sistem sensor

8
 1.1. Definisi-definisi D Sharon, dkk (1982), mengatakan s ensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya.. Contoh; Camera sebagai sensor penglihatan, telinga sebagai sensor pendengaran, kulit sebagai sensor peraba, LDR ( light dependent resistance ) sebagai sensor cahaya, dan lainnya. 3.3. Sensor Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur sesuatu yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor itu sendiri terdiri dari transduser dengan atau tanpa penguat/pengolah sinyal yang terbentuk dalam satu sistem pengindera. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroller sebagai otaknya. Macam-macam Sensor ? Sensor Kedekatan (Proximity), yaitu sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target (jenis logam) dengan tanpa adanya kontak fisik. Sensor jenis ini biasanya tediri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindunginya dari pengaruh getaran, cairan, ki mi awi, da n ko ro si f ya ng be rl eb ihan. Se ns or ini da pa t diapl ikas ikan pa da ko nd is i  pengin deraan pa da objek y ang dia nggap te rlalu kecil/lunak unt uk meng gerakk an suatu mekanis saklar. Prinsip kerjanya adalah dengan memperhatikan perubahan amplitudo suatu lingkungan medan frekuensi tinggi. Sensor Magnet - juga disebut relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/ off) yan g dig erak kan ole h adan ya med an mag net di sek itar nya. Bias any a sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap. Sensor Sinar terdiri dari 3 kategori.  Fotovo ltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan men yeb abk an per ger aka n elek tron dan men gh asil kan teg ang an. Dem ikian pul a den ga n Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel- selnya, semakin tinggin intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya. Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan kare na per uba han pos isi /jara k suatu sumber sina r (inf ramerah atau lase r) atau pun targ et  pemant ulnya, yang te rdiri dari p asang an su mber cah aya dan penerima. Sensor Efek-Hall - dirancang untuk merasakan adanya objek magnetis dengan perubahan  posis inya. Perubahan medan magne t yang terus menerus menye babkan timbulnya pulsa yang kemudian dapat ditentukan frekuensinya, sensor jenis ini biasa digunakan sebagai pengukur kecepatan.

Upload: rizky-thape

Post on 18-Jul-2015

467 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Sensor

5/15/2018 Sistem Sensor - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-sensor 1/8

 

1.1. Definisi-definisi

D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk 

mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti

energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya..

Contoh; Camera sebagai sensor penglihatan, telinga sebagai sensor pendengaran, kulit sebagai

sensor peraba, LDR (light dependent resistance) sebagai sensor cahaya, dan lainnya.

3.3. Sensor

Sensor adalah alat untuk mendeteksi / mengukur sesuatu yang digunakan untuk mengubah

variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor itu

sendiri terdiri dari transduser dengan atau tanpa penguat/pengolah sinyal yang terbentuk dalam

satu sistem pengindera. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor memberikankesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah oleh

kontroller sebagai otaknya.

Macam-macam Sensor ?

Sensor Kedekatan (Proximity), yaitu sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target

(jenis logam) dengan tanpa adanya kontak fisik. Sensor jenis ini biasanya tediri dari alat

elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindunginya dari pengaruh getaran, cairan,

kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor ini dapat diaplikasikan pada kondisi

 penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil/lunak untuk menggerakkan suatu mekanissaklar. Prinsip kerjanya adalah dengan memperhatikan perubahan amplitudo suatu lingkungan

medan frekuensi tinggi.

Sensor Magnet - juga disebut relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet

dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi

(on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini

dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun

uap.

Sensor Sinar terdiri dari 3 kategori.  Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang

mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akanmenyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula dengan

Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-

selnya, semakin tinggin intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai

tahanannya. Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan

karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target

 pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima.

Sensor Efek-Hall - dirancang untuk merasakan adanya objek magnetis dengan perubahan

 posisinya. Perubahan medan magnet yang terus menerus menyebabkan timbulnya pulsa yang

kemudian dapat ditentukan frekuensinya, sensor jenis ini biasa digunakan sebagai pengukur 

kecepatan.

Page 2: Sistem Sensor

5/15/2018 Sistem Sensor - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-sensor 2/8

 

Sensor Ultrasonik - bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini

menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan

waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan

dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak 

atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah:

objek padat, cair, butiran maupun tekstil.

Sensor Tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana

mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan

tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas

 penampangnya.

Sensor Suhu- ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan; thermocouple (T/C),

resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada pokoknya

terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan/dilebur bersama,

 perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi

sebagai pembanding. Resistance Temperature Detector (RTD) didasari pada tahanan listrik darilogam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan

tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang

sering digunakan karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.

Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu

negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat

 peka dengan o perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang

kecil.

IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk 

kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang sangatlinear.

Sensor Kecepatan/RPM - proses penginderaan merupakan proses kebalikan dari suatu motor,

dimana suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatu

tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur 

dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat

medan magnetis terjadi.

Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi

sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini

 biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan (yangmentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang akan

membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut (yang

memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara kerja

sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang

dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu.

Sensor pada robot industri ada dua kategori, yaitu :

• Internal Sensor 

Digunakan untuk mengontrol posisi, kecermatan dan lain-lain. Contohnya adalah

 potensiometer, optical encoder.

• External Sensor 

Page 3: Sistem Sensor

5/15/2018 Sistem Sensor - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-sensor 3/8

 

Digunakan untuk mengontrol dan mengkoordinasi robot dengan environment.

Contohnya adalah switch sentuh, infra merah.

Menurut jenis dan fungsinya dapat dilihat beberapa tipe sensor di bawah ini :

• Kontak Sensor 

Dapat digunakan untuk mendeteksi kontak atau gaya. Ada dua jenis yaitu Touch Sensor dan Stress / Force Sensor.

• Proximity Sensor 

Jika jarak antara obyek dan sensor dekat. Misalnya untk mengetahui jarak dari objek.

• Optical Sensor 

Untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu barang.

• Vision Sensor 

Untuk mendefinisikan benda, alignment dan inspection.

• Voice Sensor 

Untuk mengenali jenis benda dan melakukan perintah lewat suara.

Dan masih banyak jenis-jenis sensor lainnya. Biasanya sensor digunakan untuk 

 pengukuran kondisi fisis, seperti temperature, tekanan, aliran listrik dan lain-lain.

.2. Peryaratan Umum Sensor dan Transduser

Dalam memilih peralatan sensor dan transduser yang tepat dan sesuai dengan sistem

yang akan disensor maka perlu diperhatikan persyaratan umum sensor berikut ini : (D

Sharon, dkk, 1982)

a. Linearitas

Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara

kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara kontinyu. Sebagai

contoh, sebuah sensor panas dapat menghasilkan tegangan sesuai dengan panas yang

dirasakannya. Dalam kasus seperti ini, biasanya dapat diketahui secara tepat

 bagaimana perubahan keluaran dibandingkan dengan masukannya berupa sebuah

grafik. Gambar 1.1 memperlihatkan hubungan dari dua buah sensor panas yang

 berbeda. Garis lurus pada gambar 1.1(a). memperlihatkan tanggapan linier, sedangkan

 pada gambar 1.1(b). adalah tanggapan non-linier.

Page 4: Sistem Sensor

5/15/2018 Sistem Sensor - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-sensor 4/8

 

 b. Sensitivitas

Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas

yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang menunjukan

“perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan masukan”. Beberepa sensor panas

dapat memiliki kepekaan yang dinyatakan dengan “satu volt per derajat”, yang berarti

 perubahan satu derajat pada masukan akan menghasilkan  perubahan satu volt pada

keluarannya. Sensor panas lainnya dapat saja memiliki kepekaan “dua volt per 

derajat”, yang berarti memiliki kepakaan dua kali dari sensor yang pertama. Linieritas

sensor juga mempengaruhi sensitivitas dari sensor. Apabila tanggapannya linier, maka

sensitivitasnya juga akan sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhan. Sensor 

dengan tanggapan paga gambar 1.1(b) akan lebih peka pada temperatur yang tinggidari pada temperatur yang rendah.

c. Tanggapan Waktu

Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya

terhadap perubahan masukan. Sebagai contoh, instrumen dengan tanggapan frekuensi

yang jelek adalah sebuah termometer merkuri. Masukannya adalah temperatur dan

keluarannya adalah posisi merkuri. Misalkan perubahan temperatur terjadi sedikit

demi sedikit dan kontinyu terhadap waktu, seperti tampak pada gambar 1.2(a).

100

   T  e  m  p  e

  r  a   t  u  r   (  m  a  s  u   k  a  n   )

1

100

   T  e  m  p  e  r  a

   t  u  r   (  m  a  s  u   k  a  n   )

1

00

Tegangan (keluaran)

(a) Tangapan linier (b) Tangapan non linier  

Gambar 1.1. Keluaran dari transduser panas (D Sharon dkk, 1982),

 

Tegangan (keluaran)

Page 5: Sistem Sensor

5/15/2018 Sistem Sensor - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-sensor 5/8

 

Frekuensi adalah jumlah siklus dalam satu detik dan diberikan dalam satuan hertz

(Hz). { 1 hertz berarti 1 siklus per detik, 1 kilohertz berarti 1000 siklus per detik].

Pada frekuensi rendah, yaitu pada saat temperatur berubah secara lambat, termometer 

akan mengikuti perubahan tersebut dengan “setia”. Tetapi apabila perubahan

temperatur sangat cepat lihat gambar 1.2(b) maka tidak diharapkan akan melihat

 perubahan besar pada termometer merkuri, karena ia bersifat lamban dan hanya akan

menunjukan temperatur rata-rata.

Ada bermacam cara untuk menyatakan tanggapan frekuensi sebuah sensor. Misalnya

“satu milivolt pada 500 hertz”. Tanggapan frekuensi dapat pula dinyatakan dengan

“decibel  (db)”, yaitu untuk membandingkan daya keluaran pada frekuensi tertentu

dengan daya keluaran pada frekuensi referensi.

Yayan I.B, (1998), mengatakan ketentuan lain yang perlu diperhatikan dalam

memilih sensor yang tepat adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut ini:

a. Apakah ukuran fisik sensor cukup memenuhi untuk dipasang pada tempat yang

diperlukan?

 b. Apakah ia cukup akurat?

c. Apakah ia bekerja pada jangkauan yang sesuai?

d. Apakah ia akan mempengaruhi kuantitas yang sedang diukur?.

Sebagai contoh, bila sebuah sensor panas yang besar dicelupkan kedalam jumlah air air 

yang kecil, malah menimbulkan efek memanaskan air tersebut, bukan menyensornya.

e. Apakah ia tidak mudah rusak dalam pemakaiannya?.

   R  a   t  a  -  r  a   t  a

Waktu

   T  e  m  p  e  r  a   t  u  r

1 siklus

50

40

30

50

40

30

(a) Perubahan lambat (b) Perubahan cepat

Gambar 1.2 Temperatur berubah secara kontinyu (D. Sharon, dkk, 1982)

Page 6: Sistem Sensor

5/15/2018 Sistem Sensor - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-sensor 6/8

 

f. Apakah ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya?

g. Apakah biayanya terlalu mahal?

.3. Jenis Sensor dan Transduser

Perkembangan sensor dan transduser sangat cepat sesuai kemajuan teknologi

otomasi, semakin komplek suatu sistem otomasi dibangun maka semakin banyak jenis

sensor yang digunakan.

Robotik adalah sebagai contoh penerapan sistem otomasi yang kompleks, disini sensor 

yang digunakan dapat dikatagorikan menjadi dua jenis sensor yaitu: (D Sharon, dkk,

1982)

a.  Internal sensor , yaitu sensor yang dipasang di dalam bodi robot.

Sensor internal diperlukan untuk mengamati posisi, kecepatan, dan akselerasi

 berbagai sambungan mekanik pada robot, dan merupakan bagian dari mekanisme

servo.

 b.  External sensor , yaitu sensor yang dipasang diluar bodi robot.

Sensor eksternal diperlukan karena dua macam alasan yaitu:

1) Untuk keamanan dan

2) Untuk penuntun.

Yang dimaksud untuk keamanan” adalah termasuk keamanan robot, yaitu

 perlindungan terhadap robot dari kerusakan yang ditimbulkannya sendiri, serta

keamanan untuk peralatan, komponen, dan orang-orang dilingkungan dimana robot

tersebut digunakan. Berikut ini adalah dua contoh sederhana untuk mengilustrasikan

kasus diatas.

Contoh pertama: andaikan sebuah robot bergerak keposisinya yang baru dan ia

menemui suatu halangan, yang dapat berupa mesin lain misalnya. Apabila robot tidak 

memiliki sensor yang mampu mendeteksi halangan tersebut, baik sebelum atau setelah

terjadi kontak, maka akibatnya akan terjadi kerusakan.

Contoh kedua: sensor untuk keamanan diilustrasikan dengan problem robot dalam

mengambil sebuah telur. Apabila pada robot dipasang pencengkram mekanik 

( gripper ), maka sensor harus dapat mengukur seberapa besar tenaga yang tepat untuk 

mengambil telor tersebut. Tenaga yang terlalu besar akan menyebabkan pecahnya

telur, sedangkan apabila terlalu kecil telur akan jatuh terlepas.

Kini bagaimana dengan sensor untuk penuntun atau pemandu?. Katogori ini

sangatlah luas, tetapi contoh berikut akan memberikan pertimbangan.

Page 7: Sistem Sensor

5/15/2018 Sistem Sensor - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-sensor 7/8

 

Contoh pertama: komponen yang terletak diatas ban berjalan tiba di depan robot

yang diprogram untuk menyemprotnya. Apa yang akan terjadi bila sebuah komponen

hilang atau dalam posisi yang salah?. Robot tentunya harus memiliki sensor yang

dapat mendeteksi ada tidaknya komponen, karena bila tidak ia akan menyemprot

tempat yang kosong. Meskipun tidak terjadi kerusakan, tetapi hal ini bukanlah sesuatu

yang diharapkan terjadi pada suatu pabrik.

Contoh kedua: sensor untuk penuntun diharapkan cukup canggih dalam

 pengelasan. Untuk melakukan operasi dengan baik, robot haruslah menggerakkan

tangkai las sepanjang garis las yang telah ditentukan, dan juga bergerak dengan

kecepatan yang tetap serta mempertahankan suatu jarak tertentu dengan

 permukaannya.

Sesuai dengan fungsi sensor sebagai pendeteksi sinyal dan meng-informasikan sinyal

tersebut ke sistem berikutnya, maka peranan dan fungsi sensor akan dilanjutkan oleh

transduser. Karena keterkaitan antara sensor dan transduser begitu erat maka pemilihan

transduser yang tepat dan sesuai juga perlu diperhatikan.

1.4. Klasifikasi Sensor

Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat dikelompokan

menjadi 3 bagian yaitu:

a. sensor thermal (panas) :

Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala perubahan

 panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu. Contohnya;

bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda, photo multiplier,

 photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb.

 b. sensor mekanis :

Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak mekanis, seperti perpindahan

atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan melingkar, tekanan, aliran, level dsb. Contoh;

 strain gage, linear variable deferential transformer  ( LVDT ),  proximity,  potensiometer, load 

cell, bourdon tube, dsb.

• Sensor Posisi

•Sensor Kecepatan ( Motion Sensor )

• Sensor Tekanan ( Presure Sensor )

Page 8: Sistem Sensor

5/15/2018 Sistem Sensor - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/sistem-sensor 8/8

 

• Sensor Aliran Fluida ( Flow Sensor )

• Sensor Level

c. sensor optik (cahaya) :

Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber 

cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda atau ruangan. Contoh;

 photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo multiplier, pyrometer optic, dsb.