sistem transportasi
DESCRIPTION
Transportasi amburadulTRANSCRIPT
Transportasi Amburadul, Segala Masalah
Menumpuk Di Jalan
Transportasi umum, khususnya untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya, benar-benar
amburadul. Seperti tidak ada pemerintah saja. Bila negara lain berlomba-komba
memperbaiki sarana transportasi umumnya, demi keamanan dan kenyamanan
masyarakatnya, demi citra sebuah bangsa yang berbudaya, tidak untuk kita, tidak ada
perubahan yang signifikan di dalam mengelola transportasi umum di masyarakat.
Masalah transportasi di Jakarta dan daerah penyangga sekitarnya, lambat laun pasti
akan menjalar ke daerah lainnya di Indonesia.
Tidak terbenahinya sarana transportasi di Jakarta dan wilayah sekitarnya,
menyebabkan orang bergerak-dari satu titik ke titik lainnya dengan kendaraan pribadi,
baik motor maupun mobil. Bisa dibayangkan bagaimana jalanan yang terbatas, dipenuhi
ratusan ribu bahkan jutaan kendaraan setiap harinya. Penuhnya jalanan mendatangkan
berbagai permasalahan dan pasti setiap kita pernah mengalaminya.
Masalah Menumpuk di Jalan
Banyak masalah yang dihadapi dengan buruknya sistem transportasi di Jakarta dan
sekitarnya. Setiap hari kita bisa melihat titik-titik kemacetan di berbagai sudut wilayah
jakarta dan daerah penyangga sekitarnya, khususnya di pagi dan sore hari,ketika
orang-orang pada waktu yang bersamaan, harus pergi dan pulang dari berbagai
aktivitasnya. Kemacetan ini terjadi karena begitu banyaknya kendaraan pribadi yang
digunakan. Kita bisa perkirakan ini, karena setiap tahun produsen mobil di Indonesia
mampu melepas sekitar 800 ribu mobil ke tangan konsumen. Demikian pula produsen
motor, tahun 2010 penjualan motor di Indonesia mencapai lebih dari 7,5 juta unit.
Tahun ini diperkirakaan sekitar 8,3 juta unit, karena menurut data Asosiasi industri
Sepeda Motor Indonesia [AISI] sampai Nopember 2011 ini jumlah sepeda motor yang
telah terjual sekitar 7,58 juta unit. Menurut data Polda Metro Jaya (kompas 15
Desember 2011), jumlah kendaraan di wilayah Jakarta dan sekitarnya sampai Oktober
2011 berjumlah 13.122.973 unit, dimana kendaraan pribadi berjumlah 12, 7 juta unit.
Buruknya sistem transportasi mendorong orang berlomba membeli kendaraan,
akibatnya jalanan macet sehingga, membuat waktu tempuh ke suatu tempat menjadi
lama bahkan sangat lama, sehingga waktu kita habis di jalanan.
Masalah lain yang timbul adalah tingginya tingkat kecelakaan di wilayah jakarta dan
sekitarnya. Ketika jalanan di serbu jutaan kendaraan,kemacetan terjadi dimana-mana
orang menjadi stres,letih dan emosional,terkadang bertindak semau gue, yang pada
akhirnya membuat orang lalai didalam berkendaraan,sehingga terjadilah hal-hal yang
tidak diinginkan. jalanan di Jakarta dan sekitarnya seperti medan perang, karena setiap
hari ada pengendara motor yang meregang nyawa dijalanan. Data kepolisian Polda
Metro Jaya menyebutkan, tahun 2010 terjadi 8.235 kali kecelakaan dengan jumlah
korban meninggal 1.048 orang sedangkan tahun 2011 dari Januari - Oktober 2011
( Kompas 15 Desember 2011) diwilayah Jabotabek sudah terjadi 6.728 kasus
kecelakaan yang mengakibatkan 935 nyawa melayang di jalanan.
Melimpah ruahnya kendaraan di jakarta dan daerah sekitarnya dengan kendaraan
pribadi, membuat bangsa ini tanpa disadari sangat boros didalam pengunaan BBM
(khususnya bensin). Bisa kita bayangkan berapa liter bensin yang harus ditumpahkan
kejalan-jalan untuk dibakar setiap hari oleh berjuta-juta kendaraan itu?. Karena rakyat
terpaksa menggunakan kendaraan pribadi ke mana-mana, akhirnya setiap hari mereka
harus membeli bensin, sedangkan bensin (premium) tersebut harus di subsidi oleh
pemerintah perliternya. Kuota subsidi BBM yang disediakan oleh pemerintah tahun
2011, sebesar 40,49 juta kilo liter, namun sebelum tahun 2011 berakhir kuota BBM
trsebut telah habis, akibatnya pemerintah harus menambah sekitar 1 juta kilo liter lagi.
Akibat hal ini menurut Menteri keuangan (kompas.com, 14 Desember 2011),
pengeluaran pemerinth untuk subsidi BBM menjadi 160 Trilyun, dimana subsdidi untuk
premium menghabiskan 24 juta kiloliter dengan dana yang dikeluarkan sebesar 96,8
trilyun untuk mensubsidi kendaraan pribadi (Mobil dan motor) dan hanya 3,1 trilyun
untuk angkutan umum. Jelas hal ini sangat boros. Premium cepat habis, uang
pemerintah pun habis terpakai untuk subsidi. Tentu agar pemerintah tidak terlalu
banyak mengeluarkan subsidi, pemerintah harus cari akal, bagaimana agar mereka
tidak menggunakan kendaraan pribadi setiap hari ketempat kerja. Di luar negeri,
dinegara-negara maju, rakyat kemana-mana mengunakan kereta api. Kendaraan pribadi
di simpan di rumah atau dititipkan di stasiun kereta. Mereka sebahagian besar tidak
menggunakan kendaraan pribadi untuk bekerja atau pergi ketempat jauh. Kendaraan
itu mereka gunakan untuk belanja, ke rumah sakit atau jalan-jalan bersama keluarga.
Dampaknya kemacetan dapat dihindarkan, waktu tidak habis dijalanan, tidak stres,
tingkat kecelakaan dijalanan rendah dan hemat BBM.
Tentu selain ke tiga hal diatas, hal lain yang mengkhawatirkan dengan amburadulnya
sistem transoprtasi di Jakarta dan wilayah sekitarnya adalah pencemaran udara.
Karena semua orang menggunakan kendaraan pribadi, dapat dibayangkan berapa
banyak gas buangan yang dikeluarkan setiap hari, belum lagi ditambah dengan
angkutan umum berusia tua yang terus mengotori langit Jakarta.
Kereta Tak Bertuan
Dampak buruk dari amburadulnya sistem transportasi di jakarta dan sekitarnya sangat
jelas, dampaknya kalau dihitung secra keseluruhan mungkin lebih besar daripada pajak
yang dihimpun dari produsen kendaraan bermotor. Kita tentu tidak bisa menyalahkan
para produsen kendaraan bermotor tersebut dengan terus menerus menghujami
jalanan dengan berjuta-juta kendaraan setiap tahunnya, karena target mereka sangat
jelas, jual, jual dan terus jual, tanggung jawab mereka adalah memberi lapangan kerja ke
masyarakat dan membayar pajak ke pemerintah. Tugas pemerintahlah untuk
membenahi sarana angkutan publik di Jakarta dan sekitarnya agar nyaman dan aman,
sehingga pemilik kendaraan pribadi tidak memakai kendaraan pribadinya setiap hari ke
tempat kerja dan aktivitas lainnya.
Setiap hari Jutaan kendaraan memasuki kota Jakarta dari arah Bogor,Depok, Bekasi dan
Tangerang, mereka bergerak menyemut, seperti pasukan besi yang hendak menyerang
Jakarta. Sebahagian besar mereka tentu, akan melepaskan tungangan mereka
seandainya sarana transpotrasi massal, dalam hal ini kereta tersedia dengan baik.
Namun karena angkutan kereta api belum berperan optimal dari segi pelayanannya
baik keamanan dan kenyamanannya, sebahagian besar pengguna kendaraan bermotor
belum bersedia melepaskan kendaraannya. Daya angkut kereta api jabotabek masih
terbatas, yaitu hanya 400.000 orang perhari, sedangkan jumlah perjalanan orang
diwilayah jabotabek mencapai 22,5 juta orang perhari (Kompas,15 Desember 2011),
akibatnya 78% warga Jakarta dan sekitarnya menggunakan kendaraan pribadi untuk
brpergian. Dilain pihak para pengguna kereta pun dipaksa untuk rela berdesak-desakan
disetiap pagi dan sore hari didalam gerbong kereta, seperti ikan sarden, pengab dan
gerah, tidak hanya dikereta api ekonomi tetapi juga kereta komuter line. Belum lagi
jadwal kereta yang sering tertunda dan minimya informasi penyebab mengapa kereta
tertunda. Stasiun-stasiun kereta yang kumuh dan kotor, dimana penumpang bercampur
baur dengan pedagang,pengemis bahkan dengan para pencopet. Kurangnya informasi
selama perjalanan, tentang stasiun yang baru di tinggalkan dan stasiun yang akan dituju
(khususnya kereta ekonomi),membuat penumpang yang tidak terbiasa menggunakan
kereta api haus siaga untuk bertanya ke kiri dan kanan, stasiun apa ini.Terkadang orang
ingin turun distasiun UI,tetapi karena tidak ada informasi dan begitu padatnya
penumpang mereka terlewat sampai ke stasiun Pondok Cina. Ingin turun di stasiun
Citayam terlewat ke stasiun Bojong Gede. Repot. Apa susahnya, masinis
menginformasikan ke penumpang terus-menerus. Inikan tanggung jawab mereka.
Akibat hal ini, orang-orang yang terbiasa menggunakan kendaraan pribadi khususnya
mobil akan berfikir seribu kali menggunakan kereta api, bagi mereka lebih baik macet
dijalanan, daripada tidak aman dan nyaman, toh didalam mobil mereka bisa
menyalakan AC untuk menghilangkan kegerahan.
Harus ada kesadaran dari semua pihak dalam bertransportasi, pemerintah harus
mampu membuat kereta api sebagai angkutan masal yang aman dan nyaman, ditengah
terbatasnya lintasan kereta yang tersedia sehingga mampu mendorong pengguna
kendaraan pribadi dari Bogor, Depok , Bekasi dan Tangerang untuk beralih ke kereta
api sehingga volume kendaraan di jakarta berkurang. Demikian juga untuk daerah-
daerah yang tidak dilewati lintasan kereta api, disediakan juga alternatif angkutan
publik lain yang aman dan nyaman, seperti busway misalnya. Sehingga warga jakarta
pun rela meninggalkan kendaraan pribadinya. Yakinlah masyarakat sangat-sangat
sadar, cara bertransportasi seperti sekarang sangat tidak baik, boros,tidak nyaman dan
tidak aman. Dan mereka ingin cepat-cepat meninggalkanya. Masalahnya, secepat apa
pemerintah dapat menawarkan transpotrasi publik yang aman dan nyaman, seperti
negara lain pada saat anggran pemerintah mencapai ribuan trilyun?. Bukankah,
pemerintah kita lebih pintar berwacana daripada mewujudkannya. Bukankah kita,
sering mendengar rencana pemerintah untuk memperbaiki sarana transportasi publik
diwilayah Jakarta dan wilayah sekitarnya? Entah kapan, kita bisa merasakan
kenyamanan dalam bertranspotasi, seperti nyamanya warga Malaysia dan Singapura
didalam berpergian. Tidak sedihkan pemerintah melihat nyawa warganya melayang di
jalan, Borosnya penggunaan premiun, waktu yang tersia-sia, tercemarnya lingkungan
atau wanita-wanita yang harus menderita karena mendapat pelecehan-pelecehan
seksual didalam angkutan-angkutan publik yang tidak terkelola baik, karena tidak aman
dan nyaman?.
Transportasi Amburadul, Segala Masalah Menumpuk di
Jalan
Transportasi umum, khususnya untuk daerah Jakarta dan sekitarnya, benar-benar
amburadul. Sama sekali tidak ada usaha dari pemerintah untuk sekedar mencontoh apa
yang telah dilakukan oleh negara-negara lain yang sedang berlomba-lomba untuk
membenahi sarana transportasi umum untuk memberikan kepuasan dan kenyamanan
bagi warganya.
Kesemrawutan transportasi di Jakarta dan sekitarnya banyak berdampak negatif pada
kestabilan kehidupan warganya. Amburadulnya tranportasi umum di Jakarta dan
sekitarnya menyebabkan warga lebih memilih mengandalkan kendaraan pribadi untuk
aktivitas mereka, sedangkan hal tersebut menyebabkan beberapa dampak buruk,
diantaranya penumpukan jutaan kendaraan setiap harinya yang menyebabkan
kemacetan, penggunaan BBM yang berlebihan, dan tingginya tingkat kecelakaan.
Pemerintah seharusnya sudah bisa membenahi sarana tranportasi umum, terutama di
daerah Jakarta dan sekitarnya yang notabene pusat aktivitas masyarakat di Indonesia.
Dengan telah banyaknya dana yang dikeluarkan, seharusnya sudah ada perubahan
signifikan di banyak sektor, khususnya sektor tranportasi umum. Contohnya
pemerintah harus membenahi tranportasi perkeretaapian untuk mengalihkan warga
agar tidak terus-menerus menggunakan kendaraan pribadi yang lebih banyak
menghabiskan bahan bakar. Semakin habisnya bahan bakar semakin besar pula dana
yang harus di keluarkan oleh pemerintah untuk subsidi BBM ini.
Pembenahan yang perlu di perhatikan oleh pemerintah pada kenyamanan juga
keamanannya. Masyarakat menginginkan perjalanan yang aman dengan faslitas yang
nyaman. Tidak degan kondisi transportasi yang kumuh, kotor, penuh dengan pencopet
dll. Hal itu yang mendasari banyak warga untuk menggunakan motor dan mobil pribadi
dari pada transportasi umum dengan fasilitas rendah. Akibatnya motor dan mobil
pribadi melimpah ruah di jalan yang menyebabkan kemacetan dan tingginya tingkat
kecelakaan, karena sedikit sekali ruang bergerak kendaraan di jalan raya.
Demi pembenahan yang maksimal pemerintah jelas harus banyak belajar dari negara-
negara berkembang lainnya yang telah berhasil membenahi bidang transportasi umum.
Harus ada yang bergerak serius untuk pembenahan tersebut. Pembenahan yang
berhasil tidak bisa diukur dari jumlah dana yang dikeluarkan, tetapi bagaimana sistem
kerja yang diterapkan untuk pembenahan tersebut. Pembenahan di bidang transportasi
ini tidak bisa di pandang sebeleh mata, karena ini demi kesejahteraan masyarakat
Indonesia dan untuk menjadikan negara Indonesia lebih berkembang lagi.
Memang pemerintah mempunyai terlalu banyak PR. Akan tetapi, banyaknya PR
tersebut seakan tidak menjadikan pemerintah untuk bertindak cepat dan tepat untuk
segera menyelesaikan semua PR tersebut. Terlalu banyak santai dalam keseharian
pemerintahan kita. Padahal setumpuk PR sudah menunggu untuk segera di selesaikan
agar warga Indonesia dapat segera menikmati kehidupan yang sejahtera, sesuai dengan
janji mereka sebelum dipilih oleh masyarakat. Sebagai warga negara yang baik, kita juga
harus membantu dalam pembenahan negara ini. Jangan hanya menyalahkan
pemerintah yang lambat dalam bertindak, tapi kita juga harus bisa membuat perubahan
mulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Banyak yang bisa kita lakukan untuk
negara Indonesia yang lebih baik untuk kedepannya.
Mamluatul Hasanah
115060101111018