skripsi · 2020. 6. 23. · penyusunan e-rdkk (elektronik-rencana definitif kebutuhan kelompok...
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT DALAM PROGRAM
ELEKTRONIK RENCANA DEFENITIF KEBUTUHAN KELOMPOK
TANI DI DESA BONTOMANGNGAPE KABUPATEN TAKALAR
Oleh:
NUR FITRAH RAMADHANI
Nomor Induk Mahasiswa : 105610532315
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
i
SKRIPSI
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT DALAM PROGRAM
ELEKTRONIK RENCANA DEFENITIF KEBUTUHAN KELOMPOK
TANI DI DESA BONTOMANGNGAPE KABUPATEN TAKALAR
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)
Disusun dan Diajukan Oleh
NUR FITRAH RAMADHANI
Nomor Stambuk : 105610532315
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Mahasiswa : Nur Fitrah Ramadhani
Nomor Stambuk : 105610532315
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil
plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan
apabila dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
akademik berupa pencabutan gelar akademikdan pemberian sanksi lainnya sesuai
dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 25 Maret 2019
Yang menyatakan,
Nur Fitrah Ramadhani
v
ABSTRAK
Nur Fitrah Ramadhani, Mappamiring dan Nasrulhaq. Human Resources
Management dalam Program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok
Tani di Desa Bontomangngape Kabupaten Takalar. (dibimbing oleh Mappamiring
dan Nasrulhaq).
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana Human ResourcesManagement
dalam program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani di Desa
Bontomangngape Kabupaten Takalar. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitain kualitatif
dengan menggunakan pendekatan deskriptif.Adapun informan dalam penelitian ini
berjumlah 6 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara,
observasi,dan dokumentasi. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data dan
verivikasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Human Resources Management dalam
program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani di Desa
Bontomangngape Kabupaten Takalar belum optimal dalam hal ini dilihat dari aspek
sasaran, perkiraan kebutuhan dan pelaksanaan belum cukup baik karena masih terdapat
berbagai faktor seperti belum tercapainya target yang diinginkan, kebutuhan belum
tercukupi, kemudian dalam pelaksanaan program ini petani masih belum paham
mengenai program tersebut, namun dalam tahap Perencanaan sudah cukup baik karena
dapat dilihat dari adanya penyulu yang mengadakan pelatihan oleh para petani,
kemudianp pada tahap Aggaran juga sudah cukup baik.
Kata Kunci : Human Resources Management, Program Elektronik Rencana Defenitif
Kebutuhan Kelompok Tani
vi
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan rasa sykur yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT ,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidyah-nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Human Resources Management dalam
Program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani di Desa
Bontomangngape Kabupaten Takalar “
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman, SE, MM selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos, M.Pa selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Bapak Dr.H. Mappamiring, M.Si selaku Pembimbing 1 dan Bapak Nasrul
Haq, S.Sos, M.Pa selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktunya membimbing dan mengarahkan peneliti sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
vii
5. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Penasehat Akademik selama
menempuh kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Para Dosen Jurusan Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang ikhlas memberikan
ilmunya kepada penulis.
7. Kedua Orang Tua saya Bapak Ahmad Syarif dan Ibu Salmawati S.Pdi serta
Adik saya Nurul Fadhiyah Aulia dan segenap keluarga yang senantiasa
memberikan semangat dan bantuan baik moril maupun materil.
8. Untuk sahabat-sahabat saya Fenny Fausia, Nur Azmi, Nurdirgahayu,
Ramlayana, Nanang Nur Rahman Arsyad S.E, Nurmalitasari yang tidak
pernah berhenti menyemangati saya memberikan motivasi dan dukungan
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
9. Untuk teman-teman seperjuangan jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Angkatan 2015 untuk dukungan dan bantuannya
saya ucapkan terima kasih.
10. Untuk seluruh Aparat Desa Bontomangngape dan Pegawai Dinas Pertanian
Kabupaten Takalar serta Masyarakat Desa Bontomangngape yang telah
bersedia peneliti wawancara dan telah membantu dalam proses penelitian
saya ucapkan banyak terima kasih.
11. Untuk semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih banyak atas
bantuannya.
viii
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik, saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini memberi
manfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang
membutuhkan.
Makassar, 16 Januari 2019
Nur Fitrah Ramadhani
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL………………………….……………………………………………….i
HALAMAN PERSETUJUAN……..…………………………………...….. ….ii
HALAMAN PERNYATAAN………………….……………………...………..iii
KATA PENGANTAR……………………….…………………………………..vi
ABSTRAK .…………………….…………….……………………..…...……...vii
DAFTAR ISI……………..……………………………………………….……viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..….....…..x
DAFTAR TABEL………….………………………………………..…..…....…xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………...………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………...……….6
C. Tujuan Penelitian………………………………………………...………..6
D. Kegunaan Penelitian………….………………………………..………….6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian, Konsep dan Teori…………………………………….……….7
B. Kerangka Pikir…………………………………………………….….….23
C. Fokus Penelitian………………………………………………………….24
D. Deskripsi Fokus Penelitian……………………………………………….25
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian………………………………………….…26
B. Jenis dan Tipe Penelitian………………………………………………....26
x
C. Sumber Data……………………………………………………………...27
D. Informan Penelitian………………………………………………………27
E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….28
F. Teknik Analisis Data……………………………………………………..30
G. Pengabsahan Data………………………………………………....…..…31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Desa Bontomangngape Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar …………………………………………..…………..34
B. Human Resources Management……………………………...…………..39
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………..…………………………………………………..63
B. Saran ………………………….…………………………………………64
DAFTAR PUSTAKA………………….……………………………………….66
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia…………...……20
Gambar 1.2 Kerangka Pikir…………………………………………………,,,….24
Gambar 1.3 Struktur Pemerintah Desa Bontomangngape…………….…………40
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nama-Nama Informan…………………………………………28
Tabel 1.2 Tabel Jumlah Penduduk…………………..…………………………..34
Tabel 1.3 Tabel Tingkat Pendidikan…………………..…………………………36
Tabel 1.4 Tabel Pekerjaan………………………………………………………..37
Tabel 1.5 Sarana dan Prasarana ………………………………………………....38
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran strategis dalam
pembangunan nasional, pemberdayaan sumber daya manusia atau karyawan
melalui pendidikan dan berketerampilan dalam mengelolah sektor usaha pertanian
atau perkebunan mutlak diperlukan sehingga pengelolaan tanah akan lebih baik,
masalah permodalan dapat diatasi serta penggunaan pupuk dilakukan secara
proposional. Keberhasilan suatu usaha dan menjadikannya sebagai perusahaan
tergantung dari unsur manusia didalamnya, karena kontribusi sumber daya
manusia sangatlah besar, melampaui peran yang diberikan oleh sumber-sumber
lain. Menurut Handoko (2008) Manajemen sumber daya manusia ialah penarikan,
seleksi, pengembangan, pemeliharaan, penggunaan sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan individu ataupun organisasi.
Peningkatan kinerja sektor pertanian tidak lepas dari kondisi dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Pupuk ialah komoditas strategis karena berkaitan dengan
produksi penghasilan para petani sehingga kontribusinya dalam membangun
suatu ketahanan pangan nasional. Bersamaan pada faktor produksi lain, disini
pupuk memiliki peranan yang penting pada saat meningkatkan produksi pada
tanaman, pupuk merupakan komuditas strategi dan termasuk dan masuk kedalam
kelompok barang yang diawasi peredarannya, Abdullah (2011).
2
Munculnya subsidi harga pupuk, maka rasio harga pupuk terhadap harga hasil
pertanian akan menjadi sangat rendah bila dibandingkan tanpa adanya subsidi.
Indonesia telah menerapkan kebijakan pupuk bersubsdi sejak tahun 1970an.
Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi beban para petani pada saat para petani
membutuhkan pupuk untuk tanaman pangannya, pupuk tersedia dengan harga
yang sangat terjangkau. Banyaknya kebijakan dalam mengembangkan industri
pupuk nasional telah diterapkan oleh pemerintah. Terkait pada kebijakan strategis
pengembangan industri pupuk nasional, pemerintah telah menerbitkan intruksi
presiden RI (Inpres) Nomor 2 Tahun 2010 tentang Revitalisasi Industri Pupuk
Nasional. Suryana, Agustiani, Yofa (2006:1) Dalam Inpres tersebut langkah-
langkah revitalisasi industri pupuk serta peningkatan daya saing industri pupuk
diarahkan melaui usaha (a) meningkatkan produksi pupuk,organik dan hayati ; (b)
memperluas akses pasar untuk memenuhi kebutuhan utama dalam negeri pada
perikana,imdustri,sektor pertanian dan kehutanan; (c) melakukan penghematan
bahan baku serta energi; (d) memperluas sebaran pupuk; (e) menggunakan
teknologi ramah lingkungan; (f) mengembangkan keragaman jenis pupuk.
Kemudian dalam mengawasi pengadaan serta penyaluran pupuk yang
mendapat subsidi sebagai barang dalam pengawasan, jauh, melalui Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2005 Mengenai ditetapkannya
Pupuk Bersubsidi sebagai barang dalam pengawasan. Dalam Perpres ini
dimaksudkan pupuk bersubidi ialah pupuk yang penyaluran dan pengadaanya
mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk kebutuhan para petani yang pada saat
dilaksanakannya atas dasar dari program pemerintah di sektor pertanian. Dalam
3
konteks tersebut, kegiatan pengawasan mencangkup pengadaan dan penyaluran
termasuk jenis, jumlah, mutu, wilayah pemasaran dan HET serta ketepatan waktu
dan pengadaan penyaluran.
Dari penelitain terdahulu di Kabupaten Karawang Kebijakan Pemerintah
melalui pengadaan pupuk melalui pupuk bersubdisi dapat memberi harapan petani
untuk memperoleh beras berkualitas, namun dalam proses pengadaan dan
perindustrian pupuk bersubsidi tersebut, berdasarkan hasil penelitian tahap 1
Analisis kebijakan pengadaan dan perindustrian pupuk bersubsidi di kabupaten
karawang, menemukan masalah dalam pengimplementasiannya, diantaranya : (a)
model arus perindustrian terlalu panjang, sehingga terjadinya keterlambatan
pupuk di musim tanam serta terganggunya proses penanaman, (b) sedikitnya
pengawasan yang rutin atau continue, terkhusus pada diterapkannya harga pupuk
bersubsidi dalam penerapan kebijakan pemerintah, baik melalui Keputusan
Menteri, keputusan Gubernur ataupun keputusan Bupati, sehingga terdapat
beberapa pengecer yang mengenakan harga diatas HET, (c) terdapatnya peraturan
pembelian pupuk berdasarkan pada Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok
(RDKK) penyebab keterbatasan petani mendapatkan pupuk, sehingga petani harus
menunggu ajuan baru yang prosesnya lumayan cukup panjang, bahkan terdapat
ada petani yang mencari pupuk lain di luar kabupaten, Sularno (2016:2).
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok tani (RDKK) ini dapat membantu
dalam pelaksanaan monitoring oleh pemerintah dalam memastikan penyaluran
pupuk bersubsidi secara tepat sasaran. Tujuan penyusunan Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Tani ini untuk Menyalurkan pupuk bersubisidi sesuai
4
dengan peruntukannya, didalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani,
kartu tani akan menjadi database dalam pembagian pupuk dan data yang
dibutuhkan oleh pemerintah tersebut didapat dari Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok Tani. Namun masih banyak kelompok tani kurang paham dalam
mengakses Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani tersebut serta
adanya penyaluran pupuk yang tida tepat sasaran.
Penerbitan Kartu Tani, pihak Dinas Pertanian di Kabupaten Takalar
membangun kerja dengan PT Bank Rakyat Indonesia guna mengeefektifkan
penerbitan Kartu Tani, sebelumnya itu di adakan rapat koordinasi dengan agenda
penyusunan E-RDKK (Elektronik-Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani)
dan pemanfaatan kartu tani. Kartu tani yang bersifat wajib untuk seluruh petani di
Indonesia ini akan memudahkan para petani dalam memperoleh pupuk bersubsidi,
bibit dan fasilitas pertanian. Dengan memiliki kartu tani sudah ada kepastian
dalam memperoleh pupuk bersubsidi. Pupuk merupakan komponen penting dalam
sebuah pertanian, maka dari itu kesediaan pupuk adalah hal mutlak.
Kartu tani ini memiliki banyak manfaat diantaranya memudahkan para petani
memperoleh pupuk bersubsidi maupun bibit. Tim entry di Kabupaten Takalar
telah menginput data petani sebanyak 8.080 petani yang ada di 9 kecamatan di
Kabupaten Takalar. Pendataan kartu tani ini sudah dilakukan kurang lebih 4
bulan. Namun pada kenyataannya para penyuluh dan tim entry kecamatan dan
kabupaten masih terkendala pada server sehingga terkadang lambat dan proses
pengiriman data terkadang berjalan lambat (wartasulselnet-Takalar). Di Desa
Bontomangngape Kabupaten Takalar juga terdapat permasalahan mengenai
5
Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani tersebut yaitu kurangnya
pemahaman masyarakat mengenai program Elektronik Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Tani tersebut di Karenakan masih kurangnya sosialiasi
kepada masyarakat dan sering terjadi penyaluran pupuk yang tidak tepat sasaran.
Berbagai fenomena permasalahan yang terjadi dilapangan dapat di jadikan
dasar awal peneliti untuk menganalisis lebih dalam mengenai program Elektronik
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani di Kabupaten Takalar baik pada
aspek internal maupun eksternal dalam meningkatan pemberdayaan masyarakat di
masa depan .
Penelitian ini mengenai Human Resourcess Manajement Elektronik Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani akan ditinjau dari aspek ilmu administrasi
publik, khususnya kajian manajemen strategi dengan menganalisis sejumlah aspek
dan faktor-faktor yang terjadi mengenai Human Resources Manajement program
Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani yang bisa menjadi acuan
untuk program-program berikutnya.
Melalui pemaparan dan masalah penelitian yang telah peneliti kemukakan,
maka judul penelitian ini adalah “ Human Resources Management dalam
Program Elektronik-Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani di Desa
Bontomangngape Kabupaten Takalar “.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu Bagaiamana Human Resources Management dalam
6
meningkatkan Program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani
di Desa Bontomangngape Kabupaten Takalar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu
Untuk mengetahui Human Resources Management dalam program Elektronik
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani di Desa Bontomangngape
Kabupaten Takalar.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah
kepustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Administrasi
Negara. Serta menjadikan bahan masukan bagi Mahasiswa jurusan Ilmu
Administrasi Negara untuk penelitian yang terkait atau sebagai contoh
penelitian di masa yang akan datang khususnya Human Resources
Management dalam mneningkatkan Program Elektronik Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Tani di Desa Bontomangngape Kabupaten Takalar.
2. Secara Praktis, sebagai sumber data dan informasi serta dasar pertimbangan
bagi Pemerintah Kabupaten Takalar dalam menentukan kebijakan yang terkait
dengan Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian, Konsep dan Teori
1. Teori Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen telah banyak disebut sebagai “seni untuk menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain”, yang dikatakan oleh Mary Parker Follett dalam
(Handoko,2010) bermakna bahwa para manajer melakukan pengaturan terhadap
orang lain untuk melakukan segala pekerjaan yang dibutuhkan, yang dengan
maksud lain tidak mengerjakan pekerjaan tersebut sendiri demi tercapainya tujuan
organisasi.
Manajemen memiliki arti lebih luas dari pada itu, tetapi pengertian diatas
menggambarkan kenyataan kepada kita mengenai pengelolaan sumber daya
manusia bukan finansial atau material. Managing human resourses di lain pihak,
manajemen meliputi fungsi-fungsi perencanaan (penentuan sesuatu yang akan
dilakukan), pengorganisasian (penentuan dan pembagian kelompok kerja),
penyusunan personalia (penarikan, seleksi, pengembangan, pemberian konpensasi
dan penilaian prestasi kerja ), pengarahan (motivasi, kepemimpinan, integritasi,
dan pengelolaan konflik ) dan pengawasan.
Manajemen sumber daya manusia yaitu rangkaian strategis, proses dan
aktivitas yang di desain untuk menunjang tujuan perusahaan dengan cara
mengintegrasikan kebutuhan perusahaan dan individu Sumber Daya Manusianya
(Rivai,2008).
8
Mondy dan Noe (Marwansyah, 2010) mendefinisikan manajemen sumber
daya manusia (human resources manajement) sebagai pemberdayagunaan
sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan organisasi. Jadi dari defenisi di
atas, manajemen sumber daya manusia yang dilaksanakan lewat fungsi-fungsi
perencanaan sumber daya manusia, perekrutan serta selekasi, pemberdayaan
sumber daya manusia, perencanaan serta pengembangan karir, kesejahteraan, dan
pemberian kompensasi keselamatan dan kesejahteraan kerja dan hubungan
industrial. Perencanaan dan implementasi fungsi-fungsi ini harus di dukung oleh
analisis jabatan yang cermat dan penilaian kerja yang obyektif.
Manajamen sumber daya manusia adalah suatu bidang dari manajemen
umum yang melalui obyek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta
pengawasan. Proses tersebut ada pada fungsi atau bidang produksi, keuangan,
pemasaran ataupun kepegawaian. Sumber daya manusia dianggap sangat penting
berbagai pengalaman serta hasil penelitian dibidang sumber daya manusia.
Terkumpul secara sistematis pada apa yang disebut didalam manajemen sumber
daya manusia.
Tujuan umum manajemen sumber daya manusia dalam Marwansyah (2010)
adalah mengoptimalkan kegunaan yakni, (produktivitas) semua pekerja dalam
sebuah organisasi. Dalam konteks ini produktivitas di artikan sebagai nisbah
keluaran (output) sebuah perusahaan (barang dan jasa ) terhadap masukannya
(manusia, bahan-bahan, modal dan energi). Sementara itu sebuah departemen
sumber daya manusia ialah mempunyai tujuan khusus untuk membantu para
9
manajer lini, atau manajer fungsional sehingga dapat mengatur para pekerja
sehingga lebih efektif.
Dalam hal ini seorang manajer sumber daya manusia merupakan seseorang
yang lazimnya bertindak dalam kapasitas yang sebagai alat atau staf yang
melakukan kerja sama dengan beberapa manajemen sumber daya manusia. Jadi,
pada hakekatnya seluruh manajer memiliki responsivitas pengelolaan pegawai
diunit kerjanya masing-masing. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan seperti
pembagian tanggung jawab serta peran dalam berbagai kegiatan operasional
pengelolaan sumber daya manusia dalam manajer sumber daya manusia yang
merupakan pakar manajemen sumber daya manusia serta manajer-manajer yang
setiap hari mengatur seluruh anggota maupun bawahan unit kerja.
Sumber daya manusia yang profesional, pada tahapannya, dapat menjadi
faktor utama dalam usaha guna memproduksi barang serta jasa maupun layanan
yang berkualitas kompetetif serta kualitas tinggi. Mereka semualah sebagai mesin
penggerak, yang mengelolah segala sumber daya dalam organisasi, ini berlaku
baik pada organisasi bisnis yang berakhirnya, jika kondisi ini dapat diwujudkan,
maka kesejahteraan karyawan sebagai individu, kesejahteraan organisasi dan
kesejahteraan masyarakat akan dapat direalisasikan pula.
Manajemen Sumber Daya dalam Almasari (2016:2) Manusia memiliki
lingkup yang luas, salah satu pengertian dan batasan yang digunakan adalah
manajemen sumber daya manusia, merupakan kebijakan dan praktik yang
dibutuhkan oleh seseorang untuk menjalankan aspek sumber daya manusia dari
posisi seorang manajer. Pada dasarnya yang menjadi kunci kegiatan manajemen
10
sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
a. Kinerja Pegawai atau Karyawan
Sastrohadiwiryo (2002) dalam bukunya bahwa tujuan suatu organisasi
tidak akan terwujud tanpa peran aktif pegawai, secanggih apapun alat, mesin,
dan sebagainya yang tersedia namun tanpa sumber daya manusia yang handal,
maka keberadaan alat, mesin dan sebagainya tidak dapat berfungsi secara
maksimal.
Karyawan adalah orang yang bekerja pada orang lain dan menjual jasa
mereka, waktu, tenaga dan pikiran untuk perusahaan dan mendapatkan
kompensasi dari perusahaan tersebut. Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi
kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi
yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja
yang ada pada lingkungan eksternal. Dalam penugasan seorang karyawan
menjadi anggota sesuatu panitia, maka dia dapat mengembangkan dirinya dalam
hal menghargai orang lain, cara berapat, cara mengambil keputusan dalam rapat,
bekerja ama dengan orang lain, dan menambah pengetahuan dalam berbagai
seginya Almasari (2016:2).
Taufiqurohman (2019) mendefenisikan dalam bukunya Kinerja karyawan
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Di sini terjadi sebuah ikatan atau kontrak mengenai hak
dan kewajiban masing-masing. Peranan karyawan bagi sebuah perusahaan
berupa keterlibatan mereka dalam sebuah perencanaan, sistem, proses, dan
11
tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Sedangkan peranan manajemen
sumber daya manusia yaitu mengatur dan menetapkan program kepegawaian
yang mencakup:
1) Jumlah, kualitas dan penetapan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
2) Menetapkan penarikan, seleksi dan penempatan karyawan.
3) program kesejahtraan, pengembangan, promosi dan pemberhentian.
4) Mengetahui undang-undang perburuhan.
b. Produktivitas Karyawan
Produktifitas adalah keluaran (output) produk ataupun jasa persatuan
masukan (input) sumber daya yang digunakan dalam suatu proses produksi.
Produksifitas dapat dinyatakan dalam ukuran fisik (physical productivity) dan
ukuran financial (financial productivity). Produktifitas merupakan suatu
aspek yang penting bagi perusahaan, karena apabila dalam perusahaan
memiliki kerja yang tinggi maka akan memperoleh keuntungan dan hidup
perusahaan akan terjamin.
Untuk meningkatkan produktivitas kerja perlu adanya tenaga kerja yang
memiliki keterampilan dan keahlian bekerja, karena apabila tenaga kerja
tidak memiliki keahlian dan keterampilan akan berakibat menurunnya
produktivitas dan merugikan perusahaan.
Langkah-langkah berikut ini adalah tahapan yang harus di pertimbangkan
dalam suatu rencana peningkatan produktivitas yang kompresif dan
terintegrasi, yaitu:
12
1) Analisis situasi.
2) Merancang program peningkatan produktivitas.
3) Menciptakan kesadaran akan produktivitas.
4) Menerapkan program.
5) Mengevaluasi program dan memberikan umpan balik.
Produktivitas yang tinggi dapat dicapai jika didukung para karyawan yang
mempunyai motivasi dan lingkungan kerja dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya. Motivasi dapat menimbulkan kemampuan bekerja serta bekerja
sama, maka secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas. Sedangkan
apabila motivasi karyawan lebih tinggi tetapi tidak didukung lingkungan kerja
yang nyaman untuk bekerja maka hasil produktivitas kerja tidak baik.
2. Cara Pandang Terhadap Manajemen SDM
Marawansyah (2010) Manajemen sumber daya manusia dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Berikut ini adalah sejumlah perspektif tentang
manajemen sumber daya manusia.
a. Pendekatan Strategis
Bila dilihat dari sudut pandang strategi, manajemen SDM harus memberikan
kontribusi kepada keberhasilan jangka panjang (yang bersifat strategis) sebuah
organisasi. Jika kegiatan departemen SDM serta para manajer kurang membantu
organisasi dalam pencapaian tujuannya, sehingga sumber daya yang ada tidak
dikelola maupun digunakan dengan efektif.
13
b. Pendekatan Sumber Daya Manusia
Manajemen SDM adalah manajemen terhadap individu. Pendayagunaan
individu tidak diperbolehkan mengorbankan maupun menyepelekan arti penting
serta harga diri (martabat) manusia. Organisasi hanya dapat tumbuh dan
berkembang melalui perhatian yang sungguh-sungguh kepada kebutuhan para
karyawan.
c. Pendekatan Manajemen
Manajemen SDM ialah responsivitas seluruh manajer. Tugas departemen
SDM merupakan melayani serta membantu seluruh manajer serta pegawai lewat
keahliannya dalam bidang SDM. Pada akhirnya, kesejahteraan serta kinerja
seluruh pegawai merupakan tanggung jawab bersama antara atasan langsung
pekerja serta departemen SDM
d. Pendekatan Sistem
Manajemen SDM merupakan bagian dan sebuah sistem yang lebih besar.
Organisasi maka dari itu, usaha-usaha sumber daya manusia wajib dievaluasi
berdasarkan keterlibatannya atas produktivitas organisasi. Dalam praktiknya,
seluruh ahli wajib sadar bahwa model manajemen SDM ialah suatu sistem yang
terbentuk serta terbuka dari bagian-bagian yang saling berkaitan. Setiap bagian
mempengaruhi bagian lainnya dan dipengaruhi pula oleh lingkungan eksternal.
e. Pendekatan Proaktif
Manajemen SDM dapat meningkatkan kontribusinya bagi pegawai serta
organisasi dengan memperhatikan segala tantangan yang mungkin ada dimasa
depan. Jika manajemen SDM hanya melaksanakan kegiatan yang bersifat reaktif,
14
segala masalah yang bisa bertumpuk serta semakin susah diselesaikan dan juga
kesempatan yang ada dapat hilang begitu saja.
3. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Tugas manajemen SDM dalam (Marwansyah,2010) merupakan mengelolah
manusia seefektif mungkin agar dapat memperoleh suatu satuan SDM yang dirasa
puas serta memuaskan. Manajemen SDM ialah bagian dari manajemen umum
yang fokusnya pada SDM, adapun fungsi manajemen SDM, seperti halnya
manajemen umum, yaitu :
Fungsi Manajerial :
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pengarahan (directing)
d. Pengendalian (controlling)
Fungsi Operasional
a. Perencanaan Sumber Daya Manusia
b. Rekrutmen dan Seleksi
c. Penempatan Rencana dan Suksesi
d. Perencanaan Karir
e. Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam manajemen sumber daya manusia, terdapat sebuah fungsi operasional
yakni : perancanaan sumber daya manusia, rekrutmen serta seleksi, peningkatan
sumber daya manusia, kompensasi, keselamatan serta kesehatan kerja, hubungan
industrial, dan peneliti sumber daya manusia.
15
Zawiyah (2018:1) berikut ini dijelaskan secara singkat pengertian setiap
fungsi operasional tersebut.
a. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan SDM adalah proses yang secara sistematis mengkaji kebutuhan
SDM untuk menjamin tersedianya tenaga kerja dalam jumlah dan mutu, atau
kompetensi yang sesuai pada saat dibutuhkan.
b. Rekrutmen dan Seleksi
Rekrutmen ataupun penarikan ialah proses meraih perhatian sejumlah calon
pegawai potensial serta mendorong mereka agar mau melamar pekerjaan pada
sebuah lembaga atau organisasi. Hasil proses penarikan ialah seluruh pelamar
yang memiliki syarat. Seleksi adalah hasil pengenalan serta pemilihan orang dari
seluruh pelamar yang paling sesuai dengan posisi yang ditawarkan serta dengan
organisasi. Hasil proses seleksi ialah seluruh calon karyawan yang memenuhi
syarat di antara para pelamar.
Sistem rekruitmen yang berbasis pada kompetensi biasanya memusatkan
pada metode seleksi yang dapat digunakan untuk memilih sejumlah calon
dari populasi pelamar yang cukup besar secara cepat dan efisien. Model
seleksi karyawan yang dewasa ini mulai menjadi pilihan perusahaan atau
organisasi berkaitan dengan kompetensi adalah model person-organization.
Di dalam model person-organization fit ini karyawan diseleksi
berdasarkan “keseluruhan” yang dimilikinya dan sesuai dengan karakteristik
budaya perusahaan. Model person organitation fit mensyaratkan adanya dua tipe
kesesuain yang harus dicapai dalam proses seleksi, yaitu: pertama, antara
16
knowledge, skill, dan ability (KSA) individu dengan tuntutan pekerjaan atau tugas
kedua, antara keseluruhan personalitas individu (kebutuhan, keyakinan, dan
nilai) dengan budaya atau iklim organisasi. Dibandingkan model seleksi
konvensional yang lebih menitikberatkan bagaimana menemukan pekerjaan
yang baru daripada mempertahankan mereka, model seleksi person-
organization fit lebih menitikberatkan pada bagaimana sebuah organisasi bisa
merekrut seseorang secara keseluruhan, sesuai, dan diterima dalam spesifikasi
budaya organisasinya.
c. Penempatan Rencana dan Suksesi
Penempatan dan rencana suksesi berbasis kompetensi memusatkan kepada
usaha identifikasi calon yang dapat memberikan nilai tambah pada suatu
pekerjaan organisasi. Oleh karena itu, sistem seleksi dan penempatan harus
menekankan kepada identifikasi kompetensi yang paling dibutuhkan bagi
kepentingan suatu pekerjaan tertentu. Usaha yang dilakukan adalah
menggunakan sebanyak mungkin informasi tentang calon sehingga dapat
ditentukan apakah calon memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Metode
penilaian atas calon dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
wawancara perilaku (behavioral event interview).
d. Perencanaan Karir
Disamping rekrutmen, seleksi, penempatan, dan rencana suksesi, fungsi
manajemen sumber daya manusia yang sekarang ini banyak dirancang berdasar
konsep kompetensi adalah perencanaan karir. Perencanaan karir (career planning)
adalah proses dimana individu merencanakan kehidupan kerja mereka. Melalui
17
perencanaan karir, seorang individu meengevaluasi kemampuan dan minatnya
sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternatif, ataupun menyusun
tujuan karirnya. Perencanaan karir harus dilakukan secara cermat karena perlu
kesesuain antara tujuan pribadi dengan kesempatan-kesempatan yang secara
realistis tersedia. Dalam perencanaan karir yang berbasis kompetensi titik berat
ada pada kemampuan individu dalam mengembangkan karirnya, sehingga
perkembangan karirnya tidak dipengaruhi lagi oleh organisasi. Hal ini pada
akhirnya menyebabkan seorang individu untuk lebih mengetahui dan memahami
kemana arah karirnya akan dibawa berdasar kelebihan dan kelemahan dirinya.
e. Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia
Pengembangan manajemen Sumber Daya Manusia adalah upaya terencana
yang dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan kompetensi pekerja dan
kinerja organisasi melalui program-program pelatihan pendidikan dan
pengembangan, Alfalah (2017:31).
Human resources development merupakan salah satu fungsi utama dalam
manajemen sumber daya manusia yang mencangkup tidak hanya pelatihan dan
pengembangan melainkan juga kegiatan perencanaan dan pengembangan karir
individu serta penilaian kinerja.
f. Kompensasi
Sistem kompensasi dengan pendekatan kompetensi memberikan
penghargaan (remuneration) berdasarkan kompetensi individunya. Seseorang
yang mengerjakan pekerjaan sesuai dengan kompetensinya akan mendapatkan
pendapatan sebesar 100%, apabila mengerjakan hanya tugas- tugas inti dan tidak
18
melibatkan semua kompetensinya, maka pekerja hanya mendapatkan pendapatan
sebesar 80% dari pendapatan pada tingkat tersebut, sebaliknya bila pekerja
mengerjakan pekerjaan diatas kompetensinya, maka pekerja berhak
mendapat pendapatan sebesar 120%. Perlu diingat, dalam penyusunan
kompensasi untuk reward system ini yang digunakan adalah target sebagai acuan
dari masing-masing individunya.
Kompensasi atau balas jasa didefenisikan sebagai semua imbalan yang
diterima oleh seseorang sebagai balasan atas kontribusinya terhadap organisasi.
Imbalan yang diberikan karyawan itu dapat berupa salah satu atau kombinasi dari
bentuk-bentuk berikut ini :
1) Gaji atau upah, yakni uang yang diterima seseorang sebagai imbalan atas
pekerjaannya.
2) Insentif dan bagi hasil, yakni uang atau barang yang diberikan kepada
karyawan, diluar gaji, upah pokok, berdasarkan kinerja individu atau
organisasi.
3) Tunjangan dan pelayanan, yakni imbalan finansial tambahan, selaian gaji
upah pokok, misalnya tunjangan jabatan, tunjangan keluarga, cuti, liburan
asuransi kesehatan.
4) Imbalan nonfinansial, misalnya pekerjaan yang menyenangkan dan
lingkungan kerja yang nyaman.
4. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia
Priyono (2010) Hakikatnya manajemen SDM sangat berebeda dibandingkan
manajemen sumber daya alam, dimana manajemen SDM sangat ditentukan oleh
19
sifat SDM itu sendiri, yang selalu berkembang (dinamis) baik jumlah maupun
mutunya, sedangkan sumber daya alam absolutnya tidak berkembang. Apabila
diperhatikan dari aspek SDM, negara-negara di dunia ini dapat digolongkan
menjadi dua kelompok :
a. Negara dengan kurangnya SDM yang berkualitas sebagai akibat pertumbuhan
penduduk rendah sedangkan tingkat serta kemajuan ekonomi lumayan pesat
dan tinggi (negara industri).
b. Negara yang memiliki kelebihan SDM yang berkualitas dibandingkan tingkat
pertumbuhan perekonomian nasionalnya (negara berkembang).
Selanjutnya dalam pengaplikasiannyaa, konsep manajemen SDM dilakukan
melalui proses sebagai berikut:
5. Penerapan fungsi MSDM secara Mikro dan Makro
Penerapan berbagai fungsi dalam manejemen dalam arti Makro ialah berbagai
fungsi pokok manajemen umum, seperti fungsi manajerial, namun dalam arti
Mikro ialah berbagai fungsi manajemen SDM dengan fungsi operasional.
Perbedaannya yaitu bahwa fungsi dilaksanakan oleh badan pemerintahan yang
diberikan tugas dalam pengelolaan SDM dan bukan dari manajer perusahaan
swasta biasa.
6. Prinsip-prinsip Manajemen SDM
Kamsir (2016) dalam manajemen SDM selaim fungsi manajerial serta fungsi
operasional didalam pengaplikasiannya wajib memperhatikan berbagai prinsip
manajemen SDM. Adapun prinsip-prinsip manajemen yang perlu diperhatikan
antara lain adalah :
20
a. Prinsip kemanusiaan,
b. Prinsip demokrasi,
c. Prinsip The Right Man is The Right Please,
d. Prinsip Equal Pay For Equal Work,
e. Prinsip kesatuan arah,
f. Prinsip kesatuan komando,
g. Prinsip efesiensi,
h. Prinsip efektivitas,
i. Prinsip produktivitas kerja,
j. Prinsip disiplin,
k. Prinsip wewenang dan tanggung jawab.
7. Model Perencanaan Sumber Daya Manusia
Sejumlah teknik-teknik perkiraan dipertimbangkan sebagai dasar dalam
perencanaan SDM. Banyak model dalam perencanaan SDM, disini akan
diperlihatkan satu diantaranya seperti yang terlihat pada gambar berikut ini :
Alur umpan balik
Model sistem perencanaan SDM
Gambar 1.1 Model Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia
Sasaran
sumber
daya
manusia
Perencana
an Anggaran
sumber
daya
manusia
Prakiraa
n
SDM
Progra
m
kegiata
n SDM
21
Menurut Rivai dan Hunger (2008) Model pada gambar diatas terdiri dari
lima komponen, yaitu sasaran SDM, perencanaan organisasi/perusahaan,
anggaran SDM, perkiraan kebutuhan SDM dan pelaksanaan program SDM. Pada
dasarnya perencanaan SDM adalah untuk memenuhi pencapaian tujuan/sasaran
SDM.
a. Sasaran SDM
sasaran perencanaan SDM adalah sebagai bagian dari unsur-unsur yang
mendukung strategi organisasi dari sisi pengelolaan SDM. Oleh karenanya yang
dikembangkan dalam bidang SDM mutlak harus selaras dengan strategi
organisasi.
b. Perencanaan organisasi/perusahaan
Dalam jangka waktu kedepan, organisasi dapat dilaksanakan. Dalam
menjalankan program tersebut perlu dipastikan kebutuhan SDM. Apabila program
Kerja tersebut, maka pemenuhan kebutuhan SDM menjadi hal yang mutlak.
c. Anggaran SDM
Berdasarkan perencanaan kebutuhan SDM, yang perlu dilakukan selanjutnya
adalah mengaudit kondisi SDM saat ini. Audit SDM dalam ranah perencanaan
SDM memiliki fungsi guna memastikan apakah dalam jumlah SDM yang ada
mencukupi sesuai kebutuhan serta dalam kompetensi mempunyai kemampuan
guna mengerjakan suatu pekerjaan.
d. Perkiraan kebutuhan SDM
Agar dapat mengetahui kebutuhan SDM pada masa yang akan datang perlu
dilakukan perkiraan kebutuhan SDM. Hal ini dibutuhkan agar pengelolah SDM
22
memiliki gambaran berapa SDM yang dibutuhkan dalam kurun waktu tertentu
kedepan. Selain itu, dengan dapat diperkirakannya kebutuhan SDM, manajemen
mampu mengalokasikan anggaran untuk biaya karyawan, meliputi biaya
rekrutmen, gaji serta tunjangan-tunjangan dan juga perlengkapan dan fasilitas
kerja.
e. Pelaksanaan program SDM
Proses perencanaan SDM di akhiri dengan pelaksaan atau rencana tindakan.
Pelaksanaan ini dapat berisi perencanaan program-program yang bersifat siap
dijalankan, meliputi rencana rekrutmen,mutasi pegawai, diklat, dan pengangaran.
Perencanaan SDM merupakan satu bagian dari keseluruhan jaringan kegiatan
MSDM yang saling berhubungan. Rencana-rencana staffing nyata (output)
dikembangkan dari ramalan kebutuhan SDM dari berbagai rencana perusahaan
dimana hal ini merupakan hasil penerjemahan ramalan kondisi ekonomi, pasar
tenaga kerja dan rencana-rencana strategi perusahaan.
8. Pengertian Pupuk Bersubsidi
Menurut Departemen Pertanian berdasarkan peraturan Menteri Pertania
Nomor:69/pementah/SR.130/11/2012 Tentang kebutuhan dan Harga Eceran
Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian 2013 mendefenisikan
bahwa pupuk bersubsidi ialah barang dalam pengawasan yang pengadaan
penyalurannnya mendapat subisidi dari pemerintah untuk kebutuhan kelompok
tani atau petani di sektor pertanian.
9. Tujuan Penyusunan Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK)
23
Tujuan penyusunan RDKK (Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani)
kelompok tani :
a. Merencanakan kebutuhan real pupuk untuk usaha tani tanaman pangan,
horikultur , perkebunan rakyat kecil, tanaman hijauan makanan sesuai azas 6
tepat waktu yaitu tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu, tepat waktu, tepat
tempat, dan tepat hijau.
b. Menyalurkan pupuk bersubisidi sesuai dengan peruntukannya.
c. Membina petani dalam usaha tani secara berencana.
Sasaran penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani adalah
terpenuhinya kebutuhan real petani tanaman pangan, horikultur, perkebunan
rakyat/kecil, tanaman hijau, makanan ternak, memperoleh pupuk bersubisidi
sesuai dengan peruntukan dan terbinanya petani dalam berusaha tani secara
berencana.
B. Kerangka Pikir
Penelitian ini berjudul “ Human Resources Management Program Elektronik
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani di Desa Bontomangngape
Kabupaten Takalar “. Penelitian ini akan dianalisis melaui model Manajemen
Sumber Daya Manusia yang dikemukakan oleh (Rivai dan Hunger,2008) yakni
meliputi lima komponen yaitu sasaran SDM, perencanaan organisasi/perusahaan,
anggaran SDM, perkiraan kebutuhan SDM dan pelaksanaan program SDM.
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi contoh bahan penelitian
khususnya pada program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani
ini.
24
Uraian yang telah dikemukakan mendasari lahirnya kerangka pikir peneliti :
mma
Gambar 1.2 Kerangka Pikir
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir diatas, maka fokus dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui Human Resources Management program
Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani di Desa
Bontomangngape kabupaten Takalar, yang terdiri dari beberapa hal pokok yang
perlu di uraikan yaitu : sasaran SDM, perencanaan ,anggaran SDM, perkiraan
kebutuhan SDM dan pelaksanaan program SDM.
Program E-RDKK di Desa Bontomangngape
Kabupaten Takalar
Model SDM
1. Sasaran SDM
2. Perencanaan SDM
3. Anggaran SDM
4. Prakiraan SDM
5. Program kegiatan SDM
Optimalisasi Human Resources Management
25
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Guna memberikan keseragaman pengertian mengenai objek penelitian berikut
ini di uraikan beberapa diskiptif fokus :
a. Sasaran, sasaran Sumber Daya Manusia sebagai bagian dari unsur yang
mendukung organisasi mengenai apa yang akan dicapai serta cara untuk
memperoleh hasil yang baik dalam terlaksananya Program Elektronik Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani terhadap pengelolaan Sumber Daya
Manusia.
b. Perencanaan, perencanaan dalam hal ini menentukan hal apa yang ingin
dicapai dalam pelaksanaan Program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok Tani .
c. Anggaran, anggaran dalam hal ini membantu manajemen dalam pelaksanaan
Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani, pelaksanaan program
yang perlu dilakukan adalah mengatur kondisi Sumber Daya Manusia dalam
memastikan jumlah Sumber Daya Manusia yang ada.
d. Perkiraan kebutuhan, manajemen mampu mengalokasikan atau mengatur
kebutuhan dalam Program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok
Tani dalam mencapai suatu tujuan.
e. Pelaksanaan, pelaksanaan ini dapat berisi program yang sudah disusun yang
siap dijalankan sesuai kebutuhan program Elektronik Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Tani tersebut.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan dimulai dari bulan
Oktober sampai bulan Desember 2019 dan berlokasi di Desa Bontomangngape
Kabupaten Takalar, karena berdasarkan pertimbangan bahwa di Desa tersebut
beberapa kelompok tani masih kurang paham mengenai Program Elektronik
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani kemudian masih kurangnya
pengawasan sehingga masih banyak penyelewengan pupuk bersubsidi.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitin yang digunakan adalah penelitian kualitatif, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana Human Resources Management di Desa
Bontomangngape Kabupaten Takalar berdasarkan permasalahan yang dibahas
yaitu permasalahan yang terjadi di Desa Bontomangngape.
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian Deskriptif dimaksudkan untuk
menggambarkan secara deskriptif bagaimana Human Resources Management di
Desa Bontomangngape Kabupaten Takalar. Penelitian Deskriptif dimaksudkan
untuk menghasilkan deskriptif kata-kata tertulis maupun lisan dari informan.
C. Sumber Data
Sumber data dalam hal ini yaitu segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data itu berdasarkan sumbernya, data yang dibedakan sebagai
berikut Sugiyono(2012) :
1. Data primer
Data Primer (data utama) merupakan data yang didapat langsung dari sumber
asli, yaitu hasil wawancara dan observasi peneliti terhadap informan mengenai
Human Resources Management dalam Program Elektronik Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Tani di Desa Bontomangape Kabupaten Takalar. .
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai laporan-
laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis yang digunakan
dalam penelitian. Adapun laporan yang bersifat tertulis yang dikumpulkan peneliti
adalah data terakhir mengenai Human Resources Management dalam Program
Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani di Desa Bontomangape
Kabupaten Takalar.
D. Penentuan informan
Informan dalam hal ini yaitu orang-orang yang berada pada ruang lingkup
penelitian, artinya yaitu orang yang dapat menyerahkan suatu informasi tentang
kondisi dan situasi pada latar penelitian. Adapun narasumber atau informan yang
ada dalam penelitian ini yaitu orang-orang yang berwenang untuk menyerahkan
informasi tentang bagaimana Human Resources Management dalam Program
Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani di Desa Bontomangape
Kabupaten Takalar.
Table 1.1 Daftar nama-nama informan
No. Nama Inisial Jabatan Ket
1. Jabar J Penyulu pegawai dinas
pertanian
1
2. Rusli R Distributor Pupuk 1
3. Muh. Anwar MA Kepala Desa 1
4. Ahmad Syarif AS Ketua Kelompok tani 1
5. Ruslan R
Ketua Kelompok Tani
1
6. Abdul Karim AK Masyarakat Petani 1
Berdasarkan petunjuk dari informan awal seperti rencana informan tersebut
peneliti mengembangkan penelitian ke informan lainnya, begitu seterusnya
sampai penelitian dianggap cukup mendapatkan informasi yang dibutuhkan,
proses penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu pengambilan
sampel berdasarkan penilaian dari peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas
untuk dijadikan informan, oleh karena itu agar tidak sangat subjektif, peneliti
harus punya latar belakang pengetahuan tertentu mengenai sampel dimaksud agar
peneliti benar-benar bisa mendapatkan sampel yang sesuai dengan persyaratan
atau tujuan dari penelitian (memperoleh data yang akurat).
E. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti dalam hal ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan
Triangulasi/gabungan.Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik dalam
pengumpulan data yang bersifat menyatukan dari berbagai suatu sumber data
yang telah ada dengan teknik pengumpulan data.
1. Teknik Observasi
Penelitian dalam hal ini melakukan pengamatan yang langsung dilapangan
yaitu pertama, peneliti melakukan pengamatan seperti apa Human Resources
Management dalam Program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok
Tani di Desa Bontomangape Kabupaten Takalar pada instansi terkait, kemudian
kedua peneliti melakukan pengamatan di lokasi bagaimana pelaksanaan Program
Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani menurut para informan
yang terkait di lokasi penelitian.
2. Teknik Wawancara
Wawancara digunakan dalam teknik pengumpulan data sebagai studi awal
guna menemukan berbagai masalah yang akan diteliti, peneliti akan melakukan
wawancara langsung secara mendalam kepada informan yang akan menjadi obyek
penelitian. Wawancara ini dilakukan oleh seorang pewawancara dengan
mewawancarai satu orang secara tatap muka (face to face), yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan itu, yang dikerjakan dengan sistematik dan
berdasarkan kepada tujuan dalam penelitian ini. Dengan menggunakan alat
wawancara berupa pedoman wawancara, buku catatan, tape recorder, kamera
handphone.
3. Teknik studi perpustakaan
Studi pustaka yaitu mengumpulkan suatu data dengan cara mencari data dan
serta informasi berdasarkan suatu penelaan literature atau sebuah referensi, baik
yang bersumber dari suatu buku-buku dan dokumentasi, laporan, jurnal kliping,
majalah dan makalah yang pernah diseminarkan. Artikel-artikel dari berbagai
sumber-sumber, termasuk internet maupun suatu catatan-catatan penting
bersangkutan dengan objek penelitian.
4. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi yang peneliti lakukan yaitu segala bentuk dokumentasi
tertulis maupun tidak tertulis yang dapat digunakan untuk melengkapi data-data
lainnya. Dokumentasi adalah mengumpulkan beberapa data baik itu data yang
berupa catatan-catatan, gambar-gambar, dan administrasi yang sesuai dengan
masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh merupakan hal yang
penting dalam membuktikan validitas sebuah data ataupun hasil penelitian maka
dianggap perlu oleh peneliti mengambil dokumentasi pada setiap kegiatan
penelitian yang dilakukan, dokumentasi yang akan diambil yaitu berbentuk
rekaman atau foto .
F. Teknis Analisis Data
Analisis data ialah langkah selanjutnya untuk mengelolah data dimana data
yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan untuk sedemikian rupa untuk
menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian.
Dalam model ini terdapat 3 (tiga) komponen pokok. Menurut pendapat Miles
dan Huberman dalam Sugiyono (2012) adalah sebagai berikut:
1. Reduksi data
Mereduksi data artinya mengumpulkan hal-hal yang pokok. Mengutamakan
kepada hal-hal yang dianggap penting kemudian mencari temannya serta
membuang yang dianggap tidak perlu. Dalam proses analisa data yaitu dimulai
dengan menyeleksi seluruh data, pada tahap ini peneliti memilih mana data yang
menarik, penting dan berguna. Kemudia hanya mengambil data yang dipakai.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi, kemudian selanjutnya yaitu mendisplaykan data. Dalam
penelitian ini penyajian data disajikan dalam bentuk tabel, grafik data dan
sebagainya. Dari penyajian data tersebut, maka data tersusun sehingga akan lebih
dipahami.
3. Verifikasi
Selanjutnya yaitu penarikan kesimpulan dari verifikasi. Kesimpulan awal yang
dipaparkan bersifat sementara serta bisa berubah apabila tidak adanya bukti yang
kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi jika pada kesimpulan yang
dipaparkan ditahap awal didukung oleh bukti yang valid saat peneliti berada
dilapangan pengumpulan data maka kesimpulan yang kredibel.
Kesimpulan yang ditarik perlu adanya mempertanyakan kembali sambil
melihat dan meninjau kembali sambil melihat dan meninjau kembali pada catatan-
catatan lapangan di Desa Bontomangngape tentang Program Elektronik Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani untuk memperoleh pemahaman yang lebih
tepat.
G. Teknik Pengabsahan Data
Salah satu cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengujian kredibilitas data
adalah dengan triangulasi. Menurut Ibrahim (2015:124) triangulasi dapat
dikatakan sebagai pengecekan, pengujian data dari berbagai sumber-sumber
dengan berbagai cara , dan berbagai waktu lebih lanjut, triangulasi dapat dibagi ke
dalam tiga macam yaitu :
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber berarti membandingkan secara mengecek ulang tingkat
kebenaran informasi yang didapat melalui sumber yang berbeda. Misalnya
membandingkan hasil pengamatan dan wawancara, membandingkan apa yang
dikatakan umum dengan yang dikatan dengan pribadi, membandingkan hasil
wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara memeriksa data kepada sumber-
sumber yang sama dengan menggunakan teknik hal yang berbeda. Dalam hal ini
data yang diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi dan
dokumen. Apabila dengan menggunakan tiga teknik pengujian kredibilitas data
tersebut, dapat menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk
memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya bisa benar
karena mempunyai sudut pandang yang masing-masing berbeda-beda.
3. Triangulasi waktu
Waktu dapat juga mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan
dengan menggunakan teknik wawancara pada saat dipagi hari, saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah dan akan memberikan data, yang lebih valid
sehingga agar lebih kredibel untuk itu dalam hal ini bentuk pengujian kredibilitas
data dapat dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan pengecekan,
observasi atau menggunakan teknik lain dalam situasi dan waktu yang berbeda.
Jika hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka harus dilakukan secara
berulang-ulang hingga dapat sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi
juga dapat dilakukan dengan cara memeriksa hasil penelitian, dari tim peneliti
yang lain yang juga diberi tugas untuk melakukan pengumpulan data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Desa Bontomangngape Kabupaten Takalar
1. Kondisi Geografis
Desa Bontomangngape merupakan salah satu dari 14 desa di wilayah
Kecamat Galesong, kondisi Geografis Desa Bontomangape yang berada pada
Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dengan memiliki luas wilayah + 3,00
Ha, dan secara administratif memiliki tiga Dusun yakni: Dusun Bontorita,
Bontorita Raya, dan Dusun Batetanaya. Desa Bontomangngape dengan batas-
batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Parambambe
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gowa
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bentang
d. Sebelah Batas berbatasan dengan Desa Kalenna Bontomangngape
Dengan kondisi sebagai Desa Pertanian, maka keadaan topografi Desa
Bontomangngape yang merupakan dataran rendah dengan ketinggian1,5 meter di
Permukaan laut, dan secara geologis wilayahnya memiliki tanah hitam dan
berlumpur. Disamping itu wilayah Desa Bontomangngape berada persis digaris
pantai selat Makassar memiliki 2 (dua) iklim tropis dengan suhu rata-rata
mencapai 30ºC serta memiliki dua tipe musim kemarau dan musim hujan, dimana
musim hujan terjadi mulai bulan November sampai April sementara musim
kemarau terjadi pada bulan juni sampai oktober yang berputar pada setiap
tahunnya. Disamping itu Desa Bontomangngape memiliki curah hujan rata-rata
setiap tahum mencapai 2.250-35 mm setiap tahunnya. Disamping itu Desa
Bontomangngape memiliki cura hujan rata-rata setiap tahun mencapai 2.250-35
mm.
2. Keadaan Penduduk
a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa
Bontomangngape Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.
No Dusun Jenis Kelamin Jumlah Penduduk
(Jiwa) L P
1 Bontorita 399 399 798
2 Bontorita Raya 326 357 683
3 Batetanaya 187 195 382
Total 912 951 1.863
Sumber : Data Jumlah Penduduk Desa Bontomangngape 2018
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah keseluruhan penduduk
di Desa Bontomangngape adalah 1.874 jiwa, dimana jumlah penduduk perempuan
yaitu 962 jiwa dan laki-laki 912 jiwa.
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa tingkat pendidikan penduduk di
Desa Bontomangngape sudah bisa dikatakan meningkat. Hal ini disebabkan
bahwa tingginya keinginan masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih
baik dari sebelumnya.
Adapun data tingkat penduduk di Desa Bontomangngape, adalah sebagai
berikut :
Table 1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Bontomangngapen Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.
No Pendidikan Jumlah/Jiwa
1 Tidak Tamat SD 205
2 Tamat SD 1.192
3 Tamat SMP 201
4 Tamat SMA 64
5 Tamat D3 114
6 Tamat S1 83
7 Tamat S2 4
Total 1.863
Sumber : Data Desa Bontomangngape 2018
Berdasarkan Tabel 1.2 tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
penduduk terbanyak yaitu tamat SD sebanyak 1.192 orang, sedangkan tingkat
pendidikan sedikit yaitu penduduk yang tingkat pendidikannya tamat S2
sebanyak 8 orang.
c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Pokok
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk menurut Pekerjaan Pokok di Desa Bontomangngape
Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.
No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang)
1 Petani 843
2 PNS 234
3 TNI/Polri 47
4 Lain-lain 739
Total 1.863
Sumber : Data Desa Bontomangngape 2018
Berdasarkan Tabel 1.4 tersebut menunjukkan bahwa penduduk di Desa
Bontomangngape sebagian besar memiliki pekerjaan sampingan pada sektor
usaha jual beli, perdagangan, peternakan, home industry dan usaha kecil-kecilan.
3.Sarana dan Prasarana di Desa Bontomangngape
Pembangunan Desa Bontomangngape untuk lima Tahun kedepan
sesungguhnya sangat di butuhkan adanya dukungan sarana dan prasarana apalagi
sebagai Desa induk untuk mendukung proses berjalannya roda pemerintahan di
segala sektor kehidupan masyarakat Desa Bontomangngape baik sekarang
maupun yang akan datang.
Tabel 1.5 Sarana dan Prasarana di Desa Bontomangngape Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar.
No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
1 Kantor Desa 1
2 Puskesmas Pembantu 1
3 Posyandu 3
4 Gedung SD 3
5 Gedung SMP 2
6 Gedung SMA 1
7 Gedung TK 2
8 Perpustakaan Desa 1
9 Masjid 4
10 Lapangan Sepak Bola 1
11 Pasar 1
Sumber : Data Desa Bontomangngape 2018
Berdasarkan Tabel 1.4 menjelaskan bahwa sarana dan prasarana yang tersedia
di Desa Bontomangngape yaitu terdapat kantor desa, puskesmas, posyandu dan
pasar yang terletak di dusun Bontorita yang merupakan pusat pemerintahan,
kemudian terdapat TK yang terletak di dusun Bontorita dan dusun Parambambe
dimana kedua dusun tersebut jaraknya sangat dekat, kemudian SMP dan SMA
juga terletak di dusun bontorita serta lapangan bola juga terdapat disana, dan
setiap dusun masjid terdapat disana yaitu dusun bontorita, dusun parambambe
dan dusun batetanaya.
3. Kelembagaan Masyarakat
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Keberadaan lembaga ini
banyak memberi manfaat kepada masyarakat terutama dari pengurus yang
memang banyak bergelut tentang urusan ibu rumah tangga. Tugas dan fungsi
dari lembaga ini untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya lembaga ini memiliki kelompok kerja yang
disebut dengan dasawisma.
Karang Taruna : kelompok ini merupakan kelompok remaja yang ada di Desa
Bontomangngape yang banyak memberi manfaat terhadap kegiatan-kegiatan
kepemudaan bahkan kelompok karang taruna ini juga memberikan kontribusi
terhadap kegiatan-kegiatan secara umum yang ada di desa.
Kelompok Tani : kalau melihat keberadaan kelompok ini sangar berpengaruh di
masyarakat karena anggotanya adalah orang-orang yang bekerja sebagai petani
yang dapat menjadi anggota sehingga kelompok ini keberadaannya sangat
bermanfaat sekali dalam sektor pertanian.
4. Struktur Pemerintah Desa Bontomangngape
Struktur organisasi Desa Bontomangngape terdiri dari Kepala Desa sebagai
stekholder pemerintah dibantu oleh Lembaga Adat serta Sekretaris Desa
kemudian memiliki enam bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya lalu Desa
Bontomangngape memiliki tiga Kepala Dusun.
Gambar 1.3 Struktur Pemerintah Desa Bontomangngape
B. Human Resources Management
Berikut ini adalah ulasan mengenai hasil penelitian yang diperoleh dilapangan
baik melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai Human Resources
Management dalam Program Elektronik Rencana Defintif Kebutuhan Kelompok
Tani di Desa Bontomangngape Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut :
KEPALA DESA BONTOMANGNGAPE
SEKRETARIS
KAUR
TATA
USAHA
KAUR KEUANGA
N
KAUR
PERENCANA
AN
KASI PEMERI
NTAHAN
KASI
KESEJATE
RAAN
KASI
PELAYANA
N
KEPALA DUSUN
BONTORITA KEPALA DUSUN
BATETANAYA
KEPALA DUSUN
PARAMBE
1. Sasaran SDM
Sasaran perencanaan SDM adalah sebagai bagian dari unsur-unsur yang
mendukung strategi organisasi dari sisi pengelolaan SDM. Oleh karenanya yang
dikembangkan dalam bidang SDM mutlak harus selaras dengan strategi
organisasi.
Adapun hasil wawancara pada beberapa informan mengenai sasaran sumber
daya manusia dalam program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok
Tani di desa dan di kantor Dinas Pertanian adalah sebagai berikut :
Adapun pendapat Bapak J selaku penyulu dari Dinas Pertanian bahwa :
“Sasaran dari Program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok
Tani ini yaitu para kelompok tani dan para anggotanya yang masuk dalam
kelompok tani yang menjadi sasaran dari program ini, kita sebagai
pendamping hanya memfasilitasi cara membuat ERDKK untuk mendapatkan
pupuk bersubsidi”. (Wawancara J, Tanggal 31 Oktober 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengungkapkan bahwa
sasaran dalam Program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani
ini ialah Kelompok Tani dan Para Petani yang tergabung dalam Elektronik
Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani tersebut, penyulu atau pendamping
hanya dapat memfasilitasi atau membina bagaimana cara membuat Elektronik
Rencana DefInitif Kebutuhan Kelompok Tani untuk mendapatkan pupuk
bersubsidi.
Adapun pendapat dari Bapak R selaku penyalur pupuk atau distributor
bahwa:
“ Ya..Petani memang sasaran dari Program ini, target sasaran yang dicapai
itu baru 80% yang dicapai sisanya tinggal 30% karena masih ada juga
data petani yang belum terimput sehingga belum ada datanya di Elektronik
Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani, tetapi kita usahakanji agar
semua para petani apa namanya..bisa terdaftar di Elektronik Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani ini sehingga bisa mendapatkan kartu
tani, kalau petani tidak memiliki yang namanya kartu tani itu maka tidak
bisaki mendapatkan pupuk bersubsidi karna datanya tidak ada”.
(Wawancara R, Tanggal 29 Oktober 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengungkapkan bahwa
petani ialah sasaran dari program Elektronik Rencana DefInitif Kebutuhan
Kelompok Tani ini, target sasaran yang dicapai baru 80% yang dicapai sisanya
tinggal 30% karena terkendala dengan data para petani yang belum terimput
semua sehingga belum terdaftar dalam Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok Tani sehingga petani yang belum terdaftar di Elektronik Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani belum mempunyai kartu tani sehingga tidak
mendapatkan pupuk bersubsidi.
Pendapat yang sama juga di ungkapkan Bapak MA selaku Kepala Desa
Bontomangngape bahwa :
“Banyaknya sasaran pada kelompok Elektronik Rencana Defenitif
Kebutuhan Kelompok Tani ini yaitu seluruh masyarakat yang bermata
pencaraian sebagai petani disini. Karena program ini memang untuk
diperuntukkan kepada petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, supaya
petani tidak jauhmi lagi beli pupuk karena sudah adami penyalur di desa”.
(Wawancara MA, 30 Oktober 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengungkapkan program ini
diperuntukkan untuk seluru masyarakat yang bermata pencarian petani agar bisa
mendapatkan pupuk bersubsidi, karena program ini diperuntukkan kepada para
petani dan pada setiap Desa sudah ada penyalur pupuk dengan adanya penyalur
pupuk di Desa Petani diuntungkan dengan adanya hal tersebut dimana masyarakat
sudah tidak jauh jika ingin memperoleh pupuk.
Untuk memperkuat hasil wawancara tersebut peneliti juga mewawancarai AS
selaku ketua kelompok tani bahwa :
“yah…dimana-mana sasaran dari program Elektronik Rencana Defenitif
Kebutuhan Kelompok Tani ini yah petani, karena kita mendapatkan pupuk
bersubsidi dari program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan
Kelompok Tani ini melalaui penyalur pupuk yang ada di desa. Akan tetapi
kalau sasarannya itu belumpi semua mencapai target sasaran karena biasa
datanya belum masukpi di Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan
Kelompok Tani jadi ada yang dapat ada juga tidak, tapi bagus itu ada
penyalur pupuk di desa supaya kita juga tidak jauhmi lagi kalau petani
butuh pupuk”. (Wawancara AS, 02 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengungkapkan bahwa
petani mendapatkan pupuk bersubsidi dari program Elektronik Rencana Defenitif
Kebutuhan Kelompok Tani melalui penyalur pupuk yang ada di Desa. Masih ada
beberapa target sasaran yang belum tercapai karena terkendala dengan data Para
Petani yang belum di input, sehingga ada beberapa para petani yang tidak
mendapatkan pupuk bersubsidi. Akan tetapi para petani diuntungkan dengan
adanya penyalur pupuk di Desa karena dapat mempermudah pengambilan pupuk.
Adapun pendapat dari Bapak R selaku Ketua Kelompok Tani bahwa :
” kelmpok tani adalah sasaran dari program ini, tetapi sasaran yang dicapai
baru sebagian karena sesuai lokasi masing-masing petani belum bisa
terpenuhi mengenai pengadaan pupuk”. (Wawancara R, 02 November
2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengungkapkan bahwa
Kelompok Tani adalah sasaran dari program ini, akan tetapi sasaran yang dicapai
belum sepenuhnya tercapai karena sesuai lokasi masing-masing Petani belum
terepenuhi mengenai pengadaan pupuk.
Adapun pendapat dari Bapak AK selaku masyarakat petani Desa
Bontomangngape bahwa :
“ Petani memang yang jadi sasarannya itu Elektronik Rencana Defenitif
Kebutuhan Kelompok Tani tetapi sasarannya itu biasa tidak tepat sasaran
dalam pembagian pupuk, kadang ada yang dapat ada yang tidak kebagian,
ada juga yang justru dapat tetapi tidak diberikan makanya biasa saya
sedikit kesal itu”. (Wawancara AK, 02 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengungkapkan
menunjukkan bahwa petani menjadi sasaran dalam program Elektronik Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani akan tetapi dalam pembagian pupuk tidak
sesuai dengan sasarannya dimana petani yang harusnya mendapatkan pupuk
akhirnya tidak kebagian.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari beberapa informan
tersebut dapat disimpulkan bahwa Sasaran Sumber Daya Manusia dalam Program
Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani ini belum sepenuhnya
mencapai target sasaran yang diinginkan terbukti dari hasil wawancara dengan
penyalur pupuk, ketua kelompok tani dan masyarakat masih terkendala dengan
data para petani yang belum rampung sehingga belum masuk kedalam Elektronik
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani sehingga sebagian para petani tidak
mempunyai kartu tani yang dimana kartu tani tersebut berfungsi untuk
memudahkan para petani dalam pengambilan pupuk bersubsidi.
2. Perencanaan SDM
Dalam jangka waktu kedepan, organisasi dapat dilaksanakan. Dalam
menjalankan program tersebut perlu dipastikan kebutuhan SDM. Apabila program
Kerja tersebut, maka pemenuhan kebutuhan SDM menjadi hal yang mutlak.
Adapun hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai
perencanaan SDM dalam Program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan
kelompok Tani di Desa dan di Kantor Dinas Pertanian yaitu sebagai berikut :
Adapun pendapat Bapak J selaku Penyulu dari Dinas Pertanian bahwa :
“ kalau dari awal setiap satu musim sudah disediakan musim berikutnya,
misalnya tahun 2020 ini kita sudah memprogramkan pengimputan
Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani nya, kemudian
yang terlibat langsung dalam perencanaan program ini yaitu kelompok tani
dengan anggotanya, jadi kita ini hanya mendampingi untuk masing-masing
kebutuhannya, terutama juga pendamping dari kabupaten itu dilibatkanki
semua karena tujuan kita kita dengan adanya program ini supaya
kelompok tani tidak susah lagi untuk dapat pupuk bersubsidi. Karena kita
juga ini mungkin yah… selain dari kecukupan pupuk dan kita juga
mengejar produksi dengan pupuk yang berimbang, kita juga tiap hari
mengadakan penyuluhan bagaimana kebutuhan pupuk yang diinginkan”.
(Wawancara J, Tanggal 31 Oktober 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut menunjukkan bahwa
perencanaan dilakukan setiap satu musim dan sudah ada perencanaan dimusim
selanjutnya misalnya itu pada tahun 2020 sudah memprogramkan pengimputan
Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Taninya begitupun
kedepannya. Kemudian yang terlibat dalam perencanaan program ini yaitu
kelompok tani serta anggotanya, jadi penyulu hanya sekedar mendampingi pada
setiap kebutuhan yang dibutuhkan karena yang diharapakan dari program ini yaitu
untuk memudahkan para petani memperoleh pupuk bersubsidi serta mengejar
produksi pupuk yang berimbang. Dengan demikian Human Resources
Management dalam Program Elektronik Rencana Defintif Kebutuhan Kelompok
Tani sudah sesuai dengan Teori Perencanaan menurut Zawiya (2018:1) dimana
perencanaan SDM adalah proses yang secara sistematis mengkaji kebutuhan SDM
untuk menjamin tersedianya tenaga kerja dalam jumlah dan mutu, atau
kompetensi yang sesuai pada saat dibutuhkan.
Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Bapak R selaku penyalur pupuk
atau distributor bahwa :
“ yah..yang terlibat dari perencanaan program ini tidak lain yaitu
kelompok tani dan yang menjadi tujuan dari program ini ialah untuk
kesejahteraan para petani dan bisa mempermudah petani ambil pupuk”.
(Wawancara R, Tanggal 29 Okrober 2019).
Hasil wawancara yang diungkapkan informan tersebut menunjukkan
bahwa kelompok tani terlibat dalam perencanaan program Elektronik Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani dan tujuannya untuk mensejahterakan para
petani.
Hal senada juga di ungkapkan dari Bapak MA selaku Kepala
DesaBontomangngape bahwa :
”program memang sudah lama, yang terlibat itu dalam perencanaannya
yaitu gapoktan, kelompok tanu dan masyarakat petani tujuannya itu
yah…mensejahterakan para petani”. (Wawancara MA, Tanggal, 30
Oktober 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut yang diungkapkan informan
tersebut mengatakan bahwa perencanaan dari Program Elektronik Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani ini yang terlibat yaitu Gapoktan, Kelompok
Tani, serta para masyarakat petani tidak lain tujuannya ialah untuk
mensejahterakan masayarakat.
Untuk memperkuat hasil wawancara tersebut peneliti juga melakukan
wawancara dengan Bapak AS selaku Ketua Kelompok Tani bahwa :
“yang terlibat dari perencanaan program ini ialah penyulu dan kelompok
tani dan dimana dalam perencanaan program ini bisa membuat petani lebih
baik lagi dalam meningkatkan hasil pertaniannya, kemudia itu sebelumnya
diadakan pelatihan para petani ada penyulu yang masuk untuk
menjelaskan masalah pertanian, tetapi biasa juga yah.. petani tidak datang
jadi kurang pahammi mengenai itu Elektronik Rencana Defenitif
Kebutuhan Kelompok Tani, karena biasa juga minimnya pendidikannya
jadi kurang pahamki itu program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan
Kelompok Tani toh”. (Wawancara AS, Tanggal 02 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut bahwa yang terlibat dalam
perencanaan program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani ini
yaitu penyulu dan kelompok tani dimana yang diharapkan hasil produksi petani
lebih baik. Sebelum itu sudah diadakan pelatihan para petani oleh penyulu agar
petani lebih paham mengenai Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok
Tani akan tetapi petani jarang hadir pada saat diadakannya pelatihan selain itu
juga beberapa petani mempunyai pendidikan yang minim sehingga tidak paham
apa itu program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani.
Adapun pendapat dari Bapak R selaku Ketua Kelompok Tani bahwa :
“ gapoktan yang terlibat dalam perencanaan kelompok tani….dan tujuannya
untuk memberikan solusi kepada kelompok tani baik mengenai masalah bibit,
pupuk, dan pestisida lainnya”. (Wawancara R, Tanggal 02 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut bahwa Gapoktan yang terlibat
dalam perencanaan kelompok tani, tujuannya ialah untuk memberikan solusi
kepada Kelompok Tani baik mengenai permasalahan bibit, pupuk dan pestisida
lainnya.
Adapun pendapat dari Bapak AK selaku masyarakat petani bahwa :
“hmmm…yang terlibat dari perencanaan ini program itu kelompok tani sama
gapoktan sendiri, tujuan dalam perencanaan ini yah pastinya untuk para
petaniji supaya sejahteraki tapi semoga memang untuk keuntungan petaniji
karena yang diharapkan sekarang itu memang pupuk ji”. (Wawancara AK,
Tanggal 2 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut bahwa harapan petani dari
perencanaan program ini yaitu pengadaan pupuk demi kesejahteraan para petani
dan yang terlibat langsung dar perencanaan program Elektronik Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Tani ini yaitu Kelompok Tani dan Gapoktan itu sendiri.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara menurut beberapa informan
tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan Sumber Daya Manusia
dalam Program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan kelompok Tani sudah
cukup baik dapat dilihat dari salah satu fungsi Manajerial ialah perencanaan yang
dimana fungsi perencanaan bagaimana menetapkan tujuan yang diinginkan
kemudian menyusun rencana strategi bagaimana cara untuk mencapai tujuan
tersebut, dengan adanya penyulu yang mengadakan pelatihan oleh para petani
sebelum program dilaksanakan agar petani lebih paham, meskipun ada beberapa
masalah yang terjadi pada saat pengadaan pelatihan itu dilaksanakan yaitu petani
jarang hadir dalam pelaksanaan pelatihan kemudian minimnya pendidikan dari
beberapa petani sehingga kurang memahami program Elektronik Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani tersebut, kemudian adanya keterlibatan ketua
kelompok tani serta gapoktan dalam perencanaan program Elektronik Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani ini dengan harapan agar dapat
mensejahterakan para petani serta memberikan solusi kepada Kelompok Tani baik
mengenai permasalahan bibit, pupuk dan pestisida lainnya. Dengan demikian
Human Resources Management dalam Program Elektronik Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Tani sudah sesuai dengan apa yang dikatakan Alfalah
(2017:31) salah satu fungsi operasi yang diamana pengembangan manajemen
Sumber Daya Manusia adalah upaya terencana yang dilakukan oleh manajemen
untuk meningkatkan kompetensi pekerja dan kinerja organisasi melalui program-
program pelatihan ,pendidikan dan pengembangan.
3. Anggaran SDM
Berdasarkan perencanaan kebutuhan SDM, yang perlu dilakukan selanjutnya
adalah mengaudit kondisi SDM saat ini. Audit SDM dalam ranah perencanaan
SDM memiliki fungsi guna memastikan apakah dalam jumlah SDM yang ada
mencukupi sesuai kebutuhan serta dalam kompetensi mempunyai kemampuan
guna mengerjakan suatu pekerjaan.
Adapun hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai Anggran
SDM dalam Program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan kelompok Tani di
Desa dan di Kantor Dinas Pertanian yaitu sebagai berikut :
Adapun pendapat Bapak J selaku Penyulu dari Dinas Pertanian bahwa :
“kalau masalah anggaran kita dari penyulu dan pendamping kita tidak
tentukan masalah anggarannya karena didalam pembelian pupuk, itu sudah
ada harga HET masing-masing tinggal petani dihitung berapa
kebutuhannya sesuai dengan Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan
Kelompok Tani yang masuk. Sumber anggarannya itu dari APBD, APBN
dan bisa juga swadaya tapi kalau disini rata-rata swadaya kalau pupuk
bersubisi, kecuali ada bantuan dari Kementrian atau Dinas baru gratis.
Pengeloaan anggarannya sehingga bisa ke petani itu dimulai dari pengecer
dulu kemudian pengecer ke distributor baru kembali lagi kepengecer baru
bisa di ambil ke petani. Pupuk bersubsidi itu masyarakat langsung ambil
dari pengecer kita ini pendamping tidak terlibat pada saatpi memasukkan
Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani baru kita bisa
tanda tangani kalau masalah anggaran kita tidak masuk masuki”.
(Wawancara J, Tanggal 31 Oktober 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengungkapkan bahwa
sumber anggaran itu dari APBN, APBD dan swadaya, akan tetapi rata-rata sumber
anggaran pupuk bersubsidi dari swadaya. Anggaran dari Elektronik Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani ini tidak ditentukan karena didalam
pembelian pupuk sudah ada harga HET masing-masing, petani hanya dihitung
berapa keperluan pupuk yang diinginkan. Dalam pengelolaan anggaran sehingga
bisa sampai kepetani itu dimulai dari pengecer ke distributor kemudian kembali ke
pengecer kemudian baru bisa diambil oleh petani.
Adapun pendapat dari Bapak R selaku Penyalur pupuk bahwa:
“ anggarannya itu tergantung dari pihak Kabupaten atau Bupati karena kita
tidak tau anggarannya berapa pertahun untuk ini program, cuman alokasi
yang diluncurkan untuk wilaya kabupaten takalar sekarang dikurangi lagi
beberapa persen mungkin 15% tergantung petani. Kemudian pengelolaan
anggarannya itu masalah pupuk langsung dari subsidi Pemerintah bukan
subsidi dari Kabupaten”. (Wawancara R, Tanggal 29 Oktober 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut menunjukkan bahwa
anggaran dari program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani
ini tergantung dari Kabupaten, penyalur tidak mengetahui berapa anggaran yang
dikeluarkan tiap tahunnya untuk program ini, hanya saja alokasi yang diluncurkan
untuk wilayah Kabupaten Takalar dikurangi hingga 15% tergantung dari
kebutuhan petani serta pengelolaan anggarannya dari subsidi pemerintah bukan
dari subsidi kabupaten.
Adapun pendapat dari Bapak MA selaku Kepala Desa Bontomangngape
bahwa :
“ anggaran ini tidak dianggarkan didesa, Elektronik Rencana Defenitif
Kebutuhan Kelompok Tani dibuat oleh penyulu pertanian dengan
kelompok tani, sistem pengelolaan anggarannya dikelola oleh gapoktan”.
(Wawancara MA, Tanggal 30 Oktober 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa
anggaran dari Program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani
ini tidak dianggarkan didesa kemudian Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan
Kelompok Tani dibuat oleh penyulu pertanian sedangkan sistem pengelolaan
anggarannya itu dikelolah oleh gapoktan.
Untuk memperkuat hasil wawancara tersebut peneliti juga melakukan
wawancara dengan Bapak AS selaku Ketua Kelompok Tani bahwa :
“ ya.. kalau soal anggarannya saya tidak tau menahu yah karena itu soal
dikabupaten, kita sebagai ketua kelompok tani hanya membantu dalam
pelaksanaan Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani ini,
masalah pengelolaan anggaran sehingga bisa sampai kepetani itu yah itu
soal penyalur pupuk yang tangani meskipun kita terlibat dalam program
ini tetapi itu bukan bagian saya begitu.” (Wawancara AS, Tanggal 02
November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut bahwa kelompok tani
tidak mengetahui tentang anggaran dari program Elektronik Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Tani ini karena kelompok tani hanya membantu dalam
pelaksanaan Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani kemudian
masalah pengelolaan anggarannya diserahkan kepada penyalur pupuk meskipun
ketua kelompok tani terlibat dalam program Elektronik Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Tani ini tetapi itu bukan bagian tugas dari kelompok tani.
Adapun pendapat dari Bapak R selaku Ketua Kelompok Tani bahwa :
“besarnya anggaran yang dikelolah sesuai dengan masing-masing kelompok
tani, dalam satu kelompok tani mereka mempunyai luas wilayah,,kemudian
anggarannya itu agar dapat sampai ke petani yah…perlu sosialisasi kepada
masyarakat sehingga sampai kepada masyarakat petani”. (Wawancara R,
Tanggal 02 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa besarnya
anggaran yang dikelolah sesuai dengan masing-masing Kelompok Tani, dalam
satu Kelompok Tani mereka mempunyai luas wilayah kemudian anggarannya
sehingga sampai ke masyarakat petani yaitu dengan adanya sosialisasi kepada
masyarakat.
Adapun pendapat dari Bapak AK selaku masyarakat petani bahwa ;
“ kalau masalah anggaran mengenai Elektronik Rencana Defenitif
Kebutuhan Kelompok Tani ini belum cukup karena biasa kita masih butuh
pupuk tetapi sudah tidak ada artinyakan itu belum cukup untuk masyarakat
petani”. (Wawancara AK, Tanggal 02 November 2019 ).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa anggaran
untuk program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani belum
cukup untuk kebutuhan para petani dikarenakan pada saat petani membutuhkan
pupuk stok pupuk sudah habis.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara informan tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam Anggaran Sumber Daya Manusia dalam Program
Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan kelompok Tani tidak ditentukan masalah
anggaran dalam program ini dari Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia
dalam perkiraan jangka pendek yang dimana besar kecilnya anggaran akan
menentukan berapa jumlah, tipe dan kualitas yang diperlukan yang dimana
anggaran mewakili rencana kegiatan bisnis masa datang yang mencangkup
sumber daya keuangan dan modal serta kebutuhan sumber daya manusia, maka
dari itu dalam pembelian pupuk sudah ada harga HET masing-masing yang sudah
ditentukan dan petani hanya dihitung berapa keperluan yang di inginkan.
Kemudian sumber anggaran dari Program Elektronik Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Tani ini dari APBD, APBN serta swadaya akan tetapi rata-
rata sumber anggaran yang diberikan dari swadaya, sistem pengelolaan anggaran
sehingga sampai kepetani melalui pengecer, pengecer ke distributor kemudian
kembali kepengecer lalu kepetani.
4. Perkiraan Kebutuhan SDM
Agar dapat mengetahui kebutuhan SDM pada masa yang akan datang perlu
dilakukan perkiraan kebutuhan SDM. Hal ini dibutuhkan agar pengelolah SDM
memiliki gambaran berapa SDM yang dibutuhkan dalam kurun waktu tertentu
kedepan . selain itu, dengan dapat diperkirakannya kebutuhan SDM, manajemen
mampu mengalokasikan anggaran untuk biaya karyawan, meliputi biaya
rekrutmen, gaji serta tunjangan-tunjangan dan juga perlengkapan dan fasilitas
kerja.
Adapun hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai Perkiraan
Kebutuhan SDM dalam Program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan
kelompok Tani di Desa dan di Kantor Dinas Pertanian yaitu sebagai berikut :
Adapun pendapat Bapak J selaku Penyulu Dari Dinas Pertanian bahwa :
“ yang jelas ketersediaan pupuk yang dibutuhkan, kebutuhannya itu yang
ada sekarang kita butuh pupuk, pupuk sudah tersedia dilapangan, jadi saya
jelaskan, sebelum kita mengusulkan sudah ada luasan lahan dalam
kelompok berarti itulah kebutuhannya, Elektronik Rencana Defenitif
Kebutuhan Kelompok Tani sudah ditentukan ureanya seperti ini sudah
klop kebutuhan dikelompok. Sumber Daya Manusia tidak ditentukan
intinya yang tergabung dalam kelompok tani itu semua yang terlibat,
selain itu juga dari bantuan pupuk ada juga bantuan bukan yang bersubsidi
tapi langsung dari anunya..tapi anu juga bantuan pemerintah juga terbatas
yang kita di Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani itu
semua sistem bersubsidi, jadi ada bantuan dari pusat tetapi terbatas.
Kebutuhan sampai saat ini yang Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan
Kelompok Tani itu sudah masuk sudah tersedia tergantung para petani
uangnya rersedia atau belum”. (Wawancara J, Tanggal 31 Oktober 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa yang
menjadi kebutuhan dari program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok Tani ini yaitu pupuk bersubsidi, sebelum pengusulan Elektronik
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani sudah ada luasan lahan dalam setiap
kelompok yang di butuhkan kemudian sumber daya manusia tidak ditentukan
yang artinya yang tergabung dalam kelompok tani itu sudah terlibat, Bantuan
pemerintah terbatas mengenai pupuk bersubsidi kebutuhan yang dibutuhkan para
petani saat ini yaitu pupuk bersubsidi.
Pendapat yang sama juga diungkapkan Bapak R selaku penyalur pupuk
bahwa :
“ kebutuhan untuk petani ialah pupuk, pemerintah memfasilitasi pupuk
bersubsidi kebutuhan di Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan
Kelompok Tani baru mencapai 80% yang terpenuhi karena Elektronik
Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani itu rumah dasar untuk
mendapatkan pupuk bersubsidi, yang mementukan itu alokasi kabupaten”.
(Wawancara R, Tanggal 29 Oktober 2019 ).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa
kebutuhan petani tidak lain hanya pupuk, pemerintah memfasilitasi pupuk
bersubsidi tetapi kebutuhan yang dicapai baru mencapai 80 % kebutuhan yang
terpenuhi. Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani merupakan
rumah dasar untuk mendapatkan pupuk tetapi yang menetukan itu dari alokasi
Kabupaten.
Adapun pendapat Bapak MA selaku Kepala Desa Bontomagngape bahwa :
“ bibit, pupuk serta yang berhubungan dengan pertanian itulah yang
dibutuhkan para petani, Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan banyak
yaitu sejumlah para petani, kemudian kita mengadakan pelatihan juga agar
petani paham mengenai ERDKK karena itu salah satu kebutuhan yang
dibutuhkan yaitu ilmu tetapi masyarakat petani biasa jarang hadir dalam
pengadaan pelatihan. Target juga belum tercapai karena yang namanya
pertanian tidak bisa mencapai 100% tetapi kita selalu mencari terobosan
untuk mencapai target. ( Wawancara MA, Tanggal 30 Oktober 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa bibit,
pupuk serta yang berhubungan dengan kebutuhan pertanian menjadi kebutuhan
para petani, sumber daya manusia yang dibutuhkan ialah sejumlah masyarakat
petani yang ada di Desa. Kemudian kebutuhan lainnya yaitu adanya pengadaan
pelatihan kepada petani karena ilmu merupakan hal yang dibutuhkan oleh petani
tetapi pada saat pengadaan pelatihan masyarakat jarang hadir dalam pelatihan
tersebut, target yang dicapai juga belum sepenuhnya tetapi Pemerintah Desa selalu
mencari terobosan untuk mencapai target. Dengan demikian Human Resources
Management Dalam Program Elektronik Rencana Defentif Kebutuhan Kelompok
Tani sudah sesuai dengan Teori Mondy dan Noe (Marwansyah,2010)
mendefenisikan manajemen sumber daya manusia (human resources
manajement) sebagai pemberdayagunaan sumber daya manusia dalam pencapaian
tujuan organisasi.
Adapun pendapat dari Bapak AS selaku Ketua Kelompok Tani bahwa :
“ itu pupuk memang kebutuhan utama untuk para petani didesa kemudian
bibit dan kebutuhan pertanian lainnya, kebutuhan pupuk tidak pernah
cukup mungkin pengiriman pupuknya lambat tapi selalu jaki usahan itu
semua”. (Wawancara AS, Tanggal 02 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa hal
utama yang dibutuhkan para petani ialah pupuk serta hal yang berhubungan
dengan pertanian, tetapi kebutuhan para petani belum sepenuhnya tercukupi
karena proses pengiriman pupuk berjalan lambat.
Adapun pendapat dari Bapak R selaku Ketua Kelompok Tani bahwa :
“ kebutuhan untuk para petani sebenarnya banyak, kebutuhannya
sekarangkan mulai dari bibit, pupuk, serta alat-alat mesin dari pertanian,
kemudian pemerintah itu memfasilitasi masyarakat petani dengan pompa
dan ada juga traktor tetapi itupun kebutuhan masyarakat petani belum
terpenuhi”. (Wawancara R, Tanggal 02, November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa
kebutuhan untuk para petani banyak tetapi kebutuhan yang dibutuhkan sekarang
ialah mulai dari bibit, pupuk, serta alat-alat pertanian lainnya. Pemerintah
memfasilitasi masyarakat petani dengan pompa dan traktor tetapi masyarakat
petani kebutuhannya masih belum terpenuhi.
Adapun pendapat dari Bapak AK selalu masyarakat petani bahwa :
“ kebutuhannya memang terpenuhi tetapi masih kurang, karena setiap
musim butuh pupuk, bibit dan lain-lain”. (Wawancara AK, Tanggal 02
November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa
kebutuhan para petani sudah terpenuhi tetapi belum cukup, atau masih kurang
karena setiap musim petani memerlukan pupuk, bibit, dan lain-lain, maka dari itu
pengadaan pupuk memang sudah ada tetapi belum cukup untuk para petani.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara informan tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam Perkiraan Kebutuhan Sumber Daya Manusia dalam
Program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan kelompok Tani dari Analisis
kebutuhan Sumber Daya Manusia dari Prakiraan Kebutuhan bahwa pupuk
menjadi kebutuhan yang bersifat segera dan merupakan perkiraan jangka panjang
dimana terdiri dari permintaan masyarakat petani ,akan tetapi kebutuhan yang
dibutuhkan belum cukup atau masih kurang, kemudian pelatihan juga salah satu
kebutuhan bagi para petani untuk memperoleh ilmu dari bidang pertanian.
Pemerintah memfasilitsi masyarakat petani dengan pompa dan traktor tetapi
kebutuhan para petani masih belum cukup, adanya masalah dari ketidakcukupan
kebutuhan para petani pemerintah setempat akan selalu mencari terobosan agar
kebutuhan petani bisa terpenuhi.
5. Pelaksanaan Program SDM
Proses perencanaan SDM di akhiri dengan pelaksaan atau rencana tindakan.
Pelaksanaan ini dapat berisi perencanaan program-program yang bersifat siap
dijalankan, meliputi rencana rekrutmen,mutasi pegawai, diklat, dan pengangaran.
Adapun hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai
Pelaksanaan Program SDM dalam Program Elektronik Rencana Defenitif
Kebutuhan kelompok Tani di Desa dan di Kantor Dinas Pertanian yaitu sebagai
berikut :
Adapun pendapat dari Bapak J selaku Penyulu dari Dinas Pertanian bahwa:
“ sejauh ini tidak ada masalah dilapangan karena kita bekerja sama dengan
pengecer, penyulu dan distributor, target yang kita inginkan masih ada yang
belum tercapai karena ada juga masalah yang terkendala dengan masalah
pengiriman barang karena itu barang bukan dari Sulawesi selatan pada saat
kita butuh ini barang inikan dikirim oleh container biasa bermasalah sampai
ke distributor. Kemudian dengan terlaksananya program ini bagaimana kita
mengubah pola pikir masyarakat petani sehingga pola sikapnya berubah,
terutama bagaimana petani bisa meningkatkan produksinya dengan melalui
penyuluhan. Berbicara masalah penyuluhan kalau kita dikantor kan setiap
hari senin kita adakan rapat dan mempertanyakan masalah-masalah yang ada
dikelompok tani bisa kita ungkapkan, makanya kita panggil itu ada yang
namanya sistem LAKU ( latihan dan kunjungan) itu kita laksanakan setiap
hari seni, tetapi yah biasa masyarakat tidak hadir dalam penyuluhan,
kurangnya juga tingkat pendidikan dan tidak semua juga bisa berbahasa
Indonesia dengan baik. Program ini akan tetap lanjut dari tahun ketahun tetapi
kita adakan evaluasi tiap tahun bahkan tiga bulan sekali. Masalah sumber
daya manusia tergantung individu bagaimana menyikapi program ini tetapi
memang kinerjanya masih belum baik tapi kita usahakan”. (Wawancara J,
Tanggal 31 Oktober 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa target
yang di inginkan masih ada yang belum tercapai karena bermasalah dengan
pengiriman barang dikarenakan pupuk bukan dari Sulawesi Selatan dan barang ini
dikirim melalui kontainer tetapi dengan terlaksananya program ini bagaimana
mengubah pola pikir masyarakat petani agar bagaimana petani bisa meningkatnya
produksinya melalui penyuluhan, penyuluhan ini diadakan setiap hari senin untuk
mempertanyakan masalah-masalah yang ada dikelompok tani dengan adanya
sistem LAKU ( latihan dan kunjungan) kita bisa mempertanyakan masalah-
masalah yang ada akan tetapi sebagian masyarakat petani jarang hadir dalam
pertemuan tersebut. Program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok
Tani ini dievaluasi tiap tahun atau bahkan tiga bulan sekali untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan dalam program ini.
Adapun pendapat dari Bapak R selaku penyalur pupuk bahwa :
” adanya program ini dapat menguntungkan petani yang terdaftar di
ERDKK, kalau petani yang tidak terdaftar di ERDKK nanti susah untuk
mendapatkan pupuk bersubsidi, karena jika yang tidak memiliki kartu tani
maka tidak akan mendapatkan pupuk bersubsidi dan harus membeli pupuk
non bersubsidi maka dari itu petani harus mempunyai kartu tani tetapi
masalahnya belum sepenuhnya masyarakat yang terdafatr di ERDKK
maka dari itu masih ada yang belum mempunyai kartu tani karena adanya
masalah pengimputan data belum tercover semua data-data petani yang
ada di Desa Bontomangngape ini, maka dari itu dampak yang dirasakan
para petani ialah pada saat petani membutuhkan pupuk, pupuk susah
karena alokasi sudah habis”. ( Wawabacara R, Tanggal 29 Oktober 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa pada
pelaksanaan program ERDKK masih sebagian masyarakat petani yang
diuntungkan karena hanya sebagian petani yang terdaftar di Elektronik Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani dikarenakan adanya masalah pengimputan
data yang belum sepenuhnya data-datanya di input maka dari itu hanya sebagian
masyarakat petani yang mendapatkan kartu tani untuk mendapatkan pupuk
bersubsidi sedangkan petani yang belum terdaftar di Elektronik Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Tani petani hanya bisa mendapatkan pupuk non
bersubsidi.
Adapun pendapat dari Bapak MA selaku Kepala Desa Bontomangngape
bahwa:
“ pada pelaksanaannya masih banyak masalah karena terkadang sumber daya
manusia di pertanian kadang petani juga kurang memahami mengenai
program ERDKK itu sendiri masih butuh sosialisasi penyulu untuk kegunaan
dari program itu, maka dari itu keberhasilan baru mencapai 50% karena
kinerja masih kurang butuh lagi adanya pelatihan-pelatihan lebih untuk
mendorong petani lebih paham lagi”. (Wawanacara MA, Tanggal 30 Oktober
2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa masih
banyak masalah yang terjadi pada pelaksanaan program ini dikarenakan petani
belum paham mengenai program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan
Kelompok Tani ini, maka dari itu tingkat keberhasilan dari program ini baru
mencapai 50% masih dibutuhkan lagi pelatihan-pelatihan yang lebih agar petani
bisa lebih paham mengenai program ini.
Selanjutnya hasil wawancara berikutnya dengan Bapak AS selaku Ketua
Kelompok Tani bahwa :
“ yah..begini selama program ini berjalan yah ada masalah yang terjadi
seperti pada saat petani membutuhkan pupuk biasa sudah habis karena
alokasi sudah habis juga, kemudian kita juga dibantuji dengan program ini
karena bisaki dapat pupuk bersubsidi tapi begitumi yang namanya program
pada saat sudah dilaksanakanmi pasti ada-ada saja masalah toh”. (Wawancara
AS, Tanggal 02 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa pada
pelaksanaan program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani ini
masyarakat petani pada saat masih membutuhkan pupuk terkadang sudah tidak
ada dikarenakan alokasi sudah habis tetapi masyarakat sangat terbantu dengan
adanya Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani ini karena bisa
mendapatkan pupuk bersubsidi, akan tetapi yang namanya program pada saat
sudah terlaksana pasti ada saja masalah yang terjadi atau yang tidak terduga.
Adapun pendapat dari Bapak R selaku Ketua Kelompok Tani bahwa:
“ jadi..petani itu menginginkan bagaimana bisa terjamin mengenai masalah
pupuk, bibit serta kelengkapan lainnya yang dibutuhkan petani dan kelompok
tani, dampak yang dirasakan dalam pelaksanaan program ini bagus dirasakan
oleh petani karena bisa tercover semua dari setiap kelompok tani baik dari
luas wilayah kelompok tani bisa terpenuhi , tetapi masalahnya pada saat
penyaluran pupuk biasanya para petani dia sudah mau memupuk padinya
tetapi dari distributor atau yang diberikan wewenang kepada pemerintah
untuk menyalurkan pupuk biasa terlambat, harapan kita sebagai masyarakat
petani kepada pemerintah agar lebih memperhatikan petani baik mengenai
penyaluran pupuk, penyaluran benih serta kebutuhan dan perlengkapan
pertanian saat ini.” ( Wawancara R, Tanggal 02 November 2019 ).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa dalam
pelaksanaan program ini petani menginginkan bagaimana agar bisa terjamin
denga masalah pupuk, kemudian merasa diuntungkan karena bisa mengcover
semua setiap dari kelompok tani baik dari luas wilayah kelompok tani bisa
terpenuhi, tetapi masalahnya pada saat penyaluran pupuk petani sudah
membutuhkan pupuk tetapi dari distributor atau yang diberikan wewenang kepada
Pemerintah untuk menyalurkan pupuk biasa terlambat, maka dari itu Masyarakat
Petani berharap kepada Pemerintah agar lebih memperhatikan petani baik
mengenai penyaluran pupuk, penyaluran benih dan perlengkapan pertanian saat
ini.
Adapun pendapat dari Bapak AK selaku masyarakat petani bahwa :
“ yah kalau pada saat terlaksananya program ini sejauh ini kita terbantu
karena bisaki dapat pupuk kemudian tidak jauhmi lagi untuk dapat pupuk toh
karena setiap desa sudah adami penyalurnya , tapi begitumi biasa kalau masih
mauki pupuk biasa katanya habismi dan anu juga yang harusnya dapat pupuk
yah dikasi jangan bilang yang tidak mesti dapat yah dikasi.” (Wawancara
AK, Tanggal 02 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa program
ini dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan pupuk bersubsidi karena
setiap desa sudah ada distributor pupuk yang di tunjuk oleh Pemerintah akan
tetapi masyarakat mengeluhkan bahwa adanya ketidakrataan dalam pembagian
pupuk, masyarakat juga berharap agar ketersediaan pupuk lebih diperbanyak lagi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara informan tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam Pelaksanaan Sumber Daya Manusia dalam Program
Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan kelompok Tani belum optimal terbukti
dari wawancara beberapa informan diatas bahwa pada pelaksanaan program
Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani ini belum mencapai
target dimana masih ada beberapa masyarakat yang belum terdaftar di Elektronik
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani dan belum mendapatkan kartu tani,
kemudian juga masyarakat petani belum paham mengenai Elektronik Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok Tani maka dari itu dibutuhkannya pelatihan-
pelatihan yang lebih mendalam yang dimana seperti salah satu Strategi Sumber
Daya Manusia pelatihan dapat dilakukan dengan mengembangkan individu dalam
bentuk peningkatan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar masyarakat bisa
lebih paham dan bisa mendorong pola pikir masyarakat untuk dapat meningkatkan
hasil produksinya, kemudian terjadi pemberian pupuk yang tidak tepat sasaran
maka dari itu Masyarakat Petani berharap kepada Pemerintah agar lebih
memperhatikan petani baik mengenai penyaluran pupuk, penyaluran benih dan
perlengkapan pertanian saat ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Human Resources Management dalam
meningkatkan Program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani
yang merupakan program untuk dapat membantu dalam pelaksanaan monitoring
oleh Pemerintah dalam memastikan penyaluran pupuk bersubsidi secara tepat
sasaran. Maka dapat ditarik kesimpulan yaitu seperti berikut ini :
1. Sasaran pada Human Resources Management dalam Program Elektronik
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok belum mencapai target sasaran yang
diinginkan dikarenakan masih terkendala dengan data para petani yang belum
rampung sehingga belum masuk kedalam Elektronik Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Tani.
2. Perencanaan, dapat dilihat dari adanya penyulu yang mengadakan pelatihan
oleh para petani sebelum program dilaksanakan agar petani lebih paham,
kemudian adanya keterlibatan ketua kelompok tani serta gapoktan dalam
perencanaan program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani
ini dengan harapan agar dapat mensejahterakan para petani.
3. Aggaran dalam program ini tidak ditentukan karena dalam pembelian pupuk
sudah ada harga HET masing-masing yang sudah ditentukan, petani hanya
dihitung berapa keperluan yang di inginkan. Kemudian sumber anggaran dari
Program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani ini dari
APBD, APBN serta swadaya.
4. Perkiraan Kebutuhan menjadi kebutuhan utama bagi para petani ialah pupuk
akan tetapi kebutuhan yang dibutuhkan belum cukup atau masih kurang,
kemudian pelatihan juga salah satu kebutuhan para petani tetapi pada saat
pengadaan pelatihan itu dilaksanakan petani jarang hadir dalam pelaksanaan
pelatihan kemudian minimnya pendidikan dari beberapa petani sehingga
kurang memahami program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok Tani tersebut.
5. Pelaksanaan program Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani
ini belum mencapai target dimana masih ada beberapa masyarakat yang belum
terdaftar di Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani dan
belum mendapatkan kartu tani, kemudian juga masyarakat petani belum paham
mengenai Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani maka dari
itu dibutuhkannya pelatihan-pelatihan yang lebih mendalam agar masyarakat
bisa lebih paham dan bisa mendorong pola pikir masyarakat untuk dapat
meningkatkan hasil produksinya, kemudian kurangnya pengawasan yang
mengakibatkan terjadi pemberian pupuk yang tidak tepat sasaran.
B. Saran
Memiliki masih adanya kelemahan dalam tahap sasaran, perkiraan kebutuhan
dan pelaksanaan, maka penulis dapat memberikan saran kepada pihak yasng
terkait. Adapun saran yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Sasaran pemerintah Desa serta penyalur pupuk maupun penyulu sebaiknya
agar lebih memperketat koordinasi dan pengawasan agar data-data masyarakat
petani yang belum terdaftar di Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok Tani sekiranya diadakan pendataan menyeluruh agar semua
masyarakat di Desa Bontomangngape terdaftar di Elektronik Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok Tani dan segera mendapatkan pupuk bersubsidi, dengan
begitu masyarakat petani merasa lebih diperhatikan dan dipenuhi haknya.
2. Perkiraan kebutuhan Pemerintah perlu menambah intensitas dalam penerapan
program ini karena penyaluran pupuk bersubsidi melalui kartu tani merupakan
solusi yang selama ini dibutuhkan untuk menanggulangi penyelewengan
dalam penyaluran pupuk bersubsidi. Intensitas dalam program ini sangat
dibutuhkan agar kebijakan ini tidak terbengkalai dan menjadi solusi kebijakan
yang lebih baik.
3. Pelaksanaan Pemerintah Desa agar sekiranya lebih memperkuat pengawasan
serta koordinasi dalam penyaluran pupuk agar sekiranya dalam adanya
pembagian pupuk harus disesuaikan dengan data yang ada agar hak dari
masyarakat diberikan kemudian penyulu harus lebih sering mengadakan
pelatihan kepada masyarakat agar bisa menjalin komunikasi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arifuddin, Sudirman , Muhammad Andri. 2017.Evaluasi Sistem Manajemen
Sumber Daya Manusia pada Penempatan Kerja Petugas di UPT
Puskesmas Lembasada. Vol No 1 Hal 5.
Alfalah , 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Vol 114 No 31.
Abdullah,Maryati. 2011. Peta Masalah Pupuk Bersubsidi. Jl Tabet Timur dalam
VIII No.39. Jakarta Selatan. PATTIRO.
Almasari,M Nazar, 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol 19 No 2. Juli-
Desember 2016.
Handoko, Hani,M.B.A,2010.Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia,BPFE.YOGYAKARTA.
Hunger, J . David, Wheelan, Thomas L. 2008.Manajemen Strategi.Yogyakarta
Andi Yogyakarta.
Ibrahim. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.
Mayrowani,Henny ,2008. Evaluasi Kebijakan Benih Jagung Kasus Kabupaten
jeneponto Sulawesi Selatan,Volume No 3 hal 58.
Marwansyah,2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jl. Gegekalong Hilir No 8
Bandung. ALFABETA, cv.
Morissan, 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jl. Tambra Raya No.23
Rawamangun. PRENADAMEDIA GROUP.
Nawari, Hadari ,2005. Manajemen Strategik Organisasi non Profit Bidang
Pemerintahan. Bulaksumur. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Kamsir, 2016, Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Jakarta.
Raja Grafindo Persada.
Priyono , 2010 . Manajemen Sumber Daya Manusia, Jl. Taman Pondok Jati J 3,
Taman Sidoarjo. ZIFATAMA publisher.
Rivai, Veithzal, Sagala, Ella Jauvani 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan. Jakarta 14240.PT RAJAGRAFA PERSADA.
Siagian, Sondang P , 2016. Manajemen Strategi. Jl. Sawo Raya No. 18
Jakarta 13220.PT Bumi Aksara.
Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Kualitatif,Kuantitatif dan R&D. Jl.
Gegerkalong Hilir No. 84 Bandung . ALFABETA, cv.
Sastrohadiwiryo, Siswanto.2002. Manajemen Tenaga Kerja.Jakarta,Bumi Aksara
Sulorno, Dkk. 2016. Analisis Pelaksanaan Kebijakan dan Distribusi Pupuk
Bersubsidi di Kabupaten Karawang Jawa Barat. Vol 1 No 2
Suryana, Ahmad Dkk,2016,Alternatif Kebijakan Penyaluran Subsidi Pupuk
bagi Petani Pangan, Vol 14 NO1.
Taufiqurohman, 2019. Mengenal Manajemen Sumber Daya Manusia. Jl Hang
Lekir 1. No. 8. Senayan Jakarta Pusat, 10270. Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik.
Zawiyah. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Vol 4 No 1. Juli 2018.
Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2005
Peraturan presiden RI (Inpres) Nomor 2 Tahun 2010
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Gambar wawancara dengan informan
Gambar struktur lahan pertanian dan kelompok tani
Gambar nama kelompok tani
RIWAYAT HIDUP
Nur Fitrah Ramadhani, lahir pada tanggal 25 Januari 1998
di Gowa . Anak pertama dari Dua bersaudara, buah cinta dari
pasangan Bapak Ahmad Syarif dan Ibu Salmawati S,Pdi.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-kanak
Aisyiyah Bontorita pada tahun 2004. Pada tahun itu juga
penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar di SDN 1 Bontorita dan tamat
pada Tahun 2009. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di SMP PGRI Barembeng dan tamat pada tahun 2012. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikan di SMA NEGERI 1 Bontonompo dengan
mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan tamat pada tahun 2015.
Kemudian pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan
Tinggi tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Jurusan Ilmu
Administrasi Negara , Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Strata 1 (S1). Penulis
menyelesaikan kuliah S1 pada tahun 2020, dan berhasil mempertanggung
jawabkan hasil karya ilmiah di depan penguji yang berjudul “Human Resources
Management dalam Program Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok
Tani di Desa Bontomangngape Kabupaten Takalar” dan mendapatkan gelar
S.Sos.