sistem kalender masehi dan hijriah

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak ribuan tahun yang silam, kalender telah dicipatakan oleh manusia, karena kalender sangatlah penting bagi manusia. Seperti bangsa mesir yang telah membuat kalender matahari sekitar tahun 4221 SM. 1 Pada saat itu, tahun matahari terdiri dari 365 hari terbagi dalam 12 bulan dan masing-masing bulan terdiri dari 30 hari dan ditambah 5 hari pesta perayaan tahunan. Dalam pembuatan kalender, ada beberapa macam sistem yang digunakan dalam perhitungannya. Diantaranya dengan menggunakan pergerakan bulan, pergerakan matahari dan kombinasi dari pergerakan dua benda langit tersebut. Dalam kehidupan masyarakat kalender mempunyai arti yang sangat penting. Karena banyak hal yang dilakukan masyarakat yang berkaitan dengan waktu. Dapat kita sadari sendiri tanpa adanya kalender pasti kita hanya berpedoman pada gejala alam yang terjadi. Seiring berkembangnya manusia dan ilmu pengetahuan, maka manusia memerlukan tanda yang lebih praktis dalam menentukan waktu. Dalam hal ini manusia berpikir untuk dapat menemukan suatu sistem yang teratur dan sistematik sehingga dalam menentukan waktu dapat lebih mudah dan efisien. Manusia dengan segala keinginantahuannya mencari dan menggali setiap rahasia yang terkandung di alam ini yang menjadi modal dasar/intelektual yang dimilikinya. 1 Shofiyullah. 2006. Mengenal Kalender Lunisolar di Indonesia. Malang: P.P. Miftahul Huda, Hal. 1 1

Upload: sitibaitiahrani

Post on 16-Jun-2015

35.389 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem kalender masehi dan hijriah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak ribuan tahun yang silam, kalender telah dicipatakan oleh

manusia, karena kalender sangatlah penting bagi manusia. Seperti

bangsa mesir yang telah membuat kalender matahari sekitar tahun

4221 SM.1 Pada saat itu, tahun matahari terdiri dari 365 hari terbagi

dalam 12 bulan dan masing-masing bulan terdiri dari 30 hari dan

ditambah 5 hari pesta perayaan tahunan. Dalam pembuatan kalender,

ada beberapa macam sistem yang digunakan dalam perhitungannya.

Diantaranya dengan menggunakan pergerakan bulan, pergerakan

matahari dan kombinasi dari pergerakan dua benda langit tersebut.

Dalam kehidupan masyarakat kalender mempunyai arti yang

sangat penting. Karena banyak hal yang dilakukan masyarakat yang

berkaitan dengan waktu. Dapat kita sadari sendiri tanpa adanya

kalender pasti kita hanya berpedoman pada gejala alam yang terjadi.

Seiring berkembangnya manusia dan ilmu pengetahuan, maka

manusia memerlukan tanda yang lebih praktis dalam menentukan

waktu. Dalam hal ini manusia berpikir untuk dapat menemukan suatu

sistem yang teratur dan sistematik sehingga dalam menentukan waktu

dapat lebih mudah dan efisien. Manusia dengan segala

keinginantahuannya mencari dan menggali setiap rahasia yang

terkandung di alam ini yang menjadi modal dasar/intelektual yang

dimilikinya. Kemudian sejalan dengan hal tersebut, Allah SWT

memberikan petunjuk seperti pada petikan ayat di bawah yang

menjadi kunci untuk membuka rahasia itu.

“Dialah yang menjadikan matahari memancarkan cahaya cemerlang

dan bulan memantulkan sinar dan dia tetapkan baginya beberapa

1 Shofiyullah. 2006. Mengenal Kalender Lunisolar di Indonesia. Malang: P.P. Miftahul Huda, Hal. 1

1

Page 2: Sistem kalender masehi dan hijriah

tingkat peredaran, supaya kamu dapat mengetahui bilangan tahun dan

perhitungan waktu. Allah tidak menjadikan tertib yang demikian itu

melainkan dengan hak. Dia bentangkan tanda-tanda itu bagi orang-

orang yang berpengetahuan”. (QS. Yunus : 6) 

Matahari dan bulan sebagai obyek ciptaan Allah SWT telah

menjadi dua unsur yang sangat berharga dalam dunia ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya mengenai

penghitungan waktu. Kedudukan benda-benda langit yang selalu

berubah-ubah dengan pola yang teratur menjadi acuan penentuan

waktu, musim, bulan dan tahun. Sehingga dibuatlah sistem

penanggalan/perhitungan waktu secara periodik.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyusun makalah

yang berjudul “Sistem Kalender Masehi dan Hijriah”.

B. Rumusan Masalah

Pembahasan dalam makalah ini akan dititikberatkan pada rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Sejarah sistem penanggalan Masehi dan Hijriah juga

pemikiran para tokoh-tokohnya.

2. Sistem perhitungan penanggalan Masehi dan Hijriah.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, diantaranya:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kalender

masehi dan hijriah.

2. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar untuk

menggali setiap ilmu pengetahuan.

3. Memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah IPBA.

2

Page 3: Sistem kalender masehi dan hijriah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kalender Masehi

Kalender Masehi perhitungannya didasarkan pada peredaran

bumi mengelilingi matahari atau peredaran matahari semu dimulai

pada saat matahari berada pada titik Aries. Hal itu terjadi pada setiap

tanggal 21 Maret hingga kembali lagi ke tempatnya semula. Ketika

bumi berevolusi, ternyata poros bumi tidak tegak lurus terhadap

bidang ekliptika, melainkan miring dengan arah yang sama

membentuk sudut 66,50 . Periode revolusi bumi Untuk sekali putaran

membutuhkan waktu sebanyak 365,2425 hari. Oleh karena kalender

Masehi ini perhitungannya didasarkan pada peredaran matahari

dikenal dengan tahun “ Syamsiyah, Solar System atau tahun Surya.2

Terdapat empat kedudukan bumi pada orbitnya, yaitu sebagai berikut:

1. Tanggal 21 Maret

Pada tanggal 21 maret, matahari tepat berada di khatulistiwa.

Sehingga semua tempat di bumi mengalami siang dan malam dengan

waktu yang sama. Dari tanggal 21 Maret sampai 21 Juni belahan bumi

Utara mengalami musim semi, sedangkan belahan bumi Selatan

mengalami musim gugur.

2. Pada tanggal 21 Juni

Pada tanggal 21 Juni, kutub Utara bumi menghadap ke matahari

yang seakan-akan berada pada 23,50 LU. Dari tanggal 21 Juni samapai

23 September, belahan bumi Selatan menjauhi matahari sehingga

mengalami musim dingin, sedangkan belahan bumi Utara semakin

dekat dengan matahri sehingga mengalami musim panas.

2 Maskufa. 2005. Ilmu Falaq. Jakarta: Gaung persada, hal.186

3

Page 4: Sistem kalender masehi dan hijriah

3. Tanggal 23 September

Pada tanggal 23 September, baik kutub Utara maupun kutub

Selatan bumi berada sama jauhnya dari matahari yang berada pada

khatulistiwa. Dari tanggal 23 September sampai dengan 21 Desember,

belahan bumi Utara semakin menjauhi matahari sehingga mengalami

musim gugur, sedangkan belahan bumi selatan makin condong ke

matahari sehingga mengalami musim semi.

4. Tanggal 21 Desember

Pada tanggal 21 Desember, matahari seolah-olah berada di 23,50

LS. Dari tanggal 21 Desember sampai dengan 21 Maret, belahan bumi

Selatan makin condong ke arah matahari sehingga mengalami musim

panas. Sebaliknya, belahan bumi Utara mengalami musim dingin

karena letaknya semakin jauh dari matahari.

Dari penjelasan di atas, kedudukan matahari seolah-olah

bergeser dari khatulistiwa (21 Maret), ke 23,50 LU (21 Juni), ke

khatulistiwa lagi (23 September), ke 23,50 LS (22 Desember) dan

kembali lagi ke khatulistiwa (21 Maret). Gerakan pergeseran seperti itu

disebut gerak semu matahari

Gerak revolusi bumi (gerak tahunan bumi) Periode=365,25 hari

Penanggalan miladiyah/masehi disebut juga Yulian Era atau

Gregorian Era (calendar). Tahun miladiyah atau masehi ini disebut

4

Bidang ekliptika21 Maret

23 Sept.

22 Juni22 Des.

Page 5: Sistem kalender masehi dan hijriah

demikian karena awal ditetapkannya pada saat Nabi Isa AS dilahirkan.

Selain dinamakan tahun Miladiyah atau masehi, tahun ini juga disebut

dengan tahun Yulian karena diakui dan dipergunakan sejak

berkuasanya Yulius Caesar di Roma. Tahun masehi berasal dari sistem

romawi kuno yang semula berdasarkan sistem Lunar. Sebelum sistem

penanggalan ini sempurna seperti saat ini, mengalami sejarah yang

sangat panjang sejak zaman romawi jauh sebelum pemerintahan Julius

caesar.

Akhirnya ada seseorang yang bernama Numa Pompilus yang

melakukan sedikit reformasi kalender tersebut. Dia adalah orang

pertama yang mendirikan institusi Pontiface (Kepala Agama), sehingga

dia butuh kalender yang bisa dijadikan patokan dalam waktu

pelaksanaan upacara dan tidak hanya bertani. Tahun pertama

disesuaikan dengan tahun berdirinya kerajaan Roma yaitu ± 753

sebelum kelahiran Nabi Isa AS. Bulan yang pertama bukan Januari

seperti yang dikenal sekarang, tetapi bulan Maret. Secara lengkap

urutannya adalah Martinus, kemudian Aprilis, Majus, Junius, Quintilis,

Sextilis, September, Oktober, Nopember, Desember, Januarius dan

Pebruarius. Jumlah hari dalam satu tahun adalah 355 hari.

Hal ini terlihat pada penjelasan dari segi bahasa yaitu September

berarti tujuh dan Oktober berarti berarti delapan.3 Namun karena oleh

Yulius Caesar permulaan tarikh Julian ditetapkan satu Januari, maka ini

berimplikasi pula pada penetapan awal bulannya. Akibatnya, bukan

bulan Maret lagi sebagai bulan pertamanya, tetapi bulan Januari. Maka,

bergeserlah bulan September menjadi bulan kesembilan dan Oktober

menjadi bulan kesepuluh.4

Pada tahun 45 SM, sistem penanggalan itu mengalami beberapa

perubahan yang dilakukan oleh Yulius Caesar atas nasehat Sosigenas

(Astronom Iskandaria), yaitu jumlah hari rata-rata dalam satu tahun

3 Depag. 2002. Almanak Hisab Rukyah. Jakarta: Proyek Pembinaan Peradilan Agama Islam, hal. 40

4 Maskufa. Op.cit. hal. 187

5

Page 6: Sistem kalender masehi dan hijriah

syamsiyah bukan 355 tetapi 365 1/4 hari = 365,25 hari. Bulan yang ke

lima (Quintilis) namanya dan ke enam (Sextilis) namanya diubah

menjadi Juli dan Agustus yang jumlah harinya sama yaitu 31 hari.

Sementara permulaan musim bunga atau matahari berada pada titik

Aries ditetapkan pada tanggal 24 Maret dan permulaan hari Tarikh

Julian ditetapkan menjadi 1 Januari bukan bulan Maret seperti yang

sudah dijelaskan di atas.5

Pada tahun 325 M (370 tahun setelah tarikh Julian) diadakan

rapat gereja di Nicea untuk mengoreksi ketetapan tarikh Julian. Satu

tahun pada tarikh Julian =365,25 hari padahal sebenarnya peredaran

matahari per tahun adalah 365,2422 hari. Hal ini berarti ada selisih

0,0078 hari atau 1/128 hari = 11,23 menit dalam satu tahun.

Perbedaan tersebut akan menjadi satu hari dalam 128 tahun. Oleh

karena itu, pada saat diadakan rapat gereja itu peradaban sudah

mencapai 3 hari, yakni 370:128 x 1 hari=2,8906 hari. Dengan

demikian, permulaan musim bunga yang semula ditetapkan tanggal 24

Maret dimajukan 3 hari menjadi tanggal 21 Maret.6

Perubahan dan koreksi terhadap tarikh Julian kemudian juga

dilakukan setelah lama berselang oleh Paus Gregorius XXI pada tahun

1582 M, atas saran astronom Klavius setelah muncul keraguan akan

saat-saat penentuan wafatnya Isa al-Masih. Maka, pada tanggal 4

Oktober 1582, ia memerintahkan agar harinya tidak lagi tanggal 5

Oktober 1582 akan tetapi loncat 10 hari jadi tanggal 15 Oktober 1582.

Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi keraguan bahwa peringatan

wafatnya Isa al-Masih dilakukan sesuai dengan keadaan sesungguhnya

yaitu jatuh pada bulan purnama segera setelah matahari melintasi titik

Aries.7

5 Ibid.

6Chudlori, M.Sakur. 1990. Perbandingan Tarikh. Bandung: Iain Sunan Gunung Djati,

hal. 2.

7Depag. op.cit hal. 41

6

Page 7: Sistem kalender masehi dan hijriah

Sebenarnya ada beberapa argumen yang dapat diajukan

mengapa ketentuan loncat 10 hari itu dilakukan. Pertama untuk

menyesuaikan dengan kesepakatan di Nicea bahwa pemulaan musim

bunga adalah pada tanggal 21 Maret. Maka sesuai dengan apa yang

dilihat oleh Klavius pada tanggal 11 Maret 1582 bahwa pada hari itu

sebenarnya sudah memasuki permulaan musim bunga. Ini berarti

tarikh sudah mengalami keterlambatan selama 10 hari yakni 21-

11=10. Kedua, Peredaran matahari semu menurut tarikh Yulian adalah

=365,25 hari, sedangkan yang sebenarnya adalah 365,2422 hari. Jadi

ada selisih sebanyak 0,0078 hari/tahun= 1/128 hari/tahun = 1 hari

dalam 128 tahun. Maka, 1582-352 tahun/ 128 tahun x 1 tahun=

9,9605 hari dibulatkan menjadi 10 hari.8

Selain itu, koreksi juga dilakukan terhadap ketentuan tahun-

tahun abadi yang sebelumnya disamakan dengan tahun-tahun biasa

yaitu tahun 1700, 1800, dan 1900 dan seterusnya termasuk kabisat

bila habis dibagi 400, maka termasuk tahun basithoh. Untuk itu, dalam

perhitungan tarikh masehi ini akan dikurangi 13 hari dengan perincian

10 + 3 = 13. Angka 10 didapat dari “lompat 10 hari” yaitu 5 Oktober

1582 loncat ke 15 Oktober 1582 dan angka 3 didapat dari tahun-tahun

abadi ( tahun 1700, tahun 1800, dan tahun 1900) yang semula

dianggap termasuk tahun kabisat karena habis dibagi 4 oleh Gregorius

diubah menjadi tahun basithoh karena tidak habis dibagi 400 bukan 4.

Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah koreksi Gregorian.9

Ketentuan tarikh Gregorian itu selengkapnya adalah sebagai

berikut. Pertama, permulaan tarikh Gregorian dimulai sejak tahun

kelahiran Nabi Isa AS yaitu 1 Januari tahun 1 jam 00:00 (saat matahari

berada pada kulminasi bawah). Kedua, tahun-tahun yang bukan

termasuk tahun abadi baru bisa disebut tahun kabisat bila habis dibagi

4. Apabila tidak maka disebut tahun basithoh dengan ketentuan satu

hari kelebihan dalam tahun kabisat dimasukkan dalam bulan Februari.

8 Maskufa. op.cit. hal.188

9 Ibid.

7

Page 8: Sistem kalender masehi dan hijriah

Oleh karena itu jumlah hari dalam bulan Februari terkadang 28 hari

bila termasuk tahun basithah dan 29 hari bila termasuk tahun kabisat.

Ketiga, jumlah hari dalam satu tahun untuk tahun kabisat 366 hari dan

untuk tahun basithah 365 hari. Keempat, jumlah hari dalam satu bulan

dapat berubah-ubah antara 31 dan 30 hari kecuali bulan Februari.

Bulan Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus, Oktober dan Desember jumlah

harinya 31 hari, sedangkan untuk bulan April, Juni, September, dan

Nopember berjumlah 30 hari. Oleh karena dalam tarikh Masehi ini

ditetapkan ada satu tahun kabisat dalam setiap empat tahun (daur),

maka jumlah hari dalam satu daurnya adalah 365 hari x 3 ditambah

366 hari= 1461 hari.10

Sistem Perhitungan Penanggalan Masehi

a. Ketentuan umum penanggalan Masehi

Sebelum melakukan perhitungan Penanggalan masehi, terdapat

ketentuan-ketentuan umum yang perlu diperhatikan dan sistem

penanggalan Masehi, diantaranya yaitu :

1. 1 tahun Masehi berumur 365 hari ( Basithah, umur Februari 28

hari) atau 366 hari ( Kabisah, umur Ferbruari 29 hari)

2. Tahun Kabisah adalah bilangan tahun yang habis dibagi 4

(misalnya, 1992, 1996, 2000, 2004), kecuali bilangan abad yang

tidak habis dibagi 4 (misalnya, 1700,1800, 1900, 2100 dst).

Selain itu adalah basithah.

3. 1 siklus = 4 tahun ( 1461 hari)

4. Penyesuaian akibat anggaran Gregorius sebanyak 10 hari sejak

15 Oktober 1582 M, serta penambahan 1 hari pada setiap

bilangan abad yang tidak habis dibagi 4 sejak tanggal tersebut,

sehingga sejak tahun 1900 sampai 2099 ada penambahan

koreksi 13 hari (10+3).11

Contoh:

10 Ibid.

11 Khazin, Muhyiddin. 2007. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Buana Pustaka, hal.105

8

Page 9: Sistem kalender masehi dan hijriah

Tanggal 26 September jatuh pada hari apa? Untuk mengetahui hal

tersebut ditempuhlah langkah pertama dengan mengurangkan angka

tahun berjalan dengan angka 1 kemudian dibagi 4. Langkah kedua,

menghitung jumlah hari dari tanggal 1 Januari tahun 1 sampai tanggal

dan tahun yang dicari kemudian dikurangi koreksi Gregorian yaitu 13

hari. Dan langkah ketiga adalah jumlah hari yang sudah diketahui itu

selanjutnya dibagi 7. Angka sisa dari pembagian itulah yang

menentukan nama hari yang dicari, dihitung dari hari Sabtu. Secara

lebih jelas, hal tersebut nampak dalam perhitungan berikut ini:

2003 – 1 : 30 = 500 (daur) sisa 2 tahun

Jumlah hari = 500 x 1461 + 2 tahun x 365 hari + 269 hari –

13 hari

= 730500 + 730 + 269 – 13

=731486 hari

731486 : 7 =104498 sisa 0

Sesuai dengan hasil perhitungan tersebut, maka tanggal 26

September 2003 jauh pada hari Jumat. Ketentuan tarikh Gregorian

atau tarikh Masehi gaya baru itu berlaku hingga saat ini, seperti yang

biasa kita lihat di kalender-kalender.12

b. Menentukan Tahun Bashitah atau kabisat13.

Dalam menentukan suatu tahun apakah merupakan tahun

kabisat atau bashitoh, maka langkah yang harus dilalui adalah sebagai

berikut :

1. Tentukan Tahun yang akan dicari kemudian dibagi empat.

2. Setelah dibagi 4, jika tahun tersebut habis dibagi 4 maka disebut

tahun kabisat, dan tidak habis dibagi 4 maka disebut tahun

basithoh.

3. Khusus untuk tahun-tahun abad, maka harus dibagi 400, jika

habis dibagi 400 mka disebut kabisat, jika tidak habis dibagi 400

maka disebut tahun bashitoh.

12 Maskufa. op.cit, hal. 189.

13 Ahmad ghozali Muhammad Fathullah. Faidhul Karim Al-Rouf, hal. 14.

9

Page 10: Sistem kalender masehi dan hijriah

c. Menentukan hari dan pasaran14

Untuk menentukan hari dan pasaran tanggal 1 januari suatu

tahun dengan cara sebagai berikut :

1. Tentukan tahun yang akan dihitung

2. Hitunglah tahun tam, yaitu tahun yang dihitung dikurangi satu

3. Hitunglah jumlah siklus selama tahun tam tersebut, yaitu interval

(tahun tam : 4)

4. Hitunglah tahun kelebihan dari sejumlah siklus tersebut

5. Hitunglah jumlah hari selama siklus yang ada dengan dikalikan

jumlah hari dalam 1 siklus (1461 hari)

6. Hitunglah jumlah hari dari tahun kelebihan dengan dikalikan 365

hari

7. Jumlahkan hari-hari tersebut dan tambahkan 1 hari (tanggal 1

januari)

8. Kurangi dengan koreksi gregorian, yaitu 10 + ... hari

9. Jumlah hari yang didapat kemudian dibagi 7 untuk menentukan

hari, kelebihan hasil dari pembagian tersebut merupakan hari

yang dicari yang dihitung mulai hari sabtu. (sisa 1 = Sabtu;

2=Ahad, 3=Senin, 4=Selasa; 5=Rabu, 6=Kamis, 0=Jum’at)

10. Jumlah hari yang didapat kemudian dibagi 5 untuk

menentukan pasaran, kelebihan hasil dari pembagian tersebut

merupakan hari yang dicari yang dihitung mulai hari sabtu. (sisa

1 = Sabtu; 2=Ahad, 3=Senin, 4=Selasa; 5=Rabu, 6=Kamis,

0=Jum’at)

11. Setelah hari dan pasaran tanggal 1 januari ditemukan,

maka untuk menentukan hari dan pasaran bulan selanjutnya

dapat menggunakan tabel berikut. Namun sebelumnya harus

diketahui terlebih dahulu apakah tahun tersebut basithoh atau

kabisat.

BULANBasithoh Kabisat

Hari Pasaran Hari Pasaran

14 Moedji Raharto. 2001. Sitem Penanggalan Syamsiyah/Masehi. Bandung: Penertbit ITB, hal. 107-109

10

Page 11: Sistem kalender masehi dan hijriah

Januari 1 1 1 1

Februari 4 2 4 2

Maret 4 5 5 1

April 7 1 1 2

Mei 2 1 3 2

Juni 5 2 6 3

Juli 7 2 1 3

Agustus 3 3 4 4

Septemb

er

6 4 7 5

Oktober 1 4 2 5

Novembe

r

4 5 5 1

Desembe

r

6 5 7 1

Contoh:

Tanggal 1 Januari 2004

Waktu yang dilalui = 2003 tahun, lebih 1 hari

atau 2003 : 4 = 500,75 Siklus, lebih 3 tahun, lebih 1 hari

500 siklus = 500 x 1461 hari = 730500 hari

3 tahun = 3 x 365 hari = 1095 hari

1 hari= _____1___ hari +

Jumlah = 731591 hari

Koreksi Gregorius = 10 + 3 = 13___ hari –

= 731583 hari

731583 : 7 = 104511, lebih 6 = Kamis, (dihitung mulai Sabtu)

731583 : 5 = 143616, lebih 3 = Pahing, (dihitung mulai Kliwon)

11

Page 12: Sistem kalender masehi dan hijriah

Jadi, tanggal 1 Januari 2004 jatuh pada Kamis Pahing.15

B. Kalender Hijriah

Dalam peredarannya, bulan melakukan tiga gerakan sekaligus,

yaitu rotasi, revolusi, dan bersama dengan bumi mengitari matahari.

Periode rotasinya sama dengan periode revolusinya. Akibatnya, muka

bulan yang menghadap bulan selalu sama yakni separuh bagian dan

bagian lain tidak pernah menghadap ke bumi. Untuk satu kali bergerak

berputar mengelilingi bumi, bulan memerlukan waktu selama 27 1/3

hari yang disebut satu bulan sideris. Sebenarnya, pada saat tersebut

bumi telah bergerak mengitari matahari sejauh 270. Jadi, bulan harus

menempuh selisih jarak tersebut agar kembali ke posisi semula

relative terhadap matahari. Dengan demikian, selang waktu satu kali

revolusi bulan adalah 29 ½ hari yang disebut satu bulan sinodis

(qomariah).

Dari kedudukan bulan yang berbeda-beda menghasilkan bentuk

bulan yang berbeda pula yang disebut fase bulan, yaitu:

1. Pada kedudukan 1, yaitu pada saat kedudukan matahari, bulan

dan bumi terletak satu garis lurus. Pada kedudukan bulan mulai

berevolusi disebut bulan baru atau bulan muda.

2. Pada kedudukan 2, separuh bagian bulan yang menghadap bumi

kira-kira hanya seperempatnya yang terkena sinar matahari.

Akibatnya, kita melihat bulan sabit.

3. Pada kedudukan 3, separuh bulan yang menghadap bumi kira-

kira hanya seperempatnya yang terkena sinar matahari.

Akibatnya, kita melihat setengah bulatan yang disebut kuartir

pertama atau bulan separuh.

4. Pada kedudukan 4, separuh bagian bulan yang menghadap bumi

kira-kira tiga per empatnya terkena sinar matahari. Akibatnya,

kita melihat bulan cembung.

15 Khazin, Muhyiddin. Op.cit, hal.108

12

Page 13: Sistem kalender masehi dan hijriah

5. Pada kedudukan 5, separuh bagian bulan yang menghadap bumi

seluruhnya terkena sinar matahari. Akibatnya, kita melihat bulan

purnama.

PERUBAHAN PENAMPAKAN BENTUK BULAN (FASE BULAN)

Kalender Hijriah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik

bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun.

Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu

tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari). Hal inilah

yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari

dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi. Penentuan dimulainya

sebuah hari/tanggal pada Kalender Hijriah berbeda dengan pada

Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal

dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada sistem

Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya

matahari di tempat tersebut.

Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu

bulan dalam Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan

matahari. Usia bulan yang mencapai 30 hari bersesuaian dengan

13

Purnama

Sabit Tua

Sabit Muda

Kwartir Pertama

Kwartir Ketiga

Bulan Susut

Bulan Besar

sinar matahariBumi

Hilal

Periode fase bulan = 29,53055 hari

Bulan Baru(Ijtima’)

Page 14: Sistem kalender masehi dan hijriah

terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge, yaitu jarak terjauh

antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada

pada jarak terdekatnya dengan matahari (perihelion). Sementara itu,

satu bulan yang berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat

terjadinya bulan baru di perige (jarak terdekat bulan dengan bumi)

dengan bumi berada di titik terjauhnya dari matahari (aphelion). Dari

sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29

- 30 hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut

(Bulan, Bumi dan Matahari).

Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya

penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan

baru (konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat

setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk

barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari

pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan

khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang

memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal.

Nama-nama Bulan dalam Tahun Qomariah

N

o

Nama Bulan Jumlah Hari

1. Muharam 30 hari

2. Safar 29 hari

3. Rabiulawal 30 hari

4. Rabiulakhir 29 hari

5. Jumadilawal 30 hari

6. Jumadilakhir 29 hari

7. Rajab 30 hari

8. Syakban 29 hari

9. Ramadhan 30 hari

10

.

Syawal 29 hari

11 Zulkaidah 30 hari

14

Page 15: Sistem kalender masehi dan hijriah

.

12

.

Zulhijah 29/30 hari

Berikut adalah sejarah (asal-usul) pemberian nama-nama bulan Hijriah:

1. Muharam, artinya yang diharamkan yaitu bulan yang padanya

diharamkan berperang (menumpahkan darah) yang terus

berlaku sampai awal datangnya Islam

2. Safar, artinya kosong/kuning karena pada bulan itu orang-orang

masa lampau biasa meninggalkan rumah mereka untuk

berperang, berdagang ,berburu, dan sebagainya, sehingga

rumah-rumah mereka kosong.

3. Rabiul awal, artinya menetap yang pertama, karena para lelaki

arab masa lampau pada bulan itu yang tadinya meninggalkan

rumah mereka kembali pulang dan menetap.

4. Rabiul akhir, artinya menetap yang terakhir, yaitu menetap

dirumah terakhir kalinya.

5. Jumadil awal, artinya kering/beku/padat yang pertama, pada

waktu itu air menjadi beku / padat.

6. Jumadil akhir, artinya kering/beku/padat yang terakhir, karena

mereka mengami kekeringan yang terakhir kalinya.

7. Rajab, artinya mulia, karena bangsa Arab tempo dulu

memuliakannya terutama tanggal 10 (untuk berkurban anak

unta), tanggal 1 (untuk membuka pintu ka’bah terus-menerus).

8. Syaban, artinya berpencar, karena orang-orang Arab dahulu

berpencar kemana saja mencari air dan penghidupan.

9. Ramadhan, artinya panas terik/terbakar, karena pada bulan ini

jazirah Arab sangat panas sehingga terik matahari dapat

membakar kulit artinya pembakaran bagi dosa-dosa

sebagaimana disabdakan Rasulullah Shallahu 'alayhi wa salllam.

15

Page 16: Sistem kalender masehi dan hijriah

10. Syawal, artinya naik, karena pada bulan itu bila orang Arab

hendak menaiki unta dengan memukul ekornya maka ekornya

itu naik, syawal dapat pula berarti bulan peningkatan, amal bagi

amal tambahan.

11. Dzulqaidah, artinya si empunya duduk, karena kaum lelaki

Arab dulu pada bulan ini hanya duduk saja di rumah tidak

bepergian kemanapun.

12. Dzulhijjah, artinya si empunya haji, karena pada bulan ini

sejak zaman Nabi Ibrahim as. Orang-orang biasa melakukan

ibadah Haji atau ziarah ke Baitullah, Makkah.

Menurut sistem lunar, hari-hari keagamaan atau hari-hari islam

biasa dihitung sejak terbenamnya matahari (waktu maghrib) sebelum

hari itu. Jadi, mendahului hari-hari Masehi yang baru berganti mulai

pukul 00.00 tengah malam. Yang menjadi persoalannya sekarang

adalah umat Islam belum begitu familiar dengan kalendernya sendiri,

tetapi lebih familiar dengan kalender masehi. Akibatnya, sering terjadi

kebingungan manakala ada perbedaan dalam mengawali ataupun

mengakhiri puasa misalnya. Padahal kalender hijriah yang tertulis

dalam kalender yang ada di tiap rumah keluarga muslim itu didasarkan

pada perhitungan rata-rata (Hisab urfi) yang tidak bisa dijadikan acuan

dalam melakukan ibadah.16

Hisab Urfi, yaitu salah satu sistem hisab yang sangat sederhana

yang senantiasa hanya didasarkan kepada garis-garis besarnya saja.

Dalam sistem Hisab ‘Urfi ini umur bulan senantiasa bergantian antara

30 hari dan 29 hari, 30 hari untuk bulan ganjil dan 29 hari untuk bulan

genap, kecuali untuk bulan Dzulhijjah ketika tahun kabisat diberi umur

30 hari. Satuan masa (daurus-sanah) tahun Hijriah (qomariyah) dalam

hisab ‘urfi ditetapkan 30 tahun, 11 tahun ditetapkan sebagai tahun

Kabisat, dan 19 tahun ditetapkan sebagai tahun Basitah. Tahun

Kabisat ditetapkan jatuh pada tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24,

26, dan 29, selainnya ditetapkan sebagai tahun Basitah.

16 Maskufa. Op.cit, hal. 186

16

Page 17: Sistem kalender masehi dan hijriah

Sejarah Penanggalan Islam

Sebelum datangnya Islam, di tanah Arab dikenal sistem kalender

berbasis campuran antara Bulan (Qomariyah) maupun Matahari

(Syamsiyah). Peredaran bulan digunakan, dan untuk mensinkronkan

dengan musim dilakukan penambahan jumlah hari (interkalasi). Pada

waktu itu, belum dikenal penomoran tahun. Sebuah tahun dikenal

dengan nama peristiwa yang cukup penting di tahun tersebut.

Misalnya, tahun dimana Muhammad lahir, dikenal dengan sebutan

"Tahun Gajah", karena pada waktu itu, terjadi penyerbuan Ka'bah di

Mekkah oleh pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah, Gubernur

Yaman (salah satu provinsi Kerajaan Aksum, kini termasuk wilayah

Ethiopia).

Sistem penanggalan Islam (1 Muharram 1 Hijriah) dihitung sejak

peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya

dari Mekkah ke Madinah, atas perintah Tuhan. Oleh karena itulah

kalender Islam disebut juga sebagai kalender Hijriah. Di barat kalender

Islam biasa dituliskan dengan A.H, dari latinnya Anno Hegirae.

Peristiwa hijrah ini bertepatan dengan 15 Juli 622 Masehi. Jadi

penanggalan Islam atau Hijriah (1 Muharram 1 Hijriah) dihitung sejak

terbenamnya Matahari pada hari Kamis, 15 Juli 622 M.

Walaupun demikian, penanggalan dengan tahun hijriah ini tidak

langsung diberlakukan tepat pada saat peristiwa hijrahnya nabi saat

itu. Kalender Islam baru diperkenalkan 17 tahun (dalam perhitungan

tahun masehi) setelah peristiwa hijrah tersebut oleh sahabat terdekat

Nabi Muhammad sekaligus khalifah kedua, Umar bin Khatab. Beliau

melakukannya sebagai upaya merasionalisasikan berbagai sistem

penanggalan yang digunakan pada masa pemerintahannya. Kadang

sistem penanggalan yang satu tidak sesuai dengan sistem

penanggalan yang lain sehingga sering menimbulkan persoalan dalam

kehidupan umat.

Kalender dengan 12 bulan sebetulnya telah lama digunakan oleh

Bangsa Arab jauh sebelum diresmikan oleh khalifah Umar, tetapi

17

Page 18: Sistem kalender masehi dan hijriah

memang belum ada pembakuan perhitungan tahun pada masa-masa

tersebut. Peristiwa-peristiwa penting biasanya hanya dicatat dalam

tanggal dan bulan. Kalaupun tahunnya disebut, biasanya sebutan

tahun itu dikaitkan dengan peristiwa penting yang terjadi pada masa

itu. Misalnya tahun gajah, dan lain sebagainya.

Setelah banyak persoalan muncul akibat tidak adanya sistem

penanggalan yang baku, dan atas prakarsa Khalifah Umar, diadakanlah

musyawarah dengan tokoh-tokoh sahabat lainnya mengenai persoalan

penanggalan ini. Dari sini disepakati bahwa tahun hijrahnya Nabi

Muhammad SAW beserta para pengikutnya dari Mekkah ke Madinah

adalah tahun pertama dalam kalender Islam. Sedangkan nama-nama

keduabelas bulan tetap seperti yang telah digunakan sebelumnya,

diawali dengan bulan Muharram dan diakhiri dengan bulan Dzulhijjah.

Penanggalan hijriah ini berdasarkan pada peredaran bulan

mengelilingi bumi. penanggalan ini didasarkan pada perhitungan

(hisab). Satu kali edar lamanya 29 hari 12 jam 44 menit 2,5 detik.17

Untuk menghindari pecahan hari maka ditentukan bahwa umur bulan

ada yang 30 hari dan adapula yang 29 hari, yaitu untuk bulan-bulan

ganjil berumur 30 hari, sedang bulan-bulan genap berumur 29 hari,

kecuali pada ke-12 (Dzulhijjah) pada Kabisat berumur 30 hari.18

Kaidah umum penanggalan tahun Hijriah, yaitu:

1. 1 tahun hijriah = 354 hari (Basithah), Dzulhijjah = 29 hari = 355

hari (kabisat) Dzulhijjah = 30 hari

2. Tahun-tahun kabisat jatuh pada urutan ahun ke-

2,5,7,10,13,15,18,21,24,26 dan 29 (tiap 30 tahun)

3. 1 daur = 30 tahun = 10631 hari

Menghitung Hari dan Pasaran

Menghitung hari dan pasaran pada tanggal 1 muharram suatu tahun

dengan cara:

17 Muhyiddin Khazin. Op.cit, hal.112.

18 Ibid, hal.113-116.

18

Page 19: Sistem kalender masehi dan hijriah

1. Tentukan tahun yang akan dihitung

2. Hitung tahun tam, yakni tahun yang bersangkutan dikurangi satu

3. Hitunglah berapa daur selama tahun tam tersebut

4. Hitung berapa tahun kelebihan dari sejumlah daur tersebut

5. Hitung berapa hari selama daur yang yang ada, yakni daur kali

10631 hari

6. Hitung berapa hari selama tahun kelebihan (lihat daftar jumlah

hari tahun hijriah)

7. Jumlahkan hari-hari tersebut dan tambahkan 1 (1 muharram)

8. Jumlah hari kemudian dibagi menjadi 7 ;

1= Jum’at 3= Ahad 5= Selasa 7= Kamis

2= Sabtu 4= Senin 6= Rabu 0= Kamis

9. Jumlah hari kemudian dibagi 5 ;

1= Legi 3= Pon 5= Kliwon

2= Pahing 4= Wage 0= Kliwon

Jumlah Hari Tahun Hijriah

T

h

Hari Th Har

i

Th Hari Th Hari Th Hari Th Hari

19

Page 20: Sistem kalender masehi dan hijriah

1

2

3

4

5

354

709

1063

1417

1772

11

12

13

14

15

389

8

425

2

460

7

496

1

531

6

21

22

23

24

25

744

2

779

6

815

0

850

5

885

9

6

7

8

9

10

2126

2481

2835

3189

3544

16

17

18

19

20

5670

6024

6379

6733

7087

26

27

28

29

30

9214

9568

9922

1027

7

1063

1

Contoh:

Tanggal; 1 Muharram 1425 H. Waktu yang dilalui 1424 tahun, lebih 1

hari atau (1424 : 30) 47 daur. Lebih 14 tahun, lebih 1 hari

47 daur = 47 x 10.631 hari = 499.657 hari

14 tahun= (14 x 354) + 5 hari = 4.961 hari

1 hari = 1 hari +

Jumlah = 504.619 hari

504.619 : 7 = 72.088, lebih 3 = Ahad (mulai jum’at)

504.619 : 5 = 100.923, lebih 4 = Wage (mulai legi)

Jadi tanggal 1 muharram 1425 H jatuh pada hari Ahad Wage

Membuat kalender

Setelah mendapatkan hasil hari dan pasaran pada tanggal 1

Muharram dengan cara di atas, maka untuk mengetahui hari dan

pasaran pada tanggal tiap-tiap bulan berikutnya, dapat digunakan

pedoman di bawah ini;

Pedoman Hari (Hr) dan Pasaran (Ps)

Bulan Hari Pasar Umu Bulan Hari Pasar Umu

20

Page 21: Sistem kalender masehi dan hijriah

an r an r

Muharam 1 1 30 Rajab 3 3 30

Shafar 3 1 29 Sya’ban 5 3 29

Rabiul’awa

l

4 5 30 Ramadha

n

6 2 30

Rabiul’akhi

r

6 5 29 Syawal 1 2 29

Jumadil

Ula

7 4 30 Dzulqa’da

h

2 1 30

Jumadil

Akhir

2 4 29 Dzulhijah 4 1 29/30

Keterangan : Hari dan pasaran apa saja pada tanggal 1 muharram

tahun berapa saja nilainya adalah 1, sehingga untuk bulan-bulan

berikutnya, hari dan pasaranya tinggal mengurutkan hari kebeberapa

dari tanggal 1 muharram itu sesuai dengan angka yang ada pada

jadwal (Hr dan Pr) di atas.

Menghitung Hari

Untuk mengetahui hari dan pasaran suatu tanggal tertentu maka

hari dan pasaran tanggal 1 bulan itu bernilai satu, sehingga tinggal

menambahkan sampai tanggal yang dikehendaki.

Misalnya tanggal 17 Ramadhan 1425 Hijriah, karena tanggal 1

Ramadhan 1425 Hijriah jatuh pada hari jum’at kliwon, maka tanggal 17

Ramadhan 1425 hijriah jatuh pada hari Ahad Legi, yakni 17 hari

dihitung dari jum’at sehingga jatuh hari Ahad, dan 17 hari dihitung dari

kliwon sehingga jatuh pasaran Legi.19

19 Ibid, hal.112

21

Page 22: Sistem kalender masehi dan hijriah

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Penanggalan Masehi/miladiyah yang awalnya berdasarkan pada

bulan dan matahari dan juga konstelasi bintang, namun setelah terjadi

ketidaksinkronan antara ketiganya maka Julius Caesar menggantinya

hanya berdasarkan matahari. Penanggalan Masehi/Miladiyah pada

mulanya hanya terdapat 10 bulan, yang mana hari-hari pada musim

dingin tidak dimasukkan pada penanggalan. Kemudian Numa Pompilus

mengadakan sedikit reformasi dengan menambahkan bulan januari

dan februari. 1 tahun masehi berumur 365 hari (basithoh) atau 366

hari (kabisat), tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi 4 dengan

jumlah hari pada bulan Februari sebanyak 29 hari. 1 siklus tahun

masehi adalah 4 tahun.

Dalam penanggalan masehi terdapat koreksi gregorius sebanyak

10 hari sejak tanggal 15 Oktober, serta penambahan 1 hari pada setiap

bilangan abad yang tidak habis dibagi 4 sejak tanggal tersebut.

Kalender Hijriah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik

bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun.

Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu

tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari). Hal inilah

yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari

dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi. Penentuan dimulainya

sebuah hari/tanggal pada Kalender Hijriah berbeda dengan pada

22

Page 23: Sistem kalender masehi dan hijriah

Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal

dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada sistem

Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya

matahari di tempat tersebut.

Penanggalan kalender hijriah berdasarkan pada peredaran bulan

mengelilingi bumi. penanggalan ini didasarkan pada perhitungan

(hisab). Satu kali edar lamanya 29 hari 12 jam 44 menit 2,5 detik.

Untuk menghindari pecahan hari maka ditentukan bahwa umur bulan

ada yang 30 hari dan adapula yang 29 hari, yaitu untuk bulan-bulan

ganjil berumur 30 hari, sedang bulan-bulan genap berumur 29 hari,

kecuali pada ke-12 (Dzulhijjah) pada Kabisat berumur 30 hari.

B. Saran

Teruslah menjadi pengkaji ilmu-ilmu, termasuk ilmu Kebumian

dan Antariksa, karena sesungguhnya ilmu Kebumian dan Antariksa

mutlak diperlukan dan dikaji agar terciptanya generasi-generasi

bangsa yang peka terhadap alam semesta, lingkungan sekitar, baik

kerusakan lingkungan itu sendiri atau pun cara untuk memamfaatkan

lingkungan tanpa mengeksploitasi alam secara berlebihan. Juga

sebagai bahan tafakur terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah SWT

yang menciptakan alam semesta ini dengan segala keteraturannya.

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar ayat 5.

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia

menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan

menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut

waktu yang ditentukan. ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha

Pengampun”.

23

Page 24: Sistem kalender masehi dan hijriah

Lembaran-lembaran karya yang banyak kekurangan ini hanya

sedikit dari sekian banyak ilmu tentang ilmu Kebumian dan Antariksa

khususnya system kalender Masehi dan Hijriah. Semoga bermamfaat

khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Khazin, Muhyiddin. 2007. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek.

Yogyakarta: Buana Pustaka.

Maskufa. 2005. Ilmu Falaq. Jakarta: Gaung Persada.

Chudlori, M.Sakur. 1990. Perbandingan Tarikh. Bandung: Iain Sunan

Gunung Djati.

Depag. 2002. Almanak Hisab Rukyah. Jakarta: Proyek Pembinaan

Peradilan Agama Islam.

Shofiyullah. 2006. Mengenal Kalender Lunisolar di Indonesia. Malang:

P.P. Miftahul Huda.

Moedji Raharto. 2001. Sitem Penanggalan Syamsiyah/Masehi.

Bandung: Penertbit ITB.

Ahmad ghozali Muhammad Fathullah. Faidhul Karim Al-Rouf.

24

Page 25: Sistem kalender masehi dan hijriah

Sismono. 2002. Hari-hari Besar Keagamaan: Nilai-nilai Historis, Filosofis

dan Sosio-kultural. Bandung: Yayasan Tunas Utama.

Al-Quran dan Terjemah. 2009. Departemen Agama RI.

http://ridhwanibnuluqman.wordpress.com/2010/02/03/menelusuri-asal-

mula-sistem-penanggalan-masehi-dan-hijriyah.html

http://Kajian-agama.blogspot.com/2008/11/sejarah-panjang -tarikh-gerej-masehi.html

http://koran.republika.co.id/berita/58474/ Percampuran Islam Jawa

dalam Penanggalan Hijriah.

http://ipi2010.blogspot.com/2011/01/sistem-penanggalan-di-dunia.html

25