skill lab panti

8
Pada hari Sabtu yang lalu, tanggal 13 Oktober 2012 saya dan teman-teman sekuliah telah berkunjung ke sebuah panti sosial untuk melawat oma-oma dan opa-opa di sana. Panti tersebut adalah Dinas Sosial Rumah Perlindungan Lanjut Usia di Jl Jelambar Selatan 2/10, Jakarta Barat. Kami bertolak dari kampus pada jam 9.00 pagi setelah berkumpul di ruangan kelas masing-masing. Saya dan teman-teman dari kelompok F telah menggunakan bus 6 dan kami telah sampai ke tempat tersebut satu jam kemudian, yaitu pada jam 10.00 pagi. Sampai saja di sana, kami menerima taklimat dari dosen pengiring tentang apa yang kami harus lakukan dan apa yang kami tidak harus lakukan. Kami diberitahu agar kami harus berkumpul semula pada jam 11.30 pagi. Saya juga mengambil kesempatan untuk melihat-lihat kawasan panti asuhan itu. Panti itu sederhana besar dengan hanya mempunyai dua blok yang merangkumi tempat tinggal oma dan opa. Di hadapan panti terdapat sebuah blok khas yang merupakan pejabat pentadbiran yang menguruskan panti tersebut. Kawasan disekeliling panti itu berada dalam kondisi yang baik dan bersih. Terdapat sebuah kawasan teduh yang menghubungkan panti itu dengan pejabat pentadbiran. Di situ kelihatan oma dan opa berehat-rehat dan mengambil angin. Ada yang ngobrol sesama sendiri, ada yang menenun alas kaki menggunakan mesin yang disediakan oleh panti. Saya terkejut sekali apabila melihat seorang oma yang agak lanjut usia sedang merokok tanpa menghiraukan kedatangan kami di situ. Kemudian, setelah melihat keadaan sekeliling, saya terus

Upload: asmalina-azizan

Post on 19-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

skill lab

TRANSCRIPT

Page 1: Skill Lab Panti

Pada hari Sabtu yang lalu, tanggal 13 Oktober 2012 saya dan teman-teman sekuliah

telah berkunjung ke sebuah panti sosial untuk melawat oma-oma dan opa-opa di sana. Panti

tersebut adalah Dinas Sosial Rumah Perlindungan Lanjut Usia di Jl Jelambar Selatan 2/10,

Jakarta Barat. Kami bertolak dari kampus pada jam 9.00 pagi setelah berkumpul di ruangan

kelas masing-masing. Saya dan teman-teman dari kelompok F telah menggunakan bus 6 dan

kami telah sampai ke tempat tersebut satu jam kemudian, yaitu pada jam 10.00 pagi.

Sampai saja di sana, kami menerima taklimat dari dosen pengiring tentang apa yang

kami harus lakukan dan apa yang kami tidak harus lakukan. Kami diberitahu agar kami harus

berkumpul semula pada jam 11.30 pagi. Saya juga mengambil kesempatan untuk melihat-

lihat kawasan panti asuhan itu. Panti itu sederhana besar dengan hanya mempunyai dua blok

yang merangkumi tempat tinggal oma dan opa. Di hadapan panti terdapat sebuah blok khas

yang merupakan pejabat pentadbiran yang menguruskan panti tersebut.

Kawasan disekeliling panti itu berada dalam kondisi yang baik dan bersih. Terdapat

sebuah kawasan teduh yang menghubungkan panti itu dengan pejabat pentadbiran. Di situ

kelihatan oma dan opa berehat-rehat dan mengambil angin. Ada yang ngobrol sesama sendiri,

ada yang menenun alas kaki menggunakan mesin yang disediakan oleh panti. Saya terkejut

sekali apabila melihat seorang oma yang agak lanjut usia sedang merokok tanpa

menghiraukan kedatangan kami di situ. Kemudian, setelah melihat keadaan sekeliling, saya

terus menjalankan misi saya di situ yaitu mendekati opa-opa dan oma-oma dan berikut adalah

hasil wawancara saya bersama mereka:

Orang pertama yang saya wawancara adalah seorang oma yang bernama Karni.

Sewaktu saya mendekatinya, dia terus senyum dan menghulurkan tangan untuk bersalam.

Saya terharu dengan keramahannya walaupun dia tidak mengenali saya. Dia telah berusia 80

tahun dan baru 1 tahun berada di panti tersebut. Apabila saya bertanya apa yang dia buat

sehari-hari, dia bilang dia hanya tidur dan duduk-duduk saja. Ibu Karni bilang jika dia bosan

sama makanan dipanti, dia akan ke warung diluar panti. Saya bertanya kepada oma tentang

soal kehidupannya, tentang ahli keluarganya yang lain. Dia bilang anaknya sudah meninggal

dunia dan suaminya tidak ada. Dari percakapanya saya dapat memahami mungkin oma sudah

sedikit nyanyuk dek karena usianya yang sangat lanjut. Hal ini karena sesuai waktu bicara,

oma kadang kala bilang anaknya tidak mau pulang padahal anaknya Cuma satu. Oma begitu

senang ngobrol sama saya dan teman-teman. Walaupun ada yang kami tidak mengerti, kami

layan aja omanya ngomong. Oma berasal dari daerah Tanggerang, Betawi.

Page 2: Skill Lab Panti

Seterusnya, saya berpeluang mendekati seorang oma yang bernama Seri Mawanti

yang berusia 58 tahun. Oma juga telah tinggal dip anti tersebut selama setahun.. Dia berasal

dari Jogjakarta dan mempunyai 2 orang anak. Anak –anaknya telah besar dan seorang telah

menetap di London.Anaknya itu telah menikah sama orang Jordania dan bekerja di Long

John sebagai consultant. Manakala anaknya yang kedua pula tinggal di Jakarta dan

mempunyai 3 orang cahaya mata. Dia bekerja sebagai pedagang. Ketika saya menanyakan

apa sebabnya dia di panti ini, oma tersebut kelihatan sangat keberatan untuk bercerita terus

dia menyatakan bahawa apa yang terjadi ini adalah kehendak Tuhan. Saya berasa sangat

kagum melihat oma tersebut karena dia merupakan seorang yang sangat tabah dan

bersemangat untuk hidup walaupun hanya sekadar di panti asuhan. . Saya bertanya apakah

dia berasa senang berada di situ. Dia menjawab, “Iya, harus senanglah, kalau tidak gimana

sih..” lalu dia langsung ketawa sendiri. Melalui jawabannya saya tahu bahwa dia seorang

yang pandai bersyukur dan dia berusaha menikmati hidupnya di situ.

Oma seri mempunyai masalah kesehatan di mana dia mempunyai asma dan juga

diabetes militus (DM) dan dia harus mengawal pemakanan dan dietnya supaya DM nya tidak

parah. Dia kerap kali hanya memakan sayur dan berusaha mengurangkan kandungan

karbohidrat dalam pemakanannya. Kemudiaan, saya menanyakan serba sedikit tentang

kehidupan remaja oma tersebut. Ternyata oma tersebut menikah pada usia yang muda iaitu 21

tahun. Suaminya pada ketuka itu berusia kurang lebih 40 tahun. Namun, apakan daya jodoh

dia sama suaminya tidak panjang karena suaminya meninggal dunia dek karena stress dan

amsalah jantung pada usia 79 tahun. Oma tersebut berasal dari keluarga yang berada dan

mempunyai latar belakang pendidikan. Oma tersebut mengambil jurusan aeronautic yaitu

bidang kejuruteraab yang mengkaji prinsip-prinsip penerbangan. Namun, dia berhenti kuliah

setelah menikah karena mahu menumpukan perhatian pada suami sama anak-anaknya.

Saya pada mulanya berasa kaget apabila oma tersebut tahu berbahasa Inggeris dengan

baik. Oma tersebut menceritakan tentang hobinya yaitu membaca. Oma Seri gemar membaca

majalah ilmiah seperti Intisari dan Prevention. Saya menanyakan oma akan dimana dia

mendapatkan majalah-majalah tersebut. Oma memberitahu saya bahawa ada orang yang

pernah melawatnya dan tahu akan hobinya itu mengepos buku tersebut kepadanya. Oma itu

sempat menunjukkan kepada saya akan koleksi majalah yang dia punya. Saya berasa kagum

dengan sikap oma yang tidak hanya duduk termenung seperti oma-oma dan opa yang lain

mengenangkan nasib malang sendiri, tetapi membuat sesuatu yang berfaedah untuk diri

sendiri.

Page 3: Skill Lab Panti

Oma itu juga menceritakan kepada saya dan teman-teman bahawa pada usianya 51

tahun, dia telah mengambil jurusan iridology yaitu jurusan yang belajar dan mengkaji iris

yaitu bahgian mata. Oma tersebut menerangkan kepada kami serba sedikit akan iridology

yaitu iris mengungkapkan kondisi tubuh yang berkaitan dengan melekat kelemahan, tingkat

kesehatan, dan transisi yang terjadi dalam tubuh seseorang ketika mereka memilih untuk

memurnikan cara mereka, berpikir, hidup dan makan. Hal ini membuatkan saya berasa sangat

menghormati oma Seri. Dia juga sambung belajar homeopati yang katanya sangat popular di

Malaysia dan Indonesia. Oma itu juga sering member semangat kepada kami anak-anak

muda yang baru ingin menempuh alam remaja yang banyak cobaan yang bisa melemahkan

kami. Oma itu berharap supaya kami berjaya menjadi seorang dokter yang berjaya dan dapat

membangunkan nusa dan bangsa. Apabila kami memberitahu oma tersebut bahawa kami

berasal dari Malaysia, oma tersebut bilang bahawa, perbadaan negara itu tidak penting sama

sekali. Apa yang penting niat dan keikhlasan seseorang itu. Banyak sekali sikap positif yang

bias saya dan teman-teman pelajari dari oma Seri. Dalam hati, saya tidak putus-putus

bersyukur kepada Tuhan karena telah mempertemukan saya sama Oma Seri yang banyak

sekali menyadarkan saya akan banyak hal dalam hidup ini.

Oma yang ketiga adalah Oma Yuli. Oma Yuli orangnya sangat ceria dan suka

bercanda. Apabila kami menjejakkan kaki di ruangan oma, dia terus menyapa kami, “Hai,

cucu-cucu Oma udah datang, ya?” Kami berasa sangat tersentuh dengan cara oma tersebut

menyambut kami. Lantas saya mendekatinya dan mencium tangannya. Saya memberitahu

nama saya kemudian menanya nama oma. Oma Yuli sempat bercanda apabila dia

menyatakan bahwa namanya, Asnim. Oma Yuli sangat gembira dengan kedatangan kami.

Kegembiraannya itu jelas terpancar di mukanya. Dia dengan senang hatinya menunjukkan

kepada kami akan giginya yang hanya tinggal dua itu. Selepas bersalaman, Oma

mempersilakan kami duduk di ranjangnya. Saya mengambil kesempatan ini untuk

mengenalnya dengan lebih dekat. Saya menanyakan tanggal lahirnya dan asalnya. Oma Yuli

lahir pada bulan Jun 1942 dan dia berasal dari Bandung. Saya sempat membuat kira-kira

dalam kepala dan ternyata oma telah berusia 70 tahun. Fisikal oma menggambarkan

kelanjutan usianya karena oma sudah berbadan bongkok. Namun, dia tidak membiarkan

keadaan fisiknya itu menghalangnya dari merasa gembira.

Page 4: Skill Lab Panti

Oma merupakan orang paling lama menetap di pati asuhan itu yaitu selama 6 tahun.

Dia tidak punya anak hasil dari pernikahannya selama 40 tahun. Suaminya juga sudah

meninggal dunia. Oma sangat tabah dan positif dalam menjalani kehidupannya di sini. Saya

dan teman-teman mengambil kesempatan ini untuk berfoto sama oma. Oma lihatnya sangat

senang dan suka berfoto. Sambil ngobrol sama oma, saya sempat memicit-micit badan oma.

Omanya kelihatan senang bangat terus diciumnya pipi saya. Dia juga bilang bahwa saya

kayak orang Indonesia walaupun dia tahu saya orang Malaysia. Saya berasa senang sekali

sama oma. Rindu saya pada ahli keluarga di Malaysia sedikit terobat apabila melawat ke

panti ini dan berkenalan sama oma-oma dan opa-opa di dini karena mereka memberikan

layanan seolah-olah saya ini anaknya mereka.

Namun, masa amat mencembutui saya dan teman-teman. Pada jam 11.30 kita harus

ngumpul di hadapan rumah panti

apa-apa reaksi negatif. Oma rancak bercerita tentang kisah hidupnya kepada saya

sebelum saya bertanya padanya apa-apa. Dia mempunyai 8 orang anak namun kesemuanya

sudah meninggal dunia. Saya kagum dengan kecekalan oma meneruskan hidupnya walaupun

dia kini hanya bersendiri. Dia juga bilang bahwa pernah pergi ke Jepang, Thailand dan

Malaysia di zaman mudanya. Dia bilang dia masih remaja sewaktu zaman Presiden Sukarno

berlangsung. Oma senang berbicara tentang dirinya lalu dia juga ingin mengetahui serba

sedikit tentang diri saya. Setelah saya memberitahu bahwa saya asalnya dari Malaysia, dia

terus menunjuk salah seorang oma di situ yang berasal dari Malaysia juga. Dia menyuruh

Page 5: Skill Lab Panti

saya berbicara dengan oma tersebut. Saya berlalu meninggalkan oma Karsinah setelah

bersalaman dengannya.

Oma yang saya temui seterusnya adalah oma yang berusia kira-kira 70 tahun. Dia

bernama Katemi. Pabila saya bertanya apakah benar dia berasal dari Malaysia, dia hanya

tersenyum. Terus, dia bilang teman saya yang bareng mewawancaranya, mirip anak lelakinya

yang berusia 9 tahun yang bernama Abdul Kadir. Oma Katemi juga mengadu bahwa dia tidak

dapat makan di panti tersebut. Dia kurang meminati sayur dan tidak makan ikan, ayam dan

daging. Saya menasihatinya agar menjaga pemakanan karena dari makanan kita mendapat

tenaga untuk melakukan pekerjaan. Dia gembira mendengar kata-kata tersebut lalu bilang,

“Anak-anak ini baik sekali. Terima kasih karena hari ini oma rasa bahagia sekali atas

perhatian anak-anak yang datang ke tempat oma.” Setelah beberapa menit berbicara dengan

oma, saya dan teman saya terpaksa meninggalkan oma karena waktu tidak mengijinkan kami

untuk terus berbicara. Saya tidak lupa untuk memberitahu oma bahwa hidup ini adalah satu

anugerah jadi kita harus menikmatinya. Oma juga memesan kepada kami supaya menjadi

dokter-dokter yang bagus suatu hari nanti. Setelah itu, oma melambai-lambai kami yang

beransur pulang meninggalkannya.

Saya berasa sangat gembira dan bahagia dapat menghabiskan masa bersama orang tua

di panti sosial ini. Saya berasa cukup berpuas hati karena mendapat mengenali dengan lebih

dekat opa-opa dan oma-oma dan sejujurnya telah belajar banyak perkara melalui mereka.

Mereka sabar, gembira dan amat senang menjalani kehidupan walau dalam keadaaan apa

pun. Saya berasa insaf tentang pentingnya kita untuk bersyukur dengan apa sahaja yang kita

ada sekarang. Jangan mudah mengeluh karena kita harus ingat bahwa ada lagi manusia yang

hidupnya lebih sukar dari kita. Saya benar-benar berharap aktivitas seperti kunjungan ke

panti-panti ini bisa diteruskan pada waktu-waktu yang akan datang karena berbagai kebaikan

dan manfaat yang bisa mahasiswa perolehi melalui kegiatan seperti ini.