skoliosis
DESCRIPTION
pbl5TRANSCRIPT
Skoliosis pada Tulang Punggung
Nur Hidayah binti Dzulkifly
102012522
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510, Tlp : 5666952
Pendahuluan
Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian (dibantu oleh
tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan Anda untuk duduk, berdiri,
berjalan atau melakukan kegiatan lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai
penunjang dan pembentuk tubuh, tulang juga berfungsi sebagai pelindung organ dalam.
Tempat pertemuan 2 tulang adalah persendian, yang berperan dalam mempertahankan
kelenturan kerangka tubuh. Tanpa persendian, kita tidak mungkin bisa melakukan berbagai
gerakan. Sedangkan yang berfungsi menarik tulang pada saat kita bergerak adalah otot, yang
merupakan jaringan elastik yang kuat.
Tujuan penulisan secara umum yaitu menelaah bagaimana penulis mendapatkan informasi
dan mempelajari tentang metabolisme tulang, struktur persendian, dan fungsi persendian pada
tubuh manusia. Serta menulis dapat mengerti dan mempelajari tentang penyakit skoliosis
yang dapat berbahaya bila terjadi pada masa pertumbuhan tulang. Selain itu juga bila
dibiarkan terlalu lama bisa berdampak pada organ dalam misalnya paru-paru dan jantung.
Kasus 6
Seorang perempuan usia 17 tahun datang ke dokter dengan keluhan sering mengeluh sakit
punggung sejak dua tahun yang lalu. Dari pemeriksaan juga didapatkan asimetri pada bahu,
dimana bahu kiri lebih tinggi dari kanan. Setelah di rontgen, dokter menjelaskan didapatkan
adanya skoliosis atau pengimpangan pada sumbu tulang belakang.
Rumusan masalah
Perempuan 17 tahun sakit punggung disebabkan skoliosis sejak 2 tahun yang lalu.
Hipotesis
Sakit punggung yang disebabkan skoliosis terjadi karena kelainan struktur anatomi pada
tulang vertebra.
Struktur umum
Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari badan
tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae.1 Arcus
vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua lamina, serta didukung oleh
penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan procesus
spinosus. Procesus tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika
tulang punggung disusun, foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat sumsum
tulang belakang atau medulla spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui celah
yang disebut foramen intervertebrale.2
Skoliosis2
Skoliosis adalah kuvutura tulang belakang (spina). Dengan kata lain Skoliosis adalah
kelainan pada rangka tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang. Skoliosis dapat
terjadi akibat deformitas struktural aktual kolumna vertebra yang ada pada saat lahir
(kongenital) atau dapat terjadi akibat penyakit neuromuskular atau distrofi otot. Sebagian
skoliosis struktural dapat terjadi tanpa diketahui sebabnya (idiopatik) atau karena postur yang
buruk. Skoliosis menyebabkan deformitas dan kadang-kadang nyeri. Apabila keadaan ini
tidak diatasi, fungsi pernapasn dan paru dapat terganggu.
Gambaran klinis :2
• Skoliosis merupakan lengkungan columna vertebra ke arah lateral.
• Panjang columna vertebralis kurang lebih sama pada semua orang pada tinggi rata-
rata: 70 cm untuk laki-laki, 60 cm untuk wanita. Discus intervertebralis membentuk
sekitar seperlima dari total tinggi badan.
Columna vertebralis dilihat dari depan biasanya vertikal. Mungkin terdapat penyimpangan
ringan pada satu sisi atau sisi lain pada regio thoracica, dengan lengkung kompensasi ke arah
berlawanan pada regio cervicalis dan lumbalis.
Sebelum lahir, columna vertebralis menunjukkan konkavitas ke arah depan. Dengan
perkembangan kepala dan adopsi postur vertikal, konvektivitas ke arah depan tampak pada
regio cervical dan lumbal. Dalam bentuk akhirnya, maka columna vertebralis menunjukkan:
• Regio cervicalis : melengkung ke depan
• Regio thoracica : melengkung ke belakang
• Regio lumbalis : melengkung ke depan
• Regio sacralis dan coccygeal : melengkung ke belakang di atas dan ke depan di
bawah.
Tulang
Tulang tersusun oleh matriks organic yang terdiri dari serat-serat kolagen yang tertanam di
dalam gel perekat yang terbuat dari kalsium dan fosfat. Tulang adalah suatu jaringan yang
berubah secara aktif dan terus menerus mengalami perubahan bentuk sementara
menyesuaikan kembali kandungan mineral dan matriksnya menurut stress mekanis yang
dialaminya. Tulang normal terdiri dari serat kolagen yang tersusun sejajar dengan stress
tegangan yang dialami tulang itu. Tulang panjang pada orang dewasa terdiri dari tabung
tulang kompak atau korteks yang mengelilingi rongga medulla yang mengandung tulang
spongiosa atau kanselosa. Tulang kortikal ditemukan di daerah-daerah yang memerlukan
sokongan, sedangkan tulang spongiosa ditemukan di daerah-daerah dimana terjadi
hematopoesis atau pembentukan tulang. Setelah membahas sedikit tentang tulang spongiosa
maka sekarang akan dibahas secara menyeluruh tentang tulang spongiosa.1 Tulang spongiosa
termasuk ke dalam susunan makroskopis tulang. Tulang Spongiosa terdiri atas batang yang
halus atau selubung yang halus yaitu trabekula yang berbentuk seperti kisi-kisi pada tulang
yang bercabang dan saling memotong ke berbagai arah untuk membentuk jala-jala seperti
spon. Rongga-rongga inilah yang diisi oleh sumsum tulang. Pars spongiosa merupakan
jaringan tulang yang berongga seperti spon. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang
dapat memproduksi sel-sel darah. Kemudian Tulang Kompaktum Tulang yang membentuk
masa yang padat tanpa terlihat ruangan. Pars kompakta teksturnya halus dan sangat kuat.
Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium
Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang
manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun
bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat
sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang
tangan.
Tulang pada Columna Vertebra dibagi 5 bagian:3
1. Tulang punggung Cervical
Secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau procesus
spinosus (bagian seperti sayap pada tulang belakang) yang pendek, kecuali tulang
ke-2 dan 7 yang procesusnya pendek. Diberi nomor sesuai dengan urutan dari C1-
C7 (C dari cervical), namun beberapa memiliki sebutan khusus seperti C1 atau
Atlas, C2 atau aksis.
2. Tulang punggung Thorax
Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang rusuk. Beberapa gerakan
mumutar dapat terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai tulang punggung dorsal
dalam konteks manusia. Bagian ini diberi nomor T1-T12.
3. Tulang punggung Lumbal
Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian paling tegap konstruksinya dan
menanggung beban terberat dari yang lainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan
fleksi dan ekstensi tubuh, dan beberapa gerakan rotasi dengan derajat kecil.
4. Tulang punggung Sacral
Terdapat 5 tulang di bagian(S1-S5). Tulang-tulang bergabung dan tidak memiliki
celah atau diskus intervertebralis satu sama lainnya.
5. Tulang punggung Coccygeal
Terdapat 3 hingga 5 tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa celah.
Beberapa hewan memiliki tulang coccyx atau tulang ekor yang banyak, maka dari
itu disebut tulang punggung kaudal ( kaudal=ekor).
Otot4
Otot rangka dihubungkan ke tulang melalui tendon. Tendon mengerakkan tulang dengan kontraksi otot rangka, yang dikontrol oleh neuron motorik bawah dari medula spinalis. Satu neuron motorik dapat mempersarafi beberapa serabut otot. Neuron motorik dan seluruh
serabut otot yang dipersarafinya disebut unit motorik. Secara umum, otot yang memiliki kontrol halus hanya memiliki sedikit serabut otot yang dipersarafi oleh neuron motorik tunggal. Otot yang tidak memerlukan kontrol halus (yaitu otot yang menunjang punggung) terdiri atas banyak serabut otot per neuron motorik.3
Satu sel otot rangka, yang dikenal sebagai serat otot, adalah besar, panjang, dan berbentuk silindris, dengan diameternya berkisar antara 10 – 100 µm dan panjang hingga 75cm. Otot rangka terdiri dari sejumlah serat otot yang terletak sejajar satu sama lain dan siatukan oleh jaringan ikat, dan serat-serat ini terbentang di sepanjang otot.4,5
Gambaran mencolok yang dimiliki oleh otot rangka adalah memiliki banyak inti sel dan berada di pinggir serat otot. Banyaknya inti sel ini di dalam otot lurik ini disebabkan karena penggabungan mioblas (prekursor sel otot) selama perkembangan embrionik. Selain multinukleus, fitur lain adalah banyaknya mitokondria karena dibutuhkannya energi yang tinggi.4,5
Setiap serabut otot tersusun dari subunit-subunit, disebut miofibril. Miofibril yang membentuk 80% volume serat otot, adalah struktur silindris intrasel dengan diameter 1 µm dan terbentang di seluruh panjang serat otot. Setiap miofibril ini juga tersusun atas filamen tebal dan tipis yang tersusun rapi dan teratur. Filamen tebal yang berdiameter 12 – 18 nm dan panjang 1,6 µm, terdiri dari protein miosin. Filamen tipis yang berdiameter 5 – 8 nm dan panjang 1 µm, terdiri dari tiga protein : aktin, tropomiosin, dan troponin.4,5
Di dalam sarkoplasma, penempatan filamen aktin dan miosin sangat teratur, membentuk pola
garis-garis tegak lurus yang sangat tampak. Dengan mikroskop cahaya, maka akan terlihat
pita I terang dan pita A gelap pada setiap serabut otot. Karena terlihat mempunyai garis
melintang berwarna gelap dan terang yang tersusun teratur, maka otot lurik ini disebut otot
seran lintang. Dengan menggunakan mikroskop elektron, akan didapatkan gambar beresolusi
tinggi yang menunjukkan setiap pita I terang dibagi dua dengan pita Z yang tebal. Di antara
kedua garis Z yang berdampingan ditemukan unit kontraktil otot yang terkecil, yaitu
sakromer. Sakromer adalah unit fungsional otot rangka.Unit fungsional setiap organ adalah
komponen terkecil yang dapat melakukan semua fungsi organ tersebut. Karena itu, sarkomer
adalah komponen terkecil serat otot yang dapat berkontraksi. Untuk lebih jelasnya tingkat
organisasi otot rangka dapat dilihat pada gambar berikut
Kerja otot ada 3, antara lain :
- Agonis = yang bertanggungjawab terhadap suatu gerak (sebagian
besar).
- Antagonis = mengembalikan gerakan atau melakukan gerakan
keterbalikan.
- Sinergis = membantu gerakan agonis dan antagonis utama.
Kemampuan kerja otot memiliki 4 karakteristik, yaitu :
1. Eksitabilitas (peka rangsang dan dapat memberikan respon)
2. Kontraksibilitas (memendek)
3. Extensibilitas (meregang jika ditarik)
4. Elastisitas (kembali seperti semula setelah mengalami kontraksi dan extensi)
Otot punggung (bagian belakang tubuh), otot ini di bagi menjadi 3 bagian :
1. Otot yang ikut menggerakkan lengan
a) Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang vertebra.
Berpangkal di tulang oksipital. Fungsinya mengangkat dan menarik sendi
bahu. Bagian atas menarik scapula ke bagian medial dan yang bawah menarik
ke bawah lateral.
b) Muskulus latisimus dorsi (otot punggung lebar), berpangkal pada ruas tulang
vertebra yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang vertebra dan kosta
III di bawah, gunanya menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan
memutar tulang pangkal lengan ke dalam.
c) Muskulus lumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari ujung prosesus sifoid,
dari tulang leher V, ruas tulang vertebra V, di sini menuju ke pinggir tengah
tulang belikat. Gunanya menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah.
2. Otot antara ruas vertebra dan kosta
Otot yang bekerja menggerakkan kosta atau otot bantu pernapasan, terdiri dari dua
otot yaitu :
a) Muskulus seratus inferior superior (otot gergaji belakang bawah). Terletak di
bawah otot punggung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis dan menuju ke
kosta V dari bawah. Gunanya menarik tulang kosta ke bawah pada waktu
bernapas.
b) Muskulus seratus posterior superior, terletak dibawah otot belah ketupat dan
berpangkal di ruas tulang leher keenam dan ke tujuh dari ruas os vertebra yang
kedua. Gunanya menarik os kosta ke atas waktu inspirasi.
3. Otot punggung sejati
a) Muskulus interspinalis transversi dan Muskulus semispinalis, terdapat di
antara kiri – kanan prosesus transversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk
sikap dan pergelangan vertebra.
b) Muskulus sakrospinalis (muskulus erector spina), terletak disamping ruas
tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga
kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas os vertebra.
c) Muskulus quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os kosta,
terdiri dari dua lapisan : fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga
merupakan dinding bagian belakang rongga perut.
Sendi5
a.Secara Makroskopis
Secara makroskopi, sendi dibedakan menjadi tiga, yakni Sinartrosis atau sendi mati.
Secara struktural, persendian ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. Sutura
adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada
tulang tengkorak. Contohnya sutura sagital. Sinkondrosis adalah sendi adalah hubungan
antar-tulang yang dihubungkan oleh kartilago hialin (jaringan tulang rawan). Contoh: tulang
pada ruas tulang belakang.
b.Secara Mikroskopis
Lapisan terluar, kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat yang menyatu
pada sendi. Ligamen adalah penebalan kapsul yang berfungsi untuk menopang kapsul sendi
dan memberikan stabilitas. Ligamen dapat menyatu dalam kapsul atau terpisah dari kapsul
melalui envaginasi kapsul. Lapisan terdalam, kapsul sendi memiliki lapisan terdalam yakni
membran sinovial yang melapisi kesuluruhan sendi, kecuali pada kartilago artikular.
Membran sinovial mensekresi cairan sinovial.pada beberapa sendi sinovial, seperti
persendian lutut, terdapat diskus artikular (meniskus) fibrokartilago. Bursa adalah kantong
tertutup yang dilapisi membran sinovial, dan ditemukan di luar rongga sendi. Kantong ini
terletak di bawah tendon atau otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area percabangan
tendon atau otot di atas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit terpapar pada
friksi, seperti siku dan tempurung lutut.
Menurut klasifikasinya, sendi dibedakan menjadi :
1. Sendi sinartrosis (sendi tidak bergerak sama sekali). Contohnya sutura
lambdoidea, sutura coronalis, sutura squamosa.
2. Sendi amfiartrosis (Sendi bergerak terbatas. Contohnya sifisis dan tibia.
3. Sendi diartrosis/sinovial (sendi bergerak bebas). Contohnya articulatio humeri,
articulatio radioulnaris proximalis.
Berdasarkan strukturnya, sendi dibedakan atas :
1. Fibrosa. Sendi ini tidak memiliki lapisan tulang rawan dan tulang yang satu
dengan yang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. Contohnya,
sutura pada tulang tengkorak.
2. Kartilago, yaitu sendi yang ujung-ujung tulangnya terbungkus oleh tulang rawan
hialin, disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Sendi ini terbagi
menjadi 2, yaitu:
a. Sikondrosis yaitu sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang
rawan hialin. Contohnya sendi-sendi kostokondral.
b. Simfisis yaitu sendi yang tulang-tulangnya memiliki suatu hubungan
fibrokartilagi dan selapis tipis tulang rawan hialin yang menyelimuti
permukaan sendi. Contohnya simfisis pubis dan sendi tulang punggung.
Sendi sinovial yaitu sendi tubuh yang dapat digerakkan, serta memiliki rongga sendi dan
permukaan sendi yang dilapisi tulang rawan hialin. Sendi ini adalah jenis sendi yang paling
umum dalam tubuh dan berasal dari kata sinovium yang merupakan membran yang
menyekresi cairan sinovial untuk lumbrikasi dan absorbsi shock
Ligamen-ligamen yang memperkuat persendian di kolumna vertebralis regio lumbal adalah :
a. Ligamen flavum
Ligamen flavum merupakan ligamen yang menghubungkan lamina dari dua arkus
vertebra yang berdekatan. Ligamen ini panjang, tipis dan lebar diregio servikal, lebih tebal di
regio torakal dan paling tebal di regio lumbal. Ligamen ini mencegah terpisahnya lamina
arkus vertebralis dan juga mencegah terjadinya cidera di diskus intervertebralis. Ligamen
flavum yang kuat dan elastis membantu mempertahankan kurvatura kolumna vertebralis dan
membantu menegakkan kembali kolumna veretbralis setelah posisi fleksi.
b. Ligamen interspinosus
Ligamen interspinosus merupakan ligamen yang menghubungkan prossesus spinosus
mulai dari basis hingga apex, merupakan ligamen yang lemah hampir menyerupai membran.
c. Ligamen intertranversus
Ligamen intertranversus adalah ligamen yang menghubungkan prossesus tranversus
yang berdekatan. Ligamen ini di daerah lumbal tipis dan bersifat membranosa.
d. Ligamen supraspinosus
Ligamen supraspinosus menghubungkan prosesus spinosus di daerah apex vertebra
servikal ke 7 (VC7) sampai dengan sakrum. Ligamen ini dibagian kranial bergabung dengan
ligamen nuchae. Ligamen supraspinosus ini kuat, menyerupai tali.
Mekanisme Kerja Otot
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif
dari filamen-filamen aktin dan miosin. Pada otot lurik aktin dan miosin yangmempunyai daya
berkerut membentuk aktomiosin., sebaliknya bila aktin menjauhi miosinmakan otot akan
relaksasi. Mekanisme kerja otot terbagi menjadi dua yaitu kontraksi danrelaksasi.
a)Kontraksi
Kontraksi otot merupakan keadaan dimana otot memendek maksimal, keadaan inidisebut
tonus, kemudian relaksasi. Namun, seringkali rangsangan tertentu menyebabkan keadaan
tonus tidak diikuti relaksasi, keadaan ini disebut tetanus(kejang). Otot berkontraksi jika ada
rangsang. Sebab terjadinya kontraksi adalah sebagai berikut. Asetilkolin yang diproduksi oleh
bagian ujung serabut saraf akan membebaskan ion kalsium (Ca2+) yang berada di antara sel
otot. Kemudian ion kalsium ini masuk kedalam otot mengangkut troponin dan tropomiosin ke
aktin,sehingga posisi aktin berubah mempengaruhi filament penghubung. Aktin tertarik
mendekati miosin, sehingga aktin dan miosin bertempelan membentuk aktomiosin.Akibatnya
benang (sel) menjadi pendek. Pada keadaan inilah otot sedang berkontraksi.
Energi untuk kontraksi otot berasal dari penguraian molekul ATP, yaitusebagai berikut:
ATP ADP + P + energiADP
AMP + P + energy
Bila energy habis, otot tidak dapat berkontraksi lagi.
b)Relaksasi
Relaksasi merupakan proses aerob dimana otot kembali memanjang. Mekanisme relaksasi
pada otot mirip dengan proses repolarisasi pada sel saraf. Relaksasi diawali dengan
penurunan permeabilitas membrane sarkolema, retikulum sarkoplasma dan tubulus
transversus terhadap kalsium. Hal ini menyebabkan pemasukan kalsium ke sarkoplasma
terhenti. Proses tersebut dilanjutkan dengan pengaktifan pompa kalsium,yang akan
meningkatkan pemompaan kalsium dari sarkoplasma ke tempat penyimpanannya di dalam
retikulum sarkoplasma dan tubulus transversus. Setelah pompa kalsium bekerja, jumlah
kalsium dalam sarkoplasma turun secara signifikansehingga troponin-C tidak lagi berikatan
dengan kalsium. Dengan demikian,konformasi dan posisi troponin serta posisi aktin akan
menjauhi miosin maka otot akan relaksasi.6
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa skoliosis merupakan kelainan pada
tulang belakang yang berubah bentuk dari lurus menjadi melengkung, yang cenderung
berbentuk huruf ‘S’. Skolisis umumnya terjadi pada wanita dikarenakan tulang belakang
wanita lebih lentur daripada pria. Sebaliknya, pria memiliki tulang punggung yang lebih
tebal.
Daftar Pustaka
1. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi 2. Jakarta: EGC;2003.h.38.
2. Daries K. Buku pintar nyeri tulang dan otot. Jakarta: Erlangga; 2007.h.53.
3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006.h.881-
6.
4. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;
2009.
5. Junqueira LC. Histologi dasar. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2004. 6. Isnaeni W. Fisiologi. Jakarta: Kanisius; 2006; 102-5.