skenario 32

60
Skenario 3 Sesak Napas Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dibawa ibunya berobat ke UGD RS YARSI dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari yang lalu. Sesak napas tidak disertai demam, tidak ada batuk pilek. Sesak napas dirasakan makin bertambah berat, sehingga pasien lebih suka duduk untuk mengurangi sesak dan hanya bias berbicara dalam penggalan kalimat, Sesak mulai dirasakan pasien setelah makan coklat. Keluhan seperti ini sering dialami pasien ,terakhir pasien menderita sesak 1 bulan yang lalu. Sesak akan hilang bila pasien dibawa berobat ke RS Pada pemeriksaan fisik : pasien tampak sesak, frekuensi napas 42x/menit , frekuensi denyut jantung 92x/menit , suhu dalam batas normal . Terdapat retraksi suprasternal dan sela iga, terdengar wheezing di kedua lapang paru, tidak disertai ronkhi , bunyi jantung dalam batas normal . Dokter mendiagnosis pasien dengan asthma episodic sering serangan sedang . Pasien diberi nebulisasi untuk mengurangi sesak . Dokter menganjurkan pasien untuk menghindari alergen dan menggunakan inhaler untuk mengendalikan serangan serta melakukan uji fungsi paru.

Upload: muhammad-adha

Post on 02-Jan-2016

87 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

serah

TRANSCRIPT

Skenario 3

Sesak Napas

Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dibawa ibunya berobat ke UGD RS YARSI dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari yang lalu Sesak napas tidak disertai demam tidak ada batuk pilek Sesak napas dirasakan makin bertambah berat sehingga pasien lebih suka duduk untuk mengurangi sesak dan hanya bias berbicara dalam penggalan kalimat Sesak mulai dirasakan pasien setelah makan coklat Keluhan seperti ini sering dialami pasien terakhir pasien menderita sesak 1 bulan yang lalu Sesak akan hilang bila pasien dibawa berobat ke RS

Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sesak frekuensi napas 42xmenit frekuensi denyut jantung 92xmenit suhu dalam batas normal Terdapat retraksi suprasternal dan sela iga terdengar wheezing di kedua lapang paru tidak disertai ronkhi bunyi jantung dalam batas normal Dokter mendiagnosis pasien dengan asthma episodic sering serangan sedang Pasien diberi nebulisasi untuk mengurangi sesak Dokter menganjurkan pasien untuk menghindari alergen dan menggunakan inhaler untuk mengendalikan serangan serta melakukan uji fungsi paru

BLOK RESPIRASI

Wrap Up PBL Skenario 3

Sesak Napas

Kelompok B-12

KETUA Muhammad Adha 1102011178

SEKRETARIS Raras Mayang 1102010231

ANGGOTA Leora Annastiti H 1102009158

Muhammad Adha 1102011178

Nadira Danata 1102011188

Pria Dinda Tri 1102011210

Reksi Andrianol 1102011226

Reza Akbar Nst 1102011230

Sabila Zasarosa 1102011249

Sibro Milsi SarsquoDani 1102011259

Ovienanda Kristi 1102011205

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARS

2013-2014

Sasaran Belajar

LI 1 Memahami dan Menjelaskan Asma pada Anak

LO 11 Menjelaskan Definisi Asma

LO 12 Menjelaskan Epidemiologi Asma

LO 13 Menjelaskan Etiologi Asma

LO 14 Menjelaskan Klasifikasi Asma

LO 15 Menjelaskan Patogenesis Asma

LO 16 Menjelaskan Patofisiologi Asma

LO 17 Menjelaskan Manifestasi Asma

LO 18 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Asma

LO 19 Menjelaskan Tata Laksana dan Pencegahan Asma

LO 110 Menjelaskan Komplikasi Asma

LO 111 Menjelaskan Prognosis Asma

LI 2 Memahami dan Menjelaskan Terapi dan Inhalasi

LO 21 Menjelaskan Prinsip Dasar Inhalasi

LO 22 Menjelaskan Macam2 Terapi

LI 1 MM Asma

11 DefinisiAsma adalah obstruksi jalan napas akut episodic yang diakibatkan oleh rangsangan yang tidak menimbulkan respons pada orang sehat Asma telah didefinisikan sebagai gangguan yang dikarakteristikkan oleh paroksisme rekurens mengi dan dyspnea yang tidak disertai oleh penyakit jantung atau penyakit lain

Asma adalah penyakit keturunan yang tidak menular Sekitar 55-60 penyakit alergi yang mengakibatkan asma diturunkan ke anak atau cucuAsma adalah penyakit yang mempengaruhi paru-paru Anda Ini adalah penyakit jangka panjang yang paling umum dari anak-anak tetapi orang dewasa menderita asma juga Asma menyebabkan episode berulang mengi sesak napas sesak dada dan batuk pada malam atau dini episode ini juga dikenal sebagai eksaserbasi atau serangan Tingkat keparahan eksaserbasi dapat berkisar dari ringan sampai mengancam nyawa Baik frekuensi dan keparahan gejala asma dapat dikurangi dengan menggunakan obat-obatan dan dengan mengurangi eksposur ke lingkungan pemicu serangan asma

12 EpidemiologiRatnawati J Respir Indones 201131(4)172-5 Asma merupakan penyakit kronik yang banyak diderita oleh anak dan dewasa baik di negara maju maupun di negara berkembang Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400 juta pada tahun 2025 Meskipun dengan pengobatan efektif angka morbiditas dan mortalitas asma masih tetap tinggi Satu dari 250 orang yang meninggal adalah penderita asma Di negara maju meskipun sarana pengobatan mudah didapat asma masih sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati secara tepat1 Asma menyebabkan kehilangan hari sekolah anak di Asia (16) Eropa (34 ) serta Amerika Serikat (40) Prevalens asma di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kekerapan asma semakin meningkat terutama di negara maju Studi di Australia New Zealand dan Inggris menunjukkan bahwa Prevalens asma anak meningkat dua kali lipat pada dua dekade terakhir2 Di Amerika National Health Survey tahun 2001 hingga 2009 mendapatkan Prevalens asma meningkat dari 73 (203 juta orang) di tahun 2001 menjadi 82 (246 juta orang) di tahun 2009 3 Penelitian cross sectional International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) dan beberapa penelitian pada orang dewasa menyimpulkan bahwa prevalens asma di negara maju tidak meningkat dan bahkan cenderung menurun pada sepuluh tahun terakhir Kata kunci epidemiologi asma prevalens asma asthma epidemiology asthma prevalence

Asma merupakan masalah kesehatan dunia di mana diperkirakan300 juta orang diduga mengidap asma (GINA 2008)

1048708 Kematian akibat asma di dunia dipekirakan mencapai 250 000orangtahun1048708 Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti namundiperkirakan 2 ndash 5 penduduk Indonesia menderita asma1048708 Asma merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkanpasien memerlukan perawatan baik di rumah sakit maupun dirumah1048708 Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanakkanaksedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur40 tahun1048708 dapat dimulai pada segala usia mempengaruhi pria dan wanitatanpa kecuali dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala etnis

13 EtiologiSerangan asma adalah suatu reaksi terhadap pemicu (allergen) Hal ini mirip dengan banyak cara untuk membuat reaksi alergi Reaksi alergi merupakan respon oleh sistem kekebalan tubuh dimana bila sel-sel dari sistem kekebalan tubuh terserang mereka memicu serangkaian reaksi yang membantu melawan serangan tersebut respon inilah yang akhirnya menyebabkan gejala serangan asma

Karena asma adalah jenis reaksi alergi kadang-kadang disebut penyakit saluran napas reaktif Setiap orang dengan asma memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda Sebagian besar pemicu serangan menyebabkan pada beberapa orang dengan asma dan tidak pada orang lain Faktor pemicu penyebab penyakit asma antara lain asap tembakau menghirup udara yang tercemar menghirup iritasi pernapasan lainnya seperti parfum atau produk pembersih paparan iritasi saluran udara di tempat kerja menghirup zat penyebab alergi (alergen) seperti jamur debu atau bulu binatang infeksi saluran pernapasan atas (seperti flu pilek sinusitis atau bronchitis) paparan dingin cuaca kering emosional atau stres beban fisik atau olahraga refluks asam lambung yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesophageal sulfida aditif untuk beberapa makanan dan haid (namun tidak semua wanita gejala asma terkait erat dengan siklus menstruasi)

Faktor-faktor penyebab asma termasuk Memiliki kecenderungan alergi Orang tua menderita asma

Beberapa infeksi pernapasan selama masa kanak-kanak

Kontak dengan beberapa alergen udara atau eksposur ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang

Faktor pemicu asma1048708 ISPA (rhinovirus influenza pneumonia dll)1048708 Alergen (debu serbuk sari bunga tengu kecoa jamur dll)

1048708 Lingkungan (udara dingin gas SO2 NO2 asap rokok dll)1048708 Emosi cemas stress1048708 Olahraga terutama pada suhu dingin dan kering1048708 Obatpengawet Aspirin NSAID sulfit benzalkonium klorida beta bloker1048708 Stimulus pekerjaan14 Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipeyaitu

1 Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik

seperti debu serbuk bunga bulu binatang obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora

jamurAsma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik

terhadap alergi Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang

disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik

2 Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak

spesifik atau tidak diketahui seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya

infeksi saluran pernafasan dan emosiSerangan asma ini menjadi lebih berat dan sering

sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan

emfisema Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan

3 Asma gabungan

Bentuk asma yang paling umumAsma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan

non-alergik

Berdasarkan Keparahan Penyakit

1 Asma intermiten

Gejala muncul lt 1 kali dalam 1 minggu eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari

gejala asma malam hari terjadi lt 2 kali dalam 1 bulan fungsi paru normal dan

asimtomatik di antara waktu serangan Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory

Value in 1 second (PEV1) gt 80

2 Asma ringan

Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi

mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan

PEF dan PEV1 gt 80

3 Asma sedang (moderate)

Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam

hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat

dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80

4 Asma parah (severe)

Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering

terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60

Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu

Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat

pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20

II Persisten Ringan

Mingguan

APE gt 80

Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur

gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30

III Persisten Sedang

Harian

APE 60 ndash 80

Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari

gt 1x seminggu

VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

IV Persisten Berat

Kontinyu

APE pound 60

Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi

Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas

APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi

1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi

11Asma Ekstrinsik Atopik 3

Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma

12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3

Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis

2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3

21Asma Intrinsik

22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma

ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48

Ditinjau Dari Gejala Klinis 811

1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari

2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari

3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas

15 Patogenesis

Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi

ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik

Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil

olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN

Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien

asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat

Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas

Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma

2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi

3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis

4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN

5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN

(Heru Sundaru Sukamto 2007)

16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan

sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin

Gambar 1 Mekanisme Asma

Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat

Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas

Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)

17 Manifestasi

GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil

Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik

Kurang dari 2 kali dalam sebulan

APE gt 80

Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari

Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan

APE gt80

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

BLOK RESPIRASI

Wrap Up PBL Skenario 3

Sesak Napas

Kelompok B-12

KETUA Muhammad Adha 1102011178

SEKRETARIS Raras Mayang 1102010231

ANGGOTA Leora Annastiti H 1102009158

Muhammad Adha 1102011178

Nadira Danata 1102011188

Pria Dinda Tri 1102011210

Reksi Andrianol 1102011226

Reza Akbar Nst 1102011230

Sabila Zasarosa 1102011249

Sibro Milsi SarsquoDani 1102011259

Ovienanda Kristi 1102011205

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARS

2013-2014

Sasaran Belajar

LI 1 Memahami dan Menjelaskan Asma pada Anak

LO 11 Menjelaskan Definisi Asma

LO 12 Menjelaskan Epidemiologi Asma

LO 13 Menjelaskan Etiologi Asma

LO 14 Menjelaskan Klasifikasi Asma

LO 15 Menjelaskan Patogenesis Asma

LO 16 Menjelaskan Patofisiologi Asma

LO 17 Menjelaskan Manifestasi Asma

LO 18 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Asma

LO 19 Menjelaskan Tata Laksana dan Pencegahan Asma

LO 110 Menjelaskan Komplikasi Asma

LO 111 Menjelaskan Prognosis Asma

LI 2 Memahami dan Menjelaskan Terapi dan Inhalasi

LO 21 Menjelaskan Prinsip Dasar Inhalasi

LO 22 Menjelaskan Macam2 Terapi

LI 1 MM Asma

11 DefinisiAsma adalah obstruksi jalan napas akut episodic yang diakibatkan oleh rangsangan yang tidak menimbulkan respons pada orang sehat Asma telah didefinisikan sebagai gangguan yang dikarakteristikkan oleh paroksisme rekurens mengi dan dyspnea yang tidak disertai oleh penyakit jantung atau penyakit lain

Asma adalah penyakit keturunan yang tidak menular Sekitar 55-60 penyakit alergi yang mengakibatkan asma diturunkan ke anak atau cucuAsma adalah penyakit yang mempengaruhi paru-paru Anda Ini adalah penyakit jangka panjang yang paling umum dari anak-anak tetapi orang dewasa menderita asma juga Asma menyebabkan episode berulang mengi sesak napas sesak dada dan batuk pada malam atau dini episode ini juga dikenal sebagai eksaserbasi atau serangan Tingkat keparahan eksaserbasi dapat berkisar dari ringan sampai mengancam nyawa Baik frekuensi dan keparahan gejala asma dapat dikurangi dengan menggunakan obat-obatan dan dengan mengurangi eksposur ke lingkungan pemicu serangan asma

12 EpidemiologiRatnawati J Respir Indones 201131(4)172-5 Asma merupakan penyakit kronik yang banyak diderita oleh anak dan dewasa baik di negara maju maupun di negara berkembang Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400 juta pada tahun 2025 Meskipun dengan pengobatan efektif angka morbiditas dan mortalitas asma masih tetap tinggi Satu dari 250 orang yang meninggal adalah penderita asma Di negara maju meskipun sarana pengobatan mudah didapat asma masih sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati secara tepat1 Asma menyebabkan kehilangan hari sekolah anak di Asia (16) Eropa (34 ) serta Amerika Serikat (40) Prevalens asma di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kekerapan asma semakin meningkat terutama di negara maju Studi di Australia New Zealand dan Inggris menunjukkan bahwa Prevalens asma anak meningkat dua kali lipat pada dua dekade terakhir2 Di Amerika National Health Survey tahun 2001 hingga 2009 mendapatkan Prevalens asma meningkat dari 73 (203 juta orang) di tahun 2001 menjadi 82 (246 juta orang) di tahun 2009 3 Penelitian cross sectional International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) dan beberapa penelitian pada orang dewasa menyimpulkan bahwa prevalens asma di negara maju tidak meningkat dan bahkan cenderung menurun pada sepuluh tahun terakhir Kata kunci epidemiologi asma prevalens asma asthma epidemiology asthma prevalence

Asma merupakan masalah kesehatan dunia di mana diperkirakan300 juta orang diduga mengidap asma (GINA 2008)

1048708 Kematian akibat asma di dunia dipekirakan mencapai 250 000orangtahun1048708 Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti namundiperkirakan 2 ndash 5 penduduk Indonesia menderita asma1048708 Asma merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkanpasien memerlukan perawatan baik di rumah sakit maupun dirumah1048708 Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanakkanaksedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur40 tahun1048708 dapat dimulai pada segala usia mempengaruhi pria dan wanitatanpa kecuali dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala etnis

13 EtiologiSerangan asma adalah suatu reaksi terhadap pemicu (allergen) Hal ini mirip dengan banyak cara untuk membuat reaksi alergi Reaksi alergi merupakan respon oleh sistem kekebalan tubuh dimana bila sel-sel dari sistem kekebalan tubuh terserang mereka memicu serangkaian reaksi yang membantu melawan serangan tersebut respon inilah yang akhirnya menyebabkan gejala serangan asma

Karena asma adalah jenis reaksi alergi kadang-kadang disebut penyakit saluran napas reaktif Setiap orang dengan asma memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda Sebagian besar pemicu serangan menyebabkan pada beberapa orang dengan asma dan tidak pada orang lain Faktor pemicu penyebab penyakit asma antara lain asap tembakau menghirup udara yang tercemar menghirup iritasi pernapasan lainnya seperti parfum atau produk pembersih paparan iritasi saluran udara di tempat kerja menghirup zat penyebab alergi (alergen) seperti jamur debu atau bulu binatang infeksi saluran pernapasan atas (seperti flu pilek sinusitis atau bronchitis) paparan dingin cuaca kering emosional atau stres beban fisik atau olahraga refluks asam lambung yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesophageal sulfida aditif untuk beberapa makanan dan haid (namun tidak semua wanita gejala asma terkait erat dengan siklus menstruasi)

Faktor-faktor penyebab asma termasuk Memiliki kecenderungan alergi Orang tua menderita asma

Beberapa infeksi pernapasan selama masa kanak-kanak

Kontak dengan beberapa alergen udara atau eksposur ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang

Faktor pemicu asma1048708 ISPA (rhinovirus influenza pneumonia dll)1048708 Alergen (debu serbuk sari bunga tengu kecoa jamur dll)

1048708 Lingkungan (udara dingin gas SO2 NO2 asap rokok dll)1048708 Emosi cemas stress1048708 Olahraga terutama pada suhu dingin dan kering1048708 Obatpengawet Aspirin NSAID sulfit benzalkonium klorida beta bloker1048708 Stimulus pekerjaan14 Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipeyaitu

1 Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik

seperti debu serbuk bunga bulu binatang obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora

jamurAsma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik

terhadap alergi Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang

disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik

2 Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak

spesifik atau tidak diketahui seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya

infeksi saluran pernafasan dan emosiSerangan asma ini menjadi lebih berat dan sering

sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan

emfisema Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan

3 Asma gabungan

Bentuk asma yang paling umumAsma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan

non-alergik

Berdasarkan Keparahan Penyakit

1 Asma intermiten

Gejala muncul lt 1 kali dalam 1 minggu eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari

gejala asma malam hari terjadi lt 2 kali dalam 1 bulan fungsi paru normal dan

asimtomatik di antara waktu serangan Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory

Value in 1 second (PEV1) gt 80

2 Asma ringan

Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi

mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan

PEF dan PEV1 gt 80

3 Asma sedang (moderate)

Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam

hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat

dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80

4 Asma parah (severe)

Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering

terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60

Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu

Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat

pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20

II Persisten Ringan

Mingguan

APE gt 80

Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur

gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30

III Persisten Sedang

Harian

APE 60 ndash 80

Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari

gt 1x seminggu

VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

IV Persisten Berat

Kontinyu

APE pound 60

Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi

Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas

APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi

1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi

11Asma Ekstrinsik Atopik 3

Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma

12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3

Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis

2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3

21Asma Intrinsik

22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma

ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48

Ditinjau Dari Gejala Klinis 811

1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari

2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari

3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas

15 Patogenesis

Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi

ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik

Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil

olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN

Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien

asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat

Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas

Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma

2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi

3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis

4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN

5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN

(Heru Sundaru Sukamto 2007)

16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan

sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin

Gambar 1 Mekanisme Asma

Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat

Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas

Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)

17 Manifestasi

GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil

Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik

Kurang dari 2 kali dalam sebulan

APE gt 80

Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari

Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan

APE gt80

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Sasaran Belajar

LI 1 Memahami dan Menjelaskan Asma pada Anak

LO 11 Menjelaskan Definisi Asma

LO 12 Menjelaskan Epidemiologi Asma

LO 13 Menjelaskan Etiologi Asma

LO 14 Menjelaskan Klasifikasi Asma

LO 15 Menjelaskan Patogenesis Asma

LO 16 Menjelaskan Patofisiologi Asma

LO 17 Menjelaskan Manifestasi Asma

LO 18 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Asma

LO 19 Menjelaskan Tata Laksana dan Pencegahan Asma

LO 110 Menjelaskan Komplikasi Asma

LO 111 Menjelaskan Prognosis Asma

LI 2 Memahami dan Menjelaskan Terapi dan Inhalasi

LO 21 Menjelaskan Prinsip Dasar Inhalasi

LO 22 Menjelaskan Macam2 Terapi

LI 1 MM Asma

11 DefinisiAsma adalah obstruksi jalan napas akut episodic yang diakibatkan oleh rangsangan yang tidak menimbulkan respons pada orang sehat Asma telah didefinisikan sebagai gangguan yang dikarakteristikkan oleh paroksisme rekurens mengi dan dyspnea yang tidak disertai oleh penyakit jantung atau penyakit lain

Asma adalah penyakit keturunan yang tidak menular Sekitar 55-60 penyakit alergi yang mengakibatkan asma diturunkan ke anak atau cucuAsma adalah penyakit yang mempengaruhi paru-paru Anda Ini adalah penyakit jangka panjang yang paling umum dari anak-anak tetapi orang dewasa menderita asma juga Asma menyebabkan episode berulang mengi sesak napas sesak dada dan batuk pada malam atau dini episode ini juga dikenal sebagai eksaserbasi atau serangan Tingkat keparahan eksaserbasi dapat berkisar dari ringan sampai mengancam nyawa Baik frekuensi dan keparahan gejala asma dapat dikurangi dengan menggunakan obat-obatan dan dengan mengurangi eksposur ke lingkungan pemicu serangan asma

12 EpidemiologiRatnawati J Respir Indones 201131(4)172-5 Asma merupakan penyakit kronik yang banyak diderita oleh anak dan dewasa baik di negara maju maupun di negara berkembang Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400 juta pada tahun 2025 Meskipun dengan pengobatan efektif angka morbiditas dan mortalitas asma masih tetap tinggi Satu dari 250 orang yang meninggal adalah penderita asma Di negara maju meskipun sarana pengobatan mudah didapat asma masih sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati secara tepat1 Asma menyebabkan kehilangan hari sekolah anak di Asia (16) Eropa (34 ) serta Amerika Serikat (40) Prevalens asma di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kekerapan asma semakin meningkat terutama di negara maju Studi di Australia New Zealand dan Inggris menunjukkan bahwa Prevalens asma anak meningkat dua kali lipat pada dua dekade terakhir2 Di Amerika National Health Survey tahun 2001 hingga 2009 mendapatkan Prevalens asma meningkat dari 73 (203 juta orang) di tahun 2001 menjadi 82 (246 juta orang) di tahun 2009 3 Penelitian cross sectional International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) dan beberapa penelitian pada orang dewasa menyimpulkan bahwa prevalens asma di negara maju tidak meningkat dan bahkan cenderung menurun pada sepuluh tahun terakhir Kata kunci epidemiologi asma prevalens asma asthma epidemiology asthma prevalence

Asma merupakan masalah kesehatan dunia di mana diperkirakan300 juta orang diduga mengidap asma (GINA 2008)

1048708 Kematian akibat asma di dunia dipekirakan mencapai 250 000orangtahun1048708 Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti namundiperkirakan 2 ndash 5 penduduk Indonesia menderita asma1048708 Asma merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkanpasien memerlukan perawatan baik di rumah sakit maupun dirumah1048708 Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanakkanaksedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur40 tahun1048708 dapat dimulai pada segala usia mempengaruhi pria dan wanitatanpa kecuali dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala etnis

13 EtiologiSerangan asma adalah suatu reaksi terhadap pemicu (allergen) Hal ini mirip dengan banyak cara untuk membuat reaksi alergi Reaksi alergi merupakan respon oleh sistem kekebalan tubuh dimana bila sel-sel dari sistem kekebalan tubuh terserang mereka memicu serangkaian reaksi yang membantu melawan serangan tersebut respon inilah yang akhirnya menyebabkan gejala serangan asma

Karena asma adalah jenis reaksi alergi kadang-kadang disebut penyakit saluran napas reaktif Setiap orang dengan asma memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda Sebagian besar pemicu serangan menyebabkan pada beberapa orang dengan asma dan tidak pada orang lain Faktor pemicu penyebab penyakit asma antara lain asap tembakau menghirup udara yang tercemar menghirup iritasi pernapasan lainnya seperti parfum atau produk pembersih paparan iritasi saluran udara di tempat kerja menghirup zat penyebab alergi (alergen) seperti jamur debu atau bulu binatang infeksi saluran pernapasan atas (seperti flu pilek sinusitis atau bronchitis) paparan dingin cuaca kering emosional atau stres beban fisik atau olahraga refluks asam lambung yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesophageal sulfida aditif untuk beberapa makanan dan haid (namun tidak semua wanita gejala asma terkait erat dengan siklus menstruasi)

Faktor-faktor penyebab asma termasuk Memiliki kecenderungan alergi Orang tua menderita asma

Beberapa infeksi pernapasan selama masa kanak-kanak

Kontak dengan beberapa alergen udara atau eksposur ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang

Faktor pemicu asma1048708 ISPA (rhinovirus influenza pneumonia dll)1048708 Alergen (debu serbuk sari bunga tengu kecoa jamur dll)

1048708 Lingkungan (udara dingin gas SO2 NO2 asap rokok dll)1048708 Emosi cemas stress1048708 Olahraga terutama pada suhu dingin dan kering1048708 Obatpengawet Aspirin NSAID sulfit benzalkonium klorida beta bloker1048708 Stimulus pekerjaan14 Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipeyaitu

1 Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik

seperti debu serbuk bunga bulu binatang obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora

jamurAsma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik

terhadap alergi Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang

disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik

2 Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak

spesifik atau tidak diketahui seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya

infeksi saluran pernafasan dan emosiSerangan asma ini menjadi lebih berat dan sering

sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan

emfisema Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan

3 Asma gabungan

Bentuk asma yang paling umumAsma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan

non-alergik

Berdasarkan Keparahan Penyakit

1 Asma intermiten

Gejala muncul lt 1 kali dalam 1 minggu eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari

gejala asma malam hari terjadi lt 2 kali dalam 1 bulan fungsi paru normal dan

asimtomatik di antara waktu serangan Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory

Value in 1 second (PEV1) gt 80

2 Asma ringan

Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi

mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan

PEF dan PEV1 gt 80

3 Asma sedang (moderate)

Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam

hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat

dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80

4 Asma parah (severe)

Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering

terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60

Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu

Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat

pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20

II Persisten Ringan

Mingguan

APE gt 80

Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur

gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30

III Persisten Sedang

Harian

APE 60 ndash 80

Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari

gt 1x seminggu

VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

IV Persisten Berat

Kontinyu

APE pound 60

Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi

Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas

APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi

1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi

11Asma Ekstrinsik Atopik 3

Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma

12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3

Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis

2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3

21Asma Intrinsik

22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma

ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48

Ditinjau Dari Gejala Klinis 811

1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari

2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari

3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas

15 Patogenesis

Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi

ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik

Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil

olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN

Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien

asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat

Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas

Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma

2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi

3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis

4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN

5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN

(Heru Sundaru Sukamto 2007)

16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan

sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin

Gambar 1 Mekanisme Asma

Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat

Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas

Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)

17 Manifestasi

GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil

Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik

Kurang dari 2 kali dalam sebulan

APE gt 80

Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari

Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan

APE gt80

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

LI 1 MM Asma

11 DefinisiAsma adalah obstruksi jalan napas akut episodic yang diakibatkan oleh rangsangan yang tidak menimbulkan respons pada orang sehat Asma telah didefinisikan sebagai gangguan yang dikarakteristikkan oleh paroksisme rekurens mengi dan dyspnea yang tidak disertai oleh penyakit jantung atau penyakit lain

Asma adalah penyakit keturunan yang tidak menular Sekitar 55-60 penyakit alergi yang mengakibatkan asma diturunkan ke anak atau cucuAsma adalah penyakit yang mempengaruhi paru-paru Anda Ini adalah penyakit jangka panjang yang paling umum dari anak-anak tetapi orang dewasa menderita asma juga Asma menyebabkan episode berulang mengi sesak napas sesak dada dan batuk pada malam atau dini episode ini juga dikenal sebagai eksaserbasi atau serangan Tingkat keparahan eksaserbasi dapat berkisar dari ringan sampai mengancam nyawa Baik frekuensi dan keparahan gejala asma dapat dikurangi dengan menggunakan obat-obatan dan dengan mengurangi eksposur ke lingkungan pemicu serangan asma

12 EpidemiologiRatnawati J Respir Indones 201131(4)172-5 Asma merupakan penyakit kronik yang banyak diderita oleh anak dan dewasa baik di negara maju maupun di negara berkembang Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400 juta pada tahun 2025 Meskipun dengan pengobatan efektif angka morbiditas dan mortalitas asma masih tetap tinggi Satu dari 250 orang yang meninggal adalah penderita asma Di negara maju meskipun sarana pengobatan mudah didapat asma masih sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati secara tepat1 Asma menyebabkan kehilangan hari sekolah anak di Asia (16) Eropa (34 ) serta Amerika Serikat (40) Prevalens asma di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kekerapan asma semakin meningkat terutama di negara maju Studi di Australia New Zealand dan Inggris menunjukkan bahwa Prevalens asma anak meningkat dua kali lipat pada dua dekade terakhir2 Di Amerika National Health Survey tahun 2001 hingga 2009 mendapatkan Prevalens asma meningkat dari 73 (203 juta orang) di tahun 2001 menjadi 82 (246 juta orang) di tahun 2009 3 Penelitian cross sectional International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) dan beberapa penelitian pada orang dewasa menyimpulkan bahwa prevalens asma di negara maju tidak meningkat dan bahkan cenderung menurun pada sepuluh tahun terakhir Kata kunci epidemiologi asma prevalens asma asthma epidemiology asthma prevalence

Asma merupakan masalah kesehatan dunia di mana diperkirakan300 juta orang diduga mengidap asma (GINA 2008)

1048708 Kematian akibat asma di dunia dipekirakan mencapai 250 000orangtahun1048708 Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti namundiperkirakan 2 ndash 5 penduduk Indonesia menderita asma1048708 Asma merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkanpasien memerlukan perawatan baik di rumah sakit maupun dirumah1048708 Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanakkanaksedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur40 tahun1048708 dapat dimulai pada segala usia mempengaruhi pria dan wanitatanpa kecuali dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala etnis

13 EtiologiSerangan asma adalah suatu reaksi terhadap pemicu (allergen) Hal ini mirip dengan banyak cara untuk membuat reaksi alergi Reaksi alergi merupakan respon oleh sistem kekebalan tubuh dimana bila sel-sel dari sistem kekebalan tubuh terserang mereka memicu serangkaian reaksi yang membantu melawan serangan tersebut respon inilah yang akhirnya menyebabkan gejala serangan asma

Karena asma adalah jenis reaksi alergi kadang-kadang disebut penyakit saluran napas reaktif Setiap orang dengan asma memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda Sebagian besar pemicu serangan menyebabkan pada beberapa orang dengan asma dan tidak pada orang lain Faktor pemicu penyebab penyakit asma antara lain asap tembakau menghirup udara yang tercemar menghirup iritasi pernapasan lainnya seperti parfum atau produk pembersih paparan iritasi saluran udara di tempat kerja menghirup zat penyebab alergi (alergen) seperti jamur debu atau bulu binatang infeksi saluran pernapasan atas (seperti flu pilek sinusitis atau bronchitis) paparan dingin cuaca kering emosional atau stres beban fisik atau olahraga refluks asam lambung yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesophageal sulfida aditif untuk beberapa makanan dan haid (namun tidak semua wanita gejala asma terkait erat dengan siklus menstruasi)

Faktor-faktor penyebab asma termasuk Memiliki kecenderungan alergi Orang tua menderita asma

Beberapa infeksi pernapasan selama masa kanak-kanak

Kontak dengan beberapa alergen udara atau eksposur ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang

Faktor pemicu asma1048708 ISPA (rhinovirus influenza pneumonia dll)1048708 Alergen (debu serbuk sari bunga tengu kecoa jamur dll)

1048708 Lingkungan (udara dingin gas SO2 NO2 asap rokok dll)1048708 Emosi cemas stress1048708 Olahraga terutama pada suhu dingin dan kering1048708 Obatpengawet Aspirin NSAID sulfit benzalkonium klorida beta bloker1048708 Stimulus pekerjaan14 Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipeyaitu

1 Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik

seperti debu serbuk bunga bulu binatang obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora

jamurAsma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik

terhadap alergi Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang

disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik

2 Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak

spesifik atau tidak diketahui seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya

infeksi saluran pernafasan dan emosiSerangan asma ini menjadi lebih berat dan sering

sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan

emfisema Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan

3 Asma gabungan

Bentuk asma yang paling umumAsma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan

non-alergik

Berdasarkan Keparahan Penyakit

1 Asma intermiten

Gejala muncul lt 1 kali dalam 1 minggu eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari

gejala asma malam hari terjadi lt 2 kali dalam 1 bulan fungsi paru normal dan

asimtomatik di antara waktu serangan Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory

Value in 1 second (PEV1) gt 80

2 Asma ringan

Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi

mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan

PEF dan PEV1 gt 80

3 Asma sedang (moderate)

Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam

hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat

dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80

4 Asma parah (severe)

Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering

terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60

Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu

Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat

pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20

II Persisten Ringan

Mingguan

APE gt 80

Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur

gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30

III Persisten Sedang

Harian

APE 60 ndash 80

Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari

gt 1x seminggu

VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

IV Persisten Berat

Kontinyu

APE pound 60

Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi

Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas

APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi

1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi

11Asma Ekstrinsik Atopik 3

Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma

12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3

Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis

2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3

21Asma Intrinsik

22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma

ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48

Ditinjau Dari Gejala Klinis 811

1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari

2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari

3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas

15 Patogenesis

Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi

ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik

Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil

olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN

Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien

asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat

Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas

Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma

2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi

3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis

4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN

5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN

(Heru Sundaru Sukamto 2007)

16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan

sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin

Gambar 1 Mekanisme Asma

Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat

Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas

Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)

17 Manifestasi

GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil

Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik

Kurang dari 2 kali dalam sebulan

APE gt 80

Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari

Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan

APE gt80

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

1048708 Kematian akibat asma di dunia dipekirakan mencapai 250 000orangtahun1048708 Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti namundiperkirakan 2 ndash 5 penduduk Indonesia menderita asma1048708 Asma merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkanpasien memerlukan perawatan baik di rumah sakit maupun dirumah1048708 Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanakkanaksedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur40 tahun1048708 dapat dimulai pada segala usia mempengaruhi pria dan wanitatanpa kecuali dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala etnis

13 EtiologiSerangan asma adalah suatu reaksi terhadap pemicu (allergen) Hal ini mirip dengan banyak cara untuk membuat reaksi alergi Reaksi alergi merupakan respon oleh sistem kekebalan tubuh dimana bila sel-sel dari sistem kekebalan tubuh terserang mereka memicu serangkaian reaksi yang membantu melawan serangan tersebut respon inilah yang akhirnya menyebabkan gejala serangan asma

Karena asma adalah jenis reaksi alergi kadang-kadang disebut penyakit saluran napas reaktif Setiap orang dengan asma memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda Sebagian besar pemicu serangan menyebabkan pada beberapa orang dengan asma dan tidak pada orang lain Faktor pemicu penyebab penyakit asma antara lain asap tembakau menghirup udara yang tercemar menghirup iritasi pernapasan lainnya seperti parfum atau produk pembersih paparan iritasi saluran udara di tempat kerja menghirup zat penyebab alergi (alergen) seperti jamur debu atau bulu binatang infeksi saluran pernapasan atas (seperti flu pilek sinusitis atau bronchitis) paparan dingin cuaca kering emosional atau stres beban fisik atau olahraga refluks asam lambung yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesophageal sulfida aditif untuk beberapa makanan dan haid (namun tidak semua wanita gejala asma terkait erat dengan siklus menstruasi)

Faktor-faktor penyebab asma termasuk Memiliki kecenderungan alergi Orang tua menderita asma

Beberapa infeksi pernapasan selama masa kanak-kanak

Kontak dengan beberapa alergen udara atau eksposur ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang

Faktor pemicu asma1048708 ISPA (rhinovirus influenza pneumonia dll)1048708 Alergen (debu serbuk sari bunga tengu kecoa jamur dll)

1048708 Lingkungan (udara dingin gas SO2 NO2 asap rokok dll)1048708 Emosi cemas stress1048708 Olahraga terutama pada suhu dingin dan kering1048708 Obatpengawet Aspirin NSAID sulfit benzalkonium klorida beta bloker1048708 Stimulus pekerjaan14 Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipeyaitu

1 Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik

seperti debu serbuk bunga bulu binatang obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora

jamurAsma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik

terhadap alergi Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang

disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik

2 Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak

spesifik atau tidak diketahui seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya

infeksi saluran pernafasan dan emosiSerangan asma ini menjadi lebih berat dan sering

sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan

emfisema Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan

3 Asma gabungan

Bentuk asma yang paling umumAsma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan

non-alergik

Berdasarkan Keparahan Penyakit

1 Asma intermiten

Gejala muncul lt 1 kali dalam 1 minggu eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari

gejala asma malam hari terjadi lt 2 kali dalam 1 bulan fungsi paru normal dan

asimtomatik di antara waktu serangan Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory

Value in 1 second (PEV1) gt 80

2 Asma ringan

Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi

mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan

PEF dan PEV1 gt 80

3 Asma sedang (moderate)

Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam

hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat

dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80

4 Asma parah (severe)

Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering

terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60

Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu

Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat

pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20

II Persisten Ringan

Mingguan

APE gt 80

Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur

gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30

III Persisten Sedang

Harian

APE 60 ndash 80

Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari

gt 1x seminggu

VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

IV Persisten Berat

Kontinyu

APE pound 60

Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi

Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas

APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi

1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi

11Asma Ekstrinsik Atopik 3

Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma

12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3

Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis

2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3

21Asma Intrinsik

22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma

ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48

Ditinjau Dari Gejala Klinis 811

1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari

2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari

3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas

15 Patogenesis

Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi

ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik

Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil

olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN

Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien

asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat

Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas

Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma

2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi

3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis

4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN

5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN

(Heru Sundaru Sukamto 2007)

16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan

sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin

Gambar 1 Mekanisme Asma

Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat

Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas

Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)

17 Manifestasi

GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil

Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik

Kurang dari 2 kali dalam sebulan

APE gt 80

Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari

Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan

APE gt80

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

1048708 Lingkungan (udara dingin gas SO2 NO2 asap rokok dll)1048708 Emosi cemas stress1048708 Olahraga terutama pada suhu dingin dan kering1048708 Obatpengawet Aspirin NSAID sulfit benzalkonium klorida beta bloker1048708 Stimulus pekerjaan14 Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipeyaitu

1 Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik

seperti debu serbuk bunga bulu binatang obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora

jamurAsma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik

terhadap alergi Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang

disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik

2 Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak

spesifik atau tidak diketahui seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya

infeksi saluran pernafasan dan emosiSerangan asma ini menjadi lebih berat dan sering

sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan

emfisema Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan

3 Asma gabungan

Bentuk asma yang paling umumAsma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan

non-alergik

Berdasarkan Keparahan Penyakit

1 Asma intermiten

Gejala muncul lt 1 kali dalam 1 minggu eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari

gejala asma malam hari terjadi lt 2 kali dalam 1 bulan fungsi paru normal dan

asimtomatik di antara waktu serangan Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory

Value in 1 second (PEV1) gt 80

2 Asma ringan

Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi

mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan

PEF dan PEV1 gt 80

3 Asma sedang (moderate)

Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam

hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat

dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80

4 Asma parah (severe)

Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering

terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60

Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu

Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat

pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20

II Persisten Ringan

Mingguan

APE gt 80

Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur

gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30

III Persisten Sedang

Harian

APE 60 ndash 80

Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari

gt 1x seminggu

VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

IV Persisten Berat

Kontinyu

APE pound 60

Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi

Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas

APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi

1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi

11Asma Ekstrinsik Atopik 3

Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma

12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3

Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis

2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3

21Asma Intrinsik

22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma

ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48

Ditinjau Dari Gejala Klinis 811

1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari

2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari

3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas

15 Patogenesis

Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi

ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik

Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil

olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN

Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien

asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat

Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas

Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma

2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi

3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis

4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN

5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN

(Heru Sundaru Sukamto 2007)

16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan

sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin

Gambar 1 Mekanisme Asma

Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat

Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas

Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)

17 Manifestasi

GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil

Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik

Kurang dari 2 kali dalam sebulan

APE gt 80

Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari

Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan

APE gt80

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi

mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan

PEF dan PEV1 gt 80

3 Asma sedang (moderate)

Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam

hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat

dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80

4 Asma parah (severe)

Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering

terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60

Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu

Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat

pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20

II Persisten Ringan

Mingguan

APE gt 80

Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur

gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30

III Persisten Sedang

Harian

APE 60 ndash 80

Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari

gt 1x seminggu

VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

IV Persisten Berat

Kontinyu

APE pound 60

Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi

Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas

APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi

1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi

11Asma Ekstrinsik Atopik 3

Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma

12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3

Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis

2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3

21Asma Intrinsik

22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma

ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48

Ditinjau Dari Gejala Klinis 811

1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari

2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari

3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas

15 Patogenesis

Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi

ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik

Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil

olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN

Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien

asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat

Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas

Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma

2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi

3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis

4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN

5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN

(Heru Sundaru Sukamto 2007)

16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan

sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin

Gambar 1 Mekanisme Asma

Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat

Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas

Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)

17 Manifestasi

GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil

Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik

Kurang dari 2 kali dalam sebulan

APE gt 80

Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari

Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan

APE gt80

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas

APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30

Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi

1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi

11Asma Ekstrinsik Atopik 3

Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma

12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3

Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis

2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3

21Asma Intrinsik

22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma

ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48

Ditinjau Dari Gejala Klinis 811

1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari

2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari

3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas

15 Patogenesis

Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi

ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik

Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil

olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN

Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien

asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat

Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas

Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma

2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi

3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis

4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN

5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN

(Heru Sundaru Sukamto 2007)

16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan

sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin

Gambar 1 Mekanisme Asma

Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat

Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas

Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)

17 Manifestasi

GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil

Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik

Kurang dari 2 kali dalam sebulan

APE gt 80

Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari

Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan

APE gt80

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48

Ditinjau Dari Gejala Klinis 811

1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari

2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari

3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas

15 Patogenesis

Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi

ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik

Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil

olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN

Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien

asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat

Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas

Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma

2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi

3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis

4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN

5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN

(Heru Sundaru Sukamto 2007)

16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan

sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin

Gambar 1 Mekanisme Asma

Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat

Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas

Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)

17 Manifestasi

GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil

Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik

Kurang dari 2 kali dalam sebulan

APE gt 80

Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari

Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan

APE gt80

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN

Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien

asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat

Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas

Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma

2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi

3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis

4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN

5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN

(Heru Sundaru Sukamto 2007)

16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan

sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin

Gambar 1 Mekanisme Asma

Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat

Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas

Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)

17 Manifestasi

GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil

Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik

Kurang dari 2 kali dalam sebulan

APE gt 80

Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari

Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan

APE gt80

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi

3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis

4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN

5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN

(Heru Sundaru Sukamto 2007)

16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan

sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin

Gambar 1 Mekanisme Asma

Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat

Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas

Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)

17 Manifestasi

GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil

Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik

Kurang dari 2 kali dalam sebulan

APE gt 80

Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari

Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan

APE gt80

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Gambar 1 Mekanisme Asma

Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat

Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas

Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)

17 Manifestasi

GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil

Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik

Kurang dari 2 kali dalam sebulan

APE gt 80

Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari

Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan

APE gt80

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)

17 Manifestasi

GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil

Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik

Kurang dari 2 kali dalam sebulan

APE gt 80

Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari

Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur

Lebih dari 2 kali dalam sebulan

APE gt80

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Moderate Persistan

Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa

berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu

Lebih 1 kali dalam seminggu

APE 60-80

Severe Persistan

Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan

Sering APE lt60

18 Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis

1 Anamnesa

Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak

kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan

reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi

yang lain

2 PemeriksaanFisik

Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman

dalam posisi duduk

Jantung Pekak jantung mengecil takikardi

Paru

o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah

o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang

o Perkusi Hipersonor

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri

3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya

o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil

o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang

bronkhus

o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus

o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid

dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug

Pemeriksaan Darah

o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia

hiperkapnia atau asidosis

o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana

menandakan terdapatnya suatu infeksi

o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu

serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan

Pemeriksaan Penunjang Lain

1 Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan

menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan

peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat

komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut

Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah

Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan

semakin bertambah

Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru

Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka

dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru

2 Pemeriksaan Tes Kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat

menimbulkan reaksi yang positif pada asma

3 Elektrokardiografi

Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3

bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu

Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock

wise rotation

Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right

bundle branch block)

Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES

atau terjadinya depresi segmen ST negative

4 Scanning Paru

Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara

selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru

5 Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat

dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator

Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator

aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC

sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol

bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk

menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek

pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya

menunjukkan obstruksi

Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang

berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya

hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam

Gambaran Klinis Status Asmatikus

Penderita tampak sakit berat dan sianosis

Sesak nafas bicara terputus-putus

Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah

jatuh dalam dehidrasi berat

Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat

laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke

dalam koma

Diagnosis Banding

1 Bronkitis Kronis

Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling

sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada

penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama

disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan

sianosis dan tanda-tanda kor pumonal

2 Emfisema Paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang

menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida

ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada

pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak

hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi

3 Gagal Jantung Kiri

Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai

paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya

kardiomegali dan udem paru

4 Emboli Paru

Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan

tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri

pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea

takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi

19 Tata Laksana dan Pencegahan

Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat

mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang

sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini

bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang

berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali

Tatalaksana Medikamentosa

Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat

pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma

jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini

tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang

disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi

masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat

ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya

diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai

6 ndash 8 minggu

Obat ndash obat Pereda (Reliever)

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

1 Bronkodilator

a Short-acting β2 agonist

Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada

anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel

inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini

menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-

AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya

bronkodilatasi

Epinefrinadrenalin

Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis

selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga

menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia

tremor dan hipertensi

Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek

bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada

jantung dan CNS

β2 agonis selektif(12)

Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol

Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam

Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum

5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu

dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15

mgjam)

Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi

Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak

dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi

(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10

menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam

Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam

Serangan berat MDI 10 semprotan

Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini

obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping

takikardi lebih sering terjadi

Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB

setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit

Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan

dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu

Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi

palpitasi dan takikardi

b Methyl xanthine

Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena

efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan

pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick

Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor

adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah

pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan

karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam

lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi

derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati

plasenta dan masuk ke air susu ibu

Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia

1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam

6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam

1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam

gt 10 tahun 09 mgkgBBJam

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih

tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia

1 Anticholinergics

Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi

β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1

cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)

Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia

diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah

kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak

direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak

2 Kortikosteroid

Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)

Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan

yang cukup lama

Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan

kortikosteroid hirupan sebagai kontroler

Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya

Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai

perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral

yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2

mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari

Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini

bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis

eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di

jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular

Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi

kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek

mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1

mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari

setiap 6 ndash 8 jam

Obat ndash obat Pengontrol

Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik

glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin

cromones dan long acting oral β2-agonist

1 Inhalasi glukokortikosteroid

Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan

direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan

penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam

pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi

pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-

gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di

rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif

bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan

Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah

terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down

regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari

(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan

sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut

2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)

Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya

lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya

dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut

LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane

Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor

Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari

penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat

montelukast ini belum ada di Indonesia

Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan

kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)

sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot

polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-

inflamator

Ada 2 preparat LTRA

a Montelukast

Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari

(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)

b Zafirlukast

Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis

10 mg 2 kali sehari

Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan

asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat

mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan

fungsi hati

3 Long acting β2 Agonist (LABA)

Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS

400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan

sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway

remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi

fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol

(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini

mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

4 Teofilin lepas lambat

Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan

untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi

efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek

samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP

palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek

samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai

pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai

10mgkgBBhari

Terapi Suportif

a Terapi oksigen

Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau

headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse

oxymetry (nilai normal gt 95)

b Campuran Helium dan oksigen

Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan

pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan

metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan

peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki

oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen

menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli

c Terapi cairan

Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan

cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian

cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik

Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan

yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan

Cara Pemberian Obat

UMUR ALAT INHALASI

lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler

Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)

dengan alat perenggang (spacer)

5-8 tahun Nebuliser

MDI dengan spacer

Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler)

gt8 tahun Nebuliser

MDI (metered dose inhaler)

Alat Hirupan Bubuk

Autohaler

Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut

(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek

sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik

yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler

Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini

dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic

Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan

menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan

dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi

Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan

mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar

dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Pengobatan Asma Jangka Pendek

Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus

diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang

melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk

mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan

mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah

a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas

Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat

bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu

- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)

- Golongan Simpatomimetika

- Golongan Antikolinergik

Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita

tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita

memperoleh obat anti asma yang lain

B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas

Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup

berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi

sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai

kelompok Kromolin

C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan

Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan

dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk

Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo

Cystein untuk membantu

Pengobatan Asma Jangka Panjang

Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini

untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang

lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara

teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat

Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan

yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi

terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan

diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau

mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling

tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui

bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma

Pencegahan

Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika

faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa

dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan

yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain

Menjaga kesehatan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-

gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala

dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma

110 Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah

1 Status asmatikus

2 Atelektasis

3 Hipoksemia

4 Pneumothoraks

5 Emfisema

6 Deformitas thoraks

7 Gagal nafas

111 Prognosis

Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma

merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan

penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari

WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena

asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang

LI 2 MM Terapi dan Inhalasi

21 Prinsip Dasar Inhalasi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

1 Nebulizer

2 Dry powder inhaler (DPI)

3 Metered dose inhaler (MDI)

1 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

2 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

3 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

22 Macam macam Terapi

Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam

saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau

respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari

yaitu

4 Nebulizer

5 Dry powder inhaler (DPI)

6 Metered dose inhaler (MDI)

4 Nebulizer

Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang

menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau

gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga

listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya

kemudian mengubahnya menjadi aerosol

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan

jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat

digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya

dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika

disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu

nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu

nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1

ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak

nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk

bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit

Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh

memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu

dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara

selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika

cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk

meningkatkan volume output aerosol

5 Dry Powder Inhaler (DPI)

Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis

terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran

berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan

mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-

25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring

Langkah penggunaan Turbuhaler

Tutup Turbuhaler dibuka

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga

ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik

Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya

cukup satu kali

Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir

Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal

Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini

sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-

actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat

kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di

atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang

kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer

sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa

6 Metered Dose Inhaler (MDI)

Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver

tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya

secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga

penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu

tabung aluminium yang disebut kanister

Langkah penggunaan MDI

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir

dikatupkan rapat

Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat

keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal

Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60

detik

Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan

sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik

Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer

Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI

memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping

itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran

partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal

tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi

diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara

Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi

ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk

mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya

lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan

mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker

Langkah penggunaan MDI dengan spacer

Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup

aktuator dibuka

MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer

Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece

Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker

menutupi mulut dan hidung pasien

Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga

semua obat dalam spacer telah dihirup

Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-

60 detik

Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang

untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi

sistemik

Tambahan

Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini

hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah

saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas

bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu

bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun

dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia

aspirasi maupun

Penyakit paru menahun juga dap

Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan

megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan

jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk

kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler

Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun

MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia

sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal

ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang

lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi

mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi

dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan

mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke

saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar

(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua

mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi

mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas

diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia

Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer

yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang

dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara

terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak

melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak

melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang

berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm

Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan

utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran

nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus

Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan

pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi

ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan

mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa

fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan

(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik

dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif

karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

DAFTAR PUSTAKA

dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran

ASMA Gramedia

httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx

httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma

httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5

httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma

httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31

httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf

httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm

httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak

httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml

wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw

httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31