skripsi

69
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SGT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA MAGNET DIKELAS V SD NEGERI 6 BANDA ACEH Skripsi diajukanuntukmelengkapitugas-tugasdan memenuhisyarat-syaratgunamemperoleh gelarsarjanaPendidikan oleh Daniwati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2013

Upload: sapti-martalia

Post on 16-Sep-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hm

TRANSCRIPT

  • 1

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SGT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA

    MAGNET DIKELAS V SD NEGERI 6 BANDA ACEH

    Skripsi

    diajukanuntukmelengkapitugas-tugasdan memenuhisyarat-syaratgunamemperoleh

    gelarsarjanaPendidikan

    oleh

    Daniwati

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SYIAH KUALA

    DARUSSALAM, BANDA ACEH

    2013

  • 2

  • 3

  • 4

    KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan berkat dan

    karunia-Nya sehingga kita semua dapat menikmati indahnya dunia ini. Salawat dan

    salam kita sanjung sajikan kepada jujungan alam Nabi Muhammad SAW serta keluarga

    dan para sahabatnya yang telah membawa dunia ini kepada kedamaian, yang penuh

    dengan ilmu pengatahuan dan peradaban yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan

    Sunnah-Nya.

    Berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul

    penerapan model pembelajaran koopratif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa

    pada materi gaya magnet di kelas V SD Negeri 6 banda Aceh. Skripsi ini disusun

    untuk melengkapi dan memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada

    Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda

    Aceh.

    Banyak bimbingan dan arahan serta bantuan yang penulis dapatkan selama

    penulisan dan pelaksanaan penelitian skripsi ini. Dalam pelaksanaan penulisan dan

    penelitian skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Drs. Munir Ar, M.Pd selaku pembimbing I dan ibu Dra.Alfiati Safrina, M.Pd selaku

    pembimbing II. Keduanya telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran

    selama membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

    2. Ketua Prodi Studi PGSD beserta bapak dan ibu staf pengajaran program studi

    PGSD yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.

  • 5

    3. Bapak Dekan FKIP UNSYIAH yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

    untuk melakukan penelitian.

    4. Kepada Dinas Pendidikan Banda Aceh yang telah memberikan surat izin

    pengumpulan data di SD Negeri 6 Bnda aceh.

    5. Kepada Sekolah, Wakil kepala sekolah, Dewan guru, Karyawan beserta siswa SD 6

    Banda Aceh yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.

    6. Penulis menyampaikan terima kasih kepada ayahanda M. Daud dan Ibunda Syarifah

    atas doa dan bimbingannya. Suami ku yang tercinta, yang telah membiayai selama

    kuliah ini beserta doa yang telah kalian berikan kepadaku.

    7. Terakhir untuk semua pihak baik langung maupun yang tidak langsung telah

    mendorong dan membantu sehingga terselesainya skripsi ini.

    Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis

    menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun dari segi penulisannya.

    Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai

    masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

    Banda Aceh, 2 Maret 2013

    Penulis

  • 6

    ABSTRAK

    Kata Kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe TGT, Gaya Magnet

    Penelitian yang berjudul Penerapan model pembelejaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh ini mengangkat masalah bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh yang berjumlah 16 orang siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pemberian tes tertulis yang mana tes tersebut digunakan sebagai hasil akhir dari materi yang telah dipelajari untuk mengukur kemampuan siswa Nilai yang didapat dari tes inilah yang diambil sebagai data, kemudian data diolah menggunakan rumus uji-t. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data siswa yang diajarkan melalui model kooperatif tipe TGT pada materi gaya magnet dapat tercapai hasil belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan taraf signifikan =0,05 dan derajat kebebasan dk=n-1, dk=16-1=15. Dari nilai tersebut diperoleh t(0,95)(15)=1,75 sehingga diperoleh t 1-= t 1- 0,05 karena t hitung >t table maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi penerapan model pembelejaran kooperatif tipe TGT dapat tercapai hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh dapat diterima

  • 7

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat

    menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dengan demikian akan

    menimbulkan perubahan dalam dirinya yang berfungsi dalam kehidupan masyarakat.

    Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan siswa bergantung pada dua unsur yang

    saling mempengaruhi, yakni bakat yang telah dimiliki oleh siswa sejak lahir akan

    tumbuh dan berkembang berkat pengaruh lingkungan. Dan sebaliknya lingkungan akan

    lebih bermakna apabila terarah pada bakat yang telah ada. Kendalipun tidak dapat

    ditolak tentang adanya kemungkinan dimana pertumbuhan dan perkembangan hanya

    disebabkan oleh faktor bakat saja atau lingkungan saja.

    Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

    Ayat 1 mengemukakan bahwa :

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekutan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian ,kecerdsan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

    Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan proses pembelajaran baik

    melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Sekolah sebagai

    penyelenggara pendidikan formal mempunyai peranan penting untuk mempersiapkan

    generasi muda dalam membangun masyarakat.

    Peningkatan mutu pendidikan salah satunya tergantung pada pemilihan strategi

    mengajar yang tepat bagi tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu perlu dibina dan

  • 8

    dikembangkan kemampuan anak didik dengan menggunakan model pembelajaran yang

    tepat.Kegiatan belajar mengajar merupakan kewajiban guru untuk mencerdasakan

    siswa, ada banyak model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru untuk mencapai

    tujuan pembelajaran.

    Hasil penelitian sebelumnya dilakukan oleh Dewi (2006) menyatakan bahwa

    pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.

    Kesimpulan yang sama juga diperoleh dari hasil penelitian Nurul (2008) bahwa hasil

    belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi

    dibandingkan dengan model pembelajaran tradisional.

    Mengingat betapa pentingnya penerapan model pembelajaran untuk

    meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar maka guru harus menguasai

    berbagai macam model pembelajaran agar bisa diterapkan pada saat proses belajar

    mengajar. pembelajaran kooperatif siswa akan lebih aktif dan dapat termotivasi untuk

    berinteraksi sesama siswa. Belajar dari teman-teman lainnya dapat memperkecil rasa

    takut dan lebih santai, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat dan memberi

    kesempatan siswa untuk membangun dan menentukan jati diri melalui proses belajar

    yang menyenangkan.

    Dalam mempelajari IPA terdapat kesulitan yang dialami oleh siswa,

    kebanyakan guru memberikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan

    memberi catatan. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam kegiatan

    pembelajaran. Umumnya siswa di SDN 6 bersikap pasif ditandai dengan motivasi

    belajar kurang, ditandai dengan masih ada siswa yang datang terlambat pada saat

    pembelajaran, siswa kurang bersemangat mengikuti proses belajar, hasil belajar yang

  • 9

    diharapkan masih belum tercapai ditandai dengan hasil belajar siswa banyak yang

    mendapat nilai dibawah batas yang ditentukan yaitu 65 dan hanya 20% siswa yang yang

    mengerjakan tugas sampai selesai dan minat baca siswa tergolong rendah karena belum

    diterapkan model yang sesuai dengan materinya.

    Dari hasil pengamatan kelas dapat diidentifikasi permasalahan yang terjadi

    diantaranya perlu adanya penggunaan model pembelajaran yang dapat membuat siswa

    lebih aktif dan berinteraksi saat proses pembelajaran dan menumbuhkan motivasi

    belajar siswa. Dalam upaya mengatasi permasalahan dalam pembelajaran ini dengan

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk mengaktifkan siswa pada

    saat belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. TGT mengajak siswa

    untuk berkompetensi dalam permainan sebagai wakil dari kelompok. Adanya permainan

    membuat siswa lebih termotivasi. Belajar sambil bermain tidaklah selalu berakibat pada

    rendahnya hasil belajar siswa. Penyajian materi yang melibatkan siswa aktif dalam

    belajar dan bermain bersama kelompoknya memberi kontribusi pada peningkatan hasil

    belajar.

    Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

    penelitian dengan judul Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap

    hasil belajar siswa pada Materi Gaya magnet di Kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatasyang menjadi rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah : Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

    TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas 5 SDN 6 Banda

    Aceh?

  • 10

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah

    untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil

    belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas 5 SDN 6 Banda Aceh.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat, terutama :

    1. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang

    penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games

    Tournament)

    2. Bagi guru dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan

    model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament)

    3. Bagi sekolah sebagai bahan informasi dalam usaha meningkatkan mutu

    pendidikan secara umum khususnya dalam proses kegiatan belajar mengajar

    mata pelajaran IPA pada materi gaya magnet.

    1.5 Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa dapat di gunakan pada

    materi gaya magnet di kelas 5 SDN 6 Banda Aceh.

    1.6 Definisi Istilah

    Definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    1. Pembelajaran Kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe pembelajaran

    kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang

  • 11

    beranggotakan 2 sampai 5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis

    kelamin dan suku atau ras yang berbeda (Rusman, 2010).

    2. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

    dikembangkan oleh suatu mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan

    nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (kamus besar Indonesia, 1984)

    3. Gaya magnet adalah benda-benda yang tertarik oleh magnet (Haryanto, 2008)

  • 12

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Belajar

    Dalam seluruh proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

    kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapian tujuan pendidikan

    banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai

    peserta didik.

    Menurut Gagne dalam Slameto (2003:13) belajar adalah proses untuk

    mendapatkan motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

    Belajar menurut Gulo (2004:8) adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri

    seseorang yang mengubah tingkah lakunya baik tingkah laku dalam belajar, bersikap

    dan berbuat. Belajar merupakan kegiatan anak didik untuk menerima menanggapi serta

    menganalisa bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Perbuatan belajar diakhiri

    dengan kemampuan siswa menguasai bahan pelajaran yang telah di berikan atau

    ditandai dengan adanya perubahan sikap para siswa. Dengan kata lain belajar menurut

    Ibrahim (200:2) adalah: suatu rangkaian proses belajar yang berakhir dengan terjadinya

    perubahan tingkah laku pada diri siswa.

    Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

    seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

    keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

    Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa

    belajar merupakan suatu proses aktivitas individu untuk mengembangkan diri melalui

  • 13

    pengalaman yang didapat dari pengalaman yang didapat dari perubahan tingkah laku

    yang baru dalam interaksi dengan lingkungannya.

    Jadi pada intinya tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan pengetahuan,

    keterampilan dan penanaman sikap mental dan lain-lain. Pencapaian tujuan belajar

    berarti akan menghasilkan hasil belajar meliputi hal keilmuan dan pengetahuan

    (kognitif), hal personal, kepribadian atau sikap (afektif), dan hal kelakuan, keterampilan

    atau penampilan (psikomotorik).

    2.2 Pengertian Hasil Belajar

    Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan

    hasil belajar. Di dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti

    setiap peserta didik mengharapkan mendapat hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar

    yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang

    baik hanya dapat dicapai melalui proses belajar yang baik pula.

    Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukan kepada prestasi

    belajar, sedangkan prestasi belajar merupakan indikator adanya derajat perubahan

    tingkah laku siswa.

    Menurut Slameto (2003:3) bahwa hasil belajar menunjukkan perubahan yang

    terjadi dalam diri seseorang yang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis.

    Satu perubahan yang terjadi menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi

    kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya mengerjakan soal.

    Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan hasil yang diperoleh siswa

    setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan

    oleh guru setiap selsai memberikan materi pelajaran dalam satu pokok bahasan. Dengan

  • 14

    kata lain prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh seorang anak

    setelah mengalami proses pembelajaran.

    2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

    Keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh banyak yang saling berhubungan

    antara satu dengan yang lainnya dan dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang

    termasuk dalam bidang IPA. Menurut Slameto (2003:55) mengemukan factor-faktor

    yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan dalam

    factor intern dan factor ekstern. Factor intern adalah factor yang ada dalam individu

    yang sedang belajar, sedangkan factor ekstern adalah factor yang ada diluar individu.

    Factor intern terdiri dari factor jasmaniiah, psikolohi dan factor kelelahan.

    Factor jasmaniah terdiri dari factor kesehatan dan cacat tubuh. Factor psikologis terbagi

    menjadi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan,

    sedangkan factor kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan rohani

    dan kelelahan jasmani.

    ` Factor ekstern yang mempengaruhi belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga

    factor yaitu factor keluarga, sekolah dan factor masyarakat. Siswa yang belajar akan

    menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi guru dengan

    siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,

    standard pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Factor masyarakat

    yang mempengaruhi hasil belajar adalahteman bergaul dan bentuk kehidupan

    masyarakat.

  • 15

    2.4 Pembelajaran Kooperatif

    PembelajaranKooperatif adalah suatu model pembelajaran dengan

    mengelompokkan siswa untuk menciptakan pembelajaran efektif yang

    menginteraksikan keterampilan social bermuatan akademis.

    Rusman (2010:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan

    model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antara siswa

    dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi dalam

    kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran dan

    berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Tujuan dibentuknya kelompok

    kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat

    secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan pembelajaran.

    Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja

    sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas,

    atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama.sistem pengajaran yang

    memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa

    dalam tugas-tugas terstruktur disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong atau

    pembelajaran kooperatif.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model

    pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam kelompok kecil atau tim untuk

    saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi dalam menyelesaikan

    sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai

    tujuan bersama dalam pembelajaran.

  • 16

    Muslimin Ibrahim (2000:6-7) mengemukakan pembelajaran yang menggunakan

    model kooperatif dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

    1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materibelajarnya.

    2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, danrendah.

    3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jeniskelamin berbeda-beda.

    4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

    Pembelajaran kooperatif dapat difenisikan sebagai satu pendekatan mengajar

    dimana siswa bekerjasama diantara satu sama lain dalam kelompok belajar dengan

    anggotanya sedikit untuk menyelesaikan tugas individu atau kelompok yangdiberikan

    oleh guru. Teknik pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang sangat

    menghargai keragaman dan tingkatan kemampuan siswa. Unsur-unsur dasa yang perlu

    di perhatikan dalam kooperatif yaitu:

    a. Saling ketergantungan secara positif Dalampembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana saling mendorong

    supaya siswa merasa saling membutuhkan sehingga tercipta ketergantungan sesame kawan dalam bentuk yang positif. b. Interaksi tatap muka

    Suasana pembelajaran dikondisikan sedemikian rupa sehingga ketika interaksi proses pembelajaran berlangsung bukan hanya guru dan siswa dengan sesama siswa dapat saling bertatap. c. Akuntabilitas individual

    Penilaianditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara induvidu al sebagai pra-syarat pemerataan siswa berkemampuan lebih secara akademik pada setiap kelompok. Hasil penilaian tersebut selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok untuk mengetahui anggota kelompok mana yang memerluan bantuan bimbingan. Penilaian kelompok didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual inilah yang dimaksud dengan akuntabilitas individual. d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

    Hubungan antar pribadi dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan sedemikian rupa sehingga sikap mau menang sendiri dan sikap-sikap menomorduakan orang lain dicoba hilangkan. Nurhadi (dalam johar 2006:33)

  • 17

    Kesimpulannya adalah hasil pembelajaran kooperatif dapat bermanfaat bagi

    siswa yang prestasinya rendah yang berusaha memperoleh pengetahuan daripada

    kelompok siswa yang prestasinya tinggi yang tidak berpikir untuk memperolehnya.

    Siswa yang lemah belajar dengan konsep yang menantang melalui interaksi dengan

    siswa yang pintar dengan mendorong keberhasilan mereka serta menimbulkan

    perjuangan di dalam kelas.Siswa yang pintar dalam belajar kelompok dapat memperluas

    pemahaman mereka karena mereka menjelaskan konsep-konsep pada siswa yang lain.

    2.5 Team Games Tournament (TGT)

    Isjoni (2009) menyatakan TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif

    yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 2

    sampai 5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang

    berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-

    masing. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya.

    Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan,

    maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau

    menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

    Untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran,

    maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik

    siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen, dimana setiap meja turnamen merupakan

    wakil dari setiap kelompok.Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara

    homogen dari segi akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap

    peserta diusahakan agar setara. Menurut Slavin(1995:105) ada lima komponen utama

    dalam TGT yaitu:

  • 18

    1. Penyajian kelas

    Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,

    biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang

    dipimpin oleh guru. Pada saat penyajian ini siswa harus benar-benar memperhatikan

    dan memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena akan membantu siswa

    bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan

    menentukan skor kelompok.

    2. Kelompok (team)

    Kelompok biasanya terdiri dari 2 sampai 5 orang siswa yang anggotanya

    heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi

    kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih

    khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal.

    3. Game

    Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji

    pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.

    Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan bernomor. Siswa memilih kartu

    bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa

    yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor inilah yang nantinya

    dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

    4. Turnamen

    Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah

    guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja.

    Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa

  • 19

    tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa berikutnya pada meja II

    dan begitu seterusnya.

    5. Team Recognize (penghargaan kelompok)

    Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team

    akan medapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang

    ditentukan. Team mendapat julukan super Team: jika rata-rata skor 45 atau lebih,

    Great Team apabila rata-rata mencapai 40-45 dan Good team apabila rata-ratanya

    30-40.

    Menurut Taniereja (2009:272) kelebihan pembelajaran kooperatif tipe TGT di antaranya adalah: a. Pembelajaran lebih berpusat kepada peserta didik karena mereka melakukan

    aktivitas pembelajaran secara maksimal. b. Pembelajaran dengan strategi ini menentang dan menyenangkan bagi peserta

    didik. c. Proses pembelajaran lebih rileks d. Strategi pembelajaran ini mengembangkan kemampuan beragama peserrta didik e. Mengembangkan aspek afektif peserta didik yang berupa menghargai pendapat

    teman sebaya. f. Melatih peserta didik untuk jujur dalam menilai temannya.

    Sedangkan kelemahan TGT adalah: a. Bagi Guru

    Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

    b. Bagi Siswa Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.

  • 20

    2.8 Penerapan Model pembelajaran TGT dalam pembelajaran IPA

    Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa

    tahapan yang perlu ditempuh yaitu

    1. Persiapan

    a. Materi

    Materipembelajaran TGT dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran

    kelompok-kelompok,perangkat yang perlu dipersiapkan adalah berupa Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), Lembar Kegiatan kelompok(LKK) yang akan

    dipelajari siswa dalam bentuk kelompok. Selain itu juga perlu perangkat soal

    untuk masing-masing kelompok dan juga seperangkat soal turnamen yang

    berisikan soal sejumlah kartu-kartu yang tersedia dalam lembar jawaban untuk

    pegangan guru.

    b. Pembentukan kelompok

    Kelompok dibentuk 2 atau 5 orang siswa yang memiliki suatu campuran

    prestasi akademi, fungsi utama kelompok adalah untuk meyakinan bahwa

    seluruh anggota kelompok itu belajar, dan siswa mengikuti turnamen dengan

    bai.

    c. Penugasan siswa pada meja turnamen

    Pertama-tama membuat lembar tugas untuk turnamen, siswa dibagi 4

    orang satu kelompok, jika jumlah siswa ganjil maka akan ada kelompok 5 orang

    setiap siswa diminta berhitung untuk mendapatkan nomor masing-masing.

    2. Tahap Pembelajaran

    a. Penyajianmateri pelajaran

  • 21

    Materipelajaran yang diajarkan dengan TGT pada awalnya dipresentasikan

    melalui penyajian kelas, guru menyajikan materi secara langsung. Dalam hal ini

    siswa diharapkan benar-benar dapat memahami materi pelajaran bukan dihafal.

    Adapun tahap pelaksanaannya sebagai berikut:

    1. Pendahuluan

    Agar pelaksanaan proses belajar dikerjakan dengan baik, guru perlu

    menekanan konsep kepada siswa, mengapa materi itu perlu dipelajari dan

    diaplikasinya dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini perlu disampaikan untuk

    memotivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan serius tanpa

    beban, dan menyenangkan.

    2. Pengembangan

    Setelah guru memberikan acuan dan motivasi siswa, guru memberikan

    pengembangan dikelas. Langkah-langkah pengembangan antara lain:

    a. menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa

    b. menekankan bahwa pembelajaran kooperatif, belajar itu siswa dituntuk

    memahami bukan menghafal.

    c. mengontrol pemahaman siswa dengan sesring mungkin melakukan

    umpan balik melalui tanya jawab.

    3. latihan terbimbing

    Latihan terbimbing dapat dilakukan dengan meminta siswa mengerjakan soal

    yang diajukan guru, kemudian siswa dipanggil mempresentasikan kepada

    kawan-kawan.

  • 22

    a. Kerja Kelompok

    Selama kerja tim berlangsung, tugas anggota kelompok adalah

    menguasai materi yang telah dipresentasikan oleh guru dan membantu

    teman satu tim untuk menguasai materi tersebut. Guru membagikan LKK

    kepada siswa untuk dipelajari. LKK diberikan disamping untuk melatih

    kemampuan kooperatif siswa. Sebelum kerja tim dimulai hendaknya

    guru memberikan aturan seperti:semau anggota tim bertanggung jawab

    untuk menguasai materi, saling membantu, boleh berdiskusi dengan

    teman satu dengan sopan dan suara pelan agar tidak megannggu

    kelompok lain.

    b. Tournamen

    Pada permulaan turnamen, mintalah siswa duduk pada meja tournament

    yang telah disiapkan. Selanjutnya memperkenalkan dengan anggota

    kelompok masing-masing. Setiap kelompok mempuyai 5 kartu, setiap 1

    kartu waktunya 2 menit. Siswa berlomba-lomba untuk mencari jawaban

    dengan cepat, apabila telah selesai satu kartu nama maka mengambil

    kartu berikutnya, tanpa harus menunggu waktu nya habis. Kemudian

    setelah habis waktu 10 menit, setiap tim berhenti bekerja dan juru bicara

    membacakan hasil kerjanya, apabila jawaban benar maka dapat bernilai

    100.

    c. Penghargaankelompok

    Menghitung nilai kelompok terdapat 3 macam penghargaan yaitu

    goodteam (skor rata-rata 40), great team (skor rata-rata 45) dan super tim

  • 23

    (skor rata-rata 50). Selanjutnya guru dapat memberikan hadiah kepada

    tim kelompo agar lebih giat. Hasil turnamen secara otomatis penghasilan

    skor nilai dapat digunakan untu menghitung nilai-nilai individual

    sebaiknya guru mengadakan evaluasi akhir.

    Kesimpulannya TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

    menempatkan siswa dalam kelompok -kelompok belajar untuk menyelesaikan tugas

    yang telah di berikan oleh gurunya.

    2.9 Gaya Magnet

    Menurut Haryanto (2008:38) Gaya adalah dorongan atau tarikan yang

    menyebabkan benda bergerak. Sedangkan magnet berasal dari batuan yang mengandung

    logam besi, batuan logam tersebut diolah sampai akhirnya menjadi magnet.Tarikan atau

    dorongan yang disebabkan oleh magnet disebut gaya magnet.

    a. Mengelompokkan benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis benda-benda

    yang dapat tertarik oleh magnet disebut benda yang bersifat magnetis sedangkan

    benda-benda yang tidak dapat tertarik oleh magnet disebut benda yang tidak

    magnetis.

    b. Menunjukkan kekuatan gaya magnet

    Kekuatan gaya magnet untuk menarik benda-benda yang bersifat

    magnetisdipengaruhi oleh:

    1. Garis gaya magnet.

    2. Pengaruh jarak benda magnetis terhadap kekuatan gaya magnet.

    3. Kutub senama dan tidak senama pada magnet.

  • 24

    c. Penggunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari

    Alat yang menggunakan magnet dalam kehidupan sehari-hari adalah:

    1. Pengunci kotak pensil atau tas

    2. Kompas

    3. Speaker radio

    4. Mikrofon

    5. Antena pada mobil remot control dan lain-lain.

    d. Membuat magnet

    Beberapa cara dalam pembuatan magnet diantaranya adalah:

    1. Cara induksi yaitu mendekatkan atau menempelkan magnet pada yang akan di

    jadikan sebagai magnet, contohnya paku. Benda magnetis yang menempel pada

    magnet dapat menarik benda-benda magnetis lain, contohnya jarum atau paku

    payung.

    2. Cara menggosok yaitu menggosok benda yang akan dijadikan magnet dengan

    magnet batang.

    3. Mengalirkan arus listrik yaitu mengaliran arus listrik, kita membutuhkan paku

    yang cukup besar, kawat kumparan dan batu baterai sebagai sumber alur listrik.

  • 25

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Pendekatan dan jenis penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis

    penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

    berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apan adanya

    (Sukardi 2003)

    3.2 Lokasi dan waktu penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 6 Banda Aceh, sesuai dengan tempat

    penulisan melaksanakan penelitian yang lokasinya terletak di keudah kec. Kutaraja Kota

    Banda Aceh. Alasan penulis memilih SD Negeri 6 Banda Aceh sebagai tempat

    penelitian karena belum pernah dilakukan penelitian model pembelajaran kooperatif

    tipe TGT. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 februari 2013, 25 februari, 27

    februari, dan 1 maret 2013.

    3.3 Populasi dan Sampel

    Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti dan memiliki

    karakteristik fisik tertentu dalam suatu tempat penelitian. Hal ini sesuai dengan

    pendapat Arikunto (2002:108) yang mengatakan bahwa Populasi adalah keseluruhan

    subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD

    Negeri 6 Banda Aceh. Sampel adalah bagian dari populasi. Menurut Arikunto

    (2002:109) mengatakan bahwa Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang

    diteliti. Maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 6 Banda

  • 26

    Aceh.Jumlah siswa kelas V 16 orang. Siswa laki-laki jumlahnya 7 orang sedangkan

    perempuan 9 orang.

    3.4 Teknik pengumpulan data

    Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan dengan menggunakan sebagai

    berikut:

    a. Data hasil belajar

    Data hasil belajar diperoleh dari tes hasil belajar yang dilaksanakan di akhir

    pertemuan. Data tes hasil belajar digunakan sebagai alat evaluasi hasil belajar dan

    untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi gaya magnet

    dengan model TGT.

    b. Skor turnamen

    Skor turnamen diperoleh dari rata-rata nilai skor tournament anggota kelompok.

    Skor turnamen adalah nilai yang diperoleh oleh masing-masing siswa yang

    berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi pada saat tournament. Penggelompokkan

    siswa yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi berdasarkan data yang

    diperoleh dari nilai evaluasinya.

    c. Angket respon siswa

    Angket yang diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui respon

    siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model TGT. Angket diberika

    kepada siswa setelah semua kegiatan pembelajaran dan evaluasi selesai dilakukan.

    3.5 Teknik Analisis Data

    Setelah data terkumpul, maka untuk menderkripsikan data peneliti dilakukan

    perhitungan sebagai berikut:

  • 27

    a. Analisis data hasil belajar

    Untuk mengetahui hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan persentase.

    p x 100%

    Data lembar tes hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif bertujuan untuk

    mendeskripsikan ketuntasan belajar siswa. Menurut mulyasa (2006:99) Seorang

    peserta didik di pandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai

    kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan

    pembelajaran sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang

    mampu menyelesaikan atau mencapai 85% sekurang-kurangnya 65% dari jumlah

    peserta didik yang ada di kelas tersebut.

    b. Skor pada turnamen

    Skor yang diperoleh masing-masing anggota dalam tes akhirjika skor benar nilainya

    seratus sedangkan skor salah nilainya nol.

    c. Data respon siswa

    Data tentang respon siswa di peroleh melalui angket analisis dengan menggunakan

    statistik deskriptif dengan persentase dari setiap respon siswa. Respon siswa

    dikatakan efektif jika jawaban siswa terhadap pertanyaan positif untuk setiap aspek

    yang di respon pada setiap komponen pembelajaraan di peroleh persentase 80%

    siswa di kelas tersebut telah tuntas belajar.

    P = x100%

    Keterangan :

    P =persentase

  • 28

    F =jumlah siswa yang tuntas

    N =jumlah seluruh siswa

    Data yang di peroleh oleh peneliti diolah yaitu dengan cara semua nilai di

    jumlahkan kemudian dihitung rata-ratanya dan dipersentasekan secara prefosional untuk

    memperoleh nilai persen yang berdasarkan kriterianya.

  • 29

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

    4.1 Hasil penelitian

    Pengumpulan data dilakukan selama 4 kalipertemuan. Pertemuan pertama

    dilaksanakan pada tanggal 21 Febuari 2013, pertemuan kedua 25 februari 2013,

    pertemuan ketiga 27 februari 2013, pertemuan keempat 1maret 2013. Pengumpulan data

    penulis dilakukan dengan cara menyebarkan instrument berupa angket respon siswa

    terhadap perangkat pembelajaran dan pelaksanaan model pembelajaran koopertif tipe

    TGT dan memberikan soal tes hasil belajar pada akhir pembelajaran

    4.1.1 Hasil belajar

    Pada penelitian, Hasil belajar diperoleh melalui jawaban siswa terhadap tes yang

    diberikan secara tertulis dan dikerjakan mandiri. Tes ini dilakukan pada akhir proses

    kegiatan pembelajaran secara keseluruhan. Data hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.1

    Tabel 4.1. Hasil belajar siswa dengan model kooperatif tipe TGT.

    No. Nama Siswa Skor Total Keterangan (1) (2) (3) (4) 1. Siswa 1 75 Tuntas 2. Siswa 2 95 Tuntas 3. Siswa 3 95 Tuntas 4. Siswa 4 75 Tuntas 5. Siswa 5 85 Tuntas 6. Siswa 6 85 Tuntas

  • 30

    (1) (2) (3) (4) 7. Siswa 7 70 Tuntas 8. Siswa 8 80 Tuntas 9. Siswa 9 75 Tuntas 10. Siswa 10 75 Tuntas 11. Siswa 11 60 Tidak Tuntas 12. Siswa 12 60 Tidak Tuntas 13. Siswa 13 100 Tuntas 14. Siswa 14 70 Tuntas 15. Siswa 15 75 Tuntas 16. Siswa 16 100 Tuntas

    Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 16 siswa diperoleh 14 siswa yang

    tuntas belajar dan 2 siswa lainnya belum mencapai ketuntasan. Maka persentase banyak

    siswa yang tuntas belajar adalah :

    P = x100%

    = x100%

    =87,5%

    Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan

    belajar secara klasikal dengan model kooperatif tipe TGT adalah tuntas.

    4.1.2 Skor Turnamen

    Seperti yang dijelaskan bab III bahwa skor turnamen adalah nilai yang diperoleh

    oleh masing-masing siswa yang berkemapuan rendah, sedang dan tinggi. Seperti yang

    tertera pada tabel 4.2.

  • 31

    Tabel 4.2. Skor turnamen siswa

    Tingkat Kemampuan Nama siswa Skor Rata-Rata

    Tinggi Siswa 3 Siswa 8 Siswa 4 Siswa 16 Siswa 7

    100 80 100 100 80

    92%

    Sedang Siswa 13 Siswa 12 Siswa 15 Siswa 5 Siswa 6

    75 75 70 70 70

    72%

    Rendah Siswa 11 Siswa 14 Siswa 1 Siswa 2 Siswa 10 Siswa 9

    65 60 60 60 60 65

    61%

    Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 16 orang siswa terdapat 5 orang

    siswa yang berkemampuan tinggi dengan nilai rata-rata 92%, siswa berkemampuan

    sedang dengan nilai rata-rata 72%, siswa yang berkemampuan rendah dengan nilai rata-

    rata 61%. Seperti yang telah ditulis pada bab III pengelompokkan siswa yang

    berkemampuan tinggi, sedang dan rendah berdasarkan nilai evaluasinya. Soal yang

    diberikan menurut tingkat kemampuan siswa .

  • 32

    4.1.3 Respon siswa

    Dari angket respon siswa yang diisi oleh 16 orang siswa kelas V SD N 6 Banda

    Aceh setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

    kooperatif tipe TGT pada materi gaya magnet diperoleh hasil seperti pada tabel 4.3.

    Tabel 4.3. Angket Respon siswa

    No. Komponen Pembelajaran Repon siswa/ presentase 1. Bagaimanakah tanggapanmu terhadap kegiatan

    berikut: Jelas Tidak

    Jelas a. guru mengaitkan konsep gaya magnet dengan

    aktivitas kehidupan sehari-hari 15

    94% 1

    6% b. guru memberikan motivasi dan

    menginformasikan tujuan pembelajaran 14

    87% 2

    13% c. guru menginformasikan langkah-langkah

    pembelajaran kooperatif tipe TGT 15

    94% 1

    6% d. guru menyampaikan materi 15

    94% 1

    6% e. guru memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam

    bentuk game 15

    94% 1

    6% f. guru memberikan penguatan 15

    94% 1

    6% 2. Bagaimanakah pendapatmu tentang kegiatan

    berikut ini: Baru Tidak

    baru a. pembagian kelompok 12

    75% 4

    25% b. pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk game 12

    75% 4

    25% c. pembagian kelompok secara homogen dan

    heterogen 13

    81% 3

    19% d. menjawab pertanyaan dan menyampaikan

    pendapat/ide 13

    81% 3

    19% e. pemberian skor tiap kelompok saat tournament 13

    81% 3

    19% 3. Bagaimana tanggapanmu terhadap komponen

    pembelajaran berikut ini: Senang Tidak

    senang a. materi pelajaran yang diajarkan 16

    100% 0

    0% b. suasana kelas 16

    100% 0

    0% c. cara guru mengajar model pembelajaran 15 1

  • 33

    kooperatif tipe TGT 96% 6% d. kesan setelah mengikuti pelajaran dengan

    pembelajaran kooperatif tipe TGT 14

    87% 2

    13% e. apakah kamu senang atau tidak dengan

    pembelajaran model TGT? 15

    96% 1

    6% 4. Bagaimana tanggapanmu terhadap hasil

    pembelajaran berikut ini: Mengerti Tidak

    mengerti a. apakah kamu mengerti atau tidak dengan soal

    yang ada dalam tes hasil belajar? 16

    100% 0

    0% 5. Apakah anda berminat untuk mengikuti

    kegiatan belajar mengajar berikutnya seperti yang telah kamu ikuti

    Ya 16

    100%

    Tidak 0

    0%

    Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa 100% siswa senang jika diadakan turnamen

    oleh guru. Lebih dari 90% siswa senang dan tertarik untuk menyelesaikan soal-soal

    LKK dan turnamen yang diadakan, mereka juga puas dengan nilai yang didapat saat

    turnamen dan setelah turnamen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa umumnya

    respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi

    gaya magnet adalah baik.

    4.2Pembahasan

    Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar

    dikarenakan dalam pembelajaran TGT siswa tidak hanya menerima apa yang diberikan

    oleh guru, tetapi semua siswa turut berpartipasi aktif dalam proses pembelajaran yaitu

    dengan diskusi dan turnamen. Hal ini dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa

    untuk mengikuti pembelajaran IPA. Siswa juga tidak merasa jenuh dan bosan karena

    dalam menyampaikan pembelajaran, guru tidak monoton, tetapi ada variasi.

    4.2.1 Hasil belajar siswa

    Pada penelitian ini hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan

    pada akhir pertemuan. Tes berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 20 soal, hasil

  • 34

    belajar yang diharapkan adalah siswa dapat memahami materi gaya magnet dan dapat

    menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan gaya magnet dalam kehidupan

    sehari-hari.

    Dari data hasil belajar yang diperoleh menunjukan bahwa 87,5% siswa tuntas

    belajar dan sudah mencapai KKM yang ditentukan yaitu 65, artinya dari 16 orang siswa

    terdapat 14 orang siswa yang tuntas belajar. Dengan demikian ketuntasan hasil belajar

    siswa secara klasikal dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

    telah tercapai. Seperti yang dikemukakan oleh Mulyasa (2004:99) bahwa yang disebut

    tuntas belajar secara klasikal adalah apabila dikelas tersebut >85% siswa yang telah

    tuntas.

    Tingginya nilai rata-rata pada model pembelajaran koopertif tipe TGT

    disebabkan karena pada proses pembelajaran siswa tidak lagi dijadikan sebagai objek

    melainkan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dari proses

    pembelajaran tersebut siswa mendapatkan pengalaman belajar sesuai dengan kajian

    ilmu pengetahuan yang dipeelajarinya secara optimal. Pada pembelajaran TGT, siswa

    dilatih, dituntut agar dapat bekerja sama, tidak ,malu untuk berbicara tentang materi

    yang belum dipahami dan dikuasai, saling meningkatkan keterampilan dalam

    berkomunikasi sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan meningkatkan aktivitas dan

    kreativitas siswa.

    Dalam mengerjakan soal tes yang diberikan pada akhir pembelajaran, siswa

    bekerja secara mandiri tampa kerja sama, bersaing secara sehat dan tanggung jawab.

    Hal ini sesuai dengan yang disampaikan muheb(dalam nanda,2010)bahwa

    pembelajaran tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping

  • 35

    menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan

    belajar.

    4.2.2 Skor siswa pada turnamen

    Dalam penelitian ini penulis juga melihat skor siswa dengan tingkat kemampuan

    rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan data diperoleh didapat bahwa dari 16 orang,

    terdapat 5 orang siswa yang berkemampuan tinggi dengan nilai rata-rata 90, 6 orang

    siswa berkemampuan sedang dengan nilai rata-rata 80 dan selebihnya yaitu 5 orang

    siswa berkemampuan rendah dengan nilain rata-rata 60.

    Soal yang diberikan saat turnamen berbeda-beda, sesuai dengan tingkat

    kemampuan siswa. Siswa yang tergolong berkemampuan tinggi diberikansoal dengan

    tingkat kesulitan tinggi.Siswa yang berkemampuan sedang diberikan soal dengan

    tingkat kemampuan sedang, siswa yang berkemampuan rendah diberikan soal yang

    berkemampuan rendah sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

    Pada saat turnamen berlangsung, soal yang diberikan sebanyak 20 soal

    berbentuk pilihan ganda. Pada kelompok siswa yang berkemampuan tinggi yang

    berjumlah 5 orang hanya 3 orang yang menjawab benar seluruh soal. Dua orang siswa

    menjawab seluruh soal namun rata-ratanya hanya 8 jawaban yang benar. Pada

    kelompok siswa berkemampuan sedang hanya berjumlah 5 orang, nilai rata-ratanya

    hanya 7 jawaban yang benar. Siswa yang berkemampuan rendah berjumlah 6 orang,

    nilai rata-ratanya hanya 6 jawaban yang benar.

    Bagi kelompok yang memperoleh nilai 3 tertinggi saat turnamen akan menjadi

    juara dalam turnamen tersebut.Dalam turnamen ini, peneliti hanya melihat 3 kelompok

    yang memperoleh skor ataupun nilai paling tinggi dan menjadi juara pertama, kedua,

  • 36

    dan ketiga. Kelompok yang mendapat juara pertama diberikan penghargaan/ hadiah

    sebanyak 10 buah buku, bagi kelompok yang juara kedua diberi penghargaan/ hadiah

    sebanyak 7 buah buku. Kemudian bagi kelompok yang menjadi juara ketiga juga diberi

    penghargaan/ hadiah berupa buku sebanyak 5 buah buku. Para siswa tampa senang pada

    saat pemberian penghargaan.

    Dalam pembelajaran, siswa terlibat aktif melalui kegiatan membaca, berdiskusi,

    mengemukakan ide dan gagasan yang dilakukan secara berkelompok. Siswa membaca

    dengan tekun tentang pokok materi yang sedang dipelajari, mendiskusikan materi

    dengan timnya sehingga setiap siswa memiliki kesempatan untuk mengemukakan ide

    maupun gagasannya. Kemudian saat game/ turnamen berlangsung, siswa memiliki

    kesempatan untuk menjawab pertanyaan, berlomba-lomba untuk skor tertinggi

    sehingga mendapat penghargaan sebagai tim terbaik.

    Para siswa selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kelompoknya agar

    menjadi juara. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Muflihah bahwa TGT

    merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang sangat bermanfaat bagi

    siswa. Adanya permainan dalam bentuk turnamen akademik yang dilaksanakan pada

    akhir materi pembelajaran, memberikan peluang bagi setiap siswa untuk melakukan

    yang terbaik bagi kelompoknya, hal ini menuntut keaktifan dan partisipasi siswa pada

    proses pembelajaran. Dengan demikian akan terjadi suatu kompetisi atau pertarungan

    dalam hal akademik, setiap siswa berlomba-lomba untuk memperoleh hasil belajar yang

    optimal. (http://etd.eprints.ums.ac.id//4278/2/A420050042.pdf)

  • 37

    4.2.3 Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Koopertif Tipe TGT

    Angket respon siswa diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan yaitu setelah

    siswa mengikuti tes hasil belajar. Angket respon siswa bertujuan untuk mengetahui

    perasaan siswa , minat siswa dan pendapat siswa mengenai pembelajaran dengan

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dari tabel 4.3 terlihat bahwa

    seluruh siswa senang diadakan turnamen oleh guru. Selanjutnya 100% siswa tertarik

    untuk menyelesaikan soal-soal gaya magnet dalam turnamen. Selanjutnya 75 % siswa

    yang menyukai menjawab pertanyaan dalam bentuk game, hal ini disebabkan siswa

    tidak menyadari bahwa skor yang mereka peroleh saat turnamen akan disumbangkan

    kepada kelompoknya masing-masing.

    Saat menjawab pertanyaan berlangsung juga terdapat 19% siswa menyatakan

    sulit dalam mengerjakan soal yang ada. Namun 81% siswa menyatakan mampu

    menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang

    tuntas. Dalam proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT 81% siswa sering mengemukakan pendapat mereka.

    Model pembelajaran koopertif tipe TGT dapat meningkatkan semangat siswa

    dan berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar dikarenakan dalam pembelajaran

    TGT siswa tidak hanya menerimaapa yang diberikan oleh guru, tetapi semua siswa turut

    berpartisispasi aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan diskusi dan permainan.

    Hal ini dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran.

    Siswa juga tidak merasa jenuh dan bosan karena dalam menyampaikan pembelajaran,

    guru tidak monoton tetapi ada variasi.

  • 38

    Jadi untuk setiap aspek yang direspon siswa memberi tanggapan yang baik

    terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT,

    maka untuk respon siswa pada umumnya adalah baik.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

    membawa pengaruh yang baik bagi siswa.

  • 39

    BAB V PENUTUP

    5.1 Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pengelohan data, dapat disimpulkan bahwa

    hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT tehadap

    hasil belajar siswa pada materi gaya magnet di kelas V SD Negeri 6 Banda Aceh dapat

    mencapai hasil belajar yang sangat baik.ss

    5.2 Saran

    Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran-saran yang

    bermanfaat untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA khususnya di SD Negeri 6

    Banda Aceh.

    1. Diharapkan agar guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

    pada materi yang sesuai agar dapat meningkatkan hasil belajar yang baik.

    2. Diharapkan kepada guru-guru IPA untuk keterampilan dalam memilih materi-materi

    yang sesuai dengan TGT menjadi model pembelajaran yang digunakan.

    3. Diharapkan bagi peneliti lain yang ingin menerapkan model pembelajaran

    kooperatif tipe TGT, perlu disarankan agar nilai rata-rata siswa yang berada pada

    kategori kemampuan rendah dapat lebih tinggi.

  • 40

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi 5,Cetakan Ke-12. Jakarta: PT Rineka Aksara.

    Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

    Faizah. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Pembelajaran Alquran Hadist. Universitas IAIN

    Hasan, Ishak dkk. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Darussalam: Unsyiah

    Hamalik,Oemar.2001.Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara.Bandung

    Ibrahim, Muslim dkk. 2002. Pembelajaran Kooperatif, Universitas Surabaya. Surabaya

    Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Cetakan Ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Lie, Anita. 2002. Cooperatif Learning: Mempraktikkan Cooperatif Learning diRuang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

    Johar, Rahmah dkk. 2006. Bahan AjarStrategi Belajar Mengajar. Darussalam, Banda Aceh: FKIP Unsyiah.

    Mulyasa, E. 2006. KTSP Sebuah Panduan Praktis. Bandung; Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik danImplementasi. Jakarta:PT Remaja Rosdakarya.

    Nanda, Mutia. 2010. Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Membantu Siswa Memahami Materi Bilangan Bulat Di Kelas IV SD Negeri Pertiwi Lamgarot Aceh Besar. (Skripsi). Banda Aceh. Unsyiah.

    Rusman. 2010.Model-Model Pembelajaran Kooperatif.PT. RajaGrafindoPersada.Bandung.

    Sardiman. (2000). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

    Slameto.2003.Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

    Sudijono, Anas. 2010. Statistik pendidikan. Jakarta. Pusat pembukuan

    Taniredja, Tukiran.1995.Model-model pembelajaran kooperatif (cooperative learnin)g. Jakarta. PT Rineka Cipta.

  • 41

    Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Peluang Dan Statistika Di SMPN 4 Depok Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

    Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progesif. Jakarta: Kencana.

    ...........2003. Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Jakarta

    Haryanto. 2008 . Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta. Pusat pembukuan.

    Www.slavin//cooperative learning.com. diakses tanggal 4 januari 2013.

    Yunita, Elmila. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Materi KPK dan FPB Di Kelas IV SD Negeri 5 Banda Aceh (Skripsi). Banda Aceh. Unsyiah.

  • 42

    Lampiran IV

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    (RPP)

    Nama sekolah : SD 6 Banda Aceh

    Mata pelajaran : IPA Kelas /semester : V/2

    Alokasi waktu : 2X35 menit

    Hari /tgl : Sabtu/22 Februari 2013

    A. Standar kompentensi

    5. Memahami hubungan antara gaya gerak, dan energi serta fungsinya

    B. Kompentasi dasar

    5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya gerak dan energi melalui gaya magnet

    C. Indikator

    Menunjukkan kekuatan gaya magnet

    D. Tujuan pembelajaran Siswa dapat menunjukkan kekuatan gaya magnet

    E. Karakter yang diharapkan

    ~disiplin

    ~rasa ingin tahu

  • 43

    ~tanggung jawab ~ketelitian

    F. Materi pokok

    Kekuatan gaya magnet

    G. Metode pembelajaran ~strategi :siswa aktif belajar ~model pembelajaran:TGT ~metode :Tanya jawab, pemberian tugas, dan diskusi

    H. Langkah-langkah pembelajaran

    no Kegiatan pembelajaran Kegiatan internalisasi nilai

    Nilai yang ditanam

    Pengorganisasi Waktu Siswa

    1. Kegiatan awal ~Guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa ~Guru bersama siswa berdoa terlebih dahulu ~guru memberikan motivasi dengan caraTanya jawab tentang kekuatan gaya magnet ~Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

    ~Guru menanyakan kepada siswa apa yang dilakukan di rumah yang menyangkut nilai karakter ~Guru menjelaskan manfaat berdoa

    ~ketekunan ~kedisiplinan

    10 menit

    Klasikal

    Klasikal

    Klasikal

    Klasikal

    2. Kegiatan inti Eksplorasi

    ~Guru bercerita

    ~keaktifan ~ketekunan

    20 menit

    Klasikal

  • 44

    ~guru menyampaikan materi tentang kekuatan gaya magnet ~Guru nenunjukkan cara yang dilakukan oleh kekuatan gaya magnet ~Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses penyajian materi ~Guru memanggil siswa secara bergantian untuk melakukan kegiatan tentang kekuatan gaya magnet ~Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran melakukan kegiatan tentang kekuatan gaya magnet tersebut

    Elaborasi ~Siswa dikelompokkan menjadi kelompok yang terdiri 2-5 orang ~Setiap kelompok mendiskusikan LKS tentang kekuatan gaya magnet ~Salah satu siswa mempersentasikan hasil kerja kelompoknya dan kelompok lain menanggapinya ~Setelah mengerjakan LKS Setiap kelompok mengerjakan tournament ~Guru mengumumkan kelompok yang menang dalam tournament dan

    tentang kebesaran tuhan yang menciptakan segala bentuk benda yang ada dibumi ini

    ~Guru menjelaskan bagaimana bekerja dalam kelompok

    ~Mengikuti ketua kelompok dan

    ~keberanian

    ~kerja sama ~kerapian ~ketelitian ~saling menghargai ~tanggung jawab

    25 menit

    Klasikal

    Klasikal

    Klasikal

    Klasikal

    Kelompok

    Kelompok

    Kelompok

    kelompok

    kelompok

  • 45

    guru memberikan hadiah untuk siswa yang mendapatkan nilai yang lebih banyak.

    Konfirmasi ~Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahuinya ~Guru meminta siswa untuk memperbaiki hasil kerja kelompok jika hasil tersebut masih salah ~Secara individu siswa diminta untu mengerjakan soal tes/evaluasi

    ~Guru mengajak siswa untuk berani bertanya dan selalu mencari jawaban dari hal-hal yang belum di ketahui

    ~rajin belajar ~kepenasaran

    10 menit

    Klasikkal

    Klasikal

    Individu

    3. Kegiatan akhir ~Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran ~Guru melakukan tindak lanjut dengan memberikan pr ~Memberikan pesan moral atau pesan belajar

    ~Guru membuat kesimpulan tentang materi pelajaran dan mengajak siswa untuk terus rajin belajar

    ~ketekunan ~rajin belajar

    5 menit

    Klasikal

    Individu

    Klasikal

    I. Alat, sumber, dan media pembelajaran

    ~Sumber

    Kurikulum, buku IPA pengarang haryanto untuk kelas V SD penerbit Erlangga hal.104

    Buku pelajaran IPA pengarang heri sulistyanto kelas V SD penerbit bse hal.91

  • 46

    ~Media/alat-alat

    1.serbuk besi

    2. buku tulis

    3. kertas HVS

    4. kertas karton

    5.kardus

    6.triplek

    7. kaca

    Mengetahui Mengetahui

    Guru kelas Simulator

    MARSYUDDIN S.Pd DANIWATI

    NIP. 196911141999031001 NIM.0806104040061

    Mengetahui Kepala SDN 6

    Dra NAIMAH

    NIP .196108031982062002

  • 47

    Lampiran VII

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    (RPP)

    Nama Sekolah : SDN 6 Banda Aceh

    Mata pelajaran : IPA Kelas/Semester : V/2

    Alokasi waktu : 2X35 menit

    Hari /tgl : Senin /25 Februari 2013

    1. Standar kompentensi

    5. Memahami hubungan antara gaya gerak dan energi serta fungsinya.

    2. Kompentasi dasar

    5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya gerak dan energi melalui gaya magnet

    3. Indikator

    Menyelidiki pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet 4. Tujuan pembelajaran ~ Siswa dapat menyelidiki pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet ~siswa dapat menjelaskan pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet 5. Karakter yang diharapkan

    ~Rasa ingin tahu

    ~kreatif

    ~tanggung jawab ~ketelitian

    6. Materi pokok

    Pengaruh jarak benda magnet terhadap kekuatan gaya magnet

  • 48

    7. Metode pembelajaran Strategi :Siswa aktif belajar Model :TGT

    Metode :Tanya jawab, pemberian tugas, dan diskusi 8. Langkah-langkah pembelajaran

    no Kegiatan pembelajaran Kegiatan internalisasi nilai

    Nilai yang ditanam

    Pengorganisasi Waktu Siswa

    1. Kegiatan awal ~guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa ~guru bersama siswa berdoa terlebih dahulu ~Guru memberi motivasi dengan cara tanya jawab tentang pengaruh jarak benda magnetis terhadap kekuatan gaya magnet ~guru menyampaikan tujuan pembelajaran

    ~Guru menanyakan kepada siswa apa yang telah dilakukan dirumah yang menyangkut nilai karakter ~Guru menjelaskan manfaat berdoa

    ~ketekunan ~kedisiplinan

    10 menit

    Klasikal

    Klasikal

    Klasikal

    klasikal

    2. Kegiatan inti Eksplorasi

    ~Guru menyampaikan materi tentang pengaruh gaya magnet terhadap kekuatan gaya magnet ~guru memperlihatkan media tentang pengaruh jarak benda magnetis terhadap kekuatan gaya magnet ~melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses penyajian materi ~guru memanggil siswa secara bergantian untuk mempraktekkan langsung tentang pengaruh gaya magnet terhadap kekuatan gaya magnet ~guru menanyakan

    ~Guru bercerita tentang kebesaran tuhan yang menciptakan segala bentuk benda yang ada dibumi ini

    ~keaktifan ~ketekunan ~keberanian

    20 menit

    Klasikal

    Klasikal

    Klasikal

    Klasikal

    Klasikal

  • 49

    alasan/dasar pemikiran yang di praktekkan langsung tadi

    Elaborasi ~siswa dikelompokkan menjadi kelompok yang terdiri dari 2-5 orang ~setiap kelompok mendiskusikan LKS tentang pengaruh gaya magnet terhadapkekuatan gaya magnet ~salah satu siswa disuruh untuk mempersentasikan hasil kerja kelompok dan yang lain menanggapinya ~Setelah mengerjakan LKS setiap kelompok mengerjakan turnamen ~Guru mengumuman kelompok yang menang dalam tournament dan guru memberian hadiah untu siswa yang mendapatkan nilai yang lebih banyak.

    Konfirmasi ~guru bertanya hal-hal yang belum diketahui siswa ~guru meminta siswa untuk memperbaiki hasil kerja kelompok jika hasil tersebut masih salah ~secara individu siswa diminta mengerjakan soal tes/evaluasi

    ~guru menjelaskan bagaimana bekerja dalam kelompok ~mengiuti ketua kelompok dan member salam

    ~Guru mengaja siswa untuk berani bertanya dan selalu mencari jawaban dari hal-hal yang belum diketahui

    ~kerja sama ~kerapian ~ketelitian ~saling menghargai ~tanggung jawab

    ~rajin belajar ~kepenasaran

    25 menit

    10 menit

    Kelompok

    Kelompok

    Kelompok

    Kelompok

    Kelompok

    Klasikal

    Klasikal

    Individu

    3. Kegiatan akhir ~guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran ~guru melakukan tindak lanjut dengan memberikan Pr ~memberikan pesan moral

    ~guru membuat kesimpulan tentang materi pelajaran dan mengajak siswa untuk

    ~ketekunan ~rajin belajar

    5 menit l

    Klasikal

    Klasikal

    klasikal

  • 50

    dan pesan belajar terus rajin belajar

    9. Alat, sumber dan media pembelajaran ~ sumber

    Kurikulum, Buku IPA pengarang haryanto untuk kelas V SD penerbit Erlangga hal106 .

    Buku pelajaran IPA pengarang heri sulistyanto untuk SD kelas V, penerbit bse hal. 93

    ~Media/alat-alat

    1.magnet batang

    2. peniti

    3. penggaris

    4. karton putih

    5. pensil

    Mengetahui Mengetahui

    Guru kelas simulator

    MARSYUDDIN SP.d DANIWATI NIP. 196911141999031001 NIM.0806104040061

  • 51

    Lampiran x

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    (RPP)

    Nama SD : SDN 6 Banda Aceh

    Mata pelajaran : IPA Kelas /semester : V/2

    Alokasi waktu : 2X35 Menit

    Hari /tgl : Selasa/26 Februari 2013

    1. Standar kompentasi

    5. Memahami hubungan antara gaya gerak dan energi serta fungsinya

    2. kompentasi dasar

    5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya gerak dan energi melalui gaya magnet

    3. Indikator

    ~Menyebutkan kutub senama dan tidak senama pada magnet

    ~Menjelaskan kutub senama dan tidak senama pada magnet 4.Tujuan pembelajaran ~Siswa dapat menyebutkan kutub senama dan tidak senama pada magnet

    ~Siswa dapat menjelaskan utub senama dan tidak senama pada magnet 5.karakter yang diharapkan

    ~rasa ingin tahu

    ~ketelitian

    ~tanggung jawab ~berani

    6. Materi pokok

  • 52

    Kutub senama dan tidak senama

    7. Metode pembelajaran ~strategi belajar :siswa aktif ~model :TGT

    ~metode :Tanya jawab, pemberian tugas, dan diskusi 8. langkah-langkah pembelajaran

    N0 Kegiatan pembelajaran Kegiatan internalisasi nilai

    Nilai yang ditanam

    Pengorganisasi waktu Siswa

    1. Kegiatan awal ~guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa ~guru bersama siswa berdoa terlebih dahulu ~ guru memberikan motivasi dengan cara tanya jawab tentang kutub senama dan tidak senama pada magnet ~guru menyampaikan tujuan pembelajaran

    ~Guru menanyakan kepada siswa apa yang telah dilakukan dirumah yang menyangkut nilai karakter ~Guru menjelaskan manfaat berdoa

    ~ketekunan ~kedisiplinan

    10 menit

    Klasikal

    Klasikal

    Klasikal

    klasikal

    2. Kegiatan inti Eksplorasi

    ~Guru menyampaikan materi tentang kutub senama dan tidak senama pada magnet ~guru menunjukkan kutub senama dan tidak senama pada magnet ~melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses penyajian materi ~guru menunjukkan siswa secara bergantian untuk menunjukkan ktub senama dan tidak senama ~guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dalam melakukan

    ~Guru bercerita tentang kebesaran tuhan yang menciptakan segala bentuk benda yang ada dibumi ini

    ~keaktifan ~ketekunan ~keberanian

    20 menit

    Klasikal

    Klasikal

    Klasikal

    Klasikal

    Klasikal

  • 53

    kegiatan kutub senama dan tidak senama

    Elaborasi ~Siswa dikelompokkan menjadi kelompok yang terdiri dari 2-5 orang ~Setiap kelompok mendiskusikan LKK tentang kutub senama dan tidak senama ~salah satu siswa disuruh mempersentasi hasilk erja kelompok dan yang lain menanggapinya ~Setelah mengerjakan LKK setiap kelompok mengerjakan tournament ~Guru mengumumkan kelompok yang menang dalam tournament dan guru memberikan hadiah untuk siswa yang mendapatkan nilai yang lebih banyak.

    Konfirmasi ~Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa ~Guru meminta siswa untuk memperbaiki hasil kerja kelompok jia hasil tersebut masih salah ~secara individu siswa diminta untu mengerjakan soal tes/evaluasi

    ~Guru menjelaskan bagaimana bekerja dalam kelompok ~mengikuti ketua kelompok dan memberi salam

    ~guru mengajak siswa untuk berani bertanya dan selalu mencari jawaban dari hal-hal yang belum diketahui

    ~kerja sama ~kerapian ~ketelitian ~saling menghargai ~tanggung jawab

    ~rajin belajar ~kepenasaran

    25 menit

    10 menit

    Kelompok

    Kelompok

    Kelompok

    Klasikal

    Klasikal

    Individ

    3. Kegiatan akhir ~ Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran ~Guru melakukan tindak lanjut dengan memberian Pr ~Memberian pesan moral dan belajar

    ~Guru membuat kesimpulan tentang materi pelajaran dan mengajak siswa untuk terus rajin

    ~ketekunan ~rajin belajar

    5 menit

    Klasikal

    Individu

    klasikal

  • 54

    belajar

    9. Alat, sumber dan media pembelajaran ~ sumber

    Kurikulum, buku IPA pengarang haryanto untuk kelas V SD penerbit Erlangga,hal 108

    Buku pelajaran IPA pengarang heri sulistyanto untuk kelas V, penerbit bse hal.94

    ~media/alat-alatnya

    1.Dua magnet batang

    2. Benang kasur

    3. Pensil 2 buah

    Mengetahui Mengetahui

    Guru kelas Simulator

    MARSYUDDIN S.Pd DANIWATI

    NIP. 196911141999031001 NIM.0806104040061

  • 55

    Mengetahui Kepala SDN 6

    Dra NAIMAH

    NIP .196108031982062002

  • 56

    Lampiran I

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    (RPP)

    Nama sekolah : SD Negeri 6 Banda Aceh

    Pelajaran : Ilmu pengetahuan alam(ipa) Kelas/semester : V /2

    Alokasi waktu : 2X35 menit

    Hari/tgl : Jumat/21 Februari 2013

    A. Standar kompetensi

    5. Memahami hubungan antara gaya ,gerak, dan energi serta fungsinya.

    B. Kompetensi dasar

    5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya dan energi melalui gaya magnet.

    C. Indikator

    1. Mengelompokan benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis

    2. Menyebutkan benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis

    3. Menjelaskan benda bersifat magnetis dan tidak magnetis D. Tujuan pembelajaran ~Siswa dapat mengelompokkan benda yang bersifat magnet dan tidak magnet.

    ~siswa dapat menyebutkan benda bersifat magnetis dan tidak magnetis

    ~siswa dapat menjelaskan benda bersifat magnetis dan tidak magnetis E. Karakter yang diharapkan

    1. Tanggung jawab 2. Kreatif

    3. Berani

    4. Rasa ingin tahu

  • 57

    5. Kerja keras 6. Disiplin

    F. Materi pokok

    Benda bersifat magnetis dan tidak magnetis

    G. Metode pembelajaran ~Strategi : Siswa aktif belajar ~Metode pembelajaran :TGT ~Metode :Tanya jawab,pemberian tugas dan diskusI

    H. Langkah-langkah pembelajaran NO Kegiatan pembelajaran Kegiatan

    internalisasi nilai

    Nilai yang ditanam

    Pengorganisasi Waktu Siswa

    1. Kegiatan awal ~guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa ~guru bersama siswa berdoa terlebih dahulu ~Guru memberi motivasi dengan cara tanya jawab tentang benda bersifat magnetis dan tidak magnetis ~guru menyampaikan tujuan pelajaran

    ~guru menanyakan kepada siswa apa yang telah dilakukan dirumah yang menyangkut nilai karakter ~guru menjelaskan manfaat berdoa

    ~ketekunan ~kedisiplinan

    10 menit

    Klasikal

    Klsaikal

    Klasikal

    Klasikal

    2. Kegiatan inti Eksplorasi

    ~Guru menyampaikan materi tentang benda bersifat magnetis dan tidak magnetis ~guru menunjukkan tentang benda yang bersifat magnetis dan tidak

    ~guru bercerita tentang kebesaran tuhan yang menciptakan segala bentuk benda yang

    ~keaktifan ~ketekunan ~keberanian

    20 menit

    Klasikal

    Klasikal

    Klasikal

  • 58

    magnetis ~melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses penyajian materi ~guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk melakukan kegiatan benda yang bersifat magnet dan tidak magnet ~guru menanyakan alasan/dasar pemikiran melakukan kegiatan tersebut

    Elaborasi ~siswa dikelompokkan menjadi kelompok yang terdiri dari 2-4 orang ~setiap kelompok mendiskusikan LKK tentang benda bersifat magnetis dan tidak magnetis ~salah satu siswa disuruh untuk mempersentasikan hasil kerja kelompok dan yang lain menanggapinya ~Setelah mengerjakan LKK setiap kelompok mengerjakan tornament ~Guru mengumumkan kelompok yang menang dalam tornament dan guru memberikan hadiah untuk siswa yang mendapatkan nilai yang lebih banyak

    Konfirmasi ~guru bertanya jawab tentang tentang hal-hal

    ada di bumi ini

    ~guru menjelasan bagaimana bekerja dalam kelompok ~mengikuti ketua kelompok dan Memberi salam

    ~guru mengajak siswa untuk berani

    ~kerja sama ~kerapian ~ketelitian ~saling menghargai ~tanggung jawab

    ~rajin belajar kepenasaran

    25 menit

    10 menit

    Klasikal

    Klasikal

    Kelompok

    Kelompok

    Kelompok

    kelompok

    kelompok

    Klasikal

    Klasikal

  • 59

    yang belum diketahui siswa ~guru meminta siswa untuk memperbaiki hasil kerja kelompok jika hasil tersebut masih ada salah ~secara individu siswa diminta untuk mengerjakan soal tes /evaluasi

    bertanya dan selalu mencari jawaban dari hal-hal yang belum diketahui

    Individu

    3. Kegiatan akhir ~guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran ~guru melakukan tindak lanjut dengan memberi Pr ~memberikan pesan moral atau pesan belajar

    ~guru membuat kesimpulan tentang materi pelajaran dan mengajak siswa untuk terus rajin belajar

    ~ketekunan ~rajin belajar

    5 menit

    ~klasikal

    ~individu

    ~klasikal

    I. Alat, sumber dan media pembelajaran ~sumber

    Kurikulum, buku IPA pengarang haryanto untuk kelas V SD penerbit Erlangga hal.102

    Buku pelajaran IPA pengarang heri sulistyanto SD kelas V penerbit bse hal.90 ~media/alat-alat

    1. peniti

    2. paku payung

    3. karet penghapus

    4.pensil

    5.uang logam dll.

  • 60

    Mengetahui Mengetahui

    Guru kelas simulator

    MARSYUDDIN S.Pd DANIWATI NIP. 196911141999031001 NIM.0806104040061

    Mengetahui Kepala SDN 6

    Dra NAIMAH NIP. 196108031982062002

  • 61

    Lampiran II

    LEMBAR KERJA KELOMPOK

    (LKK) Nama kelompok

    1.

    2.

    3.

    4.

    A. Tujuan Untuk mengelompokkan benda yang bersifat magnetis dan tidak magnetis

    B. Alat dan bahan

    1. Magnet batang 5. Pensil 9. Cermin

    2. Peniti 6. Uang logam

    3. Paku payung 7. Potongan kain

    4. Karet pensil 8. Potongan kertas

    C. Langkah-langkah kegiatan

    1. Dekatlah magnet pada benda-benda tersebut secara bergantian

    2. Amatilah apa yang terjadi pada benda ketika didekatkan oleh benda 3. Catatlah hasil pengamatanmu dalam table berikut

    No. Nama benda Tertarik magnet Tidak tertarik magnet

    1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

    Magnet batang Peniti Paku payung Karet penghapus Pensil Uang logam Potongan kain

  • 62

    8. 9.

    Potongan kain Cermin

    4.Apa yang dapat kamu simpulkan berdasarkan kegiatan tersebut.

    Lampiran III

    Soal Evaluasi

    1. Apa perbedaanbenda bersifat magnetis denganbenda bersifat tidak magnetis?

    2. Sebutkanbenda-benda yang tergolong magnet dantidak magnet?

    3. Mengapa tidak semua magnet dapat di tarik?

    Jawaban

    1. Benda magnet adalah benda yang dapat ditarik oleh magnet sedangkan benda yang bersifat tidak magnet adalah benda-benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet

    2. benda yang tergolong magnet yaitu:

    a. peniti

    b. uang logam

    c. paku payung

    benda yang tidak magnet yaitu:

    a. karet penghapus

    b. pensil

    c. potongan kain

    3. karena benda yang dapat ditarik oleh magnet adalah benda yang terbuat dari logam, nikel, dan kobalt.

  • 63

    Lampiran V

    LEMBAR KERJA KELOMPOK

    (LKK) Nama kelompok :

    1. 3.

    2. 4.

    A. Tujuan Mengetahui kekuatan gaya magnet

    B. Alat dan bahan

    1. magnet batang 5. Kertas karton

    2. serbuk besi 6. kardus

    3. buku tulis 7. triplek

    4. kertas HVS 8. Kaca

    C. Langkah-langkah kegiatan

    1. letakkan serbuk besi diatas kertas HVS

    2. letakkan magnet batang tepat dibawah kertas HVS yang terdapat serbuk besi dibagian atasnya

    3. perhatikan apa yang terjadi dengan serbuk besi yang ada di atas kertas 4. lakukan langkah 1-3 tetapi kertas HVS diganti dengan bahan penghalang lainnya, yaitu kertas karton, kardus, kaca, dan buku

    5. catatlah hasil pengamatanmu pada table berikut

    No Bahan penghalang Bergerak kuat Bergerak lemah Tidak bergerak 1. 2. 3. 4. 5.

    Kertas HVS Kertas karton Kardus Kaca Buku

  • 64

    6. Apa yang dapat kamu simpulkan berdasarkan kegiatan tersebut.

    Lampiran VI

    Soal evaluasi

    1.kekuatan gaya magnet untukmenarik benda-benda magnet dipengaruhi oleh ?

    2. apakah yang dimaksud dengan medan magnet?

    Jawaban

    1. kekuatangaya magnet untuk menarik benda-benda magnet dipengaruhi oleh garis gaya magnet

    Dan jarak magnet denganbenda-bendatersebut. 2. medan magnet adalahdaerahdisekitar magnet yang masihdipengaruhiolehgaya magnet.

  • 65

    Lampiran VIII

    LEMBAR KERJA KELOMPOK

    (LKK) Nama kelompok :

    1. 3.

    2. 4.

    A. Tujuan Menyelidiki pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet B. Alat dan bahan

    1. magnet batang

    2. peniti

    3. penggaris

    4. karton putih

    5. pensil

    C. Langkah-langkah kegiatan

    1. Letakkan magnet batang pada karton putih

    2. Tariklah garis dari ujung magnet batang dan berilah titik-titik yang jaraknya, 2 cm, 3 cm. 4 cm, 5 cm, 6 cm, 7 cm, 8 cm, 9 cm, 10 cm, dan 12 cm.

    3. letakkan peniti pada karton, mulai dari jarak terdeat hingga jarak terjauh 4.Amatilah apa yang terjadi pada peniti pada jarak manakah, peniti tertarik oleh gaya magnet

    5. Tulislah hasil pengamatanmu pada tabel berikut ini

    No

    Jarak peniti Peniti dapat ditarik oleh magnet

    Peniti tidak dapat ditarik oleh magnet

    1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

    2 cm 3 cm 4 cm 5 cm 6 cm 7 cm 8 cm 9 cm

  • 66

    9. 10.

    10 cm 12 cm

    Lampiran ix

    Soal evaluasi

    1. Sebutkan langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelidiki pengaruh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet?

    2. Sebutkan kekuatan yang dipengaruhi oleh jarak benda terhadap kekuatan gaya magnet?

    Jawaban

    1. langkah-langkahyaitu:

    ~letakkan magnet batangpadakartonputih

    ~tarikgarisdariujung magnet danberilahtitik-titikjaraknya ~letakkanpenitipadakarton, mulaidarijarakterdekathinggajarakterjauh ~amatilahapa yang terjadi ~berilahkesimpulan

    2. kekuatan gaya tarik magnet dipengaruhi oleh:

    ~ketebalan benda yang menjadi penghalang antara magnet dengan benda magnetis ~jarak magnet dengan magnetis.

  • 67

    Lampiran xi

    LEMBAR KERJA KELOMPOK

    (LKK)

    Nama kelompok :

    1. 3.

    2. 4.

    A. Tujuan Mengetahui kutub magnet senama dan tidak senama.

    B. Alat dan bahan

    1. dua magnet batang

    2. benang kasur

    3. pensil 2 buah

    C. Langkah-langkah kegiatan

    1. Ikatlah masing-masing magnet dengan dua utas benang kasur

    2.Hubungkanlah tali pengikat tersebut dengan pensil, seperti pada gambar

    3. Angkatlah kedua magnet yang telah terikat dengan pensil olehmu dan salah seorang temanmu

    4. Dekatkan kutub utara magnet yang kamu pegang dengan kutub selatan magnet temanmu. Amati apa yang terjadi

  • 68

    5. Dekatlah kutub utara magnet yang kamu pegang dengan kutub utara magnet temanmu. Amati apa yang terjadi

    6. Dekatan kutub selatan magnet yang kamu pegang dengan kutub selatan magnet temanmu

    7. Tulislah pengamatanmu pada tabel berikut

    No Jika didekatkan antara Menarik Menolak 1. 2. 3. 4.

    Kutub utara dengan kutub selatan Kutub utara dengan kutub utara Kutub selatan dengan utub selatan Kutub selatan dengan kutub utara

    8. Berikan kesimpulanmu dari kegiatan tersebut.

  • 69

    RWAYAT HIDUP

    DANIWATI lahir di Ujung Kuta Bate,25 Juni 1990. Ia merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari buah pernikahan bapak M.Daud dan ibu Syarifah. Kedua orang tuanya yang telah mengantarkannya ke jenjang perguruan tinggi ini adalah bapak yang hanya seorang petani dan seorang ibu yang hanya menjadi ibu rumah tangga. Pada tahun 2002, Daniwati menamatkan sekolah dasar yaitu di SDN 14 Meurah Mulia. Pada tahun yang sama, ia melanjutkan pendidikannya di SLTP Negeri 1 Meurah Mulia dan ia menamatkan sekolah tersebut pada tahun 2005. Kemudian ia melanjutkan kembali di Sekolah Menengah Atas tepatnya di SMA 1 Meurah Mulia.

    Kemudian ia pun duduk 3 tahun di sekolah tersebut hingga akhirnya ia menamatkan sekolah tersebut pada tahun 2008.`pada tahun 2008, ia melanjutkan lagi sekolahnya yaitu melanjutkan ke perguruan tinggi engan memilih Universitas Syiah Kuala sebagai tujuan yang selama ini ia inginkan. Tahun 2008 SNMPTN dibuka, kemudian Daniwati mengikuti ujiian untuk masuk kuliah hingga akhirnya dengan penuh perjuangan, dia pun lulus menjadi mahasiswi Unsyiah di tahun 2008. Cita-citanya pun akhirnya tercapai, ia ingin sekali menjadi guru. Dengan kuliah di PGSD inilah ia banyak mendapat ilmu dan bekal kelak di kemudian hari. Menurutnya,salah satu pengalaman yang paling berkesan dalam hidupnya adalah menyelesaikan penulisan skripsi. Penyelesaian penulisan skripsi ini banyak membutuhkan biaya dan pikiran dimana harus putar otak agar skripsi yang kita kerjakan haruslah siap. Selain itu juga membutuhkan banyak kesabaran dan mental yang kuat.