sistem perjodohan anak di desa paria kecamatan …

97
1 SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN DUAMPANUA KABUPATEN PINRANG SKRIPSI DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuSyaratgunaMemperolehGelarSarjana Pendidikanpada Program StudiPendidikanSosiologi FakultasKeguruandanIlmuPendidikan UniversitasMuhammadiyah Makassar Oleh NURMIATI NIM. 10538332115 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JANUARI, 2020

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

1

SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN

DUAMPANUA KABUPATEN PINRANG

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuSyaratgunaMemperolehGelarSarjana

Pendidikanpada Program StudiPendidikanSosiologi

FakultasKeguruandanIlmuPendidikan

UniversitasMuhammadiyah Makassar

Oleh

NURMIATI

NIM. 10538332115

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

JANUARI, 2020

Page 2: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

2

Page 3: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

3

Page 4: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

4

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

‘’Pencapaianmu Tak Bernilai Apa-Apa

TanpaAdanya Sebuah Proses’’

Bersabarlah dalam berusaha dengan tekun dan pantang menyerah serta

bersyukur atas apa yang telah diperoleh karena sesungguhnya bersama

kesyukuran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan

yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu. (Q.S Al Insyirah :6-8).

Kupersembahkan karya ini kepada :

Bapak dan Ibunda tercinta

Saudara-Saudara tersayang

Serta sahabat-sahabatku

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih

vi

Page 5: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

5

ABSTRAK

NURMIATI, 2019. Sistem Perjodohan Anak di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang . Skripsi program studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing 1 Nursalam dan Pembimbing II Risfaisal Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Sistem Perjodohan Anak di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang . Masalah dalam penelitian ini adalalah bagaimana sistem perjodohan anak di desa paria kecamatan duampanua kabupaten pinrang dan bagaimana peran orang tua dalam menentukan jodoh anaknya di desa paria kecamatan duampanua kabupaten pinrang Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini berlokasi Desa paria kabupaten pinrang .pengumpulan data dalam Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara , dan dokumentasi . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam msenentukan jodoh anak tidak didominasi lagi oleh orang tua melainkan anak itu sudah di beri kebebasan untuk memilih jodohnya, karna anak yang menjadi pemeran utama dalam menentukan pasangan hidupnya Kata kunci.Perjodohan,Orang Tua, Anak.

Page 6: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

6

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., yang telah

memberi kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Sistem Perjodohan Anak di Desa Paria Kecamatan

Duampanua Kabupaten Pinrang . Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menyinari dunia ini dengan cahaya

islam. Semoga kita termasuk umat beliau yang akan mendapatkan Syafa’aat di

hari kemudian. Aamiin.

Penyusun menyadari bahwa sejak penyusunan proposal sampai skripsi ini

rampung, banyak hambatan, rintangan, dan halangan, namun berkat izin Allah

SWT, dan bantuan, motivasi, serta doa dari berbagai pihak semua ini dapat

teratasi dengan baik. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada orang tua

tercinta, Ayahanda Tundung dan Ibunda Naria, serta saudaraku atas segala

pengorbanan, pengertian, kepercayaan, dan doanya sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi dengan baik. Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan

Rahmat dan Berkah-Nya kepada kita semua.

Selama dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan material maupun moral. Oleh karena

Page 7: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

7

itu, penulis menyampaikan penghargaan dan penghormatan serta ucapan

terimakasih kepada Dr. H Nursalam M.Si (Pembimbing I) dan kepada

Risfaisal, S.Pd., M.Pd (Pembimbing II) yang sudah bersusah payah membimbing

penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih kepada Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE, MM., yang

banyak berpikir demi kemajuan Universitas Muhammadiyah Makassar. Ucapan

terima kasih dan penghargaan juga penulis sampaikan kepada Erwin Akib,

S.Pd, M.Pd, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Penulis juga

hanturkan terima kasih kepada Drs. H. Nurdin, M.Pd. Ketua Jurusan Pelaksana

Tugas Pendidikan Sosiologi. Selain itu, terima kasih dan penghargaan kepada

seluruh staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan

bantuan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi. Penulis juga

hanturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada

Bapak/Ibu dosen atas segala arahan, petunjuk dan jasa-jasanya yang telah

memberikan ilmu kepada penulis.

Terima kasih kepada bapak Ma’muni Kepala Desa dan bapak Jamaluddin

wakil Kepala Desa serta staf Desa dan masyarakat Desa Paria yang telah

memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Desa Paria.

Serta ucapan terima kasih kepada sahabat-sahabat seperjuanganku

(Herawati, Ritasari, Kustiana, Yuyun) teman-teman seperjuanganku khususnya

kelas E yang telah memberikan motivasi dan masukan selama proses hingga

selesainya penelitian ini. Untuk teman-teman Program Studi Pendidikan Sosiologi

angkatan 2015.

Page 8: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

8

Terlalu banyak orang yang berjasa kepada penulis selama menempuh

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga tidak akan termuat

bila dicantumkan namanya satu per satu, oleh karena itu kepada mereka semua

tanpa terkecuali penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya dan

penghargaan setinggi-tingginya. Semoga Allah SWT., membalas semua kebaikan

dan jerih payah kita dengan pahala yang melimpah dan tak terbatas.

Aamiin Ya Rabbal Alamin…

Makassar,November2019

Penulis

Page 9: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

9

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................… i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................iv

SURAT PERNYATAAN....................................................................................... v

SURAT PERJANJIAN ........................................................................................ vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii

ABSTRAK ..........................................................................................................viii

KATA PENGANTAR .........................................................................................ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................7

C. Tujuan Penelitian .....................................................................................7

D. Manfaat Peneitian ......................................................................................7

E. Definisi Oprasional ...................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................9

A. Kajian Konsep .........................................................................................9

1. Sistem perjodohan dari sudut pandang sosiologi ...............................9

2. Struktur prinsip perjodohan anak ....................................................... 13

Page 10: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

10

3. Peran orang tua perjodohan anaj…………………………. .............20

B. Kajian Teori ............................................................................................24

C. Kerangka pikir .......................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 31

A. Jenis dan pendekatan penelitan ............................................................... 31

B. Lokasi dan waktu penelitian .................................................................... 31

C. Informan penelitian ................................................................................. 31

D. Jenis dan sumber data .............................................................................. 32

E. Instrumen penelitian ................................................................................ 32

F. Teknik pengumpulan data ....................................................................... 33

G. Teknik analisis data .................................................................................35

H. TeknikKeabsahan data ............................................................................35

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................. 37

A. Bentuk perjodohan .................................................................................. 37

B. Keadaan geografis .................................................................................... 37

C. Keadaan demografi …………………….................................................. 38

D. Keadaan pendidikan..................................................................................40

E. Mata percarian penduduk..........................................................................42

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................44

A. Hasil Penelitian .......................................................................................44

B. Pembahasan ............................................................................................. 49

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................70

A. Simpulan .................................................................................................70

Page 11: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

11

B. Saran ........................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................72

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara yang sangat kaya dimulai dari rempa-

rempa, hasil tambang, hasil pertanian, suku-suku, bahasa, serta adat dan

budayanya yang melimpah dari ujung timur hingga ujung barat atau dari sabang

hingga meroke, termasuk juga didalamnya perjodohan.

Pemilihan jodoh adalah hal yang sangat penting dalam perkawinan karena

pada dasarnya proses pemilihan jodoh tergantung dari sistem yang dianut oleh

masyarakat yang berbeda-beda dari masyarakat ke masyarakat lainnya untuk

membentuk suatu keluarga.

Para sosiolog berpendapat bahwa asal-usul pengelompokan keluarga

bermula dari peristiwa perjodohan atau perkawinan.Keluarga adalah suatu

kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah,

perkawinan atau adopsi serta tinggal bersama.Dan setelah sebuah keluarga

terbentuk, anggota keluarga yang ada didalamnya memiliki tugas masing-

masing.Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam kehidupan keluarga inilah

yang disebut fungsi keluarga, jadi fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau

tugas yang harus dilakukan di dalam atau di luar keluarga.

Selain fungsi keluarga adapula sistem keluarga, yang dimaksud sistem

keluarga di sini meliputi proses pembentukan keluarga (sistem pelamaran dan

perjodohan), membina kehidupan dalam keluarga (hak dan kewajiban suami, istri,

1

Page 13: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

13

dan anak), pendidikan dan pengasuhan anak, putusnya hubungan keluarga

(perceraian).

Perjodohan merupakan hal yang penting, karena dengan sebuah

perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara biologis

maupun psikologis.

Demikian pula pengaruh keluarga sangat penting bagi kehidupan sosial,

bukan saja sebagai wadah hubungan suami istri atau anak-anak maupun orang tua,

juga sebagai rangkaian tali hubungan antara jaringan sosial, anggota-anggota

keluarga serta jaringan yang lebih besar lagi, yaitu masyarakat, oleh karena itu

masyarakat juga menaruh perhatian pada masalah itu menyangkut perpaduan

suatu keluarga yang akan menikah dihubungan dengan jarigan-jarigan lain yang

lebih jauh terkait, kedua keluarga itu menpunyai kedudukan dalam sistem

pelapisan yang semuanya tergantung pada keluarga itu, perkawinan keduanya

adalah petunjuk terbaik bahwa garis keturunan kelurga yang satu akan

memandang yang lainnya, secara sosial dan ekonomi. Oleh karena itu suatu

perkawinan menimbulkan berbagai macam akibat juga melibatkan anak keluarga

termasuk suami istri itu sendiri.

Selain itu manusia adalah mahkluk sosial yang selama hidupnya banyak

berinteraksi dengan orang lain dari pada menyendiri karena kodratnya manusia

memiliki keterbatasan-keterbatasan dengan kodrat keterbatasan itu manusia

mempunyai naluri yang kuat untuk saling membutuhkan sesamanya dan saling

mengisi, melengkapi dan menyempurnakan keterbatasan tersebut manusia tidak

bisa hidup tanpa berhubungan dan berinteraksi antara manusia yang satu dengan

Page 14: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

14

manusia lainnya, maka dari itu adanya hubungan saling tergantung dengan

sesamanya ini disebabkan kerana adanya interaksi sosial yang merupakan proses

sosial dan syarat-syarat yang utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial, maka dari

interaksi sosial tersebut lahirlah reaksi-reaksi sosial sebagai akibat adanya

hubungan-hubungan yang terjadi dan dari reaksi-reaksi itu mengakibatkan

bertambah luasnya sikap dan tindakan seseorang (Soerjono Soekanto, 1999).

Dalam pasal 1 Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang perjodohan atau

perkawinan, mendefinisikan perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa (Handayani, 2005:41). Dan pernikahan yang ideal untuk perempuan

adalah 21-25 tahun sementara laki-laki 25-28 tahun. Karena di usia seperti ini

secara fisik maupun mental sudah mampu atau sudah ada kesiapan memikul

tanggung jawab sebagai suami isteri dalam rumah tangga.

Untuk itu dalam melangsungkan suatu perjodohan maka perlu mempunyai

persiapan dan kematangan baik secara biologis, psikologis maupun sosial

ekonomi.

Biasanya orang tua bahkan keluarga menyuruh anaknya untuk berjodoh

dengan kelurganya atau kerabat yang sangat dikenalnya untuk melangsungkan

sebuah perkawian secepatnya padahal umur mereka belum matang untuk

melangsungkan perkawinan, karena orang tua dan keluarga khawatir

anaknya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan karena anak laki-laki atau

perempuannya berpacaran yang sangat lengket sehingga segera mengawinkan

Page 15: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

15

anaknya. Hal ini merupakan hal yang sudah biasa atau turun-temurun. Sebuah

keluarga yang mempunyai anak tidak akan merasa tenang sebelum anak tersebut

menikah.

Dalam proses pemilihan jodoh yang saling berkaitan adalah keluarga calon

pengantin. Kedua jaringan keluarga yang akan menikah di hubungkan, oleh

karena itu juga jaringan-jaringan lain yang lebih jauh menyangkut kedua keluarga

yang akan menikah dengan siapa karena kedua keluarga itu saling

membandingkan. Dimana ukurannya adalah kira-kira sama. Baik secara ekonomi

ataupun secara sosial.

Cara pemilihan jodoh dapat di ketahui melalui cara tawar-menawar yang

telah dikenal dalam sejarah perkawinan itu sendiri. Perkawinan dimaksudkan

untuk mempererat hubungan keluarga, lebih lagi kedua individu tersebut keluarga

memikirkan bahwa perkawinan itu suatu yang baik dan tujuannya bermanfaat bagi

kedua belah pihak maupun dari segi-segi lainnya yang berhubungan dengan

tujuan perkawinan.Seperti terpenting dalam perjanjian perkawinan oleh karena itu

dapat dipastikan bahwa semua system pemilihan jodoh anak menunjukan kepada

pernikahan homogeny sebagai hasil dari tawar-menawar.

Artinya keluarga-keluarga yang kaya memandang dia sebagai calon

menantu yang baik bagi anak laki-laki mereka, sebaliknya begitu juga jika

keluarga yang kedudukannya lebih tinggi atau berkuasa.Keluarga-keluarga

lainnya pada tingkat itu memandang hal itu cocok.Dan keluarga tidak perlu

mengikat diri dengan keluarga yang serasi. Dengan kata lain seperti yang disebut

oleh William J.Goode dalam bukunya : “Sosiologi Keluarga” dan memberi contoh

Page 16: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

16

orang tak berkerabat dan miskin boleh saja menginginkan istri dengan kepribadian

tinggi, tetapi tak dapat menawarkan sesuatu yang cukup untuk menarik, baik gadis

maupun keluarganya agar menilai dia, karena mereka saja dapat mencari suami

dengan kualitas yang baik.

Meskipun disadari, perjodohan adalah hubungan yang permanen antara

laki-laki dan perempuan yang diikuti oleh masyarakat yang bersangkutan

berdsarkan atas peraturan perjodohan yang berlaku dalam Suatu perkawinan untuk

mewujudkan adanya keluarga dan memberikan adanya keabsahan atas status

kelahiran anak-anak mereka.Perjodohan tidak hanya mewujudkan adanya

hubungan antara mereka yang jodoh saja tetapi juga melibatkan hubungan-

hubungan diantara kerabat-kerabat dari masing-masing pasangan tersebut.

Perjodohan anak merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dan tak

pernah terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan

membina keluarga bahagia.Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dalam

mempersiapkan segala sesuatunya meliputi aspek fisik, mental dan sosial

ekonomi. Perjodohan akan membentuk suatu perkawinan atau ikatan keluarga

yang merupakan unit terkecil yang menjadi sendi dasar utama bagi kelangsungan

dan perkembangan suatu masyarakat bangsa dan negara.

Tetapi pada masyarakat tertentu masalah pemilihan jodoh dan perkawinan

ini sangat sering dikaitkan dengan masalah agama, keyakinan tertentu, adat

istiadat, kebudayaan tertentu dan sebagainya. Adapun proses pegaturan

perkawinan menunjukkan lingkup kemunkinan yang menarik. Beberapa

masyarakat mengikuti suatu peraturan tertentu dimana dua anak dari kelurga yang

Page 17: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

17

berbeda telah ditentukan oleh kerabatnya menjadi pasangan suami istri, sehingga

pilihan-pilihan pribadi menjadi tidak perlu lagi.orang tua berhak mengatur

perkawinan atau tanpa mempertimbangkan keinginan pasangan. Khususnya di

Desa Paria kecematan Duampanua kabupaten Pinrang, dimana penduduknya

sangat heterogen maka masalah pemilihan jodoh dan perkawinan ini sangat

menjadi kompleks.

Hal ini disebabkan karena bagaimanapun juga, suku bangsa menpunyai

khas sendiri dalam menpertahankan adat dan keluarga. Oleh karena itu dirasa

perlu adanya pelestarian norma lama atau hukum adat.

Perjodohan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang

wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keuarga (rumah

tangga ang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan ang Maha esa.

Perjodohan merupakan sunnatullah dan merupakan unsur pokok karenanya

diperintahkan untuk menyegerakan menikah dengan maksud yaitu untuk

menghidari fitna dan zina bagi yang mampu. Salah satu prinsip moral yang paling

penting dalam pandangan Islam adalah perjodohan dan membentuk keluarga.

Alasan saya memilih judul ini adalah karena di tempat yang ingin saya

teliti banyak sekali terjadi pernikahan yang di sebabkan oleh perjodohan yang

dimana hanya orang tua yang melakukan komunikasi terlibeh dahulu dengan

pihak keluarga laki-laki dan pihak keluarga permpuan. Setelah adanya keputusan

dari kedua belah pihak keluargan kemudian menyampaikan kedapa anaknya

masing-masing dan biasa juga bukan orang tua yang langsung menyampaikan

tentang pernikahannya tetapi didengar dari kerabatnya.

Page 18: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

18

Hal ini membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang “Sistem

Perjodohan Anak di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten

Pinrang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang termuat pada latar belakang diatas, maka

penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Sistem Perjodohan Anak di Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten

Pinrang?

2. Bagaimana Bagaimana peran orang tua dalam menentukan jodoh anaknya di

Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Sistem Perjodohan Anak di Desa Paria Kecamatan

Duampanua Kabupaten Pinrang.

2. Untuk mengetahui peran Orang tua dalam menentukan jodoh anaknya di

Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupatan Pinrang.

D. Manfaat Penelitian

1. Dapat menjadi bahan masukan bagi para keluarga dalam menentukan jodoh

anak.

2. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian yang lain yang ingin

mengetahui atau mengkaji obyek yang berkaitan dengan penelitian ini.

Page 19: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

19

E. Definisi Operasional

1. Sistem berasal dari bahasa Latin(systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)

adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang

dihubungkan bersama untuk memudahkan

aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem juga

merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada

dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum

misalnya seperti negara.

2. Perjodohan adalah suatu proses perencanaan menjalin suatu keluarga oleh

wali yang bersifat lebih mengingat dan lebih sering dilakukan tanpa

sepengetahuan anak yang dijodohkan.

3. Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau

belum mengalami masa pubertas. Menurut psikologi, anak adalah periode

pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam

tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian

berkembang setara dengan tahun-tahun sekolah dasar.

Page 20: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Konsep

1. Sistem perjodohan dari sudut pandang sosiologi

Sebagai bahan pembahasan akan dibahas sistem perjodohan dalam konteks

ilmu-ilmu sosiologi. Seperti dalam buku sosiologi keluarga oleh william J Goode

(1985) di tuliskan bahwa pada dasarnya, proses pemilihan jodoh berlangsung

seperti sistem pasar dalam ekonomi, sistem ini berbeda dari satu masyarakat ke

masyarakat lain, tergantung pada siapa yang mengatur transaksinya, bagaimana

peraturan pertukarannya, serta penilaian yang relatif mengenai berbagai macam

kuwalitas. Maksudnya adalah jika pihak keluarga kaya maka akan dinilai dengan

harga yang tinggi dan tawar-menawarpun dilakukan dari pihak keluarga yang

kaya juga. Sehingga tercipta suatu proses pernikahan. Bagitupun sebaliknya,

keluarga yang ekonomi menengah juga terjadi proses seperti itu.

Dalam kebudayaan tiap masyarakat di dunia memiliki larangan-larangan

terhadap pemilihan jodoh bagi aggota-anggotanya, perjodohan dalam ilmu

sosiologi termasuk dalam salah satu sistem kekerabatan yang merupakan unsur

kekeluargaan berupa organisasi sosial. Menurut kamus besar bahasa Indonesia

arti jodoh adalah cocok, sesuai, pasangan, sepadan, serasi dan setuju hatinya.

Jadi yang dimaksud perjodohan adalah suatu cara untuk mencari pasangan hidup

seseorang dengan landasan keserasian antara dua belah pihak. Di dalam

masyarakat orang bugis dari lapisan, terdapat pembatas dalam perjodohan.Yang

membatasi perjodohan tersebut adalah dilarangnya memilih jodoh saudara

9

Page 21: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

21

kandung sendiri. Ada pendapat yang mengatakan kurang setuju dalam masyarakat

bugis untuk menikah dengan saudara sepupu dari pihak ayah, saudara perempuan

dari ayah atau ibu, atau wanita yang lebih tua. Namun pantangan terhadap

perkawinan seperti itu tidak ada.Seperti yang di bahas oleh para sarjana sosiologi,

A.W. Widjaya (1986) menyebutkan bahwa “Keluarga adalah kelompok yang ada

hubungan darah atau perkawinan.Orang-orang yang termasuk keluarga itu ialah,

bapak dan anaknya”.

Dengan kata lain keluarga yang dimaksud disini adalah sekelompok

manusia yang terdiri dari ibu, bapak, anak-anak, kakek dan mencakup semua

orang yang keturunan dari kakek nenek yang sama termasuk keturunang masing-

masing istri dan suami. Dalam arti kiasan, istilah keluarga dipergunakan untuk

sekelompok orang yang hidup bersama atau sekelompok orang yang hidup dalam

suatu rumah besar (rumah keluarga).

Sedangkan dalam kamus sosiologi yang ditulis oleh Soerjono

Soekanto(2006) memberikan defenisi keluarga yaitu “Dua orang atau lebih yang

hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, atau karena

pengangkatan”. Berdasarkan penjelasan disini dapat disimpulkan bahwa keluarga

adalah sekelompok manusia yang sepakat hidup disuatu tempat dengan syarat-

syarat berikut:

a. Diikat oleh suatu perkawinan yang syah.

b. Terdiri dari ayah, ibu, beberapa anak-anak dan biasa juga orang-orang

terdekat dengan mereka.

c. Menpunyai tempat tinggal sendiri yang menetap.

Page 22: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

22

d. Saling melakukan hubungan permanent.

e. Ada terdapat perasaan saling melingdungi diantara anggota-anggotanya.

Penjelasan diatas dapat diketahui bahwa keluarga sebagai satu kesatuan

sosial terkecil yang dipunyai oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sebuah kelurga

adalah satuan kekerabatan yang juga merupakan satuan tempat tinggal yang

ditandai oleh adanya kerjasama ekonomi, dan mempunyai fungsi untuk

bekembang baik, mensosialisasikan atau mendidik anak, dan menolong serta

melindungi yang lemah khususnya merawat orang-orang tua mereka yang telah

jompo. Umumnya sebuah keluarga tersendiri atas seorang laki-laki dan seorang

wanita dan ditambahkan anak-anak mereka yang biasanya tinggal dalam satu

rumah yang sama.

Dengan demikian, terjadi hubungan yang saling membutuhkan satu sama

lain yang erat dan terjadi setiap waktu. Keluarga yang melingkupi pribadi

sepanjang bagian terbesar waktu kehidupan sosial individu dapat menjanjikan

kekuatan dan berfungsi juga mengontrol anggotanya dalam setiap situasi.

Keluarga itu terdiri dari pribadi-pribadi, tetapi merupakan jaringan sosial

yang besar. Hal ini dijelaskan oleh William J.Goode(1985) dalam bukunya yang

berjudul “Sosiologi Keluarga” bahwa hubungan keluarga cenderung lebih dekat

dikarenakan individu mereka dekat, dengan keluarganya.

Dengan kata lain bahwa keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat

dan individu dapat belajar bermula dari keluarga. Hanya melalui kelurgalah

masyarakat itu dapat memperoleh dukungan yang diperlukan dari pribadi-

pribadi.Sebaliknya, keluarga hanya dapat terus bertahan jika didukung oleh

Page 23: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

23

masyarakat yang lebih luas jika masyarakat itu merupakan suatu sistem kelompok

sosial yang lebih kecil atau sebagai suatu syarat agar keluarga itu dapat bertahan

maka kedua system itu harus berhubungan dalam banyak hal yang penting.

Sebagai bahasan selanjutnya adalah pembagian keluarga dari sudut ilmu

sosiologi. Secara garis besar dikenal adanya sitem pokok pembagian keluarga Di

Indonesia sistem keluarga ini dapat dibedakan menjadi 3 macam menurut

Hardijito Notopuro(1997) yaitu:

a. Sistem patrilineal murni

Dalam bukunya “Peran seorang yang dijodohkan dalam keluarganya

pada masa pembangunan diindonesia” menyebutkan bahwa sistem patrilineal

murni ialah: “Sistem kekeluargaan dimana hubungan kekeluargaan seseorng itu

dilacak/diperhitungkan melalui garis perjodohan pria saja. Ini berakibat bahwa

setiap keturunan dari garis ayah termasuk dalam hubungan kekeluargaan”.

Sistem perjodohan dalam kekeluargaan dimana hubungan kekeluargaan

seseorang itu dilacak/diperhitunkan melalui garis laki-laki atau wanita,tergantun

dari bentuk perkawinan yang telah dilakukan oleh orang tuanya. Contohnya

adalah sistem perjodohan dalam kekeluargaan yang dijumpai masyarakat lampung

pepedon dimana masyarakat disitu masih dianggap sebagai suatu masyarakat yang

bersifat tradisional.

b. Sistem Matrilineal

Sistem ini dijelaskan dalam bukunya peranan perjodohan wanita didalam

kekeluargaan dimana beliu menyebutkan bahwa: “Sistem Matrilineal adalah

sistem perjodohan dalam kekeluargaan dimana kekeluargaan seseorang itu

Page 24: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

24

dilacak/diperhitungkan melalui garis wanita saja. Ini berakibat bahwa setiap

keturunan dari garis ibu termasuk dalam batas hubungan kekeluargaan’’.

c. Sistem perjodohan parental

Sistem ini juga dijelaskan dalam bukunya peranan perjodohan

menyebutkan bahwa: “Sistem perjodohan parental adalah sistem perjodohan

dimana hubungan kekeluargaan seseorang dilacak/ diperhitungkan melalui garis

baik ayah maupun keturunan ibu’’.

Sebagai contoh dari hal ini adalah terdapat pada masyarakat jawa. Disini

orang menarik garis keturunan keatas melalui ayahnya serta ibunya yang

demikian pula apa yang dilakukan oleh ayah dan ibunya itu dan seterusnya.

2. PENGERTIAN PERKAWINAN

Adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang

membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam

budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya dan

seksual perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan.

Dalam Islam merupakan fitrah manusia dan merupakan ibadah bagi

seorang muslim untuk dapat menyempurnakan iman dan agamanya. Dengan

menikah, seseorang telah memikul amanah tanggung jawabnya yang paling besar

dalam dirinya terhadap keluarga yang akan ia bimbing dan pelihara menuju jalan

kebenaran. Pernikahan memiliki manfaat yang paling besar terhadap kepentingan-

kepentingan sosial lainnya. Kepentingan sosial itu yakni memelihara

kelangsungan jenis manusia, melanjutkan keturunan, melancarkan rezeki,

menjaga kehormatan, menjaga keselamatan masyarakat dari segala macam

Page 25: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

25

penyakit yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta menjaga

ketenteraman jiwa.

Sesuai dengan rumusan itu, pernikahan tidak cukup dengan ikatan lahir

atau batin saja tetapi harus kedua-duanya. Dengan adanya ikatan lahir dan batin

inilah perkawinan merupakan satu perbuatan hukum di samping perbuatan

keagamaan. Sebagai perbuatan hukum karena perbuatan itu menimbulkan akibat-

akibat hukum baik berupa hak atau kewajiban bagi keduanya, sedangkan sebagai

akibat perbuatan keagamaan karena dalam pelaksanaannya selalu dikaitkan

dengan ajaran-ajaran dari masing-masing agama dan kepercayaan yang sejak

dahulu sudah memberi aturan-aturan bagaimana perkawinan itu harus

dilaksanakan.

Dari segi agama Islam, syarat sah pernikahan penting sekali terutama

untuk menentukan sejak kapan sepasang pria dan wanita itu dihalalkan

melakukan hubungan seksualsehingga terbebas dari perzinaan. Zina merupakan

perbuatan yang sangat kotor dan dapat merusak kehidupan manusia. Dalam agama

Islam, zina adalah perbuatan dosa besar yang bukan saja menjadi urusan pribadi

yang bersangkutan dengan Tuhan, tetapi termasuk pelanggaran hukum dan wajib

memberi sanksi-sanksi terhadap yang melakukannya. Di Indonesia yang

mayoritas penduduknya beragama Islam, maka hukum Islam sangat memengaruhi

sikap moral dan kesadaran hukum masyarakatnya.

Apabila salah satu syarat itu tidak dipenuhi maka perkawinan tersebut

dianggap tidak sah, dan dianggap tidak pernah ada perkawinan. Oleh karena itu

diharamkan baginya yang tidak memenuhi rukun tersebut untuk mengadakan

Page 26: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

26

hubungan seksual maupun segala larangan agama dalam pergaulan. Dengan

demikian apabila keempat rukun itu sudah terpenuhi maka perkawinan yang

dilakukan sudah dianggap sah.

3. Struktur Prinsip Perjodohan Anak

Oleh karena itu, dalam memandang proses-proses percintaan dalam

pemilihan jodoh, kiat melihat lagi bahwa masyarakat luas juga menaruh perhatian

akan hasilnya. Selalu kedua jaringan keluarga yang akan dijodohkan dihubungkan

karenanya, dan oleh karena itu juga jaringan-jaringan lain yang lebih jauh

tersangkut. Kedua keluarga itu menpunyai semacam kedudukan dalam sistem

lapisan, yang keseimbangannya sebagian juga tergantung kepada siapa dengan

siapa yang akan dijodohkan untuk menjalankan suatu perkawinan antara keduanya

adalah petunjuk yang terbaik bahwa garis keluarga yang satu memandang yang

lainya kira-kira sama secara social atau ekonomis.

Berbicara masalah jodoh yang ideal adalah gampang-gampang susah. Ini

disebabkan masalah jodoh adalah masalah yang tak bisa dirumuskan.Masalah

jodoh adalah misteri dan sulit diduga.Oleh karena itu sulit rasanya menentukan

masalah jodoh menjadi suatu hal yang ideal.Namun memang ada beberapa hal

yang bisa menjadi pegangan, supaya kelangsungan perjodohan dan

rumahtangganya menjadi lebih nyaman dan tidak banyak menemui kendala yang

berarti. Namun inipun, tidak ada jaminan akan berlangsungnya rumah tangga

yang mulus tanpa lubang dan duri.

Hal di atas sangat bisa dipahami mengingat, sebuah perjodohan akan

menyangkut masalah perwatakan, kepribadian, kultur, dan cara pandang dua insan

Page 27: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

27

yang berlainan jenis dan asal-usulnya. Nah.., akibat berperannya banyak faktor,

maka masalah perjodohan adalah masalah yang cukup rumit dan pelik.Untuk itu

kalau toh kami bisa sedikit banyak menjabarkan permasalahan keidealan sebuah

perjodohan, maka ini bukanlah sebuah keharusan.Namun mungkin tidak ada

salahnya menjadi sebuah pilihan yang pantas untuk dipertimbangkan.

Yang pertama ialah kesamaan dalam hal kepercayaan yang dianutnya

(Agama, adat-istiadat ataupun kultur yang dianutnya). Ini kami tekankan menjadi

hal yang utama, oleh sebab kepercayaan yang sudah dianutnya adalah bagian dari

sistem yang sudah mengakar pada diri dan keluarganya. Perbedaan kultur dan

kepercayaan tidak sedikit banyak menjadi ganguan dan ganjalan pada sebuah

rumah tangga yang berdiri diatas dua kultur dan kepercayaan yang cukup tajam

perbedaannya.

Perbedaan yang cukup tajam inilah yang sering berperan menggoyahkan

rumah tangga seseorang.Dan dalam banyak kasus, penyebab goyahnya sebuah

rumah tangga dalam kaitannya dengan masalah ini, justru disebabkan campur

tangan pihak luar.Kedua belah pihak yang berada diluar ini, sering memberi

pandangan yang berbeda terhadap dinamika rumah tangga tersebut. Dan

kemudian pada akhirnya, jika kedua insan yang berada dalam rumah tangga

tersebut tidak mempunyai prinsip dan sikap akan masa depan rumah tangganya

sendiri, maka jalannya rumah tangga itupun banyak mengalami goncangan dan

ujian. Dan selanjutnya, nasib rumah tangga merekapun akan berada di ujung

tanduk. Dan kemudian, kalau tidak segera menemukan prinsip dan sikap terhadap

Page 28: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

28

rumahtangganya sendiri, maka tidak mustahil rumah tangga itupun mudah ambruk

berantakan.

Kedua adalah kematangan diri tentang pandangan mengenai lawan

jenisnya.Hal ini berhubungan dengan dasar dan alasan kenapa seseorang memilih

jodoh untuk calon pendampingnya.Pertimbangan ini menjadi sangat penting

mengingat banyak orang salah atau keliru dalam menetapkan dasar dan alasan

memilih calon pendampingnya.

Lalu pada akhirnya, ternyata kematangan diri dalam mempersiapan

berumah tangga itu berada dalam jiwanya.Dalam jiwa yang sudah siap mengabdi

dan melindungi. Dalam jiwa yang mengerti cara memperlakukan dan memahami

istri atau suami. Dalam jiwa yang sangat tahu betul cara membangun kebahagian

yang sejati. Dalam jiwa yang segera bisa menyikapi dan segera menempatkan diri,

suatu ketika harus melewati jalan terjal yang penuh duri.Dalam jiwa yang tahu

betul kewajiban dan hak sebagai istri atau suami. Dalam jiwa yang sadar betul

cara menjalani rumah tangga yang sejati. Jiwa yang sudah matang untuk

memasuki dunia yang sudah bukan menjadi dirinya sendiri.

Yang ketiga atau yang terakhir adalah sebuah rumah tangga haruslah

menjadi semangat untuk belajar mandiri dan mencari kehormatan diri.Semangat

mandiri dan mencari kehormatan diri di sisni adalah pandangan bahwa keluarga

harus bisa menjadi inspirasi dan semangat untuk mencari rejeki. Sebab harus

disadari, bahwa dalam rumah tangga akan banyak pelajaran yang akan dihadapi

dan dilalui. Pelajaran itu harus diarahkan untuk menuju rumah tangga yang

produktif dan berdaya guna.Produktif dalam meningkatkan rejeki yang sejati

Page 29: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

29

(bukan pendapatan ketika masih sendiri).Berdaya guna untuk melahirkan generasi

yang mumpuni dan penuh prestasi.Berdaya guna ikut serta membangun

masyarakat yang produktif dan inovatif. Berdaya guna sebagai lini depan yang

akan menentukan nasib bangsa yang lebih pasti. Berdaya guna menjadikan rumah

tangga yang sejati, yaitu rumah tangga yang mampu mendapatkan kemapanan dan

kehormatan diri.

Sebelum melihat pada kenyataan, perlu kita tekankan bahwa sebuah

system pemilihan jodoh menuju pada pernikahan homogeny sebagai proses tawar

menawar. Secara umum ‘jenis cari jenis’ dengan kemunkinan bermacam-macam

ciri.jika si gadis berasal dari keluarga kaya, keluarganya bergaul dengan keluarga-

keluarga kaya lainnya, dan karena kekayaannya ia menguasai ‘harga’ yang tinggi

dalam pasaran perkawinan. Maksudnya, keluarga-keluarga kaya lainnya

memandang dia sebagai calon menantu yang baik bagi anak laki mereka. Begitu

juga jika keluarganya berkedudukan tinggi atau berkuasa keluarga-keluarga

lainnya pada tingkat itu akan memadangnya cocok, dan keluarganya tidak perlu

mengikat diri dengan keluarga yang kedudukannya lebih rendah guna

mendapatkan suami yang serasi. Orang tak berbakat dan miskin boleh saja

menginginkan istri dengan kepribadian yang tinggi, tatapi ia tak dapat

menawarkan sesuatu yang cukup untuk menarik baik si gadis maupun

keluarganya agar memilih dia, karena mereka dapat saja mencari calon suami

dengan kwalitas yang lebih baik.

Oleh karena itu, suatu perjodohan menimbulkan berbagai macam akibat,

yang juga melibatkan bayak sanak keluarga termasuk suami istri sendiri. Pada

Page 30: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

30

semua masyarakat, peraturan yang komplek mengatur proses pemilihan pasangan

dan akhirnya juga perkawinan. Upacara perkawinan merupakan suatu ritual

perpindahan bagi setiap pasangan, seorang pemuda dan pemudi dewasa secara

ritual memasuki kedudukan kedewasaan dengan hak-hak kewajiban baru.Ia juga

menandakan adanya persetujuan masyarakat atas suatu ikatan perkawinan.

Karenanya, jaringan sanak keluarga juga menerima kewajiban-kewajiban peran

baru.Pada bangsa-bangsa barat, berabat-abat yang lalu, Negara telah mengambil

peranan penting dalam undang-undang perkawinan lebih banyak daripada bangsa-

bangsa di timur, tetapi perkawinan merupakan kepentingan umum di semua

masyarakat, karena masyarakat secara umum berkepentingan atas akibatnya.

Upacara perkawinan itu sendiri merupakan suatu yang jelas tampak, tetapi

lebih daripada itu merupakan puncak berbagai proses halus yang mendasar.

Memang, banyak pengantin menganggap pilihan jodohnya sebagai yang terbenar

dengan proses perkenalan, pacaran, sebagai umpannya ke perkencanan. Orang

yang berkencan dengan pegertian bahwa intesitas kencan tidak perlu berarti

sesuatu keseriusan hubungan, dan tidak memerlukan Sesutu keputusan pasti

mengenai arti hubungan tersebut. Tetapi, sebaliknya penelitian yang lebih cermat

atas proses kencan dan pemilihan perkawinan akan mengungkapkan bahwa

banyak keputusan yang menyeluruh, pilihan-pilihan, atau alternative sedang di

pertimbangkan, dan bahwa semua itu menbentuk atau menentukan penentuan

terakhir mengenai pasangan pernikahan.

Tentu saja, para pelaku dalam proses ini tidak berpendapat bahwa mereka

itu melakukan tawar menawar. Orang tuan pasti menganggap bahwa mereka

Page 31: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

31

mencari sesuatu yang terbaik bagi anak-anak mereka atau seorang pemuda

menganggap dirinya melamar kekasihnya. Malah banyak tidak memikirkan

faktor-faktor yang jelas mempengaruhi pilihan terakhirnya. Untuk lebih

memahami proses ini, kita dapat melalui melihat sistem pacaran dan pemilihan

jodoh. Secara resmi memang bebas, dan secara hukum setiap laki-laki dapat

menikah dengan wanita manapun juga.Tetapi sebaliknya, pola pemilihan jelas

memperlihatkan bahwa jumlah mereka yang siap menikah terbatas

jumlahnya.Lagipula, meskipun secara umum bahasa yang di kemukakan itu

menggunakan bahasa cinta, tetapi hampir semua ornang sewaktu-waktu

menggunakan bahasa tawar menawar. Seperti kita lihat cara berkencan popular di

AS begitu pula yang di kemukakan oleh Winch,(Sumber buku sosiologi keluarga

willian J. Goode 1985) hal itu mempunyai beberapa fungsi dan akibat penting,

pertama merupakan cara santai yang popular, jadi merupakan bagian dari tujuan

tersendiri. Kedua belah pihak tidak merasa .adanya suatu keharusan untuk

meneruskannya setelah pengalaman pertama itu. Kedua merupakan bagian dari

pengalaman proses sosialisasi, terutama untuk memperkenalkan tiap individu

dengan rahasia-rahasia lawan jenisnya. Demikian itu juga, setiap individu

menyelidiki sendiri pribadi dan menguji kekuatannya dalam berkencan

itu.Berkencan pada akhirnya mencapai puncaknya pada pemilihan jodoh, fungsi

utama bagi pembicaraan sekarang.Dan terakhir, hal itu menekankan pola

stratifikasi dalam masyarakat.Sebenarnya, kedua hal terakhir itu sangat erat

kaitannya. Jika berkencan itu hanya sekedar reaksi dan tidak ada sangkut pautnya

Page 32: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

32

dengan perkawinan, faktor kelas mungkin tidak terlalu penting pada kencan orang

yang meningkat dewasa.

Tentu saja pola ini terjadi pada kencan yang mendahului perjodohan

maupun pernikahan, karena pada umumnya mereka yang menikah itu berdekatan

dalam usia. Pada tahun 1959 umur rata-rata pengantin wanita untuk pertama kali

dengan pria jejaka ialah 19 tahun.Umur pengantin laki-laki 22 tahun. Pada

perkawinan tipe semacam ini dalam buku cacatan pernikahan, 16% para pria

menuliskan umur 21 tahun ini mungkin sesuatu yang agak di besar-basarkan

karena umur sekian itu adalah umur yang di perkenakan menurut hukum banyak

Negara bagian dan ada saja yang memalsukan umurnya untuk dapat menikah.

Dengan gadis-gadis berumur 18 sampai 21 tahun.Jika pengantin laki-laki lebih

tua, umur pengantin perempuan tidak bertambah sejajar dengan yang lelaki, tetapi

tetap seperti biasa.

Hal ini menadaskan bahwa cinta adalah sebuah fakta suatu hubungan yang

umum terjadi dalam suatu kelompok yang menpertahankan penghalang-halangnya

terhadap perjodohan. Dalam menemukan pasangan yang baik dengan pengertian

seorang yang seperti dirinya atau kelompok yang sama seperti dalam kekayaan,

pendidikan dan sebagainya. Jelas, bahwa faktor-faktor ini mencakup baik hal

keluar dan ke dalam atau membentuk kelompok baru lagi. Anggota suatu

kelompok kecil mempunyai lebih banyak alasan untuk memperbolekan

pernikahan keluar karena adanya kekurangan akan anggota kelompok mereka

yang cukup umur. Cinta dianggap sebagai suatu ancaman terhadap sistem

stratifikasi pada banyak masyarakat dan orang tua memperingatkan untuk tidak

Page 33: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

33

menggunakan cinta sebagai dasar pemilihan jodoh. Tetapi sudah jelas bahwa jika

factor-faktor kekayaan, pekerjaan, kasta, umur atau agama tidak dapat

menggatikan cinta, kesemuanya itu bagaimanapun juga tak akan mampu

menciptakan ukuran baru yang lebih menyenankan. Karena penduduk yang sudah

cukup untuk menikah.

4. Peran Orang Tua dalam Perjodohan Anak

Dalam suatu rumah tangga yang kokoh terdapat kehidupan sepasang suami

istri dan putra-putri yang merupakan buah dari hasil perkawinan atau

perjodohan.Keluarga yang menghadirkan anak ke dunia ini, secara kuadratnya

bertugas mendidik anak saja.Sejak kecil, sianak hidup, tumbuh dan berkembang

didalam keluarga itu.Orang tua secara tidak direncanakan menanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang didasari oleh nenek moyang dan pengaruh-pengaruh

lain yang diterimanya dari masyarakat.

Dengan demikian tempat pertama anak mengenal kehidupan adalah

didalam lingkungan keluarganya, lebih tepatnya dikatakan oleh J.B. AFF. Mayor

Folak(1964) bahwa kelompok pertama yang dialami oleh individu yang baru lahir

ialah keluarga, dan antar hubungan (serta antar aksi) pertama diadakan olehnya

dengan ibu-bapak. Di dalam hal ini, tentu saja peranan ayah dan ibu sangat

berpengaruh untuk menentukan, justru mereka berdualah yang memegang

tanggung jawab seluruh keluarga. Merekalah yang menentukan kemana keluarga

itu akan dibawa, dan warna apa yang harus diberikan kepada keluarga itu untuk

menyatukan pendapat jadi sangatlah berpengaruh ditentukan oleh mereka berdua.

Page 34: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

34

Anak-anak sebelum dapat bertanggung jawab sendiri, masih sangat

menggantukan diri, masih memimta isi, bekal, cara bertindak terhadap sesuatu,

cara berfikir pula dari orang tuanya. Dengan demikian maka jelas betapa

mutlaknya kedua orang tua itu bertindak seia-sekata, seas as, setuju seirama, dan

bersama-sama terhadap anaknya. Perbedaan sedikit saja akan menyebabkan anak

itu ragu-ragu, dan fungsi peranan orang tua didalam meletakan dasar kepribadian

seperti yang dikemukakan oleh Jean Pieget Mayor Polak(1964) bahwa:

“seandainya tidak ada generasi-generasi (tua dan muda), seandainya manusia

hidup abadi dengan tidak kenal orang tua, maka sifat intelektual, efektif, moril,

dan sebagainya, akan sangat berlainan dengan masyarakat sekarang”.

Maksudnya ialah bahwa sianak menerima berbagai hal yang diajarkan

kepadanya sebagai suatu kebenaran, bukan karena ia sudah pandai mengadakan

rekonstruksi intelektual tetapi ia percaya kepada kebenarannya berdasarkan yang

memberitahukannya. Didalam keluarga inilah diletakan struktur dasar bagi

kepribadian seorang anak dan kemudian dalam kalangan kelompok teman-teman

sepermainan, yang biasanya terdiri dari kelompok teman-teman yang kira-kiara

seumuran atau sebaya. Begitu pentingnya peranan keluarga sebagai peletak dasar

seoarang anaka sehingga Agus Sujanto(2002) dkk, mengatakan bahwa: “Dengan

demikian dapat disadari betapa pentingnya peranan keluarga sebagai peletak

dasar pola pembentukan kepribadian anak tersebut, sedang lembaga-lembaga

pendidikan yang lain, tinggal member isinya saja, untuk selanjutnya akan

ditentutukan bentuk dan warna oleh anak bersangkutan, sesuai dengan

kemampuan, kekuatan dan kreasi sianak itu”.

Page 35: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

35

Dengan majunya umur, maka pula pengaruh kelompok-kelompok teman-

teman sepermainan dan seumur.Tadinya pendapat orang tua adalah amat penting

bagi si anak, tetapi kini mendapat kawan-kawan menjadi penting pula. Apabila

pola-pola tingkah laku sosial tidak dikembangkan didalam keluarga, anak akan

mengalami kesukaran mengadakan penyesuaian sosial yang lebih baik diluar

rumah. Di sinilah perlunya dijalin hubungan yang harmonis baik antara ayah dan

ibu maupun orang tua dengan anak dan keluarga khususnya di dalam

rumah.Adanya hubungan yang harmonis ini dapat dikembangkan di luar rumah,

jadi untuk mencari teman di luar rumah tidaklah sulit. Anak yang dibesarkan oleh

orang yang otoriter misalnya sering kali memperlihatkan sikap benci terhadap

orang lain yang berkuasa.

Apabila di rumah anak tidak mendapatkan modal yang baik ditiru (Ayah

atau ibu tidak patut menjadi tokoh yang disegani, dan ditiru), maka mereka akan

mengalami kesulitan yang serius diluar rumah. Kepribadian yang agresif serta

tidak stabil yang ditujukan oleh anak yang ditolak oleh orang tua, atau anak yang

mengimitasikan (meniru) tingkah laku orang tuanya yang menyimpan dari norma-

norma yang sebenarnya. Keadaan demikian akan menumbuhkan kejahatan setelah

anak tersebut menjadi dewasa.

Dalam pengertian yang lebih luas, menggambarkan betapa kelakuan

seseorang anak sangat tergantung dari sikap dan kemauan kedua orang tuanya.

Atau dengan kata lain, akan dijadikan apa anak itu tergantung orang tuanya.

Mungkin dari pengertian inilah Khalil Gibran, (1999) salah seorang sastrawan

mengatakan bahwa : Anakmu bukan milikmu, mereka adalah putra-putri

Page 36: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

36

kerinduan sang hidup. Meskipun beserta tetapi bukan hakmu, karena mereka

punya pikiran sendiri.Kau boleh menempatkan badannya tetapi bukan jiwanya.

Puisi diatas member ilustrasi kepada orang tua bahwa setiap manusia

mempunyai haknya sendiri terhadap dirinya dan menuntut supaya orangtua

memberikan kebebasan kepada anak untuk menentukan pilihannya.Dalam arti

orang tua hanya sebagai pengontrol.

Selanjutnya, seorang anak tidaklah layak menjadi kebebasan sebagai

modal untuk berbuat sesuatu dalam menentukan jodohnya sendiri, tetapi dengan

mengacu kepada nasehat-nasehat orang tua sebagai bahan pertimbangan dalam

mengambil keputusan mengenai penentuan jodoh hal ini dianggap penting

dikarenakan anak dan orang tua harus memiliki sinergi sehingga dalam hubungan

keluarga nantinya akan tercipta iklim sosial yang harmonis baik dari kedua

pasangan maupun dari pihak keluarga. Oleh karena itu saya sebagai penulis

memberikan saran untuk menjaga keharmonisan dalam rumah tangga dalam hal

ini orang tua dan anak :

a. Perlu adanya kewaspadaan orang tua dalam memberikan kebebasan bergaul

kepda anaknya yang berlainan jenis sehingga dapat membatu anaknya dapat

memilih calon pasangan hidupnya agar tidak salah pilih serta tidak menyesal

dikemudian hari.

b. Perlu adanya saling pegertian antara orang tua dan anak dalam memimilih

calon pendamping hidupnya, disamping mengutamakan kepentingan orang

tua jangan sampai melupakan kepentingan-kepentingan anak sebagai pelaku

rumah tangga.

Page 37: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

37

c. Kalau mau mencari jodoh untuk anak bisa (memaklumi, memaafkan dan

memotivasi) agar hubungan cinta dapat langgeng dan tidak bercerai berai

alias cepat cerai. Jadi jodoh itu jangan berdasarkan atas nafsu saja (ganteng,

kaya, cantik dsb) tapi haruslah berdasarkan dengan keyakinan (kuat

aqidahnya, rajin ibdahnya dan indah akhlaknya).

B. Kajian Teori

Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini dalah teori dari Clayton

tentang kepuasan perjodohan serta teori dari Pearson tentang self-disclosure.

Perjodohan merupakan suatu ikatan antara pria dan wanita yang kurang

lebih permanen, ditentukan oleh kebudayaan dengan tujuan mendapatkan

kebahagiaan. Menjalani kehidupan pernikahan ibarat mengarungi samudera, yang

memerlukan kesiapan fisik dan mental dari pasangan suami-istri terhadap apa

yang akan terjadi dalam perjalanan tersebut. Dengan demikian untuk membentuk

keluarga yang bahagia maka suami-istri perlu mempersatukan tujuan yang akan

dicapai agar tercipta kepuasan dalam pernikahan.

Clayton (dalam Hidayah & Hadjam, 2006:10) menjelaskan bahwa

kepuasan perjodohan adalah evaluasi secara keseluruhan tentang segala hal yang

berhubungan dengan kondisi pernikahan. Menurut Clayton (dalam Hidayah &

Hadjam, 2006:10) kepuasan perjodohan dapat ukur dari sejauhmana upaya

pasangan suami-istri dapat mewujudkan aspek-aspek yang terkandungdidalamnya

yaitu kemampuan sosial suami-istri, persahabatan dalam perjodohan, masalah

Page 38: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

38

ekonomi, kekuatan perjodohan, hubungan dengan keluarga besar, persamaan

ideologi, keintiman perjodohan dan taktik interaksi.

Kepuasan perjodohan dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut Papalia,

Olds & Feldman (2008:708) salah satu diantara faktor yang dapat

mempengaruhikepuasan pernikahan adalah komunikasi.Dalam hubungan

perjodohan,komunikasi tidak hanya sebatas “saling bicara” tetapi juga meliputi

perasaan emosi dan suasana hati kepada pasangan.Pada dasarnya tidak ada rahasia

antara pasangan suami-istri. Dengan komunikasi yang saling terbuka maka tidak

akan ada hal-hal yang tertutup, sehingga apa yang ada pada diri suami diketahui

oleh istri demikian juga sebaliknya. Dengan demikian akan terbentuk sikap saling

terbuka. Sikap terbuka tersebutlah yang dapat dikatakan sebagai self-disclosure.

Menurut Pearson (dalam Ganiau, 2009:4) self-disclosure adalah tindakan

seseorang dalam memberikan informasi yang bersifat pribadi kepada orang lain

secara sukarela dan disengaja dengan maksud memberi informasi yang akurat

tentang dirinya. Selanjutnyamenurut Pearson (dalam Ganiau, 2009:5) ada

beberapa karakteristik dari self-disclosure yaitu:1) ketepatan informasi yang

diberikan oleh suami sesuai atau tidak dengan yang dialami. 2) dorongan dari

suami melakukan self-disclosurekepada pasangannya. 3) pemilihan waktu yang

tepat untuk terbuka kepada pasangannya. 4) keintensifan melakukan self-

disclosure. 5) banyaknya topik dan kedalaman pembicaraan kepada istri

Berdasarkan karakteristik self-disclosure seperti yang telah dikemukakan

di atas maka pria dewasa awal yang memiliki self-disclosure, dia akan selalu.

Page 39: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

39

Memiliki dorongan atau keinginan (aspek motivasi) untuk

mengungkapkan secara tepat (aspek ketepatan) apa yang sedang dialami dan

dirasakan baik berkaitan dengan kondisi fisik, psikologis maupun kondisi lainnya

kepada pasangan ataupun berkaitan dengan apa yang dirasakannya sebagai suami

terhadap berbagai sikap, tindakan istrinya dalam waktu tertentu dan dalam

pengungkapan itu agar efektif biasanya akan mencari waktu yang tepat (aspek

waktu).

Kondisi di atas akan menciptakan peluang untuk terjadi perbincangan yang

menyenangkan diantara pasangan suami-istri. Perbincangan yang menyenangkan

antara pasangan suami-istri merupakan bagian dari persahabatan dalam

pernikahan.Dan jika dalam perjodohan, antara suami-istri telah terjadi suatu

persahabatan maka itu menandakan telah terjadi kepuasan perjodohan. Dengan

demikian, self-disclosure terutama melalui aspek motivasi, ketepatan dan waktu

akan dapat meningkatkan kepuasan perjodohan pada suami.

Selain itu, dorongan suami untuk mengungkapkan apa yang menjadi

keinginannya atau tujuan dia melakukan sesuatu, juga akan dapat menyelesaikan

berbagai permasalahan yang berkaitan dengan urusan ekonomi yaitu berkaitan

dengan penggunaan uang, adanya keseimbangan penggunaan keuangan antara

kebutuhan keluarga maupun kebutuhan pribadi (aspek ekonomi). Jika suami

mampu menyatakan apa yang menjadi

Keinginannya dalam penggunaan uang kepada istrinya, maka kondisi itu

secara psikologis akan melahirkan kepuasan pernikahan bagi suami.

Page 40: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

40

Selanjutnya, dorongan suami untuk mengungkapkan apa yang menjadi

keinginannya kepada pasangannya (aspek motivasi) akan memberikan

peluangkepada pasangan untuk mendiskusikan berbagai prinsip hidup yang dianut

oleh masing-masing pasangan. Dan jika ternyata ada perbedaan antara suami-istri

maka dalam perbincangan itu akan dicari penyelesaiannya (aspek taktik interaksi)

sehingga akan terjadi kesamaan prinsip (aspek ideologi). Jika pasangan suami-istri

telah memiliki persamaan dalam prinsip hidup, maka kondisi itu akan

menciptakan kepuasan pernikahan.

Keintensifan dalam pengungkapan diri berkaitan dengan kualitas dan

kuantitas komunikasi pasangan suami-istri. Jika pria dewasa awal dapat terbuka

kepada istrinya terhadap semua hal sehingga tidak ada yang ditutupi maka kondisi

itu akan memperkuat keintiman dalam perjodohan. Hal ini dikarenakan pria

dewasa awal akan menjadikan istrinya sebagai tempat untuk curhat. Kondisi ini

akan menciptakan kepuasan pernjodohan pada pria dawasa awal

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan “apabila pria dewasa

awal memiliki self-disclosure yang baik, maka dirinya akan memperoleh

kepuasan perjodohan dalam hidupnya, karena ia mampu mengkomunikasikan

segala sesuatu secara terbuka dan dapat mengungkapkan segala sesuatu dengan

cara yang baik sehingga diterima oleh pasangannya. Sebaliknya, apabila pria

dewasa awal tidak memiliki self-disclosure yang baik, maka akan mengalami

ketidakpuasan dalam perjodohannya”.

Sesuai dengan penjelasan di atas, dimana self-disclosure yang dimiliki

individu akan berdampak pada rasa puas terhadap perjodohan dewasa awal, hal

Page 41: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

41

tersebut juga didukung oleh pendapat beberapa ahli diantaranya Derlega dkk

(dalam Rini& Retnaningsih, 2007:8) yang menyatakan bahwa self-

disclosure.dapat meningkatkan komunikasi dan hubungan yang baik,

meningkatkan kepercayaan terhadap pasangan serta keintiman yang memiliki

peranan besar dalam meningkatkan kepuasan pernikahan.

Selain itu, Mackey & O’Brien (dalam Rini & Retnaningsih, 2007:8) juga

menyebutkan salah satu komponen kepuasan pernikahan adalah komunikasi,

dimana pasangan yang memiliki komunikasi yang positif dan dapat

membicarakan berbagai persoalan dengan pasangannya sehingga memiliki

kepuasan perjodohan yang tinggi. Sementara itu, Broderick dkk (dalam Hidayah

& Hadjam, 2006:8) menyatakan bahwa komunikasi dalam pernikahan yang

memuaskan adalah komunikasi yang mengandung unsur kejujuran, saling

percaya, empatik dan mendengar secara aktif.

Mengacu kepada beberapa pendapat para ahli di atas, jelaslah ada

keterkaitan antara self-disclosure yang dimiliki oleh individu terhadap kepuasan

perjodohan. Individu yang memiliki self-disclosure yang tinggi akan lebih terbuka

dan mampu menyelesaikan permasalah dengan baik sehingga dengan adanya

kondisi-kondisi tersebut sangat mendukung individu untuk memperoleh kepuasan

pernikahan.

3. Teori Interaksionisme Simbolik

Blumer menuliskan tga prinsip utama teori interaksionisme simbolik:

a. Kita bertindak dan berperilaku berdasarkan makna yang kita interpretasikan

dari perilaku atau tindakan kita. Sebagai contoh, kita makan di cafe. Ketika

Page 42: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

42

duduk kita menginterpretasikan bahwa diri kita adalah pelanggan sedangkan

orang yang mendekati kita menawari menu adalah pelayan cafe. Maka ketika

ditanya mau makan apa, kita menjawab sebagaimana pelanggan ditanya

pelayan

b. Makna sosial merupakan hasil konstruksi sosial. Ketika kita berpikir sebagai

pelanggan, maka kita berperilaku dan bertindak sesuai peran kita sebagai

pelanggan. Peran sebagai pelanggan dan juga pelayan restoran, pemilik

restoran dan sebagainya secara konstan dikomunikasikan sehingga

berlangsung dalam interaksi sosial. Proses interaksi sosial tersebut

menciptakan makna yang ajeg tentang apa itu pelanggan, bagaimana harus

bertindak, apa itu pelayan, bagaimana harus bertindak, dan sebagainya.

Makna tentang bagaimana menjadi pelanggan atau pelayan adalah produk

konstruksi sosial.

c. Lanjutan dari sebelumnya, penciptaan makna sosial dan pemahaman makna

sosial merupakan proses interaktif yang terus berlangsung. Makna sosial

biasanya sudah eksis jauh sebelumnya. Proses interaksi bisa

melanggengkannya, mengubahnya perlahan, atau menggantinya secara

radikal. Misalnya, ketika pelayan menawarkan makanan, kita marah karena

menunya nggak ada yang kita sukai. Lalu, pelayan tersebut bingung

kemudian menenangkan kita. Ketika bingung, pelayan tersebut sedang

memaknai ulang bagaimana bertindak sebagai pelayan ketika pelanggan tiba-

tiba marah sehingga menenangkan kita.

Page 43: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

43

3. Teori Pertukaran Sosial

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa teori pertukaran sosial

memiliki akar dari beragam disiplin ilmu. Beberapa tokoh dengan latar belakang

disiplin ilmu yang berbeda telah mengembangkan teori pertukaran social

George Homans memandang teori pertukaran sosial dari sudut pandang

sosiologi. Menurutnya, yang dimaksud dengan pertukaran sosial adalah

pertukaran kegiatan antara dua orang, baik dapat dihitung ataupun tidak, dan

kurang lebih menguntungkan atau merugikan. Homans menitikberatkan pada

perilaku individu dalam interaksinya dengan orang lain. Homans memusatkan

studinya pada pertukaran diadik.

Page 44: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

44

C. Kerangka Pikir

SKEMA KERANGKA PIKIR

Tabel Kerangka Pikir 2.1

SISTEM PERJODOHAN ANAK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1. EKONOMI 2. PENDIDIKAN 3. KELUARGA 4. KEINGINAN SENDIRI

KERABAT/ SAUDARA

AGAMA/ KESEHATAN

KEMAUAN ANAK

KEPUTUSAN BERSAMA (Orang Tua, Anak &

keluarga)

Page 45: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang diguanakan adalah deskriftif yaitu dengan

menggambarkan fenomena dan kateristik dari suatu populasi dan dimaksudkan

untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

dengan unit analisa masyarakat secara individu dari sebagian populasi yang

dianggap dapat mewakili dari seluruh populasi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan berlangsung selama 2 bulan, dimana lokasi penelitian

berada di Desa Paria kecamatan Duampanua kabupaten Pinrang.

C. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Pemilihan

informasi dilakukan dengan carapurposive sampling yaitu penarikan informan

yang dilakukan secara sengaja dengan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini jenis

informan yang digunakan yaitu anak yang dijodohkan dan orang tua/mertua dari

anak yang dijodohkan.

34

Page 46: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

46

Moleong (2014), menjelaskan bahwa orang dalam yang dimanfaatkan

untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar (lokasi dan tempat)

penelitian. Jadi syaratnya ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang lokasi

penelitian.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden

mengenai Sistem Perjodohan Anak. Dalam hal ini data primer dimaksud

adalah informasi yang didapatkan secara langsung dari beberapa Anak. Di

kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari litelatur seperti yang

berhubungan dengan masalah yang dibahas.

E. Instrumen Penelitian

Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menyusun instrument

penelitian atau disebut juga alat pengumpulan data.Menurut Arikunto (1985)

Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat menampung sejumlah data untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian.

Instrumen untama penelitian ini adalah penelitian itu sendiri dimana

peneliti disini dapat mengetahui secara langsung dalam proses turun langsung ke

tempat penelitian dan melihat fakta yang terjadi sebenarnya. Sehingga validasi

akan dilakukan oleh peneliti itu dengan memperhatikan beberapa diantaranya :

Page 47: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

47

1. Pemahaman peneliti terhadap metode penelitian

2. Pengusaan wawasan peneliti terhadap bidang yang diteliti

3. Kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian secara akademik maupun

logistic.

Adapun yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data adalah :

1. Observasi

a. Lembar observasi

b. Kamera

2. Wawancara

a. Daftar pertanyaan wawancara

b. Alat perekam

c. Notulen

3. Dokumen

a. Catatan harian

b. Arsip foto

c. Jumlah kegiatan

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis

mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik

pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian yang direncanakan dan

Page 48: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

48

dicatat secara sistematis serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan

kesahihannya (validitasnya).

Dalam observasi diperlukan ingatan terhadap observasi yang telah

dilakukan sebelumnya.Karena manusia memiliki sifat pelupa maka diperlukan

catatan-catatan (check-list), alat-alat elektronik seperti kamera, video dan

sebagainya lebih banyak menggunakan pengamat memusatkan perhatian pada

data-data yang relevan, mengklasifikasikan gejala dalam kelompok yang tepat,

menambah bahan persepsi mengenai objek diamati.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan dalam dua orang atau

lebih berhadapan fisik yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan

dengan telinga sendiri. Wawancara digunakan untuk mendapatkan data dan

informasi tentang Sistem Perjodohan, metode ini dilakukan dengan cara tanya

jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait. Wawancara yang akan

digunakan adalah wawancara bebas terpimpin artinya pewawancara mengajukan

pertanyaan kepada responden secara bebas menurut irama dan kebijaksanaan

dalam wawancara namun masih dipimpin oleh garis besar kerangka pertanyaan

yang telah dipersiapkan secara seksama dengan pembahasan oleh pewawancara.

Dalam hal ini yang menjadi target wawancara adalah Orang tua dan Mertua dari

anak yang dijodohkan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan

dokumen-dokumen dengan menggunakan data yang akurat dari pencatatan

Page 49: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

49

sumber-sumber informasi khusus dari karangan/tulisan, buku, undang-undang dan

sebagainya. Dokumentasi juga merupakan metode pengumpulan data kualitatif

sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Sebagian besar data berbentuk surat, catatan harian, arsip, jurnal

kegiatan, rekaman kaset.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data dilakukan secara kualitatif yaitu prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang yang dapat diamati.Dalam hal ini menggunakan metode berfikir

yang digunakan adalah Induktif, analisis yang bergerak dari data-data atau fakta-

fakta empiris lapangan.Pendekatan induktif menekankan pada pengamatan

dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut.Metode ini

sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus ke

umum.Dengan metode ini penulis menganalisa data-data yang khusus kemudian

dikembangkan dalam suatu pembahasan yang sifatnya umum.

H. Teknik Keabsahan Data

1. Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui

berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui

wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat

(participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan

resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto.

Page 50: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

50

2. Trigulasi waktu adalah waktu juga sering mempengruhi kredibilitas data. Data

yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber

masih segar belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid

sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data

dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara ,

observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil

uji menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan secara berulang-ulang

sehingga ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan

dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim peneliti lain yang diberi tugas

melakukan pengumpulan data.

3. Trigulasi teori adalah penggunaan berbagai perspektif untuk menafsirkan

sebuah set data. Penggunaan beragam teori dapat membantu memberikan

pemahaman yang lebih baik saat memahami data. Jika beragam teori

menghasilkan kesimpulan analisis sama maka validitas ditegakkan.

Page 51: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

51

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Bentuk Perjodohan

Desa Paria Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang berdasarkan pada

anggapan bahwa masyarakat berasal dari satu rumpu yang telah saling terkaitan

dalam perjodohan, sehingga ikatan hubungan keluarga semakin erat. Pada tahapan

perjodohan di Desa tersebut proses perjodohan paling awal menuju suatu

perkawinan dalam adat bugis yang umumnya mempunyai kecenderungan

penentuan jodoh dari lingkungan keluarga sendiri karena dianggap sebagai

hubungan perkawinan atau perjodohan yang ideal yang dimaksud adalah siala

massaposiseng (perjodohan antara sepupu satu kali), siala massapokedua

(perjodohan antara sepupu dua kali), dan siala massapoketallu (perjodohan antara

sepupu tiga kali). Ketiga jenis perjodohan tersebut adalah suatu hal yang

diwajibkan.

Adapun perjodohan yang terjadi di Desa paria Kecamatan Duampanua

Kabupaten Pinrang yanitu perjodohan anak yang didasarkan oleh kedudukan yang

dijodohkan memiliki stratifikasi sosial yang sederajat dalam masyarakat, baik

dilihat dari segi keturunan (Bangsawan atau Orang biasa), pendidikan, kedudukan

dalam struktur pemerintah, maupun harta kekayaan.

B. Keadaan Geografis

Desa merupakan salah satu dari 14 Desa dan Kelurahan Wilaya

Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang yang terbagi atas tiga Dusun yaitu:

40

Page 52: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

52

Dusun Paria, Dusung Manggolo, Dusun Pallameang. Yang daerahnya meliputi

daerah pegunungan, dataran rendah, dan pesisir.

Luasa wilaya Desa Paria Kecamatan Duampanua adalah 1.990 Hektar

yang terbagi atas tiga dusun tersebut.

C. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk bulan Aguatus 2018 mencapai 3.671 jiwa yang tersebar

kedalam tiga wilayah dusun Desa Paria dan perincian sebagaimana tabel dibawa

ini:

Tabel 1

Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Dusun

No Dusun Penduduk

1. Paria 1.236

2. Mangolo 604

3. Pallameang 1831

Jumlah 3.671

Sumber : Kantor Desa Paria 2018

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa dusun Pallameang jumlah

penduduk lebih banyak dibandingkan dengan dusun Paria, dan dusun Mangolo.

Selanjutnya untuk mengetahui jumlah penduduk menurut jenis kelamin

dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 53: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

53

Tabel 2

Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Dusun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. Paria 587 649 1.236

2. Mangolo 343 261 604

3. Pallameang 825 1.006 1.831

Total 1.755 1.916 3.671

Sumber : Kantor Desa Paria 2018

Dari angka-angka yang tertera pada tabel diatas menunjukan bahwa dari

3.671 jumlah penduduk Desa Paria, terdapat 1.831 jiwa penduduk di Dusun

Pallameang yang terdiri dari 825 jiwa laki-laki dan 1.006 jiwa perempuan. Selain

itu juga terlihat bahwa Dusun yang paling sedikit penduduknya adalah Dusun

Mangolo yaitu sebanyak 604 jiwa yang terdiri dari 343 jiwa laki-laki dan 261 jiwa

perempuan. Sedangkan Dusun Paria tidak terlalu padat dan tidak terlalu sedikit

penduduknya yaitu 1.236 jiwa yang terdiri dari 587 laki-laki dan 649 jiwa

perempuan.

Jumlah penduduk Desa paria seperti yang sebutkan diatas semakin

mengalami perubahan dari tahun ke tahun dikarenakan adanya pertambahan

secara alamiah dan juga tingginya arus imigrasi. Untuk mengetahui keadaan dan

komposisi menurut umur penduduk yang mendiami wilayah Desa Paria dapat

dilihat pada tabel berkut ini:

Page 54: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

54

Tabel 3

Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

No. Kelompok

Umur (Tahun)

Jumlah Jiwa Total

Dusun

Paria

Dusun

Mangolo

Dusun

Pallameang

1. 0-4 126 67 319 512

2. 5-6 178 69 295 542

3. 7-15 263 143 533 939

4. 16-58 565 276 488 1.329

5. 59 keatas 104 49 196 349

Jumlah 1.236 604 1.831 3.671

Sumber : Kantor Desa Paria 2018

Tabel diatas menunjukan bahwa dari 3.671 penduduk Desa Paria

komposisi penduduk yang berumur antara 16-58 tahun yang terbanyak, dengan

jumlah penduduk di Dusun Paria sebanyak 565 jiwa, Dusun Mangolo sebanyak

276 jiwa, Dusun Pallameang sebanyak 488 jiwa dengan demikian dapat

disempulkan bahwa komposisi yang mendiami Desa Paria Kec. Duampanua Kab.

Pinrang adalah dikategorikan sebagai usia pekerja (Produktif) adalah sebanyak

1.329 jiwa.

D. Keadaan Pendidikan

Untuk mengetahui keadaan penduduk Desa Paria Kac. Duampanua Kab.

Pinrang, dilihat dari segi pendidikan formal yang mereka tempuh. Untuk lebih

jelas dapat dilihat dari tabel dibawa ini:

Page 55: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

55

Tabel 4

Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No. Tingkat

Pendidikan

Jumlah Jiwa Total

Dusun

Paria

Dusun

Mangolo

Dusun

Pallameang

1. Belum Sekolah 221 74 288 583

2. Tidak Perna

Sekolah

- - - -

3. Tidak Tamat SD 118 68 208 394

4. Tamat

SD/Sederajat

235 136 275 646

5. Tamat

SLTP/Sederajat

223 89 437 749

6. Tamat

SLTA/Sederajat

307 132 486 925

7. D1, D2, & D3 74 43 77 194

8. S1 & S2 58 62 60 180

Total 1.236 604 1.831 3.671

Sumber : Kantor Desa Paria 2018

Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ternyata tingkat pendidikan yang

mendiami wilayah Desa Paria Kac. Duampanua Kab. Pinrang sangat bervariasi

mulai dari tingkat sekolah sampai dengan tingkat pendidikan tinggi. Dari 3.671

penduduk Desa Paria Kac. Duampanua Kab. Pinrang tingkat pendidikan

Page 56: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

56

terbanyak diperoleh adalah tamatan SLTA/Sederajat yaitu sebanyak 925 jiwa dan

yang paling sedikit tingkat pendidikan Strata 1 (S1) dan Strata 2 (S2) yaitu hanya

sebanyak 180 jiwa

E. Mata Pencarian Penduduk

Selanjutnya tabel berikut ini akan menggambarkan tentang lapangan kerja

penduduk Desa Paria Kec. Duampanua Kab. Pinrang pada tabel dibawah ini:

Tabel 5Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pekerjaan

No. Jenis Lapangan Kerja Jumlah

1. Pertania 310

2. Budidaya Tambak 272

3. Nelayan 25

4. Perkebunan 31

5. PNS 42

6. Polri 6

7. TNI 5

8. Pedagang 125

9. Pertukangan 19

10. Peternak 37

Jumlah 872

Sumber Desa Paria 2018

Tabel lima diatas angka-angka yang tertera menunjukan bahwa penduduk

Desa Paria Kac. Duampanua Kab. Pinrang didominasi oleh Pertanian dan Budi

Daya Tambak ini dikarekan salah satu Desa yang dijadikan pusat perairan yang

Page 57: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

57

dimiliki sungai saddang maka dari itu mengembang sektor Pertanian dan Budi

Daya Tambak, biasa dikatakan pusat perairan yang cukup besar di Desa tersebut.

Sedangkan Perdagangan hanya mencapai 125 jiwa untuk mengethui dari beberapa

sektor khususnya sektor Pertanian dan Budi Daya Tambak.

Page 58: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

58

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sistem Perjodohan Anak di desa Paria Kecamatan Duampanua

Kabupaten Pinrang

Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh

aturan untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik

oleh masyarakat, terkadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai

dengan aturan yang berlaku pada masyarakat, misalnya sistem perjodohan yang

marak terjadi dikalangan masyarakat terkhusus di Desa Paria Kecamatan

Duampanua Kabupaten Pinrang.

Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang

informan NH (35 tahun ) bahwa:

Perjodohan adalah suatu proses perencana menjalin suatu keluarga oleh wali yang bersifat mengikat, dan lebih sering dilakukan tanpa sepengetahuan anak yang dijodohkan. Kedua calon mempelai itu dijodohkan semenjak kecil, bahkan kadang sebelum mereka dilahirkan sedangkan perkiraan seandainya anaknya perempuan, maka anaknya dijodohkan dengan anak temannya misalnya, sehingga keduanya tidak punya pilihan selain menerimahnya.(Wawancara,15 Oktober 2019)

Sistem perjodohan adalah suatu proses yang sudah direncanakan tanpa

sepengetahuan anaknya oleh kedua orang tua untuk menjalin suatu keluarga baik

dari orang tualaki-laki maupun orang tua perempuan untuk menjodohkan

anaknya.

Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang

informan ML (30 Tahun) bahwa :

47

Page 59: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

59

Kenapa sistem perjodohan masih ada sampai saat ini karena kami sebagai orang tua tidak menginginkan hubungan rumah tangga anak rusak atau salah memilih makanya diadakan sistem perjodohan. (Wawancara, 15 Oktober 2019). Dengan adanya sistem perjodohan di Desa Paria masyarakat lebih mudah

untuk menentukan pasangan anakya, karena orang tua menginginkan rumah

tangga anaknya bahagia jadi menurut orang tuanya dengan adanya sistem

perodohan mereka lebih mudah dalam menentukan jodoh anaknya.

Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang

informan HS (25 Tahun) bahwa :

Perjodohan perlu dipertahankan karena perjodohan itu dilakukan dari dulu samapai sekarang walaupun memiliki dampak negatif dan positif, dampak positifnya bisa memperkuat tali hubungan kekeluargaan sedangkan dampak negatifnya biasa terjadi perceraian. (Wawancara, 17 Oktober 2019)

Sistem perjodohan tidak selamanya berpengaruh positif tetapi juga dapat

berpengaruh negatif karena pada basanya perceraian terjadi karena dijodohkan

oleh orang tuanya dan untuk itu orang tua lebih berhati-hati lagi dalam

menentukan jodoh ananknya.

Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang

informan PG (45 Tahun) bahwa :

Dengan adanya sistem perjodohan orang tua ingin menjodokan anaknya dikarenakan orang tua terkadang berfikir bahwa menikah dalam perjodohan lebih baik dari pada menikah dengan pacar. (Wawancara, 20 Oktober 2019) Dengan adanya sistem perjodohanorang tua lebih memilih menikahkan

anknya dengan orang yang dijodohkan di bandingkan dengan pacar anaknya

karena sebagian orang tua melihat laki-laki dari pekerjaannya dimana ketika laki-

Page 60: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

60

laki yang akan dijodohkan dengan anaknya menurutnya sudah mapan

dibandingkan dengan pacar anaknya yang terkadang belum bekerja.

Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang

informan RN (35 Tahun) bahwa :

Bagaimana pendapat masyarakat di Desa Paria terhadap sistem perjodohan anak, yang diketahui oleh masyarakat di Desa Paria sistem perjodohan sangat baik karena sebelum dijodohkan keluarga harus melakukan perkenalan agar tidak terjadi perselisihan kedepannya. (Wawancara, 25 Oktober 2019) Dengan adanya sistem perjodohanmasyarakat di Desa Parial lebih mudah

mengenal pasangan anak-anaknya karena sebelum dijodohkan mereka telah

mengenal asal-usul keluarga tersebut, jadi tidak ada keraguan bagi orang tua

untuk menjodohkan anaknya.

Berdasarka observasi di atas bahwa sistem perjodohan adalah dalam suatu

hubungan keluarga yang dimana masih menjalankan adat istiadatnya dari salah

satu keluarga dan mungkin juga keluarga ini memang sudah tau bahwa dia adalah

jodoh anaknya, dan sesungguhnya juga perempuan maupun laki-laki harus

menuruti perkataan orang tuanya karena itu sudah menjadi adatnya, akan tetapi

mereka sudah dewasa dan mereka sudah tau bahwa mana pasangan yang baik

untuk dirinya.

2. Peran orang tua dalam menentukan jodoh anaknya di Desa Paria

Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang

Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang

informan CM (40 Tahun) bahwa :

Peran orang tua sangat penting menjodohkan anaknya karena demi kebaikan dan kelangsungan hidup anaknya kedepannya menjadi orang tua

Page 61: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

61

di Desa Paria juga tidak sembarang menjodohkan anaknya dengan yang bukan kerabatnya. (Wawancara, 27 Oktober 2019)

Dengan adanya peran orang tua maka anak yang dijodohkan tidak

sembarang orang melainkan yang dekat dengan keluarga mereka demi kebaikan

anak-anaknya. Orang tersebut biasanya masih memilih hubungan keluarga

sehingga mudah untuk mengenal asal-usulnya.

Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang

informan LD (30 Tahun) bahwa :

Mengapa orang tua ingin menjodohkan anaknya kemungkinan oang tuanya ingin melihat anaknya bahagia dan kemungkinan juga mereka masih melakukan adat istiadat. (Wawancara, 28 Oktober 2019).

Orang yang dijodohkan oleh orang tuanya selain ingin melihat anak-

anaknya bahagia tetapi juga karena adat istadat, dimana keduanya merupakan

kebiasaan masyarakat Desa Paria.

Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang

informanSN (35 Tahun) bahwa :

Sistem perjodohan mempunyai dampak positif dan negatif, dampak postifnya kemungkinan anaknya tidak merasakan kebahagiaan dan dampak negatifnya gosip masyarakat terhadap keluarganya. (Wawancara, 29 Oktober 2019) Sistem perjodohan tidak semua berpengaruh positif akan tetapi bisa

berpengaruh negatif kepada anak yang dijodohkan, dimana positifnya yaitu

menghindari dari dari pergaulan bebas diluar nikah. Karena mereka tidak

berpacaran sebelum menikah, dan negatifnya adalah perasaan tidak suka

berkelanjutan tehadap pasangan, hingga menimbulkan perceraian.

Page 62: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

62

Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang

informan SN (30 Tahun) bahwa:

Pendapat orang tua tentang sistem perjodohan itu di karnakan mungkin ini cara lebih biak dan kebahagian anaknya karena sebelumnya keluarga laki-laki dan perempuan sudah salimg mengenal jadi mereka beranggapan bahwa dengan menjodohkan anaknya adalah piihan terbaik(wawancara,30 Oktober 2019)

Pendapat orang tua sistem perjodohan adalah cara yang biak untuk

kebahagian anaknya maka orang tua akan merasa bahwa pasangan yang

dipilihkan oleh orang tua sudah cocok untuk dijodohkan dengan anaknya.

Menurut salah satu masyarakat biasa, hal ini diungkapkan oleh seorang

informanTK (30 Tahun) bahwa;

Alasan orang tua ingin menjodohankan anaknya mungkin karana orang tua sudah tau yang terbaik untuk anaknya dan apalagi seorang anak sudah dewasa pasti orang tuanya tidak mau kalau anaknya memilih yang tidak baik sesuai dengan pendapatnya.(Wawancara,01 November 2019) Dengan adanya sistem perjodohan orang tua ingin memilikan jodoh yang

terbaik untuk anak-anaknya. Karena orang tua menganggap bahwa dengan

dijodohkan anaknya maka rumah tangganya akan baik-baik saja dimana jodoh

yang dipilihkan adalah pilihan orang tuanya sendiri.

Berdasarka observasi di atas bahwa peran orang tua sangat penting dalam

menentukan jodoh anakya karena dimana orang tua lebih berpengalaman dalam

masalah rumah tangga, dan tentunya orang tua menginginkan yang terbaik untuk

jodoh anak-anaknya.

Page 63: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

63

B. Pembahasan

Dalam pembehasan menjelaskan terkait dari hasil pene;itian menurut

pembahasan oleh peneliti yang di tuangkan dalam pembahasan .sehingga dapat

memberikan pemahaman pembaca terkait apa yang di teliti.

1. Sistem Perjodohan Anak di desa Paria Kecamatan Duampanua

Kabupaten Pinrang

Sistem perjodohan di masyarakat Desa Paria terdiri dari 2 jenis, yaitu

sistem eksogami dan sistem endogami. sistem eksogamiadalahpara anggota

keluarganya atau anaknya diharuskan untuk memilih jodohnya di luar keluarga

atau kerabatnya sendiri. Sistem ini biasanya dilakukan dan diketahui oleh

masyarakat umum. Sedangkan sistem endogami merupakan kebalikan dari sistem

eksogami yaitu keluarga mengharuskan anggotanya atau anaknya memilih jodoh

di lingkungan kelompoknya sendiri. Dalamhalini masyarakat cenderung

menggunakan sistem endogami untuk melakukan perjodohan bagi anaknya. Hal

ini disebabkan karena mereka lebih mudah mengenal siapa calon yang akan

bersanding dengan anaknya. Sehingga kemungkinan terjadinya ketidakcocokan

dapat di minimalisir.

Selain itu sistem ini juga dipengaruhi oleh faktor keterjangkauan.

keterjangkauan dimaksud adalah dari segi jarak tempuh. Mereka lebih memilih

perjodohan dengan orang yang masih memiliki hubungan kekeluargaan karena

mereka masih memikirkan bibit, bebet, dan bobot yang baik bagi anaknya.

Selainitu sebagian besar jarak rumah mereka saling berdekatan / mudah untuk

dijangkau dengan menggunakan alat transportasi apapun bahkan dalam waktu

Page 64: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

64

yang tidak lama.Masyarakat Desa Paria cenderung menggunakan sistem

perjodohan endogami karena menurut mereka menjodohkan anaknya dengan

kerabat sendiri atau masih ada ikatan darah memiliki tujuan agar ikatan

persaudaraannya semakin erat dan juga agar nanti tidak ada penyesalan dalam

memilihkan jodoh bagi anaknya.

Sistem perjodohan endogami juga memiliki sisi lain, yaitu dampak negatif

yang ditimbulkan, diantaranya sistem endogami dapat berpengaruh pada

kecacatan mental atau fisik pada anak, dan meretaknya hubungan kekerabatan.

Perkawinan yang menggunakan sistem endogami dikhawatirkan akan memiliki

resiko kecatatan fisik pada keturunannya yang disebabkan oleh bawaan orang tua.

Meskipun begitu dalam penelitian ini pada masyarakat Desa Paria hal seperti ini

tidak terjadidampak lain dari perkawinan endogami dikhawatikan akan memiliki

dampak pada retaknya hubungan kekerabatan. Dampak negatif perkawinan

endogami ini jika diakhiri dengan perceraian maka yang terjadi pada

meregangnya hubungan kekerabatan dan bahkan menimbulkan konflik yang

menyebabkan kurangnya rasa aman dalam hubungan keluarga. Pada masyarakat

Desa Paria, masyarakat yang melakukan pernikahan secara endogami ini

mempunya cara sendiri untuk menimalisir terjadinya keretakan dalam hubungan

kekerabatan jika nantinya anak-anak mereka harus bercerai, yaitu dengan cara

musyawarah dalam keluarga sebelum mengambil keputusan.

Kemurnian keturunan salah satu hal yang melatarbelakangi perkawinan

endogami di Desa Paria. Masyarakat Desa Paria masih memperhatikan dalam

mencari jodoh untuk anak-anaknya dengan melihat bibit, bebet, dan bobotnya.

Page 65: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

65

Masyarakat Desa Paria berharap dengan menikahkan atau menjodohkan anak-

anak mereka dengan saudara yang sudah mereka kenal latarbelakangnya yaitu

sifat dan wataknya akan menghasilakan keturunan yang baik nantinya. Orang tua

yang berasal dari keluarga yang bibit,bebet, dan bobotnya baik maka akan

menghasilkan keturunan yang baik. Melakukan perkawinan dengan saudara akan

lebih jelas keturunan yang dihasilkan daripada menikahkan anak-anak mereka

dengan seseorang di luar hubungan saudara yang belum pasti sifat dan wataknya.

Selain itu latar belakang perkawinan endogami pada masyarakat Desa Paria

adalah rendahnya tingkat pendidikan di desa tersebut. Hal ini bisa dilihat bahwa

mayoritas masyarakat Desa Paria mengenyampendidikan hanya sampai tingkat

menengah atas. Bahkan banyak diantaranya tidak tamat SMP, ada juga yang

butahuruf. Ini menyebabkan pengetahuan masyarakat akan dampak dari

perkawinan endogami sangat minim dandampak dari tingkat pendidikan yang

rendah menyebabkan pola pikir masyarakat sempit dan pola pikir untuk masa

depan berkurang.

Dalam realitas perjodohan yang sangat ekstrim, banyak ditemukan dalam

Masyarakat Desa Paria, yang melakukan perjodohan tersebut pada anak usia dini

dengan pasangan dari anggota keluarga yang lain pada usia yang sebanding,

bahkan terkadang dengan selisih usia yang tidak sebanding. Tidak jarang pula

mereka menjodohkan putra-putrinya ketika mereka masih berada dalam

kandungan atau pada saat baru dilahirkan. Seperti yang diketahui, yang menjadi

masalah ketika menjalani sebuah hubungan dengan keterpaksaan, maka akan

banyak perasaan yang dikorbankan, baik untuk pria atau wanitanya dan kejujuran

Page 66: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

66

akan sulit sangat berat dilaksanakan. Perjodohan tersebut berarti sebuah

pemaksaan untuk menimbulkan cinta yang benar-benar bisa terjadi atau bahkan

tidak sama sekali. Menurut para orang tua dalam Masyarakat Desa Paria,

perjodohan dianggap sebagai hal yang wajar-wajar saja, bahkan sangat baik bagi

masa depan anak dengan selalu melegitimasi pada agama. Perilaku seperti ini

sampai sekarang masih tetap dipertahankan dan dilestarikan secara turun-temurun

antar generasi, dan apabila terdapat pemberontakan dari yang dijodohkan,

dianggap melanggar tradisi.

Perjodohan merupakan suatu proses penunjugan calon mempelai laki-laki

ataupun perempuan yang dilalkukan oleh orang tua, keluarga, kerabat, ataupun

teman. Meskipun hampir semua telah mengetahui bahwa persoalan jodoh itu

ditangan Tuhan karena sudah merupakan takdir yang hanya dialah yang tahu dan

merupakan pilihan Tuhan yang teramat baik untuk keduanya, manusia hanya bisa

berusaha namun beliaulah (Tuhan) yang penentu segalanya.

Hal ini menunjukan bahwa jodoh seseorang itu telah diatur oleh Allah

swt., dan semua kembali pada diri seseorang itu sendiri karena baik dan buruknya

jodohnya merupakan timbal balik atau cerminan dirinya yang selama ini mereka

perbuat dalam hidupnya.

Pernikahan merupakan sunnatullah dan merupakan unsur pokok karenanya

diperintahkan untuk menyegerakan menikah dengan maksud yaitu untuk

menghidari fitna dan zina bagi yang mampu. Salah satu prinsip moral yang paling

penting dalam pandangan Islam adalah perkawinan dan membentuk keluarga.

Page 67: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

67

Hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan adalah merupakan

tuntunan yang dicsiptkan oleh Allah swt dan untuk menghalalkan hubungan ini

maka disyaratkan akad nikah. Pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang

diatur dengan pernikahan ini akan membawa keharmonisan, keberkahan dan

kesejahteraan bagi laki-laki maupun perempuan, bagi keturunan diantara

keduanya bahkan bagi masyarakat yang berada disekeliling kedua insan tersebut.

Dalam hal ini sudah sangat jelas bahwa pasangan-pasangan dari sejenis

mahluk itu sendiri namun, dari jenis-jenis pernikahan ada pernikahan yang

dinamankan pernikahan serumpun (endogami). Pernikahan endogami adalah

pernikahan antar etnis, suku, kekerabatan dalam lingkungan yang sama.8 atau

lebih spesifik lagi pernikahan saudara sepupu yang dimana diketahui masih

memiliki hubungan yang teramat dekat.

Biasanya kedua belah pihak yang sepakat menjodohkan antara

keluarganya ini melakukan perjanjian pada saat kedua calon ini masih kecil dan

belum mengetaui apa-apa. Nanti setelah masing-masing mulai menginjak dewasa

barulah mereka dipanggil kemudian duduk bersamadan membahas perjodohan itu

kepada kedua calon tersebut barulah pada saat itu para orang tua meminta

persetujuan dari kedua calaon yang akan dijodohkan, namu mereka tetap

diberikan kebebasan untuk berfikir dan memberi jawaban iya atau tidak setujuh

dengan perjodohannya.

Terlebih dahulu kedua belah pihak yang nyatanya adalah keluarga sendiri

membicarakan persoalan waktu, tempat dan hal-hal yang akan bawa lainnya

sebelum pertemuan sesungguhnya dilakukan agar nantinya pada waktu yang

Page 68: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

68

ditentukan semua bisa berjalan dengan dengan lancar. Pembahasan persoalan

waktu, tempat dan hal-hal yang akan bawa.

Pada saat pertemuan itu dilakukan pihak laki-laki yang datang ke rumah

pihak perempuan, kedua calon jelas didampingi oleh masing-masing orang tua

keduanya, orang yang dipercayakan dan orang yang dituakan lainnya. Dengan

itikat baik tentunya mereka memenuhi syarat dan ketentuan dari pihak yang telah

tentukan oleh kedua belah pihak sebelumnya.

Biasanya pembicaraan dilakukan akan dimulai dengan basa-basi atau

candaan kemudian seraya pihak perempuan menyuguhi tamu dari pihak laki-laki

makanan dan lainya yang di butuhkan sebagai penghormatan (sipaka tau) setelah

itu tentunya barulah mulai membahas keporsoalan intinya yaitu pertunangan

keduanya dan tentu sebelumnya kedua calon dan keluarga akan tetap dimintai

persetujuan sebelum melanjutkan pembiraan terutama dari pihak perempuan.

Setelah semua setujuh dengan pertunangan yang dilakukan maka barulah

pembicaraan akan dilanjtkan, biasanya saat pertunangan sebelum pemasangan

cicin untuk pengikat diterlebih dahulu dibahas.

Sebelum memasuki bagian pernikahan terlebiih dahulu orang tua atau

keluarga dari pihak laki-laki dengan didampingi orang yang dituakan datang

kerumah perempuan untuk terlebih dahulu melamar. Melamar biasanya dilakukan

oleh keluarga laki-laki saja atau tanpa didampingi oleh lakilaki yang menjadi

calon mempelai.

Proses pelamaran berlangsung anatar keluarga perempuan dan keluarga

laki-laki namun tetap dihadiri sang perempuan karena berada dirumahnya dan

Page 69: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

69

akan ditanya secara langsung atau pihak perempuan sendiri yang akan

menyampaikannya, setelah mendapat persetujuan dari sang perempuan dan pihak

keluarganya barulah akan dibahas persoalan selanjutnya.

Setelah semua pembicaraan yang termasuk syarat telah disepakati oleh

kedua belah pihak barulah pertunagan akan dilaksanakan yaitu pemasangan cicin

kepada kedua calon yang dipasangkan oleh keduanya secara bergantin atau bisa

juga dipasangkan oleh orang tua calon untuk menghormati orang yang dituakan

(sipaka tau) dan semuanya berjalan dengan lisan tanpa karna saling percaya kedua

belah pihak dan kebiasaan yang ada.

Suatu kebiasaan umum yang melekat pada keluarga maupun masyarakat,

yakni perjodohan sebagai suatu lembaga dan tiap kebudayaan menetapkan

sejumlah peraturan yang biasanya kaku dan rumit. Untuk mempertemukan

pasangan pria dan wanita secara pantas. Pada umumnya kebudayaan menetapkan

semacam pertukaran hadiah sebagai pendahuluan penting. Ditetapkan pula tata

cara tertentu, tindakan atau kata-kata yang membuat khalayak umum untuk

mengetahui dan menerima kenyataan bahwa seorang pria dan seorang wanita

bermaksud hidup bersama dan mulai membangun keluarga, seperti telah

dikemukakan diatas bahwa perjodohan adalah ajang didalam membentuk keluarga

baru, dimana bukan saja sebagai suatu rangkaian tali hubungan antara jaringan

sosial antara anggota-anggotanya.

Anak adalah individu yang unik. Banyak yang menagatkan bahwa anak

adalah miniatur dari orang dewasa. Padahal mereka betul-betul unik. Mereka

belum banyak memiliki sejarah masa lalu dan Pengalaman mereka sangat terbatas

Page 70: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

70

apalagi mengenai tentang penentuan dalam pasangan hidupnya. Di sinilah peran

orang tua yang memiliki pengalaman hidup lebih banyak sangat dibutuhkan

membimbing dan mendidik anaknya. Oleh karena itu anak perlu dikondisikan

agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan dididik sebaik mungkin

agar di masa depan dapat menjadi generasi penerus yang berkarakter serta

berkepribadian baik.

Mahar adalah harta yang diberikan pihak calon suami kepada calon

istrinya untuk dimiliki sebagai penghalal hubungan mereka. Mahar ini menjadi

hak istri sepenuhnya, sehingga bentuk dan nilai mahar ini pun

sangat ditentukan oleh kehendak istri. Bisa saja mahar itu berbentuk

uang, benda atau pun jasa, tergantung permintaan pihak istri. Mahar dan Nilai

Nominal. Mahar ini pada hakikatnya dinilai dengan nilai uang, sebab mahar

adalah harta, bukan sekedar simbol belaka. Itulah sebabnya seorang dibolehkan

menikahi budak bila tidak mampu memberi mahar yang diminta oleh wanita

merdeka. Kata ‘tidak mampu’ ini menunjukkan bahwa mahar dismasa lalu

memang benar-benar harta yang punya nilai nominal tinggi.

Ada kalanya sebagian dari para orang tua yang akan melangsungkan

pernikahan atau perjodohan, salah satu diantara mereka membuat persyaratan-

persyaratan tertentu (janji pernikahan) kepada calon menantu, dan sesuatu hal

tidak bisa dipungkiri dan mungkin saja terjadi, kadangkala sebagian dari

persyaratan-persyaratan itu justru memberatkan atau membebani dan mungkin

juga ada yang melanggarnya.

Page 71: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

71

Dalam proses pemilihan jodoh yang saling berkaitan adalah keluarga calon

pengantin.Kedua jaringan keluarga yang akan menikah di hubungkanan,oleh

karena itu juga jaringan-jaringan lain yang lebih jauh menyangkut kedua keluarga

yang akan menikah dengan siapa karena kedua keluarga itu saling

membandingkan.Dimana ukurannya adalah kira-kira sama.Baik secara ekonomi

ataupun secara sosial.

Cara pemilihan jodoh dapat di ketahui melalui cara tawar-menawar yang

telah di kenal dalam sejarah perkawin itu sendiri.Perkawinan di maksudkan untuk

mempererat hubungan keluarga, lebih lagi kedua individu tersebut keluarga

memikirkan bahwa perkawinan itu suatu yang biak dan tujuannya bermanfaat bagi

kedua belah pihak maupun dari segi-segi lainnyayang berhubungan dengan tujuan

perkawinan. Seperti terpenting dalam perjanjian perkawin oleh karena itu dapat

dipastikan bahwa semua sistem pemilihan jodoh anak menunjukan kepada

pernikahan homogeny sebagai hasil dari tawar-menawar.

Artinya keluarga-keluarga yang kaya memandang dia sebagai calon

menantu yang baik bagi anak laki-laki mereka,sebaliknya begitu juga jika

keluargayang kedudukannya lebih tinggi atau berkuasa.Keluarga-keluarga lainnya

pada tingkat itu memandang hal itu cocok.Dan keluarga tidak perlu mengikat diri

dengan keluarga yang serasi.

Meskipun disadari,perjodohan adalah hubungan yang permanen antara

laki-laki dan perempuan yang diikuti oleh masyarakat yang bersangkutan

berdasarkan atas peraturan perjodohan yang berlaku dalam suatu perkawinan

untuk mewujudkan adanya keluarga dan memberikan adanya keabsahan atas

Page 72: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

72

status kelahiran anak-anak mereka. Perjodohan tidak hanya mewujudkan adanya

hubungan antara meraka yang jodoh saja tetapi juga melibatkan hubungan-

hubungan di antara kerabat-kerabat dari masing-masing pasangan tersebut.

Perjodohan anak merupakan suatu perstiwa yang sangat penting dan tak

pernah terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan

membina keluarga bahagia.Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dalam

mempersiapkan segala sesuatunya meliputi aspek fisik,mental dan sosial ekonomi.

Perjodohan akan membentuk suatu perkawinan atau ikatan keluarga yang

merupakan unit terkecil yang menjadi sendi dasar utama bagi kelangsungan dan

perkembangan suatu masyarakat bangsa dan negara.

Tetapi pada masyarakat tertentu masalah pemilihan jodoh dan perkawinan

ini sangat sering dikaitkan dengan masalah agama, keyakinan tertentu,dan adat

istiadat, tata cara dan kebudayaan tertentu, dan sebagainya. Adapun proses

pengaturan perkawinan menunjukkan lingkup kemunkinan yang

menarik.Beberapa masyarakat mengikuti suatu peraturan tertentu dimana dua

anak dari keluarga yang berbeda telah ditentukan oleh kerabatnya menjadi

pasangan suami istri,sehingga pilihan-pilihan pribadi menjadi tidak perlu lagi.

Orang tua berhak mengatur perkawinan atau tanpa mempertimbangkan keinginan

pasangan.

Ada kalanya sebagian dari para orang tua yang akan melangsungkan

pernikahan atau perjodohan, salah satu diantara mereka membuat persyaratan-

persyaratan tertentu (janji pernikahan) kepada calon menantu, dan sesuatu hal

tidak bisa dipungkiri dan mungkin saja terjadi, kadangkala sebagian dari

Page 73: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

73

persyaratan-persyaratan itu justru memberatkan atau membebani dan mungkin

juga ada yang melanggarnya.

Adapu sistem perjodohan di desaparia kecamatan duampanua yaitu

tergantug keluarga di mana keluarga laki-laki melihat perempua yang menurut

keluarganya cocok di jodohkan dan setalah di ketahui oleh keluarga laki-laki dan

perempuan barulah di situ di komunikasikan dengan laki-laki yang akan di

jodohkan dan tanpa membantah laki-laki yang di jodohkan menerima perjodohan

tersebut dengan alasan mengikuti kemauan keluarga, orang tua dan kemauannya

sendiri.

Anak yang dijohkan memang pada awalnya merasa kecewa dan terpaksa

setelah mengetahui bahwa mereka akan dijodohkan, tetapi dengan berjalannya

waktu anak yang dijodohkan merasa bahagia karena mereka saling memahami

satu sama lain.

2. Peran orang tua dalam menentukan jodoh anaknya di Desa Paria

Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang

Orang tua merupakan pendidik utama bagi anak-anak mereka, karna

pembelajaran yang didapatkan seorang anak berasal dari orang tuanya. Corak

pendidikan dalam rumah tangga secara umum tidak berpangkal tolak dari

kesadaran dan pengertian yang lahirkan pengetahuan mendidik, melainkan secara

kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun

situasi atau iklim pendidikan.

Untuk itu, dalam menentukan jodoh biasanya orang tua sangat berperan

penting dan anaknya akan mengikuti pilihan orang tuanya, perjodohan dikalangan

Page 74: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

74

masyarakat Desa Paria sudah menjadi adat istiadat dikalangan mereka hingga saat

ini. Proses pemilihan jodoh ini sangat dipengaruhi oleh berbagai kepentingan,

salah satunya kepentingan orang tua dan keluarga, karena mereka beranggapan

bahwa penentuan jodoh adalah hak mereka.

Dalam hal ini, semua yang menentukan adalah keluarga besar dan si anak

yang akan dijodohkan tidak mengetahuinya, anak tidak diberi kesempatan untuk

memberikan pendapatnya, apakah ia mau menerima perjodohan ini atau tidak.

Jika keluarga besar sudah sama-sama saling setuju, maka anak tidak dapat

menolak. Di sini anak sama sekali tidak mempunyai hak untuk menentukan

pilihannya sendiri, sehingga ada keterpaksaan di dalam menjalankan kehidupan

berumah tangga.

Meski demikian perjodohan dilingkungan masyarakat Desa Paria pada

dasarnya dilandasi rasa tanggug jawab yang besar seorang ayah terhadap anak

agar terjaga diri dan keluarganya.

Perjodohan di masyarakat Desa Paria bermula dari pesannya orang tua

terdahulu yang mengharuskan putra putrinya untuk menikah dengan kerabat

terdekat, karena putri mereka dididik untuk tidak mempertanyakan atau dididik

agar selalu mematuhi perintah orang tua, maka perintah orang tua terdahulu tidak

dapat ditolak. Alasan keluarga untuk menjodohkan anaknya adalah untuk

menghindari konflik yang timbul akibat perbedaan status, karena dengan

menikahkan anaknya kepada saudara terdekat dapat dipastikan sudah sama-sama

saling faham dan memaklumi. Selain itu alasan lainnya adalah untuk

keberlangsungan keluarga yang baik untuk masa yang akan datang.

Page 75: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

75

Pertama, keraguan orang tua dengan jodoh pilihan

anakmemunculkankekhawatiran bagi orang tua dalam memberikan restu kepada

sang anak untuk menikah. Oleh karena itu orang tua seringkali memilihkan jodoh

untuk anaknya berdasarkan pertimbangan bibit, bobot, dan bebet yang dimiliki

oleh sang calon. Pertimbangan inilah yang mendorong para orang tua melakukan

perjodohan bagi anaknya dengan memilihkan pasangan yang sudah mereka kenal.

Pemilihan ini biasa dilakukan kepada kerabat sendiri.Hal ini sebagai

pertimbangan bahwa dengan menjodohkan anak dengan kerabat yang sudah

dikenal jauh sebelumnya dapat membantu mereka untuk mendapatkan jodoh yang

terbaik dan dinilai sesuai untuk anaknya.Selain karena kekhawatiran orang tua

akan kualitas calon yang dipilih oleh anaknya, perjodohan dengan motif

kekerabatan juga dinilai efisien untuk menjalin hubungan atau menjaga jarak antar

keluarga. Mereka tidak ingin memutus hubungan kekeluargaan yang telah lama

terjalin. Sehingga dipilih untuk melakukan perjodohan dengan kerabat agar

hubungan mereka semakin dekat antara satu dengan yang lainnya.

Kedua, anak sebagai beban.Sebagian orang tua di Desa Paria menganggap

anak adalah sebagai beban bagi keluarganya karena faktor ekonomi yang rendah

yang menyebabkan orang tua merasa tidak sanggup membiayai kebutuhan anak.

Hal ini menjadi alasan lain bagi orang tua menjodohkan anaknya pada usia yang

terbilang cukup muda. Sehingga mereka rela merampas hak seorang anak demi

kepentingan perekonomian keluarga. Harapan orang tua menjodohkan anak-anak

mereka dengan anak orang yang lebih mampu agar nantinya perekonomian

keluarga bisa terangkat dalam artian tidak kekurangan lagi.

Page 76: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

76

Ketiga, tujuan untuk memperoleh pasangan yang baik.Orang tua merasa

khawatir jika anaknya memilih pasangannya sendirikarena belum tentu bibit,

bebet, dan bobotnya bagus. Hal ini yang menyebabkan orang tua di Desa Paria ini

mencarikan pasangan hidup untuk anak-anaknya. Ini karena orang tua tersebut

menginginkan anaknya mendapatkan pasangan atau jodoh yang baik, yang sudah

jelas asal usul keluarganya.

Keinginan orang tua yang menginginkan anaknya memperoleh pasangan

yang baik membuat orang tua menjadikan perjodohan dengan kerabat sendiri atau

masih ada ikatan kekeluargaan sebagai langkah akhir agar anaknya bisa

mendapatkan pasangan hidup yang baik.Selainitu mereka melakukan perjodohan

dengan kerabat sendiri bukan hanya untuk mencarikan jodoh yang terbaik untuk

anak mereka malainkan mereka ingin mempererat tali silaturahmi antar keluarga

atau famili. Tujuan itu bermaksud supaya tidak menghilangkan garis keturunan

dalam keluarga. Olehkarena itu mereka menjadikan sebuah tradisi perjodohan

dalam keluarga mereka.

Keempat, tujuan untuk membantu perekonomian keluarga.Selain

kepentingan untuk kekerabatan para pelaku mempunyai kepentingan ekonomi

dalam perjodohan yang dilakukan di daerah Desa Paria. Hal tersebut dilakukan

agar dengan adanya perjodohan, mereka bisa mengangkat derajat keluarga.

Tujuan inilah yang hendak dicapai para orang tua melakukan perjodohan bagi

anak-anak mereka. Mereka berfikir bahwa dengan cara menjodohkan anaknya

diharapkan nantinya sang menantu atau keluarga menantu dapat membantu

perokonomian keluarga agar lebih baik lagi. Sebagian keluarga beranggapan

Page 77: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

77

bahwa anak merupakan beban yang harus ditanggung oleh orang tua ketika

mereka belum berkeluarga atau menikah. Terlebih bagi mereka yang memiliki

status ekonomi menengah ke bawah.

Bagi mereka menikahkan atau menjodohkan anaknya dengan orang yang

dinilai mampu untuk menanggung segala kebutuhan hidupnya akan memberikan

kontribusi lebih untuk menopang kebutuhan ekonomi mereka. Oleh karena itu

seringkali tujuan yang dicapai agar nanti si menantu mampu meringankan beban

yang mereka miliki dengan menikahi anaknya yang menjadi beban keluarga juga

mampu membantu perekonomian keluarga dengan memberikan kontribusi materi

kepada keluarga.

Kebutuhan ekonomi yang membuat orang tua menjodohkan anaknya

dengan keluarga yang lebih mapan ketimbang keluarganya.Orang tua berharap

menantunya bisa membantu kebutuhan ekonomi keluarganya. Motif tujuan

ekonomi inilah yang mendorong terjadinya perjodohan pada masyarakat desa

Paria.

Timbulnya iklim atau suasana tersebut, karena adanya interaksi yaitu

hubungan pengaruh secara timbal balik antara orang tua dan anak. Sebagai peletak

pertama pendidikan, orang tua memegang peranan penting bagi pembentukan

watak dan kepribadian anak, maksudnya bahwa watak dan kepribadian tergantung

kepada pendidikan awal yang berasal dari orang tua terhadap anaknya. Maka

begitu penting peran orang tua terhadap anaknya untuk mengajarkan masalah

tanggung jawab sebelum mereka para anak yang berumah tangga. Pada tabel di

Page 78: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

78

bawah ini beberapa orang tua yang mengajarkan anaknya masalah tanggung

jawab sebelum berumah tangga.

Didalam satu keluarga sering kita ketemukan orang tua yang berperan

dalam pencarian jodoh anak khususnya anak wanitanya, semua ini di lakukan

tidak lain hanya untuk untuk kebaikan sang anak

Orang tua adalah pemimpin dalam keluarga yang mempunyai peran besar

dalam menentukan kearah mana keluarga itu nantinya. Oleh karena itu orang tua

sering ingin melihat keluarganya hidup dalam kebahagiaan,ketetenraman, dan

kesejahteraan serta jauh dari keresahan terlebuh lagi ketika hal itu berpindah dan

dirasakan oleh anaknya kelak sewaktu berkeluarga, oleh sebab itu disetiap

penentuan jodoh anak sering dicampuri dan ditetukan oleh orang tua.

kerabat-kerabat dimasing- Perkawinan tidak hanya mewujudkan antara

hubungan meraka saja, tetapi juga melibatkan hubungan diantara masing

pasangan tersebut. Perjodohan antara laki dan perempuan, jika hal itu yang di

ingainkan oleh orang tuanya pasti berdasarkan menurut kebudayaannya masing-

masing. Seringkali orang tidak dapat berbuat apa apa dalam hal ini orang tua pada

umumnya lebih memikirkan sosial ekonomi keluarga masing-masing dari pada

mengusahakan kebahgian perjodohan anak mereka

Selain faktor pendidikan, juga tak kalah pentingnya adalah status sosial

calon menantu. Adapun yang dimaksudkan status sosial disini adalah posisi

seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain,

dalam arti lingkungan pergaulanya, prestasinya dan hak-hak serta kewajiban-

kewajibannya.

Page 79: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

79

Menikah dengan seseorang atas pilihan orangtua adalah pilihan alternatif

lain yang cukup aman. Karena orangtua punya pengalaman hidup lebih matang.

Mereka telah mengenyam pengalaman dalam urusan menikah dan pilihan

pasangan. Mereka juga punya pengalaman bagaimana seseorang itu akhirnya

berangkat dewasa. Mereka bisa menilai pribadi orang lain jauh lebih baik dan

bijaksana. Tentu saja hal ini tergantung orangtua masing-masing. Sebab ada juga

orangtua yang tidak punya kualitas pengalaman hidup sehingga kurang bisa

menilai orang lain secara tepat.

Dalam melakukan pilihan teman jodoh, orangtua bersikap lebih obyektif

daripada atas pilihan sendiri. Sebab ketika seseorang jatuh cinta, peranan logika

bisa dipertanyakan. Penilaian-penilaian lebih banyak tertutupi oleh kabut

emosional. Kalau sudah cinta, tahi kucing pun berasa coklat. Begitu kira-kira

sebagaimana dikatakan dalam sebuah lagu.

Banyak kalangan menilai bahwa pernikahan karena dijodohkanorangtua

adalah kuno, ketinggalan jaman dan mengekang kebebasan pribadi. Karena sebaik

apapun pilihan orangtua, mereka bukanlah pihak yang menjalani perkawinan itu

sendiri. Jadi apa hak mereka untuk menentukan pilihan jodoh ini, sementara

mereka tak menjalani sendiri pilihan yang dilakukan. Banyak juga yang

menganggap pilihan orangtua sudah tak sesuai lagi dengan jaman. Nilai-nilai yang

dipakai orangtua sudah tak lagi terupdate dengan keadaan dan perkembangan

jaman. Perlu diingat bagaimanapun tingginya pendidikan anak, tapi sebagai

seorang anak tidak akan bisa menandingi orangtua dalam masalah pengalaman

hidup dan terutama dalam hal berumah-tangga.

Page 80: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

80

Peranan orangtua amat vital dalam memilih calon pasangan. Mereka

berfungsi semacam penyaring untuk menentukan mana-mana yang cocok dan

tidak. Mereka mempertimbangkan hal-hal yang memungkinkan perkawinan tidak

berlangsung mulus yang bisa memisahkan masing-masing pasangan. (Sumber di

sini). Menurutnya, banyak pasangan perkawinan bukan pilihan sendiri merasa

bahagia dan sukses karena peranan penting orangtua mereka dalam menyaring

para calonnya.

Pernikahan atas pilihan sendiri berdasar cinta dianggap ideal dan sesuai

dengan perkembangan peradaban. Meletakkan tanggungjawab pilihan hidup atas

pribadi masing-masing. Dengan tingkat pendidikan makin merata, kesadaran

individu akan hak-haknya sudah menjadi kewajaran bahkan keharusan. Maka

perkawinan dengan pasangan atas pilihan orangtua secara logika sulit diterima.

Bagaimana mungkin bisa hidup bersama dengan orang lain yang tidak dikenalnya.

Pilihan jodoh atas dasar cinta memang lebih membahagiakan secara

pribadi. Pasangannya sesuai dengan pilihan yang dikehendaki lengkap beserta

atribut yang melekat sekalian, baik yang positif maupun negatif. Perkawinan

diawali dengan rasa saling cinta dan berharap cinta itu berkembang subur setelah

perkawinan.

Lain halnya dengan pernikahan karena dijodohkan orangtua. Pasangan

berangkat dari ketiadaan rasa cinta. Bahkan ada ada rasa benci dan keengganan

untuk melakukannya. Rasa cinta diharapkan bersemi setelah perkawinan.

Pasangan tidak berharap terlalu banyak kecuali menurut perintah orangtuanya.

Page 81: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

81

Sisi dari kedua jenis perkawinan tersebut sepertinya bertentangan. Tapi

sebenarnya tidak selalu demikian. Banyak orang berpendapat bahwa dasar dari

sebuah perkawinan adalah adanya rasa saling mencintai. Bagaimana mungkin bisa

menikah tanpa saling mencintai? Pendapat itu benar. Cuma saja, rasa cinta itu

diletakkan pada awal sebelum terjadinya perkawinan. Padahal rasa cinta bisa saja

tumbuh setelah terjadinya perkawinan. Maka kedua jenis perkawinan tersebut

sebenarnya sama saja. Yakni mendasarkan keberlangsungannya atas dasar cinta.

Cuma tumbuhnya cinta itu yang beda waktunya. Berkembangnya rasa cinta

setelah perkawinan memang bisa beda. Kebahagiaan perkawinan juga tergantung

dari pelakukunya masing-masing.

Rasa cinta yang berbunga-bunga pada masa pacaran bisa saja makin pudar

setelah terjadinya perkawinan. Dan sebaliknya, tiadanya rasa cinta di awal

perkawinan bisa saja makin tumbuh subur setelah perkawinan. Bagi yang

beruntung tentu saja yang menikah atas dasar saling cinta, kemudian makin cinta

setelah perkawinan. Bila saja pasangan yang dijodohkan bisa bersikap realistis -

tidak menilai terlalu berlebihan bahwa pasangannya berwajah molek dan

kepribadian prima, maka pasangan hasil perjodohan orangtua bisa saja

memperoleh kebahagiaan perkawinan sama.

Sukses tidaknya perkawinan memang tidak bisa diukur secara statistik.

Terutama jika ukurannya menyangkut kebahagiaan. Tolok ukur suksesnya

perkawinan mungkin hanya bisa dilihat dari statistik tingkat angka perceraian.

Page 82: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

82

3. Nilai Kebaruan Hasil Penelitian

Pada penelitian ini memiliki banyak hal yang berkait dengan penelitian

terdahulu yang membahas tentang Sistem Perjodohan Anak di Desa Paria

Kecamatan Duampanua. Tetapi pada setiap penelitian memiliki beberapa

perbedaan atau nilai kebaruan dari penelitian sebelumnya. Hal ini yang menjadi

perbedaan adalah dari judul dan hasil penelitian pada penelitian sebelumnya

tentang Sistem Perjodohn di Kecamatan Lembang Desa Tuppu, hasil penelitian

menunjukan bahwa sistem perjodohan di masyarakat Desa Tuppu terdiri dari dua

jenis, yaitu sistem eksogami dan ekodegami. Sistem eksogami adalah para

anggota keluarganya atau anaknya diharuskan untuk memilih jodohnya diluar

keluarga atau kerabatnya sendiri. Sistem ini biasanya dilakukan dan diketahui oleh

masyarakat umum. Sedangkan sistem ekodegami merupakan kebalikan dari

sistem eksogami yaitu keluarga mengharuskan anggotanya atau anaknya memiliki

jodoh dilingkungan kelompok sendiri. Dalam hal ini masyarakat cenderung

menggunakan isistem ekodegami untuk melakukan perjodoha bagi anaknya. Hal

ini disebabkan karena mereka lebih mudah mengeal siapa calon yang akan

bersanding dengan anaknya. Sehingga kemudian terjadinya tidak cocokan dapat

diminimalisi

4. Kesesuaian teori dengan hasil penelitian

Dalam penjelesan kesu\esusaian teori dengan hasil penelitian menjelskan

bagaimana teori nyang digunakan dalam skripsi dapat memperkuat dan

mendukung terkait hal telah diteliti oleh peneliti.sehingga pembahasannya dapat

dipetanggung jawabkan dengan bantaun penguatan teori yang digunakan.

Page 83: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

83

a. Sistem Perjodohan Anak di desa Paria Kecamatan Duampanua

Kabupaten Pinrang

Keterkaitan teori dengan rumusan masalah adalah rumusan masalah

menjelaskan mengenai sistem perjodohan.Adapun sistem perjodohan yang

didapatkan oleh pentulis dari beberapa sumber infoman dan hasil observasi

langsung antara lain yaitu perjodohan merupakan suatu proses penunjugan calon

mempelai laki-laki ataupun perempuan yang dilalkukan oleh orang tua, keluarga,

kerabat, ataupun teman. Meskipun hampir semua telah mengetahui bahwa

persoalan jodoh itu ditangan Tuhan karena sudah merupakan takdir yang hanya

dialah yang tahu dan merupakan pilihan Tuhan yang teramat baik untuk

keduanya, manusia hanya bisa berusaha namun beliaulah (Tuhan) yang penentu

segalanya.

Hal ini menunjukan bahwa jodoh seseorang itu telah diatur oleh Allah

swt., dan semua kembali pada diri seseorang itu sendiri karena baik dan buruknya

jodohnya merupakan timbal balik atau cerminan dirinya yang selama ini mereka

perbuat dalam hidupnya.

Pernikahan merupakan sunnatullah dan merupakan unsur pokok karenanya

diperintahkan untuk menyegerakan menikah dengan maksud yaitu untuk

menghidari fitna dan zina bagi yang mampu. Salah satu prinsip moral yang paling

penting dalam pandangan Islam adalah perkawinan dan membentuk keluarga.

Hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan adalah merupakan

tuntunan yang dicsiptkan oleh Allah swt dan untuk menghalalkan hubungan ini

maka disyaratkan akad nikah. Pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang

Page 84: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

84

diatur dengan pernikahan ini akan membawa keharmonisan, keberkahan dan

kesejahteraan bagi laki-laki maupun perempuan, bagi keturunan diantara

keduanya bahkan bagi masyarakat yang berada disekeliling kedua insan tersebut.

b. Peran orang tua dalam menentukan jodoh anaknya di Desa Paria

Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang

Keterkaitan teori dengan rumusan masalah adalah rumusan menjelaskan

mengenai peran orang tua hal ini berkaitan dengan teori yang digunakan teori

pertukaran sosial yang dijelaskan bahwa

Page 85: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

85

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Perjodohan merupakan suatu proses penunjugan calon mempelai laki-laki

ataupun perempuan yang dilalkukan oleh orang tua, keluarga, kerabat,

ataupun temandan semua kembali pada diri seseorang itu sendiri karena baik

dan buruknya jodohnya merupakan timbal balik atau cerminan dirinya yang

selama ini mereka perbuat dalam hidupnya.

2. Hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan adalah merupakan

tuntunan yang dicsiptkan oleh Allah swt dan untuk menghalalkan hubungan

ini maka disyaratkan akad nikah. Pergaulan antara laki-laki dan perempuan

yang diatur dengan pernikahan ini akan membawa keharmonisan, keberkahan

dan kesejahteraan bagi laki-laki maupun perempuan, bagi keturunan diantara

keduanya bahkan bagi masyarakat yang berada disekeliling kedua insan

tersebut.

B. Saran

Penulis memberikan beberapa sumbangan saran untuk pertimbangan

dalam hal sistem perjodohan anak, bahwa kewenangan orang tua anak tidak

seharusnya dijadikan sebagai alat penekanan (paksaan) terhadap anak. Oleh

karena itu penulis memberikan saran untuk menjaga keharmonisan dalam rumah

tangga dalam hal ini antara orang tua dan anak:

74

Page 86: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

86

1. Perlu adanya kewaspadaan orang tua dalam memberikan kebebasan bergaul

kepada anaknya yang berlainan jenis sehingga dapat membatu anaknya dapat

memilih calon pasangan hidupnya agar tidak salah pilih serta tidak menyesal

dikemudian hari.

2. Perlu adanya saling pegertian antara orang tua dan anak dalam memimilih

calon pendamping hidupnya, disamping mengutamakan kepentingan orang

tua jangan sampai melupakan kepentingan-kepentingan anak sebagai pelaku

rumah tangga.

3. Perlu ditingkatkan usaha- usaha pemerintah yang ada sekarang yaitu

meningkatkan usaha perjodohan/ perkawinan anak.

Page 87: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

87

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan (2005). MetodePenelitian Kuantitatif, Jakarta. Kencana.

Dwi Narwoko. J. Suyanto, Bagong. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan

Terapan. Kencana Jakarta.

Folak. Mayor. J. B. A. F. 1964. Sosiologi Pengantar Rinkas. Ichtiar Jakarta

Goode, William J. 1985. Sosiologi Keluarga, Jakarta: PT. Bina Aksara

Handayani, 2005. Rumah Tangga Ideal. Kencana Jakarta

KoentjaraNingrat, 1988. Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Djambatan

Indonesia. Liberti. Jogjakarta

Mardalis. 1999. Metode Penelitian suatu pendekatan proposal.

Mardiya. 2000. Kiat-kiat Khusus Membangun Keluarga Sejahtera. Jakarta :

BKKBN Pusat.

Noor Siswanto. 2002. “Konvensi Hak Anak Sebagai Prinsip Perlindungan

Anak”. Yogyakarta : Dinas Sosial Propinsi DIY.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. Ed. 1964 Metode Penelitian Survei.

LP3ES. Jakarta

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali pers.

Sri Mirmaningtyas. 2005. “Pendidikan Karakter Anak dan Masa Depan

Bangsa”. Kedaulatan Rakyat 21 Juli 2005.

Suhendi Hendi, Wahyu Ramdani. 2001. Pengantar Study Sosiologi Keluarga.

Pustaka setia. Bandung .

Sumber Lain (Data Internet, Artikel, dan Data Kantor Desa Paria 2010)

Sunartini. 2001. Peran Orang Tua Dalam Tumbuh Kembang Anak yang

Berkualitas dan Berbudaya. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran UGM.

Vredenbert, J. 1984. Teknik Penelitian Masyarakat. Gramedia. Jakarta.

Warnich, Robert.1981. Prilaku Manusia dan Keluarga. Tata Pustaka. Jakarta.

Widjaya. A. W. 1986. Individu Keluarga dan Masyarakat. Akademika

Pressindo. Jakarta.

www. Google. com, Cara penentuan jodoh anak. Di akses bulan januari 2012.

Page 88: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

88

www.Google.com, Defenisi keluarga luas(extended family) di akses bulan

desember 2011

Page 89: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

89

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 90: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

90

HASIL WAWANCARA

MASYARAKAT DESA PARIA KECAMATAN DUAMPANUA

Nama : Rahman

Jabatan : Masyarakat biasa

Tanggal : 15/10/2019

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Mengapa orang tua ingin

menjodohkan anaknya?

Kerna orang tua ingin

melihat anaknya

bahagia,orang tua sangat

penting menjodohkan

anaknya karena demi

kebaikan dan kelangsungan

hidup anaknya kedepannya

menjadi orang tua di Desa

Paria juga tidak sembarang

menjodohkan anaknya

dengan yang bukan

kerabatnya.

2 Bagaimana peran orang tua

dalam jodoh anaknya di Desa

Paria?

Peran orang tua sangat

penting menjodohkan

anaknya karena demi

kebaikan dan kelangsungan

Page 91: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

91

hidup anaknya kedepannya

menjadi orang tua di Desa

Paria juga tidak sembarang

menjodohkan anaknya

dengan yang bukan

kerabatnya

3 Apakah ada dampak negatipf

dan positifnya dalam

menentukan jodoh anaknya?

Sistem

perjodohan tidak semua

berpengaruh positif akan

tetapi bisa berpengaruh

negatif kepada anak yang

dijodohkan, dimana

positifnya yaitu

menghindari dari dari

pergaulan bebas diluar

nikah. Karena mereka tidak

berpacaran sebelum

menikah, dan negatifnya

adalah perasaan tidak suka

berkelanjutan tehadap

pasangan, hingga

menimbulkan perceraian.

Page 92: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

92

HASIL WAWANCARA

MASYARAKAT DESA PARIA KECAMATAN DUAMPANUA

Nama : Ruga

Jabatan : Masyarakat biasa

Tanggal : 28/10/2019

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Mengapa masyarakat di Desa

Paria melakukan perjodohan

terhadap anaknya?

Dengan adanya sistem

perjodohan di Desa Paria

masyarakat lebih mudah

untuk menentukan pasangan

anakya, karena orang tua

menginginkan rumah tangga

anaknya bahagia jadi

menurut orang tuanya

dengan adanya sistem

perodohan mereka lebih

mudah dalam menentukan

jodoh anaknya

2 Menurut anda apakah

perjodohan itu perlu di

pertahankan?

Perjodohan perlu

dipertahankan karena

perjodohan itu dilakukan

dari dulu samapai sekarang

Page 93: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

93

walaupun memiliki dampak

negatif dan positif, dampak

positifnya bisa memperkuat

tali hubungan kekeluargaan

sedangkan dampak

negatifnya biasa terjadi

perceraian.

3 Bagaimana sistem perjodohan

anak di Desa Paria?

Sistem

perjodohan adalah suatu

proses yang sudah

direncanakan tanpa

sepengetahuan anaknya oleh

kedua orang tua untuk

menjalin suatu keluarga

baik dari orang tualaki-laki

maupun orang tua

perempuan untuk

menjodohkan anaknya.

Page 94: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

94

Dokumentasi wawancara dengan masyarakat biasa

Dokumentasi wawancara dengan masyarakat biasa

Page 95: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

95

Dokumentasi wawancara dengan masyarakat biasa

Dokumentasi wawancara dengan masyarakat biasa

Page 96: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

96

Dokumentasi wawancara dengan masyarakat biasa

Page 97: SISTEM PERJODOHAN ANAK DI DESA PARIA KECAMATAN …

97

RIWAYAT HIDUP

NURMIATI dilahirkan di Barugae tanggal 12 Februari

1995, dari pasangan Ayahanda Tundung dan Ibunda

Naria. Penulis merupakan anak ke tiga dari tiga

bersaudara. Penulis masuk sekolah dasar tahun 2003 di

SDN 139 Barugae Kabupaten Pinrang dan tamat pada

tahun 2009. Pada tahun yang sama (2009), penulis

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Duampanua Kabupaten Pinrang dan

tamat pada tahun 2012dan melanjutkan pendidikan ke SMK5 Pinrang dan tamat

pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan pada program

Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berkat Rahmat Tuhan yang Maha Kuasa dan iringan do’a restudari orang

tua dan saudara, kerabat serta teman-teman seperjuangan di bangku kuliah,

terutama dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi. Perjuangan panjang penulis dalam

mengkuti perguruan tinggi dapat berhasil dengan tersusunnya Skripsi yang

berjudul “Sistem Perjodohan Anak di Desa Paria Kecamatan Duampanua

Kabupaten Pinrang”.