sistem dan infrastruktur keairan
DESCRIPTION
studi kasus sistem dan infrastruktur keairan.TRANSCRIPT
KELOMPOK 6FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER-2015
Nama Kelompok
Risti Dirni (122110101008)Aminatul Laila (122110101089)Galih Eka Prasetyo (122110101176)Fahmi Nur Rosida (1221101010xx)Adindaru Srumasseta (1221101010xx)Aditya Sapta W. (1221101010xx)
PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR
PENGELOLAANMEREKAYASASUMBER (OBJEK/BARANG/ASAL)SDA PERMUKAANSDA BAWAH PERMUKAANDAYA DAYA GUNA (DIMANFAATKAN)DAYA RUSAK (DIKENDALIKAN)AIRAIR ITU SENDIRIPOTENSI (ENERGI) DARI AIR
SISTEM DAN INFRASTRUKTUR KEAIRAN
Batas teknis hidrologiKomponen sumberdaya air
Sistem pengendalian banjirSistem drainase
Sistem aliran air tanah
Sistem pengelolaan konservasi air
Pengendalian erosi dan sedimentasi
Sistem pengelolaan kekeringanSistem irigasi
Sistem air bersihSistem air limbah
12
34
5
6
7
89
1011
BATAS TEKNIS HIDROLOGI
Ada 3 wilayah/daerah teknis atau hidrologis Pengelolaan Sumberdaya Air yaitu:
1. Cekungan air tanah (CAT)2. Daerah Aliran Sungai (DAS)3. Wilayah Sungai/ Satuan wilayah sungai
(SWS)
Definisi CAT, DAS, SWS
CAT : suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsungDAS : suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan
Definisi CAT, DAS, SWS
SWS : Kesatuan wilayah pengelolaan sumberdaya air, dalam satu atau lebih DAS dan atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2000 km2
Dasar pembagian SWS di Indonesia :Permen PU No.39/PRT/1989
DAS Sebagai Satu Kerangka KerjaSecara alami sesuai dengan hukum gravitasi, air
mengalir dari hulu ke hilir, dari gunung menuju ke laut. Beberapa komponen, fungsi dan sistem sumberdaya air yang terkait di dalamnya antara lain :
1. Sungai2. Waduk, danau3. Sistem irigasi4. Jaringan air bersih5. Sistem drainase perkotaan6. Air tanah7. PLTA8. Pengendalian banjir dan
genangan
9. Pengendalian erosi10.Pengendalian
sedimentasi11.Navigasi12.Pantai13.Aktivitas konservasi14.Pengendalian
kekeringan15.Penanggulangan
longsor16.dll
KOMPONEN SUMBERDAYA AIR
Komponen Alami SDA
1. Sungai: DAS, braided river, meander, aluvial river2. Muara dan pantai3. Danau4. Rawa5. Air tanah (confined dan unconfined aquifer)6. Daerah retensi7. Mata air (spring)8. Air terjun9. dll
KOMPONEN SUMBERDAYA AIRKomponen Artifisial SDA1. Waduk dan semua bangunan air penunjangnya
2. Embung3. Bendung, cekdam, sabo DAM4. Sistem drainase (perkotaan, jalan raya, bandara, pedesaan)5. Sistem irigasi6. Jaringan air bersih7. Bangunan pengendali erosi (Sabo DAM)8. Talang, tanggul pengendali banjir, pintu air9. Sistem buangan limbah cair10.dll
SISTEM PENGENDALIAN BANJIRPENYEBAB BANJIR :
1. Perubahan tata guna lahan di DAS2. Pembuangan sampah3. Erosi dan sedimentasi4. Kawasan kumuh di sepanjang sungai/drainase5. Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak
tepat6. Curah hujan7. Pengaruh fisiografi/geofisik sungai8. Kapasitas sungai dan drainase yang tidak
memadai9. Pengaruh air pasang10.Penurunan tanah dan ROB11.Drainase lahan12.Bendung dan bangunan air13.Kerusakan bangunan pengendali banjir
Penyebab Banjir oleh ManusiaPerubahan tata guna lahan di DASPembuangan sampahKawasan kumuh di sepanjang sungai/drainasePerencanaan sistem pengendalian banjir tidak
tepatPenurunan tanah dan ROBBendung dan bangunan airKerusakan bangunan pengendali banjir
Penyebab Banjir Secara AlamiErosi dan sedimentasiCurah hujanPengaruh fisiografi/geofisik sungaiKapasitas sungai dan drainase yang tidak
memadaiPengaruh air pasangPenurunan tanah dan ROBDrainase lahan
4 Strategi Pengelolaan Daerah Banjir
Modifikasi kerentanan dan kerugian banjir dengan membuat peta/zona kerawanan banjir
Pengaturan peningkatan kapasitas Daya Dukung Lingkungan dengan penghijauan
Modifikasi dampak banjir dengan penggunaan teknik mitigasi penanganan banjir
Modifikasi banjir yang terjadi dengan bangunan pengontrol banjir misal waduk, tanggul
Metode Pengendalian BanjirPada prinsipnya ada 2 metode pengendalian
banjir, yaitu :1. Metode struktur 2. Metode nonstruktur
Metode Non-StrukturPengelolaan DASPengaturan tata guna lahanPenegakan hukumPengendalian erosi di DASPengaturan dan pengembangan daerah
banjir
Metode struktur: Bangunan Pengendali BanjirBendunganKolam retensiCekdamFolderRetarding basinGroundsill
Metode struktur: Perbaikan dan Pengaturan Sistem SungaiSistem jaringan sungaiPelebaran, pengerukan (normalisasi sungai)Perlindungan tanggulSudetan (Bypass)Floodway
SISTEM DRAINASEAir hujan yang jatuh di suatu daerah perlu
dialirkan /dibuang agar tidak terjadi genangan/banjir.
Caranya?Pembuatan saluran yang dapat menampung air
hujan yang mengalir di permukaan tanah tersebut. Sistem saluran di atas kemudian dialirkan ke sistem yang lebih besar. Sistem paling kecil biasanya dihubungkan dengan saluran rumah tangga. Seluruh proses ini disebut sistem drainase.
Jenis Drainase Secara umum terdiri dari 2 macam, yaitu:1. Drainase perkotaan2. Drainase pedesaan
Pada perencanaan Draiper, yang harus diperhatikan:
1. Perkembangan kota
2. Daerah rural
3. Sistem DAS
Fungsi DrainaseMembebaskan suatu wilayah dari genangan
banjirApabila air dapat mengalir lancar,
meningkatkan kualitas kesehatan lingkunganDrainase juga berfungsi untuk pembuangan
air rumah tangga
Masalah Drainase di PerkotaanKurangnya lahanPemeliharaan sulitSampah yang menumpuk di saluranDana pemeliharaan minimPembangunan infrastruktur tidak terpaduKurang secara estetika
Sistem Jaringan DrainaseDrainase Major; yaitu sistem saluran yang
menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan hujan (Catcment area). Biasanya sistem ini menampung air berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal atau sungai
Drainase mikro; yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan di dalam wilayah kota
Permasalahan timbulnya genangan airDimensi saluran tidak sesuaiPerubahan tata guna lahanElevasi saluran tidak memadai,Lokasi merupakan daerah cekunganLokasi awalnya merupakan daerah retensi airTanggul kurang tinggiKapasitas tampungan kurang besarDimensi gorong-gorong terlalu kecil sehingga terjadi aliran
balikAdanya penyempitan saluranTersumbatnya saluran
STUDI KASUSNormalisasi Sungai Ciliwung Diharapkan Atasi Masalah Banjir DKI Jakarta (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air – Senin, 12 Oktober 2015)
Jakarta- Sungai Ciliwung mempunyai panjang 120 km dan alirannya di Jakarta bercabang dua di daerah Manggarai. Aliran pertama, melalui tengah kota yaitu sepanjang daerah Gunung Sahari dan aliran kedua melalui Tanah Abang. Saat ini sungai Ciliwung sudah tercemar, karena banyaknya sampah dan pemukiman warga. Untuk itu Direktorat Jenderal SDA Kementerian PUPR melakukan pekerjaan Normalisasi Sungai Ciliwung yang mulai dukerjakan pada tahun 2013, diharapkan selesai Desember tahun 2016 dengan menggunakan dana APBN sekitar Rp 1,18 triliun.
Normalisasi Kali Ciliwung akan melintasi berbagai kelurahan di DKI Jakarta yaitu Manggarai, Bukit Duri, Kebon Manggis, Kampung Melayu, Kampung Pulo, Kebon Baru, Bidara Cina, Cikoko, Cawang, Pengadegan, Rawa Jati, Cililitan, Gedong, Tanjung Barat, Balekambang, Pejaten Timur, Jagakarsa dan Pasar Minggu. “Normalisasi ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi lebar Sungai Ciliwung menjadi kondisi normal, yaitu 35-50 meter, perkuatan tebing, pembangunan tanggul, jalan inspeksi dengan lebar 6-8 meter di sepanjang sisi Kali Ciliwung, meningkatkan kapasitas tampung alir dari 200 m3/det menjadi 570 m3/det serta penataan kawasan di sekitar Sungai Ciliwung. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menanggulangi banjir yang sering kali terjadi di DKI Jakarta,” lanjut Basuki Hadimoeljono. Walaupun masih ada masalah sosial yang mengiringi pekerjaan ini, diharapkan Normalisasi Sungai Ciliwung dapat sedikit demi sedikit mengatasi berbagai permasalahan sumber daya air di DKI Jakarta,” ungkap Nusyirwan Sudjono
Analisis WHAT
Normalisasi sungai ciliwung diharapkan atasi masalah bajir DKI Jakarta.
WHODirektorat Jenderal SDA Kementerian PUPR
WHERENormalisasi Kali Ciliwung akan melintasi berbagai kelurahan di DKI Jakarta yaitu Manggarai, Bukit Duri, Kebon Manggis, Kampung Melayu, Kampung Pulo, Kebon Baru, Bidara Cina, Cikoko, Cawang, Pengadegan, Rawa Jati, Cililitan, Gedong, Tanjung Barat, Balekambang, Pejaten Timur, Jagakarsa dan Pasar Minggu.
WHENDirektorat Jenderal SDA Kementerian PUPR melakukan pekerjaan Normalisasi Sungai Ciliwung yang mulai dukerjakan pada tahun 2013, diharapkan selesai Desember tahun 2016 dengan menggunakan dana APBN sekitar Rp 1,18 triliun.
WHYNormalisasi ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi lebar Sungai Ciliwung menjadi kondisi normal, yaitu 35-50 meter, perkuatan tebing, pembangunan tanggul, jalan inspeksi dengan lebar 6-8 meter di sepanjang sisi Kali Ciliwung, meningkatkan kapasitas tampung alir dari 200 m3/det menjadi 570 m3/det serta penataan kawasan di sekitar Sungai Ciliwung. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menanggulangi banjir yang sering kali terjadi di DKI Jakarta.
HOWSungai Ciliwung mempunyai panjang 120 km dan
alirannya di Jakarta bercabang dua di daerah Manggarai. Aliran pertama, melalui tengah kota yaitu sepanjang daerah Gunung Sahari dan aliran kedua melalui Tanah Abang. Saat ini sungai Ciliwung sudah tercemar, karena banyaknya sampah dan pemukiman warga. Untuk itu Direktorat Jenderal SDA Kementerian PUPR melakukan pekerjaan Normalisasi Sungai Ciliwung yang mulai dukerjakan pada tahun 2013, diharapkan selesai Desember tahun 2016 dengan menggunakan dana APBN sekitar Rp 1,18 triliun.
Normalisasi ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi lebar Sungai Ciliwung menjadi kondisi normal, yaitu 35-50 meter, perkuatan tebing, pembangunan tanggul, jalan inspeksi dengan lebar 6-8 meter di sepanjang sisi Kali Ciliwung, meningkatkan kapasitas tampung alir dari 200 m3/det menjadi 570 m3/det serta penataan kawasan di sekitar Sungai Ciliwung. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menanggulangi banjir yang sering kali terjadi di DKI Jakarta. Walaupun masih ada masalah sosial yang mengiringi pekerjaan ini, diharapkan Normalisasi Sungai Ciliwung dapat sedikit demi sedikit mengatasi berbagai permasalahan sumber daya air di DKI Jakarta.(http://sda.pu.go.id/index.php/berita-sda/datin-sda/item/911-normalisasi-sungai-ciliwung-diharapkan-atasi-masalah-banjir-dki-jakarta)