sistem informasi manufaktur

19
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Disusun Oleh: Rachmad Hafidh 07.1.02.03348 Andri Setiadi 07.1.02.03543 Yudo Nugroho 07.1.02.03544 Deddi Arifianto 07.1.02.03546 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

Upload: yudo-nugroho

Post on 19-Jun-2015

1.722 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Informasi Manufaktur

SISTEM INFORMASI MANUFAKTURTUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Disusun Oleh:

Rachmad Hafidh 07.1.02.03348

Andri Setiadi 07.1.02.03543

Yudo Nugroho 07.1.02.03544

Deddi Arifianto 07.1.02.03546

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

SURABAYA

2010

Page 2: Sistem Informasi Manufaktur

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

A. Komputer sebagai Bagian dari Sistem Fisik

Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai suatu

elemen dalam sistem produksi fisik. Ada tiga cara dalam menggunakan

teknologi komputer dalam sistem fisik ini, yaitu Computer-Aided Design

(CAD), Computer-Aided Manufacturing (CAM), dan Robotik.

1. Computer-Aided Design (CAD)

Computer-Aided Design (CAD), yang saat ini sering disebut

Computer-Aided Engineering (CAE) melibatkan penggunaan komputer

untuk membantu rancangan produk yang akan dimanufaktur. CAD

pertama kali digunakan dalam industri dirgantara dan kemudian diadopsi

oleh pembuat mobil. CAD kemudian digunakan untuk merancang segala

sesuatu dari struktur rumit hingga bagian-bagian terkecil.

2. Computer-Aided Manufacturing (CAM)

Saat ini, pabrik-pabrik besar telah menerapkan teknologi CAM.

Computer-Aided Manufacturing (CAM) adalah penerapan komputer

dalam proses produksi. Komputer berperan sebagai pengendali atas

beberapa mesin produksi sehingga produksi dapat berjalan lebih cepat dan

presisi yang lebih tinggi daripada jika pekerja manusia yang

mengendalikan.

3. Robotik

Robotik melibatkan penggunaan robot industrial (industrial robots

– IR), alat yang secara otomatis melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam

proses manufaktur. Robotik memungkinkan perusahaan untuk memotong

biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi.

B. Komputer sebagai Sistem Informasi

Ada beberapa pendekatan dalam pengelolaan proses manufaktur, antara lain:

1. Sistem Titik Pemesanan Kembali

Page 3: Sistem Informasi Manufaktur

Pendekatan paling sederhana adalah pendekatan reaktif, yaitu

menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan

kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat

barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik pemesanan kembali

(reorder point – ROP), dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian

pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali.

Seorang manajer manufaktur tidak perlu menebak untuk

menentukan ROP. ROP dapat dihitung dengan menggunakan rumus

berikut:

R = LU + S

Dimana : R = titik pemesanan kembali

L = lead time pemasok

U = tingkat pemakaian (jumlah unit yang terjual per hari)

S = tingkat safety stock (dalam unit)

Gambar Titik Pemesanan Kembali Tanpa dan Dengan Safety Stock

Page 4: Sistem Informasi Manufaktur

2. Material Requirements Planning (MRP)

Material Requirements Planning (MRP) adalah suatu strategi

material proaktif. Maksudnya, MRP melihat ke masa depan dan

mengidentifikasi material yang akan diperlukan, jumlahnya, dan tanggal

diperlukannya.

Komponen-komponen utama dalam sistem MRP antara lain:

a. Sistem penjadwalan produksi, menggunakan empat file data dalam

menyiapkan master production schedule. Data input mencakup file

pesanan pelenggan, file ramalan penjualan, file persedian barang jadi,

dan file kapasitas produksi. Sedangkan master production schedule

memproyeksikan produksi cukup jauh ke depan untuk mengakomodasi

proses produksi.

b. Sistem material requirements planning menentukan berapa banyak

material yang diperlukan untuk memproduksi jumlah unit yang

diinginkan. File bill of material digunakan untuk menguraikan bill of

material untuk tiap jenis barang yang dijadwalkan untuk diproduksi.

Dan file persediaan bahan baku digunakan untuk menentukan material

mana yang telah dimiliki.

c. Sistem material requirements planning bekerja berhubungan dengan

system capacity requirements planning untuk memastikan bahwa

produksi terjadwal itu sesuai dengan kapasitas pabrik. Output utama

yang dihasilkan adalah jadwal pesanan terencana (planned order

schedule), yang mendaftarkan jumlah kebutuhan tiap material

berdasarkan periode waktu. Sedangkan output lainnya mencakup

perubahan pesanan terencana, laporan perkecualian, laporan kinerja,

dan laporan perencanaan.

d. Sistem pelepasan pesanan (order release system) menggunakan jadwal

pesanan terencana untuk input dan mencetak suatu laporan pelepasan

pesanan.

Page 5: Sistem Informasi Manufaktur

3. Manufacturing Resource Planning (MRP II)

Manufacturing Resource Planning (MRP II) merupakan

pengembangan konsep MRP di luar area manufaktur sehingga dapat

meliputi seluruh perusahaan. Sistem MRP II mengintegrasikan semua

proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan manajemen

material. MRP II dapat bertukar data dengan subsistem informasi

akuntansi yang terlibat dalam arus material (pemasukan pesanan,

penagihan, piutang dagang, pembelian, penerimaan, hutang dagang, dan

buku besar). Adapun beberapa manfaat MRP II, antara lain yaitu

penggunaan sumber daya yang lebih efisien, perencanaan prioritas yang

lebih baik, pelayanan pelanggan yang meningkat, semangat kerja pegawai

meningkat, dan informasi manajemen yang lebih baik.

Page 6: Sistem Informasi Manufaktur

4. Pendekatan Just-In-Time

Pendekatan ini menjaga arus material melalui pabrik hingga

minimum dengan menjadwalkan material agar tiba di stasiun kerja tepat

pada waktunya (just in time). Just-In-Time mencoba untuk

meminimumkan biaya persediaan dengan memproduksi pada jumlah yang

lebih sedikit. Dan waktu adalah kunci dari sistem ini. Pasokan bahan baku

mulai memasuki jalur perakitan. Pekerja pertama menyelesaikan langkah

produksi pertama dan menyisihkan barang itu. Pekerja selanjutnya

memungut barang tersebut dan melakukan langkah kedua. Proses ini terus

berlanjut dari satu langkah produksi ke yang lain. Jika seorang pekerja siap

untuk barang selanjutnya, ia memberi tanda pada pekerja sebelumnya.

Just-In-Time tidak sesuai untuk situasi yang sangat bervariasi

dalam volume produksi yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam

permintaan pelanggan.

C. Model Sistem Informasi Manufaktur

Sistem informasi manufaktur terdiri dari tiga susbsistem input dan

empat subsistem output.

Page 7: Sistem Informasi Manufaktur

1. Subsistem Input

a. Sistem Informasi Akuntansi

Tugas pengumpulan data yang menjelaskan operasi produksi

paling baik dilaksanakan dengan menggunakan terminal pengumpulan

data. Pegawai produksi memasukkan data ke dalam terminal dengan

menggunakan kombinasi media (bar codes documents, dokumen

dengan tanda pensil, dan kartu plastic dengan garis-garis catatan).

Gambar di bawah ini menunjukkan dua belas terminal pengumpulan

data yang terletak di seluruh pabrik.

Page 8: Sistem Informasi Manufaktur

Terminal 1, digunakan untuk mencatat data penerimaan bahan

baku yang masuk. Bahan baku tersebut kemudian diperiksa

kualitasnya, dan hasilnya dicatat pada Terminal 2. Setelah lulus

pemeriksaan kualitas, bahan baku dimasukkan ke gudang bahan baku

dan datanya dicatat pada Terminal 3. Sedangkan Terminal 4 sampai 10

digunakan untuk permulaan dan penyelesaian tiap tahan dari proses

produksi. Ketika barang jadi selesai, barang tersebut dimasukkan ke

dalam gudang bahan jadi, dan datanya dicatat pada Terminal 11. Dan

jika barang akan dikirim ke pelanggan, barang tersebut akan

dimasukkan ke area pengiriman dan datanya dicatat pada Terminal 12.

Penggunaan terminal yang digambarkan dalam gambar di atas

disebut pelaporan kerja, karena menyediakan data yang menjelaskan

pelaporan mengenai arus material, pemanfaatan mesin, dan

penggunaan sumber daya manusia.

Page 9: Sistem Informasi Manufaktur

b. Susbsistem Industrial Engineering

Merupakan analsis system yang terlatih khusu yang

mempelajari operasi manufaktur dan membuat saran-saran perbaikan.

Industrial Engineering mengkhususkan diri dalam ranangan dan

operasi system fisik tetapi juga memahami system konseptual. Dan

bagian penting dari kerja IE melibatkan pengaturan standar produksi

yang dilakukan dengan cara mempelajari proses produksi untuk

menentukan berapa lama waktu yang harus dihabiskan.

c. Subsistem Intelejen Manufaktur

Subsistem intelejen manufaktur membuat manajemen

manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai

sumber-sumber pekerjaan, material dan mesin.

Informasi Pekerja

Manajer manufaktur sangat memperhatikan serikat pekerja

yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Jika para pekerja

memilih untuk berserikat, suatu kontrak menjelaskan harapan dan

kewajiban baik perusahaan maupun serikat. Informasi yang

menjelaskan kinerja actual dari kedua pihak harus dikumpulkan

sehingga manajemen dapat memastikan bahwa syarat-syarat dalam

kontrak terpenuhi.

Informasi Pemasok

Sebagian besar departemen pembelian memiliki beberapa

pembelian yang mengkhususkan diri dalam memperoleh material kelas

tertentu. Pemilihan pemasok terbaik merupakan elemen kunci dalam

menapai efisiensi dan kualitas produksi.

2. Subsistem Output

a. Subsistem Produksi

Manajemen manufaktur menggunakan subsistem produksi

terutama untuk mengelola proses produksi harian. Kegunaan lain

adalah untuk membantu dalam pembangunan fasilitas produksi baru.

Page 10: Sistem Informasi Manufaktur

Subsistem produksi juga dapat membantu manajemen dalam membuat

keputusan lokasi.

b. Subsistem Persediaan

Manajemen manufaktur selalu bertanggung jawab atas

persediaan bahan baku dan barang dalam proses. Tingkat persediaan

bahan perusahaan sangat penting karena menggambarkan investasi

yang besar. Uang yang tertanam dalam persediaan tidak dapat

digunakan untuk hal-hal yang lain, melainkan untuk pengeluaran biaya

pemeliharaan dan biaya pembelian. Biaya pemeliharaan biasanya

dinyatakan sebagai persentase biaya tahunan dari barang, dan biaya

tersebut mencakup faktor-faktor seperti kerusakan, pencurian,

keusangan, pajak, dan asuransi. Sedangkan biaya pembelian

diperlukan saat material dipesan (biaya telepon, biaya sekretaris, biaya

formulir pesanan pembelian, dan sebagainya).

c. Subsistem Kualitas

Subsistem kualitas memiliki definisi yang sangat kompleks.

Semua hal berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa

kerja, maupun pemilihan supplier. Banyak hal lain yang bukan definisi

mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses

perawatan.

Proses yang perlu didokumentasi dalam subsistem ini adalah

kontrol proses (Process Control), Perawatan (Maintenance), dan

Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material. Masih

banyak hal lain yang perlu didokumentasi, namun secara keseluruhan,

tiga proses ini dapat mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan.

Proses perawatan termasuk dalam bagian kualitas karena

gangguan proses yang terbesar di lantai produksi adalah karena

masalah perawatan mesin. Proses perawatan ini berhubungan dengan

umur ekonomis mesin, sekaligus berhubungan dengan lamanya

perawatan yang dilakukan. Informasi mengenai proses perawatan akan

Page 11: Sistem Informasi Manufaktur

sangat mendukung penjadualan produksi, sehingga tidak terlalu

banyak preemption (penghentian proses) dalam setiap stasiun kerja.

d. Subsistem Biaya

Subsistem biaya dapat berisi program-program yang

menyiapkan laporan periodic maupun khusus. Laporan periodic dapat

dicetak dan dibagikan, atau dapat disimpan di dalam bentuk yang telah

disusun sebelumnya dalam database untuk diambil nanti.

D. Bagaimana Manajer Menggunakan Sistem Informasi Manufaktur

Sistem informasi manufaktur digunakan baik dalam penciptaan

maupun dalam operasi sistem produksi fisik. Informasi itu digunakan oleh

eksekutif perusahaan, manajer di area manufaktur, dan manajer di area lain.

Para eksekutif, termasuk wakil presiden direktur manufaktur,

menerima informasi dari semua subsistem output. Superintendent pabrik juga

menggunakan ikhtisar output yang menjelaskan seluruh operasi.

Manajer dalam pemasaran dan keuangan juga menggunakan output itu.

Pemasaran tertarik pada aspek produksi seperti biaya, kualitas, dan penyediaan

karena factor-faktor tersebut mempengaruhi penjualan produk. Manajer

keuangan memiliki perhatian khusus pada subsistem persediaan, karena

digunakan dalam menentukan investasipersediaan, dan pada subsistem

produksi, karena digunakan untuk membuat keputusan penting mengenai

konstruksi atau perluasan pabrik.

Page 12: Sistem Informasi Manufaktur

E. Computer Integrated Manufacturing (CIM)

Computer Integrated Manufacturing (CIM) adalah filosofi manajemen

yang menyatakan bahwa semua teknologi produksi dan informasi harus

bekerja sama. CIM adalah suatu cara memandang sumber daya produksi

perusahaan sebagai satu system tunggal serta mendefinisikan, membiayai,

mengelola, dan mengkoordinasikan semua proyek perbaikan berdasarkan cara

mereka mempengaruhi keseluruhan system. CIM adalah suatu pandangan

sistem dari produksi daripada pandangan per bagian dari masa lampau, yang

hanya berkaitan dengan bagian-bagian secara terpisah.

Jika diterapkan sepenuhnya di perusahaan manufaktur, CIM

mengintegrasikan sistem produksi fisik dan sistem informasi. CAD

menyediakan hubungan antara dua jenis system utama, menghasilkan

spesifikasi rancangan yang digunakan untuk memandu CAM dan Robotik

dalam sistem fisik. Subsistem informasi yang menggambarkan kaitan terkuat

dengan CAD adalah system informasi manufaktur, sistem informasi eksekutif

dan subsistem organisasi lain.

Page 13: Sistem Informasi Manufaktur

DAFTAR PUSTAKA

McLeod Jr., Raymond. 1996. Sistem Informasi Manajemen, Jilid II. Jakarta: PT

Prenhallindo

http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial