sistem pelk.pdd.di aceh

33
SISTEM PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI ACEH OLEH DRS. ABDUL MANAF, M.Pd DOSEN STI TARBIYAH AL-HILAL SIGLI A.Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah yang memberikan kebebasan kepada daerah untuk mengembangkan dirinya sendiri dalam upaya tetap memperkuat bingkai kebhinnekaan. Menyangkut dengan pendidikan lebih dipertegas dalam pasal 11 ayat (2), bahwa ”bidang pendidikan merupakan bidang yang termasuk dalam garapan kewenangan daerah otonom yang otoritas pengelolaannya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang bersangkutan” 1 . Mengacu dari Undang-undang tersebut di atas, bahwa kewenangan Pemerintah Aceh dalam mengelola pendidikan sebagaimana yang termuat dalam Qanun povinsi Nanggroe Aceh Darussalam N0. 23 tahun 2002, tentang penyelenggaraan pendidikan di Aceh sebagaimana yang tersebut dalam Bab Satu pasal satu ayat 12 bahwa ”Sistem Pendidikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah pendidikan yang dilaksanakan di Provinsi Nanggroe Aceh 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah

Upload: manaf-abdul

Post on 30-May-2015

1.509 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem pelk.pdd.di aceh

SISTEM PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI ACEHOLEH

DRS. ABDUL MANAF, M.PdDOSEN STI TARBIYAH AL-HILAL SIGLI

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang otonomi

daerah yang memberikan kebebasan kepada daerah untuk mengembangkan dirinya

sendiri dalam upaya tetap memperkuat bingkai kebhinnekaan. Menyangkut dengan

pendidikan lebih dipertegas dalam pasal 11 ayat (2), bahwa ”bidang pendidikan

merupakan bidang yang termasuk dalam garapan kewenangan daerah otonom yang

otoritas pengelolaannya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang

bersangkutan”1.

Mengacu dari Undang-undang tersebut di atas, bahwa kewenangan

Pemerintah Aceh dalam mengelola pendidikan sebagaimana yang termuat dalam

Qanun povinsi Nanggroe Aceh Darussalam N0. 23 tahun 2002, tentang

penyelenggaraan pendidikan di Aceh sebagaimana yang tersebut dalam Bab Satu

pasal satu ayat 12 bahwa ”Sistem Pendidikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

adalah pendidikan yang dilaksanakan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

berdasarkan Sistem pendidikan nasional yang disesuaikan dengan nilai-nilai sosial

budaya daerah serta tidak bertentangan dengan syariat Islam”2

Landasan Pendidikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagaimana

termuat dalam Qanun Aceh nomor 23 tahun 2002 , Bab Dua, Pasal dua bahwa

“Pendidikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berdasarkan pada Al-Qur'an dan

Al-Hadits, Falsafah Negara Pancasila, Undang Undang Dasar 1945 dan Kebudayaan

Aceh.”

1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah

2 Qanun povinsi Nanggroe Aceh Darussalam N0. 23 tahun 2002, tentang penyelenggaraan pendidikan di Aceh

Page 2: Sistem pelk.pdd.di aceh

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada bab Dua, tentang dasar, fungsi dan tujuan Pasal Dua,

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan dalam Pasal 3 disebutkan bahwa

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.3

Dengan lahirnya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, pemerintah

Aceh terbuka peluang untuk mengembangkan pendidikan yang berbasis Islami, hal

tersebut tertuang Qanun Aceh nomor 5 tahun 2008, Bab satu, Pasal satu ayat 17

menyebutkan bahwa Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen

pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional. Ayat 34 menyebutkan bahwa ” Standar pendidikan Aceh adalah kriteria

minimal berdasarkan standar nasional pendidikan ditambah kekhususan dan

keistimewaan Aceh.”4

Dalam Qanun Aceh tersebut pada Bab Dua, Pasal Dua menyebutkan tentang

Asas penyelenggaraan pendidikan di Aceh meliputi: (a) keislaman; (b) kebenaran; (c)

kemanfaatan; (d) pengayoman; (e) kemanusiaan; (f) kebangsaan; (g) kekeluargaan;

(h) karakteristik Aceh; (i) keanekaragaman; (j) keadilan; (k) nondiskriminasi; ((l)

kesamaan kedudukan di depan hukum; (m) ketertiban dan kepastian hukum; (n)

keseimbangan, keserasian, kesetaraan, dan keselarasan; (o) profesionalitas; (p)

efektifitas; (q) transparansi; (r) efisiensi; (s) keteladanan.

3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

4 Qanun Aceh nomor 5 tahun 2008, tentang Pendidikan di Aceh

Page 3: Sistem pelk.pdd.di aceh

Berdasarkan regulasi tersebut di atas, pemerintah Aceh membuat acuan kerja

(control) yang tertuang dalam Renstra Pendidikan Aceh (2007-2012). Dan itu sudah

ditetapkan dengan Surat keputusan Gubernur Aceh, Tahun 2007 lalu. Strategi yang

paling pokok mencakup Pemerataan dan Perluasan Kesempatan Pendidikan,

Peningkatan Kualitas, Relevansi dan Efisiensi, Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas

dan Citra, dan terakhir Pengembangan Sistem Pendidikan Berbasis Nilai Islami. 5

Mendiknas menilai bahwa Renstra Pendidikan Aceh itu sudah selaras dengan

Renstra Pendidikan Nasional dan memenuhi rekomendasi UNESCO untuk Education

For All. Seharusnya kritik diarahkan pada bagaimana rencana strategis itu

diimplementasikan secara efektif dan efisien, agar sasaran yang mau dicapai dapat

lebih optimal, memiliki out-put dan out-comes pendidikan Aceh yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Sejalan dengan surat keputusan Gubernur tentang Strategy Pokok

pengembangan pendidikan di Aceh, Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar,

mengatakan bahwa telah terjadi pemisahan pendidikan di Aceh saat Belanda berkuasa

di Aceh. Demikianlah salah satu hal yang di bahas dalam Seminar Pendidikan Islam

Internasional se-Asia Tenggara, yang berlangsung di Anjong Mon Mata, Senin (6/6).6

Senada dengan pernyataan wakil Gubernur, Muhammad Nazar, di atas,

Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, dalam kesempatan lain menyatakan bahwa "system

pendidikan Aceh untuk mewujudkan manusia tidak hanya mampu menguasai

teknologi, tapi juga beriman kepada Allah Swt dan berakhlaq mulia.7

Pendapat pemerintah Aceh sesuai dengan amanah Peraturan Pemerintah

Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan,

bahwa pendidikan Islam dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, pertama,

5 Renstra Pendidikan Aceh 2007-20126 http://www1.harian-aceh.com/opini/85-opini/882-menata-pendidikan-aceh-.html 

7 http://www.serambinews.com/news/view/29966/pernik-pendidikan-aceh 

Page 4: Sistem pelk.pdd.di aceh

pendidikan agama diselenggarakan dalam bentuk pendidikan agama Islam di satuan

pendidikan pada semua jenjang dan jalur pendidikan. Kedua, pendidikan umum

berciri Islam pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi pada jalur formal dan non formal, serta informal.

Ketiga, pendidikan keagamaan Islam pada berbagai satuan pendidikan diniyah dan

pondok pesantren yang diselenggarakan pada jalur formal, dan non formal, serta

informal. 8

Mengacu dari peraturan pemerintah tersebut di atas, setiap guru pada satuan

pendidikan bergai jenjang dan jalur, berkewajiban mengembangkan materi ajar yang

berbasis Islam dan menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

karena dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pola hidup masyarakat dan

budaya yang dianut sebelumnya oleh masyarakat juga ikut berubah, oleh karena itu

setiap guru pada satuan pendidikan harus mengembangkan keterkaitan pengetahuan

antara satu desiplin ilmu dengan desiplin ilmu yang lainnya sehingga dapat diketahui

oleh warga belajar antara satu desiplin ilmu dengan desiplin ilmu yang lainnya dan

situasi dan kondisi kehidupan warga belajar ada keterkaitan dan ilmu pengetahuan

yang diperoleh dapat di Sekolah/Madrasah dapat dirasakan manfaatnya, baik dalam

ruang belajar maupun pada saat berada diluar ruang belajar.

Dalam melakukan pengembangan pendidikan agama Islam pada

sekolah/madrasah di Aceh mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) khususnya standar sarana dan

prasarana pendidikan. Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dilaksanakan

melalui sejumlah kegiatan seperti penyediaan buku pedoman guru pendidikan agama

Islam, penyediakan buku teks atau buku pelajaran pendidikan agama Islam, dan

penyediaan alat peraga pendidikan agama Islam. 9

Sejalan dengan maksud tersebut diatas Standar Nasional Pendidikan

menegaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang

8 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan9 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Page 5: Sistem pelk.pdd.di aceh

sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagaimana diketahui standar tersebut meliputi Standar Isi, Standar Kompetensi

Lulusan, Standar Proses, Standar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan,

Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan

Standar Penilaian Pendidikan. Badan StandarNasional Pendidikan (BSNP) bertugas

membantu Menteri dalam mengembangkan, memantau, dan mengendalikan standar

nasional pendidikan. Dalam kaitan itu, pada tahun anggaran 2006, BSNP telah

mengembangkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dan telah menjadi

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi.10

Pendidikan telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya

manusia Indonesia secara menyeluruh, khusunya sumber daya manusia di Aceh untuk

pembangunan bangsa. Oleh karena itu, seharusnya kita dapat meningkatkan sumber

daya manusia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-

negara lain. Apalagi besaran anggaran pendidikan Nasional mencapai 20 persen dari

dana APBN secara keseluruhan dengan dana tersebut diharapkan dapat mendorong

dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas lulusannya.

B P EMBAHASANA.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dinyatakan bahwa pendidikan agama dan keagamaan menjadi bagian dari pendidikan

nasional. Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang bertujuan

memberikan bekal kemampuan yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor tentang

suatu agama yang dianut peserta didik, khususnya agama Islam, dengan memberikan

kemampuan dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam sebagai seorang muslim. 11

Pendidikan berasal dari kata pedagogi (paedagogie, Bahasa Latin) yang

berarti pendidikan dan kata pedagogia (paedagogik) yang berarti ilmu pendidikan 10 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi11 An Nahlawi, Abdurrahman, (1996). Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press.

Page 6: Sistem pelk.pdd.di aceh

yang berasal dari bahasa Yunani. Paedagogia terdiri dari dua kata yaitu Paedos anak

dan Agoge yang berarti saya membimbing, memimpin anak. Sedangkan paedagogos

ialah seorang pelayan atau bujang (pemuda) pada zaman Yunani Kuno yang

pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak (siswa) ke dan dari sekolah.12

Yang dimaksud dengan Pendidikan dalam undang-undang Tentang Sistem

Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu yang bertalian dengan

perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran,

perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan Iman. Perkembangan ini

menuju kepada manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan

hidupnya dan kehidupan alamiah menjadi berbudaya dan bermoral. Sebagaimana

pendapat Ahmad Tafsir bahwa pengertian pendidikan sangat luas yaitu menyangkut

seluruh pengalaman.13

Namun faktanya bahwa tidak semua pengalaman dapat dikatakan pendidikan,

sebagaimana pendapat Ramly Maha dalam bukunya Psikologi Pendidikan bahwa

“Mencuri, mencopet, korupsi dan membolos misalnya, bagi orang yang pernah

melakukannya tentunya memiliki sejumlah pengalaman, tetapi pengalaman itu tidak

dapat dikatakan pendidikan, karena pendidikan itu memiliki tujuan yang mulia, baik

dihadapan manusia maupun dihadapan Tuhan.” 14

12 Kneller, George F., Introduction to the Philosophy of Education, John Willey Sons Inc, New York, 1971.

13 Ahmad Tafsir, (Rupert C. Lodge )“Philosophy of Education” (New York : Harer & Brothers. 1974

14 Ramly Maha (2002) Sari Kuliah Psikologi Pendidikan, Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry

Page 7: Sistem pelk.pdd.di aceh

Untuk mencpai tujuan sebagaimana tersebut di atas, Iskandar Budiman

menawarkan bahwa di Aceh perlu adanya kebijakan pendidikan yang bersistem

Islam, karena system pendidikan Islam merupakan media untuk merealisasi tujuan

yang terkandung dalam Islam itu sendiri. adanya rumusan yang dapat dijadikan solusi

untuk membangun masyarakat Aceh yang berpendidikan dan mampu melaksanakan

syari`at islam dengan pola modernisasi-konprehensif ditengah-tengah lajunya arus

globalisasi. “Grand design” pendidikan Aceh secara tegas harus menggariskan bahwa

semua mata pelajaran harus mengandung nilai-nilai akhlak dan setiap pendidik harus

berusaha keras untuk menyampaikan dengan berbagai pendekatan/metode yang tepat

kepada peserta didik.

Sistem pendidikan Islam bersifat holistik dan memandang semua disiplin

ilmu milik Allah, Melalui pendekatan ilmiah (metodelogi saintifik) akan

meningkatkan martabat ilmuan sekaligus akan mempertebal keyakinan terhadap

Khaliq Rabb Izzati. Kebijakan pendidikan Aceh secara teknis memerlukan indepth

reseach untuk melahirkan outcome yang konprehensif tentang peluang, tantangan,

kekuatan dan kelemahan (SWOT) yang sistematis, pastikan tujuannya apa dan

bagaimana cara memperoleh tujuan tersebut. Kemudian untuk mencapai tujuan

tersebut dielaborasi menjadi tiga komponen utama, yaitu:1) Kebijakan, 2) Program

Kerja, dan 3) Action (aktivitas yang mesti dilaksanakan segera).15

C. Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih perasaan siswa dengan

sebegiturupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan dan pendekatan

terhadap segala jenis pengetahuan dipengaruhi oleh nilai-nilai spiritual dan sangat

sadar akan nilai etis Islam. Pendidikan Islam dapat mengantarkan manusia pada

perilaku dan perbuatan yang berpedoman pada syariat Allah swt. Pendidikan Islam

membawa manusia untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Masyarakat madani (civil

15 Dr. Iskandar Budiman, MCL . Makalah seminar Internasional “ Modernisasi Pendidikan Islam Nusantara “ di Anjong Mon Mata Banda Aceh. 27 Des. 2011

Page 8: Sistem pelk.pdd.di aceh

society) adalah masyarakat yang kehidupannya diarahkan untuk meneladani

kehidupan masyarakat Madinah pada masa pemerintahan Rasulullah saw.16

Struktur masyarakatnya dibangun atas pondasi ikatan iman dan akidah yang

tentu lebih tinggidari solidaritas kesukuan maupun afiliasi lainnya, sehingga

masyarakat Madinah dapat hidupdamai, tenteram dan sejahtera yang diliputi rasa

cinta yang dalam dan saling tolong menolong.

Dari konsep masyarakat madani yang dicita-citakan ini penulis mencoba

melihat kesesuaian antara konsep pembentukan masyarakat madani dengan konsep-

konsep pendidikan Islam, antara lain: pertama, menciptakan masyarakat yang

bertakwa kepada Allah SWT. Konsep ini sangat relevan dengan konsep pendidikan

Islam terutama tentang keimanan.Tujuan umum pendidikan Islam adalah untuk

mendidik individu agar tunduk, bertakwadan beribadah dengan baik kepada Allah

SWT sehingga memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.³ Dan Aku tidak

menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu´(Q.S. Adz-

Dzariyaat:56) Kedua, bersikap demokratis dan beradab yang menghargai adanya

perbedaan pendapat.

Dalam pendidikan Islam, perbedaan pendapat bukanlah suatu yang harus

dipertentangkan, namun Islam mengajarkan untuk bermusyawarah apabila hal ini

terjadi guna menghindari  perselisihan. ³Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah

dan taatilah Rasul (Nya), dan ulilamri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan

Pendapat tentang sesuatu, Makakembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul

(Sunnahnya), jika kamu benar-benar  beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang

demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.´ (Q.S. An-Nisaa : 59)

Ketiga, mengakui hak-hak asasi manusia. Dalam pendidikan Islam hak asasi

16 Daliman, A. 1999. Reorientasi Pendidikan Sejarah melalui Pendekatan Budaya Menuju

Transformasi Masyarakat Madani dan Integrasi Bangsa, Cakrawala Pendidikan. Edisi

Khusus Mei Th. XVIII No. 2.

Page 9: Sistem pelk.pdd.di aceh

manusiasangat dihargai dan dihormati terutama sekali hak hidup. Allah SWT

menetapkan hukuman yangsangat berat bagi manusia yang menghilangkan nyawa

orang lain.

Demikian pula pengakuan dan perlindungan terhadap pribadi, hak

mendapatkan kesejahteraan hidup, hak hidup damai dantenteram, semuanya berakar

kuat dalam pendidikan Islam. Dari Jabir, katanya, ³Saya dengar Rasulullah SAW

bersabda: tidak (dinilai) bersih suatu masyarakat dimana hak orang yang

lemahdiambil oleh yang kuat.´ (H.R. Ibnu Hiban). Keempat, tertib dan sadar hukum.

Ihsan merupakan salah satu nilai dalam pendidikanIslam yang mengajarkan kepada

manusia bahwa ia harus memiliki kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah

SWT senantiasa hadir atau berada bersama-Nya dimanapun ia berada.Kelima,

percaya pada diri sendiri, memiliki kemandirian dan kreatif terhadap pemecahanan

masalah yang dihadapi serta memiliki orientasi yang kuat pada penguasaan ilmu dan

teknologi.Pendidikan Islam selalu mengajarkan dan membangkitkan semangat untuk

mencari dan menggali ilmu pengetahuan terutama sekali yang bermanfaat bagi

kehidupan.Keenam, menjunjung persaudaraan dengan bangsa-bangsa lain dan

semangat kemanusiaan secara universal.

Pendidikan Islam sangat menghargai nilai persaudaraan baik dengan sesama

penganut Islam sendiri maupun dengan sesama manusia lainnya tanpa

membeda- bedakan warna kulit, suku, bahasa dan sebagainya. Toleransi dengan

pemeluk agama lain juga diajarkan dalam pendidikan Islam. “Bagimu adalah

agamamu dan bagiku adalah agamaku.´(Q.S. Al-Kafirun: 6).”17

Ketujuh, berbudi pekerti luhur. Bagian terbesar dari isi pendidikan Islam

adalah penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur atau Akhlakul Karimah. Kedelapan,

masyarakat belajar yang tumbuh dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk

masyarakat. Dalam hal menuntut ilmuIslam menganut prinsip pendidikan seumur

hidup (long life educatin). ³Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat

17 Q.S. Al-Kafirun: 6

Page 10: Sistem pelk.pdd.di aceh

´.Pendidikan harus mencakup unsur jasmani, rohani, dan kalbu, agar menghasilkan

lulusandengan nilai kemanusiaan yang tinggi. Dengan demikian terwujudlah

masyarakat Aceh yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berilmu amaliah

dan beramal ilmiah, percaya diri,sehat jasmani dan rohani serta mampu menempatkan

dirinya dalam suatu tatanan kehidupanyang Islami.18

Perkembangan dunia pendidikan Aceh hari ini mengalami fase modernisasi,

hal ini ditandai dengan banyaknya regulasi pendidikan Aceh yang mengarah pada

otonomi khusus dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Nuansa nilai-nilai

keIslaman menjadi coverage penyelenggaraan sistem pendidikan nasional. Oleh

karena kemajuan sistem pendidikan di Aceh merupan proses Islamisasi Ilmu

Pengetahuan yang didasarkan pada konsep pendidikan Islam yang konprehensif

(integreated of knowledge)

D. Pendidikan di Indonesia

Pendidikan Indonesia masih dipenuhi dengan berbagai kemunafikan. yang

dikejar hanya gelar dan angka. Orientasi pendidikan hanya sebagai sarana mencari

kerja, mereka yang dianggap sukses dalam pendidikan adalah yang dengan sertifikat

kelulusannya berhasil menduduki posisi pekerjaan yang menjanjikan penghasilan

tinggi, sementara nilai-nilai akhlak dan budi pekerti diabaikan begitu saja.19

Ada dua hal mendasar yang mengakibatkan gagalnya pendidikan di Indonesia,

yaitu terjadinya sekulerisasi dan dikotomisasi dalam pengelolaan pendidikan.

Sekulerisasi terlihat dari adanya pemisahan pendidikan umum dari pendidikan agama

yang sarat dengan pesan-pesanmoral. Orientasi belajar hanya diarahkan untuk

18 Steenbrink, Karel. A., (1986). Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern. Jakarta: LP3ES

19 Pidarta, Made. 2004.  Manajemen Pendidikan Indonesia Jakarta: PT RinekaCipta.

Page 11: Sistem pelk.pdd.di aceh

mengejar kesuksesan secara fisikal dan material, seperti karir, jabatan, kekuasaan,

dan uang. Fenomena dikotomisasi ditandai dengan adanya ´pendidikan umum´ di

bawah naungan Kementerian Pendidikan dan ´Pendidikan Agama´ di bawah naungan

Kementerian Agama.

Jalur  pendidikan agama sedikit dari muatan sains dan teknologi, sementara

jalur pendidikan umum berjalan tanpa kendali nilai-nilai keagamaan. Ilmu

pengetahuan umum diberikan kepada siswatanpa pernah dikaitkan dengan ilmu

agama, bahkan dalam proses belajar mengajar seolahditanamkan pengertian bahwa

ilmu umum sama sekali tidak berhubungan dengan ilmu agama. Akibatnya proses

pendidikan selama ini telah menghasilkan kepribadian yang tidak utuh

(split personality). Padahal, kita sudah diingatkan adagium klasik, ilmu berjalan tanpa

agama akan buta, sementara agama berjalan tanpa ilmu akan lumpuh.

E. Berbagai pendapat Tentang Pendidikan di Aceh

Kegiatan pendidikan Islam di Aceh lahir, tumbuh dan berkembang bersamaan dengan

berkembangnya Islam di Aceh. Konversi massal masyarakat kepada Islam pada masa

perdagangan disebabkan oleh Islam merupakan agama yang siap pakai, asosiasi Islam

dengan kejayaan, kejayaan militer Islam, mengajarkan tulisan dan hapalan,

kepandaian dalam penyembuhan dan pengajaran tentang moral.(Musrifah,2005: 20).20

Banyaknya persoalan dalam sektor pendidikan di Aceh. Bahkan, beberapa

waktu lalu citra pendidikan sempat anjlok, mulai soal ³menukangi´ nilai ujian

nasional (UN) hingga terlibatnya sejumlah pejabat instansi tingkat provinsi dalam

beberapa kasus korupsi dana pendidikan.

Dalam hal itu Plt Kadis Pendidikan Aceh, Drs, H Bakhtiar Ishak yang ditemui

Kontras, mengakui memang banyak hal perlu diperbaiki dalam upaya meningkatkan

20 Sunanto, Musrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2005

Page 12: Sistem pelk.pdd.di aceh

mutu pendidikan di Aceh.Selain mutu yang belum sepenuhnya maksimal, terutama di

wilayah pelosok Aceh jugasumberdaya guru yang masih belum memadai, termasuk

buruknya manajemen. ³Fasilitassekolah seperti akses, kontruksi dan perlengkapan

laboratorium yang masih memprihatinkan,´katanya. Ke depan, jelas Bakhtiar, sesuai

regulasi yang dianjurkan pemerintah pusat, PemerintahAceh telah menganggarkan

sekira 20 persen dana APBA untuk pendidikan. Untuk tahun 2010 dianggarkan

sebesar Rp 1,098 Triliun. ³Dana itu lebih difokuskan untuk pembangunan

mutu pendidikan,´ tegasnya.

Dari jumlah dana yang dialokasi, sebut Plt Kadis Pendidikan Aceh itu, sekitar

Rp 500 miliar akn diplotkan langsung ke semua Dinas Pendidikan di kabupaten/kota.

Dana inidikosenrasikan ke pembangunan fisik, seperti kontruksi sekolah maupun

perlengkapanlaboratorium dan sebagainya. Sisanya akan diprogramkan untuk

peningkatan mutu di provinsiyang dituangkan ke sejumlah program, termasuk

menyelesaikan program tahun sebelumnya yang belum rampung.

Dana anggaran pendidikan juga diplotkan untuk pembayaran insentif guru

honor, pembayaran untuk guru kontrak pusat yang belum mencukupi, guru pengajian

dan pembayaran bantuan untuk siswa yatim. ³Untuk siswa yatim dianggarkan sekira

1,5 juta perorang, jumlahsiswa sekira 115 ribu anak. Sedangkan mengenai beasiswa

lainnya sudah dialihkan ke Komisi Beasiswa yang telah dibentuk Pemerintah Aceh.

Demikian juga dana untuk pesanteren/dayaha kan diurus langsung oleh Badan Dayah,

´ papar Bakhtir Ishak.21

F. Rencana dan Strategi untuk Perkembangan Pendidikan Di Aceh

Pemerintah Aceh memberi perhatian penuh bagi peningkatan pendidikan,

sehingga pada program tahun 2010, telah menetapkan rencana strategi (renstra) yang

fokus utama untuk  peningkatan mutu. Sedangkan pembangunan fisik disesuaikan

21 sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/masalah-pendidikan-di-indonesia

Page 13: Sistem pelk.pdd.di aceh

dengan kebutuhan, terutama disejumlah kabupaten/kota.³ Kita juga akan

mengevaluasi secara merata, lalu dana itu benar-benar dialokasi sesuai kebutuhan,

dan benar-benar untuk peningkatan mutu pendidikan´ ujarnya.

Untuk peningkatan mutu, Dinas Pendidikan Aceh akan menyiasatinya lewat

sejumlah program, di antanya melatih para guru menyusul telah dibentuknya Pusat

Pelatihan Mutu Guru (PPMG) di Aceh yang membuka delapan lokasi. Artinya,

adanya penyebaran wilayah, maka program pelatihan guru tidak harus diadakan di

Banda Aceh seperti selama ini. Ini selain efektif karena guru tidak terlalu lama

meninggalkan tugas mengajar juga hemat dari segi biaya

Untuk melatih guru, maka dilakukan pelatihan para tutor atau TOT (trainer of

traning) yang nantinya akan menjadi instruktur bagi guru-guru lainnya di seluruh

kabupaten/kota. Sekarang sejumlah guru sedang dilatih di Australia. Juga sedang kita

kirim ke Singapura. misi ini juga akan didukung sejumlah program nasional,´

katanya.

Plt Kadis Pendidikan Aceh itu mengaku telah melakukan review mengenai

situasi pendukung pendidikan di Aceh. Hasilnya, untuk pembangunan fisik, dapat

dikatakan sudah 90 persen. Ke depan lebih difokuskan pada peningkatan kapasatias

atau kompetensi guru.Menurutnya, selama ini banyak guru di Aceh dinilai masih

rendah dalam kompetensi. Antaralain akibat manajemen sekolah dan guru yang masih

lemah. ³Saya baru saja ditempatkan didinas. Banyak yang harus dibenahi, dan kita

akan coba mengubah manajemen pendidikan,termasuk memaksimalkan manajemen

sekolah dan guru,´ ujarnya.22

Ketua Majelis Pendidikan Aceh (MPD) Dr. Warul Walidin MA, menilai harus

adanya kesungguhan pihak pengelola pendidikan agar menjadi kebutuhan sehingga

lembaga pendidikan menjadi investasi. Dikatakan pembangunan pendidikan Aceh

sebagaimana tertuang dalam RPJM Aceh2007-2012, ada empat aspek untuk semua

22 sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/masalah-pendidikan-di-indonesia

Page 14: Sistem pelk.pdd.di aceh

tingkat pendidikan, mencakup pemerataan dan perluasan akses pendidikan

peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing perbaikan tata kelola,akuntabilitas, dan

pencitraan publik penerapan sistem pendidikan bernuansa Islami. Ini yangharus

ditangani secara komprehensif dan konkrit. dengan demikian, mutu pendidikan

mencapai standar maksimum.

Ketua MPD Aceh mengemukakan bahwa Strategi yang dilakukan,

memperkuat sistem perencanaan,  pengawasan, monitoring dan evaluasi,

meningkatkan sistem manajemen kelembagaan dan sekolah, meningkatkan tata kelola

yang akuntabel dan transparan. Renstra itu menjadi pedoman bagi semua pelaku

pelayanan pendidikan di Aceh,´ tegasnya. Pasal 6, Qanun Pendidikan Nomor 5

Tahun2008 mengamanahkan bahwa penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada

Renstra Pendidikan Aceh. Namun ada kesan tidak dijadikan rujukan oleh institusi

pendidikan. Maka dikhawatirkan tidak terdapat sinergi untuk mencapai

sasaran pendidikan dalam RPJM Aceh.

Sebenarnya, pendidikan Aceh akan lebih berjaya dengan sumber keuangan

yangsignifican juga kewenangan provinsi yang lebih besar. Sayangnya kesempatan

ini belum disinergikan. Maka sangat diperlukan suatu upaya koordinasi yang

terstruktur dan formal agar masa depan pendidikan Aceh lebih baik dari apa yang

telah dicapai sekarang.

Dibentuknya Tim Koordinasi Pembangunan Pendidikan Aceh (TK-PPA) pada

28 Jauari 2010 lalu, menurut ketua MPD Aceh itu, peluang bagi upaya untuk

menghasilkan suatu mekanisme koordinasi pembangunan pendidikan Aceh yang

efektif. Artinya, kinerja pendidikan Aceh secara menyeluruh menjadi lebih optimal

dari pada apa yang sudah dicapai selama ini. Seperti bagaimana mengintegrasikan

program pembangunan pendidikan yang berbasis rencana strategis pendidikan Aceh,

dan merangkum semua rencana lintas pelaku kedalam suatu rencana konseptual

pembangunan pendidikan yang komprehensif; menyusun rencana kegiatan dan

anggaran bidang pendidikan yang terintegrasi, terutama dalam pemanfaatan dana

Page 15: Sistem pelk.pdd.di aceh

Otonomi Khusus dan Tambahan Dana Bagi Hasil Migas. Ini penting koordinasi,´

imbuhnya.

Dikatakan, perlunya regulasi untuk mendukung kebijakan dan implementasi

RenstraPendidikan Aceh, seperti menyiapkan rancangan regulasi, juknis, dan model-

modelimplementasi melalui Kelompok Kerja antara lain bidang peningkatan mutu

dan manajemenmutu Guru lewat regulasi tentang rekrutmen. Begitu juga pendanaan

pendidikan, penguatanKelembagaan dan Tata Kelola Pendidikan, dan menyusun

rencana kerja dan jadwal Pokja.

Berkait pilar pencitraan publik penerapan sistem pendidikan bernuansa Islami

di Aceh, perlunya muatan lokal pendidikan pendidikan Aceh yang bernuansa Islami.

Sesungguhnya iniruang bagi reformasi menyeluruh terhadap pendidikan, yaitu

merekontruksi kembali pendidikanAceh yang berorientasi masa depan namun tetap

kontekstual dengan kebutuhan potensi daerah, kultur dan karakteristik Aceh. Jadi,

sebenarnya upaya mendongkrak mutu tidaklah begitu sulit. Tentu, apabila semua

stake holder memiliki visi dan misi seragam; bila saja dana pendidikan itu dikelola

dan digunakan sesuai porsinya. Tidaklah sulit dengan modal SDM Aceh yang ada,

meskipun sumber daya alam (SDA) khusunya minyak dan gas terus mengalami

kehabisan,´ timpal Drs.Anas M Adam, wakil ketua MPD Aceh yang menurutnya, jika

potensi yang ada dapat dioptimalkan23

G. Mutu Pendidikan Di Aceh.

Terus merosotnya mutu pendidikan di Provinsi Aceh saat ini meskipun

memiliki dana yang berlimpah serta sarana dan fasilitas yang sangat memadai,

membuat Pemerintah Aceh merasa prihatin.

Gubernur Irwandi Yusuf bahkan menyatakan pendidikan di Aceh saat ini

berada dalam masalah besar akibat salah urus. Pasti ada sesuatu yang salah dalam

penanganan pendidikan di Aceh, kalau tidak kenapa mutunya sampai hari ini kita

23 http://www.serambinews.com/news/view/29966/pernik-pendidikan-aceh 

Page 16: Sistem pelk.pdd.di aceh

masih tertinggal jauh dengan provinsi lain meski telah dialokasikan dana triliunan

rupiah, gedung sekolah yang megah dimana-mana dan berbagai fasilitas pendidikan

yang cukup,´ ujar Irwandi Yusuf.

Gubernur menyatakan hal itu dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaruis

Daerah (Sekda) Aceh, Husni Bahri TOB ketika melantik Kepala Dinas Pendidikan

Aceh yang baru, Drs Bakhtiar Ishak, Senin (7/6) siang di Aula Serba Guna Kantor

Gubernur Aceh. Dikatakan, rasanya tidak ada lagi alasan bagi untuk tidak merasa

malu dengan mutu pendidikan di Aceh saat ini. Konflik sudah tidak ada lagi, dana

pun tidak lagi menjadi kendala, tetapi pendidikan tetap saja belum mampu

menunjukkan kualitas memuaskan.

Perlu kita ingat bersama, bahwa Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat,

sudah menyatakan semangatnya untuk menjadikan Aceh sebagai salah satu lokasi

pusat pendidikan diIndonesia. Semangat saja tentu tidak cukup, harus diikuti dengan

penataan sistem dan peningkatan kualitas yang lebih baik. Karenanya, mari kita

menjadikan semua masalah inisebagai autokritik kepada Pemerintah Aceh,´ jelasnya.

Untuk mengukur kualitas pendidikan di suatu daerah, banyak parameter yang

bisa dijadikan ukuran, mulai dari sarana pendidikan, jumlah sekolah, kebijakan

penerapan kurikulum,kualitas dan ketersediaan guru, serta tingkat kelulusan para

pelajar.Jika paramater itu yang digunakan di Aceh, seharusnya tidak ada alasan untuk

mengatakan bahwa kualitas pendidikan di Aceh belum membaik.

Setiap tahun, rata-rata anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan di Aceh

mencapai 20 persen dari APBA. Dana itu semakin bertambah lagi dengan adanya

tambahan dari Dana Otonomi Khusus (Otsus), Migas dan sebagainya. Berbagai

LSM/NGO pun ikut berkontribusi bagi kepentingan pendidikan di Aceh, utamanya

pascatsunami.24

H. Citra Pendidikan Di Aceh

24 sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/masalah-pendidikan-di-indonesia

Page 17: Sistem pelk.pdd.di aceh

Citra pendidikan Aceh dianggap belum meningkat. Ini bukan hanya soal guru

atau komitmen pemerintah, akan tetapi apresiasi masyarakat atas pendidikan juga ikut

memberi andil merosotnya mutu secara umum. Kesan selama ini ramai-ramai bangun

gedung sekolah, perlu aplikasi lapangan yang berimbang dengan pengembangan dan

pembinaan mutu belajar. Sebab meskipun ada kebijakan mengirim sejumlah guru ke

luar negeri, tidak bisa menjadi jaminan meningkatkan mutu pendidikan. Apalagi

sebenarnya, potensi daerah masih bisa dioptimalkan, jika sekedar untuk melatih para

guru.

Mencari solusi atas berbagai persoalan pendidikan Aceh, bukan hanya soal

profesional para pengelola teknis tapi juga bagaimana menjadi pendidikan memberi

penyediaan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Semestinya sekolah harus

dipahami bukan hanya sebagai tempat mentransfer ilmu dari guru kepada murid,

tetapi merupakan masyarakat belajar, sehingga semua event, proses, dan komponen

lingkungan baik berbentuk manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan dapat menjadi

kan sebagai sumber belajar. Murid harus aktif mencari dan membentuk dirinya

sendiri, bukan semata-mata disiapkan orang lain.25

System kurikulum yang sarat muatan disadari atau bukan hanya menjadi

beban murid, tetapi juga memberikan kontribusi yang besar bagi guru untuk stres.

Guru memberi banyak materi dan tugas kepada murid karena adanya tuntutan untuk

menyelesaikan kurikulum yang dibebankan. Memperbaiki citra pendidikan Aceh

harus lewat komitmen yang jelas dan ikhlas. Komitmen politik pemerintah untuk

berbuat yang lebih baik dengan cara memperkecil kebocoran penyimpangan-

penyimpangan anggaran dan praktik yang salah. Pemerintah harus serius tanpa ada

kesan keraguan. Apalagi sektor pendidikan sebagai lembaga investasi manusia. Di

sini dibutuhkan konsep, visi dan komitmen yang jelas, prinsip dasar dan skala

prioritas dalam menangani persoalan pendidikan. Di sinilah perlunya formula. Misal,

25 Made Pidarta,. 2004.  Manajemen Pendidikan Indonesia Jakarta: PT RinekaCipta.

Page 18: Sistem pelk.pdd.di aceh

melihat kualitas materi ajar yang bisa ditakar lewat materi UAN setiap akhir tahun

ajaran dan dilakukan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana yang sesuai dengan

kebutuhan sebagai penunjang. Maka kurikulum sekolah hendaknya harus bisa

menjawab masalah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 19: Sistem pelk.pdd.di aceh

1. Pembangunan pendidikan harus memiliki grand design yang konsisten dan

mampumenyongsong masa depan yang dicita-citakan. Selama ini pendidikan

dinilai gagalkarena tidak memiliki sebuah grand design yang jelas.

2. Pendidikan harus mencakup unsur jasmani, rohani, dan kalbu, agar

menghasilkan lulusandengan nilai kemanusiaan yang tinggi. Dengan demikian

terwujudlah masyarakat Acehyang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT,

berilmu amaliah dan beramal ilmiah, percaya diri, sehat jasmani dan rohani

serta mampu menempatkan dirinya dalam suatutatanan kehidupan yang Islami.

3. Pernak-pernik pendidikan Aceh hingga kini masih belum membanggakan.

Merombak  paradigma untuk mengusung tekad pendidikan Aceh bermutu,

masih sebatas tataranwacana. Komitmen mencetak output yang life skill dan

³siap saing´ belum berkorelasi ditataran aksi. Banyak hal telah membuat realitas

pendidikan di Aceh berada pada rating terendah secara nasional. Mulai mutu

belajar dan mutu guru, minimnya sarana, dana pendidikan yang diselewengkan,

manajemen tanpa visi, hingga political will pemerintahyang belum memihak.

Bahkan orientasi sektor pendidikan masih berkisar pada proyek  bukan profit.

4. Pada hakikatnya mutu pendidikan akan baik sangat tergantung pada kebijakan

pemerintah Aceh juga niat pengelola bidang pendidikan. Salah satunya

meningkatkan kompetensi guru, terutama membangun citra kaum guru yang

selama ini mengalami degradasi.

B. Daftar Pustaka

Page 20: Sistem pelk.pdd.di aceh

1. An Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan

Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press. 1996

2. Daliman, A. 1999. Reorientasi Pendidikan Sejarah melalui Pendekatan Budaya

Menuju Transformasi Masyarakat Madani dan Integrasi Bangsa, Cakrawala

Pendidikan. Edisi Khusus Mei Th. XVIII No. 2.

3. Kneller, George F., Introduction to the Philosophy of Education, John

Willey Sons Inc, New York, 1971.

4. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) khususnya standar sarana dan prasarana pendidikan.

6. Qanun Aceh nomor 5 tahun 2008 tentang pendidikan di aceh

7. http://www1.harian-aceh.com/opini/85-opini/882-menata-pendidikan-

aceh-.html 

8. Made Pidarta,. Prof. Dr.  Manajemen Pendidikan Indonesia Jakarta: PT

RinekaCipta. 2004.

9. sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/masalah-pendidikan-di-indonesia

10. http://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-

pendidikan-di-indonesia/

11. http://www.serambinews.com/news/view/29966/pernik-pendidikan-aceh 

12. Steenbrink, Karel. A., Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam

dalam Kurun Modern. Jakarta: LP3ES. 1986

13. Iskandar Budiman, Dr., MCL Makalah “Modernisasi Pendidikan Islam

Nusantara” disampaikan dalam Seminar Pendidikan Internasional di

Banda Aceh 27 Desember 2011.

14. Sunanto, Musrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2005

Page 21: Sistem pelk.pdd.di aceh