skripsi
DESCRIPTION
hmTRANSCRIPT
-
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SGT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA
MAGNET DIKELAS V SD NEGERI 6 BANDA ACEH
Skripsi
diajukanuntukmelengkapitugas-tugasdan memenuhisyarat-syaratgunamemperoleh
gelarsarjanaPendidikan
oleh
Daniwati
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013
-
2
-
3
-
4
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan berkat dan
karunia-Nya sehingga kita semua dapat menikmati indahnya dunia ini. Salawat dan
salam kita sanjung sajikan kepada jujungan alam Nabi Muhammad SAW serta keluarga
dan para sahabatnya yang telah membawa dunia ini kepada kedamaian, yang penuh
dengan ilmu pengatahuan dan peradaban yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan
Sunnah-Nya.
Berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul
penerapan model pembelajaran koopratif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa
pada materi gaya magnet di kelas V SD Negeri 6 banda Aceh. Skripsi ini disusun
untuk melengkapi dan memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda
Aceh.
Banyak bimbingan dan arahan serta bantuan yang penulis dapatkan selama
penulisan dan pelaksanaan penelitian skripsi ini. Dalam pelaksanaan penulisan dan
penelitian skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Munir Ar, M.Pd selaku pembimbing I dan ibu Dra.Alfiati Safrina, M.Pd selaku
pembimbing II. Keduanya telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
selama membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Ketua Prodi Studi PGSD beserta bapak dan ibu staf pengajaran program studi
PGSD yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.
-
5
3. Bapak Dekan FKIP UNSYIAH yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
4. Kepada Dinas Pendidikan Banda Aceh yang telah memberikan surat izin
pengumpulan data di SD Negeri 6 Bnda aceh.
5. Kepada Sekolah, Wakil kepala sekolah, Dewan guru, Karyawan beserta siswa SD 6
Banda Aceh yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.
6. Penulis menyampaikan terima kasih kepada ayahanda M. Daud dan Ibunda Syarifah
atas doa dan bimbingannya. Suami ku yang tercinta, yang telah membiayai selama
kuliah ini beserta doa yang telah kalian berikan kepadaku.
7. Terakhir untuk semua pihak baik langung maupun yang tidak langsung telah
mendorong dan membantu sehingga terselesainya skripsi ini.
Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis
menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun dari segi penulisannya.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai
masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Banda Aceh, 2 Maret 2013
Penulis
-
6
ABSTRAK
Kata Kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe TGT, Gaya Magnet
Penelitian yang berjudul Penerapan model pembelejaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh ini mengangkat masalah bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh yang berjumlah 16 orang siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pemberian tes tertulis yang mana tes tersebut digunakan sebagai hasil akhir dari materi yang telah dipelajari untuk mengukur kemampuan siswa Nilai yang didapat dari tes inilah yang diambil sebagai data, kemudian data diolah menggunakan rumus uji-t. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data siswa yang diajarkan melalui model kooperatif tipe TGT pada materi gaya magnet dapat tercapai hasil belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan taraf signifikan =0,05 dan derajat kebebasan dk=n-1, dk=16-1=15. Dari nilai tersebut diperoleh t(0,95)(15)=1,75 sehingga diperoleh t 1-= t 1- 0,05 karena t hitung >t table maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi penerapan model pembelejaran kooperatif tipe TGT dapat tercapai hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh dapat diterima
-
7
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang berfungsi dalam kehidupan masyarakat.
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan siswa bergantung pada dua unsur yang
saling mempengaruhi, yakni bakat yang telah dimiliki oleh siswa sejak lahir akan
tumbuh dan berkembang berkat pengaruh lingkungan. Dan sebaliknya lingkungan akan
lebih bermakna apabila terarah pada bakat yang telah ada. Kendalipun tidak dapat
ditolak tentang adanya kemungkinan dimana pertumbuhan dan perkembangan hanya
disebabkan oleh faktor bakat saja atau lingkungan saja.
Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
Ayat 1 mengemukakan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekutan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian ,kecerdsan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan proses pembelajaran baik
melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Sekolah sebagai
penyelenggara pendidikan formal mempunyai peranan penting untuk mempersiapkan
generasi muda dalam membangun masyarakat.
Peningkatan mutu pendidikan salah satunya tergantung pada pemilihan strategi
mengajar yang tepat bagi tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu perlu dibina dan
-
8
dikembangkan kemampuan anak didik dengan menggunakan model pembelajaran yang
tepat.Kegiatan belajar mengajar merupakan kewajiban guru untuk mencerdasakan
siswa, ada banyak model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Hasil penelitian sebelumnya dilakukan oleh Dewi (2006) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.
Kesimpulan yang sama juga diperoleh dari hasil penelitian Nurul (2008) bahwa hasil
belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi
dibandingkan dengan model pembelajaran tradisional.
Mengingat betapa pentingnya penerapan model pembelajaran untuk
meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar maka guru harus menguasai
berbagai macam model pembelajaran agar bisa diterapkan pada saat proses belajar
mengajar. pembelajaran kooperatif siswa akan lebih aktif dan dapat termotivasi untuk
berinteraksi sesama siswa. Belajar dari teman-teman lainnya dapat memperkecil rasa
takut dan lebih santai, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat dan memberi
kesempatan siswa untuk membangun dan menentukan jati diri melalui proses belajar
yang menyenangkan.
Dalam mempelajari IPA terdapat kesulitan yang dialami oleh siswa,
kebanyakan guru memberikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan
memberi catatan. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Umumnya siswa di SDN 6 bersikap pasif ditandai dengan motivasi
belajar kurang, ditandai dengan masih ada siswa yang datang terlambat pada saat
pembelajaran, siswa kurang bersemangat mengikuti proses belajar, hasil belajar yang
-
9
diharapkan masih belum tercapai ditandai dengan hasil belajar siswa banyak yang
mendapat nilai dibawah batas yang ditentukan yaitu 65 dan hanya 20% siswa yang yang
mengerjakan tugas sampai selesai dan minat baca siswa tergolong rendah karena belum
diterapkan model yang sesuai dengan materinya.
Dari hasil pengamatan kelas dapat diidentifikasi permasalahan yang terjadi
diantaranya perlu adanya penggunaan model pembelajaran yang dapat membuat siswa
lebih aktif dan berinteraksi saat proses pembelajaran dan menumbuhkan motivasi
belajar siswa. Dalam upaya mengatasi permasalahan dalam pembelajaran ini dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk mengaktifkan siswa pada
saat belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. TGT mengajak siswa
untuk berkompetensi dalam permainan sebagai wakil dari kelompok. Adanya permainan
membuat siswa lebih termotivasi. Belajar sambil bermain tidaklah selalu berakibat pada
rendahnya hasil belajar siswa. Penyajian materi yang melibatkan siswa aktif dalam
belajar dan bermain bersama kelompoknya memberi kontribusi pada peningkatan hasil
belajar.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap
hasil belajar siswa pada Materi Gaya magnet di Kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatasyang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas 5 SDN 6 Banda
Aceh?
-
10
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil
belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas 5 SDN 6 Banda Aceh.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat, terutama :
1. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games
Tournament)
2. Bagi guru dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament)
3. Bagi sekolah sebagai bahan informasi dalam usaha meningkatkan mutu
pendidikan secara umum khususnya dalam proses kegiatan belajar mengajar
mata pelajaran IPA pada materi gaya magnet.
1.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa dapat di gunakan pada
materi gaya magnet di kelas 5 SDN 6 Banda Aceh.
1.6 Definisi Istilah
Definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pembelajaran Kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang
-
11
beranggotakan 2 sampai 5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin dan suku atau ras yang berbeda (Rusman, 2010).
2. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh suatu mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (kamus besar Indonesia, 1984)
3. Gaya magnet adalah benda-benda yang tertarik oleh magnet (Haryanto, 2008)
-
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Belajar
Dalam seluruh proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapian tujuan pendidikan
banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai
peserta didik.
Menurut Gagne dalam Slameto (2003:13) belajar adalah proses untuk
mendapatkan motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
Belajar menurut Gulo (2004:8) adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri
seseorang yang mengubah tingkah lakunya baik tingkah laku dalam belajar, bersikap
dan berbuat. Belajar merupakan kegiatan anak didik untuk menerima menanggapi serta
menganalisa bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Perbuatan belajar diakhiri
dengan kemampuan siswa menguasai bahan pelajaran yang telah di berikan atau
ditandai dengan adanya perubahan sikap para siswa. Dengan kata lain belajar menurut
Ibrahim (200:2) adalah: suatu rangkaian proses belajar yang berakhir dengan terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa.
Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses aktivitas individu untuk mengembangkan diri melalui
-
13
pengalaman yang didapat dari pengalaman yang didapat dari perubahan tingkah laku
yang baru dalam interaksi dengan lingkungannya.
Jadi pada intinya tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan,
keterampilan dan penanaman sikap mental dan lain-lain. Pencapaian tujuan belajar
berarti akan menghasilkan hasil belajar meliputi hal keilmuan dan pengetahuan
(kognitif), hal personal, kepribadian atau sikap (afektif), dan hal kelakuan, keterampilan
atau penampilan (psikomotorik).
2.2 Pengertian Hasil Belajar
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan
hasil belajar. Di dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti
setiap peserta didik mengharapkan mendapat hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar
yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang
baik hanya dapat dicapai melalui proses belajar yang baik pula.
Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukan kepada prestasi
belajar, sedangkan prestasi belajar merupakan indikator adanya derajat perubahan
tingkah laku siswa.
Menurut Slameto (2003:3) bahwa hasil belajar menunjukkan perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang yang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis.
Satu perubahan yang terjadi menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi
kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya mengerjakan soal.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan hasil yang diperoleh siswa
setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan
oleh guru setiap selsai memberikan materi pelajaran dalam satu pokok bahasan. Dengan
-
14
kata lain prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh seorang anak
setelah mengalami proses pembelajaran.
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh banyak yang saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya dan dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang
termasuk dalam bidang IPA. Menurut Slameto (2003:55) mengemukan factor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan dalam
factor intern dan factor ekstern. Factor intern adalah factor yang ada dalam individu
yang sedang belajar, sedangkan factor ekstern adalah factor yang ada diluar individu.
Factor intern terdiri dari factor jasmaniiah, psikolohi dan factor kelelahan.
Factor jasmaniah terdiri dari factor kesehatan dan cacat tubuh. Factor psikologis terbagi
menjadi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan,
sedangkan factor kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan rohani
dan kelelahan jasmani.
` Factor ekstern yang mempengaruhi belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
factor yaitu factor keluarga, sekolah dan factor masyarakat. Siswa yang belajar akan
menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standard pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Factor masyarakat
yang mempengaruhi hasil belajar adalahteman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat.
-
15
2.4 Pembelajaran Kooperatif
PembelajaranKooperatif adalah suatu model pembelajaran dengan
mengelompokkan siswa untuk menciptakan pembelajaran efektif yang
menginteraksikan keterampilan social bermuatan akademis.
Rusman (2010:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antara siswa
dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran dan
berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Tujuan dibentuknya kelompok
kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat
secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja
sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas,
atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama.sistem pengajaran yang
memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa
dalam tugas-tugas terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong atau
pembelajaran kooperatif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam kelompok kecil atau tim untuk
saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi dalam menyelesaikan
sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai
tujuan bersama dalam pembelajaran.
-
16
Muslimin Ibrahim (2000:6-7) mengemukakan pembelajaran yang menggunakan
model kooperatif dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materibelajarnya.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, danrendah.
3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jeniskelamin berbeda-beda.
4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
Pembelajaran kooperatif dapat difenisikan sebagai satu pendekatan mengajar
dimana siswa bekerjasama diantara satu sama lain dalam kelompok belajar dengan
anggotanya sedikit untuk menyelesaikan tugas individu atau kelompok yangdiberikan
oleh guru. Teknik pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang sangat
menghargai keragaman dan tingkatan kemampuan siswa. Unsur-unsur dasa yang perlu
di perhatikan dalam kooperatif yaitu:
a. Saling ketergantungan secara positif Dalampembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana saling mendorong
supaya siswa merasa saling membutuhkan sehingga tercipta ketergantungan sesame kawan dalam bentuk yang positif. b. Interaksi tatap muka
Suasana pembelajaran dikondisikan sedemikian rupa sehingga ketika interaksi proses pembelajaran berlangsung bukan hanya guru dan siswa dengan sesama siswa dapat saling bertatap. c. Akuntabilitas individual
Penilaianditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara induvidu al sebagai pra-syarat pemerataan siswa berkemampuan lebih secara akademik pada setiap kelompok. Hasil penilaian tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok untuk mengetahui anggota kelompok mana yang memerluan bantuan bimbingan. Penilaian kelompok didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual inilah yang dimaksud dengan akuntabilitas individual. d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Hubungan antar pribadi dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan sedemikian rupa sehingga sikap mau menang sendiri dan sikap-sikap menomorduakan orang lain dicoba hilangkan. Nurhadi (dalam johar 2006:33)
-
17
Kesimpulannya adalah hasil pembelajaran kooperatif dapat bermanfaat bagi
siswa yang prestasinya rendah yang berusaha memperoleh pengetahuan daripada
kelompok siswa yang prestasinya tinggi yang tidak berpikir untuk memperolehnya.
Siswa yang lemah belajar dengan konsep yang menantang melalui interaksi dengan
siswa yang pintar dengan mendorong keberhasilan mereka serta menimbulkan
perjuangan di dalam kelas.Siswa yang pintar dalam belajar kelompok dapat memperluas
pemahaman mereka karena mereka menjelaskan konsep-konsep pada siswa yang lain.
2.5 Team Games Tournament (TGT)
Isjoni (2009) menyatakan TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 2
sampai 5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang
berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-
masing. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya.
Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan,
maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau
menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.
Untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran,
maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik
siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen, dimana setiap meja turnamen merupakan
wakil dari setiap kelompok.Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara
homogen dari segi akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap
peserta diusahakan agar setara. Menurut Slavin(1995:105) ada lima komponen utama
dalam TGT yaitu:
-
18
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,
biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang
dipimpin oleh guru. Pada saat penyajian ini siswa harus benar-benar memperhatikan
dan memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena akan membantu siswa
bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan
menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 2 sampai 5 orang siswa yang anggotanya
heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi
kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih
khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji
pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan bernomor. Siswa memilih kartu
bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa
yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor inilah yang nantinya
dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah
guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja.
Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa
-
19
tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa berikutnya pada meja II
dan begitu seterusnya.
5. Team Recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team
akan medapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang
ditentukan. Team mendapat julukan super Team: jika rata-rata skor 45 atau lebih,
Great Team apabila rata-rata mencapai 40-45 dan Good team apabila rata-ratanya
30-40.
Menurut Taniereja (2009:272) kelebihan pembelajaran kooperatif tipe TGT di antaranya adalah: a. Pembelajaran lebih berpusat kepada peserta didik karena mereka melakukan
aktivitas pembelajaran secara maksimal. b. Pembelajaran dengan strategi ini menentang dan menyenangkan bagi peserta
didik. c. Proses pembelajaran lebih rileks d. Strategi pembelajaran ini mengembangkan kemampuan beragama peserrta didik e. Mengembangkan aspek afektif peserta didik yang berupa menghargai pendapat
teman sebaya. f. Melatih peserta didik untuk jujur dalam menilai temannya.
Sedangkan kelemahan TGT adalah: a. Bagi Guru
Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
b. Bagi Siswa Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
-
20
2.8 Penerapan Model pembelajaran TGT dalam pembelajaran IPA
Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa
tahapan yang perlu ditempuh yaitu
1. Persiapan
a. Materi
Materipembelajaran TGT dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran
kelompok-kelompok,perangkat yang perlu dipersiapkan adalah berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), Lembar Kegiatan kelompok(LKK) yang akan
dipelajari siswa dalam bentuk kelompok. Selain itu juga perlu perangkat soal
untuk masing-masing kelompok dan juga seperangkat soal turnamen yang
berisikan soal sejumlah kartu-kartu yang tersedia dalam lembar jawaban untuk
pegangan guru.
b. Pembentukan kelompok
Kelompok dibentuk 2 atau 5 orang siswa yang memiliki suatu campuran
prestasi akademi, fungsi utama kelompok adalah untuk meyakinan bahwa
seluruh anggota kelompok itu belajar, dan siswa mengikuti turnamen dengan
bai.
c. Penugasan siswa pada meja turnamen
Pertama-tama membuat lembar tugas untuk turnamen, siswa dibagi 4
orang satu kelompok, jika jumlah siswa ganjil maka akan ada kelompok 5 orang
setiap siswa diminta berhitung untuk mendapatkan nomor masing-masing.
2. Tahap Pembelajaran
a. Penyajianmateri pelajaran
-
21
Materipelajaran yang diajarkan dengan TGT pada awalnya dipresentasikan
melalui penyajian kelas, guru menyajikan materi secara langsung. Dalam hal ini
siswa diharapkan benar-benar dapat memahami materi pelajaran bukan dihafal.
Adapun tahap pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Agar pelaksanaan proses belajar dikerjakan dengan baik, guru perlu
menekanan konsep kepada siswa, mengapa materi itu perlu dipelajari dan
diaplikasinya dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini perlu disampaikan untuk
memotivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan serius tanpa
beban, dan menyenangkan.
2. Pengembangan
Setelah guru memberikan acuan dan motivasi siswa, guru memberikan
pengembangan dikelas. Langkah-langkah pengembangan antara lain:
a. menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa
b. menekankan bahwa pembelajaran kooperatif, belajar itu siswa dituntuk
memahami bukan menghafal.
c. mengontrol pemahaman siswa dengan sesring mungkin melakukan
umpan balik melalui tanya jawab.
3. latihan terbimbing
Latihan terbimbing dapat dilakukan dengan meminta siswa mengerjakan soal
yang diajukan guru, kemudian siswa dipanggil mempresentasikan kepada
kawan-kawan.
-
22
a. Kerja Kelompok
Selama kerja tim berlangsung, tugas anggota kelompok adalah
menguasai materi yang telah dipresentasikan oleh guru dan membantu
teman satu tim untuk menguasai materi tersebut. Guru membagikan LKK
kepada siswa untuk dipelajari. LKK diberikan disamping untuk melatih
kemampuan kooperatif siswa. Sebelum kerja tim dimulai hendaknya
guru memberikan aturan seperti:semau anggota tim bertanggung jawab
untuk menguasai materi, saling membantu, boleh berdiskusi dengan
teman satu dengan sopan dan suara pelan agar tidak megannggu
kelompok lain.
b. Tournamen
Pada permulaan turnamen, mintalah siswa duduk pada meja tournament
yang telah disiapkan. Selanjutnya memperkenalkan dengan anggota
kelompok masing-masing. Setiap kelompok mempuyai 5 kartu, setiap 1
kartu waktunya 2 menit. Siswa berlomba-lomba untuk mencari jawaban
dengan cepat, apabila telah selesai satu kartu nama maka mengambil
kartu berikutnya, tanpa harus menunggu waktu nya habis. Kemudian
setelah habis waktu 10 menit, setiap tim berhenti bekerja dan juru bicara
membacakan hasil kerjanya, apabila jawaban benar maka dapat bernilai
100.
c. Penghargaankelompok
Menghitung nilai kelompok terdapat 3 macam penghargaan yaitu
goodteam (skor rata-rata 40), great team (skor rata-rata 45) dan super tim
-
23
(skor rata-rata 50). Selanjutnya guru dapat memberikan hadiah kepada
tim kelompo agar lebih giat. Hasil turnamen secara otomatis penghasilan
skor nilai dapat digunakan untu menghitung nilai-nilai individual
sebaiknya guru mengadakan evaluasi akhir.
Kesimpulannya TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menempatkan siswa dalam kelompok -kelompok belajar untuk menyelesaikan tugas
yang telah di berikan oleh gurunya.
2.9 Gaya Magnet
Menurut Haryanto (2008:38) Gaya adalah dorongan atau tarikan yang
menyebabkan benda bergerak. Sedangkan magnet berasal dari batuan yang mengandung
logam besi, batuan logam tersebut diolah sampai akhirnya menjadi magnet.Tarikan atau
dorongan yang disebabkan oleh magnet disebut gaya magnet.
a. Mengelompokkan benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis benda-benda
yang dapat tertarik oleh magnet disebut benda yang bersifat magnetis sedangkan
benda-benda yang tidak dapat tertarik oleh magnet disebut benda yang tidak
magnetis.
b. Menunjukkan kekuatan gaya magnet
Kekuatan gaya magnet untuk menarik benda-benda yang bersifat
magnetisdipengaruhi oleh:
1. Garis gaya magnet.
2. Pengaruh jarak benda magnetis terhadap kekuatan gaya magnet.
3. Kutub senama dan tidak senama pada magnet.
-
24
c. Penggunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari
Alat yang menggunakan magnet dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Pengunci kotak pensil atau tas
2. Kompas
3. Speaker radio
4. Mikrofon
5. Antena pada mobil remot control dan lain-lain.
d. Membuat magnet
Beberapa cara dalam pembuatan magnet diantaranya adalah:
1. Cara induksi yaitu mendekatkan atau menempelkan magnet pada yang akan di
jadikan sebagai magnet, contohnya paku. Benda magnetis yang menempel pada
magnet dapat menarik benda-benda magnetis lain, contohnya jarum atau paku
payung.
2. Cara menggosok yaitu menggosok benda yang akan dijadikan magnet dengan
magnet batang.
3. Mengalirkan arus listrik yaitu mengaliran arus listrik, kita membutuhkan paku
yang cukup besar, kawat kumparan dan batu baterai sebagai sumber alur listrik.
-
25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan jenis penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apan adanya
(Sukardi 2003)
3.2 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 6 Banda Aceh, sesuai dengan tempat
penulisan melaksanakan penelitian yang lokasinya terletak di keudah kec. Kutaraja Kota
Banda Aceh. Alasan penulis memilih SD Negeri 6 Banda Aceh sebagai tempat
penelitian karena belum pernah dilakukan penelitian model pembelajaran kooperatif
tipe TGT. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 februari 2013, 25 februari, 27
februari, dan 1 maret 2013.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti dan memiliki
karakteristik fisik tertentu dalam suatu tempat penelitian. Hal ini sesuai dengan
pendapat Arikunto (2002:108) yang mengatakan bahwa Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD
Negeri 6 Banda Aceh. Sampel adalah bagian dari populasi. Menurut Arikunto
(2002:109) mengatakan bahwa Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti. Maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 6 Banda
-
26
Aceh.Jumlah siswa kelas V 16 orang. Siswa laki-laki jumlahnya 7 orang sedangkan
perempuan 9 orang.
3.4 Teknik pengumpulan data
Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan dengan menggunakan sebagai
berikut:
a. Data hasil belajar
Data hasil belajar diperoleh dari tes hasil belajar yang dilaksanakan di akhir
pertemuan. Data tes hasil belajar digunakan sebagai alat evaluasi hasil belajar dan
untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi gaya magnet
dengan model TGT.
b. Skor turnamen
Skor turnamen diperoleh dari rata-rata nilai skor tournament anggota kelompok.
Skor turnamen adalah nilai yang diperoleh oleh masing-masing siswa yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi pada saat tournament. Penggelompokkan
siswa yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi berdasarkan data yang
diperoleh dari nilai evaluasinya.
c. Angket respon siswa
Angket yang diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model TGT. Angket diberika
kepada siswa setelah semua kegiatan pembelajaran dan evaluasi selesai dilakukan.
3.5 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka untuk menderkripsikan data peneliti dilakukan
perhitungan sebagai berikut:
-
27
a. Analisis data hasil belajar
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan persentase.
p x 100%
Data lembar tes hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan ketuntasan belajar siswa. Menurut mulyasa (2006:99) Seorang
peserta didik di pandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai
kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan
pembelajaran sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang
mampu menyelesaikan atau mencapai 85% sekurang-kurangnya 65% dari jumlah
peserta didik yang ada di kelas tersebut.
b. Skor pada turnamen
Skor yang diperoleh masing-masing anggota dalam tes akhirjika skor benar nilainya
seratus sedangkan skor salah nilainya nol.
c. Data respon siswa
Data tentang respon siswa di peroleh melalui angket analisis dengan menggunakan
statistik deskriptif dengan persentase dari setiap respon siswa. Respon siswa
dikatakan efektif jika jawaban siswa terhadap pertanyaan positif untuk setiap aspek
yang di respon pada setiap komponen pembelajaraan di peroleh persentase 80%
siswa di kelas tersebut telah tuntas belajar.
P = x100%
Keterangan :
P =persentase
-
28
F =jumlah siswa yang tuntas
N =jumlah seluruh siswa
Data yang di peroleh oleh peneliti diolah yaitu dengan cara semua nilai di
jumlahkan kemudian dihitung rata-ratanya dan dipersentasekan secara prefosional untuk
memperoleh nilai persen yang berdasarkan kriterianya.
-
29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
4.1 Hasil penelitian
Pengumpulan data dilakukan selama 4 kalipertemuan. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal 21 Febuari 2013, pertemuan kedua 25 februari 2013,
pertemuan ketiga 27 februari 2013, pertemuan keempat 1maret 2013. Pengumpulan data
penulis dilakukan dengan cara menyebarkan instrument berupa angket respon siswa
terhadap perangkat pembelajaran dan pelaksanaan model pembelajaran koopertif tipe
TGT dan memberikan soal tes hasil belajar pada akhir pembelajaran
4.1.1 Hasil belajar
Pada penelitian, Hasil belajar diperoleh melalui jawaban siswa terhadap tes yang
diberikan secara tertulis dan dikerjakan mandiri. Tes ini dilakukan pada akhir proses
kegiatan pembelajaran secara keseluruhan. Data hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1. Hasil belajar siswa dengan model kooperatif tipe TGT.
No. Nama Siswa Skor Total Keterangan (1) (2) (3) (4) 1. Siswa 1 75 Tuntas 2. Siswa 2 95 Tuntas 3. Siswa 3 95 Tuntas 4. Siswa 4 75 Tuntas 5. Siswa 5 85 Tuntas 6. Siswa 6 85 Tuntas
-
30
(1) (2) (3) (4) 7. Siswa 7 70 Tuntas 8. Siswa 8 80 Tuntas 9. Siswa 9 75 Tuntas 10. Siswa 10 75 Tuntas 11. Siswa 11 60 Tidak Tuntas 12. Siswa 12 60 Tidak Tuntas 13. Siswa 13 100 Tuntas 14. Siswa 14 70 Tuntas 15. Siswa 15 75 Tuntas 16. Siswa 16 100 Tuntas
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 16 siswa diperoleh 14 siswa yang
tuntas belajar dan 2 siswa lainnya belum mencapai ketuntasan. Maka persentase banyak
siswa yang tuntas belajar adalah :
P = x100%
= x100%
=87,5%
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan
belajar secara klasikal dengan model kooperatif tipe TGT adalah tuntas.
4.1.2 Skor Turnamen
Seperti yang dijelaskan bab III bahwa skor turnamen adalah nilai yang diperoleh
oleh masing-masing siswa yang berkemapuan rendah, sedang dan tinggi. Seperti yang
tertera pada tabel 4.2.
-
31
Tabel 4.2. Skor turnamen siswa
Tingkat Kemampuan Nama siswa Skor Rata-Rata
Tinggi Siswa 3 Siswa 8 Siswa 4 Siswa 16 Siswa 7
100 80 100 100 80
92%
Sedang Siswa 13 Siswa 12 Siswa 15 Siswa 5 Siswa 6
75 75 70 70 70
72%
Rendah Siswa 11 Siswa 14 Siswa 1 Siswa 2 Siswa 10 Siswa 9
65 60 60 60 60 65
61%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 16 orang siswa terdapat 5 orang
siswa yang berkemampuan tinggi dengan nilai rata-rata 92%, siswa berkemampuan
sedang dengan nilai rata-rata 72%, siswa yang berkemampuan rendah dengan nilai rata-
rata 61%. Seperti yang telah ditulis pada bab III pengelompokkan siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah berdasarkan nilai evaluasinya. Soal yang
diberikan menurut tingkat kemampuan siswa .
-
32
4.1.3 Respon siswa
Dari angket respon siswa yang diisi oleh 16 orang siswa kelas V SD N 6 Banda
Aceh setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada materi gaya magnet diperoleh hasil seperti pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Angket Respon siswa
No. Komponen Pembelajaran Repon siswa/ presentase 1. Bagaimanakah tanggapanmu terhadap kegiatan
berikut: Jelas Tidak
Jelas a. guru mengaitkan konsep gaya magnet dengan
aktivitas kehidupan sehari-hari 15
94% 1
6% b. guru memberikan motivasi dan
menginformasikan tujuan pembelajaran 14
87% 2
13% c. guru menginformasikan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe TGT 15
94% 1
6% d. guru menyampaikan materi 15
94% 1
6% e. guru memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam
bentuk game 15
94% 1
6% f. guru memberikan penguatan 15
94% 1
6% 2. Bagaimanakah pendapatmu tentang kegiatan
berikut ini: Baru Tidak
baru a. pembagian kelompok 12
75% 4
25% b. pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk game 12
75% 4
25% c. pembagian kelompok secara homogen dan
heterogen 13
81% 3
19% d. menjawab pertanyaan dan menyampaikan
pendapat/ide 13
81% 3
19% e. pemberian skor tiap kelompok saat tournament 13
81% 3
19% 3. Bagaimana tanggapanmu terhadap komponen
pembelajaran berikut ini: Senang Tidak
senang a. materi pelajaran yang diajarkan 16
100% 0
0% b. suasana kelas 16
100% 0
0% c. cara guru mengajar model pembelajaran 15 1
-
33
kooperatif tipe TGT 96% 6% d. kesan setelah mengikuti pelajaran dengan
pembelajaran kooperatif tipe TGT 14
87% 2
13% e. apakah kamu senang atau tidak dengan
pembelajaran model TGT? 15
96% 1
6% 4. Bagaimana tanggapanmu terhadap hasil
pembelajaran berikut ini: Mengerti Tidak
mengerti a. apakah kamu mengerti atau tidak dengan soal
yang ada dalam tes hasil belajar? 16
100% 0
0% 5. Apakah anda berminat untuk mengikuti
kegiatan belajar mengajar berikutnya seperti yang telah kamu ikuti
Ya 16
100%
Tidak 0
0%
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa 100% siswa senang jika diadakan turnamen
oleh guru. Lebih dari 90% siswa senang dan tertarik untuk menyelesaikan soal-soal
LKK dan turnamen yang diadakan, mereka juga puas dengan nilai yang didapat saat
turnamen dan setelah turnamen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa umumnya
respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi
gaya magnet adalah baik.
4.2Pembahasan
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar
dikarenakan dalam pembelajaran TGT siswa tidak hanya menerima apa yang diberikan
oleh guru, tetapi semua siswa turut berpartipasi aktif dalam proses pembelajaran yaitu
dengan diskusi dan turnamen. Hal ini dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa
untuk mengikuti pembelajaran IPA. Siswa juga tidak merasa jenuh dan bosan karena
dalam menyampaikan pembelajaran, guru tidak monoton, tetapi ada variasi.
4.2.1 Hasil belajar siswa
Pada penelitian ini hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan
pada akhir pertemuan. Tes berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 20 soal, hasil
-
34
belajar yang diharapkan adalah siswa dapat memahami materi gaya magnet dan dapat
menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan gaya magnet dalam kehidupan
sehari-hari.
Dari data hasil belajar yang diperoleh menunjukan bahwa 87,5% siswa tuntas
belajar dan sudah mencapai KKM yang ditentukan yaitu 65, artinya dari 16 orang siswa
terdapat 14 orang siswa yang tuntas belajar. Dengan demikian ketuntasan hasil belajar
siswa secara klasikal dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
telah tercapai. Seperti yang dikemukakan oleh Mulyasa (2004:99) bahwa yang disebut
tuntas belajar secara klasikal adalah apabila dikelas tersebut >85% siswa yang telah
tuntas.
Tingginya nilai rata-rata pada model pembelajaran koopertif tipe TGT
disebabkan karena pada proses pembelajaran siswa tidak lagi dijadikan sebagai objek
melainkan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dari proses
pembelajaran tersebut siswa mendapatkan pengalaman belajar sesuai dengan kajian
ilmu pengetahuan yang dipeelajarinya secara optimal. Pada pembelajaran TGT, siswa
dilatih, dituntut agar dapat bekerja sama, tidak ,malu untuk berbicara tentang materi
yang belum dipahami dan dikuasai, saling meningkatkan keterampilan dalam
berkomunikasi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan meningkatkan aktivitas dan
kreativitas siswa.
Dalam mengerjakan soal tes yang diberikan pada akhir pembelajaran, siswa
bekerja secara mandiri tampa kerja sama, bersaing secara sehat dan tanggung jawab.
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan muheb(dalam nanda,2010)bahwa
pembelajaran tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping
-
35
menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan
belajar.
4.2.2 Skor siswa pada turnamen
Dalam penelitian ini penulis juga melihat skor siswa dengan tingkat kemampuan
rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan data diperoleh didapat bahwa dari 16 orang,
terdapat 5 orang siswa yang berkemampuan tinggi dengan nilai rata-rata 90, 6 orang
siswa berkemampuan sedang dengan nilai rata-rata 80 dan selebihnya yaitu 5 orang
siswa berkemampuan rendah dengan nilain rata-rata 60.
Soal yang diberikan saat turnamen berbeda-beda, sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa. Siswa yang tergolong berkemampuan tinggi diberikansoal dengan
tingkat kesulitan tinggi.Siswa yang berkemampuan sedang diberikan soal dengan
tingkat kemampuan sedang, siswa yang berkemampuan rendah diberikan soal yang
berkemampuan rendah sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
Pada saat turnamen berlangsung, soal yang diberikan sebanyak 20 soal
berbentuk pilihan ganda. Pada kelompok siswa yang berkemampuan tinggi yang
berjumlah 5 orang hanya 3 orang yang menjawab benar seluruh soal. Dua orang siswa
menjawab seluruh soal namun rata-ratanya hanya 8 jawaban yang benar. Pada
kelompok siswa berkemampuan sedang hanya berjumlah 5 orang, nilai rata-ratanya
hanya 7 jawaban yang benar. Siswa yang berkemampuan rendah berjumlah 6 orang,
nilai rata-ratanya hanya 6 jawaban yang benar.
Bagi kelompok yang memperoleh nilai 3 tertinggi saat turnamen akan menjadi
juara dalam turnamen tersebut.Dalam turnamen ini, peneliti hanya melihat 3 kelompok
yang memperoleh skor ataupun nilai paling tinggi dan menjadi juara pertama, kedua,
-
36
dan ketiga. Kelompok yang mendapat juara pertama diberikan penghargaan/ hadiah
sebanyak 10 buah buku, bagi kelompok yang juara kedua diberi penghargaan/ hadiah
sebanyak 7 buah buku. Kemudian bagi kelompok yang menjadi juara ketiga juga diberi
penghargaan/ hadiah berupa buku sebanyak 5 buah buku. Para siswa tampa senang pada
saat pemberian penghargaan.
Dalam pembelajaran, siswa terlibat aktif melalui kegiatan membaca, berdiskusi,
mengemukakan ide dan gagasan yang dilakukan secara berkelompok. Siswa membaca
dengan tekun tentang pokok materi yang sedang dipelajari, mendiskusikan materi
dengan timnya sehingga setiap siswa memiliki kesempatan untuk mengemukakan ide
maupun gagasannya. Kemudian saat game/ turnamen berlangsung, siswa memiliki
kesempatan untuk menjawab pertanyaan, berlomba-lomba untuk skor tertinggi
sehingga mendapat penghargaan sebagai tim terbaik.
Para siswa selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kelompoknya agar
menjadi juara. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Muflihah bahwa TGT
merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang sangat bermanfaat bagi
siswa. Adanya permainan dalam bentuk turnamen akademik yang dilaksanakan pada
akhir materi pembelajaran, memberikan peluang bagi setiap siswa untuk melakukan
yang terbaik bagi kelompoknya, hal ini menuntut keaktifan dan partisipasi siswa pada
proses pembelajaran. Dengan demikian akan terjadi suatu kompetisi atau pertarungan
dalam hal akademik, setiap siswa berlomba-lomba untuk memperoleh hasil belajar yang
optimal. (http://etd.eprints.ums.ac.id//4278/2/A420050042.pdf)
-
37
4.2.3 Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Koopertif Tipe TGT
Angket respon siswa diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan yaitu setelah
siswa mengikuti tes hasil belajar. Angket respon siswa bertujuan untuk mengetahui
perasaan siswa , minat siswa dan pendapat siswa mengenai pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dari tabel 4.3 terlihat bahwa
seluruh siswa senang diadakan turnamen oleh guru. Selanjutnya 100% siswa tertarik
untuk menyelesaikan soal-soal gaya magnet dalam turnamen. Selanjutnya 75 % siswa
yang menyukai menjawab pertanyaan dalam bentuk game, hal ini disebabkan siswa
tidak menyadari bahwa skor yang mereka peroleh saat turnamen akan disumbangkan
kepada kelompoknya masing-masing.
Saat menjawab pertanyaan berlangsung juga terdapat 19% siswa menyatakan
sulit dalam mengerjakan soal yang ada. Namun 81% siswa menyatakan mampu
menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
tuntas. Dalam proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT 81% siswa sering mengemukakan pendapat mereka.
Model pembelajaran koopertif tipe TGT dapat meningkatkan semangat siswa
dan berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar dikarenakan dalam pembelajaran
TGT siswa tidak hanya menerimaapa yang diberikan oleh guru, tetapi semua siswa turut
berpartisispasi aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan diskusi dan permainan.
Hal ini dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Siswa juga tidak merasa jenuh dan bosan karena dalam menyampaikan pembelajaran,
guru tidak monoton tetapi ada variasi.
-
38
Jadi untuk setiap aspek yang direspon siswa memberi tanggapan yang baik
terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT,
maka untuk respon siswa pada umumnya adalah baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
membawa pengaruh yang baik bagi siswa.
-
39
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengelohan data, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT tehadap
hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh dapat
mencapai hasil belajar yang sangat baik.ss
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran-saran yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA khususnya di SD Negeri 6
Banda Aceh.
1. Diharapkan agar guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
pada materi yang sesuai agar dapat meningkatkan hasil belajar yang baik.
2. Diharapkan kepada guru-guru IPA untuk keterampilan dalam memilih materi-materi
yang sesuai dengan TGT menjadi model pembelajaran yang digunakan.
3. Diharapkan bagi peneliti lain yang ingin menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT, perlu disarankan agar nilai rata-rata siswa yang berada pada
kategori kemampuan rendah dapat lebih tinggi.
-
40
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi 5,Cetakan Ke-12. Jakarta: PT Rineka Aksara.
Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Faizah. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Pembelajaran Alquran Hadist. Universitas IAIN
Hasan, Ishak dkk. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Darussalam: Unsyiah
Hamalik,Oemar.2001.Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara.Bandung
Ibrahim, Muslim dkk. 2002. Pembelajaran Kooperatif, Universitas Surabaya. Surabaya
Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Cetakan Ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lie, Anita. 2002. Cooperatif Learning: Mempraktikkan Cooperatif Learning diRuang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Johar, Rahmah dkk. 2006. Bahan AjarStrategi Belajar Mengajar. Darussalam, Banda Aceh: FKIP Unsyiah.
Mulyasa, E. 2006. KTSP Sebuah Panduan Praktis. Bandung; Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik danImplementasi. Jakarta:PT Remaja Rosdakarya.
Nanda, Mutia. 2010. Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Membantu Siswa Memahami Materi Bilangan Bulat Di Kelas IV SD Negeri Pertiwi Lamgarot Aceh Besar. (Skripsi). Banda Aceh. Unsyiah.
Rusman. 2010.Model-Model Pembelajaran Kooperatif.PT. RajaGrafindoPersada.Bandung.
Sardiman. (2000). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto.2003.Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2010. Statistik pendidikan. Jakarta. Pusat pembukuan
Taniredja, Tukiran.1995.Model-model pembelajaran kooperatif (cooperative learnin)g. Jakarta. PT Rineka Cipta.
-
41
Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Peluang Dan Statistika Di SMPN 4 Depok Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progesif. Jakarta: Kencana.
...........2003. Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Jakarta
Haryanto. 2008 . Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta. Pusat pembukuan.
Www.slavin//cooperative learning.com. diakses tanggal 4 januari 2013.
Yunita, Elmila. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Materi KPK dan FPB Di Kelas IV SD Negeri 5 Banda Aceh (Skripsi). Banda Aceh. Unsyiah.
-
42
Lampiran IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama sekolah : SD 6 Banda Aceh
Mata pelajaran : IPA Kelas /semester : V/2
Alokasi waktu : 2X35 menit
Hari /tgl : Sabtu/22 Februari 2013
A. Standar kompentensi
5. Memahami hubungan antara gaya gerak, dan energi serta fungsinya
B. Kompentasi dasar
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya gerak dan energi melalui gaya magnet
C. Indikator
Menunjukkan kekuatan gaya magnet
D. Tujuan pembelajaran Siswa dapat menunjukkan kekuatan gaya magnet
E. Karakter yang diharapkan
~disiplin
~rasa ingin tahu
-
43
~tanggung jawab ~ketelitian
F. Materi pokok
Kekuatan gaya magnet
G. Metode pembelajaran ~strategi :siswa aktif belajar ~model pembelajaran:TGT ~metode :Tanya jawab, pemberian tugas, dan diskusi
H. Langkah-langkah pembelajaran
no Kegiatan pembelajaran Kegiatan internalisasi nilai
Nilai yang ditanam
Pengorganisasi Waktu Siswa
1. Kegiatan awal ~Guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa ~Guru bersama siswa berdoa terlebih dahulu ~guru memberikan motivasi dengan caraTanya jawab tentang kekuatan gaya magnet ~Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
~Guru menanyakan kepada siswa apa yang dilakukan di rumah yang menyangkut nilai karakter ~Guru menjelaskan manfaat berdoa
~ketekunan ~kedisiplinan
10 menit
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
2. Kegiatan inti Eksplorasi
~Guru bercerita
~keaktifan ~ketekunan
20 menit
Klasikal
-
44
~guru menyampaikan materi tentang kekuatan gaya magnet ~Guru nenunjukkan cara yang dilakukan oleh kekuatan gaya magnet ~Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses penyajian materi ~Guru memanggil siswa secara bergantian untuk melakukan kegiatan tentang kekuatan gaya magnet ~Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran melakukan kegiatan tentang kekuatan gaya magnet tersebut
Elaborasi ~Siswa dikelompokkan menjadi kelompok yang terdiri 2-5 orang ~Setiap kelompok mendiskusikan LKS tentang kekuatan gaya magnet ~Salah satu siswa mempersentasikan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain menanggapinya ~Setelah mengerjakan LKS Setiap kelompok mengerjakan tournament ~Guru mengumumkan kelompok yang menang dalam tournament dan
tentang kebesaran tuhan yang menciptakan segala bentuk benda yang ada dibumi ini
~Guru menjelaskan bagaimana bekerja dalam kelompok
~Mengikuti ketua kelompok dan
~keberanian
~kerja sama ~kerapian ~ketelitian ~saling menghargai ~tanggung jawab
25 menit
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Kelompok
Kelompok
Kelompok
kelompok
kelompok
-
45
guru memberikan hadiah untuk siswa yang mendapatkan nilai yang lebih banyak.
Konfirmasi ~Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahuinya ~Guru meminta siswa untuk memperbaiki hasil kerja kelompok jika hasil tersebut masih salah ~Secara individu siswa diminta untu mengerjakan soal tes/evaluasi
~Guru mengajak siswa untuk berani bertanya dan selalu mencari jawaban dari hal-hal yang belum di ketahui
~rajin belajar ~kepenasaran
10 menit
Klasikkal
Klasikal
Individu
3. Kegiatan akhir ~Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran ~Guru melakukan tindak lanjut dengan memberikan pr ~Memberikan pesan moral atau pesan belajar
~Guru membuat kesimpulan tentang materi pelajaran dan mengajak siswa untuk terus rajin belajar
~ketekunan ~rajin belajar
5 menit
Klasikal
Individu
Klasikal
I. Alat, sumber, dan media pembelajaran
~Sumber
Kurikulum, buku IPA pengarang haryanto untuk kelas V SD penerbit Erlangga hal.104
Buku pelajaran IPA pengarang heri sulistyanto kelas V SD penerbit bse hal.91
-
46
~Media/alat-alat
1.serbuk besi
2. buku tulis
3. kertas HVS
4. kertas karton
5.kardus
6.triplek
7. kaca
Mengetahui Mengetahui
Guru kelas Simulator
MARSYUDDIN S.Pd DANIWATI
NIP. 196911141999031001 NIM.0806104040061
Mengetahui Kepala SDN 6
Dra NAIMAH
NIP .196108031982062002
-
47
Lampiran VII
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN 6 Banda Aceh
Mata pelajaran : IPA Kelas/Semester : V/2
Alokasi waktu : 2X35 menit
Hari /tgl : Senin /25 Februari 2013
1. Standar kompentensi
5. Memahami hubungan antara gaya gerak dan energi serta fungsinya.
2. Kompentasi dasar
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya gerak dan energi melalui gaya magnet
3. Indikator
Menyelidiki pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet 4. Tujuan pembelajaran ~ Siswa dapat menyelidiki pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet ~siswa dapat menjelaskan pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet 5. Karakter yang diharapkan
~Rasa ingin tahu
~kreatif
~tanggung jawab ~ketelitian
6. Materi pokok
Pengaruh jarak benda magnet terhadap kekuatan gaya magnet
-
48
7. Metode pembelajaran Strategi :Siswa aktif belajar Model :TGT
Metode :Tanya jawab, pemberian tugas, dan diskusi 8. Langkah-langkah pembelajaran
no Kegiatan pembelajaran Kegiatan internalisasi nilai
Nilai yang ditanam
Pengorganisasi Waktu Siswa
1. Kegiatan awal ~guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa ~guru bersama siswa berdoa terlebih dahulu ~Guru memberi motivasi dengan cara tanya jawab tentang pengaruh jarak benda magnetis terhadap kekuatan gaya magnet ~guru menyampaikan tujuan pembelajaran
~Guru menanyakan kepada siswa apa yang telah dilakukan dirumah yang menyangkut nilai karakter ~Guru menjelaskan manfaat berdoa
~ketekunan ~kedisiplinan
10 menit
Klasikal
Klasikal
Klasikal
klasikal
2. Kegiatan inti Eksplorasi
~Guru menyampaikan materi tentang pengaruh gaya magnet terhadap kekuatan gaya magnet ~guru memperlihatkan media tentang pengaruh jarak benda magnetis terhadap kekuatan gaya magnet ~melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses penyajian materi ~guru memanggil siswa secara bergantian untuk mempraktekkan langsung tentang pengaruh gaya magnet terhadap kekuatan gaya magnet ~guru menanyakan
~Guru bercerita tentang kebesaran tuhan yang menciptakan segala bentuk benda yang ada dibumi ini
~keaktifan ~ketekunan ~keberanian
20 menit
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
-
49
alasan/dasar pemikiran yang di praktekkan langsung tadi
Elaborasi ~siswa dikelompokkan menjadi kelompok yang terdiri dari 2-5 orang ~setiap kelompok mendiskusikan LKS tentang pengaruh gaya magnet terhadapkekuatan gaya magnet ~salah satu siswa disuruh untuk mempersentasikan hasil kerja kelompok dan yang lain menanggapinya ~Setelah mengerjakan LKS setiap kelompok mengerjakan turnamen ~Guru mengumuman kelompok yang menang dalam tournament dan guru memberian hadiah untu siswa yang mendapatkan nilai yang lebih banyak.
Konfirmasi ~guru bertanya hal-hal yang belum diketahui siswa ~guru meminta siswa untuk memperbaiki hasil kerja kelompok jika hasil tersebut masih salah ~secara individu siswa diminta mengerjakan soal tes/evaluasi
~guru menjelaskan bagaimana bekerja dalam kelompok ~mengiuti ketua kelompok dan member salam
~Guru mengaja siswa untuk berani bertanya dan selalu mencari jawaban dari hal-hal yang belum diketahui
~kerja sama ~kerapian ~ketelitian ~saling menghargai ~tanggung jawab
~rajin belajar ~kepenasaran
25 menit
10 menit
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Klasikal
Klasikal
Individu
3. Kegiatan akhir ~guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran ~guru melakukan tindak lanjut dengan memberikan Pr ~memberikan pesan moral
~guru membuat kesimpulan tentang materi pelajaran dan mengajak siswa untuk
~ketekunan ~rajin belajar
5 menit l
Klasikal
Klasikal
klasikal
-
50
dan pesan belajar terus rajin belajar
9. Alat, sumber dan media pembelajaran ~ sumber
Kurikulum, Buku IPA pengarang haryanto untuk kelas V SD penerbit Erlangga hal106 .
Buku pelajaran IPA pengarang heri sulistyanto untuk SD kelas V, penerbit bse hal. 93
~Media/alat-alat
1.magnet batang
2. peniti
3. penggaris
4. karton putih
5. pensil
Mengetahui Mengetahui
Guru kelas simulator
MARSYUDDIN SP.d DANIWATI NIP. 196911141999031001 NIM.0806104040061
-
51
Lampiran x
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama SD : SDN 6 Banda Aceh
Mata pelajaran : IPA Kelas /semester : V/2
Alokasi waktu : 2X35 Menit
Hari /tgl : Selasa/26 Februari 2013
1. Standar kompentasi
5. Memahami hubungan antara gaya gerak dan energi serta fungsinya
2. kompentasi dasar
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya gerak dan energi melalui gaya magnet
3. Indikator
~Menyebutkan kutub senama dan tidak senama pada magnet
~Menjelaskan kutub senama dan tidak senama pada magnet 4.Tujuan pembelajaran ~Siswa dapat menyebutkan kutub senama dan tidak senama pada magnet
~Siswa dapat menjelaskan utub senama dan tidak senama pada magnet 5.karakter yang diharapkan
~rasa ingin tahu
~ketelitian
~tanggung jawab ~berani
6. Materi pokok
-
52
Kutub senama dan tidak senama
7. Metode pembelajaran ~strategi belajar :siswa aktif ~model :TGT
~metode :Tanya jawab, pemberian tugas, dan diskusi 8. langkah-langkah pembelajaran
N0 Kegiatan pembelajaran Kegiatan internalisasi nilai
Nilai yang ditanam
Pengorganisasi waktu Siswa
1. Kegiatan awal ~guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa ~guru bersama siswa berdoa terlebih dahulu ~ guru memberikan motivasi dengan cara tanya jawab tentang kutub senama dan tidak senama pada magnet ~guru menyampaikan tujuan pembelajaran
~Guru menanyakan kepada siswa apa yang telah dilakukan dirumah yang menyangkut nilai karakter ~Guru menjelaskan manfaat berdoa
~ketekunan ~kedisiplinan
10 menit
Klasikal
Klasikal
Klasikal
klasikal
2. Kegiatan inti Eksplorasi
~Guru menyampaikan materi tentang kutub senama dan tidak senama pada magnet ~guru menunjukkan kutub senama dan tidak senama pada magnet ~melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses penyajian materi ~guru menunjukkan siswa secara bergantian untuk menunjukkan ktub senama dan tidak senama ~guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dalam melakukan
~Guru bercerita tentang kebesaran tuhan yang menciptakan segala bentuk benda yang ada dibumi ini
~keaktifan ~ketekunan ~keberanian
20 menit
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
-
53
kegiatan kutub senama dan tidak senama
Elaborasi ~Siswa dikelompokkan menjadi kelompok yang terdiri dari 2-5 orang ~Setiap kelompok mendiskusikan LKK tentang kutub senama dan tidak senama ~salah satu siswa disuruh mempersentasi hasilk erja kelompok dan yang lain menanggapinya ~Setelah mengerjakan LKK setiap kelompok mengerjakan tournament ~Guru mengumumkan kelompok yang menang dalam tournament dan guru memberikan hadiah untuk siswa yang mendapatkan nilai yang lebih banyak.
Konfirmasi ~Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa ~Guru meminta siswa untuk memperbaiki hasil kerja kelompok jia hasil tersebut masih salah ~secara individu siswa diminta untu mengerjakan soal tes/evaluasi
~Guru menjelaskan bagaimana bekerja dalam kelompok ~mengikuti ketua kelompok dan memberi salam
~guru mengajak siswa untuk berani bertanya dan selalu mencari jawaban dari hal-hal yang belum diketahui
~kerja sama ~kerapian ~ketelitian ~saling menghargai ~tanggung jawab
~rajin belajar ~kepenasaran
25 menit
10 menit
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Klasikal
Klasikal
Individ
3. Kegiatan akhir ~ Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran ~Guru melakukan tindak lanjut dengan memberian Pr ~Memberian pesan moral dan belajar
~Guru membuat kesimpulan tentang materi pelajaran dan mengajak siswa untuk terus rajin
~ketekunan ~rajin belajar
5 menit
Klasikal
Individu
klasikal
-
54
belajar
9. Alat, sumber dan media pembelajaran ~ sumber
Kurikulum, buku IPA pengarang haryanto untuk kelas V SD penerbit Erlangga,hal 108
Buku pelajaran IPA pengarang heri sulistyanto untuk kelas V, penerbit bse hal.94
~media/alat-alatnya
1.Dua magnet batang
2. Benang kasur
3. Pensil 2 buah
Mengetahui Mengetahui
Guru kelas Simulator
MARSYUDDIN S.Pd DANIWATI
NIP. 196911141999031001 NIM.0806104040061
-
55
Mengetahui Kepala SDN 6
Dra NAIMAH
NIP .196108031982062002
-
56
Lampiran I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama sekolah : SD Negeri 6 Banda Aceh
Pelajaran : Ilmu pengetahuan alam(ipa) Kelas/semester : V /2
Alokasi waktu : 2X35 menit
Hari/tgl : Jumat/21 Februari 2013
A. Standar kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya ,gerak, dan energi serta fungsinya.
B. Kompetensi dasar
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya dan energi melalui gaya magnet.
C. Indikator
1. Mengelompokan benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis
2. Menyebutkan benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis
3. Menjelaskan benda bersifat magnetis dan tidak magnetis D. Tujuan pembelajaran ~Siswa dapat mengelompokkan benda yang bersifat magnet dan tidak magnet.
~siswa dapat menyebutkan benda bersifat magnetis dan tidak magnetis
~siswa dapat menjelaskan benda bersifat magnetis dan tidak magnetis E. Karakter yang diharapkan
1. Tanggung jawab 2. Kreatif
3. Berani
4. Rasa ingin tahu
-
57
5. Kerja keras 6. Disiplin
F. Materi pokok
Benda bersifat magnetis dan tidak magnetis
G. Metode pembelajaran ~Strategi : Siswa aktif belajar ~Metode pembelajaran :TGT ~Metode :Tanya jawab,pemberian tugas dan diskusI
H. Langkah-langkah pembelajaran NO Kegiatan pembelajaran Kegiatan
internalisasi nilai
Nilai yang ditanam
Pengorganisasi Waktu Siswa
1. Kegiatan awal ~guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa ~guru bersama siswa berdoa terlebih dahulu ~Guru memberi motivasi dengan cara tanya jawab tentang benda bersifat magnetis dan tidak magnetis ~guru menyampaikan tujuan pelajaran
~guru menanyakan kepada siswa apa yang telah dilakukan dirumah yang menyangkut nilai karakter ~guru menjelaskan manfaat berdoa
~ketekunan ~kedisiplinan
10 menit
Klasikal
Klsaikal
Klasikal
Klasikal
2. Kegiatan inti Eksplorasi
~Guru menyampaikan materi tentang benda bersifat magnetis dan tidak magnetis ~guru menunjukkan tentang benda yang bersifat magnetis dan tidak
~guru bercerita tentang kebesaran tuhan yang menciptakan segala bentuk benda yang
~keaktifan ~ketekunan ~keberanian
20 menit
Klasikal
Klasikal
Klasikal
-
58
magnetis ~melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses penyajian materi ~guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk melakukan kegiatan benda yang bersifat magnet dan tidak magnet ~guru menanyakan alasan/dasar pemikiran melakukan kegiatan tersebut
Elaborasi ~siswa dikelompokkan menjadi kelompok yang terdiri dari 2-4 orang ~setiap kelompok mendiskusikan LKK tentang benda bersifat magnetis dan tidak magnetis ~salah satu siswa disuruh untuk mempersentasikan hasil kerja kelompok dan yang lain menanggapinya ~Setelah mengerjakan LKK setiap kelompok mengerjakan tornament ~Guru mengumumkan kelompok yang menang dalam tornament dan guru memberikan hadiah untuk siswa yang mendapatkan nilai yang lebih banyak
Konfirmasi ~guru bertanya jawab tentang tentang hal-hal
ada di bumi ini
~guru menjelasan bagaimana bekerja dalam kelompok ~mengikuti ketua kelompok dan Memberi salam
~guru mengajak siswa untuk berani
~kerja sama ~kerapian ~ketelitian ~saling menghargai ~tanggung jawab
~rajin belajar kepenasaran
25 menit
10 menit
Klasikal
Klasikal
Kelompok
Kelompok
Kelompok
kelompok
kelompok
Klasikal
Klasikal
-
59
yang belum diketahui siswa ~guru meminta siswa untuk memperbaiki hasil kerja kelompok jika hasil tersebut masih ada salah ~secara individu siswa diminta untuk mengerjakan soal tes /evaluasi
bertanya dan selalu mencari jawaban dari hal-hal yang belum diketahui
Individu
3. Kegiatan akhir ~guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran ~guru melakukan tindak lanjut dengan memberi Pr ~memberikan pesan moral atau pesan belajar
~guru membuat kesimpulan tentang materi pelajaran dan mengajak siswa untuk terus rajin belajar
~ketekunan ~rajin belajar
5 menit
~klasikal
~individu
~klasikal
I. Alat, sumber dan media pembelajaran ~sumber
Kurikulum, buku IPA pengarang haryanto untuk kelas V SD penerbit Erlangga hal.102
Buku pelajaran IPA pengarang heri sulistyanto SD kelas V penerbit bse hal.90 ~media/alat-alat
1. peniti
2. paku payung
3. karet penghapus
4.pensil
5.uang logam dll.
-
60
Mengetahui Mengetahui
Guru kelas simulator
MARSYUDDIN S.Pd DANIWATI NIP. 196911141999031001 NIM.0806104040061
Mengetahui Kepala SDN 6
Dra NAIMAH NIP. 196108031982062002
-
61
Lampiran II
LEMBAR KERJA KELOMPOK
(LKK) Nama kelompok
1.
2.
3.
4.
A. Tujuan Untuk mengelompokkan benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis
B. Alat dan bahan
1. Magnet batang 5. Pensil 9. Cermin
2. Peniti 6. Uang logam
3. Paku payung 7. Potongan kain
4. Karet pensil 8. Potongan kertas
C. Langkah-langkah kegiatan
1. Dekatlah magnet pada benda-benda tersebut secara bergantian
2. Amatilah apa yang terjadi pada benda ketika didekatkan oleh benda 3. Catatlah hasil pengamatanmu dalam table berikut
No. Nama benda Tertarik magnet Tidak tertarik magnet
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Magnet batang Peniti Paku payung Karet penghapus Pensil Uang logam Potongan kain
-
62
8. 9.
Potongan kain Cermin
4.Apa yang dapat kamu simpulkan berdasarkan kegiatan tersebut.
Lampiran III
Soal Evaluasi
1. Apa perbedaanbenda bersifat magnetis denganbenda bersifat tidak magnetis?
2. Sebutkanbenda-benda yang tergolong magnet dantidak magnet?
3. Mengapa tidak semua magnet dapat di tarik?
Jawaban
1. Benda magnet adalah benda yang dapat ditarik oleh magnet sedangkan benda yang bersifat tidak magnet adalah benda-benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet
2. benda yang tergolong magnet yaitu:
a. peniti
b. uang logam
c. paku payung
benda yang tidak magnet yaitu:
a. karet penghapus
b. pensil
c. potongan kain
3. karena benda yang dapat ditarik oleh magnet adalah benda yang terbuat dari logam, nikel, dan kobalt.
-
63
Lampiran V
LEMBAR KERJA KELOMPOK
(LKK) Nama kelompok :
1. 3.
2. 4.
A. Tujuan Mengetahui kekuatan gaya magnet
B. Alat dan bahan
1. magnet batang 5. Kertas karton
2. serbuk besi 6. kardus
3. buku tulis 7. triplek
4. kertas HVS 8. Kaca
C. Langkah-langkah kegiatan
1. letakkan serbuk besi diatas kertas HVS
2. letakkan magnet batang tepat dibawah kertas HVS yang terdapat serbuk besi dibagian atasnya
3. perhatikan apa yang terjadi dengan serbuk besi yang ada di atas kertas 4. lakukan langkah 1-3 tetapi kertas HVS diganti dengan bahan penghalang lainnya, yaitu kertas karton, kardus, kaca, dan buku
5. catatlah hasil pengamatanmu pada table berikut
No Bahan penghalang Bergerak kuat Bergerak lemah Tidak bergerak 1. 2. 3. 4. 5.
Kertas HVS Kertas karton Kardus Kaca Buku
-
64
6. Apa yang dapat kamu simpulkan berdasarkan kegiatan tersebut.
Lampiran VI
Soal evaluasi
1.kekuatan gaya magnet untukmenarik benda-benda magnet dipengaruhi oleh ?
2. apakah yang dimaksud dengan medan magnet?
Jawaban
1. kekuatangaya magnet untuk menarik benda-benda magnet dipengaruhi oleh garis gaya magnet
Dan jarak magnet denganbenda-bendatersebut. 2. medan magnet adalahdaerahdisekitar magnet yang masihdipengaruhiolehgaya magnet.
-
65
Lampiran VIII
LEMBAR KERJA KELOMPOK
(LKK) Nama kelompok :
1. 3.
2. 4.
A. Tujuan Menyelidiki pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet B. Alat dan bahan
1. magnet batang
2. peniti
3. penggaris
4. karton putih
5. pensil
C. Langkah-langkah kegiatan
1. Letakkan magnet batang pada karton putih
2. Tariklah garis dari ujung magnet batang dan berilah titik-titik yang jaraknya, 2 cm, 3 cm. 4 cm, 5 cm, 6 cm, 7 cm, 8 cm, 9 cm, 10 cm, dan 12 cm.
3. letakkan peniti pada karton, mulai dari jarak terdeat hingga jarak terjauh 4.Amatilah apa yang terjadi pada peniti pada jarak manakah, peniti tertarik oleh gaya magnet
5. Tulislah hasil pengamatanmu pada tabel berikut ini
No
Jarak peniti Peniti dapat ditarik oleh magnet
Peniti tidak dapat ditarik oleh magnet
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
2 cm 3 cm 4 cm 5 cm 6 cm 7 cm 8 cm 9 cm
-
66
9. 10.
10 cm 12 cm
Lampiran ix
Soal evaluasi
1. Sebutkan langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelidiki pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet?
2. Sebutkan kekuatan yang dipengaruhi oleh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet?
Jawaban
1. langkah-langkahyaitu:
~letakkan magnet batangpadakartonputih
~tarikgarisdariujung magnet danberilahtitik-titikjaraknya ~letakkanpenitipadakarton, mulaidarijarakterdekathinggajarakterjauh ~amatilahapa yang terjadi ~berilahkesimpulan
2. kekuatan gaya tarik magnet dipengaruhi oleh:
~ketebalan benda yang menjadi penghalang antara magnet dengan benda magnetis ~jarak magnet dengan magnetis.
-
67
Lampiran xi
LEMBAR KERJA KELOMPOK
(LKK)
Nama kelompok :
1. 3.
2. 4.
A. Tujuan Mengetahui kutub magnet senama dan tidak senama.
B. Alat dan bahan
1. dua magnet batang
2. benang kasur
3. pensil 2 buah
C. Langkah-langkah kegiatan
1. Ikatlah masing-masing magnet dengan dua utas benang kasur
2.Hubungkanlah tali pengikat tersebut dengan pensil, seperti pada gambar
3. Angkatlah kedua magnet yang telah terikat dengan pensil olehmu dan salah seorang temanmu
4. Dekatkan kutub utara magnet yang kamu pegang dengan kutub selatan magnet temanmu. Amati apa yang terjadi
-
68
5. Dekatlah kutub utara magnet yang kamu pegang dengan kutub utara magnet temanmu. Amati apa yang terjadi
6. Dekatan kutub selatan magnet yang kamu pegang dengan kutub selatan magnet temanmu
7. Tulislah pengamatanmu pada tabel berikut
No Jika didekatkan antara Menarik Menolak 1. 2. 3. 4.
Kutub utara dengan kutub selatan Kutub utara dengan kutub utara Kutub selatan dengan utub selatan Kutub selatan dengan kutub utara
8. Berikan kesimpulanmu dari kegiatan tersebut.
-
69
RWAYAT HIDUP
DANIWATI lahir di Ujung Kuta Bate,25 Juni 1990. Ia merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari buah pernikahan bapak M.Daud dan ibu Syarifah. Kedua orang tuanya yang telah mengantarkannya ke jenjang perguruan tinggi ini adalah bapak yang hanya seorang petani dan seorang ibu yang hanya menjadi ibu rumah tangga. Pada tahun 2002, Daniwati menamatkan sekolah dasar yaitu di SDN 14 Meurah Mulia. Pada tahun yang sama, ia melanjutkan pendidikannya di SLTP Negeri 1 Meurah Mulia dan ia menamatkan sekolah tersebut pada tahun 2005. Kemudian ia melanjutkan kembali di Sekolah Menengah Atas tepatnya di SMA 1 Meurah Mulia.
Kemudian ia pun duduk 3 tahun di sekolah tersebut hingga akhirnya ia menamatkan sekolah tersebut pada tahun 2008.`pada tahun 2008, ia melanjutkan lagi sekolahnya yaitu melanjutkan ke perguruan tinggi engan memilih Universitas Syiah Kuala sebagai tujuan yang selama ini ia inginkan. Tahun 2008 SNMPTN dibuka, kemudian Daniwati mengikuti ujiian untuk masuk kuliah hingga akhirnya dengan penuh perjuangan, dia pun lulus menjadi mahasiswi Unsyiah di tahun 2008. Cita-citanya pun akhirnya tercapai, ia ingin sekali menjadi guru. Dengan kuliah di PGSD inilah ia banyak mendapat ilmu dan bekal kelak di kemudian hari. Menurutnya,salah satu pengalaman yang paling berkesan dalam hidupnya adalah menyelesaikan penulisan skripsi. Penyelesaian penulisan skripsi ini banyak membutuhkan biaya dan pikiran dimana harus putar otak agar skripsi yang kita kerjakan haruslah siap. Selain itu juga membutuhkan banyak kesabaran dan mental yang kuat.