skenario ujian

11
SKENARIO TUGAS PERKEMBANGAN KETERAMPILAN PELAYANAN DALAM BIDAN INILAH CERITA TENTANG SESEORANG. SESEORANG YANG MENJADI BIDAN yang memiliki kesulitan untuk mengembangkan kepribadian dalam menjalankan profesinya. Namun, ia tetap berusaha belajar dan terus belajar untuk menjadi seorang bidan yang profesiaonal dalam pelayanannya kepada masyarakat . Bidan 1 : bu, bagaimana perasaan ibu setelah beberapa minggu dinas di desa ini ? Bidan 2 : alhamdulilah saya jarang ada hambatan bu, semuanya lancar. Penduduknya juga ramah-ramah. Bidan 1 : oh seperti itu ya bu (menunduk) Bidan 2 : kalau ibu sendiri bagaimana ? Bidan 1 : sama kok bu, alhamdulilah lancar-lancar saja. Bidan 2 : tapi jika saya lihat dari bahasa tubuh ibu sepertinya ibu sedang ada masalah, ibu terlihat lesu, ada apa bu ? Bidan 1 : tidak ada apa-apa bu. Bidan 2 : kalau ada masalah jangan sungkan untuk cerita kepada saya ya bu. Bidan 1 : sebenarnya saya khawatir kepada diri saya sendiri bu

Upload: vinasoraya38

Post on 15-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skenario

TRANSCRIPT

Page 1: skenario Ujian

SKENARIO

TUGAS PERKEMBANGAN KETERAMPILAN PELAYANAN DALAM BIDAN

INILAH CERITA TENTANG SESEORANG. SESEORANG YANG MENJADI BIDAN

yang memiliki kesulitan untuk mengembangkan kepribadian dalam menjalankan profesinya.

Namun, ia tetap berusaha belajar dan terus belajar untuk menjadi seorang bidan yang

profesiaonal dalam pelayanannya kepada masyarakat .

Bidan 1 : bu, bagaimana perasaan ibu setelah beberapa minggu dinas di desa ini ?

Bidan 2 : alhamdulilah saya jarang ada hambatan bu, semuanya lancar. Penduduknya juga

ramah-ramah.

Bidan 1 : oh seperti itu ya bu (menunduk)

Bidan 2 : kalau ibu sendiri bagaimana ?

Bidan 1 : sama kok bu, alhamdulilah lancar-lancar saja.

Bidan 2 : tapi jika saya lihat dari bahasa tubuh ibu sepertinya ibu sedang ada masalah, ibu

terlihat lesu, ada apa bu ?

Bidan 1 : tidak ada apa-apa bu.

Bidan 2 : kalau ada masalah jangan sungkan untuk cerita kepada saya ya bu.

Bidan 1 : sebenarnya saya khawatir kepada diri saya sendiri bu

Bidan 2 : kenapa ?

Bidan 1 : saya merasa saya sulit dalam memahami karakter masyarakat disini yang masih

kental dengan adat istiadatnya, saya juga kurang mahir dalam berbahasa daerah yang

digunakan di desa ini, terlebih lagi saya adalah seorang junior. Saya merasa saya belum

pantas berada disini karena masih banyak ilmu yang belum saya pelajari dalam pelayanan.

Bidan 2 : oh, jadi seperti itu ya. Kamu merasa tidak percaya diri ?

Page 2: skenario Ujian

Bidan 1 : iya bu.

Bidan 2 : meskipun kamu bidan junior, kamu harus mampu mengembangkan kepribadianmu.

Bidan 1 : mengembangkan kepribadian ?

Bidan 2 : ya, betul sekali.

Bidan 1 : bagaimana caranya bu ?

Bidan 2 : meskipun kamu masih bidan junior, bukan berarti kemampuan kamu untuk

melakukan pelayanan kepada masyarakat itu rendah. Hal pertama yang harus kamu lakukan

adalah meningkatkan rasa percaya diri bahwa kamu mampu melayani dan meningkatkan

kesehatan masyarakat di desa ini. Pengembangan kemampuan untuk mengenali budaya dan

bahasa akan berjalan seiring berjalannya waktu jika kamu selalu perhatian kepada lingkungan

sekitar. Lingkungan akan membentuk kepribadian dan kemampuanmu. Begitu sayang .

Bidan 2 : iya bu, tapi terkadang saya mempunyai masalah menghadapi klien yang susah

ditebak karakternya seperti apa .

Bidan 1 : kamu harus terus berlatih memahami karakter klien, mengajukan pertanyaan yang

mampu membuka kepribadian atau karakter mereka seutuhnya. Ketika kamu sudah

mengetahui karekter klien tersebut, maka kamu akan mudah dalam berkomunikasi dengan

mereka.

Bidan 2 : oh.. begitu ya bu. Saya paham apa yang ibu sampaikan, semoga dapat bermanfaat

bagi saya. Terimakasih banyak ya bu, saya akan mencoba saran dari ibu.

Setelah mengungkapkan perasaannya kepada Bidan 1, Bidan 2 mencoba untuk

mengimplementasikannya dalam pelayanan kepada masyarakat,dia menjadi lebih percaya diri

dan mengembangkan pengetahuannya mengenai budaya,karakter warga dan adat istiadat desa

tersebut.

Klien 1 : Assalamualaikum bu bidan

Bidan 2 : waalaikumsalam, eh ibu Eni, kumaha ? damang ?

Klien 1 : alhamdulilah sae bu (alhamdulilah baik)

Page 3: skenario Ujian

Bidan 2 : mari atuh masuk ke dalam

Klien 1 : hatur nuhun ibu

Bidan 2 : sok ibu, aya keluhan apa ?

Klien 1 : saya teh pengen cerita saja bu bidan

Bidan 2 : oh iya silahkan bu

Klien 1 : saya teh sudah beberapa hari ini punya masalah sama suami saya.

Bidan 2 : bagimana itu bisa terjadi bu ?

Klien 1 : saya nggak tau bu bidan. Suami saya teh suka marah-marah melulu ! kan saya kesel

Bidan 2 : apakah ibu mengetahui penyebabnya ?

Klien 1 : gak tau bu bidan, saya salah mulu di mata dia. Waktu itu saja saya lagi ngobrol

sama teman-teman saya di pos ronda,biasalah bu namanya juga ibu-ibu, ngegosip gitu. Terus

tiba-tiba suami saya selalu aja marah-marah pada saya selalu ada alasan buat suami saya jadi

marah-marah. Padahal mah, kayaknya saya ngelakuin semua hal udah bener semua bu..saya

juga kayaknya udah sempurna bu.

Bidan 2 : heemmm(wah ibu ini mempunyai sikap yang blindself dia tidak bisa menilai

dirinya tapi orang lain lah yang dapat menilai dirinya)bicara di dalam hati.

Klien 1 : bu bidan kenapa diem aja?apa ada yang salah sama diri saya?

Bidan 2 : tidak bu tidak apa-apa, mungkin ibu kurang introspeksi diri. Sebagai istri kita harus

dapat memahami maunya suami, dan berusaha semaksimal mungkin untuk menservice suami

dengan sebaikbaiknya, serta memanjakan suami. Karna selama ini suami juga sudah berusaha

keras membanting tulang mencari nafkah untuk ibu, dan anak-anak ibu. Mungkin cara suami

untuk mengungkapkan apa yang ada didalam hatinya tidak sesuai dengan yang ibu inginkan

Klien 1 : hemm, ya juga ya. Mungkin saya yang terlalu egois dalam menghadapi suami, saya

selalu ingin dimengerti dan menjadi yang terbaik dibanding yang lain. Terus kira-kira gimana

ya bu bidan buat bicara tanpa emosi dengan suami dalam nyelesain masalah?

Bidan 2 : iya ibu, nah kalau menurut saya ibu harus mencari waktu senggang dimana ibu dan

suami ibu sedang dalam keadaan santai serta rileks. Ibu bisa membuatkan secangkir kopi atau

Page 4: skenario Ujian

teh untuk menghangatkan suasana. Setelah itu ibu bisa memijat kaki atau tangan dan sambil

bermesra-mesraan, setelah kehangatan tercapai barulah ibu bicarakan masalah dan apa-apa

yang ada di dalam hati ibu, namun tetap dengan suara yang lembut dan tidak emosi.

Klien 1 : oh begitu bu, yaudah bu saya akan mencobanya. Terimakasih ya bu atas sarannya,

saya pulang dulu. Besok-besok saya pasti akan kesini lagi bu.

Bidan 2 : iya sama-sama ya bu, iya bu hati-hati dijalan, saya akan menunggu dengan senang

hati kedatangan ibu kembali kesini(dengan ramah)

Setelah sebulan bidan 2 tersebut berdinas disana, masyarakat banyak yang makin menyukai

bidan 2. Karna keramahan dan sosial nya yang sangat tinggi bidan 2& bidan 1 banyak

melakukan kerjasama-kerjasama untuk menjadikan desa tersbut makin sejahtera dan sehat.

Bidan tersebut juga bekerjasama melakukan kegiatan-kegiatan yang berlandaskan amal dan

sosial.Saat sedang melakukan penyuluhan.

Bidan 1 : nin, kamu sudah persiapkan materi untuk penyuluhan hari ini kan?

Bidan 2 : sudah bu, tapi saya mohon untuk ibu periksa kembali karena saya belum percaya

diri untuk berbicara di depan banyak orang

Bidan 1 : kamu harus yakin, kamu kan sudah berusaha & berlatih sejak masih di bangku

kuliah jadi sekarang kamu harus optimis kalau kamu bisa diterima di masyarakat. Kamu

harus meningkatkan percaya diri kamu, salah satunya dengan berlatih untuk memberikan

penyuluhan ini. Saya yakin kamu bisa, dan saya yakin kamu dapat meneruskan karier bidan

saya di desa ini, karna mungkin beberapa tahun lagi saya akan pensiun dan menikmati masa-

masa tua saya bersama keluarga besar saya.

Bidan 1 terus memberikan motivasi-motivasi kepada bidan 2, dan semangat serta berusaha

untuk meningkatkan kepercayaan diri bidan

Bidan 2 : terimakasih banyak bu, telah memberikan motivasi kepada saya. saya jadi merasa

berhutang budi pada ibu, saya tidak tau harus membalas budi ibu dengan berbuat apa, karna

motivasi, semangat dan pengalaman dari ibu tidak bisa dinilai dengan apapun karna begitu

berharga dan tak ternilai. Saya akan berusaha untuk menjaga amanah yang ibu berikan.

Bidan 1 : baik, bagus kalau begitu, sekarang kamu harus lebih meningkatkan keterampilan

kamu dan pengalaman-pengalaman kamu agar lebih berkualitas dan dipercaya masyarakat.

Page 5: skenario Ujian

Bidan 2 : baik bu, terimakasih ya bu.

(penyuluhan pun berjalan dengan lancar,meskipun sesekali ada hambatan –hambatan kecil.

Namun bidan 1 selalu mendukung dan saling bekerja sama dengan bidan 2 untuk

menyingkirkan hambatan-hambatan tersebut.warga berkumpul dan memperhatikan dengan

seksama penyuluhan kesehatan tersebut, namun di tengah-tengah penyuluhan sedang

berlangsung .. )

Warga 1 : lalu, apa yang seharusnya kami lakukan untuk menjaga lingkungan aga tetap sehat

dan bersih ?

Warga 2 : iya bu , benar bu..

Bidan 1 : ibu-ibu tenang dulu ya, bidan nindy(bidan 2) akan menjelaskan kepada ibu-ibu

semua mengenai menjaga atau menciptakan lingkungan yang sehat. (melirik bidan 2 )

Bidan 2 : aduh bu, saya belum terlalu percaya diri. ( khawatir)

Bidan 1 : ibu harus optimis.coba dan lakukan saya akan mendukung ibu. Semangat !

Dengan langkah yang ragu, dan kaki yang gemetar bidan 2 melanhkahkan kakinya perlahan

dan mulai menjelaskan materi yang disampaikan.

Bidan : jadi, ibu-ibu untuk menciptakan lingkungan sehat kita semua harus menjaga

lingkungan kita agar selalu bersih (agak terbata-bata)

Warga 2 : setiap hari kita sudah menyapu halaman dan membersihkan rumah tapi tetap saja

atuh bu penyakit datang aja.

Warga 1: iya,bu benar itu benar

Bidan 2 : jadi, (tiba-tiba bunyi handphone , bidan 2 mengangkat telfon )

Bidan 1 : menghampiri, kamu itu bagaimana sih, kamu sedang menyampaikan materi, jangan

mengankan telfon dahulu, itu tidak profesional.

Bidan 2 : tapi ini dari sahabat saya bu, dia menikah hari ini.

Page 6: skenario Ujian

Bidan 1 : kamu harus profesional dalam melaksanakan tugas, fokus pada pekerjaankirkan

yang sedang kamu laksanakan. Kamu harus bisa menyingingkirkan hambatan-hambatan

sikap profesional .

Bidan 2 : (mematikan handphonenya ) astaghfirullah maafkan saya bu, (melanjutkan materi)

Saat di tengah-tengah materi berlangsung, ada seorang ibu yang merasakan kontraksi

diperutnya, ia akan melahirkan.oleh karena itu, penyuluhan di tutup secara tiba-tiba. Tentu

saja melihat keadaan tersebut bidan-bidan langsung bertindak.

Warga 2 : bu, ada yang mau melahirkan bu, cepat bu tolongin bu (panik).

Bidan 1 : ayo ibu lebih baik kita ke puskesmas sekarang, ibu apakah ibu bisa membantu saya

untuk menghubungi keluarga ibu ini ? ( berbicara kepada salah satu warga )

Warga 1 : baik bu (segera berlari menuju rumah ibu hamil yang akan melahirkan tersebut )

Bidan 2 : mari bu, saya bantu. Ibu tarik nafas yaa, ibu tenang ya..

(sesampainya di puksesmas, sebagai senior bidan 1 menunjukan gaya kepemimpinannya

dalam membantu persalinan )

Bidan 1 : ayo ibu.. dorong.. terus ibu terus.. ya, pintar ..

Klien 2 : aduuhh,, sakit bu bidan (meneran ) Allahuakbar ...!

Bidan 1 : ya, sedikit lagi bu.. nah alhamdulilah (bayi lahir)

(sementara itu bidan 2 membantu kebutuhan yang di perlukan bidan 1 )

Bidan 1 : bu, tolong klem arteri,gunting, tolong sekarang ibu jahit perineum pasien. Saya

akan membersihkan bayi dulu ,

Bidan 2 : baik bu.

(kerja sama anatara bidan 1 dan bidan 2 sangat bagus sehingga persalinan berjalan dengan

lancar)

Keluarga klien : mana istri saya ? mana anak saya ?! kenapa harus melahirkan

dipuskesmas ?! (marah-marah)

Page 7: skenario Ujian

Bidan 2 : bapak, tenang dulu yaa ( dengan ramah ) alhamdulilah anak dan istri bapak selamat.

Keluarga klien : tapi kenapa tidak ada izin terlebih dahulu kepada saya ?! seenaknya saja

bidan macam apa kalian ?

Bidan 1 : mohon maaf bapak sebelumnya, inikan keadaannya darurat, maka dari itu kami

meminta ibu darmi untuk memberitahukan bapak.

Warga 3 : iya pak, bapak harus tenang. Alhamdulilah istri bapak sudah bisa melahirkan tanpa

kendala juga kan pak.

(bidan 1 dan bidan 2 terus memberikan pengertian kepada bapak tersebut sehingga, bapak

tersebut luluh dan tidak marah-marah lagi karena istrinya melahirkan di puskesmas )

Keluarga klien : baiklah bu, maafkan saya ya bu, terima kasih sudah membantu persalinan

istri saya.

Bidan 1 : iya pak tidak apa-apa (bersalaman)

Akhirnya, Bidan 1 dan bidan 2 telah berhasil meluluhkan hati keluarga pasien, hal itu dapat

menunjukkan bahwa bidan 1 & bidan 2 telah mampu mengeluarkan softskills nya dan dalam

melakukkan proses persalinan mereka juga telah menunjukkan hardskill mereka dalam

melakukan keterampilan kebidanan salah satunya.

Keesokan harinya, seorang paraji yang telah lama dipercaya dikampung tersebut baru pulang

dari rumah anak nya yang berada dikota. Paraji baru mendapat kabar dari seorang warga

bahwa dikampung tersebut terdapat bidan baru. Paraji sangat kesal mendangar kabar

tersebut.

Ketika paraji sedang menyapu, tiba-tiba bidan baru tersebut lewat dihadapannya

Bidan 2 : selamat pagi, permisi ya bu

Paraji : oh ini bidan barunya, ada satu aja bikin susah apalagi dua

Bidan 2 : maaf bu, ada apa yaa?

Paraji : kamu bidan baru kan? Berapa lama disini?

Bidan 2 : kurang lebih 3-4 bulan bu

Page 8: skenario Ujian

Paraji : oh bagus deh kalo Cuma bentar, tolong ya jangan ngerebut pasien gue

Bidan 2 : saya pamit ya bu, permisi