sistem intergumenasfa

32
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pengertian Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari tentang ikan dengan segala aspek kehidupanya. Salah satu sub pokok bahasan ikhtiologi adalah sistem integumen pada ikan. Sistem integumen pada seluruh mahluk hidup merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat mahluk hidup tersebut berada. Pada sistem integumen terdapat sejumlah organ atau struktur dengan fungsi yang beraneka pada bermacam-macam jenis mahluk hidup. Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat integumen. Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam. Derivat integumen merupakan suatu struktur yang secara embryogenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya. 2. Tujuan 0

Upload: gigass78

Post on 18-Dec-2014

74 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

asfasasfas

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Intergumenasfa

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Pengertian

Ikhtiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari

tentang ikan dengan segala aspek kehidupanya. Salah satu sub pokok bahasan

ikhtiologi adalah sistem integumen pada ikan. Sistem integumen pada seluruh

mahluk hidup merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan

lingkungan luar tempat mahluk hidup tersebut berada. Pada sistem integumen

terdapat sejumlah organ atau struktur dengan fungsi yang beraneka pada

bermacam-macam jenis mahluk hidup.

Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat

integumen. Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan,

yaitu epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam. Derivat

integumen merupakan suatu struktur yang secara embryogenetik berasal dari salah

satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya.

2. Tujuan

Ikhtiologi merupakan dasar beberapa ilmu seperti fisiologi dan reproduksi

hewan air,pemanfaatan sumberdaya perairan atau teknik penangkapan ikan.

Dengan mempelajari ikhtiologi diharapkan mahasiswa akan lebih mudah

memahami tentang ikan dengan segala aspek kehidupanya,khususnya pada sistem

integumen pada ikan.

0

Page 2: Sistem Intergumenasfa

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Bentuk tubuh ikan dan modifikasinya

Bentuk tubuh pada setiap ikan sangat dipengaruhi oleh sistem rangka,sistem

otot,dan habitat dimana ikan tersebut hidup. Oleh karena itu beberapa spesies

ikan mengalami perubahan bentuk tubuh secara berangsur angsur mulai dari larva

hingga dewasa, sehingga bentuk tubuhnya menyerupai induknya.Namun ada juga

species ikan lainnya yang selama perkembangannya tidak mengalami perubahan

bentuk yang tidak berarti.

Secara umum bentuk ikan dibagi 2 yaitu :

1. Simetrik Bilateral

Yaitu ikan yang apabila tubuh dibelah dua secara membujur atau memanjang

tubuh mulai dari pertengahan ujung kepala sampai ekor akan menghasilkan dua

belahan tubuh yang serupa. Bentuk tubuh seperti inin banyak dimiliki semua jenis

ikan. Contohnya : ikan kerapu (Epinephelus pachyceniru), ikan mujair

(Orecrhomis mossambicus).

2. Non Simetrik Bilateral

Yaitu apabila ikan dibelah dua secara membujur / memanjang maka belahan tubuh

sebelah kanan tidak mencerminkan/tidak sama dengan belahan sebelah

kiri.Contohnya : ikan lidah (cynoglossus lingua), ikan sebelah (psettodes

erumeri).

1

Page 3: Sistem Intergumenasfa

Bentuk-bentuk tubuh ikan dapat dikelomppokan menjadi :

1. Bentuk tubuh pipih(Compressed)

Ikan yang berbentuk pipih atau dengan

kata lain lebar tubuh jauh lebih kecil

dibanding tinggi tubuh dan panjang

tubuh,contohnya : ikan gurame

(O sphronemus gouramy)

2. Bentuk ikan bola(Globiform)

Ikan dengan bentuk tubuh seperti ini apabila

sedang mengembang maka bentuk tubuhnya

akan menyerupai bola.Contohnya : Ikan Buntal

(diodon hystrix ) , ikan jebong (Abalistes

stellaris)

3. Bentuk kotak(Ostrachiform)

2

Page 4: Sistem Intergumenasfa

Ikan seperti ini bentuk tubuhnya menyerupai kotak. Contohnya : Whitedotted

Boxfish ,yaitu ikan laut yang hidup diperairan pasifik , hindia, dan samudra

pasifik.

4. Bentuk Panah (Sagittiform)

Tubuh ikan seperti anak panah,

kepalanya lancip/meruncing , badan

memanjang kebelakang dengan bentuk

yang hampir seimbang dan ekor

bercagak. Contohnya ikan alu-alu

(sphyraena jello) , ikan kelah (Tor

khudree), ikan kuniran (upeneus vittatis) .

5. Bentuk Ular(Anguilliform)

Tubuh ikan berbentuk bulat

memanjangn seperti ular dengan

ukuran panjang tubuh dapat

mencapai 20kali tingginya.

Contohnya : Belut (Monopterus

albus) , ikan sidat (Anguilla

bicolor) .

6. Bentuk Cerutu(Fusiform)

Tinggi ikan

hampir sama

3

Page 5: Sistem Intergumenasfa

dengan lebarnya dan kedua ujung nya hampir meruncing/

Bentukikan menyerupai cerutu dan apabila dilihat dari depan maka

tubuhnya menyerupai bentuk lingkaran yangsempurna,contohnya

ikan tongkol(Euthynnus affinis) .

7. Bentuk Pita(Taeniform)

Tubuh ikan seperti ini berbentuk pipih mendatar dan hampir menyerupai

pita. Contohnya :

ikan layur

(Trichiurus

Savala) .

8. Bentuk kepala picak dan badan pipih(Compressed)

Ikan ini bentuk kepalanya hampir

pipih mendatar secara horizontal dan

badannya berbetuk compressed.

Contohnya : ikan lele lokal (Clarias

batrachus) , ikan lele dumbo (Clarias

gariepinus).

9. Bentuk Tali (filliform)

Ika n seperti ini bentuk tubuhnya

menyerupai tali. Contohnya: pipefish

(Pseudophallus straksii).

4

Page 6: Sistem Intergumenasfa

1. SISTEM INTEGUMEN

Sistem integumen pada seluruh mahluk hidup merupakan bagian tubuh yang

berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat mahluk hidup tersebut

berada. Pada sistem integumen terdapat sejumlah organ atau struktur dengan

fungsi yang beraneka pada bermacam-macam jenis mahluk hidup.

Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat

integumen. Kulit merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan,

yaitu epidermis pada lapisan terluar dan dermis pada lapisan dalam. Derivat

integumen merupakan suatu struktur yang secara embryogenetik berasal dari salah

satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya.

Sistem integumen yang berhubungan langsung dengan lingkungan tempat

hidup memiliki berbagai fungsi yang sangat vital pada kehidupan ikan, yaitu :

1.Pertahanan fisik

Merupakan fungsi utama dari integument yaitu sebagai pertahanan pertama

dari infeksi, paparan sinar ultra violet [UV] dan gesekan tubuh dengan air atau

benda keras lainnya. Hal ini disebabkan karena kulit memiliki kelenjar mukosa

sebagai pelindung kulit dari parasit, bakteri dan mikroorganisme merugikan

lainnya serta memperkecil gesekan dengan adanya sifat mucus yang licin.

2. Keseimbangan cairan [air]

Keseimbangan cairan dilakukan oleh integumen kelompok amphibian dan

ikan memiliki sistem tersendiri dalam proses keseimbangan cairan yaitu dengan

menggunakan insangnya.

5

Page 7: Sistem Intergumenasfa

3. Thermoregulasi

Thermoregulasi dilakukan oleh vertebrata dengan jalan memasukkan dan

mengeluarkan panas secara bergantian melalui aliran darah pada kulit.

4. Warna

Warna yang ada pada integurnen ikan digunakan sebagai alat komunikasi,

tingkah laku seksual, peringatan dan penyamaran untuk mengelabui predator.

Warna yang dihasilkan akan berbeda-beda yang disebabkan karena perbedaan

tempat hidup dari ikan tersebut. Pada open-water fishes, warna tubuh ikan terbagi

atas warna keperakan dibagian ventral dan warna iridescent biru atau hijau di

bagian dorsal [countershading]. Ada tiga macam warna dominan ikan yang hidup

dilautan, yaitu keperakan bagi ikan yang hidup di permukaan laut, kemerahan

pada ikan yang hidup di daerah tengah perairan dan violet atau gelap pada ikan

yang hidup di dasar perairan.

5. Pergerakan

Pergerakan ikan dipengaruhi pula oleh keberadaan sisik yang membantu dalam

meningkatkan kemampuan berenang ikan yang menghadapi halangan kuat.

6. Respirasi

Respirasi ikan tidak menggunakan kulit sebagai sarananya tetapi dilakukan oleh

golongan Amphibian. Hal ini dilakukan karena kulit merupakan lapisan yang

relatif tipis, selalu basah dan terdapat banyak pembuluh darah sehingga

pertukaranoksigen dan karbondioksida dapat berlangsung.

7. Kelenjar kulit

Pada kulit terdapat kelenjar yang memungkinkan ikan dapat mengeluarkan

pheromone untuk menarik pasangannya dan sebagai alat untuk menetapkan

daerah teritorial. Selain itu, kelenjar kulit juga dapat menghasilkan zat-zat racun

yang berguna untuk mencari mangsa ataupun untuk pertahanan diri dari predator.

6

Page 8: Sistem Intergumenasfa

8. Keseimbangan garam [homeostatis] pada ikan dilakukan pada kulit dan insang

yaitu dengan pengaturan kadar garam cairan tubuh ikan [osmoregulasi] sehingga

cairan dalam tubuh akan tetap stabil sesuai dengan lingkungan dimana ikan

berada. Pada ikan yang hidup di laut,kulit akan menjaga pengeluaran cairan dalam

tubuh yang berlebihan sedangkan pada ikan yang hidup di perairan tawar, kulit

akan mengatur agar cairan dari luar tubuh tidak terlalu banyak yang masuk ke

dalam tubuh. Selain itu, kulit berperan dalam proses ekskresi hasil metabolisme

yang dilakukan oleh tubuh.

9. Organ indera

Kulit memiliki sel-sel yang berfungsi sebagai reseptor dari stimulus lingkungan,

misalnya panas, sakit dan sentuhan. Derivat integumen seperti barbels dan flaps

memiliki sel-sel syaraf sebagai indera. Barbels berfungsi sebagai alat bantu makan

dan mengandung organ-organ sensory serta sebagai alat untuk kamuflase pada

ikan demikian juga flaps. Barbels ini ada yang berbentuk seperti alga. Letak dari

barbels ada pada hidung, bibir, dagu, sudut mulut dengan bentuk rambut, pecut,

sembulan, bulu dan lain-lain.

2.3 STRUKTUR PENUTUP TUBUH IKAN

Kulit ikan terdiri dari dua lapisan ,bagian luar adalah epidermis,dan

batin,dermis/colium. Epidermis ikan mirip dalam banyak hal dalam lapisan mulut

manusia,biasanya adalah komposet dangkal dari beberapa lapisan diratakan,sel-sel

epitel lembab. Lapisan terdalam adalah zona pertumbuhan sel aktif dan stratum

germinativum. Sel berlangsung sepanjang waktu untuk mengganti dari dalam

lapisan terluar dari sel seperti yang memudar dan menyediakan untuk

pertumbuhan. Sel-sel epitel dari epidermis adalah yang pertama untuk menutup

luka permukaan.

Lapisan derma kulit mengandung pembuluh darah, saraf,organ-organ

indera kulit, dan jaringan ikat. Serat-serat jaringan ikat yang mengikat kulit ke

7

Page 9: Sistem Intergumenasfa

otot dan tulang yang mendasari sangat jelas. Dermis memainkan peran utama

dalam pembentukan skala dan yang berkaitan dengan struktur kulit.

2.3.1 KULIT

Kulit merupakan pembungkus luar dan berfungsi sebagai alat pertahanan

pertama terhadap serangan penyakit serta juga dapat mencegah pengaruh faktor-

faktor luar terhadap tubuh ikan. Kulit juga merupakan sistem pembalut tubuh

yang terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya. Derivat sisi ikan antara lain gigi

ikan hiu, jari-jari sirip, scute (penebalan pada linealateralis), finlet (siripkecil),

keel (gerigikecil) dan beberapa keping tulang tengkorak . Dalam beberapa hal,

kulit juga dapat berfungsi sebagai alat respirasi, alat ekskresi, dan alat

osmoregulasi.

Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut epidermis dan

lapisan dalam yang disebut dermis atau corium.

1. Epidermis merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan

lingkungan dan sistem somatis, mempunyai sejarah evolusi yang

kompleks. Integumen sekalian hewan merupakan lapisan protektif yang

menjaga lalulintas air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya secara bebas.

Epidermis tidak dilengkapi dengan pembuluh-pembuluh darah, keperluan

metabolisme diperoleh secara difusi, karena itu kecenderungan dari sel-sel

yang paling di luar untuk menjadi mati dan lepas sangat besar sekali.

Epidermis bagian dalam terdapat lapisan sel yang disebut stratum

germinativum (lapisan malphigi). Lapisan ini sangat giat dalam melakukan

pembelahan untuk menggantikan sel-sel bagian luar yang lepas dan untuk

persediaan pengembangan tubuh. Epidermis selalu basah karena adanya

lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang 

dalam terdiri dari lapisan sel yang selalu giat mengadakan pembelahan

untuk mengantikan sel-sel sebelah luar yang lepas dan untuk persediaan

pengembangan tubuh. Lapisan ini dinamakan stratum germinativum

(lapisan Malphigi).

8

Page 10: Sistem Intergumenasfa

2. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang

bersisik, dan derivat-derivat kulit lainnya. Pada dermis ini terkandung

pembuluh darah, saraf dan jaringan pengikat. Asal mula terbentuknya

dermis ini belum banyak diketahui; diperkirakan bahwa jaringan ikat di

bawah epidermis dulunya berubah, terutama sekali menjadi tulang pada

hewan nenek moyang vertebrata, seperti yang terlihat pada fosil-fosil

Ostracodermi yang mempunyai prisai-prisai tulang pada kulitnya, yang

pertumbuhannya sangat baik.

1. FungsiKulit :

2. a. Alatpertahananpertamapadapenyakit

b. Perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor lingkungan

(linealateralissebagai organ sensori)

c. Alateksresidan osmoregulasi

d. Alatpernafasantambahanpadabeberapajenisikan

3. Beberapaalat yang terdapatdalamkulit : 

a. Kelenjarracun, sumberpewarnaan, sumbercahaya, kelenjar mucous (lendir)

sehinggalicin&berbaukhas. 

b. Alat tersebutuntukmempertahankan diri dan untukmenyerang

2.3.2 S I S I K

Ikan yang bersisik keras biasanya ditemukan pada golongan ikan

primitive, sedangkan pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah fleksibel. Hal

tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikandungnya. Sisik dibuat di

dalam dermis sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis. 

Di samping ikan bersisik terdapat pula ikan yang sama sekali tidak

bersisik, di temukan pada ikan lajur (Trichiurus, Lepturancanthus, Demissolinea),

ikan sub-ordo Siluroidea (Pegasius, Clarias, Fluta alba). Sebagai suatu

9

Page 11: Sistem Intergumenasfa

kompensasi dari tidak terdapatnya lendir pada tubuhnya, mereka memiliki lendir

yang lebih tebal sehingga badannya menjadi lebih licin.Ada beberapa jenis ikan

yang hanya ditemukan sisik pada bagian tubuh tertentu saja. Seperti “paddle fish”,

ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian operculum dan ekor. Dan adapula

yang hanya ditemukan sepanjang linea lateralis. Ikan sidat (Anguilla) yang

terlihat seperti tidak bersisik, sebenarnya bersisik tetapi sisiknya kecil dan dilapisi

lendir yang tebal.

Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan

dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, Ganoid, Cycloid

dan Ctenoid.

a. Sisik Placoid

Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes).

Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau

bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di

bagian dermis kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari

permukaan epidermis. Sisik tersebut merupakan struktur exoskeleton yang

primitive yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran sisik yang

biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar, tangkai sentral

dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan

saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga

sering disebut dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa.

Pertumbuhan dari sisik placoid menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai

dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis yang seterusnya akan tumbuh

menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak epidermis yang ada

di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik.

b. Sisik Cosmoid

Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah

dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa

10

Page 12: Sistem Intergumenasfa

lapisan, yang berturut-turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam

enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan noncellular,

terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pertumbuhan

sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-

sel hidup yang menutup prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis

ikan Latimeria chalumnae.

c. Sisik Ganoid

Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan

Scaphyrynchus (Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan

terluar disebut ganoine yang materialnya berupa garam-garam an-organik,

kemudian lapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah

isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan bersisik

type ini adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan

Polyodontidae.

d.Sisik Cycloid dan Ctenoid

Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat

pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan

berjari-jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid

hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris

di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan

bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi

menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya secara tertanam ke

dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting yang

dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih cepat. Sisik

yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap

daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-

butir pigmen (chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh)

transparan dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid

11

Page 13: Sistem Intergumenasfa

adalah pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil).

Focus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di

tengah-tengah sisik.

1. Pigmen Warna

Ikan-ikan yang hidup di perairan bebas seperti tenggiri (Scomberomorus

commersoni) dan lain-lain mempunyai warna tubuh yang sederhana, bertingkat

dari keputih-putihan pada bagian perut, keperak-perakan pada sisi tubuh bagian

bawah sampai kebiru-biruan atau kehijau-hijauan pada sisi atas dan

kehitamhitaman pada bagian punggungnya. Ikan yang hidup didaerah dasar,

bagian dasar perutnya bewarna pucat dan bagian punggungnya bewarna gelap.

Warna tubuh yang cemerlang dan cantik biasanya dimiliki oleh ikan-ikan yang

hidup di sekitar karang, misalnya ikan-ikan yang termaksud kedalam familia

Apogonidae, Chaetodontidae, Achanturidae, dan sebagainya. Umumnya ikan laut

yang hidup dilapisan atas bewarna keperak-perakan, dibagian tengah kemerah-

merahan dan dibagian bawah ungu atau hitam. Warna ikan tersebut dikarenakan

oleh schemachrome (karena konfigurasi fisik) dan biochrome ( pigmen pembawa

warna).

Schemachrome putih terdapat pada rangka, gelembung renang sisik; biru dan

ungu pada iris mata; warna-warna pelangi pada sisik, mata dan membran usus.

Yang termasuk biochrome ialah :

1. Carotenoid; berwarna kuning, merah dan corak lainnya.

2. Chromolipoid; berwarna kuning sampai coklat.

3. Indigoid; berwarna biru, merah dan hijau.

12

Page 14: Sistem Intergumenasfa

4. Melanin; kebanyakan berwarna hitam atau coklat.

5. Porphyrin atau pigmen empedu; berwarna merah, kuning, hijau, biru dan

coklat.

6. Flavin; berwarna kuning tetapi sering dengan fluoresensi kehijau-hijauan

7. Purin; berwarna putih atau keperak-perakan.

8. Pterin; berwarna putih, kuning, merah dan jingga .

Sel khusus yang memberikan warna pada ikan ada dua macam yaitu :

• Iridocyte (leucophore dan guanophore)

Sel ini dinamakan juga sel cermin karena mengandung bahan yang dapat

memantulkan warna di luar tubuh ikan. Bahan yang terkandung dalam sel

cermin antara lain guanin kristal (warna keputih-putihan) sebagai hasil

buangan metabolisme. 

• Chromatophore terdapat di dalam dermis

Sel ini mempunyai butir-butir pigmen yang merupakan sumber warna

sesungguhnya. Butir pigmen ini dapat menyebar ke seluruh sel atau

mengumpul pada suatu titik. Gerakan inilah yang menyebabkan perubahan

warna pada ikan. Jika butir-butir pigmen mengumpul pada suatu titik maka

warna yang dihasilkan secara keseluruhan nampak pucat. Sedangkan jika butir

pigmen menyebar, maka warna akan terlihat jelas tergantung pada butir

pigmen tersebut. Ummnya satu warna khas tergantung pada kombinasi

chromatophore dasar yang mengandung satu warna. Chromatophore dasar ada

empat jenis yaitu erythrophore (merah dan jingga), xanthophore (kuning),

melanophore (hitam), dan leucophore (putih).

13

Page 15: Sistem Intergumenasfa

2.3.3 Lendir

Lendir pada ikan dihasilkan oleh kelenjar lendir yang terdapat pada bagian epidermis kulit. Kelenjar ini menghasilkan mucin (glikoprotein) yang jika bercampur dengan air akan membentuk lendir. Fungsi lendir pada ikan antara lain:

a. untuk mengurangi gesekan b. untuk mencegah infeksi c. untuk mencegah kekeringan d. untuk mempertahankan diri e. untuk membantu dalam proses reproduksi f. untuk osmoregulasi

2.4 Organ Cahaya

Cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens,

yang umumnya bewarna biru atau biru kehijau-hijauan. Terdapat dua sumber

cahaya yang dikeluarkan oleh ikan dan keduanya terdapat pada kulit, yaitu warna

yang dikeluarkan oleh bakteri yang bersimbiosis dengan ikan dan cahaya yang

dikeluarkan oleh ikan itu sendiri. Ikan-ikan yang dapat mengeluaran cahaya

umumnya tinggal di bagian laut dalam dan hanya sedikit yang hidup diperairan

dangkal. Sebagian dari padanya bergerak ke permukaan untuk ruaya makanan.

Dimiliki oleh ikan yang hidup di laut dalam yang terletak antara 300 –

1000 meter dibawah permukaan laut. Sel pada kulit ikan yang dapat

mengeluarkan cahaya disebut sel cahaya atau photophore (photocyt). Ini biasanya

terdapat pada golongan Elasmobranchii (Sphinax, Etmopterus, Bathobathis

moresbyi) dan Teleostei (Stomiatidae, Hyctophiformes, Batrachoididae). Cahaya

yang dikeluarkan oleh bakteri yang hidup bersimbiosis dengan ikan, misalnya

terdapat pada ikan-ikan dari famili Macroridae, Gadidae, Honcentridae,

Anomalopodidae, Leiognathidae, Serranidae, dan Saccopharyngidae. Di Laut

Banda ikan leweri batu (Photoblepharon palpebatrus) dan leweri air (Anomalops

katoptron), yang keduanya termaksud kedalam famili Anomalopodidae,

mempunyai bakteri cahaya yang terletak dibawah matanya. Kedua ikan tersebut

hidup di perairan dangkal.

14

Page 16: Sistem Intergumenasfa

Anomalops mengeluarkan cahaya yang berkedap-kedip secara teratur yang

dikendalikan oleh organ cahaya yang keluar masuk suatu kantong pigmen hitam

dibawah mata. Photoblepharon menunujukan suatu cahaya yang menyala terus,

tetapi dapat pula dipadamkan oleh suatu lipatan jaringan hitam yang

menutupiorgan cahayanya. Bakteri yang dapat mengeluarkan cahaya terdapat

didalam kantung kelenjar di epidermis. Pemantulan cahaya yang dikeluarkan oleh

bakteri diatur oleh jaringan yang berfungsi sebagai lensa. Pada bagian yang

berlawanan dengan lensa banyak pigmen yang berfungsi sebagai pemantul. Ada

juga kelenjar yang berisi bakteri itu dikelilingi oleh sel-sel pigmen itu seluruhnya.

Pemencaran cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri diatur oleh konstraksi pigmen

yang berfungsi sebagai iris mata.

Pada ikan Malacocephalus (yang hidup di laut dalam), pengeluaran

cahayanya mempunyai peranan dalam pemijahan. Kekuatan cahayanya dapat

menerangi sejauh 10 meter dengan panjang gelombang 410 – 600 mikrometer.

Pada musim pemijahan, bila ikan jantan bertemu dengan ikan betina, maka si

jantan akan membimbing betinanya untuk mencari tempat yang baik untuk

berpijah. Cahaya yang dikeluarkan oleh ikan jantan dipakai sebagai isyarat untuk

diikuti si jantan.

“Anglor fish”(Linophyrin brevibarbis), yang terdapat didasar laut,

mempunyai tentakel yang bercahaya. Diduga ikan ini mempunyai kultur bakteri

yang terdapat pada kulitnya. Tentakel yang ujungnya mempunyai jaringan yang

membesar itu digosokan di atas kultur bakteri tersebut, sehingga bakteri yang

bercahaya terbawa oleh tentakel untuk menarik perhatian mangsanya. Jadi fungsi

organ cahaya pada ikan ialah sebagai tanda pengenal individu ikan sejenis untuk

memikat mangsa, menerangi lingkungan sejenis, mengejutkan musuh, dan

melarikan diri, sebagai penyesuaian ketidak adaan sinar di laut dalam dan diduga

sebagai ciri ikan beracun.

2.5 Organ Beracun

Kelenjar beracun merupakan derivat kulit yang merupakan modifikasi

kelenjar yang mengeluarkan lendir. Kelenjar beracun ini bukan saja dipergunakan

untuk pertahanan diri, tetapi juga untuk menyerang dan mencari makan. Studi

15

Page 17: Sistem Intergumenasfa

tentang racun ikan ini dinamakan ichthyotoxisme, yang meliputi

ichthyosarcotoxisme (mempelajari berbagai macam keracunan akibat memakan

ikan beracun) dan ichthyoacanthotoxisme (mempelajari sengatan ikan berbisa).

Jadi ichthyotoxisme tidak terbatas mempelajari yang dikeluarkan oleh kulit saja,

melainkan racun yang berasal dari organ-organ lain dan gejala keracunan dengan

segala aspek-aspeknya. Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung

kelenjar beracun antara lain ikan-ikan yang hidup disekitar karang, ikan lele dan

sebangsanya (Siluroidea), dan golongan Elasmobranchii (Dasyatidae,

Chimaeridae, Myliobathidae). Beberapa jenis ikan buntal (Tetraodontidae) juga

terkenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal dari sistem integumennya,

melainkan dari kelenjar empedu.

Ikan lepu ayam ( Pterois volitans dan Pterois russelli ) mempunyai alat

beracun yang terdiri dari 13 jari-jari keras sirip punggung, 3 jari-jari keras sirip

dubur dan 2 jari-jari keras sirip perut. Jari-jari kerasnya berbentuk panjang, lurus,

ramping dan indah warnanya. Pada bagian sisi kiri kanan jari-jari keras tersebut

terdapat celah yang terbuka sehingga membentuk saluran. Jari-jari keras ini

dilapisi oleh selaput integumen.

Pada ikan lepu angin (Scorpaena guttata) alat beracunnya terdiri dari12

jari-jari keras sirip punggung, 3 jari-jari keras sirip dubur dan 2 jari-jari keras sirip

perut. Ikan lepu tembaga, Synanceja horrida, mempunyai racun yang dapat

mematikan manusia. Racunnya ini terdapat pada 13 jari-jari keras sirip punggung,

3 jari-jari keras sirip dubur dan 2 jari-jari keras sirip perut. Ikan lepu tembaga

yang paling ditakuti oleh para nelayan.

Badannya berbintil-bintil dengan warna kecoklatan. Ikan lepu tembaga

tinggal di dasar perairan yang dangkal berpasir atau berkarang, dan di daerah yang

terdapat vegetasi umpamanya samo-samo (Enhalus acoroides ).Gerakannya

lamban dan pada siang hari hanya berdiam diri dalam waktu yang lama.

Permukaan tubuhnya yang mempunyai warna yang mirip benar dengan dasar

perairan dan bentuknya yang mirip batu menjadikan ikan ini sukar dilihat.

Kadang-kadang kulitnya ditutupi pasir atau bahan lainnya.Dibandingkan dengan

16

Page 18: Sistem Intergumenasfa

lepu ayam dan lepu angin, ikan lepu tembaga mempunyai jari-jari keras beracun

yang lebih pendek dan kukuh.

Ikan baronang (Siganus) mempunyai kelenjar beracun yang terdapat pada

13 jari-jari keras sirip punggung, 4 jari-jari keras sirip perut dan 7 jari-jari keras

sirip dubur. 

Kantung kelenjar pada Siluroidea umumnya terdapat pada dasar jari-jari

keras sirip punggung dan dada, yang dilengkapi gerigi yang membengkok ke

dalam. Bila kantung kelenjar tertekan oleh jari-jari siripnya akan mengeluarkan

cairan yang beracun melalui sebuah alur yang terdapat pada jari-jari keras tersebut

dan diteruskan ke dalam luka. Beberapa anggota Siluroidea misalnya: sembilang

(Plotosus canius), lele (Clarias batrachus).

Kelenjar beracun ikan pari (Dasyatis) terdapat pada duri di ekornya. Duri

ini tersusun dari bahan yang disebut vasodentino. Sepanjang kedua sisi duri

tersebut terdapat gerigi yang bongkok ke belakang. Duri tersebut ditandai oleh

adanya sejumlah alur yang dangkal sepanjang duri. Sepanjang tepi alur, pada

bagian bawah duri, didapatkan satu celah yang dalam. Jika diamati dengan teliti

maka pada celah ini akan tampak berisikan suatu jalur berupa jaringan kelabu,

“spongy“, lembut meluas sepanjang celah.

Racun dihasilkan oleh jaringan ini, meskipun jumlahnya lebih sedikit dari

pada yang dihasilkan oleh bagian lain dari selaput integumen dan bagian khusus

tertentu kulit pada ekor yang terletak didekat duri. Celah ini berfungsi melindungi

jaringan kelenjar .Mengingat adanya racun pada duri ikan pari, maka para nelayan

akan membuang duri tersebut segera setelah ikan tertangkap untuk mencegah hal-

hal yang tidak diinginkan.

17

Page 19: Sistem Intergumenasfa

BAB 3

KESIMPULAN

Sistem Integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,

melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Organ

integumen yang terdapat pada ikan (pisces) seperti kulit, lendir, pigmen warna,

organ cahaya, kelenjar beracun.

Kulit merupakan pembungkus luar dan berfungsi sebagai alat pertahanan

pertama terhadap serangan penyakit serta juga dapat mencegah pengaruh faktor-

faktor luar terhadap tubuh ikan. Kulit juga merupakan sistem pembalut tubuh

yang terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya. Derivat sisi ikan antara lain gigi

ikan hiu, jari-jari sirip, scute (penebalan pada linealateralis), finlet (siripkecil),

keel (gerigikecil) dan beberapa keping tulang tengkorak . Dalam beberapa hal,

kulit juga dapat berfungsi sebagai alat respirasi, alat ekskresi, dan alat

osmoregulasi. Struktur kulit dibagi menjadi dua, yang pertama epidermis yaitu

kuloit bagian luar, dan dermis kulit bagian dalam.

18

Page 20: Sistem Intergumenasfa

Ikan yang bersisik keras biasanya ditemukan pada golongan ikan

primitive, sedangkan pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah fleksibel. Hal

tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikandungnya. Sisik dibuat di

dalam dermis sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis.Berdasarkan

bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan

menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, ganoid, Cycloid dan Ctenoid.

Lendir yaitu zat (semacam glycoprotein) yang dinamakan mucin.Apabila

bersentuhan dengan air membentuk lendir yang terdapat pada ikan yang tidak

bersisik lebih tebal dari pada ikan yang bersisik. Sisik merupakan mmerupakan

bagian dari rangka dermis karena dibuat dari lapisan dermis. Bentuk dan bahan

yang dikandung sisik ikan dibedakan menjadi 5 jenis yaitu cosmoid contohnya

ikan coelacanth (catemeria chalumnae), placoid hewan bertulang rawan

(chondrichthyes), ganoid, cycloid, stenoid.

Beragamnya warna dari bermacam – macam jenis ikan diakibatkan oleh

schemachrom (konfigurasi fisik), biochrome (pigmen pembawa warna), iridocyte

(sel cermin karena dapat memantulkan warna dari luar tubuh), cromatophore

(butiran – butiran pigmen merupakan sumber warna sesungguhnya). Organ

cahaya pada jasad hidup atau disebut biolumines. Cahaya yang dikeluarkan oleh

ikan terdapat dua sumber pada kulit yaitu dikeluarkan oleh bakteri yang

bersimbiosis dengan ikan seperti ikan lemeri batu dan lemeri air, dan cahaya yang

dikeluarkan sendiri oleh ikan contohnya ikan malacocephalus.

19

Page 21: Sistem Intergumenasfa

DAFTAR PUSTAKA

http://otakmuda.blogspot.com/2010/10/bentuk-bentuk-tubuh-ikan.html

(diakses pada tanggal 11 Maret 2013 16.50)

http://isnanbio.blogspot.com/2009/11/sistem-integumen-pada-

pisces.html#ixzz2MxBSc700

(diakses pada tanggal 11 maret 2013 17.00)

Djamali, A., Burhanuddin, dan M. Hutomo. 1994. Fauna Ikan-ikan Laut Berbisa

dan Beracun di Indonesia. Proyek Pemasyarakatan dan Pembudayaan

IPTEK, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia, Jakarta.

Moyle, P.B. and J.J. Cech, Jr. 1988.Fishes.An Introduction to Ichthyology.

Second edition. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

Karl F.Lagler.1988.Ichtyology.canada

20

Page 22: Sistem Intergumenasfa

21