sistem pelatihan kewirausahaan di pondok … · sidang munaqasyah ketua merangkap ... penulis...

96
SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH CIPINING BOGOR DALAM MENUMBUHKAN ENTREPRENEURSHIP SANTRI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh Deden Suprihatin NIM:103053028739 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008

Upload: ngohanh

Post on 17-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK PESANTREN

DARUNNAJAH CIPINING BOGOR DALAM MENUMBUHKAN ENTREPRENEURSHIP

SANTRI

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh Deden Suprihatin

NIM:103053028739

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2008

Page 2: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 28 Februari 2008

Deden Suprihatin

Page 3: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

iii

SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK PESANTREN

DARUNNAJAH CIPINING BOGOR DALAM MENUMBUHKAN ENTREPRENEURSHIP

SANTRI

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh Deden Suprihatin

NIM:103053028739

Pembimbing

Drs. Cecep Castrawijaya, MA. NIP:150 287 029

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2008

Page 4: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK

PESANTREN DARUNNAJAH CIPINING-BOGOR DALAM

MENUMBUHKAN ENTREPRENEURSHIP SANTRI, telah diujikan dalam

sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada 4 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I) pada program studi

Manajemen Dakwah.

Jakarta, 12 Juni 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua merangkap anggota Sekretaris merangkap anggota

Drs. Study Rizal LK, M.A. Dra. Sukmayeti NIP. 150 262 876 NIP. 150 234 467

Anggota,

Penguji I Penguji II

Noor Bekti Negoro, SE, STP, M. Si. Nurul Hidayati, S. Ag, M. Pd. NIP. 150 293 230 NIP. 150 277 649

Pembimbing

Drs. Cecep Castrawijaya, M.A. NIP. 150 287 029

Page 5: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

v

ABSTRAK

Deden Suprihatin Sistem Pelatihan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Darunnajah Cipining-Bogor dalam Menumbuhkan Entrepreneurship Santri

Krisis ekonomi yang berkepanjangan dan problematika pembangunan Negara yang kian kompleks mengharuskan pemerintah Indonesia merumuskan upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan dalam mengelola dan membentuk sumber daya manusia yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan pendukung bagi masyarakatnya sendiri sehingga angka pengangguran dapat dieliminasi. Hal ini pada dasarnya bukan saja menjadi kewajiban pemerintah tapi seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap permasalahan tersebut, terutama para pelaku pendidik atau penyelenggara pendidikan.

Menyikapi hal tersebut serta sejalan dengan perubahan sosial masyarakat, diperlukan adanya pengelolaan pendidikan yang memiliki nilai tambah serta mampu mengembangkan kemampuan untuk menghadapi berbagai tuntutan kehidupan masa kini, sehingga dapat menetapkan langkah-langkah yang akan dipilih sebagai upaya mewujudkan aspirasi dan harapan dimasa depan. Untuk menjawab tantangan ini, pondok pesantren Darunnajah Cipining-Bogor berupaya menerapkan satu sistem pendidikan yang dapat menerapkan fungsi-fungsi pendidikan agar menghasilkan lulusan yang berkompeten dalam dunia kerja dan dunia dakwah dan dapat membentuk sikap/jiwa kewirausahaan. Dalam hal ini pondok pesantren Darunnajah Cipining-Bogor melaksanakan sistem pelatihan kewirausahaan yang diharapkan sikap dan motivasi kewirausahaan santri menjadi tumbuh dan terbentuk melalui pelatihan yang dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan sistem pelatihan kewirausahaan berjalan cukup baik dan sesuai dengan harapan santri yang mengikutinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pelatihan kewirausahaan di Pondok Pesantren Darunnajah Cipining-Bogor, dan faktor pendukung serta penghambat pelatihan kewirausahaan.

Adapun Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dan metode yang digunakan adalah metode observasi. Sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen pencatatan.

Dari hasil penelitin dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan sistem pelatihan kewirausahaan berjalan cukup baik dan sesuai dengan harapan santri yang mengikutinya. Hal ini dapat terlihat, disamping sebagai bagian dari omzet pesantren, para santri merasa tergugah untuk menjadi wirausaha dan bisa serta biasa hidup mandiri.

Page 6: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

vi

KATA PENGANTAR

الرحيم الرحمن اهللا بسم Segala Puji bagi Allah SWT. yang membuat kehidupan di dunia sebagai

jembatan untuk menuju kehidupan di akhirat. Semoga kedamaian dan berkah dari

Allah tercurah selalu kepada manusia yang paling mulia diantara para nabi dan rasul.

Orang yang diberi tugas oleh Allah swt. untuk menyampaikan risalah-Nya kepada

umat manusia, baginda Nabi Muhammad saw.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat kelulusan

dalam menempuh jenjang Strata satu (SI) pada Jurusan Manajemen Dakwah di

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit kendala yang penulis hadapi

terutama disebabkan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, tetapi walaupun

banyak menemukan kesulitan, penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan

moril dan spirituil dari berbagai pihak. Mulai dari tahap persiapan hingga penulis

dapat menyelesaikannya.

Maka dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan Syukron Katsiron

Jazakumullah Khairan kepada semua pihak, atas semua yang diberikan kepada

penulis, semoga amal shaleh yang telah dilimpahkan mendapatkan pahala yang

berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin.

Akhirnya ucapan terimakasih yang terdalam, penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Murodi, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Page 7: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

vii

2. Drs. Hasanudin Ibnu Hibban, M.A, selaku ketua Jurusan Manajemen Dakwah

3. Drs. Cecep Castrawijaya, M.A, sebagai pembimbing skripsi sekalipun ditengah

kesibukan beliau tetap memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis

dalam menyusun skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah menuangkan Ilmu pengetahuan selama penulis menuntut Ilmu

di Fakultas Dakwah.

5. Ayahanda H. Arsen dan ibunda Hj. Baenah yang tercinta yang senantiasa

menaungi penulis dengan do’a serta dukungan moril dan materil yang tak henti-

hentinya untuk penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dan keluarga

besar yang terkasih atas semua dukungan dan perhatian kepada penulis dalam

penyelesaian studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. KH. Jamhari Abdul Jalal LC. Selaku Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah

Cipining-Bogor yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian di

lembaga tersebut.

7. Trimo S.Pd.I selaku ketua Biro Usaha di Pondok Pesantren Darunnajah

Cipining-Bogor yang telah membantu penulis dengan memberikan informasi

data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Ustad Acang Antawiyasan selaku kepala Madrasah Ibtida’yah Nurul Ihsan dan

istri (Ibu Yunawati S. Pd. I), Abdul Gofar S. Pd. I dan Ibrohim S. Pd. I, yang

selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini

9. Semua rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

ikut memberi dorongan kepada penulis, sehingga penulis tetap semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

viii

Semoga semua yang telah dilakukan bermanfaat bagi diri, agama, dan

masyarakat. Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan hasil penelitian ini

hanyalah sebuah proses petualangan panjang yang masih banyak kesalahan nan jauh

dari kesempurnaan, karena keterbatasan dan kekurangan yang penulis miliki. Dengan

hati terbuka dan ketulusan jiwa, penulis sangat terbuka menerima kritik dan saran

yang membangun demi perkembangan penulis dimasa depan.

Ciputat, Februari 2008

Penulis

Page 9: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. v KATA PENGANTAR............................................................................................ vi DAFTAR ISI........................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 6

E. Metodologi Penelitian ................................................................ 7

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Sistem

1. Pengertian Sistem......................................................................... 13

2. Model dan Karakteristik Sistem................................................... 15

3. Klasifikasi Sistem ........................................................................ 17

B. Pelatihan

1. Pengertian Pelatihan..................................................................... 18

2. Tujuan Pelatihan .......................................................................... 19

3. Rancangan Pelatihan .................................................................... 21

4. Metode Pelatihan.......................................................................... 21

C. Sistem Pelatihan Kewirausahaan

1. Pengertian Sistem Pelatihan Kewirausahaan ............................... 24

2. Model Sistem Pelatihan kewirausahaan...................................... 25

D. Entrepreneurship (Kewirausahaan)

1. Pengertian Kewirausahaan........................................................... 27

2. Model Proses Kewirausahaan ...................................................... 29

3. Jiwa dan Sikap Kewirausahaan.................................................... 30

4. Profil Kewirausahaan................................................................... 30

Page 10: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

x

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH CIPINING-BOGOR

A. Sejarah Berdiri ........................................................................... 34

B. Visi dan Misi .............................................................................. 35

C. Status dan Struktur Organisasi ................................................... 36

D. Sistem Pengajaran ...................................................................... 42

BAB IV SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH CIPINING-BOGOR DALAM MENUMBUHKAN ENTREPRENEURSHIP SANTRI

A. Aplikasi Sistem Pelatihan Kewirausahaan................................. 48

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelatihan Kewirausahaan dalam menumbuhkan entrepreneurship santri ........................... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 64

B. Saran-Saran ................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 68

Page 11: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xi

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Bagan Model Sistem 15 2. Gambar 2 Bagan Sistem Pelatihan Kewirausahaan 26 3. Gambar 3 Proses perintisan Kewirausahaan 30 4. Gambar 4 Struktur Organisasi 40 5. Gambar 5 Peta Lokasi PON-PES Darunnajah 68

Page 12: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xii

Page 13: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xiii

Jangan pernah menyesal kecuali untuk apa yang akan

mencelakakanmu di masa depan dan jangan merasa

senang kecuali untuk yang akan membahagiakanmu di

masa depan.

Ketakutan terbaik adalah yang membuatmu mejauh dari

ketidaktaatan, merasa sayang akan amal-amal baik yang

engkau lewatkan dan berhati-hati sepanjang hidupmu.

Abdullah bin Khabig

Page 14: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Umat Islam adalah umat yang terbaik yang dipilih Allah SWT, untuk

mengemban risalah agar m1ereka menjadi saksi atas semua umat yang ada

dimuka bumi ini. Salah satu risalah yang harus diemban yaitu mewujudkan

kehidupan yang adil, makmur, tenteram, sejahtera dimanapun mereka berada.

Melihat realita yang ada masih banyaknya umat Islam yang saat ini jauh

dari kondisi ideal. Ini lebih dikarenakan mereka belum menyadari sepenuhnya

apa yang telah dikaruniakan Allah SWT atas mereka. Mereka belum

mengoptimalkan potensi-potensi yang Allah SWT berikan atau paling tidak

mereka belum mengasahnya.

Potensi-potensi yang Allah SWT, berikan begitu besar bagi umat manusia

khususnya umat islam baik berupa aspek intelektual maupun sumber daya Alam.

Namun sayangnya masih banyak yang belum tersentuh karena keterbatasan

sarana maupun prasarana, akibatnya masih banyak umat Islam yang hidup

dibawah garis kemiskinan.

Terlebih lagi ditengah kondisi yang serba sulit dewasa ini, banyak dari

mereka yang tidak mampu lagi membeli barang-barang kebutuhan pokok yang

disebabkan melambungnya harga-harga dipasaran apalagi pasca naiknya harga

BBM. Selain itu dengan menyempitnya lapangan pekerjaan membuat posisi

mereka kian terpuruk, tak heran jika jumlah rakyat miskin bertambah tiap hari.

Page 15: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xv

Soal ekonomi telah menjadi gejala kehidupan yang membuat orang

mencurahkan tenaga dan pikiran serta perasaan, bahkan bisa melahirkan

persaingan, pertikaian dan peperangan.

Bangkitnya etos kerja karena desakan ekonomi itu hal yang sangat wajar.

Namun terjadinya suatu pertikaian dan peperangan sebagai masalah yang

bertentangan dengan prikemanusiaan dan prikemasyarakatan itu merupakan

kondisi yang jauh dari harapan. Adapun terjadinya persaingan dalam memacu

ekonomi, itu dianggap hal yang kurang baik namun sulit dibantah eksistensinya.1

Melihat realitas yang berkembang saat ini maka tidak dapat dipungkiri

geliat ekonomi global sudah semakin terasa, oleh karena itu perlu disiapkan,

dibangun dan dimaksimalkanya sumber daya manusia yang berkompeten

sehingga siap bersaing. Karena itu kegiatan pelatihan tidak dapat diabaikan

begitu saja. Terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin kompetitif

tersebut. Maka diharapkan pelatihan merupakan wahana untuk membangun

Sumber Daya Manusia (SDM) menuju era globalisasi yang penuh tantangan .

Pesantren adalah sebuah lembaga yang unik dan mengagumkan. Berbagai

pihak menaruh harapan kepada dunia pesantren sebagai gerbang penarik

perwujudan masyarakat madani. Pondok pesantren adalah Institusi pendidikan

yang mampu berperan dalam menyongsong masyarakat madani dan yang paling

penting pondok pesantren merupakan institusi pendidikan yang mempunyai

unsur perpaduan antara nilai keislaman, keindonesiaan, dan keilmuan.2

Senada dengan ungkapan Sayid Agil Siraj, Pesantren adalah sebagai suatu

tipologi yang unik dari sebuah institusi pendidikan, telah berusia ratusan tahun,

1 Junaedi B sm, Islam dan Entrepreneurialisme, (Jakarta: Kalam Mulia, 1993) h.5 2 Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurholis Majid dalam Pendidikan Islam Tradisional,

(Jakarta: Ciputat Press, 2002) h.140

Page 16: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xvi

sekitar tiga abad silam memasuki era globalisasi dan militer, lembaga yang

sering disebut-sebut tradisional sampai sekarang tetap eksis bahkan semakin

mendapatkan simpati dari berbagai lembaga diluar lembaga Islam.3

Dalam menjalani kehidupan diperlukan keseimbangan hidup dalam upaya

mencari bekal untuk kehidupan dunia dan bekal untuk kehidupan akhirat, maka

hal tersebut perlu disiapkan sejak dini ketika kita mulai mengenal alat tulis

(belajar) terlebih di pesantren harus dipersiapkan manusia yang berjiwa dakwah

dan jiwa wirausaha agar tercipta suatu keseimbangan antara penunaian

kewajiban dan pemenuhan kebutuhan hidup.

Sebagai contoh keteladanan nabi Muhammad saw meliputi berbagai bidang

selain sebagai rasul (Pembawa risalah/da’I) beliau juga seorang wirausaha yang

tangguh, jujur, dan profesional.

Kewirausahaan selalu menekankan pengembangan sumber daya dari

dalam untuk memicu bisnis yang sukses. Wirausaha tidak sekedar keterampilan

untuk urusan jual beli barang atau jasa, melainkan berupaya menciptakan

kemakmuran dan proses penambahan nilai melalui pengembangan gagasan dan

usaha yang selalu mencari tantangan baru, mengutamakan standar keunggulan

yang terus membaik.

Namun tak lepas dari semua itu jiwa kewirausahaan yang ada pada

manusia tidak muncul begitu saja tanpa ada stimulan disekitar, maka sikap

tersebut akan muncul dengan adanya pembiasaan diri atau pelatihan yang

maksimal serta terus menerus. Wahana pelatihan kewirausahaan yang diadakan

3 Saifullah Maksum, Dinamika Pesantren, (Jakarta: Lihat hamidiah dan Yahya Juhri, 1998) cet

ke 1 h.43

Page 17: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xvii

sebuah pondok pesantren merupakan solusi yang terbaik untuk menyiapkan

insan yang beriman, berilmu dan beramal shaleh.

Untuk menunjang semua itu dibutuhkan sebuah sistem yang kuat dan

tangguh guna mencari solusi atau jalan keluar yang selalu terbaik untuk

pelaksanaan pelatihan agar hasil diperoleh bisa maksimal.

Pondok pesantren Darunnajah yang terletak di Cipining kabupaten Bogor

adalah salah satu pesantren yang mempunyai program pelatihan tersebut yang

mempersiapkan santri untuk berjiwa dakwah, sosial dan berjiwa wirausaha.

Dengan mengacu pada latar belakang diatas serta melihat fenomena-

fenomena yang ada maka penulis mengambil judul “SISTEM PELATIHAN

KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH

CIPINING-BOGOR DALAM MENUMBUHKAN ENTREPRENEURSHIP

SANTRI”

B. Tinjauan Pustaka

Pada tinjauan pustaka ini berikut akan dijelaskan mengenai suatu hal yang

kiranya akan membedakan penelitian pada skripsi ini dengan penulisan skripsi

yang telah ada.

Dalam skripsi Zainal Abidin Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas

Dakwah Dan Komunikasi tahun 2004 dibahas fungsi perencanaan manajemen

pelatihan Da’I pada World Ascembly of Muslim Youth (WAMY) Jakarta

membahas mengenai fungsi perencanaan pelatihan Da’I yaitu seputar disiplin

organisasi yang baik serta metode yang digunakan dalam pelatiihan da’I. dalam

hal ini jelas berbeda jauh dengan skripsi yang penulis bahas.

Page 18: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xviii

Sedangkan pada skripsi Siti Aisyah Nursya’adah Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang membahas tentang peranan pelatihan keterampilan dan koperasi

dalam pengembangan ekonomi umat di Pondok Pesantren Buntet. Pada skripsi

tersebut jelas terdapat perbedaan yang sangat tajam, Pembahasannya hanya pada

peranan pelatihannya saja akan tetapi pada skripsi yang penulis akan bahas yaitu

mengenai Sistem pelatihan Kewirausahaan di Pondok pesantren Darunnajah

Cipining-Bogor dan pengaruhnya terhadap entrepreneurship Santri.

Adapun buku yang menjadi inspirasi dalam penulisan skripsi ini adalah

buku ZAKAT DAN KEWIRAUSAHAAN yang disusun oleh Lili Bariadi,

Muhammad Zein, dan M. Hudri yang mengulas perpaduan antara zakat dan

kewirausahan yang menekankan pada keseimbangan hidup, dalam penulisan

skripsi ini penulis berusaha memadukan antara kewajiban dakwah dan

kewajiban dalam memenuhi kehidupan dunia agar tercipta suatu keseimbangan

hidup (Dunia dan Akhirat) yang keduanya diperlukan suatu pelatihan terpadu

yang di program sejak dini oleh sebuah lembaga pendidikan atau instansi lain.

C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

Agar Pembahasan tidak terlalu meluas, penulis merasa perlu memberikan

batasan serta perumusan masalah sebagai berikut :

1. Pembatasan Masalah

Dalam pembahasan masalah, supaya tidak menjadi bias dan tema

penelitian bisa menjadi fokus, penulis membuat batasan pada:

Page 19: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xix

• Sistem pelatihan kewirausahaan yang dilaksanakan oleh pondok

pesantren Darunnajah Cipining-Bogor.

2. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

a. Bagaimana sistem pelatihan kewirausahaan di pondok pesantren

Darunnajah Cipining-Bogor dalam menumbuhkan entrepreneurship

santri?

b. Bagaimana respon santri terhadap pelatihan kewirausahaan di pondok

pesantren Darunnajah Cipining-Bogor dalam menumbuhkan

entrepreneurship?

c. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pelatihan

kewirausahaan di pondok pesantren Darunnajah Cipining-Bogor dalam

menumbuhkan entrepreneurship santri?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui sistem pelatihan kewirausahaan di pondok pesantren

Darunnajah Cipining-Bogor dalam menumbuhkan entrepreneurship

santri.

Page 20: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xx

b. Untuk mengetahui respon santri terhadap pelatihan kewirausahaan di

Pondok Pesantren Darunnajah Cipining-Bogor dalam menumbuhkan jiwa

entrepreneurship santri.

c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

pelatihan kewirausahaan di pondok pesantren Darunnajah Cipining-

Bogor dalam menumbuhkan entrepreneurship santri.

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

a. Bagi Penulis merupakan pelajaran yang berharga dalam hal pelatihan dan

kewirausahaan sekaligus merupakan apresiasi terhadap teori-teori yang

telah didapat dalam menempuh masa studi yang dipadukan dengan

realitas yang ada dilapangan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi lembaga

khususnya lembaga yang penulis mengadakan penelitian.

c. Bagi para Trainer (Pelatih) merupakan bahan pertimbangan didalam

menerapkan sebuah sistem pelatihan khususnya pelatihan kewirausahaan

yang dilaksanakan pada sebuah pondok pesantren.

d. Guna melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam

(S.Sos.I) pada Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud,

sehubungan dengan upaya tertentu, maka metodenya menyangkut masalah kerja

yaitu cara kerja untuk memahami objek atau dapat pula dikatakan sebagai suatu

Page 21: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxi

cara untuk memperoleh informasi atau fakta terhadap suatu masalah yang sedang

dipelajari.

Menurut Sugiono dalam bukunya menyatakan metode penelitian adalah

seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis

tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah,

dianalisis, diambil kesimpulan, dan selanjutnya dicarikan cara pemecahanya.4

1. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang

berupa menarik faktor-faktor dan informasi dari data lapangan yang ditemui

secara angka dengan melihat inti objek penelitian berdasar tingkat beragam

dalam data lapangan yang bisa didapat secara akurat, tepat dan terpercaya.

Metode yang digunakan adalah metode survey, yaitu penelitian yang mengambil

sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan

data yang pokok.5 Sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu

angket. Dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan

deskriptif analisis, yaitu menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai faktor-faktor, sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti.6

2. Teknik pengumpulan data

a. Observasi, adalah pengumpulan data yang dilakukan oleh seorang

individu atau penyelidik dengan menggunakan mata sebagai alat melihat

data serta menilai keadaan lingkungan yang dilihat.7

4 Sugiono, Metodologi Penelitian Administrarif, (Bandung: CV. Alphabeta, 2001) Cet. Ke VIII

h. 3 5 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, ( Jakarta: LPES, 1989) h. 3 6 J. Vrendenberg, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1980),

h.34 7 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997) Cet. Ke I h.78

Page 22: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxii

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik observasi

berstruktur yaitu penulis sebelum melakukan observasi maka terlebih

dahulu menentukan tujuan yang hendak penulis teliti, penulis didalam

pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan

secara langsung dan sistematis ke lokasi penelitian di Pondok Pesantren

Darunnajah Cipining-Bogor.

b. Wawancara, adalah penyelidikan yang dilakukan dengan cara

mengadakan tanya jawab dengan objek secara tatap muka dengan

mengadakan pencatatan. 8

Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak

berstruktur artinya pewawancara secara bebas dapat menanyakan pokok

permasalahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang

diwawancarai, tetapi tetap berpegang pada daftar wawancara.9 Yaitu

dengan mewancarai narasumber yang berkaitan dengan penelitian ini.

c. Dokumentasi, ialah sejumlah data yang telah tersedia yaitu data yang

verbal seperti yang terdapat dalam surat, jurnal, laporan dan

sebagainya.10

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data-data dengan

mencatat atau mengkofi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

penulisan skripsi ini.

d. Angket

8 M. Manulang, Pedoman Menulis Skripsi, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2004) h.34 9 Eddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001)

h. 181 10 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1986)

h.63

Page 23: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxiii

Angket yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan

dengan jalan menyebarkan daftar pertanyaan pada setiap respoden.11

Dalam hal ini penulis membagikan daftar pertanyaan kepada santri atau

peserta yang mengikuti pelatihan kewirausahaan di Pondok Pesantren

Darunnajah Cipining-Bogor

3. Subjek dan objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini adalah Sistem pelatihan kewirausahaan

di pondok pesantren Darunnajah Cipining-Bogor. Sedangkan yang menjadi

subjek dalam penelitian ini yaitu orang atau sekelompok orang yang dapat

memberikan informasi dalam hal ini adalah Pimpinan Pondok Pesantren

Darunnajah, Ketua Biro Usaha dan responden lainnya yang terkait dalam

penulisan skripsi ini.

4. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder.

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama sebagai

pelaku atau saksi mata yang langsung memberikan data atau sumber

asli. Dalam penelitian ini data yang dimaksud adalah pimpinan

pondok pesantren, ketua biro usaha, santri dan responden lain yang

terkait dalam penulisan skripsi ini.

b. Data sekunder yaituu data yang diperoleh dari tangan kedua,

maksudnya bahwa data tersebut didapat dari dokumen-dokumen yang

ada pada yayasan pondok pesantren Darunnajah Cipining-Bogor.

5. Waktu dan Tempat Penelitian

11 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, h.75

Page 24: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxiv

Penelitian ini dilakukan dalam waktu 8 bulan dimulai bulan juni dan

berakhir pada bulan januari 2008. Adapun yang menjadi tempat penelitian

adalah Pondok Pesantren Darunnajah yang terletak di Cipining kabupaten Bogor.

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan, dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditentukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.12

Dalam hal analisa data digunakan bentuk analisis univariat ( analisis

terhadap satu variabel) dan menggunakan jenis distribusi frekuensi relatif.

a. Deskriptif, data-data yang diperoleh melalui angket, kemudian diproses

dengan beberapa tahapan, sebagai berikut:

1. Evalauating, memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti,

ditelaah dan dirumuskan pengelompokannya untuk memperoleh data-data yang

akurat.

2. Tabulating, mentabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban

responden ke dalam tabel, kemudian dicari persentasinya untuk kemudian

dianalisa.

3. Kesimpulan, memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan penafsiran

data.

Semua tahapan tersebut akhirnya dijelaskan pendeskripsiannya dalam

bentuk kata-kata maupun angka sehingga menjadi bermakna.

b. Prosentase, data yang diperoleh dan deskripsi kualitatif kemudian diolah

menjadi analisa statistik deskriptif dengan menggunakan rumus Distribusi

12 M. Manulang, Pedoman Menulis Skripsi, h. 103

Page 25: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxv

frekuensi relatif, yaitu diperoleh dari membagi frekuensi kelas dengan jumlah

frekuensi dan mengalikannya dengan 100.13

P = F / N x 100 %

Keterangan : P : Persentase

F : Frekuensi N : Jumlah Responden14

Adapun teknik penulisan skripsi ini , penulis menggunakan buku pedoman

penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan disertasi) yang diterbitkan CeQDa

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

]

A. SISTEMATIKA PENULISAN

Sebagai suatu pembahasan ilmiah maka sifat sistematis merupakan syarat

mutlak.

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui urutan konsistensi dan koherensi jalur

pemikiran sehingga daya analisa, kemampuan sintesa dan potensi nalar dari

pemikiran tersebut mudah mencapai sasaran yang dituju..

Dalam sistematika ini nampak selain apa yang tersebut diatas adalah struktural

pembahasan dan pengorganisasian pemikiran atas dasar itulah penulis menyusun

sistematika penulisan ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Membicarakan hal-hal bersifat teknis operasional untuk

melangkah pada bab-bab selanjutnya yang mencakup Latar Belakang Masalah,

13 Sutrisno hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: YPFP UGM, 1980) h. 229 14 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 1997), h. 40

Page 26: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxvi

Tinjauan Pustaka, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI TENTANG SISTEM PELATIHAN

KEWIRAUSAHAAN yang mencakup Sistem: Pengertian Sistem, model Sistem,

Karakteristik Sistem, Klasifikasi Sistem, Pelatihan mencakup, Pengertian Pelatihan,

Pengertian Sistem Pelatihan, Tujuan Pelatihan, Rancangan Pelatihan, Metode

Pelatihan, Kewirausahaan mencakup Pengertian Kewirausahaan, Profil

Kewirausahaan, Entrepreneurship yang meliputi, model Proses Kewirausahaan,

Jiwa dan Sikap kewirausahaan, dan Sistem Pelatihan Kewirausahaan.

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH

CIPINING-BOGOR yang mencakup, Sejarah Berdiri, Visi dan Misi, Status dan

Struktur Organisasi dan Sistem Pengajaran.

BAB IV SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK

PESANTREN DARUNNAJAH CIPINING-BOGOR DALAM

MENUMBUHKAN ENTREPRENEURSHIP SANTRI Merupakan pembahasan

inti mengenai Sistem Pelatihan Kewirausahaan Di Pondok Pesantren Darunnajah

Cipining-Bogor yang mencakup Sistem Pelatihan Kewirausahaan, dan pengaruh

sistem Pelatihan Kewirausahaan terhadap entrepreneurship santri.

BAB V PENUTUP Merupakan penutup yang mengakhiri penulisan skripsi ini. Bab

ini berisikan kesimpulan dari uraian-uraian yang telah dikemukakan, dan merupakan

jawaban dari rumusan masalah. Selanjutnya kesimpulan tersebut penulis jadikan

acuan untuk mengajukan beberapa saran sebagai sumbangan penulis untuk

melengkapi kekurangan yang ada ditambah dengan harapan-harapan.

Page 27: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxvii

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Sistem

1. Pengertian Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “Sistema” yang mengandung arti keseluruhan (a whole) yang tersusun dari sekian banyak bagian, berarti pula hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur.15

Sistem adalah sebagai tata hubungan di antara dua atau lebih komponen (unsur-unsur) yang bersifat saling mempengaruhi (Indefendent Componens), saling ketergantungan kesekian objek (Komponen) tersebut membentuk suatu keadaan yang nyata atau kesatuan (etinity) komponen-komponen tersebut selalu dalam keadaan seimbang dan berfungsi.16

Menurut Musanef dalam bukunya menyatakan sistem adalah suatu

sarana yang menguasai keadaan dan pekerjaan agar dalam menjalankan tugas

dapat teratur.17 Sedangkan menurut Ir.Drs. Bonar Simangunsong, sistem

adalah suatu totalitas yang terdiri dari komponen-komponen dan unsur-unsur

yang saling berinteraksi menuju suatu tujuan tertentu.18

Sistem adalah bagian-bagian yang saling berkaitan, yang saling

beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran dan maksud.19

15 Tatang M. Arifin, Pokok-Pokok Teori Sistem, (Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada, 2001)

Cet. Ke-7 h. 15 16 A. Muis, Komunikasi Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001) cet ke I h.27 17 Musanef, Sistem Pemerintahan di Indonesia, (Jakarta: CV. Haji Mas Agung, 1989) h. 7 18 Bonar Simangunsong, Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: PT Parellindo, 1991) h.5 19 Gordon B Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: PPM, 1999)

cet ke II h.68

Page 28: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxviii

Sistem adalah suatu kumpulan bagian yang saling berhubungan serta

diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu keseluruhan.20

Dari definisi sistem yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan

bahwa sistem merupakan satu kesatuan yang banyak digunakan orang untuk

menggambarkan totalitas yang terdiri dari komponen-komponen yang selain

berinteraksi dan bergerak menuju ke satu tujuan tertentu, istilah tertentu.

Biasanya dikaitkan dengan bidang atau aspek yang menjadi objek dari sistem

tersebut. Oleh karena itu istilah sistem belum memberikan gambaran yang

lebih jelas dan realistis jika belum dikaitkan dengan objek yang

mengikutinya.

Dari penjelasan teori sistem, maka dalam hal ini teori sistem tersebut

akan menjadi acuan serta diterapkan dalam pelatihan kewirusahaan yang

merupakan bagian dari sistem itu sendiri. Dalam model sistem yang bersifat

umum itu nantinya akan lebih dispesifikasikan dalam bahan kajian lingkup

sistem pelatihan kewirausahaan yang sebenarnya merupakan satu kesatuan

yang saling terikat serta mendukung bagi pelaksanaan pelatihan

kewirausahaan.

2. Model Sistem dan Karakteristik Sistem

a. Model Sistem

20 A.M Kadarman Sj dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: Prehallindo,

2001) h.5

Page 29: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxix

Secara umum penggambaran sistem sebagai suatu kesatuan dari

bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berhubungan

dalam prosedur kerja tertentu untuk mencapai tujuan yaitu mengolah

masukan menjadi keluaran. Penggambaran tersebut dapat dijelaskan

sebagai kesatuan yang terdiri dari tiga bagian utama yaitu:

1) Bagian Masukan (Input)

2) Bagian Pengolahan (Procces)

3) Bagian Keluaran (Ouput) 21

Input Procces Output

Feed back

Gambar 2.1. Bagan Model Sistem

Sistem menerima masukan dari lingkungan luar (environment),

kemudian masukan tersebut diolah atau diproses hingga menjadi

keluaran (kemampuan) dan selanjutnya adalah bahwa hasil keluaran

sistem secara tidak langsung akan menjadi masukan kembali (Feed back)

bagi sistem setelah sebelumnya melewati jalur eksternal di luar

lingkungan.

b. Karakteristik Sistem

Sedangkan sistem mempunyai karakteristik tersendiri diantaranya :

i. Terarah pada Tujuan

ii. Tingkatan

iii. Daya Pembeda

21 Sopiansyah dan Aang Subiyakto, Pengantar Sistem Informasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2006) Cet. Ke-I h. 27

Page 30: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxx

iv. Saling keterkaitan dan berdiri sendiri

v. Sistem merupakan suatu keseluruhan

vi. Setiap sistem berada dalam satu lingkungan

vii. Sistem memiliki batas-batas yang memisahkanya dengan

lingkungan atau sistem lain

viii. Sistem terbuka dalam batas-batas pemisahan dari lingkungannya

namun memperoleh masukan dari lingkungannya

ix. Sistem merupakan transpormasi

x. Umpan balik dan koreksi

xi. Kondisi Akhir yang sama22

Adapun menurut Dr. Sopiansyah, dan Aang Subiyakto S.kom

dalam buku Pengantar Sistem Informasi karakteristik sistem terdiri dari:

a. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (Component)

atau subsistem

b. Suatu sistem mempunyai batas sistem (Boundary)

c. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment)

d. Suatu sistem mempunyai penghubung

e. Suatu sistem mempunyai Tujuan23

3. Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasisfikasikan sebagai berikut :

a. Dilihat dari Bentuk sistem yang terdiri dari :

1) Abstrak

22 Hadari Nawawi, Perencanaan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 2003) h. 177

23 Sopiansyah, Aang Subiyakto, Pengantar Sistem Informasi, h. 27

Page 31: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxxi

2) Fisik

b. Penciptaan sistem oleh Manusia

1) Sistem Alamiah

2) Sistem buatan manusia

c. Tingkat Kepastian

1) Sistem Pasti

2) Sistem Probabilistik

d. Hubungan Dengan Lingkungan Luar

1) Terbuka

2) Tertutup24

Sedangkan menurut Tata Sutabri sistem dapa diklasifikasikan sebagai

berikut :

a. Sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang

berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sedangkan

sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

b. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia. Sistem alamiah adalah sistem

yang terjadi karena proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Sedangkan

sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi

manusia dengan mesin yang disebut Human Mechine sistem.

c. Sistem deterministik dan sistem probabilistik. Sistem determinstik adalah

sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi.

Sedangkan sistem probabilistik merupakan sistem yang kondisi masa

depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.

24 Ibid, h. 31

Page 32: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxxii

d. Sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka adalah sistem yang

berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luar. Sedangkan sistem

tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh

oleh lingkungan luarnya.25

B. Pelatihan

1. Pengertian Pelatihan dan Sistem Pelatihan

a. Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah serangkaian aktifitas yang dirancang untuk

meningkatkan keahlian-keahlian pengetahuan, pengalaman, ataupun

perubahan sikap individu.26

Menurut Andrew E Sukile yang dikutif oleh Anwar Prabu

Mangkunegara berpendapat bahwa pelatihan adalah suatu proses

pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan

terorganisir dimana pegawai non manajerial mempelajari pengetahuan

dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas.27 Sedangkan

menurut Dr. Veitzhal, pelatihan adalah proses secara sistematis

mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.28

Pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak

(upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian

bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional

kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan

25 Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: Andi, 2005) h. 13 26 Henri Simamora, Manajemen SumberDaya Manusia, (Yogyakarta: YKPN, 1995) h.287 27 AA. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

(Jakarta: Bina Aksara, 1999) Cet.Ke.I h.44 28 Veitzhal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004) h.226

Page 33: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxxiii

kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu dalam guna

meningkatkan efektifitas dan produktifitas dalam suatu organisasi.29

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan

sebuah kegiatan yang dilakukan untuk memberi dan memperoleh

kecakapan yang dalam jangka waktu tertentu dan juga merupakan

kegiatan untuk mengisi kesenjangan antara apa yang dapat dikerjakan

seseorang dan siapa yang seharusnya mampu mengerjakannya.

2. Tujuan Pelatihan

Henry Simamora menyebutkan dalam bukunya tujuan utama

pelatihan secara luar dapat dikelompokan ke dalam lima bidang antara lain

yaitu:

a. Meningkatkan keahlian para karyawan sejalan dengan perubahan

teknologi

b. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru untuk menjadi kompeten

dalam pekerjaannya

c. Membantu memecahkan masalah operasional

d. Mempersiapkan karyawan untuk promosi

e. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi30

Sedangkan menurut Slamet Saksono tujuan pelatihan adalah:

a. Meningkatkan pengetahuan (Know Ledge), kemampuan (ability) dan

keterampilan (Skill) pegawai dalam menjalankan tugasnya masing-

masing

29 Oemar Hamlik, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),

h.10 30 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia h. 287

Page 34: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxxiv

b. Menanamkan pengetahuan yang sama mengenai suatu tugas dalam

kegiatanya dengan yang lain untuk mewujudkan tujuan organisasi

perusahaan

c. Mengusahakan kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan situasi

dan kondisi teknologi yang terjadi akibat pembangunan

d. Menumbuhkan minat dan perhatian pegawai terhadap bidang tugasnya

masing-masing

e. Memupuk keberanian berfikir kreatif dan berpartisipasi dalam diskusi

f. Memupuk kerjasama antara pegawai secara efisien

g. Menanamkan jiwa kesatuan

h. Mengubah sikap dan tingkah laku mental pegawai kearah kerja yang

jujur dan efektif

i. Mengurangi tingkat labour turn over

j. Mengembangkan karir pegawai

k. Menumbuhkan rasa takut memiliki dan tanggung jawab pegawai

l. Mengurangi frekuensi pengawasan31

3. Rancangan Pelatihan

Menurut Agus M Hardjana, rancangan oelatihan (training design)

adalah rancangan yang akan dijadikan pegangan, pedoman, atau acuan pada

waktu melaksanakan training. Penyusunan rancangan pelatihan harus

memperhatikan pihak-pihak yang akan terlibat dalam pelatihan (peserta,

penyelenggara dan trainer) tujuan yang akan dicapai, materi yang akan

31 Slamet Saksono, Administrasi Kepegawaian, (Yogyakarta: Kanisius, 1993) Cet. Ke –II . h.

80

Page 35: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxxv

diolah, metode dan peralatan yang hendak dipakai, tempat pelaksanaan,

jadwal kegiatan untuk setiap sesi ataupun secara keseluruhan.32

Menurut M. Smith et.al (1997) pembahasan rancangan pelatihan

pada sejumlah besar studi dan penelitian terbatas pada penggunaan hasil

pelatihan pada tugas-tugas yang sederhana (Simple Task) dan program

pelatihan dievaluasi dengan menggunakan criteria reproduksi sekilas

(Immediate repsoduction) dan ingatan jangka pendek (Short Term

Retention).33

Sedangkan menurut Agus Dharma dalam merancang pelatihan

setidaknya ada tiga hal penting yang perlu diingat ketika merancang

pelatihan: tujuan, peserta, dan tempat pelatihan dilaksanakan. 34

4. Metode Pelatihan

Menurut Suhendra MM, metode pelatihan dapat dilakukan sebagai

berikut :

a. Pelatihan di tempat kerja (On the Job training)

Suatu bentuk pembekalan yang dapat mempercepat proses

pemindahan pengetahuan dan pengalaman/transfer knowledge dari para

santri senior kepada santri junior yang berlangsung di pesantren

b. Vestibule Training

Memberikan pelatihan semacam kursus yang dijalankan di luar

lingkungan pesantren. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan pada

32 Agus M.Hardjana, Training SDM yang Efektif, (Yogyakarta: Kanisius, 2001) cet ke 1 h.35 33 Jusuf Irianto, Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pelatihan , (Surabaya: Insan Cendekia,

2001) h.105 34 Agus Dharma, Manajemen Supervisi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004) h.325

Page 36: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxxvi

kursus tersebut tidak jauh berbeda dengan pekerjaan yang nantinya akan

digeluti oleh para peserta.

c. Program Magang

Program ini dirancang untuk keterampilan yang lebih tinggi.

Program magang lebih mengutamakan pendidikan dibandingkan dengan

on the job training atau vestibule training. Artinya program ini lebih

melibatkan pengetahuan dalam menentukan suatu keterampilan atau

serangkaian pekerjaan yang berhubungan.

d. Kursus 35

Metode ini sering digolongkan sebagai pendidikan bukan

pelatihan dan metode pengajaran ini menggunakan konsep belajar.

Adapun menurut Siagian dalam buku “Pengembangan Sumber Daya

Insani” Metode Pelatihan :

a) Management Games

b) Studi Kasus

c) Latihan Kotak Masuk

d) Role Playing

e) Stimulasi

f) Seminar

g) Metode Kuliah36

Sedangkan menurut Prof. Dr. Sukirjo Noto Atmojo metode pelatihan

dapat dilakukan dengan cara yang berbeda diantaranya:

a. Metode diluar Pekerjaan (Of The job Site)

35 Suhendra MM dan Murdiyah Hayati MM, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) h. 68

36 Siagian, Pengembangan Sumber Daya Insani, (Jakarta: Gunung Agung, 1987) h. 199

Page 37: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxxvii

b. Metode on the job site (di dalam pekerjaan)37

Berbeda halnya dengan pendapat oemar hamalik yang menjelaskan

metode pelatihan adalah sebagai berikut :

a) Model Komunikasi diskoveri

b) Teknik komunikasi kelompok kecil

c) Pembelajaran berprogram

d) Pelatihan dalam industri

e) F.Teknik Stimulasi

f) Metode Studi Kasus38

g) Model Komunikasi ekspositif

Sedangkan menurut Moenir metode pelatihan adalah sebagai berikut :

a. Metode seminar atau Konferensi

b. Metode Lokakarya (Work shop)

c. Metode Sekolah atau Kursus

d. Metode belajar sambil bekerja (Learning by doing)39

C. Sistem Pelatihan Kewirausahaan

1. Pengertian Sistem Pelatihan Kewirausahaan

Dalam meningkatkan pengembangan dan pembentukan dalam proses

menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri dilakukan melalui upaya

pembinaan, pendidikan, dan pelatihan. Ketiga upaya ini saling memiliki

keterkaitan, namun pelatihan pada hakikatnya mengandung unsur-unsur

37 Sukirjo Noto Atmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bineka Cipta, 2003)

h.39 38 Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan Ketenaga kerjaan, h.63 39 As. Moenir, Pendekatan Manusiawi dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian,

(Jakarta: Haji Mas Agung, 1991) h.167

Page 38: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxxviii

pembinaan dan pendidikan. Secara operasional sistem pelatihan

kewirausahaan meliputi beberapa hal diantaranya :

1) Pelatihan kewirausahaan adalah suatu proses yang merupakan suatu

fungsi manajemen yang perlu dilaksanakan terus-menerus dalam

rangka pembinaan pelatihan dalam suatu organisasi atau lembaga

secara spesifik.

2) Pelatihan kewirausahaan dilaksanakan dengan sengaja. Unsur

kesengajaan sangat penting dalam proses pelatihan yang ditandai oleh

adanya suatu rencana yang lengkap serta menyeluruh yang di susun

secara tepat dan rinci.

3) Pelatihan kewirausahaan diberikan dalam bentuk pemberian bantuan.

Dalam hal ini dapat berupa pegarahan, bimbingan, fasilitas,

penyampaian informasi, dan yang lebih penting adalah pelatihan

keterampilan.

4) Sasaran pelatihan kewirausahaan

5) Pelatihan kewirausahaan dilaksanakan oleh tenaga profesional

6) Pelatihan kewirausahaan meningkatkan dan menumbuhkan serta

membimbing sasaran pelatihan.40

Sistem pelatihan kewirausahaan adalah suatu proses yang meliputi

serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk

pemberian bantuan kepada santri yang dilakukan oleh tenaga profesional

kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan

40 Ibid, h. 11

Page 39: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xxxix

kemampuan santri dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan

efektifitas dan produktifitas dalam suatu organisasi dan pesantren . 41

Dari teori tersebut dapat penulis kemukakan bahwa sistem pelatihan

kewirausahaan adalah satu kesatuan yang saling berhubungan dengan subjek,

objek, materi serta tujuan untuk membiasakan dan memberi serta

memperoleh kecakapan dan keterampilan dalam jangka waktu tertentu.

2. Model Sistem Pelatihan Kewirausahaan

Menurut Michael Amstrong menyebutkan agar berhasil, kita perlu

mengkombinasikan beberapa sistem pendekatan terhadap pelatihan

kewirausahaan. Adapun sistem yang harus dilakukan dalam pelatihan

kewirausahaan yang dikategorikan kepada Input-Proces-Out put dan Feed

back adalah sebagai berikut :

1. Input, yang termasuk dalam bagian masukan (Input): Menetapkan dan

menganalisis kebutuhan-kebutuhan pelatihan kewirausahaan,

Menetapkan tujuan-tujuan pelatihan harus dimaksudkan untuk mencapai

tujuan pelatihan yang dapat diukur dalam bentuk peningkatan dan

perubahan perilaku yang membawa kearah prestasi yang lebih baik,

mempersiapkan rencana-rencana latihan yang sesuai dengan tujuan yang

akan menggambarkan biaya-biaya dan keuntungan-keuntungan dari

program latihan yang diusulkan

2. Process, meliputi pelaksanaan dari rencana-rencana pelatihan

kewirausahaan.

41 Oemar Hamlik, Manajemen Pelatihan Ketenaga kerjaan, h.12

Page 40: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xl

1 Identifikasi Kebutuhan

2. Penetapan Sasaran

Pelatihan kewirausahaan

3. Merancang Program Pelatihan

Kewirausahaan

4. Pelaksanaan Program

pelatihan Kewirausahaan

5. Evaluasi Pelatihan

Kewirausahaan

3. Output yaitu memantau, mengevaluasi dan menganalisis hasil pelatihan

kewirausahaan.

4. Feed back yaitu memberikan umpan balik dari hasil evaluasi latihan

sehingga latihan dapat ditingkatkan.42

Sistem pelatihan kewirausahaan diungkapkan dalam sebuah bagan

oleh Veitzhal ialah sebagai berikut:

Gambar 2.2. Bagan Sistem Pelatihan Kewirausahaan

Dari bagan diatas dapat dikemukakan bahwa point 1-3 merupakan

bagian dari input yaitu: Identifikasi kebutuhan pelatihan kewirausahaan,

penetapan sasaran pelatihan, dan merancang program pelatihan

kewirausahaan. Point 4 bagian dari proses yaitu: pelaksanaan program

pelatihan kewirausahaan. Point 5 merupakan bagian dari output yaitu:

evaluasi pelatihan kewirausahaan, dan dari hasil evaluasi itulah kemudian

42 Michael Amstrong. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Gramedia 1997) h. 210

Page 41: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xli

dijadikan feedback untuk peningkatan program pelatihan ke depan, sehingga

pelatihan dapat ditingkatkan. 43

Dari teori-teori tersebut dapat dikemukakan bahwa sistem pelatihan

kewirausahaan merupakan satu kesatuan yang meliputi serangkaian proses

yang terdiri dari beberapa bagian penting (unsur-unsur) dalam upaya

pembiasaan diri dalam pemberian kecakapan terhadap peserta pelatihan

kewirausahaan untuk menumbuh serta meningkatkan kemampuan santri

dalam berwirausaha.

D. Entrepreneurship (Kewirausahaan)

1. Pengertian Kewirausahaan

Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan

dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru

dilakukan “usahawan” atau “wiraswasta” pandangan tersebut tidaklah tepat,

karena jiwa dan sikap kewirausahaan (Entrepreneurship) tidak hanya dimiliki

oleh usahawan akan tetapi bisa dimiliki oleh setiap orang yang berpikir

kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat

umum seperti karyawan, mahasiswa, santri dan yang lainya.

Menurut Soeharto Wirakusuma Istilah kewirausahaan berasal dari

terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai the backbone of

economy, yaitu saraf pusat perekonomian atau sebagai Tail bone of economy,

yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa..44

Dr. Suryana M.Si dalam bukunya menyatakan bahwa kewirausahaan

adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan

43 Veitzhal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, h.226 44 Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Salemba Emban Patria, 2003) h. 10

Page 42: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xlii

sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.45 Sedangkan menurut

Peter F.Drucker yang dikutif oleh Kasmir SE, dalam sebuah bukunya

kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang

baru dan berbeda, masih dalam sumber yang sama diungkapkan oleh

Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan

kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan

peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).46 Sedangkan dalam buku

Zakat dan Kewirausahaan, disebutkan bahwa kewirausahaan adalah

kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Create New

and Different) melalui berpikir kreatif dan inovatif. 47

Pengertian yang berbeda diungkapkan oleh Ir. Harmaizar,

kewirausahaan adalah proses penciptaan suatu yang baru atau mengadakan

suatu perubahan atas yang lama dengan tujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan individu dan masyarakat.48

Meskipun sampai sekarang ini belum ada terminology yang persis

mengenai kewirausahaan (Entrepreneurship) akan tetapi pada hakikatnya

kewirausahaan mempunyai arti yang sama yaitu merujuk pada watak, ciri,

yang melekat pada seseorang yang mempunyai keinginan untuk maju dan

kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif dan kreatif dalam

memecahkan dan menemukan peluang untuk menciptakan sesuatu yang baru

dan berbeda.

2. Model Proses Kewirausahaan

45 Ibid, h. 1 46 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006) h. 17 47 Lili bariadi dkk, Zakat dan Kewirausahaan, (Jakarta: CED, 2005) H. 37 48 Harmaizar dkk, Menggali Potensi Wirausaha, (Bandung: CV. Dian Anugerah Prakasa,

2006) cet ke-2 h.4

Page 43: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xliii

Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi.

Inovasi ini dipicu oleh faktor pribadi., lingkungan dan sosiologi. Faktor

individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian Locus of control,

toleransi, pengambilan resiko, nilai- nilai pribadi, pendidikan, pengalaman,

usia, komitmen dan ketidakpuasan. Sedangkan yang berasal dari lingkungan

ialah peluang, model peran, aktifitas, pesaing, incubator, sumber daya dan

kebijakan pemerintah. Sedangkan faktor pemicu yang berasal dari

lingkungan sosial meliputi keluarga, orang tua dan jaringan kelompok.

Seperti halnya pada saat perintisan kewirausahaan, maka pertumbuhan

kewirausahaan sangat tergantung pada kemampuan pribadi organisasi dan

lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan

kewirausahan adalah pesaing, pelanggan, pemasok, dan lembaga-lembaga

keuangan yang akan membantu pendanaan. Sedangkan factor yang berasal

dari pribadi adalah komitmen, visi, kepemimpinan, dan kemampuan

manajerial. Selanjutnya faktor yang berasal dari organisasi adalah kelompok,

struktur, budaya, dan strategi. 49

Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan ini

digambarkan oleh Bygrave menjadi urutan langkah-langkah berikut ini:

Inovation (Inovasi)

Triggering event (Pemicu)

Implemention (Pelaksanaan)

Growth (Pertumbuhan)50

49 Suryana, Kewirausahaan, h. 40 50 H. Buchari Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Alfa Beta, 2006) h.8

Page 44: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xliv

Gambar 2.3. Proses perintisan Kewirausahaan

3. Jiwa dan Sikap Kewirausahaan

Orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan adalah orang-

orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen) berinisiatif

(energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan

berwawasan kedepan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda)

dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka

akan tantangan).51

4. Profil Kewirausahaan

Berbagai ahli mengemukakan profil wirausaha dengan

pengelompokan yang berbeda. Ada yang pengelompokan berdasarkan

pemilikannya, pengelompokan berdasarkan perkembangannya dan

pengelompokan berdasarkan kegiatan usahanya.

Roofke mengelompokan kewirausahaan berdasarkan perananya,

sebagai berikut :

a. Kewirausahaan Rutin (Wirt), yaitu wirausaha yang dalam melakukan

kegiatan sehari- harinya cenderung menekankan pada pemecahan

masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional.

b. Kewirausahaan Arbitrase, yaitu wirausaha yang selalu mencari peluang

melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan pembukaan.

c. Wirausaha Inovatif, yaitu wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide

dan kreasi-kreasi baru yang berbeda.52

51 Suryana, Kewirausahaan, h. 2 52 Jochen Roopke, Entrepreneurship dalam Pembangunan Koperasi, (Bandung: PIP, 1993) h.

5

Page 45: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xlv

Sedangkan Zimmerer mengelompokan profil kewirausahaan sebagai

berikut :

a. Part-Time Entrepreneur, yaitu wirausaha yang melakukan usahanya

hanya sebagian waktu saja atau sebagai hobi. Kegiatan bisnis biasanya

hanya bersifat sampingan.

b. Home-Based new ventures yaitu usaha yang dirintis dari rumah/tempat

tinggalnya.

c. Family-Owned Business, yaitu usaha yang dilakukan/dimiliki oleh

beberapa anggota keluarga secara turun temurun.

d. Compreneurs, yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha

yang bekerja sama sebagai pemilik dan menjalankan usaha bersama-

sama.53

Sedangkan menurut Bukhari Alma profil wirausaha adalah sebagai

berikut:

a. Women Enterpreneur

Banyak wanita yang terjun kedalam bidang bisnis. Alasan

mereka menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor-faktor antara

lain ingin memperlihatkan kemampuan prestasi, membantu ekonomi

rumah tangga, frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya dan sebagainya.

b. Minority Entrepreneur

53 Suryana, Kewirausahaan, h. 50

Page 46: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xlvi

Kaum minoritas terutama di Negara kita Indonesia kurang

memiliki kesempatan kerja di lapangan pemerintahan sebagai mana

layaknya warga Negara pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha

menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari.

c. Imigrant Entrepreneur

Kaum pendatang yang memasuki daerah biasanya sulit untuk

memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu mereka lebih leluasa terjun

dalam pekerjaan yang bersifat non formal yang dimulai dari berdagang

kecil-kecilan sampai berkembang menjadi pedagang tingkat menengah.

d. Part time Entrepreneur

Memulai bisnis dalam mengisi waktu luang merupakan pintu

gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar.

e. Home Based Home

Ada pula Ibu-ibu rumah tangga yang memulai kegiatan-kegiatan

bisnisnya dari rumah tangga. Misalnya ibu-ibu yang pandai membuat kue

dan aneka masakan.

f. Family-Owned Business

Sebuah keluarga dapat membuka berbagai jenis dan cabang

usaha. Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dulu oleh bapak

setelah usaha bapak maju dibuka cabang baru dan dikelola oleh ibu.

Kedua perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain mungkin

jenis usahanya berbeda atau lokasinya berbeda. Masing-masing usahanya

ini bisa dikembangkan atau dipimpin oleh anak-anak mereka. Dalam

Page 47: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xlvii

keadaan sulitnya lapangan kerja pada saat ini maka kegiatan semacam ini

perlu dikembangkan.

g. Compreneur

Compreneur dibuat dengan cara menciptakan pembagian

pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing-masing orang. Orang

orang yang ahli dibidang ini diangkat menjadi penanggung jawab divisi-

divisi tertentu dari bisnis yang sudah ada. 54

54 H. Buchari Alma, Kewirausahaan, h. 35,

Page 48: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xlviii

BAB III

GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH

CIPINING-BOGOR

A. Sejarah Berdiri

Pada tahun ajaran 1985-1986 mulai dirasakan bahwa pesantren

Darunnajah Ulujami tidak dapat menampung seluruh peminat yang mendaftar.

Hal ini mendorong pendiri pesantren untuk segera mencari lokasi lain guna

membuka pesantren baru sebagai pengembangan dari pesantren yang telah ada

agar dapat menampung minat para pendaftar.

Maka pada tahun 1986 mulai pencarian lokasi tanah yang memungkinkan

dan akhirnya ditemukanlah di kampung Cipining. Kemudian dimulailah

pembelian tanah tegalan dan perkebunan milik penduduk, yang kemudian

dikuatkan dengan surat keputusan gubernur jawa barat no. 593.82/SK. 295.S/

AGR-DA /225-87 tanggal 24 Februari 1987, dilokasi seluas 70 hektare.

Pembebasan tanah ini sampai saat ini baru mencapai 40 ha, sedangkan

untuk sisanya seluas 30 ha masih terus diupayakan dan menanti uluran tangan

para muhsinin dan dermawan yang berminat menginvestasikan hartanya untuk

dipetik hasilnya diakhirat kelak melalui jalur infak, wakaf atau shadaqoh jariyah.

Pada tahun 1987 dimulai pembangunan 16 ruang kamar dan kelas

beberapa bangunan lain yang kemudian dapat diselesaikan pada bulan juni 1988.

55

Akhirnya, pada tanggal 18 juli 1988 dibukalah pesantren ini dimulailah

pelajaran secara resmi dengan jumlah santri 200 orang. Hadir pada acara

55 Buku keterangan Singkat Pondok Pesantren Darunnajah-Cipining-Bogor. 1992

Page 49: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xlix

pembukaan ini antara lain pimpinan pondok modern Gontor, pengurus yayasan

Darunnajah, dan tokok-tokoh masyarakat sebagai undangan.

Adapun yang melatar belakangi berdirinya pondok pesantren Darunnajah

Cipining-Bogor ialah:

1. Rasa ingin berbuat banyak oleh pendiri pesantren Ulujami Jakarta

Selatan KH. Abdul Manaf Mukhayar dalam mendidik putra-putri kaum

muslimin.

2. Membantu program pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa dalam

rangka pembangunan manusia seutuhnya.

3. Banyak calon pelajar yang tidak tertampung lagi di di pondok pesantren

Darunnajah 1 Ulujami (sejak tahun 1985), telah mendorong untuk segera

diwujudkannya pesantren baru yang luas arealnya, tenang

lingkungannya, dan jauh dari pengaruh luar yang negatif.56

B. Visi - Misi

1. Visi

a) Membentuk dan mempersiapkan kader ulama yang amilin dan

shalihin agar mampu menyampaikan dakwah Islamiyah kepada

seluruh lapisan masyarakat.

b) Mempersiapkan guru-guru agama Islam

c) Mempersiapkan pemimpin muslim yang luas pengetahuannya.

2. Misi

a) Mendalami pengetahuan tentang (ilmu-ilmu) agama Islam/Tafaqquh

fi ad dien

56 Ibid, 1992

Page 50: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

l

b) Melatih Mu’amalah ma’a al kholiq dan mu’alamah ma’annas

c) Melatih kepemimpinan yang tangguh dan bertanggung jawab

d) Menyelenggarakan latihan-latihan mengajar dan dakwah Islamiyah,

baik dengan pidato (khutbah/bi Lisan al- maqul) tulisan maupun

dengan system dan media yang lain.

C. Status dan Struktur Organisasi

Status Pesantren57 1. Nama Pesantren : Pondok Pesantren Darunnazah 2 Cipining

2. Tanggal Berdiri : 18 Juli 1988

3. Pendiri / penyelenggara : Yayasan Darunnajah Jakarta

4. Akte Pendirian : No. 88, tanggal 22 September 1986

5. Notaris : Ny. Yetty Taher, SH. Jakarta

6. Pimpinan Yayasan : H. Saefuddin Arief, SH. MH

7. Pimpinan Pesantren : KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc

8. Lokasi Pesantren : Kp. Cipining Ds. Argapura Kec. Cigudeg

Kab. Bogor

9. Tanah : Status : Wakaf

SK Guberbur Jawa Barat :No.

593/SK259.S/225-87, Tanggal

24 Februari 1987

Luas : 70 hektare

Pancajangka, Panca Jiwa Dan Motto Pesantren

Panca Jangka Pesantren58

57 Data Pondok Pesantren Darunnajah Cipining-Bogor, Tahun 2007. h.1 58 Ibid. h. 8

Page 51: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

li

Di dalam mengemban tugas, mengurus dan mengembangkan

Pesantren Darunnajah 2 Cipining-Bogor diambil kebijaksanaan strategi

sistematis dan berrencana yang tertuang di dalam Panca Jangka Pesantren, yaitu

:

1. Peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran

2. Pembangunan sarana fisik yang memadai

3. Penggalian sumber dana

4. Penyiapan dan pemanfaatan kader

5. Pemenuhan kebutuhan umat/masyarakat sesuai kemampuan Pesantren

Panca Jiwa Pesantren 1. Keihklasan

2. Kesederhanaan

3. Ukhuwah Islamiyah

4. Berdikari

5. Kebebasan

Motto Pesantren 1. Berbudi Tinggi

2. Berbadan Sehat

3. Berpengetahuan Luas

4. Berfikir Bebas

5. Kreatif

Sarana Dan Prasarana Serta Aset Pesantren

Adapun sarana dan prasana yang terdapat di Pondok Pesantren Darunnajah

Cipining-Bogor adalah sebagai berikut:

Page 52: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lii

1. Masjid

2. Gedung Asrama Santri dan Guru

3. Gedung Sekolah / ruang belajar

4. Sarana MCK, Toilet dan Instalasi air bersih

5. Sarana air minum ultraviolet

6. Perumahan Guru keluarga

7. Laboraturium Komputer (42 Unit) Pentium IV

8. Aula (Gedung pertemuan)

9. Perpustakaan (Pesantren dan Sekolah)

10. Lapangan Olahraga (Sepak Bola, Basket, Volly, Badminton, Takraw, dll)

11. Balai kesehatan

12. Koperasi (Warseda dan kantin)

13. Wartel

14. Alat Musik (gitar, rebana, drum band)

15. Lahan pertanian, Peternakan, Perkebunan dan perikanan

16. Telephone dan Faxemilie

17. Dapur Umum

18. Listrik PLN (33.000 watt)

19. Rumah Pimpinan pesantren

20. Kendaraan/mobil 2 buah, motor 1 buah

21. Diesel Listrik dan Pompa air

22. Gudang penyimpanan

23. Kantor TU/Kepala sekolah, keuangan, Sekretariat Pesantren dan Organisasi

Pelajar.

Page 53: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

liii

Pimpinan Pondok Pesantren

KH. Jamhari Abd. Jalal.Lc

Biro

Pen

didi

kan

Muh

amm

ad m

ufti

Biro

Dak

wah

& H

umas

Kat

ena

S.A

g

Biro

Pen

gkad

eran

Atij

an Y

ani,

A.M

d

Biro

Usa

ha

Trim

o, S

.Ag

Biro

Keu

anga

n

Ism

ail A

min

Biro

Rum

ah T

angg

a

Mus

taja

b A

nwar

, S.P

d.I

Biro

pen

gasu

han

Ahm

ad R

osik

hin

Sekretaris

Anton Septiono S.Pd.I

24. Danau seluas + 5000 m2 59

Struktur Organisasi

Sejak berdirinya pada tahun 1988, pesantren Darunnajah-Cipining-

Bogor telah berusaha menerapkan model kepemimpinan dan pola manajemen

modern. Pimpinan pesantren dibantu oleh biro pendidikan, biro pengasuhan,

biro pembangunan, biro keuangan, dan sekretaris. Saat ini bentuk organisasi

dan personil pengurusnya masih sederhana dan masih merangkap jabatan.

Pembenahan dan penyempurnaan manajemen dan kepengurusan

Darunnajah Cipining kemudian menemukan momentum yang tepat seiring

dengan revitalisasi pengurus yayasan Darunnajah dan deklarasi wakaf, 7

oktober 1994.

Semenjak itu Darunnajah memiliki 7 biro, sebagai wujud pendelagasian

tugas dan wewenang dari pimpinan pesantren, yaitu: biro pendidikan, biro

pengasuhan, biro Dakwah dan hubungan masyarakat, biro pengkaderan, biro

usaha, biro keuangan, dan rumah tangga. Berikut ini Struktur

keorganisasianya:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

59 Ibid. h..9

Page 54: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

liv

Sumber: Data Pondok Pesantren Darunnajah-Cipining-Bogor

Secara singkat dapat dijelaskan pembagian tugas dan wewenang para pengurus

pengurus pesantren tersebut sebagai berikut:60

1. Pimpinan pesantren bertanggung jawab terhadap kesuksesan program

pendidikan dan kepesantrenan secara menyeluruh sebagai kordinator dan

motivator kerja Biro

2. Sekretariat Pesantren bertugas mendokumentasikan arsip dan data pesantren,

dan membuka hubungan kerja sama dengan lembaga/instansi lain melalui

webside/e-mail, surat menyurat dan cara-cara lain.

3. Biro Pendidikan berkonsentrasi mensukseskan program pendidikan formal di

tingkat RA, MI, MTS, SMP, dan MA, serta tarbiyatul muallimin muallimat

Islamiyah (TMI), baik yang berasrama maupun non asrama.

4. Biro Pengasuhan khusus menangani program kerja pengasuhan santri,

meliputi aktifitas ekstrakurikuler, pembiasaan ibadah, dan kegiatan rutinitas

di asrama. Biro inilah yang bertanggung jawab terhadap kegiatan santri pasca

mengikuti KBM di Madrasah / sekolah.

5. Biro Dakwah dan hubungan masyarakat berkewajiban menyiarkan ajaran

agama Islam di dalam pesantren dan sekitarnya, mengorganisasikan

60 Redaksi, Warta Darunnajah Cipining, Vol.XVIII, No. 25, Juni 2006, h.15

Page 55: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lv

kegiatan-kegiatan pesantren yang berhubungan dengan masyarakat, serta

menjalin ukhuwah dengan masyarakat luas.

6. Biro Pengkaderan berfungsi sebagai Pembina kader-kader pesantren, baik

yang masih menjadi santri maupun yang sudah tamat.

7. Biro Usaha adalah biro yang bertugas menggali dana, antara lain dengan

mengorganisasikan kegiatan ekonomi: Peternakan, pertanian, Waserda,

wartel, dan lain-lainya.

8. Biro Keuangan pesantren sebagai penanggung jawab sirkulasi keuangan

pesantren, mengatur anggaran penerimaan dan pengeluaran tiap biro.

9. Biro Rumah Tangga adalah biro yang bertanggung jawab terhadap

pembangunan, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pesantren.

D. Sistem Pengajaran

Kurikulum dan Bahasa Pengantar

Kurikulum Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining, Bogor tingkat

Tarbiatul Mu’allimin wa al- Mu’allimat adalah perpaduan kurikulum Pondok

Modern Darrusalam Gontor dan kurikulum Nasional serta pesantren salafiah.

Sistem pengajaran yang dipakai adalah klasik, dengan metode yang mendorong

keaktifan siswa dalam belajar dan dengan terus mengikuti perkembangan di

bidang teori kependidikan/metodologi pengajaran.

Bidang-bidang (Ilmu-ilmu) Bahasa Arab dan Bahasa Inggris diajarkan

Langsung dengan bahasa aslinya, begitu pula (ilmu-ilmu) agama Islam

Page 56: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lvi

diajarkan dengan bahasa Arab (Tujuannya antara lain agar santri/siswa mampu

memahami dan menerangkannya dengan bahasa aslinya). Adapun bidang study

lainnya diajarkan dalam bahasa nasional.

Untuk lebih menunjang penguasaan bahasa arab dan bahasa inggris,

diselenggarakan pula kegiatan-kegiatan extrakulikuler yang mendukung antara

lain: Muhadoroh (latihan berpidato, muhadatsah/conversation), penerbitan

majalah dinding, pemberian kosa kata baru (dua kali dalam sehari). Dan

penindakan pelanggaran disiplin bahasa.

Tingkat Dan Unit Pendidikan

Tarbiatul Mu’allimin wa al- muallimat al Islamiyah (TMI) dalam

pengertian Indonesia adalah pendidikan Keguruan, ditempuh lelama 6 tahun, 3

tahun SMP slam dan 3 Tahun SMU Islam dengan diberi kesempatan untuk

mengikuti Ujian Negara (EBTA/EBTANAS). Juga diselenggarakan Kelas

Takhasus (1 tahun) Bagi mereka yang mau memperdalam keagamaan dan/atau

sekolah bahasa, sebagai persiapan masuk ke kelas I SMU Islam.

Adapun unit-unit pendidikan yang diselenggarakan Pondok Pesantren

Darunnajah 2 Cipining-Bogor yaitu sebagai berikut :

a) Tarbiatul Mu’allimin wa al- Mu’allimat al Islamiyah (TMI),

Berasrama, putra Putri.

b) Raudhatul Atfal, Non asrama, Putra putri

c) Taman Pendidikan Al- Qur’an, Non asrama,putra putri

d) Madrasah Ibtidaiyah, berasrama, non asrama, putra putri

e) Madrasah Diniyah/Sekolah Agama, non Asrama, putra putri

Page 57: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lvii

f) Madrasah Tsanawiyah , bersama (santri lokal) dan non asrama, putra

putri

g) Madrasah Aliyah, berasrama (santri lokal) dan non asrama, putra putri

h) Pesantren Kanak-kanak, berasrama, putra putri.

i) Sekolah Menengah Pertama (SMP), berasrama (santri lokal) dan non

asrama, putra putri

j) Majlis Ta’lim, masyarakat / kaum Ibu. Pengantar TK,MI dan

masyarakat umum sekitar pesantren. 61

Kegiatan Ekstrakulikuler

Kegiatan ini di katagorikan dalam dua hal, yakni yang wajib diikuti

oleh santri/siswa dan kegiatan yang dianjurkan di dalam keikutsertaanya.

I. Kegiatan Wajib

a) Muhadoroh (latihan berpidato), (Indonesia, Arab dan Inggris)

b) Pramuka

c) Pendidikan Komputer

d) Praktek mengajar (Kelas III MA)*

e) Praktek Da’wah dan Pengembangan Masyarakat (III MA)*

f) Kursus Mahir Dasar (I MA)*

g) Riset Kependidikan (III MA)*

h) Pengajian Kitab (Tafsir Al- Qur’an, Alhadst, sejarah nabi dan

Sahabat, Kitab Fiqih/kuning/dan kitab tentang akhlak)

i) Seni Beladiri (Pencak Silat)

j) Organisasi dan Kepemimpinan (MA)

61 Data Pondok Pesantren Darunnajah Cipining-Bogor.Tahun 2007. h. 4

Page 58: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lviii

k) Safari Da’wah ke masyarakat (seminggu sekali)**

II. Kegiatan Pilihan/Anjuran

a) Tilawah (seni baca) dan kajian al-Qur’an

b) Rihlah Ilmiyah (studi tour)

c) Olah raga

d) Keterampilan

e) Seni budaya (Teater, Dramband)

f) Koperasi

g) Pertanian dan

h) Kewirausahaan

Keterangan :

* Sebagai siar mengikuti Ujian Akhir (EBTA / EBTANAS) dan ujian Pondok)

** Sesuai dengan jadwalnya masing-masing

Asrama Dan Disiplin Santri / Siswa

Seluruh santri Tarbiatul Mu’allimin wa al-Mu’allimat al Islamiyah

wajib bermukim di asrama Pesantren, mengikuti semua aktifitas dan mentaati

disiplin/tata tertib serta sunnah pesantren, dengan demikian diharapkan mereka

dapat berlatih hidup bermasyarakat dengan asas keiklasan dan kemandirian.

Pengaturan kehidupan/ kegiatan santri ditangani sepenuhnya oleh

mereka sendiri melalui wadah Organisasi Santri Darunnajah-Cipining-Bogor

(OSDC). Dalam Pelaksanaannya para pengurus Organisasi ini dibimbing oleh

para Ustadz/guru yang sebagian besar mereka (90%) tinggal di asrama/kampus

pesantren bersama santri, dengan tugas dan kewajiban masing-masing. Dan

secara Khusus sebagian pembimbing sakan para santri.

Page 59: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lix

Untuk merealisasikan terciptanya kemandirian dan kedisiplinan, maka

dibuatlah jadwal aktifitas sehari-hari yang permanen yang disesuaikan dengan

waktu shalat lima waktu setempat :

I. Kegiatan Harian

04.00-05.30 Bangun pagi, shalat malam/qiyamullail, jama’ah

subuh,Tadarus al-Qur’an dan pengajian kitab serta

ta’lim.

05.30-06.15 Mengulangi pelajaran, berita radio, olah raga dan

mandi.

06.15-06.45 Sarapan pagi dan persiapan belajar di kelas.

06.45-13.30 Belajar di kelas dan jama’ah dhuhur.

13.30-15.00 Makan siang, istirahat dan kursus keterampilan.

15.00-16.00 Aktifitas luar sekolah/Organisasi santri, kursus dan

olahraga .

17.00-18.00 Mandi dan persiapan ke masjid

18.00-19.15 Jama’ah magrib, tadarus al-Qur’an dan pengajian kitab

19.15-20.45 Jama’ah solat Isya, dan pemberian kosa kata bahasa arab dan bahasa inggris

20.45.21.30 Makan malam

21.30-22.00 Belajar dan istirahat malam

II. Kegiatan Mingguan

Sabtu Kebersihan umum, Muhadatsah/Conversation Dauriyah

Ahad Pengajian kaum Ibu (Masyarakat) Latihan berpidato, Diskusi (tingkat Aliyah)

Senin Puasa sunah (dianjurkan) Musyawarah Organisasi santri Darunnajah 2 Cipining-Bogor

Page 60: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lx

Selasa Muhadatsah/Conversation dauriyah, Musyawarah Gugus

Depan Pramuka

Rabu Latihan berpidato, latihan Pramuka

Kamis Puasa sunah (dianjurkan) evaluasi keorganisasian mingguan

Jum’at Pengajian/ceramah umum dari pimpinan pesantren, latihan Silat, latihan tilawah,

keterampilan seni dan budaya dan aktivitas diri.

III. Kegiatan Bulanan, Berkala dan Tahunan

Aneka lomba, Laporan Pengurus Organisasi Santri dan Gudep kepada

pimpinan pesantren (bulanan), Pekan Perkenalan/ khutbatul ‘Arsy (porseka) dan

Jamran (awal tahun pelajaran), Rihlah Ilmiyah (Study Tour), dan Rekreasi,

Pergantian pengurus, Laporan Umum dan Musyawarah kerja Organisasi santri

dan Gudep Pramuka, Praktek Dakwah dan pengabdian masyarakat (PDPM),

Riset, Praktek Mengajar, Kursus Mahir Tingkat Dasar (KMD), Leadership dan

Kepemimpinan (LDK), Ujian Kenaikan Sabuk, Pelatihan Guru Madrasah

Diniyah dan Pelatihan guru bela diri. 62

62 Ibid. 7

Page 61: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxi

BAB IV

SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK

PESANTREN DARUNNAJAH CIPINING-BOGOR DALAM

MENUMBUHKAN ENTREPRENEURSHIP SANTRI

A. Aplikasi Sistem Pelatihan Kewirausahaan di Pondok Pesantren

Darunnajah Cipining-Bogor

1. Identifikasi kebutuhan Pelatihan Kewirausahaan

Kehadiran pondok pesantren Darunnajah Cipining-Bogor yang

memadukan pendidikan agama Islam dengan pendidikan umum termasuk

pendidikan keterampilan dengan berbagai jenis pelatihan kewirausahaan telah

ikut menjawab tantangan jaman termasuk dalam memasuki era globalisasi

yang penuh dengan persaingan. Unsur unsur pokok yang terdapat pada

pondok pesantren Darunnajah ini adalah Kiai, ustadz, santri, pondok, dan

masjid, madrasah TMI (MTs dan MA), rumah kiyai, rumah asatidz, asrama

santri putra, asrama santri putri, waserda, wartel dan lain-lain.63

Secara sosiokultural lembaga pondok pesantren ini telah menjadi

bagian dari kehidupan masyarakat dan terus memberikan corak serta nilai

kehidupan kepada masyarakat yang senantiasa tumbuh dan berkembang.

Figur kiyai, ustadz, santri dan perangkat fisiknya biasanya menunjukan iklim

yang senantiasa dikelilingi oleh kultur yang bersifat religius keislaman.

Proses keterpaduan dalam pesantren ini antara kegiatan belajar, ibadah, olah

63 Wawancara Pribadi dengan Ust. Trimo (Ketua Biro Usaha Pondok Pesantren Darunnajah

Cipining). Cipining-Bogor, 15 Agustus 2007.

Page 62: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxii

raga/seni, dan keterampilan teknis baik melalui pelatihan dalam bentuk

bekerja langsung pada waserda, wartel, pelayanan tabungan santri, dan

perdagangan lainya, merupakan proses keterpaduan dalam melaksanakan

hakekat hidup manusia modern yang sudah dan sedang diamalkan oleh santri.

Jika masyarakat yang senantiasa mengikuti dinamika pesantren

pernah mendengar bahwa “Gontor” populer sebagai pesantren modern, maka

pondok pesantren Darunnajah Cipining-Bogor sebagai pilarnya dalam usia

yang ke -19 juga mampu menjawab tantangan jaman. Pesantren ini tidak

mewah, akan tetapi para santri yang berjumlah + 1200 orang terbiasa hanya

berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan Arab, serta terbiasa hidup disiplin,

sehingga hampir tidak sedikitpun waktu yang terbuang sia-sia tanpa

dimanfaatkan untuk belajar dan berkarya. Landasan pengembangan mengacu

pada pada panca jiwa pesantren, yaitu: keihklasan, kesederhanaan, ukhuwah

Islamiyah, berdikari, dan kebebasan.

Disadari bahwa kecenderungan untuk mengembangkan pengetahuan

non agama di pesantren merupakan kebutuhan nyata yang harus dihadapi

para lulusan pesantren di masa depan. Justru tantangan untuk berlomba

menguasai pengetahuan non-agama merupakan salah satu tugas yang harus

dilaksanakan oleh pondok pesantren. Dengan demikian tujuan pengembangan

pesantren adalah mengintegrasikan pengetahuan agama dan non-agama,

sehingga lulusannya memiliki kepribadian yang utuh dan komprehensip.

Akhirnya diharapkan lulusannya adalah manusia yang mampu memandang

jauh ke depan sekaligus memiliki keterampilan praktis.

Page 63: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxiii

Sebagai konsekwensinya, maka pengelola pondok pesantren

memodernisir sistem pendidikan dan manajemen sesuai dengan arah

pergerakan masyarakat modern dengan harapan dapat memenuhi dan

menyeimbangkan kebutuhan hidup para santri dan alumninya dengan

berbagai macam pelatihan-pelatihan diantaranya adalah pelatihan

kewirausahaan dalam upaya menumbuhkan jiwa dan sikap kewirausahaan

santri.

2. Penetapan Sasaran Pelatihan Kewirausahaan

Adapun yang menjadi sasaran utama pada setiap pelatihan-pelatihan

yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Darunnajah (Biro Usaha) adalah

santri-santri terpilih yang di dalamnya termasuk santri senior dan para asatidz

berjumlah +/-54 orang.64

Di samping itu pula pihak pelaksana juga merekrut orang-orang yang

ada di sekitar pesantren diantaranya :

- Para pemuda yang tidak melanjutkan sekolah berasal dari keluarga

tidak mampu, baik yang sudah menikah maupun belum, dengan latar

belakang pendidikan SD, SLTP, dan SLTA usia minimal 15 sampai

dengan maksimal 35 tahun.

- Alumni Pesantren berasal dari desa sekitar yang tidak mampu dan

masih pengangguran.

- Para karyawan yang ingin mengembangkan dan membuka usaha baru

- Anak Asuh Pesantren yang di dalamnya termasuk mitra usaha Dari

pihak Pesantren

64 Wawancara Pribadi dengan Ust. Trimo (Ketua Biro Usaha Pondok Pesantren Darunnajah

Cipining). Cipining-Bogor, 15 Agustus 2007.

Page 64: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxiv

3. Merancang Program Pelatihan Kewirausahaan

Merancang sebuah program pelatihan kewirausahaan merupakan

sebuah kegiatan yang harus dilakukan. Berikut ini rancangan program

pelatihan kewirausahaan di pondok pesantren Darunnajah Cipining-Bogor.

Pertama: penyelenggara, Dalam hal ini yang menjadi penyelenggara

dalam melakukan pelatihan-pelatihan adalah Koperasi pondok pesantren

(KOPONTREN) Darun Najah Cipining-Bogor dengan identitas:65 adapun

susunannya terlampir.

Adapun pelatih atau pemberi materi pihak pondok pesantren

Darunnajah Cipining-Bogor mengundang dari luar sesuai dengan kebutuhan

pelatihan yang dilaksanakan.

Kedua: tujuan, Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan

Pelatihan kewirausahaan antara lain sebagai berikut :

a. Tujuan Umum

Terwujudnya kemandirian santri, pemuda, dan alumni serta

anak asuh pesantren peserta pelatihan dalam berwirausaha.

b. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dapat

dimanfaatkan untuk berwirausaha guna meningkatkan

penghasilan yang layak untuk kehidupan peserta pelatihan

(Santri, Pemuda, Alumni, Warga sekitar, anak asuh pesantren)

dimasa sekarang dan masa yang akan datang.

65 Data KOPONTREN Darunnajah Cipining-Bogor, tahun 2007

Page 65: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxv

2. Meningkatkan motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat

menghasilkan karya-karya yang layak jual dan mampu bersaing.

3. Meningkatkan kesadaran yang tinggi untuk terus belajar dan

berprestasi agar hidup sejahtera untuk dirinya sendiri/anggota,

keluarga, dan masyarakatnya.

4. Meningkatkan peran lembaga kepemudaan dalam

penanggulangan pengangguran

5. Mendorong terbentuknya kelompok usaha yang dikelola pemuda

dan sesuai dengan potensi sumber daya lokal, berorientasi bisnis.

6. Mendorong munculnya kegiatan usaha atau bisnis yang dapat

dijadikan tempat belajar/magang bagi peserta.

7. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan terhadap peserta pelatihan

khususnya santri dan menggali potensi wirausaha.

Ketiga, Materi, dalam hal ini materi yang diberikan secara umum

adalah disesuaikan dengan jenis pelatihan yang dilaksanakan.

Keempat, metode, adapun metode yang diterapkan dalam

melaksanakan pelatihan kewirausahaan apabila dipersentasikan adalah 30 %

berbentuk teori dan 70 % berbentuk praktek yang kemudian hampir

keseluruhan pihak trainer/pelatih menjadi mitra usaha pondok pesantren

Darunnajah Cipining-Bogor.

4. Pelaksanaan Program Pelatihan Kewirausahaan

Pelaksanaan program pelatihan kewirausahaan di pondok pesantren

Darunnajah dalam mengadakan pelatihan-pelatihan kewirausahaan yaitu

tidak terlepas dari rencana-rencana yang telah disusun, diantaranya dalam

Page 66: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxvi

bentuk work shop, seminar dan lain-lain akan tetapi metode yang lebih

menjadi acuan bagi pihak pondok pesantren lebih cenderung menggunakan

metode learning by doing. (belajar sambil bekerja).66

Berikut ini adalah jenis-jenis pelatihan kewirausahaan yang telah

dilaksanakan oleh Pondok pesantren Darunnajah Cipining-Bogor:67

Tabel 4.1

Jenis Pelatihan kewirausahaan

No Kegiatan pelatihan Pelatih dan sekaligus mitra usaha

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Konservasi Produktif

Pertanian Terpadu (DIFS)

SPAKU (Sentra Produksi

Agrobisnis komoditi unggul)

Program ternak kambing

Budidaya ayam (potong, telur dan

kampung)

Budidaya mengkudu

Ternak domba

Eco Farming

Budidaya Pisang abaca

Budidaya cabe keriting

Pelatihan air bersih

Yayasan kehati Jakarta

BPP teknologi, Jakarta

APP (Akademi Penyuluh Pertanian)

Bogor

Departemen pertanian, Bogor

Pemda Bogor, Pokpan, BPP

teknologi Jakarta

Yayasan masa dan indononi

Baznas Jakarta

BPP Teknologi Jakarta

Yayasan aisyiyah, Bogor

Hj. Sofiah Hs

HSF (Hands Seadel Foundation)

Jerman, BPP Teknologi, Jakarta.

66 Wawancara Pribadi dengan Ust. Trimo (Ketua Biro Usaha Pondok Pesantren Darunnajah

Cipining ). Cipining-Bogor, 15 Agustus 2007. 67 Data KOPONTREN Darunnajah Cipining-Bogor, tahun 2007

Page 67: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxvii

Sumber: Data Kopontren Darunnajah-Cipining-Bogor

Disamping itu beberapa unit usaha yang ada di pondok pesantren dan

menjadi sarana/tempat praktek usaha Santri (TPUS) dalam pelatihan

kewirausahaan santri adalah :

6. Kantin Pelajar Kampus I68

Kantin pelajar adalah semacam warung yang menyediakan

aneka ragam kue basah yang disuplai langsung oleh guru, keluarga

dan sebagian karyawan (Anshar Al-Ma’had).

7. Kantin Pelajar Kampus II

Kantin pelajar kampus 2 melayani siswa-siswi TMI Non

asrama, SMP dan madrasah. Sistem pembelian makanan dan

minuman dari supplier yang digunakan di dalamnya adalah konsinasi.

Dengan demikian dapat terjalin hubungan timbal balik (bagi Hasil)

antara supplier dengan pihak pesantren dari besarnya omzet tadi. Ini

berlaku untuk kampus I dan II. Santri yang ditempatkan 3-4 orang

santri (peserta pelatihan).

8. Waserda Santri Putra

Waserda ini di sebut juga toko pelajar. Unit ini menyediakan

berbagai macam barang kebutuhan para santri, seperti peralatan

sekolah, peralatan mandi, makanan dan lain-lain.

9. Waserda Santri Putri

10. Wartel

68 Redaksi, Warta Darunnajah Cipining, Vol.XVIII, No.25, Juni 2006, h.15

Page 68: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxviii

Warung telekomunikasi (wartel) merupakan fasilitas penting

untuk komunikasi para santri dengan orang tua ataupun sanal famili di

kampung halaman. Dengan berfasilitaskan dua KBU wartel ini

melayani panggilan telepon local dan interlokal (SLJJ)

11. Warung Bakso

Salah satu unit usaha yang paling eksis dan diminati oleh

segenap warga pesantren adalah warung bakso. Menu yang

disediakan adalah mie rebus plus telor setengah matang, mie goreng,

martabak mie telor, bakso goreng, telor dadar. Disediakan juga kopi

dan susu.

12. Usaha perdagangan toko kelontong

13. Jasa keuangan simpan pinjam69

Dari jenis usaha yang ada, peserta pelatihan (santri) dilibatkan

sebagai pelaksana/penjaga di tempat tersebut. Dengan cara

perputaran job (Rolling) setiap satu bulan sekali. Dengan tujuan guna

menemukan bakat yang sebenarnya yang dimiliki santri (peserta

Pelatihan). Jumlah santri (peserta pelatihan) yang di tugaskan pada

masing-masing unit usaha berjumlah 3-4 orang.70

Dan beberapa sektor usaha lain yang dimiliki oleh pondok

pesantren Darunnajah yang dijadikan sebagai salah satu sumber dana

pesantren :

1.Peternakan

69 Data KOPONTREN Darunnajah Cipining-Bogor, tahun 2007 70 Wawancara Pribadi dengan Ust. Trimo (Ketua Biro Usaha Pondok Pesantren Darunnajah

Cipining). Cipining-Bogor, 27 Agustus 2007.

Page 69: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxix

a. Budidaya ternak kerbau

Sektor usaha riil yang berkembang di bidang

peternakan, saat ini Darunnajah memelihara 35 ekor kerbau, 22

di antaranya dipelahara di lokasi lahan wakap. Memperkerjakan

2 orang karyawan. Sedangkan 13 ekor lainya dipelihara di

kampung Cibunian, Leuwiliang Bogor oleh beberapa penduduk

kampung tersebut.

b. Kambing

Hal serupa juga berlangsung pada peternakan kambing.

Sekarang ini kambing peranakan (betina) yang dipelihara

pesantren berjumlah 63 ekor, sedangkan 104 lainnya di pelihara

di kampung Cibunian leuwi liang Bogor. Adapun kambing

untuk penggemukan berjumlah 100 ekor dipelihara pesantren

dan 50 ekor lagi berada di Cibunian. Hal ini dilakukan demi

meningkatkan hasil sekaligus memperluas jaringan relasi

wirausaha pesantren.dan yang lainnya adalah peternakan sapi,

ayam Broiler, bebek dan lain-lain.

2. Perikanan

Bendungan seluas +5.000 m2 yang terletak di kampus 2 itu

diisi bibit ikan tembakang dan ikan nila. Mitra usaha perikanan ini

adalah salah seorang wali santri yang berdomisili di Bogor.

Disamping itu pula pesantren juga mengembangbiakan ikan lele,

ikan Mas, dan ikan bawal.

3. Perkebunan

Page 70: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxx

Pondok pesantren Darunnajah juga tidak ketinggalan dalam

bidang perkebunan/pertanian diantaranya: penanaman padi,

singkong, palawija, jamur, kecapi, pohon mahoni, akasia, jenjing,

nangka, rambutan jagung, jambu, durian dan lain-lain.

5. Evaluasi Pelatihan Kewirausahaan

Evaluasi pelatihan kewirausahaan dilakukan pada setiap satu bulan

sekali terhadap santri (peserta) pada masing-masing unit usaha. Setelah itu

lalu kemudian dilakukan rolling (perputaran) sampai ditemukan bakat yang

cocok pada santri (peserta pelatihan).

Adapun masalah keuangan atau omzet pada usaha yang dijalankan

oleh santri pihak pondok pesantren lebih menanamkan kejujuran (keimanan)

pada santri (peserta pelatihan) . Karena dalam hal ini yang mengawasi

keuangan yang masuk pada unit usaha yang dijaga oleh santri (peserta

pelatihan) pada setiap harinya tidak ada, melainkan melalui waskat

(pengawasan malaikat). Dan. Pelatihan ini dilakukan dalam jangka waktu

selama satu tahun.71

Sebagai acuan, berikut ini penulis lampirkan pola pelatihan

kewirausahaan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Darunnajah

Cipining-Bogor dalam usaha jasa “simpan-pinjam” untuk budidaya ternak

kambing domba.72

- Pengelola Program

71 Wawancara Pribadi dengan Ust. Trimo (Ketua Biro Usaha Pondok Pesantren Darunnajah

Cipining). Cipining-Bogor, 15 Agustus 2007.

72Data KOPONTREN Darunnajah Cipining-Bogor, tahun 2007

Page 71: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxi

Pengelola program pelatihan ini adalah koperasi pondok

pesantren Darunnajah Cipining-Bogoryang dilaksanakan oleh: pengurus

proyek life skills terlampir.

- Rancangan Program Pelatihan

Peserta diberikan pelatihan- pelatihan baik personal, social,

vocational skill, melalui AMT (Achevment Motivation Training) dari

yayasan Nurul Fikri, yang bergerak di bidang pelatihan motivasi diri.

Pelatihan budidaya ternak domba dari APP (Akademi Penyuluh

Pertanian) dan dinas peternak kabupaten Bogor.

Di samping itu selain santri yang mengikuti program pelatihan

kewirausahaan dalam bentuk budidaya ternak kambing pihak pesantren

juga melibatkan pemuda/warga masyarakat sekitar yang selanjutnya

warga masyarakat tersebut diberi modal untuk pengembangan budi daya

ternak kambing dengan bantuan dana bergulir.adapun pola pelatihannya

terlampir.

- Kelayakan Usaha

1. Visi

Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya dan ikut serta membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

maju, adil dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-undang

Dasar tahun 1945.

2. Misi

Page 72: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxii

a. Megembangkan usaha-usaha produktif melalui lembaga

kepemudaan .

b. Meningkatkan kreatifitas anggota

c. Memberikan pembinaan dan praktik usaha langsung kepada

anggota

d. Menciptakan suasana dan lingkungan kondusif untuk bekerja

secara kompetitif, edukatif dan sportif.

e. Mendayagunakan lahan sebagai Agrobisnis

f. Organisasi dan manajemen

Dalam program ini kopontren berfungsi sebagai wadah

penyalur, pendamping dan pembinaan program Life skills. DBK di

salurkan kepada anggota dengan cara pinjaman non bunga yang akan

diwujudkan dalam bentuk ternak kambing diharapkan dengan sistem

ini para anggota lebih berdisiplin dan bertanggung jawab.

- Alokasi Anggaran

1. Biaya Pelatihan

Biaya pelatihan Sebesar 15 % DBK Rp.75.000.000 =

Rp.11.250.000. biaya pelatihan yang dialokasikan untuk pelatihan

AMT dan teknis beternak kambing domba. Adapun rincian biaya

pelatihan terlampir.

2. Manajemen Kegiatan

Page 73: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxiii

Manajemen kegiatan sebesar 10 % DBK Rp. 75.000.000= Rp.

7.500.000

Komponen pembiayaannya :

a. Ketua Pelaksana Program 175.000 x 12 Bulan = 2.100.000

b. Sekretaris dan bendahara 150.000 x 12 Bulan = 1.800.000

c. Jasa kesehatan = 1.700.000

d. Pembinaan dan monitoring = 1.900.000

- Evaluasi/Tolak Ukur keberhasilan

1. Dana dapat tersalurkan secara utuh oleh pihak kopontren

Darunnnajah kepada para peserta pelatihan yang selanjutnya

peserta mampu mengembangkan dana pinjaman tersebut.

2. Pada semester pertama ternak telah berkembang pada setiap

anggota dari 5 ekor kambing menjadi minimal 10 ekor kambing.

Sehingga pada semester kedua diharapkan sudah mampu mencicil

pengembalian dana perguliran.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat

Pondok pesantren sejak dasawarsa terakhir telah muncul kesadaran untuk

mengambil langkah-langkah tertentu guna meningkatkan kualitas sumber daya

manusia (SDM) yang mampu menjawab dan tantangan dan kebutuhan

transformasi sosial (pembangunan). Dari sinilah timbul berbagai model

pengembangan sumber daya manusia, baik dalam bentuk perubahan kurikulum

pondok pesantren yang lebih berorientasi kepada kekinian atau dalam bentuk

Page 74: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxiv

kelembagaan baru semacam pesantren agribisnis atau sekolah-sekolah umum di

lingkungan pondok pesantren. Dan bahkan di beberapa pondok pesantren telah

mengadopsi dengan teknologi maju. Sudah mengajarkan berbagai macam

teknologi yang berbasis keahlian dan pendidikan yang mengarah pada

pendidikan profesi.

Penekanan pada bidang keterampilan ini pondok pesantren semakin

dituntut untuk self supporting dan self financing. Karena itu banyak pondok

pesantren diantaranya seperti di pondok pesantren Darunnnajah Cipining-Bogor

mengarahkan para santrinya untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan vocational

dalam usaha-usaha yang ada di Pesantren meliputi: Waserda santri putra dan

putri, kantin pelajar kampus I dan II, wartel, jasa keuangan simpan pinjam,

warung Bakso, agribisnis yang mencakup pertanian pangan, peternakan,

perikanan dan kehutanan dan lain sebagainya. Bahkan pondok pesantren

Darunnajah Cipining-Bogor memiliki beberapa unit usaha sebagai wahana

pembelajaran keterampilan, melalui kegiatan keterampilan ini minat

kewirausahaan para santri dibangkitkan, untuk kemudian diarahkan menuju

pengembangan pengelolaan usaha usaha ekonomi bila sang santri kembali

kemasyarakat.

Namun terlepas dari semua itu faktor pendukung dan penghambat akan

mempengaruhi kegiatan pelatihan kewirausahaan, faktor pendukung dan

penghambatnya antara lain:

1. faktor pendukung

Page 75: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxv

Beberapa faktor yang dapat berperan sebagai pendukung pelaksanaan

pelatihan kewirausahaan di pondok pesantren Darunnajah Cipining-Bogor

yaitu:

a) Manajemen pengelolaan pondok pesantren Darunnajah Cipining-Bogor

yang memberikan peran dominan kepada santri sehingga terjadi proses

belajar kemandirian terhadap santri sekaligus manajemen

kepemimpinan yang mampu mengelola setiap kegiatan yang ada.

b) Sistem disiplin yang ketat dalam siklus kegiatan di pondok pesantren

Darunnajah Cipining-Bogor ini. Semua kegiatan mulai bangun tidur,

sholat, mandi, belajar di kelas baik untuk kegiatan intra kurikuler

maupun kegiatan ekstrakurikuler.

c) Ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana terhadap kegiatan

pelatihan kewirausahaan yang dilakukan, meliputi: Lahan pertanian,

perkebunan, danau/kolam ikan, waserda, kantin, wartel, dll.

d) Adanya kesediaan bagi para pelatih untuk menjadi mitra usaha pondok

pesantren Darunnajah Cipining-Bogor.

2. Faktor Penghambat

a. Peserta/santri yang ditempatkan pada TPUS (tempat praktek usaha

santri) belum bisa mengetahui atau menghafal keseluruhan daftar

harga, hal tersebut disebabkan seringkali adanya perubahan harga

diakibatkan kenaikan harga BBM.

b. Penetapan istruktur pelatihan yang kadangkala tidak bisa memenuhi

undangan atau jadwal yang ditentukan.

Page 76: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxvi

c. Peralatan yang seharusnya ada pada waktu pelatihan

d. Pendanaan atau masalah keuangan

Page 77: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxvii

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan paparan data dan pembahasan hasil penelitian, dapat di

ungkapkan beberapa kesimpulan di atas yaitu:

*. Sistem Pelatihan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Darunnajah Cipining-

Bogor dalam menumbuhkan entreprenuership Santri diaplikasikan dalam

sebuah sistem yang terdiri dari: Input, yaitu: 1. Identifikasi kebutuhan

pelatihan kewirausahaan, dengan melihat tiga sisi; pertama dilihat dari

kebutuhan santri, kedua kebutuhan pesantren dan kebutuhan organisasi. 2.

penetapan sasaran, penetapan sasaran ini dilakukan secara selektip, Karena

tidak keseluruhan santri bisa mengikutinya.3. merancang program pelatihan,

rancangan program terdiri dari penyelanggara yaitu Pondok

Pesantren/KOPONTREN Darunnajah Cipining, dengan tujuan terwujudnya

kemandirian dengan menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri. Serta materi

dan metode yan dijalankan disesuaikan dengan pelatihan yang dilaksanakan.

Proses, yaitu pelaksanaan program pelatihan kewirausahaan yang dilakukan

dengan cara pemberian teori melalui seminar, workshop dan lain-lain yang

kemudian dipraktekan di lapangan dan TPUS ( Tempat Praktek Usaha santri)

yang ada. Out put, yaitu memantau dan mengevaluasi program pelatihan

kewirausahaan yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali dan dilakukan

rolling (pertukaran) pada unit usaha hingga ditemukan bakat yang cocok

pada santri. Dan Feed backnya dirasakan sangat baik bagi santri,

KOPONTREN dan Pesantren.

Page 78: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxviii

B. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Pengembangan kegiatan belajar-mengajar dalam melaksanakan pelatihan dalam

upaya menumbuhkan entrepreunership terhadap santri hendaknya

menyeimbangkan antara pembekalan teori dan praktek secara proporsional.

Pengembangan materi pelatihan yang diberikan kepada santri sebaiknya tidak

hanya berkaitan dengan pembelajaran keterampilan praktis saja, melainkan harus

diberikan juga pendidikan kewirausahaan secara teori yang lebih terkontrol,

sehingga mereka benar-benar mempunyai bekal untuk menjadi wirausahawan

kelak.

2. Praktek pengembangan pembelajaran keterampilan melalui kerja nyata pada

Tempat Praktek Usaha Santri (TPUS) yang ada pada pondok pesantren tersebut

yang sementara itu dipriroritaskan kepada santri terpilih (tidak dilihat dari minat

santri), diharapkan lebih melihat terhadap minat santri, agar setiap santri lebih

siap untuk hidup mandiri dengan bekal kewirausahan yang dimiliki. Dan

memasukannya kedalam kegiatan kurikuler atau ekstra kurikuler asalkan dijadual

dengan rapi, sehingga tidak mengganggu kegiatan yang lain.

3. Upaya pondok pesantren untuk membekali peserta didiknya dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta berbagai keterampilan praktis diharapkan

menjadi solusii yang tepat untuk mempersiapkan mereka menjadi orang-orang

yang mandiri dengan kegiatan wirausaha.

Page 79: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxix

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari H, Kewirausahaan. Bandung: Alfa Beta. 2006. Amstrong, Michael. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia. 1997. Arifin, Tatang M. Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada.

2001. Cet. Ke-7. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998 Cet. Ke-

II Atmojo, Sukirjo, Noto, Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bineka

Cipta. 2003. B sm, Junaedi. Islam dan Entrepreneurialisme. Jakarta: Kalam Mulia. 1993. Bariadi, Lili dkk. Zakat dan Kewirausahaan. Jakarta: CED. 2005. Davis, Gordon B. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: PPM.

1999. cet ke II. Dharma, Agus. Manajemen Supervisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004. Hadi, Sutrisno Metodologi Research,Yogyakarta: YPFP UGM, 1980 Hamalik, Oemar. Manajemen Pelatihan Ketenaga kerjaan. Jakarta: Bumi Aksara.

2005. Hardjana, Agus M. Training SDM yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius. 2001. cet ke

1. Harmaizar, Dkk. Menggali Potensi Wirausaha. Bandung: CV. Dian Anugerah

Prakasa. 2006. cet ke.2. Hayati, Murrdiyah, dan Suhendra MM. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

UIN Jakarta Press. 2006. Irianto, Jusuf. Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pelatihan. Surabaya: Insan

Cendekia. 2001. Kasmir, Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006. Maksum, Saifullah. Dinamika Pesantren. Jakarta: Lihat hamidiah dan Yahya Juhri.

1998. cet. ke 1. Mangkunegara, Prabu AA. Anwar. Manajemen Sumber Daya manusia Perusahaan.

Jakarta: Bina Aksara. 1999 Cet.Ke. I.

Page 80: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxx

Moenir, As. Pendekatan Manusiawi dan organisasi terhadap pembinaan kepegawaian. Jakarta: Haji Mas Agung. 1991.

Muis, A. Komunikasi Islam. Bandung : Remaja Rosda Karya. 2001. cet. ke I Musanef. Sistem Pemerintahan Di Indonesia. Jakarta: CV. Haji Mas Agung. 1989. Nawawi, Hadari. Perencanaan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada

University. 2003. Rivai, Veitzhal. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada. 2004. Saksono, Slamet. Administrasi Kepegawaian.Yogyakarta: Kanisius. 1993. Siagian, Pengembangan Sumber Daya Insani. Jakarta: Gunung Agung. 1987 Simamora, Henri. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: YKPN. 1995. Simangunsong, Bonar. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Parellindo. 1991. Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survey, Jakarta: LPES, 1989 Aang, Subiyakto, dan Sopiansyah. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: UIN Jakarta

Press. 2006. Cet. Ke I Sudjono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Grafindo Persada, 1997 Sugiono, Metodologi Penelitian Administrarif, Bandung: CV. Alphabeta, 2001Cet.

Ke VIII Suryana, Kewirausahaan, Jakarta: PT. Salemba Emban Patria. 2003. Sutabri, Tata. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi. 2005. Yusuf, Udaya, dan Kadarman, Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: Prehallindo.

2001. Vrendenberg,J. Metode dan Teknik Penelitian Masyaraka,Jakarta: PT. Gramedia, 1980. Wawancara Pribadi dengan Ust. Trimo (Ketua Biro Usaha Pondok Pesantren

Darunnajah Cipining). Cipining-Bogor, 15 Agustus 2007. Yasmadi. Modernisasi Pesantren Kritik Nurholis Majid dalam Pendidikan Islam

Tradisional. Jakarta: Ciputat Press. 2002. Lampiran

Page 81: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxxi

Peta Lokasi Pon-Pes Darunnajah Cipining

Page 82: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxxii

Lampiran - Lampiran

No Nama Kelas Usia Alamat

1 Hari Wijaya Sepuluh A 19 Tahun Bogor (Toge)

2 Abdullah VIII 13 Tahun Nanggung (Bogor)

3 Anwar Maulana VI 20 Tahun Jasinga (Bogor)

4 Ibah Misbah Eksperimen 17 Tahun Garut

5 Anas Nasrullah Intensive 16 Tahun Bogor

6 Ahmad Suryadi Intensive 16 Tahun Bogor

7 Aceng Supandi Marhalah Idadi 16 Tahun Banten

8 Giyanto II B 16 Tahun Lampung selatan

9 Abd. Hamid Intensive A 18 Tahun Garut

10 M. Mutohar Intensive 19 Tahun Semarang

11 Pajri XII A 22 Tahun Serpong

12 M. Partan XII A 23 Tahun Serang

13 Taufiq A X A 18 Tahun Garut

14 Fahmi IV A 17 Tahun Semarang

15 Syarif H. Intensive 16 Tahun Jasinga

16 Mubarok nur XII 19 Tahun Jawa tengah

17 Maktuf Mahyudi Intensive 17 Tahun Kendal

18 Raden Rino XII 17 Tahun Serpong

19 A. Haryadi XII 19 Tahun Banten

20 Husnul Mubarok XII 21 Tahun Tegal

21 Dodi X 16 Tahun Bandung

Page 83: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxxiii

22 Muhtarom XII 19 Tahun Jakarta

23 Nur Rohim XII 20 Tahun Kendal

24 Andi Sularman XI 19 Tahun Bogor

25 M.Hamdani XII 18 Tahun Garut

26 Cahyono XI 19 Tahun Bengkulu Selatan

27 Doni Rusdiyanto VIII 13 Tahun Bogor

28 Rahmat XI 18 Tahun Rumpin

Page 84: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxxiv

Lampiran

No Nama Usia Status Domisili Pendidikan

1 Ismail Amin 35 Menikah Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

2 Atijan Yani 31 Menikah Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

3 Nasikhun 24 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

4 A. Qomarudin 27 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

5 Nur Fathoni 26 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

6 Isa Abdillah 25 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

7 Hartimah 26 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

8 Musyarofah 25 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

9 Aisyah 23 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

10 Abu Nazar A 23 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

11 Eni Indiati 31 Single Kp. Cipining RT 01/01 ALTA

12 Aulia Bigguna 21 Single Kp. Cipining RT 01/01 ALTA

13 Ari p. 28 Menikah Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

14 Elisa 28 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

15 Yandi Sopandi 25 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

16 Muallim F 24 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

17 Sri Haer Y 32 Menikah Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

18 Zayyan H 21 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

19 Masykuriyah 25 Menikah Kp. Cipining RT 01/01 SLTP

20 Adim 26 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

21 Muntamam 26 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTA

Page 85: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxxv

22 Slamet 28 Menikah Kp. Cipining RT 01/01 SD

23 Mujiyono 33 Menikah Kp. Cipining RT 01/01 SD

24 Rahmat Arafah 22 Single Kp. Cipining RT 01/01 SLTP

25 Sumaris 22 Single Kp. Cipining RT 01/01 SD

Page 86: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxxvi

DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana gambaran umum Pondok Pesantren Darunnajah Cipining-Bogor yang

Meliputi

- Sejarah Berdiri dan latar belakangnya

- Visi-Misi

- Sarana dan prasarana

- Kegiatan-kegiatan (Program)

- Struktur Organisasi dan

- Jumlah Santri

2. Bagaimana Sistem Pelatihan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Darunnajah

Cipining-Bogor yang meliputi?

- Identifikasi kebutuhan pelatihan

- Penetapan sasaran

- Desain pelatihan yang menyangkut metode, materi dan media

- Pelaksanaan Pelatihan

- Jenis pelatihan dan

- Jenis usaha yang ada

- Evaluasi Pelatihan Kewirausahaan

3. Manfaat yang dirasakan Pondok Pesantren Darunnajah Cipining-Bogor

4. Efektifitas hasil pelatihan kewirausahaan bagi santri

Page 87: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxxvii

ANGKET INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI DATA PADA SKRIPSI

YANG SEDANG PENULIS SUSUN MENGENAI SISTEM PELATIHAN

KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH CIPINING-

BOGOR

Dimohon kesedianya untuk mengisi daftar pertanyaan dibawah ini dengan memilih

salah satu jawaban yang ada (a,b dan c) disertai alasannya.

Nama :

Kelas :

Usia :

Alamat :

Jenis Pelatihan yang diikuti :

1. Menurut anda bagaimana pelaksanaan pelatihan kewirausahaan secara

keseluruhan yang anda pernah ikuti?

a. Terlalu teoritis b. Seimbang c. Terlalu praktis

Berikan pendapat anda …………………………………………………………

2. Bila dikaitkan dengan kebutuhan pesantren apakah pelatihan kewirausahaan yang

dilaksanakan ?

a. Sesuai b. Tidak sesuai c. Sangat sesuai

Berikan pendapat anda …………………………………………………………

3. Bagaimana metode yang diterapkan apakah sudah cukup, belum cukup atau

tidak cukup sama sekali?

a. Sudah cukup b. Belum Cukup c. Tidak cukup

Berikan pendapat anda …………………………………………………………

4. Bila dikaitkan dengan kebutuhan santri apakah pelatihan kewirausahaan ?

a. Sesuai b. Sangat sesuai c. Tidak sesuai

Berikan pendapat anda …………………………………………………………

5. Apakah subjek yang dibahas selama pelatihan yang pernah dan sedang

dilaksanakan telah memenuhi kebutuhan anda?

a. Cukup b. Kurang cukup c. Sangat cukup

Page 88: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxxviii

Berikan pendapat anda …………………………………………………………

6. Bagaimana kesan anda tentang instrukur pelatihan kewirausahaan yang telah dan

sedang dilaksanakan?

a. Baik b. Kurang baik c. Tidak baik

Berikan pendapat anda …………………………………………………………

7. Hand Out yang diberikan selama mengikuti pelatihan ?

a. Sukar dimengerti b. mudah dimengerti c. Ragu-ragu

Berikan pendapat anda …………………………………………………………

8. Apakah alat Bantu (over head, Proyektor, infokus, white board dll.) dalam proses

belajar pada umumnya?

a. sangat membantu b. Mengganggu c. Ragu-ragu

Berikan pendapat anda …………………………………………………………

9. Bagaimana kesan anda Secara keseluruhan mengenai program pelatihan

kewirausahaan?

a. Baik sekali b. Kurang sekali c. Ragu-ragu

Berikan pendapat anda …………………………………………………………

10. Setelah mengikuti pelatihan kewirausahaan, apakah anda tergugah untuk

berwirausaha?

a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

Berikan pendapat anda …………………………………………………………

Page 89: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

lxxxix

Lampiran

RUTE JALAN

Kendaraan Pribadi:

Dari Jakarta keluar di pintu tol Karawaci, kemudian ikuti jalur menuju

Legok, Parung Panjang, dan Kadaka/Bunar, turun Darunnajah Cipining

Dari Bogor ikuti jalur menuju Jasinga, belok kanan di pertigaan

Kadaka/Bunar, menuju Darunnajah Cipining

Dari Pandeglang, ikuti jalur menuju Jasinga kemudian Kadaka/Bunar,

selanjutnya belok kiri menuju Darunnajah Cipining

Kendaraan Umum:

Terminal Kalideres, naik bis 'KJU' jurusan Parung Panjang, Turun di

Darunnajah Cipining

Terminal Cimone, naik angkutan jurusan Parung Panjang, ganti angkutan

umum jurusan Kadaka/Bunar, turun di Darunnajah Cipining

Terminal Cikokol, naik jurusan Karawaci, Legok, Parung Panjang, dan

Kadaka/Bunar, turun di Darunnajah Cipining

Dari Bogor, naik jurusan Jasinga, turun pertigaan Kadaka/Bunar menuju

Darunnajah Cipining

Dari Terminal Baranangsiang naik bis RUDI jurusan bogor-pandeglang lewat

rangkas bitung, turun di Kadaka/Bunar lalu naik mobil carry turun di

Darunnajah

Dari Pandeglang, naik jurusan Jasinga turun di Kadaka/Bunar, naik jurusan

Parung panjang turun di Darunnajah-Cipining

Kereta Api: Dari Jakarta, naik kereta api jurusan Rangkasbitung, turun di Parung Panjang,

naik angkutan umum turun jurusan Kadaka/Bunar turun di Darunnajah

Cipining

Dari Rangkasbitung, naik kereta api jurusan Jakarta, turun di Parung Panjang,

naik angkutan umum turun jurusan Kadaka/Bunar turun di Darunnajah

Cipining

Page 90: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xc

Lampiran

PETA LOKASI

Page 91: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xci

Hasil Wawancara

Pertanyaan:Bagaimana gambaran umum atau profil pondok pesantren Darunnajah

Cipining yang menyangkut Sejarah Berdiri dan latar belakangnya,

Visi-Misi, Sarana dan prasarana, Kegiatan-kegiatan (Program), Struktur

Organisasi dan Jumlah Santri?

Jawab: Untuk gambaran umum atau profil, kamu bisa lihat dari buku atau

dokumen pesantren, ya udah untuk point itu minggu besok saya siapkan

data-datanya.

Pertanyaan:Oh ya pak ustad sekarang bagaimana mengenai sistem pelatihan

kewirausahaan yang ada di sini yang pertama bagaimana

mengidentifikasi kebutuhan pelatihan kewirausahaan?

Jawab: Oh ya dalam mengidentifikasi pelatihan pertama dilihat dari bakal peserta

pelatihan dan terlebih a melihat kebutuhan pesantren yang perlu

mengembangkan potensi usaha dan menggali sumber dana dan

KOPONTREN sendiri yang merupakan salah satu bagian penting yang

perlu dikembangkan dan dipertahankan.

Pertanyaan:Pelaksanaan pelatihan dan dari mana pelatihnya?

Jawab: Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan melakui seminar, works shop dan

lain-lain dan kemudian dipraktekan langsung dilapangan, adapun

pelatihnya disesuaikan dengan bidangnya pada setiap pelatihan

Pertanyaan:Bagaimana merancang program pelatihan diantaranya bagaimana

metode, materi dan medianya?

Jawab: Untuk metode pelatihan kami lebih menekan pada metode learning by

doing. Dan materi serta media disesuaikan dengan jenis pelatihan

Pertanyaan:Bagaimana cara menetapkan sasaran, apakah seluruh santri dilibatkan

dalam pelatihan ini?

Jawab: dalam menetapkan sasaran tidak semua santri ikut dalam pelatihan

kewirausahaan akan tetapi hanya santri terpilih, senior, dan para ustad,

anak asuh serta pemuda dan alumni yang ada disekitar sini

Pertanyaan: Cara mengevaluasi pelatihan seperti apa?

Jawab: Bagi santri yang ditempatkan pada TPUS (tempat praktek usaha santri)

evaluasi dilakukakan setiap satu bulan sekali, namun pada 2 bulan kali

Page 92: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xcii

atau paling lama satu tahun ada rolling pada tempat yang lain sehingga

terlihat kecondongan pada usaha yang mana mereka cocok dan

berbakat.

Pertanyaan:Masalah keuangan cara mengawasinya bagaimana?

Jawab: Peserta pelatihan lebih ditekankan penanaman keimanan dengan

mengedepankan kejujuran dan yang mengasinya adalah waskat atau

yang mengawasi adalah malaikat

Pertanyaan:Dari peserta pelatihan yang ditempatkan disetiap TPUS setiap minggu

atau setiap bulan diberikan insentif atau upah?

Jawab: Semua peserta pelatihan tidak kami berikan insentif atau upah kecuali

para peserta pelatihan yang melibatkan orang luar pesantren, mereka

diberikan uang saku pada setiap pelatihan disamping diajar ngaji pula

Oh ya untuk selanjutnya kamu bisa lihat datanya minggu besok

Lampiran

Page 93: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xciii

Nama Kopontren : Koperasi Pondok Pesantren Darunnajah

Tanggal Berdiri : 25 Juli 1994

Pendiri/penyelenggara : Pondok Pesantren Darunnajah Cipining-Bogor

NPWP : No.1.845.461.1-404

TDP / TDUP : No.10202600440

Susunan Pengurus Kopontren

1. Ketua : Kamilin As

2. Sekretaris : Mahfudz Sirojudin

3. Bendahara : Trimo S. Pd.I

PENGURUS PROYEK LIFE SKILLS

1. Penanggung jawab proyek : Ust. Trimo S.Pd.I

2. sekretaris : Muhammad Mudattsir

3. Bendahara : Hendro sugiarto

4. Anggota : a. Hanafi

b. Mukarrom

c. Fathul Mu’min

Pola pelatihan

Page 94: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xciv

N

o Hari Waktu Materi Nara sumber Moderator Tempat

1.

2

3

-

-

-

08:00-09:00

09:00-09:30

09:30-12:00

12:00-13:00

13:00-15:00

08:00-09:00

09:00-10:30

10:30-11:30

11:30-12:30

12:30-13:00

13:00-14:00

14:00-15:00

08:00-12:00

Pembukaan

Penutup / Do’a

Break

Materi AMT

ISOMA

AMT

Teknik

Pembuatan

Kandang

Teknik

Pemeliharaan

Break

Penyakit dan

pengobatan

ISOMA

Peluang pasar

Profil ternak

sukses

Kunjungan Dan

1. Sambutan Bpk.

Camat Cigudeg

2. Sambutan

ketua lembaga,

KH. Jamhari

Abdul jalal LC

Panitia

Panitia

Tim pelatih Nurul

Fikri

Tim pelatih Nurul

Fikri

Tim APP Kab.

Bogor

Tim APP Kab.

Bogor

Panitia

Tim Dinas

Peternakan Kab.

Bogor

-

Tim Dinas

Peternakan Kab.

Bogor

Bapak M.Syafei

( Peternak )

Panitia

M.Mudatsir

Mukarrom

Fathul

Mu’min

Trimo

Trimo

Panitia

Mukarrom

Fathul

Mu’min

Trimo

Panitia

Auditorium

Auditorium

Auditorium

Auditorium

Auditorium

Auditorium

Auditorium

Auditorium

Lokasi

Page 95: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xcv

12:00-13:00

13:00

Peaktik

lapangan

ISOMA

Penutup

-

Panitia

M. Mudatsir

Peternakan

Auditorium

Sumber: Data KOPONTREN Darunnajah Cipining

Page 96: SISTEM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK … · Sidang Munaqasyah Ketua merangkap ... penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas

xcvi

Biaya Pelatihan

N

o Uraian Vol Sat Harga satuan Jumlah

1 Konsumsi

- Snack

- Makan siang

45x1x3 hari

45 x 3 hari

Orang

Orang

3000

6000

405.000

810.000

2 Transportasi

- Nara Sumber Tim

AMT

Nurul Fikri, Jakarta

- Nara Sumber Tim

APP, Bogor

- Nara Sumber Tim

Dinas Peternakan

Kab. Bogor

- Bapak Camat

- Profil Sukses

1

1

1

1

1

Tim

Tim

Tim

Orang

Orang

3.000.000

1.800.000

1.800.000

250.000

200.000

3.000.000

1.800.000

1.800.000

250.000

200.000

3 Makalah 9x30 Bundel 5000 1.350.000

4 Dokumentasi, Dekorasi

- Dokumentasi

- Dekorasi

250.000

150.000

250.000

150.000

5

.

Perlengkapan/peralatan 110.000 110.000

Sumber: Data KOPONTREN Darunnajah Cipining-Bogor