )
a. Definisi Konseptual
Disiplin kerja guru adalah ketaatan, kepatuhan guru dalam
melaksanakan tugas-tugas profesinya yang meliputi disiplin terhadap
tugas kedinasan, waktu, suasana kerja, masyarakat kerja, dan disiplin
terhadap sikap dan tingkah laku.
37
b. Definisi Operasional
Disiplin kerja guru adalah persepsi guru terhadap sikap pribadi
guru dalam hal ketertiban dan keteraturan diri yang dimiliki oleh guru
dalam bekerja di sekolah tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang
merugikan dirinya, orang lain, atau lingkungannya.
Disiplin kerja guru dalam penelitian ini dapat diukur dengan
menggunakan instrument berupa angket yang mencerminkan
kedisiplinan guru yaitu disiplin terhadap pekerjaan, disiplin terhadap
waktu, disiplin terhadap suasana kerja, disiplin dalam melayani
masyarakat, disiplin terhadap sikap dan tingkah laku.
Disiplin kerja guru diperoleh melalui angket dalam bentuk
pertanyaan dengan option jawaban: selalu, sering, kadang-kadang, dan
tidak pernah.
c. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Disiplin Kerja Guru
ItemVariabel Indikator
(+) (-)
Jmlh
Disiplin
Kerja
Guru
Disiplin terhadap tugas kedinasan
a. Menyiapkan kelengkapan mengajar
b. Membuat rencana semester, tahunan
sesuai dengan bidang yang digeluti
c. Mengisi buku agenda setelah mengajar
dan tidak meninggalkan jam mengajar
dengan alasan yang tidak tepat
d. Melakukan evaluasi belajar baik
formatif maupun sumatif
3
2
1, 8
18, 23
6
38
Disiplin waktu
a. Memanfaatkan waktu dengan baik
b. Keluar kelas tepat waktu
c. Datang ke sekolah tepat waktu
d. menggantikan jam kosong jika ada guru
yang tidak hadir, ketika tidak ada jam
mengajar
6
10
19
21
4
5
Disiplin terhadap suasana kerja
a. Memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai pendukung pembelajaran dan
menjalin hubungan yang baik antar
guru
b. Mematuhi kode etik sebagai seorang
guru
7, 9
20
3
Disiplin dalam melayani masyarakat
a. Memberikan motivasi dan bimbingan
kepada siswa yang mengalami
kesulitan.
b. Melayani orang tua siswa, apabila ingin
berkonsultasi
c. Berusaha berpartisipasi terhadap
masyarakat, lembaga serta organisasi-
organisasi didalam masyarakat yang
berhubungan dengan usaha pendidikan.
5, 21
11
12
4
Disiplin terhadap sikap dan tingkah laku
a. Memakai pakaian yang sopan, rapih
dan bersih
b. Memberikan contoh teladan melalui
tingkah laku kepada siswa
13, 14
15, 16,
17
4
JUMLAH 21 2 23
39
F. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
mampu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat.32
Perhitungan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan perhitungan Statistical Package for the Social Science
(SPSS) versi 12,0. Kriteria minimum butir pernyataan yang diterima
adalah jika rhitung>rtabel, maka butir pernyataan dianggap valid. Sebaliknya
jika rhitung<rtabel, maka butir pernyataan dianggap tidak valid, didrop atau
tidak digunakan.
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dari 17 pernyataan dari
kuesioner kepemimpinan kepala sekolah setelah divalidasi validitasnya
terdapat 1 butir soal yang drop yaitu soal nomor 11, jadi pernyataan yang
valid dan dapat digunakan sebanyak 16 butir soal, untuk kuesioner disiplin
kerja guru terdapat 4 soal yang drop yaitu soal 8, 13, 15 dan 21.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau
keakuratan sebuah instrumen. Suatu tes dikatakan andal jika ia dapat
dipercaya. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan rumus SPSS 12.0. Setelah uji reliabilitas, semua item
pernyataan baik variabel X maupun variabel Y, dinyatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data
dengan menggunakan:
a. Observasi
Observasi adalah proses pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung dan mencatat secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang diteliti di SMP Dua Mei Ciputat. Observasi ini dilakukan
untuk mencari data yang valid yang hendak diteliti di lokasi penelitian
32 M. Iqbal Hasan, “Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan....hal.79
40
yaitu mengamati keadaan di sekolah, keadaan siswa, serta data-data yang
mendukung lainnya.
b. Angket (questioner)
Angket digunakan untuk memperoleh informasi mengenai responden
seperti laporan tentang pribadinya atau pola sikap, tingkah laku maupun
perspektif responden. Angket ini berisi daftar beberapa pernyataan dengan
jawaban alternatife yang berkenaan dengan kepemimpinan kepala sekolah
dan disiplin kerja guru. Bentuk angket yang digunakan adalah angket
tertutup, artinya responden hanya boleh memilih jawaban yang telah
disediakan oleh penulis.
H. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan adalah sebagai
berikut:
1. Editing
Dalam pengolahan data, kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah
editing. Editing adalah meneliti kelengkapan angket, bila terdapat angket
yang belum dijawab, maka akan ditanyakan kembali kepada responden
yang bersangkutan.
2. Skoring
Artinya memberi skor pada masing-masing option pertanyaan,
adapun nilai dari jawaban tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Skor Angket Jawaban Positif
Bobot JawabanNoKategori Jawaban
Positif
1 Selalu (SL) 4
2 Sering (SR) 3
3 Kadang-kadang (KD) 2
4 Tidak Pernah (TP) 1
41
Tabel 3.5
Skor Angket Jawaban Negatif
Bobot JawabanNoKategori Jawaban Negatif
1 Selalu (SL) 1
2 Sering (SR) 2
3 Kadang-kadang (KD) 3
4 Tidak Pernah (TP) 4
3. Tabulasi
Tabulasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam
setiap item yang penulis angkat. Maka penulis membuat tabel yang
mempunyai kolom setiap bagian angket. Sehingga terlihat jawaban yang
satu dengan jawaban responden yang lain. Setelah data ditabulasikan
dalam jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif
jawaban, maka data tersebut diprosentasikan dengan rumus sebagai
berikut:
P = F x 100%N
Keterangan:
F = Frekuensi yang sedang dicarikan persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka persentase
100% = Bilangan Tetap.33
Untuk mengetahui kualifikasi skor setiap variabel yang diambil
dari nilai rata-rata (mean), maka penulis menjadikan skor tersebut ke
dalam data interval dengan kualifikasi masing-masing, namun harus
33 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada,2008), hal. 43
42
mencakup skor yang paling tinggi dan skor yang paling rendah. Hal ini
mengacu pada kriteria penilaian berikut:
50 – 59 Kurang (D)
60 – 59 Cukup (C)
70 – 79 Baik (B)
80 – 100 Amat Baik (A)
4. Korelasi
Untuk mengetahui besar kecilnya hubungan antara 2 variabel yang
menggunakan koefisien dengan rumus sebagai berikut.
Memberikan interpretasi terhadap rxy yaitu dalam memberikan
interpretasi sederhana terhadap angka indeks korelasi product moment
(rxy), pada umumnya menggunakan cara, yaitu sebagai berikut:34
rxy =( ) ( )( )
( ) ( ) ( ) ( )2222 YYnXXn
YXXYn
∑−∑∑−∑
∑∑−∑
a. Memberikan interpretasi terhadap angka korelasi “r” product moment
seperti dibawah ini
Tabel 3.6
Interpretasi besarnya “r” product moment
Besarnya “r”
Product Moment (rxy)Interpretasi
0,11-0,20
0,20-0,40
0,40-0,70
Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi tersebut sangat lemah
Antara variabel x dan variabel Y terdapat
korelasi yang lemah dan rendah
Antara variabel x dan variabel y terdapat
34 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan...... hal. 206
43
0,70-0,90
0,90-1,00
korelasi yang sedang atau cukup
Antara variabel x dan variabel y terdapat
korelasi yang kuat dan tinggi
Antara variabel x dan variabel y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi35
b. Uji Keberartian Koefisien Korelasi (Uji-t)
Uji-t digunakan dalam uji hipotesis karena kedua simpangan baku
pada kedua sampel tidak sama dan kedua populasi berdistribusi
normal. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan
menggunakan Software Statistical Package for the Social Science
(SPSS) versi 12.
Kriteria Pengujian:
Terima Hi jika thitung>ttabel, maka koefisien korelasi signifikan dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang positif antara variabel X dengan
variabel Y.
c. Uji Koefisien Determinasi
Digunakan untuk mengetahui besarnya variabel Y (disiplin kerja
guru) ditentukan variabel X (Kepemimpinan Kepala Sekolah) dengan
menggunakan software SPSS 12.0.
35 Anas sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan....... h. 180
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
SMP Dua Mei berdiri sejak tanggal Dua Mei 1986 dengan SK
pendirian: SK Kakanwil Depdikbud Profinsi Jabar No. 1516/1. 02/07/R.86
Tgl 27 Oktober 1986. Secara geografis sekolah ini terletak di Jl. H. Abdul
Gani No. 135 Cempaka Putih Ciputat. Sekolah ini bernaung di bawah
Yayasan Pendidikan Dua Mei. Yayasan ini didirikan pada tanggal Dua Mei,
oleh karena itu sekolah ini disebut “Dua Mei”.
SMP Dua Mei merupakan mitra pemerintah atau partner dalam
menyelenggarakan sistem pendidikan membantu program pemerintah dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kepala sekolah yang pernah menjabat di sekolah ini antara lain:
a. Dra. H. Hani Chalawati (1986-1992)
b. Drs. Syahrudin Ahmad (1992-1998)
c. Usep Fanji, S. Pd (1998-2000)
d. Enjang Supyan (2000-Sekarang)
45
Visi, Misi dan Tujuan SMP Dua Mei
a. Visi
Mewujudkan lulusan yang bermutu, berakhlak dan berbudi pekerti luhur.
b. Misi
a) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan pendidikan yang
berdasarkan akhlak mulia.
b) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan tenaga pendidik dan
kependidikan yang berbudi pekerti luhur, jujur, professional, terampil,
tangguh dan kompeten di bidangnya.
c) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan standar proses
pembelajaran yang aktif, kreatif inovatif, dan menyenangkan.
d) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan fasilitas pendidikan yang
lengkap, up to date, dan canggih.
e) Bermutu dalam mewujudkan peningkatan standar kelulusan prestasi
non akademik.
f) Bermutu dalam peningkatan kelembagaan serta manajemen.
g) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan standar pembiayaan.
h) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan standar penilaian
pendidikan.
c. Tujuan
Adapun tujuan SMP Dua Mei adalah:
a) Tujuan Umum dalam menyelenggarakan pendidikan adalah sesuai
dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
b) Tujuan Khusus mewujudkan SMP yang memenuhi kriteria minimal
sebagaimana ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
46
d. Keadaan Guru dan Siswa
a) Keadaan Guru
Guru merupakan unsur yang penting dalam suatu disiplin kerja
yang diterapkan sekolah karena guru merupakan figur teladan yang
setiap perilakunya senantiasa dilihat oleh para siswa.
Jumlah guru yang mengajar di SMP Dua Mei Ciputat, Tangerang
adalah D3 dan SI. Yang hampir keseluruhannya berasal dari pendidikan
keguruan dan beberapa orang dari non-keguruan tetapi telah mengikuti
program akta IV. Adapun untuk mengetahui lebih lengkap tentang data
guru di SMP Dua Mei Ciputat dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.1
Keadaan Guru Dua Mei
NoNama Jabatan Ijasah Status
Tugas
Mengajar
1 Enjang Supyan, S.Pd Kepsek SI/Bahasa
Indonesia
GTY Bhs Indonesia
2 Saptono, S.Pd Wak.Kurikulum SI/Pendidikan
Geografi
IPS Terpadu
3 Siti Aisyah, S.Pd Wak.Kesiswaan SI/Bahasa
Indonesia
DPK Bhs Indonesia
4 Drs. Undang Ahmad Pembina Ekskul SI/Penjaskes Penjaskes
5 Susi Herawati, S.Pd Pembina BP SI/Bimb.
Konseling
DPK KTK Seni &
Budaya
6 F.N. Isme Tambunan,
S.Pd
Wali Kelas &
Penjab Lab.
Bahasa
SI/Bahasa
Inggris
DPK Bhs. Inggris
7 Dwi Yuli Prihani,
S.Pd
Wali Kelas SI/Bahasa
Inggris
GHY Bhs Inggris
8 Drs. Jumaroh Ibnu Penjab Rohis SI/PAI GHY PAI
9 Dra. Sofaridoh Wali Kelas SI/Sejarah GHY IPS Terpadu
47
10 Eli Rahmawati, S.Pd Wali Kelas SI/Bahasa
Indonesia
GHY Jasa
Pembukuan
11 Suwarsih, A.Md D3/Manaj.Info
rmatika
GHY TIK
12 Galih Permana Syam,
S.Pd
Pembina Osis &
Wali Kelas
SI/MTK GHY Matematika
13 Ermalina, S.Pd Wali Kelas SI/MTK GHY Matematika
14 Monang
Simangunsong, S.Si
Penjab Lab.IPA SI/FISIKA GHY IPA Terpadu
15 Febrina Widianti,
S.Pd
SI/IPA GHY IPA Terpadu
Pada tabel di atas dapat dilihat, bahwa SMP Dua Mei Ciputat
memiliki 15 orang tenaga pengajar diantaranya 14 orang guru memiliki
pendidikan SI dan 1 orang guru D3. Para guru yang mengajar di SMP
Dua Mei Ciputat mayoritas bukan pegawai negeri. Dengan gelar dan
riwayat pendidikan guru diharapkan memiliki kompetensi dalam
bidangnya.
b) Keadaan Siswa
Keadaan sosial ekonomi siswa SMP Dua Mei terdiri dari
berbagai macam latar belakang. Ada siswa yang berasal dari keluarga
yang berkecukupan, siswa yang kurang mampu dan ada pula siswa yang
dapat bersekolah karena mendapat beasiswa atau memiliki orang tua
asuh.
Tabel.4.2
Data Siswa SMP Dua MeiTahun Pelajaran Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
2006/2007 83 140 130 353
2007/2008 85 87 128 300
2008/2009 78 80 83 241
2009/2010 75 78 83 236
2010/2011 66 78 71 215
48
Jika data di atas digambarkan kedalam grafik maka akan
tergambar sebagai berikut:
Gambar 4.1
Diagram Batang Frekuensi Data Siswa
Berdasarkan grafik data di atas dapat dianalisis jumlah siswa SMP
Dua Mei Ciputat pada tahun pelajaran 2006/2007 semakin menurun,
hingga pada tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa SMP Dua Mei
Ciputat turun mencapai 215 siswa dari 353 pada tahun ajaran 2006/2007.
Dari jumlah guru dan siswa, dengan jumlah 15 orang dan jumlah siswa
215 orang, maka setiap seorang guru memegang 14 sampai 15 siswa
sehingga perkembangan siswa dapat dikontrol dengan baik oleh para guru.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011
North
49
Gambar 4.2
Struktur Organisasi SMP Dua Mei Ciputat
KETERANGAN:
= Hubungan Direktif Fungsional
= Hubungan Koordinatif
YAYASAN PENDIDIKANDUA MEI
KEPALA SEKOLAHENJANG SUPYAN, S.Pd
TATA USAHA
WAKASEK BID.KESISWAAN
SITI AISAH, S.Pd
WAKASEKBID.KURIKULUM
SAPTONO, S.Pd
KOORDINATOR BPDEWAN GURU
SISWA/SISWIPESERTA DIDIK
KOMITESEKOLAH
WAKIL KEPALA SEKOLAH
50
B. Deskripsi Data
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X)
Pada variabel kepemimpinan kepala sekolah, nilai mean (rata-rata),
variance dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Scale Statistics Kepemimpinan
Mean Std. Deviation N of Items
57,40 4,453 17
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) untuk
variabel kepemimpinan kepala sekolah sebesar 57,40, dan standar deviasi
4,453.
Untuk melengkapi data-data di tas, dibuatlah distribusi frekuensi
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Menentukan Rentangan (Range)
Range = Skor Tertinggi – Skor Terendah
= 68 – 51
= 17
b. Menentukan Banyak Kelas
Banyak Kelas = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log (15)
= 1 + 3,3 log (1,18)
= 1 + 3,89
= 4,89 ≈ 5
c. Menentukan Interval Kelas
Interval Kelas = Rentangan DataBanyak Kelas
= 17 = 3,4 dibulatkan menjadi 35
51
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah
No Kelas Interval Frekuensi Prosentase
1. 51 - 53 1 6,7%
2. 54 - 56 0 0%
3. 57 - 59 1 6,7%
4. 60 - 62 1 6,7%
5. 63 - 65 2 13,3%
6. 66 - 68 10 66,7
Jumlah 15 100%
Jika digambarkan dalam diagram batang, akan tergambar
sebagai berikut:
Gambar 4.3
Diagram Batang Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa skor
tertinggi pada disiplin kerja guru terdapat pada titik 67 atau pada rentang
-1
1
3
5
7
9
11
13
15
52 55 58 61 64 67
North
52
66 sampai dengan 68. Sedangkan nilai paling rendah terdapat pada titik 55
atau pada interval 54 sampai dengan 56.
Untuk menentukan tinggi rendahnya data melalui nilai perolehan
dari responden mengenai tingkat kepemimpinan kepala sekolah dihitung
dengan cara sebagai berikut:
N Mean Std. Deviation Min MaksKepemimpinan
Kepala Sekolah 15 57,40 4,453 51 68
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mean yang didapat adalah
sebesar 57,40 dan standar deviasi sebesar 4,453. Nilai minimum yang
didapatkan adalah 51 dan nilai maksimum adalah 68. Sehingga luas jarak
sebenarnya adalah 68 - 51 = 17, jarak tersebut kemudian dibagi dua untuk
dilihat nilai tengahnya yaitu 17/2 = 8,5, kemudian hasil tersebut ditambah
dengan nilai minimum yaitu 8,5 + 51=59,5. sehingga nilai tengah yang
didapatkan antara 51 dan 68 adalah 59,5. Adapun tingkat kepemimpinan
kepala sekolah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Kategorisasi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kategori Interval Skor Frekuensi Prosentase
Tinggi 59,5 - 68 13 86,7%
Rendah 51 - 59,4 2 13,3%
Jumlah 15 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak dua orang (13,3%)
memiliki nilai dengan kategori kepemimpinan kepala sekolah rendah dan
13 orang (86,7%) memiliki nilai dengan kategori kepemimpinan kepala
sekolah tinggi.
53
2. Disiplin Kerja Guru (Y)
Pada variabel kepemimpinan kepala sekolah, nilai mean (rata-
rata), variance dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Scale Statistics Disiplin Kerja Guru
Mean Std. Deviation N of Items
84,60 5,616 23
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean)
untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah sebesar 84,60, dan standar
deviasi 5,616.
Untuk melengkapi data-data di atas, dibuatlah distribusi frekuensi
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Menentukan Rentangan (Range)
Range = Skor Tertinggi – Skor Terendah
= 92 – 74
= 18
b. Menentukan Banyak Kelas
Banyak Kelas = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log (15)
= 1 + 3,3 log (1,18)
= 1 + 3,89
= 4,89 ≈ 5
c. Menentukan Interval Kelas
Interval Kelas = Rentangan DataBanyak Kelas
= 18 = 3,6 dibulatkan menjadi 45
54
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja Guru
No Kelas Interval Frekuensi Prosentase
1. 74 - 77 1 6,7%
2. 78 - 81 2 13,3%
3. 82 - 85 0 0%
4. 86 - 89 0 0%
5. 90 - 93 12 80%
Jumlah 15 100%
Jika digambarkan dalam diagram batang, akan tergambar
sebagai berikut:
Gambar 4.4
Diagram Batang Frekuensi Disiplin Kerja Guru
Berdasarkan diagram batang gambar 4.2 di atas dapat diketahui
bahwa skor tertinggi pada disiplin kerja guru terdapat pada titik 91,5 atau
pada rentang 90-93. Sedangkan nilai paling rendah terdapat pada titik 83,5
dan 87,5 atau pada interval 82-85 dan 86-89.
-1
1
3
5
7
9
11
13
15
75,5 79,5 83,5 87,5 91,5
North
55
Untuk menentukan tinggi rendahnya data melalui nilai perolehan
dari responden mengenai tingkat kepemimpinan kepala sekolah dihitung
dengan cara sebagai berikut:
N Mean Std. Deviation Min MaksDisiplin Kerja
Guru 15 84,60 5,616 74 92
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mean yang didapat adalah
sebesar 84,60 dan standar deviasi sebesar 5,616. nilai minimum yang
didapatkan adalah 74 dan nilai maksimum adalah 92. Sehingga luas jarak
sebenarnya adalah 92-74=18, jarak tersebut kemudian dibagi dua untuk
dilihat nilai tengahnya yaitu 18/2=9, kemudian hasil tersebut ditambah
dengan nilai minimum yaitu 9+74=83. sehingga nilai tengah yang
didapatkan antara 74 dan 92 adalah 83. Adapun tingkat kepemimpinan
kepala sekolah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Kategorisasi Disiplin Kerja Guru
Kategori Interval Skor Frekuensi Prosentase
Tinggi 83-92 12 80%
Rendah 74-82 3 20%
Jumlah 15 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak dua orang (13,3%)
memiliki nilai dengan kategori kepemimpinan kepala sekolah rendah dan
13 orang (86,7%) memiliki nilai dengan kategori kepemimpinan kepala
sekolah tinggi.
56
3. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi model
yang digunakan sudah benar atau tidak. Karena kurva normal di bawah ini
menggambarkan titik penyebarannya berada di sekitar garis lurus, maka
data berdistribusi normal.
Gambar 4.5
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
57
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Korelasi Produk Moment
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis korelasi
product moment dari Pearson untuk mengetahui korelasi jumlah skor
variabel kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.
Pengujian yang digunakan rumus korelasi product moment
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Untuk
perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.0.
Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Correlations
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Disiplin Kerja
Guru
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1
15
,723(**)
,000
15
Disiplin Kerja
Guru
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,723(**)
,000
15
1
15
** Correlation is significant at the 0,001 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa koefisien
korelasi antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin
kerja guru sebesar 0,723 dengan signifikansi 0,000(sig<0.005), maka
terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan kepala
sekolah dengan disiplin kerja guru SMP Dua Mei Ciputat. Sehingga
hipotesis H0 yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang
58
signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja
guru ditolak, dengan demikian hipotesis alternative Ha yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru diterima.
Dari hasil korelasi tersebut dapat dilihat bahwa korelasi dari kedua
variabel bersifat positif, yaitu semakin efektif kepemimpinan kepala
sekolah, maka akan semakin tinggi disiplin kerja guru di SMP Dua
Mei Ciputat.
b. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen akan dihitung dengan menggunakan software SPSS
12.0 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 .723(a) .523 .486 3.205
a Predictors: (Constant) Kepemimpinan kepala sekolah
b Dependent Variable: Disiplin kerja guru
Nilai R Square = 0.523 dapat dikatakan bahwa 52%. Hal ini
berarti bahwa variabel kepemimpinan kepala sekolah (X) memiliki
kontribusi sebesar 52% terhadap disiplin kerja guru (Y), sedangkan
sisanya 48% yaitu (100%-52%) dikontribusi oleh variabel lain.
Adapun nilai R = 0.723 menunjukkan bahwa antara kepemimpinan
kepala sekolah mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap
disiplin kerja guru (Y).
59
c. Uji Parsial (Uji t)
Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah (X) terhadap disiplin kerja
guru (Y).
Tabel 4.11
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standa
rdized
Coeffici
ents t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toler
ance VIF
1 (Constant) 35.931 12.630 2.845 .014
Kepemimpinan
Kepala Sekolah.763 .202 .723 3.772 .002 1.000 1.000
a Dependent Variable: Disiplin Kerja Guru
Dari hasil analisis data di atas ternyata β = 0.002, nilai thitung =
3.772 dan nilai signifikansinya = 0.002, korelasi kepemimpinan kepala
sekolah (X) terhadap disiplin kerja guru (Y) adalah sebesar 0.723 atau
72.3%.
Dari hasil perhitungan tersebut ternyata nilai thitung lebih besar
dari ttabel yaitu 3.772 > 2.000 dan nilai sig (probabilitas) nya 0.002 < α
= 0.05. sehingga hipotesis yang berbunyi adalah terdapat pengaruh
yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap disiplin
kerja guru diterima dengan koefisien regresi β ≠ 0, maka hipotesis
alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak, berarti secara
parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X)
dan variabel terikat (Y). Maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja
guru dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah.
60
C. Interpretasi Data
Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan sebesar 72%
antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.
Hasil rxy= 0,723 dikonsultasikan pada tabel interpretasi korelasi Product
Moment dengan hasil interpretasi kuat dan tinggi. Dengan demikian dari hasil
perhitungan data yang diperoleh, terlihat adanya hubungan yang signifikan
antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di SMP Dua
Mei Ciputat. Hal ini mengandung pengertian bahwa disiplin kerja guru tidak
hanya disebabkan atau dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan kepala sekolah,
tetapi masih ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi disiplin kerja
tersebut di luar kepemimpinan.
Dari perhitungan itu, maka hasil penelitian diinterpretasikan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi disiplin kerja guru, hal ini
menunjukan bahwa penerapan kepemimpinan kepala sekolah yang efektif
dapat mengakibatkan semakin tinggi tingkat disiplin kerja guru, sebaliknya
penerapan kepemimpinan kepala sekolah yang tidak efektif akan
mempengaruhi rendahnya disiplin kerja guru di SMP Dua Mei Ciputat.
Meskipun masih ada faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja
guru, namun dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kepemimpinan
kepala sekolah memiliki hubungan yang kuat. Hal ini merupakan masukan
yang penting bagi para praktisi pendidikan dalam meningkatkan kedisiplinan
guru.
61
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penghitungan korelasi Product Moment antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di SMP Dua Mei
Ciputat dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan
dapat diterima. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa terdapat korelasi
positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin
kerja guru di SMP Dua Mei Ciputat.
Adapun kontribusi yang diberikan oleh variabel kepemimpinan kepala
sekolah terhadap variabel disiplin kerja guru adalah 0,523 atau 52%. Dari
nilai tersebut dapat memberikan gambaran bahwa kepemimpinan kepala
sekolah memberikan dukungan yang tinggi/kuat terhadap disiplin kerja guru,
disamping faktor-faktor yang lain. Faktor kepemimpinan kepala sekolah tidak
dapat diabaikan begitu saja. Bagaimana pun, faktor ini merupakan hal yang
penting dalam upaya meningkatkan disiplin kerja guru.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah penulis lakukan di SMP Dua Mei Ciputat
dapat disimpulkan bahwa
1. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil perhitungan
Korelasi Product Moment dari Pearson antara kepemimpinan kepala
sekolah dengan disiplin kerja guru sebesar 0,723. hal tersebut
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kepemimpinan
kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.
2. Berdasarkan dari uji hipotesis koefisien korelasi maka dapat diketahui
perhitungan rhitung 0,723 lebih besar dari rtabel 0,514 (0,723>0,514)
maka taraf signifikan 5% hipotesis alternatif disetujui/diterima,
sedangkan nihil alternatif ditolak, berarti pada taraf signifikan 5%
terdapat korelasi positif signifikan antara variabel X (Kepemimpinan
Kepala Sekolah) dan variabel Y (Disiplin Kerja Guru).
3. Berdasarkan hasil dari perhitungan Koefisien Determinan dapat
diketahui bahwa disiplin kerja guru dipengaruhi oleh kepemimpinan
kepala sekolah sebesar 52%. Karena kepemimpinan kepala sekolah
dengan disiplin kerja guru memiliki keterkaitan atau hubungan yang
tinggi. Sedangkan sisanya 48% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
63
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang dikemukakan
sebagai bahan masukan yang bermanfaat diantaranya adalah:
1. Kepala sekolah hendaknya mempertahankan kepemimpinannya yang
sudah berada pada taraf baik, sehingga guru tetap menjaga kestabilan
disiplin kerjanya.
2. Tetap menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik antara kepala
sekolah dengan guru karena hal ini akan memberikan dampak positif
bagi kemajuan lembaga pendidikan yang dikelolanya.
3. Sebagai calon pendidik dan pendidik, hendaknya lebih meningkatkan
kesadaran akan pentingnya kedisiplinan, agar proses belajar mengajar
berlangsung lebih efektif, terutama disiplin terhadap waktu.
4. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
referensi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya,
khususnya penelitian-penelitian yang berkenaan dengan kepemimpinan
kepala sekolah dengan disiplin kerja guru.
64
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani dan Abu ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan administrasiPendidikan Di sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Cet. Ke-1.
Anoraga, Pandji, Drs.Psiokoliogi Kerja, Jakarta: P.T Rineka Cipta, 1992, Cet.1
Anoraga, Pandji, Psikologi Kepemimpinan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992, cet.Ke-2.
Arif, Mirrian Sofyan, Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Karunika, 1986.
Danim, Sudarman, Prof. Dr. Menjadi Komunitas Pembelajar: KepemimpinanTransformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran, Jakarta:PT Bumi Aksara, 2003, cet. I.
Departemen Pendidikan Nasional, Pendidikan dan Pelatihan, Direktorat TenagaKependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan danTenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2007,halaman.10
Djamarah, Syaiful Bahri, Drs. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi EdukatifJakarta: PT. Rineka Cipta, 2000, cet-1
Hasan, M. Iqbal, “Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya”Bogor: Ghalia Indonesia
Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan SupervisiPendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1998 cet. Ke-2.
Himpunan peraturan perundang-undangan Tentang Guru dan Dosen. Bandung:Fokusmedia, 2008
Idris, Zahara, MA., Prof. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung : Angkasa , 1984.
Imron, Ali, M.Pd., Drs. Pembinaan Guru Di Indonesia, Jakarta: P.T DuniaPustaka Jaya, 1995, cet 1.
Imron, Ali, M.Pd., Drs.Pembinaan Guru di Indonesia Jakarta: PT. Dunia PustakaJaya, 1995, cet-1.
Indrafachrudi, H. R. Soekarto, Drs. Bagaimana Memimpin Sekolah yang EfektifBogor: Ghalia Indonesia, 1993
Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar. Yakarta: Bumi Aksara Press. Cetakan-1.
65
Nasution, S., M.A., Prof. Dr. Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: BumiAksara, 1995, Cet.1 Ed.2
Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1998,cet. Ke-6.
P. Siagian, Sondang, M.P.A., Ph. D. Peranan staf dalam Management. Jakarta:P.T Gunung Agung, 1983, cet ke-7
Pamudji, S., M.P.A., Prof. Drs. Kepemimpinan Pemerintahan di IndonesiaJakarta: Bina Aksara, 1989, Cet.4
Purwanto, M. Ngalim, MP. Drs. Administrasi dan Supervisi Pendidikan,Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2005, cet-15
Sabri, H.M. Alisuf, Drs. Ilmu Pendidikan, Jakarta: C.V Pedoman Ilmu Jaya, 1999cetakan 1.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta; PT. Raja GrafindoPersada, 2008.
Sutomo, Penelitian Angka-angka Kredit Jabatan Guru: DEPAG R.I 2003.
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006
Usman, Moh. Uzer, Drs.Menjadi Guru Profesional, Bandung: P.T RemajaRosdakarya Offset, 2005, cet-17
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik danPermasalahannya, Jakarta: P.T RajaGrafindo Persada, 2007
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik danPermasalahannya, Jakarta: P.T RajaGrafindo Persada, 2007
Admin..artikel terbaru.DisiplinKerja.http://www.ilmumanajemen.com/index.php?option=com_content&view=article&id=134:dk&catid=47:mnpemr&itemid=29
Wittens, Steven and Stefan Nagtegaal.Blog pada WordPress.com.PeraturanSekolah: Disiplin, Ketertiban, Pelanggaran, dan Hukuman.http://eldomenico.wordpress.com/2010/05/25/peraturan-sekolah-disiplin-ketertiban-pelanggaran-dan-hukuman/
66
Lampiran 1Nilai Reliability Variabel X
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
Cronbach's AlphaBased on
Standardized Items N of Items
,951 ,955 17
Item Statistics
MeanStd.
Deviation NX1 3,80 ,414 17X3 3,93 ,258 17X4 3,87 ,352 17X5 3,93 ,258 17X7 3,87 ,352 17X8 3,80 ,414 17X9 3,87 ,352 17X10 3,80 ,414 17X11 3,67 ,488 17X12 3,80 ,414 17X13 3,87 ,352 17X14 3,80 ,414 17X15 3,80 ,414 17X16 3,73 ,458 17X17 3,87 ,352 17
67
Lampiran 2
Item-Total Statistics
Scale Meanif ItemDeleted
ScaleVariance if
ItemDeleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if
ItemDeleted
X1 53,60 17,257 ,698 ,949X3 53,47 18,267 ,677 ,949X4 53,53 17,267 ,834 ,946X5 53,47 18,267 ,677 ,949X7 53,53 17,267 ,834 ,946X8 53,60 16,543 ,925 ,943X9 53,53 17,552 ,730 ,948X10 53,60 16,543 ,925 ,943X11 53,73 18,352 ,296 ,960X12 53,60 17,257 ,698 ,949X13 53,53 17,552 ,730 ,948X14 53,60 16,543 ,925 ,943X15 53,60 17,257 ,698 ,949X16 53,67 16,524 ,832 ,945X17 53,53 17,552 ,730 ,948
Scale Statistics
Mean VarianceStd.Deviation N of Items
57,40 19,829 4,453 17
68
Lampiran 3Nilai Reliability Variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
Cronbach's AlphaBased on
Standardized Items N of Items
,949 ,953 23
Item Statistics
MeanStd.
Deviation NY1 3,87 ,352 23Y2 3,93 ,258 23Y3 3,93 ,258 23Y4 3,80 ,414 23Y5 3,87 ,352 23Y7 3,93 ,258 23Y8 3,80 ,414 23Y9 3,87 ,352 23Y10 3,87 ,352 23Y11 3,93 ,258 23Y12 3,93 ,258 23Y13 3,87 ,352 23Y14 3,80 ,414 23Y15 3,67 ,488 23Y16 3,80 ,414 23Y17 3,87 ,352 23Y18 3,73 ,458 23Y19 3,80 ,414 23Y20 3,80 ,414 23Y21 3,87 ,352 23Y22 3,80 ,414 23Y23 3,87 ,352 23
69
Lampiran 4
Item-Total Statistics
Scale Meanif ItemDeleted
ScaleVariance if
ItemDeleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if
ItemDeleted
Y1 80,73 28,067 ,899 ,943Y2 80,67 29,524 ,696 ,947Y3 80,67 29,524 ,696 ,947Y4 80,80 28,457 ,660 ,947Y5 80,73 28,067 ,899 ,943Y7 80,67 29,524 ,696 ,947Y8 80,80 29,743 ,361 ,951Y9 80,73 28,067 ,899 ,943Y10 80,73 28,067 ,899 ,943Y11 80,67 29,524 ,696 ,947Y12 80,67 29,524 ,696 ,947Y13 80,73 29,924 ,388 ,950Y14 80,80 28,314 ,694 ,946Y15 80,93 29,781 ,286 ,954Y16 80,80 28,314 ,694 ,946Y17 80,73 29,352 ,542 ,948Y18 80,87 27,695 ,755 ,945Y19 80,80 27,314 ,937 ,942Y20 80,80 27,314 ,937 ,942Y21 80,73 31,067 ,090 ,954Y22 80,80 27,314 ,937 ,942Y23 80,73 29,352 ,542 ,948
Scale Statistics
Mean VarianceStd.
Deviation N of Items
84,60 31,543 5,616 23
70
Lampiran 5Uji Normalitas
Uji Normalitas
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Dependent Variable: Disiplin Kerja Guru
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
71
Lampiran 6Tabel Nilai Uji Korelasi
Correlations
Kepemimpinan
Kepala Sekolah Disiplin Kerja Guru
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1
15
,723(**)
,000
15
Disiplin Kerja
Guru
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,723(**)
,000
15
1
15
** Correlation is significant at the 0,001 level (1-tailed).
72
Lampiran 7Nilai Uji Koefisien Determinasi
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,723(a) ,523 ,486 3,205
a Predictors: (Constant), Kepemimpinan Kepala Sekolahb Dependent Variable: Disiplin Kerja Guru
73
Lampiran 8Nilai Uji Parsial (uji t)
Coefficients(a)
ModelUnstandardized
Coefficients
StandardizedCoefficients t Sig.
CollinearityStatistics
BStd.
Error BetaToleranc
e VIF1 (Constant)
35,931 12,6302,84
5,014
KepemimpinanKepalaSekolah
,763 ,202 ,7233,77
2,002 1,000 1,000
a Dependent Variable: Disiplin Kerja Guru
74
Lampiran 9
-2 -1 0 1 2
Regression Standardized Residual
0
1
2
3
4
Freq
uenc
y
Mean = 1.48E-15Std. Dev. = 0.964N = 15
Dependent Variable: Disiplin Kerja Guru
Histogram
75
Lampiran 9Batir Item Variable X
Tabel Skor Variabel X (Kepemimpinan Kepala Sekolah)
Skor Item untuk Butir NoNoResponden 1 68 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Total
1 4 58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 682 3 68 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 583 4 68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 684 4 68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 685 4 65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 686 4 67 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 657 4 64 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 678 4 65 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 649 3 68 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 65
10 4 68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6811 4 54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6812 3 68 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 5413 4 68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6814 4 68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6815 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
76
Lampiran 10Butit Item Variable
Tabel Skor Variabel Y (Disiplin Kerja Guru)
Skor Item untuk Butir NomorNoResponden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Total
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 922 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 923 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 924 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 905 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 926 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 787 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 918 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 919 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 91
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 9011 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 9112 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 7413 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 8314 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 9115 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91