sinopsi rencana penelitian

Upload: muhammad-syahid-pebriadi

Post on 13-Apr-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 SINOPSI RENCANA PENELITIAN

    1/4

    SINOPSIS RENCANA PENELITIAN

    Identifikasi Benih Padi Varietas Lokal Kalimantan Selatan

    Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Radial Basis Fungsidan PCA (Principle Component Analysis)

    Oleh : Muhammad Syahid Pebriadi

    Asia merupakan tempat dimana varietas padi dunia banyak ditemukan

    dalam jumlah besar. Tercatat, lebih dari 107,000 aksesi di koleksi oleh

    International Rice Genebank (IRG) di International Rice Research Institute

    (IRRI). Dan sebagian besar dari jenis tanaman atau bahan peternakan dari O.

    sativa, O. glaberrima, dan spesies liar (Pesticide Action Network Asia and the

    Pacific, 2010). Sedangkan untuk konsumsi Padi di Indonesia sendiri menempati

    urutan ke-3 setelah China dan India (United States Department of Agriculture,

    2013). Tingginya angka konsumsi disebabkan karena padi (beras) menjadi bagian

    yang tidak dapat dipisahkan dari budaya pangan nasional (Neraca.co.id, 2013).

    Indonesia juga memiliki ragam padi (Oryza sativa L.) yang cukup banyak.

    Tercatat, sebanyak 400 ribu ragam lebih disimpan sebagai koleksi plasma nutfah

    di seluruh dunia dan sebanyak 4000 ragam lebih disimpan di bank gen Balai

    Besar Biogen (Lestari, 2011). Ragam ini menimbulkan perbedaan kualitas benih

    padi yang berpengaruh pada kualitas mutu beras yang dihasilkan. Untuk

    menentukan kualitas suatu benih padi yang baik, dapat dilihat dari warna, tekstur

    dan kandungan airnya (Guzman & Peralta, 2008). Penentuan kualitas tersebut

    dapat dilakukan melalui proses identifikasi.

    Saat ini, identifikasi benih padi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu

    pengamatan secara langsung dan dengan kimiawi. Pengamatan secara langsung

    dilakukan melalui pengamatan warna, tekstur, panjang, ketebalan dan ada

    tidaknya bulu halus pada benih padi, sedangkan dengan metode kimiawi, benih

    padi yang dijadikan sampel identifikasi akan dihancurkan terlebih dahulu,

    kemudian diberi cairan kimia untuk bisa dilihat identitas gennya. Dilihat dari hasil

    identifikasi, kedua metode ini memiliki akurasi yang cukup baik, akan tetapi

    kedua cara ini juga memiliki kelemahan. Cara pengamatan memiliki tingkat

    subjektifitas yang relatif tinggi (Somantri, 2010), sedangkan metode kimiawi

  • 7/27/2019 SINOPSI RENCANA PENELITIAN

    2/4

    memerlukan sampel benih padi yang banyak dan cairan kimia yang mengeluarkan

    biaya yang mahal.

    Oleh karena itu, diperlukan suatu metode alternatif dalam melakukan

    identifikasi ragam benih padi. Salah satunya menggunakan Teknologi pengolahan

    Citra berbasis jaringan saraf tiruan. Teknologi ini menawarkan proses identifikasi

    dengan cepat, praktis, murah dan mudah. Teknologi ini telah diaplikasikan oleh

    beberapa peneliti untuk melakukan proses identifikasi dan klasifikasi beberapa

    tanaman, termasuk padi. Liu et al.(2005) memperlihatkan penggunaan teknologi

    pengolahan Citra untuk mengenali ragam varietas padi yang ada di Provinsi

    Zheijang, China memiliki akurasi 74-95%. Begitu pula dengan Guzman and

    Peralta (2008) yang menggunakan teknologi ini untuk mengklasifikasikan ragam

    varietas padi yang ada di Filipina dengan akurasi 70 persen.

    Penelitian ini bertujuan membuat aplikasi pengenalan Citra Digital yang

    dapat dipergunakan dalam pengidentifikasian ragam benih padi. Benih padi yang

    digunakan merupakan varietas lokal Kalimantan Selatan yang dikoleksi dari lahan

    rawa (Mursyidin dkk, 2013). Penelitian awal dilakukan kepada masing-masing

    benih padi diambil citranya, kemudian dilakukan pengolahan citra digital untuk

    menentukan fitur ciri yang dijadikan sebagai variabel masukan. Fitur ciri yang

    didapat yaitu Area, Perimeter, Major Axis, Minor Axis, Circularity, Aspect Ratio,

    Roundness dan Feret. Fitur ciri area, perimeter, circularity, aspect ratio dan

    roundness didapatkan menggunakan aturan Chain Code pada citra. Fitur ciri

    Major Axis, minor axis dan feret didapatkan melalui metode Region Properties

    dengan pendekatan bentuk elips.

    Fitur ciri yang didapat, digunakan sebagai inputan ke dalam jaringan saraf

    tiruan untuk menghitung nilai bobot pola jaringan yang terbentuk. Selanjutnya,nilai bobot ini digunakan dalam pengidentifikasian ragam benih padi. Penelitian

    lanjutan direncanakan dengan menambah variabel berupa fitur warna yang

    meliputi nilai R(Red), G(Green), B(Blue), H(Hue), S(Saturation), dan I(Intensity)

    yang juga pernah digunakan oleh Liu et al.(2005).

    Kemudian juga akan ditambahkan algoritma PCA (Principle Component

    Analysis) untuk menyeleksi fitur mana dari variabel yang dimasukkan tanpa

    mengurangi akurasi. Hasil seleksi dari algoritma PCA akan dimasukkan ke dalam

  • 7/27/2019 SINOPSI RENCANA PENELITIAN

    3/4

    algoritma Jaringan Saraf Tiruan untuk diproses. Jaringan saraf tiruan yang

    digunakan adalah Radial Basis Function (RBF). Jaringan saraf tiruan RBF sering

    digunakan dalam proses klasifikasi dan peramalan. Keunggulan dari Jaringan

    Saraf Tiruan ini, yaitu komputasinya yang cepat untuk menangani data dalam

    jumlah yang besar. Jaringan saraf tiruan ini juga mampu memberikan akurasi

    yang cukup memuaskan.

    Hasil penelitian ini berupa aplikasi pengenalan citra digital berbasis

    jaringan saraf tiruan yang dapat digunakan untuk pengidentifikasian ragam benih

    padi varietas lokal Kalimantan Selatan. Kemudian untuk pengembangannya dapat

    digunakan dalam pengidentifikasian ragam benih padi varietas lain.

    DAFTAR PUSTAKA

    Guzman, J. D., & Peralta, E. K. (2008). Classification of philippine rice grains

    using machine vision and artificial neural networks. IAALD AFITA

    WCCA , 41-48.

    Lestari, P. (2011). Metode PCR (Polymerase Chain Reaction) Cara

    Mengidentifikasi Padi Bermutu Rasa Tinggi. SinarTani , 13-16.

    Liu, Zhao-yan, Fang Cheng, Yi-bin Ying, & Xiu-qin Rao. (2005). Identification

    of rice seed varieties using neural network. Journal of Zhejiang University

    SCIENCE B , 1095-1100.

    Mursyidin, D.H., Isa Azhari, BS. Daryono.2013.Laporan Kemajuan Hibah

    Penelitian 2012. Dirjen Dikti. Jakarta.

    Pesticide Action Network Asia and the Pacific. (2010). Saving The Rice Seed.

    PANAP RICE SHEETS , 1-16.

    Liu, Zhao-yan, Fang Cheng, Yi-bin Ying, & Xiu-qin Rao. (2005). Identification

    of rice seed varieties using neural network. Journal of Zhejiang University

    SCIENCE B , 1095-1100.

    Somantri, A. S. (2010). Menentukan Klasifikasi Mutu Fisik Beras Dengan

    Menggunakan Teknologi Pengolahan Citra Digital Dan Jaringan SyarafTiruan. Jurnal Standardisasi Vol. 12, No. 3 , 162 - 173 .

    Neraca.co.id. (2013, Maret 3). Konsumsi Beras Nasional Tertinggi Se-Asia.

    http://www.neraca.co.id/harian/article/26605/Konsumsi.Beras.Nasional.Te

    rtinggi.SeAsia

    Di akses tanggal 3 Agustus 2013

    United States Department of Agriculture. (2013, Agustus 1). Milled Rice

    Domestic Consumption by Country in 1000 MT - Country Rankings.

    http://www.indexmundi.com/agriculture/?commodity=milled-

    rice&graph=domestic-consumption

    Diakses tanggal 10 Agustus 2013

  • 7/27/2019 SINOPSI RENCANA PENELITIAN

    4/4