sistem administrasi negara ri

Monday, November 5, 2012

Sistem Administrasi Negara RI



Oleh:Ery Arifullah, ST, MT

Widyaiswara Muda Bandiklat Prov. Kaltim



Oleh:Ery Arifullah, ST, MT

Widyaiswara Muda Bandiklat Prov. Kaltim

Diberikan untuk Diklat PIM IV


Tata Susunan Norma Hukum (UU No. 10 / 2004)



1. UUD Negara RI 1945




2. UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UU





3. Peraturan Pemerintah






4. Peraturan Presiden






4. Peraturan Presiden

5. Peraturan Daerah


Makna 1


Makna 1

• Kemerdekaan = hak segala bangsa = hak dasar manusia.


Makna 1


• Merdeka >< terjajah.


Makna 1



• Terjajah =


Makna 1



• Terjajah = tidak berperikemanusiaan


Makna 1



• Terjajah =


Makna 1



• Terjajah = berperikeBINATANGan?


Makna 1



• Terjajah =


Makna 2


Makna 2

• VISI Indonesia


Makna 2

• VISI Indonesia

• Merdeka


Makna 2

• VISI Indonesia

• Merdeka

• Bersatu


Makna 2

• VISI Indonesia

• Merdeka

• Bersatu

• Berdaulat


Makna 2

• VISI Indonesia

• Merdeka

• Bersatu

• Berdaulat

• Adil & Makmur


Makna 3


Makna 3

• Supaya menjadi bangsa bebas maka syaratnya harus?


Makna 3

• Supaya menjadi bangsa bebas maka syaratnya harus?

MERDEKA


Makna 4


Makna 4Misi Pemerintah:

1. memajukan kesejahteraan umum2. mencerdaskan kehidupan bangsa3. melaksanakan ketertiban dunia




Dasar:kemerdekaan

perdamaian abadikeadilan sosial




Dasar:kemerdekaan


UUDNegara

Indonesia




Dasar:kemerdekaan


UUDNegara

Indonesia

SISTEM PEMERINTAHAN


SANRI


SANRI

Landasan


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila

UUD’45


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila

UUD’45OperasionalisasiRPJM Nasional


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila


Kebijakan lain


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila


Kebijakan lain Tertulis


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila



Tak Tertulis


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila



Tak Tertulis

PeraturanPer UU an


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila



Tak Tertulis

BukanPeraturanPer UU an

PeraturanPer UU an


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila


Kebijakan lain

Geografis

Tertulis

Tak Tertulis


PeraturanPer UU an


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila


Kebijakan lain

Geografis

Demografi

Tertulis

Tak Tertulis


PeraturanPer UU an


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila


Kebijakan lain

Geografis

Demografi

Kekayaan Alam

Tertulis

Tak Tertulis


PeraturanPer UU an


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila


Kebijakan lain

Geografis

Demografi

Kekayaan Alam

Ideologi

Tertulis

Tak Tertulis


PeraturanPer UU an


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila


Kebijakan lain

Geografis

Demografi

Kekayaan Alam

Ideologi

Ekonomi

Tertulis

Tak Tertulis


PeraturanPer UU an


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila


Kebijakan lain

Geografis

Demografi

Kekayaan Alam

Ideologi

Ekonomi

Sosbud

Tertulis

Tak Tertulis


PeraturanPer UU an


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila


Kebijakan lain

Geografis

Demografi

Kekayaan Alam

Ideologi

Ekonomi

Sosbud

Hankam

Tertulis

Tak Tertulis


PeraturanPer UU an


SANRI

Landasan

Faktor Lingkungan

Pancasila


Kebijakan lain

Geografis

Demografi

Kekayaan Alam

Ideologi Politik

Ekonomi

Sosbud

Hankam

Tertulis

Tak Tertulis


PeraturanPer UU an


MISI


MISI

TIM


MISI

TIM

KEPEMIM

PINAN


MISI

TIM

KEPEMIM

PINAN

Manajemen Anggaran


MISI

TIM

KEPEMIM

PINAN

Manajemen Anggaran

Komunikasi


MISI

TIM

KEPEMIM

PINAN

Manajemen Anggaran

Komunikasi

Sistem


MISI

TIM

KEPEMIM

PINAN

Manajemen Anggaran

Komunikasi

Sistem

Hukum


MISI

TIM

KEPEMIM

PINAN

Manajemen Anggaran

Komunikasi

Sistem

Hukum

Produk


Sistem?


Administrasi Negara

• Suatu sistem seperti sistem administrasi.

• Memecahkan problem dan memenuhi kebutuhan masyarakat atau melayani masyarakat.

• Keseluruhan kegiatan negara = lembaga negara dalam rangka mewujudkan cita-cita negara.


Sistem Administrasi


TUJUAN

Sistem Administrasi


TUJUAN

TUGAS

Sistem Administrasi


TUJUAN

TUGAS

KERJASAMA

Sistem Administrasi


TUJUAN

TUGAS

KERJASAMA

SARANA

Sistem Administrasi


TUJUAN

TUGAS

KERJASAMA

SARANA

MANUSIA

Sistem Administrasi


Siapa yg menjalankan administrasi



APARATUR



APARATUR

Kenegaraan



APARATUR

Kenegaraan

Pemerintah



APARATUR

Kenegaraan

Pemerintahan

Pemerintah



APARATUR

Kenegaraan

Pemerintahan

Perekonomian Negara

Pemerintah


LEMBAGA TINGGI NEGARA FUNGSI

MPR Kontitutif

Presiden Eksekutif + Legislatif

DPR Legislatif

BPK Auditif

MA Yudikatif

MK Yudikatif


UU No. 28 - 1999


UU No. 28 - 1999

• Asas-asas umum asas kepastian penyelenggaraan negara:


UU No. 28 - 1999

• Asas-asas umum asas kepastian penyelenggaraan negara:–Asas kepastian hukum


UU No. 28 - 1999

• Asas-asas umum asas kepastian penyelenggaraan negara:–Asas kepastian hukum–Asas tertib penyelenggaraan negara


UU No. 28 - 1999

• Asas-asas umum asas kepastian penyelenggaraan negara:–Asas kepastian hukum–Asas tertib penyelenggaraan negara–Asas kepentingan umum


UU No. 28 - 1999

• Asas-asas umum asas kepastian penyelenggaraan negara:–Asas kepastian hukum–Asas tertib penyelenggaraan negara–Asas kepentingan umum–Asas keterbukaan


UU No. 28 - 1999

• Asas-asas umum asas kepastian penyelenggaraan negara:–Asas kepastian hukum–Asas tertib penyelenggaraan negara–Asas kepentingan umum–Asas keterbukaan–Asas proporsionalitas


UU No. 28 - 1999

• Asas-asas umum asas kepastian penyelenggaraan negara:–Asas kepastian hukum–Asas tertib penyelenggaraan negara–Asas kepentingan umum–Asas keterbukaan–Asas proporsionalitas–Asas profesionalitas


UU No. 28 - 1999

• Asas-asas umum asas kepastian penyelenggaraan negara:–Asas kepastian hukum–Asas tertib penyelenggaraan negara–Asas kepentingan umum–Asas keterbukaan–Asas proporsionalitas–Asas profesionalitas–Asas akuntabilitas


Hutang Indonesia(Harian Merdeka 7 Juni 2009)



Rp.1667 T(Januari 2009)




atauRp. 1.667.000.000.000.000




atauRp. 1.667.000.000.000.000

Setiap jiwa menanggung :Rp. ± 7.000.000/jiwa


Hutang Indonesia(METRO TV 30 Maret 2010)



Rp.2000 T



Rp.2000 Tatau

Rp. 2.000.000.000.000.000



Rp.2000 Tatau

Rp. 2.000.000.000.000.000

Setiap jiwa menanggung :Rp. ± 8 s/d 9 JT-an/jiwa


1. Pemerintah harus membuat Undang-Undang Bank Indonesia yang otonom.



• Article V Section 1, menyatakan bahwa IMF hanya berhubungan dengan bank sentral (atau institusi sejenis, tetapi bukan pemerintah) dari negara anggota.



• Article V Section 1, menyatakan bahwa IMF hanya berhubungan dengan bank sentral (atau institusi sejenis, tetapi bukan pemerintah) dari negara anggota.

• Article IV Section 2, menyatakan bahwa sebagai anggota IMF harus mengikuti aturan IMF dalam hal nilai tukar uangnya, termasuk didalamnya larangan menggunakan emas sebagai patokan nilai tukar.


• Article IV Section 3.a., menyatakan bahwa IMF memiliki hak untuk mengawasi kebijakan moneter yang ditempuh oleh anggota, termasuk mengawasi kepatuhan negara anggota terhadap aturan IMF.


• Article IV Section 3.a., menyatakan bahwa IMF memiliki hak untuk mengawasi kebijakan moneter yang ditempuh oleh anggota, termasuk mengawasi kepatuhan negara anggota terhadap aturan IMF.

• Article VIII Section 5, menyatakan bahwa sebagai anggota harus selalu melaporkan ke IMF untuk hal-hal yang menyangkut cadangan emas, produksi emas, export import emas, neraca perdagangan internasional dan hal-hal detil lainnya.


2. Pemerintah harus membuat perubahan Undang-Undang yang mencabut batasan kepemilikan asing pada bank-bank yang sudah go public.


2. Pemerintah harus membuat perubahan Undang-Undang yang mencabut batasan kepemilikan asing pada bank-bank yang sudah go public.

3. Pemerintah harus melakukan merger empat bank pemerintah menjadi satu dan mendorong satu lagi bank pemerintah untuk go public.


4. Pemerintah Indonesia harus secara bertahap menurunkan tarif pajak untuk produk pertanian non-pangan dari luar sampai akhirnya tercapai maksimum pajak 10 %.


4. Pemerintah Indonesia harus secara bertahap menurunkan tarif pajak untuk produk pertanian non-pangan dari luar sampai akhirnya tercapai maksimum pajak 10 %.

5. Pemerintah harus menurunkan tarif bahan kimia, baja, metal dan alat-alat perikanan sampai dikisaran 5%-10%.


6. Pemerintah harus menurunkan pajak ekspor untuk kayu gelondongan, kayu gergajian, rotan dan mineral maksimum pada angka 30%.


6. Pemerintah harus menurunkan pajak ekspor untuk kayu gelondongan, kayu gergajian, rotan dan mineral maksimum pada angka 30%.

7. Pemerintah harus mencabut larangan ekspor minyak sawit dan boleh menggantinya dengan pajak ekspor maksimum 40 %.


8. Pemerintah harus menambah saham yang dilepas ke publik dari Badan Usaha Milik Negara, minimal hal ini harus dilakukan untuk perusahaan yang bergerak di telekomunikasi domestik maupun internasional.


8. Pemerintah harus menambah saham yang dilepas ke publik dari Badan Usaha Milik Negara, minimal hal ini harus dilakukan untuk perusahaan yang bergerak di telekomunikasi domestik maupun internasional.

9. Pemerintah harus mencabut larangan investor asing masuk dalam bisnis ritel dan penjualan skala besar.


• UU No. 10/1998 tentang Perbankan.


• UU No. 10/1998 tentang Perbankan. • Kepres No. 99/1998 & Keputusan Menteri

Penanaman Modal No. 23/SK/1998 tentang investasi asing.




• UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia.




• UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia. • UU No. 19/2003 tentang Privatisasi BUMN.




• UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia. • UU No. 19/2003 tentang Privatisasi BUMN. • UU No. 25/2007 tentang Penanaman Modal.


Reinventing Government: How Entepreneurial Spirit is

Transforming the Public Sector

David Osborne & Ted Gaebler (1992)


Reinventing government



• Pemerintahan katalis: mengarahkan ketimbang mengayuh.




• Pemerintahan milik rakyat: memberi wewenang ketimbang melayani.




• Pemerintahan milik rakyat: memberi wewenang ketimbang melayani.

• Pemerintahan yg kompetitif: menyuntikkan persaingan ke dalam pemberian pelayanan.


• Pemerintahan yg digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yg digerakkan oleh peraturan.



• Pemerintahan yg berorientasi pada hasil: membiayai hasil bukan masukan.



• Pemerintahan yg berorientasi pada hasil: membiayai hasil bukan masukan.

• Pemerintahan yg berorientasi pelanggan: memenuhi kebutuhan pelanggan bukan birokrasi.


• Pemerintahan wirausaha: menghasilkan ketimbang membelanjakan.



• Pemerintahan antisipatif: mencegah daripada mengobati.




• Pemerintahan desentralisasi: dari hirarki menuju partisipasi dan tim kerja.




• Pemerintahan desentralisasi: dari hirarki menuju partisipasi dan tim kerja.

• Pemerintahan berorientasi pasar: mendongkrak perubahan melalui pasar.


Jenis-jenis koordinasi



• Koordinasi hierarkis (vertikal).




• Koordinasi fungsional/instansional (PP No. 6/1988), koordinasi kegiatan instansi vertikal di daerah.





• Koord. fungsional horizontal.






• Koord. fungsional diagonal.






• Koord. fungsional diagonal.

• Koord. fungsional teritorial.


Hal2 yg perlu diperhatikan:



• Dimulai pd saat perumusan kebijakan.




• Siapa atau satuan kerja mana yg secara fungsional berwenang dan bertanggungjawab atas suautu masalah.




• Siapa atau satuan kerja mana yg secara fungsional berwenang dan bertanggungjawab atas suautu masalah.

• Pejabat atau instansi yg secara fungsional berwenang dan bertanggungjawab, berkewajiban meprakarsai dlm koordinasi.


• Perlu kejelasan wewenang, tanggungjawab dan tugas uni/instansi terkait.



• Perlu kejelasan wewenang, tanggungjawab dan tugas unit/instansi terkait.



• Perlu kejelasan wewenang, tanggungjawab dan tugas unit/instansi terkait.

• Perlu dirumuskan program kerja organisasi secara jelas yg memperlihatkan keserasian kegiatan diantara satuan-satuan kerja.


• Perlu diterapkan prosedur dan tata cara melaksanakan koordinasi.



• Perlu dikembangkan komunikasi timbal balik untuk menciptakan kesatuaan bahasa dan kerjasama.



• Perlu dikembangkan komunikasi timbal balik untuk menciptakan kesatuaan bahasa dan kerjasama.

• Koordinasi akan lebih efektif apabila pejabat yg berkewajiban mengkoordinasikan mempunyai kemampuan kepemimpinan dan kredibilitas yg tinggi.


• Dalam pelaksanaan koordinasi perlu dipilih sarana koordinasi yg paling tepat.


Sarana & mekanisme


• Kebijakan.

Sarana & mekanisme


• Kebijakan.

• Rencana.

Sarana & mekanisme


• Kebijakan.

• Rencana.

• Prosedur dan tata kerja.

Sarana & mekanisme


• Kebijakan.

• Rencana.


• Rapat dan taklimat (briefing).

Sarana & mekanisme


• Kebijakan.

• Rencana.


• Rapat dan taklimat (briefing).

• SK bersama/surat edaran bersama.

Sarana & mekanisme


• Tim, pantia, kelompok kerja, satuan tugas.



• Dewan atau badan.




• SAMSAT (sistem adm manunggal satu atap)




• SAMSAT (sistem adm manunggal satu atap)

• Sistem pelayanan satu pintu.


sistem administrasi negara ri

Documents