sistem penjernih air berbasis plc · sistem penjernih air yang dibuat menggunakan plc sebagai...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
SISTEM PENJERNIH AIR BERBASIS PLC
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
Disusun oleh :
EMANUEL FEBRIANO DWI SAPUTRA
NIM : 145114039
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FINAL PROJECT
WATER PURIFIER SYSTEM BASED ON PLC
In a partial fulfillment of the requirements
For the degree of Sarjana Teknik
Department of Electrical Engineering
Faculty of Science and Technology, Sanata Dharma University
Arranged by :
EMANUEL FEBRIANO DWI SAPUTRA
NIM : 145114039
DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
Sesuatu yang Menjadi Hak
Kita, Maka Harus Kita
Perjuangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
INTISARI
Air merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Namun dalam waktu
dekat ini bencana kekeringan melanda di berbagai tempat. Krisis air bersih yang terjadi
sangat berdampak bagi kehidupan banyak orang. Dalam penelitian ini, sistem penjernih air
dibuat untuk menanggulangi masalah krisis air bersih. Tujuan dari pembuatan sistem ini
adalah untuk menjernihkan air yang keruh menjadi jernih dan layak pakai (ditinjau dari
nilai pH dan TDS), sehingga mampu mengatasi masalah kekurangan air bersih. Dan tujuan
kedua adalah sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
Sistem penjernih air yang dibuat menggunakan PLC sebagai kontroler yang
berfungsi mengatur segala macam mekanisme sistem. Proses penjernihan air memiliki tiga
tahapan utama yaitu pencampuran bahan kimia dengan air kotor, pengadukan bahan kimia
dan air kotor dan proses filterisasi. Ketiga tahapan utama tersebut berjalan dengan otomatis
dan bersifat paralel. Bahan kimia yang digunakan ada tiga macam, yaitu tawas, kaporit dan
dukem. Sistem yang dirancang juga dilengkapi dengan fungsi monitoring menggunakan
HMI (Human Machine Interface). Hal ini bertujuan untuk mempermudah operator dalam
mengawasi proses yang berlangsung.
Sistem penjernih air berbasis PLC telah berhasil dibuat dan diuji. Hasil
pengujiannya adalah mekanisme sistem dapat bekerja sesuai dengan alur proses
penjernihan yang diinginkan dan dapat menjernihkan serta dapat mengubah nilai pH air
kotor. Untuk menurukan kadar nilai TDS dalam air, sistem memiliki nilai persentase yaitu
sebesar 10.99% dengan waktu aktif mixer selama 10 menit dan sebesar 21.68% dengan
waktu aktif mixer selama 5 menit.
Kata Kunci : Air, Penjernih, PLC, HMI, Sistem, Otomatis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Water is the source of life for all living creatures. But in the near future drought
struck in various places. The sanitary water crisis that occurs has a great impact on the
lives of many people. In this research, a water purification system was created to overcome
the problem of sanitary water crisis. The purpose of making this system is to clear the
turbid water to be clear and suitable for use (in terms of pH and TDS), so as to overcome
the problem of lack of clean water. And the second goal is as a reference for further
research.
The water purification system is made using a PLC as a center that functions to
regulate all kinds of system mechanisms. The water purification process has three main
stages, there are mixing chemicals with dirty water, mixing chemicals and dirty water and
filtering processes. The three main stages run automatically and parallel. There are three
kinds of chemicals used, namely tawas, kaporit and dukem. The designed system is also
equipped with a monitoring function using HMI (Human Machine Interface). This aims to
facilitate operators in supervising the process.
The PLC-based water purification system has been successfully created and
tested. The test results are the mechanism of the system can work in accordance with the
flow of the purification process that is desired and can clarify and can change the pH value
of dirty water. To reduce the level of TDS values in water, the system has percentage value
10.99% with mixer active time for 10 minutes and 21.68% with mixer active time for 5
minutes.
Keywords : Water, Purifier, PLC, HMI, System, Automatic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia yang
telah diberikan selama ini sehingga dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir dengan
judul “Sistem Penjernih Air Berbasis PLC” dengan lancar. Dalam pengerjaan tugas akhir
ini penulis diberi dukungan moril dan materi dari banyak pihak hingga tugas akhir ini
selesai. Oleh karena hal tersebut, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Ir. Theresia Prima Ari Setiyani, M.T., selaku Dosen Pembimbing yang
membimbing dengan penuh kesabaran, meluangkan waktu, memberikan ide, kritik
dan saran dalam masa pengerjaan tugas akhir ini.
3. Bapak Martanto, M.T., yang telah memberikan saran dan kritik selama pengerjaan
tugas akhir ini.
4. Seluruh dosen dan laboran Teknik Elektro yang dengan sabar mendidik serta
memberi wawasan lebih.
5. Anggota keluarga, ibuku “Vincentia Sujarwati, S.Pd”, bapakku “I.M Setyono
Santoso”, dan kakakku “I. Meysa Eka Putra” yang senantiasa mendampingi dalam
segala keadaan serta memberikan dukungan baik moril dan materi.
6. Stefhani Lestari yang terus mengingatkan dan memberikan semangat.
7. Seluruh teman-teman “RACETO” yang senantiasa menghibur.
8. Kedua sahabatku Vincentius dan Nicholas yang selalu menghibur dan selalu ada di
segala waktu.
9. Seluruh teman-teman Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma yang selalu
mendukung.
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas segala dukungan dan
kebaikan yang telah diberikan.
Dengan segala hormat dan rendah hati, penulis menyadari penulisan tugas akhir ini jauh
dari kata sempurna. Oleh karena hal tersebut, maka kritik dan saran yang berkaitan dan
membangun sangat diharapkan agar tugas akhir ini dapat dikembangkan. Semoga tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul (Bahasa Indonesia) .................................................................................... i
Halaman Sampul (Bahasa Inggris) ........................................................................................ ii
Lembar Persetujuan .............................................................. Error! Bookmark not defined.
Lembar Pengesahan .............................................................. Error! Bookmark not defined.
Pernyataan Keaslian Karya ………………………………………………………….......... v
Halaman Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ..................................................................... vi
Halaman Persembahan dan Motto ........................................ Error! Bookmark not defined.
Intisari ............................................................................................................................... viii
Abstrak ................................................................................................................................ ix
Kata Pengantar ..................................................................................................................... x
Daftar Isi ............................................................................................................................. xii
Daftar Gambar .................................................................................................................... xv
Daftar Tabel ..................................................................................................................... xvii
Daftar Lampiran ................................................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................................... 2
1.4 Metodologi Penelitian............................................................................................. 3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Teori Penjernihan Air ............................................................................................. 5
2.2 Programmable Logic Controller (Omron CPM2A) ................................................ 6
2.2.1 CPU[15] .................................................................................................... 8
2.2.2 Bus[15] ...................................................................................................... 8
2.2.3 Memori[15] ............................................................................................... 8
2.2.4 Unit input/output[15] ................................................................................ 9
2.2.5 Sourcing dan sinking[15] ........................................................................... 9
2.3 Level Switch ......................................................................................................... 10
2.4 Relay (Omron MY2N) .......................................................................................... 11
2.5 Motor DC .............................................................................................................. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.6 Lampu Indikator ................................................................................................... 13
2.7 Solenoid Valve ..................................................................................................... 13
2.8 Buzzer ................................................................................................................... 14
2.9 Human Machine Interface (HMI) ......................................................................... 15
2.10 RS-232[18] ........................................................................................................... 16
BAB III RANCANGAN PENELITIAN
3.1 Diagram Blok Sistem ............................................................................................ 18
3.2 Proses Kerja Sistem .............................................................................................. 19
3.3 Perancangan Perangkat Keras .............................................................................. 21
3.3.1 Perancangan Pin I/O PLC CPM2A .......................................................... 21
3.3.2 Perancangan Motor DC ............................................................................ 23
3.3.2.1 Perancangan Mixer ...................................................................... 23
3.3.2.2 Perancangan Pompa Air .............................................................. 24
3.3.3 Perancangan Solenoid Valve .................................................................... 25
3.3.3.1 Perancangan Solenoid Valve pada Tempat Penyimpan
Bahan Kimia………………………………………………......25
3.3.4 Perancangan Biosand Filter ..................................................................... 26
3.4 Perancangan Perangkat Lunak .............................................................................. 27
3.4.1 Diagram Alir ............................................................................................ 27
3.4.1.1 Subrutin Pencampuran Bahan Kimia ........................................ 28
3.4.2 Metode Koneksi HMI dengan PLC .......................................................... 31
3.4.3 Perancangan Human Machine Interface (HMI) ....................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perubahan Rancangan ........................................................................................... 35
4.1.1 Perancangan Pompa Air ............................................................................ 35
4.1.2 Perancangan Level Switch pada Tempat Peyimpanan
Bahan Kimia……………………………………………………………...37
4.1.3 Perancangan Biosand Filter ..................................................................... 38
4.1.4 Perancangan Human Machine Interface (HMI) ........................................ 38
4.2 Hasil Plan Sistem Penjernih Air ......................................................................... 42
4.3 Hasil Pengamatan Sistem ..................................................................................... 45
4.3.1 Sistem Utama ............................................................................................ 45
4.3.2 Sub Sistem ................................................................................................. 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.4 Hasil Pengamatan Kualitas Air............................................................................. 60
4.5 Hasil Implementasi Software PLC dan HMI ........................................................ 66
4.5.1 Menu Login pada HMI .............................................................................. 66
4.5.1.1 Pendaftaran Data User pada Database HMI ................................. 66
4.5.1.2 Konfigurasi Menu Login User pada HMI ..................................... 67
4.5.2 Tombol Start, Resume, dan Stop ............................................................... 69
4.5.3 Timer Bahan Kimia (1,2, dan 3) ................................................................ 71
4.5.4 Timer Mixer (1,2, dan 3) ........................................................................... 73
4.5.5 Counter Pemakaian Bahan Kimia ............................................................. 74
4.5.6 Alarm ......................................................................................................... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 77
5.2 Saran ..................................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 79
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Blok perancangan secara umum ........................................................................ 3
Gambar 2.1 Desain biosand filter[3] ……………………………………………………....6
Gambar 2.2 Konfigurasi dan wiring fixed I/O[18] ................................................................ 7
Gambar 2.3 PLC Omron CPM2A [14] ............................................................................... 10
Gambar 2.4 Horizontal level switch .................................................................................... 10
Gambar 2.5 Relay Omron MY2N[13] ................................................................................. 11
Gambar 2.6 Simbol dan contoh motor DC 12 V[8] ............................................................ 12
Gambar 2.7 Lampu pilot 12 V DC[12] ............................................................................... 13
Gambar 2.8 Solenoid valve .................................................................................................. 14
Gambar 2.9 Buzzer .............................................................................................................. 14
Gambar 2.10 Tampilan fisik dari HMI Omron NB7W-TW00B[17] .................................. 15
Gambar 2.11 Input/output pada HMI Omron NB7W-TW00B[17] .................................... 15
Gambar 2.12 Tampilan komunikasi serial .......................................................................... 16
Gambar 2.13 Kabel RS-232[19].......................................................................................... 17
Gambar 3.1 Diagram blok sistem.........................................................................................18
Gambar 3.2 Rancangan prototype ....................................................................................... 19
Gambar 3.3 Diagram pewaktuan proses kerja sistem ......................................................... 20
Gambar 3.4 Desain mixer .................................................................................................... 24
Gambar 3.5 Desain pompa air ............................................................................................. 24
Gambar 3.6 Rancangan tempat penyimpanan bahan kimia ................................................ 25
Gambar 3.7 Diagram alir PLC secara keseluruhan ............................................................. 27
Gambar 3.8 Sub rutin bak proses 1 ..................................................................................... 29
Gambar 3.9 Sub rutin bak proses 2 ..................................................................................... 30
Gambar 3.10 sub rutin bak proses 3 .................................................................................... 31
Gambar 3.11 Metode koneksi HMI dengan PLC[20] ......................................................... 32
Gambar 3.12 Tampilan login user ....................................................................................... 33
Gambar 3.13 Tampilan plan overview ................................................................................ 33
Gambar 3.14 Tampilan alarm dan sistem shut down .......................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 4.1 Pompa air ......................................................................................................... 35
Gambar 4.2 Pompa pengganti ............................................................................................. 36
Gambar 4.3 Peletakkan level switch yang baru ................................................................... 37
Gambar 4.4 Biosand filter pada plan .................................................................................. 38
Gambar 4.5 Hasil perubahan layout login user ................................................................... 39
Gambar 4.6 Hasil perubahaan layout plan overview ........................................................... 40
Gambar 4.7 Hasil perubahan alarm dan sistem shut down ................................................. 40
Gambar 4.8 Bagian wiring dan kontrol panel ..................................................................... 42
Gambar 4.9 Bagian bak air kotor ........................................................................................ 42
Gambar 4.10 Bagian luar bak proses 1, 2, dan 3 ................................................................. 43
Gambar 4.11 Bagian dalam bak proses 1, 2 dan 3 .............................................................. 43
Gambar 4.12 Biosand filter dan bak air bersih .................................................................... 44
Gambar 4.13 Layout koneksi HMI dan PLC ....................................................................... 66
Gambar 4.14 Isi menu user permissions setting ................................................................. 67
Gambar 4.15 Konfigurasi kolom masukkan username ....................................................... 68
Gambar 4.16 Konfigurasi kolom masukkan password ....................................................... 68
Gambar 4.17 Diagram ladder tombol start ......................................................................... 69
Gambar 4.18 Tampilan tombol start pada HMI .................................................................. 69
Gambar 4.19 Diagram ladder tombol resume dan tombol stop .......................................... 70
Gambar 4.20 Tampilan tombol resume dan tombol stop pada HMI ................................... 70
Gambar 4.21 Diagram ladder timer bahan kimia 1 (tawas) ................................................ 71
Gambar 4.22 Diagram ladder timer bahan kimia 2 (kaporit) ............................................. 71
Gambar 4.23 Diagram ladder timer bahan kimia 3 (dukem) .............................................. 71
Gambar 4.24 Diagram ladder timer mixer 1 ....................................................................... 73
Gambar 4.25 Tampilan mixer 1 pada HMI ......................................................................... 73
Gambar 4.26 Diagram ladder counter bahan kimia 1 (tawas) ............................................ 74
Gambar 4.27 Diagram ladder counter bahan kimia 2 (kaporit) .......................................... 74
Gambar 4.28 Diagram ladder counter bahan kimia 3 (dukem) .......................................... 75
Gambar 4.29 Tampilan nilai counter bahan kimia 1, 2 dan 3 pada HMI ............................ 75
Gambar 4.30 Diagram ladder sistem alarm ........................................................................ 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pin input pada PLC ............................................................................................. 22
Tabel 3.2 Pin output pada PLC ........................................................................................... 22
Tabel 3.2 (Lanjutan) Pin output pada PLC ......................................................................... 23
Tabel 3.3 Layout HMI ......................................................................................................... 32
Tabel 4.1 Pengalamatan pada HMI .................................................................................... 41
Tabel 4.2 Keterangan bagian pada plan ............................................................................. 44
Tabel 4. 3 Perbandingan waktu kerja tiap komponen berdasarkan
diagram pewaktuan awal dan hasil uji coba ..................................................... 45
Tabel 4. 3 (Lanjutan) Perbandingan waktu kerja tiap komponen berdasarkan
diagram pewaktuan awal dan hasil uji coba ..................................................... 46
Tabel 4.4 Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI ................................................... 48
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI ................................. 49
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI ................................. 50
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI ................................. 51
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI ................................. 52
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI ................................. 53
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI ................................. 54
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI ................................. 55
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI ................................. 56
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI ................................. 57
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI ................................. 58
Tabel 4.5 Nilai tegangan komponen output pada sistem ................................................... 59
Tabel 4.5 (Lanjutan) Nilai tegangan komponen output pada sistem ................................. 60
Tabel 4.6 Hasil pengukuran dengan pH meter dan TDS meter .......................................... 61
Tabel 4.6 (Lanjutan) Hasil pengukuran dengan pH meter dan TDS meter ........................ 62
Tabel 4.6 (Lanjutan) Hasil pengukuran dengan pH meter dan TDS meter ........................ 63
Tabel 4.7 Persentase keberhasilan pengurangan kekeruhan air berdasarkan nilai TDS .... 64
Tabel 4.8 Persentase keberhasilan pengurangan kekeruhan air berdasarkan nilai TDS
dengan durasi aktif mixer selama 5 menit ........................................................ 64
Tabel 4.9 Persentase keberhasilan perubahan nilai pH air ................................................. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.10 Tampilan tempat bahan kimia pada HMI ......................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
L1. Diagram ladder proses kerja sistem secara keseluruhan……………………............ L.1
L2. Diagram ladder counter bahan kimia dan sistem alarm…………………………… L.5
L3. Diagram ladder penampil counter bahan kimia pada HMI………………………... L.7
L4. Data hasil pengamatan sistem .................................................................................... L.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu hal yang pokok dalam kehidupan manusia, bahkan setiap
makhluk hidup memerlukan air untuk bertahan hidup. Tetapi kenyataannya ada beberapa
daerah di Indonesia yang masih kekurangan air bersih. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 102 kabupaten di Indonesia mengalami kekeringan
karena ketersediaan air yang tidak mencukupi serta akibat musim kemarau[1]. Data
diambil pada tahun 2015. Salah satu daerah yang kekurangan air bersih ada di Yogyakarta.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD, menyatakan bahwa
sebanyak 65.086 jiwa di Daerah Istimewa Yogyakarta terancam kekurangan air bersih[2].
Data diambil pada tahun 2017. Dengan data ini dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan
sebuah solusi untuk masalah kekurangan air bersih.
Solusinya adalah dengan menciptakan sistem otomatis yang mampu menjernihkan
air kotor menjadi air bersih. Proses kerja sistem tersebut adalah dengan mencampurkan air
kotor dengan bahan kimia, sebagai contoh air sungai yang keruh dan berwarna coklat
dengan tiga jenis bahan kimia yaitu kaporit, tawas dan dukem, setelah itu air tersebut
disaring pada biosand filter agar mikroorganisme dan partikel–partikel kotoran yang ada
dalam air dapat dihilangkan. Dengan begitu air yang bersumber dari sungai tersebut dapat
dijadikan air bersih untuk kebutuhan sehari – hari, seperti mencuci, mandi, dan sebagainya.
Berdasarkan masalah tersebut, solusi yang ingin diberikan adalah dengan membuat
sistem penjernih air berbasis Programmable Logic Controller (PLC). Sebenarnya alat yang
menggunakan sistem seperti ini sudah ada tetapi belum bekerja secara otomatis
sepenuhnya. Alat tersebut dapat ditemukan di PPSDM Migas, tepatnya pada bagian Water
Treatment. Sistem yang dimiliki alat tersebut masih memerlukan tenaga manusia untuk
proses pencampuran bahan kimia serta untuk membuka keran antar bak prosesnya
sehingga masih kurang efektif karena petugas yang mencampurkan bahan kimia harus
tetap berada di tempat untuk memberikan bahan kimia secara berkala setiap waktunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Alat ini belum pernah ada di lingkungan Universitas Sanata Dharma. Kelebihan sistem
yang akan dirancang adalah mampu menjernihkan air yang kotor serta berwarna keruh
menjadi air bersih dan jernih secara otomatis.
Alat ini menggunakan PLC sebagai kontroler. PLC yang akan digunakan adalah
PLC Omron. Dibutuhkan juga galon sebagai penampung air kotor dan air bersih serta
penampung saat proses pencampuran bahan kimia yang berjumlah lima buah galon (tiga
buah berkapasitas lima belas liter dan dua buah berkapasitas tiga puluh liter). Dan
diperlukan tempat penyimpanan berbentuk balok untuk proses penyaringan air. Selain itu
alat ini memiliki lampu indikator dan buzzer untuk memberi tahu bahwa bahan kimia yang
digunakan sudah habis serta harus diisi ulang. Dengan adanya alat ini, maka dapat menjadi
salah satu jalan keluar untuk masalah kekurangan air bersih yang melanda Indonesia.
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menghasilkan prototype alat penjernih
air otomatis berbasis Programmable Logic Controller (PLC) berkapasitas lima belas liter
dalam satu siklus (± 50 menit).
Manfaat yang dihasilkan :
1. Prototype ini dapat menjernihkan air yang keruh menjadi jernih sehingga layak
digunakan, sehingga mampu mengatasi kasus kekurangan air bersih.
2. Prototype dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
1.3 Batasan Masalah
Batasan dan spesifikasinya sebagai berikut :
1. Menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) Omron CPM2A yang
berfungsi untuk controller sistem.
2. Menggunakan dua buah bak penampung berkapasitas tiga puluh liter untuk
menampung air yang akan diolah dan air hasil olahan.
3. Menggunakan tiga bak proses berkapasitas lima belas liter.
4. Menggunakan satu bak biosand filter berbentuk tabung yang memiliki tinggi
delapan puluh lima sentimeter dan diameter tiga puluh sentimeter, bak ini
digunakan untuk proses filtering.
5. Menggunakan solenoid valve yang berfungsi untuk katup buka tutup pada bak air
kotor dan pada tempat penyimpanan bahan kimia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
6. Menggunakan tiga buah motor DC yang berfungsi sebagai penggerak mixer pada
ketiga bak proses.
7. Menggunakan tiga buah pompa air yang berfungsi untuk memompa air antar bak
proses.
8. Menggunakan level switch pada tiap bak proses dan tempat penyimpanan bahan
kimia yang berfungsi sebagai detektor ketinggian air dan detektor ketersediaan
bahan kimia.
9. Menggunakan tiga buah tempat penyimpanan bahan kimia (tawas, kaporit, dan
dukem) pada tiap bak proses yang mampu menampung bahan kimia.
10. Menggunakan buzzer yang berfungsi sebagai alarm peringatan bagi petugas untuk
mengisi ulang bahan kimia yang habis.
11. Menggunakan lampu indikator yang berfungsi sebagai indikator ketersediaan bahan
kimia.
12. Menggunakan HMI (Human Machine Interface) Omron dengan seri NB7W-
TW00B sebagai tampilannya.
1.4 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan adalah :
1. Mengumpulkan bahan referensi berupa jurnal–jurnal tentang PLC dan proses water
treatment.
2. Perancangan software dan hardware.
Gambar 1.1 Blok perancangan secara umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pada gambar 1.1 terdapat blok perancangan secara umum. Perancangan dimulai
dari pembuatan diagram alir. Langkah selanjutnya adalah pembuatan program
Programmable Logic Controller (PLC) dengan menggunakan aplikasi CX – Programmer
berdasarkan proses diagram alir. Program yang telah dibuat pada aplikasi CX –
Programmer digunakan sebagai protokol untuk menjalankan PLC. Lalu setelah program
selesai dibuat, maka tahap selanjutnya adalah merancang bagian hardware dari sistem.
3. Implementasi. Komponen-komponen utama pada sistem memiliki fungsinya
masing-masing. Fungsi komponen-komponen tersebut adalah pada bagian port
PLC terhubung dengan motor DC yang berkerja sebagai mixer dan pompa air antar
bak proses, selain itu terdapat solenoid valve yang berfungsi sebagai katup buka
tutup pada bak air kotor dan sebagai katup pada tempat penyimpanan bahan kimia
serta terhubung juga dengan level switch yang berfungsi sebagai sensor tinggi
rendahnya air pada bak proses dan juga terdapat lampu indikator dan buzzer yang
berfungsi sebagai peringatan jika bahan kimia yang digunakan sudah habis dan
harus diisi ulang.
4. Pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengamati cara kerja
sistem apakah sudah sesuai dengan proses yang diinginkan. Data yang diamati
adalah kinerja dari sistem alarm (lampu indikator dan buzzer), motor DC (mixer
dan pompa air), dan solenoid valve (katup tempat penyimpanan bahan kimia dan
katup pada bak air kotor). Selain cara kerja sistem, data yang akan diambil adalah
kekeruhan air pada bak air bersih.
5. Analisis dan pengambilan kesimpulan. Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah prototype berhasil atau tidak. Cara menganalisisnya adalah
dengan membandingkan data yang sudah diamati dan dicatat dengan data yang
diinginkan. Setelah melakukan analisis, maka langkah selanjutnya adalah
mengambil sebuah kesimpulan mengenai keberhasilan prototype. Prototype
dinyatakan berhasil jika mekanisme alat bekerja lebih besar sama dengan 90% dan
dapat mengurangi tingkat kekeruhan air sebesar 40%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
DASAR TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan tentang komponen – komponen utama yang digunakan
dalam perancangan prototype ini. Komponen – komponen utamanya adalah Programmable
Logic Controller Omron dengan seri CPM2A, level switch, relay, motor DC 12 V, lampu
indikator, solenoid valve 12 V DC, dan buzzer 12 V DC. Selain komponen utama, akan
dijelaskan juga teori tentang penjernihan air dengan menggunakan bahan kimia serta
komponen-komponen pendukung koneksi seperti kabel RS-232 maupun tampilan HMI
dengan HMI NB7W-TW00B.
2.1 Teori Penjernihan Air
Proses penjernihan air untuk mendapatkan air yang berkualitas telah
dilakukan oleh manusia beberapa abad yang lalu. Pada tahun 1771, di dalam edisi pertama
Encyclopedia Britanica telah dibicarakan fungsi filter (filtrasi) sebagai sistem penyaring
untuk mendapatkan air yang lebih jernih. Perkembangan selanjutnya dari proses
pengolahan air minum, telah menghasilkan bahwa pembubuhan zat pengendap atau
penggumpal (koagulan) dapat ditambahkan sebelum proses penyaringan (filtrasi). Salah
satu contoh koagulan adalah tawas dan dukem. Selain sebagai koagulan dukem juga dapat
digunakan untuk menormalkan pH air. Sedangkan fungsi kaporit sebagai penjernih air.[21]
Takaran untuk penggunaan bahan kimia yaitu 5 sendok makan per 1000 liter air untuk
tawas dan dukem. Sedangkan untuk kaporit 3 kali dari jumlah pengggunaan tawas.[22]
Tahap selanjutnya setelah pemberian koagulan adalah proses filterisasi. Salah
satunya adalah dengan menggunakan biosand filter. Biosand filter adalah sebuah filter
yang dapat melakukan sterilisasi dan dekontaminasi pada proses penjernihan air[3].
Biosand filter terdiri dari beberapa lapis filter pasir dan batuan. Hal ini bertujuan karena
pasir dan batuan dapat menyaring kotoran dari yang makro hingga kotoran mikro[3].
Dengan begitu hasil penyaringan air akan lebih maksimal. Setiap lapisan filter memiliki
fungsinya masing – masing sesuai dengan ketebalannya. Pada gambar 2.1 dapat dilihat
susunan bagian dalam dari biosand filter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Gambar 2.1 Desain biosand filter[3]
Dapat dilihat dari desainnya biosand filter memiliki tujuh lapisan dan setiap
lapisannya memiliki fungsi yang berbeda – beda. Dimulai dari saringan yang memiliki
fungsi untuk menyaring kotoran besar yang masuk bersama air. Urutan lapisan yang
pertama adalah pasir setebal 28 cm berfungsi untuk mengikat kotoran kotoran
mikroorganisme, urutan yang kedua adalah karbon aktif untuk menghilangkan bau pada
air, penghilangan warna, dan penghilang resin, urutan ketiga yaitu pasir lagi setebal 10 cm
yang berfungsi untuk menyaring sisa sisa mikroorganisme yang masih tertinggal[3]. Lalu
urutan keempat adalah kerikil yang berfungsi untuk menahan pasir yang mengalir pada air.
Setelah itu terdapat lapisan zeolite pada urutan kelima yang berfungsi sebagai filter kimia.
Zeolite dapat digunakan sebagai penghilang polutan kimia, dan juga dapat mengikat
bakteri E. Coli[3]. Dan urutan yang terakhir adalah lapisan gravel yang berfungsi sebagai
penahan filter tersebut.
2.2 Programmable Logic Controller (Omron CPM2A)
Programmable Logic Controller atau yang lebih umum disebut dengan PLC adalah
sebuah perangkat pengontrol yang digunakan untuk memngontrol banyaknya alat yang
digunakan dalam suatu sistem. Biasanya PLC digunakan dalam bidang industri. Dari
namanya, kita dapat mengetahui definisi sederhana dari PLC, yaitu programmable yang
berarti dapat diprogram (software based), logic yang berarti bekerja berdasarkan logika
yang dibuat, dan controller yang berarti pengendali (otak) dari suatu sistem.[4] Dengan
demikian fungsi dari PLC adalah untuk mengontrol sebuah sistem yang dapat diprogram
logikanya menggunakan software.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Di sebuah sistem kontrol, terdapat 3 buah bagian utama, yaitu input, controller, dan
output[5]. Pada perancangan prototype ini menggunakan PLC Omron seri CPM2A yang
memiliki input sebanyak 18 buah dan output sebanyak 12 buah. Pada gambar 2.2 terdapat
contoh fisik dari PLC Omron CPM2A. Untuk pengggunaanya pada bagian input digunakan
sebanyak 9 buah dan pada bagian output digunakan sebanyak 12 buah. Penjelasan yang
lebih spesifik penggunaan pin input dan output serta alamat komponen yang terhubung ke
PLC dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2. PLC Omron CPM2A merupakan PLC yang
memiliki konfigurasi fixed I/O. Konfigurasi fixed I/O adalah PLC yang menjadi satu paket
processor dan bagian I/O-nya[18]. Serta pada bagian terminal input dan output memiliki
jumlah konektor yang tetap[18]. Contoh dari konfigurasi fixed I/O dan wiring-nya dapat
dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Konfigurasi dan wiring fixed I/O[18]
Sebuah PLC memiliki arsitektur internal dasar dan PLC Omron CPM2A memiliki
arsitektur dasar yang sama juga, terdiri dari lima bagian, yaitu CPU, bus, memori, unit
input/output, sourcing dan sinking.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2.2.1 CPU[15]
Struktur internal CPU bergantung pada mikroprosesor yang bersangkutan. Pada
umumnya komponen – komponen struktur tersebut adalah :
1. Sebuah unit aritmetika dan logika (arithmetic and logic unit) (ALU) yang
menangani manipulasi data dan melaksanakan operasi aritmetika penjumlahan dan
pengurangan dan operasi – operasi logika AND, OR, NOT, dan OR-EKSKLUSIF.
2. Memori, yang dinamakan register, yang terletak di dalam mikroprosesor, dan
dipergunakan untuk menyimpan informasi yang terlibat dalam pengekskusian
program.
3. Sebuah unit kontrol yang dipergunakan untuk mengontrol pewaktuan operasi –
operasi.
2.2.2 Bus[15]
Bus adalah jalur – jalur yang digunakan untuk melaksanakan komunikasi di dalam
PLC. Informasi dikirimkan dalam bentuk biner, yaitu, sebagai sekumpulan bit, di mana
sebuah bit adalah sebuah digit biner 1 atau 0, misalnya, status „hidup‟ atau „mati‟. Tiap–
tiap bit komunikasi secara bersamaan melalui sebuah jalur tersendiri yang paralel dengan
jalur–jalur bit lainnya. Sistem PLC memiliki empat jenis bus :
1. Bus data membawa data yang digunakan di dalam pemrosesan yang dilaksanakan
oleh CPU.
2. Bus alamat digunakan untuk membawa alamat lokasi-lokasi memori.
3. Bus kontrol membawa sinyal-sinyal yang digunakan oleh CPU untuk melaksanakan
kontrol, misalnya, untuk memberitahukan pada piranti-piranti memori apakah harus
menerima data dari sebuah input, atau mengirimkan data ke sebuah output, dan
untuk membawa sinyal-sinyal pewaktuan yang digunakan di dalam proses-proses
sinkronisasi.
4. Bus sistem digunakan untuk komunikasi antara port-port input/output dengan unit
input/output.
2.2.3 Memori[15]
Terdapat beberapa elemen memori di dalam sistem PLC :
1. Read-only memory (ROM) sistem yang menyediakan fasilitas penyimpanan
permanen untuk sistem operasi dan data tetap yang digunakan CPU.
2. Random-access memory (RAM) untuk program sang pengguna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Random-access memory (RAM) untuk data.
4. Sebagai pilihan, dapat pula disertakan sebuah modul ekstra erasable and
programmable read-only-memory (EEPROM), yaitu ROM-ROM yang dapat
deprogram, dan setelah itu, program tersebut secara permanen tersimpan di
dalamnya.
2.2.4 Unit input/output[15]
Unit input/output menyediakan antarmuka yang menghubungkan sistem dengan
dunia luar, memungkinkan dibuatnya sambungan-sambungan (atau koneksi) antara
perangkat-perangkat input, semisal sensor, dengan perangkat-perangkat output, semisal
motor dan solenoida, melalui kanal-kanal input/output. Demikian pula, melalui unit
input/output, program-program dimasukkan dari panel program. Setiap titik input/output
memiliki sebuah alamat yang unik yang dapat digunakan oleh CPU. Kanal-kanal input
input output menyediakan fungsi-fungsi isolasi dan pengkondisisan sinyal sehingga sensor-
sensor dan aktuator-aktuator seringkali dapat disambungkan padanya tanpa membutuhkan
rangkaian tambahan apapun. Pengisolasian listrik dari sumber-sumber eksternal biasanya
dilakukan dengan menggunakan isolator optik (istilah pengkopling-optik atau optocoupler
juga sering digunakan).
2.2.5 Sourcing dan sinking[15]
Istilah sourcing (pensumberan) dan sinking (pembuangan) digunakan untuk
mendeskripsikan cara penghubungan perangkat-perangkat DC ke PLC. Dengan metode
sourcing, dan mengasumsikan arah aliran arus yang konvensional, dari positif ke negatif,
sebuah perangkat input menerima arus dari modul input, artinya, modul input adalah
sumber (source) arus. Apabila arus mengalir dari modul output ke sebuah beban output,
maka modul output dikatakan berada dalam mode sourcing.
Pada mode sinking , dengan mengasumsikan bahwa aliran arus konvensional dari
positif ke negatif, sebuah perangkat input memberikan arus ke modul input, maksudnya,
modul input merupakan tempat pembuangan (sink) arus. Apabila arus mengalir ke modul
output dari sebuah beban, maka modul output dikatakan berada dalam mode sinking.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Gambar 2.3 PLC Omron CPM2A [14]
2.3 Level Switch
Secara bahasa level switch atau level sensor berarti : level artinya ketinggian,
sedangkan switch artinya saklar, jadi secara keseluruhan berarti saklar otomatis yang
digunakan untuk mendeteksi ketinggian, contohnya digunakan untuk mendeteksi suatu
volume benda cair yang terdapat pada suatu tabung atau tangki penampungan seperti
tangki air, tangki minyak[7]. Pada perancangan ini jenis zatnya adalah zat cair, yaitu air.
Karena zat yang akan dideteksi tingkat ketinggiannya adalah air, maka yang digunakan
adalah water level switch. Water level switch yang digunakan adalah berjenis horizontal
yang dapat mendeteksi salah satu keadaan untuk tiap satu buah level switch dan memiliki
fleksibilitas untuk pemasangannya. Pada perancangan prototype ini dibutuhkan level
switch yang berjenis horizontal, karena pemasangannya yang lebih mudah serta tidak
terpengaruh goncangan saat air diaduk dengan mixer. Bentuk dari horizontal level switch
dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Horizontal level switch
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.4 Relay (Omron MY2N)
Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat
mengimplementasikan logika switching.[4] Dengan hal itu maka proses kontrol dari
sebuah perangkat keras akan lebih mudah karena dapat dikontrol aktif tidaknya dari panel
kontrol yang terhubung ke relay. Pada prototype ini, jenis relay yang digunakan adalah
relay elektromekanis. Relai pengendali elektromekanis (an electromechanical relay =
EMR) adalah saklar mekanis.[6] Dengan demikian maka EMR dapat didefinisikan sebagai
saklar yang digerakkan atau dapat berubah keadaannya oleh daya listrik. Ada beberapa
fungsi relay, yang pertama adalah sebagai pengontrol jarak jauh. Pengertian pengontrol
jarak jauh disini adalah relay yang terhubung langsung ke perangkat keras yang terdapat di
lapangan dapat terhubung ke controller, sehingga pengaturan perangkat keras tersebut
dapat dilakukan dari controller. Fungsi yang kedua adalah sebagai penguat daya atau
menurunkan daya, dimana relay dapat menguatkan arus atau tegangan. Dan fungsi yang
ketiga adalah sebagai pengatur logika kontrol dalam suatu sistem[4].
Salah satu contoh relay yang berjenis EMR adalah relay Omron yang memiliki seri
MY2N. Relay tersebut yang digunakan pada prototype ini yang memiliki dua fungsi utama
yaitu sebagai pengontrol perangkat keras dan juga sebagai penurun tegangan komponen
perangkat keras yang tersambung. Contoh relay Omron seri MY2N dapat dilihat pada
gambar 2.5.
Gambar 2.5 Relay Omron MY2N[13]
2.5 Motor DC
Motor listrik DC atau DC motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi
listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut
sebagai motor arus searah. Seperti namanya, DC motor memiliki dua terminal dan
memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat
menggerakannya[8]. Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah putaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
per menit atau biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute)[8]. Arah
putaran motor DC yang awalnya berputar searah dengan jarum jam dapat diubah dengan
cara mengubah polaritas listrik yang diberikan secara terbalik. Contoh penggunaan motor
DC adalah sebagai kipas listrik, vibrator telepon genggam, dinamo, dan lainnya. Pada
gambar 2.6 dapat dilihat simbol dan contoh motor DC.
Gambar 2.6 Simbol dan contoh motor DC 12 V[8]
Terdapat dua bagian utama pada sebuah motor DC, yaitu stator dan rotor. Stator
adalah bagian motor yang tidak berputar sedangkan rotor adalah bagian yang berputar. Dua
bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya
adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan
magnet), Armature winding (kumparan jangkar), Commutator (komutator), dan Brushes
(kuas/sikat arang)[8].
Prinsip kerja motor DC menggunakan fenomena electromagnet untuk bergerak.
Ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan
menghadap ke selatan magnet dan permukaan kumparan yang menghadap selatan akan
menghadap ke utara magnet. Pada saat ini pergerakan kumparan akan terhenti karena efek
tarik menarik dari kutub utara kumparan dan kutub selatan magnet serta kutub selatan
kumparan dan kutub utara magnet. Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub
kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan
demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya
akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub
selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan
akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan
dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat
ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena
adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan
diputuskan[8].
2.6 Lampu Indikator
Pemasangan lampu indikator pada prototype ini dimaksudkan untuk mempermudah
operator mengetahui jika bahan kimia yang digunakkan sudah habis. Lampu indikator yang
digunakkan adalah lampu pilot yang memiliki input tegangan sebesar 12 V DC. Pada
gambar 2.7 dapat dilihat contoh lampu pilot.
Gambar 2.7 Lampu pilot 12 V DC[12]
2.7 Solenoid Valve
Solenoid valve merupakan sebuah elemen kontrol yang sering digunakan dalam
mengatur sebuah aliran fluida. Tugas dari solenoid valve adalah untuk mengalirkan /
membuka jalan, menutup jalan, ataupun menahan dari pergerakan suatu bahan yang akan
melewatinya. Solenoid valve memiliki beberapa bagian utama yaitu body yang menjadi
bentuk dari solenoid itu sendiri, inlet port yang berfungsi sebagai jalur masuknya air, outlet
port yang berfungsi sebagai jalur keluarnya air, serta piston yang berfungsi sebagai
penutup dan pembuka jalur di dalam solenoid valve.[9] Contoh dari solenoid valve yang
akan digunakan ditunjukkan pada gambar 2.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 2.8 Solenoid valve
Solenoid valve akan bekerja bila kumparan (coil) mendapatkan supply energy listrik
maka kumparan tersebut akan berubah menjadi medan magnet sehingga menggerakkan
piston (plunger) yang ada di dalamnya. Ketika piston tertarik ke atas maka fluida akan
mengalir dari inlet port menuju outlet port.[9]
2.8 Buzzer
Pengertian buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah
sinyal listrik menjadi getaran suara.[10] Buzzer sering digunakan pada sistem alarm yang
berfungsi sebagai indikator suara agar alarm dapat mudah diketahui operator. Pada bagian
luar dapat dilihat buzzer memiliki dua buah kaki yaitu kaki bagian positif dan kaki bagian
negatif. Cara kerja buzzer adalah pada saat aliran listrik atau tegangan listrik yang mengalir
ke komponen piezoelectric, maka akan terjadi gerakan mekanis yang kemudian diubah
menjadi bunyi sehingga bisa didengar oleh manusia menggunakan resonator dan
diafragma.[11] Contoh dari buzzer ditunjukkan pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Buzzer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.9 Human Machine Interface (HMI)
HMI (Human machine interface) adalah membuat fungsi dari teknologi nyata.[16]
Fungsi utama dari HMI adalah mempermudah dalam pemantauan dan kontrol plan secara
real time. Konsep HMI yang modern pada industri adalah sebagai media komunikasi
antara operator dengan perancangan yang secara ideal mampu memberika informasi yang
diperlukan. Antarmuka pengguna mencakup perangkat keras dan perangkat lunak. Fungsi
dari antarmuka ini adalah[16] :
1. Input, memungkinkan pengguna untuk memanipulasi sebuah sistem
2. Output, memungkinkan sistem untuk menunjukan efek dari manipulasi pengguna
Pada prototype ini HMI yang digunakan berjenis Omron yang memiliki tipe NB7W-
TW00B. Gambar 2.10 dan 2.11 menunjukan tampilan fisik dan fungsi input/output dari
HMI NB7W-TW00B .
Gambar 2.10 Tampilan fisik dari HMI Omron NB7W-TW00B[17]
Gambar 2.11 Input/output pada HMI Omron NB7W-TW00B[17]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2.10 RS-232[18]
Pada standar komunikasi serial, penghubung antara CPU dengan piranti kontrol
adalah RS-232, RS-422, dan RS-485. Pengertian dari istilah RS adalah recommended
standard yang mengacu pada karakteristik standard dari elektrikal, mekanikal, dan fungsi
dari komunikasi serial. Tipe paling sederhana dari sebuah serial komunikasi adalah port
RS-232.
Dapat dilihat pada gambar 2.12 contoh dari tampilan serial komunikasi RS-232.
Pada gambar tersebut modul RS digunakan untuk menghubungkan devices berupa vision
system dan barcode reader. Sedangkan fungsi dari operator terminal adalah sebagai
pengirim data dari remote devices ke PLC dengan kecepatan tinggi. Tipe RS-232 didesain
untuk menghubungkan satu komputer dan satu kontroler dan biasanya memiliki
keterbatasan panjang sampai 50 meter.
Gambar 2.12 Tampilan komunikasi serial
Untuk menghubungkan modul RS-232 dengan berbagai device dibutuhkan kabel
penghubung RS-232. Tampilan fisik dari kabel penghubung RS-232 dapat dilihat pada
gambar 2.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 2.13 Kabel RS-232[19]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan prototype sistem penjernih air
yang terdiri dari Diagram Blok Sistem, Perancangan Perangkat Keras (hardware), dan
Perancangan Perangkat Lunak (sofyware). Blok sistem mencakup gambaran sistem secara
keseluruhan dan Perancangan Perangkat Keras akan mencakup komponen – komponen apa
saja yang akan dibutuhkan dalam pembuatan prototype, lalu pada Perancangan Perangkat
Lunak akan mencakup rancangan program yang akan digunakan sebagai aturan pada PLC.
3.1 Diagram Blok Sistem
Gambar 3.1 Diagram blok sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Pada diagram blok sistem terdapat dua tahapan perancangan, yaitu perancangan
perangkat lunak dan perancangan perangkat keras. Perangkat lunak (software) berfungsi
sebagai controller atau menjadi protokol utama dalam menjalankan proses penjernihan air
dan perangkat keras berfungsi sebagai komponen–komponen yang langsung berinteraksi
dengan bahan–bahan dalam proses penjernihan air. Selain merancang perangkat lunak dan
perangkat keras maka perlu juga untuk membuat interface atau tampilan dari proses
penjernihan air yang akan ditampilkan pada HMI (Human Machine Interface).
3.2 Proses Kerja Sistem
Sebelum merancang perangkat keras dan perangkat lunak dari prototype ini maka
perlu diketahui bagaimana skema atau bagaimana cara kerja dari alat ini. Gambar di bawah
menunjukan bagaimana cara kerja alat ini.
Gambar 3.2 Rancangan prototype
Berdasarkan gambar 3.2 di atas maka alur dari proses penjernihan air adalah saat
tombol start ditekan maka katup solenoid valve pada bak air kotor akan terbuka. Setelah
katup terbuka maka air yang ada pada bak air kotor akan dialirkan menuju bak proses 1.
Air akan terus dialirkan sampai level switch pada bak proses 1 aktif. Ketika level switch
aktif maka katup solenoid valve akan mati dan air akan berhenti dialirkan. Level switch
akan dipasang pada batas 15 liter di tiap bak proses. Selain untuk mematikan katup
solenoid valve pada bak air kotor, fungsi lain dari level switch adalah untuk membuka
katup solenoid valve pada tempat penyimpanan bahan kimia. Ketika katup terbuka maka
larutan bahan kimia akan dituangkan ke bak proses sesuai dengan takarannya, yaitu tawas
sebanyak 300 ml, kaporit 200 ml, dan dukem 100 ml. Waktu bukaan katup pada tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tawas selama 5.2 detik, pada tempat kaporit selama 3.6 detik dan pada tempat dukem
selama 2 detik. Penggunaan tiap bahan kimia berbeda-beda, untuk tawas memiliki batas
maksimum penggunaan setelah 4 siklus, dan untuk kaporit akan habis setelah 6 siklus,
sedangkan untuk dukem akan habis setelah 12 siklus. Pada tiap penyimpanan bahan kimia
terdapat sebuah level switch yang berfungsi sebagai sensor tiap bahan kimia. Jika bahan
kimia di tempat penyimpanan sudah habis maka alarm akan berbunyi dan lampu akan
menyala.
Lalu jika bahan kimia sudah dituangkan maka mixer akan aktif. Mixer akan
berputar selama 10 menit. Jika sudah 10 menit maka mixer akan mati, lalu pompa air akan
aktif dan memompa air pada bak proses 1 ke bak proses 2. Proses yang sama pada bak
proses 1 akan berlangsung juga pada bak proses 2 dan 3. Jika proses pada bak proses 3
sudah selesai maka air akan dipompa ke bak biosand filter. Setelah air sudah selesai
disaring maka air akan dialirkan ke bak air bersih. Dengan begitu proses penjernihan air
sudah selesai. Pada gambar 3.3 terdapat sebuah diagram pewaktuan yang berfungsi
memperjelas waktu kerja tiap komponen utama pada ±50 menit (waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan 1 siklus proses penjernihan air).
Gambar 3.3 Diagram pewaktuan proses kerja sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3.3 Perancangan Perangkat Keras
Pada gambar 3.1 dapat diketahui terdapat lima jenis komponen yang digunakan
pada prototype ini, yaitu penggunaan motor DC memiliki fungsi sebagai penggerak utama
mixer yang berfungsi sebagai pengaduk bahan kimia pada bak proses dan pompa air yang
berfungsi memompa air dalam tiap tahapan proses penjernihan. Selain motor DC pada
porotype ini juga membutuhkan lampu dan buzzer yang berfungsi sebagai sistem alarm
jika bahan kimia yang digunakan dalam satu siklus sudah habis. Lalu terdapat empat buah
solenoid valve yang memiliki fungsi sebagai katup buka tutup pada tempat penyimpanan
bahan kimia serta pada bak air kotor. Dan yang terakhir terdapat tiga buah level switch
yang memiliki fungsi sebagai sensor ketinggian air pada tiap bak proses.
Detail dari komponen – komponen tersebut adalah untuk motor DC yang
digunakan adalah motor DC yang memiliki tegangan masukan 12V DC, lalu lampu
indikator dan buzzer yang akan digunakan adalah lampu indikator dan buzzer yang
memiliki tegangan masukan 12V DC. Selanjutnya solenoid valve yang digunakan memiliki
tegangan masukan 12V DC. Dan yang terakhir penggunaan level level switch adalah yang
berjenis horizontal. Pada prototype ini terdapat komponen-komponen utama yang memiliki
tegangan masukan sebesar 12 V DC, karena hal tersebut diperlukannya relay yang
berfungsi untuk menghubungkan PLC dengan komponen-komponen tersebut. Relay yang
digunakan adalah relay omron seri MY2N.
3.3.1 Perancangan Pin I/O PLC CPM2A
Komponen – komponen tersebut terhubung dengan PLC yang berfungsi sebagai
otak yang menjalankan semua perangkat keras yang terhubung sesuai dengan hasil
rancangan program yang telah dibuat. Untuk dapat terhubung dengan PLC maka
komponen tersebut terlebih dahulu harus diletakan pada alamatnya masing – masing di
dalam PLC. Hal ini bertujuan untuk mengaktifkan komponen tersebut pada saat fungsinya
dipanggil pada program, misalnya pada saat waktu pengadukan bahan kimia maka alamat
yang akan dipanggil adalah alamat mixer karena mixer yang berfungsi untuk mengaduk
bahan kimia dan air kotor menjadi satu sehingga bersih.
Selain komponen yang tertera di atas masih ada terdapat juga tombol – tombol
yang berfungsi untuk mengatur jalannya proses pada prototype ini. Tombol yang akan
digunakan ada tiga buah, yaitu tombol start, resume dan stop. Fungsi masing – masing
tombol tersebut adalah tombol start untuk memulai proses, lalu tombol resume berfungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
untuk melanjutkan proses yang terhenti dalam keadaan bahan kimia yang digunakan habis
karena jika bahan kimia habis maka semua proses akan terhenti dan bahan kimia harus
diisi ulang, dan tombol stop berfungsi untuk menghentikan proses secara keseluruhan. Di
bawah ini adalah merupakan alamat input dan output yang terdapat pada PLC :
Tabel 3.1 Pin input pada PLC
Input
Fungsi
Nama Piranti Jenis Alamat
Start Normally
open (NO) 0.00
Memulai proses
sistem
Resume Normally
open (NO) 0.01
Melanjutkan
proses sistem
akibat pengisian
bahan kimia
Stop Normally
closed (NC) 0.02
Menghentikan
proses sistem
Levelswitch_bakproses1 Normally
open (NO)
0.03 Sebagai indikator
bak proses sudah
penuh Levelswitch_bakproses2 0.04
Levelswitch_bakproses3 Normally
open (NO) 0.05
Sebagai indikator
bak proses sudah
penuh
Levelswitch_tawas Normally
open (NO) 0.06
Sebagai indikator
jika bahan kimia
sudah habis
Levelswitch_kaporit Normally
open (NO) 0.07
Levelswitch_dukem Normally
open (NO) 0.08
Tabel 3.2 Pin output pada PLC
Output
Fungsi
Nama Piranti Jenis Alamat
Mixer_bakproses1
Normally
open
(NO)
10.00
Sebagai pengaduk
bahan kimia pada
bak proses
Mixer_bakproses2 10.01
Mixer_bakproses3 10.02
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tabel 3.2 (Lanjutan) Pin output pada PLC
Output
Fungsi
Nama Piranti Jenis Alamat
Pompa_bakproses1
Normally
open
(NO)
10.03
Sebagai penyalur
air dari tiap bak Pompa_bakproses2 10.04
Pompa_bakproses3 10.05
Lampu 10.06 Sebagai indikator
bahwa bahan kimia
telah habis Buzzer 10.07
Solenoid_kimia1 11.00 Sebagai katup
pengatur
banyaknya bahan
kimia yang akan
dicampurkan
Solenoid_kimia2 11.01
Solenoid_kimia3 11.02
Solenoid_bakairkotor 11.03
Sebagai pengatur
banyaknya air yang
akan diproses
3.3.2 Perancangan Motor DC
Prototype ini membutuhkan motor DC sebagai penggerak dari dua komponen
utamanya yaitu sebagai penggerak mixer dan penggerak pompa air. Motor DC yang akan
digunakan adalah motor DC dengan input tegangan sebesar 12 V DC.
3.3.2.1 Perancangan Mixer
Mixer menggunakan motor DC sebagai penggerak propeller yang berfungsi untuk
mencampurkan bahan kimia dan air pada bak proses. Terdapat tiga buah mixer yang
ketiganya menggunakan motor DC sebagai penggerak propeller-nya. Desain mixer yang
akan digunakan dapat dilihat pada gambar 3.4. Pada gambar tersebut terdapat papan
peyangga yang berfungsi untuk menyangga motor DC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 3.4 Desain mixer
3.3.2.2 Perancangan Pompa Air
Sama halnya dengan mixer, pompa air yang akan digunakan juga menggunakan
motor DC sebagai penggerak plat besi agar dapat memompa air yang akan dialirkan antara
bak proses. Cara kerja pompa ini sama dengan pompa pada umumnya yaitu saat motor DC
aktif maka air pada bak proses akan tertarik ke atas pipa dan selanjutnya akan dialirkan ke
bak proses selanjutnya. Pada gambar 3.5 dapat dilihat rancangan pompa air yang akan
digunakan.
Gambar 3.5 Desain pompa air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3.3.3 Perancangan Solenoid Valve
Solenoid valve pada prototype ini memiliki fungsi utama yaitu sebagai katup buka
tutup. Penggunaan solenoid valve tersebut pada bagian bak air kotor dan tempat
penyimpanan bahan kimia. Pada bak kotor solenoid valve berfungsi untuk mengatur
banyaknya air yang akan dikelola dan pada tempat penyimpanan bahan kimia solenoid
valve berfungsi untuk mengatur banyaknya bahan kimia yang akan dicampurkan.
3.3.3.1 Perancangan Solenoid Valve pada Tempat Peyimpanan Bahan
Kimia
Pada bagian pencampuran bahan kimia terdapat sebuah mekanisme agar pemberian
bahan kimia berjalan otomatis, rancangan dari tempat penyimpanan bahan kimia
ditunjukkan pada gambar 3.6. Pada gambar rancangan dapat diketahui tempat untuk
menyimpan bahan kimia memiliki tinggi 28 cm dan berdiameter 8 cm. Di dalamnya juga
terdapat sebuah level switch pada tiap tempat penyimpanan bahan kimia tersebut. Fungsi
dari level switch adalah sebagai indikator jika bahan kimia sudah habis.
Gambar 3.6 Rancangan tempat penyimpanan bahan kimia
Mekanisme pemberian bahan kimia adalah solenoid valve akan terbuka jika level
switch batas atas aktif atau dengan kata lain air sudah berkapasitas lima belas liter dan akan
menutup setelah waktu yang ditentukan, yaitu untuk tawas selama 5.2 detik per 300 ml,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
untuk kaporit 3.6 detik per 200 ml, dan untuk dukem selama 2 detik per 100 ml. Data
waktu bukaan katup pada tiap solenoid valve diperoleh dari uji coba dengan menggunakan
solenoid valve yang memiliki diameter 1 cm.
Jumlah takaran penggunaan tiap bahan kimia didapatkan dari perhitungan dengan
rumus perbandingan dengan data dan refrensi yang ada. Rumus perbandingan yang
digunakan sebagai berikut :
) ))
X merupakan nilai banyaknya bahan kimia yang digunakan dalam satu siklus. Setelah nilai
x diketahui maka untuk mengetahui jumlah bahan kimia yang digunakan (terlarut dalam
air) dan jumlah habis pakai tiap bahan kimia adalah dengan cara membagi 1200 (kapasitas
tempat penyimpanan bahan kimia) dengan nilai x. Hasil dari pembagian tersebut adalah
nilai dari berapa kali bahan kimia dapat digunakan. Untuk mendapatkan takaran berapa
mililiter bahan kimia yang digunakan adalah dengan cara membagi 1200 dengan nilai
siklus bahan kimia tersebut. Rumusan tersebut digunakan untuk bahan kimia dukem.
Untuk bahan kimia tawas dan kaporit nilai x dikali 3. Hal ini disebabkan penggunaan
dukem yang berlebih akan membuat kualitas air menjadi tidak bagus (kotoran pada air
menggumpal).
Pada tiap penyimpanan bahan kimia memiliki batas penggunaan yang berbeda,
untuk tawas dapat digunakan sebanyak 4 siklus, dan untuk kaporit dapat digunakan
sebanyak 6 siklus, sedangkan untuk dukem dapat digunakan sebanyak 12 siklus. Jika
bahan kimia habis maka alarm akan aktif sebagai penanda agar operator mengisi ulang
bahan kimia yang habis. Setelah diisi ulang maka proses penjernihan dapat dilanjutkan
kembali.
3.3.4 Perancangan Biosand Filter
Pada prototype ini penggunaan biosand filter bertujuan untuk menyaring partikel –
partikel kotoran yang terdapat pada air yang akan dijernihkan. Desain dari biosand filter
yang akan digunakan dapat dilihat pada gambar 2.8. Pada gambar desain terlihat ada
beberapa jenis lapisan yang terdapat pada biosand filter. Pada bagian paling atas terdapat
saringan, yang terbuat dari bahan alumunium. Dan pada lapisan kedua terdapat ruang
antara pasir dan kerikil. Lalu lapisan ketiga terdiri dari pasir yang memiliki ketebalan 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
cm. Selanjutnya terdapat lapisan keempat yaitu karbon aktif yang memiliki ketebalan 5 cm.
Setelah lapisan karbon aktif maka lapisan kelima adalah lapisan pasir lagi yang memiliki
ketebalan 5 cm. Lapisan selanjutnya adalah lapisan kerikil yang memiliki ketebalan 5 cm.
Berikutnya adalah lapisan zeolite yang memiliki ketebalan 5 cm dan lapisan yang terakhir
adalah lapisan gravel yang memiliki ketebalan 12 cm.
3.4 Perancangan Perangkat Lunak
3.4.1 Diagram Alir
Pada gambar 3.7 dapat dilihat dari alur kerja PLC secara keseluruhan. Pada saat
tombol start ditekan maka sistem akan mulai bekerja. Tahap pertama dari proses
penjernihan air adalah tahap pencampuran bahan kimia. Tahap kedua adalah filtering
dengan menggunakan biosand filter. Hasil dari tahap kedua merupakan air bersih.
Gambar 3.7 Diagram alir PLC secara keseluruhan
Start
Air kotor
Filtering dengan
biosand filter
Air bersih
Stop
Bak proses 1
Bak proses 2
Bak proses 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3.4.1.1 Subrutin Pencampuran Bahan Kimia
Gambar 3.8 merupakan salah satu sub rutin dari tahap pencampuran bahan kimia.
Pada gambar 3.8 yang ditunjukkan merupakan diagram alir yang menunjukan proses
pencampuran pada bak proses 1.
Proses yang terjadi adalah ketika tombol start ditekan maka katup solenoid valve
pada bak air kotor akan membuka dan mengalirkan air dari bak tersebut ke bak proses 1.
Lalu jika level switch pada bak proses 1 aktif maka katup solenoid valve pada bak air kotor
akan tertutup sedangkan jika level switch pada bak proses 1 tidak aktif maka katup
solenoid valve pada bak air kotor akan terus terbuka dan terus mengalirkan air ke bak
proses 1.
Saat level switch aktif maka katup solenoid valve pada tempat penyimpanan tawas
akan terbuka selama 18 detik. Setelah katup solenoid valve pada penyimpanan tawas
tertutup maka mixer akan menyala selama 10 menit. Ketika mixer sudah berhenti bekerja
maka pompa bak proses 1 akan menyala dan mengalirkan air dari bak proses 1 ke bak
proses 2. Proses selanjutnya adalah membaca nilai level switch pada bak proses 2.
Jika level switch aktif maka pompa bak proses 1 akan tertutup dan jika tidak aktif
maka air akan terus dialirkan dari bak proses 1 ke bak proses melalui pompa bak proses 1.
Dan saat level switch pada bak proses 2 aktif maka katup solenoid valve pada bak air kotor
akan terbuka kembali dan proses pada bak proses 1 akan terulang.
Cara kerja dalam proses pencampuran bahan kimia ini adalah secara paralel. Hal ini
berarti saat proses pada bak proses 1 sudah selesai maka akan diteruskan ke bak proses 2.
Setelah itu bak proses 1 akan terisi kembali dan proses akan berjalan seperti sebelumnya
sampai dengan bak proses 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 3.8 Sub rutin bak proses 1
Dapat dilihat dari gambar 3.9 dan 3.10 untuk proses kerja sistem adalah sama tetapi
yang membedakan adalah pembacaan data masukkan. Pada gambar 3.9, input untuk bak
proses 2 adalah level switch pada bak proses 2. Jadi proses pencampuran kaporit akan
bekerja jika level switch pada bak proses 2 aktif. Dan juga yang membedakan adalah waktu
bukaan katup solenoid valve pada tempat penyimpanan kaporit, yaitu selama 12 detik.
START
Solenoid valve bak air kotor = ON
Baca data level switch
bak proses 1
Level switch ON?
Solenoid valve bak air kotor = OFF
Solenoid valve tawas = ON, selama 18 detik
Mixer = ON, selama 10 menit
Pompa air bak proses 1 = ON
Level switch bak
proses 2
RETURN
Pompa air bak proses 1 = OFF
NO
YES
YES NO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 3.9 Sub rutin bak proses 2
Pada gambar 3.9 adalah sub rutin untuk bak proses 3. Proses pencampuran dukem
juga memiliki perbedaan dengan proses pencampuran tawas, yaitu input pada sub rutin
diagram alir adalah level switch pada bak proses 3. Jadi jika level switch pada bak proses 3
aktif maka proses pencampuran bahan kimia akan dimulai. Selain itu yang membedakan
adalah durasi bukaan katup solenoid valve pada tempat penyimpanan dukem, yaitu 5 detik.
START
Solenoid valve bak air kotor =
ON
Baca data level
switch bak proses 2
Level switch ON?
Solenoid valve bak air kotor = OFF
Solenoid valve kaporit = ON, selama 12 detik
Mixer = ON, selama 10 menit
Pompa air bak proses 2 = ON
Level switch bak
proses 3
RETURN
Pompa air bak proses 2 = OFF
NO
YES
YES NO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 3.10 sub rutin bak proses 3
3.4.2 Metode Koneksi HMI dengan PLC
HMI adalah sebuah alat penampil dari plan sesungguhnya yang tersambung dengan
PLC. Untuk dapat mengontrol plan tersebut maka HMI harus dihubungkan dengan PLC.
Komunikasi yang digunakan berupa komunikasi serial dengan menggunakan RS-232
sebagai penghubungnya. Pada gambar 3.11 ditunjukkan metode koneksi antara HMI dan
START
Solenoid valve bak air kotor = ON
Baca data level
switch bak proses 3
Level switch ON?
Solenoid valve bak air kotor = OFF
Solenoid valve dukem = ON, selama 5 detik
Mixer = ON, selama 10 menit
Pompa air bak proses 3 = ON
Level switch bak
proses 1
RETURN
Pompa air bak proses 3 = OFF
NO
YES
YES NO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
PLC. Untuk menghubungkan HMI, port COM2/COM1 dihubungkan dengan modul RS-
232 pada PLC Omron dengan menggunakan kabel penghubung RS-232.
Gambar 3.11 Metode koneksi HMI dengan PLC[20]
3.4.3 Perancangan Human Machine Interface (HMI)
Human machine interface (HMI) berfungsi untuk mempermudah operator dalam
mengoperasikan alat dan mengawasi kerja sistem secara keseluruhan. Seri HMI yang
digunakan adalah HMI Omron NB7W-TW00B dan software yang akan digunakan untuk
membuat layout HMI adalah NBDesigner versi 1.35. Pada HMI akan terdapat 3 buah
layout, penjelasan layout tersebut akan ditunjukkan pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Layout HMI
NO Layout Isi
1 Screen 1 Login user
2 Screen 2 Plan overview
3 Screen 3 Alarm shut down
Saat HMI diaktifkan maka tampilan pertama yang akan muncul adalah menu login
user. Pada menu ini pengguna memerlukan user ID dan password agar bisa memantau dan
mengoperasikan sistem. Tampilan screen 1 ditunjukkan pada gambar 3.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 3.12 Tampilan login user
Setelah berhasil login, menu yang akan ditampilkan pada screen 2 adalah plan
sistem secara menyeluruh, hal ini bertujuan agar operator dapat mengamati secara real
time proses yang sedang terjadi. Rancangan layout screen 2 dapat dilihat pada gambar
3.13. Selain itu terdapat dua tombol utama pada screen 2 yaitu tombol start yang berfungsi
untuk menjalankan plan dan tombol stop untuk menghentikan plan. Selain itu untuk
mempermudah operator mengamti penggunaan bahan kimia terdapat juga tampilan bar tiap
penyimpanan bahan kimia yang berfungsi untuk mengetahui sisa bahan kimia yang
tersimpan. Data tersebut mengacu pada penggunaan bahan kimia per siklus. Pada screen 2
dan screen 3 terdapat tombol logout yang berfungsi untuk keluar ke menu login utama.
Gambar 3.13 Tampilan plan overview
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Dan yang terakhir adalah screen 3, fungsi dari tombol resume pada screen 3 ini
adalah untuk mematikan alarm yang menyala dan melanjutkan proses yang terhenti saat
pengisian bahan kimia. Alarm akan menyala secara otomatis jika isi dari salah satu tempat
penyimpanan bahan kimia sudah habis. Tampilan dari layout screen 3 dapat dilihat pada
gambar 3.14.
Gambar 3.14 Tampilan alarm dan sistem shut down
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebuah sistem yang telah dirancang dinyatakan berhasil jika sistem tersebut telah
diuji kinerjanya dan hasilnya berjalan dengan baik. Pada sistem penjernih air ini terdapat
dua bagian utama yaitu bagian hardware (mekanisme dari rancangan perangkat keras) dan
software. Pada bab ini akan dibahas mengenai kedua hal tersebut, yaitu mekanisme
hardware (pompa, mixer, solenoid valve, lampu indikator dan buzzer), software (diagram
ladder pada PLC dan tampilan HMI serta koneksi HMI dengan plan sesungguhnya). Hasil
pengamatan pada sistem mencakup cara kerja program (diagram ladder dan tampilan
HMI) yang telah dibuat, kinerja sistem secara keseluruhan (kesinambungan antara program
yang telah dibuat dengan kinerja komponen-komponen utama pada plan), jumlah debit air
yang bisa dijernihkan, dan persentase keberhasilan dalam menjernihkan air.
4.1 Perubahan Rancangan
4.1.1 Perancangan Pompa Air
Rancangan pompa air yang akan digunakan, ada pada Bab III pada Gambar 3.5.
Namun karena faktor ukuran pipa pralon dan komponen lain yang tersedia di pasaran
sedikit berbeda, maka realisasi kontruksi pompa air berbeda ukurannya dengan rancangan
awal. Hasil implementasi pompa air yang digunakan pada plan dapat dilihat pada Gambar
4.1.
Gambar 4.1 Pompa air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Hasil akhir dari rancangan pompa air terdapat beberapa perbedaan. Perubahannya dapat
dilihat pada Gambar 4.1 tinggi pompa menjadi 52 cm, lebar pompa menjadi 21 cm,
panjang pipa outler menjadi 25 cm, dan diameter inlet dan outlet pada pompa menjadi 3
cm.
Selain itu perubahan juga dilakukan pada bagian propeller yang digunakan. Bahan
untuk pembuatan propeller diubah menjadi plastik. Perubahan ini dilakukan karena jika
menggunakan plat besi lama-kelamaan akan mengikis bagian dalam pipa, dan bisa
berakibat pada kebocoran. Selain itu kuantitas penggunaan propeller juga diubah, yang
tadinya hanya menggunakan 1 buah propeller maka sekarang menjadi 10 buah propeller.
Hal ini dilakukan karena jika hanya menggunakan 1 buah propeller maka air tidak akan
tertarik ke atas dan air tidak tersalurkan ke bak selanjutnya. Dengan beberapa kali uji coba
yang dilakukan, mulai dari 1 buah, 3 buah, hingga 10 buah propeller maka hasil yang
paling optimal adalah menggunakan 10 buah propeller. Jika menggunakan 3 buah
propeller air dapat tertarik ke atas dan mengalir ke bak proses selanjutnya tetapi laju air
tidak deras dan cenderung perlahan. Sedangkan jika menggunakan 10 buah propeller maka
air tertarik dan mengalir dengan lumayan deras.
Rancangan awal sistem terdapat 3 buah pompa yang akan didesain sendiri. Tetapi
pompa yang berhasil dibuat hanya 2 buah saja, yaitu pompa bak proses 1 dan pompa bak
proses 2. Untuk pompa pada bak proses 3 tidak bisa bekerja dengan baik (laju air sangat
perlahan/air cenderung hanya menetes). Hal ini mungkin dikarenakan pemasangan
propeller yang tidak sempurna ataupun motor DC yang tidak bekerja secara maksimal.
Oleh karena hal tersebut maka pompa bak proses 3 digantikan dengan pompa motor DC
yang ada di pasaran. Bentuk pompa pengganti dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Pompa pengganti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
4.1.2 Perancangan Level Switch pada Tempat Peyimpanan Bahan
Kimia
Perubahan rancangan juga dilakukan pada tempat bahan kimia, yaitu pada
peletakan level switch. Level switch ini berfungsi sebagai sensor jumlah bahan kimia masih
ada dan jika sudah habis, maka akan memicu buzzer dan lampu menyala. Rancangan awal
dapat dilihat pada Gambar 3.6 level switch diletakkan di bawah, sedangkan realisasinya
level switch diletakkan di atas seperti Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Peletakkan level switch yang baru
Level switch diletakkan di atas karena memiliki fungsi yang baru yaitu sebagai
pemicu mematikan sistem alarm yang menyala. Jika pada perancangan sebelumnya level
switch diletakkan di bagian bawah, karenna berfungsi sebagai pemicu alarm untuk
menyala dengan cara menjadi batas maksimal dari penggunaan bahan kimia. Sekarang
level switch berfungsi untuk mematikan alarm yang menyala. Dengan cara jika bahan
kimia yang habis segera diisi sampai mengaktifkan level switch maka alarm bisa
dimatikan. Perubahan ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah cara kerja sistem
dan sebagai pengaman sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4.1.3 Perancangan Biosand Filter
Pada bagian biosand filter juga mengalami perubahan rancangan, yaitu ketebalan
dari pasir yang digunakan untuk menyaring dikurangi. Hal ini dikarenakan wadah untuk
biosand filter di pasaran kurang tinggi. Bentuk dari rancangan awal biosand filter dapat
dilihat pada Gambar 2.9. Sedangkan untuk bentuk dari biosand filter yang ada pada plan
dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Biosand filter pada plan
Tentunya pengurangan ketebalan pasir mempunyai dampak positif dan negatif.
Dampak positifnya adalah jika ketebalan pasir yang digunakan dikurangi maka waktu yang
digunakan untuk proses filterisasi akan berkurang dan dampak negatifnya adalah
penyaringan yang dilakukan tidak begitu baik. Tetapi dampak negatif ini sudah ditangani
dengan bantuan dari ketiga bahan kimia yang digunakan pada ketiga bak proses, yaitu
tawas, kaporit, dan dukem.
4.1.4 Perancangan Human Machine Interface (HMI)
Perubahan rancangan juga dilakukan pada layout HMI. Terdapat perbedaan antara
semua layout HMI pada perancangan awal dan hasil akhir semua layout pada HMI. Tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
melakukan perubahan adalah agar proses monitoring sistem lebih efisien dan user friendly.
Ketiga layout rancangan awal dapat dilihat pada Gambar 3.12, Gambar 3.13, dan Gambar
3.14.
Hasil modifikasi layout HMI pada bagian login user memiliki beberapa perubahan
yaitu terdapat penambahan tombol LOGIN, LOGOUT, lampu indikator berhasil login dan
function key yang memiliki tag plan overview. Tombol plan overview ini berfungsi untuk
memindah window login user ke window plan overview. Fungsi pada layout tetap sama,
yaitu untuk login. Tampilan layout login user yang baru dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Hasil perubahan layout login user
Ada perubahan pada layout plan overview. Pertama adanya function key yang
memiliki tag alarm yang berfungsi untuk mengganti window plan overview ke window
alarm. Kedua terdapat penampil jumlah hitungan counter pemakaian tiap bahan kimia,
yaitu tawas, kaporit, dan dukem. Dan yang ketiga terdapat indikator keadaan on / off untuk
komponen utama seperti proses kerja tempat bahan kimia, mixer, dan pompa air. Jika
dalam keadaan off maka indikator akan berwarna merah dan jika dalam keadaan on maka
indikator akan berwarna hijau. Meskipun dilakukan perubahan tetapi fungsi dari layout
tetap sama, yaitu untuk mengoperasikan dan memantau plan. Untuk lebih jelasnya,
tampilan layout yang sudah diubah dapat dilihat pada Gambar 4.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 4.6 Hasil perubahaan layout plan overview
Perubahan yang dilakukan pada layout alarm adalah warna background layout,
yang sebelumnya berwarna putih menjadi warna kuning dengan warna tulisan berwarna
merah. Lalu terdapat juga function key yang memiliki tag plan overview yang berfungsi
untuk mengganti window alarm ke window plan overview. Fungsi dari layout alarm tetap
sama, yaitu untuk mematikan alarm yang menyala. Hasil perubahan pada layout plan
overview dapat dilihat pada Gambar 4.7. Pengalamatan layout HMI dapat dilihat pada tabel
4.1.
Gambar 4.7 Hasil perubahan alarm dan sistem shut down
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 4.1 Pengalamatan pada HMI
NO Nama Alamat
1 Input USER ID LW9486
2 Input PASSWORD LW9502
3 LOGIN LB9165
4 LOGOUT LB9166
5 Lampu Indikator
berhasil LOGIN LB 10
6 PLAN OVERVIEW Function Key
7 START CIO_IR 0.00
8 ALARM Function Key
9 STOP CIO_IR 0.02
10 Penampil Counter
Tawas D0
11 Penampil Counter
Kaporit D1
12 Penampil Counter
Dukem D2
13 Indikator Tawas CIO_IR 11.00
14 Indikator Kaporit CIO_IR 11.01
15 Indikator Dukem CIO_IR 11.02
16 Indikator Solenoid
Valve Bak Air Kotor CIO_IR 11.03
17 Indikator Mixer 1 CIO_IR 10.00
18 Indikator Mixer 2 CIO_IR 10.01
19 Indikator Mixer 3 CIO_IR 10.02
20 Indikator Pompa Bak
Proses 1 CIO_IR 10.03
21 Indikator Pompa Bak
Proses 2 CIO_IR 10.04
22 Indikator Pompa Bak
Proses 3 CIO_IR 10.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 4.1 (Lanjutan) Pengalamatan pada HMI
NO Nama Alamat
23 Indikator Lampu CIO_IR 10.06
24 Indikator Buzzer CIO_IR 10.07
25 RESUME CIO_IR 0.01
4.2 Hasil Plan Sistem Penjernih Air
Hasil rancangan plan sistem dapat dilihat pada Gambar 4.8, 4.9, 4.10, 4.11 dan 4.12
Gambar 4.8 Bagian wiring dan kontrol panel
Gambar 4.9 Bagian bak air kotor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 4.10 Bagian luar bak proses 1, 2, dan 3
Gambar 4.11 Bagian dalam bak proses 1, 2 dan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 4.12 Biosand filter dan bak air bersih
Keterangan gambar pada plan ditunjukkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Keterangan bagian pada plan
NO Huruf Keterangan
1 A Push button START
2 B Push button RESUME
3 C Push button STOP
4 D Buzzer
5 E Lampu indikator
6 F Power supply
7 G Relay
8 H Baik air kotor
9 I Solenoid valve bak air kotor
10 J Level switch tempat bahan kimia 1, 2 dan 3
11 K Pompa bak proses 1, 2 dan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 4.2 (Lanjutan) Keterangan bagian pada plan
NO Huruf Keterangan
12 L Solenoid valve tempat bahan kimia 1, 2 dan
3
13 M Motor mixer 1, 2 dan 3
14 N Level switch bak proses 1, 2 dan 3
15 O Bak proses 1, 2 dan 3
16 P Mixer 1, 2 dan 3
17 Q Tampak dalam level switch pada bak proses
1, 2 dan 3
18 R Biosand filter
19 S Bak air bersih
4.3 Hasil Pengamatan Sistem
Pengamatan sistem dilakukan pada sistem utama dan sub sistem. Sistem utama
mencakup mekanisme sistem secara keseluruhan dan tampilan status tiap komponen pada
HMI. Sedangkan pengamatan sub sistem dilakukan dengan mengukur tegangan nilai
komponen-komponen utama pada sistem.
4.3.1 Sistem Utama
Pada sub bab ini maka akan dibahas mengenai data yang diambil saat mengamati
sistem secara keseluruhan. Data yang diambil adalah waktu kerja tiap-tiap komponen pada
sistem dengan pembanding diagram pewaktuan awal dan tampilan status pada HMI
berdasarkan status pada plan. Data hasil pengamatan sistem ditunjukkan pada tabel 4.3.
Tabel 4. 3 Perbandingan waktu kerja tiap komponen berdasarkan diagram pewaktuan awal
dan hasil uji coba
No Nama
Komponen
Waktu ON selama (Menit/detik/milidetik)
Diagram
Pewaktuan
Hasil Uji
Coba
(Siklus 1)
Hasil Uji
Coba
(Siklus 2)
Hasil Uji
Coba
(Siklus 3)
1 Solenoid bak
air kotor 05.00.00 02.05.00 02.12.06 02.17.06
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4.3 (Lanjutan) Perbandingan waktu kerja tiap komponen berdasarkan diagram
pewaktuan awal dan hasil uji coba
No Nama
Komponen
Waktu ON selama (Menit/detik/milidetik)
Diagram
Pewaktuan
Hasil Uji
Coba
(Siklus 1)
Hasil Uji
Coba
(Siklus 2)
Hasil Uji
Coba
(Siklus 3)
2 Level switch
bak proses 1 10.05.02 10.05.02 10.05.02 11.05.02
3 Solenoid
kimia 1 00.05.02 00.05.02 00.05.02 00.05.02
4 Mixer bak
proses 1 10.00.00 10.00.00 10.00.00 10.00.00
5 Pompa bak
proses 1 05.00.00 02.18.00 03.22.00 03.22.00
6 Level switch
bak proses 2 10.03.06 10.17.08 10.16.08 10.19.08
7 Solenoid
kimia 2 00.03.06 00.03.06 00.03.06 00.03.06
8 Mixer bak
proses 2 10.00.00 10.00.00 10.00.00 10.00.00
9 Pompa bak
proses 2 05.00.00 02.00.00 05.03.00 -
10 Level switch
bak proses 3 10.02.00 10.18.08 10.20.06 -
11 Solenoid
kimia 3 00.02.00 00.02.00 02.00.00 -
12 Mixer bak
proses 3 10.00.00 10.00.00 10.00.00 -
13 Pompa bak
proses 3 05.00.00 03.00.00 03.00.00 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pengambilan data dilakukan selama 1 jam. Pengambilan data dilakukan dengan
cara merekam proses yang terjadi selama kurun waktu tersebut dan juga mengamati kinerja
komponen-komponen utama apakah bekerja atau tidak. Untuk membuktikan alat bekerja
sesuai dengan yang diinginkan atau tidak maka dilakukan perbandingan. Data yang
dibandingkan adalah data dari diagram pewaktuan awal hasil rancangan yang dapat dilihat
pada gambar 3.3 dengan data yang diambil selama kurun waktu 1 jam tersebut. Proses
pembandingan data dilakukan dengan menggunakan data sampai siklus ketiga..
Dapat dilihat pada tabel 4.3, data yang bewarna merah yang terletak pada nomor 2,
6, 9 dan 10 menunjukkan error. Error yang dimaksud adalah lebihnya waktu komponen
saat keadaan on dibandingkan dengan diagram pewaktuan yang sudah dirancang.
Sedangkan terdapat data yang bewarna hijau yang terletak pada nomor 1, 5, 9 dan 13. Data
bewarna hijau menunjukkan data hasil dari uji coba lebih baik dari waktu yang ditentukan.
Lalu terdapat data yang konstan. Hal ini dikarenakan penggunaan timer pada program
untuk mengatur waktu on dan off komponen tersebut. Komponen yang menggunakan timer
pada proses kerjanya adalah solenoid kimia, mixer tiap bak proses, dan pompa 3. Waktu
kerja ketiga komponen tersebut tidak terpengaruh langsung dengan kinerja komponen yang
lain dalam sistem tersebut karena waktu kerjanya yang sudah ditentukan dengan
menggunakan timer.
Berdasarkan data pada tabel, durasi waktu on solenoid bak air kotor konstan pada
waktu 2 menit tetapi memiliki perubahan menjadi lebih lama di tiap siklusnya. Lalu level
switch bak proses 1 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu selama 1 menit pada
siklus ke 3. Waktu on untuk level switch pada tiap bak proses dipengaruhi oleh kinerja
pompa pada tiap bak proses. Jika kinerja pompa menurun maka waktu on level switch juga
akan menjadi lebih lama. Selanjutnya terdapat pompa bak proses 1 dan 2 yang kinerja
semakin lama menurun. Hal ini mungkin dipengaruhi keadaan propeller di dalam pompa
ataupun sambungan besi tempat propeller disambungkan. Berdasarkan data pengamatan
pada sistem yang ditampilkan pada tabel 4.3, komponen-komponen utama bekerja sesuai
dengan yang dinginkan dan proses kerja sistem sesuai dengan yang dirancang. Dengan
begitu alat dapat dikatakan berhasil karena bekerja sesuai dengan diagram pewaktuan
komponen utama.
Lalu data selanjutnya adalah status antara tampilan HMI dengan plan
sesungguhnya. Tampilan data pengamatan sistem pada HMI dan keterangan keadaan on
atau off komponen utama pada plan dapat dilihat pada tabel 4.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 4.4 Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI
No Waktu Ke
(menit/detik/milidetik) Tampilan HMI
1 00.00.00
Keterangan : ketika
proses belum dimulai
maka tampilan sistem
pada layout plan
overview akan seperti
gambar di samping
(semua komponen
utama keadaan OFF).
2 00.01.00
Keterangan : saat
tombol START
ditekan, maka
solenoid valve pada
bak air kotor akan
pada posisi ON dan
air kotor akan
mengalir ke bak
proses 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI
No Waktu Ke
(menit/detik/milidetik) Tampilan HMI
3 02.06.00
Keterangan : level
switch bak proses 1
ON, maka solenoid
valve kimia 1 ON,
tawas sebanyak 300ml
dituangkan ke bak
proses.
4 02.11.02
Keterangan: solenoid
valve kimia 1 OFF,
maka mixer bak
proses 1 ON selama
10 menit.
5 12.11.02
Keterangan : mixer
bak proses 1 OFF,
maka pompa bak
proses 1 ON
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI
No Waktu Ke
(menit/detik/milidetik) Tampilan HMI
6 14.29.02
Keterangan : ketika
level switch bak proses
2 ON, maka pompa
bak proses 1 akan OFF,
solenoid valve bak air
kotor akan ON dan
solenoid valve kimia 2
ON (kaporit sebanyak
200 ml)
7 14.38.08
Keterangan : solenoid
valve bak air kotor dan
level switch bak proses
2 tetap ON, solenoid
valve kimia 2 OFF, dan
mixer bak proses 2 ON
selama 10 menit.
8 16.41.08
Keterangan : saat level
switch bak proses 1
ON, maka solenoid
valve bak air kotor
OFF, dan solenoid
valve kimia 1 ON
(tawas sebanyak
300ml).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI
No Waktu Ke
(menit/detik/milidetik) Tampilan HMI
9 16.46.10
Keterangan : setelah
solenoid valve kimia 1
OFF, maka mixer bak
proses 1 ON selama 10
menit, dan level switch
bak proses 1 tetap ON.
10 24.46.10
Keterangan : proses
pada bak proses 1
masih berlanjut. Ketika
mixer pada bak proses
2 OFF, maka pompa
bak proses 2 ON.
11 26.46.10
Keterangan : ketika
mixer pada bak proses
1 OFF, maka pompa
bak proses 1 akan ON.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI
No Waktu Ke
(menit/detik/milidetik) Tampilan HMI
12 27.09.10
Keterangan : setelah
solenoid valve kimia 3
OFF, maka mixer bak
proses 3 ON selama
10 menit. (dukem
sebanyak 100 ml).
13 27.11.10
Keterangan : solenoid
valve kimia 3 OFF,
maka mixer bak
proses 3 ON selama
10 menit
14 29.05.10
Keterangan : ketika
level switch bak
proses 2 ON, maka
pompa bak proses 1
OFF, solenoid valve
bak air kotor ON, dan
solenoid valve kimia 2
ON.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI
No Waktu Ke
(menit/detik/milidetik) Tampilan HMI
15 29.08.16
Keterangan : setelah
solenoid valve kimia 2
OFF, maka mixer bak
proses 2 ON selama
10 menit.
16 31.22.16
Keterangan : level
switch bak proses 1
ON, solenoid valve
kimia 1 ON.
17 31.27.18
Keterangan : saat
solenoid valve kimia 1
OFF, maka mixer bak
proses 1 ON selama
10 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI
No Waktu Ke
(menit/detik/milidetik) Tampilan HMI
18 37.27.18
Keterangan : mixer
bak proses 3 OFF,
maka pompa bak
proses 3 ON.
19 39.27.18
Keterangan : setelah
mixer pada bak proses
2 OFF, maka pompa
bak proses 2 ON.
20 41.27.18
Keterangan : pompa
bak proses 3 OFF (air
kotor siklus pertama
sedang difilter)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI
No Waktu Ke
(menit/detik/milidetik) Tampilan HMI
21 43.27.18
Keterangan : mixer
bak proses 1 OFF,
maka pompa bak
proses 1 ON.
22 44.30.18
Keterangan : level
switch bak proses 3
ON, maka pompa
bak proses 2 OFF
dan solenoid valve
kimia 3 ON.
23 44.32.18
Keterangan : setelah
solenoid valve kimia
3 OFF, maka mixer
bak proses 3 ON
selama 10 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI
No Waktu Ke
(menit/detik/milidetik) Tampilan HMI
24 46.49.18
Keterangan : ketika
level switch bak
proses 2 ON, maka
pompa bak proses 1
akan OFF, solenoid
valve bak air kotor
akan ON dan
solenoid valve kimia
2 ON.
25 46.52.24
Keterangan :
solenoid valve kimia
2 OFF, maka mixer
bak proses 2 ON
selama 10 menit.
26 48.52.24
Keterangan : level
switch bak proses 1
ON, maka solenoid
valve kimia 1 ON,
dan solenoid valve
bak air kotor OFF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI
No Waktu Ke
(menit/detik/milidetik) Tampilan HMI
27 49.57.26
Keterangan :
solenoid valve kimia
1 OFF, mixer bak
proses 1 ON tetapi
lampu indikator dan
buzzer ON, karena
bahan kimia 1 sudah
habis dan harus diisi
ulang.
28 51.10.26
Keterangan : setelah
bahan kimia 1 diisi
ulang dan tombol
RESUME ditekan
maka lampu
indikator dan buzzer
akan OFF.
29 54.10.26
Keterangan : mixer
bak proses 3 OFF,
pompa bak proses 3
ON.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.4 (Lanjutan) Tampilan hasil pengamatan sistem pada HMI
No Waktu Ke
(menit/detik/milidetik) Tampilan HMI
30 56.30.26
Keterangan : mixer
bak proses 2 OFF,
pompa bak proses 2
ON.
31 57.30.26
Keterangan : pompa
bak proses 3 OFF
(air kotor siklus
kedua sedang
difilter).
32 60.02.26
Keterangan : saat
mixer bak proses 1
OFF, maka pompa
bak proses 1 ON.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Pada kolom waktu yang terdapat di tabel tabel 4.4 dapat diketahui debit air yang
berhasil dijernihkan pada kurun waktu 1 jam pengujian. Pada menit ke 42 dan detik ke 27,
pompa bak proses 3 selesai memompa air siklus pertama ke bak biosand filter. Air yang
dipompa adalah sebanyak 15 liter. Lalu pada menit ke 57 detik ke 30 pompa 3 selesai
memompa air siklus kedua. Air yang dikelola pada siklus kedua juga sebanyak 15 liter.
Sehingga jumlah debit air yang dapat dijernihkan adalah sebanyak 30 liter/jam.
4.3.2 Sub Sistem
Pengamatan juga dilakukan pada nilai tegangan komponen-komponen pada sistem.
Nilai tegangan komponen-komponen output pada sistem ditunjukan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Nilai tegangan komponen output pada sistem
No Nama Komponen Keadaan
Nilai Tegangan (V) ON OFF
1 Mixer_bakproses1 - 0.00
- 12.03
2 Mixer_bakproses2 - 0.00
- 12.03
3 Mixer_bakproses3 - 0.00
- 12.03
4 Pompa_bakproses1 - 0.00
- 12.00
5 Pompa_bakproses2 - 0.00
- 12.07
6 Pompa_bakproses3 - 0.00
- 12.02
7 Lampu - 0.00
- 12.02
8 Buzzer - 0.00
- 12.02
9 Solenoid_kimia1 - 0.00
- 12.09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4.5 (Lanjutan) Nilai tegangan komponen output pada sistem
No Nama Komponen Keadaan
Nilai Tegangan (V) ON OFF
10 Solenoid_kimia2 0.00
12.01
11 Solenoid_kimia3 0.00
12.01
12 Solenoid_bakairkotor - 0.00
- 12.09
4.4 Hasil Pengamatan Kualitas Air
Pengamatan juga dilakukan pada kualitas air hasil penjernihan. Pada percobaan
digunakan 3 sampel air untuk dijernihkan. Sampel yang pertama adalah air hasil rendaman
arang, sampel yang kedua adalah air hasil rendaman tanah dan sampel yang ketiga adalah
air hasil rendaman campuran tanah dan arang.
Pada sub bab metodologi penelitian dituliskan bahwa prototype ditargetkan untuk
dapat menjernihkan air sebesar 40%. Namun dikarenakan alat ukur kekeruhan yang tidak
tersedia, maka pengamatan kualitas air dilakukan dengan cara mengukur nilai pH dan TDS
(Total Dissolved Solid) pada air hasil penjernihan air. Pengambilan data kualitas air
dilakukan dengan menggunakan pH meter dan TDS meter.
PH meter berfungsi untuk mengukur derajat keasaman pada air. TDS meter atau
Total Dissolved Solid meter berfungsi untuk mengukur partikel padatan terlarut pada air.
Batas maksimum nilai partikel padatan terlarut menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.
492/Menkes/Per/IV/2010 adalah 500 mg/l atau 500 ppm (part per million), sedangkan nilai
pH air yang layak konsumsi berkisar antara 6.5–8.5. Hasil dari pengukuran dengan pH dan
TDS meter serta foto air sebelum dan sesudah diproses dapat dilihat pada tabel 4.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 4.6 Hasil pengukuran dengan pH meter dan TDS meter
No Jenis Air Foto Jenis Air Foto nilai pH dan ppm
1 Sampel
pertama
(sebelum
dijernihkan)
Nilai pH = 7.2 Nilai TDS = 311 ppm
2 Sampel
pertama
(setelah
dijernihkan)
Nilai pH = 6.2 Nilai TDS = 256 ppm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.6 (Lanjutan) Hasil pengukuran dengan pH meter dan TDS meter
No Jenis Air Foto Jenis Air Foto nilai pH dan ppm
3 Sampel
kedua
(sebelum
dijernihkan)
Nilai pH = 4.5 Nilai TDS = 234 ppm
4 Sampel
kedua
(sesudah
dijernihkan)
Nilai pH = 6 Nilai TDS = 233 ppm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 4.6 (Lanjutan) Hasil pengukuran dengan pH meter dan TDS meter
No Jenis Air Foto Jenis Air Foto nilai pH dan ppm
5 Sampel
ketiga
(sebelum
dijernihkan)
Nilai pH = 6.7 Nilai TDS = 289 ppm
6 Sampel
ketiga
(sesudah
dijernihkan)
Nilai pH = 5.9 Nilai TDS = 246 ppm
Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat dihitung persentase keberhasilan pengurangan
kekeruhan air berdasarkan nilai TDS dan perubahan pHnya. Rumusan yang digunakan
adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
)
Tabel 4.7 Persentase keberhasilan pengurangan kekeruhan air berdasarkan nilai TDS
No Sampel Air Nilai Awal
(PPM)
Nilai Akhir
(PPM) Persentase(%) Rata-rata(%)
1 Pertama 311 256 17.68
10.99 2 Kedua 234 233 0.42
3 Ketiga 289 246 14.87
Tabel 4.7 menunjukkan persentase keberhasilan pengurangan jumlah TDS pada air
hasil proses penjernihan. Persentase nilai rata-rata dari ketiga sampel adalah sebesar
10.99%. Hasil dari uji coba ini nilainya sangat jauh dari target yang dinginkan yaitu
sebesar 40%. Hal ini dikarenakan nilai target sebesar 40% adalah untuk pengujian tingkat
kekeruhan air. Sedangkan untuk melakukan penyaringan yang optimal pada skala TDS
diperlukan filter yang dapat menyaring padatan sebesar kurang dari 1 nanometer. Untuk
mengetahui pengaruh dari perubahan waktu aktif mixer pada hasil akhir nilai ppm air maka
dilakukan percobaan dengan variasi waktu aktif mixer selama 5 menit. Data dari hasil
percobaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4. 8 Persentase keberhasilan pengurangan kekeruhan air berdasarkan nilai TDS
dengan durasi aktif mixer selama 5 menit
No Sampel Air Nilai Awal
(PPM)
Nilai Akhir
(PPM) Persentase(%) Rata-rata(%)
1 Pertama 269 147 45.35
21.68 2 Kedua 302 270 10.59
3 Ketiga 296 269 9.12
Nilai awal ppm pada tiap sampel berbeda dengan nilai ppm pada tabel 4.7. Hal ini
dikarenakan untuk menyamai nilai ppm pada percobaan awal sulit untuk dilakukan serta
air untuk sampel pertama, kedua dan ketiga sudah habis digunakan. Untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mengetahui perubahan yang terjadi maka yang diamati adalah nilai ppm akhir dan
persentase keberhasilannya. Pada tabel 4.7 persentase sampel pertama adalah sebesar
17.68%. Pada uji coba dengan waktu aktif mixer selama 5 menit, sampel pertama memiliki
nilai persentase sebesar 45.35%. Persentase keberhasilan meningkat sebesar 27.67%. Lalu
untuk sampe kedua juga mengalami peningkatan persentase keberhasilan sebesar 10.17%.
Dan pada sampel ketiga nilai persentase keberhasilan mengalami penurunan sebesar
5.75%. Perubahan persentase nilai keberhasilan ini bisa diakibatkan perbedaan durasi
pengadukan, jenis mineral yang terlarut dalam sampel dan proses filterisasi pada biosand
filter. Lalu pada tabel 4.9 terdapat nilai persentase keberhasilan proses penjernihan dalam
perubahan pH air.
Tabel 4.9 Persentase keberhasilan perubahan nilai pH air
No Sampel Air Nilai Awal
(pH)
Nilai Akhir
(pH) Persentase(%) Rata-rata(%)
1 Pertama 7.2 6.2 13.88
19.72 2 Kedua 4.5 6 33.33
3 Ketiga 6.7 5.9 11.94
Selain nilai persentase yang telah dihitung maka pada tabel 4.7, 4.8, dan 4.9 juga
terdapat data nilai penurunan kadar TDS dan nilai pH pada tiap air sampel. Berdasarkan
tabel parameter Enviromental Protection Agency (EPA), range nilai TDS air minum adalah
berkisar dari 1–50 ppm. Standar air kedua pada parameter dengan range 51–170 ppm
adalah air gunung dan air hasil proses filtrasi karbon. Dan yang ketiga dengan range 171–
300 ppm adalah nilai rata-rata air sumur.
Untuk mengetahui air hasil olahan layak konsumsi atau tidak maka dapat dilihat
nilai akhir ppm dan pHnya. Berdasarkan nilai akhir ppm dan nilai akhir pH yang terdapat
pada tabel 4.7 dan tabel 4.8, maka dapat dikatakan bahwa sampel pertama, kedua dan
ketiga tidak dapat langsung dikonsumsi. Tetapi karena nilai ppmnya termasuk range air
sumur maka air hasil proses dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi
dan mencuci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.5 Hasil Implementasi Software PLC dan HMI
Pemrograman yang dibuat adalah program untuk tombol menu user login pada
HMI, tombol start, tombol stop, tombol resume, timer bahan kimia (1,2, dan 3), timer
mixer (1,2, dan 3), counter pemakaian bahan kimia dan alarm.
4.5.1 Menu Login pada HMI
4.5.1.1 Pendaftaran Data User pada Database HMI
Untuk dapat menggunakan fitur login user pada HMI, maka user harus melakukan
proses pendaftaran user. Tata cara pendaftaran user dapat dilihat pada Gambar 4.13 dan
Gambar 4.14.
Gambar 4.13 Layout koneksi HMI dan PLC
Langkah pertama adalah masuk pada layout koneksi PLC dan HMI yang
digunakan. Lalu klik kanan pada gambar HMI. Setelah itu akan muncul menu seperti pada
gambar dan pilih menu attribute. Setelah masuk ke menu attribute, ada 10 menu lagi di
dalamnya. Untuk input data user, maka pilih menu user permissions setting. Isi dari menu
user permissions setting dapat dilihat pada gambar Gambar 4.14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Gambar 4.14 Isi menu user permissions setting
Setelah masuk ke menu user permissions setting, terdapat kolom yang berisi user0
sampai dengan user31. Kolom tersebut menunjukan jumlah maksimal user yang dapat di-
input untuk fitur user login. Untuk mengakses layout pada HMI digunakan konfigurasi
user0. Untuk menambahkan data user yang baru maka klik pada bagian user1. Masukkan
username dan password yang dinginkan serta batas waktu otomatis untuk logout. Di
bagian bawah terdapat kolom authorization yang memiliki fungsi untuk mengatur fitur apa
saja yang dapat diakses oleh user tersebut. Fitur authorization ini memiliki batas maksimal
sampai dengan 31. Setelah semua pengaturan selesai dilakukan maka klik tombol OK dan
data user yang baru ditambahkan akan tersimpan.
4.5.1.2 Konfigurasi Menu Login User pada HMI
Pada Gambar 4.5, yaitu layout user login terdapat 4 hal pokok yang harus diset
terlebih dahulu. Pertama berupa masukan username, yang kedua berupa masukan
password. Ketiga adalah tombol login dan yang keempat adalah tombol logout.
Konfigurasi kolom masukkan username dapat dilihat pada Gambar 4.15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4.15 Konfigurasi kolom masukkan username
Tahap pertama adalah dengan mencari fitur text input pada bagian PLC parts.
Tahap kedua, drag dan sesuaikan ukuran kolom untuk mengisi username pada layout.
Tahap ketiga, double klik pada kolom text input dan akan tertampil menu window seperti
pada Gambar 4.15. Pada bagian address type pilih LW9486. Address ini digunakan khusus
untuk memasukan username ketika login. Setelah itu klik OK.
Gambar 4.16 Konfigurasi kolom masukkan password
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Konfigurasi yang dilakukan pada kolom password tidak jauh berbeda dari
konfigurasi kolom username. Hal yang membedakan adalah fitur yang digunakan dan
address type pada kolom. Dapat dilihat pada Gambar 4.16, fitur yang digunakan adalah
number input karena password yang digunakan berupa angka. Address type yang
digunakan adalah LW9502 yang merupakan alamat khusus untuk masukan password dari
user.
4.5.2 Tombol Start, Resume, dan Stop
Tombol start pada sistem memiliki alamat 0.00 pada program PLC. Fungsi tombol
start adalah untuk memulai proses kerja sistem. Untuk sinkronisasi fungsi dan tampilan di
HMI, digunakan memori jenis CIO_IR 0.00 pada pemograman NB-designer. Memori jenis
CIO_IR pada HMI memiliki fungsi sebagai penghubung input dan output pada sistem.
Diagram ladder dan tampilan tombol start dapat dilihat pada Gambar 4.17 dan Gambar
4.18.
Gambar 4.17 Diagram ladder tombol start
Gambar 4.18 Tampilan tombol start pada HMI
Fungsi keep yang memiliki alamat 200.01 pada Gambar 4.17 berfungsi untuk
latching keadaan tombol start. Ketika tombol start ditekan sesaat maka nilai tersebut akan
dikunci dan mengaktifkan sistem (solenoid valve bak air kotor menjadi on). Sedangkan
untuk mereset keadaan keep dari on ke off pada sistem, yaitu dengan fungsi DIFU level
switch bak proses 2, sehingga jika level switch bak proses 2 aktif tinggi maka nilai dari
fungsi keep akan direset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Selanjutnya adalah tombol resume. Fungsi tombol resume adalah untuk memulai
kembali proses penjernihan yang terhenti. Proses dapat terhenti jika tombol stop ditekan
ataupun jika saat salah satu bahan kimia yang digunakkan telah habis. Pada diagram ladder
PLC, alamat untuk tombol resume adalah 0.01 dan untuk tombol stop adalah 0.02. Dan
untuk alamat pada HMI menggunakan CIO_IR 0.01 dan CIO_IR 0.02. Diagram ladder
serta tampilan tombol resume dan stop dapat dilihat pada Gambar 4.19 dan Gambar 4.20.
Gambar 4.19 Diagram ladder tombol resume dan tombol stop
Gambar 4.20 Tampilan tombol resume dan tombol stop pada HMI
Fungsi keep pada diagram ladder di atas adalah sebagai latching dari kedua input-
an. Pertama adalah tombol stop, jika tombol stop ditekan sesaat maka fungsi keep akan
bernilai 1 dan proses penjernihan akan terhenti. Dan yang kedua adalah memori internal
200.12. Keadaan memori internal 200.12 akan on jika salah satu bahan kimia habis. Ketika
memori 200.12 dalam keadaan on maka fungsi keep akan bernilai 1 dan proses akan
terhenti. Proses yang akan terhenti adalah sebagian besar dari keseluruhan proses
penjernihan kecuali proses pengadukan dan pompa bak proses 3. Hal ini karena jika proses
pengadukan berhenti maka akan mempengaruhi proses kerja sistem secara keseluruhan
(urutan proses kerja sistem akan terganggu), sedangkan jika pompa bak proses 3
keadaannya dipaksa off saat masih dalam keadaan on maka waktu kerja dari pompa
tersebut akan terulang. Hal ini dikarenakan pompa bak proses 3 menggunakan fungsi
timer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4.5.3 Timer Bahan Kimia (1,2, dan 3)
Setiap tempat bahan kimia memiliki perbedaan waktu bukaan pada solenoid valve-
nya. Hal ini dikarenakan tiap bahan kimia memiliki takaran masing-masing untuk satu
siklus penjernihan air (15 liter air kotor). Ketentuan waktu bukaan pada solenoid valve
diperoleh berdasarkan uji coba awal yang telah dilakukan. Diagram ladder untuk bukaan
bahan kimia 1 sampai dengan 3 dapat dilihat pada Gambar 4.21, Gambar 4.22, dan Gambar
4.23.
Gambar 4.21 Diagram ladder timer bahan kimia 1 (tawas)
Gambar 4.22 Diagram ladder timer bahan kimia 2 (kaporit)
Gambar 4.23 Diagram ladder timer bahan kimia 3 (dukem)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Dapat dilihat pada setiap diagram ladder timer bahan kimia menggunakan fungsi
keep juga. Fungsi keep berfungsi sebagai latching input DIFU level switch pada tiap bak
proses. Saat level switch aktif tinggi, maka timer akan bekerja dan keadaan solenoid valve
bahan kimia akan on. Jika fungsi timer selesai menghitung mundur waktu yang ditentukan,
maka keadaan solenoid valve bahan kimia akan off. Satuan waktu fungsi timer di CX-
Programmer yang digunakan adalah 100 ms sehingga jika pengujian bukaan solenoid
valve menggunakan satuan detik maka harus dikonversi. Misalnya pada timer bahan kimia
1 (tawas), waktu bukaan saat pengujian adalah 5.2 detik. Setelah dikonversi untuk
pengaturan timer pada program maka akan menjadi 52.
Pada HMI juga dibuat tampilan tempat bahan kimia. Fungsinya adalah jika
solenoid valve bahan kimia on maka tampilan tempat bahan kimia yang tadinya bewarna
merah akan berubah warna menjadi hijau. Tampilan tempat bahan kimia pada HMI dan
penjelasannya dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Tampilan tempat bahan kimia pada HMI
No Bahan Kimia
Tampilan Takaran
(milliliter)
Waktu
Bukaan
(detik) ON OFF
1 Tawas
300 5.2
2 Kaporit
200 3.6
3 Dukem
100 2.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4.5.4 Timer Mixer (1,2, dan 3)
Untuk pengaturan waktu on atau off tiap mixer juga diperlukan sebuah fungsi timer.
Pada pengaturan awal, waktu pengadukan adalah 10 menit. Karena fungsi timer pada
diagram ladder harus dikonversi menjadi satuan 100 ms, maka didapatkan nilai sebesar
6000. Karena tiap mixer mempunyai waktu kerja yang sama jadi tiap fungsi timer pada
mixer 1, 2 dan 3 diatur nilainya menjadi 6000. Diagram ladder dan tampilan mixer pada
HMI dapat dilihat pada Gambar 4.24 dan Gambar 4.25.
Gambar 4.24 Diagram ladder timer mixer 1
Gambar 4.25 Tampilan mixer 1 pada HMI
Ada 3 buah mixer pada sistem. Tiap mixer memiliki cara dan waktu kerja yang
sama. Sebagai contoh akan dianalisis mixer pada bak proses 1. Gambar 4.26 menunjukkan
diagram ladder cara kerja mixer. Pada rung 6 terdapat diagram ladder untuk latching nilai
keadaan dari TM001. TM001 merupakan fungsi timer bahan kimia 1 (tawas), sehingga
dapat diketahui bahwa proses pengadukan akan dimulai jika bahan kimia sudah dituangkan
ke dalam bak proses. Ketika timer bahan kimia sudah selesai menghitung mundur waktu
yang ditentukan, maka keadaan mixer 1 akan on selama 10 menit (6000 dalam satuan 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
ms). Saat waktu senilai 6000 selesai dihitung mundur maka keadaan mixer akan off. Hal ini
juga berlaku pada mixer bak proses 2 dan 3.
4.5.5 Counter Pemakaian Bahan Kimia
Penggunaan counter pada tiap penggunaan bahan kimia berfungsi untuk
memudahkan operator dalam monitoring sisa bahan kimia pada tiap tempat
penyimpanannya. Karena takaran penggunaan bahan kimia pada tiap bahan kimia berbeda,
maka pengaturan nilai pada tiap counter juga berbeda. Diagram ladder dari counter bahan
kimia 1, 2 dan 3 dapat dilihat pada Gambar 4.26. 4.27, dan 4.28.
Gambar 4.26 Diagram ladder counter bahan kimia 1 (tawas)
Gambar 4.27 Diagram ladder counter bahan kimia 2 (kaporit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 4.28 Diagram ladder counter bahan kimia 3 (dukem)
Pada Gambar 4.26 sampai dengan Gambar 4.28 ditunjukkan nilai counter pada tiap
bahan kimia. Nilai counter untuk bahan kimia 1 (tawas) adalah 4. Hal ini berarti bahan
kimia tawas akan habis jika digunakan dalam 4 kali. Nilai counter pada kaporit adalah 6
dan dukem adalah 12, sehingga bahan kimia kaporit dan dukem akan habis jika digunakan
6 kali untuk kaporit dan 12 kali untuk dukem. Setiap counter bahan kimia memiliki reset.
Yang menjadi masukan untuk reset adalah keadaan level switch yang terletak pada tiap
tempat penyimpanan bahan kimia. Jika level switch aktif tinggi (dengan menggunakan
fungsi DIFU pada program ladder) maka nilai counter akan di-reset menjadi nilai awal.
Tampilan nilai counter pada HMI dapat dilihat pada Gambar 4.29.
Gambar 4.29 Tampilan nilai counter bahan kimia 1, 2 dan 3 pada HMI
4.5.6 Alarm
Fungsi utama alarm pada sistem adalah sebagai indikator ketersediaan bahan kimia
pada tiap tempat penyimpanan dan menghentikan sebagian besar sistem penjernihan. Jika
salah satu bahan kimia sudah habis maka alarm akan berbunyi dan sebagian besar sistem
akan berhenti bekerja. Sistem alarm terdiri dari lampu indikator berwarna merah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
buzzer yang terletak pada panel tombol pengoperasian. Diagram ladder dan tampilan
alarm pada HMI dapat dilihat pada Gambar 4.30 dan Gambar 4.7.
Gambar 4.30 Diagram ladder sistem alarm
Pada Gambar 4.32, diperlihatkan rung nomor 9 yang menggunakan memori
internal 200.13, 200.14, dan 200.15. Memori tersebut adalah keluaran dari fungsi keep tiap
bahan kimia. Memori 200.13 untuk bahan kimia 1 (tawas), memori 200.14 untuk bahan
kimia 2 (kaporit), dan memori 200.15 untuk bahan kimia 3 (dukem). Jika salah satu
memori tersebut bernilai 1 (on) maka memori internal 200.11 akan on. Ketika memori
200.11 dalam keadaan on maka sistem alarm akan menyala dan sebagian besar sistem
penjernihan akan berhenti bekerja.
Cara untuk mematikan sistem alarm adalah dengan mengisi tempat penyimpanan
bahan kimia yang habis sampai dengan batas level switch-nya. Setelah diisi dengan penuh
maka operator harus menekan tombol resume untuk meneruskan proses yang terhenti saat
sistem alarm menyala. Jika operator tidak mengisi bahan kimia yang habis sampai dengan
batas level switch-nya dan langsung menekan tombol resume maka alarm akan tetap
menyala dan proses tetap terhenti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :
1. Penelitian sudah dapat menghasilkan prototipe sistem penjernih air berbasis PLC
dengan tingkat keberhasilan 100% karena bekerja sesuai dengan diagram
pewaktuan komponen utama.
2. Tampilan monitoring HMI dapat menampilkan keadaan plan sesungguhnya saat
bekerja dengan tepat. Keadaan plan yang dimonitor yaitu solenoid valve bak air
kotor, solenoid valve kimia, mixer, dan pompa. HMI juga dapat mengontrol
langsung plan dengan tombol start, resume, dan stop serta dapat menampilkan sisa
bahan kimia yang dapat digunakan.
3. Prototipe dapat menjernihkan air 30 liter dalam kurun waktu 1 jam.
4. Nilai persentase penyaringan pada skala TDS masih rendah, yaitu sebesar 10.99%
dengan waktu aktif mixer selama 10 menit dan sebesar 21.68% dengan waktu aktif
mixer selama 5 menit.
5. Dengan takaran bahan kimia yang digunakan, prototipe dapat mengubah pH air
pada nilai 6.
6. Dari ketiga buah pompa yang dirancang, ada satu buah pompa yang tidak berhasil.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian maka diperoleh beberapa saran untuk penelitian
selanjutnya, yaitu :
1. Perancangan pompa harus lebih teliti agar pompa dapat bekerja dengan maksimal.
2. Wadah biosand filter perlu diperbesar agar lapisan pasir yang digunakan dapat
dipertebal sehingga hasil air yang disaring akan lebih optimal.
3. Penambahan kendali jarak jauh agar user dapat mengoperasikan dan melakukan
monitoring dari jauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4. Saat melakukan pengujian tingkat kekeruhan air, lebih baik menggunakan turbidity
meter karena hasil pengukuran akan lebih sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://surabaya.tribunnews.com/2015/08/01/ada-102-kabupaten-di- indonesia-krisis-
air-bersih diakses pada 23 oktober 2017
[2] https://nasional.tempo.co/read/893528/puluhan-ribu-warga-di-yogyakarta-
kekurangan-air-bersih diakses pada 23 oktober 2017
[3] Endarko, dkk. 2003., RANCANG BANGUN SISTEM PENJERNIHAN DAN
DEKONTAMINASI AIR SUNGAI BERBASIS BIOSAND FILTER DAN
LAMPU ULTRAVIOLET., vol. 16, no.3, hal 75 – 84.
[4] Wicaksono, Handy., 2009, PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (Teori,
Pemograman, dan Aplikasinya dalam Otomatisasi Sistem). Graha Ilmu, Yogyakarta.
[5] Pranowo, Deradjad., 2016, PANDUAN BELAJAR PLC TEORI dan PRAKTIK.
Sanata Dharma University Press, Yogyakarta.
[6] Petruzella, Frank D., 2001, ELEKTRONIK INDUSTRI. Diterjemahkan oleh :
Sumanto., Andi, Yogyakarta.
[7] http://www.alatuji.com/article/detail/349/level-sensor-level-switch#.WoUzQINua00
diakses pada 15 Februari 2018
[8] http://teknikelektronika.com/pengertian-motor-dc-prinsip-kerja-dc-motor/ diakses
pada 15 Februari 2018
[9] http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-solenoid-valve/ diakses pada 22 Februari
2018
[10] http://www.ajifahreza.com/2017/04/menggunakan-buzzer-komponen-suara.html
diakses pada 22 Februari 2018
[11] http://www.hoo-tronik.com/2016/10/cara-kerja-rangkaian-buzzer.html diakses pada
22 Februari 2018
[12] https://indonesian.alibaba.com/product-detail/led-pilot-lamp-ad16-22ds-ad22-22ds-
6vdc-12vdc-24vdc-36vdc-48vdc-110vdc-127vdc-220vac-380vac-dc-ac-16mm-
22mm-led-indicator-lamp-60045225636.html diakses pada 24 Februari 2018
[13] -----, 2016, Miniature Power Relays MY, Omron
[14] -----, Micro Programmable Controller, Omron
[15] Bolton, W., 2004, Pemrograman logic controller (PLC) : sebuah pengantar / W.
Bolton ; ahli bahasa, Irzam Hamein ; editor, H.M. Wibi Hardani, Erlangga, Jakarta.
[16] https://id.scribd.com/doc/165434282/pengertian-HMI-pdf diakses pada tanggal 27
Februari 2018
[17] -----, Programmable terminals NB series, Omron
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
[18] Petruzella, Frank D. PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS: Fourth Edition.
McGraww-Hill.
[19] https://www.enttec.com/product/usb-to-rs232-cable/ diakses pada tanggal 5 Maret
2018
[20] https://www.myomron.com/index.php?article=1535&action=kb diakses pada tanggal
5 Maret 2018
[21] https://id.scribd.com/doc/30809094/aplikasi-koloid-dalam-proses-penjernihan-air
diakses pada tanggal 6 Maret 2018
[22] http://www.saringanair.com/news/2/Takaran-tawas-dan-kapur-gamping-untuk-
penjernih-air diakses pada tanggal 20 April 2018
[23] https://www.nazava.com/tds-dalam-air-minum/ diakses pada tanggal 7 September
2018
[24] Maryani, Deni., Masduqi, Ali., Moesriati, Atiek., 2014, Pengaruh Ketebalan Media
dan Rate filtrasi pada Sand Filter dalam Menurunkan Kekeruhan dan Total Coliform,
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L.8
Ket : - = OFF
= ON
Tabel L.4 Data hasil pengamatan sistem
No
Waktu
Ke
(menit
/detik/
milide
tik)
Sol.
Bak
Air
Kotor
LS
Bak
Proses
1
Sol.
Kimia
1
Mixer
Bak
Proses
1
Pompa
Bak
Proses
1
LS
Bak
Proses
2
Sol.
Kimia
2
Mixer
Bak
Proses
2
Pompa
Bak
Proses
2
LS
Bak
Proses
3
Sol.
Kimia
3
Mixer
Bak
Proses
3
Pompa
Bak
Proses
3
Lampu
Indikator Buzzer
1 00.01
.00 - - - - - - - - - - - - - -
2 02.06
.00 - - - - - - - - - - - - -
3 02.11
.02 - - - - - - - - - - - - -
4 12.11
.02 - - - - - - - - - - - - - -
5 14.29
.02 - - - - - - - - - - - -
6 14.38
.08 - - - - - - - - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L.9
Ket : - = OFF
= ON
Tabel L.4 (Lanjutan) Data hasil pengamatan sistem
No
Waktu
Ke
(menit
/detik/
milide
tik)
Sol.
Bak
Air
Kotor
LS
Bak
Proses
1
Sol.
Kimia
1
Mixer
Bak
Proses
1
Pompa
Bak
Proses
1
LS
Bak
Proses
2
Sol.
Kimia
2
Mixer
Bak
Proses
2
Pompa
Bak
Proses
2
LS
Bak
Proses
3
Sol.
Kimia
3
Mixer
Bak
Proses
3
Pompa
Bak
Proses
3
Lampu
Indikator Buzzer
7 16.41
.08 - - - - - - - - - - -
8 16.46
.10 - - - - - - - - - - -
9 24.46
.10 - - - - - - - - - - - -
10 26.46
.10 - - - - - - - - - - - - -
11 27.09
.10 - - - - - - - - - - - -
12 27.11
.10 - - - - - - - - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L.10
Ket : - = OFF
= ON
Tabel L.4 (Lanjutan) Data hasil pengamatan sistem
No
Waktu
Ke
(menit
/detik/
milide
tik)
Sol.
Bak
Air
Kotor
LS
Bak
Proses
1
Sol.
Kimia
1
Mixer
Bak
Proses
1
Pompa
Bak
Proses
1
LS
Bak
Proses
2
Sol.
Kimia
2
Mixer
Bak
Proses
2
Pompa
Bak
Proses
2
LS
Bak
Proses
3
Sol.
Kimia
3
Mixer
Bak
Proses
3
Pompa
Bak
Proses
3
Lampu
Indikator Buzzer
13 29.05
.10 - - - - - - - - - -
14 29.08
.16 - - - - - - - - - -
15 31.22
.16 - - - - - - - - -
16 31.27
.18 - - - - - - - - -
17 37.27
.18 - - - - - - - - - -
18 39.27
.18 - - - - - - - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L.11
Ket : - = OFF
= ON
Tabel L.4 (Lanjutan) Data hasil pengamatan sistem
No
Waktu
Ke
(menit
/detik/
milide
tik)
Sol.
Bak
Air
Kotor
LS
Bak
Proses
1
Sol.
Kimia
1
Mixer
Bak
Proses
1
Pompa
Bak
Proses
1
LS
Bak
Proses
2
Sol.
Kimia
2
Mixer
Bak
Proses
2
Pompa
Bak
Proses
2
LS
Bak
Proses
3
Sol.
Kimia
3
Mixer
Bak
Proses
3
Pompa
Bak
Proses
3
Lampu
Indikator Buzzer
19 41.27
.18 - - - - - - - - - - - -
20 43.27
.18 - - - - - - - - - - - - -
21 44.30
.18 - - - - - - - - - - - -
22 44.32
.18 - - - - - - - - - - - -
23 46.49
.18 - - - - - - - - - -
24 46.52
.24 - - - - - - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L.12
Ket : - = OFF
= ON
Tabel L.4 (Lanjutan) Data hasil pengamatan sistem
No
Waktu
Ke
(menit
/detik/
milide
tik)
Sol.
Bak
Air
Kotor
LS
Bak
Proses
1
Sol.
Kimia
1
Mixer
Bak
Proses
1
Pompa
Bak
Proses
1
LS
Bak
Proses
2
Sol.
Kimia
2
Mixer
Bak
Proses
2
Pompa
Bak
Proses
2
LS
Bak
Proses
3
Sol.
Kimia
3
Mixer
Bak
Proses
3
Pompa
Bak
Proses
3
Lampu
Indikator Buzzer
25 48.52
.24 - - - - - - - - -
26 49.57
.26 - - - - - - -
27 51.10
.26 - - - - - - - - -
28 54.10
.26 - - - - - - - - - -
29 56.30
.26 - - - - - - - - - - -
30 57.30
.26 - - - - - - - - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L.13
Ket : - = OFF
= ON
Tabel L.4 (Lanjutan) Data hasil pengamatan sistem
No
Waktu
Ke
(menit
/detik/
milide
tik)
Sol.
Bak
Air
Kotor
LS
Bak
Proses
1
Sol.
Kimia
1
Mixer
Bak
Proses
1
Pompa
Bak
Proses
1
LS
Bak
Proses
2
Sol.
Kimia
2
Mixer
Bak
Proses
2
Pompa
Bak
Proses
2
LS
Bak
Proses
3
Sol.
Kimia
3
Mixer
Bak
Proses
3
Pompa
Bak
Proses
3
Lampu
Indikator Buzzer
31 60.02
.26 - - - - - - - - - - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI