sistem usahatani konservasi “kebekolontt.litbang.pertanian.go.id/deskripsi/deskripsi teknologi...

1
DESKRIPSI TEKNOLOGI U SISTEM USAHATAN Kebekolo Vegetatif Padi Varietas Situbagendit yang tumbuh subur di lahan ladang yang miring Ubi Kayu lokal yang menjadi “besar” setelah lahannya dikelo dgn kebekolo vegetatif UNGGULAN BPTP NTT (B. de Rosar NI KONSERVASI KEBEKOLO g ola ebih dari 70% lahan pertani miring. Dengan demikian didominasi oleh usahatan konservasi lahan masih berlanjut karena adanya run off yan kesuburan tanah selalu menurun dan rendah. BPTP NTT melalui Program mendeksripsikan teknologi yang dapa miring. Pola eksisiting yang dilakuka seadanya yaitu membuat teras teta kemudian pada teras tersebut dileta konservasi ini disebut KEBEKOLO o konservasi ini juga sama dengan mod lainnya dengan sebutan yang berbeda Flores Timur disebut BREPE. Melalu konservasi yakni perbaikan model k penguat teras dari batu dan kayu kerin penguat teras dan juga berfungsi seba adalah vetiver (akar wangi), gamal, la lainnya adalah membuat larikan memanfaatkan lahan diantara teras hortikultura. Jenis tanaman pangan y untuk perbaikan varietas, ubi kayu dan Desa Nualise sebagai desa konservasi “Kebekolo yang diperbaiki” telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Petani memperoleh hasil dari pangan (jagung, padi gogo dan ubi kayu) dan petani telah memelihara ternak khususnya kambing dengan sumber pakan dari tanaman penguat teras. Disamping itu petani juga telah mencukupi kebutuhan say untuk gizi keluarga dari sayur yang d dapat dijual untuk memperoleh uang t Adanya desa contoh ini, maka lahan yang mirip dengan desa Nualise bagaimana membuat teras vegetatif menjadikan Desa Nualise sebagai p terkait, kelompok tani, pihak gereja, LSM untuk program mencapai ke Beberapa kelompok tani secara man dengan kelompok tani di Desa Nualise Model usahatani konservasi wilayah Kabupaten Ende. Petani di De untuk petani lainnya. Pola pemberd swakarsa membantu upaya ini. Kegiat 4 desa lain dalam kegiatan mobile t adalah membuat dan menyebarkan le ri & Medo Kote) Oian di wilayah Provinsi NTT adalah lahan usahatani yang dilakukan petani adalah ni yang berada pada lahan miring. Upaya minim sehingga degradasi lahan teru ng cukup tinggi. Akibatnya adalah tingka berakibat pada produktivitas usahatani juga m P4MI (2003-2009) di Kabupaten Ende at dimanfaatkan untuk usahatani pada lahan an oleh petani adalah membuat konservas api tanpa berdasarkan kedudukan kountu akan batu-batu atau kayu kering. Teknolog oleh masyarakat Kabupaten Ende. Mode del konservasi pada masyarakat kabupaten a misalnya di Sikka disebut BLEPENG dan d ui Program P4MI diintroduksikan teknolog konservasi tradisional melalui penggantian ng dengan tanaman/vegetasi yakni tanaman agai pakan. Tanaman penguat teras tersebu amtoro merah, kelor (marungga). Teknolog teras sesuai kountur (bingkai A) dan s tersebut dengan tanaman pangan dan yang diintrodusir adalah jagung, padi gogo n sayur-sayuran di musim kemarau. contoh untuk yur-sayuran dihasilkan dari kebun lahan miring tsb juga tunai. sudah banyak kelompok tani yang memilik e yakni lahan miring berkunjung dan belaja f. Pemda Kabupaten Ende respon dengan pusat pertemuan para kepala desa, dina universitas Flores (Fakultas Pertanian) dan etahanan pangan desa Kabupaten Ende ndiri melakukan kunjungan dan berdiskus e. telah berkembang kebeberapa desa d esa Nualise sebagai narasumber atau pelatih dayaan petani melalui metode penyuluhan tan lainnya adalah kunjungan 120 petani dar training BPTP NTT. Hal lain yang dilakukan eaflet tentang teknologi kebekolo vegetatif. n h a us at a e n si ur gi el n di gi n n ut gi n n o k a ki ar n as n e. si di h n ri n

Upload: dokien

Post on 17-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM USAHATANI KONSERVASI “KEBEKOLOntt.litbang.pertanian.go.id/Deskripsi/Deskripsi Teknologi Unggulan... · DESKRIPSI TEKNOLOGI UNGGULAN SISTEM USAHATANI KONSERVASI Kebekolo Vegetatif

DESKRIPSI TEKNOLOGI UNGGULAN

SISTEM USAHATANI KONSERVASI

Kebekolo Vegetatif

Padi Varietas Situbagendit yang

tumbuh subur di lahan ladang

yang miring

Ubi Kayu lokal yang menjadi

“besar” setelah lahannya dikelola

dgn kebekolo vegetatif

DESKRIPSI TEKNOLOGI UNGGULAN BPTP NTT (B. de Rosari

SISTEM USAHATANI KONSERVASI “KEBEKOLO

Padi Varietas Situbagendit yang

“besar” setelah lahannya dikelola

ebih dari 70% lahan pertanian di wilayah Provinsi NTT adalah lahan

miring. Dengan demikian u

didominasi oleh usahatani yang berada pada lahan miring. Upaya

konservasi lahan masih minim sehingga degradasi lahan terus

berlanjut karena adanya run off yang cukup tinggi. Akibatnya adalah tingkat

kesuburan tanah selalu menurun dan berakibat pada produktivitas usahatani juga

rendah.

BPTP NTT melalui Program P4MI (2003

mendeksripsikan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk usahatani pada lahan

miring. Pola eksisiting yang dilakukan oleh petani

seadanya yaitu membuat teras tetapi tanpa berdasarkan kedudukan kountur

kemudian pada teras tersebut diletakan batu

konservasi ini disebut KEBEKOLO oleh masyarakat Kabupaten Ende. Model

konservasi ini juga sama dengan model konservasi pada masyarakat kabupaten

lainnya dengan sebutan yang berbeda misalnya di Sikka disebut BLEPENG dan di

Flores Timur disebut BREPE. Melalui Program P4MI diintroduksikan teknologi

konservasi yakni perbaikan model konser

penguat teras dari batu dan kayu kering dengan tanaman/vegetasi yakni tanaman

penguat teras dan juga berfungsi sebagai pakan. Tanaman penguat teras tersebut

adalah vetiver (akar wangi), gamal, lamtoro merah, kelor (maru

lainnya adalah membuat larikan teras sesuai kountur (bingkai A) dan

memanfaatkan lahan diantara teras tersebut dengan tanaman pangan dan

hortikultura. Jenis tanaman pangan yang diintrodusir adalah jagung, padi gogo

untuk perbaikan varietas, ubi kayu dan sayur

Desa Nualise sebagai desa

konservasi “Kebekolo yang

diperbaiki” telah menunjukkan

hasil yang menggembirakan.

Petani memperoleh hasil dari

pangan (jagung, padi gogo dan

ubi kayu) dan petani telah

memelihara ternak khususnya

kambing dengan sumber

pakan dari tanaman penguat

teras. Disamping itu petani

juga telah mencukupi kebutuhan sayur

untuk gizi keluarga dari sayur yang dihasilkan dari kebun lahan miring tsb juga

dapat dijual untuk memperoleh uang tunai.

Adanya desa contoh ini, maka

lahan yang mirip dengan desa Nualise yakni lahan miring berkunjung dan belajar

bagaimana membuat teras vegetatif. Pemda Kabupaten Ende respon dengan

menjadikan Desa Nualise sebagai pusat pertemuan para kepala desa,

terkait, kelompok tani, pihak gereja, universitas Flores (Fakultas Pertanian) dan

LSM untuk program mencapai ketahanan pangan

Beberapa kelompok tani secara mandiri melakukan kunjungan dan berdiskusi

dengan kelompok tani di Desa Nualise.

Model usahatani konservasi telah berkembang kebeberapa desa di

wilayah Kabupaten Ende. Petani di Desa Nualise sebagai narasumber atau pelatih

untuk petani lainnya. Pola pemberdayaan petani melalui metode penyuluhan

swakarsa membantu upaya ini. Kegiatan lainnya adalah kunjungan 120 petani dari

4 desa lain dalam kegiatan mobile training BPTP NTT. Hal lain yang dilakukan

adalah membuat dan menyebarkan leaflet tentang teknologi kebekolo vegetatif.

de Rosari & Medo Kote)

KEBEKOLO”

ebih dari 70% lahan pertanian di wilayah Provinsi NTT adalah lahan

miring. Dengan demikian usahatani yang dilakukan petani adalah

didominasi oleh usahatani yang berada pada lahan miring. Upaya

konservasi lahan masih minim sehingga degradasi lahan terus

berlanjut karena adanya run off yang cukup tinggi. Akibatnya adalah tingkat

alu menurun dan berakibat pada produktivitas usahatani juga

BPTP NTT melalui Program P4MI (2003-2009) di Kabupaten Ende

mendeksripsikan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk usahatani pada lahan

miring. Pola eksisiting yang dilakukan oleh petani adalah membuat konservasi

seadanya yaitu membuat teras tetapi tanpa berdasarkan kedudukan kountur

pada teras tersebut diletakan batu-batu atau kayu kering. Teknologi

konservasi ini disebut KEBEKOLO oleh masyarakat Kabupaten Ende. Model

ini juga sama dengan model konservasi pada masyarakat kabupaten

lainnya dengan sebutan yang berbeda misalnya di Sikka disebut BLEPENG dan di

Flores Timur disebut BREPE. Melalui Program P4MI diintroduksikan teknologi

perbaikan model konservasi tradisional melalui penggantian

penguat teras dari batu dan kayu kering dengan tanaman/vegetasi yakni tanaman

penguat teras dan juga berfungsi sebagai pakan. Tanaman penguat teras tersebut

vetiver (akar wangi), gamal, lamtoro merah, kelor (marungga). Teknologi

lainnya adalah membuat larikan teras sesuai kountur (bingkai A) dan

memanfaatkan lahan diantara teras tersebut dengan tanaman pangan dan

hortikultura. Jenis tanaman pangan yang diintrodusir adalah jagung, padi gogo

, ubi kayu dan sayur-sayuran di musim kemarau.

Desa Nualise sebagai desa contoh untuk

juga telah mencukupi kebutuhan sayur-sayuran

untuk gizi keluarga dari sayur yang dihasilkan dari kebun lahan miring tsb juga

dapat dijual untuk memperoleh uang tunai.

Adanya desa contoh ini, maka sudah banyak kelompok tani yang memiliki

lahan yang mirip dengan desa Nualise yakni lahan miring berkunjung dan belajar

bagaimana membuat teras vegetatif. Pemda Kabupaten Ende respon dengan

menjadikan Desa Nualise sebagai pusat pertemuan para kepala desa, dinas

terkait, kelompok tani, pihak gereja, universitas Flores (Fakultas Pertanian) dan

mencapai ketahanan pangan desa Kabupaten Ende

Beberapa kelompok tani secara mandiri melakukan kunjungan dan berdiskusi

ualise.

Model usahatani konservasi telah berkembang kebeberapa desa di

wilayah Kabupaten Ende. Petani di Desa Nualise sebagai narasumber atau pelatih

untuk petani lainnya. Pola pemberdayaan petani melalui metode penyuluhan

iatan lainnya adalah kunjungan 120 petani dari

4 desa lain dalam kegiatan mobile training BPTP NTT. Hal lain yang dilakukan

adalah membuat dan menyebarkan leaflet tentang teknologi kebekolo vegetatif.

ebih dari 70% lahan pertanian di wilayah Provinsi NTT adalah lahan

sahatani yang dilakukan petani adalah

didominasi oleh usahatani yang berada pada lahan miring. Upaya

konservasi lahan masih minim sehingga degradasi lahan terus

berlanjut karena adanya run off yang cukup tinggi. Akibatnya adalah tingkat

alu menurun dan berakibat pada produktivitas usahatani juga

2009) di Kabupaten Ende

mendeksripsikan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk usahatani pada lahan

adalah membuat konservasi

seadanya yaitu membuat teras tetapi tanpa berdasarkan kedudukan kountur

batu atau kayu kering. Teknologi

konservasi ini disebut KEBEKOLO oleh masyarakat Kabupaten Ende. Model

ini juga sama dengan model konservasi pada masyarakat kabupaten

lainnya dengan sebutan yang berbeda misalnya di Sikka disebut BLEPENG dan di

Flores Timur disebut BREPE. Melalui Program P4MI diintroduksikan teknologi

vasi tradisional melalui penggantian

penguat teras dari batu dan kayu kering dengan tanaman/vegetasi yakni tanaman

penguat teras dan juga berfungsi sebagai pakan. Tanaman penguat teras tersebut

ngga). Teknologi

lainnya adalah membuat larikan teras sesuai kountur (bingkai A) dan

memanfaatkan lahan diantara teras tersebut dengan tanaman pangan dan

hortikultura. Jenis tanaman pangan yang diintrodusir adalah jagung, padi gogo

contoh untuk

untuk gizi keluarga dari sayur yang dihasilkan dari kebun lahan miring tsb juga

sudah banyak kelompok tani yang memiliki

lahan yang mirip dengan desa Nualise yakni lahan miring berkunjung dan belajar

bagaimana membuat teras vegetatif. Pemda Kabupaten Ende respon dengan

dinas

terkait, kelompok tani, pihak gereja, universitas Flores (Fakultas Pertanian) dan

desa Kabupaten Ende.

Beberapa kelompok tani secara mandiri melakukan kunjungan dan berdiskusi

Model usahatani konservasi telah berkembang kebeberapa desa di

wilayah Kabupaten Ende. Petani di Desa Nualise sebagai narasumber atau pelatih

untuk petani lainnya. Pola pemberdayaan petani melalui metode penyuluhan

iatan lainnya adalah kunjungan 120 petani dari

4 desa lain dalam kegiatan mobile training BPTP NTT. Hal lain yang dilakukan

adalah membuat dan menyebarkan leaflet tentang teknologi kebekolo vegetatif.