skenario konseling

8
Skenario Konseling Lokasi Konselor : Praktek konselor berada di jalan Catur Warga no. 27 Mataram Informasi Klient : Seorang ibu rumah tangga usia 50 th menderita Diabetes Mellitus sejak 3 thn yang lalu. Sudah mengkonsumsi obat-obatan selama 2 tahun 5 bulan, dan mulai berhenti mengkonsumsi obat sejak 3 bulan terakhir karena merasa bosan dan berfikir obat tersebut tidak dapat membuatnya kembali normal seperti dulu. Tapi pasien khawatir terhadap komplikasi DM yang mungkin terjadi padanya karena ia dating dengan luka di kakinya yang sukar sembuh. Tujuan Konseling : Konselor memotivasi klient untuk kembali meminum obat dan memberikan informasi kepada klient untuk memperbaiki pandangannya tentang proses pengobatan pasien Diabetes Mellitus. DIALOG: Konselor : Selamat pagi ibu, silahkan duduk dan selamat datang di klinik konseling saya. Saya dr. Pranita yang akan menjadi konselor ibu hari ini. Mungkin sebelumnya boleh saya tahu nama ibu? (pembuka) Klient : Nama saya Mira, dok!

Upload: megawati-nursanto-ew

Post on 04-Sep-2015

1.286 views

Category:

Documents


147 download

DESCRIPTION

konseling

TRANSCRIPT

Skenario KonselingLokasi Konselor:Praktek konselor berada di jalan Catur Warga no. 27 Mataram

Informasi Klient:Seorang ibu rumah tangga usia 50 th menderita Diabetes Mellitus sejak 3 thn yang lalu. Sudah mengkonsumsi obat-obatan selama 2 tahun 5 bulan, dan mulai berhenti mengkonsumsi obat sejak 3 bulan terakhir karena merasa bosan dan berfikir obat tersebut tidak dapat membuatnya kembali normal seperti dulu. Tapi pasien khawatir terhadap komplikasi DM yang mungkin terjadi padanya karena ia dating dengan luka di kakinya yang sukar sembuh.Tujuan Konseling:Konselor memotivasi klient untuk kembali meminum obat dan memberikan informasi kepada klient untuk memperbaiki pandangannya tentang proses pengobatan pasien Diabetes Mellitus.

DIALOG:Konselor: Selamat pagi ibu, silahkan duduk dan selamat datang di klinik konseling saya. Saya dr. Pranita yang akan menjadi konselor ibu hari ini. Mungkin sebelumnya boleh saya tahu nama ibu? (pembuka)Klient:Nama saya Mira, dok!

Konselor: Baik ibu Mira, saya turut merasa senang karena ibu telah bersedia datang ke klinik saya untuk berkonsultasi dengan saya. Tindakan yang ibu Mira ambil ini sudah tepat karena kedatangan ibu Mira telah menunjukkan keperdulian yang tinggi terhadap kesehatan ibu sendiri. Waktu yang kita miliki untuk berbincang-bincang sekitar 10-12 menit, mungkin dalam rentan waktu tersebut ibu mau berbagi informasi tentang kesehatan ibu Mira kepada saya, dan saya akan tetap menjaga kerahasiaannya. Sekiranya apa yang membuat Ibu Mira datang ke klinik saya? (Affirming)Klient: Begini dok, sesungguhnya saya agak ragu untuk datang ke klinik ini, karena saya fikir dokter akan menceramahi dan memaksa saya untuk kembali minum obat penyakit gula saya. Tapi disisi lain saya juga takut kalau seandainya penyakit gula saya makin parah. Konselor: Ibu terlihat masih ragu untuk datang berkonsultasi ke saya, namun ibu juga merasa khawatir terhadap perkembangan dari penyakit gula ibu Mira. Peran saya di sini hanya untuk menemani ibu berbincang-bincang dan membantu ibu untuk menyelesaikan masalah ibu. Saya tidak berhak untuk menggurui Ibu Mira terlebih lagi memaksa ibu untuk melakukan suatu hal. (merefleksikan perasaan klient)Klient:Syukurlah dok. Saya jadi merasa lebih tenang mendengar hal itu. Memang benar ada rasa khawatir sehubungan dengan perkembangan kesehatan saya Ditambah lagi dengan adanya luka kecil di kaki saya yang sudah beberapa minggu ini tidak kunjung sembuh membuat kekhawatiran itu semakin meningkat.Konselor: Perasaan khawatir ibu Mira juga banyak dialami oleh klient saya yang datang kemari (Pernyataan yang bersifat umum). Mungkin ibu Mira bisa menceritakan hal-hal yang ibu ketahui tentang penyakit gula ini! (polite imperative).Klient: Saya tahu bahwa penyakit gula ini tidak dapat disembuhkan. Selain itu, orang dengan penyakit gula juga harus minum obat seumur hidup. Hal itulah yang membuat saya berfikir obat yang saya minum itu tidak ada gunanya sama sekali karena saya tidak dapat sembuh total, toh nantinya kaki saya akan dipotong jika ada luka, seperti yang dialami tetangga saya. Makanya saya berhenti minum obat.Konselor: Hal-hal yang ibu ketahui tentang penyakit gula cukup banyak. Penyakit gula ini memang tidak dapat disembuhkan, tetapi masih dapat dikendalikan dengan cara minum obat dan memperbaiki gaya hidup ibu, dimana salah satunya dengan mengatur pola makan dan membiasakan diri berolahraga sehingga Ibu Mira dapat menghindarkan diri dari perkembangan buruk penyakit gula ini, seperti yang dialami tetangga ibu sehingga kaki ibu tidak harus dipotong (memberikan informasi yang singkat). Kapan terakhir kali obat penyakit gula ibu, diminum? (penggunaan pertanyaan terbuka)Klient:Sudah 3 bulan terakhir ini saya tidak minum obat penyakit gula tersebut, dok!Konselor:Ibu Mira tadi menyampaikan bahwa sejak 3 bulan terakhir ini tidak mengkonsumsi obat penyakit gula ibu lagi (paraphrasing). Apakah obat tersebut benar-benar tidak pernah ibu Mira minum lagi sejak 3 bulan yang lalu? (probing)Klient:Tidak langsung berhenti, dok! Beberapa kali saya sempat minum juga, namun tidak seteratur sebelumnya. Kadang kalau saya malas, obat itu tidak saya minum, namun jika mengingat pengalaman tetangga saya yang kakinya harus di potong karena penyakit gula ini, maka saya minum lagi obat penyakit gula saya.Konselor: Apakah ibu Mira merasa ada perbedaan terhadap keadaan kesehatan ibu saat masih meminum obat dengan tidak minum obat? (Probing)

Klient:Saya merasa ada sedikit perbedaan, dok! Saat minum obat saya merasa beraktifitas dengan baik, namun saat tidak minum obat rasanya tubuh saya malas untuk bekerja, jadi lebih sering mengantuk, nafsu makan sayapun juga terkadang meningkat.

Konselor: (diam)Klient: Memang sih, dok perbedaan itu sangat terasa dan mempengaruhi aktivitas keseharian saya. Jadi saya rasa saat tidak minum obat tersebut membuat nafsu makan saya bertambah dan itu akan memperparah penyakit gula saya ini. Hal yang saya lakukan itu sama saja menuntun saya kearah burk dari perkembangan penyakit saya.

Konselor: Sepertinya Ibu Mira telah menyadari perbedaan antara saat minum obat dan tidak minum obat, dan hal itu merupakan awal yang baik untuk memotivasi ibu kembali minum obat. Daripada Ibu Mira terus bercermin dari kejadian yang lalu, ada baiknya kita mengetahui apa kiranya yang ibu bisa lakukan kedepannya (reframing).

Klient: Saya rasa saya akan mencoba untuk mengkonsumsi obat-obatan itu lagi dan berusaha mengatur gaya hidup saya. Saya rasa lebih baik obat ini diminum lagi daripada saya tidak bisa beraktivitas dengan baik, dan saya ingin tehindar dari kemungkinan kaki saya dipotong.

Konselor: Kira-kira apa yang mungkin akan menjadi penghambat Ibu Mira dalam kembali mengkonsumsi obat-obatan penyakit gula ibu? (exploring barier)Klient:Mungkin akan ada beberapa hambatan, dok. Hal utama yang mungkin menghambat saya adalah kepatuhan saya dalam minum obat. Saya masih sering lupa untuk minum obat tersebut.

Konselor: Usaha apa yang belum pernah Ibu Mira lakukan untuk membantu masalah ibu dalm kepatuhan minum obat? (Identifying Strategis to Overcome Bariers)Klient: Saya sudah mencoba berbagai usaha dok. Misalnya seperti meminta bantuan suami saya untuk mengingatkan saya dalam minum obat, tapi suami saya juga sibuk sehingga masih sering lupa untuk mengingatkan saya minum obat. Em.. tapi saya belum pernah mencoba untuk membikin catatan pengingat, dok. Mungkin catatan itu bisa saya letakkan pada tempat yang sering saya lihat, misalnya di kulkas.

Konselor: Usaha untuk membuat catatan tersebut nampaknya patut dicoba, tapi menurut anda apa yang akan terjadi jika anda kembali tidak taat untuk minum obat? (exploring outcome)Klient: Mungkin saya akan menjadi seperti tetangga saya yang sekarang hanya memiliki satu kaki, dan saya tidak mau seperti dia. Jadi saya akan menjadikan dia sebagai pemicu saya dalam minum obat, dan nantinya tidak harus berakhir seperti dia.Konselor: Ok, Ibu Mira. Coba kita lihat kembali hal-hal apa yang akan ibu lakukan untuk kembali meminum obat penyakit gula ibu. Ibu Mira telah menyadari perbedaan saat ibu meminum obat dengan tidak meminum obat, dan hal itu mempengaruhi aktivitas ibu. Ibu Mira juga akan mulai mendisiplinkan diri minum obat dengan cara membuat catatn yang akan diletakkan di tempat yang strategis serta mulai memperhatikan gaya hidup ibu untuk menunjang pengendalian penyakit gula ini. Selain itu, kejadian pada tetangga ibu yang kakinya dipotong akan menjadi pengingat pada ibu jika ibu tidak patuh lagi dalam minum obat (Summarizing Plan).Klient: Kurang lebih seperti itu, dok. Saya akan berusaha memenuhi langkah-langkah yang sudah saya rencanakan tadi. Ternyata dokter memang tidak menggurui dan memaksa saya untuk kembali minum obat.

Konselor: Terima kasih atas kepercayaan ibu Mira kepada saya selaku konselor anda. Saya turut merasa senang karena anda telah menemukan rencana penanganan masalah ibu dalam minum obat dengan tepat. Keputusan yang ibu ambil untuk lebih perduli terhadap kesehatan ibu merupakan suatu hal yang sangat baik. (penutup)*************TRAMED KONSELING*************

NI KADEK PRANITA SANTHIH1A 008 036