skrining

44
SKRINING Reynie Purnama Raya

Upload: arief-alvian

Post on 11-Apr-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tesss

TRANSCRIPT

Page 1: Skrining

SKRINING

Reynie Purnama Raya

Page 2: Skrining

Definisi:

Skrining adalah deteksi dini dari:- suatu penyakit, - prekursor dari suatu penyakit, - kerentanan terhadap suatu penyakit pada individu yang tidak/belum menunjukkan tanda atau gejala dari penyakit tersebut.

Page 3: Skrining

Test Skrining dapat dilakukan dengan:

• Pertanyaan/Kuesioner:– misal: MAST (Michigan Alcohol Screening

Test) utk mengidentifikasi risiko alkoholism • Pemeriksaan Fisik:

– misal: pemeriksaan tekanan darah• Pemeriksaan Laboratorium:

– misal: pemeriksaan gula darah, HPV• X-ray, termasuk diagnostic imaging:

– misal: mammografi

Page 4: Skrining

Diagnosa vs Skrining

• Test Skrining seringkali dapat dipergunakan sebagai test diagnosa

• Diagnosa: menyangkut konfirmasi mengenai ada atau tidaknya suatu penyakit pada individu yang dicurigai atau ‘at risk’ menderita suatu penyakit

• Contoh: pemeriksaan gula darah, skrining utk org sehat, tetapi diagnostik utk penderita DM

Page 5: Skrining
Page 6: Skrining
Page 7: Skrining

NATURAL HISTORY OF DISEASE

1. PERIOD OF PREPATHOGENESE2. PERIOD OF PATHOGENESE

LEVEL OF PREVENTION

1. PRIMARY PREVENTION2. SECONDARY PREVENTION3. TERTIARY PREVENTION

Page 8: Skrining

Kategori dari Pencegahan Penyakit

• Pencegahan Primer:– pencegahan sebelum suatu penyakit dapat terjadi

• Pencegahan Sekunder:– deteksi dini suatu penyakit sewaktu penyakit

tersebut masih dapat disembuhkan. Skrining adalah tindakan utama pada pencegahan sekunder

• Pencegahan Tersier:– membatasi sekuele dari suatu penyakit

Page 9: Skrining

JENIS PENYAKIT YANG TEPAT UNTUK SKRINING

• MERUPAKAN PENYAKIT YG SERIUS

• PENGOBATAN SBLM GEJALA MUNCUL HARUS LEBIH UNTUNG DIBANDINGKAN DENGAN SETELAH GEJALA MUNCUL .

• PREVALENS PENYAKIT PRE KLINIK HARUS TINGGI PADA POPULASI YANG DISKRINING

Page 10: Skrining

SYARAT SYARAT SKRINING1. PENYAKIT HRS MERUPAKAN MASALAH

KES.MASYARAKAT YG PENTING2. HARUS ADA CARA PENGOBATAN YANG

EFEKTIF3. TERSEDIA FASILITAS PENGOBATAN DAN

DIAGNOSA4. DIKETAHUI STADIUM PREKLINIK,

SIMPTOMATIK DINI & MASA LATEN5. TEST HRS COCOK, HANYA MENGAKIBATKAN

SEDIDKIT KETIDAKNYAMANAN, DPT DITERIMA OLEH MASYARAKAT

Page 11: Skrining

SYARAT SYARAT SKRINING

6. TELAH DIMENGERTI RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

7. HARUS ADA POLICY YANG JELAS8. BIAYA HARUS SEIMBANG, BIAYA SKRINING

HRS SESUAI DENGAN HILANGNYA KONSEKUENSI KESEHATAN

9. PENEMUAN HARUS TERUS MENERUS

Page 12: Skrining

TYPE OF SCREENING

1. MASS SCREENING2. SELECTIVE SCREENING3. SINGLE DISEASE SCREENING4. CASE FINDING SCREENING5. MULTIPHASIC SCREENING

Page 13: Skrining

ASPEK EPIDEMIOLOGI SKRINING TEST

VALIDITAS

RELIABILITAS

EFFICACY

Page 14: Skrining

VALIDITAS

KEMAMPUAN DARI SUATU PEMERIKSAAN/TEST UNTUK MENENTUKAN INDIVIDU MANA YANG MEMPUNYAI PENYAKIT/BERISIKO (TIDAK NORMAL) DAN INDIVIDU MANA YANG TIDAK MEMPUNYAI PENYAKIT (NORMAL/SEHAT)

Page 15: Skrining

INDIKATOR UTK MENILAI VALIDITAS

1.SENSITIVITAS

2.SPESIFISITAS

Page 16: Skrining

BAGAIMANA MENENTUKAN VALIDITAS

SUATU SKRINING TEST?

Skrining test harus dibandingkan dengan suatu “gold standard” atau “reference standard”

Penyakit berdasarkan “gold standard”

Test Result Present Absent

Positive true positive false positive

Negative false negative true negative

Page 17: Skrining

SENSITIVITAS

KEMAMPUAN DARI SUATU SKRINING TEST UNTUK MENGIDENTIFIKASI SECARA BENAR ORANG-ORANG YANG MEMPUNYAI PENYAKIT/ BERISIKO

Page 18: Skrining

SPESIFISITAS

KEMAMPUAN DARI SUATU SKRINING TEST UNTUK MENGIDENTIFIKASI SECARA BENAR ORANG-ORANG YANG SEHAT ATAU YANG TIDAK MEMPUNYAI PENYAKIT/ BERISIKO

Page 19: Skrining

POPULATIONTEST WITH DISEASE

WITHOUT DISEASE

POSITIVE

Have DiseaseHave Positive Test

= TRUE POSITIVES

(TP)

No Disease butHave Positive Test

=FALSE POSITIVES

(FP)

NEGATIVE

Have DiseaseHave Negative Test

= FALSE NEGATIVES

(FN)

No Disease butHave Negative Test

=TRUE NEGATIVES

TN)

SENSITIVITAS =TP

TP+FN SPECIIFISITAS =TN

TN+FP

Page 20: Skrining

TRUE POSITIF

POSITIF BERDASARKAN SKRINING TEST DAN POSITIF ATAU SAKIT

BERDASARKAN “GOLD STANDARD”

Page 21: Skrining

TRUE NEGATIF

NEGATIF BERDASARKAN SKRINING TEST DAN NEGATIF / SEHAT/TIDAK SAKITBERDASARKAN “GOLD STANDARD”

Page 22: Skrining

FALSE POSITIF

POSITIF BERDASARKAN SKRINING TEST TETAPI NEGATIF ATAU

TIDAK SAKIT/SEHAT BERDASARKAN “GOLD

STANDARD”

Page 23: Skrining

FALSE NEGATIF

NEGATIF BERDASARKAN SKRINING TEST TETAPI POSITIF ATAU SAKIT

BERDASARKAN “GOLD STANDARD”

Page 24: Skrining

Accuracy

• Adalah proporsi true test diantara semua yang di-test:

(a+d)/(a+b+c+d)

Page 25: Skrining

RELIABILITAS

KEMAMPUAN TEST ATAU PENGUKURAN UNTUK MENGHASILKAN NILAI YANG

SAMA PADA INDIVIDU DANKONDISI YANG SAMA

Page 26: Skrining

Reliabilitas dari suatu testFaktor yang mempengaruhi reliabilitas dari suatu test

adalah:INTRAOBSERVER BIAS– Variasi intrasubyek, mis: variasi yang terjadi pada

pengukuran tekanan darah pada waktu yang berbeda pada seseorg dapat memberikan hasil yg berbeda.

INTEROBSERVER BIAS– Variasi interobserver: hasil observasi yang

dilakukan oleh 2 orang pemeriksa pada subyek yang sama mendapatkan hasil yang berbeda. Mis, perbedaan hasil pembacaan foto Ro yang sama oleh 2 orang ahli radiologi.

Page 27: Skrining

EFFICACY

UNTUK MENILAI EFFICAY DARI SUATU SKRINING TEST , DIUKUR :

PREDICTIVE VALUEPROBABILITAS SAKIT TERHADAP SUATU

HASIL PEMERIKSAAN TEST

1. POSITIF PREDICTIVE VALUE

2. NEGATIVE PREDICTIVE VALUE

Page 28: Skrining

Positive Predictive Value

• Proporsi dari true positive (orang sakit dengan test skrining positif) diantara semua yang mempunyai test positif:

a/(a+b)

Page 29: Skrining

NEGATIVE PREDICITIVE VALUE

• Proporsi dari true negative (orang sehat dengan test skrining negatif) diantara semua yang mempunyai test negatif:

d/ (c+d)

Page 30: Skrining

Kombinasi Test Skrining

• Ada 2 macam kombinasi test skrining

– Paralel: meningkatkan sensitivitas– Series = Two-staged screening =

Skrining bertahap: meningkatkan spesifisitas. Jenis ini yang lebih sering dipakai.

Page 31: Skrining

Skrining Paralel

• Positif, bila individu memberi hasil positif untuk test yang manapun (salah satu maupun kedua test skrining).

• Mis: skrining Ca mammae dengan pemeriksaan fisik (PF) dan mammografi. Sudah disebut positif bila PF saja (+), atau mammo saja (+).

Page 32: Skrining

Skrining Bertahap (two-stage screening)

• Skrining tahap I: lebih murah, tidak terlalu invasif, atau tidak terlalu mengganggu.

• Hanya mereka yang positif thd. test skrining tahap I akan mendapat test skrining tahap II.

• Skrining tahap II diharapkan dapat mengurangi positif palsu (false positive).

• Contoh:– Diabetes: test I gula darah, test II glucose

tolerance test (GTT)– HIV: test I Elissa, test II Western blot

Page 33: Skrining

• Sensitivitas dan Spesifisitas adalah parameter yang digunakan untuk melakukan skrining atau tidak. Kedua parameter ini tidak dipengaruhi oleh prevalens.

• Predictive values dihitung setelah test dilakukan, dan digunakan utk menilai hasil test skrining. Parameter ini dipengaruhi oleh Sensitivitas, Spesifisitas, dan Prevalens dari penyakit.

Page 34: Skrining

Kriteria Penyakit yang sesuai utk dilakukan Skrining

• Penyakit harus ada di populasi yang akan di-skrin

• Penyakit yang merupakan masalah: morbiditas dan/atau mortalitasnya tinggi di masyarakat

• Deteksi dini dan intervensi harus dapat memperbaiki outcome

Page 35: Skrining

Risiko Skrining

• True Positive: labeling effect.– Org yg mempunyai hasil positif akan

dikategorikan sebagai sakit• False Positive:

– Pengeluaran uang yg tidak perlu– Kemungkinan ‘harm’ dari test konfirmasi– Anxiety– Takut untuk menjalani test di masa y.a.d

Page 36: Skrining

Risiko Skrining

• True Negative:– biaya yg dikeluarkan dan risiko untuk

dilakukan test.

• False Negative:– Delayed intervention– Mengabaikan tanda-tanda dini dan gejala

penyakit

Page 37: Skrining

Evaluasi Skrining

• Survival tidak dapat dipakai untuk mengevaluasi skrining karena adanya lead time bias dan length bias.

• Efektifitas test skrining dapat dinilai dari mortality rate populasi yg di-skrining dibandingkan dengan mortalitas populasi yang tidak di-skrining.

Page 38: Skrining

Evaluasi Program Skrining

• Reliability• Feasibility• Validity • Performance• Effectiveness

Page 39: Skrining

Validitas:Sensitifitas dan Spesifisitas

Performance:• Positive Predictive Value (probabilitas

utk sakit diantara yang test positive)• Negative Predictive Value (probabilitas

utk tidak sakit diantara yang test negative)

Page 40: Skrining

Feasibility

• Acceptability– Cepat– Mudah– Aman

• Cost effectiveness– Skrining– Diagnosis– Follow-up– Intervensi

Page 41: Skrining

Effectiveness

• Outcome Measure– Morbiditas– Disabilitas– Mortalitas

• Bias– Lead time bias– Length bias

Page 42: Skrining

Ringkasan Rumus:

Page 43: Skrining
Page 44: Skrining

Terima kasih