skripsi agustin yahya m - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas...

93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMPN 26 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : AGUSTIN YAHYA MARDIANINGSIH K3108002 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA OKTOBER 2012

Upload: buidat

Post on 30-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING

UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH

SISWA KELAS VIII SMPN 26 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

AGUSTIN YAHYA MARDIANINGSIH

K3108002

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

OKTOBER

2012

Page 2: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING

UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH

SISWA KELAS VIII SMPN 26 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Dan Konseling,

Jurusan Ilmu Pendidikan

Oleh:

AGUSTIN YAHYA MARDIANINGSIH

K3108002

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

OKTOBER

2012

Page 4: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

(Jim Rohn)

karena dengan begitu kita menemukan dan belajar membangun

kese

-anak disiplin

untuk giat, untuk bekerja, untuk kebaikan, bukan agar anak-anak menjadi loyo,

Page 7: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku kepada Allah SWT atas

pembelajaran yang diberikan pada hamba-Mu

ini, kupersembahkan karya ini untuk:

1. Ayah dan Ibu tercinta

Motivator terbesar dalam hidupku yang tak

pernah jemu mendoakan dan menyayangiku,

atas semua pengorbanan dan kesabaran

mengantarku sampai kini. Terima kasih atas

segala kasih sayang dan perjuangan kalian.

2. Adikku Dewi Rahmawati S

Terima kasih telah memberi semangat,

menemani dan mengisi hari-hari kakak dengan

penuh canda tawa dan gejolak hidup. Teruslah

meraih mimpi dan harapanmu untuk mencapai

kesuksesan dunia dan akhirat.

3. Bapak/Ibu dosen Bimbingan dan Konseling

FKIP UNS, almamater UNS dan teman-teman

BK angkatan 2008.

Page 8: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Agustin Yahya Mardianingsih. BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMPN 26 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Oktober 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas VIII SMPN 26 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 26 Surakarta yang berjumlah 15 orang. Sumber data berasal dari siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi metode dan sumber data. Analisis data menggunakan teknik analisis persentase dan analisis klinis. Prosedur penelitian adalah model Kemmis dan MC Taggart. Tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bimbingan Kelompok teknik Role Playing, yaitu layanan bimbingan yang diberikan kepada sekelompok individu dalam memecahkan permasalahan yang sama dengan memainkan peran dalam naskah secara spontan. Pelaksanaan tindakan dilakukan pada siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui layanan bimbingan kelompok teknik role playing dapat meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah dari pra tindakan ke tindakan siklus I dan tindakan siklus II. Peningkatan terjadi pada siklus I sebesar 29,69% tetapi belum signifikan karena dibawah indikator keberhasilan yang ditetapkan. Peningkatan yang signifikan terjadi pada siklus II sebesar 52,76% karena telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 50%. Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok teknik role playing efektif untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas VIII SMPN 26 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

Kata kunci: bimbingan kelompok teknik role playing, kedisiplinan siswa di sekolah

Page 9: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Agustin Yahya Mardianingsih. BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMPN 26 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University Surakarta. October 2012.

The purpose of this study was to determine the effectiveness role-playing techniques of group guidance services to improve discipline in school eighth grade students of SMPN 26 Surakarta Academic Year 2011/2012.

This research is a classroom action research (CAR). The experiment was conducted in two cycles, each cycle consisting of planning, action, observation and reflection. Subjects were eighth grade students of SMP Negeri 26 Surakarta which totaled 15 people. Data sources are from students. Techniques of data collection using questionnaires and observation. The validity of data using triangulation techniques methods and data sources. Analysis of data using analytical techniques percentage and clinical analysis. The procedure is a model study Kemmis and Taggart MC. Measures used in this study is the Guidance Role Playing group, is the group guidance services to individuals in solving problems similar to the specified role spontaneously. Implementation of actions performed in the first cycle and second cycle.

The results showed that through role playing technical of group guidance services to improve student discipline in the school from pre-action to action cycle I and cycle II action. The increase occurred in the first cycle of 29.69% but not significant as defined under the indicators of success. Significant increases occurred in the second cycle of 52.76% has been achieved for a set of indicators of success is 50%.

Based on the findings of this study concluded that the role playing techniques of group guidance services effectively to improve discipline in school eighth grade students of SMPN 26 Surakarta Academic Year 2011/2012.

Keywords: role playing techniques of group guidance, student discipline in

school

Page 10: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim Puji syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi ilmu dan kemuliaan, shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Atas limpahan berkat, rahmat, taufik, dan hidayah- BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMPN 26

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari dorongan, bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin dalam menyusun skripsi.

2. Bapak Drs. R. Indianto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan ijin dalam penulisan skripsi.

3. Ibu Drs. Siti Mardiyati, M.Si., selaku Ketua Program Bimbingan dan

Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan dan penulisan

skripsi.

4. Ibu Dra. Chadidjah, H.A., M.Pd., selaku dosen Pembimbing I, yang selalu

memberikan bimbingan dan saran-saran dalam penyusunan dan penulisan

skripsi.

5. Ibu Dra. Sri Wiyanti H., M.Si., selaku dosen Pembimbing II, yang selalu

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan dan penulisan

skripsi.

6. Bapak Drs. Sutrisno, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 26 Surakarta

yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

Page 11: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

7. Ibu Dra. Wahyuningrum, selaku guru BK SMP Negeri 26 Surakarta yang

telah membantu penulis selama melakukan penelitian di sekolah tersebut.

8. Siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Surakarta yang telah bersedia untuk

berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang turut

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Bimbingan dan Konseling di sekolah utamanya untuk mendisiplinkan siswa di sekolah. Aamiin ya Rabbal alaamiin.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis,

Page 12: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ii

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................v

HALAMAN MOTTO .........................................................................................vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................vii

HALAMAN ABSTRAK .....................................................................................viii

HALAMAN ABSTRACT ..................................................................................ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................x

DAFTAR ISI .......................................................................................................xii

DAFTAR BAGAN .............................................................................................xiv

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xv

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1

B. Rumusan Masalah .............................................................................7

C. Tujuan Penelitian ..............................................................................7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka ...................................................................................9

B. Hasil Penelitian yang Relevan ..........................................................30

C. Kerangka Berpikir .............................................................................32

D. Hipotesis Tindakan............................................................................34

Page 13: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................35

B. Subjek Penelitian ...............................................................................36

C. Data dan Sumber Data ......................................................................37

D. Pengumpulan Data ............................................................................37

E. Uji Validitas Data ..............................................................................39

F. Analisis Data .....................................................................................39

G. Indikator Kinerja Penelitian ..............................................................41

H. Prosedur Penelitian............................................................................42

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan .....................................................................46

B. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I dan Siklus II ...............................50

C. Perbandingan Hasil Tindakan Siklus I dengan Siklus II ...................71

D. Pembahasan .......................................................................................73

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................................76

B. Implikasi ..................................................................................................76

C. Saran ........................................................................................................77

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................79

LAMPIRAN ........................................................................................................82

Page 14: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

1. Kerangka Berpikir .........................................................................................33

2. Model Penelitian Tindakan Kelas .................................................................42

Page 15: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rincian Waktu dan Kegiatan Penelitian .......................................................36

2. Analisis Hasil Angket 83 Siswa ....................................................................46

3. Data Skor Awal Pra Tindakan Hasil Angket dan Observasi ........................47

4. Skor Pra Tindakan Skala 100 ........................................................................48

5. Skor Angket Pra Tindakan dan Paska Tindakan Siklus I .............................51

6. Skor Observasi Pra Tindakan dan Paska Tindakan Siklus I .........................52

7. Skor Rata-rata Angket dan Observasi Pra Tindakan dan Paska Tindakan

Siklus I ..........................................................................................................53

8. Prosentase Perubahan Perilaku Masing-masing Subjek Pada Siklus I .........54

9. Skor Angket Pra Tindakan dan Paska Tindakan Siklus II ............................62

10. Skor Observasi Pra Tindakan dan Paska Tindakan Siklus II ........................63

11. Skor Rata-rata Angket dan Observasi Pra Tindakan dan Paska Tindakan

Siklus II .........................................................................................................64

12. Prosentase Perubahan Perilaku Masing-masing Subjek Pada Siklus II ........65

13. Deskripsi Perkembangan Setiap Subjek Pada Pra Tindakan, Siklus I dan

Siklus II .........................................................................................................70

Page 16: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Grafik Peningkatan Skor Setiap Subjek Pra Tindakan, Siklus I dan

Siklus II ........................................................................................................71

2. Diagram Peningkatan Skor Rata-rata Pra Tindakan, Siklus I, dan

Siklus II ........................................................................................................72

Page 17: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ....................................................82

2. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ..................83

3. Surat Pemberian Ijin Penelitian dari Dinas Dikpora Kota Surakarta ............84

4. Surat Permohonan Kepada Kepala Sekolah untuk Izin Penelitian ..............85

5. Kisi-kisi Angket Kedisiplinan Siswa di Sekolah ..........................................86

6. Pedoman observasi Kedisiplinan Siswa di Sekolah ......................................87

7. Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling Siklus I .....................................88

8. Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling Siklus II ...................................91

9. Naskah Bimbingan Kelompok Role Playing ................................................93

10. Tabulasi Hasil Angket Pra Tindakan ............................................................96

11. Tabulasi Hasil Observasi Pra Tindakan ........................................................97

12. Tabulasi Hasil Angket Siklus I .....................................................................98

13. Tabulasi Hasil Observasi Siklus I .................................................................99

14. Tabulasi Hasil Angket Siklus II ....................................................................100

15. Tabulasi Hasil Observasi Siklus II ................................................................101

16. Daftar Presensi Siklus I .................................................................................102

17. Daftar Presensi Siklus II................................................................................103

18. Foto Dokumentasi .........................................................................................104

19. Surat Keterangan Selesai Mengadakan Penelitian ........................................107

Page 18: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia selalu mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan secara kontinyu baik fisik maupun psikis. Proses perkembangan dan pertumbuhan tersebut berjalan selaras dengan kematangan fungsi fisik dan psikis untuk mencapai perkembangan yang optimal. Pertumbuhan dan perkembangan manusia di awali dari periode dalam kandungan menuju masa dewasa. Periodesasi pertumbuhan dan perkembangan manusia dibagi menjadi lima yaitu periode dalam masa kandungan, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa dan masa tua. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Mappiare (dalam Mohammad Ali, dkk, 2006: 9) mengemukakan bahwa masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 22 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa masa remaja bertepatan dengan masa usia sekolah menengah, yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Usia anak SMP merupakan masa remaja awal yaitu berkisar antara 12 tahun sampai dengan 15 tahun. Pada usia tersebut banyak terjadi perubahan dalam perkembangan dirinya baik perkembangan fisik maupun psikis. Siswa SMP tergolong masa ramaja awal yang secara psikologis belum memperoleh kestabilan emosi sehingga mudah terpengaruh oleh sesuatu yang berasal di luar dirinya. Lustin Pikunas (dalam Syamsu Yusuf LN., 2002 : 184) memandang periode remaja sebagai masa Strom and Stress, yaitu konflik dan krisis penyesuaian serta perasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa. Hal tersebut yang membuat perilaku remaja menjadi tak terkendali yakni mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif diluar dirinya sehingga yang dilakukannya sering di luar batas kewajaran. Perilaku remaja sangat labil yaitu mudah berubah-ubah, kadang kelihatan bertanggung jawab dan kadang kelihatan masa bodoh. Apabila dalam masa badai dan topan remaja tidak disertai dengan upaya pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat, maka remaja akan mengalamai masalah yang merugikan diri sendiri di masa mendatang. Remaja akan berperilaku tidak terkontrol yang akan menjerumuskan mereka pada kenakalan remaja. Oleh karena itu remaja membutuhkan pendidikan dan bimbingan dalam mengarahkan perilakunya. Lingkungan sekolah berperan penting dalam mendidik dan mengembangkan siswa untuk dapat berperilaku sesuai dengan tingkat perkembangannya. Sekolah

Page 19: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sebagai lembaga pendidikan merupakan suatu tempat pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada diri siswa.

Undang-Undang Pendidikan No.20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 menjelaskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Potensi yang ada pada diri siswa dikembangkan secara berkelanjutan melalui proses pembelajaran agar siswa dapat secara mandiri mengembangkan kecakapan dan kreatifitas yang dimiliki. Proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Peraturan yang berlaku di sekolah mempunyai nilai mendidik, nilai motivasi dan bukan untuk menghakimi siswa (Hari Santoso, 2011). Peraturan di sekolah merupakan suatu sarana yang harus dilakukan oleh setiap siswa secara terus-menerus untuk mewujudkan kedisiplinan. Siswa di didik menggunakan peraturan agar membentuk perilaku yang disiplin. Adanya peraturan sekolah diharapkan dapat mendorong siswa untuk mentaati peraturan dan tidak mencoba untuk melanggar. Mentaati peraturan berdasarkan dorongan dalam diri, akan membentuk kesadaran siswa untuk berperilaku disiplin di sekolah dan bukan merupakan suatu keterpaksaan. Peraturan yang dimaksud di sekolah adalah tata tertib siswa. Tata tertib tersebut harus dipatuhi siswa selama berada di sekolah. Siswa yang dapat melaksanakan tata tertib dengan benar akan merasa terarah untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan dan terhindar dari perasaan terpaksa. Peraturan tata tertib siswa di sekolah merupakan ketentuan yang berupaya mengatur perilaku dan sikap siswa agar disiplin dalam melaksanakan tugas-tugas di sekolah, patuh dan taat terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah (Tapa, 2009: 55). Tata tertib di sekolah dibuat bukan untuk dilanggar, melainkan untuk dilaksanakan agar siswa berperilaku dan bersikap disiplin. Tata tertib di sekolah mendorong siswa untuk disiplin dalam mencapai keberhasilan yang diharapkan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Hari Santoso (2011) menjelaskan bahwa perilaku disiplin diharapkan dapat membentuk karakter siswa di sekolah yang ditunjukkan pada perilaku positif. Peraturan tata tertib sekolah dibuat untuk mendidik siswa agar disiplin dan dapat melaksanakan tugas-tugas di sekolah dengan penuh tanggung jawab. Penerapan sikap disiplin di sekolah akan bermanfaat bagi pengembangan karakter siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan di sekolah penting untuk dilaksanakan yang bertujuan untuk membangun karakter siswa menjadi manusia yang berkualitas.

Page 20: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Gufron (2004: 2) menjelaskan bahwa seseorang yang tergolong sebagai manusia berkualitas sumber daya tinggi akan menunjukkan perilaku disiplin, kreatif dan etos kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa siswa akan lebih berhasil dalam kegiatan belajarnya apabila menerapkan kedisiplinan dan mengembangkan kreativitasnya dalam kegiatan di sekolah. Sejak awal siswa perlu di didik untuk selalu bersikap disiplin di sekolah, sehingga siswa akan terbiasa untuk bertanggung jawab dalam mentaati peraturan sekolah. Muss (dalam Sarlito, 2004: 27) memaparkan bahwa anak adalah manusia kecil yang perlu di didik dengan disiplin untuk mencegah berkembangnya perilaku negatif. Pendidikan tentang kedisiplinan sangat penting dalam perkembangan siswa, karena dapat menanamkan sikap bertanggung jawab, mandiri dan berperilaku positif dalam menjalankan kegiatan sehari-hari di sekolah. Penerapan kedisiplinan di sekolah akan membuat siswa berperilaku dan bersikap patuh dan taat kepada peraturan sekolah, tidak ada lagi siswa yang terlambat, membolos, membuat kerusuhan, dan terlambat dalam melaksanakan tugas. Tujuan dari kedisiplinan siswa di sekolah untuk mengembangkan dan mengarahkan diri siswa agar terlatih dan terkontrol dalam bertingkah laku yang pantas (Titik Rumsari, dkk, 2009: 35). Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa tujuan dari sekolah tidak hanya mencerdaskan siswa dalam bidang akademik saja, tetapi juga dalam mengembangkan diri siswa untuk bersikap dan berperilaku yang pantas sehingga siswa terarahkan pada penanaman dan pemahaman terhadap pola kehidupan yang disiplin. Dewasa ini kedisiplinan di sekolah belum sepenuhnya terwujud dengan baik. Masih terdapat pelanggaran-pelanggaran peraturan tata tertib sekolah yang dilakukan karena siswa kurang disiplin. Permasalahan mengenai kedisiplinan siswa di sekolah yang akhir-akhir ini sering terjadi sangat merugikan bagi siswa itu sendiri dan pihak sekolah. Apabila hal tersebut masih saja terjadi, maka situasi dan kondisi proses belajar siswa tidak akan berjalan dengan nyaman dan tenang. Siswa akan merasa tidak nyaman di sekolah bahkan kehilangan arah dalam berperilaku. Fenomena tersebut dapat ditemukan di berbagai lingkungan sekolah, banyak terdapat siswa yang belum bisa menerapkan kedisiplinan. Pernyataan tersebut di dukung oleh suatu kenyataan yang ada di SMP Negeri 26 Surakarta. Berdasarkan wawancara dengan guru BK dan guru mata pelajaran serta observasi di SMP Negeri 26 Surakarta, masih terdapat siswa di sekolah tersebut yang kenyataannya kurang bisa menerapkan sikap dan perilaku disiplin di lingkungan sekolah tersebut. Hal tersebut dapat diketahui dari siswa-siswa yang terlambat datang ke sekolah, tidak masuk sekolah tanpa keterangan, keluar pada saat pelajaran berlangsung, mengobrol dengan teman pada saat jam pelajaran berlangsung, dan tidak mengumpulkan tugas tepat waktu.

Page 21: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Permasalahan tersebut apabila dibiarkan, maka akan menjadi permasalahan umum yang dilakukan oleh banyak siswa, sehingga proses belajar mengajar di sekolah jauh dari keberhasilan yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan penanganan dalam upaya membantu siswa agar dapat meningkatkan kedisiplinan di sekolah. Penanganan tersebut antara lain dapat dilakukan dengan pemberian layanan Bimbingan Konseling melalui pendekatan bimbingan kelompok dengan teknik role playing. Bimbingan kelompok merupakan bantuan kepada individu yang dilaksanakan secara kelompok dengan membahas masalah-masalah pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan (Achmad, 2010: 23). Pelaksanaan bimbingan kelompok dilakukan secara bersamaan dalam satu kelompok dengan membahas topik permasalahan yang sedang terjadi di lingkungan siswa, baik permasalahan yang berhubungan dengan diri siswa, lingkungan sosial, belajar dan karir. Bimbingan kelompok bertujuan untuk memberi informasi dan masukan kepada anggota kelompok agar dapat mempermudah pengambilan keputusan dalam berperilaku (Mungin, 2005: 17). Melalui bimbingan kelompok, siswa akan saling mengungkapkan permasalahan yang terjadi pada dirinya dan siswa berusaha untuk saling memberikan tanggapan mengenai jalan keluar yang terbaik dalam pemecahan masalahnya. Permasalahan yang diangkat dalam bimbingan kelompok diharapkan permasalahan yang relatif sama dengan penyebab yang berbeda-beda, sehingga siswa akan mendapat lebih banyak masukan dari anggota kelompok yang lain. Pelaksanaan bimbingan kelompok tidak terlepas dari terciptanya dinamika kelompok. Pelaksanaan bimbingan kelompok diharapkan menggunakan dinamika kelompok yang merupakan metode dan proses dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama kelompok (Sitti Hartinah, 2009: 26). Terwujudnya dinamika kelompok sangat membantu dalam proses pelaksanaan bimbingan kelompok itu sendiri, karena dengan dinamika kelompok akan tercipta suasana kelompok yang nyaman dan saling menghargai. Pelaksanaan bimbingan kelompok dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui teknik sosiodrama, psikodrama, informasi, diskusi dan role playing. Role playing merupakan permainan gerak yang terdapat suatu tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, dalam Mudairin, 2003: 2). Melalui bermain peran (role playing), siswa memainkan peran dengan menirukan gerakan dan mengembangkan peran tersebut sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi. Bimbingan kelompok dengan teknik role playing adalah salah satu cara untuk melatih siswa dalam meningkatkan kedisiplinan di sekolah. Peningkatan kedisiplinan di sekolah melalui role playing memberikan pembelajaran sekaligus praktek secara langsung pada siswa untuk menerapkan kedisiplinan. Aturan-aturan dalam pelaksanaan role playing merupakan sarana

Page 22: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

awal dalam mendidik siswa untuk melatih kedisiplinan dengan mematuhi dan mengikuti alur permainan sesuai dengan tujuan permainan yang akan dicapai. Naskah atau tema yang diangkat dalam cerita role playing mengenai kedisiplinan di sekolah mengajak siswa untuk berperan aktif dalam memerankan tokoh yang mempunyai masalah kedisiplinan di sekolah kemudian mencoba untuk keluar dari permasalahan tersebut dengan menerapkan kedisiplinan di sekolah. Hasan (dalam Aina Mulyana, 2012) menjelaskan bahwa role playing bertujuan agar siswa mampu menghayati peran yang dikehendaki, karena keberhasilan siswa dalam menghayati peran tersebut akan diperoleh pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri terhadap nilai yang berkembang. Hal tersebut mengarahkan agar siswa mencoba mengeksplorasi peran yang dimainkan dengan cara menguasai peran tersebut, sehingga siswa dapat memahami perasaan, sikap, nilai, dan berdiskusi mengenai berbagai strategi pemecahan masalah. Melalui role playing siswa dapat menghayati permasalahan mengenai rendahnya kedisiplinan di sekolah yang sedang dihadapi. Disamping itu siswa akan menentukan strategi pemecahan masalah sesuai dengan arahan dan saran dari kelompok untuk memperbaiki dan meningkatkan kedisiplinan di sekolah agar tercipta lingkungan yang aman dan kondusif dalam mencapai prestasi di sekolah. Berdasarkan arahan tersebut siswa dapat menentukan langkah-langkah untuk mendisiplinkan diri dan bertanggung jawab terhadap perilakunya di lingkungan sekolah. Berkenaan dengan hal di atas, dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa

Teknik Role playing Untuk Meningkatkan Kedisiplinan di Sekolah Siswa Kelas

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

Apakah Bimbingan Kelompok Teknik Role playing Efektif Untuk Meningkatkan Kedisiplinan di Sekolah Siswa Kelas VIII SMPN 26 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan bimbingan kelompok teknik role playing dalam meningkatkan

Page 23: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

kedisiplinan di sekolah siswa kelas VIII SMPN 26 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang kedisiplinan siswa di sekolah ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Sebagai referensi bagi Kepala Sekolah tentang pentingnya bimbingan

kelompok teknik role playing dalam bidang bimbingan dan konseling,

sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perkembangan diri

siswa.

b. Memberi informasi kepada guru BK tentang pentingnya layanan

bimbingan kelompok dengan teknik role playing dalam membantu

meningkatkan kedisiplinan siswa.

2. Manfaat praktis

a. Memberi masukan kepada guru dan guru BK tentang cara

meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah melalui bimbingan

kelompok teknik role playing.

b. Memberi masukan kepada guru BK tentang cara pelaksanaan layanan

bimbingan kelompok dengan teknik role playing.

c. Memberi masukan kepada guru dan guru BK untuk memberikan

perhatian pada siswa yang suka berperilaku tidak disiplin dengan

membimbing dan mengarahkan siswa melalui layanan bimbingan

kelompok teknik role playing agar dapat menerapkan kedisiplinan di

sekolah.

d. Memberi motivasi kepada siswa untuk menerapkan perilaku disiplin di

sekolah.

Page 24: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kedisiplinan Siswa di Sekolah

a. Pengertian Kedisiplinan Siswa di Sekolah

Pada dasarnya manusia diciptakan untuk saling berinteraksi dengan

sesama melalui segala perilaku yang dapat memudahkan untuk melakukan

kegiatan di setiap kehidupan. Di sekolah, individu berinteraksi dengan yang

lain kaitannya dengan pembelajaran perlu mempelajari peraturan yang ada,

agar masing-masing dapat menyesuaikan diri dalam bentuk disiplin sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Suatu peraturan atau tata tertib dibuat, agar

individu dapat memahami peraturan tersebut dan membuat individu bersikap

disiplin. Disiplin merupakan kata dasar dari kedisiplinan yang berasal dari

kata disciple yang artinya mengajar atau melatih. Khalsa (2008: xix)

menjelaskan bahwa kedisiplinan merupakan bagian dari proses berkelanjutan

pendidikan atau pengajaran dengan membantu individu mengubah

perilakunya. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa penanaman sikap disiplin

melalui pendidikan akan mempermudah individu dalam mengembangkan

perilaku positif.

Kedisiplinan mencakup setiap pengajaran, bimbingan atau dorongan yang

dilakukan dengan tujuan untuk membantu individu belajar hidup sebagai

makhluk sosial dan mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal

(Titik Rumsari, dkk, 2009: 35). Pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa

pengajaran yang diberikan mengandung unsur disiplin agar individu dapat

mengembangkan diri kearah yang lebih baik guna mencapai tingkat

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, baik melalui kedisiplinan

akademik maupun sosial. F.W. Foerster (dalam Doni Koesoema A., 2007:

233) menjelaskan bahwa kedisiplinan merupakan keseluruhan ukuran bagi

Page 25: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

tindakan-tindakan yang menjamin kondisi-kondisi moral sehingga proses

pendidikan berjalan lancar dan tidak terganggu. Hal tersebut dapat dijelaskan

bahwa tindakan yang memiliki nilai positif dalam kedisiplinan siswa di

sekolah dapat mewujudkan tatanan sekolah yang aman dan nyaman.

Disiplin merupakan bagian dari proses belajar dan mendidik, disiplin harus

ditegakkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam pendidikan

(Artikinson, dalam Chemhuru, 2010: 177). Penjelasan tersebut dapat

dipaparkan bahwa disiplin adalah bagian penting dalam sistem pendidikan

untuk mengajari dan mendidik individu untuk berperilaku sesuai dengan

lingkungan yang berlaku. Beberapa pendapat diatas, dapat diketahui bahwa

kedisiplinan adalah sikap individu terhadap peraturan yang berlaku dengan

menunjukkan perilaku-perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan moral.

Peraturan tersebut berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan perilaku

individu dalam lingkungan sosial, sehingga dengan adanya sikap disiplin

dalam hidup akan tercipta keteraturan dan keserasian hidup. Bagi siswa di

sekolah diperlukan kedisiplinan untuk mengatur perilaku dalam mencapai

keberhasilan belajarnya.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mendidik individu

untuk membentuk pribadi yang unggul dan melatih sikap sosial dalam

berinteraksi dengan siswa lain. Pendidikan yang diperoleh di lingkungan

sekolah berpengaruh terhadap individu dalam meniti masa depan yang

diharapkan sesuai dengan kemampuannya. Lingkungan sekolah merupakan

lingkungan pendidikan yang mendidik, mengajar dan membimbing individu

dalam proses mengembangkan segala potensi yang dimiliki secara optimal.

Individu yang mengenyam pendidikan di lingkungan sekolah, biasa disebut

dengan siswa. Ahmad Fadoli (2011) menjelaskan bahwa siswa adalah peserta

didik yang menempuh jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan

pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa siswa merupakan bagian dari peserta

didik yang melakukan kegiatan belajar pada jenjang pendidikan. Hal tersebut

diperkuat oleh Undang-Undang Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

Ayat 4 yang berbunyi peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

Page 26: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada

jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Siswa yang menempuh pendidikan pada jenjang tertentu merupakan

individu yang sedang belajar untuk mengembangkan kemampuan yang

dimiliki melalui pembelajaran di sekolah. Kegiatan pembelajaran di sekolah

tidak terlepas dari berbagai peraturan yang bertujuan membantu, mengatasi

dan mencegah timbulnya berbagai problema yang terjadi pada diri siswa

dalam pencapaian hasil belajarnya. Oleh karena itu siswa diharapkan

mematuhi segala peraturan yang berlaku di sekolah, sehingga tercipta

kedisiplinan untuk melakukan pembelajaran dengan lancar. Penerapan sikap

disiplin kepada siswa dapat membantu siswa dalam mengontrol dan menata

perilaku dirinya ke arah yang lebih baik sesuai dengan norma yang berlaku,

sehingga tercapai perilaku yang sopan dan disiplin. Berdasarkan beberapa

pendapat diatas dapat diketahui bahwa siswa merupakan individu yang

menempuh pendidikan melalui proses kegiatan belajar di sekolah pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sehubungan dengan konsep

kedisiplinan, maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan siswa adalah sikap

siswa terhadap peraturan yang berlaku dengan menunjukkan perilaku-

perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma dalam menempuh

pendidikan melalui proses kegiatan belajar di sekolah.

b. Tujuan dan Fungsi Kedisiplinan Siswa di Sekolah

Kedisiplinan merupakan elemen yang penting di sekolah, secara umum

tujuan kedisiplinan di sekolah adalah untuk mengembangkan kontrol diri

dalam berperilaku, sehingga dapat membentuk dan mengembangkan karakter

atau kepribadian yang baik dengan cara mentaati peraturan dan norma-norma

yang berlaku di lingkungan sekolah dan masyarakat. Khalsa (2008: XX)

menjelaskaan bahwa tujuan kedisiplinan adalah membantu individu dalam

mengembangkan tanggung jawab dan kendali diri yang terinternalisasi melalui

teknik komunikasi alternatif. Penjelasan lebih lanjut bahwa kedisiplinan

bertujuan untuk mengembangkan diri individu agar mampu bertanggung

Page 27: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

jawab atas perilakunya dalam lingkungan sosial sekolah. Imthiehan (2010)

menjelaskan tujuan disiplin adalah untuk membuat individu terlatih dan

terkontrol dengan mengajarkan bentuk-bentuk perilaku yang terarah agar

terbentuk kematangan dalam perilakunya. Pendapat tersebut dapat dipaparkan

bahwa individu akan lebih teratur dan terarah dalam perilakunya di

lingkungan sekolah apabila menerapkan sikap disiplin.

Tujuan kedisiplinan dalam pendidikan bukanlah keteraturan luar atau

keteraturan sosial, melainkan sebuah keteraturan dari dalam, yaitu sebuah

proses penyempurnaan diri manusia sebagai subjek moral yang bertindak

(Doni Koesoema, 2007: 238). Penjelasan tersebut menyatakan bahwa individu

merupakan subjek moral dalam segala tindakan yang dilakukan dalam diri

pribadinya untuk bersikap disiplin dan dapat menerima peraturan yang berlaku

di lingkungannya. Imaguezor (dalam Edward Nakpodia, 2010: 145)

menjelaskan tujuan disiplin adalah membantu individu untuk dapat

menyesuaikan diri dengan baik, bahagia dan berguna di lingkungan

sekitarnya. Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa penerapan kedisiplinan

dalam diri individu dapat membantu untuk bersosialisasi sesuai dengan

tuntutan lingkungan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik dan

mencapai kebahagiaan hidup seperti yang diharapkan.

Tujuan disiplin sekolah adalah mendorong siswa untuk melakukan

tindakan yang baik dan benar agar tercipta perilaku yang terarah, sehingga

dapat membantu dalam memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan

lingkungan di sekolah (Maman Rachman, dalam Cecep, 2008). Paparan

tersebut dapat dijelaskan bahwa kedisiplinan siswa mempunyai peranan yang

penting dalam membentuk perilaku siswa menjadi terarah, sehingga mudah

untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan terbiasa untuk selalu

menerapkan kebiasaan disiplin yang bermanfaat bagi diri sendiri dan

lingkungan.

Sikap disiplin sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan

kedisiplinan akan membuat segala sesuatu menjadi tertib dan teratur. Selain

itu kedisiplinan juga akan membuat seseorang terhindar dari sanksi atau

Page 28: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

hukuman. Hurlock (1990: 97) menjelaskan fungsi kedisiplinan adalah sebagai

berikut : 1) Mengajarkan individu bahwa perilaku tidak disiplin akan diikuti

hukuman dan perilaku disiplin akan diikuti pujian. 2) Mengajarkan individu

suatu tingkat penyesuaian yang wajar. 3) Membantu individu

mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan diri. Penjelasan lebih

lanjut mengenai fungsi kedisiplinan akan dijelaskan dalam uraian sebagai

berikut:

1) Mengajarkan individu bahwa perilaku tidak disiplin akan diikuti hukuman

dan perilaku disiplin akan diikuti pujian.

Perilaku yang diikuti hukuman atau sanksi adalah perilaku yang

melanggar peraturan, perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma

yang berlaku di lingkungan sekolah. Misalnya membolos, tidur pada saat

pelajaran, tidak mengumpulkan tugas dan mencontek. Apabila individu

melakukan tindakan tersebut, maka mereka harus siap untuk menerima

hukuman yang berlaku di sekolahnya. Berbeda dengan perilaku individu

yang disiplin sesuai dengan tata tertib sekolah dan tidak membuat suatu

kerugian bagi dirinya maupun lingkungannya, maka mereka akan

mendapatkan pujian dan terbebas dari hukuman. Misalnya tidak terlambat

datang ke sekolah, menyelesaikan tugas tepat waktu, dan mengenakan

pakaian sesuai dengan peraturan sekolah.

2) Mengajarkan individu suatu tingkat penyesuaian yang wajar.

Penerapan kedisiplinan sejak dini sangat membantu tumbuh kembang

individu, karena dengan menerapkan kedisiplinan sejak kecil akan

membentuk kepribadian individu yang baik dan dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan di sekitarnya. Individu akan mudah untuk

menyesuaikan diri secara wajar terhadap lingkungan dengan mematuhi

peraturan dan norma yang berlaku. Pada saat individu memasuki jenjang

pendidikan, maka akan berinteraksi dan berperilaku sesuai dengan

peraturan yang ada di sekolah tersebut. individu yang sudah terbiasa

berperilaku disiplin, maka akan dengan mudah untuk bergaul dan

Page 29: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekolah, sehingga akan

memudahkan dalam melaksanakan kegiatan belajarnya.

3) Membantu individu mengembangkan pengendalian diri dan pengarahan

diri.

Penanaman sikap disiplin dalam kehidupan individu akan senantiasa

mengembangkan kemampuan dalam mengendalikan diri dan mengarahkan

diri pada pergaulan di sekitarnya. Pengendalian diri merupakan suatu

kemampuan dalam diri untuk menangani keinginan yang terdapat dalam

diri individu agar tercipta keselarasan hidup yang terarah. Pengendalian

diri akan membuat individu lebih berhati-hati dalam bertindak, karena

tindakan yang dilakukan akan dipertanggung jawabkan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan mengenai tujuan

dan fungsi dari kedisiplinan siswa di sekolah adalah membantu siswa

mengembangkan perilaku disiplin, sehingga dapat menyesuaikan diri dalam

mematuhi peraturan di lingkungan sekolah supaya tercipta keteraturan hidup

yang nyaman dan terarah.

c. Unsur-unsur dan Aspek Kedisiplinan Siswa di Sekolah

Kedisiplinan diharapkan mampu mengubah perilaku individu dalam

menciptakan suatu keselarasan dengan peraturan dan norma yang berlaku di

sekolah. Kedisiplinan memiliki unsur-unsur supaya tercipta kehidupan yang

teratur, Soegeng Prijodarminto (2004: 24) menyebutkan unsur-unsur

kedisiplinan terdiri dari sikap dan nilai budaya. Penjelasan lebih lanjut

mengenai unsur kedisiplinan adalah unsur sikap yang berhubungan dengan

kehidupan individu berupa pemikiran dalam mereaksi situasi dan kondisi di

lingkungan sekitar. Nilai budaya merupakan suatu sistem budaya yang

mempunyai nilai dalam kehidupan masyarakat untuk menuntun individu

dalam berperilaku sesuai dengan pedoman yang ada dalam budaya tersebut.

Penegakan kedisiplinan kepada individu mempertimbangkan beberapa

unsur, Hurlock (1990: 84) mengemukakan unsur-unsur pokok dalam

kedisiplinan, yaitu peraturan, konsistensi, hukuman, dan penghargaan.

Page 30: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Pengertian tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa unsur-unsur dalam

kedisiplinan adalah sebagai berikut:

1) Peraturan

Peraturan merupakan tatanan ketertiban yang ditetapkan disuatu tempat

supaya individu tidak berperilaku yang melanggar peraturan. Peraturan

mempunyai nilai pendidikan dalam membentuk pola perilaku individu dari

yang belum terarah menjadi terarah. Peraturan tersebut dibuat sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai agar dapat diterima di lingkungan

masyarakat.

2) Konsistensi

Konsistensi merupakan suatu tingkat keseragaman dan tidak ada

perubahan yang dilakukan secara berulang-ulang. Suatu peraturan dibuat

sekali untuk selamanya, untuk menghadapi kebutuhan perkembangan yang

berubah. Konsistensi harus ada dalam kedisiplinan, karena dengan adanya

konsistensi maka kedisiplinan akan terus ditegakkan, sehingga

pelanggaran yang dilakukan akan berkurang.

3) Hukuman

Hukuman atau sanksi merupakan suatu balasan atas tindakan atau

kesalahan yang dilakukan karena melanggar peraturan yang berlaku.

Hukuman akan memberikan rasa jera kepada individu karena dengan

adanya hukuman individu tidak akan mencoba untuk melanggar suatu

peraturan yang telah dibuat. Hukuman sangat penting dalam penerapan

kedisiplinan di sekolah, yaitu untuk menghindari pengulangan tindakan

pelanggaran yang dilakukan siswa di lingkungan sekolah.

4) Penghargaan

Perilaku yang baik pantas mendapatkan penghargaan berupa pujian agar

dapat terus mempertahankan dan memotivasi individu terhadap perilaku

yang telah diperbuatnya. Penghargaan yang diterima individu tidak selalu

berupa materi, tetapi penghargaan yang diberikan dapat berupa ucapan

terima kasih, pujian, perlakuan yang istimewa dan penerimaan sosial.

Page 31: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Berdasarkan paparan diatas dapat diketahui bahwa dalam penerapan

kedisiplinan terdapat beberapa unsur-unsur yang penting antara lain adalah

unsur sikap, nilai budaya, peraturan, konsistensi, hukuman, dan penghargaan

yang berlaku kepada setiap individu dalam berinteraksi dengan lingkungan

tempat dia berada.

Sikap dan perilaku disiplin dapat tercipta karena proses pembinaan dan

pembimbingan dari lingkungan. Aspek-aspek kedisiplinan sangat penting

dalam membentuk pola perilaku disiplin pada individu. Soegeng

Prijodarminto (2004 : 23) mengemukakan disiplin mempunyai tiga aspek,

yaitu sikap mental, pemahaman,dan sikap kelakuan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan mengenai aspek-aspek

kedisiplinan yaitu sikap mental dalam menegakkan disiplin merupakan sikap

taat dan tertib yang merupakan hasil atau pengembangan, pengendalian

pikiran dan watak untuk membiasakan disiplin diri. Pemahaman yaitu

memahami dengan baik mengenai sistim aturan perilaku, norma, kriteria dan

standar sehingga menumbuhkan kesadaran untuk disiplin yang merupakan

syarat mutlak untuk mencapai kesuksesan. Sikap kelakuan merupakan

pandangan terhadap peraturan secara wajar yang menunjukkan kesungguhan

untuk mentaati dan mematuhi peraturan.

d. Cara-cara Menanamkan Kedisiplinan Siswa di Sekolah Kedisiplinan berperan penting dalam membentuk karakter dan kepribadian

individu, oleh karena itu membiasakan individu untuk berdisiplin sangat

penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Cara menerapkan disiplin

pada individu sangat bervariasi, bergantung pada tahap perkembangan

masing-masing individu dan dengan memprioritaskan sikap positif dan tegas

dalam peraturan (Sylvia Rimm, 2003: 48). Lebih lanjut dapat dijelaskan

bahwa dalam mendisiplinkan individu perlu di sesuaikan dengan tahap

perkembangan agar penerapan disiplin tersebut tidak membebani dan

memberatkan. Selain itu juga diperlukan adanya sikap positif dan ketegasan

dalam menerapkan disiplin, agar individu tidak salah dalam memahami

Page 32: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pentingnya kedisiplinan. Hurlock (1990: 93) menjelaskan terdapat 3 cara

untuk menanamkan kedisiplinan, yaitu : 1) Cara menanamkan disiplin secara

otoriter. 2) Cara menanamkan disiplin secara permisif. 3) Cara menanamkan

disiplin secara demokratis. Penjelasan tersebut dapat diuraikan mengenai cara

menanamkan kedisiplinan sebagai berikut:

1) Cara menanamkan disiplin secara otoriter

Disiplin secara otoriter merupakan pendisiplinan yang dilakukan dengan

mengendalikan kekuatan-kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman.

Peraturan-peraturan yang tegas untuk menanamkan sikap disiplin kepada

individu, agar tidak berani melanggar peraturan tersebut. Peraturan dan

pengaturan yang keras untuk memaksakan individu melakukan perilaku

yang diinginkan merupakan disiplin yang otoriter. Teknik dari disiplin

otoriter adalah dengan memberikan hukuman yang berat apabila

melakukan pelanggaran dan apabila tidak melanggar maka tidak ada

pujian atau penghargaan atas pencapaian suatu perilaku yang diharapkan.

2) Cara menanamkan disiplin secara permisif

Disiplin permisif adalah disiplin yang penerapan peraturan-peraturannya

tidak terlalu ketat dan tidak terlalu menyuruh individu untuk melaksanakan

semua peraturan yang ada. Disiplin permisif tidak memberikan bimbingan

kepada individu untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pada disiplin permisif individu diberi kebebasan untuk berperilaku sesuai

dengan kehendaknya sendiri dan mengambil keputusan sendiri mengenai

tindakan yang baik dan terarah, sehingga belajar untuk bertanggung jawab

atas segala tindakan yang dilakukan.

3) Cara menanamkan disiplin secara demokratis

Disiplin demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran

dalam membantu individu untuk mengerti dan memahami tentang perilaku

disiplin. Cara tersebut lebih memfokuskan pada aspek pendidikan didalam

penerapan kedisiplinan kepada individu, yaitu dengan menggunakan

hukuman dan penghargaan. Hukuman hanya diberikan apabila perilaku

individu tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Sifat dari

Page 33: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

hukuman tersebut bukanlah pemberian hukuman dalam bentuk hukuman

badan, melainkan hukuman yang bersifat mendidik, misalnya pemberian

tugas tambahan atau menyuruh individu untuk membersihkan ruangan.

Apabila tidak melakukan pelanggaran dan berhasil melakukan tindakan

yang sesuai dengan peraturan, maka individu akan mendapatkan

penghargaan yang berupa pujian, maupun ucapan terima kasih.

Berdasarkan penjelasan diatas terdapat beberapa cara untuk menanamkan

kedisiplinan kepada siswa agar dapat selalu membiasakan diri berperilaku

disiplin di lingkungan sekolah. Diantara ketiga cara menanamkan disiplin

tersebut, cara menanamkan kedisiplinan di sekolah yang tepat adalah dengan

menggunakan cara menanamkan disiplin secara demokratis, karena cara

tersebut lebih mendidik dan menekankan pada pemahaman siswa mengenai

peraturan yang berlaku di sekolah untuk selalu berperilaku disiplin. Adanya

hukuman dan penghargaan pada cara menanamkan disiplin secara demokratis

akan lebih mempermudah untuk mendidik siswa sesuai dengan peraturan dan

sesuai dengan unsur-unsur yang terkandung dalam kedisiplinan itu sendiri.

Menanamkan disiplin secara demokratis dapat dilakukan melalui teknik

role playing, karena dengan teknik tersebut siswa akan merasa mudah untuk

mengerti dan memahami tentang perilaku disiplin melalui permainan peran

yang dimainkannya sesuai dengan kehidupan nyata. Kight dan Roseboro

(1998) menjelaskan bahwa membimbing siswa untuk disiplin dapat dilakukan

dengan menggunakan teknik role playing peran pembalikan atau peran

latihan. Hal tersebut dapat dipaparkan lebih lanjut bahwa untuk mendidik

kedisiplinan pada siswa dapat menggunakan permainan peran (role playing)

yaitu dengan mengatur perilaku siswa dengan memainkan salah satu kejadian

yang berkaitan dengan disiplin dalam kehidupan nyata. Proses pelaksanaan

role playing ada dua cara, yaitu peran pembalikan adalah memainkan peran

orang lain yang sedang memiliki masalah kedisiplinan. Sedangkan peran

latihan yaitu memainkan peran sebagai dirinya sendiri yang sedang

bermasalah dengan kedisiplinan dan mencoba untuk keluar dari permasalahan

tersebut menuju keperilaku baru yang positif.

Page 34: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Layanan Bimbingan Kelompok Role Playing

a. Pengertian Bimbingan Kelompok

Bimbingan dan Konseling sudah tidak asing lagi terdengar di kehidupan

masyarakat khususnya di sekolah-sekolah. Layanan Bimbingan dan Konseling

dibagi menjadi tujuh layanan, antara lain adalah layanan orientasi, layanan

informasi, layanan penempatan, layanan pembelajaran, layanan konseling

individual, layanan konseling kelompok dan layanan bimbingan kelompok.

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan bimbingan yang diberikan kepada

sekelompok individu yang mengalami masalah yang sama (Sitti Hartinah DS.,

2009: 6). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa bimbingan

kelompok merupakan kegiatan diskusi antar sesama anggota kelompok

dengan membahas permasalahan yang relatif sama.

Bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang

diberikan kepada individu dalam situasi kelompok untuk mencegah timbulnya

masalah dan mengembangkan potensinya (Tatiek Romlah, 2001: 3).

Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa bimbingan kelompok merupakan

bantuan kepada individu dengan mengungkapkan masalah dan mencari jalan

keluar dari beberapa anggota kelompok sehingga permasalahan dapat

dientaskan melalui diskusi bersama. Prayitno (2004: 1) menjelaskan bahwa

layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang mengikutkan sejumlah

peserta dalam bentuk kelompok dengan menciptakan dinamika kelompok

untuk membahas berbagai hal dan untuk memecahkan suatu masalah. Hal

tersebut dapat dipaparkan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok berkaitan

dengan penciptaan dinamika kelompok agar proses bimbingan tersebut dapat

berjalan baik dan saling menghargai antar sesama anggota kelompok.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat diketahui bahwa layanan

bimbingan kelompok merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada

sekelompok individu yang mempunyai masalah sama dan dipecahkan secara

bersama dengan menciptakan unsur dinamika kelompok untuk memperoleh

pemahaman kepada anggota kelompok serta mengembangkan seluruh potensi

yang dimiliki.

Page 35: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling tidak hanya melaksanakan layanan

saja, tetapi pelaksanaan tersebut tentu saja mempunyai tujuan yang ingin

dicapai. Layanan bimbingan kelompok mempunyai tujuan tersendiri dalam

pelaksanaannya. Tujuan layanan bimbingan kelompok adalah memberi

informasi kepada anggota kelompok untuk meningkatkan pemahaman tentang

kenyataan, aturan-aturan dalam kehidupan, tugas perkembangan individu dan

mencapai masa depan di bidang studi, karir, maupun kehidupan yang lebih

baik (Achmad Juntika N., 2010: 23). Hal tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut

bahwa tujuan bimbingan kelompok adalah untuk berbagi informasi antar

anggota kelompok dalam pencapaian tugas perkembangan dan masa depan

yang lebih baik agar anggota kelompok dapat menyesuaikan diri,

memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan lingkungan.

Tujuan bimbingan kelompok juga dikemukakan oleh Crow and Crow

(dalam Nana SY. Sukmadinata, 1983: 25), yaitu:

1) Memberikan dan memperoleh berbagai informasi antar anggota

kelompok.

2) Menganalisa dan memahami bersama tentang sikap, minat dan

pandangan yang berbeda-beda.

3) Membantu menemukan masalah pribadi dan memecahkan masalah

secara bersama.

Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa tujuan bimbingan kelompok

adalah untuk berbagi informasi mengenai permasalahan yang terjadi dan

membantu memecahkan permasalahan secara bersama dengan

mengembangkan pemahaman diri agar dapat tercapai tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, dapat diketahui bahwa tujuan dari

bimbingan kelompok adalah untuk memberikan orientasi dan informasi

kepada anggota kelompok dalam bimbingan kelompok mengenai

permasalahan tugas perkembangan dan pemahaman diri melalui pengalaman

belajar yang berbeda. Penyelesaian permasalahan tersebut dibahas dengan

adanya usaha analisis dan pemahaman bersama tentang permasalahan yang

Page 36: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

terjadi serta pembahasan untuk memecahkan masalah bersama sehingga

anggota kelompok dapat memahami diri sendiri, mengarahkan diri serta

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

c. Pengertian Bimbingan Kelompok Role Playing

Terdapat beberapa teknik yang digunakan dalam pelaksanaan layanan

bimbingan kelompok, teknik-teknik tersebut antara lain adalah teknik

informasi, teknik diskusi, teknik orientasi, belajar dan bekerja kelompok,

homeroom, karyawisata, pramuka, organisasi siswa, role playing, psikodrama,

sosiodrama, simulasi, pembelajaran remedial, dan pertemuan kelas. Teknik

yang digunakan dalam layanan bimbingan kelompok mempunyai tujuan dan

fungsi yang berbeda-beda, cara pelaksanaan teknik tersebut juga bervariasi,

tergantung pada permasalahan yang akan diselesaikan.

Role playing atau bermain peran merupakan salah satu teknik bimbingan

kelompok yang pelaksanaannya dengan memainkan suatu peran yang telah

ditentukan dengan menciptakan suatu kerjasama antar anggota kelompok agar

tercipta dinamika kelompok. Bennet (dalam Tatiek Romlah, 2001: 99)

menjelaskan pengertian role playing adalah suatu alat belajar yang

mengembangkan keterampilan dan pengertian mengenai hubungan antar

individu dengan memerankan situasi yang bersamaan dengan yang terjadi di

kehidupan nyata. Pengertian tersebut dapat dimaknai bahwa role playing

dalam pembelajaran merupakan metode yang dilakukan melalui permainan

peran yang diperankan oleh individu sesuai dengan masalah yang dihadapi.

Bimbingan kelompok role playing mengajarkan anggota kelompok untuk

dapat bersama-sama dalam belajar memahami keterampilan yang ada pada diri

sendiri dan bekerjasama dalam memerankan peran yang sesuai dengan

kehidupan nyata.

Role playing merupakan permainan yang dilakukan oleh individu dengan

memerankan situasi yang imaginatif, meningkatkan keterampilan-

keterampilan, dan menunjukkan pada orang lain tentang perilaku seseorang

(Corsini, dalam Tatiek Romlah, 2001: 99). Penjelasan lebih lanjut mengenai

Page 37: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

role playing adalah suatu permainan peran dengan mendidik siswa dalam

mencapai pemahaman diri sendiri dengan menganalisis perilaku seseorang

dalam bertingkah laku. Pelaksanaan role playing dalam bimbingan kelompok

menuntut anggota kelompok untuk mampu mengembangkan kreatifitas dalam

memerankan situasi yang imaginatif dan memahami perilaku seseorang dalam

menyelesaikan masalah.

Lela Saputro (2010) menjelaskan bahwa bermain peran merupakan metode

untuk memainkan peran sebagai orang lain tanpa perlu latihan dan lebih

menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam pertunjukan dan bukan

pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran. Hal tersebut

dapat dijelaskan bahwa bermain peran (role playing) lebih menekankan pada

penyelesaian masalah yang ada dengan memainkan peran-peran dalam dunia

nyata dan memainkannya dalam sebuah pertunjukan peran yang dilakukan di

dalam kelas. Pelaksanaan bermain peran dilakukan tanpa latihan terlebih

dahulu, para pemain melaksanakan peran tersebut secara spontan karena

bermain peran ini bukan untuk hiburan melainkan untuk menyampaikan suatu

permasalahan dan kemudian memberikan pemecahan atas permasalahan yang

diperankan tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat diketahui bahwa role playing

merupakan salah satu teknik bimbingan kelompok dalam permainan

pendidikan dengan memerankan peran sesuai masalah yang dihadapi anggota

kelompok dan bekerjasama dalam memainkan secara spontan/ tanpa latihan

dengan menyampaikan suatu permasalahan dan pemberian solusi dari

permasalahan tersebut. Bimbingan kelompok role playing adalah layanan

bimbingan yang diberikan kepada individu secara berkelompok dalam

memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi dengan memerankan peran

dalam situasi nyata agar anggota kelompok dapat memahami diri sendiri dan

permasalahan yang dihadapi serta mengembangkan kemampuannya dalam

menghadapi suatu permasalahan. Pelaksanaan bimbingan kelompok role

playing memerlukan kerjasama antar anggota kelompok agar tercipta suatu

Page 38: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dinamika kelompok sehingga proses bimbingan kelompok dapat berjalan baik

dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

d. Tujuan Bimbingan Kelompok Role Playing

Secara umum tujuan dari role playing atau bermain peran ini adalah untuk

mengetahui kemampuan individu dalam mereaksi suatu kejadian yang ada

disekitarnya. Blatner (2009) menjelaskan tujuan bimbingan kelompok role

playing adalah membantu anggota kelompok agar dapat memahami diri,

mengembangkan keterampilan komunikasi, dan kesadaran diri dalam

mengatasi masalah, mengeksplorasi alternatif jalan keluar dan mencari solusi

baru yang kreatif. Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa tujuan bimbingan

kelompok role playing adalah membantu anggota kelompok dalam memahami

diri melihat suatu realita didalam kehidupan masyarakat agar dapat

mengembangkan keterampilan dalam memaknai suatu permasalahan dengan

mencari beberapa alternatif jalan keluar yang kreatif.

Bimbingan kelompok role playing merupakan sarana dalam membantu

anggota kelompok untuk berbagi informasi dan memecahkan permasalahan

secara bersama guna mencapai tujuan menjadi individu yang lebih

bermanfaat. Sofyan, dkk (1985 : 15) menjelaskan tentang tujuan bimbingan

kelompok role playing sebagai berikut:

1) Anggota kelompok menghayati kejadian yang realistis dan sebab

akibatnya.

2) Mendiagnosa kemampuan dan kebutuhan anggota kelompok dengan

menyalurkan dan melepaskan perasaan.

3) Membentuk konsep diri dengan cara menggali peran sesuai nilai-nilai

kehidupan dan norma-norma peranan budaya.

4) Membantu mengklasifikasi dan memperjelas pola berpikir, berbuat dan

keterampilan dalam membuat serta mengambil keputusan.

5) Membina kemampuan dalam memecahkan masalah, berpikir kritis

analitis, berkomunikasi dan hidup dalam kelompok agar dapat

Page 39: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

mengendalikan dan memperbaharui perasaan, cara berpikir dan

berbuat.

Pengertian tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa tujuan bimbingan

kelompok role playing adalah untuk membantu anggota kelompok dalam

menghayati suatu kejadian didalam kehidupan nyata, meningkatkan

kemampuan dalam memecahkan masalah, berpikir kritis, mengambil

keputusan serta membentuk konsep diri agar dapat mengendalikan perasaan,

pola pikir dan tingkah lakunya sehingga dapat menyesuaikan diri dan

bekerjasama dalam kelompok. Steindorf (dalam Lori Jarvis, dkk, 2002)

menjelaskan tentang tujuan role playing adalah membantu individu agar

dapat berperan aktif dalam pembelajaran dan menumbuhkan rasa empati

kepada orang lain ketika sedang memerankan suatu karakter yang terlibat

dalam permainan peran. Penjelasan tersebut menggambarkan bahwa

bimbingan kelompok role playing bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

pemahaman pada anggota kelompok dan mengembangkan rasa empati

kepada anggota yang lain yang sedang mengalami masalah dan menjadikan

lebih aktif dalam pembelajaran di sekolah. Rasa empati antar anggota

kelompok akan tumbuh ketika ikut berpartisipasi dalam kegiatan bermain

peran yaitu dengan mendukung anggota kelompok untuk dapat saling

membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat

memahami cara menempatkan diri didalam lingkungan sekitar dengan jenis

kegiatan yang berbeda-beda. Suasana bimbingan kelompok role playing

dengan pembagian peran yang tepat akan meningkatkan pemahaman empati

di antara anggota kelompok.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan

kelompok role playing adalah untuk meningkatkan keaktifan anggota

kelompok dalam berperan sebagai bentuk pembelajaran dengan memahami

berbagai aspek dalam diri dan kehidupan nyata agar dapat mengembangkan

rasa empati kepada orang lain dan dapat berpikir secara kreatif dalam mencari

pemecahan permasalahan sesuai dengan norma-norma dan budaya

lingkungan sekitar.

Page 40: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

e. Manfaat Bimbingan Kelompok Role Playing

Banyak manfaat yang dapat diambil dalam setiap pelaksanaan layanan

bimbingan kelompok melalui teknik role playing. Lela Saputro (2010)

menjelaskan manfaat bimbingan kelompok role playing adalah untuk

mengembangkan kreatifitas melalui imajinasi, mendidik untuk bersikap

disiplin dalam peraturan dan pola hidup, serta dapat mengelola kemampuan

sosial dan emosi. Maksud pengertian tersebut adalah bimbingan kelompok

role playing berperan penting dalam mengembangkan kemampuan individu

dalam berkreasi, mengelola dan memahami perasaan serta dapat

mengembangkan perilaku disiplin melalui aturan-aturan dalam bermain peran.

Woodhouse (2007: 76-77) mengemukakan tentang manfaat bimbingan

kelompok role playing adalah untuk meningkatkan keterampilan

interpersonal, meningkatkan empati, membantu individu apabila menghadapi

situasi yang sulit, mengembangkan self-efficacy yang berguna untuk

memahami diri dan orang lain. Penjelasan tersebut dapat dipaparkan lebih

lanjut bahwa manfaat role playing adalah untuk mengembangkan

keterampilan interpersonal, self-efficacy, dan empati individu karena akan

membantu untuk menghadapi permasalahan dan dapat mengembangkan

kepercayaan diri dalam berinteraksi sehari-hari yang berhubungan dengan

kegiatan belajar. Self-efficacy adalah keyakinan individu terhadap kemampuan

yang dimiliki untuk berhasil dalam suatu bidang perilaku tertentu (Betz, dalam

Tarsidi, 2007). Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa self-efficacy merupakan

penilaian individu terhadap kemampuan diri sendiri dalam mengerjakan tugas

dengan hasil yang optimal.

Manfaat pelaksanaan bimbingan kelompok role playing menurut Sofyan,

dkk (1985: 16) adalah membantu anggota kelompok dalam menemukan

makna diri dan memberi pengalaman bekerjasama dalam memecahkan

masalah mengenai persoalan pribadi dengan bantuan kelompok sehingga

dapat mengembangkan sikap dan keterampilan memecahkan masalah. Hal

tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa bimbingan kelompok role playing

Page 41: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

bermanfaat dalam membantu anggota kelompok untuk menemukan konsep

diri dan bersama dengan kelompok dapat saling membantu memecahkan

permasalahan pribadi, sehingga sikap dan keterampilan anggota kelompok

dalam memecahkan masalah dapat berkembang melalui pengalaman

bekerjasama dengan kelompok. Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui

bahwa manfaat pelaksanaan bimbingan kelompok role playing adalah untuk

membantu anggota kelompok agar dapat memahami diri, memecahkan

persoalan pribadi dengan bantuan kelompok, memberi pengalaman kerjasama

dalam kelompok, mengembangkan sikap dan keterampilan yang dimiliki serta

sebagai sarana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Pelaksanaan

bimbingan kelompok role playing bermanfaat dalam menumbuhkan

kedisiplinan antar anggota kelompok melalui aturan-aturan yang berlaku pada

permainan peran yang akan dimainkan.

f. Tahapan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok Role Playing

Pelaksanaan bimbingan kelompok role playing akan berjalan dengan baik

apabila dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditentukan.

Pelaksanaan bimbingan kelompok role playing memerlukan persiapan terlebih

dahulu dalam memilih tema atau topik yang akan dimainkan. Sofyan, dkk

(1985: 17) menjelaskan tentang pelaksanaan bimbingan kelompok role

playing terdapat dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

Penjelasan lebih lanjut mengenai pelaksanaan bimbingan kelompok role

playing yang dilakukan melalui dua tahap adalah sebagai berikut:

1) Persiapan

Pada tahap persiapan, terlebih dahulu menentukan topik atau tema

yang akan digunakan. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dan

langkah-langkah bimbingan kelompok role playing, kemudian

mengidentifikasi peran yang dibutuhkan, lokasi, waktu pelaksanan,

pengamat dan properti yang dibutuhkan.

2) Pelaksanaan

a) Pemanasan

Page 42: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Tahap pemanasan yaitu mengajukan suatu permasalahan kepada

anggota kelompok, menjelaskan permasalahan dengan menafsirkan

naskah role playing yang akan dimainkan dan kemudian menjelaskan

tentang maksud bimbingan kelompok role playing.

b) Memilih peserta

Menganalisis peran-peran dengan menanyakan kepada anggota

kelompok tentang tokoh-tokoh yang ada pada naskah role playing

serta karakteristik pada tokoh tersebut. Memilih pemain-pemain yang

sesuai dan memerankan tokoh tersebut secara spontan.

c) Mengatur tempat bermain

Menata jalannya permainan dengan menjelaskan kembali peran-

peran yang akan dimainkan dan membantu anggota kelompok dalam

memulai situasi permainan peran sesuai dengan permasalahan yang

akan diangkat.

d) Mempersiapkan pengamat

Menentukan tugas-tugas pengamat dan mengamati jalannya

permainan peran serta memberikan penilaian terhadap jalannya

permainan yang dilakukan oleh anggota kelompok.

e) Memainkan peran

Memberi aba-aba atau tanda bahwa permainan akan dimulai. Turut

memelihara jalannya permainan dan juga dapat menghentikan jalannya

permainan jika permainan tidak sesuai dengan topik permasalahan.

f) Diskusi dan evaluasi

Meninjau para pemain dan membicarakan kembali pusat-pusat

perhatian pemain serta mengembangkan permainan berikutnya agar

sesuai dengan tujuan dari permainan tersebut.

g) Memainkan kembali

Siswa diminta untuk memainkan kembali peranan yang sudah

diperbaiki dengan penggambaran langkah-langkah yang akan

dilakukan selanjutnya.

h) Diskusi dan evaluasi

Page 43: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Sesuai langkah diskusi dan evaluasi diatas, pengamatan dilakukan

dengan melakukan penilaian tentang keterampilan dan kemampuan

siswa dalam memainkan peran maupun memecahkan suatu

permasalahan.

i) Mengemukakan pengalaman

Mengakhiri permainan peran yang telah dilakukan oleh anggota

kelompok, kemudian bersama dengan anggota kelompok

mendiskusikan hasil pemeranan dan menghubungkan situasi

permasalahan dengan pengalaman anggota kelompok sendiri dalam

kehidupan nyata dan dalam konteks masa kini serta mengidentifikasi

asas-asas perilaku yang umum.

3. Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Untuk Meningkatkan

Kedisiplinan Di Sekolah

Siswa SMP tergolong masa remaja awal yang dalam proses

perkembangannya membutuhkan pendidikan dan bimbingan untuk proses

pamahaman diri dan aktualisasi diri. Pendidikan di lingkungan sekolah

merupakan sarana bagi siswa agar siswa mampu untuk mencapai tugas-tugas

perkembangan dan mengembangkan kemampuan dan bakat yang dimilikinya

baik dalam bidang akademik maupun bidang non akademik. Pencapaian

tersebut tidak terlepas dari penerapan kedisiplinan yang diterapkan siswa di

lingkungan sekolah. Perilaku disiplin yang diterapkan siswa di lingkungan

sekolah akan membawa siswa menuju keberhasilan dan kesuksesan di masa

depan.

Kedisiplinan siswa di sekolah merupakan perilaku disiplin yang harus

diterapkan siswa dalam mematuhi peraturan yang berlaku di sekolah. Perilaku

tersebut ditunjukkan dengan kepatuhan dan ketertiban siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran, mengikuti kegiatan di sekolah dan melaksanakan tugas-

tugas yang diterima selama menempuh pendidikan di sekolah. Apabila siswa

tidak bisa menerapkan kedisiplinan di sekolah, maka akan terjadi ketidak

seimbangan dalam pembelajaran dan proses belajar mengajar tidak akan

Page 44: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu untuk membantu siswa

dalam mencapai tugas-tugas perkembangan dan pemahaman diri maka

diberikan bimbingan melalui layanan bimbingan kelompok.

Layanan bimbingan kelompok dalam pelaksanaannya memiliki beberapa

teknik. Salah satu teknik tersebut adalah teknik role playing. Bimbingan

kelompok teknik role playing adalah layanan bantuan yang diberikan kepada

individu secara kelompok dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

secara bersama dengan memainkan peran secara spontan yang dilakukan oleh

anggota kelompok sesuai dengan naskah yang ditentukan dalam mencari

penyelesaian masalah. Kiromim Baroroh (2011: 150) menerangkan bahwa

melalui pemahaman dan penghayatan isi materi secara keseluruhan dalam

role playing, maka siswa dituntut untuk disiplin, kreatif dan komunikatif agar

permainan peran yang dilakukan berjalan optimal. Hal tersebut dapat

dijelaskan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok teknik role playing

menuntut siswa untuk disiplin, kreatif dan komunikatif dalam mengikuti

peraturan permainan peran dan permainannya, sehingga dapat memberikan

pengalaman langsung kepada siswa untuk memecahkan permasalahan

kedisiplinan yang dihadapi secara nyata.

Oleh karena itu perlu adanya layanan bimbingan kelompok teknik role

playing untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah bagi siswa SMP dalam

mencapai tugas-tugas perkembangan dan aktualisasi diri menuju kesuksesan

dan keberhasilan hidup dimasa depan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Fardhika Saraswati (2008), penerapan metode role playing untuk

meningkatkan pemahaman kedisiplinan tema kegiatan sehari-hari siswa.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Langkah PTK

meliputi 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dalam 2 hari. Siklus

tindakan pembelajaran dihentikan jika telah mencapai kriteria ketuntasan sebesar

70 % dari jumlah keseluruhan subjek penelitian dengan rata-rata skor minimal 75.

Page 45: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Subjek penelitian adalah siswa kelas II SD yang berjumlah 23 anak. Hasil

penelitian menunjukkan pelaksanaan pembelajaran role playing pada siklus I dan

siklus II adalah model pembelajaran tematik dapat meningkatkan pemahaman

siswa terhadap konsep kedisiplinan dari skor rata-rata pretest 51,7 menjadi 61,3

pada siklus I dan pada siklus II menjadi 80,4. Model pembelajaran role playing

dapat meningkatkan keaktifan, kerjasama, keberanian dan rasa senang siswa

dalam belajar. Jumlah siswa yang aktif dalam belajar meningkat dari 55% pada

siklus I menjadi 67% pada siklus II. Kerjasama siswa dari 51% pada siklus I

meningkat menjadi 70% pada siklus II. Keberanian siswa juga mengalami

peningkatan dari 49% pada siklus I menjadi 67% pada siklus II. Serta rasa senang

dalam belajar siswa juga meningkat dari 54% pada siklus I menjadi 70% pada

siklus II.

Berdasarkan analisis terhadap temuan hasil bimbingan kelompok role playing

dapat disimpulkan bahwa pertama, pembelajaran tematik dengan metode role

playing dapat dilaksanakan dengan baik untuk mengajarkan tentang kedisiplinan.

Kedua, penggunaaan metode role playing dalam pembelajaran tematik dapat

meningkatkan pemahaman siswa tentang kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari

siswa, yang ketiga, adalah dampak penggunaan metode role playing dalam

pembelajaran tematik dapat meningkatkan keaktifan, kerjasama, keberanian dan

rasa senang siswa dalam belajar.

Berdasarkan penelitian terdahulu, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian lebih lanjut mengenai role playing. Pelaksanaan role playing dalam

penelitian ini melalui layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa. Bimbingan kelompok role playing mengutamakan kegiatan

pemecahan permasalahan anggota kelompok yang berkaitan dengan kedisiplinan

siswa di sekolah. Pemecahan permasalahan ini dibahas dengan memainkan peran

individu yang sedang mengalami masalah kedisiplinan dan bersama dengan

anggota kelompok bekerjasama untuk mencari penyelesaian permasalahan.

Peningkatan kedisiplinan dengan layanan bimbingan kelompok role playing

akan membantu anggota kelompok untuk memecahkan permasalahan bersama

dengan menciptakan dinamika kelompok agar anggota kelompok dapat

Page 46: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

memahami diri, melatih disiplin diri dan mengembangkan seluruh potensi yang

dimiliki dalam mencari alternatif jalan keluar. Teknik role playing yang

digunakan dalam bimbingan kelompok dapat mempermudah anggota kelompok

untuk meningkatkan keterampilan dan empati antar anggota kelompok sehingga

dapat memainkan peran semaksimal mungkin sesuai dengan permasalahan yang

dibahas.

Page 47: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

C. Kerangka Berpikir

Siswa di SMPN 26 Surakarta merupakan siswa dalam pertumbuhan dan

perkembangan dari anak-anak menuju remaja. Pertumbuhan dan perkembangan

itu juga mempengaruhi pola perilakunya di lingkungan sekolah. Penerapan

perilaku disiplin bagi siswa akan mendidik untuk selalu tertib dan teratur dalam

pencapaian segala tugas-tugasnya. Apabila siswa berperilaku tidak disiplin, maka

akan mengganggu proses belajar mengajar dan juga menghambat pencapaian

perkembangan siswa di sekolah. Oleh karena itu, diperlukan bantuan kepada para

siswa dalam mengubah perilaku tidak disiplin menjadi perilaku disiplin serta

meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya kedisiplinan di sekolah.

Salah satu tindakan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah adalah

dengan memberikan bimbingan kelompok teknik role playing. Layanan

bimbingan yang diberikan kepada individu secara berkelompok dalam

memecahkan suatu permasalahan kedisiplinan bersama-sama dengan memainkan

peran yang terdapat didalam naskah role playing. Pemeranan tersebut dilakukan

dalam situasi nyata agar anggota kelompok dapat memahami diri dan

permasalahan kedisiplinan yang dihadapi serta mengembangkan kemampuannya

dalam mencari penyelesaian suatu permasalahan kedisiplinan di sekolah. Oleh

karena itu dengan adanya tindakan yang diberikan melalui bimbingan kelompok

teknik role playing diharapkan siswa kedisiplinan siswa dapat meningkat.

Berdasarkan uraian di atas apabila digambarkan dalam kerangka pemikiran adalah

sebagai berikut:

Page 48: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Bagan 1. Kerangka Berpikir

SISWA

Perilaku tidak

disiplin

Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role playing

Perilaku disiplin meningkat

Page 49: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu permasalahan yang masih

perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Bimbingan Kelompok Teknik Role playing Efektif Untuk Meningkatkan

Kedisiplinan di Sekolah Siswa Kelas VIII SMPN 26 Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012.

Page 50: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 26 Surakarta yang beralamatkan di

Jalan Joyonegaran 2 Surakarta. Pertimbangan atau alasan pemilihan tempat SMP

Negeri 26 Surakarta menjadi tempat penelitian adalah sebagai berikut :

a. Termasuk sekolah negeri yang dipilih oleh Pemerintah Surakarta sebagai

sekolah gratis bagi siswa yang berdomisili di Solo.

b. Letak sekolah yang strategis di tengah kota, dekat dengan sekolah lain dan

mudah dijangkau dengan transportasi pribadi maupun umum.

c. Terdapat siswa SMP Negeri 26 Surakarta yang tingkat kedisiplinannya masih

rendah.

d. Terdapat siswa di SMP Negeri 26 Surakarta yang memerlukan layanan

bimbingan untuk meningkatkan pemahamannya tentang kedisiplinan.

e. Belum pernah diadakan penelitian tentang kedisiplinan di SMP Negeri 26

Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap yaitu pada bulan Februari

2012 sampai bulan Juli 2012 tahun pelajaran 2011/2012. Berikut tabel rincian

waktu dan kegiatan penelitian yang dilakukan:

Page 51: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 1. Rincian Waktu dan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt

1 Penyusunan proposal

2 Persiapan dan

Penyebaran

Instrument

3 Persiapan

Perencanaan

Tindakan

4 Penelitian Siklus I

5 Penelitian Siklus II

6 Analisis data

7 Penyusunan laporan

8 Ujian Skripsi

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah individu yang menjadi sasaran dalam penelitian.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Surakarta

yang memiliki tingkat kedisiplinan di sekolah rendah. Pemilihan subjek tersebut

berdasarkan hasil pengisian angket kedisiplinan siswa di sekolah. Siswa dengan

kriteria skor hasil angket dibawah rata-rata keseluruhan siswa (mean 1 SD)

dipilih sebagai subjek penelitian.

Karakteristik siswa yang dijadikan subjek penelitian yaitu siswa yang

berpenampilan atau seragam tidak sesuai dengan peraturan seragam sekolah,

memainkan HP di sekolah, terlambat datang ke sekolah, tidak masuk tanpa

keterangan, membolos saat jam pelajaran, mengobrol hal yang tidak penting

dengan teman saat pelajaran berlangsung, tiduran ketika guru sedang mengajar,

tidak mengenakan topi saat upacara, acuh tak acuh dalam menerima tugas,

terlambat dalam mengumpulkan tugas dan menghindari kegiatan yang

diselenggarakan di sekolah.

Page 52: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data penelitian merupakan keterangan-keterangan tentang sesuatu yang

diketahui dan digambarkan melalui angka, simbol maupun kode (Iqbal Hasan,

2004: 19). Data dalam penelitian ini menjelaskan keadaan atau situasi subjek

penelitian mengenai kedisiplinan siswa di sekolah. Jenis data dalam penelitian

ini adalah jenis data interval yang diperoleh dari hasil angket dan hasil

observasi kedisiplinan siswa di sekolah.

2. Sumber Data

Informasi data dalam penelitian diperoleh dari berbagai sumber data yang

akurat, sehingga data yang didapat merupakan data asli. Sumber data dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 26 Surakarta.

D. Pengumpulan Data

Terdapat dua teknik dalam pengumpulan data, yaitu teknik tes dan teknik non

tes. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

non tes, yaitu observasi dan angket. Kedua teknik pengumpulan data tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mencatat informasi

dari peristiwa atau kejadian yang disaksikan peneliti atau kolaborator selama

penelitian dengan seobyektif mungkin (W.Gulo, 2000: 116). Observasi digunakan

untuk mengumpulkan data mengenai subjek yang akan diteliti yang berkaitan

dengan kedisiplinan siswa di sekolah. Observasi dalam penelitian ini

menggunakan observasi tertutup yang dilakukan untuk mengamati subjek dari

awal sebelum tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan. Hasil observasi ini dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat ketidak disiplinan siswa selama proses

kegiatan pembelajaran di sekolah.

Page 53: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Hal yang diungkap pada pedoman observasi menggunakan item pernyataan

yang negatif mengenai kedisiplinan siswa di sekolah. Oleh karena itu jenis

jawaban dari pertanyaan tersebut merupakan jenis jawaban skala penilaian

bertingkat yaitu Selalu dengan skor 1, Sering dengan skor 2, Jarang dengan skor

3, dan Tidak pernah dengan skor 4. Pembuatan pedoman observasi mengacu pada

definisi operasional, aspek-aspek, dan indikator kedisiplinan siswa di sekolah

(pedoman observasi terlampir pada hal 87).

2. Angket

Angket merupakan suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian

pernyataan yang diajukan kepada responden agar bersedia memberikan respons

sesuai dengan keadaan responden (Suharsimi Arikunto, 2005: 102). Pemberian

angket kepada responden bertujuan untuk mengungkap tingkat kedisiplinan

subjek penelitian yang berkaitan dengan kedisiplinan di sekolah. Angket yang

digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup dengan jenis instrumen skala.

Jawaban yang disediakan merupakan jenis jawaban skala penilaian bertingkat

yaitu Selalu, Sering, Jarang, dan Tidak pernah.

Pernyataan dalam angket tersebut dibagi menjadi dua pernyataan, yaitu

pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Subjek

diharapkan dapat memberikan jawaban dengan memberi tanda cek ( ) pada

lembar jawab yang telah disediakan dan jawaban tersebut sesuai dengan keadaan

masing-masing subjek.

Penilaian dari jawaban tersebut dilakukan dengan memberikan nilai pada tiap

tingkatan jawaban,yaitu:

Pernyataan Positif (favorable)

a. Selalu : 4

b. Sering : 3

c. Jarang : 2

d. Tidak pernah : 1

Pernyataan Negatif (unfavorable)

a. Selalu : 1

b. Sering : 2

c. Jarang : 3

d. Tidak pernah : 4

Data yang diperoleh dari angket digunakan untuk mengetahui keadaan atau

kondisi subjek dalam hal kedisiplinan di sekolah. Berdasarkan data angket

Page 54: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

tersebut maka dapat diketahui subjek yang tergolong rendah dalam kedisiplinan di

sekolah, yang selanjutnya diperlukan tindak lanjut dengan pemberian treatment.

Validitas angket divalidasi menggunakan profesional judgement oleh kedua dosen

pembimbing. Kisi-kisi angket kedisiplinan siswa di sekolah digunakan dalam

penilaian pra tindakan, setelah tindakan siklus I dan siklus II. (kisi-kisi angket

terlampir di halaman 86)

E. Uji Validitas Data

Data yang telah terkumpul dalam penelitian perlu diuji untuk mengetahui

tingkat validitasnya. Uji validitas data dalam penelitian ini menggunakan

triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan validitas data untuk mengecek dan

membandingkan keabsahan data yang telah diperoleh dengan menggunakan alat

pembanding yang berbeda sehingga data lebih akurat (Paul Suparno, 2008: 71).

Triangulasi data dapat dilakukan dengan triangulasi metode dan Triangulasi

sumber data. Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengumpulkan data

sejenis tetapi dengan menggunakan teknik dan instrument yang berbeda. Metode

yang digunakan adalah instrument observasi dan angket. Triangulasi sumber data

yaitu pengumpulan suatu data dari sumber data yang berbeda. Sumber data yang

digunakan adalah subjek, guru BK dan guru mata pelajaran. Semua data yang

didapat tersebut dicek dan dibandingkan hasilnya sehingga data atau informasi

yang diperoleh dari instrumen dan nara sumber atau informan teruji

kebenarannya.

F. Analisis Data

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis sesuai dengan rumus yang

telah ditentukan. Analisis data adalah cara pengolahan data sehingga dapat

diperoleh makna dari data tersebut. Teknik yang dipilih untuk pengolahan dan

analisis data disesuaikan dengan tujuan penelitian, sifat/bentuk dan skala

pengukuran data, serta persyaratan statistik. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui keefektifan layanan bimbingan kelompok teknik role playing dalam

meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah. Langkah analisis yang diperlukan

Page 55: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan di sekolah sebelum dan sesudah

diberi tindakan adalah dengan menggunakan perhitungan persentase dan analisis

klinis.

Penskoran pada instrumen angket dan observasi berbeda, oleh karena itu untuk

mempermudah penjumlahan maka skor angket dan observasi dikonversi ke skala

100. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Skor akhir yang diperoleh dari hasil angket dan observasi masing-masing subjek

selanjutnya dicari skor rata-rata dengan perhitungan skor rata-rata menggunakan

rumus sebagai berikut:

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data yang yang diperoleh dari

masing siklus. analisis tersebut dibagi menjadi dua, yaitu analisis persentase dan

analisis klinis. Penjelasan masing-masing analisis sebagai berikut:

1. Analisis Persentase

Analisis persentase digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku pada

subjek dalam bentuk skor persen. Data yang akan dianalisis tersebut berasal

dari data hasil angket dan observasi pada pra tindakan, siklus I dan siklus II.

Rumus analisis persentase adalah sebagai berikut:

(Godwin dan Coates, 1976:57)

Skor rata-rata yang diperoleh sebelum tindakan disebut sebagai base rate,

sedangkan skor rata-rata yang diperoleh setelah pemberian tindakan disebut

post rate.

2. Analisis Klinis

Analisis klinis digunakan untuk menganalisis perubahan tingkah laku yang

terjadi pada subjek dari sebelum diberi tindakan sampai sesudah diberi

tindakan. Analisis klinis dibagi menjadi dua metode, yaitu: Metode komparasi

Page 56: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

sosial (social comparative method) dan metode evaluasi subjektif (subjective

evaluation method).

Metode komparasi sosial dilakukan dengan membandingkan perilaku

subjek dengan perilaku kelompoknya atau teman sebaya dalam menerapkan

kedisiplinan di sekolah. Apabila perbandingan perilaku subjek sama dengan

temannya dalam hal kedisiplinan di sekolah, maka subjek telah menunjukkan

perilaku kedisiplinan di sekolah dan hal tersebut subjek telah mengalami

peningkatan kedisiplinan di sekolah. Metode evaluasi subjektif dilakukan

dengan cara menanyakan perubahan perilaku subjek kepada orang-orang yang

dekat dengan subjek, seperti teman sebangku, teman sekelas maupun guru

mata pelajaran.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja merupakan indikator ketercapaian atau keberhasilan

penelitian yang dilakukan terhadap subjek. Indikator kinerja dalam penelitian ini

berupa tingkat ketercapaian peningkatan subjek dalam setiap siklus hingga

mencapai nilai indikator yang telah ditetapkan. Perubahan perilaku dihitung dari

persentase perubahan pada setiap individu yang telah diberi tindakan. Godwin dan

Coates (1976: 57) menyatakan bahwa tindakan dikatakan berhasil jika terjadi

perubahan perilaku sebesar 50% pada diri individu. Teknik role playing dikatakan

berhasil jika setelah pemberian treatmen terjadi peningkatan kedisiplinan pada

subjek minimal 50% dari keadaan semula.

Perubahan perilaku subjek dikatakan meningkat apabila secara berkala dalam

setiap siklus subjek mengalami perkembangan perubahan perilaku kedisiplinan di

sekolah. Perubahan tersebut ditunjukkan melalui perilaku subjek yang sudah

berdisiplin dari penampilan atau seragam sesuai dengan peraturan seragam

sekolah, tidak memainkan HP di sekolah, tepat waktu datang ke sekolah, ada surat

keterangan apabila tidak masuk, tidak membolos saat jam pelajaran, fokus saat

pelajaran berlangsung sehingga tidak mengantuk dan tidak mengobrol,

mengenakan topi saat upacara, siap dalam menerima tugas, tepat waktu dalam

Page 57: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

mengumpulkan tugas dan berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan di

sekolah.

H. Prosedur Penelitian

Berbagai metode penelitian dapat di gunakan peneliti untuk melakukan

penelitian. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas mempunyai prosedur-

prosedur dalam pelaksanaannya, James McKernan (2004: 25) menjelaskan bahwa

terdapat empat tahapan dalam melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu:

Perencanaan (Planing), Tindakan (Action), Observasi (Observation), Refleksi

(Reflection). Model penelitian yang digunakan adalah model siklus dari Kemmis

dan McTaggart. Berikut ini adalah gambaran secara singkat mengenai model

penelitian yang akan dilaksanakan:

Bagan 2. Model Penelitian Tindakan Kelas

Deskripsi dari pelaksanaan model penelitian tindakan kelas tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

Permasalahan Pelaksanaan tindakan I

Pengamatan dan pengumpulan data

Refleksi I

Permasalahan baru hasil refleksi

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II

Pengamatan dan pengumpula data

Refleksi II

Permasalahan belum terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Perencanaan tindakan I

SIKLUS I

SIKLUS II

Page 58: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1. Perencanaan (Planing)

Perencanaan mengacu kepada tindakan yang dilakukan dalam penelitian.

Pembuatan perencanaan mempertimbangkan keadaan dan suasana penelitian

dengan menekankan pada sifat-sifat strategi yang mampu menjawab tantangan

yang muncul dalam perubahan sosial dan mengenai rintangan yang sebenarnya.

Pertimbangan dalam perencanaan tersebut antara lain adalah pertimbangan

tindakan yang dilakukan, tujuan, topik yang dibahas, cara pelaksanaan, dan

hasil yang diharapkan. Setelah pertimbangan dilakukan, maka selanjutnya

disusun gagasan-gagasan dalam bentuk rencana yang dirinci.

Gagasan-gagasan tersebut dijabarkan dan hal-hal yang tidak penting

dihilangkan supaya dapat memusatkan perhatian pada hal yang penting dan

bermanfaat bagi upaya tindakan yang dilakukan. Penelitian tindakan kelas ini

terdiri dari dua siklus. Berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan maka

perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan rancangan tindakan, pedoman observasi, angket

kedisiplinan sekolah siswa dan naskah role playing.

b. Membagi subjek penelitian menjadi tiga kelompok dan menetapkan

tutor untuk masing-masing kelompok.

c. Pelatihan tutor yang berkaitan dengan pelaksanaan bimbingan

kelompok role playing.

d. Menentukan tutor pada setiap kelompok dan memilih ketua kelompok.

e. Peneliti memberikan penjelasan tentang mekanisme bimbingan

kelompok role playing.

2. Tindakan (Action)

Tahap tindakan merupakan tahap pelaksanaan penelitian yang

menggunakan bimbingan kelompok role playing. Pelaksanaan tindakan sesuai

dengan tahap-tahap pelaksanaan role playing. Kegiatan yang dilakukan pada

tahap tindakan adalah sebagai berikut:

a. Membentuk kelompok kemudian menjelaskan tentang role playing.

b. Membagikan naskah role playing dan menjelaskan cara bermain peran

dalam bimbingan kelompok role playing.

Page 59: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

c. Tutor dan anggota kelompok mengidentifikasi peran dan karakter peran

yang terdapat dalam cerita.

d. Tutor dan ketua kelompok memilih pemain yang sesuai dengan peran

yang dimaksud dalam penelitian.

e. Tutor bersama kelompok memilih tempat dan menentukan jalannya

role playing.

f. Tutor bersama kelompok melaksanakan bermain peran sebagaimana

yang telah di skenariokan.

g. Tutor mengamati jalannya role playing dan memberikan evaluasi

terhadap bimbingan kelompok role playing.

h. Setelah role playing berakhir, peneliti dan tutor mendiskusikan hasil

permainan sebagai bentuk evaluasi yang diharapkan dapat

menunjukkan perubahan sesuai yang diharapkan.

i. Berdasarkan hasil evaluasi, apabila pelaksanaan bermain peran anggota

kelompok memainkan kembali peran yang dievaluasi sebagai usaha

perbaikan.

3. Observasi (Observation)

Observasi pada penelitian tindakan mempunyai fungsi mendokumentasi

implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek. Pada tahap observasi

dilakukan secara operasional dengan mendokumentasikan pelaksanaan

tindakan. Hasil kegiatan role playing dievaluasi dengan memberikan angket

kedisiplinan siswa di sekolah kepada subjek. Hal tersebut dimaksudkan untuk

mengetahui perubahan perilaku subjek sebagai hasil dari tindakan. Disamping

itu juga diadakan observasi untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa

yang sudah diberi tindakan layanan bimbingan role playing. Hasil dari

observasi kemudian direfleksikan untuk mengetahui kesimpulan dari tindakan

yang telah dilakukan.

4. Refleksi (Reflection)

Langkah ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali

tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat

dalam hasil penilaian angket dan observasi. Data yang diperoleh dari hasil

Page 60: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

angket dan observasi kemudian dianalisis untuk direfleksikan sebagai evaluasi

untuk memperbaiki siklus berikutnya. Hasil refleksi dimaksudkan untuk

menentukan kemungkinan yang terjadi terhadap perencanaan semula, yaitu

diberhentikan, modifikasi, atau dilanjutkan ketingkatan selanjutnya. Pada tahap

refleksi, peneliti bersama guru BK mendiskusikan hasil angket dan observasi

pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Hasil tersebut kemudian direfleksikan

untuk menentukan kesimpulan dari tindakan yang dilakukan diharapkan dapat

menjawab sudah memenuhi perubahan yang ditargetkan atau belum. Apabila

telah memenuhi target sesuai dengan indikator kinerja penelitian maka

tindakan dinyatakan berhasil, tetapi apabila belum mencapai target, maka

tindakan dilanjutkan pada tahap berikutnya.

Page 61: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan

1. Deskripsi Kegiatan Pra Tindakan

Penelitian tindakan kelas diawali dengan orientasi di lapangan, hal

tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal lapangan

sebelum diadakan tindakan dalam penelitian. Pelaksanaan orientasi dilakukan

pada tanggal 06 sampai dengan 08 Maret 2012 dengan menemui guru BK dan

guru mata pelajaran. Pada pertemuan tersebut membahas mengenai kegiatan

siswa dan kedisiplinan yang dilakukan siswa di sekolah. Pembahasan tersebut

dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai siswa yang akan

dijadikan subjek penelitian. Pemilihan siswa sebagai subjek dilakukan

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dalam penelitian.

Kriteria siswa yang dipilih sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas

VIII dengan tingkat kedisiplinan di sekolah rendah. Kriteria dari kedisiplinan

siswa yang rendah antara lain, siswa melakukan pelanggaran peraturan yang

berlaku di sekolah, tidak masuk sekolah tanpa keterangan, seragam yang

dikenakan tidak sesuai dengan PSAS (Peraturan Seragam Anak Sekolah),

terlambat dalam mengikuti pelajaran, keluar kelas saat pelajaran berlangsung

dan terlambat dalam pengumpulan tugas. Berdasarkan hasil orientasi yang

dilakukan dengan wawancara kepada guru BK dan guru mata pelajaran,

terdapat 83 siswa kelas VIII yang tergolong rendah dalam tingkat

kedisiplinan di sekolah. Siswa tersebut adalah siswa dari tiga kelas yaitu kelas

VIII D, E, dan F.

Kegiatan yang dilakukan dalam pra tindakan selanjutnya adalah

melakukan pretest kepada 83 siswa dengan menggunakan angket kedisiplinan

siswa di sekolah. Pelaksanaan pretest tersebut dilakukan untuk menentukan

subjek penelitian yang akan diberikan tindakan berupa layanan bimbingan

kelompok role playing untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.

Siswa dengan nilai angket dibawah (mean 1 SD) dipilih sebagai subjek

Page 62: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

penelitian. Langkah selanjutnya adalah mengadakan observasi kepada subjek

penelitian dengan menggunakan pedoman observasi. Observasi tersebut

digunakan sebagai data observasi awal sebelum diberi tindakan. Hasil dari

observasi disajikan dalam bentuk angka dan selanjutnya hasil observasi dan

angket dikonversi ke dalam skala 100. Hal tersebut dilakukan agar hasil dari

angket dan observasi dapat dijumlahkan dan dicari skor rata-rata.

2. Analisis dan Refleksi Kegiatan Pra Tindakan

a. Analisis Kegiatan Pra Tindakan

Hasil angket yang diperoleh dari 83 siswa kelas VIII D, E, dan F

dianalisis menggunakan SPSS Statistics 17.0. Hasil dari analisis angket

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Analisis Hasil Angket 83 Siswa

N

Skor

Terendah

Skor

Tertinggi Mean

Std.

Deviation

Hasil angket 83 131 181 161.17 11.472

Valid N (listwise) 83

Melalui hasil analisis statistik menggunakan SPSS 17.0 dapat diketahui:

Mean = 161.17 SD = 11.472

Siswa yang masuk dalam kategori tingkat kedisiplinan di sekolah rendah

adalah siswa dengan perolehan nilai sebagai berikut:

< (Mean 1 SD) = < (161.17 11.472)

= < 149.698

= < 150

Siswa yang skor angket kurang dari 150 merupakan siswa yang tergolong

rendah dalam tingkat kedisiplinan di sekolah. Berdasarkan tabulasi data hasil

angket kedisiplinan siswa di sekolah, dari 83 siswa terdapat 15 siswa yang

memiliki tingkat kedisiplinan di sekolah rendah. Oleh karena itu 15 siswa

tersebut dipilih sebagai subjek penelitian. Langkah selanjutnya 15 siswa

Page 63: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

tersebut di observasi untuk mengetahui data awal sebelum diberi tindakan.

Berdasarkan hasil angket dan observasi maka didapat data skor awal subjek

penelitian sebagai berikut:

Tabel 3. Data Skor Awal Pra Tindakan Hasil Angket dan Observasi

No Subjek

Penelitian

Skor Awal Pra

Tindakan

Angket Observasi

1. CD 146 37

2. DJ 143 35

3. EF 134 28

4. FM 148 39

5. HS 141 36

6. ID 143 36

7. LK 136 28

8. MM 142 34

9. OP 131 32

10. PW 145 34

11. RG 134 34

12. RF 138 36

13. RN 149 35

14. YP 150 38

15. YA 140 32

Berdasarkan data awal yang diperoleh maka selanjutnya data tersebut

dikonversi ke dalam skala penilaian 100 supaya data tersebut dapat dijumlah

dan dirata-rata. Skor akhir dari data pra tindakan adalah sebagai berikut:

Page 64: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 4. Skor Pra Tindakan Skala 100

No Subjek

Penelitian

Skor Pra Tindakan Jumlah Skor

Pra Tindakan

Rata-rata Skor

Pra Tindakan Angket Observasi

1. CD 73 46,25 119,25 59,625

2. DJ 71,5 43,75 115,25 57,625

3. EF 67 35 102 51

4. FM 74 48,75 122,75 61,375

5. HS 70,5 45 115,5 57,75

6. ID 71,5 45 116,5 58,25

7. LK 68 35 103 51,5

8. MM 71 42,5 113,5 56,75

9. OP 65,5 40 105,5 52,75

10. PW 72,5 42,5 115 57,5

11. RG 67 42,5 109,5 54,75

12. RF 69 45 114 57

13. RN 74,5 43,75 118,25 59,125

14. YP 75 47,5 122,5 61,25

15. YA 70 40 110 55

Rata-rata Pra Tindakan 56,75

b. Refleksi Kegiatan Pra Tindakan

Langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi awal dan rencana

tindakan bersama guru BK. Refleksi kegiatan pra tindakan ini dilakukan

sebagai upaya untuk perbaikan melalui layanan bimbingan dan konseling.

Upaya perbaikan tersebut dengan cara menerapkan layanan bimbingan dan

konseling melalui bimbingan kelompok role playing untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa di sekolah. Pelaksanaan layanan tersebut dibagi dalam dua

siklus atau tindakan dengan melaksanakan bimbingan kelompok role playing.

Subjek akan memainkan peran yang sesuai dengan naskah role playing untuk

masing-masing siklus. Untuk melaksanakan tindakan, peneliti dibantu oleh

dua orang tutor yang telah diberi pengarahan untuk melaksanakan layanan

bimbingan kelompok role playing.

Page 65: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

B. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I dan Siklus II

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Pembuatan perencanaan tindakan pada siklus I mengacu pada hasil refleksi

pra tindakan. Hasil yang diperoleh pada pra tindakan yaitu terdapat 15 subjek

yang memiliki kedisiplinan di sekolah rendah. Berdasarkan kenyataan tersebut

diperlukan tindakan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.

Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan diawali dengan perencanaan, berikut

uraian langkah-langkah perencanaan tindakan:

1) Menyusun Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling Siklus I (terlampir

di halaman 88), meliputi: naskah role playing (terlampir di halaman 93),

pelaksanaan layanan bimbingan dengan alokasi waktu dan tempat yang

telah ditentukan.

2) Mempersiapkan dua tutor yang ditentukan dalam membantu pelaksanaan

tindakan penelitian. Tutor bertugas membimbing masing-masing

kelompok yang telah ditetapkan dalam melaksanakan bimbingan

kelompok.

3) Membagi 15 orang subjek menjadi tiga kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 5 orang anggota.

4) Mempersiapkan instrumen angket dan pedoman observasi yang digunakan

dalam penilaian subjek setelah pelaksanaan tindakan siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Mei 2012 di ruang

kelas IX-D yang sudah selesai digunakan untuk pembelajaran. Pelaksanaan

tindakan dilakukan selama dua jam pelajaran (2 x 45 menit) dengan menggunakan

layanan bimbingan kelompok role playing. Kegiatan tersebut secara rinci

diuraikan sebagai berikut:

Page 66: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

1) Tahap pembukaan

Pada tahap pembukaan diawali dengan mengecek kehadiran subjek dan

pemutaran film edukasi mengenai kedisiplinan di sekolah. Langkah

selanjutnya memberikan penjelasan kepada subjek mengenai jalannya

kegiatan bimbingan kelompok role playing.

2) Tahap pelaksanaan

a) Membagi 15 orang subjek menjadi tiga kelompok dan mempersiapkan

tempat masing-masing kelompok.

b) Masing-masing tutor mempersiapkan diri untuk bergabung dengan

kelompok subjek dan berdiskusi dengan anggota kelompok untuk memilih

ketua kelompok.

c) Membagikan naskah role playing dan tutor menjelaskan tata cara dalam

pelaksanaan bimbingan kelompok role playing.

d) Tutor dan anggota kelompok berdiskusi untuk mengidentifikasi peran dan

karakter peran yang terdapat dalam naskah role playing.

e) Tutor dan ketua kelompok memilih pemain yang sesuai dengan peran yang

terdapat didalam naskah role playing.

f) Ketua kelompok mengambil undian nomor urut pelaksanaan permainan

peran.

g) Anggota kelompok mengatur tempat dan menentukan jalannya role

playing serta melaksanakan bermain peran sebagaimana yang telah di

skenariokan.

3) Tahap penutup

a) Peneliti, tutor dan guru BK mengamati jalannya role playing dan

meninjau para pemain dalam memelihara jalannya permainan.

b) Setelah permainan selesai tutor mengadakan diskusi dan evaluasi bersama

dengan anggota kelompok untuk membicarakan kembali pusat-pusat

perhatian pemain serta mengembangkan permainan berikutnya sebagai

usaha perbaikan agar sesuai dengan tujuan permainan tersebut.

Page 67: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

c) Peneliti mengakhiri tindakan siklus I dengan mendiskusikan hasil

permainan sebagai bentuk evaluasi dan dapat menunjukkan perubahan

sesuai yang diharapkan.

c. Observasi

Penilaian tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 Mei 2012

di ruang kelas IX D. Penilaian yang dilakukan dengan memberikan angket

kedisiplinan siswa di sekolah kepada subjek setelah diberi tindakan pada siklus I.

Pemberian angket tersebut untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan tindakan

layanan bimbingan kelompok role playing.

Berdasarkan hasil pengisian angket pada siklus I, terdapat peningkatan pada

subjek mengenai kedisiplinan siswa di sekolah. Hal tersebut ditunjukkan pada

hasil skor angket siklus I yang mengalami peningkatan dibanding dengan hasil

skor angket pra tindakan. Perbandingan tersebut dapat diketahui pada

perbandingan skor angket pra tindakan dan paska tindakan siklus I berikut ini:

Tabel 5. Skor Angket Pra Tindakan dan Paska Tindakan Siklus I

No Nama Skor Angket

Pra Tindakan

Skor Angket

Siklus I

Skor Angket

Pra Tindakan

Skala 100

Skor Angket

Siklus I

Skala 100

1. CD 146 167 73 83,5

2. DJ 143 159 71,5 79,5

3. EF 134 162 67 81

4. FM 148 158 74 79

5. HS 141 160 70,5 80

6. ID 143 166 71,5 83

7. LK 136 157 68 78,5

8. MM 142 161 71 80,5

9. OP 131 155 65,5 77,5

10. PW 145 160 72,5 80

11. RG 134 158 67 79

12. RF 138 162 69 81

13. RN 149 166 74,5 83

14. YP 150 163 75 81,5

15. YA 140 165 70 82,5

Page 68: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Observasi tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa tanggal

21 dan 22 Mei 2012. Observasi ini dilakukan dengan mengamati perilaku

kedisiplinan subjek di sekolah setelah diberi tindakan siklus I. Pengamatan

tersebut dilakukan di lingkungan sekolah pada saat jam kegiatan pembelajaran

dengan mencatat perilaku kedisiplinan siswa yang diterapkan di sekolah.

Penilaian observasi dilakukan sesuai dengan pedoman observasi yang telah

disediakan. Berikut hasil penilaian observasi pra tindakan dan setelah tindakan

siklus I:

Tabel 6. Skor Observasi Pra Tindakan dan Paska Tindakan Siklus I

No Nama

Skor

Observasi

Pra Tindakan

Skor

Observasi

Siklus I

Skor Observasi

Pra Tindakan

Skala 100

Skor Observasi

Siklus I

Skala 100

1. CD 37 53 46,25 66,25

2. DJ 35 50 43,75 62,5

3. EF 28 49 35 61,25

4. FM 39 57 48,75 71,25

5. HS 36 49 45 61,25

6. ID 36 51 45 63,75

7. LK 28 47 35 58,75

8. MM 34 55 42,5 68,75

9. OP 32 54 40 67,5

10. PW 34 52 42,5 65

11. RG 34 56 42,5 70

12. RF 36 58 45 72,5

13. RN 35 54 43,75 67,5

14. YP 38 55 47,5 68,75

15. YA 32 55 40 68,75

d. Analisis Persentase, Analisis Klinis, dan Refleksi

1) Analisis Persentase

Data hasil penilaian dari pra tindakan dan tindakan siklus I dianalisis

menggunakan analisis Persentase. Hal tersebut dilakukan untuk

mengetahui tingkat perubahan perilaku yang telah dicapai oleh masing-

Page 69: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

masing subjek. Perhitungan analisis Persentase menggunakan rumus dari

Godwin dan Coates. Perhitungan tersebut berdasarkan skor rata-rata setiap

subjek dari hasil penjumlahan skor angket dan observasi dalam skala 100.

Berikut skor rata-rata angket dan observasi pada pra tindakan dan paska

tindakan siklus I:

Tabel 7. Skor Rata-rata Angket dan Observasi Pra Tindakan dan Paska Tindakan Siklus I

No Nama Skor Rata-rata

Pra Tindakan

Skor Rata-rata

Siklus I

1. CD 59,625 74,875

2. DJ 57,625 71

3. EF 51 71,125

4. FM 61,375 75,125

5. HS 57,75 70,625

6. ID 58,25 73,375

7. LK 51,5 68,625

8. MM 56,75 74,625

9. OP 52,75 72,5

10. PW 57,5 72,5

11. RG 54,75 74,5

12. RF 57 76,75

13. RN 59,125 75,25

14. YP 61,25 75,125

15. YA 55 75,625

Berdasarkan tabel diatas, maka perhitungan Persentase perubahan

perilaku dihitung menggunakan rumus:

Post rate adalah skor rata-rata siklus I, sedangkan base rate adalah skor

rata-rata pra tindakan. Hasil perhitungan Persentase perubahan perilaku

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Persentase Perubahan Perilaku Masing-masing Subjek Pada Siklus I

Page 70: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

No Nama Skor Rata-rata

Pra Tindakan

Skor Rata-rata

Siklus I

Persentase

Perubahan Perilaku

1. CD 59,625 74,875 25,58%

2. DJ 57,625 71 23,21%

3. EF 51 71,125 39,46%

4. FM 61,375 75,125 22,40%

5. HS 57,75 70,625 22,29%

6. ID 58,25 73,375 25,97%

7. LK 51,5 68,625 33,25%

8. MM 56,75 74,625 31,50%

9. OP 52,75 72,5 37,44%

10. PW 57,5 72,5 26,09%

11. RG 54,75 74,5 36,07%

12. RF 57 76,75 34,65%

13. RN 59,125 75,25 27,27%

14. YP 61,25 75,125 22,65%

15. YA 55 75,625 37,5%

Jumlah rata-rata Persentase peningkatan perilaku seluruh subjek

29,69%

2) Analisis Klinis

Data dari subjek penelitian yang telah diobservasi selanjutnya

dianalisis dengan analisis klinis. Proses analisis klinis dilakukan dengan

bertanya kepada orang terdekat subjek yaitu teman sekelas dan guru mata

pelajaran mengenai perilaku kedisiplinan subjek di sekolah. Berikut

penjelasan lebih lanjut mengenai perubahan perilaku kedisiplinan subjek

di sekolah setelah pemberian tindakan siklus I:

a) CD

Hasil observasi pra tindakan menunjukkan bahwa CD adalah subjek yang

memiliki perilaku kedisiplinan di sekolah rendah. Hal tersebut ditunjukkan

dengan penampilan subjek yang mengeluarkan baju seragam, sering keluar

kelas saat pergantian jam pelajaran, memainkan HP di kelas, mengobrol

saat jam pelajaran berlangsung, membolos saat jam pelajaran berlangsung,

dan tidak khidmad dalam mengikuti upacara. Perubahan perilaku yang

Page 71: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dialami subjek setelah pemberian tindakan siklus I masih belum optimal

karena ada beberapa perilaku subjek yang belum meningkat. Perubahan

perilaku yang dialami subjek adalah jarang untuk keluar kelas saat

pergantian jam pelajaran, memperhatikan pelajaran seksama walaupun

masih ngobrol dengan teman sebangku, seragam terkadang masih

dikeluarkan dan jarang memainkan HP di kelas.

b) DJ

Perilaku subjek pada pra tindakan adalah sering keluar kelas saat jam

pelajaran berlangsung, suka mengobrol hal diluar pelajaran pada saat guru

menjelaskan, berbicara tidak sopan dengan guru dan karyawan sekolah,

membolos saat jam pelajaran, tiduran saat guru sedang menjelaskan

pelajaran, mengandalkan teman dalam tugas kelompok, dan subjek suka

mencari kesibukan sendiri ketika ada tugas. Perubahan perilaku setelah

tindakan siklus I adalah subjek sudah jarang untuk keluar kelas saat jam

pelajaran berlangsung, cara bicara subjek sudah sedikit sopan, dan subjek

sudah ada keinginan untuk aktif dalam mengerjakan tugas kelompok.

c) EF

Subjek merupakan siswa yang sering tidak masuk sekolah tanpa

keterangan, keseharian subjek di sekolah selalu tiduran disaat jam

pelajaran berlangsung, keluar kelas pada saat pergantian jam pelajaran,

merasa acuh tak acuh dengan tugas yang diberikan guru mata pelajaran

sehingga subjek sering terlambat dalam mengumpulkan tugas yang

diberikan. Perubahan perilaku yang dialami subjek setelah pemberian

tindakan siklus I adalah subjek lebih tertib dalam mengikuti pelajaran dan

sudah jarang untuk membolos sekolah, disamping itu subjek sudah bisa

menerima tugas dengan baik walaupun dalam pengerjaan dan

pengumpulannya masih terlambat.

d) FM

Perilaku subjek di sekolah sering membuat onar, subjek suka membolos

pada saat jam pelajaran, berbicara kurang sopan dengan guru dan

karyawan di sekolah, terlambat datang ke sekolah, penampilan atau

Page 72: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

seragam yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah. Setelah pemberian

tindakan siklus I maka perubahan yang dialami oleh subjek sudah semakin

baik, yaitu subjek sudah bisa berbicara sopan dengan guru dan karyawan,

dan keterlambatan subjek untuk datang ke sekolah sudah berkurang.

e) HS

Subjek sering mengobrol hal yang tidak penting dengan teman ketika

pelajaran sedang berlangsung, memainkan HP saat jam pelajaran,

mengeluarkan baju seragam, dan mengandalkan temannya saat ada tugas

kelompok yang harus segera dikumpulkan. Setelah pemberian tindakan

siklus I, subjek mengalami perubahan perilaku kedisiplinan saat pelajaran

berlangsung tingkat berbicara subjek tentang hal diluar pelajaran sudah

berkurang dan penampilan berseragam subjek sudah sesuai dengan

peraturan sekolah.

f) ID

Subjek sering keluar kelas saat pergantian jam pelajaran, suka membolos

pada saat jam pelajaran berlangsung, seragam sekolah dikeluarkan,

mengobrol hal yang tidak penting pada saat jam pelajaran dan upacara,

memainkan HP di kelas, dan menghindari kegiatan sekolah dengan asyik

bermain bersama teman. Perubahan yang terjadi setelah tindakan siklus I

adalah subjek sudah mengurangi kebiasaannya untuk keluar kelas saat

pergantian jam pelajaran, penampilan sudah terlihat rapi dan intensitas

mengobrol subjek sudah berkurang.

g) LK

Subjek sering berbicara kurang sopan dengan guru dan karyawan,

membolos pada saat jam pelajaran, keluar kelas saat pergantian jam

pelajaran, merasa acuh tak acuh dalam menerima tugas dari guru,

mengandalkan teman dalam mengerjakan tugas kelompok, asyik bermain

dengan teman lain ketika sedang melaksanakan diskusi kelompok.

Perubahan perilaku yang terjadi pada subjek setelah tindakan siklus I

adalah tingkat membolos dan keluar kelas subjek sudah berkurang, dan

Page 73: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

subjek sudah ikut aktif dalam kegiatan kelompok meskipun hanya

mendengarkan.

h) MM

Subjek selalu mengeluarkan baju seragam, memainkan HP dikelas, sering

tidak membawa topi saat upacara, terlambat dalam mengumpulkan tugas,

mengandalkan teman dalam mengerjakan tugas dan tiduran ketika guru

sedang menjelaskan didepan kelas. Perubahan perilaku yang terjadi adalah

subjek sudah bisa membiasakan diri untuk tidak mengeluarkan seragam

sekolahnya, subjek sudah membawa topi ketika akan upacara dan lebih

siap dalam menerima pelajaran dengan tidak tiduran di kelas.

i) OP

Subjek suka keluar kelas saat jam pelajaran yang tidak disukai, berbicara

kurang sopan dengan guru ataupun karyawan sekolah, terlambat dalam

masuk sekolah, menunda tugas dengan berbagai alasan sehingga sering

terlambat dalam mengumpulkan tugas dan mengerjakan tugas dengan

seadanya. Perubahan yang terjadi setelah siklus I adalah subjek mulai

membiasakan diri untuk berbicara sopan dengan guru dan karyawan,

mengumpulkan tugas tepat waktu meskipun dalam pengerjaannya masih

kurang optimal.

j) PW

Perilaku subjek saat pra tindakan adalah memainkan HP di kelas, berbicara

kurang sopan dengan guru dan karyawan sekolah, keluar kelas saat jam

pelajaran berlangsung, dan tiduran ketika guru sedang menjelaskan

pelajaran. Perubahan perilaku subjek terlihat setelah diberi tindakan siklus

I. Perubahan perilaku tersebut adalah subjek sudah jarang untuk

memainkan HP di kelas, cara berbicara subjek dengan guru dan karyawan

sudah sopan dan subjek lebih siap untuk menerima pelajaran sehingga

subjek tidak tidur di kelas.

k) RG

Subjek sering membolos sekolah, mengobrol hal yang tidak penting di luar

jam pelajaran, mengandalkan teman dalam tugas kelompok dan tidak

Page 74: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

mengenakan topi saat upacara. Setelah diberi tindakan siklus I perilaku

subjek menunjukkan perubahan tetapi belum optimal. Perubahan perilaku

tersebut adalah setiap upacara subjek sudah memakai topi dan subjek

sudah jarang untuk membolos sekolah.

l) RF

Kesehariannya di sekolah penampilan subjek terlihat tidak rapi, mencari

kesibukan sendiri ketika ada tugas dari guru, terlambat dalam

mengumpulkan tugas, keluar kelas saat pelajaran dimulai dan menghindari

kegiatan sekolah dengan asyik bermain bersama teman. Setelah diberi

tindakan siklus I, perubahan perilaku subjek yang memiliki kedisiplinan

rendah menjadi meningkat. Perubahan tersebut diketahui dari penampilan

subjek yang sudah rapi, tetap berada di kelas saat pelajaran berlangsung

dan mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah.

m) RN

Subjek termasuk siswa yang aktif, karena keaktifannya tersebut subjek

sibuk mengganggu temannya saat pelajaran berlangsung, suka mengobrol

hal yang tidak penting saat pelajaran berlangsung, dan membolos jam

pelajaran dengan pergi ke kantin. Setelah mendapatkan tindakan siklus I

perubahan perilaku subjek yang dulu suka mengganggu teman sudah

mulai berkurang, intensitas dalam membolos pada jam pelajaran juga

mulai berkurang.

n) YP

Subjek sering keluar kelas saat pergantian jam pelajaran, mengandalkan

teman dalam tugas kelompok, dan tiduran ketika pelajaran berlangsung.

Setelah diberi tindakan siklus I perilaku subjek berubah dari yang suka

tiduran di kelas sekarang sudah tidak lagi dan subjek sudah jarang untuk

keluar kelas saat pergantian jam pelajaran.

o) YA

Subjek sering keluar kelas saat jam pelajaran berlangsung, berbicara

kurang sopan dengan guru atau karyawan sekolah, memainkan HP di

kelas, asyik sibuk sendiri ketika pelajaran berlangsung dan mengeluarkan

Page 75: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

baju seragamnya. Setelah diberi tindakan siklus I perilaku subjek

mengalami perubahan yaitu baju seragam subjek sudah tidak dikeluarkan

lagi, cara berbicara subjek dengan guru dan karyawan sudah sopan dan

subjek sudah jarang untuk memainkan HP di kelas.

3) Refleksi

Persentase perubahan perilaku masing-masing subjek pada pra

tindakan dan paska tindakan siklus I dapat diketahui bahwa masing-

masing subjek mengalami peningkatan perilaku kedisiplinan siswa

disekolah tetapi belum signifikan. Jumlah rata-rata peningkatan

keseluruhan subjek yang dicapai pada siklus I sebesar 29,69%. Persentase

peningkatan tersebut masih dibawah indikator keberhasilan yang

ditetapkan sebesar 50% dari kondisi awal. Oleh karena itu perlu diadakan

refleksi siklus I dengan mendiskusikan dengan guru BK mengenai

tindakan yang telah dilakukan kepada subjek. Diskusi tersebut mengkaji

kembali tindakan yang dirasa belum maksimal dalam pelaksanaannya. Hal

tersebut disebabkan oleh proses pelaksanaan permainan peran subjek

belum optimal dalam memerankan peran yang dimainkannya.

Upaya untuk mencapai hasil yang signifikan yaitu dengan memenuhi

indikator keberhasilan minimum 50%, maka perlu diberi tindakan siklus

II. Pelaksanaan tindakan siklus II menekankan pada perbaikan layanan

bimbingan kelompok role playing dengan memperbaiki dan

mengembangkan skenario permainan peran yang telah dimainkan oleh

subjek pada siklus I agar subjek dapat optimal dalam memainkannya.

Perbaikan tindakan yang diberikan pada siklus II diharapkan dapat

meningkatkan kedisiplinan siswa disekolah dengan ditandai tercapainya

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

Page 76: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus II mengacu pada hasil refleksi dari tindakan

yang telah dilakukan pada siklus I dengan memperbaiki proses pelaksanaan

layanan bimbingan kelompok role playing. Oleh karena itu diperlukan perbaikan

dalam pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa di sekolah sesuai dengan indikator keberhasilan yang

ditetapkan. Perencanaan tindakan siklus II hampir sama dengan perencanaan

tindakan pada siklus I. Berikut uraian langkah-langkah perencanaan pelaksanaan

tindakan siklus II yang akan dilakukan:

1) Menyusun Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling Siklus II (terlampir

di halaman 91), meliputi: naskah role playing sama dengan naskah siklus I

dan pelaksanaan layanan bimbingan dengan alokasi waktu dan tempat

yang ditentukan.

2) Mempersiapkan dua tutor yang ditentukan dalam membantu pelaksanaan

tindakan penelitian. Tutor bertugas membimbing masing-masing

kelompok dalam memperbaiki skenario permainan peran agar sesuai

dengan tujuan dari layanan bimbingan kelompok role playing dalam

meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.

3) Mempersiapkan tempat dan peralatan yang akan digunakan dalam

pelaksanaan tindakan siklus II.

4) Mempersiapkan instrumen angket dan pedoman observasi yang digunakan

dalam penilaian subjek setelah pelaksanaan tindakan siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 07 Juni 2012 di

ruang kelas IX-D yang sudah selesai digunakan untuk pembelajaran. Pelaksanaan

tindakan dilakukan selama dua jam pelajaran (2 x 45 menit) dengan menggunakan

layanan bimbingan kelompok role playing. Kegiatan tersebut secara rinci

diuraikan sebagai berikut:

1) Tahap pembukaan

Page 77: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Pada tahap pembukaan diawali dengan mengecek kehadiran subjek dan

pemberian ice breaking untuk memotivasi subjek dalam mengikuti kegiatan

bimbingan kelompok.

2) Tahap pelaksanaan

a) Membahas kembali mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan pada

siklus I. Pembahasan tersebut mengenai usaha perbaikan yang akan

dilaksanakan pada siklus II.

b) Mengelompokkan subjek sesuai dengan kelompok masing-masing dan

tutor mempersiapkan diri untuk bergabung dengan kelompok yang

diampu. Tutor dan anggota kelompok memulai pembimbingan mengenai

perbaikan yang akan dilakukan anggota kelompok.

c) Tutor menjelaskan tata cara pelaksanaan permainan peran sesuai dengan

tujuan dari bimbingan kelompok role playing.

d) Ketua kelompok mengambil undian nomor urut pelaksanaan permainan

peran.

e) Anggota kelompok mengatur tempat dan melaksanakan bermain peran

sesuai dengan skenario yang telah diperbaiki.

3) Tahap penutup

a) Peneliti, tutor, dan guru BK mengamati jalannya role playing dan

meninjau para pemain dalam memelihara jalannya permainan.

b) Setelah permainan selesai tutor mengadakan diskusi dan evaluasi bersama

dengan anggota kelompok mengenai usaha perbaikan yang telah

dilaksanakan dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

c) Peneliti mengakhiri tindakan siklus II dengan mendiskusikan hasil

permainan peran. Peneliti menghubungkan situasi permasalahan yang

diangkat dalam permainan peran dengan pengalaman subjek dalam

kehidupan nyata dan mengidentifikasi perilaku-perilaku disiplin yang

harus diterapkan di lingkungan sekolah.

Page 78: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

c. Observasi

Penilaian tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 09 Juni

2012 di ruang kelas IX D. Penilaian yang dilakukan adalah dengan memberikan

angket kedisiplinan siswa di sekolah kepada subjek setelah pelaksanaan tindakan

siklus II. Pemberian angket tersebut untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan

tindakan layanan bimbingan kelompok role playing.

Berdasarkan hasil pengisian angket pada siklus II, terdapat peningkatan pada

subjek mengenai kedisiplinan siswa di sekolah. Hal tersebut ditunjukkan pada

hasil skor angket siklus II yang mengalami peningkatan dibanding dengan hasil

skor angket siklus I dan pra tindakan. Perbandingan tersebut dapat diketahui pada

perbandingan skor angket pra tindakan dan paska tindakan siklus II berikut ini:

Tabel 9. Skor Angket Pra Tindakan dan Paska Tindakan Siklus II

No Nama Skor Angket

Pra Tindakan

Skor Angket

Siklus II

Skor Angket

Pra Tindakan

Skala 100

Skor Angket

Siklus II

Skala 100

1. CD 146 181 73 90,5

2. DJ 143 176 71,5 88

3. EF 134 159 67 79,5

4. FM 148 185 74 92,5

5. HS 141 173 70,5 86,5

6. ID 143 178 71,5 89

7. LK 136 159 68 79,5

8. MM 142 168 71 84

9. OP 131 157 65,5 78,5

10. PW 145 164 72,5 82

11. RG 134 162 67 81

12. RF 138 169 69 84,5

13. RN 149 176 74,5 88

14. YP 150 176 75 88

15. YA 140 163 70 81,5

Penilaian yang dilakukan selanjutnya adalah penilaian dengan menggunakan

observasi kepada subjek. Observasi tindakan siklus II dilaksanakan pada hari

Page 79: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Senin dan Selasa tanggal 11 dan 12 Juni 2012. Observasi ini dilakukan dengan

mengamati perilaku kedisiplinan subjek di sekolah setelah diberi tindakan siklus

II. Pengamatan tersebut dilakukan di lingkungan sekolah pada saat jam kegiatan

pembelajaran dengan mencatat perilaku kedisiplinan siswa yang diterapkan di

sekolah. Berikut hasil observasi setelah tindakan siklus II:

Tabel 10. Skor Observasi Pra Tindakan dan Paska Tindakan Siklus II

No Nama

Skor

Observasi Pra

Tindakan

Skor

Observasi

Siklus II

Skor Observasi

Pra Tindakan

Skala 100

Skor Observasi

Siklus II

Skala 100

1. CD 37 73 46,25 91,25

2. DJ 35 70 43,75 87,5

3. EF 28 60 35 75

4. FM 39 74 48,75 92,5

5. HS 36 71 45 88,75

6. ID 36 72 45 90

7. LK 28 63 35 78,75

8. MM 34 71 42,5 88,75

9. OP 32 66 40 82,5

10. PW 34 75 42,5 93,75

11. RG 34 70 42,5 87,5

12. RF 36 73 45 91,25

13. RN 35 76 43,75 95

14. YP 38 78 47,5 97,5

15. YA 32 70 40 87,5

d. Analisis Persentase, Analisis Klinis, dan Refleksi

1) Analisis Persentase

Data hasil penilaian pada pra tindakan dan paska tindakan siklus II

dianalisis menggunakan analisis Persentase. Hal tersebut dilakukan untuk

mengetahui tingkat perubahan perilaku yang telah dicapai oleh masing-

masing subjek setelah pemberian tindakan siklus II. Perhitungan analisis

Persentase menggunakan rumus dari Godwin dan Coates. Perhitungan

tersebut berdasarkan skor rata-rata setiap subjek dari hasil penjumlahan

Page 80: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

skor angket dan observasi dalam skala 100. Berikut skor rata-rata angket

dan observasi pada pra tindakan dan paska tindakan siklus II:

Tabel 11. Skor Rata-rata Angket dan Observasi Pra Tindakan dan Paska Tindakan Siklus II

No Nama

Skor Rata-rata

Pra Tindakan

Skor Rata-rata

Siklus II

1. CD 59,625 90,875

2. DJ 57,625 87,75

3. EF 51 77,25

4. FM 61,375 92,5

5. HS 57,75 87,625

6. ID 58,25 89,5

7. LK 51,5 79,125

8. MM 56,75 86,375

9. OP 52,75 80,5

10. PW 57,5 87,875

11. RG 54,75 84,25

12. RF 57 87,875

13. RN 59,125 91,5

14. YP 61,25 92,75

15. YA 55 84,5

Berdasarkan tabel diatas, maka perhitungan Persentase perubahan perilaku

dihitung dapat dihitung dengan rumus:

Post rate adalah skor rata-rata siklus II, sedangkan base rate adalah skor rata-rata

pra tindakan. Hasil perhitungan Persentase perubahan perilaku dapat dilihat pada

tabel berikut:

Page 81: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 12. Persentase Perubahan Perilaku Masing-masing Subjek Pada Siklus II

No Nama Skor Rata-rata

Pra Tindakan

Skor Rata-rata

Siklus II

Persentase

Perubahan Perilaku

1. CD 59,625 90,875 52,41% 2. DJ 57,625 87,75 52,28% 3. EF 51 77,25 51,47% 4. FM 61,375 92,5 50,71% 5. HS 57,75 87,625 51,73% 6. ID 58,25 89,5 53,65% 7. LK 51,5 79,125 53,64% 8. MM 56,75 86,375 52,20% 9. OP 52,75 80,5 52,61% 10. PW 57,5 87,875 52,83% 11. RG 54,75 84,25 53,88% 12. RF 57 87,875 54,17% 13. RN 59,125 91,5 54,76% 14. YP 61,25 92,75 51,43% 15. YA 55 84,5 53,64%

Jumlah rata-rata Persentase peningkatan perilaku seluruh subjek

52,76%

2) Analisis Klinis

Data dari subjek penelitian yang telah diobservasi selanjutnya dianalisis

dengan analisis klinis. Proses analisis klinis dilakukan dengan bertanya kepada

orang terdekat subjek yaitu teman sekelas dan guru mata pelajaran mengenai

perilaku kedisiplinan subjek di sekolah. Berikut penjelasan mengenai

perubahan perilaku kedisiplinan subjek di sekolah setelah pemberian tindakan

siklus II:

a) CD

Perubahan perilaku yang dialami subjek setelah pemberian tindakan siklus II

mengalami peningkatan yang optimal dan signifikan. Perubahan perilaku

tersebut adalah subjek tidak keluar kelas saat pergantian jam pelajaran,

memperhatikan pelajaran dengan seksama, seragam tidak dikeluarkan dan

jarang memainkan HP di kelas.

Page 82: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

b) DJ

Perubahan perilaku subjek setelah tindakan siklus II adalah subjek tidak keluar

kelas saat jam pelajaran berlangsung, apabila mau keluar subjek sudah

meminta ijin kepada guru yang sedang mengajar, cara bicara subjek sudah

sopan dengan guru dan karyawan, subjek sudah tidak tiduran di kelas ketika

guru sedang menjelaskan, dan subjek sudah aktif serta ikut berpartisipasi

dalam mengerjakan tugas kelompok.

c) EF

Pada siklus I subjek masih terlihat membolos sekolah meskipun jarang dan

dalam pengumpulan tugas masih terlambat. Perubahan perilaku yang dialami

subjek setelah pemberian tindakan siklus II adalah subjek sudah aktif masuk

sekolah, dan dalam pengumpulan tugas subjek terkadang masih terlambat.

d) FM

Perilaku kedisiplinan subjek yang masih rendah setelah pemberian tindakan

siklus I adalah subjek terkadang masih terlambat datang ke sekolah, membolos

pada saat jam pelajaran, penampilan atau seragam yang tidak sesuai dengan

peraturan sekolah. Perkembangan yang terjadi setelah tindakan siklus II

adalah subjek sudah tidak terlambat datang ke sekolah, penampilan subjek

sudah rapi dan subjek sudah tidak lagi membolos pada saat jam pelajaran.

e) HS

Perubahan yang dialami subjek setelah tindakan siklus I adalah subjek masih

memainkan HP saat jam pelajaran, dan mengandalkan temannya saat ada

tugas kelompok yang harus segera dikumpulkan. Perkembangan yang terjadi

setelah pemberian tindakan siklus II adalah subjek sudah bisa mengontrol

dirinya untuk tidak memainkan HP saat jam pelajaran dan subjek sudah aktif

dalam mengikuti kegiatan kelompok tanpa harus mengandalkan temannya.

f) ID

Perilaku kedisiplinan subjek yang belum meningkat pada siklus I adalah

memainkan HP di kelas, dan menghindari kegiatan sekolah dengan asyik

bermain bersama teman. Setelah diberi tindakan pada siklus II, maka

perkembangan perubahan perilaku subjek meningkat. Subjek sudah jarang

Page 83: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

untuk memainkan HP di kelas pada saat jam pelajaran dan subjek

membiasakan diri untuk mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah.

g) LK

Perilaku subjek yang belum mengalami perkembangan pada siklus I adalah

subjek sering berbicara kurang sopan dengan guru dan karyawan, merasa acuh

tak acuh dalam menerima tugas dari guru. Setelah pemberian tindakan siklus

II perilaku subjek mengalami perubahan yaitu subjek sudah bisa untuk

membiasakan diri berbicara dengan sopan kepada guru dan karyawan,

disamping itu subjek sudah bisa untuk menerima tugas yang diberikan oleh

guru dengan baik.

h) MM

Subjek masih memainkan HP di kelas, terlambat dalam mengumpulkan tugas,

dan mengandalkan teman dalam mengerjakan tugas walaupun telah diberi

tindakan siklus I. Perubahan perilaku subjek dapat meningkat lagi setelah

diberi tindakan siklus II. Subjek sudah tidak memainkan HP di kelas, dalam

mengerjakan tugas kelompok subjek sudah bisa ikut bergabung dalam

memberi saran maupun jawaban dan subjek sudah bisa mengumpulkan tugas

tepat waktu meskipun belum rutin.

i) OP

Perilaku subjek yang belum berubah pada siklus I adalah subjek suka keluar

kelas saat jam pelajaran yang tidak disukai, terlambat dalam masuk sekolah.

Setelah pemberian tindakan siklus II perilaku subjek mengalami perubahan

yaitu subjek sudah jarang untuk keluar kelas saat pelajaran yang tidak disukai

dan subjek sudah bisa membiasakan diri untuk datang tepat waktu sampai di

sekolah.

j) PW

Perilaku kedisiplinan subjek yang belum meningkat pada siklus I adalah

keluar kelas saat jam pelajaran berlangsung. Tindakan yang diberikan pada

siklus II dapat merubah perilaku subjek menjadi tidak keluar kelas saat jam

pelajaran berlangsung kecuali ada keperluan penting sehingga tidak

mengganggu proses pembelajaran.

Page 84: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

k) RG

Setelah diberi tindakan siklus I perilaku subjek yang belum meningkat adalah

mengurangi intensitas mengobrol hal yang tidak penting di luar jam pelajaran,

mengandalkan teman dalam tugas kelompok. Pemberian tindakan pada siklus

II dapat meningkatkan kedisiplinan subjek yaitu subjek sudah jarang untuk

mengobrol hal yang tidak penting saat pelajaran berlalngsung dan subjek

sudah percaya diri untuk mengerjakan sendiri tugas sekolahnya.

l) RF

Subjek masih mencari kesibukan sendiri ketika ada tugas dari guru dan

terlambat dalam mengumpulkan tugas. Setelah diberi tindakan siklus II,

perubahan perilaku subjek yaitu subjek sudah dapat mengontrol dirinya untuk

serius dan fokus terhadap tugas yang diberikan oleh guru sehingga tidak

terlambat dalam pengumpulannya.

m) RN

Subjek masih suka mengobrol hal yang tidak penting saat pelajaran

berlangsung. Setelah mendapatkan tindakan siklus II perubahan perilaku yang

terjadi yaitu subjek sudah dapat membiasakan diri untuk tidak mengobrol saat

jam pelajaran dan sekarang subjek mencoba untuk mencatat apa yang

dijelaskan oleh guru.

n) YP

Subjek masih mengandalkan teman dalam tugas kelompok. Setelah diberi

tindakan siklus II perilaku subjek berubah menjadi lebih percaya diri dalam

mengerjakan tugas dan subjek ikut berperan aktif dalam berdiskusi dengan

anggota kelompoknya.

o) YA

Subjek masih sering keluar kelas saat jam pelajaran berlangsung, asyik sibuk

sendiri ketika pelajaran berlangsung. Setelah diberi tindakan siklus II perilaku

subjek mengalami perubahan yaitu intensitas subjek untuk keluar kelas sudah

berkurang dan subjek terlihat siap dan memperhatikan pelajaran daripada

mengganggu temannya.

Page 85: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

3) Refleksi

Perhitungan Persentase perubahan perilaku pada siklus II menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil

perbandingan skor pra tindakan dengan skor paska tindakan siklus II pada

masing-masing subjek mengalami peningkatan perilaku kedisiplinan siswa

disekolah. Jumlah rata-rata peningkatan keseluruhan subjek yang dicapai pada

siklus II sebesar 52,76% dari kondisi pra tindakan. Pencapaian tersebut sudah

memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk perubahan

perilaku minimal 50%.

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam tahap-tahap

pelaksanaan layanan bimbingan kelompok role playing telah berjalan dengan

baik melalui beberapa perbaikan yang dilakukan pada tiap siklus. Hal tersebut

diketahui dari proses permainan peran yang dilakukan oleh subjek lebih

maksimal dibanding siklus sebelumnya, sehingga pemahaman dan

peningkatan subjek dalam mengembangkan diri untuk lebih disiplin dapat

tercapai sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Siklus I dengan Siklus II

Data penelitian yang telah didapat dalam setiap pelaksanaan tindakan yang

telah dilakukan dianalisis untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada setiap

subjek. Data yang telah dianalisis pada pra tindakan, siklus I dan siklus II,

selanjutnya dilakukan perbandingan perkembangan antarsiklus untuk

mendeskripsikan peningkatan yang dicapai dari pra tindakan ke siklus I dan siklus

II. Deskripsi perkembangan subjek dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II dapat

dilihat pada tabel Persentase perubahan perilaku sebagai berikut:

Page 86: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 13. Deskripsi Perkembangan Setiap Subjek Pada Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II

No Nama

Skor Pra

Tindakan

Skor

Siklus

I

Skor

Siklus

II

Skor

Perkembangan

Siklus I (%)

Skor

Perkembangan

Siklus II (%)

1. CD 59,625 74,875 90,875 25,58% 52,41% 2. DJ 57,625 71 87,75 23,21% 52,28% 3. EF 51 71,125 77,25 39,46% 51,47% 4. FM 61,375 75,125 92,5 22,40% 50,71% 5. HS 57,75 70,625 87,625 22,29% 51,73% 6. ID 58,25 73,375 89,5 25,97% 53,65% 7. LK 51,5 68,625 79,125 33,25% 53,64% 8. MM 56,75 74,625 86,375 31,50% 52,20% 9. OP 52,75 72,5 80,5 37,44% 52,61% 10. PW 57,5 72,5 87,875 26,09% 52,83% 11. RG 54,75 74,5 84,25 36,07% 53,88% 12. RF 57 76,75 87,875 34,65% 54,17% 13. RN 59,125 75,25 91,5 27,27% 54,76% 14. YP 61,25 75,125 92,75 22,65% 51,43% 15. YA 55 75,625 84,5 37,5% 53,64%

Rata-rata

keseluruhan 56,75 73,44 86,68

29,69% 52,76% Rata-rata perkembangan tiap siklus

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perkembangan perubahan perilaku

kedisiplinan siswa di sekolah dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II. Peningkatan

perubahan tersebut sebesar 29,69% pada siklus I dan 52,76% pada siklus II.

Gambaran deskripsi perkembangan pada masing-masing subjek dapat dilihat pada

grafik dibawah ini:

Page 87: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Grafik 1. Grafik Peningkatan Skor Setiap Subjek Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II

Perbandingan perkembangan hasil pra tindakan, siklus I dan siklus II

diketahui dari rata-rata skor keseluruhan subjek penelitian. Gambaran dari

perbandingan perkembangan hasil pra tindakan, siklus I dan siklus II tersebut

dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik 2. Diagram Peningkatan Skor Rata-rata Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

Hasil perbandingan perkembangan diatas terlihat bahwa perubahan perilaku

kedisiplinan subjek di sekolah mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hasil

yang diperoleh antarsiklus meningkat dari rata-rata skor total pra tindakan sebesar

56,75 menjadi 73,44 pada siklus I dan 86,68 pada siklus II.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

CD DJ

EF FM HS ID LK

MM OP

PW RG RF RN YP YA

Ting

kata

n N

ilai

Nama Subjek

Pra Tindakan

Siklus I

Siklus II

Pra Tindakan Siklus I Siklus IINilai Rata-rata Total 56.75 73.44 86.68

0

10

20

30

40

5060

70

80

90

100

Page 88: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

D. Pembahasan

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa subjek yang

mengikuti kegiatan penelitian bimbingan kelompok role playing untuk

meningkatkan kedisiplinan di sekolah adalah siswa yang tingkat kedisiplinan di

sekolah tergolong rendah. Hal tersebut diketahui dari hasil penilaian angket dan

observasi yang telah dianalisis pada sub bab diatas yang menjelaskan bahwa dari

83 siswa yang mengerjakan angket kedisiplinan siswa di sekolah, terdapat 15

siswa yang skornya dibawah rata-rata yaitu < 150 dari keseluruhan siswa dengan

skor terendah 131, skor tertinggi 181, rata-rata 161.17, SD 11.472 dan skor (mean

1 SD) adalah < 150. Lima belas siswa tersebut dipilih dan menjadi subjek

penelitian untuk mendapatkan tindakan berupa layanan bimbingan kelompok role

playing yang bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.

Pelaksanaan kegiatan penelitian layanan bimbingan kelompok role playing

dilakukan secara bertahap dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Kegiatan

yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II adalah perencanaan, tindakan,

observasi dan refleksi terhadap hasil tindakan. Pada siklus I pelaksanaan tindakan

yang dilakukan belum maksimal, karena terdapat beberapa subjek yang belum

bisa mengaktualisasikan diri untuk memainkan peran yang diperagakannya. Hasil

tindakan yang didapat pada siklus I belum dapat mencapai indikator keberhasilan

yang telah ditetapkan yaitu masih berada dibawah 50%. Peningkatan perubahan

perilaku kedisiplinan belum signifikan, sehingga perlu diadakan tindakan siklus

II. Usaha perbaikan tindakan pada siklus II dapat berjalan dengan baik karena

subjek sudah memahami pelaksanaan bimbingan kelompok dan dapat memainkan

peran dengan optimal sehingga dapat mengaitkan pesan dari permainan peran

tersebut dengan pengalaman subjek mengenai kedisiplinan siswa di sekolah.

Layanan bimbingan kelompok role playing efektif untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa di sekolah. Hal tersebut terbukti dengan hasil analisis data

penelitian yang menggunakan analisis persentase membuktikan adanya

peningkatan kedisiplinan di sekolah pada subjek penelitian yang mendapatkan

tindakan. Hasil rata-rata nilai keseluruhan subjek yang diperoleh pada pra

Page 89: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

tindakan adalah 56, 75. Setelah subjek diberikan tindakan pada siklus I, rata-rata

skor keseluruhan subjek yang didapat adalah 73,44 dan pada siklus II meningkat

menjadi 86,68. Besar persentase perubahan perilaku menunjukkan perubahan

secara keseluruhan pada siklus I sebesar 29,69% dan pada siklus II sebesar

52,76%. Berdasarkan persentase perubahan yang dicapai pada siklus II dan

pencapaian tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, maka

layanan bimbingan kelompok role playing dinyatakan efektif untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa di sekolah kelas VIII SMP Negeri 26 Surakarta.

Berdasarkan hasil analisis klinis yang telah dilakukan, secara keseluruhan

terdapat perubahan perilaku kedisiplinan subjek di sekolah secara signifikan.

Perubahan perilaku tersebut ditunjukkan subjek melalui kedisiplinan di sekolah

yang semakin meningkat. Subjek dapat menerapkan disiplin dalam mematuhi tata

tertib sekolah antara lain penampilan atau seragam sesuai peraturan sekolah,

menghormati guru dan karyawan sekolah, tepat waktu dalam datang ke sekolah,

tidak meninggalkan pelajaran, tidak memainkan HP saat jam pelajaran

berlangsung, fokus dan serius dalam menerima pelajaran dari guru dan

mendukung, mengikuti dan mendukung kegiatan pembelajaran yang diadakan

sekolah.

Hasil penelitian membuktikan bahwa bimbingan kelompok role playing dapat

meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah. Hal tersebut terkait dengan hasil

penelitian yang relevan oleh Fardhika Saraswati, (2008) yang menunjukkan hasil

penggunaaan metode role playing dalam pembelajaran tematik dapat

meningkatkan pemahaman siswa tentang kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari

siswa. Selain itu penelitian yang telah dilakukan oleh Lela Saputro (2010)

menunjukkan hasil bahwa bimbingan kelompok role playing dapat

mengembangkan kreatifitas, mendidik untuk bersikap disiplin dalam peraturan

dan pola hidup, serta mengelola kemampuan sosial dan emosi. Berdasarkan

temuan dalam penelitian tersebut dapat dimaknai bahwa pelaksanaan bimbingan

kelompok role playing dapat melatih untuk mengembangkan potensi yang ada

pada diri siswa dan melatih siswa untuk bersikap disiplin dalam menjalankan

peraturan di sekolah yang berlaku. Disamping itu sesuai dengan langkah-langkah

Page 90: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

atau tahapan pelaksanaan bimbingan kelompok role playing menjadikan siswa

lebih terorganisasi, dapat menerapkan sikap disiplin serta mengembangkan

perilaku dalam mendisiplinkan diri melalui peraturan yang dibuat dalam

permainan peran pada bimbingan kelompok role playing.

Page 91: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam

dua siklus, dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik

role playing di SMP Negeri 26 Surakarta terbukti dapat meningkatkan

Kelompok Teknik Role playing Efektif untuk Meningkatkan Kedisiplinan di

Sekolah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Surakarta

dapat diterima kebenarannya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian pada

15 orang subjek yang memiliki tingkat kedisiplinan di sekolah rendah. Skor rata-

rata total 15 subjek penelitian pada pra tindakan sebesar 56,75, kemudian diberi

tindakan siklus I dan menunjukkan hasil peningkatan sebesar 73,44, secara

prosentase peningkatan tersebut baru mencapai 29,69% (belum memenuhi

indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar 50%). Untuk mencapai target yang

ditentukan maka diadakan tindakan siklus II.

Hasil tindakan mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 86,68, secara

prosentase sebesar 52,76%. Hasil analisis klinis juga membuktikan bahwa

bimbingan kelompok teknik role playing efektif untuk meningkatkan kedisiplinan

di sekolah, karena subjek mengalami perubahan perilaku dari yang awalnya tidak

disiplin dalam mematuhi tata tertib sekolah menjadi disiplin dan dapat menerapka

kedisiplinan di sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa layanan bimbingan

kelompok role playing efektif untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.

B. IMPLIKASI

Hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan memberikan implikasi

bahwa dengan menerapkan layanan bimbingan kelompok role playing dapat

meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah kelas VIII SMP Negeri 26 Surakarta

tahun pelajaran 2011/2012. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyelesaian

Page 92: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

masalah siswa melalui bimbingan kelompok dengan teknik role playing

merupakan salah satu alternatif dalam layanan bimbingan dan konseling yang

dapat meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah. Melalui layanan bimbingan

kelompok role playing siswa dituntut untuk berperan aktif dalam proses

pelaksanaan layanan tersebut. Keterlibatan siswa dalam kegiatan bimbingan

kelompok role playing merupakan faktor utama untuk mencapai keberhasilan

tindakan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.

Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan bimbingan kelompok role

playing meliputi kerjasama tutor dengan anggota kelompoknya, kreatifitas dalam

mencari solusi dari permasalahan mengenai kedisiplinan siswa di sekolah yang

tertulis pada naskah role playing, kemampuan dalam memahami dan memainkan

peran-peran, kemampuan dalam mengaitkan permasalahan kedisiplinan dalam

naskah role playing dengan kehidupan nyata yang sedang dialami. Peraturan

permainan yang berlaku pada bimbingan kelompok role playing merupakan

sarana awal yang diterapkan kepada siswa untuk melatih kedisiplinan dalam

mengikuti jalannya bimbingan kelompok role playing. Oleh karena itu pemberian

tindakan melalui layanan bimbingan kelompok role playing efektif untuk

meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan untuk

meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah melalui layanan bimbingan kelompok

role playing, maka terdapat beberapa saran yang diajukan sebagai berikut:

1. Kepada Guru BK

a. Diharapkan guru BK dapat menggunakan role playing sebagai salah satu

cara pemecahan masalah kepada siswa yang memiliki masalah dengan

cara memberi peran yang sesuai dengan masalah yang dihadapi, agar

siswa tersebut dapat memahami diri dan selanjutnya merubah sikap.

b. Diharapkan guru BK dapat menerapkan bimbingan kelompok role

playing dalam membantu menyelesaikan permasalahan siswa yang

Page 93: SKRIPSI AGUSTIN YAHYA M - digilib.uns.ac.id...untuk meningkatkan kedisiplinan di sekolah siswa kelas viii smpn 26 surakarta tahun pelajaran 2011/2012 skripsi oleh : agustin yahya mardianingsih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

berhubungan dengan kedisiplinan di sekolah maupun kedisiplinan pada

diri sendiri.

2. Kepada Siswa

a. Siswa diharapkan dapat memahami diri dan kemampuan yang dimiliki

melalui peran yang dilakukan dalam pelaksanaan role playing sehingga

dapat mengembangkan perilaku kearah yang positif.

b. Siswa diharapkan sadar dan melakukan peraturan sesuai yang ditetapkan

oleh sekolah agar tercipta perilaku yang siap untuk menerima pelajaran

dan menyesuaikan dengan lingkungan sehingga diperoleh perilaku yang

sehat dan tertib.

3. Kepada Peneliti Lain

Diharapkan peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sama kepada

kelompok subjek yang berbeda, misalnya SMA atau SMK supaya terdapat

hasil yang bervariasi.