skripsi - core · apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan...

75
SKRIPSI PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN, DAN PERANAN SUPERVISOR TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo) HAMKA RIDWAN DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 12-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN, DAN PERANAN SUPERVISOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH

(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo)

HAMKA RIDWAN

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017

ii

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN, DAN PERANAN SUPERVISOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH

(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo)

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

HAMKA RIDWAN A31115747

kepada

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2017

iii

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN, DAN PERANAN SUPERVISOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH

(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo)

disusun dan diajukan oleh

HAMKA RIDWAN A31115747

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 9 Juli 2017

Pembimbing I,

Dr. Nirwana, S.E., M.Si., Ak., CA

Pembimbing II,

Drs. Kastumuni Harto, Ak., M.Si., CPA., CA NIP 19651127 199103 2 001 NIP 19550110 198703 1 001

Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP 19650925 199002 2 001

iv

SKRIPSI

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN, DAN PERANAN SUPERVISOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH

(Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo)

disusun dan diajukan oleh

HAMKA RIDWAN A31115747

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 27 Juli 2017 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui,

Panitia Penguji

No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1. Dr. Nirwana, S.E., M.Si., Ak., CA Ketua 1……………….

2. Drs. Kastumuni Harto, Ak., M.Si., CPA., CA Sekretaris 2……………….

3. Dr. Ratna Ayu Damayanti, S.E., Ak., M.Soc.Sc., CA Anggota 3…………….....

4. Drs. Haerial, Ak., M.Si., CA Anggota 4…………….....

Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin Makassar

Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA NIP 19650925 199002 2 001

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

nama : Hamka Ridwan

NIM : A31115747

departemen/ program studi : Akuntansi / Strata I

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN, DAN PERANAN SUPERVISOR

TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL PEMERINTAH (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo)

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya didalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, 9 Juli 2017

Yang membuat pernyataan,

Hamka Ridwan

vi

PRAKATA

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, dengan mengucap syukur peneliti panjatkan

kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya

serta dengan usaha sungguh-sungguh peneliti dapat menyelesaikan skripsi

inidengan judul ”Pengaruh Kompetensi, Pengalaman, dan Peranan Supervisor

terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah (Studi pada Perwakilan BPKP

Provinsi Gorontalo)” sebagai salah satu tugas akhir untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Skripsi ini tentunya tak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan,

motivasi dan doa dari berbagai pihak, sehingga peneliti berkenan menyampaikan

rasa terima kasih kepada:

1. Ayahanda Peneliti, Alm. H. Muh Ridwan, Ibunda Hj. Sanati, Bapak mertua

H. Bustan, dan Ibu mertua Hj. Ida Bustan, sebagai motivator yang tiada henti

memberikan semangat, dukungan, bimbingan serta doa kepada peneliti

selama proses penyusunan skripsi ini hingga dapat terselesaikan dengan

baik, walaupun dalam penyusunan skripsi sempat terhenti sementara

dengan wafatnya ayahanda peneliti.

2. Istriku tercinta Hj. Himrawati Bustan, S.Sos, anakku tercinta Hana Humairah

Hamka, sebagai motivator utama yang selalu memberikan kasih sayang,

cinta, motivasi dan doa kepada peneliti selama proses penyusunan skripsi ini

hingga dapat terselesaikan dengan baik.

3. Ibu Dr. Nirwana, S.E., M.Si., Ak., CA dan Bapak Drs. Kastumuni Harto, Ak.,

M.Si., CPA., CA selaku dosen pembimbing I dan II atas waktu yang telah

diluangkan untuk membimbing, memberi motivasi, dan memberi bantuan

literatur, serta diskusi-diskusi yang dilakukan dengan peneliti.

4. Ibu Dr. Ratna Ayu Damayanti, S.E., Ak., M.Soc.Sc., CA, Bapak Dr. Arifuddin,

S.E., Ak., M.Si., CA dan Bapak Drs. Haerial, Ak., M.Si., CA selaku dosen

penguji yang telah memberikan saran, kritik, dan masukan kepada peneliti,

saat proposal diseminarkan sampai dengan saat skripsi ini diujikan.

vii

5. Ketua Departemen Akuntansi, Ibu Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si., Ak., CA,

dan Sekretaris Departemen Akuntansi, Bapak Dr. Yohanis Rura, SE., Ak.,

M.SA., CA, atas arahan dan masukannya selama proses penulisan skripsi,

serta jajarannya di lingkungan Departemen Akuntansi yang telah membantu

proses administrasi penulisan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin,

serta seluruh pegawai akademik khususnya pada Program Studi Akuntansi

yang telah memberikan pengarahaan dan bekal ilmu pengetahuan serta

memberikan kemudahan akses selama penyusunan skripsi ini

7. Pimpinan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

beserta jajarannya yang telah mengizinkan peneliti untuk mengikuti tugas

belajar melalui Program Beasiswa S1 STAR BPKP di Universitas

Hasanuddin

8. Rekan-rekan auditor Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo selaku responden

penelitian, atas waktu yang diberikan untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa Program Beasiswa S1 STAR BPKP angkatan

kedua di Universitas Hasanuddin atas kebersamaannya selama mengikuti

perkuliahan dan berbagai saran dan bantuan dalam proses penulisan skripsi

ini.

10. Pihak-pihak lainnya yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang

telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam proses penulisan skripsi

ini.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan pada

penulisan skripsi ini dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu peneliti

mengharapkan bantuan kiritik dan saran untuk perbaikan penulisan selanjutnya.

Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terkait.

Makassar, 9 Juli 2017

Peneliti

viii

ABSTRAK

Pengaruh Kompetensi, Pengalaman, dan Peranan Supervisor terhadap

Kualitas Audit Internal Pemerintah (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo)

Effect of Competency, Experience, and the Role of Supervisor to

the Quality of Government Internal Audit (Case Study at Gorontalo Representative Office of BPKP)

Hamka Ridwan

Nirwana Kastumuni

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memeroleh bukti empirisi mengenai pengaruh kompetensi, pengalaman, dan peranan supervisor terhadap kualitas audit internal pemerintah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah auditor yang berada di Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Gorontalo sebanyak 43 orang. Seluruh populasi tersebut dijadikan sebagai sampel penelitian. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik analisis regresi linear berganda dengan program IBM SPSS 23. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) Kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal pemerintah; (2) pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal pemerintah; dan (3) peranan supervisor berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal pemerintah. Kata kunci: kualitas audit internal pemerintah, kompetensi, pengalaman, dan

peranan supervisor. This study is conducted to test and to obtain empirical evidence of the effect of competency, experience, and the role of supervisor to quality of the internal audit of government. This research is a quantitative research. The study population was auditors who were in province of Gorontalo Finance and Development Supervisory Agency Representative by 43 auditors. The entire population is used as a sample of research. The collected data is then analysed by multiple linear regression analysis method With the IBM SPSS 23 program. The result reveals that: (1) competency positively affects the quality of the government's internal audit; (2) experience positively affects on the quality of the government's internal audit; and (3) the role of supervisor positively affect on the quality of the government's internal audit. Keywords: quality of the government's internal audit, competency, experience,

the role of supervisor.

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................... i HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................. v PRAKATA ......................................................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................. 5 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................ 5

1.4.1 Kegunaan Teoretis ................................................... 5 1.4.2 Kegunaan Praktis ..................................................... 6

1.5 Sistematika Penulisan ...................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 8

2.1 Tinjauan Teori dan Konsep....................................................... 8 2.1.1 Teori Atribusi .................................................................. 8 2.1.2 Auditot Internal Pemerintah ............................................ 9 2.1.3 Kualitas Audit Internal Pemerintah ................................. 13 2.1.4 Kompetensi .................................................................... 14 2.1.5 Pengalaman ................................................................... 15 2.1.6 Peranan Supervisor ........................................................ 16

2.2 Tinjauan Empirik ...................................................................... 18 2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................. 19 2.4 Hipotesis .................................................................................. 20

2.4.1 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah ...................................................................... 20

2.4.2 Pengaruh Pengalaman terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah ...................................................................... 21

2.4.3 Pengaruh Peranan Supervisor terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah ......................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 23

3.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 23 3.2 Tempat dan Waktu ................................................................... 23 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................... 24 3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 24 3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 24 3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................ 25

3.6.1 Variabel Penelitian ........................................................... 25

x

3.6.2 Definisi Operasional......................................................... 25 3.7 Analisis Data ............................................................................ 29

3.7.1 Statistik Deskriptif ............................................................ 29 3.7.2 Uji Kualitas Data .............................................................. 29 3.7.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................. 30 3.7.4 Model Analisis Data ......................................................... 32 3.7.5 Uji Hipotesis .................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 35

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................ 35 4.1.1 Profil Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo ..................... 35

4.1.1.1 Dasar Hukum, Visi dan Misi Organisasi .............. 35 4.1.1.2 Struktur Organisasi ............................................. 36

4.2 Analisis Data ............................................................................ 37 4.2.1 Karakteristik Responden .................................................. 37 4.2.2 Statistik Deskriptif ............................................................ 43 4.2.3 Hasil Uji Kualitias Data .................................................... 51

4.2.3.1 Uji Validitas dan Uji Reabilitas ............................ 51 4.2.4 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................... 57

4.2.4.1 Hasil Uji Normalitas ............................................ 57 4.2.4.2 Hasil Uji Multikolinearitas .................................... 58 4.2.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................. 59

4.2.5 Hasil Pengujian Hipotesis ................................................ 60 4.2.5.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .............. 60 4.2.5.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................... 62 4.2.5.3 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual

(Uji Stattstik t) ..................................................... 62 4.3 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ................................... 64

4.3.1 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah ...................................................................... 64

4.3.2 Pengaruh Pengalamn terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah ...................................................................... 66

4.3.3 Pengaruh Peranan Supervisor terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah ................................................ 68

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 71 5.1 Kesimpulan .............................................................................. 71 5.2 Saran ....................................................................................... 72 5.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 74

LAMPIRAN ................................................................................................ 78

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator dan Skala Pengukuran .................................................... 28

3.2 Dasar Interpretasi Skor .................................................................. 29

4.1 Rincian penyebaran, pengembalian, dan penggunaan kuesioner .. 38

4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ........................... 38

4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ............. 39

4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir .... 40

4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jurusan ...................... 40

4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan masa kerja ................ 41

4.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan golongan ................... 42

4.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jabatan auditor .......... 43

4.9 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel Kompetensi (X1) ............................................................................ 44

4.10 Interpretasi skor variabel kompetensi (X1) dan ketiga indikatornya 44

4.11 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel pengalaman (X2) ............................................................................ 46

4.12 Interpretasi skor variabel pengalaman (X2) dan kedua indikatornya 46

4.13 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel peranan supervisor (X3) ............................................................................... 47

4.14 Interpretasi skor variabel peranan supervisor (X3) dan ketiga Indikatornya ................................................................................... 48

4.15 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel kualitas audit internal pemerintah (Y) ............................................. 49

4.16 Interpretasi skor variabel kualitas audit internal pemerintah (Y) dan ketiga indikatornya .................................................................. 50

4.17 Hasil uji validitas variabel kompetensi (X1) ..................................... 51

4.18 Hasil uji reabitilas variabel kompetensi (X1) ................................... 52

4.19 Hasil uji validitas variabel pengalaman (X2) ................................... 53

xii

4.20 Hasil uji reabitilas variabel pengalaman (X2) .................................. 53

4.21 Hasil uji validitas variabel peranan supervisor (X3) ........................ 54

4.22 Hasil uji reabitilas variabel peranan supervisor (X3) ....................... 55

4.23 Hasil uji validitas variabel kualitas audit internal pemerintah (Y) ..... 56

4.24 Hasil uji reabitilas variabel kualitas audit internal pemerintah (Y) ... 56

4.25 Nilai koefisien tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)........... 58

4.26 Hasil analisis regresi linear berganda ............................................. 60

4.27 Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) ..................................... 62

4.28 Hasil uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) .................. 62

4.29 Ringkasan hasil pengujian hipotesis ............................................... 64

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 19

4.1 Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo .............. 37

4.2 Hasil uji normalitas dengan analisis grafik histogram...................... 57

4.3 Hasil uji normalitas analisis probability plot ..................................... 58

4.4 Hasil uji heteroskedastisitas dengan analisis grafik plot ................. 59

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata ........................................................................................... 78

2 Kuesioner Penelitian ...................................................................... 79

3 Karakteristik responden penelitian dan statistik deskriptif variabel Penelitian ....................................................................................... 85

4 Uji Validitas .................................................................................... 93

5 Uji Reabilitas .................................................................................. 97

6 Uji Normalitas dan Uji Heteroskedastisitas ..................................... 98

7 Analisis regresi linear berganda, uji statistik t, dan uji Multikolinearitas ............................................................................. 100

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengertian Audit Internal menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI)

tahun 2004:

“Audit Internal adalah suatu aktivitas penilaian independen di dalam suatu organisasi untuk penelitian kegiatan pembukuan, finansial, dan kegiatan lainnya, sebagai dasar untuk membantu pimpinan perusahaan. Pemeriksaan itu mempunyai pengendalian manajerial yang berfungsi dengan jalan mengukur dan menilai efektivitas sarana pengendalian”

Menurut the Institute of Internal Auditor (IIA) Audit Internal adalah suatu

kegiatan assurance dan consulting yang independen dan objektif, yang

dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.

Auditor internal diharapkan mampu memberikan nilai tambah kepada organisasi.

Dalam Boynton et al. (2003:491) mengatakan bahwa aktivitas audit internal

dapat dilakukan oleh pegawai yang sudah ada dalam organisasi itu, atau bisa

juga diserahkan kepada profesional lain dari luar organisasi yang melayani

entitas. Sedangkan Arens et al. (2009:6) mendefinisikan bahwa auditor internal di

sektor publik adalah auditor yang bekerja untuk melayani kebutuhan-kebutuhan

pemerintah.

Auditor internal pemerintah merupakan instansi pemerintah yang dibentuk

dengan tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan pemerintah pusat

dan/atau pemerintah daerah. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Auditor internal

pemerintah terdiri atas Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

2

(BPKP), Inspektorat Jenderal atau nama lain di Kementerian/Lembaga, dan

Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota.

Secara konseptual peran auditor internal di pemerintahan yang dikemukan

oleh Messier et al. (2008:7) sama dengan peran auditor internal di perusahaan

swasta. Dalam pemerintahan auditor internal diharapkan mampu memberikan

keyakinan yang memadai atas setiap operasional organisasi (assurance) dan

memberikan nasihat kepada manajemen. Dengan demikian auditor internal

pemerintahan diharapkan mampu mengurangi permasalahan yang sering timbul.

Oleh karena itu, kualitas audit internal pemerintah perlu dimaksimalkan.

Dalam menjalankan pengawasan intern auditor internal pemerintah harus

menghasilkan hasil yang berkualitas. Kualitas audit internal merupakan

perwujudan kerja yang dilakukan dalam rangka mencapai hasil kerja yang baik

yang mendukung tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan menurut De Angelo

(1981:115) kualitas audit merupakan kemungkinan (probability) di mana auditor

akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem

akuntansi klien.

Menurut Sembiring et al. (2014) Kualitas audit harus dibangun sejak awal

pelaksanaan audit hingga pelaporan dan pemberian rekomendasi. APIP

khususnya BPKP dalam menjalankan tugasnya harus memegang prinsip-prinsip

kode etik profesi, sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang kode

etik APIP. Berdasarkan uraian diatas audit yang berkualitas adalah audit yang

dapat ditindaklanjuti oleh auditee.

BPKP merupakan adalah Lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia

yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan

pembangunan yang hasil pengawasannya dilaporkan secara langsung kepada

3

Presiden Oleh karena itu dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BPKP perlu

didukung oleh kualitas hasil audit yang optimal.

Kualitas hasil audit yang optimal sangat tidak mudah untuk didapatkan.

Berdasarkan data hasil pemeriksaan Sistem Informasi Manajemen Hasil

Pengawasan (SIM-HP) BPKP Perwakilan Provinsi Gorontalo, didapatkan data

bahwa dari total temuan tahun 2012 sebesar Rp5.661.711.488,08 hanya sebesar

Rp4.197.239.487,36 yang ditindaklanjuti, berarti masih ada temuan yang belum

ditindaklanjuti sebesar Rp1.464.472.000,72. Berdasarkan data tersebut dapat

disimpulkan bahwa masih adanya temuan tahun 2012 yang belum ditindaklanjuti

sampai tahun 2017. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kualitas hasil audit

BPKP masih belum optimal. Fenomena lain yang menunjukkan kualitas hasil

audit BPKP belum optimal yakni kasus yang terjadi di BPKP (7/06/2014,

www.liputan6.com), dalam situs tersebut menyebutkan bahwa BPKP digugat

oleh rekanan PLN, isinya memuat laporan yang dikeluarkan BPKP dinilai cacat

hukum. Dengan adanya kasus diatas membuat masyarakat beranggapan

mengenai kompetensi atau keahlian yang dimiliki APIP masih kurang sehingga

masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam mengaudit.

Hasil audit internal pemerintah masih kurang berkualitas tercermin dari

fenomena tersebut diatas. Hal ini selaras dengan teori Sembiring et al. (2014)

yang menyebutkan bahwa audit yang berkualitas adalah audit yang dapat

ditindaklanjuti auditee. Fenomena-fenomena tersebut diatas menunjukkan bahwa

terdapat disparitas antara konsep kualitas audit internal pemerintah dengan

kenyataan yang ada dilapangan. Oleh sebab itu perlu dikaji faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas audit internal pemerintah.

Penelitian ini akan menganalisis penyebab yang mempengaruhi kualitas

audit internal pemerintah, dimana penelitian ini terdiri atas tiga faktor sebagai

4

variable bebasnya, diantaranya faktor kompetensi, pengalaman, dan peranan

supervisor. Faktor-faktor tersebut didasari oleh pentingnya peran auditor internal

pemerintah dalam meningkatkan kualitas auditnya. Dalam keputusan AAIPI

Nomor: KEP05/AAIPI/DPN/2014 tentang Standar Audit Intern Pemerintah

Indonesia menyatakan bahwa: 1) hasil audit intern yang berkualitas dapat

terwujud jika didukung dengan auditor yang mempunyai pendidikan,

pengetahuan, keahlian dan keterampilan, pengalaman, serta kompetensi lain

yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya; dan 2) setiap tahap

penugasan audit intern, auditor harus disupervisi secara memadai untuk

memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya

kompetensi auditor.

Selain uraian diatas, pertimbangan lainnya adalah masih terdapat

perbedaan hasil penelitian-penelitian sebelumnya. mengenai kompetensi,

pengalaman, dan peranan supervisor. Di antaranya adalah penelitian yang

dilakukan oleh Alim dkk, (2007) yang menyimpulkan kompetensi berpengaruh

terhadap kualitas audit. Sedangkan Gunawan (2012) dalam hasil penelitiannya

justru menyimpulkan bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit internal.

Hasil penelitian Jurnaedi dkk. (2014) menyimpulkan adanya pengaruh

pengalaman terhadap kualitas audit internal. Namun hasil yang berbeda

diungkap oleh Badjuri (2011) yang menyimpulkan bahwa pengalaman tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit internal.

Hasil penelitian Nadirsyah et al. (2013) yang juga menyimpulkan adanya

pengaruh antara peranan supervisor terhadap kulitas audit internal. Namun hasil

yang berbeda diungkap oleh Chandra (2006) yang menyimpulkan bahwa

peranan supervisor tidaklah berpengaruh terhadap kualitas audit internal.

5

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas sebagai berikut.

1. Apakah kompetensi berpegaruh terhadap kualitas audit internal pemerintah?

2. Apakah pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit internal

pemerintah?

3. Apakah peranan supervisor berpengaruh terhadap kualitas audit internal

pemerintah?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memeroleh bukti empiris

mengenai.

1. Pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit internal pemerintah.

2. Pengaruh pengalaman terhadap kualitas audit internal pemerintah.

3. Pengaruh peranan supervisor terhadap kualitas audit internal pemerintah.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoretis

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada:

1. Para akademisi, sebagai referensi/bahan ajar atau tambahan wawasan

dalam bidang audit internal.

2. Para peneliti berikutnya, sebagai referensi untuk meneliti topik yang berkaitan

dengan auditor internal pemerintah.

6

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

Penelitian ini dapat memberikan informasi dan referensi bagi pihak-

pihak yang berkepentingan terutama dalam teori tentang kompetensi audit

judgment terhadap kualitas audit.

2. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Sebagai bahan masukan bagi para auditor internal pemerintah untuk

lebih meningkatkan kualitas hasil auditnya.

3. Bagi Penulis

Bagi penulis dapat menjadi sumber ilmu dan menambah wawasan

tentang Kualitas audit

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini merujuk pada Pedoman Penelitian Skripsi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin yang terdiri atas lima bab.

BAB I Merupakan bab pendahuluan yang meliputi penjelasan tentang latar

belakang, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan dari penelitian ini,

serta sistematika penulisan.

BAB II Merupakan bab tinjauan pustaka yang meliputi penjelasan tentang

tinjauan pustaka yang berisi rangkuman-rangkuman teori yang

bersangkutan, ringkasan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan

hipotesis penelitian.

BAB III Merupakan bab metode penelitian yang meliputi rancangan penelitian,

tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis, sumber dan

teknik pengumpulan data serta analisis data yang dapat menjawab atau

menjelaskan masalah penelitian.

7

BAB IV Merupakan hasil penelitian yang meliputi hasil penelitian yang dilakukan

dan pembahasannya secara kronologis dan sistematis sesuai dengan

perumusa masalah serta tujuan penelitian.

BAB V Merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan peneliti terhadap

hasil analisis temuan penelitian dan memberikan saran yang

berhubungan dengan masalah atau alternatif pemecahan masalah dari

penelitian yang dilakukan.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori dan Konsep

2.1.1 Teori Atribusi

Teori Atribusi (Attribution Theory) menjelaskan suatu konsep tentang

perilaku seseorang. Heider (1958) sebagai pencetus teori atribusi, teori

atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori

atribusi menjelaskan mengenai proses bagaimana kita menentukan

penyebab dan motif tentang perilaku seseorang. Teori ini mengacu tentang

bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya

sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal misalnya sifat, karakter, sikap,

dll ataupun eksternal misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu yang

akan memberikan pengaruh terhadap perilaku individu (Luthans, 2005)

Situasi disekitarnya yang menyebabkan perilaku seseorang dalam persepsi

sosial yang disebut dengan dispositional attributions dan situational attributions

(Gordon and Graham, 2006). dispositional attributions atau penyebab internal

yang mengacu pada aspek perilaku individual yang ada dalam diri

seseorang seperti keperibadian, persepsi diri, kemampuan, motivasi.

Sedangkan situational attributions atau penyebab eksternal yang mengacu pada

lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi perilaku, seperti kondisi

sosial, nilai-nilai sosial, dan pandangan masyarakat.

Penelitian ini menggunakan teori atribusi karena teori ini dapat digunakan

sebagai dasar mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas audit

9

internal. Pada dasarnya karakteristik personal seorang auditor merupakan salah

satu faktor penentu terhadap kualitas hasil audit. faktor tersebut seperti

kemampuan yang dimiliki yang dapat diperoleh dari kompetensi dan

pengalaman. Sedangkan faktor eksternal yang diperoleh dari tindakan supervisi

yang dilakukan supervisor akan mendorong seseorang untuk melakukan

aktivitas.

2.1.2 Audit Internal Pemerintah

2.1.2.1 Audit Internal

Audit internal modern mulai muncul pada tahun 1941 ketika The Institute of

Internal Auditors (IIA) dibentuk. Sejak saat itu para auditor internal memperluas

ruang lingkup audit untuk menilai semua aspek yang berkaitan dengan

operasional perusahaan. Definisi audit internal menurut IIA terus berkembang

untuk mengantisipasi perubahan dalam lingkungan internal, maupun eksternal.

Saat ini, IIA dalam IIARF, 2009 mendefinisikan

Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes. Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi

yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi.

Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan

pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola.

Menurut Mulyadi (2002:29) yang menyatakan bahwa audit intern adalah

auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun

perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan

10

dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi,

menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi,

menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta

menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian

organisasi.

Menurut The Institute of Internal auditors (IIA) ruang lingkup audit internal

adalah:

The scope of audit internal should encompass of the adequacy and effectiveness the organizations system of performance in carrying out assigned responsibilities; (1) reability and integrying of information; (2) compliance with policies, plans, procedures, laws, regulations and contacts; (3) safeguarding of assets; (4) economical and efficient use of resources; (5) accomplishment of established objectives and goals for operations programs. Ruang lingkup audit internal harus mencakup kecukupan dan efektivitas

sistem kinerja organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab yang ditugaskan;

(1) keandalan dan menyokong informasi; (2) sesuai dengan kebijakan, rencana,

prosedur, hukum, peraturan dan kontak; (3) pengamanan aktiva; (4) penggunaan

sumber daya yang ekonomis dan efisien; (5) tercapainya target yang ditetapkan

dan tujuan program operasi.

2.1.2.2 Audit Internal Pemerintah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah menyatakan bahwa pengawasan intern adalah

seluruh proses kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan

pengawasan lainnya berupa asistensi, sosialisasi dan konsultansi terhadap

penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. Tujuannya memberikan keyakinan

yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur

yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan

dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik.

11

Dalam hasil audit intern pemerintah dapat diketahui apakah suatu instansi

pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya

secara efisien dan efektif, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah

ditetapkan, dan telah sesuai dengan ketentuan. Selain itu, audit intern atas

penyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good

governance dan clean government dan mendukung penyelenggaraan

pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas

dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Auditor internal pemerintah pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam

tiga jenis audit berikut ini:

1. Audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan untuk

memberikan keyakinan apakah laporan keuangan dari entitas yang diaudit

telah menyajikan secara wajar tentang posisi keuangan, hasil operasi/usaha,

dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Audit kinerja dimaksudkan untuk dapat meningkatkan tingkat akuntabilitas

pemerintah dan memudahkan pengambilan keputusan oleh pihak yang

bertanggung jawab untuk mengawasi atau memprakarsai tindakan koreksi.

3. Audit dengan tujuan tertentu yaitu audit yang bertujuan untuk memberikan

simpulan atas suatu hal yang diaudit. Yang termasuk dalam kategori ini

adalah audit investigatif, audit terhadap masalah yang menjadi fokus

perhatian pimpinan organisasi dan audit yang bersifat khas.

2.1.2.3 Auditor Internal Pemerintah

Di Indonesia, auditor internal pemerintah dikenal sebagai aparat

pengawasan intern pemerintah (APIP). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Pasal 47

Ayat 2 (a) menyatakan bahwa, aparat pengawasan intern pemerintah merupakan

12

aparat yang melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan

fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara. Aparat

pengawasan intern pemerintah menurut Pasal 48 ayat 2 peraturan pemerintah

tersebut melakukan pengawasan intern melalui audit, reviu, evaluasi,

pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Aparat pengawasan intern

pemerintah terdiri atas:

1. BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:

a. kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

b. kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh

Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan

c. kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

2. Inspektorat jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan

pengawasan intern melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam

rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga yang

didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

3. Inspektorat provinsi melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan

dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat

daerah provinsi yang didanai dengan anggaran pendapatan dan belanja

daerah provinsi.

4. Inspektorat kabupaten/kota melakukan pengawasan terhadap seluruh

kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja

perangkat daerah kabupaten/kota yang didanai dengan anggaran

pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota.

13

2.1.3 Kualitas Audit Internal Pemerintah

Dalam menjalankan pengawasan intern auditor internal pemerintah harus

menghasilkan hasil yang berkualitas. Kualitas audit seperti dikatakan oleh De

Angelo (1981) yaitu sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan

dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi

kliennya. Kualitas kerja auditor merupakan jumlah respon yang benar dalam

menyelesaikan sebuah pekerjaan dibandingkan dengan standar atau kriteria

yang telah ditetapkan (Tan dan Allisen, 1999).

Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (2008) menegaskan

bahwa standar audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) wajib

dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP dalam melaksanakan audit

sesuai dengan mandat audit masing-masing, dalam rangka peningkatan kualitas

auditor pada saat melakukan pemeriksaan. Untuk itu diperlukan keandalan,

kecermatan, ketepatan waktu dan mutu jasa serta pelayanan yang diberikan oleh

profesi auditor untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor.

Laporan audit yang dilakukan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah,

wajib diukuran kualitas auditnya menggunakan Standar Audit Intern Pemerintah

Indonesia. Audit yang berkualitas adalah audit yang dapat ditindaklanjuti oleh

auditee (Sembiring et al. 2014). APIP dalam menjalankan tugasnya harus

memegang prinsip-prinsip profesi, sebagaimana telah diatur dalam Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor

PER/05/M.PAN/03/2008 tentang kode etik APIP.

Kualitas audit terkait dengan adanya jaminan auditor bahwa laporan

keuangan tidak menyajikan kesalahan yang material atau memuat kecurangan

(Wooten 2003). Tawaf (1999) berpendapat agar audit yang dihasilkan

14

berkualitas, supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari

awal hingga akhir penugasan audit.

Menurut Halim (2004) menyimpulkan faktor-faktor penentu kualitas audit

terdiri atas: 1) pengalaman, 2) pemahaman industri klien, 3) respon atas

kebutuhan klien, dan 4) ketaatan pada standar umum audit. Sedangkan menurut

Wooten (2003) telah mengembangkan model kualitas audit dari membangun

teori dan penelitian empiris yang ada. Model yang digunakan oleh Wooten dalam

penelitiannya, yaitu (1) deteksi salah saji, (2) kesesuaian dengan SPAP, (3)

kepatuhan terhadap SOP, (4) risiko audit, (5) prinsip kehati-hatian, (6) proses

pengendalian atas pekerjaan oleh supervisor, dan (7) perhatian yang diberikan

oleh manajer atau partner.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas

audit internal pemerintah adalah audit yang dilaksanakan dengan mengacu pada

standar audit intern pemerintah yang menghasilkan laporan hasil audit yang

dapat ditindak lanjuti oleh auditee.

2.1.4 Kompetensi

Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk

melaksanakan audit dengan benar, Rai (2008). Dalam melakukan audit, seorang

auditor harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai,

serta keahlian khusus di bidangnya. Kompetensi berkaitan dengan keahlian

profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian

profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium Suraida

(2005).

Dalam Kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Lasmahadi (2002)

kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang

15

memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini

mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan

dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku

akan menghasilkan kinerja. Menurut Susanto (2000) definisi tentang kompetensi

yang sering dipakai adalah karakteristik-karakteristk yang mendasari individu

untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan,

ketrampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta

kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

kompetensi adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang berupa

pengetahuan ketrampilan dan faktor-faktor internal individu lainnya untuk dapat

mengerjakan sesuatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi adalah

kemampuan melaksanakan tugas berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan

yang dimiliki setiap individu.

2.1.5 Pengalaman

Pengertian pengalaman kerja adalah adalah proses pembentukan

pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena

keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang,

1984). Dalam profesi auditor kompetensi saja tidak cukup untuk menghasilkan

auditor yang profesional dan berkualitas. Tetapi pengalaman di lapangan juga

memiliki peran penting dalam menentukan kualitas seorang auditor.

Menurut Suraida (2005) menyatakan bahwa pengalaman kerja bagi auditor

dapat berupa pengalaman dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari

segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani.

Pengalaman seorang auditor merupakan nilai tambah bagi dirinya dimana auditor

16

yang semakin berpengalaman cenderung mempunyai keunggulan dan kreatifitas

dalam memahami dan mendeteksi adanya kecurangan-kecurangan yang sedang

di auditnya.

Dalam Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia menyebutkan bahwa

auditor harus memiliki pendidikan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan,

pengalaman, serta kompetensi lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan

tanggung jawabnya. Pendidikan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan,

pengalaman, serta kompetensi lain adalah bersifat kolektif yang mengacu pada

kemampuan profesional yang diperlukan auditor untuk secara efektif

melaksanakan tanggung jawab profesionalnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa pengalaman adalah

proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan bagi auditor untuk

memperkaya teknik auditnya sehingga didaptkan hasil audit yang berkualitas.

2.1.6 Peranan Supervisor

Menurut Mulianto et al. (2006:3) menyatakan bahwa supervisor adalah

orang yang memiliki kelebihan atau mempunyai keistimewaan yang tugasnya

melihat dan mengawasi pekerjaan orang lain. Sedangkan supervision atau

supervisi pengawasan adalah tugas atau pekerjaannya.

Berdasarkan hasil studi Kozlowski dan Doherty (1989) menunjukkan bahwa

supervisor merupakan pihak yang paling dekat dengan konteks kerja seseorang

karena melalui mareka tercermin budaya atau iklim organisasi. Jadi supervisor

berpengaruh langsung terhadap perilaku bawahannya dan supervisor juga harus

yakin bahwa bawahannya benar-benar memahami mengenai pekerjaan

pemeriksaan yang harus dilakukan, mengapa pekerjaan tersebut harus

dilakukan, dan apa yang diharapkan akan dicapai.

17

Telaah studi Accounting Education Change Commission (AECC) dalam

Martamin (2006:17) menerbitkan Issue Statement No.4. Salah satu isi dari Issue

Statement No.4 adalah AECC Recommendations Early Work Experience yang

mendorong pemberdayaan akuntan melalui tindakan supervisi yang tepat akan

menumbuhkan instrinsik motivation, yang berisi saran-saran antara lain:

1) Supervisor hendaknya menunjukkan sikap kepemimpinan dan mentoring

yang kuat.

2) Supervisor hendaknya menciptakan kondisi kerja yang mendorong

tercapainya kesuksesan.

3) Supervisor hendaknya memberikan penugasan yang menantang dan

menstimulir terselesaikannya suatu tugas.

Menurut Tawaf (1999) mengemukakan bahwa kualitas hasil audit dari sisi

supervisi yang dilakukan oleh supervisor, menurutnya agar audit yang dihasilkan

berkualitas, supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari

awal hingga akhir penugasan audit. Sedangkan dalam Wooten (2003)

berpendapat bahwa salah satu indikator untuk kualitas audit adalah proses

pengendalian atas pekerjaan oleh supervisor.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

peranan supervisor adalah seseorang yang diberi keistimewaan atau

kewenangan untuk melakukan supervisi kepada bawahannya mulai dari tahap

perencanaan sampai akhir penugasan, agar supaya mengahasilkan kualitas

audit tinggi dan menjamin telah sesuai dengan standar audit yang telah

ditetapkan.

18

2.2 Tinjauan Empirik

Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi penulis adalah

sebagai berikut:

1. Slamet (2002), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pengaruh

Tindakan Supervisi terhadap Kepuasan Kerja Auditor yang Melakukan Audit

Khusus (Studi Empiris pada Kantor Perwakilan BPKP). Tujuan penelitiannya

adalah untuk untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh tindakan supervisi.

Penelitian tersebut merupakan cross sectional study. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tindakan supervisi mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan kerja auditor.

2. Alim dkk. (2007), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kompetensi

dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai

Variabel Moderasi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kompetensi dan

independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit,

Sementara itu, interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan interaksi independensi dan

etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

3. Gunawan (2012), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Tingkat

Independensi, Kompetensi, Obyektifitas, dan Integritas Auditor terhadap

Kualitas Audit yang Dihasilkan Kantor Akuntan Publik di Surabaya. Tujuan

penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat independensi,

kompetensi, obyektifitas dan integritas terhadap kualitas audit yang

dihasilkan kantor akuntan publik di Surabaya. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa Obyektifitas berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor di Surabaya. Sedangkan

19

Independensi, Kompetensi, dan Integritas tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor di Surabaya.

4. Nadirsyah et al. (2013), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh

Supervisi Audit Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor dengan Tekanan

Pengaruh Sosial Sebagai Variabel Moderating: Studi pada Auditor Eksternal

Pemerintah. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan

pengaruh sosial terhadap hubungan antara supervisi dan kualitas hasil kerja

auditor. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa supervisi audit berpengaruh

positif terhadap kualitas hasil kerja auditor.

5. Jurnaedi (2014), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Tingkat

Pendidikan Formal, Pengalaman Kerja, Tingkat Kualifikasi Profesi dan Etika

Profesi terhadap Kualitas Audit (Studi kasus pada Inspektorat di Kabupaten

Klungkung dan Kabupaten Gianyar). Hasil yang diperoleh dari penelitiannya

adalah tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi

dan etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Kompetensi (X1)

Pengalaman (X2)

Kualitas Audit Internal Pemerintah (Y)

Peranan Supervisor (X3)

20

2.4 Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah

Teori atribusi menyatakan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan

dengan sikap dan karakteristik individu. Perilaku seseorang tersebut ditentukan

oleh kombinasi antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal (Fritz Heider,

1958). Sama halnya auditor internal dalam melaksanakan kegiatan audit

,perilakunya didukung oleh kekuatan internal yang didapatkan melalui

kompetensi. Jadi seorang auditor harus memiliki kompetensi berupa mutu

personal yang baik, pengetahuan yang memadai, serta keahlian khusus di

bidangnya.

Dalam Kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Lasmahadi (2002)

kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang

memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini

mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan

dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku

akan menghasilkan kinerja. Menurut Susanto (2000) definisi tentang kompetensi

yang sering dipakai adalah karakteristik-karakteristk yang mendasari individu

untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan,

ketrampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta

kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H1: Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit internal pemerintah.

21

2.4.2 Pengaruh Pengalaman terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah

Teori atribusi menyatakan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan

dengan sikap dan karakteristik individu. Perilaku seseorang tersebut ditentukan

oleh kombinasi antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal (Fritz Heider,

1958). Sama halnya auditor internal dalam melaksanakan kegiatan audit,

perilakunya didukung oleh kekuatan internal yang didapatkan melalui

pengalaman. Jadi pengalaman merupakan proses pembentukan pengetahuan

atau keterampilan bagi auditor untuk memperkaya teknik auditnya sehingga

didaptkan hasil audit yang berkualitas

Menurut Suraida (2005) menyatakan bahwa pengalaman kerja bagi auditor

dapat berupa pengalaman dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari

segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani.

Pengalaman seorang auditor merupakan nilai tambah bagi dirinya dimana auditor

yang semakin berpengalaman cenderung mempunyai keunggulan dan kreatifitas

dalam memahami dan mendeteksi adanya kecurangan-kecurangan yang sedang

di auditnya.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H2: Pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit internal pemerintah.

2.4.3 Pengaruh Peranan Supervisor terhadap Kualitas Audit Internal

Pemerintah

Teori atribusi menyatakan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan

dengan sikap dan karakteristik individu. Perilaku seseorang tersebut ditentukan

oleh kombinasi antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal (Fritz Heider,

1958). Sama halnya auditor internal dalam melaksanakan kegiatan audit,

22

perilakunya didukung oleh kekuatan eksternal yang diperoleh melalui supervisi

yang dilakukan oleh supervisor. Supervisor melakukan kegiatan supervise

kepada bawahannya mulai dari tahap perencanaan sampai akhir penugasan,

agar supaya mengahasilkan kualitas audit tinggi dan menjamin telah sesuai

dengan standar audit yang telah ditetapkan.

Menurut Tawaf (1999) mengemukakan bahwa kualitas hasil audit dari sisi

supervisi yang dilakukan oleh supervisor, menurutnya agar audit yang dihasilkan

berkualitas, supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan dimulai dari

awal hingga akhir penugasan audit. Sedangkan dalam Wooten (2003)

berpendapat bahwa salah satu indikator untuk kualitas audit adalah proses

pengendalian atas pekerjaan oleh supervisor.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H3: Peranan supervisor berpengaruh terhadap kualitas audit internal pemerintah.

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori (explanatory research) yaitu

penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel independen

dengan variabel dependen melalui pengajuan hipotesis yang telah dirumuskan.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompetensi, pengalaman dan

peranan supervisor, sedangkan variabel dependen adalah kualitas audit internal

pemerintah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari fakta dan keterangan secara

faktual dari responden dengan menggunakan kuesioner yang didistribusikan

kepada auditor pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo. Dalam penelitian ini

menjelaskan variabel-variabel kompetensi, pengalaman dan peranan supervisor

terhadap kualitas audit internal pemerintah.

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo,

yang berlokasi di Jalan By Pass, Tamalate, Kota Timur, Tamalate, Gorontalo,

Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Peneliitian ini dilaksanakan pada bulan Juni

sampai dengan Juli 2017.

24

3.3 Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan populasi pada auditor Kantor Perwakilan BPKP

Provinsi Gorontalo sebanyak 43 orang. Auditor tersebut terdiri dari 10 orang

ketua tim dan 33 orang anggota tim (database Sub-Bagian Kepegawaian

Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo). Menurut Sekarang (2011) bahwa

penelitian di bidang sosial dengan jumlah responden antara 30-500 layak untuk

dilakukan penelitian. Seluruh populasi tersebut dijadikan sebagai sampel

penelitian (responden auditor sebanyak 43 orang yang bekerja pada Kantor

Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo) dianggap layak untuk dilakukan penelitian.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Data tersebut berupa nilai

atau skor atas jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan-

pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Sedangkan sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui

penyebaran kuesioner kepada auditor Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data tinjauan lapangan

(field research) dengan memperoleh data langsung di lapangan melalui

kuesioner. Kuesioner yang telah diisi dikembalikan secara langsung kepada

peneliti.

25

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.6.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini menggunakan dua macam variable,

di antaranya variabel independen dan variabel dependen. Variabel dependen

yang digunakan adalah kualitas audit internal pemerintah. Sedangkan variabel

bebas yang digunakan terdiri atas:

1) kompetensi;

2) pengalaman; dan

3) peranan supervisor.

3.6.2 Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman dan

memperjelas apa yang dimaksud dengan variabel-variabel dalam penelitian ini,

maka dirumuskan definisi operasional, sebagai berikut.

3.6.2.1 Kompetensi

kompetensi adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang berupa

pengetahuan ketrampilan dan faktor-faktor internal individu lainnya untuk dapat

mengerjakan sesuatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi adalah

kemampuan melaksanakan tugas berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan

yang dimiliki setiap individu. Menurut Alim dkk. (2007) menyatakan bahwa

semakin tinggi kompetensi auditor akan semakin baik kualitas hasil

pemeriksaannya.

Kompetensi diukur dengan merumuskan 10 item instrumen pernyataan yang

meliputi 3 item untuk indicator mutu personal, 4 item untuk indikator pengetahuan

umum, dan 3 item untuk indikator keahlian khusus.

26

Penelitian ini menggunakan skala likert 1 – 5. Setiap responden diminta

untuk memberikan respon atas setiap pertanyaan. Skor 1 menunjukkan adanya

kompetensi yang sangat rendah dan skor 5 menunjukkan adanya kompetensi

yang sangat tinggi. Pernyataan ini merupakan hasil modifikasi pernyataan dalam

instrumen penelitian Sukriah et al. (2009)

3.6.2.2 Pengalaman

pengalaman adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan

bagi auditor untuk memperkaya teknik auditnya sehingga didaptkan hasil audit

yang berkualitas. Menurut Suraida (2005) menyatakan bahwa pengalaman kerja

bagi auditor dapat berupa pengalaman dalam melakukan audit laporan keuangan

baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah

ditangani. Pengalaman seorang auditor merupakan nilai tambah bagi dirinya

dimana auditor yang semakin berpengalaman cenderung mempunyai

keunggulan dan kreatifitas dalam memahami dan mendeteksi adanya

kecurangan-kecurangan yang sedang di auditnya

Pengalaman diukur dengan merumuskan 8 item instrumen pernyataan yang

meliputi 4 item untuk indikator lamanya bekerja sebagai auditor dan 4 item untuk

indikator banyaknya tugas pemeriksaan.

Penelitian ini menggunakan skala likert 1 – 5. Setiap responden diminta

untuk memberikan respon atas setiap pertanyaan. Skor 1 menunjukkan adanya

pengalaman yang sangat rendah dan skor 5 menunjukkan adanya pengalaman

yang sangat tinggi. Pernyataan ini merupakan hasil modifikasi pernyataan dalam

instrumen penelitian Sukriah et al. (2009).

3.6.2.3 Peranan Supervisor

Peran supervisor adalah seseorang yang diberi keistimewaan atau

kewenangan untuk melakukan supervisi kepada bawahannya mulai dari tahap

27

perencanaan sampai akhir penugasan, agar supaya mengahasilkan kualitas

audit tinggi dan menjamin telah sesuai dengan standar audit yang telah

ditetapkan. Menurut Tawaf (1999) mengemukakan bahwa kualitas hasil audit dari

sisi supervisi yang dilakukan oleh supervisor, menurutnya agar audit yang

dihasilkan berkualitas, supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan

dimulai dari awal hingga akhir penugasan audit.

Peranan supervisor diukur dengan merumuskan 10 item instrumen

pernyataan yang meliputi 4 item untuk indikator kepemimpinan dan mentoring, 3

item untuk indikator kondisi kerja, dan 3 item untuk indikator penugasan.

Penelitian ini menggunakan skala likert 1 – 5. Setiap responden diminta

untuk memberikan respon atas setiap pertanyaan. Skor 1 menunjukkan adanya

peranan supervisor yang sangat rendah dan skor 5 menunjukkan adanya

peranan supervisor yang sangat tinggi. Pernyataan ini merupakan hasil

modifikasi pernyataan dalam instrumen penelitian Slamet (2002).

3.6.2.4 Kualitas Audit Internal Pemerintah

kualitas audit internal pemerintah adalah audit yang dilaksanakan dengan

mengacu pada standar audit intern pemerintah yang menghasilkan laporan hasil

audit yang dapat ditindak lanjuti oleh auditee. Kualitas kerja auditor merupakan

jumlah respon yang benar dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan dibandingkan

dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan (Tan dan Allisen, 1999).

Sedangkan sembiring et al. (2014) mengatakan bahwa Audit yang berkualitas

adalah audit yang dapat ditindaklanjuti oleh auditee.

Kualitas audit internal pemerintah diukur dengan merumuskan 12 item

instrumen pernyataan yang meliputi 5 item untuk indikator kesesuaian

pemeriksaan dengan standar audit, 4 item untuk indikator kualitas laporan hasil

pemeriksaan, dan 3 item untuk indikator keakuratan temuan audit.

28

Penelitian ini menggunakan skala likert 1 – 5. Setiap responden diminta

untuk memberikan respon atas setiap pertanyaan. Skor 1 menunjukkan kualitas

audit internal pemerintah yang sangat rendah dan skor 5 menunjukkan adanya

kualitas audit internal pemerintah yang sangat tinggi. Pertanyaan ini merupakan

hasil modifikasi pernyataan dalam instrumen penelitian Sukriah et al. (2009) dan

Efendy (2010).

Secara ringkas, definisi operasional atas variabel-variabel penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Indikator dan Skala Pengukuran

Variabel Dimensi Skala Instrumen

Kompetensi 1. Mutu personal

2. Pengetahuan umum

3. Keahlian khusus

Likert.

Skala 1-5

Kuesioner

Pengalaman 1. Lamanya bekerja sebagai

auditor

2. Banyaknya tugas pemeriksaan

Likert.

Skala 1-5

Kuesioner

Peranan

Supervisor

1. Kepemimpinan dan mentoring

2. Kondisi kerja

3. Penugasan

Likert.

Skala 1-5

Kuesioner

Kualitas Audit

Internal

Pemerintah

1. Kesesuaian pemeriksaan

dengan standar audit

2. Kualitas laporan hasil

pemeriksaan

3. Keakuratan temuan audit

Likert.

Skala 1-5

Kuesioner

Sumber: data primer yang diolah, 2017

29

3.7 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program

IBM SPSS 23. Dimana kuesioner yang telah kembali akan disortir terlebih

dahulu. Kuesioner yang diproses lebih lanjut adalah kuesioner yang telah diisi

oleh responden yang secara lengkap yang akan diproses ke tahap analisis.

3.7.1 Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif yang bertujuan untuk

memberikan gambaran umum mengenai demografi responden. Berdasarkan

data yang diperoleh melakukan analisis secara deskriptif dengan menghitung

nilai mean, standar deviasi, nilai minimun, dan nilai maksimun. Analisis deskriptif

meliputi analisis atas hasil perhitungan distribusi statistik untuk kemudian

diinterpretasi mengacu pada interpretasi skor yang digunakan oleh Stemple, Jr.

et al. (2004:34) sebagai berikut.

Tabel 3.2

Dasar interpretasi skor

Nilai Skor Interpretasi

1 – 1,8 Jelek/tidak penting/tidak tinggi

1,8 – 2,6 Kurang

2,6 – 3,4 Cukup

3,4 – 4,2 Bagus/penting/tinggi

4,2 – 5,0 Sangat bagus/sangat penting/sangat tinggi

Sumber: Stemple, Jr. et al. (2004).

3.7.2 Uji Kualitas Data

Pengukuran dan pengujian suatu kuesioner atau hipotesis sangat

bergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Data

penelitian tidak akan berguna jika instrumen yang digunakan untuk

30

mengumpulkan data penelitian tidak memiliki tingkat keandalan (reliability) dan

tingkat kebenaran/keabsahan (validity) yang tinggi.

3.7.2.1 Uji Reabilitas

Uji reabilitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel suatu konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47). Realibilitas

suatu variabel yang dibentuk dari daftar pertanyaan dikatakan baik jika memiliki

nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.

3.7.2.2 Uji Validitas

Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis uji validitas yang

bertujuan untuk memastikan bahwa masing-masing pertanyaan akan

terklasifikasi pada variabel-variabel yang telah ditentukan. Suatu kuesioner

dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:52).

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik yaitu

menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan

menggunakan metode Product Moment Pearson Correlation. Data dinyatakan

valid jika nila r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation

> r-tabel pada signifikansi 0.05 (5%).

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan sebelum melakukan analisis

regresi berganda. Analisis regresi hanya dapat dilakukan apabila suatu model

yang akan diuji telah bebas dari asumsi klasik, yaitu:

31

3.7.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik

adalah yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali,

2013:154). Untuk menguji normalitas digunakan dua metode pengujian yaitu

histogram dan normal probability plot.

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau melihat histogram dari residualnya.

Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2013:156) seperti di bawah

ini.

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.7.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Jika

variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak

ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yag nilai korelasi antar

sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013:103).

Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi

salah satunya adalah dengan melihat nilai tolerance dan lawannya, dan Variance

Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

32

manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya. Tolerance mengukur variabilitas

variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena

VIF = 1/Tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Bila

nilaitolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10, berarti tidak ada

multikolinearitas antar variabel dalam model regresi (Ghozali, 2013:103).

3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka terjadi

homoskedastisitas dan apabila berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:134).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi dengan residualnya dan dasar

untuk menganalisanya seperti di bawah ini.

1. Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola serta titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0

pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.7.4 Model Analisis Data

Model analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

regresi berganda. Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :

Y = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + e

Keterangan :

33

Y = Kualitas audit internal pemerintah

= Kostanta

1 = Koefisien regresi kompetensi

X1 = Kompetensi

2 = Koefisien regresi pengalaman

X2 = Pengalaman

3 = Koefisien peranan supervisor

X3 = Peranan supervisor

e = Variabel pengganggu

3.7.5 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda. Tujuannya untuk mengetahui

sejauh mana kompetensi, pengalaman dan peranan supervisor sebagai variabel

independen berpengaruh terhadap kualitas audit internal pemerintah sebagai

variabel dependen (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo).

3.7.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi-variabel dependen (Ghozali, 2013:95).

Setiap tambahan satu variabel maka R2 akan meningkat tidak peduli apakah

variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen.

34

Oleh sebab itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted

R2 saat mengevaluasi model regresi yang terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted

R2 dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambahkan ke

dalam model (Ghozali, 2013:95).

3.7.5.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Hasil uji signifikansi parameter individual digunakan untuk mengetahui

apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan regresi secara

individual berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Ghozali, 2013:97).

Kriteria pengujian yang didasarkan atas probabilitas adalah sebagai berikut:

1. Jika jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat

kepercayaan 5%, maka H0 yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bilai nilai t

lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain, suatu variabel

bebas secara individual memengaruhi variabel tetap.

2. Jika nilai statistik t hitung lebih tinggi dibandingkan dengan nilai t tabel, maka

HA diterima. Dengan kata lain, suatu variabel bebas secara individual

memengaruhi variabel tetap.

71

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi,

pengalaman, dan peranan supervisor terhadap kualitas audit internal pemerintah

(studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo). Hasil analisis yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya berhasil mendukung semua hipotesis yang

diajukan. Penelitian ini memberikan kesimpulan sebagai berikut.

1. Kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal pemerintah.

Semakin tinggi kompetensi seorang auditor maka semakin tinggi pula kualitas

audit internal pemerintah. Sebaliknya semakin rendah kompetensi seorang

auditor maka semakin rendah pula kualitas audit internal pemerintah. Hasil

penelitian ini mendukung teori atribusi yang menyatakan bahwa kualitas audit

dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri

seseorang, misalnya pengetahuan atau usaha. Pengetahuan diperoleh

melalui pendidikan formal yang dilakukan oleh auditor tersebut.

2. Pengalaman berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal pemerintah.

Semakin berpengalaman seorang auditor maka semakin baik pula kualitas

audit internal pemerintah. Sebaliknya jika auditor kurang berpengalaman

maka kualitas audit internal pemerintah yang dihasilkan akan rendah pula.

Hasil penelitian ini mendukung teori atribusi yang menyatakan bahwa kualitas

audit dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri

seseorang, misalnya kemampuan, pengetahuan atau usaha. Pengetahun

72

dan kemampuan akan terus meningkat jika seorang auditor memiliki banyak

pengalaman.

3. Peranan supervisor berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal

pemerintah. Semakin berperan supervisor dalam pelaksanaan audit maka

semakin berkualitas pula hasil audit yang dihasilkan. Sebaliknya jika

supervisor kurang berperan dalam pelaksanaan audit maka hasil audit yang

dihasilkan kurang berkualitas. Hasil penelitian ini mendukung teori atribusi

menyatakan bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu

faktor yang berasal dari luar. Peranan supervisor merupakan salah satu

faktor ekternal yang mempengaruhi kualitas audit.

5.2 Saran

Penelitian ini masih membutuhkan beberapa item perbaikan untuk dilakukan

pada penelitian-penelitian selanjutnya yang memiliki keterkaitan dengan objek

penelitian yang sejenis sehingga dapat menjadikan penelitian ini lebih baik.

Adapun beberapa saran perbaikan adalah sebagai berikut.

1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya:

a. Mengembangkan penelitian dengan menambah variable independen

lainnya, seperti integritas, etika atau tekanan ketaatan sehingga hasil

penelitian akan lebih meluas dari penelitian sebelumnya.

b. Mengembangkan populasi dan sampel dalam penelitian ini, misalnya

menggunakan populasi dan sampel yang lebih luas dan lebih banyak.

c. Menggunakan metode penelitian lainnya seperti discourse analysis dalam

rangka mengkonfirmasi hasil penelitian kuantitatif ini untuk memberikan

hasil mengenai kualitas audit internal pemerintah yang lebih faktual.

73

d. Peneliti dapat melakukan penelitian pada objek lain, misalnya pada

instansi pemerintah lainnya maupun pada perusahaan.

2. Bagi instansi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan referensi dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan

dalam proses audit.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Kesimpulan penelitian ini dibangun dengan berbagai keterbatasan

penelitian. Adapun keterbatasan penelitian dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode survey kuesioner kepada responden untuk diisi (self-report

instrument). Oleh karena itu kesimpulan hasil penelitian ini pun dibangun

hanya berdasarkan persepsi auditor internal Perwakilan BPKP Provinsi

Gorontalo sendiri sehingga bisa saja menimbulkan bias subjektifitas. Bias

subjektifitas dalam hal ini adalah responden cenderung terlalu toleran pada

dirinya sendiri.

2. Populasi penelitian ini adalah auditor internal di Kantor Perwakilan BPKP

Provinsi Gorontalo dengan total 38 orang. Populasi tersebut termasuk

kategori kecil karena itu hasil penelitian ini belum mampu mewakili populasi

auditor internal pemerintah se-Indonesia.

74

DAFTAR PUSTAKA

Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Jurnal. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. SNA X. Makassar.

Arens, Elder, and Beasley. 2009. Auditing and Assurance Services An Integrated Approach An Indonesian Adaptation. Singapore: Prentice Hall.

Badjuri, Achmat. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kualitas Audit Auditor Independen pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol.3(2). 183-197.

Boyton, C. William. Raymond J. Johnson dan Water G, Kell. 2003. Modern Auditing, Edisi Ketujuh, Jilid II. Jakarta: Erlangga.

De Angelo,L.E. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics, Vol. 3, 183-199.

Efendy, Muh. Taufiq. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo).Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Studi Sains Akuntansi, Program Pasca Sarjana, Universitas Diponogoro.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23 Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gideon, Arthur. 2014. BPKP digugat oleh Rekanan PLN. Liputan6.com, (Online), 7 Juni 2014, (https://www.google.co.id/amp/s/m.liputan6.com/amp/2059846/bpkp-digugat-oleh-rekanan-pln, diakses 23 Juni 2017)

Gordon S., dan Graham S., 2006. Epidemiology of Respiratory Disease in Malawi. Medical Journal ; 18(3): 134-146. http:indexmedicus.afro.who.int/iah/fulltext/MMJ/resp-disease.pdf.

Gunawan, Lie David. 2012. Pengaruh tingkat Independensi, kompetensi, objektifitas,Dan Integritas auditor terhadap kualitas Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 4.

Halim, Abdul. 2004. Auditing dan Sistem Informasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Heider, Fritz. 1958. The Psychology of Interpersonal Relations. New York: Wiley.

75

IIA Research Foundation. 2009. Internal Audit Capability Model (IA-CM) For the Publik Sector. Florida: The Institute of Internal Auditors.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara.

Jurnaedi, Musmini dan Atmadja. 2014. Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal, Pengalaman Kerja, Tingkat Kualifikasi Profesi Dan Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Inspektorat Di Kabupaten Klungkung Dan Kabupaten Gianyar). E-Journal Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.2(1): 1-12.

Keputusan Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) Nomor: KEP-005/AAIPI/DPN/2014 tentang Pemberlakuan Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia, Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia, dan Pedoman Telaah Sejawat Auditor Intern Pemerintah Indonesia. 2014 Jakarta: Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia.

Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP.06.00.00-626/K/2001 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP.06.00.00286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2001. Jakarta: Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1983 Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Kozlowski, S. dan Doherty, M. 1989. Integration of Climate and Leadership: Examination of Neglected Issue. Journal of Applied Psychology, Vol.74: 546-553.

Lasmahadi, A. 2000. Sistem Manajemen SDM Berbasis Kompetensi. www.e-psikologi.com

Luthans, Fred, 2005. Perilaku Organisasi, Edisi Sepuluh, Diterjemahkan oleh : Vivin Andhika Yuwono; Shekar Purwanti; Th.Arie Prabawati; dan Winong Rosari. Penerbit Andi, Yogyakarta

Manulang. 1984. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Martamin, Irvan, 2006. ” Analisis Pengaruh Tindakan Supervisi terhadap Kepuasan Kerja Auditor ”, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Messier, Glover, and Prawitt. 2008. Auditing & Assurance Services: A Systematic Approach. Sixth Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin.

Mulyadi. 2002. Auditing Buku I Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

76

Mulianto, Sindu. Cahyadi, Ruddy dan Widjaja kusuma. 2006. Panduan Lengkap Supervisi. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo.

Nadirsyah dan Razaq, Safri. 2013. Pengaruh Supervisi Audit terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor dengan Tekanan Pengaruh Sosial sebagai Variabel Moderating: Studi pada Auditor Eksternal Pemerintah. Jurnal Akuntansi, Vol.1(2). 114-128.

Peraturan Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang kode etik APIP. 2008. Jakarta: Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. 2008. Jakarta: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rai, Agung. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Penerbit Salemba Empat.

Sekaran, Uma dan Bougie, Roger. 2011. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. Fifth Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons.

Sembiring, Andi Yahya dan Rustiana. 2014. Pengaruh Pengalaman dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit Internal Inspektorat Daerah Istimewa Yogyakarta.Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Slamet, Budiman. 2002. Pengaruh Tindakan Supervisi terhadap Kepuasan Kerja Auditor yang Melakukan Audit Khusus: Studi Empiris pada Kantor Perwakilan BPKP. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Studi Magister Akuntansi Universitas Diponegoro.

Stemple, James David Jr. 2004. Job Satisfaction of High School Principals in Virginia. Unpublished Dissertation. Virginia: Faculty of Virginia Polytechnic Institute and State University.

Susanto, A.B. 2000. Competency-Based HRM. www.jakartaconsultinggroup.com.

77

Sukriah, I., Akram, & Inapty, B. A. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Makalah disajikan dalamSimposium Nasional Akuntansi XII, Universitas Sriwijaya, Palembang.

Suraida, Ida. 2005. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit Terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Journal Sosiohumanira, Vol.7(3): 186-202.

Tan, H.T. dan Alison K. 1999. Accountability Effect on Auditor ’sPerformance: The Influence of Knowledge, Problem Solving Ability and Task Complexity. Journal of Accounting Reseach, Vol.2: 209-223.

Tawaf, T. P. 1999. Audit Intern Bank. Edisi kesatu dan kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Wooten, T.G. 2003. It is Impossible to Know The Number of Poor-Quality Audits that simply go undetected and unpublicized. The CPA Journal.Januari: 48-51.

74

LAMPIRAN

78

Lampiran 1

BIODATA

Identitas diri Nama : Hamka Ridwan

Tempat, Tangga Lahir : Amparita, 8 Juli 1990

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat Rumah : Jalan Tinumbu No. 131, Kelurahan Layang, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar.

Telepon Rumah / HP : 081355684579

Alamat E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan a. Pendidikan Formal

- SDN 1 Amparita (2002)

- SMPN 1 Tellu Limpoe (2005)

- SMAN 1 Tellu Limpoe (2008)

- D3 Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (2011)

- S1 Universitas Hasanuddin (2015)

b. Pendidikan Non Formal

-

Pengalaman kerja - Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2012 - sekarang)

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya. Makassar, 9 Juli 2017 Hamka Ridwan

79

Lampiran 2

SURAT PERMOHONAN PENGISIAN KUESIONER Yth. Bapak/Ibu Responden di tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan tugas akhir studi program S1-STAR Batch II Unversitas Hasanuddin, saya bermaksud melakukan penelitian di bidang audit sektor publik, sebagai berikut: Nama : Hamka Ridwan

NIM : A31115747

Departemen : Departemen Akuntasi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Judul penelitian : Pengaruh Kompetensi, Pengalaman, dan Peranan

Supervisor terhadap Kualitas Audit Internal

Pemerintah (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi

Gorontalo).

Demi kelancaran penelitian ini, saya membutuhkan data penelitian melalui instrumen kuesioner. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu responden untuk mengisi kuesioner yang saya lampirkan dalam surat ini. Partisipasi Bapak/Ibu responden sangatlah penting bagi kesuksesan penelitian ini. Data/informasi yang Bapak/Ibu responden berikan akan saya gunakan semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian ini dan akan saya jaga kerahasiaannya sesuai dengan kode etik penelitian. Demikian surat ini saya sampaikan, atas perhatian Bapak/Ibu responden, saya ucapkan terimakasih.

Makassar, 5 Juni 2017 Peneliti

Hamka Ridwan

80

KUESIONER

Dalam rangka penelitian akademis yang berjudul Pengaruh Kompetensi, Pengalaman dan Peranan Supervisor terhadap Kualitas Audit Internal Pemerintah (Studi pada Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo), mohon kesedian Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini agar diisi mengenai kondisi atau fakta yang terjadi berdasarkan perspektif profesional sesuai dengan tugas dan fungsi Bapak/Ibu. Karakteristik Responden:

Nama : ..........................................................(boleh tidak diisi)

Usia : .............. tahun

Jenis kelamin : Pria Wanita

Pendidikan terakhir

: D III S1/DIV S2 S3

Jurusan : Akuntansi Manajemen Lainnya

Masa Kerja : .............. tahun

Golongan : II III IV

Jabatan : Auditor Madya Muda Pertama

Penyelia

Pelaksana Lanjutan

Pelaksana

Petunjuk Pengisian: Pada daftar pernyataan di bawah ini, isilah dengan menggunakan tanda √ kondisi atau fakta yang sebenarnya terjadi menurut perspektif profesional anda pada salah satu dari lima kolom yang tersedia di sebelah kanan dengan skala 1, 2, 3, 4, atau 5. Skala 1 - 5 tersebut menunjukkan arti:

1 : Sangat Tidak Setuju (STS)

2 : Tidak Setuju (TS)

3 : Netral (N)

4 : Setuju (S)

5 : Sangat Setuju (SS)

85

Lampiran 3

Karakteristik Responden Penelitian

Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 20-30 tahun 26 68.4 68.4 68.4

31-40 tahun 4 10.5 10.5 78.9

40-50 tahun 6 15.8 15.8 94.7

> 50 tahun 2 5.3 5.3 100.0

Total 38 100.0 100.0

Jenis Kelamin Reaponden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Pria 23 60.5 60.5 60.5

Wanita 15 39.5 39.5 100.0

Total 38 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid DIII 7 18.4 18.4 18.4

S1 29 76.3 76.3 94.7

S2 2 5.3 5.3 100.0

Total 38 100.0 100.0

Jurusan Terakhir Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Akuntansi 26 68.4 68.4 68.4

Lainnya 10 26.3 26.3 94.7

Manajemen 2 5.3 5.3 100.0

Total 38 100.0 100.0

Masa Kerja Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 1-10 tahun 28 73.6 73.6 73.6

11-20 tahun 5 13.2 13.2 86.8

21-30 tahun 5 13.2 13.2 100.0

Total 38 100.0 100.0

86

Golongan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid II 4 10.5 10.5 10.5

III 34 89.5 89.5 100.0

Total 38 100.0 100.0

Jabatan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Auditor Muda 1 2.6 2.6 2.6

Auditor Pelaksana 3 7.9 7.9 10.5

Auditor Penyelia 8 21.1 21.1 31.6

Auditor Pertama 26 68.4 68.4 100.0

Total 38 100.0 100.0

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

A. Kompetensi (X1)

Kompetensi 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 11 28.9 28.9 28.9

Sangat Setuju 27 71.1 71.1 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kompetensi 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 8 21.1 21.1 21.1

Sangat Setuju 30 78.9 78.9 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kompetensi 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 11 28.9 28.9 28.9

Sangat Setuju 27 71.1 71.1 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kompetensi 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 11 28.9 28.9 28.9

Sangat Setuju 27 71.1 71.1 100.0

Total 38 100.0 100.0

87

Kompetensi 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 20 52.6 52.6 52.6

Sangat Setuju 18 47.4 47.4 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kompetensi 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 31 81.6 81.6 81.6

Sangat Setuju 7 18.4 18.4 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kompetensi 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 1 2.6 2.6 2.6

Setuju 23 60.5 60.5 63.2

Sangat Setuju 14 36.8 36.8 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kompetensi 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 2 5.3 5.3 5.3

Setuju 31 81.6 81.6 86.8

Sangat Setuju 5 13.2 13.2 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kompetensi 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 15 39.5 39.5 39.5

Setuju 21 55.3 55.3 94.7

Sangat Setuju 2 5.3 5.3 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kompetensi 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 2 5.3 5.3 5.3

Netral 2 5.3 5.3 10.5

Setuju 31 81.6 81.6 92.1

Sangat Setuju 3 7.9 7.9 100.0

Total 38 100.0 100.0

88

B. Pengalaman (X2) Pengalaman 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 6 15.8 15.8 15.8

Sangat Setuju 32 84.2 84.2 100.0

Total 38 100.0 100.0

Pengalaman 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 15 39.5 39.5 39.5

Sangat Setuju 23 60.5 60.5 100.0

Total 38 100.0 100.0

Pengalaman 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 17 44.7 44.7 44.7

Sangat Setuju 21 55.3 55.3 100.0

Total 38 100.0 100.0

Pengalaman 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 22 57.9 57.9 57.9

Sangat Setuju 16 42.1 42.1 100.0

Total 38 100.0 100.0

Pengalaman 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 18 47.4 47.4 47.4

Sangat Setuju 20 52.6 52.6 100.0

Total 38 100.0 100.0

Pengalaman 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 24 63.2 63.2 63.2

Sangat Setuju 14 36.8 36.8 100.0

Total 38 100.0 100.0

Pengalaman 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 2 5.3 5.3 5.3

Setuju 23 60.5 60.5 65.8

Sangat Setuju 13 34.2 34.2 100.0

Total 38 100.0 100.0

89

Pengalaman 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 1 2.6 2.6 2.6

Netral 9 23.7 23.7 26.3

Setuju 24 63.2 63.2 89.5

Sangat Setuju 4 10.5 10.5 100.0

Total 38 100.0 100.0

C. Peranan Supervisior (X3)

Peran Supervisor 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 10 26.3 26.3 26.3

Sangat Setuju 28 73.7 73.7 100.0

Total 38 100.0 100.0

Peran Supervisor 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 2 5.3 5.3 5.3

Setuju 18 47.4 47.4 52.6

Sangat Setuju 18 47.4 47.4 100.0

Total 38 100.0 100.0

Peran Supervisor 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 2 5.3 5.3 5.3

Setuju 25 65.8 65.8 71.1

Sangat Setuju 11 28.9 28.9 100.0

Total 38 100.0 100.0

Peran Supervisor 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 1 2.6 2.6 2.6

Netral 1 2.6 2.6 5.3

Setuju 23 60.5 60.5 65.8

Sangat Setuju 13 34.2 34.2 100.0

Total 38 100.0 100.0

Peran Supervisor 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 1 2.6 2.6 2.6

Setuju 23 60.5 60.5 63.2

Sangat Setuju 14 36.8 36.8 100.0

Total 38 100.0 100.0

90

Peran Supervisor 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 4 10.5 10.5 10.5

Setuju 19 50.0 50.0 60.5

Sangat Setuju 15 39.5 39.5 100.0

Total 38 100.0 100.0

Peran Supervisor 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 3 7.9 7.9 7.9

Setuju 28 73.7 73.7 81.6

Sangat Setuju 7 18.4 18.4 100.0

Total 38 100.0 100.0

Peran Supervisor 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 20 52.6 52.6 52.6

Sangat Setuju 18 47.4 47.4 100.0

Total 38 100.0 100.0

Peran Supervisor 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 25 65.8 65.8 65.8

Sangat Setuju 13 34.2 34.2 100.0

Total 38 100.0 100.0

Peran Supervisor 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 1 2.6 2.6 2.6

Netral 3 7.9 7.9 10.5

Setuju 14 36.8 36.8 47.4

Sangat Setuju 20 52.6 52.6 100.0

Total 38 100.0 100.0

D. Kualitas Audit Internal Pemerintah (Y)

Kualitas Audit Internal Pemerintah 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 8 21.1 21.1 21.1

Sangat Setuju 30 78.9 78.9 100.0

Total 38 100.0 100.0

91

Kualitas Audit Internal Pemerintah 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 6 15.8 15.8 15.8

Sangat Setuju 32 84.2 84.2 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kualitas Audit Internal Pemerintah 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 9 23.7 23.7 23.7

Sangat Setuju 29 76.3 76.3 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kualitas Audit Internal Pemerintah 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 14 36.8 36.8 36.8

Sangat Setuju 24 63.2 63.2 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kualitas Audit Internal Pemerintah 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 11 28.9 28.9 28.9

Sangat Setuju 27 71.1 71.1 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kualitas Audit Internal Pemerintah 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Setuju 16 42.1 42.1 42.1

Sangat Setuju 22 57.9 57.9 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kualitas Audit Internal Pemerintah 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 1 2.6 2.6 2.6

Setuju 25 65.8 65.8 68.4

Sangat Setuju 12 31.6 31.6 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kualitas Audit Internal Pemerintah 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 1 2.6 2.6 2.6

Setuju 22 57.9 57.9 60.5

Sangat Setuju 15 39.5 39.5 100.0

Total 38 100.0 100.0

92

Kualitas Audit Internal Pemerintah 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 5 13.2 13.2 13.2

Setuju 20 52.6 52.6 65.8

Sangat Setuju 13 34.2 34.2 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kualitas Audit Internal Pemerintah 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 5 13.2 13.2 13.2

Setuju 19 50.0 50.0 63.2

Sangat Setuju 14 36.8 36.8 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kualitas Audit Internal Pemerintah 11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Netral 2 5.3 5.3 5.3

Setuju 18 47.4 47.4 52.6

Sangat Setuju 18 47.4 47.4 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kualitas Audit Internal Pemerintah 12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Setuju 1 2.6 2.6 2.6

Netral 3 7.9 7.9 10.5

Setuju 16 42.1 42.1 52.6

Sangat Setuju 18 47.4 47.4 100.0

Total 38 100.0 100.0

93

Lampiran 4

Uji Validitas

Correlations

Kompetensi

Kompetensi 1 Pearson Correlation .583**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Kompetensi 2 Pearson Correlation .700**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Kompetensi 3 Pearson Correlation .706**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Kompetensi 4 Pearson Correlation .542**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Kompetensi 5 Pearson Correlation .533**

Sig. (2-tailed) .001

N 38

Kompetensi 6 Pearson Correlation .503**

Sig. (2-tailed) .001

N 38

Kompetensi 7 Pearson Correlation .715**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Kompetensi 8 Pearson Correlation .646**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Kompetensi 9 Pearson Correlation .398*

Sig. (2-tailed) .013

N 38

Kompetensi 10 Pearson Correlation .639**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Kompetensi Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

94

Correlations

Pengalaman

Pengalaman 1 Pearson Correlation .542**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Pengalaman 2 Pearson Correlation .561**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Pengalaman 3 Pearson Correlation .479**

Sig. (2-tailed) .002

N 38

Pengalaman 4 Pearson Correlation .485**

Sig. (2-tailed) .002

N 38

Pengalaman 5 Pearson Correlation .622**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Pengalaman 6 Pearson Correlation .680**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Pengalaman 7 Pearson Correlation .634**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Pengalaman 8 Pearson Correlation .612**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Pengalaman Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 38

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

95

Correlations

Peran Supervisor

Peran Supervisor 1 Pearson Correlation .447**

Sig. (2-tailed) .005

N 38

Peran Supervisor 2 Pearson Correlation .448**

Sig. (2-tailed) .005

N 38

Peran Supervisor 3 Pearson Correlation .604**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Peran Supervisor 4 Pearson Correlation .646**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Peran Supervisor 5 Pearson Correlation .357*

Sig. (2-tailed) .028

N 38

Peran Supervisor 6 Pearson Correlation .411*

Sig. (2-tailed) .010

N 38

Peran Supervisor 7 Pearson Correlation .532**

Sig. (2-tailed) .001

N 38

Peran Supervisor 8 Pearson Correlation .508**

Sig. (2-tailed) .001

N 38

Peran Supervisor 9 Pearson Correlation .456**

Sig. (2-tailed) .004

N 38

Peran Supervisor 10 Pearson Correlation .576**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Peran Supervisor Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 38

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

96

Correlations

Kualitas Audit

Kualitas Audit 1 Pearson Correlation .364*

Sig. (2-tailed) .025

N 38

Kualitas Audit 2 Pearson Correlation .448**

Sig. (2-tailed) .005

N 38

Kualitas Audit 3 Pearson Correlation .459**

Sig. (2-tailed) .004

N 38

Kualitas Audit 4 Pearson Correlation .553**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Kualitas Audit 5 Pearson Correlation .517**

Sig. (2-tailed) .001

N 38

Kualitas Audit 6 Pearson Correlation .510**

Sig. (2-tailed) .001

N 38

Kualitas Audit 7 Pearson Correlation .461**

Sig. (2-tailed) .004

N 38

Kualitas Audit 8 Pearson Correlation .446**

Sig. (2-tailed) .005

N 38

Kualitas Audit 9 Pearson Correlation .475**

Sig. (2-tailed) .003

N 38

Kualitas Audit 10 Pearson Correlation .384*

Sig. (2-tailed) .017

N 38

Kualitas Audit 11 Pearson Correlation .550**

Sig. (2-tailed) .000

N 38

Kualitas Audit 12 Pearson Correlation .382*

Sig. (2-tailed) .018

N 38

Kualitas Audit Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed) N 38

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

97

Lampiran 5

Uji Reabilitas

Kompetensi (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.790 10

Pengalaman (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.709 8

Peranan Supervisior (X3)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.661 10

Kualitas Audit Internal Pemerintah (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.640 12

98

Lampiran 6

Uji Normalitas

99

Uji Heteroskedastisitas

100

Lampiran 7

Analisis Regresi Linerar Berganda, Uji Statistik t, dan Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.097 .674 1.627 .113 Kompetensi .247 .111 .295 2.232 .032 .950 1.053

Pengalaman .241 .114 .297 2.117 .042 .844 1.185

Peran Supervisor .293 .116 .348 2.523 .016 .873 1.146

a. Dependent Variable: Kualitas Audit Internal Pemerintah

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .659a .434 .384 .18795

a. Predictors: (Constant), Peran Supervisor, Kompetensi, Pengalaman

b. Dependent Variable: Kualitas Audit Internal Pemerintah