skripsi analisis continuance use intention pada situs jejaring sosial...

172
SKRIPSI ANALISIS CONTINUANCE USE INTENTION PADA SITUS JEJARING SOSIAL INSTAGRAM DENGAN MENGGUNAKAN EXPECTATION- CONFIRMATION MODEL (ECM) Oleh: USWATUN HASANAH 11150930000020 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 / 1441 H

Upload: others

Post on 01-Feb-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SKRIPSI

    ANALISIS CONTINUANCE USE INTENTION PADA SITUS JEJARING

    SOSIAL INSTAGRAM DENGAN MENGGUNAKAN EXPECTATION-

    CONFIRMATION MODEL (ECM)

    Oleh:

    USWATUN HASANAH

    11150930000020

    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020 / 1441 H

  • SKRIPSI

    ANALISIS CONTINUANCE USE INTENTION PADA SITUS JEJARING

    SOSIAL INSTAGRAM DENGAN MENGGUNAKAN EXPECTATION-

    CONFIRMATION MODEL (ECM)

    Oleh:

    USWATUN HASANAH

    11150930000020

    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2020 / 1441 H

  • iv

    ANALISIS CONTINUANCE USE INTENTION PADA SITUS JEJARING

    SOSIAL INSTAGRAM DENGAN MENGGUNAKAN EXPECTATION-

    CONFIRMATION MODEL (ECM)

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

    Fakultas Sains Dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Disusun Oleh :

    USWATUN HASANAH

    11150930000020

    PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS NEGERI SYARIF

    HIDAYATULLAH JAKARTA

    2020 M / 1441 H

  • v

  • vi

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

  • vii

  • viii

    PENGESAHAN UJIAN

  • ix

  • x

    PERNYATAAN

  • xi

  • xii

    ABSTRAK

    Uswatun Hasanah – 11150930000020. Analisis Continuance Use Intention pada

    Situs Jejaring Sosial Instagram dengan menggunakan Expectation-Confirmation

    Model (ECM) di bawah bimbingan M Qomarul Huda, Ph.D dan Meinarini

    Catur Utami, M.T.

    Instagram merupakan salah satu situs jejaring sosial yang jumlah penggunanya

    mencapai 1 miliar pengguna menjadikan Instagram sangat populer. Dengan jumlah

    pengguna yang terus meningkat, memahami faktor continuance use intention

    sangat di perlukan, guna keberlangsungan jangka panjang serta kesuksesan suatu

    aplikasi. Pasar situs jejaring sosial pun cukup kompetitif, karena mereka

    menawarkan layanan dan fitur yang serupa. Hal ini juga cukup mudah bagi

    pengguna untuk beralih dari satu situs jejaring sosial ke situs jejaring sosial yang

    lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi

    continuance use intention, yang menjadi salah satu faktor penting dalam niat

    penggunaan situs jejaring sosial Instagram. Penelitian ini menggunakan

    Expectation Confirmation Model (ECM) dengan menambahkan variabel Habit dan

    Enjoyment. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta yang menjadi pengguna Instagram. Pengambilan sampel dilakukan dengan

    menggunakan teknik purposive sampling. Terdapat 403 responden dari total

    populasi tersebut yang digunakan sebagai sampel untuk penelitian ini. Pengolahan

    data dengan menggunakan metode PLS-SEM dengan bantuan aplikasi SmartPLS

    versi 3.0. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Statisfaction, Perceived Usefullness,

    Habit dan Enjoyment berpengaruh terhadap Continuance Use Intention.

    Kata kunci : Continuance Use Intention, Instagram, Expectation Confirmation

    Model (ECM), PLS-SEM, SmartPLS.

    BAB I-V+ xiv Halaman + 140 Halaman + 8 Gambar + 40 Tabel + Daftar Pustakka

    + Lampiran

    Pustaka Acuan (1980-2019)

  • xiii

  • xiv

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr.Wb.

    Alhamdulillah segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah

    SWT atas segala nikmat serta karunia yang telah dilimpahkan, sehingga peneliti

    dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Peneliti menyadari

    bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, peneliti berharap

    laporan skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk dapat lulus dan mendapatkan

    gelar sarjana. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi

    Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk kepada umat

    manusia menuju kehidupan dan peradaban, serta para keluarga dan para sahabat

    yang dicintainya.

    Dalam penyusunan laporan ini peneliti telah mendapatkan banyak bantuan

    dan bimbingan serta semangat dari berbagai pihak, baik berupa pengetahuan, moral,

    maupun meteril. Tanpa bantuan dari berbagai pihak, tentu proses penyusunan

    laporan ini akan terasa sulit untuk dapat diselesaikan. Oleh karena itu, peneliti ingin

    menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Bapak. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas

    Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Bapak A’ang Subiyakto, Ph.D selaku Ketua Program Studi Sistem

    Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    dan Ibu Nida’ul Hasanati,MMSI selaku Sekertaris Program Studi Sistem

    Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • xv

    3. Bapak M Qomarul Huda, Ph.D selaku Dosem Pembimbing I dan Ibu

    Meinarini Catur Utami, M.T selaku Dosen Pembimbing II yang telah

    menyediakan waktunya untuk memberikan ilmu, arahan, dukungan, serta

    doa kepada peneliti hingga terselesaikan laporan ini.

    4. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu selama proses

    perkuliahan.

    5. Bapak Syamsuri dan Ibu Saniah selaku orang tua peneliti yang telah

    memberikan doa, motivasi, semangat, nasehat, dan uang kepada peneliti

    sehingga laporan skripsi ini dapat terselesaikan.

    6. Desi Arisandi dan Muhammad Irham selaku kakak dan adik yang selalu

    memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

    7. Sahabat Kosan Nenek, Adinda Fitra, Ranti Novella, Tuti Astuti, Desti

    Nuraini, Desintia, Alfia Miranti, Ova Amalia, Ashifa, dan Gina Sajiah dan

    lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala

    bentuk dukungan, motivasi serta doa kepada peneliti.

    8. Sahabat-sahabat penulis, Robbi Miftah, Sari Rahma Pertiwi, Muthia,

    Novira, Asri Cahya, Nesya, Rahma, Maulina, Bella, Mardiatuzzahra, Fitri

    Sundari selaku sahabat yang memberikan dukungan dan motivasi kepada

    penulis.

    9. Keluarga Sistem Informasi 2015, khususnya SI-A yang banyak memberikan

    motivasi dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.

  • xvi

    10. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya dan teman-

    teman yang telah membantu dalam penyebaran kuesioner untuk penelitian

    skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan teman-

    teman semua.

    11. Dan seluruh pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam proses

    penyelesaian laporan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu

    namun tidak mengurangi rasa terimakasih sedikitpun dari peneliti.

    Dengan segala bentuk bantuan dari semua pihak, peneliti sangat bersyukur

    dan berterima kasih, semoga semua bantuan yang peneliti terima dalam proses

    penulisan skripsi ini mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat nantinya.

    Peneliti tentu menyadari segala bentuk kekurangan dalam ppenyusunan laporan

    skripsi ini baik dari segi bahasa, penyusunan, maupun penulisannya. Untuk itu

    peneliti berharap agar pembaca dapat memaklumi atas kekurangan dalam laporan

    skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat

    bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.

    Wassalamualaikum. Wr.Wb

    Jakarta, Februari 2020

    Uswatun Hasanah

    111509300000020

  • xvii

  • xviii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..........................................................................vi

    PENGESAHAN UJIAN ............................................................................................ viii

    PERNYATAAN ............................................................................................................ x

    ABSTRAK ...................................................................................................................xii

    KATA PENGANTAR ................................................................................................ xiv

    DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xxi

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xxiii

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

    1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1

    1.2. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 8

    1.3. Rumusan Masalah ......................................................................................... 8

    1.4. Tujuan Masalah ............................................................................................. 8

    1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ........................................................ 9

    1.6. Model Penelitian .......................................................................................... 10

    1.7. Hipotesis Peneletian ..................................................................................... 10

    1.8. Metodologi Penelitian .................................................................................. 11

    1.8.1. Metode Pengumpulan Data.................................................................. 11

    1.8.2. Metode Analisis Data ........................................................................... 12

    1.9. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 12

    1.10. Sistematika Penulisan .............................................................................. 12

    BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 2

    2.1. Definisi Analisis.............................................................................................. 2

    2.2. Definisi Situs Jejaring Sosial ......................................................................... 2

    2.3. Perkembagan Instagram ............................................................................... 4

    2.4. Definisi Sistem Informasi ............................................................................... 5

    2.4.1. Sistem ..................................................................................................... 5

    2.4.2. Informasi ................................................................................................ 6

    2.4.3. Sistem Informasi .................................................................................... 7

    2.5. Expectation-Confirmation Model ................................................................... 7

    2.5.1. Perceived Usefulness (PU) .................................................................... 10

    2.5.2. Confirmation (C) ................................................................................... 10

    2.5.3. Satisfaction (S) ...................................................................................... 11

  • xix

    2.5.4. Continuance Use Intention (CUI) ......................................................... 11

    2.6. Habit (H)....................................................................................................... 12

    2.7. Enjoyment (E) ............................................................................................... 12

    2.8. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 13

    2.9. Skala Likert ................................................................................................. 15

    2.10. Variabel Penelitian ................................................................................... 16

    2.11. Populasi dan Sampel ................................................................................ 18

    2.11.1. Teknik Sampling .................................................................................. 19

    2.11.2. Ukuran Sampel..................................................................................... 22

    2.12. Analisis Data ............................................................................................ 24

    2.12.1. Metode Kuantitatif ............................................................................... 25

    2.12.2. Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM) ........ 26

    2.13. Hipotesis ................................................................................................... 32

    2.14. SmartPLS ................................................................................................. 33

    BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 37

    3.1. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 37

    3.2. Populasi dan Sampel Penelitian................................................................... 37

    3.3. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 39

    3.3.1. Studi Literatur ..................................................................................... 39

    3.3.2. Survei .................................................................................................... 46

    3.4. Metode Analisis Data ................................................................................... 47

    3.4.1. Model Penelitian ................................................................................... 47

    3.4.2. Indikator Penelitian ............................................................................. 47

    3.5. Analisis Data dan Interpretasi Hasil ........................................................... 51

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 55

    4.1. Pengumpulan Data ...................................................................................... 55

    4.2. Statistika Deskriptif ..................................................................................... 56

    4.3. Hasil Analisis................................................................................................ 70

    4.3.1. Hasil Analisis Demografis .................................................................... 70

    4.3.2. Hasil Analisis Outer Model ................................................................... 78

    4.3.3. Hasil Analisis Inner Model ................................................................... 83

    4.4. Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis ....................................................... 88

    4.4.1. Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Data Demografis ................... 88

    4.4.2. Interpretasi dan Diskusi Hasil Outer Model ........................................ 93

  • xx

    4.4.3. Interpretasi dan Diskusi Hasil Inner Model ........................................ 94

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 102

    5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 102

    5.2. Saran .......................................................................................................... 103

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 106

    Lampiran 1 ................................................................................................................ 115

    Lampiran 2 ................................................................................................................ 119

  • xxi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2. 1 Format Responden untuk Pertanyaan ............................................................ 15

    Tabel 3. 1 Studi Literatur ........................................................................................... 41

    Tabel 3. 2 Data Kuesioner ............................................................................................ 47

    Tabel 3. 3 Indikator Penelitian ...................................................................................... 48

    Tabel 3. 4 Daftar pertanyaan ......................................................................................... 49

    Tabel 4. 1 Data Kuesioner ............................................................................................ 56

    Tabel 4. 2 Frekuensi Indikator Kemudahan ................................................................... 57

    Tabel 4. 3 Frekuensi Meningkatkan Kemampuan .......................................................... 57

    Tabel 4. 4 Frekuensi Indikator Efisiensi ........................................................................ 58

    Tabel 4. 5 Frekuensi Indikator Manfaat......................................................................... 58

    Tabel 4. 6 Frekuensi Indikator Pengalaman Pengguna Sistem ....................................... 59

    Tabel 4. 7 Frekuensi Indikator Layanan ........................................................................ 60

    Tabel 4. 8 Frekuensi Indikator Harapan ........................................................................ 60

    Tabel 4. 9 Frekuensi Indikator Ekspetasi secara Keseluruhan ........................................ 61

    Tabel 4. 10 Frekuensi Indikator Pengalaman penggunaan Instagram memuaskan .......... 61

    Tabel 4. 11 Frekuensi Indikator Pengalaman yang menyenangkan ................................ 62

    Tabel 4. 12 Frekuensi Indikator Kepuasan Pengguna .................................................... 63

    Tabel 4. 13 Frekuensi Indikator Kinerja ........................................................................ 63

    Tabel 4. 14 Frekuensi Indikator Kepuasan secara Keseluruhan...................................... 64

    Tabel 4. 15 Frekuensi Indikator Kesenangan ................................................................. 64

    Tabel 4. 16 Frekuensi Indikator Hiburan ....................................................................... 65

    Tabel 4. 17 Frekuensi Indikator Layanan ...................................................................... 65

    Tabel 4. 18 Frekuensi Indikator Penggunaan Sebelumnya ............................................. 66

    Tabel 4. 19 Frekuensi Indikator Kecanduan .................................................................. 67

  • xxii

    Tabel 4. 20 Frekuensi Indikator Perilaku yang Otomatis ............................................... 67

    Tabel 4. 21 Frekuensi Indikator Rutinitas...................................................................... 68

    Tabel 4. 22 Frekuensi Indikator Berniat untuk terus menggunakan dari pada berhenti ... 68

    Tabel 4. 23 Frekuensi Indikator Berniat untuk terus dari pada menggunakan sistem lain69

    Tabel 4. 24 Frekuensi Indikator Berniat meningkatkan penggunaan di masa depan ....... 69

    Tabel 4. 25 Data Demografis Jenis Kelamin ................................................................. 70

    Tabel 4. 26 Data Demografis Fakultas .......................................................................... 71

    Tabel 4. 27 Data Semester ............................................................................................. 73

    Tabel 4. 28 Data Demografis Lama menggunakan Instagram ........................................ 74

    Tabel 4. 29 Data Demografis Frekuensi Penggunaan Instagram (Perhari) ...................... 75

    Tabel 4. 30 Data Demografis Kepuasan Penggunaan Instagram .................................... 76

    Tabel 4. 31 Data Demografis Niat Pengguna Instagram ................................................ 77

    Tabel 4. 32 Analisis Outer Loading .............................................................................. 80

    Tabel 4. 33 Analisis Outer Model .................................................................................. 82

    Tabel 4. 34 Analisis Nilai Cross Loading Fornell-Larcker’s. ......................................... 83

    Tabel 4. 35 Analisis Path Coefficient ............................................................................ 84

    Tabel 4. 36 Analisis Coefficient of Determination ......................................................... 84

    Tabel 4. 37 Analisis t-test ............................................................................................. 85

    Tabel 4. 38 Analisis Effect Size ..................................................................................... 86

    Tabel 4. 39 Analisis Predictive Relevance..................................................................... 87

    Tabel 4. 40 Analisis Relative Impact ............................................................................. 88

  • xxiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. 2 Model penelitian yang digunakan............................................................. 10

    Gambar 2. 1 Instagram................................................................................................... 4

    Gambar 2. 2 Expectation-Confirmation Model (ECM) ................................................... 9

    Gambar 2. 3 Proses Analisis PLS-SEM ........................................................................ 27

    Gambar 2. 4 Konstruk dalam SmartPLS 3.0 ................................................................. 35

    Gambar 3. 1 Model penelitian yang digunakan............................................................. 47

    Gambar 3. 2 Kerangka Penelitian ................................................................................. 53

    Gambar 4. 1 Data Presentase Demografis Jenis Kelamin .............................................. 71

    Gambar 4. 2 Data Presentase Demografis Fakultas ....................................................... 72

    Gambar 4. 3 Data Presentase Demografis Semester...................................................... 73

    Gambar 4. 4 Data Presentase Demografis Lama Menggunakan Instagram .................... 74

    Gambar 4. 5 Data Presentase Demografis Frekuensi Penggunaan Instagram (Perhari) .. 76

    Gambar 4. 6 Data Demografis Presentase Kepuasan Penggunaan Instagram ................. 77

    Gambar 4. 7 Data Presentase Demografis Niat Keberlanjutan Penggunaan Instagram. .. 78

    Gambar 4. 8 Model Penelitian pada SmartPLS 3 .......................................................... 79

  • xxiv

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Situs jejaring sosial saat ini sedang berkembang dengan sangat pesat.

    Situs jejaring sosial telah banyak menarik perhatian oleh para penggunanya.

    Tercatat saat ini jumlah pengguna aktif situs jejaring sosial mencapai 3.484

    juta pengguna atau sebesar 45% dari total populasi. Di Indonesia sendiri,

    sebanyak 150 juta pengguna atau sebesar 56% dari total populasi, jumlah

    tersebut naik 20% dari survei sebelumnya (We Are Social, 2019).

    Dengan jumlah pengguna yang terus bertambah menjadikan situs

    jejaring sosial sangat populer di berbagai negara, baik negara maju atau

    negara berkembang, seperti Indonesia. Setelah kesuksesan pada tahap

    penerimaannya, dirasa perlu untuk memahami lebih lanjut mengenai faktor

    Continuance Use Intention (CUI) para pengguna untuk terus menggunakan

    situs jejaring sosial.

    Continuance Use Intention (CUI) merupakan niat kelanjutan dari

    perilaku penerimaan ( Bhattacherjee, 2001). Pelanggan membentuk pendapat

    setelah pertama kali menggunakan sistem dan kemudian merasakan kegunaan

    sistem. Niat kelanjutan dapat ditentukan sebagai proses untuk terus

    mempertahankan bisnis dan menggunakan kembali produk atau jasa dari

    suatu organisasi (Abbas & hamdy, 2015).

  • 2

    Memahami alasan niat kelanjutan pengguna merupakan hal penting

    untuk kelangsungan jangka panjang dan keberhasilan suatu sistem informasi

    ( Bhattacherjee, 2001). Terlebih situs jejaring sosial berbeda dengan sistem

    informasi lain seperti sistem informasi kepegawai, sistem informasi akutansi

    yang bersifat mendatori, situs jejaring sosial bersifat sukarela. Hal tersebut

    menjadi salah satu kendala dalam mempertahankan pengguna situs jejaring

    sosial. Menurut (Boyd & Ellison, 2008) situs jejaring sosial memungkinkan

    pengguna untuk secara jelas mengartikulasikan jejaring sosial mereka dan

    memungkinkan pengguna untuk menikmati aktivitas jejaring sosial secara

    sukarela. Sifat sukarela ini membuat kemungkinan pengguna untuk tidak

    melanjutkan penggunanya terhadap suatu situs jejaringan sosial menjadi lebih

    tinggi dibanding sistem informasi yang bersifat mendatori.

    Penyedia layanan jejaring sosial di Indonesia cukup banyak seperti

    Facebook, Twitter, Snapchat, Youtube, dan lainnya. Dengan banyaknya

    jumlah situs jejaring sosial, persaingan antar penyedia layanan jejaring sosial

    di Indonesia pun cukup ketat. Jika penyedia layanan jejaring sosial ingin

    meningkatkan penggunaan jejaring sosial, mereka harus merancang sebuah

    metode dan inovasi yang efektif untuk mendorong pengguna untuk terus

    menggunakan layanan ini. Untuk mencapai tujuan ini, mereka harus

    memahami faktor-faktor yang mempengaruhi Continuance Use Intention

    (CUI) atau niat kelanjutan pengguna untuk menggunakan layanan jejaring

    sosial setelah konsumsi awal mereka.

  • 3

    Pemahaman mengenai faktor Continuance Use Intention (CUI)

    pengguna sangat penting untuk keberhasilan suatu perusahaan (Mouakket,

    2015). Untuk membuat strategi yang lebih baik agar dapat mempertahankan

    pengguna serta meningkatkan jumlah pengguna. Mempertahankan pengguna

    dan memfasilitasi pengguna berkelanjutan sangat penting untuk keberhasilan

    suatu sistem informasi (Zhou,T.,&Li, H. , 2014). Hal ini di karenakan biaya

    mendapatkan pelanggan baru sekitar lima kali lipat lebih besar dari pada

    mempertahankan pelanggan yang lama ( Bhattacherjee, 2001). Bagi penyedia

    layanan untuk dapat mengembalikan investasi awal yang dilakukan dengan

    menginstall dan meluncurkan layanan, oleh karena itu penting bahwa

    pengguna layanan untuk tidak berhenti setelah penerapan awal. Pasar situs

    jejaring sosial cukup kompetitif karena mereka menawarkan layanan dan fitur

    yang serupa (Zhou,T.,&Li, H. , 2014). Hal ini juga cukup mudah bagi

    pengguna untuk beralih dari satu situs jejaring sosial ke situs jejaring sosial

    yang lain, karena banyak aplikasi yang dapat diunduh secara gratis.

    Penggunaan berkelanjutan oleh pengguna dapat menjadi sumber keunggulan

    kompetitif bagi penyedia layanan ini.

    Meskipun jumlah pengguna situs jejaring sosial berkembang pesat,

    beberapa perusahaan penyedia layanan jejaring sosial yang mengalami

    kemunduran akibat tidak dapat mempertahankan penggunanya dan kalah

    bersaing dengan penyedia layanan jejaring sosial lain. Situs jejaring sosial

    media seperti Hi5, My Space, Friendster, dan Path tidak dapat

    mempertahankan penggunanya, mereka telah kalah dalam arena kompetitif

  • 4

    ini. Kemunduran Friendster disebabkan karena kualitas sistem yang buruk

    dan mekanisme dalam menyebarkan foto yang menjadi kompleks (McMillan,

    2013). Fakta bahwa beberapa kemunduran situs jejaring sosial dikarenakan

    kehilangan popularitas dengan pesaing yang memberikan layanan yang lebih

    baik dan fitur yang lebih sesuai dengan pengguna. Maka dari itu, memahami

    karakteristik Continuance Use Intention (CUI) pengguna sangat diperlukan.

    Pada penelitian ini, terdapat model untuk meyelidiki faktor

    Continuance Use Intention (CUI) dengan mengembangkan Expectation-

    Confirmation Model (ECM) oleh (Bhattacherjee 2001). Menurut (Kang,

    Hong, & Lee, 2009) beberapa penelitian telah menerapkan ECM untuk

    menyelidiki Continuance Use Intention terhadap penggunaan Social Network

    Sites (SNS). ECM berfokus pada motivasi psikologi pengguna setelah

    penggunaan awal dari sebuah sistem informasi dan dianggap sebagai salah

    satu kerangka kerja yang paling terkenal untuk menjelaskan penggunaan

    pasca-adopsi sistem informasi (Kang, Hong, & Lee, 2009). Model ECM

    didukung oleh tiga variabel untuk memprediksi dan menjelaskan niat

    pengguna untuk terus menggunakan teknologi informasi yaitu Perceived

    Usefulness, Confirmation, dan Statisfaction. Variabel Perceived usefulness

    dan Statisfaction merupakan variabel utama untuk menentukan Continuance

    Use Intention atau niat kelanjutan dari penggunaan suatu sistem informasi.

    Literatur sebelumnya menunjukkan bahwa salah satu kunci penentu

    niat kelanjutan menggunakan sistem adalah Statisfaction atau kepuasan

    pelanggan (Ha dan Park, 2013). Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan

  • 5

    memenuhi kebutuhan dan persyaratan telah lama menjadi perhatian penting

    dalam bidang pemasaran dan perilaku konsumen (Bhattacherjee, 2001;

    Oliver, 1980). Di bidang Sistem Informasi, kepuasan pengguna dengan

    teknologi juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi adopsi dan

    kelanjutan penggunaan teknologi (Bhattacherjee, 2001). Selain itu, Habit dan

    Enjoyment juga menjadi faktor penting pada Continuance Use Intention

    (Mouakket, 2015).

    Menurut Habit theory dapat dikatakan bahwa Habit memiliki

    hubungan positif dengan Continuance Use Intention karena perilaku

    kebiasaan sebelumnya dapat membuahkan perasaan suka terhadap

    perilaku tersebut, oleh karenanya intensi keberlanjutan akan meningkat

    (Kim & Malhotra, 2005). Kebiasaan didefinisikan sebagai hasil dari proses

    otomatis di mana individu akan kurang memperhatikan kinerja perilaku

    mereka begitu kebiasaan terbentuk dan formasi semacam ini bisa terjadi

    terlibat dengan pemrosesan kognitif non-reflektif (Ronis, Yates, & Kirsht,

    1989). Pembentukan kebiasaan didasarkan pada karakteristik suka tidak

    disengaja, tidak terkendali, kurang kesadaran dan efisiensi (Lee W. K., 2014).

    Berdasarkan pengamatan, jika menggunakan situs jejaring sosial dapat

    menjadi kebiasaan, perilaku terus menggunakan situs jejaring sosial sebagian

    besar akan dikendalikan oleh kebiasaan, bukan tindakan beralasan.

    Selain itu, Enjoyment dianggap sebagai motivasi intrinsik yang

    merefleksikan kesenangan dan kegembiraan yang terkait dengan pengguna

  • 6

    sistem informasi karena berinteraksi secara langsung pada penggunaan sistem

    (Krasnova, Kolesnikova, & Guenther, 2009). Pengguna media sosial tidak

    cukup hanya menggunakan media sosial secara sering dalam niat kelanjutan

    penggunaan, namun kesenangan ketika penggunaan dirasa harus menjadi

    faktor penting dalam niat kelanjutan penggunaan (Li, et al., 2018).

    Peningkatan fungsi kesenangan terhadap penggunaan media sosial dapat

    menjadi strategi untuk mempertahankan pengguna (Li, et al., 2018). Pada

    penelitian Xiaolin Lin, et all pada tahun (2016), Enjoyment memiliki

    pengaruh yang positif terhadap Continuance Use Intention pada

    penelitiannya yang membahas mengenai faktor yang mempengaruhi

    kelanjutan penggunaan situs jejaring sosial.

    Instagram merupakan salah satu dari sekian banyak media sosial yang

    kian di gandrungi di Indonesia saat ini. Menurut data survey (We Are Social,

    2019) Instagram merupakan situs jejaring sosial populer ke-2 setelah

    Facebook. Instagram sangat populer di kalangan anak muda di seluruh dunia.

    Menurut (Huang & Su, 2018) Lebih dari 70% orang antara usia 12 sampai 24

    tahun adalah pengguna Instagram. Menurut data (Statista, 2019) Instagram

    sendiri pada Juni tahun 2018 ini telah naik jumlah pengguna menjadi 1 Milyar

    pengguna, dari jumlah pengguna sebelumnya di tahun 2017 yang mencapai

    800 juta pengguna. Intensitas penggunaan yang semakin meningkat pada

    Instagram untuk berbagai keperluan, tentunya diawali dengan berbagai niat

    pengunaannya. Niat menggunakan Instagram ini sendiri dapat berbagai

  • 7

    macam, mulai dari berbagi foto, berbagi informasi, berinteraksi dengan

    pengguna.

    Berbeda dengan situs jejaring sosial lain. Menurut (Kindy,

    Rokhmawati, & Putra, 2019) pada penelitiannya, secara subjektif Instagram

    memiliki penilaian User Experience lebih baik dibandingkan situs jejaring

    sosial lain seperti Snapchat. Hal ini di karenakan Instagram tidak hanya

    digunakan sebagai media sosial saja, akan tetapi Instagram dapat digunakan

    untuk mencari informasi baru, menjadi media untuk bekerja, dan sebagai

    sarana untuk promosi. Sedangkan fitur yang ditawarkan oleh Snapchat

    cenderung lebih memfokuskan pada video dan foto berfilter saja. Hal tersebut

    dapat membuat pengguna mudah merasakan bosan karena kurangnya

    ketersediaan inovasi baru yang ditawarkan. Menurut (Kindy, Rokhmawati, &

    Putra, 2019) pengguna cenderung lebih menyukai Instagram karna dapat terus

    memperbaharui fitur yang di inginkan oleh para pengguna, namun Instagram

    juga dapat mengalami pengurangan pengguna, jika Instagram kedepannya

    tidak dapat berinovasi dalam memperbaharui fitur yang baru dan fresh sesuai

    keinginan para penggunanya.

    Pengguna situs jejaring sosial Instagram tentunya sampai mahasiswa

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah mahasiswa

    aktif di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mencapai 34.188

    mahasiswa, menurut data Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

    Tinggi pada tahun (2019) yang tentunya mengetahui situs jejaring sosial

    Instagram. Instagram didirikan pada tahun 2010 yang merupakan aplikasi

  • 8

    mobile untuk Smartphone yang tersedia secara bebas di Application Store dan

    Google Play (Bergstrom, 2013).

    Dari latar belakang yang telah diuraikan, peneliti ingin menganalisis

    pengguna situs jejaring sosial Instagram di kalangan mahasiswa Universitas

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga peneliti mengambil judul

    “Analisis Continuance Use Intention pada Situs Jejaring Sosial

    Instagram dengan Menggunakan Expectation-Confirmation Model

    (ECM)”.

    1.2. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis, maka

    dapat diidentifikasi permasalahan yaitu sebagai berikut :

    a. Pentingnya Continuance Use Intention (CUI) pengguna demi

    memenangkan persaingan antar situs jejaring sosial.

    b. Pengguna yang mudah beralih ke situs jejaring sosial lain.

    c. Sulitnya untuk mempertahankan pengguna situs jejaring sosial.

    1.3. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, perumusan

    masalah yang akan dijadikan pembahasan pada penelitian ini adalah :

    “Faktor apa saja yang mempengaruhi Continuance Use Intention (CUI)

    atau niat kelanjutan pengguna terhadap situs jejaring sosial Instagram ?”

    1.4. Tujuan Masalah

    Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut:

  • 9

    a. Memahami karakteristik Continuance Use Intention (CUI)

    terhadap penggunaan situs jejaring sosial Instagram.

    b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Continuance Use

    Intention (CUI) pengguna situs jejaring sosial Instagram.

    c. Memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan kepada

    Instagram dalam strategi mempertahankan pengguna.

    1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

    Agar penelitian dapat lebih terfokus dan mudah dipahami, maka

    penelitian dibatasi pada beberapa hal, yaitu :

    a. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta yang menjadi pengguna situs jejaring sosial Instagram.

    b. Model yang digunakan pada penelitian ini adalah Expectation

    Confirmation Model (ECM) dengan variabel perceived usefulness

    (PU), confirmation (C), statisfaction (S), continuance use intention

    (CUI). Dan menambah variabel Habit (H) dan Enjoyment (E).

    c. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik

    Purposive Sampling untuk penyebaran kuisioner.

    d. Penelitian ini menggunakan 5 point skala likert untuk menyusun

    pengukuran terhadap situs jejaring sosial Instagram.

    e. Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei dengan

    penyebaran secara langsung dan tidak langsung dengan

    memanfaatkan fitur google Form.

  • 10

    f. Peneliti menggunakan pendekatan PLS-SEM dengan bantuan

    aplikasi SmartPLS versi 3.0.

    1.6. Model Penelitian

    Model dari penelitian ini terdapat pada gambar 1.1 yang merupakan

    model yang diteliti oleh ( Bhattacherjee, 2001), yaitu model Expectation-

    Confirmation Model (ECM) yang terdiri dari 4 variabel yaitu Perceived

    Usefulness (PU), Confirmation (C), Statisfaction (S), Continuance Use

    Intention (CUI). Kemudian peneliti memodifikasi dengan menambah 2

    variabel yaitu Habit (H) dan Enjoyment (E).

    Gambar 1. 1 Model penelitian yang digunakan

    1.7. Hipotesis Peneletian

    Berdasarkan beberapa faktor yang terdapat pada model yang digunakan

    sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1.1, maka terdapat 6 faktor yang

    dapat diasumsikan dapat saling mempengaruhi, diantaranya :

    H1. Apakah variabel Confirmation (C) berperngaruh secara signifikan

    terhadap variabel Perceived Usefulness (PU) ?

  • 11

    H2. Apakah variabel Confirmation (C) berpengaruh secara signifikan

    terhadap variabel Statisfaction (S)?

    H3. Apakah variabel Enjoyment (E) berpengaruh secara signifikan

    terhadap variabel Continuance Use Intention (CUI) ?

    H4. Apakah variabel Habit (H) berpengaruh secara signifikan terhadap

    variabel Continuance Use Intention (CUI) ?

    H5. Apakah variabel Perceived Usefulness (PU) berpengaruh secara

    signifikan terhadap variabel Continuance Use Intention (CUI)?

    H6. Apakah variabel Perceived Usefulness (PU) berpengaruh secara

    signifikan terhadap variabel Statisfaction (S)?

    H7. Apakah variabel Statisfaction (S) berpengaruh secara signifikan

    terhadap variabel Continuance Use Intention (CUI) ?

    1.8. Metodologi Penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitaf. Agar

    penelitian ini memiliki proses yang terarah, adapun metodologi pada

    penelitian ini, yaitu:

    1.8.1. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan

    menyebarkan kuisioner. Kuisioner dirancang dalam bentuk pertanyaan

    terbuka berdasarkan variabel serta indikator pada model ECM. Selain

    itu, studi literatur dilakukan untuk memperkuat latar belakang serta

    teori-teori pada penelitian.

  • 12

    Penyebaran kuisioner dilakukan secara langsung (tatap muka)

    dan tidak langsung melalui media sosial dan juga menggunakan Google

    Forms untuk pengisian kuisioner secara online. Setelah semua

    kuisioner terkumpul dilakukan penyeleksian dan klasifikasi

    menggunakan Software pengelolahan angka MS.Excel 2013.

    1.8.2. Metode Analisis Data

    Adapun metode analisis data yang peneliti lakukan yaitu

    dengan melakukan proses analisa demografis, analisis persepsi

    responden terhadap indikator kemudian secara kuantitaf peneliti

    melakukan analisis data ialah dengan interprestasi dan pembahasan

    hasil berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan.

    1.9. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

    a. Secara teoritis, penelitian ini dapat menjadi referensi dalam

    pengukuran niat kelanjutan suatu sistem informasi.

    b. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan

    bagi pihak terkait dalam perkembangan penggunaan situs jejaring

    sosial Instagram.

    1.10. Sistematika Penulisan

    Laporan dari penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab. Berikut gambaran

    umum pokok pembahasan yang akan dibahas tiap-tiap bab tersebut :

    BAB I PENDAHULUAN

  • 13

    Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, perumusan

    masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi

    penelitian, dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Pada bab ini akan diuraikan teori-teori relevan terkait

    Analisis Continuance Use Intention Pada Situs Jejaring

    Sosial Instagram Dengan Menggunakan Expectation-

    Confirmation Model (ECM)

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Pada bab ini akan diuraikan mengenai metodologi maupun

    model yang digunakan di dalam penelitian ini

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Uraian hasil dan pembahasan dari analisis data yang telah

    dilakukan akan dipaparkan pada bab Hasil dan Pembahasan

    ini.

    BAB V PENUTUP

    Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari uraian yang

    telah dituangkan pada bab sebelumnya serta saran yang dapat

    digunakan sebagai dasar dalam pengembangan selanjutnya.

  • 1

  • 2

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Definisi Analisis

    Menurut Spradley dalam (Sugiyono, 2015) mengatakan bahwa analisis

    merupakan sebuah kegiatan untuk mencari suatu pola selain cara berpikir yang

    berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan

    bagian, hubungan antar bagian dan hubungannya dengan keseluruhan.

    Analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

    penelahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh

    pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kemendiknas,2002).

    Menurut Yenni Salim (2002) menjabarkan analisis sebagai proses pemecahan

    masalah yang dimulai dengan hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti

    kebenarannya melalui beberapa kepastian (pengamatan, percobaan, dan

    sebagainya).

    Dapat disimpulkan bahwa analisis merupakan sebuah kegiatan untuk

    menyelesaikan sebuah dugaan yang diangggap sebagai permasalahan dengan

    tahapan dan proses yang benar hingga menghasilkan sebuah temuan.

    2.2. Definisi Situs Jejaring Sosial

    Menurut J.A Barnes tahun 2013 dalam (Akhmalia, 2013) Situs jejaring sosial

    adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi.

  • 3

    Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan

    sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.

    Situs jejaring sosial merupakan sebuah layanan dalam bentuk jaringan,

    platform, atau situs yang bertujuan memfasilitasi pembangunan jaringan sosial atau

    hubungan sosial diantara orang-orang yang memiliki ketertarikan, aktivitas, latar

    belakang, atau hubungan dunia nyata yang sama. Suatu layanan jejaring sosial

    terdiri dari perwakilan masing-masing pengguna berupa profil, hubungan sosialnya,

    dan berbagai layanan lainnya. Istilah jejaring sosial pertama kali diperkenalkan oleh

    professor J.A Barnes pada tahun 1954.

    Situs jejaring sosial kebanyakan berbais web kemudian penggunanya

    berinteraksi melalui internet, seperti surat elektronik atau pesan instan. Situs-situs

    jejaring sosial memungkinkan pengguna untuk berbagi ide, aktivitas, acara, dan

    ketertarikan di dalam jaringan individunya masing-masing.

    Kemunculan situs jejaring sosial diawali dari adanya inisiatif untuk

    menghubungkan orang-orang dari seluruh belahan dunia (Watkins, S.Craig, 2009).

    Situs jejaring sosial pertama kali adalah Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun

    1997. Pada tahun 1999 dan 2000 muncul situs sosial Lunarstrom, Live jurnal,

    Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah. Pada tahun 2001

    muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jaringan bisnis. Kemudian

    pada tahun 2002 muncul Friendster yang paling diminati oleh kalangan remaja

    untuk berkenalan dengan pengguna lainnya. Di tahun 2004 Facebook muncul

    sebagai situs jejaring sosial yang dikenal hingga sekarang yang merupakan salah

  • 4

    satu situs jejaring sosial yang banyak digunakan. Kemudian di susul oleh twitter

    ditahun 2006 dan instagram di tahun 2010.

    2.3. Perkembagan Instagram

    Instagram merupakan suatu aplikasi untuk berbagi foto dan video yang

    penggunanya dapat mengambil foto dan video serta menerapkannya pada jejaring

    sosial dengan tambahan filter untuk mempercantik. Instagram diciptakan oleh

    Kevin Systrom dan Mike Krieger yang merupakan sarjana dari Stanford University

    di Amerika Serikat. Instagram di luncurkan pada Oktober tahun 2010. Sebuah

    perusahaan Burbn,Inc yang berdiri sejak tahun 2010 dan hanya fokus pada

    perkembangan aplikasi yang ada pada smartphone. Di awal Burbn,Inc berfokus

    banyak pada HTML5, kemudian Kevin Systrom dan Mike Krieger sebagai CEO

    memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal saja yaitu berbagi foto.

    Gambar 2. 1 Instagram

  • 5

    Instagram berasal dari pengertian keseluruhan fungsi aplikasi. Kata “insta”

    berasal dari kata “instan”, sedangkan “gram” diambil dari kata “telegram” yang

    cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. Sama

    halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan

    jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima

    dengan cepat. Oleh karena itulah instagram merupakan gabungan dari kata insta

    dan telegram (Instagram, 2011).

    Instagram terus berkembang seiring berjalannya waktu. Pada awal

    kemunculan hanya terdapat beberapa pengguna saja namun sekarang pengguna

    Instagram sudah mencapai 1 Milyar juta pengguna dari seluruh dunia. Untuk dapat

    menyeimbangi dengan bertambahnya pengguna Instagram pun terus melakukan

    inovasi. Pada tanggal 10 Februari 2020 Instagram telah mengeluarkan versi

    128.0.0.26.28 dengan beberapa fitur-fitur yang ditambahkan dan di perbarui.

    2.4. Definisi Sistem Informasi

    2.4.1. Sistem

    Menurut McLeod yang dikutip oleh Yakub dalam buku Pengantar

    Sistem Informasi (2012), sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang

    terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan. Sistem juga

    merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

    berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

    untuk tujuan tertentu.

    Menurut O’Brian dan Marakas (2009), sistem adalah kumpulan

    komponen yang saling berhubungan dengan batasan yang jelas, dan bekerja

  • 6

    sama untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output

    dalam suatu proses transformasi yang terorganisasi. Menurut Jogiyanto dalam

    (Arifin, 2018), sistem merupakan suatu jaringan kerja dari beberapa prosedur

    yang saling berhubungan, berkumpul dan bekerjasama untuk melakukan suatu

    kegiatan agar dapat menyelesaikan suatu tujuan tertentu

    Berdasarkan beberapa definisi di atas, penulis dapat menarik

    kesimpulan bahwa sistem adalah suatu rangkaian kegiatan atau aktivitas yang

    dimulai dengan adanya input, proses dan output. Elemen seperti manusia, mesin

    dan prosedur merupakan unsur-unsur penting yang terdapat pada sebuah sistem

    untuk bisa saling berinteraksi mencapai tujuan tertentu.

    2.4.2. Informasi

    Menurut Davis, yang dikutip dari buku Husda (2012:117) informasi

    adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si

    penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam

    keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan

    datang. Informasi adalah suatu hasil pengolahan data dalam bentuk agregat

    untuk menghasilkan pengetahuan atau kemampuan. Informasi adalah data yang

    sudah mengalami pemrosesan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh

    penggunaanya dalam mengambil keputusan (Sarosa & Samiaji, 2009).

    Dari definisi-definisi di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

    informasi adalah kumpulan data-data yang diolah sedemikian rupa sehingga

    data tersebut dapat berguna dan memberikan manfaat bagi orang yang

  • 7

    menggunakannya. Dengan kata lain, data bagi seseorang bisa jadi merupakan

    informasi bagi orang lain.

    2.4.3. Sistem Informasi

    Menurut Mcleod, yang dikutip dari buku Husda (2012:119), sistem

    informasi merupakan sistem yang mempunyai kemampuan untuk

    mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media

    untuk menampilkan infomasi. Menurut Leitch sistem informasi adalah suatu

    sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan

    transaksi harian, mendukung operasi, bersifat managerial dan kegiatan strategi

    dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-

    laporan yang diperlukan.

    Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang

    berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan dan pemrosesan data, baik yang

    dilakukan secara manual atau dengan komputer untuk menghasilkan suatu

    informasi yang sangat bermanfaat. Dengan demikian sistem informasi tidak

    selalu harus berbasis komputer. Bisa saja pengolahan data dalam sistem

    informasi dilakukan secara manual atau kombinasi antara sistem manual dengan

    sistem berbasis komputer.

    2.5. Expectation-Confirmation Model

    Expectation-Confirmation Model (ECM) merupakan model yang

    dikembangkan oleh Bhattacherjee pada penelitiannya yang berjudul Understanding

    Information Systems Continuance: An Expectation-Confirmation Model

    (Nematolahi et al., 2016). ECM berasal dari Expectation Disconfirmation Theory

  • 8

    (EDT) yang dikembangkan oleh (Oliver, 1980). EDT berpendapat bahwa harapan

    dan kinerja yang dirasakan pelanggan dapat mengarah pada kepuasan pasca

    pembelian dan dengan demikian memengaruhi niat pelanggan untuk melakukan

    pembelian ulang (Hsu & Lin, 2015).

    Bhattacherjee mengusulkan ECM sebagai model untuk memprediksi IT

    continuance berdasarkan kesesuaian antara keputusan individu untuk melanjutkan

    penggunaan mereka terhadap sebuah IT dan keputusan pelanggan untuk melakukan

    pembelian berulang (Lee M.-C. , 2010). Kemiripan antara keduanya dikarenakan

    kedua keputusan tersebut mengikuti keputusan awal, dipengaruhi oleh penggunaan

    awal, dan berpotensi mengubah keputusan awal tersebut (Bhattacherjee, 2001; Hsu

    & Lin, 2015).

    Dalam mengadaptasi EDT pada kasus yang secara spesifik membicarakan

    continuance use dari produk dan layanan IT, Bhattacherjee mengusulkan beberapa

    ekstensi dan modifikasi pada model asli EDT. Salah satu usulan modifikasi tersebut

    adalah mengganti ekspektasi yang digunakan pada EDT menjadi perceived

    usefulness. Perubahan ini dikarenakan ekspektasi pada EDT hanya berfokus pada

    ekspektasi pra-konsumsi, sementara ekspektasi pasca konsumsi, menurut

    Bhattacherjee, dapat berubah seiring dengan waktu (Chen, Wang, & Chen, 2017).

    Oleh karenanya, pada ECM, eksptektasi direpresentasikan oleh perceived

    usefulness. Digunakannya perceived usefulness sebagai pengganti ekspektasi

    adalah karena variabel ini merupakan satu-satunya variabel yang secara konsisten

    mempengaruhi niat pengguna di seluruh tahap temporal penggunaan teknologi

    informasi (Bhattacherjee, 2001). Selain perceived usefulness, indikator lain seperti

  • 9

    confirmation, satisfaction, dan continuance intention membentuk model IT

    continuance yang dikembangkan oleh Bhattacherjee ini (Lai, Chen, & Chang,

    2016). Hubungan antara keempat variabel tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.8.

    di bawah ini.

    Gambar 2. 2 Expectation-Confirmation Model (ECM)

    (Bhattacherjee, Understanding Information Systems Continuance: An

    Expectation-Confirmation Model, 2001)

    Berdasarkan Gambar 2.1. di atas, perceived usefulness mempengaruhi

    satisfaction bersama dengan confirmation. Hal ini dikarenakan ekspektasi atau

    perceived usefulness merupakan dasar pengguna mengevaluasi suatu teknologi

    informasi dan menentukan respons atau kepuasan evaluatif mereka. Evaluasi ini

    kemudian memberikan sebuah konfirmasi bagi pengguna apakah teknologi

    informasi yang digunakan sesuai dengan ekspektasi mereka atau tidak (Lai, Chen,

    & Chang, 2016).

    Konfirmasi atas kesesuaian produk atau jasa dengan ekspektasi yang dimiliki

    pengguna akan memicu kepuasan di dalam diri pengguna, yang mana menjelaskan

  • 10

    hubungan variabel confirmation dengan satisfaction yang ada pada ECM. Rasa

    puas ini kemudian dapat memicu niat pengguna untuk menggunakan produk atau

    jasa yang sama di kemudian hari (Lai, Chen, & Chang, 2016).

    2.5.1. Perceived Usefulness (PU)

    Perceived usefulness adalah persepsi pengguna tentang manfaat

    yang dapat diharapkan dari penggunaan suatu teknologi informasi (Hsu & Lin,

    2015). Menurut ( (Davis, 1989) Perceived usefulness mengacu pada sejauh

    mana pengguna menanggap bahwa menggunakan Sistem Informasi akan

    meningkatkan kinerja mereka. Perceived usefulness adalah persepsi subjektif

    pengguna tentang manfaat yang diharapkan dari pengguna IS dan bukan

    penilaian objektif. Jika penggunaan IS berguna, pengguna cenderung terus

    menggunakannya. Dalam Expectation Confirmation Model (Bhattacherjee,

    2001) mengemukakan bahwa Perceived usefulness dapat diterapkan dalam

    konteks kelanjutan IS, dan hubungan antaranya dapat didukung oleh bukti

    empiris. Semakin tinggi besar pengguna merasakan manfaat suatu layanan,

    semakin tinggi kepuasan pengguna.

    2.5.2. Confirmation (C)

    Berdasarkan teori disonansi kognitif (Festinger,1962),

    (Bhattacherjee, 2001) menjelaskan bahwa Confirmation dapat

    mempromosikan manfaaat yang dirasakan oleh pengguna. Banyak penelitian

    telah memverifikasi secara empiris bahwa Confirmation merupakan prediktor

    signifikan dari Perceived Usefulness atau manfaat yang dirasakan dalam

    konteks penggungaan Sistem Informasi ( (Lin C S, Wu, & Tsai, 2005). Pada

  • 11

    penelitian sebelumnya dalam penggunaan Sistem Informasi telah

    memverifikasi hubungan positif antara Confirmation dengan Perceived

    Usefulness dan Satisfaction (Bhattacherjee, 2001).

    2.5.3. Satisfaction (S)

    Satisfaction adalah evaluasi dari pengalaman uji coba awal

    pengguna dengan layanan. Evaluasi ini dapat berupa perasaan positif atau

    kepuasan, ketidak pedulian, dan perasaan negatif atau ketidak puasan (Hsu &

    Lin, 2015). Satisfaction telah menjadi topik penelitian inti dalam Sistem

    informasi. Menurut Expectation-Disconfirmation Theory, kepuasan

    mencerminkan keadaan psikologis pengguna yang dihasilkan dari penilaian

    kognitif diskonfirmasi (Bhattacherjee, 2001). Pada penelitian (Sheldon, Abad,

    & Hinsch, 2011) menunjukkan bahwa satisfaction berhubungan positif

    terhadap Continuance Use Intention pada penggunaan Facebook .

    2.5.4. Continuance Use Intention (CUI)

    Continuance use intention adalah tingkat di mana pengguna

    bermaksud untuk terus menggunakan suatu teknologi informasi (Hsu & Lin,

    2015). Continuance Use Intention (CUI) merupakan kelanjutan dari perilaku

    penerimaan ( Bhattacherjee, 2001). Pelanggan membentuk pendapat setelah

    pertama kali menggunakan sistem dan kemudian merasakan kegunaan sistem.

    Niat kelanjutan dapat ditentukan sebagai proses untuk terus mempertahankan

    bisnis dan menggunakan kembali produk atau jasa dari suatu organisasi (Abbas

    & hamdy, 2015).

  • 12

    2.6. Habit (H)

    Menurut Limayem (2007) dalam Venkatesh (2012) menyatakan bahwa

    habit diartikan sebagai sejauh mana seseorang cenderung untuk berperilaku secara

    otomatis karena pembelajaran sebelumnya. Habit menggambarkan bagaimana

    seseorang menggunakan suatu sistem dalam kesehariannya (Harsono,2014). Dalam

    penelitian Venkatesh (2012) menjelaskan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari

    kebiasaan konsumen pada penggunaan teknologi pribadi ketika mereka

    menghadapi lingkungan yang beragam dan selalu berubah. Kebiasaan didefinisikan

    sebagai hasil dari proses otomatis di mana individu akan kurang memperhatikan

    kinerja perilaku mereka begitu kebiasaan terbentuk dan formasi semacam ini bisa

    terjadi terlibat dengan pemrosesan kognitif non-reflektif (Ronis, Yates, & Kirsht,

    1989). Pembentukan kebiasaan didasarkan pada karakteristik suka tidak disengaja,

    tidak terkendali, kurang kesadaran dan efisiensi (Lee W. K., 2014). Ini adalah

    tindakan berulang yang terjadi tanpa kesadaran dalam jangka waktu jangka panjang

    tertentu (Verplanken & Aarts, 1999). Studi sebelumnya tentang perilaku kebiasaan

    lebih fokus pada teori dan ukuran kebiasaan Sistem Informasi (SI) yang terkait

    dengan SI niat melanjutkan penggunaan.

    2.7. Enjoyment (E)

    Menurut (Praveena K. & Sam Thomas, 2014) Enjoyment merupakan motivasi

    intrinsik yang menekankan pada proses penggunaan dan mencerminkan

    kesenangan dan kenikmatan yang terkait dengan penggunaan sistem. Enjoyment

    adalah sejauh mana suatu kegiatan menggunakan suatu teknologi dianggap sesuatu

    yang menyenangkan (Davis, 1989). Enjoyment adalah salah satu alasan utama

  • 13

    orang menggunakan situs jejaring sosial. Enjoyment berpengaruh signifikasi

    terhadap Continuance Use Intention dalam menggunakan situs jejaring sosial (M.

    Igbaria T, Guimaraes, & G.B. Davis,, 1995).

    Sebagai contoh, (Venkatesh, 2000) mendeteksi bahwa ketika pengalaman

    seseorang dengan teknologi meningkat, kenikmatan yang dirasakan menjadi lebih

    sebagai pemain dalam niat seseorang untuk menggunakan teknologi, temuan yang

    dapat dianggap sebagai indikasi penelitian kelanjutan TI. Kenikmatan yang

    dirasakan telah terbukti menjadi faktor penting yang memengaruhi niat orang untuk

    menggunakan sistem hedonis (Van Der Heijen, 2004). Penggunaan SNS sering

    dipandang sebagai cara yang menyenangkan untuk terhubung dengan teman dan

    mengelola jaringan; dengan demikian, kenikmatan yang dirasakan dianggap

    sebagai konstruksi langsung yang vital untuk penelitian kelanjutan niat SNS.

    2.8. Metode Pengumpulan Data

    Menurut (Setiawan, 2016) pengumpulan data yaitu cara yang dapat dilakukan

    oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai

    tujuan dalam suatu penelitian. Peneliti melakukan beberapa cara dalam melakukan

    pengumpulan data, yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, studi pustaka,

    dan kuesioner.

    1) Observasi

    Observasi adalah metode pengumpulan data yang banyak dilakukan

    dalam desain eksperimentasi (laboratorium dan lapangan) dan studi

    kasus kualitatif (etnografi, eksplorasi dan partisipan observatory)

    (Abdillah, 2017). Observasi merupakan teknik pengumpulan data

  • 14

    dengan langsung melihat kegiatan yang dilakukan oleh user (Sutabri,

    2012).

    2) Wawancara

    Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang banyak

    digunakan dalam penelitian-penelitian eksploratif dan studi lapangan.

    Pada prinsipnya, teknik wawancara tidak berbeda dengan teknik

    kuesioner dengan format pertanyaan/pertanyaan terbuka. Wawancara

    bertujuan untuk mendapatkan informasi atau mengonfirmasi beberapa

    informs secara langsung kepada responden atau partisipan (Abdillah,

    2017).

    3) Studi pustaka

    Studi pustaka adalah mengumpulkan data dan informasi dengan cara

    membaca dan mempelajari buku-buku, referensi serta situs-situs

    penyedia layanan yang berkaitan dengan judul (Nazir, 2005).

    Sedangkan menurut Jogiyanto menjelaskan bahwa studi pustaka adalah

    cara penelitian yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-

    buku pustaka, dan website tertentu yang dijadikan pendukung dalam

    penelitian yang dilakukan (Jogiyanto, 2005).

    4) Kuesioner

    Menurut Abdillah, kuesioner ialah metode pengumpulan data primer

    menggunakan sejumlah item-item pertanyaan atay peernyataan dengan

    format tertentu. Kuesioner memiliki keunggulan karena memuat

  • 15

    informasi yang afektif dan efesien sesuai dengan tujuan penelitian

    (Abdillah, 2017).

    2.9. Skala Likert

    Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,

    pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau

    fenomena (Djaali & Muljono, 2008). Skala ini mempunyai beberapa pertanyaan

    yang disusun dengan mengacu pada dimensi positif dan negatif sehingga

    membentuk suatu nilai yang menggambarkan sifat dari individu, seperti

    pengetahuan, sikap, dan perilaku (Nazir M. , 2003).

    Menurut (Sugiyono, 2013) Skala likert merupakan skala yang digunakan

    untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang

    tentang fenomena sosial. Data yang telah terkumpul melalui kuiesioner, kemudian

    peneliti mengolah dalam bentuk kuantutatif yaitu dengan cara menetapkan bobot

    jawaban dari pertanyaan yang telah dijawab oleh responden, dimana pemberian

    bobot tersebut berdasarkan ketentuan.

    Tabel 2. 1 Format Responden untuk Pertanyaan

    Jawaban Bobot

    Sangat Tidak Setuju 1

    Tidak Setuju 2

    Netral 3

    Setuju 4

    Sangat Setuju 5

  • 16

    2.10. Variabel Penelitian

    Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

    peneliti untuk mempelajari sehinggaa diperoleh informasi tentang hasil tersebut,

    kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Penelititian kuantitatif

    umumnya menggunakan asumsi dan batasan pada faktor tertentu yang diamati

    dalam bentuk variabel penelitian. Faktor-faktor lain yang tidak diamati diasumsikan

    sebagai faktor yang tidak signifikan dengan fenomena tertentu yang diteliti

    (Sangadji & Sopiah, 2010).

    Menurut (Sangadji & Sopiah, 2010) variabel penelitian dapat diklasifikasikan

    berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya berdasarkan :

    1. Fungsi Variabel

    Tipe-tipe variabel dapat di kalasifikan berdasarkan fungsi variabel dalam

    hubungan antara variabel, yaitu :

    a. Variabel Independen dan Variabel Dependen

    Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau

    mempengaruhi variabel lain. Variabel dependen adalah tipe variabel

    yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Kedua

    tipe variabel merupakan kategori variabel penelitian yang paling

    sering digunakan dlam penelitian karena mempunyai aplikasi yang

    luas.

    b. Variabel Moderating

    Hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel

    dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.

  • 17

    Salah satu diantaranya variabel moderating, yaitu tipe variabel yang

    memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel

    independen dengan variabel dependen. Variabel Moderating

    merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat

    atau arah hubungan antar variabel. Sifat arah hubungan antara

    variabel independen dengan variabel dependen kemungkinan positif

    atau negative dalam hal ini tergantung pada variabel moderating.

    c. Variabel Intervening

    Variabel intervening adalah variabel yang mempengaruhi hubungan

    antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi

    hubungan tidak langsung. Variabel intervening merupakan variabel

    yang terletak antara variabel independen dengan variabel dependen,

    sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau

    mempengaruhi variabel dependen.

    2. Skala nilai Variabel

    Variabel umumnya diukur dengan skala dalam kisaran nilai tertentu.

    Berdasarkan skala nilainya, variabel penelitian diklasifikasikan menjadi

    dua, yaitu :

    a. Variabel Kontinu

    Variabel kontinu adalah tipe variabel penelitian yang memiliki

    kumpulan nilai teratur dalam kisaran tertentu. Nilai dalam variabel

    kontinu setidaknya menggambarkan peringkat atau jarak

    berdasarkan skala pengukuran tertentu.

  • 18

    b. Variabel Kategoris

    Variabel kategoris adalah tipe variabel peneltian yang meliki nilai

    berdasarkan kategori tertentu atau lebih dikenal dengan sebutan

    skala nominal. Skala niilai pada variabel ini hanya merupakan label

    untuk mengidentifikasi kategori atau kelompok variabel yang

    bersangkutan.

    3. Perlakuan terhadap variabel

    Karakteristik penelitian eksperimen adalah adanya manipulasi terhadap

    variabel tertentu. Manipulasi terhadap hal ini berarti memberikan perlakuan

    berbeda kepada kelompok yang berbeda. Klasifikasi variabel berdasarkan

    perlakuan penelitian terhadap variabel penelitian bermanfaat perlakuan

    peneliti bermanfaat untuk mengetahui perbedaan antara variabel-variabel

    yang tidak dimanipulasi.

    2.11. Populasi dan Sampel

    Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek dengan kualitas

    dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

    kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi bukan hanya sekedar

    jumlah pada subyek atau obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik

    atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti, jika berfungsi sebagai

    sumber informasi (Sangadji & Sopiah, 2010).

    Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi

    dapat disebut sebagai sampel (Sugiyono, 2012). Sampel merupakan bagian dari

    jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan digunakan untuk

  • 19

    mengambil sebuah kesimpulan, oleh karena itu sampel yang akan diamil harus

    benar-benar representatif (Sugiyono, 2012). Bila populasi besar, dan peneliti tidak

    mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

    dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

    dari populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari suatu populasi harus

    representative (mewakili) populasi tersebut (Sangadji & Sopiah, 2010).

    2.11.1. Teknik Sampling

    Dalam menentukan sampel yang akan digunakan dalam sebuah

    penelitian, peneliti membutuhkan sebuah teknik sampling. Teknik

    pengambilan sampel (sampling) menurut (Sugiyono, 2012) pada dasarnya

    terbagi menjadi dua teknik , antara lain:

    1) Probability Sampling

    Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

    memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi

    untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simpel

    random sampling, proportionate stratified random sampling,

    disproportionate stratified random sampling, area (cluster)

    sampling (sampling menurut daerah).

    a. Simple Random Sampling

    Teknik pengambilan anggota sampel dari populasi yang

    dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

    dalam populasi. Teknik simple random sampling ini

    merupakan teknik yang paling mudah dan dapat digunakan

  • 20

    pada populasi yang memiliki karakteristik relative

    homogeny.

    b. Proportionate Stratified Random Sampling

    Teknik yang dilakukan apabila populasi mempunyai

    anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara

    proporsional.

    c. Disproportionate Stratified Random Sampling

    Teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel

    bila populsi berstrata tetapi kurang proporsional.

    d. Area (Cluster) Sampling

    Tenik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek

    yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Cluster

    Sampling sering dilakukan dengan dua tahap, yaitu

    menentukan daerah sampel dan menentukan orang-orang

    yang ada pada daerah tersebut secara sampling.

    2) Non probability Sampling

    Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

    tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau

    anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi

    sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, sampling

    jenuh, snowball sampling, dan purposive sampling.

    a. Sampling sistematis

  • 21

    Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota

    populasi yang telah diberi nomor urut.

    b. Sampling kuota

    Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang

    mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang

    diinginkan.

    c. Sampling insidental

    Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa

    saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan

    peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang

    orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

    d. Sampling jenuh

    Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

    digunakan sebagai sampel.

    e. Snowball sampling

    Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,

    kemudian besar. Teknik pengambilan sampel dengan cara

    responden yang berhasil diperoleh diminta menunjukkan

    reponden lainnya secara berantai. Teknik ini dilakukan

    ketika peneliti kurang mengerti mengenai kondisi dan data

    populasi yang menjadi target penelitiannya (Nursiyono,

    2015).

  • 22

    f. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

    pertimbangan/kriteria tertentu. Dalam purposive sampling,

    pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau

    sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut

    yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah

    diketahui sebelumnya (Hadi S. , 2016).

    2.11.2. Ukuran Sampel

    Besarnya jumlah sampel yang harus diambil dari populasi dalam

    suatu kegiatan penelitian sangat bergantung dari keadaan populasi itu

    sendiri, semakin homogen populasinya maka jumlah sampel semakin

    sedikit, begitu juga sebaliknya (Putra, 2018). Menurut Guritno (2011)

    penentuan jumlah sampel yang diperlukan dalam SEM (Structural

    Equation Model) berkisar antara 100 sampai 200 sampel.

    Peneliti dapat menentukan jumlah sampel untuk penelitian yang

    akan dilakukannya dengan mengikuti salah satu dari berbagai metode yang

    telah ada. Menurut Roscoe dalam (Sugiyono, 2012), terdapat empat hal

    yang perlu diperhatikan dalam menentukan sebuah sampel, antara lain:

    1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

    500 sampel.

    2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai

    negeri-swasta, dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap

    kategori minimal 30.

  • 23

    3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

    (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel

    minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

    4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan

    kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota

    sampel masing-masing kelompok antara 10 sampai dengan 20.

    Barclay et al. dalam (Hair et al., 2017) mengemukakan sebuah 10 times

    rule yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang digunakan oleh sebuah

    penelitian harus:

    1) Sepuluh kali jumlah terbesar dari indikator formatif yang digunakan

    untuk mengukur satu konstruksi.

    2) Sepuluh kali jumlah jalur struktural terbesar yang diarahkan pada

    konstruksi tertentu dalam model struktural.

    Selain beberapa teknik penentuan dalam ukuran sampel diatas,

    penentuan jumlah sampel juga dapat menggunakan dengan rumus Slovin.

    Rumus Slovin digunakan untuk menentukan survey, dimana jumlah populasi

    terlalu besar sehingga diperlukan sebuah rumus untuk memperkecil jumlah

    sampel akan tetapi tetap mewakili populasi secara keseluruhan. Rumus Slovin

    mempertimbangkan batas ketelitian yang dapat mempengaruhi kesalahan

    dalam pengambilan sampel (Putra, 2018).

    Rumus Slovin dapat digunakan dalam penelitian yang mengukur proporsi

    populasi penelitian, dengan menggunakan asumsi tingkat keandalan 95% dan

  • 24

    memakai pendekatan distribusi normal (Askuba, 2018). Adapun rumus dari

    Slovin sendiri adalah sebagai berikut (Sangadji & Sopiah, 2010):

    𝑛 =𝑁

    𝑁.𝑒2+ 1 (2.1)

    Keterangan:

    n : Ukuran sampel

    N : Ukuran populasi

    e : Nilai kritis (batas ketelitian)

    Penggunaan rumus slovin ini, pertama dengan ditentukan berapa batas

    toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dalam bentuk

    presentase. Menurut (Sugiyono, 2012) untuk populasi dalam jumlah besar,

    nilai presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel masih

    bisa ditolerir kembali 10% atau 0,1. Sedangkan untuk populasi dalam jumlah

    kecil nilai presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel

    yang bisa ditolerir bernilai 20% atau 0,2.

    2.12. Analisis Data

    Pada penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari

    seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2013). Kegiatan

    dalam analisis data mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

    responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

    menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk

    menjawab rumusan maslah, dan melakukan perhitungan untuk hipotesis yang

    dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis

  • 25

    menggunakan metode kuantitafi dengan PLS-SEM menggunakan tools SmartPLS

    versi 3.0.

    2.12.1. Metode Kuantitatif

    Menurut (Sugiyono, 2013) metode kuantitatif merupakan metode

    penelitian yang berkarakteristik sistematis, terencana dan terstruktur dengan

    jelas dari tahap perencanaan hingga tahap pembuatan desain penelitiannya.

    Menurut (Sarwono, 2013), terdapat beberapa tahapan dalam melakukan

    penelitian kuantitatif, yaitu :

    a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang akan diteliti

    b. Membuat hipotesis yang akan diuji

    c. Melakukan kajian teori yang relevan

    d. Mengidentifikasi dan memberi nama variabel

    e. Membuat definisi operasional

    f. Memanipulasi dan mengontrol variabel (ini hanya untuk penelitian

    eksperimental)

    g. Menyusun desain penelitian

    h. Mengidentifikasi dan menyusun alat observasi dan pengukuran

    i. Membuat kuisioner (jika dibutuhkan data primer)

    j. Melakukan analisis statistik

    k. Menulis laporan hasil penelitian

    Terdapat beberapa keterbatasan dalam melakukan penelitian

    kuantitatif (Idris, 2009), yaitu sebagai berikut :

    a. Lama dalam proses perencanaan

  • 26

    b. Sulit memperdalam data

    c. Kelemahan angket/skala/tes

    2.12.2. Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM)

    Menurut (Abdillah, 2017) Partial Least Squares (PLS) merupakan

    teknik statistika multivariat yang melakukan perbandingan antara variabel

    dependen berganda dan variabel independen jamak. PLS adalah salah satu

    metode statistikan SEM berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan

    regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran

    sampel penelitian kecil, permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran

    sampel penelitian kecil, adanya data yang hilang (missing values) dan

    multikolinearitas.

    PLS-SEM adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis

    dan dinilai kuat karena digunakan pada setiap jenis skala data seperti data

    interval, data nominal, dan rasio serta syarat asumsi yang lebih fleksibel

    (Yamin & Kurniawan, 2011).

    Menurut (Ringle, 2018), terdapat empat aspek dalam proses analisis

    PLS-SEM yang terstruktur bahwa penelitian sebelumnya mengenai

    penggunaan PLS-SEM diidentifikasi sebagai relevan yaitu (1) menentukan

    tujuan penelitian, (2) spesifikasi model structural (3) spesifikasi model

    pengukuran dan (4) hasil evaluasi.

  • 27

    Gambar 2. 3 Proses Analisis PLS-SEM

    Sumber: (Ringle, 2018)

    Menurut (Yamin & Kurniawan, 2011) Evaluasi model dalam PLS

    meliputi dua tahap yaitu evaluasi outer model atau model pengukuran dan

    evaluasi terhadap inner model atau model struktural.

    1. Evaluasi Pengukuran Model (Outer Model)

    Di dalam Evaluasi pengukuran model dapat meliputi convergent validity

    dan discriminant validity. Convergent validity terdiri atas individual item

    reliability, internal consistency atau construct reliability, dan average

    variance extracted. Tujuannya mengukur besarnya korelasi anatara konstrak

    dengan varabel laten. Measurement model dilakukan untuk dapat mengetahui

    hubungan antara konstrak (variabel) dengan indikator-indikatornya (Yamin &

    Kurniawan, 2011).

    a. Convergent Validity

    1) Individual Item Reliability

    Dapat dilihat dari standardize loading factor yang

    menggambarkan besarnya korelasi antara setiap indikator

    dengan konstraknya. Nilai loading factor baru dapat dikatakan

    valid atau ideal jika lebih besar dari 0,7. Tapi, Yamin dan

    Determination of the Research

    Goal

    Struktur Model Specification

    Measurement Model

    Specification

    Model Estimation and

    Results Evaluation

  • 28

    Kurniawan (2011) berpendapat bahwa nilai loading factors >

    0,5 sudah dapat dikatakan valid. Jika dibawah nilai tersebut,

    maka item akan dikeluarkan dari model yang ada.

    2) Internal Consistency Reliability

    Dapat dilihat dari composite reliability atau cronbach’s alpha.

    Namun, nilai composite reliability dianggap lebih baik dalam

    mengukur internal consistency jika dibandingkan dengan

    cronbaach’s alpha karena composite reliability tidak

    mengasumsikan kesamaan boot dari tiap indikatornya.

    Cronbach’s alpha akan memberikan estimasi yang terlalu

    rendah. Nilai batas untuk cronbach’s alpha maupun composite

    reliability adalah 0,7 yang sudah dapat diterima. Sedangkan

    diatas 0,7 berarti sangat memuaskan.

    Formula untuk Composite Reliability adalah

    𝐶𝑅 =(∑ λ𝑖)

    2

    (∑ λ𝑖)2 + ∑ 𝜀𝑖 (2.2)

    Keterangan :

    λ𝑖 = Loading Factors

    𝜀𝑖 = 1- λ𝑖2

    3) Average Variance Extracted (AVE)

    Nilai average variance extracted (AVE) mendeskripsikan

    besaran varian variabel yang dikandung oleh konstrak laten.

    Nilai batasan untuk AVE adalah 0,5. Nilai AVE harus lebih

  • 29

    besar dari 0,5 untuk dapat dikatakan telah menunjukkan

    convergent validity yang baik.

    Formula untuk Average Variance Extacted (AVE)

    𝐴𝑉𝐸 =∑ λ𝑖

    2

    ∑ λ𝑖2 + ∑ 𝜀𝑖

    (2.3)

    Keterangan

    λ𝑖 = Loading Factors

    𝜀𝑖 = 1- λ𝑖2

    b. Discriminant Validity

    Discriminant validity dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

    nilai cross loading antar indikator dan cross loading Fornell-

    Lacker’s. Cross loading antar indikator akan membandingkan

    korelasi antar indikator dengan konstraksnya dan konstrak dari blok

    lainnya. Bila korelasi antara indikator dengan konstraknya lebig

    tinggi dibandingkan dengan konstrak blok lain, maka artinya

    konstrak tersebut memprediksi ukuran pada blok tersebut lebih baik

    daripada blok lainnya. Sedangkan, nilai cross loading Fornell-

    Lacker’s akan melihat nilai akar dari AVE, nilai akar AVE ini harus

    lebih tinggi jika dibandingkan dengan korelasi antar konstrak

    dengan konstrak lainnya atau nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat

    korelasi antar konstrak. Cross loading antar indikator termasuk

    dalam kriteria longgar, sedangkan cross loading Fornell-Lacker’s

    adalah kriteria yang konservatif.

  • 30

    2. Evaluasi Struktural Model (Inner Model)

    Inner Model merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan

    kualitas antar variabel laten. Melalui proses bootstrapping, parameter uji T-

    statistic diperoleh untuk memprediksi adanya hubungan kausilitas (Abdillah,

    2017). Pada model ini terdapat beberapa tahap dalam melakukan evaluasinya.

    1. Path coefficient (𝛽)

    Tahap pertama dimulai dengan melihat signifikansi hubungan antara

    konstrak. Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien jalur (Path

    Coefficient) yang menjelaskan kekuatan hubungan antara kontrak.

    Pengukuran Path Coefficient (β) memiliki nilai ambang batas diatas

    0.1. Hal tersebut untuk menyatakan bahwa jalur (Path) yang dimaksud

    mempunyai pengaruh di dalam model.

    2. R2 (coefficient of determination)

    Tahap kedua yaitu dengan mengevaluasi nilai R2 (Coefficient of

    Determination). Nilai ini merupakan penjelasan varian dari tiap target

    endogenous variabel dengan standar pengukuran sekitar 0,67 sebagai

    kuat, sekitar 0,33 moderat dan dibawah 0,19 menunjukkan tingkat

    varian yang lemah.

    3. t-test

    Tahap ketiga yaitu dengan melihat nilai t-test dengan menggunakan

    boostrapping menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi

    5% untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian. Bila nitai t-test lebih

    besar 1,96 maka hipotests penelitian yang dibuat dapat diterima.

  • 31

    4. f2 (effect size)

    Tahap keempat adalah pengujian f2 (Effect Size). Pengujian ini dapat

    dilakukan untuk dapat memprediksi pengaruh variabel tertentu

    terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang

    batas sekitar 0.02 untuk pengaruh kecil 0,15 untuk pengaruh menengah

    dan 0,35 untuk pengaruh yang besar. Rumus perhitungan f2 adalah

    sebagai berikut

    𝑓2 = 𝑅2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 − 𝑅2 𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒

    1 − 𝑅2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒

    (2.4)

    Dengan 𝑅2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 adalah coefficient of determination dan 𝑅2𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒

    adalah nilai yang ada diluar R.

    5. Tahap kelima yaitu pengujian Q2 (predictive relevance) dengan

    menggunakan metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti

    bahwa variabel tertuntu yang digunakann dalam suatu model yang ibuat

    mempunyai keterkaitan prediktif (Predictive Relevance) dengan

    variabel lainnya dalam model tersebut dengan nilai ambang batas

    pengukuran diatas nol.

    6. Tahap keenam yaitu melakukan pengujian q2 (Relative Impact) dengan

    menggunakan metode blind folding juga untuk dapat mengukur relative

    pengaruh sebuah keterkaitan anatar prediktif sebuah variabel tertentu

    dengan variabel lainnya yang memiliki nilai ambang batas sebesar 0,02

  • 32

    untuk pengaruh kecil 0,15 untuk pengaruh sedang, dan 0,35 untuk

    pengaruh besar.

    𝑞2 = 𝑄2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 − 𝑄2 𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒

    1 − 𝑄2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 (2.5)

    Dengan 𝑄2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 adalah predictive relevance dan 𝑄2𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 adalah

    nilai yang ada diluar Q.

    2.13. Hipotesis

    Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

    dalam sebuah penelitian, sampai dibuktikan melalui data yang dikumpulkan

    (Siswanto, 2012). Menurut Kerlinger dalam (Sangadji & Sopiah, 2010) hipotesis

    merupakan pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variabel

    atau lebih. Sedangkan menurut Buckley et al dalam (Sangadji & Sopiah, 2010)

    hipotesis adalah suatu pernyataan sederhana mengenai harapan peneliti akan

    hubungan antara variabel-variabel dalam suatu masalah untuk diuji dalam

    penelitian. (Sangadji & Sopiah, 2010) menyimpulkan bahwa hipotesis adalah :

    1. Jawaban sementara (tentatif) terhadap masalah yang diajukan

    2. Telah memiliki kebenaran, tetappi baru merupakan kebenaran taraf

    teoritis atau kebenaran logis (logical validity, deductive validity)

    3. Membutuhkan pembuktian atau pengujian (empirical validity,

    statistical validity).

    Menurut tingkat ekplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan hipotesis

    dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu (Sangadji & Sopiah, 2010):

  • 33

    1. Hipotesis Deskriptif

    Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel

    mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan.

    2. Hipotesis Komparatif

    Hipotesis komratatif adalah pertanyaan yang menunjukkan dugaan

    nilai dalam suatu variabel atau lebih pada sempel yang berbeda.

    3. Hipotesis Gabungan (Asosiatif)

    Hipotesis asosiatif adalah suatu pertanyaan yang menunjukkan

    dugaan tentang hubungan anttara dua variabel atau lebih.

    2.14. SmartPLS

    SmartPLS adalah software yang dikembangkan oleh Universitas Hambrug

    Jerman yang biasa digunakan dalam analisis menggunakan PLS-SEM (Ghozali I &

    Latan H, 2015). SmartPLS merupakan salah satu aplikasi perangkat lunak

    terkemuka yang dapat digunakan untuk mengestimasi model PLS-SEM

    (Widarjono,2015; Wong, 2013). Pada tahun 2015 aplikasi SmartPLS mendapatkan

    popularitas di kalangan peneliti karna dianggap memiliki tatap muka grafis yang

    dimilikinya (Wong, 2013).

    Aplikasi SmartPLS memiliki tujuan yang sama dengan Lisrel dan AMOS

    yaitu untuk menuji hubungan antara variabel, baik sesama variabel latent maupun

    dengan variabel, atau manif