sistematika renstrada · web viewberdasarkan sk mentan nomor 837/kpts/um/11/1980 dan nomor...

118
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN KOTABARU 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara geografis Kabupaten Kotabaru terletak antara 2 0 20' – 4 0 20’ Lintang Selatan dan 115 0 15'–116 0 30' Bujur Timur. Kabupaten Kotabaru yang memiliki wilayah seluas 9.422,46 km2 merupakan kabupaten terluas di propinsi Kalimantan Selatan dengan luas lebih dari seperempat (25,11%) dari luas wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten ini terbagi menjadi 20 kecamatan dengan 197 desa dan 4 kelurahan. Kabupaten Kotabaru memiliki perbatasan sebagai berikut: sebelah Utara : Provinsi Kalimantan Timur; sebelah Selatan : Laut Jawa, Kabupaten Tanah Bumbu; sebelah Timur : Selat Makasar; dan sebelah Barat : Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Bumbu. 2.1.2. Topografi Kondisi alam di kabupaten Kotabaru sangat bervariasi. Terdiri dari perpaduan tanah pegunungan dan daerah pantai (genangan) serta daerah daratan dengan daerah perairan yang dipenuhi pulau-pulau kecil. Dari daerah pantai di sebelah timur yang merupakan daerah cukup datar sampai ke arah barat wilayahnya semakin bergelombang sampai berbukit. Pada wilayah bagian barat dari selatan ke utara merupakan jalur RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-1

Upload: others

Post on 05-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN KOTABARU

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah

Secara geografis Kabupaten Kotabaru terletak antara 2020' – 4020’ Lintang

Selatan dan 115015'–116030' Bujur Timur.

Kabupaten Kotabaru yang memiliki wilayah seluas 9.422,46 km2

merupakan kabupaten terluas di propinsi Kalimantan Selatan dengan luas lebih

dari seperempat (25,11%) dari luas wilayah propinsi Kalimantan Selatan.

Kabupaten ini terbagi menjadi 20 kecamatan dengan 197 desa dan 4 kelurahan.

Kabupaten Kotabaru memiliki perbatasan sebagai berikut:

sebelah Utara : Provinsi Kalimantan Timur;

sebelah Selatan : Laut Jawa, Kabupaten Tanah Bumbu;

sebelah Timur : Selat Makasar; dan

sebelah Barat : Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah,

Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Banjar

dan Kabupaten Tanah Bumbu.

2.1.2. Topografi

Kondisi alam di kabupaten Kotabaru sangat bervariasi. Terdiri dari

perpaduan tanah pegunungan dan daerah pantai (genangan) serta daerah

daratan dengan daerah perairan yang dipenuhi pulau-pulau kecil. Dari daerah

pantai di sebelah timur yang merupakan daerah cukup datar sampai ke arah barat

wilayahnya semakin bergelombang sampai berbukit. Pada wilayah bagian barat

dari selatan ke utara merupakan jalur pegunungan, yaitu pegunungan Meratus

memanjang sampai ke wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Secara umum,

konfigurasi medan wilayah Kabupaten Kotabaru miring arah ke timur.

Berdasarkan letak ketinggiannya dari permukaan laut 46% Kabupaten

Kotabaru terletak pada ketinggian antara 25–100 m. Letak ketinggian ini secara

umum menentukan pola pengelolaan dan pemanfaatannya, yaitu:

ketinggian 0–7 m : daerah rawa dan pantai, seluas 86.618 ha (5,98 % dari luas wilayah Kabupaten Kotabaru), digunakan untuk usaha tambak ikan;

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-1

Page 2: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

ketinggian 7–10 m : seluas 43.743 ha (3,01%), digunakan sebagai sawah dengan satu kali tanam;

ketinggian 10–25 m : seluas 256.792 ha (17,73%), digunakan sebagai sawah dua kali tanam;

ketinggian 25–125 m : seluas 667.932 ha (46,10%);

ketinggian 125–500 m : seluas 320.388 ha (22,1%) digunakan untuk pertanian lahan kering, perkebunan dan ladang;

ketinggian 500–1000 m : seluas 67.064 ha (4,63%) merupakan daerah yang sulit untuk diolah sebagai lahan pertanian;

ketinggian > 1000 m : seluas 6.433 ha (0,44%), diperuntukkan sebagai kawasan lindung.

2.1.3. Klimatologi

Tipe iklim di Kabupaten Kotabaru termasuk tipe D sampai E yang berarti

sedang sampai dengan agak kering. Kabupaten Kotabaru terdiri dari 2 (dua)

musim, yaitu : musim hujan dan musim kemarau (panas). Musim hujan biasanya

terjadi pada Bulan Oktober sampai dengan Mei, pada waktu itu angin bertiup dari

arah timur Laut, sedangkan musim kemarau (panas) terjadi pada Bulan Juni

sampai dengan Agustus dan diantara kedua musim tersebut terdapat musim

pancaroba (BPDAS Barito, 2009).

Tinggi rendahnya suatu tempat dari permukaan air laut dan jaraknya dari

pantai mempengaruhi suhu udara di suatu tempat. Dari hasil pengamatan Stasiun

Meteorologi Stagen tahun 2009, suhu rata-rata di Kotabaru dan sekitarnya

berkisar antara 26,30C sampai dengan 27,40C. Suhu udara tertinggi terjadi pada

April yaitu 27,40C. Sedangkan suhu udara terendah terjadi pada Juli yaitu 26,30C.

Curah hujan di suatu daerah dipengaruhi oleh iklim, topografi, dan

perputaran arus udara. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Kotabaru selama

tahun 2009 tercatat berkisar dari 0,3-16,5 mm. Jumlah hari hujan terlama terjadi

pada bulan Desember yaitu selama 26 hari dan pada bulan September, Kotabaru

mengalami jumlah hari hujan terpendek yaitu selama 3 hari.

2.1.4. Geologi

Struktur geologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Kotabaru terdiri dari

sesar naik, sesar geser, sesar normal dan lipatan. Sesar naik umumnya

mempunyai arah hampir Utara - Selatan hingga Baratdaya - Tirnurlaut. Sesar ini

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-2

Page 3: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

banyak terdapat dibagian Timur wilayah di sekitar G. Kukusan. Sesar geser

dijumpai harnpir disemua wilayah Kabupaten Kotabaru, baik pada batuan Tersier

maupun batuan pra Tersier. Arah sesar bervariasi dari Tirnur laut - Baratdaya

hingga Baratlaut -Tenggara. Sesar turun terdapat dibagian Tirnur wilayah di

sekitar G. Kukusan, dengan arah relatif Barat - Timur. Lipatan berkembang

sangat intensif pada batuan Tersier, terdapat di bagian tengah hingga bagian

Timur wilayah juga terdapat di P. Laut. Arah sumbu lipatan umunmya Timurlaut -

Baratdaya hingga Utara - Selatan.

Tabel 2.1.Sumberdaya Mineral di Kabupaten Kotabaru

No Bahan Galian Potensi Lokasi1 Andesit 316,5 juta ton Pamukan Utara2 Batu gamping 1850,837 juta ton Kelumpang Barat, Kelumpang Hulu,

Sungai Durian, Pamukan Utara3 Batubara 2.820,5 juta ton Hampang, Kelumpang Hulu,

Kelumpang Selatan, Sungai Durian, Kelumpang Tengah, Kelumpang Utara, Pamukan Selatan, Pulau Laut

4 Biji besi 86,1206 juta ton P. Sebuku5 Emas -  P.L. Timur, Sungai Durian,

Hampang, Kelumpang Hulu6 Kromit -  P. Sebuku7 Lempung 557 juta ton Pulau Laut Utara, kelumpang Hulu,

Pamukan Barat

8 Marmer 23,93 juta ton Sungai Durian9 Nikel 42,434 juta ton P. Sebuku, Kel. Tengah

10 Peridotit 308,806 juta ton Hampang, Kelumpang Hulu.11 Pospat 3100 ton Sungai Durian

Sumber: Kanwil Deptamben Kalsel, 1997

2.1.5. Hidrologi

Wilayah Kabupaten Kotabaru terbagi dalam 6 SWP DAS (Daerah Aliran

Sungai) sebagai berikut:

Tabel 2.2.Data letak geografis, luas DAS di Kabupaten Kotabaru

No SWP DAS / Letak Geografis DAS Luas (ha)1. Cantung 1. Bangkalaan Ds. 128,266.93

- 116°05'47.3" BT s/d 116°06'08.2" BT dan

2. Cantung Ds. 112,694.66

- 2°58'57.5" LS s/d 2°59'10.9" LS 3. Hantasan 2,787.474. Kaluang 7,304.135. Lawah 383.906. Nangka 100.30

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-3

Page 4: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

No SWP DAS / Letak Geografis DAS Luas (ha)7. P. Bidan kecil 1.358. P. Bini 20.249. P. Kecil 9.7610. P. Laki 14.7811. P. Nangka kecil 32.3412. P. Sari 18.8013. P. Sulangkajan 729.8514. Pinang 1,494.1615.Pudi 11,978.1416. P. Langadai kecil 34.0817. Sebuli Besar 2,262.2218. Semona 11,861.5019. Senakin Besar 1,653.1920. Senakin Kecil 1,204.7321. Serungga 41,733.7322. Setangga Ds. 16,795.7723. Suren 1,748.6524. Tamiang Ds. 8,795.0725. Tanjung Batu 411.2526. Tanjung Selayar 516.8127. Ajidan

1,065.20

2. Sampanahan 1. Basuang 1,902.75- 116°20'14.8" BT s/d 116°21'57.5" BT dan

2. Lampu kecil 494.77

- 2°33'0" LS s/d 2°35'10.6" LS 3. Rapiwe 2,874.474. Samalantakan 2,992.325. Sampanahan Ds. 156,618.436. Sekalimau 1,830.987. Sekalimbung 569.838. Sekalumburan 467.879. Sekandis 5,149.4810. Seluluk 1,183.5011. Sepapah 11,907.5112.Talusi 4,561.82

3. Manunggul 1. Manunggul Ds. 37,988.94- 116°15'59.4" BT s/d 116°16'42.7" BT dan

2. P. Jaring 98.39

- 2°31'58.5" LS s/d 2°32'37.7" LS 3. Sepuah 1,963.32

4. Cengal 1. Cengal 119,955.82- 116°27'30.7" BT s/d 116°33'53.1" BT dan

2. Jengeru Ds 7,155.68

- 2°21'55.2" LS s/d 2°26'47.5" LS 3. Senipa 921.784. Separe 1,557.875. Separe kecil 380.016. Sesulung 1,403.547. Sesulung Kecil 424.138. Sesulung timur 537.859. Sesulung utara 2,665.16

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-4

Page 5: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

No SWP DAS / Letak Geografis DAS Luas (ha)

5. Pulau Laut 1. Balingkar 832.90116°20'08.1" BT s/d 116°20'15.4" BT dan

2. Batuladung 484.61

3°43'22.7" LS s/d 3°43'29.5" LS 3. Berangas 9,748.454. Buah 1,860.685. Bulan 1,611.286. Embung Embungan 13,746.527. Embungan kecil 900.658. Gedambaan 749.939. Gulisan 3,329.1210. Hantu I 970.9511. Hantu II 1,355.1812. Jelapat 549.9413. Kalambah 3,178.7614. Kapak kecil 3.5815. Kawau 4,282.3116. Kiwi 2,238.1617. Komangkomang 275.0418. Kotabaru hilir 688.6619. Lanun 1,669.3520. Limau 2,874.4221. Mandin 376.9922. P. Halaban 0.9523. P. Kapak 34.9324. P. Kemuning I 2.9625. P. Kemuning II 2.3426. P. Kemuning III 0.8327. P. Kerasian 127.6528. P. Kerayaan 162.3229. P. Kerumputan 148.2930. P. Laut 48,130.4031. P. Serudung 428.4232. P. Tanjung harapan I 1.0033. P. Tanjung Harapan II 0.4234. Penapian 2,661.9935. Rampa 136.7336. Salinau 392.5037. Sarang Tiung 764.8338. Sarangsana 6,224.6639. Sebanti 22,464.2140. Sebelimbingan 12,002.1441. Sekalian 13,030.4842. Sekojang 808.1343. Sekuku 532.5144. Selaro 5,024.6245. Semaras 10,230.5046. Semisir I 399.6147. Semisir II 192.9048. Semisir III 165.03

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-5

Page 6: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

No SWP DAS / Letak Geografis DAS Luas (ha)49. Senyiur 294.5850. Seratak 1,386.9351. Setimbangan 617.9952. Simbungan Kecil 1,681.4253. Sungai pasir 476.0954. Sunggup 5,993.9855. Taib 988.0856. Tanahmerah 2,095.9157. Tjg harapan 804.1358. Tjg kunyit 117.2959. Tjg lalak 807.8660. Tjg lalak selatan 618.1261. Teluk aru 800.4962. Teluk Gosong 1,037.6863. Teluk Gumbang 10,555.4164. Teluk jagung 1,029.9565. Teluk kemuning 1,638.7666. Teluk mesjid 629.8867. Terangkeh 764.1268. Terusan tengah 33.5669. Terusan tengah kecil 4.0470. Tungkaranasam 743.9271. Anak P. Kapak 1.59

6. Pulau Sebuku 1. Bali 1,924.91- 116°19'57.5" BT s/d 116°21'08.5" BT dan

2. Dungun 765.94

- 3°35'30.2" LS s/d 3°37'07.9" LS 3. P. Haur 10.874. P. Kaluang 351.585. P. Manti 15.226. P. Sebuku 12,762.597. P. Ujung 111.488. Prapat raja 1,559.389. Sarakaman 1,413.0010. Sekapung 2,651.0511. Serai 885.30

Sumber: BPDAS Barito, 2009

2.1.6. Penggunaan Lahan

2.1.6.1. Kawasan LindungKawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam,

sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna mensukseskan

sistem pembangunan berkelanjutan. Kawasan Lindung terdiri dari tiga sub-

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-6

Page 7: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

kawasan utama, yaitu: (a) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan

bawahannya, (b) Kawasan perlindungan setempat dan (c) Kawasan cagar alam

dan cagar budaya.

a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan dibawahnyaKawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya

adalah Kawasan Hutan Lindung. Kawasan ini memiliki sifat khas yang

mampu melindungi kawasan disekitarnya maupun yang lebih rendah.

Kawasan ini berfungsi sebagai tata air, pencegahan banjir, erosi dan dapat

memelihara tingkat kesuburan tanah.

Adapun peraturan yang digunakan untuk menentukan suatu kawasan

layak sebagai kawasan lindung adalah Surat Keputusan Menteri Pertanian

Nomor 837/KPTS/UM/11/1980, Instruksi Mendagri Nomor 8/1985.

Disamping itu, kawasan hutan yang berada pada ketinggian 2000 m dpl

kriteriakan sebagai kawasan lindung.

Alokasi kawasan lindung terdapat hampir pada semua ruang di wilayah

Kabupaten Kotabaru, terutama terletak di wilayah di sekitar pegunungan

Meratus, G. Sebatung, G. Kusambi, G. Salino, G. Jambangan, kawasan karst

yang di dalamnya terdapat sungai bawah tanah. Dari segi administrasi

Kawasan Lindung terletak di Kecamatan Hampang, Pamukan Utara, Sungai

Durian, Pulau Laut Utara, Pulau Laut Timur, Pulau Laut Selatan, Kelumpang

dan Pulau Laut Barat. Adapun luas kawasan lindung ini mencapai 241.658

(25,52%) Ha.

Untuk dapat menjamin terjaganya ruang kawasan Hutan Lindung ini,

ada beberapa hal penting yang perlu dilakukan, antara lain:

1. Kawasan lindung yang telah ditetapkan harus dipertahankan.

2. Pemanfaatan terbatas dalam kawasan lindung (kecuali Cagar Alam)

masih dapat diperbolehkan dengan tetap memperhatikan aspek

konservasi.

3. Penggunaaan lahan eksisting pada kawasan lindung secara perlahan

dialihkan ke ruang yang lebih cocok.

b. Kawasan Perlindungan Setempat

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-7

Page 8: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Kawasan Pelindungan setempat meliputi, kawasan sempadan pantai,

sungai, danau, waduk, dan mata air. Lebar penyangga (buffer) bagi

kawasan lindung tersebut tergantung dari bentuk dan dimensi kawasan

tersebut.

1) Kawasan Sempadan PantaiKawasan sempadan pantai ini dimaksudkan sebagai penyangga

pantai dari abrasi oleh angin dan air laut, mempertahankan ekosistem

pantai dan keragaman hayati vegetasi pantai. Lebar penyangga

sempadan pantai minimal 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat

tergantung bentuk dan kondisi pantai.

Kawasan sempadan pantai ini dalam tata ruang tidak

dialokasikan (dipetakan) secara spesifik, maksudnya, bahwa sepanjang

garis pantai otomatis mempunyai garis sempadan pantai. Jadi, setiap

aktifitas pembangunan yang memanfaatkan ruang pantai harus

dibelakang garis sempadan pantai.

Untuk dapat mempertahankan ruang sempadan pantai ini, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Untuk areal sempadan pantai yang tidak bervegetasi sebaiknya

dilakukan rehabilitasi.

2. Bangunan yang bertujuan untuk konservasi diperbolehkan dibangun

pada area buffer zone (ruang penyangga).

3. Selain bangunan untuk tujuan konservasi dapat dibangun

dibelakang garis konservasi.

4. Penerapan AMDAL, UKL dan UPL pada setiap aktifitas yang akan

mempengaruhi ruang sempadan pantai.

2) Kawasan Sempadan SungaiKawasan sempadan sungai dimaksudkan sebagai buffer ruang

yang diharapkan dapat melindungi sungai dari proses erosi pada bagian

pinggir sungai. Berdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980

dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar

pemukiman dengan lebar ruang penyangga pada kanan kiri sungai

besar dan anak sungai masing-masing minimal 100 meter dan 50 meter

untuk sungai. Sedangkan sungai yang berada dalam area pemukiman

lebar sempadan sungai 10-15 meter.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-8

Page 9: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Kawasan sempadan sungai dalam tata ruang tidak dialokasikan

(dipetakan) secara spesifik, maksudnya, bahwa sepanjang garis sungai

otomatis mempunyai garis sempadan sungai. Jadi, setiap aktifitas

pembangunan yang memanfaatkan ruang sungai harus dibelakang

garis sempadan sungai. Dalam pengelolaan ruang sempadan sungai ini

perlu dilakukan, antara lain:

1. Penerapan AMDAL, UKL dan UPL pada setiap aktifitas

pembangunan yang akan memberikan dampak pada kualitas

sungai.

2. Bangunan yang bertujuan untuk konservasi diperbolehkan dibangun

pada kawasan sempadan sungai.

3) Kawasan Waduk atau danau dan Mata airKawasan ini bertujuan sebagai menjaga dan mempertahankan

keberadaan sumber air. Lebar ruang penyangga kawasan ini minimal

200 meter dari ruang terluar kawasan waduk dan mata air.

Kawasan mata air umumnya berada di daerah karst yang

tersedia berupa sungai bawah tanah. Kawasan karst yang telah

dilokasikan sebagai kawasan lindung terletak di Kecamatan Kelumpang

Hulu dan Hampang. Adapun luasnya mencapai 12.871 Ha (1,36%).

Sedangkan, kawasan sumber air berupa sumur artesis tidak ditemukan

pada Kabupaten Kotabaru.

Kawasan ini merupakan suatu hal yang vital. Kerusakan bagi

kawasan ini akan berarti hilangnya air yang akan mengisi sungai di

bawahnya. Sehingga pengaturan di kawasan ini termasuk yang ketat.

Pengaturan tersebut, antara lain:

1. Tidak boleh ada aktifitas pembangunan fisik di kawasan ini kecuali

sifatnya konservasi.

2. Kawasan lindung ini harus dipertahankan.

3. Jika sudah ada kegiatan pada kawasan ini, sebaiknya diarahkan

ketempat lain.

4. Jika terdapat pemukiman dilakukan encalave atau relokasi.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-9

Page 10: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

c. Kawasan Cagar Alam Pencadangan kawasan ini bertujuan untuk mempertahankan

keberadaan dari flora fauna dan fungsi spesifiknya yang berada di suatu

kawasan. Khusus untuk kawasan cagar alam di kabupaten Kotabaru. Cagar

alamnya didominasi oleh Hutan Bakau. Fungsi dari vegetasi ini juga

berfiungsi untuk mempertahankan abrasi oleh air laut dan tempat

berkembang biaknya ikan serta sebagai ruang perlindungan plasma nuftah.

Kawasan Cagar Alam terdapat hampir sepanjang pantai Kabupaten

Kotabaru, yaitu Kecamatan Kelumpang Hulu, Kelumpang Barat, Kelumpang

Tengah, Kelumpang Selatan, Kelumpang Hilir, Pulau Laut Utara, Pulau

Sebuku, Pulau Laut Tengah, Pulau Laut Timur, Pulau Laut Kepulauan dan

Pulau Laut Selatan. Adapun luasnya mencapai 72.562 Ha (7,66%). Untuk

mempertahankan kawasan cagar alam ini ada beberapa hal yang harus

diatur, antara lain:

1. Kawasan cagar alam ini harus tetap dipertahankan sebagai kawasan

cagar alam.

2. Aktifitas pada kawasan ini sifatnya terbatas, misal untuk tujuan

penelitian. Pembangunan fisik dan upaya konservasi tidak

diperbolehkan pada kawasan ini.

3. Pemanfaatan kawasan ini sebagai sumber mata pencaharian bidang

perikanan tanpa merusak ataupun mengganggu vegetasi yang ada

dalam kawasan ini.

4. Kawasan dibelakang mangrove dapat diarahkan untuk perikanan darat

dan kawasan didepan mangrove dapat diarahkan untuk perikanan laut.

5. Untuk areal pelabuhan khusus (pelsus) yang terlanjur sudah ada dalam

lokasi CA dienclave sementara (tidak permanen) dengan luas antara 2-

3 ha.

6. Pihak pelsus punya kewajiban untuk menjaga area CA di sekitarnya.

7. Jika aktifitas pelsus sudah selesai, lokasi enclave ini harus dikembalikan

ke kawasan CA dengan ketentuan area tersebut sudah direhabilitasi.

Permasalahan yang ada dalam kawasan ini adalah adanya penggunaan

lahan untuk tambak, pelabuhan khusus untuk tambang, perkebunan sawit,

kawasan industri dan ferry. Semua penggunaan lahan dalam kawasan ini

telah dialokasikan dalam tata ruang, kecuali untuk perkebunan sawit.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-10

Page 11: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Perkebunan yang berada dalam CA diharuskan keluar dari ruang Cagar

Alam atau mencarikan lahan pengganti yang sama. Sedangkan alokasi

untuk pelabuhan khusus sifatnya sementara, dengan alokasi ruang maksimal

3 ha untuk setiap pelabuhan khusus. Di masa yang akan datang, alokasi

seperti ini tidak boleh dilakukan, dan pelabuhan khusus tambang harus

dikonsentrasikan.

d. Kawasan Lindung untuk Kawasan Terbuka Hijau KotaKawasan ini merupakan kawasan hijau kota. Kawasan ini tidak

dialokasikan secara khusus dalam tata ruang ini. Kawasan ini secara detail

akan diatur dalam tata ruang mikro. Kawasan ini tersedia dalam kawasan

pemukiman. Kawasan terbuka hijau ini dialokasikan sekitar 30% dari

kawasan pemukiman.

2.1.6.2. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya terbagi dalam Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK)

dan Kawasan budidaya Non Kehutanan (KBNK). Kawasan ini diarahkan

berdasarkan macam kegiatan yang akan dilaksanakan dalam ruang, potensi

pengembangan, kemampuan dan kesesuaian lahan.

a. Kawasan Budidaya Kehutanan Di Kabupaten Kotabaru ruang Kawasan Budidaya Kehutanan hanya terdiri

dari Kawasan Hutan Produksi Tetap. Untuk ruang Kawasan Hutan Produksi

Terbatas telah diubah menjadi Kawasan Lindung (Hutan Lindung). Kawasan ini

bertujuan untuk penyedia kayu dari hutan alam maupun hutan tanaman.

Untuk Kawasan hutan produksi untuk tujuan penyedia kayu yang berasal

dari kayu alam diarahkan pada area dengan kelerengan 25-40% dengan pola

silvikultur tebang pilih bukan tebang habis. Sedangkan, kawasan hutan produksi

untuk tujuan penyedia kayu yang berasal dari hutan tanaman diarahkan pada area

dengan kelerengan kurang dari 25% (SK Mentan Nomor 683/KPTS/Um/8/1981

dan 837/KPTS/Um/11/1980).

Luas kawasan ini mencapai 311.674 (32,92%) ha yang tersebar pada

kecamatan Pulau Laut Timur, Pulau Laut Tengah, Pulau Laut Barat, Pulau Laut

Selatan, Pulau Sebuku, Kelumpang Hulu, Hampang, Sungai Durian, Pamukan

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-11

Page 12: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Utara, Kelumpang Barat, Kelumpang Utara, Kelumpang Tengah, Kelumpang Hilir

dan Sampanahan.

Pada kawasan hutan produksi sudah terdapat Hak Pengusahaan Hutan

Alam dan Tanaman, yaitu PT. Kodeco, PT. Inhutani dan PT. Hutan Rindang

Banua. Secara umum, kawasan hutan produksi telah didisain untuk tujuan

pengelolaan hutan lestari melalui proyek Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi

(KPHP). Dalam pemanfaatan kawasan ini ada beberapa hal utama yang perlu

diperhatikan, diantaranya:

1. Pembuatan dan pemeliharaan area sempadan sungai dan mata air serta

kawasan lindung lainnya.

2. Penerapan dan peningkatan upaya konservasi lahan dan air.

3. Pelaksanaan KPHP menjadi indikasi program pengelolaan hutan yang

berkelanjutan.

4. Mengaplikasikan dokumen AMDAL, UKL dan UPL.

Permasalahan saat ini yang ada dalam Kawasan Hutan Produksi ini adalah

terdapatnya kegiatan beberapa aktivitas perkebunan sawit dan pertambangan

dalam kawasan hutan. Dimasa yang akan datang, kawasan hutan (KBK) dalam

skema KPHP sebaiknya diijinkan untuk penggunaan lain, tetapi tetap mengikuti

aturan yang dibuat oleh pihak pengelola KPHP.

b. Kawasan Budidaya Non KehutananKawasan budidaya Non Kehutanan yang dialokasikan dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Kotabaru tahun 2006-2016, antara lain kawasan

pertanian, kawasan perkebunan, kawasan perikanan, kawasan industri, kawasan

pemukiman, kawasan transmigrasi dan kawasan ekonomi khusus, sedangkan

kawasan pertambangan, kawasan pariwisata dan kawasan peternakan tidak

dialokasikan secara khusus, tetapi dapat terletak di kawasan lainnya.

1) Kawasan Budidaya Pertaniana) Kawasan Budidaya Pertanian Lahan Kering

Kawasan Budidaya Pertanian Lahan Kering diperuntukan bagi

pengembangan tanaman palawija dan tanaman pangan atau hortikultura.

Kawasan budidaya pertanian lahan kering dibuat dengan beberapa kriteria,

diantaranya: kawasan ini berada pada ketinggian kurang dari 1000 m dpl,

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-12

Page 13: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

kelerengan < 15% dan kedalaman tanah efektif lebih dari 30 cm. Dalam

pemanfaatan ruang ini perlu diperhatikan hal-hal berikut:

1. Ruang ini lebih difokuskan pada produksi tanaman buah-buahan dan

hortikultura.

2. Tidak ada konversi pemanfaatan ruang ini untuk tujuan peruntukan lain.

3. Untuk kawasan ini yang berada pada kelerengan > 8% perlu membuat

bangunan konservasi sesuai dengan SK Mentan Nomor 175/KPTS/RC-

200/54/1987 tentang Pedoman Pertanian di Daerah aliran Sungai.

4. Pengendalian jumlah penduduk efektif yang memanfaatkan ruang

tersebut sesuai dengan luas kawasan tanaman pertanian lahan kering.

Alokasi ruang ini mencapai 18.177 ha (1,92%) yang tersebar pada

Kecamatan Sungai Durian, Pamukan Utara, Pamukan Selatan,

Sampanahan, Kelumpang Hulu, Kelumpang Hilir dan Kelumpang Selatan.

Pada kawasan ini belum terdapat pengusahaan dalam skala besar.

b) Kawasan Budidaya Pertanian Lahan BasahKawasan Budidaya Pertanian Lahan Basah diperuntukan bagi

pengembangan tanaman pangan atau hortikultur. Pengembangan di kawasan

lahan basah perlu didukung oleh pengairan baik secara alam maupun buatan.

Kawasan lahan basah ditentukan dengan beberapa parameter, diantaranya:

letak kawasan tidak lebih tinggi dari 1.000 m dpl, dengan kelerengan < 8%

dan kedalaman tanah efektif lebih dari 30 cm. Dalam upaya pemanfaatan

ruang ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Pembangunan irigasi pada area yang mungkin untuk pembangunan irigasi.

2. Untuk kawasan tanaman pertanian lahan basah dengan kelerengan > 8%

perlu membuat bangunan konservasi sesuai dengan SK Mentan Nomor

175/KPTS/RC-200/54/1987 tentang Pedoman Pertanian di Daerah aliran

Sungai.

3. Pengendalian jumlah penduduk efektif yang memanfaatkan ruang tersebut

sesuai dengan luas kawasan tanaman pertanian lahan basah.

Alokasi ruang untuk kawasan pertanian lahan basah tersebar pada

kecamatan Pulau Laut Utara, Pulau Laut Timur, Pulau Laut Utara, Pulau

Sebuku, Kelumpang Hilir, Kelumpang Utara, Kelumpang Tengah,

Sampanahan dan Pamukan Selatan. Adapun luas Kawasan Pertanian Lahan

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-13

Page 14: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Basah mencapai 25.657 Ha (2,71%). Pada kawasan ini belum terdapat

pengusahaan dalam skala besar.

2) Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan PerkebunanKawasan Budidaya Tanaman Tahunan Perkebunan sementara ini

diarahkan bagi peruntukan pengembangan tanaman perkebunan seperti sawit

dan karet. Kawasan ini dibuat dengan pertimbangan banyak faktor,

diantaranya: kawasan ini berada pada ketinggian < 2000 m dpl, kelerengan

kurang dari 15% dan kedalaman tanah efektif lebih dari 30 cm. Dalam

pemanfaatan kawasan ini ada beberapa hal utama yang perlu diperhatikan,

diantaranya:

1. Pembuatan dan pemeliharaan area sempadan sungai, pantai dan mata

air serta kawasan lindung lainnya.

2. Penerapan dan peningkatan upaya konservasi lahan, air dan kimia.

3. Mengembangkan dan menerapkan pembangunan perkebunan yang

berwawasan konservasi.

4. Mengaplikasikan dokumen AMDAL, UKL dan UPL.

Luas kawasan ini mencapai 329.017 ha (34,75%) yang tersebar pada

seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kotabaru kecuali Kecamatan

Pulau Sembilan tidak ada kawasan budidaya tanaman tahunan perkebunan.

Hampir seluruh areal pada kawasan ini sudah terdapat usaha perkebunan

dengan status Hak Guna Usaha (HGU) maupun Surat Ijin Lokasi.

Permasalahan yang ada saat ini dalam kawasan ini adalah usaha

pertambangan. Dilain pihak, usaha perkebunan banyak yang memasuki areal

KBNK dan Cagar Alam.

3) Kawasan PerikananKawasan ini diperuntukan bagi budidaya sektor perikanan. Kawasan

ini dibagi dalam kawasan perikanan darat dan laut. Untuk kawasan laut

didisain secara khusus, tetapi tidak dalam disain ruang daratan. Secara

umum, kawasan perikanan laut cukup hingga sangat ideal jika terletak

didepan area hutan bakau yang tidak terganggu.

Kawasan perikanan darat adalah kawasan yang diperuntukan bagi

pengembangan sektor perikanan berupa tambak, kolam dan usaha perikanan

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-14

Page 15: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

lainnya. Secara umum, sungai dan danau merupakan lokasi usaha perikanan.

Tetapi, untuk skala usaha biasanya memerlukan ruang khusus untuk

pengembangan usaha perikanan darat. Adapun kriteria ruang khusus

tersebut, diantaranya:

1. Kawasan tersebut mendapatkan air tawar dan asin yang cukup. Biasanya

kondisi ini didapat pada area dibelakang hutan mangrove (bukan di

dalam hutan mangrovenya, salinitas di dalam hutan mangrove dapat

mencapai 4000 ppm).

2. Kemiringan lapangan yang relatif datar.

Dalam pemanfaatan kawasan ini ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, antara lain:

1. Pengembangan usaha perikanan darat yang lestari dari aspek

ekonomi dan lingkungan

2. Mengembangan lokasi usaha tambak dibelakang hutan mangrove

3. Lebar usaha tambak sebaiknya disesuaikan dengan lebar hutan

mangrove, hal ini untuk mengimbangi kemampuan hutan mangrove

dalam mereduksi salinitas air laut.

Berdasarkan hasil alokasi, kawasan perikanan darat mencapai 3.270

ha (0,35%) yang tersebar di Kecamatan Pulau Laut Utara, Pulau Laut Selatan,

Pulau Laut Barat, Pulau Sebuku dan Pamukan Selatan. Permasalahan yang

ada pada kawasan ini adalah sebagian besar areal yang dilokasikan

merupakan areal eks tambak rakyat yang berada diluar kawasan cagar alam.

Areal tambak yag diusahakan rakyat saat ini tidak ada yang lestari, maksimal

2-3 tahun areal tersebut tidak produktif lagi, sehingga mereka akan mencari

areal baru untuk tambak. Cara ini diharapkan berhenti dengan adanya alokasi

khusus untuk kawasan perikanan.

2.1.7. Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi Pengembangan Wilayah dievaluasi dari unsur-unsur potensi

geografis, penduduk, ekonomi wilayah, sektor andalan, sektor pendukung, sektor

investasi, keuangan dan pembiayaan, dan pendukung dan transportasi.

Potensi pengembangan wilayah Kabupaten Kotabaru didekati dengan

kebijakan perwilayahan. Kebijakan perwilayahan didasarkan atas efektivitas

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-15

Page 16: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

pembangunan di seluruh Kabupaten Kotabaru dan untuk mensinkronkan

pembangunan berbagai sektor andalan yang akan dikembangkan di masing-

masing wilayah Kecamatan agar pengembangannya tidak saling tumpang tindih

satu sama lain, sehingga potensi yang dimiliki masing-masing daerah dapat

dikembangkan secara optimal dan terintegrasi.

Potensi pengembangan wilayah Kotabaru dengan memperhatikan

beberapa aspek seperti luas dan letak wilayah, kondisi topografi, kondisi

klimatologi, kondisi geologi, kondisi hidrologi, penggunaan lahan dan kondisi

geografi kotabaru maka disusunlah beberapa kawasan strategis pengembangan

wilayah Kotabaru yaitu antara lain :

1. Pembangunan Pusat Kawasan Bisnis Kota Kotabaru. Kawasan ini

dibangun untuk mengantisipasi perkembangan kegiatan bisnis di kawasan

pusat kota yang semakin meningkat. Pengembangan Wilayahnya

mencakup Kelurahan Kotabaru Tengah dan Desa Sebatung, sebagian

wilayah kelurahan Kotabaru Hilir, Kotabaru Hulu, Desa Baharu Utara,

Baharu Selatan, Dirgahayu dan sebagian Wilayah Desa Semayap dan

semuanya berada di wilayah Pulau Laut Utara.Lokasi Wilayah

perencanaannya berada pada kawasan bisnis dan perkantoran di pusat

kota Kotabaru yang luasnya sekitar 73,74 Ha dengan batas-batas sebelah

utara berbatasan dengan selat laut, Sebelah timur dengan batas sisi

selatan koridor Jl A yani, Jl Sisingamangaraja, sisi Selatan koridor Jl Agus

Salim, Jl Diponegoro, Jl P. Hidayat dan Jl Veteran, Sebelah selatan

berbatasan dengan sisi selatan koridor jl Veteran, sebelah Barat

berbatasan dengan sisi utara koridor jl Veteran sisi selatan koridor Jl

Suryagandamana dan Jl Putri Ciptasari.

2. Pembangunan Kawasan Terpadu S2TS (Sebelimbingan, Stagen, Tarjun, Serongga). Salah satu kawasan di Wilayah Kabupaten Kotabaru

yang dinilai mengalami perkembangan dan perubahan tata ruang yang

pesat adalah Kawasan Stagen, Sebelimbingan , Tarjun dan Serongga,

Kawasan ini diarahkan pengembangannya sebagai pusat perekonomian,

perdagangan dan pariwisata. Pengembangan kawasan terpadu S2TS

terletak di bagian barat dan Utara Kotabaru yaitu berada di desa Stagen,

Sebelimbingan, Tarjun dan Serongga , tepatnya pada kawasan yang

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-16

Page 17: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

merupakan bagian dari wilayah administrasi Desa Stagen, Desa

Sebelimbingan Kecamatan pulau laut Utara dan desa Tarjun dan serongga

Kecamatan Kelumpang hilir dengan luasan sekitar 98,45 Km atau 9.845

Ha

3. Pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Sengayam. Latar Belakang

pembangunan KTM di Sengayam adalah terjadinya disparitas

pembangunan antar wilayah di Kab. Kotabaru ,kebocoran Regional yang

besar (10-15 M/bulan) sebagai hinterland Kab. Paser (Kota Tanahgrogot).

Selain itu terjadinya ENCLAVE Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit,

Kabupaten Kotabaru merupakan salah satu Kabupaten yang sudah ditunjuk

untuk menyelenggarakan Program KTM yang berlokasi di Sengayam yang

meliputi 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Pamukan Barat, Kecamatan

Pamukan Utara dan Kecamatan Sungai Durian.

4. Pembangunan Kawasan Pesisir (Tanjung Samalantakan dan sekitarnya)

5. Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus / KEK (Mekarputih–Lontar).

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu

dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh

fasilitas tertentu. Lokasi Kecamatan yang terpilih untuk lokasi Kawasan

Ekonomi Khusus Kabupaten kotabaru adalah Kecamatan Pulau laut Barat

dengan pertimbangan Kecamatan Pulau Laut Barat dinilai paling strategis

dekat dengan jalur perdagangan dan pelayaran internasional, serta

memiliki kondisi alur pelayaran yang paling memenuhi syarat untuk

kebutuhan jalur pelayaran kapal-kapal berukuran besar.

6. Pembangunan Kawasan Industri Pulau Sebuku. Berlokasi di Kecamatan

Pulau Sebuku dan sekitarnya.

7. Pembangunan Kawasan Agroindustri Pariwisata. Lokasi berada di Pulau

Laut , Kelumpang dan sekitarnya.

8. Pembangunan Kawasan Pulau – pulau Kecil (gugusan Pulau Sembilan,

Lari-larian dan sekitarnya).

9. Pembangunan / pengelolaan Kawasan Lindung (Sebatung dan Meratus).

Berlokasi di Kecamatan Pulau Laut Utara, Pulau Laut Timur, Pulau Laut

Tengah . Hampang, kelumpang Hulu, Sungai Durian ,Pamukan Barat dan

Pamukan Utara.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-17

Page 18: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

10. Pembangunan Kawasan Agropolitan (Berangas) dan Terminal Agribisnis

(Magalau).

a. Kawasan Agropolitan Berangas . Kawasan Agropolitan rencana akan

dikembangkan pada Kecamatan Pulau Laut Timur.

b. Kawasan Terminal Agribisnis (STA). Selama ini pemasaran komoditas

pertanian memiliki mata rantai yang panjang hal ini mengakibatkan

kecilnya keuntungan dari petani, dilain pihak konsumen membayar lebih

mahal dari harga seharusnya sehingga Pemerintah Kabupaten

Kotabaru merencanakan membangun Terminal Agribisnis (STA) guna

memfasilitasi pemasaran dan peningkatan mutu produksi petani. STA

dibangun difokuskan pada wilayah perbatasan dengan Provinsi

Kalimantan Timur dengan tujuan agar masyarakat di wilayah itu

membelanjakan uangnya di wilayah Kabupaten Kotabaru. STA

dibangun meliputi desa Bungkukan Kecamatan Kelumpang Barat, dan

Desa Buluh Kuning Kecamatan Sungai Durian dan Kecamatan

Pamukan Barat,

11. Pembangunan Jembatan yang menghubungkan Pulau Laut – Daratan

Kalimantan. Jembatan penghubung Pulau Laut dengan Daratan Kalimantan

akan dibangun dengan panjang 3,5 Km yang berlokasi di 2 Kecamatan

yaitu Kecamatan Pulau Laut Utara dan Kecamatan Kelumpang Hilir.

Pembangunan Jembatan penghubung dari Pulau Laut ke Tanjung Ayun di

Daratan Pulau Kalimantan bermanfaat untuk : Memperlancar transportasi

arus barang; Mengalami peningkatan pada volume pengangkutan barang;

Meningkatkan aktivitas perdagangan; Menciptakan lapangan kerja baru

untuk masyarakat P. Laut khususnya dan Kabupaten Kotabaru pada

umumnya; Menciptakan Multiplier Effect (Efek Berganda) di berbagai

bidang sehingga mengubah persepsi masyarakat untuk memajukan

kemampuan dirinya. Economic feasibility analysis menunjukkan bahwa

pembangunan infrastruktur ini dapat menambah peningkatan PDRB

(Produk Daerah Regional Bruto) sebesar 2,28 % atau sebesar + Rp. 105

milyar per tahun pada tingkat bunga investasi 5% per tahun. Jadi bila

petumbuhan rata-rata saat ini 6,51 % maka dengan pembangunan

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-18

Page 19: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

jembatan PDRB dapat ditingkatkan menjadi 6,51% + 2,29 % atau 8,80 %

per tahun selama masa operasi jembatan.

12. Pengelolaan Migas Blok Sebuku. Kecamatan P. Sebuku

2.1.8. Tata Ruang

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang

udara termasuk di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia

dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memeliharan kelangsungan

hidupnya. Sementara itu ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

A. Struktur Ruang

Struktur Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kotabaru terdiri dari :

a. Tata Jenjang Pusat-Pusat Pelayanan yang ditinjau dari jumlah penduduk meliputi :

- Hirarki Pusat Pemukiman I Kotabaru dan Serongga

- Hiraraki Pusat Pemukiman II Lontar, Sungai Kupang, Magalau, Gunung Batu Besar , Tanjung Batu

- Hirarki Pusat pemukiman III Salino, Tanjung Seloka, Sungai Bali, Pulau sembilan, Bakau dan Lontar.

- Hirarki Pusat Pemukiman IV adalah ibukota Kecamatan selain yang disebutkan diatas

- Pusat Pemukiman selanjutnya adalah desa-desa pusat pertanian

b. Fungsi dan peranan Kota

- Kotabaru diharapkan mempunyai fungsi dan peranan sebagai berikut;

Pusat pemerintahan, Pusat Pendidikan tinggi, Pusat Koleksi dan distribusi (perdagangan) bagi satuan wilayah pulau laut, pusat industri perikanan, pusat pariwisata dan pusat fasilitasi umum

- Magalau diharapkan akan mempunyai fungsi dan peranan:

Pusat koleksi dan distribusi untuk satuan wilayah Pamukan Selatan, Sampanahan dan Sungai durian, Pusat Industri perkebunan, pusat perdagangan , Pusat pengembangan hutan produksi dan perkebunan.

- Sengayam diharapkan mempunyai fungsi dan peranan :

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-19

Page 20: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Pusat kegiatan perdagangan untuk wilayah Pamukan , Sungai Durian dan perbatasan dengan Kabupaten Grogot Provinsi Kalimantan Timur

- Gunung Batu Besar diharapkan mempunyai fungsi dan peranan

Sebagai salah satu pelabuhan hasil perkebunan dan pertambangan untuk keluar masuk Kabupaten Kotabaru. Sebagai pusat perdagangan, perkebunan dan pertambangan.

- Serongga diharapkan akan mempunyai fungsi dan peranan :

Pusat koleksi dan distribusi produksi satu wilayah Kelumpang, Pusat perdagangan wilayah Kelumpang, pusat pengembangan dan galian , pusat industrii semen.

- Bengkalaan Melayu diharapkan akan mempunyai fungsi dan peranan:

Pusat pelabuhan pertambangan dan perkebunan wilayah Kelumpang Hulu, Kelumpang Selatan dan Hampang, pusat pelabuhan industri semen.

- Tanjung Batu diharapkan akan mempunyai fungsi dan peranan pelabuhan batubara dari satuan wilayah kelumpang.

- Salino dan Tanjung Serdang diharapkan akan menjadi kota transit dan berkembang sebagai pusat perdagangan

- Mekar Putih diharapkan berkembang sebagai pusat pelabuhan batubara, pengembangan Kawasan ekonomi Khusus, kawasan perdagangan Kecamatan Pulau Laut Barat.

- Tanjung Seloka diharapkan mempunyai fungsi dan peranan sebagai pusat budidaya laut dan budidaya air tawar, pusat koleksi dan distribusi perikanan laut.

- Lontar diharapkan mempunyai fungsi dan peranan sebagai pusat budidaya laut dan budidaya air tawar, pusat koleksi dan distribusi perikanan laut.

- Sungai Bali, Pulau Sembilan, Bakau sebgai koleksi dan distrbusi wilayah sekitarnya.

- Kota Kecamatan lainnya sebagai koleksi dan distribusi skala pelayanan lokal

c. Kebijaksanaan Pengembangan Kota-kota

Pengembangan Kota-kota yang mempunyai pelayanan regional Kotabaru diarahkan pada :

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-20

Page 21: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

- Pemantapan keterkaitan antar wilayah dengan kota-kota utama di Provinsi Kalimantan Selatan baik melalui peningkatan sarana/prasarana perhubungan darat , laut maupun udara.

- Penyediaan prasarana perkotaan sesuai dengan fungsi kota dilakukan dengan pendekatan Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT).

- Peningkatan peranan swasta dalam pembangunan sarana/prasaran perkotaan

- Pengembangan kegiatan ekonomi kota (industri dan jasa) untuk memacu pertumbuhan daerah serta memperluas kesempatan kerja.

- Penataan ruang kota melalui perencanaan , pelaksanaan dan pengendalian tata ruang kota.

Pengembangan kota-kota yang mempunyai skala pelayanan sub regional diarahkan pada :

- Penataan ruang kota melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata ruang kota.

- Penyediaan prasarana perkotaan dengan pendekatan Program Pembangunan prasarana kota terpadu (P3KT)

Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayani melalui pengembangan jaringan jalan, pengembangan kota dengan skala pelayanan lokal diarahkan pada :

- Penataan ruang kota melalui perencanaan pelaksanaan dan pengendalian tata ruang kota

- Pengembangan prasarana perkotaan dengan pendekatan Program pelaksanaan Pembangunan Kota Terpadu (P3KT)

- Peningkatan aksesibilitas ke wilayah belakang yang dilayaninya melalui pengembangan jaringan jalan.

B. Pola Pemanfataan Ruang

Komponen ruang yang terbentuk adalah : kawasan lindung dan Budidaya.

a. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam , sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna mensukseskan sistem pembangunan berkelanjutan.

Kawasan lindung terdiri dari 3 sub kawasan utama, yaitu :

1) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya seperti pegunungan meratus, Gn sebatung, Gn Kusambi, Gn Salino,

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-21

Page 22: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Gn Jambangan, kawasan karst yang ddalamnya terdapat sungai bawah tanah. Dari segi administrasi kawasan lindung terletak di kecamatan hampang, Pamukan Utara, Sunga durian,Pulau Laut Utara, Pulau Laut Timur, Pulau Laut Selatan , kelumpang dan Pulau laut Barat

2) Kawasan Perlindungan setempat meliputi kawasan sempadan pantai, sungai, danau, waduk dan mata air. Kawasan sempadan pantai dimaksudkan sebagai penyangga (buffer) pantai dari abrasi oleh angin dan air laut. Kawasan sempadan sungai dimaksdukan sebagai buffer ruang yang melindungai sungai dari erosi

3) Kawasan Cagar Alam dan Cagar Budaya. Kawasan Cagar Alam terdapat hampir sepanjang pantai Kabupaten Kotabaru yaitu, Kecamatan kelumpang Hulu,, kelumpang Barat, Kelumpang Tengah, Kelumpang Selatan, Kelumpang hilir, Pulau laut Utara, Pulau Sebuku, Pulau laut tengah, Pulau Laut timur, Pulau Laut Utara dan Pulau Laut Selatan.

4) Kawasan Lindung untuk Kawasan Terbuka Hijau. Kawasan terbuka hijau dialokasikan 30 % dari kawasan pemukiman

b. Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya terbagi Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) dan Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK).

2.1.9. Rawan Bencana

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh

faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian

harta benda, dan dampak psikologis.

Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis,

hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi

pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan

mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk

menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.

Pembangunan di kabupaten Kotabaru selain memperhatikan aspek potensi

pengembangan wilayah, yang tidak kalah pentingnya adalah memperhitungkan

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-22

Page 23: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

aspek rawan bencana yang mungkin terjadi di wilayah Kotabaru. Beberapa

potensi rawan bencana yang mungkin terjadi di Kotabaru antara lain longsor,

banjir, kebakaran dan angin ribut.

Longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan,

ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari

terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Bencana

tanah longsor biasanya terjadi bersama dengan curah hujan yang sangat tinggi

atau longsor juga terjadi pada saat terjadi gempa bumi.

Daerah yang termasuk rawan longsor di Kabupaten Kotabaru terdapat di 6

kecamatan, yaitu kecamatan Hampang, Kelumpang tengah, Kelumpang Utara,

Kelumpang Hilir, Sampanahan dan Pulau laut Utara. Bencana yang juga rawan

akibat adanya curah hujan yang tinggi selain banjir adalah tanah longsor.

Secara umum penyebab utama banjir adalah perubahan dan eskalasi

perilaku manusia dalam mengubah fungsi lingkungan. Di kawasan budidaya telah

terjadi perubahan tata ruang secara massive, sehingga daya dukung lingkungan

menurun drastis. Pesatnya pertumbuhan permukiman dan industri telah

mengubah keseimbangan fungsi lingkungan, bahkan kawasan retensi banjir

(retarding basin) yang disediakan alam berupa situ-situ telah juga dihabiskan.

Daerah yang termasuk kawasan rawan banjir di Kabupaten Kotabaru ada di

6 kecamatan, yaitu kecamatan Hampang, Kelumpang tengah, Kelumpang Utara,

Kelumpang Hilir, Sampanahan dan Pulau laut Utara. Kawasan rawan banjir

hampir sama dengan kawasan rawan longsor karena berdasarkan catatan

kejadian bencana di Kabupaten Kotabaru bahwa bencana banjir biasanya diikuti

oleh bencana tanah longsor.

Kebakaran hutan dan lahan terutama terjadi di kawasan-kawasan di mana

hutan alam ditebang habis oleh perambah, pembalak liar atau oleh perusahaan

terkait dengan APP/APRIL/kelapa sawit lebih dulu, kemudian pembakaran

digunakan di kawasan pembalakan guna membersihkan lahan. Melihat data-data

kebakaran hutan diatas dan berdasarkan kondisi lapangan potensi kebakaran

hutan dan lahan di Kabupaten Kotabaru sangat kecil. Potensi kebakaran yang

terlihat justru kebakaran lahan/padang rumput dan kebakaran rumah, akibat

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-23

Page 24: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

kondisi sosial masyarakat yang menggunakan rumah dari bahan kayu dan kondisi

angin yang berembus cukup kencang.

Daerah yang termasuk rawan kebakaran lahan/padang rumput dan rumah

di wilayah Kabupaten Kotabaru ada di 3 kecamatan, yaitu kecamatan Hampang,

Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Utara.

Angin ribut/badai sangat berkaitan dengan perubahan iklim dunia, bila kita

menyimak dan mempelajari perkembangan alam secara global dan juga bila kita

memperhatikan Gerakan Pembangunan Berkelanjutan serta mulainya muncul

Konvensi Perubahan Iklim Global setelah tahun 1990. Sebenarnya pelajaran dan

peringatan akan munculnya kondisi alam khususnya cuaca dan iklim bumi secara

global telah bergaung hingga kini. Karena dari kurun waktu 1991 hingga kini selain

terjadi kondisi dominan kekeringan, angin ribut/badai, kebakaran lahan dan hutan

yang berlanjut dengan pencemaran asap yang diselingi dengan periode pendek

hujan tinggi yang berlanjut dengan banjir yang kemudian marak dan berinteraksi

dengan lingkungan dengan banjir bandang dan tanah longsor. Perubahan

lingkungan yang mengakibatkan pemanasan global ditengarai juga menjadi

pemicu sering terjadinya badai/angin ribut.

Daerah yang termasuk rawan angin ribut di Kabupaten Kotabaru ada di 3

kecamatan, yaitu kecamatan Kelumpang tengah, Pulau Laut Selatan dan Pulau

Laut Tengah. Jenis bencana alam yang sering terjadi antara lain adalah bencana

banjir dan kebakaran hutan dan lahan. Langkah-langkah yang dilakukan selama

ini untuk mengantisipasi terjadinya banjir antara lain : (1) normalisasi daerah aliran

sungai (DAS) dan pembuatan siring; (2) rehabilitasi hutan ; (3) mendorong

pemerintah pusat untuk moratorium pertambangan dsb.

Penggunaan lahan di Kabupaten Kotabaru dibedakan menjadi lahan untuk

kampung/pemukiman, pertambangan, lahan sawah, tanah kering/tegalan, kebun

campuran, perkebunan, hutan serta padang/semak/belukar/alang-alang. Di

Kabupaten Kotabaru penggunaan lahan diatas seluruhnya mencapai 942.246 Ha

pada tahun 2007. Lahan yang digunakan sebagai lahan hutan tercatat paling luas

yaitu sekitar 409.689 Ha. Urutan terluas berikutnya digunakan untuk

padang/semak/belukar/alang-alang yang mencapai 318.956 Ha. Penggunaan

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-24

Page 25: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

lahan terkecil adalah daerah perairan darat yaitu 967 Ha. Lebih lengkapnya

disajikan pada Tabel 2.3. dibawah ini:

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-25

Page 26: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Tabel 2.3.Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Kotabaru

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-26

Padang Perairan Tanah TerbukaDarat (LC)

(rawa & Kolam) Rusak1 P. Sembilan 17 - - - - - 45 63 338 - - - 13 476 2 P. Laut Barat 374 - - - - 245 7.813 - 21.864 9.375 11 - 364 40.046 3 P. Laut Selatan 325 - - - - 70 7.112 - 21.659 17.874 341 - 1.138 48.519 4 P. Laut Kepulauan* - - - - - - - - - - - - - - 5 P. Laut Timur 613 - - 1.125 - 52 4.192 11.562 35.593 9.624 - - 1.520 64.281 6 P. Sebuku 438 - 3.820 - - 50 3.624 1.625 11.498 812 6 - 677 22.550 7 P. Laut Utara 1.562 - - - 937 650 8.001 - 23.660 13.374 609 - 737 49.530 8 P. Laut Tengah* - - - - - - - - - - - - - - 9 Kelumpang Selatan 1.562 858 - - 812 760 3.036 17.038 13.951 16.538 - - 1.531 56.086

10 Kelumpang Hilir* - - - - - - - - - - - - - 11 Kelumpang Hulu 482 135 4.635 - - 525 2.707 10.750 9.545 26.124 - - 441 55.344 12 Kelumpang Barat* - - - - - - - - - - - - - - 13 H a m p a n g 455 - 2.090 - - 210 983 - 12.425 151.887 - - 414 168.464 14 Sungai Durian 261 20 3.581 - - 203 4.726 5.500 47.384 62.439 - - 1.105 125.219 15 Kelumpang Tengah 937 15 705 - - 400 5.875 6.062 36.997 21.147 - - 725 72.863 16 Kelumpang Utara 564 - - - - 125 2.435 - 16.826 7.375 - - 620 27.945 17 Pamukan Selatan 975 - - - 937 1.175 3.525 11.812 12.979 7.187 - - 597 39.187 18 Sampanahan 439 - - - - 340 2.311 3.125 21.597 20.406 - - 671 48.889 19 Pamukan Utara 675 - - - 812 1.155 7.522 33.784 32.640 45.527 - - 732 122.847 20 Pamukan Barat* - - - - - - - - - - - - - -

9.679 1.028 14.831 1.125 3.498 5.960 63.907 101.321 318.956 409.689 967 - 11.285 942.246 Sumber : Kabupaten Kotabaru Dalam Angka 2008Ket : *masih gabung dengan kecamatan induk

Lain-lain JumlahKebun

Campuran/ Sejenis

Perkebunan (semak, alang, rumput)

HutanIrigasi Teknis

Non Irigasi

PersawahanNo K e c a m a t a n

Pertanian Tanah Kering

Semusim

Jumlah

PertambanganIndustriKampung/

Permukiman

Page 27: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

2.1.10. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Kotabaru pada tahun 2009 adalah 281.120

jiwa dengan jumlah rumahtangga sebanyak 75.351 rumah tangga yang tersebar di

201 desa/kelurahan dengan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga 4 orang.

Jumlah penduduk terbesar berada di kecamatan Pulau Laut Utara dengan 77.509

jiwa disusul kecamatan Pulau Laut Barat dengan jumlah penduduk 18.747 jiwa.

Jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Kelumpang Barat yang hanya

tercatat sebesar 5.034 jiwa.

Tabel 2.4.Penduduk Kabupaten Kotabaru Tahun 2009

Kecamatan District

Luas Area (Km2)

Banyaknya / NumberDesa/

KelurahanCentre

Rumahtangga

House-hold

Penduduk Population

1 P. Sembilan 4,76 5 1.376 5.794 2 P. Laut Barat 398,82 21 4.696 18.747 3 P. Laut Selatan 378,07 7 1.862 8.391 4 P. Laut Timur 642,81 14 3.832 13.381 5 P. Laut Utara 159,30 21 19.804 77.503 6 P. Laut Tengah 337,64 7 2.310 9.006 7 P. Sebuku 225,50 8 1.956 6.960 8 Kelumpang Selatan 279,66 9 2.800 9.492 9 Kelumpang Hilir 281,20 9 5.096 17.737

10 Kelumpang Hulu 553,44 10 3.846 13.622 11 Kelumpang Barat 589,15 6 1.474 5.034 12 H a m p a n g 1.684,64 9 2.623 9.600 13 Sungai Durian 1.042,38 7 2.654 9.123 14 Kelumpang Tengah 349,29 13 3.597 12.446 15 Kelumpang Utara 279,45 7 1.602 5.767 16 Pamukan Selatan 391,87 11 3.659 13.414 17 Sampanahan 488,89 10 2.569 9.740 18 Pamukan Utara 638,63 13 5.330 17.641 19 Pamukan Barat 589,84 5 1.989 7.144 20 P. Laut Kepulauan 107,12 9 2.276 10.578

 

20092008200720062005

9.422,46

201201195195195

75.35173.75065.57069.72668.008

281.120276.574272.000263.842260.093

Sumber : BPS Kabupaten Kotabaru

Penduduk kabupaten Kotabaru didominasi oleh penduduk usia muda dengan

jumlah penduduk terbesar berasal dari golongan usia balita sebesar 31.667 anak.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-27

Page 28: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Tabel 2.5.Penduduk Kabupaten Kotabaru Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Tahun 2009

Kelompok Umur Age Groups

Jenis Kelamin / Sex 2009

Laki-Laki/Male Perempuan Jumlah Total

1 0 - 4 14.008 17.659 31.667 2 5 - 9 14.383 13.384 27.767 3 10 - 14 10.899 11.402 22.301 4 15 - 19 14.586 13.036 27.622 5 20 - 24 11.693 14.124 25.817 6 25 - 29 13.180 13.045 26.225 7 30 - 34 14.070 16.027 30.097 8 35 - 39 11.611 10.934 22.545 9 40 - 44 8.513 9.555 18.068

10 45 - 49 9.460 8.197 17.657 11 50 - 54 7.499 5.605 13.104 12 55 - 59 3.281 2.919 6.200 13 60 - 64 2.385 2.274 4.659 14 65 - 69 1.160 1.865 3.025 15 70 - 74 938 1.076 2.014 16 75 + 1.357 995 2.352   Kotabaru 139.023 142.097 281.120

Sumber : BPS Kabupaten Kotabaru

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Kinerja pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat  merupakan

gambaran dan hasil  dari pelaksanaan pembangunan selama periode tertentu

terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat yang mencakup kesejahteraan dan

pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, seni budaya dan olahraga. Hasil

evaluasi  pelaksanaan pembangunan pada aspek kesejahteraan masyarakat 

selama periode 2006-2009  adalah sebagai berikut

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan ekonomi

Kinerja kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kabupaten Kotabaru selama

periode tahun 2006-2009 dapat dilihat dari indikator pertumbuhan PDRB, laju

inflasi, PDRB per kapita, dan angka kriminalitas yang tertangani. Perkembangan

kinerja pembangunan pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi  adalah

sebagai berikut :

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-28

Page 29: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

a. Pertumbuhan PDRB

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah perbandingan pencapaian

kinerja perekonomian suatu daerah pada suatu periode waktu tertentu

terhadap periode waktu sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah

dinyatakan dalam nilai persentase, dihitung dengan membagi nilai PDRB atas

dasar harga konstan tahun sebelumnya, mengurangkannya dengan satu,

kemudian mengalikannya dengan seratus persen.

Berdasarkan metode tersebut, perhitungan pertumbuhan ekonomi

suatu daerah semata-mata menyandarkan pada besaran PDRB atas dasar

harga konstan. Dengan demikian terjadinya pertumbuhan ekonomi yang tinggi

disuatu daerah yang tinggi juga di daerah tersebut. Hal ini disebabkan karena

pertumbuhan ekonomi berorientasi pada pendekatan wilayah, sedangkan

kesejahteraan masyarakat berorientasi pada pelaku kegiatan ekonomi. Untuk

itu diperlukan kehati-hatian dalam menginterpretasikan makna angka

pertumbuhan ekonomi.

Tabel 2.6.Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kotabaru

Atas Dasar Harga Konstan tahun 2006-2009 (persen)

No Sektor 2006 2007 2008*) 2009**)

1 Pertanian 5.33 5.65 5.35 5.702 Pertambangan dan Penggalian 2.43 8.47 7.47 2,203 Industri Pengolahan 1.82 5.59 4.28 5,224 Listrik dan Air Bersih 1.23 5.81 3.09 0,175 Bangunan 7.69 7.34 7.31 14,526 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5.96 6.58 6.65 5,477 Pengangkutan dan Komunikasi 5.92 6.07 7.29 7.438 Bank dan Lembaga Keuangan lain 13.37 18.23 7,29 5,889 Jasa – jasa 6.46 4.86 5.50 5.10

PDRB dengan Pertambangan 4.53 6.60 6.20 5.36PDRB tanpa Pertambangan 5.09 6.10 5.86 6,22

*) Angka Sementara **) Angka Sangat SementaraSumber: BPS Kabupaten Kotabaru

Pada tabel diatas dapat dilihat, bahwa pertumbuhan PDRB Kabupaten

Kotabaru Atas Dasar Harga Konstan tahun kurun waktu 2006-2008

mengalami peningkatan namun pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Kotabaru dengan pertambangan adalah 5,36 persen, mengalami

perlambatan dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 6,20 persen.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-29

Page 30: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Sedangkan pertumbuhan ekonomi tanpa sub sektor pertambangan pada

tahun 2009 mengalami peningkatan dan mencapai 6,22 persen, lebih tinggi

dari tahun 2008 yang sebesar 5,86 persen.

Sektor pertambangan yang selama ini juga menjadi salah satu ikon

Kotabaru, tahun ini mengalami perlambatan yaitu hanya menorehkan

pertumbuhan sebesar 2,20 persen atau 5,27 persen lebih lambat dibanding

tahun sebelumnya. Disinyalir, selain karena krisis global yang berakibat

turunnya permintaan pasar dunia terhadap bahan bakar energi, melambatnya

aktivitas ekonomi di sektor ini juga disebabkan oleh masalah hak guna pakai

lahan tambang. Namun saat ini sedang dalam proses penyelesaian sehingga

diharapkan tahun depan bisa berproduksi lagi.

Produksi barang dan jasa di sektor industri mengalami peningkatan di

tahun ini. Sektor yang mempunyai share 6,26 persen terhadap PDRB ini

bergerak 5,22 persen atau lebih cepat 0,94 persen dibandingkan tahun 2008.

Percepatan ini disinyalir disebabkan oleh peningkatan produksi pada industri

besar sedang yang ada di Kotabaru. Dibukanya keran pasar bebas antara

ASEAN dan Cina, memberikan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia

termasuk Kotabaru. Para pelaku industri dituntut untuk meningkatkan

produktivitas dan kualitasnya agar bisa bersaing di pasar Internasional.

Kemarau panjang yang melanda Kotabaru pada medio 2009

memberikan pukulan yang luar biasa pada sektor Listrik dan Air Bersih.

Penambahan mesin pembangkit pada PLN Kotabaru untuk mengatasi krisis

Listrik yang pernah terjadi di tahun 2008, ternyata tidak cukup menolong

merosotnya kinerja sektor ini. Walaupun subsektor listrik mampu

membukukan pertumbuhan sebesar 4,90 persen (lebih cepat 4,79 persen dari

tahun 2008), sektor Listrik dan Air Bersih hanya mampu meraih pertumbuhan

0,17 persen. Hal ini disebabkan subsektor Air Bersih mengalami penurunan

produksi barang dan jasa hingga -5,58 persen. Optimalisasi Waduk Gunung

Ulin dan Pemanfaaatan Sungai Seratak serta Penyulingan air laut bisa

menjadi alternatif bagi pemerintah daerah untuk mengatasi krisis air yang

mungkin suatu saat terjadi lagi. Sedangkan untuk mengatasi krisis energi

listrik pada tahun 2010 PT. PLN akan membangun PLTU 2 x 7 mega watt di

Desa Sigam Kecamatan Pulau Laut Utara.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-30

Page 31: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Program pembangunan jalan Trans Kalimantan Selatan oleh

pemerintah pusat memberikan efek yang besar bagi sektor konstruksi.

Terbukti sektor ini menorehkan pertumbuhan 14,52 persen yang merupakan

pertumbuhan tertinggi dalam kurun waktu 9 tahun terakhir. Pembangunan

sarana olahraga dalam rangka Porprov 2010 yang diselenggarakan di

Kotabaru, pembangunan taman kota dan pembangunan gedung-gedung

disinyalir juga menjadi penyebab melonjaknya aktivitas ekonomi di sektor ini.

Pembangunan ini, khususnya jalan, diharapkan mampu mendongkrak

pertumbuhan perekonomian di sektor-sektor lain. Karena salah satu faktor

yang mendukung berhasilnya suatu proses ekonomi adalah adanya akses

yang mudah antara sektor-sektor ekonomi. Dengan kata lain, pembangunan

infrastruktur adalah sesuatu yang mutlak untuk mewujudkan kondisi

perekonomian yang dinamis. Apalagi wilayah geografis Kotabaru cukup sulit

sehingga jika akses atau infrastruktur kurang memadai bisa menyebabkan

high cost economy.

Arus barang yang lancar dan membaiknya daya beli masyarakat

(implikasi dari subsidi BBM) merangsang sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran untuk terus meningkatkan aktivitasnya. Walaupun tidak setinggi

tahun lalu, sektor ini mengalami peningkatan sebesar 5,47 persen di tahun

2009. Kondisi ini juga didukung oleh meningkatnya aktivitas pada sektor

Transportasi dan Komunikasi yang membukukan pertumbuhan sebesar 7,43

persen, dimana pertumbuhan tertinggi di sektor ini diraih oleh subsektor

angkutan sungai, danau dan penyeberangan (11,21%). Bertambahnya

armada angkutan dan membaiknya infrastruktur diduga juga sebagai

penyebab pertumbuhan sektor ini.

Kinerja sektor bank dan lembaga keuangan lain tahun ini juga

mengalami peningkatan walaupun sedikit melambat jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya yaitu 5,88 persen. Sementara itu sektor jasa mampu

tumbuh sebesar 5,10 persen. Walaupun juga lebih lambat jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya, sektor ini masih memberikan harapan bagi

perekonomian Kotabaru. Terbukti subsektor perorangan dan rumah tangga

mampu menorehkan pertumbuhan 9,71 persen di mana subsektor ini paling

banyak dijadikan tumpuan para pekerja sektor jasa. Prosedur dan

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-31

Page 32: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

mekanisme kerja yang relatif simpel, diduga menjadi daya tarik bagi

masyarakat untuk terjun di bidang ini.

b. PDRB Perkapita

Angka PDRB perkapita diperoleh dengan membagi PDRB baik atas

dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan dengan jumlah

penduduk pertengahan tahun. PDRB perkapita adalah rata-rata nilai tambah

perkapita yang mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu

daerah. Namun karena dalam nilai PDRB masih terdapat komponen-

komponen yang tidak dapat dinikmati oleh masyarakat secara langsung

seperti penyusutan, pajak tak langsung neto, dan faktor pendapatan neto (net

factor income), maka penggunaan PDRB perkapita sebagai indikator untuk

mengukur tingkat kesejahteraan perlu dibandingkan lagi dengan indikator lain

seperti konsumsi masyarakat perkapita atau indikator lain yang relevan.

Tabel 2.7.PDRB Perkapita Kabupaten Kotabaru dengan Pertambangan

Tahun 2006 – 2009

Tahun

Atas Dasar Harga Berlaku

Atas Dasar Harga Konstan

PDRB Per Kapita (Rp)

Pertumbuhan (%)

PDRB Per Kapita (Rp)

Pertumbuhan (%)

2006 22.003.577 12.48 14.641.307 1.68

2007 24.460.102 13.01 15.166.733 5.46

2008*) 27.111.308 10,84 15.840.262 4,44

2009** 29.746.246 9,72 16.420.150 3,66*) Angka Sementara**) Angka Sangat SementaraSumber: BPS Kabupaten Kotabaru

Dari tabel 2.7 diketahui bahwa PDRB perkapita atas dasar harga

berlaku dengan pertambangan pada tahun 2009 adalah sebesar Rp.

29.746.246,- meningkat 9,72 persen dari tahun 2008 yang sebesar Rp.

27.111.308,-. Sedangkan dilihat dari PDRB perkapita atas dasar harga

konstan dengan pertambangan juga terjadi peningkatan sebesar 3,66 persen

dari Rp. 15.840.262,- pada tahun 2008 menjadi Rp. 16.420.150,- pada tahun

2009.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-32

Page 33: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Tabel 2.8.PDRB Perkapita Kabupaten Kotabaru tanpa Pertambangan

Tahun 2006 – 2009

Tahun

Atas Dasar HargaBerlaku

Atas Dasar HargaKonstan

PDRB Per Kapita (Rp)

Pertumbuhan (%)

PDRB Per Kapita (Rp)

Pertumbuhan (%)

2006 17.349.498 12.77 11.714.628 2.23

2007 19.040.902 12.07 12.023.962 4.97

2008*) 21.130.483 10.97 12.517.887 4.11

2009**) 23.949.562 13.34 13.082.079 4.51*) Angka Sementara**) Angka Sangat SementaraSumber: BPS Kabupaten Kotabaru

Pada tabel 2.8 dapat dilihat PDRB perkapita atas dasar harga berlaku

tanpa pertambangan, diketahui bahwa pada tahun 2009 nilai yang dicapai

adalah sebesar Rp. 23.949.562,- meningkat 13,34 persen dari tahun 2008

yang sebesar Rp. 21.130.483,-

Sedangkan berdasarkan atas dasar harga konstan, PDRB tanpa

pertambangan meningkat sebesar 4,51 persen dari Rp. 12.517.887,- pada

tahun 2008 menjadi Rp. 13.082.079,- pada tahun 2009.

Peningkatan nilai PDRB perkapita baik dengan atau tanpa peran sub

sektor pertambangan dari tahun ke tahun ini menunjukan bahwa peningkatan

penciptaan nilai tambah di Kabupaten Kotabaru lebih tinggi dari pada

pertumbuhan penduduk yang ada.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-33

Page 34: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Tabel 2.9. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005 s.d 2009

No Sektor2005 2006 2007 2008 2009

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan

& Perikanan1.381.173 37,30 1.454.821 37,59 1.537.047 37,26 1.619.309 36,96 1.711.535 37,08

2 Pertambangan & Penggalian 786.467 21,24 805.562 20,82 873.757 21,18 939.069 21,44 959.744 20,79

3 Industri pengolahan 280.939 7,59 286.048 7,39 302.040 7,32 314.971 7,19 331.402 7,18

4 Listrik, gas & air minum 6.207 0,17 6.283 0,16 6.648 0,16 6.854 0,16 6.865 0,15

5 Bangunan 159.757 4,31 172.040 4,45 184.673 4,48 198.171 4,52 226.941 4,92

6 Perdagangan, hotel & restoran 631.882 17,07 669.521 17,30 713.563 17,30 761.019 17,37 802.637 17,39

7 Angkutan & komunikasi 258.432 6,98 274.663 7,10 291.328 7,06 312.562 7,13 335.779 7,27

8 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

46.608 1,26 40.377 1,04 47.739 1,16 51.218 1,17 54.232 1,17

9 Jasa-jasa 150.999 4,08 160.747 4,15 168.555 4,09 177.833 4,06 186.898 4,05

  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

3.702.463 100,00 3.870.062 100,00 4.125.351 100,00 4.381.005 100,00 4.616.033 100,00

  PDRB tanpa Sub Sektor Pertambangan tanpa Migas

2.932.814 3.082.461 3.270.518 3.462.122 3.677.634

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-34

Page 35: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Tabel 2.10. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005 s.d 2009

No Sektor2005 2006 2007 2008 2009

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %1 Pertanian, Peternakan,

Kehutanan & Perikanan1.815.708 36,07 2.153.703 36,97 2.396.706 36,02 2.651.128 35,36 2.946.753 35,24

2 Pertambangan & Penggalian 1.097.335 21,80 1.283.320 22,03 1.512.020 22,73 1.697.711 22,64 1.785.934 21,36

3 Industri pengolahan 373.568 7,42 380.628 6,53 440.510 6,62 479.623 6,40 523.264 6,26

4 Listrik, gas & air minum 9.960 0,20 11.269 0,19 13.727 0,21 14.474 0,19 14.932 0,18

5 Bangunan 235.828 4,69 278.773 4,79 324.506 4,88 379.231 5,06 464.342 5,55

6 Perdagangan, hotel & restoran 838.765 16,66 969.373 16,64 1.132.415 17,02 1.287.315 17,17 1.472.147 17,60

7 Angkutan & komunikasi 363.971 7,23 428.168 7,35 469.964 7,06 537.642 7,17 632.882 7,57

8 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

65.589 1,30 70.826 1,22 91.465 1,37 112.646 1,50 129.503 1,55

9 Jasa-jasa 232.572 4,62 248.829 4,27 271.835 4,09 338.513 4,51 392.508 4,69

  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

5.033.297 100,00 5.824.889 100,00 6.653.148 100,00 7.498.283 100,00 8.362.265 100,00

  PDRB tanpa Sub Sektor Pertambangan tanpa Migas

3.960.315   4.572.425   5.179.125   5.844.142   6.623.826  

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-35

Page 36: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Tabel 2.11. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2005 s.d 2009

Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk)Kabupaten Kotabaru

No Sektor2005 2006 2007 2008 2009

Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk% % % % % % % % % %

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

36,07 37,30 36,97 37,59 36,02 37,26 35,36 36,96 35,24 37,08

2 Pertambangan & Penggalian 21,80 21,24 22,03 20,82 22,73 21,18 22,64 21,44 21,36 20,79

3 Industri pengolahan 7,42 7,59 6,53 7,39 6,62 7,32 6,40 7,19 6,26 7,18

4 Listrik, gas & air minum 0,20 0,17 0,19 0,16 0,21 0,16 0,19 0,16 0,18 0,15

5 Bangunan 4,69 4,31 4,79 4,45 4,88 4,48 5,06 4,52 5,55 4,92

6 Perdagangan, hotel & restoran 16,66 17,07 16,64 17,30 17,02 17,30 17,17 17,37 17,60 17,39

7 Angkutan & komunikasi 7,23 6,98 7,35 7,10 7,06 7,06 7,17 7,13 7,57 7,27

8 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

1,30 1,26 1,22 1,04 1,37 1,16 1,50 1,17 1,55 1,17

9 Jasa-jasa 4,62 4,08 4,27 4,15 4,09 4,09 4,51 4,06 4,69 4,05

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-36

Page 37: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

c. Laju InflasiInflasi adalah kenaikan harga secara umum, atau inflasi dapat juga

dikatakan sebagai penurunan daya beli uang. Makin tinggi kenaikan harga

makin turun nilai uang. Defenisi diatas memberikan makna bahwa, kenaikan

harga barang tertentu atau kenaikan harga karena panen yang gagal

misalnya, tidak termasuk inflasi . Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat

menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan

jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. 

Laju inflasi Kabupaten Kotabaru ditunjukkan oleh data nilai inflasi rata

rata Tahun 2010 sebesar 8,70.

Tabel 2.12.Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Kotabaru

Tahun 2005 s.d 2010

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Inflasi Belumada data

Belum ada data

Belum ada data

Belum ada data

Belum ada data 8,70

Sumber: BPS KotabaruKeterangan:Inflasi berdasarkan laju inflasi tahun kalender 2010 (Januari - Desember)

d. Indeks Pembangunan Manusia

IPM merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat

upaya dan kinerja pembangunan dengan dimensi yang lebih luas karena

memperlihatkan kualitas penduduk dalam hal kelangsungan hidup,

intelektualias dan standar hidup layak. IPM disusun dari tiga komponen yaitu

lamanya hidup, yang diukur dengan harapan hidup pada saat lahir ; tingkat

pendidikan, diukur dengan kombinasi antara melek huruf pada penduduk

dewasa dan rata-rata lama sekolah ; serta tingkat kehidupan yang layak

dengan ukuran pengeluaran perkapita (purchasing power parity).

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit

tunggal yang mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang

dinilai mencerminkan status kemampuan dasar penduduk. Ketiga

kemampuan dasar tersebut adalah umur panjang dan sehat yang diukur

dengan indeks kesehatan (IK), pengetahuan dan ketrampilan yang diukur

dengan Indeks Pendidikan, serta akses terhadap sumber daya yang

dibutuhkan untuk mencapai standar hidup yang layak yang diukur dengan

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-37

Page 38: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Indeks Daya Beli (IDB). Indikator Dampak sebagai komponen yang

dibutuhkan dalam perhitungan IPM adalah Angka Harapan Hidup,

Pencapaian pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata

lama sekolah, serta pengeluaran komsumsi per kapita.

Tabel 2.13.Indeks pembangunan Manusia di Kabupaten Kotabaru

Tahun 2006-2009

Uraian 2006 2007 2008 2009Indeks Kesehatan (IK) 65,83 66,20 66,63 67,03 Indeks Pendidikan (IP) 78,22 78,22 78,22 78,30 Indeks Daya Beli (IDB) 65,05 78,22 66.70 67.24Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 69,70 69,98 70,52 70,86

Sumber : BPS Kabupaten Kotabaru

Kenaikan indeks pada tahun 2009 dipengaruhi oleh kenaikan Indeks

Kesehatan (IK) dan Indeks Daya Beli (IDB), termasuk Indeks Pendidikan (IP).

Indeks Kesehatan mengalami kenaikan dari 66,20 pada tahun 2007 menjadi 66,63

di tahun 2008 dan 67,03 di tahun berikutnya. Bertambahnya umur harapan hidup

penduduk dari 64,72 pada tahun 2007 menjadi 64,98 di tahun 2008 dan 65,22 di

tahun 2009, merupakan penyebab semakin membaiknya indeks kesehatan ini.

Kondisi senada juga terjadi pada komponen indeks daya beli yang terus

meningkat dengan rata-rata pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir sebesar

20,59 persen. Sementara itu, peningkatan indeks pendidikan baru terjadi di tahun

2009 setelah cenderung stagnan pada beberapa tahun sebelumnya.

Secara umum, IPM Kabupaten Kotabaru di tahun 2009 berada pada urutan

ke-3 di antara 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, dibawah IPM Kota

Banjarbaru dan IPM Kota Banjarmasin. IPM Kabupaten Kotabaru tahun 2009 lebih

tinggi dibanding IPM Propinsi Kalimantan Selatan yang sebesar 69,30 tetapi

masih dibawah IPM Nasional yang sebesar 71,76. Secara Nasional IPM

Kabupaten Kotabaru berada diurutan 242 dari seluruh kabupaten/kota di

Indonesia, mengalami penurunan peringkat dibandingkan tahun 2008 yang berada

diperingkat 234. Sedangkan IPM Propinsi Kalimantan Selatan sendiri berada di

peringkat 26 dari 33 propinsi di Indonesia.

e. Gini Rasio dan Distribusi Pendapatan

Pertumbuhan ekonomi tanpa adanya pemerataan pendapatan di antara

kelompok-kelompok masyarakat yang menikmatinya, akan menyebabkan terjadinya

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-38

Page 39: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

kesenjangan sosial. Kesenjangan pendapatan antara masyarakat telah menimbulkan

berbagai dampak negatif terhadap kehidupan sosial dan politik masyarakat

Indonesia. Berbicara masalah pemerataan sama halnya membicarakan

ketimpangan, karena dua komponen tersebut ibarat dua mata pisau yang saling

berlawanan. Dengan kata lain, kalau pemerataan pendapatan tinggi, maka

ketimpangan pendapatan akan rendah, hal ini juga berlaku sebaliknya.

Berbagai alat ukur yang digunakan untuk mengetahui ketimpangan pendapatan

banyak dikemukakan oleh para peneliti. Dalam tulisan ini ukuran yang digunakan

adalah model Gini Rasio dan Kriteria Bank Dunia Secara umum angka Gini Rasio

dapat di klasifikasikan sebagai berikut

0< Gini Rasio 0,35 ketimpangan rendah 0,35< Gini Rasio 0,50 ketimpangan sedang Gini Rasio > 0,50 ketimpangan tinggi

Sedangkan Bank Dunia membagi penduduk kedalam tiga kelompok pendapatan yaitu : 40 persen kelompok penduduk berpendapatan rendah

40 persen kelompok penduduk berpendapatan sedang 20 persen kelompok penduduk berpendapatan tinggi

Tabel 2.14.Gini Rasio dan Distribusi PendapatanKabupaten kotabaru

TahunGini Ratio Persentase Distribusi Pendapatan Proxy

Pengeluaran Menurut Bank DuniaKal - Sel Kotabaru Kal - Sel Kotabaru

(1) (2) (3) (4) (5)1999 0,265 0,239 24,47 27,202002 0,288 0,297 22,64 24,162005 0,313 0,323 18,65 19,112008 0,25 0,22 20,93 23,952009 0,28 0,30 21,94 21,25

Sumber : BPS Kabupaten Kotabaru

Dari tabel 2.14 diatas ketimpangan pendapatan di Kabupaten Kotabaru

antara kelompok masyarakat masih dapat dikatakan rendah. Hal ini di dukung

oleh hasil perhitungan gini rasio tahun 2009 yaitu tercatat 0,30 (0 < Gini Rasio <

0,35 ketimpangan rendah). Dibandingkan keadaan tahun 2008 yang sebesar

0,22, dapat diasumsikan tingkat pemerataan pendapatannya semakin kecil.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-39

Page 40: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

2.2.2. Fokus kesejahteraan sosial

Pembangunan pada fokus kejahteraan sosial meliputi untuk Pendidikan

meliputi indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka

partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni,

sedangkan untuk kesehatan meliputi angka kelangsungan hidup bayi, angka usia

harapan hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio penduduk

yang bekerja. Kinerja pembangunan kesejahteraan sosial  Kabupaten Kotabaru

periode 2006-2009 pada masing-masing  indikator sebagai berikut :

2.2.2.1. Pendidikan

Pembangunan pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia.   Sasarannya adalah terciptanya sumber daya

manusia yang berkualitas melalui peningkatan mutu pendidikan, perluasan dan

pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua masyarakat,

tercapainya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan, serta

tercukupinya sarana dan prasarana pendidikan. Beberapa keberhasilan

pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari Angka Melek Huruf (AMH),

Rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni

(APM) dan Angka Pendidikan yang ditamatkan. AMH   adalah  persentase

penduduk usia 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin .

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya,

yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk

kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.   Angka

Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan

dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama.

Walaupun dukungan anggaran untuk pendidikan sudah melebihi 20 % dari total

anggaran APBD namun belum semua data yang diperlukan belum bisa diperoleh.

Oleh karena itu diperlukan upaya pengalokasian anggaran pendidikan yang tepat

agar pendidikan menjadi murah namun tetap berkualitas.

a. Angka Melek Huruf

Keberhasilan pembangunan juga dapat dilihat dari segi pendidikan. Salah

satu indikatornya yaitu meningkatnya jumlah penduduk yang dapat membaca dan

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-40

Page 41: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

menulis huruf latin (melek huruf). Oleh sebab itu pemerintah telah mencanangkan

program pemberantasan buta huruf.

Tabel 2.15.Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Kotabaru

Tahun 2005 s.d 2009

No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009

1 Angka Melek Huruf 94,00 94,00 94,00 94,00 94,02

b. Angka rata-rata lama sekolahRata-rata lama sekolah mengindikasikan seberapa tinggi pendidikan

yang dicapai oleh masyarakat di suatu daerah. Untuk meningkatkan rata-rata

lama sekolah, pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 9

tahun atau pendidikan dasar sampai tingkat SLTP.

Tabel 2.16.Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Kotabaru

Tahun 2005 – 2009

Rata-rata Lama Sekolah 2005 2006 2007 2008 2009

Kotabaru 7,00 7,00 7,00 7,00 7,03

Sumber : BPS Kabupaten Kotabaru

c. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia antara 7

hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan

SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun.

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia

yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia

yang sama

d. Angka Partisipasi Kasar (APK)APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan

SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun

atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-41

Page 42: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan

dengan jenjang pendidikan tertentu.

APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu

tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk

mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang

pendidikan.

Tabel 2.17.APK dan APM Kabupaten Kotabaru Tahun 2006 - 2009

Sekolah2006 2008 2009

APK APM APK APM APK APM

SD/MI 109,90 95,16 107,82 92,24 110,02 96,60

SLTP/MTs 68,71 57,23 68,11 54,00 79,64 65,00

SMU 38,83 33,11 53,82 35,43 41,63 26,09

Sumber : BPS Kabupaten Kotabaru

e. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah

Tabel 2.18. Ketersediaan sekolah dan penduduk usia sekolah

Kabupaten Kotabaru Tahun 2006 - 2009

No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009

1. SD/MI        

1.1. Jumlah gedung sekolah 248 249 251 255

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 thn - 41.038 44.825 41.148

1.3. Rasio - 60,68 56,00 61,97

2. SMP/MTs      

2.1. Jumlah gedung sekolah 61 64 63 68

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 thn - 14.737 15.580 14.445

2.3. Rasio - 43,43 40,44 47,08

Tabel 2.19.Data Jumlah Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Dasar

Kabupaten Kotabaru Tahun 2009

Jumlah Sekolah Penduduk Usia Pendidikan Dasar Rasio

452 50.068 0,90

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-42

Page 43: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

f. Rasio guru/muridTabel 2.20.

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Kabupaten Kotabaru Tahun 2006 - 2009

No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009

1. SD/MI1.1. Jumlah Guru 1.947 2.396 2.226 2.703

1.2. Jumlah Murid 37.148 37.453 37.952 40.027

1.3. Rasio 5,24 6,40 5,87 6,75

2. SMP/MTs2.1. Jumlah Guru 1.036 850 859 893

2.2. Jumlah Murid 10.220 9.993 11.211 11.760

2.3. Rasio 10,14 8,51 7,66 7,59

2.2.2.2. Kesehatan

a. Usia Harapan HidupAngka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup

rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut

umur.

Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja

pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan

meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.

Tabel 2.21. Angka Harapan Hidup Kabupaten Kotabaru

Tahun 2006 - 2009

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009

63,90 64,50 64,72 64,98 65,22

b. Balita Gizi BurukPersentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi

buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat

badan menurut umur. Klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar WHO.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-43

Page 44: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi

menahun. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan

membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang

badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan

menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di

bawah standar disebut gizi kurang.

Tabel 2.22. Jumlah Balita dan Persentase Balita Gizi Buruk

Kabupaten Kotabaru Tahun 2005 – 2009

Tahun Jumlah Balita Jumlah Balita Persentase (Jiwa) Gizi Buruk (Jiwa) BGB (%)

2005 35.412 12 0,03

2006 35.432 16 0,05

2007 36.412 4 0,01

2008 36.420 8 0,02

2009 31.843 11 0,03 Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Kotabaru

c. Kemiskinan

Selama kurun waktu 4 tahun (2006-2009) jumlah penduduk miskin

mengalami pertumbuhan yang fluktuatif,  jumlah penduduk miskin tahun 2006

sebanyak 26.877 jiwa, tahun 2007 sebanyak 22.939 jiwa, tahun 2008 sebanyak

18.432 jiwa dan tahun 2009 sebanyak 15.422 jiwa Penurunan jumlah penduduk

miskin rata-rata sebesar 16,87% disebabkan berbagai program penanggulangan

kemiskinan di Kota Kotabaru semakin menyentuh masyarakat miskin (tepat

sasaran). Ketepatan tersebut didukung oleh adanya identifikasi dan verifikasi

berdasarkan indikator dan kriteria kemiskinan yang disusun sesuai dengan kondisi

lokalitas daerah yang semakin mendekati kenyataan. Kedepan diperlukan upaya

untuk melakukan unifikasi data kemiskinan agar proses percepatan

penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan tepat. Optimalisasi peran

masayarakat untuk turut serta dalam menyalurkan program Corpotate Social

Responsibility (CSR) perlu didorong terus menerus.

Berikut gambaran perkembangan penduduk miskin Kabupaten Kotabaru

selama 4 tahun (2006-2009) :

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-44

Page 45: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Tabel 2.23. Penduduk Miskin Kabupaten Kotabaru

Tahun 2006 – 2009

No Kabupaten Kotabaru Satuan 2006 2007 2008 2009

1 Garis Kemiskinan Rupiah/Kapita/Bulan

153.459 159.304 183.271 202.613

2 Jumlah Penduduk Miskin

orang 26.877 22.939 18.432 15.422

2.2.3. Fokus seni budaya dan olah raga

Pembangunan pada fokus seni dan budaya meliputi indikator jumlah grup

kesenian , jumlah group Olah Raga dan gedung olahraga. Kinerja pembangunan

Seni dan budaya Kabupaten Kotabaru sebagai berikut :

Tabel 2.24. Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga

Tahun 2006 s.d 2010

No Capaian Pembangunan 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah grup kesenian 31 31 31 31 31

2 Jumlah gedung kesenian 3 3 3 3 3

3 Jumlah klub olahraga 24 24 24 24 24

4 Jumlah gedung olahraga 7 7 8 11 17

2.3. Aspek Pelayanan umum

Kinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan gambaran

dan hasil  dari pelaksanaan pembangunan  selama periode tertentu  terhadap

kondisi pelayanan umum. yang mencakup layanan urusan wajib.   pelaksanaan

pembangunan pada aspek pelayanan umum selama periode 2005-2009  adalah

sebagai berikut :

Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa

pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi

tanggungjawab Pemerintah kabupaten dalam upaya pemenuhan kebutuhan

masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Untuk menganalisis gambaran umum kondisi daerah pada aspek

pelayanan umum dalam menyusun rancangan awal RPJMD kabupaten disusun

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-45

Page 46: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

ke dalam tabel capaian indikator setiap variabel yang dianalisis menurut

kecamatan di wilayah kabupaten/kota.

Indikator variabel aspek pelayanan umum terdiri dari:

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib

Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-

indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, yaitu

bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, penataan

ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan,

kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan

anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan,

koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, kebudayaan,

kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,

kepegawaian, dan persandian, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat

dan desa, statistik, kearsipan, komunikasi dan informatika dan perpustakaan.

Berikut ini beberapa hasil analisis dari beberapa indikator kinerja pada

fokus layanan urusan wajib pemerintahan daerah sebagai berikut:

2.3.1.1. Pendidikan

a. Angka Partisipasi Sekolah

Untuk memperoleh gambaran tentang banyaknya anak yang menerima pendidikan pada jenjang tertentu dapat dilihat dari indikator Angka Partisipasi Sekolah, yang secara umum terdiri atas dua ukuran. Pertama, Angka Partisipasi Sekolah Kasar (APK) yang membandingkan jumlah anak yang sekolah pada suatu jenjang pendidikan tanpa membatasi usianya dengan jumlah anak dalam kelompok yang sesuai dengan jenjang pendidikannya. Kedua, Angka Partisipasi Sekolah Murni (APM) yang membandingkan jumlah anak pada suatu jenjang pendidikan dengan melihat batas usia terhadap jumlah anak dalam kelompok usia yang sesuai dengan jenjang pendidikannya. Pada jenjang pendidikan dasar enam tahun batasan usia yang dipakai adalah 7-12 tahun, jenjang menengah pertama 13-15 tahun, dan jenjang menengah

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-46

Page 47: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

atas 16-18 tahun. Berikut ini adalalah tabel layanan umum dibidang pendidikan sebagai berikut:

Tabel 2.25. Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Kabupaten Kotabaru Tahun 2006 – 2009

No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 20091 SD/MI  

1.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SD/MI

37.148 37.453 37.952 40.027

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

- 41.038 44.825 41.148

1.3. APK SD/MI - 91,26 84,67 97,28 2 SMP/MTs  

2.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP/MTs

10.220 9.993 11.211 11.760

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

- 14.737 15.580 14.445

2.3. APK SMP/MTs - 67,81 71,96 81,41 3 SMA/MA/SMK  

3.1. Jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA/MA/SMK

4.957 5.753 5.841 7.449

3.2. Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun

- 16.016 15.739 16.573

3.3. APK SMA/MA/SMK - 35,92 37,11 44,95

Sumber : BPS Kabupaten Kotabaru

b. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah

Tabel 2.26. Ketersediaan sekolah dan penduduk usia sekolah

Kabupaten Kotabaru Tahun 2006 - 2009

No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009

1. SD/MI        

1.1. Jumlah gedung sekolah 248 249 251 255

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 thn - 41.038 44.825 41.148

1.3. Rasio - 60,68 56,00 61,97

2. SMP/MTs      

2.1. Jumlah gedung sekolah 61 64 63 68

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 thn - 14.737 15.580 14.445

2.3. Rasio - 43,43 40,44 47,08

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-47

Page 48: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

c. Rasio guru/murid

Tabel 2.27.Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar

Kabupaten Kotabaru Tahun 2006 - 2009

No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009

1. SD/MI1.1. Jumlah Guru 1.947 2.396 2.226 2.703

1.2. Jumlah Murid 37.148 37.453 37.952 40.027

1.3. Rasio 5,24 6,40 5,87 6,75

2. SMP/MTs2.1. Jumlah Guru 1.036 850 859 893

2.2. Jumlah Murid 10.220 9.993 11.211 11.760

2.3. Rasio 10,14 8,51 7,66 7,59

2.3.1.2. Kesehatan

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan adalah

perilaku hidup sehat. Dilihat dari indikator aspek pelayanan kesehatan.

Pemerintah Kotabaru telah berupaya  menyediakan fasilitas kesehatan yang dari

tahun ketahun semakin dapat menjangkau pemerataan pelayanan kesehatan

masyarakat. Kondisi kinerja pembangunan bidang kesehatan selama 5 tahun

(2006-2009) dapat dilihat dari Ratio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per 1000

penduduk dari tahun 2006-2009. Berikut gambaran perkembangan pelayanan

umum bidang kesehatan selama 5 tahun sebagaimana tabel dibawah ini :

a. Pos pelayanan terpadu (posyandu)

Tabel 2.28.Jumlah Posyandu dan Balita Kabupaten Kotabaru

Tahun 2006 - 2009No Uraian 2006 2007 2008 2009

1. Jumlah posyandu 255 270 276 276

2. Jumlah balita 35.432 36.412 36.420 31.843

3. Rasio 139 135 132 115

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-48

Page 49: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

b. Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu, Dokter dan Tenaga Medis

Tabel 2.29.Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik, Pustu, Dokter dan Tenaga Medis

Kabupaten Kotabaru Tahun 2006 - 2009

No Uraian 2006 2007 2008 2009

1 Jumlah Rumah Sakit 2 2 2 22 Jumlah Puskesmas 23 23 25 25 3 Jumlah Poliklinik 14 14 14 14 4 Jumlah Pustu 68 69 69 69 5 Jumlah Dokter 62 60 62 62 6 Jumlah Tenaga Medis 258 187 200 227 7 Jumlah Penduduk 263.842 272.000 276.574 281.120 8 Rasio Rumah Sakit persatuan

penduduk131.921 136.00

0 138.28

7 140.56

0

9 Rasio Puskesmas persatuan penduduk

65.961 68.000

69.144

70.280

10 Rasio Poliklinik persatuan penduduk 32.980 34.000

34.572

35.140

11 Rasio Pustu persatuan penduduk 16.490 17.000

17.286

17.570

12 Rasio Dokter persatuan penduduk 8.245 8.500

8.643

8.785

13 Rasio Tenaga Medis persatuan penduduk

4.123 4.250

4.321

4.393

Sumber : Kotabaru Dalam Angka

Tabel 2.30.Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu

Kabupaten Kotabaru Tahun 2006 - 2010

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1 Angka Kematian Bayi 11,37 13,83 12,76 5,96 13,12 Angka Kamatian Ibu 284 157 131 207 154

2.3.1.3. Lingkungan Hidup

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan lingkungan hidup di

Kabupaten Kotabaru selama periode 2006-2010 diukur dari meningkatnya

persentase penanganan sampah Semakin besarnya volume sampah yang

dihasilkan oleh masyarakat menuntut peranserta masyarakat untuk dapat

memusnakan sampah dengan cara yang ramah lingkungan demi memperpanjang

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-49

Page 50: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

usia TPA. Berikut gambaran perkembangan pelayanan bidang lingkungan hidup

sebagaimana tabel berikut :

a. Persentase penanganan sampahTabel 2.31.

Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah (ton)Tahun 2006 - 2009

No Uraian 2006 2007 2008 2009

1. Jumlah sampah yang ditangani 72,5 77 89 100

2. Jumlah volume produksi sampah 72,5 77 89 100

3. Persentase 100 100 100 100 Sumber : Dinas Tata Kota

b. Akses air minum

Tabel 2.32.Proporsi Jumlah Rumah Tangga yang Mendapatkan

Akses Air Minum dari PDAM KotabaruTahun 2006 - 2009

No Uraian 2006 2007 2008 2009

1 Jumlah pelanggan yang mendapatkan akses air PDAM

.902 6.265 7.120 7.629

2 Jumlah Rumah Tangga 69.726 65.570 73.750 75.351

3 Persentase Rumah Tangga berakses air bersih

8,46 9,55 9,65 10,12

Sumber : PDAM Kotabaru

2.3.1.4. Sarana dan Prasarana Umum

Kondisi sarana dan prasarana umum selama 5 tahun terakhir (2005-2009)

menunjukkan perkembangan yang fluktuatif. Berikut gambaran pelayanan umum

bidang pekerjaan umum sebagaimana tabel dibawah ini :

a. Kinerja jaringan jalan berdasarkan kondisiTabel 2.33.

Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Kabupaten Kotabaru Tahun 2006 - 2010

No Kondisi Jalan Panjang Jalan (km)2006 2007 2008 2009

1. Kondisi Baik 114,37 114,37 56,92 56,92 2. Kondisi Sedang Rusak 214,82 214,82 504,83 504,83 3. Kondisi Rusak 227,81 227,81 60,78 60,78

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-50

Page 51: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

No Kondisi Jalan Panjang Jalan (km)2006 2007 2008 2009

4. Kondisi Rusak Berat 538,61 538,61 596,38 596,38 5. Jalan secara keseluruhan

(nasional, provinsi, dan kabupaten/kota)

1.095,61 1.095,61 1.218,91 1.218,91

Sumber : Dinas PU Kotabaru

b. Rasio tempat ibadah per satuan pendudukTabel 2.34.

Rasio Tempat Ibadah Kabupaten KotabaruTahun 2006 - 2009

No Bangunan tempat Ibadah

2006 2009Jumlah (unit)

Jumlah pemeluk Rasio Jumlah

(unit)Jumlah

pemeluk Rasio

1 Mesjid 258 238.252 923 309 260.557 843 2 Langgar/Mushola 353 238.252 675 334 260.557 780 3 Gereja Katolik 4 1.348 337 23 1.496 65 4 Gereja Protestan 25 5.803 232 37 6.574 178 5 Pura 7 1.609 230 9 1.859 207 6 Vihara - 3.034 - 5 3.580 716 7 Kelenteng 1 56 56 5 61 12 8 Lainnya - 6.200 - - 6.993 -

Jumlah 648 488.354 722 534.684 Sumber : BPS Kotabaru

c. PerumahanKinerja pembangunan pada pelayanan urusan perumahan di Kabupaten

Kotabaru selama periode 2005-2009  dihitung dari persentase jumlah rumah

tangga yang telah menggunakan air bersih terhadap jumlah seluruh rumah

tangga.  Berikut gambaran perkembangan aspek pelayanan bidang perumahan

selama 5 tahun (2005-2009) :

Tabel 2.35.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perumahan

Tahun 2005 - 2009

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Jumlah rumah tangga pengguna air bersih / jumlah seluruh rumah tangga x 100%

9,15 8,96 9,55 9,65 10,12

2. Jumlah rumah tangga pengguna listrik / Jumlah seluruh rumah tangga x100%

43,86 42,95 47,41 42,69 43,25

Sumber : Dinas Tata Kota

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-51

Page 52: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

2.3.1.5. Penataan Ruang

Kinerja pembangunan pelayanan urusan penataan ruang tahun 2005-

2009 dilihat dari ratio luas ruang terbuka hijau terhadap luas wilayah ber Hak

Pengelolaan Lahan (HPL) dan atau Hak Guna Bangun. Hal ini menunjukan

semakin tingginya kesadaran masyarakat mematuhi regulasi pendirian bangunan

dan semakin membaiknya pelayanan yang diberikan pemerintah daerah. Namun

demikian upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kepatuhan terhadap

regulasi tataruang dan bangunan perlu diibangi dengan pelayanan perijinan yang

lebih baik. Berikut gambaran perkembangan pembangunan pelayanan umum

bidang penataan ruang selama periode 2005-2009 sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.36.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Penataan Ruang

Tahun 2005 - 2009

No IndikatorTahun

2005 2006 2007 2008 2009

1. Luas ruang terbuka hijau / Luas wilayah ber HPL/HGB

- - - - 90,457 Ha

 2. Jumlah bangunan ber – IMB / Jumlah bangunan

- - - - 489 unit

Sumber : Bappeda dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kab.Kotabaru

2.3.1.6. Perencanaan Pembangunan Daerah

Kinerja pembangunan pelayanan umum bidang perencanaan

pembangunan daerah tahun 2006-2009 adalah tersusunnya RPJPD pada tahun

2010 yang selanjutnya menjadi dokumen pembangunan jangka panjang daerah

2005-2025 dan telah tetapkan dengan Peraturan Daerah pada tahun 2010 dan

tersedianya dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah  2005-

2010 yang ditetapkan dengan oleh Peraturan Daerah. Disamping itu juga dilihat

dari tersusunnya dokumen perencanaan jangka pendek yang berupa Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (tahunan) atau yang disingkat RKPD yang ditetapkan

dengan Peratuan Kepala Daerah. Tantangan ke depan adalah menjaga

konsistensi dan kesinambungan perencanaan dengan implementasinya. Berikut

gambaran kinerja perencanaan pembangunan daerah selama 5 tahun (2005-

2010) sebagaimna tabel dibawah ini :

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-52

Page 53: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Tabel 2.37.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perencanaan Pembangunan

Tahun 2005 - 2009

No IndikatorTahun

2005 2006 2007 2008 2009 20101. Tersedianya dokumen

perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA  (Ada/ tidak)

- - - - - Ada

2. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA (Ada/ tidak)

- Ada/Perda - - - Ada/

Perbup

3. Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA (Ada/ tidak)

Ada Ada Ada Ada Ada Ada

Sumber : Bappeda, 2010 Kab.Kotabaru

2.3.1.7. Perhubungan

Kinerja pembangunan pada pelayanan pada urusan perhubungan  di

Kabupaten Kotabaru selama periode 2006-2010 dapat dlhat pada tabel dibawah

ini . Tantangan kedepan adalah bagaimana menyediakan pelayanan angkutan

masal yang murah, nyaman, aman dan tepat waktu agar kemacetan yang

disebabkan oleh banyaknya angkutan pribadi tidak terjadi.  

Tabel 2.38.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perhubungan

Tahun 2005 - 2009

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Jumlah arus penumpang angkutan umum

616.324 633.801 646.125 681.780 697.961

2. Rasio ijin trayek 214 220 224 236 242 3. Jumlah uji kir angkutan umum 371 360 354 374 394 4. Jumlah Pelabuhan Laut 28 28 28 28 28   Jumlah Pelabuhan Udara 1 1 1 1 1   Jumlah Terminal Bis 1 1 1 1 1

5. Jumlah angkutan darat / Jumlah penumpang angkutan darat x 100%

214 220 224 236 242

6. Kepemilikan KIR angkutan umum 185 180 177 187 197 7. Lama pengujian kelayakan

angkutan umum (KIR) (menit)30 30 30 30 30

8. Biaya pengujian kelayakan angkutan umum

         

  minibus - - - - 34.500

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-53

Page 54: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

  bus besar - - - - 42.000   pick-up bensin - - - - 32.000   pick-up solar - - - - 37.000

9. Pemasangan Rambu-rambu - 100 - 150 -

Sumber : Dinas Perhubungan Kab.Kotabaru

2.3.1.8. Pertanahan

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pertanahan selama

periode 2007-2009 diukur dari meningkatnya persentase luas lahan bersertifikat.

Antisipasi permasalahan kedepan adalah layanan fasilitasi konflik pertanahan

berkaitan dengan pelayanan tertib administrasi di tingkat kelurahan.

Tabel 2.39.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang  Pertanahan

No IndikatorTahun

2005 2006 2007 2008 2009

1. Penyelesaian kasus tanah Negara

- - - 0 0

2. Penyelesaian izin lokasi - - - 1 1

Sumber : Setda – Bagian Pertanahan, 2010 Kab.Kotabaru

2.3.1.9. Kependudukan dan Catatan Sipil

Kinerja pembangunan pada pelayanan kependudukan dan Catatan Sipil

selama 5 tahun (2005-2009) adalah : Peningkatan kinerja kependudukan dan

catatan sipil lebih dipengaruhi oleh kesadaran penduduk yang disebabkan makin

mudahnya pelayanan administrasi kependudukan dan terlaksananya kebijakan

kependudukan yang serasi antara kebijakan kependudukan nasional dengan

kebijakan kependudukan Kab. Kotabaru.

 Berikut gambaran perkembangan pelayanan kependudukan dan catatan

sipil sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.40.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang

Kependudukan dan Catatan Sipil 

No Indikator Tahun2006 2007 2008 2009 2010

1. Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk

- - - 50 53

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-54

Page 55: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

No Indikator Tahun2006 2007 2008 2009 2010

2. Rasio bayi berakte kelahiran - - - - 59%

3. Kepemilikan KTP - - - 141.185 154.449

4. Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk

- - - - 171.495

5. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Sudah/belum

- Sudah Sudah Sudah Sudah

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Kotabaru

2.3.1.10.  Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak selama periode 2005-2009  pada masing-

masing indikator  sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.41.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

 No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

- - - - 3,72%

2. Rasio KDRT - - - - 25%

3. Partisipasi angkatan kerja perempuan (TPAK/ Tk. Partisipasi Angk Kerja)

- - - - 76,69%

4. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

- - - - 9,09%

Sumber : Badan KB, PP dan PA, 2010 Kab.Kotabaru

2.3.1.11.  Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan keluarga berencana dan

keluarga sejahtera selama periode 2005-2009  pada masing-masing indikator 

sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.42.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Keluarga Berencana

dan Keluarga Sejahtera

No Indikator Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-55

Page 56: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

1. Rata-rata jumlah anak per keluarga

- - 2,3 2,2 2,4

2. Cakupan peserta KB aktif - - 38.781 41.663 44.954

3. Keluarga Pra Sejahtera - - 9.408 9.199 9.960

4.  Keluarga Sejahtera I - - 20.118 19.264 21.130

Sumber : Badan KB, 2010

2.3.1.12. Sosial

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan sosial selama periode

2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.43.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Sosial

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi

1 1 1 1 1

Sumber : Dinas Sosial, Nakertrans

Permasalahan PMKS merupakan permasalahan yang terus berkembang

diantaranya disebabkan oleh persoalan tuntutan kehidupan yang semakin berat,

disamping persoalan kemiskinan. Oleh karena itu penanganan persoalan sosial

harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi.

2.3.1.13. Ketenagakerjaan

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan ketenagakerjaan selama

periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut

Tabel 2.44.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Ketenagakerjaan

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Angka partisipasi angkatan kerja - - - 5.987 -

2. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun

- - 13 15 -

3. Tingkat partisipasi angkatan kerja - - - 1 -

4. Pencari kerja yang ditempatkan - - - 397 -

5. Tingkat pengangguran terbuka - - - 5.581 -

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-56

Page 57: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

6. Keselamatan dan perlindungan - - 20 30 -

Sumber : Data Disnakertrans, 2010

2.3.1.14. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan koperasi, usaha kecil dan

menengah   selama periode 2005-2009  pada masing-masing indikator 

sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.45.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Koperasi,

Usaha Kecil dan Menengah

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Persentase koperasi aktif 66 70 72 75 54

2. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM - 20 37 - -

3. Usaha Mikro dan Kecil 1.768 1.975 2.190 2.620 3.611

Sumber : Dinas Perindustrian, Koperasi & UKM

2.3.1.15. Penanaman Modal

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan penanaman modal selama

periode 2005-2009  pada masing-masing indikator  sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.46.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Penanaman Modal

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Jumlah investor  di Kota baru (Penanaman Modal)

22 27 29 33 35

2. Jumlah nilai investasi (juta Rupiah)

7.363.068 8.363.816 8.363.816 10.344.432 14.341.459

3. Rasio daya serap tenaga kerja *)

115.335 116.389 139.686 140.079 166.773

 Sumber : Data Olahan Dinas Perdagangan Kotabaru, 2010

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-57

Page 58: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

2.3.1.16. Kebudayaan

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kebudayaan selama

periode 2005-2009  pada merupakan tantangan kedepan. Diperlukan kegiatan-

kegiatan yang lebih bisa mempromosikan Kabupaten Kotabaru sebagai tempat

tujuan wisata, tidak lagi hanya sebagai tempat  singgah sementara.  Selain itu

perbaikan dan penyempurnaan di bidang sarana penyelenggaraan kesenian juga

diperlukan dalam mendukung bentuk promosi tersebut. Sedangkan pelestarian

benda maupun bangunan cagar budaya dilakukan agar lebih bisa menonjolkan ciri

dan landmark kota bagi Kabupaten Kotabaru dengan melibatkan seluruh

pemangku kepentingan.

2.3.1.17. Pemuda dan Olahraga

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pemuda dan olahraga

selama periode 2005-2009 pada masing-masing indikator  sebagaimana tabel

berikut.

Tabel 2.47.Perkembangan Pemuda dan Olahraga

Tahun 2006 s.d 2010No Capaian Pembangunan 2006 2007 2008 2009 2010

1 Jumlah organisasi pemuda - - - 195 201

2 Jumlah organisasi olahraga 24 24 24 24 24

3 Jumlah Gedung olahraga 7 7 8 11 17

Sumber : Dinas budpora, 2010

Dari tabel tersebut diatas, menggambarkan penyelenggaraan 

pembangunan pemuda dan olahraga selama lima tahun terakhir mengalami

pertumbuhan yang membaik.  Permasalahan kedepan berkaitan dengan

pelayanan olah raga dan kepemudaan adalah upaya pembinaan dini terhadap

pemuda melalui pendekatan institusional baik melalui institusi pendidikan, sekolah

dan  pramuka maupun institusi kepemudaan seperti KNPI dan Karang Taruna.

Sedangkan untuk ketersediaan sarana dan prasarana  olah raga dengan standar

nasional saat ini masih terbatas dan belum terkelola dengan baik. Oleh karena itu

upaya yang dilakukan yaitu dengan perbaikan dan  peningkatan sarana yang ada

serta pembangunan pusat olah raga (Sport center) yang baru.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-58

Page 59: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

2.3.1.18. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kesatuan bangsa dan politik

dalam negeri selama periode 2005-2009  pada masing-masing indikator 

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.48.Aspek Pelayanan Umum dalam

Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 

No IndikatorTahun

2005 2006 2007 2008 2009

1. Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

- - - - 2

Sumber : Badan Kesbangpolinmas, 2010

2.3.1.19. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan otonomi daerah,

pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,

kepegawaian dan persandian   selama periode 2005-2009  pada masing-masing

indikator  sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.49.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

No Indikator Tahun2006 2007 2008 2009

1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk

- - - 2,7-

2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 112 109 107 105 3. Penegakan PERDA - - 100 - 4. Cakupan patroli petugas Satpol PP - - 74 64 5. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di

Kotabaru- - - 673

6. Cakupan pelayanan bencana kebakaran kota Kotabaru

5 10 15 15

7. Tingkat  waktu tanggap Jumlah ketepatan waktu tindakan pemadam kebakaran

50 60 70 70

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-59

Page 60: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Tabel di atas, menggambarkan bahwa kondisi aspek pelayanan umum

dalam Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.

2.3.1.20. Ketahanan Pangan

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan ketahanan pangan selama

periode 2005-2009  pada masing-masing indikator  sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.50.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Ketahanan Pangan

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Ketersediaan pangan utama (kg/1.000 pdduk) (kg/tahun)

142.723 152.864 159.831 176.467 196.111

Sumber:Kantor Ketahanan Pangan, 2010

2.3.1.21. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pemberdayaan masyarakat

dan desa   di Kabupaten Kotabaru selama periode 2005-2009  pada masing-

masing indikator  sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.51.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. LPM  Berprestasi 6 6 6 6 6 2. PKK aktif 193 193 193 193 201 3. Posyandu aktif 193 193 193 193 201

Sumber : BPMPD, 2010

Jumlah LPM yang berprestasi diharapkan terus meningkat dikarenakan

swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat dalam

pembangunan akan terus dioptimalkan.

2.3.1.22. Statistik

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan statistik selama periode

2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.52.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-60

Page 61: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Statistik

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Buku ”kabupaten dalam angka” (Ada/Tidak)

Ada Ada Ada Ada Ada

2. Buku ”PDRB kabupaten” Ada/Tidak)

Ada Ada Ada Ada Ada

Sumber : BPS Kotabaru, 2010

Dari tabel urusan statistik diatas menggambarkan bahwa dokumen-

dokumen yang tersedia dari tahun ke tahun tetap ada. Namun demikian,

diperlukan tambahan kelengkapan data dan informasi  terutama untuk data-data

yang bersifat khusus dan olahan.

2.3.1.23. Kearsipan

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kearsipan selama periode

2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.53.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kearsipan

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Peningkatan SDM  pengelola kearsipan

- - - - 10

Sumber : Kantor Perpustakaan Daerah, 2010

Tabel tersebut di atas menggambarkan bahwa tatakelola kearsipan

semakin meningkat baik dilihat dari pengelola kearsipan maupun peningkatan

SDM. Selaras dengan perkembangan teknologi, pengelolaan arsip harus dapat

mengantisipasi arsip berujud digital, sehingga dapat diakses secara online oleh

masyarakat yang lebih luas.

2.3.1.24. Komunikasi dan Informatika

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan komunikasi dan informatika

di Kab. Kotabaru selama periode 2005-2009  pada masing-masing indikator 

sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.54.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Komunikasi dan Informatika

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-61

Page 62: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Jumlah surat kabar nasional/lokal 9

10 10 10 10

2. Jumlah penyiaran radio/TV lokal 2

4 5 5 5

3. Web site milik pemerintah daerah 1

2 2 4 4

4. Pameran/expo 1

1 1 1 1

Sumber : Badan Komunikasi

Dari tabel tersebut diatas menggambarkan bahwa jaringan komunikasi,

penyiaran radio/TV lokal, website milik Pemerintah Kota semakin meningkat hal ini

untuk menunjang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) sehingga masyarakat dapat

dengan mudah mengakses program dan kegiatan Pemerintah Kota. Harapan

kedepan perlu ditingkatkan kualitas komunikasi dua arah antara pemerintah

dengan masyarakat termasuk didalamnya adalah upaya pencitraan positif kota

Kab. Kotabaru.

2.3.1.25. Perpustakaan

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan perpustakaan selama

periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.55.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perpustakaan

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Jumlah perpustakaan 1 1 1 1 1

2. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun (orang)

3.916 7.703 15.475 22.279 40.881

3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah (buah)

7.593 7.620 10.604 13.048 16.526

Sumber : Kantor Perpustakaan, 2010

2.3.2. Fokus Layanan Urusan PilihanIndikator kinerja pada fokus layanan urusan pilihan adalah sebagai

berikut:

2.3.2.1. Pertanian

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pertanian selama periode

2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-62

Page 63: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Tabel 2.56.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pertanian

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Produktivitas padi sawah (ton/hektar)

  3,47 3,50 3,68 3,59 4,11

2. Kontribusi sektor pertanian/perkebunan  terhadap PDRB

HB 22,87 24,87 25,03 24,56 24,76 HK 24,07 24,47 24,77 24,84 25,12

3. Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB

HB 3,91 3,94 4,04 4,18 4,30 HK 4,29 4,35 4,35 4,43 4,47

4. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB

HB 18,96 20,93 20,99 20,38 20,46 HK 19,78 20,12 20,43 20,41 20,64

5. Cakupan bina kelompok petani       500 511 464

Sumber :  BPS Kotabaru

2.3.2.2. Energi dan Sumber Daya Mineral

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan energi dan sumberdaya

mineral selama periode 2005-2009  pada masing-masing indikator sebagaimana

tabel berikut :

Tabel 2.57.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Energi

dan Sumber Daya Mineral

No Indikator Atas Dasar 2005 2006 2007 2008 2009

1

 

Kontribusi sektor pertambangan thd PDRB

HB (Rp) 1.097.335 1.283.320 1.512.020 1.697.711 1.785.934

HK (Rp) 786.467 805.562 873.757 939.069 959.744

Sumber :  BPS Kotabaru

Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB dari tahun 2005 hingga

tahun 2009 mengalami penurunan. Kondisi ini terjadi dikarenakan kegiatan

pertambangan khususnya bahan tambang galian C memang sedikit-demi sedikit

dikurangi aktivitasnya.

2.3.2.3. Pariwisata

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pariwisata selama periode

2005-2009  pada masing-masing indikator  sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.58.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-63

Page 64: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pariwisata

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Kunjungan wisata -  4.111 9.554 10.867 829

Sumber :  Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata

Kunjungan wisata akan terus meningkat seiring dengan membaiknya

kualitas sarana prasarana, obyek maupun destinasi wisata yang menarik dan

terintegrasi.

2.3.2.4. Kelautan dan Perikanan

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kelautan dan perikanan

selama periode 2005-2009  pada masing-masing indikator sebagaimana tabel

berikut.

Tabel 2.59.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kelautan dan Perikanan

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Produksi perikanan 48.725,38 38.995,90 39.284,14 63.560,05 50.064,81

2. Konsumsi ikan 6.534,00 6.628,00 6.833,00 6.948,00 7.062,00

3. Cakupan bina kelompok nelayan

5,87 4,30 4,50 7,10 6,50

4. Produksi perikanan laut

44.898,64 37.191,50 36.150,10 42.744,80 45.278,52

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikananan

Produktivitas perikanan selama lima tahun terahir menunjukan hasil yang

positif, walaupun ada masa-masa dimana terjadi penurunan produksi. Capaian

kinerja pelayanan bidang perikanan kelautan tidak lepas dari upaya Dinas

Perikanan dan  Kelautan dalam membina kelompok-kelompok nelayan yang ada.

Tantangan ke depan adalah bagaimana menjaga kelestarian sumber daya hayati

perikanan agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya kemakmuran nelayan

tanpa merusak lingkungan termasuk di dalamnya adalah upaya antisipasi dan

adaptasi terhadap perubahan iklim yang terjadi.

2.3.2.5. Perdagangan

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-64

Page 65: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Meningkatnya eksport perdagangan tidak lepas dari kinerja pelayanan

urusan perdagangan. Berbagai layanan kemudahan eksport yang didukung

sarana prasarana yang mencukupi menjadikan urusan perdagangan mampu

menjadi unggulan. Pelayanan dukungan promosi maupun peningkatan kualitas

produk unggulan terus dilakukan seiring dengan persaingan global yang makin

tajam. 

2.3.2.6. Perindustrian

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan perindustrian selama

periode 2005-2009 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2.60.Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perindustrian

No Indikator Tahun2005 2006 2007 2008 2009

1. Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB

7,93 8,15 8,34 8,10 8,45 9,14 9,07 9,03 8,80 8,67

2. Pertumbuhan Industri. 442 392 380 463 309

Sumber :  Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM

Kinerja pelayanan sektor perdagangan sebenarnya tampak dari seberapa

besar cakupan bina kelompok pengrajin. Semakin besar cakupan bina kelompok

pengrajin maka akan semakin besar pula kontribusi sektor industri terhadap

PDRB. Sektor industri merupakan sektor unggulan yang memberikan kontribusi

besar terhadap  PDRB. Oleh karena itu layanan pengembangan industri harus

tetap dilaksanakan dengan tetap mengedepankan tumbuhnya iklim investasi yang

kondusif dengan memperbesar cakupan industry kecil menengah serta ramah

lingkungan.

2.3.2.7. Investasi

a. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)

Tabel 2.61.Jumlah Investor PMDN/PMA Kabupaten Kotabaru

Tahun 2006 s.d 2009

TahunPMDN PMA Total

Jumlah Investor

Nilai Investasi (Rp.Juta)

Jumlah Investor

Nilai Investasi (Rp.Juta)

Jumlah Investor

Nilai Investasi (Rp.Juta)

2006 5 1.484.261 17 6.879.555 22 8.363.816

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-65

Page 66: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

TahunPMDN PMA Total

Jumlah Investor

Nilai Investasi (Rp.Juta)

Jumlah Investor

Nilai Investasi (Rp.Juta)

Jumlah Investor

Nilai Investasi (Rp.Juta)

2007 9 8.458.881 18 7.251.125 27 15.710.006

2008 10 8.361.620 19 8.621.391 29 16.983.011

2009 13 9.265.188 20 9.238.019 33 18.503.207

b. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)

Tabel 2.62.Jumlah Investasi PMDN/PMA Kabupaten Kotabaru

Tahun 2006 s.d 2009

TahunPersetujuan Realisasi

Jumlah Proyek

Nilai Investasi (Rp.Juta)

Jumlah Proyek

Nilai Investasi (Rp.Juta)

2006 22 8.363.816 22 7.364.068 2007 27 15.710.006 27 8.364.828 2008 29 16.983.011 29 10.344.432

2009 33 18.503.207 33 14.341.459

c. Rasio daya serap tenaga kerja

Tabel 2.63.Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Kotabaru

Tahun 2005 s.d 2009

No TahunJumlah Angkatan Kerja

P L Jumlah1 2005 36.372 78.963 115.335 2 2006 34.871 81.518 116.389 3 2007 43.302 96.384 139.686 4 2008 46.141 93.938 140.079 5 2009 52.835 113.938 166.773

Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam

mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-66

Page 67: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupaten/kota

lainnya yang berdekatan, nasional atau internasional.

Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas

wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.

Untuk menganalisis gambaran umum kondisi daerah pada aspek daya

saing daerah, terlebih dahulu disusun tabel capaian indikator setiap variabel yang

akan dianalisis menurut kabupaten/kota di wilayah provinsi. Sedangkan untuk

kabupaten/kota disusun menurut kecamatan diwilayah kabupaten/kota masing-

masing. Indikator variabel aspek daya saing daerah terdiri dari: Fokus

Kemampuan Ekonomi Daerah, Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur, Fokus Iklim

Berinvestasi dan Fokus Sumber Daya manusia.

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan

terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, pengeluaran

konsumsi non pangan per kapita, produktivitas total daerah, dan nilai tukar petani.

Berikut ini beberapa indikator kinerja pada fokus kemampuan ekonomi

daerah sebagai berikut:

a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (angka konsumsi RT per kapita)

Tabel 2.64.Persentase Konsumsi RT Non-Pangan Kabupaten Kotabaru

Tahun 2006 s.d 2010

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1. Total pengeluaran RT non pangan

- - - - -

2. Total pengeluaran - - - - -

3. Rasio - - - - -

b. Nilai Tukar PetaniNilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga

yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam

persentase), merupakan salah satu indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.

Semakin tinggi NTP, relatif semakin sejahtera tingkat kehidupan petani.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-67

Page 68: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga

komoditas pertanian yang dihasilkan petani.

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga

barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani

yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang

diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Tabel 2.65.Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Kotabaru

Tahun 2009 s.d 2010

No Uraian 2009 2010

1 Nilai Tukar Petani 104,45 108,03

2 Indeks Yang Diterima Petani (lt) 124,75 136,78

3 Indeks Yang Dibayar Petani (lb) 119,44 126,62

4 Rasio -  - 

c. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita (persentase konsumsi RT untuk non pangan)

Untuk menghitung jumlah konsumsi non pangan perkapita, dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.66.Persentase Konsumsi RT Non-Pangan Kabupaten Kotabaru

Tahun 2006 s.d 2010

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

1. Total pengeluaran RT non pangan - - - - -2. Total pengeluaran - - - - -3. Rasio - - - - -

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Infrastruktur merupakan pemicu pembangunan suatu wilayah serta

sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pendorong peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Kegiatan sektor transportasi merupakan tulang

punggung pola distribusi baik barang maupun penumpang. Infrastruktur lainnya

seperti kelistrikan dan irigasi merupakan salah satu aspek terpenting untuk

meningkatkan produktivitas sektor produksi. Ketersediaan jaringan air bersih

serta pengelolaannya dan peningkatan layanan publik yang dikelola oleh

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-68

Page 69: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

pemerintah seperti prasarana kesehatan, pendidikan, dan sarana olah raga

secara berkelanjutan sangat menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.

2.4.2.1. Prasarana dan Sarana

a. Transportasi Darat

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk

memperlancar kegiatan perekonomian. Tersedianya jalan yang berkualitas akan

meningkatkan usaha pembangunan khususnya dalam upaya memudahkan

mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke

daerah lain.

Panjang jalan negara, Propinsi dan Kabupaten diseluruh wilayah kabupaten

Kotabaru pada 2009 sebagai berikut yang merupakan jalan negara sepanjang

140,67 km merupakan jalan Provinsi sepanjang 46,7 km dan 1.031,54 km

merupakan jalan kabupaten.

Kondisi jalan Kabupaten Kotabaru sebagai berikut: 56,92 km dalam kondisi

baik, 504,83 km dalam kondisi sedang, 60.78 km dalam kondisi rusak dan 596,38

km dalam kondisi rusak berat.

Tabel 2.67.Panjang Jalan di Kabupaten Kotabaru

Tahun 2007 – 2009

Kategori 2007 2008 2009

Jalan Negara 35,9 35,9 140,67

Jalan Propinsi 52,6 52,6 46,70

Jalan Kabupaten 1.007,1 1.007,1 1.031,54

Jumlah 1.095,6 1.095,6 1.218,91 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kotabaru

Tabel 2.68.Kondisi Jalan Kabupaten Kotabaru

Tahun 2007 – 2009

Kondisi Jalan Kabupaten 2007 2008 2009

Baik 114,37 56,92 56,92

Sedang 214,82 504,83 504,83

Rusak 227,81 60,78 60,78

Rusak berat 538,61 596,38 596,38

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-69

Page 70: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Kondisi Jalan Kabupaten 2007 2008 2009

Jumlah 1.095,61 1.218,91 1.218,91 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kotabaru

Seiring dengan pembangunan jalan sebagai sarana transportasi darat yang

utama. Jumlah kendaraan yang tercatat di Kepolisian Resort Kotabaru tahun

2009 sebanyak 22.144 unit dengan status kepemilikan 20.018 unit kendaraan

pribadi, 2.126 kendaraan umum.

Infrastruktur transportasi yang juga mempermudah akses melalui darat ke

Kabupaten Kotabaru adalah 38 trayek angkutan umum yang terdiri dari 1 trayek

antar kota dalam propinsi yang dilayani oleh 62 buah kendaraan. 16 trayek

angkutan perdesaan yang dilayani 114 buah kendaraan dan 1 trayek angkutan

kota `yang dilayani oleh 70 buah kendaraan. Untuk menunjang kelancaran

angkutan penumpang dan barang tersebut terdapat 20 terminal penumpang yang

memberikan pelayanan yang maksimal terhadap pergerakan penduduk.

b. Transportasi Laut

Selain itu untuk pengembangan transportasi laut dan penyeberangan

dilaksanakan penyediaan kapal perintis dengan bobot 200 DWT sebanyak 2 buah

guna melayani daerah di kepulauan terpencil. Beroperasinya penyeberangan feri

Tanjung Serdang - Batulicin sejak tahun 1993 telah memberikan dampak

pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kota Kotabaru.

Untuk itu dalam upaya membuka akses yang lebih cepat menuju wilayah

utara Kabupaten Kotabaru maka sejak tahun 2004 telah dilakukan pengoperasian

angkutan penyeberangan feri rute Stagen – Tarjun yang merupakan kerjasama

Pemerintah Kabupaten Kotabaru dengan PT. Antar Banua Khatulistiwa.

Kerjasama dan koordinasi dengan PT. Pelindo III Cabang Kotabaru juga terus

ditingkatkan seperti pemindahan pemanfaatan Pelabuhan Panjang yang dialihkan

fungsinya ke Pelabuhan Stagen serta rencana pembangunan jembatan Tanjung

Ayun – Tarjun.

c. Transportasi Udara

Pada bidang transportasi udara telah diberikan pelayanan perijinan

operasional atau perijinan operasional helipad sebanyak 4 buah kepada PT.

Indocement Tunggal Prakarsa, PT. Arutmin Indonesia NPLCT, PT. Bahari

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-70

Page 71: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Cakrawala Sebuku dan PT. Indonesia Bulk Terminal. Dalam upaya memfungsikan

kembali Bandar Udara Stagen maka sejak tahun 2003 telah dilakukan kerjasama

peningkatan transportasi udara rute Banjarmasin – Kotabaru – Balikpapan pp

dengan PT. Dirgantara Air Service dengan menggunakan pesawat jenis Cesna

dengan Kapasitas penumpang 18 orang. Seiring dengan pelaksanaan otonomi

daerah sehingga terwujudnya peningkatan pelayanan transportasi udara dari atau

ke Kotabaru. Pada saat ini upaya yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional adalah untuk penerbangan melalui

rute Balikpapan – Kotabaru – Banjarmasin pp yang dilayani pesawat bertipe ATR -

42 dengan kapasitas penumpang sebanyak 48 orang dengan frekuensi 4 kali

penerbangan seminggu untuk rute Kotabaru - Banjarmasin pp dan 2 kali wat

penerbangan seminggu untuk rute Kotabaru – Balikpapan pp dan seiring dengan

adanya perpanjangan landas pacu bandara kedepan akan dibuka rute ke

Surabaya, Makassar dan Kota lainnya dengan jenis pesawat BOEING.

d. Listrik dan Air minum

Jumlah pelanggan PLN sebanyak 32.597 pelanggan dengan daya

terambung sebesar 30.915.230 VA dan nilai penjualan sebesar 55.653.488 KWH.

Perusahaan air minum menyalurkan air bersih kepada masyarakat melalui IKK

Kotabaru dan IKK Sei Kupang dengan jumlah pelanggan pada tahun 2009

sebanyak 7.629 pelanggan dan jumlah penjualan sebesar 2.764.604,160 m3. Jika

dibandingkan dengan pelanggan PLN Propinsi Kalimantan Selatan maka jumlah

pelanggan di Kabupaten Kotabaru 6,55% dari total jumlah pelanggan yang ada di

Kalimantan Selatan.

2.4.2.2. Ketaatan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Berikut ini adalah ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

dan luas wilayah produktif beserta presentasenya.

Tabel 2.69.Rasio Ketaatan Terhadap RTRW

Kabupaten Kotabaru Tahun 2005 s.d 2009

No Uraian 2005 2006 2007 2008 20091 Realisasi

RTRW (Ha)- - Revisi RTRW Perda

No. 03 Tahun 2002 karena ada

  -

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-71

Page 72: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009penataan Kabupaten Kotabaru

2 Rencana Peruntukan RTRW (Ha)

- - CA 69.573,27 Ferry 68KBHP 210742KBPD 5214KBPLB 26232KBTPLK 18130KBTTP 341547KIN 4873KL 168095KPem 8680Pelsus 43Transmig 5778Usul SA 1744

3 Rasio - - - - - -

Tabel 2.70.Persentase Luas Wilayah Produktif Kabupaten Kotabaru

Tahun 2005 s.d 2009

No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009

1 Luas Wilayah Produktif (Ha)

- - 734.931,313 - -

2Luas Seluruh Wilayah Budidaya (Ha)

465.697,130 465.697,130 697.207,058 - -

3 Rasio (1/2) - - 1.05 - -

Tabel 2.71.Persentase Luas Wilayah Produktif

Menurut Per Kecamatan di Kabupaten KotabaruTahun 2007

No Kecamatan Luas Wilayah Produktif (Ha)

Luas seluruh wilayah Budidaya (Ha) Rasio

1 Hampang 154.580.935 65.068 2,382 Kelumpang Barat 27.439.228 34.124 0,803 Kelumpang Hilir 20.413.459 20.659 0,994 Kelumpang Hulu 66.636.604 86.185 0,775 Kelumpang Selatan 22.297.316 20.198 1,106 Kelumpang Tengah 21.785.365 22.417 0,977 Kelumpang Utara 19.008.727 21.870 0,878 Pamukan Barat 42.393.894 31.844 1,339 Pamukan Selatan 26.054.904 29.497 0,88

10 Pamukan Utara 55.853.062 59.037 0,9511 Pulau Laut Barat 24.705.333 27.177 0,9112 Pulau Laut Kepulauan 8.708.511 9.241 0,9413 Pulau Laut Selatan 31.939.360 30.835 1,0414 Pulau Laut Tengah 29.737.505 52.629 0,5715 Pulau Laut Timur 39.102.079 49.250 0,79

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-72

Page 73: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

No Kecamatan Luas Wilayah Produktif (Ha)

Luas seluruh wilayah Budidaya (Ha) Rasio

16 Pulau Laut Utara 7.889.611 8.822 0,8917 Pulau Sebuku 16.139.991 18.030 0,9018 Sampanahan 23.828.070 25.331 0,9419 Sungai Durian 96.392.921 72.920 1,3220 Pulau Sembilan 678.430 678 1,00

Sumber : Bidang Tata Ruang Bappeda

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi

Kinerja atas iklim berinvestasi Kabupaten Kotabru didukung oleh indikator

angka kriminalitas dan jumlah demonstrasi yang terjadi di Kabupaten Kotabaru.

a. Angka kriminalitasSelama tahun 2006 – 2010, kasus pencurian merupakan kasus yang paling

sering terjadi di masyarakat. Pada tahun 2010, terjadi peningkatan kasus

pencurian sebesar 161 kasus. Sedangkan kasus pembunuhan merupakan kasus

yang paling sedikit dan cenderung menurun jumlahnya. Jumlah angka kriminalitas

disajikan dalam contoh tabel sebagai berikut.

Tabel 2.72.Angka Kriminalitas Kabupaten Kotabaru

Tahun 2006 - 2010No Jenis Kriminal 2006 2007 2008 2009 2010

1. Jumlah kasus narkoba 18 21 20 24 20

2. Jumlah kasus pembunuhan 5 7 9 2 3

3. Jumlah kejahatan seksual 8 7 5 16 2

4. Jumlah kasus penganiayaan 32 34 39 46 44

5. Jumlah kasus pencurian 104 111 110 107 161

6. Jumlah kasus penipuan 2 3 5 8 8

7. Jumlah kasus pemalsuan uang - - 1 - -

8. Jumlah tindak kriminal selama 1 thn

351 389 403 403 416

9. Jumlah penduduk 263.842 272.000 276.574 281.120 290.651

10.

Angka kriminalitas (8)/(9) 0,0013 0,0014 0,0015 0,0014 0,0014

Sumber: Polres Kotabaru

b. Jumlah Demonstrasi

Jumlah jenis demonstrasi yang seringkali terjadi di Kabupaten Kotabaru

adalah demonstrasi bidang ekonomi dan terjadi peningkatan pada akhir tahun

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-73

Page 74: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

2010. Jumlah demontrasi di Kabupaten Kotabaru disajikan dalam contoh tabel

sebagai berikut:

Tabel 2.73.Jumlah Demo di Kabupaten Kotabaru

No Uraian 2006 200

7 2008 2009 2010

1 Bidang politik 1 0 0 0 02 Ekonomi 6 6 6 4 14

3 Kasus pemogokan kerja 0 0 0 0 0

4 Jumlah unjuk rasa 6 6 6 4 14Sumber: Polres Kotabaru

2.4.4. Fokus Sumber Daya manusia

Pembangunan merupakan realisasi dari aspirasi dan tujuan suatu bangsa

untuk melakukan perubahan secara struktural melalui upaya sistematis.

Pembangunan manusia atau peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi

hal yang sangat penting. Penekananan terhadap pentingnya peningkatan SDM

dalam pembangunan menjadi suatu kebutuhan karena kualitas manusia (SDM

yang tangguh) disuatu wilayah memiliki andil besar dalam menentukan

keberhasilan pengelolaan pembangunan di wilayahnya.

Pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) secara berkesinambungan, tiga aspek penting yang menjadi perhatian,

yaitu peningkatan kualitas fisik (kesehatan), intelektualitas (pendidikan), maupun

kemampuan ekonominya (daya beli) seluruh komponen masyarakat.

Tingkat pendidikan dan kesehatan individu penduduk merupakan faktor

dominan yang perlu mendapat prioritas utama dalam peningkatan kualitas sumber

daya manusia. Dengan tingkat pendidikan dan kesehatan penduduk yang tinggi

menentukan kemampuan untuk menyerap dan mengelola sumber-sumber

pertumbuhan ekonomi baik dalam kaitannya dengan teknologi sampai

kelembagaan yang penting dalam upaya meningkatkan tingkat kesejahteraan

penduduk itu sendiri yang semuanya bermuara pada aktivitas perekonomian yang

maju. Oleh sebab itu, dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi perlu pula

dilakukan pembangunan manusia, termasuk dalam konteks ekonomi daerah.

Kebijakan pembangunan yang tidak mendorong peningkatan kualitas manusia

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-74

Page 75: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

hanya akan membuat daerah yang bersangkutan tertinggal dari daerah lain. IPM

merupakan wujud dari komitmen tujuan nasional yang ingin mencerdaskan

kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum mencapai masyarakat yang

adil dan makmur.

Agar keberhasilan peningkatan pembangunan menyentuh sasaran dan

terkorelasi terhadap upaya peningkatan kualitas hidup manusia maka diperlukan

pengukuran dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit

tunggal yang mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai

mencerminkan status kemampuan dasar penduduk. Ketiga kemampuan dasar

tersebut adalah umur panjang dan sehat yang diukur dengan indeks kesehatan

(IK), pengetahuan dan ketrampilan yang diukur dengan Indeks Pendidikan, serta

akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup

yang layak yang diukur dengan Indeks Daya Beli (IDB). Indikator Dampak

sebagai komponen yang dibutuhkan dalam perhitungan IPM adalah Angka

Harapan Hidup, Pencapaian pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf

dan rata-rata lama sekolah, serta pengeluaran komsumsi per kapita.

Tabel 2.74.Indeks pembangunan Manusia di Kabupaten Kotabaru

Tahun 2006-2008

Uraian 2006 2007 2008Indeks Kesehatan (IK) 65,83 66,20 66,63 Indeks Pendidikan (IP) 78,22 78,22 78,22 Indeks Daya Beli (IDB) 65,05 78,22 66.70Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 69,70 69,98 70,52

Sumber : BPS Kabupaten Kotabaru

Kenaikan Indeks pada tahun 2008 dipengaruhi oleh kenaikan Indeks

Kesehatan dan Indeks Daya Beli, akan tetapi Indeks Pendidikan tidak mengalami

kenaikan dalam kurun 2006 – 2008. Indeks Kesehatan mengalami kenaikan dari

65,83 pada tahun 2006 menjadi 66,20 pada tahun 2007 naik lagi menjadi 66,63

pada tahun 2008. Kenaikan Indeks kesehatan ini ditandai dengan kenaikan umur

Harapan hidup penduduk dari 64,5 pada tahun 2006 menjadi 64,72 pada tahun

2007 kemudian naik lagi menjadi 64,98 pada tahun 2008. Indeks Daya beli juga

mengalami kenaikan dari 65,05 pada tahun 2006 menjadi 65,52 pada tahun 2007

kemudian menjadi 66,70 pada tahun 2008.

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-75

Page 76: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

Tabel 2.75.Variabel Pembangunan Manusia di Kabupaten Kotabaru

Tahun 2006 – 2008

No Uraian 2006 2007 20081 Umur Harapan Hidup (Tahun) 64,5 64,72 64,98 2 Angka Melek Huruf (%) 94,0 94,0 94,03 Rata-rata lama sekolah (tahun) 7 7 74 Konsumsi riil per Kapita (Ribu Rp) 641,5 643,5 648,

Sumber : BPS Kabupaten Kotabaru

IPM Kabupaten Kotabaru di tahun 2008 berada pada urutan ke 3 di antara

13 Kab/Kota di Kalimantan Selatan, dibawah IPM Kota Banjarbaru dan IPM Kota

Banjarmasin. IPM Kab. Kotabaru tahun 2008 lebih tinggi dibanding IPM Propinsi

Kalimantan Selatan yang sebesar 68,72, tetapi masih dibawah IPM Nasional yaitu

sebesar 70,17. Secara Nasional IPM berada diurutan 234 dari seluruh

Kabupaten/Kota di Indonesia, mengalami penurunan peringkat dibandingkan

tahun 2007 yang berada diperingkat 226. Sedangkan IPM Propinsi Kalsel berada

di peringkat 26 dari 33 Provinsi di Indonesia. Berikut ini adalah Tingkat

ketergantungan (rasio ketergantungan).

Tabel 2.76. Rasio Ketergantungan Tahun 2006 s.d 2010

Kabupaten KotabaruNo Uraian 2006 2007 2008 2009 20101. Jumlah penduduk usia < 15 tahun - 81.091 87.559 81.735 -

2. Jumlah penduduk usia > 64 tahun - 7.021 7.238 7.391 -

3. Jumlah penduduk usia tidak produktif (1) &(2)

- 88.112 94.797 89.126 -

4. Jumlah penduduk Usia 15-64 tahun - 183.888 181.777 191.994 -

5. Rasio ketergantungan (3) / (4) - 0,48 0,52 0,46 -

Sumber : Data olahan

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan capaian kinerja

penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah Kabupaten kotabaru dapat

dirangkum dalam bentuk tabel, sebagai berikut:

Tabel 2.77. Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah

Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan PemerintahanKabupaten Kotabaru

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-76

Page 77: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

NoAspek/Fokus/Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Capaian kinerja

2006 2007 2008 2009 20101. Kesejahteraan Masyarakat          1.1. Fokus Kesejahteraan dan

Pemerataan Ekonomi         

1.1.1. Ekonomi          1.1.1.1 Pertumbuhan PDRB            - PDRB dengan Pertambangan             4,53              6,60              6,20              5,36                -   - PDRB tanpa Pertambangan             5,09              6,10              5,86              6,22                - 1.1.1.2 PDRB per kapita            PDRB per kapita (dengan 

pertambangan)         

  - PDRB ADH Berlaku   22.003.577    24.460.102    27.111.308    29.746.246                -   - PDRB ADH Konstan   14.641.307    15.166.733    15.840.262    16.420.150                -   PDRB per kapita (tanpa 

pertambangan)         

  - PDRB ADH Berlaku   17.349.498    19.040.902    21.130.483    23.562.273                -   - PDRB ADH Konstan   11.714.628    12.023.962    12.517.887    13.082.079                - 1.1.1.3 Laju inflasi                   -                   -                   -                   -          8,70 1.1.1.4 Indeks Gini                   -                   -                   -                   -                - 1.1.1.5 Pemerataan pendapatan versi 

Bank Dunia                  -                   -                   -                   -                - 

1.1.1.6 Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) 

                 -                   -                   -                   -                - 

1.1.1.7 Persentase penduduk diatas garis kemiskinan

          89,81            91,57            93,34            94,51                - 

1.1.1.8 Angka kriminalitas yang tertangani                  -                   -                   -                   -                -              1.2. Fokus Kesejahteraan Sosial          1.2.1 Pendidikan            Angka melek huruf           94,00            94,00            94,00            94,02                -   Angka rata-rata lama sekolah             7,00              7,00              7,00              7,03     Angka partisipasi kasar            - SD/MI         109,90          109,90          107,82          110,02                -   - SLTP/MTs           68,71            68,71            68,11            79,64                -   - SMU           38,83            38,83            53,82            41,63                -   Angka Partisipasi Murni            - SD/MI           95,16                   -            92,24            96,60                -   - SLTP/MTs           57,23                   -            54,00            65,00                -   - SMU           33,11                   -            35,43            26,09                -   Angka pendidikan yang 

ditamatkan                 -                   -                   -                   -                - 

1.2.2 Kesehatan            Angka kelangsungan hidup bayi                   -                   -                   -                   -                -   Angka usia harapan hidup            64,50            64,72            64,98            65,22     Persentase balita gizi buruk             0,05              0,01              0,02              0,03                -   Jumlah Rumah Sakit                 2                  2                  2                  2                -   Jumlah Puskesmas                23                 23                 25                 25                -   Jumlah Poliklinik                14                 14                 14                 14                -   Jumlah Pustu                68                 69                 69                 69                -   Jumlah Dokter                62                 60                 62                 62                -   Jumlah Tenaga Medis              258               187               200               227                - 1.2.3 Pertanahan            Persentase penduduk yang 

memiliki lahan                  -                   -                   -                   -                - 

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-77

Page 78: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

NoAspek/Fokus/Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Capaian kinerja

2006 2007 2008 2009 20101.2.4 Ketenagakerjaan            Rasio penduduk yang bekerja                  -                   -                   -                   -                - 1.2.5 Kebudayaan                  -                   -                   -                   -                -   Jumlah grup kesenian                31                 31                 31                 31             31   Jumlah gedung kesenian                 3                  3                  3                  3               3 1.2.6 Pemuda dan Olahraga           Jumlah organisasi pemuda                  -                   -                   -                   -                -  Jumlah kegiatan kepemudaan                  -                   -                   -                   -                -   Jumlah klub olahraga                 24                 24                 24                 24             24   Jumlah gedung olahraga                 7                  7                  8                 11             17 1.2.7 Rasio Ketergantungan            Jumlah penduduk usia < 15 tahun                  -          81.091          87.559          81.735                -   Jumlah penduduk usia > 64 tahun                  -            7.021            7.238            7.391                -   Jumlah penduduk usia tidak 

produktif (1) &(2)                 -          88.112          94.797          89.126                - 

  Jumlah penduduk Usia 15-64 tahun

                 -         183.888         181.777         191.994                - 

  Rasio ketergantungan (3) / (4)                  -              0,48              0,52              0,46                - 1.2.8 Otonomi Daerah, Pemerintahan

Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

         

  Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 

                 -                   -                   -                   -                - 

  Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk 

             112               109               107               105                - 

  Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan

                 -                   -                   -                   -                - 

  Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah  (Ada tidak)

                 -                   -                   -                   -                - 

  Penegakan PERDA                  -                   -               100                   -                -   Cakupan patroli petugas Satpol 

PP                 -                   -                 74                 64                - 

  Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kotabaru

                 -                   -                   -               673                - 

  Cakupan pelayanan bencana kebakaran kota Kotabaru

                5                 10                 15                 15                - 

  Tingkat  waktu tanggap Jumlah ketepatan waktu tindakan pemadam kebakaran

               50                 60                 70                 70                - 

1.2.9 Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

         

  Kegiatan Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

                 -                   -                   -                   -               2 

  Kegiatan pembinaan politik daerah

                 -                   -                   -                   -                - 

             2.1. Pelayanan Urusan Wajib          2.1.1 Pendidikan          

  Pendidikan dasar            Angka partisipasi sekolah                  -                 85                 81                 93                -   Rasio ketersediaan 

sekolah/penduduk usia sekolah                 -               178               192               172                - 

  Rasio guru/murid                16                 15                 16                 14                - 

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-78

Page 79: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

NoAspek/Fokus/Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Capaian kinerja

2006 2007 2008 2009 2010  Rasio guru/murid per kelas rata-

rata                 -                   -                   -                   -                - 

  Pendidikan menengah            Angka partisipasi sekolah                   -                   -                   -                   -                -   Rasio ketersediaan sekolah 

terhadap penduduk usia sekolah                  -                 36                 37                 45                - 

  Rasio guru terhadap murid                   -               517               508               474                -   Rasio guru terhadap murid per 

kelas rata- rata                 9                 10                 11                 12                - 

2.1.2 Kesehatan           Jumlah posyandu              255               270               276               276                - 

  Jumlah balita         35.432          36.412          36.420          31.843                -   Rasio posyandu per satuan balita               139               135               132               115                -   Rasio Puskesmas persatuan 

penduduk        65.961          68.000          69.144          70.280                - 

  Rasio Poliklinik persatuan penduduk

        32.980          34.000          34.572          35.140                - 

  Rasio Pustu persatuan penduduk          16.490          17.000          17.286          17.570                -   Rasio Dokter persatuan penduduk            8.245            8.500            8.643            8.785                -   Rasio Tenaga Medis persatuan 

penduduk           4.123            4.250            4.321            4.393                - 

2.1.3 Lingkungan Hidup            Jumlah sampah yang ditangani 72,5 77 89 100               -   Jumlah volume produksi sampah 72,5 77 89 100               -   Persentase 100 100 100 100               - 2.1.4 Sarana dan Prasarana Umum            Panjang dan Kondisi Jalan            Kondisi Baik 114,37 114,37 56,92 56,92               -   Kondisi Sedang Rusak 214,82 214,82 504,83 504,83               -   Kondisi Rusak 227,81 227,81 60,78 60,78               -   Kondisi Rusak Berat 538,61 538,61 596,38 596,38               -   Jalan secara keseluruhan 

(nasional, provinsi, dan kabupaten/kota)

1.095,61 1.095,61 1.218,91 1.218,91               - 

2.1.5 Akses air minum            Jumlah pelanggan yang 

mendapatkan akses air PDAM.902  6.265 7.120 7.629               - 

  Jumlah Rumah Tangga 69.726 65.570 73.750 75.351               -   Persentase Rumah Tangga 

berakses air bersih8,46 9,55 9,65 10,12               - 

2.1.6 Keluarga Berencana            Rata-rata jumlah anak per 

keluarga          -  2,3 2,2 2,4               - 

  Cakupan peserta KB aktif -  38.781 41.663 44.954               -   Keluarga Pra Sejahtera          -  9.408 9.199 9.960               -   Keluarga Sejahtera I         -  20.118 19.264 21.130               - 2.1.7 Penanaman Modal            Jumlah investor  di Kota baru 

(Penanaman Modal) 27 29 33 35               - 

  Jumlah nilai investasi (juta Rupiah)

8.363.816 8.363.816 10.344.432 14.341.459               - 

  Rasio daya serap tenaga kerja *) 116.389 139.686 140.079 166.773               - 

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-79

Page 80: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

NoAspek/Fokus/Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Capaian kinerja

2006 2007 2008 2009 2010  Penanaman Modal (Jumlah 

tenaga kerja) orang        -          -          -          -                - 

  Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (Rupiah)

        -          -          -          -                - 

2.1.8 Ketenagakerjaan            Angka partisipasi angkatan kerja                  -                   -                   -            5.987                -   Angka sengketa pengusaha-

pekerja per tahun                 -                   -                 13                 15                - 

  Tingkat partisipasi angkatan kerja                   -                   -                   -                  1                -   Pencari kerja yang ditempatkan                  -                   -                   -               397                -   Tingkat pengangguran terbuka                  -                   -                   -            5.581                -   Keselamatan dan perlindungan                  -                   -                 20                 30                -   Perselisihan buruh dan 

pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah

                 -                   -                   -                   -                - 

2.1.9 Ketahanan Pangan            Ketersediaan pangan utama 

(kg/1.000 pdduk) (kg/tahun)152.864 159.831 176.467 196.111               - 

2.1.10 Kependudukan dan Catatan Sipil

         

Jumlah Penduduk 263.842 272.000 276.574 281.120    290.651   Rasio penduduk ber KTP per 

satuan penduduk                 -                   -                   -              0,50          0,53 

  Rasio bayi berakte kelahiran                  -                   -                   -                   -          0,59   Rasio pasangan berakte nikah                  -                   -                   -                   -                -   Kepemilikan KTP                  -                   -                   -         141.185     154.449   Kepemilikan akta kelahiran                  -                   -                   -                   -     171.495   Ketersedian database 

kependudukan skala provinsi                 -                   -                   -                   -                - 

  Penerapan KTP Nasional berbasis NIK 

                 -   Sudah   Sudah   Sudah   Sudah 

2.1.11 Sosial            Sarana sosial seperti panti 

asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi

                1                  1                  1                  1                - 

  PMKS yg memperoleh bantuan sosial

                 -                   -                   -               125                - 

  Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial

                 -                   -                   -               269                - 

2.1.12 Pemberdayaan Perempuan            Persentase partisipasi perempuan 

di lembaga pemerintah                  -                   -                   -              3,72                - 

  Partisipasi perempuan di lembaga swasta 

                 -                   -                   -                   -                - 

  Rasio KDRT                   -                   -                   -            25,00                -   Partisipasi angkatan kerja 

perempuan (TPAK/ Tk. Partisipasi Angk Kerja)

                 -                   -                   -            76,69                - 

  Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 

                 -                   -                   -              9,09                - 

             2.2. Pelayanan Urusan Pilihan          2.2.1 Pertanian          

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-80

Page 81: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

NoAspek/Fokus/Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Capaian kinerja

2006 2007 2008 2009 2010  Produktivitas padi sawah 

(ton/hektar)            3,50              3,68              3,59              4,11                - 

  Kontribusi sektor pertanian/perkebunan  terhadap PDRB

          24,87            25,03            24,56            24,76                -             24,47            24,77            24,84            25,12                - 

  Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB

            3,94              4,04              4,18              4,30                -               4,35              4,35              4,43              4,47                -   Kontribusi sektor perkebunan 

(tanaman keras) terhadap PDRB          20,93            20,99            20,38            20,46                - 

            20,12            20,43            20,41            20,64                -   Kontribusi Produksi kelompok 

petani terhadap PDRB                 -                   -                   -                   -                - 

                   -                   -                   -                   -                -   Cakupan bina kelompok petani                  -  500 511 464               - 2.2.2 Kehutanan            Rehabilitasi hutan dan lahan kritis                  -                   -                   -                   -                -   Kerusakan Kawasan Hutan                   -                   -                   -                   -                - 2.2.3 Perikanan            Produksi perikanan     38.995,90      39.284,14      63.560,05      50.064,81                -   Konsumsi ikan       6.628,00        6.833,00        6.948,00        7.062,00                -   Cakupan bina kelompok nelayan             4,30              4,50              7,10              6,50                -   Produksi perikanan laut     37.191,50      36.150,10      42.744,80      45.278,52                - 2.2.4 Energi dan Sumber Daya

Mineral          

  Kontribusi sektor pertambangan thd PDRB (Rp)

1.283.320 1.512.020 1.697.711 1.785.934               -   805.562 873.757 939.069 959.744               - 2.2.5 Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa         

  LPM  Berprestasi                 6                  6                  6                  6                -   PKK aktif              193               193               193               201                -   Posyandu aktif              193               193               193               201                -   Swadaya Masyarakat terhadap 

Program pemberdayaan masyarakat

                 -                   -                   -                   -                - 

  Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat

                 -                   -                   -                   -                - 

2.2.6 Perpustakaan           Jumlah perpustakaan                 1                  1                  1                  1                -   Jumlah pengunjung perpustakaan 

per tahun (orang)          7.703          15.475          22.279          40.881                - 

  Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah (buah)

          7.620          10.604          13.048          16.526                - 

2.2.7 Kearsipan            Pengelolaan arsip secara baku                   -                   -                   -                   -                -   Peningkatan SDM  pengelola 

kearsipan                 -                   -                   -                 10                - 

2.2.8 Pariwisata            Kunjungan wisata           4.111            9.554          10.867               829                -   Kontribusi sektor pariwisata 

terhadap PDRB                 -                   -                   -                   -                - 

2.2.9 Perindustrian            Kontribusi sektor Industri terhadap 

PDRB            8,15              8,34              8,10              8,45                - 

              9,07              9,03              8,80              8,67                -   Kontribusi industri rumah tangga 

terhadap PDRB sektor Industri                 -                   -                   -                   -                - 

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-81

Page 82: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

NoAspek/Fokus/Bidang Urusan/

Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Capaian kinerja

2006 2007 2008 2009 2010  Pertumbuhan Industri.              392               380               463               309                -   Cakupan bina kelompok pengrajin                  -                   -                   -                   -                - 2.2.10 Koperasi dan UKM            Persentase koperasi aktif                 70                 72                 75                 54                -   Jumlah UKM non BPR/LKM UKM                 20                 37                   -                   -                -   Jumlah BPR/LKM                   -                   -                   -                   -                -   Usaha Mikro dan Kecil            1.975            2.190            2.620            3.611                - 2.2.11 Komunikasi            Jumlah jaringan komunikasi                   -                   -                   -                   -                -   Rasio wartel/warnet terhadap 

penduduk                  -                   -                   -                   -                - 

  Jumlah surat kabar nasional/lokal                 10                 10                 10                 10                -   Jumlah penyiaran radio/TV lokal                 4                  5                  5                  5                -   Web site milik pemerintah daerah                 2                  2                  4                  4                -   Pameran/expo                 1                  1                  1                  1                -              3. Daya Saing Daerah          3.1 Kemampuan Ekonomi Daerah          3.1.1 Konsumsi Rumah Tangga            Pengeluaran konsumsi rumah 

tangga per kapita                 -                   -                   -                   -                - 

  Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita

                 -                   -                   -                   -                - 

  Produktivitas total daerah                   -                   -                   -                   -                - 3.1.2 Pertanian            Nilai Tukar Petani                  -                   -                   -       104,450    108,030   Indeks Yang Diterima Petani (lt)                  -                   -                   -       124,750    136,780   Indeks Yang Dibayar Petani (lb)                  -                   -                   -       119,440    126,620              3.2 Fasilitas Wilayah/Infrastuktur          3.2.1 Perhubungan           Kondisi Jalan           - Kondisi Baik         114,37          114,37            56,92            56,92                -  - kondisi sedang rusak         214,82          214,82          504,83          504,83                -  - kondisi rusak         227,81          227,81            60,78            60,78                -  - kondisi rusak berat         538,61          538,61          596,38          596,38                -  Panjang Jalan           - Panjang Jalan Negara           35,86            35,86          140,67          140,67                -  - Panjang Jalan Propinsi           52,61            52,61            46,70            46,70                -  - Panjang Jalan Kabupaten       1.007,14        1.007,14        1.031,54        1.031,54                -  - Panjang Jalan (jumlah)       1.095,61        1.095,61        1.218,91        1.218,91                -  Jumlah kendaraan                  -                   -                   -          22.144     Rasio panjang jalan per jumlah 

kendaraan                 -                   -                   -              0,06                - 

  Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum

                 -                   -                   -                   -                - 

             3.2.2 Penataan Ruang            Ketaatan terhadap RTRW                   -                   -                   -                   -                -   Luas wilayah produktif                   -         734.931                   -                   -                -              

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-82

Page 83: SISTEMATIKA RENSTRADA · Web viewBerdasarkan SK Mentan nomor 837/KPTS/Um/11/1980 dan nomor 887/KPTS/Um/1980 bahwa sungai yang berada di luar pemukiman dengan lebar ruang penyangga

RPJMD Kabupaten Kotabaru Tahun 2011-2015 II-83