sistem monitoring dan evaluasi · iii kata pengantar . monitoring dan evaluasi merupakan bagian...

216

Upload: trankhanh

Post on 07-Aug-2019

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja
Page 2: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja
Page 3: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI

DI TAMAN KEHATI

Tim Penyusun

Hendra Gunawan, Sugiarti Rachim, Vivin S. Sihombing, Anita Rianti, dan Pujo Setio

Editor

R. Garsetiasih dan Adi Susmianto

Penerbit

FORDA PRESS Bogor, 2015

Penerbitan dan Pencetakan

Atas kerja sama antara:

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN

dan PT. TIRTA INVESTAMA BABAKAN PARI, SUKABUMI

Page 4: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

Penyusun : Hendra Gunawan, Sugiarti Rachim, Vivin S.

Sihombing, Anita Rianti, dan Pujo Setio

Editor : R. Garsetiasih dan Adi Susmianto

Foto sampul : Hendra Gunawan dan Sugiarti Rachim

Desain sampul : Tatang Rohana dan FORDA PRESS dan tata letak

Penerbit : FORDA PRESS, Bogor (Anggota IKAPI)

Cetakan ke I : Desember 2015, xviii + 194 hlm, 14,8 x 21,0 cm

ISBN : 978-602-6961-01-3

© Hak Cipta pada penyusun, dilindungi Undang-Undang

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 UU Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling

singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,

atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana penjara paling lambat 5 (lima) tahun dan/atau denda paling

banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).

Perpustakaan Nasional RI., Data Katalog Dalam Terbitan (KDT) Gunawan, H. [et al].

Sistem Monitoring dan Evaluasi Keanekaragaman Hayati di Taman Kehati / Penyusun: H. Gunawan, S. Rachim, V.S. Sihombing, A. Rianti, P. Setio ; Editor: R. Garsetiasih, A. Susmianto. -- Bogor : Forda Press, 2015.

xviii, 194 hlm. : ill. ; 21 cm.

ISBN: 978-602-6961-01-3

1. Monitoring, Evaluasi -- Keanekaragaman Hayati. I. Gunawan, H. [et al.] II. Penyusun. III. Forda Press IV. Judul

333.7

Page 5: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

iii

KATA PENGANTAR

Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-

jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan

dan perbaikan kinerja. Oleh karena itu, kegiatan moni-

toring dan evaluasi pun perlu dilakukan dalam pem-

bangunan dan pengelolaan Taman Keanekaragaman Ha-

yati (Taman Kehati).

Kegiatan Monitoring Keanekaragaman Hayati dan Evaluasi

Keberhasilan Taman Kehati menjadi cara untuk pening-

katan dan efisiensi kinerja dan perbaikan pengelolaan,

serta efektivitas pencapaian output, outcome, dan dam-

pak. Buku ini disusun sebagai pedoman atau acuan dalam

pelaksanaan kegiatan monitoring keanekaragaman hayati

dan evaluasi keberhasilan Taman Kehati.

Terdapatnya buku ini diharapkan pelaksanaan kegiatan

monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dengan sis-

tematik, konsisten, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Bogor, Desember 2015

Tim Penulis

Page 6: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja
Page 7: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

v

SAMBUTAN KEPALA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUTAN

Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Pemerintahan Kabinet Kerja memiliki kebijakan untuk

meningkatkan jumlah dan luasan ruang terbuka hijau

yang berfungsi ganda, yaitu untuk pelestarian flora-fauna,

wahana rekreasi, sarana pendidikan, sumber ilmu penge-

tahuan, objek penelitian, dan sebagai daerah tangkapan

hujan untuk konservasi air. Salah satu implementasi kebi-

jakan tersebut ialah pembangunan Taman Keaneka-

ragaman Hayati (Taman Kehati) sebagaimana diatur

dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3

Tahun 2012.

Taman Kehati merupakan program konservasi keaneka-

ragaman hayati flora fauna yang berbasis pada penelitian

dan pengetahuan (sains). Oleh karena itu, Pusat Penelitian

dan Pengembangan Hutan berperan aktif untuk menyuk-

seskan program Taman Kehati, antara lain dengan mem-

berikan bimbingan dan konsultasi teknis, pembinaan

sumber daya pengelola, menyediakan paket-paket tek-

nologi terapan pendukung, pedoman teknis dan publikasi

hasil-hasil penelitian Taman Kehati.

Buku Sistem Monitoring dan Evaluasi Keaneka-

ragaman Hayati di Taman Kehati merupakan salah

satu produk Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

dalam rangka mendukung pengelolaan Taman Kehati.

Page 8: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

vi

Buku ini diharapkan menjadi panduan yang standar bagi para pengelola Taman Kehati dalam melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi sehingga diperoleh keseragaman parameter, metode, dan format pelaporan. Dengan demi-kian, hal ini akan memudahkan pembinaan secara nasional dalam rangka meningkatkan kualitas Taman Kehati selanjutnya.

Akhirnya, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepa-da para penulis atas sumbangan pemikiran dan penge-tahuannya dalam menyusun buku ini. Demikian pula, ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepa-da PT. Tirta Investama Plant Babakan Pari, Sukabumi atas kerjasama dan kontribusinya dalam menerbitkan buku ini.

Bogor, Desember 2015

Kepala Pusat,

Ir. Djohan Utama Perbatasari, M.M.NIP. 19601230 198801 1 001

Page 9: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

vii

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ……………………………………………. iii

SAMBUTAN KEPALA PUSAT PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN HUTAN ………………………………..…..

v

DAFTAR ISI ………………………….…………………….……. vii

DAFTAR TABEL …………………….………………….……….. ix

DAFTAR GAMBAR ……………….…………………….………. xi

DAFTAR LAMPIRAN ………………….…………….…………. xiii

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN ………….….……… xiv

I. PENDAHULUAN ………………………………………… 1

A. Latar Belakang ……………………….………….. 1

B. Maksud dan Tujuan ………………….………… 2

II. DEFINISI DAN PENGERTIAN ………….…..……… 5

III. PRINSIP-PRINSIP MONITORING DAN

EVALUASI ………………………………….….……………

13

A. Prinsip-Prinsip …………………….……………… 13

B. Memilih Evaluator ……………………………..… 15

IV. TAHAPAN MONITORING DAN EVALUASI ….…. 17

V. METODE MONITORING KEANEKARAGAMAN

HAYATI FAUNA …………………………………..………

19

A. Tujuan ……………………………………….……… 20

B. Sasaran Objek yang Dimonitor ………….…. 21

C. Indikator yang Dimonitor ……………..……… 21

D. Metode Pengumpulan Data …………………… 21

E. Peralatan dan Bahan …………………..………. 23

F. Lokasi Monitoring ……………………..………… 29

G. Periode Monitoring ……………..……………… 30

H. Pengolahan dan Interpretasi Data ………… 31

I. Pelaporan ……………………………………..…… 45

Page 10: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

viii

VI. METODE MONITORING KEANEKARAGAMAN

HAYATI FLORA ………………………..…………………

49

A. Tujuan ………………………………….…………… 50

B. Sasaran Objek yang Dimonitor ………..…… 50

C. Indikator yang Dimonitor ……………..……… 51

D. Metode Pengumpulan Data …………………… 54

E. Peralatan dan Bahan ……………….………….. 55

F. Lokasi Monitoring …………………..…………… 56

G. Periode Monitoring ……………….……………. 59

H. Pengolahan dan Interpretasi Data ……..…. 60

I. Pelaporan …………………………………….……. 61

VII. METODE EVALUASI KEBERHASILAN

TAMAN KEHATI ……………………………….….………

65

A. Maksud dan Tujuan ……………………..……… 65

B. Aspek-Aspek yang Dievaluasi ………..……… 66

C. Pendekatan ……………………………..…………. 69

D Metode Evaluasi ……………………….………… 75

E. Laporan Evaluasi ……………………..…………. 76

DAFTAR PUSTAKA ……………………………..……………… 77

LAMPIRAN ………..………………..……………………….…… 83

RIWAYAT HIDUP PENULIS ………..……………………….. 191

Page 11: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

Tabel 1. Perbedaan mendasar antara monitoring

dan evaluasi

8

Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan evaluasi

internal dan eksternal

11

Tabel 3. Tally sheet pengamatan untuk monitoring

satwa

27

Tabel 4. Hasil pengamatan lapangan monitoring

satwa

28

Tabel 5. Contoh penyajian hasil olahan data satwa

dalam bentuk tabel

41

Tabel 6. Contoh penyajian data indeks indeks

kemiripan komunitas burung

41

Tabel 7. Form hasil pengolahan data 43

Tabel 8. Form pengolahan klasifikasi dan

kategorisasi satwa

44

Tabel 9. Form rekapitulasi laporan monitoring

satwa

46

Tabel 10. Tally Sheet monitoring vegetasi/pohon

muda

52

Tabel 11. Tally Sheet monitoring vegetasi/pohon

dewasa

53

Tabel 12. Peralatan dan bahan monitoring pohon

Taman Kehati

55

Tabel 13. Pembagian periode dan waktu monitoring 60

Tabel 14. Rekapitulasi hasil monitoring pohon muda

62

Page 12: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

x

Tabel 15. Rekapitulasi hasil monitoring pohon

dewasa

63

Tabel 16. Contoh jenis flora prioritas target

konservasi di Taman Kehati Babakan Pari

(Cidahu-Sukabumi)

67

Tabel 17. Contoh lima jenis fauna prioritas target

konservasi di Taman Kehati Babakan Pari

(Cidahu-Sukabumi)

67

Tabel 18. Pendekatan-pendekatan dalam melakukan

evaluasi

70

Tabel 19. Aspek yang dievaluasi dan metode

evaluasinya di Taman Kehati Babakan Pari

(contoh kasus di Taman Kehati Babakan

Pari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten

Sukabumi)

71

Page 13: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Hal.

Gambar 1. Beberapa peralatan monitoring satwa:

binocular (A), monocular (B), kamera

dengan lensa jauh (telelens) (C), GPS

(D), camera trap (E), dan stop counter (F)

24

Gambar 2. Beberapa buku panduan pengenalan

satwa

25

Gambar 3. Pengamatan satwa menggunakan

teropong/binocular (A) dan monitoring

satwa menggunakan camera/video trap

(B)

25

Gambar 4. Pendokumentasian satwa kecil

menggunakan kamera dengan lensa

jauh (telelens)

26

Gambar 5. Contoh lokasi monitoring satwa liar di

Taman Kehati Babakan Pari, Kecamatan

Cidahu, Kabupaten Sukabumi

30

Gambar 6. Contoh penyajian hasil olahan data

satwa dalam bentuk grafik pie

42

Gambar 7. Contoh penyajian hasil olahan data

satwa dalam bentuk histogram

42

Gambar 8. Berang-berang jawa (Aonyx cinereus) yang tertangkap camera trap di Taman

Kehati PT. Tirta Investama Lido

45

Gambar 9. Peralatan yang perlu dibawa pada saat

monitoring

56

Page 14: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

xii

Gambar 10. Contoh lokasi monitoring flora pohon

di Taman Kehati Babakan Pari,

Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi

57

Gambar 11. Pemeriksaan hama dan penyakit

tanaman

57

Gambar 12. Pengukuran diamater pohon dewasa (A)

dan pencatatan kondisi gulma sekitar

tanaman (B)

58

Gambar 13. Label pohon yang dimonitor: bagian

depan berisi nama spesies, nomor

pohon, dan nomor blok (A); dan bagian

belakang berisi checklist tanggal

monitoring (B)

58

Page 15: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Hal.

Lampiran 1. Panduan wawancara pengunjung/

masyarakat sekitar Taman Kehati

83

Lampiran 2. Kuesioner untuk stakeholders tentang

evaluasi keberhasilan Taman Kehati

84

Lampiran 3. Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang

Dilindungi berdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor

7 Tahun 1999 tentang Pengawetan

Jenis Tumbuhan dan Satwa

87

Lampiran 4. Appendices CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora)

99

Lampiran 5. Daftar Spesies Prioritas (Lampiran

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

P. 57/Menhut-II/2008 tentang Arahan

Strategis Konservasi Spesies Nasional

2008–2018)

178

Lampiran 6. Daftar 25 spesies satwa liar terancam

punah yang diprioritaskan meningkat

populasinya sebesar 10% pada tahun

2019 (Lampiran Surat Keputusan

Direktur Jenderal Perlindungan Hutan

dan Konservasi Alam No.

200/IV/KKH/2015)

186

Lampiran 7. Jumlah spesies flora dan fauna di

Indonesia yang terancam menurut

IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources)

188

Page 16: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

xiv

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

1. CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) adalah konvensi internasional untuk mengendalikan perdagangan hidupan liar (flora dan fauna) yang terancam kepunahan. Indonesia memberlakukan Konvensi ini melalui Keputusan Presiden No. 43 Tahun 1978 tanggal 15 Desember 1978.

2. Daerah jelajah (home range) adalah daerah yang digunakan oleh individu satwa untuk mendapatkan makanan, pasangan dan memelihara anak (Burt, 1943 dalam Shaw, 1985).

3. Ekosistem adalah suatu kompleksitas interaksi yang dinamis dari komunitas tumbuhan, binatang dan mikroorganisme serta lingkungan fisiknya sebagai satu kesatuan fungsi.

4. Ekoton adalah pertemuan dua tipe habitat atau lebih atau peralihan antara dua atau lebih komunitas yang berbeda.

5. Flagship species adalah spesies yang dipilih untuk menggambarkan kondisi lingkungan atau ekosistem yang membutuhkan upaya konservasi. Spesies ini dipilih karena kerentanan, daya tarik, atau keunikannya dalam rangka membangkitkan dukungan dan penghargaan publik bagi konservasi keseluruhan ekosistem dan spesies di dalamnya. Contoh flagship species ialah panda raksasa, orangutan, gajah afrika, harimau india, monyet tamarin rambut emas, penyu belimbing, banteng, macan tutul jawa, dan gorila gunung.

6. Fragmentasi adalah proses pemecahan suatu habitat, ekosistem, atau tipe land-use menjadi bidang-bidang lahan yang lebih kecil.

7. Habitat adalah tempat atau tipe suatu tapak di mana suatu organisme atau populasi berada secara alami.

Page 17: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

xv

Habitat merupakan suatu unit lingkungan (termasuk ruang, iklim, makanan, cover, dan air) di mana binatang, tumbuhan, atau populasi secara alami dan hidup normal dan berkembang.

8. Identifikasi jenis tumbuhan dan satwa adalah upaya untuk mengenal jenis, keadaan umum, status populasi, dan tempat hidupnya yang dilakukan di dalam habitatnya.

9. Invasive alien species (IAS) adalah spesies asing (bukan asli) yang keberadaannya sudah mengganggu dan mengancam keberadaan spesies asli dan endemik karena pertumbuhan dan penyebarannya sangat cepat dan meluas (invasive).

10. Inventarisasi jenis tumbuhan dan satwa adalah upaya mengetahui kondisi dan status populasi secara lebih terinci, serta daerah penyebarannya yang dilakukan di dalam dan di luar habitatnya, termasuk di lembaga konservasi.

11. Jenis tumbuhan atau satwa adalah jenis yang secara ilmiah disebut spesies atau anak-anak jenis yang secara ilmiah disebut subspecies, baik di dalam maupun di luar habitatnya.

12. Keanekaragaman hayati (biodiversity) adalah keanekaragaman organisme hidup dari berbagai sumber termasuk antara lain daratan, lautan, dan ekosistem perairan lainnya, yang mana di dalamnya merupakan bagian sistem ekologi yang kompleks. Keanekaragaman hayati mencakup keanekaragaman dalam spesies, antarspesies, dan keanekaragaman ekosistem (CBD).

13. Komunitas adalah kumpulan berbagai populasi dalam suatu wilayah tertentu.

14. Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap

Page 18: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

xvi

memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya (UU No. 5/1990).

15. Monitoring jenis tumbuhan dan satwa adalah upaya untuk mengetahui kecenderungan perkembangan populasi jenis tumbuhan dan satwa dari waktu ke waktu melalui survei dan pengamatan terhadap potensi jenis tumbuhan dan satwa secara berkala.

16. Populasi adalah kelompok organisme yang terdiri atas individu-individu satu spesies yang saling berinteraksi dan melakukan perkembangbiakan pada suatu tempat dan waktu tertentu.

17. Red List atau Red Data List dibuat sejak tahun 1964 oleh IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources) merupakan daftar status konservasi spesies di dunia yang paling lengkap dan IUCN merupakan lembaga utama yang memiliki kewenangan (otoritas) membuat status konservasi spesies di dunia.

18. Relung (niche) didefinsikan sebagai peran yang dimainkan oleh setiap spesies di dalam habitat alaminya. Bagian paling penting dari relung adalah pemisahan makanan, walaupun relung lain juga penting, seperti cara penggunaan cover, air, atau bahkan ruang (Shaw, 1985).

19. Satwa adalah semua jenis sumber daya alam hewani baik yang hidup di darat, air, atau udara (UU No.5 tahun 1990).

20. Satwa atau tumbuhan dilindungi adalah satwa dan tumbuhan yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 tahun 1999.

21. Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat dan/atau di air dan/atau di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia.

Page 19: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

xvii

22. Satwa migran afrotropica adalah satwa yang berpindah cukup jauh dalam wilayah afrotropica (misalnya kebanyakan burung kukuk).

23. Satwa migran lokal adala satwa yang melakukan perpindahan dalam jarak yang dekat (beberapa kilometer) dari dan ke tempat berkembang biak (breeding).

24. Satwa migran paleartic adalah satwa yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di wilayah afrotropica, tetapi bermigrasi ke wilayah paleartic untuk berkembang biak.

25. Satwa penetap (resident) adalah satwa yang menempati habitat yang sama sepanjang tahun.

26. Sensus adalah upaya menghitung semua individu tumbuhan dan satwa di suatu wilayah tertentu.

27. Spesies eksotik adalah suatu takson yang telah diperkenalkan atau yang telah melakukan kolonisasi suatu daerah dari tempat lain di masa lalu (Adisoemarto & Rifai, 1992).

28. Spesies asli adalah spesies pribumi dan terdapat alami di suatu daerah tertentu.

29. Spesies atau jenis adalah suatu takson yang dipakai dalam taksonomi untuk menunjuk pada satu atau beberapa kelompok individu (populasi) yang serupa dan dapat saling membuahi satu sama lain di dalam kelompoknya (saling membagi gen) namun tidak dapat dengan anggota kelompok yang lain.

30. Spesies endemik adalah suatu takson yang ada di alam hanya pada suatu tempat, di saat sekarang dan masa lalu (Adisoemarto & Rifai, 1992).

31. Spesies kunci (keystone species) merupakan spesies yang memiliki pengaruh besar pada lingkungannya, memengaruhi banyak organisme lain dalam ekosistem, serta menentukan tipe dan jumlah berbagai spesies dalam suatu komunitas. Banyak hewan

Page 20: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

xviii

pemangsa merupakan spesies kunci, seperti macan tutul di Jawa.

32. Spesies payung (umbrella species) adalah spesies yang dipilih dalam rangka pembuatan keputusan konservasi; karena sulit menentukan status dari banyak spesies, pemilihan satu spesies payung dapat memudahkan pengambilan keputusan konservasi. Segala upaya konservasi terhadap spesies payung akan berdampak positif (mengonservasi) juga bagi spesies lain. Spesies payung dapat digunakan untuk membantu memilih lokasi yang sesuai dalam rangka melakukan pencagaran, menentukan luas, dan mengetahui komposisi, struktur, dan proses-proses ekosistem. Contoh spesies payung ialah harimau india, harimau sumatera, orangutan kalimantan.

33. Takson adalah sekelompok organisme yang diklasifikasikan bersama karena sifat-sifat yang sama, meliputi spesies, genus, famili, dan lain-lain (Adisoemarto & Rifai, 1992).

34. Teritori (territory) adalah bagian atau keseluruhan dari suatu home range yang dipertahankan dari satwa lain, khususnya dari spesies yang sama.

35. Tumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup di darat maupun di air (UU No.5 tahun 1990).

36. Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang hidup di alam bebas dan/atau dipelihara yang masih mempunyai kemurnian jenisnya (UU No.5 tahun 1990).

37. Vegetasi [dalam arti luas] adalah kelompok tumbuh-tumbuhan yang mana satuan vegetasi hutan terbesar ialah formasi hutan. Asosiasi hutan adalah satuan-satuan di dalam formasi hutan yang diberi nama menurut jenis yang paling dominan (Soerianegara, 1978).

Page 21: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Monitoring dan evaluasi merupakan bagian integral dari

proses manajemen. Monitoring perlu dilakukan secara

periodik dan terus menerus untuk mengetahui kemajuan

suatu program atau proyek dalam jangka waktu tertentu.

Untuk mengetahui apakah suatu program atau proyek

telah dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien

seperti yang diharapkan, evaluasi perlu dilakukan pada

akhir program atau proyek tersebut. Evaluasi ini dilakukan

terus menerus dalam jangka panjang untuk mengetahui

apakah program atau proyek telah memberikan outcome

atau dampak, baik yang telah direncanakan maupun yang

tidak diduga.

Monitoring dan evaluasi sangat penting bagi pihak

manajemen untuk mengambil keputusan dan menentukan

langkah-langkah perbaikan proses atau metode untuk

pencapaian hasil yang baik. Hasil monitoring dan evaluasi

juga penting sebagai bahan pertimbangan dalam rangka

menghilangkan kendala-kendala atau hambatan yang

dapat menggagalkan program atau proyek.

Page 22: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

2

Salah satu program lingkungan yang mulai dikembangkan

di Indonesia ialah pembangunan Taman Keanekaragaman

Hayati (Taman Kehati). Pembangunan dan pengelolaan

Taman Kehati merupakan program jangka panjang yang

hasil dan outcome atau dampaknya dapat diukur, baik

secara kuantitatif maupun kualitatif. Oleh karena itu,

monitoring dan evaluasi menjadi alat kontrol yang handal

agar program dapat berjalan sesuai dengan rencana dan

tercapai tujuan secara efektif dan efisien. Tentunya, hal

ini akan menghasilkan outcome dan memberikan dampak

yang baik.

B. Maksud dan Tujuan

Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk:

(1) Membantu pengambil keputusan dan pelaksana

program perlindungan keanekaragaman hayati di

Taman Kehati untuk mengetahui kemajuan dan

perkem-bangan yang telah dicapai.

(2) Membantu pelaksana program untuk memeriksa

apakah suatu kegiatan berhasil diselesaikan sesuai

dengan rencana atau tidak.

(3) Membantu pelaksana program untuk mengambil

tindakan perbaikan terhadap masalah yang ditemu-

kan di lapangan.

(4) Mendokumentasikan berbagai pengalaman yang

muncul dalam pelaksanaan program dan dapat

mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut.

Page 23: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

3

Tujuan monitoring dan evaluasi keberhasilan pem-

bangunan dan pengelolaan Taman Kehati, yaitu:

(1) Memastikan pembangunan dan pengelolaan Taman

Kehati sesuai dengan prinsip dan ketentuan yang

ditetapkan.

(2) Memastikan Taman Kehati memberikan manfaat

langsung dan tidak langsung bagi pelestarian flora

dan fauna, serta peningkatan kesadaran masyarakat

terhadap pentingnya konservasi keanekaragaman

hayati.

(3) Memastikan pelaksanaan program dan kegiatan

sesuai dengan rencana dan memenuhi kriteria yang

telah ditetapkan.

(4) Memastikan para pihak yang terlibat dalam pengelo-

laan keanekaragaman hayati dapat menjalankan

tugas dan tanggung jawabnya secara baik sesuai

dengan fungsinya masing-masing.

(5) Memberikan penilaian independen terhadap pelak-

sanaan program perlindungan keanekaragaman

hayati di Taman Kehati

.

Page 24: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja
Page 25: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

5

DEFINISI DAN PENGERTIAN

Monitoring ialah kegiatan pengumpulan informasi secara

rutin atau periodik untuk melihat kinerja semua pelaksana

program dan memastikan seluruh kegiatan dapat dilak-

sanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan serta

sesuai dengan biaya yang dialokasikan. Laporan moni-

toring biasanya dibuat dalam periode bulanan, triwulan,

caturwulan, atau semester dan isinya mencakup output,

kegiatan (aktivitas), dan penggunaan input sumber daya

(manusia, waktu, dana, dan material).

Monitoring merupakan bagian fungsi internal dari proyek

atau organisasi, yaitu suatu fungsi berkelanjutan yang

menggunakan pengumpulan data secara sistematik dari

indkator-indikator yang telah ditetapkan dalam rangka

memberi informasi pihak manajemen dan stakeholders

tentang sejauh mana capaian dari tujuan dan kemajuan

dalam penggunaan sumber daya (input).

Indikator ialah variabel kuantitatif atau kualitatif yang

dapat dipakai untuk mengukur kemajuan atau hasil dan

dibandingkan dengan ukuran-ukuran target yang diren-

canakan. Indikator merupakan dasar penilaian sederhana

dan dapat dipercaya untuk menilai capaian, perubahan,

Page 26: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

6

atau kinerja (performance). Indikator numerik (berupa

angka) lebih disukai dan dapat diukur berkali-kali secara

konsisten untuk menunjukan perubahan. Indikator-

indikator yang ditetapkan selama fase perencanaan proyek

biasanya meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

(1) Apa yang akan diukur?

(2) Unit ukuran yang digunakan untuk menggambarkan

perubahan, misalnya persentase.

(3) Status sebelumnya atau baseline, misalnya pada ta-

hun 2010 nilainya 10%.

(4) Ukuran, arah, dan dimensi dari perubahan yang di-

inginkan; misalnya 30% pada tahun 2012.

(5) Kualitas atau standar perubahan yang ingin dicapai,

misalnya peningkatan presentase menjadi lebih ting-

gi.

(6) Sasaran yang dimonitor, misalnya tanaman, satwa

dan lain-lain.

(7) Jangka waktu, misalnya periode Januari 2010–

Januari 2011.

Evaluasi ialah suatu kegiatan untuk menilai hasil pelak-

sanaan program dan kegiatan yang telah dilakukan dan

melihat realisasi capaian ataupun dampaknya. Evaluasi

dilakukan untuk memastikan bahwa program dan kegiatan

telah dilaksanakan sesuai dengan target yang diharapkan

(direncanakan), dengan metode dan penggunaan sumber

daya yang benar. Evaluasi membantu para pihak

Page 27: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

7

mengambil pembelajaran dan pemahaman, serta menun-

jukan tingkat pencapaian. Evaluasi berfokus pada outcome

dan keterkaitannya dengan output. Dalam evaluasi, hal

yang dilihat, yakni efisiensi, efektivitas, dan dampak.

Evaluasi merupakan penilaian sistematik dan objektif dari

suatu program atau kebijakan, baik yang masih berlang-

sung maupun yang sudah selesai, meliputi rencana, imple-

mentasi dan hasilnya. Evaluasi lebih menekankan pada

penilaian outcome dan dampak (impact) daripada output-

output yang telah dihasilkan. Evaluasi harus memenuhi

kriteria:

(1) Obyektivitas

(2) Efisiensi

(3) Efektifitas

(4) Dampak (impact)

(5) Keberlanjutan (sustainability)

Input ialah sumber daya manusia, keuangan dan sumber

daya lainnya yang digunakan untuk melaksanakan kegiat-

an. Activity (kegiatan) ialah suatu pekerjaan yang harus

dilakukan guna menghasilkan output. Output (keluaran)

ialah hasil utama yang dibutuhkan guna mencapai

outcome. Outcome ialah manfaat jangka panjang, baik

yang direncanakan maupun tidak direncanakan. Outcome

bisa dicapai dalam jangka pendek, misalnya selama siklus

program, seperti yang ditetapkan dalam tujuan atau

jangka panjang yang biasanya berupa pencapaian target

Page 28: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

8

(goal) atau tujuan jangka panjang. Impact atau dampak

ialah hasil dari capaian khusus seperti meningkatnya

keanekaragaman jenis satwa akibat meningkatnya keane-

karagaman jenis pohon yang ditanam. Perbedaan

mendasar antara monitoring dan evaluasi disa-jikan pada

Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Perbedaan mendasar antara monitoring dan evaluasi

Lingkup Monitoring Evaluasi

Waktu Terus menerus

sepanjang pelaksanaan program

Menilai seluruh siklus

program

Kedalaman

dan Tujuan

Merupakan bagian

reguler dari program manajemen. Fokus pada pelaksanaan

program, membandingkan antara realisasi dan rencana

Mereview capaian

program dan menilai apakah rencana sudah yang terbaik

untuk mencapai outcome.

Mengukur capaian

dan dampak, baik positif maupun negatif, baik yang

diinginkan maupun tidak diinginkan.

Mencari

pembelajaran, baik dari kesuksesan

maupun kegagalan, serta mencari yang terbaik untuk

dipraktekan di tempat lain.

Page 29: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

9

Lingkup Monitoring Evaluasi

Pelaku Dilakukan oleh orang yang terlibat langsung

dalam pelaksanaan program

Sebaiknya dilaksanakan oleh

pihak luar independen.

Keterkaitan

monitoring dengan evaluasi

Data dan penilaian yang diperoleh dalam

monitoring menjadi masukan dan digunakan dalam proses evaluasi.

Terdapat beberapa cara pelaksanaan evaluasi, baik yang

dilakukan oleh internal maupun eksternal. Cara evaluasi

yang lazim digunakan antara lain:

(1) Self-evaluation; pelaksanaan melibatkan orang

(pihak) internal dari program atau proyek. Kegiatan

ini merupakan introspeksi atas apa yang telah dilak-

sanakan untuk pembelajaran dan perbaikan. Itikad

introspeksi dan kejujuran sangat diperlukan agar

evaluasi cukup efektif dan menjadi pembelajaran

yang penting dan berkesan.

(2) Participatory evaluation; hal ini merupakan salah

satu bentuk evaluasi internal. Maksud kegiatan ini

ialah mengikutsertakan sebanyak mungkin pihak

yang terlibat, seperti pelaksana kegiatan dan

masyarakat yang mendapat manfaat. Apabila ada

pihak luar yang diikutsertakan, fungsi yang bersang-

kutan ialah sebagai fasilitator dari proses evaluasi,

bukan sebagai evaluator.

Page 30: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

10

(3) Rapid Participatory Appraisal (RPA); biasanya

digunakan di daerah pedesaan atau pada keba-

nyakan kelompok masyarakat. Kegiatan ini merupa-

kan metode evaluasi kualitatif semiterstruktur yang

dilaksanakan oleh tim multidisiplin dalam waktu

yang singkat. RPA digunakan sebagai titik awal

untuk memahami kondisi setempat dengan cepat

dan murah, serta sangat bermanfaat untuk

mengumpulkan informasi. Pelaksanaan mengguna-

kan data sekunder, review data, observasi langsung,

wawancara semiterstruktur, informan kunci, wawan-

cara kelompok, games, diagram, peta, dan kalender.

Dalam konteks evaluasi, RPA memungkinkan sese-

orang mendapatkan input berharga dari orang-orang

yang diperkirakan mendapat manfaat dari program.

RPA sangat fleksibel dan interaktif.

(4) External evaluation; pelaksanaan dilakukan oleh

pihak luar yang telah ditunjuk dengan selektif.

(5) Interactive evaluation; pelaksaaan melibatkan

secara aktif antara evaluator luar dan pelaksana

program yang dievaluasi, atau pihak internal ter-

masuk di dalam tim evaluator.

Masing-masing cara evaluasi memiliki kelebihan dan

kekurangan. Kelebihan dan kekurangan evaluasi internal

dan eksternal disajikan pada Tabel 2.

Page 31: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

11

Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan evaluasi internal dan

eksternal

Pelaku Kelebihan Kekurangan

Internal Evaluator sudah familiar dengan program, kultur

organisasi, maksud dan tujuan program yang akan dievaluasi

Kadang orang lebih senang berbicara kepada pemeriksa dari

internal daripada eksternal.

Merupakan alat

manajemen yang jelas untuk introspeksi dan koreksi diri sendiri.

Tidak merasa tertekan sehingga bisa

memudahkan mendapat temuan dan kritik.

Lebih murah daripada evaluasi eksternal.

Potensial terjadi konflik kepentingan, terutama untuk mengarahkan ke

kesimpulan yang baik atau positif.

Mungkin orang internal

tidak memiliki keahlian atau terlatih melakukan evaluasi.

Menyita waktu kerja pegawai, walaupun lebih murah. Namun

demikian, bisa menjadi mahal karena kehilangan waktu kerja.

Page 32: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

12

Pelaku Kelebihan Kekurangan

Eksternal Evaluasi lebih objektif karena evaluator tidak

memiliki konflik kepentingan.

Evaluator biasanya

sudah berpengalaman dan terlatih.

Kadang-kadang pekerja

lebih senang memberikan informasi kepada orang luar.

Lebih kredibel untuk mendapatkan temuan, khususnya yang positif.

Orang luar mungkin tidak paham kultur dan

apa yang ingin dicapai dalam program.

Yang dievaluasi

mungkin merasa tertekan dan takut berbicara terus terang

dan kooperatif dalam proses evaluasi.

Bisa sangat mahal.

Bisa salah pengertian dengan yang dievaluasi sehingga apa yang

diinginkan dari evaluasi tidak terpenuhi.

Page 33: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

13

PRINSIP-PRINSIP MONITORING DAN EVALUASI

A. Prinsip-Prinsip

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi perlu didasarkan

pada kejujuran, motivasi, dan keinginan yang kuat dari

para pelaku. Kegiatan ini harus dianggap sebagai alat

yang penting untuk memperbaiki program. Prinsip-prinsip

dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi selanjutnya

diuraikan sebagai berikut.

1. Objektif dan Profesional

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara

profesional berdasarkan analisis data yang lengkap dan

akurat. Hal ini dimaksudkan agar menghasilkan penilaian

secara objektif dan masukan yang tepat bagi pengambilan

keputusan dan pelaksanaan kebijakan. Oleh karena itu,

pelaku program wajib melaporkan informasi seakurat

mungkin. Informasi harus diuji silang dengan sumber lain

untuk menjamin keakurasiannya. Informasi yang akurat

dan berdasarkan fakta dari sumber terpercaya dapat

membantu untuk memperbaiki program.

Page 34: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

14

2. Transparan

Monitoring dan evaluasi harus dilakukan di suatu ling-

kungan yang mendorong kebebasan berbicara yang ber-

tanggung jawab. Hasil pemantauan dan evaluasi harus

diketahui oleh banyak orang, terutama pihak-pihak yang

terlibat dalam proses ini.

3. Partisipatif

Semua pelaku program; terutama masyarakat, fasilitator,

dan konsultan; harus bebas untuk berpartisipasi dan mela-

porkan berbagai masalah yang dihadapi, serta member-

kan kontribusinya untuk perbaikan program.

4. Akuntabel

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi harus dapat diper-

tanggungjawabkan secara internal maupun eksternal.

5. Berorientasi Solusi

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi diorientasikan untuk

menemukan solusi atas masalah yang terjadi dan menjadi

dasar peningkatan kinerja atau perbaikan metode.

6. Terintegrasi

Kegiatan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan, baik

oleh konsultan maupun internal, harus menjadi bagian tak

terpisahkan dari manajemen, dalam hal ini sistem penge-

lolaan Taman Kehati.

Page 35: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

15

B. Memilih Evaluator

Apabila akan menggunakan evaluator dari luar untuk

mengevaluasi program Taman Kehati, evaluator yang

dipilih harus memiliki kriteria berikut:

(1) Memiliki pemahaman tentang isu keanekaragaman

hayati;

(2) Memiliki pemahaman tentang isu perusahaan yang

dievaluasi;

(3) Berpengalaman dalam mengevaluasi proyek atau

program yang sejenis;

(4) Memiliki track record yang baik dengan clients

sebelumnya;

(5) Memiliki keahlian meneliti;

(6) Memiliki komitmen terhadap kualitas;

(7) Memiliki komitmen terhadap ketepatan waktu;

(8) Objektif, jujur, dan adil;

(9) Logis dan dapat bekerja secara sistematik;

(10) Memiliki kemampuan berkomunikasi lisan dan

tulisan;

(11) Memiliki gaya dan pendekatan yang sesuai dengan

perusahaan yang dievaluasi;

(12) Memiliki nilai-nilai yang serasi dengan nilai-nilai yang

dianut perusahaan;

(13) Biayanya rasional.

Page 36: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

16

Sebelum memutuskan untuk menggunakan evaluator

eksternal, hal-hal penting yang harus diperhatikan sebagai

berikut:

(1) Memeriksa referensinya;

(2) Bertemu dengan evaluator sebelum membuat kepu-

tusan final;

(3) Menyampaikan dengan jelas apa yang diinginkan

(Term of Reference/ToR untuk kontrak);

(4) Menegosiasikan kontrak dengan ketentuan provisi

jika kontrak tidak dapat diselesaikan tepat waktu

atau hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan;

(5) Meminta rencana kerja dengan output dan tata

waktunya;

(6) Mengikuti realisasi kontrak, termasuk meminta

laporan antara (interim report), baik lisan maupun

tertulis;

(7) Menyediakan waktu khusus untuk menampung um-

pan balik secara formal.

Tidak setiap evaluator objektif sempurna karena mereka

pasti sudah memiliki opini dan pemikiran. Namun, sebaik-

nya opini mereka harus dinyatakan secara jelas dan tidak

disembunyikan karena berguna untuk evaluasi.

Page 37: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

17

TAHAPAN MONITORING DAN EVALUASI

Langkah-langkah dalam merancang sistem monitoring dan

evaluasi tergantung pada apa yang ingin dimonitor dan

dievaluasi. Berikut ini merupakan outline langkah-langkah

umum yang biasa dilakukan dalam monitoring dan

evaluasi.

(1) Mengidentifikasi siapa saja yang akan dilibatkan

dalam perancangan, implementasi, dan pelaporan.

Para pihak yang dilibatkan diharapkan dapat

memberikan bantuan, perspektif dan pemahaman,

serta umpan balik.

(2) Menetapkan secara jelas ruang lingkup, tujuan,

penggunaan hasil, dan anggaran.

(3) Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan untuk

menjawab apa yang ingin dipelajari dari hasil moni-

toring dan evaluasi.

(4) Memilih indikator-indikator capaian dan cara-cara

mengukur capaian untuk penilaian kinerja (perfor-

ma), atau untuk menggambarkan perubahan, baik

secara kualitatif maupun kuantitatif.

Page 38: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

18

(5) Menetapkan metode pengumpulan data, misalnya

metode “review dokumen”, “kuesioner”, “survei”,

dan “wawancara”.

(6) Menganalisis dan menyintesis informasi yang dipero-

leh. Sekaligus me-review informasi yang diperoleh

untuk melihat apakah ada pola atau kecenderungan

(trend) yang muncul dari proses.

(7) Menginterpretasi temuan-temuan, memberikan um-

pan balik (feedback), dan membuat rekomendasi.

Dari proses analisis data dan pemahaman terhadap

temuan-temuan dapat melahirkan rekomendasi-

rekomendasi untuk meningkatkan kinerja atau mela-

kukan perubahan-perubahan di tengah perjalanan

program untuk perbaikan.

(8) Mengomunikasikan temuan dan pandangan kepada

para pihak (stakeholders) dan memutuskan bagai-

mana harus menggunakan hasil monitoring dan eva-

luasi untuk peningkatan kinerja.

Indikator input umumnya sumber daya, seperti sumber

daya manusia (SDM) dan biaya. Indikator proses merupa-

kan kegiatan yang biasanya terdiri atas beberapa kegiatan

secara berurutan. Indikator output ialah hasil yang dapat

dilihat segera. Indikator outcome ialah hasil yang dapat

dilihat atau dirasakan dalam jangka menengah, sedangkan

indikator impact atau dampak ialah hasil yang diperoleh

atau dirasakan dalam jangka panjang.

Page 39: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

19

METODE MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI FAUNA

Monitoring fauna ialah kegiatan pengumpulan dan analisis

data hasil observasi terhadap fauna secara berulang untuk

mengetahui perubahan kondisi (struktur, komposisi, dan

keanekaragaman) fauna yang dibandingkan dengan kon-

disi sebelumnya (baseline) atau kondisi yang diharapkan.

Data satwa liar termasuk sebagai hal yang sulit didapatkan

di lapangan, apalagi jika waktu yang tersedia sangat ter-

batas. Hal ini dikarenakan satwa bersifat mobile atau

selalu berpindah dan beberapa satwa sangat sensitif

dengan kehadiran manusia sehingga akan menjauh

sebelum orang yang melakukan monitoring atau evaluasi

datang. Untuk mendapatkan data satwa yang akurat,

pengamat harus mengerahkan segala sumber daya,

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, termasuk

hasil-hasil penelitian terbaru, literatur, dan informasi dari

masyarakat setempat atau petugas yang telah lama

berdomisili di sekitar lokasi yang akan disurvei (Gunawan,

in press).

Dalam monitoring satwa liar, metode apapun yang diguna-

kan tidak boleh menimbulkan kerusakan dan harus

memerhatikan:

Page 40: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

20

(1) Tidak menggunakan metode sampling yang meru-

sak; misalnya menembak satwa atu menjaring bu-

rung.

(2) Harus menjamin bahwa jenis-jenis satwa liar yang

penting, sumber daya alam, dan tanaman tidak ru-

sak karena kegiatan survei yang dilakukan.

(3) Meminimalkan gangguan terhadap spesies yang sen-

sitif.

(4) Tidak menggunakan peralatan bermesin pada habi-

tat yang sensitif, kecuali dampaknya dapat dihin-

darkan.

(5) Membuat titik-titik pengamatan (lokasi sampling)

permanen secara seksama dan meminimalkan keru-

sakan pada saat pembuatan.

(6) Menjamin peralatan atau bangunan yang dibuat

untuk monitoring tidak menimbulkan risiko pada

satwa liar atau masyarakat.

(7) Menghindarkan kunjungan yang tidak perlu ke titik-

titik pengamatan (lokasi sampling).

A. Tujuan

Monitoring keanekaragaman hayati fauna atau satwa liar

bertujuan mengetahui perubahan kondisi fauna atau

satwa liar dari waktu ke waktu sebagai dampak dari

keberadaan Taman Kehati.

Page 41: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

21

B. Sasaran Objek yang Dimonitor

Sasaran yang menjadi objek monitoring yaitu satwa liar

bertulang belakang (vertebrata) yang terdiri atas kelas

mamalia, aves, reptilia, dan amfibia. Monitoring khusus

juga dilakukan pada jenis-jenis satwa unggulan yang men-

jadi target konservasi.

C. Indikator yang Dimonitor

Indikator yang dimonitor dari kondisi satwa liar, yaitu stru-

ktur, komposisi, dan keanekaragaman. Struktur meliputi

kelimpahan relatif dan sebaran jenis dalam komunitas

(indeks kemerataan jenis). Komposisi meliputi jumlah jenis

dan proporsinya menurut berbagai kategori atau klasi-

fikasi. Sementara itu, indikator keanekaragaman diukur

dari nilai indeks keanekaragaman jenis Shannon Wienner

(Magurran, 1988).

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data satwa liar untuk mendapatkan

nilai indikator-indikator dari mamalia, aves, reptilia, dan

amfibia dilakukan dengan metode transek atau jalur

(Sutherland, 2001). Dalam metode ini, pengamat berjalan

pada suatu jalur penjelajahan dengan arah konsisten yang

memotong wilayah studi secara sistematis sehingga dapat

mewakili dan mencakup semua kondisi habitat yang ada.

Transek juga dapat dibuat mengikuti track yang sudah

ada, seperti sungai atau jalan setapak.

Page 42: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

22

Setiap satwa yang dijumpai dicatat jenis, jumlah dan

frekuensi perjumpaannya. Hal penting lain yang juga perlu

dicatat yaitu aktivitas satwa pada saat dijumpai dan

tempat spesifik yang digunakan (misalnya jenis pohon

tertentu sebagai tempat tidur) (Gunawan, in press). Untuk

mengenali suatu jenis satwa, beberapa cara dapat

dilakukan antara lain melalui jejak, feses, suara, sarang,

bau, dan tanda-tanda lain yang ditinggalkan (van

Lavieren, 1982; Alikodra, 1990). Wawancara dengan

petugas lapangan dan masyarakat juga dilakukan untuk

melengkapi data yang tidak tercakup pada waktu

pengamatan (Gunawan, in press).

Kegiatan monitoring jenis-jenis burung (aves) dapat

dilakukan dengan metode observasi burung yang umum

seperti metode IPA (Indices Ponctuels d’Abundance)

dengan interval waktu 20 menit dan radius observasi 50 m

(van Lavieren, 1982). Identifikasi jenis bisa menggunakan

buku panduan pengenalan burung yang sudah dibuat

untuk seluruh wilayah biogeografi Indonesia dan telah

banyak beredar, seperti ”Panduan Lapangan Pengenalan

Burung-Burung di Jawa dan Bali” (MacKinnon, 1991),

”Panduan Lapangan Burung-Burung Asia Tenggara” (King,

1975), ”Panduan Lapangan Burung-Burung di Kawasan

Wallacea” (Coates & Bishop, 1997), dan ”Panduan

Lapangan Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan

Kalimantan” (MacKinnon et al., 1992).

Pada pengamatan burung-burung dengan habitat yang

luas, metode garis transek (line transect) dapat digunakan

Page 43: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

23

(Sutherland, 2004). Garis transek juga dapat diganti

dengan jalan (track) yang sudah ada atau sungai.

Pengamatan dilakukan sepanjang kiri dan kanan jalan

atau sungai. Masing-masing selebar 20 m sehingga bila

panjang jalan atau sungai 500 m, luas areal yang diamati

sama dengan 1 ha (Pomeroy, 1992). Cara tersebut sering

disebut road-side census atau river-side census.

Observasi burung sebaiknya dilakukan pada pagi hari

ketika burung-burung memulai aktivitas atau menjelang

petang ketika burung-burung kembali ke sarang. Misalnya,

waktu pengamatan dilakukan pada pukul 05.00–10.00 dan

pukul 16.00–18.00 waktu setempat. Setelah hujan ber-

henti di tengah hari, burung-burung juga sering mudah

ditemukan.

Data yang dicatat dari pengamatan burung meliputi jenis,

jumlah total individu [dari setiap jenis yang ditemukan],

frekuensi perjumpaan, dan habitat tempat ditemukan.

Informasi lain juga dapat ditambahkan, seperti strata tajuk

vegetasi ketika ditemukan, aktivitas yang sedang

dilakukan, jenis makanan, dan waktu saat ditemukan

(Gunawan, in press).

E. Peralatan dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam monitoring satwa antara

lain teropong (binocular atau monocular), Geographic

Positional System (GPS), kamera dengan lensa jauh (tele-

lens), camera trap, stop counter, dan alat tulis. Bahan-

Page 44: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

24

bahan yang digunakan antara lain peta kerja, buku pan-duan pengenalan jenis burung, panduan pengenalan jenis reptilia, panduan pengenalan jenis amfibia, dan buku panduan pengenalan jejak satwa, serta buku catatan atau tally sheet pengamatan.

Gambar 1. Beberapa peralatan monitoring satwa: binocular (A), monocular (B), kamera dengan lensa jauh (telelens) (C), GPS (D), camera trap (E), dan stop counter (F)

A

B

C

D

E F

Page 45: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

25

Gambar 2. Beberapa buku panduan pengenalan satwa

Gambar 3. Pengamatan satwa menggunakan teropong/bino-cular (A) dan monitoring satwa menggunakan camera/video trap (B)

A B

Page 46: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

26

Gambar 4. Pendokumentasian satwa kecil menggunakan ka-mera dengan lensa jauh (telelens)

Page 47: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

27

Tabel 3. Tally sheet pengamatan untuk monitoring satwa

TALLY SHEET PENGAMATAN UNTUK MONITORING SATWA

Taman Kehati : Lokasi /Blok :

Pemonitor : Tanggal :

Jam : Kondisi cuaca :

No Nama Lokal Turus/Tabulasi Keterangan

1. Rajaudang biru

2-1-1 Bertengger, bersuara

2. Bunglon 1-1-1-1 Mencari makan

3. Kutilang 8-4 Berjemur, terbang

4. Tekukur 2 Bertengger

5. Walet sapi 25 Terbang

6. Garangan 2 Melintas jalan

7. Sero 1 Berjemur

Keterangan:

Model Tally sheet ini bisa digunakan untuk mencatat semua satwa yang dijumpai (masih campuran). Namun, data ini selanjutnya harus disortir/ dipisahkan untuk mamalia, reptilia, amfibia dan aves (burung)

dalam pengolahan data.

Turus/tabulasi 2-1-1 artinya terdapat 3 kali perjumpaan dan total individu yang dijumpai sebanyak 4 (2+1+1=4) [perjumpaan pertama 2

ekor, kedua 1 ekor dan ketiga ada 1 ekor].

Page 48: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

28

Tabel 4. Hasil pengamatan lapangan monitoring satwa

HASIL PENGAMATAN LAPANGAN MONITORING SATWA

Taman Kehati : Lokasi /Blok :

Pemonitor : Tanggal :

Jam : Kondisi cuaca : Kelas : MAMALIA/REPTILIA/AMFIBIA/AVES*

No Nama

Lokal

Nama

Latin

Jumlah Individu

(ni)

Frekuensi Perjumpaan

(fi)

1. n1. f1.

2. n2. f2.

3. n3. f3.

4. n4. f4.

5. n5. f5.

6. n6. f6.

7. n7. f7.

8. n8. f8.

9. n9. f9.

10. n10. f10.

11. n11. f11.

12. n12. f12.

13. n13. f13.

14. n14. f14.

15. n15. f15.

16. n16. f16.

17. n17. f17.

18. n18. f18.

19. ..... .....

20. ..... .....

Jumlah N F

*Coret yang tidak perlu.

Page 49: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

29

F. Lokasi Monitoring

Lokasi monitoring satwa dipilih di tempat-tempat yang

mewakili kondisi habitat yang ada di Taman Kehati. Cara

pemilihan sampel pengamatan dilakukan sebagai berikut

[lihat Gambar 5]:

(1) Sampel pengamatan untuk metode transek ialah

dengan cara meletakkan transek melewati seluruh

tipe habitat atau tipe vegetasi.

(2) Membuat pengulangan transek secara sistematis,

misalnya dengan jarak antartransek 100 m atau 200

m hingga mewakili seluruh areal yang ada.

(3) Untuk sampel pengamatan berbentuk titik, misalnya

metode IPA, titik pengamatan diletakkan di daerah

ekoton, yaitu daerah pertemuan dua tipe habitat/

komunitas atau lebih. Misalnya, peralihan dari sawah

dengan kebun, peralihan dari hutan ke kebun,

peralihan dari hutan ke sawah, peralihan dari rum-

pun bambu ke kebun, dan lain-lain.

Page 50: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

30

Gambar 5. Contoh lokasi monitoring satwa liar di Taman Keha-ti Babakan Pari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi

G. Periode Monitoring

Monitoring satwa liar dilakukan sedikitnya setahun dua kali

untuk mewakili kondisi musim kemarau dan musim hujan.

Untuk memudahkan dan agar periode waktunya tetap,

sebaiknya monitoring dilakukan pada bulan yang sama

setiap tahunnya, misalnya bulan Juni untuk musim

kemarau dan bulan Desember untuk musim hujan.

Apabila memungkinkan, setahun dapat dilakukan empat

kali monitoring, yaitu dua kali mewakili musim kemarau

dan dua kali mewakili musim hujan.

Page 51: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

31

yang mana S ialah banyaknya jenis pada suatu tipe habitat.

H. Pengolahan dan Interpretasi Data

Pengolahan data satwa dilakukan untuk menghasilkan

informasi frekuensi perjumpaan relatif (FR), kelimpahan

relatif (KR), indeks keanekaragaman jenis Shannon (H’),

indeks kemerataan jenis (evenness) dan [jika diperlukan]

indeks kemiripan antar komunitas (indeks Sorensen) untuk

membandingkan dua komunitas secara spasial ataupun

temporal. Data juga dapat diklasifikasikan sehingga mem-

berikan informasi yang mudah dipahami dan berguna

untuk pengambilan keputusan (Gunawan, in press).

Indeks keanekaragaman jenis dihitung dengan rumus dari

Shannon (H’) yaitu (Magurran, 1988.):

pipiH ln' yang mana N

nipi

pi ialah perbandingan antara jumlah individu spesies ke i

dengan jumlah total individu. Logaritma yang digunakan

ialah logaritma dasar 10 atau Ln (logaritma natural).

Rumus ini dapat diubah menjadi (Soegianto, 1994):

N

niniNNH

lnln'

Untuk mengetahui struktur komunitas dalam setiap tipe

habitat, nilai kemerataan antarjenis atau indeks evenness

(E) dihitung dengan rumus sebagai berikut (Odum, 1994):

S

HE

ln

'

Page 52: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

32

yang mana A ialah kelimpahan (Abundance), ni ialah jumlah individu spesies I, dan L ialah

luas areal yang disurvei (dalam hektar atau km2).

Indeks kemiripan komunitas (Similarity Index) atau dike-

nal dengan nama Indeks Sorensen antara dua sampel

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Odum,

1994):

BA

CSI

2

SI ialah indeks kemiripan komunitas, A ialah jumlah jenis

dalam sampel A, B ialah jumlah jenis dalam sampel B, dan

C ialah jumlah jenis yang sama pada kedua sampel.

Dengan demikian, indeks ketidaksamaan ialah 1 - S. Nilai

indeks kemiripan komunitas berkisar antara 0–1. Semakin

tinggi nilai indeks kemiripan komunitas antara dua sampel

maka semakin miriplah kedua sampel tersebut, demikian

pula sebaliknya.

Kelimpahan (abundance) yang sering disimbolkan dengan

“N” ialah jumlah individu pada suatu wilayah yang sedang

diteliti. Kelimpahan Relatif merupakan nilai relatif dari

suatu jenis (spesies) terhadap total individu seluruh jenis

yang sedang diteliti. Nilai ini bermanfaat untuk meng-

gambarkan keadaan komunitas satwa liar di suatu wilayah

studi yang tidak diketahui luasnya atau untuk studi yang

kurang intensif. Kelimpahan suatu jenis pada suatu areal

yang disurvei dihitung dengan formula:

L

niA

Page 53: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

33

yang mana RA ialah kelimpahan relatif, ni ialah kelimpahan atau jumlah individu spe-sies i dan N adalah kelimpahan total atau

jumlah seluruh individu dari seluruh spesies.

yang mana FOi ialah frekuensi perjumpaan (Frequency of Occurance), fi ialah jumlah

perjumpaan suatu spesies (i), A ialah luas areal yang disurvei (hektar atau km2) dan T ialah lamanya waktu pengamatan (menit

atau jam).

Kelimpahan Relatif dihitung dengan formula.

%100xN

niRA

Dalam setiap survei satwa, seringkali kita perlu menun-

jukan hasil kuantitatif yang bisa menggambarkan kondisi

populasi atau komunitas satwa. Frekuensi perjumpaan

atau frequency of occurance dapat menggambarkan

seberapa sering atau seberapa mudah kita menjumpai

suatu jenis satwa. Semakin tinggi nilai relatif frekuensi

perjumpaan suatu jenis satwa, semakin mudah kita

menjumpainya di areal tersebut. Frekuensi perjumpaan

bisa berbasis luas areal pengamatan (jumlah perjumpaan

pada suatu luasan wilayah pengamatan), atau bisa juga

berbasis lamanya waktu pengamatan (jumah perjumpaan

selama waktu pengamatan). Dengan demikian, nilai FR

bisa menjadi petunjuk sebaran satwa, baik secara spasial

(ruang) maupun temporal (waktu). Formula untuk meng-

hitung frekuensi perjumpaan yaitu:

A

fiFOi

atau

T

fiFOi

Page 54: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

34

Yang mana FRi ialah frekuensi per-jumpaan relatif suatu spesies (i), fi ialah frekuensi atau jumlah perjum-

paan dengan spesies i, dan F ialah total frekuensi perjumpaan seluruh spesies.

Formula yang digunakan untuk mendapatkan nilai

frekuensi relatif sebagai berikut:

%100xF

fiFR i

Interpretasi data satwa juga dibuat klasifikasi untuk

memberikan informasi yang lebih sesuai dengan tujuan

memudahkan pengambilan keputusan. Klasifikasi data

satwa, khususnya burung, antara lain berdasarkan

(Gunawan, in press):

Kelompok makanan (feeding guilds).

Spesialisasi habitat: daratan dan perairan.

Sifat tinggal: resident (penghuni tetap) dan migran lo-

kal atau migran antar benua.

Status endemisitas: endemik dan eksotik (tidak ende-

mik).

Status asal/keaslian: asli dan introduksi.

Pemanfaatannya: komersial dan tidak komersial.

Status konservasi, seperti status perlindungan

berdasarkan PP 7/1999 (dilindungi/tidak dilindungi),

status berdasarkan Appendix CITES (Appendix I, II,

III atau Non-Appendix), dan status menurut Redlist

IUCN.

Page 55: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

35

Berdasarkan tipe habitat yang diteliti, misalnya kebun,

sawah, lahan terbuka, hutan tanaman monokultur,

hutan tanaman campuran, hutan alam sekunder,

hutan alam primer, dan lain-lain.

Lainnya; misalnya berdasarkan prioritas konservasi

nasional, prioritas konservasi daerah, maskot kabu-

paten, maskot provinsi, maskot nasional, atau

merupakan spesies kunci (keystone species), spesies

payung (umbrella species), serta spesies bendera (flag

species).

Klasifikasi berdasarkan feeding guilds untuk burung

meliputi burung-burung pemakan daun disebut frugivora,

pemakan biji disebut granivora, dan pemakan nektar

disebut nektivora. Burung pemangsa satwa lain disebut

karnivora atau raptor, pemangsa ikan disebut piscivora

dan dan pemakan serangga disebut insektivora. Untuk

bangsa satwa mamalia umumnya dikelompokkan menjadi

herbivora (pemakan bagian tumbuhan), karnivora

(pemangsa satwa lain), dan omnivora (pemakan segala).

Berdasarkan spesialisasi habitatnya, burung-burung

dikelompokkan menjadi burung daratan (terrestrial bird)

yaitu burung yang sebagian besar hidupnya di daratan

dan mencari makan di daratan dan burung air (water

bird) yaitu burung yang sebagian besar hidupnya di

perairan atau dalam mencari makan tergantung pada

keberadaan perairan (umumnya makanannya ada di air,

seperti ikan, udang, dan hewan air lainnya).

Page 56: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

36

Klasifikasi berdasarkan status tinggal, yaitu satwa resident

(penghuni tetap), migran lokal atau migran antar benua.

Satwa penetap (resident) ialah satwa yang menempati

habitat yang sama sepanjang tahun. Satwa migran lokal

ialah satwa yang melakukan perpindahan dalam jarak

yang dekat (beberapa kilometer) dari dan ke tempat

berkembang biak (breeding). Satwa migran afrotropica

ialah satwa yang berpindah cukup jauh dalam wilayah

afrotropica (misalnya kebanyakan burung kukuk). Satwa

migran paleartic adalah satwa yang menghabiskan

sebagian besar hidupnya di wilayah afrotropica tetapi

bermigrasi ke wilayah paleartic untuk berkembang biak.

Berdasarkan status endemisitasnya, satwa-satwa dapat

dikelompokkan menjadi satwa endemik dan eksotik atau

introduksi. Spesies endemik ialah satwa yang hidup di

alam hanya pada suatu tempat, di saat sekarang dan

masa lalu (Adisoemarto & Rifai, 1992). Spesies eksotik

ialah spesies yang telah diintroduksi ke suatu tempat atau

yang telah mengolonisasi suatu daerah dari tempat lain di

masa lalu (Adisoemarto & Rifai, 1992).

Berdasarkan status asal atau keasliannya, satwa-satwa

dikelompokkan menjadi satwa asli (indigenous) atau intro-

duksi (didatangkan dari tempat lain). Spesies asli ialah

spesies pribumi dan terdapat alami di suatu daerah.

Berdasarkan pemanfaatannya, satwa dapat dikelompok-

kan menjadi satwa komersial dan nonkomersial. Satwa

Page 57: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

37

komersial ialah satwa yang memiliki nilai ekonomi dan

diperdagangkan.

Klasifikasi berdasarkan Red List IUCN (International Union

for Conservation of Nature and Natural Resources) versi

3.1 untuk satwa liar didasarkan pada tingkat keteran-

camannya, mulai dari yang paling gawat hingga yang

paling ringan dengan kategori sebagai berikut:

Extinct (EX) = punah

Extinct in the Wild (EW) = punah di alam

Critically Endangered (CR) = kritis

Endangered (EN) = terancam

Vulnerable (VU) = rentan

Near Threatened (NT) = mendekati terancam

Least Concern (LC) = kurang mendapat perhatian

CITES (Convention on International Trade in Endangered

Species of Wild Fauna and Flora) atau konvensi perda-

gangan internasional spesies tumbuhan dan satwa liar

terancam adalah perjanjian internasional antarnegara

yang disusun berdasarkan resolusi sidang anggota World

Conservation Union International Union for the Conser-

vation of Nature and Natural Resources (WCU-IUCN)

tahun 1963. Konvensi bertujuan mengendalikan perda-

gangan flora dan fauna yang terancam kepunahan dan

melindunginya terhadap perdagangan internasional yang

mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam.

Pemerintah Indonesia telah meratifikasi CITES melalui

Keputusan Pemerintah No. 43 Tahun 1978.

Page 58: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

38

CITES menetapkan berbagai tingkatan proteksi terhadap

lebih dari 33.000 spesies terancam yang dicantumkan

dalam apendiks yang terdiri atas tiga apendiks, yaitu:

Apendiks I (sekitar 800 spesies) berisi daftar

seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang dila-

rang dalam segala bentuk perdagangan internasional.

Spesies yang dimasukkan ke dalam kategori ini ialah

spesies yang terancam punah bila perdagangan tidak

dihentikan. Perdagangan spesimen dari spesies yang

ditangkap di alam bebas tergolong ilegal (diizinkan

hanya dalam keadaan luar biasa).

Satwa dan tumbuhan yang termasuk dalam daftar

Apendiks I namun merupakan hasil penangkaran atau

budi daya dianggap sebagai spesimen dari Apendiks II

dengan beberapa persyaratan. Otoritas pengelola dari

negara pengekspor harus melaporkan Non-Detriment

Finding (NDF) berupa bukti bahwa ekspor spesimen

dari spesies tersebut tidak merugikan populasi di alam

bebas. Setiap perdagangan spesies dalam Apendiks I

memerlukan izin ekspor impor. Otoritas pengelola dari

negara pengekspor diharuskan memeriksa izin impor

yang dimiliki pedagang dan memastikan negara peng-

impor dapat memelihara spesimen tersebut dengan

layak.

Satwa yang dimasukkan ke dalam Apendiks I, misal-

nya harimau dan subspesiesnya, macan tutul, gajah

Asia, dan semua spesies badak di Indonesia.

Page 59: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

39

Apendiks II (sekitar 32.500 spesies) berisi daftar

spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi

mungkin terancam punah bila perdagangan terus

berlanjut tanpa adanya pengaturan

Spesies dalam Apendiks II tidak segera terancam

kepunahan, tetapi mungkin terancam punah bila tidak

dimasukkan ke dalam daftar dan perdagangan terus

berlanjut. Selain itu, Apendiks II juga berisi spesies

yang terlihat mirip dan mudah keliru dengan spesies

yang didaftar dalam Apendiks I. Otoritas pengelola

dari negara pengekspor harus melaporkan bukti

bahwa ekspor spesimen dari spesies tersebut tidak

merugikan populasi di alam bebas.

Apendiks III (sekitar 300 spesies) berisi daftar

spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi di

negara tertentu dalam batas-batas kawasan habitat-

nya, dan suatu saat peringkatnya bisa dinaikkan ke

dalam Apendiks II atau Apendiks I.

Spesies yang dimasukkan ke dalam Apendiks III ialah

spesies yang dimasukkan ke dalam daftar setelah

salah satu negara anggota meminta bantuan para

pihak CITES dalam mengatur perdagangan suatu

spesies. Spesies tidak terancam punah dan semua

negara anggota CITES hanya boleh melakukan

perdagangan dengan izin ekspor yang sesuai dan

Surat Keterangan Asal (SKA) atau Certificate of Origin

(CoO).

Page 60: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

40

Flagship species ialah spesies yang dipilih untuk meng-

gambarkan kondisi lingkungan atau ekosistem yang

membutuhkan upaya konservasi. Spesies ini dipilih karena

kerentanan, daya tarik, atau keunikannya dalam rangka

membangkitkan dukungan dan penghargaan publik bagi

konservasi keseluruhan ekosistem dan spesies di dalam-

nya. Contoh flagship species yaitu panda raksasa, orang-

utan, gajah afrika, harimau india, monyet tamarin rambut

emas, penyu belimbing, dan gorila gunung.

Spesies kunci (keystone species) merupakan spesies yang

memiliki pengaruh besar pada lingkungannya, memenga-

ruhi banyak organisme lain dalam ekosistem, dan

menentukan tipe dan jumlah berbagai spesies dalam suatu

komunitas. Banyak hewan pemangsa merupakan spesies

kunci, seperti macan tutul di Jawa dan harimau di Suma-

tera.

Spesies payung (umbrella species) ialah spesies yang

dipilih dalam rangka pembuatan keputusan konservasi.

Mengingat sulitnya menentukan status dari banyak

spesies, pemilihan satu spesies payung dapat memudah-

kan pengambilan keputusan konservasi. Segala upaya

konservasi terhadap spesies payung akan berdampak

positif (mengonservasi) juga bagi spesies lain. Spesies

payung dapat digunakan membantu memilih lokasi yang

sesuai untuk pencagaran, menentukan luasnya dan

mengetahui komposisi, struktur, dan proses-proses eko-

sistem. Contoh spesies payung, yaitu harimau india,

harimau sumatera, orangutan kalimantan, dan elang jawa.

Page 61: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

41

Hasil klasifikasi lebih menarik dan cepat dimengerti jika

disajikan dalam bentuk tabel, gambar atau grafik,

misalnya grafik pie, grafik line, atau histogram batang.

Penyajian daftar jenis satwa dalam tabel sebaiknya

disusun sistematik yang mencantumkan famili, genus, dan

spesies.

Tabel 5. Contoh penyajian hasil olahan data satwa dalam bentuk tabel

Lokasi Jumlah Jenis

Burung

Indeks Keragaman Jenis

(H')

Indeks Evenness

(E)

Kalitengah Lor

13 1.94 0.76

Balerante 15 2.36 0.87

Deles

Kemalang

14 2.02 0.77

Srumbung 18 2.40 0.83

Sumber: Gunawan et al. (2012)

Tabel 6. Contoh penyajian data indeks indeks kemiripan komunitas burung

Lokasi Kalitengah

Lor Balerante

Deles

Kemalang

Srum-

bung

Kalitengah

Lor

- 0.54 0.37 0.26

Balerante - 0.69 0.42

Deles Kemalang

- 0.31

Srumbung -

Sumber: Gunawan et al. (2012)

Page 62: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

42

Sumber: Gunawan et al., 2012

Gambar 6. Contoh penyajian hasil olahan data satwa dalam

bentuk grafik pie

Sumber: Gunawan et al., 2005

Gambar 7. Contoh penyajian hasil olahan data satwa dalam bentuk histogram

Page 63: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

43

Page 64: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

44

Page 65: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

45

Gambar 8. Berang-berang jawa (Aonyx cinereus) yang ter-tangkap camera trap di Taman Kehati PT. Tirta Investama Lido

I. Pelaporan

Hasil monitoring satwa dilaporkan kepada Kepala Badan

Lingkungan Hidup Provinsi atau Kabupaten (selaku Pem-

bina Taman Kehati), Pusat Penelitian dan Pengembangan

Hutan Bogor (selaku otoritas penelitian keanekaragaman

hayati dan ekosistem), dan Balai Konservasi Sumber Daya

Alam (BKSDA) setempat selaku otoritas manajemen

keanekaragaman hayati dan ekosistem, khususnya jenis

langka dan/atau dilindungi. Rekapitulasi laporan moni-

toring satwa dapat disajikan seperti format berikut.

Page 66: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

46

Tabel 9. Form rekapitulasi laporan monitoring satwa

LAPORAN MONITORING SATWA

Nama Taman Kehati

Lokasi Desa/Kec/Kab

Petugas yang Memonitor

Tanggal/Bulan/Tahun

Jam

Kondisi Cuaca

HASIL MONITORING

Tujuan Monitoring

Obyek Monitoring

Indikator

A. Kekayaan Spesies Sebelumnya Sekarang

1. Total spesies

2. Mamalia

3. Reptilia

4. Amfibia

5. Aves

B. Indeks Keaneka-ragaman

Sebelumnya Sekarang

1. Total spesies

2. Mamalia

3. Reptilia

4. Amfibia

5. Aves

Page 67: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

47

C. Indeks Kemerataan Sebelumnya Sekarang

1. Total spesies

2. Mamalia

3. Reptilia

4. Amfibia

5. Aves

Metode Transek dan IPA

Peralatan Binokuler, Kamera

Lokasi Monitoring (Blok)

Periode Monitoring Januari-Juni / Juli-Desember

Pihak yang Dilapori Badan Pengelola Lingkungan Hidup; Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hutan; Balai Konservasi Sumber Daya Alam

Page 68: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja
Page 69: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

49

METODE MONITORING KEANEKARAGAMAN HAYATI FLORA

Memonitor perkembangan komunitas tumbuhan di Taman

Kehati sangat penting karena tumbuhan merupakan

komponen pokok dari suatu ekosistem. Hal ini karena

tumbuhan merupakan produsen utama dalam ekosistem

yang dikonsumsi oleh konsumen pertama yaitu satwa-

satwa herbivora. Selanjutnya, satwa herbivora dimakan

oleh satwa karnivora pertama, dan satwa karnivora

pertama dimakan oleh karnivora kedua atau karnivora

puncak yang kemudian mati dan diuraikan oleh organisme

pengurai (detritus) atau dimakan oleh pemakan bangkai

(scavenger). Pada akhirnya, scavenger mati diuraikan oleh

detritus dan menghasilkan unsur hara yang dikonsumsi

kembali oleh tumbuh-tumbuhan. Demikian seterusnya,

siklus rantai makanan (food chain) terjadi dalam suatu

ekosistem.

Mengetahui status komunitas tumbuhan atau vegetasi di

suatu ekosistem dapat menjadi prediksi bagi kondisi

satwa-satwa yang menjadi konsumen tumbuhan, misalnya

satwa pemakan daun, buah, biji, pucuk, nektar, dan umbi.

Terdapat interaksi dan keterkaitan atau saling keter-

gantungan antara unsur tumbuhan dan satwa liar. Oleh

Page 70: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

50

karena itu, memonitor satwa liar berarti juga memonitor

habitatnya. Dalam hal ini, tumbuhan merupakan bagian

utama dari habitat satwa liar tersebut.

A. Tujuan

Monitoring keanekaragaman hayati flora atau tumbuhan

bertujuan untuk mengetahui perubahan kondisi flora atau

tumbuhan dari waktu ke waktu di Taman Kehati.

B. Sasaran Objek yang Dimonitor

Sasaran yang menjadi objek monitoring yaitu pohon-

pohon hasil penanaman pada program pembangunan

Taman Kehati dengan fokus pada jenis-jenis unggulan

target konservasi. Terdapat dua kelompok sasaran moni-

toring flora pohon, yaitu:

(1) Kelompok pohon muda, yaitu bibit-bibit yang baru

ditanam hingga berumur kurang dari 10 tahun. As-

pek yang dimonitor antara lain survival (daya hidup),

pertumbuhan (tinggi dan diameter), dan kesehatan

(hama dan penyakit).

(2) Kelompok pohon dewasa, yaitu pohon-pohon besar

dengan diameter di atas 10 cm atau berumur lebih

dari 10 tahun. Aspek yang dimonitor terutama pada

fenologi (pembungaan) dan pembuahan. Selain itu,

aspek kesehatan pohon dewasa lebih ditekankan

pada kondisi fisik yang menyebabkan pohon rawan

Page 71: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

51

tumbang, patah dahan, atau kondisi tajuk yang

mungkin mengganggu pertumbuhan pohon lain.

C. Indikator yang Dimonitor

Indikator yang dimonitor dari kelompok pohon muda:

Tinggi total pohon

Diameter batang

Keberadaan hama atau penyakit

Keberadaan gulma/tumbuhan pengganggu

Indikator yang dimonitor dari kelompok pohon dewasa:

Tinggi total pohon

Tinggi bebas cabang

Diameter setinggi dada (dbh)

Pembungaan (waktu berbunga dan lamanya musim

berbunga)

Pembuahan (waktu berbuah dan lamanya musim

buah)

Keberadaan hama atau penyakit

Keberadaan cacat pohon (berlubang, patah cabang,

rawan tumbang, dan lain-lain)

Satwa yang memanfaatkan (misalnya untuk bersarang

atau dimakan buah, biji, daun atau nektarnya)

Page 72: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

52

Tabel 10. Tally sheet monitoring vegetasi/pohon muda

WAKTU MONITORING

1. Periode Monitoring Jan-Mar/Apr-Jun/Jul-Sep/Okt-

Des

2. Tanggal Monitoring

IDENTITAS POHON

3. Nomor Pohon

4. Nama Lokal

5. Nama Latin

6. Famili

7. Tahun tanam

INDIKATOR YANG DIMONITOR

8. Tinggi total (m)

9. Diameter (cm)

10. Keberadaan hama/ penyakit

Jenis hama/penyakit

Bagian yang diserang hama/penyakit

Upaya penanggulangan

hama/penyakit

11. Keberdaan gulma/ tumbuhan pengganggu

Jenis gulma

Upaya penanggulangan

gulma

Page 73: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

53

Tabel 11. Tally sheet monitoring vegetasi/pohon dewasa

WAKTU MONITORING

1. Periode Monitoring Jan-Mar/Apr-Jun/Jul-Sep/Okt-

Des*

2. Tanggal Monitoring

IDENTITAS POHON

3. Nomor Pohon

4. Nama Lokal

5. Nama Latin

6. Famili

7. Tahun tanam

INDIKATOR YANG DIMONITOR

8. Tinggi total (m)

9. Tinggi bebas cabang (m)

10. Diameter setinggi dada (cm)

11. Keberadaan hama penyakit

Jenis hama/penyakit

Bagian yang diserang

Upaya penanggulangan

12. Keberadaan cacat pohon

Lubang/growong batang

Patah cabang/ranting

Rawan tumbang

13. Pembungaan (fenologi)

Waktu mulai berbunga

Lamanya musim berbunga

Satwa pemakan nektar

14. Pembuahan

Waktu mulai berbuah

Lamanya musim buah

Satwa pemakan buah/biji

15. Keberadaan sarang satwa

* Lingkari yang sesuai.

Page 74: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

54

D. Metode Pengumpulan Data

Monitoring terhadap tanaman pohon-pohon di Taman

Kehati dapat dilakukan secara sensus ataupun sampling.

Apabila jumlahnya tidak terlalu banyak, misalnya kurang

dari 30 pohon, monitoring dilakukan secara sensus (100%

diamati dan diukur). Namun, apabila jumlahnya terlalu

banyak dan sumber daya yang tersedia terbatas (waktu,

tenaga, dan biaya), sampling perlu dibuat. Sampling diha-

rapkan dapat mewakili kondisi populasi pohon dari jenis

yang sama pada umumnya. Oleh karena itu, hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam menentukan sampel, yaitu:

(1) Sampling ditentukan pada saat pertama melakukan

monitoring. Pada monitoring berikutnya hanya mela-

kukan pengukuran dan pengamatan ulang terhadap

sampel yang telah ditentukan tersebut.

(2) Sampling (pemilihan pohon sampel) dilakukan seca-

ra acak (random).

(3) Untuk mendapatkan keterwakilan dari berbagai kon-

disi secara proporsional [jika diperlukan], stratifikasi

dilakukan sebelum menentukan pohon-pohon yang

akan dijadikan sampel untuk dimonitor.

(4) Stratifikasi dilakukan berdasarkan jenis pohon dan

kelas umur (tahun tanam).

(5) Setelah distratifikasi, setiap strata dipilih 30 pohon

secara acak.

(6) Pohon-pohon yang telah terpilih diberi tanda (no-

mor) untuk mengingatkan kembali pada monitoring

berikutnya.

Page 75: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

55

E. Peralatan dan Bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam monitoring

flora pohon disajikan pada Tabel 12 berikut ini:

Tabel 12. Peralatan dan bahan monitoring pohon Taman Kehati

No Alat/Bahan Kegunaan/Fungsi

1. Haga Altimeter Mengukur tinggi pohon dewasa

2. Caliper Mengukur diameter bibit dan pohon kecil

3. Phi band Mengukur diameter pohon besar

4. Meteran roll Mengukur tinggi bibit kurang dari 2 meter

5. Gergaji pruning Pruning ranting tinggi

6. Gunting stek Pruning bibit

7. Gunting pruning Pruning daun dan ranting kecil

8. Chain saw Menebang pohon yang

membahayakan

9. Weeding tools Membuang gulma

10. Gergaji rumput Membuang gulma

11. Kamera Mendokumentasikan hasil pengamatan

12. Tally sheet Daftar checklist monitoring

13. Alat tulis Membuat catatan di lapangan

14. PC/Laptop Mengolah data dan membuat laporan

Page 76: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

56

Gambar 9. Peralatan yang perlu dibawa pada saat monitoring

F. Lokasi Monitoring

Monitoring dilakukan pada semua perwakilan tanaman. Oleh karena itu, apabila tanaman telah dibagi menurut tema di dalam blok, perwakilan tanaman yang dimonitor harus ada di setiap blok. Untuk Taman Kehati Babakan Pari (Cidahu-Sukabumi), lokasi monitoring flora pohon dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 77: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

57

Gambar 10. Contoh lokasi monitoring flora pohon di Taman Kehati Babakan Pari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi

Gambar 11. Pemeriksaan hama dan penyakit tanaman

Page 78: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

58

Gambar 12. Pengukuran diamater pohon dewasa (A) dan pen-catatan kondisi gulma sekitar tanaman (B)

Gambar 13. Label pohon yang dimonitor: bagian depan berisi nama spesies, nomor pohon, dan nomor blok (A); dan bagian

belakang berisi checklist tanggal monitoring (B)

A B

A B

Page 79: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

59

G. Periode Monitoring

Monitoring pohon muda, khususnya pada bibit-bibit yang

baru ditanam hingga umur satu tahun, sebaiknya dilaku-

kan lebih sering untuk mengetahui daya hidupnya, hama

penyakit dan gulma pengganggunya yang dapat memati-

kan atau menghambat pertumbuhan bibit tersebut.

Dengan demikian, jika terjadi kematian bibit maka dapat

segera diketahui dan dapat cepat dilakukan penyulaman.

Pada tahun pertama, monitoring dapat dilakukan seming-

gu sekali atau dua minggu sekali. Setelah melewati tahun

pertama, kondisi bibit sudah relatif stabil sehingga

frekuensi monitoring dapat dilakukan sebulan sekali

hingga tiga bulan sekali.Pada pohon dewasa, monitoring

cukup dilakukan tiga bulan sekali untuk mengantisipasi

pohon tumbang dan cabang atau ranting patah. Meskipun

demikian, pada musim hujan yang sering terjadi hujan

angin, pemeriksaan pohon dewasa harus lebih sering

dilakukan.

Monitoring yang umum dilakukan dalam periode tiga

bulanan (triwulan), empat bulanan (caturwulan) atau

enam bulanan (semester) dengan pengaturan sebagai

berikut:

Page 80: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

60

Tabel 13. Pembagian periode dan waktu monitoring

Periode Triwulan Waktu/Tanggal Monitoring

Januari-Maret 31 Maret atau 1 April

April-Juni 30 Juni atau 1 Juli

Juli-September 31 Agustus atau 1 September

Oktober-Desember 31 Desember atau 1 Januari

Periode Caturwulan Waktu/Tanggal Monitoring

Januari-April 30 April atau 1 Mei

Mei-Agustus 31 Agustus atau 1 September

September-Desember 31 Desember atau 1 Januari

Periode Semester Waktu/Tanggal Monitoring

Januari-Juni 30 Juni atau 1 Juli

Juli-Desember 31 Desember atau 1 Januari

H. Pengolahan dan Interpretasi Data

Data hasil monitoring diolah untuk mendapatkan informasi

persen hidup, laju pertumbuhan tinggi dan diameter, serta

kesehatan pohon. Hasil olahan data disajikan dalam

bentuk tabel dan/atau grafik. Garfik garis dapat digunakan

untuk menunjukan pertumbuhan. Grafik pie dapat diguna-

kan untuk menunjukan persentase pohon hidup, per-

sentase pohon sehat, atau persentase serangan hama dan

penyakit.

Data dan informasi yang didapat diinterpretasi dan disin-

tesis untuk menghasilkan rekomendasi-rekomendasi bagi

manajemen untuk melakukan upaya-upaya, yaitu:

Page 81: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

61

(1) Pemupukan pohon yang pertumbuhannya kurang.

(2) Pemangkasan pohon yang mengganggu pertum-

buhan pohon target konservasi.

(3) Pemotongan daun atau ranting yang berpenyakit.

(4) Pemberantasan hama dan penyakit.

(5) Penyiraman tanah yang kering

(6) Pembersihan gulma.

(7) Penyulaman pohon yang mati.

I. Pelaporan

Hasil monitoring flora pohon dilaporkan kepada Badan

Lingkungan Hidup Provinsi atau Kabupaten selaku

Pembina di daerah, Pusat Penelitian dan Pengembangan

Hutan Bogor selaku otoritas penelitian Kehati di

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat

selaku otoritas manajemen konservasi flora fauna langka

dan dilindungi.

Page 82: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

62

Tabel 14. Rekapitulasi hasil monitoring pohon muda

REKAPITULASI HASIL MONITORING POHON MUDA

WAKTU MONITORING

Periode Monitoring Jan-Mar/Apr-Jun/Jul-Sep/Okt-Des

Tanggal Monitoring

HASIL MONITORING POHON MUDA

Jenis pohon Jumlah

pohon

Jumlah

Hidup

Tinggi rata-

rata

Diameter

rata-rata

Jumlah Terserang

Hama/ penyakit

Jumlah

Cacat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

dst

CATATAN PENTING

REKOMENDASI

Page 83: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

63

Tabel 15. Rekapitulasi hasil monitoring pohon dewasa

REKAPITULASI HASIL MONITORING POHON DEWASA

WAKTU MONITORING

Periode Monitoring Jan-Mar/Apr-Jun/Jul-Sep/Okt-Des

Tanggal Monitoring

HASIL MONITORING POHON DEWASA

Jenis

pohon

Jumlah

pohon

Tinggi

total rata-rata

Tinggi

bebas cabang rata-

rata

Diameter

rata-rata

Jumlah

pohon berbunga

Jumlah

pohon berbuah

Jumlah

pohon cacat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

dst

CATATAN PENTING

REKOMENDASI

Page 84: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja
Page 85: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

65

METODE EVALUASI KEBERHASILAN TAMAN KEHATI

A. Maksud dan Tujuan

Evaluasi keberhasilan pembangunan dan pengelolaan Ta-

man Kehati dimaksudkan:

(1) Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh mana-

jemen dalam pengambilan keputusan pengelolaan

Taman Kehati ke depan.

(2) Menilai apakah tujuan pembangunan dan penge-

lolaan Taman Kehati dapat dicapai sesuai dengan

yang diharapkan sehingga dapat dijadikan contoh

atau model untuk pengembangan di tempat lain.

(3) Menilai efektivitas program, capaian sasaran,

efisiensi dan keberlanjutan dalam rangka pember-

dayaan fungsi Taman Kehati.

Oleh karena itu, evaluasi keberhasilan pembangunan dan

pengelolaan Taman Kehati bertujuan:

(1) Memperoleh apa yang ingin dicapai melalui pem-

bangunan dan pengelolaan Taman Kehati (tujuan

dan manfaat).

Page 86: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

66

(2) Menilai kemajuan sampai di mana tujuan telah ter-

laksana dan manfaat telah diperoleh.

(3) Mengetahui strategi yang dibuat untuk mencapai

tujuan; apakah strategi tersebut diikuti dan apakah

strategi bekerja efektif; jika tidak, mengapa?

(4) Mengetahui implikasi program pengembangan dan

pengelolaan Taman Kehati bagi para stakeholders.

(5) Menilai efisiensi, efektivitas, dan dampak (impact)

dari pengembangan dan pengelolaan Taman Kehati.

B. Aspek-Aspek yang Dievaluasi

Aspek-aspek yang dikaji dalam evaluasi keberhasilan pem-

bangunan dan pengelolaan Taman Kehati ialah yang

terkait dengan tujuan dan manfaat atau fungsi Taman

Kehati, serta pelaksanaan program yang terkait, yaitu:

1. Tujuan Taman Kehati

Pembangunan dan pengelolaan Taman Kehati bertujuan

menyelamatkan berbagai spesies tumbuhan asli/lokal yang

memiliki tingkat ancaman sangat tinggi terhadap kelesta-

riannya atau ancaman yang mengakibatkan kepunahan-

nya (Pasal 1 ayat 3, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

[Permen LH] No. 3 Tahun 2012). Adapun spesies pohon

asli yang menjadi target konservasi Taman Kehati

Babakan Pari yaitu sebagaimana disajikan pada Tabel 16.

Sementara itu, fauna target yang dikonservasi di Taman

Kehati disajikan pada Tabel 17.

Page 87: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

67

Tabel 16. Contoh jenis flora prioritas target konservasi di

Taman Kehati Babakan Pari (Cidahu-Sukabumi)

No Nama Latin Nama Indonesia

Status IUCN

dan PP No. 7/1999

1. Diospyros celebica Bakh.

Kayu hitam Rentan (VU)

2. Eusideroxylon zwageri Teijsm.& Binn.

Kayu besi Rentan (VU)

3. Intsia bijuga (Colebr.) Kuntze

Merbau Rentan (VU)

4. Shorea leprosula Miq. Meranti Genting (EN)

5. Dryobalanops lanceolata Burck.

Kamper Genting (EN)

Tabel 17. Contoh lima jenis fauna prioritas target konservasi di Taman Kehati Babakan Pari (Cidahu-Sukabumi)

No Nama Latin Nama Indonesia

Status IUCN dan PP No.

7/1999

1. Herpestes javanicus (É.

Geoffroy Saint-Hilaire, 1818)

Garangan Least Concern

(LC)

2. Paradoxurus hermaphroditus (Pallas, 1777)

Careuh bulan Least Concern (LC)

3. Halcyon cyanoventris Vieillot, 1818

Raja udang

jawa

Least Concern

(LC); Dilindungi

4. Bronchocela jubata Duméril &

Bibron, 1837

Bunglon surai

Least Concern (LC)

5. Cinnyris jugularis Linnaeus, 1766

Burung madu sriganti

Least Concern (LC); Dilindungi

Page 88: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

68

2. Manfaat atau Fungsi Taman Kehati

Berdasarkan pasal 5 Permen LH No. 3 Tahun 2012,

manfaat atau fungsi Taman Kehati ialah sebagai berikut:

(1) Untuk koleksi tumbuhan;

(2) Untuk pengembangbiakan tumbuhan dan satwa

pendukung;

(3) Sebagai penyedia atau sumber bibit dan benih;

(4) Sebagai sumber genetis tumbuhan/tanaman lokal;

(5) Sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengem-

bangan ilmu pengetahuan, dan ekowisata;

(6) Ruang terbuka hijau dan/atau penambahan tutupan

vegetasi.

3. Program dan Kegiatan Konservasi

Keanekaragaman Hayati

Program dan kegiatan terkait konservasi keanekaragaman

hayati yang menjadi bahan evaluasi yaitu:

(1) Penanaman dan pemeliharaan tanaman.

(2) Penelitian dan publikasi hasil penelitian.

(3) Pelatihan dalam rangka pemberdayaan masyarakat

melalui konservasi dan pemanfaatan flora/fauna.

(4) Pelatihan peningkatan kapasitas SDM dalam penge-

lolaan Taman Kehati.

(5) Pendidikan lingkungan hidup dan konservasi.

(6) Rehabilitasi lahan kritis, daerah aliran sungai dan ka-

wasan konservasi.

(7) Adopsi pohon.

(8) Wisata alam.

Page 89: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

69

C. Pendekatan

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat ditempuh oleh

evaluator dalam melakukan evaluasi sebagaimana disaji-

kan pada Tabel 18. Evaluator sebaiknya menggunakan

kombinasi pendekatan dan perusahaan yang dievaluasi

meminta secara khusus apa yang ingin dievaluasi tetapi

jangan mengesampingkan temuan dengan pendekatan

yang berbeda.

Metode yang digunakan dalam evaluasi dari setiap aspek,

kegiatan, dan program berbeda-beda. Namun, metode

yang cocok digunakan untuk evaluasi di Taman Kehati

secara umum ialah sebagai berikut:

(1) Survei lapangan

(2) Wawancara masyarakat

(3) Wawancara responden kunci

(4) Kuesioner

(5) FGD (Focus Group Discussion)

(6) Pertemuan dengan masyarakat (Community

meetings)

(7) Laporan kegiatan rutin pekerja lapangan

(8) Hasil Monitoring

Penggunaan masing-masing metode dan teknik pengum-

pulan data, serta parameter yang dievaluasi disajikan

pada Tabel 19.

Page 90: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

70

Tabel 18. Pendekatan-pendekatan dalam melakukan evaluasi

Pendekatan Tujuan Utama

Fokus Pertanyaan

Metodologi

Berbasis sasaran

Menilai capaian tujuan dan sasaran

Apakah sasaran tercapai dan efisien? Apakah sasarannya benar?

Membandingkan baseline dan data kemajuan; mencari cara-cara untuk mengukur indikator

Pengambilan keputusan

Menyediakan informasi

Apakah program telah efektif? Haruskah dilanjutkan? Apakah perlu dimodifikasi?

Menilai pilihan-pilihan berkaitan dengan konteks, input, proses dan hasil. Menetapkan konsesus pengambilan keputusan

Tidak berbasis sasaran

Menilai seluruh dampak program/ proyek, baik dikehendaki maupun tidak

Outcomes apa saja yang dihasilkan? Nilai apa yang diberikan oleh outcomes?

Determinasi standar yang dibutuhkan untuk menilai apakah program/proyek bermanfaat? Teknik kualitatif dan kuantitatif untuk mengungkap semua hasil yang mungkin

Expert judgement

Penggunaan keahlian

Bisakah membayar evaluator luar yang profesional?

Review kritis berlandaskan pada pengalaman, survei informal dan penilaian subjektif.

Page 91: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

71

Page 92: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

72

Page 93: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

73

Page 94: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

74

Page 95: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

75

D. Metode Evaluasi

Proses evaluasi terdiri atas tiga tahap, yaitu:

Tahap 1: merencanakan evaluasi yang meliputi:

(1) Menetapkan tujuan

(2) Penanggung jawab

(3) Rencana kerja evaluasi

(4) Anggaran

(5) Core learning partnership

(6) Pertanyaan-pertanyaan evaluasi

(7) Term of Reference

(8) Memilih konsultan

(9) Logistik

(10) Briefing tim evaluasi

Tahap 2: melaksanakan evaluasi yang meliputi:

(1) Pelibatan manajer proyek/program

(2) Pengumpulan data

(3) Pembuatan draft laporan

(4) Core learning partnership

(5) Mengakomodir umpan balik dari para pihak

Tahap 3: menggunakan hasil evaluasi yang meliputi:

(1) Mempertimbangkan rekomendasi

(2) Membuat rencana implementasi

(3) Diseminasi

Page 96: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

76

E. Laporan Evaluasi

Format outline laporan evaluasi keberhasilan pemba-

ngunan dan pengelolaan Taman Kehati ialah sebagai

berikut:

Halaman Judul

Daftar Isi

Kata Pengantar

Ucapan Terima Kasih

Ringkasan Eksekutif

Glosarium, Akronim dan Singkatan

Bab 1. Pendahuluan (latar belakang, tim evaluasi,

proses dan permasalahan yang terjadi)

Bab 2. Deskripsi Proyek/Program (latar belakang dan

tujuan proyek/program)

Bab 3. Tujuan dan Metode Evaluasi

Bab 4. Temuan (terkait efisiensi, efektivitas, dampak

dan hal lain yang muncul)

Bab 5. Kesimpulan (kesimpulan dan interpretasi

temuan, lebih baik menggunakan analisis

SWOT)

Bab 6. Rekomendasi (saran ke depan untuk

mengatasi kelemahan dan membangun

kekuatan)

Daftar Pustaka

Lampiran : daftar responden yang diwawancarai,

kuesioner yang digunakan, peta, dan lain-

lain.

Page 97: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

77

DAFTAR PUSTAKA

Adisoemarto, S. & Rifai, M.A. (editor). 1994. Keaneka-ragaman Hayati di Indonesia. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup (KLH) dan Konsorsium untuk Pelestarian Hutan dan Alam Indonesia

(KONPHALINDO). Jakarta.

Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwaliar Jilid I. Depar-

temen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor.

Bailey, J.A. 1984. Principles of Wildlife Management. John Wiley and Sons. New York.

BAPPENAS. 1993. Biodiversity Action Plan for Indonesia. BAPPENAS. Jakarta.

Biodiversity Indicators for Monitoring Impacts and Conser-

vation. www.Theebi.org

Blomberg, S. & Shine, R. 2004. Reptiles. Pp.218-226 dalam Sutherland, W.J. (ed). Ecological Census Techniques: A Handbook. Cambridge University Press. Cam-bridge, UK.

CITES. 2015. Appendices I, II & III. https://www.cites. org/sites/default/files/eng/app/2015/E-Appendices-2015-02-05.pdf. Downloaded on 22 October 2015.

Coates, B.J. & Bishop, K.D. 1997. Panduan Lapangan Burung-Burung di Kawasan Wallacea. Birdlife

International-Indonesia Program. Bogor.

Gibbons, D.W., Hill, D. & Sutherland, W.J. 2004. Birds. Pp. 227-259 dalam Sutherland, W.J. (ed). Ecological Census Techniques: A Handbook. Cambridge University Press. Cambridge, UK.

Page 98: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

78

Guidelines for Monitoring and Evaluation for Biodiversity

Projects. www.siteresources.worldbank.org

Gunawan, H. in press. Mengintegrasikan Keaneka-

ragaman Hayati dalam analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Forda Press. Bogor.

Gunawan et al. 2012. Laporan Hasil Penelitian Kajian

Model Restorasi Ekosistem Kawasan Konservasi. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Konservasi Dan

Rehabilitasi.

Gunawan, H., Putri, I.A.S.L.P. & Qiptiyah, M. 2005. Keanekaragaman Jenis Burung Di Wanariset Malili,

Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, II(3): 241–

250.

Halliday, T.R. 2004. Amphibians. Pp.205-217 dalam Sutherland, W.J. (ed). Ecological Census Techniques: A Handbook. Cambridge University Press. Cam-bridge, UK.

Hill, D., Fasham, M., Tucker, G., Shewry, M. & Shaw, P. (eds). 2005. Handbook of Biodiversity Methods: Sur-vey, Evaluation and Monitoring. Cambridge

University Press. www. Cambrisdge.org. Diakses tanggal 11 Desember 2008.

Iskandar, D.T. 2002. Amfibi Jawa dan Bali. Puslitbang Bio-

logi LIPI-GEF Biodiversity Collections Project. Bogor.

IUCN-WCU. 2001. IUCN Red List Categories and Criteria Version 3.1. IUCN-The World Conservation Union. Gland, Switzerland.

IUCN 2015. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2015-4. <http://www.iucnredlist.org>. Downloaded on 19 November 2015

Page 99: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

79

Kariuki, J.G. 2014. An Exploration of the Guiding Prin-

ciples, Importance and Challenges of Monitoring and Evaluation of Community Development Projects and

Programmes. International Journal of Business and Social Science, 5 1): 140–147. www.ijbssnet. com. [3 Juli 2015]

King, B., Dickinson, E.C. & Woodcock, M. 1975. A Field Guide to the Birds of South East Asia. Collins. Lon-

don.

Kusmana, C. 1997. Metode Survei Vegetasi. IPB Press. Bogor.

Lawrence, A. 2002. Participatory assessment, monitoring and evaluation of biodiversity. ETFRN E-workshop

on Participatory Monitoring and Evaluation of Biodiversity, 7-25 January 2002. www.etfrn.org/ etfrn/workshop/biodiversity/index.html. [3 Juli 2015]

MacKinnon, J. 1991. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

MacKinnon, J., Phillips, K. & van Balen, B. 1992. Panduan Lapangan Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Birdlife International-Indonesia Program. Bogor.

Magurran, A.E. 1988. Ecological Diversity and Its Mea-surement. Croom Helm. London.

Monitoring, Evaluation, Reporting and Improvement.

www.nrm.gov.au.

Monitoring and Evaluation by Janet Shapiro www.civicus. org.

Monitoring and Evaluation in Conservation: a Review of Trends and. www.fosonline.org.

Page 100: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

80

Monitoring and evaluation: tool for biodiversity conser-

vation and. www.sanbi.org.

Monitoring and Evaluation: tools for biodiversity conser-

vation. https://archive.org.

Odum, E.P. 1994. Fundamentals of Ecology, Third Edition. T. Samingan (terj.). Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999 tentang

Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Pomeroy, D. 1992. Counting Birds. African Wildlife Foundation. Nairobi, Kenya.

Sastrapradja, S., Adisoemarto, S., Kartawinata, K. & Rifai, M. 1989. Keanekaragaman Hayati untuk Kelang-sungan Hidup Bangsa. Pusat Penelitian dan Pengem-bangan Bioteknologi LIPI. Bogor.

Sera, Y. & Beaudry, S. 2007. Monitoring & Evaluation.

Social Development Department-The World Bank. www.worldbank.org/smallgrantsprogram.

Shaw, J. 1985. Introduction to Wildlife Management. McGraw-Hill Book Company. New York.

Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Penerbit Usaha

Nasional. Surabaya.

Soerianegara, I. & Indrawan, A. 1980. Ekologi Hutan. Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan

IPB. Bogor.

Soerianegara, I. 1978. Diktat Ekologi Hutan. Pusat

Pendidikan Kehutanan Cepu. Direksi Perum Perhutani. Cepu.

Page 101: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

81

Sutherland, W.J. 2004. Mammals. Pp.260-280 dalam

Sutherland, W.J. (ed). Ecological Census Techniques: A Handbook. Cambridge University

Press. Cambridge, UK.

Sutherland, W.J. (ed.). 2004. Ecological Census Tech-niques: A Handbook. Cambridge University Press.

Cambridge, UK.

Toolkit to Combat Trafficking in Persons, Chapter 10:

Monitoring and Evaluation. https://www.unodc.org [2 Juli 2015].

Tucker, G., Bubb P., de Heer, M., Miles, L., Lawrence, A.,

Bajracharya, S.B., Nepal, R.C., Sherchan, R. & Chapagain, N.R. 2005. Guidelines for Biodiversity Assessment and Monitoring for Protected Areas. KMTNC, Kathmandu, Nepal.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Direk-torat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan dan Japan Inter-

national Cooperation Agency. Bogor.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1994

tentang ratifikasi Konvensi PBB untuk Keaneka-ragaman Hayati (Convension on Biodiversity).

Van Lavieren, L.P. 1983. Wildlife Management in The Tropics, II. School of Environmental Conservation management. Bogor.

World Bank’s Environment Department, Global Environ-ment Division. 1998. Guidelines for Monitoring and Evaluation for Biodiversity Projects. www.

siteresources.worldbank.org. [3 Juli 2015]

Page 102: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja
Page 103: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

83

Lampiran 1.

PANDUAN WAWANCARA

PENGUNJUNG/MASYARAKAT SEKITAR TAMAN KEHATI

1. Identitas Responden

Nama : ................................................ Umur: ...... th

Jenis Kelamin : Pria/Wanita Pekerjaan : …............................

Pendidikan : SD/SLTP/SLTA/Universitas

2. Pernahkan anda datang ke Taman Kehati Babakan Pari? Belum pernah Pernah 1 kali 2 kali 3 kali/lebih

3. Apakah anda tahu, apa itu Taman Kehati? Tidak tahu Tahu, yaitu: ……............................................

4. Apa tujuan anda datang ke Taman Kehati? Rekreasi Bermain Belajar pohon

Penelitian Tugas ..........................................

5. Apakah anda mendapatkan pengetahuan baru dari Taman Kehati?

Dapat yaitu ...................................................................

Tidak

6. Setelah datang ke Taman Kehati, berapa jenis pohon di

Taman Kehati yang anda kenal/ketahui dan ingat? Sebutkan. ..................................................................................................................................................................................

7. Jenis satwa apa saja yang anda lihat selama berada di Taman Kehati. ..................................................................

…...................................................................................... 8. Apa manfaat atau fungsi Taman Kehati? ............................ … .....................................................................................

9. Apabila diberi kesempatan, maukah anda diajak menanam pohon di Taman Kehati dan mengasuhnya? .........................................................................................

10. Fasilitas apa yang perlu ditambah di Taman Kehati? …......................................................................................

Page 104: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

84

Lampiran 2.

KUESIONER UNTUK STAKEHOLDERS

TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN TAMAN KEHATI

DATA STAKEHOLDERS

Nama : ..............................................................

Umur : ....... th

Pekerjaan/Jabatan :...............................................................

Desa/Kecamatan :...............................................................

Hubungan dg TIV :...............................................................

1. Apakah Taman Kehati sudah berfungsi menyelamatkan

spesies tumbuhan asli/lokal yang menjadi target?

Sudah; alasannya ........................................................

Belum; Alasannya ........................................................

2. Apakah Taman Kehati sudah berfungsi menyelamatkan

spesies fauna asli/lokal yang menjadi target?

Sudah; alasannya .......................................................

Belum; Alasannya .......................................................

3. Apakah dengan adanya Taman kehati, jenis-jenis satwanya bertambah banyak?

Ya bertambah Tetap Tidak tahu

4. Apakah anda pernah menerima bantuan bibit atau benih dari

PT. Tirta Investama (Aqua)?

Belum pernah

Pernah bibit .......................................... tahun ............

5. Jika Taman Kehati menjadi sumber bibit pohon, maka bibit pohon apa yang anda inginkan?

.......................................................................................

Page 105: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

85

6. Jenis-jenis satwa apa yang ada di Taman Kehati?

.......................................................................................

7. Apakah jenis-jenis pohon lokal sudah ditanam di Taman

Kehati?

Belum ada Tidak tahu

Sudah, yaitu ...............................................................

8. Apakah Taman Kehati telah berfungsi sebagai sarana pendidikan lingkungan/alam/biologi bagi anak-anak sekolah?

Sudah Belum Tidak tahu

9. Apakah Taman Kehati sudah digunakan sebagai tempat

rekreasi atau wisata alam?

Sudah Belum Tidak tahu

10. Apa yang menarik dari Taman Kehati sehingga cocok sebagai tempat wisata? .................................................................

11. Apakah Taman Kehati telah berfungsi sebagai Ruang

Terbuka Hijau yang memberikan kenyamanan, kesejukan dan udara segar bagi sekitarnya?

Sudah Belum Tidak tahu

12. Apakah tanaman-tanaman di Taman Kehati kondisinya cukup terpelihara dengan baik?

Tidak tahu

Terpelihara baik pemeliharaan belum maksimal

13. Apakah sudah ada kegiatan penelitian di Taman Kehati?

Sudah Belum Tidak tahu

14. Apakah ada publikasi tentang Taman Kehati? Apakah anda pernah menerima? melihat atau membacanya?

Ada dan pernah melihat/menerima/membacanya

Belum ada Tidak tahu

15. Apakah sudah pernah ada pelatihan pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan pemanfaatan atau budidaya flora fauna?

Sudah Belum Tidak tahu

Page 106: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

86

16. Apakah Taman Kehati dikelola oleh SDM yang telah

mengikuti pelatihan yang relevan?

Sudah Belum Tidak tahu

17. Pendidikan lingkungan apakah yang pernah dilakukan di Taman Kehati? Apakah ada usulan pendidikan lainnya di Taman Kehati.

.......................................................................................

.......................................................................................

18. Selain mengelola Taman Kehati, apakah PT. Tirta Investama (Aqua) melakukan rehabilitasi lahan kritis, daerah aliran sungai dan kawasan konservasi? Dimana?

Ya, di ..........................................................................

Belum Tidak tahu

19. Apakah PT. Tirta Investama (Aqua) melaksanakan program adopsi pohon atau pohon asuh? Baik di Taman Kehati maupun di luar Taman Kehati.

Sudah, yaitu di ...........................................................

Pengadopsi dari lembaga/sekolah ..........................

Belum Tidak tahu

20. Secara umum, menurut anda apakah Taman kehati Babakan

Pari telah berhasil sesuai dengan tujuannya?

Sudah, alasannya ........................................................

....................................................................................... Belum, alasannya ........................................................

.......................................................................................

Tidak tahu

Page 107: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

87

Lampiran 3. Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang

Dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis

Tumbuhan dan Satwa.

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia

SATWA

I. MAMALIA (Menyusui)

1 Anoa depressicornis Anoa dataran rendah, Kerbau

pendek

2 Anoa quarlesi Anoa pegunungan

3 Arctictis binturong Binturung

4 Arctonyx collaris Pulusan

5 Babyrousa babyrussa Babirusa

6 Balaenoptera musculus Paus biru

7 Balaenoptera physalus Paus bersirip

8 Bos sondaicus Banteng

9 Capricornis sumatrensis Kambing Sumatera

10 Cervus kuhli; Axis kuhli Rusa Bawean

11 Cervus spp. Menjangan, Rusa sambar (semua jenis dari genus Cervus)

12 Cetacea Paus (semua jenis dari famili Cetacea)

13 Cuon alpinus Ajag

14 Cynocephalus variegatus Kubung, Tando, Walangkekes

15 Cynogale bennetti Musang air

16 Cynopithecus niger Monyet hitam Sulawesi

17 Dendrolagus spp. Kanguru pohon (semua jenis

dari genus Dendrolagus)

18 Dicerorhinus sumatrensis

Badak Sumatera

19 Dolphinidae Lumba-lumba air laut (semua

jenis dari famili Dolphinidae)

20 Dugong dugon Duyung

Page 108: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

88

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia

21 Elephas indicus Gajah

22 Felis badia Kucing merah

23 Felis bengalensis Kucing hutan, Meong congkok

24 Felis marmorota Kuwuk

25 Felis planiceps Kucing dampak

26 Felis temmincki Kucing emas

27 Felis viverrinus Kucing bakau

28 Helarctos malayanus Beruang madu

29 Hylobatidae Owa, Kera tak berbuntut

(semua jenis dari famili Hylobatidae)

30 Hystrix brachyura Landak

31 Iomys horsfieldi Bajing terbang ekor merah

32 Lariscus hosei Bajing tanah bergaris

33 Lariscus insignis Bajing tanah, Tupai tanah

34 Lutra lutra Lutra

35 Lutra sumatrana Lutra Sumatera

36 Macaca brunnescens Monyet Sulawesi

37 Macaca maura Monyet Sulawesi

38 Macaca pagensis Bokoi, Beruk Mentawai

39 Macaca tonkeana Monyet jambul

40 Macrogalidea musschenbroeki

Musang Sulawesi

41 Manis javanica Trenggiling, Peusing

42 Megaptera novaeangliae Paus bongkok

43 Muntiacus muntjak Kidang, Muncak

44 Mydaus javanensis Sigung

45 Nasalis larvatus Kahau, Bekantan

46 Neofelis nebulusa Harimau dahan

47 Nesolagus netscheri Kelinci Sumatera

48 Nycticebus coucang Malu-malu

49 Orcaella brevirostris Lumba-lumba air tawar, Pesut

50 Panthera pardus Macan kumbang, Macan tutul

Page 109: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

89

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia

51 Panthera tigris sondaica Harimau Jawa

52 Panthera tigris sumatrae Harimau Sumatera

53 Petaurista elegans Cukbo, Bajing terbang

54 Phalanger spp. Kuskus (semua jenis dari

genus Phalanger)

55 Pongo pygmaeus Orang utan, Mawas

56 Presbitys frontata Lutung dahi putih

57 Presbitys rubicunda Lutung merah, Kelasi

58 Presbitys aygula Surili

59 Presbitys potenziani Joja, Lutung Mentawai

60 Presbitys thomasi Rungka

61 Prionodon linsang Musang congkok

62 Prochidna bruijni Landak Irian, Landak semut

63 Ratufa bicolor Jelarang

64 Rhinoceros sondaicus Badak Jawa

65 Simias concolor Simpei Mentawai

66 Tapirus indicus Tapir, Cipan, Tenuk

67 Tarsius spp. Binatang hantu, Singapuar (semua jenis dari genus Tarsius)

68 Thylogale spp. Kanguru tanah (semua jenis dari genus Thylogale)

69 Tragulus spp. Kancil, Pelanduk, Napu (semua jenis dari genus Tragulus)

70 Ziphiidae Lumba-lumba air laut (semua jenis dari famili Ziphiidae)

II. AVES (Burung)

71 Accipitridae Burung alap-alap, Elang (semua

jenis dari famili Accipitridae)

72 Aethopyga exima Jantingan gunung

73 Aethopyga duyvenbodei Burung madu Sangihe

74 Alcedinidae Burung udang, Raja udang

(semua jenis dari famili Alcedinidae)

Page 110: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

90

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia

75 Alcippe pyrrhoptera Brencet wergan

76 Anhinga melanogaster Pecuk ular

77 Aramidopsis plateni Mandar Sulawesi

78 Argusianus argus Kuau

79 Bubulcus ibis Kuntul, Bangau putih

80 Bucerotidae Julang, Enggang, Rangkong, Kangkareng (semua jenis dari famili Bucerotidae)

81 Cacatua galerita Kakatua putih besar jambul kuning

82 Cacatua goffini Kakatua gofin

83 Cacatua moluccensis Kakatua Seram

84 Cacatua sulphurea Kakatua kecil jambul kuning

85 Cairina scutulata Itik liar

86 Caloenas nicobarica Junai, Burung mas, Minata

87 Casuarius bennetti Kasuari kecil

88 Casuarius casuarius Kasuari

89 Casuarius unappenddiculatus

Kasuari gelambir satu, Kasuari leher kuning

90 Ciconia episcopus Bangau hitam, Sandanglawe

91 Colluricincla megarhyncha

Burung sohabe coklat

92 Crocias albonotatus Burung matahari

93 Ducula whartoni Pergam raja

94 Egretta sacra Kuntul karang

95 Egretta spp. Kuntul, Bangau putih (semua

jenis dari genus Egretta)

96 Elanus caerulleus Alap-alap putih, Alap-alap tikus

97 Elanus hypoleucus Alap-alap putih, Alap-alap tikus

98 Eos histrio Nuri Sangir

99 Esacus magnirostris Wili-wili, Uar, Bebek laut

100 Eutrichomyias rowleyi Seriwang Sangihe

101 Falconidae Burung alap-alap, Elang

Page 111: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

91

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia

(semua jenis dari famili Falconidae)

102 Fregeta andrewsi Burung gunting, Bintayung

103 Garrulax rufifrons Burung kuda

104 Goura spp. Burung dara mahkota, Burung titi, Mambruk (semua jenis dari genus Goura)

105 Gracula religiosa mertensi

Beo Flores

106 Gracula religiosa robusta Beo Nias

107 Gracula religiosa venerata

Beo Sumbawa

108 Grus spp. Jenjang (semua jenis dari genus Grus)

109 Himantopus himantopus Trulek lidi, Lilimo

110 Ibis cinereus Bluwok, Walangkadak

111 Ibis leucocephala Bluwok berwarna

112 Lorius roratus Bayan

113 Leptoptilos javanicus Marabu, Bangau tongtong

114 Leucopsar rothschildi Jalak Bali

115 Limnodromus semipalmatus

Blekek Asia

116 Lophozosterops javanica Burung kacamata leher abu-abu

117 Lophura bulweri Beleang ekor putih

118 Loriculus catamene Serindit Sangihe

119 Loriculus exilis Serindit Sulawesi

120 Lorius domicellus Nori merah kepala hitam

121 Macrocephalon maleo Burung maleo

122 Megalaima armillaris Cangcarang

123 Megalaima corvina Haruku, Ketuk-ketuk

124 Megalaima javensis Tulung tumpuk, Bultok Jawa

125 Megapoddidae Maleo, Burung gosong (semua jenis dari famili Megapododae)

Page 112: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

92

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia

126 Megapodius reintwardtii Burung gosong

127 Meliphagidae Burung sesap, Pengisap madu

(semua jenis dari famili Meliphagidae)

128 Musciscapa ruecki Burung kipas biru

129 Mycteria cinerea Bangau putih susu, Bluwok

130 Nectariniidae Burung madu, Jantingan, Klaces (semua jenis dari famili Nectariniidae)

131 Numenius spp. Gagajahan (semua jenis dari genus Numenius)

132 Nycticorax caledonicus Kowak merah

133 Otus migicus beccarii Burung hantu Biak

134 Pandionidae Burung alap-alap, Elang

(semua jenis dari famili Pandionidae)

135 Paradiseidae Burung cendrawasih (semua

jenis dari famili Paradiseidae)

136 Pavo muticus Burung merak

137 Pelecanidae Gangsa laut (semua jenis dari famili Pelecanidae)

138 Pittidae Burung paok, Burung cacing (semua jenis dari famili

Pittidae)

139 Plegadis falcinellus Ibis hitam, Roko-roko

140 Polyplectron malacense Merak kerdil

141 Probosciger aterrimus Kakatua raja, Kakatua hitam

142 Psaltria exilis Glatik kecil, Glatik gunung

143 Pseudibis davisoni Ibis hitam punggung putih

144 Psittrichas fulgidus Kasturi raja, Betet besar

145 Ptilonorhynchidae Burung namdur, Burung dewata

146 Rhipidura euryura Burung kipas perut putih, Kipas gunung

Page 113: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

93

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia

147 Rhipidura javanica Burung kipas

148 Rhipidura phoenicura Burung kipas ekor merah

149 Satchyris grammiceps Burung tepus dada putih

150 Satchyris melanothorax Burung tepus pipi perak

151 Sterna zimmermanni Dara laut berjambul

152 Sternidae Burung dara laut (semua jenis dari famili Sternidae)

153 Sturnus melanopterus Jalak putih, Kaleng putih

154 Sula abbotti Gangsa batu aboti

155 Sula dactylatra Gangsa batu muka biru

156 Sula leucogaster Gangsa batu

157 Sula sula Gangsa batu kaki merah

158 Tanygnathus sumatranus

Nuri Sulawesi

159 Threskiornis aethiopicus Ibis putih, Platuk besi

160 Trichoglossus ornatus Kasturi Sulawesi

161 Tringa guttifer Trinil tutul

162 Trogonidae Kasumba, Suruku, Burung

luntur

163 Vanellus macropterus Trulek ekor putih

III. REPTILIA (Melata)

164 Batagur baska Tuntong

165 Caretta caretta Penyu tempayan

166 Carettochelys insculpta Kura-kura Irian

167 Chelodina novaeguineae Kura Irian leher panjang

168 Chelonia mydas Penyu hijau

169 Chitra indica Labi-labi besar

170 Chlamydosaurus kingii Soa payung

171 Chondropython viridis Sanca hijau

172 Crocodylus novaeguineae

Buaya air tawar Irian

173 Crocodylus porosus Buaya muara

174 Crocodylus siamensis Buaya siam

Page 114: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

94

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia

175 Dermochelys coriacea Penyu belimbing

176 Elseya novaeguineae Kura Irian leher pendek

177 Eretmochelys imbricata Penyu sisik

178 Gonychephalus dilophus Bunglon sisir

179 Hydrasaurus amboinensis

Soa-soa, Biawak Ambon, Biawak pohon

180 Lepidochelys olivacea Penyu ridel

181 Natator depressa Penyu pipih

182 Orlitia borneensis Kura-kura gading

183 Python molurus Sanca bodo

184 Phyton timorensis Sanca Timor

185 Tiliqua gigas Kadal Panan

186 Tomistoma schlegelii Senyulong, Buaya sapit

187 Varanus borneensis Biawak Kalimantan

188 Varanus gouldi Biawak coklat

189 Varanus indicus Biawak Maluku

190 Varanus komodoensis Biawak komodo, Ora

191 Varanus nebulosus Biawak abu-abu

192 Varanus prasinus Biawak hijau

193 Varanus timorensis Biawak Timor

194 Varanus togianus Biawak Togian

IV. INSECTA (Serangga)

195 Cethosia myrina Kupu bidadari

196 Ornithoptera chimaera Kupu sayap burung peri

197 Ornithoptera goliath Kupu sayap burung goliat

198 Ornithoptera paradisea Kupu sayap burung surga

199 Ornithoptera priamus Kupu sayap priamus

200 Ornithoptera rotschldi Kupu burung rotsil

201 Ornithoptera tithonus Kupu burung titon

202 Trogonotera brookiana Kupu trogon

203 Troides amphrysus Kupu raja

204 Troides andromanche Kupu raja

Page 115: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

95

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia

205 Troides criton Kupu raja

206 Troides haliphron Kupu raja

207 Troides helena Kupu raja

208 Troides hypolitus Kupu raja

209 Troides meoris Kupu raja

210 Troides miranda Kupu raja

211 Troides plato Kupu raja

212 Troides rhadamantus Kupu raja

213 Troides riedeli Kupu raja

214 Troides vandepolli Kupu raja

V. PISCES (Ikan)

215 Homaloptera gymnogaster

Selusur Maninjau

216 Latimeria chalumnae Ikan raja laut

217 Notopterus spp. Belida Jawa, Lopis Jawa (semua jenis dari genus Notopterus)

218 Pritis spp. Pari Sentani, Hiu Sentani (semua jenis dari genus Pritis)

219 Puntius microps Wader goa

220 Scleropages formasus Peyang malaya, Tangkelasa

221 Scleropages jardini Arowana Irian, Peyang Irian,

Kaloso

VI. ANTHOZOA

222 Anthiphates spp. Akar bahar, Koral hitam (semua jenis dari genus Anthiphates)

VII. BIVALVIA

223 Birgus latro Ketam kelapa

224 Cassis cornuta Kepala kambing

225 Charonia tritonis Triton terompet

226 Hippopus hippopus Kima tapak kuda, Kima kuku

beruang

Page 116: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

96

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia

227 Hippopus porcellanus Kima Cina

228 Nautilus popillius Nautilus berongga

229 Tachipleus gigas Ketam tapak kuda

230 Tridacna crocea Kima kunia, Lubang

231 Tridacna derasa Kima selatan

232 Tridacna gigas Kima raksasa

233 Tridacna maxima Kima kecil

234 Tridacna squamosa Kima sisik, Kima seruling

235 Trochus niloticus Troka, Susur bundar

236 Turbo marmoratus Batu laga, Siput hijau

TUMBUHAN

I. ARACEAE

237 Amorphophallus decussilvae

Bunga bangkai jangkung

238 Amorphophallus titanum Bunga bangkai raksasa

II. PALMAE

239 Borrassodendron borneensis

Bindang, Budang

240 Caryota no Palem raja/Indonesia

241 Ceratolobus glaucescens Palem Jawa

242 Cystostachys lakka Pinang merah Kalimantan

243 Cystostachys renda Pinang merah Bangka

244 Eugeissona utilis Bertan

245 Johannesteijsmania altifrons

Daun payung

246 Livistona spp. Palem kipas Sumatera (semua

jenis dari genus Livistona)

247 Nenga gajah Palem Sumatera

248 Phoenix paludosa Korma rawa

249 Pigafetta filaris Manga

250 Pinanga javana Pinang Jawa

Page 117: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

97

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia

III. RAFFLESSIACEA

251 Rafflesia spp. Rafflesia, Bunga padma

(semua jenis dari genus Rafflesia)

IV. ORCHIDACEAE

252 Ascocentrum miniatum Anggrek kebutan

253 Coelogyne pandurata Anggrek hitam

254 Corybas fornicatus Anggrek koribas

255 Cymbidium hartinahianum

Anggrek hartinah

256 Dendrobium catinecloesum

Anggrek karawai

257 Dendrobium d'albertisii Anggrek albert

258 Dendrobium lasianthera Anggrek stuberi

259 Dendrobium macrophyllum

Anggrek jamrud

260 Dendrobium ostrinoglossum

Anggrek karawai

261 Dendrobium phalaenopsis

Anggrek larat

262 Grammatophyllum papuanum

Anggrek raksasa Irian

263 Grammatophyllum speciosum

Anggrek tebu

264 Macodes petola Anggrek ki aksara

265 Paphiopedilum chamberlainianum

Anggrek kasut kumis

266 Paphiopedilum glaucophyllum

Anggrek kasut berbulu

267 Paphiopedilum praestans Anggrek kasut pita

268 Paraphalaenopsis denevei

Anggrek bulan bintang

269 Paraphalaenopsis laycockii

Anggrek bulan Kaliman Tengah

Page 118: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

98

No. Nama Ilmiah Nama Indonesia

270 Paraphalaenopsis serpentilingua

Anggrek bulan Kaliman Barat

271 Phalaenopsis amboinensis

Anggrek bulan Ambon

272 Phalaenopsis gigantea Anggrek bulan raksasa

273 Phalaenopsis sumatrana Anggrek bulan Sumatera

274 Phalaenopsis violacose Anggrek kelip

275 Renanthera matutina Anggrek jingga

276 Spathoglottis zurea Anggrek sendok

277 Vanda celebica Vanda mungil Minahasa

278 Vanda hookeriana Vanda pensil

279 Vanda pumila Vanda mini

280 Vanda sumatrana Vanda Sumatera

V. NEPHENTACEAE

281 Nephentes spp. Kantong semar (semua jenis dari genus Nephentes)

VI. DIPTEROCARPACEAE

282 Shorea stenopten Tengkawang

283 Shorea stenoptera Tengkawang

284 Shorea gysberstiana Tengkawang

285 Shorea pinanga Tengkawang

286 Shorea compressa Tengkawang

287 Shorea semiris Tengkawang

288 Shorea martiana Tengkawang

289 Shorea mexistopteryx Tengkawang

290 Shorea beccariana Tengkawang

291 Shorea micrantha Tengkawang

292 Shorea palembanica Tengkawang

293 Shorea lepidota Tengkawang

294 Shorea singkawang Tengkawang

Page 119: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

99

Lampiran 4. Appendices CITES (Convention on Inter-national Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) [valid from 5 February 2015]

APPENDICES

I II III

F A U N A (ANIMALS)

P H Y L U M C H O R D A T A

CLASS MAMMALIA (MAMMALS)

ARTIODACTYLA

Antilocapridae Pronghorn

Antilocapra americana

(Only the population of Mexico; no other population is included in the Appendices)

Bovidae Antelopes, cattle, duikers, gazelles, goats, sheep, etc.

Addax nasomaculatus

Ammotragus lervia

Antilope cervicapra (Nepal)

Bison bison athabascae

Bos gaurus (Excludes the domesticated form, which is referenced as

Bos frontalis, and is not subject to the provisions of the Convention)

Bos mutus (Excludes the domesticated form,

which is referenced as Bos grunniens, and is not subject to the

Page 120: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

100

APPENDICES

I II III

provisions of the

Convention)

Bos sauveli

Boselaphus tragocamelus (Pakistan)

Bubalus arnee (Nepal)

(Excludes the domesticated form, which is referenced as

Bubalus bubalis)

Bubalus depressicornis

Bubalus mindorensis

Bubalus quarlesi

Budorcas taxicolor

Capra falconeri

Capra hircus aegagrus (Pakistan) (Specimens of the domesticated form are not subject to the

provisions of the Convention)

Capra sibirica (Pakistan)

Capricornis milneedwardsii

Capricornis rubidus

Capricornis sumatraensis

Capricornis thar

Cephalophus brookei

Cephalophus dorsalis

Cephalophus jentinki

Page 121: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

101

APPENDICES

I II III

Cephalophus ogilbyi

Cephalophus silvicultor

Cephalophus zebra

Damaliscus pygargus pygargus

Gazella bennettii (Pakistan)

Gazella cuvieri

Gazella dorcas (Algeria, Tunisia)

Gazella leptoceros

Hippotragus niger variani

Kobus leche

Naemorhedus baileyi

Naemorhedus caudatus

Naemorhedus goral

Naemorhedus griseus

Nanger dama

Oryx dammah

Oryx leucoryx

Ovis ammon (Except the

subspecies included in Appendix I)

Ovis ammon hodgsonii

Ovis ammon nigrimontana

Ovis canadensis (Only the population of

Page 122: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

102

APPENDICES

I II III

Mexico; no other

population is included in the Appendices)

Ovis orientalis ophion

Ovis vignei (Except the subspecies included in Appendix I)

Ovis vignei vignei

Pantholops hodgsonii

Philantomba monticola

Pseudoryx nghetinhensis

Rupicapra pyrenaica ornata

Saiga borealis

Saiga tatarica

Tetracerus quadricornis (Nepal)

Camelidae Guanaco, vicuna

Lama glama guanicoe

Vicugna vicugna [Except the populations of:

Argentina (the populations of the Provinces of Jujuy and

Catamarca and the semi-captive populations of the

Provinces of Jujuy, Salta, Catamarca, La Rioja and San Juan),

Chile (population of the Primera Región), Peru

Page 123: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

103

APPENDICES

I II III

(the whole population)

and the Plurinational State of Bolivia (the whole population),

which are included in Appendix II)

Vicugna vicugna [Only the populations of Argentina1 (the

populations of the Provinces of Jujuy and Catamarca and the

semi-captive populations of the Provinces of Jujuy, Salta, Catamarca, La Rioja and San Juan),

Chile2 (population of the Primera Región), Ecuador3 (the whole

population), Peru4 (the whole population) and the Plurinational State of

Bolivia5 (the whole population); all other populations are included

in Appendix I]

Cervidae Deer, guemals, muntjacs, pudus

Axis calamianensis

Axis kuhlii

Axis porcinus (except the subspecies included

in Appendix I) (Pakistan)

Axis porcinus annamiticus

Blastocerus dichotomus

Page 124: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

104

APPENDICES

I II III

Cervus elaphus bactrianus

Cervus elaphus barbarus (Algeria, Tunisia)

Cervus elaphus hanglu

Dama dama mesopotamica

Hippocamelus spp.

Mazama temama cerasina (Guatemala)

Muntiacus crinifrons

Muntiacus vuquangensis

Odocoileus virginianus mayensis (Guatemala)

Ozotoceros bezoarticus

Pudu mephistophiles

Pudu puda

Rucervus duvaucelii

Rucervus eldii

Hippopotamidae Hippopotamuses

Hexaprotodon liberiensis

Hippopotamus amphibius

Moschidae Musk deer

Moschus spp. (Only the populations of

Afghanistan, Bhutan, India, Myanmar, Nepal and Pakistan; all other

Page 125: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

105

APPENDICES

I II III

populations are included

in Appendix II)

Moschus spp. (Except

the populations of Afghanistan, Bhutan, India, Myanmar, Nepal

and Pakistan, which are included in Appendix I)

Suidae Babirusa, pygmy hog

Babyrousa babyrussa

Babyrousa bolabatuensis

Babyrousa celebensis

Babyrousa togeanensis

Sus salvanius

Tayassuidae Peccaries

Tayassuidae spp. (Except the species included in Appendix I

and the populations of Pecari tajacu of Mexico and the United States of

America, which are not included in the Appendices)

Catagonus wagneri

CARNIVORA

Ailuridae Red panda

Ailurus fulgens

Canidae Bush dog, foxes, wolves

Canis aureus (India)

Page 126: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

106

APPENDICES

I II III

Canis lupus (Only the

populations of Bhutan, India, Nepal and Pakistan; all other

populations are included in Appendix II. Excludes the domesticated form and the dingo which are

referenced as Canis lupus familiaris and Canis lupus dingo)

Canis lupus (Except the

populations of Bhutan, India, Nepal and Pakistan, which are included in Appendix I.

Excludes the domesticated form and the dingo which are

referenced as Canis lupus familiaris and Canis lupus dingo)

Cerdocyon thous

Chrysocyon brachyurus

Cuon alpinus

Lycalopex culpaeus

Lycalopex fulvipes

Lycalopex griseus

Lycalopex gymnocercus

Speothos venaticus

Vulpes bengalensis (India)

Vulpes cana

Page 127: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

107

APPENDICES

I II III

Vulpes vulpes griffithi (India)

Vulpes vulpes montana

(India)

Vulpes vulpes pusilla (India)

Vulpes zerda

Eupleridae Fossa, falanouc, Malagasy civet

Cryptoprocta ferox

Eupleres goudotii

Fossa fossana

Felidae Cats

Felidae spp. (Except the species included in Appendix I. Specimens

of the domesticated form are not subject to the provisions of the Convention)

Acinonyx jubatus (Annual export quotas for live specimens and hunting trophies are

granted as follows: Botswana: 5; Namibia: 150; Zimbabwe: 50. The trade in such specimens

is subject to the provisions of Article III of the Convention)

Caracal caracal (Only

the population of Asia; all other populations are included in Appendix II)

Page 128: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

108

APPENDICES

I II III

Catopuma temminckii

Felis nigripes

Leopardus geoffroyi

Leopardus jacobitus

Leopardus pardalis

Leopardus tigrinus

Leopardus wiedii

Lynx pardinus

Neofelis nebulosa

Panthera leo persica

Panthera onca

Panthera pardus

Panthera tigris

Pardofelis marmorata

Prionailurus bengalensis bengalensis (Only the populations of

Bangladesh, India and Thailand; all other populations are included

in Appendix II)

Prionailurus planiceps

Prionailurus rubiginosus (Only the population of India; all other populations are included in Appendix II)

Puma concolor coryi

Puma concolor costaricensis

Page 129: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

109

APPENDICES

I II III

Puma concolor couguar

Puma yagouaroundi (Only the populations of

Central and North America; all other populations are included

in Appendix II)

Uncia uncia

Herpestidae Mongooses

Herpestes edwardsi (India, Pakistan)

Herpestes fuscus (India)

Herpestes javanicus (Pakistan)

Herpestes javanicus auropunctatus (India)

Herpestes smithii (India)

Herpestes urva (India)

Herpestes vitticollis (India)

Hyaenidae Aardwolf, hyaenas

Hyaena hyaena Pakistan)

Proteles cristata (Botswana)

Mephitidae Hog-nosed skunk

Conepatus humboldtii

Mustelidae Badgers, martens, weasels, etc.

Lutrinae Otters

Lutrinae spp. (Except

Page 130: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

110

APPENDICES

I II III

the species included in

Appendix I)

Aonyx capensis microdon (Only the populations of Cameroon and Nigeria;

all other populations are included in Appendix II)

Enhydra lutris nereis

Lontra felina

Lontra longicaudis

Lontra provocax

Lutra lutra

Lutra nippon

Pteronura brasiliensis

Mustelinae Grisons, honey badger, martens, tayra, weasels

Eira barbara (Honduras)

Galictis vittata (Costa Rica)

Martes flavigula (India)

Martes foina intermedia (India)

Martes gwatkinsii (India)

Mellivora capensis (Botswana)

Mustela altaica (India)

Mustela erminea ferghanae (India)

Mustela kathiah (India)

Mustela nigripes

Page 131: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

111

APPENDICES

I II III

Mustela sibirica (India)

Odobenidae Walrus

Odobenus rosmarus (Canada)

Otariidae Fur seals, sealions

Arctocephalus spp. (Except the species included in Appendix I)

Arctocephalus townsendi

Phocidae Seals

Mirounga leonina

Monachus spp.

Procyonidae Coatis, kinkajou, olingos

Bassaricyon gabbii (Costa Rica)

Bassariscus sumichrasti (Costa Rica)

Nasua narica (Honduras)

Nasua nasua solitaria (Uruguay)

Potos flavus (Honduras)

Ursidae Bears, giant panda

Ursidae spp. (Except the species included in Appendix I)

Ailuropoda melanoleuca

Helarctos malayanus

Melursus ursinus

Page 132: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

112

APPENDICES

I II III

Tremarctos ornatus

Ursus arctos (Only the populations of Bhutan,

China, Mexico and Mongolia; all other populations are included

in Appendix II)

Ursus arctos isabellinus

Ursus thibetanus

Viverridae Binturong, civets, linsangs, otter-civet, palm civets

Arctictis binturong (India)

Civettictis civetta (Botswana)

Cynogale bennettii

Hemigalus derbyanus

Paguma larvata (India)

Paradoxurus hermaphroditus (India)

Paradoxurus jerdoni (India)

Prionodon linsang

Prionodon pardicolor

Viverra civettina (India)

Viverra zibetha (India)

Viverricula indica (India)

CETACEA Dolphins, porpoises, whales

CETACEA spp. (Except the species included in Appendix I. A zero

Page 133: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

113

APPENDICES

I II III

annual export quota has

been established for live specimens from the Black Sea population of

Tursiops truncatus removed from the wild and traded for primarily commercial purposes)

Balaenidae Bowhead whale, right whales

Balaena mysticetus

Eubalaena spp.

Balaenopteridae Humpback whale, rorquals

Balaenoptera acutorostrata (Except the population of West

Greenland, which is included in Appendix II)

Balaenoptera bonaerensis

Balaenoptera borealis

Balaenoptera edeni

Balaenoptera musculus

Balaenoptera omurai

Balaenoptera physalus

Megaptera novaeangliae

Delphinidae Dolphins

Orcaella brevirostris

Orcaella heinsohni

Sotalia spp.

Sousa spp.

Page 134: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

114

APPENDICES

I II III

Eschrichtiidae Grey whale

Eschrichtius robustus

Iniidae River dolphins

Lipotes vexillifer

Neobalaenidae Pygmy right whale

Caperea marginata

Phocoenidae Porpoises

Neophocaena phocaenoides

Phocoena sinus

Physeteridae Sperm whales

Physeter macrocephalus

Platanistidae River dolphins

Platanista spp.

Ziphiidae Beaked whales, bottle-nosed whales

Berardius spp.

Hyperoodon spp.

CHIROPTERA

Phyllostomidae Broad-nosed bat

Platyrrhinus lineatus (Uruguay)

Pteropodidae Fruit bats, flying foxes

Acerodon spp. (Except the species included in Appendix I)

Acerodon jubatus

Pteropus spp. (Except

Page 135: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

115

APPENDICES

I II III

Pteropus brunneus and

the species included in Appendix I)

Pteropus insularis

Pteropus loochoensis

Pteropus mariannus

Pteropus molossinus

Pteropus pelewensis

Pteropus pilosus

Pteropus samoensis

Pteropus tonganus

Pteropus ualanus

Pteropus yapensis

CINGULATA

Dasypodidae Armadillos

Cabassous centralis (Costa Rica)

Cabassous tatouay (Uruguay)

Chaetophractus nationi (A zero annual export quota has been

established. All specimens shall be deemed to be

specimens of species included in Appendix I and the trade in them

shall be regulated accordingly)

Priodontes maximus

Page 136: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

116

APPENDICES

I II III

DASYUROMORPHIA

Dasyuridae Dunnarts

Sminthopsis longicaudata

Sminthopsis psammophila

DIPROTODONTIA

Macropodidae Kangaroos, wallabies

Dendrolagus inustus

Dendrolagus ursinus

Lagorchestes hirsutus

Lagostrophus fasciatus

Onychogalea fraenata

Phalangeridae Cuscuses

Phalanger intercastellanus

Phalanger mimicus

Phalanger orientalis

Spilocuscus kraemeri

Spilocuscus maculatus

Spilocuscus papuensis

Potoroidae Rat-kangaroos

Bettongia spp.

Vombatidae Northern hairy-nosed wombat

Lasiorhinus krefftii

LAGOMORPHA

Leporidae Hispid hare, volcano rabbit

Page 137: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

117

APPENDICES

I II III

Caprolagus hispidus

Romerolagus diazi

MONOTREMATA

Tachyglossidae Echidnas, spiny anteaters

Zaglossus spp.

PERAMELEMORPHIA

Peramelidae Bandicoots, echymiperas

Perameles bougainville

Thylacomyidae Bilbies

Macrotis lagotis

PERISSODACTYLA

Equidae Horses, wild asses, zebras

Equus africanus (Excludes the

domesticated form, which is referenced as Equus asinus, and is not

subject to the provisions of the Convention)

Equus grevyi

Equus hemionus (Except the subspecies included in Appendix I)

Equus hemionus hemionus

Equus hemionus khur

Equus kiang

Equus przewalskii

Equus zebra hartmannae

Page 138: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

118

APPENDICES

I II III

Equus zebra zebra

Rhinocerotidae Rhinoceroses

Rhinocerotidae spp. (Except the subspecies

included in Appendix II)

Ceratotherium simum simum (Only the popu-lations of South Africa and Swaziland; all other

populations are included in Appendix I. For the exclusive purpose of

allowing international trade in live animals to appropriate and accep-table destinations and

hunting trophies. All other specimens shall be deemed to be

specimens of species included in Appendix I and the trade in them

shall be regulated accordingly)

Tapiridae Tapirs

Tapiridae spp. (Except the species included in Appendix II)

Tapirus terrestris

PHOLIDOTA

Manidae Pangolins

Manis spp. (A zero annual export quota has been established for

Manis crassicaudata, M.

Page 139: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

119

APPENDICES

I II III

culionensis, M. javanica

and M. pentadactyla for specimens removed from the wild and

traded for primarily commercial purposes)

PILOSA

Bradypodidae Three-toed sloth

Bradypus pygmaeus

Bradypus variegatus

Megalonychidae Two-toed sloth

Choloepus hoffmanni (Costa Rica)

Myrmecophagidae American anteaters

Myrmecophaga tridactyla

Tamandua mexicana (Guatemala)

PRIMATES Apes, monkeys

PRIMATES spp. (Except the species included in Appendix I)

Atelidae Howler and prehensile-tailed monkeys

Alouatta coibensis

Alouatta palliata

Alouatta pigra

Ateles geoffroyi frontatus

Ateles geoffroyi panamensis

Page 140: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

120

APPENDICES

I II III

Brachyteles arachnoides

Brachyteles hypoxanthus

Oreonax flavicauda

Cebidae New World monkeys

Callimico goeldii

Callithrix aurita

Callithrix flaviceps

Leontopithecus spp.

Saguinus bicolor

Saguinus geoffroyi

Saguinus leucopus

Saguinus martinsi

Saguinus oedipus

Saimiri oerstedii

Cercopithecidae Old World monkeys

Cercocebus galeritus

Cercopithecus diana

Cercopithecus roloway

Macaca silenus

Mandrillus leucophaeus

Mandrillus sphinx

Nasalis larvatus

Piliocolobus kirkii

Piliocolobus rufomitratus

Presbytis potenziani

Page 141: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

121

APPENDICES

I II III

Pygathrix spp.

Rhinopithecus spp.

Semnopithecus ajax

Semnopithecus dussumieri

Semnopithecus entellus

Semnopithecus hector

Semnopithecus hypoleucos

Semnopithecus priam

Semnopithecus schistaceus

Simias concolor

Trachypithecus geei

Trachypithecus pileatus

Trachypithecus shortridgei

Cheirogaleidae Dwarf lemurs

Cheirogaleidae spp.

Daubentoniidae Aye-aye

Daubentonia madagascariensis

Hominidae Chimpanzees, gorilla, orang-utan

Gorilla beringei

Gorilla gorilla

Pan spp.

Pongo abelii

Pongo pygmaeus

Page 142: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

122

APPENDICES

I II III

Hylobatidae Gibbons

Hylobatidae spp.

Indriidae Avahi, indris, sifakas, woolly lemurs

Indriidae spp.

Lemuridae Large lemurs

Lemuridae spp.

Lepilemuridae Sportive lemurs

Lepilemuridae spp.

Lorisidae Lorises

Nycticebus spp.

Pithecidae Sakis and uakaris

Cacajao spp.

Chiropotes albinasus

PROBOSCIDEA

Elephantidae Elephants

Elephas maximus

Loxodonta africana

(Except the populations of Botswana, Namibia, South Africa and

Zimbabwe, which are included in Appendix II)

Loxodonta africana5 (Only the populations of Botswana, Namibia,

South Africa and Zimbabwe; all other populations are included

in Appendix I)

RODENTIA

Page 143: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

123

APPENDICES

I II III

Chinchillidae Chinchillas

Chinchilla spp. (Specimens of the

domesticated form are not subject to the provisions of the

Convention)

Cuniculidae Paca

Cuniculus paca

(Honduras)

Dasyproctidae Agouti

Dasyprocta punctata

(Honduras)

Erethizontidae New World porcupines

Sphiggurus mexicanus (Honduras)

Sphiggurus spinosus (Uruguay)

Muridae Mice, rats

Leporillus conditor

Pseudomys fieldi praeconis

Xeromys myoides

Zyzomys pedunculatus

Sciuridae Ground squirrels, tree squirrels

Cynomys mexicanus

Marmota caudata (India)

Marmota himalayana

(India)

Ratufa spp.

Page 144: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

124

APPENDICES

I II III

Sciurus deppei (Costa

Rica)

SCANDENTIA Tree shrews

SCANDENTIA spp.

SIRENIA

Dugongidae Dugong

Dugong dugon

Trichechidae Manatees

Trichechus inunguis

Trichechus manatus

Trichechus senegalensis

CLASS AVES (BIRDS)

ANSERIFORMES

Anatidae Ducks, geese, swans, etc.

Anas aucklandica

Anas bernieri

Anas chlorotis

Anas formosa

Anas laysanensis

Anas nesiotis

Anascornis scutulata

Branta canadensis leucopareia

Branta ruficollis

Branta sandvicensis

Cairina moschata (Honduras)

Page 145: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

125

APPENDICES

I II III

Coscoroba coscoroba

Cygnus melancoryphus

Dendrocygna arborea

Dendrocygna autumnalis (Honduras)

Dendrocygna bicolor (Honduras)

Oxyura leucocephala

Rhodonessa caryophyllacea

(possibly extinct)

Sarkidiornis melanotos

APODIFORMES

Trochilidae Hummingbirds

Trochilidae spp. (Except the species

included in Appendix I)

Glaucis dohrnii

CHARADRIIFORMES

Burhinidae Thick-knee

Burhinus bistriatus (Guatemala)

Laridae Gull

Larus relictus

Scolopacidae Curlews, greenshanks

Numenius borealis

Numenius tenuirostris

Tringa guttifer

Page 146: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

126

APPENDICES

I II III

CICONIIFORMES

Balaenicipitidae Shoebill, whale-headed stork

Balaeniceps rex

Ciconiidae Storks

Ciconia boyciana

Ciconia nigra

Jabiru mycteria

Mycteria cinerea

Phoenicopteridae Flamingos

Phoenicopteridae spp.

Threskiornithidae Ibises, spoonbills

Eudocimus ruber

Geronticus calvus

Geronticus eremita

Nipponia nippon

Platalea leucorodia

COLUMBIFORMES

Columbidae Doves, pigeons

Caloenas nicobarica

Ducula mindorensis

Gallicolumba luzonica

Goura spp.

Nesoenas mayeri (Mauritius)

CORACIIFORMES

Bucerotidae Hornbills

Page 147: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

127

APPENDICES

I II III

Aceros spp. (Except the

species included in Appendix I)

Aceros nipalensis

Anorrhinus spp.

Anthracoceros spp.

Berenicornis spp.

Buceros spp. (Except the species included in

Appendix I)

Buceros bicornis

Penelopides spp.

Rhinoplax vigil

Rhyticeros spp. (Except the species included in

Appendix I)

Rhyticeros subruficollis

CUCULIFORMES

Musophagidae Turacos

Tauraco spp.

FALCONIFORMES Eagles, falcons, hawks, vultures

FALCONIFORMES spp.

(Except Caracara lutosa and the species of the family Cathartidae,

which are not included in Appendices; and the species included in

Appendices I and III)

Accipitridae Hawks, eagles

Aquila adalberti

Page 148: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

128

APPENDICES

I II III

Aquila heliaca

Chondrohierax uncinatus wilsonii

Haliaeetus albicilla

Harpia harpyja

Pithecophaga jefferyi

Cathartidae New World vultures

Gymnogyps californianus

Sarcoramphus papa (Honduras)

Vultur gryphus

Falconidae Falcons

Falco araeus

Falco jugger

Falco newtoni (Only the population of

Seychelles)

Falco pelegrinoides

Falco peregrinus

Falco punctatus

Falco rusticolus

GALLIFORMES

Cracidae Chachalacas, currassows, guans

Crax alberti (Colombia)

Crax blumenbachii

Crax daubentoni (Colombia)

Page 149: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

129

APPENDICES

I II III

Crax globulosa

(Colombia)

Crax rubra (Colombia,

Costa Rica, Guatemala, Honduras)

Mitu mitu

Oreophasis derbianus

Ortalis vetula

(Guatemala, Honduras)

Pauxi pauxi (Colombia)

Penelope albipennis

Penelope purpurascens (Honduras)

Penelopina nigra

(Guatemala)

Pipile jacutinga

Pipile pipile

Megapodiidae Megapodes, scrubfowl

Macrocephalon maleo

Phasianidae Grouse, guineafowl, partridges, pheasants, tragopans

Argusianus argus

Catreus wallichii

Colinus virginianus ridgwayi

Crossoptilon crossoptilon

Crossoptilon mantchuricum

Gallus sonneratii

Page 150: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

130

APPENDICES

I II III

Ithaginis cruentus

Lophophorus impejanus

Lophophorus lhuysii

Lophophorus sclateri

Lophura edwardsi

Lophura leucomelanos (Pakistan)

Lophura swinhoii

Meleagris ocellata

(Guatemala)

Pavo cristatus (Pakistan)

Pavo muticus

Polyplectron bicalcaratum

Polyplectron germaini

Polyplectron malacense

Polyplectron napoleonis

Polyplectron schleiermacheri

Pucrasia macrolopha (Pakistan)

Rheinardia ocellata

Syrmaticus ellioti

Syrmaticus humiae

Syrmaticus mikado

Tetraogallus caspius

Tetraogallus tibetanus

Tragopan blythii

Page 151: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

131

APPENDICES

I II III

Tragopan caboti

Tragopan melanocephalus

Tragopan satyra (Nepal)

Tympanuchus cupido attwateri

GRUIFORMES

Gruidae Cranes

Gruidae spp. (Except the species included in Appendix I)

Grus americana

Grus canadensis nesiotes

Grus canadensis pulla

Grus japonensis

Grus leucogeranus

Grus monacha

Grus nigricollis

Grus vipio

Otididae Bustards

Otididae spp. (Except the species included in

Appendix I)

Ardeotis nigriceps

Chlamydotis macqueenii

Chlamydotis undulata

Houbaropsis bengalensis

Page 152: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

132

APPENDICES

I II III

Rallidae Rail

Gallirallus sylvestris

Rhynochetidae Kagu

Rhynochetos jubatus

PASSERIFORMES

Atrichornithidae Scrub-bird

Atrichornis clamosus

Cotingidae Cotingas

Cephalopterus ornatus (Colombia)

Cephalopterus penduliger (Colombia)

Cotinga maculata

Rupicola spp.

Xipholena atropurpurea

Emberizidae Cardinals, tanagers

Gubernatrix cristata

Paroaria capitata

Paroaria coronata

Tangara fastuosa

Estrildidae Mannikins, waxbills

Amandava formosa

Lonchura oryzivora

Poephila cincta cincta

Fringillidae Finches

Carduelis cucullata

Carduelis yarrellii

Page 153: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

133

APPENDICES

I II III

Hirundinidae Martin

Pseudochelidon sirintarae

Icteridae Blackbird

Xanthopsar flavus

Meliphagidae Honeyeater

Lichenostomus melanops cassidix

Muscicapidae Old World flycatchers

Acrocephalus rodericanus (Mauritius)

Cyornis ruckii

Dasyornis broadbenti litoralis (possibly extinct)

Dasyornis longirostris

Garrulax canorus

Garrulax taewanus

Leiothrix argentauris

Leiothrix lutea

Liocichla omeiensis

Picathartes gymnocephalus

Picathartes oreas

Terpsiphone bourbonnensis (Mauritius)

Paradisaeidae Birds of paradise

Paradisaeidae spp.

Page 154: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

134

APPENDICES

I II III

Pittidae Pittas

Pitta guajana

Pitta gurneyi

Pitta kochi

Pitta nympha

Pycnonotidae Bulbul

Pycnonotus zeylanicus

Sturnidae Mynahs (Starlings)

Gracula religiosa

Leucopsar rothschildi

Zosteropidae White-eye

Zosterops albogularis

PELECANIFORMES

Fregatidae Frigatebird

Fregata andrewsi

Pelecanidae Pelican

Pelecanus crispus

Sulidae Booby

Papasula abbotti

PICIFORMES

Capitonidae Barbet

Semnornis ramphastinus (Colombia)

Picidae Woodpeckers

Dryocopus javensis richardsi

Page 155: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

135

APPENDICES

I II III

Ramphastidae Toucans

Baillonius bailloni (Argentina)

Pteroglossus aracari

Pteroglossus castanotis (Argentina)

Pteroglossus viridis

Ramphastos dicolorus (Argentina)

Ramphastos sulfuratus

Ramphastos toco

Ramphastos tucanus

Ramphastos vitellinus

Selenidera maculirostris (Argentina)

PODICIPEDIFORMES

Podicipedidae Grebe

Podilymbus gigas

PROCELLARIIFORMES

Diomedeidae Albatross

Phoebastria albatrus

PSITTACIFORMES

PSITTACIFORMES spp.

(Except the species included in Appendix I and Agapornis roseicollis, Melopsittacus undulatus, Nymphicus hollandicus and Psittacula krameri,

Page 156: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

136

APPENDICES

I II III

which are not included

in the Appendices)

Cacatuidae Cockatoos

Cacatua goffiniana

Cacatua haematuropygia

Cacatua moluccensis

Cacatua sulphurea

Probosciger aterrimus

Loriidae Lories, lorikeets

Eos histrio

Vini ultramarina

Psittacidae Amazons, macaws, parakeets, parrots

Amazona arausiaca

Amazona auropalliata

Amazona barbadensis

Amazona brasiliensis

Amazona finschi

Amazona guildingii

Amazona imperialis

Amazona leucocephala

Amazona oratrix

Amazona pretrei

Amazona rhodocorytha

Amazona tucumana

Amazona versicolor

Amazona vinacea

Page 157: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

137

APPENDICES

I II III

Amazona viridigenalis

Amazona vittata

Anodorhynchus spp.

Ara ambiguus

Ara glaucogularis

Ara macao

Ara militaris

Ara rubrogenys

Cyanopsitta spixii

Cyanoramphus cookii

Cyanoramphus forbesi

Cyanoramphus novaezelandiae

Cyanoramphus saisseti

Cyclopsitta diophthalma coxeni

Eunymphicus cornutus

Guarouba guarouba

Neophema chrysogaster

Ognorhynchus icterotis

Pezoporus occidentalis (Possibly extinct)

Pezoporus wallicus

Pionopsitta pileata

Primolius couloni

Primolius maracana

Psephotus

Page 158: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

138

APPENDICES

I II III

chrysopterygius

Psephotus dissimilis

Psephotus pulcherrimus (possibly extinct)

Psittacula echo

Pyrrhura cruentata

Rhynchopsitta spp.

Strigops habroptilus

RHEIFORMES

Rheidae Rheas

Pterocnemia pennata (Except Pterocnemia pennata pennata which is included in Appendix II)

Pterocnemia pennata pennata

Rhea americana

SPHENISCIFORMES

Spheniscidae Penguins

Spheniscus demersus

Spheniscus humboldti

STRIGIFORMES Owls

STRIGIFORMES spp. (Except Sceloglaux albifacies and the species included in Appendix I)

Strigidae Owls

Heteroglaux blewitti

Page 159: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

139

APPENDICES

I II III

Mimizuku gurneyi

Ninox natalis

Ninox novaeseelandiae undulata

Tytonidae Barn owls

Tyto soumagnei

STRUTHIONIFORMES

Struthionidae Ostrich

Struthio camelus (Only

the populations of Algeria, Burkina Faso, Cameroon, the Central

African Republic, Chad, Mali, Mauritania, Marocco, the Niger,

Nigeria, Senegal and the Sudan; all other populations are not included in the

Appendices)

TINAMIFORMES

Tinamidae Tinamous

Tinamus solitarius

TROGONIFORMES

Trogonidae Quetzals

Pharomachrus mocinno

CLASS REPTILIA (REPTILES)

CROCODYLIA Alligators, caimans, crocodiles

CROCODYLIA spp. (Except the species

included in Appendix I)

Page 160: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

140

APPENDICES

I II III

Alligatoridae Alligators, caimans

Alligator sinensis

Caiman crocodilus apaporiensis

Caiman latirostris (Except the population

of Argentina, which is included in Appendix II)

Melanosuchus niger (Ex-cept the population of Brazil, which is included

in Appendix II, and the population of Ecuador, which is included in

Appendix II and is subject to a zero annual export quota until an

annual export quota has been approved by the CITES Secretariat and

the IUCN/SSC Crocodile Specialist Group)

Crocodylidae Crocodiles

Crocodylus acutus (Except the population of Cuba, which is included in Appendix II)

Crocodylus cataphractus

Crocodylus intermedius

Crocodylus mindorensis

Crocodylus moreletii (Except the population of Belize and Mexico,

which are included in

Page 161: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

141

APPENDICES

I II III

Appendix II with a zero

quota for wild specimens traded for commercial purposes)

Crocodylus niloticus [Except the populations

of Botswana, Egypt (subject to a zero quota for wild specimens

traded for commercial purposes), Ethiopia, Kenya, Madagascar,

Malawi, Mozambique, Namibia, South Africa, Uganda, the United Republic of Tanzania

(subject to an annual export quota of no more than 1,600 wild

specimens including hunting trophies, in addition to ranched

specimens), Zambia and Zimbabwe, which are included in Appendix II]

Crocodylus palustris

Crocodylus porosus (Except the populations

of Australia, Indonesia and Papua New Guinea, which are included in

Appendix II)

Crocodylus rhombifer

Crocodylus siamensis

Osteolaemus tetraspis

Tomistoma schlegelii

Page 162: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

142

APPENDICES

I II III

Gavialidae Gavial

Gavialis gangeticus

RHYNCHOCEPHALIA

Sphenodontidae Tuatara

Sphenodon spp.

SAURIA

Agamidae Agamas, mastigures

Saara spp.

Uromastyx spp.

Chamaeleonidae Chameleons

Archaius spp.

Bradypodion spp.

Brookesia spp. (Except the species included in

Appendix I)

Brookesia perarmata

Calumma spp.

Chamaeleo spp.

Furcifer spp.

Kinyongia spp.

Nadzikambia spp.

Trioceros spp.

Cordylidae Spiny-tailed lizards

Cordylus spp.

Gekkonidae Geckos

Cyrtodactylus serpensinsula

Page 163: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

143

APPENDICES

I II III

Hoplodactylus spp. (New

Zealand)

Nactus serpensinsula

Naultinus spp.

Phelsuma spp.

Uroplatus spp.

Helodermatidae Beaded lizard, gila monster

Heloderma spp. (Except

the subspecies included in Appendix I)

Heloderma horridum charlesbogerti

Iguanidae Iguanas

Amblyrhynchus cristatus

Brachylophus spp.

Conolophus spp.

Ctenosaura bakeri

Ctenosaura melanosterna

Ctenosaura oedirhina

Ctenosaura palearis

Cyclura spp.

Iguana spp.

Phrynosoma blainvillii

Phrynosoma cerroense

Phrynosoma coronatum

Phrynosoma wigginsi

Sauromalus varius

Page 164: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

144

APPENDICES

I II III

Lacertidae Lizards

Gallotia simonyi

Podarcis lilfordi

Podarcis pityusensis

Scincidae Skinks

Corucia zebrata

Teiidae Caiman lizards, tegu lizards

Crocodilurus amazonicus

Dracaena spp.

Tupinambis spp.

Varanidae Monitor lizards

Varanus spp. (Except the species included in Appendix I)

Varanus bengalensis

Varanus flavescens

Varanus griseus

Varanus komodoensis

Varanus nebulosus

Xenosauridae Chinese crocodile lizard

Shinisaurus crocodilurus

SERPENTES Snakes

Boidae Boas

Boidae spp. (Except the species included in Appendix I)

Page 165: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

145

APPENDICES

I II III

Acrantophis spp.

Boa constrictor occidentalis

Epicrates inornatus

Epicrates monensis

Epicrates subflavus

Sanzinia madagascariensis

Bolyeriidae Round Island boas

Bolyeriidae spp. (Except the species included in Appendix I)

Bolyeria multocarinata

Casarea dussumieri

Colubridae Typical snakes, water snakes, whipsnakes

Atretium schistosum (India)

Cerberus rynchops (India)

Clelia clelia

Cyclagras gigas

Elachistodon westermanni

Ptyas mucosus

Xenochrophis piscator (India)

Elapidae Cobras, coral snakes

Hoplocephalus bungaroides

Page 166: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

146

APPENDICES

I II III

Micrurus diastema

(Honduras)

Micrurus nigrocinctus (Honduras)

Naja atra

Naja kaouthia

Naja mandalayensis

Naja naja

Naja oxiana

Naja philippinensis

Naja sagittifera

Naja samarensis

Naja siamensis

Naja sputatrix

Naja sumatrana

Ophiophagus hannah

Loxocemidae Mexican dwarf boa

Loxocemidae spp.

Pythonidae Pythons

Pythonidae spp. (Except the subspecies included in Appendix I)

Python molurus molurus

Tropidophiidae Wood boas

Tropidophiidae spp.

Viperidae Vipers

Crotalus durissus (Honduras)

Page 167: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

147

APPENDICES

I II III

Daboia russelii (India)

Trimeresurus mangshanensis

Vipera ursinii (Only the

population of Europe, except the area which formerly constituted the Union of Soviet Socialist

Republics; these latter populations are not included in the

Appendices)

Vipera wagneri

TESTUDINES

Carettochelyidae Pig-nosed turtles

Carettochelys insculpta

Chelidae Austro-American side-necked turtles

Chelodina mccordi (Zero export quota for speci-mens from the wild)

Pseudemydura umbrina

Cheloniidae Marine turtles

Cheloniidae spp.

Chelydridae Snapping turtles

Macrochelys temminckii (United States of America)

Dermatemydidae Central American river turtle

Dermatemys mawii

Dermochelyidae Leatherback turtle

Dermochelys coriacea

Page 168: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

148

APPENDICES

I II III

Emydidae Box turtles, freshwater turtles

Clemmys guttata

Emydoidea blandingii

Glyptemys insculpta

Glyptemys muhlenbergii

Graptemys spp. (United

States of America)

Malaclemys terrapin

Terrapene spp. (Except

the species included in Appendix I)

Terrapene coahuila

Geoemydidae Box turtles, freshwater turtles

Batagur affinis

Batagur baska

Batagur7borneoensis

Batagur dhongoka

Batagur kachuga

Batagur trivittata7

Cuora spp. (Zero quota

for wild specimens for commercial purposes for Coura aurocapitata, C. flavomarginata, C. galbinifrons, C. mccordi, C. mouhotii, C. pani, C. trifasciata, C. yunnanensis and C. zhoui)

Geoclemys hamiltonii

Page 169: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

149

APPENDICES

I II III

Geoemyda japonica

Geoemyda spengleri

Hardella thurjii

Heosemys annandalii 7

Heosemys depressa7

Heosemys grandis

Heosemys spinosa

Kachuga spp.

Leucocephalon yuwonoi

Malayemys macrocephala

Malayemys subtrijuga

Mauremys annamensis7

Mauremys iversoni (China)

Mauremys japonica

Mauremys megalocephala (China)

Mauremys mutica

Mauremys nigricans

Mauremys pritchardi (China)

Mauremys reevesii (China)

Mauremys sinensis (China)

Melanochelys tricarinata

Melanochelys trijuga

Page 170: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

150

APPENDICES

I II III

Morenia ocellata

Morenia petersi

Notochelys platynota

Ocadia glyphistoma (China)

Ocadia philippeni (China)

Orlitia borneensis7

Pangshura spp. (Except the species included in Appendix I)

Pangshura tecta

Sacalia bealei

Sacalia pseudocellata (China)

Sacalia quadriocellata

Siebenrockiella crassicollis

Siebenrockiella leytensis

Vijayachelys silvatica

Platysternidae Big-headed turtle

Platysternidae spp.

Podocnemididae Afro-American side-necked turtles

Erymnochelys madagascariensis

Peltocephalus dumerilianus

Podocnemis spp.

Page 171: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

151

APPENDICES

I II III

Testudinidae Tortoises

Testudinidae spp. (Except the species

included in Appendix I. A zero annual export quota has been

established for Geochelone sulcata for specimens removed

from the wild and traded for primarily commercial purposes)

Astrochelys radiata

Astrochelys yniphora

Chelonoidis nigra

Geochelone platynota

Gopherus flavomarginatus

Psammobates geometricus

Pyxis arachnoides

Pyxis planicauda

Testudo kleinmanni

Trionychidae Softshell turtles, terrapins

Amyda cartilaginea

Apalone spinifera atra

Aspideretes gangeticus

Chitra spp. (Except the

species included in Appendix I)

Chita chitra

Page 172: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

152

APPENDICES

I II III

Chita vandijki

Dogania subplana

Lissemys ceylonensis

Lissemys punctata

Lissemys scutata

Nilssonia formosa

Nilssonia gangetica

Nilssonia hurum

Nilssonia leithii

Nilssonia nigricans

Palea steindachneri

Pelochelys spp.

Pelodiscus axenaria

Pelodiscus maackii

Pelodiscus parviformis

Rafetus swinhoei

CLASS AMPHIBIA (AMPHIBIANS)

ANURA

Bufonidae Toads

Amietophrynus superciliaris

Altiphrynoides spp.

Atelopus zeteki

Incilius periglenes

Nectophrynoides spp.

Nimbaphrynoides spp.

Page 173: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

153

APPENDICES

I II III

Calyptocephalellidae Chilean toads

Calyptocephalella gayi (Chile)

Dendrobatidae Poison frogs

Adelphobates spp.

Ameerega spp.

Andinobates spp.

Dendrobates spp.

Epipedobates spp.

Excidobates spp.

Hyloxalus azureiventris

Minyobates spp.

Oophaga spp.

Phyllobates spp.

Ranitomeya spp.

Dicroglossidae Frogs

Euphlyctis hexadactylus

Hoplobatrachus tigerinus

Hylidae Tree frogs

Agalychnis spp.

Mantellidae Mantellas

Mantella spp.

Microhylidae Red rain frog, tomato frog

Dyscophus antongilii

Scaphiophryne gottlebei

Page 174: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

154

APPENDICES

I II III

Myobatrachidae Gastric-brooding frogs

Rheobatrachus spp. (Except Rheobatrachus silus and Rheobatrachus vitellinus)

CAUDATA

Ambystomatidae Axolotls

Ambystoma dumerilii

Ambystoma mexicanum

Cryptobranchidae Hellbener and giant salamanders

Andrias spp.

Cryptobranchus alleganiensis (United

States of America)

Hynobiidae Asiatic salamanders

Hynobius amjiensis (China)

Salamandridae Newts and salamanders

Neurergus kaiseri

CLASS ELASMOBRANCHII (SHARKS)

CARCHARHINIFORMES

Carcharhinidae Requiem sharks

Carcharhinus longimanus

Sphymidae Hammerhead sharks

Sphyrna lewini

Sphyrna mokarran

Sphyrna zygaena

Page 175: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

155

APPENDICES

I II III

LAMNIFORMES

Cetorhinidae Basking shark

Cetorhinus maximus

Lamnidae Mackerel sharks

Carcharodon carcharias

Lamna nasus

ORECTOLOBIFORMES

Rhincodontidae Whale shark

Rhincodon typus

PRISTIFORMES

Pristidae Sawfishes

Pristidae spp.

RAJIFORMES

Mobulidae Mobulid rays

Manta spp.

CLASS ACTINOPTERYGII (FISHES)

ACIPENSERIFORMES Paddlefishes, sturgeons

ACIPENSERIFORMES

spp. (Except the species included in Appendix I)

Acipenseridae Sturgeons

Acipenser brevirostrum

Acipenser sturio

ANGUILLIFORMES

Anguillidae Freshwater eels

Anguilla anguilla

Page 176: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

156

APPENDICES

I II III

CYPRINIFORMES

Catostomidae Cui-ui

Chasmistes cujus

Cyprinidae Blind carps, plaeesok

Caecobarbus geertsi

Probarbus jullieni

OSTEOGLOSSIFORMES

Arapaimidae Arapaimas

Arapaima gigas

Osteoglossidae Bonytongue

Scleropages formosus8

PERCIFORMES

Labridae Wrasses

Cheilinus undulatus

Sciaenidae Totoaba

Totoaba macdonaldi

SILURIFORMES

Pangasiidae Pangasid catfish

Pangasianodon gigas

SYNGNATHIFORMES

Syngnathidae Pipefishes, seahorses

Hippocampus spp.

CLASS SARCOPTERYGII (LUNGFISHES)

CERATODONTIFORMES

Ceratodontidae Australian lungfish

Neoceratodus forsteri

Page 177: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

157

APPENDICES

I II III

COELACANTHIFORMES

Latimeriidae Coelacanths

Latimeria spp.

P H Y L U M E C H I N O D E R M A T A

CLASS HOLOTHUROIDEA (SEA CUCUMBERS)

ASPIDOCHIROTIDA

Stichopodidae Sea cucumbers

Isostichopus fuscus (Ecuador)

P H Y L U M A R T H R O P O D A

CLASS ARACHNIDA (SCORPIONS AND SPIDERS)

ARANEAE

Theraphosidae Red-kneed tarantulas, tarantulas

Aphonopelma albiceps

Aphonopelma pallidum

Brachypelma spp.

SCORPIONES

Scorpionidae Scorpions

Pandinus dictator

Pandinus gambiensis

Pandinus imperator

CLASS INSECTA (INSECTS)

COLEOPTERA

Lucanidae Cape stag beetles

Colophon spp. (South

Africa)

Page 178: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

158

APPENDICES

I II III

LEPIDOPTERA

Nymphalidae Brush-footed butterflies

Agias amidon boliviensis (Plurinational

State of Bolivia)

Morpho godartii lachaumei (Plurinational State of Bolivia)

Prepona praeneste buckleyan (Plurinational State of Bolivia)

Papilionidae Birdwing butterflies, swallowtail butterflies

Atrophaneura jophon

Atrophaneura pandiyana

Bhutanitis spp.

Ornithoptera spp. (Except the species included in Appendix I)

Ornithoptera alexandrae

Papilio chikae

Papilio homerus

Papilio hospiton

Parnassius apollo

Teinopalpus spp.

Trogonoptera spp.

Troides spp.

Page 179: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

159

APPENDICES

I II III

P H Y L U M A N N E L I D A

CLASS HIRUDINOIDEA (LEECHES)

ARHYNCHOBDELLIDA

Hirudinidae Medicinal leeches

Hirudo medicinalis

Hirudo verbana

P H Y L U M M O L L U S C A

CLASS BIVALVIA (CLAMS AND MUSSELS)

MYTILOIDA

Mytilidae Marine mussels

Lithophaga lithophaga

UNIONOIDA

Unionidae Freshwater mussels, pearly mussels

Conradilla caelata

Cyprogenia aberti

Dromus dromas

Epioblasma curtisi

Epioblasma florentina

Epioblasma sampsonii

Epioblasma sulcata perobliqua

Epioblasma torulosa gubernaculum

Epioblasma torulosa rangiana

Page 180: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

160

APPENDICES

I II III

Epioblasma torulosa torulosa

Epioblasma turgidula

Epioblasma walkeri

Fusconaia cuneolus

Fusconaia edgariana

Lampsilis higginsii

Lampsilis orbiculata orbiculata

Lampsilis satur

Lampsilis virescens

Plethobasus cicatricosus

Plethobasus cooperianus

Pleurobema clava

Pleurobema plenum

Potamilus capax

Quadrula intermedia

Quadrula sparsa

Toxolasma cylindrella

Unio nickliniana

Unio tampicoensis tecomatensis

Villosa trabalis

VENEROIDA

Tridacnidae Giant clams

Tridacnidae spp.

Page 181: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

161

APPENDICES

I II III

CLASS GASTROPODA (SNAILS AND CONCHES)

MESOGASTROPODA

Strombidae Queen conch

Strombus gigas

STYLOMMATOPHORA

Achatinellidae Agate snails, oahu tree snails

Achatinella spp.

Camaenidae Green tree snail

Papustyla pulcherrima

P H Y L U M C N I D A R I A

CLASS ANTHOZOA (CORALS, SEA ANEMONES)

ANTIPATHARIA Black corals

ANTIPATHARIA spp.

GORGONACEAE

Coralliidae

Corallium elatius (China)

Corallium japonicum (China)

Corallium konjoi (China)

Corallium secundum (China)

HELIOPORACEA

Helioporidae Blue corals

Helioporidae spp. (Includes only the species Heliopora coerulea. Fossils are not

Page 182: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

162

APPENDICES

I II III

subject to the provisions

of the Convention)

SCLERACTINIA Stony corals

SCLERACTINIA spp.

(Fossils are not subject to the provisions of the Convention)

STOLONIFERA

Tubiporidae Organ-pipe corals

Tubiporidae spp. (Fossils are not subject to the provisions of the

Convention)

CLASS HYDROZOA

(SEA FERNS, FIRE CORALS, STINGING MEDUSAE)

MILLEPORINA

Milleporidae Fire corals

Milleporidae spp. (Fossils are not subject

to the provisions of the Convention)

STYLASTERINA

Stylasteridae Lace corals

Stylasteridae spp. (Fossils are not subject to the provisions of the Convention)

F L O R A (PLANTS)

AGAVACEAE Agaves

Agave parviflora

Page 183: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

163

APPENDICES

I II III

Agave victoriae-reginae #4

Nolina interrata

Yucca queretaroensis

AMARYLLIDACEAE Snowdrops, sternbergias

Galanthus spp. #4

Sternbergia spp. #4

APOCYNACEAE Elephant trunks, hoodias

Hoodia spp. #9

Pachypodium spp. #4 (Except the species

included in Appendix I)

Pachypodium ambongense

Pachypodium baronii

Pachypodium decaryi

Rauvolfia serpentina #2

ARALIACEAE Ginseng

Panax ginseng #3 (Only the population of the

Russian Federation; no other population is included in the

Appendices)

Panax quinquefolius #3

ARAUCARIACEAE Monkey-puzzle tree

Araucaria araucana

BERBERIDACEAE May-apple

Podophyllum hexandrum #2

Page 184: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

164

APPENDICES

I II III

BROMELIACEAE Air plants, bromelias

Tillandsia harrisii #4

Tillandsia kammii #4

Tillandsia mauryana #4

Tillandsia xerographica #4

CACTACEAE Cacti

CACTACEAE spp.9 #4

(Except the species included in Appendix I and except Pereskia spp., Pereskiopsis spp. and Quiabentia spp.)

Ariocarpus spp.

Astrophytum asterias

Aztekium ritteri

Coryphantha werdermannii

Discocactus spp.

Echinocereus ferreirianus ssp. lindsayi

Echinocereus schmollii

Escobaria minima

Escobaria sneedii

Mammillaria pectinifera

Mammillaria solisioides

Melocactus conoideus

Melocactus deinacanthus

Page 185: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

165

APPENDICES

I II III

Melocactus glaucescens

Melocactus paucispinus

Obregonia denegrii

Pachycereus militaris

Pediocactus bradyi

Pediocactus knowltonii

Pediocactus paradinei

Pediocactus peeblesianus

Pediocactus sileri

Pelecyphora spp.

Sclerocactus brevihamatus ssp. tobuschii

Sclerocactus erectocentrus

Sclerocactus glaucus

Sclerocactus mariposensis

Sclerocactus mesae-verdae

Sclerocactus nyensis

Sclerocactus papyracanthus

Sclerocactus pubispinus

Sclerocactus wrightiae

Strombocactus spp.

Turbinicarpus spp.

Uebelmannia spp.

Page 186: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

166

APPENDICES

I II III

CARYOCARACEAE Ajo

Caryocar costaricense #4

COMPOSITAE (Asteraceae) Kuth

Saussurea costus

CUCURBITACEAE Melons, gourds, cucurbits

Zygosicyos pubescens

Zygosicyos tripartitus

CUPRESSACEAE Alerce, cypresses

Fitzroya cupressoides

Pilgerodendron uviferum

CYATHEACEAE Tree-ferns

Cyathea spp.#4

CYCADACEAE Cycads

CYCADACEAE spp.#4 (Except the species

included in Appendix I)

Cycas beddomei

DICKSONIACEAE Tree-ferns

Cibotium barometz #4

Dicksonia spp.#4 (Only the populations of the Americas; no other

population is included in the Appendices)

DIDIEREACEAE Alluaudias, didiereas

DIDIEREACEAE spp. #4

DIOSCOREACEAE Elephant’s foot, kniss

Dioscorea deltoidea #4

Page 187: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

167

APPENDICES

I II III

DROSERACEAE Venus’ flytrap

Dionaea muscipula #4

EUPHORBIACEAE Spurges

Euphorbia spp.#5 (Succulent species only except Euphorbia misera and the species included in Appendix I. Artificially propagated

specimens of cultivars of Euphorbia trigona, artificially propagated

specimens of crested, fan-shaped or colour mutants of Euphorbia lactea, when grafted on

artificially propagated root stock of Euphorbia neriifolia, and artificially

propagated specimens of cultivars of Euphorbia ‘Milii’ when

they are traded in shipments of 100 or more plants and readily

recognizable as artificially propagated specimens, are not

subject to the provisions of the Convention)

Euphorbia ambovombensis

Euphorbia capsaintemariensis

Euphorbia cremersii (Includes the forma

Page 188: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

168

APPENDICES

I II III

viridifolia and the var.

rakotozafyi)

Euphorbia cylindrifolia

(Includes the ssp. tuberifera)

Euphorbia decaryi (Includes the vars. ampanihyensis, robinsonii and spirosticha)

Euphorbia francoisii

Euphorbia moratii (Includes the vars. antsingiensis, bemarahensis and multiflora)

Euphorbia parvicyathophora

Euphorbia quartziticola

Euphorbia tulearensis

FAGACEAE Beeches

Quercus mongolica #5

(Russian Federation)

FOUQUIERIACEAE Ocotillos

Fouquieria columnaris #4

Fouquieria fasciculata

Fouquieria purpusii

GNETACEAE Gnetums

Gnetum montanum #1 (Nepal)

Page 189: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

169

APPENDICES

I II III

JUGLANDACEAE Gavilan

Oreomunnea pterocarpa #4

LAURACEAE Laurels

Aniba rosaeodora#12

LEGUMINOSAE (Fabaceae) Afrormosia, cristobal, palisander, rosewood, sandalwood

Caesalpinia echinata#10

Dalbergia spp.#10 (Populations of Madagascar)

Dalbergia calycina #6

[population of Guatemala] (Guatemala)

Dalbergia cochinchinensis #5

Dalbergia cubilquitzensis #6 [population of Guatemala] (Guatemala)

Dalbergia dariensis #2

[Population of Panama] (Panama)

Dalbergia glomerata #6 [Population of Guatemala] (Guatemala)

Dalbergia granadillo #6

Dalbergia nigra

Dalbergia retusa #6

Dalbergia stevensonii #6

Dalbergia tucurensis #6

(Nicaragua. In addition,

Page 190: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

170

APPENDICES

I II III

Guatemala has listed its

national population)

Dalbergia panamensis (Costa Rica, Nicaragua)

Pericopsis elata #5

Platymiscium pleiostachyum #4

Pterocarpus santalinus #7

Senna meridionalis

LILIACEAE Aloes

Aloe spp.#4 (Except the

species included in Appendix I. Also excludes Aloe vera, also

referenced as Aloe barbadensis which is not included in the Appendices)

Aloe albida

Aloe albiflora

Aloe alfredii

Aloe bakeri

Aloe bellatula

Aloe calcairophila

Aloe compressa (Includes the vars.

paucituberculata, rugosquamosa and schistophila)

Aloe delphinensis

Page 191: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

171

APPENDICES

I II III

Aloe descoingsii

Aloe fragilis

Aloe haworthioides (Includes the var.

aurantiaca)

Aloe helenae

Aloe laeta (Includes the var. maniaensis)

Aloe parallelifolia

Aloe parvula

Aloe pillansii

Aloe polyphylla

Aloe rauhii

Aloe suzannae

Aloe versicolor

Aloe vossii

MAGNOLIACEAE Magnolia

Magnolia liliifera var. obovata #1 (Nepal)

MELIACEAE Mahoganies, West Indian cedar

Cedrela fissilis #5

(Plurinational State of Bolivia)

Cedrela lilloi #5

(Plurinational State of

Bolivia)

Cedrela odorata #5

(Brazil and the Plurinational State of Bolivia. In addition, the

Page 192: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

172

APPENDICES

I II III

following countries have

listed their national populations: Colombia, Guatemala and Peru)

Swietenia humilis #4

Swietenia macrophylla #6 (Populations of the Neotropics)

Swietenia mahagoni #5

NEPENTHACEAE Pitcher-plants (Old World)

Nepenthes spp. #4 (Except the species

included in Appendix I)

Nepenthes khasiana

Nepenthes rajah

OLEACEAE Ashes, etc.

Fraxinus mandshurica #5 (Russian Federation)

ORCHIDACEAE Orchids

ORCHIDACEAE spp.10 #4 (Except the species included in Appendix I)

(For all of the following

Appendix-I species, seedling or tissue cultures obtained in vitro, in solid or liquid

media, transported in sterile containers are not subject to the

provisions of the Convention only if the specimens meet the

Page 193: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

173

APPENDICES

I II III

definition of ‘artificially

propagated’ agreed by the Conference of the Parties)

Aerangis ellisii

Dendrobium cruentum

Laelia jongheana

Laelia lobata

Paphiopedilum spp.

Peristeria elata

Phragmipedium spp.

Renanthera imschootiana

OROBANCHACEAE Broomrape

Cistanche deserticola #4

PALMAE (Arecaceae) Palms

Beccariophoenix madagascariensis #4

Chrysalidocarpus decipiens

Lemurophoenix halleuxii

Lodoicea maldivica #13

(Seychelles)

Marojejya darianii

Neodypsis decaryi #4

Ravenea louvelii

Ravenea rivularis

Satranala decussilvae

Voanioala gerardii

Page 194: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

174

APPENDICES

I II III

PAPAVERACEAE Poppy

Meconopsis regia #1 (Nepal)

PASSIFLORACEAE Passion-flowers

Adenia firingalavensis

Adenia olaboensis

Adenia subsessifolia

PEDALIACEAE Sesames

Uncarina grandidieri

Uncarina stellulifera

PINACEAE Firs and pines

Abies guatemalensis

Pinus koraiensis #5 (Russian Federation)

PODOCARPACEAE Podocarps

Podocarpus neriifolius #1 (Nepal)

Podocarpus parlatorei

PORTULACACEAE Lewisias, portulacas, purslanes

Anacampseros spp. #4

Avonia spp. #4

Lewisia serrata#4

PRIMULACEAE Cyclamens

Cyclamen spp. 11 #4

RANUNCULACEAE Golden seals, yellow adonis, yellow root

Adonis vernalis #2

Hydrastis canadensis #8

Page 195: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

175

APPENDICES

I II III

ROSACEAE African cherry, stinkwood

Prunus africana #4

RUBIACEAE Ayugue

Balmea stormiae

SANTALACEAE Sandalwoods

Osyris lanceolata #2

(Populations of Burundi, Ethiopia, Kenya, Rwanda, Uganda and the United

Republic of Tanzania)

SARRACENIACEAE Pitcher-plants (New World)

Sarracenia spp.#4

(Except the species included in Appendix I)

Sarracenia oreophila

Sarracenia rubra ssp. alabamensis

Sarracenia rubra ssp. jonesii

SCROPHULARIACEAE Kutki

Picrorhiza kurrooa #2 (Excludes Picrorhiza scrophulariiflora)

STANGERIACEAE Stangerias

Bowenia spp. #4

Stangeria eriopus

TAXACEAE Himalayan yew

Taxus chinensis and

infraspecific taxa of this species #2

Page 196: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

176

APPENDICES

I II III

Taxus cuspidata and

infraspecific taxa of this species12 #2

Taxus fuana and infraspecific taxa of this species #2

Taxus sumatrana and infraspecific taxa of this

species#2

Taxus wallichiana #2

THYMELAEACEAE (Aquilariaceae) Agarwood, ramin

Aquilaria spp.#14

Gonystylus spp.#4

Gyrinops spp.#14

TROCHODENDRACEAE (Tetracentraceae) Tetracentron

Tetracentron sinense #1 (Nepal)

VALERIANACEAE Himalayan spikenard

Nardostachys grandiflora #2

VITACEAE Grapes

Cyphostemma elephantopus

Cyphostemma laza

Cyphostemma montagnacii

WELWITSCHIACEAE Welwitschia

Welwitschia mirabilis #4

ZAMIACEAE Cycads

ZAMIACEAE spp. #4

Page 197: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

177

APPENDICES

I II III

(Except the species

included in Appendix I)

Ceratozamia spp.

Chigua spp.

Encephalartos spp.

Microcycas calocoma

ZINGIBERACEAE Ginger lily

Hedychium philippinense #4

ZYGOPHYLLACEAE Lignum-vitae

Bulnesia sarmientoi #11

Guaiacum spp. #2

Page 198: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

178

Lampiran 5. Daftar Spesies Prioritas (Lampiran

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 57/Menhut-II/2008 tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies

Nasional 2008–2018)

A. Burung

No. KELOMPOK PRIORITAS

Prioritas Sangat Tinggi

1. Maleo sekanwor Macrocephalon maleo

2. Gosong maluku Eulipoa wallacei

3. Curik Bali Leucopsar rotschildi

4. Seriwang sangihe Eutrichomyias rowleyi

5. Kuau kerdil Polypectron spp.

6. Sempidan Lophura spp.

7. Kakatua Cacatua spp.,Probosciger aterrimus

8. Elang Spizaetus bartelsi, S. floris, S. lanceolatus, Ictinaetus malayanus

9. Cenderawasih Paradisea rubra, Paradigalla carunculata, Dyphilodes respublica

10. Rangkong Famili Bucerotidae

11. Nuri dan Perkici Famili Psittacidae

12. Kuau raja Argusianus argus

Prioritas Tinggi

13. Mentok rimba (Itik serati) Cairina scutulata

14. Mambruk Goura spp.

15. Beo Nias (Tiong emas) Gracula religiosa

16. Ayam-hutan hijau Gallus varius

Page 199: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

179

No. KELOMPOK PRIORITAS

17. Jalak putih Sturnus melanopterus

18. Merak hijau Pavo muticus

19. Betet jawa Psittacula alexandri

20. Gelatik jawa Padda oryzivora

21. Anis Zoothera spp.

22. Paok Pitta spp.

23. Pelatuk Famili Picidae

24. Celepuk Otus spp.

25. Raja udang Famili Alcedinidae

26. Bangau dan Ibis Famili Ciconiidae dan Threskiornithidae

B. Mamalia

No. KELOMPOK PRIORITAS

Prioritas Sangat Tinggi

1. Pesut mahakam Orcaella brevirostris

2. Badak sumatera Dicerorhinus sumatraensis

3. Musang Sulawesi Macrogalidia muschenbroekii

4. Babi kutil Sus verrucosus

5. Harimau sumatera Panthera tigris sumatrae

6. Gajah sumatera Elephas maximus

7. Babirusa Babirousa babyrussa

8. Anoa dataran tinggi Bubalus quarlesi

9. Anoa dataran rendah Bubalus depressicornis

Page 200: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

180

No. KELOMPOK PRIORITAS

Prioritas Tinggi

10. Kambing gunung Capricornis sumatraensis sumatraensis

11. Duyung Dugong dugon

12. Banteng Bos javanicus

13. Gajah Kalimantan Elephas maximus borneensis

14. Beruang madu Helarctos malayanus

15. Badak jawa Rhinoceros sondaicus

16. Tutul jawa Panthera pardus melas

17. Tapir Tapirus indicus

C. Primata

No. KELOMPOK PRIORITAS

Prioritas Sangat Tinggi

1. Orang utan sumatera Pongo abelii

2. Bokoi Macaca pagensis

3. Bilou Hylobates klosii

4. Joja Presbytis potenziani

5. Simakobu Simias concolor

Prioritas Tinggi

7. Lutung banggat Presbytis hosei

8. Lutung natuna Presbytis natunae

6. Owa jawa Hylobates moloch

9. Orang utan kalimantan Pongo pygmaeus

Page 201: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

181

No. KELOMPOK PRIORITAS

10. Bekantan Nasalis larvatus

11. Surili Presbytis comata

D. Reptilia dan Amfibia

No. KELOMPOK PRIORITAS

Prioritas Sangat Tinggi

1. Kura-kura rote Chelodina mccordi

2. Kura-kura bintang Chitra chitra

3. Kura-kura sulawesi Leucocephalon yuwonoi

4. Baning kuning Indotestudo forstenii

5. Bajuku, Tuntong Callagur borneoensis

6. Biuku Batagur baska

7. Biawak biru Varanus melinus

8. Biawak merak Varanus auffenbergi

9. Ular python maluku Morelia clastolepis

10. Ular python Halmahera Morelia tracyae

11. Ular python kerdil Tanimbar Morelia nauta

12. Buaya siam Crocodylus siamensis

13. Katak barbourula Barbourula kalimantanensis

14. Katak pohon merah Nyctixalus margaritifer

15. Kodok merah Leptophryne cruentata

16. Kodok klaviger Bufo claviger

Page 202: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

182

No. KELOMPOK PRIORITAS

Prioritas Tinggi

17. Kura-kura irian Chelodina gunaleni

18. Kura-kura reimani Chelodina reimanni

19. Sanca macklot Liasis mackloti

20. Ular python Python curtus

21. Biawak timor Varanus timorensis

22. Buaya sinyulong Tomistoma schlegelii

E. Insekta

No. KELOMPOK PRIORITAS

1. Papilio lampsacus

2. Allotopus rosenbergi

3. Ornithoptera spp.

4. Troides spp.

5. Trogonoptera brookiana

6. Cyclommatus giraffe

7. Dorcus bucephalus

8. Atrophaneura palu

9. Graphium stresemanni

10. Idea tambusisiana

11. Euploea albicosta

12. Euploea caespes

13. Euploea tripunctata

Page 203: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

183

No. KELOMPOK PRIORITAS

14. Ideopsis hewitsonii

15. Parantica kuekenthali

16. Parantica Marcia

17. Parantica sulewattan

18. Parantica timorica

19. Polyura dehaani

20. Bombus rufipes

21. Apis koschevnikovi

22. Apis andreniformis

F. Biota air

No. KELOMPOK PRIORITAS

Prioritas Sangat Tinggi

1. Pesut mahakam Orcaella brevirostris

2. Kima raksasa Tridacna gigas

3. Duyung Dugong dugong

4. Arwana papua Scleropages jardinii

5. Ikan belida Notopterus chitala

6. Ikan batak Neolissochillus thienemanni

7. Kardinal banggai Pterapogon kauderni

Prioritas Tinggi

8. Ikan napoleon Cheilinus undulatus

9. Kima lain (selain Tridacna gigas, 6 spesies)

Page 204: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

184

No. KELOMPOK PRIORITAS

10. Teripang pasir Holothuria scabra dan 25 spesies teripang lainnya

11. Kerang lola Trochus niloticus

12. Kuda laut Hippocampus spp.

13. Penyu laut (6 spesies)

14. Nautilus Nautilus spp.

15. Kepiting kenari Birgus latro

16. Ikan raja laut Latimeria menadoensis

17. Hiu Superordo Selachimorpha

18. Pari Superordo Batoidea

19. Siput mata bulan Turbo marmoratus

20. Ubur-ubur Pulau Kakaban (Cassiopeia ornata, Mastigias papua, Aurelia aurita danTripedalia cystophora)

21. Koral merah Corallium rubrum

G. Flora

No. KELOMPOK PRIORITAS

1. Pelalar Dipterocapus littoralis

2. Palem ekor ikan Hydriastele flabellata

3. Kalapia Kalappia celebica

4. Anggrek ekor tikus Paraphalaenopsis spp.

5. Rafflesia, Padma Rafflesia spp.

6. Resak banten Vatica bantamensis

7. Resak bribes Vatica javanica

Page 205: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

185

No. KELOMPOK PRIORITAS

8. Nothofagus womersleyi

9. Kayu hitam, eboni Dyospyros celebica

10. Kayu susu Alstonia beatricis

11. Bintangur Calophyllum insularum

12. Guioa waigeoensis

13 Saninten Castanopsis argentea

14 Anggrek bulan raksasa Phalaenopsis gigantea

15 Kawoli Alloxylon brachycarphus

16 Bintangur Calohpyllum papuanum

17 Bintangur Calophyllum euryphyllum

18 Bintangur Calophylum carii

19 Nyatoh Manilkara kanosiensi

20 Mendarahan Myristica rumphii var. florentis

21 Kantung semar Nepenthes spp.

22 Tualang Koompasia grandiflora

Page 206: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

186

Lampiran 6. Daftar 25 spesies satwa liar terancam

punah yang diprioritaskan meningkat populasinya sebesar 10% pada tahun 2019 (Lampiran Surat Keputusan

Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No. 200/IV/KKH/2015)

No. KELOMPOK SPESIES PRIORITAS

1. Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae )

2. Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus)

3. Badak jawa (Rhinoceros sondaicus)

4. Owa jawa (Hylobates moloch)

5. Banteng (Bos javanicus)

6. Elang jawa (Spizaetus bartelsi)

7. Jalak bali (Leucopsar rotschildi )

8. Kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea)

9. Orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus)

10. Komodo (Varanus komodoensis)

11. Bekantan (Nasalis larvatus)

12. Anoa (Bubalus depressicornis, Bubalus quarlesi)

13. Babirusa (Babirousa babyrussa )

14. Maleo (Macrocephalon maleo)

15. Macan tutul jawa (Panthera pardus melas)

16. Rusa bawean (Axis kuhlii)

17. Cenderawasih (Macgregoria pulchra, Paradisaea raggiana, Paradisaea apoda, Cicinnurus regius, Seleucidis melanoleuca, Paradisea rubra)

18. Surili (Presbytis fredericae, Presbytis comata)

Page 207: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

187

No. KELOMPOK SPESIES PRIORITAS

19. Tarsius (Tarsius fuscus)

20. Monyet hitam Sulawesi (Macaca nigra, Macaca maura)

21. Julang sumba (Rhyticeros everetii)

22. Nuri kepala hitam (Lorius domicella, Lorius lory)

23. Penyu (Chelonia mydas, Eretmochelys imbricata)

24. Kanguru pohon (Dendrolagus mbaiso)

25. Celepuk rinjani (Otus jolanodea)

Page 208: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

188

Lampiran 7. Jumlah spesies flora dan fauna di Indonesia

yang terancam menurut IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources) [last updated 19 November 2015]

A. Jumlah spesies terancam di Indonesia

Kelompok Takson Jumlah

Mamalia 185

Aves 131

Reptilia 32

Amfibia 32

Ikan 150

Moluska 6

Invertebrata lainnya 284

Flora 426

Jumlah 1.246

B. Jumlah spesies endemik dan terancam di Indonesia

Kelompok Takson Jumlah

Mamalia Endemik 259

Endemik terancam 115

Aves Endemik 429

Endemik terancam 82

Amfibia Endemik 173

Endemik terancam 21

Kepiting air tawar Endemik 71

Endemik terancam 10

Koral pembentuk karang

Endemik 4

Endemik terancam 2

Konifera Endemik 5

Endemik terancam 1

Cycada Endemik 2

Endemik terancam 2

Page 209: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

189

C. Jumlah spesies punah dan terancam di Indonesia menurut

kategori IUCN Red List

Kategori IUCN

Red List Kelompok takson

Fauna Flora

Extinct (EX) 2 1

Extinct in the wild (EW) 0 1

Critically Endangered (CR) 75 126

Endangered (EN) 195 87

Vulnerable (VU) 550 213

Near Threatened (NT) 564 96

Lower Risk/Consevation dependent (LR/cd)

4 9

Data Deficient (DD) 921 82

Least Concern (LC) 4.090 624

Jumlah 6.401 1.239

D. Struktur kategori IUCN Red List dan derajat keterancaman

Page 210: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

190

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis adalah Peneliti Utama di Bidang

Konservasi Sumber Daya Alam yang

telah 22 tahun melakukan penelitian

keanekaragaman hayati flora-fauna di

Kementerian Kehutanan [kini

Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan]. Ia juga berpengalaman

sebagai penyusun AMDAL dan

memegang Sertifikat Kompetensi Ketua

Penyusun AMDAL (Reg. No. K.030.02.11.016.000396).

Jabatan lain yang dipercayakan kepadanya saat ini, antara lain:

Ketua Kelompok Peneliti Konservasi Keanekaragaman Hayati;

Anggota Dewan Riset (bidang konservasi) Badan Litbang dan

Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

Anggota Dewan Redaksi Jurnal Penelitian Hutan dan

Konservasi Alam,

Anggota Dewan Redaksi Journal of Rehabilitation Science;

Anggota Kelompok

Kerja Kebijakan Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Page 211: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

191

Penulis adalah Humas Madya di Pusat

Konservasi Tumbuhan Kebun Raya

Bogor, LIPI. Selama lebih dari 20 tahun,

ia telah melakukan berbagai kegiatan

kehumasan di bidang pendidikan

lingkungan dan konservasi tumbuhan.

Beberapa jabatan yang pernah

dipercayakan kepadanya, antara lain:

Penanggung jawab pembangunan Ekoregion Kalimantan

dengan Bank Mandiri di Ecopark LIPI, Cibinong;

Penanggung jawab kerjasama Pembangunan Replika Hutan

Tropis Ekoregion Jawa Bali di Ecopark LIPI, Cibinong dengan

Yayasan KEHATI, Kementerian Kehutanan dan PT. Garuda

Indonesia (Perseroan) Tbk.;

Tenaga ahli program Eco Study PT Sharp Electronic Indonesia;

Tenaga ahli revitalisasi lapangan golf Rumbai Camp, PT Caltex

Pacific Indonesia.

Page 212: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

192

Penulis dilahirkan di Palembang pada

tanggal 19 Agustus 1986. Puteri ke tiga

dari tiga bersaudara pasangan Bertha

Rina (Ibu) dan FM Sihombing (Ayah),

menyelesaikan pendidikan SD di Bangka

(1998), SMP di Palembang (2001),

SMAN 3 Palembang (2004), dan

mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Kelautan dari Universitas

Sriwijaya Palembang (2008).

Sejak tahun 2010, penulis menjadi Peneliti di Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hutan, Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan dengan jabatan Peneliti Pertama Bidang Perlindungan

Sumber Daya dan Lingkungan. Penulis aktif melakukan penelitian

di bidang konservasi sumber daya alam di Kelompok Peneliti

Konservasi Keanekaragaman Hayati.

Page 213: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

193

Penulis dilahirkan di Jayapura tangal 6

Mei 1986. Ia adalah puteri ke tiga dari

tiga bersaudara pasangan Titing

Murtiningsih (Ibu) dan Daryono (Ayah).

Penulis menyelesaikan pendidikan SD di

Jayapura (1998), SMP di Jayapura Utara

(2001), dan SMU di Malang (2004). Pada

tahun 2008, penulis memperoleh gelar

Sarjana Peternakan dari Universitas

Brawijaya (UNIBRAW). Penulis juga pernah menjadi Asisten

Praktikum Mata Kuliah Ilmu Reproduksi Ternak di Fakultas

Peternakan UNIBRAW dan Customer Services PT. Telkom Indonesia

Kandatel Malang (2008–2009).

Sejak tahun 2009, penulis menjadi peneliti di Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hutan, Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan. Saat ini, jabatan penulis adalah Peneliti Pertama

bidang Konservasi Sumber Daya Hutan. Penulis aktif melakukan

penelitian konservasi keanekaragaman hayati di Kelompok

Peneliti Konservasi Keanekaragaman Hayati.

Page 214: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja

SISTEM MONITORING DAN EVALUASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI TAMAN KEHATI

194

Penulis dilahirkan di Jakarta tanggal 5

Juni 1968 dan merupakan putra ke

empat dari pasangan [Alm.] Pairun

Sastro Darsono (Ayah) dan [Alm.]

Soeratinah (Ibu). Penulis menyelesaikan

pendidikan SD di Jakarta (1981), SMPN 2

di Jakarta (1984), dan SMAN 1 di Jakarta

(1987). Gelar Sarjana Kedokteran

Hewan diperoleh tahun 1991 dan profesi

Dokter Hewan tahun 1993 dari FKH IPB, Bogor. Gelar Magister

Sains bidang Biologi Konservasi diraih tahun 2007 dari FMIPA

Universitas Indonesia, Depok.

Penulis pernah bertugas di Papua sejak tahun 1993 hingga 2004.

Selama itu, pengalaman penulis antara lain Pemimpin Bagian

Proyek Taman Burung dan Taman Anggrek Biak, Dinas Kehutanan

Provinsi Irian Jaya [Papua]; Ketua Kelompok Peneliti bidang

Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) di Balai Penelitian

Kehutanan Manokwari, Instruktur/pengajar bidang KSDA di Balai

Latihan Kehutanan Manokwari; Dosen Luar Biasa dan pembimbing

skripsi mahasiswa di Universitas Negeri Papua (UNIPA).

Sejak tahun 2004 hingga sekarang, penulis mengabdikan dirinya di

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan di Bogor dengan

jabatan saat ini sebagai Peneliti Madya. Penulis juga aktif dalam

kelompok kerja/tim terpadu yang dibentuk di lingkup

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu Badan

Litbang dan Inovasi; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya

Alam dan Ekosistem; serta Direktorat Jenderal Planologi dan Tata

Lingkungan. Saat ini, penulis aktif sebagai editor buku dan

merangkap Direktur Penerbitan FORDA PRESS; narasumber

bidang konservasi sumber daya alam; dan pembimbing skripsi

mahasiswa S1 IPB dan Universitas Pakuan (UNPAK).

Page 215: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja
Page 216: SISTEM MONITORING DAN EVALUASI · iii KATA PENGANTAR . Monitoring dan evaluasi merupakan bagian dari mana-jemen yang harus dilakukan jika ingin ada peningkatan dan perbaikan kinerja