sistem sensory

13
SISTEM SENSORY Sistem sensoris menempatkan / memungkinkan individu berinteraksi / berhubungan dengan lingkungannya. Setiap sensasi yang diterima tergantung pada kuatnya stimulasi yang diterima oleh reseptor atau target organ. Berbagai macam perasaan yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari seperti rasa panas bila menyentuh api, rasa nyeri bila tertusuk dan berbagai jenis perasaan lainnya dapat dibedakan dan disadari karena telah mengalami berbagai perasaan dalam masa perkembangan. Seseorang dapat mengutarakan perasaannya dengan melukiskan saja misalnya sakit kepala seperti otaknya ditusuk-tusuk, walaupun ia belum pernah mengalami hal seperti itu, oleh karena itu perasaan adalah suatu interpretasi dari apa yang dirasakan akibat suatu perangsangan. Sistem sensoris ini terdiri atas : - Somestesia yaitu perasaan yang dirasakan pada bagian tubuh yang berasal dari somatopleura seperti kulit , tulang, periosteum, tendon, otot. Jadi segala macam perasaan yang tidak tercakup dalam perasaan pancaindera penghidu, penglihatan, pengecapan, pendengaran dan keseimbangan. - Viseroestesia yaitu perasaan yang dirasakan pada bagian tubuh yang berasal dari visceropleura, seperti usus, paru, limpa dan sebagainya. Somestesia terbagi atas: Perasaan Protopatik (eksteroseptif) mencakup perasaan yang menyakiti yang terdiri dari rasa nyeri, suhu dan rasa tekan. Reseptornya terletak pada kulit.

Upload: doni-marthen

Post on 09-Aug-2015

97 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Sensory

SISTEM SENSORY

Sistem sensoris menempatkan / memungkinkan individu berinteraksi / berhubungan dengan lingkungannya. Setiap sensasi yang diterima tergantung pada kuatnya stimulasi yang diterima oleh reseptor atau target organ. Berbagai macam perasaan yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari seperti rasa panas bila menyentuh api, rasa nyeri bila tertusuk dan berbagai jenis perasaan lainnya dapat dibedakan dan disadari karena telah mengalami berbagai perasaan dalam masa perkembangan. Seseorang dapat mengutarakan perasaannya dengan melukiskan saja misalnya sakit kepala seperti otaknya ditusuk-tusuk, walaupun ia belum pernah mengalami hal seperti itu, oleh karena itu perasaan adalah suatu interpretasi dari apa yang dirasakan akibat suatu perangsangan.

Sistem sensoris ini terdiri atas :

- Somestesia yaitu perasaan yang dirasakan pada bagian tubuh yang berasal dari somatopleura seperti kulit , tulang, periosteum, tendon, otot. Jadi segala macam perasaan yang tidak tercakup dalam perasaan pancaindera penghidu, penglihatan, pengecapan, pendengaran dan keseimbangan.

- Viseroestesia yaitu perasaan yang dirasakan pada bagian tubuh yang berasal dari visceropleura, seperti usus, paru, limpa dan sebagainya.

Somestesia terbagi atas:

Perasaan Protopatik (eksteroseptif) mencakup perasaan yang menyakiti yang terdiri dari rasa nyeri, suhu dan rasa tekan.Reseptornya terletak pada kulit.

Perasaan Proprioseptif meliputi perasaan yang diperlukan untuk mengatur diri sendiri mencakup rasa gerak, getar, sikap dan rasa halus.Reseptornya berada didalam otot, tendon dan jaringan pengikat sendi-sendi.

Integrasi perasan protopatik dan proprioseptif dalam tingkat yang lebih sempurna memungkinkan terwujudnya perasaan luhur. Dalam hal ini fungsi luhur otak yang dinamakan asosiasi, korelasi dan intelegensi ikut mengolah somestesia sehingga suatu benda dapat diketahui bentuknya dan dari bahan apa ia terbuat dengan jalan meraba, menekan, menimbang dan merasakan suhunya dengan tanpa melihat benda itu.

Page 2: Sistem Sensory

Anatomi dan fisiologi Perasaan protopatik (eksteroseptif)

Reseptor perasaan protopaik berasal dari alat perasa pada kulit dan mukosa yang bereaksi terhadap rangsang dari luar atau perubahan perubahan disekitarnya. Sensasi yang diterima oleh perasaan protopatik ialah nyeri, suhu dan raba.

Alat perasanya berupa ujung-ujung susunan saraf aferen yang sebagian merupakan serabut bebas yang tidak memperlihatkan bentuk khusus yang disebut nosiseptor atau alat perasa nyeri dan sebagian memperlihatkan suatu bentuk.

Ujung serabut saraf bebas yang tersusun seperti sisir dinamakan alat Ruffini, merupakan alat perasa panas.

Ujung saraf yang berbentuk seperti bunga mawar yang masih kuncup dinamakan Krause, merupakan alat perasa dingin.

Ujung saraf yang berbentuk seperti piring (alat Merkel) dan yang lain merupakan sekelompok piring yang terbungkus dalam kapsul (alat Meissner), kedua-duanya merupakan alat perasaan raba.

1. Perjalanan impuls nyeri

Setelah impuls nyeri ditimbulkan oleh nosiseptor, impuls tersebut disalurkan ke ganglion radiks posterior medulla spinalis yang juga terkenal sebagai ganglion spinale. Melalui serabut saraf radiks posterior yang menyususn bagian lateralnya, impuls tersebut sebagian tiba di nucleus proprius setingkat dengan radiks posterior dan sebagian pada satu atau dua segmen lebih tinggi atau dibawahnya. Dari kornu posterius serabut tersebut menyilang garis tengah melalui daerah di bawah substansia grisea sentralis, selanjutnya serabut-serabut tersebut berjalan di funikulus anterolateralis kontralateral dan secara berangsur-angsur menuju ke rostral, berkumpul di dekat bagian tepi funikulus anterolateralis. Nukleus proprius merupakan sekelompok neuron yang menghubungkan medulla spinalis dengan nucleus ventro-postero-lateralis dan ventro-postero-medialis, serabut-serabut ini disebut traktus spinotalamikus.

Pada tingkat servikal serabut-serabut spinotalamikus yang berasal dari tungkai menduduki bagian lateral, yang berasal dari tingkat torakal terkumpul dalam daerah tengah dan yang berasal dari bagian brakio-servikal terkumpul pada bagian medial.

Pada tingkat medulla oblongata jaras spinotalamik terletak disebelah dorso lateral dari oliva inferior. Di pons terletak diantara lemniskus medialis dan brakium konjungtivum dan di mesensefalon diatas ujung dorsal lemniskus medialis dekat kolikulus superior. Lebih ke rostral serabut-serabut spinotalamik tidak berkumpul lagi sebagai suatu berkas, karena secara berangsur-angsur mereka mengakhiri perjalanannya di sepanjang nucleus ventro-postero-lateralis dan ventro-postero-medialis di diensefalon.Impuls nyeri yang berasal dari kulit wajah dan mukosa mulut dan hidung disalurkan oleh nervus trigeminus. Neuron kedua yang membawa impuls tersebut menyusun jaras trigemino-talamik yang menggabung pada traktus spinotalamikus pada tingkat mesensefalon.

Page 3: Sistem Sensory

Oleh inti-inti thalamus tersebut di atas impuls nyeri dipancarkan ke girus post-sentralis (daerah somatosensorik primer) dan juga ke daerah yang terletak dibawah girus pre dan post-sentralis (daerah somato sensorik sekunder) utuk penyadaran dan pengenalan sepenuhnya akan perasaan nyeri.

2. Penyaluran impuls suhuImpuls suhu disalurkan ke daerah somatosensorik primer dan sekunder melalui serabut-serabut yang tergabung pada traktus spinotalamikus dan talamokortikalis.Tergantung pada sifat rangsangan dan alat perasa suhu yang digalakkan maka perasaan suhu yang disadarkan dapat berjenis panas atau dingin. Jika intensitas rangsang dingin atau panas besar sekali, maka ujung-ujung aferen bebas atau yang berbentuk sisir (alat Ruffini) ikut terangsang dan perasaan yang disadarkan berjenis nyeri.

3. Penyaluran impuls rabaPenyaluran impuls raba sedikit berbeda dengan penyaluran impuls nyeri dan suhu. Serabut yang menyalurkan impuls raba sebagian tergabung dengan traktus spino-talamikus/talamokortikalis, dan sebagian mengikuti perjalanan serabut aferen yang menyusun traktus kuneatus dan grasilis. Impuls raba yang disalurkan melalui serabut spino-talamik/talamo-kortikal menelurkan perasaan diraba yang bersifat umum, yaitu merasa diraba tanpa mengenal tampat yang diraba. Sebaliknya, impuls raba yang dihantarkan oleh serabut traktus kuneatus dan grasilis mewujudkan perasaan raba yang mempunyai sifat lokalisasi dan diskriminasi yaitu merasa diraba pada suatu daerah pada tubuh dan juga dapat membedakan intensitasnya.

Anatomi dan fisiologi perasaan proprioseptif

Rangsangan yang bersifat penekanan, penarikan dan peregangan terhadap alat perasa proprioseptif yang berada di otot, tendon dan persendian mengakibatkan timbulnya impuls proprioseptif. Alat perasa proprioseptif berupa ujung serabut saraf aferen yang berbentuk susis kecil dikenal sebagai alat Pacini.

Impuls proprioseptif disalurkan ke ganglion spinale dan diteruskan ke nucleus Goll dan Burdach. Sebagian impuls disalurkan ke funikulus grasilis dan funikulus kuneatus oleh akson-akson ganglion spinale. Inti Goll dan Burdach merupakan kelompok neuron kedua yang menyusun lintasan impuls proprioseptif. Impuls dari kedua inti tersebut selanjutnya diteruskan ke inti ventro-postero-medial di diensefalon. Akson tersebut tampak sebagai serabut yang meninggalkan inti, lalu menuju ke ventral dan membelok ke medial untuk menyilang garis tengah dan kemudian membujur untuk menuju ke rostral. Pada potongan melintang batang otak, serabut-serabut yang menuju ke thalamus itu menyusun suatu berkas yang dikenal sebagai lemniskus medialis. Di medulla oblongata bagian tengah dan depannya ia menduduki daerah di samping garis tengah dan diapit oleh oliva inferior. Di pons ia tampak sebagai berkas yang berbaring dilantai tegmentum pontis dan di mesensefalon lemniskus medialis terlihat di sebelah bawah dan lateral nuklues rubber, seperti bentuk koma dengan ekornya ke atas yang mengarah ke kolikulus.

Page 4: Sistem Sensory

Impuls yang disalurkan oleh lemniskus medialis diterima oleh nucleus ventro-postero-medialis talami, yang akan mencetuskan impuls untuk diproyeksikan ke daerah somatosensorik primer.

Impuls proprioseptif yang berasal dari daerah leher dan kepala disalurkan oleh saraf cranial ke nucleus mesensefali nervi trigemini. Dari sana serabut trigemino-talamik bergabung dengan lemniskus medialis di tingkat mesensefalon membawa impuls propriosepif ke inti ventro-postero-medialis talami yang selanjutnya akan diteruskan kepada sel-sel korteks somatosensorik. Sebagian dari impuls proprioseptif diterima oleh nucleus kuneatus lateralis. Inti ini meneruskan impuls ke serebellum yang mengolahnya, sehingga kelola koordinasi antar gerakan dan sikap masing masing bagian tubuh dapat dilaksanakan.

Susunan Somestesia Perifer

Dalam perkembangan sejak mas embrional, penataan susunan somestesia perifer mengalami perubahan. Susunan somestesia perifer bergabung dalam suatu susunan somatosensomotorik perifer disebut sebagai saraf spinal, yang pada tiap segmen medulla spinalis mempunyai serabut eferen (radiks ventralis) & serabut aferen (radiks dorsalis). Tiap saraf spinal mempersarafi otot & kulit tertentu sehingga baik pada otot maupun kulit mendapatkan persarafan yang sepadan dari medulla spinalis dalam penataan segmen .Karena adanya pergeseran-pergeseran miotoma & dermatoma, sehingga pola-pola segmentasi tidak tampak lagi dengan jelas pada bagian lengan & tungkai . Sesuai dengan perubahan tersebut saraf spinal pada tingkat servikotorakal & lumbosakral saling jalin menjalin membentuk cabang yang menjadi berkas induk dari berbagai saraf perifer. Jalinan yang dibentuk oleh saraf spinal dinamakan pleksus. Yang pada tingkat servikotorakal disebut pleksus Brakialis yang mempersarafi lengan dan pada tingkat lumbosakral disebut pleksus Lumbosakralis yang memberikan saraf perifer untuk tungkai.

Pleksus Brakialis

Pleksus brakialis dibentuk oleh bagian anterior saraf spinal C5,C6,C7,C8 dan hampir seluruh saraf spinal Th1. Cabang dari C5 & C6 membentuk trunkus superior, saraf spinal C7 merupakan trunkus medius dan cabang C8 & Th1 membentuk trunkus inferior. Ke 3 trunkus ini terletak di fossa supraklavikulair sedikit distal dari muskulus skaleneus anterior. Cabang cabang tersebut saling jalin menjalin. Cabang anterior trunkus superior & medius (C5,C6, & C7) membentuk fasikulus lateralis. Cabang anterior trunkus medius (C7) & trunkus inferior (C8 & Th1) membentuk fasikulus medialis. Cabang posterior dari ke 3 trunkus tersebut membentuk fasikulus posterior. Ke 3 fasikulus ini terletak di aksila yang merupakan berkas induk dari saraf perifer untuk lengan dan tangan yaitu n. radialis dari fasikulus posterior, n. muskulokutaneus dari fasikulus lateralis, n. medoianus berasal dari gabungan fasikulus lateralis dan medialis dan n. kutaneus medialis brakii serta n. ulnaris berasal dari fasikulus medialis.

Pleksus Lumbosakralis

Pleksus lumbosakralis terdiri dari pleksus lumbalis dan pleksus sakralis. Pleksus lumbalis tersusun dari cabang anterior saraf spinal L1,2,3 dan sebagian L4 yang memberikan percabangan n. kutaneus femoralis lateralis, n.femoralis, n.

Page 5: Sistem Sensory

genitofemoralis dan n. obturatorius. Nervus iliohipogastrikum, n. ilioinguinalis tidak berasal dari pleksus lumbalis, melainkan merupakan cabang langsung dari saraf spinal L1

Pleksus sakralis disusun oleh cabang anterior saraf spinal L4 sampai dengan S3. Saraf perifer kutan yang berasal dari pleksus sakralis ialah n. gluteus superior dan inferior, n. kutaneus femoralis posterior dan n. iskiadikus.

Saraf perifer kutan yang mengurus kulit daerah inguinal ialah n. ilioinguinalis (cabang saraf spinal L1) sedangkan daerah kutan tungkai atas lainnya disarafi oleh m. kutaneus femoralis lateralis dan n. kutaneus femoralis anterior (cabang-cabang pleksus lumbalis). Persarafan tungkai bawah, sebagian bagian medial diurus cabang-cabang pleksus lumbalis dan sebagian bagian lateral dan posterior) diurus oleh cabang-cabang pleksus sakralis. Seluruh kulit kaki, kecuali yang menutupi maleolus medialis diurus oleh cabang-cabang pleksus sakralis. Sebenarnya n. iskiadikus merupakan kelanjutan pleksus sakralis. Di fossa poplitea bercabang dua menjadi n. tibialis dan n. peroneus komunis. Cabang-cabang kutan n. tibialis ialah n. kutaneus surae medialis, n. plantaris dan n. plantaris medialis. Cabang-cabang kutan n. peroneus komunis ialah n. kutaneus dorsalis pedis intermedius dan n. kutaneus dorsalis pedis medialis.

===CL/WK===

Page 6: Sistem Sensory

Patofisiologi Somestesia

Gejala gangguan sensorik diklasifikasikan dalam 5 golongan :

1. Anestesia yaitu hilangnya perasaan kalau dirangsang2. Hipestesia yaitu perasaan tidak enak dan terasa berlebihan. Ini terjadi

akibat reseptor impuls protopatik / serabut saraf perifer atau lintasan spinotalamik mengalami gangguan sehingga ambang rangsangnya menurun, maka perasaan yang wajar menghasilkan perasaan yang berlebihan. Gangguan ini dapat bersifat mekanik, toksik, vaskuler.

3. Parestesia yaitu perasaan yang timbul secara spontan pada permukaan tubuh tanpa adanya perangsangan. Perasaan yang timbul seperti perasaan dingin/panas setempat, kesemutan, rasa berat atau rasa dirambati sesuatu.

4. Nyeri5. Gerakan yang canggung serta simpang siur.

Gangguan Sensorik Negatif Merupakan salah satu manifestasi sindrom neurologik yang disebut Defisit Neurologi

Pola Defisit Sensorik :

1. Hemihipestesi : yaitu deficit sensorik pada salah satu sisi tubuh saja. Ini biasa disebabkan oleh karena lesi pada salah satu hemisfer serebri.

2. Hemihipestesi Alternans hipestesia pada sisi wajah ipsilateral dan hipestesia pada sisi badan kontralateral.Ini disebabkan oleh karena lesi pada jaras spinotalamik & traktus spinalis N. trigeminalis di medulla oblongata.

3. Hipestesia tetraplegik yaitu hipestesia pada bagian tubuh batas leher ke bawah, wajah dan kepala tidak terganggu. Ini disebabkan oleh karena lesi yang memotong medulla spinalis di tingkat servical.Bila lesi medulla spinalis dibawah tingkat Thoracal maka deficit sensorik yang terjadi disebut : Hipestesia Paraplegik.

4. Saddle Hypestesia (hipestesia selangkangan) yaitu hipestesia pada daerah kulit selangkangan.Ini akibat lesi di kauda equine.

5. Hipestesia perifer yaitu hipestesia pada kawasan saraf perifer yang biasanya mengcakup bagian bagian beberapa hematoma.

Sindroma sindroma deficit sensorik:

1. Sindroma trombosis serebriAkibat penyumbatan arteri lentikulostriata yang mengakibatkan infark di krus posterior kapsula interna sehingga menimbulkan hemiplegia dan hemiparestesia kontralateral.

Page 7: Sistem Sensory

2. Sidroma WallenbergAkibat penyumbatan sesisi pada arteri serebelli posterior inferior yang mengakibatkan infark di korpus restiforme ipsilateral, lintasan spinotalamik dan Tractus spinalis N. Trigemini.Gejala :

Hipestesia wajah ipsilateral, hipestesia badan kontralateral hemihipestesia alternans.

Ataksia ipsilateral ( gangguan jaras spino serebellar) Vertigo (lesi inti vestibuler) Horner sindrom ( gangguan pada substansia retikularis lateral) Gangguan menelan ( gangguan pada N. Glosofaringeus )

3. SyringobulbiYaitu berupa saluran / lubang sempit yang memanjang dari kawasan spinotalamik dan Traktus spinalis N. V ke Traktus Solitarius di Medulla Oblongata.Gejala menyerupai Sindroma Wallenberg (timbul cepat karena gangguan lesi vaskuler) sedangkang syringobulbi timbulnya lambat dalam waktu berbulan – bulan sesuai dengan proses degenerasi.

4. Syndroma Brown SequardTerjadi akibat hemilesi pada medulla spinalis sehingga timbul :

Gangguan protopatik kontralateral dermatome dibawah lesi. Kelumpuhan ipsilateral miotoma dibawah lesi. Gangguan perasaan proprioseptif (getaran, gerakan, sikap) pada sisi

tubuh ipsilateral.Penyebab : tumor, infeksi, trauma, proses reaksi imunologik.

Gangguan sensorik positif

NYERI : yaitu ungkapan suatu proses patologik ditubuh kita. Nyeri dapat bersifat tajam, diffuse atau menjemukan.

Nyeri Neuromuskuloskeletal Non Neurogenik :Nyeri pada anggota gerak yang timbul akibat proses patologik di jaringan yang dilengkapi dengan serabut nyeri.Nyerinya berupa :- Nyeri tekan- Nyeri gerak pasif & aktif.

Misalnya :Artralgia sendiMialgia ototEntesialgia tendon, fasia, jaringan miofasial, periosteum.

Nyeri Neuromuskuloskeletal Neurogenik :Akibat iritasi langsung terhadap serabut sensorik perifer. Nyerinya berupa :- Nyeri menjalar sepanjang kawasan distal saraf yang bersangkutan

Nyeri Radikular

Page 8: Sistem Sensory

- Penjalaran nyeri berpangkal pada bagian saraf yang mengalami iritasi Nyeri Neuritik.

Nyeri Radikular :Iritasi pada serabut sensorik pada radiks posterior maupun di bagian saraf

spinal sehingga menimbulkan nyeri radikular. Kawasan sensorik setiap radiks posterior yang terganggu adalah sesuai dermatome.

Nyeri radikular yang sering ditemukan :- Nyeri radikular pada spondilitis tuberkulosa nyeri interkostal

antara V. T4 –T7.- Nyeri radikular pada spondilitis

Sebagai hasil proses menua disamping factor turunan & factor eksogenik yang berhubungan dengan pekerjaan panyakit. Pada tulang belakang memperlihatkan osteofit & spondilosis, sering terjadi pada daerah servical.

Test Provokasi : Test Lhermitte Test Distraksi

- Nyeri radikular pada HNP : yaitu akibat jebolnya nucleus pulposus ke dalam kanalis vertebralisTest Provokasi :

Test Laseque Test Naffzigger

Nyeri Neuritis

Timbul akibat bagian saraf perifer terlibat / terjebak dalam proses patologik pada tempat yang dilewati saraf perifer bersangkutan.

Polyneuritis

Segenap saraf perifer terutama pada bagian distal ke empat ekstermitas dapat mengalami gangguan akibat infeksi, intoksikasi, proses immunopatologik, defisiensi makanan. Gejala utamanya dapat bersifat sensorik melulu (polyneuritis / polineuropatia diabetic ) atau motorik melulu (polyneuritis / polineuropatia defisiensi makanan).Manifestasinya bersifat simetris terutama distal ekstremitas.

- Polyneuritis defisiensi makanan biasanya berupa polyneuritis campuran.

Gangguan Sensorik : pola sarung tangan dan kaos kaki. Gangguan motorik : drop hand and drop foot.

- Polineuritis DM : gangguan sensorik saja.- Polineuritis : intoksikasi As, alcohol, cobalt, triklorethylene.

Intoksikasi karena eksotoksin kuman difteri, Pb, INH, Penicillin bersifat mononeuritis.

Page 9: Sistem Sensory

Mononeuritis Gangguan somestesia akibat mononeuritis umumnya besifat negative berupa

naestesia / hypestesia/ parestesia.Pola deficit sensorik sesuai dengan pola kawasan saraf perifer.Termasuk entrapment neuritis.

===CL/WK===