sistem indera

36
SISTEM INDERA Kegiatan I A. Judul : Reseptor Rasa B. Tujuan : menentukan daerah pengecap berbagai rasa pada lidah manusia C. Dasar Teori Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsik lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan- gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi, dan akhirnya mendorong masuk ke dalam faring Pearce, Evelyn C. 2009). Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke belakang maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior

Upload: ocamanda

Post on 04-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

sistem indra

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Indera

SISTEM INDERA

Kegiatan I

A. Judul : Reseptor Rasa

B. Tujuan : menentukan daerah pengecap berbagai rasa pada lidah

manusia

C. Dasar Teori

Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan

indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot.

Otot intrinsik lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot

ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta

melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat

mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada

langit-langit dan gigi, dan akhirnya mendorong masuk ke dalam faring

Pearce, Evelyn C. 2009).

Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat

saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah

bersentuhan dengan gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan

melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke belakang maka

tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah

struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar

mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan maka ujung

lidah meruncing, dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung lidah

berbentuk bulat.

Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu

sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi

papil-papil, yang terdiri atas tiga jenis (Marco Aponno, 2011):

a. Pappilae sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah dari jenis

ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Pappilae sirkumvalata adalah

jenis pappilae terbesar, dan masing-masing dikelilingi semacam

lekukan seperti parit-parit. Papillae ini tersusun berjejer membentuk

huruf V pada bagian belakang lidah.

Page 2: Sistem Indera

b. Pappilae fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah,

dan berbentuk jamur.

c. Papillae filiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh

permukaan lidah. Organ ujung untuk pengecapan adalah puting-puting

pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding-dinding papillae

sirkumvalata dan fungiforum. Papillae filiform lebih berfungsi untuk

menerima rasa sentuh, daripada rasa pengecapan yang sebenarnya.

Selaput lendir langit-langit dan faring juga bermuatan puting-puting

pengecap.

Ada empat macam rasa kecapan, yaitu manis, pahit, asam, dan asin.

Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa, tetapi ciri-ciri itu

merangsang ujung saraf penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan.

Supaya dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan atau larut

dalam saliva, serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan unjung saraf

yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda. Puting pengecap

yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga. Kuncup

pengecap yang sensitif terhadap rasa manis terletak di ujung lidah. Substansi

asam dirasakan terutama di bagian samping lidah. Substansi asin dapat

dirasakan pada hampir seluruh area lidah, tetapi reseptornya terkumpul di

bagian samping lidah. Substansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap di

bagian belakang lidah (Tranggono, 2007)

Impuls dari kuncup pengecap pada bagian depan lidah menjalar pada

serabut yang melewati tiga saraf yang berbeda pada perjalanannya mencapai

batang otak. Impuls-impuls dari pucuk pengecapan pada bagian belakang

lidah berjalan pada serat-serat di saraf glosofaringeal ke batang otak.

Selanjutnya serabut saraf membawa sensori pengecap dari batang otak ke

lobus parietal (Cambridge Communication Limited, 2006).

D. Alat dan Bahan

1. 4 buah piring kecil berisi:

a. Larutan asam cuka 33%

b. Larutan aspirin atau kina lemah

Page 3: Sistem Indera

c. Larutan NaCl 10%

d. Larutan gula tebu 5%

2. Aplikator

3. Peta rasa

4. Kertas saring

E. Cara Kerja

1. Mintalah pasangan praktikan anda berkumur, kemudian keringkan

lidahnya dengan kertas hisap (mata tertutup)

2. Celupkan aplikator ke dalam larutan asam, buanglah kelebihan asam

dengan menekannya pada sisi pinggan

3. Sentuhlah aplikator pada daerah ujung, sepanjang sisi tengah, dan

belakang lidah pasangan anda

4. Tulislah tanda (+) pada daerah peta rasa yang sesuai jia merasakan larutan

tersebut. Tulislah tanda (-) pada daerah peta rasa yang sesuai jika daerah

tertentu yang di sentuhkan tidak sensitif terhadap larutan yang diuji.

5. Ulangi prosedur di atas dengan menggunakan ketiga larutan lainnya satu

demi satu.

F. Hasil Pengamatan

1. Larutan

No Nama Manis Asam Asin Pahit

1. Fajrin + + + +

2. Hikmah + + + +

3. Wicianingsi + + + +

4. Faujiah + + + +

5. Tyo + + + +

6. Arif + + + +

2. Serbuk

No Nama Manis Asam Asin Pahit

1. Fajrin + + + +

2. Hikmah + + + +

3. Wicianingsi + + + +

Page 4: Sistem Indera

4. Faujiah + + + +

5. Tyo + + + +

6. Arif + + + +

G. Pembahasan

Lidah atau alat indera pengecap adalah alat indera yang berfungsi untuk

merasakan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Bagian

lidah yang berbintil-bintil disebut papila adalah ujung saraf pengecap. Setiap

bintil-bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan terhadap rasa

tertentu berdasarkan letaknya pada lidah. Lidah dapat merespon berbagai

jenis dan macam rasa.

Pada paratikum alat indera pengecap ini, lokasi pemberian larutan bahan

sangat berpengaruh. Menurut teori umumnya ada 4 pengecap dasar yang

digunakan untuk mengetahui lokasi reseptor. Dimana pada bagian ujung lidah

lebih sensitif terhadap rasa manis, pada bagian tepi depan lidah lebih sensitif

terhadap rasa asin, bagian tepi belakang lidah lebih sensitif terhadap rasa

asam dan pada baian pangkal lidah lebih sensitif terhadap rasa pahit.

Dalam praktikum ini, percobaan dilakukan oleh 6 orang praktikan.

Dengan langkah kerja yang dilakukan adalah menganalisa sensasi dengan

tujuan untuk membedakan sensasi antara lidah yang basah oleh air liur (air

saliva) dan lidah yang kering. Pada lidah yang basah oleh air saliva (air liur)

adalah sebagai berikut: membersihkan rongga mulut denga berkumur air

tawar. Meletakkan larutan bahan manis, asam, asin, dan pahit pada ujung

lidah, tepi lidah, tepi depan, tepi belakang dan pangkal lidah tengah dibagian

yang merupakan reseptornya yang dimana pada bagian ujung lidah lebih

sensitif terhadap rasa manis, pada bagian tepi depan lidah lebih sensitif

terhadap rasa asin, bagian tepi belakang lidah lebih sensitif terhadap rasa

asam dan pada bagian pangkal lidah lebih sensitif terhadap rasa pahit.

Kemudian pemberian bahan lagi (larutanmanis, asam, asin, dan pahit) yang

dileletakkan dengan acak atau dibagian yang bukan merupakan reseptor pada

lidah.

Page 5: Sistem Indera

Setelah masing-masing dari praktikan melakukan percobaan diatas,

semua praktikan dapat merasakan rasa manis, asam, asin, dan pahit sesuai

dengan peta rasa yang telah dibuwat baik untuk bahan yang larutan maupun

yang serbuk.

H. Kesimpulan

Pada lidah memiliki 4 peta rasa yaitu rasa manis berada di pangkal lidah

bagian depan, asam dan asin berada disamping-samping lidah bagian kiri dan

kanan serta rasa pahit terdapat pada pangkal lidah bagian belakang.

Setelah masing-masing dari praktikan melakukan percobaan diatas,

semua praktikan dapat merasakan rasa manis, asam, asin, dan pahit sesuai

dengan peta rasa yang telah dibuwat baik untuk bahan yang larutan maupun

yang serbuk.

Page 6: Sistem Indera

Kegiatan II

A. Judul : Menghitung Waktu Sensasi

B. Tujuan : untuk mencari/ menghitung waktu sensai

C. Dasar Teori

Manusia memiliki lima alat indra, yaitu mata adalah indra penglihatan,

telinga adalah indra pendengar, hidung adalah indra penciuman, kulit adalah

indra peraba dan lidah adalah indera pengecap. Lidah tersusun atas otot – otot

rangka yang berbentuk longitudinal , transversal dan sirkuler. Pada bagian

dorsal lidah tertutup oleh selaput lendir sehingga selalu lembab dan tertutup

papila – papila yang mengandung kuncup pengecapan ( taste buds ).

Taste buds (kuntum pengecapan), alat indera untuk pengecapan,

merupakan badan ovoid yang berukuran 50 – 70 μm. Tiap-tiap kuntum

pengecap terbentuk oleh 4 jenis sel, yaitu sel basal; sel tipe 1 dan 2, yang

merupakan sel suspentakularis; dan sel tipe 3, yang merupakan sel reseptor

pengecap (gustatorik) yang membuat hubungan sinaps dengan serat saraf

sensorik. Leher dari sel-sel ini berhubungan satu sama lain dan dengan sel

epitel di sekitarnya melalui tight junction. Kuntum pengecap ini dipersarafi

oleh sekitar 50 serat saraf, dan sebaliknya, setiap serat saraf menerima

masukan dari rata-rata 5 kuntum pengecap. Sel-sel basal berasal dari sel epitel

yang mengelilingi kuntum pengecap. Sel-sel ini berdiferensiasi menjadi sel

reseptor baru, dan sel reseptor lama secara terus-menerus diganti dengan

waktu paruh sekitar 10 hari.

Pada manusia, kuntum pengecap terletak di mukosa epiglotidis,

palatum, dan pharinx serta di dinding papila fungiformis dan papila valata

lidah. Papila fungiformis merupakan struktur bulat yang paling banyak

ditemukan dekat ujung lidah; papila valata adalah struktur menonjol yang

tersusun membentuk huruf V di belakang lidah. Papila filiformis yang kecil

berbentuk kerucut, dan menutupi badan dorsum lidah biasanya tidak

mengandung kuntum pengecap.

Serat-serat saraf sensorik dari kuntum-kuntum pengecap di dua per tiga

anterior lidah berjalan dalam cabang korda timpani n. Fasialis, dan serat-serat

Page 7: Sistem Indera

dari sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui n. Glosofaringeus.

Serat-serat dari daerah lain selain lidah mencapai batang otak melalui n.

Vagus. Serat-serat pengecap yang bermielin tetapi menghantarkan impuls

relatif lambat di ketiga saraf tersebut bersatu di nukleus traktus solitarius

medula oblongata.

Manusia memiliki 4 macam pengecapan (rasa) dasar; manis, asam,

pahit dan asin. Zat yang pahit terutama di kecap di belakang lidah, yang asam

di sepanjang tepi lidah, yang manis di ujung lidah, dan yang asin di dorsum

anterior lidah. Zat yang asam dan pahit juga terasa di palatum yang juga agak

peka terhadap manis dan asin. Keempat modalitas ini dapat dirasakan di

pharinx dan epiglotis. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada sel

pengecap berespons paling baik terhadap rangsang pahit sedang sel pengecap

yang lain berespons paling baik terhadap manis, asam dan asin. Selain itu

diduga ada modalitas pengecap tambahan yaitu umami. Modalitas ini

mengindrai rasa glutamat dan glutamat monosodium yang banyak digunakan

dalam makanan Asia. Varian reseptor glutamat metabotropik , mGluR4

terpotong (truncated), mungkin merupakan reseptor untuk rasa ini.

Asam (acid) terasa asam (kecut), di rangsang oleh kation H+, rasa asin

dihasilkan oleh Na+, babaerapa senyawa organik juga terasa asin misalnya

dipeptida lisiltaurin dan ornitiltaurin. Mayoritas zat yang terasa manis adalah

zat organik. Sukrosa, maltosa, laktosa, dan glukosa adalah contih yang paling

dikenal. Dua protein yang diisolasi dari buah arbei Afrika, traumatin dan

morelin, terasa 100.000 kali lebih manis daripada sukrosa dengan molar yang

sama. Zat yang paling sering digunakan untuk menguji rasa pahit adalah kina

sulfat, senyawa ini dapat dideteksi dalam konsentrasi 8μmol/L. Senyawa

organik lain, terutama morfin, nikotin, kafein, dan ureum terasa pahit. Garam-

garam anorganik lain, seperti magnesium, amonium, dan kalsium juga terasa

pahit, rasa ini disebabkan adanya kation (ion positif).

Makanan dapat diketahui rasanya karena adanya reseptor pengecap

pada lidah yang disebut kuncup pengecap. Reseptor pengecap sangat peka

terhadap zat kimia berupa larutan. Puting pengecap terdapat di kuncup

Page 8: Sistem Indera

pengecap (papila). Kuncup pengecap lidah dapat merasakan empat macam

rasa, yaitu manis (ujung lidah), asin (lidah bagian depan), asam (tepi lidah)

dan pahit (pangkal lidah). Zat-zat makanan yang telah dikunyah bersama air

liur memasuki papila melalui pori-pori pengecap. Zat makanan tersebut

merangsang rambut-rambut saraf yang terdapat pada papila. Saraf akan

membawa impuls tersebut ke otak. Otak akan menerjemahkannya sebagai

rasa suatu makanan (Wibawati, 2009)

Cita rasa dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu bau, sentuhan, dan

rangsangan mulut (panas dan dingin), dua faktor yang disebutkan terakhir

dapat dideteksi oleh sel-sel sensorik pada lidah dan dikecap sebagai rasa.

Penginderaan cecapan dapat dibagi menjadi 4 cecapan utama, yaitu manis,

pahit, asam dan asin. Agar bisa dirasakan, zat itu harus larut dalam

kelembaban mulut. Hanya bila ada dalam larutan, zat dapa tmenstimulasi

papila. Ada tambahan respon lain yang terjadi bula dilakukan modifikasi

seperti rasa kecut, pedas, panas dan sebagainya. Sensitifitas dari rasa terdapat

pada ujung-ujung lidah, masing-masing terdistribusi pada 4 jenis daerah

reseptor : ujung lidah (manis), pangkal lidah (pahit), sisi depan lidah (asin)

dan sisi belakang lidah (asam), (Zuhra, 2009).

Sensasi rasa dari pengecapan terjadi menurut mekanisme berikut.

Bahan yang masuk ke dalam mulut lalu terkena permukaan lidah. Ujung luar

sel-sel kecap tersusun mengelilingi pori kecap yang kecil. Dari ujung setiap

sel, keluar menonjol melalui pori kecap melalui rongga mulut. Beberapa

mikrovili, atau rambut kecap dengan panjang sekitar 2-3 mikron, lebar 0,2

mikron. Mikrovili merupakan reseptor permukaan bagi rasa. Jalinan diantara

sel-sel kecap merupakan jalinan cabang-cabang terminal beberapa serabut

saraf kecap yang dirangsang oleh sel-sel kecap. Serabut-serabut ini

mengadakan invaginasi jauh ke dalam lipatan membran sel kecap, sehingga

terdapat hubungan yang sangat erat antara sel kecap dan saraf. Saraf akan

membawa impuls tersebut ke otak. Otak akan menerjemahkannya sebagai

rasa suatu makanan. Beberapa puting kecap dapat dipersarafi oleh serabut

kecap yang sama (Yosevin, 2009).

Page 9: Sistem Indera

Rasa manis dimulai dengn melekatnya molekul gula pada porus perasa.

Kemudian hal ini akan mengaktifkan stimulator yang terdapat pada

sitoplasma yang terdapat pada membran. Stimulator (protein G ) akan

teraktivasi selanjutnya akan mengaktifkan enzim adenilat siklase. Enzim ini

akan mengaktifkan pembentukan Camp dari ATP. Terjadinya peningkatan

camp akan mengakibatkan terstimulasinya enzim sitoplasma lainnya. Hal ini

akan membuat ion K dapat keluar sehingga mengakibatkan depolarisasi pada

puting pengecap. Hal ini akan mengakibatkan terlepasnya neotransmiter ke

sinaps dan selanjutnya akan diteruskan ke otak (Yustian, 2009).

Rasa asin disebabkan masuknya ion Na. Masuknya ion Na

mengakibatkan tertutupnya saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan

neotransmiter keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak. Transtan pahit akan

berikatan dengan reseptor pada membran. Pelekatan ii akan mengakibatkan

teraktivasinya protein G lainnya yang kemudian akan mengaktifkan enzim

fosfolipase. Enzim ini akan membuat IP3 yang merupan senyawa yang larut

daam sitoplasma yang terdapat dalam RE. Berikatan IP3 dengan reseptor

akan membuat terbukanya ion Ca. Maka ion Ca akan keluar menuju

Sitoplasma. Peningkatan ion Ca akan membuat saluran K terbuka dan terjadi

sinaps. Tidak sepeti rasa manis dan pahit, rasa asam terjadi karena konsentrasi

proteon atau ion H. Membran sanyat permeable terhadap proton ini.

Masuknya proton akan membuat depolarisasi akibatnya neotransmiter

dilepaskan ke sinaps (Yustian, 2009).

Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah usia, jenis kelamin,

perokok atau tidak, kondisi lidah dan kesehatan seseorang, yang akan

memberikan respon yang berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa :

D. Alat dan Bahan

1. 4 buah piring kecil berisi:

a. Gula putih

b. Garam dapur atau NaCl

c. Pil kina

d. Asam sitrat

Page 10: Sistem Indera

2. Aplikator

3. Peta rasa

4. Kertas hisap/saring

5. Stopwatch

E. Cara Kerja

1. Bersihkan rongga mulut anda dengan berkumur air tawar

2. Keringkan permukaan lidah dengan kertas filter atau tissu dan

pertahankan agar lidah diluar mulut

3. Letakkan sedikit gula pada lokasi manis, sambil emenghidupkan

stopwatch. Ketika sensasi telah terasa stopwatch segera dimatikan. Catat

waktunya

4. Berkumurlah dengan air tawar lagi tetapi lidah tidak dikeringkan

5. Ulangi kegiatan 3 dan 4 setelah beberapa menit, catat rata-rata waktunya

F. Hasil Pengamatan

No Nama Manis Asam Asin Pahit

1. Fajrin 25 s 35 s 38 s 35 s

2. Hikmah 23 s 37 s 38 s 32 s

3. Wicianingsi 30 s 35 s 40 s 30 s

4. Faujiah 25 s 33 s 35 s 31 s

5. Tyo 25 s 35 s 38 s 28 s

6. Arif 25 s 36 s 39 s 28 s

G. Pembahasan

Makanan dapat diketahui rasanya karena adanya reseptor pengecap pada

lidah yang disebut kuncup pengecap. Reseptor pengecap sangat peka terhadap

zat kimia berupa larutan. Puting pengecap terdapat di kuncup pengecap

(papila). Kuncup pengecap lidah dapat merasakan empat macam rasa, yaitu

manis (ujung lidah), asin (lidah bagian depan), asam (tepi lidah) dan pahit

(pangkal lidah). Zat-zat makanan yang telah dikunyah bersama air liur

memasuki papila melalui pori-pori pengecap. Zat makanan tersebut

merangsang rambut-rambut saraf yang terdapat pada papila. Saraf akan

Page 11: Sistem Indera

membawa impuls tersebut ke otak. Otak akan menerjemahkannya sebagai

rasa suatu makanan. Rasa manis disebabkan oleh senyawa organik alifatik

yang mengandung gugus OH, beberapa asam amino, aldehid dan gliserol.

Pemanis buatan, sakarin dan siklamat dalam konsentrasi tinggi cenderung

memberikan rasa pahit. Rasa pahit disebabkan oleh alkaloid seperti kafein,

kuinn, fenol, garam Mg, NH4 dan Ca. Rasa asin dihasilkan oleh garam

anorganik, umumnya NaCl kecuali garam Iodida dan bromida memberikan

rasa pahit sedangkan garam Pb dan Be memberikan rasa manis. Rasa asam

disebabkan oleh donor proton. Intensitas rasa asam tergantung ion H+ yang

dihasilkan dari hidrolisis asam. Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan,

praktikan rata-rata cepat merespon terhadap rasa mani dan lebih lama

merespon rasa pahit.

H. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat dismpulkan bahwa

bagian depan lidah sensitif terhadap rasa manis, bagian pinggir depan lidah

sensitif terhadap rasa asin dan asam, bagian tepi lidah belakang sensitif

terhadap rasa asam, bagian pangkal lidah sensitif terhadap rasa pahit. Serta

lidah lebih cepat merasakan sensari rasa manis dan paling lama merespon rasa

pahit.

Page 12: Sistem Indera

Kegiatan III

A. Judul : Uji Kepekaan

B. Tujuan : Mengukur kepekaan reseptor pengecap

C. Dasar Teori

Dalam aktivitasnya, manusia memiliki sistem koordinasi yang

mengatur semua aktivitas. Kinerja sistem koordinasi dibantu oleh reseptor.

Reseptor merupakan bagian-bagian tubuh yang berfungsi untuk menerima

rangsangan dari lingkungan. Reseptor ini berupa alat indera yang terdiri dari

mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima

indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga

dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting

kita (Godam, 2008).

Lidah merupakan massa jaringan pengikat dan otot lurik yang diliputi

oleh membran mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot karena

jaringan penyambung lamina propia menembus ke dalam ruang-ruang antar

berkas-berkas otot. Pada bagian bawah lidah membran mukosanya

halus.Lidah juga merupakan suatu rawan (cartilago) yang akarnya tertanam

pada bagian posterior rongga mulut (cavum oris) dekat dengan katup epiglotis

yang menuju ke laryng. Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra

pengecap yang terdapat kemoreseptor (bagian yang berfungsi untuk

menangkap rangsangan kimia yang larut pada air) untuk merasakan respon

rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke

dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda

(Marco Aponno.2011).

Lidah terletak pada dasar mulut dan tersusun atas otot rangka yang

terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus

di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan

intrinsik. (Domi.2011). Otot intrinsik adalah serat otot yang menghubungkan

lidah dengan bagian disekitarnya, berorigo di luar, terutama pada mandibula,

tulang hyoid dan berinsersi pada lidah. Sedangkan otot ekstrinsik adalah oto

Page 13: Sistem Indera

yang origo dan inserdionnya terdapat dalam lidah pada lingu dan aponeurosis

lingua. (Adecha Chann.2012).

Pada permukaan atas lidah terdapat banyak tonjolan-tonjolan epitel

mulut dan lamina propia yang disebut papila. Ada empat jenis papila yaitu

filiformis, fungiformis, foliate dan circumvalata. Filiformis terdapat di bagian

posterrior berbentuk seperti benang halus pada filiformis tidak terdapat

reseptor pengecap. Fungiformis terdapat di bagian anterior dan di antara

filiformis, bentuknya menyerupai jamur karena memiliki tangkai permukaan

yang halus dengan bagian atas yang melebar fungsinya adalah untuk

mengecap rasa asin, asam dan manis. Cicumvalata merupakan papila yang

sangat besar dengan permukaan berbentuk pipih meluas untuk mengecap rasa

pahit sedangkan foliate terdapat di pangkal lidah bagian lateral (Domi, 2011).

Setiap papila terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel

penunjang. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, pada sel pengecap

terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat

kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui

lubang-lubang pengecap (taste pores), kemudian sel reseptor akan merespon

rangsangan tertentu, lalu mengubah bentuk-bentuk energi rangsangan

menjadi sinyal listrik serta bahasa sistem saraf dan akan dikirimkan ke otak,

lalu otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan tersebut dan

menentukan rasa dari makanan yang kita makan. sedangkan sel penyokong

berfungsi untuk menopang(Marco Aponno.2011).Pengecap rasa pahit

terdapat pada pangkal lidah, pengecap rasa manis trdpt pd ujung lidah,

pengecap rasa asin trdpt pd ujung & tepi lidah, pengecap rasa asam trdpt pd

tepi lidah.

Berikut adalah transduksi rasa manis, asin, asam dan pahit. Rasa manis

dimulai dengan melekatnya molekul gula pada papila, hal ini akan

mengaktifkan stimulator pada sitoplasma. Stimulator (protein G) akan

mengaktifkan enzim adenilat siklase. Enzim ini akan mengaktifkan

pembentukan Camp dari ATP. Hal ini akan membuat ion K dapat keluar

sehingga mengakibatkan depolarisasi pada puting pengecap. Hal ini akan

Page 14: Sistem Indera

mengakibatkan terlepasnya neotransmiter ke sinaps dan selanjutnya akan

diteruskan ke otak. Rasa asin disebabkan masuknya ion Na. Masuknya ion Na

mengakibatkan tertutupnya saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan

neotransmiter keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak.

Transduksi pahit akan berikatan dengan reseptor pada membran.

Pelekatan ii akan mengakibatkan teraktivasinya protein G lainnya yang

kemudian akan mengaktifkan enzim fosfolipase. Enzim ini akan membuat

IP3 yang merupan senyawa yang larut daam sitoplasma yang terdapat dalam

RE. Berikatan IP3 dengan reseptor akan membuat terbukanya ion Ca. Maka

ion Ca akan keluar menuju Sitoplasma. Peningkatan ion Ca akan membuat

saluran K terbuka dan terjadi sinaps. Tidak sepeti rasa manis dan pahit, rasa

asam terjadi karena konsentrasi proteon atau ion H. Membran sanyat

permeable terhadap proton ini. Masuknya proton akan membuat depolarisasi

akibatnya neotransmiter dilepaskan ke sinaps (Rachmah Kurniasari. 2011)

D. Alat dan Bahan

1. Tusuk gigi

2. Kain untuk menutup mata

3. Jepit kain

4. Buah apel

5. Bawang putih

6. Bawah merah

E. Cara Kerja

1. Potong apel, bawang merah, bawang putih menjadi potongan-potongan

kecil yang mudah dimakan dengan ukuran yang sama

2. Mintalah teman kalian untuk membantu dalam percobaan ini. Tanpa

melihat atau membau (tutp mata dan hidung), teman tersebut akan

menentukan jenis makanan hanya dari rasanya dengan cara:

a. Tutp mata teman tersebut dengan kain dan pasang jepit pakaian pada

hidungnya. Jepit pakaian yang sudah lemah pernya paling baik untuk

digunakan karena tidak akan menjepit terlalu keras.

Page 15: Sistem Indera

b. Gunakan tusuk gigi untuk memasukkan sepotong apel kedalam mulut

teman, beri petunjuk agar ia mengunyah pelan-pelan, lalu menentukan

jenis makanan yang ia makan.

3. Sesudah temaan tersebut menentukan jenis makanan, lepaskan jepit

pakaian dari hidungnya dan ulangi lagi langkah di atas. Suru ia

membandingkan rasa makanan itu juga, setelah dan sedudah tercium

baunya

F. Hasil Pengamatan

a. Tutup mata dan hidung

No Nama Apel Bawang merah Bawang putih

1. Fajrin + + -

2. Hikmah + - +

3. Wicianingsi - + +

4. Faijiah - + +

5. Tyo + + +

6. Arif + + -

b. Tutup mata

No Nama Apel Bawang merah Bawang putih

1. Fajrin + + +

2. Hikmah + + +

3. Wicianingsi + + +

4. Faijiah + + +

5. Tyo + + +

6. Arif + + +

G. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan memakan apel, bawang

merah, bawang putih dengan mata dan hidung tertutup serta hanya dengan

mata tertutup. Praktikan yang melakukan percobaan ini ada 6 orang.

Page 16: Sistem Indera

Percobaan pertama dilakukan dengan menutup mata dengan kain penutup dan

hidung dengan jepit kain yang sudah longgar. Setelah masing-masing

praktikan melakukan percobaan ini dibantu dengan teman lainnya hampir

semua praktikan salah membedakan makanan apa yang dimakan. Sedangkan

pada percobaan hanya mata tertutup semua praktikan benar dalam

menentukan jenis makanan. Hal ini dikarenakan ada campuran antara rasa

pengecap dan rasa pembau, dimana saat hanya merasakan jenis makanan

dengan indra pengecap saja bisa salah menentukan walau sebenarnya fungsi

indra pengecap normal. Hal ini berbeda ketika merasakan makanan dengan

mencium terlebih dahulu, kita langsung bisa menentukan jenis makanan

hanya dengan mencium makanan tersebut tanpa harus merakannya.

H. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap kepekaan reseptor

pengecap dapat disimpulkan bahwa indra pengecap dan indra pencium saling

bekerja sama dalam hal menentukan jenis makanan. Dimana lidah hanya

menentukan rasa dari makanan yang diuji. Apakah manis, asam, asin atau

pahit. Tanpa mencium makan kita tidak bisa menentukan jenis makanan

walaupun sebenrnya fungsi indra pengecap normal.

Page 17: Sistem Indera

Kegiatan IV

A. Judul : Reseptor Visual

B. Tujuan : a. Menentukan jarak bintik buta dari mata

b. Menentukan daerah bintik buta pada kertas

c. Menentukan bintik pandangan dekat

C. Dasar Teori

Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan

sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-

benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Jumlah mata manusia ada dua

buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Orang yang tidak

memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, anjing pemandu,

dll untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk

bergerak.

Mata manusia memiliki cara kerja otomatis yang sempurna, mata

dibentuk dengan 40 unsur utama yang berbeda dan kesemua bagian ini

memiliki fungsi penting dalam proses melihat kerusakan atau ketiadaan salah

satu fungsi bagiannya saja akan menjadikan mata mustahil dapat melihat.

Lapisan tembus cahaya di bagian depan mata adalah kornea, tepat

dibelakangnya terdapat iris, selain member warna pada mata iris juga dapat

merubah ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk,

dengan bantuan otot yang melekat padanya. Misalnya ketika berada di tempat

gelap iris akan membesar untuk memasukkan cahaya sebanyak mungkin.

Ketika kekuatan cahaya bertambah, iris akan mengecil untuk mengurangi

cahaya yang masuk ke mata. Bagian-bagian mata :

a. Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna

putih dan relatif kuat.

b. Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan

bagian luar sklera.

c. Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan

pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu

memfokuskan cahaya.

Page 18: Sistem Indera

d. Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.

e. Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang

kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk

ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.

f. Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus

dan vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.

g. Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang

bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke

otak.

h. Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil

dari retina ke otak.

i. Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan

kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan

bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.

j. Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di

depan retina (mengisi segmen posterior mata).

Benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui

kornea dan diteruskan ke aqeus humor, pupil, lensa mata, vitrous humor,

kemudian retina. Cahaya yang masuk ke bagian bintik kuning retina akan

mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel kerucut sebagai fotoreseptor yang

peka cahaya akan menangkap rangsang dan mengubahnya menjadi impuls

yang dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian belakang (lobus

oksipitalis). Pada lobus oksipitalis ini terjadi asosiasi berupa kesan melihat

benda

Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda

jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya

yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang

meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak

sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak

nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian

bintik buta pada retina.

Page 19: Sistem Indera

Bintik buta adalah daerah tempat sarap optik meninggalkan bagian

dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang. Dalam

kehiduan sehari – hari kita tidak sadar bahwa ada pengaruh bintik buta,

karena bintik buta merupakan bagian terkecil mata yang tidak banyak di

ketahui orang umum. Hanya orang yang mendalami bidang ini saja yang

menyadarinya.

D. Alat dan Bahan

1. Penentu bintik buta

2. Penggaris panjang

3. Kertas gambar besar

4. Pasak / jarum

E. Cara Kerja

a. Menentukan jarak bintik buta dari bola mata

1. Peganglah penentu bintik buta ( titik hitam sebelah kanan tanda (+)

pada jarak 20 inch didepan wajah sejajar dengan mata kanan anda.

2. Tutuplah mata kiri anda, fokuskan mata anda pada tanda (+), dengan

perlahan gerakan penentu bintik buta tersebut mendekati wajah anda.

3. Pada jarak tertentu bintik hitam akan menghilang dari pandangan

anda. Tepat pada saat hilangnya titik hitam dari pandangan anda

ukurlah jarak antara alat penentu bintik buta tersebut dengan mata

anda (dalam cm)

4. Bandingkanlah dengan jarak tang diperoleh oleh praktkum lainnya

dalam satu kelompok.

b. Peta bintik buta

1. Buatlah pada kertas garis-garis sejajar AB dan CD sepanjang 30 cm

dengan jarak diantaranya 1 cm.

2. Buatlah titik atau lingkaran hitam pada titik A dari garis AB.

3. Sediakan sepotong kertsa tebal segiempat panjnag dengan salah satu

ujung nya diberi tanda bintik hitam seukuran dengan titik A.

Page 20: Sistem Indera

4. Letakkan kertas gambar pada meja dan rekatlah ujung-ujung nya.

Duduklah anda dengan dagu yang ditopang oleh penopang dagu/

tumpukklah buku sehingga kedudukan kepala stabil.

5. Tutuplah mata kiri dan fokus kan mata kanan memandang titik A.

Sementara kertas penunjuk gerakkan perlahan sepanjang garis AB

dari A ke B hingga tidak tampak titiknya (titik 1 ). Ukurlah jarak A

dan 1. Lanjutkan gerakan hinggabintik hitam terlihat kembali (titik 2)

ukur pula jarak A dan 2.

6. Ulangi gerakan B menuju A. Fokuskan mata tetap dan ukurlah pula

jarak B degan 2 (bayangan hilang) dan Bdengan 1 (bayangan muncul

kembali)

7. Ulangi prosedur 5 dan 6 pada garis CD.

8. Tentukn titik tengan dari garis 1-2 pada AB dan 3-4 Pada CD,

kemudian tarik garis EF melalui kedua titik tersebut. gerakkan

petunjuk sepanjang EF dan tentukan titik 5 dan 6pada tempat hilang

dan munculnya kembali bayangan.

9. Hubungkan titik 1-3-6-2-2-5-1 daerah yang terlingkupi garis-garis ini

adalah peta bintik buta subjek anda.

c. Menentukan titik pandangan dekat

1. Tutuplah datu mata dengan tangan dan fokuskan satu mata yang lain

pada jarum lurus yang dipegang tangan anda jauh-jauh.

2. Doronglah perlahan-lahan mendekati mata anda, hingga benda tampak

kabur

3. Dengan bantuanteman anda, Ukurlah jarak dari mata kejarum yang

kabur. Ini merupakan titik pandang dekat anda.

F. Hasil Pengamatan

a. Jarak bintik buta

No Nama Jarak Bintik Buta Keterangan

Kanan Kiri

1. Fajrin 6,5 cm 5 cm Tidak terlihat lagi

2. Hikma 3,5 cm 4 cm Tidak terlihat lagi

Page 21: Sistem Indera

3. Wicianingsi 7 cm 6 cm Tidak terlihat lagi

4. Faujiah 6,5 cm 5 cm Tidak terlihat lagi

5. Tyo 7,5 cm 7 cm Tidak terlihat lagi

6. Arif 8,5 cm 7,5 cm Tidak terlihat lagi

b. Peta bintik buta

No Nama Objek (Titik Hitam) Tak

Nampak

Keterangan

Kanan Kiri

1. Fajrin 12 cm 17 cm Tidak terlihat lagi

2. Hikma 10 cm 8 cm Tidak terlihat lagi

3. Wicianingsi 13 cm 12 cm Tidak terlihat lagi

4. Faujiah 10,5 cm 12,5 cm Tidak terlihat lagi

5. Tyo 15 cm 17 cm Tidak terlihat lagi

6. Arif 11 cm 15 cm Tidak terlihat lagi

c. Titik pandangan dekat

No Nama Pandangan Dekat Keterangan

Kanan Kiri

1. Fajrin 6,5 cm 5 cm Tidak terlihat lagi

2. Hikma 3,5 cm 4 cm Tidak terlihat lagi

3. Wicianingsi 7 cm 6 cm Tidak terlihat lagi

4. Faujiah 6,5 cm 5 cm Tidak terlihat lagi

5. Tyo 7,5 cm 7 cm Tidak terlihat lagi

6. Arif 8,5 cm 7,5 cm Tidak terlihat lagi

G. Pembahasan

Pada percobaan yang telah dilakukan, jarak bintik buta dan pandangan

dekat mata kanan dan kiri berbeda. Pada jarak tertentu, benda terlihat dan

pada jarak tertentu benda tidak terlihat. Ketika benda tidak terlihat pada jarak

tertentu, hal ini disebabkan oleh pembiasan cahaya dari benda tersebut jatuh

Page 22: Sistem Indera

dibagian bintik buta pada retina yang cahayanya jatuh pada bagian yang tidak

mengenai sel-sel batang dan kerucut sehingga tidak ada impuls yang

diteruskan ke saraf optik. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu benda

jatuh di bagian bintik kuning pada retina, maka benda dapat terlihat.

Bayangan suatu benda tidak nampak pada jarak tertentu, karena

pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada

retina. Bayangan akan nampak jika pembiasan cahaya dari suatu benda

tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina. Kejelasan mata dalam

melihat benda antara orang yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Apabila

rata-rata frekuensi kecil maka kejelasan mata dalam melihat benda masih baik

dan apabila rata-rata frekuensi besar maka kejelasan mata dalam melihat

benda kurang baik.

H. Kesimpulan

Jarak bintik buta pada mata kanan kiri manusia rata-rata adalah sama.

Bayangan benda tidak terlihat pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya

dari benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina karena cahaya yang

jatuh pada bagian ini tidak mengenai sel-sel batang dan kerucut sehingga

tidak ada impuls yang diteruskan ke saraf optik yang akhirnya menyebabkan

tidak terjadinya kesan melihat. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu

benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, maka bayangan

benda akan terlihat.

Page 23: Sistem Indera

DAFTAR PUSTAKA

Cambridge Communication Limited. Anatomi Fisiologi Sistem Lokomotor dan Pengideraan. Jakarta: EGC

Evelyn, C Pearce.2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ganong, W. F., 2003. Fisiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Gayton & Hall., 1997 . Fisiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Kimball, J. W. 1983. Biologi Jilid 3 edisi kelima. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

Setiadi.2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Surabaya: Graha Ilmu