skema sumur resapan dangkal

6
Sumur resapan komunal dangkal dari bambu di sawah Sirkulasi air Dalam keadaan normal, siklus air di alam dapat digambarkan sebagai berikut: Di tanah yang gundul, tidak bertanaman, aliran run off (aliran permukaan), akan lebih besar dibandingkan dengan aliran air bawah tanah (interflow). Run off menyebabkan erosi, hilangnya permukaan tanah yang subur (top soil), meningkatkan kapasitas sungai, dan tidak dapat secara langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Membutuh kan waktu hingga air tersebut meresap ke dalam tanah. Berbeda halnya dengan run off, aliran air bawah tanah dapat digunakan oleh tanaman termasuk tanaman pertanian. Tanaman mampu melambatkan tetesan air hujan sebelum memasuki tanah. Tanah tidak akan mencapai kapasitas maksimum resapan (maximum infiltration capacity), di mana resapan dapat terjadi secara berkelanjutan, dan run off dapat dikurangi.

Upload: adi-widjaja

Post on 04-Aug-2015

150 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skema Sumur Resapan Dangkal

Sumur resapan komunal dangkal dari bambu di sawah

Sirkulasi air

Dalam keadaan normal, siklus air di alam dapat digambarkan sebagai berikut:

Di tanah yang gundul, tidak bertanaman, aliran run off (aliran permukaan), akan lebih besar dibandingkan dengan aliran air bawah tanah (interflow).

Run off menyebabkan erosi, hilangnya permukaan tanah yang subur (top soil), meningkatkan kapasitas sungai, dan tidak dapat secara langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Membutuh kan waktu hingga air tersebut meresap ke dalam tanah. Berbeda halnya dengan run off, aliran air bawah tanah dapat digunakan oleh tanaman termasuk tanaman pertanian.

Tanaman mampu melambatkan tetesan air hujan sebelum memasuki tanah. Tanah tidak akan mencapai kapasitas maksimum resapan (maximum infiltration capacity), di mana resapan dapat terjadi secara berkelanjutan, dan run off dapat dikurangi.

Aliran air bawah tanah

Page 2: Skema Sumur Resapan Dangkal

Sumur resapan komunal dangkal dari bambu di sawah

Fungsi tanaman ini dapat tergantikan dengan menggunakan sumur resapan komunal dari bambu yang dianyam. Sumur tidak akan melambatkan tetesan air hujan sebelum mencapai tanah, namun akan meningkatkan kapasitas resapan tanah di sekitar sumur.

Pada musim kemarau dan awal musim hujan, kandungan udara di dalam tanah lebih dibandingkan pada kondisi normal tanah, yaitu 25 % (mineral 47%, bahan organik 3%, dan air 25%). Kapiler- kapiler tanah, rongga mikroskopik yang terbentuk diantara partikel- partikel padatan tanah (mineral dan organik) akan penuh dengan udara. Air di permukaan tidak mampu dengan mudah masuk (infiltrasi) ke dalam tanah. Hal ini terjadi akibat timbulnya jebakan udara pada pipa- pipa kapiler tanah tersebut yang timbul di antara air permukaan di atas tanah dengan air yang terdapat di dalam tanah. Udara terjebak karena secara alam tidak mampu terpompa keluar akibat energi adhesi dan kohesi pada system kapler tersebut tidak lebih besar dibandingkan energi gravitasi air permukaan. Kondisi ini pula yang menyebabkan terjadinya banjir bandang di banyak lokasi terutama pada awal musim hujan

Dengan sumur resapan komunal, air akan meresap ke sekeliling sumur, mendorong jebakan udara yang menahan infiltrasi air permukaan, kapiler mulai terisi air lebih banyak, energi adhesi dan kohesi semakin kecil, enegi gravitasi dari air permukaan mulai bekerja, air mampu dengan mudah masuk ke dalam tanah.

Fungsi sumur ini bukan sebagi sumur resapan biasa, namun memiliki fungsi mengkondisikan tanah disekitar sumur mampu secara optimal meresapkan air. Bila kita membangun sumur secara komunal dalam suatu kawasan, kita dapat memperoleh daerah resapan yang luas, dan semakin besar air hujan yang terpanen dan seolah- olah petani menciptakan sebuah waduk bawah tanah yang sangat luas yang mampu menyediakan airt bagi tanaman serta mencegah banjir bandang. Bila tanah mengandung cukup bahan organik (normal 3%, di Indonesia areal persawahan hanya mencapai sekitar 1,5%), bahan organik tersebut akan berfungsi sebagai semacam lem bagi struktur tanah tersebut, dan memungkinkan air terperangkap pada permukaan tanah atau area akar tanaman untuk dimanfaatkan tanaman pada musim kemarau.

Page 3: Skema Sumur Resapan Dangkal

Sumur resapan komunal dangkal dari bambu di sawah

Sumur resapan komunal Tjandramukti

Sumur resapan ini dibuat dari anyaman bambu, dengan diameter 80 cm dan kedalaman 2,5 – 3 meter. Diletakkan dekat dengan sistem saluran air, dengan jarak antar sumur sekitar 20 meter. Sumur- sumur ini sebaiknya disiapkan pada musim kemarau di lahan tadah hujan dataran rendah.

Mengapa bambu?

Merupakan kearifan lokal. mudah didapat dan diperbaiki. Murah dan mudah ditiru, sehingga ketika petani mulai sadar akan kegunaan sumur- sumur ini, mereka dengan mudah dapat menirunya.

Sumur dengan tutup berkunci, untuk mencegah “pencuri” air. Tidakan yang seolah- olah egois ini justru akan mendorong petani lain untuk membuat sumur yang sama.

Page 4: Skema Sumur Resapan Dangkal

Sumur resapan komunal dangkal dari bambu di sawah

Pembuat sumur lokal, sebuah sumur dihargai mulai dari Rp. 50.000,-

Pembuatan sumur dilakukan secara bergotong royong dan bergantian

Page 5: Skema Sumur Resapan Dangkal

Sumur resapan komunal dangkal dari bambu di sawah

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

Adi Widjaja, M.Sc.Jl. Grobogan 71Getas Rejo - Purwodadi 58152HP. 087 88888 2597E mail [email protected]

Kunjungan peneliti CIAT/ International Center for Tropical Agriculture - Columbia