skripi upitlama

Download skripi upitlama

If you can't read please download the document

Upload: rudi-matolu-ra

Post on 29-Jun-2015

137 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan nasional yaitu masyarakat yang adil dan makmur, merata, material dan spiritual yang mencakup semua bidang dan aspek kehidupan bangsa dan sesuai dengan cita-cita yang terkandung dalam UUD 1945 dijiwai Pancasila, maka pembangunan nasional diarahkan terwujudnya masyarakat yang sejahtera, dimana manusia tidak hanya menjadi subyek tetapi juga menjadi obyek dari pembangunan. Keberhasilan pembangunan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan semata ditentukan oleh sumber alam tersedia akan tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber dan daya manusia yang berperan yang

merencanakan,

melaksanakan

mengendalikan

organisasi

bersangkutan. Oleh karena itu unsur manusia merupakan faktor terpenting yang mendukung tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh organisasi secara efektif dan efisien terutama peranannya dalam setiap usaha penyelenggaraan kerjasama dan tanggung jawab. Setiap perusahaan/organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai secara efisien yaitu menghasilkan laba yang maksimal dengan sejumlah biaya operasional tertentu dalam rangka kelangsungan hidup perusahaan. Segala usaha dilakukan untuk mencapai tujuan diantaranya dengan menggunakan sumber daya manusia yaitu tenaga kerja yang handal dan profesional. Hal tersebut dilakukan agar tercapai tingkat produktivitas yang tinggi.

1

Agar suatu organisasi dapat berjalan dan memiliki produktivitas yang tinggi maka diperlukan kedisiplinan kerja pegawai. Disiplin kerja harus senantiasa ditegakkan dalam organisasi karena dengan disiplin yang tinggi bisa menunjang pencapaian tujuan organisasi. Dalam organisasi apapun faktor kedisiplinan kerja merupakan hal yang tak dapat ditinggalkan karena faktor ini sangat penting dalam meraih hasil yang diinginkan. Selain daripada itu, dengan adanya disiplin kerja dari orang-orang yang tergabung dalam organisasi maka dapat tercipta keseimbangan antara tingkah laku dan hasil yang ingin dicapai. Untuk memperoleh disiplin kerja yang baik maka pimpinan harus memberikan bimbingan yang nyata dan terus menerus dalam rangka pelaksanaan tata tertib yang jelas dan tegas. Berdasarkan pengamatan awal, pada Kantor Camat Asakota juga menerapkan tata tertib yang bertujuan untuk menegakkan kedisiplinan pegawai, namun belum semua dapat ditaati dengan baik, seperti halnya, aturan masuk jam kerja pukul 07.00, namun pada umumnya pegawai masuk kerja pukul 07.30. Selain faktor kedisiplinan di atas, faktor kerjasama juga merupakan hal yang penting dari suatu organisasi, sebab para anggota organisasi tidak dapat, dan memang tidak mungkin bekerja tanpa bekerjasama dengan anggota lainnya. Tujuan yang hendak dicapai, strategi yang hendak dijalankan, keputusan yang harus dilaksanakan, rencana yang harus direalisasikan, program kerja yang harus diselenggarakan, kegiatan individu maupun antar satuan kerja. Dengan perkataan lain, para anggota organisasi mutlak perlu bekerjasama. Setiap tenaga kerja tidak luput dari kerjasama antar anggota organisasi.

2

Dalam hal kerjasama pegawai pada Kantor Camat Asakota, sekilas yang peneliti amati, berjalan masih belum optimal, seperti halnya proses pengurusan surat-surat yang masih bertumpu pada satu orang pegawai, sehingga mempengaruhi produktivitas kerja yang berimbas pada

lambannya pelayanan kepada masyarakat padahal, pegawai negeri sipil dalam kedudukannya sebagai unsur aparatur negara dalam mengemban tugasnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, harus dapat memberikan pelayanan pada masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan tuntutan undang-undang No. 32 tahun 2004, dimana tantangan penyelenggaraan pemerintah yang desentralistis

menuntut pemerintah sebagai penyelenggara dan masyarakat sebagai pelanggan untuk mampu menjalin hubungan yang sinergis Adanya disiplin dan kerjasama, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan dimana dia bekerja. Seperti halnya pada Kantor Camat Asakota Kota Bima. Sebagai instansi pemerintah yang memiliki peran dan fungsi sebagai pelayan dan abdi masyarakat, sudah sewajarnya jika pegawai pada intansi tersebut memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Hal ini dapat terwujud jika faktor-faktor pendukung dapat dilaksanakan dengan baik, seperti halnya disiplin yang tinggi maupun kerjasama yang baik antar pegawai pada unit kerja yang sama maupun antar unit kerja yang ada pada Kantor Camat Asakota Kota Bima. Berdasarkan uraian diatas, maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH DISIPLIN DAN KERJASAMA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA CAMAT ASAKOTA KOTA BIMA. PEGAWAI PADA KANTOR

3

1.2 Identifikasi Masalah Sebagaimana telah diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Tingkat disiplin kerja pegawai pada Kantor Camat Asakota Kota Bima belum optimal. 2. Kerjasama antar pegawai pada Kantor Camat Asakota Kota Bima belum optimal. 3. Produktifitas kerja pegawai pada Kantor Camat Asakota Kota Bima belum optimal.

1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang hendak diteliti sebagai berikut : 1. Apakah disiplin dan kerjasama mempunyai pengaruh yang positif terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Asakota Kota Bima? 2. Faktor manakah dari displin dan kerjasama dominan yang

mempunyai

mempengaruhi

yang

terhadap

produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Asakota Kota Bima?

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian. 1.4.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh disiplin

4

dan

kerjasama

pegawai

terhadap pada

produktivitas

kerja

pegawai

Kantor Camat Asakota Kota Bima. 2. Untuk dominan produktivitas mengetahui dalam kerja faktor yang

mempengaruhi pegawai pada

Kantor Camat Asakota Kota Bima. 1.4.2 Kegunaan Penelitian

1.4.2.1 Secara Akademik Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan kebulatan studi jenjang Sarjana (S1) pada program studi Manajemen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima. 1.4.2.2 Secara Praktis Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi

pemerintah dalam hal ini Kantor Camat Asakota Kota Bima dalam meningkatkan displin dan kerjasama sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

1.5 Asumsi Penelitian Dari uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat diasumsikan sebagai berikut : 1. Variabel Bebas berupa Disiplin (X1), Kerjasama (X2). Variabel-variabel tersebut mempengaruhi variabel Produktivitas (Y). 2. Variabel Terikat Poduktivitas Kerja(Y), variabel ini

5

dipengaruhi oleh variabel X1 dan X2. 3. Apabila variabel Disiplin (X1) dan Kerjasama (X2 ) semakin baik, maka produktivitas kerja pegawai akan semakin baik. Dengan asumsi faktor lainnya ceteris paribus.

1.6 Definisi Operasional Variabel 1. Disiplin keadaan adalah di suatu mana

pegawai selalu hadir, tidak pernah bolos atau tidak minta ijin pada jam kerja serta dapat menyelesaikan tepat baik waktu dan tugas dengan benar jawab yang

(bertanggung atas tugas

diberikan). 2. Kerjasama sebagai kolektif diartikan tindakan seseorang

dengan orang lain yang dapat dilihat dari para

kesediaan

6

karyawan untuk bekerja sama dengan temanteman sekerja dan

dengan atasan mereka untuk mencapai tujuan bersama, kesediaan

untuk saling membantu di antara teman-teman sekerja atasan dengan dan dengan

sehubungan tugas-

tugasnya, dan adanya keaktifan dalam

kegiatan organisasi. 3. Produktivitas Kerja

diartikan sebagai hasil pengukuran kinerja suatu dengan

memperhitungkan sumber daya yang

digunakan,

termasuk

sumber daya manusia. 4. Pegawai sebagai yang diartikan orang/individu dalam

bekerja

7

sebuah pemerintah

instansi untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat

sesuai dengan fungsi dan tanggungjawab

masing-masing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Disiplin Peraturan sebagai salah satu sarana dalam mencapai tujuan bukan hanya satu kata yang tidak bermakna dan diabaikan tanpa ditaati. Dalam rangka mencapai tujuan, peraturan harus benar-benar ditaati oleh setiap individu yang menjadi obyek dari peraturan tersebut. Ketaatan terhadap peraturan yang ada lazim disebut dengan disiplin. Dalam organisasi disiplin diperlukan agar jangan sampai terjadi keteledoran atau kelalaian serta pemborosan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin diartikan sebagai ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Berdasarkan asal katanya, disiplin berasal dari kata disiplina yang berarti

8

latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Menurut Kerlinger dan Pedhazur, (1987) dalam Ruswati (2005), disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang bergabung dalam suatu organisasi, tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati Gordon S. Watkins dalam Ruswati (2005) mengartikan disiplin sebagai suatu kondisi atau sikap yang ada pada semua anggota organisasi yang tunduk dan taat pada aturan organisasi. Disiplin menurut Moenir dalam Ruswati (2005) adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang telah ditetapkan (Moenir, 2000:94). Moenir berpendapat bahwa : Dalam pelaksanaan tugas/pekerjaan disiplin terdiri atas dua jenis disiplin, yaitu disiplin waktu dan disiplin perbuatan. Kedua jenis disiplin tersebut merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan serta saling

mempengaruhi. Disiplin waktu tanpa disertai disiplin kerja tidak ada artinya, dengan kata lain tidak ada hasil sesuai dengan ketentuan organisasi. Sebaliknya disiplin kerja tanpa didasari dengan disiplin waktu tidak ada manfaatnya. Oleh karena itu usaha pendisiplinan tidak dapat dilakukan separuh-separuh melainkan harus serentak kedua-duanya (Moenir dalam Roswati 2005) Kemudian Tjing Bing Tie (dalam Roswati 2005) menyatakan bahwa: Pada umumnya disiplin yang baik terdapat apabila pegawai datang ke Kantor atau perusahaan dengan teratur dan tepat pada waktunya, apabila mereka berpakaian serba baik pada tempat pekerjaannya, apabila menggunakan bahan-bahan dan perlengkapan dengan hati-hati, apabila

9

mereka menghasilkan jumlah dan kualitet pekerjaan yang memuaskan, dan mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan dan apabila menyelesaikan dengan semangat yang baik. Disiplin menurut Atmosudirjo adalah : 1. Suatu sikap mental (state of mind, mental attitude) tertentu yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil daripada latihan dan pengendalian pikiran dan watak oleh pribadi secara teratur; 2. Suatu pengetahuan tingkat tinggi tentang sistem aturanaturan perilaku, sistem atau norma-norma kriteria dan standar sekaligus keseluruhan dan kesadaran bahwa ketaatan akan aturan, kriteria standar struktur dan sistem organisasi tersebut itu adalah syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan; 3. Sikap kelakuan (behavior) yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati, pengertian kesadaran untuk mentaati segala apa yang diketahui itu secara cermat dan tertib. (Atmosudirjo, 1987) Sumber Daya Manusia merupakan aset utama dalam suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Oleh karena itu setiap organisasi berupaya mendayagunakan semua sumber organisasinya secara optimal dalam rangka mencapai tujuannya. Sebagai salah satu sumber daya organisasi yang sangat penting, maka sumber daya aparatur perlu dirancang dan di bina secara terus menerus. Berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas pegawai negeri sipil, sebagai unsur aparatur negara, sebagai abdi negara, dan abdi masyarakat, maka harus ditempuh dengan memberi pembinaan, terutama pembinaan disiplin. Pembinaan pegawai secara umum, dijelaskan oleh (Wijaya ; 1986 : 17) adalah segala usaha dan tujuan kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, penggunaan dan pemeliharaan pegawai (tenaga kerja manusia / dengan tujuan untuk mampu melaksanakan tugas secara efektif

10

dan efisien) Lebih lanjut Wijaya (1986) mengemukakan bahwa pembinaan Pegawai Negri Sipil tersebut dapat dikelompokan : 1. Pembinaan dalam kepangkatan. 2. Pembinaan dalam jabatan. 3. Pembinaan dalam diklat. 4. Pembinaan dalam disiplin. Sedangkan secara khusus pembinaan pegawai mempunyai sistim tertentu seperti dikemukakan oleh Nainggolan (1988) Yaitu dengan Sistim pembinaan karier yang dilaksanakan dengan baik agar dapat menimbulkan semangat kerja dan rasa tanggung jawab besar dari seluruh pegawai. Menurut (Musanef ; 1980 : 56) tujuan pembinaan aparatur adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan mutu dan keterampilan serta memupuk kegairahan kerja 2. Diarahkan untuk menjamin penyelengggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya dan berhasil guna. 3. Diarahkan menuju terwujudnya komposisi pegawai, baik dalam jumlah (kwantitas) maupun mutu (kwalitas) yang memadai, serasi dan harmonis. 4. Mewujudkan pegawai yang setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan terwujudnya aparatur yang bersih dan berwibawa. 5. Ditujukan kepada terwujudnya suatu iklim kerja yang serasi

11

dan menjamin terciptanya kesejahteraan jasmani maupun rohani secara adil dan merata. 6. Diarahkan pemanfaatan berimbang. 7. Diarahkan kepada pembinaan dengan menggunakan sistim karier dan sistim prestasi kerja. Pendayagunaan aparatur pada dasarnya tidaklah dapat dipisahkan dari pembinaan pegawai negeri sipil secara menyeluruh yang merupakan segenap aktivitas yang bersangkut paut dengan masalah penggunaan tenaga kerja dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan masalah pokoknya terutama berkisar pada penerimaan, pengembangan, pemberian jasa dan pemberhentian (The Liang Gie ; 1986 : 24) Dalam Undang-Undang Nomor : 8 Tahun 1974 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor : 43 Tahun 1999 tentang pokokpokok kepegawaian pasal 12 ayat 1 menentukan bahwa : Pembinaan pegawai negeri sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dan semuanya ini sangat tergantung dari kedisiplinan yang tercermin dari sikap dan perilaku Pegawai negeri sipil tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan kedisiplinan atau disiplin adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari pemerintah / perusahaan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis (Alex S. Nitisemito ; 1986 : 17) Begitu pentingnya pembinaan pegawai ini, sehingga muncul istilah : Not the gun the man behind the gun (bukan senjata yang penting melainkan manusia yang menggunakan senjata itu) (Musanef ; 1982 : 99) Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa keseluruhan kepada pegawai penyaluran, secara penyebaran terpadu dan dan

teratur,

12

pembinaan Pegawai Negeri Sipil adalah bertumpu pada pembinaan kedisiplinan. Karena bagaimanapun upaya pembinaan dibidang lain dilaksanakan, akan tetapi kalau tidak ada disiplin pegawai negeri sipil, maka pembinaan yang lain tidak akan ada artinya. Dan salah satu aspek kekuatan sumber daya manusia dapat tercermin pada sikap dan perilaku disiplin, karena disiplin mempunyai dampak yang kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan yang direncanakan. Oleh karena itu, maka pembinaan kedisiplinan pegawai itu penting untuk menciptakan aparatur yang berdedikasi, kreatif, inovatif, berhasil guna, bersih dan berwibawa. Menurut Sun Tzu dalam bukunya Art of War yang dikutip oleh (Gering Supriyadi ; 2003 : 51) bahwa segala macam kebijaksanaan itu tidak mempunyai arti kalau tidak didukung oleh disiplin para pelaksananya. Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa salah satu aspek kekuatan sumber daya manusia (SDM) itu dapat tercermin pada sikap dan perilaku disiplin, karena disiplin dapat mempunyai dampak yang kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam mengejar tujuan yang direncanakan. Menurut Keith David dan John W. Newstrom dalam bukunya Human Behavior At Work yang dikutip oleh (Gering Supriyadi ; 2003 : 52), menyatakan bahwa disiplin mempunyai 3 (tiga) macam sifat yaitu : 1. Disiplin Preventif adalah tindakan SDM agar terdorong untuk mentaati standard dan peraturan. 2. Disiplin korektif, adalah tindakan yang dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau peraturan, tindakan tersebut

13

dimaksudkan untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut. 3. Disiplin Progesif adalah tindakan disipliner berulang kali berupa hukuman yang paling berat , dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan Pada intinya, kedisiplinan dalam bekerja dapat dicapai apabila semua peraturan yang ditegakkan oleh perusahaan ditaati oleh seluruh karyawan. Anoraga dan Suyati (1995:77) mengemukakan beberapa hal untuk mengukur disiplin kerja yang baik, yaitu: 1) Kepatuhan karyawan pada jam-jam kerja 2) Kepatuhan karyawan pada perintah atasan, serta taat pada peraturan dan tata tertib yang berlaku 3) Penggunaan dan pemeliharaan bahan-bahan atau alat-alat perlengkapan kantor dengan hati-hati

4) Bekerja

dengan

mengikuti

cara-cara

yang

ditentukan

perusahaan. Menurut Byars and Rue (1995:357) dalam Kusnan (2005:31) menyatakan ada beberapa hal yang dapat dipakai, sebagai indikasi tinggi rendahnya kedisplinan kerja karyawan, yaitu : 1. Ketepatan waktu yang menyangkut

ketepatan untuk hadir sesuai dengan jadwal pulang masuk, serta istrahat tidak maupun saat

meninggalkan

pekerjaan saat jam kerja.

14

2. Kepatuhan

terhadap

atasan,

seperti

melaksanakan perintah pimpinan 3. Kepatuhan terhadap peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis 4. Ketertiban terhadap peraturan yang dengan

berhubungan produktivitas kerja

langsung

Dengan disiplin kerja yang tinggi dari karyawan akan berdampak positif terhadap tercapai efektivitas dan efisien kerja yang berarti produktivitas kerja akan tercapai pula. Pegawai yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah dapat merugikan produktivitas kerja organisasi. Apabila aturan/tata tertib dalam bekerja tidak dihiraukan oleh pegawai, maka akan berdampak pada produktivitas kerja yang rendah. Suatu pekerjaan yang harusnya dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat, tidak akan dapat tercapai jika pegawai tidak disiplin, baik dalam mematuhi aturan tertulis maupun tidak tertulis, sehingga berdampak pada rendahnya hasil kerja. Dengan demikian faktor kedisiplinan memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas kerja. 2.2 Kerjasama Kerja sama diartikan sebagai tindakan kolektif seseorang dengan orang lain yang dapat dilihat dari kesediaan para karyawan untuk bekerja sama dengan teman-teman sekerja dan dengan atasan mereka untuk mencapai tujuan bersama, kesediaan untuk saling membantu di antara teman-teman sekerja dan dengan atasan sehubungan dengan tugastugasnya, dan adanya keaktifan dalam kegiatan organisasi. (Dewi K,

15

2006;206) Proses kerjasama mengandung segi-segi sebagai berikut (Dewi K, 2006;207) 1. Interaksi Dalam kehidupan organisasi, para anggota organisasi tidak dapat, dan memang tidak mungkin hidup terisolasi, baik dari rekan sekerjanya maupun lingkungannya. Tujuan yang hendak dicapai, strategi yang hendak dijalankan, keputusan yang harus dilaksanakan, rencana yang harus direalisasikan, program kerja yang harus diselenggarakan, kegiatan individu maupun antar satuan kerja. Dengan perkataan lain, para anggota organisasi mutlak perlu berinteraksi satu sama lain. Setiap tenaga kerja tidak luput dari interaksi antar anggota organisasi 2. Partisipasi Partisipasi karyawan pada organisasi sangat diharapkan terutama kesediaannya untuk bekerja sama baik dengan pimpinan maupun dengan rekan sekerja. Bentuk keterlibatan karyawan dalam

peningkatan mutu kehidupan dalam berkarya dapat beraneka ragam yang intinya berkisar pada peningkatan partisipasi para karyawan dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut pekerjaan mereka dan hubungannya dengan organisasi. Dengan demikian bukan hanya tanggung jawab karyawan yang ditingkatkan, akan tetapi yang diharapkan adalah timbulnya rasa memiliki organisasi yang pada akhirnya berakibat pada keberhasilan organisasi, karena para anggota organisasi akan berusaha bekerja lebih produktif. Untuk mencapai sasaran tersebut perlu diusahakan agar keterlibatan karyawan

16

berlangsung disamping terarah, juga diupayakan agar menjadi bagian dari kultur organisasi (Siagian,1992:321). 3. kontribusi setiap individu, dan masingmasing memberikan sumbangan pikiran. Dalam sebuah organisasi yang merupakan bagian dari kelompok, maka kontribusi dari masing-masing anggota sangat dibutuhkan untuk menjaga kekompakan, sehingga anggota/individu merasakan manfaat yang sama atas kerjasama yang dilakukan. Kerjasama dalam sebuah organisasi untuk mencapai sebuah produktivitas kerja sangat diharapkan. Untuk menghasilkan produktivitas kerja, tidak hanya ditentukan oleh kemampuan individu saja, tetapi lebih dari kerjasama dari masing-masing pegawai dapat menentukan tingkat keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Dengan kerjasama antar pegawai dapat memotivasi karyawan lain, memberikan bantuan pada rekan kerja sehingga pada akhirnya baik produktivitas individu maupun produktivitas kerja organisasi dapat ditingkatkan. Dengan demikian faktor kerjasama pegawai memiliki hubungan dengan peningkatan produktivitas kerja. 2.3 Produktivitas Kerja Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya (ILO, 1979) dalam Antoni. Menurut Schermerharn (2003: 7), produktivitas diartikan sebagai hasil pengukuran suatu kinerja dengan memperhitungkan sumber daya yang digunakan, termasuk sumber daya manusia. Produktivitas dapat diukur pada tingkat individual, kelompok maupun organisasi. Produktivitas

17

juga mencerminkan keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai efektivitas dan efisiensi kinerja dalam kaitannya dengan penggunaan sumber daya. Orang sebagai sumber daya manusia di tempat kerja termasuk sumber daya yang sangat penting dan perlu diperhitungkan Sinungan (2003: 1) menyatakan bahwa produktivitas mencakup sikap mental patriotik yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Sikap seperti ini akan mendorong munculnya suatu kerja yang efektif dan produktif, yang sangat diperlukan dalam rangka peningkatan produktivitas kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh produktivitas kerja karyawannya. Menurut Siagian (2003:30) indikator yang dapat digunakan untuk menilai produktivitas kerja karyawan adalah: 1. Usaha untuk maju Dalam hal ini karyawan selalu berusaha untuk meningkatkan

kemajuannya dalam bekerja ataupun prestasi karyawan. 2. Kesempatan Kerja Atasan memberikan kepercayaan kepada bawahan untuk memberikan kesempatan kerja kepada bawahan sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan mampu dalam melakukan tugas dan pekerjaan lain dalam pengembangan karir. 3. Hubungan Baik. Hubungan yang baik antara atasan dan bawahan secara tidak langsung yang

18

akan mempengaruhi peningkatan produktivitas karyawan itu sendiri. Sebagaimana yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahan dalam mejalin hubungan yang baik dalam bekerja. 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Banyaknya faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, baik yang berhubungan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan. Menurut balai pengembangan produktivitas daerah yang dikutip oleh Sedarmayanti dalam Caray (2009) bahwa ada enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, adalah : 1. Sikap kerja, seperti : kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work) dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam suatu tim 2. Tingkat keterampilan yang ditentukan oleh pendidikan latihan dalam manajemen supervise serta keterampilan dalam tehnik industri 3. Hubungan tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu

(Quality control circles) 4. Manajemen produktivitas, yaitu : manajemen yang efesien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas 5. Efesiensi tenaga kerja, seperti: perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas. 6. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko, kreativitas dalam berusaha, dan berada dalam jalur yang benar dalam berusaha. Disamping hal tersebut terdapat pula berbagai faktor yang

19

mempengaruhi produktivitas kerja (Caray, 2009), diantaranya adalah : 1. Sikap mental, meliputi: a. Motivasi kerja yaitu dorongan individu untuk

melaksanakan pekerjaan. b. Disiplin kerja yaitu sikap individu dalam mematuhi prosedur pekerjaan. c. Etika kerja yaitu tingkah laku individu dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan. 2. Pendidikan Pada umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan arti pentingya produktivitas dapat mendorong pegawai yang bersangkutan melakukan tindakan yang produktif. 3. Keterampilan Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Pegawai akan lebih menjadi terampil apabila mempunyai kecakapan (Ability) dan pengalaman (Experience) yang cukup. 4. Manajemen Pengertian manajemen ini berkaitan dengan sistem yang dikaitkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun memimpin serta mengendalikan staf/bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan yang produktif. 5. Jaminan sosial

20

Jaminan

sosial

yang

diberikan untuk

oleh

suatu

organisasi

kepada dan

pegawainya

dimaksudkan

menigkatkan

pengabdian

semangat kerja. Apabila jaminan sosial pegawai mencukupi maka akan dapat menimbulkan kesenangan yang bekerja. dimiliki Sehingga untuk mendorong

pemanfaatan

kemampuan

meningkatkan

produktivitas kerja. 6. Lingkungan dan iklim kerja Lingkungan dan iklim yang kerja yang baik akan mendorong pegawai akan senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas. 7. Sarana produksi Mutu sarana produksi sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik kadang-kadang dapat menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai. 8. Teknologi Apabila teknologi yang dipakai tepat dan tingkatannya maka akan memungkinkan a. Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi b. Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu c. Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa Dengan memperhatikan hal termaksud, maka penerapan teknologi dapat mendukung peningkatan produktivitas. 9. Kesempatan berprestasi Pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karir atau

21

pengembangan potensi yang pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi organisasi. Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan psikologis untuk

meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja. Dari berbagai faktor produktivitas tersebut diatas, maka dapat diperjelas bahwa tiap-tiap faktor adalah saling mempengaruhi peningkatan produktivitas baik secara langsung maupun tidak langsung. 2.5 Kerangka Pikir GAMBAR 2.1 KERANGKA PIKIR

Apabila pegawai pada Kantor Camat Asakota Kota Bima, dapat menerapkan disiplin yang tinggi serta dapat melakukan kerjasama yang baik, maka produktivitas kerja yang diharapkan dapat tercapai tetapi, jika disiplin dan kerjasama tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka produktivitas kerja yang diharapkan tidak akan tercapai secara optimal.

2.6 Hipotesis

22

1. Diduga disiplin dan kerjasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Asakota Kota Bima. 2. Diduga faktor yang paling kerja dominan adalah

mempengaruhi disiplin. Hipotesis statistik: Ho : = 0,

produktivitas

berarti tidak terdapat pengaruh faktor disiplin (X1) dan kerjasama (X2) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y)

Ha : 0,

terdapat pengaruh faktor disiplin (X1) dan kerjasama (X2) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Y).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

23

Dalam Penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif karena mencari pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Sugiono bahwa penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. (Sugiono : 2003 ; 11). 3.1.2 Instrumen Penelitian

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuisioner, yaitu serangkaian pertanyaan yang diberikan kepada responden guna memperoleh data yang dibutuhkan dengan menggunakan skor yang mengacu pada skala likert, ada 4 alternatif jawaban atau skor dari setiap jawaban tersebut adalah: a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju = = = = 4 3 2 1

Adapun indikator variabel disiplin (X1) adalah: ketepatan hadir pegawai antara lain ketepatan aparat pada jam-jam kerja, pada saat datang dan pulang apakah selalu tepat waktu, dan tidak meninggalkan pekerjaan pada saat jam kantor. Patuh pada pimpinan antara lain pegawai dapat menerima setiap

arahan/teguran dari atasan dan selalu melaksanakan perintah pimpinan. Taat tata tertib antara lain pegawai melaksanakan tata tertib dan pertaruran yang telah ditetapkan, pegawai bersikap berpedoman pada tata tertib.

24

Indikator Kerjasama (X2): interaksi dalam hal ini apakah pegawai dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pimpinan maupun dengan pegawai lain, partisipasi yaitu apakah pegawai diikut sertakan dalam perencanaan kegiatan maupun pengambilan keputusan, konstribusi yaitu apakah pegawai memberikan ide dalam setiap pekerjaan dan kreativitas dalam melaksanakan pekerjaan. Indikator Produktivitas (Y): Usaha untuk maju antara lain pegawai berusaha meningkatkan kemampuan dan prestasi kerjanya.

Kesempatan kerja antara lain pegawai memanfaatkan setiap kerja yang diberikan dengan sebaik-baiknya serta menyelesaiakan tugas tersebut dengan baik. Hubungan baik antara lain pegawai membangundan menjaga hubungan baik dengan rekan kerja serta dengan pimpinan. 3.1.3 Waktu dan Lokasi Penelitian

3.1.3.1 Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada bulan Maret tahun 2009. Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah :

TABEL 3.1 JADWAL PENELITIAN N O JENIS KEGIATAN De s 1 2 Peny. Proposal Seminar Proposal Ja n WAKTU PELAKSANAAN Pe b Ma r Ap r Mei Jun Jul Ag u

25

3 4 5 6

Penelitian Seminar Hasil Perbaikan Skripsi Ujian Komprehensif 3.1.3.2 Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Camat Asakota Kota Bima, jalan Diponegoro Kelurahan Jatiwangi

Kecamatan Asakota Kota Bima, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Lokasi ini dipilih karena Peneliti adalah salah satu pegawai pada Kantor Camat Asakota, sehingga akan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. 3.1.4 Populasi dan Sampel

3.1.4.1 Populasi Menurut Sugiyono (2003) Populasi adalah Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan definisi di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Kantor Camat Asakota yang berjumlah 45 orang.

3.1.4.2 Sampel. Menurut Sugiyono (2003): Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jadi dari jumlah populasi tersebut di atas maka yang akan dijadikan sampel adalah dengan menggunakan rumus

26

SOLVIN berikut. N n= 1 + Ne2 dimana : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Tingkat Kesalahan 5% (0,05) 45 n= 1 + 45(0,05)2 = 1,1125 45 = 40

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling, artinya setiap pegawai memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu: a. Data Kuantitatif adalah data yang dikumpulkan dalam angka/ data yang diangkakan yang diperoleh dari sumber-sumber responden seperti dari dokumen-dokumen dari sumber-sumber atau literature yang ada relevansinya dengan peneltian ini. b. Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar yang dapat diukur secara langsung dari sumber utama (responden) melalui angket, observasi dan wawancara. 3.2.2 Sumber Data

27

a. Data Primer, merupakan data yang menjadi bahan pokok pembahasan dalam skripsi ini, karena bahan datanya diperoleh langsung dari responden atau informan. Dalam hal ini pejabat dan pegawai di lingkungan Kantor Camat Asakota Kota Bima. b. Data Sekunder, merupakan data pendukung yang bersumber dari bahan-bahan kepustakaan atau literatur dan juga peraturan perundangan baik yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan disiplin pegawai. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Kuisioner, yaitu berupa daftar pertanyaan secara tertulis yang diajukan kepada responden untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. 2. Observasi, dimana peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian, yaitu melakukan pengamatan tentang pengaruh faktor disiplin dan kerjasama terhadap produktivitas kerja 3. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan pencatatan sumber-sumber data yang ada pada lokasi

penelitian, seperti : jumlah pegawai, daftar absensi, daftar urut kepangkatan.

3.4 Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan melaui kuisioner akan dianalisa dengan menggunakan analisa regresi linier berganda pada program SPSS

28

Release 16 for Windows. Adapun formulasi dari regresi linier berganda adalah sebagai berikut: 1. Regresi berganda dengan persamaan.

Y = b0 + b2X1 + b2X2 (Sugiyono ; 2003). Dimana Y X1 X2 b0 b1, b2, = Produktivitas Kerja = Disiplin = Kerjasama = Konstanta = Koefesien regresi

Konstanta (b0), dan Koefisien (b1, b2) akan ditaksir dengan menggunakan persamaan : (Sugiyono ; 2003).

= an + b1 + b2 1 22 = a + b1 + b2 2 1 1 1 1 2 = a + b1 2 + b2 2 2 1 2

2.

Korelasi

Untuk menguji hubungan atau korelasi antara Disiplin (X1), Kerjasama (X2) dengan Produktivitas Kerja (Y) digunakan rumus sebagai berikut :

Ryx1 x 2 =

r 2 yx1 + r 2 yx 2 2 ryx1 ryx 2 rx1x 2 1 r 2 x1x 23. Analisa Determinasi

d = r2 x 100% 4. Uji F

29

Dengan rumus : R2 /k Fh = (1-r )/(n-k-1)2

.(Sugiono ; 2003)

Dimana : Fh = Nilai F-hitung r2 = Keefisien Korelasi K = Jumlah variabel independen N = Jumlah anggota sampel 5. Uji Student (uji t)

Uji t-tes (uji signifikans) dengan rumus:

r n2 t= Dimana : . (Sugiono ; 2003)

1 r

2

t = nilai t-hitung r = koefisien korelasi n = Jumlah sampel

BAB IV

30

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Klasifikasi Responden berdasarkan Status Pegawai pada Kantor Camat Asakota Kota Bima. Pegawai yang bekerja pada Kantor Camat Asakota Kota Bima ada yang berstatus sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil), Honor Daerah dan Tenaga Sukarela. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. TABEL 4.1. KLASIFIKASI RESPONDEN BERDASARKAN STATUS PEGAWAI Status Pegawai PNS HONDA SUKARELA JUMLAH Jumlah Responden 11 17 12 40 Porsentase (%) 27,5 42,5 30,0 100

Sumber : Data Kantor Camat Asakota Kota Bima Dari tabel 4.1 tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah pegawai pada Kantor Camat Asakota Kota Bima, yang menjadi

responden sebanyak 40 orang terdiri dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 11 orang atau 27,5%, Tenaga Honda (Honor Daerah) sebanyak 17 orang atau 42,5% dan Tenaga Sukarela sebanyak 12 orang atau 30,0%. 4.1.2 Klasifikasi Responden berdasarkan Jenis Kelamin pada Kantor Camat Asakota Kota Bima.

31

Pegawai yang bekerja pada Kantor Camat Asakota Kota Bima yang menjadi responden dalam penelitian ini berdasarkan klasifikasi jenis kelamin dapat dilihat pada table 4. 2 berikut ini. TABEL 4.2. KLASIFIKASI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah Jumlah Responden 30 10 40 10,0 100.0 Porsentase (%) 75,0

Sumber : Data Kantor Camat Asakota Kota Bima Berdasarkan table 4.2 diatas, dapat diuraikan sebagai berikut: sebanyak 30 responden atau 65,38% pegawai pada Kantor Camat Asakota adalah laki-laki dan 10 responden atau 10,0% adalah perempuan. Berdasarkan tabel 4.2 dapat dikatakan bahwa

mayoritas pegawai pada Kantor Camat Asakota adalah laki-laki. 4.1.3 Klasifikasi Responden berdasarkan Umur pada Kantor Camat Asakota Kota Bima. Berdasarkan klasifikasi umur pegawai yang bekerja pada bagian Kantor Camat Asakota Kota Bima yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 4. 3 berikut ini.

TABEL 4.3. KLASIFIKASI RESPONDEN BERDASARKAN UMUR

32

Umur 20 - 25 tahun 26 - 30 tahun 31 - 35 tahun 36 - 40 tahun 41 - 45 tahun > 46 tahun Jumlah

Jumlah Responden 12 5 11 6 5 1 40 12,5

Porsentase (%) 30,0

27,5 15,0 12,5 2,5 100.0

Sumber : Data Kantor Camat Asakota Kota Bima Sebanyak 12 responden atau 30,0% pegawai Kantor Camat Asakota Kota Bima berumur antara 20 25 tahun, 5 responden atau 12,5% berumur antara 26 30 tahun, 11 responden atau 27,5% berumur antara 31 35 tahun, 6 responden atau 15,0% berumur antara 36 - 40 tahun, 5 responden atau 12,5% berumur antara 41 45 tahun dan 1 responden atau 2,5% berumur diatas 46 tahun. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan mayoritas pegawai pada Kantor Camat Asakota Kota Bima memiliki umur antara 20 25 tahun. Jika melihat umur tersebut maka pegawai pada Kantor Camat Asakota Kota Bima dapat dikategorikan pada umur yang produktif atau energik dalam bekerja dan memiliki semangat dalam melaksanakan tugas baik secara individu maupun secara organisasi.

4.1.4

Klasifikasi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Kantor Camat Asakota Kota Bima. Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai yang bekerja pada

33

Kantor Camat Asakota Kota Bima yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 4. 4 berikut ini. TABEL 4.4. KLASIFIKASI RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN Pendidikan SMA Diploma S-1 Jumlah Jumlah Responden 22 9 9 40 22,5 22,5 100.0 Porsentase (%) 55,0

Sumber : Data Kantor Camat Asakota Kota Bima Tabel 4.4 diatas, dapat diuraikan sebagai berikut: sebanyak 22 responden atau 55,0% pegawai Kantor Camat Asakota Kota Bima adalah lulusan SMA, 9 responden atau 22,5% merupakan lulusan diploma, 9 responden atau 22, 5% adalah lulusan S-1. Berdasarkan tabel 4.4 dapat dikatakan bahwa mayoritas pegawai Kantor Camat Asakota adalah lulusan SMA. 4.1.5 Deskripsi Hasil Kuisioner 4.1.5.1 Indikator Disiplin Kerja (X1) 1. Tanggapan Responden

tentang, Apakah bapak/ibu sering menunjukan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan berpedoman untuk pada selalu tata

tertib dan peraturan yang

34

berlaku di dalam bekerja. TABEL 4.5. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK SELALU BERPEDOMAN PADA TATA TERTIB DAN PERATURAN YANG BERLAKU DI DALAM BEKERJA Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.5, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 2 responden atau 5,0% menjawab tidak setuju, 20 responden atau 50,0% menjawab setuju dan 18 responden atau 45% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering Jumlah Responden 0 2 20 18 40 5,0 50,0 45,0 100,0 Prosentase (%) 0,0

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk mematuhi prosedur/aturan kerja pada Kantor Camat Asakota Kota Bima. 2. Tanggapan Responden

tentang, Apakah Bapak/Ibu sering menunjukan suatu

35

sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk datang

lebih awal atau lebih cepat.

TABEL 4.6. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK DATANG LEBIH AWAL ATAU LEBIH CEPAT Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.6, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 3 responden atau 7,5% menjawab tidak setuju, 15 responden atau 62,5% menjawab setuju dan 12 responden atau 30% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering Jumlah Responden 0 3 15 12 40 7,5 62,5 30,0 100,0 Prosentase (%) 0,0

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk untuk datang lebih awal atau lebih cepat pada Kantor Camat Asakota Kota Bima. 3. Tanggapan responden

36

tentang, apakah bapak/ibu sering menujukkan suatu sikap, tingkah laku dan

perbuatan

untuk

pulang

lebih awal atau lebih cepat

TABEL 4.7. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN PULANG LEBIH AWAL ATAU LEBIH CEPAT Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.7, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 22 responden atau 55,0% menjawab tidak setuju, 13 responden atau 32,5% menjawab setuju dan 5 responden atau 12,5% Jumlah Responden 0 22 13 5 40 55,0 32,5 12,5 100,0 Prosentase (%) 0,0

menjawab sangat setuju. Mayoritas responden menjawab tidak setuju tentang pertanyaan yang menyatakan responden sering

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan

37

untuk untuk pulang lebih awal atau lebih cepat. 4. Tangapan responden

tentang, Apakah bapak/ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan untuk

perbuatan

mengerjakan tugas tepat waktu

TABEL 4.8. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK MENGERJAKAN TUGAS TEPAT WAKTU Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.8, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 7 responden atau 17,5% menjawab tidak setuju, 21 responden atau 52,5% menjawab setuju dan 12 responden atau 30,0% Jumlah Responden 0 7 21 12 40 17,5 52,5 30,0 100,0 Prosentase (%) 0,0

38

menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk untukmengerjakan tugas tepat waktu. 5. Tanggapan responden

tentang, Apakah bapak/ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan

perbuatan untuk menjaga dan melaksanakan tata

tertib dan peraturan dalam bekerja

TABEL 4.9. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK MENJAGA DAN MELAKSANAKAN TATA TERTIB DAN ATURAN DALAM BEKERJA Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Jumlah Responden 0 1 26 13 40 2,5 65,0 32,5 100,0 Prosentase (%) 0,0

39

Berdasarkan tabel 4.9, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 1 responden atau 2,5% menjawab tidak setuju, 26 responden atau 65,0% menjawab setuju dan 13 responden atau 32,5% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk menjaga dan melaksanakan tata tertib dan aturan dalam bekerja. 6. Tanggapan responden

tentang, apakah Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk

menenerima sanksi yang diberikan jika melanggar

peraturan dalam bekerja TABEL 4.10. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK MENERIMA SANKSI YANG DIBERIKAN JIKA MELANGGAR PERATURAN DALAM BEKERJA Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Jumlah Responden 0 Prosentase (%) 0,0

40

Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah

9 21 10 40

22,5 52,5 25,5 100,0

Berdasarkan tabel 4.10, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 9 responden atau 22,5% menjawab tidak setuju, 21 responden atau 52,5% menjawab setuju dan 10 responden atau 25,5% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk menerima sanksi jika melanggar pertauran dalam bekerja. 7. Tanggapan responden

tentang, apakah Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk selalu seragam

menggunakan

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan TABEL 4.11. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH RESPONDEN SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP,

41

TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK SELALU MENGGUNAKAN SERAGAM SESUAI DENGAN JADWAL YANG TELAH DITENTUKAN Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.11, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 4 responden atau 10,0% menjawab tidak setuju, 16 responden atau 40,0% menjawab setuju dan 20 responden atau 50,0% menjawab sangat setuju. Mayoritas responden menjawab sangat setuju tentang pertanyaan yang menyatakan responden sering Jumlah Responden 0 4 16 20 40 10,0 40,0 50,0 100,0 Prosentase (%) 0,0

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk selalu menggunakan seragam sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 8. Tanggapan responden

tentang, apakah Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk selalu

mengerjakan tugas dengan

42

penuh tanggungjawab TABEL 4.12. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/ IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK SELALU MENGERJAKAN TUGAS DENGAN PENUH TANGGUNGJAWAB Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.12, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 0 responden atau 0% menjawab tidak setuju, 24 responden atau 60,0% menjawab setuju dan 16 responden atau 40,0% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering Jumlah Responden 0 0 24 16 40 0,0 60,0 40,0 100,0 Prosentase (%) 0,0

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk selalu mengerjakan tugas dengan penuh

tanggungjawab. 4.1.5.2 Indikator Kerjasama (X2) 1. Tanggapan Responden tentang, Apakah bapak/ibu sering menunjukan suatu sikap, tingkah laku, dan

43

perbuatan untuk selalu menjaga hubungan baik dengan pimpinan. TABEL 4.13. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK SELALU MENJAGA HUBUNGAN BAIK DENGAN PIMPINAN Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.13, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 0 responden atau 0% menjawab tidak setuju, 21 responden atau 52,5% menjawab setuju dan 19 responden atau 47,5% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering Jumlah Responden 0 0 21 19 40 0,0 52,5 47,5 100,0 Prosentase (%) 0,0

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk selalu menjaga hubungan baik dengan pimpinan. 2. Tanggapan Responden tentang, Apakah Bapak/Ibu sering menunjukan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk berkomunikasi yang baik dengan pimpinan.

44

TABEL 4.14. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK BERKOMUNIKASI YANG BAIK DENGAN PIMPINAN Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.14, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 0 responden atau 0% menjawab tidak setuju, 25 responden atau 62,5% menjawab setuju dan 15 responden atau 37,5% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering Jumlah Responden 0 0 25 15 40 0,0 62,5 37.5 100,0 Prosentase (%) 0,0

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk berkomunikasi yang baik dengan pimpinan. 3. Tanggapan responden tentang, apakah bapak/ibu sering menujukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk berkomunikasi yang baik dengan rekan kerja TABEL 4.15. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP,

45

TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK BERKOMUNIKASI YANG BAIK DENGAN REKAN KERJA Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.15, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 0 responden atau 0% menjawab tidak setuju, 23 responden atau 57,5% menjawab setuju dan 17 responden atau 42,5% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering Jumlah Responden 0 0 23 17 40 0,0 57,5 42,5 100,0 Prosentase (%) 0,0

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk berkomunikasi yang baik dengan rekan kerja. 4. Tangapan responden tentang, Apakah bapak/ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk membantu rekan kerja yang berhalangan

TABEL 4.16. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP,

46

TINGKAH LAKU DAN PERBUATAN UNTUK MEMBANTU REKAN KERJA YANG BERHALANGAN Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.16, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 7 responden atau 17,5% menjawab tidak setuju, 21 responden atau 52,5% menjawab setuju dan 12 responden atau 30,0% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering Jumlah Responden 0 9 23 8 40 22,5 57,5 20,0 100,0 Prosentase (%) 0,0

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk membantu rekan kerja yang berhalangan. 5. Tanggapan responden tentang, Apakah bapak/ibu sering sering dilibatkan dalam perencanaan program

TABEL 4.17. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING DILIBATKAN DALAM PERENCANAAN PROGRAM

47

Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah

Jumlah Responden 0 11 16 13 40

Prosentase (%) 0,0 27,5 40,0 32,5 100,0

Berdasarkan tabel 4.17, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 11 responden atau 27,5% menjawab tidak setuju, 16 responden atau 40,0% menjawab setuju dan 13 responden atau 32,5% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering

menyatakan

dilibatkan dalam perencanaan program. 6. Tanggapan responden tentang, apakah Bapak/Ibu sering dilibatkan dalam pengambilan keputusan

TABEL 4.18. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING DILIBATKAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

48

Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah

Jumlah Responden 0 12 21 7 40

Prosentase (%) 0,0 30,0 52,5 17,5 100,0

Berdasarkan tabel 4.18, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 12 responden atau 30,0% menjawab tidak setuju, 21 responden atau 52,5% menjawab setuju dan 7 responden atau 17,5%

menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering

menyatakan

dilibatkan dalam pengambilan keputusan. 7. Tanggapan responden tentang, apakah Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk ikut berpartisipasi dalam setiap pekerjaan

TABEL 4.19. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH RESPONDEN SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK IKUT

49

BERPARTISIPASI DALAM SETIAP PEKERJAAN Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.19, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 8 responden atau 20,0% menjawab tidak setuju, 23 responden atau 57,5% menjawab setuju dan 9 responden atau 22,5% Jumlah Responden 0 8 23 9 40 20,0 57,5 22,5 100,0 Prosentase (%) 0,0

menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk ikut berpartisipasi dalam setiap pekerjaan. 8. Tanggapan responden tentang, apakah Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk selalu memberikan ide dalam setiap pekerjaan

TABEL 4.20. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/ IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH

50

LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK SELALU MEMBERIKAN IDE DALAM SETIAP PEKERJAAN Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.20, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 15 responden atau 37,5% menjawab tidak setuju, 16 responden atau 40,0% menjawab setuju dan 9 responden atau 22,5% Jumlah Responden 0 15 16 9 40 37,5 40,0 22,5 100,0 Prosentase (%) 0,0

menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk selalu memberikan ide dalam setiap pekerjaan. 4.1.5.3 Indikator Produktivitas (Y) 1. Tanggapan Responden

tentang, Apakah bapak/ibu sering menunjukan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan menerima untuk tugas selalu yang

diberikan walaupun merasa

51

kurang mampu.

TABEL 4.21. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK SELALU MENERIMA TUGAS YANG DIBERIKAN WALAUPUN MERASA KURANG MAMPU Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.21, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 2 responden atau 0% menjawab tidak setuju, 19 responden atau 47,5% menjawab setuju dan 19 responden atau 47,5% menjawab sangat setuju. Mayoritas responden menjawab setuju dan sangat setuju tentang pertanyaan yang menyatakan responden sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk selalu menerima tugas yang diberikan walaupun merasa kurang mampu. 2. Tanggapan Responden Jumlah Responden 0 2 19 19 40 5,0 47,5 47,5 100,0 Prosentase (%) 0,0

tentang, Apakah Bapak/Ibu

52

sering menunjukan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan menerima untuk tugas selalu yang

diberikan walaupun tidak sesuai dengan latar

belakang pendidikan anda. TABEL 4.22. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK SELALU MENERIMA TUGAS YANG DIBERIKAN WALAUPUN TIDAK SESUAI DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ANDA Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.22, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 2 responden atau 7,5% menjawab tidak setuju, 19 responden atau 47,5% menjawab setuju dan 18 responden atau 45,0% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering Jumlah Responden 0 2 19 18 40 7,5 47,5 45.0 100,0 Prosentase (%) 0,0

menyatakan

53

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk selalu menerima tugas yang diberikan walaupun tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan anda. 3. Tanggapan responden

tentang, apakah bapak/ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan untuk

perbuatan

menyelesaikan tugas tepat waktu atau lebih cepat TABEL 4.23. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS TEPAT WAKTU ATAU LEBIH CEPAT Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.23, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 4 responden atau 10,0% menjawab tidak setuju, 20 responden atau 50,0% menjawab setuju dan 16 responden atau 40,0% Jumlah Responden 0 4 20 16 40 10,0 50,0 40,0 100,0 Prosentase (%) 0,0

54

menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu atau lebih cepat. 4. Tangapan responden

tentang, Apakah bapak/ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan

perbuatan menyelesaikan

sering tugas

dengan baik dan benar TABEL 4.24. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH LAKU DAN PERBUATAN SERING MENYELESAIKAN TUGAS DENGAN BAIK DAN BENAR Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.24, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 1 responden atau 2,5% menjawab tidak setuju, 22 responden atau 55,5% Jumlah Responden 0 1 22 17 40 2,5 55,5 42,5 100,0 Prosentase (%) 0,0

55

menjawab setuju dan 17 responden atau 42,5% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan sering menyelesaikan tugas dengan baik dan benar. 5. Tanggapan responden

tentang, Apakah bapak/ibu sering menunjukan suatu sikap, tingkah laku dan tidak

perbuatan melakukan dalam tugas TABEL 4.25.

untuk

kesalahan menyelesaikan

TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU SERING MENUNJUKKAN SUATU SIKAP TINGKAH LAKU DAN PERBUATAN UNTUK TIDAK MELAKUKAN KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN TUGAS Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Jumlah Responden 0 1 21 18 40 2,5 52,5 45,0 100,0 Prosentase (%) 0,0

56

Berdasarkan tabel 4.25, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 1 responden atau 2,5% menjawab tidak setuju, 21 responden atau 52,5% menjawab setuju dan 18 responden atau 45,0% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering

menyatakan

menunjukan suatu tingkah laku dan perbuatan untuk tidak melakukan kesalahan dalam menyelesaikan tugas. 6. Tanggapan responden

tentang, apakah Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan yang dalam

perbuatan bertanggungjawab melaksanakan tugas TABEL 4.26. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH

BAPAK/IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP TINGKAH LAKU DAN PERBUATAN YANG BERTANGGUNGJAWAB DALAM MELAKSANAKAN TUGAS Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Jumlah Responden 0 2 24 5,0 60,0 Prosentase (%) 0,0

57

Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah

14 40

35,0 100,0

Berdasarkan tabel 4.26, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 2 responden atau 5,0% menjawab tidak setuju, 24 responden atau 60,0% menjawab setuju dan 14 responden atau 35,0% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering

menyatakan

menunjukan sikap, tingkah laku dan perbuatan yang bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas. 7. Tanggapan responden

tentang, apakah Bapak/Ibu merasa kurang peralatan memadai kerja dalam

melaksanakan pekerjaan

TABEL 4.27. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/IBU MERASA PERALATAN KERJA KURANG MEMADAI DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Jumlah Responden 0 4 10,0 Prosentase (%) 0,0

58

Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah

18 18 40

45,0 45,0 100,0

Berdasarkan tabel 4.27, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 4 responden atau 10,0% menjawab tidak setuju, 18 responden atau 45,0% menjawab setuju dan 18 responden atau 45,0% menjawab sangat setuju. Mayoritas responden menjawab setuju dan sangat setuju tentang pertanyaan yang menyatakan responden merasa peralatan kerja kurang memadai. 8. Tanggapan responden

tentang, apakah Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk selalu

menggunakan bahan dan peralatan efisien kantor secara

TABEL 4.28. TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG, APAKAH BAPAK/ IBU SERING MENUNJUKAN SUATU SIKAP, TINGKAH

59

LAKU, DAN PERBUATAN UNTUK SELALU MENGGUNAKAN BAHAN DAN PERALATAN KANTOR SECARA EFISIEN Tanggapan Responden Sangat Tidak Setuju (1) Tidak Setuju (2) Setuju (3) Sangat Setuju (4) Jumlah Sumber: Data Primer Olah Berdasarkan tabel 4.28, tidak ada responden atau 0% yang memilih sangat tidak setuju, 4 responden atau 10,0% menjawab tidak setuju, 20 responden atau 50,0% menjawab setuju dan 16 responden atau 40,0% menjawab sangat setuju. Mayoritas pertanyaan responden yang menjawab setuju responden tentang sering Jumlah Responden 0 4 20 16 40 10,0 50,0 40,0 100,0 Prosentase (%) 0,0

menyatakan

menunjukkan suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk selalu menggunakan bahan dajn peralatan kantor secara efisien.

4.2 Interpretasi Data 4.2.1 Analisis Koefisien Regresi Berganda

60

Data yang terkumpul melalui angket/kuisioner, diolah dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS V14, sehingga diperoleh koefesien regresi seperti pada tabel 4.29. berikut : TABEL 4.29. HASIL PERHITUNGAN ANALISA KOEFISIEN REGRESI Variabel Konstanta (b0) Disiplin (X1) Kerjasama (X2) Sumber : Data Primer Diolah Koefisien Regresi 11,389 0,417 0,279

Dari tabel tersebut di atas dapat ditulis persamaan regresinya, sebagai berikut: Y = 11,389 + 0,417X1 + 0,279X2 Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : b0 = 11,389 pada taraf kepercayaan 95%, angka ini memilki arti besarnya konstanta/ketetapan faktor terikat atau Produktivitas tanpa dipengaruh oleh faktor bebas. b1 = 0,417 ; angka ini menunjukan bahwa setiap penambahan satuan jenjang pada variabel Disiplin (X1) akan menyebabkan terjadinya peningkatan variabel Produktivitas (Y) sebesar 0,417 satuan jenjang kriteria. b2 = 0,279 ; Angka ini menunjukan bahwa setiap penambahan satuan jenjang pada variabel Kerjasama (X2) akan

menyebabkan terjadinya peningkatan variabel Produktivitas (Y) sebesar 0,279 satuan jenjang criteria.

61

4.2.2

Uji Korelasi Berganda Pengujian korelasi ini menunjukkan hasil koefisien korelasi untuk semua variabel. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel Disiplin (X1), Kerjasama (X2) mempunyai hubungan dengan variabel Produktivitas (Y). Hasil ini dapat ditunjukan pada tabel 4.30 berikut ini: TABEL 4.30. NILAI KOEFISIEN KORELASI ANTAR VARIABEL Poduktivitas Pearson Correlation Poduktivitas 1,000 ,515 ,508 Disiplin Kerjasama

Disiplin Kerjasama Sig. (1-tailed) Poduktivitas

,515 ,508 .

1,000 ,544 ,000 . ,000

,544 1,000 ,000 ,000 .

Disiplin Kerjasama Sumber : Data Primer Diolah

,000 ,000

Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel Disiplin (X1) dengan variabel Produktivitas (Y) mempunyai koefisien korelasi sebesar 0,556 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan membandingkan nilai tersebut dengan deskripsi koefesien korelasi pada tabel 4.31, maka nilai tersebut termasuk korelasi yang positif dengan tingkat sifgniifikansi yang sedang. Koefisien korelasi antara Kerjasama (X2) dengan Produktivitas

62

(Y) sebesar 0,508 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan membandingkan nilai tersebut dengan deskripsi koefesien korelasi pada tabel 4.31, maka nilai tersebut termasuk korelasi yang positif dengan tingkat sifgniifikansi yang sedang TABEL 4.31. DESKRIPSI KOEFESIEN KORELASI Interval Koefisien 0,00 0,199 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

Sumber: Penelitian Administrasi, Sugiyono, 2003. 4.2.3 Analisa Determinasi Analisis koefisien determinasi (r2) dimaksudkan untuk

mengetahui tingkat pengaruh atau persentase perubahan pada variabel terikat yang disebabkan oleh variabel bebas secara bersama-sama TABEL 4.32. NILAI KOEFISIEN DETERMINASI R Square ,339 Adjusted R Square ,303 Std. Error of the Estimate 1,753

Model 1

R ,582(a)

a Predictors: (Constant), Kerjasama, Disiplin

Sumber : Data Primer diolah, 2008 Dari hasil analisis dengan SPSS yang dilakukan diperoleh nilai koefisien determinasi (r2) sebesar 0,339 atau 33,9%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Disiplin (X1), dan variabel Kerjasama

63

(X2) secara bersama-sama menyumbang sebesar 33,9 % terhadap variasi variabel Produktivitas (Y). Sesuai dengan nilai koefisien determinasi di atas, dapat dihitung besarnya perubahan variabel terikat yang disebabkan oleh variabel bebas yang lain di luar variabel yang diteliti yaitu dengan perhitungan sebagai berikut : 1 r2 = 1 0,339 = 0,661 Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa variasi

perubahan variabel Produktivitas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas lain yang tidak diteliti adalah sebesar 0,661 atau 66,1 % 4.2.4 Uji F Untuk mengetahui apakah nilai koefisien determinasi tersebut termasuk kategori signifikan atau tidak maka dapat dilakukan dengan mengadakan uji signifikansi F. TABEL 4.33. HASIL UJI F Sum of Squares df Regression 58,343 2 Residual 113,657 37 Total 172,000 39 Sumber : Data Primer diolah Mean Square 29,172 3,072

F 9,497

Sig. ,000(a)

Dari hasil analisis diperoleh nilai Ftest sebesar 9,497. Kemudian dikonsultasikan dengan harga Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (p=0,05; df=2:37). Nilai F table ditentukan dari hasil interpolasi antara df =2:36 dengan df = 2:37 yaitu: (3,26+3,25)/2 =3,255

64

Dengan membandingkan nilai Ftest dengan nilai Ftabel hasil interpolasi di atas maka dapat diketahui ternyata nilai Ftest lebih besar dari nilai Ftabel (9,497 > 3,255). Dengan demikian dapat diartikan bahwa koefisien determinasi tersebut adalah signifikan pada tingkat kepercayaan 95% sehingga dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa diduga disiplin dan kerjasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja dapat diterima. GAMBAR 4.1. DISTRIBUSI PENGUJIAN KOEFISIEN REGRESI SIMULTAN

4.2.5

Uji Student (uji-t) Pengujian secara parsial atau disebut dengan uji-t (t-test) dimaksudkan untuk memperoleh pengaruh individu antara variabel tergantung dengan masing-masing variabel bebas secara statistik. Dalam pengujian ini ditentukan bahwa Ho adalah tidak ada pengaruh secara individu antara variabel tergantung dengan masing-masing variabel bebasnya. Sebaliknya Ha adalah ada pengaruh secara individu antara variabel tergantung dengan masing-masing variabel bebasnya. Apabila hasil perbandingan menunjukkan t-hitung lebih besar dari t-tabel maka Ho ditolak

65

artinya ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tergantungnya, sebaliknya apabila t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Hal ini dapat ditunjukan seperti tabel 4.32. berikut ini.

TABEL 4.34. HASIL PERHITUNGAN UJI-t Variabel Konstanta (b0) Disiplin (X1) Kerjasama (X2) Sumber Data : Data Primer diolah t-hitung 11,389 2,127 2,034 t-tabel 2,021

1. Disiplin (X1) Dari hasil perhitungan yang dilakukan SPSS dengan maka

menggunakan

bantuan

Komputer

program

diperoleh besar nilai t-hitung untuk variable Disiplin (X1) adalah 2,127 sedangkan nilai t-tabel dengan n = 40 uji dua pihak, adalah 2,021 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini menunjukan bahwa faktor Disiplin berpengaruh nyata terhadap tingkat Produktivitas. Hal ini dapat terlihat pada gambar 4.2. berikut ini: GAMBAR 4.2 DISTRIBUSI NILAI t

66

Daerah Penolakan Ha

2,021 2,034

Daerah Penerimaan Ha

2. Kerjasama (X2) Dari hasil perhitungan yang dilakukan SPSS dengan maka

menggunakan

bantuan

computer

program

diperoleh besar nilai t-hitung adalah 2,034 sedangkan nilai t-tabel dengan n = 40 uji dua pihak, adalah 2,021 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini menunjukan bahwa faktor Kerjasama berpengaruh nyata terhadap tingkat Produktivitas. Hal ini dapat terlihat pada gambar 4.3. berikut ini: GAMBAR 4.3 DISTRIBUSI NILAI t

Berdasarkan hasil uji t, besarnya nilai t-hitung untuk faktor Disiplin lebih besar dari pada nilai t-hitung factor kerjasama atau 2,127 > 2,034, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi diduga bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi produktivitas kerja adalah disiplin dapat diterima.

67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KesimpulanBerdasarkan hasil dari pembahasan didapatkan beberapa

kesimpulan sebagai berikut: 1. Peningkatan produktivitas kerja

Pegawai Camat Asakota dipengaruhi oleh peningkatan disiplin dan

kerjasama, yang ditunjukan dengan persamaan regresi : Y = 11,389 + 0,417X1 + 0,279X2 2. Korelasi antara disiplin dengan

produktivitas menunjukan hubungan yang positif dan taraf signifikansi yang sedang, dengan koefesien korelasi sebesar 0,556. 3. Korelasi antara kerjasama dengan produktivitas menunjukan hubungan yang positif dan taraf signifikansi yang sedang, dengan koefesien korelasi sebesar 0,508. 4. Variabel Disiplin dan Kerjasama

68

memberikan bersama

pengaruh terhadap

secara

produktivitas

sebesar 33,9%. 5. Hasil uji F diperoleh nilai sebesar 9,497, sehingga hipotesis yang

berbunyi, diduga bahwa disiplin dan kerjasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja pegawao pada Kantor Camat Asakota dapat diterima. 6. Dari hasil uji t diperoleh t hitung variable disiplin lebih besar dari t hitung variable kerjasama (2,27 > 2,034), sehingga hipotesis kedua yang berbunyi diduga faktor yang paling dominan mempengaruhi produktivitas kerja adalah disiplin dapat diterima.

5.2. Saran Saran1. Kepada Pimpinan dalam hal ini Camat Asakota, agar terus memotivasi pegawainya agar meningkatkan kedisiplinan dan kerjasama untuk meningkatkan produktivitas kerja, sehingga produktivitas kerja pegawai dapat ditingkatkan hingga optimal. 2. Kepada Pegawai Kantor Camas Asakota, hendaknya meningkatkan terus kedisiplinannya dan memupuk

69

kerjasama antar pegawai sehingga optimalisasi produktivitas kerja dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji. 1998. Psikologi Kerja. Cetakan Kedua. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta Antoni., (2009). Gaya Kepemimpinan Dan Produktivitas Kerja. Caray, (2009). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja. http://makalahdan skripsi.blogspot.com/2008/11/Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja.html Dewi, K. 2006., Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Karyawan (Suatu Kajian Teori). Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar. Buletin Studi Ekonomi Vol 1, Unud Bali: 2006. http://ejournal.unud.ac.id/ Kusnan Ali, 2005. Analisa Efektifitas Kinerja Organisasi Garnisun Tetap III Kodam Brawijaya. Skripsi: Jurusan Manajemen Administrasi Universitas Airlangga. Munir. 1998., Manajemen Pelayanan Umum Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara. http://ejournal.unud.ac.id/ . Nitisemito, S. Alex., 1996, Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia), Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

70

Roswati, (2005). Efektivitas Pelayanan Publik. Skripsi ; Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Sugiono, 2003., Metode Penelitian Administrasi, Penerbit Alfabeta, Bandung. Schermenharn, John R., 2003 Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Andi, Yogyakarta. Sinungan, Muchdarsyah. 2003. Produktivitas. Bumi Aksara. Jakarta http://eprints.ums.ac.id/125/1/Daryatmi.pdf Team Penyusun Kamus,1993., Balai Pustaka, Jakarta Sondang Siagian., 2003., Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Bumi Aksara, Jakarta. Vivi Indah Lestari, 2008., Pengaruh Disiplin Kerja Dan Interaksi Kerja Terhadap Intensitas Konflik Karyawan Di CV. Dwi Karya Ngawi. SkripsiFakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

KUISIONER

Nama Jenis Kelamin Jabatan

:___________________________ :___________________________ :___________________________

INDIKATOR DISIPLIN No 1 2 Pertanyaan Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk datang lebih awal atau lebih cepat Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk pulang lebih awal atau lebih cepat Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk tidak meninggalkan pekerjaan pada jam-jam KantorPATUH PADA PIMPINAN

SS

S

TS

STS

KETEPATAN HADIR PEGAWAI

3

4 5

Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk menerima setiap arahan/teguran dari pimpinan Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap,

71

tingkah laku, dan perbuatan untuk selalu melaksanakan perintah pimpinanTAAT PROSEDUR

6

7

Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk selalu menggunakan seragam sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk menenerima sanksi yang diberikan jika melanggar peraturan dalam bekerjaTAAT TATA TERTIB

8

9

Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk menjaga dan melaksanakan tata tertib dan peraturan dalam bekerja Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk selalu berpedoman pada tata tertib dan peraturan yang berlaku di dalam bekerja

INDIKATOR KERJASAMA No 1 Pertanyaan INTERAKSI Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk berkomunikasi dengan pimpinan dengan baik Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk berkomunikasi dengan rekan kerja dengan baik PARTISIPASI Bapak/Ibu sering dilibatkan dalam perencanaan program Bapak/Ibu sering dilibatkan dalam pengambilan keputusan Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk ikut berpartisipasi dalam setiap pekerjaan KONTRIBUSI Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk selalu memberikan ide dalam setiap pekerjaan Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk kreatif dalam menyelesaikan tugas SS S TS STS

2

3 4 5

6 7

72

INDIKATOR PRODUKTIVITAS KERJA No Pertanyaan SS USAHA UNTUK MAJU Bapak/Ibu sering menunjukan suatu sikap 1 tingkah laku, dan perbuatan untuk selalu meningkatkan kemampuan kerja Bapak/Ibu sering menunjukan suatu sikap tingkah laku, dan perbuatan untuk selalu 2 memperbaiki dan meningkatkan prestasi kerja KESEMPATAN KERJA Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk 3 memanfaatkan kesempatan kerja diberikan dengan sebaik-baiknya Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk 4 menyelesaikan setiap tugas yang dIberikan oleh atasan HUBUNGAN YANG BAIK Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan untuk 5 membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, 6 tingkah laku, dan perbuatan untuk berusaha menjaga hubungan baik dengan rekan kerja Bapak/Ibu sering menunjukkan suatu sikap, 7 tingkah laku, dan perbuatan untuk menjaga hubungan kerja yang baik dengan atasan

S

TS

STS

73

Lampiran 2. Data Hasil Kuisioner Variabel Disiplin (X1)No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Q1 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 Q2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 3 Q3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 2 4 2 2 2 3 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 Q4 4 2 2 3 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 Q5 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 3 2 4 2 4 2 Q6 4 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 Q7 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 Q8 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 Q9 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 Q10 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3

74

30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 2

4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3

2 4 3 2 3 2 4 2 2 3 3

3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2

3 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3

2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3

4 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4

3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3

Lampiran 3. Data Hasil Kuisioner Variabel Kerjasama (X2)No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Q1 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 Q2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 Q3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 Q4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 Q5 3 4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 2 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 Q6 3 3 4 3 2 4 4 3 2 4 2 2 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 2 3 2 3 4 Q7 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 4 2 3 3 Q8 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 2 2 Q9 3 4 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 4 2 3 2 4 2 3 2 3 2 Q10 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4

75

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

3 3 4 3 3 3 4 3 4 4

3 4 3 4 3 4 3 2 4 4

4 3 3 3 3 3 3 4 3 4

4 3 4 3 3 3 4 3 3 3

3 3 3 2 3 2 3 2 3 4

2 3 2 3 2 3 4 4 2 3

2 2 3 2 3 2 2 3 2 3

3 2 4 3 2 3 2 3 3 3

4 2 3 2 4 3 2 3 2 2

3 4 3 2 3 2 3 4 3 2

Lampiran 4. Data Hasil Kuisioner Variabel Produktivitas (Y)No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Q1 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 Q2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 Q3 4 4 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 Q4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 Q5 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 Q6 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 Q7 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 Q8 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 Q9 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 Q10 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3

76

32 33 34 35 36 37 38 39 40

3 4 2 3 4 4 3 3 3

4 2 3 2 4 3 4 3 3

3 3 4 2 4 3 4 3 3

3 3 3 4 3 3 4 3 3

3 3 3 3 3 4 3 3 3

3 3 4 3 4 3 4 2 3

3 4 3 4 3 4 3 4 3

4 3 2 3 3 3 3 3 4

3 2 4 3 3 3 4 4 3

3 4 2 3 3 3 3 4 2

N

77

r-ta K 1 0,3 0,3 Val 2 0,3 0,3 Val 3 0,3

Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin (X1).Correlations soal1 soal1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 1 40 -,045 ,782 40 -,073 ,654 40 ,252 ,117 40 -,316 * ,047 40 ,092 ,573 40 ,101 ,536 40 ,037 ,819 40 -,026 ,874 40 ,053 ,748 40 ,323 * ,042 40 soal2 -,045 ,782 40 1 40 -,073 ,653 40 -,114 ,485 40 -,073 ,655 40 -,010 ,951 40 ,112 ,492 40 ,368 * ,019 40 ,026 ,871 40 -,233 ,148 40 ,310 ,052 40 soal3 -,073 ,654 40 -,073 ,653 40 1 40 -,314 * ,048 40 ,269 ,093 40 ,052 ,752 40 ,146 ,367 40 -,236 ,142 40 ,043 ,793 40 ,131 ,422 40 ,342 * ,031 40 soal4 ,252 ,117 40 -,114 ,485 40 -,314 * ,048 40 1 40 -,192 ,235 40 -,003 ,986 40 ,008 ,963 40 -,116 ,475 40 -,186 ,250 40 -,095 ,562 40 ,070 ,668 40 soal5 -,316 * ,047 40 -,073 ,655 40 ,269 ,093 40 -,192 ,235 40 1 40 -,212 ,190 40 ,036 ,825 40 ,047 ,774 40 ,111 ,494 40 ,226 ,161 40 ,330 * ,038 40 soal6 ,092 ,573 40 -,010 ,951 40 ,052 ,752 40 -,003 ,986 40 -,212 ,190 40 1 40 -,165 ,309 40 -,130 ,422 40 -,092 ,571 40 ,031 ,848 40 ,200 ,215 40 soal7 ,101 ,536 40 ,112 ,492 40 ,146 ,367 40 ,008 ,963 40 ,036 ,825 40 -,165 ,309 40 1 40 -,093 ,570 40 ,015 ,928 40 ,020 ,902 40 ,330 * ,038 40 soal8 ,037 ,819 40 ,368 * ,019 40 -,236 ,142 40 -,116 ,475 40 ,047 ,774 40 -,130 ,422 40 -,093 ,570 40 1 40 ,142 ,381 40 ,119 ,466 40 ,393 * ,012 40 soal9 -,026 ,874 40 ,026 ,871 40 ,043 ,793 40 -,186 ,250 40 ,111 ,494 40 -,092 ,571 40 ,015 ,928 40 ,142 ,381 40 1 40 -,031 ,850 40 ,365 * ,021 40

soal2

soal3

soal4

soal5

soal6

soal7

soal8

soal9

Valid 4 0,070 0,300 invalid 5 0,330 0,300 Valid 6 soal10 Validitas 0,200,323 * ,053 0,300,042 ,748 40 invalid40 -,233 ,310 7 ,148 ,052 40 0,330 40 ,131 ,342 * 0,300,031 ,422 40 Valid 40 -,095 ,070 8 ,562 ,668 40 0,393 40 ,226 ,330 * 0,300,038 ,161 40 Valid 40 ,031 ,200 9 ,848 ,215 40 0,365 40 ,020 0,300,330 * ,902 ,038 Valid 40 40 ,119 10 ,393 * ,466 ,012 0,357 40 40 -,031 0,300,365 * ,850 ,021 Valid 40 401 40 ,357 * ,024 40 ,357 * ,024 40 1

soal10

Validitas

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

78

No r r-tabel Ket 1 0,389 0,300 Valid 2 0,203 0,300 invalid 3

40

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Variabel Kerjasama (X2)Co rrelatio n s so al1 soal1 Pea rso n Correlation Sig. (2-taile d) N soal2 Pea rso n Correlation Sig. (2-taile d) N soal3 Pea rso n Correlation Sig. (2-taile d) N soal4 Pea rso n Correlation Sig. (2-taile d) N soal5 Pea rso n Correlation Sig. (2-taile d) N soal6 Pea rso n Correlation Sig. (2-taile d) N soal7 Pea rso n Correlation Sig. (2-taile d) N soal8 Pea rso n Correlation Sig. (2-taile d) N soal9 Pea rso n Correlation Sig. (2-taile d) N soal10 Pea rso n Correlation Sig. (2-taile d) N Va lid itas Pea rso n Correlation Sig. (2-taile d) N 1 40 ,18 7 ,24 9 40 -,220 ,17 3 40 ,39 7* ,01 1 40 ,11 3 ,48 6 40 ,00 3 ,98 4 40 ,24 9 ,12 1 40 ,27 1 ,09 1 40 -,076 ,64 2 40 -,237 ,14 0 40 ,38 9* ,01 3 40 soal2 ,18 7 ,24 9 40 1 40 ,19 2 ,23 4 40 -,113 ,48 7 40 ,02 9 ,86 1 40 -,096 ,55 4 40 ,02 7 ,86 6 40 ,02 9 ,86 1 40 -,343* ,03 0 40 -,059 ,71 8 40 ,20 3 ,20 9 40 soa l3 -,220 ,17 3 40 ,19 2 ,23 4 40 1 40 ,06 5 ,68 9 40 ,10 9 ,50 3 40 -,050 ,75 9 40 ,21 9 ,17 4 40 ,20 8 ,19 8 40 -,119 ,46 5 40 ,08 2 ,61 6 40 ,34 1* ,03 1 40 soal4 ,397* ,011 40 -,113 ,487 40 ,065 ,689 40 1 40 ,266 ,097 40 ,206 ,202 40 ,084 ,607 40 ,045 ,784 40 ,236 ,142 40 -,160 ,324 40 ,480** ,002 40 soal5 ,113 ,486 40 ,029 ,861 40 ,109 ,503 40 ,266 ,097 40 1 40 -,047 ,773 40 ,106 ,514 40 -,116 ,475 40 ,043 ,793 40 ,000 1,000 40 ,379* ,016 40 soal6 ,003 ,984 40 -,096 ,554 40 -,050 ,759 40 ,206 ,202 40 -,047 ,773 40 1 40 ,012 ,942 40 -,251 ,119 40 ,098 ,548 40 ,153 ,345 40 ,324* ,042 40 soal7 ,2 49 ,1 21 40 ,0 27 ,8 66 40 ,2 19 ,1 74 40 ,0 84 ,6 07 40 ,1 06 ,5 14 40 ,0 12 ,9 42 40 1 40 ,2 90 ,0 69 40 ,2 06 ,2 02 40 ,1 17 ,4 74 40 ,6 14** ,0 00 40 soal8 ,2 71 ,0 91 40 ,0 29 ,8 61 40 ,2 08 ,1 98 40 ,0 45 ,7 84 40 -,1 16 ,4 75 40 -,2 51 ,1 19 40 ,2 90 ,0 69 40 1 40 ,1 09 ,5 05 40 ,0 00 1,0 00 40 ,3 93* ,0 12 40 soal9 -,076 ,6 42 40 -,343* ,0 30 40 -,119 ,4 65 40 ,2 36 ,1 42 40 ,0 43 ,7 93 40 ,0 98 ,5 48 40 ,2 06 ,2 02 40 ,1 09 ,5 05 40 1 40 ,1 04 ,5 23 40 ,3 90* ,0 13 40 soal10 -,2 37 ,1 40 40 -,0 59 ,7 18 40 ,0 82 ,6 16 40 -,1 60 ,3 24 40 ,0 00 1,000 40 ,1 53 ,3 45 40 ,1 17 ,4 74 40 ,0 00 1,000 40 ,1 04 ,5 23 40 1 40 ,2 98 ,0 62 40 Validitas ,38 9* ,01 3 40 ,20 3 ,20 9 40 ,34 1* ,03 1 40 ,48 0** ,00 2 40 ,37 9* ,01 6 40 ,32 4* ,04 2 40 ,61 4** ,00 0 40 ,39 3* ,01 2 40 ,39 0* ,01 3 40 ,29 8 ,06 2 40 1 40

0,300 Valid 4 0,480 0,300 Valid 5 0,379 0,300 Valid 6 0,324 0,300 Valid 7 0,614 0,300 Valid 8 0,393 0,300 Valid 9 0,390 0,300 Valid 10 0,298 0,300 invalid

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-ta iled). **. Correlation is significant at the 0.01 leve l (2 -tailed).

79

No r r-tabel Ket 1 0,509 0,300 Valid 2 0,406 0,300 Valid 3 0,329

Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Variabel Produktivitas (Y)Co rrela tio n s soal1 so al1 Pearson C o rrela tio n Sig. (2-tailed) N so al2 Pearson C o rrela tio n Sig. (2-tailed) N so al3 Pearson C o rrela tio n Sig. (2-tailed) N so al4 Pearson C o rrela tio n Sig. (2-tailed) N so al5 Pearson C o rrela tio n Sig. (2-tailed) N so al6 Pearson C o rrela tio n Sig. (2-tailed) N so al7 Pearson C o rrela tio n Sig. (2-tailed) N so al8 Pearson C o rrela tio n Sig. (2-tailed) N so al9 Pearson C o rrela tio n Sig. (2-tailed) N so al10 Pearson C o rrela tio n Sig. (2-tailed) N Validitas Pearson C o rrela tio n Sig. (2-tailed) N 1 40 -,026 ,875 40 ,259 ,106 40 -,085 ,603 40 ,332* ,036 40 ,218 ,177 40 ,145 ,371 40 ,068 ,675 40 -,206 ,202 40 ,135 ,407 40 ,509** ,001 40 soa l2 -,0 26 ,875 40 1 40 ,094 ,562 40 -,0 21 ,897 40 -,1 50 ,356 40 ,195 ,228 40 -,0 36 ,824 40 ,231 ,151 40 ,157 ,332 40 -,1 01 ,536 40 ,406** ,009 40 soal3 ,2 59 ,1 06 40 ,0 94 ,5 62 40 1 40 -,426** ,0 06 40 ,0 87 ,5 93 40 ,3 53* ,0 26 40 -,042 ,7 97 40 -,072 ,6 60 40 ,0 85 ,6 00 40 -,299 ,0 61 40 ,3 29* ,0 38 40 so al4 -,085 ,603 40 -,021 ,897 40 -,426** ,006 40 1 40 ,136 ,402 40 ,005 ,976 40 -,113 ,488 40 ,088 ,588 40 ,065 ,688 40 -,017 ,915 40 ,116 ,475 40 soal5 ,332* ,036 40 -,150 ,356 40 ,087 ,593 40 ,136 ,402 40 1 40 ,103 ,528 40 ,183 ,257 40 ,028 ,862 40 ,015 ,929 40 ,015 ,924 40 ,456** ,003 40 soal6 ,218 ,177 40 ,195 ,228 40 ,353* ,026 40 ,005 ,976 40 ,103 ,528 40 1 40 -,174 ,284 40 ,004 ,983 40 ,137 ,400 40 -,161 ,320 40 ,463** ,003 40 soa l7 ,145 ,371 40 -,03 6 ,824 40 -,04 2 ,797 40 -,11 3 ,488 40 ,183 ,257 40 -,17 4 ,284 40 1 40 ,055 ,736 40 ,238 ,138 40 -,04 5 ,783 40 ,336* ,034 40 soal8 ,0 68 ,6 75 40 ,2 31 ,1 51 40 -,072 ,6 60 40 ,0 88 ,5 88 40 ,0 28 ,8 62 40 ,0 04 ,9 83 40 ,0 55 ,7 36 40 1 40 -,131 ,4 19 40 ,1 78 ,2 71 40 ,4 31** ,0 05 40 soal9 -,206 ,202 40 ,157 ,332 40 ,085 ,600 40 ,065 ,688 40 ,015 ,929 40 ,137 ,400 40 ,238 ,138 40 -,131 ,419 40 1 40 -,169 ,297 40 ,348* ,028 40 soal1 0 ,1 35 ,4 07 40 -,101 ,5 36 40 -,299 ,0 61 40 -,017 ,9 15 40 ,0 15 ,9 24 40 -,161 ,3 20 40 -,045 ,7 83 40 ,1 78 ,2 71 40 -,169 ,2 97 40 1 40 ,1 53 ,3 46 40 Validitas ,50 9** ,00 1 40 ,40 6** ,00 9 40 ,32 9* ,03 8 40 ,11 6 ,47 5 40 ,45 6** ,00 3 40 ,46 3** ,00 3 40 ,33 6* ,03 4 40 ,43 1** ,00 5 40 ,34 8* ,02 8 40 ,15 3 ,34 6 40 1 40

Valid 4 0,116 0,300 inalid 5 0,456 0,300 Valid 6 0,463 0,300 Valid 7 0,336 0,300 Valid 8 0,431 0,300 Valid 9 0,348 0,300 Valid 10 0,153 0,300 invalid

*. Correla tion is sign ifica nt at th e 0.05 level (2 -taile d). **. Correla tion is sign ifica nt at the 0.01 level (2-taile d).

80

Lampiran 8. Data Persiapan Uji Hipotesis.NO RESP X1 X2 Y x12 X22 X1Y X2Y X1X2 Y2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 TOTAL

33 33 35 34 30 29 35 32 33 34 35 31 32 34 32 34 35 32 32 34 30 32 32 31 30 34 30 31 32 31 30 32 31 30 28 32 29 30 32 29 1275

33 33 34 33 30 32 35 33 34 33 35 34 36 34 33 34 36 30 33 30 29 28 31 28 33 31 30 28 29 32 31 29 32 27 29 28 30 31 29 32 1262

36 35 36 34 33 33 36 33 37 35 35 37 36 35 37 34 32 33 34 36 32 33 30 31 31 35 35 34 30 33 33 32 31 30 30 34 33 35 32 30 1341

1089 1089 1225 1156 900 841 1225 1024 1089 1156 1225 961 1024 1156 1024 1156 1225 1024 1024 1156 900 1024 1024 961 900 1156 900 961 1024 961 900 1024 961 900 784 1024 841 900 1024 841 40779

1089 1089 1156 1089 900 1024 1225 1089 1156 1089 1225 1156 1296 1156 1089