sistem persamaan linier

9
1 Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si. SISTEM PERSAMAAN LINIER I. Pendahuluan Persamaan linier adalah persamaan yang variabel-variabelnya berpangkat satu dan tidak ada perkalian antar variabel. Secara umum : Persamaan linier (linear equation) dengan variabel 1 , 2 , โ‹ฏ , dapat dinyatakan dalam bentuk 1 1 + 2 2 + โ‹ฏ + = dimana 1 , 2 , โ‹ฏ , dan merupakan konstanta riil. Contoh. +2 =3 3 +2 + =8 1 โˆ’ 2 2 โˆ’ 3 3 + 4 =7 Perhatikan bahwa persamaan linier tidak mengandung hasil kali atau akar dari variabel. Seluruh variabel yang ada hanya dalam bentuk pangkat pertama dan bukan argumen dari fungsi-fungsi trigonometri, logaritma atau eksponensial. Contoh. Perhatikan persamaan-persamaan berikut. +3 =5 3 +2โˆ’ + =4 = sin Persamaan-persamaan tersebut bukan merupakan persamaan-persamaan linier. Sistem persamaan linier (SPL) adalah susunan dari beberapa persamaan linier. Contoh. + + = 10 โˆ’ +6 = 12 Dua persamaan tersebut di atas merupakan SPL dengan 2 persamaan dan 3 variabel. Secara umum : SPL dengan persamaan dan variabel dapat ditulis sebagai berikut. 11 1 + 12 2 + โ‹ฏ + 1 = 1 21 1 + 22 2 + โ‹ฏ + 2 = 2 โ‹ฎ 1 1 + 2 2 + โ‹ฏ + = SPL tersebut di atas jika dinyatakan dalam matriks, maka akan menjadi 11 12 โ‹ฏ โ‹ฎ โ‹ฎ 1 2 โ‹ฏ 1 โ‹ฎ 1 โ‹ฎ = 1 โ‹ฎ . Sedangkan jika dinyatakan dalam bentuk matriks diperbesar, maka akan menjadi 11 12 โ‹ฏ โ‹ฎ โ‹ฎ 1 2 โ‹ฏ 1 โ‹ฎ 1 โ‹ฎ .

Upload: doli-suhendra

Post on 16-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TEKNIK SIPIL

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Persamaan Linier

1

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.

SISTEM PERSAMAAN LINIER I. Pendahuluan

Persamaan linier adalah persamaan yang variabel-variabelnya berpangkat satu dan tidak ada perkalian antar variabel. Secara umum : Persamaan linier (linear equation) dengan ๐‘› variabel ๐‘ฅ1, ๐‘ฅ2 , โ‹ฏ , ๐‘ฅ๐‘› dapat dinyatakan dalam bentuk

๐‘Ž1๐‘ฅ1 + ๐‘Ž2๐‘ฅ2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž๐‘›๐‘ฅ๐‘› = ๐‘ dimana ๐‘Ž1, ๐‘Ž2, โ‹ฏ , ๐‘Ž๐‘› dan ๐‘ merupakan konstanta riil. Contoh.

๐‘ฅ + 2๐‘ฆ = 3 3๐‘ฅ + 2๐‘ฆ + ๐‘ง = 8

๐‘ฅ1 โˆ’ 2๐‘ฅ2 โˆ’ 3๐‘ฅ3 + ๐‘ฅ4 = 7 Perhatikan bahwa persamaan linier tidak mengandung hasil kali atau akar dari variabel. Seluruh variabel yang ada hanya dalam bentuk pangkat pertama dan bukan argumen dari fungsi-fungsi trigonometri, logaritma atau eksponensial. Contoh. Perhatikan persamaan-persamaan berikut.

๐‘ฅ + 3 ๐‘ฆ = 5

3๐‘ฅ + 2๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง + ๐‘ฅ๐‘ง = 4 ๐‘ฆ = sin ๐‘ฅ

Persamaan-persamaan tersebut bukan merupakan persamaan-persamaan linier. Sistem persamaan linier (SPL) adalah susunan dari beberapa persamaan linier. Contoh.

๐‘ฅ + ๐‘ฆ + ๐‘ง = 10 ๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ + 6๐‘ง = 12

Dua persamaan tersebut di atas merupakan SPL dengan 2 persamaan dan 3 variabel. Secara umum : SPL dengan ๐‘š persamaan dan ๐‘› variabel dapat ditulis sebagai berikut.

๐‘Ž11๐‘ฅ1 + ๐‘Ž12๐‘ฅ2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž1๐‘›๐‘ฅ๐‘› = ๐‘1 ๐‘Ž21๐‘ฅ1 + ๐‘Ž22๐‘ฅ2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž2๐‘›๐‘ฅ๐‘› = ๐‘2

โ‹ฎ ๐‘Ž๐‘š1๐‘ฅ1 + ๐‘Ž๐‘š2๐‘ฅ2 + โ‹ฏ + ๐‘Ž๐‘š๐‘› ๐‘ฅ๐‘› = ๐‘๐‘š

SPL tersebut di atas jika dinyatakan dalam matriks, maka akan menjadi

๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ

โ‹ฎ โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š1 ๐‘Ž๐‘š2 โ‹ฏ

๐‘Ž1๐‘›

โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š๐‘›

๐‘ฅ1

โ‹ฎ๐‘ฅ๐‘›

= ๐‘1

โ‹ฎ๐‘๐‘š

.

Sedangkan jika dinyatakan dalam bentuk matriks diperbesar, maka akan menjadi

๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ

โ‹ฎ โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š1 ๐‘Ž๐‘š2 โ‹ฏ

๐‘Ž1๐‘›

โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š๐‘›

๐‘1

โ‹ฎ๐‘๐‘š

.

Page 2: Sistem Persamaan Linier

2

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.

Latihan. 1. Nyatakan SPL berikut ke dalam bentuk matriks dan matriks diperbesar.

๐‘ฅ + ๐‘ฆ + ๐‘ง = 8 ๐‘ฆ + ๐‘ง = 9

๐‘ฅ โˆ’ ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 11 2. Nyatakan matriks berikut ke dalam bentuk SPL.

1 2 30 1 30 0 1

567

Pasangan bilangan ๐‘ฅ1 = ๐‘ 1, ๐‘ฅ2 = ๐‘ 2, โ‹ฏ , ๐‘ฅ๐‘› = ๐‘ ๐‘› disebut solusi dari suatu SPL dengan ๐‘› variabel jika pasangan bilangan tersebut memenuhi SPL yang diberikan. Contoh.

๐‘ฅ + ๐‘ฆ = 3 ๐‘ฅ + 2๐‘ฆ = 5

Solusi dari SPL di atas adalah ๐‘ฅ = 1 dan ๐‘ฆ = 2. Tidak semua sistem persamaan linier memiliki solusi. Contoh.

๐‘ฅ + ๐‘ฆ = 4 2๐‘ฅ + 2๐‘ฆ = 6

Pada SPL tersebut di atas tidak terdapat solusi karena terdiri dari dua persamaan yang saling bertolak belakang. Suatu SPL yang tidak memiliki solusi disebut SPL tidak konsisten (inconsistent), sedangkan jika terdapat paling tidak satu solusi dalam SPL tersebut disebut SPL konsisten (consistent). SPL yang memiliki solusi terdapat dua kemungkinan, yaitu solusi tunggal dan solusi banyak. II. Metode Penyelesaian SPL A. Operasi Baris Elementer

Metode dasar untuk menyelesaikan SPL adalah dengan menggantikan sistem yang ada dengan suatu sistem baru yang memiliki himpunan solusi yang sama tetapi penyelesaiannya lebih mudah. Solusi suatu SPL tidak akan berubah hasilnya jika : 1. Mempertukarkan letak persamaan 2. Mengalikan persamaan dengan suatu bilangan tertentu (kecuali nol). 3. Menambahkan kelipatan satu persamaan ke persamaan lainnya.

Karena baris-baris dari matriks yang diperbesar bersesuaian dengan persamaan-persamaan dalam SPL yang berkaitan, ketiga operasi tersebut di atas bersesuaian dengan operasi-operasi berikut pada baris-baris matriks yang diperbesar :

Page 3: Sistem Persamaan Linier

3

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.

1. Menukarkan posisi baris 2. Mengalikan baris dengan konstanta tak nol 3. Menambahkan kelipatan suatu baris ke baris lainnya.

Contoh.

Tentukan solusi SPL berikut dengan operasi baris elementer.

๐‘ฅ + ๐‘ฆ + 2๐‘ง = 9

2๐‘ฅ + 4๐‘ฆ โˆ’ 3๐‘ง = 1

3๐‘ฅ + 6๐‘ฆ โˆ’ 5๐‘ง = 0

Penyelesaian.

1 1 22 4 โˆ’33 6 โˆ’5

910

๐‘‚ 2 +(โˆ’2) 1

1 1 20 2 โˆ’73 6 โˆ’5

9

โˆ’170

๐‘‚ 3 +(โˆ’3) 1

1 1 20 2 โˆ’70 3 โˆ’11

9

โˆ’17โˆ’27

๐‘‚12

2

1 1 2

0 1 โˆ’7

20 3 โˆ’11

9

โˆ’17

2โˆ’27

๐‘‚ 3 +(โˆ’3) 2

1 1 2

0 1 โˆ’7

2

0 0 โˆ’1

2

9

โˆ’17

2

โˆ’3

2

๐‘‚(โˆ’2) 3

1 1 2

0 1 โˆ’7

20 0 1

9

โˆ’17

23

๐‘‚ 1 +(โˆ’1) 2

1 011

2

0 1 โˆ’7

20 0 1

35

2

โˆ’17

23

๐‘‚1 +(โˆ’

112

) 3

1 0 0

0 1 โˆ’7

20 0 1

1

โˆ’17

23

๐‘‚

2 +(72

) 3

1 0 00 1 00 0 1

123

Jadi, diperoleh solusi dari SPL di atas yaitu

๐‘ฅ = 1, ๐‘ฆ = 2, dan ๐‘ง = 3. B. Eliminasi Gauss

Suatu matriks dikatakan matriks eselon baris jika memenuhi hal-hal berikut. 1. Jika suatu baris dari matriks tersebut elemen-elemennya tidak semuanya nol,

maka elemen pertama yang tak nol haruslah 1 (satu). 1 (satu) ini disebut sebagai satu utama.

2. Jika suatu baris semua elemennya nol, maka baris tersebut terletak pada baris paling bawah.

3. Satu utama pada baris yang lebih besar terletak lebih ke kanan dari baris yang lebih kecil.

Page 4: Sistem Persamaan Linier

4

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.

Contoh.

๐ด = 1 0 00 0 10 0 0

, ๐ต = 1 0 00 1 00 0 1

, ๐ถ = 0 0 00 0 0

Langkah-langkah menentukan solusi suatu SPL dengan metode eliminasi Gauss adalah sebagai berikut. 1. Nyatakan SPL yang diberikan dalam bentuk matriks diperbesar. 2. Ubah matriks yang diperbesar menjadi matriks eselon baris dengan

menggunakan operasi baris elementer. 3. Lakukan substitusi mundur untuk menentukan solusi suatu SPL tersebut. Contoh. Tentukan solusi SPL berikut dengan eliminasi Gauss.

๐‘ฅ + ๐‘ฆ + ๐‘ง = 6 ๐‘ฅ + ๐‘ฆ + 2๐‘ง = 9

๐‘ฅ + 2๐‘ฆ + 2๐‘ง = 11 Penyelesaian.

1 1 11 1 21 2 2

69

11

๐‘‚ 2 + โˆ’1 1

๐‘‚ 3 + โˆ’1 1

1 1 10 0 10 1 1

635

๐‘‚ 2 โ†” 3

1 1 10 1 10 0 1

653

Substitusi mundur : (i) ๐‘ง = 3 (ii) ๐‘ฆ + ๐‘ง = 5 โŸน ๐‘ฆ = 5 โˆ’ ๐‘ง = 5 โˆ’ 3 = 2 (iii) ๐‘ฅ + ๐‘ฆ + ๐‘ง = 6 โŸน ๐‘ฅ = 6 โˆ’ ๐‘ฆ โˆ’ ๐‘ง = 6 โˆ’ 2 โˆ’ 3 = 1 Jadi, solusi dari SPL tersebut adalah

๐‘ฅ = 1, ๐‘ฆ = 2, dan ๐‘ง = 3.

C. Eliminasi Gauss-Jordan Suatu matriks dikatakan matriks eselon baris tereduksi jika memenuhi hal-hal berikut. 1. Jika suatu baris dari matriks tersebut elemen-elemennya tidak semuanya nol,

maka elemen pertama yang tak nol haruslah 1 (satu). 1 (satu) ini disebut sebagai satu utama.

2. Jika suatu baris semua elemennya nol, maka baris tersebut terletak pada baris paling bawah.

3. Satu utama pada baris yang lebih besar terletak lebih ke kanan dari baris yang lebih kecil.

4. Jika suatu kolom dari matriks tersebut memuat satu utama, maka elemen-elemen yang lain pada kolom tersebut haruslah nol.

Page 5: Sistem Persamaan Linier

5

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.

Contoh.

๐‘ƒ = 1 0 00 1 00 0 1

, ๐‘„ = 1 0 00 1 00 0 1

47

โˆ’1 , ๐‘… =

0 00 0

Langkah-langkah menentukan solusi suatu SPL dengan metode eliminasi Gauss-Jordan adalah sebagai berikut. 1. Nyatakan SPL yang diberikan dalam bentuk matriks diperbesar. 2. Ubah matriks yang diperbesar menjadi matriks eselon baris tereduksi

dengan menggunakan operasi baris elementer. 3. Lakukan substitusi mundur untuk menentukan solusi suatu SPL tersebut. Contoh. Tentukan solusi SPL berikut dengan eliminasi Gauss-Jordan.

๐‘ฅ + ๐‘ฆ + ๐‘ง = 6 ๐‘ฅ + ๐‘ฆ + 2๐‘ง = 9

๐‘ฅ + 2๐‘ฆ + 2๐‘ง = 11 Penyelesaian.

1 1 11 1 21 2 2

69

11

๐‘‚ 2 + โˆ’1 1

๐‘‚ 3 + โˆ’1 1

1 1 10 0 10 1 1

635

๐‘‚ 2 โ†” 3

1 1 10 1 10 0 1

653

๐‘‚ 1 + โˆ’1 2

1 0 00 1 10 0 1

153

๐‘‚ 2 โˆ’ 3

1 0 00 1 00 0 1

123

Jadi, diperoleh solusi SPL tersebut adalah ๐‘ฅ = 1, ๐‘ฆ = 2, dan ๐‘ง = 3.

4. Dengan Menggunakan Invers Matriks Jika ๐ด๐‘‹ = ๐ต SPL nonhomogen dan ๐ด โ‰  0, maka ada matriks ๐ดโˆ’1 sehingga ๐ด๐ดโˆ’1 = ๐ดโˆ’1๐ด = ๐ผ. Penyelesaian ๐ด๐‘‹ = ๐ต diperoleh sebagai berikut.

๐ด๐‘‹ = ๐ต ๐ดโˆ’1๐ด๐‘‹ = ๐ดโˆ’1๐ต

๐ผ๐‘‹ = ๐ดโˆ’1๐ต ๐‘‹ = ๐ดโˆ’1๐ต

Jadi, ๐ดโˆ’1๐ต adalah solusi tunggal dari ๐ด๐‘‹ = ๐ต. Contoh. Tentukan penyelesaian dari SPL berikut.

2๐‘ฅ + 3๐‘ฆ = 8 ๐‘ฅ + 4๐‘ฆ = 4

Penyelesaian. SPL tersebut jika dinyatakan dalam bentuk ๐ด๐‘‹ = ๐ต, maka akan menjadi

Page 6: Sistem Persamaan Linier

6

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.

2 31 4

๐‘ฅ๐‘ฆ =

84

๐ดโˆ’1 =1

5

4 โˆ’3โˆ’1 2

dan ๐ต = 84

Sehingga diperoleh

๐‘‹ = ๐ดโˆ’1๐ต =1

5

4 โˆ’3โˆ’1 2

84 =

1

5

200

= 40

Jadi, solusi dari SPL tersebut adalah ๐‘ฅ = 4 dan ๐‘ฆ = 0. 5. Aturan Cramer

Jika ๐ด adalah matriks koefisien dari suatu SPL dan det(๐ด) โ‰  0, maka solusi dari SPL ๐ด๐‘‹ = ๐ต adalah

๐‘ฅ1 =det ๐ด1

det ๐ด , ๐‘ฅ2 =

det ๐ด2

det ๐ด , โ‹ฏ , ๐‘ฅ๐‘› =

det ๐ด๐‘›

det ๐ด

Dimana ๐ด๐‘˜ untuk ๐‘˜ = 1,2, โ‹ฏ , ๐‘› adalah matriks yang diperoleh dengan mengganti kolom ke-๐‘˜ pada matriks ๐ด oleh matriks kolom ๐ต.

Misal ๐ด =

๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ

โ‹ฎ โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š1 ๐‘Ž๐‘š2 โ‹ฏ

๐‘Ž1๐‘›

โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š๐‘›

, ๐‘‹ =

๐‘ฅ1

โ‹ฎ๐‘ฅ๐‘›

, ๐ต = ๐‘1

โ‹ฎ๐‘๐‘š

.

Maka ๐ด๐‘˜ , ๐‘˜ = 1,2, โ‹ฏ , ๐‘› diperoleh sebagai berikut.

๐ด1 =

๐‘1 ๐‘Ž12 โ‹ฏ

โ‹ฎ โ‹ฎ๐‘๐‘š ๐‘Ž๐‘š2 โ‹ฏ

๐‘Ž1๐‘›

โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š๐‘›

, ๐ด2 =

๐‘Ž11

โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š1

๐‘1 ๐‘Ž12 โ‹ฏ

โ‹ฎ โ‹ฎ๐‘๐‘š ๐‘Ž๐‘š2 โ‹ฏ

๐‘Ž1๐‘›

โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š๐‘›

๐ด๐‘› =

๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ

โ‹ฎ โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š1 ๐‘Ž๐‘š2 โ‹ฏ

๐‘1

โ‹ฎ๐‘๐‘š

Jadi, solusi untuk SPL di atas adalah

๐‘ฅ1 =det ๐ด1

det ๐ด =

๐‘1 ๐‘Ž12 โ‹ฏ

โ‹ฎ โ‹ฎ๐‘๐‘š ๐‘Ž๐‘š2 โ‹ฏ

๐‘Ž1๐‘›

โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š๐‘›

๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ

โ‹ฎ โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š1 ๐‘Ž๐‘š2 โ‹ฏ

๐‘Ž1๐‘›

โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š๐‘›

๐‘ฅ2 =det ๐ด2

det ๐ด =

๐‘Ž11

โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š1

๐‘1 ๐‘Ž12 โ‹ฏ

โ‹ฎ โ‹ฎ๐‘๐‘š ๐‘Ž๐‘š2 โ‹ฏ

๐‘Ž1๐‘›

โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š๐‘›

๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ

โ‹ฎ โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š1 ๐‘Ž๐‘š2 โ‹ฏ

๐‘Ž1๐‘›

โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š๐‘›

โ‹ฎ

Page 7: Sistem Persamaan Linier

7

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.

๐‘ฅ๐‘› =det ๐ด๐‘›

det ๐ด =

๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ

โ‹ฎ โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š1 ๐‘Ž๐‘š2 โ‹ฏ

๐‘1

โ‹ฎ๐‘๐‘š

๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ‹ฏ

โ‹ฎ โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š1 ๐‘Ž๐‘š2 โ‹ฏ

๐‘Ž1๐‘›

โ‹ฎ๐‘Ž๐‘š๐‘›

Contoh. Tentukan penyelesaian SPL nonhomogen berikut dengan menggunakan aturan Cramer.

3๐‘ฅ1 + 2๐‘ฅ2 + ๐‘ฅ3 = 7 ๐‘ฅ1 โˆ’ ๐‘ฅ2 + 3๐‘ฅ3 = 3

5๐‘ฅ1 + 4๐‘ฅ2 โˆ’ 2๐‘ฅ3 = 1 Penyelesaian. SPL tersebut jika dinyatakan dalam bentuk ๐ด๐‘‹ = ๐ต, maka

3 2 11 โˆ’1 35 4 โˆ’2

๐‘ฅ1

๐‘ฅ2

๐‘ฅ3

= 731

det ๐ด = 3 2 11 โˆ’1 35 4 โˆ’2

det ๐ด1 = 7 2 13 โˆ’1 31 4 โˆ’2

det ๐ด2 = 3 7 11 3 35 1 โˆ’2

det ๐ด3 = 3 2 71 โˆ’1 35 4 1

Maka ๐‘ฅ1 =โˆ’39

13= โˆ’3, ๐‘ฅ2 =

78

13= 6, ๐‘ฅ3 =

52

13= 4.

Jadi, solusi dari SPL tersebut adalah ๐‘ฅ1 = โˆ’3, ๐‘ฅ2 = 6, dan ๐‘ฅ3 = 4. III. Nilai Eigen dan Vektor Eigen

Jika ๐ด adalah sebuah matriks ๐‘› ร— ๐‘›, maka sebuah vektor tak nol ๐‘ฅ pada โ„๐‘› disebut vektor eigen (eigenvector) dari ๐ด jika ๐ด๐‘ฅ adalah sebuah kelipatan scalar dari ๐‘ฅ , yaitu

๐ด๐‘ฅ = ๐œ†๐‘ฅ , untuk skalar sebarang ๐œ†. Skalar ๐œ† disebut nilai eigen (eigenvalue) dari ๐ด dan ๐‘ฅ disebut sebagai vektor eigen dari ๐ด yang terkait dengan ๐œ†.

Page 8: Sistem Persamaan Linier

8

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.

Contoh.

Vektor ๐‘ฅ = 12 adalah vektor eigen dari ๐ด =

3 08 โˆ’1

yang terkait dengan nilai

eigen ๐œ† = 3, karena

๐ด๐‘ฅ = 3 08 โˆ’1

12 =

36 = 3๐‘ฅ .

Untuk memperoleh nilai eigen dari sebuah matriks ๐ด, perhatikan hal berikut.

๐ด๐‘ฅ = ๐œ†๐‘ฅ ๐ด๐‘ฅ โˆ’ ๐œ†๐‘ฅ = 0

๐ด โˆ’ ๐œ†๐ผ ๐‘ฅ = 0 โ‹ฏ 1) Vektor eigen merupakan solusi tak trivial dari ๐ด โˆ’ ๐œ†๐ผ ๐‘ฅ = 0. Persamaan 1) memiliki solusi tak trivial jika dan hanya jika

det ๐ด โˆ’ ๐œ†๐ผ ๐‘ฅ = 0. det ๐ด โˆ’ ๐œ†๐ผ ๐‘ฅ = 0 merupakan persamaan karakteristik matriks ๐ด. Skalar yang memenuhi persamaan ini adalah nilai-nilai eigen dari ๐ด. Contoh. Tentukan nilai eigen dan vektor eigen dari matriks ๐ด.

๐ด = 1 0 00 1 00 0 0

Penyelesaian.

๐ด โˆ’ ๐œ†๐ผ = 1 0 00 1 00 0 0

โˆ’ ๐œ† 1 0 00 1 00 0 1

= 1 โˆ’ ๐œ† 0 0

0 1 โˆ’ ๐œ† 00 0 1 โˆ’ ๐œ†

det ๐ด โˆ’ ๐œ†๐ผ = 1 โˆ’ ๐œ† 0 0

0 1 โˆ’ ๐œ† 00 0 1 โˆ’ ๐œ†

= 0 โŸน 1 โˆ’ ๐œ† 1 โˆ’ ๐œ† 1 โˆ’ ๐œ† = 0

Akar-akar persamaan karakteristiknya adalah

๐œ†1 = 0, ๐œ†2 = ๐œ†3 = 1. Jadi, nilai eigen matriks ๐ด adalah 0 dan 1.

๐ด โˆ’ ๐œ†๐ผ = 1 โˆ’ ๐œ† 0 0

0 1 โˆ’ ๐œ† 00 0 โˆ’๐œ†

= 1 0 00 1 00 0 0

๐ด โˆ’ ๐œ†๐ผ ๐‘ฅ = 0 โŸน 1 0 00 1 00 0 0

๐‘ฅ1

๐‘ฅ2

๐‘ฅ3

= 000

๐‘ฅ1 = 0, ๐‘ฅ2 = 0, ๐‘ฅ3 = ๐‘ก, ๐‘ก โ‰  0, ๐‘ก โˆˆ โ„.

Jadi, ๐‘ฅ = 00๐‘ก adalah vektor eigen yang terkait dengan ๐œ† = 0.

Page 9: Sistem Persamaan Linier

9

Dwiprima Elvanny Myori, S.Si., M.Si.

๐ด โˆ’ ๐œ†๐ผ = 1 โˆ’ ๐œ† 0 0

0 1 โˆ’ ๐œ† 00 0 โˆ’๐œ†

= 0 0 00 0 00 0 โˆ’1

๐ด โˆ’ ๐œ†๐ผ ๐‘ฅ = 0 โŸน 0 0 00 0 00 0 โˆ’1

๐‘ฅ1

๐‘ฅ2

๐‘ฅ3

= 000

๐‘ฅ1 = ๐‘Ž, ๐‘ฅ2 = ๐‘, ๐‘ฅ3 = 0, ๐‘Ž, ๐‘ โ‰  0, ๐‘Ž, ๐‘ โˆˆ โ„.

Jadi, ๐‘ฅ = ๐‘Ž๐‘0 adalah vektor eigen dari matriks ๐ด yang terkait dengan ๐œ† = 1.