sistem akuntansi pemerintah daerah ~ kumpulan materi kuliah
TRANSCRIPT
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
Posted by mit@ on 01:33
Dengan bergulirnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan ,Daerah
dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Daerah, dan aturan pelaksanaannya khususnya PP Nomor 105 Tahun 2000
tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah maka terhitung
tahun anggaran 2001, telah terjadi pembaharuan di dalam manajemen keuangan
daerah. Dengan adanya otonomi ini, daerah diberikan kewenangan yang luas untuk
mengurus rumah tangganya sendiri dengan sesedikit mungkin campur tangan
pemerintah pusat. Pemerintah daerah mempunyai hak dan kewenangan yang luas
untuk menggunakan sumber-sumber keuangan yang dimilikinya sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang berkembang di daerah.
Namun demikian, dengan kewenangan yang luas tersebut, tidaklah berarti bahwa
pemerintah daerah dapat menggunakan sumber-sumber keuangan yang dimilikinya
sekehendaknya, tanpa arah dan tujuan yang jelas. Hak dan kewenangan yang luas
yang diberikan kepada daerah, pada hakikatnya merupakan amanah yang harus
dipertanggungjawabkan secara akuntabel dan transparan, baik kepada masyarakat
di daerah maupun kepada Pemerintah pusat yang telah membagikan dana
perimbangan kepada seluruh daerah di Indonesia,
Pembaharuan manajemen keuangan daerah di era otonomi daerah ini, ditandai
dengan pcrubahan yang sangat mendasar, mulai dari sistem penganggarannya,
perbendaharaan sampai kepada pertanggungjawaban laporan keuangannya.
Sehelum bergulirnya otonomi daerah, pertanggungjawaban laporan keuangan
daerah yang harus disiapkan oleh Pemerintah Daerah hanya herupa Laporan
Perhitungan Anggaran dan Nota Perhitungan dan sistem yang digunakan untuk
menghasilkan laporan tersebut adalah MAKUDA (Manual Administrasi Keuangan
Daerah) yang diberlakukan sejak tahun 1981.
Penerapan otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupa
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan
manajemen keuangan yang sehat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 105
Tahun 2001, pernerintah daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan sistem dan
prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk Peraturan Daerah. Sistem
tersebut sangat diperlukan dalam memenuhi kewajiban pemerintah daerah dalarn
membuat laporan pertanggungjawaban kuangan daerah yang bersangkutan.
Dengan bergulirnya otonomi daerah, laporan pertanggungjawaban keuangan
yang harus dibuat oleh Kepala Daerah adalah berupa Laporan Perhitungan Anggaran,
Nota Perhitungan, Laporan Arus Kas dan Neraca Daerah. Kewajiban untuk
menyampaikan laporan keuangan daerah ini diberlakukan sejak 1 Januari 2001,
sampai pada akhirnya saat ini pemerintah sudah mempunyai standar akuntansi
pemerintahan yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pernerintah daerah di dalam
membangun sistem akuntansi keuangan daerahnya, yang tertuang dalam Peraturan
Pemerintahan Nomor 24 Tahun 2005.
PEMBAHARUAN DALAM SISTEM AKUNTANSI KEUAN DAERAH
Neraca dan laporan arus kas merupakan bentuk laporan yang baru pemerintah
daerah dan untuk dapat menyusunnya diperlukan adanya standar akuntansi. Sistem
akuntansi keuangan pemerintahan yang diterapkan sejak bangsa ini merdeka 59
tahun yang lalu didasarkan Undang-Undang Perbendaharaan Indonesia (ICW)
Staatblads 1928, yang memang tidak diarahkan atau ditujukan untuk menghasilkan
laporan neraca dan laporan arus kas.
Dengan adanya reformasi atau pembaharuan di dalam sistem pertangungjawaban
keuangan daerah, sistem lama yang digunakan oleh Pemda baik pernerintah provinsi
maupun pemerintah kabupaten/kota yaitu Manual Administrasi Keuangan Daerah
(MAKUDA) yang diterapkan sejak 1981 tidak dapat lagi mendukung kebutuhan
Pemda untuk menghasilkan laporan keuangan dalam bentuk neraca dan laporan arus
kas. Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan tersebut diperlukan suatu sistem
akuntansi keuangan daerah yang didasarkan atas standar akuntansi pemerintahan.
Sistem yang lama (MAKUDA) dertgan ciri-ciri antara lain Single Entry(pembukuan
tunggal),Incremental Budgeting (penganggaran secara tradisional) yang:
a. Tidak mampu memherikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki oleh daerah.
atau dengan kata lain tidak dapat memberikan laporan neraca.
b. Tidak mampu memberikan informasi mengenai laporan aliran kas sehingga
manajemen atau publik tidak dapat mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan
adanya kenaikan atau penurunan kas daerah.
c. Sistem yang lama (MAKUDA) ini juga tidak dapat membantu daerah untuk menyusun
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berbasis kiner'ja sesuai tuntutan
masyarakat
d. Tidak mampu memherikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki oleh daerah,
atau dengan kata lain tidak dapat memberikan laporan neraca.
Pembaharuan di dalam manajemen keuangan daerah sebagaimana yang
dikehendaki ketentuan perundang-undangan yang ada telah direspons oleh
pemerintah pusat dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai asosiasi profesi yaitu
dengan dihentuknya "Kornite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah".
Komite ini bertugas untuk merumuskan dan mengembangkan konsep Standar
Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah, yang keanggotaannya terdiri dari kalangan
birokrasi (Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri dan BPKP), IAI dan
kalangan akademisi.
Dengan adanya Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat clan Daerah, isu
mcngenai siapa yang berkewenangan untuk menetapkan standar akuntansi
pernerintah pusat dan pemerintah daerah sudah dapat terpecahkan. Berdasarkan UU
Nomor 1 tahun 2004, pemberlakuan Standar Akuntansi Pemerintahan yang dihasilkan
oleh Komite Standar setelah meminta pertimbangan BPK ditetapkan dengan
Peraturan Petnerintah. Standar akuntansi pemerintahan yang dihasilkan oleh Komite
ini diharapkan dapat memayungi praktek-praktek akuntansi yang telah diterapkan oleh
Pemerintah Daerah saat ini dan untuk masa yang akan datang.
AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
Pengembangan akuntansi di tingkat pemerintah daeral telah dilakukan melalui Sistem
Akuntansi dan Pengendalian Anggaran (SAPA) sejak tahun 1986. Perubahan penting
yang secara koinsidental terjadi adalah reformasi di bidang keuangan negara. Setelah
selama bertahun-tahun Indonesia menggunakan UU di bidang perbendaharaan
negara yang terbentuk semenjak zaman kolonial maka pada abad 21 ini telah
ditetapkan tiga paket perundang-undangan di bidang keuangan negara yang menjadi
landasan hukum reformasi di bidang keuangan negara, yaitu Undang-Undang No. 17
Tahun 2004 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan Negara.
Arti penting akuntabilitas dalam good governance ini tampaknya sangat disadari
sebagaimana terlihat dari aturan vang dituangkan dalam peraturan pemerintah
tersebut di atas.Penyajian laporan pertanggungjawaban keuangan antara lain
hcrisikan Ncraca, Laporan Perhitungan Anggaranaran dan Laporan Arus Kas
Permasalahan di atas sebenarnya bukan politis, sebagian besar adalah berasal dari
permasalahan teoritis, sistem dan prosedur akuntansi dan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan daerah. Masalah teoritis, sistem dan prosedur ini
muncul sebagai konsekuensi logis dari implikasi progresivitas pembaharuan yang
dituntut oleh masyarakat. Pembaruan-pembaruan tersebut, pada dasarnya
menyangkut hal-hal sebagai berikut:
1.Pembaruan anggaran, melalui perubahan struktur anggaran, proses pe
nyusunan anggaran, perubahan format clan administrasi pelaksanaannya, serta
penerapan standar akuntansi;
2. Pembaruan pendanaan melalui perubahan kewenangan daerah dalam
memanfaatkan dana, prinsip pengelolaan kas, cadangan, penggunaan dana
pinjaman, dan pembelanjaan defisit, dan
3. Penyederhanaan prosedur, baik dalam penyusunan anggaran, pelaksanaan,
maupun dalam perhitungannya.
Kata kunci dari seluruh pembaharuan di atas adalah Kinerja. Dan ini memang secara
khusus ditegaskan dalam pasal Peraturan Pemerintah yang mengatur bahwa APBD
disusun berdasarkan kinerja yang tolok ukurnya perlu dikembangkan sehingga dapat
dievaluasi atau diukur.
Perangkat perundang-undangan otonomi daerah sesungguhnya sudah pula
melengkapi manajemen pemerintahan daerah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah. Peraturan
Pemerintah ini menyebutkan bahwa Pertanggungjawaban Kepala Daerah dinilai
berdasarkan tolok ukur Rencana Strategis. Setiap daerah wajib menetapkan Rencana
Strategis dalam jangka 1 (satu) bulan setelah Kepala Daerah dilantik. Rencana
strategis ini beserta dokumen perencanaan daerah lainnya memerlukan pengesahan
oleh DPRD.
E. KEBIJAKAN UMUM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH
Terdapat tiga tujuan dari pelaporan keuangan pemerintah yaitu akuntabilitas,
manajerial, clan transparansi. Akuntabilitas diartikan sebagai upaya untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada unit organisasi pemerintah dalam rangka
pencapaian tu_juan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan pemerintah
secara periodik. Manajerial berarti menyediakan informasi keuangan yang berguna
untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan pemerintah serta memudahkan
pengendalian yang efektif atas seluruh aset, utang, dan ekuitas dana. Sedangkan
transparansi dalam pelaporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi
keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik.
Laporan keuangan pemerintah yang selanjutnya disebut sebagai laporan
pertanggungjawaban merupakan hasil proses akuntansi atas transaksi-transaksi
keuangan pemerintah. Laporan pertanggungjawaban untuk tujuan umum, terdiri dari
laporan perhitungan anggaran, neraca, laporan arus kas dan nota perhitungan
anggaran. Tidak tertutup kemungkinan laporan keuangan dapat dikembangkan untuk
tujuan khusus.
ASAS AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH
1.Dasar Kas
Pendapatan diakui pada saat dibukukan pada Kas Umum Negara/Daerah dan belanja
diakui pada saat dikeluarkan dari Kas Umurn Negara/Daerah.
2.Asas Universalitas
Semua pengeluaran harus tercermin dalam anggaran. Hal ini berarti bahwa anggaran
belanja merupakan batas komitmen tertinggi yang bisa dilakukan oleh pemerintah
daerah untuk dapat membebani APBD.
3. Asas Bruto
Tidak ada kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran. Misalnya Pendapatan
Daerah memperoleh pendapatan dan untuk memperolehnya diperlukan belanja, maka
pelaporannya harus gross income artinya pendapatan dilaporkan sebesar nilai
pendapatan yang diperoleh, dan belanja dibukukan pada pos belanja yang
bersangkutan sebesar belanja yang dikeluarkan.
4. Dana Umum
Dana Umum adalah suatu entitas fiskal dan akuntansi yang mempertanggungjawabkan
keseluruhan penerimaan dan pengeluaran negara termasuk aset, utang, dan ekuitas
dana. Dana Umum yang dimaksud adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah. Dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan tertentu
dipertanggungjawabkan secara khusus yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
Dana Umum.
ENTITAS
Untuk memastikan prosedur penuntasan akuntabilitas (accountability discharge), perlu
ditetapkan entitas untuk menunjukkan entitas akuntansi yang menjadi pusat-pusat
pertanggungjawaban keuangan pemerintah. Entitas pelaporan keuangan mengacu
pada konsep bahwa setiap pusat pertanggungjawaban harus bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugasnya sesuai dengan peraturan.
Penetapan Dinas sebagai entitas akuntansi pemerintah daerah didasarkan pada
pengertian bahwa pengukuran kinerja akan lebih tepat jika dilakukan atas suatu fungsi.
Dalam struktur pemerintah daerah, dinas merupakan suatu unit kerja yang paling
mcndekati gambaran suatu fungsi pemerintah daerah.
KODE REKENING
Akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang meliputi
pengumpulan data, pengklasifikasian, pembukuan dan pelaporan keuangan
pemcrintah. Kode perkiraan seragam dan konsisten mutlak diperlukan sehingga
mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi di tingkat daerah
maupun di tingkat pusat. Mengingat bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan
berarti bahwa daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari negara kesatuan
Republik Indonesia, maka dalam era otononipun tetap diperlukan informasi keuangan
per wilayah ataupun secara nasional untuk analisis fiskal maupun ekonomi makro.
Konsekuensi dari tuntutan kebutuhan tersebut adalah diperlukannya harmonisasi
praktek akuntansi antara pemerintah pusat dan daerah. Hal ini diatur melalui bagan
perkiraan standar yang menjadi acuan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dalam mengembangkan sistem akuniansinya.
Di samping untuk memfasilitasi pengkonsolidasian kinerja keuangan pemerintah
daerah atau pemerintah pusat, klasifikasi perkiraan dan pengkodeannya juga
diperlukan untuk menyelaraskan akuntansi keuangan pemerintah dengan sistem
statistik keuangan Internasional, sebagaimana diusulkan oleh International Monetary
Fund dalam konsep Government Finance Statistk (GFS). Satu hal yang mendasar
dari klasifikasi menurut GFS adalah bahwa klasifikasi tersebut harus dapat
mengakomodasi pengukuran kinerja pemerintah.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka klasifikasi perkiraan selan
berdasarkan sistem anggaran lama, yaitu per mata anggaran penerimaar (MAP), mata
anggaran pengeluaran (MAK), maka seluruh aktivitas keuangan pemerintah daerah
harus dapat dirinci berdasarkan organisasi, fungsi dan klasifikasi ekonomi.
0 K O M E N T A R :
P O S K A N K O M E N T A R
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
SUBSCRIBE!
FOLLOW ME!
CARI BLOG INI
<a href="http://feedjit.com/">Feedjit Live Blog Stats</a>
Search
Cari
Ads Powered by:KumpulBlogger.com
FOREDI REKOMENDASI BOYKE UNTUK TAHAN LAMA SEXForedi Herbal Oles Rekom Boyke, Resmi BPOM, Aman! DAPATKAN BONUS 8 JUTA, HANYA DENGAN 95 RIBU.KUNJUNGI WWW.MCUO.NET MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBUKUNJUNGI WWW.MCUO.NET STOP KEPUTIHAN DENGAN TISU MAJAKANI BOYKEAtasi Keputihan, Bau Anyir, Bikin Kesat dan Rapat INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ?KUNJUNGI WWW.MCUO.NET FOREDI ANTI EJAKULASI DINI BIKIN ISTRI KETAGIHAN!Dijamin Istri Kewalahan Dan Ketagihan Tiap Malam! TAMBAH UKURAN VITAL METODE ARAB SUDANwww.BESAR-PANJANG.com atau KLIK-DISINI ORIS HERBAL BIKIN PAYUDARA KENCANG DAN MONTOKOris Breast Cream Kencangkan Payudara 7 HARI MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBUKUNJUNGI WWW.MCUO.NET CARA PEMULA DAPAT UANG DARI INTERNETMudah dan Otomatis Bekerja 24 Jam LOWONGAN KERJA ONLINE 2012Menerima Karyawan Baru..Gaji Dibayar 80 - 150 Ribu DENGAN 50.000 DAPAT 1-2JT/HARI+250 PRODUK BONUSWWW.PEMBURURUPIAH.COM, MENCETAK JUTAWAN INTERNET LOWONGAN KERJA TERBARU !Kerja gaji 80.000 s/d 150.000 per Job FOREDI UTK ATASI EJAKULASI DINI BIKIN ISTRI PUAS!Herbal Rekom Boyke, 100% Aman, BPOM, Bikin Istri
KumpulBlogger.com
Kumpulan Materi kuliah © 2010 Design by New WP Themes | Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com
Cheap Web Hosting | Top Web Hosts | Great HTML Templates from easytemplates.com.