sistem pondasi cerucuk

2
SISTEM PONDASI CERUCUK Kreasi Brilian Buah Suatu Renungan dan Eksperimen Daerah rawa-rawa mendominasi kawasan garis pantai di Indonesia, termasuk di dalamnya kawasan garis pantai Jakarta. Tanah rawa memiliki sifat yang sangat lunak Sehingga diperlukan teknologi yang cocok dan handal jika berkehendak untuk membuat bangunan di atasnya. Baik itu konstrusi jalan raya, konstruksi perumahan, khusunya rumah susun, maupun sarana prasarana lainnya, terutama konstruksi dengan beban berat. Umumnya, permasalahan yang timbul pada konstruksi di atas tanah lunak adalah geseran (shearing). Mekanisme hilangnya keseimbangan dapat terjadi pada tanah dengan daya dukung rendah, diakibatkan dari beban berat tanah itu sendiri. Permasalahan lain biasanya berupa tolakan ke atas (uplift) yang banyak terjadi pada lapisan lempung dan lanau (silt) akibat perbedaan tekanan air. Sering terjadinya penurunan permukaan (settlement) juga permasalahan laten yang sering terjadi. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh beratnya beban yang harus ditanggung oleh tanah lunak. Salah satu contoh dari masalah settlement ini dapat dilihat pada konstruksi jalan tol Sudiatmo yang dibangun tahun 1982. Setelah kurang lebih 18 tahun, pada 2000, seiring semakin beratnya beban yang ditanggungnya, pada kilometer 26 hingga 28 mengalami penurunan sebesar 1,2 meter akibatnya permukaannya lebih rendah dari sisi kiri kananya. Khusus untuk konstruksi jalan raya, beragam metode untuk memperkuat mutu tanah lunak telah diterapkan dalam pembangunannya. Sebut saja, pile slab, cakar ayam, deep mixing, vertical drill dan lain-lain. Menurut Ir J.H. Simanjuntak upaya-upaya tersebut belum mampu secara maksimal mengatasi permasalahan yang ada. Kelahiran Sistem Pondasi Cerucuk Berdasar renungan mendalam atas kondisi yang ada, khususnya dalam bidang konstruksi jalan raya yang dibangun di atas tanah lunak, Ir J.H. Simanjuntak, salah satu pelaku bisnis konstruksi, berpikir bahwa beban seluruh konstruski yang ada di atas tanah harus disalurkan ke dalam tanah secara merata dengan menggunakan beberapa tiang pancang. Sehingga beban dapat didistribusikan secara merata, bukan mengandalkan pada sebuah tiang pancang saja. Pemikiran ini kemudian diikuti dengan eksperimen-eksperimen yang cermat dan berujung pada lahirnya sistem pondasi cerucuk. System ini intinya menyatukan beberapa tiang pancang dalam sebuah kesatuan yang kokoh guna menyangga kostruksi di atasnya. “Itu (sistem pondasi cerucuk, red) merupakan hasil sebuah kreasi, perenungan dan eksperimen di lapangan,” aku Simanjuntak.

Upload: muharrier

Post on 21-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Randi Muharrir

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pondasi Cerucuk

SISTEM PONDASI CERUCUK

Kreasi Brilian Buah Suatu Renungan dan Eksperimen

Daerah rawa-rawa mendominasi kawasan garis pantai di Indonesia, termasuk di dalamnya kawasan garis pantai Jakarta. Tanah rawa memiliki sifat yang sangat lunak Sehingga diperlukan teknologi yang cocok dan handal jika berkehendak untuk membuat bangunan di atasnya. Baik itu konstrusi jalan raya, konstruksi perumahan, khusunya rumah susun, maupun sarana prasarana lainnya, terutama konstruksi dengan beban berat.

Umumnya, permasalahan yang timbul pada konstruksi di atas tanah lunak adalah geseran (shearing). Mekanisme hilangnya keseimbangan dapat terjadi pada tanah dengan daya dukung rendah, diakibatkan dari beban berat tanah itu sendiri. Permasalahan lain biasanya berupa tolakan ke atas (uplift) yang banyak terjadi pada lapisan lempung dan lanau (silt) akibat perbedaan tekanan air. Sering terjadinya penurunan permukaan (settlement) juga permasalahan laten yang sering terjadi. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh beratnya beban yang harus ditanggung oleh tanah lunak. Salah satu contoh dari masalah settlement ini dapat dilihat pada konstruksi jalan tol Sudiatmo yang dibangun tahun 1982. Setelah kurang lebih 18 tahun, pada 2000, seiring semakin beratnya beban yang ditanggungnya, pada kilometer 26 hingga 28 mengalami penurunan sebesar 1,2 meter akibatnya permukaannya lebih rendah dari sisi kiri kananya.

Khusus untuk konstruksi jalan raya, beragam metode untuk memperkuat mutu tanah lunak telah diterapkan dalam pembangunannya. Sebut saja, pile slab, cakar ayam, deep mixing, vertical drill dan lain-lain. Menurut Ir J.H. Simanjuntak upaya-upaya tersebut belum mampu secara maksimal mengatasi permasalahan yang ada.

Kelahiran Sistem Pondasi Cerucuk

Berdasar renungan mendalam atas kondisi yang ada, khususnya dalam bidang konstruksi jalan raya yang dibangun di atas tanah lunak, Ir J.H. Simanjuntak, salah satu pelaku bisnis konstruksi, berpikir bahwa beban seluruh konstruski yang ada di atas tanah harus disalurkan ke dalam tanah secara merata dengan menggunakan beberapa tiang pancang. Sehingga beban dapat didistribusikan secara merata, bukan mengandalkan pada sebuah tiang pancang saja. Pemikiran ini kemudian diikuti dengan eksperimen-eksperimen yang cermat dan berujung pada lahirnya sistem pondasi cerucuk. System ini intinya menyatukan beberapa tiang pancang dalam sebuah kesatuan yang kokoh guna menyangga kostruksi di atasnya. “Itu (sistem pondasi cerucuk, red) merupakan hasil sebuah kreasi, perenungan dan eksperimen di lapangan,” aku Simanjuntak.

Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang konstruksi, pondasi cerucuk pun disesuaikan dengan kebutuhan aktualnya. Berbagai inovasi berdasarkan sistem ini banyak bermunculan, dari memadukannya dengan bambu, kayu maupun matras beton.

Sudah selayaknya dalam melaksanakan sebuah proyek, faktor ekonomi menjadi dasar dalam pengerjaannya. Keinginan memenuhi faktor murah dan praktis menurut Simanjuntak, telah membuatnya menemukan sebuah konsep yang memadukan pondasi cerucuk dengan kayu. “Saya mengkombinasikan pondasi cerucuk dengan kayu, karena itu lebih murah dan praktis,” katanya, ketika ditemui dalam sebuah seminar tentang pondasi dalam, di Tangerang. “Ingat, yang terpenting adalah murah dan praktis,” tegasnya. Menurutnya, kayu, apabila tetap terendam, mampu bertahan hingga ratusan tahun sehingga sangat memungkinkan dipergunakan pada daerah rawa-rawa. “Kayu itu kuat kalau dia terendam terus. Asal jangan sampai basah-kering, akan lapuk dia,” jelas Simanjuntak

Page 2: Sistem Pondasi Cerucuk

Penggunaan Sistem Pondasi Cerucuk

Sistem Pondasi Cerucuk banyak dipergunakan pada konstruksi jalan raya. Mengkombinasikannya dengan matras beton pracetak seperti yang telah diterapkan pada proyek jalan di Ancol atau Cirebon. Kombinasi ini juga dipergunakan untuk memperbaiki kondisi jalan tol Sudiatmo yang telah mengalami penurunan (settlement) dan proyek double track Cikampek. Selain dipergunakan untuk memperkuat tanah lunak, sistem pondasi cerucuk juga dapat dipergunakan untuk menjaga stabilitas talud (Ciganea) untuk mencegah longsor. “Sistem Pondasi Ceruruk ini terbukti efektif untuk memperkuat daya topang tanah,” kata Simanjuntak

Mesti dibanggakan memang, bahwa sistem pondasi cerucuk ini merupakan kreasi brilian dari seorang anak bangsa. (Anang)