skenario 32
DESCRIPTION
serahTRANSCRIPT
Skenario 3
Sesak Napas
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dibawa ibunya berobat ke UGD RS YARSI dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari yang lalu Sesak napas tidak disertai demam tidak ada batuk pilek Sesak napas dirasakan makin bertambah berat sehingga pasien lebih suka duduk untuk mengurangi sesak dan hanya bias berbicara dalam penggalan kalimat Sesak mulai dirasakan pasien setelah makan coklat Keluhan seperti ini sering dialami pasien terakhir pasien menderita sesak 1 bulan yang lalu Sesak akan hilang bila pasien dibawa berobat ke RS
Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sesak frekuensi napas 42xmenit frekuensi denyut jantung 92xmenit suhu dalam batas normal Terdapat retraksi suprasternal dan sela iga terdengar wheezing di kedua lapang paru tidak disertai ronkhi bunyi jantung dalam batas normal Dokter mendiagnosis pasien dengan asthma episodic sering serangan sedang Pasien diberi nebulisasi untuk mengurangi sesak Dokter menganjurkan pasien untuk menghindari alergen dan menggunakan inhaler untuk mengendalikan serangan serta melakukan uji fungsi paru
BLOK RESPIRASI
Wrap Up PBL Skenario 3
Sesak Napas
Kelompok B-12
KETUA Muhammad Adha 1102011178
SEKRETARIS Raras Mayang 1102010231
ANGGOTA Leora Annastiti H 1102009158
Muhammad Adha 1102011178
Nadira Danata 1102011188
Pria Dinda Tri 1102011210
Reksi Andrianol 1102011226
Reza Akbar Nst 1102011230
Sabila Zasarosa 1102011249
Sibro Milsi SarsquoDani 1102011259
Ovienanda Kristi 1102011205
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARS
2013-2014
Sasaran Belajar
LI 1 Memahami dan Menjelaskan Asma pada Anak
LO 11 Menjelaskan Definisi Asma
LO 12 Menjelaskan Epidemiologi Asma
LO 13 Menjelaskan Etiologi Asma
LO 14 Menjelaskan Klasifikasi Asma
LO 15 Menjelaskan Patogenesis Asma
LO 16 Menjelaskan Patofisiologi Asma
LO 17 Menjelaskan Manifestasi Asma
LO 18 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Asma
LO 19 Menjelaskan Tata Laksana dan Pencegahan Asma
LO 110 Menjelaskan Komplikasi Asma
LO 111 Menjelaskan Prognosis Asma
LI 2 Memahami dan Menjelaskan Terapi dan Inhalasi
LO 21 Menjelaskan Prinsip Dasar Inhalasi
LO 22 Menjelaskan Macam2 Terapi
LI 1 MM Asma
11 DefinisiAsma adalah obstruksi jalan napas akut episodic yang diakibatkan oleh rangsangan yang tidak menimbulkan respons pada orang sehat Asma telah didefinisikan sebagai gangguan yang dikarakteristikkan oleh paroksisme rekurens mengi dan dyspnea yang tidak disertai oleh penyakit jantung atau penyakit lain
Asma adalah penyakit keturunan yang tidak menular Sekitar 55-60 penyakit alergi yang mengakibatkan asma diturunkan ke anak atau cucuAsma adalah penyakit yang mempengaruhi paru-paru Anda Ini adalah penyakit jangka panjang yang paling umum dari anak-anak tetapi orang dewasa menderita asma juga Asma menyebabkan episode berulang mengi sesak napas sesak dada dan batuk pada malam atau dini episode ini juga dikenal sebagai eksaserbasi atau serangan Tingkat keparahan eksaserbasi dapat berkisar dari ringan sampai mengancam nyawa Baik frekuensi dan keparahan gejala asma dapat dikurangi dengan menggunakan obat-obatan dan dengan mengurangi eksposur ke lingkungan pemicu serangan asma
12 EpidemiologiRatnawati J Respir Indones 201131(4)172-5 Asma merupakan penyakit kronik yang banyak diderita oleh anak dan dewasa baik di negara maju maupun di negara berkembang Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400 juta pada tahun 2025 Meskipun dengan pengobatan efektif angka morbiditas dan mortalitas asma masih tetap tinggi Satu dari 250 orang yang meninggal adalah penderita asma Di negara maju meskipun sarana pengobatan mudah didapat asma masih sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati secara tepat1 Asma menyebabkan kehilangan hari sekolah anak di Asia (16) Eropa (34 ) serta Amerika Serikat (40) Prevalens asma di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kekerapan asma semakin meningkat terutama di negara maju Studi di Australia New Zealand dan Inggris menunjukkan bahwa Prevalens asma anak meningkat dua kali lipat pada dua dekade terakhir2 Di Amerika National Health Survey tahun 2001 hingga 2009 mendapatkan Prevalens asma meningkat dari 73 (203 juta orang) di tahun 2001 menjadi 82 (246 juta orang) di tahun 2009 3 Penelitian cross sectional International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) dan beberapa penelitian pada orang dewasa menyimpulkan bahwa prevalens asma di negara maju tidak meningkat dan bahkan cenderung menurun pada sepuluh tahun terakhir Kata kunci epidemiologi asma prevalens asma asthma epidemiology asthma prevalence
Asma merupakan masalah kesehatan dunia di mana diperkirakan300 juta orang diduga mengidap asma (GINA 2008)
1048708 Kematian akibat asma di dunia dipekirakan mencapai 250 000orangtahun1048708 Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti namundiperkirakan 2 ndash 5 penduduk Indonesia menderita asma1048708 Asma merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkanpasien memerlukan perawatan baik di rumah sakit maupun dirumah1048708 Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanakkanaksedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur40 tahun1048708 dapat dimulai pada segala usia mempengaruhi pria dan wanitatanpa kecuali dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala etnis
13 EtiologiSerangan asma adalah suatu reaksi terhadap pemicu (allergen) Hal ini mirip dengan banyak cara untuk membuat reaksi alergi Reaksi alergi merupakan respon oleh sistem kekebalan tubuh dimana bila sel-sel dari sistem kekebalan tubuh terserang mereka memicu serangkaian reaksi yang membantu melawan serangan tersebut respon inilah yang akhirnya menyebabkan gejala serangan asma
Karena asma adalah jenis reaksi alergi kadang-kadang disebut penyakit saluran napas reaktif Setiap orang dengan asma memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda Sebagian besar pemicu serangan menyebabkan pada beberapa orang dengan asma dan tidak pada orang lain Faktor pemicu penyebab penyakit asma antara lain asap tembakau menghirup udara yang tercemar menghirup iritasi pernapasan lainnya seperti parfum atau produk pembersih paparan iritasi saluran udara di tempat kerja menghirup zat penyebab alergi (alergen) seperti jamur debu atau bulu binatang infeksi saluran pernapasan atas (seperti flu pilek sinusitis atau bronchitis) paparan dingin cuaca kering emosional atau stres beban fisik atau olahraga refluks asam lambung yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesophageal sulfida aditif untuk beberapa makanan dan haid (namun tidak semua wanita gejala asma terkait erat dengan siklus menstruasi)
Faktor-faktor penyebab asma termasuk Memiliki kecenderungan alergi Orang tua menderita asma
Beberapa infeksi pernapasan selama masa kanak-kanak
Kontak dengan beberapa alergen udara atau eksposur ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang
Faktor pemicu asma1048708 ISPA (rhinovirus influenza pneumonia dll)1048708 Alergen (debu serbuk sari bunga tengu kecoa jamur dll)
1048708 Lingkungan (udara dingin gas SO2 NO2 asap rokok dll)1048708 Emosi cemas stress1048708 Olahraga terutama pada suhu dingin dan kering1048708 Obatpengawet Aspirin NSAID sulfit benzalkonium klorida beta bloker1048708 Stimulus pekerjaan14 Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipeyaitu
1 Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik
seperti debu serbuk bunga bulu binatang obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora
jamurAsma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik
terhadap alergi Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik
2 Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya
infeksi saluran pernafasan dan emosiSerangan asma ini menjadi lebih berat dan sering
sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan
emfisema Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan
3 Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umumAsma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan
non-alergik
Berdasarkan Keparahan Penyakit
1 Asma intermiten
Gejala muncul lt 1 kali dalam 1 minggu eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari
gejala asma malam hari terjadi lt 2 kali dalam 1 bulan fungsi paru normal dan
asimtomatik di antara waktu serangan Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory
Value in 1 second (PEV1) gt 80
2 Asma ringan
Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi
mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan
PEF dan PEV1 gt 80
3 Asma sedang (moderate)
Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam
hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat
dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80
4 Asma parah (severe)
Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering
terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu
Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat
pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20
II Persisten Ringan
Mingguan
APE gt 80
Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur
gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30
III Persisten Sedang
Harian
APE 60 ndash 80
Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari
gt 1x seminggu
VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
IV Persisten Berat
Kontinyu
APE pound 60
Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi
Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas
APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi
1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi
11Asma Ekstrinsik Atopik 3
Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma
12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3
Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis
2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3
21Asma Intrinsik
22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma
ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48
Ditinjau Dari Gejala Klinis 811
1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari
2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari
3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas
15 Patogenesis
Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi
ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik
Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil
olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN
Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien
asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat
Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas
Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma
2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi
3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis
4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN
5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN
(Heru Sundaru Sukamto 2007)
16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin
Gambar 1 Mekanisme Asma
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas
Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)
17 Manifestasi
GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam sebulan
APE gt 80
Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari
Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam sebulan
APE gt80
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
BLOK RESPIRASI
Wrap Up PBL Skenario 3
Sesak Napas
Kelompok B-12
KETUA Muhammad Adha 1102011178
SEKRETARIS Raras Mayang 1102010231
ANGGOTA Leora Annastiti H 1102009158
Muhammad Adha 1102011178
Nadira Danata 1102011188
Pria Dinda Tri 1102011210
Reksi Andrianol 1102011226
Reza Akbar Nst 1102011230
Sabila Zasarosa 1102011249
Sibro Milsi SarsquoDani 1102011259
Ovienanda Kristi 1102011205
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARS
2013-2014
Sasaran Belajar
LI 1 Memahami dan Menjelaskan Asma pada Anak
LO 11 Menjelaskan Definisi Asma
LO 12 Menjelaskan Epidemiologi Asma
LO 13 Menjelaskan Etiologi Asma
LO 14 Menjelaskan Klasifikasi Asma
LO 15 Menjelaskan Patogenesis Asma
LO 16 Menjelaskan Patofisiologi Asma
LO 17 Menjelaskan Manifestasi Asma
LO 18 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Asma
LO 19 Menjelaskan Tata Laksana dan Pencegahan Asma
LO 110 Menjelaskan Komplikasi Asma
LO 111 Menjelaskan Prognosis Asma
LI 2 Memahami dan Menjelaskan Terapi dan Inhalasi
LO 21 Menjelaskan Prinsip Dasar Inhalasi
LO 22 Menjelaskan Macam2 Terapi
LI 1 MM Asma
11 DefinisiAsma adalah obstruksi jalan napas akut episodic yang diakibatkan oleh rangsangan yang tidak menimbulkan respons pada orang sehat Asma telah didefinisikan sebagai gangguan yang dikarakteristikkan oleh paroksisme rekurens mengi dan dyspnea yang tidak disertai oleh penyakit jantung atau penyakit lain
Asma adalah penyakit keturunan yang tidak menular Sekitar 55-60 penyakit alergi yang mengakibatkan asma diturunkan ke anak atau cucuAsma adalah penyakit yang mempengaruhi paru-paru Anda Ini adalah penyakit jangka panjang yang paling umum dari anak-anak tetapi orang dewasa menderita asma juga Asma menyebabkan episode berulang mengi sesak napas sesak dada dan batuk pada malam atau dini episode ini juga dikenal sebagai eksaserbasi atau serangan Tingkat keparahan eksaserbasi dapat berkisar dari ringan sampai mengancam nyawa Baik frekuensi dan keparahan gejala asma dapat dikurangi dengan menggunakan obat-obatan dan dengan mengurangi eksposur ke lingkungan pemicu serangan asma
12 EpidemiologiRatnawati J Respir Indones 201131(4)172-5 Asma merupakan penyakit kronik yang banyak diderita oleh anak dan dewasa baik di negara maju maupun di negara berkembang Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400 juta pada tahun 2025 Meskipun dengan pengobatan efektif angka morbiditas dan mortalitas asma masih tetap tinggi Satu dari 250 orang yang meninggal adalah penderita asma Di negara maju meskipun sarana pengobatan mudah didapat asma masih sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati secara tepat1 Asma menyebabkan kehilangan hari sekolah anak di Asia (16) Eropa (34 ) serta Amerika Serikat (40) Prevalens asma di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kekerapan asma semakin meningkat terutama di negara maju Studi di Australia New Zealand dan Inggris menunjukkan bahwa Prevalens asma anak meningkat dua kali lipat pada dua dekade terakhir2 Di Amerika National Health Survey tahun 2001 hingga 2009 mendapatkan Prevalens asma meningkat dari 73 (203 juta orang) di tahun 2001 menjadi 82 (246 juta orang) di tahun 2009 3 Penelitian cross sectional International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) dan beberapa penelitian pada orang dewasa menyimpulkan bahwa prevalens asma di negara maju tidak meningkat dan bahkan cenderung menurun pada sepuluh tahun terakhir Kata kunci epidemiologi asma prevalens asma asthma epidemiology asthma prevalence
Asma merupakan masalah kesehatan dunia di mana diperkirakan300 juta orang diduga mengidap asma (GINA 2008)
1048708 Kematian akibat asma di dunia dipekirakan mencapai 250 000orangtahun1048708 Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti namundiperkirakan 2 ndash 5 penduduk Indonesia menderita asma1048708 Asma merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkanpasien memerlukan perawatan baik di rumah sakit maupun dirumah1048708 Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanakkanaksedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur40 tahun1048708 dapat dimulai pada segala usia mempengaruhi pria dan wanitatanpa kecuali dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala etnis
13 EtiologiSerangan asma adalah suatu reaksi terhadap pemicu (allergen) Hal ini mirip dengan banyak cara untuk membuat reaksi alergi Reaksi alergi merupakan respon oleh sistem kekebalan tubuh dimana bila sel-sel dari sistem kekebalan tubuh terserang mereka memicu serangkaian reaksi yang membantu melawan serangan tersebut respon inilah yang akhirnya menyebabkan gejala serangan asma
Karena asma adalah jenis reaksi alergi kadang-kadang disebut penyakit saluran napas reaktif Setiap orang dengan asma memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda Sebagian besar pemicu serangan menyebabkan pada beberapa orang dengan asma dan tidak pada orang lain Faktor pemicu penyebab penyakit asma antara lain asap tembakau menghirup udara yang tercemar menghirup iritasi pernapasan lainnya seperti parfum atau produk pembersih paparan iritasi saluran udara di tempat kerja menghirup zat penyebab alergi (alergen) seperti jamur debu atau bulu binatang infeksi saluran pernapasan atas (seperti flu pilek sinusitis atau bronchitis) paparan dingin cuaca kering emosional atau stres beban fisik atau olahraga refluks asam lambung yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesophageal sulfida aditif untuk beberapa makanan dan haid (namun tidak semua wanita gejala asma terkait erat dengan siklus menstruasi)
Faktor-faktor penyebab asma termasuk Memiliki kecenderungan alergi Orang tua menderita asma
Beberapa infeksi pernapasan selama masa kanak-kanak
Kontak dengan beberapa alergen udara atau eksposur ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang
Faktor pemicu asma1048708 ISPA (rhinovirus influenza pneumonia dll)1048708 Alergen (debu serbuk sari bunga tengu kecoa jamur dll)
1048708 Lingkungan (udara dingin gas SO2 NO2 asap rokok dll)1048708 Emosi cemas stress1048708 Olahraga terutama pada suhu dingin dan kering1048708 Obatpengawet Aspirin NSAID sulfit benzalkonium klorida beta bloker1048708 Stimulus pekerjaan14 Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipeyaitu
1 Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik
seperti debu serbuk bunga bulu binatang obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora
jamurAsma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik
terhadap alergi Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik
2 Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya
infeksi saluran pernafasan dan emosiSerangan asma ini menjadi lebih berat dan sering
sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan
emfisema Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan
3 Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umumAsma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan
non-alergik
Berdasarkan Keparahan Penyakit
1 Asma intermiten
Gejala muncul lt 1 kali dalam 1 minggu eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari
gejala asma malam hari terjadi lt 2 kali dalam 1 bulan fungsi paru normal dan
asimtomatik di antara waktu serangan Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory
Value in 1 second (PEV1) gt 80
2 Asma ringan
Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi
mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan
PEF dan PEV1 gt 80
3 Asma sedang (moderate)
Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam
hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat
dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80
4 Asma parah (severe)
Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering
terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu
Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat
pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20
II Persisten Ringan
Mingguan
APE gt 80
Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur
gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30
III Persisten Sedang
Harian
APE 60 ndash 80
Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari
gt 1x seminggu
VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
IV Persisten Berat
Kontinyu
APE pound 60
Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi
Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas
APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi
1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi
11Asma Ekstrinsik Atopik 3
Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma
12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3
Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis
2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3
21Asma Intrinsik
22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma
ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48
Ditinjau Dari Gejala Klinis 811
1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari
2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari
3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas
15 Patogenesis
Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi
ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik
Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil
olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN
Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien
asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat
Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas
Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma
2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi
3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis
4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN
5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN
(Heru Sundaru Sukamto 2007)
16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin
Gambar 1 Mekanisme Asma
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas
Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)
17 Manifestasi
GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam sebulan
APE gt 80
Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari
Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam sebulan
APE gt80
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Sasaran Belajar
LI 1 Memahami dan Menjelaskan Asma pada Anak
LO 11 Menjelaskan Definisi Asma
LO 12 Menjelaskan Epidemiologi Asma
LO 13 Menjelaskan Etiologi Asma
LO 14 Menjelaskan Klasifikasi Asma
LO 15 Menjelaskan Patogenesis Asma
LO 16 Menjelaskan Patofisiologi Asma
LO 17 Menjelaskan Manifestasi Asma
LO 18 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Asma
LO 19 Menjelaskan Tata Laksana dan Pencegahan Asma
LO 110 Menjelaskan Komplikasi Asma
LO 111 Menjelaskan Prognosis Asma
LI 2 Memahami dan Menjelaskan Terapi dan Inhalasi
LO 21 Menjelaskan Prinsip Dasar Inhalasi
LO 22 Menjelaskan Macam2 Terapi
LI 1 MM Asma
11 DefinisiAsma adalah obstruksi jalan napas akut episodic yang diakibatkan oleh rangsangan yang tidak menimbulkan respons pada orang sehat Asma telah didefinisikan sebagai gangguan yang dikarakteristikkan oleh paroksisme rekurens mengi dan dyspnea yang tidak disertai oleh penyakit jantung atau penyakit lain
Asma adalah penyakit keturunan yang tidak menular Sekitar 55-60 penyakit alergi yang mengakibatkan asma diturunkan ke anak atau cucuAsma adalah penyakit yang mempengaruhi paru-paru Anda Ini adalah penyakit jangka panjang yang paling umum dari anak-anak tetapi orang dewasa menderita asma juga Asma menyebabkan episode berulang mengi sesak napas sesak dada dan batuk pada malam atau dini episode ini juga dikenal sebagai eksaserbasi atau serangan Tingkat keparahan eksaserbasi dapat berkisar dari ringan sampai mengancam nyawa Baik frekuensi dan keparahan gejala asma dapat dikurangi dengan menggunakan obat-obatan dan dengan mengurangi eksposur ke lingkungan pemicu serangan asma
12 EpidemiologiRatnawati J Respir Indones 201131(4)172-5 Asma merupakan penyakit kronik yang banyak diderita oleh anak dan dewasa baik di negara maju maupun di negara berkembang Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400 juta pada tahun 2025 Meskipun dengan pengobatan efektif angka morbiditas dan mortalitas asma masih tetap tinggi Satu dari 250 orang yang meninggal adalah penderita asma Di negara maju meskipun sarana pengobatan mudah didapat asma masih sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati secara tepat1 Asma menyebabkan kehilangan hari sekolah anak di Asia (16) Eropa (34 ) serta Amerika Serikat (40) Prevalens asma di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kekerapan asma semakin meningkat terutama di negara maju Studi di Australia New Zealand dan Inggris menunjukkan bahwa Prevalens asma anak meningkat dua kali lipat pada dua dekade terakhir2 Di Amerika National Health Survey tahun 2001 hingga 2009 mendapatkan Prevalens asma meningkat dari 73 (203 juta orang) di tahun 2001 menjadi 82 (246 juta orang) di tahun 2009 3 Penelitian cross sectional International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) dan beberapa penelitian pada orang dewasa menyimpulkan bahwa prevalens asma di negara maju tidak meningkat dan bahkan cenderung menurun pada sepuluh tahun terakhir Kata kunci epidemiologi asma prevalens asma asthma epidemiology asthma prevalence
Asma merupakan masalah kesehatan dunia di mana diperkirakan300 juta orang diduga mengidap asma (GINA 2008)
1048708 Kematian akibat asma di dunia dipekirakan mencapai 250 000orangtahun1048708 Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti namundiperkirakan 2 ndash 5 penduduk Indonesia menderita asma1048708 Asma merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkanpasien memerlukan perawatan baik di rumah sakit maupun dirumah1048708 Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanakkanaksedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur40 tahun1048708 dapat dimulai pada segala usia mempengaruhi pria dan wanitatanpa kecuali dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala etnis
13 EtiologiSerangan asma adalah suatu reaksi terhadap pemicu (allergen) Hal ini mirip dengan banyak cara untuk membuat reaksi alergi Reaksi alergi merupakan respon oleh sistem kekebalan tubuh dimana bila sel-sel dari sistem kekebalan tubuh terserang mereka memicu serangkaian reaksi yang membantu melawan serangan tersebut respon inilah yang akhirnya menyebabkan gejala serangan asma
Karena asma adalah jenis reaksi alergi kadang-kadang disebut penyakit saluran napas reaktif Setiap orang dengan asma memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda Sebagian besar pemicu serangan menyebabkan pada beberapa orang dengan asma dan tidak pada orang lain Faktor pemicu penyebab penyakit asma antara lain asap tembakau menghirup udara yang tercemar menghirup iritasi pernapasan lainnya seperti parfum atau produk pembersih paparan iritasi saluran udara di tempat kerja menghirup zat penyebab alergi (alergen) seperti jamur debu atau bulu binatang infeksi saluran pernapasan atas (seperti flu pilek sinusitis atau bronchitis) paparan dingin cuaca kering emosional atau stres beban fisik atau olahraga refluks asam lambung yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesophageal sulfida aditif untuk beberapa makanan dan haid (namun tidak semua wanita gejala asma terkait erat dengan siklus menstruasi)
Faktor-faktor penyebab asma termasuk Memiliki kecenderungan alergi Orang tua menderita asma
Beberapa infeksi pernapasan selama masa kanak-kanak
Kontak dengan beberapa alergen udara atau eksposur ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang
Faktor pemicu asma1048708 ISPA (rhinovirus influenza pneumonia dll)1048708 Alergen (debu serbuk sari bunga tengu kecoa jamur dll)
1048708 Lingkungan (udara dingin gas SO2 NO2 asap rokok dll)1048708 Emosi cemas stress1048708 Olahraga terutama pada suhu dingin dan kering1048708 Obatpengawet Aspirin NSAID sulfit benzalkonium klorida beta bloker1048708 Stimulus pekerjaan14 Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipeyaitu
1 Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik
seperti debu serbuk bunga bulu binatang obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora
jamurAsma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik
terhadap alergi Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik
2 Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya
infeksi saluran pernafasan dan emosiSerangan asma ini menjadi lebih berat dan sering
sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan
emfisema Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan
3 Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umumAsma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan
non-alergik
Berdasarkan Keparahan Penyakit
1 Asma intermiten
Gejala muncul lt 1 kali dalam 1 minggu eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari
gejala asma malam hari terjadi lt 2 kali dalam 1 bulan fungsi paru normal dan
asimtomatik di antara waktu serangan Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory
Value in 1 second (PEV1) gt 80
2 Asma ringan
Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi
mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan
PEF dan PEV1 gt 80
3 Asma sedang (moderate)
Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam
hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat
dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80
4 Asma parah (severe)
Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering
terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu
Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat
pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20
II Persisten Ringan
Mingguan
APE gt 80
Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur
gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30
III Persisten Sedang
Harian
APE 60 ndash 80
Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari
gt 1x seminggu
VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
IV Persisten Berat
Kontinyu
APE pound 60
Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi
Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas
APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi
1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi
11Asma Ekstrinsik Atopik 3
Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma
12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3
Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis
2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3
21Asma Intrinsik
22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma
ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48
Ditinjau Dari Gejala Klinis 811
1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari
2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari
3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas
15 Patogenesis
Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi
ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik
Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil
olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN
Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien
asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat
Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas
Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma
2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi
3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis
4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN
5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN
(Heru Sundaru Sukamto 2007)
16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin
Gambar 1 Mekanisme Asma
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas
Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)
17 Manifestasi
GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam sebulan
APE gt 80
Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari
Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam sebulan
APE gt80
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
LI 1 MM Asma
11 DefinisiAsma adalah obstruksi jalan napas akut episodic yang diakibatkan oleh rangsangan yang tidak menimbulkan respons pada orang sehat Asma telah didefinisikan sebagai gangguan yang dikarakteristikkan oleh paroksisme rekurens mengi dan dyspnea yang tidak disertai oleh penyakit jantung atau penyakit lain
Asma adalah penyakit keturunan yang tidak menular Sekitar 55-60 penyakit alergi yang mengakibatkan asma diturunkan ke anak atau cucuAsma adalah penyakit yang mempengaruhi paru-paru Anda Ini adalah penyakit jangka panjang yang paling umum dari anak-anak tetapi orang dewasa menderita asma juga Asma menyebabkan episode berulang mengi sesak napas sesak dada dan batuk pada malam atau dini episode ini juga dikenal sebagai eksaserbasi atau serangan Tingkat keparahan eksaserbasi dapat berkisar dari ringan sampai mengancam nyawa Baik frekuensi dan keparahan gejala asma dapat dikurangi dengan menggunakan obat-obatan dan dengan mengurangi eksposur ke lingkungan pemicu serangan asma
12 EpidemiologiRatnawati J Respir Indones 201131(4)172-5 Asma merupakan penyakit kronik yang banyak diderita oleh anak dan dewasa baik di negara maju maupun di negara berkembang Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400 juta pada tahun 2025 Meskipun dengan pengobatan efektif angka morbiditas dan mortalitas asma masih tetap tinggi Satu dari 250 orang yang meninggal adalah penderita asma Di negara maju meskipun sarana pengobatan mudah didapat asma masih sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati secara tepat1 Asma menyebabkan kehilangan hari sekolah anak di Asia (16) Eropa (34 ) serta Amerika Serikat (40) Prevalens asma di dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa kekerapan asma semakin meningkat terutama di negara maju Studi di Australia New Zealand dan Inggris menunjukkan bahwa Prevalens asma anak meningkat dua kali lipat pada dua dekade terakhir2 Di Amerika National Health Survey tahun 2001 hingga 2009 mendapatkan Prevalens asma meningkat dari 73 (203 juta orang) di tahun 2001 menjadi 82 (246 juta orang) di tahun 2009 3 Penelitian cross sectional International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) dan beberapa penelitian pada orang dewasa menyimpulkan bahwa prevalens asma di negara maju tidak meningkat dan bahkan cenderung menurun pada sepuluh tahun terakhir Kata kunci epidemiologi asma prevalens asma asthma epidemiology asthma prevalence
Asma merupakan masalah kesehatan dunia di mana diperkirakan300 juta orang diduga mengidap asma (GINA 2008)
1048708 Kematian akibat asma di dunia dipekirakan mencapai 250 000orangtahun1048708 Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti namundiperkirakan 2 ndash 5 penduduk Indonesia menderita asma1048708 Asma merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkanpasien memerlukan perawatan baik di rumah sakit maupun dirumah1048708 Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanakkanaksedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur40 tahun1048708 dapat dimulai pada segala usia mempengaruhi pria dan wanitatanpa kecuali dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala etnis
13 EtiologiSerangan asma adalah suatu reaksi terhadap pemicu (allergen) Hal ini mirip dengan banyak cara untuk membuat reaksi alergi Reaksi alergi merupakan respon oleh sistem kekebalan tubuh dimana bila sel-sel dari sistem kekebalan tubuh terserang mereka memicu serangkaian reaksi yang membantu melawan serangan tersebut respon inilah yang akhirnya menyebabkan gejala serangan asma
Karena asma adalah jenis reaksi alergi kadang-kadang disebut penyakit saluran napas reaktif Setiap orang dengan asma memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda Sebagian besar pemicu serangan menyebabkan pada beberapa orang dengan asma dan tidak pada orang lain Faktor pemicu penyebab penyakit asma antara lain asap tembakau menghirup udara yang tercemar menghirup iritasi pernapasan lainnya seperti parfum atau produk pembersih paparan iritasi saluran udara di tempat kerja menghirup zat penyebab alergi (alergen) seperti jamur debu atau bulu binatang infeksi saluran pernapasan atas (seperti flu pilek sinusitis atau bronchitis) paparan dingin cuaca kering emosional atau stres beban fisik atau olahraga refluks asam lambung yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesophageal sulfida aditif untuk beberapa makanan dan haid (namun tidak semua wanita gejala asma terkait erat dengan siklus menstruasi)
Faktor-faktor penyebab asma termasuk Memiliki kecenderungan alergi Orang tua menderita asma
Beberapa infeksi pernapasan selama masa kanak-kanak
Kontak dengan beberapa alergen udara atau eksposur ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang
Faktor pemicu asma1048708 ISPA (rhinovirus influenza pneumonia dll)1048708 Alergen (debu serbuk sari bunga tengu kecoa jamur dll)
1048708 Lingkungan (udara dingin gas SO2 NO2 asap rokok dll)1048708 Emosi cemas stress1048708 Olahraga terutama pada suhu dingin dan kering1048708 Obatpengawet Aspirin NSAID sulfit benzalkonium klorida beta bloker1048708 Stimulus pekerjaan14 Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipeyaitu
1 Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik
seperti debu serbuk bunga bulu binatang obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora
jamurAsma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik
terhadap alergi Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik
2 Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya
infeksi saluran pernafasan dan emosiSerangan asma ini menjadi lebih berat dan sering
sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan
emfisema Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan
3 Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umumAsma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan
non-alergik
Berdasarkan Keparahan Penyakit
1 Asma intermiten
Gejala muncul lt 1 kali dalam 1 minggu eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari
gejala asma malam hari terjadi lt 2 kali dalam 1 bulan fungsi paru normal dan
asimtomatik di antara waktu serangan Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory
Value in 1 second (PEV1) gt 80
2 Asma ringan
Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi
mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan
PEF dan PEV1 gt 80
3 Asma sedang (moderate)
Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam
hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat
dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80
4 Asma parah (severe)
Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering
terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu
Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat
pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20
II Persisten Ringan
Mingguan
APE gt 80
Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur
gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30
III Persisten Sedang
Harian
APE 60 ndash 80
Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari
gt 1x seminggu
VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
IV Persisten Berat
Kontinyu
APE pound 60
Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi
Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas
APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi
1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi
11Asma Ekstrinsik Atopik 3
Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma
12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3
Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis
2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3
21Asma Intrinsik
22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma
ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48
Ditinjau Dari Gejala Klinis 811
1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari
2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari
3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas
15 Patogenesis
Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi
ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik
Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil
olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN
Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien
asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat
Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas
Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma
2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi
3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis
4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN
5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN
(Heru Sundaru Sukamto 2007)
16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin
Gambar 1 Mekanisme Asma
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas
Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)
17 Manifestasi
GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam sebulan
APE gt 80
Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari
Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam sebulan
APE gt80
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
1048708 Kematian akibat asma di dunia dipekirakan mencapai 250 000orangtahun1048708 Di Indonesia prevalensi asma belum diketahui secara pasti namundiperkirakan 2 ndash 5 penduduk Indonesia menderita asma1048708 Asma merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkanpasien memerlukan perawatan baik di rumah sakit maupun dirumah1048708 Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanakkanaksedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur40 tahun1048708 dapat dimulai pada segala usia mempengaruhi pria dan wanitatanpa kecuali dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala etnis
13 EtiologiSerangan asma adalah suatu reaksi terhadap pemicu (allergen) Hal ini mirip dengan banyak cara untuk membuat reaksi alergi Reaksi alergi merupakan respon oleh sistem kekebalan tubuh dimana bila sel-sel dari sistem kekebalan tubuh terserang mereka memicu serangkaian reaksi yang membantu melawan serangan tersebut respon inilah yang akhirnya menyebabkan gejala serangan asma
Karena asma adalah jenis reaksi alergi kadang-kadang disebut penyakit saluran napas reaktif Setiap orang dengan asma memiliki faktor pemicu yang berbeda-beda Sebagian besar pemicu serangan menyebabkan pada beberapa orang dengan asma dan tidak pada orang lain Faktor pemicu penyebab penyakit asma antara lain asap tembakau menghirup udara yang tercemar menghirup iritasi pernapasan lainnya seperti parfum atau produk pembersih paparan iritasi saluran udara di tempat kerja menghirup zat penyebab alergi (alergen) seperti jamur debu atau bulu binatang infeksi saluran pernapasan atas (seperti flu pilek sinusitis atau bronchitis) paparan dingin cuaca kering emosional atau stres beban fisik atau olahraga refluks asam lambung yang dikenal sebagai penyakit refluks gastroesophageal sulfida aditif untuk beberapa makanan dan haid (namun tidak semua wanita gejala asma terkait erat dengan siklus menstruasi)
Faktor-faktor penyebab asma termasuk Memiliki kecenderungan alergi Orang tua menderita asma
Beberapa infeksi pernapasan selama masa kanak-kanak
Kontak dengan beberapa alergen udara atau eksposur ke beberapa infeksi virus pada masa bayi atau pada anak usia dini ketika sistem kekebalan tubuh berkembang
Faktor pemicu asma1048708 ISPA (rhinovirus influenza pneumonia dll)1048708 Alergen (debu serbuk sari bunga tengu kecoa jamur dll)
1048708 Lingkungan (udara dingin gas SO2 NO2 asap rokok dll)1048708 Emosi cemas stress1048708 Olahraga terutama pada suhu dingin dan kering1048708 Obatpengawet Aspirin NSAID sulfit benzalkonium klorida beta bloker1048708 Stimulus pekerjaan14 Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipeyaitu
1 Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik
seperti debu serbuk bunga bulu binatang obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora
jamurAsma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik
terhadap alergi Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik
2 Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya
infeksi saluran pernafasan dan emosiSerangan asma ini menjadi lebih berat dan sering
sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan
emfisema Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan
3 Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umumAsma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan
non-alergik
Berdasarkan Keparahan Penyakit
1 Asma intermiten
Gejala muncul lt 1 kali dalam 1 minggu eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari
gejala asma malam hari terjadi lt 2 kali dalam 1 bulan fungsi paru normal dan
asimtomatik di antara waktu serangan Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory
Value in 1 second (PEV1) gt 80
2 Asma ringan
Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi
mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan
PEF dan PEV1 gt 80
3 Asma sedang (moderate)
Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam
hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat
dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80
4 Asma parah (severe)
Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering
terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu
Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat
pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20
II Persisten Ringan
Mingguan
APE gt 80
Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur
gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30
III Persisten Sedang
Harian
APE 60 ndash 80
Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari
gt 1x seminggu
VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
IV Persisten Berat
Kontinyu
APE pound 60
Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi
Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas
APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi
1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi
11Asma Ekstrinsik Atopik 3
Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma
12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3
Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis
2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3
21Asma Intrinsik
22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma
ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48
Ditinjau Dari Gejala Klinis 811
1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari
2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari
3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas
15 Patogenesis
Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi
ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik
Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil
olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN
Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien
asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat
Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas
Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma
2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi
3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis
4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN
5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN
(Heru Sundaru Sukamto 2007)
16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin
Gambar 1 Mekanisme Asma
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas
Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)
17 Manifestasi
GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam sebulan
APE gt 80
Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari
Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam sebulan
APE gt80
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
1048708 Lingkungan (udara dingin gas SO2 NO2 asap rokok dll)1048708 Emosi cemas stress1048708 Olahraga terutama pada suhu dingin dan kering1048708 Obatpengawet Aspirin NSAID sulfit benzalkonium klorida beta bloker1048708 Stimulus pekerjaan14 Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipeyaitu
1 Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik
seperti debu serbuk bunga bulu binatang obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora
jamurAsma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik
terhadap alergi Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan di atas maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik
2 Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya
infeksi saluran pernafasan dan emosiSerangan asma ini menjadi lebih berat dan sering
sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan
emfisema Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan
3 Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umumAsma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan
non-alergik
Berdasarkan Keparahan Penyakit
1 Asma intermiten
Gejala muncul lt 1 kali dalam 1 minggu eksaserbasi ringan dalam beberapa jam atau hari
gejala asma malam hari terjadi lt 2 kali dalam 1 bulan fungsi paru normal dan
asimtomatik di antara waktu serangan Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory
Value in 1 second (PEV1) gt 80
2 Asma ringan
Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi
mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan
PEF dan PEV1 gt 80
3 Asma sedang (moderate)
Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam
hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat
dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80
4 Asma parah (severe)
Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering
terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu
Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat
pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20
II Persisten Ringan
Mingguan
APE gt 80
Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur
gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30
III Persisten Sedang
Harian
APE 60 ndash 80
Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari
gt 1x seminggu
VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
IV Persisten Berat
Kontinyu
APE pound 60
Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi
Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas
APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi
1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi
11Asma Ekstrinsik Atopik 3
Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma
12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3
Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis
2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3
21Asma Intrinsik
22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma
ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48
Ditinjau Dari Gejala Klinis 811
1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari
2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari
3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas
15 Patogenesis
Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi
ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik
Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil
olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN
Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien
asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat
Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas
Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma
2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi
3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis
4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN
5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN
(Heru Sundaru Sukamto 2007)
16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin
Gambar 1 Mekanisme Asma
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas
Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)
17 Manifestasi
GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam sebulan
APE gt 80
Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari
Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam sebulan
APE gt80
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Gejala muncul gt 1 kali dalam 1 minggu tetapi lt 1 kali dalam 1 hari eksaserbasi
mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam hari terjadi gt 2 kali dalam 1 bulan
PEF dan PEV1 gt 80
3 Asma sedang (moderate)
Gejala muncul tiap hari eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur gejala asma malam
hari terjadi gt1 kali dalam 1 minggu menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat
dalam keseharian PEF dan PEV1 gt60 dan lt 80
4 Asma parah (severe)
Gejala terus menerus terjadi eksaserbasi sering terjadi gejala asma malam hari sering
terjadi aktifitas fisik terganggu oleH gejala asma PEF dan PEV lt 60
Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal paru Gejala lt 1xminggu
Tanpa gejala di luar serangan Serangan singkat
pound 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE lt 20
II Persisten Ringan
Mingguan
APE gt 80
Gejala gt 1xminggu tetapi lt 1x hari Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur
gt 2 kali sebulan VEP1 sup3 80 nilai prediksi APE sup3 80 nilai terbaik Variabiliti APE 20-30
III Persisten Sedang
Harian
APE 60 ndash 80
Gejala setiap hari Serangan mengganggu aktiviti dan tidurMembutuhkan bronkodilator setiap hari
gt 1x seminggu
VEP1 60-80 nilai prediksi APE 60-80 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
IV Persisten Berat
Kontinyu
APE pound 60
Gejala terus menerus Sering VEP1 pound 60 nilai prediksi
Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas
APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi
1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi
11Asma Ekstrinsik Atopik 3
Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma
12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3
Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis
2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3
21Asma Intrinsik
22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma
ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48
Ditinjau Dari Gejala Klinis 811
1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari
2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari
3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas
15 Patogenesis
Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi
ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik
Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil
olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN
Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien
asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat
Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas
Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma
2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi
3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis
4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN
5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN
(Heru Sundaru Sukamto 2007)
16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin
Gambar 1 Mekanisme Asma
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas
Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)
17 Manifestasi
GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam sebulan
APE gt 80
Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari
Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam sebulan
APE gt80
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Sering kambuh Aktiviti fisik terbatas
APE pound 60 nilai terbaik Variabiliti APE gt 30
Ditinjau dari segi Imunologi asma dibedakan menjadi
1 Asma Ekstrinsik yang dibagi menjadi
11Asma Ekstrinsik Atopik 3
Penyebabnya adalah rangsangan alergen eksternal spesifik dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1Gejala klinis dan keluhan cenderung timbul pada awal kehidupan 85 kasus terjadi sebelum usia 30 tahun Sebagian besar asma tipe ini mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada waktu puber dengan serangan asma yang berbeda-beda pula Prognosis tergantung pada serangan pertama yaitu berat ringannya gejala yang timbul Jika serangan pertama pada usia muda disertai gejala yang berat maka prognosisnya lebih jelek Didalam darah dijumpai meningkatnya kadar IgE spesifik dan pada riwayat keluarga didapatkan keluarga yang menderita asma
12Asma Ekstrinsik Non Atopik 3
Sifat dari asma ini adalah serangan asma timbul karena paparan dengan bermacam alergen spesifik seringkali terjadi pada saat melakukan pekerjaan atau timbul setelah mengalami paparan dengan alergen yang berlebihan Tes kulit memberi reaksi tipe segera tipe lambat ataupun keduanya Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik Timbulnya gejala cenderung pada akhir masa kehidupan yang disebabkan karena sekali tersensitisasi maka respon asma dapat dicetuskan oleh berbagai macam rangsangan non imunilogik seperti emosi infeksi kelelahan dan faktor sikardian dari siklus biologis
2 Asma Kriptogenik yang dibagi menjadi 3
21Asma Intrinsik
22Asma IdiopatikAsma jenis ini alergen pencetusnya sukar ditentukan tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit memberikan hasil negatif Merupakan kelompok yang heterogen respon untuk terjadi asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang berbeda-beda Sering ditemukan pada penderita dewasa dimulai pada umur diatas 30 tahun dan disebut late onset asthma Serangan sesak pada tipe ini dapat berlangsung lama dan seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa disertai kortikosteroid Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik namun tidak dapat dibuktikan keterlibatan IgE Kadar IgE serum dalam batas normal tetapi eosinofil dapat meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma
ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48
Ditinjau Dari Gejala Klinis 811
1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari
2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari
3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas
15 Patogenesis
Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi
ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik
Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil
olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN
Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien
asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat
Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas
Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma
2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi
3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis
4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN
5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN
(Heru Sundaru Sukamto 2007)
16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin
Gambar 1 Mekanisme Asma
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas
Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)
17 Manifestasi
GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam sebulan
APE gt 80
Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari
Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam sebulan
APE gt80
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
ekstrinsik Tes serologis dapat menunjukkan adanya faktor reumatoid misalnya sel LE Riwayat alergi keluarga jauh lebih sedikit dibandingkan dengan asma ekstrinsik yaitu 12 sampai 48
Ditinjau Dari Gejala Klinis 811
1 Serangan asma ringan dengan gejala batuk mengi dan kadang-kadang sesak Sa O2 Acircsup3 95 udara ruangan PEFR lebih dari 200 liter per menit FEV1 lebih dari 2 liter sesak nafas dapat dikontrol dengan bronkodilator dan faktor pencetus dapat dikurangi dan penderita tidak terganggu melakukan aktivitas normal sehari-hari
2 Serangan asma sedang dengan gejala batuk mengi dan sesak nafas walaupun timbulnya periodik retraksi interkostal dan suprasternal SaO2 92-95 udara ruangan PEFR antara 80-200 liter per menit FEV1 antara 1-2 liter sesak nafas kadang mengganggu aktivitas normal atau kehidupan sehari-hari
3 Serangan asma berat dengan gejala sesak nafas telah mengganggu aktivitas sehari-hari secara serius disertai kesulitan untuk berbicara dan atau kesulitan untuk makan bahkan dapat terjadi serangan asma yang mengancan jiwa yang dikenal dengan status asmatikus Asma berat bila SaO2 Acircpound 91 PEFR 80 liter per menit FEV1 075 liter dan terdapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas berat seperti pernafasan cuping hidung retraksi interkostal dan suprasternal pulsus paradoksus Acircsup3 20 mmHg berkurang atau hilangnya suara nafas dan mengi ekspirasi yang jelas
15 Patogenesis
Asma Sebagai Penyakit InflamasiAsma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran nafas Inflamasi
ditandai dengan adanya kalor (panas karena vasodilatasi) dan rubor (kemerahan karena vasodilatasi) tumor (eksudasi plasma dan edema) dolor (rasa sakit karena rangsangan sensoris) dan functio laesa (fungsi yang terganggu) Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang Ternyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non alergik
Seperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non alergik dijumpai adanya inflamasi dan hipereaktivitas saluran nafas Oleh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan jalur saraf autonom Pada jalur IgE masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cell sel penyaji antigen) untuk selanjutnya hasil
olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN
Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien
asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat
Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas
Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma
2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi
3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis
4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN
5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN
(Heru Sundaru Sukamto 2007)
16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin
Gambar 1 Mekanisme Asma
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas
Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)
17 Manifestasi
GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam sebulan
APE gt 80
Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari
Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam sebulan
APE gt80
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
olahan alergen akan dikomunikasikan kepada sel Th (sel T helper penolong) Sel Th inilah yang akan memberikan instruksi melalui IL (interleukin) atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk IgE serta sel-sel radang lain seperti mastosit makrofage sel epitel eosinofil neutrofil trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator-mediator inflamasi Mediator inflamasi seperti histamin prostaglandin (PG) leukotrin (LT) platelet activating factor (PAF) bradikinin tromboksin (TX) dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vaskuler edema saluran nafas infiltrasi sel-sel radang sekresi mukus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas saluran nafas (HSN) Jalur non alergik selain merangsang sel inflamasi juga merangsang sistem saraf autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan HSN
Hiperaktivitas Saluran Nafas (HSN)Yang membedakan asma dengan orang normal adalah sifat saluran nafas pasien
asma yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti iritan (debu) zat kimia (histamin metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani) Pada asma alergik selain peka terhadap rangsangan tersebut di atas pasien juga sangat peka terhadap alergen yang spesifik Sebagian HSN diduga didapat sejak lahir tetapi sebagian lagi didapat
Berbagai keadaan dapat meningkatkan hiperekativitas saluran nafas seseorang yaitu1 Inflamasi Saluran Nafas
Sel-sel inflamasi serta mediator kimia yang dikeluarkan terbukti berkaitan erat dengan gejala asma dan HSN Konsep ini didukung oleh fakta bahwa intervensi pengobatan dengan anti inflamasi dapat menurunkan derajat HSN dan gejala asma
2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi
3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis
4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN
5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN
(Heru Sundaru Sukamto 2007)
16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin
Gambar 1 Mekanisme Asma
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas
Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)
17 Manifestasi
GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam sebulan
APE gt 80
Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari
Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam sebulan
APE gt80
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
2 Kerusakan EpitelSalah satu konsekuensi inflamasi adalah kerusakan epitel Pada asma kerusakan bervariasi dari yang ringan sampai berat Perubahan struktur ini akan meningkatkan penetrasi alergen mediator inflamasi serta mengakibatkan iritasi ujung-ujung saraf autonom sering lebih mudah terangsang Sel-sel epitel bronkhus sendiri sebenarnya mengandung mediator yang dapat bersifat sebagai bronkodilator Kerusakan sel-sel epitel bronkhus akan mengakibatkan bronkokonstriksi lebih mudah terjadi
3 Mekanisme NeurologisPada pasien asma terdapat peningkatan respon saraf parasimpatis
4 Gangguan IntrinsikOtot polos saluran nafas dan hipertrofi otot polos pada saluran nafas diduga berperan dalam HSN
5 Obstruksi Saluran NafasMeskipun bukan faktor utama obstruksi saluran nafas diduga ikut berperan dalam HSN
(Heru Sundaru Sukamto 2007)
16 Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya Pada asma antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat diantaranya histamin zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient) faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin
Gambar 1 Mekanisme Asma
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas
Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)
17 Manifestasi
GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam sebulan
APE gt 80
Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari
Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam sebulan
APE gt80
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Gambar 1 Mekanisme Asma
Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat
Gambar 2 Penyempitan Saluran Nafas
Pada asma diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian maka sumbatan selanjutnya
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)
17 Manifestasi
GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam sebulan
APE gt 80
Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari
Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam sebulan
APE gt80
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi Hal ini menyebabkan dispnea Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru Hal ini bisa menyebabkan barrel chest(Heru Sundaru Sukamto 2007)
17 Manifestasi
GEJALA KLINIS ASMA PADA ANAKAnak dengan batuk membandel bisa jadi merupakan gejala asma Batuk membandel adalah batuk yang berlangsung lama (dua minggu lebih) sulit sembuh timbul berulang dalam jangka pendek atau membaik sebentar namun timbul lagiGejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika) Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan pemicuHal yang mendukung ke arah asma diantaranya Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali bentuk dan macamnya Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam atau dini hari Terkadang perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam hari demikian ekstrem Siang tanpa batuk sama sekali lalu malam justru hebat sampai anak tidak bisa tidur Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya Akibatnya anak mengantuk di sekolah dan orang tuanya mengantuk saat bekerjaHal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan obat asma Sering karena tidak terdiagnosis asma pasien dengan batuk bandel diberikan obat penekan batuk tapi bentuknya malah kian menjadi Pasien asma memang tidak boleh diberikan obat tadi Pasien akan mereda batuknya jika diberikan obat asmaUntuk mengonfirmasi diagnosis asma perlu dilakukan pemeriksaan khusus berupa uji fungsi paru Untuk melaksanakannya pasien perlu melakukan jurus yang cukup kompleks Biasanya anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermitten Gejala kurang dari 1 kaliminggu Asimtomatik
Kurang dari 2 kali dalam sebulan
APE gt 80
Mid Persistan Gejala lebih dari 1 kaliminggu tapi kurang dari 1 kalihari
Serangan dapat menganggu aktivitas dan tidur
Lebih dari 2 kali dalam sebulan
APE gt80
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Moderate Persistan
Setiap hari Serangan 2 kaliseminggu bisa
berhari-hari Menggunakan obat setiap hari Aktivitas dan tidur terganggu
Lebih 1 kali dalam seminggu
APE 60-80
Severe Persistan
Gejala kontinyu Aktivitas terbatas Sering serangan
Sering APE lt60
18 Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis
1 Anamnesa
Keluhan sesak nafas mengi dada terasa berat atau tertekan batuk berdahak yang tak
kunjung sembuh atau batuk malam hariSemua keluhan biasanya bersifat episodic dan
reversible Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi
yang lain
2 PemeriksaanFisik
Keadaan umum Penderita tampak sesak nafas dan gelisah penderita lebih nyaman
dalam posisi duduk
Jantung Pekak jantung mengecil takikardi
Paru
o Inspeksi Dinding torak tampak mengembang diafragma terdorong kebawah
o Auskultasi Terdengar wheezing (mengi) ekspirasi memanjang
o Perkusi Hipersonor
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
o Palpasi Fremitus vokal kanan sama dengan kiri
3 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya
o Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil
o Spiral curshmann yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkhus
o Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
o Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug
Pemeriksaan Darah
o Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia
hiperkapnia atau asidosis
o Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
o Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15000mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi
o Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari IgE pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan
Pemeriksaan Penunjang Lain
1 Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normalPada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan
peleburan rongga intercostalis serta diafragma yang menurunAkan tetapi bila terdapat
komplikasi maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut
Bila disertai dengan bronkitis maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah
Bila terdapat komplikasi maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis local
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Bila terjadi pneumonia mediastinum pneumotoraks dan pneumoperikardium maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru
2 Pemeriksaan Tes Kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3 Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada emfisema paru yaitu
Perubahan aksis jantung yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block)
Tanda-tanda hopoksemia yakni terdapatnya sinus tachycardia SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative
4 Scanning Paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5 Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible cara yang paling cepat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator
Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator
aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergikPeningkatan FEV1 atau FVC
sebanyak lebih dari 20 menunjukkan diagnosis asmaTidak adanya respon aerosol
bronkodilator lebih dari 20Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk
menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
pengobatanBenyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi
Status Asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang
berat atau bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
lazim diberikan Refrakter adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya
hanya singkat dengan waktu pengamatan antara satu sampai dua jam
Gambaran Klinis Status Asmatikus
Penderita tampak sakit berat dan sianosis
Sesak nafas bicara terputus-putus
Banyak berkeringat bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah
jatuh dalam dehidrasi berat
Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma
Diagnosis Banding
1 Bronkitis Kronis
Ditandai dengan batuk kronik menegluarkan sputum 3 bulan dalam setahun paling
sedikti terjadi dua tahun Gejala utama batuk disertai sputum biasanya terjadi pada
penderita gt 35 tahun dan perokok berat Gejalanya berupa batuk di pagi hari lama-lama
disertai mengi menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan
sianosis dan tanda-tanda kor pumonal
2 Emfisema Paru
Sesak merupakan gejala utama emfisema sedangkan batuk dan mengi jarang
menyertainya Penderita biasanya kurus Berbeda dengan asma emfisema biasanya tida
ada fase remisi penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas Pada
pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong gerakan nafas terbatas hipersonor pekak
hati menurun suara vesikuler sangat lemah Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi
3 Gagal Jantung Kiri
Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai
paroksisimal dispneu Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak tetapi
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
sesak berkurang jika penderita duduk Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kardiomegali dan udem paru
4 Emboli Paru
Hal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan
tromboflebitis dengan gejala sesak nafas pasien terbatuk-batuk disertai darah nyeri
pleura keringat dingin kejang dan pingsang Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea
takikardi gagal jantung kanan pleural friction gallop sianosis dan hipertensi
19 Tata Laksana dan Pencegahan
Asma tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan
penyakit asmaHal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadiMengobati disini
bukan berarti menyembuhkan penyakitnya melainkan menghilangkan gejala-gejala yang
berupa sesak batuk atau mengiKeadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali
Tatalaksana Medikamentosa
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu obat pereda (reliever) dan obat
pengendali (controller) Obat pereda digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma
jika sedang timbul Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada lagi gejala maka obat ini
tidak lagi digunakan atau diberikan bila perlu Kelompok kedua adalah obat pengendali yang
disebut juga obat pencegah atau obat profilaksis Obat ini digunakan untuk mengatasi
masalah dasar asma yaitu inflamasi kronik saluran nafas Dengan demikian pemakaian obat
ini terus menerus diberikan walaupun sudah tidak ada lagi gejalanya kemudian pemberiannya
diturunkan pelan ndash pelan yaitu 25 setip penurunan setelah tujuan pengobatan asma tercapai
6 ndash 8 minggu
Obat ndash obat Pereda (Reliever)
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
1 Bronkodilator
a Short-acting β2 agonist
Merupakan bronkodilator terbaik dan terpilih untuk terapi asma akut pada
anakReseptor β2 agonist berada di epitel jalan napas otot pernapasan alveolus sel-sel
inflamasi jantung pembuluh darah otot lurik hepar dan pankreasObat ini
menstimulasi reseptor β2 adrenergik menyebabkan perubahan ATP menjadi cyclic-
AMP sehingga timbul relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi
Epinefrinadrenalin
Tidak direkomendasikan lagi untuk serangan asma kecuali tidak ada β2 agonis
selektif Epinefrin menimbulkan stimulasi pada reseptor β1 β2 dan α sehingga
menimbulkan efek samping berupa sakit kepala gelisah palpitasi takiaritmia
tremor dan hipertensi
Pemberian epinefrin aerosol kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatasinya hanya 1-15 jam dan menimbulkan efek samping terutama pada
jantung dan CNS
β2 agonis selektif(12)
Obat yang sering dipakai salbutamol terbutalin fenoterol
Dosis salbutamol oral 01 - 015 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis tebutalin oral 005 ndash 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis fenoterol 01 mgkgBBkali setiap 6 jam
Dosis salbutamol nebulisasi 01 - 015 mgkgBB (dosis maksimum
5mgkgBB) interval 20 menit atau nebulisasi kontinu
dengan dosis 03 ndash 05 mgkgBBjam (dosis maksimum 15
mgjam)
Dosis terbutalin nebulisasi 25 mg atau 1 respulnebulisasi
Pemberian oral menimbulkan efek bronkodilatasi setelah 30 menit efek puncak
dicapai dalam 2 ndash 4 jam lama kerjanya sampai 5 jamPemberian inhalasi
(inhalernebulisasi) memiliki onset kerja 1 menit efek puncak dicapai dalam 10
menit lama kerjanya 4 ndash 6 jam
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Serangan ringan MDI 2 ndash 4 semprotan tiap 3 ndash 4 jam
Serangan sedang MDI 6 ndash 10 semprotan tiap 1 ndash 2 jam
Serangan berat MDI 10 semprotan
Pemberian intravena dilakukan saat serangan asma berat ksrena pada keadaan ini
obat inhalasi sulit mencapai bagian distal obstruksi jalan napas Efek samping
takikardi lebih sering terjadi
Dosis salbutamol IV mulai 02 mcgkgBBmenit dinaikkan 01 mcgkgBB
setiap 15 menit dosis maksimal 4 mcgkgBBmenit
Dosis terbutalin IV 10 mcgkgBB melalui infuse selama 10 menit dilanjutkan
dengan 01 ndash 04 ugkgBBjam dengan infuse kontinu
Efek samping β2 agonist antara lain tremor otot skeletal sakit kepala agitasi
palpitasi dan takikardi
b Methyl xanthine
Efek bronkodilatasi methyl xantine setara dengan β2 agonist inhalasi tapi karena
efek sampingnya lebih banyak dan batas keamanannya sempit obat ini diberikan
pada serangan asma berat dengan kombinasi β2 agonist dan anticholinergick
Efek bronkodilatasi teofilin disebabkan oleh antagonisme terhadap reseptor
adenosine dan inhibisi PDE 4 dan PDE 5Methilxanthine cepat diabsorbsi setelah
pemberian oral rectal atau parenteralPemberian teofilin IM harus dihindarkan
karena menimbulkan nyeri setempat yang lama Umumnya adanya makanan dalam
lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi teofilin tapi tidak mempengaruhi
derajat besarnya absorpsi Metilxanthine didistribusikan keseluruh tubuh melewati
plasenta dan masuk ke air susu ibu
Dosis aminofilin IV inisial bergantung kepada usia
1 ndash 6 bulan 05mgkgBBJam
6 ndash 11 bulan 1 mgkgBBJam
1 ndash 9 tahun 12 ndash 15 mgkgBBJam
gt 10 tahun 09 mgkgBBJam
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Efek samping obat ini adalah mual muntah sakit kepalaPada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat timbul kejang takikardi dan aritmia
1 Anticholinergics
Obat yang digunakan adalah Ipratropium BromidaKombinasi dengan nebulisasi
β2 agonist menghasilkan efek bronkodilatasi yang lebih baik Dosis anjuran 0 1
cckgBB nebulisasi tiap 4 jam(12)
Obat ini dapat juga diberikan dalam larutan 0025 dengan dosis untuk usia
diatas 6 tahun 8 ndash 20 tetes usia kecil 6 tahun 4 ndash 10 tetes Efek sampingnya adalah
kekeringan atau rasa tidak enak dimulutAntikolinergik inhalasi tidak
direkomendasikan pada terapi asma jangka panjang pada anak
2 Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik terutama diberikan pada keadaan(12)
Terapi inisial inhalasi β2 agonist kerja cepat gagal mencapai perbaikan
yang cukup lama
Serangan asma tetap terjadi meski pasien telah menggunakan
kortikosteroid hirupan sebagai kontroler
Serangan ringan yang mempunyai riwayat serangan berat sebelumnya
Kortikosteroid sistemik memerlukan waktu paling sedikit 4 jam untuk mencapai
perbaikan klinis efek maksimum dicapai dalan waktu 12 ndash 24 jam Preparat oral
yang di pakai adalah prednisone prednisolon atau triamsinolon dengan dosis 1 ndash 2
mgkgBBhari diberikan 2 ndash 3 kali sehari selama 3 ndash 5 kali sehari
Kortikosteroid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator Obat ini
bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin menghambat sintesis
eikosainoid menghambat peningkatan basofil eosinofil dan leukosit lain di
jaringan paru dan menurunkan permeabilitas vascular
Metilprednisolon merupakan pilihan utama karena kemampuan penetrasi
kejaringan paru lebih baik efek anti inflamasi lebih besar dan efek
mineralokortikoid minimalDosis metilprednisolon IV yang dianjurkan adalah 1
mgkgBB setiap 4 sampai 6 jamDosis Hidrokortison IV 4 mgkgBB tiap 4 ndash 6
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
jam Dosis dexamethasone bolus IV 05 ndash 1 mgkgBB dilanjtkan 1 mgkgBBhari
setiap 6 ndash 8 jam
Obat ndash obat Pengontrol
Obat ndash obat asma pengontrol pada anak ndash anak termasuk inhalasi dan sistemik
glukokortikoid leukotrien modifiers long acting inhaled β2-agonist theofilin
cromones dan long acting oral β2-agonist
1 Inhalasi glukokortikosteroid
Glukokortikosteroid inhalasi merupakan obat pengontrol yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk penderita asma semua umur Intervensi awal dengan
penggunaan inhalasi budesonide berhubungan dengan perbaikan dalam
pengontrolan asma dan mengurangi penggunaan obat-obat tambahan Terapi
pemeliharaan dengan inhalasi glukokortikosteroid ini mampu mengontrol gejala-
gejala asma mengurangi frekuensi dari eksaserbasi akut dan jumlah rawatan di
rumah sakit meningkatkan kualitas hidup fungsi paru dan hiperresponsif
bronkial dan mengurangi bronkokonstriksi yang diinduksi latihan
Glukokortikosteroid dapat mencegah penebalan lamina retikularis mencegah
terjadinya neoangiogenesis dan mencegah atau mengurangi terjadinya down
regulation receptor β2 agonistDosis yang dapat digunakan sampai 400ughari
(respire anak)Efek samping berupa gangguan pertumbuhan katarak gangguan
sistem saraf pusat dan gangguan pada gigi dan mulut
2 Leukotriene Receptor Antagonist (LTRA)
Secara hipotesis obat ini dikombinasikan dengan steroid hirupan dan mungkin hasilnya
lebih baikSayangnya belum ada percobaan jangka panjang yang membandingkannya
dengan steroid hirupan + LABA Keuntungan memakai LTRA adalah sebagai berikut
LTRA dapat melengkapi kerja steroid hirupan dalam menekan cystenil leukotriane
Mempunyai efek bronkodilator dan perlindungan terhadap bronkokonstriktor
Mencegah early asma reaction dan late asthma reaction
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Dapat diberikan per oral bahkan montelukast hanya diberikan sekali per hari
penggunaannya aman dan tidak mengganggu fungsi hati sayangnya preparat
montelukast ini belum ada di Indonesia
Mungkin juga mempunyai efek menjaga integritas epitel yaitu dengan meningkatkan
kerja epithel growth factor (EGF) dan menekan transforming growth factor (TGF)
sehingga dapat mengendalikan terjadinya fibrosis hyperplasia dan hipertrofi otot
polos serta diharapkan mencegah perubahan fungsi otot polos menjadi organ pro-
inflamator
Ada 2 preparat LTRA
a Montelukast
Preparat ini belum ada di Indonesia dan harganya mahal Dosis per oral 1 kali sehari
(respiro anak) Dosis pada anak usia 2-5 tahun adalah 4 mg qhs (gina)
b Zafirlukast
Preparat ini terdapat di Indonesia digunakan untuk anak usiagt 7 tahun dengan dosis
10 mg 2 kali sehari
Leukotrin memberikan manfaat klinis yang baik pada berbagai tingkat keparahan
asma dengan menekan produksi cystenil leukotrine Efek samping obat dapat
mengganggu fungsi hati (meningkatkan transaminase) sehingga perlu pemantauan
fungsi hati
3 Long acting β2 Agonist (LABA)
Preparat inhalasi yang digunakan adalah salmeterol dan formoterol Pemberian ICS
400ug dengan tambahan LABA lebih baik dilihat dari frekuensi serangan FEV1 pagi dan
sore penggunaan steroid oral menurunnya hiperreaktivitas dan airway
remodelingKombinasi ICS dan LABA sudah ada dalam 1 paket yaitu kombinasi
fluticasone propionate dan salmeterol (Seretide) budesonide dan formoterol
(Symbicort)Seretide dalam MDI sedangkan Symbicort dalam DPIKombinasi ini
mempermudah penggunaan obat dan meningkatkan kepatuhan memakai obat
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
4 Teofilin lepas lambat
Teofilin efektif sebagai monoterapi atau diberikan bersama kortikosteroid yang bertujuan
untuk mengontrol asma dan mengurangi dosis pemeliharaan glukokortikosteroidTapi
efikasi teofilin lebih rendah daripada glukokortikosteroid inhalasi dosis rendahEfek
samping berupa anoreksia mual muntah dan sakit kepala stimulasi ringan SSP
palpitasi takikardi aritmia sakit perut diare dan jarang perdarahan lambung Efek
samping muncul pada dosis lebih dari 10mgkgBBhari oleh karena itu terapi dimulai
pada dosis inisial 5mgkgBBhari dan secara bertahap diingkatkan sampai
10mgkgBBhari
Terapi Suportif
a Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada serangan sedang dan berat melalui kanula hidung masker atau
headboxPerlu dilakukan pemantauan saturasi oksigen sebaiknya diukur dengan pulse
oxymetry (nilai normal gt 95)
b Campuran Helium dan oksigen
Inhalasi Helioks (80 helium dan 20 oksigen) selama 15 menit sebagai tambahan
pemberian oksigen (dengan kanula hidung) bersama dengan nebulisasi salbutamol dan
metilprednisolon IV secara bermakna menurunkan pulsus paradoksus meningkatkan
peakflow dan mengurangi sesak Campuran helium dan oksigen dapat memperbaiki
oksigenasi karena helium bersifat ringan sehingga dapat mengubah aliran turbulen
menjadi laminar dan menyebabkan oksigen lebih mudah mencapai alveoli
c Terapi cairan
Dehidrasi dapat terjadi pada serangan asma berat karena kurang adekuatnya asupan
cairan peningkatan insensible water loss takipnea serta efek diuretic teofilinPemberian
cairan harus hati-hati kareana pada asma berat terjadi peningkatan sekresi Antidiuretik
Hormone (ADH) yan memudahkan terjadinya retensi cairan dan tekanan pleura negatif
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
tinggi pada puncak inspirasi yang memudahkan terjadinya edema paru Jumlah cairan
yang diberikan adalah 1-15 kali kebutuhan rumatan
Cara Pemberian Obat
UMUR ALAT INHALASI
lt 2 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
2-4 tahun Nebuliser Aerochamber babyhaler
Alat Hirupan (MDI Metered Dose Inhaler)
dengan alat perenggang (spacer)
5-8 tahun Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler)
gt8 tahun Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
Alat Hirupan Bubuk
Autohaler
Pemakaian alat perenggang (spacer) mengurangu deposisi obat dalam mulut
(orofaring) jadi mengurangi jumlah obat yang akan tertelan sehingga mengurangi efek
sistemik Sebaliknya deposisi dalamm paru lebih baik sehingga didapat efek terapeutik
yang lebih baik Obat hirupan dalam bentuk bubuk kering (Spinhaler Diskhaler
Rotahaler Turbuhaler) memerlukan inspirasi yang kuat Umumnya bentuk ini
dianjurkan untuk anak usia sekolah Sebagian alat bantu yaitu Spacer (Volumatic
Nebuhaler Aerochamber Babyhaler Autohaler) dapat dimodifikasi dengan
menggunakan bekas gelas atau botol minuman atau menggunakan botol susu dengan
dot susu yang telah dipotong untuk anak kecil dan bayi
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan
mengakibatkan asma salalu kambuh Jika pengobatannya dilakukan secara dini benar
dan teratur maka serangan asma akan dapat ditekan seminimal mungkin
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Pengobatan Asma Jangka Pendek
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat dan terus
diberikan sampai serangan merendah biasanya memakai obat-obatan yang
melebarkan saluran pernapasan yang menyempitTujuan pengobatannya untuk
mengatasi penyempitan jalan napas mengatasi sembab selaput lendir jalan napas dan
mengatasi produksi dahak yang berlebihan Macam obatnya adalah
a Obat untuk mengatasi penyempitan jalan napas
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai obat
bronkodilator Ada 3 golongan besar obat ini yaitu
- Golongan Xantin misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh penderita
tanpa resep dokter (takaran lt 25 mg) namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain
B Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol) namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas Atau dapat juga dipakai
kelompok Kromolin
C Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan Yang terbaik adalah usaha untuk mengencerkan
dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas dengan refleks batuk
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang banyak
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain seperti Ambroxol atau Carbo
Cystein untuk membantu
Pengobatan Asma Jangka Panjang
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah karena tujuan pengobatan ini
untuk pencegahan serangan asmaPengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan harus diberikan secara
teraturPenghentian pemakaian obat ditentukan oleh dokter yang merawat
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asmapilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi) Dalam mengatasi dan mencegah asma paling
tidak meminimalisir terjadinya serangan asma secara tiba-tiba kita perlu mengetahui
bagaimana tata pelaksanaan dalam menanggani asma
Pencegahan
Semua serangan penyakit asma harus dicegahSerangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindariSerangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah ragaAda usaha-usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma antara lain
Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahanTetapi bila gejala-
gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala
dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma
110 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah
1 Status asmatikus
2 Atelektasis
3 Hipoksemia
4 Pneumothoraks
5 Emfisema
6 Deformitas thoraks
7 Gagal nafas
111 Prognosis
Pada umumnya prognosis pada kasus asma cukup baikHal tersebut dikarenakan asma
merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinyaNamun apabila tidak dilakukan
penanganan dapat menyebabkan kematianHal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari
WHOWHO memperkirakan pada tahun 2005 terdapat 255000 didunia meninggal karena
asma Sebagian besar ( 80) terjadi dinegara berkembang
LI 2 MM Terapi dan Inhalasi
21 Prinsip Dasar Inhalasi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
1 Nebulizer
2 Dry powder inhaler (DPI)
3 Metered dose inhaler (MDI)
1 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
2 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
3 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun penyakit paru menahun juga memberikan respon positif pasca nebulisasi
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
22 Macam macam Terapi
Terapi inhalasi adalah pemberian obat yang dilakukan secara inhalasi (hirupan) ke dalam
saluran respiratorikPenggunaan terapi inhalasi sangat luas di bidang respirologi atau
respiratory medicineSaat ini dikenal tiga jenis alat inhalasi dalam praktek klinis sehari-hari
yaitu
4 Nebulizer
5 Dry powder inhaler (DPI)
6 Metered dose inhaler (MDI)
4 Nebulizer
Dari aspek teknis ada dua jenis nebulizer jet dan ultranonik Nebulizer jet adalah alat yang
menghasilkan aerosol dengan aliran gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor listrik atau
gas (udara atau oksigen) yang dimampatkan Nebulizer ultrasonik menggunakan tenaga
listrik untuk menggetarkan lempengan yang kemudian menggetarkan cairan di atasnya
kemudian mengubahnya menjadi aerosol
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Karena berbagai faktor nebulizer jet merupakan nebulizer yang paling banyak digunakan
jet nebulizer dapat diandalkan dan dapat menebulisasi semua jenisAlat ini dapat
digunakan pada semua kasus respiratorikPemakaiannya hanya memerlukan sedikit upaya
dan koordinasi Selanjutnya yang dimaksudkan nebulizer adalah nebulizer jet kecuali jika
disebutkan lain Volume isi adalah jumlah total cairan obat yang diisikan ke dalam labu
nebulizer pada tiap kali nebulisasi Volume residual adalah sisa cairan dalam labu
nebulizer saat nebulisasi telah dihentikan Sebagai patokan jika volume residual sekitar 1
ml maka diperlukan volume isi sekitar 5 ml Waktu nebulisasi adalah waktu sejak
nebulizer dinyalakan dan aerosolnya dihirup sehingga nebulizer dihentikan Untuk
bronkodilator waktu nebulisasi tidak lebih dari 10 menit
Sebelum penggunaan nebulizer pasien diberitahu bagaimana caranyaSejauh
memungkinkan pasien diminta untuk duduk tegak di kursi bernapas dengan wajar yaitu
dengan frekuensi dan kedalaman seperti bernapas biasaDiminta juga untuk tidak bicara
selama dalam nebulisasi dan menjaga agar labu nebulizer tetap dalam posisi tegakJika
cairan obat dalam labu tinggal sedikit pasien dianjurkan agar menepuk-nepuk labu untuk
meningkatkan volume output aerosol
5 Dry Powder Inhaler (DPI)
Turbuhaler mempunyai penampung bubuk obat murni tanpa bahan tambahanDosis
terukur oleh piring ukur sesaat sebelum dihirup Selama dihirup obat akan melalui saluran
berbentuk spiral dalam mouthpiece Turbuhaler Turbulensi dalam saluran spiral ini akan
mengendapkan partikel besar Deposisi di bronkus dengan alat ini berkisar 17-32 20-
25 tertinggal di inhaler dan sekitar 50 terdeposisi di orofaring
Langkah penggunaan Turbuhaler
Tutup Turbuhaler dibuka
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Pegang turbuhaler dalam posisi tegak putar bagian bawahnya searah jarum jam hingga
ldquomentokrdquo kemudian putar balik berlawanan jarum jam hingga terdengar bunyi klik
Untuk pemakaian pertama lakukan langkah ini dua kali untuk pemakaian selanjutnya
cukup satu kali
Masukkan mouthpiece ke dalam mulut katupkan kedua bibir
Setelah ekspirasi maksimal lakukan inspirasi dengan cepat dan dalam hingga maksimal
Tahan napas selama 10 detik kemudian hembuskan napas keluar
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Inhaler jenis ini bersifat effort dependent karena sumber tenaga penggerak alat ini
sepenuhnya adalah upaya inspirasi maksimal dari pasien sehingga juga disebut breath-
actuated inhalerPada anak kecil (balita) hal ini sulit dilakukan mengingat
kemampuannya melakukan inspirasi kuat belum optimalPada anak yang lebih besar (di
atas 5 tahun) penggunaan alat ini relatif mudah karena tidak memerlukan manuver yang
kompleks seperti pada MDIDPI ini tidak memerlukan alat tambahan seperti spacer
sehingga lebih praktis dan mudah untuk dibawa
6 Metered Dose Inhaler (MDI)
Seperti halnya DPI maka alat ini bersifat effort dependent karena memerlukan manuver
tertentu yang cukup sulit agar sejumlah dosis obat mencapai sasarannya Pemakaiannya
secara langsung tanpa spacer bahkan lebih sulit daripada DPI Sumber tenaga
penggeraknya adalah propelan (zat pembawa) yang dibuat bertekanan tinggi dalam suatu
tabung aluminium yang disebut kanister
Langkah penggunaan MDI
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak pasien melakukan ekspirasi maksimal
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Orifisium aktuator dimasukkan dalam mulut pasien di antara dua baris gigi bibir
dikatupkan rapat
Pasien melakukan inspirasi pelan sesaat setelah itu kanister ditekan ke bawah agar obat
keluar terdispersi inspirasi diteruskan pelan dan dalam sehingga maksimal
Dalam posisi inspirasi maksimal napas ditahan selama 10 detik baru lakukan ekspirasi
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukan langkah yang sama setelah 30-60
detik
Selesai melakukan hirupan pasien berkumur dan airnya dibuang untuk menghilangkan
sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi sistemik
Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer
Penggunaan MDI secara langsung mempunyai dua kekurangan utamaPertama MDI
memerlukan manuver yang cukup sulit bahkan bagi orang dewasa sekalipunDi samping
itu percikan partikel dari MDI langsung ke mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
partikel yang besar menyebabkan deposisi obat di orofaring tinggi Untuk mengurangi hal
tersebut ada yang menyarankan agar MDI jangan langsung dipasang di mulut tetapi
diberi jarak sekitar 4 cm Namun cara ini berisiko membuat obat tersebar ke udara
Kemudian timbul pemikiran untuk menambahkan alat berupa tabung yang memberi
ruang ( space) tambahan sehingga alatnya disebut spacer Spacer dimaksudkan untuk
mengurangi laju dan ukuran partikel sehingga saat mencapai rongga mulut keadaannya
lebih idealUntuk penggunaan pada anak besar ujung spacer cukup dilengkapi dengan
mouthpiece sedangkan untuk bayi dan anak kecil ditambahkan masker
Langkah penggunaan MDI dengan spacer
Kanister dalam aktuator dikocok dengan arah atas bawah beberapa kali lalu tutup
aktuator dibuka
MDI disiapkan dalam posisi tegak masukkan dalam spacer
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
Semprotkan obat dari MDI ke dalam spacer
Untuk anak besar diminta menghirup obat dalam spacer melalui mouthpiece
Untuk bayi dan anak kecil spacer dipasangi masker sebelumnya dan katupkan masker
menutupi mulut dan hidung pasien
Biarkan anak bayi bernapas ke dalam spacer selama sekitar 20-30 detik sehingga
semua obat dalam spacer telah dihirup
Bila diperlukan dosis kedua dan seterusnya lakukanlah langkah yang sama setelah 30-
60 detik
Selesai melakukan hirupan jika sudah mampu pasien berkumur dan airnya dibuang
untuk menghilangkan sisa obat yang tertinggal di mulut sehingga mengurangi absorpsi
sistemik
Tambahan
Nebulisasi merupakan terapi inhalasi yang menggunakan alat nebulizerAwalnya terapi ini
hanya dilakukan pada kasus asma tetapi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan
beberapa penelitian menunjukkan terapi ini juga bermanfaat dalam mengatasi masalah
saluran nafas lainnyaPada anak dengan riwayat atopi keluarga dapat terjadi hiperreaktivitas
bronkus (HRB) dengan atau tanpa retensi lendirsputumKondisi ini sangat mengganggu
bahkan anak dapat muntah karena kesulitan mengeluarkan dahaklendir ataupun terbangun
dari tidur karena batukKasus lainnya seperti rhinitis alergi croup bronkiolitis pneumonia
aspirasi maupun
Penyakit paru menahun juga dap
Tindakan ini dapat ditujukan untuk mengencerkan lendir melebarkan (dilatasi) bronkus dan
megatasi proses radang (inflamasi) yang langsung ke target organ sesuai dengan indikasi dan
jenis obat yang dipilih Terapi inhalasi lainnya yang berupa obat hirupan dalam bentuk bubuk
kering Dry Powder Inhaler (DPI)Contoh obat-obat yang termasuk DPI antara lain Spinhaler
Rotahaler Diskhaler Easyhaler dan Turbuhaler Dibandingkan nebulizer baik DPI maupun
MDI memerlukan edukasi cara pemakaian sehingga umumnya dianjurkan untuk anak usia
sekolah Di luar negeri terapi inhalasi yang lebih banyak dipilih adalah MDI dibandingkan
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
nebulizerKelemahan alat nebulizer tentunya kurang flexibel harga alat yang cukup mahal
ukuran alat besar memerlukan tenaga listrik dan pamakaiannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga kurang nyaman bagi bayianak Anak usia sekolah yang sudah dapat diedukasi
mengenai tekhnik penggunaan alat dapat menggunakan MDI tanpa spacer tetapi untuk bayi
dan anak pra sekolah diperlukan spacer Spacer sebagai pengatur jarak antara MDI dengan
mulut anakAlat ini berfungsi mengumpulkan partikel sehingga partikel yang masuk ke
saluran nafas anak merupakan partikel berukuran kecil Partikel dengan ukuran yang besar
(tidak aman) akan tertinggal di spacer tetapi alat ini belum ada di Indonesia Bila orangtua
mampu menyediakan spacer dengan membelinya dari luar negeri maka perlu edukasi
mengenai cara pemakaiannya Dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan fasilitas
diharapkan nantinya alat ini juga dapat tersedia di Indonesia
Alat ini merubah bentuk larutan menjadi aerosol secara terus menerusAda 2 jenis nebulizer
yaitu ultrasonik dan jetAlat ini bekerja menggunakan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau gelombang ultrasonikNebulizer dapat menghasilkan partikel aerosol secara
terus-menerus dan ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya ada pada saat anak
melakukan inhalasi dan obat tidak banyak terbuangAerosol yang terbentuk dihirup anak
melalui mouth piece atau sungkupAerosol yang terbentuk menghasilkan partikel yang
berukuran sangat kecil sehingga dapat masuk ke saluran nafas yaitu berukuran lt 10 microm
Ukuran inilah yang menentukan target partikel dengan ukuran yang sangat kecil dibutuhkan
utk dapat menjangkau bagian dari saluran nafas tersebut Target organ sepanjang saluran
nafas yaitu hidung sinus trakea bronkus bronkiolus bahkan sampai alveolus
Manfaat nebulisasi tentu saja sangat tergantung pada efektifitas alat tekhnik penggunaan dan
pemilihan obat-obatan Deposisi obat yang masuk ke saluran nafas setelah nebulisasi
ditujukan untuk mengencerkan lendir mampu melebarkan (dilatasi) saluran nafas dan
mengatasi proses radang Pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan tindakan tambahan berupa
fisioterapi pada dada seperti alat penggetar (vibrator) tepukan (tap) ataupun pemanasan
(radiation)Untuk pemilihan tindakan yang lebih jauh biasanya dokter rehabilitasi medik
dapat turut berperan agar manfaat nebulisasi diperoleh maksimalNebulisasi cukup efektif
karena sedikit memerlukan koordinasi dan beberapa jenis obat dapat dicampur menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
DAFTAR PUSTAKA
dr jan Tambayong Patofisiologi penerbit buku kedokteran
ASMA Gramedia
httpwwwnews-medicalnethealthAsthma-(Indonesian)aspx
httpjurnalrespirologiorgeditorial-epidemiology-of-asthma
httpwwwklikpdpicommodulesphpname=Contentamppa=showpageamppid=79amppage=5
httpwwwkesehatan123com1133penyebab-asma
httpxayimgcomkqgroups40920657370192090nameasma-bwpdf
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31
httpjurnalrespirologiorgjurnalJuli09MEKANISME20SELULER20DALAM20PATOGENESIS20ASMA20DAN20RINITIS_OKpdf
httpoldpediatrikcomisi03phppage=htmlamphkategori=ePDTampdirektori=pdtampfilepdf=0amppdf=amphtml=07110-imca285htm
httpchildrenallergyclinicwordpresscom20090517asma-pada-anak
httphealthnytimescomhealthguidesdiseaseasthmaprognosishtml
wwwfkunairaciddocfilesASMA2520patoldocxampsa=Uampei=htQ1Ue_4CZGiiAebl4DYCAampved=0CCYQFjADampusg=AFQjCNEMel6dIr7lMeXb0Id6_a_ZBBoUcw
httpwwwidaioridbiviewaspID=144ampIDEdisi=31