sistem informasi rumah sakit dan simpus

72
Sistem Informasi Rumah Sakit dan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Oleh : Heru Supanji, S.Pd,MM

Upload: heru-supanji

Post on 14-Jun-2015

1.319 views

Category:

Education


15 download

DESCRIPTION

Mata Kuliah IT

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Sistem Informasi Rumah Sakit

danSistem Informasi Manajemen

Puskesmas (SIMPUS)

Oleh : Heru Supanji, S.Pd,MM

Page 2: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Tujuan Pembelajaran

Dapat menjelaskan konsep dasar SIRS, data klinik dan rekam medis

Dapat menjelaskan manfaat dan pentingnya data klinik dan rekam medik dalam menunjang Yankes

Dapat mengetahui sistem pencacatan dan pelaporan RS di Indonesia

Dapat menjelaskan konsep dasar SIMPUS Dapat menjelaskan mekanisme

pencatatan dan pelaporan SIMPUS

Page 3: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIR)

Desain sistem komputer yang komplek untuk menolong komunikasi dan mengatur informasi yang dibutuhkan dari sebuah rumah sakit.

SIR diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor, perawatan, laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali, mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji.

Page 4: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit

 

Sistem informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisa dan penyimpulaninformasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit.

Page 5: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Konsep Dasar proses pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit

(1) Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi, (2) Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis, (3) Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti siklus

hidup sistem, (4) Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat

intregritas sistem informasi itu sendiri, (5) Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat

bergantung pada strategi yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut,

(6)Pengembangan Sistem Informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh (holistik),

(7) Informasi telah menjadi aset organisasi (8) Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan

strukturhirarkis yang mudah dipahami.

Page 6: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Aspek hubungan eksternal rumah sakit dengan lingkungannya

Page 7: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Sistem Informasi Rumah Sakit terdiri dari :

a. Subsistem Layanan Kesehatan, yang mengelola kegiatan layanan kesehatan.

b. Subsistem Rekam Medis, yang mengelola data pasien. c. Subsistem Personalia, yang mengelola data maupun aktivitas

tenaga medis maupun tenaga administratif rumah sakit. d. Subsistem Keuangan, yang mengelola data-data dan transaksi

keuangan.e. Subsistem Sarana/Prasarana, yang mengelola sarana dan

prasarana yang ada di dalam rumah sakit tersebut, termasuk peralatan medis, persediaan obat-obatan dan bahan habis pakai lainnya.

f. Subsistem Manajemen Rumah Sakit, yang mengelola aktivitas yang ada didalam rumah sakit tersebut, termasuk pengelolaan data untuk perencaan jangka panjang, jangka pendek, pengambilan keputusan dan untuk layanan pihak luar.

Page 8: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Subsistem Layanan Kesehatan

1. Modul Rawat Jalan, yang mengelola data-data dan aktivitas layanan medis rawat jalan.

2. Modul Rawat Inap, yang mengelola data-data dan aktivitas layanan medis rawat inap.

3. Modul Layanan Penunjang Medis, termasuk didalamnya tindakan medis, pemeriksaan laboratorium,dsb.

 

Page 9: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Rancangan Detail/Rinci SIRS.

Page 10: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

“Kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS”

1. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.

2. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.

3. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.

4. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang sedang dikembangkan.

5. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan dimasa datang.

 

Page 11: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

6. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of return) dalam waktu yang relative singkat.

7. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.

8. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.

9. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly).

10. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan sistem yang baru.

11. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap pengembangan SIRS.

Page 12: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Sasaran Jangka Pendek Pengembangan SIRS

1. Memiliki aspek pengawasan terpadu, baik yang bersifat pemeriksaan atau pengawasan (auditable) maupun dalam hal pertanggung-jawaban penggunaan dana (accountable) oleh unit-unit yang ada di lingkungan rumah sakit.

2. Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.

3. Terbentunya suatu sistem informasi yang dapat memberikandukungan akan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.

4. Meningkatkan daya guna dan hasil guna seluruh unit organisasi dengan menekan pemborosan.

5. Terjaminnya konsistensi data.6. Orientasi ke masa depan7. Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem

informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan integrasinya sesuai Rancangan Global SIRS.

Page 13: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Tahapan pengembangan SIRS

1. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SIRS,

2. Penyusunan Rancangan Global SIRS.3. Penyusunan Rancangan Detail/Rinci SIRS,4. Pembuatan Prototipe, terutama untuk aplikasi

yang sangat spesifik,5. Implementasi, dalam arti pembuatan aplikasi,

pemilihan dan pengadaanperangkat keras maupun perangkat lunak pendukung.

6. Operasionalisasi dan Pemantapan 

Page 14: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Data Klinik dan Rekam Medis

Dalam pelayanan kedokteran di tempat praktek maupun di Rumah Sakit yang standar, dokter membuat catatan mengenai berbagai informasi mengenai pasien tersebut dalam suatu berkas yang dikenal sebagai Status, Rekam Medis, Rekam Kesehatan atau Medical Record.

Page 15: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Definisi Rekam Medis

1. Definisi Rekam Medis Menurut Edna K Huffman:Rekam Medis adalab berkas yang menyatakan siapa, apa,

mengapa, dimana, kapan dan bagaimana pelayanan yang diperoleb seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan.

 2. Definisi Rekam Medis Menurut Permenkes No.

749a/Menkes!Per/XII/1989:Rekam Medis adalah berkas yang beiisi catatan dan

dokumen mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.

 

Page 16: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

3. Definisi Rekam Medis Menurut Gemala HattaRekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang

kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

4. Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989 Menurut Waters dan Murphy :

Rekam Medis adalah Kompendium (ikhtisar) yang berisi informasi tentang keadaan pasien selama perawatan atau selama pemeliharaan kesehatan”.

Page 17: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Isi Rekam Medis

Catatan keadaan tubuh dan kesehatan, termasuk data tentang identitas dan data medis seorang pasien.

1. Data medis atau data klinis2. Data sosiologis atau data

non klinis

Page 18: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Isi Rekam Medis

1. Data medis atau data klinis: segala data tentang riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan serta hasilnya, laporan dokter, perawat, hasil pemeriksaan laboratorium, ronsen dsb.

Data-data ini merupakan data yang bersifat rahasia (confidential) sebingga tidak dapat dibuka kepada pihak ketiga tanpa izin dari pasien yang bersangkutan kecuali jika ada alasan lain berdasarkan peraturan atau perundang-undangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut.

Page 19: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Data ini oleh sebagian orang dianggap bukan rahasia, tetapi menurut sebagian lainnya merupakan data yang juga bersifat rahasia (confidensial).

2. Data sosiologis atau data non-medis:

Segala data lain yang tidak berkaitan langsung dengan data medis, seperti data identitas, data sosial ekonomi, alamat dsb.

Page 20: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Penyelenggaraan Rekam Medis

Departemen Kesehatan mengatur tata cara penyelenggaraan Rekam Medis dalam suatu peraturan menteri kesehatan agar jelas rambu-rambunya, yaitu berupa Permenkes No.749a1Menkes/Per/XII/1989.

Page 21: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Rekam Medis dalam Permenkes

I. Rekam Medis harus segera dibuat dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien menerima pelayanan (pasal 4). Hal ini dimaksudkan agar data yang dicatat masih original dan tidak ada yang terlupakan karena adanya tenggang waktu.

2. Setiap pencatatan Rekam Medis harus dibubuhi nama dan tanda tangan petugas pelayanan kesehatan. Hal ini diperlukan untuk memudahkan sistim pertanggung-jawaban atas pencatatan tersebut (pasal 5). 

Page 22: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Kedudukan Rekam Medis

Pasal 10 Permenkes No. 749a menyatakan bahwa berkas rekam medis itu merupakan milik sarana pelayanan kesehatan, yang harus disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal terakhir pasien berobat.

Pada prinsipnya isi Rekam Medis adalah milik pasien, sedangkan berkas Rekam Medis (secara fisik) adalah milik Rumah Sakit atau institusi kesehatan

Page 23: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Manfaat Rekam Medis(Permenkes no. 749a tahun 1989 )

1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien

2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum

3. Bahan untuk kepentingan penelitian4. Sebagai dasar pembayaran biaya

pelayanan kesehatan dan5. Sebagai bahan untuk menyiapkan

statistik kesehatan.

Page 24: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Manfaat Rekam Medis : ALFRED

1. Adminstratlve value: Rekam medis merupakan rekaman data adminitratif pelayanan kesehatan.

2. Legal value: Rekam medis dapat.dijadikan bahan pembuktian di pengadilan

3. Financial value: Rekam medis dapat dijadikan dasar untuk perincian biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayar oleh pasien

4. Research value: Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan untuk penelitian dalam lapangan kedokteran, keperawatan dan kesehatan.

5. Education value: Data-data dalam Rekam Medis dapat bahan pengajaran dan pendidikan mahasiswa kedokteran, keperawatan serta tenaga kesehatan lainnya.

Page 25: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit di Indonesia

Dikembangkan sejak tahun 1972, dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 651/XI-AU/PK/72

Disempurnakan kembali sebagai revisi ketiga dengan surat keputusan menteri kesehatan RI No 691 A /Menkes/SK/XII/84

Page 26: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit

1. Pencatatan :a. Catatan Kolektif :

Buku register ini merupakan sumber utama data kegiatan rumah sakit.

b. Catatan Individual : Rekam Medis, dokumentasi segala tindakan medik yang diberikan kepada seorang pasien.

Page 27: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit

2. Pengolahan Data Medis

Sebelum dilakukan pengolahan, berkas-berkas rekam medis tersebut diteliti kelengkapannya baik isi maupun jumlahnya. Rekapitulasi dari sensus harian diolah untuk menyiapkan laporan yang menyangkut kegiatan rumah sakit, sedangkan formulir-formulir rekam medis diolah untuk menyiapkan laporan yang menyangkut morbiditas dan mortalitas (Depkes RI, 1994).

Page 28: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit

3. Penyusunan dan Analisis Data

Data deskriptif, masih menggambarkan keadaan apa adanya dan belum memberikan gambaran makna daripada keadaan tersebut.

Data analitik, sudah dapat memberikan makna dari pola keadaan sesuatu sehingga dapat memberikan suatu informasi yang dapat dipakai sebagai bahan tindak lanjut oleh pengambil keputusan.

Page 29: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit

1. Data kegiatan rumah sakit (RL.1)2. Data kegiatan morbiditas rumah sakit

(RL.2)3. Data inventarisasi (data dasar)

rumah sakit (RL 3), 4. Data ketenagaan rumah sakit (RL 4)5. Data peralatan rumah sakit (RL5)

Page 30: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Data kegiatan rumah sakit (RL.1)(setiap triwulan)

Formulir rekapitulasi yang mencakup berbagai kegiatan rumah sakit seperti rawat inap, rawat jalan, pelayanan instalasi rawat darurat, kegiatan bedah dan non bedah, pelayanan kesehatan gigi, kegiatan radiologi, pengujian kesehatan, rehabilitasi medik, latihan kerja, pelayanan kesehatan jiwa, kegiatan transfusi darah, kegiatan pengujian kesehatan, kegiatan farmasi rumah sakit, kegiatan pemeriksaan laboratorium klinik, kegiatan rujukan, kegiatan keluarga berencana.

Page 31: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Data kegiatan morbiditas rumah sakit (RL.2)

1. Kegiatan morbiditas individual pasien rawat inap yang meliputi :

› Morbiditas untuk pasien umum (RL2.1) yang isinya mencakup: jati diri pasien, tanggal masuk dan tanggal keluar, diagnosis, penyebab luar cedera dan keracunan, operasi atau tindakan keadaan keluar rumah sakit dan sebagainya.

› Morbiditas untuk pasien kebidanan (RL.2.2) yang isinya mencakup : jati diri pasien, tanggal masuk dan tanggal keluar, cara melahirkan, diagnotis utama, masa getasi, operasi atau tindakan. Keadaan keluar rumah sakit, tanggal melahirkan, paritas, dan jumlah kelahiran hidup atau mati.

› Morbiditas untuk bayi lahir di rumah sakit (RL.2.3) yang isinya mencakup : tanggal masuk dan tanggal keluar pasien, tanggal lahir bayi, berat lahir, keadaan lahir, diagnosis utama, dan keadaan keluar rumah sakit.

Page 32: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Data Kegiatan morbiditas rumah sakit (RL.2)

2. Rekapitulasi data keadaan morbiditas rawat inap di rumah sakit (RL2a, dan RL2a1 untuk laporan survailans terpadu) memuat data kompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat inap yang dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar klasifikasi internasional penyakit ke sepuluh. Untuk masing-masing kelompok penyakit berisi informasi mengenai jumlah pasien keluar menurut golongan umur dan menurut seks, serta jumlah pasien keluar mati.

Page 33: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Data kegiatan morbiditas rumah sakit (RL.2)

3. Data status informasi (RL2c) sehingga lampiran RL2a1 yang memuat informasi tentang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.4. Rekapitulasi data keadaan morbiditas pasien rawat jalan di rumah sakit (RL2b, dan RL 2b1), memuat data kompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat jalan yang dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar klasifikasi internasional penyakit kesepuluh. Untuk masing-masing kelompok penyakit berisi informasi mengenai jumlah kasus baru menurut golongan umur dan menurut seks serta jumlah kunjungan.

Page 34: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Data inventarisasi (data dasar) rumah sakit (RL 3)

Data identitas rumah sakit, surat ijin penyelenggaraan, direktur rumah sakit, fasilitas kesehatan gigi, fasilitas tempat tidur, fasilitas unit rawat jalan.

Page 35: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Data ketenagaan rumah sakit (RL 4)

Informasi rekapitulasi data jumlah tenaga yang bekerja di rumah sakit menurut kualifikasi pendidikan dan status kepegawaian, dan RL 4a yang merupakan data individual ketenagaan rumah sakit memuat data pribadi, data pekerjaan, pendidikan lanjut, pengalaman kerja, latihan jabatan dan status kepegawaian.

Page 36: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Data peralatan rumah sakit (RL5)

Informasi rekapitulasi data jumlah peralatan medik yang ada di rumah sakit menurut sumber pengadaan dan keadaannya, dan RL5a yang merupakan data individual peralatan medik di rumah sakit, memuat nama atau jenis alat, tipe atau model, kapasitas dan sebagainya (Ditjen Yan.Med, 1992).

Page 37: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Sistem Pelaporan Rumah Sakit

Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat.

Page 38: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Jenis laporan rumah sakit

A. Laporan intern rumah sakit , Yaitu laporan yang dibuat sebagai masukan untuk menyusun konsep Rancangan Dasar Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Indikasi laporan adalah :

1. Sensus harian, meliputi a) Pasien masuk rumah sakitb) Pasien keluar rumah sakitc) Pasien meninggal di rumah sakitd) Lamanya pasien dirawate) Hari perawatan

2. Prosentase pemakaian TT3. Kegiatan persalinan 4. Kegiatan pembedahan dan tindakan medis lainnya 5. Kegiatan rawat jalan penunjang

Page 39: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Jenis Pelaporan Rumah Sakit

B. Pelaporan ekstern rumah sakit, Yaitu pelaporan yang wajib dibuat oleh rumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku, ditunjukkan kepada Departemen Kesehatan RI, Kanwil Depkes RI (sekarang , Dinkes Propinsi, Dinkes Kabupaten/kota

Pelaporan yang dibuat sesuai kebutuhan Depkes RI, meliputi : 1. Data Kegiatan Rumah Sakit (RL 1) 2. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap (RL 2a) 3. Data Keadaan Morbiditas penyakit Khusus Pasien Rawat Inap (RL 2a1)4. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan (RL 2b) 5. Data Keadaan Morbiditas Penyakit Khusus Pasien Rawat Jalan (RL 2b1)6. Data individual Morbiditas Pasien Rawat Inap

a)Pasien Umum (RL 2.1)b)Pasien Obstetrik (RL 2.2)c)Pasien baru lahir/lahir mati (RL 2.3)

7. Data Inventaris Rumah Sakit (RL3) 8. Data Keadaan ketenagaan RS (RL 4) 9. Data individual Ketenagaan RS (RL 4a) 10. Data Peralatan Rumah Sakit (RL 5)

Page 40: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Periode Pelaporan

1. (RL 1) dibuat setiap tribulan berdasarkan catatan harian yang dikompilasi setiap bulan

2. (RL 2 a) dilaporkan setahun sekali 3. (RL 2 b) dilaporkan setahun sekali4. (RL 2 a1) dilaporkan setiap bulan5. (RL 2 a2) dilaporkan setiap bulan6. (RL 2.1), (RL 2.2), (RL 2.3), dibuat sistem

sampling dari tangan 1 s/d 10 setiap bulan : Pebruari, Mei, Agustus dan Nopember khusus ke DepKes RI

7. (RL 3) dilaporkan setahun sekali8. (RL4), (RL 4a), (RL 5) dilaporkan setahun sekali

Page 41: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Saluran Pengirim Laporan

Laporan kegiatan rumah sakit (RL 1) dibuat rangkap 6 yang asli dikirim ke Dir jen. Yan Med Bagian Informasi Yanmed rumah sakit Depkes RI dan tembusan ditunjukan ke :

1. Ka Kanwil Dep Kes RI(sudah likuidasi)2. Ka Din Kes Propinsi3. Ka Din Kes Kabupaten4. Direktur Rumah Sakit5. Pertinggal (Arsip)

Laporan (RL 2 s/d RL 5) cukup dibuat rangkap 2 yang asli dikirim ke Dir Jen Yan Med Dep Kes RI dan tembusannya untuk Arsip rumah sakit

Page 42: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

(RL 1) dibuat setiap tribulan berdasarkan catatan harian yang dikompilasi setiap bulan

(RL 2 a) dilaporkan setahun sekali (RL 2 b) dilaporkan setahun sekali (RL 2 a1) dilaporkan setiap bulan (RL 2 a2) dilaporkan setiap bulan (RL 2.1), (RL 2.2), (RL 2.3), dibuat sistem

sampling dari tangan 1 s/d 10 setiap bulan : Pebruari, Mei, Agustus dan Nopember khusus ke DepKes RI

(RL 3) dilaporkan setahun sekali

Page 43: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

(RL4), (RL 4a), (RL 5) dilaporkan setahun sekali dijadwalkan oleh departemen Kesehatan1. Untuk pelaporan bulanan / tribulan dikirim ke instansi

Departemen Kesehatan paling lambat tanggal 15 pada bulan berikutnya.

2. Untuk laporan tahunan dikirim setiap tanggal 15 Januari pada tahun berikutnya.

3. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, maka pengumpulan data laporan dari masing-masing unit terkait ditetapkan paling lambat setiap tanggal 5 pada bulan berikutnya.

4. Khusus untuk pengumpulan data individual morbiditas pasien rawat inap sampling tanggal 1 s/d 10 sesuai bulan pelaporan, formulir dilampirkan dalam berkas RM setelah disi oleh dokter yang merawat sekurang-kurangnya :

a) Diagnosab) Sebabkematian bila pasien meninggalc) Nama dan tanda tangan dokter

Page 44: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Evaluasi

Menurut Depkes RI (1991) Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan yang telah ditentukan dalam menilai efektifitas suatu rencana.

Tujuan evaluasi dapat juga berguna sebagai :

A. Alat untuk memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program dan perencanaan program yang akan datang.

B. Alat untuk memperbaiki alokasi sumber daya.C. Alat untuk memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan

yang sedang berjalan.D. Alat untuk mengadakan perencanaan kembali yang

lebih baik dari pada suatu program. 

Page 45: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

SISTEM PENCATATAN/PELAPORAN PUSKESMAS

Pencatatan (recording) dan pelaporan (reporting) berpedoman kepada sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP).

Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas termasuk puskesmas pembantu, yang ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan RI No.63/Menkes/SK/II/1981.

Page 46: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Tujuan Pencatatan Dan Pelaporan

Agar semua hasil kegiatan puskesmas (di dalam dan di luar gedung) dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang selanjutnya sesuai dengan kebutuhan secara benar, berkala, dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.

Page 47: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Manfaat Dari Pencatatan Dan Pelaporan

1. Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat, provinsi, dan Kabu/kota

2. Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangka   pengembangan tenaga kesehatan

3. Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan

4. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil

Page 48: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Ruang Lingkup Pencatatan dan Pelaporan

Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan, meliputi jenis data yang dikumpulkan,dicatat, dan dilaporkan puskesmas. Jenis data tersebut mencakup :Umum dan demografiSarana fisikKetenagaanKegiatan pokok yang dilakukan di dalam dan di luar gedung

Page 49: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Jenis formulir standar dalam pencatatan :

Rekam kesehatan keluarga (RKK)

Rekam kesehatan keluarga atau yang disebut family folder adalah himpunan kartu-kartu individu suatu keluarga yang memperoleh pelayanan kesehatan dipuskesmas

Pengguna :Diutamakan pada anggota keluarga yang mengidap salah satu penyakit atau kondisi, misalnya penderita TBC paru, kusta, keluarga resiko tinggi yaitu ibu hamil resiko tinggi, neonatus resiko tinggi (BBLR), balita kurang energi kronis (KEK).

Page 50: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Kartu rawat jalan Kartu rawat jalan atau lebih

dikenal dengan kartu rekam medik pasien merupakan alat untuk mencatat identitas dan status pasien rawat jalan yang berkunjung ke puskesmas.

Page 51: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Kartu indeks penyakit

Kartu indeks penyakit merupakan alat bantu untuk mencatat identitas pasien, riwayat, dan perkembangan penyakit.

Kartu indeks penyakit diperuntukan khusus penderita penyakit TBC paru dan kusta.

Page 52: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Kartu ibu Kartu ibu merupakan alat

bantu untuk mengetahui identitas, status kesehatan, dan riwayat kehamilan sampai kelahiran.

Page 53: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Kartu anak Kartu anak adalah alat bantu

untuk mencatat identitas, status kesehatan, pelayanan preventif-promotif-kuratif-rehabilitatif yang diberikan kepada balita dan anak prasekolah.

Page 54: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

KMS balita, anak sekolah

Alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan, dan pertumbuhan yang telah diperoleh balita dan anak sekolah.

Page 55: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

KMS ibu hamil

Alat untuk mengetahui identitas dan mencatat perkembangan kesehatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil.

Page 56: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

KMS usia lanjut KMs usia lanjut merupakan alat

untuk mencatat kesehatan usia lanjut secara pribadi baik fisik maupun psikososial, dan digunakan untuk memantau kesehatan, deteksin dini penyakit, dan evaluasi kemajuan kesehatan usia lanjut.

Page 57: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Register Register merupakan

formulir untuk mencatat atau merekap data kegiatan didalam dan di luar gedung puskesmas, yang telah dicatat di kartu dan catatan lainnya.

Page 58: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Jenis register Nomor indeks pengunjung puskesmas Rawat jalan Register kunjungan Register rawat inap Register KIA dan KB Register kohort ibu dan balita Register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi Register penimbangan batita Register imunisasi Register gizi Register kapsul beryodium Register anak sekolah Sensus harian: kunjungan, kegiatan KIA, imunisasi, dan

penyakit. 

Page 59: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Mekanisme Pencatatan

Pencatatan dapat dilakukan di dalam dan diluar gedung.

Di dalam gedung, loket memegang peranan penting bagi seorang pasien yang berkunjung pertama kali atau yang melakukan kunjungan ulang dan dapat Kartu Tanda Pengenal, kemudian pasien disalurkan pada unit pelayanan yang akan dituju.

Apabila diluar gedung pasien dicatat dalam register dengan pelayanan yang diterima.

Page 60: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Pengelolaan Pelaporan

Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan masyarakat No.590/BM/DJ/Info/Info/96, pelaporan puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu dari bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama.

Formulir pelaporan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan/beban kerja di puskesmas.

Page 61: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Formulir Laporan dari Puskesmas ke kabupaten

1. Laporan Bulanan

1. Laporan Bulanan

Data Kesakitan (LB 1) Data obat-obatan (LB 2) Data kegiatan gizi, KIA/KB,imunisasi

termasuk pengamatan penyakit menular (LB 3)

Page 62: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

2. Laporan Sentinel

Bentuk laporan sentinel.

Laporan bulan sentinel (LB 1S)

Laporan yang memuat data penderita penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31), penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). dan diare, menurut umur dan status imunisasi.

Puskesmas yang memuat LB 1S adalah puskesmas yang ditunjuk yaitu satu puskesmas dari setiap kab/kota dengan periode laporan bulan serta dilaporkan ke dinas kesehatan kab/kota, Dinas kesehatan provinsi dan pusat (Ditjen PPM dan PLP).

Laporan bulanan sentinel (LB 2S)

Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus neonatorum, dan penyakit akibat kerja. Laporan bulanan sentinel hanya diperuntukkan bagi puskesmas rawat inap. Laporan ini dilaporkan ke dinas kesehatan

Page 63: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

3. Laporan Tahunan

Laporan tahunan meliputi :

Data dasar puskesmas (LT-1) Data kepegawaian (LT-2) Data peralatan (LT-3)

Page 64: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Alur Laporan

Laporan dikirimkan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan kab/kota , Dinas Kesehatan Provinsi serta Pusat (Ditjen BUK) dalam bentuk rekapitulasi dari laporan SP2TP.

1. Laporan Triwulan1. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB12. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB23. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB34. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB4

  2. Laporan Tahunan

1. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-12. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-23. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-3

Page 65: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Frekuensi Laporan

Laporan TriwulanLaporan triwulan dikirim paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari triwulan yang dimaksud

Laporan ini diberikan kepada1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi2. Kementrian Kesehatan RI Cq Ditjen

BUK

Page 66: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Laporan Tahunan

Laporan tahunan dikirim paling lambat akhir bulan Februari di tahun berikutnya dan diberikan kepada

1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi2. Kementrian Kesehatan RI Cq Ditjen BUK 

Page 67: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

 Mekanisme Pelaporan

Tingkat puskesmas

1. Laporan dari puskesmas pembantu dan bidan di desa disampaikan ke pelaksana kegiatan di      puskesmas

2. Pelaksana pelaksana merekapitulasi yang dicatat baik didalam maupun diluar gedung serta    laporan yang diterima dari puskesmas pembantu dan bidan di desa.

3. Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan dimasukkan ke formulir laporan sebanyak dua    rangkap, untuk disampaikan kepada koordinator SP2TP

4. Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan diolah dan dimanfaatkan untuk tindak lanjut yang     diperlukan untuk meningkatkan kinerja kegiatan.

Page 68: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Tingkat Kabupaten/Kota

1. Pengolahan data SP2TP di kab/kota menggunakan perangkat lunak yang ditetapkan oleh    Kementrian Kesehatan

2. Laporan SP2TP dari puskesmas yang diterima dinas kesehatan kab/kota disampaikan kepada    pelaksana SP2TP untuk direkapitulasi / entri data.

3. Hasil rekapitulasi dikoreksi, diolah, serta dimanfaatkan sebagai bahan untuk umpan balik,    bimbingan teknis ke puskesmas dan tindak lanjut untuk meningkat kinerja program.

4. Hasil rekapitulasi data setiap 3 bualn dibuta dalam rangkap 3 (dalam bentuk soft file) untuk,    dikirimkan ke dinas kesehatan Dati I, kanwil depkes Provinsi dan Deoartemen Kesehatan.

Page 69: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Tingkat Provinsi1. Pengolahan dan pemanfaatan data SP2TP di

provinsi mempergunakan perangkat lunak sama  dengan kab/kota

2. Laporan dari dinkes kab/kota, diterima oleh dinas kesehatan provinsi dalam bentuk  soft file dikompilasi / direkapitulasi.

3.Hasil rekapitulasi disampaikan ke pengelola program tingkat provinsi untuk diolah dan dimanfaatkan serta dilakukan tindak lanjut, bimbingan dan pengendalian.

Page 70: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Tingkat Pusat

Hasil olahan yang dilaksanakan Ditjen BUK paling lambat 2 bulan setelah berakhirnya triwulan tersebut disampaikan kepada pengelola program terkait dan Pusat Data Kesehatan untuk dianalisis dan dimanfaatkan sebagai umpan balik, kemudian dikirimkan ke Dinkes Provinsi.       

Page 71: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Alhamdulillah selesai juga ya.....

Page 72: Sistem informasi rumah sakit dan simpus

Yok mengingat tujuan belajar kita hari ini...!!!

1. Jelaskan konsep dasar SIRS, data klinik dan rekam medis!

2. Jelaskan manfaat dan pentingnya data klinik dan rekam medik dalam menunjang Yankes!

3. Jelaskan sistem pencacatan dan pelaporan RS di Indonesia!

4. Jelaskan konsep dasar SIMPUS!5. Jelaskan mekanisme pencatatan dan pelaporan

SIMPUS!

Selamat bekerja....