skenario i modul bintik merah
DESCRIPTION
nurseTRANSCRIPT
Page 4
MODUL BINTIK MERAH
Skenario I
Seorang anak berusia 4 tahun diantar ibunya yang berusia 22 tahun ke RS dengan
keluhan bintik merah pada tubuhnya. Sebelumnya anak mengalami demam selama 5
hari. Demam timbul mendadak, naik turun, waktu malam hari lebih tinggi. Pada hari
berikutnya mata mulai merah disertai banyak keluar air mata. Pasien kemudian
muntah kali berisi makanan, jumlahnya tidak banyak, dan tidak berdarah. Makan dan
minum berkurang dan didalam mulut terdapat sariawan. Pada hari kedua demam,
pasien dikompres air hangat tetapi demam tidak turun. Pasien kemudian dibwa
berobat ke puskesmas, mendapat obat penurun panas dan panas mulai turun. Mulai
hari ke empat timbul bercak merah ditubuh dan orang tua khawatir maka esok harinya
dibawah berobat ke RS. Tanda vital : suhu 37,9, nadi 120x/menit teratur, is tegangan
cukup, tekanan darah 110/70mmHg, RR 26x/menit, tipe abdominthorakal dan
dangkal. Data antropometri : BB 13,2 kg, TB 98 cm, LK 49cm, LLA 15cm. pada
pemeriksaan fisik diketahui mata: berair(+), agak cekung (+). Hidung : sianosis(-),
secret bening (-), nafas cuping hidung ( +). Bibir: kering. Mulut : mukosa bukalis
ulkus kecil, faring hiperemis, tonsil tenang, lidah tidak kotor. Thoraks: simetris kiri
dan kanan, retraksi subcosta (+), perkusi pekak, suara nafas bronchovesikuler, dan
ronchi basah halus diparu kiri dan kanan. Abdomen : datar, nyeri tekan (-), shifting
dullness (-), hati dan limpa tidak teraba, bising usus terdengar biasa. Kulit: bercak
makulopapula (+) diseluruh tubuh, petechie (-), ulkus (-). Pemeriksaan laboratorium
Page 4
Hb 12,2 g/dl, Ht 36%, leukosit 4110/, trombosit 150.000/. elektrolit darah: Na 142
mmol/L, K 3,5mmol/ L. CL 108mmol/L.
1. Klarifikasi kata kunci
a. An. Umur 4 tahun
b. Bintik merah pada tubuhnya
c. Riwayat demam selama 5 hari
d. Demam timbul mendadak, naik turun, waktu malam demam lebih
tinggi
e. Mata berwarna merah disertai banyak keliar air mata
f. Muntah dua kali berisi makanan, jumlahnya tidak banyak dan tidak
berdarah
g. Makan dan minu berkurang
h. Mulut terdapat sariawan
i. Hari ke-4 timbul bercak merah ditubuh
j. TTV:
1) Suhu : 37,9o C
2) TD : 110/70mmHg
3) RR : 36X/menit, tipe abdominothoraks dan dangkal
4) Nadi : 120x/menit
Antropometri
1) BB : 13,2 Kg
Page 4
2) TB : 98cm
3) LK : 49cm
4) LLA : 15cm
k. Pemeriksaan Fisik
1) Mata berair (+)
2) Agak cekung(+)
3) Hidung : sekretbening(+), nafas cuping hidung(+)
4) Mulut : mukosa bukalis ulkus kecil
5) Thoraks : retraksi subcosta (+), perkusi pekak, nafas
bronchovesikuler, ronchi basah halus kiri dan kanan
6) Kulit : bercak makulopapula (+), petekie diseluruh tubuh (-),
ulkus (-)
7) Lab : Hb 12,2 g/dl (N: 11,5-13,0), Ht 36% (N: 34-
39),Trombosit 150.000/ml (N: 1250-550x103 )
8) Elektrolit : Na : 142 mmol/L, Kl 3,5 mmol/L, CL: 108
mmol/L
Page 4
2. Topic Tree
3. Pertanyaan Penting
a. Jelaskan penyakit yang berhubungan dengan bintik-bintik merah
1) Morbilli/rubeola/campak
2) Dengue Fever & DBD
3) Cikungunya
b. Jelaskan patofisiologi terjadinya bintik merah pada kulit
c. Buatlah penyimpangan KDM berdasarkan scenario
d. Buatlah konsep Asuhan Keperawatan berdasarkan scenario
Bintik-bintikmerah
Penyakit yang terkait kasus: Morbilli Cikungunya Demam
dengue
Konsep Medis: defenisi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang,
penatalaksanaa
AskepSesuai Skenario
PKDM
Patofisiologi bintik merah
Page 4
1) Pengkajian
2) Diagnose
3) Intervensi
4. Jawaban pertanyaan penting(terlampir)
5. Tujuan pembelajaran selanjutnya
Setelah melakukan tutoriual dengan modul bintik merah, diharapkan
mahasiswa mampu:
a. Menyebutkan dan menjelaskan penyakit yang menimbulkan bintik
merah pada kulit
b. Menjelaskan patofisiologi terjadinya bintik merah pada kulit.
c. Membuat penyimpangan KDM dan menjelaskan munculnya diagnose
keperawatan dari penyakit yang menimbulkan bintik merah pada kulit
d. Mampu membuat, merencanakan, dan mengaplikasikan asuhan
keperawatan dengan kasus bintik merah pada kulit.
6. Informasi tambahan
Ruam makulopapular : kelompok penyakit dengan ruam
makulopapular yang terdistribusi central, dimana ruam mulai muncul dari
daerah kepala, leher kemudian menyebar keseluruh tubuh / menyebar ke
perifer: umumnya berkaitan dengan penyakit campak, rubella, roseola /
exanthema subitum atau ruam yang berhubungan dengan obat. Kelompok
penyakit dengan ruam makulopapular yang terdistribusi perifer, dimana
Page 4
predileksi ruamnya ada di telapak tangan, telapak kaki, lutut dan siku
misalnya meningococcemia, Rocky Mountain spotted fever, dengue fever,
yang awalnya tampil dengan ruam makulopapular, sebelum akhirnya menjadi
ruam petekhiae, harus segera dikenali agar tatalaksana tidak terlambat dan
fatal.
Ruam erythema dengan desquamasi: terdapat pada Scarlet fever, toxic
shock syndrome, scalded skin syndrome yang disebabkan oleh Staphylococcus
aureus dan sindroma Kawasaki, juga sering didapatkan pada infeksi
Streptococcus viridan, toxic epidermal necrolysis dan reaksi graft versus host.
Ruam vesicobulous – pustule : didapatkan pada infeksi virus herpes
varicella-zoster juga pada infeksi kuman Staphylococcus, gonococcemia. Pada
penderita dengan immunocompromised, perlu diingat infeksi disseminated
herpes simplex virus.
Ruam nodul terdapat pada Erythema nodosum adalah penyakit dengan
ruam nodul, berupa proses inflamasi akut, yang melibatkan proses
immunologi pada panniculus adiposus. Nodule tersebut terasa nyeri.Lesi
banyak dijumpai pada ekstremitas bawah, lutut dan lengan. Penyebabnya
adalah idiopathic, sebesar 40 %, sisanya oleh karena infeksimisalnya karena
beta-hemolytic streptococcus, Mycobacterium, atau sebab non infeksi
misalnya reaksi terhadap sulfonamide , oral kontrasepsi atau Sarcoidosis.
Page 4
7. Kesimpulan