sistem jaminan kesehatan di jepang (paper)

19
SISTEM JAMINAN KESEHATAN DI JEPANG 1. Profile Negara Negara dengan luas 377,864 km² (145,894 miles²) dan berpenduduk 126.9 juta jiwa ini merupakan kekuatan ekonomi di Asia yang memiliki perkembangan yang sangat pesat. Jepang memiliki pendapatan perkapita yang cukup tinggi sebesar US $37,870, dan perekonomiannya berbasis pada sektor industri yang sangat padat teknologi. Secara geografis, Jepang merupakan negara kepulauan yang terdiri dari suatu rantai kepulauan. Yang utama adalah Kyushu, Shikoku, Honshu (tempat Tokyo dan Osaka terletak) dan Hokkaido. Tanah berbukit-bukit dan gunung berapi, dan hanya 17% dari luas total diolah. Gunung tertinggi adalah Gunung Fuji (gunung berapi yang tidak aktif) pada 3.776 m 1 . Pasca-perang ekonomi Jepang mengalami pertumbuhan yang pesat, meningkat sepuluh kali lipat dari sebelumnya pada periode 1955-1990. Sejumlah faktor, termasuk suku bunga rendah, deregulasi perbankan dan apresiasi yen yang dilakukan secara tiba-tiba, mengakibatkan gelembung (bubble) 2 pada pasar saham dan real estat pada akhir tahun 1980an. Pada akhir tahun 1989 gelembung pecah, dan setelah itu harga saham turun sebanyak 75% dan nilai tanah komersial di Tokyo turun sebesar 85%. Ini adalah masa terjadinya krisis yang menyebabkan negara ini memiliki defisit anggaran yang terus meningkat hingga saat ini. Perdagangan Jepang mulai terbukan pada tahun 1990-an, sebagai tekanan harga dan persaingan pasar global telah mendorong perusahaan 1 http://www.fco.gov.uk/en/travel-and-living-abroad/travel-advice-by- country/country-profile/asia-oceania/japan?profile=geography 2 Pertumbuhan perekonomian yang terjadi dengan sangat cepat dan signifikan, tetapi rapuh secara struktur terhadap gejolak perekonomian. 1

Upload: japskren

Post on 26-Jun-2015

1.661 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

SISTEM JAMINAN KESEHATAN DI JEPANG

1. Profile Negara

Negara dengan luas 377,864 km² (145,894 miles²) dan berpenduduk 126.9 juta jiwa

ini merupakan kekuatan ekonomi di Asia yang memiliki perkembangan yang sangat pesat.

Jepang memiliki pendapatan perkapita yang cukup tinggi sebesar US $37,870, dan

perekonomiannya berbasis pada sektor industri yang sangat padat teknologi. Secara

geografis, Jepang merupakan negara kepulauan yang terdiri dari suatu rantai kepulauan.

Yang utama adalah Kyushu, Shikoku, Honshu (tempat Tokyo dan Osaka terletak) dan

Hokkaido. Tanah berbukit-bukit dan gunung berapi, dan hanya 17% dari luas total diolah.

Gunung tertinggi adalah Gunung Fuji (gunung berapi yang tidak aktif) pada 3.776 m1.

Pasca-perang ekonomi Jepang mengalami pertumbuhan yang pesat, meningkat

sepuluh kali lipat dari sebelumnya pada periode 1955-1990. Sejumlah faktor, termasuk suku

bunga rendah, deregulasi perbankan dan apresiasi yen yang dilakukan secara tiba-tiba,

mengakibatkan gelembung (bubble)2 pada pasar saham dan real estat pada akhir tahun

1980an. Pada akhir tahun 1989 gelembung pecah, dan setelah itu harga saham turun

sebanyak 75% dan nilai tanah komersial di Tokyo turun sebesar 85%. Ini adalah masa

terjadinya krisis yang menyebabkan negara ini memiliki defisit anggaran yang terus

meningkat hingga saat ini.

Perdagangan Jepang mulai terbukan pada tahun 1990-an, sebagai tekanan harga

dan persaingan pasar global telah mendorong perusahaan Jepang untuk melirik pasar luar

negeri dalam mengembangkan produk, teknologi, design dan jasa. Tetapi bagi para

investor, Jepang masih merupakan pasar dengan biaya tinggi, serta memakan banyak

waktu untuk para investor melaksanakan kegiatan produksi.

Jepang merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ageing populations

tercepat didunia, yang disebabkan tingginya tingkat harapan hidup dan rendahnya tingkat

kelahiran. Akibatnya saat ini populasi di Jepang mulai berkurang, penduduk usia kerja

diperkirakan akan di kontrak lebih lama 20 persen selama 25 tahun ke depan jika tren ini

terus berlanjut. Hal ini menyebabkan tantangan yang sudah sangat familiar terjadi di

1 http://www.fco.gov.uk/en/travel-and-living-abroad/travel-advice-by-country/country-profile/asia-oceania/japan?profile=geography2 Pertumbuhan perekonomian yang terjadi dengan sangat cepat dan signifikan, tetapi rapuh secara struktur terhadap gejolak perekonomian.

1

Page 2: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

Negara-negara maju di Eropa, yaitu permasalahan penyediaan sistem pensiun dan jaminan

kesehatan dimasa yang akan datang.

2. SEJARAH PERKEMBANGAN JAMINAN KESEHATAN

Jepang memiliki sejarah panjang dalam pelaksanaan sistem jaminan kesehatan bagi

masyarakatnya. Akar pelaksanaan jaminan kesehatan telah ada di Jepang sejak abad ke

19, tepatnya pada tahun 1835 dimana pada saat itu terdapat semacam skema asuransi dari

penduduk secara sukarela untuk mengumpulkan kontribusi berupa bahan pangan (beras)

untuk mendapatkan jaminan asuransi bagi seluruh masyarakat, benefit yang diterima masih

berupa kebutuhan dasar pada saat itu3. Dari sini kemudian skema asuransi kesehatan di

Jepang mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Secara umum perkembangan sistem jaminan kesehatan di Jepang dibagi menjadi 2

periode, yaitu Periode Sebelum PD dan Periode Setelah PD.

Periode Sebelum PD, adalah pertama kalinya Jepang memberlakukan jaminan kesehatan

secara formal, yang waktu itu merupakan jaminan bagi pekerja di sektor swasta, yang

ditandai dengan pemberlakuan Health Insurance Law pada tahun 1922. Pada sistem

jaminan kesehatan ini hanya sedikit perusahaan yang memberikan jaminan kesehatan

secara penuh kepada para pekerjanya. Sistem jaminan kesehatan yang diperkenalkan ini

hanya memberikan perlindungan secara parsial kepada para pekerjanya dan benefit yang

diterima tidak komprehensif. Ketentuan bagi jaminan kesehatan hanya berlaku untuk

perusahaan dengan jumlah pegawai >10 orang dan dengan pendapatan minimal dibawah

1,200 yen tidak mendapatkan jaminan, serta hanya diberikan pada pekerja (tidak untuk

tanggungannya).

Pembelakuan sistem jaminan kesehatan pada periode ini mendapat hambatan yang

sangat besar dengan terjadinya Great Depression pada tahun 1929 yang berdampak

meluas keseluruh dunia. Namun akhirnya sejalan dengan perbaikan dalam pertumbuhan

perekonomian paska terjadinya krisis tadi, sistem jaminan kesehatan kembali mengalami

kestabilan dalam pengelolaannya. Ketika Jepang menghadapi PD II, sistem jaminan

kesehatan telah secara bertahap mengalami perbaikan dan diperluas sebagai bagian upaya

pemerintah untuk memperkuat angkatan kerja. Tahun 1938 dibentuk Kementrian Kesehatan

dan Kesehatan, dan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang berbasis regional dibentuk

pada tahun yang sama.

3 Guy Carrin and Chris James Social health insurance: Key factors affecting the transition towards universal coverage.

2

Page 3: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

Periode Pasca PD, secara berangsur-angsur sistem jaminan kesehatan mulai diperkenalkan

dan ditingkatkan secara bertahap. Pada tahun 1958 dilakukan revisi terhadap sistem

jaminan kesehatan nasional, dengan memberikan 50% benefit bagi peserta jaminan

kesehatan, dan kemudian pada tahun 1961 sistem jaminan kesehatan di Jepang

mengalami perkembangan yang sangat signifikan dengan diberlakukannya universal

coverage bagi seluruh masyarkat, yang diikuti dengan dibentuknya lembaga jaminan sosial

(Social Insurance Agencies) pada tahun 1962. Pada era 1970-an terjadi peningkatan benefit

yang diterima oleh peserta, dimana bagi peserta jaminan kesehatan bagi pekerja 100%

jaminan bagi peserta dan 50% bagi tanggungannya, sedangkan jaminan kesehatan nasional

memberikan 50% masing-masing untuk peserta dan tanggungannya. Pada tahun 1973

kembali dilakukan revisi terhadap sistem jaminan kesehatan dengan ditingkatkannya benefit

bagi tanggungan peserta menjadi 70% untuk peserta jaminan kesehatan pekerja,

diperkenalkannya batas atas biaya yang ditanggung oleh pasien, dan diberikannya subsidi

10% bagi sistem jaminan kesehatan yang dikelola oleh pemerintah.

Periode Reformasi Jaminan Kesehatan 1980-an, pada periode ini ditandai dengan

diperkenalkannya jaminan kesehatan bagi penduduk usia lanjut dengan diterbitkannya Law

of Health and Medical Services for The Elderly pada tahun 1982 dan efektif diberlakukan

pada 1983. Kemudian pada tahun 1984 kembali dilakukan pembaruan dalam sistem

jaminan kesehatan dengan menetapkan 10% cost sharing dari pasien, serta pengenalan

bagi pengobatan dengan menggunakan teknologi modern dan yang juga sebuah perubahan

yang cukup penting adalah diberlakukannya jaminan kesehatan bagi para pensiunan.

3. KONDISI JAMINAN KESEHATAN DI JEPANG SAAT INI

Jepang memiliki sumber daya yang cukup baik untuk dapat menciptakan sebuah

sistem jaminan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakatnya. Jaminan kesehatan

diberikan kepada seluruh masyarakatnya, sesuai dengan program yang diikuti, mulai dari

penyakit umum hingga penyakit yang memerlukan penanganan khusus dengan

menggunakan teknologi yang mutakhir seperti Tubercolosis (TBC). Di Jepang saat ini

terdapat lebih dari 1000 rumah sakit mental, 8700 general hospital dan 1000 comprehensive

hospital dengan total 1.5 juta tempat tidur. Ditambah dengan klinik gigi sebanyak 48.000

serta sejumlah 79.000 unit layanan kesehatan dengan fasilitas rawat jalan maupun rawat

inap.

3

Page 4: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

DATA FASILITAS DAN INFRASTRUKTUR KESEHATAN DI JEPANG

1990 1995 1998 1999 2000 2001

hospital beds per 1000 persons

13,6 13,3 13,1 13 13 12,9

personnel per bed 0,79 0,91 0,97 0,98 1 1,01

Average length of stay (in days)

50,5 44,2 40,8 39,8 39,1 38,7

occupancy rate 83,6 83,6 84 84,6 85,2 85,361

admission rate per 100 persons

8,2 9,2 9,8 10,1 10,3 n.a.

Sumber : Klaus-Dirk Henke, Jonas Schreyögg, Towards sustainable health care systems, 2004

Jumlah tenaga medis di Jepang, pada awal tahun 1990 terdapat hampir 191.400

dokter, 66.800 dokter gigi, 333.000 perawat dan lebih dari 200.000 tenaga medis alternatif

bersertifikasi. Di Jepang dokter dapat dengan bebas mengajukan klaim atas berbagai

layanan kesehatan yang mereka ingin berikan. Dan juga tidak ada batasan bagi pasien

dalam menentukan apakah mereka ingin menggunakan jasa dokter umum ataupun oleh

spesialis. Indikator tenaga kesehatan di Jepang dapat dilihat pada tabel berikut :

JUMLAH TENAGA MEDIS

1990 1995 1998 1999 2000 2001physicians per 1000 inhabitants

1,7 1,9* 2 n.a. 2 2,1**

general practitioners per 1000 inhabitants

n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.

specialists per 100 persons

n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.

dentists per 100 persons

0,6 0,7* 0,7 n.a. 0,7 0,7**

Sumber : Klaus-Dirk Henke, Jonas Schreyögg, Towards sustainable health care systems, 2004

Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan Total Health Expenditure terhadap GDP di

Jepang, pada tahun 1995 total pengeluaran kesehatan di Jepang sebesar 6.9% dari total

GDP, yang kemudian terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi pada tahun 2005

menjadi 8.2% dan kemudian kembali turun menjadi 8.1% pada tahun 2008. Pengeluaran

kesehatan masih didominasi oleh pengeluaran belanja kesehatan oleh pemerintah, dimana

komposisi pengeluaran yang dilakukan pemerintah berada pada >80% dari total

pengeluaran kesehatan. Pada tahun 1995 porsi pengeluaran pemerintah mencapai 83%

4

Page 5: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

dari THE dan pengeluaran sektor privat hanya sebesar 17%, dan dominasi ini terus berlanjut

hingga tahun 2008 dengan porsi perbandingan 80:20, pemerintah masih memegang

peranan penting dalam proses pelaksanaan sistem jaminan kesehatan di Jepang.

Pemerintah sejak tahun 1995 telah menganggarkan sebesar 15.9% dari total pengeluaran

pemerintah di sektor jaminan kesehatan dan ini terus mengalami peningkatan hingga tahun

2008 menjadi 17.9%.

Asuransi privat pada periode tahun 1995 hingga 2002 hanya memiliki kontribusi yang

sedikit dalam pembentukan pengeluaran kesehatan sektor privat, yaitu sebesar 2.5% pada

tahun 1995 dan mengalami penurunan menjadi 1.8% pada tahun 1996 dan turun kembali

pada tahun 1997 menjadi 1.5%. yang menarik adalah pada tahun 2003 terjadi peningkatan

persentase kontribusi asuransi swasta dalam pengeluaran kesehatan sektor privat, dari

1.7% pada tahun 2002 menjadi 13.1% pada tahun 2003. Hal ini merupakan akibat dari

dilakukannya revisi pada sistem jaminan kesehatan di Jepang pada tahun 2003 untuk

membebankan biaya pada penduduk usia lanjut (elderly) dalam pemberian benefit asuransi

kesehatan dan digesernya pengelolaan asuransi kesehatan bagi wiraswastawan (self

employed) dan lansia menjadi dikelola oleh pemerintah daerah. Maka masyarakat seiring

dengan meningkatnya tingkat perekonomian negara, maka banyak masyarakat yang

mengalihkan kepesertaan mereka dari program yang dijamin oleh pemerintah kepada

program asuransi swasta. Artinya akumulasi dana yang dikumpulkan masyarakat secara

efektif telah memberikan kontribusi bagi penyelenggaraan jaminan kesehatan di Jepang.

INDIKATOR PENGELUARAN KESEHATAN JEPANG

Sumber : http://stats.oecd.org

5

Page 6: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

Benefit dalam asuransi kesehatan di Jepang berlaku untuk seluruh rumah sakit baik

milik pemerintah maupun swasta, tetapi tidak berlaku untuk sistem “dokter keluarga”. Rumah

sakit hanya sebagai pemberi pelayanan, untuk biaya yang dikeluarkan Rumah Sakit

mengajukan klaim kepada Lembaga Asuransi pasien. Untuk pemeriksaan kesehatan

tahunan (kenshin) diberikan bebas biaya bagi seluruh penduduk. Asuransi menanggung

biaya mulai dari rumah sakit, dokter, sampai obat-obatan sesuai dengan jenis asuransi

peserta, dan tentunya terjadi perbedaan benefit yang diterima. Karena adanya perbedaan

contribusi pada masing-masing jenis asuransi, maka terjadi perbedaan benefit yang

diperoleh oleh peserta masing2 jenis asuransi.

SKEMA JAMINAN KESEHATAN DI JEPANG

Sumber : World Bank Institute, 2002

4. JENIS JAMINAN KESEHATAN

Di Jepang sistem jaminan kesehatan dibagi menjadi 3 cluster secara umum, yaitu :

1. Employer-Based Insurance (Shakai Kenkou Hoken),

Employer-Based Insurance adalah sebuah sistem asuransi berbasis tempat kerja

yang memberikan bantuan keuangan kepada para pekerja yang digaji oleh

perusahaan dan juga kepada anggota keluarga tanggungannya dengan memberikan

6

Page 7: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

manfaat asuransi dalam hal sakit, melahirkan luka, dan kematian. Keluarga

tertanggung adalah keluarga sampai dengan level ke-3, yaitu sampai pada kakek/

nenek dan cucu.

KELUARGA TERTANGGUNG DALAM ASURANSI EMPLOYER-BASED INSURANCE

Sumber : http://www.sia.go.jp

Sistem asuransi ini dibagi menjadi kedalam beberapa bentuk, antara lain :

a. Union Managed Health Insurance

b. Government Managed Health Insurance

c. Seaman’s Insurance

d. National Public Workers Mutual Aid Association Insurance

e. Local Public Workers Mutual Aid Association Insurance

f. Private School Teachers’ and Employees’ Mutual Aid Association Insurance

Union Managed Health Insurance dikenal juga dengan Society Managed

Insurance merupakan jenis asuransi yang memberikan paling banyak benefit bagi

pesertanya. Hal ini karena pengelolaan asuransi ini dikelola secara profesional oleh

perkumpulan profesi (society), yang kebanyakan berasal dari para pekerja dari

perusahaan-perusahaan besar. Asuransi ini meng-cover sebanyak 25,4% dari total

populasi. Yang bertindak sebagai penjamin dalam asuransi ini adalah asuransi

swasta yang bekerja sama dengan society untuk mengelola dana kesehatan

mereka. Government Managed Health Insurance, merupakan asuransi untuk para

pekerja dari perusahaan dengan skala kecil sampai menegah, dimana pemerintah

7

Page 8: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

bertindak sebagai penjamin dalam jaminan kesehatan mereka. Jadi sistem asuransi

ini merupakan asuransi kesehatan para pekerja yang dikelola oleh pemerintah.

Sistem asuransi ini mencakup 30.7% dari total populasi yang merupakan para

pekerja dari perusahaan kecil sampai menengah. Untuk empat jenis asuransi terakhir

merupakan jenis asuransi bagi para pegawai negeri, ditingkat pusat maupun daerah

dan termasuk didalamnya para pengajar, baik yang berstatus pegawai negara

maupun swasta, serta anggota angkatan laut, asuransi ini juga dikenal dengan nama

Mutual Aid Associations.

Sistem pembiayaan pada jenis asuransi ini berasal dari dua belah pihak, yaitu

pekerja dan pemberi kerja, yang secara umum kontribusi pada seluruh jenis asuransi

Employer-Based Insurance adalah sebesar 8,5% dari pendapatan peserta yang

dibagi rata antara pekerja dan pemberi kerja. Seorang pekerja yang bekerja pada

perusahaan yang memiliki ≥5 orang harus terdaftar pada asuransi ini, atau jika

bekerja pada perusahaan Hojin tanpa memperdulikan mengenai usia dan

kewarganegaraam. Secara khusus perusahaan atau pabrik yang dimaksud disini

harus memiliki penetapan secara hukum (formal), baik yang bergerak dalam bidang

produksi maupun jasa. Hal ini juga berlaku bagi para pekerja part time yang memiliki

baik hari atau jam kerja sebanyak ¾ kali dari hari atau jem kerja para pekerja penuh.

Untuk mendapatkan perlindungan dari asuransi ini pemberi kerja harus

mengambil dan menyerahkan formulir "Aplikasi untuk Mendaftar di Kesehatan

Karyawan Asuransi / Asuransi Pensiun Karyawan" (SHIKAKU SHUTOKU TODOKE -

KENKO Hoken / KOSEI NENKIN) pada kantor Asuransi Sosial Lokal dalam jangka

waktu 5 hari sejak seorang pekerja direkrut. Anggota keluarga yang menjadi

tanggungan pekerja juga bisa mendapatkan perlindungan dari asuransi ini jika

merupakan anggota keluarga sampai dengan lapis ke tiga dari peserta, yang

sebagian besar keuangannya ditanggung oleh pekerja. Ketika anggota keluarga

yang menjadi tanggungan pekerja layak untuk mendapatkan perlindungan maka

pemberi kerja harus memasukan formulir aplikasi perlindungan tanggungan

(HIFUYOSHA IDO TODOKE) dalam jangka waktu 5 hari sejak terjadi perubahan

dalam tanggungan.

Benefit yang didapatkan dari asuransi ini terbilang cukup lengkap mulai dari

pelayanan kesehatan rawat jalan maupun rawat inap, layanan tambahan dalam

pelayanan kesehatan, ambulans, pelayanan bagi penyakit yang mengharuskan

treatment khusus, kelahiran sampai dengan pelayanan pemakaman, diberikan

kepada peserta maupun tertanggung. Bahkan sampai dengan layanan kesehatan

8

Page 9: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

yang tidak termasuk dalam bentuk pelayanan dalam asuransi dapat diberikan

kepada peserta maupun tertanggung dengan pengaturan yang lebih lanjut dan

adanya pengenaan cost sharing atas layanan yang diterima oleh peserta maupun

tertanggung. Benefit yang diterima oleh peserta adalah sebesar 80% dari total biaya

dan untuk tertanggung dibagi menjadi 2 yaitu 80% untuk layanan rawat inap dan

70% untuk layanan rawat jalan. Pengecualian diberikan kepada pekerja untuk

layanan kesehatan yang mencapai cost sharing yang melebihi 64.000 yen (34.500

yen bagi yang berpendapatan rendah) perbulan, maka keseluruhan biaya ditanggung

asuransi.

2. National Health Insurance (Kokumin Kenkou Hoken), adalah sistem asuransi yang

meng-cover orang-orang yang tidak tercakup dalam sistem asuransi Employer-

Based Insurance. Termasuk didalamnya adalah para petani, para pekerja di sektor

informal serta wiraswastawan (self employed). Jenis asuransi ini dibagi menjadi 2,

yaitu :

• National Health Insurance untuk tiap kota

• National Health Insurance Union

Tiap-tiap kota memiliki kewenangan untuk mengatur pelaksanaan jenis

asuransi ini, dimana skema pembiayaan dan pemberian benefit disesuaikan dengan

kondisi daerah masing-masing. Asuransi ini juga berlaku bagi warga negara asing

yang tinggal ≥1 tahun, bagi para warga negara asing yang memiliki gaijin card dapat

menerima layanan asuransi National Health Insurance dengan mendaftarkan diri

mereka di kantor jaminan sosial di kota yang ditinggali. Kepesertaan asuransi ini

disesuaikan dengan kota tempat tinggal peserta, artinya peserta yang melakukan

perpindahan kota tempat tinggal harus menghapuskan kepesertaan mereka di kota

yang lama dan kemudian mendaftarkan kepesertaan yang baru di kota tempat

tinggal barunya. Bagi warga negara asing setiap melakukan perpindahan kota

tinggal, mendapatkan atau pindah pekerjaan dan meninggalkan Jepang harus selalu

melapor ke Kantor Jaminan Sosial.

Asuransi ini meng-cover sebanyak 34,7% dari total populasi, dan terdiri dari

3.249 National Health Insurance untuk tiap kota dan 166 National Health Insurance

Union. Asuransi jenis ini mendapatkan subsidi dari pemerintah sebesar 50% dari

total pengeluaran pemerintah untuk belanja kesehatan. Peserta dan tanggungan

dalam jenis asuransi ini mendapatkan 70% benefit dan harus membayarkan 30%

9

Page 10: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

sebagai cost sharing, dan ada kemungkinn tambahan untuk biaya obat-obatan,

karena tidak seluruh jenis obat di tanggung oleh asuransi ini. Peserta berbagi biaya

pengobatan sampai dengan jumlah tertentu4, yang jika melebihi batas tersebut, maka

seluruh biaya akan ditanggung oleh asuransi. Kontribusi yang diberikan oleh peserta

bergantung pada kemampuan ekonomis masing-masing peserta. Besaran premi

yang harus dibayarkan kira-kira dihitung dari gaji peserta, property (asset) dan

jumlah keluarga tanggungan. Rata-rata kontribusi yang dibayarkan oleh peserta

adalah sebesar 4% dari gaji peserta, pada perhitungan tahun 1997 setiap rumah

tangga rata-rata memberikan kontribusi sebesar 158,6 ribu yen pertahun, dan ada

bantuan 530 ribu yen per rumah tangga pertahun dari pemerintah. Pembayaran

premi dilakukan dengan cara transfer melalui bank ataupun melalui kantor-kantor

jaminan kesehatan di tiap kota.

Asuransi ini juga memberikan benefit yang cukup besar, yaitu 70% dari total

biaya, artinya peserta memberikan cost sharing sebesar 30%. Layanan yang

diberikan juga cukup lengkap seperti halnya asuransi Employer Based Insurance,

mulai dari sakit secara umum mapun khusus, perawatan gigi, persalinan sampai

dengan kematian dan pemakaman peserta atau tertanggung. Namun benefit yang

diberikan tidak mencakup orthodontiks, bedah kosmetik, vaksinasi, aborsi, cedera

akibat mabuk dan berkelahi. Kecelakaan lalu lintas sampai batas maksimal tertentu

menjadi beban peserta, namun jika melewati batas tersebut, biaya akan ditanggung

seluruhnya oleh asuransi.

3. National Health Insurance For Elderly, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1983

untuk menyebar beban penyediaan pelayanan kesehatan kepada skema asuransi

yang telah berjalan di Jepang, dan diperkenalkannya cost sharing bagi para lansia.

Keanggotaan bagi asuransi ini diperuntukan bagi penduduk dengan usia yang telah

mencapai ≥70 tahun atau bagi penduduk dari usia 65 – 69 tahun yang memiliki cacat

permanen (disability). Orang usia lanjut dalam kategori ini biasany dimasukan

kedalam skema netional health insurance, secara spesifik cost sharing dari peserta

asuransi ini adalah 500 yen perhari, sampai dengan maksimum 2000 yen perbulan

untuk fasilitas kesehatan yang sama, untuk layanan rawat jalan dan 1.100 yen per

hari untuk layanan rawat inap. Asuransi ini membentuk sebuah pembiayaan yang

dikumpulkan dari jenis asuransi lain. Seperti pada tahun tahun 1997, data

menunjukan kontribusi dari masing-masing jenis asuransi bagi pembiayaan asuransi

bagi orang usia lanjut, dimana jumlah peserta Governement Managed Insurance

4 Sama seperti yang berlaku pada Employe Based Insurance yaitu 63.000 yen atau 35.400 yen bagi peserta dengan pendapatan rendah)

10

Page 11: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

yang ikut berkontribusi untuk asuransi bagi usia lanjut sebesar 5.4% dari seluruh

peserta, Society Managed Insurance sebanyak 2.9%, Mutual Aid Association

sebanyak 4.1% dan National Health Insurance sebesar 21.1%. dalam

perkembangannya cost sharing dari peserta ditiadakan, dengan sistem penjaminan

70% dijamin oleh dana yang dikumpulkan dari kontribusi peserta serta asuransi jenis

lain, 20% ditanggung oleh pemerintah pusat dan 10% ditanggung oleh pemerintah

lokal. Sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan kesehatan secara jangka panjang

bagi penduduk usia lanjut, proporsi yang ditanggung oleh dana publik ditingkatkan

pada tahun 1992 dari 30% menjadi 50%. Pada tahun 2003 sebagai bentuk antisipatif

dari fenomena population ageing pemerintah mengalihkan pengelolaan jaminan

kesehatan bagi penduduk usia lanjut menjadi dibawah pemerintah daerah dan

membebankan biaya tambahan bagi penduduk usia lanjut yang menjadi peserta

asuransi ini. Asuransi ini melingkupi sebanyak 10.1% dari total populasi yang

merupakan penduduk usia lanjut dan cacat pada usia 65 – 69 tahun.

5. KESIMPULAN

Jaminan kesehatan di Jepang telah banyak mengalami perkembangan semenjak

diperkenalkan pertama kali pada tahun 1922. Secara historis Jepang dapat dengan mudah

menerapkan sistem jaminan kesehatan bagi masyarakatnya karena budaya Jepang telah

mengenal konsep asuransi sejak tahun 1835. Asuransi kesehatan merupakan hal yang

wajib bagi seluruh penduduk Jepang, baik warga negara Jepang maupun warga negara

asing yang menetap di Jepang lebih dari satu tahun. Setiap orang harus terdaftar dalam

asuransi kesehatan, karena itu pemerintah menyediakan jenis asuransi kesehatan yang

dimaksudkan untuk menjaring penduduk yang tidak tercakup dalam jaminan kesehatan yang

berbasis tempat bekerja (Employer Based Insurance).

Sekuruh dana kesehatan mencakup secara luas jaminan kesehatan mulai dari

perawatan rumah sakit, termasuk tenaga kesehatannya, perawatan kesehatan gigi, obat-

obatan dan bahkan sampai layanan transportasi dan pemakaman. Cost sharing yang

ditanggung oleh peserta bervariasi dilihat dari jenis asuransi yang diikuti dan status

kepesertaan, apakah sebagai peserta atau sebagai tanggungan peserta, juga layanan rawat

jalan dan rawat inap memiliki share yang berbeda bagi pasien.

Konstribusi dikenakan bagi para pekerja dan pemberi kerja secara merata (Employer

Based Insurance) dan bagi peserta National Health Insurance tergantung pada pendapatan,

aset (property) dan jumlah tanggungan dalam keluarganya. Sedangkan bagi para penduduk

11

Page 12: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

usia lanjut pembebanan premi hanya maksimal 2000 yen perbulan untuk rawat jalan dan

1100 yen perhari untuk rawat inap.

Dengan kondisi demografi yang menuju pada terjadinya population ageing

pemerintah Jepang saat ini dihadapkan pada kenyataan berkurangnya kapasitas

pembiayaan jaminan kesehatan dimasa yang akan datang, karena dengan sistem pay as ou

go yang masih diterapkan saat ini, akan sangat mungkin jika tidak dilakukan reformasi

dalam sistem pembiayaan asuransi kesehatan, Jepang akan mengalami tantangan yang

luar biasa.

Referensi

1. Francesca Colombo and Nicole Tapay, Private Health Insurance in OECD Countries:

The Benefits and Costs for Individuals and Health Systems, 2004

2. Guy Carrin and Chris James, Social health insurance: Key factors affecting the

transition towards universal coverage, World Health Organization Geneva, 2005

3. Klaus-Dirk Henke, Jonas Schreyögg, Towards sustainable health care systems

Strategies in health insurance schemes in France, Germany, Japan and the Netherlands

– A comparative study –, 2004

4. Tetsuo Fukawa, Public Health Insurance in Japan, World Bank Institute, 2002

5. Worawan Chandoevwit, Social Security Systems in Japan: Lessons Learned for

Thailand, 2007

6. http://www.sia.go.jp/e/index.html

7. http://en.wikipedia.org/wiki/Health_care_system_in_Japan

8. http://www.japan-zone.com/new/welfare.shtml

9. www.mhlw.go.jp

10. http://www.fco.gov.uk/en/travel-and-living-abroad/travel-advice-by-country/country-

profile/asia-oceania/japan?profile=geography

12

Page 13: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

PAPER UJIAN AKHIR SEMESTER

SISTEM JAMINAN SOSIAL

SISTEM JAMINAN KESEHATAN DI NEGARA JEPANG

MOHAMAD FAJAR FAHRIZA

N I M 0906655004

MAGISTER PERENCANAAN & KEBIJAKAN PUBLIK

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS INDONESIA

2010

13

Page 14: Sistem Jaminan Kesehatan Di Jepang (Paper)

STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Saya/kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan menggunakannya.”

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama : MOHAMAD FAJAR FAHRIZA

NPM : 0906655004

Mata Ajaran : SISTEM JAMINAN SOSIAL

Judul Makalah/Tugas : SISTEM JAMINAN KESEHATAN DI NEGARA JEPANG

Dosen : MULYADI WIDJAYA, P.hd

Tandatangan :

14